Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng Bagian 1
Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
MERPATI PEDANG PURBA
(KOUW KIAM TJING WAN)
Diterjemahkan oleh :
Kauw Tan Seng
Team Kolektor E-Book
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Kontributor ? scan : Awie Dermawan
OCR ? editing - Pdf : Tan WillyKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-BookKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-BookKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-BookKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
DISCLAIMER
Kolektor E-Book adalah sebuah wadah nirlaba bagi
para pecinta Ebook untuk belajar, berdiskusi, berbagi
pengetahuan dan pengalaman.
Ebook ini dibuat sebagai salah satu upaya untuk
melestarikan buku-buku yang sudah sulit didapatkan
dipasaran dari kpunahan, dengan cara mengalih
mediakan dalam bentuk digital.
Proses pemilihan buku yang dijadikan abjek alih
media diklasifikasikan berdasarkan kriteria kelangkaan,
usia,maupun kondisi fisik.
Sumber pustaka dan ketersediaan buku diperoleh
dari kontribusi para donatur dalam bentuk image/citra
objek buku yang bersangkutan, yang selanjutnya
dikonversikan kedalam bentuk teks dan dikompilasi
dalam format digital sesua? kebutuhan.
Tidak ada upaya untuk meraih keuntungan finansial
dari buku-buku yang dialih mediakan dalam bentuk
digital ini.
Salam pustaka!
Team Kolektor EbookKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
KOUW KIAM TJING WAN
Sebuah rumah bertingkat tertampak njata diantara
sekian banjak rumah2 penduduk dusun lainnja
disebuah desa. Gandjil nampaknja, seluruh rumah2
penduduk dusun itu terdiri daripada seratus sepuluh
buah termasuk rumah bertingkat itu. Desa itu di-
lindungi oleh sebuah sungai jang tidak seberapa lebar
dan besarnja. Ketika mula pertama keluarga rumah
bertingkat ini pindah kedusun ini, penduduk dusun
pada umumnja pun pernah merasa ter-heran2.
Sepuluh tahun dengan tak terasa telah berselang,
seakan''' dirasakannja baru sekedjap mata sadja, maka
penduduk dusun itupun kini telah mendjadi biasa
melihat tjara hidupnja jang sangat berlainan dari
penghuni2 rumah bertingkat itu.
Selama itupun tiada seorang dusun tetangga pernah
masuk kerumah bertingkat itu, mereka pun hanja
mengetahui, bahwa rumah itu didiami oleh seorang
ajah dengan seorang puterinja serta dua orang katjung
atau pesuruh. Ketika keluarga itu pindah kedusun itu,
puterinja baru berumur delapan atau sembilan tahun
dengan sepasang kuntjir dikepalanja. Kini ia sudah
mendjadi gadis remanja jang elok tjantik itu
nampaknja se-akan2 terkandung suatu rahasia jangKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
tak diketahui oleh umum, maka orang jang pernah
menemuinyapun selamanja belum pernah melihat ia
menundjukkan bersenjum.
Ketika itu sudah larut malam, tetapi didalam rumah
bertingkat itu masih tampak sinar pelita dan bajangan
orang sinar pelita menjorot pada mukanja jang
rupawan. Nampaknja ia tengah berduduk disamping
medja buku dan matanja sedang memandang sebuah
lukisan jang terbentang diatasnja dengan bengong.
Adapun lukisan itu adalah sebuah lukisan sansui
(panorama) biasa sadja tetapi jelas, bahwa panorama
itu bukan panorama daerah selatan. karena gunung
jang terlukis pada gambar itu demikian megah dan
agungnja. sedikitpun tiada mengandung sifat
panorama daerah selatan jang pegunungannja indah
permai. Ia menunduk dan djari tangannja sedikit demi
sedikit menggeser diatas lukisan itu, nampaknja ia
hendak mentjari sesuatu pada lukisan itu, jang
diulanginya ber-kali', achirnja ia menghela napas dan
berdiri, tertampak pada wadjahnja seperti seorang
orang putus harapan. Lalu terdengar ia menggerutu
seorang diri katanja impian senantiasa tak dapat
dipertjaja, mengapa aku pertjaja kepada hal tahajul ?"
Ia tengah djalan mondar-mandir didalam ruang atas
itu, se-konjong2 terdengar ada suara orang naik pada
anak tangga. Maka dengan ter-gesa2 ia menggulung
lukisan itu lalu dirnasukkan di-dalam rak buku, setelah
mana diambilnja sedjilid buku diIetak-kannja diatas
medja dan dibatjanja dengan penuh perhatian. Baru
sadja ia selesai melakukan segala sesuatu tadi, tiba2
maka dari luar pintu terdengar suara orang batuk2
ketjil, lalu disusul dengan suara bitjaranja seorang tua
?Ah ! Hong, belum tidur-kah kau ?" Pada wadjahKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
mukanja nampaknja is agak ketakutan dan men-
djawabnja : ?Ajah. aku sedang membatja buku,
masuklah !" Pintupun segera terbuka. dan nampak
seorang tua melangkah masuk dengan langkah kaki
jang per-lahan2. Selagi masuk kedalam kamar, sinar
mata mentjorong menatap keseluruh kamar. Puteranja
jang disebut A Hong itu agak kuatir perbuatannja tadi
diketahui sikakek, dengan buku ia mengalingi
mukanja. tetapi dengan matanja jang djeli dan lebar
itu,. mengikuti sorot mata ajah-nya jang memutar naik
turun. Setelah lewat beberapa saat lamanya. barulah
orang tua itu duduk dengan perlahan, A Hong sekarang
mendjadi lega hatinja dan berkata : ..Ajah, kaupun
belum tidur ?" ?Ja! Aku tak dapat tidur, impian jang
buruk selalu mengganggu tidurku!" djawab orang tua
itu.
" A Hong mendadak sadja mendjadi terkedjut
nampaknja.
?Impian buruk? Kau bermimpi apakah Ajah ?"
tanjanja.
Orang tua itu berdiam sebentar lalu meng-ibas2kan
tangannja sambil berkata ?Ahh, tidak usah dikatakan
lagi."
Nampak tangannja orang tua yang dikibas2kan itu
besar dan Tebal telapak tangannja, dan ditengahnya
bersemu merah dan bertjahaja. Setelah mendengar
kata2 sang ayah itu, dalam lubuk hatinya A Hong
merasa heran. Pikirnja, ia sendiripun pada beberapa
hari terakhir ini, diwaktu malam hari senantiasa dapat
impian buruk, didalam mimpi itn, ia beracla didalam
keadaan seperti setengah sadar, tidurpun bukannja
tidur. Hal jang sedemikian itu telah terdjadi beruntunKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
tiga malam. Dan apa jang mengheran-kan ialah,
mengapa ajahnjapun djustru pada hari ini djuga
mendapat impian buruk. Ia tidak mengetahui apa jang
dimimpikan ajahnja itu, ia hendak menanja, tetapi
mengingat akan impiannja sendiri, ia tidak berani
membuka mulutnja.
Untuk sesaat lamanja keadaan mendjadii sunji-
senjap, tidak ada suara apapun djua, satu2nja suara
hanja letusan pelita jang meletik itu. Sekalipun A Hong
nampaknja membatja buku, tetapi se-benarnja
matanja senantiasa menatap ajahnja setjara sembunji.
Orang tua itu tengah memikirkan sesuatu, kepalanja
menunduk, sesaat kemudian dengan setjara se-
konjong" ia berkata ?A Hong, kau memikirkan apa ?
Kau tidak usah takut mengatakan sesuatu kepada
ajahmu, djanganlah menjembunjikan kata2 jang
hendak diutjapkan Itu didalam hatimu!" Dengan
mendadak sadja A Hong mendjadi sangat terkedjut
dan berkata ?Ajah, aku tidak memikirkan apa2 !"
Mendengar kata2 anaknja itu, orang tua itu se-
konjong2 ber-diri, tangannja menepuk medja hingga
menerbitkan suara berisik, sepasang alisnja berdiri,
dan matanja melotot, tadinja masih ter-hitung seorang
tua jang mendatangkan rasa hormat, kini se-konjong2
berubah bagaikan suatu malaikat jang djahat dan
bengis. Medja buku jang terbuat daripada kaju
tjendana ungu itu pun gemeretak seakan2 tak kuat
menerima tenaga tepukannja itu. A Hong buru2
berdiri, mendukung bukunja mundur menjingkir,
gerakannja tjepat bagaikan angin menghembus,
halaman buku itupun ter-balik', didalam halaman buku
itu mendadak berkelebat sinar mentjorong, ternjata
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dalam halaman buku itu terselip dua bilah pisau Liu JapKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
To (Pisau berhentuk daun pohon Liu) jang tipis
bagaikan kertas. Dan pada keadaan sedemikian itu
diperguna-kan oleh A Hong untuk menjelipkan pisau
tipis itu diantara ke-dua djari tangannja. Kedua mata si
orang tua itu mentjorong menatap A Hong sekian
lamanja atau se-konjong' sikapnja djadi melemah, ia
menghela napas kemudian lalu berkata ,.A Hong,
walau bagaimana-pun aku toh ajahmu bukan ?" A
Hong menganggukkan kepalanja, terpaksa, tetapi djari
menengah bersama empu djari tangan kanannja telah
mendjepit hulu pisau Liu hiap To itu. Pisau tipis itu
hanja lima dim pandjangnja dan selebar djari tangan,
kedua belahnja tadjam. Samasekali ia tidak
memperlihatkan perubahan sikap dan gerak-geriknja,
hanja dengan diam2 ia mendjepit pisau tipis itu dan di-
angkatnja, tetapi ia masih mengalinginja dengan buku
agar tidak terlihat oleh si orang tua.
Orang tua itu.berkata pula ?A Hong, setelah kau
mengetahuinja, maka seharusnja kau turut kata-
ajahmu ini. Djangan membuat ajahmu marah." A Hong
berkata sambil menggigit bibirnja ?Ajah, sekalipun
kata2mu itu benar, tetapi kata2 ibuku, apakah aku
tidak dapat mendengarnja ?" Sambil berkata, matanja
jang besar itu mengerling dan menatap muka si orang
tua, se-akan' ia hendak menem-busi isi lubuk hatinja si
orang tua. ?A Hong. ibumu telah meninggal dunia,
mengapa demikian kata mu ?'' kata orang tua itu
sambil memperlihatkan wadjah jang muram.
A Hong berkata dengan sikap adamnja : ?Ajah,
dimana ibu sekarang, kau beritahukanlah kepadaku!"
berkata A Hong, lagu suaranja demikian keren
sehingga tiada mirip'nja dengan hubungan ajah dan
anak. Maka berubahlah dengan segera air mukanja siKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
orang tua, telapak tangan kanannja diangkat dengan
per-lahan', pergelangan tangan kanannja berbalik se-
konjong". Tengah ia hendak menjerang A Hong
dengan telapak tangannja, atau dengan se-konjong"
pula telah berubah pikirannja, pergelangan tangannja
menurun, telapak tangannja menepuk media buku
sehingga berdeburan. Ter-njata medja itu telah
berlobang. Pit (alat tulis Tionghoa terbuat daripada
bulu dan bambu), tinta bak, kertas dan sebagainja ber-
lompatan karena gontjangan hadjaran telapak tangan
itu. Pelita minjak pun terpental beberapa dim tingginja
dan apinja hampir padam. Dengan diam' A Hong
mengertek gigi, tangan kanannja menekuk
kebelakang, tenaganja disalurkan pada kelima djari
tangannja. Maka dengan terdengarnja suara ,.sret" Liu
Jap To-nja menembus bukunja, melesat langsung
kearah si orang tua.
Djustru tepat pada waktu itu, api pelita pun
terpadamkan oleh samberan angin jang keluar akibat
pukulan telapak tangan si orang tua itu. Maka oleh
karenanja didalam kamar itupun tiba2 mendjadi gelap
gulita, apapun tak tertampak. Dalam pada itu
,terdengar pula suara bentaknja si orang tua. katanja
: ?Budak tjilik, achirnja kau pertjaja akan budjukan si
wanita siluman, melupakan budi, malah sebaliknja
menggigit si penolong !" menjusul dengan itu lalu
terdengar pula suara sedomprangan jang tak
hentianja. Setelah menjerang dengan Liu Jap To-nja,
A Hong buru2 me-lompat dan mengambil lukisan jang
ditelitinja tadi lalu diselipkan pada badju diatas
dadanja. Setelah mana ia bersembunji dibelakang rak
tempat rnenaruh buku'. Maka dirasakannja ada banjak
potongan kaju tipis melesat kesegala pendjuru dengan
membawa pangaruh jang hebat, bagai-kan deru anginKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
dan halilintar, terbang menantjap masuk kedalam
dinding tembok. Didalam keadaan jang sedemikian itu,
A Hong sudah gemetar, bernapaspun tidak berani
rasanja. Dua buah kaki kursi telah melesat dengan
pesatnja, hampir sadja mengenai ke-palanja: Dengan
terdengarnja suara ?Prak ! Prak !" semua menantjap
diatas dinding tembok. Beberapa saat kemudian
barulah suasana tenang dengan mendadak. Maka
terdengar pula panggilan si orang tua ?A Hong ! A Hong
! Dimana kau ? Djangan dengar dan pertjaja kata2 si
wanita iblis, tidak boleh kau pertjaja kepada impian ! A
Hong. aku tidak menjalahkan kau melukai aku dengan
pisau terbang. lekas kemarilah kau !"
A Hong tidak tergerak sama sekali hatinja. Si orang
tua memanggilnja pula beberapa kali, setelah mana
barulah A Hong berkata dengan sikap jang dingin
?Ajah, kutahu bukan impian, lekaslah kau tjeriterakan
padaku!" Si orang tua berdiri dengan napas sengal', ia
menantikan pemantik api, ia djalan dengan
sempojongan kearah sudut kamar, ia menjinarinja,
nampak pada sudut kamar itu terdapat sebuah pelita
minjak jang masih utuh, lalu dinjalakannja dengan
pemantik api itu, iapun lantas memutar tubuhnja.
Nampak bahwa tangan kirinja melindungi bahunja,
darah segera membasahi lengan badjunja, perabot
dan kursi-medja dalam ruang itu telah pada hantjur
lebur tak keruan. Wadjah mukanja putjat lesi. Ia
bertanja kepada A Hong : "Masih ada apa lagi jang
dapat ditjeriterakan ? Djika tidak ada aku, maka tulang
majatmu pun sudah mendjadi abu. Kini kau membalas
budiku dengan memperlakukan aku setjara begini !"
Belum lagi A Hong mendjawabNya, tiba-tiba terdengar
suara aneh yang terbit dari atas rumah.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
Suara gemuruh terdengar tak henti-hentinya se-
akan-akan guruh dan Guntur sambung-menjambung,
tetapi suara itu datangnja dari atap rumah. Suara
gemuruh itu serupa dengan roda kendaraan yang
mengeluduk diatas atap rumah.
Mendengar suara gemuruh itu A Hong bersama si
orang tua dengan tak terasa masing2 menengadah,
serta menatapkan pandangan matanja keatas. Dengan
terdengarnja suara mendebur jang dahsyat dan se-
konjong itu, maka batu dinding tembok berhamburan
dan pada atap rumah itu telah terdapat suatu lobang
besar.
A Hong bersama si orang tua dengan serentak
melompat minggir njala api pelita itupun berkelak-
kelik hingga beberapa kali, menjusul mana segumpal
bajangan hitam meluntjur turun dari lobang besar itu.
Ketika tadi setjara mendadak atap rumah itu petjah
dan berlobang, suara dan pengaruhnja betapa
mengedjutkan orang, tetapi ketika segumpal bajangan
hitam itu menurun kedalam rumah sedikitpun tidak
bersuara. Ketika A Hong bersama si orang tua
memandangnja setjara tenang maka tertampaklah
oleh mereka, bahwa jang turun dari lobang itu adalah
sebuah kendaraan jang beroda tunggal. Didalam
kendaraan itu termuat seorang wanita jang
mengenakan pakaian hitam, rambutnja jang pandjang
menutupi bahu dan mukanja. Orang hanja nampak
kedua matanja jang mencorong bersinar.
Wanita itu mengutik sedikit dengan tangannja.
maka kendaraan itu segera berputar arah. la tertawa
pandjang dan menjeram kan sambil berkata ?Tay Lek
Kim Kong, baik2 sadjakah selama kita berpisah ?" LaguKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
suaranja sangat menjedapkan telinga. Menurut lagu
serta tekanan lidahnja dapat diketahui bahwa wanita
itu datang dari daerah utara. Menampak wadjah
wanita itu, A Hong sangat tergerak hatinja Kiranja
wanita itu sama rupanja dengan wanita jang ia
temukan beruntun2 tiga hari didalam alam mimpi.
Didalam alam mimpi itu si wanita mengaku sebagai
ibunja kini djelas apa jang dilihatnja itu bukanlah
mimpi, tetapi sungguh terdjadi, wanita itu muntjul
dengan mendadak. Tapi benarkah wanita itu ibunja
jang sedjati ? Ia jadi sangat sangsi, tengah ingin
bertanya atau si orang tua sudah berkata dengan
sangat marahnja : "Siluman, aku hendak mengadu
djiwa denganmu!" Maka dengan terdengarnja suara
gemeroncang orang segera nampak si orang tua
telah mengeluarkan sendjatanja Sam Tjiat Kun
(Pentungan beruas tiga) jang terbuat daripada badja
murni. sinarnja berkilat2. Ia melangkah miring satu
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tindak, kemudian dengan menggunakan tipu pukulan
"Liaw Tjee Hui Hiat" (bintang alih melesat) mendadak
ia membalikkan tangannja menjerang si wanita aneh
itu.
Wanita itu mula' bertangan hampa. ia
membungkukkan tubuh-nja, tangannja me-raba
kebawah kiri-kanan kendaraan, maka dengan
terdengarnja suara mendjeblak, kendaraan itu
menurun dua kaki kebawah, dan setelah itu tahu' pada
tangan si wanita aneh itu telah mentjekal suatu
sendjata jang berbentuk lingkaran ,dan dengan
terdengarnja suara gemerintjing ia telah menjambut
serangan pentungan beruas tiga itu, keras lawan
keras, sehingga lelatu apinja muntjrat kesana-sini
akibat bentrokan kedua sendjata itu. Karena bentrokanKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
tenaga itu si orang tua mundur beberapa langkah
dengan ter-hujung'.
A Hong pun lantas mengetahui, bahwa sendjata
jang dipergunakan oleh wanita aneh itu bukan lain
daripada roda kendaraan itu, jang terbuat daripada
besi hitam murni. Si orang tua itu berkata dengan
napasnja jang mengap2 sam-bil mengertak giginja.:
?Tidak seharusnja dahulu hari aku berlaku baik hati,
kini benar2 aku mesti binasa dalam tanganmu!" Si
wanita berambut pandjang itu tertawa ter-kekeh"
dengan anehnja, rambut pandjangnja terhembus
angin me-riap. berkibar-an kian-kemari.
Setelah bertahan sabar untuk sekian lamanja, A
Hong sudah tidak dapat terus menutup mulutnja, ia
memanggil dengan suara perlahan ?Ibu!" Demi
mendengar suara panggilan itu, si wanita itu berpaling
dan berkata dengan tangisannja : ?Anak jang baik, aku
akan mem-buat perhitungan lama dengan orang ini,
setelah mana aku baru ber-tjakap' setjara asjik
denganmu!" Orang tua itu bangkit amarahnja.
?Perempuan siluman, kau mentjari aku untuk membuat
perhitungan lama, itulah dapat dimengerti, tetapi
mengapa kau datang malam' menggunakan dupa
ratjun jang membuat orang mabuk dan membuat A
Hong pingsan, setelah itu kau mengambil kesempatan
diwaktu dia belum sadar betul, kau pura2 mendjadi roh
atau saitan untuk mengadu domba, memisahkan
hubungan erat antara kami bapak beranak ?" kata
orang itu.
?Omong kosong, hubungan apa ?" dampratnja
wanita itu, se-belah tangannja sekali diangkatnja,
maka ia dengan kendaraannjaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
jang sudah tak beroda itu, sama2 membubung
tinggi, berbareng dengan itu kelima djarinja tak
henti2nja dibuat main, dengan demikian roda jang
berada didalam tangannja berputar sehingga men-Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
dengung. Dengan itu ia menerdjang si orang tua.
Nampak jang demikian itu si orang tua segera
mendjatuhkan diri untuk menghindarkannja, sambil
memukulkan pentungannja setjara melintang dengan
tak kurang tjepatnja pula, tetapi baru sadja tangan
bergerak, si wanita berambut pandjang itupun meng-
gerakkan tangannja, dan kendaraannja jang tak
beroda jang me-ngapung dua kaki diatas tantai itu
berputar dengan mendadak dan segera berhadapan
dengan si orang tua, rodanja sekali mem-balik lalu
menjambut serangan si orang tua itu. Si orang tua
telah mentjoba tenaga dalamnja wanita itu, dan telah
mengetahui bahwa tenaga dalam lawannja djauh lebih
kuat daripada tenaga dalamnja sendiri, maka ia tidak
berani keras adu keras pula buru2 ia menarik
pentungannja menjerang setjara me-mutar, tetapi hal
itu sudah terlambat, dan terdengarlah suara
gemerintjing jang keras. Setelah itu si wanita rambut
pandjang itu memutarkan pula rodanja dan
menjalurkan tenaga dalamnja jang dahsjat dengan
tjepat, maka si orang tua ber-ulang. lompat mundur
sampai tudjuh atau delapan langkah, maka dengan
ter-dengarnja suara ?Buk" satu kali, ia tertumbuk pada
dinding tembok, darah segar menjembur keluar dari
mulutnja. A Hong dilain pihak tak tahu apa jang ia
harus perbuat. Me-nurut setjara kepantasan, si orang
tua itu adalah ajahnja, dengan sendirinja ia seharusnja
mernbantui si orang tua, tetapi impian buruk jang ia
alami itu tak dapat tidak membuat ia merasa ragu'.
Lagipula tadi ia telah pula mendengar si orang tua
mengutuk si wanita itu, jang dikatakannja telah
menggunakan dupa ratjun membuat ia mabok, setelah
mana wanita itu ber-pura2 menjamar sebagai malaikat
atau saitan. Kata2 itu makin membuatnja ia lebih ragu2
lagi. Pikirnja djika wanita itu hendak mentjelakainja,Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
mengapa tidak melakukannja pada waktu itu ? Dari sini
dapat diketahui, bahwa wanita itu sama sekali tidak
bermaksud mentjelakainja. Tetapi benarkah wanita itu
ibu kandungnja sendiri ? Karena itu dengan diluar
kceauannja sendiri ia meng-ingat' ke-adaan alam
mimpinja selama tiga hari berturut' itu.
Pada waktu itu, suara tong tong baru sadja
terdengar dua kali, djadi hari baru sadja antara djam
sepuluh dan djam sebelas. A Hong baru tengah
membatja buku. Dengan mendadak sadja dirasakannja
selaput matanja memberat. Semendjak ia pindah di
dusun kecil di dekat Desa Hoa Koan bilangan daerah
propinsi Kuantung ini. Tiap tiap malam selewatnya
bunyai tong tong tong 3 kali antara jam dua puluh
empat tengah malam dan jam satu dinihari. A Hong
senantiasa berlatih tjara menggerakkan tenaga dalam.
Maka menurut kebiasaannja ia tidak tidur sama sekali
di waktu malam. Untuk baginja ilmu penggerakan
tenaga dalam jang dipeladjarinja itu adalah ilmu
istimewa keluarga itu, tidak memerlukan istirahat, Apa
jang dipentingkan ialah ber-duduk dan melatih djalan
pernapasan. Maka pada waktu sebelum djam dua
puluh empat ia senantiasa membatja segala buku2.
Dan oleh karena hal tersebut diatas sudah dilakukan
setiap malam hingga sudah mendjadi kebiasaan, maka
ketika selaput matanja memberat, ia merasa ter-
heran2, menggunakan tenaga hawa sedjatinja untuk
memberantasnja, tetapi hal itu bukan sadja
membuatnja djadi sadar, bahkan sebaliknja, rasa
kantuk-nja makin men-djadi' dan terdjatuh kedalam
alam jang samar2, schingga ia tidak dapat
membedakan apakah ia sebenarnja di alam sadar atau
sedang dalam bermimpi. Djustru pada waktu itu,
terasa olehnja suatu siliran angin dari daun djendelaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
jang terbuka dengan mendadak. Seorang wa-nita
berambut pandjang duduk pada sebuah kendaraan
jang beroda tunggal bagaikan terbang sadja agaknja
masuk kedalam kamar sambil memanggil .,A Hong ! A
Hong !" A Hong merasa heran dalam hati pikirnja,
mengapa wanita ini mengetahui akan namanja ? Maka
buru2 ia bertanja : ?Siapa kau?"
?Akulah ibumu!" djawab wanita itu sambil
menangis. A Hong ,djadi melengak, ia berkata
kemudian : ?Kau djangan bersenda-aurau denganku,
ibu kandungku telah meninggal dunia ketika aku baru
dilahirkan Iagipula suara lagu kata2mu tidak tjotjok,
ibuku seorang penduduk desa Sam Tjui bilangan
daerah propinsi Kwantung !"
Wanita itu menghela napas. ?A Hong, kan telah
terpedaja !" katanja, ..apakah kau kira pendjahat tua
itu bapakmu ? Tidak sadja dia bukan ajahmu, bahkan
dia adalah orang jang membunuh ajah-bundamu,
seorangmusuh besarmu. Djika kau hendak
rnengetahui keadaan jang se-benarnja, hendak
mengetahui makam dan tulang belulang ajahmu, serta
tempat simpanan mustika aneh, jang waktu itu dia
hendak merampasnja tetapi tidak berhasil, kau boleh
mentjari sebuah lukisan panaroma, jang disimpannja
didalam rak buku, jang terbuat dari hambu itu, dan
memeriksannja dengan teliti ! Anak jang ibumu belum
meninggal dunia, kau harus mendengar dan pertjaja
akan kata ibumu!"
A Hong mendengarnja dengan ter-bengong' ketika
ia hendak membuka mulut untuk hertanja, tiba' si
wanita berambut pandjang itu sudah menekankan
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tangannja diatas medja buku (medja tulis) dan pada
seketika itu djuga, dia ber-sama' kendaraannja,Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
mundur dan keluar dari djendela akan segera
menghilang.
Setelah wanita itu sudah pergi, A Hong telah
terbangun dengan mendadak, tetapi segala keadaan
didalam alam mimpi itu masih djelas seperti nampak
didepan matanja. Ia djadi terbengong2 seorang diri
untuk sekian lamanja. Ia menunggu suara tong tong,
kemudian terdengar olehnja suara tong tong dipukul
tiga kali. maka waktu itu sudah djam dua puluh empat
lewat. Dan ia segera melatih ilmunja mendjalankan
pernapasan dengan teratur dan tjaranja mengerahkan
tenaga dalam. Pada keesokan harinja, ia hanja
menganggapnja kedjadian semalam itu sebagai mimpi
buruk sadja.
Tetapi malam berikutnja, kembali ia dapat impian
jang serupa dengan keadaan semalam ,si wanita
berambut pandjang itu datang bagaikan terbang sadja.
A Hong djadi semakin heran didalam hatinja. Malam
ketigapun demikian djuga. A Hong mentjoba men-tjari'
apa? diatas rak tempat penjimpan buku. itu, dan benar
sadja dengan setjara mudah ia dapat menemukan
segulung lukisan tua jang disimpan didalam buluh
bambu. Maka lalu dibentangkannja lukisan itu untuk
diperiksa, tetapi apa jang ia ketemukan hanja lukisan
panorama biasa sadja, tak dapat diketemukan sesuatu
jang mentjurigakan.
A Hong memeriksanja lagi dengan teliti. tidak djuga
berhasit menemukan apa2. Pada malam keempat, A
Hong djadi makin tjuriga, pikirnja apakah Tay Lek Kim
Kong Oey Ling jang ia panggilnja ajah itu bukan ajah
kandungnja? Apakah benar seperti apa jang dikatakan
oleh perempuan berambut pandjang itu. Bahwa orang
jang dipanggil ajah itu sebenarnja adalah musuhKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
besarnja pembunuh ajah-bundanja sendiri ? Djustru
tengah ia terbengong' itu. Tay Lek Kim Kong Oey Ling
sudah datang dan masuk kekamar. Dan oleh karena ia
itu buru2 ia simpan gambar itu dan pura' membatja
buku. la menjelipkan dua buah Liu Jap To atau pisau
setipis kertas itu didalam halaman buku itu. Kemudian
setelah ia mendengar orang tua itu mengatakan,
Bahwa biar bagaimanapun djuga ia harus
menganggapnja ajah dan sebagainja, maka
ketjurigaannja makin men-djadi2. Setelah Tai Lek Kim
Kong menggebrak medja dan gusar, barulah A Hong
pertjaja benar2 apa jang ia lihat didalam alam
mimpinja serta katanja wanita berambut pandjang itu
benar adanja, lalu dilepaskannja serangannja dengan
pisau tipis Liu Jap To itu.
Samasekali tidak disangka, setelah Tay Lek Kim
Kong terluka, wanita berambut pandjang jang
disaksikannja didalam alam mimpi itu telah menggedor
atap rumah dan turun dari atas, dan sekali bertemu
segera bertempur.
A Hong menjaksikannja dengan terpaku dipinggir.
Setelah nampak Tay Lek Kim Kong terpental, dan
punggungnja tersentuh dinding tembok dan
menjemburkan darah segar dari mulut-nja, jang mana
menandakan dia telah mendapat luka berat, maka A
Hong lalu teringat, bahwa selama belasan tahun ini.
Tay Lek Kim Kong Oey Ling hidup bersama2 dengannja
didusun ketjil ini, dan memperlakukannja seperti ajah
terhadap anak kandung-nja. Ilmu silat jang dimilikinja
hingga sekarang inipun adalah Tay Lek Kim Kong jang
mengadjarkannja. Mengingat akan hal itu, maka
didalam hatinja sebenarnja timbul rasa tidak tega, lalu
lari kepadanja.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
Tay Lek Kim Kong Oey Ling nampak akan hal itu,
dengan mendadak sadja ia berseru : ?Djangan
mendekat ! Aku adalah musuh atau pembunuh
ajahmu!"
Mendengar perkataan itu A Hong sangat terkedjut,
lalu me-nanja : ?Kau Kau " Tay Lek Kim Kong
tertawa sedih sambil berkata : ?Tidak salah, aku ini
pembunuh ajahmu !" Ia mengangkat tangannja jang
gemetar itu, sambil menundjuk pada wanita berambut
pandjang. ia berkata : ?Diapun pembunuh ajahmu,
tangannja lebih kedjam daripada aku! Dia lebih
beratjun ! Setelah dia membunuh ajah dan ibumu,
sehingga kini belasan tahun telah berselang, tapi masih
djuga ia tidak mau membiarkanmu, tidak mau
membiarkan aku djuga!" Malam ini didalam waktu
sesingkat itu telah terdjadi hal jang mengakibatkan
suatu perubahan jang terlampau besar bagi
penghidupan A Hong selama ini, maka tak tahulah ia
apa jang harus diperbuat. maka ia berkata : ?Dia .
dia .. kau .. kalian ini semua sebenarnja orang
matjam apa ?" Tay Lek Kim Kong Oey Ling berkata
dengan napas sengal2,
"A Hong aku terhadapmu seperti djuga ajahmu
,sadja, Kau panggillah aku sekali saja" Hati A Hong
sudah tidak keruan rasanja, ia tidak turuti kebendaknja
orang tua itu. Setelah mana ia nampak si wanita
berambut pandjang itu sambil memperdengarkan
suara tertawa aneh berulang2, roda jang ada
ditangannja diketukkan kelantai. maka orang serta
kendaraan itu membumbung tinggi, akan kemudian
roda itu terpasangkan pada asanja. maka kendaraan
itu menjadi pula kendaraan jang berodla tunggal, dan
selandjutnja tangan si wanita itu menolak, makaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
kendaraan itu segera djalan kearah pintu dengan
tjepatnja. Terdengar suara gemuruh dari
menggelindingnja roda kendaraan itu jang turun dari
anak tangga rumah bertingkat itu.
Menampak kepergiannja wanita itu A Hong berseru
.,Tunggu dulu sebentar !" Tetapi kendaraan beroda
tunggal itu bukan main tjepatnja. A Hong baru turun
dari empat atau lima tingkat anak tangga, kendaraan
itu sudah menjentuh pintu jang masih tertutup hingga
menerbitkan suara mendebur dan pintu itu sudah
berlobang besar, dan wanita berambut panjang itu
bersama2 kendaraannja telah keluar dari lobang itu .
A Hong memburuhnya keluar dari pintu jang
terbobol itu untuk melihatnja maka nampak wanita itu
sudah berada terpisah empat atau lima puluh kaki
jauhnya dan sesaat kemudian sudah menghilang
didalam kegelapan. A Hong mengetahui, bahwa ia tak
akan berhasil mengejarnya, dengan perasaan ter-
paksa ia kembali ke tingkat dua.
Ia tampak Tay Lek Kim Kong sudah jatuh di lantai,
wadjahnja putjat lesi menge!uarkan air peluh se-besar'
kedele. nampak A Hong masuk dengan napas empas-
empisi, ia memanggil ?A Hong! A Hong !"
A Hong memang berhati mulia dan luhur, kedjadian
malam ini telah membuat hati dan semangatnya kacau,
kini menampak Tay Lek Kim Kong Oei Ling ,sudahhabis
tenaga dan akan menemui adjalnya maka timbulalah
rasa kasihannya, ia menunduk dan bertanja "Ayah ada
apa memanggilku ?"
Mendengar pertanjaan Itu Tay let Kim Kong
memperlihatkan sedikit senjuman sambil berkata _AKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
Hong, achirnja kau mau djuga, memanggilku ajah,
jerih-pajahku selama belasan tahun ini .,.dapat djuga
dikatakan tidak sia-sia, Iekaslah kau rusakkan rak buku
terbuat dari bambu bintik' itu, didalam rak itu terdapat
sebuah lukisan panorama jang erat hubungannja
dengan kau, aku akan menundjukkan kepadamu."
' ?Tak usah kau ambil dari dalam rak buku, lukisan
itu sudah ada padaku." Lalu diambilnja lukisan itu dari
dalam badjunja.
Mendengar kata2 A Hong itu, Tay Lek Kim Kong Oey
Ling dengan mendadak sadja berubah wadjah
mukanja, ia berkata ,Apakah si wanita iblis itu jang
mentjeriterakan kepadamu ? Dia .. dia
,.Ajah, apakah dia bukan ibu kandungku ?" tanja
A Hong, memotong. -
Tay Lek Kim Kong Oey Ling sudah tidak ada
tenaga untuk mendjawab lagi, ia hanja
membentangkan lukisan itu, djari telundjuknja
bergeser', berhenti pada lukisan suatu puntjak
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gunung dan berkata : ?A ."
A Hong tengah mendengarnja dengan penuh
perhatian, tetapi beberapa saat telah lewat, tidak
ada kata' lain jang diutjapkan orang tua itu. ia
menatapi wadjah si orang tua, maka diketahuilah
bahwa Tay Lek Kim Kong Oey Ling sudah tidak
bernapas lagi, kiranja baru dia menjebut kata ?A",
napasnja sudah lantas berhenti dan meninggal
dunia.
Semendjak A Hong mendjadi dewasa dan
mengerti urusan, sekalipun ia pernah merasa,
bahwa ajahnja jaitu Tay Lek Kim Kong Oey Ling,Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
seorang jang mengcrti ilmu sastera berbareng
mengerti djuga ilmu silat, berbitjara mengenai
tjeritera penghidupan didunia persilatan seakan.
diapun salah seorang jang berilmu tinggi, tetapi
sebaliknja dia malah membawanja hidup menjepi
didusun sesunji ini. Hal ini memang agak aneh,
tetapi ia samasekali tidak menjangka, bahwa
riwajatnja atau asal-usulnja sendiri ada demikian
anehnja. Ia samasekali tidak mengira, bahwa Tay
Lek Kim Kong jang mcmperlakukannja sebaik ini,
sebenarnja bukan ajahnja sendiri, malah pada
mendjelang menemui adjalnja mengaku, bahwa dia
adalah musuh jang membunuh ajah kandungnja
sendiri.
Tentang wanita beramhut pandjang jang
menggunakan kendaraan beroda tunggal dan jang
sepak terdjangnja sangat aneh seakan' tingkah-
lakunja saitan atau iblis itu, baginja terlebih aneh
serta penuh dengan rahasia. Siapakah dia
sebenarnja, tidak dapat diketahuinja.
A Hong terbengong untuk beberapa saat lamanja
memandangi djenazah Tay Lek Kim Kong. Achirnja
ia ambil lukisan jang masih didalam tangannja
orang tua itu, lalu ditelitinja dibawah
sinar pelita, diperiksanja dengan seksama gambar
puntjak gunung itu. Puntjak gunung itu didalam lukisan
hanja sebesar kepalan tangan, tetapi setelah
diperiksanja dengan seksama, maka diketahuilah,
bahwa disitu terlukis empat atau lima orang, wadjah
rupanja seperti hidup. A Hong tergerak hatinja, sinar
pelita sangat suram, untuk sementara tidak djelas
baginja, lalu dengan sangat hati2 dimasuk.- kannja
kedalam sakunja. Setelah mana ia mengambilKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
sepasang golok Liu Jap To jang tersangkut pada
dinding tembok, lalu ia masuk ke kamar tidur, setelah
keluar pula, ia telah mengenakan pakaian berwarna
ungu tua dan herkantjing rapat. Dengan hati se-akan'
tidak tega meninggalkannja, ia menatap kamar buku
jang selama hidupnja itu mendjadi tempat berlatih dan
membatja itu, lalu mendukung djenazah Tay Lek Kim
Kong Oey Ling, dibawanja keluar dan turun dari rumah
bertingkat itu.
Keadaan dusun pada malam itu sangat sunjinja. Ia
terus jalan sampai diudjung dusun baru menghentikan
langkah kakinja. Dengan menggunakan golok Liu Jap
To itu, ia menggali tanah dan menguburnja djenazah
Tay Lek Kim Kong itu dengan sembarangan sadja.
Setelah mana ia menengadah dan menghela napas
pandjang. Ia sudah mengambil ketetapan untuk
mentjari tahu mengenai asal-usul dirinja sendiri, dan
djuga akan berusaha mengetahui siapa sebenarnja
ajah serta ibu kandungnja. la berdiam ditempat itu
untuk sesaat lamanja, kemudian lalu melangkahkan
kakinja kearah utara. Ia berdjalan terus tak henti'nja,
sampai pada hari sudah terang tanah tibalah ia
disebuah kola ketjil. Hari itu kebetulan adalah hari
pasaran untuk kota itu, banjak sekali orang berhilir
mudik, ia jang semalam suntuk tidak tidur, perutnja
merasa lapar. Lalu masuklah ia kesebuah rumah
makan. Baru sadja ia melangkahkan kaki atau dari
hadapannja terlihat seorang jang tubuhnja ketjil
berdjalan ter-hujung2 sambil seradak-seruduk kian-
kemari. A Hong miringkan tubuhnja, orang itupun
miringkan badannja, hampir sadja menjentuh
tubuhnja, tetapi achirnja hanja lewat dengan saling
tersenggol sadja. A Hong tidak hendak berurusan
dengan orang hanja soal ketjil ini. ia djalan perlahan2Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
masuk, baru sadja ia duduk belum lagi memesan
barang makanan, tiba2 orang jang tadi hampir
bertubrukan dengannja itu telah kembali dengan
kedua tangannja
Memegang sebuah lukisan sambil di pandangnya
dengan penuh perhatian.
A Hong jadi terkejut, tangannya merogoh ke dalam
sakunya, maka ia mengetahui gambar lukisan
panorama yang dibawanya telah hilang. Maka bukan
main kagetnya, ia menggebrak meja sambil berseru
"Eh ! Kau ini, mengapa pada siang hari yang terang
benderang ini berani mentjuri barang orang ? "
Orang itu tertawa ha ha hi hi. Tertampak oleh A
Hong bahwa Orang itu mengenakan badju pandjang
jang gerombongan, pada kepalanja memakai topi brtlu
jang aneh bentuknja, rornannja tja-lap ganteng.
seorang pemuda jang berusia tudjuli atau detapan
betas tahun. Tetapi pada dahinja teluh tertampak
tudjuh atau dela-pan lekuk' jang datum, narnpaknja
sungguh lutju. Dengan tertawa meringis is herkata ?Eh
! Nona, hati2ah dengan kata2mu, siapa jang mentjuri
barangmu ?" Lagu suara perkataannja adalah lagu
lidah orang daerah utara, suaranja empuk se-akan2
keluar dari mulutnja seorang pemudi sadja. A Hong
sangat gelisah, ia melompat selangkah dan merebut-
nja dengan tangan kanannja, ia mempersatukan
kelima djarinja bagaikan sendjata tombak tjagak
rnenjerang kedua mata orang itu. sedang tangan
kirinja ia membolak-balikan pergelangan tangannja.
dengan demikian ia menggunakan tipu pukulan ?Pwat
In Na Gwat" (menjingkap awan mengambil rembulan),
ialah salah satu matjam pukulan dalam Ilmu silat ?Siam
Kin Na Djiu" (ilmu silat tangan kosong), ia merebutKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
lukisan jang dipegang oleh orang itu. Tetapi
samasekali tak disangka, bahwa gerakan orang itu
sedemikian gesitnja ia lompat berkelit, dan dengan
kesempatan itu ia telah mendjambret bangku
pandjang untuk menutupi kepala serta mukanja. A
Hong makin gelisah tertjampur gustar, maka dengan
terdengarnja suara gemerontjang, kedua golok Liu Jap
To-nja telah terhunus, dan sinarnja jang putih berkilau
membuat orang silau matanja. Ia membalik tangannja,
golok Liu lap To segera menjambar mengenai bangku
pandjang itu. Orang itu melepaskan bangku
pandjangnja sambil berseru ?Tjelaka! Perampok wanita
menggunakan sendjata!" Samasekali A Hong tidak
menjangka, bahwa orang itu akan melepaskan
tangannja dengan mendadak, karena terlampau baKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
njak ia mengerahkan tenaganja, ia terhnjting
mundur kebelakang dua langkah. Sementara itu ia
menatap kepada orang itu, maka dilihatnja orang itu
mentjemoohkannja dengan memainkan rupa mukanja.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
Sungguh membuat orang djadi djengkel bertjampur
merasa lutju. Karena itu A Hong berkata ?Sahabat !
Lukisan itu tak akan ber-guna hagimu, sebaliknja
bagiku sangat berharga, kuminta dengan hormat kau
suka mengembalikannja!" Orang itu mengeluarkan
suara tertawania sambil memainkan bahunja turun-
naik, nampaknja ia tidak sudi meluluskan permintaan
A Hong. A Hong djadi tidak berdaja, dengan terpaksa
ia mengedjarnja pula. Didalam rumah makan itu
memang terdapat belasan tamu jang sedang makan
dan minum, tetapi karena perkelahian kedua orang itu,
maka kesemuanja pada lari menjingkir.
Pelajan rumah makan itu bersama pemiliknja djuga
ketakutan. Ada pula seorang pelajan rumah makan
bersembunji didalam lemari. Pemilik rumah makan itu
tidak berani melihat dengan mengangkat kepalanja. Ia
berseru ?Radja perampok wanita, ampunilah djiwaku!"
Tengah ribut2 itu, ada dua orang masuk dengan
langkah lebar, jang seorang berusia kira2 dua puluh
tudjuh atau dua puluh delapan tahun, jang seorang
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lagi baru berumur dua puluhan. Mereka berseru
dengan serentak : ?Mengapa kalian berkelahi ?" Jang
usia mudaan, lidah suaranja berlidah penduduk
pribumi tempat itu, jang tuaan berlidah orang daerah
utara.
Nampak ada orang datang, A Hong lalu menundjuk
orang itu sambil berkata ?Orang ini telah merampas
sebuah lukisanku." Jang berusia mudaan berkata :
?Oh, ada kedjadian jang dem-kian ?" Ia berpaling
kepada orang itu sambil mendamprat : ,,S-habat,
kulihat kaupun salah seorang dari kalangan Kang-ouw,
mengapa turun tangan men,hina ,wanita ?" Orang itu
meleletkan lidahnja sambil berkata : ?Ai ! Hebat benarKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
! Aku bernama Tju Sam Hwa, namamu siapa ? Apakah
kau seorang hidung belang ?" Pemuda itu melengak
lalu bertanja : .,Mengapa aku disebut hidung belang ?"
Orang itu tertawa terkekeh", lalu berkata pula :
?Hidung belang suka akan wanita jang berparas elok,
apakah kau tidak mengetahui ? Kau nampak nona ini
elok rupanja, sekali masuk lalu mengatakan aku salah,
apakah kau masih terhitung orang djudjur ?" Pemuda
itu berubah roman wadjahnja. Pikirnja, dengan hanja
mendengar dari satu pihak sadja lantas menjalahkan
orang, me-manglah tidak benar. Maka ia tidak dapat
membantah perkataan Tju Sam Hwa dan diam sadja.
Jang usianja tuaan, nampaknja djudjur polos. maka ia
tak dapat ber-kata'.
Setelah membungkam sekian lamanja. achirnja
orang jang usia-nja mudaan itu berkata : "Saya jang
rendah She Siang bernama Ban. Kalian berdua
mengapa bertengkar disini, harap memberikan
pendjelasan!" Mendengar perkataan itu, A Hong meng-
gedruk'kan kakinja sambil berkata : ..Bukankah telah
kukatakan tadi bahwa orang ini merampas sebuah
lukisan ? Akupun tidak minta kalian mengurus soal ini,
aku sendiri mempunjai daja tmtuk merebut kembali !"
Setelah berkata begitu, ia mernbolang-balingkan
kedua golok Liu Jap To-nja, lalu melompat madju.
Tangan kirinja meng-gunakan tipu pukulan ?Swat Hwa
Kai Tong" (Bunga saldju menutupi kepada), Lengan
kanannja menggunakan tipu pukulan ?Ling Wan Hian
Tho" (Kera sakti rnenjadjikan buah Tho) ia menjerang
dengan tjepat dengan kedua goloknja. Orang itu
berseru njaring : ?Aduh ibuku!" ia lantas melom-pat
tinggi kira2 puluhan kaki tingginja. Tangannja diulur,
mendjambret kaso rumah, lain bergojang kian-kemari,
kedua kakinja melurus, maka dengan segera orangnjaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
bagaikan anak panah meninggalkan busurnja lompat
keluar sampai ditengah djalan. A Hong berseru : ,.Hei,
bangsat, djangan lari !"
Setelah mana ia menenteng golok Liu Jap To-nja
lalu mengedjarnja dari belakang, orang' jang nampak
keadaan itu lalu pada menjingkir. Ternjata kedua orang
jang baru datang itu tidak mengenal satu pada lain.
Maka Siang Ban memberi hormat kepada orang itu,
sambil bertanja : -Kakek ini she apa dan nama apa ?"
?Aku jang rendah Thia It Kwie," djawahnja orang itu.
?Thia-heng. kedua orang tadi tinggi sekali ilmu silatnja.
Pihak mana jang salah sementara sukar diketahui
djelas, bagai-mana djika kita mengedjarnja dari
belakang ?" berkata Siang Ban. Rupanja Thia It Kwie
berkeberatan, Siang Ban tidak puas agaknja. ia berkata
: .,Peribahasa ada mengatakan bahwa didjalan
nampak hal jang tida adil, menghunus golok untuk
menolong. Thia-heng mengapa menolak ?" Thia It
Kwie menghela napas.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
"Siang Heng tidak tahu" katanya " orang yang
merebut lukisan itu adalah sumoyku" Mendengar kata-
kata Thia It Kwi itu, Siang ban terkejut.
"Sumoyku itu sangat nakal" kata Thia It Kwi pula
"aku . Aku.. tidakberani membuat ia marah !"
Mendengarkata2 itu, Siang Ban hampir tak tertahanKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
untuk tidak tertawa ia lalu berkata ?Mustahil seorang
laki2 takut kepada perempuan? Hajo, djalan !" ia lalu
menarik tangan dengan paksa.
Maka dikisahkan kedua orang jang kedjar-
mengedjar itu, tidak antara lama sudah keluar dari
kota ketjil itu. Dari kedjauhan telah nampak bukit Hwa
San jang hidjau dan rindang pohonnja. A Hong
mengerahkan segenap tenaganja, tetapi orang itu
tetap berada didepannja dengan djarak antara
beberapa belas kaki, tak dapat ditjandak. Gambar
lukisan panorama itu telah diberi petungjuk oleh Tay
Lek Kim Kong Oey Ling semalam, dipuntjak gunung
pada lukisan itu ada beberapa lukisan manusia jang
sangat hidup dan mirip keadaan jang sebenarnja. Maka
daripadanja pasti ada sesuatu rahasia jang besar, dan
hal ini belum ia dapat ketahui djelas, tetapi lukisan itu
telah dirampas oleh orang itu. Maka bagaimana mana
A Hong dapat membiarkannja dengan begitu sadja?
Oleh karena itu A Hong mendampratnja : si orang She
Tju. djika kau tidak mau berhenti. nonamu tak akan
berlaku sungkan lagi !" Sambil berkata demikian ia
sudah membuka sutera ungu jang ada pada bagian
pinggangnja, tampaklah didalamnja sebaris golok Liu
Jap To jang pandiangnja kira2 lima dim dan
berdjumlah kira2 tiga atau empat puluh buah.
kesemuanja berkilau2 menjilaukan mata. Tju Sam
Hwa tidak menghiraukan antjaman itu, malah ia ber-
kata : ..Kalau kau mempunjai kepandaian,
keluarkanlah semua! Apa gunanja menggertak. sadia
?" Mendengar tantangan itu, panaslah hatinja A Hong,
ia berkata ..Baiklah !" Dengan udjung goloknja ia
mentjongkel did-lam kantong sutera itu, maka dengan
terdengarnja suara gemerintjing beruntun2 tudjuh
buah golok Liu lap To beterbangan di udara. A HongKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
hergerak dengan tjepatnya, kedua tangannya diangkat
erentak serentak, tangan kirinja melontarkan tiga buah
golok terbang tangan kanannja melontarkan empat
buah, ketudjuh buah golok terbang itu melesat
meluntjur kearah Tju Sam Hwa.
Baru sadja ketudjuh buah golok Liu hap To itu
melesat, lalu Ia memindahkan goloknya pada tangan
kirinja, dan tangan kanannya meraba pula bagian
pinggangnja, diambilnja pula tudjuh buah golok Liu Jap
To ditumpuk menjadi satu di tangannya,
dibalingkannya tangannya maka tujuh buah golok
terbang melesat pula malah lajunya melebihi ketujuh
buah golok terbang yang pertama tadi, tidak antara
lama kemudian, yang dilepaskan belakangan ini telah
melombai golong terbang yang pertama dan meluncur
terlebih dahulu.
Nampaknja Tju Sam Hwa sama sekali seakan tidak
bersiaga, golok terbang jang dilepaskan belakangan itu
sudah hampir mengenai sasarannja. tetapi dengan
mendadak ada orang berseru di samping ?Hati2lah
Sumoay ! Berikanlah sedikit rasa kasihan nona!"
Setelah mana maka orang dapat nampak, bahwa
ada sesosok tubuh jang dilindungi segumpal sinar
murni terbang melintang dari samping, kiranja orang
itu tengah memainkan pedang pandjangnja sewaktu
orangnja masih berada diudara. Kembang2 dari
permainan pedangnja itu telah memukul ketudjuh
buah golok Liu Jap To jang sudah hampir mengenai
Tju Sam Hwa itu.
Tetapi ketudjuh buah golok terbang baru sadja
tertampak djatuh semua, tudjuh buah golok terbang
jang menjusul telah tiba ketika orang itu memainkanKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
pedangnja untuk menghadapinja sudah tidak keburu,
hanja dapat ia menjampok djatuh lima buah golok, dan
dua buah golok terbang jang lainnja berhasil
menerobos masuk dalam djaring bajangan pedang
jang rapat itu menantjap pada kedua belah bahunja.
Golok menantjap masuk hingga tiga dim lebih
dalamnja, darahnja mengalir keluar.
A Hong nampak, bahwa golok terbangnja salah
melukai orang lain, maka dengan tidak disengadja ia
telah mengeluar suara ?Ah !"
Kiranja orang itu bukan lain daripada Thia It Kwie,
Tju Siu Hwa sebaliknja berpaling kebelakang dan
mentjomel ?Suko, lagi kau datang mentjampuri urusan
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
orang lain. Belasan besi jang bobrok itu tak mungkin
dapat melukai aku!" Sambil kata demikiaa mukanja
memperlihatkan wadjah orang jang tidak senang.
Thia It Kwie tertawa getir sekali, lalu menotok djalan
darahnja Kian Tjing Hiat sendiri agar supaja darahnja
berhenti mengalir.
A Hong merasa sangat malu, ia djalan mendekati
hendak berkata2, tetapi wadjah mukanja berubah
merah karena djengahnja.
Sebaliknya, Thia It Kwie malah membudjuknja :
?Nona djangan kuatir hanja luka pada kulit sadja." .A
Hong melengak, in pikir didalam hatinja, dikolong
langit ini mengapa terdapat orang sedjudjur ini ?
Orang mengatakan bahwa orang2 didaerah utara
banjak jang sederhana dan djudjur, ,Sungguh dapat
dipertjaja. Maka ia lalu berkata dengan suara perlahan:
?Aku .. Aku tidak sengadja menjerangmu." Thin It
Kwie berkata sambil tertawa wadjar : ?SumoaykuKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
sangat nakal, suka menerbitkan onar, Iegakanlah
hatimu nona, aku akan suruh dia mengembalikan
barang nona."
A Hong djadi ragu22 .,Nona, nona Tju ini suka main',
semuanja terbit karena salah paham sadja." Siang Ban
tjampur bitjara. ?Hm ! Kalian berdua djangan berlagak
rojal, lukisan ini adalah miliku, siapa pun djangan ingin
memintanja," kata Tju Sam Hwa sambil
memperlihatkan wadjahnja jang muram. Thia It Kwie
membudjuk ?Sumoay, dimana kau memiliki Iukisan?
Lekaslah keluarkan dan kembalikan kepada nona ini !"
?Fui ! Apa katamu ? Kau mana tahu aku mempunjai
lukisan?" berkata Tju Sam Hwa dengan marah. Thia It
Kwie terdiam tidak dapat berkata'.
Tju Sam Hwa baru sadja merampasnja dari
tangannja A Hong merampas lukisanmu. katakanlah
pada lukisan itu terdapat apa ?" ?Sebuah lukisan
panorama, pada puntjak gunung terdapat pula lima
atau enam manusia sebesar kedele," djawah A Hong.
Tju Sam Hwa baru sadja merampasnja dari tangannja
A Hong dan baru sadja melihatnja dengan sepintas
lain, pasti ia tidak akan dapat menemukan orang
seketjil itu, Tetapi ia berlagak dan berkata : ?Benar.
masih ada apa lagi ?" A Hong melengak ?Tidak ada apa'
lagi," djawabnja.
Tju Sam Hwa berkata sambil bersenjum ewa :
?Maka dapat diketahui, bahwa lukisan itu bukan
milikmu. Diatas gardu gunung itu terdapat papan jang
melintang, kata' apakah jang tertalis pada papan itu,
dan siapakah jang menulisnja ?" A Hong terbengong
sesaat lamanja. In pikir didalam lukisan memang benar
terdapat sebuah gardu, tetapi gardu itu hanja lebihKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
kurang satu dim tingginja. Kalau benar terdapat papan
tulisan jang melintang, tapi mustahil masih terdapat
tulisan? Maka ia lalu mendampratnja ?Kau membohong
apa ?" Tju Sam Hwa berkata : ?Suko, kau hendak
membantui orang luar, kali ini sebaliknja kau salah
membantu orang." Wadjah muka Thia It Kwie berubah
merah karena djengahNya. Ia berkata : "Sumouy,
mana dapat aku membantu orang lain ? Mustahil kau
masih belum mengetahui isi hatiku?"
Kiranya sudah lama Thia It Kwie merindukan asmara
kepada sumouynya. akan- tetapi oleh karena ia adalah
seorang djudjur maka maksud hatinja itu senantiasa
disimpannja tidak dintarakannja, kali ini karena sangat
gelisah, maka terlandjur ia menjatakan isi hatinja,
sesudah itu iapun sangat djengah ke-merah'an
mukanja. Dengan suara menghina Tju Sam Hwa
berkata ?Fui ! Tebal amat mukamu ! Sahabat ini,"
katanja sambil menundjuk Siang Ban , ?kuminta papan
tulisan melintang pada gardu itu tertulis, ?Lok Sui
Teng"' (Garda air ria) tiga kata' dan jang membubuhi
tanda tangan bernama Siang Djiu Beng," lain ia
membentangkan lukisan itu.
Siang Ban mendengar dlisebutnja Siang Djiu Beng
djadi melengak. Lalu bersama Thia It Kwie ia sama
melihatnja. dan kesudahannja memang benar seperti
apa jang dikatakan oleh Tju Sam Hwa. Kata2 itu
demikian ketjilnja, tidak lebih besar daripada bidji
widjen, tetapi djika tersorot oleh sinar matahari
sebaliknja nampak sangat djelas. setjoretpun tidak
sembarang tulis. Tulisan itu berbentuk style tulisan
kurus dari zaman kaisar Song Wi Tjong. Thia It Kwie
seorang djudjur ia merantau kedaerah selatan ber-
sama' denganTju Sam Hwa, sebenarnja ia mengetahuiKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
djelas bahwa sumoaynja itu tidak memiiiki lukisan.
tetapi kini nampak, bahwa apa jang dikatakannja
semua benar. maka dengan terpaksa ia berpaling
kepada A Hong clan berkata : ,.Nona, kata2 Sumoay,
ku tidak salah."
A Hong ter-heran'. ia pikir didalam hatinja :
..Mengapa dia rnengetahui rahasia didalam lukisan itu
?" Maka ia buru2 berkata ..Kiraku dia kebetulan sadja.
Lukisan itu dengan sebenarnja adalah milikku."
.,Apakah kau hendak mengakui hal milik orang ?" kata
Tju Sam Hwa agak mendongkol. Lain ia membalik
tubuh dan lari.
Siang Ban mengikutinja sambil berseru : .,Nona Tju,
tunggu, Siang Djiu Beng itu adalah ajahku, mengapa
namania terdapat didalam lukisan itu ?" Tju Sam Hwa
menoleh pun tidak. Siang Ban pun terus mengedjarnja.
A Hong pun hendak mengedjarnja, tetapi dihaIang-
halangi oleh Thia It Kwie sambil berkata ?Nona,
djangan menjusahkan Sumoayku!" A Hong sangat
marah. ia mengangkat goloknja hendak membatjok,
tetapi pedang pandjangnja Thin It Kwie terkulai
kebawah sama sekali tidak punya kehendak untuk
membalas. A Hongpun tampak luka dibahunya Thia It
Kwie masih meneteskan darah, maka tak tega ia
membatjoknya pula. Ia menengadah dan melihat
bahwa Siang Ban bersama Tju Sam Hwa sudah lari
djauh, ia lain menghela napas sambil
berkata:,,Tjampur tangannja kalian telah membuat
urusan bahkan bertambah katjau! Lukisan itu memang
benar milikku." ?Segulung lukisan, ada pada hargania
?" djawab Thia It Kwie. Menampak akan
kedjudjurannja Thin It Kwie itu, menimbulkan kesan
baik dalam hatinja A Hong, tambah pulan Thia It KwieKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
memang benar tidak mengetahui apa gunanja lukisan
itu, tidak dapat ia menjalahkannja. Maka ia lalu
mentjeriterakan asal-usul-nja lukisan itu serta riwajat
hidupnja sendiri dengan setjara sepintas lalu.
Mendengar penuturannja A Hong itu, Thia It Kwie
terkedjut, lalu berkata ?Kiranja Tay Lek Kim Kong Oey
Liong itu baru meninggal dunia belum lama, kalau
demikian halnja, maka si wanita beramhut pandjang
itu tentunya, Tok Niotju Nie Kiauw. Hal ini kiranja tidak
perlu disangsikan lagi.
A Hong belum pernah berkelana di dunia Kangouw.
ia tidak mengetahui siapa jang disebut Tok Niotju Nie
Kiaw itu, dan bagaimana sepak-terjangnya. Lalu ia
bertanya : "Suaminja siapa namanja?" ?Suami Tok
Niotju Nie Kiauw itu djustru Tay Lek Kim Kong Oey Ling
sendiri," djawab Thia it Kwie.
A Hong djadi makin tidak mengerti mengenai
urusannja. Ia masih tidak tahu jang sebenarnja ajah
ibu kandungnja. Ia diam terpaku untuk beberapa saat
lamanja.
?Sudikah nona memberitahukan she dan nama nona
?" ?Aku she .." baru sadja ia hendak
mengatakan she ?Oey" mendadak is berhenti. Karena
sudah terbukti bahwa Tay Lek Kim Kong Oey Ling
bukan ajahnja jang benar,, mustahil ia
menggunakankan she keluarga Oey itu ? Tetapi she
apa sebetulnja ia, sama sekali ia tidak mengetahuinja.
is bersangsi untuk sekian lamanja, baru kemudian ia
berkata : ?Aku dipanggil A Hong."
,,Nona Hong," berkata Thia It Kwie. ?setelah lukisan
itu se-demikian herharganja bagimu, maka baiklah kitaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
bersama' menjusul Sumoayku untuk memintanja
kembali." Nampak sepak-terdjang Thin It Kwie
sedemikian djudjurnja. maka didalam hati A Hong
bertambah kesan baiknja kepadanja,
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ia berkata : ?Baiklah, tetapi apakah lukamu. tidak
mendjadi halangan ?" Thin It Kwie berkata sambil
bersenjum : ?Tidak usah dikuatirkan." Demikianlah
kedua orang itu lain bersama lari dengan tjepatnja.
Tempat dimana peristiwa itu terdjadi, sebenarnja
sudah termasuk daerah kaki gunung Hwa San, mereka
berdua lari disepandjang djalan, sehingga dua djam
lamanja, masih belum nampak bajangan, Tju Sam Hwa
bersama Siang Ban. A Hong sangat gelisah. Thin It
Kwie merasa djengah, karena ia maka urusan orang
djadi rusak. Maka ia lalu berkata : ,.Nona Hong, djika
urusan itu ada hubungannja dengan Tay Lek Kim Kong
serta Tok Niotju Nie Kiauw, kebetulan sekali aku telah
mendengar sebuah berita dikalangan dunia Kang-
ouw."
A Hong pun bagaikan seorang jang sakit keras, lain
mentjari tabib dengan sembarangan sadja.-Maka ia
lalu bertanja : .,Kedjadian apa, tjobalah kau tuturkan
!".
Kira' dua puluh tahun yang lalu, Oey Ling bersama
Nie Kiauw sudah saling bentrok," Thin it Kwie mulai
menutur, ..tetapi mereka telah mempunjai seorang
anak. mereka lalu menitipkan anak mereka itu kepada
salah seorang. ke-dua2 suami-isteri itu siapapun tidak
mengurusnja. Kemudian oleh karena terlampau banjak
kedjahatan yang diperbuat oleh Nie Kiauw didalam
dunia Kang-ouw, maka banyak orang Kang-oaw sama
membentjinja. Paling terachir Tok Niotju Nie KiauwKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
tclah melakukan pula suatu hal jang oleh dunia Kang-
ouw dianggapnja sangat busuk dan memalukan."
?Kedjadian apakah itu ?" tanja A Hong. "
Tok Niotju Nie Kiauw mendjabat sebagai pengawal
istana radja Hok Ong, seorang radja keparat, dengan
mengandal kepada pengaruhnja berbuat segala
kedjahatan. tidak lagi mengindahkan tata-susila
kemasjarakatan. Tidak lagi mengindahkan pada
hukum negara. Terhadap segala orang dia suka
berlaku sewenang". Tok Niotju Nie Kiauw seringkali
membantunja berbuat kedjahatan, ini masih soal yang
kedua, yang paling menimbulkan kemarahan umum
didalam dunia Kang-ouw itu ialah Tok Niotju Nie Kiauw
mengumpulkan beberapa banjak orang'' busuk serta
bersifat rendah dipuntjak gunung Ki Lian San,
mengerojok pendekar besar pada djaman itu, jaitu
suami-istri keluarga she Hok, sehingga mereka
mendapat luka parah dan terbinasa. Kala itu Tay Lek
Kim Kong Oey Ling pun ikut serta mengerojok !"
Teringat kepada kata2 yang diutjapkan oleh Tay Lek
Kim Kong ketika mendjelang adjalnja. maka
tergeraklah dalam hati A Hong, ia bertanja ?Siapakah
namanja Hok Tay-hiap suami-isteri itu?" ?Mereka ialah
Kian-kun Pat Kiam Hok Eng Pek dan Tan Tjing Lie-hiap
Teng Lan, karena dia pandai sekali melukis !"
Mendengar penuturan itu, A Hong tergerak pula
hatinja. ?Mengapa Tok Niotju Nie Kiauw memusuhi
mereka ?" tanja-nja. ?Aku sendiripun tidak mengerti
dan tidak djelas," djawab Thia It Kwie, ?hanja djika
mendasarkannja pada berita2 jang tersiar didalam
kalangan Kang-ouw, katanja kedua suami-isteri
keluarga she Hok itu telah memperoleh suatu sendjata
aneh serta berharga bagi dunia persilatan. TetapiKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
berbitjara mengenai hal ilnu silat serta tenaga mereka,
sebenarnja mereka sudah tidak usah menggunakan
lagi mustika itu, maka oleh Tan Tjing Lie-hiap digam-
barkannja sebuah lukisan, didjelaskannja mengenai
tempat penjimpanan sendjata mustika itu. Tok Niotju
Nie Kiauw djustru pergi untuk mendapatkan gambar
lukisan itu!"
?Mungkin lukisanku jang dibawa lari oleh Sumoaymu
itu !" kata A Hong. ?Tak mungkin," djawab Thia It Kwie,
.,djika benar lukisanmu jang ditjarinja, sudah tentu dia
akan merebutnja dari tanganmu!" Pikirnja A Hong
kata2 itu memang sangat beralasan dan Hok Tay-hiap
suami-isteri itupun mungkin sekali ajah ibu kandungnja
sendiri. Kini Tay Lek Kim Kong telah meninggal dunia,
maka asal ia menanjakannja kepada Tok Niotju Nie
Kiauw, hal ini akan dapat diketahui semuanja. Tetapi
apa jang membuat ia sangat heran, mengapa Tju Sam
Hwa mengetahui akan rahasia didalam lukisan itu, dan
lebih mengetahui djelas daripada ia sendiri ? Kedua
orang itu lain berunding, mereka merasa sekalipun
tidak dapat menemui Tok Niotju Nie Kiauw, mentjari
Tju Sam Hwa pun sama sadja. Oleh karena ini, mereka
meneruskan per-djalanannja mentjari Tju Sam Hwa.
Mereka menempuh perdjalanan hingga matahari
terbenam di-sebelah barat. Tetapi masih djuga mereka
belum berhasil menemukan bajangan Tju Sam Hwa
hersama Siang Ban.
Malam hari itu dengan sangat terpaksa mereka
menumpang menginap disuatu rumah keluarga
pemburu. Mereka terus-menerus menempuh
perdjalanan sampai tudjuh atau delapan hari lamanja,
daerah pegunungan Hwa San telah di-lalui, masih
djuga mereka tidak berhasil mentjari Tju Sam HwaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
Dan Siang Ban, Tengah mereka berputus asa dan
tidak mengetahui apa yang harus diperbuatnya, tiba2
mereka dapat mendengar dari serombongan pengawal
piauw jang datang dari djurusan utara.
Menurut tjeritera mereka, maka pada waktu
sekarang ini dikota keradjaan telah digemparkan oleh
adanja sebuah berita mengenai suatu peristiwa jang
aneh. bahwa be-runtun2 sehingga tiga kali, tempat
penjimpan gambar lukisan di dalam istana radja
terjadi peristiwa kebakaran ketjil. Tjaranja kebakaran
itu terjadipun sangat aneh sekali. Orang mengatakan
bahwa didalam istana radja telah kedatangan seorang
siluman rase. Siluman rase ini agaknja sangat gemar
akan lukisan, segala tempat lain tidak dia bakar, hanja
tempat2 penjimpan gambar lukisan jang dibakarnja.
Sungguh membuat orang merasa heran. Orang
mengatakan, menurut seorang pengawal dari istana
jang pernah melihatnja bahwa siluman rase itu berupa
seorang wanita jang berambut pandjang menutupi
mukanja, duduk pada sebuah kendaraan beroda
tunggal terbang sana terbang sini dengan anehnja.
Selama beberapa hari ini hubungan A Hong dengan
Thia It Kwie telah makin akrab dan rapat.
Mendengar semua kata2 tadi A Hong merasa aneh
sekali di dalam hatinja. Maka berkatalah ia kepada Thin
It Kwie dengan suara perlahan ?Kak It Kwie, bukankah
wanita itu djustru Tok Niotju Nie Kiauw jang kupernah
temuinja?" ?Adik Hong, bagaimana djika kita teruskan
perdjalanan kita ini sampai di ibukota keradjaan, untuk
menjelidiki berita itu ? Tju Sumoay telah tnengetahui
rahasia didalam lukisan itu, didaerah propinsi
Kwanglung kita tidak dapat menemuinja, mungkin
mereka pun pergi kekota radja. Pikirnja A Hong karenaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
is sekarang seorang jang jatim piatu sebatang kara,
kemanapun jang ditudjunja sama djuga. Mendapat
kawan seperti Thia It Kwie jang suka menemaninja
bersama2 menempuh perdjalanan ribuan lie itu adalah
hal jang sukar di-tjari. Samasekali in tidak mengetahui,
bahwa didalam hati sanubarinja Thia It Kwie hanya
terdapat seorang Tju Sam Hwa, maksud hatinja untuk
pergi kekota radja itupun hanja hendak bertemu
dengan Tju Sam Hwa. Kedua orang itu lain membeli
dua ekor kuda djempolan untuk ditunggangi sebagai
ganti lelah kakinja, Mereka menudju kearah utara,
selang beberapa hari, tibalah mereka dalam wilajah
propinsi Kangsai.
A Hong tidak pandai bahasa daerah itu, sekali
berkata-kata menjadi bahan tertawaan orang, segala
sesuatunya mendapat bantuan dari Thia It Kwi maka
ia semakin berterima kasih terhadap Thia It Kwi.
Semua orang di dalam rumah penginapan
menjangkanja mereka suami-isteri jang berusia muda.
Ketika itu sekalipun A Hong merah wadjahnja, tetapi
dalam batinnya merasa sedikit nikmat jang tak
terkatakan. Sebaliknya Thia It Kwi sedikitpun tidak
mempunjai rasa apa2'. Setelah menempuh
perdja!anan sctengah bulan lebih, mereka sadah
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masuk dalam wilajah Kota radja. Keadaan kota itu
benar ramai dan megah agung pemandangannya, bila
dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Malam ituu
mereka berdua bermalam pada sebuah rumah
penginapan, mereka mentjari tahu tentang hal2
siluman rase jang muntjulkan diri diistana radja,
dengan tjara menaja kepada pelajan rumah
penginapan itu. , Penuturan pelajan rumah penginapan
itu hampir serupa dengan tjeritera anggota
perusahaan pengawal piauw. Katanja memang benarKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
ada wanita berambut pandjang jang pergi kesana-sini
dengan tidak meninggalkan bekas.
Kini Keng Sa Kin Tee Tak telah mengundang Toa-
piauw-tauw Tan Tjiang Poa San Kie Tuan memimpin
barisan Kim Wie Ie rneronda dan berdjaga siang
malam terus-menerus. Dua hari terachir ini belum
terdengar ada kejadian apa-apa.
Mendengar akan tjerita itu keduanya saling
memberi isyarat satu sama lain. Malam itu mereka
tidur siang-siang, pada djam dua puluh empat dan
djam satu A Hong bangun lebih dulu, ia membuka
djendela dengan perlahan2 dengan menggunakan tipu
Jauw-tju Moan Sim (burung kalik membalik badan), ia
mendjedjakkan kakinja pada langkah djendela, lalu
disusul dengan tipu To Kwa Tju Liam (keree mutiara
digantung berbalik) kedua kakinja bergeser silih
berganti, segera ia sampai dikamar Thia It Kwie.
Ia mengetuk djendela dengan perlahan. Thia It Kwie
membuka djendela. setelah mana keduanja lalu
melompat keatas atap rumah dan berlarian bagaikan
terbang, sesaat kemudia mereka lalu nampak
bangunan istana jang megah, mereka djalan menudju
ke-istana dengan sangat ber-hati2 sekali. Tengah
mereka hendak melompat naik masuk dari dinding
tembok, atau dengan mendadak mereka nampak
sebuah kendaraan beroda tunggal, didorong dari suatu
gang jang dalam dengan tidak hersuara apa2. Mereka
terkejut dan hendak menjingkir. tetapi mereka segera
mendengar Sret Sret !" dua kali, dua buah sendjata
rahasia sudah datang menjamber, Buru-buru Thia It
Kwie menarik A Hong berkelit "kesamping, kedua
sendjata rahasia itu telah mengenai dinding tembok,Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
dan segera terdengar pula suara bentakan dari dalam
: ?Siapa ?"
Segera diatas dinding tembok itu muntjul kepala
orang, tetapi kendaraan beroda tunggal itu sudah
menghilang didalam waktu sekedjap mata sadja.
Thia lt Kwie bersama A Hong bersembunji disudut
dinding tembok, maka terdengarlah kata2 orang jang,
berada diatas dinding tembok itu ?Ada apa, satu saitan
pun tidak ada!"
Kemudian Thia lt Kwie bersama A Hong memutari
tembok itu setjara diam2, setelah melalui kira-kira
puluhan kaki djauhnja, maka suara didalam dinding
tembok mulai sunji, mereka lalu mendjedjak tanah dan
lompat masuk kesebelah dalam tembok, mereka tahu
bahwa tempat itu adalah ruang samping dari istana.
Diluar ruang itu terdapat sebuah telaga ketjil, bajangan
rembulan tertjermin dimuka air telaga dengan sangat
indahnja. Di-tengah' telaga itu terdapat pula sebuah
gardu ketjil.
Thia It Kwie berkata dengan berbisik.: ?Adik Hong,
kita bersembunji dulu didalam gardu itu, kita bertindak
lebih landjut melihat gelagat." Setelah mana mereka
lari dengan pesat menjusur gili2, dan sekali berkelebat,
mereka sudah masuk kedalam gardu. Baru sadja
mereka masuk, mereka segera tampak ada
serombongan orang mendjindjing tanglong djalan
mendatangi.
Seorang jang terdepan berdjanggut pandjang jang
berjanggut pandjang me-lambai2, nampaknja gagah,
ia tidak memperhatikan bahwa didalam gardu ada
orang, ia melewatinja dengan begitu sadja. Baru sadjaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
kedua orang itu hendak keluar dari gardu, atau dengan
mendadak pula mereka nampak dua bajangan orang
lari dengan pesatnja bagaikan anak panah sadja
datang pada tepi telaga, berhenti sesaat lalu lari
kearah gardu.
Thia It Kwie bersama A Hong terkedjut dan tempel-
menempel mendjadi satu sembunji disudut gardu.
Kedua bajangan hitam itu setelah masuk kedalam
gardu djuga bersembunji disudut gardu, berhenti tidak
bergerak.
Setelah lewat berapa saat lamanja, maka terdengar
salah seorang dari kedua orang itu berkata ?Aneh,
njata:' nampak dia (perempuan) datang kearah sini,
mengapa tidak nampak dia melewat dari pinggir telaga
?"
Mendengar lagu lidah orang jang berbitjara itu A
Hong ketahui adalah orang sekampung dengannja,
maka tergeraklah di dalam hatinja.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
Terdengar pula seorang lainnja berkata : , tak
nampak dia datang kemari?"
bahwa suara itu adalah suara pembitjaraannja Tju
Sam Hwa! A Hong pun, tidak dapat tinggal diam lagi,Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
maka ia berkata : ?Kiranja kalian pun berada dikota
radja!"
Kedua orang jang masuk kedalam gardu belakangan
itu, memang benar Tju Sam Hwa bersama Siang Ban.
Mendengar kata A Hong itu mereka sangat terkedjut.
Siang Ban segera menjalakan pemantik api, sekali njala
segera dipadamkan pula.
Dalam tjahaja penerangan jang sekelebatan itu, Tju
Sam Hwa pun ada bersama A Hong, tetapi karena ia
sedikitpun tidak mempunjai rasa tjinta terhadap Thia It
Kwie, sebaliknja didalam setengah bulan ini, hatinja
berkesan baik pada Siang Ban jang beroman tjakap itu,
ia tidak mendjadi gusar. Ia malah berseru ?Suheng
kaupun ikut datang bersama ?"
Thia It Kwie nampak Tju Sam Hwa jang pagi sore
selalu dirindukannja sudah tukar pakaian wanita, dan
selalu bersikap dingin terhadapnja. bukan main
gelisahnja, ia berkata ?Sumoay !" setelah mana lalu ia
hendak mnendekatinja.
A Hong segera menariknja erat. sambil berkala
,,Kakak lt Kwie, kita berada didalam istana, suaramu
itu akan mendatangkan bahaja!"
Mendengar peringatan Thia It Kwie baru tersadar,
tetapi ternjata suaranja"ituterdengar oleh peronda,
akan kemudian tampak mendatanginja tiga orang
dengan masing' menenteng golok pada tangannja.
Siang Ban mendjaga diambang pintu gardu, ia
menjambuti orang Pertama jang menjerbu masuk
kedalam gardu itu, dengan mentjekal pergelangan
langannja lalu dipuntirnja, maka dengan terdengarnja
suara ,.buk" orang itu telah terdjatuh, kedua kawannjaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
jang mengikutinja pun terdjatuh karena tersentuh
tubuhnja jang djatuh itu. Setelah mana Siang Ban pun
melesat keluar bagaikan anak panah. Tju Sam Hwa
pun segera mengikutinja. Kedua orang itu semua
bergerak tjepat dengan melihat gelagat, gerakannja
pun sangat lintjah, sekedjap sadja sudah masuk
kedalam tempat jang gelap tak tertampak lagi.
Thia It Kwie bersama A Hong nampak orang telah
mengetahui tempat sembunjinja, mereka insjaf, bahwa
tak dapat mereka diam disitu lebih lama lagi, maka
merekapun saling menjusul melompat keluar,
memutari tepi telaga bersembunji dipinggir
gunung2an. Waktu itu sudah terdengar suara hiruk-
pikuk didalam gardu di tengah telaga itu, dan
disekitarnja telah mendjadi terang dengan
sinar api jang ber-gojang" disana-sini. A Hong
berbisik' kepada Thia It Kwie, katanja :.Kakak It Kwi,
entah apa maksudnya mereka masuk kedalam istana
'?" Ia mengulangi dua kali tidak ada djawaban. Ia djadi
tjuriga dan menengok kesebelah untuk Iantas
mendjadi terkedjut. Kiranja Thia It Kwie jang tadi
bersama2 ia berdiri berendeng sembunji dipinggir
gunung'an itu, kini sudah menghilang entah kemana.
A Hong djadi sangat ketakutan, segera ia mundur
dua langkah. Tetapi ia rasakan kakinja menjentuh
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
suatu benda jang empuk, hampir sadja ia terserimpat
dan djatuh. Ia buru2 menunduk dan menelitinja, ia
nampak bahwa benda jang empuk itu sebenarnja
tubuh manusia, jang rebah melintang tertiarap
ditanah. Ia segera membalikkan tubuh itu, dan ternjata
orang itu bukan lain daripada Tju Sam Hwa! Matanja
membelalak, djelas bahwa dia telah tertotok djalan
darahnja. Menampak Tju Sam Hwa jang telah rebahKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
itu, hatinja A Hong madju mundur. Tju Sam Hwa telah
merampas lukisannja lagi-pula pada beberapa hari ini,
bahwa Tin It Kwie jang ia tjitai-nja itu. segenap hatinja
tertudju pada Tju Sam Hwa sadja. Tetapi kini semua
si-wi (pengawal didalam istana) sudah mendekat ke-
pinggir gunung2an itu, djika in melarikan diri sendiri,
sudah dapat dipastikan Tju Sam Hwa akan terlihat oleh
mereka. Sekali Tju Sam Hwa terlihat oleh pengawal
istana. maka ia jang malam2 masuk kedalam istana
pasti akan dihukum mati. Ini berarti menjingkirkan duri
dimatanja mengingat akan hal ini. hampir sadja ia akan
lari begitu sadja. Tetapi dipikirnja lagi, se-baliknja.
Djika ia meninggalkannja begitu sadja dengan, tidak
menghiraukannja samasekali, sebenarnja terlampau
rendah sifat-nja, biar bagaimanapun, ia toh sama'
segolongan orang dalam rimba persilatan. Didalam
bingungnja itu ia belum dapat ,menemukan dimana
djalan darahnja jang tertotok itu, terpaksa ini
mengempitnja dan dibawa menjingkir. Pada saat itu,
didalam istana telah tampak sinar api disegala
pendjuru, A Hong pun sudah tidak mempunjai daja
akal untuk mentjari dimana adanja Thia It Kwie
hersama Siang Ban. Dengan sangat terpaksa ia
mendukung Tju Sam Hwa lari sembarangan sadja.
Dengan susah-pajah ia berhasil djuga keluar pintu
istana, mengenali djalan dan arah djurusannja, ia
dapat kembali kekamarnja melalui djendela. Sampai
pada saat itu, A Hong baru mengeluarkan napas lega.
Direbahkannja Tju Sam Hwa diatas peraduan, tengah
hendak menjalakan api, mendadak ia dapat dengar
orang tertawa dengan seramnja. Sementara itu ia
tampak disudut kamar itu suatu letusan lelatu, mula2
api itu berwarna hidjau, sebentar sadja sinar api itu
mendjadi, membantul kearah pelita minjak, sekali
mengenai sumbu, pelita itu segera menjala. A HongKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
mengenali ini adalah sematjam sendjata rahasia jang
pernah ditjeriterakan oleh Tay Lek Kim Kong Oey Ling.
Sendjata rahasia sematjam ini sangat hebat, orang
menjebutnja ?Leng Jan Souw Hun" (Api dingin mentjari
njawa). Adapun sendjata rahasia sematjam ini terbuat
daripada belirang, garam salpeter dan lain' bahan, jang
ditjampur satu sama lain menurut resep jang sangat
dirahasiakan, dibuatnja mendjadi butiran berbentuk
pil. Waktu hendak dipergunakan orang memetjahkan
kulitnja dengan kuku djari tangan lalu dibantulkan. Dia
dapat menjala sendiri dengan hembusan angin, djika
menjentuh kulit daging manusia. maka ketjuali orang
itu sudah habis terbakar tak nanti dia dapat terlepas,
lagipula sendjata rahasia sematiarn ini mengandung
ratjun didalamnja. Siapa sadja jang terkena sendjata
rahasia sematjam ini, sebagai kesudahan dari
serangan api dan bisa ini, akan sukar dapat diobatinja.
Maka sendjata rahasia ini adalah sendjata jang paling
ampuh, berbahaja, djahat serta paling berbisa. Maka
sekalipun sendjata rahasia ini hanja dipergunakan
untuk menjalakan pelita, tetapi A Hong tak dapat
bertahan diri untuk tidak terkedjut.
Ia segera berpaling kebelakang, maka nampak
olehnja, bahwa si wanita aneh berambut pandjang dan
berkendaraan beroda tunggal itu tengah tersenjum
iblis terhadapnja, dengan rambutnja ter-urai' tertiup
angin. Dengan segera A Hong mentjekal sepasang
golok Liu Jap To ditangannja dan mundur selangkah
sambil berkata : ?Kau datang pula untuk apa ?" Si
wanita berambut pandjang jang aneh itu
menundjukkan senjumnja jang menjeramkan. ?A
Hong, aku adalah ibu kandung-mu, mengapa kau
berlaku demikian kasar terhadapku ?" berkata wanita
aneh itu.Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
,.Bukankah kau ini Tok Niotju Nie Kiauw ?" tanja A
Hong. Wanita itu terkedjut dengan mendadak lalu
berkata ...Siapa jang memberitahukan kepadamu?
Apakah Tay Lek Kim Kong Oey Ling ?" Nampaknja
wanita itu sangat gusar, lengannja jang pandjang itu
bergoyang-goyang bagaikan setan sadja rupanja.
A, Hong pun ,dengan diluar kehendaknja sendiri
telah mundur pula selangkah sambil berkata : ?Kau tak
usah perduli akan hal ini". Si wanita berambut
pandjang jang aneh itu tertawa ter-kekeh. sambil
berkata Aku memang benar Tok Niotju Nie Kiauw,
biarlah kau lihat wadjahku jang asli!" Ia memutar
tangannja, lalu rambutnja jang pardjang itu di-
singkapnja kekiri dan kanan. Pada sangkanja A Hong,
maka jang akan muntjul dihadapannja mestinja suatu
roman jang sangat menakutkan orang tetapi samas
ekali diluar dugaannja, apa jang dilihatnja dibawah
penerangan sinar pelita itu sebenarnja wadjah jang
sangat tjantik, ketjuali pada pipi kirinja terdapat tanda
bekas luka, maka Tok Niotju Nie Kiauw itu benar2
seorang jang elok rupawan. Usianja pun hanja kira"
tiga puluhan, tidak terlampau tua. Oleh karena itu A
Hong djadi ter-begong', lalu berkata ?Apa maksudmnu
datang kemari ?" Tok Niotju Nie Kiauw berkata -
Kuhendak menanjamu, apakah kau memiliki njali
tjukup besar ? Djika njalimu ketjil, maka apapun tak
usah dikatakan lagi, tapi djika kau mempunjai tjukup
njali, maka ikutlah aku, ku akan membawa kau kesuatu
tempat." A Hong segera meng-gojangkan tangannja.
?Aku tidak ingin pergi. silahkan kau pergi sendiri !"
katanja.
Tok Niotju Nie Kiauw berubah wadjah mukanja, lalu
berkata: ,.Djika kau tidak pergi. maka orangKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
idam'anmu akan terantjam djiwanja!" ?Dia mengapa
dapat ketahui orang jang aku tjintai ?" pikirnja. Tetapi
iapun tak dapat tidak memperhatikan keselamatannja,
karena hilangnja Thia It Kwie didalam istana terlampau
mengherankan. Ia hendak menjatakan suka ikut,
tetapi iapun kuatir kepada si wanita aneh ini, jang
belum diketahui hatinja, ia kuatir akan merugikan
dirinja sendiri. Maka ia sangat sangsi. Tok Niotju Nie
Kiauw mendorongkan tangannja pada dinding tembok,
maka kendaraan beroda tunggal itu meluntjur dengan
tanpa suara, ia menatap kepada Tju Sam Hwa jang
menggeletak diatas peraduan, lalu mengulurkan
tangannja kedalam saku dalamja, diambilnja keluar
gambar lukisan jang dulu ditjurinja dari saku A Hong,
lain diberikannja kepada A Hong sambil ber-kata ?Aku
senantiasa berbuat baik kepadamu, tetapi kau
senantiasa bertjuriga terhadapku, hal jang sedemikian
itu, sebenarnja terlalu tidak mengenal akan jang baik
dan jang buruk !" A Hong menerima lukisan itu dengan
hati bingung.
Tok NioTju Nie Kiauw berkata pula ,.Dia kutotok
djalan darahnja pada bagian Ki Bun Liok Hiat, didalam
dua djam akan terbuka sendiri djalan darahnja itu.
Djika kau masihragu2 tidak dapat mengambil
ketetapan, apabila terdjadi sesuatu kepada diri-nja,
djanganlah kau menjalahkan aku !" Mendengar kata:
itu. maka A Hong mengetahui, bahwa wanita itu sudah
tahu dengan djelas siapa pemuda idam'annja itu,
lagipula ia mengetahui, djika ia tidak turuti
kehendaknja wanita itu, djiwa Thia It Kwie akan
terantjam bahaja, dan sukar ditolong. Oleh karena itu,
dengan terpaksa diluar keinginannja, sambil
mengertek gigi ia berkata : .,Baiklah, aku akan ikut kau
pergi !"Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
?Duduklah dibelakangku !" kata Tok Niotju sambil
menepuk kendaraannja. A Hong masukkan sepasang
golok Liu Jap To-nja kedalam sarungnja, lalu madju
beberapa langkah, dengan memberanikan hati ia
duduk dibelakang Tok Niotju Nie Kauw ?Kau djangan
takut. kedua kakiku walaupun sudah buntung, tetapi
selama belasan tahun ini, senantiasa aku hidup diatas
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kendaraan ini, bagiku kendaraan ini berguna daripada
sepasang pahamu, kau duduklah dengan mantap
berkata Tok Niotju.
Pantas sadja dia selamanja tidak turun dari
kendaraannja, kiranja dibelakang alingan badjunja
jang pandjang itu, kedua kakinja sudah buntung, pikir
A Hong. Sekali tubuhnja Tok Niotju bergojang. maka
kendaraannja itu sudah melompat keatas dapur, sekali
dikerahkan tenaganja, maka kendaraan itu dengan
muatannja sudah meluntjur keluar dari djendela, turun
diatas atap rumah disebelahnja dengan sedikitpun
tiada suaranja.
Pada waktu naik dan turun, badju pandjang jang
dikenakan oleh Tok Niotju Nie Kiauw terbembus angin
dan tersingkap. A Hong meneliti dengan seksama, ia
menjaksikan. bahwa bentuk buatannja kendaraan itu
sangat istimewa. Rangka kendaraan itu hanja sekerat
besi jang rata, dibuatkan dua buah lobang bundar
untuk memasukkan paha jang terdjepit kentjang.
Kendaraan itu benar' merupakan sebagian dari
anggota tubuhnja Tok Niotju. Hanja tiga kali lompat
sadja kendaraan itu sudah turun ditanah dataran.
Didalam hatinja, A Hong tak hentinja menerka' kemana
ia akan dibawanja. Hanja ia nampak Tok Niotju Nie
Kiauw menggunakan tangannja mendorong pada
dinding tembok, kendaraannja Segera meluntjurKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
bagaikan terbang sadja. Djalan jang dilalui semakin
lama semakin sepi dan sampailah mereka dihadapan
pintu kelenteng.
Setibanya dihadapan pintu kelenteng itu, tampak
tikapnja Kiauw mendjadi tegang, ia berkata dengan
suara pelan : ?A Hong, djika kau menginginkan si orang
she Thia itu tidak terbinasa, semua itu mengandal
kepada ketjil atau besarnja njalimu, sebentar walaupun
kau menjaksikan apa sadja, djangan-lah kau bersuara
!" Nampak bahwa kelenteng tua itu sudah rubuh
dinding temboknja, rumput liar jang pandjangnja
setinggi lutut, tumbuh di-sekelilingnja dengan suasana
jang sunji-senjap, membuat orang bergidik tanpa
merasa dingin. Entah sebentar lagi apa jang akan
disaksikannia, tak dapat A Hong meramalkannja lebih
dulu. Tetapi pikirnja pula, bahwa bagaimanapun djuga
sekarang ia sudah tiba disini, maka selain menjatakan
setudju, baginja sudah tidak ada lain djalan lagi.
Nampak A Hong sudah menjetudjuinja, maka
senanglah didalam hatinja Tok Niotju Nie Kiauw.
Maka beruntun ia membuat kendaraannja
melompat berulang2, setelah naik ketingkatan
kelenteng itu lalu melewati halamannja jang sunji serta
penuh dengan rumput liar. masuklah mereka diserambi
besar Tay Hiong Po Tian. Adapun keadaan serambi
kelenteng, Tay Hiong Po Tian itu, banjak patung'
Buddha bergeletakan disana-sini dengan tak teratur.
Tok Niotju Nie Kiauw pun terus djalan menudju
keserambi belakang, disitu sedikit suara manusiapun
tidak ada. Maka di-dalam hati A Hong merasa sangat
heran, ia berkata dengan suara perlahan ?Sebenarnja
kita hendak pergi kemana ?" Mendengar pertanjaan itu
dengan sekonjong' Tok Niotju Nie Kiauw menghentikanKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
madjunja kendaraannja, clan berkata dengan
bengisnja: ?Kau telah berdjandji tidak akan bersuara,
mengapa sekarang kau bertanja ?" A Hong terkedjut
dan meleletkan lidahnja. Selewatnja serambi belakang,
terdapat pula satu serambi tempat patung Buddha, di-
situ terdapat pintu besi besar jang terkuntji rapat. Tok
Niotju Nie Kiauw berhenti, diulurkannja tangannja
tetapi tak dapat ia mentjekal pergelangan besi pada
pintu itu, lain ia mundur dan menggedornja dengan
kendaraannja beruntun tiga kali, maka dengan
mendadak pintu itu terbuka. Pada telinganja A Hong
segera terdengar suara mendengung, setelah
didengarnja dengan teliti, kiranja suara jang
mendengung Itu adalah suaranya orang banjak jang-
riuh rendah. maka A Hong memandangnya dengan
teliti, kini terlihatlah olehnja, bahwa terdapat orang
jang ratusan djumlahnja, terbagi mendjadi dua
rombongan, setiap orang memperlihatkan wadjah
muka jang merah-padam karena tengah bertengkar,
entah apa jang mendjadi sebab persilisihan itu. Setelah
Tok Niotju Nie Kiauw masuk kedalam serambi lalu ada
dua orang jang menutup pintu. Masuknja mereka
itupun tidak ada jang mempedulikannja. A Hong djadi
merasa seperti masuk didalam kabut halimun jang
tebal, pemandangan jang di-lihatnja itu gelap-petang
persoalannja baginja. Ia menengok ke-sana-sini tiada
seorang jang ia kenal. Ia hendak bertanja, tetapi
urung, karena ia ingat akan pesan Nie Kiauw, bahwa
apapun jang' ditampaknja. ia tidak boleh bersuara jang
akibatnja akan merugikan Thia It Kwie, maka terpaksa
ia membungkam. Tidak antara lama, diantara
beberapa puluh orang jang berada dirombongan
disebelah kanan itu, tampak seorang jang tubuh-nja
gemuk berdiri dengan mendadak dan berkata dengan
suara njaring dan gusar ?Apa gunanja kalianKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
bertjektjok, anak ketjil ini mengaku she Siang, apa dia
anaknja Siang Djiu Beng atau bukan, asal kita
menanjanja, maka dengan segera akan dapat kita
ketahui, mengapa harus banjak berisik ?" Dari
rombongan di-sebelah kiri itupun madju seorang datuk
usia pertengahan jang berdiri dan berkata : ?Benar
katemu itu, lekaslah bawa ia keluar !"
Waktu itu barulah A Hong dapat mendengar dengan
djelas, bahwa kiranja rombongan orang jang disebelah
kiri itu kesemua-nja terdiri dari orang' daerah selatan,
dan rombongan disebelah kanan itu, kesemuanja
berlidah suara orang daerah utara. Tetapi siapakah
gerangan jang disebut orang she Siang itu Ia belum
dapat mcngetahuinja. Tengah A Hong berada didalam
lamunan pikirannja, maka segera pada waktu itu djuga
A Hong tampak seorang jang kedua tangannja
ditelikung diikat dipunggungnja, didorong keluar. Demi
nampak wadjah orang itu, A Hong lantas mengenali,
bahwa orang itu tidak lain daripada Siang Ban.
Kemudian terdengar si gemuk dan si orang setengah
tea itu membentak dengan berbareng ?Orang she
Siang, apakah ajahmu bernama Siang Djiu Beng ?"
Mata Siang Ban menjapu keseluruh tempat itu, ia
nampak orang jang berdjumlah seratus sepuluh orang
itu, situ persatu alisnja berdiri, matanja membelalak
menandakan mereka sedang dalam gusar dan tidak
memperlihatkan niat baik. Dan mengingat dia tidak
tahu dengan cara bagaimana tahu2 telah tertawan dari
dalam istana dan dibawahnya kemar, amaka pikirnya
bahwa orang' ini semua lebih tinggi ilmu silatnja
padanja, maka djika ia mengaku puteranja Siang Djiu
Beng tentu sadja tidak menguntungkan baginja,
karenanja, ia lain menjangkal nja samasekali. Pada
setengah bulan jang lalu, ketika Siang Ban menjusulKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
dan berteriak menjuruh Tju Sam Hwa berhenti, A Hong
pernah mendengar dari mulutnja Siang Ban sendiri
mengatakannja bahwa dia anaknja Siang Djiu Beng,
kini dia menjangkal, maka A Hong berpendapat, bahwa
Siang Ban itu terlampau tidak berguna sama sekali,
didalam hatinja sangat marah, maka diluar
kemauannja sendiri A Hong mendampratnja "Oran
begini mengapa berani membohong ?" karena
seruannja itu, seratus sepuluh pasang mata semua
menatap padanja.
?Siapakah kau nona? Mengapa kau mengetahui
bahwa dia membohong ?" tanja si gemuk A Hong
sadar. bahwa ia telah terlepas kata, tetapi tidak dapat
ia menariknja kembali. Ia menengadah, nampak Tok
Niotju Nie Kiauw sudah mundur kesudut ruangan,
melototkan mata kepadanja dengan sangat gemasnya,
maka dengan sangat terpaksa ia berkata : ?Setengah
bulan jang lampau aku sendiri pernah dengar dia
mengatakannja!" Keseratus sepuluh orang jang berada
diruang itu mendjadi gempar karena girangnja. Siang
Ban ketakutan, wadjah mukanja membiru laksana
warna besi, ia tidak mengetahui apa jang mereka
hendak perbuat terhadap dirinja. Nampaklah madjunja
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
si gemuk serta orang berusia pertengahn itu tiga
langkah didjadikan dua langkah, lalu mengulurkan
tangannja masing' untuk membukakan dengguannja
Siang Ban Lalu jang satu menariknja kekiri, jang lain
menariknia kekanan keduanja tidak ada jang mau
mengalah. Romhongan kedua pihak lalu ber-teriak2
pula. Suaranja mendengung memetjah angkasa
Seluruh ruang itu tergetar rasanja. Kedua orang itu
sambil menarik Siang Ban sambil perang mulut saling
mentjatji. Setelah saling mentjatji sekian lamanja
mendadak si gemuk turun tangan menjerang, si orangKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
berusit pertengahan itu berkelit, maka Siang Ban
menggunakan kesempatan itu untuk membebaskan
diri: Ia belum lenjap dari kagetnja. Ia menatap
keseluruh ruangan seorang pun tiada jang ia kenal,
dengan terpaksa ia lari ke-tempat A Hong berdiri. A
Hong menanja dengan suara perlahan ,.Apakah kau
nampak It Kwie ?" ?Thia-heng tengah ditahan mereka
didalam kamar kaju di-halaman belakang. tapi aku tak
tahu apa jang mereka sedang pertengkarkan orang' ini
pun tidak dapat diketahui sebenarnja".
A Hong djadi sangat gelisah, ingin ia keluar, tetapi
pintu besi sudah tertutup rapat. Terpaksa ia berdiri
diambang pintu dengan Siang Ban. Si gemuk itu meski
trokmok tubuhnja, tetapi gerakannja sangat lintjah, ia
tengah bertempur dengan si kurus jang berusia
pertengahan itu dengan seimbang tiada jang menang
atau kalah. Tetapi orang sebanjak itu tidak
memperhatikan kepada orang jang sedang bertempur,
sebaliknja mereka semua mengarahkan pandangan
matanja pada Siang Ban, sehingga Siang Ban djadi
kikuk dan kuatir. Sebentar sadja mereka telah
bertempur tudjuh atau delapan belas djurus. Se-
konjong' terdengar suara bentakan Tok Niotju Nie
Kiauw jang berkata ?Semua berhentilah !" Orang
nampak didalam tangannja telah mentjekal roda
kendaraan itu, dan kendaraannja pun sudah menudju
kearah mereka jang sedang berkelahi. Roda kendaraan
jang dipegang,ja ber-putar' sehingga menerbitkan
suara.
Menampak datangnja roda kendaraan jang
sedemikian dahsjat itu. kedua orang jang bertempur
itu tidak berani memapakinja. maka dengan serentak
mereka melompat kepinggir untuk berkelit. Dan rodaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
itu terbang lurus menghantam dinding tembok
sehingga masuk setengahnja. Tok Niotju Nie Kiauw
membentak dengan bengisnja ?Tidak dinjana setelah
pemimpin partai Tjeng Liong Pay Siang Djiu Bong
meninggal dunia, maka didalam partainja telah
terpetjah dua mendjadi golongan selatan dan
golongan utara, dan kini memperebutkan anaknja.
Apakah kiranja masih memimpikan hendak
memperebutkan mustika aneh jang telah hilang dari
tangannja Siang Djiu Beng waktu dahulu itu ?" Kata'
itu bagi Siang Ban dan A Hong sama sekali tidak
dimengerti, tetapi semua orang jang berdjumlah
seratus sepuluh orang itu, kesemuanja berubah
wadjah mukanja. Maka terdengar-lah si gemuk itu
berkata ?Mendengar lagu suara lidahmu, apakah kau
seorang anggota partai Pek Tjong ?"
Tok Niotju Nie Kiauw mengeluarkan suara tertawa
jang aneh dan berkata ?Partai Tjeng Liong Pay seketjil
ini, semasa Siang Djiu Beng masih hidup, ketika
bertemu dengan aku dia masih berlaku hormat, maka
apapula golongan Pek Tjong ? Aku she Nie bernama
Kiauw dan orang mendjulukinja Tok Niotju!" Si gemuk
beserta si kurus saling pandang untuk sesaat lama-nja,
kiranja mereka mengetahui akan nama Tok Niotju Nie
Kiauw itu, mereka segera mundur selangkah serta
berkata dengan ber-bareng : ?Ada keperluan apakah
kau datang mengundjunginja"?
Tok Niotju Nie Kiauw tertawa ter-kekeh.: ,.Waktu
dahulu ketika Siang Djiu Beng masih hidup, mustika
aneh itu telah hilang dari tangannja, apakah kini kalian
masih ingin memperebutkannja ? Apakah kalian tidak
mau mengeluarkan papan perintah Siang Tjiu Beng
jang diserahkan kepada golongan selatan danKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
golongan utara !" Si gemuk berkata dengan sangat
gusarnja : ?Matjam apa kau? Ada kehormatan apa kau
hendak menjuruh kami mengeluarkan papan perintah
?" Tok Niotju tertawa gelak. sambil menepuk tanah
dengan me-ngerahkan tenaganja. Maka setelah itu
orangnja membubung naik keudara, kelima djari
tangannja melengkung bagaikan kaitan, terus
mentjakar dada si gemuk. Dengan segera si gemuk
berkelit. Tetapi serangannja kepada, si gemuk its hanja
siasat belaka. Sasaran sebenarnja adatah kepada si
kurus. Tangan kiri Tok Nio-tju mengibas kebelakang,
iapan turun ketanah sambil menjerang dengan tipu
pukulan ?Pwat Bu Kian Djit" (Menjingkap kabut melihat
matahari), si kurus sudah tidak keburu berkelit,
pergelangan tangannja telah tertjekal. Tjepat luar
biasa gerakan Tok Niotju Nie Kiauw itu, sekali ia
menjekal pergelangan tangan si kurus, sebelah
tangannja jang lain lantas merogo kesakunja si kurus,
setelah mana tahu2 di-dalam tangannja sudah
memegang sebuah papan besi hitam jang pandjangnja
kira2 satu kaki dan kira2 lima dim lebarnja. Djika pihak
setelah si gemuk berkelit dengan ripuhnja, belum lagi
ia dapat berdiri dengan betul, atau Tok Niotju Nie
Kiauw sudah mempergunakan si kurus sebagai
sendjata, dikibaskan ke-arahnja dengan menggunakan
tipu ?Memindjam benda mengeluarkan tenaga", si
gemuk sudah terhadjar dengan serunja, terpelanting
djatuh ditanah. Setelah mana dengan Tiat Pai (papan
besi) ditangan Tok Niotju mendjedjak tanah, dan
tubuhnja melesat, dengan tak diketahui lagi, Tiat Pai
jang serupa pada tubuhKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
gemuk itu telah berpindah kedalam tangannja.
Dengan terdengarnja suara gemerintjing, maka kedua
Tiat Pai itu dirangkap mendjadi satu, lalu ia berseru
dengan njaringnja ?Tiat Pai jang diturunkan oleh Tjeng
Liong Tjouw (datuk pendiri partai Tjeng Liong Pay)Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
sudah terangkap mendjadi satu, siapa berani mem-
bangkang tidak menurut perintahku, lekaslah berdiri
keluar !" Keseratus sepuluh orang jang memenuhi
ruang itu, tidak peduli laki maupun perempuan, tua
atau muda, tidak satu orang jang berani bersuara.
Nampak keadaan demikian, wadjah muka Tok Niotju
Nie Kiauw tertampak riang dan puas agaknja. Tengah
ia hendak berkata. lagi, se-konjong' terdengar suatu
suara bentakan pendek, dan segera orang nampak
seseorang membuka pintu samping dan lari masuk,
dan dari kedjauhan orang itu sudah berkata : ?Kau
djangan buru' merasa puas lebih dulu!"
A Hong menatapkan pandangan matanja kearah
muka orang itn, maka tertampak olehnja, bahwa orang
itu tidak lain daripada Thia It Kwie. la djadi merasa
girang sekali, segera ia menubruk-nja sambil berseru
It Kwie Ko (kakak It Kwie)!" Tetapi sebelum ia dapat
menubruk Thia It Kwie, mendadak ia merasakan ada
hawa dingin menjamber disisi tubuhnja, kiranja Tok
Niotju Nie Kiauw telab memburu datang dan
menangkapnja. Nampak akan hal itu, maka buru' A
Hong menjerang dengan telapak tangannja. Tetapi
betapa gesit gerakan Tok Niotju itu, sebelum telapak
tangan A Hong mengenai sasarannja atau rambut
pandjang jang memenuhi kepala itu terangkat naik
dengan setjara mendadak. A Hong merasakan, bahwa
ada suatu tenaga dahsjat menjerang dirinja, dan
segera djuga pandangan matanja mendjadi kabur.
Tahu' bahunja sudah tertjekal oleh lengan pandjang
Tok Niotju sehingga tak berdaja. ?A Hong, mendengar
kata`ku ada banjak faedahnja bagimu, lekaslah kau
suruh si orang she Thia ini djangan banjak mulut, kau
bawa dia keluar. Jika tidak, dia akan terantjam
djiwanja!" memperingatkan Tok Niotju. sambilKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
mengendorkan tjekalannja. A Hong pun nampak Thia
It Kwie memperlihatkan wadjah jang penuh perhatian
terhadap keselamatannja. Maka dalam pikiran A Hong
tidak perduli kata Tok Niotju Nie Kiauw itu dapat
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dipertjaja atau tidak. tetapi keadaan ditempat ini
baginja sangat aneh bin adjaib. Maka ia berpendapat
lebih baik lekas2 meninggalkan tempat ini. sebenarnja
sangat ingin mengetahui asal usulnja, sedjak ia
bertjampur gaul dengan Thia It Kwie, dan didalam hati
sanubarinja sudah timbal bibit asmara, ia lupa mentjari
tahu akan riwatjatnja sendiri. Oleh karena pikir nja
jang demikian itu, maka ia menurut sadia kehendaknja
Tok Niotju dan berkata pada Thia It Kwie : "It Kwie,
mari kita lekas pergi !" ?A Hong. aku mempunjai
pendirian sendiri," djawabnja It Kwie. Lalu ia berkata
kepada semua orang jang ada diruang itu dengan
suara njaringnja ?Tuan2 sekalian, kedudukan
pemimpin partai Tieng Liong Pay sedari awal telah
dikukuhkan turun temurun, njonja ini dengan
merampas Leng Pai (Papan perintah) dari pemimpin
kedua golongan selatan dan utara, tjara bagaimana
lantas dia dapat menjuruh kalian menurut sadja segala
perintah-nja ? Urusan ini adalah berkenaan dengan
nasib partai Tjeng Liong Pay dikemudian hari, maka
kuharap suka memikir-kannja dengan seksama!"
Mendengar kata' Thia It Kwie demikian itu, maka ke-
seratus sepuluh orang itu semua tergerak dan berubah
karena menampak kedua pemimpin golong selatan
dan utara dalam waktu seke-djap mata sadja sudah
dapat dilukai oleh Tok Niotju Nie Kiauw mereka tidak
berani bersuara sedikitpun.
Karena mengingat bahwa partai Tjeng Liong Hoag
Pay adalah partai jang berpengaruh besar, Thia It
Kwie tidak tega akan melihat partai besar ini terdjatuhKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
kedalam tangan Tok Niotju Nie Kiauw, maka dengan
melupakan rasa bentjinja, hahwa orang' Tjeng Liong
Pay telah menotok djalan darahnja diwaktu ia berada
didalam istana. dan ditawan serta dibawanja kesini itu,
ia berbitiara mengenai keadilan dan kepentingan partai
itu, tapi kini ternjata ia tampak bahwa itu tiada
seorangpun jang berani bersuara. maka didalam
hatinja merasa mendongkol, ia lalu berkata kepada
Siang Ban "..Siang-heng. (kakak Siang) kau adalah
ahliwaris dari pemimpin partai Tjeng Liong Pay, apakah
kau tidak mau keluar berbitjara untuk kepentingannja
saudara2 ini?" Mendengar kata' Thia It Kwie int. Siang
Ban mundur selangkah lalu berkata sambil meng-
gojangkan tangannja : ?Aka tidak menjadi pemimpin
pun tidak mengapa!" Bukanlah sesungguhnja Siang
Ban menginginkan kedudukan itu sebenarnja oleh
karena ia takut kepada Tok Nioju Ni Kiauw jang lihay
itu. Anggota partai Tjeng Liong Pay dari golongan
selatan maupun utara jang herada diruang itu
sebenarnja tidak sedikit jang memiliki ilmu silat jang
tinggi, djika mereka dapat ber-satu-padu, maka
sekalipun Tok Niotju Nie Kiauw sangat tinggi ilmu
silatnja, akan sukar dapat mendjatuhkan mereka.
Hanja sangat disajangkan bahwa merekapun telah
terpengaruh oleh satu sama lain, ditambah pula
merekapun telah terpengaruh oleh Tok Niotju Nie
Kiauw diwaktu turun tangan tadi, maka mereka tidak
ada seorang pun jang berani keluar untuk bertempur.
Setelah mendengar kata Siang Ban serta melihat
keadaan semua orang itu, maka Tok Niotju Nie Kiauw
tertawa gelak sambil berkata " Orang she Thia!
Pemuda she Siang itu sendiri tidak hendak
mengurusnja, maka untuk apa kau masih bersitegang
leher untuk keluar bitjara ? Djika kau tahu gelagat.
lekas-lah kau enjah dari tempat ini. Djika tidak, makaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
djangan menjalahkan aku menlanggar pantangan
membunuh !"
Mendengar akan kata" Tok Niotju itu. maka Thia It
Kwie segera mundur tiga langkah untuk terus
menghunus pedang pandjangnja sambil berkata
dengan suara njaring ?Apakah orang sebanjak ini tiada
seorangpun jang berani menemani aku untuk
bertempur dengan wanita ini ?" Disaat itu, sekalipun
diruang itu terdapat seratus lebih orang, tetapi
suasananja sunji-senjap sedikit suarapun tidak
terdengar. A Hong nampak Thia It Kwie demikian
bersemangatnja ia pikir tentu ada sebab2nja. Maka ia
berkata dengan suara njaring, ?Kakak It Kwie, aku
bersama kau!" Mendapat sambutan A Hong itu, Thia It
Kwie sangat tertarik dan tergerak didalam hatinja, ia
berseru : ?A Hong jang djempolan !" Berbareng dengan
utjapannja itu ia melangkahkan kakinja setjara miring
satu langkah, dengan tangannja membalik, udjung
pedangnja menusuk langsung kearah tenggorokan Tok
Niotja Nie Kiauw. A Hong nampak Thia It Kwie turun
tangan menjerang Tok Niotju, maka iapun
membolang-balingkan sepasang goloknja membatjok
Nie Kiauw. Nampak keadaan itu, Tok Niotju Nie Kiauw
tertawa terkekeh', lalu menghantamkan Tiat Pay jang
ada dikedua tangannja itu ke-tanah, hingga
memperdengarkan suara ?Brak ! Brak !" dua kali, maka
ia pun mundur dengan tjepatnja.
Golok A Hong bersama pedang Thia Tt Kwie
kesemuanja menjerang tempat kosong. Thia It Kwie
madju pula dan bergerak dengan enteng dan
gesitnja, kakinja mengindjak kedudukan Tiong Kiong,
lalu dilandjutkan mengindjak kedudukan Hong BuatKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
didalam barisan Patkwa, pedangnja menusuk ulu hati
lawannja.
Kali ini Tok Niotju Nie Kiauw berkelit pun tidak, ia
tunggu sampai pedang pandjang Thia It Kwie hampir
menusuk pada sasarannja, mendadak sadja
pergelangan tangannja membalik, dan Tiat Pay jang
dlipegangnja menekan kebawah dengan tjepatn
menindih punggung pedang Thia It Kwie.
Thia It Kwie merasa kesemutan pada tangannja, ia
hendak menarik pedangnja dan, membatalkan
serangannja, tetapi ia rasakan tindihan Tiat Pay itu se-
akan2 suatu tenaga melekat jang dahsjat, tak berhasil
ia menarik pedangnia, ia segera mengetahut, bahwa
lawannja menggunakan ilmu benda menjalurkan
tenaga. Maka iapun deng,an buru- mengeluarkan
seluruh sernangatnja, dengan menggunakan tipu ?Po
Goan Siu It" ia mengumpulkan tenaga sedjatinja untuk
mendjaga diri, dengan tjara ini ia dapat melajani
tenaga dalam Tok Niotju Nie Kiauw.
Segala sesuatu ini berdjalan didalam sekedjap mata
sadja, sepasang golok A Hong pun sudah datang
membatjok, tetapi sekalipun A Hong telah
mempeladjari ilmu silat untuk banjak tahun sebenarnja
ia tidak mempunjai pengalaman dalam melawamusuh.
Lagipula Tok Niotju Nie Kiauw adalah salah satu tokoh
jang tersohor didalam dunia Kang-ouw. Ketika Tok
Niotju mendjadi kepala saitan wanita jang nomor satu
atau nomor dua. A Hong masih belum terlahir. Maka
tenaganja dibanding dengan ,tenaga Tok Niotju,
terlampau djauhlah selisihnja. Maka ketika goloknja
membatjok. Tok Niotju menangkis dengan Tiat Pay,Kouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
dan dengan terdengarnja suara ?Prak !" maka golok
pada tangan k irinja lantas mendjadi patah dua potong,
sementara potongan golok jang patah itu terpental dan
melesat kearah dadanja.
Masih dapat dikatakan beruntung djuga, ia keburu
mengetahui gelagat buruk, segera menggunakan tipu
Tiat Pan Kio (Djembatan papan besi) ia menengadah
dan melengkungkan tubuh ke belakang, maka
kutungan golok itu melesat meluntjur lewat pada batas
dadanja, dan menantjap pada tihang besar ruang itu.
Nampak akan hal itu maka keringat dingin membasahi
seluruh tubuhnja, kerena rasa takutnja. Dilihatnja pula
keadaan Thia It Kwie, Ia nampak dia pun sudah mandi
keringat.
A Hong djadi gelisah dengan tidak menghiraukan
apa nanti akibatnja, Lengan kirinja meraba
kepinggangnja, segera tampak empat-belas golok
terbang berhamburan kearah kepala Tok Niotju. Tetapi
Tok Niotju tidak mnemperlihatkan perubahan apapun
djuga, lengannja ditarik kembali.
Tiat Pay jang ada ditangan Tok Niotju Nie Kiauw,
karena pengerahan tenaga dalamnja jang membuatnja
menempel pada pedang Thia It Kwie dengan eratnja,
Merpati Pedang Purba Karya Kauw Tan Seng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menjebabkan bahwa dengan ditariknja lengan
tangannja itu, Thia It Kwie pun tak dapat menguasai
dirinja sendiri telah ikut tertarik madju dua langkah.
Dengan demikian Tok Niotju telah menggunakan Thia
It Kwie sebagai pengumpan golok terbang. Ketika itu
Thia It Kwie tengah menggunakan seluruh tenaganja
untuk melawan tenaga dalam Tok Niotju Nie Kiauw, ia
tidak mempunjai kesempatan lagi untuk menangkis
golok terbang jang menjerangnja setjara ber-tubi" itu,
nampaknja orang sudah pasti menjaksikan, bahwaKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
keempat-belas buah golok terbang itu akan menantjap
semua pada tubuh Thia It Kwie, satu pun tak akan
ketinggalan. A Hong nampak, bahwa tangan Nie Kiauw
demikian kedjam-nja, dan segera goloknja akan
melukai si pemuda idamannja itu, maka ia segera
berseru : ?Kak It Kwie. djangan takut !" sambil berkata
begitu, is melompat tinggi, golok Litt Jap To jang
berada ditangan kanannja dimainkannja sehingga
terdengar belasan suara gemerintjingan, maka
keempat-belas buah golok terbang jang dilepaskannja,
semua terpukul dan mental djatuh ketanah. Setelah
mana barulah ia turun ketanah dan mengeluarkan
naps lega, tetapi baru sadja ia turun, Tiat Pay jang
tertjekal ditangan kiri Nie Kiauw sudah menjapu bagian
pinggangnja, maka buru' ia mundur. Thia It Kwie djadi
terbagi perhatiannja, dan tenaga dalamnja agak
kendor, lalu terdesak oleh tenaga dalam Tok Nio-tju
Nie Kiauw. Karenanja tak dapat ia bertahan, dengan
menentang bahaja ia menarik mundur tenaga
dalamnja sendiri dan mundur berapa langkah dengan
tubuh ter-hujung'.
Pada umumnja djika orang tengah mengadu tenaga
dalam, sangat berbahaja djika orang mundur ditengah
djalan, karena lawannja akan mengambil kesempatan
diwaktu orang tidak berdjaga, mendesakkan tenaga
dalamnja kepada orang itu. Demikian djuga dengan
halnja Thia It Kwie, baru sadja dia mundur
Segera djuga ia terluka parah didalam tubuhnja,
matanja berkunang2 dan hampir sadja ia
memuntahkan darah. Tok Niotju Nie Kiau jang
mempunjai maksud hendak menguasai Tjeng Liong
Pay menampak kedatangan Thia It Kwie itu,
menjebabkannja sangat membentji Thia It Kwie. KiniKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
nampak Thia It Kwie telah mundur dan mendapat luka
didalam tubuh, ia tidak mau melewatkan ketika sebaik
ini. Maka Tiat Pay ditangan kanannja dialihkannja pada
tangan kirinja, lalu dengan mengulur tangan kanannja
ia hendak menjengkeram dada Thia It Kwie. Thia It
Kwie merasa adanja hawa dingin menjerang bagian
dadanja, tak dapat ia menahan darah panas jang
dikulumnja di-dalam mulut, ia mengerutkan dadanja
dan bertindak miring satu langkah. Tok Niotju Nie
Kiauw sekali mentjengkeram, mengenai tepat pada
lengan tangannja Thia It Kwie sehingga lengan badju
Thia It Kwie memberebet terkojak. Dan darah jang
terkulum dalam mulutnja achirnja pun tak dapat
tertahan pula, ia lantas memuntahkan darah segar.
Nampak keadaan itu dalam hati A Hong bagaikan
tersajat pisau rasa pedihnja. Ia marah bertjampur
gelisah dan berkata pada Tok Niotju : ?Kau membawa
aku kesini, apakah maksudmu menjuruh aku
menjaksikan kau metjelakai padanja ?"
Nie Kiauw berkata sambil tertawa aneh : ?Kau sudah
melanggar djandjimu kepadaku, tak dapat kau
menjalahkan aku jang telah berlaku bukan
semestinja!" Untuk kedua kalinja Nie Kiauw mengulur
tangannja untuk mentjengkeram A Hong. Laksana
rnentjari hidup didalam kematian A Hong
membatjokkan goloknja, Nie Kiauw tidak mengubah
djalan serangannja, hanja mengangkat sedikit
lengannja keatas, membalikkan pergelangan
tangannja serta mengebut dengan lengan badjunja.
Maka sebagai kesudahannja A Hong sudah tidak dapat
tetap mentjekal golok dengan eratnja, dan terpentallah
golok itu keatas dan menantjap di dinding tembok.
Sebaliknja djari tangan Nie Kiauw jang membengkok
bagaikan kaitan itu menjerang Thia It Kwie. OrangKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
nampak bahwa kedua orang itu bukan tandingannja
Nie Kiauw dan segera akan tidak dapat menghindarkan
bahaja maut. Tetapi ketika djari tangan Nie Kiauw
sudah hampir mengenai sasarannja ,dengan setjara
mendadak sadja la djadi terbengong2 menanja :
,.Sebenarnja kau she apa ?" Mendengar pertanjaan
itu, A Hong berdua Thia It Kwie saling
memandang, dan tidaklah mereka mengerti kepada
siapa pertanjaan itu ditudjukan. Orang hanja nampak,
bahwa setelah menanja demikian itu Tok Niotju Nie
Kiauw dengan tangannja menutupi mukanja, A Hong
berpendapat, bahwa itulah suatu ketika jang bagus
sekali untuk melarikan diri, makaia dengan segera
mcnggendong Thia It Kwie dibawa lari melalui pintu
samping. Setelah mana mereka hanja dapat dengar
suatu panggilan jang sedih katanja : ?Kalian berdua
lekas kembali !" Suara itu memang benar suara
panggilan Nie Kiauw. A Hong tak menghiraukan lagi
suara panggilan itu, ia terus lari dengan tjepatnja, tidak
antara lama sudah keluar dari kuil. Ia nampak bahwa
pada halaman belakang kuil itu tertambat seratus
sepuluh ekor kuda, ia melepaskan tambatan seekor
kuda, lebih dahulu diletakkannja Thia It Kwie pada
pelana, lalu ia sendiri melompat keatas punggung kuda
itu, dan menepuk perut kuda itu dengan tangannja,
maka kuda itu meringkik pandjang dan lari membedal.
A Hong kuatir Tok Niotju Nie Kiauw menguber dari
belakang, maka ia tidak berani berhenti sebentar
sekalipun, karena ia insjaf ketika tadi ia bersama Tok
Niotju menumpang kendaraannja ladju kendaraan itu
tidak kalah tjepatnja daripada kuda djempolan. Ia
kaburkan kudanja terus-menerus hingga malam sudah
berganti fadjar. Ia mengira', bahwa ia telah menempuhKouw Kiam Tjing Wan Team Kolektor E-Book
perdjalanan sedjauh kurang lebih tiga atau empat
puluh lie, dan melihat bahwa dibelakang tiada orang
jang mengedjarnja, barulah ia berani menghentikan
Pendekar Mabuk 037 Racun Gugah Jantan Tusuk Kondai Pusaka Liong Hong Po Cha Pendekar Rajawali Sakti 46 Misteri
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama