Ceritasilat Novel Online

Badai Dunia Persilatan 8

Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID Bagian 8



masih mengetahuinya dengan mata jelas puji Ci Yang Tootiang sambil tertawa.

Aaaah... sahabat-sahabat karibku masih sering berkumpul dirumahku maka dari itu meski aku telah

mengasingkan diri namun mereka masih menceritakan pula keadaan dunia persilatan kepadaku apa lagi

beberapa orang iblis tua ini sudah banyak melakukan keonaran dalam dunia persilatan tempo dulu maka

andaikan sedikit ingatanku masih bisa kenali mereka ini.

Masing-masing pihak saling mendekat dan akhirnya berhenti kurang lebih jarak lima enam depa Hong

Cioe berhenti dan sambil menjura tegurnya tertawa.

Hong Cioe telah lama menantikan kehadiran cuwi sekalian.

Omintohud apabila loolap sekalian datang terlambat harap anda suka maafkan... buru-buru Thian Sian

Thaysu balas memberi hormat.

Hu Pak Leng menyapu sekejap wajah Thian Sian Thaysu ia menyambung :

Meja perjamuan telah dipersiapkan diatas tebing silahkan cuwi menghadapi perjamuan tersebut!

ooooOoooo

12

THIAN Sian Thaysu tersenyum.

Hu Bengcu sejak perpisahan apakah kau dalam keadaan baik-baik sungguh tak nyana loolap bisa

berjumpa kembali dengan Hu Bengcu dalam waktu sesingkat ini sahutnya.

Hu Pak Leng takut padri itu membicarakan soal kunjungannya ke kuil Siauw lim si buru-buru ia

alihkan pokok pembicaraan kesoal lain.

Di atas tebing telah tersedia meja perjamuan untuk menyambut kedatangan cuwi sekalian.

Huan Tong San tertawa dingin tukasnya.

Sejak kuno orang mengatakan : perjamuan tak ada yang bermaksud baik kalau Hu Bengcu telah

mencampuri racun dalam sayur serta arak tersebut maka aku hendak terangkan dulu bahwa usahamu bakal

sia-sia belaka.

Hong Cioe mendengus dingin, hmmm... apa bila aku Hong Cioe tidak melamur anda pastilah Huan

Tong San, Huan loo enghiong yang pernah memimpin para jago dari daerah utara dan selatan sungai tempo

dulu? Jengeknya.

Tidak salah loolap adalah Huan Tong San.229 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Huan loo enghiong harap kau berlega hati meskipun Hong Cioe dalam pandangan cuwi sekalian

adalah seorang gembong iblis dari kalangan hek to namun tindak tandukku tidak akan serendah itu hingga

mencampuri obat racun dalam sayur dan arak.

Sekalipun Hong-heng berjiwa besar dan tidak main permainan setan dalam sayur dan arak itu namun

tak urung loolap sekalian harus berjaga-jaga atas segala hal yang tidak diinginkan.

Kakek tua she Huan itu tertawa terbahak-bahak kemudian sindirnya lebih jauh.

Hal ini harus disalahkan kepada kaum Liok-lim serta manusia-manusia kurcaci lainnya yang sering

suka menggunakan obat racun dan obat pemabok dalam tingkah lakunya.

Air muka Hong Cioe berubah hebat.

Huan-heng aku minta kau sedikit sopan dalam pembicaraan tukasnya dengan nada ketus.

Harap Hong-heng jangan banyak pikirkan yang bukan-bukan terhadap manusia gagah macam Hong-

heng sekalian tentu saja aku tidak berani bandingkan diri kalian segala manusia kurcaci dari Liok-lim.

Sejak semula Hong Cioe sudah dibikin naik pitam oleh sindiran-sindiran tajam Huan Tong San namun

dia adalah seorang manusia licik ia tak ingin disebabkan oleh persoalan kecil menggagalkan masalah besar

maka ia paksa menahan hawa amarah tersebut katanya sambil tertawa.

Ini hari sengaja Siauw-te undang cuwi sekalian untuk menghadiri pertemuan dalam lembah Lok Ing

Kok ini bukan lain adalah ingin menghapuskan pertikaian persengketaan serta kesalahpahaman antara kami

orang-orang Liok-lim dengan pihak Siauw lim serta Bu-tong pay selama ratusan tahun ini dengan demikian

semoga pertumpahan darah yang tak berguna bisa terhindar.....

Omintohud apabila kalian benar ada maksud demikian tidak sia-sia loolap melakukan perjalanan kali

ini puji Thian Sian Thaysu.

Mungkin satu dua orang maksud berbuat demikian tetapi meski kau sudah bicara sampai ludah kering

peras otak sampai kepala botak apabila tingkah laku mereka masih mengikuti hawa napsu dan lain dimulut

lain dihati.

Tempat ini bukan tempat yang sesuai untuk bicara tukas Hong Cioe sambil menjura diatas tebing

sudah disiapkan meja perjamuan apabila cuwi ada hal-hal yang hendak disampaikan silahkan diutarakan

setelah perjamuan nanti Siauw-te pasti akan pentang telinga mendengarkan maksud-maksud hati kalian itu.

Baik! Thian Sian Thaysu lantas berpaling dan pesannya kepada murid-murid Siauw lim kalian tetap

tinggal dibawah tebing dan tunggu disana...

Meja perjamuan yang Siauw-te sediakan sangat banyak buru-buru Hong Cioe menukas semua

pergikut Thaysu dipersilahkan naik keatas bukit untuk ikut serta dalam perjamuan ini.

Bagus sekali... bagus sekali... Huan Tong San menyindir sambil tertawa agaknya Hong-heng ada

maksud memancing kita semua masuk perangkap?.

Orang ini memiliki pengetahuan serta pengalaman yang sangat luas setiap patah kata yang diucapkan

tentu tajam bagaikan pisau yang mana dalam-dalam menghujam dalam hati Hong Cioe.

Air muka Hong Cioe kontan berubah hebat serunya dingin.

Apabila Huan thayhiap takut Siauw-te campuri racun dalam arak serta sayur yang dihidangkan tiada

halangan kau tetap tinggal dibawah tebing sambil menanti.

Haaa... haaa... kali ini Siauw-te memenuhi harapan Thian Sian Thaysu dan menemaninya melakukan

perjalanan kemari sejak semula aku sudah tidak pikirkan soal mati hidupku sendiri...

Siauw-te cuma berharap bisa berjumpa dengan Thian Sian Thaysu dari Siauw lim si serta Ci Yang

Tootiang dari Bu-tong pay guna lenyapkan pertikaian Bu-lim yang terjadi selama ini kembali Hong Cioe230 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

menyela aku sama sekali tidak bermaksud bertemu dengan Huan-heng maka dari itu akupun tidak sampaikan

undangan kepadamu untuk ikut serta menghadiri pertemuan ini.

Loohu datang mencari kematian sendiri Hong-heng! bukankah kau tak usah repot-repot peras otak

kerahkan tenaga untuk mercari aku lebih jauh??.

Huan-heng apakah kau tidak menilai dirimu terlalu tinggi sekalipun Hong-heng tetap hidup dikolong

langit belum tentu kau bisa menguasahi keadaan situasi dalam Bu-lim dewasa ini.

Beberapa patah perkataan ini terlalu tajam dan ketus membuat Huan Tong San seorang jago kawakan

yang memiliki pengalaman sangat luaspun tak urung naik pitam air mukanya berubah hebat.

Hong-heng kau terlalu sombong dan sesumbar serunya dingin. Dalam pertemuan yang

diselenggarakan ini hari belum tahu tiada yang bakal modar bersilat lidah belaka apa gunanya??.

Hong Cioe tidak membantah lebih jauh ia menjura kepada Thian Sian Thaysu seraya ujarnya sambil

tertawa.

Maaf apabila Siauw-te akan melangkah setindak duluan untuk membawakan jalan cuwi sekalian!.

Ia putar badan dan berlalu.

Sepeniggalnya Hong Cioe, Thian Sian Thaysu Ciangbujien dari partai Siauw lim ini lantas berpaling

kepada Ci Yang Tootiang serta si pedang sakti Huan Tong San katanya.

Setelah kita menghadiri pertemuan yang mereka adakan maka dalam tindak tanduk tak boleh

kehilangan kesopanan tiada halangan kita dengarkan dahulu pendapat-pendapatnya.

Sambil tersenyum Ci Yang Tootiang mengangguk mereka bertiga dengan jalan bersanding pun

meneruskan langkahnya kedepan.

Setelah tiba diatas bukit karang meja perjamuan telah dipersiapkan sayur lezat memenuhi meja arak

wangi bau semerbak setiap meja perjamuan berdiri dua orang dayang cantik berbaju hijau melayani

keperluan tetamunya Hong Cioe duduk pada kursi utama lalu angkat cawan araknya dan sekali teguk

menghabiskan isinya setelah itu sambil tertawa ia berkata.

Aku Hong Cioe sebagai tuan rumah akan meneguk secawan arak lebih dahulu untuk membuktikan

bahwa dalam arak sama sekali tak ada racunnya.

Thian Sian Thaysu, Ci Yang Tootiang serta Huan Tong San masing-masing ambil tempat duduk

dikursi berikutnya sedang anak murid serta pengikut ketiga orang itu sama sekali tidak ikut naik keatas bukit

mereka sama-sama menunggu dibawah tebing karang tersebut.

Setibanya diatas bukit karang diam-diam Huan Tong San mulai memperhatikan keadaan

disekelilingnya dengan seksama ia temukan puncak tebing tersebut merupakan sebidang tanah datar dan

sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan ia jadi tercengang segera pikirnya.

Tebing karang ini terletak berdampingan dengan dinding bukit yang menjulang keangkasa tiga bagian

bisa kelihatan nyata dan tidak mungkin di sekitar sini terdapat jago-jago tersembunyi sedang dengan

kedudukan Hong Cioe sebagai jago kawakan tidak mungkin ia mencampuri arak dan sayur yang dihidangkan

dengan racun.

Sementara Huan Tong San masih putar otak tidak habis mengerti Thian Sian Thaysu sambil tersenyum

telah bertanya kalian berdua mengundang loolap serta Ci Yang-heng datang kemari entah ada urusan apa?.

Menyaksikan mereka tidak meneguk arak tapi langsung menanyakan urusan pokok Hong Cioe tahu

bahwa kedua orang pemimpin Bu-lim ini pasti mencurigai dalam sayur dan arak terdapat racun, maka ia

lantas gerakkan sumpit dan mencicipi setiap hidangan dengan lahapnya setelah itu sambil tertawa ia baru

menjawab.231 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Selama ratusan tahun belakang partai Siauw lim serta Bu-tong selalu dianggap orang-orang Bu-lim

sebagai perguruan lurus nomor wahid dikolong langit.

Di mana-mana dalam partai Siauw lim kami bukannya tak ada murid-murid yang tidak becus.

Begitu pula dalam kalangan Liok-lim kami bukan setiap orang adalah manusia-manusia jahat yang

patut di bunuh sambung Hong Cioe cepat.

Hong-heng! Ci Yang Tootiang menyela meskipun ucapanmu tidak salah tetapi sebagian besar orang-

orang Liok-lim punya watak serta tingkah laku yang tidak jauh berbeda membunuh orang melepaskan api

membakar rumah mengacau ketenteraman masyarakat tindak tanduk tersebut benar-benar membuat orang

tidak tahan memandangnya lebih lanjut.

Haaa... haaa... haaa... memang diakui kekuatan partai Bu-tong serta Saiuw lim amat besar, tapi

bagaimana kenyataannya?. meskipun sudah bermusuhan selama ratusan tahun dengan orang-orang Liok-lim

kami dapatkah kalian membinasakan seluruh anggota Liok-lim kami?.

Omintohud! Pantangan paling utama bagi kami orang-orang beragama adalah membunuh umat hidup

dimana bisa lepas tangan harus lepas tangan dimana bisa mengampuni orang ampunilah selama ratusan

tahun belakangan ini bukannya tak ada jago gagah muncul diantara kalangan Liok-lim dimana mereka

berusaha untuk mengubah kebiasaan jelek orang-orang Liok-lim tapi sayang manusia-manusia macam begini

amat jarang sekali ditemui bahkan sebagian besar telah menemui ajalnya lebih dahulu sebelum cita-citanya

yang luhur terkabul.

Ia menghela napas panjang dengan nada sedih tambahnya :

Bahkan orang-orang semacam ini bukan mati karena kejadian diluar dugaan atau mati ditangan kalian

orang-orang Liok-lim sendiri.

Berbicara sampai di situ Thian Sian Thaysu menghela napas panjang sinar matanya lambat-lambat

menyapu sekejap kearah Hu Pak Leng lalu dengan wajah serius sambungnya kembali :

Di samping itu ada pula manusia-manusia yang bicara lain di mulut lain di hati dengan meminjam

alasan hendak mengubah sifat-sifat buruk kaum Liok-lim pura-pura berbuat asih dan mulia padahal diam-

diam bertindak lebih keji dan lebih jahat manusia-manusia macam ini jauh lebih keji dari pada kaum

penyamun yang membunuh orang membakar rumah rakyat dan merampok manusia-manusia laknat macam

ini harus dibunuh dan dibasmi dari muka bumi.

Hu Pak Leng mengerti kata-kata terakhir yang diucapkan padri itu sengaja ditujukan kepadanya ia

tertawa hambar dan membungkam.

Dalam pada itu sinar mata Huan Tong San lambat-lambat menyapu sekejap kearah si setan tua Swie

Han si manusia iblis Wu Tuo serta si api beracun Seng Jiang kemudian sambil tertawa ujarnya.

Sungguh tak disangka dalam perjalananku keutara kali ini ternyata dapat berjumpa kembali dengan

saudara-saudara sekalian yang sudah berpisah selama puluhan tahun lamanya...

Siauw-te pun tidak menyangka ternyata Huan-heng masih hidup dikolong langit dalam keadaan sehat

walafiat sambung si setan tua Swie Han dingin.


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Si pedang sakti Huan Tong San tersenyum.

Raja akhirat masih belum maui sukmamu si setan cilik datang merenggut jiwaku pun percuma meski

loohu pingin mati sayang aku tak bisa mati-mati juga!

Hmmm lembah Lok Ing Kok inilah merupakan tempat kuburmu untuk selama-lamanya jengek si

manusia iblis Wu Tua.232 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Haaa... haaa... haaa... puluhan tahun lamanya kita tidak saling berjumpa aku rasa kepandaian silat

kalian beberapa orang pasti telah peroleh kemajuan pesat bukan? ini hari loohu bisa buka mata

menikmatinya meski harus mati terkubur di lembah Lok Ing Kok inipun aku akan mati dengan mata meram.

Sambil mengelus jenggot Hong Cioe tertawa tergelak sambungnya.

Apa gunanya cuwi sekalian saling cekcok dan bersilat lidah begini lantas masalah besar bisa

diselesaikan? Siauw-te sengaja undang cuwi sekalian datang kemari bukan lain karena ada urusan penting

yang hendak dirundingkan.

Silakan kau utarakan pendapatmu yang tinggi loolap akan pentang telinga mendengarkan kata Thian

Sian Thaysu.

Selama ini partai anda disebut sebagai tulang punggung dunia persilatan dan didalam kenyataan

selama ratusan tahun belakangan partai kalianpun merupakan terkuat selama ini turun temurun sering kali

muncul manusia berbakat yang berkelana dalam Bu-lim sengaja bikin onar dan satroni dengan kaum Liok-

lim kami setelah terjadinya pertempuran yang tiada hentinya selama ratusan tahun lamanya membuat Siauw-

te tiba-tiba merasakan satu hal yang sangat penting.

Entah urusan penting apakah itu?? Pinto rasa tentu suatu kabar berita yang mengejutkan kata Ci Yang

Tootiang.

Hmmm! selama ratusan tahun belakangan sejak partai Bu-tong didirikan selalu Bu-lim dengan tenaga

lweekang serta ilmu pedangnya bilamana membicarakan soal kepopuleran mungkin partai kalau bisa sejajar

dengan partai Siauw lim...

Partai kami selalu berdampingan dengan eratnya dengan pihak Siauw lim percuma Hong-heng buang

tenaga apabila ada maksud memancing bentrokan diantara kami serdiri...

Huuu... partai Bu-tong tidak lebih hanya pecahan cabang dari partai Siauw lim belaka sungguh tak

malu mengatakan partaimu sejajar dengan pihak Siauw lim tiba-tiba si api beracun Seng Jiang menimbrung.

Cikal bakal kalian Thio Sam Hong tidak lebih hanya seorang hweesio cilik didalam kuil Siauw lim si bukan

aku tok yang tahu tanyakan saja kepada seluruh umat Bu-lim bukankah merekapun tahu semua akan soal ini.

Beberapa patah kata ini tertalu berat bagi penerimaan orang-orang Bu-tong pay air muka Ci Yang

Tootiang kontan berubah hebat namun sebagai seorang toosu yang beriman tebal ia masih dapat

mempertahankan diri setelah termenung sejenak katanya sambil tertawa hambar :

Belum pernah partai kami merahasiakan bahwa cikal bakal partai Bu-tong mula-mula berasal dari

partai Siauw lim apakah kau merasa tidak yakin dengan kabar tersebut?.

Si api beracun Seng Jiang tertawa dingin.

Kalau benar berasal dari satu partai yang sama apa gunanya memecahkan diri dan membentuk partai

sendiri jengeknya.

Ilmu silat yang ada dikolong langit bersumber satu hanya cara penggunaan serta hasil yang dicapai

saling berbeda karena inilah maka dalam dunia persilatan muncul pelbagai partai dan perguruan.

Hong Cioe tersenyum.

Pendapat-pendapat tinggi dari kalian berdua punya kebenaran serta alasan yang berbeda-beda namun

pendapat semacam ini bukan tujuan Siauw-te untuk mengundang kehadiran cuwi sekalian...

Ia menghela napas panjang dan pura-pura menunjukkan wajah sedih lalu sambungnya :

Di dalam pertempuran yang tiada hentinya selama ratusan tahun belakangan ini orang-orang Liok-lim

tidak berhasil juga untuk dimusnahkan sama sekali bahkan setiap kali mendapat kerugian muncullah jago-

jago lihay generasi berikutnya. Aaaai... kalau pertempuran tak berguna macam ini dilanjutkan lebih jauh

entah sampai kapan pertikaian berdarah macam ini baru bisa diselesaikan lagi pula karena bentrokan-233 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

bentrokan itu maka perselisihan antara kedua belah pihak pun makin lama semakin dalam sehingga akhirnya

kedudukan kedua belah pihak bagaikan air dan api masing-masing ambil jalan yang bertentangan membuat

generasi berikutnya jadi sulit untuk memperpandukan faham yang berbeda ini...

Pendapat Hong-heng memang ada benarnya Thian Sian Thaysu mengangguk tiada hentinya. Tetapi

entah bagaimana usulmu untuk menghentikan pertikaian yang tiada habisnya ini??

Justru persoalan penting inilah yang hendak di tundingkan dengan kalian dalam pertemuan di lembah

Lok Ing Kok kali ini.

Hong-heng apakah ucapan yang barusan kau utarakan benar-benar muncul dari hati sanubarimu?

tegur Huan Tong San dengan alis berkerut.

Apaka Siauw-te sedang ajak cuwi sekalian bergurau?.

Omintohud! Thian Sian Thaysu memuji keagungan Buddha, Loolap percaya peraturan partai kami

masih sanggup untuk mengawasi gerak gerik anak murid kami tetapi persoalan justru terletak pada pihak

Liok-lim sendiri kebanyakan orang-orang Liok-lim berdiri sendiri dan tidak pernah mau tunduk kepada

orang lain apakah mereka suka mendengarkan perintah dari Hong-heng.

Sinar matanya menyapu sekejap kearah Hu Pak Leng lalu menjawab.

Markas besar kaum Liok-lim di Pak Ih pun tidak lebih hanya terbatas pada beberapa propinsi di

Kanglam Hong-heng dapat ajukan usul tersebut loolap rasa kau tentu sudah punya rencana masak bukan.

Persoalan ini memang gampang dalam pembicaraan namun sulit dalam melaksanakannya maksud

Siauw-te adalah berharap Thaysu dengan Ci Yang Tootiang.

Belum habis ia bicara tiba-tiba tampak asap tebal membumbung tinggi keangkasa Huan Tong San

dengan cepat meloncat bangun sebelum ia sempat buka suara Hong Cioe telah ulapkan tangannya kepada

beberapa orang dayang cantik yang berdiri disisinya :

Cepat periksa api tersebut berasal dari mana!

Enam orang dayang cantik itu sama-sama mengiakan kemudian putar badan dan buru-buru berlalu.

Menyaksikan air muka Hong Cioe tetap tenang dan duduk tak berkutik ditempat semula timbul

perasaan curiga dalam hati Huan Tong San diam-diam pikirnya.

Entah permainan setan apa yang sedang disiapkan gembong iblis ini? agaknya Thian Sian Thaysu

serta Ci Yang Tootiang telah tertarik oleh kata-kata manisnya sedang akupun tak berhasil membongkar

rencana busuk orang itu. Aaai... aku lihat keadaan pada saat ini amat bahaya sekali membuat orang sulit

untuk berjaga-jaga.....

Asap tebal itu berasal dari tekukan bukit antara puncak bukit tersebut dengan dinding tebing seberang

selisih jarak dengan beberapa orang itupun hanya terpaut lima enam tombak belaka.

Agaknya Hong Cioe sangat memperhatikan kobaran api tersebut meskipun tetap duduk tak berkutik

ditempat semula namun sinar matanya selalu menatap kearah berasalnya kobaran asap tebal tersebut.

Hanya sebentar keenam orang dayang cantik itu berlalu untuk kemudian muncul kembali di depan

meja perjamuan mereka lantas melaporkan :

Koki yang sedang masak bertindak kurang hati-hati sehingga mengakibatkan alang-alang disekitarnya

terbakar tapi api telah dipadamkan dan tiada mara bahaya lagi.

Sepasang alis Hong Cioe berkerut kencang ia loncat bangun dan mendeprak meja keras bentaknya.

Asap tebal mengepul makin tebal jilatan api berkobar semakin nyata terang-terangan api belum

berhasil dipadamkan mengapa kalian katakan keadaan berhasil dikuasahi.234 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Thian Sian Thaysu serta Ci Yang Tootiang tanpa terasa sama berpaling kearah mana berasalnya

kobaran api tersebut.

Di saat perhatian mereka bercabang itulah tiba-tiba keenam orang gadis berbaiu hijau itu meloncat

kedepan dan menubruk kearah tiga orang itu.

Huan Tong San membentak keras cahaya pedang berkelebat membelah angkasa seketika itu juga

seorang dayang cantik yang menubruk kearahnya telah terbabat putus jadi dua bagian ditengah muncratan

darah segar jeritan ngeri yang menyayatkan hati menggema memenuhi angkasa.

Sebaliknya Thian Sian Thaysu serta Ci Yang Tootiang yang perhatiannya bercabang karena harus

berpaling kearah darimana berasalnya kobaran api itu, reaksi mereka rada terlambat selangkah tahu-tahu

bayangan manusia telah berkelebat lewat dan dua orang gadis cantik telah menubruk kearah mereka.

Ci Yang Tootiang tertawa dingin serunya :

Iblis tua tak tahu malu apa salahnya wanita lemah mengapa kau suruh hantar kematian dengan

percuma?

Sambil berseru telapak tangannya berkelebat membabat kearah dua orang dayang cantik yang

mendekati tubuhnya.

Meski kedua orang itu adalah jago-jago lihay yang punya ilmu silat tinggi namun berhubung keenam

dayang cantik itu turun tangan mendadak tak urung tindakan tersebut mendatangkan kegugupan pula bagi

mereka dalam hati mereka yakin dengan tenaga dalam yang sempurna sekalipun kena dihantam atau

ditendangpun tidak akan parah akibatnya.

Siapa sangka justru mereka punya pikiran demikian maka sama artinya mereka telah terjebak kedalam

perangkap Hong Cioe yang licik.

Kiranya Hong Cioe yang licik telah berhasil membayangkan bahkan ciangbunjien dari partai Siauw

lim serta Bu-tong tentu akan tidak tega melukai gadis-gadis muda belia yang cantik jelita itu karena itulah

dalam usahanya melancarkan serangan bokongan sengaja ia menggunakan enam orang dayang cantik

tersebut.

Tampaklah sewaktu beberapa orang dayang cantik itu berhasil mendekati beberapa orang itu bibirnya

yang kecil tiba-tiba terbentang menyemburnya seulas ludah sepuluh pergelangan sama-sama berayun

kedepan serentetan jarum perak bertaburan dari ujung lengan kiri dan asap biru menyebur dari ujung lengan

kanan.

Menghadapi serangan senjata rahasia dalam jarak sedemikian dekat sekalipun Thian Sian Thaysu serta

Ci Yang Tootiang memiliki ilmu silat sakti tidak mungkin dapat digunakan lagi apalagi dibelakang mereka

merupakan tebing yang menghalangi jalan mundur mereka.

Seluruh peristiwa hanya berlangsung dalam sekejap mata Thian Sian Thaysu serta Ci Yang Tootiang

sama sekali

tidak menyangka kalau dibalik bibir gadis-gadis cantik itu tersimpan bubuk obat pemabok ketika

mencium bau harum yang aneh menubruk kearah mereka buru-buru tokoh sakti tersebut tahan napas seraya

kebaskan ujung bajunya untuk memunahkan serangan tersebut.

Dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat menggulung keluar dari balik baju kedua orang itu

dimana angin tajam menyambar lewat tubuh keempat orang dayang cantik itu sama-sama terpental

kebelakang jarum perak yang mereka sambitpun sebagian besar terpental kesamping ketika termakan angin

serangan itu.

JILID 13235 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

KENDATI ilmu silatnya orang itu lihay sulit juga bagi mereka untuk menghindari bokongan senjata

rahasia dalam jarak sedekat itu tahu-tahu terasa bahu dan wajahnya jadi kaku masing-masing telah termakan

oleh beberapa batang jarum.

Asap biru yang dilepaskan beberapa orang dayang cantik itulah seketika terbakar dan mengobarkan

jilatan api berwarna hijau sewaktu bentrokan dengan angin pukulan lawan.

Ledakan keras berkumandang saling susul menyusul diikuti jilatan api berkobar semakin luas setiap

benda yang tersambar seketika terbakar dengan hebatnya dalam sekejap mata seluruh meja perjamuan telah

berubah jadi lautan api.

Di tengah kobaran api warna hijau itulah terdengar gelak tertawa Hong Cioe yang sangat mengerikan

berkumandang memenuhi angkasa :

Haaaa... haaaa... haaaa... kau sudah terkena jarum sakti Sam Ciat Sin Ciam dan bubuk Chiet Tok atau

Hun San yang telah ku buat selama tiga puluh tahun disamping panah Pek Leng Ciam dari Seng-heng

apabila kalian tahu keadaan segera perintahkan semua anak murid serta pengikut kalian yang ikut datang

kemari untuk meletakkan senjata dan menantikan perintah selanjutnya apabila kalian keras kepala hendak

melakukan perlawanan juga jangan salahkan loohu harus membinasakan kalian semua diatas lembah yang

gersang ini.


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Dalam pada itu anak murid Siauw lim serta Bu-tong pay yang menanti dibawah tebing gersang sama-

sama sudah naik keatas puncak, sedangkan si setan tua Swie Han serta si manusia iblis Wu Tuo yang

menyaksikan Thian Sian Thaysu Ci Yang Tootiang dan Huan Tong San telah terluka mereka segera

meloncat kearah jalan kecil strategis tersebut dan berjaga-jaga di situ.

Moay Siauw Beng pun telah loloskan pedangnya dari sarung dibawah sinar berwarna hijau senjata itu

memancarkan cahaya yang kemilauan.

Di atas jubah padri Thian Sian Thaysu yang berwarna abu-abu sudah mulai terbakar oleh jilatan api

berwarna hijau disamping itu bagian tubuh yang terhajar jarum beracun mulai terasa kaku dan gatal.

Meskipun terluka parah hweesio tua yang beriman tebal serta bertenaga dalam sempurna ini masih

tetap bersikp tenang sementara kerahkan hawa murninya untuk melawan racun ie keluarkan ilmu sakti

partainya Toa Lek Kiem Kong Ciang untuk menghantam meja perjamuan dihadapannya.

Hantaman ini telah mengerahkan segenap tenaga yang dimilikinya sangat dahsyat akibat yang terjadi

dimana angin pukulan menyambar lewat angin puyuh menggulung menderu-deru seluruh meja perjamuan

terpental ke angkasa dan berhamburan keempat penjuru.

Api-api hijau yang mulai berkobar diatas cawan arak seketika berhamburan keempat perjuru

membakar apa saja yang ditemuinya.

Menjumpai Thian Sian Thaysu yang telah terluka parah ternyata masih memiliki tenaga dalam

sesempurna itu diam-diam Hong Cioe terkesiap juga pikirnya.

Apabila seranganku tidak berhasil mengenai sasaran mungkin tidak gampang bagiku untuk rebut

kemenangan...

Berpikir akan hal itu ia membentak keras dan melancarkan sebuah pukulan udara kosong kearah

depan.

Serentetan tenaga pukulan yang maha dahsyat meluncur keluar lewat tangannya cawan serta mangkuk

yang sedang berterbangan menuju kearahnya segera balik kedepan.

Tiba-tiba Ci Yang Tootiang nyaring ia meloncat bangun dan menubruk datang pedang ditangannya

menciptakan berpuluh-puluh kuntum bunga pedang yang mana sama-sama mengurung seluruh tubuh Hong

Cioe.236 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Meskipun badannya termakan oleh jarum beracun dan jiwanya diambang pintu kematian namun ia

tidak ingin kehilangan pamornya bersuit nyaring serangan pedangnya baru dilancarkan.

Moay Siauw Beng yang berdiri disisi Hong Cioe mendadak tersenyum ujung baju berkibar tertiup

angin dengan jurus Shai San Cau Hay atau menjepit bukit meloncati samudra ia songsong datangnya

serangan itu.

Dalam melancarkan serangan dengan menahan rasa sakit napsu pembunuh dalam benak Ci Yang

Tootiang telah serangan yang dilancarkan adalah menggunakan jurus ampuh yang paling dahsyat dari ilmu

pedang partai Bu-tong ia bersiap-siap sebelum ajalnya tiba untuk membinasakan Hong Cioe dahulu dalam

babatan pedangnya.

Moay Siauw Beng yang tidak kenal tingginya langit tebalnya bumi segera menyambut datangnya

serangan itu menyaksikan kehadiran sang bocah ingusan ini Ci Yang Tootiang semakin gusar ia mendengus

dingin pedangnya dengan disertai serentetan cahaya keperak-perakan langsung dihantamkan ke atas senjata

bocah itu.

Traaang ditengah bentrokan yang memekikan telinga serta percikan bunga api tubuh Moay Siauw

Beng terpertal kebelakang setelah termakan serangan tenaga dalam yang disalurkan Ci Yang Tootiang dalam

pedangnya.

Berada ditengah udara bocah itu berjumpalitan beberapa kali kemudian dengan tenang melayang balik

kesisi tubuh Hong Cioe.

Setelah berhasil menggetarkan tubuh Moay Siauw Beng kembali Ci Yang Tootiang menggetarkan

pergelangannya diiringi percikan tiga kuntum bunga pedang langsung menyerang tiga buah jalan darah

kematian ditubuh Hong Cioe.

Hong Cioe membentak keras ujung bajunya dikebaskan mengirim satu pukulan kencang untuk

menghadang terjangan toosu dari Bu-tong pay itu kemudian ia meloncat mundur tiga langkah dan ambil

keluar sepasang gelang emas yang memancarkan cahaya tajam dari sakunya.

Sedikit ia merandek serangan pedang dari Ci Yang Tootiang telah menyambar tiba.

Kedua belah pihakpun segera melangsungkan pertempuran yang benar-benar amat seru.

Ci Yang Tootiang melancarkan serangan dengan hati gusar ia ada maksud membinasakan Hong Cioe

diujung pedangnya sebelum ia sendiri mati karena keracunan secara beruntun pedangnya melepaskan jurus-

jurus serangan mematikan yang benar-benar luar biasa bagaikan gulungan ombak ditengah sungai Tiang

kang sejurus lebih dahsyat dari jurus berikutnya.

Hong Cioe pun merentangkan sepasang gelang emasnya menciptakan selapis bayangan emas yang

menyilaukan mata pertahanannya amat kokoh dan kuat.

Terdengar suara bentrokan nyaring antara gelang emas dan cahaya pedang berkumandang tiada

hentinya dalam sekejap mata masing-masing pihak sudah bertarung sebanyak enam tujuh jurus.

Sembari bertarung diam-diam Hong Cioe mulai merasa kaget dan terperanjat oleh kedahsyatan ilmu

pedang yang dilancarkan Ci Yang Tootiang pikirnya didalam hati.

Seandainya ia tidak menderita luka lebih dahulu serangan-serangan yang dilancarkan toosu hidung

kerbau ini pasti amat dahsyat apabila ia dapat melancarkan serangan seratus jurus lagi dalam keadaan seperti

ini niscaya aku bakal menderita kekalahan total.

Ternyata serangan sebanyak enam tujuh jurus ini Hong Cioe selal kena terkurung dan dikuasahi oleh

serangan-serangan pedang Ci Yang Tootiang yang aneh dan ampuh itu ia belum berhasil melancarkan

serangan balasan barang sejuruspun.237 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Tetapi ia punya keyakinan dalam hatinya it yakin Ci Yang Tootiang tidak bakal kuat bertahan sampai

seratus jurus lagi maka meskipun keadaannya sangat berbahaya namun ia tidak menunjukan sikap tegang

ataupun gugup.

Sementara itu setelah Thian Sian Thaysu berhasil menghancurkan meja perjamuan sinar mata yang

tajam segera menatap Hu Pak Leng tajam-tajam dengan wajah sedih dan nada serius ujarnya :

Hu Bengcu kalian orang-orang dari kaum Liok-lim benar-benar berhati keji dan telangas membuat

orang sukar berjaga-jaga diri seandainya loolap tidak mempercayai kau ada maksud bertobat kami tidak akan

sampai termakan oleh siasat licik kalian ini.

Loo siansu maksud ucapanmu...

Thian Sian Thaysu tertawa dingin.

Kau adalah manusia laknat yang tak boleh dibiarkan hidup dalam kolong langit sehari kau masih

hidup dikolong langit entah berapa banyak orang yang bakal celaka ditanganmu...

Telapak tangannya diangkat kemudian langsung melancarkan sebuah babatan dari tempat kejauhan.

Hu Pak Leng tahu serangan ini pasti luar biasa sekali sebab padri itu ada maksud mencabut jiwanya

diam-diam ia mengepos tenaga lalu menyingkir kesamping berada di tengah udara pedang serta tongkatnya

segera dipersiapkan sebelum kakinya menginjak permukaan kembali ia langsung menubruk kearah padri

tersebut pedang dan tongkat besinya kontan menciptakan berlapis-lapis cahaya tajam mengurung seluruh

tubuh Thian Sian Thaysu.

Walaupun terkurung dibawah cahaya tongkat dan pedang namun Thian Sian Thaysu sama sekali tidak

merasakan adanya tenaga yang menekan tubuhnya.

Kiranya Hu Pak Leng hendak pinjam bayangan tongkat serta cahaya pedang yang berlapis-lapis itu

untuk menutupi tubuhnya terdengar ia berkata dengan nada berat.

Thaysu harap kau jangan gugup dan gelisah harap hentikan dahulu seranganmu dan atur pernapasan

jangan biarkan racun yang mengeram dalam tubuhmu bekerja lebih cepat.

Thian Sian Thaysu merdengus dingin jari tangannya langsung menotok iga Hu Pak Leng.

Hu Pak Leng yang harus cabangkan pikiran untuk berbicara dengan Thian Sian Thaysu disamping itu

harus memperhatikan pula bayangan tongkat serta cahaya pedang yang berlapis-lapis untuk menghalangi

pengawasan Hong Cioe serta si api beracun Seng Jiang tenaganya telah banyak berhamburan lagi pula ia

merasa yakin dengan kepandaian silat yang dimiliki padri itu ia pasti akan merasakan bahwa ia tidak

menyerang dengan bersungguh-sungguh dengan kedudukan padri itu sebagai cianbujien partai Siauw lim ia

tidak akan menggunakan kesempatan itu untuk melukai dirinya.

Apa yang ia pikirkan memang cengli namun sayang dugaannya kali ini meleset besar malahan

pertahanan sendiri jadi teledor.

Haruslah diketahui setelah Thian Sian Thaysu menderita luka hawa gusarnya telah berkobar

kesadarannya pun tidak seberapa jelas lagi menyaksikan ada peluang baik jari tangannya langsung di sodok

kedalam.

Hu Pak Leng merasakan tubuhnya bergetar keras dimana angin serangan menyambar lewat tubuhnya,

seketika terkena telak seketika itu juga tulang iganya patah.

Ia mendengus berat dan seketika tubuhnya jatuh terpentang dari tengah udara.

Napsu membunuh dalam benak Thian Sian Thasyu berkobar kembali ia ayun telapak kanannya untuk

menambahi dengan sebuah serangan lagi.238 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Di saat telapak tangannya belum sempat diayun kearah bawah itulah tiba-tiba serentetan cahaya putih

yang amat menyilaukan mata laksana gulungan angin puyuh telah menyambar datang mengancam bagian

bawahnya.

Dengan paksakan dirinya Hu Pak Leng mengepos tenaga ia meloncat bangun dan memuntahkan darah

segar dengan tongkat besi sebagai penyangga akhirnya ia pejam mata dan diam-diam atur pernapasan.

Luka yang dideritanya saat ini sangat parah isi perutnya tergoncang hebat tetapi hatinya tetap tenang

seperti sedia kala ia sama sekali tidak mendendam atau membenci terhadap diri Thian Sian Thaysu.

Sebab ia merasa serangan yang diterima pada saat ini adalah sama artinya suatu balasan yang setimpal

bagi perbuatan-perbuatan kejinya yang dilakukan pada tahun-tahun berselang, karena tidak marah hatinya

semakin tenang dan justru tindakan ini malah banyak membantu pengaturan napasnya untuk menyembuhkan

luka yang sedang ia derita.

Thian Sian Thaysu yang secara tiba-tiba diserang oleh kelebatan cahaya pedang berwarna putih itu

seketika terdesak dan tak mungkin lagi baginya untuk cabangkan pikiran untuk mengurusi diri Hu Pak Leng.

Terpaksa ia gunakan telapak kanan yang telah siap digunakan untuk membinasakan Hu Pak Leng itu

untuk membabat kearah mana datangnya cahaya pedang warna putih yang membokong datang dengan

hebatnya itu.

Segulung angin pukulan yang maha dahsyat disertai deruan angin tajam segera meluncur kearah

depan.

Orang yang melancarkan serangan bokongan itu agaknya mengerti kelihayan lawan merasakan

datangnya ancaman angin pukulan yang begitu hebat buru-buru badannya menjatuhkan diri keatas tanah dan

bergelinding sejauh beberapa depa kesamping ternyata ia tidak berani menyambut datangnya serangan udara

kosong itu dengan keras lawan keras.

Tetapi setelah terdesak mundur oleh ancaman angin pukulan itu kembali ia menerjang kedepan

pedangnya disertai desiran angin tajam dan kelebatan cahaya putih langsung menubruk kearah tubuh lawan.

Thian Sian Thaysu segera menengok kedepan dilihatnya orang yang barusan melancarkan serangan

gencar kearahnya bukan lain adalah seorang bocah berdandan toosu ia jadi melengak.

Pada saat ia merasa ragu-ragu Moay Siauw Beng telah berhasil merebut posisi lebih baik pedangnya

menyapu kekiri dan kekanan melancarkan lima buad serangan berantai.

Ketika itu antara Huan Tong San serta si api beracun Seng Jiang pun mulai saling bergebrak dengan

serunya masing-masing pihak mengeluarkan jurus-jurus serangan yang paling aneh dan paling cepat untuk

berusaha merebut posisi lebih baik.

Para jago Siauw lim serta Bu-tong yang berjaga-jaga disekitar batu karang saat ini mulai menerjang

keatas tapi mereka kena dihadang oleh si manusia iblis Wu Tuo serta si setan tua Swie Han.

Tenaga dalam yang dimiliki kedua orang iblis tua ini amat sempurna serangan gabungan mereka boleh

dikata sangat luar biasa kendati jumlah jago-jago lihay dari pihak Siauw lim serta Bu-tong yang menerjang

naik tidak sedikit orang-orang itu berhasil kena dihadang oleh mereka berdua.

Huan Tong San setelah bergebrak beberapa jurus melawan api beracun Seng Jiang mendadak ia

merasakan luka bekas terhajar jarum beracun itu mulai jadi kaku rasa linu itu makin lama makin menyebar


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


kemana-mana.

Ternyata Thian Sian Thaysu serta Ci Yang Tootiang masih berbadan jejaka tenaga dalam mereka

berhasil dilatih mencapai puncak kesempurnaan dengan begitu daya kerja racun yang mengeram di tubuh

mereka bereaksi rada terlambat.

Lain halnya dengan Huan Tong San kendati ilmu lweekangnya amat sempurna namun ia bukan

berbadan jejaka dasar kekuatan tenaga dalamnya tidak berhasil dilatih hingga mencapai taraf seperti Thian239 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Sian Thaysu serta Ci Yang Tootiang maka dari itu daya kerja racun yang mengeram dalam tubuhnya bekerja

jauh lebih cepat.

Pada saat kobaran api warna hijau yang membakar disekeliling beberapa oranz itu mulai berpencar

keempat penjuru oleh deruan angin pukulan beberapa orang yang sedang bergebrak itu, untung sekali diatas

puncak dibawah tebing tiada timbunan apapun sehingga kobaran api tersebut sekalipun amat dahsyat lama

kelamaan padam dengan sendirinya.

Kembali Huan Tong San mempertahankan dari beberapa gebrakan makin lama ia merasa gerakannya

semakin tidak lincah diam-diam orang tua ini menghela napas panjang.

Tiba-tiba ia pergencar serangannya sebanyak tiga jurus memaksa si api beracun Seng Jiang terdesak

mundur kebelakang kemudian bentaknya keras :

Tahan.

Mendengar bentakan itu Thian Sian Thaysu serta Ci Yang Tootiang sama-sama tarik diri dan berhenti

bergebrak.

Hong Cioe pun mendongak bersuit nyaring suaranya keras laksana pekikan naga yang bergema dan

memantul diempat penjuru bukit.

Setelah mendengar suitan nyaring itu si manusia iblis Wu Tuo si setan tua Swie Han serta si api

beracun Seng Jiang sama meloncat mundur dan berkumpul jadi satu.

Sedangkan para jago lihay dari pihak Bu-tong serta anak buah Huan Tong San sama menerjang naik

keatas bukit karang.

Terlihatlah Thian Sian Thaysu menyapu sekejap kearah para padri yang ada disisinya lalu berkata lirih

:

Aku telah terluka parah mungkin tak bisa bertahan beberapa saat lagi semisalnya tidak beruntung aku

harus menemui ajalnya dalam pertempuran ini kedudukan Hong Tiang selanjutnya dijabat oleh Thian Beng

Suheng.....

Berhubung ketiga orang pemimpin mereka menderita luka para jago pihak Siauw lim, Bu-tong serta

anak buah Huan Tong San sama-sama dibikin terkesiap untuk sesaat mereka tidak memperduli pihak

musuhnya lagi.

Terdengar Thian Ih Thaysu menghela napas sedih selanya :

Ciangbun Hong Tiang tenaga lweekangmu amat sempurna sekalipun kena terbokong rasanya tak bakal

menjumpai keadaan yang membahayakan jiwamu.

Tiba-tiba terdengar suara jeritan kaget berkumandang memecahkan kesunyian membuat para jago

sama-sama berpaling. Terlihat oleh mereka Huan Giok Koen sedang membimbing ayahnya Huan Tong San

sembari berteru tiada hentinya :

Tia... tia... kenapa kau tia...

Ternyata daya kerja racun dalam tubuh Huan Tong San telah bekerja kini ia jatuh tidak sadarkan diri.

Agaknya Thian Sian Thaysu sendiripun tak dapat menahan diri lagi setelah berseru memuji keagungan

Buddha Omintohud perlahan-lahan ia duduk diatas tanah dan berkata lirih :

Bila mana luka Too-heng tiada halangan mulai sekarang seluruh anggota kuil kami pinceng serahkan

kepada Too-heng semua persoalan biarlah mereka mengikuti petunjuk.

Aaaakh pinto sendiripun tak sanggup lagi racun dalam tubuh sudah mulai bekerja.

Ia merandek sebentar lalu berpaling kearah seorang toosu yang berdiri disisinya terusnya :240 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Apabila aku harus mati disini jabatan Ciangbujien dari Bu-tong pay selanjutnya dipegang oleh Cing

Yang susiok kalian.

Dua orang Ciangbujien dan dua partai terbesar dalam dunia persilatan agaknya mulai merasa bahwa

luka mereka tak bakal sembuh lagi mereka mulai menunjuk penggantinya sebagai persiapan untuk

menghadapi sesuatu.

Mendengar Ciangbujien mereka telah meninggalkan pesan terakhir air muka para jago Siauw lim serta

Bu-tong sama-sama berubah hebat hawa napsu membunuh mulai terlintas diatas wajah mereka. Berpuluh-

puluh pasang mata sama-sama dialihkan kearah Hong Cioe yang berada dua tombak dihadapan mereka.

Hu Pak Leng yang selama ini membungkam sambil menahan rasa sakit dibadan ia pura-pura berlagak

pilon dan acuh tak acuh sedang sepasang matanya diam-diam memperhatikan gerak gerik ditempat itu.

Tenaga lweekangnya amat sempurna walaupun dua batang tulang iganya patah setelah mengatur

pernapasan beberapa saat gerak geriknya kembali jadi leluasa seperti sedia kala.

Hong Cioe yang melihat para jago didepan mata mulai bergolak dan seolah-olah akan turun tangan

berbareng tiba-tiba tertawa dingin kepada Seng Jiang bisiknya lirih.

Seng-heng cepat turun tangan...

Si api beracun Seng Jiang tertawa dingin ia tidak menggubris ucapan Hong Cioe juga tidak kelihatan

ia melakukan sesuatu perbuatan.

Lain halnya dengan Hu Pak Leng ia terkesiap pikirnya dalam hati.

Rencana busuk apa lagi yang sedang dipersiapkan mereka! iblis tua ini paling ahli dalam permainan

api mungkinkah mereka hendak memperlihatkan permainan api?...

Terdengar Hong Cioe mendongak tertawa terbahak-bahak sinar matanya menyapu sekejap kearah para

jago Siauw lim serta Bu-tong lalu ujarnya.

Pada saat ini mereka bertiga telah terhajar oleh senjata rahasia Sam Ciat Sin Ciam serta Ciet Tok

Siauw Bun dari aku orang empat jam kemudian mereka akan mati dalam keadaan mengerikan.

Haruslah kalian ketahui dikolong langit kini masa kini hanya aku seorang yang memiliki obat

pemunah racun-racun tersebut apabila kalian tidak menggubris keselamatan mereka bertiga lagi ayolah cepat

turun tangan.

Ancaman ini seketika mendatangkan reaksi yang berada diluar dugaan anak murid Siauw lim serta Bu-

tong yang sedang bersiap-siap menerjang kedepan sama-sama dibikin tertegun kemudian menurunkan

kembali senjatanya.

Memandang situasi tersebut dengan langkah lebar Thian Ih Thaysu berjalan kemuka serunya.

Dalam situasi seperti ini kau tak usah bicara berputar-putar kayun lagi apa syaratmu untuk dapat

ditukar dengan obat-obat pemunah tersebut?.

Hong Cioe tidak menjawab sinar matanya menyapu sekejap mayat keempat orang dayang cantik yang

menggeletak diatas tanah dan bergumam.

Pihakku sudah kehilangan empat orang.....

Hmm! jikalau bukan Ciangbun suheng serta Ci Yang Tootiang masih menaruh belas kasihan terhadap

mereka sekalipun beberapa orang Li sicu ini mempunyai senjata rahasiapun jangan harap bisa melukai

mereka dengan begitu gampang.

Heee... heee... hee... mungkin jiwa keempat orang perempuan lemah ini tak bisa dibandingkan dengan

keselamatan Ciangbujien partai kalian jengek Hong Cioe sambil tertawa dingin.241 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Belum selesai ia berbicara mendadak terdengar suara suitan nyaring berkumandang datang disusul

muncullah berpuluh-puluh bayangan manusia dari tempat kejauhan.

Gerakan tubuh bayangan tersebut luar biasa dalam sekejap mata dapat dilihat jelas orang yang berada

dipaling depan adalah Loogu It Shu serta Tiong It Hauw sedang jago yang ada dibelakang tak usah

diterangkan lagi jelas merupakan pahlawan-pahlawan dari lembah Mie Cong Kok yang sengaja datang

memberi bantuan.

Melihat munculnya orang-orang itu Hu Pak Leng kerutkan dahi bisiknya kepada diri Hong Cioe.

Anak buah tecu sudah datang semua.

Suruh mereka berjaga-jaga didepan mulut bukit tak usah maju membantu Hong Cioe hambar.

Tecu terima perintah!

Ia segera mengepos napas dan berteriak keras :

Kalian berjaga-jagalah di jalan penting bawah bukit karang tak usah naik lagi.

Karena harus mengepos tenaga Hu Pak Leng seketika merasakan dimana tulang iganya patah sakit

bagaikan diiris-iris perkataan belum selesai diutarakan keringat dingin mengucur keluar membasahi seluruh

tubuhnya.

Tiba-tiba Thian Sian Thaysu membuka sepasang matanya yang semula terpejam rapat kemudian

meloncat bangun wajahnya serius dan penuh kesedihan serunya lantang :

Persoalan yang terjadi pada waktu ini bukanlah persoalan mati hidup loolap beberapa orang tapi

menyangkut jatuh bangunnya kalangan lurus atau sesat didalam rimba persilatan. Apabila kalian semua

harus takluk pada pihak lawan karena mengkhawatirkan keselamatan kami bertiga dan melepaskan

kesempatan untuk membasmi iblis macam ini kemungkinan besar sejak saat ini dunia kangouw tidak

seharipun bisa aman tenteram.

Perkataan ini merupakan ucapan biasa tapi diutarakan dengan begitu semangat dan tegas seketika

mendatangkan rasa hormat dan kagum dihati para jago.

Ia merandek sejenak lalu terusnya.

Melewatkan kesempatan yang demikian baik seperti ini hari untuk membasmi kaum iblis sama halnya

meninggalkan rasa penyesalan dihati para jago angkatan selanjutnya dalam dunia persilatan!

Dari seorang padri yang ada disisinya ia rebut sebatang toya kemudian dengan langkah lebar berjalan

mendekati Hong Cioe sekalian.

Tindakan Thian Sian Thaysu ini seketika mendatangkan rasa terkejut dihati Hong Cioe pikirnya.

Tenaga lweekang yang dimiliki hweesio tua ini amat sempurna dan belum pernah diketahui manusia

semacam ini racun keji Sam Ciat Sin Ciam telah mulai bekerja ternyata ia dapat menahan daya kerja racun

tersebut dengan tenaga dalamnya yang sempurna sungguh luar biasa... sungguh luar biasa....

Selagi ia termenung Thian Sian Thaysu telah berada dihadapannya.

Terdengar padri Siauw lim si ini merangkap tangannya memuji keagungan Buddha ujarnya.

Hong Cioe antara loolap dengan kau tiada ikatan dendam maupun budi apalagi dalam pelajaran

Buddha maha pengasih pun tiada menyangkut soal iri dengki walaupun selama ratusan tahun ini antara pihak

Siauw lim serta orang-orang kalangan Liok-lim kalian sering bentrokan persoalan ini terjadi karena terpaksa.

Kendati anak murid kalangan Buddha punya pantangan membunuh namun kamipun tak dapat melihat suatu

keluarga tercerai berai suami terbunuh isteri diperkosa darah mengalir dan mayat bergelimpangan...242 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Bicara sampai disitu ia berhenti mendongak memeriksa keadaan cuaca dan bergumam dengan suara

rendah kemudian terusnya :

Kau melepaskan senjata rahasia beracun melukai loolap. Loolap sama sekali tidak mendendam dirimu.

Tapi tidak seharusnya kau mengorbankan nyawa keempat orang dara berbaju hijau itu demi tercapainya

ambisimu tidak seharusnya kau gunakan titik kelemahan loolap serta Ci Yang Tootiang yang mengutamakan

welas kasih untuk membokong loolap sekalian, apakah kau tidak merasa perbuatan ini sangat rendah dan

memalukan?

Setelah mengatur pernapasan beberapa saat lamanya pergolakan darah segar dalam dadanya bisa di

tenangkan kembali saat ini ia tak terburu napsu seperti halnya menghadapi Hu Pak Leng tadi.

Hong Cioe tertawa dingin jengeknya sinis.

Mengatur tentara tiada bosannya menggunakan siasat semakin licik siasat semakin mendatangkan

keuntungan besar apabila kau merasa kedua belah pihak berdiri berbareng dalam dunia kangouw mari kita

bereskan saja persoalan ini dengan suatu pertarungan...

Thian Sian Thaysu tersenyum tukasnya :

Bagus sekali ucapannya. Buddha maha pengasih maafkan muridmu terpaksa harus membuka

pantangan membunuh.

Toyanya diayunkan kedepan menghajar batok kepala Hong Cioe.

Buru-buru Hong Cioe keluarkan sepasang gelang emasnya dan menerima serangan dengan keras

lawan keras.


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Traaang... diiringi bentrokan senjata amat nyaring Hong Cioe kena dipukul mundur tiga langkah

kebelakang sepasang pundaknya bergetar keras sedang badan sempoyongan seperti mau roboh.

Tenaga singkang-singkangnya yang demikian dahsyat ini bukan saja membuat si manusia iblis Wu

Tuo sekalian merasa terkesiap sekalipun Thian Ih Thaysu sekalian tidak tahu bagaimana kemajuan tenaga

lweekang suhengnya selama banyak tahun diam-diam merasa terkejut bercampur kagum.

Tampak Thian Sian Thaysu perlahan-lahan mengayunkan toyanya ketengah udara lagi ujarnya sambil

tertawa ramah.

Hong Cioe loolap telah kau lukai dengan racun jarum Sam Ciat Sin Ciam bahkan racun ganas tersebut

perlahan-lahan mulai menyerang kedalam isi perutku kini terpaksa aku harus andalkan hawa murni yang

kulatih selama puluhan tahun untuk menahan racun itu jangan sampai bekerja cepat asalkan kau bisa

menerima tiga buah serangan loolap maka aku akan kehabisan tenaga untuk menyerang lagi!

Sembari berkata ia melancarkan babatan lagi kearah batok kepala lawan.

Hong Cioe yang harus menerima serangan pertama tadi darah segar masih bergolak dalam rongga

dadanya kuda-kuda tergempur dan badan hampir-hampir saja roboh. Kini ia mana berani menerima

datangnya serangan sehebat itu dengan keras lawan keras?

Tetapi berada dihadapan umum iapun merasa tidak leluasa untuk menghindar karena hal ini akan

menurunkan martabatnya dihadapan umum. Terpaksa dengan keraskan kepala ia siap menerima datangnya

serangan itu dengan keras lawan keras.

Hong-heng cepat mundur. Tiba-tiba terdengar si api beracun Seng Jiang berteriak dingin.

Serentetan cahaya hijau meluncur kedepan bersamaan suara bentakan keras tersebut diiringi suara

ledakan keras batu karang berhamburan keempat penjuru bercampur kobaran api warna hijau yang

membumbung tinggi keangkasa.

Mengambil kesempatan itu Hong Cioe meloncat mundur tujuh delapan depa kebelakang meloloskan

diri dari datangnya sambaran toya Thian Sian Thaysu. Si manusia iblis Wu Tuo serta si setan tua Swie Han243 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

sama-sama membentak keras lalu mengirim sebuah babatan kedepan segulung angin pukulan laksana taupan

berhawa dingin menggulung kedepan dengan dahsyatnya.

Thian Sian Thaysu segera kebutkan ujung bajunya kedepan menyambut kedatangan serangan angin

putih tersebut.

Gerakan ujung bajunya amat ringan dan perlahan sama sekali tidak kedengaran adanya deruan angin

pukulan.

Tetapi serangan dahsyat yang membawa hawa dingin tadi seketika tertahan oleh tenaga tak berwujud

dan mengubah diri jadi segulung angin pusaran yang membuat debu serta pasir beterbangan memenuhi

angkasa.

Si manusia iblis Wu Tuo serta si setan tua Swie Han sama-sama terkesiap mereka tidak menyangka

serangan sedahsyat itu terhadang balik oleh tenaga tak berwujud lawan.

Diluaran kedua orang iblis tua ini seolah-olah bersahabat erat dan saling bantu membantu padahal

dalam kenyataan mereka saling iri saling dengki, setelah merasakan bagaimana dahsyatnya tenaga pantulan

tersebut mereka sama-sama mengerti padri Siauw lim ini merupakan musuh paling tangguh selama hidup

mereka.

Barang siapa yang berani melancarkan serangan berikutnya terlebih dahulu maka dia akan terpental

pertama kali oleh karena itu diantara mereka berdua tidak ingin jadi pembuka jalan serangan berikutnya.

Setelah saling bertukar pandang sekejap mereka berdua meloncat mundur berbareng.

Thian Sian thaysu sendiri setelah dengan sekuat tenaga melancarkan sebuah serangan Bu Siang Sin

Kang keringat dingin mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya darah segarpun muncrat keluar dari

bibir ia sendiri roboh keatas tanah.

Dengan menahan luka dalamnya yang parah padri ini berusaha melakukan pertarungan melawan Hong

Cioe hal ini sama artinya meneguk air laut untuk menahan dahaga racun yang mengeram dalam tubuhnya

bekerja semakin cepat lagi.

Sekalipun ia paham hal ini akan menimpa dirinya tapi ia sendiripun tahu apabila ia tidak mati maka

para padri Siauw lim masih ragu-ragu untuk turun tangan mereka bakal kena dipaksa Hong Cioe untuk tak

berkutik.

Lain halnya bilamana ia terluka parah dan menemui ajalnya kejadian ini akan membangkitkan

semangat para padri untuk melakukan penyerangan.

Dugaannya ternyata tidak meleset ketika para padri kuil Siauw lim si melihat Ciangbun hongtiang

roboh keatas tanah sama-sama berseru memuji keagungan sang Buddha dan mulai menggarahkan senjata

maju kedepan.

Pada saat kritis itulah tiba-tiba Hu Pak Leng meloncat melewati para padri Siauw lim si melayang

turun keatas tanah dan menggerakkan tongkatnya menghalangi pergi dua orang hweesio yang sedang

menghalangi jalan pergi Ciangbun hongtiangnya.

Setelah kedua orang hweesio itu dipaksa mundur ia sambar tubuh Thian Sian Thaysu kedalam

pelukannya lalu palangkan pedang pusakanya keatas tenggorokan padri tua itu bentaknya keras.

Tahan!

Mendengar bentakan tersebut padri dari Siauw lim si sama-sama berhenti dan menurunkan senjatanya

kebawah berpuluh-puluh pasang mata sama-sama dialihkan kearah Hu Pak Leng dengan pandangan sedih.

Barangsiapa berani turun tangan lagi aku segera akan penggal batok kepalanya.

Karena melihat Ciangbun hongtiang mereka terjatuh ketangan musuh terpaksa para hweesio dari

Siauw lim si turut perintah siapapun tidak berani turun tangan menghadang perjalanannya.244 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Setelah tiba disisi Hong Cioe kembali Hu Pak Leng berteriak keras.

Susiok hweesio ini masih bisa hidup beberapa lama?

Hian Su tit nyalimu benar-benar luar biasa tidak malu disebut jago gagah dari kolong langit. Puji Hong

Cioe sambil tersenyum mungkin masih dapat hidup...

Mendadak ia membungkam.

Kontan Hu Pak Leng kerutkan alisnya rapat-rapat kembali berseru.

Susiok apakah kau membawa obat pemunah dari racun tersebut?

Apakah kau tidak ingin ia mati? tanya orang she Hong setelah termenung sesaat.

Asal ia bisa hidup beberapa saat berarti kita dapat gunakan pula dirinya untuk menahan seringan para

hweesio Siauw lim si beberapa waktu.

Baik! seru Hong Cioe sambil tertawa dari dalam sakunya ia ambil keluar sebuah botol porselen dan

mengeluarkan sebutir pil warna merah.

Hu Pak Leng segera menerima pil berwarna merah tadi bau harum semerbak segera tersiar menusuk

hidung tanpa banyak bicara ia jejalkan pil tadi kedalam mulut Thian Sian Thaysu.

Ketika itu Thian Sian Thaysu sang padri sakti dari kuil Siauw lim si berada dalam keadaan tidak

sadarkan diri ketika pil tadi dijejalkan kedalam mulutnya tanpa sadar ia telah menelan kedalam perut.

Apabila semisalnya ia berada dalam keadaan sadar tentu padri sakti ini tak akan sudi menelan pil

pemunah hadiah pihak lawan.

Setelah Hong Cioe menyerahkan pil pemunah tadi ketangan Hu Pak Leng agaknya ia merasa sedikit

menyesal belum sempat ia memerintahkan orang she Hu untuk kembalikan pil tadi kepadanya sang Liok-lim

Bengcu ini telah menjejalkan pil tersebut kedalam mulut Thian Sian Thaysu.

ooooOoooo

13

PARA PADRI Siauw lim yang datang ketempat itu dibawah pimpinan Thian Ih Thaysu saat ini telah

membentuk barisan mengepung Hu Pak Leng rapat-rapat senjata dipersiapkan ditangan dan mereka

memandang lelaki bercambang itu penuh kegusaran. Asalkan Thian Ih Thaysu turunkan perintah mereka

akan segera melakukan penyerbuan.

Waktu itu cahaya hijau yang disambit keluar si api beracun Seng Jiang telah membakar tanah datar

berbatu daerah sekitar tiga depa penuh dengan jilatan api yang mendatangkan rasa sakit di kulit badan.

Tiba-tiba... suitan nyaring berkumandang datang dari antara celah-celah bukit ditempat kejauhan.

Berturut-turut si api beracun Seng Jiang ayunkan sepasang telapaknya kedepan empat batang panah

Pek Ling Cian meluncur kedepan bergabung dengan kobarn api warna hijau semula menciptakan suatu

kobaran api yang maha hebat.

Hu Pak Leng tahu perubahan besar sebentar lagi akan terjadi tapi ia belum berhasil mengetahui apakah

rencana keji pihak lawan ia jadi gelisah sinar matanya dialihkan kearah Hong Cioe dan memandang tak

berkedip.245 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Tiba-tiba tampak Hong Cioe ulapkan tangannya si setan tua Swie Han serta si manusia iblis Wu Tuo

sama-sama ayunkan telapaknya mengirim sebuah serangan.

Segulung angin pukulan laksana taupan menggulung kobaran api tadi menyerang para padri Siauw lim

si.

Hu Hian tit cepat mundur kebelakang bentak Hong Cioe lirih.

Secara diam-diam Hu Pak Leng memperhatikan terus gerak gerik paman gurunya tapi belum berhasil

juga ia temukan siasat licik Hong Cioe sekalian untuk membasmi para jago Siauw lim serta Bu-tong pay

dalam hati ia lantas berpikir. Sejak semula Hong Cioe sudah punya rencana ia atur siasatnya sangat rapat dan

teliti kalau aku tidak menurut perintahnya sama hal mengkhianati dirinya lebih baik kuikuti mungkin

berhasil temukan rencana busuk. Karena berpikir demikian mendadak ia membentak keras badannya segera

menerjang kedepan.

Thian Ih Thaysu maju dua langkah kedepan menghadang jalan perginya toya ditangan bergerak

mengayun kedepan membabat batok kepala sang Liok lim Bengcu.

Dalam keadaan gelisah suatu ingatan cerdik berkelebat dalam benak Hu Pak Leng ia segera angkat

badan Thian Sian Thaysu menyambut datangnya serangan lawan, bentaknya.

Silahkan Ciangbun hongtiang dari partai kalian mewakili diriku menerima sebuah hajaran Thaysu.

Thian Ih Thaysu terkesiap buru-buru ia tarik kembali serangannya dan mundur kebelakang.

Dalam sekejap mata itulah para padri telah mengejar datang mereka menyerang dari empat bagian

delapan penjuru.

Melihat situasi tidak menguntungkan dirinya kembali Hu Pak Leng membentak keras.

Siapa yang tidak takut melukai Ciangbun hongtiang kalian silahkan turun tangan.

Ia gunakan tubuh Thian Sian Thaysu sebagai senjata menyambut serangan-serangan para hweesio

tersebut.

Siasat ini ternyata mendatangkan hasil seketika para padri Siauw lim kena didesak mundur kebelakang

siapapun tak berani mendesak diri Hu Pak Leng terlalu dekat lagi.

Melihat kejadian itu Hong Cioe tertawa terbahak-bahak.

Hu Hian tit kau tidak malu disebut orang gagah dari kolong langit saat ini loolap merasa gembira

karena gurumu mempunyai ahli waris semacam kau.

Sambil gertak gigi menahan rasa sakit Hu Pak Leng meloncat mundur kesisi Hong Cioe katanya.

Untuk menjaga selembar jiwa Ciangbun hongtiang mereka para padri Siauw lim tak akan berani

terlalu mendesak kita saat ini kita harus mencari suatu cara untuk menghadapi partai Bu-tong serta jago-jago

yang dibawa si pedang sakti Huan Tong San.

Harap Hian tit cepat mengundurkan diri kebelakang sahut Hong Cioe sambil tertawa dan ulapkan

tangannya tempat ini sudah cukup dilayani oleh loohu serta Swie Wu dua orang saudara.

Sebelum Hu Pak Leng menjawab mendadak terdengar suara ledakan keras yang gegap gempita

hancuran batu beterbangan memenuhi angkasa asap tebal menutupi angkasa dari bukit karang sekeliling

tempat muncul jilatan api warna hijau yang membakar semua benda.

Lembah Lok Ing Kok ini pada dasarnya merupakan sebuah lembah gundul yang gersang tapi setelah

suara ledakan tadi jilatan api segera berkobar memenuhi seluruh kalangan dan perlahan-lahan merambat

keatas bukit.246 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Ci Yang Tootiang sang Ciangbujien dari Bu-tong pay setelah mengatur pernapasan beberapa saat

kesehatannya jauh lebih baikan melihat para jago terkurung dalam lautan api yang berkobar sangat hebat ia

terkesiap dengan paksakan diri mengepos napas perlahan-lahan bangun berdiri.

Walaupun berada dalam keadaan gelisah ia tetap mempertahankan ketenangannya setelah meninjau


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


keadaan disekeliling tempat itu ujarnya.

Dalam pertarungan ini hari kita sudah menderita kekalahan total sekarang satu-satunya jalan hanya

berusaha mencari jalan untuk menuntut balas atas kekalahan ini hari!...

Ia merandek sejenak untuk tukar napas lalu tambahnya :

Huan Siauw hiap harap segera menggabungkan diri dengan kelompok pinto pilihlah empat orang jago

yang memiliki kepandaian paling lihay untuk melindungi keselamatan ayahmu sisanya lebih baik berkumpul

jadi satu sehingga kekuatan jangan sampai terpecah belah...

Berbicara sampai disitu mendadak ia pertinggi suaranya dan berseru :

Delapan orang murid Bu-tong pay pelindung hukum bertugas membuka jalan terjang keluar dari

kepungan api hajar habis-habisan setiap musuh yang dijumpai perduli menjumpai mara bahaya apapun tidak

diperkenankan mengundurkan diri bilamana ada yang berani melanggar tak usah pulang kegunung Bu-tong

lagi.

Delapan orang loosu berusia setengah baya sama-sama mengiakan cahaya tajam segera berkelebat

memenuhi angkasa delapan bilah pedang sama-sama diloloskan dari sarung kemudian menerjang kearah

Hong Cioe sekalian berdiri.

Ketika antara pihak Siauw lim, Bu-tong serta Hong Cioe sekalian hanya terpaut beberapa tombak saja

diantara mereka dipisahkan oleh tembok api yang berkobar sangat hebat.

Delapan orang toojien sambil menarikan pedang panjang mereka melindungi badan dengan

menempuh kobaran api yang maha dahsyat menerjang kedepan.

Sebaliknya Huan Giok Koen dengan gunakan ilmu mengurut jalan darah tiada hentinya menguruti urat

nadi serta jalan darah ditubuh ayahnya menanti Huan Tong San telah menghembuskan napas panjang dan

barulah ia sadar.

Kemudian ia cabut keluar pedangnya bersuit panjang dan meluncur dua tombak kedepan dengan

gerakan Cian Long Sin Thian atau naga sakti menembusi angkasa ilmu meringankan tubuh paling lihay dari

keluarganya.

Di tengah udara pedangnya berputar kencang menciptakan segumpal cahaya putih yang menyilaukan

mata meminjam gerakan perputaran pedang itu ia mempertahankan badannya berganti napas dan

mengeluarkan gerakan Pat Poh Teng Gong atau delapan langkah menempuh langit berkelebat lewat dari atas

jilatan api yang berkobar dengan hebatnya itu.

Badannya bagaikan seekor burung elang meluncur empat tombak kedepan dengan gerakan mendatar

sedang pedangnya dengan gerakan Cuan Im Ci Gwat atau menembusi awan menjemput rembulan membabat

kearah bawah.

Hu Hian tit cepat mundur bentak Hong Cioe keras-keras.

Ujung jubahnya dikebas kedepan segulung tenaga pukulan yang sangat hebat segera menyambut

kedatangan Huan Giok Koen.

Dalam sekejap mata kedelapan orang toojien Bu-tong pay telah menembusi kobaran api dan

menerjang datang dengan gerakan ganas.247 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Hawa pukulan yang dilancarkan Hong Cioe benar-benar luar biasa tubuh Huan Giok Koen yang

sedang meluncur kebawah dengan kecepatan bagaikan kilat itu setelah termakan dorongan tenaga pukulan

tersebut segera terpental kembali ketengah udara.

Buru-buru pemuda itu mengepos napas menyingkir kesamping setelah berusaha keras akhirnya ia

berhasil melayang turun keatas permukaan tiga empat depa dari tujuan semula.

Sementara itu seluruh bukit karang telah terjilat oleh kobaran api warna hijau dimana bagian-bagian

bukit yang tak terjilat api manusia berdiri saling berdesakan.

Deruan angin pukulan kadang kala menghantam diatas kobaran api warna hijau itu membuat jilatan

api semakin membesar dan semakin dahsyat walaupun sebagian tempat api dapat dipukul padam tapi dalam

sekejap mata telah berkobar kembali semakin garang.

Suatu pertarungan sengit antara hidup dan mati segera berlangsung dengan ramainya cahaya senjata

berkelebat bercampur baur dengan kobaran api yang menyengat badan.

Delapan orang toosu Bu-tong pay dengan memecahkan diri jadi dua bagian turun tangan berbareng

empat orang menyerang Hong Cioe dan empat orang menyerang Hu Pak Leng.

Huan Giok Koen sendiri setelah mencapai diatas permukaan ia segera menggerakkan senjata

menerjang kearah si api beracun Seng Jiang dimana pedang berkelebat lewat bayangan pedang

membumbung berlapis-lapis melindungi badan.

Dengan sekuat tenaga Hong Cioe melakukan perlawanan terhadap datangnya serangan empat orang

toosu Bu-tong walaupun ia dapat bergerak bebas namun untuk mengalankan mereka dalam waktu singkat

bukan suatu pekerjaan yang gampang.

Sebaliknya Hu Pak Leng sendiripun diteter terus oleh serangan berantai keempat orang toosu Bu-tong

pay sehingga berada dalam keadaan bahaya pada dasarnya ia sudah menderita luka parah ditambah pula

harus menggendong Thian Sian Thaysu dalam pelukannya gerakan tubuh jadi kurang lincah.

Untung sekali permainan tongkatnya mendatangkan pengaruh yang luar biasa keempat toosu itu tak

berani menerima datangnya serangan dengan keras lawan keras sehingga untuk sementara ia masih bisa

mempertahankan diri.

Pada mulanya para hweesio dari Siauw lim tidak berani turun tangan disebabkan Hu Pak Leng

menawan Thian Sian Thaysu hongtiang mereka sebagai barang jaminan.

Tapi setelah melihat anak murid Bu-tong pay mulai bergerak dibawab pimpinan Ci Yang Tootiang dan

tiga orang anak buah Huan Tong San yang ikut hadirpun telah meloloskan senjata mereka mulai bimbang.

Terutama sekali kobaran api yang makin lama semakin meluas sehingga hampir sebagian besar tanah

bukit itu terjilat api makin merisaukan pikiran mereka apabila bukan dikarenakan si setan tua Swie Han serta

Hong Cioe tetap berada disana mungkin para jago sudah dibikin kalut pikirannya.

Memandang situasi yang semakin tidak menguntungkan Thian Ih Thaysu segera berpikir dalam

hatinya.

Kobaran api diatas bukit ini makin lama semakin besar sebentar lagi mungkin tak ada tempat

tancapkan kaki buat kita semua hal ini jelas menunjukkan kalau Hong Cioe sekalian punya rencana keji

terhadap kita orang asalkan mereka dibiarkan lolos dari sini keselamatan kami segera akan terancam satu-

satunya jalan sekarang adalah berusaha mengurung iblis tua itu tetap berada dalam kurungan, dengan

demikian kendati bukit ini mau meledak atau hancur tak jadi soal ada beberapa orang iblis yang menemani

kematian kami rasanya kematian tersebut sangat berharga...

Karena berpikir demikian ia berteriak keras kearah para padri :

Situasi saat ini sangat bahaya dan mengancam keselamatan kita semua walaupun Ciangbun hongtiang

terjatuh ditangan musuh kita tidak boleh duduk terpekur menanti kematian.248 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Sejak semula para padri ada maksud turun tangan berhubung Thian Ih Thaysu belum turunkan

perintah maka ia tak berani turun tangan secara sembarangan.

Sekarang setelah mendengar ucapan tersebut tanpa terasa para hweesio itu berseru berbareng :

Sejak semula kami telah tidak pikirkan keselamatan sendiri sekalipun harus hancur kami tak akan

membiarkan nama besar partai Siauw lim hancur ditangan orang lain.

Bagus : seru Thian Ih Thaysu dengan tertawa sedih. Kalau ada maksud bergebrak kita tak usah

pikirkan persoalan lagi...

Sembari ayunkan toya ia menerjang lebih dahulu kearah Hong Cioe.

Hong Cioe yang sedang melawan serangan empat orang toosu Bu-tong pay untuk sementara waktu

masih dapat mempertahankan posisinya dalam keadaan seimbang tapi setelah Thian Ih Thaysu ikut terjunkan

diri kedalam kalangan memang kalah dengan cepat tertera.

Dengan kesempurnaan tenaga lweekang yang dimiliki hweesio tua itu serta jurus serangan toya

besinya yang hebat bagaikan kampak pembelah gunung tidak sampai sepuluh jurus iblis tua she Hong ini

tudah keteter sehingga tak sanggup melancarkan serangan balasan.

Sementara itu Hu Pak Leng sembari putar tongkat besinya menahan serangan lawan diam-diam ia

memperhatikan situasi disekitar kalangan pertempuran.

Tampak olehnya para padri Siauw lim si telah membentuk suatu barisan yang saling sambung

menyambut bersama-sama membabat kobaran api tersebut dengan pukulan telapak serta ayunan senjata toya

air muka hweesio-hweesio itu keren tapi tenang walaupun berada dalam kurungan lautan api mereka sama

sekali tidak menunjukan perasaan terkejut atau ketakutan.

Keadaan mereka seolah-olah menunjukan bahwa hweesio-hweesio ini sudah tidak pikirkan

keselamatan sendiri didalam hati.

Sewaktu ia sedang termenung mendadak terdengar si manusia iblis Wu Tuo telah membentak keras.

Hong-heng cepat mundur hweesio-hweesio dari Siauw lim telah membentuk barisan. Loo Han Tin

kalau sampai terkurung oleh barisan mereka untuk meloloskan diri amat sukar bagaikan ingin terbang ke

langit.

Barisan Loo Han Tin dari kuil Siauw lim sangat tersohor dikolong langit dan menggetarkan hati para

jago kalangan Hek-to maupun Pek-to setelah Wu Tuo berteriak Hong Cioe, Seng Jiang sekalian sama-sama

terkesiap.

Hong Cioe pertama kali menunjukkan reaksi ia membentak keras gelang emas ditangan kanannya

menyambut datangnya serangan toya Thian Ih Thaysu gelang emas ditangan kanannya dengan jurus Im Wu

Kiem Kuang atau kabut awan sinar keemasan menahan serangan dari keempat orang toosu Bu-tong pay dan

kemudian menerjang keluar dari kepungan.

Ujung bajunya segera dikebut keluar mengirim sebuah hantaman dahsyat menghajar keempat orang

toosu dari Bu-tong pay yang sedang mengurung Hu Pak Leng.

Kebutan ini telah menggunakan seluruh tenaga lweekang yang dimiliki kehebatannya sangat luar biasa

seketika empat orang toosu dipukul kekiri.

Hong Cioe segera meloncat kehadapan Hu Pak Leng pergelangan kanannya bergetar keras sebatang

gelang emas dengan cepat meluncur kedepan menghajar tubuh Thian Ih Thaysu sedang tangan yang lain

disambar kearah Hu Pak Leng seraya berseru.

Hian tit cepat serahkan Thian Sian Thaysu yang berada dalam pelukanmu kepadaku.

Sembari berkata ia mencengkeram tubuh hweesio tua itu.249 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Dengan sebat Hu Pak Leng mundur dua langkah kebelakang meloloskan diri dari ancaman tangan

kanan Hong Cioe ujarnya :

Susiok harap kau pegang pucuk pimpinan jangan di karenakan seseorang harus menggagalkan semua

rencana biarlah hweesio tua ini tecu yang bawa.

Badannya segera bergerak meloncat kesisi si setan tua Swie Han serta si manusia iblis Wu Tuo.

Hong Cioe tertawa dingin telapak tangan segera dibalik menggaplok punggung Huan Giok Koen.

Dalam pada itu Huan Giok Koen sedang bergebrak melawan si api beracun Seng Jiang telah

mengeluarkan seluruh kepandaian keluarganya untuk mengimbangi permainan silat lawan, posisi sementara

berada dalam keaadaan seimbang walaupun tenaga lweekang Seng Jiang sangat lihay untuk sementara ia

tertahan oleh kesempurnaan permainan pedang Huan Giok Koen.

Di tengah pertarungan sengit mendadak Huan GioK Koen merasa datangnya segulung angin pukulan

menerjang dirinya ia terkesiap dengan cepat badannya meloncat kedepan.

Karena harus merandek sejenak inilah Thian Ih Thaysu serta delapan orang pelindung hukum partai

Bu-tong bersama-sama telah menerjang kembali dengan girang.

Si setan tua Swie Han serta si manusia iblis Wu Tuo segera membentak keras dengan garang mereka

melancarkan sebuah pukulan berbareng kedepan. Serenteran angin taupan berhawa dingin menerjang

kobaran api yang sedang bergolak menghantam Thian Ih Thaysu sekalian.

Tenaga sinkang Han Im Khie Kang dari kedua orang ini telah mencapai puncak kesempurnaan

serangan gabungan ini tentu saja mendatangkan kedahsyatan yang tak terduga.

Thian Ih Thaysu serta, delapan orang pelindung hukum partai Bu-tong sama-sama merasakan

segulung hawa dingin menyerang kedalam tubuh.

Di bawah kobaran api yang sangat menyengat badan mereka segera merasa badannya jadi dingin

sehingga tanpa terasa jadi merinding dan bersin tiada hentinya.

Mengambil kesempatan yang sangat baik itulah si api beracun Seng Jiang serta Hong Cioe bersama-

sama meloncat kesisi si setan tua Swie Han serta si manusia iblis Wu Tuo.


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Waktu itu barisan Loo han Tin dari para hweesio Siauw lim si belum sempat bergerak melihat para

iblis telah mengundurkan diri dari kepungan mereka bersama-sama bergerak meluruk kedepan.

Sebenarnya hweesio-hweesio itu sudah lama terlatih dalam barisan Loo Han Tin gerak gerik mereka

amat cepat dan gesit tapi berhubung diatas bukit karang itu sebagian besar telah terjilat api hal ini

menghalangi gerakan para hweesio dalam membentuk barisannya.

Cepat kita mundur kebelakang, seru Hong Cioe dengan suara berat.

Sembari berkata ia mengirim sebuah pukulan udara kosong.

Si setan tua Swie Han serta si manusia iblis Wu Tuo saling bertukar pandangan sekejap tiba-tiba

merekapun mengirim serangan gabungan.

Si api beracun Seng Jiang tertawa dingin dari dalam sakunya ia ambil keluar sebuah buntalan kain

putih lalu dengan sekuat tenaga dibanting keatas tanah.

Setelah buntalan putih itu menyentuh tanah mendadak meledaklah segumpal bubuk warna kuning.

Ketika bubuk warna kuning tadi terkena jilatan api warna hijau tadi segera meledaklah segumpal

kobaran api yang amat besar.

Kobaran api ini dengan cepat memancing jilatan api warna hijau tadi berkobar makin dahsyat hingga

mencapai ketinggian dua tombak para hweesio seketika terkurung oleh hadangan tembok api.250 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Melihat kejadian itu dengan bangga si api beracun Seng Jiang tertawa terkekeh-kekeh.

Api beracun Siauw-te dapat membakar selama seperminum teh lamanya kita punya cukup waktu

untuk berlalu dari sini.

Hong Cioe mendongak tertawa tergelak timbrungnya sambil mengelus jenggot.

Dalam pertarungan ini kita berhasil menggugurkan banyak jago lihay dari pihak Siauw lim serta Bu-

tong dan mencuci bersih pula rasa malu yang dialami kawan-kawan Liok-lim selama ratusan tahun. Sejak ini

cuwi sekalian boleh dihitung sebagai jago tiada tandingan dalam kalangan Liok-lim.

Selesai berkata ia tertawa terbahak-bahak dan bergerak kedepan.

Si setan tua Swie Han, si manusia iblis Wu Tuo serta si api beracun Seng Jiang sama-sama

membuntuti dari belakangnya bergerak turun dari bukit karang tersebut.

Hu Pak Leng yang barjalan dipaling belakang hatinya sangat gelisah melihat para jago dari Siauw lim

serta Bu-tong terkurung dalam lautan api namun ia sendiri tak berhasil memberi pertolongan hatinya merasa

tidak tenteram.

Agaknya Hong Cioe sejak semula telah mempersiapkan jalan mundur selama perjalanan ia bergerak

dengan kecepatan penuh.

Tidak selang beberapa saat kemudian mereka telah tiba dibawah batu karang tersebut.

Sembari berlari terus kedepan Hu Pak Leng tiada hentinya berpaling kebelakang diam-diam hatinya

berpikir dan ambil perhitungan.

Ia merasa walaupun tembok api itu susah dilalui tapi panjangnya tidak lebih cuma dua tombak

semisalnya para hweesio itu jalan berputar sekarang seharusnya mereka telah tiba disitu.

Selagi ia berpikir dari tempat kejauhan tampak beberapa manusia bergerak datang dengan cepatnya.

Gerakan tubuh orang-orang itu sungguh cepat sekali dalam sekejap mata mereka telah tiba dua tiga

tombak dibelakang mereka.

Orang-orang itu bukan lain adalah Thian Ih Thaysu serta Huan Giok Koen dibelakang kedua orang itu

menguntil empat orang hweesio serta dua orang lelaki kasar berusia setengah baya.

Sementara itu Hong Cioe sekalian telah turun dari tebing karang tinggal Hu Pak Leng seorang masih

berada disisi bukit itu.

Kiranya sembari berlari tadi diam-diam ia mengerahkan ilmu mengurut jalan darah untuk

membebaskan dan melancarkan peredaran darah ditubuh padri tua itu.

Huan Giok Koen pertama kali yang tak dapat menahan diri sambil menuding Hu Pak Leng serunya.

Thay suhu harap aku hadapi orang ini.

Ia meloncat turun kebawah dengan gerakan cepat pedangnya dengan membentuk selapis cahaya tajam

menusuk tubuh Hong Cioe.

Sebelum Hong Cioe melakukan suatu tindakan mendadak terdengar suara nyaring berkumandang dari

sisi iblis tua itu.

Suhu biarlah tecu yang hadapi orang ini! serunya.

Moay Siauw Beng sambil menenteng pedang segera meloncat kedepan menyambut kedatangan Huan

Giok Koen.

Sepasang pedang saling bentrokan ditengah udara menimbulkan suara yang amat nyaring.251 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Huan Giok Koen yang sedang melayang turun dari tengah angkasa posisinya jauh lebih

menguntungkan Moay Siauw Beng yang termakan benturan keras dari bentrokan tersebut badannya seketika

tergetar jatuh keatas tanah.

Orang ini walaupun masih berusia kecil tapi buasnya luar biasa ketika badannya terlempar jatuh sejauh

tujuh delapan depa mendadak ia mengepos napas dan berjumpalitan di tengah udara lalu menerjang kembali

kearah Huan Giok Koen.

Gerakan ini benar-benar berada diluar dugaan Huan Giok Koen buru-buru ia mengepos napas

melayang turun keatas permukaan sembari mengirim sebuah sapuan gencar.

Traaang... sekali lagi sepasang pedang saling bentrokan kedua orang itu sama-sama merasa badannya

tergentar siapapun tak berhasil mengepos napas lagi sehingga berbareng jatuh dari tengah udara.

Bantingan ini sangat keras sekali apalagi seluruh permukaan bukit karena itu merupakan batu-batu

runcing beberapa bagian badan mereka berdua kontan terluka dan mengucurkan darah segar.

Hu Pak Leng sendiri sehabis mengurut seluruh peredaran darah Thian Sian Thaysu berbisik lirih.

Hong Cioe sekalian telah mempersiapkan siasat busuk untuk menjebak seluruh anggota Siauw lim

serta Bu-tong pay harap Thaysu pura-pura jatuh tidak sadarkan diri sembari diam atur pernapasan biar aku

yang gendong tubuh Thaysu untuk menjaga setiap kemungkinan.

Thian Sian Thaysu perlahan-lahan membuka matanya sebentar kemdian menutupnya kembali ia tetap

membungkam dalam seribu bahasa.

Urat-uratnya baru saja dilancarkan saat inilah merupakan saat yang paling membutuhkan pengaturan

napas. Walaupun dalam hati ia merasa tidak suka untuk sesaatpun tak dapat meronta.

Dalam pada itu Thian Ih Thaysu telah mengejar datang toyanya segera berputar menghantam

punggung Hu Pak Leng.

Dengan sebat Hu Pak Leng menyingkir kesamping bentaknya.

Kalau kalian mengejar dan mendesak diriku terus menerus jangan salahkan aku akan menggunakan

tindakan keji untuk menghadapi Ciangbun hongtiang kalian.

Bentakan ini ternyata mendatangkan hasil Thian Ih Thaysu dengan cepat menarik kembali

serangannya dan tidak berani turun tangan terlalu mendeaak lagi.

Hu Pak Leng segera meloncat kedepan dalam dua tiga kali tutulan ia sudah melayang turun di sisi

Hong Cioe.

Sewaktu ia angkat muka tampaklah empat penjuru bukit karang penuh dengan jilatan api yang

berkobar-kobar hanya jalan mundur dari Hong Cioe sekalian saja yang tidak tertutup oleh kobaran api.

Selama ini Hu Pak Leng selalu mengerahkan tenaga murninya untuk mempertahankan rasa sakit

dibadan ia mengerti jelas akhir dari pertarungan sengit antara golongan Sesat dan golongan Lurus ini bukan

saja mempengaruhi keamanan dalam Bu-lim sebanyak peristiwa itu bahkan mempengaruhi pula keselamatan

para penduduk preman yang tak tahu urusan.

Semisalnya para jago pilihan dari pihak Siauw lim serta Bu-tong sama-sama terjebak mati dalam

rencana busuk Hong Cioe maka beberapa orang iblis tua ini tentu akan menggunakan kesempatan yang baik

ini untuk menyerbu kuil Siauw lim si digunung Song serta kuil Sam Yen San di gunung Butong-san.

Semisalnya peristiwa ini benar-benar terjadi maka kedua partai besar yang selama ini dipandang

sebagai tulang punggung ilmu silat akan hancur berantakan situasi rimba persilatan akan kacau balau dan

pembunuhan keji akan terjadi dimana-mana.

Suatu semangat untuk menebus dosa yang telah dilakukan selama ini segera mempertahankan

badannya dari rasa sakit Hu Pak Leng mulai tenang dan pikiranpun mulai jadi mantap.252 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Setelah diperiksa dan diselidiki beberapa saat secara lapat-lapat ia mulai bisa meraba apakah

sebenarnya rencana keji yang dipersiapkan Hong Cioe sekalian ia hanya merasa murung dapatkah ia dengan

kekuatan seorang diri ia bebaskan para jago dari bahaya maut.

Ketika ia berpaling kebelakang terlihat Moay Siauw Beng serta Huan Giok Koen masih

melangsungkan pertarungan sengit dengan badan penuh berlepotan darah.

Dalam pertarungan sengit yang mempengaruhi mati hidup masing-masing pihak ini kedua belah pihak

tidak menggubris luka badan akibat terjatuh tadi dengan badan masih berlepotan darah mereka lanjutkan

pertarungan siapapun diantara mereka tak mau mengalah.

Memandang hal tersebut dengan sedih Hu Pak Leng menghela napas panjang ia tak tahan memandang

keadaan itu lagi dan segera mengelos.

Tiba-tiba Hong Cioe tertawa dingin tegurnya.

Hu Huan tit mengapa kau menghela napas panjang.

Mendengar teguran itu Hu Pak Leng terperanjat buru-buru ia mendehem dan menyahut.

Aku rasa Moay sute tak perlu melangsungkan pertarungan dengan badan bermandikan darah apa lagi

saat ini orang-orang Siauw lim serta Bu-tong pay telah menjadi burung dalam sangkar apa gunanya.

Ucapan yang diutarakan menurut keadaan ini sangat tepat sekali, seketika rasa curiga yang mengeram

dalam tubuh Hong Cioe lenyap tak berbekas.

Ucapan Hu Hian tit sedikitpun tidak salah.... ia tersenyum dan mengangguk lalu berpaling kearah

muridnya seraya berseru lantang.

Siauw Beng tak usah ngotot bertarung mati-matian, ayo cepat mundur kebelakang.

Mendengar teriakan itu Moay Siauw Beng segera menarik kembali serangannya dan mengundurkan

diri.

Melihat muridnya mundur Huan Giok Koen segera ayunkan pedangnya mengejar namun ketika

dilihatnya Thian Ih Thaysu aambil melintangkan toya berdiri tertegun disitu ia jadi cemas teriaknya.

Loo siansu kenapa kau tidak melakukan pengejaran? apakah kau hendak berdiri disana sambil menati

kematian?.

Aaaai..... Thian Ih Thaysu menghela napas panjang bagaimana mungkin loolap tega melihat Ciangbun

hongtiang menemui ajalnya ditangan mereka?.

Saat ini api telah berkobar diempat penjuru satu-satunya jalan keluar hanya terletak disini kalau kita

tidak berusaha menerjang keluar dari lingkungan kepungan dengan mengejar pihak musuh mana mungkin

kita bisa hidup?.

Sembari berseru ia menggerakan pedangnya dan melakukan pengejaran dengan langkah lebar.

Kedua orang lelaki setengah baya itupun berbareng memandang sekejap kearah Thian Ih Thaysu

sambil berkata.

Perkataan Jie Kongcu sedikitpun tidak salah kita tak boleh melepaskan satu-satunya kesempatan ini

dengan sia-sia.

Merekapun segera bergerak menguntil dari belakang Huan Giok Koen.

Perlahan-lahan Thian Ih Thaysu berpaling tampak olehnya kobaran api diatas bukit karang makin lama

semakin menghebat di tengah cahaya api bayangan manusia bagaikan seekor naga menerjang turun kebawah

bukit.

Ia segera berpaling kearah empat orang toosu yang berada dibelakangnya dan berpesan.253 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Kalian dua orang tetap tinggal disini menyambut para jago dari atas bukit dua orang yang lain segera

ikut aku mengejar musuh.

Begitu selesai berkata badannya segera berkelebat dua tombak jauhnya kedepan dan menerjang

kemuka.

Agaknya Hong Cioe sekalian ada maksud memancing musuhnya mengikuti mereka sembari bergebrak

mereka mundur terus kebelakang.

Menanti mereka telah tiba disebuah tikungan bukit mendadak Hong Cioe sekalian berhenti dan

melancarkan serangan balasan.


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Seketika Huan Giok Koen serta Thian Ih Thaysu kena tertahan oleh serangan dahsyat itu.

Belum habis mereka bergebrak tiga jurus anak murid Siauw lim si serta Bu-tong telah tiba semua

disana.

Berhubung lorong gunung itu amat sempit sekalipun jumlah anak murid Siauw lim si serta Bu-tong

pay yang hadir disana amat banyak mereka tak dapat turun berbareng.

Sembari bergebrak diam-diam Hong Cioe menghitung jumlah musuh yang hadir disana.

Tampak Ci Yang Tootiang sementara itu sedang duduk bersila mengatur pernapasan untuk melawan

daya kerja racun yang mengeram dalam tubuhnya dibawah perlindungan enam orang toosu Bu-tong pay.

Sedangkan Huan Tong San dibawah gotongan dua orang lelaki setengah baya tetap berada dalam

keadaan tidak sadar.

Sebagian besar anak murid Siauw lim serta Bu-tong pay yang hadir disana telah terluka bakar oleh api

beracun tapi tak seorangpun yang merintih ataupun membalut luka-luka terbakar itu.

Hong Cioe sekalian setelah menghitung jumlah lawan seluruhnya ada lima puluh empat orang segera

membentak keras permainan gelang emas di tangannya diperketat seketika permainan pedang Huan Giok

Koen serta permainan toya Thian Ih Thaysu dapat diatasi.

Sedangkan si api beracun Seng Jiang dan Moay Siauw Beng sama-sama meloncat mundur kebelakang

lalu lenyap dibalik tikungan.

Sewaktu berlari tadi Moay Siauw Beng menarik ujung baju Hu Pak Leng sembari berkata :

Suheng ayo cepat mundur.

Hu Pak Leng menurut dan ikut mengundurkan diri kebelakang tapi seketika hatinya terjelos serunya :

Oooow... suatu tempat yang amat bahaya.....

Tampak olehnya kedua belah dinding bukit merupakan tebing terjal yang menyempit sebuah selat

kecil seluas tiga depa kurang lebih empat tombak setelah lewati selat sempit tadi merupakan sebuah tanah

lapang yang luasnya ada beberapa tombak melewati tanah lapang itu kembali merupakan sebuah selat yang

sempit bentuknya mirip dengan sebuah cupu-cupu.

Setelah meninjau sejenak disekeliling tempat itu Hu Pak Leng lantas berpikir.

Empat penjuru merupakan lautan api dalam keadaan terdesak selat sempit yang ada disekitar tempat

ini merupakan jalan mundur. Asalkan Hong Cioe sebelumnya menyembunyikan jago lihay dikedua belah sisi

tebing kemudian menggunakan api menutup mati kedua mulut selat dan melemparkan ranting serta rumput

kering yang mudah terbakat kedalam selat bukanlah seluruh anak murid Siauw lim serta Bu-tong pay akan

hancur ditengah kobaran api...

Selagi termenung melamun mereka telah melewati tanah datar yang lapang itu.

Tiba-tiba si api beracun Seng Jiang berhenti kepada Hu Pak Leng ujarnya dingin.254 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Kalian cepat mundur kebelakang jangan berdiri di situ mengaco urusan.

Kurangajar maki Moay Siauw Beng sambil melirik sekejap kearah si api beracun Seng Jiang kau

berani bersikap kurangajar kepadaku, hmmm kami tak bisa membiarkan urusan ini begini saja.

Semula si api beracun Seng Jiang kelihatan tertegun kemudian dengan gusar teriaknya :

Kau bisa mengapakah loohu?

Heeee... heee... kau jangan keburu marah dulu ujar Moay Siauw Beng sambil tersenyum. Selesaikan

dulu urusan pokok menanti urusan dengan pihak Siauw lim serta Bu-tong pay selesai kita baru bikin

perhitungan lagi!

Keparat kau berani memberontak? celaka... celaka gurumupun tak berani begitu kurangajar terhadap

loohu teriak si api beracun mencak-mencak.

Seluruh tubuh Moay Siauw Beng penuh dengan luka darah segar tiada hentinya mengucur keluar

membasahi tubuhnya. Tapi ia sama sekali tidak membersihkannya.

Dengan sepasang biji matanya yang bulat besar ia menyapu sekejap wajah Seng Jiang kemudian

tertawa katanya :

Selamanya suhuku belum pernah ikut campur kalau aku mau berkelahi dengan siapapun kalau kau

tidak percaya nanti saja katakan kepadanya...!

Si api beracun Seng Jiang adalah seorang jago yang berwatak angkuh dan terlalu memandang tinggi

diri sendiri sekarang digoda dan dihina oleh seorang bocah cilik mana ia bisa tahan.

Tak terasa hawa amarah segera berkobar dalam hatinya dengan mata melotot ia siap melakukan

gerakan.

Tapi perbuatannya ini dapat dicegah oleh si setan tua Swie Han katanya dingin :

Jiang-heng janganlah dikarenakan urusan dengan seorang bocah cilik membuat urusan pokok jadi

kacau kalau si manusia iblis Wu Tuo pun mendehem berat dan menyambung. Saat ini Hong-heng sedang

menahan serangan jago lihay Siauw lim serta Bu-tong pay seorang diri hal ini dikarenakan hendak memberi

waktu yang banyak kepada Jiang-heng untuk melakukan persiapan saat ini waktu berharga bagaikan emas

gagal atau suksesnya pertempuran ini semuanya tergantung diatas pundak Jiang-heng apabila kau tak bisa

menahan sabar karena urusan kecil maka seluruh permainan catur kita akan menemui kehancuran. Si api

beracun Seng Jiang mendengus dingin dari sebuah celah batu diatas dinding tebing itu ia menarik keluar

sebuah sumbu bahan peledak yang besarnya bagaikan lilin sedang tangan kirinya mempersiapkan api, siap

menyulutnya. Melihat kejadian itu diam-diam Hu Pak Leng bergidik pikirnya. Semisalnya mereka

mengunakan ranting serta rumput kering untuk menutup serta membakar selat sempit ini sekalipun banyak

jago Siauw lim serta Bu-tong pay yang menemui ajalnya tetapi tak akan terbasmi habis. Lain halnya kalau

dalam selat sempit ini sudah ditanam obat peledak.

Diam-diam ia menyentil badan Siauw lim hongtiang yang berada dalam pelukannya.

Sejak Thian Sian Thaysu kumpulkan sisa tenaga untuk bergerak melawan Hong Cioe sehingga

mempercepat daya kerja racun yang mengeram dalam tubuhnya walaupun ia telah mengatur pernapasan

tetapi hawa murninya gagal dikumpulkan menjadi satu.

Ia tahu sekalipun meronta dan turun tangan pada saat itu usahanya akan menemui kegagalan total

terpaksa untuk sementara ia berdiam diri sembari diam-diam ia mengumpulkan sisa tenaga yang ada.

Sewaktu Hu Pak Leng menjawil dirinya ia merasa tapi padri itu pura-pura berlagak pilon bergerak

sedikitpun tidak.

JILID 14255 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

HU PAK LENG yang melihat kejadian ini dalam anggapannya ia terluka amat parah dan belum sadar

dari pingsannya tak terasa ia menghela napas panjang.

Mendadak Moay Siauw Beng tertawa terbahak-bahak.

Haaaa... haaa... haaa... suhuku telah datang! serunya.

Hu Pak Leng angkat muka, tampak Hong Cioe dengan ujung baju beterbangan tertiup angin laksana

anak panah yang lepas dari busur berkelebat datang.

Si api beracun Seng Jiang dengan cepat menggerakkan obor apinya menyulut sumbu obat peledak

tersebut.

Tampaklah kerdipan percikan api laksana kilat membakar sumbu tadi dan meluncur kemuka.

Agaknya sumbu obat peledak tadi telah dipersiapkan Hong Cioe diantara batu-batu cadas kalau tidak

diperhatikan secara cermat sulit untuk menemukannya.

Tidak selang beberapa saat Hong Cioe telah sampai ditanah lapang yang luas itu dan tiba dimulut

lembah dimana Hu Pak Leng sekalian berhuni.

Kembali si api beracun Seng Jiang merogoh ke dalam sakunya mengambil keluar sebuah buntalan

kain lalu dilemparkan kedepan sedang pergelangan kanannya mengayunkan sebatang panah Pek Ling Ciam.

Anak panah Pek Lim Ciam tadi laksana kilat yang menyambar segera meluncur kedepan tidak sampai

tiga tombak jauhnya dari mulut selat tadi dengan cepat telah menghajar diatas buntalan kain tersebut.

Blaaang... diiringi suara ledakan keras mendadak buntalan kain itu meledak dan menimbulkan jilatan

api dalam sekejap mata kalangan disekitar tempat itu telah berubah jadi lautan api menghadang jalan pergi

Thian Ih Thaysu dan Huan Giok Koen sekalian.

Hu Pak Leng kembali memperhatikan keadaan di sekitar itu tampak olehnya para padri dari Siauw lim

si serta toosu dari Bu-tong pay telah tiba didaerah tanah lapang yang luas bagaikan ember itu hatinya jadi

gelisah sehingga tanpa terasa keringat dingin mengucur keluar membasahi seluruh tubuh.

Si setan tua Swie Han serta si manusia iblis Wu Tuo sejak semula telah mempersiapkan tenaga murni

Han Im Khie Kang-nya siap melancarkan serangan asalkan ada orang yang menerjang kobaran api tersebut

mereka segera akan melancarkan serangan mematikan.

Sebaliknya Hong Cioe dengan sepasang mata dipusatkan jadi satu memperhatikan tiada berkedip

percikan bunga-bunga api diatas sumbu obat peledak yang merambat kemuka dengan kecepatan bagaikan

kilat itu.

Melihat sumbu api itu semakin lama semakin pendek Hu Pak Leng merasa hatinya makin gelisah

berbagai pikiran berputar dalam benaknya darah panas bergolak didalam rongga dada.

Sementara itu para padri dari Siauw lim si serta toosu-toosu dari Bu-tong pay telah terhadang jalan

majunya oleh kobaran api berwarna hijau itu.

Hu Pak Leng yang waktu itu sedang gelisah tiba-tiba menemukan bahwa sumbu api tadi tinggal

sedikit, sebentar lagi kalau ia tidak turun tangan maka seluruh anggota Siauw lim si serta Bu-tong pay akan

hancur berantakan darah panas bergolak semakin keras dengan cepat ia meletakkan tubuh Thian Sian Thaysu

keatas tanah dan menerjang kedepan.

Tindakannya yang secara tiba-tiba ini seketika membuat semua orang merasa diluar dugaan.

Reaksi Hong Cioe paling cepat sewaktu dilihatnya arah yang dituju Hu Pak Leng adalah percikan

bunga api diatas sumbu obat peledak hampir tiba pada ujungnya itu ia segera merasa amat terperanjat

teriaknya :

Swie-heng... Wu-heng cepat lancarkan serangan.256 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Siapa yang harus dihantam? seru Swie Han melengak.

Hu Pak Leng!.

Di tengah percakapan itu Hu Pak Leng telah tiba disisi tembok kobaran api yang sedang menjilat

dengan dahsyatnya itu.

Swie Han, Wu Tuo sama-sama membentak keras telapak tangan segera didorong kedepan

melancarkan sebuah serangan.

Segulung hawa pukulan yang maha dingin dengan cepat menerjang kedepan dengan hebatnya.

Sementara itu Hu Pak Leng sedang berlari kedepan mendadak merasakan dari belakang tubuhnya

menerjang datang segulung angin taupan ia jadi terparanjat.

Dalam keadaan seperti itu ia tak sempat berkelit lagi dengan cepat badannya meloncat kedepan dan

meluncur kemuka.

Tiba-tiba terasa segulung angin pukulan yang maha dahsyat menerjang punggungnya membuat sang

badan mencelat ketengah udara ia segera mengepos napas meminjam tenaga pukulan tersebut badannya

kembali meluncur tiga tombak keangkasa dengan sangat tepat ia berhasil meloloskan diri dari hadangan

tembok berapi itu.

Semula Hu Pak Leng terluka parah oleh ilmu Kiem Kong Ci dari Thian Sian Thaysu sehingga tulang

igapun terpukul patah barusan ia harus mena han pula serangan gabungan dari Swie Han serta Wu Tuo

seluruh tubuhnya kontan tergetar keras.

Darah panas segera bergolak dengan kerasnya di dalam dada tak tertahan lagi ia muntahkan darah

segar.

Pikirannya saat ini hanya mengkuatirkan keselamatan orang-orang Siauw lim serta Bu-tong pay,

walaupun ia terpukul sampai terluka parah tetapi kesadaran masih utuh ia masih ingat tujuannya ialah

memadamkan percikan bunga api yang sedang bergerak diatas sumbu api obat peledak tersebut.

Orang-orang Bu-tong serta Siauw lim si yang secara tiba-tiba datang menyerang mereka sama-sama

datang melakukan pengepungan.

Sambil memaksa diri mengepos napas Hu Pak Leng menerjang kedepan selama ini ia tetap

membungkam dalam seribu bahasa sebab asal ia buka mulut maka hawa murninya akan buyar.

Karena itu tongkat besi ditangannya bergerak gencar menyodok kesana menghantam kemari berusaha

membuka jalan mendekati sumbu obat peledak tersebut.

Sementara itu Hong Tong San yang sedang terluka parah sedang berbaring disebelah daerah dekat

sumbu obat peledak itu bergerak ketika Hu Pak Leng menerjang kearah sana dalam anggapan Huan Giok


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Koen sang Liok-lim Bengcu ini hendak mencelakai ayahnya.

Dalam keadaan cemas ia membentak keras pedangnya dengan menciptakan diri jadi serentetan cahaya

merah segera meluncur kedepan.

Waktu itu Ci Yang Tootiang berdiri dekat dengan Huan Tong San seketika ia melihat Hu Pak Leng

menerjang kearah si orang tua she Huan dengan sekuat tenaga ia meronta bangun pedangnya bergerak

melancarkan tusukan pua kearah tubuh Hu Pak Leng.

Melihat datangnya tusukan gencar dari toosu Bu-tong pay ini sang Liok-lim Bengcu tersebut dengan

cepat menggerakkan tongatnya menangkis.

Siapa sangka pada saat itulah tusukan pedang Huan Giok Koen yang datang dari belakang telab tiba

tak dapat dicegah lagi punggungnya dengan telak tertusuk hingga tembus keluar dari dadanya.257 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Tusukan ini tepat mengenai daerah kematian yang membahayakan jiwanya Hu Pak Leng tak dapat

menahan diri lagi tongkat besi ditangannya terlepas dan jatuh keatas tanah.

Ci Yang Tootiang yang sedang menderita luka parah harus menerima serangan lawan setelah termakan

tangkisan dari Hu Pak Leng ini ia segera putar badan mengirim sebuah tusukan kembali.

Walaupun Hu Pak Leng sudah terluka parah tetapi sinar matanya masih melototi sumbu obat peledak

itu tiada berkedip ia mulai merasa pandangannya jadi kabur dan berkunang-kunang.

Dalam keadaan seperti ini mana sempat ia menghindarkan diri dari tusukan pedang Ci Yang Tootiang?

Dadanya terasa amat sakit kembali ia kena ditusuk oleh pedang Ci Yang Tootiang.

Sampai keadaan seperti ini kesadaran Hu Pak Leng masih utuh ia segera membentak keras telapaknya

bergerak menghajar dada Ci Yang Tootiang keras-keras.

Ci Yang Tootiang yang kesadarannya sudah mulai kabur kena dihantam oleh serangan dahsyat Hu Pak

Leng ini badannya kontan terpukul mundur tiga langkah kebelakang dengan sempoyongan pedang

panjangnya yang tertancap diatas dada Hu Pak Leng pun ikut tercabut keluar.

Darah segar segera muncrat keluar bagaikan sumber mata air.

Dengan sempoyongan Hu Pak Leng melanjutkan terjangannya kearah sumbu obat peledak itu sembari

berlari teriaknya keras-keras.

Obat peledak..... obat peledak.....

Semburan darah segar yang muncrat keluar dari dadanya seketika menyembur keluar dengan derasnya

tepat membasahi ujung sumbu obat peledak yang sedang berkobar itu.

Seketika percikan api diatas sumbu tersiram padam oleh ceceran darah segar Hu Pak Leng sedang

sang Liok-lim Bengcu yang gagah perkasa inipun segera roboh keatas tanah dan menemui ajalnya seketika

itu juga.

Ci Yang Tootiang yang mendengar perkataan itu jadi terkesiap ditengah remang-remangnya pikiran

tersebut ia segera terjaga kembali.

Dengan cepat ia menengok kesamping tampaklah diatas sebuah batu cadas tepat dihadapannya

terlintang sebuah sumbu obat peledak sepanjang beberapa depa ketika ia mencukil batu tadi dengan ujung

pedangnya batu karang tersebut segera menggelinding kesamping jelas batu itu sudah digali lepas dari

tempat semula dan dibalik lubang tadi tertumpuklah obat peledak yang berwarna hitam.

Jelas terbukti sedikit terlambat Hu Pak Leng bertindak niscaya obat peledak yang tertanam didalam

tanah itu akan tersulut dan terjadi suatu ledakan keras.

Dalam keadaan seperti itu jangan dikata untuk menyingkir orang-orang yang ada disekitar sana

niscaya akan ikut terlambat dan terbasmi seluruhnya.

Tanpa sadar lagi rasa sedih menyerang kedalam benak dengan termangu ia memandang jenasah Hu

Pak Leng yang menggeletak diatas tanah dua titik air mata jatuh berlinang membasahi wajahnya.

Apabila bukan sang Liok-lim Bengcu ini menyiram padam kobaran api diatas sumbu obat peledak

tersebut dengan darah segarnya mungkin seluruh jago Siauw lim serta Bu-tong yang hadir disana akan

terbasmi habis.

Mendadak terdengar suara jeritan tangis berkumandang memecahkan kesunyian tangisan itu amat

menyedihkan sekali membuat orang merasa hatinya ikut pedih.

Ketika semua orang berpaling tampaklah seorang perempuan berwajah cantik dengan memakai baju

hitam berlari datang menempuh jilatan api yang sedang berkobar-kobar dibelakang perempuan itu mengikuti

dua orang parempuan yang memakai baju warna hitam serta putih.258 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Sewaktu perempuan cantik itu tiba kurang lebih tujuh delapan depa dari jenasah Hu Pak Leng

mendadak ia berteriak keras.

Toako.....

Dengan cepat ia menubruk keatas jenasah itu dan menangis tersedu-sedu.

Ci Yang Tootiang yang keracunan kemudian terhajar pula oleh sebuah hantaman Hu Pak Leng saat ini

berusaha menahan badannya dengan pedang bentaknya keras :

Cepat terjang tembok berapi itu.

Karena terlalu banyak mengeluarkan tenaga setelah mengucapkan beberapa patah kata itu badannya

tak bisa bertahan lagi dan roboh keatas tanah.

Sementara itu Huan Giok Koen dapat melihat tertanamnya obat peledak itu di sela-sela batu karang ia

kelihatan tertegun dan berdiri melongo-longo.

Menanti angkat muka kembali bayangan manusia telah saling menyambar dimulut lembah suatu

pertarungan berlangsung sangat ramainya.

Para padri Siauw lim serta toosu dari Bu-tong pay setelah mengetahui bahwasanya di sela-sela batu

karang tersembunyi obat peledak semuanya dibikin tertegun.

Thian Ih Thaysu segera mendengus dingin, serunya.

Sungguh keji perbuatan mereka.

Toya ditangannya dengan cepat pertama-tama ia menerjang terlebih dulu melewati hadangan tembok

berapi.

Buntalan putih yang dilemparkan si api beracun Seng Jiang setelah terbakar beberapa saat lamanya

kobaran api tersebut jauh lebih kecil ditambah lagi injakan-injakan dari para hweesio saat ini boleh dikata

kobaran api telah padam semua.

Anak murid partai Bu-tong pay dengan cepat menggotong Ciangbujiennya Ci Yang Tootiang

menerobos kepungan dan menerjang keluar.

Sementara itu dimulut selat telah terjadi suatu pertarungan maha sengit Thian Sian Thaysu dengan

mengerahkan tenaganya yang terakhir menahan serangan-serangan dahsyat dari si setan tua Swie Han serta

si manusia iblis Wu Tuo bahkan kadangkala meluangkan waktu pula untuk menerjang si api beracun Seng

Jiang sehingga orang itu tiada waktu untuk melepaskan api jahatnya untuk melukai orang.

Tenaga dalam Thian Sian Thaysu amat sempurna kepandaian silatnya lihay walaupun luka dalam

tubuhnya belum sembuh tetapi setelah beristirahat sebentar kekuatan badannya sebagian besar telan pulih

kembali seperti sedia kala.

Ketika Hu Pak Leng secara tiba-tiba melepaskan dirinya dan lagi pergi tadi ia sedang mengatur

pernapasan mengelilingi seluruh badan. Uutung sekali ketika itu semua perhatian sedang ditujukan kearah

Hu Pak Leng sehingga tak seorangpun yang menaruh perhatian kepadanya.

Menanti Hu Pak Leng dengan menempuh bahaya berusaha menolong jiwa para jago ia telah selesai

mengatur pernapasan dan secara diam-diam bangun berdiri.

Kebetulan sekali dalam pada itu Tiong It Hauw serta Loo Hu It Shu dengan membawa para jago Liok-

lim dari lembah Mie Cong Kok telah bergerak mendatang.

Waktu itu Kok Han Siang dapat melihat Hu Pak Leng melewati tembok berapi kemudian terjerumus

didalam kepungan hweesio Siauw lim hatinya jadi terkesiap sembari berteriak ia segera menerjang ke dalam.

Melihat Kok Han Siang menempuh bahaya Ban Ing Soat serta Biauw Siok Lan sama-sama terperanjat.259 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Hujien jangan menempuh bahaya! teriak mereka hampir berbareng.

Sembari berseru mereka segera mengejar kemuka.

Tiong It Hauw serta Yu Ih Lok yang bermaksud mengejar kena dihadang balik oleh Hong Cioe

menanti ia berpaling kebelakang tampaklah Thian Sian Thaysu dengan angker telah berdiri disana.

Mereka jadi tertegun dan tanpa banyak bicara segera mengirim sebuah serangan kedepan.

Thian Sian Thaysu gerakkan telapak menyambut serangan tadi jari tangannya laksana kilat menotok

keluar.

Moay Siauw Beng pun dengan cepat menggerakkan badannya menerjang kemuka pedangnya berputar

kencang menyapu pinggang padri itu.

Karena kedatangan bocah cilik ini terlalu terburu-buru Tiong It Hauw yang berada disana salah

menganggap ia hendak membokong dirinya golok tipis laksana kilat bergerak menyambut datangnya tusukan

itu.

Si setan tua Swie Han serta si manusia iblis membentak berbareng lalu sama-sama mengirim sebuah

babatan kedepan.

Begitu dahsyatnya serangan kedua orang ini memaksa Yu Ih Lok yang berdiri disisi kalangan ikut

tergetar sehingga terpaksa harus mengundurkan diri kebelakang.

Thian Sian Thaysu melangkah dua tindak kesamping meloloskan diri dari datangnya serangan itu

badannya meloncat kedepan menerjang kearah kedua orang itu.

Dengan cepat suatu pertarungan sengit berkobar dengan ramainya.

Moay Siauw Beng yang melihat tusukan pedangnya kena ditangkis oleh Tiong It Hauw hatinya jadi

gusar dengan cepat ia mengeluarkan jurus-jurus serangan yang terlihay untuk menggencet lawannya.

Walaupun Tiong It Hauw pun tahu bocah ini adalah anak murid Hong Cioe tetapi benci orang ini

terlalu sombong dan kurangajar iapun tidak ingin banyak bicara lagi segera mengeluarkan jurus-juirus

simpanan golok tipisnya untuk melangsungkan suatu pertarungan seru melawan Moay Siauw Beng. Dalam

pada itu Loo Hu It Shu dengan membawa puluhan jago Liok-lim telah tiba disana melihat pertarungan

massal yaag sedang terjadi ia jadi kebingungan dan tidak mengerti apa yang harus ia lakukan pada saat ini.

Dalam sekejap mata itulah Thian Ih Thaysu dengan membawa para padri telah menerjang kemulut


Pendekar Asmara Tangan Iblis Karya Pendekar Asmara Tangan Iblis Karya Pendekar Naga Geni 4 Hilangnya Empu

Cari Blog Ini