Ceritasilat Novel Online

Merpati Pedang Purba 2

Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng Bagian 2



kudanja untuk beristirahat. Kebetulan se-kali bahwa

tempat itu berada ditepi sebuah sungai ketjil. Ia telah

bertempur untuk setengah malaman dan ber-lari2

menempuh perdjalanan untuk setengah malam pula,

dengan demikian satu malam itu ia tidak tidur sama

sekali, kini ia rasakan mulutnja bukan main hausnja.

Maka segera ia mendukung Thia It Kwie jang terus-

menerus merintih itu untuk diturunkan dan

direbahkannja ditepi sungai. Lalu ia sendiri

mcmbungkukkan tubuhnja minum air sungai itu.

Setelah ia minum beberapa tjeguk air sungai, baru

sadja ia hendak meraup air untuk diberikan pada Thia

It Kwie, maka dengan se-konjong' sadja dari tjerminan

dimuka air sungai itu ia nampak dibelakangnja telah

bertambah seorang lain lagi. Bagaikan burung jang

takut akan anak panah, maka belum djuga ia

mengetahui djelas siapa sebenarnja orang itu, ia sudah

membalikkan tangannja dan menjerang orang itu.

Orang itu ber-kelit dengan melompat. Setelah A Hong

berbalik tubuh dan melihatnja dengan njata, maka ia

mengetahui bahwa orang dihadapannja itu kiranja Tju

Sam Hwa. A Hong nampak pada muka Tju Sam Hwa

itu memperlihatkan semangat membunuh, ditangannja

mentjekal suatu Djoan Pian (rujung lemas) jang

pandjangnja kira2 tudjuh kaki, dan sambil bersenjum

ewa dia menatap pada dirinja. Sikapnja Tju Sam Hwa

jang sedemikian itu membuat A Hong sangsi, tetapi

mengingat bahwa semalam ia pernah menolongnja

dari dalam istana, maka ia berkata ?Oh, kiranja kau,

adik Tju!" Dengan tidak di-sangka' samasekali, baru

sadja A Hong habis mengatakan itu, Tju Sam Hwa

sudah menjabetkan sendjata Djoan Pian-nja. DidalamKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

keadaan mendadak dan tidak keburu berdjaga' itu, A

Hong terpaksa berkelit, dan hampir sadja ia

tertjemplung ke dalam sungai. Tju Sam Hwa jang

menampak serangannja tidak berhasil. lalu

menjusulnja dengan serangan berantai tiga kali

sabetan beruntun. A Hong djadi semakin tidak

mengerti, maka buru' ia berseru ,.Adik Tju. mengapa

dengan sadja menurunkan tangan kedjam ?

Katakanlah dengan djelas lebih dulu!" Mendengar kata'

itu Tin Sam Hwa. berkata dengan tjemasnja:

?Kutjintjang kau si anak liar dari selatan ini, barulah

dapat terlampiaskan kebentjian didalam hatiku!" iapun

segera menjusulkan serangan berantainja tiga kali,

sehingga A Hong djadi repot bukan main. Thia It Kwie

telah terluka sangat parahnja, dengan memaksa-kan

diri ia berbalik dan berkata dengan napas jang sengal':

?Su-moay, apakah masih tidak hendak djuga berhenti

menjerang?" ?Setelah, sakit hati lainnja boleh tidak

dihalas, tetapi sakit hati jang disebabkan pembunuhan

ajahku, tak mungkin aku tidak membalasnja !" djawab

Tju Sam Hwa dengan mendongkol. Mendengar akan

kata' Tju Sam Hwa itu, A Hong melengak dan berkata

?Siapakah jang membunuh ajahmu ?" Tju Sam Hwa

menjabetnja sekali lagi dengan Djoan Pian-nja seraja

berkata dengan gemasnja : .,Kau memang tidak

pernah, tetapi ajahmulah pembunuh ajahku!"

Mendengar tuduhan itu, A Hong djadi tidak dapat

menangis berbarengpun tidak dapat ia tertawa, ia

segera berkata : ?Siapa ajahku sampai hari ini aku

masih belum mengetahuinja, kali ini aku merantau

didalam dunia Kang-ouw, menempuh perdjalanan

djauh dari daerah selatan hingga sampai dikota radja,

tudjuanku jang terutama ialah hendak mengetahui

akan hal ajahku. Mengapa sebelum djelas merah atauKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

putih, kau sudah menjerang orang setjara menggelap

?"

Mendengar pernjataan A Hong itu, Tju Sam Hwa

djadi melengak, achirnja is berkata ?Kalau begitu,

gambar lukisan itu mengapa bisa berada ditanganmu

?"

Mendengar pertanjaan itu lalu A Hong

mentjeriterakannja sepandjang pengalamannja jang

telah lampau itu dengan tjepatnja, setelah mana ia

bertanja ..Aku sendiri djustru hendak menanjamu,

mengapa kau dapat mengetahui rahasia didalam

gambar itu?"

Tju Sam Hwa dengan mata mengembang airmata

lantas berkata A Hong, kiranja kau bukan puterinja Tay

Lek Kim Kong ?"

,.Benar, aku tahu akan hal ini pun baru selama

setengah bulan ini. Mendjelang Tay Lek Kim Kong

menemui adjalnja, dia telah berkata bahwa dia adalah

musuhku pernbunuh ajahku. Maka djika demikian akan

halnja pembunuh ajah kita berdoa jalah Tay I,ek Kim

Kong Oey Ling!"

?Masih seorang lagi, jaitu Tok Niotju Nie Kiauw !"

kata Tju Sam Hwa menamhahkan.

Mendengar utjapan Tju Sam Hwa itu, A Hong

melengak. ..Bagaimanakah sebenarnia hal ini ?"

?Semendjak- pada hari itu aku mengerti sedikit

urusan," Tju Sam Hwa menutur. ?Ajahku sudah

meninggal dunia, hanja aku seorang diri menemani

ibuku tinggal bersama, kamipun tidak tinggal didalam

sebuah rumah, hanja herdiam didalam suatu guhaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

dipegunungan jang lebat. Apa jang kami makan hanja

daging binatang dan buah'an hutan jang tumbuh liar

di-hutan'. Penghidupan kami itu tiada bedanja dengan

penghidupan orang hutan. Ibuku dari permulaan

hingga achir tahun senantiasa rebah didalam guha

dengan tidak dapat bergerak. Kala itu aku sudah ber-

usia enam tahun, ibuku dengan se-konjong' sadja

berkata padaku :

"Sam Hwa, hingga kini kau masih belum mengetahui

apa nama She mu. Sudahlah, kuberi kau she Tju saja,

Tju artinya berdoa atau memohon kepada Tuhan.

Kuharap kau senantiasa berdoa kepada Tuhan agar

kau jangan sampai tercelakakan olehKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

musuh lagi. Aku terlebih mengharap pula, bahwa

kau dapat membalaskan sakit hati ajah bundamu jang

besar !' . itu aku masih belum begitu mengerti urusan.

Aku lalu menanja selandjutnja, siapa nama ibu dan

ajahmu ? Ibu berkata dengan menghela napas

pandjang ,Sam Hwa lebih baik kau tidakKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

mengetahuinja, setelah ibumu meninggal dunia, kau

jang sebatang kara. djika merantau didalam dunia

Kang-ouw, jang terpenting ialah bersiap terhadap dua

orang, jang satu TOK NIOTJU NIE KAUW dan jang lain

TAY LEK KIM KONG OEY LING !' " Mendengar sampai

disitu A Hong memotong, katanja ?Kalau begitu, maka

pembunuh ajahmu itu tidak salah lagi kedua orang ini."

Tju Sam Hwa berkata sambil menghela napas ?Ketika

itu akupun tidak menanja dengan djelas, hanja

mendengar penuturan ibuku dengan ter-bengong@".

Ibuku kemudian melandjutkan 'Sam Hwa. aku sudah

bertahan diri hingga empat atau lima tahun lamanja,

nampaknja sekarang sudah tidak mampu bertahan

lagi, djika kiranja nanti dikemudian hari dapat berhasil

mempeladjari ilmu silat, boleh memeriksa gambar

lukisan ini dengan teliti, untuk mengetahui akan

rahasianja. Lalu diambilnja segulung gambar lukisan

dan berkata Pula Selama hidupku, kepandaianku ialah

mcnggambar lukisan.

Dengan mendadak sadja Thia It Kwie

menggerakkan tubuh dan berseru : ,Tan Tjing Lie-hiap

!" Mendengar seruan itu, Tju Sam Hwa melengak dan

bertanja: ?Siapa Tan Tjing Lie-hiap itu ?" Sangat parah

lukanja Thia It Kwie itu, dengan memaksakan diri ia

mengutjapkan kata2 ,.Tan Tjing Lie-hiap. itu,"

napasnia sudah tidak lurus lagi, mukanja memerah dan

napasnja sengal".

Buru' A Hong berkata : .,Kak It Kwie, kau dengar

dulu sampai Sam Hwa habis menuturkan barulah kau

mengatakan sesuatu!" Thia It Kwie masih tidak mau

menyerahkan diri, ia mendesak Sam Hwa katanja :

..Sumoay, lekaslah kau katakan !" Tju Sam Hwa djadi

tidak dapat mengerti maksud mereka itu. maka ia laluKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

melandjutkan tjeriteranja : ?Sambil kata begitu ibuku

lalu mengambil segulung lukisan dari tumpukan

rumput, Itulah sebuah lukisan panorama jang biasa


Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


sadja."

Mendengar uraian itu A Hong tergerak didalam

hatinja, lalu diambilnja lukisan jang ada didalam

sakunja sambil berkata ?Apakah lukisan ini ?"

Tju Sam Hwa anggukkan kepalanja sambil berkata

.,Sedikitpun tidak salah. Ketika itu aku menjambutinja

dan melihatnja dengan sepintas lalu, kurasa sedikitpun

tiada jang menarik hati, lalu kutaruhnja sembarangan

sadja disamping. Nampak tingkah lakuku itu ibu

menghela napas sambil berkata :

'Lukisan ini kau harus simpan baik', Sam Hwa,

djangan hilang ! Diatas puntjak gunung jang terdapat

pada lukisan itu, terdapat lima atau enam orang, diatas

papan tulisan pada gardu dipuntjak gunung itu ada

kata2 ?Lok Sui Teng" (Gardu menikmati air) jang ditulis

oleh Siang Wu Beng ! Djika hendak mendapatkan

mustika berharga, harus bertanja kepadanja'.

Baru sadja habis kata'nja itu, ia sudah berteriak

berapa kali dan achirnja berkata :

'Djika Tuhan mempunjai mata. suruhlah Sam Hwa

mendapatkan guru jang pandai. untuk membalaskan

sakit hati mengenai darah sedalam lautan ini !'

Setelah mengatakan demikian, ibuku lalu menemui

adjalnja. Ketika itu aku menangis meng-gerung",

sebagai seorang anak ketjil aku tidak berdaja, lalu

dengan membawa lukisan itu aku turun gunung.

sepandjang djalan aku hidup dengan tjara minta'

sebagai pengemis untuk dua tahun lamanja. PadaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

suatu hari, seorang jang bertubuh tinggi besar melihat

aku sedang memandang lukisan sertater-kenang'

kepada ibuku sambil menangis menepas air mata, lalu

merampas lukisan itu dan mengantjam hendak memu-

kul aku. nampak romannja sangat menakutkan orang

!"

.,Masih untung ketika itu datang pula seorang lain,

maka orang jang merampas lukisanku itu dihadjarnja

sehingga melarikan diri. Penolong itu mengangkat aku

mendjadi muridnja, didalam dunia Kang-ouw. terkenal

dengan djulukan Thang Thian Wan (si kera menembus

langit) Meng Keng Hai. Aku beladjar ilmu silat dibawah

pimpinannja selama tudjuh-delapan tahun lamanja.

"Setelah aku mcndjadi dewasa, mengingat akan

kata" ibuku

menjelang wafatnja, lalu mengambil kesempatan

ketika aku turun gunung bersama Suheng. kutjari Tay

Lek Kim Kong Oey Ling bersama Tok Niotju Nie Kiaaw.

Hari itu aku tiba di sebuah kota ketjil dalam propinsi

Kanton, aku menjamar sebagai seorang laki' tengah

makan dan minum. nampak romanmu jang tidak

tenang dan lari masuk ke dalam, semula aku hanja

ingin bersenda gurau denganmu, kutjuri barangmu

sedikit, tidak disangka, bahwa barang jang kutjuri itu

adalah segulung lukisan."

?Aku bentangkan lukisan itu. Aku lantas mendjadi

terkedjut, kiranja lukisan ini adalah lukisan jang

diberikan kepadaku mendjelang wafat ibuku!

Karenanja, aku tidak suka mengembalikannja

kepadamu. Aku dengar pula berita, bahwa istana

keradjaan terbit suatu kedjadian mengenai siluman

rase, ada seorang wanita jang berambut pandjang.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Kudengar dikalangan Kang-ouw orang mengatakan.

bahwa Tok Niotju Nie Kiauw keluar pula ke dunia Kaag-

ouw untuk kedua kalinja. Siang Ban mengatakan pula,

bahwa ajahnja bernama Siang Djiu Beng, aku kuatir

diapun ada huhungannia dengan lukisan itu, maka aku

lalu bersama2 dia datang kekota radja ini. Tidak

kusangka, bahwa bukan sadja Siang Ban ketjil njalinja,

diapun seorang jang tiada gunanja sama sekali.

.,Dengan susah-pajah kuseretnja masuk kedalam

istana, dia sudah gemetar ketakutannja bukan main.

Dan apa jang telah terdjadi selandjutnja kaupun

mengetahuinja, tak usah aku mentjeriterakan."

?Sebenarnja apakah jang terlukis didalam lukisan itu

?" tanja A Hong dan Thia It Kwie.

?Aku masih ingat ibu mengatakan hahwa djika aku

hendak mendapatkan mustika berharga, harus

menanjakannja kepada Siang Djiu Beng. Maka kuingin

mentjari Siang Ban, tidak kusangka sekali Siang Ban

tidak suka memberi keterangan dan sengadja

menjimpangkan persoalan pura2 tidak tahu. Aku

sangat djengkel dan tidak ingin memberitahukannja

mengenai rahasia didalam lukisan itu, sedangkan

tentang lukisan itu sendiri akupun belum pernah

memeriksanja dengan tetiti."

?Sekarang untuk melihatnja lagi pun belum

terlambat." kata A Hong, jang segera dibebernia

lukisan itu ditanah. Kala itu matahari baru terbit, tjuatja

terang sekali, kedua orang itu semua terperandjat

setelah menelitinja lukisan itu dengan seksama sekian

lamanja.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Kiranja puntjak gunung sebesar kepalan tangan

didalam lukisan

Itu jika dipandang dengan sepintas lalu, biasa saja

keadaanja, tetapi sekali ditelitinya dengan seksama,

maka semua rumput, pohon dan orang semua nampak

dengan djelas sebagai keadaan yang sebenarnja. Djika

orang melihatnja agak lama, rasa nja seperti diri

sendiri berada didalam alam lukisan itu, benar' sebuah

lukisan tjat air jang sangat indah.

Didalam lukisan itu sama sekali ada delapan orang,

diantaranja dua orang wanita. Tju Hwa demi

melihatnja, maka air matanja mengalir dan berseru

dengan sedihnja. "Ibu!"

A Hong pun sudah melihatnja dengan njata,

diantara kedua orang wanita itu jang satu mirip sekali

dengan Tok Niotju Nie Kiauw, jang lain romannja

tampan serta alim, pada tangannja mentjekal pinsil

untuk menggambar jang besar tengah menotok kearah

Tok Niotju Nie Kiauw, dan Tok Niotju Nie Kiauw itu

djatuh kebelakang. Dilain sebelah daripada lukisan itu

terdapat seorang jang gagah dan tjakap. Dengan

tangan tak bersenjata tengah dikepung dan dikerojok

oleh lima orang, pada bagian tubuhnja

sudah mendapat luka2. Diantara ke lima orang

pengerojok itu A Hong dapat mengenali salah satunja

adalah Tay Lek Kim Kong Oey Ling.

Setelah meneleliti sekian lamanja, A Hong berkata "

Sam Hwa, lukisan ini mestinja dilukis oleh ibumu,Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

setelah dia terluka dan dapat menghindarkan bahaja,

dan dilukiskannja berdasarkan ingatannja."

?Mungkin demikian keadaannja." kata Tju Sam Hwa,

?ketika itu aku tentunja sudah terlahir tetapi

dimanakah aku berada ketika itu ?"

A Hong Ialu meneliti sekali lagi dengan seksama,

maka setelah itu dengan se-konjong ia berseru dengan

kagetnja: "Sam Hwa. lihatlah dua orang kanak'

dirumpun semak' Seorang anak jang ketjil ini adalah

kau sendiri, dan jang besar ini,

..Entji A Hong," mcnjambungkan Tju Sam Hwa.

Kiranja didalam rumpun semak' itu benar2 terdapat

dua orang anak, seorang anak jang usianja kira' tiga

atau empat tahun, tengah melihati orang" jang sedang

bertempur itu dengan mata membelalak, dan seorang

anak lainnja jang masih ketjil hanja baru dapat

merangkak, tengah merajap ketepi tebing gunung,

nampaknja sudah hampir terdjatuh dari alas tebing itu

kebawah.

Jang besar itu mata serta keningnja sangat mirip

denganKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

A Hong, jang ketjil sedikitpun tak nampak bedanja

dengan Tju Sam Hwa.

Kedua orang itu menengadah dengan serentak, dan

pandang memandang satu sama lain sekian lamanja.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Maka berkatalah A Hong :"Sam Hwa, apakah

sebenarnja kesemuanja ini ? Mengapa akupun berada

didalam lukisan ini ?"

?Ja, mengapa kaupun bisa berada didalam lukisan

ini ? Mengapa ?" mengulanginja Tju Sam Hwa.

A Hong mentjurahkan segenap pikirannja untuk

mengingatkan kata2 jang pernah diutjapkan oleh Tay

Lek Kim Kong mendjelang adjalnja dan achirnja is


Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


mendadak berseru : ?Sam Hwa!"

?Tjitji !" Sam Hwa menjambutkan.

Karena itu mereka lalu saling memeluk merangkul,

entah perasaan mereka itu sedih atau gembira. Kiranja

mereka telah sama dapat berpikir, bahwa keduanja

sebenarnja adalah kakak-beradik, seajah seibu.

Sebagai kesudahannja dari pertempuran diatas

gunung itu, Tay Lek Kim Kong membawa A Hong

kedaerah selatan hidup menjepi disalah satu dusun

didaerah propinsi Kanton, sehingga A Hong mendjadi

dewasa dan sebaliknja Tju Sam Hwa mengikuti ibunja

jang telah terluka berdiam didalam guha untuk

beberapa tahun lamanja barulah diterima oleh Thong

Thian Wan Theng Keng Hai sebagai muridnja.

Pada masa itu sekali pun mereka tidak dapat

mengetahui keadaan jang sebenarnja, tetapi dari apa

jang terlukis didalam lukisan itu mereka agak dapat

meraba akan keadaan diri mereka.

Saudara sekandung terpisah sekian tahun lamanja

sehingga ketika saling bersua satu sama lain tidak

dapat rnengenalinja, malah tadi Tju Sam Hwa masih

mengira, bahwa A Hong anak perempuan pembunuhKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

ajahnja dan menjerangnja dengan sendjatanja, tetapi

tidak membuat mereka merasa sedih ?

Demikian kakak-beradik itu mengguguk menangis

dengan sedih untuk sekian lamanja, lalu saling

memandang djuga, maka achirnja Tju Sam Hwa

memanggil : ?Tjitji !" dan A Hong memanggilnja ?Adik

!" setelah mana mereka saling peluk memeluk pula

dengan eratnja. Barulah setelah itu A Hong mendadak

teringat akan tjeritera Thia It Kwie mengenai hal ichwal

Tok Niotju Nie Kiauw bersama Tay Lek Kim Kong Oey

Ling jang katanja telah mengadjak beberapa orang

berilmu didalam kalangan djalan hitam untuk

memusuhi Hok Tay-hiap suami-isteri. Dan isteri Hok

Tay-hiap itu mendapat djulukan Tan Tjing Lie-hiap.

Tetapi untuk seketika itu tak dapat isaingat siapa Tan

Tjing Lie-hiap itu, hanja berseru memanggil ..It Kwie !

It Kwie " , tidak ter-sangka2 olehnja, bahwa berulang

dua kali ia memanggil tidak djuga mendapat

djawaban. Kiranja kedua orang itu karena perasaan

mereka sendiri jang mendatangkan rasa terharu, suka

dan duka tertjampur aduk itu, -sudah sekian lamanja

tidak memperhatikan kepada Thin It Kwie. A Hong

sangat menjinta dan memperhatikan keselamatan Thia

It Kwie, maka dengan segera setelah tidak mendapat

djawaban atas panggilannja itu, ia berpaling dan

nampak Thin It Kwie telah djatuh pingsan, wadjah

mukanja putjat scperti kertas, ia segera memeriksa

urat nadinja maka diketahui bahwa ketokan urat nadi

nja sangat lemah. ?Sam Hwa. lekas kau kemari !" A

Hong berseru memanggil. Tju Sam Hwa segera

memeriksanja, iapun berkata dengan kagetnja : ,Luka

didalam tubuhnja sangat parah, kita berdua tak dapatKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

mengobatinja!" A Hong sangat gelisah, ia

menengadah, matanja mengembeng air dan berkata :

?Sam Hwa, apa jang kita harus perbuat Tju Sam Hwa

berpikir sebentar Lantas berkata ?Ketjuali men-tjari

Siang Ban, tidak ada lain daja lagi, dia pernah

mengatakan kepadaku, bahwa dia mernpunjai pit

Tjeng Liong Wan, obat dari resep obat Tjeng Liong Pay

jang istimewa, segala luka dalam, dengan makan

sebutir sadja, tidak hanja lukanja dapat disembuhkan

bahkan dapat pula menambah tenaganja!" Mendengar

kata2 it, A Hong segera berkata .,Adik jang baik,

kuminta kau suka menolongku mentjari dia sekali ini."

Demi mendengar permintaan kakaknja itu, dengan

mendadak wadjah mukanja Tju Sam Hwa berubah

mendjadi merah darah, ia rnemutar tubuhnja seraja

berkata ,Aku tidak mau pergi !" A Hong terheran lalu

bertanja : .?Mengapa ?"

Didjawabnja ?Kami baru sadja bertengkar !"

djawabnja Tju Sam Hwa, karena itu Tju Sam Hwa

memperlihatkan wadjahnja seorang jang kemalu2an. A

Hong dapat menerka beberapa bagian mengenai

duduknja perkara jang sebenarnja. A Hong

menafsirkan bahwa tentunja kedua orang itu sudah

lama suka sama suka, tetapi Tju Sam Hwa sangat

nakal, ia berbuat tidak selajaknja terhadap Siang Ban,

dlan Siang Ban sebagai anak muda jang berdarah

muda pula, maka kedua orang itu lalu bertengkar. Oleh

karena memikir demikian maka A Hong lalu berkata :

?Adik jang baik, menolong orang penting artinja."

Mendengar perkataan itu, Tju Sam Hwa monjongkan

bibirnja seraja berkata : "Kau suka kepada Suhengku,

sebaliknya aku jemu kepadanja. Kuberitahu

kepadamu, sebenarnya dia mencintai aku tetapi aku

tidak menghiraukannja. Tjitji, tak usahlah kau urus soalKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

tetek bengek urusan orang lain ini ! Aku tidak mau

pergi !"

A Hong sungguh merasa kewalahan terhadap

adiknja ini, maka achirnja ia berkata : ?Kau tidak mau

pergi, akulah jang akan pergi, kau djagai dia, pasti kau

takkan menolaknja, bukan ?" Dengan tidak menunggu

djawaban lagi, ia segera membalikan tubuh dan lompat

keatas punggung kuda jang segera dibedalkannja

kearah djalan jang telah dilaluinja semalam.

Tju Sam Hwa bertjemberut, ia membungkuk,

dengan djari tangannja ia menuding dahi Thia It Kwie

sambil mentjomel ?Semua gara'mu, kami kakak

beradik baru sadja bertemu kembali sudah kau

tjeraikan lagi !"

Ia sama sekali tidak mengira, bahwa tudingan

djarinja itu telah menotok tepat djalan darah ?In Tong

Hiat". Hawa sedjatinja sekali terpukul. Thia It Kwie

lantas tersadar dari pingsannja.

Thia It Kwie telah lama berada didalam keadaan

tidak sadar, ia tidak mengetahui. bahwa A Hong

bersama Tju Sam Hwa telah dapat saling mengatahui,

bahwa berdasarkan keadaan didalam lukisan itu

mereka sebenarnja adalah kakak-beradik seajah seibu.

Ia memandang kesekelilingnja, hanja nampak Tju Sam

Hwa seorang didampingnja, ia menjedot hawa dua kali

dan dengan memaksakan diri ia mengangkat lengan

tangannja memegang tangan Tju Sam Hwa.

Sebaliknja Tju Sam Hwa mengibaskan tangannja

dengan kuatnja dan melepaskan tangannja dari

tjekalan Thia It Kwie.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Thia It Kwie menghela napas pandjang dan berkata

dengan lemahnja : ?Sam Hwa, kurasa aku tak dapat

hidup pula, tenaga dalam Tok Niotju Nie Kiauw itu

sangat hebat.

Mendengar bahwa Thia It Kwie terluka oleh karena

bertempur dengan Tok Niotju Nie Kiauw, maka Tju

Sam Hwa bangkit akan rasa senasib dan setia

kawannja, maka ia berkata .,Mengapa kau bertempur

dengan dia ?"

Thia It Kwie tidak sempat mentjeriterakannja

dengan djelas, ia memanggil pula "Sam Hwa !"

,.Ada apa ? Katakanlah !" berkata Tju Sam Hwa.

.,Luka didalam tubuhku sangat berat, kurasa aku tak

dapat bertahan meski untuk beberapa hari sadja

sekalipun, maka bila aku mati, kuhendak berkata

kepadamu sepatah dua kata Sam Hwa, aku menjintai

kau sudah semendjak lama sekali, apakah kau

mengetahuinja ?" Tju Sam Hwa anggukkan kepalanja.

Karena riang hatinja Thia It Kwie mendadak mendjadi

merah wadjah mukanja. Tetapi dengan tidak di-

sangka' karena gontjangan hatinja itu ia terdjatuh pula

didalam keadaan pingsan. Tju Sam Hwa memalingkan

kepalanja tidak hendak melihatnja, tetapi mengingat,

bahwa orang sedang dalam keadaan pingsan, maka

sekalipun tiada rasa tjinta dalam hubungan pria dan

wanita, tetapi toh masih mempunjai rasa persaudaraan

dalam satu perguruan. Maka ia menolaknja berulang

kali, ingin dengan perbuatannja itu menjadarkan Thia

It Kwie. Tetapi karena parah lukanja, Thia It Kwie tetap

tinggal dalam keadaan tidak sadar.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Tju Sam Hwa djadi tidak berdaja, dengan terpaksa

ia duduk di-tepi sungai dengan mendongkol. Dalam hal

tjinta memang sama sekali tidak dapat dipaksakan.


Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Didalam mata Tju Sam Hwa, kemabukan tjintanja Thia

It Kwie ini dirasakannja sangat mendjemukan.

Karenanja, sekalipun Thia It Kwie mengutarakan rasa

hatinja didalam keadaan luka parah itu, rasa djemunja

malah makin men-djadi'. Tju Sam Hwa duduk

menghadapi sungai ketjil. Lumut hidjau jang meng-

utas' mengandung air, bergojang melambai, dengan

air sungai jang djernih bening hingga dapat terlihat

dasar sungainja, kesemuanja ini membuatnja ia

tertarik dan mengawasinja dengan bengong, ia ter-

menung' dan pikirannja melajang kepada diri Siang

Ban.

Selama satu bulan terachir ini ia senantiasa ber-

sama' dengan Siang Ban, sekalipun ia dapat tahu,

bahwa Siang Ban mempunjai banjak sekali sifat

kelemahan, tetapi telah dapat mengisi dan menduduki

tempat dalam hatinja. Ia melamun ?Dimanakah se-

karang Siang Ban berada, apakah pada saat ini diapun

seperti aku tengah memikirkannja ?" demikian ia

melamun. Setelah semalam ia berpentjaran dengan

Siang Ban didalam istana, sehingga kini mereka belum

pernah berdjumpa lagi. Maka dimana Siang Ban kini

berada, Tju Sam Hwa pun tidak menge-tahuinja. Ia

berkeinginan sangat untuk mentjarinja, tetapi ia harus

menunggu dan mendjagai Thia It Kwie jang tengah

pingsan. Ia melirik pada Thia It Kwie, dan didalam

hatinja bertambah rasa gemasnja. Tengah ia

termenung" itu, dengan se-konjong" ia teringat bahwa

Siang Ban mempunjai Tjeng Liong Wan, A Hong tadi

menjuruhnya mencari Siang Ban dan setelah ia tidak

mau meluluskan permintaannja, A Hong lantasKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

menunggang kuda untuk mentjarinja, apakah ini tidak

menandakan bahwa A Hong mengetahui dimana Siang

Ban berada.

Tadi malam didalam istana ia telah tertotok jalan

darahnja oleh seseorang, untung ia tertolong oleh A

Hong dan dibawa kembali kerumah penginapan.

Setelah A Hong diadjak Tok Niotju Nie Kiauw pergi

beberapa djam kemudian ia baru sadarkan diri, dan

pergi dari rumah penginapan itu dengan tak tentu

arahnja, dan setjara kebetulan sadja ia dapat

ketemukan A Hong dan Thia It Kwie ditepi sungai maka

mengenai kedjadian diruang kelenteng bobrok itu,

dimana kedua golongan partai Tjeng Liong Pay saling

bertengkar. Tok Niotju Nie Kiauw turun tangan

membuat semua orang Tieng Liong Pay djatuh

dibawah pengaruhnja dan Lain" kedjadian itu Tju Sam

Hwa sedikitpun tidak mengetahuinja. ia Tju Sam Hwa

hanja merasa, tingkah laku A Hong itu sangat

mentjurigakan. Terhadap Thia It Kwie, ia tidak

memperhatikannja tetapi terhadap Siang Ban, Ia tidak

dapat tidak memikirkannja dengan mendjadi gelisah

hatinja.

Ia kuatir pula Siang Ban mmengalami bentjana, ia

kuatir pula Siang Ban berubah hatinja dan mentjintai A

Hong. Ia berpikir dan berpikir lagi berulang" hatinja

tidak tenteram. Ia berdiri dengan mendadak.

diseretnja Thia It Kwie dan diletakkan diatas rumput

ditepi sungai, ia memutar tubuh dan mematahkan

sebuah tjabang pohon jang banjak daunnja untuk

menutupi tubuh Thia It Kwie lalu dilibatkannia

sendjatanja Djoan Pian (rujung lemas dipinggangnja

dan sesudah itu ,ia menggunakan ilmu ginkang (ilmuKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

mengentengkan tubuhnja lari menjusul kearah dimana

A Hong tadi membedalkan kudanja. 'Tidak antara lama

kemudian Thia It Kwie sudah ditinggaikannja djauh'.

Maka dikisahkanlah bahwa setelah A Hong

membedalkan kudanja, didalam hatinja selalu

memikirkan keadaan lukanja Thia lit Kwie. Sebentar' ia

memetjut kudanja agar kuda itu lebih tjepat larinja.

Kuda berlari' setjepat angina, setelah dua djam

lamanja maka dari djauh sudah dapat nampak

bajangan rumah kelenteng bobrok itu, A Hong

mengerti djika ia hendak bertemu dengan Siang Ban

sedikitnja ia harus bertemu pula dengan Tok Niotju

Nie Kiauw, hal mana sesungguhnja sangat berbahaja

baginja, tetapi bila ingat djiwa pemuda buah hatinja

jang perlu ditolong itu, tidak menghiraukan bahaja

jang mungkin dihadapinja.

Setelah Nampak rumah kelenteng yang bobrok itu,

ia bersangsih sebentar, lalu di pecutnya pula kudanya

supaya lari lebih cepat dan sebentar saja, ia sudah tiba

di depan rumah berhala itu, Ia segera turun dari

tunggangannya, Kedua buah golok Liu Tjap To nya

semalam sudah hilang semua.

Ia meraba dibagian pinggangnya ternyata golok

terbangnja masih ada tudjuh buah. Maka ia

mematahkan sebuah cabang pohon, dibuangnya pula

Semua daunnja, Ia timbang2 beratnja, kiranja dapat

digunakan sebagai sendjata, lain djalan melewati

halaman jang penuh rumput liar, masuk keruang

besar, terus menudju keruang belakang.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Tiba diruang belakang. ia nampak pintu besi sudah

terdjeblak terbuka lebar2. Sekalipun waktu itu sudah

siang, dalam ruang itu tetap gelap menjeramkan. Sinar

lampu masih tetap menjoroti tempat itu, dengan

membesarkan hatinja A Hong djalan masuk untuk

segera mendjadi terkedjut. Ternjata ruang jang penuh

dengan ratusan orang itu. kini sudah sunji-senjap

seorangpun tidak nampak. Diatas lantai masih

menggeletak seorang majat jang tidak lain daripada si

kurus yang dibinasakan oleh Tok Nioiju Nie Kiauw

semalam. "Kemana, mereka ?"

A Hong mendjadi bingung, Dikolong langit jang

sedemikian luasnja ini, kemana mentjari Siang Ban?

Ia teringat pula pada keadaanIt Kwie jang djika

tidak memperoleh obat Tjeng Hong Pay

akan sukar tertolong djiwanja, pilulah rasa hatinja,

dan dengan tidak dirasanja air mengalir dari sepasang

matanja. Tengah ia menangis seorang diri itu, ia

dapat dengar suara jang terbit dari suatu sudut ruang

kelenteng itu. la terkedhut dan mengangkat kepalanja

untuk mengetahui darimana datangnja suara itu. maka

tertampak olehnja ada segunduk benda ber-gerak'

disudut ruang itu.

Maka setelah diperhatikannja, tampak djelas

olehnja, bahwa benda jang ber-gerak' itu kiranja

seorang manusia. Nampak akan hal itu maka timbullah

suatu harapan dalam otak A Hong, segera dihampirinja

dan dilihatnja, ternjata orang itu tidak lain daripada si

gemuk, pemimpin Tjeng Liong Pay golongan utara itu,

kedua matanja sudah hilang sinar semangatnia,

nampaknja sudah hampir mati !Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Nampak kedatangan A Hong itu. dia berkata dengan

napas sengal2 : ,.No..na, aku .. ber.

Pesan .. suatu hal .. kepada

......mu."

Buru' A Hong bertanja "lopek (paman), kemana

perginja Siang Ban ? Apakah kau mengetahuinja ?"

Si gemuk itu se-akan" tidak dapat rnendengar

pertanjaannja orang, ia melandjutkan kata'nja ..Aku

berpesan 'kepada mu suatu hal. Pada mendjelang

wafatnja pemimpin partai Tjeng Liong Pay

pernah dia memberikan sebuah lukisan kepadaku

tetapi aku tidak tahu apa gunanja lukisan itu maka

kuherikan kepada seorang teman, dan teman itupun

lain mempersembahkannja kedalam

istana, kini, aku sudah dapat mengetahui,

bahwa bukan sadja lukisan itu menundjukkan tempat

penjimpan mustika aneh lagipula sangat erat

hubungannja dengan nasib partai Tjeng Piong Pay

kini lukisan itu telah diberikan pula oleh seorang putera

kaisar kepada orang

lain menurut sepandjang berita lukisan itu terdjatuh

ditangan seorang djahat didaerah suku Biauw

dipropnsi Kwietju jaitu ditangan Tok Pek Yauw Hun

San Kam (Sam Kam si Roh siluman berlengan tunggal)

nona kau harus mengambilnja lukisan itu".

Sampai disini napas si gemuk itu empas-empis ter-

putus", A Hong jang ingin mengetahui adanja Siang

Ban sekarang, dengan memaksakan diri bertahan


Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


sabar mendengarkan tjeritera si gemuk sampai disitu.

67Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Ia segera bertanja pula ?Lopek, dimana Siang Ban ?

Dimana sekarang dia berada'

Si gemuk itu dengan susah-pajah membuka pula

matanja, dengan menghela napas ia berkata : .,Ah,

djika siang" kutahu, maka untuk apa golongan selatan

bertengkar dengan golongan utara. Partai Tjeng Liong

Pay mengapa mesti terpetjah-belah mendjadi dua

golongan selatan dan golongan utara? Kini sia' sadja

hanya menguntungkan orang djahat !"

Suara jang diutjapkan itu makin lama makin

memilukan hati jang mendengarnja dan ketika ia

mengalakan sampai kepada kata' ?orang djahat" itu

maka kepalanja terkulai dan selandjutnja tidak

berdenjut dan telah menemui adjalnja.

A Hong tidak dapat mentjari dimana Siang Ban

berada, ia akan tak dapat menolong djiwa Thia It Kwie,

maka hal rahasia partai Tjeng Liong Pay jang ia dapat

dengar dari si gemuk itu, sama sekali tidak menarik

hatinja.

Setelah ter-bengong untuk sekian lamanja, A Hong

meninggalkan tempat itu dengan hati sedih serta gelap

pikirannja. Tetapi baru sadja ia keluar dari pintu

kelenteng, hatinja belum djuga merasa puas, maka

kembali ia masuk pula kedalam, ia mentjari-nja dengan

teliti diruang samping depan dan belakang dengan

pengharapan dapat menemukan seseorang jang dapat

memberi-tahukan dimana adanja Siang Ban. Ia

memasuki ruang samping, halaman belakang,

disamping kiri halaman belakang itu terdapat istal

kuda, dan disamping kanan ia dapatkan sebuah kamarKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

penjimpan kaju bakar. - A Hong masuk kedalam kamar

itu, nampak disitu tertumpuk penuh dengan ranting

kaju kering, baru sadja ia hendak keluar atau ia

teringat pada kata? Siang Ban semalam, bahwa Thia It

Kwie tertahan didalam kamar kaju bakar. Maka ia pikir,

kamar kaju bakar jang dikatakan Siang Ban itu

mestinja ditudjukan ke-pada kamar kaju bakar ini,

karena mengingat akan hat ini, maka hatinja merasa

pilu dan sedih. Disitu ia berhenti sebentar, atau se-

konjong- ia dengar suara orang ber-kata'. A Hong

meragukan pendengarannja sendiri, ia mengira,

bahwa telinganja salah mendengar, tetapi rasanja

suara kata- itu sangat djelas, ia dapat menangkap kata'

jang diutjapkan dengan suaranja seorang jang gelisah

dan ketakutan, katanja ?Aku benar' tidak

mengetahuinja. ketika ajahku hampir meninggal dunia,

aku bersama ibuku djauh berdiam didaerah propinsi

Kwangtung. Dia meninggal dunia didaerah utara,

bagaimana aku dapat mengetahuinja?"

A Hong dapat menangkap pula suaranja orang jang

menjeramkan : ,.Djika kau tidak mau mengatakannja.

kutotok djalan darahmu Tjit In Hiat, sehingga kau akan

herada didalam keadaan mati tidak hiduppun tidak.

Urat darahmu Ki Keng Pat Mek kesemuanja melemah,

sekalipun sehelai kertas mengebut pada tubuhmu, kau

akan merasa sakit seperti di-iris' dengan pisau, dan

sesudah mengalami pahit-getir untuk beberapa tahun

lamanja barulah kau akan mati !"

?Tjian-pwee, aku dengan kau tiada gandjalan dan

tiada per-musuhan apapun djuga, hendaknja djangan

menurunkan tangan sekedjam ini !" terdengar

djawahnja orang jang duluan. Kini A Hong dapat

mengenali suara itu dengan djelas, tak akan salah lagiKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

orang jang mengeluarkan kata" me-mohon' itu adalah

Siang Ban, dan jang lain adalah Tok Niotju Nie Kiauw,

tetapi didalam tumpukan kaju kering itu mengapa

dapat ter-sembunjikan manusia? Maka dengan djalan

indap' ia memutari tempat sekitar kamar kaju bakar itu,

tetapi suara pembitjaraanKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

didalam kamar kaju bakar ini tempat berlangsung.

A Hong djadi sangat herannja. ketika itu ia dapat

mendengar pula kata ?Orang she Siang, mustika aneh

itu telah diketahui dan diketemukan oleh Kian Kun Pat

Kiam Hok Eng Pek suami-isteri, dengan ilmuKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

kepandaian mereka jang sedemikian tingginja masih

djuga mereka tidak luput terbinasa dibawah tanganku,

apakah kau masih ingin membohongi aku, bukankah

ini berarti bahwa kau sudah bosun hidup ?"

Mendengar disebutkannja nama Kian Kun Pat Kiam

Hok Eng Pek suami-isteri, maka A Hong teringat

kepada scmua hal jang terlukis didalam lukisan

panorama itu, karenanja hatinja merasa sangat sedih.

dan karena kurang hati'nja, maka kakinja meng-indjak

sebuah ranting kering jang menerbitkan suara. Karena

terdengarnja suara itu maka pertjakapan didalam

tumpukan kaju bakar kering itu lalu berhenti dengan

tiba'. Setelah mana terdengarlah seruan aneh dari Tok

Niotju Nie Kiauw, : .,Siapa diluar ?" Lalu disusul

dengan menggesernja tumpukan kaju bakar se tinggi

itu, dan terdengar suara ranting' kaju bakar terpidjak

tak henti'nja,. menjusul itu orang lalu nampak sebuah

kendaraan beroda tunggal jang ditumpangi oleh

seorang wanita berambut pandjang keluar dari dalam

tumpukan kaju bakar itu. Nampak djedjaknja telah

cdiketahui orang. A Hong merasa tidak herguna ia

sembunji" lagi, maka dengan membesarkan hati-nja ia

mendamprat. Tok Niotju Nie Kiauw menggojangkan

kepalanja, sehingga rambut pandjang itu membelah

kekedua sisi kanan dan kiri, ketika menampak A Hong,

mendadak ia melengak, lalu berkata ?A Hong kemana

perginja anakku " A Hong tengah bersiaga dengan

segenap perhatiannja untuk ber-djaga' bilamana dia

menjerang dengan se-konjong- tetapi ketika

berhadapan dia telah menanjakan anaknja, maka pikir

A Hong bahwa wanita ini mestinja sudah mendjadi gila.

Tetapi ia nampak pula bahwa wanita itu tidakKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

menundjukkan sikap menjerang, hati-nja merasa lega,

dengan atjuh tak atjuh ia mendjawab ?Entah-lah. aku

tidak tahu!" Pada pokoknja memang A Hong tidak tahu

apa jang dikata-kan oleh Tok Niotju Nie Kiauw itu, ia

hanja ingin memperpandjang waktu sadja, dan dengan

demkiian ia dapat mentjari kesempatan dan berdaja

bagaimana sebaiknja. Maka setelah mana

Sambil berkata A Hong maju beberapa langkah, ia

melihat ke tempat dimana Tok Niotju Nie Kiaw tadi

keluar.

Kiranya tumpukan kayu bakar setinggi itu hanya

merupakah suatu barang penutup sadja untuk

mengelabuhi mata orang.

Kayu2 itu sebenarnja ditempelkan pada bagian Iatar

dinding kamar, demikianpun pada kamarnja pula dihias

sedemikian sehingga ketika ditutup orang hanja

mendapatkan tumpukan kaju bakar sadja. jika bukan

orang jang mengetahui akan seluk-heluknja, maka

apapun tak akan dapat menjangkanja hahwa didalam

tumpukan kayu bakar sebenarnja adalah sebuah

kamar.

A Hong nampak Siang Ban tengah duduk disebuah

kursi degan wadjah putjat karena ketakutan, dia tidak

terkekang, tetapi telah mendjadi lemas tidak berdaja

karena sangat takutnja.

Menampak akan keadaan itu, A Hong segera

memberikan isjarat. Walaupun Siang Ban mengerti

akan isjarat itu. tetapi karena ketjil njalinja, sedikitpun

ia tidak berani berkutik. Tambah pula semalam suntuk

ia dikompes oleh Tok Niotju Nie Kiauw ditanjainjaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

apakah ajahnja sebelum meninggal dunia, tidak me-

jerahkan kepadanja segulung lukisan jang

menundjukkan tempat penjimpan mustika aneh.

Ditanja juga apakah benar gambar itu menurut berita

telah dimasukkan Orang kedalam istana?

Siang Ban hanja mengetahui bahwa ajahnia

bernama Siang Beng tetapi ia tidak mengetahui bahwa

ajahnja itu mendjadi pemimpin partai Tieng Liong Pay,

baru semalam ia mengetahui akan hal itu. Sudah tentu

ia tak mengetahui hal mengenai rahasia mustika dan

sebagainja itu. Dengan terus-menerus ia digertak dan

ditakut-takuti oleh Tok Niotju Nie Kiauw, ia menjadi

lemas karena takutnja.


Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


A Hong nampak Siang Ban sedemikian takutnja

sehingga tidak berani memikirkan akan berdaja

meloloskan diri, maka ia mengedrukkan kakinja terns-

menerus.

Ketika itu Tok Niotju Nie Kiauw telah melesat dan

merintangi dihadapannja A Hong dan berkata ..A

Hong, orang ini kutahan karena kuhendak menanjakan

sesuatu daripadanja, djanganlah kau menginginkan

mengadjak dia pergi!"

A Hong tergerak didalam hatinja, lalu berkata : "Tok

Niotju. bukankah kau hendak mengompesnja supaja

dari dirinja kau dapat memperoleh rahasia tentanya hal

mustika aneh jang diperoleh Kian Kun Pat Kiam Hok

Eng Pek Tap-hiap suami-isteri? Dan kau hendak

menanjakan dimana adanja lukisan jang menun-

djukkan tempat penjimpan mustika itu, jang telah

diserahkan oleh Tay-hiap suami-isteri kepada Siang

Djiu Beng itu, aku ini, aku tahu semuanja, kau tanja

sadja kepadaku!" Karena ingin lekas. menolong djiwaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Thia It Kwie, maka dengan tidak sajang' lagi A Hong

hendak mentjeriterakan rahasia jang didengarnja dari

si gemuk tadi kepada Tok Niotju, untuk menukarnja

dengan keselamatannja Siang Ban.

Mendengar kata A Hong itu, Tok Niotju setengah

pertjaja dan setengah tidak,. Ia berkata .,Tjoba kau

katakan !" ?Menurut kata orang, lukisan itu sudah

terdjatuh ditangan pendjahat didaerah suku Biauw,

jaitu Tok Pek Im Hun San Kam!" kata A Hong. Demi

mendengar penuturan A Hong itu, Tok Niotju Nie

Kiauw tertawa gelak., lalu berkata .,A Hong, kau

hendak menipuku pergi djauh kedaerah suku Biauw ?"

?Dengan sebenarnja aku dengar berita itu dari

pemimpin partai Tjeng Liong Pay golongan utara.'

djawab A Hong. .,Ah ! Kiranja si gemuk itu belum mati

? Aku tertipu olehnja I" Demikian terdengar gerutu

sesalnja Tok Niotju. ?Nah, pertjajakah kau sudah akan

kata'ku sekarang ?" kata A Hong. Tok Nioiju Nie Kiauw

berulang? tertawa. ,.Orang jang didjulukkan ?Tok Pek

Im Hun Sam Kam" itu adalah sahabat lamaku,

sekalipun daerah suku Biauw itu sangat djauh, djika

kau berani mendusta, dikolong langit seluas ini, masih

tidak ada tempat untuk kau dapat bersernbunji !" kata

Tok Nio-tju Nie Kiauw mengantjam. Iapun lantas

memutar roda kendaraannja dan mendesir pergi keluar

dan jang tertinggal hanja dengungan desiran roda jang

menggema di udara sadja. Nampak Tok Niotju Nie

Kiauw telah dapat pergi oleh A Hong dengan dua tiga

patah sadja, maka sambil menjeka air peluhnja

dikepala karena ketakutannja itu,. Siang Ban berdiri

dan menghormat kepada A Hong sambil berkata ?Aku

berterima kasih alas budimu jang sudah suka

menolong djiwaku. Ah, selama setengah malaman tadi

sungguh si wanita siluman itu telah membuatku matiKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

ketakutan !" A Hong tidak sempat menertawai akan

kelutjuan sikap jang ketakutan bukan pada tempatnja

itu, ia segera bertanja ?Apakah kau membawa Tjeng

Liong Wan " ?Ja, benar, apakah nona hendak makan

pit itu ?"

"Bukan aku tetapi kakak It Kwie jang semalam

terluka parah itu, harap kau suka memberikannja

sebutir."

Mendengar penuturan A Hong its, Siang Ban

sekonjong? berubah air mukanja dan berkata ?Siapa

sadja jang memerlukan pil itu, asalkan nona jang

minta, aku akan segera memberikannja, tetapi apabila

diberikan kepada Thia It Kwie, aku tidak akan

memberikannja!"

Hampir sadja A Hong meragukan akan pendengaran

telinganja sendiri, ia bertanja : ?Apa alasannja ?"

Siang Ban tertawa getir dan berkata ?Ketika tadi

bertemu dengan Tok Niotju apakah jang dia tanjakan,

apa kau masih ingat ?"

A Hong sudah

melupakannja hal itu, maka ia balik bertanja : ?Apa

jang dikatakannja ?"

?Bukankah tadi dia menanjakan dimana adanja

anaknja itu ?" ?Itulah pertanjaannja jang gila,

mengapa kau menganggapnja sungguh? ?" kata A

Hong.

Wadjah Siang Ban berubah suram, lalu berkata :

?Nona Hong, dia sedikitpun tidak gila, hanja

kepergianmu bersama Thia It Kwie semalam agak

73Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

terlampau tjepat sedikit, tidak sempat mengetahui

keadaan sesungguhnja !"

A Hong jang selalu kuatirkan keselamatannja Thia It

Kwie segera menjimpangkan pembitjaraan katanja :

?Lekaslah kau berikan Tjeng Liong Wan kepadaku,

karena djika terlambat, dia tak akan dapat

disembuhkan pula."

He ! Ha !" tertawa Siang Ban, ?itu malah tjotjok

dengan maksud hatiku. Aku djustru menghendaki dia

mati, baru habis perkaranja!"

Mendengar kata' Siang Ban jang demikian itu, maka

hati A Hong djadi sangat tergontjang, sekalipun sifat

tabiatnja sangat baik, dalam suasana jang demikian

itu, pasti tak akan dapat bertahan sabar lagi. Maka

dilintangkannja tjabang pohon ditangannja itu sambil

mendampratnja ?Siang Ban! Djangan dibitjarakan pula,

bahwa hari ini aku telah menjelamatkanmu dari bahaja

dan melepas budi atas dirimu. Tapi disamping itu kau

harus ingat bahwa lukanja Thia It Kwie itu

disebabkannja semalam dia bitjara atas dasar keadilan

untuk partai Tjeng Liong Pay-mu. Mengapa kau

demikian tidak berbudi ?"

Nampak A Hong melintangkan batang pohon. Siang

Ban pun segera menghunus golok tunggalnja dan

berkata : ?Apa nona -Hong hendak turun tangan?"

Didalam hati A Hong sangat gelisah serta marahnja,

dengan tjabang pohon jang dipergunakannja sebagai

pentungan Tjee Kun, ia menggetarkannja tiga kali

beruntun sebagai tipu pukulan jang disebut ?Hong

Hong Sam Tiam Thauw" (Borung hong hong tiga kaliKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

anggukkan kepala). Pentungan itu menghantam

bagian atas, tengah dan bawah tubuh Siang Ban.

Dengan membalikkan tangannja Siang Ban

membatjok, maka tjabang pohon itu telah terpapas

satu kali.

Sebenarnja A Hong sama sekali tidak bermaksud

bermusuhan dengan Siang Ban. Pukulannja dengan

Hong Hong Sam Tiam Thauw tadi sebenarnja masih

mempunjai tiga perubahan jang

hebat jakni Tan Hong Tiauw Yang" (Burung Tan

Hong memodja matahari), ?Hong Hui Sam Tjak"

(Burung Hong terbang tiga kali lingkaran) dan ?Loan

Hong Hoo Bang" (Burung Hong djantan dan betina

berkitjau bersama). Tetapi ketiga tipu pukulan ini

semua tidak dipergunakan oleh A Hong.

Mengenai dirinja Siang Ban, ia memang bernjali

ketjil penakut, bukan orang sebangsa pendekar besar,

tetapi ia pun tidak dapat dikatakan sebangsa orang

rendah jang pengetjut. Kini nampak A Hong turun

tangan, iapun segera mentjabut golok melawannja.

Sebenarnja ia mempunjai suatu maksud jang A Hong

sekalipun mimpi tak mungkin dapat menjangkanja.

A Hong hanja mengira, bahwa Siang Ban tidak

mempunjai rasa persahahatan dan peri keadilan, tidak

rela memberikan pil Tjeng Liong Wan, sebaliknja

menginginkan kawannja binasa, maka sangatlah

marah dan gelisahnja, sekali ia memutar tubuh, maka

tjabang pohon sebesar lengan tangan itu dibarengi

dengan mengerahkan tenaga jang dahsjat, be-runtun"

menghantam Siang Ban dengan tak menaruh rasa

kasihan.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Ilmu silat jang dimiliki A Hong adalah hasil

pengadjaran dan latihan Tay Lek Kim Kong Oey Ling

sendiri. Ilmu tenaga dalam jang ia jakinkan itu

termasuk golongan tjabang ilmu ke Buddha-an jang

disebut ?Kim Kong Sian".

A Hong mengikutinja berlatih ilmu silat semendjak

masih ketjil, sekalipun ia seorang wanita jang biasanja


Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


disebut golongan lemah, tetapi tenaga dalamnja

sebenarnja tidaklah ketjil.

Maka sekali A Hong mengeluarkan kepandaian ilmu

silatnja. segera Siang Ban merasakan dirinja terkurung

oleh bajangan tjabang pohon sebesar lengan dan

berwarna tua itu. Maka dengan buru? Siang Ban

mengeluarkan ilmu permainan goloknja untuk

melajaninja.

Tengah mereka bertempur seru tak dapat dipisah

orang itu, se-konjong terdengar ada orang berseru dari

belakang ?Hal, Tjitji ! Mengapa kau bertempur dengan

dia ?"

A Hong dapat mengenali, bahwa suara itu adalah

suara seruannja Tju Sam Hwa, adiknja.

A Hong berpikir, bahwa ia telah menjuruhnja Tju

Sam Hwa menunggui Thia It Kwie, mengapa dia

datang kemari ? Mungkinkah Thia It Kwie sudah

menemui adjainja ? Karena memikir demikian, hatinja

tergontjang, dan gerakan tangannjapun djadi kendor.

Djustru ketika itu Siang Ban membatjok setjara miring.

hampir sadja bahunja kena terbatjok. Untung Tju Sam

Hwa keburu datang menangkis dengan Djoan Pian-nja,

sehingga golok jang sedang menurun itu tertangkisKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

dan tertahan. dan A Hong dapat kesempatan untuk

berkelit, dan segera bertanja ?Bagaimana keadaannja

It Kwie ?"

A Hong menanti djawaban Tju Sam Hwa dengan

hati gelisah, ia tidak harapkan djawaban jang ia

kuatirkan itu. Oleh karena itu, ia tidak dapat

meneruskan kata2nja lagi, ia merasakan serba salah,

membuatnja tangan serta kakinja tidak dapat diam.

Tju Sam Hwa menatap kepada Siang Ban dan

berkata ..Hei, orang she Siang, sebenarnja aku sudah

tidak akan memperdulikanmu lagi, tetapi tak dapat

tidak aku harus menanjakan padamu, mengapa kau

bertempur dengan Tiitjiku ?"

Mendengar disebutnja Tjitji, maka Siang Ban djadi

melengak. ?Apa ? Nona Hong itu Tjitjimu ? Bilamana

kalian saling angkat saudara ?" tanjanja.

,.Kami berdua adalah saudara kandung, pagi ini

baru kami ketahui akan hal itu."

Siang Ban melengak sebentar, lalu berkata ?Oh !

Kiranja begitu ? Aku ada kata' jang hendak kukatakan

kepadamu, kau kemarilah !"

?Djika ada kata?, maka katakanlah disinipun aku

dapat mendengarnja!" djawabnja Tju Sam Hwa.

Mendengar kata' Tju Sam Hwa itu, Siang Ban diam?

gelisah, ia berkata pula : ?Sam Hwa, aku tidak hendak

bersenda-gurau denganmu, lekaslah kau dekatkan

telingamu kepada mulutku!"

Dengan terpaksa dan ogah'an Tju Sam Hwa

menempelkan telinganja didekat mulutnja Siang Ban,

A Hong pun tidak mengetahui kata' spa jang dikatakanKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

oleh Siang Ban kepada Tju Sam Hwa, hanja nampak

setelah adiknja mendengarkan beberapa patahKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

kata, hampir saja dia berjingkarak dan berkata "

Apakah Sungguh kata-kata mu ini ?"

Lagi sekali Siang Ban menatap A Hong lalu berkata

: ?Mengapa aku mesti berdusta ?"

Didalam hati A Hong bertjuriga, ia mengira bahwa

jang di katakan oleh Siang Ban itu adalah mengenai

dirinja, maka ia lalu berkata : "Sam Hwa, tak perduli

apa yang dia katakan, tetapi menolong sesama orang

mendapat kesukaran adalah hal jang, seharusnja

diperbuat oleh kita kaum Kang-ouw. mengapa kau

kena dikibuli olehnja"

Mendengar kata2 itu. maka wadiahnja Tju Sam Hwa

berubah mendjadi sedih bertjampur marah, dengan

suara jang ditekankan ia berkata : ..Tjitii, orang itu

tidak ditolong juga tidak mengapa!

" ..Bukankah Thin It Kwie itu Suhengmu " berkata A

Hong. ?Benar, tetapi tahukah Tjitji siapa dia itu ?"

Kata Tju Sam Hwa itu mengandung sebab. maka A

Hong lalu mengangkat kepalanja dan berkata terhadap

Siang Ban : ?Kau katakanlah hal jang sebenarnja

kepadaku, siapa sebenarnja dia itu?" Sekalipun in

berkata demikian, tetapi didalam hatinja diam? ia

berkata pada diri sendiri, bahwa tidak perduli siapa dia

itu, tjintaku terhadapnja tetap tidak akan berubah.

Tengah Sang Ban hendak membuka mulutnja, atau

Tju Sam Hwa sudah mentjegahnia, ia madju beherapa

langknh kearah A Hong dan berkata : "Tjitji, terhadap

Suheng . Fui ! Dia bukan Suhengku hatimuKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

terhadapnja, aku tahu, tetapi , tidak dapat kau

mentjintainja !"

".Mengapa ?" tanja A Hong dengan tidak

mengerti.

-Dia adalah anaknja Tok Niotju Nie Kiaw"

Mendengar pengutaraan itu A Hong sangatlah

terkedjut, lain berkata : ..Bohong !"

Siang Ban madju selangkah sembari berkata :"Nona

Hong untuk apa kami mendustaimumu '? Semaiam

setelah kau pergi, bagaikan orang gila sadja Tok Niotju

hendak mengedjar kalian, katanja pada lengan tangan

Thin It Kwie terdapat tudjuh buah butiran merah,

serupa dengan bintang utara atau bintang tudjuh. Dia

djustru anaknja tunggal jang diperolehnja sesudah

mendjadi suami isteri dengan Tay Kim Kong Oey Ling,

Setelah anak itu terlahir lalu dititipkan kepada orang

lain untuk dipelihara agar mendjadi besar!"

Berita ini bagi A Hong se-akan' bunjinja halilintar

disiang hari terang tjuatja. Djika beberapa hari

sebelumnja, bergontjang hati setelah mendengar

berita itu, tetapi tak seperti sekarang ini hebatnia.

Karena pagi hari ini in sudah tahu bahwa Tay Lek Kim

Kong, terlebih lagi Tok Niotju Nie Kiauw djustru musuh

besarnja jang membunuh ajah serta ibunja! Dengan

perkataan lain, berarti, bahwa Thia It Kwie itu adalah

anak laki' daripada musuh besarnja jang tidak dapat

hidup bersama didalam dunia ini, tetapi djustru orang

inilah jang ia tjintai sepenuh hatinja !

Ia merasa gelap penglihatan matanja dan pening

kepalanja, hampir' ia tidak dapat berdiri tetap. Ia

nampak sorot mata Siang Ban dan Tju Sam HwaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

terpusat serta tertudju kepadanja. Terlebih' lagi sinar

mata Tju Sam Hwa jang seakan' mengandung suatu

tjatjian dan kutukan hebat, jang mentjatjinja ,.Apakah

kau lupa akan sakit hati ajah bundamu jang seperti

samudera dalamnja ? Kau tidak boleh mentjintai anak

musuh besarmu ! Malah kau masih berdaja sedapat"

untuk memperoleh pil Tjeng Liong Wan guna

menolong anak musuh besarmu ? Dapatkah kau ber-

laku demikian ?"

Katjaulah rasa hatinja, berdengung" telinganja,

tidak dapat lagi ia tinggal lama' didalam kamar kaju

bakar itu, ia memutar tubuhnja segera lari keluar pintu

kelenteng.

Ia lompat keatas punggung- kuda tunggangannja,

ditjambuknja kuda itu ber-ulang' dengan hebatnja. Ia

membiarkan kuda itu lari ke arah selatan, Ia pun tidak

menghiraukan kemana dirinja hendak pergi. Iapun

tidak menghiraukan bahwa dalam saat jang tidak lama

sadja kudanja sudah mandi keringat.

Entah sudah berapa lamanja kuda itu berlari,

sehingga kakinja lemas dan gemetaran. Mata hari

sudah turun disebelah barat, hari sendja jang merah

warnanja menghias setengah langit. Wadjah A Hong

jang elok rupawan itu memerah se-akan' warna darah

merah tua. Hatinia menghampa! Otaknja kosong tiada

pikiran apa?, hanja men-tjambuk' kudanja supaja lari,

terus lari! Achirnja kuda itu tak tahan lagi akan

lelahnja, kaki depannja bertekuk, lalu meringkik

pandjang. dan rebahlah ditanah !

Kuda itu rubuh setjara mendadak, A Hong tak

keburu melompat turun, ia terlempar djatuh dari atas

punggung kudanja. Ia bangkit berdiri lalu memutarKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

tubuh hendak dipetjutnja pula kudanja, tapi nampak

olehnja bahwa tubuh kudanja itu telah penuh dengan

bekas2 tjambukannja, kedua matanja pun menge-

luarkan air mata ! melihat keadaan kudanja itu, A Hong

tak tega hati untuk menurunkan tjambuknja,


Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


bertepatan pula dengan itu kudanjapun meringkik pula

dengan sedihnja. Karena bunji ringkikan kuda jang

sangat menusuk hati itu, maka terbangkitlah semua

rasa pahit getir jang terkandung didalam hati A Hong,

air matanja bagaikan air tumpah sadja mengalir

dengan tak putus'nja. Sambil berpeluk diatas

punggung kuda, ia menangis meng-gerung, sekian

lamanja ia menangis sepuas hatinja sehingga sang

surja sudah terbenam sama sekali, tabir hitam

menjelubungi bumi, barulah ia mengangkat kepalanja,

dengan maka menghadap langit jang remang? itu ia

berkata seorang diri : ?Oh Allah; mengapa begini buruk

nasihku ?"

Setelah kuda itu berebah ditanah sekian lamanja,

tjukuplah baginja dapat beristirahat, ketika A Hong

bangkit berdiri, kuda itupun bangkit berdiri djuga, dan

mentjari rumput jang tumbuh disekitar tempat itu

untuk dimakannja. Lalu sambil meringkik kuda itu

meng-gojang'kan ekornja, se-akan' ia hendak

menjatakan bahwa diapun sampai mengerti terhadap

kesedihan jang diderita oleh madjikannja

Demikianlah A Hong menunggangi pula kudanja

menudju keselatan dengan tidak mengetahui kemana

hendak perginja, dimana tempat tudjuannja.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Demikianlah hari ganti hari minggu berganti

minggu, dengan tak dirasanja ia telah menempuh

perdjalanan lebih dua bulan lamanja, ia tetap

mengarah keselatan, naik gunung turun gunung

dan menjeberangi sungai, tidak tahu ia harus pergi

kemana.

Lebih dua bulan ia menempuh perdjalanannja jang

tak tentu arahnja itu, ia menderita lahir maupun

bathin, ibarat bunga jang segar kini ia melaju, tubuhnja

mengurus, kedua matanja jang besar nampak

mendelong dalam, tetapi nampaknja lebih djernih sinar

matanja.

la tidak mempunjai kawan untuk ber-tjakap2. kawan

satu'nja hanja si kuda tunggangannja. Sepandjang

djalan ia mengalah akan nasibnja dengan tidak ada

orang jang menghiburnja.

Pada suatu hari dengan tidak terasa ia telah

melewati daerah perbatasan propinsi Kang-say dan

masuk ketepi batas daerah propinsi Kwi Tjiu. Daerah

itu adalah daerah pegunungan, disana sini penuh

dengan puntjak' gunung, hutan serta rimba raja. la

telah masuk djauh kedalam rimba. Daun runtuh jang

membusuk entah sudah berapa ratus tahun mendjadi

empuk laksana kapuk sehingga diindjak oleh kaki kuda

sedikitpun tiada menerbitkan suara apapun djua.

Suasana jang aneh adjaib jang terdapat di tempat itu,

sungguh tidak dapat terlukiskan dengan kata2.

Semula oleh karena menghampanja lubuk hati A

Hong itu, ia tetap djalan madju kedepan dengan tiada

perhatian apapun. Tetapi setelah ia memasuki daerahKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

rimba raja belukar ini belasan lie djauhnja, pandangan

matanja makin lama makin sunji dan lengang, maka

didalam hatinjapun mulai timbul rasa kuatir atau

takutnja, karena sedari ketjil ia senantiasa hidup

didalam suasana riang dan ramai didaerah pertanian

dipedesaan daerah propinsi Kwangtung, jang indah

gunungnja, jang djernih airnja, tetapi kini ia selalu

melihat atau menghadapi pohon2 aneh jang setinggi

langit, hidungnja senantiasa mengendus bebauan

busuk basah jang semakin lama semakin menghebat.

Halimun tebal mengapung diantara tjela' pohon, ada

pula kabut tebal jang se-akan? membeku mendjadi

Benda padat, mengeluarkan sinar bagus serta

adjaibnja.

Ingin sekali A Hong balik dan keluar, tetapi

beberapa kali ia putar balik ia hanja merasa di-mana

serupa sadja keadaannja, tidak dapat ia menemui

djalan jang dilaluinja tadi.

Ia djalan untuk sekian lamanja, achirnja in malah

kehilangan arah, ia tersesat djalan, ia djadi tidak

berdaja, terpaksa ia pasrah kepada nasib, dan djalan

kedepan sekenanja sadja. Makin djalan makin

mendalam, achirnja ketika hari sudah mulai gelap

dengan se-konjong? sadja ia nampak sinar lampu

menguning seperti warna kuning djeruk se-bentar2

menimbul menghilang dihadapannja.

Rasa hatinja A Hong laksana menemui bintang

penolong, ia mentjambuk kudanja agar djalan tebih

tjepat, sampai pada tempat jang djaraknja masih

beberapa ratus kaki djauhnja dari sinar lampu itu ia

menghadapi suatu tebing gunung jang bangunannjaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

seperti sekolah sadja, jang tingginja kira? ratusan kaki

panjangnja. Dari atas tebing itu, terdapat air terdjun

dimana terdapat seutas rotan liar jang terkulai

menurun.

Pikirnja A Hong baik buruk bagaimanapun sudah

telandjur tiba disini, dengan menentang sekali bahaja

memandjat naik apa pula jang harus ditakuti ? Oleh

karena pikirannja jang demikian itu, lalu

ditinggalkannja kuda tunggangannja, ia melompat naik

dan mendjambret rotan liar itu. ia lompat turun lebih

dahulu, untuk mentjoba kuat atau tidaknja rotan jang

dipegangnja itu, achirnja dapat diketahuinja, bahwa

rotan liar itu menyusur dinding tebing, tidak antara

lama ia telah dapat memandjat sampai diatas lamping

gunung itu. la mendongak untuk melihat kedepan, ia

djadi melengak. Djika bukan disaksikannja dengan

mata kepala sendiri sungguh ia tak akan pertjaja

bahwa ditempat sesepi sunji seperti ini, ia dapat

menjaksikan sebuah tempat segandjil seperti jang ia

alami ini.

Kiranja diatas lumping gunung ini adalah sebuah

tanah datar, batu'nja putih bagaikan kemala, rata

melitjin tiada taranja. Pada tanah datar itu terdapat

sebuah rumah bertingkat jang indah. Kisi'

pada emper tirisan berukiran indah, sekalipun dikota-

radja, djarang terdapat rumah bertingkat seindah ini.

Sinar lampu jang terlihat A Hong tadi djustru dari

dalam rumah bertingkat ini.

Pada mulanja A Hong hanja mengira, bahwa sinar

lampu itu mestinja datang dari sebuah rumah keluarga

pemburu sadja, tidak disangkanja bahwa ditempatKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

sesepi ini dapat diketemukan rumah bertingkat

sebagus ini. A Hong berpendapat bahwa penghuni

rumah ini mungkin orang jang luar biasa dan

mempunjai sebab' jang terahasia. Ia lompat keatas

tingkatan batu, baru sadja ia berdiri tetap, se-konjong'

nampak pintu terbuka dan dari dalam tampak seorang

jang menggendong tangan djalan keluar degan

perlahan'.

Dengan buru' A Hong menjelinap sembunji

dibelakang kisi', ia nampak orang itu djalan terus turun

kebawah tingkatan, dan berdiri diatas tanah datar,

serta, mengamati dan memandang rembulan muda

berbentuk sabit di langit.

Makin dilihat bajangan orang itu, rasanja A Hong

makin kenal, karena orang itu njata' dan djelas, bahwa

tidak lain daripada Thia It Kwie ! Tetapi tidak berani A

Hong mempertjajai akan ia punja pandangan matanja

itu, karena Thia It Kwie telah terluka dari pada bulan

jang lain.

Selama dua bulan achir ini, dengan pendek dapat

dikatakan, bahwa ia tidak berani berfikir mengenai diri

Thia It Kwie. Karena ia tahu, djika Thia It Kwie binasa,

dapat dikatakan ia juga jang membunuhnja dengan

tjara tidak langsung.

Ia membentji diri sendiri, ia tidak berani mengingat

akan hal ini lagi, tetapi malam ini sebaliknja seperti

dengan disengadja ia telah menjaksikan bajangan

belakang orang ini.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Siapakah orang ini kalau bukan Thia It Kwie ?

Hampir sadja A Hong hendak lari menghampirinja,

tidak perduli orang ini manusia atau setan. Ia ingin

menghampirinja, perlunja untuk menyatakan isi

hatinya dan mengutarakan pengalamannya yang pahit

getir selama dua bulan lebih ini.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Tetapi baru sadja ia melangkah selangkah dengan


Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


tindakan kaki jang perlahan itu, maka suatu pikiran lain

menjerangnja setjepat -kilat : ?Dia adalah anak laki-nja

Tok Niotju Nie Kiauw, musuh besarnja hutang darah

ajah-bundanja sedalam lautan sebanjak air hudjan."Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Pikiran ini se-akan2 sendjata tadjam jang menusuk

hatinja! Dengan mendadak sadja ia menghentikan

langkah kakinja jang hendak mulai menapak ketanah

itu.

Djustru pada ketika itu djuga, orang itu telah

merasa mendengar suara lembut jang datang dari

belakangnja, segera ia berpaling.

Pada saat jang sedemikian itu, segala pikiran

apapun tak dapat lagi mendesak atau menekan akan

rindu asmaranja A Hong terhadap Thia It Kwie. Ia

lompat kedepan, ia tarik tangan Thia It Kwie, air

matanja lantas mengutjur turun. Ia memanggil : ?Ka-

kak It Kwie ! Kakak It Kwie !"

Thia It Kwie terkedjut lalu berkata : ?A Hong,

djangan bersuara ! Mengapa kau bisa ada disini ?" Lalu

ditariknja A Hong diadjak kebelakang rumah bertingkat

itu.

A Hong sesenggukan, ia tidak dapat ber-kata`,

setelah berselang beberapa saat lamanja barulah ia

dapat berkata : ?Kakak It Kwie, tidak matikah kau ?"

Banjak kata' jang hendak diutarakan oleh A Hong,

tetapi hanja sepatah kata tanja itu sadjalah jang dapat

keluar dari mulutnja.

?A Hong, aku berterima kasih kepadamu, bahwa kau

telah menolongku keluar dari rumah kelenteng bobrok

itu. Tetapi mimpipun aku tidak akan memikirnja,

bahwa Tok Niotju Nie Kiauw adalah ibu kandungku !

Ketika Sam Hwa menarik aku direbahkan diatas

rumput ditepi sungai, aku sudah per-lahan' tersadar,

tetapi aku tidak ada tenaga untuk memanggilnja. Tidak

lama kemudian dengan mendadak Tok Niotju datang,Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

aku pikir kali ini matilah aku. Aku hanja mengharap

djangan sampai dia melihat aku. Tetapi tak kusangka

djustru dia lari langsung kepadaku. Ia mengulurkan

tangan kanannja mentjekal aku, lalu dinaikkannja

keatas kendaraan beroda tunggalnja. Sepandjang

djalan dia terus menerus mengobati aku dengan

mengerahkan tenaga dalamnja, sampai pada lukaku

sudah agak mendingan, dia kata bahwa aku adalah

anak kandungnja sendiri !"

A Hong menengadah lalu berkata : ?Kakak. It Kwie,

kali pertjajakah akan hal itu ?"

Thie It Kwie anggukkan kepalanja dan berkata : ?Ja,

setelah dia menitipkan aku kepada seorang tani

keluarga she Thia, selandjutnja tidak pernah dia

datang menengok aku. Se-sudah berusia lima belas

tahun, baru aku belajar ilmu silat, aku benar- tidak

mengetahui asal-usulku sendiri." Menutur sampai

disini, Thia It Kwie berhenti sebentar dan menghela

napas, kemudian barulah ia melandjutkan : ?A Hong,

beberapa tahun jang telah lampau, kupernah

mentjeriterakan padamu mengenai sedikit hal

ichwalnja Tay Iek Kim Kong dan Tok Niotju, aku pernah

kata, bahwa mereka mempunjai seorang anak. Tidak

kusangka bahwa anak mereka itu adalah aku sendiri !

Tuhan sungguh mempermainkan kita manusia !"

Didamping Thia It Kwie, A Hong ingin sekali

menumpahkan segala isi hatinja selama dua bulan ini,

ia tidak akan menghiraukan se-gala'nja, Ia tidak

mentjeriterakan mengenai hal, bahwa Tok Niotju itu

sebenarnja adalah musuh besarnja jang telah mem-

bunuh ajah bundanja, agar tidak mengganggu

kenikmatannja di-saat ia berdampingan dengan buah

hatinja itu. Dengan sesungguh-nja ia mentjintai Thia ItKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Kwie segenap hatinja. Tetapi setelah berhenti

sebentar, Thia It Kwie berkata pula ?A Hong, aku

memberitahukan kepadamu, setelah kau

mendengarnja, djanganlah kau bersusah hati."

Terkedjutlah hati A Hong demi mendengar kata?

Thia It Kwie itu, ia segera bertanja ?Mengenai hal apa

?" ?Tempat ini adalah daerah suku Biauw jang disebut

Tok San Tjai, pemilik rumah ini she_San" bernama

..Kam" orang men-djulukinja ?Tok Pak Im Hun".

Mendengar pendjelasan Thia It Kwie itu, A Hong

berkata: ?Ah ! Kupernah mendengar nama orang ini."

?Tok Niotju Nie Kiaw datang kesini karena hendak

mentjari sebuah mustika jang diketemukan oleh Kian

Kun Pat Kiam Hok Eng Pek Tay-hiap dahulu itu, A

Hong" Berkata sampai disini Thia It Kwie berhenti

sebentar, lalu kedua matanja menatap A Hong dengan

sikap jang penuh kesungguhan hati. Nampak sikap si

djantung hati jang sedemikian itu, A Hong bertanja

?Apa ?" Thia It Kwie berkata dengan sangat sedihnja

?Kian Kun Pat Kiam Hok Eng Pek Tay-hiap itu adalah

ajahmu, pun djuga ajah Tju Sam Hwa, kiranja kau dan

Tju Sam Hwa itu adalah saudara seajah dan seibu. Hal

ini adalah hal jang, sungguh' benar didalam

kenjataannja. jang aku pernah dengar dari

pembitjaraannja juga, ketika Thin It Kwie bertjeritera

sampai disini, mengira, bahwa demi mendengar akan

berita itu, A Hong pasti terkedjut, tetapi ia sama sekali

tidak mengetahuinja, bahwa A Hong sebenarnja

sudah tahu lebih dulu daripadanja, dan

mendengarinja dengan tenang tidak her-kata2.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Demi menjaksikan sikap A Hong jang demikian

itu, didalam hati Thia It Kwie merasa sangat herannja,

tetapi ia lalu melandjutkan ?A Hong, Hok Tay-hiap

suami-isteri benar. telah teraniaja oleh Tok Niotju

Nie Kiauw jang bersekongkol dengan Tay Lek Kim

Kong Oey Ling dan Tok Pek Im Hun San Kam ini

mengerojok mereka dipuntjak gunung Ki Kian San

!"

A Hong masih tetap bersikap tenang, dan Thia

It Kwie pun lalu melandjutkan tjeriteranja

?Mereka bermaksud memaksa Hok Tay-hiap

suami-isteri memberitahukan kepada mereka, di-

mana tempat disembunjikannja mustika itu. Tetapi

Hok Tay-hiap suami-isteri mengetahui dengan

djelas, bahwa d jika mustika jang tiada keduanja

ini terdjatuh ditangan mereka orang' djahat ini,

pasti mereka akan makin banjak melakukan

kedjahatan, maka sekalipun mereka sudah tidak

tahan lagi melawan Tok Niotju bertiga kawannja,

mereka tetap tidak mau memberitahukannja. Tan

Tjing Lie-hiap Teng Lan mematahkan kedua kaki

Tok Niotju, tetapi ia sendiripun dengan mernbawa Tju

Sam Hwa tergelintjir kebawah lembah gunung!

?Setelah Tay Lek Kim Kong dan kawan?nja

membinasakan Hok Tay-hiap, maka Tay Lek Kim Kong

jang sebenarnja bukan seorang jang terlampau djahat,

hanja oleh karena terbudjuk oleh Tok Niotju Nie Kiauw

baru mau bekerdja sama untuk melakukan

pengerojokan terhadap Hok Tay-hiap suami-isteri itu,

dia tidak tega untuk mentjelakai kau, bahkan

membawanja pergi berkelana ke-mana2 dan achirnja

tinggal menetap menjepi dihawah kaki gunung HwaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

San didaerah propinsi Kwangtung sehingga belasan

tahun lamanja.

?Tok Niotju sekalipun patah kedua kakinja, tetapi dia

sangat tjerdas, dia dapat membuat suatu kendaraan

beroda tunggal dan kepandaiannjapun semakin tinggi,

dia mentjari dimana bersembunjinja Tay Lek Kim Kong

jang tinggal menjepi hersama kau, achirnja kau dapat

cliketemukan djuga, lalu diadu domba supaja kau

dengan Tay Lek Kim Kong berselisih tidak berakur pula.

"..Tok Niotju mengetahui benar, bahwa istri

Tan Tjing Lie-hiap pernah melukis suatu lukisan

jang dapat menundjukkan dimana tersimpannja

mustika jang langka itu. Ia mengira, bahwa gambar

itu tersimpan dirumah kediamannja Tay Lek Kim

Kong.

,.Dia menggeratak dan menggeledah beberapa

hari didalam rumah Tay Lek Kim Kong, dia hanja

menemukan sebuah lukisan panorama jang sama

sekali tiada gunanja baginja. Karena itu maka dengan

sengadja dia turun tangan sendiri untuk

membinasakan Tay Lek Kim Kong."


Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Mengenai dibinasakannja Tay Lek Kim Kong oleh

Tok Niotju itu,,A Hong telah menjaksikannja sendiri,

djustru oleh karena kedjadian itulah ia meninggalkan

tempat kediamannja jang sudah didiami selama

belasan tahun itu.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Thia It Kwie berhenti sebentar untuk melegakan

napasnja, setelah itu lalu melandjutkan tjeriteranja.:

?Tok Niotju pergi kekota radja ia masuk kedalam istana

untuk mentjari lukisan itu, tetapi dia tidak berhasil

djuga menemukannja. Ia dengar berita, bahwa lukisan

itu berada ditempat kediaman Tok Pek Im Hun San

Kam ini, maka dia lain datang kedaerah suku Biauw ini.

Akupun dibawanja bersama. Tetapi San Kam

menjangkal keras dan kebenaran berita itu, Tok Niotju

berselisih dengan San Kam sudah semendjak dua hari

ini."

A Hong hanja mendengari tjeritera Thia It Kwie

dengan melongo sadja, setelah lewat beberapa saat

lamanja, barulah ia berkata ?Kakak It Kwie, sekarang

kita telah djadi musuh besar !"

Thin It Kwie terkedjut, lalu bertanja : ..Mengapa ?"

?Ajah bunda kita kedua pihak mempunjai

permusuhan serta rasa kebentjian jang sudah saling

membunuh." djawab A Hong.

,.A Hong, mengapa kau mengutjapkan kata? jang

demikian ? Selama dua bulan terachir ini aku sudah

memikirnja setjara mendalam. Aku menjintai Sam

Hwa, tetapi orang jang sungguh'' menjintaiku itu

sebaliknja malah kau sendiri !"

A Hong berkata dengan sajunja ?Tetapi apa gunanja

akan hal itu, apakah kita masih dapat berhubungan

dengan baik ?"Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

?A Hong, kuharap kau dapat mengerti, perkara

keturunan kita jang lampau, itulah perkara mereka

sendiri, apakah kita masih terlibat oleh mereka itu ?"

A Hong menatap Thia It Kwie sambil menimbang2

akan kata?nja tadi, lalu ia menghela napas pandjang

dan memanggil ?Kakak It Kwie !"

Belum lagi Thin It Kwie membuka mulutnja,

mendadak mereka mendengar suara ?Druk" jang

sangat keras, jang asalnja dari rumah bertingkat itu.

Menjusul dengan suara itn, terlihat sebuah bajangan

hitam melesat keluar dan terdjatuh diatas Iantai.

Orang itu segera hendak berbangkit, tetapi sebelum ia

dapat

Berdiri tetap, maka tertampak pula ada sebuah roda

besar jang garis tengahnja kira? dua kaki menembus

dinding tembok dengan suara dengungannia jang

aneh, langsung melesat dengan ladjunja.

Orang itu bergulingan, tetapi tidak berhasil

menghindarkan diri, dengan mengeluarkan suara ngeri

sekali orang itu telah terkena roda dengan tepatnja.

Orang itu dengan memaksakan diri berdiri, lari

dengan terhujung? beberapa langkah, lalu jatuh

kembali tak dapat bangkit pula. A Hong nampak

dengan djelas, bahwa orang itu hanja mempunjai

lengan tunggal.

Menjusul itu tertampak pula sesosok bajangan

hitam lompat turun dari rumah tingkat atas, rambut

pandjangnja terurai terhembus angin, orang itu tidak

lain daripada Tok Niotju Nie Kiauw.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Tok Niotju telah turun ditanah, ia mengulurkan

tangannja memegang roda kendaraan, setelah mana

tubuhnja meninggi kira' dua kaki, ternjata roda itu

sudah terpasang gala pula as dibawah kendaraannja.

Tok Niotju Ni Kiaw tertawa : "He, he. he." terhadap

majat Tok Pek Im Hun. A Hong bergontjang hati dan

semangatnja. Tok Niotju Ni Kiaw berpaling dan melihat

mereka bagaikan kilat sadja sorot matanja, dan

berkata : "Bagus, A Hong, kiranja kau disini !"

Baru sadja kata? itu habis diucapkan atau sudah

terdengar suara dampratan dari seorang wanita yang

datangnya dari lamping gunung, katanja :"Kakak Ban,

benar saja dia berada disini!".

Nampak djelas sesosok tubuhjang langsing dengan

tjara "Burung kulik berbalik tubuh" ia djumpalitan naik

dari lamping gunung itu dan berdiri tegk ditanah datar,

tangannja mentjekal tjambuk pandjang, laksana ular

santja sakti keluar dari liangnja, ia menjerang dan

menjerbu Nie Kiauw dengan sabetan tjambuknja.

Orang itu tidak lain daripada Tju Sam Hwa.

Menjusul datangnja Tju Sam Hwa itu, nampak pula

dengan segera seorang jang naik dari lamping gunung,

tangannja memegang pedang pandjang jang ber-kilau

sinar putihnja jang tidak lain daripada Siang Ban.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Tetapi setelah ia naik, nampaknja ia mendjadi takut

tidak berani madju.

Tju Sam Hwa berseru : ,.Hei, Kau si kantong nasi

ini, sampai pada saatnja apa jang ditakutinja lagi ?"

Tjambuk panjang Tju Sam Hwa menggeletar tak

henti2nja, Tok Niotju berkelit ke kanan dan ke kiri

dengan bertjokol diatas kendaraannja, tetapi

gerakannja sangat lintjah sekali, serangan tjambuk Tju

Sam Hwa jang dahsjat itu dapat dihindarinja dengan

mudah.

Tju Sam Hwa sangat terpengaruh, karena dorongan

atau panggilan suara hatinja jang hendak menuntut

balas bagi sakit hati ajah-bundanja, maka dengan

dikawani Siang Ban terus pergi kearah selatan,

menjusul Tok Niotju Nie Kiauw sampai disini. Tetapi

sampai tiba saatnja, ternjata njali Siang Ban seketjil

njali tikus tidak herani madju menempur Nie Kiauw.

Tj

u Sam Hwa telah beruntun? menjerang Tok Niotju

dengan tjambuknja sampai tudjuh atau delapan belas

serangan masih belum djuga berhasil.

Tok Niotju Nie Kiauw tertawa mengedjek sambil

berkata: ?Budak ketjil, kiranja kau hendak menuntut

balas untuk sakit hati ajah-bundamu ? Pergilah kau

keachirat untuk bertemu dengan ajah-bundamu itu!"

dan serentak dengan perkataannja itu, ia menjerang

dengan Pek Khong Tjiangnja (tapak membelah udara)

menggempur tjambuk Tju Sam Hwa, samberan angin

Pek Khong Tjiang itu membuat Tju Sam Hwa

merasakan mulutnja tergetar kesemutan, dan

tjambuknja hampir terlepas dari tjekalannja. IaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

mundur beberapa tindak dengan dan matanja nampak

A Hong tengah berdiri damping berdamping dengan

Thia It Kwie. berseru .,Kakak Hong, kau pun datang

kesini ?"

A Hong hendak madju, tetapi ditarik oleh Thia It

Kwie. A Hong berseru : It Kwie, kau djangan

menjalahkan aku !" Sambil berkata demikian ia

meronta. Ia tidak berhasil meronta hingga terlepas.

tetapi lukisan jang dikantonginja itu terdjatuh dilantai

dan terbentang. Ia membungkuk hendak

mendjemputnja atau nampak olehnja dibawah sorotan

sinar rembulan bahwa dibelakang lukisan itu terlihat

ada beberapa baris tulisan, in tak pernah

memperhatikan bagian belakang lukisan itu, ia tidak

menjangka bahwa dibawah sinar sang puteri malam itu

malah dapat terlihat, bahwa di belakang lukisan itu

terdapat tulisan.

Ia membungkuk dan menunduk, serta meronta

hingga terlepas dari tjekalan Thin It Kwie, ia segera

djemput lukisan itu, ia mengangkat kepala dan tampak

Siang Ban ketika itu sudah menggunakan pedang

pandjangnja bersama Sam Hwa menempur Tok Niotju

Nie Kiauw.

A Hong segera melompat mendjauh tiga langkah, ia

nampak Thia It Kwie berdiri terpaku bagaikan patung,

karena dua pikiran jang bertentangan satu sama lain,

sedang mengaduk didalam otak-nja. Dengan buru? A

Hong membatja tulisan jang berada dibelakang lukisan

itu, maka terbatjalah olehnja tulisan jang sepertiKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

berikut : Mustika jang ditemukan dahulu itu adalah

sendjata tadjam jang dibuat orang dahulu kala

namanja ..Hui Liong Kouw Kiam" (Pedang purba naga

terbang) tersimpan pada tempat kediaman Tok Pek Im

Hun San Kam, dibawah lamping gunung ?Giok Tjiang

Pin", didalam gua gunung disamping batu besar jang


Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


berbentuk hati manusia. tiada orang jang mengetahui.

Kata' ini tertulis dengan buku rumput ..Long-in-.

tjauw", djika tidak dilihat dibawah sinar rembulan tak

akan tertampak. Kutulis ini untuk anakku Sam Hwa.

Setelah membatja tulisan itu, A Hong djadi ter-

bengong2. Kira-nja pada mendjelang adjalnja ibunja

masih menjimpan rahasia sebesar ini. karena ketika

itu. Sam Hwa masih ketjil, dia kuatir djika rahasia ini

diketahui orang, pedang Hui Liong Kouw Kiam ini akan

terampas oleh orang lain.. Djustru A Hong kini berada

ditempat kediaman Tok Pek Im Hun San Kam. Entah

pedang itu ada atau tidak.

Setelah berpikir demikian, ia lalu memutar tubuhnja

dan lari kearah lamping gunung. Ia masih dapat

rnendengar tjatjian Tju Sam Hwa : ?A Hong, apakah

sakit hati ajah-ibu kau tidak menghiraukannja ?"

A Hong tidak sempat untuk berbantah. Ia malah

buru? turun ketebing meluntjur kebawah dengan

berpegangan rotan liar. Menampak perginja A Hong,

Thia It Kwie sudah seperti gila. iapun lari ketepi tebing

dan berseru dengan njaringnja : ?A Hong ! A Hong !

Apakah kau hendak mentjari pedang purba untuk men-

tjelakai ibuku ?"

Thia It Kwie sekalipun ia mengetahui kelakuan

djahat ibunja itu jang sebenarnja lebih dari pantasKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

dihukum mati, tetapi djika dilihat dari sudut perasaan

anak terhadap ibu kandungnja, maka biar

bagaimanapun baik busuk masih ibunja sendiri,

tidaklah tega hatinja. Ketika tadi A Hong mernbatja

kata2 jang terdapat dibelakang lukisan itu, Thia It Kwie

pun dapat melihatnja djuga, dan pikirnja sekalipun A

Hong masuk dalam kalangan dan ikut mengerojok Tok

Niotju Nie Kiaw, tentunja mereka bukan tandingan Tok

Niotju. Iapun tak nanti membiarkan Tok Niotju melukai

ketiga orang itu, tetapi seteiah nampak A Hong lari

kearah tebing gunung dan meluntjur dari lamping

gunung, maka sekalipun ia tidak mengetahui apakah

sehenarnja pedang Hui Liong Kouw Kiam itu tetapi

mengingat, bahwa belasan tahun jang, lampau,

didalam dunia persilatan pernah terdjadi pertempuran

dahsjat jang mengakibatkan banjak pendekar jang

terbinasa oleh karena memperebutkan pedang ini,

maka mestinja pedang ini sangat hebat, mengingat

sampai disini. maka is buru? lari mengedjarnja.

A Hong baru turun kepada tempat rotan liar, is

menengadah dan nampak pada wadjah muka Thia It

Kwie jang sikapnja agak berlainan daripada biasanja,

ia mendjadi sangat terkedjut, kedua tangannja

mengendor dan segera meluntjur turun belasan kaki,

maka buru' ia memegang dengan eratnja.

"A Hong. kau naiklah!" seru Thia It Kwie.

Mengingat akan sakit hati jang sebesar gunung

sedalam samudera itu. A Hong tidak mau menurut

perkataan Thia It Kwie ini. Ia segera meluntjur pula

sekali ayun sudah belasan kaki, tangannja telah beset

karena tergosok rotan liar itu. A Hong sudah tidak mau

menghiraukan lagi rasa njeri pada luka ditangannja itu.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

Thia It Kwie membungkukkan tubuhnja sehingga

segenap tubuh bagian atasnja keluar dari lamping

gunung, dan berseru ?A Hong! Kau naik ! Kau naiklah

lekas !" Kedua tangannja mendjambret rotan liar itu,

tali di-gontjangkannja, ,dan A Hong lain ter-ajun'

diudara, dan tjekalannia kepada rotan itu hampir

terlepas. Dengan susah-pajah ia baru dapat turun

sampai ketanah.

Nampak A Hong tidak mau dengar kata, Thin It Kwie

pun turun meluntjur.

A Hong segera men-tjari= disekitar tempat itu,

benar djuga ia dapat menemukan sebuah batu besar

berbentuk hati manusia. Ia membuka papan bulat

dengan sekuat tenaga dan mengulur tangan merogoh

dibawah batu, dengan terdengarnja suara ?Trang !"

pada tangannja jang ditarik keluar itu, telah tertjekal

sebuah pedung jang pandjangnja kira' empat lima kaki,

bentuknja seperti naga hidup, ada tanduknja, ada pula

sisik dan kukunja. Warnanja hidjau tua, mengeluarkan

hawa dingin. Djika dikibas kan maka pedang hanja

nampak segumpal sinar hidjau.

Sangat besar hati A Hong mendapatkan pedang itu,

ia menoleh kebelakang dan nampak Thin It Kwie sudah

mengedjar sampai disitu djuga.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

A Hong lalu berdjumpalitan dan memandjat tebing

setjara mati'an. Thia It Kwie pun mengikutinja dari

belakang hendak mentjegahnja. Baru sadja A Hong

berdiri tetap didataran tanah batu, ia nampak Tok

Niotju Nie Kiauw sambil membolang-balingkan rodanja

mendesak Siang Ban dan Tju Sam Hwa ketepi samping

gunung. Ia nampak kedua orang itu sudah katjau

permainan silatnja, asal-kan Tok Niotju menjerangKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

sekali sadja, pasti kedua orang itu akan terdjatuh

kebawah tebing dan hantjur lebur daging dan

tulangnja. Maka buru? ia berseru : ?Sam Hwa, minggir

!" Dengan sekali tangannja menggetar, maka Hui Liong

Kouw Kiam ditangan A Hong mengeluarkan segumpal

sinar hidjau, ia lalu menghantamkan pedang itu tepat

dihadapan Tok Niotju Nie Kiauw. Tok Niotju tidak

mengetahui hebatnja pedang itu, maka ia menangkis

dengan rodania, maka sebagai kesudahannja, dengan

terdengarnja suara ?Trang !" Rodanja itu telah terbelah

mendjadi dua.

Tok Niotju sangat terkedjut, menjusul gerakan tadi

A Hong melangkah madju dan menjodokkan

pedangnja. Tok Niotju tidak berani melawan dengan

kekerasan, ia berkelit kesamping. Tju Sam Hwa

bersama Siang Ban nampak ada ketika untuk

dipergunakan, lalu madju serentak mengerojok. Tok

Niotju mundur ber-ulang2, didalam kerepotannja itu ia

lupa, bahwa tubuhnja berada didekat samping

gunung, sekali ia kurang hati? pedang A Hong telah

menjerang untuk ketiga kali-nja. Tok Niotju melenggak

kebelakang, dengan mendadak sadja ia merasa

tubuhnja mengapung ia tergelintjir kebawah djurang

sambil memperdengarkan djeritannja jang

mengerikan. Demikian tamatlah riwajatnja Tok Niotju

Nie Kiauw jang tersohor djahatnja itu. Djustru pada

ketika itu, Thia It Kwie pun sudah naik sampai diatas.

Ia mengawasi tempat Tok Niotju Nie Kiauw terdjatuh

ke-bawah itu dengan ter-bengong? dan tidak dapat

ber-kata'.

A Hong menjerahkan Hwa Liong Kouw Kiam kepada

Tju Sam Hwa seraja berkata ?Sam Hwa, ini adalah

barang wasiat ibu untukmu !" Setelah mana ia lariKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book

kepada Thia It Kwie dan berkata : ?Kakak It Kwie,

bukankah tadi kau katakan, bahwa hendaknja kita

djangan tertarik2 oleh urusan keturunan kita jang

sudah lampau ?"" ..Benar katamu " djawab Thia It

Kwie, lalu ia mentjekal dan mengepal' tangan A Hong

dengan eratnja. Tju Sam Hwa dibelakang mereka

nampak keadaan jang demikian itu, memperlihatkan

wadjah muka jang mengedjek dan tertawa tjekikikan.

Bulan sabit tergantung diangkasa, dan angin halus

meniup sepoi?, dua pasang pemuda pemudi itu

kesemuanja merasa, bahwa semendjak hari ini dan

selandjutnja, mereka benar' tidak ada jang dibuat

kuatir, tiada jang dibuat gandjalan, dapat hidup

didalam dunia Kang-ouw, melakukan hal' jang sesuai

dengan prikeadilan dan kebenaran, menolong si lemah

dan menjingkirkan mereka jang djahat.

? T A M A T ?




Pendekar Hina Kelana 8 Kembalinya Si Pendekar Rajawali Sakti 4 Kitab Tapak Perserikatan Naga Api Karya Stevanus Sp

Cari Blog Ini