Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID Bagian 7
Ehmm... kita atur demikian saja kau berpikirlah sebentar dengan pikiran tenang kemudian membagi
anak buahmu jadi tiga golongan orang-orang yang keras kepala membandel dan tidak suka mengikuti195 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
perintah kau masukkan golongan pertama mereka-mereka yang bisa mengikuti perintah kau masukkan dalam
golongan yang kedua dan orang-orang kepercayaan kau masukkan dalam golongan yang ketiga.
Mendengar anak buahnya diatur secara demikian diam-diam Hu Pak Leng merasa amat terperanjat
pikirnya.
Tindakan orang ini benar-benar sangat ganas dan kejam!.
Terdengar Hong Cioe menyambung kata-katanya lebih lanjut:
Setelah kau membagi anak buahmu menjadi tiga golongan carilah suatu waktu yang tepat untuk
mengadakan suatu perjemuan undanglah mereka untuk bersantap lalu secara diam-diam masukan obat racun
kedalam arak sayur mereka racun mati dulu orang-orang yang termasuk golongan pertama. Sampai
waktunya aku dengan membawa orang-orangku akan segera tiba untuk membantu dirimu menyelesaikan
urusan ini jikalau rahasia tersebut kena dpecahkan orang maka kita harus menggunakan gerakan yang
tercepat untuk binasakan mereka satu per satu.
Sejak semula Hu Pak Leng sudah menduga apa yang hendak dikatakan oleh Hong Cioe ini oleh karena
itu habis mendengarkan perkataan tersebut ia tidak sampai memperlihatkan perasaan terperanjat sengaja
Liok-lim Bengcu termenung sejenak akhirnya menyahut :
Dengan suara datar dan berat Hong Cioe tertawa dingin.
Kau orang masuklah kedalam tenda! serunya hambar. Sekarang kau sebagai seorang Liok-lim Bengcu
kedudukanmu amat tinggi dan sangat terhormat.
Sudah sepatutnya untuk berkenalan dengan beberapa orang cianpwe dari kalangan Liok-lim.
Susiok memuji diri tecu, aku orang mana berani menerimanya.
Walaupun diluaran berbicara merendah badan pun ikut berjalan masuk kedalam tenda.
Hong Cioe tidak langsung perkenalkan diri Hu Pak Leng dengan beberapa orang yang berada di dalam
tenda sebaliknya berpaling dan perintahnya pada si bocah cilik tersebut.
Perintahkan mereka agar cepat hidangkan sayur serta arak :
Bocah tersebut tersenyum juga tidak menjawab lagi ta putar badan berlalu.
Hu Pak Leng setelah masuk kedalam tenda dan ambil tempat duduk, mulutpun tetap membungkam
dalam seribu bahasa.
Beberapa orang kakek tua yang duduk didalam tenda masing-masing bagaikan patung arca saja, sejak
Hu Pak Leng berjalan masuk belum pernah mereka membuka matanya untuk pandang sekejap kearah lelaki
tersebut, bahkan menolehpun tidak.
Beberapa saat kemudian si bocah cilik itu dengan membawa delapan orang dayang berbaju hijau
berjalan masuk kedalam tenda ditangan kedelapan dayang tersebut membawa baki-baki kayu yang berisikan
sayuran tapi langkah mereka amat kuat dan cepat sebentar kemudian sudah berada didalam tenda.
Sinar mata Hu Pak Leng berputar terlihatlah sayur yang ada diatas baki ditangan kedelapan orang
dayang berbaju hijau itu masih mengumpulkan hawa panas seperti baru saja diangkat dari dandang.
Ketika itu si manusia aneh berwajah Im Yang itupun sudah berjalan masuk kedalam tenda dan duduk
disisi Hu Pak Leng.
Saudara-saudara sekalian silahkan gunakan arak dan sayur perlahan-lahan Hong Cioe bangun berdiri.
Agaknya orang-orang ini terlalu memandang tinggi dirinya dan tidak mau saling mengenal sejak Hu
Pak Leng masuk kedalam tenda kecuali Hong Cioe serta si manusia aneh berwajah Im Yang tersebut tak
kedengaran sepatah katapun dari mulut kakek-kakek tua yang lain.196 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Menanti Hong Cioe buka suara mempersilahkan tetamunya untuk ambil duduk disekitar meja
perjamuan mereka baru bangun berdiri dan masing-masing mencari tempat duduknya sendiri.
Mengambil kesempatan itu sinar mata Hu Pak Leng mulai menyapu sekejap kearah orang itu.
Tampaklah orang yang berada disebelah kiri memakai jubah panjang berwarna hitam dengan badan
yang kurus kering tinggi tinggal kulit pembungkus tulang tetapi alisnya berwarna putih bagaikan salju.
Orang yang memakai jubah panjang berwarna coklat wajahnya kuning keemas-emasan bagaikan
mayat yang baru dikeluarkan dari liang kubur dan baru saja keluar dari peti mati diantara alisnya
memancarkan cahaya yang menggidikkan.
Empat orang kakek tua yang berada dalam tenda kecuali Hong Cioe seorang yang wajahnya merah
bersinar dengan jenggot warna putih rada berwibawa lainnya seorang jauh lebih jelek dari seorang lainnya.
Waktu itu lelaki she Cioe serta Thio Cing An sudah pada mengundurkan diri keluar tenda, kecuali si
bocah berpakaian toosu beserta kedelapan orang dara berbaju hijau yang menghidangkan sayur serta arak tak
kelihatan seorang manusiapun.
Hu Pak Leng yang melihat kakek-kakek tua berwajah aneh itu dalam hati mulai menduga-duga
siapakah mereka.
Belum habis ia berpikir Hong Cioe sambil menuding kearah dirinya sudah berkata kepada ketiga
orang kakek tua tersebut.
Orang ini adalah anak murid suhengku dan sekarang menjabat sebagai Liok-lim Bengcu dari seantero
dunia.
Diantara ketiga orang tua itu cuma si kakek tua berwajah Im Yang saja yang sedikit bungkukkan
badan sebagai tanda hormat kedua orang lainnya sedikit bergerakpun tidak mereka hanya mengalihkan sinar
matanya memandang sekejap kearah diri Hu Pak Leng.
Menghadapi situasi semacam ini ternyata Hu Pak Leng dapat menahan sabar walaupun kedua orang
kakek tua itu menaruh sikap dingin sombong dan hambar terhadap dirinya tapi Hu Pak Leng sama sekali
tidak pikirkan dihati.
Perlahan-lahan ia bangun berdiri dan menjura ke empat penjuru.
Hu Pak Leng anak murid yang belum tamat belajar memberi hormat buat Loocianpwee bertiga.
Si orang tua beralis putih berbaju hitam dan berbadan kurus tinggal kulit pembungkus tulang tertawa
terbahak-bahak ia berpaling kearah si orang tua berjubah panjang berwajah kuning keemas-emasan itu lalu
serunya.
Haaaa..... haaa..... haaa..... Su tit dari Hong-heng benar-benar seorang yang berbakat.
Orang ini selama tidak berbicara sekali buka suara nadanya amat keren dan sedikit banyak
menunjukkan kedudukannya sebagai Loocianpwee.
Si orang tua berjubah panjang berwajah kuning keemas-emasan itu merentangkan mulutnya dan
tertawa tanpa menimbulkan suara ia menyambung.
Boleh terhitung seorang yang mengerti akan adat kesopanan.
Sungguh besar lagaknya..... pikir Hu Pak Leng dalam hatinya.
Tapi diluaran ia tersenyum.
Loocianpwee berdua terlalu memuji! serunya merendah.
Hong Cioe sambil mengelus jenggotnya tertawa tergelak ia menuding kearah si manusia aneh berbaju
hitam berbadan kurus kering tinggal kulit pembungkus tulang itu lalu perkenalkan.197 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Dia adalah Kioe Loo, atau si setan tua Swie Han.
Swie Loocianpwee! Buru-buru Hu Pak Leng merangkap tangannya menjura.
Sedang dalam hati diam-diam merasa geli, pikirnya.
Haaaaa..... haaaa..... haaaaa..... kiranya ia bergetar setan, kalau begitu kedudukanya masih berada
dibawah kekuasaan aku si raja akherat......
Kembali Hong Cioe menuding kearah manusia aneh berjubah panjang berwajah kuning keemas-
emasan itu sambungnya.
Dia adalah Jien Mo atau si manusia iblis Wu Tou.
Kembali Hu Pak Leng menjura kearah Wu Tou tersebut.
Wu Tou cengenger tertawa, ia tidak balas memberi hormat.
Setelah memperkenalkan kedua orang itu Hong Cioe lantas melirik sekejap kearah si manusia aneh
berwajah Im Yang, katanya :
Swie, Wu kedua orang heng-te pada empat puluh tahun yang lalu sudah mengundurkan diri dari
keramaian dunia kangouw dan tidak mencampuri urusan keduniawian lagi, mereka setiap tahun penuh
bersembunyi didaerah bersalju didaerah utara untuk mempelajari ilmu Han Im Sin Kang selama tiga puluh
tahun lamanya. Pada beberapa bulan ini kepandaiannya sudah mencapai kesempurnaan dan meninggalkan
Kutub Utara untuk kembali lagi ke daerah Tionggoan.....
Sambil mengelus jenggot ia tertawa terbahak-bahak sambungnya :
Jago-jago lihay Bu-lim pada saat ini rasanya sukar untuk dicari beberapa orang yang bisa ditandingkan
dengan tingkatan mereka berdua!.
Swie Han serta Wu Toa tetap bungkam dalam seribu bahasa agaknya terhadap perkataan dari Hong
Cioe tersebut mereka sama sekali tjdak ambil gubris.
Ketika itulah Hong Cioe baru menuding kearah manusia aneh berwajah Im Yang itu sambungnya :
Saudara ini rasanya Hiat tit tentu sudah mendengar bukan nama besarnya dia adalah jago lihay senjata
rahasia nomor wahid dari kalangan Liok-lim kita Tok Hwee atau si api beracun Seng Jiang...
Sekali lagi Hu Pak Leng menjura.
Seng loocianpwee!.
Agaknya Seng Jiang menaruh rasa simpatik terhadap Hu Pak Leng ternyata ia sudah bonggokkan
badan balas memberi hormat.
Habis memperkenalkan ketiga orang kakek tua itu Hong Cioe lantas angkat cawan araknya seraya
berkata :
Silahkan saudara-saudara sekalian meneguk secawan arak sebagai tanda hormat Siauw-te kepada
saudara-saudara sekalian.
Swie Han, Wu Tou, Seng Jiang serta Hu Pak Leng masing-masing angkat cawan arak sendiri untuk
sekali teguk menghabiskan isinya.
Setelah meneguk habis secawan arak si setan Swie Han ternyata sudah melanggar kebiasaannya yang
bungkam diri ujarnya.
Kalau memang maksud tujuan Hong-heng hendak mencari balas terhadap orang-orang Siauw lim serta
Bu-tong pay aku rasa agaknya tidak perlu menggerakkan banyak orang mengatur siaaat teliti dan lari kesana
lari kemari mencari bala bantuan cukup dengan mengandalkan kekuatan kita berempat rasanya sudah cukup198 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
untuk mengobrak-abrik seluruh Siauw lim serta Bu-tong pay jika menurut pendapatku setelah kita selesai
minum arak segera berangkat menuju kuil Siauw lim si dan sekali hajar lenyapkan pemimpin hweesio
mereka......
Tidak menanti Swie Han selesai berbicara si manusia aneh berwajah Im Yang si api beracun Seng
Jiang sudah menggeleng, potongnya.
Swie-heng sudah lama berdiam di kutub utara, sudah tentu tidak memahami situasi Bu-lim di daerah
Tionggoan khususnya, pihak Siauw lim serta Bu-tong pay selama ratusan tahun lamanya bisa bertahan dan
menguasahi seluruh kekuatan Bu-lim rasanya pihak mereka bukan suatu kekuatan yang bisa dipermainkan
semuanya apalagi barisan Loo Han Tin dari kuil Siauw lim si serta barisan pedang Ngo Hong Kiam Tin dari
Bu-tong pay selama puluhan tahun ini belum pernah dengar ada orang yang berhasil menghancur pertahanan
kedua buah barisan aneh ini.
Ia merandek sejenak untuk tukar napas lalu sambungnya.
Di dalam kuil Siauw lim si diatas gunung Siong-san jumlah hweesio yang menghuni disana mencapai
ribuan keatas dan masing-masing memiliki rangkaian ilmu silat yang amat lihay.
Sedang pihak Bu-tong pay walaupun tidak sekuat pihak Siauw lim tetapi anak murid perguruan
mereka paling sedikitpun ada diatas empat ratus lebih. Bukannya Siauw-te terlalu mengunggulkan kekuatan
pihak lawan dan menghancurkan semangat pihak kita sendiri aku rasa bila ingin mengandalkan kekuatan kita
berempat saja untuk melenyapkan pentolan Siauw lim pay serta Bu-tong pay bukanlah suatu pekerjaan yang
gampang.
Mendadak si setan tua Swie Han berpaling sepasang matanya dengan memancarkan cahaya tajam
melototi tubuh si api beracun Seng Jiang.
Jadi Seng-heng tidak percaya terhadap perkataan Siauw-te serunya dingin.
Soal ini Siauw-te merasa rada sulit untuk menjawabnya!.
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kembali si setan tua Swie Han tertawa dingin.
Seng-heng kau percaya kepandaian silatmu bagaimana kalau dibandingkan dengan kepandaian silat
jago-jago lihay dari pihak Siauw lim si???.
Aku pikir seimbang dan sukar ditentukan siapa yang menang siapa yang kalah.
Mendadak si setan tua Swie Han meloncat bangun dari tempat duduknya.
Kalau memang begitu Seng-heng boleh pura-pura jadi hweesio Siauw lim untuk coba-coba
bagaimanakah kelihayan Han Im Sin Kang dari Siauw-te tantangnya.
Suatu perkataan yang menantang pihak lawan secara terang-terangan sudah tentu membuat si api
beracun Seng Jiang tidak tahan iapun segera meloncat bangun dari tempat duduknya.
Kalau cuma menyuruh Siauw-te coba-coba Han Im Sin Kang dari Swie-heng saja rasanya rada tidak
pakai aturan....
Hmmm! menurnt pendapat Seng-heng???
Maksud Siauw-te tiada halangannya Swie-heng menghalangi Siauw-te dengan menggunakan Han Im
Sin Kang sedang Siauw-te pun akan menggunakan senjata api beracun untuk balas menyerang, masing-
masing mengandalkan kepandaian sendiri-sendiri untuk coba-coba bertanding beberapa jurus.
Di atas wajah Swie Han yang kurus kering terlintas sekilas hawa membunuh kemudian terdengar ia
mendengus dingin.
Bagus-bagus pertarungan saling berebut kaki tangan tiada terbatas bila bukannya Siauw-te terluka di
tangan Seng-heng adalah Seng-heng yang berhasil Siauw-te lukai.....199 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Ia merandek sejenak, lalu sambil berpaling kearah Hong Cioe tambahnya.
Didalam pertandingan ini aku berharap Hong-heng suka bertindak sebagai saksi kami.
Dengan langkah lebar ia lantas meninggalkan tempat duduk menuju keluar tenda.
Tiba-tiba Hong Cioe meloncat bangun, teriaknya berulang kali.
Untuk sementara kalian padamkan dulu hawa amarah didalam hati dengarkan dulu perkataan dari
Siauw-te.
Heee... heee... heeee... bila Hong-heng ada perkataan aku pikir nanti saja kau utarakan sesudah kita
selesai bergebrak, potong si setan tua Swie Han sambil tertawa dingin.
Dua harimau bertarung pasti ada satu yang terluka kata Hong Cioe tertawa menurut pendapat Siauw-te
lebih baik kalian berdua suka memandang diatas wajah Siauw-te untuk menyudahi persoalan ini sampai
disini saja..... kalian bersabarlah sedikit.
Si manusia aneh berjubah panjang berwajah kuning keemas-emasan si manusia iblis Wu Tou pun
perlahan-lahan bangun berdiri.
Swie-heng! tegurnya kau jangan terlalu mengumbar napsu, jangan sampai Hong-heng jadi serba salah.
Sinar mata si setan tua Swie Han menyapu sekejap kearah si api beracun Seng Jiang, kemudian baru
berkata.
Kalau memang Wu-heng serta Hong-heng menghalangi niatku jika Siauw-te ngotot terus rasanya
kurang memberi muka kepada kalian.....
Sinar matanya yang dingin hijau dialihkan ke atas wajah Seng Jiang lalu tambahnya :
Hutang piutang kita kali ini untuk sementara kita catat dulu dihati, setelah selesai kita orang
membereskan Siauw lim pay serta Bu-tong pay. beserta ente dan bunganya kita bereskan jadi satu.
Heeeee..... heeeee..... heee... setiap saat tentu Siauw-te layani! Seru si api beracun Seng Jiang tidak
mau kalah.
Sudah..... sudahlah kalian jangan beribut lagi mengikuti napsu buru-buru Hong Cioe melerai. Mari
kembali kemeja perjamuan. Siauw-te snasih ada urusan penting yang hendak dirundingkan dengan kalian
semua.....
Perlahan-lahan si setan tua Swie Han kembali ketempat duduknya, air mukanya kelihatan gusar sambil
memandang kearah Hong Cioe katanya :
Bilamana Hong-heng jeri terhadap kekuatan dari Siauw lim pay serta Bu-tong pay, Siauw-te rela
bersama-sama Wu-heng berangkat kekuil Siauw lim si dan membereskan pentolan mereka setelah itu Hong-
heng baru kerahkan kekuatan dari kawan-kawan Liok-lim.....
Swie-heng silahkan habiskan dahulu secawan arak ini kemudian baru mendengarkan penjelasan dari
Siauw-te mengenai situasi dalam Bu-lim saat ini..... potong Hong Cioe sambil angkat cawan araknya.
Walaupun si setan tua Swie Han berwatak aneh kaku dingin dan sombong tapi terhadap diri Hong
Cioe tidak berani terlalu umpak-umpakan dengan cepat ia sambar cawan arak dimeja dan sekali teguk
menghabiskan isinya.
Waktu itulah perlahan-lahan Hong Cioe baru ambil tempat duduk dan tersenyum.
Selama ratusan tahun ini partai Siauw lim serta partai Bu-tong selalu merajai dunia kangouw orang
Liok-lim sejak dahulu kena dikuasahi lingkungan geraknya oleh pengaruh kedua partai besar tersebut oleh
karena itu kecuali mempunyai urusan yang amat lihay sehingga harus melakukan adu jiwa kalau tidak jauh
lebih baik bila kita orang jangan sampai bentrokan dengan pihak Siauw lim serta Bu-tong secara terang-200 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
terangan dan bila kita ingin menggunakan kekuatan kawan-kawan Liok-lim untuk melawan pihak Siauw lim
serta Bu-tong pay sebelum melaksanakan gerakan tersebut kita harus melakukan dulu satu pengacauan
secara besar-besaran dalam partai mereka atau dalam sekali terjang binasakan dulu beberapa orang
pemimpin dua partai besar itu.
Ia merandek sejenak untuk tukar napas kemudian tambabnya :
Bilamana Siauw-te ?tiada pikiran untuk melukai dulu beberapa orang penting dari kedua partai besar
tersebut akupun tak berani mengganggu ketenangan kalian beberapa orang.
Ketika itulah mendadak satu senyuman kegirangan melintas diatas wajah si setan tua Swie Han.
Ternyata Hong-heng suka memandang tinggi diri Siauw-te serta Wu-heng dalam hati aku betul-betul
merasa amat berterima kasih katanya sembari tertawa senang. Entah kapan Ho-heng siap-siap hendak
bergerak?
Agaknya orang ini mempunyai kegemaran yang sangat istimewa terhadap soal perkelahian, setiap
patah kata yang diucapkan tidak akan terlepas dari soal pertarungan.
Hong Cioe sambil mengelus jenggotnya tertawa, sinar mata perlahan-lahan dialihkan keatas tubuh Hu
Pak Leng.
Dalam soal ini aku harus minta maaf dulu terhadap diri Hiat sutit karena loohu sudah meminjam
namamu untuk membagi kartu undangan memanggil seluruh pentolan partai-partai besar untuk berkumpul
disini.
Mendengar perkataan itu Hu Pak Leng rada tertegun diam-diam pikirnya :
Tidak aneh kalau orang-orang pihak Siauw lim serta Bu-tong berturut-turut sudah mendatangi luar
lembah Mie Cong Kok, kiranya dibalik kejadian ini masih tersembunyi rahasia.....
Walaupun dalam hati ia merasa tidak puas atas tindakan dari Hong Cioe int tapi diluaran ia menyahut
sambil tersenyum :
Susiok ternyata suka meminjam nama tecu untuk membagi kartu mengundang pentolan dari kedua
partai besar itu tecu seharusnya merasa amat bangga.
Haaa... haaa... Hong Cioe tertawa terbahak-bahak aku sudah tetapkan nanti bulan tujuh tanggal tujuh
hendak meminjam lembah Mie Cong Kok mu untuk membuka suatu pertemuan para Liok-lim enghiong dari
seantero kolong langit didalam pertemuan tersebut aku hendak menggunakan beberapa butir batok kepala
pemimpin-pemimpin benteng dari pihak Siauw lim serta Bu-tong sebagai hiasan pertemuan tersebut, siapa
sangka dalam perhitungan yang cermat ternyata sudah salah ambil satu tindakan aku sama sekali tidak
menduga kalau kau suka menghantar sutemu datang kemari dengan demikian maka keadaan sukar untuk
merahasiakan keadaanmu lagi.
Hu Pak Leng yang dalam hati kepingin cepat-cepat tahu siasat apa yang diatur Hong Cioe untuk
menghadapi orang-orang pihak Siauw-te serta Bu-tong buru-buru sambungnya :
Bilamana Susiok membutuhkan kekuatan tecu saat ini juga tecu akan kembali ke lembah Mie Cong
Kok dan memilih beberapa jagoan lihay anak buahku untuk mendengarkan Susiok.
Haaaaa... haaa... haaa... soal itu tidak usah sejak semula aku sudah atur siasat, asalkan orang-orang
Siauw lim serta Bu-tong sudah masuk kedalam jebakan yang aku persiapkan maka pekerjaan kita boleh
dihitung separuh bagian telah sukses.
Susiok! jadi kau sudah mempersiapkan jebakan diluar lembah Mie Cong Kok tanya Hu Pak Leng
sambil tersenyum.
Sedikitpun tidak salah, aku sudah membuang waktu selama tiga bulan untuk mengatur jebakan
tersebut, walaupun belum tentu bisa menghancurkan seluruh kekuatan dari jago lihay kedua partai besar tapi201 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
setiap orang yang sudah terjabak dalam kurungan tak bakal bisa lolos dari ilmu sakti, Han Im Sin Kang dari
Wu-heng serta Swie-heng.
Habis berkata ia tertawa terbahak-bahak selembar wajahnya diliputi penuh kegirangan.
Sedangkan Hu Pak Leng diam-diam merasa amat terperanjat walapun ia belum sempat mengetahui
jebakan apakah yang hendak digunakan Hong Cioe untuk menjebak jago-jago lihay dari kedua partai besar
itu tetapi rasanya siasat tersebut tentu merupakan suatu siasat yang amat kejam ganas dan buas, bilamana
orang-orang dari Siauw lim serta Bu-tong tidak sampai tahu siasat licik ini dan terjerumus kedalam jebakan
Hong Cioe rasanya keadilan Bu-lim segera akan tersapu lenyap dari muka bumi.
Kendati dalam hati ia merasa tergetar dan sangat terperanjat oleh berita itu, tapi diluaran ia tetap
mempertahankan ketenangan wajahnya sembari tersenyum ujarnya.
Bila jago-jago lihay dari pihak Siauw lim serta Bu-tong berhasil dibinasakan maka kita orang-orang
Liok-lim pun dapat membalas kemangkelan yang selama ini kita tahan dalam hati tapi orang-orang Siauw
lim serta Bu-tong pay bukanlah manusia-manusia yang memiliki kepandaian biasa, bilamana sampai
terjadi...
Haaaa..... haaaa..... haaa... soal ini kau boleh berlega hati potong Hong Cioe sambil tertawa terbahak-
bahak? Kecuali mereka tidak terpancing masuk kedalam jebakan yang sudah kuatir, asalkan mereka
terperosok masuk kedalam jebakan sekalipun tubuh mereka terbuat dan baja atau emas yang lelehpun jangan
harap bisa meloloskan diri dari cengkeramanku.
Entah susiok hendak menggunakan cara apa untuk sekali hantaman menjebak seluruh jago lihay pihak
musuh? kembali Hu Pak Leng bertanya sambil tertawa hambar.
Mendadak Hong Cioe melototkan sepasang matanya, dua rentetan sinar yang amat tajam dan dingin
mendelik keatas wajah Hu Pak Leng, lalu dengan nada sangat dingin katanya.
Hendak menggunakan cara apa untuk sementara tak boleh dibocorkan.....
Ketika itulah dari tempat kejauhan berkumandang datang suara teguran yang amat nyaring.
Hong Loo cianpweasdakah didalam???
Mendengar suara teguran tersebut Hong Cioe menoleh kearah si bocah berpakaian toosu tersebut.
Bawa ia kemari!
Si bocah cilik berpakaian toosu itu tertawa lalu dengan langkah terburu-buru berlalu dari sana.
Orang ini paling suka cari muka, setiap kali hendak berbicara tentu tertawa terlebih dahulu.
Beberapa saat kemudian bocah berpakaian toosu itu sudah balik kedalam tenda dengan membawa
seorang lelaki berpakaian ringkas.
Orang itu menjura dulu kepada Hong Cioe kemudian sinar matanya menyapu sekejap keseluruh tenda
tangannya lurus kebawah tetapi mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Persiapanmu sudah selesai semua??, tanya Hong Cioe memecahkan kesunyian.
Sudah dipersiapkan semua sahut lelaki berpakaian ringkas itu dengan hormat. Kini hanya menanti
orang-orang dari pihak Siauw lim serta Bu-tong pay masuk jebakan kemudian kita segera bisa turun tangan.
Bagus! bagus sekali, kau boleh mengundurkan diri terlebih dulu seru Hong Cioe tersenyum.
Lelaki berpakaian ringkas itu kembali menjura lalu dengan langkah lebar mengundurkan diri dari
tenda.
Menanti lelaki berpakaian ringkas itu sudah berlalu Hong Cioe baru menoleh kearah Hu Pak Leng dan
sembari tertawa ujarnya :202 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Loohu meminjam markas besar kaum Liok-lim didaerah Pak Ih ini sebagai gelanggang pembantaian
jago-jago lihay Siauw lim serta Bu-tong pay bila hal ini telah berhasil maka nama besar Hian tit pasti akan
jauh membumbung didalam pendengaran kawan-kawan Liok-lim untuk suksesnya susiokmu menghormati
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
secawan arak kepada diri Hian tit.
Terima kasih susiok!.
Hu Pak Leng angkat cawan araknya dan sekali teguk menghabiskan isinya.
Kembali Hong Cioe memenuhi cawan araknya.
Saudara-saudara sekalian silahkan memenuhi cawan arak masing-masing Siauw-te masih ada urusan
yang hendak dititipkan kepada kalian :
Hong-heng! kata si setan tua Swie Han sambil angkat cawan araknya dan tertawa pertama-tama
Siauw-te memberi selamat dulu kepada diri Hong-heng semoga berhasil menyapu bersih jago-jago lihay dari
pihak Siauw lim serta Bu-tong pay dengan demikian kaupun berhasil membalaskan penghinaan yang
diterima kawan-kawan Liok-lim selama puluhan tahun ini.
Haaaaa... haaaa... haaa... walaupun Siauw-te sudah mempersiapkan siasat bagus untuk membereskan
jago-jago lihay dari pihak Siauw lim serta Bu-tong pay tapi Siauw-te pun masih membutuhkan bantuan dari
Swie-heng, Wu-heng serta Seng-heng.
Swie Han, Wu Tou serta Seng Jiang hampir berbareng buru-buru menyahut.
Hong-heng silahkan turunkan perintah menerjang lautan apipun tak akan kutampik.
Haaaa... haaa... haaa... kalau begitu Siauw-te harus mengucapkan terima kasih dulu atas kesediaan
saudara-saudara sekalian.
Ia merandek sejenak lalu sambungnya lebih lanjut.
Hu Hiat tit setelah bersantap nanti segera kembali ke lembah Mie Cong Kok dan kumpulkan seluruh
jago-jago lihay yang ada dalam lembah untuk menanti perintah selanjutnya diluar lembah.
Dalam hati Hu Pak Leng mengerti bila si orang tua ini sudah akan menggerakkan penyerbuannya bila
tidak cepat-cepat kirim kabar kepada pihak Siauw lim serta Bu-tong pay kemungkinan sekali jago-jago dari
kedua partai besar tersebut bakal terjebak kedalam perangkap yang diatur Hong Cioe.
Berpikir akan kritisnya suasana ia segera meloncat bangun.
Bagaimana kalau tecu segera berangkat???
Haaaa..... haaa... haaa... Soal ini Hiat tit tidak usah gugup pada saat ini jago-jago lihay dari dua partai
besar belum masuk kedalam gunung setelah selesai bersantappun rasanya belum terlambat!
Walaupun didalam hati Hu Pak Leng merasa amat cemas tapi ia mengerti Hong Cioe adalah seorang
manusia yang paling gampang mencurigai orang lain ia ngotot hendak berlalu juga hal ini pasti akan
memancing rasa curiga dalam hatinya karena itu terpaksa sambil menahan sabar ia duduk kembali kursinya.
Sedang dalam hati mulai kepikir :
Gerakan dari susiok kali ini entah sudah membuang berapa banyak tenaga beberapa banyak waktu
untuk menyusunkan ternyata gerak gerik dari kedua pentolan partai besar itupun sudah berada dibawah
pengawasan.
Terdengar Hong Cioe tertawa terbahak-bahak.
Haaa... haaa... haaa... kita orang-orang Bu-lim walaupun selalu mengutamakan lihay tidaknya ilmu
silat pihak musuh tapi kecerdikan selamanya jauh lebih penting dari ilmu silat di dalam partai Siauw lim
serta Bu-tong pay jago-jago lihay amat banyak bagaikan mega setiap angkatan tentu ada manusia-manusia203 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
berbakat. Bila kita harus mengandalkan kepandaian silat untuk beradu keras lawan keras dengan mereka aku
tidak berani menduga siapakah akhirnya yang bakal menang tetapi bilamana menggunakan siasat dari Siauw-
te, haaa... haaa... hanya didalam sekejap mata sekalipun dari dua partai besar banyak terdapat jago-jago lihay
mereka akan hancur jadi abu.....
Mendadak Hu Pak Leng merasakan hatinya rada bergerak selanya :
Bilamana diatas surat undangan itu hanya tercantum nama Siauw tit saja aku takut dari kedua partai
besar tak bakal mengirimkan jago-jago lihaynya bukankah jerih payah dari susiok bakal mencapai sasaran
yang kosong belaka???.
Pemikiran dari Hiat tit sedikit pun tidak salah bila cuma mencantumkan namamu saja maka orang-
orang dari dua partai besar itu tak bakal mengerahkan seluruh jago-jago lihaynya terus terang saja kuberitahu
diatas surat undangan tersebut loohu pun ikut numpang mencantumkan namaku.
Aaaakh! susiok dapat berpikir secermat ini tecu merasa bukan tandingan seru Hu Pak Leng tersenyum.
Sedang dalam hati diam-diam ia merasa amat terperanjat pikirnya :
Sungguh licik si tua bangka ini kelihatannya orang-orang dari Siauw lim serta Bu-tong pay sukar
untuk meloloskan diri dari pembantaian ini :
Ketika itu Hong Cioe kembali tertawa terbahak-bahak.
Orang-orang dari pihak Siauw lim serta Bu-tong memandang penting peristiwa ini oleh karena itu
kedua partai tersebut telah mengerahkan seluruh kekuatan yang mereka miliki untuk menghadapi persoalan
ini agaknya mereka sudah bersiap sedia untuk membasmi seluruh jago lihay dari kalangan Liok-lim di dalam
pertempuran kali ini oleh sebab itu barisan mereka atur serapi sekeren mungkin jumlah jagoan yang ikutpun
semakin banyak bahkan boleh dikata telah mengerahkan semua jago-jago pilihan dari kedua partai tersebut
cukup ditinjau dari soal ini aku berani memastikan kalau merekapun sudah bersiap sedia untuk membasmi
kita orang habis-habisan dalam pertarungan yang bakal amat sengit ini oleh karena itu menang kalah dari
pertarungan yang bakal berlangsung mempengaruhi pula kedudukan kita dalam dunia kangouw dikemudian
hari.....
Haaa... haaa... haaa... mana mungkin hanya mempengaruhi kedudukan biasa saja? sambung Hu Pak
Leng sambil tertawa terbahak-bahak, bilamana dalam pertarungan ini beruntung pihak Siauw lim serta Bu-
tong berhasil kita harcurkan dan jago-jago mereka berhasil kita basmi dengan sendirinya beberapa partai
kalangan lurus yang lainpun akan ambrol dengan sendirinya...
Perlahan-lahan Hong Cioe menoleh kearah Hu Pak Leng setelah itu manggut-manggut.
Tapi kaupun harus tahu katanya pula, bilamana dalam pertarungan besar-besaran ini pihak kita yang
menderita kalah ditangan orang-orang Siauw lim serta Bu-tong pay maka dalam tiga puluh tahun mendatang
kita orang-orang Liok-lim tak bakal sanggup menebus kembali kekalahan kita kali ini.
Pertarungan ini menyangkut mati hidup kita di kemudian hari dan merupakan suatu kejadian yang luar
biasa, tecu tak ada niat untuk bersantap lagi aku mohon dan segera kembali untuk mengumpulkan seluruh
anak buah...
Kalau memang Hiat tit tiada napsu untuk bersantap silahkan kau orang berlalu terlebih duhulu potong
Hong Cioe sambil tertawa.
Hu Pak Leng segera bangun meninggalkan tempat duduknya setelah menjura ia putar badan dan
berlalu.
Hiat tit tunggu dulu mendadak Hong Cioe berteriak dengan suara yang keras.
Hu Pak Leng berpaling kembali ia menjura.
Entah susiok ada pesan apalagi???.204 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Bilamana membiarkan Hiat tit kembali ke lembah seorang diri dan ditengah perjalanan terjadi
peristiwa mungkin dengan kekuatanmu sendiri tak bakal sanggup untuk mempertahankan diri biarlah Siauw
sute mu ini mengawani kau orang!.
Hu Pak Leng termenung sejenak akhirnya ia manggut.
Dengan bersuka hati tecu akan melakukan perjalanan bersama-sama Siauw sute.....
Hong Cioe tidak membiarlah ia berkata lebih lanjut sambil tertawa ia lantas berpaling kearah si bocah
berpakaian toosu itu.
Kau ikutilah Hu suhengmu berangkat ke lembab Mie Cong Kok!.
Bocah berpakaian toosu itu tersenyum, iapun tidak banyak berbicara lagi.
Melihat tindakan dari susioknya ini dalam hati Hu Pak Leng lantas mengerti kalau Hong Cioe ada
maksud mengirim bocah cilik itu untuk mengawasi gerak geriknya, segera ia menjura kearah bocah tersebut.
Siauw sute! mari kita berangkat!.
Kembali sang bocah berpakaian toosu itu tentawa, setelah manggut ia berebut lari dulu didepan Hu
Pak Leng untuk membawa jalan.
Mereka berdua dengan cepatnya meninggalkan dua batu keluar dari rumput keluar lembah dan
langsung berlari-lari menuju lembab Mie Cong Kok.
Diam-diam Hu Pak Leng mengerahkan hawa murninya lebih berkencang larinya.
Ujung baju bocah tersebut berkibar tertiup angin ternyata dengan tanpa buang tenaga ia berhasil
membuntuti terus dibelakang tubuh Hu Pak Leng.
Melihat kejadian ini, diam-diam Liok-lim Bengcu ini mengerutkan alisnya kembali ia kerahkan tenaga
dalamnya sampai tujuh bagian larinya semakin cepat laksana terbang.
Di dalam anggapannya bocah berpakaian toosu itu pasti tak bakal berhasil menyandak dirinya setelah
berlari beberapa saat ia berpaling kebelakang.
Siapa sangka ternyata urusan berada diluar dugaannya si bocah berpakaian toosu itu deagan tenang
masih menguntil terus dibelakangnya bahkan gerakan kakinya enteng, sedikitpun tidak membuang banyak
tenaga.
Diam-diam Hu Pak Leng mulai merasa terperanjat, ia perlambat larinya lalu sambil tertawa berpaling
kearah bocah itu.
Siauw sute, berapa besar usiamu tahun ini? tanyanya.
Lima belas! habis berkata kembali ia tertawa.
Siauw sute, kau baru berusia lima belas tahun ternyata tenaga dalammu sudah sedemikian
sempurnanya hal ini benar-benar sangat luar biasa.
Kali ini si bocah berbaju toosu itu tidak menjawab ia hanya menggeleng dan kembali tertawa.
Eeeeei... kenapa bocah ini begitu tidak suka berbicara? pikir Liok-lim Bengcu ini diam-diam.
Dengan cepat ia mendesak lagi dengan pertanyan lain.
Dari Hong susiok sana kau sudah belajar berapa tahun?
Bocah berbaju toosu itu tetap membungkam hanya saja ia menunjukkan dua jari tangannya.
Dua tahun?.205 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Sambil tersenyum bocah itu mengangguk mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Melihat hal itu Hu Pak Leng merasakan hatinya tergetar keras diam pikirnya lagi.
Jika ia tidak berbohong dalam dua tahun ternyata berhasil memiliki kepandaian silat sedemikian
lihaynya hal ini benar-benar sangat luar biasa.
Ia merasa banyak urusan yang mencurigakan hatinya mulai menyelubungi seluruh benak setelah ia
lama termenung kembali ia bertanya.
Jika demikian adanya Siauw sute membawa ilmu silat terdahulu sewaktu angkat susiokku sebagai
guru.
Di atas wajah bocah tersebut terlintas suatu perasaan tidak sabaran ia mengangguk kemudian secara
mendadak meleset kearah depan.
Terdengar ujung baju tertiup angin hanya dalam sekejap mata ia sudah melampaui Hu Pak Leng satu
kaki.
Ilmu meringankan tubuh yang demikian lihaynya ini kontan membuat Hu Pak Leng jadi terperanjat
setengah mati dengan cepat iapun kerahkan hawa murninya untuk mengejar.
Demikianlah kedua orang itu mulai adu kecepatan lari ditengah pegunungan yang sunyi dan tak
berpenghuni itu.
Hu Pak Leng yang mengerahkan seluruh tenaganya untuk melakukan pengejaran kecepatannya
laksana sambaran petir hanya dalam sekejap mata sudah melewati dua puluh li jauhnya tapi tak berhasil jaga
dia orang menyandaki sang bocah tersebut.
Kembali mereka beberapa jauh mendadak...
Berhenti diiringi suara bentakan keras serentetan cahaya keemas-emasan berkelebat menyilaukan
mata.
Seorang toojien yang mencengkal pedang tahu-tahu sudah meloncat keluar dari samping jalan dan
menghadang jalan pergi mereka.
Malihat jalan perginya terhadang bocah tersebut tersenyum tangan kirinya diayun kedepan
menghantam dada lawan sedang pergelangan kanannya dibalik mencabut keluar pedang pusaka dari atas
punggungnya.
Gerakannya amat cepat baru saja toojien tersebut berhasil meloloskan diri dari serangan itu dan belum
sempat melancarkan serangan balasan tahu-tahu pedang pusaka pihak lawan sudah mengancam lambungnya.
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Agaknya toojien itu dapat melihat bocah itupun memakai toosu karena takut melukai orang sendiri tak
terasa ia berseru :
Kau adalah...
Mendadak permainan pedang dari bocah kecil berubah dengan suatu gerakan yang aneh tapi cepat ia
mengirim satu serangan dahsyat.
Belum habis toojien tersebut menyelesaikan kata-katanya pedang bocah itu sudah berada dekat sekali
dengan dadanya terburu-buru ia gerakkan pedangnya untuk menangkis.
Siapa nyana gerakan pedang dari bocah itu mendadak miring kearah bawah diantara berkelebatnya
cahaya keemas-emasan lengan kanan sang toojien yang mencekal pedang itu sudah terbabat putus jadi dua.
Suatu ilmu pedang yang amat ganas... teriak Hu Pak Leng dalam hati saking kagetnya.
Belum habis ia memuji permainan padang dari bocah berpakaian toosu itu kembali berubah setelah
berputar setengah lingkaran ditengah udara ujung pedang kembali menyapu miring kesamping.206 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Terdengar suara dengusan berat bergema memecahkan kesunyian pinggang tojien itu sudah kena
terbabat putus jadi dua bagian.
Bergebrakpun belum sampai lewat tiga jurus tapi toojien tersebut sudah roboh bermandikan darah,
nyawapun melayang pergi dari sang badan.
Saking terperanjatnya tak terasa Hu Pak Leng menghela napas panjang.
Ilmu pedang Siauw sute benar-benar amat ganas pujinya selama puluhan tahun lh-heng berkelana
didalam dunia kangouw baru pertama kali ini aku orang menemuinya.
Sebaliknya si bocah cilik itu sama sekali tidak ambil perhatian terhadap pujian tersebut ia tersenyum
lalu membersihkan bekas darah dari pedangnya diatas mayat toojien tersebut, setelah itu kembali ia berlari
kedepan melanjutkan perjalanan.
Terhadap pujian serta ucapan dari Hu Pak Leng ternyata bocah itu tidak ambil gubris atau memang
berlagak pilon.
Mendadak Hu Pak Leng mulai merasakan bahwa Siauw sutenya yang penuh ketawa ini sebenarnya
adalah seorang jagoan aneh yang sangat menakutkan kekejaman hatinya, kelihayan ilmu silatnya benar-benar
tiada tandingan bilamana ia menaruh setia pada diri Hong Cioe boleh dihitung dialah seorang musuh yang
paling tangguh.
Bila orang semacam ini tidak buru-buru dilenyapkan mungkin dikemudian hari merupakan bibit
bencana yang paling berbahaya bagi umat Bu-lim.
Berpikir akan hal tersebut hawa membunuhpun mulai melintas diatas wajahnya.
Dengan mengerahkan seluruh tenaga ia meleset kearah depan kemudian dalam beberapa kali loncatan
sudah berhasil menyandak dibelakang tubuh bocah cilik itu.
Menanti telapak tangannya sudah diangka siap-siap dihajarkan keatas batok kepala bocah tersebut
mendadak sang bocah cilik itu berhenti dan berpaling.
Siapakah toojien tadi? tanyanya mendadak sembari tertawa.
Dengan menahan napas Hu Pak Leng berusaha mengerem badannya lalu pura-pura memperlihatkan
sikap yang wajar.
Itulah seorang anak murid dari Bu-tong pay.
Mendengar jawaban tersebut si bocah berbaju toosu itu kembali tertawa sehingga kelihatan sebaris
giginya yang putih bersih.
Sering aku dengar orang berkata bahwa partai Bu-tong pay mengutamakan ilmu lweekang sertaa ilmu
pedang menjagoi Bu-lim mengapa dia orang bisa begitu tidak becus menerima seranganku??
Habis berkata tidak menanti jawaban dari Hu Pak Leng lagi, ia segera putar badan segera melanjutkan
kembali perjaanannya kedepan.
Orang ini melihat bibir yang merah dengan sebaris gigi yang putih bersih wajahpun halus bagaikan
seorang gadis tetapi kekejaman hatinya benar-benar luar biasa terutama sekali kedahsyatan serta
kesempurnaan ilmu silatnya.
Dengan panggilan yang dimiliki Hu Pak Leng pun hampir-hampir tak berhasil mengetahui asal
usulnya yang sebetulnya dari sang bocah berpakaian toosu tersebut.
Ia hanya merasakan sebalik wajahnya yang halus dan menarik hati tersembunyilah suatu hati keji yang
luar biasa.207 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Kedua orang itu kembali melanjutkan perjalanan sejauh empat lima li setelah berbelok suatu tikungan
bukit rnendadak terdengarlah suara pujian Buddha melengking memecahkan kesunyian.
Omintohud!
Dua orang hweesio berjubab abu dan mencekal tongkat besi tahu-tahu sudah menghadang perjalanan
mereka.
Melihat jalan perginya dihadang oleh dua orang hweesio si bocah berbaju toosu itu berpaling lantas
tertawa.
Kemungkinan besar kedua orang hweesio ini adalah anak murid Siauw lim pay bukan? Tanyanya.
Sedikitpun tidak salah.
Kontan bocah tersebut balik tangan mencabut keluar pedangnya yang tersoren diatas pungung
kemudian tanpa banyak berbicara lagi pedangnya digerakan langsung menusuk tubuh sang hweesio yang
berada disebelah kiri.
Ketika kedua orang hweesio Siauw lim tersebut melihat bocah ini tanpa banyak cakap sudah mengirim
serangan kearah mereka agak pada tertengun juga dibuatnya.
Hweesio yang ada disebelah kiri segera melintangkan toyanya kedepan dengan menggunakan jurus
Lan Kian Jiat To atau menghadang sungai jatuh terjengkang ia dorong senjatanya kedepan menangkis
datangnya serangan pedang tersebut lalu berkata :
Kau bukan tandingan pinceng cepat mundur kebelakang!
Bocah tersebut tersenyum mendadak ia melancarkan tiga buah serangan berantai.
Ketiga buah serangan tersebut saling susul menyusul dengan kecepatan keganasan yang tiada
terhingga seketika itu juga hweesio yang ada disebelah kiri itu dibuat kalang kabut dan terburu-buru mundur
kebelakang.
Karena takut kembali dia orang turun tangan ganas terhadap hweesio Siauw lim si ini buru-buru
badannya menerjang maju kedepan.
Siauw sute cepat mundur kebelakang, bentaknya berat. Kedua orang hweesio ini biarlah aku orang
yang layani.
Tanpa menoleh lagi si bocah berbaju toosu itu berseru lembut :
Biarlah aku bunuh mati seorang dulu yang lain akan kutinggalkan untuk kau bunuh.
Serangan pedangnya semakin kencang, ia meneter habis-habisan.
Sang hweesio disebelah kiri yang hampir-hampir saja terluka oleh ketiga serangan pedangnya saat ini
tidak berani gegabah lagi, melihat bocah tersebut sekali lagi melancarkan serangan gencar tongkatnya segera
diputar sedemikian rupa untuk memunahkan datangnya serangan musuh.
Demikianlah suatu pertarungan yang maha sengit dengan cepatnya berkobar ditengah kalangan.
Tampaklah cahaya pedang berkilauan memancar keempat penjuru sambaran angin tongkat menderu-
deru memekikkan telinga dalam waktu yang singkat mereka sudah lewatkan puluhan jurus banyaknya.
Hu Pak Leng yang melihat serangan toya hweesio itu ada gerakan menyerang ada pula gerakan
bertahan untuk beberapa waktu tak sampai menderita kalah hatinya rada lega.
Sepasang matanya melotot lebar-lebar memusatkan seluruh perhatian ketengah kalangan ia ingin
mencari tahu asal usul sang bocah tersebut permainan ilmu pedangnya.208 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Kembali empat lima jurus berlalu mendadak permainan pedang dari sang bocah berubah jurus-jurus
pedangnya melayang ringan bagaikan kapas tapi aneh bagaikan benang ruwet hanya dalam empat lima
serangan saja ia sudah berhasil memaksa hweesio tersebut berada dalam posisi yang sangat membahayakan.
Sang hweesio yang berada disebelah kanan dan selama ini berpeluk tangan saja disamping kalangan
ketika melihat kawannya terjerumus dalam keadaan sangat berbahaya tidak terasa lagi ia sudah
menggerakkan toyanya untuk membantu.
Mendadak si bocah berbaju toosu itu tertawa terkekeh-kekeh dengan suara yang keras ia berteriak
lantang.
Hu suheng! mereka berdua hendak bekerja sama mengerubuti aku seorang hal ini tak bisa salahkan
kalau aku orang tak akan meninggalkan bagian untukmu.
Permainan pedangnya mendadak semakin mengencang serangan-serangan yang dilancarkan pun
semakin dahsyat tampaklah cahaya putih terbang berputar ditengah udara seketika itu juga hawa pedang
memenuhi empat penjuru dan bayangan kedua orang hweesio itupun sudah terbungkus rapat dibalik
bayangan pedang bocah tersebut.
Agaknya bocah itu ada maksud untuk memancing sang hweesio yang menonton jalannya pertempuran
disamping kalangan untuk turun tangan serta membantu kawannya, oleh karena itu sengaja ia bergebrak
seimbang selama beberapa puluh jurus dengan hweesio tersebut setelah itu memperketat serangan
pedangnya, dengan demikian sang hweesio yang mononton jalannya pertarungan dari samping kalangan pun
tanpa terasa turun tangan membantu.
Setelah kedua orang hweesio tersebut turun tangan bersama-sama kembali gerakan pedangnya berubah
jurus-jurus yang ganas dan aneh sekali lagi mengurung tubuh kedua orang hweesio itu kedalam lingkaran
bayangan pedangnya.
Melihat keadaan dari kedua orang hwesio tersebut makin lama semakin berbahaya Hu Pak Leng baru
merasa terperanjat.
Siauw Sute... teriaknya keras.
Belum habis ia menyelesaikan kata-katanya suara jeritan yang menyayatkan hati sudah berkumandang
memecahkan kesunyian.
Di tengah menari dan melayangnya cahaya pedang serentetan darah segar muncrat membasahi empat
penjuru.
Sebutir batok kepala sang hweesio yang gundul licin sudah terlepas dari badannya menggelinding
sejauh tujuh delapan depa dari tempat semula dan lenyap dibalik rerumputan yang tebal!
Ketika itulah telinganya dapat menangkap suara dari emas bocah yang halus dan merdu bagaikan
gadis sedang berseru :
Hu suheng! kau tidak usah kuatir aku sudah berhasil membinasakan seorang musuh dan sisanya
seorang tak akan tahan menerima lima buah seranganku.....
Belum habis ia berkata suatu jeritan ngeri berkumandang memenuhi angkasa sang hweesio yang
terakhirpun kena termakan oleh tusukan pedang bocah berbaju toosu itu hingga tembus dari dada sebelah
depan muncul dipunggung belakang setelah serangannya berhasil mencapai pada sasarannya.
Bocah segera mencabut pedangnya dan dengan gerakan yang cepat menyingkir kesamping serentetan
darah segera menyebur keluar bagaikan air mancur.
Hanya dalam waktu yang singkat ia sudah berhasil membinasakan dua orang jagoan lihay dari Siauw
lim pay seorang mati dengan batok kepala yang terpisah dari badannya dan yang lain mati dengan dada
tertembus pedang.209 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Ilmu kepandaian sedemikian dahsyatnya jika dibicarakan dari jago lihay yang sering ditemui dalam
Bu-lim rasanya sulit untuk dicarikan beberapa orang tandingannya.
Hu Pak Leng melirik sekejap kearah kedua sosok mayat yang menggeletak sejajar diatas tanah
menghela napas sedih perlahan-lahan ia berjalan mendekati samping tubuh bocah berbaju toosu itu katanya :
Ilmu silat Siauw sute amat lihay jurus-jurus pedang pun amat matang dan sempurna kau merupakan
seorang jagoan yang belum pernah Siauw-heng temui selama ini.....
Bocah berbaju toosu itu tersenyum dengan wajah yang hambar ia membersihkan ujung pedangnya
yang belepotan darah diatas baju kedua sosok mayat tersebut kemudian jawabnya :
Hu suheng sebagai seorang Liok-lim Bengcu dari seantero kolong langit sudah tentu kepandaian silat
yang kau miliki yang lebih tinggi dari kepandaianku. Nanti setelah kita berhasil membereskan orang-orang
Siauw lim serta Bu-tong pay, Siauw-te pun minta petunjuk beberapa jurus ilmu pedang suheng.
Aaaakh... kita tak usah bertanding lagi Siauw-heng tentu bukan tandinganmu.....
Ia merandek sejenak kemudian tanyanya lagi.
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Siauw sute! ilmu pedangmu ini apakah berhasil kau pelajari setelah ikut Hong susiok?.
Bukan! jawab si bocah tersebut dengan alis yang berkerut.
Ketika Hu Pak Leng melihat ia tidak suka banyak mengutarakan asal usulnya iapun tidak memaksa
lebih lanjut buru-buru bahan pembicaraan di ubah.
Siauw sute! kau memakai jubah model toosu tentunya anak murid dari golongan Sam Cing Tecu
bukan? entah siapakah sebutanmu?.
Sejak kecil aku sudah terbiasa memakai jubah toosu kalau dicopot malah terasa kurang enak aku
bukan murid Sam Cing Tecu juga tidak punya gelar sahut sang bocah setelah ragu-ragu sejenak.
Kalau begitu Siauw sute masih menggunakan namamu yang sebenarnya entah siapa namamu?.
Heeeei... suheng cerewet! benar hal ini betul-betul membuat hatiku jadi mangkel teriak bocah itu
setelah menghela napas panjang. Heeei..... sejak kecil aku sudah dipungut oleh suhu dan dibesarkan ditengah
hutan belantara yang jarang didatangi manusia sudah tentu aku orang tidak punya nama.....
Ia tundukkaa kepalanya untuk berpikir sejenak setetah itu tambahnya.
Aku seperti teringat aku she Moay dan suhu sering memanggil aku dengan Siauw Beng, mungkin
namaku adalah Moay Siauw Beng.
Lalu apakah Siauw sute diajak keluar dari tengah hutan belantara oleh Hong susiok? kembali Hu Pak
Leng bertanya...
ooooOoooo
11
MENDADAK sepasang mata Moay Siauw Beng mendelik dengan nada kasar tegurnya : Hu suheng!
mengapa kau orang selalu mencari kesempatan untuk mengetahui asal usulku? sebenarnya apa maksudmu?
Agaknya Hu Pak Leng sama sekali tidak menyangka kalau ia bisa mengajukan teguran secara blak-
blakan untuk beberapa waktu ia dibuat kelabakan juga untuk memberikan jawaban yang sesuai.
Akhirnya setelah tertegun dan termenung beberapa saat lamanya ia baru menyabut.210 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Siauw Beng tidak lain hanya kepingin tahu saja sama sekali tiada tertera maksud-maksud tertentu.
Tanpa banyak cakap lagi ia putar badan dan melanjutkan perjalanannya kembali kemuka.
Dengan kencang Moay Siauw Beng mengejar dari belakang beberapa waktu kemudian mereka sudah
berlari sejauh enam tujuh li dari tempat kejadian tadi.
Hu Pak Leng dengan mengerahkan seluruh tenaga yang dimilikinya meluncur kemuka bagaikan
jatuhnya meteor dilangit tetapi sang bocah berbaju toosu itu dengan tanpa banyak mengeluarkan tenaga bisa
menguntil terus bahkan tidak sampai ketinggalan barang setengah tindakpun.
Selama dalam perjalanan kali ini mereka tidak dijumpai lagi penghalang yang mencari satroni kurang
lebih setengah jam kemudian sampailah mereka diluar lembah Mie Cong Kok.
Tampaklah berpuluh-puluh orang lelaki berpakaian ringkas dengan menggembol senjata tajam
berjaga-jaga diluar mulut lembah dengan sangat ketat.
Orang-orang itu sewaktu melihat muncalnya Hu Pak Leng bersama-sama lantas menjura dan mengelu-
elukan Bengcunya.
Hu suheng apakah orang-orang itu adalah bawahanmu semua?? Tiba-tiba Moay Siauw Beng bertanya
sambil tersenyum.
Sembari berkata ia mengawasi para jago yang ada dihadapannya tampaklah orang itu baik yang tinggi
maupun pendek gemuk maupun kurus masing-masing dengan sikap hormat sedang menjura kearah Hu Pak
Leng tak terasa lagi ia berseru memuji :
Heeeeei..... setelah menjadi seorang Liok-lim Bengcu kiranya begitu keren keadaannya tidak aneh
kalau banyak orang pada kepingin merebut kedudukan Liok-lim Bengcu ini.
Hu Pak Leng yang melihat situasi dihadapannya dalam hati segera mengerti kalau didalam lembah
sudah terjadi suatu peristiwa penting tak terasa alisnya dikerutkan rapat-rapat.
Apakah Tiong It Hauw sudah kembali tegurnya :
Seorang jago berperawakan tinggi besar dengan suara yang nyaring lantang segera menyahut :
Tiong Hu Bengcu barusan saja kembali ia sudah masuk kedalam lembah.
Masih ada siapa lagi yang sudah datang berkunjung?
Ci Yang Tootiang dari Bu-tong pay dengan memimpin kedelapan murid-muridnya datang berkunjung
tapi setelah mengetahui Bengcu tak ada dalam lembah ia lanntas berlalu dengan meninggalkan sepucuk
surat.
Ia belum sampai masuk kedalam lembah????.
Belum!
Apakah meninggalkan perkataan lainnya???.
Jago berperawakan tinggi besar itu menggeleng.
Ia cuma meninggalkan sepucuk surat kemudian putar badan dan berlalu.
Dari dalam sakunya ia mengambil sebuah sampul surat warna merah yang amat besar dan segera
diangsurkan kemuka.
Hu Pak Leng terima surat itu kemudian dibaca tulisan yang tertera diatas sampul tersebut.
Dipersembahkan kepada Liok-lim Bengcu, Hu Pak Leng :
Ia berpikir sebentar, akhirnya dibukannya sampul surat itu dan dibaca isinya :211 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Setelah menerima surat ini harap Hu Bengcu suka berangkat ke selat Ban Gwat Shia, pinto menanti
disana.
Di bawah surat tersebut tidak terdapat tanda tangan.
Moay Siauw Beng yang dasarnya masih bersifat kekanak-kanakan ternyata tidak bersikap riku
sewaktu Hu Pak Leng membaca isi surat tersebut iapun nongolkan kepalanya curi melihat.
Menanti Hu Pak Leng selesai membaca dan masih tundukan kepalanya terpikir keras ia sudah tertawa
terbahak-bahak.
Hu suheng! dimanakah letak selat Ban Gwat Shia tersebut?? mari kita kesana lihat-lihat keadaan!
Selagi Hu Pak Leng hendak menjawab mendadak terdengarlah suara yang amat merdu bekumandang
dari tempat kejauhan :
Toako kau hendak kemana??
Mendengar suara teguran tersebut Hu Pak Leng menoleh Kok Han Siang dengan ujung baju berkibar
tertiup angin sedang berlari mendekat disusul belakang seorang perempuan berbaju putih Biauw Siok Lan
serta manusia berkerudung hitam Tiong It Hauw.
Dalam waktu yang amat singkat mereka semuanya sudah berada disisi Hu Pak Leng.
Wajahnya kusut dan samar-samar kelihatan sangat lelah agaknya semalaman ia tak dapat tidur.
Melihat keadaan istri kesayangannya Hu Pak Leng merasa timbul perasaan kasihan, dihatinya ia
tersenyum.
Siang moay kau lelah?.
Kemaren malam aku tak dapat tidur sampai pagi hari toako tidak kelihatan kembali juga hatiku merasa
amat gelisah seru Kok Han Siang sambil tersenyum merdu.
Nadanya penuh mengandung rasa menggerutu.
Oooouw... aku ada urusan harus keluar lembah.
Kok Han Siang tidak banyak berbicara lagi ia pejamkan matanya dan menghembuskan napas panjang
lalu perlahan-lahan berjalan mendekat dan berdiri menempel diatas badan suaminya.
Sinar sang surya yang ada diufuk sebelah barat memancarkan sinar keemas-emasan menyoroti
selembar wajahnya yang halus dan berwarna merah itu ditambah lagi keadaannya yang kusut dan letib
menambah rasa iba dihati setiap orang.
Tak terasa lagi sinar mata seluruh jago yang ada disana bersama-sama dialihkan kearahnya.
Hu suheng! perempuan inikah istrimu? tiba-tiba Moay Siauw Beng bertanya setelah memandang
sekejap kearah Kok Han Siang.
Pertanyaan yang diutarakan secara blak-blakkan ini kontan membuat Hu Pak Leng rada melengak
untuk beberapa saat ia tidak berhasil menemukan jawaban yang tepat.
Akhirnya sambil tersenyum ia manggut.
Heeeeei..... ia sangat cantik kembali Moay Siauw Beng bergumam diiringi helaan napas panjang.
Sinar mata Kok Han Siang berkedip ia melirik sekejap kearahnya lalu sambil tertawa seraya bertanya.
Kau kenal dengan toakoku?
Dia adalah suhengku sudah tentu aku kenal.212 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Ehmmm... belum sempat Kok Han Siang mengucapkan sesuatu Moay Siauw Beng keburu sudah
berebut bicara lagi.
Tapi aku dengan Hu suhengpun baru kemarin hari berkenalan tempo dulu kita tidak saling mengenal.
Agaknya ia merasa tidak seharusnya menipu diri Kok Han Siang maka melukis ular ditambahi kaki ia
menambahi pula ucapannya dengan beberapa patah kata.
Hu Pak Leng sambil tersenyum memandang sekejap kearah dua orang itu kemudian ia menoleh kearah
Tiong It Hauw.
Tiong-heng bagaimana keadaan ditempat ini.
Kiranya sejak Hu Pak Leng menyesali perbuatannya terdahulu timbullah kesabaran yang luar biasa
didalam menghadapi siapa dan urusan apapun.
Ia mencintai istrinya tetapi iapun merasa kecantikan wajah Kok Han Siang yang tiada tandingannya ini
jika dipool oleh ia seorang sedikit banyak kurang menghargai dirinya oleh karena itu terhadap siapapun yang
memuji-muji dan kesemsem dengan kecantikan wajah istrinya dia orang tidak merasa iri ataupun cemburu.
Dengan amat hormat Tiong It Hauw menjura, lalu sahutnya serius :
Hamba sudah berjumpa dengan Ci Yang Tootiang serta Thian Seng Thaysu dari Siauw lim si.
Apa yang mereka katakan?... Mendadak teringat akan kehadiran Moay Siauw Beng yang sedang
mengawasi tindak tanduknya buru-buru sambungnya :
Ci Yang Tootiang sudah mendatangi lembah Mie Cong Kok kita.
Untuk beberapa waktu Tiong It Hauw tidak berhasil mengerti apa maksud dari ucapan Hu Pak Leng
tersebut lanjutnya :
Thian Seng Thaysu berulang kali memesan wanti-wanti kepada hamba.....
Aku sudah menerima surat dari Ci Yang Tootiang potong sang Liok-lim Bengcu ini dengan alis
berkerut ia mengajak aku berjumpa di selat Ban Gwat Shia!.
Bagaimanapun Tiong It Hauw adalah seorang jago kawakan kangouw yang berpengalaman luar
melihat sikap serta ucapan dari Hu Pak Leng tersebut ia lantas mengerti kalau Bengcunya melarang dia
orang menceritakan keadaan sesungguhnya.
Setelah termenung sejenak ia baru berkata :
Orang-orang Bu-tong pay terlalu mengikuti napsu Bengcu jangan menempuh bahaya seorang diri.
Tidak mengapa tiba-tiba Moay Siauw Beng menimbrung ada aku yang melakukan perjalanan
bersama-sama Hu suheng tanggung tak bakal terjadi urusan.
Walaupun orang ini berusia amat muda tapi nada ucapannya sangat besar Hu Pak Leng yang
mengetahui bagaimana hebatnya ilmu silat yang ia miliki masih mendingan sebaliknya bagi Tiong It Hauw
perkataan tersebut membuat hatinya merasa kurang enak.
Ia tertawa dingin tiada hentinya.
Heeeee... heee... heee... saudara cilik besar benar bacotmu.....
Mendadak teringat olehnya kalau iapun menyebut Bengcunya sebagai Hu suheng sudah tentu ini
berarti kalau ia benar-benar berasal dari satu perguruan dengan Hu Pak Leng karena itu perkataan tidak enak
selanjutnya tidak jadi diutarakan.
Tampak Moay Siauw Beng tersenyum manis.213 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Kau adalah bawahan Hu suhengku jika kubunuh dirimu tentu hatinya merasa kurang senang, tapi kau
bila tidak percaya jika kepandaian silatku jauh melebihi dirimu bagaimana kalau kita bertaruh? serunya
lantang.
Hmmm! bocah cilik yang masih ingusan ternyata sedikitpun tidak tahu kesopanan, kau hendak
bertaruh dengan kata apa?
Taruhan ini paling mudah! nanti dengan para jago-jago Bu-tong pay atau Siauw lim si kita sama-sama
turun tangan dan kita lihat siapa yang membunuh orang paling banyak dialah yang menang.
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mendengar ucapannya semakin lama semakin sumbar Tiong It Hauw jadi amat gusar selagi ia bersiap-
siap ribut mulut dengan bocah tersebut mendadak teringat olehnya bila pihak lawan tidak lebih cuma seorang
bocah yang berusia tiga empat belasan jika dirinya benar-benar ribut dengan bocah tersebut maka akibatnya
tidak lebih hanya merendahkan kedudukan sendiri.
Oleh karena itu buru-buru ia mengelos dan memperlihatkan sikap yang hambar terhadap persoalan
tersebut.
Sinar matanya perlahan-lahan beralih keluar lembah mendadak ia menemukan adalah dua deretan
manusia kurang lebih berada beberapa li diluar lembah sedang bergerak mendekati mulut lembah Mie Cong
Kok.
Wajahnya berkerudung hitam dibalik kerudung terdapat pula dua lembar batu bening dengan demikian
orang lain tak bakal mengetahui bagaimanakah perubahan air mukanya saat itu.
Ketika itu walaupun sepasang matanya sedang memperhatikan kedua deret manusia yang sedang
bergerak mendekati mulut lembah tapi... Hu Pak Leng sekalian sama sekali tidak berasa.
Mendadak suara dengungan keras menembus awan memecahkan kesunyian yang mencekam
disekeliling lembah.
Hu Pak Leng sudah pernah melihat Thio Cing An melemparkan tanda bersuara ketengah udara karena
itu mendengar suara dengungan tersebut ia pun segera mengenalinya kembali?
Toa suheng! suhu kirim orang datang mencarimu! seru Moay Siauw Beng sambil tersenyum :
Hu Pak Leng mengangguk belum sempat ia mengucapkan sesuatu Tiong It Hauw sudah menyambung
:
Barisan besar dari pihak Siauw lim si pun sudah tiba didepan mulut lembah :
Kiranya dua barisan manusia yang kelihatan dari tempat kejauhan itu mendadak mempercepat langkah
kakinya berlari mendekat :
Hu Pak Leng segera mendongakkan kepalanya, tampaklah serombongan hweesio-hweesio berjubah
abu-abu dengan mencekal toya ditangan serta serombongan Toojien menggembol pedang dipunggung
bergerak mendekat dengan gerakan yang sangat cepat.
Mendadak pada saat yang bersamaan dari balik sebuah batu besar sebelah kanan lembah muncul pula
serentetan suara yang sudah dikenal.
Hu suheng! Siauw-te mendapat perintah dari suhu dengan membawa luka datang kemari ada persoalan
penting hendak dirundingkan dengan dirimu.
Baru saja perkataan tersebut selesai diucapkan tubuh orang itu sudah berada disisi Hu Pak Leng.
Hanya sute seoraag diri? tegur Hu Pak Leng cepat.
Walaupun hanya aku seorang tapi ada urusan penting hendak dirundingkan dengan diri suheng.
Ehmm...! katakanlah...!214 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Urusan ini menyangkut persoalan yang sangat besar suhu sudah pesan wanti-wanti agar aku bicara
langsung dengan suheng lebih baik.....
Hu Pak Leng tampak termenung sebentar akhirnya ia ulapkan tangannya kearah para jago.
Untuk sementara waktu kalian mundurlah.
Para jago buru-buru mengundurkan diri dari sana kini dikalangan tinggal Kok Han Siang seorang yang
tetap tidak bergerak dari sisi tubuh suaminya.
Dia adalah... Seru Thio Cing An sambil melirik sekejap kearah Kok Han Siang.
Dia adalab istriku perduli ada urusan yang bagaimana pentingpun belum pernah aku suruh ia
menyingkir. Sekarang kau boleh utarakan maksudmu dengan cepat.
Thio Cing An berpaling dan memandang sekejap kearah para jago Siauw lim serta Bu-tong pay yang
tinggal satu li dari tempat mereka kemudian dengan suara rendah ujarnya :
Suhu memerintahkan suheng agar membawa orang-orang Siauw lim serta Bu-tong menuju ke lembah
Lok Ing Kok. kurang lebih tiga li dari lembah Mie Cong Kok ini.
Lembah Lok Ing Kok bukan suatu tempat yang strategis untuk turun tangan dibelakang lembah masih
terdapat jalan mundur.
Suhu hanya memesan begitu saja, aku pikir dia orang tua tertu sudah membuat persiapan-persiapan
disana suheng kau katakan saja bila suhu sedang menanti jago-jago lihay dari kedua partai dilembah Lok Ing
Kok.....
Kembali ia berpaling kearah orang-orang Siauw lim serta Bu-tong pay yang makin lama semakin
mendekat itu sambungnya.
JILID 12
SUHU MASIH menantikan jawaban dari suheng Siauw-te.....
Kalau begitu boleh laporkan kepada susiok katakan saja Siauw-heng akan melaksanakan perintahnya!.
Thio Cing An merangkap tangannya menjura kemudian putar badan dan berlalu.
Eeeei... tunggu sebentar kau boleh berlalu bersama-sama Moay sutemu! teriak Hu Pak Leng
mendadak.
Tanpa menoleh lagi dari tempat kejauhan Thio Cing An menyahut :
Suhu berkata bahwa Moay sute ditinggalkan di samping suheng untuk melaksanakan perintah-
perintahmu.
Hu Pak Leng yang mendengar jawaban tersebut dalam hati lantas mengerti Hong Cioe meninggalkaa
Moay Siauw Beng disana untuk mengawasi semua gerak geriknya karena itu ia tahu banyak bicara tiada
gunanya.
Dalam beberapa saat itulah para jago dari Siauw lim serta Bu-tong telah tiba dimulut lembah kurang
lebih berada tiga kaki dari mulut lembah mereka bersama-sama menghentikan gerakannya.
Dengan pandangan tajam Hu Pak Leng menyapu sekejap kearah rombongan jago-jago tersebut
tampaklah para hweesio dari Siauw lim si kurang lebih ada empat lima puluh orang sedang dari pihak Bu-
tong pay cuma ada dua puluhan orang.
Tiong It Hauw yang berada ditempat kejauhan sewaktu melihat munculnya jago-jago Siauw lim serta
Bu-tong pay semakin mendekati lembah mereka buru-buru ulapkan tangannya seraya berseru :215 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Ayo kita terjang kemuka untuk melindungi keselamatan Bengcu!
Para jago menyahut bersama-sama mereka menerjang kedepan dan berbaris dikedua belah samping
Hu Pak Leng.
Ketika itulah terdengar suara pujian Buddha yang amat nyaring disusul munculnya seorang hweesio
tua berusia limapuluh tahunan dengan melintangkan toyanya didepan dada.
Sicu sekalian, pinceng mengunjuk hormat buat kalian.
Loo siansu : entah ada urusan apa kalian datang kemari? tegur Hu Pak Leng cepat.
Hweesio tua itu tersenyum.
Bila sepasang mata pinceng tidak kabur sicu tentunya Liok-lim Bengcu yang menguasahi dunia Liok-
lim saat ini bukan?.
Cayhe adalah Hu Pak Leng entah Loo siansu ada petunjuk apa? silahkan diutarakan keluar.
Sekali lagi hweesio tua itu tersenyum.
Hu Bengcu mengirim surat undangan mengundang partai kami serta partai Bu-tong pay datang kemari
entah ada urusan apakah yang hendak kurundingkan dengan kami.
Hu Pak Leng termenung sejenak ia melirik dulu kearah Moay Siauw Beng kemudian buru ujarnya :
Loo siansu apakah kau adalah pernah melihat surat undangan yang cayhe kirim itu?
Mendengar pertanyaan tersebut hweesio tua itu jadi rada tertegun :
Surat undangan tersebut adalah ia sendiri yang tulis apakah ia sudah lupa? diam-diam pikirnya
didalam hati :
Dengan cepat ia lantas beranggapan bahwa pihak lawan ada maksud menggoda dirinya tak terasa lagi
hawa gusar mulai mengeram didalam dadanya dengan wajah serius dan keren katanya :
Orang beribadat selamanya tak pernah berbohong kau sebagai seorang Liok-lim Bengcu yang
terhormat apakah mungkin ada orang yang berani meminjam namamu untuk membagi undangan kepada
kami?.
Di sebutkan dalam surat undangan tersebut walaupun nama Hu Pak Leng ikut tercantum tapi
semuanya ini adalah hasil perbuatan dari Hong Cioe dan dia orang pula yang mengirim surat undangan itu
kepada pihak Siauw lim serta Bu-tong pay maka apa yang ditulis dalam surat undangan tersebut Hu Pak
Leng sama sekali tidak tahu.
Karenanya dalam hati ia ada maksud untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri siapa sangka si
hweesio tua tersebut ternyata sudah mengucapkan kata-kata semacam itu dalam hati ia lantas mengerti bila
sang hweesio tua tersebut sudah salah paham terhadap maksudnya.
Buru-buru ia berganti bahan pembicaraan :
Entah siapakah gelar dari Loo siansu? Ciang Bun Hongtiang dari partai kalian apakah sudah datang?.
Pinceng Thian Ih! sahut hweesio tua itu sambil menyilangkan tangannya didepan dada dan tertawa
dingin tiada hentinya, sebentar lagi Hongtiang kami akan tiba bila Hu Bengcu ada perkataan silahkan
disampaikan saja kepada loolap.
Dalam nada ucapan tersebut secara samar-samar ia sudah memperlihatkan kedudukannya sebelum
Thian Sian Thaysu Hongtiang mereka tiba maka dia oranglah yang berkuasa didalam segala hal.216 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Selamat berjumpa... selamat berjumpa... Seru Hu Pak Leng sembari menjura. Perjamuan yang semula
akan diadakan dalam lembah Mie Cong Kok kini sudah diubah dan perjamuan segera akan dimulai di
lembah Lok Ing Kok beberapa li dari sini...
Agaknya Thian Ih Thaysu merasa amat curiga terhadap tempat perjamuan secara tiba-tiba, lama sekali
ia termenung berpikir keras tak sepatah katapun yang berhasil ia ucapkan keluar.
Melihat hweesio tua itu bungkam Hu Pak Leng lantas berpaling dan perintahnya pada diri Tiong It
Hauw.
Tiong-heng harap kau mewakili diriku untuk menyampaikan perintah seluruh anggota lembah segera
berkumpul dan berangkat kemari.
Tiong It Hauw menyahut ia putar badan dan buru-buru berlalu.
Setelah itu Hu Pak Leng menghela napas panjang bisiknya pula pada diri Kok Han Siang.
Siang moay kaupun harus kembali kedalam lembah.
Agaknya Kok Han Siang sudah merasakan keadaan sedikit kurang beres dengan sedih ia menggeleng :
Aku tidak akan kembali kedalam lembah aku ingin bersama-sama Toako...
Persoalan yang menyangkut suatu pertarungan besar tidak boleh kau ikut...
Sinar mata Kok Han Siang berputar ia melirik sekejap kearah rombongan pihak Siauw lim serta Bu-
tong pay.
Tampaklah jago-jago dari kedua partai besar itu berhasil dengan sangat tapi wajah mereka rata-rata
diliputi keseriusan yang membuat hati terasa bergidik.
Tak terasa lagi perempuan tersebut selangkah berjalan maju kedepan.
Wajahnya yang penuh kemurungan serta sepasang biji matanya yang bulat dan jeri penuh
mengembang air mata terutama sekali wajahnya yang sangat cantik tiada bandingan hal ini membuat para
hweesio serta toosu dari Siauw lim dan Bu-tong sama-sama menundukan kepalanya tidak berani memandang
terlalu lama.
Akhirnya Thian Ih Thaysu menghela napas panjang.
Pinceng adalah kaum pendeta yaug sudah melepaskan segala urusan keduniawian selamanya paling
pantang dekat dengan kaum perempuan Li sicu harap segera berhenti serunya perlahan.
Thaysu, apakah kedatanganmu hendak mencari Toako?? tanya Kok Han Siang sedih perlahan-lahan ia
mengusap kering butiran air mata yang menetes keluar dari kelopak mata dan membasahi pipinya.
Beberapa patah kata tersebut diucapkan terlalu kekanak-kanakan Thian Ih Thaysu segera tertawa.
Entah siapa Toako dari Li sicu??.
Toako adalah Liok-lim Bengcu saat ini sahut perempuan tersebut melirik sekejap kearah Hu Pak Leng.
Kalau begitu dugaan Li sicu salah besar justru kedatangan pinceng sekalian adalah dikerenakan surat
undangan dari Toakomu itu.
Kalian mencari Toako ada urusan apa?.
Toakomu yang undang kami datang kemari pinceng pikir tentu ada urusan. Nona! mengapa tidak kau
tanyakan sendiri kepada Toakomu??.
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kembali Kok Han Siang tertawa sedih.
Ia bukan Toakoku dia adalah suamimu.....217 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Ooouw..... Hu Hujien!
Inilah kesalahanku sendiri mengapa tidak menjelaskan terlebih dahulu tentang soal ini kepadamu tidak
aneh kalau kalian tidak tahu.
Tidak menanti jawaban dari Thian Ih Thaysu lagi ia lantas putar badan dan berjalan kesisi suaminya.
Toako! Loo siansu itu mengatakan Toako yang undang mereka datang entah benarkah urusan ini??
Hu Pak Leng termenung sejenak ia akhirnya manggut.
Benar! akulah yang undang mereka datang!.
Ada urusan apa??.
Undang mereka datang minum arak!.
Kau akan menjamu mereka di lembah Mie Cong Kok kita??.
Bukan perjamuan akan diadakan didalam lembah Lok Ing Kok tidak jauh dari sini.
Toako! aku ingn ikut toako pergi kesana boleh bukan?
Hal ini mana boleh jadi? Hu Pak Leng segera berpikir mendengar perkataan istrinya itu. Jikalau pihak
Siauw lim serta Bu-tong pay mengetahui bila aku sedang memancing mereka mendatangi lembah Lok Ing
Kok mungkin sekali ditengah perjalanan akan terjadi suatu pertarungan saat ini pihak Siauw lim serta Bu-
tong pay sedang mengerahkan jago-jago lihaynya. Bilamana sampai bergebrak maka pertarungan tersebut
tentu merupakan pertempuran yang maha sengit ketika itu aku orang mana ada waktu untuk mengubris
dirinya...
Dengan cepat ia melengos dan menolak mentah-mentah permintaannya itu.
Tidak bisa jadi serunya dingin sekarang juga kau harus kembali kedalam lembah!
Sejak ia berkenalan dengan Kok Han Siang belum pernah ia bersikap demikian terhadap dirinya
setelah mengucapkan kata-kata tersebut hatinya merasa amat sedih ia tak berani melirik sekejappun terhadap
istrinya itu.
Toako kau jangan marah aku akan segera balik ke lembah untuk menanti kedatangan Toako kata Kok
Han Siang sambil tersenyum ramah.
Perlahan-lahan ia putar badan dan berlalu dari sana dengan langkah yang lambat.
Angin gunung bertiup sepoi-sepoi membuat ujung baju berkibar suasana waktu itu terasa amat
menyedihkan...
Menanti istrinya sudah berlalu Hu Pak Leng dengan paksakan diri mengepos semangat kemudian
berpaling kearah para jago.
Kalian semua menanti disini tunggu setelah Tiong It Hauw datang kemari kemudian baru bersama-
sama seluruh jago berangkat menuju lembah Lok Ing Kok untuk menyambut diriku.
Setelah itu kepada Thian Ih Thaysu sembari menjura ujarnya :
Jikalau Loo siansu punya nyali silahkan ikuti aku orang she Hu berangkat menuju ke lembah Lok Ing
Kok.
Asalkan Hu Bengcu suka pergi sudah tentu pinceng akan mengiringi.
Semangat Loo siansu berkobar-kobar cayhe merasa amat kagum seru Hu Pak Leng kembali sambil
tertawa terbahak-bahak. Tapi keberanian lahirlah tak dapat menangkan kecerdikan akal Loo siansu harus
berhati-hati.218 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Dengan langkah lebar lantas ia berlalu.
Jelas didalam nada ucapan tersebut secara samar-samar ia memberi kisikan bahwa keadaan dalam
lembab Lok Ing Kok sangat berbahaya.
Dalam pendengaran Thian Ih Thaysu ia anggap Hu Pak Leng sengaja memanasi hatinya oleh karena
itu sambil tertawa dingin sahutnya :
Gunung golok rimba pedang pinceng tak akan jeri.
Sambil ulapkan toya ditangannya ia segera mengikuti dari belakang Liok-lim Bengcu tersebut.
Ketika itulah mendadak Moay Siauw Beng miringkan badannya kesamping lalu dengan sebat berebut
dihadapan Thian Ih Thaysu sambil berpaling ia tertawa.
Eeeeei hweesio tua wajahmu memang benar-benar sangat galak nanti akan sedikit kuberi hajaran
kepadamu.
Begitu perkataan tersebut meluncur dari mulutnya air muka para hweesio Siauw lim pada berubah
hebat.
Haruskah diketahui kedudukan Thian Ih Thaysu serta Thian Beng sederajat dengan Thian Sian
Thaysu, Thian Wang Thaysu serta Thian Beng Thaysu kini Moay Siauw Beng ternyata bicara tidak sopan
terhadap seorang angkatan tua yang lebih tua, sudah tentu hweesio lainnya tak kuat menahan sabar.
Terdengar hweesio berpawakan tinggi besar dengan suara yang dingin menegur.
Bocah masih berusia sangat muda ternyata berani benar menghina seorang angkatan tua jika tidak
kupandang usiamu yang masih kecil seketika itu juga akan kuberi sedikit pelajaran kepadamu.
Sinar mata Moay Siauw Beng berkilat ia melirik sekejap kearah sang hweesio berperawakan tinggi
besar itu kemudian tertawa.
Eeeei... keledai gundul tunggu saja pertama-tama kaulah yang akan kubunuh terlebih dahulu.
Beberapa patah ucapan ini sebaliknya malah membuat air muka para hweesio yang diliputi keseriusan
kini sudah berubah tenang kembali kiranya secara mendadak semua orang merasa dibalik perkataan-
perkataan ancaman yang diucapkan bocah cilik tersebut secara berulang kali tentu tersembunyi pula suatu
rahasia yang sangat besar.
Pada mulanya Hu Pak Leng ada maksud hendak tinggalkan para jago dimulut lembah Mie Cong Kok
lalu menggunakan kesempatan sewaktu tak ada orang lain ia akan menceritakan rencana keji Hong Cioe
untuk membinasakan para jago-jago Bu-tong serta Siauw lim dalam lembah Lok Ing Kok kepada diri Thian
Ih Thaysu sekalian sehingga mereka bisa ambil persiapan-persiapan dan tidak sampai terjerumus kedalam
perangkap lawan.
Tapi Moay Siauw Beng setelah langkah tak mau melepaskan dirinya hal ini membuat dia orang tiada
kesempatan lagi untuk mengutarakan rahasia tersebut kepada mereka semakin lama ia semakin rasa gelisah.
Perjalanan sejauh tiga li dengan cepat sudah di lewatkan lembah Lok Ing Kok pun sudah terbentang
didepan mata.
Bilamana aku tidak menggunakan kesempatan ini untuk mengutarakan rahasia tersebut sehingga
mereka mengetahui adanya siasat keji ini begitu menginjakkan kakinya kedalam lembah Lok Ing Kok
rasanya tak akan ada kesempatan yang baik lagi aku harus cari akal untuk singkirkan Moay Siauw Beng dari
sini... pikir Hu Pak Leng didalam hatinya.
Ketika itulah semua orang sudah tiba didepan mulut lembah.
Mendadak ia menghentikan langkahnya putar badan dan mengalihkan sinar matanya keatas wajah
orang-orang Siauw lim serta Bu-tong pay.219 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Kita sudah tiba di lembah Lok Ing Kok! dengusnya dingin.
Karena tak mengerti apa yang harus diucapkan maka ia bukan saja perkataan tersebut.
Lembah gunung inikah yang kau maksudkan??
Thian Ih Thaysu dongakkan kepalanya memandang sekejap kearah lembah tersebut.
Tidak salah tiga penjuru dikelilingi puncak tinggi dua belah sisi merupakan tebing licin yang tegak
lurus dalam lembah penuh dengan hawa membunuh.
Omintohud... seru Thian Ih Thaysu memotong perkataan Hu Pak Leng yang belum terucapkan.
Kalangan sesat tak bakal menangkap kalangan lurus Hu Bengcu silahkan meneruskan perjalanan kedalam
lembah.
Hweesio tua ini benar-benar bebal dan keras kepala pikir Hu Pak Leng sembari tarik napas panjang.
Tetapi ditempat luaran dengan serius ia berseru :
Loo siansu bukan Ciangbujien dari Siauw lim si mana boleh ambil keputusan sembarangan untuk
melanjutkan perjalanan melalui lembah.
Hmmm... walaupun pinceng bukan seorang Ciangbujien tapi sudah menerima perintah dari Hong
Tiang teriak Thian Ih Thaysu pula mulai menunjukkan kegusaran Hu Bengcu persoalan ini merupakan
urusan pribadi perguruan Siauw lim si kami sendiri kau tidak usah ikut campur.
Mendengar perkataan tersebut Hu Pak Leng semakin gelisah tetapi diluaran ia tetap mempertahankan
ketenangannya, perlahan-lahan ia dongakkan kepalanya memandang awan putih yang melayang diangkasa
dengan nada yang tawar katanya lagi :
Aku lihat lebih baik kita orang menunggu kedatangan Ciangbujien kalian terlebih dahulu kemudian
baru bersama-sama masuk kedalam lembah.
Apakah Hu Bengcu mengira jebakan-jebakan yang kalian atur dalam lembah tersebut sudah cukup
untuk memusnahkan kekuatan kita orang??? teriak Thian Ih Thaysu lagi semakin gusar. Hmmm! kau jangan
terlalu memandang tinggi kekuatan kalian!.
Ia sudah bisa berpikir bila dalam lembah sudah diatur jebakan-jebakan rasanya merekapun sudah bikin
persiapan kembali Hu Pak Leng berpikir dalam hatinya apalagi keadaan dalam lembah itupun aku sendiri
kurang paham sekalipun dibicarakan juga susah untuk memberi keterangan kerenanya iapun tertawa dingin
tiada hentinya.
Jika Loo siansu ingin mencari jalan mati tiada halangannya kau orang masuk kedalam lembah untuk
coba-coba jengeknya.
Berulang kali dia orang memberitahukan bahwa keadaan dalam lembah sangat berbahaya agar Thian
Ih Thaysu suka mempertingkat kewaspadaannya dan bertindak lebih berhati-hati lagi, tetapi bagi Thian Ih
Thaysu ia sudah salah paham bahwa perkataan dari Hu Pek Leng itu sengaja sedang menghina dirinya
hatinya jadi amat murka.
Thian sian sute pernah membicarakan soal Hu Bengcu dengan diri Loolap teriaknya keras.
Mendadak Hu Pak Leng merasakan hatinya rada bergerak ia takut hweesio tua itu membocorkan
rahasia kunjungannya kedalam Siauw lim buru-buru potongnya :
Apa gunanya membicarakan soal yang dahulu kalau memang Loo siansu tidak takut dengan jebakan-
jebakan yang diatur dalam lembah lebih baik silahkan segera masuk kedalam lembah.
Tidak menanti jawaban lagi ia lantas bergerak memasuki lembah tersebut.220 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Tinggalkan dua belas orang pelindung hukum disini untuk penyambut kedatangan Ciangbujien
perintah Thian Ih Thaysu cepat sambil ulapkan tangannya.
Dari rombongan para hweesio Siauw lim segera muncullah dua belas orang yang segera ditinggalkan
dimulut lembah.
Pihak Bu-tong pay kali ini dipimpin oleh seorang Toojien berusia lima puluh tahun tetapi sejak
berjumpa dengan Hu Pak Leng tadi tak sepatah katapun yang ia utarakan menanti hampir memasuki lembah
Lok Ing Kok ia baru berkata singkat :
Tinggalkan lima orang disini.
Kemudian buru-buru ia menyusul Thian Ih Thaysu berjalan masuk kedalam lembah.
Selama ini secara diam-diam Hu Pak Leng memperhatikan tindak tanduk mereka setelah dilihatnya
pihak Siauw lim serta Bu-tong pay meninggalkan orang juga untuk berjaga-jaga diluar mulut lembah dalam
hati lantas berpikir :
Kelihatannya mereka sudah adakan persiapan-persiapan yang cermat Ciangbujien dari Siauw lim si
Thian Sian Thaysu serta Ci Yang Tootiang itu Ciangbujien dari Bu-tong pay hingga kini belum juga
munculkan diri aku pikir mereka pasti sedang melakukan suatu urusan tertentu...
Hatipun tak terasa semakin lega dibuatnya dengan langkah lambat-lambat kembali ia melanjutkan
perjalanannya kemuka.
Selama ini orang-orang pihak Siauw lim dan Bu-tong serta diri Hu Pak Leng selalu terpaut jarak
kurang lebih lima depa jauhnya karena ia berjalan sangat lambat sekali maka hal ini memberi kesempatan
yang luas bagi orang-orang kedua partai tersebut untuk memeriksa keadaan lembah lebih cermat.
Lembah tersebut merupakan suatu lembah yang gersang setelah jauh masuk beberapa li kedalam
lembah masih belum juga kelihatan sebatang pohon atau segenggam rumput yang tumbuh disana batuan-
batuan aneh yang tersebar diempat penjuru agaknya tidak kelihatan barang-barang lainnya lagi.
Moay Siauw Beng yang selama ini berjalan dibelakang Hu Pak Leng lama kelamaan mulai tidak betah
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk berjalan lambat dengan suara rendah ia lantas menegur.
Eeeei..... bagaimana kalau kita berjalan rada cepatan sedikit?.
Hu Pak Leng mengerti ia sudah menaruh curiga segera mengiakan dan mempercepat langkah kakinya.
Para jago dari pihak Siauw lim serta Bu-tong pay pun dengan kencang menyusul dari belakang.
Agaknya Hu Pak Leng ada maksud memberi kesempatan bagi orang-orang dari kedua partai besar
untuk memeriksa keadaan situasi dari tempat itu setiap kali menjumpai tempat-tempat yang strategis ia pasti
berusaha mencari alasan untuk mengajak Moay Siauw Beng berbicara dan ambil kesempatan itu perlambat
langkah kakinya.
Setelah melewati tujuh delapan buah tikungan gunung tiba-tiba keadaan medan berubah tampak diatas
batuan cadas yang menonjol keatas duduk empat orang kakek tua dengan warna pakaian yang berbeda-beda.
Di belakang empat orang itu tampak berdiri dua belas orang dayang yang cantik berbaju hijau kecuali
itu tidak nampak orang lain lagi.
Jarak tonjolan batu karang itu dengan permukaan tanah itu kurang lebih ada empat lima tombak
tingginya dibelakang batuan merupakan sebuah puncak bukit yang menjulang tinggi ke angkasa dibawah
tonjolan karang merupakan batu-batu cadas yang berserakan di mana-mana.
Dengan sinar mata tajam Thian Ih Thaysu menyapu sekejap kearah keempat orang yang duduk
berjejer diatas batu karang tadi lalu tegurnya :
Siapa diantara kalian yang bernana Hong Cioe.221 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Loohu adanya jawab seorang kakek berjenggot sepanjang dada yang duduk diujung sebelab kiri.
Omintohud loolap adalah Thian It dari kuil Siauw lim si!
Hong Cioe tertawa dingin.
Hmmm... loohu tidak mengundang dirimu yang aku undang adalah Thian Sian Thaysu Ciangbujien
partai anda katanya.
Thiat It Thaysu melirik sekejap kearah para padri lalu ujarnya kembali dengan nada dingin.
Kedudukan Ciangbujien partai kami sangat tinggi loolap mendapat perintah untuk membuka jalan bila
ada urusan silahkan rundingkan dahulu dengan loolap!.
Hong Cioe tidak langsung menanggapi ucapan itu sambi1 melirik sekejap kearah si setan tua Swie
Han katanya tertawa :
Dugaan Swie-heng sangat tepat sekali ternyata Ciangbujien partai Siauw lim benar-benar tidak berani
datang memenuhi janji.
Dalam kuil Siauw lim si kedudukan Thiat It Thaysu sangat tinggi dan merupakan salah satu dari lima
jagoan lihay dari angkatan Thian namun wataknyapun paling berangasan ia jarang sekali berkelana dalam
dunia persilatan, pengalaman serta pengetahuannya amat cetek.
Mendengar ucapan dari Hong Cioe ia jadi naik pitam sambil menggetarkan tongkat Sian Cang-nya ia
berseru lantang :
Hong tiang partai kami bukan manusia sembarangan. Hmm! kalian anggap beliau suka menemui
manusia kurcaci macam kalian seenaknya...
Hong Cioe tertawa.
Sebelum Hong tiang partai kalian tiba disini silahkan cuwi sekalian beristirahat sejenak keatas bukit
karang tersebut menanti Hong tiang partai kalian sudah tiba loohu akan menyambutnya dengan segala
kehormatan dan perjamuan segera dibuka.
Mesti dalam hati Thiat It Thaysu mangkel bercampur mendongkol namun berhubung dalam nada
ucapan Hong Cioe barusan seakan-akan ia menghormati kedudukan Hong tiangnya maka Thiat It Thaysu
merasa kurang leluasa untuk membantah terpaksa dengan hati mangket ia bungkam dalam seribu bahasa.
Menyaksikan kegusaran serta kemangkelan padri tersebut Hong Cioe tertawa geli pikirnya :
Sungguh berangasan tabiat padri tua ini akan ku goda dirinya biar mendongkol setengah mati.
Segera ia berteriak kembali dengan suara lantang.
Hu hian tit setelah melakukan perjalanan jauh tentu kau sangat lelah bukan ? cepat naik keatas untuk
beristirahat.
Meskipun dalam hati Hu Pak Leng tahu bahwa Hong Cioe ada maksud menggoda Thiat It Thaysu
namun tak urung ia harus menunjukan pula wajah girang setelah menjura dengan langkah lebar segera naik
keatas bukit karang itu.
Untuk mencapai bukit karang tersebut hanya ada sebuah jalan kecil disisi kiri saja menghubungkan
tempat itu dengan bawah tebing sedang bagian lain merupakan tebing-tebing yang curam lagi terjal maka
bila seseorang hendak mencapai tebing karang tersebut kecuali lewat jalan kecil tadi maka satu-satunya jalan
hanya gunakan ilmu meringankan tubuh meloncat naik keatas.
Namun jarak tebing tadi dengan permukaan tanah ada selisih jarak empat lima tombak lebih kecuali
seseorang memiliki ilmu meringankan tubuh yang amat sampurna tidak mungkin bisa mencapai tempat itu
dengan sekali loncatan.222 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Diam-diam Hu Pak Leng menilai kekuatan sendiri ia merasa yakin dengan ilmu meringankan
tubuhnya masih bisa mencapai tebing tersebut dalam sekali loncatan namun dia adalah seorang lelaki
berpikiran cermat berada dalam keadaan serta situasi semacam ini ia tidak ingin terlalu menonjolkan diri
maka dengan langkah lambat ia naik keatas tebing lewat jalanan kecil itu.
Moay Siauw Beng dengan kencang membuntuti terus dibelakang Hu Pak Leng!
Dalam pandangan orang-orang Siauw lim serta Bu-tong pay tindakan dari Moay Siauw Beng ini
seolah-olah sedang memberikan perlindungan buat Hu Pak Leng namun dalam kenyataan Liok-lim Bengcu
ini merasa sangat gelisah pikirnya.
Kurangajar... ia mengawasi gerak gerikku terus menerus dan setindakpun tidak dilewatkan sungguh
berabe, aku harus mencari satu akal untuk singkirkan dirinya.
Sementara ia masih berpikir tiba-tiba terdengar Thiat It Thaysu telah berseru lantang.
Hoat Goan, Hoat Ceng cepat naik keatas bukit karang itu dan periksa persiapan apa yang ada disana?.
Dua orang padri berperawakan tinggi besar segera mengiakan dan meninggalkan rombongan langsung
menerjang naik keatas tebing karang tersebut.
Bagus sekali! tiba-tiba Moay Siauw Beng putar badan dan berseru sambil tertawa kalian sendiri yang
datang cari gara-gara, pedang berkelebat langsung menusuk kearah Hoat Goan yang ada disebelah kiri.
Kiranya Hoat Goan Thaysu bukan lain adalah padri yang buka suara mencari Moay Siauw Bens tadi.
Hu Pak Leng segera berpikir didalam hati.
Empat orang gembong iblis tua yang duduk diatas bukit karang tersebut merupakan iblis-iblis berhati
telengas jikalau biarkan dua orang padri ini terjang naik keatas tebing niscaya mereka akan mati konyol lebih
baik kudesak mereka agar mundur mungkin dengan mundurnya dua orang padri ini akan membangkitkan
hawa amarah dari Thiat It hweesio dan tidak menunggu Ciangbujiennya tiba menggerakkan pasukannya
lebih dahulu jumlah jago yang dibawa kedua partai itu sangat banyak barisan Ngo Heng Kiam Tin serta
Loohan Cioe berempat gembong iblis tua ini sangat lihay belum tentu mereka sanggup menghadapi serangan
gabungan dari para jago partai Siauw lim dan Bu-tong pay mungkin dengan pecahnya pertarungan massal ini
aku bisa menggagalkan siasat keji dari Hong Cioe.
Ingatan tersebut berkelebat hanya sedetik ia segera membentak keras tongkat besi ditangannya
langsung berkelebat menghadang serbuan dari hweesio yang ada disebelah kanan.
Padri itu sama sekali tidak berkelit dengan tongkat Sian Cang-nya ia sambut datangnya serangan Hu
Pak Leng itu dengan keras lawan keras.
Traaang... ditengah bentrokan keras yang menimbulkan percikan bunga-bunga api hweesio itu kena
didesak mundur selangkah kebelakang oleh bentrokan itu sebaliknya Hu Pak Leng sendiripun merasakan
sepasang lengannya jadi kaku.
Diam-diam ia jadi girang pikirnya.
Nama besar partai Siauw lim benar-benar bukan nama kosong belaka seandainya para padri yang hadir
dalam pertemuan kali ini memiliki ilmu silat sebanding dengan hweesio ini maka kekuatan gabungan mereka
tentu luar biasa sekali dan sanggup untuk menghadapi Hong Cioe sekalian....
Tiba-tiba terdengar Hong Cioe berseru sambil tertawa.
Keponakan Hu cepatlah naik keatas bukit serahkan saja kedua orang hweesio gundul itu buat sutemu
seorang ia masih sanggup untuk menghadapi mereka berdua.
Walaupun Hu Pak Leng pernah menyaksikan kekejian jurus pedang tersebut tetapi setelah ia sadar
bahwa tenaga dalam hweesio itu luar biasa dan ia yakin meski ilmu silat Moay Siauw Beng lebih lihay pun223 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
tenaga dalamnya terbatas maka ia yakin tidak mungkin bocah itu sanggup menghadapi kedua orang padri
tersebut sekaligus.
Karena punya pikiran demikian iapun menurut dan segera mengundurkan diri keatas tebing karang
tersebut.
Hoat Ceng gerakan tongkat Sian Cang-nya siap menerjang keatas tiba-tiba serentetan cahaya putih
menyambar lewat tahu-tahu ujung pedang lawan sudah mengancam datang ia terkesiap buru-buru mundur
selangkah kebelakang dan gerakan senjatanya menangkis.
Gerakan pedang itu datang dengan kecepatan aneh ditarikpun dengan kecepatan tidak berkurang baru
saja tongkat Hoat Ceng menyambar kemuka pedang mustika tadi sudah ditarik kembali lalu berputar dan
balik menyerang Hoat Goan.
Hoat Goan serta Hoan Cheng adalah jago Siauw lim yang setingkat lebih bawah dari pada angkatan
Thian menyaksikan jalan pergi mereka terhadang oleh seorang bocah yang baru berusia belasan tahun, hati
mereka merasa mendongkol gusar malu dan gemas tanpa terasa lagi mereka sama-sama gerakkan senjatanya
berebut menyerang.
Dalam sekejap mata bayangan tongkat betlapis-lapis memenuhi angkasa bagaikan gulungan ombak
disamudra mendesak kemuka dengan hebatnya.
Senyum manis masih tersungging diujung bibir Moay Siauw Beng dengan gerak gerik yang sebat ia
mainkan pedangnya berkelebat kesana kemari ditengah lapisan bayangan tongkat asal kedua padri itu
berhasil mendesak maju selangkah kedepan ia pasti menggunakan satu jurus serangan yang aneh untuk paksa
kedua orang padri tadi balik ketempat semula.
Dalam sekejap mata dua puluh jurus telah lewat dan kedua orang padri itu pun masih tertahan di
tempat semula selangkahpun tak sanggup maju lebih kedepan.
Hu Pak Leng yang menyaksikan jurus-jurus aneh Moay Siauw Beng dalam usahanya menghalangi
jalan pergi kedua padri itu dalam hati merasa terkesiap ditinjau dari sikapnya yang pandang enteng sekalipun
ditambah dua orang jago lihaypun belum tentu bocah tadi menderita kalah.
Sepanjang pertarungan itu berlangsung sinar mata Hong Cioe pun selalu dicurahkan keatas tubuh
Moay Siauw Beng menyaksikan jurus pedangnya yang ampuh dan sakti suatu senyum girang terlintas diatas
wajahnya.
Si api beracun Seng Jiang, si setan tua Swie Han serta si manusia iblis Wu Tao pun dibikin bergidik
oleh kesempurnaan ilmu pedang Moay Siauw Beng bukan begitu saja lihay dari partai Siauw lim serta Bu-
tong pun sama-sama berubah air muka.
Seraya mengelus jenggot kambingnya si setan tua Swie Han memuji.
Hong-heng sungguh hebat anak murid didikanmu ini sehingga membuat Siauw-te merasa amat
kagum. Sepuluh tahun kemudian ia pasti akan berhasil jadi jago kangouw kelas satu.
Hong Cioe tertawa hambar agaknya ia sama sekali tidak merasa senang oleh pujian dari si setan tua
Swie Han itu.
Di tengah kalangan mendadak bergema jeritan ngeri yang menyayatkan hati diikuti semburan darah
segar muncrat keempat penjutu tubuh hweesio yang tinggi besar terlempar jatuh kedalam jurang.
Ketik semua orang alihkan sinar matanya maka nampaklah dengan tangan kanan Moay Siauw Beng
mencekal pedang dengan tangan kirinya mencekal batok kepala hweesio yang gundul.
Kiranya secara tiba-tiba ia keluarkan jurus aneh dengan suatu gerakan yang lincah ia menghindari
tangkisan dari tongkat Hoat Goan lalu pedangnya laksana kilat menebas kedepan batok kepala Hoat Goan
hweesio pun diiringi muncratan darah segar berpisah dari tubuhnya.224 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Laksana kilat Moay Siauw Beng tambahi tendangan menghajar pada mayat Hoat Goan hingga masuk
dalam jurang sementara tangan kirinya menyambar batok kepala dari padri itu yang berpisah dari tempat
semula.
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Oleh perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini dengan hati terkesiap Hoat Ceng mundur selangkah
kebelakang ia berdiri tertegun dan tak tahu apa yang harus dilakukan.
Meskipun ia bekerja sama dengan Hoat Goan untuk menghadapi Moay Siauw Beng namun ia
sendiripun tak lihat secara jelas bagaimana batok kepala Hoat Goan berhasil ditebas oleh sambaran pedang
bocah itu.
Heeee... heeee... heeee... Moay Siauw Beng tertawa terkekeh-kekeh dengan nyaringnya. Nih
sambutlah batok kepala rekanmu!
Di tengah getaran keras batok kepala yang penuh berlepotan darah itu langsung meluncur kearah Hoat
Ceng.
Tidak sempat hweesio tua itu putar otak untuk menentukan haruskah ia menerima sambitan itu tanpa
sadar dengan gerakan reflek ia terima batok kepala dari Hoat Goan hweesio tua itu.
Tiba-tiba cahaya putih menyambar lewat ujung pedang Moay Siauw Beng dengan mengikuti lemparan
batok kepala itu telah meluncur datang.
Buru-buru Hoat Ceng sambar batok kepala itu dengan tangan kiri lalu menggunakaa tangan kanannya
menangkis serangan tersebut sayang tidak sempat dengan gugup ia loncat mundur dua langkah kebelakang.
Haaaa... haaaa... kau masih ingin berkelit? jengek Moay Siauw Beng tertawa.
Mengikuti gerakan pedang ia maju selangkah kedepan.
Angin desiran dingin terasa menyambar lewat diatas lengan kanan Hoat Ceng dan tahu-tahu rasa sakit
telah merasuk ketulang sungsum lengan kanannya mentah-mentah tertebas menjadi dua sedang batok kepala
ditangan kirinya tanpa sadar telah jatuh ketanah.
Traaaang tongkat Sian Cang itu telah jatuh ketanah dan menumbuk diatas batu karang.
Moay Siauw Beng tersenyum diatas wajahnya yang merah menarik sama sekali tidak terlintas rasa
kasihan.
Kuampuni selembar jiwamu ayo sana... enyah dari atas bukit! ia membentak.
Hoat Ceng berpaling melirik sekejap kearah lengannya yang kutung darah segar mungucur keluar
dengan derasnya namun ia tidak menggubris sambil berjongkok ia pungut kembali batok kepala Hoat Goan
hweesio lalu dengan langkah lebar berjalan turun dari atas bukit.
Namun kekuatan badannya sudah banyak berkurang akibat terlalu banyak darah yang mengalir keluar
berada ditengah jalan ia mulai sempoyongan dan akhirnya kakinya menginjak diatas sebuah batu cadas yang
licin tidak ampun lagi badannya limbung dan akhirnya jatuh tertelungkup diatas tanah dan bergelinding
kebawah.
Thiat It hweesio berdiri termangu-mangu ditempat semula ia sama sekali tidak turun tangan menolong
anak buahnya mungkin ia sudah dibikin tertegun oleh keampuhan ilmu pedang bocah tersebut.
Peraturan partai Siauw lim amat keras sebelum Thiat It Thaysu turunkan perintah tak seorangpun
berani majukan diri untuk menolong.
Pada saat itulah mendadak terdengar suitan nyaring berkumandang diangkasa sesosok bayangan
manusia laksana kilat meluncur kebawah tebing dan menyambar tubuh Hoat Ceng Hweesio lalu ujung
kakinya menjejak permukaan tanah dan melayang balik rombongan para padri partai Siauw lim.
Ilmu gin kang yang dimiliki orang ini sangat lihay pergi datang dilakukan laksana kilat.225 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Omintohud... dosa bisik Thiat It Thaysu mungkin ia menyesal karena lupa memberi pertolongan buat
Hoat Ceng yang terluka.
Hu Pak Leng segera alihkan sinar matanya kearah orang itu ia temui orang itu adalah seorang pemuda
tampan berusia dua puluh tiga empat tahunan wajahnya terlalu asing bagi dirinya mungkin orang ini jarang
berkelana dalam dunia persilatan bajunya pakaian ringkas warna perak alisnya tebal dengan mata yang jeli
sebilah pedang mustika tersoren diatas punggungnya.
Hu hiat tit siapakah pemuda ini? tiba-tiba disisi telinga Hu Pak Leng berkumandang suara bisikan dari
Hong Cioe jelas gembong iblis itu sudah dibikin tertarik oleh gin kangnya yang sempurna.
Sebenarnya Hu Pak Leng hendak menjawab bahwa ia tidak kenal dengan pemuda tersebut dengan
ilmu Cian Li Coan Im atau ilmu menyampaikan suaranya mendadak ia teringat bahwa tidak cocok baginya
untuk pamer kepandaian dalam keadaan seperti ini maka ia berpaling melirik sekejap kearah Hong Cioe
kemudian buru-buru naik keatas tebing dan menyahut.
Tecu belum pernah berjumpa dengan orang ini.
Sepasang alis Hong Cioe berkerut ia bungkam dalam seribu bahasa.
Dalam pada itu setelah pemuda berpakaian ringkas warna perak itu setelah menolong Hong Hu hiat
pada bahu kanannya untuk mencegah lebih banyak darah yang mengalir keluar kemudian kepada Thiat It
siansu katanya.
Ciangbujien partai anda sebentar lagi akan tiba disini bersama ayahku beliau memerintahkan
Boanpwee untuk datang duluan memberi kabar kepada Thaysu lebih baik tunggu dahulu hingga kehadiran
Ciangbujien partai anda baru bergebrak dengan mereka.
Thiat It Thaysu segera rangkap tangannya didepan dada.
Loolap jarang berkenalan dalam dunia persilatan.
Sungguh cerdik pemuda berbaju warna perak itu tidak menanti padri itu menyelesaikan kata-katanya
sambil tersenyum ia melanjutkan :
Boanpwee jarang mencampuri urusan keduniawian dan belum pernah muncul dalam dunia persilatan
tidak aneh kalau loocianpwee tidak kenali diriku namun ayahku punya hubungan persahabatan yang amat
erat dengan Ciangbujien partai anda Thian Sian loocianpwee mengungkap nama besar ayahku mungkin
loocianpwee mengerti.....
Bicara sampai disitu sengaja ia pertinggi suaranya :
Ayahku adalah Huan Tong San dari Peropinsi Loo Lam! entah loocianpwee kenal tidak dengan orang
itu??.
Thian It Thaysu melengak.
Si pedang sakti Huan Tong San yang pernah menggetarkan jago-jago kangouw di selatan sungai pada
dua puluh tahun berselang adalah ayahmu?? serunya kalau begitu anda pastilah Huan kongcu, Huan Bun
Kiat adanya???.
Huan Bun Kiat adalah engkohku boanpwee adalah bernama Huan Giok Koen!.
Aaaai..... ombak belakang sungai Thian Kang memang selalu mendorong ombak didepannya enghiong
selalu muncul disaat remaja cukup ditinjau dari ilmu gin kang yang ditunjukkan Huan kongcu barusan sudah
menunjukkan betapa lihaynya ilmu silatmu loolap benar-benar merasa amat kagum.....
Aaaah... Loocianpwee terlalu memuji.
Pembicaraan kedua orang ini meski dilakukan dengan suara tidak keras namun Hong Cioe serta Hu
Pak Leng sekalian yang ada diatas tebing dapat mendengarnya dengan sangat jelas.226 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Sungguh tak nyana Huan Tang San yang sudah lama mengundurkan diri ikut serta pula dalam
pertemuan kali ini kata Hu Pak Leng dengan suara lirih sudah lama tecu mendengar nama besar orang ini
sayang belum lama aku muncul ia telah mengundurkan diri sehingga sampai detik ini belum pernah
berjumpa dengan orangnya pribadi.
Bagus... bagus jengek Hong Cioe sambil tertawa dingin makin banyak makin baik sekali sebar jaring
menyapu habis mereka semua dari kita repot-repot turun tangan sendiri.
Si setan tua Swie Han pun melirik sekejap kearah manusia iblis Wu Toa lalu berkata pula.
Sebelum kita mengundurkan diri nama besar Huan Tang San telah menggemparkan dunia persilatan
sungguh tak disangka ketika kita munculkan diri kembali iapun ikut munculkan diri.
Hmmm... dengan Huan Tang San Siauw-te pernah berjumpa beberapa kali, sahut Wu Tuo dengan
nada dingin, hanya sayang kejadian telah lewat puluhan tahun setelah berjumpa kembali entah masing-
masing saling kenal atau tidak.
Tiba-tiba tampak Hong Cioe ulapkan tangannya seraya berseru :
Siapkan meja perjamuan!.
Dua belas orang dayang cantik yang berbaju hijau yang berbaris dibelakang tubuhnya segera putar
badan dan berlalu.
Sejak naik keatas tebing karang secara diam-diam Hu Pak Leng mengawasi situasi serta keadaan
sekitar tempat itu tetapi ia tahu Hong Cioe adalah seorang yang dipenuhi dengan kecurigaan karena takut
sikapnya terlalu menyolok sehingga menimbulkan kecurigaan dalam hatinya maka ia tidak berani
mengawasi terlalu cermat.
Menanti Hong Cioe memerintahkan kedua belas dayang cantik berbaju hijaunya untuk
mempersiapkan meja perjamuan Hu Pak Leng baru gunakan kesempatan ini untuk berpaling kebelakang.
Luas tebing tersebut mencapai satu hektar walaupun dibawah tebing penuh berserakan batu-batu cadas
yang runcing dan tajam namun diatas tebing tadi merupakan sebidang tanah datar.
Hu Pak Leng menyaksikan kedua belas dayang cantik itu lari kearah bukit seberang dan lenyap dibalik
tikungan dalam hati ia lantas berpikir.
Di pandang sepintas lalu seolah-olah tebing karang ini bersambungan dengan puncak yang menjulang
ke angkasa itu aku duga di sana pasti ada jalan yang menghubungkan tempat ini dengan tempat lain.
Meskipun hatinya curiga ia tak berani memandang terlalu lama menanti ia berpaling kembali maka
terlihatlah beberapa li dihadapannya mulai muncul serombongan manusia yang bergerak mendekat dengan
langkah amat lambat.
Jumlah rombongan tersebut amat banyak kecuali hweesio-hweesio berjubah abu-abu berkepala gundul
dan bersenjata tongkat. Sian Cang serta para toosu yang menggembol pedang terdapat pula orang-orang
preman yang memakai pakaian ringkas.
Rombongan tersebut berjalan amat lambat meski cuma beberapa li namun baru dilewati setelah makan
waktu seperempat jam lamanya.
Anak murid partai Siauw lim serta Bu-tong dibawah pimpinan Thiat It Thaysu sama-sama putar badan
menyambut kehadiran rombongan itu.
Hu Pak Leng segera memandang lebih seksama ia temukan Thian Sian Thaysu mengenakan pakaian
lhasa berwarna kuning emas wajahnya keren dan agung ia berjalan ditengah rombongan.
Di sebelah kirinya berjalan Ci Yang Tootiang dari partai Bu-tong sedang sebelah kanannya berdiri
seorang kakek tua berjubah lebar berrambut putih dan berjenggot putih pula.227 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Di belakang ketiga orang itu kecuali para padri dari partai Siauw lim serta toosu dari partai Bu-tong
terdapat pula belasan manusia pakaian ringkas.
Sinar mata Thian Sian Thaysu perlahan-lahan menyapu sekejap kearah jenasah anak muridnya yang
menggeletak dibawah tebing ditengah keagungan terpancar rasa sedih kepada Thiat It Thaysu tanyanya lirih.
Hoat Goan mati ditangan siapa?
Omintohud ia mati ditangan bocah cilik berdandan toosu itu.
Thian Sian Thaysu mendongak melirik sekejap kearah Moay Siauw Beng yang berjaga dijalan kecil
tersebut dengan pedang tersoren lalu tanyanya kembali :
Apakah Hoat Ceng juga terluka ditangannya.
Loolap tidak sanggup menguasahi keadaan sehingga membuat anak murid perguruan jatuh korban
harap ciangbun suheng suka menjatuhi hukuman sesuai dengan peraturan.
Thian Sian Thaysu tersenyum.
Dalam suatu pertarungan itk bisa dihadiri jatuh korban hal ini tak dapat salahkan sute katanya.
Dalam pada itu Hong Cioe yang ada diatas tebing pun telah berpaling kearah Hu Pak Leng sambil
berkata :
Dalam pertemuan yang diselenggarakan kali ini kau adalah tuan rumah sebagai tuan rumah maka kau
boleh kehilangan sopaa santun mari kita sambut mereka untuk naik keatas tebing.
Sehabis bicara ia meloncat bangun dan berjalan kebawah dengan langkah lebar.
Hu Pak Leng segera membuntuti dibelakangnya dan ikut dari atas tebing.
Moay Siauw Beng melirik sekejap kearah Hong Cioe serta Hu Pak Leng tiba-tiba katanya sambil
tertawa :
Suhu perlukah kita turun tangan? mereka sudah datang kemari.
Hong Cioe mengangguk.
Simpan pedang mustikamu dan ikuti dibelakangku sebelum mendapat perintah jangan turun tangan
secara gegabah.
Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Moay Siauw Beng tidak bicara ia tersenyum dan masukan kembali pedangnya kedalam sarung lalu
mengikuti dibelakang Hong Cioe berjalan kearah muka.
Sementara itu Thian Sian Thaysu pun telah melirik sekejap kekanan dan kekiri lalu berkata :
Too-heng, Huan-heng si kakek tua berwajah merah berbahaya itu bukan lain adalah Hong Cioe yang
sudah lenyapkan diri selama puluhan tahun sedangkan lelaki kekar berwajah gagah itu bukan lain adalah
Liok-lin Bengcu dewasa ini adalah Hu Pak Leng.
Di atas tebing masih ada tiga orang lagi apakah thaysu kenal dengan mereka? tanya Huan Tong San
sambil mengelus jenggotnya yang putih.
Loolap jarang berkelana dalam dunia persilatan terbatas sekali orang yang ku kenal Huan-heng
bertanya demikian mungkin kau sudah kenal dengan mereka.
Benar si kakek kurus kering bagaikan lidi berbaju hitam dan mempunyai alis putih yang panjang itu
bernama Swie Han si kakek berwajah kuning emas berbaju coklat dan berwajah mengerikan itu bernama si
manusia iblis Wu Tuo sedang si manusia aneh berwajah Im Yang itu Siauw-te tidak berani memastikan tapi
aku rasa dia pastilah si api beracun Seng Jien adanya.228 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan
Kolektor E-Book
Huan-heng sudah puluhan tahun mengasingkan diri dari dunia persilatan tak nyana dalam sekilas
pandang segera kenali nama pihak lawan hal ini sungguh membuat loolap merasa kagum.
Kembali Huang Tong San tersenyum sambungnya lebih jauh :
Keempat orang ini sudah lama lenyap dari dunia persilatan.....
Ia merandek untuk berpikir sejenak kemudian terusnya :
Yang paling lama sudah lima puluh tahun dan paling sedikit dua puluh tahunan tak pernah muncul
dalam dunia kangouw sungguh tak disangka iblis-iblis tua yang hidup dipelbagai daerah yang berbeda ini
hanya dalam beberapa hari saja telah berkumpul semua di sini untuk bikin keonaran...
Huan-heng sudah lama kau tidak campuri urusan dunia persilatan tetapi terhadap situasi Bu-lim kau
Wiro Sableng 172 Empat Mayat Aneh Satria Gendeng 13 Penghuni Kuil Neraka Pendekar Mabuk 057 Misteri Bayangan Ungu
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama