Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID Bagian 2
kepada orang lain.
Ia merandek sejenak lalu sambungnya kembali.
Kau sudah bersiap sedia? aku si Loo Ong segera akan turun tangan.....
Belum habis perkataan itu diucapkan, tubuhnya dengan cepat sudah meloncat kedepan.
Pukulannya kali ini benar-benar sangat luar biasa, bagaikan ambruknya gunung dan terbaliknya
samudra angin pukulan menderu-deru menggasak perut Im So It Mo.
Im So It Mo yang melihat datangnya pukulan tersebut bukannya menghindar kesamping sebaliknya ia
malah tertawa mengejek.
Bagus sekali ilmu pukulanmu!! manusia tolol yang tidak tahu diri..... serunya :34 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Sembari berkata pergelangan tangannya rada sedikit ditekuk kebawah, terdengarlah suara angin yang
sangat ringan berhembus lewat tahu-tahu ujung bajunya sudah menyenggol perlahan diatas pergelangan
tangan Ong Toa Kang.
Haaaaaduuuuuh : mendadak saja Ong Toa Kang meloncat keluar tangan kirinya memegang erat-erat
kepalan kanannya sedang sepasang mata dengan terbelalak lebar-lebar memandang keatas wajah Im So It
Mo dengan penuh kebencian.
Kau..... kau tidak bisa memenangkan aku see...sekarang berani menggunakan ilmu setan menghadapi
aku si Loo Ong..... kurang ajar..... teriaknya gemas.
Ketika Hu Pak Leng memparhatikan lengan kanan Ong Toa Kang dengan lebih teliti lagi maka ia
menemukan bila tangan lelaki tersebut sudah mulai membengkak besar. Hatinya terasa sangat terperanjat
pikirnya :
Kendati seseorang memiliki tenaga lweekang yang bagaimana dahsyat kekuatan kebutannya
bagaimana lihaypun tidak bakal bisa melukai seseorang yang memiliki ilmu kebal hanya dalam satu kali
sapuan dengan ujung bajunya saja. Mungkin orang inipun sudah melatih suatu ilmu kepandaian yang sangat
beracun......
Berpikir akan hal tersebut perasaan curiga di dalam hatinyapun mulai timbul.
Saudara Ong bentaknya rendah cepat luruskan lengan serta jari-jari tanganmu coba periksa apakah
tulang-tulangmu sudah terluka parah.
Bengcu boleh berlega hati walaupun kepandaian silat dari aku si Loo Ong tidak begitu lihay tetapi
kepandaianku untuk menahan sakit atas pukulan orang lain masih rada mempan.
Walaupun diluaran ia berbicara dengan sangat ringan dan seenaknya tetapi didalam hati diapun
merasakan keadaannya rada tidak beres. Ia menurut saja untuk meluruskan lengan serta jari-jari tangannya.
Tetapi sebentar kemudian ia sudah menemukaa bila tulang-tulang lengannya sama sekali tidak terluka
tak kuasa lagi Ong Toa Kang tertawa terbahak-bahak.
Berkat dari perhatian Bengcu, maka kulit badan dari aku si Loo Ong keras seperti kulit badak tulang-
tulang lenganku sama sekali tidak terluka katanya.
Hu Pak Leng mendengus ringan air mukanya berubah semakin membesi sedikit pundaknya bergerak
tahu-tahu ia sudah berada disisi tubuh Ong Toa Kang:
Cepat keluarkan tangan kananmu biar aku periksa! perintahnya dengan suara keras:
Perlahan-lahan Ong Toa Kang mengeluarkan kelima jari tangannya dan diangsurkan kedepan.
Diatas punggung telapak tangannya tampaklah sebuah garis belang berdarah yang memanjang cuma
saja bekas garis belang ini sangat halus sehingga bila tidak diperhatikan dengan teliti tak akan ditemuinya.
Sinar mata Hu Pak Leng segera dialihkan keatas wajah Im So It Mo sambil memandang dirinya tajam-
tajam katanya dingin :
Terhadap seorang yang berhati jujur kau pun ternyata turun tangan jahat juga secara diam-diam
apakah kau tidak merasa malu atas perbuatanmu itu Im So It Mo yang mendengar perkataan tadi semula rada
tertegun, setelah termenung sejenak ia baru menjawab:
Apa kau kira gelarku si Iblis Sakti Bertangan Ganas hanya suatu gelar yang kosong belaka?:
Kiranya selama hidupnya jarang sekali ada orang yang menegur dirinya dengan kata-kata yang ramah
dan mengandung rasa peri kemanusiaan. Oleh karena itu didalam pendengarannya perkataan tersebut terasa
rada berada diluar dugaan sehingga setelah lama termenung ia baru bisa menjawab kembali :35 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Perlahan-lahan Hu Pak Leng maju kedepan tangan kanannya segera diangkat mencabut keluar
pedangnya dari sarung, kemudian sambil memandang kearah Im So It Mo dengan cahaya mata yang dingin
ia maju kedepan lambat-lambat.
Sikap serta gayanya benar-benar amat gagah membuat setiap orang merasa kagum.
Im So It Mo sebagai seorang manusia berdarah dingin dan ganaspun tidak urung terpengaruh juga oleh
sikapnya yang sangat gagah tanpa terasa lagi paras mukanya berubah sangat tegang. Dengan melototkan
sepasang matanya yang lebih banyak hitam dari pada putihnya itu diam-diam ia mulai mengadakan
persiapan.
Hu Pak Leng segera mengibaskan tangannya dengan sangat ringan kearah depan pedangnya dengan
membentak serentetan cahaya keperak-perakan berkelebat mamenuhi angkasa jambul merah pada gagang
pedangnya berkedip-kedip ditengah sorotan cahaya hijau memantulkan sinar yang berwarna-warni lalu
bergoyang tiada hentinya diantara cahaya pedang.
Si perempuan muda berbaju putih yang berada disisi tubuh Im So It Mo mendadak menghubungkan
pinggang meletakkan cawan arak obat yang ada ditangannya keatas tanah lalu dari dalam sakunya
mengambil keluar seutas tali yang terbuat dari serat berwarna merah pada ujung sebelah depan terikat sebuah
palu yang terbuat dari baja sedang ujung yang lain terikat sebuah bola perak yang berwarna putih bersih.
Sedangkan tangan kirinya lantas mencabut keluar sebilah pedang dari punggungnya.
Suhu ujarnya dengan suara yang amat lirih terhadap diri Im So It Mo. Bagaimana kalau aku turun
tangan terlebih dahulu untuk melawan dirinya ??
Belum sempat Im So It Mo menjawab mendadak terdengar suara gembrengan berbunyi memecahkan
kesunyian Yu Ih Lok pun sudah mencabut keluar senjata pit besinya lalu meloncat kehadapan Hu Pak Leng.
Bengcu sebagai Liok tauw dari seluruh kalangan Liok-lim dikolong langit tidak seharusnya turun
tangan secara sembarangan pertempuran kali ini biarlah cayhe yang mewakili :
Aku tidak suka bergebrak melawan dirimu. Mendadak si perempuan muda berbaju putih itu
melototkan matanya bulat-bulat dan memandang kearah Yu Ih Lok dengan dingin. Ayo cepat mundur buat
apa mencari penyakit buat diri sendiri ?
Jual beli walaupun tidak jadi tetapi kejujuran serta keadilan masih tetap ada, kata Yu Ih Lok tersenyum
walaupun barter kita kali ini gagal ada seharusnya kau tinggal sedikit muka buat kami.
Kau tidak usah banyak mengacau, mendadak perempuan muda berbaju putih itu membentak keras.
Pedangnya segera diangkat dengan menggunakan jurus. Tok Mang Jut Hiat atau ular berbisa keluar
sarang langsung menusuk kearah ulu hati.
Yu Ih Lok dengan cepat mengibaskan senjata pitnya menangkis. Traaang... ditengah suara bentrokan
yang amat keras tahu-tahu pedang pusaka dari perempuan itu sudah tertarik pental.
Tahan ! mendadak Hu Pak Leng membentak rendah :
Si perempuan muda berbaju putih yang melihat tusukan pedangnya tidak mengenai sasaran angkin
merah ujung palunya segera diayunkan kedepan melancarkan serangan.
Gembrengan yang berada ditangan kiri Yu Ih Lok buru-buru dikebut kedepan membentuk selapis
cahaya keemas-emasan melindungi dirinya dari serangan musuh.
Suara bentrokan keras sekali lagi berkumandang memenuhi angkasa, senjata angkin merah berkepala
palu itu sudah kena tertangkis pula oleh haluan gembrengan tembaga.
Meminjam kesempatan itulah Yu Ih Lok buru-buru meloncat kesamping :
Bengcu ! kau ada petunjuk apa? tanyanya sembari menjura.36 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Paras muka Hu Pak Leng berubah hebat dengan perasaan curiga dan sepasang mata terbelalak lebar-
lebar ia memperhatikan senjata angkin merah berkepala palu itu tajam-tajam :
Apakah nama dari senjata tajam yang berada ditanganmu? tanyanya.
Perlahan-lahan perempuan muda berbaju putih itu menoleh sekejap kearah Im So It Mo ketika
dilihatnya si kakek aneh tersebut pejamkan matanya rapat-rapat dan berdiri sambil gendong tangan, tak
terasa lagi air mukanya berubah hebat.
Senjata apa yang aku gunakan kau orang tidak perlu tahu sahutnya kemudian dengan keras sambil
mengibaskan pedang ditangannya.
Senjata angkin merah berkepala palu yang kau gunakan jarang sekali ditemui dalam dunia persilatan,
apakah pelajaran tersebut kau dapatkan dari gurumu? tanya Liok-lim Bengcu kembali dengan serius.
Pertanyaannya terhadap senjata tersebut diajukan dengan wajah yang amat berat dan keren bahkan
pertanyaanpun bertubi-tubi agaknya ia menaruh perhatian yang sangat mendalam terhadap senjata aneh
tersebut.
Yu Ih Lok adalah seorang manusia yang berpikiran cerdik setelah melihat perubahan paras muka
Bengcunya mendadak dalam hati merasa tersadar kembali.
Aaakh benar pikirnya diam-diam. Orang yang menggunakan senjata angkin merah berkepala palu
memang jarang sekali ditemui dalam dunia persilatan sedang orang-orang ini menggunakan senjata yang
persis seperti senjata yang digunakan oleh hujiennya tidak aneh kalau dia orang ada maksud untuk
menanyakan persoalan ini hingga menjadi jelas.
Perempuan muda berbaju putih itu termenung berpikir keras beberapa saat lamanya mendadak
tubuhnya bergerak maju kedepan pedang serta senjata angkin merah berkepala palunya bersama-sama
digerakan melancarkan serangan mengancam jalan darah penting diseluruh tubuh Hu Pak Leng.
Melihat datangnya serangan tersebut Hu Pak Leng sama sekali tidak menjadi gugup, tongkat besi serta
pedangnya digerakkan seenak hati memusnahkan datangnya setiap serangan gencar tersebut.
Tangkisannya ini dilakukan tidak enteng pun tidak berat dan hanya menyingkirkan senjata musuh dari
daerah anggota badan yang berbahaya.
Terhadap istri kesayangannya Hu Pak Leng menaruh rasa cinta dan hormat justru disebabkan senjata
yang digunakan perempuan muda berbaju putih ini mirip dengan senjata yang digunakan Kok Han Siang
maka ia tidak tega untuk turun tangan melukai dirinya ia berharap pihak musuh bisa mengetahui kekuatan
sendiri dan mengundurkan diri.
Berturut-turut si perempuan muda berbaju putih itu melancarkan beberapa serangan berantai walaupun
kelihatannya serangan tersebut dilancarkan dengan amat ganas tetapi baik pedang maupun senjata angkin
merah berkepala palu tersebut sama sekali tidak mengandung tenaga.
Tampaklah Hu Pak Leng menggerak-gerakan tangannya menarikan pedang dan tongkatnya, semua
serangan ia lakukan dengan seringan mungkin dan sama sekali tiada maksud mencari kemenangan.
Datangnya serangan pedang serta palu tersebut semakin lama semakin santar, setelah lewat dua puluh
jurus banyaknya diantara berkelebatnya bayangan palu menimbulkan suara deruan angin yang santar cahaya
pedang berkilat membentuk selapis tembok pertahanan yang sangat kuat :
Melihat kejadian itu Hu Pak Leng mulai mengerutkan keningnya :
Jikalau ia melancarkan serangan terus-terusan tanpa suka mundur entah sampai kapankah pertempuran
ini baru bisa selesai, pikirnya didalam hati, jikalau tidak kuberi sedikit kelihayan rasanya dia orang tak akan
mundurkan diri.37 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Berpikir akan hal itu diam-diam hawa murninya segera disalurkan keseluruh tubuh tongkat besi
ditangannya mendadak dengan menggunakan jurus :
Cing Hong Lie Wie atau burung terkejut meninggalkan gala menyapu pedang serta palu perempuan
muda berbaju putih itu secara mendatar.
Terdengarlah suara bentrokan keras memecahkan kesunyian bayangan pedang yang terbentuk
disekeliling tubuhnya kontan saja tersapu lenyap tak berbekas sedang tubuh perempuan berbaju putih itu
sendiri kena tergetar mundur sejauh dua langkah lebih.
Kau bukan tandinganku ! seru Hu Pak Leng tersenyum sinar matanya perlahan-lahan dialihkan keatas
wajah Im So It Mo yang berdiri disana.
Kepandaian silat dari beberapa orang murid kesayanganmu sudah cayhe coba semua katanya gagah
sekarang sudah seharusnya aku orang menjajal pula kelihayan dari ilmu silat Loo enghiong cepat cabut
keluar senjata tajammu.
Selama ini Im So It Mo memejamkan sepasang matanya terus-menerus kini setelah mendengar
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tantangan dari Hu Pak Leng perlahan-lahan ia baru membuka matanya kembali.
Heee... heee... heee... kalau begitu biarlah loohu mengandalkan sepasang telapakku ini untuk menjajal
kelihayan dari ilmu pedang serta tongkat besimu itu.
Haaaa..... haaaaa..... haaaa... besar sekali lagakmu Loo enghiong! Hu Pak Leng tertawa tergelak. Kalau
memang kau orang tidak suka mencabut keluar senjatamu, cayhepun terpaksa harus melayani dirimu dengan
tangan kosong pula :
Selagi ia bersiap-siap hendak turun tangan mendadak suara dengusan berat bergema memecahkan
kesunyian.
Dengan cepat ia menoleh tampaklah tangan kiri Ong Toa Kang sedang memegangi tangan kanannya
dengan wajah menahan rasa kesakitan yang luar biasa keringat sebesar kacang kedelai mengucur keluar
bagaikan curahan hujan, sedang tangan kanannya yang terluka pada saat ini sudah membengkak satu kali
lipat lebih besar lagi.
Diam-diam Hu Pak Leng merasakan amat terperanjat pikirnya.
Entah orang ini sudah menggunakan kepandaian silat macam apa untuk melukai dirinya? mengapa
hantamannya begitu beracun dan ganas?
Walaupun dalam hati merasa terperanjat oleh kejadian itu tetapi diluaran ia masih tetap
mempertahankan ketenangannya.
Bagaimana kalau didalam pertempuran kita kali ini disertai pula dengan suatu pertaruhan barang?
katanya sambil tertawa tawar.
Mendadak Im So It Mo mendongakkan kepalanya tertawa panjang dengan seramnya.
Jikalau kau menderita kalah ditangan loohu maka kedudukan Liok-lim Bengcumu itu harus kau
serahkan kepada loohu teriaknya.
Semisalnya cayhe yang menang?.
Jika kau yang menang maka aku hadiahkan dirinya sebagai dayangmu seumur hidup sahut Im So It
Mo sambil menoleh dan memandang sekejap kearah perempuan muda berbaju putih itu.
Setan tua yang tidak tahu diri diam-diam maki Hu Pak Leng didalam hatinya.
Sedang diluaran ia tetap tersenyum :38 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Maksud baik dari Loo enghiong kemungkinan sekali tak bisa cayhe terima, karena aku merasa tidak
punya rejeki yang begitu besar.
Ia merandek sejenak kemudian sambungnya lebih lanjut.
Jikalau beruntung cayhe menang maka aku cuma mengharapkan Loo enghiong suka mengobati luka
yang diderita saudaraku itu.....
Agaknya Im So It Mo merasa jawaban itu berada diluar dugaannya dengan nada yang dingin segera
ujarnya :
Didalam kalangan dunia kangouw paling mengutamakan kepercayaan kau sebagai seorang Liok-lim
Bengcu semisalnya tidak menepati janji maka kawan-kawan Bul-im diseluruh kolong langit tentu akan
menertawakan dirimu.
Perkataan seorang lelaki sejati laksana kuda yang dicambuk keras, harap Loo enghiong suka berlega
hati.
Di atas wajah Im So It Mo yang sangat tawar tak menunjukan perubahan secara samar-samar
terlintaslah perasaan amat malu sinar matanya segera menyapu sekejap keseluruh ruangan.
Janji ini adalah kau sendiri yang putuskan, jikalau sampai menderita kalah ditangan loohu janganlah
salahkan bila taruhan ini kurang adil serunya.
Pouw Cau dari Lauw San Sam Hiong mendadak maju dua langkah kedepan.
Mati hidup seorang lelaki sejati bukanlah suatu persoalan besar karena nasib ada ditangan Thian.
Teriaknya keras Bengcu mana boleh mengambil kedudukan Liok-lim Bengcu yang terhormat di pakai
sebagai barang taruhan untuk menggantikan kesempatan seseorang :
Persoalan ini sudah aku pikirkan secara masak-masak saudara-saudara sekalian tidak perlu banyak
bicara lagi Hu Pak Leng tertawa-tawa.
Selesai berkata sambil menjura dengan langkah lebar ia berjalan mendekati diri Im So It Mo. Keempat
orang dara cantik berbaju hijau yang membawa lampu lentera itu mendadak menyebarkan diri keempat
penjuru, lampu lentera ditangan masing-masing segera diangkat tinggi-tinggi sehingga menyinari seluruh
ruangan dengan terang benderang.
JILID 3
DI TENGAH malam buta yang gelap, setelah termakan sorotan cahaya keempat buah lampu lentera
itu segera membuat seluruh ruangan besar berubah pula menjadi hijau menyeramkan keadaan mirip sedang
berada dalam penjara akherat saja.
Hu Pak Leng adalah seorang yang memiliki kecerdikan melebihi orang lain, melihat pemandangan
hadapannya mendadak dalam hati menjadi tersadar kembali, diam-diam pikirnya :
Sinar lentera berwarna hijau tersebut sebentar kuat sebentar lemah seperti diatur mengikuti cara yang
telah ditentukan tentu dibalik kesemuanya ini masih ada kegunaan yang lain.
Sembari secara diam-diam melakukan persiapan dengan menyalurkan hawa murni mengelilingi
seluruh tubuh, sepasang matanya tanpa berkedip memperhatikan gerak-gerik dari keempat orang dayang
berbaju hijau itu.
Tampaklah keempat orang dayang yang menjengkal lampu lentera tinggi-tinggi itu berdiri dengan
penuh kewaspadaan di empat perjuru, air muka mereka memperlihatkan keseriusan yang melebihi siapapun.
Ketika itulah sambil tersenyum Im So It Mo sudah berkata kembali.39 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Selama hidup belum pernah tahu mengalah barang sedikitpun kepada siapa saja ini hari aku akan
melanggar kebiasaan dengan mengalah tiga jurusan buat diriku, didalam tiga jurusan ini loohu hanya akan
menghindar tanpa melancarkan serangan balasan. Jika kau memiliki kepandaian yang lihay keluarkanlah
sekuat tenaga setelah tiga jurus lewat maka harapanmu untuk memperoleh kemenangan bakal lenyap tak
berbekas :
Loo enghiong : kau belum menyetujui perjanjian cayhe untuk mengadakan pertaruhan sela Hu Pak
Leng tertawa.
Jikalau berhasil menangkan loohu bukan saja aku akan menyembuhkan luka dari saudaramu itu
bahkan akan kulepaskan semua orang yang hadir pada malam ini.....
Heeee... heeee... Sungguh bagus sekali permainan Sie Poa dari Loo Ciang Kwee ini. Tiba-tiba
terdengar Yu Ih Lok menimbrung sambil tertawa dingin. Walaupun orang yang melakukan perdagangan
mengutamakan keuntungan buat diri sendiri tetapi kau harus tahu manusia budimanpun menginginkan juga
keuntungan janji pertaruhan kali ini aku rasa kurang adil. Apa kau kira jika kau tidak suka melepaskan diriku
lantas kita orang sungguh-sungguh tak bisa pergi sendiri.
Im So It Mo tertawa dingin belum sempat dia mengucapkan sesuatu Hu Pak Leng keburu sudah
berebut berbicara :
Baiklah kita putuskan demikian saja. Awas cayhe segera akan turun tangan.
Tubuhnya lantas meloncat kedepan menerjang kearah tubuh musuh tangan kanan serta tangan kirinya
kebaskan ke kanan ke kiri dengan kecepatan penuh, hanya didalam sekejap mata tiga jurus sudah berlalu.
Tiga jurus sudah berlalu Loo enghiong kau silahkan turun tangan serunya.
Kepalanya segera dihantam kearah depan dengan sejajar dada.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat dan jauh lebih hebat dari pada ketiga pukulan yang
terdahulu dengan amat cepatnya sudah menerjang mendekati dada pihak lawan.
Melihat datangnya serangan itu Im So It Mo segera menggerakkan tangan kanannya sejajar dengan
dada menyambut datangnya serangan dari Hu Pak Leng itu.
Dari pada menolak lebih baik aku ikuti saja keinginanmu dengusnya dingin.
Segulung hawa pukulan yang sangat keras segera melayang kedepan membentur angin pukulan pihak
lawan.
Dua gulung angin pukulan dengan cepat terbentur menjadi satu menciptakan selapis angin puyuh yang
hebat luar biasa memaksa lampu lentera serta ujung bajunya dari dara-dara berbaju hijau itu berkibar sangat
keras.
Loo enghiong sungguh hebat tenaga lweekangmu. Teriak Hu Pak Leng tertawa nyaring.
Mendadak telapak kirinya didorong kedepan mencengkeram pergelangan tangan kanan Im So It Mo
yang sedang mendorong kearah depan kecepatan geraknya laksana sambaran kilat.
Baru saja perkataan pujian meluncur keluar dari ujung bibir jari tangannya sudah mendekati
pergelangan Im So It Mo.
Terhadap datangnya serangan cengkereman ini, si iblis tua ini sama sekali tidak menghindar,
mendadak tangan kanannya memutar balik mencengkeram pergelangan tangan kiri Hu Pak Leng.
Menghadapi perubahan dengan serangan balasan dari kedudukan bertahan berubah jadi kedudukan
menyerang semuanya dilakukan dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat, hal ini membuat Yu Ih Lok
yang menonton jalannya pertempuran disamping kalangan diam-diam merasa terperanjat pikirnya didalam
hati.40 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Tidak aneh kalau orang ini bisa berbicara besar ternyata memang betul-betul memiliki kepandaian
ilmu silat yang sangat lihay cukup ditinjau dari perubahan gerakan yang dilakukan barusan ini sudah cukup
membuktikan bila kepandaian ilmu silatnya tidak lemah.
Hu Pak Leng segera menarik lengannya sedikit kebelakang untuk menghindarkan diri dari
cengkeraman balasan yang dilakukan oleh Im So It Mo. Pada saat yang bersamaan sewaktu menarik
lengannya itulah kelima jari tangannya bersama-sama digetarkan lalu menyentil kedepan mengancam lengan
kanan Im So It Mo.
Merasakan datangnya serangan yang maha dahsyat Im So It Mo segera merasakan hatinya bergetar
keras pikirnya :
Kepandaian silat orang ini betul-betul mempunyai kesempurnaan yang tak kuduga.
Hawa murni dipusarnya buru-buru ditarik kembali mendadak tubuhnya mundur setengah depa kearah
belakang.
Mereka berdua begitu bergebrak menjadi satu berturut-turut sudah memperlihatkan perubahan jurus
serangan yang aneh dan lihay membuat dalam hati masing-masing mulai mempunyai perhitungan sendiri-
sendiri :
Kini diantara mereka berdua siapapun tak berani memandang enteng pihak musuhnya masing-masing
pada menarik kembali serangan sambil berdiri saling berhadap-hadapan empat mata saling melotot dan
masing-masing menanti dengan hati yang tenang.
Walaupun begitu didalam hati mereka berdua pada mengetahui bila ketenangan ini hanyalah
merupakan suatu waktu yang amat singkat menjelang datangnya suatu angin taupan yang maha dahsyat
masing-masing pihak mulai mengumpulkan hawa murninya kedalam telapak tangan.
Asalkan salah satu diantara mereka mulai melancarkan serangan maka serangan balasan yang bakal
meluncur keluarpun akan jauh lebih dahsyat.
Lama sekali masing-masing pihak berdiri saling berhadap-hadapan setelah lewat seperminum teh
kemudian mendadak Hu Pak Leng maju satu langkah kedepan, telapak kirinya berputar bagaikan tiupan
angin lalu dengan gencar dan dahsyat jari tangannya mengancam jalan darah Sian Cie pada dada sebelah
depan Im So It Mo, sedang tangan kanannya dengan menggunakan jurus Gang Teh Kiem Cang atau toagkat
hantam genta emas menghajar keluar.
Didalam satu serangan yang bersamaan mempunyai gerakan-gerakan yang berbeda bahkan masing-
masing gerakan mempunyai kedahsyatan yang tak terduga.
Merasa datangnya serangan Im So It Mo bukannya mundur sebaliknya malah maju tubuhnya tiba-tiba
menerjang kedepan, sepasang telapak tangannya bersama-sama didorong kedepan. Tangan kiri
menggunakan jurus Pang Hoa Had Liuw atau Aneka Bunga Menyambar Liuw menyapu lengan kanan pihak
musuh sedang tangan kanannya dengan menggunakan jurus Cie Hauw Bun Way atau Menahan Harimau
Pintu Luar dengan keras lawan keras menyambut datangnya serangan telapak kiri.
Jari-jari tangan dari Hu Pak Leng ketika hampir saling berbentrokan dengan telapak tangan Im So It
Mo mendadak tubuhnya meloncat mundur kurang lebih lima depa kearah belakang.
Agaknya si kakek iblis itu sama sekali tidak menduga bila Hu Pak Leng bisa memperlihatkan tindakan
semacam ini, tak terasa lagi tubuhnya terpelosok maju kedepan sedang sepasang telapak tangannya mencapai
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pada sasaran kosong.
Didalam waktu yang relatif sangat singkat itulah dari balik jurus serangan Hu Pak Leng sudah
mengubah gerakan untuk berputar kebelakang punggung Im So It Mo tanpa ragu-ragu lagi kakinya mengirim
sebuah tendangan kilat menghajar punggung pihak lawannya.41 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Tapi sewaktu Im So It Mo merasakan sepasang telapak tangannya mencapai pada yang kosong diam-
diam ia sudah mengambil persiapan, ia tahu dari pihak Hu Pak Leng pasti bakal kedatangan serangan yang
mematikan.
Menggunakan kesempatan sewaktu gerakan tubuhnya terperosok kedepan itulah mendadak ia
bergerak maju tiga langkah dengan gerakan sangat tepat ia berhasil meloloskan diri dari serangan tendangan
Hu Pak Leng yang mengarah punggungnya.
Melihat serangannya gagal Hu Pak Leng tertawa nyaring, hawa murninya ditarik panjang-panjang dari
pusar mengelilingi seluruh tubuh badannya mendadak mencelat ketengah udara, kaki kanan yang semula
melancarkan tendangan kini diencot kebawah kaki kirinya ganti mengirim tendangan kedepan :
Tadi satelah berhasil Im So It Mo berhasil meloloskan diri dari datangnya serangan tendangan Hu Pak
Leng tubuhnya lantas menunduk kebawah sambil berputar satu lingkaran ia sama sekali tidak menyangka
bila pada saat itulah Hu Pak Leng sudah mengirim lagi serangan tendangan berantai dengan menggunakan
kaki kirinya.
Karena sedikit kurang waspada posisinya lantas berantakan dia terjerumus kedalam keadaan yang
sangat berbahaya.
Belum habis tubuhnya berdiri tegak diatas tanah ujung kaki kiri Hu Pak Leng telah berada didepan
dadanya.
Tetapi bagaimanapun ia adalah seorang jagoan yang rnempunyai pengalaman sangat luas didalam
menghadapi musuh-musuhnya kendati berada dalam posisi yang kritis ia tidak sampai jadi gugup.
Hawa murninya buru-buru ditarik panjang-panjang mendadak seluruh tubuhnya mengerut satu depa
lima coen kearah belakang.
Dengan sangat manis dan tepat ia berhasil menghindari pula datangnya tendangan kaki kiri Hu Pak
Leng.
Belum sempat Im So It Mo melancarkan serangan balasan badan Hu Pak Leng yang berada ditengah
udara mendadak dibentangkan kedepan kaki kanannya kembali menerjang datang.
Jurus serangannya kali ini dilakukan dengan sangat cepat dan telengas arah yang dituju ujung
kakinyapun merupakan jalan darah penting. Ciang Thay ditubuh Im So It Mo memaksa si kakek iblis ini
sekali lagi terdesak mundur lima depa kebelakang.
Melihat serangannya kembali berhasil mendesak pihak musuh mundur terus kebelakang semangat Hu
Pak Leng berkobar-kobar sepasang lengannya segera direntangkan kedepan kemudian ditepukkan ke kanan
ke kiri menahan keseimbangan badannya ditengah udara, sepasang kakinya kembali mengirim tendangan
berantai kedepan.
Hanya didalam sekejap mata delapan buah tendangan kilat sudah memenuhi angkasa.
Kedelapan buah tendangan ini dilancarkan sangat gencar dan rapat hal ini memaksa Im So It Mo jadi
kerepotan dan sama sekali tiada kesempatan untuk berganti napas apalagi balas melancarkan serangan.
Setelah bersusah payah meloncat kesana membengkok kemari, akhirnya ia berhasil juga meloloskan
diri dari datangnya kedelapan buah tendangan itu.
Selesai menteter sang musuh sambil tersenyum Hu Pak Leng baru melayang turun keatas permukaan
tanah.
Kepandaian silat Loo enghiong benar-benar luar biasa sekali pujinya. Kawan-kawan Bu-lim dikolong
langit pada saat ini belum ada beberapa orang yang berhasil menghindarkan diri dari serangan Hwee Hong
Cap Jie Lian Huan Tui ku ini.42 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Im So It Mo mendengus dingin tanpa mengucapkan sepatah katapun tubuhnya mendadak menubruk
kedepan sepasang telapak tangannya secara berantai membabat keluar.
Jurus serangan yang satu lebih cepat dari serangan berikutnya hanya didalam sekejap mata ia sudah
mengirim delapan belas serangan telapak.
Karena teteran ini Hu Pak Leng kena terdesak mundur sejauh tujuh depa lebih dengan susah payah
akhirnya dia dapat juga meloloskan diri dari ancaman kedelapan belas buah serangan tersebut.
Walaupun pertempuran antara kedua orang itu dilakukan hanya dalam waktu yang amat singkat tetapi
masing-masing pihak berhasil menggunakan kelihayan ilmu silatnya untuk rnerebut posisi dan meneter pihak
musuhnya sehingga terdesak dan tiada tenaga untuk balas mengirim serangan.
Cukup ditinjau dari hal ini sudahlah dapat kita ketahui jika kekuatan mereka berdua sebetulnya
seimbang dan sulit untuk menentukan siapa menang siapa kalah.
Masing-masing pihak setelah menggunakan waktu yang cepat untuk mendesak mundur musuhnya,
suasana ditengah ruangan kembali menjadi sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun :
Masing-masing orang berdiri saling berhadapan dengan empat mata saling melotot, tetapi tak
seorangpun diantara mereka yang buka suara :
Dalam hati Hu Pak Leng maupun Im So It Mo merasa sadar jika pertempuran yang terjadi pada malam
ini merupakan suatu pertempuran yang paling sengit selama hidup mereka tenaga lweekang yang dimiliki
sama sempurnanya jurus-jurus serangan yang digunakan sama-sama aneh dan lihaynya.
Siapakah yang bakal menang dan kalah didalam pertempuran kali ini rasanya sulit untuk ditentukan
sejak kini.
Dan lagi mereka berdua masing-masing pihak sudah mulai merasa tidak punya pegangan untuk
memenangkan pertempuran kali ini.
Setelah saling berpandangan seperminum teh lamanya tiba-tiba Hu Pak Leng maju dua langkah
samping kanan.
Loo enghiong ! kau berhati-hatilah serunya keras.
Tubuhnya mendadak merendah kebawah bagaikan sambaran kilat ia langsung meluncur kedepan.
Dalam hati Im So It Mo mengerti didalam tubrukannya ini secara diam-diam tentu sudah tersembunyi
suatu serangan yang amat telengas.
Ia tidak berani menerima datangnya terjangan pihak musuh dengan keras lawan keras, tubuhnya
segera berkelebat kesamping.
Ujung jubahnya dengan disertai segulung angin pukulan dikebutkan kedepan melindungi seluruh
tubuh sedang tangan kanannya dengan mengumpulkan seluruh tenaga lweekang yang dimilikinya
disilangkan didepan dada siap menerima datangnya serangan musuh :
Sewaktu Hu Pak Leng hampir menerjang dekat didepan tubuh Im So It Mo mendadak hawa murninya
dari pusar ditarik panjang-panjang badan yang semula sedang menerjang laksana sambaran anak panah kini
menjadi rada merandek sejenak lalu berputar satu lingkaran ditengah udara.
Dengan amat tepat dan kebetulan sekali Liok-lim Bengcu berhasil meloloskan diri dari kebut hawa
murni Im So It Mo yang dikirim melalui ujung jubahnya itu.
Kebutan ujung baju kiri dari Im So It Mo ini pada mulanya hanya bermaksud untuk melindungi
badannya saja tetapi dengan tindakan Hu Pak Leng yang putar badan menghindar, kebetulan malah
memberikan suatu kesempatan yang sangat bagus baginya untuk turun tangan mendesak lebih lanjut.43 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Terdengar Im So It Mo tertawa dingin tiada hentinya tangan kanan yang sudah dipersiapkan sejak tadi
pada saat ini dengan dahsyat dibabat kearah depan.
Pukulan ini merupakan suatu serangan yang di lancarkan dengan menggunakan seluruh tenaga dalam
yang dimilikinya selama ini, kedahsyatannya sudah tentu sangat luar biasa. Segulung tekanan hawa murni
serasa ambruknya gunung Thay-san dan menumpahnya air ditengah samudra menerjang kearah depan.
Yu Ih Lok serta Lauw San Sam Hiong yang selama ini menonton jalannya pertempuran disamping
kalangan sewaktu melihat Bengcunya terpolosok kedalam keadaan bahaya dalam hati merasa tergetar keras.
Pouw Cau pertama-tama yang berhasil menahan sabar lagi tubuhnya lantas bergerak menerjang ke
tengah kalangan pertempuran.
Melihat tindakan yang gegabah dari Lauw San Toako Yu Ih Lok kontan saja menggerakan tangan
kirinya kearah luar mencengkeram pergelangan kiri Pouw Cau.
Pauw-heng jangan keburu napsu. Cegahnya setengah berbisik. Kepandaian ilmu silat dari Bengcu kita
sangat lihay dan sukar diukur dia tidak bakal menderita luka ditangan si iblis tua tersebut.
Sewaktu mereka berdua sedang bercakap-cakap itulah Hu Pak Leng sudah menunjukkan
kelincahannya dengan menggunakan jurus Kiem Leh Too Cuan Poo atau Ikan Leehi melentik badannya
segera mencelat mundur sejauh delapan sembilan depa kebelakang.
Im So It Mo sama sekali tidak menarik kembali serangannya yang mencapai pada sasaran kosong itu
ujung baju kirinya kembali dikebutkan kearah belakang. Tubuhnya mendadak mencelat ketengah udara
kemudian meluncur dan mendesak Hu Pak Leng lebih lanjut.
Baru saja Hu Pak Leng berdiri diatas tanah sedang badanpun belum betul-betul berdiri tegak serangan
dari Im So It Mo kembali sudah meluncur datang.
Dengan tindakannya mundur kebelakang berarti punggungnya sudah hampir menempel diatas dinding
tembok dan tak mungkin untuk mundur lebih jauh terpaksa sepasang telapak kanannya dengan sejajar dada
didorong kedepan menerima datangnya serangan tersebut dengan keras lawan keras.
Yang satu melancarkan serangan dengan sepenuh tenaga sedang yang lain menerima datangnya
serangan tersebut sebelum kakinya dapat berdiri tegak diatas tanah kendati tenaga dalam yang digunakan
sudah melampaui sepertiga sampai seperampat bagian.
Begitu sepasang telapak tangannya terbentur dengan serangan pihak lawan. Hu Pak Leng segera
merasakan hatinya tergetar sangat keras, darah panas bergolak didalam dadanya memaksa dia orang berturut-
turut mundur sejauh lima langkah kebelakang.
Im So It Mo yang melihat serangannya berhasil mencapai pada sasaran mengambil kesempatan ini
sekali lagi ia menerjang kedepan, telapak tangannya menyambar ke kiri kanan sedang jari tangannya
menotok ke atas bawah meneter musuhnya untuk dipaksa berada dibawah angin.
Walaupun Hu Pak Leng memiliki kepandaian ilmu silat yang sangat lihay, tetapi menghadapi musuh
yang sedemikian tangguhnya untuk merebut kemenangan ditengah kekalahan terasa bukanlah suatu
pekerjaan yang saegat gampang.
Tetapi ia adalah seorang yang cerdik semakin keadaannya bahaya dan kritis hatinya semakin tenang
dan pikirannya semakin luas. Sembari menangkis datangnya serangan-serangan gencar pihak musuh ia mulai
memperlihatkan keadaan disekelilingnya kemudian perlahan-lahan mengobah arah mundurnya kearah yang
lain :
Menanti serangan-serangan yang gencar yang dilancarkan Im So It Mo sudah berlalu Hu Pak Leng
baru memperoleh kesempatan yang bagus untuk balas melancarkan serangan.
Ia membentak keras kepalanya dibabat kesamping balas melancarkan serangan dengan menggunakan
jurus Jan Hong Poo Lang atau Angin menderu ombak memecah menghantam dada pihak lawannya.44 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Im So It Mo segera mengangkat tangannya menangkis mengambil kesempatan inilah Hu Pak Leng
miringkan badannya lantas maju kedepan jari-jari tangannya laksana tiupan angin saja menotok kesana
kemari mengarah jalan-jalan darah penting.
Pada saat ini pertempuran diantara mereka berdua sudah berubah menjadi suatu pertempuran jarak
dekat perubahan-perubahan kepalan maupun telapak dilakukan dengan kecepatan bagaikan kilat, setiap
serangan setiap gerakan dilakukan dengan sangat manis pada saat-saat menghadapi kritis.....
Hanya didalam sekejap mata mereka berdua sudah saling serang-menyerang sebanyak empat lima
puluh jurus lebih.
Keempat orang dayang cilik berbaju hijau yang mengangkat tinggi-tinggi lampu lenteranya diempat
penjuru ruangan tanpa terasa sudah mengurung semakin kecil lagi luas lingkaran kepungannya, masing-
masing berdiri diempat penjuru dengan sikap yang angker.
Terlihatlah pertempuran diantara kedua orang itu semakin lama berubah semakin cepat dan semakin
seru, perubahan-perubahan didalam serangan telapak maupun jaripun diubah semakin cepat.
Dua sosok bayangan manusia berputar dan berkelebat tiada hentinya diatas tanah seluas lima depa,
mereka berputar bagaikan roda kereta, saking cepat dan serunya pertempuran tersebut sehingga membuat
orang-orang lain merasakan pandangannya jadi silau dan tak dapat membedakan siapa kawan siapa lawan.
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ditengah berlangsungnya pertempuran yang amat sengit itulah mendadak terdengar berkumandangnya
suara dengusan dingin serta bentakan keras, mendadak kedua sosok bayangan manusia itu berpisah lalu
berpencar.
Para hadirin yang ada didalam ruangan segera merasakan hatinya tergetar oleh kejadian ini, sewaktu
mereka memandang lebih teliti lagi ketengah kalangan, maka tampaklah kedua orang itu sedang berdiri
saling berhadapan dengan sepasang mata dipejamkan rapat-rapat ditengah antara mereka berdua terpisahkan
oheh suatu kalangan seluas empat lima kaki.
Menemui kejadian semacam ini cukup sekali pandang saja semua orang setelah mengetahui bila
masing-masing pihak sudah menderita luka dalam yang parah tetapi paras muka kedua orang itu masih tetap
wajar seperti sedia kala, sama sekali tidak menunjukkan perubahan apapun.
Ketika itulah mendadak dengan langkah yang amat perlahan perempuan berbaju putih itu berjalan
kesisi tubuh Im So It Mo, bibirnya yang kecil mungil bergerak perlahan seperti sedang mengucapkan sesuatu
tetapi belum sampai suaranya diutarakan keluar tiba-tiba saja paras mukanya berubah hebat tubuhnya
meloncat mundur sejauh tujuh depa lebih kebelakang.
Tindak tanduk serta gerak-geriknya yang rnenunjukan perasaan kaget serta ketakutan itu segera
memancing perasaan curiga dari Lauw San Sam Hiong serta Yu Ih Lok. Terdengar Pouw Cau membentak
keras tubuhnya segera bergerak menerjang kearah perempuan berbaju putih itu.
Yu Ih Lok jadi orang jauh lebih teliti dan cermat ketika dilihatnya gerak-gerik perempuan berbaju
putih itu sama sekali tiada maksud untuk turun tangan membokong Hu Pak Leng dengan menggunakan
kesempatan itu, baru teriaknya keras.
Saudara Pauw jangan berangasan.
Tubuhnyapun ikut meloncat kedepan menyusul dari belakang Pouw Cau.
Walaupun gerakannya dilakukan jauh lebih lambat tetapi berhubung ilmu meringankan tubuhnya jauh
melebihi orang lain ditambah pula gerakannya cepat laksana sambaran kilat. Kini malahan ia yang berhasil
mencapai pada sasarannya sebelum Pouw Cau tiba disini.
Saudara Pauw. Cegahnya sambil putar badan menghadang. Bengcu sedang bertempur dengan orang
lain untuk menyelesaikan suatu pertaruhan sebelum menang kalah ditentukan kita orang tak boleh turun
tangan semaunya sendiri.45 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Mendengar perkataan tersebut Pouw Cau tidak dapat berbicara apa-apa lagi terpaksa sambil melotot
kearah perempuan berbaju putih itu makinya.
Perempuan hina yang tidak punya malu ini sungguh amat rendah sekali untuk memancing Bengcu kita
agar terjebak, dengan tiada malunya ia pura-pura berkabung kematian lakinya. Hmm melihat tampangnya
saja sudah cukup membuat aku jadi muak!.
Perlahan-lahan perempuan berbaju putih itu memejamkan sepasang matanya, terhadap makian yang
sangat kotor dari Pouw Cau ini bukan saja dia orang tidak buka suara bahkan matapun sama sekali tidak
bergerak, dengan sangat tenang ia berdiri ditempat semula.
Keadaannya mirip sekali dengan sebuah patung arca yang terbuat dari tanah liat.
Perasaan hati Yu Ih Lok jauh lebih cermat dan teliti dari siapapun, sembari mencegah Pouw Cau
bergerak maju tadi diam-diam iapun mulai memperhatikan wajah perempuan berbaju putih itu dengan sangat
teliti.
Di bawah sorotan cahaya lampu lentera berwarna hijau, diatas wajahnya yang semula amat cantik
terlapis pula selapis cahaya hijau yang sangat tawar hal ini membuat raut mukanya terasa agak
menyeramkan.
Walaupun dari atas wajahnya ia tak berhasil menentukan apakah perempuan itu sedang merasa girang
atau gusar, tetapi dari perubahan sikapnya ia dapat membedakan dengan sangat jelas sekali.
Ia melihat alisnya yang lentik dikerutkan kencang wajahnya murung sepasang matanya dipejamkan
rapat-rapat agaknya dia sudah menderita luka dalam yang sangat parah, mirip juga didalam hatinya sedang
dikacaukan oleh berbagai persoalan yang membingungkan hatinya, sehingga selama ini ia berdiri termangu-
mangu di tempat itu tanpa bergerak sedikitpun.
Bahkan agaknya terhadap makian dari Pouw Cau pun perempuan tersebut sama sekali tidak
mendengar, terhadap kejadian ini dalam hati si tukang ramal ini merasa semakin keheranan lagi.
Diam-diam pikirnya dalam hati.
Eeeei..... sungguh aneh sekali ! kenapa sikap perempuan itu jadi berubah sangat hebat? jikalau di
katakan ia terluka, tetapi selama ini belum pernah dia orang mendekati Bengcu apa mungkin suhunya sendiri
yang sudah turun tangan melukai dirinya??.
Mendadak hati terasa rada bergerak, kembali pikirnya lebih lanjut.
Aaaakh... benar ! tentunya si iblis tua itu sedang mengerahkan semacam tenaga lweekang sehingga
sekitar beberapa depa disekeliling tubuhnya tak dapat didekati siapapun.....
Selagi ia berpikir keras itulah mendadak perempuan berbaju putih itu menghela napas panjang
sepasang matanya pelan-pelan dipentangkan lebar-lebar setelah memandang sekejap kearah Hu Pak Leng
lalu ia mengalihkan sinar matanya kearah tubuh Yu Ih Lok.
Heeeeeei..... habislah sudah, serunya sambil menggeleng kepala perlahan.
Kedua patah kata tersebut diucapkan dengan menggunakan kata-kata yang amat lirih saking
perlahannya sehingga membuat Yu Ih Lok walaupun berada dihadapannyapun tidak dapat mendengar jelas
perkataan apakah yang sedang diucapkannya.
Akhirnya setelah dipikirkan dari gerakan bibir perempuan itu serta putar otak beberapa saat ia baru
berhasil meraba perkataan apakah yang baru saja diutarakan itu.
Mengapa ia bisa jadi begitu ? diam-diam kembali Yu Ih Lok berpikir alisnya dikerutkan. Apakah
sesudah terluka dalam ia jadi menderita penyakit gila?.46 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Selama ini ia memiliki kecerdasan melebihi orang lain siasat setan atau permainan licik yang sering
terjadi didalam dunia kangouw tidak satupun yang bisa mengelabuhi sepasang matanya tetapi menghadapi
kejadian semacam ini Yu Ih Lok merasa rada repot juga untuk memahaminya.
Saat ini tangan kanan Ong Toa Kang yang terluka sudah membengkak satu kali lipat lebih besar dari
keadaan semula pada mulut lukanyapun sudah berubah rnenjadi hijau kehitam-hitaman tetapi karena takut
memecahkan konsentrasi Hu Pak Leng didalam pertempurannya kendati luka tersebut terasa amat sakit ia
tidak berani merintih dengan sekuat tenaga ia orang mempertahankan diri.
Perempuan muda berbaju putih itu setelah mengalami perasaan kaget dan ketakutan perlahan-lahan
semangatnya pulih kembali seperti sedia kala sekali lagi dengan langkah yang lambat ia berjalan mendekati
diri Im So It Mo.
Gerak-gerik perempuan ini sungguh mencurigakan sekali melihat kejadian itu kembali Yu Ih Lok
berpikir. Entah apakah maksud tujuannya?? atau tidak boleh memberi peluang baginya untuk turun tangan
melancarkan serangan bokongan.
Diam-diam iapun mengeluarkan senjata pit besinya, hawa murni lantas disalurkan mengelilingi
seluruh tubuh sedang sepasang mata melototi perempuan berbaju putih itu tak berkedip.
Asalkan ia menemukan perempuan tersebut memperlihatkan tindak-tanduk yang mencurigakan
terhadap Bengcunya, maka ia segera akan melancarkan serangan dengan menggunakan gerakan yang
tertepat.
Tampaklah badan si perempuan muda berbaju putih yang sedang bergerak lambat-lambat kearah
depan itu kelihatan gemetar sangat keras, agaknya dalam hati ia merasa sangat takut.
Pada saat itulah Im So It Mo membuka kembali sepasang matanya dan memandang sekejap kearah
perempuan berbaju putih itu dengan tajam :
Kau ingin cari mati ?? ancamnya dingin.
Suhu, aku.....
Suara dari perempuan berbaju putih ini kelihatan amat gemetar, jelas sekali didalam hatinya pada saat
ini sudah diliputi oleh suatu perasaan takut yang tiada taranya.
Mundur ! kembali Im So It Mo membentak dingin...
Tangan kanannya dari tempat kejauhan dikebutkan keras-keras kearah perempuan berbaju putih itu.
Kendati datangnya serangan kebutan tersebut kelihatan sangat perlahan dan sama sekali tidak
meninggalkan suara desiran angin ditengah udara, tetapi bagi si perempuan berbaju putih itu merupakan
suatu bencana yang sudah berada diambang pintu.
Terdengar ia menjerit melengking, tubuhnya terpukul mundur sejauh tiga langkah kebelakang.
Perubahan yang terjadi secara mendadak ini betul-betul berada diluar dugaan Yu Ih Lok, sehingga tak
terasa lagi ia dibuat melongo-longo dan tak berkutik.
Im So It Mo setelah melancarkan satu serangan menghajar tubuh perempuan berbaju putih itu,
badannya lantas meloncat kedepan menubruk kearah Hu Pak Leng, sepasang telapak tangannya bersama-
sama didorong kedepan.
Mendadak Hu Pak Leng pun membentak keras, rambutnya pada berdiri semua jari tengah serta jari
telunjuk tangan kanannya dirapatkan menjadi satu menotok kearah depan, sedang tubuhnya dengan
mengikuti gerakan sang jari bergerak maju kedepan menyambut kedatangan Im So It Mo.
Masing-masing pihak begitu bergerak segera menggunakan kecepatan yang paling tinggi untuk
mendahului lawannya, tampaklah dua sosok bayangan manusia saling menyambar kearah lawannya.47 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Agaknya Im So It Mo sudah menderita luka yang amat parah, ketika sepasang kakinya melayang turun
keatas permukaan tanah, tubuhnya kelihatan bergoyang tiada hentinya.
Setelah beristirahat sejenak, barulah terdengar ia berseru dengan suara yang sangat dingin :
Hmm! pertempuran malam ini kita sudahi sampai disini saja tiga bulan kemudian loohu tentu akan
naik kegunung Pak Ih untuk minta petunjuk lagi.
Cayhe pasti akan menanti kunjungan Loo enghiong! sahut Hu Pak Leng dengan wajah keren tetapi
nada suaranya sangat halus dan ramah. Tetapi sebelum pergi cayhe harap Loo enghiong suka tinggalkan dulu
obat pemunah :
Di atas paras muka Im So It Mo yang dingin dan menyeramkan terlintaslah hawa amarah yang rasanya
sukar dibendung, tetapi sewaktu matanya bentrok dengan sepasang mata Hu Pak Leng yang tajam akhirnya
ia barhasil menahan hawa amarahnya itu, perlahan-lahan dari sakunya ia mengambil ke luar sebuah botol
porselen dan menjemput dua butir pil berwarna hitam :
Salah seorang dara berbaju hijau yang berdiri di empat penjuru tadi segera melangkah maju kedepan
menerima obat tersebut kemudian dengan langkah tergesa-gesa bergerak kearah hadapan Hu Pak Leng.
Sesudah menyerahkan pil tersebut kembali dengan langkah yang terburu-buru ia kembali kesisi tubuh
Im So It Mo.
Sinar mata Im So It Mo dengan tajam menyapu sekejap kearah para jago yang hadir didalam ruangan
tersebut kemudian dengan langkah lebar ia berlalu kearah luar ruangan.
Sewaktu ia lewat disisi tubuh perempuan berbaju putih tersebut kakek itu kembali tertawa dingin tiada
hentinya sedang perempuan tadi kontan saja rubuh keatas tanah sambil menjerit keras.
Loo enghiong tiba-tiba terdengar Hu Pak Leng membentak keras, sebelum pergi, ada baiknya kau
bubarkan dulu jebakan-jebakan serta anak buahmu yang kau sebar disekeliling ruangan ini.
Sekali lagi Im So It Mo menoleh dan memandang sekejap kearah Hu Pak Leng akhirnya ia
mengulapkan tangannya keatas kepala.
Terdengarlah dari tempat kegelapan di empat penjuru ruangan tersebut berkumandang datang suara
langkah kaki yang amat ramai, hanya didalam sekejap mata muncullah delapan, sembilan belas orang lelaki
kekar berpakaian ringkas warna hitam dengan wajah berkerudung kain hitam pula bergerak menuju keluar
ruangan.
Pouw Cau itu Toako dari Lauw San Sam Hiong sewaktu melihat dari tempat kegelapan disekeliling
ruangan tersebut secara tiba-tiba muncul sebegitu banyak orang, dalam hati kontan saja merasa amat gusar :
Hey Loo Ong ayo turun tangan... teriaknya keras sembari menoleh kebelakang, mari kita jajal dulu
beberapa orang itu untuk memadamkan rasa mangkel dalam hati.
Seorang lelaki berusia pertengahan yang kurus kering bagaikan bambu lantas mergia dan meloncat
kedepan menghadang jalan pergi orang-orang itu.
Minggir ! buru-buru Hu Pak Leng membentak keras.
Pouw Cau serta lelaki berusia pertengahan yang kurus kering itu sewaktu mendengar suara bentakan
dan Hu Pak Leng ternyata benar-benar tak berani membangkang, mereka segera menyingkir kesamping.
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Menanti lelaki kasar yang dibawanya sudah berlalu semua dari dalam ruangan tersebut, diatas wajah
Im So It Mo yang dingin dan seram mendadak terlintas suatu perasaan cinta dan rasa sayang tiada terhingga
sesudah memandang sekejap kearah perempuan berbaju putih itu baru putar badan berlalu.
Si dara berbaju hijau serta keempat orang dayang kecil yang membawa lampu lentera tadipun segera
mengikuti dari belakang tubuhnya.48 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Menggunakan kesempatan sewaktu Im So It Mo sedang putar badan itulah mendadak dengan alis yang
dikerutkan Hu Pak Leng menarik napas panjang-panjang setelah busungkan dadanya semangatpun berkobar
kembali.
Loo enghiong, silahkan kau orarg berangkat satu langkah terlebih dahulu maaf cayhe tak akan jauh
menghantar lagi teriaknya keras dengan sepasang mata memancarkan cahaya tajam.
Perjanjian tiga bulan mendatang pasti tak bakal loohu pungkiri lagi, sahut Im So It Mo dengan dingin
kepalanya tidak ditoleh lagi.
Loo enghiong... mendadak sekali lagi Hu Pak Leng berteriak keras, sebelum perjanjian tiga bulan kita
berlalu, kau harus betul-betul pegang janji dan tidak diperkenankan menggunakan nama dari aku orang she
Hu lagi untuk berbuat jahat dan menimbulkan keonaran.
Mendengar perkataan tersebut kontan saja Im So It Mo menghentikan langkahnya dan menoleh
kebelakang.
Hmm ! kau kira loohu adalah manusia macam apa? buat apa aku harus menyaru namamu??
Hu Pak Leng yang melihat diatas paras mukanya terlintas suatu perasaan benci yang sudah merasuk
kedalam tulang diiringi hawa murka yang sudah mencapai pada puncaknya, diam-diam mulai berpikir.
Tindak tanduk orang ini sangat terbuka apalagi iapun merupakan seorang jagoan kangouw yang sudah
memiliki nama harum didalam dunia persilatan, rasanya tidak mungkin dia orang suka menyaru namaku
untuk menerbitkan keonaran. Jikalau semisalnya dikatakan perbuatan tersebut dilakukan oleh anak buahnya,
aku rasa tak bakal bisa menemukan orang yang memiliki kepandaian silat sebegitu buasnya, nama besar si
Peluru Sakti Tujuh Bintang Peng Cing pun sudah sangat terkenal di daerah Kanglam kepandaian silatnya
boleh dibilang luar biasa. Piauw Tauw dari perusahaannya pun merupakan jago-jago pilihan. Orang yang
menyaru nama serta gelarku itu hanya cukup didalam beberapa jurus saja sudah kena dilukai hal ini
menunjukan bila kepandaian silat bajingan-bajingan itu tidak lemah.....
Im So It Mo yang melihat Hu Pak Leng cuma menundukkan kepalanya berpikir dan tidak menjawab
pertanyaannya, dalam hati merasa amat murka.
Heeee..... heee..... selama hidup baru kali ini loohu mengalami penghinaan semacam ini serunya
sembari tertawa dingin tiada hentinya.
Belum habis ia berbicara, mendadak tubuhnya sudah sempoyongan kearah depan ke kiri dan ke kanan,
hampir-hampir saja ia jatuh keatas tanah.
Perkataan dari Loo enghiong berat bagaikan Hioloo cayhe mana berani tidak mempercayainya.
Loo enghiong! silahkan kau orang berlalu! ujar Hu Pak Leng sembari menjura.
Im So It Mo tertawa dingin ia lantas putar badan dan dengan langkah perlahan dari pintu ruangan,
langkah kakinya sudah tidak mantap lagi, dengan paksakan diri dan jalan sempoyongan akhirnya ia berhasil
juga keluar dari pintu ruangan tersebut.
Si dara berbaju hijau serta ke empat dayang cilik pembawa lampu lentera itupun dengan kencang
mengikuti dari belakang tubuhnya berlalu dari ruangan besar.
Begitu keluar dari pintu, mereka segera memadamkan sinar lampu diatas lampu lenteranya. Hanya
didalam sekejap mata beberapa orang itu sudah lenyap dibalik kegelapan.
Menanti beberapa orang itu sudah lenyap dari pandangan Pouw Cau baru menyulut lampu lentera
untuk menerangi ruangan tersebut. Kemudian dengan wajah penuh perasaan curiga katanya terhadap diri Hu
Pak Leng.
Terang-terangan si iblis tua itu sudah menderita luka dalam yang sangat parah mengapa Bengcu
melepaskan dirinya dalam keadaan hidup-hidup? bukankah berarti melepaskan harimau kembali ke gunung49 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
dan meninggalkan bibit bencana dikemudian hari mengapa tidak gunakan kesempatan baik ini untuk kita
babat saja diri mereka.....
Mendadak Hu Pak Leng menarik napas panjang air mukanya berubah hebat keringatnya mengucur
keluar membasahi seluruh tubuhnya dengan tiada bertenaga sama sekali ia mengangkat tangan kirinya.
Cepat berikan obat pemunah ini untuk saudara Ong telan, katanya perlahan-lahan. Orang itu sangat
beracun jika sedikit terlambat mungkin sulit untuk menolong dirinya...
Berbicara sampai disitu tubuhnya telah sempoyongan tetapi dengan paksakan diri kembali ia
menyambut kata-katanya :
Masih ada lagi perempuan berbaju putih itu, sekalian ditolong.
Belum habis ia berbicara tubuhnya telah jatuh tertunduk di atas tanah.
Kiranya didalam serangan yang terakhir itu baik Hu Pak Leng maupun Im So It Mo sudah
menggunakan seluruh tenaga lweekang yang dimilikinya untuk merubuhkan pihak lawan, didalam bentrokan
kali itu mereka berdua sama-sama menderita luka yang amat parah, tetapi mereka berdua sama-sama tidak
ingin pihak lawannya mengetahui bila dirinya sudah menderita luka yang sangat parah dan tak dapat
bertempur lebih lanjut :
Dengan mengandalkan hasil latihan ilmu lweekang mereka selama puluhan tahun lamanya dengan
paksakan diri mereka tekan luka tersebut didalam hati sehingga tidak sampai bekerja :
Tetapi berhubung setelah terluka didalam hati Im So It Mo secara mendadak terlintas perasaan cinta
dan sayangnya terhadap perempuan berbaju putih itu, ditambah pula mendengar tuduhan dari Hu Pak Leng
yang mengatakan ia sudah menyaru sebagai Liok-lim Bengcu untuk terbitkan keonaran karena gusar hatinya
jadi bergolak hal ini membuat tenaga murninya yang semula dikumpulkan menjadi satu kini jadi buyar
sedang lukapun jadi mulai bekerja.
Sebaliknya Hu Pak Leng tidak ada kejadian apa-apa mengacaukan pikirannya hal ini membuat dirinya
pura-pura tidak terluka kelihatan sungguh-sungguh sedangkan Lauw San Sam Hiong sendiri tak dapat
melihat akan hal ini sekalipun Im So It Mo sendiripun diam-diam merasa amat terperanjat.
Di dalam anggapannya Hu Pak Leng masih mampu meneruskan pertempuran oleh karena itu terpaksa
ia mengikuti saja perkataan dari Hu Pak Leng dan ketika didengarnya Liok-lim Bengcu tiada maksud untuk
menahan dirinya buru-buru sambil membawa anak buahnya ia segera berlalu dari sana.
Yu Ih Lok yang melihat Bengcunya terluka dengan gesit segera meloncat kesampingnya untuk
membimbing tubuh Hu Pak Leng.
Bengcu apakah lukamu sangat berat ? tanyanya cemas.
Lauw San Sam Hiong setelah termangu-mangu beberapa saatpun segera lari bersama-sama kedepan
Ong Toa Kang dengan tangan kiri menggendong tangan kanannya yang terluka, segera bertanya dengan
suara keras.
Hey si tukang ramal luka yang diderita Bengcu parah atau tidak ?
Yu Ih Lok menoleh melihat sekejap kearah Ong Toa Kang dari tangan Hu Pak Leng ia menerima obat
pemunah tersebut yang satu disimpannya sedang yang sebutir diserahkan kepada Ong Toa Kang.
Nah cepat telan obat pemunah tersebut serunya.
Tanpa banyak bicara lagi Ong Toa Kang segera menerima pil berwarna hitam itu dan ditelan kedalam
perut...
Eeeei bagaimana dengan keadaan luka yang diderita Bengcu ?... buru-buru Pouw Cau bertanya dengan
setengah berbisik sambil berjongkok disisi Bengcunya kenapa sejak tadi tak kelihatan tanda yang
mencurigakan ??50 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Aku lihat luka yang dideritanya tidak ringan, sahut Yu Ih Lok menggeleng. Kalian cepat pergi mencari
sebuah papan kayu kau harus berusaha secepatnya untuk menggotong Bengcu kembali ke rumah penginapan
ditempat ini untuk mencari obat-obatan kurang leluasa dengan sendirinya untuk rnenolongpun rada sulit.
Belum sempat Pouw Cau menyahut, tiba-tiba Hu Pak Leng sudah membuka sepasang matanya.
Tidak usah ! cegahnya dengan tiada bertenaga. Cepat bimbing aku bangun, setelah bergerak sebentar
kita bicarakan lagi.
Yu Ih Lok mengikuti perintah segera membimbing tubuh Hu Pak Leng, sedang Pouw Cau dengan
tergesa-gesa berlari mendekat bantu membimbing lengan kiri Bengcunya menghantar dia orang maju
kedepan.
Saat ini terlihatlah paras muka Hu Pak Leng menunjukkan gejala kesakitan yang luar biasa,
langkahnya gontai dan lambat sekali seperti sama sekali tak bertenaga. Setiap kali ia melangkah satu tindak
kedepan tulang-tulang diseluruh tubuhnya ikut bergemerutukan nyaring keringat yang membasahi kepalanya
besar-besar seperti kacang kedelai membuat pakaiannya basah kuyup.
Setelah berjalan mengelilingi ruangan satu kali napas Hu Pak Leng telah berubah ngos-ngosan seperti
napas kerbau tetapi paras mukanyapun telah berubah jauh lebih baikan.
Ketika itu api obor yang berada ditangan Pauw Phoa sudah habis terbakar ketika sinar api sirap
keadaan didalam ruangan itupun berubah jadi gelap kembali.
Dari dalam sakunya Yu Ih Lok segera mengambil keluar sebutir mutiara yang memancarkan cahaya
tajam digantungkan pada kain kantong putih yang tergantung dibadannya setelah itu dari sakunya ia
mengambil keluar pula sebatang lilin untuk kemudian disulut dan diletakkan diatas meja sembahyangan :
Bengcu! ujarnya kemudian setelah semua pekerjaan selesai. Apakah perlu kita bimbing untuk
mengitari kembali ruangan ini?.
Tidak perlu sudah! perlahan Liok-lim Bengcu menggeleng. Aku ingin duduk dan beristirahat dengan
tenang, kalian cepat gunakan cara mengurut jalan darah Tui Kong Kok Hiat untuk tolong menyadarkan
perempuan berbaju putih itu.
Selesai mengucapkan beberapa patah kata tersebut, napasnya kembali tersengkal-sengkal buru-buru ia
jatuhkan diri duduk bersila dan mengatur pernapasan.
Melihat Bengcunya sudah mulai bersemedi Yu Ih Lok tak berani mengganggu, sinar matanya
sekarang dialihkan kearah Ong Toa Kang.
Tetapi ketika dilihatnya bengkak ditangan kanannya masih tetap seperti sedia kala tak kuasa lagi
keningnya dikerutkan rapat-rapat.
Ong-heng, apakah lukamu rada baikan? tanyanya tak tertahan.
Sebelum minum pil berwarna hitam itu rasanya memang rada gatal-gatal tetapi sekarang baik rasa
sakit maupun rasa gatal sudah punah sama sekali sahut Ong Toa Kang sambil tersenyum setelah melirik
sekejap keatas mulut lukanya :
Ehmm..... aku rasa daya bekerja obat itu sudah mulai berjalan. Yu Ih Lok mengangguk, sekarang lebih
baik kau jangan terlalu banyak bergerak, dan tidak usah pula berteriak-teriak dan gembar-gembor tidak
keruan, lebih baik duduklah beristirahat :
Ong Toa Kang sambil mencekali tangan kanannya yang terluka mendadak tertawa terbahak-bahak :
Haaa... haaa... haaa... tidak kusangka kau Sian-heng tukang ramalpun pandai sekali periksakan
penyakit dan menyembuhkan luka serunya.
Yu Ih Lok sewaktu melihat sikapnya yang ketolol-tololan hanya bisa tersenyum saja tanpa
mengucapkan sepatah katapun.51 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Ia segera berlalu dan mendekati tubuh si perempuan muda berbaju putih yang menggeletak diatas
tanah itu, setelah diperiksanya sejenak kepada Pouw Cau ujarnya :
Pauw-heng, tolong ambilkan lampu lilin yang berada diatas meja sembahyangan itu.
Pouw Cau menurut dan dari meja sembahyangan ia mengambil lampu lilin tersebut.
ooooOoooo
4
SETELAH menerima lilin itu Yu Ih Lok mulai berjongkok dan melakukan pemeriksaan yang amat
teliti diseluruh bagian tubuh dari perempuan muda berbaju putih.
Terlihatlah olehnya wajah yang semula cantik jelita kini sudah berubah jadi pucat kehijau-hijauan
bibirnya tak bersinar lagi bahkan kelihatan seperti layu sepasang mata terpejam rapat-rapat sedang tubuhnya
melingkar seperti ular sedikit gerakpun tidak ada lagi.
Lama sekali kedua orang itu memperhatikan seluruh tubuh perempuan muda tersebut, akhirnya
terdengarlah Yu Ih Lok menghela napas panjang kemudian bergumam seorang diri.
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kelihatannya luka yang ia derita tidak ringan, siluman tua itu benar-benar kejam sehingga terhadap
murid perempuannya sendiripun begitu tega untuk turun tangan jahat.
Yu-heng, Pouw Cau yang mencekal lampu lilin disisi si tukang ramal itu mendadak menegur, tadi
Bengcu perintah kita untuk menggunakan cara mengurut jalan darah Tui Kong Kok Hiat, guna menolong
dirinya urusan tak boleh terlambat lagi, aku lihat lebih baik kita segera turun tangan.
Ehmmm..... Walaupun Yu Ih Lok menyahut tetapi ia masih belum juga turun tangan, sepasang
matanya dengan termangu-mangu memandangi wajah perempuan berbaju putih itu tajam-tajam.
Eeeei... kau kenapa? Pouw Cau yang ada disisinya buru-buru menyikut diri Yu Ih Lok perlahan,
kenapa kau orang tidak juga turun tangan? apakah kau orang sudah ngiler dan tertarik dengan kecantikan
wajahnya sehingga timbul pikiran untuk mencobai badannya.
Selesai berkata kembali ia tertawa.
Saudara, kau jangan salah paham buru-buru Yu Ih Lok berseru dengan wajah serius... Siauw-te
bukanlah seorang manusia yang gampang kesemsem oleh kecantikan wanita apalagi napsu birahi untuk
memperkosa dirinya dalam keadaan tidak sadar yang aku ragukan justru dikarenakan adanya peraturan
hubungan antara lelaki dan perempuan batas-batasnya bagaimana aku bisa menggunakan ilmu mengurut
jalan darah Tui Kong Kok Hiat untuk menolong perempuan tersebut ?? justru hal inilah yang membuat aku
jadi serba salah...
Yu-heng boleh dihitung termasuk seorang pendekar aneh didalam dunia kangouw mengapa setelah
menghadapi pekerjaan yang kritis sikapmu malah begitu kolot??? ujar Pouw Cau tertawa... Bukankah setiap
kali menemui persoalan harus kau timang dahulu berat ringannya urusan?? kini kita masih berada didalam
sarang musuh sudah tentu menolong orang merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting, buat apa kau
gubris peraturan-peraturan serta adat istiadat yang tetek bengek tersebut...
Yu Ih Lok masih tetap ragu-ragu tetapi setelah termenung dan berpikir beberapa saat akhirnya dengan
wajah serius ia mengangguk.
Kalau memang demikian silahkan Pauw-heng letakkan lilin tersebut keatas tanah lalu luruskan dulu
badannya, biar Siauw-te turun tangan melancarkan peredaran darah didalam urat-urat nadi serta jalan-jalan
darahnya.52 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Ia merandek sejenak, lalu tambahnya lagi. Harap Pauw-heng suka melindungi diriku...
Selesai berbicara hawa lweekangnya lantas dikumpulkan kemudian disalurkan kedalam sepasang
telapak tangannya
Beberapa saat kemudian setelah menggulung ujung bajunya yang lebar sepasang telapak tangan Yu Ih
Lok perlahan-lahan ditekankan keatas sepasang pergelangan tangan bagian dalam dari perempuan berbaju
putih itu dan melakukan pengurutan dengan kain baju sebagai penghalang.
Setelah menguruti sepasang pergelangan tangan serta leggannya. Yu Ih Lok kembali menyingkirkan
rambutnya yang terurai untuk mengurut dada sebelah belakang, ubun-ubun, kening serta jantung.
Kurang lebih seperminum teh kemudian tiba-tiba perempuan muda berbaju putih itu menghembuskan
napas panjang lalu disusul muntahkan darah kental.
Dari kepala serta keningnya keringat dingin mulai mengucur keluar dengan amat deras, sepasang
matanya yang jelipun perlahan-lahan dipentangkan lebar-lebar.
Sekali pandang saja perempuan itu dapat menangkap Yu Ih Lok serta Pouw Cau berdua sedang
berjongkok disisi tubuhnya bahkan sepasang tangan si tukang ramal itu masih mencekal dan menguruti urat
nadi pergelangan tangan kanannya, tak terasa lagi tubuhnya mulai bergerak, dengan ditahan tangan kiri ia
paksakan diri untuk bangun duduk :
Yu Ih Lok karena takut perempuan tersebut sudah menaruh rasa salah paham terhadap dirinya, buru-
buru ia berseru.
Lukamu tidak ringan, cayhe menerima perintah dari Bengcu untuk mengobati dirimu dengan
menggunakan cara ilmu mengurut jalan darah. Tui Kong Kok Hiat, lebih baik kau berbaringlah dulu :
Dengan bangunnya perempuan berbaju putih ini maka rambutnya yang hitam mulus itupun ikut terurai
hampir menutupi seluruh wajahnya buru-buru ia mengesampingkan rambutnya dengan tangan kanannya lalu
dengan perasaan bingung dan tegang berseru :
Lalu dimanakah Bengcu kalian ?
Tadi ia sudah bergebrak mati-matian melawan siluman tua itu agaknya pada saat ini pun diapun
sedikit menderita luka dalam kini Bengcu sedang bersemedi untuk mengatur pernapasan kata Yu Ih Lok
menerangkan.
Selesai berkata wajahnya lantas dialihkan kearah dimana Hu Pak Leng sedang duduk bersemedi.
Mengikuti sinar matanya si perempuan muda berbaju putih itupun segera memandang kearahnya,
sewaktu melihat Hu Pak Leng sedang duduk bersila mengatur pernapasan ia menghembuskan napas panjang.
Suhuku sudah pergi ?? serunya kemudian dengan sinar mata dialihkan kekanan kekiri mencari.
Heee..... heee..... kau lagi menanyakan kakek tua manusia yang tidak mirip manusia dan membawa
beberapa bagian hawa setan itu? Timbrung Pouw Cau dengan dingin.
Sejak sadar dari pingsannya perempuan berbaju putih itu sudah berbicara sangat banyak sekali,
agaknya pada saat ini terasa amat lemah. Lengan yang semula menahan badannya untuk duduk mulai tidak
kuat bertahan diri lagi, akhirnya perlahan-lahan ia berbaring kembali keatas tanah.
Benar... dia... dia orang... sahutnya dengan suara yang amat lemah.
Ia sudah terluka ditangan Bengcu kami dan sekarang sudah melarikan diri.
Apa?? Diatas paras muka perempuan muda berbaju putih itu berlintas suatu perasaan kaget dan
ketakutan ia kena dikalahkan oleh Bengcu kalian.53 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Dengan paksaan diri kembali ia meronta lalu melirik sekejap kearah Hu Pak Leng yang sedang duduk
bersemedi.
Sejak semula Yu Ih Lok dapat meraba maksud hatinya. Tidak menanti perempuan itu buka suara
mengajukan pertanyaan secara suka rela ia sudah berbicara dahulu.
Karena pertempuran keras lawan keras diantara mereka berdua membuat kedua orang itu sama-sama
menderita luka dalam cuma luka yang diderita suhumu agaknya jauh lebih agak berat !
Tidak mungkin..... tidak mungkin..... dengan ngotot perempuan muda berbaju putih itu menggeleng.
Suhuku sudah berhasil mempelajari ilmu pukulan berhawa dingin Im Hong Cang yang sangat beracun,
perduli seseorang memiliki kepandaian ilmu silat yang bagaimanapun dahsyatnya setelah menahan
serangannya tentu akan terjungkal, kemungkinan sekali Bengcu kalianpun sudah terkena angin pukulan Im
Hong Ciangnya........
Ia baru saja sembuh dari luka parahnya kesehatan badan sama sekali belum pulih apalagi kini harus
berbicara banyak, baru saja berbicara sampai disitu napasnya kembali tersengkal-sengkal.
Apakah nonamu terluka oleh angin pukulan Im Hong Ciang suhumu?? tanyanya Yu Ih Lok cepat
dengan kening yang dikerutkan.
Perlahan-lahan perempuan muda berbaju putih memejamkan matanya.
Tidak salah, sahutnya dengan suara yang sama sekali tiada bertenaga, ketika aku melihat dia orang
berdiri tenang menyalurkan hawa murninya mengelilingi seluruh badan, dalam hati lantas sadar bila ia
hendak menggunakan ilmu pukulan Im Hong Ciangnya yang sangat lihay karena itu aku ada maksud maju
kedepan untuk mencegah niatnya, siapa sangka ternyata ia sudah turun tangan jahat terlebih dahulu terhadap
diriku.....
Napasnya mulai memburu dan tersengkal-sengkal hal ini membuat kata-kata selanjutnya sulit untuk
diteruskan.
Secara mendadak Yu Ih Lok merasakan bahwa perempuan muda berbaju putih yang mengeletak diatas
tanah dihadapannya ini terasa sangat lemah dan patut dikasihani diam-diam pikirnya.
Walaupun orang ini ada hal-hal yang patut dibenci tetapi dibawah perintah dan desakan si iblis tua itu
sudah tentu ia tak berani membangkang, hal ini tak bisa salahkan semua atas dirinya :
Berpikir akan hal ini, perasaan kasihan serta simpatik semakin menebal didalam hatinya :
Nona tahukah kau bila seseorang setelah terkena angin pukulan Im Hong Ciang tersebut harus
menggunakan obat apa untuk menolongnya? tanyanya perlahan.
Ilmu pukulan Im Hong Ciang merupakan suatu ilmu pukulan yang amat beracun kata perempuan
muda berbaju putih dengan mengepos semangat. Menurut apa yang aku ketahui dikolong langit pada saat ini
hanya ilmu lweekang berhawa panas Sian Thian Seng Kong Cian saja yang bisa menolong. Tetapi
kepandaian tersebut merupakan puncak daripada ketujuh puluh dua macam ilmu simpanan kuil Siauw-lim
sie para hweesio-hweesio lihay dari Siauw-lim pay saat ini entah masih adakah orang yang memahami ilmu
tersebut.
Ia merandek sejenak untuk mengatur pernapasan lalu sambungnya lebih lanjut.
Setelah dia orang kumpulkan hawa lweekangnya ternyata pertama-tama ia memerseni dulu sebuah
pukulan Im Hong Ciang kepadaku kemungkinan sekali kekuatannya sudah jauh berkurang dengan demikian
luka yang diderita Bengcu kalianpun rada lambat daya bekerjanya.
Aku sudah terkena racun angin pukulan Im Hong Ciang, itu terlalu dalam saudara-saudara sekalian
tidak perlu buang tenaga untuk mengurusi diriku lagi cepatlah carikan akal untuk menolong Bengcu kalian.54 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Heeeeei tenaga lweekang Bengcu kami sangat lihay dan sudah mencapai kesempurnaan, ujar Yu Ih
Lok menghela napas perlahan kecerdikannyapun melebihi orang lain walaupun suhumu memiliki ilmu
pukulan Im Hong Ciang yang sangat beracun aku rasa belun tentu bisa dilukai, setelah kena pukulan dia
masih dapat menyalurkan hawa murninya untuk mengatur pernapasan hal ini membuktikan kalau lukanya
tidak terlalu parah.
Di atas paras muka yang pucat dari perempuan berbaju putih itu terlintaslah suatu perasaan girang ia
tersenyum :
Semoga saja lukanya tak parah sehingga bisa cepat sembuh seperti sedia kala.
Selesai berkata ia memejamkan matanya.
Yu Ih Lok segera angkat tangannya perlahan-lahan menekan keatas keningnya, dia merasa kening
perempuan tersebut tiada hentinya mengucurkan keringat dingin ia mengetahui luka yang diderita
perempuan ini sangat berat harapan untuk sembuhpun sangat tipis sekali.
Ketika dia menoleh pula kearah Hu Pak Leng terlihatlah napas Bengcunya sudah mulai teratur
agaknya luka yang dideritapun rada jauh baikan.
Dengan cepat ia meloncat bangun kepada Lauw San Sam Hiong bisiknya :
Bengcu sedang bersemedi dan hampir mencapai saat-saat yang genting jangan mengganggu dirinya
luka tangan Ong-heng pun belum sembuh benar-benar seharusnya kau beristirahat juga dengan tenang kita
menanti dulu disini hingga Bengcu tersadar kembali lalu baru berangkat, sedang mengenai perempuan
berbaju putih ini rasanya sulit untuk diobati lagi.
Hmm perempuan rendah semacam itu sekalipun mati juga tidak mengapa seru Pouw Cau sambil
melirik sekejap kearah perempuan berbaju putih itu.
Mendadak perempuan itu membuka matanya memandang sekejap kearah Pouw Cau, seteleh itu
perlahan-lahan meram kembali.
Pandangan mata barusan ini amat mengenaskan sekali membuat setiap orang merasa ikut menaruh
rasa kasihan kepada dirinya Pouw Cau yang melihat hal itu secara mendadak hatinya terasa mulai tidak
tenang pikirnya :
Aku adalah seorang lelaki sejati jika terhadap seorang perempuan lemah yang hampir mendekati saat
ajalnyapun berbicara begitu kasar, bukankah aku sudah menghilangkan semangat serta kegagahan dari
seorang lelaki sejati.
Segera ia menoleh kearah Yu Ih Lok sambil bisiknya :
Yu-heng! harap kau menjaga keselamatan dari Bengcu biarlah Siauw-te berjaga-jaga dipintu sebelah
kiri sehingga jangan sampai ada orang yang berhasil masuk kemari dan mengganggu ketenangan Bengcu
didalam usahanya menyembuhkan luka yang ia derita :
Selesai berkata tanpa menoleh lagi ia lantas berjalan menuju kepintu sebelah kiri.
Biarlah aku berjaga dipintu sebelah kanan sambung si lelaki berusia pertengahan yang kurus kering
itu.
Selesai berkata iapun baru berlalu dari sana.
Walaupun orang ini kelihatan kurus kering dan sangat lemah sehingga hanya tampak kulit
pembungkus tulang belaka tetapi didalam deretan Lauw San Sam Hiong kepandaian ilmu silatnya hanya
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sedikit dibawah Loo-to, Pouw Cau.
Bila dibandingkan dengan Ong Toa Kang yang tinggi besar bagaikan kuda kepandaiannya lebih tinggi
satu tingkat dengan demikian adalah kedudukannya nomor dua.55 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Ia bernama Hang Cu merupakan otak dari Lauw San Sam Hiong bukan saja tindakannya paling
telengas bahkan pikirannya tajam banyak akal karena itu ia diberi gelar sebagai Koei Cu Khek atau si Cu
Khek setan.
Merepotkan kalian berdua harus bersusah payah buru-buru Yu Ih Lok merangkap tangannya menjura.
Kini ditengah lapangan Hu Pak Leng yang sedang duduk bersemedi mengatur pernapasan, si
perempuan cantik berbaju putih itu yang napasnya sudah senen-kemis Ong Toa Kang yang beristirahat
sambil bersandar diatas dinding ruangan serta Yu Ih Lok mondar-mandir dengan wajah murung.
Kepalanya perlahan-lahan didongakkan menyapu sekejap kedalam ruangan yang sunyi senyap
berbagai pikiran berkecambuk didalam benaknya.
Kini empat orang yang berada didalam ruangan hanya dia seorang yang tak terluka asalkan secara
diam-diam ia menunjukkan permainan setan dengan cepat dan tanpa meninggalkan sedikit bekaspun ia
berhasil membinasakan Hu Pak Leng lalu dengan sedikit menggunakan akal mencelakai pula Lauw San Sam
Hiong dan meninggalkan surat palsu peninggalan Hu Pak Leng bukankah dengan begitu dengan sangat
mudah sekali kedudukan Liok-lim Bengcu akan terjatuh ketangannya, walaupun dirinya sama sekali tiada
maksud untuk merebut kedudukan tersebut tetapi adik angkatnya Tong It Hauw siang malam sangat
merindukan kedudukan tersebut asalkan dalam surat peninggalan Hu Pak Leng dituliskan bahwa Tiong It
Hauw lah yang harus meneruskan jabatan Liok-lim Bengcu ini bukankah urusan akan jadi beres.
Berpikir akan hal itu hawa napsu membunuh segera melintas diatas wajahnya, perlahan-lahan ia
bangun berdiri dan berjalan mendekati diri Hu Pak Leng hawa murninya mulai dikumpulkan siap-siap
menotok jalan darah kematian dari si raja akherat berwajah dingin.
Ketika itulah..... mendadak terdengar perempuan berbaju putih itu menghela napas panjang.
Aduuuh.... benar-benar amat dingin serunya perlahan, agaknya ia sedang mengigau.
Suara seruan yang amat perlahan tadi seketika itu juga melenyapkan napsu membunuh yang semula
mencekam seluruh benaknya.
Ia segera menoleh, tampaklah perempuan muda berbaju putih itu menggerakkan badannya perlahan
lalu suasana kembali menjadi sunyi.
Ketika ia memusatkan perhatiannya kembali tampaklah Hu Pak Leng yang sedang duduk bersemedi
mengatur pernapasan kelihatan sangat angker dan berwibawa, dibawah sorotan cahaya lampu lilin
jambangnya pada berdiri bagaikan jarum walaupun berada dalam keadaan lupa kesadaran tetapi wajahnya
masih rnemancarkan suatu kekuatan yang dapat mempengaruhi orang lain.
Peristiwa yang terjadi selama beberapa bulan ini kembali terlintas didalam benaknya, diam-diam
dalam hati si tukang ramal ini mulai berpikir :
Orang-orang dari kalangan Liok-lim terdiri dari berbagai macam manusia yang sukar dikuasai, kecuali
seorang pemimpin yang benar-benar mempunyai pikiran demikian cerdik serta kelapangan dada yang
melebihi orang lain, rasanya sulit untuk mencari orang kedua yang mirip dirinya.....
Sejak semula ia sudah menaruh rasa hormat dan kagum terhadap diri Hu Pak Leng, hanya saja
perasaan tersebut timbul dari dasar hatinya tanpa ia sadari.
Sewaktu hawa napsu membunuh mulai meliputi wajahnya darah panas bergolak memenuhi seluruh
rongga dada dalam pikirannya lantas teringat akan pesan dari adik angkatnya Tiong It Hauw.
Ketika itu dia cuma punya pikiran untuk rebut kedudukan Liok-lim Bengcu lalu dipersembahkan
untuk Tiong It Hauw dan satu-satunya jalan untuk mensukseskan niatnya ini adalah turun tangan
membinasakan diri Hu Pak Leng terlebih dahulu.
Tetapi kepandaian silat dari Hu Pak Leng sangat lihay dan melebihi siapapun apalagi kecerdikannya
tiada bandingan pada hari-hari biasa boleh di kata sama sekali tiada kesempatan baginya untuk turun tangan.56 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Kini ia sedang menderita luka parah inilah suatu kesempatan yang tak mungkin bisa ditemui dalam
berribu-ribu peristiwa lainnya.....
Tetapi ketika hawa napsu membunuh sudah luntur dan hatipun jauh lebih tenang mendadak dia
merasakan bahkan dirinya sudah menaruh perasaan hormat dan kagum yang tiada taranya terhadap sang
Bengcu yang gagah perkasa, lapang dada dan sangat berwibawa.
Ia merasa seorang jagoan yang tidak mengutamakan kedudukan serta nama tetapi menomor satukan
kegagahan seorang pendekar berubah betul-betul merupakan seorang lelaki sejati, seorang enghiong hoohan.
Walaupun nama serta gelarnya didalam dunia kangouw dicap sebagai seorang penjahat tetapi setiap
langkah setiap tindakannya adalah jujur dan gagah rasanya hanya dia seoranglah yang patut didudukkan
sebagai pemimpin diantara bajingan-bajingan serta penjahat-penjahat kalangan Liok-lim.
Jika semisalnya ia jadi turun tangan jahat menotok jalan darah kematiannya bukankah hal ini sama
dengan ia sudah melakukan suatu perbuatan yang salah dan patut disesalkan selama hidup.
Ketika berpikir sampai disitu tak kuasa lagi keringat dingin mulai mengucur keluar membasahi
seluruh tubuhnya, dengan sangat hormat ia menjura kearah Hu Pak Leng yang duduk bersemedi.
JILID 4
BENGCU ! diam-diam serunya dalam hati. Maafkanlah diriku yang terlalu mengikuti napsu sehingga
hampir-hampir saja melakukan kesalahan besar.
Mendadak Hu Pak Leng membuka matanya lalu tersenyum dan sekali lagi pejamkan kembali
matanya.
Walaupun senyuman tersebut kelihatan sangat ramah dan halus tetapi didalam pandangan Yu Ih Lok
mirip sekali dengan sebilah pedang pusaka yang menusuk menembus ulu hatinya perasaannya sangat
bergetar.
Tubuhnya gemetar keras tak kuasa lagi dia menekuk lutut jatuhkan diri berlutut.
Yu-heng cepat bangun berdiri, mendadak terdengar Hu Pak Leng berseru dengan suara yang amat
lemah. Coba kau periksalah keadaan dari perempuan berbaju putih itu coba kau lihat apakah ia masih bisa
ditolong.....
Bengcu kau bertanggung jawab atas keselamatan seluruh anggota Liok-lim yang ada dikolong langit,
memperhatikan kesehatan badan sendiri jauh lebih penting kata Yu Ih Lok dengan nada gemetar. Sewaktu
menyembuhkan luka lebih baik pikiran jangan bercabang, semoga saja Thian memberkahi Bengcu selalu dan
sehat wal afiat.
Heeei... kita orang-orang dari kalangan Liok-lim selamanya paling dibenci oleh orang-orang dari
kalangan lurus dan diikuti oleh rakyat dimanapun hal ini kesemuanya disebabkan perbuatan kita yang terlalu
merugikan orang lain, ujar Hu Pak Leng sambil menghela napas panjang. Setiap orang yang termasuk
didalam kalangan Liok-lim kita kebanyakan sepasang tangannya sudah penuh berlumuran darah didalam
pikiran tiada maksud yang baik dan selamanya hanya terkandung maksud-maksud jahat belaka.....
Teringat tempo dulu semasa aku masih muda perbuatan-perbuatan yang aku lakukan betul-betul
keterlaluan boleh dihitung kejahatanku bertumpuk-tumpuk...
Ia merandek sejenak sambil menghela napas panjang sambungnya.
Sejak aku bertemu muka dengan enso kalian hatiku betul-betul dibuat terharu oleh sikapnya yang
halus tempo dulu aku membunuh orang sesuka hati bahkan aku anggap seperti bersantap nasi saja gelar si
raja akherat berwajah dingin justru diperoleh dari hal ini tetapi dia untuk mencelakai seekor burung atau
seekor binatang kecilpun tidak tega karena sikapnya itu aku jadi tersadar kembali aku mulai menyesal saking57 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
gemasnya kepingin bunuh diri setiap kali aku duduk-duduk bersama dirinya dalam hatiku segera timbul
perasaan malu dan menyesal karena itu aku mengambil keputusan untuk mengasingkan diri dan
mengundurkan diri dari kalangan Bu-lim untuk tidak melakukan perbuatan jahat lagi.
Selama beberapa tahun dimana aku mengasingkan diri aku merasa hidupku tidak tenteram, musuh-
musuh buyutanku selalu saja bagaikan bayangan mengejar dan mendesak kami suami istri, hal ini memaksa
kami harus bergerak ditengah hutan-hutan yang lebat untuk menghindarkan diri dari pendengaran musuh:
Walaupun begitu perasaan hati tetap tenang bagaikan permukaan telaga yang tak berombak karena aku
merasa inilah buah akibat dari tindakan serta perbuatanku tempo dulu semakin berat penderitaan yang aku
dapat hatiku semakin tenang...
Bengcu adalah seorang manusia yang penuh kasih sayang dan cerdik dikolong langit rasanya sulit
untuk dicarikan keduanya... puji Yu Ih Lok.
Hu Pak Leng tersenyum.
Yu-heng kau terlalu memuji, perlahan-lahan ia menghela napas panjang sambungnya:
Dengan tiada sayangnya kembali aku munculkan diri didalam dunia kangouw untuk mengikuti
pertempuran rebutan kedudukan Liok-lim Bengcu digunung Pak Ih kesemuanya tidak lain disebabkan aku
bermaksud hendak mengubah yang jahat menjadi perbuatan-perbuatan baik, beruntung sekali didalam
pertempuran tersebut aku berhasil menang dan memperoleh kedudukan Liok-lim Bengcu tersebut.
Kepandaian ilmu silat Bengcu sangat lihay melebihi orang lain berhasil memperoleh kedudukan
Bengcu sudah merupakan suatu peristiwa yang dapat diduga.
Jika ditinjau keadaan saat ini, walaupun kita orang-orang dari kalangan Liok-lim berhasil
mempersatukan diri, tetapi keadaan yang kita hadapi sebetulnya sangat berbahaya dan kritis. Loo Hu It Shu
serta Leng Lam Jie Khie sejak semula sudah bersekongkol untuk berbuat jahat walaupun diluaran mereka
sangat menurut! perintah serta tindakan kita, padahal secara diam-diam mereka berusaha keras untuk
menghancurkan semua pekerjaan kita.
Keempat buah pantangan yang aku ajukan sejak dulu sudah menimbulkan perasaan tidak puas dari
kawan-kawan Liok-lim, didalam hati mereka masing-masing sudah bertanam maksud untuk memberontak
dan menghianat ditambah pula gosokan serta hasutan-hasutan dari Loo Hu It Shu serta Leng Lam Jie Khie
suasana semakin kacau dan persatuan sudah retak dan hancur berantakan.
Walaupun Lam San Sam Hiong menaruh rasa hormat terhadap diriku dan kepandaian silat yang
mereka miliki sangat lihay, tetapi kecerdikannya tak memadahi untuk menghadapi urusan besar satu-satunya
orang yang bisa dipercaya dan bisa membantu diriku hanya Yu-heng beserta Tiong-heng dua orang saja.
Ketika aku hendak meninggalkan lembah Mie Cong Kok secara diam-diam Tiong-heng sudah aku
beritahu untuk bantu ensomu memimpin usaha besar ini, justru maksudku membawa serta Yu-heng adalah
bertujuan dalam hal ini.
Yu Ih Lok yang mendengar penjelasan tersebut dalam hati benar-benar sangat terharu dibuatnya, air
mata bercucuran membasahi seluruh wajahnya.
Bengcu suka mencintai diriku dan mempercayai aku Yu Ih Lok untuk membantu usaha besarmu hal
ini benar-benar membuat aku merasa amat terharu bercampur terima kasih sebagai balas jasanya bilamana
Bengcu membutuhkan tenagaku sekalipun harus matipun aku tak akan menolak.
Mendengar perkataan tersebut Hu Pak Leng lantas tersenyum.
Perempuan berbaju putih itu sudah melepaskan budi terhadap diriku jika bukan dia yang menahan
pukulan Im Hong Ciang dari Im So It Mo terlebih dahulu kemungkinan sekali lukaku tak seenteng ini
katanya.58 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Tetapi lukanya terlalu parah mungkin sukar untuk ditolong lagi, kata Yu Ih Lok dengan alis yang
dikerutkan wajahnya kelihatan serba salah.
Untuk sementara waktu kalian boleh berusaha untuk menahan luka tersebut jangan sampai kambuh
dan mulai bekerja menanti aku sudah selesai mengatur pernapasan barulah berusaha kembali untuk
menolong dirinya.
Kalau cuma soal ini Bengcu boleh berlega hati mungkin aku masih sanggup untuk menyelesaikannya.
Hu Pak Leng tertawa tawar perlahan-lahan ia memejamkan matanya kembali!
Dengan amat hormat Yu Ih Lok menjura memberi hormat kepada Hu Pak Leng kemudian baru
bangun berdiri dan berjalan kesisi tubuh perempuan berbaju putih itu membimbing ia duduk dirinyapun
duduk bersila mengumpulkan hawa murninya ketelapak, lalu menempelkan telapak tangan kanannya keatas
jalan darah Ming Bun Hiat pada punggung perempuan berbaju putih itu.
Segulung hawa murni yang amat panas segera mengalir keluar melalui jalan darah Ming Bun Hiat
pada punggung perempuan tersebut berusaha untuk menyembuhkan lukanya.
Sepasang mata perempuan muda berbaju putih yang semula dipejamkan rapat-rapat mendadak
dipentangkan lebar-lebar memandang sekejap kearah Hu Pak Leng lalu perlahan-lahan dipejamkan kembali.
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Haruslah diketahui seseorang yang sudah memiliki tenaga lweekang didalam badannya, maka seluruh
urat nadinya boleh dikata sudah saling tembus semua Yu Ih Lok dengan tiada sayangnya menyalurkan hawa
murni kedalam tubuh melalui jalan darah, Ming Bun Hiat-nya hal ini kontan saja membuat napas sang
perempuan berbaju putih yang semula sudah hampir putus perlahan-lahan jadi atur, lembut dan keadaannya
mulai pulih sehingga mirip orang yang sedang tertidur nyenyak.
Kurang lebih seperminun teh kemudian dari atas ubun-ubun Yu Ih Lok mulai kelihatan munculnya air
keringat.
Ia tarik kembali telapak tangan kanannya untuk beristirahat sejenak lalu sekali lagi tangannya
ditempelkan keatas jalan darah Ming Bun Hiat pada punggung perempuan berbaju putih itu.
Yu Ih Lok yang dibikin sadar pikirannya terhadap perkataan Hu Pak Leng saat ini sama saja di anggap
seperti menerima perintah sehingga tanpa sayang-sayangnya ia sudah menggunakan hawa murni sendiri
untuk menyambung napas perempuan berbaju putih itu untuk melanjutkau hidup.
Selama satu malaman ini Yu Ih Lok telah menggunakan tenaga murninya mengurut dan memijiti
kedua belas buah jalan darah penting dalam tubuhnya.
Cuaca perlahan-lahan berubah jadi tenang kembali langitpun mulai terang benderang lampu lilin
dalam ruangan sudah padam sedang sinar sang surya perlahan-lahan menyoroti dalam ruangan sehingga
kelihatan napas perempuan berbaju putih yang mulai berjalan normal kembali.
Tetapi sebaliknya sepasang mata Yu Ih Lok di pejamkan rapat-rapat wajahnya amat serius sedang
keringat sebesar kacang kedelai mengucur keluar tiada hentinya sehingga seluruh bajunya basah kuyup.
Walaupun badannya masih tetap duduk tak bergerak tetapi sudah menunjukkan gejala tak tahan.
Hu Pak Leng yang duduk dipojokan selama semalaman dia mengatur pernapasan terus berusaha
menggunakan hawa murninya menembusi jalan-jalan darah serta urat-urat nadinya guna paksa hawa dingin
yang berasal dari pukulan, Im Hong Ciang bisa terdesak keluar dari dalam tubuhnya.
Kini cahaya sang surya menyorot masuk kedalam ruangan tepat menyinari wajahnya ia merasa
pandangannya jadi terang.
Dalam hati Hu Pak Leng segera tahu kalau hari sudah terang perlahan-lahan ia menghembuskan napas
panjang dan mementangkan sepasang matanya.59 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Tampaklah Yu Ih Lok tetap duduk bersila di belakang perempuan berbaju putih itu sedang sepasang
tangan masih menempel diatas jalan darah Ming Bun Hiat-nya.
Keringat mengucur keluar membasahi seluruh tubuh karena panasnya hawa murni saat ini mulai
menguap dan meninggalkan asap panas yang tebal.
Hu Pak Leng yang melihat kejadian itu tentu saja tahu bahwa ia sedang menggunakan hawa murninya
guna mempertahankan nyawa perempuan berbaju putih itu.
Dalam hati ia merasa sangat terharu setelah menghembuskan napas panjang hawa murninya kembali
dikumpulkan dalam pusar lemaskan anggota badannya lalu bangun berdiri dan berjalan kearah diri si tukang
ramal tersebut.
Terhadap mendekatnya Hu Pak Leng ternyata Yu Ih Lok sama sekali tidak merasa.
Yu-heng, perlahan-lahan Hu Pak Leng berjongkokkan membisik lirih. Jika ditinjau dari air mukamu
agaknya kau terlalu lelah lebih baik cepat-cepatlah beristirahat.
Yu Ih Lok masih belum mendengar perkataan tersebut dari hidungnya ia cuma mendengus berat.
Dengan menggunakan ujung bajunya Hu Pak Leng mengusap kering keringat yang membasahi
tubuhnya.
Yu-heng..... serunya kembali.
Yu Ih Lok yang mendengar suara panggilan dari Bengcunya buru-buru mementangkan sepasang
matanya dengan sekuat tenaga bibirnya gemetar keras sedang alisnya dikerutkan rapat-rapat.
Bengcu..... setelah bersusah payah akhirnya ia berhasil pula berseru dengan suara yang rendah berat.
Begitu perkataan tersebut terlontar keluar badannya gemetar keras lalu jatuh terjengkang kebelakang.
Kiranya Yu Ih Lok sudah mengerahkan hawa murninya sepanjang malam untuk mengobati perempuan
berbaju putih itu sampai kini ia masih juga bisa bertahan untuk bantu menembusi jalan darah didalam tubuh
perempuan tersebut dan mempertahankan napasnya boleh dikata kesemuanya ini disebabkan suatu kekuatan
yang timbul karena perasaan kagum dan terharunya terhadap diri Hu Pak Leng.
Apa lagi kini Hu Pak Leng menunjukkan perasaan begitu kuatir terhadap dirinya bahkan bantu pula
untuk mengusap kering keringatnya walaupun tidak berbicara tetapi dalam hati ia merasa sangat paham.
Tak terasa lagi saking terharunya dia segera buka mata, siapa sangka karena hendak berbicara maka
hawa murni yang semula masih terkumpul kini buyar sama sekali.
Karena hawa murninya buyar maka semangat yang selama mempertahankan dirinyapun ikut lenyap
tak berbekas oleh sebab itulah sewaktu ia membuka mulutnya tadi badannyapun ikut jatuh terjengkang.
Buru-buru Hu Pak Leng menggerakan tangannya menyambar kedepan menahan badannya sehingga
tak sampai jatuh terjengkang diatas tanah hawa murninya lantas dikumpulkan lalu bagaikan kilat cepatnya
berturut-turut menotok jalan darah, Cie Kong, Hoay Leng, Thian Tie, Sin Cang, Heng Bun serta, Pak Hwee
enam buah jalan darah penting.
Terdengar Yu Ih Lok menghembuskan napas panjang mulutnya terpentang lebar-lebar lalu muntahkan
segumpal riak kental.
Dengan tangan kiri Hu Pak Leng mencekal erat-erat jalan darah. Thay Cho pada pergelangan
tangannya, tangan kanan merogoh kedalam saku mengeluarkan sebuah botol kuno yang terbuat dari
porselen.
Setelah membuka tutup botolnya dengan mulut ia mengeluarkan sebutir pil berwarna merah.60 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Yu-heng ! ujarnya. Kau terlalu banyak mengorbankan hawa murnimu sehingga untuk sesaat peredaran
darah kurang lancar kau telanlah pil ini untuk mempertahankan isi perut serta denyutan jantungmu.
Yu Ih Lok tidak banyak berbicara ia mengangguk lantas telan pil merah tersebut kedalam perut.
Yu-heng sekarang cepatlah atur pernapasan. Bisik Hu Pak Leng lebih lanjut sembari menutup kembali
botol obatnya.
Bengcu boleh berlega hati. Yu Ih Lok tersenyum setelah aku rnenelan pil mujarab pemberian Bengcu
rasanya jauh lebih baikan, Bengcu tidak usah tertalu banyak buang tenaga untuk mengurusi diriku cepatlah
berusaha untuk menolong perempuan muda berbaju putih itu kemungkinan sekali ia sudah tidak kuat lagi.....
Berkat bantuan hawa murnimu pada saat ini semangatnya sudah jauh pulih atau paling sedikit
umurnya bisa diperpanjang lebih lama lagi.
Kalau begitu susah payahku tidak akan sia-sia belaka seru Yu Ih Lok sambil tertawa lalu
menghembuskan napas panjang.
Mendadak... tampaklah si perempuan muda berbaju putih itu menoleh kemari.
Aku sangat berterima kasih kepadamu yang dengan tiada sayangnya sudah mengunakan hawa
murnimu untuk mempertahankan nyawaku, katanya dengan suara yang merdu. Cuma luka dalam yang aku
derita terlalu parah walaupun memperoleh bantuanmu yang sangat berharga rasanya ada sulit untuk melewati
sampai siang nanti.
Dengan amat sedih ia menghela napas panjang tambahnya.
Tetapi demikianpun sudah cukup asalkan aku bisa hidup setengah harian lagi sekalipun terdapat
berribu-ribu bahkan berlaksa katapun bisa diutarakan hingga selesai.
Hu Pak Leng yang mendengar perkataan itu segera tertawa lalu menggeleng.
Luka yang kuderita bukannya tak bisa ditolong asalkan buang sedikit tenaga...
Tidak bisa, jadi potong perempuan muda berbaju putih itu dengan sedih, pukulan ilmu Im Hong
Ciang-nya telah menggunakan hawa murni hasil latihan selama lima belas tahun lamanya bukan saja
pukulannya sangat beracun dan bahaya, bahkan kekuatannya sangat luar biasa, aku mengerti nyawaku tak
bakal lolos sampai nanti.
Perkataan dari hujien sedikitpun tidak salah kata Hu Pak Leng mengangguk. Sewaktu cayhe adu
tenaga secara kekerasan dengan dirinya tadi...
Jangan sebut aku hujien mendadak perempuan berbaju putih itu menyela.
Semula Hu Pak Leng rada tertegun akhirnya ia tersenyum.
Tiba-tiba perempuan muda berbaju putih itu mencengkeram pakaian yang ia kenakan lalu dengan
keras ditarik robek.
Setiap orang yang termasuk dalam perguruan suhuku selamanya dilarang kawin dan mengikat
hubungan suami istri dengan siapapun katanya sambil tertawa sedih. Aku sudah menyaru kematian suami
serta adikku kesemuanya bukan lain untuk memancing kedatanganmu kemari.
Oooouw..... soal ini aku sudah tahu.
Kalau sudah tahu seharusnya kau jangan sebut aku sebagai hujien lagi.
Lalu siapakah nama nona? tanya Hu Pak Leng kemudian setelah termenung berpikir sebentar.
Teringat sewaktu masih berada dirumah ibuku sering panggil aku dengan sebutan Lan Jie selama
puluhan tahun ini belum pernah aku mendengar orang lain panggil aku dengan sebutan tersebut, baiknya kau
panggil aku dengan sebutan Lan Jie saja.61 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Kontan Hu Pak Leng kerutkan alisnya diatas paras mukanya terlintas perasaan serba salah, lama sekali
ia bungkam dalam seribu bahasa.
Agaknya si perempuan berbaju putih itu dapat memecahkan perasaan hati Hu Pak Leng saat ini ia
tertawa tawar.
Bagaimanapun aku tak bakal bisa hidup lebih dan nanti siang kaupun tak bakal memanggil beberapa
jam nama kecilku itu katanya sedih.
Hu Pak Leng yang melihat sinar matanya memancarkan nada memohon diam-diam menghela napas
panjang pikirnya.
Orang yang hampir mendekati ajal perasaan hatinya memang paling lemah dan paling mudah teringat
peristiwa semasa masih kecil mengapa aku tidak berusaha untuk menghibur dirinya??.
Baiklah, aku akan menuruti permintaanmu dan memanggil nama kecil nona, katanya kemudian.
Diatas paras muka yang pucat pasi dari perempuan berbaju putih itu terlintaslah segulung warna merah
dadu.
Kenapa kau belum panggil juga? tegurnya.
Heeei..... Lan Jie sapanya kemudian sambil tertawa setelah menghela napas panjang.
Mendadak perempuan baju putih itu tersenyum.
Mendengar panggilan tersebut aku jadi merasa diriku lebih muda sepuluh tahun dan kemudian berada
disisi ayah ibuku katanya perlahan.
Dua titik air mata mengikuti lekukan wajahnya menetes jatuh kebawah sedang suatu senyuman
kegirangan menghiasi ujung bibirnya, agaknya panggilan yang sangat perlahan dari Hu Pak Leng barusan
sudah memberikan suatu hiburan yang sangat berharga bagi dirinya.
Sinar mata surya menyoroti dalam ruangan melalui celah-celah genting yang sudah berlubang dari
samping pintu tampak munculnya bayangan manusia disusul Pouw Cau serta Hong Ci dari Lauw San Sam
Hiong berjalan masuk.
Pada jarak empat langkah dari Hu Pak Leng mereka berdua bersama-sama menghentikan langkahnya
lalu menjura dengan sangat hormat kepada diri Liok-lim Bengcu.
Sekarang sudah waktu kapan? tanya Hu Pak Leng kemudian sambil tersenyum dan mengangguk.
Hampir mendekati jam delapan buru-buru Pouw Cau menyahut sambil bungkukkan badannya.
Bagaimana? apakah kalian hendak pergi dari sini? mendadak perempuan muda berbaju putih itu
menegur sambil menoleh.
Didalam kuil yang sunyi dan terasing sukar untuk mendapatkan obat-obatan kita tunggu sebentar lagi
menanti saudara Yu telah selesai mengatur pernapasan kita bersama-sama pergi ke kota...
Mendadak Yu Ih Lok yang sedang mengatur pernapasan mementangkan sepasang matanya.
Aku sudah merasa sakitku rada baikan, sekalipun untuk bergerak juga tidak ada halangannya lagi.
Tetapi aku tidak sanggup sambung si perempuan berbaju putih itu dengan cepat kini sudah hampir jam
delapan berarti pula nyawaku tinggal dua jam lagi, jikalau aku harus menyia-nyiakan waktu sangat baik ini
ditengah jalan bukankah hal itu terasa amat sayang.
Nona ! kendati lukamu amat parah tetapi bukannya tak bisa ditolong, hibur Hu Pak Leng setelah
termenung sejenak. Aku berharap kau suka mempercayai diri cayhe.....
Eeeei... bukankah kau sudah setuju untuk panggil aku dengan sebutan Lam Jie... Potong si perempuan
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
muda berbaju putih cepat.62 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Ia merandek sejenak lalu tambahnya :
Aku tahu, lukaku ini kecuali ilmu lweekang berhawa panas Sian Thian Seng Kang Cian dari partai
Siauw lim pay sekalipun mendapatkan pil mujarab yang bisa menghidupkan kembali orang matipun tiada
berguna.
Lam Jie seru Hu Pak Leng sambil menggeleng dan tertawa. Kau tahu apa sebabnya ilmu lweekang
Sian Thian Seng Kang Cian dari partai Siauw lim pay bisa digunakan untuk membebaskan dari racun
pukulan ilmu, Im Hong Ciang.
Karena ilmu lweekang Sian Thian Seng Kang Cian merupakan suatu ilmu tenaga dalam aliran panas
dan hanya hawa aliran panas saja yang bisa mengusir dari pukulan hawa dingin.
Naah itulah! kalau memang ilmu lweekang Sian Thian Seng Kang Cian bisa mengusir racun hawa
pukulan dingin maka setiap orang yang memiliki tenaga lweekang aliran panas kemungkinan besar bisa pula
mengusir racun tersebut.
Tapi..... kau ingin mencari siapa untuk menolong diriku??.
Aku sahut Hu Pak Leng tersenyum.
Mendadak diatas paras muka perempuan berbaju putih itu terlintas perasaan terkejut bercampur
girang.
Jadi kau belum menikah? serunya tak tertahan.
Mendengar pertanyaan itu Hu Pak Leng jadi melengak untuk beberapa saat lamanya ia merasa
bingung untuk mendapatkan suatu jawaban yang tepat.
Agaknya si perempuan muda berbaju putih itupun merasa bila pertanyaan yang ia ajukan rada kurang
beres buru-buru sambungnya kembali.
Aku pernah dengar suhuku berkata bahwa barang siapa melatih ilmu lweekang aliran panas hingga
mencapai kesempurnaan maka sejak kecil ia harus berlatih, bahkan..... bahkan.....
Ia mengucapkan kata-kata terakhir sampai setengah harian lamanya tetapi masih juga tak sanggup
untuk meneruskan kata-katanya.
Walaupun ia tidak berbicara tetapi Hu Pak Leng sudah mengerti apa yang ia hendak ucapkan, tak
terasa lagi Liok-lim Bengcu ini tertawa tawar.
Hal ini sih belum tentu sahutnya. Jika untuk pertama kali ingin mempelajari tenaga lweekang aliran
panas memang seharusnya punya dasar tubuh seorang bocah tetapi bila telah mencapai hasil kesempurnaan
tidaklah perlu untuk setiap mempertahankan pendapat itu jikalau tenaga lweekang Sian Thian Seng Kang
Cian sungguh-sungguh bisa menyembuhkan lukamu aku rasa ilmu jari Thian Seng Cie kupun bisa pula
menyembuhkan lukamu itu.
Heeeei... aku lihat lebih baik kalian tak usah repot-repot lagi ujar perempuan berbaju putih dengan
nada sedih sinar matanya dialihkan keatas atap rumah, sekalipun kau bisa menyembuhkan lukaku akupun tak
bisa hidup lebih lama lagi didalam kolong langit.
Kenapa ? ? seru Hu Pak Leng..... Maaf aku orang sulit untuk memahami perkataanmu itu.
Setiap orang yang telah memasuki perguruan kami selama hidup tak boleh berkhianat dan keluar dari
perguruan bilamana berani melanggar peraturan ini suhuku tentu akan mengambil tindakan sehingga orang
itu dibunuh mati perduli kau melarikan diri di ujung langitpun jangan harap bisa menghindarkan dari
bencana ini.
Soal ini kau tak usah kuatir, hibur Hu Pak Leng setelah termenung sejenak. Jikalau kau sungguh-
sungguh ada maksud untuk melepaskan jalan hitam untuk balik ke jalan yang lurus setelah lukamu sembuh63 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
kau boleh untuk sementara waktu berdiam didalam lembah Mie Cong Kok menanti aku telah menyelesaikan
perjanjianku dengan Im So It Mo tiga bulan mendatang kau baru meninggalkan tempat itu sesuka hatimu.
Perlahan-lahan perempuan barbaju putih itu menghela napas panjang.
Aku rasa hanyalah berbuat begitu saja katanya.
Hu Pak Leng lantas menoleh dan memandang sekejap kearah Ong Toa Kang yang bersandar pada
dinding ruangan.
Ong-heng bagaimana dengan lukamu apakah rada baikan... tegurnya.
Ong Toa Kang tetap membungkam agaknya ia sama sekali ia tidak mendengar perkataan tersebut
badannya tetap bersandar pada dinding ruangan sedang sepasang matanya melotot tak berkedip.
Melihat kejadian itu air muka si setan Coe Khek berubah hebat dengan langkah lebar menghampiri
saudaranya.
Kemungkinan sekali didalam obat pemunah itu si setan tua telah menunjukkan permainan setan.
Hu Pak Leng mendengar perkataan tersebut seketika itu juga dibuat tertegun pikirnya :
Dugaan ini sedikitpun tidak salah jika Im So It Mo menusukkan sebangsa racun kedalam obat
pemunah tersebut bukankah kali ini aku sudah tertipu.
Tak terasa air mukanyapun ikut berubah hebat.
Coba bawa kemari obat pemunah yang dia berikan kepada kalian biar aku periksa sebentar mendadak
si perempuan berbaju putih itu berseru.
Dari dalam sakunya Yu Ih Lok segera mengeluarkan sebuah pil yang masih tersimpan dalam sakunya
untuk diletakan pada tangannya.
Sinar mata perempuan berbaju putih itu berputar memandang tajam pil yang diberikan Yu Ih Lok
kepadanya.
Ehmm..... obat ini sedikitpun tidak salah...
Baru saja perkataan tersebut diutarakan keluar si setan Coe Khek sudah berjalan kesamping Ong Toa
Kang lalu tangannya menyambar menarik badannya bangun.
Mendadak Ong Toa Kang mementangkan matanya lebar-lebar.
Obat apa yang sudah diberikan si setan tua itu kepadaku? makinya dengan suara setengah
menggembor. Kenapa sesudah aku telan rasa mengantuk begitu menyerang diriku.
Hu Pak Leng yang melihat dia sudah tersadar kembali perasaan murung yang mengganjal didalam
hatipun ikut lenyap tak berbekas.
Lan Jie katanya sambil tersenyum, apakah setiap orang yang menelan pil pemunah ini lantas
mempunyai perasaan sangat mengantuk??.
Si perempuan berbaju putih itu segera mengangguk.
Sedikitpun tidak salah.... serunya ia merandek sejenak lalu sambungnya lagi.
Luka mereka belum benar-benar sembuh lebih baik kita tinggal sejenak lagi didalam ruangan besar ini
biarlah aku selesaikan dulu isi hatiku kemudian baru berangkat, bagaimana? kemungkinan sekali sebelum
kita tiba dikota Lam Cang racun pukulan yang bersarang dalam tubuhku sudah kambuh sehingga merenggut
nyawaku.64 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Hu Pak Leng tidak langsung memberi jawaban ia menoleh memandang dulu diri Ong Toa Kang
sewaktu dilihatnya pergelangan tangan kanannya yang merah bengkak sudah kempes beberapa bagian ia
baru menyahut.
Jika kau orang tidak suka mempercayai diriku, hal inipun merupakan suatu kejadian yang tak bisa
dipaksakan lebih lanjut kau ada perkataan apa silahkan dibicarakan.
Aku mana berani tidak mempercayai dirimu hanya saja jika aku sampai menemui ajalnya dan
perkataan yang terkandung dalam hatiku tidak sempat diutarakan bukankah hal ini merupakan suatu kejadian
yang patut disayangkan... sekalipun aku mati juga mati tidak meram.
Heeeei..... hal ini tak bisa disalahkan ia tidak percaya terhadap diriku bisa menyembuhkan luka yang
sedang ia derita diam-diam Hu Pak Leng dalam hatinya. Tentunya ia sudah terlalu lama bergaul dengan Im
So It Mo dan kenyang melihat kekejaman dari iblis tua itu sehingga perasaan jeri dan kurang percaya pada
diri sendiri sudah tertanam dalam didalam hatinya.
Berpikir akan hal ini lantas menoleh tertawa.
Kau bicaralah, aku tentu akan pentang telinga lebar-lebar untuk mendengarkan seluruh perkataanmu
ujarnya.
Si perempuan berbaju putih itu sedikit menggeserkan badannya setelah menghela napas panjang
ujarnya:
Munculnya suhuku kali ini dalam dunia kangouw sebetulnya sudah lama menyusun rencana busuk
bersiap untuk menjebak jago lihay dari seluruh perguruan aliran lurus yang ada dalam Bu-lim.
Haaa... haaa... haaa... dengan mengandalkan sedikit kepandaian yang dimiliki Im So It Mo kepingin
Golok Halilintar Karya Khu Lung Rajawali Emas 48 Prahara Di Bukit Wiro Sableng 165 Bayi Titisan
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama