Pasukan Mau Tahu 05 Misteri Kalung Curian Bagian 2
Ketukannya tidak dijawab.
Pak Goon mengetuk Sekali lagi. Anak anak merasa semakin gelisah. Mereka ingin pulang. Dari dalam pondok masih tetap tak terdengar orang menjawab .
Akhirnya Pak Goon Tapi sebagai akibatnya. Buster malah tambah bersemangat .Sambil menggeram-geram. duduk dan kamar tidur Ruangan itu kotor sekali. Baunya menusuk hidung.
Di pojok kamar yang jauh dari pintu terdapat sebuah tempat tidur sempit. Di atasnya nampak
selimut dekil bertumpuk tumpuk. Pak Tua yang dicari rupanya masih tidur. Nampak rambutnya yang beruban tersembul dari balik ujung selimut .Pakaiannya tersampir di kursi di sampingnya. Jas kumal, celana dari kain kasar, kemeja. selendang serta sepasang sepatu
"He'"
Seru Pak Goon sambil memasuki ruangan
"Jangan pura pura tidur' Aku masih melihatmu beberapa menit yang lewat, Sedang duduk duduk di bangku pinggir Jalan di tengah desa "
Laki-laki tua yang dipanggil kaget. lalu bangun. Ia kelihatannya kaget sekali melihat Pak Goon ada di dalam ruangan .Ia duduk sambil menatap polisi desa itu.
'Apa?" katanya.
Rupanya cuma itu saja yang bisa dikatakannya.
"Percuma pura pura baru bangun!" bentak Pak Goon.
"Baru saja kau masih duduk-duduk di bangku yang di tengah desa .Aku melihatmu di sana' '
'Aku belum keluar dari kamar hari ini." kata Pak Tua itu dengan suaranya yang Serak
"Aku selalu tidur sampai saat makan siang "
'Omong kosong'" sergah Pak Goon.
"Hari ini kau tidak melakukannya. Dan aku ingin tahu, apa kata orang tadi ketika ia duduk di sampingmu. Ayo katakan, kalau tidak mau mengalami hal yang lebih parah lagi bagimu'"
Bets merasa kasihan pada Pak Tua itu .Ia tidak
senang mendengar Pak Goon berteriak
membentak bentak. Sedang Pak Tua semakin bertambah bingung kelihatannya
"Apa?" katanya, mengulangi satu-satunya perkataan yang selalu diucapkan olehnya.
"Kau lihat anak anak ini?" kata Pak Goon .
Ia sudah jengkel sekali, menghadapi ketololan Pak Tua itu
"Nah, mereka pun melihatmu disana. Ayo katakan, anak anak! Kalian kan juga melihat dia tadi?"
"Yah.!" kata Larry dengan ragu ragu, yah:
" Ia tidak tahu. apa yang harus dikatakan olehnya. Soalnya, ia tahu yang duduk di bangku tadi bukan Pak Tua ini .Tapi bagaimana caranya menerangkan hal itu. tanpa membuka rahasia Fatty?
Pip melihat Larry sedang menghadapi kesulitan. Ia buru buru menyela untuk membantu
"Soalnya agak sulit, Pak Goon," katanya
"Seorang laki laki tua yang sedang berbaring di tempat tidur. kan tidak sama kelihatannya dengan laki-laki tua berpakaian lengkap."
"Kalau begitu, perhatikanlah pakaiannya itu,
" kata Pak Goon. sambi menuding pakaian yang tersimpan di kursi. Bukankah itu yang tadi dipakainya?"
"Mungkin _ tapi mungkin juga tidak," kata Pip
"Maaf, Pak Goon, tapi kami tidak bisa membantu dalam urusan ini "
Larry merasa sudah waktunya mereka pergi. karena air muka polisi desa itu mulai nampak ungu. Itu tanda jelas bahwa Pak Goon Sebentar lagi
mengamuk'
Diajaknya anak anak yang lain keluar. Mereka bergegas gegas menuju ke rumah Fatty, untuk menyampaikan laporan mengenai kejadian yang baru saja mereka alami .Fatty mereka jumpai dalam gudang di ujung kebun rumahnya. Anak itu sedang membenahi dirinya. Semua pakaian samarannya sebagai orang tua sudah ditaruh dalam sebuah karung, siap untuk dipakai lagi. Ia sedang membereskan letak rambutnya. ketika teman temannya masuk berbondong bondong.
"He". sapa Fatty dengan mata berkilat kilat.
"tadi itu aneh juga, ya? Maksudku, laki laki yang datang itu heran melihat aku di situ -lalu ikut duduk dan mengajakku bicara. Nyaris saja aku lupa bahwa aku tuli. jadi tidak bisa mendengar kata katanya
" Lalu apa yang dikatakan olehnya?" tanya Pip.
Fatty menceritakannya sementara teman teman mendengarkan sambil menahan napas
' Tapi kemudian Pak Goon datang dan melihat laki itu. Ia pura pura sibuk membetulkan rantai sepedanya, supaya bisa memperhatikan orang ' sambung Larry
"Agak mencurigakan, menurut perasaanku .Maksudku kelihatannya Pak Goon mengenal orang itu, dan ingin tahu apa yang sedang dilakukannya di situ "
"Apakah itu petunjuk?" tanya Bets bersemangat
' Kau ini, dengan petunjukmu,"_ tukas Pip mencemooh.
"Jangan konyol, Bets'"
"Kurasa Bets tidak konyol," kata Fatty sambil merenung
"Kurasa itu memang suatu petunjuk! Petunjuk bahwa memang ada sesuatu yang sedang terjadi dan bahkan mungkin ada hubungannya dengan misteri kita. Kalian tahu kan apa kata Pak Inspektur! Ia mengatakan, ada perkiraan bahwa Peterswood mungkin merupakan tempat pertemuan gerombolan pencuri. tempat menyampaikan pesan rahasia dari anggota ke anggota lainnya "
"Dan mungkin Pak Tua itu yang menjadi perantara'" seru Daisy
"Wah' Fatty, mungkinkah dia bahkan kepala kawanan pencuri?"
"Tentu saja tidak," kata Fatty
"Atau kau bisa membayangkan orang tua selemah dia melakukan tindakan kekerasan? Tidak, kurasa ia cuma bertugas meneruskan pesan saja .Takkan ada yang mencurigainya. apabila melihat dia duduk setengah tidur di bawah sinar matahan. Kan gampang bagi siapa pun juga untuk membisikkan sesuatu padanya saat itu "
"Tapi dia kan tuli," bantah Daisy
"O ya, betul Juga! Nah. kalau begitu mereka menyampaikan pesan tertulis padanya untuk diteruskan," kata Fatty
"Wah -aku punya perasaan, kita menemukan jejak sesuatu!"
"Kita berpikir sekarang," kata Larry
"Kalau kita semua berpikir, pasti akan bisa maju'"
Semua sibuk berpikir .
Bets begitu bersemangat, sehingga tidak ada sesuatu pun yang masuk di kepalanya .Seperti biasa, akhirnya Fatty yang
menemukan jawaban. Jawaban itu sederhana. tapi menjelaskan kemungkinan yang ada
'Aku tahu sekarang'" katanya
"Mungkin desa kita ini memang merupakan pusat gerombolan pencuri itu, lalu apabila seorang anggota hendak menghubungi kawannya, mereka tidak langsung saling berhubungan, karena itu berbahaya .Tidak, mereka meneruskan pesan lewat Pak Tua itu. Sekarang jika aku menyamar menjadi dia. lalu duduk terus di bangku itu, kurasa pasti pada suatu saat nanti seorang anggota gerombolan itu akan
duduk di sampingku dan menyampaikan pesan agar kuteruskan, lalu. "
"Lalu kau akan mengetahui siapa siapa anggota gerombolan itu, lalu kita melaporkannya pada Pak Inspektur, dan dia akan mengerahkan anak buahnya untuk menangkap mereka semua'" seru Bets bersemangat
"Ya. begitulah kurang lebih," kata Fatty
"Tapi sulitnya, Pak Tua itu selalu duduk sore sore di situ,jadi saat itulah aku harus berada di situ, karena waktu itulah biasanya pesan pesan disampaikan. Tapi bagaimana aku bisa duduk di situ. apabila Pak Tua sudah ada di'situ?"
'Itu rupanya sebabnya, kenapa laki laki yang kemudian datang itu kaget tadi pagi," kata Daisy
"Ia tahu, Pak Tua tidak pernah ada disitu pagi pagi -tapi tahu tahu ia melihatnya duduk di bangku' Dia kan tidak tahu bahwa yang duduk itu sebenarnya kau, Fatty ! Rupanya samaranmu sempurna "
"Rupanya memang begitu," kata Fatty dengan rendah hati.
"Sekarang bagaimana cara kita menghalangi Pak Tua, supaya jangan datang ke sana siang hari? Jika kita berhasil. aku akan bisa menggantikannya duduk di bangku. sementara kalian memperhatikan dari dalam toko di seberang Jalan "
"Mana mungkin kita minum limun terus berjam jam di situ," kata Bets.
"Kan bisa bergantian." kata Fatty.
"Yang penting. kita harus memperhatikan kayak apa penyampai pesan yang datang. supaya bisa mengenalinya lagi lain kali. Aku sendiri tidak berani memandang secara teliti, karena nanti mereka merasa curiga Jadi kalian yang harus mengamati dengan teliti. Aku akan menerima segala pesan yang disampaikan, sedang kalian bertugas memperhatikan tampang Orang orang yang mendatangi aku di bangku "
"Bagaimana dengan yang tadi pagi?" tanya Larry dengan tiba tiba
"Dia pasti salah seorang anggota gerombolan pula. Nah kayak apa tampangnya?"
Semua mengerutkan kening, berusaha mengingat-ingat
"Tampangnya terlalu biasa," kata Larry kemudian
"Pakaiannya Juga biasa. dan naik sepeda yang biasa pula .Tapi tunggu dulu! Ada sesuatu dengan _ sepedanya, yang menarik perhatianku tadi. Sepeda itu tidak diperlengkapi
dengan bel, tapi memakai tuter. Kayak mobil Jaman kuno!"
"Ya. betul!" kata Pip
Ia ingat lagi sekarang. Sedang Daisy dan Bets sama sekali tidak memperhatikan hal itu. Mereka sama sekali tidak ingat apa-apa tentang orang Itu .
"Tuter," kata Fatty sambil berpikir pikir
"Nah, mungkin itu bisa membantu kita melacak jejak laki-laki itu. Kita mencari sepeda yang memakai tuter. Tapi yang masih tetap memusingkan kepalaku -bagaimana cara kita mencegah Pak Tua agar jangan datang ke bangku sore sore. supaya aku bisa menggantikannya?'
Tidak ada yang tahu akal.
"Satu-satunya kemungkinan_" kata Fatty akhirnya,
"satu satunya kemungkinan bagiku hanyalah pura pura menjadi anggota gerombolan yang hendak menyampaikan pesan' Aku menghampirinya di bangku, lalu mengatakan padanya agar jangan duduk di situ selama dua sampai tiga hari' "
"Ya, betul!" kata Pip
"Karena ada kemungkinan Pak Goon mengawasinya .Ya, kau bisa mengatakan hal itu padanya "
"Lalu kalau kita melihat seseorang tak dikenal yang ada kemungkinannya anggota gerombolan mondar mandir di dekat bangku, kita harus beruSaha menjauhkan Pak Goon dari sana," kata Larry.
"Aku tahu bagaimana caranya! Dari balik tikungan, kita membunyikan tuter' Pak Goon pasti akan berpikir.
"Nah, itu ada Orang naik sepeda _
bertuter' Mungkin itu orang yang kucari,' lalu ia pergi mengejar ke balik tikungan "
"Ya, baik sekali rencana itu," kata Fatty
"Yang menjadi persoalan sekarang. jangan jangan Pak Goon sama sekali tidak memperhatikan tuter yang ada di sepeda orang itu."
" Kalau begitu kita katakan saja padanya," kata Larry
"Ia pasti senang mendengarnya. Yuk, sekarang juga kita melaporkan hal itu padanya."
"Baiklah, kita mencarinya sekarang," kata Fatty
Tapi saat itu Larry kebetulan memandang arlojinya .
Ia berseru kaget
"Astaga' Tak kusangka hari sudah sesiang ini," kata Larry
"Kita harus cepat-cepat pulang, karena waktu makan siang sudah lewat. Nanti sore saja
memberi tahu Pak Goon."
"Aku yang akan mengatakannya padanya," kata Fatty.
"Sampai nanti!"
Sore itu Pak Goon yang baru saja tidur tiduran sehabis makan siang, kaget melihat Fatty tahu-tahu muncul di rumahnya .Kagetnya semakin bertambah ketika mendengar laporan anak itu tentang tuter pada sepeda laki laki yang tadi pagi
"Aku tidak tahu apakah hal itu ada gunanya buat Anda, Pak Goon," kata Fatty dengan tampang serius.
"Tapi kami berpendapat, Anda perlu mengetahuinya. Bagaimanapun, itu kan penunjuk!"
"Hah' Petunjuk untuk apa?" tukas Pak Goon
"Kau kan tidak ikut ikut mencampuri urusan polisi
lagi sekarang? Lagipula, akupun melihat tuter pada
sepeda Itu .Begitu aku mendengar bunyinya, akan kukejar orang Itu "
'Lho, kenapa dkejar?" tanya Fatty pura pura tidak tahu .
Pak Goon memandangnya dengan perasaan curiga.
"Itu bukan urusanmu'" tukasnya
"Tapi apa
yang kauketahui tentang orang itu. apabila saat itu kau tidak ada bersama teman-temanmu? Coba jelaskan padaku!"
'Ah mereka yang bercerita padaku,
" kata Fatty
"Kelihatannya Anda marah padaku, karena aku menyampaikan suatu petunjuk. Pak Goon. Maaf kalau begitu! Aku tidak tahu bahwa Anda sendiri sudah memperhatikan hal itu .Aku takkan merepotkan Anda lagi dengan keterangan macam macam!"
"Nanti dulu! Tidak ada salahnya ." kata Pak Goon.
Ia khawatir, Jangan jangan Fatty memiliki keterangan lain yang mungkin ada gunanya .Tapi Fatty sudah cepah cepat' pergi dari rumah itu
Dalam perjalanan pulang ia mampir di sebuah toko. untuk membeli sebuah tuter kecil.Nah mulai saat itu Pak Geon akan sering mendengar bunyi tuter!
Bahkan beberapa menit kemudian ia sudah mendengarnya .Tuter itu terdengar dekat sekali di depan Jendela rumah Pak Goon .Pak Goan terjaga dari tidurnya, lalu bergegas lari ke pintu
Tapi di jalan sama sekali tidak kelihatan orang bersepeda. Ia berbalik. hendak menuju ke kamar tidur lagi . Tapi saat itu terdengar kembali bunyi
tuter.
Sialan!
Dari manakah datangnya bunyi itu!
Pak Goon menjengukkan kepala ke luar, menoleh ke kiri dan ke kanan tapi ia tidak melihat ada orang naik Sepeda di jalan .Yang nampak hanya seorang anak laki laki. Tapi anak itu berjalan kaki.
Padahal anak itulah yang tadi membunyikan tuter yang kini disembunyikan di bawah jas.
Dan anak itu bernama Fatty'
******
FATTY MENYAMPAIKAN PESAN
Keesokan siangnya Fatty tidak menyamar kembali menjadi Pak Tua .Ia mengenakan pakaian gaun lebar, dan ia menjelma menjadi wanita tua penjual balon. Ia berdandan sambil ditonton teman temannya dalam gudang tua di belakang kebun rumah Fatty .Bets merasa mau saja menonton Fatty berdandan berhari hari, memperhatikan bagaimana anak itu menjelma menjadi bermacam-macam orang. Sudah jelas, Fatty sangat berbakat untuk bermain sandiwara dan menirukan orang lain
"Nah. aku akan pergi ke desa lalu duduk di
bangku mendampingi Pak Tua itu sekarang,
" kata Fatty setelah selesai berdandan
"Ia pasti ada di sana Siang ini, menunggu pesan yang mungkin datang. Kalian pergi saja dulu untuk mengaWasi, apakah Pak Goon ada di dekat dekat situ! Jika tidak ada, akan kucoba untuk mengatakan pada Pak Tua agar Jangan muncul beberapa siang ini karena polisi sedang mengawasi dirinya. Kalau ia benar bersekongkol dengan gerombolan pencuri, pasti ia akan langsung terbirit birit pergi mendengar berita itu!"
"Nanti aku datang dan membeli sebuah balon yang kaujual." kata Bets bersemangat.
"Supaya kelihatannya lebih meyakinkan "
"Ah, kurasa pasti meyakinkan,
" kata Fatty
"Asal Pak Goon jangan muncul saja lagi, lalu menanyakan surat ijin padaku "
"ia tidak akan menanyakannya. jika kau duduk di tengah desa, dan ia menyangka kau akan terpaksa mencari-cari dalam berbagai kantong rok dalam, sehingga ia kelihatan konyol di mata orang desa," kata Larry
"Pak Goon maunya kan selalu kelihatan gagah' Sedapat mungkin ia selalu
berusaha supaya jangan sampai menggelikan' Lagipula jika saat ini ia sedang berjaga jaga kalau
ada anggota gerombolan pencuri yang muncul, ia takkan mau menarik perhatian pada dirinya sendiri.
Ia takkan menyangka bahwa kau anggota gerombolan"
"Betul juga katamu," kata Fatty.
"Pertimbanganmu baik, Larry! Nah -sudah siap atau belum aku sekarang?"
"Hebat, Fatty'" kata Bets memuji
"Sungguh! Tak bisa kubayangkan bagaimana kau bisa mengubah mukamu sehingga kelihatan begitu lain. Sama sekali tidak kelihatan seperti Fatty yang sebenarnya "
"Ah, aku melatihnya di depan cermin," kata Fatty
"Dan aku juga punya buku buku yang bagus sekali mengenainya .Kecuali itu. aku juga berbakat -dan . "
"Ah. tutup mulut, Fatty," kata Larry
Tapi ia tidak marah
"Kami sudah tahu bahwa kau hebat, tanpa kau perlu mengatakannya lagi!"
Tiba tiba wanita tua itu mengernyitkan mukanya .Sudut-sudut bibirnya tertarik ke bawah .Tampangnya memelas sekali saat itu. Ia mengeluarkan selembar sapu tangan merah yang sudah sangat dekil, lalu menangis tersedu sedu .Kedengarannya persis seorang wanita tua yang sedih
"Janganlah galak-galak terhadapku." katanya terisak isak, sementara anak anak yang lain tertawa terpingkal pingkal melihat adegan itu. Fatty mengintip dari sela sapu tangan lebar yang menutupi mukanya
"Wanita tua yang malang kayak aku." katanya sambil tersedu-sedan.
"kalau malam tidur di bawah semak pagar "
'Dengan rok dalam berlapis-lapis untuk mnghangatkan tubuhmu'" kata Larry sambil
tertawa.
Tiba tiba ia tertegun, karena saat itu pandangannya kebetulan melayang ke arah jendela
"Ibumu datang, Fatty! Cepat' Apa yang kita lakukan sekarang?"
Saat itu sudah tidak ada waktu lagi untuk melakukan apa-apa, karena Bu Trotteville sudah menjengukkan kepala ke dalam. Ia datang untuk mengatakan sesuatu pada anak anak. Karenanya ia kaget sekali, ketika melihat ada wanita tua penjual balon di situ.
"Apa yang Anda lakukan disini?" tanya ibu Fatty dengan nada tajam.
"Waktu itu pun aku sudah melihat Anda masuk lewat pintu belakang pekarangan "
Bets menjaWab. mendului Fatty
"Ia menjual balon," kata anak itu
"Saya ingin membeli sebuah. Bu Trotteville!"
"Kalau mau membeli balon, kan bisa di jalan," jawab Bu Trotteville
"Tidak perlu dalam gudang! Aku tidak mau ada gelandangan atau orang berjualan masuk ke kebunku. Aku heran, apa sebabnya Buster tidak menggonggong."
Buster memang ada di situ. Ia duduk dekat kaki wamta penjual balon. Sikapnya seperti sedang bersama kawan baik .Kenyataannya memang begitu, karena ia berada di dekat Fatty .Hanya Bu Trotteville saja yang tidak mengetahuinya.
"Mana Frederick?" tanya Bu Trotteville.
Ia memandang berkeliling, mencari Fatty
"Anu ia ada di dekat-dekat sini,
" kata Larry
"Perlukah saya mencarinya, Bu Trorteville?"
"Tidak perlu' Kalian tentunya sedang menunggu dia di sini,
" kata ibu Fatty
"Yah wanita tua ini harus pergi dari sini -dan lain kali jangan masuk lagi kemari. ya"'
"Tidak, Nyonya," kata wanita tua gadungan itu sambil memberi hormat dengan Jalan menekuk lutut sedikit. Nyaris saja gelak Bets tersembur ketika melihatnya .Mereka semua berbondong bondong keluar dari gudang, menuju ke pintu pagar sebelah depan
"Wah, tadi itu nyaris saja ketahuan," kata Larry, ketika mereka sudah sampai di jalan besar
"Yang nyaris itu justru yang mengasyikkan,"
kata Pip
Mereka menuju ke tengah desa .Laki-laki tua itu nampak sudah duduk lagi seperti kebiasaannya, dibangku pinggir jalan .Ia kelihatannya sedang terlena. sambil bertopang pada tongkat.
"Aku akan duduk di sebelahnya sekarang," kata Fatty
Ia berjalan sambil mengayun-ayunkan gaunnya yang lebar
"Kalian berjalan di belakangku, untuk berjaga-jaga kalau Pak Goon muncul .Nanti kalau Bets datang padaku untuk membeli belon. ia bisa sekaligus mengatakan apakah si Ayo Pergi itu ada di dekat sini."
Fatty yang sudah menyamar menjadi wamta tua penjual balon. duduk dibangku sambil memegang balon balonnya yang berwarna-warni. Pak Tua yang duduk di ujung bangku, sama sekali tidak memperhatikan dirinya .Tapi orang-orang yang lewat, memandang balon balon yang menari nari ditiup angin itu dengan perasaan riang .Seorang wanita datang menghampiri lalu membeli sebuah balon untuk bayinya. Pip serta ketiga anak lainnya yang Sedang minum limun di toko kecil tertawa cekikikan ketika melihat Fatty membungkuk di
depan kereta yang didorong wanita itu, lalu
menggelitik bayi yang berbaring di dalamnya
"Dari mana dia tahu caranya melakukan hal hal
kayak begitu?" kata Larry sambil tertawa geli
"Kalau aku. sama sekali tak terbayang melakukannya "
"Tapi justru hal hal kecil semacam itu yang menyebabkan penyamarannya kena," kata Daisy kagum
Di dekat tempat keempat anak itu duduk sambil minum di depan jendela, ada seorang laki laki. Orang itu juga sedang duduk menghadapi sebuah meja .Kelihatannya asyik membaca surat kabar .Larry mengedipkan mata pada Pip, sambil menggerakkan kepalanya sedikit ke arah laki-laki itu
Anak-anak yang lain ikut melihat ke arah anggukan kepala Larry .
Astaga!
Ternyata laki laki itu Pak Goon, yang pura pura sedang asyik membaca surat kabar .Padahal matanya memperhatikan Pak Tua yang duduk di seberang jalan .Persis seperti yang sedang dilakukan oleh keempat anggota Pasukan Mau Tahu'
"Selamat siang. Pak Goon," sapa Larry dengan sopan.
"Anda sedang bebas tugas?"
Pak Goon mendengus dengan kesal. Lagi lagi anak-anak itu. Mereka rasanya selalu saja muncul di mana-mana
"Anda juga minum limun?" kata Pip
"Yuk, minum bersama kami. Pak Goon Ayolah!"
Pak Goon mendengus lagi, lalu mengalihkan perhatiannya kembali ke surat kabar .Tampangnya saat itu agak aneh, karena ia mengenakan pakaian biasa. Anak anak merasa belum pernah melihat polisi desa itu dengan pakaian lain kecuali seragam
kepolisiannya yang agak kesempitan baginya. Saat itu ia memakai celana panjang dari' kain flanel, kemeja kuning susu tanpa dasi, serta ikat pinggang yang diikatkan terlalu erat. Bets semakin tidak senang saJa melihat tampang Pak Goon. Ia bergegas menghabiskan limunnya
"Aku ingin membeli balon," katanya sambil berdiri.
"Yang kubeli di kermis Waktu itu sudah pecah .Tolong pesankan eskrim untukku. Pip, sebentar lagi aku sudah datang lagi. Kita semua akan makan eskrim di sini, kan?"
"Mana kawan kalian yang gendut?" tanya Pak Gaon, ketika Bets hendak keluar
"Kawan yang gendut? Kawan gendut yang mana?" tanya Larry, berpura pura heran.
Pak Goon mendengus.
"Anak yang bernama Frederick. Kalian menyebutnya Fatty .Kalian tahu siapa yang kumaksudkan .Jangan berlagak tolol!"
"Oh, Fatty' Ia ada di dakat dekat sini," kata Larry
"Anda kepingin ketemu dengan dia? Nanti kukatakan padanya, apabila Anda menginginkannya."
"Aku tidak ingin ketemu dengan dia," kata Pak Goon
"Tapi aku tahu, ia selalu saja mempunyai rencana macam-macam. Mau apa lagi dia sekarang"?"
"Dia hendak berbuat sesuatu lagi sekarang?" tanya Larry
Tampangnya kelihatan heran
"Jahat betul anak itu. tidak mengatakan apa-apa pada kami""
Bets terkikik, Lalu cepat-cepat keluar. Ia menyeberang Jalan, menuju bangku di mana Wanita tua penjual balon duduk. Gaunnya yang lebar mengisi hampir setengah bangku itu
"Aku ingin membeli balon yang biru," kata Bets.
Ia membungkukkan tubuh ke dekat kelompok balon itu, lalu cepat-cepat berbisik pada Fatty
"Pak Goon ada di toko -dengan pakaian biasa. Tampangnya aneh! Kelihatannya ia sedang mengamat-amati Pak Tua .Kau harus berjaga-jaga sampai melihat Pak Goon pergi. Setelah itu barulah kausampaikan pesanmu pada Pak Tua""
"Ambil balon yang ini saja, Nona Cilik'" kata wanita penjual balon alias Fatty .
Ia mengedipkan mata, sebagai tanda bahwa ia sudah mendengar pesan itu
"Balon ini bagus dan kuat. Bisa dipakai main dua minggu!"
Bets membayar harga balon, lalu kembali ke toko
Saat itu Larry baru saja memesan eskrim .Ia memandang Bets sambil mengangkat alis, untuk menanyakan apakah anak itu sudah menyampaikan pesan pada Fatty. Bets mengangguk. Mereka lantas makan eskrim lambat lambat .Dalam hati mereka bertanya-tanya, apakah Pak Goon berniat hendak tetap berada dalam toko sepanjang siang
Ketika eskrim yang dimakan sudah hampir habis, tiba-tiba terdengar dering pesawat telepon di ruang belakang toko. Wanita penjaga toko pergi ke pesawat itu
"Untuk Anda, Pak Goon." katanya
Pak Goon pergi untuk menerima telepon .Larry memandang ke arahnya. Dari tempat yang memojok itu, Pak Goor tak mungkin bisa melihat bangku yang terletak di seberang jalan. Itu saat yang sangat baik bagi Fatty untuk menyampaikan pesannya pada Pak Tua
"Panas hawa di Sini," kata Larry sambil berdiri
'Aku ingin keluar. mencari hawa segar .Kalian menyusul, kalau sudah selesai makan eskrim "
Ia bergegas pergi ke luar. lalu menyeberang jalan menuju bangku dan duduk di samping wanita penjual balon.
"Pak Goon sedang menelepon," katanya.
'Sekarang kesempatan baik untukmu. Ia tidak bisa melihat ke sini dari tempatnya menelepon "
"Baiklah." kata Fatty .
Ia beringsut mendekati Pak Tua, lalu menyenggolnya. Pak Tua langsung berpaling. Fatty menyelipkan sepucuk surat ke tangannya. lalu beringsut kembali ke tempat semula
Dengan tangkas Pak Tua mengantongi surat itu. Tapi ia tidak langsung pergi. Beberapa menit kemudian barulah ia bangkit sambil mendengus, lalu pergi dengan langkah terseok-seok ke balik tikungan. Fatty memberi isyarat pada Larry agar mengikuti orang itu.
Begitu melewati tikungan.
Pak Tua mengambil surat dari kantongnya lalu membacanya Kemudian dinyalakannya sebatang korek api, dan dibakarnya surat itu
Ia tidak kembali lagi ke bangku tempatnya duduk tadi, melainkan menuju ke arah rumahnya. Larry kembali ke tempat Fatty. Ia berdiri di depan wanita penjual balon gadungan itu, pura-pura memilih sebuah balon
"Ia sudah membaca suratku?" tanya Fatty dengan suara pelan
"Ya. sudah! Kurasa ia sekarang pulang ke rumahnya," kata Larry
"Apakah yang kautuliskan dalam suratmu itu?"
"Kutulis di situ, sebaiknya ia jangan datang ke sini selama tiga sore berturut-turut. karena polisi sedang mengawasi." kata Fatty
"Pasti ia menyangka surat itu datangnya dari salah seorang anggota gerombolannya. Tentu ia mengira aku disuruh menyampaikan pesan itu padanya, karena mereka sendiri tidak mau mengambil risiko menyerahkannya sendiri karena bangku ini diawasi polisi. Nah,
mudah-mudahan saja kita berhasil menyingkirkannya dari sini untuk beberapa hari'"
"Balon ini yang kuingini," kata Larry, karena saat itu ada beberapa orang lewat.
Pasukan Mau Tahu 05 Misteri Kalung Curian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Berapa harganya?"
Sambil membawa balon. Larry kemudian mendekati pintu toko .Pak Goon nampak masih sibuk menelepon di dalam.
"Bagus'
Anak-anak yang lain berdiri. lalu pergi ke luar .Mereka berjalan dengan santai, sambil membayangkan betapa marahnya Pak Goon nanti apabila sudah selesai menelepon. lalu melihat bahWa Pak Tua sudah tidak ada lagi di seberang jalan.
Fatty juga meninggalkan bangku.
Sebelumnya sudah diputuskan bahwa ia dari situ pergi ke kebun rumah Pip. Mereka hendak mengelakkan kemungkinan Bu Trotteville marah, apabila kebetulan melihat Wanita tua penjual balon masuk lagi ke pekarangannya . Sedang ibu Pip saat itu sedang bepergian. Jadi bagi Fatty aman untuk masuk ke pekarangan rumah Pip dan berganti pakaian di Situ untuk menjelma menjadi Fatty lagi
Tak lama kemudian semua anggota Pasukan Mau Tahu sudah berkumpul dalam pondok peranginan di kebun Pip. Fatty berganti pakaian dengan cepat
"Aku tidak mau sering-sering memakai samaran ini," kata Fatty, sambil memasukkan segala pakaian itu ke dalam karung yang sudah disiapkan
"Habis, panas sekali Sih' Kalau aku terus-menerus kepanasan begini. lama-lama aku akan menjadi sekurus lidi!"
"Wah, jangan!" kata Bets kaget.
"Kalau badanmu kurus, kau bukan Fatty lagi. Aku senang melihatmu seperti sekarang!"
*******
SEMUA SIBUK
Mereka mengatur rencana untuk hari hari berikutnya.
"Hari-hari berikut mungkin sangat penting," kata Fatty
"Ada kemungkinan akan banyak yang kita ketahui nanti -dan langsung di depan Pak Goon. jika ia bermaksud hendak terus melakukan penjagaan'"
"Apa tepatnya yang akan kita lakukan?" tanya Daisy dengan asyik.
"Aku tahu, kau akan menyamar sebagai Pak Tua dan menggantikan tempatnya, dengan harapan akan mendapat pesan yang disampaikan salah seorang anggota gerombolan. Tapi kami, apa yang harus kami lakukan'? Kami juga harus melakukan sesuatu yang menarik. agar bisa ikut berperan sebagai Pasukan Mau Tahu."
"Guk!" gonggong Buster
"Ia juga ingin mendapat tugas," kata Bets sambil tertawa.
"Kasihan, ia tidak mengerti apa sebabnya kau berdandan kayak orang lain. Fatty' Baginya, tampang dan suaramu sudah lain -cuma baumu saja yang masih sama. Lalu jika kau pergi sebagai wanita penjual balon atau Pak Tua, kami terpaksa
meninggalkan Buster dalam keadaan terkunci. Hal itu paling tidak disenangi olehnya "
"Kasihan si Buster," kata Fatty
Dengan segera Buster berbaring menelentang, minta digelitik perutnya. Lidahnya terjulur ke luar, dan ekornya dikibas-krbaskan begitu keras sehingga Seluruh tubuhnya ikut bergerak
"Nah kita lihat saja sekarang. apa-apa yang sudah kita ketahui," kata Fatty kemudian .Ia mengambil buku catatannya
"Setelah itu kita menyusun rencana dan kalian semua akan mendapat tugas "
"Bagus," kata Larry
"Aku mengerti, kau harus melakukan semua pekerjaan yang penting penting. Fatty, karena kau memang berbakat sebagai detektif' Tapi kami pun ingin melakukan
sesuatu "
"Sampai sekarang belum begitu banyak yang kita ketahui," kata Fatty sambil mempelajari catatannya
"Kita tahu bahwa Pak Goon mengawasi Pak Tua, karena ia menaruh kecurigaan yang sama seperti kita terhadap orang itu -yaitu bahwa Pak Tua bertugas meneruskan pesan-pesan di antara para anggota gerombolan. Kita juga yakin, karana salah satu sebab markas besar gerombolan itu di sini, di Peterswood .Kita Juga sudah melihat seorang anggota mereka, yaitu laki-laki yang sepedanya bertuter .Tapi cuma itu yang kita ketahui "
"Tidak banyak," kata Larry
"Tidak ada yang bertambah sejak kemarin "
"O ya -kita sekarang juga tahu bahwa besar kemungkinannya Pak Tua untuk sementara akan menjauhi bangku ditengah desa,
" sambung Fatty
"Dan itu tidak diketahui oleh Pak Goon. Disitu kita lebih banyak tahu daripadanya. Kita tahu, sore ini Pak Tua yang akan ada di bangku, begitu pula besok dan mungkin lusa. sebetulnya aku! Dan bukan Pak Tua itu'"
"Ya, itu juga kemenangan untuk kita." kata Pip
"Nah," kata Fatty sambil menutup buku catatannya dan memandang berkeliling,
"setiap sore jika aku sedang menunggu sambil duduk di bangku. di antara kalian harus ada yang mengawasi dari toko di seberang jalan, untuk memperhatikan orang yang mungkin akan datang menyampaikan pesan padaku. Kalian harus memperhatikan dia dengan teliti sekali Mengerti? ini penting sekali'"
"Betul." kata Larry
"Hal lain yang perlu kalian lakukan pula, ialah menyelidiki para pengendara sepeda yang memakai tuter, dan bukan bel." sambung Fatty
"Ada gunanya jika kita bisa mengetahui Siapa laki-laki yang waktu itu datang dan berbicara padaku. Antara lain kita bisa mengamat amati dia
untuk mengetahui siapa saja kawan-kawannya misalnya."
"Aku tidak tahu bagaimana caranya kita bisa menyelidiki. Siapa-siapa saja yang sepedanya memakai tuter," kata Pip
"Kita kan tidak bisa
menjenguk tempat penyimpanan sepeda setiap orang""
"Kan bisa saja pergi ke toko yang menjual tuter untuk sepeda," kata Fatty
"Di sini pemilik toko kalian ajak mengobrol. Tanyakan apakah banyak tuter yang sudah dijual olehnya, dan kalau mungkin bahkan .tanyakan nama-nama para pembelinya."
"O ya," kata Pip.
"tak terpikir olehku kemungkinan itu tadi "
"Hal itu sudah terpikir olehku, ketika aku membeli tuter," kata Fatty
"Tapi saat itu aku tak punya waktu untuk berbicara dengan pemilik toko .Sebenarnya yang menjaga bukan orang dewasa, tapi seorang anak laki laki. Kurasa ia pasti mau diajak mengobrol."
"Biar aku yang melakukannya," kata Bets.
'bersama Daisy "
"Kalau mau, kau boleh pergi dengan Daisy dan Pip," kata Larry
"Sedang aku mengamat-amati Fatty dari dalam toko. Lalu kalau kalian sudah berhasil mendapat keterangan, kalian datang ke toko untuk menggantikan aku menjaga di situ, sementara aku melakukan tugas lain."
"Buster ikut dengan yang pergi ke toko penjual tuter," kata Fatty,
"tapi jangan sampai kalian ajak ke toko minuman .Dari situ ia bisa mencium bauku di seberang jalan, lalu ia pasti akan lari ke luar sambil menggonggong-gonggong. Kalau Pak Goon sampai melihat Buster mau berteman
dengan Pak Tua yang dekil, pasti kecurigaannya akan langsung timbul!"
Sorenya Larry masuk ke toko yang letaknya berseberangan dengan bangku yang akan ditempati oleh Fatty dalam penyamarannya sebagai Pak Tua. Larry memesan limun .Pak Goon sudah ada di situ. Ia sedang membaca surat kabar .Polisi desa itu tidak memakai pakaian seragam .Ketika melihat Larry masuk, tampangnya langsung cemberut.
"Eh, Pak Goon! Anda ada di sini lagi?" kata Larry
Ia pura pura heran
"Wah. Anda rupanya sedang cuti. ya' Dan selama itu Anda di Sini terus?"
Pak Goon diam saja. Tapi dalam hati, ia sangat marah. Saban Siang ia terpaksa mendekam dalam toko sempit yang berhawa pengap, karena harus mengawasi bangku di seberang jalan. Dan saat itu, masih ada saja gangguan yang datang!
Masih saja anak-anak brengsek itu datang untuk mengganggunya .Sambil melotot Pak Goon menatap punggung Larry yang sudah duduk lagi di dekat jendela, sambil membayangkan dengan geram apa yang ingin dilakukannya terhadap anak-anak yang Selalu ikut campur urusan orang lain itu.
Perhatian Pak Goon kemudian beralih ke luar. Dilihatnya laki-laki tua Sudah datang lagi. berjalan terseok-seok menuju bangku yang biasa ditempati olehnya. Larry juga memperhatikan Pak Tua itu. ia tentu saja tahu, yang datang itu sebenarnya Fatty . Tapi Pak Goon tidak mengetahuinya .Larry kagum
melihat bagaimana Fatty dengan sikap seolah olah kepayahan duduk dengan lambat-lambat di bangku . Persis sikap seorang tua yang hendak duduk!
Fatty tidak pernah keliru dalam memainkan peranannya
Fatty mengambil pipa,lalu mengisinya lambat lambat dengan tembakau. Tiba-tiba ia terbatuk. Bunyinya persis seperti batuk orang tua. Larry meringis. Batuk itu baru' Rupanya Fatty mendengar Pak Tua batuk-batuk, lalu berlatih menirukannya sampai kedengarannya benar benar persis seperti dia
Pak Tua gadungan itu mengantongi pipanya kembali .Kelihatannya ia khawatir. jangan Jangan batuknya semakin parah jika ia merokok. Larry menoleh ke arah Pak Goon
"Itu Pak Tua yang waktu itu harus kami datangi atas suruhan Anda, Pak Goon," kata Larry
"Urusan itu aneh, ya? Bagaimana. berhasilkah Anda waktu itu menyelidiki hal yang ingin Anda ketahui?"
Pak Goon masih tetap tidak mengacuhkannya. Ia menggerak-gerakkan surat kabarnya. menimbulkan bunyi gemerisik. Larry mengedipkan mata pada wanita penjaga toko
"Pak Goon pilek rupanya," katanya pura-pura prihatin
"Telinganya tuli sebagai akibatnya!"
"He' Jangan seenaknya saja ngomong'"
Tahu tahu Pak Goan bangkit. Mukanya memerah
Tapi saat itu datang dua orang laki laki .Mereka berhenti dekat bangku. lalu duduk di situ. Pak
Goon langsung tenang kembali .Diperhatikannya kedua laki-laki yang baru datang itu dengan penuh minat. Larry ikut mengawasi mereka .Mungkin mereka hendak menyampaikan pesan pada Fatty!
Kedua laki-laki itu membawa beberapa lembar koran. Koran-koran itu dibentangkan di depan mereka, sementara mereka nampak sibuk membicarakan sesuatu. Satu di antara kedua laki-laki itu mengambil prpa dan menyalakannya. Agak lama juga kedua laki laki itu duduk di situ. Tapi baik Pak Goon maupun Larry sama sekali tidak melihat ada pesan disampaikan pada Fatty .Pak Tua yang duduk di situ pula masih tetap bertelekan pada tongkatnya .Sekali sekali kepalanya terangguk-angguk
Kemudian ia meluruskan duduknya. lalu menyedot hidung dengan keras. Ia menyapu ingus dengan punggung tangan. Larry merasa geli. ketika melihat salah seorang dari kedua laki laki itu menatap Fatty dengan baik. Mereka melipat koran yang dibentangkan, lalu bangkit dan pergi sambil berbicara terus.
Pak Goon membuat sejumlah catatan dalam buku catatannya. Larry ingin mengetahui, apakah polisi desa itu beranggapan bahwa kedua laki laki tadi mungkin anggota gerombolan. Ia sendiri merasa pasti, mereka bukan termasuk kawanan pencuri. Soalnya, salah seorang dari mereka kawan ayahnya'
Larry mulai merasa bosan duduk di Situ. Limunnya sudah habis. Ia tidak ingin minum lagi.
Dan saat itu ia juga tidak berselera makan eskrim. Wanita penjaga toko menghampirinya
"Mau pesan apa lagi?" tanya wanita itu.
"Saya sudah kenyang," jawab Larry
"Kalau begitu pergi dari Sini'" kata Pak Goon dengan kasar
"Tak ada urusanmu lagi duduk duduk di Sini. jika kau sudah menghabiskan limun yang kauhadapi sejak tadi!"
Nah! Bagaimana sekarang?
Padahal Larry bertugas mengawasi Fatty di seberang jalan. sampai anak anak yang lain datang. Selama itu ia tidak bisa meninggalkan tempat itu!
Tapi untung baginya. saat itu Pip. Daisy dan Bets datang. Ketiga anak itu masuk ke dalam toko sambil ribut mengobrol.
Larry cepat-Cepat berdiri.
"Ah _ kalian datang menjemputku, ya,
" katanya
"Dan Pip, pasti ia sudah haus lagi, dan ingin minum limun seperti biasanya . Yuk, kita tinggalkan. Ia minum sepuas-puasnya di sini'"
Anak-anak langsung mengerti bahwa Larry menghendaki agar cuma seorang saja dan mereka yang tinggal dalam toko Oleh karena itu Daisy dan Bets lantas keluar lagi, mengikuti Larry Sedang Pip duduk di meja dekat Jendela, ditatap dengan marah oleh Pak Goon yang duduk di dekatnya. Polisi desa itu sangat jengkel, karena merasa terganggu oleh anak-anak brengsek itu.
Ketika Larry beserta kedua anak perempuan sudah sampai di balik tikungan jalan, ia lantas
bercerita bahwa Pak Goon tadi menyuruhnya pergi
"Karena itu kurasa lebih baik jika Pip saja yang ditinggal di sana." katanya menjelaskan
"Jadi masih ada dua lagi dari kita yang nanti bisa satu-per satu menggantikannya minum limun di situ atau makan eskrim. Kurasa Pak Goon mulai merasa curiga pada kita""
"Larry, tadi pengalaman kami menarik, ketika datang di toko tempat menjual tuter." kata Bets.
"Dengarlah!"
Bets lantas bercerita bagaimana ia bersama Pip dan Daisy masuk ke toko yang menjual sepeda serta segala perlengkapannya. Di samping itu di situ juga dijual permainan anak-anak, kereta bayi dan sebagainya. Pokoknya, macam-macam!
Penjaga toko seorang anak laki-laki bertampang bandel
'Selamat Siang." sapanya, ketika mereka bertiga masuk.
"Ingin beli apa? Barangkali kereta dorong untuk bayi?"
Bets tertawa geli.
"Tidak, bukan kereta bayi," katanya.
"Kam ingin membeli tuter untuk sepedaku .Bel yang ada sekarang, bunyinya kurang nyaring. Lalu kupikir tuter lebih baik! "
"Wah, kau mujur kalau begitu," kata anak laki laki penjaga toko.
Ia pergi ke suatu rak dan mengambil tuter yang dipajang di Situ
"Barang ini baru saja minggu lalu masuk .Sebelumnya tidak ada, sejak berbulan bulan!"
Anak-anak silih berganti mencobanya .Bunyinya nyaring
"Tut! Tut'"
"Sudah banyakkah yang terjual?" tanya Pip. sementara Bets dan Daisy melihat lihat dalam toko.
"Minggu ini baru tiga." kata penjaga toko.
"Yang membeli, semua pengendara sepeda?" tanya Pip lagi.
"Mana mungkin aku mengetahuinya?" tukas yang ditanya
"Mereka kan tidak masuk kemari sambil mendorong sepeda'"
Pip tidak tahu apa yang harus ditanyakan selanjutnya. Ia menggabungkan diri dengan Bets dan Daisy, ikut melihat lihat berbagai barang menarik yang ada dalam toko itu.
"Banyak sekali barang yang dijual di sini," kata Daisy
"Kau bisa mengingat harga-harga semuanya, lalu barang barang yang ada dan sebagainya?"
"Tentu saja' Ingatanku baik sekali." kata anak laki-laki itu
"Pada saat tutup toko, aku selalu ingat barang-barang apa saja yang hari itu kujual"
"Wah' Bukan main!" kata Daisy kagum.
"Tapi para pembeli, mustahil kau bisa mengingat mereka semuanya!"
"Siapa bilang? Tentu saja ingat,
" kata anak yang menjaga toko dengan bangga
"Aku tidak pernah melupakan apa pun juga'"
"Ah -kurasa kau tidak ingat .Siapa-siapa saja ketiga pelanggan yang membeli tuter tuter itu," kata Daisy dengan cepat.
Pip kagum mendengar ketangkasan adik Larry itu. Begitu pula Bets.
"Tentu saja aku ingat." kata penjaga toko.
'Satu seorang lakilaki yang tinggalnya di jalan ini juga, di rumah yang bernama Kosy-Kot. Lalu yang satu lagi, seorang laki laki yang matanya agak aneh. Yang satu berwarna biru, tapi satunya lagi coklat! Aku tidak kenal orang itu Sebelumnya, belum pernah melihatnya di sini. Tapi kalau ketemu lagi, pasti aku bisa mengenalinya kembali. Sedang pembeli ketiga seorang anak lakilaki bertubuh gendut_ yang kelihatannya sedang terburu-buru "
"Itu pasti Fatty,
" kata ketiga anak itu dalam hati.
Daisy memandang penjaga toko sambil tersenyum
"Ingatanmu ternyata baik sekali," katanya.
"Nah. kami harus pergi sekarang. Kau sudah membayar harga tutermu. Bets? Kalau sudah, yuk kita pergi""
Mereka bergegas keluar dari toko itu. Ketiga anak itu merasa gembira. Jadi seorang lakilaki yang tinggalnya di rumah yang namanya Kosy-Kot, lalu seorang laki laki yang matanya aneh. Ya mungkin itu merupakan petunjuk bagi mereka!
*******
PENGUSUTAN SELANJUTNYA
Pip merasa bosan_ harus duduk terus dalam toko kecil itu. Di luar tidak nampak apa-apa, kecuali Pak Tua yang duduk di bangku .Tidak ada orang lain duduk di dekatnya
Di belakang punggung Pip. terdengar dengusan napas Pak Goon yang rupanya merasa gerah dalam ruang toko yang sempit itu .Hawa siang itu benar-benar panas!
Pip meminum limunnya lambat-lambat. Setelah habis, ia memesan eskrim
"Kalian kelihatannya kayak tinggal di sini saja," kata Pak Goon dengan jengkel.
"Anda juga begitu," kata Pip.
"Tapi toko Ini memang menyenangkan, bukan'?"
Pak Goon sama sekali tidak sependapat dengannya. Ia sudah bosan duduk terus di situ. Tapi di pihak lain, dari situ ia menempati posisi paling baik untuk mengawasi Pak Tua yang duduk di seberang!
"Anda kelihatannya kepanasan," kata Pip.
Ia pura-pura merasa kasihan pada polisi desa itu
"Kenapa tidak main perahu saja di sungai, Pak Goon? Di sana pasti lebih sajuk daripada di sini. Masak cuti. tapi mendekam terus di sini"'
Pak Goon mendengus .Ia sama sekali tidak sedang cuti saat itu .Ia sedang menangani suatu perkara, suatu kasus penting!
Ia memakai pakaian biasa, supaya jangan cepat ketahuan gerombolan pencuri yang sedang dimata-matai olehnya. Tapi hal itu tidak dapat dijelaskannya pada anak lakilaki menjengkelkan yang enak enak makan eskrim itu!
Dalam hati Pak Goon mengharap, alangkah senangnya jika Pip itu nyamuk. Dengan sekali tepuk, gangguan itu akan bisa disingkirkan olehnya!
Tidak lama kemudian Bets masuk. Pip senang sekali melihat adiknya itu datang.
"Kau hendak memesan eskrim?" tanyanya
"Sayang aku tidak ada waktu lagi untuk menemanimu, Bets! Sampai nanti'"
Setelah itu Pip keluar .Pak Goon sangat jengkel melihat Bets duduk di meja dekat Jendela. Kelihatannya anak itu akan agak lama berada di situ. Bets takut pada polisi desa itu. Karenanya ia duduk membelakangi Pak Goan. Ia diam terus, sementara matanya menatap ke arah Pak Tua yang duduk di seberang jalan. Fatty pasti merasa bosan duduk terus di situ, pikir Bets
Bets hanya memandang saja dengan perasaan kecut_ ketika ia melihat Fatty terbatuk batuk. Batuknya itu nampak begitu meyakinkan. sehingga Bets mengira Fatty tentu terserang pilek.
Kemudian Fatty nampak menyedot-nyedot hidung. Tangannya sibuk merogoh-rogoh kantong. dan akhirnya mengeluarkan Selembar
sapu tangan berwarna merah nyala. Pak Tua gadungan itu berdiri lalu berjalan mondar-mandit sebentar. seolah olah kakinya terasa kaku karena terlalu lama duduk. Siapa pun yang melihatnya, pasti akan menyangka bahwa Fatty benar-benar seorang laki-laki tua
Bets menyaksikan adegan itu dengan asyik. Ia tahu, segala gerak-gerik itu dilakukan oleh Fatty untuknya. Fatty senang dikagumi oleh Bets. Ia berpikir pkir. bagaimana jika ia benar benar menyalakan pipanya yang sudah diisi dengan tembakau, lalu mengisapnya. Pasti Bets akan senang melihat adegan itu'
Tapi Fatty tidak berani melakukannya. Ia sudah pernah mencoba sekali. tapi sebagai akibatnya perutnya terasa mual. Karena itu pipa hanya diselipkannya ke mulut, tanpa dinyalakan
Para anggota Pasukan Mau Tahu, semua merasa lega ketika malam tiba .Mereka sudah merasa bosan. duduk silih berganti dalam toko yang pengap, mengamat-amati kejadian yang tidak kunjung terjadi .
Apalagi Fatty -bosannya sudah tidak kepalang lagi!
"Besok aku akan berbekal setumpuk surat kabar, untuk dibaca sambil menunggu," katanya
"Aku tak mau duduk saja berjam-jam. sambil mengisi pipa atau menyedot hidung dan terbatuk batuk terus. Dan semuanya sia-sia, karena tidak ada yang datang untuk menyampaikan pesan atau sebangsanya "
"Tapi kami berhasil mengetahui sesuatu yang menarik ditoko yang menjual tuter,' kata Bets. lalu menceritakan pada Fatty tentang kedua laki-laki yang membeli tuter pada minggu itu
"Seorang di antaranya tinggal di rumah yang bernama Kosy-Kot. sedang yang lainnya bermata aneh," kata Bets selanjutnya
"Anak lakg laki yang menjaga toko tidak tahu di mana orang itu tinggal .Sedang pembeli tuter yang ketiga kau, tentu saja "
"Jadi selama berbulan-bulan ini, toko tersebut hanya menjual ketiga tuter itu saja?" tanya Fatty heran
"Soalnya, barang itu baru saja masuk," kata Pip
"Jadi apabila orang yang mengajakmu bicara waktu itu benar benar anggota gerombolan pencuri, maka ia tinggal di Kosy-Kot atau ia bermata aneh. satu biru dan satu lagi coklat."
"Kita coba saja dulu mengusut ke Kosy-Kot," kata Fatty dengan perasaan senang.
"Kalian telah bekerja dengan baik, Pasukan Mau Tahu' Bagaimana cara kalian memperoleh keterangan itu?"
"Itu hasil kerja Daisy," kata Pip, lalu menceritakan caranya pada Fatty .Fatty menepuk punggung Daisy
"Bagus." katanya,
"reaksimu tangkas. Nah! Sekarang, siapa yang akan menangani tugas mendatangi Kosy-Kot?"
"Aneh. kenapa rumah diberi nama kayak begitu," kata Pip
Kosy-Kot kurang lebih berarti
Pondok Nyaman
"Bagaimana jika besok saja kita menyelidikinya? Sekarang sudah terlalu malam "
"Baiklah, besok saja kita melakukannya." kata Fatty
"Aku bisa ikut dengan kalian, karena baru siangnya aku harus menyamar kembali menjadi Pak Tua. Kita besok berkumpul di rumah Pip. tepat pukul sepuluh pagi "
Keesokan harinya pukul sepuluh pagi mereka sudah berkumpul kembali, lalu langsung berangkat menuju ke desa, untuk mencari rumah yang diberi nama Kosy Kot, Di tengah jalan mereka berjumpa dengan Pak Pos, yang mengatakan di mana letak rumah itu.
Sesampai di sana. ternyata mereka berdiri di depan sebuah rumah kecil yang terletak dalam kebun yang kecil dan rapi. Di belakang terdapat sebuah gudang.
"Kurasa di situlah tempat menyimpan sepeda." kata Fatty
"Nah bagaimana cara kita supaya bisa melihat ke dalam?"
"Aku tahu akal," kata Pip
"Kebetulan aku membawa bola .Kulemparkan bolaku ke dalam kebun. lalu kita minta ijin untuk mengambilnya. Nah, pada saat aku mengambil bolaku kembali, kau cepat-cepat mengintip ke dalam gudang itu, Fatty! Jika di situ ada sepeda yang diperlengkapi dengan tuter, kita akan menunggu di sini sampai laki-laki pemiliknya muncul. Nanti kita lihat. apakah dia yang waktu itu mengajakmu bicara, Fatty!"
Rencana itu baik, karena mudah dilaksanakan. Pip melemparkan bolanya dengan asal saja. Bola
itu melambung masuk ke kebun yang bernama Kosy-Kot, dan nengenai dinding gudang tempat penyimpanan sepeda
"Sialan!" kata Pip dengan suara lantang
"Bolaku masuk ke dalam kebun!"
"Kita minta ijin, apakah diperbolehkan masuk untuk mengambilnya," kata Daisy dengan suara lantang pula. Anak-anak masuk lewat gerbang pagar dan menghampiri pintu depan rumah .Mereka mengetuk pintu. Seorang wanita membukakannya.
"Maaf, tapi tadi bola kami secara tidak sengaja terlempar masuk ke kebun sini," kata Pip
"Bolehkah kami mengambilnya?"
"Boleh saja, tapi jangan sampai menginjak tanaman," kata wanita itu lalu menutup pintu kembali.
Anak-anak mengitari rumah, menuju ke belakang. Ternyata di sana ada seorang laki laki yang sedang Sibuk menggali tanah. Ia memandang anak-anak yang muncul dari depan
"Kalian mau apa kemari?" tanya laki-laki itu.
"Maaf tapi istri Anda tadi mengatakan kami boleh masuk untuk mengambil bola kami," kata Fatty dengan sopan
"Mudah-mudahan Anda tidak keberatan."
"Yah _ ambillah kalau begitu," kata laki-laki itu, lalu meneruskan kesibukannya. Fatty menuju ke gudang, pura-pura mencari bola. Pintu tempat itu
terbuka. Fatty menjenguk ke dalam .Dilihatnya tempat itu penuh dengan berbagai alat untuk
berkebun serta karung-karung tua. Tapi tidak ada sepeda di situ!
Aduh, menjengkelkan'
"Belum ketemu?" tanya laki-laki yang ada di situ, lalu datang untuk ikut mencari. Tahu tahu Fatty berseru, lalu memungut bola yang terletak di tanah. Kemudian dipandangnya gudang kecil yang kelihatan rapi itu
"Gudang ini praktis sekali" katanya.
"Cocok untuk dijadikan tempat penyimpanan sepeda. Aku kepingin punya gudang seperti ini "
"Aku tidak memakainya untuk menyimpan sepeda' melainkan untuk alat-alat kebun_" kata laki-laki itu
"Kami tidak punya sepeda "
"Oh," kata Fatty
"Yah kami pergi saja lagi sekarang .Terima kasih karena diijinkan mengambil bola kami."
Anak-anak keluar dari pekarangan rumah itu, lalu menyeberang jalan untuk berunding
"Tidak punya sepeda, katanya!" tukas Bets.
"Padahal anak laki laki yang menjaga toko tegas-tegas mengatakan bahwa orang yang tinggalnya di Kosy-Kot membeli sebuah tuter' Jadi ia harus memliki sepeda' Tapi kenapa pura pura tidak punya?"
"itu agak mencurigakan," kata Pip.
Mereka berjalan terus, sambil berunding. Tiba-tiba terdengar bunyi tuter dari balik tikungan Jalan .Anak-anak langsung bersemangat mendengarnya .Bunyi tuter itu mungkin berasal dari sepeda yang dinaiki laki-laki bermata aneh!
Tapi sekejap kemudian muncul seorang anak lalu-laki, mengendarai sepeda roda tiga yang dikayuh dengan kencang. Ia membelok dan langsung menubruk Fatty. Fatty menjerit_ lalu meloncat terpincang pincang pada satu kaki, sedang kaki kanannya yang ditubruk dipegang olehnya
"Anak goblok'" tukasnya.
"Kenapa membelok tanpa melihat lihat terlebih dulu?"
"Tapi aku kan sudah membunyikan tuter?" balas anak kecil itu dengan nada tersinggung.
"Tidak dengar, ya? Aku tadi menuter begini!"
Anak kecil itu menekan bola karet yang terpasang di bagian belakang tuter sepeda roda tiganya. Sekali lagi terdengar bunyi yang nyaring
"Tuterku ini baru," katanya bangga
"Ayahku yang membelikan. Kau tadi seharusnya minggir, ketika mendengar bunyi tuterku dari balik tikungan "
"Kami tak menyangka yang muncul kemudian sepeda roda tiga,
" kata Pip.
"Kami mengira yang terdengar itu bunyi tuter sepeda' Dan sepeda harus berjalan di jalan, bukan di atas trotoar "
"Maaf deh, kalau begitu," kata anak kecil itu. Ia mengayuh sepeda roda tiganya lagi
"Tapi pokoknya, aku tadi membunyikan tuter. Aku selalu menuter, kalau mau membelok di tikungan Kayak begini'"
Anak-anak memperhatikannya meluncur dengan laju, menyeberang jalan lalu memasuki pekarangan Kosy-Kot
"Kesal sekali rasanya." kata Fatty jengkel
"Bayangkan. kita sudah membuang buang waktu, menyelidiki tuter yang ternyata terpasang pada sepeda roda uga. Belum lagi kakiku yang sakit terlindas tadi'"
"Sudahlah," kata Bets menghibur
"Siang ini kalau kau kembali menyamar menjadi Pak Tua, kau akan benar-benar pincang'"
Mereka kembali ke rumah Pip dan Bets. Rasanya tak ada gunanya meneruskan usaha mencari pemilik tuter yang seorang lagi .Tak mungkin mereka menatap muka setiap orang yang lewat di Peterswood, untuk melihat apakah ada yang bermata aneh .Kejadian dengan sepeda roda tiga tadi benar benar mengecewakan mereka
'Rasanya lamban sekali jalannya misteri ini," kata Bets.
"Nanti tahu tahu kita sudah harus berSekolah lagi. sebelum kita sempat memulai dengan pengusutan yang sebenarnya'"
"Tanggal berapa sekarang?" kata Pip
"Nanti dulu ! mestinya sekarang tanggal tujuh September ah, tidak tanggal delapan Astaga' Memang tidak banyak lagi waktu tersisa!"
"Mungkin tak lama lagi akan terjadi sesuatu," kata Larry berharap-harap
"Kalian tahu kan, kadang kadang kemudian terjadi berbagai peristiwa secara beruntun-runtun, sehingga suasana
menjadi ramai"
"Sudah waktunya kejadian itu datang." kata Fatty
"Selama ini tenang melulu keadaannya?"
"Yuk, kita mandi-mandi di sungai,
" ajak Bets.
"Aku sudah kepanasan sekali!"
Pasukan Mau Tahu 05 Misteri Kalung Curian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tidak lama kemudian anak anak sudah asyik berkecimpung dalam sungai. Fatty sudah sangat pandai berenang. Ia mampu merenangi sungai sampai ke seberang, lalu kembali lagi. Bets bermain air dengan asyik di tempat yang dangkal. Sedang anak-anak yang lain berenang-renang dengan santai di tempat yang agak dalam
Bets bermaksud hendak mendekati mereka. Ia mulai berenang ke tengah .Ia tidak melihat ada perahu meluncur ke arahnya. Sebelum sempat mengelak, tahu-tahu bahunya terbentur haluan perahu .Bets berteriak kesakitan
Perahu yang membenturnya meluncur terus, karena tidak dapat dihentikan oleh penumpangnya. Tapi ada sebuah perahu lagi menyusul di belakangnya. Laki-laki yang duduk di perahu itu mengulurkan tangan dan menangkap Bets
"Kau tidak apa apa?" tanya orang itu, sambil membungkukkan tubuh memperhatikan Bets.
"Kau bisa berenang?"
"Bisa," kata Bets, sambil berenang lagi.
"Fatty' Kemarilah, cepat! Cepat Fatty!"
Anak anak bergegas berenang menghampiri Bets yang suaranya seperti ketakutan. Mereka menolongnya ke darat. Sesampai di darat Bets mengeluh sambil menatap perahu yang sementara itu sudah semakin jauh
"Aduh, petunjuk yang hebat sekali terlepas dari pengamatanku," keluhnya.
"Tapi aku tadi tak
berdaya! Fatty, lakilaki yang ada di perahu tadi matanya aneh' Satunya berwarna biru, sedang satunya lagi coklat. Aku melihatnya ketika orang itu membungkuk untuk memegang bahuku. Tapi kini perahu itu sudah jauh _dan aku tidak sengaja memperhatikan matanya'"
"Aduh. Bets'" seru anak-anak. Bets kelihatannya seperti mau menangis
"Kau tidak memperhatikan warnanya, atau salah satu tanda pengenal lainnya?" tanya Larry
Bets menggeleng.
"Tidak! Kurasa tadi aku terlalu ketakutan, sehingga tidak sempat memperhatikan apa-apa' Aduh, sayang sekali aku tadi nyaris memperoleh petunjuk penting, tapi sekarang lenyap lagi'"
*******
AKHIRNYA TERJADI JUGA SESUATU
Siangnya Fatty kembali menyamar menjadi Pak Tua .Pak Tua itu sendiri ternyata benar-benar tidak pernah muncul lagi. Dan seperti biasa, Fatty langsung menuju ke bangku di tepi jalan ditengah desa. Jalannya saat itu benar-benar pincang, karena kakinya bengkak dilindas sepeda roda tiga.
Fatty berbekal setumpuk surat kabar untuk dibaca-baca .Sesampai di bangku ia duduk dengan hati-hati sekali. Ia mengerang pelan, persis orang tua yang badannya sudah kaku.
Pak Goon sudah ada lagi dalam toko kecil di seberang jalan. Seperti biasa, kali itu ia juga mengenakan pakaian biasa. Celana flanel serta kemeja kuning Susu tanpa dasi. Pak Goon kelihatannya sangat kepanasan. Ia sudah mulai merindukan cuaca buruk. Kalau bisa bahkan diucapkannya turun salju. sedang suhu turun sampai ke bawah titik beku!
Belum pernah Pak Goon merasa gerah seperti pada musim panas terik kali itu
Tidak lama kemudian Larry datang. Anak itu langsung duduk dan memesan limun. Pak Goon sudah tidak heran lagi bahwa selalu ada saja salah
seorang anggota Pasukan Mau Tahu hadir di tempat itu .Kedatangan Larry sama sekali tidak diacuhkan olehnya .Dibentangkannya surat kabar yang dibawanya, sambil mengawasi laki-laki tua yang duduk terkantuk kantuk di bangku seberang jalan
Fatty kelihatannya seperti tertidur . Larry menguap lebar ingin rasanya bisa tidur pula saat itu .Tapi tiba-tiba ia melihat sesuatu .Dilihatnya seorang laki-laki berdiri di bawah bayangan ambang pintu sebuah toko di dekat situ. Orang itu kelihatannya sedang memperhatikan Fatty, yang saat itu sedang menyamar sebagai Pak Tua .Jangan-jangan itulah anggota gerombolan pencuri, yang hendak menyampaikan pesan'
Pak Goon juga melihat orang itu. Sikap duduknya diluruskan .Sedang orang yang diperhatikan memandang ke kiri dan ke kanan dengan hati hati. Ia menyalakan sebatang rokok, lalu mengisapnya.
Jalan desa pada siang yang panas terik itu lengang .Sebuah mobil lewat. Seekor anjing berlari lambat lambat, muncul dari balik tikungan Jalan, lalu merebahkan diri di trotoar dan langsung tertidur. Pak Goon, dan juga Larry memperhatikan laki laki yang berdiri di ambang pintu. Keduanya menahan napas karena merasa tegang.
Laki-laki yang diperhatikan akhirnya berjalan .Langkahnya santai. Ia menyeberang, lalu berdiri di depan Jendela pajangan sebuah toko radio. Ia memperhatikan barang barang yang dipajang di
situ. Setelah itu dengan langkah yang masih tetap santai ia menuju ke bangku di tepi jalan. lalu duduk di sisi Pak Tua.
Fatty pura-pura tidur .Dari balik kelopak matanya yang setengah tertutup dilihatnya laki-laki yang baru datang. Ia mendapat firasat bahwa orang itu tidak kebetulan saja duduk di situ. Ia datang karena ada keperluan. Fatty meluruskan duduknya dengan mengejut seolah-olah baru terbangun. Ia menyedot hidung dengan keras. Diusapnya ingus dengan lengan kemejanya Lalu ia bertopang pada tongkatnya lagi, sambil terbatuk-batuk.
"Anda batuk rupanya'" kata laki-laki yang baru datang.
Fatty diam saja. karena ingat bahwa Pak Tua tuli, jadi tidak mungkin bisa mendengar ucapan itu .Ia batuk-batuk lagi
"Anda batuk rupanya'" kata laki-laki tadi mengulangi kalimatnya, sekali ini dengan suara lebih lantang. Fatty berpaling .Didekatkannya tangan ke belakang telinganya, sambil mengucapkan kata yang selalu diucapkan olehnya selaku Pak Tua
"Apaa?" .
Laki laki tak dikenal itu tertawa. Diambilnya tempat rokok dari kantongnya, lalu ditawarkannya sebatang pada Pak Tua. Hanya rokok yang sebatang itu saja yang masih tersisa dalam tempatnya. Begitu Fatty mengambil rokok yang tinggal satu itu. laki-laki tadi mengiSi tempatnya lagi dengan rokok yang diambil dari bungkusan
"Terima kasih," kata Fatty dengan suara serak. Rokok yang diambilnya dimasukkan ke dalam kantong. Fatty berdebar debar perasaannya. Ia merasa yakin, pasti dalam rokok itu terselip suatu pesan .
Pesan apakah itu?
Ia tidak berani menatap muka laki-laki yang duduk di sebelahnya. Diharapkannya. mudah-mudahan Larry mengamat-amati segalanya yang bisa diingat mengenai orang itu .Pakaiannya. potongan tubuh dan sebagainya
Larry memang sedang waspada. Tapi begitu pula halnya dengan Pak Goon. Dalam hati, keduanya menyimak hal-hal yang sama.
'Setelan flanel berwarna kelabu, Kemeja biru ,Sepatu hitam ,Tanpa dasi a,Topi kelabu ,Berkumis ,Bertubuh tinggi langsing. Hidung panjang. Sepasang mata kecil
Laki-laki tak dikenal itu berdiri lagi, lalu melangkah dengan cepat ke balik tikungan jalan. Fatty merasa lebih baik ia Juga cepat cepat menghilang, sebelum Pak Goon sempat keluar dan menyita pesan yang terselip dalam rokok tadi. Ia lantas berdiri dengan cepat. Mengagumkan, betapa seorang tua yang sudah bungkuk bisa begitu cepat menghilang ke balik tikungan jalan yang lain
Tapi saat itu Fatty melihat sesuatu yang benar benar mengejutkan dirinya .Dilihatnya seseorang berjalan menuju ke arahnya. Orang itu Pak Tua yang sebenarnya' Rupanya orang itu hendak berjalan-jalan, walau tidak bermaksud duduk di bangku tempatnya biasa makan angin
Fatty tidak mau mengambil risiko dilihat Pak Tua itu, karena pasti orangitu akan tercengang melihat sesosok tubuh yang mirip sekali dengan dia .Karenanya Fatty lekas-lekas menyelinap masuk ke pekarangan terdekat dan bersembunyi di balik semak di situ
Ternyata tepat pada waktunya. sebab detik berikutnya Pak Goon muncul dari balik tikungan dengan langkah bergegas gegas. Nyaris saja ia menubruk Pak Tua yang sebenarnya. Pak Goon mencengkeram laki-laki malang itu
"Hah' Tertangkap kau sekarang' Mana _ kemarikan rokok tadi!" katanya.
Pak Tua kaget disergap dengan begitu tiba tiba. Tubuhnya mengkerut. berusaha menjauhkan diri dari laki-laki berwajah merah itu .Ia sama sekali tidak mengenali Pak Goon, karena polisi desa itu tidak mengenakan pakaian seragam seperti biasanya
"Mana rokok tadi?" sergah Pak Goon dengan napas memburu.
"Apaa?" kata Pak Tua dengan serak. Saat itu Pak Goon mendengar langkah orang datang dari belakangnya. Ia menoleh .Dilihatnya Larry . Larry kaget sekali, karena menyangka Fatty yang ditangkap oleh Pak Goon. Ia menunggu di tempat yang tidak begitu Jauh, untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Pak Tua berusaha membebaskan diri dari cengkeraman Pak Goon. Tapi polisi desa itu jauh lebih kuat.
"Lepaskan aku. ' kata Pak Tua.
"Nah kupanggil polisi, kalau tidak! Seenaknya saja mencengkeram lenganku! Lepaskan. kataku -nanti kupanggil polisi'"
"Ini polisi yang menangkapmu," kata Pak Goon .Digoncang goncangnya bahu Pak Tua.
"Aku Goon! Goon polisi desa! Mana rokok tadi'"
Pak Tua nyaris saja pingsan karena ketakutannya. Ia sama sekali tidak bisa menduga apa yang dikehendaki Pak Gaon dari dirinya. Ia tidak mengerti apa sebabnya polisi desa itu selalu saja menyebut nyebut rokok
'Aku mengisap pipa," kata Pak Tua, sambil berusaha mengeluarkan pipanya dari dalam kantong
"Lepaskan aku' Aku tidak berbuat apa apa "
Pak Goon mendengus. Disambarnya kerah jas Pak Tua. lalu diseretnya orang itu
"Ayo. Ikut aku ke kantor polisi," katanya
"Nanti akan kugeledah badanmu di sana, sampai rokok itu ketemu!"
Larry memerhatikan dengan ketakutan. Ia masih tetap mengira, yang diseret Pak Goon Itu Fatty. Karena itu bukan main kagetnya ketika tahu-tahu ia melihat seorang laki-laki tua lain mengintip ke arahnya dari balik suatu semak
'Larry! Sudah pergikah mereka?" kata orang itu dengan suara pelan
"He' Itu kan suara fatty?"
Larry kaget setengah mati
"Fatty'" katanya dengan lega
"Kukira kau tadi yang diseret Pak Goon! Aduh, untung saja bukan."
Fatty muncul dari balik semak
"Pak Tua yang sebenarnya tahu-tahu lewat. ketika aku tadi sedang bergegas untuk menghindari ditangkap oleh Pak Goon'" kata Fatty sambil nyengir
"Aku lantas cepat cepat bersembunyi. Pak Goon menyergap Pak Tua, dan diperintahkannya agar menyerahkan rokok yang sama sekali tak ada pada orang itu. Huh! Nyaris saja aku celaka!"
"Fatty' Betulkah dalam rokok itu ada pesan yang tersisip?" tanya Larry bersemangat.
"Bagaimana kalau kita memeriksanya sekarang? Aku melihat laki-laki tadi memberimu sebatang rokok. Cukup lama aku memperhatikan dia .Tapi Pak Goon juga!"
"Sekarang kita ke rumah' Pip," ajak Fatty
"Di sana paling aman, karena kebunnya luas. Kau jangan berjalan seiring dengan aku. Kau duluan, lalu nanti sebelum menikung kauperhatikan dulu keadaan di depan. Kalau hendak memperingatkan aku, kau bersiul"
Larry berjalan di depan .Tapi tidak sekali pun ia harus bersiul, karena kelihatannya tidak ada orang yang berkeliaran di desa pada siang yang panas itu. Sepuluh menit kemudian Fatty sudah tiba dengan selamat di rumah Pip. Ia tidak membuka pakaian samarannya, karena tidak membawa ganti. Fatty menunggu sementara Larry pergi menjemput anak anak yang lain. Ia hanya bisa berdoa. semoga siang itu tidak ada orang dewasa yang datang ke pondok peranginan. Pasti mereka takkan
senang kalau melihat ada gelandangan berpakaian dekil berada di situ!
Fatty sudah kepingin sekali memeriksa rokok yang diterimanya tadi untuk memeriksa apa isinya. Tapi ia menunggu dengan sabar. Tak lama kemudian teman-temannya berdatangan sambil bergegas gegas
"Fatty! Larry tadi sudah bercerita. Pesan apakah itu? Betulkah dalam rokok itu ada pesan? Kau sudah memeriksanya'?"
"Tentu saja belum. Aku menunggu kalian datang dulu,
" kata Fatty
Diambilnya rokok dari dalam kantong. Rokok itu lebih besar bentuknya daripada rokok yang biasa. Di kedua ujungnya ada tembakau .Tapi setelah dikorek oleh Fatty ternyata pada bagian tengahnya tersumpal gulungan kertas. Tidak ada tembakau lagi di situ
"Wah'" kata Bets dengan napas 'tertahan.
"Pesan rahasia' Aduh. Fatty'"
Fatty membentangkan gulungan kertas itu dan meratakannya .Kelima anak itu merapatkan kepala untuk memperhatikannya. Buster berusaha mengetahui apa yang sedang terjadi. Tapi tidak ada yang mengacuhkannya
Pesan yang tertulis pada kertas, aneh sekali dan agak mengecewakan, karena isinya hanya sebagai berikut:
"Satu kaleng semir sepatu warna hitam
Satu kilo beras
Setengah kilo gula
Satu kantong tepung"
"Aduh _ ini kan cuma daftar belanjaan." kata Daisy
"ibuku biasa membuatkan daftar kayak ini, kalau ia menyuruh aku dan Larry berbelanja Atau mungkin ada artinya yang lain'"
"Entahlah -aku tidak tahu." jawab Fatty.
"Tapi pasti ada artinya' Mudah mudahan saja bukan pesan dalam bahasa sandi."
"Bahasa sandi? Apa itu?" tanya Bets
"Bahasa sandi dipakai untuk menulis pesan rahasia. supaya hanya penerimanya yang sebenarnya saja yang mengetahui artinya." kata Fatty menjelaskan
"Tapi kurasa ini bukan bahasa sandi .Karena bukankah Pak Tua harus membacanya dan mengerti' Dan menurut pendapatku, ia tidak cukup cerdas sehingga bisa memahami bahasa sandi."
"Atau mungkin ada pesan lain. tapi ditulis dengan tinta rahasia?" kata Pip dengan tiba-tiba
"Kau masih ingat, Fatty? Kau kan pernah mengajari kami cara menulis surat rahasia di sela barisan kalimat-kalimat surat biasa' Nah mungkinkah ada pesan rahasia tertulis di antara deretan nama barang barang itu, ditulis dengan tinta yang tidak nampak?"
"Ya, mungkin juga," kata Fatty
"Kurasa itu perlu kita selidiki! Hebat_ Pip. Sekarang tolong ambilkan setrika yang panas .Kita gosokkan pada kertas ini, dan kalau ternyata memang ada tulisan rahasia, nanti akan nampak'"
Pip bergegas mengambil setrika panas. Kebetulan sekali saat itu Gladys sedang menyetrika di dapur .Dipinjamkannya alat itu pada Pip, walau ia
agak heran untuk apa anak itu meminjamnya sebentar untuk dibawa ke kebun. Pip cepat-cepat kembali ke pondok peranginan sambil membawa setrika
"Ini dia," katanya
"Letakkan kertas itu di atas meja . Ya, betul begitu Nah, sekarang kugosokkan setrika panas ini di atasnya "
Pip menggosokkan setrika di atas kertas yang sudah diletakkan di atas meja. lalu dilihat hasilnya
"Nah itu mulai nampak tulisan lain di sela tulisan belanjaan." seru Daisy dengan bersemangat.
"Cepat. gosokkan sekali lagi Pip' Wah. ini benar-benar menegangkan"
Sekali lagi Pip menggosokkan setrka di atas kertas. Tulisan rahasia sekarang nampak dengan jelas. Tulisan itu berwarna coklat kelabu. Sementara anak-anak sibuk membaca, tulisan itu mulai hilang lagi lambat lambat.
'Katakan pada Nomor 3, Rumah Lilin. Selasa pukul sembilan malam Nomor 5'
"Wah katakan pada Nomor 3, pasti itu seorang dari anggota gerombolan," kata Pip
"Sedang Nomor 5 itu temannya "
"Rumah Lilin_ Selasa pukul sembilan malam," kata Fatty.
Matanya bersinar
"Jadi itulah salah satu tempat mereka berkumpul! Di Rumah Lilin_ di mana dipamerkan patung-patung lilin .Sekarang kita berhasil mengetahui sesuatu!"
"Ya. betul," kata Bets
"Mau apa mereka mengadakan pertemuan. Fatty?"
"Aku tidak tahu tapi akan kuselidiki," kata Fatty
"Aku akan ada di sana, Selasa malam!"
*******
KETAHUAN
Anak anak kaget mendengar ucapan Fatty
"Apa? Kau hendak menghadiri pertemuan pencuri itu di Rumah Lilin?" kata Larry
"Jangan suka nekat' Kau pasti akan ketahuan. biar betapa hebatnya kau menyembunyikan diri di situ'"
"Tapi cuma itulah satu satunya jalan untuk mengetahui. Siapa-siapa saja anggota gerombolan mereka." kata Fatty
"Di sana aku bisa melihat mereka, serta mendengarkan perundingan mereka. Wah -ini memang benar-benar mujur namanya'"
"Pantas Pak Goon ingin sekali menyita rokok tadi dari Pak Tua," kata Daisy
"Ia pasti sangat menginginkan pesan ini'"
"Ia tentunya heran. diapakan rokok itu oleh Pak Tua," kata Fatty sambil nyengir
"Pasti Pak Tua itu diperiksanya dengan seksama dari kepala sampai ke ujung kaki tapi tetap sia-sia'"
Mereka masih berembuk terus dengan bersemangat selama beberapa waktu. Akhirnya Fat-ty mengatakan bahwa ia harus pulang. untuk melepaskan pakaian samarannya yang bau dan menggerahkan badan itu .Anak-anak yang lain
mengantarkan sampai ke pintu pagar .Buster sangat jengkel. karena tidak boleh ikut. Ia diikat dalam pondok peranginan
Sementara itu Pak Goon mengalami saat yang sangat mengecewakan. Ia tidak berhasil menemukan rokok yang dicari pada diri Pak Tua. Polisi desa itu marah-marah .Tapi sekaligus juga bingung. Pak Tua dibentak-bentak olehnya. sementara mukanya makin lama semakin memerah saja
"Kau harus tinggal terus di sini. sampai kau mau mengatakan padaku apa yang telah kaulakukan dengan rokok itu Mengerti?" seru Pak Goon.
"Kau akan kukurung' sampai mau mengaku. Nah _kaukatakan atau tidak sekarang?"
Pak Tua diam saja. Ia merasa jengkel, karena tidak tahu apa apa tentang rokok. Ia tadi tidak duduk-duduk di bangku. jadi tidak mengerti apa sebetulnya yang dibicarakan oleh poliSi desa pemarah itu. Karenanya ia diam saja. Sikapnya masam, sehingga Pak Goon bertambah marah
"Baiklah," kata Pak Goon kemudian. Ia berdiri.
"Besok kau akan kuperiksa lagi "
Setelah itu Pak Goon pulang untuk berganti pakaian. Kini ia mengenakan pakaian seragam kepolisan. Ia bermaksud hendak mendatangi Larry. Ia hendak menanyakan pada anak itu. apakah ia juga melihat laki-laki tak dikenal tadi memberi sebatang rokok pada Pak Tua .Pak Goon benar-benar bingung menghadapi kekerasan kepala Pak Tua, yang tetap mungkir bahwa ia tidak
tahu-menahu tentang rokok yang dipersoalkan. Tapi Larry pasti ikut melihat ketika rokok itu diserahkan .Jadi anak itu bisa dijadikan saksi.
Tapi sial bagi Pak Goon.Larry saat itu sedang tidak ada di rumah
"Coba Anda cari saja di rumah keluarga Hilton,
" kata ibu anak itu.
"Aduh. mudah mudahan saja anak-anak tidak berbuat salah. Pak Goon'"
"Eh, tidak _ anehnya, sekali ini tidak." kata Pak Goon dengan sikap gagah .Ia pergi lagi
Pak Goon tiba di rumah Pip. tepat pada saat anak-anak mengantarkan Fatty yang masih menyamar sebagai Pak Tua keluar lewat gerbang depan .Fatty _memandang Pak Goon yang menatapnya sambil melongo.
Lho! Bukankah ia baru saja mengurung Pak Tua itu di kantor polisi? Pak Goon mulai merasa seperti sedang bermimpi buruk.
"Eh-_ selamat malam, Pak Goon,
" sapa Larry .Tapi polisi desa itu sama sekali tak mengacuhkan sapaannya.
"He, kau!" tukasnya sambil menyambar lengan Fatty
"Bagaimana caranya kau bisa ke luar? Bukankah baru saja aku mengurungmu! Aku ingin tahu, apa sebetulnya yang sedang terjadi. Mana mungkin kau baru saja kukurung, tapi tahu-tahu aku berjumpa lagi denganmu di smi, berjalan seenaknya dengan leluasa'"
Pak Goon kelihatannya bagitu bingung, sehingga Fatty sulit sekali menahan diri supaya tidak tertawa. Tapi ia sendiri sebetulnya juga
bingung. tidak tahu apa yang harus dikatakan .Akhirnya ia melakukan satu-satunya tindakan yang sesuai
"Apaa?" katanya. sambil menempelkan tangan ke belakang telinga
"Sudah bosan aku mendengar 'Apa'-mu itu!" sergah Pak Goon
"Aku tidak tahu bagaimana kau bisa sampai ke luar _ tapi aku tahu pasti bahwa kau akan masuk lagi ke dalam sel! Dan kau akan meringkuk terus di Situ sampai sebulan, apabila masih tetap keras kepala'"
Wah! Gawat. pikir Fatty .
Ia bingung, apakah sebaiknya mengaku saja pada Pak Goon mengenai penyamarannya .Tapi sebelum ia sempat mengambil keputusan, mereka sudah tiba'di kantor polisi .Pak Goon membuka pintu, dan Fatty didorong masuk ke kamar sempit dan gelap yang terdapat di belakang kantor
Dan di dalam kamar itu ada Pak Tua yang sebenarnya' Ia dan Fatty saling bertatap muka. Pak Tua berteriak ketakutan, karena menyangka ia sudah mulai gila. Bagaimana tidak apabila tahu tahu berhadapan dengan dirinya sendiri!
Apakah yang sedang terjadi, pikir orang itu
Ketika mendengar suara menjerit, Pak Goon lekas lekas menjenguk ke dalam kamar tahanan. Saat itu juga dilihatnya ada dua Pak Tua dalam kamar itu .Tampang mereka mirip satu dengan lainnya seperti pinang dibelah dua!
Pak Goon terhenyak duduk di sebuah kursi. Disapunya keringat dngin yang membasahi kening dengan
sapu tangan
Ia merasa pusing
Mula-mula rokok yang bisa lenyap dengan begitu saja_ disusul oleh Pak Tua yang bisa keluar walau sudah dikurung .Lalu sekarang-dua Pak Tua yang seperti kembar tampangnya .Pak Goon mulai menyangka bahwa saat itu ia sedang tidur di rumahnya dan memimpikan segala galanya .Mudah mudahan saja ia cepat terbangun.
"Keluarkan aku dari sini'" seru Pak Tua yang sejati. Ia berusaha menerobos ke luar lewat Pak Goon. Tapi polisi desa Itu menahannya. Ia tidak mau ada yang menghilang lagi .Ia bertekad menyelidiki kejadian itu sampai tuntas!
Fatty menyadari bahwa situasi sudah cukup gawat .Tak enak perasaannya membayangkan orang tuanya tahu bahwa Ia dikurung di kantor polisi. Karena itu ia lantas menyapa Pak Goon dengan suaranya yang biasa .Polisi desa itu kaget setengah mati mendengarnya.
'Pak Goon' Aku sebenarnya bukan seorang tua. Aku Frederick Trotteville "
Pak Goon melongo. Berkali kali ia menelan ludah. sambil menatap Fatty dengan heran. Sementara itu Fatty melepaskan janggut palsunya . Baru saat itulah Pak Goon melihat bahwa Pak Tua yang satu lagi sebenarnya Fatty. Diseretnya anak itu keluar dari kamar tahanan yang langsung ditutup dan dikunci lagi pintunya .Fatty digiringnya masuk ke kantor
"Sekarang ceritakan apa sebetulnya yang sedang terjadi!" bentak Pak Goon
"Ceritanya sebetulnya panjang," kata Fatty,
"tapi aku akan memaparkan segala galanya. Pak Goon "
Ia pun bercerita. tentang segala hal yang sudah dilakukan oleh Pasukan Mau Tahu, termasuk penyamarannya selaku Pak Tua untuk mendapatkan pesan dari salah Seorang anggota gerombolan pencuri
"Lalu bagaimana dengan rokok itu?" kata Pak Goon. setelah ia agak pulih dari rasa kaget.
"Bagaimana dengan itu, hah? Itu yang paling penting!"
"O ya?" kata Fatty .Ia berpura-pura heran
"Tentu saja kami memeriksa rokok itu, Pak Goon. Tapi didalamnya kami tidak menemukan sesuatu yang penting. Yang ada cuma secarik kertas berisi catatan belanjaan. Kami kecewa sekali melihatnya "
Fatty tidak bermaksud menceritakan penemuannya bersama anak-anak yang lain tentang tulisan rahasia yang ada pada kertas itu. Tidak! Hal itu tetap dirahasiakan olehnya, karena ia berniat hendak mendatangi pertemuan yang akan diadakan pada hari Selasa malam dan melihat apa yang akan bisa diketahui di situ. Ia ingin memecahkan misteri itu .Ia Fatty, kepala Pasukan Mau Tahu' Tak terpikir olehnya kemungkinan bahwa perbuatannya itu ada bahayanya
Pak Goon menyambar kertas pesan itu lalu membentangkannya. Keningnya berkerut Sampai beberapa kali. kata kata yang tertulis di situ dibaca olehnya
"Pesan ini pasti ditulis dengan bahasa sandi,
" katanya
"Nanti kuperiksa dalam buku sandiku. Serahkan saja padaku'"
"Eh _ kalau begitu aku pergi saja sekarang,
" kata Fatty, setelah memandang Pak Goon yang sedang sibuk berpikir selama beberapa menit.
"Kalau kau tadi tidak menyerahkan kertas ini padaku. pasti kau akan kukurung," kata Pak Goon
"Karena mengganggu penegak hukum! Itulah yang selalu kalian lakukan. Hah! Ya, aku tahu kalian merasa punya kawan baik, Inspektur Jenks. Tapi pada suatu hari nanti kalian akan menyadari bahwa. Ia bosan terhadap kalian' Lalu aku naik pangkat dan menjadi Tuan Besar, dan kalau itu terjadi _kalian berhati-hati sajalah'"
"Ah, aku memang berhati-hati," kata Fatty dengan serius
"Terima kasih atas peringatan Anda, Pak Goon O ya bagaimana dengan Pak Tua itu? Anda masih tetap hendak mengurungnya terus?"
"Ya, betul,
" kata Pak Goon
"Dan akal sehatmu akan menjelaskan sendiri apa sebabnya --jika kau memang punya akal, hal mana sangat kuragukan' Aku tidak memberi kesempatan padanya untuk
memberitahukan pada kawan kawannya bahwa saat ini aku sedang melacak jejak mereka. Jika ia ada di sini, di bawah pengawasanku sendiri, ia tidak mungkin bisa memberi tahu."
"Kurasa Anda benar, Pak Goon,
" kata Fatty.
"Aku setuju sekali. Kurasa -"
"Aku sudah bosan terhadapmu," kata Pak Goon.
"Ayo, cepat pergi dari sini. sebelum pikiranku berubah lagi dan kau ikut kukurung. Aku sudah benar-benar bosan melihatmu .Selalu ikut campur, mengganggu pekerjaan orang-- menyamar -hahh!"
Fatty bergegas pergi. Ia pulang ke rumah untuk menukar pakaian. Setelah itu ia cepat-cepat menuju ke rumah Pip, untuk menceritakan kejadian yang baru saja dialami pada teman temannya.
"Apa boleh buat, aku terpaksa menyerahkan kertas berisi pesan itu padanya," katanya.
"Hanya dengan begitu saja ia bisa ditenangkan . Tapi kurasa ia tidak sanggup mengetahui apa pesan yang sebenarnya. Dan kurasa pula ia takkan melakukan pemeriksaan terhadap kertas itu, seperti yang kita lakukan. Sayang kalian tidak melihat tampangnya ketika mendorong aku masuk ke kamar di mana Pak Tua sudah berada. lalu melihat kami berdua di situ! Kusangka ia akan meledak saat itu juga""
Anak anak tertawa terpingkal pingkal. Mereka merasa lega, melihat Fatty kembali dalam keadaan selamat. Bets sudah membayangkan anak itu terkurung dalam sel dan hanya diberi air tawar serta sepotong roti kering saja.
'Ia hendak mengawasi Pak Tua selama beberapa hari di situ," kata Fatty,
"karena ia khawatir orang itu akan memperingatkan kawan kawan gerombolannya. Aku senang bahwa Pak Goon mengambil keputusan demikan. Kurasa
dalam rapat hari Selasa nanti gerombolan akan heran, apa sebabnya Nomor 3 tidak muncul. Yah __ biar saja meraka heran!"
"Menurut perasaanku, berbahaya bagimu untuk datang ke Rumah Lilin pada hari itu," kata Daisy
"Sungguh, kurasa itu berbahaya sekali' Lebih baik kita melapor pada Pak Inspektur tentang kejadian ini, Fatty'"
"Wah. jangan," bantah Fatty
"Aku ingin kita sudah berhasil menyelidiki misteri ini, sebelum ketemu lagi dengan Pak Inspektur. Kurasa aku takkan apa-apa "
"Aku tidak mengerti alasanmu mengatakan begitu," kata Larry
Ia juga sependapat dengan Daisy
"Para anggota gerombolan itu tentunya tidak tolol. Sebelum mengadakan pertemuan, mereka tentu akan memastikan dulu bahwa tidak ada mata mata di tempat itu "
"Mereka takkan bisa menemukan aku," kata Fatty
"Aku akan menyamar"
"Tapi apa gunanya?" kata Larry
"Juga apabila kau menyamar, orang-orang itu pasti tak mengenal dirimu lalu bertanya kau siapa'"
"Aku takkan merupakan orang yang tak dikenal bagi mereka," kata Fatty tanpa menjelaskan lebih lanjut maksudnya
"Begitu pula bagi kalian .Kalian pasti akan mengenalku."
Anak-anak memandangnya dengan heran
"Apa sebetulnya maksudmu?" tanya Pip
"Aku akan menyamar menjadi seseorang yang sudah sering dilihat para anggota gerombolan,
apabila mereka selalu mengadakan pertemuan mereka dalam Rumah Lilin. Mereka begitu kenal baik pada diriku, sehingga tak mengacuhkan kehadiranku di situ."
"Apa sih maksudmu'?" tukas Daisy
Ia mulai jengkel
"Kalau ngomong, jangan suka berteka teki"
"Begini; kata Fatty
Ia berbisik-bisik sekarang
"Begini aku akan menyamar menjadi salah satu patung lilin, Goblok! Kurasa aku akan menjadi Napoleon, karena badannya agak gemuk seperti aku'"
Sesaat tidak ada yang berbicara setelah itu Para anggota Pasukan Mau Tahu semua menatap Fatty dengan kagum
"Bukan main' Para anggota gerombolan, takkan ada seorang pun yang akan mencurigai patung-patung lilin yang ada di seputar mereka nanti'
Bets sudah membayangkan Fatty tegak dengan kaku, seperti patung Napoleon .Matanya menatap lurus ke depan, tapi ia akan mendengar dan juga melihat segala-galanya yang terjadi di situ.
"Idemu benar benar hebat'" kata Larry kemudian
"Wah' Fatty -kalau aku, biar berpikir selama sebulan pun takkan mungkin memperoleh ide seperti begitu. Kau akan berada di tengah tengah mereka -tapi mereka sama sekali tak mencium bahwa kau ada di situ'"
"Ya _kan bagus ideku itu?" kata Fatty agak bangga
"Begitulah aku ini selalu banyak akal.
Wah kelasku semester yang lalu mengatakan bahwa daya fantasiku "
Tapi teman-temannya sama sekali tidak ingin mendengar apa yang dikatakan oleh w Fatty .Mereka ingin berunding tentang Selasa malam dan apa yang hendak dilakukan Fatty saat Itu
Selasa malam! Bets langsung timbul semangatnya, saban kali teringat pada hari itu Misteri yang mereka hadapi, makin lama makin mengasyikkan rasanya .
Wah! Selasa malam'
*******
GAGASAN BERANI
Akhir pekan itu terasa lambat sekali berlalu.
Hari Selasa seakan tidak kunjung tiba!
Satu-satunya yang mengasyikkan anak anak selama itu hanyalah apabila kebetulan berpapasan dengan Pak Goon. Fatty yang selalu membawa-bawa tuter di bawah jasnya. membunyikan alat itu begitu mereka sudah melewati Pak Goon
Bunyinya mengejutkan polisi desa itu .Ia memandang berkeliling, dengan harapan akan melhat pengendara sepeda yang waktu itu berhenti dekat bangku tempat Pak Tua duduk dan berbicara sebentar dengan dia. Tapi tentu saya Pak Goon tidak melihat siapa siapa .Ketiga kalinya ia mendengar bunyi tuter. lantas dipanggilnya anak-anak yang baru saja lewat.
"Kalian mendengar bunyi tuter tadi?" tanya Pak Goon. Semua menganggukkan kepala
"Lalu kalian melihat ada sepeda lewat?" tanya Pak Goon lagi.
"Sepeda? Sepeda dengan tuter, lewat sendiri tanpa pengendara?" tanya Pip.
Anak-anak yang lain nyengir
"Hah'" Seperti biasa, Pak Goon sudah mulai marah lagi.
"Ayo pergi! Aku takkan heran apabila ternyata kalian yang membawa-bawa tuter dan membunyikannya hanya untuk menjengkelkan diriku!"
"Pak Goon makin lama makin cerdas saja. ya?" kata Larry, sementara mereka melanjutkan perjalanan
"Aku takkan kaget apabila sebentar lagi ia naik pangkat. Ia benar benar berusaha memakai otaknya sekarang. Sebaiknya kita jangan menuter lagi, apabila berpapasan dengan dia. Sebab kalau kita lakukan juga, ada kemungkinan kita akan diadukannya' Dan sejak ia datang ke rumah mencari aku, Ibu selalu memperingatkan agar aku jangan bandel "
Fatty mengadakan persiapan yang baik untuk menghadapi pertemuan Selasa malam .Ia tahu bahwa hal itu penting sekali. Ia juga tahu betapa besar bahaya yang dihadapi, jika persiapannya kurang sempurna.
Bersama kawan-kawannya, ia mengunjungi Rumah Lilin lagi . Lama mereka berada di situ. Anak laki-laki berambut merah yang menjaga di situ sampai heran. Hawa dalam ruangan itu panas sekali. Biasanya tidak banyak orang yang datang ke situ pada hari-hari yang panas terik seperti saat itu
Tapi kedatangan Fatty di situ, untuk mengamat amati patung Napoleon dengan sangat teliti. Ia bermaksud hendak menyelundup masuk ke situ Selasa malam nanti, lalu menyamarkan dirinya menjadi Nepoleon. Akan cocokkah ukuran
Pasukan Mau Tahu 05 Misteri Kalung Curian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pakaian tokoh negarawan Perancis itu apabila dipakainya nanti?
Ditanyakannya pendapat Daisy mengenainya,
"Ya, kurasa akan cocok sekali ukurannya." kata Daisy, setelah mengamat-amati Napoleon dulu dan setelah itu Fatty
"Tapi ada baiknya kau membawa peniti. kalau ada yang kurang pas .Topinya kurasa sesuai dengan ukuran kepalamu. Tapi bagaimana dengan soal rambut. Fatty?"
"Kalau itu bisa kuatur," kata Fatty
"Kurasa rambutku sendiri sudah cocok. apabila kulicinkan sedikit dan kusisir jambulku menutupi kening, persis seperti pada Napoleon. Dan eh. aku tidak tahu bagaimana pendapat kalian. tapi eh kurasa tampangku ada miripnya dengan Napoleon!"
Anak-anak menatap Fatty
"Ah, sama sekali tidak ada miripnya." kata Pip berterus terang
"Sama sekali tidak!"
"Kecuali bahwa kalian sama sama gendut." kata Daisy '
"Kau kepingin tampangmu mirip Napoleon?" tanya Bets dengan heran
"Menurut pendapatku, tampangnya sama sekali tidak ramah! Dan aku tidak suka pada orangorang yang ingin menaklukkan seluruh dunia. Tentu saja Napoleon itu pintar sekali orangnya dan kau juga pintar, Fatty. Tapi kecuali bahwa kau gemuk dan cerdas, menurut pendapatku kau sama sekali tidak mirip dengan Napoleon"
Fatty menyerah.
Sudahlah, kalau teman-teman semua berpendapat bahwa ia tidak mirip dengan negarawan Perancis itu, pikirnya .Ditatapnya patung Napoleon sekali lagi, yang tegak dengan pakaian seragamnya yang anggun, dengan topi terpasang miring. medali medali, apolet dan bintang-bintang Seragamnya indah sekali dan Fatty ingin sekali memakainya. Yah, sebentar lagi ia akan bisa melakukannya
Dicobanya menghafal cara Napoloen memakai topi. begitu pula Sikap tangan dan pandangannya yang menatap lurus ke depan .Untungnya patung Napoleon berdiri paling depan di tengah sekelompok patung. Dengan begitu apabila Fatty nanti sudah menyamar menjadi patung Itu. ia akan bisa melihat dan mendengar segala galanya dengan jelas .Bulu romanya merinding ketika membayangkan dirinya tegak sebagai patung di situ sambil mendengar anggota gerombolan merundingkan rencana jahat mereka, serta menghafal tampang masing-masing.
Idenya itu memang sangat berani. Para anggota Pasukan Mau Tahu yang selebihnya, tak seorang pun berani mencobanya .Tapi Fatty _ apa pun berani dilakukan olehnya' Menurut pendapat Bets, Fatty pasti takkan bergeming sedikit pun apabila berjumpa dengan singa yang mengaum, seperti singa yang selalu muncul dalam mimpinya sehingga ia ketakutan setengah mati. Kalau Fatty yang berjumpa dengan binatang buas itu. ia pasti akan menyapa dengan ramah dan menepuk
nepuknya. lalu singa itu berbaring menelentang minta digelitik perutnya oleh Fatty -persis seperti yang biasa dilakukan Buster!
Anak laki laki berambut merah yang menjaga tempat itu heran melihat anak-anak begitu tertarik memandang Napoleon .Ia datang mendekat.
"Apa sih yang menarik dengan patung itu?" katanya ingin tahu.
"Siapa dia?"
Dibacanya tulisan yang tertera di dekat kaki patung lilin itu.
"0 Napoleon' Siapa itu, Napoleon? Tentara. ya?"
"Kau tidak tahu?" tanya Bets heran
"Di sekolah kau tidak mendapat pelajaran sejarah?"
"Aku belum pernah bersekolah." jawab anak berambut merah itu
"Aku anak kermis dan kalau tidak terpaksa sekali kami tidak bersekolah .Kami selalu berpindah pindah, jadi sebelum kami sempat disekolahkan. kami sudah harus pindah lagi .Kalau membaca aku masih bisa, tapi menulis -tidak'"
"Kenapa kau ada di Rumah Lllln ini?" tanya Fatty
"Apakah ini juga termasuk kepunyaan kermis?"
"Ah, tidak -mereka hanya menyewanya," kata anak itu
"Rumah Lilin ini milik pamanku. Ia yang menjaga stand permainan gelang. Dulu aku membantunya di sana. Tapi sekarang aku ditugaskan di Sini. Tempat ini membosankan'"
Dalam hati Fatty berpikir pikir. mungkinkah ada di antara orang kermis yang menjadi anggota
gerombolan pencuri .Kemungkinannya ada saja .Yah, hal itu akan diketahuinya Selasa malam nanti
Setelah itu anak-anak pergi menghampiri patung patung yang lain, lalu mengamat-amati semuanya dengan seksama .Dengan begitu mereka bermaksud melenyapkan rasa curiga anak berambut merah yang mungkin timbul. karena mereka dengan tiba-tiba saja begitu tertarik pada patung Napoleon .Setelah itu mereka juga memperhatikan patung polisi yang ada pula di situ. Patung itu mirip sekali dengan tokoh Pak Goon' Patung itu dipasang pada undak undakan kedua tidak jauh dan patung Napoleon .Tapi posisinya terpasang lurus. dengan tali melingkari dagu, sedang ikat pinggangnya ditarik agak terlalu kencang.
Anak laki-laki yang berambut merah pergi ke luar sebentar. Dengan Segera Fatty kembali menghampiri Napoleon dan memperhatikan pakaian yang dikenakan .Ia ingin tahu apakah pakaian itu bisa dilepaskan dengan mudah dan cepat.
"Mudah mudahan saja tidak ada bagian yang dilekatkan," katanya dengan nada cemas.
Daisy menarik-narik pakaian itu
"Tidak," katanya kemudian.
"semuanya dipakaikan seperti biasa lihatlah, celananya dipasang dengan bantuan tali selempang .Kau akan bisa memakainya, Fatty ! Tapi kau sudah harus ada di sini jauh sebelum pukul sembilan malam. Kalau tidak. kau takkan sempat membuka
pakaianmu dan pakaian Napoleon, lalu menyamarkan dirmu sebagai dia."
"Kurasa lebih baik kau jangan melakukannya, Fatty," kata Bets .
Ia memandang Fatty dengan perasaan ngeri
"Tidak enak perasaanku membayangkan kau berdiri begitu dekat pada gerombolan itu' Apa yang akan mereka lakukan terhadap dirimu, jika kau sampai ketahuan? "
"Mereka takkan bisa tahu," kata Fatty dengan yakin
"Sedang aku sendiri. aku takkan membuka rahasia kehadiranku di sini. Aku sudah berlatih untuk lama berdiri diam diam di kamar tidurku, dengan Sikap seperti Napoleon . Buster sampai bingung melihatku begitu . Ia berusaha keras untuk membuat aku bergerak kembali""
Anak-anak tertawa semua .Mereka bisa membayangkan Fatty berdiri dengan Sikap serius dalam kamarnya, tanpa bergerak sama sekali sementara Buster yang bingung berusaha menyuruh Fatty bergerak atau mengeluarkan suara'
"Yuk _ kita pergi," kata Fatty kemudian
"Tempat ini panas sekali, gerah rasanya tubuhku karenanya. He itu Pak Goon' Ia sudah memakai pakaian seragam lagi sekarang. Dia lebih pantas memakai pakaian dinas, daripada pakaian biasa .Tapi begini pun, potongannya tetap payah'"
Saat itu Pak Goon sedang berdiri di depan Rumah Lilin. Melihat gelagatnya, rupanya ia hendak masuk ke dalam .Begitu melihat anak anak keluar dari Situ, tampangnya langsung masam
Aneh! anak anak itu selalu saja muncul, ke mana pun ia datang!
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Pak Goon dengan nada curiga.
"Cuma iseng iseng saja, Pak,
" kata Fatty sambil lalu
"Lalu Anda sendiri, ada apa datang ke sini? Cuti Anda sudah habis? Anda tentunya menyesal tidak bisa lagi duduk duduk di toko kecil tempat menjual limun itu "
Saat itu Buster diikat dengan tali. Untung saja, sebab kalau tidak! pasti ia sudah mengejar musuhnya. Tapi Fatty sempat melihat wajah Pak Goon yang nampak marah. Ia cepat-cepat menarik Buster untuk pergi dari Situ.
"Aku ingin tahu apa yang dilakukannya dengan kertas daftar belanjaan itu." kata Daisy sambil tertawa geli
"Yang jelas. kita lebih banyak tahu daipada dia'"
Bets ingin pergi ke tepi sungai. Karenanya mereka lantas pergi ke sana. Mereka bermaksud pulang lewat tepi sungai. Sambil berjalan, Bets memperhatikan orang-orang yang naik perahu. Pip melihat kelakuan adiknya
"Kenapa setiap orang yang naik perahu kau pelototi'?" tukas Pip.
"Aku sama sekali tidak melotot," Jawab Bets
"Aku cuma memperhatikan, siapa tahu ada yang matanya aneh. Aku kan melihat laki-laki bermata aneh naik perahu waktu itu .Jadi siapa tahu, mungkin aku melihatnya lagi sekarang?"
"Lalu kalau kau melihatnya, kau mau apa?" tanya Pip.
"Terjun ke air. lalu menangkap orang itu?"
"Ide Bets itu bagus sekali," kata Fatty, yang selalu Siap untuk membela Bets.
"Bagaimana juga, orang itu pernah naik perahu tadi, ada kemungkinannya ia lewat lagi di sini. Lalu jika ia kelihatan di sungai. kita akan bisa melihat nama perahu yang dipakainya. Dan jika perahu itu milik pribadi dan bukan perahu sewaan, kita akan bisa menyelidiki siapa pemiliknya"
"Tapi sulitnya. perahu perahu cepat sekali lewat," kata Bets
"Jadi sulit untuk mengenali apakah orang-orang itu matanya aneh atau tidak."
"He, Fatty," kata Larry dengan tiba-tiba. Ia menatap muka Fatty yang nampak coklat terbakar sinar matahari
"Bagaimana kau bisa mengubah warna mukamu, supaya kelihatan kemerah merahan kayak Napoleon?"
"Itu Soal gampang." jawab Fatty
"Mukaku akan kulumuri lilin berwarna merah muda, lalu kubiarkan mengeras. Aku tahu caranya .Semuanya ada dalam buku yang kumiliki "
Fatty memiliki bermacam-macam buku yang luar biasa. Ia seolah olah selalu saja bisa menemukan keterangan yang diperlukannya dalam buku-buku itu.
"Kau harus melakukannya sebelum kita berangkat. bukan?" tanya Daisy .
Fatty mengangguk.
"Betul." jawabnya
"Larry harus ikut dengan aku. apabila malam itu tidak begitu gelap. Ia harus berjalan didepan, untuk memberitahu apabila ada orang datang dan mungkin melihat aku .Tapi saat ini tidak ada bulan Jadi kurasa takkan ada yang memperhatikan diriku dalam keremangan malam "
"Coba sekarang sudah hari Selasa'" kata Bets.
"Aku sudah tidak sabar lagi menunggu .Aku kepingin melihatmu berbadan sebagai Napoleon, Fatty! Kau pasti akan kelihatan hebat"
*******
SELASA MALAM
Akhirnya Selasa malam tiba .Kebetulan malam itu berawan .Bahkan mungkin pula hujan yang sudah ditunggu-tunggu, akan turun malam itu. Hawa menjadi agak sejuk. Orang orang yang kepanasan, merasa senang karenanya
"Bagaimana urusannya dengan orang tuamu malam ini?" tanya Pip
"Maksudku kau kan bermaksud berangkat pukul setengah delapan . Padahal itu kan waktumu makan malam bersama orang tuamu'"
"Kebetulan mereka pergi selama beberapa hari," kata Fatty
"Nasibku memang sedang mujur! Larry, kau makan malam di tempatku saja, sekitar pukul tujuh. Setelah itu kita bersama sama pergi ke Rumah Lilin, supaya kau bisa berjaga-paga agar jangan sampai ada orang lain melihat aku "
"Baiklah," kata Larry
"Aku sebetulnya ingin ikut denganmu masuk ke dalam, dan ikut melihat segala-galanya yang terjadi .Kalau sudah, maukah kau datang menceritakannya pada kami, walau sudah larut malam. Fatty? Aku akan terus menunggu sampai kau datang "
"Beres! Tapi lebih baik jangan di rumah Pip," kata Fatty
"Kalau aku memangil manggil di sana. Ibunya pasti akan mendengarnya. Kan kamar tidurnya berdekatan dengan kamar tidur Pip "
"Aduh. Fatty! Kami takkan sanggup menunggu sampai besok pagi," keluh Bets
"Apa boleh buat," kata Fatty
"Aku kan tidak bisa mendatangi kalian satu per satu, untuk menceritakan apa yang kualami. Lagipula saat itu kau pasti sudah tidur nyenyak, Bets!"
"Tidak! Malam ini aku takkan tidur sama sekali," kata Bets
Waktu rasanya berjalan sangat lamban. Pukul setengah tujuh Fatty pergi dari rumah Pip, bersama Larry .Keduanya menuju ke rumah Fatty .Mereka hendak cepat-cepat makan malam, pukul tujuh .
Setelah itu petualangan akan dimulai!
Anak anak gelisah semuanya, kecuali Fatty .Kalau ia juga merasa gelisah. hal itu tidak dipamerkannya. Ia kelihatan tetap tenang. seperti biasa
Kedua anak itu makan kenyang kenyang. Setelah itu Fatty memoleskan semacam bahan berwarna merah muda ke mukanya. Lalu mereka berangkat, menuju ke tepi sungai. Kedua anak itu bermaksud mengambil Jalan lewat ladang-ladang, lalu menyusur tepi sungai supaya bisa sampai di lokasi kermis tanpa sering berpapasan dengan orang-orang.
Akhirnya mereka sampai di Rumah Lilin.
"Bagaimana caramu masuk?" bisik Larry.
Dilihatnya tempat itu gelap . Pintunya sudah ditutup
"Tadi pagi kau tidak melihat aku melepaskan gerendel salah satu jendela?" biSik Fatty
"Aku masuk sekarang' He bagaimana jika kau ikut masuk dengan aku. karena siapa tahu aku nanti agak mengalami kesulitan pada saat berpakaian! Kau kan bisa keluar lagi lewat jendela "
"Ya, aku mau'" kata Larry.
Ia merasa senang, karena membayangkan akan bisa menonton Fatty berdandan untuk menyamar menjadi Napoleon.
"Mana jendela itu?"
"Yang ini." kata Fatty .
Ia memandang berkeliling.
"Ada orang di sekitar sini? Tidak ada? Yah kalau begitu kita masuk sekarang""
Dengan hati-hati sekali dibukanya jendela. Setelah itu ia menyelinap masuk, disusul oleh Larry .Jendela ditutup lagi, supaya jangan ketahuan orang lain
Dalam Rumah Lilin tidak gelap, karena diterangi sinar cahaya kermis di dekat situ
Fatty dan Larry memperhatikan sekeliling mereka. Patung-patung yang ada di situ lebih hidup daripada di saat Siang hari .Bulu tengkuk Larry merinding. Bermacam-macam bayangan aneh menyelinap dalam pikirannya .Bagaimana jika patung-patung lilin itu tahu-tahu bisa hidup pada malam hari, lalu berjalan mondar mandir di situ sambil mengobrol. Kalau itu sampai terjadi, ia pasti akan ketakutan setengah mati dan begitu pula halnya dengan Fatty!
"Mereka semuanya seolah-olah menatap kita." bisik Larry
"Seram aku karenanya .Coba lihat Nelson itu kita terus-menerus ditatap olehnya'"
"Goblok'" kata Fatty. sambil berjalan menghampiri Napoleon.
"Ayo bantu aku melepaskan pakaiannya. Larry!"
Aneh juga rasanya, membuka pakaian dari tubuh patung Napoleon yang agak gemuk itu .
Tugas itu tidak mudah karena Napoleon sendiri tidak membantu sedikit pun!
Ia bahkan seolah olah mempersulit mereka
"Coba Ia mau mengangkat lengannya sedikit saja atau berbuat sesuatu untuk membantu kita!" bisik Larry
"Dengan begitu akan lebih mudah bagi kita untuk melepaskan pakaiannya! Tapi ini malah sebaliknya ia membuat tubuhnya sekaku mungkin'"
Fatty tertawa geli
"Bayangkan kalau ia tiba-tiba mengangkat lengan, atau menggeliat,
" katanya
"Tapi lebih baik jangan. karena aku pasti akan kaget sekali. Nah __ Jasnya sudah berhasil kita lepaskan _ tapi kerahnya agak robek karena tertarik olehku. Sekarang celananya!"
Tidak lama kemudian Napoleon sudah berdiri tegak. hanya dengan pakaian dalam saja yang tidak keruan bentuknya . Fatty dan Larry menjunjungnya, lalu dimasukkan ke dalam sebuah lemari yang kemudian ditutup lagi pintunya .Setelah itu Fatty lekaS-lekas membuka pakaiannya
sendiri. Semua dimasukkan ke dalam lemari. di mana patung Napoleon berada
Kemudian ia mulai mengenakan pakaian Napoleon. dibantu oleh Larry .Pakaian itu pas sekali dikenakan .Ia hanya memerlukan sebuah peniti saja .Diluruskannya letak jasnya .Terdengar bunyi medali medali gemerincing
Ki Anjeng Laknat 1 Dewa Arak 65 Si Linglung Sakti Selubung Kegelapan 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama