Ceritasilat Novel Online

Kabut Di Telaga See Ouw 10

Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara Bagian 10

menemukan itu sampai ketika tiba-tiba Beng

San muncui. Sebuah pikiran bagus mencuat.

Maka ketika ia tersenyum dan inilah rupanya

saat untuk melakukan itu, betapapun

muridnya tak boleh kurang ajar maka ia ingin

menerima seorang murid lagi agar Siauw Lam

tak macam-macam.

Ak?n tetapi tentu saja ia harus menguji

anak itu sedemikian rupa. Sekilas dalam

percakapan tadi ia menangkap bahwa anak ini

tidak sekasar muridnya. Hal ini dapat1007

dimaklumi karena Beng San adalah murid si

Naga Gurun Gobi Peng Houw, juga sebelum itu

mendapat didikan Giok Yang Cinjin. Maka

ketika ie mulai tertarik dan suka kepada anak

ini apalagi adanya keanehan di tubuh anak itu

tiba-tiba keinginan si buta menjadi kuat untuk

mengambil murid.

Beng San sendiri tentu saja tak tahu

akan adanya kerikil-kerikil kecil di hati si buta

itu terhadap muridnya. Memang harus diakui

bahwa Siauw Lam kadang-kadang berani

kepada gurunya, menentang atau menolak

sesuatu kalau merasa tidak cocok. Dan karena

ia adalah tumpuan gurunya untuk ke mana
mana, Chi Koan masih tergantung kepada

muridnya ini agar tidak ketemu Peng Houw

maka inilah yang membuat si buta kadang
kadang harus mengalah dan membiarkan

muridnya berani, kadang-kadang malah

kurang ajar, mengancam seperti ketika hendak

ke Gobi itu.

Kini Beng San berdua saja dengan si

hwesio empatpuluhan itu. la melihat hweSio

ini melotot dan tidak senang akan tetapi tak1008

banyak berkutik. Chi Koan dan muridnya telah

lenyap di situ. Maka ketika kemarahannya

ditumpahkan kepada anak ini mendadak Hui
bin membentak apakah anak itu dapat

membawanya lolos.

"Aku tak mau mempertaruhkan jiwaku

kepadamu. Kau anak kecil tahu apa. Bawa

pinceng ke tempat aman dan selanjutnya

pinceng keluar sendiri!"

"Aku akan membantumu," Beng San

khawatir juga. "Chi-taihiap telah

memerintahkan aku membawamu sampai

keluar lo-suhu. Kalau aku gagal tentu

maksudku juga gagal. Aku tahu tempat aman

yang sepi penjagaannya. , Mari, kita lewat

belakang."

Hwesio itu mendengus. Tentu saja ia

juga gelisah diserahkan anak ini. Rasanya jauh

lebih tenang kalau Siauw Lum menjaganya.

Akan tetapi karena yakin bahwa tak mungkin

Siauw Lam membiarkannya begitu saja maka ia

bergerak di belakang Beng San ketika anak itu

berkelebat dan menuruni bukit. Akan tetapi

hwesio ini tak dapat bergerak cepat. Ia masih1009

terhuyung dan limbung setelah sekian tahun

pergelangan kaki dan tangannya diborgol.

Bahkan bekas borgol itupun masih tampak

jelas. Maka ketika Beng San harus

memeganginya dan tempat-tempat curam

membuat mereka harus berhati-hati maka

perjalanan begitu lama hingga tahu-tahu sinar

kemerahan muncul di ufuk barat, dan

bersamaan itu ayam jantanpun berkokok.

"Ah, baru melewati pagar berduri.

Cepat, lo-suhu, hari sudah terang tanah!"

"Aku tahu, tak usah banyak bacot.

Kalau kepandaianmu tidak demikian rendah

tentu kau dapat membawaku lebih cepat, anak

tolol, paling tidak menggendongku seperti

kalau Siauw Lam membawaku. Hayo, kau

dapat menggendongku atau tidak!"

"Baiklah,' Beng San melihat mereka

sudah di tanah datar. "Kalau di sini aku tak

keberatan, mari lo-suhu naik ke punggungku

dan cepat pergi!"

Akan tetapi muncul tiga bayangan

berkelebat. Mereka ini adalah penjaga di

belakang Gobi yang kebetulan melihat Beng1010

San, hwesio-hwesio muda yang berkat

bantuan fajar melihat gerakan dua orang itu.

Maka ketika mereka berlari dan cepat

mendekati tentu saja ketiganya kaget karena

Beng San tahu-tahu meloloskan tawanan.

"Hei, apa yang kau lakukan itu. Kau dari

puncak bukit, Beng San, kau membawa

tawanan!"

"Dan kau memasuki daerah terlarang.

Berhenti dan serahkan diri untuk kami

hadapkan pimpinan!"

Beng San terkejut. Hui-bin juga menjadi

pucat akan tetapi pemuda ini tiba-tiba

tertawa. Cepat Beng San berkata bahwa ia

membawa orang sakit, tawanan sedang sakit.

Dan ketika ia menurunkan hwesio itu

sementara tiga penjaga sudah dekat maka

mereka tertegun namun secepat itu Beng San

tiba-tiba bergerak dan menyodok serta

menyerang.

"Kalian tak perlu repot-repot, aku

memang akan membawanya ke Ji-lo-suhu.

Tawanan sakit dan lihat apakah kalian tak

berbelas kasihan...!"1011

Namun bersamaan itu pemuda ini

sudah merobohkan tiga hwesio penjaga.

Serangannya dilakukan ketika mereka lengah,

terbelalak memandang hukuman yang

memang kuyu dan seperti sakit. Maka ketika

Beng San berkelebat dan tahu-tahu

menyerang mereka tiga hwesio ini tak sempat

menangkis dan ulu hati mereka tersodok

membuat mereka jatuh dan pingsan.

"Cepat, naik dan mari pergi!"

Hui-bin tersenyum lebar. Ternyata

anak ini benar-benar cerdik dan melompatlah

ia ke punggung Beng San, mau tak mau memuji

juga. Namun karena hari sudah terang tanah

dan di atas tembok tinggi berdirilah para

penjaga yang lain maka anak itu terlihat dan

dari menara barat, Ia dituding.

(Bersambung jilid XVII.)

Kabut Di Telaga See Ouw ? Koleksi Kolektor

Ebook1012

"KABUT DI TELAGA SEE - OUW"

( Lanjutan Kisah Prahara Di Gurun Gobi )

Karya Batara

Jilid XVII

*

* *

"HEI, itu Beng San!"

"Ia membawa lari tawanan!"

Terkejutlah hwesio penjaga menuding
nuding. Mereka berteriak dan membentak,

akan tetapi anak itu sudah meloncat dan

berlari cepat. Seruan para hwesio tentu saja

tak didengar dan mereka marah, seorang di

antaranya menyambar anak panah, membidik

dan Beng San terkejut ketika sebatang anak

panah menancap di sebelah kirinya. Akan

tetapi ketika ia menoleh sejenak dan sudah

meneruskan larinya lagi, tujuh hwesio

berkelebatan mengejar dan memotong maka

anak ini diminta agar berhenti.1013

"Beng San, kau berkhianat. Serahkan

dirimu dan berhentilah!"

"Atau kami menyerangmu. Berhenti,

dan serahkan.tawanan!"

Beng San menjadi gugup. la telah

melewati pagar pembatas dan menginjakkan

kakinya di tepi gurun. Ilmu lari cepatnya

dikerahkan akan tetapi dua batang panah kali

ini menyambar. Itulah bidikan Kam-lo-suhu

yang kemarin diajaknya bercakap-cakap,

hwesio kepala itu ada di menara ketika ia lolos,

berkelebat dan kini melepas anak panahnya

itu. Hwesio ini memang seorang ahli panah.

Dan ketika Beng San terkejut panah itu

menancap di depannya, ia membentak

meloncat tinggi maka Kam-hwesio itu berseru

kepadanya agar ia berhenti atau panah

menyambar tubuhnya.

"Beng San, pinceng tiga kali memberi

peringatan. Berhenti atau panah pinceng

meluncur ke tubuhmu!"

Beng San pucat. la menengok dan

melihat hwesio itu sudah mementang

gendewanya lagi dengan tiga anak panah1014

sekaligus. Sekali dilepas tentu tiga anak panah

itu meluncur berbareng. Tapi ketika ia

dibentak agar terus lari, Hui Bin tak mau

tertangkap maka Beng San teringat si buta Chi

Koan, calon gurunya.

"Kalau kau gagal maka gagal pula

menjadi muridku. Bawa orang ini sampai

selamat dan kutunggu di luar."

Kata-kata atau ingatan ini membuat ia

menggigit bibir. Beng San maklum bahwa

inilah ujian untuknya. Kalau saja gurunya Peng
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Houw menurunkan ilmu-ilmu lain mungkin ia

tak akan membelot. Tapi, ah, Naga Gurun Gobi

itu membuat panas hatinya. S?kian tahun tak

diberi pelajaran apa-apa kecuali, ginkang dan

Soan-hoan-ciang. Maka ketika Ia membentak

dan mengeraskan hatinya mendadak ia berlari

semakin kencang dan terdengar desing anak

panah ketika menyambar dan lewat di

samping tubuhnya, yang satu malah

melampaui atas kepala dan nyaris memangkas

rambutnya.1015

"Beng San, berhenti sekali lagi, atau

pinceng mengarahkan anak panah ke

tubuhmu!"

"Seranglah, lepaskan anak panahmu.

Aku tak takut, Kam-lo-suhu, aku akan melawan

kalian!"

Hwesio ini marah. Beng San berlari

secara kelak-kelok hingga ia sukar memanah.

Lari anak itu sebenarnya cepat sekali akan

tetapi karena ia memanggul seseorang maka

hwesio-hwesio muda kewalahan, hanya dialah

yang mampu mendekati, biarpun jarak mereka

tak cukup dekat. Maka ketika ia membentak

dan menjepret lagi maka belasan anak panah

meluncur tapi yang diserang hwesio itu adalah

tanah di sekeliling Beng San, menancap dan

membentuk pagar dan Beng San terkejut oleh

cara serangan ini. Itu memaksanya melompat.

Akan tetapi baru saja ia menggerakkan kaki

maka mendesing lagi panah-panah lain dan

cepat serta luar biasa dua lapis pagar panah

mengepungnya lagi setengah lingkaran.

Pemuda ini terkejut dan saat itu

berkelebatlah bayangan si hwesio. Sebelum ia1016

keluar masuklah hwesio itu di dalam pagar

panahnya sendiri, dan ketika ia terkejut

berseru keras Kam-hwesio menotoknya

dengan ujung gendewa. Hwesio ini ternyata

masih merasa sayang kepada pemuda itu,

"Berhenti dan menyerahlah, serahkan

tawanan!'

Beng San membalik dan menangkis

serangan itu. Tentu saja ia tak mau ditotok dan

Hui Bin juga tak mau diam. Hwesio tawanan

1ni menangkis pula serangan. itu. Dan ketika

Kam-hwesio terhuyung akan tetapi anak

buahnya sudah mengejar di situ maka Beng

San menjadi sibuk diserang dari delapan

penjuru.

"Lepaskan aku, biar kubantu!"

Beng San girang. Tawanan minta

dilepaskan dan iapun menurunkan hwesio

muka hitam itu. Tanpa banyak bicara lagi

dengan borgol yang dibawa hwesio ini maka

dia menyerang, ia membentak dan memaki
maki hwesio-hwesio muda itu. Dan karena

tingkatnya memang lebih tinggi sementara

Beng San sendiri mendorong mundur Kam1017

hwesio maka hwesio limapuluhan itu merah

mukanya, terhuyung.

Akan tetapi suara genta dipukul. Di pagi

yang baru bersinar itu ternyata perbuatan

Beng San menyebar dengan cepat. Lolosnya

tawanan diberitahukan dengan seruan mulut

ke mulut, . menyebar dan akhirnya masuk ke

dalam. Para pimpinan terkejut dan terhenyak

keheranan. Mereka sama sekali tak

menyangka bahwa satu di antara murid Naga

Gurun Gobi melakukan pengacauan, Beng San

telah berani memasuki bukit larangan. Akan

tetapi begitu mereka menjadi marah dan Ji
hwe sio berkelebat disusul wakilnya, melihat di

tengah gurun itu terjadi pertandingan sengit

maka Beng San benar-benar pucat mukanya

karena dengan cepat sekali ia sudah dikepung

dan diserang puluhan hwesio penjaga, yakni

mereka yang berada di atas menara dan kini

turun berhamburan.

"Kau pengacau, pengkhianat. Apa

maksudmu membawa lari tawanan dan pergi

seperti ini!"1018

"Benar, tak kami sangka bahwa sebagai

murid Go-bi kau melanggar larangan. Dosamu

berat, Beng San, tapi menyerahlah dan jangan

lindungi terhukum ini. Hui Bin tak bermanfaat

bagimu!"

Akan tetapi Beng San sudah terlanjur

mati hidup meneruskan rencananya. bercita
cita menjadi murid si buta Chi Koan dan untuk

itu ia diuji. Gagal mempertahankan ini berarti

hancurlah cita-citanya. Maka ketika ia

membentak dan mendorongkan tangannya ke

kiri kanan ia membuat lawan terhuyung dan

beberapa di antaranya terpelanting. Akan

tetapi yang paling kuat adalah Kam-hwesio itu.

Hwesio ini adalah hwesio kepala dan ia

memegang senjatanya yang aneh, Gendewa

itu. Dan karena setiap ia mengibas tentu

gendewanya berdengung mengeluarkan

kesiur angin dahsyat, Beng San terhuyung

maka keroyokan hwesio lain membuat

pemuda itu kewalahan dan untunglah karena

semata mengingat Naga Gurun Gobi Peng

Houw para hwesio itu tak berani berlaku

terlalu keras, kecuali terhadap tawanan di1019

mana mereka menyabetkan toya atau golok

tajam.

"Menyerahlah, atau kami melukaimu!"

Beng San tak memperdulikan ini. Ia

benar-benar nekat dan ketika terdengar

teriakan iapun menjadi terkejut melihat Hui

Bin terpelanting. Hwesio muka hitam itu

terkena hantaman toya dan ia menjerit, roboh

dan bergulingan dikejar lawan-lawannya dan

Beng San mengeretak gigi. Kalau hwesio ini

sampai terluka tentu celakalah dia. Maka

ket?ka ia membentak dan mendorong Kam
hwesio yang terpaksa minggir mendadak

pemuda ini melompat dan dengan gerakan

cepat ia merampas sebuah golok dari seorang

hwesio muda. Gerakan atau tindakannya ini

tak diduga dan hwesio yang memegang golok

berteriak, ia roboh ditampar pemuda itu.

Lalu ketika Beng San menyerang dan

membabat pengeroyok Hui Bin dua orang

roboh terkena goloknya.

"Aduh!"

Kam-hwesio dan yang lain melotot.

Dua hwesio muda terluka oleh golok pemuda1020

itu dan Beng San berseru agar hwesio itu

melarikan diri. Dia akan bertahan dan terang
terangan melawan hwesio-hwesio Gobi ini.

Tawanan sudah meloncat bangun dan gentar

serta pucat, apalagi ketika dari belakang

muncul pula bayangan Ji-hwesio dan Sam
hwesio, tokoh atau pimpinan-pimpinan Gobi.

Dan karena pemuda itu sudah memutar

goloknya dan tangan yang lain melepas Thai
san-ap-ting atau Cui-pek-po-kian maka hwesio

muka hitam yang intinya ingin cepat

meninggalkan tempat itu segera melarikan diri

tak menghiraukan Beng San lagi.

"Baik, kau tahan mereka, jangan

sampai mengejar. Aku pergi, anak baik, akan

kupanggil Siauw Lam agar ia membantumu."

Beng San membentak menyerang

mereka yang hendak mencegah larinya Hui

Bin. Saat itu bayangan Ji-hwesio dan wakilnya

sudah kian dekat, pimpinan Gobi inipun

membentak dan Beng San berubah.

Di belakang hwesio ini menyambar

pula bayangan langsing Siao Yen. Dan ketika

gadis itu melengking sementara di1021

belakangnya berkelebat pula Po Kwan yang

marah maka Beng San benar-benar gelisah

akan tetapi hebatnya pemuda ini melindungi

tawanan mati-matian. Dia memang bertekad

menyelamatkan hwesio itu atau diri sendiri

roboh!

"Beng San, kau jahanam keparat. Apa

yang kau lakukan ini. Berani benar melepaskan

tawanan!"

"Omitohud, kau kemasukan setan. Dua

tahun kami menggemblengmu tapi sekarang

begini sikapmu, Beng San. Lihat apa kata

gurumu kalau pinceng melapor!"

Beng San memutar golok dan Thai-san

ap-tingnya. la melihat hwesio muka hitam

melompat jauh dan berlari kencang, beberapa

saat lagi akan lenyap dan itulah saatnya dia lari

pula. Akan tetapi karena Ji-hwesio dan Sam
hwesio sudah berkelebat di situ dan Siao Yen

serta kakaknya juga menyusul di belakang

maka habislah harapan pemuda ini untuk

menyelematkan diri sendiri. Dan saat itu ketua

Gobi dan wakilnya menghantam.1022

"Bresss!" pemuda ini terguling-guling

tak mampu bertahan. Dua serangan itu

menggencetnya dari kiri kanan dan tak kuatlah

dia, betapapun wakil dan ketua Gobi itu terlalu
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kuat. Tapi ketika ia bangun lagi dan golok tetap

di tangan, marahlah dua hwesio itu maka Siao

Yen sudah lebih dulu menerjang dan Po Kwan

juga membentak sutenya ini.

"Kau memalukan kami sebagei murid

suhu, robohlah!"

Beng San mata gelap. Dihajar dua

hwesio pimpinan membuatnya kesakitan.

Hanya karena keras hati dan keras kepala ia

mampu bangun lagi. Maka ketika Siao Yen

berkelebat membentaknya sementara Po

Kwan menampar tengkuknya maka untuk

tamparan ini ia membabatkan goloknya dan

serangan Siao Yen ditangkis dengan tangan

kirinya.

"Plak-dess!" Po Kwan terkejut menarik

serangannya akan tetapi kakinya berpindah

cepat, mengelak golok akan tetapi menendang

lawannya. Dan ketika adiknya terhuyung

bertemu Thai-san-ap-ting, Beng San juga1023

mendesis ditendang suhengnya maka dua

hwesio itu tiba-tiba bergerak dan sepasang

tangan mereka sudah mencengkeram pemuda

ini. Beng San sedang terhuyung dan kali ini tak

mungkin mengelak.

"Des-dess!"

Sebatang tongkat tiba-tiba berkelebat

di tengah dan itulah si buta Chi Koan. Entah

bagain si buta ini muncul dan terkaman atau

tubrukan dua hwesio itu dihalanginya. Sam
hwesio maupun suhengnya terkejut karena

seseorang tiba-tiba berkelebat di depan

mereka, sebatang tongkat menyambar dan

cengkeraman atau terkaman mereka itu

disambut benda ini. Otomatis mereka

menghantam akan tetapi mereka berteriak,

dari tongkat panjang itu keluar daya mujijat

yang membuat cengkeraman membalik,

mereka bagai dilempar saja oleh tenaga yang

keluar dari tongkat panjang ini. Dan ketika

mereka bergulingan dan meloncat bangun

maka Chi Koan si buta itu telah berdiri

tersenyum-senyum di depan pemuda ini,

melindungi Beng San dari segala bahaya.1024

"Hm. siapapun tak boleh mengganggu

muridku. Siapa menyerang pemuda ini berarti

menyerang aku, Ji-susiok. Aku tak mengambil

apa-apa kecuali hendak membawa pemuda ini

pergi."

"Suhu. " Beng San tiba-tiba bersorak,

girang dan langsung menjatuhkan diri berlutut.

"Terima kasih atas pertolonganmu dan mereka

hwesio-hwesio bau ini hampir membunuhku!"

"Bangunlah,,,!" Chi Koan menyentuh

pundak muridnya dengan ujung tongkat. " Kau

telah lulus ujian, Beng San, kau sekarang

menjadi muridku. Jangan takut karena setahun

dua lagi orang-orang ini bukan tandinganmu."

Beng San tertawa dan bangkit berdiri.

Tak dapat disembunyikan lagi kegirangannya

diterima murid. Perjuangannya tidak sia-sia.

Dan ketika semua tertegun mendengar kata
kata itu, Ji-hwesio dan Sam-hwesio hampir tak

percaya maka Siaow Yen tiba-tiba membentak

dan menerjang ke depan. Tadi terhenti sejenak

ketika dua pimpinan Gobi terlempar dan

terguling-guling.1025

"Kau murid murtad, kiranya sudah

berpindah guru dan pantas sikapmu kurang

a]ar!"

Akan tetapi di depan gadis ini adalah

Chi Koan. Beng San masih di belakang gurunya

dan terjangan Siao Yen berarti harus melewati

si buta ini. Maka ketika Chi Koan tersenyum

mendengar seruan nyaring itu, inilah kiranya

gadis murid Peng Houw itu maka Ia

amemalangkan tongkatnya dan dengan sekali

dorong Ia membuat gadis itu terbanting.

"Jangan mengganggu Beng San, Ia

muridku. Pergilah!'

Siao Yen berteriak dan terlempar

bergulingan. Begitu tongkat bergerak

menyambarlah tenaga amat kuatnya. Angin

dingin menerpa dan ia tak tahan, Bahkan Ketua

dan wakil Gobi saja roboh. Maka ketika ia

terbanting dan berseru mengaduh maka Po

Kwan berkelebat menolong adiknya itu. Siao

Yen merah padam dan berapi-api.

"Keparat, jahanam itu... ia berkhianat!"

"Sudahlah, tenang. Kita berhadapan

dengan musuh yang lihai, Yen-moi, jangan1026

sembrono dan coba kita dengarkan kata-.kata

Ji suhu. Beng San sudah berbalik haluan dan

bukan sute kita lagi."

"Omitohud, benar!" Ji-hwesio

mengebutkan ujung bajunya dan melangkah

mendekati si buta ini, toya baja sudah di

tangan dan siap-siap beradu jiwa. "Urusan

Beng San urusan pribadi, Chi Koan, kalau ia ikut

dirimu terserah. Pinceng hanya melapor

kepada Peng Houw. Akan. tetapi Hui Bin

tawanan itu harus kembali kepada kita, ia

masih merupakan hukuman!"

"Hm, Hui Bin urusan muridku Siauw

Lam. Kalau kalian ingin ia kembali maka

bicaralah kepada muridku, Ji-susiok, lihat itu

dia!"

Tudingan tongkat ini disusul bayangan

siauw Lam. Tawa mengejek terdengar dan

tahu-tahu anak itu sudah di situ, berdiri di

dekat gurunya. Lalu ketika Siauw Lam

menuding Ji-hwesio dan berkata menghina

maka ia membuat wajah semua, orang merah

padam.1027

"Ji-hwesio, Hui Bin adalah pamanku.

Kalian hwesio bau sudah cukup mengeramnya

bertahun-tahun. Kini aku membebaskannya,

kalau tidak puas boleh hadapi aku!"

"Omitohud.. " Sam-hwesio bergerak

dan tiba-tiba menyerang anak ini, langsung

melepas Thai-san-ap-ting. "Kau tak tahu adat

menghormati ketua Go-bi anak setan, pinceng

menerima tantanganmu dan biarlah pinceng

hadapi kau...wutt!"

Thai-san-ap-ting bukanlah pukulan

sembarangan apalagi kalau dilepas wakil

pimpinan Gobi ini. Sam-hwesio adalah murid Ji

Beng Hwesio dan hanya karena ia tak memiliki

warisan Bu-tek-cin-keng maka kepandaiannya

tidak sehebat mendiang Beng Kong Hwesio,

guru si buta Chi Koan, suhengnya yang murtad

itu. Akan tetapi karena ia tokoh Gobi dan

betapapun merupakan orang nomor dua maka

Thai-san-ap-ting yang meluncur dari kedua

lengan bajunya itu menimbulkan angin kuat

yang membuat murid lain terdorong mundur.

"Plak!"1028

Siauw Lam tertawa dan menangkis

pukulan hwesio ini. Sama seperti yang

dilakukan lawannya maka pemuda inipun

mengeluarkan Thai-san-ap-ting, dan begitu

dua tenaga bertemu ternyata hwesio itu

tertolak ke belakang dan hampir terpelanting

kalau tidak ditahan Ji-hwesio, ketua Gobi.

"Omitohud, sungguh sombong. Kalau

begitu pinceng turun tangan!" Ji-hwesio

menjadi marah dan ia maju ke depan. Toya di

tangan meluncur dengan sodokan cepat

sementara tangan kiri melepas Thai-pek-po
kian. Inipun bukan ilmu sembarangan karena

dulu Kwi-bo dan Tujuh Siluman Langit tak

mampu melawan. Mendiang Ji Beng Hwesio

mengandalkan ilmu ilmu untuk menghalau

musuh-musuh Go-bi. Akan tetapi ketika lagi
lagi Siauw Lam menggerakkan lengannya dan

menangkis toya serta pukulan kiri maka Ji
hwesio tergetar dan terhuyung-huyung.

"Dukk!"

Pucatlah para murid yang lain. Mereka

telah melihat dua pimpinan mereka terpukul

mundur oleh murid si buta ini. Akan tetapi1029

karena nama baik Gobi harus dipertahankan

dan Kam-hwesio membentak membawa anak

buahnya maka hwesio ini sudah menerjang

dan dengan gendewanya ia membela

pimpinan dan nama Gobi tanpa takut.

"Serang anak ini!"

Murid Gobi berhamburan. Gendewa di

tangan hwesio itu menderu namun Siauw Lam

mengelak, diterjang yang lain dan tanganpun

mendorong. Dan karena ia adalah murid Chi

Koan serta sinkangnya kuat benar maka murid
murid Gobi terlempar bergulingan dan

majulah Siao Yen melengking nyaring, disusul

kakaknya dan Sam-hwesio maupun Ji-hwesio

membentak menerjang. Mereka diancam

nasib buruk oleh pemuda delapant belas tahun

ini.

Dan ketika pemuda itu tertawa

berkelebatan cepat, Lui-thian-to-jit atau Kilat

Menyambar Matahari merupakan ginkang
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang hanya dimiliki Chi Koan dan muridnya saja

maka ilmu meringankan tubuh ini membuat

pemuda itu lenyap dan berteriaklah para

murid ketika bayangan pemuda itu1030

berkelebatan cepat di antara mereka,

menampar dan menendang dan satu per satu

murid-murid Gobi roboh.

Chi Koan berseru agar pemuda itu tidak

membunuh, Siauw Lam mengangguk dan

tertawa membagi-bagi pukulannya ini. Dan

ketika ia dikeroyok namun hilang di balik

bayang-bayang cepat, begitu cepatnya hingga

tak dapat dikuti mata maka Ji-hwesio maupun

Sam-hwesio mengeluh terhuyung mundur,

toya atau pukulan tak banyak berguna

sementara tamparan atau dorongan pemuda

itu amat hebatnya

Beng San yang menonton ini menjadi

kagum dan pemuda itu bersorak-sorak, lupa

sudah akan hubungannya dengan hwesio Gobi

dan ini membuat Siao Yen terbakar. Gadis itu

baru saja terpelanting oleh kibasan Siauw Lam

dan ia meloncat bangun menerjang bekas sute

ini, tak perduli si buta yang ada di depannya.

Dan ketika Chi Koan berkelit dan membiarkan

muridnya berhadapan dengan gadis itu , Beng

San mengelak dan menangkis maka pemuda

ini sudah bertanding namun tampaklah bahwa1031

ia masih lebih unggul dibanding Siao Yen. Hal

ini terlihat sang kakak dan Po Kwan

membentak maju. Pemuda ni memaki bekas

sute itu dan membantu adiknya. Dan ketika

kakak beradik itu mengeroyok Beng San dan di

sini barulah .pertandingan menjadi imbang

maka Chi Koan tersenyum-senyum dan

mendengarkan semua itu dengan kepala

sedikit dimiringkan sebagaimana

kebiasaannya mendengarkan suara

pertempuran.

Seseorang berindap di bawah pohon.

Hui Bin, hwesio muka hitam itu terbelalak dan

kagum melihat betapa keponakannya sudah

menjadi manusia lihai. Tentu saja ia kagum dan

girang. Akan tetapi ketika gerakannya dilihat

sepasang mata sam-hwesio yang tajam,

hwesio yang marah dan keluar meninggalkan

Siauw Lam tiba-tiba hwesio itu membidik dan

tanpa banyak bicara lagi sebatang anak

panahnya melesat menyambar dahi di balik

pohon itu, dahi yang melongok keluar

menonton pertempuran.

"Cep-augh!"1032

Hwesio ini adalah ahli panah jempolan.

Jerit di belakang pohon itu didengar Siauw Lam

dan pemuda itu terkejut. Alangkah kagetnya

melihat sang paman roboh, dahi tertembus

panah. Dan ketika ia memekik dan melihat

hwesio itu, Kam-hwesio menyeringai puas

mendadak Ia berkelebat dan menghantam

kepala hwesio ini.

"Keparat, kau membunuh pamanku!"

Kam-hwesio terkejut. la melihat

bayangan menyambar akan tetapi

g?ndewanya diangkat. la menerima pukulan

jtu dengan kaget dan perasaan terkesiap. Akan

tetapi karena kemarahan Siauw Lam ini

amatlah hebat dan pukulan tangan kanannya

mengandung sinkang sepenuh tenaga,

kejadian itu tak sempat dicegah maka

gendewa di tangan hwesio ini patah untuk

selanjutnya pukulan lawan menerobos

menghantam dahinya.

"Prakk!" sial hwesio ini. Ia roboh

dengan kepala pecah dan kagetlah murid
murid Gobi. Siauw Lam melakukan

pembunuhan. Dan ketika mereka berteriak1033

dan menerjang pemuda itu, Siauw Lam

membalik dan tak ingat pesan gurunya lagi

maka dua murid lagi menjadi korban

pukulannya dan gusarlah pimpinan Gobi

melihat keganasannya.

"Mundur, cukup!" Chi Koan

membentak dan tiba-tiba berkelebat

menggerakkan tongkatnya. Kalau muridnya

tidak di cegah salah-salah pimpinan dan wakil

Gobi menjadi korban. Hal ini tak baik bagi

mereka karena sahabat atau rekan-rekan Gobi

bakal memusuhi mereka. Chi Koan tak mau

muridnya bertindak lebih jauh lagi dan

menangkis pukulan muridnya itu. Dan ketika

Siauw Lam terkejut terhuyung mundur maka

gurunya berseru agar semuanya pergi.

"Bawa mayat pamanmu yang

sembrono itu. Kenapa ia mendekati tempat ini.

Hayo pergi dan cukup semua ini!" si buta

melakukan gerakan di mana pimpinan dan

murid-murid Gobi terpelanting. Mereka

dikibas sapuan tongkat dan semua terbanting,

Siao Yen dan Po Kwan yang sedang bertanding1034

juga tersambar angin tongkat ini, begitu

kuatnya sapuan itu.

Dan ketika semua terguling-guling dan

berteriak kaget maka Chi Koan menyambar

muridnya dan Beng San murid baru.

"Pergi dan kita tinggalkan tempat ini

Cukup!"

Beng San berdesir dibawa terbang

melewati begitu banyak orang. Bagai burung

atau rajawali melayang gurunya keluar

kepungan, cepat sekali mereka sudah di luar

jangkauan orang-orang itu. Dan ketika Siauw

Lam melepaskan diri menyambar. pamannya,

Hui Bin yang tewas maka si buta menyuruh

Beng San berjongkok dan ia tahu-tahu telah

hinggap di pundak pemuda ini,

"Lari sekencang-kencangmu. Kita k?

Telaga See-ouw!"

Beng San terkejut. la mula-mula

menyangka berat akan tetapi Tiba-tiba

tercengang. Gurunya ini.seakan tak berbobot,

ringan seringan daun kering. Maka ketika ia

tertawa dan kagum meloncat ke depan, lari

sepesat kijang muda maka Si buta masih1035

membantunya dengan totolan tongkat di

mana Beng San melambung tinggi dan melesat

jauh lebih cepat lagi.

"Ha-ha, hebat. Kau hebat, suhu,

mengagumkan sekali. Ah, betul-betul

mengagumkan!"

Chi Koan tersenyum-senyum. Ia telah

mendapatkan pengganti Siauw Lam untuk

duduk dipundak murid yang lain. Inilah

keinginannya. Maka ketika ia membantu dan

menggerak-gerakkan tongkat ke bawah, Siauw

Lam menyusul membawa mayat pamannya

maka tiga orang ini sudah menghilang dan

mereka hanya meninggalkan debu di gurun.

Ji-hwesio pimpinan Gobi termangu
mangu. Si buta benar-benar muncul dan kini

tambah berbahaya lagi. Siauw Lam bocah cilik

itu telah menjadi pemuda lihai. Ia dan yang

lain-lain tak mampu menghadapi. Dan ketika

hwesio ini begitu sedih hingga meneteskan air

mata duka, apalagi ketika kematian Kam
hwesio membuat ia berduka maka pimpinan

Gobi ini menangis dan tiba-tiba ia berkelebat

meninggalkan tempat'itu, kembali ke kuil.1036

Sam-hwesio menarik napas memegang

toya bengkok. lapun termangu-mangu dan

sedih. Dalam pertandingan tadi Siauw Lam

memuntir dan menekuk senjatanya, Bagai

barang lembek saja toya itu bengkok. Maka

ketika ia menggigit bibir dan sedih serta marah

maka hwesio inipun menyusul suhengnya dan

berkata agar semua murid kembali.

"Bawa yang luka-luka dan semayamkan

yang tewas di Pendopo Besar. Kita

sembahyangi arwah mereka agar terbebas dari

dosa!"

Murid-murid mencucurkan air mata.

Mereka juga sedih dan berduka oleh kejadian

pagi itu. Semua berasal dari Beng San. Tak akan

mereka lupakan anak itu. Awas nanti! Lalu

ketika semua bergerak dan membersihkan

tempat itu, awan kelabu menggantung di Gobi

maka untuk yang kesekian kalinya partai

persilatan ini dirundung duka.

Po Kwan dan Siao Yen merasa tak

enak. Sute mereka telah membuat peristiwa

berdarah di Gobi. Dan ketika mereka meminta

maaf dan berulang-ulang menyatakan1037

kemarahan dan penyesalannya, sungguh dua

kakak beradik ini gusar sekali maka Siao Yen

menuding betapa Beng San telah menjadi

manusia busuk.

"Lihat apa kataku dulu, sekarang kau

tak perlu membelanya lagi. Sejak dulu ia telah

menunjukkan tanda-tanda tak baik Kwan-ko.

Sifatnya sombong dan rakus ilmu. Sekarang

apa yang ia lakukan setelah bertemu si buta.

Tak malu ia meninggalkan kita hanya untuk
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meraih yang lain!"

"Sudahlah, aku tahu. Aku juga kecewa

dan menyesal, Yen-moi, tapi nasi telah menjadi

bubur. Tak kusangka ia sampai berkhianat

hanya untuk berguru kepada si buta itu. Hm,

kita laporkan suhu dan tunggu sampai ia

datang."

"Benar, dan aku tak sabar. Apa saja

yang dilakukan suhu hingga ia melewati janji.

Sudah sekian tahun kita menunggu!"

"Sabar dan kendalikan kemarahanmu.

Suhu juga sedang ditimpa duka kehilangan

anak isterinya, Yen-moi, kita harus menyadari

ini dan jangan terlampau menyalahkannya.1038

Sudahlah kita tunggu kedatangannya dan

sebagai murid yang setia kita harus bersabar."

Hari itu Gobi berkabung.. Untunglah

yang tewas hanya seorang hwesio kepala dan

dua orang murid, mereka disembahyangi dan

akhirnya dimakamkan. Dan ketika beberapa

hari kemudian datanglah Giok Yang Cinjin

maka terkejutlah tosu ini mendengar berita

itu. Wajahnya berubah mendengar sepak

terjang Beng San, dialah yang membawa anak

itu dan merasa bertanggung jawab!

"Beng San, anak itu.. dia. dia pergi

meninggalkan kalian? Dia menjadi murid Chi

Koan?"

"Benar, dan betapa buruknya watak

anak itu. Aku menyesal dan malu berada di sini

locianpwe. Kalau saja suhu sudah pulang dan

kita melapor mau rasanya cepat-cepat pergi

dari sini. Anak itu jahanam keparat!" Siao Yen

yang berwatak keras dan tak mampu

mengendalikan hatinya langsung saja bicara.

Di balik kata-katanya tersirat penyesalannya

kepada tosu ini. Inilah tosu yang membawa

anak itu. Dan ketika wajah si tosu menjadi1039

merah akan tetapi Ji-hwesio dan Sam-hwesio

batuk-batuk maka dua pimpinan Gobi itu

merendahkan nada bicara Siao Yen.

"Omitohud, kami pihak Gobi tidak

menyalahkan siapa-siapa kecuali Si buta dan

muridnya itu. Urusan ini tak perlu dipikir

panjang, Giok Yang Cinjin, ini urusan kami.

Ringankanlah hatimu dan satu-satunya yang

akan kami kerjakan adalah menunggu Peng

Houw. Biarlah dia nanti yang menyelesaikan

ini."

"Hm. pinto jadi tak enak. Pintolah yang

membawa anak itu pertama kali, Ji-suhu. kalau

sekarang meleset dari arahan maka pinto ikut

bertanggung jawab. Sungguh celaka, anak

yang pinto kagumi membuat ulah. Pinto akan

mencari dan membalasnya. Pinto akan

mengadu jiwa!"

"Bukan hanya totiang saja. Ia bekas

sute kami, locianpwe, kami juga tak akan

tinggal diam. Kami telah dibuat malu dan tak

enak kepada jiwi-lo -suhu ini. Kami akan

mencari dan menuntut tanggung jawabnya

kelak!"1040

Po Kwan bicara dan anak muda inipun

mengepalkan tinju. Giok Yang Cinjin

memandang kakak beradik ini dan diam-diam

ia kagum. Anak-anak ini sudah berobah

dewasa dan wajah mereka begitu bersih.

Kesabaran dan kejujuran terpancar di situ,

sang kakak lebih mengagumkan karena

sikapnya lebih tenang dan kalem, meskipun

saat itu pemuda itu merasa marah oleh

perbuatan bekas sutenya. Dan ketika sekali lagi

kakek ini menarik napas dalam dan menyesal

di hati ia berkata bahwa ia tak akan tinggal

diam saja.

"Pinto telah tiba di Sini , sebenarnya

hanya untuk melihat anak-anak ini melepas

kangen. Kalau satu di antara mereka

melenceng dari kebenaran pinto juga turut

menyesal, Po Kwan, pinto juga malu kepada

sahabat dari Gobi. Pinto segera saja pamit

mundur dan maaf bahwa kedatangan pinto

mengganggu kalian!"

"Omitohud, jangan terburu. Tinggalah

di sini dua tiga hari, totiang, kasihan anak-anak1041

itu kalau begini cepat kau pergi. Kami dari Gobi

tak menyalahkanmu sama sekali, percayalah!"

"Benar, ini tak ada sangkut-pautnya

denganmu. Persoalan ini pribadi kami dengan

Chi Koan dan muridnya, Giok Yang Cinjin.

Tinggallah di sini sehari dua menemani anak
anak ini, Siapa tahu Peng Houw segera

datang!"

Giok Yang Cinjin menarik napas lagi.

Dua pimpinan Gobi itu memang orang-orang

baik dan ia harus mengakui itu. Meskipun ia

tidak salah akan tetapi tanggung jawab

moralnya berat. telah membawa anak yang

membuat bencana.

Dan ketika Po Kwan juga berkata agar

ia tinggal dulu di situ pengganti suhunya yang

belum datang akhirnya tosu ini menyerah juga

dan mengucapkan terima kasih. Giok Yang

Cinjin tinggal tiga hari di tempat ini sesuai

kehendak pimpinan Gobi ia lebih banyak

menemani Siao Yen dan kakaknya daripada

tuan rumah. Hal ini karena anak-anak itu

memang butuh seseorang, suhu mereka masih

belum datang. Namun ketika tiga hari1042

kemudian tosu ini minta diri maka Siao Yen dan

kakaknya tak dapat mencegah lagi karena

secara moral tosu itu tak enak berlama-lama di

Gobi.

"Terlalu lama di sini hanya membuat

pinto tak nyaman. Rasanya semua orang

menyalahkan pinto juga. Beng San memang

pinto yang membawa. Jaga diri baik-baik dan

kucari guru kalian itu, Siao Yen. Kukabarkan

tentang ini dan kuharap ia cepat kembali.

Sekarang pinto permisi dan pinto telah pamit

kepada pimpinan Gobi".

"Totiang tolong cari dan temukan suhu.

Kami bingung sendirian di sini, totiang, kami

juga tak enak kepada para lo suhu di sini. Kalau

saja kami tak diperintahkan menunggu tentu

kami keluar dan lebih baik kembali pulang!"

"Bersabarlah, itupun dapat kumaklumi.

Tugas kalian menunggu guru, Siao Yen, tapi

aku yakin guru kalian segera datang. Sudahlah

jaga diri baik-baik dan urusan tentu selesai

kalau guru kalian datang!"

"Harap locianpwe berhati-hati pula,"1043

Po Kwan berseru dan memperingatkan

tosu ini. "Sute kami Beng San lebih lihai

daripada dulu, locianpwe, kami berdua harus

mengeroyoknya kalau ingin bertanding

imbang. Apalagi kini, tentu ia lebih hebat!"

"Terima kasih, pinto akan mengingat
ingatnya, Po Kwan, tapi pinto tak perlu takut.

Kebenaran akhirnya pasti menang juga.

Sudahlah selamat tinggal sampai ketemu lagi!"

tosu itu berkelebat dan akhirnya meninggalkan

Gobi. Po Kwan dan adiknya memandang

namun tosu itu lenyap di luar pintu gerbang.

Lalu ketika mereka kembali dan hari-hari

selanjutnya di-lewatkan dengan murung maka

seminggu kemudian datanglah Peng Houw

yang lama ditunggu-tunggu!

Tak ampun lagi kakak beradik ini

menubruk girang. Po Kwan melihat wajah

gurunya yang murung dan cepat menjatuhkan

diri berlutut. Namun adiknya yang tak dapat

menahan perasaan sudah menangis tersedu
sedu.1044

"Suhu, Beng San telah menjadi

pengkhianat. la meninggalkan kita. la berguru

kepada Chi Koan!"

"Stt, suhu baru datang. Jangan bicara

yang mengguncang emosi, Siao Yen, biarkan

suhu tenang dan kita suruh minum teh dulu."

Po Kwan terkejut dan gagal mencegah adiknya

itu. la sudah melarang adiknya untuk tidak

melapor dan biarlah setelan nanti gurunya

tenang mereka bicara. Atau, mungkin

pimpinan Gobi yang lebih baik menceritakan

itu, mereka anak-anak muda yang harus

menghormati Orang tua lebih dulu. Tapi

karena adiknya sudah mengguguk dan dua

bayangan berkelebat di belakang mereka

maka Ji-hwesio dan Sam-hwesio muncul

merangkapkan lengan. Dua pimpinan Gobi ini

telah menerima laporan dari para murid

bahwa sang Naga telah datang.

"Omitohud, selamat datang. Lama

sekali kau ditunggu-tunggu muridmu, Peng

Houw. Pinceng juga merasa kangen. . Ah, apa

kabar dan bagaimana berita anak isterimu?"1045

"Benar, bagaimana berita anak

isterimu. Sudahkah kau temukan mereka, Peng

Houw, dan apa kabar,"

Peng Houw cepat membalas hormat
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan Po Kwan kagum akan sikap atau kata-kata

pimpinan Gobi itu. Mereka bukan mengurusi

diri sendiri melainkan bertanya dan mengurusi

orang lain dulu, inilah sopan-santun yang

tinggi. Namun karena pendekar itu sudah

dikejutkan lebih dulu oleh tangis dan berita

muridnya maka, wajah Peng Houw yang gelap

tampak semakin keruh. Sesungguhnya Naga

Gurun Gobi ini sedang banyak persoalan. la

diganggu lagi oleh urusan Hong Cu, gadis Sin
hong-pang itu!

"Hm, susiok sudah di sini, terima kasih.

Apa yang terjadi dengan muridku Beng San,

susiok. Bagaimana ia meninggalkan kita?".

"Omitohud, bagaimana dengan anak

isterimu dulu. Urusan ini dapat dibicarakan

nanti dan silakan kau bertemu muridmu

dulu!".1046

" Benar, Siao Yen atau Po Kwan dapat

menceritakannya kepadamu, Peng Houw,

bagaimana dengan anak isterimu dulu."

"Mereka hilang, aku tak

menemukannya lagi!"

"Omitohud, pinceng menyesal. Ah.

Sudahlah kau temui dulu murid-muridmu ini

dan nanti kita bicara lagi."

Ji-hwesio dan Sam-hwesio saling

memberi isyarat dan Po Kwan lagi-lagi kagum.

Dan pimpinan Gobi itu benar-benar tahu

sopan-santun pergaulan dan mengalah untuk

mengesampingkan urusan sendiri. Mereka

berkelebat dan kembali ketempatnya. Lalu

ketika Po Kwan diminta berdiri dan Siao Yen

juga disentuh gurunya maka Peng Houw

bertanya apa yang telah terjadi.

"Sebaiknya suhu masuk dulu ke kamar,

kita bicara di dalam". Po Kwan berhati-hati.

"Baik, marilah, Po Kwan, dan ceritakan

semuanya kepadaku!"

Peng Houw berkelebat. Disusul dua

muridnya pendekar ini telah memasuki

kamarnya sendiri. Po Kwan dan Siao Yen1047

mendapat kamar lain namun tak jauh dari

kamar gurunya. Dan ketika pintu dibuka dan

bau harum menyambar, bunga melati

semerbak memenuhi tempat itu maka

pendekar ini tampak tertegun dan melirik Siao

Yen.

"Maaf, suhu, teecu teringat kebiasaan

subo (ibu guru) di rumah sendiri. Teecu

menjaga dan membersihkannya!".

"Terima kasih. Kalian ternyata merawat

kamar ini, Siao Yen. Aku senang dan mari

masuk!".

Kamar bersih dan harum itu membuat

perasaan nyaman. Meskipun Naga Gurun Gobi

ini membawa persoalan berat akan tetapi

suasana dan isi kamar yang harum

menyejukkan kepala. Ia menghisap dalam
dalam bau kembang melati itu. Dan ketika

pintu kamar ditutup dan keduanya berlutut di

depan guru mereka maka Peng Houw.

mengulang pertanyaannya tadi dengan suara

menahan marah.

"Ceritakan apa yang dilakukan Beng

San, dan apa yang telah terjadi di sini."1048

"Dia... dia berkhianat. Beng San

membalik. Ia melepaskan tawanan dan

melarikan diri, suhu. Chi Koan si buta itu ada

bersama dan kini mengambilnya murid!"

"Tawanan? Maksudmu Hui Bin si

hwesio di atas bukit itu?"

"Benar, suhu, dan Beng San telah

berani datang ke sana. la melanggar larangan,

membawa lari tawanan membebaskan hwe sio

itu. Kami dibuat malu habis-habisan."

"Hm. coba ceritakan dan urutlah secara

runtut. Bagaimana mula-mula kejadian itu. Tak

mungkin Chi Koan datang tanpa bermaksud

apa-apa."

Ini dimulai ketika teecu selesai mandi!"

"Mandi?"

'Ya,," gadis itu semburat. "Di belakang

kuil teecu digoda si Beng San itu suhu, dan

tahu-tahu muncul Siauw Lam bocah keparat

itu!"

"Hm, ceritakanlah..!" Naga Gurun Gobi

ini tiba-tiba sadar bahwa murid perempuannya

yang cilik ini telah berkembang dewasa. la

mulai memperhatikan bahwa muridnya1049

perempuan ini telah menjadi gadis enam belas

tahun yang cantik dan gagah. Sepasang pipi

kemerah-merahan dan bibir yang lembut

basah itu telah merupakan daya tarik sendiri.

Tak aneh kalau Beng San menggoda gadis ini.

Siao Yen memang telah mekar den tumbuh

dewasa, Terlalu lama Ia meninggalkan kakak

beradik ini. Maka ketika ia bersinar-sinar dan

mulai mendengarkan dan memperhatikan

cerita itu maka mulailah gadis ini menceritakan

peristiwa di kamar mandi betapa Beng San

menggodanya dan ia marah-marah. Betapa

Siauw Lam muncul dan itulah sumber

malapetaka . Lalu ketika ia menceritakan

betapa sutenya itu menghilang dan muncul

membawa lari tawanan Gobi, mengejar dan

akhirnya menyerang maka Peng Houw

berkerut-kerut karena ia tertampar dan

terpukul oleh sepak terjang muridnya yang

murtad itu.

"Kalau saja si buta Chi Koan tak ada

tentu Beng San roboh. Kami berdua sanggup

menghadapinya, suhu, apalagi Ji-losuhu dan

Sam-lo-suhu membantu pula akan tetapi1050

musuh bebuyutan suhu itu muncul, dan

hebatnya lagi ia telah mengangkat Beng San

sebagai murid. Beng San sendiri menyebutnya

suhu. Keparat anak itu!"

Peng Houw mengeratakkan giginya

mendengar cerita berapi-api itu. Po Kwan

hanya mengangguk-anggul dan sesekali

menambah ini-itu. Cerita yang dibawa Siao Yen

memang penuh emosi, siapapun mudah

tetbakar. Dan ketka cerita ditutup dengan

datengnya Giok Yeng Cinjin, Peng Houw

tertegun maka gadis itu menutup dengan isak

tertahan.

"Giok Yang locianpwe merasa

bertanggung jawab, ia dibuat malu juga.

Namun karena suhu tak datang juga maka ia

pergi dan kami diminta menunggumu di sini,

penantian yang terasa berat bagi kami."

"Hm, maafkan. Ada persoalan yang

membelit hatiku, Siao Yen, ada peristiwa yang

membuatku, pus?ng. Aku bentrok dengan Sin
hong-pang."

"Sin-hong-pang?"1051

"Ya, Sin-hong-pang. Di tempat itu aku

dimusuhi orang habis-habisan. Mereka, ah...

ini gara-gara Hong Cu!"

"Siapa Hong Cu itu...!"

"Siao Yen" Po Kwan tiba-tiba

membentak. "Tahan mulutmu dan Jangan

bertanya urusan pribadi suhu!"

Gadis ini terkejut, sadar. Suhunya

menyebut nama seorang perempuan dan tiba
tiba saja la tertarik. Wanita mana tak tertarlk

kalau seorang pria menyebut nama

perempuan lain. Tapi begitu ia dibentak dan

sadar maka ia menunduk dan tidak bertanya

lagi.

"Hmn, adikmu tak terlalu lancang.

Kalaupun ia tak bertanya maka aku nanti yang

akan menceritakannya, Po Kwan, sudahlah

jangan marah kepada adikmu dan sekarang

aku akan menghadap pimpinan Gobi. Cerita ini

sudah cukup."

Siao Yen lega dan Po Kwan menyesal

membentak adiknya. Betapapun ia sayang

kepada adiknya itu, inilah adik perempuan

satu-satunya. Maka ketika sang suhu pergi dan1052

ia memegang lengan adiknya maka ia meminta

maaf telah bersikap kasar tadi.

"Aku takut suhu marah. Kau bisa

dianggap lancang. Maafkan aku

membentakmu tadi, Yen-moi, tapi lain kali

harap berhati-hati jangan keburu mencampuri

urusan pribadi orang lain, apalagi suhu kita"

"Aku tak sengaja," gadis itu menghela

napas. "Tapi untung suhu tak marah, Kwan-ko,

betapapun aku akan menjaga diri bila lain kali

bertemu seperti ini lagi",

"dan sekarang kita menunggu suhu,

pulang atau masih tinggal di sini."

Gadis itu mengangguk. Sang kakak

benar dan ia membenahi kamar itu lebih rapi

lagi. Sepasang pot bunga ditaruh penyedap

pendang mata. Po Kwan mengatur ini itu

membantu adiknya pula. Lalu ketika kakak

beradik ini menunggu guru mereka maka Naga

Gurun Gobi itu telah menghadap susioknya di
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagian paling dalam di belakang Pendopo

Besar.

Ji-hwesio bersila tenang. Sutenya

duduk tak kalah tenang dan mereka berdua ini1053

sengaja menunggu Peng Houw datang. Lalu

ketika pendekar itu muncul dan mereka

mempersilakan duduk maka pembicaraan

langsung pada pokok persoalan.

"Aku ingin minta maaf kepada jiwi
susiok (paman guru berdua). Siao Yen dan Po

Kwan telah menceritakan semuanya

kepadaku, susiok, dan menyesal sekali bahwa

semua itu terjadi di saat aku tak ada di sini. Aku

berjanji akan mencari dan membekuk anak itu

untuk minta pertanggung jawabannya

mengacau Go-bi!"

"Omitohud, tenangkan pikiran redakan

kemarahan. Kalau kau sudah mendengar

semuanya maka kami tak perlu mengulang,

Peng Houw. Tapi mencari dan membekuk anak

itu bukanlah tugas utama karena di balik

semua ini sesungguhnya Chi Koan yang paling

bertanggung jawab. Baru sekarang pinceng

tahu bahwa Siauw Lam adalah keponakan Hui

Bin, dan si buta itu datang memenuhi

permintaan muridnya. Hm, bocah itu lihai

sekali hingga kami berdua tak mampu

melawan!"1054

Ji hwesio yang muram dan tampak

khawatir menjawab kata-kata Naga Gurun

Gobi itu. Sam-hwesio mengangguk-angguk dan

menarik napas dalam pula. Lalu ketika hwesio

ini menyambung bahwa apa yang dikatakan

suhengnya benar maka ia member? tahu

bahwa Gobi mendapat ancaman bahaya baru.

"Sekarang Chi Koan memiliki dua orang

murid, dan Beng San tak kalah berbahaya

empat lima tahun lagi. Anak itu cerdas dan luar

biasa, Peng Houw, Thai-san-ap-ting dan Cui
pek-po-kian dilalap habis sebelum Muridmu

Siao Yen maupun Po Kwan menguasai baik!"

"Omitohud, benar sekali.yang satu ini

lain dari yang lain. Pinceng juga harus

mengakui bahwa ia lebih cerdas dibanding suci

dan suhengnya."

"Dan iapun bisa lebih hebat daripada

Siauw Lam, mungkin lebih hebat daripada Chi

Koan sendiri!"

"Hm-hm, Beng San memang anak luar

biasa. Tengkorak kepalanya dan susunan

tulang belakangnya lebih baik daripada Siao

Yen maupun kakaknya, susiok, akan tetapi hal1055

itu bukan berarti harus membuat kita cemas.

Aku akan mencari dan menghajarnya dan

mungkin besok pergi!"

"Omitohud, inilah yang hendak kami

beritahukan kepadamu. ! Kami berdua telah

ber?nding dan mendapat kesepakatan, Peng

Houw, akan tetapi entahlah bagaimana

dengan dirimu. Begini, maukah Sementara ini

kau tinggal bersama kami melindungi Gobi.

Kalau muridmu dan anak-anak di sini tak

mampu menghadapi iblis-iblis itu bagaimana

kami berbuat lebih jauh. Kau adalah andalan

kami di sini, Peng Houw, terus terang kami

merasa tak dapat berbuat apa-apa kalau si

buta dan muridnya itu. muncul. Kami sepakat

untuk minta bantuanmu dan urusan isterimu

akan kami bantu dengan menyebar anak-anak

murid ke delapan penjuru. Percuma kau

mencari-carinya kalau tidak ketemu juga. Kami

akan membantumu dan sebaliknya kau

bantulah kami di sini terutama menghadapi si

buta itu. Bagaimana pendapatmu setujukah

atau tidak!"1056

Peng Houw tertegun. la mengerutkan

kening dan terkejut. la tiba-tiba saja diminta

tinggal di situ melindungi Gobi. Tentu saja hal

ini tak dapat dijawab cepat. dan ia termangu.

"Tapi ketika ia ditunggu dan harus

menjawab akhirnya berkata, Jiwi-susiok telah

menaruh kepercayaan kepadaku, dan

seharusnya kuterima. Tapi karena ada dua

muridku yang kini merupakan orang-orang

terdekat denganku biarlah kutanya mereka

dulu, Susiok . Sebenarnya aku hendak

mengajak, mereka pergi dan mencari subo dan

sutenya itu"

"Omitohud. benar. Kau tidak salah,

Peng Houw, dan mereka adalah anak-anak

baik yang setia dan hormat kepadamu. Baiklah

boleh kau tanya mereka dan tolong

pertimbangkan ini. Tapi setuju atau tidak kami

akan menyebar anak-anak murid mencari anak

isterimu yang hilang. Pinceng ikut prihatin.",

Peng Houw terharu. Pembicaraan

akhirnya berkisar pada itu dan ia melihat serta

merenungkan. Dua pimpinan Gobi itu benar
benar merasa tak berdaya menghadapi Chi1057

Koan yang lihai, sekarang ada pula Siauw Lam

dan Beng San. Dan ketika akhirnya ia

mengangguk untuk kembali pada muridnya

maka malam itu Siao Yen dan kakaknya

mendengarkan dengan khidmat.

"Ternyata Ji-lo-suhu dan Sam-lo-suhu

menghendaki aku di sini. Aku diminta

melindungi Gobi kalau Chi Koan atau murid
muridnya mengganggu. Bagaimana pendapat

kalian berdua, Po Kwan. Aku tak memberi

jawaban karena menunggu jawaban kalian.

Sekarang hanya kalian lah orang paling dekat

denganku. Coba kalian pikir dan bagaimana

menghadapi permintaan ini".

"Kalau teecu sebaiknya pergi. Tak enak

berlama-lama di sini, suhu, pulang dan kembali

saja ke tempat asal. Teecu tak tahan harus

mondok di rumah orang!"

"Hm, aku juga berpikir begitu. Cukup

lama kalian kutitipkan di sini, Siao Yen, tapi

bagaimana pendapat kakakmu."

"Maaf..!". pemuda ini ternyata lain.

"Keinginan pribadi agaknya harus

dikesampingkan, suhu, persoalan umum dan1058

penting rupanya harus didahulukan. Siao Yen

tidak salah, karena ia satu-satunya wanita di

sini dan mungkin risi. Akan tetapi permintaan

Ji-locianpwe rupanya tak patut ditolak. Justeru

teecu menerima ini hitung-hitung sebagai

perasaan tebus dosa. Bukankah adanya Beng

San karena kita. Kalau ia muncul dan

mengacau lagi maka Gobi benar-benar

terancam bencana. Sebaiknya suhu tinggal di

sini karena bukankah rumah kita di Huang-ho

juga tidak terpakai lagi. Kecuali kalau suhu

sudah menemukan subo dan sute maka Gobi

boleh ditinggalkan. Demikianlah pendapat

teecu."

Peng Houw mengangguk-angguk.

Ternyata muridnya laki-laki ini berpikiran jauh

ke depan dan dewasa. Mau tidak mau ia kagum

juga. Beng San adalah bekas muridnya, dan

bekas murid itu telah melakukan kekacauan di

sini. Kalau ia tinggal di situ menjaga dan

melindungi Gobi bukankah sikapnya ini

sebagai balas hutang atau tebus dosa? Maka

ketika ia mengangguk-angguk sementara Siao1059

Yen cemberut mengerutkan kening akhirnya ia

berkata,

"Jawabanmu benar. Perbuatan Beng

San mencoreng nama kita, Po Kwan, dan kita

harus membayarnya dengan menjaga tempat

ini. Baiklah, pendapatmu kuterima!"

"Nanti dulut" Siao Yen tiba-tiba

menukas. "Bagaimana kalau mereka tak

datang lagi, suhu. Masa seumur hidup menjaga

tempat orang!"

"Hm, sebenarnya ini tempat suhu juga.

Kalau kau menganggapnya tempat asing dan

orang lain maka pendapatmu salah, Siao yen.

Bukankah selama ini suhu dibesarkan dan

dididik di sini. Ini tempat tinggalnya pula.

Hanya setelah suhu menikah ia keluar" Po

Kwan mendahului suhunya dan Peng Houw

lagi-lagi mengangguk. Kalau mau dihitung

maka Gobi adalah tempatnya sejak kecil,

tempat di mana ia digembleng dan dibesarkan.

Sebelum menikah maka tempat inilah

tinggalnya. Dan ketika ia tersenyum dan

mengangguk-angguk maka gadis itu merah

merasa dikalahkan, penasaran.1060

"Kakakmu benar , Gobi bukan tempat

asing bagiku. Bahkan di sini mereka adalah

saudara-saudaraku, Siao Yen, hanya karena

aku membawa kalian maka aku sungkan

berlama-lama. Sekarang mereka sendiri yang

minta kepadaku, agaknya tak dapat kutolak.

Menjaga tempat ini tiada ubahnya menjaga

rumahku sendiri. Kakakmu betul."

"Akan tetapi aku rikuh sendirian disini.

Aku satu-satunya perempuan!"

"Kau adalah murid suhu, siapa berani
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengganggu. Lihat selama ini para hwe-sio

hormat kepada kita, Siao Yen, lagi pula aku di

sini. Aku nenemanimu!"

"Tapi kau laki-laki, aku perempuun!"

"Kalau begitu apakah suhu perlu

mencarikan teman perempuan? Bawa saja

uwak Kim ke mari, p?sti beres!"

"Hm, benar," Peng Houw tersenyum

menahan tawa. "Kakakmu tidak salah, Siao

Yen. Kalau kau merasa sendirian di Sini maka

uwak Kin dapat kuambil. Baik, bagaimana

kalau begitu."1061

"Terserah suhu " gadis ini akhirnya

mengalah, melirik kakaknya dengan dongkol.

"Begitu juga boleh, suhu. Tapi sesekali

teecu ingin juga keluar dan mencari suasana

lain".

"Benar," Po Kwan mengangguk dan

memandang gurunya. Terlalu lama di balik

tembok mengundang kejemuan juga suhu,

mohon kebijaksanaan suhu kalau satu saat

kami diajak main-main keluar"

"Hm, aku lupa ini , Kalian bukan kucing

atau katak di balik kurungan, Po kwan. Aku

menjanjikan kepada kalian untuk satu saat

berpesiar dan mencari udara baru".

"Terima kasih!" gadis itu melonjak.

"Kalau begitu boleh ambil uwak Kin!"

"Dan kau tak sendirian lagi. Hanya aneh

bahwa tempat para hwesio dihuni wanita pula.

Apakah pimpinan Gobi tak keberatan!".

"Aku akan bicara kepada mereka. Ini

bersifat khusus, Po Kwan, tapi tentu Ji-lo-suhu

tak akan menolak. Baiklah besok kutemui dan

sekarang aku ingin menceritakan kenapa

perjalananku begitu lama. Harap kalian jangan1062

ceritakan orang lain karena mungkin di lain

hari kalian dimusuhi orang pula!".

Dua muda-mudi itu mengerutkan

kening. Siao Yen yang baru saja bersorak

mendadak menarik alisnya tinggi-tinggi, ia

merasa berdebar. Nanmun karena sudah lama

ia menunggu dan ingin mendengarkan ini

tentu saja ia tertarik dan tanpa diminta lagi ia

sudah menggeser duduknya lebih dekat

dengan sang suhu. Dan begitu Po Kwan

mengangguk dan ikut berdebar pula maka

kakak beradik ini Sudah mendengarkan cerita

suhunya dengan penuh perhatian. Malam

telah semakin dingin dan suara angin gurun

kadang-kadang bertiup dan menderu, bagai

deru cerita itu yang ternyata menegangkan

dan juge mencemaskan.

***

Seperti diketahui akhirnya Peng Houw

meninggalkan Kun-lun dengan perasaan

bingung dan marah. la tak menemukan Kim Cu

Cinjin di situ karena tosu itu pergi turun1063

gunung. Kedudukan ketua juga sudah

dipegang orang lain dan Naga Gurun Gobi ini

mendengar cerita tentang Chi Koan, betapa si

buta itu muncul dan mencelakai tokoh-tokoh

Kun-lun. Memang tak ada orang lain yang

mampu menundukkan si buta itu kecuali

dirinya. Maka ketika putus asa dan tinggalkan

tempat itu segera Peng Houw menuju ketimur.

Ke manakahi ia pergi? Tak ada

tujuannya. Naga Gurun Gobi ini melangkahkan

kakinya ke mana ia suka dan berbulan-bulan ia

naik turun gunung masuk keluar kota. Di

tengah jalan tentu saja ia bertanya dan

mencari-cari, pakaiannya mulai kotor dan

wajahpun seringkali berdebu. Wajahnya cepat

menua dan orang akan pangling melihat

pendekar sakti ini. Peng Houw tak merawat

tubuhnya sampai suatu hari ia jatuh sakit.

Bukan fisik yang mendera melainkan tekanan

batinnya. la rindu anak isteri. Dan ketika pagi

itu ia jatuh terduduk di mulut sebuah hutan,

mengeluh dan lupa makan minum tiba-tiba

berkelebatlah beberapa bayangan dan harum

tubuh menyambar disusul bentakan.1064

"Benar ini Naga Gurun Gobi. He,

kemana sumoiku Hong Cu, Peng Houw. Kau

biang keladi hilangnya sumoiku, tar-tar..!"

seorang wanita empatpuluhan telah

berdir? di situ dan di belakang wanita ini

menyusul bayangan-bayangan langsing

berjumlah belasan. Peng Houw terkejut karena

itulah Siang-mauw Sian-li (Dewi Rambut

Harum), Wanita yang meledakkan rambutnya

dan merupakan senjata-senjata hebat yang

ampuh dan mengerikan. Rambut itu dupat

lemas dun kaku tergantung pemiliknya, dapat

melibat dan memotong kalau sudah diisi

sinkang. Maka ketika ia berdirii dan tahu-tahu

sudah dikepung tak kurang dari sembilanbelas

wanita cantik maka Peng Houw tertawa getir

dikenal lawan

"Siang-maw Sian-li kiranya, datang

melepas penasaran. Hm. aku tak tahu-menahu

di mana sumoinu berada, Sian-li masa kujaga

seperti anak kecil kehilangan induknya. Aku tak

tahu, maaf jangan ganggu!".

"Keparat, enak sekali. Kami

menemukan jejak bahwa ia bersamamu, Peng1065

Houw. Ada beberapa saksi yang memberi tahu

kami. Nah, jangan bohong dan bicara baik-baik

saja, atau kami menyerangmu dan biarpun kau

lihai akan tetapi mati hidup akan kami

pertaruhkan!"

Peng Houw. terkejut, matanya

berkunang-kunang. Sebetulnya ia meriang tak

enak badan dan ingin istirahat. Kalau saja tak

ada ketua Sin-hong-pang ini tentu ia mencoba

tidur pulas. Segulung rumput tebal telah ia

siapkan, bahkan iapun telah melonggarkan

bajunya untuk tidur. Maka ketika tiba-tiba ia

diganggu dan Wanita itu begitu serius,

terkejutlah ia mendengar saksi segala maka ia

memijit tengkuknya menghilangkan

pandangan kabur akibat rasa meriang.

"Siang-mauw Sian-Ii, siapa saksi yang

kau sebutkan itu. Dari mana kau tahu. Aku tak

mengerti dan justeru heran atas sikapmu ini.

Pergilah dan jangan ganggu aku atau aku yang

pergi dan tak akan mengganggumu."

"Tunggu, jangan pergi!" bentakan itu

disusul gerakan wanita cantik ini beserta

delapan belas muridnya. "Sikapmu justeru1066

memperberat dugaanku, Peng Houw, kau

hendak melarikan diri!"

"Hm, aku tak melarikan. diri, hanya tak

enak badan. Sekali lagi aku tak tahu di mana

dan ke mana sumoimu Hong Cu, Sian-li.

Minggirlah dan beri aku jalan. Aku berani

sumpah."

"Sumpahmu sumpah bohong. Lihat

siapa mereka itu, Peng Houw, dan beranikah

kau menyangkal!"

Peng Houw membalik dan menoleh. La

hampir terlambat ketika sebateng hui-to

(Golok terbang) menyambar tengkuknya. Dari

balik pohon muncul orang-orang lain

tersenyum-senyum, satu di antaranya adalah

seorang kakek tinggi kurus berusia

limapuluhan tahun. Kakek inilah yang melepas

hui-tonya dan menyambar amat cepat, nyaris

tanpa suara. Tapi ketika Peng Houw menoleh

dan menangkis itu maka senjata gelap ini

runtuh dan patah menjadi dua.

"Plak!" Berkelebatlah bayangan
bayangan itu. Kekeh dan tawa segera

terdengar dan jumlah pengepung tehu-tahu1067

telah bertambah sembilan orang. Tujuh sudah

dikenal sementara dua yang terakhir membuat

Peng Houw berkerut kening. Itu adalah

seorang wanita cantik dan seorang pemuda

gagah bermulut sombong. Pakaian wanita itu

serba merah sementara di belakang

punggungnya terselip sebatang pedang. Si

pemuda juga begitu dan pedangnyw

bergagang mutiara menempel di belakang

tubuhnya. Alisnya hitam pendek dan tarikan

bibirnya pongah sekali, sekilas bentuk

hidungnya sama dengan wanita baju merah

itu, yang usianya sekitar empatpuluh enam

tahun dan bibirnya yang berjebi

membayangkan keangkuhan besar.

Dan ketika Peng Houw tertegun dan

mengamati dua orang terakhir ini, satu di

antaranya tiba-tiba terkekeh serak dan

menyodok-nyodokkan tongkatnya maka kakek

ini, yang sudah berdiri di dekat Sian-mau Sian
li berseru, serak melengking.

"Heh, Nage Gurun Gobi sedang sakit,

hampir kita pangling. Kalau Sian-li tak tajam

dan awas matanya bisa-bisa kita terkecoh1068

bahwa ia seorang anggautamu, Hek-sai Lo-kai.

Bagaimana pendapatmu bukankah pemuda ini

seperti jembel. Ha-ha, wajahnya berdebu dan
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pakalannyapun kotor, lusuh!"

"Benar, aku tidak menyangka. Dulu

malam itu ia gagah dan tampan, Ban-tok Wi Lo,

sedangkan sekarang begini dekil dan kotor.

Mau aku menyangkanya sebagai pengemis dan

masuk kelompok anggautaku, heh-heh"

seorang tinggi besar brewok dan berkulit

hitam tertawa menyambut omongan kakek

bertongkat itu. Ia bukan lain Hek-sai Lo-kai

alias ketua Hek-i Kai-pang. Inilah pengemis

yang amat dendam sekali kepada Peng Houw,

markasnya diobrak-abrik dan kini tahu-tahu ia

bergabung dengan Ban-tok Wi Lo yang lihai itu,

suheng dari mendiang Coa ong tokoh dari

Tujuh Siluman Langit.

Dan ketika Peng Houw tertegun namun

sadar mendengus pendek, Si pelempar hui-to

terkekeh menyambung maka ia direndahkan

lagi dengan cemoohan tajam.

"Kabarnya pemuda ini kehilangan anak

isteri, namun tak malu juga mengganggu murid1069

Sin-hong-pang. Heh-heh, entah bagaimana

kalau isterinya tahu, Wi Lo, apakah kita semua

perlu mengumumkannya ke penjuru delapan

mata angin. Murid Gobi menculik gadis Sin
hong-pang!"

"Dan kami saksinya," pengemis agak

pendek menimpali. Kami. melihatmu

membawa gadis itu, Peng Houw. Di markas

kami kau membuat kekacauan dan

kesombongan. Mana gadis itu dan tak kami

sangka bahwa ia adalah sumoi yang terhormat

ketua Sin-hong-pang. Tahu begitu kani akan

merebutnya mati hidup!"

"Heh-heh, benar. Agaknya tak mampu

menemukan isterinya lalu menubruk

perempuan lain sembarangan saja. Ah, kau

memalukan mendiang gurumu kalau

tingkahmu seperti itu, Naga Gurun Gobi.

Lebaih baik bergabung saja dengan orang
orang sesat hingga tak perlu menyebut nama

sebagai pendekar!"

"Nah," Siang-mauw Sian-li membentak

dan menudingkan telunjuknya kepada

pemuda ini. "Semua orang sudah berkata,1070

Peng Houw. Apa jawabmu dan masihkah kau

mungkir!"

"Dan ia sahabat Kim Cu Cinjin. Kalau

pemuda ini bergaul dengan tosu sebusuk itu

maka tentu wataknya ketularan, Siang-mauw

Sian-Li. Kim Cu adalah laki-laki hidung belang

yang dulu mengganggu dan mempermainkan

aku. Sekarang ia tak bertanggung jawab!"

"Hm!" Peng Houw memutar dan

menghadapi semua orang-orang itu. matanya

berkilat-kilat. "Siapa kau dan apa hubunganmu

dengan Kim Cu Cinjin, kouwnio. Kenapa kau

bisa bicara setajam itu dan menjelek-jelekkan

aku pula!"

"Heh-heh, dia adalah Si Pedang Merah

Leng Nio, itu puteranya Leng Houw. Dia ini

kekasih Kim Cu Cinjin yang akhirnya ditipu,

Peng Houw, dan kau lihat tidakkah pantas dia

marah-marah. Kim Cu memang seorang tosu

busuk, tak pantas menjadi ketua Kun-lun-pai.

Kami akan melabraknya ke sana!"

Ban-tok Wi Lo yang agaknya bertugas

memanasi dan memperkeruh suasana

menjawab lebih dulu. Peng Houw terkejut dan1071

memandang wanita itu dan Si Pedeng Merah

membalas dengan pendang mata mengejek.

Mata itu tertawa, menghinanya. Dan ketika

pemuda Inl menjadi panas dan terbakar maka

la dibentak lagi untuk segera menunjukkan

Hong Cu. Siang-mauw Sian-li yakin betul dan

tampaknya percaya omongan orang-orang itu.

"Sekarang tak perlu berputar-putar. Di

mana sumoiku Hong Cu atau kami

membunuhmu!"

"Hm..!"Peng Houw naik darah. "Sudah

kubilang aku bukan penjaga sumoimu, sian-li.

Cari sendiri dan aku tak tahu!"

"Kalau begitu kau mencari

kematianmu, serang!" wanita ini meledakkan

rambutnya dan tiba-tiba tanpa banyak bicara

lagi ia menghantam Peng Houw dengan

lecutan kilat. Rambut itu menyambar dan

berubah kaku seperti segulung kawat baja,

bercuit dan alangkah hebatnya bila mengenai

tubuh. Kulit tentu luka dan daging tertusuk

tembus. Akan tetapi ketika Peng Houw

mengelak dan waspada akan yang lain maka1072

benar saja dari delapan penjuru Ban-tok Wi Lo

dan kawan-kawan menyergap dan memburu.

"Plak-plak-plak!"

Hujan senjata ditangkis terpental.

Tongkat dan rambut membalik bertemu jari

Peng Houw dan Naga Gurun Gobi itu

membentak. Tentu saja la marah dan

menangkis. Dan ketika la diserang dan gadis
gedis Sin-hong-pang melengking menyusul

ketuanya maka delapan belas tubuh berbau

harum sambar-menyambar diseling bau apek

dan kecut dari tubuh Hek-sai Lo-kai atau Wi Lo,

maklum mereka inilah yang berbau penguk tak

pernah mandi.

"Wut-plak-dess!"

Peng Houw dipaksa membalas dan

akhirnya ia mengeluarkan Hok-te Sin-kangnya

itu. Sinkang atau tenaga sakti di tubuhnya ini

bekerja cepat dan gadis-gadis Sin-hong-pang

berteriak keget. Rambut mereka terpental dan

pedas mengenai kulit sendiri. Rambut mereka

itu membalik. Namun ketika mereka mundur

menutupi hidung, para kakek dan dedengkot

pengemis berkelebatan sambar-menyambar1073

maka Siang-mauw Sian-li berseru agar para

muridnya berjaga di luar saja, diam-diam

wanita ini juga menutupi hidung oleh bau apek

laki-laki kemproh itu.

"Jangan maju semua, kalian di luar saja.

Jaga kalau ia melarikan diri!"

Peng Houw marah. Ia dikatakan

melarikan diri, kata-kata yang membuat

telinganya panas terbakar. Maka ketika lawan

kembali menerjang dan ia harus waspada

terhadap tongkat di tangan Ban-tok Wi Lo,

kakek bongkok itu terkekeh dengan licik maka

benar saja sinar-sinar hitam mencuat dan

keluarlah belasan jarum menyambar

tubuhnya.

Akan tetapi Peng Houw mengibas

runtuh. la sudah dikeroyok dan dikepung

sementara lawan bertambah beringas. Leng

Nio si Pedang Merah berkelebat mencabut

senjatanya, begitu pula pemuda bermulut

sombong itu. la ragu benarkah pemuda ini

keturunan Kim Cu Cinjin karena sama sekali tak

ada bentuk muka yang mirip dengan

sahabatnya itu. Tapi ketika ia menangkis dan1074

bak-bik-buk senjata disusul pekik keget

pemiliknya, sin-kang pemuda ini mementalkan

semua serangan maka yang belum berkenalan

dengan Naga Gurun Gobi itu terkejut, ini

dialami Si Pedang Merah Leng Nio dan

puteranya.

"Ia kebal, hati-hati. Sinkangnya kuat!"

"Tak usah takut. Cari dan tusuk bagian

tubuhnya yang lemah, Leng Nio. Kalian dapat

mencari mata atau lubang telinga!" "Benar,

iapun memiliki kelemahan. Serang dan bunuh

pemuda ini!"

Peng Houw diterjang lagi dan sembilan

orang itu susul-menyusul dengan si ketua sin
hong-pang Siang-mauw Sian-li. Wanita itu

paling bernafsu meledakkan rambutnya

namun setiap kali itu pula serangannya

terpental balik. Peng Houw menambah

tenaganya hingga kulit kepala wanita itu

pedas. Dan ketika wanita ini menjerit disusul

yang lain-lain, Peng Houw berkelebat dan

membalas lawan maka semua tiba-tiba

melompat mundur akan tetap? menerjang lagi

begitu pemuda ini menghentikan serangan.1075

"Berputar, cari titik kelemahannya!"

Peng Houw menjadi gusar. la benar
benar seperti harimau yang dikepung dan

dicari-cari kelemahannya. Semua bagian

tubuhnya dihajar dan diserang. Akan tetapi

ketika orang mulai menujukan serangan ke

mata atau lubang telinganya, marahlah Naga

Gurun Gobi ini maka tiba-tiba ia membuka

mulutnya dan keluarlah suara dahsyat

menggetarkan hutan. Anak murid Sin-hong
pang terpelanting!

(Bersambung jilid XVIII)

Credit:

Sumber Buku Awie Dermawan

Edit OCR Yons

First in share Kolektor Ebook

Kabut Di Telaga See Ouw - Jilid 171076
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"KABUT DI TELAGA SEE - OUW"

( Lanjutan Kisah Prahara Di Gurun Gobi )

Karya Batara

Jilid XVIII

*

* *

"HAIIiIT.!"

Seruan atau bentakan itu

menggetarkan semua orang. Ban-tok Wi Lo

dan kawan-kawannya harus mengerahkan

sinkang melindungi isi dada kalau tak ingin

rontok diguncang serangan ini. Delapanbelas

murid Sin-hong-pang mengaduh. Dan ketika

musuh terhuyung dan terdorong mundur

maka pemuda ini mengibaskan tangannya dan

terlemparlah orang-orang itu berteriak kaget.

?Aihhhh...."

"Aduh!"

Siang-mauw Sian-li dan sembilan

temannya bergulingan. Mereka betul-betul tak

tahan dan kaget serta pucat. Kibasan itu bagai1077

angin taufan saja. Mereka yang lemah tak

dapat segera bangun, Leng Houw pemuda itu

menekan dadanya yang sesak. Tapi ketika

mereka melompat bangun dan Siang-mauw

Sian-li menjadi marah ternyata Naga Gurun

Gobi itu berkelebat meninggalkan mereka.

Peng Houw hanya merobohkan dan membuat

mereka gentar dengan suara saktinya itu.

Akan tetapi wanita ini dan teman
temannya aneh. Melihat Peng Houw pergi dan

meninggalkan hutan maka wanita itu

menyangka Peng Houw ingin melepaskan diri

dari tanggung jawab. la mendapat laporan dari

orang-orang ini bahwa sumoinya bersama

pemuda itu. Dulu di Kwang-sin Naga Gurun

Gobi itu berduaan dengan Hong Cu. Dan

karena orang-orang Hek-i Kai-pang ini adalah

orang-orang yang amat membenci Peng Houw

maka mereka begitu licik memfitnah pemuda

itu.

"Aku tahu gadis itu, cantik dan gagah.

Tapi tak kusangka kalau ia sumoimu, Sian-li.

Pemuda itu akhirnya meninggalkan Kwang-sin

setelah mengobrak-abrik Hek-i Kai-pang.1078

Sombong, ia benar-benar lihai, tapi kalau kita

mau bergabung tentu kita dapat menghadapi

pemuda itu. Marilah, aku juga benci karena

agaknya pemuda itu hanya mempermainkan

saja sumoimu itu. Banyak saksi di sini!"

"Benar, aku juga melihatnya, Sian-li.

Dan semua orang di Kwang-sin dapat kau

tanyai waktu itu Hek-i Kai-pang berulang tahun

tapi Naga Gurun Gobi itu mengacau. Kami

terpaksa lari karena ia betul-betul lihai!"

Lai Pak, Si Pemabok menambah dengan

kata-katanya yang seperti sungguh-sungguh.

Ketua Sin-hong-pang yang sedang marah ini

tentu saja termakan, ia percaya itu apalagi

orang di kota Kwang-sin boleh ditanya. Dari

walikota sampai jembel pasti mengangguk,

tentu saja begitu karena Sok-taijin walikota

Kwang-sin adalah sahabat Hek-i Kai-pang dan

kaum jembel, siapa lagi kalau bukan anak buah

Hek-i Kai-pang? Maka ketika wanita itu

mencari dan kebetulan menemukan Peng

Houw di situ kontan saja ia membentak dan

kini Naga Gurun Gobi melarikan diri.1079

"Lihat, ia pengecut, ketakutan. Tentu

tak suka bicara tentang Hong Cu karena gadis

itu sudah ditinggalkannya"

"Benar, dan tak kusangka Naga Gurun

Gobi seorang laki-laki yang suka

mempermainkan wanita. Ah, kejar dan kepung

dia lagi, Sian-li, lebih hati-hati agar dia tidak

sampai lolos!"

Hong Ta Si Pengerik Tulang saling

membakar dengan temannya Lai Pak. Kakek ini

diam-diam suka membantu Sin hong-pang

karena tertarik dengan murid-muridnya yang

cantik itu. Bahkan Siang-mauw sian-lipun

wanita cantik yang tak kalah hebat, bentuk

tubuhnya masih menggiurkan hanya kakek ini

mendengar bahwa wanita itu adalah kekasih

ketua See-ouw-pang. Kalau ia tidak

mendengar itu mungkin sudah digodanya

wanita ini. Akan tetapi karena di situ terdapat

gadis-gadis cantik dan iapun telah mulai saling

kerling dengan seorang di antaranya, Wanita

tigapuluhan berbaju kuning maka kakek ini

menyeringai dan diam-diam menjilat bibir

alangkah nikmatnya kalau nanti berduaan1080

dengan gadis Sin-hong-pang itu. Gadis itu

tertarik ingin mempelajari melepas hui-to

(golok terbang).

"Kalau kau baik kepadaku tentu tak

pelit aku memberikannya. Tapi hati-hati,eh...

jangan sampai ketuamu tahu. Dan.. siapa

namamu."

"Aku Mei Bo, murid kepala. Kalau kau

sungguh-sungguh kepadaku tentu aku senang,

Hong-twako (kakak Hong), tapi kaupun jangan

main-main atau bergurau saja. Ilmumu

melempar hui-to hebat, aku suka dan ingin

belajar."

"Heh-heh, tentu, dan sekarang kita

bersahabat dulu. Sst, nanti di dalam hutan

kalau kalian sedang beristirahat!" kakek ini

girang dipanggil twako dan tiba-tiba tangannya

yang nakal sudah mengusap pinggul gadis itu.

Sekali lihat ia tahu Mei Bo gadis yang panas,

gairahnya tinggi dan mungkin karena di antara

semua ia adalah yang paling tampan, begini

kakek itu mengira maka ia terkekeh dan awal

pertemuan itu membuat mereka sering1081

mengerjap dan ini tentu saja di luar

sengetahuan Siang-mauw Sian-li.

Sin-hong-pang adalah perkumpulan

para wanita yang tidak diperkenankan keluar

tanpa ijin. Hanya ketua dan sumoinya saja yang

boleh bergerak bebas. Siang-mauw sian-li

wanita aneh yang tak memperbolehkan

muridnya bergaul dengan laki-laki. Kalaupun

mereka bergaul maka hanya kepada murid
murid See-ouw-pang. Ini tidak aneh karena

wanita itu sendiri adalah kekasih ketua See
ouw-pang. Akan tetapi karena murid-murid

See-ouw-pang rata-rata adalah nelayan yang

pekerjaannya sehari-hari mencari ikan, gadis
gadis cantik itu merasa rendah bergaul dengan

mereka maka sebagian besar tak ada rasa suka

apalagi karena rata-rata wajah murid See-ouw
pang hitam-hitam, terbakar oleh panas atau

sengatan matahari.

Hal ini mengakibatkan murid-murid

wanita itu mencari pasangan sendiri-sendiri.

Beberapa di antaranya berhubungan dengan

para kongcu atau putera bangsawan, tentu

saja amat hati-hati dan Mei Bo murid kepala itu1082

tentu saja sudah pernah. Akan tetapi ketika

sang kongcu hanya main-main saja, di kota

banyak gadis-gadis cantik lain maka gadis yang

harus keluar secara sembunyi-sembunyi ini

menggigit jarinya ketika ia ditinggalkan. Sang

kongcu itu telah mendapatkan pengganti

karena ia terlalu lama mengunjungi

kekasihnya. Pacaran paling-paling sebulan

sekali kalau ia disuruh belanja ke kota. Dan

untuk melepas marahnya ia membunuh

kongcu itu!.

Kini bertemu dengan kakek seperti

Golok Pengerik Tulang ini ia tertarik, bukan

oleh tubuh kurus tinggi itu melainkan oleh

lemparan hui-tonya yang lihai. Kakek ini

memang ahli pelempar golok. Dan karena ia

juga sudah lama ingin berhubungan dengan

laki-laki, kakek ini tentu dapat sewaktu-waktu

mengunjunginya maka disambutlah kerling

nakal itu dan iapun diam saja ketika pinggulnya

diusap. Bahkan ia merasa bergairah dan

nikmat. karena ada laki-laki

memperhatikannya!.1083

Orang-orang itu harus mengerahkan

seluruh kepandaiannya untuk mengejar Naga

Gurun Gobi. Di daerah bukit berkapur barulah

mereka mampu mengejar pemuda ini, yang

sebenarnya tak enak badan dan meriang. Peng

Houw juga tak menyangka bahwa orang-orang

itu berani mengejarnya. Ia lari bukan karena

takut melainkan memang tak ingin diganggu

orang-orang ini . Kalau Siang-mauw Sian-li tak

mau pergi biarlah dia yang pergi. Maka begitu

ia merebahkan tubuh dan berniat melanjutkan

istirahatnya, di bawah batu hitam itu ia siap

melepaskan lelah mendadak saja lawan
lawannya itu datang lagi, berkelebatan

mengepung di kiri kanan

"Peng Houw, kau tak boleh melarikan

diri dari tanggung jawab. Sebelum kau

menerangkan sumoiku selama itu pula aku

mengejarmu. Berdirilah dan terima
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pukulanku!" wanita ini melayang lebih dulu

dan lagi-lagi rambutnya yang hitam tebal itu

meledak. Peng Houw baru saja merebahkan

tubuh ketika ketua Sin-hong-pang ini muncul,

ia terkejut dan mengelak. Akan tetapi ketika ia1084

diserang lagi dan berturut-turut muncullah

Ban-tok Wi Lo dan kawan-kawan maka Naga

Gurun Gobi ini menjadi gusar dan iapun

bangun dan membentak, menangkis sekaligus

menjambak rambut wanita itu ketika kembali

menyerang dirinya.

"Siang-mauw Sian-li, kau rupanya

wanita tak tahu diri. Baik-baik aku menyingkir

darimu akan tetapi kau tetap mengejar juga,

rasanya perlu diberi pelajaran dan ini

balasanku!"

Peng Houw menggubat dan menarik

rambut panjang gemuk itu dan wanita inipun

memekik. Ia tersentak dan terbawa ke depan.

Dan kerena Peng Houw mengerahkan

tenaganya demikian kuat maka wanita itu tak

mampumempertahankan diri dan sekali Peng

Houw menggerakkan kakinya maka

mencelatlah wanita itu terbanting berdebuk.

"Aiihhhhhh..!"

Peng Houw sudah memutar dan

mengelak serangan-serangan lain. Berturut
turut Ban-tok Wi Lo menyodokkan tongkatnya

sementara Hek-sai Lo-kai dan dua sutenya1085

menghantam dari belakang. Tong-kat Ban-tok

Wi Lo juga menyemburkan jarum-jarum

eracun. Akan tetapi ketika Peng lHouw

mengibas dan semua serangan terpental maka

kakek itu dan ketua Hek-i Kai-pang berteriak.

"Bresss!"

Tak ada senjata yang mampu

mendekati pemuda ini. Peng Houw

mempergunakan Hok-te Sin-kangnya dan

lawan-lawannya terlempar. Akan tetapi karena

mereka bandel dan berjumlah banyak, juga

pukulan Peng Houw hanya membuat mereka

sakit dan tidak luka-luka maka kemurahan ini

diterima salah bahwa Naga Gurun Gobi itu tak

kuat.

"Ia lemah, sakit. Ayo serang dan sikat

lagi!"

"Benar, pukulannya tak sehebat yang

kubayangkan. Hok-te Sin-kang ternyata hanya

begini saja, kawan-kawan. Pukul dan hajar

dia!"

Peng Houw terbelalak dan semakin

marah. Memang ia tak melukai orang-orang ini

karena tak suka mencelakai lawan. Tanpa1086

alasan yang kuat tak mungkin dia bersikap

kejam, apalagi membunuh. Tapi ketika semua

maju dan menerjang lagi maka kesabaran

pemuda ini hampir habis.

"Hek-sai Lo-kai, jangan mendesakku.

Dan , Ki-ong (Raja Catur), jangan macam
macam!"

Akan tetapi dua orang ini tertawa

mengejek. Mereka menyambar di kiri kanan

dan Ki-ong menyambarkan papan caturnya ke

atas kepala. Jangan dianggap enteng papan

catur ini karena terbuat dari baja putih, tipis

akan tetapi seekor kerbaupun bisa pecah

kepalanya kalau tertimpa. Dan ketika Hek-sai

Lo-kai menggerakkan tongkat bajanya dan di

belakangnyea menyusul pula Hek-tung dan

Hek Coa Lo-kai, wakil atau tokoh-tokoh Hek-i

Kai-pang maka di depan atau kiri kanan orang
orang ini menyambar bayangan si Pedang

Merah dan puteranya Leng Houw, dengan dua

pedang di tangan ibu dan anak itupun tak kalah

berbahaya.

"Wiirrr, plak-dess!"1087

Kali ini Peng Houw benar-benar geram

dan ia tidak mengelak semua serangan itu.

Tangan kirinya diputar sementara tangan

kanan mendorong, angin menyambar dari

kedua tangannya itu. Dan ketika serangan di

belakang dibiarkan menghantam tubuhnya,

terpental disusul pekik kaget pemiliknya maka

saat itulah Naga Gurun Gobi membuat lawan

terbang dan mencelat. Leng Houw patah

pundaknya.

"Aduhh!"

Semua terkejut dan bergulingan. Ban
tok Wi Lo yang dapat merasakan lebih dulu dan

cepat melempar tubuh tidaklah separah rekan
rekannya. Hek-sai Lo-kai dan dua sutenya

terbanting, tongkat mereka patah. Dan ketika

Lai Pak dan Ki-ong juga mengerang kesakitan,

roboh dan tak mampu melompat bangun

akhirnya membuat orang-orang itu sadar

bahwa Naga Gurun Gobi ini terlalu kuat. Akan

tetapi bentakan dan lengking merdu terdengar

kemudian. Delapan belas murid Sin-hong-pang

yang menyusul dan mengikuti ketuanya sudah

tiba di situ.1088

Tentu saja mereka paling belakangan

karena tak setinggi Ban-tok Wi Lo dan lain-lain,

paling-paling hanya setingkat dengan Leng

Houw pemuda berpedang itu yang diam-diam

juga dilirik dan diincar murid-murid Sin-hong
pang. Dan begitu mereka tiba dan melihat

ketua mereka terbanting maka gadis-gadis

cantik membentak dan menyerang Peng

Houw.

"Kau boleh bunuh kami tapi jangan

lukai ketua, atau kami yang mampus di

tanganmu!"

"Benar, jangan kira kami takut, Naga

Gurun Gobi, mampuslah!"

Peng Houw mengerutkan kening dan

ragu menghadapi murid-murid Sin-hong-pang.

Mereka menyerang sekedar membantu ketua

mereka itu, Siang-mauw Sian-li mengeluh dan

roboh di sana, Rambutnya berodol. Akan

tetapi karena ia harus memberi pelajaran pula

dan terpaksa ia menangkis maka Peng Houw

mengerahkan tenaganya sedikit keras dan

gadis-gadis itu terlempar, berdebuk tumpang
tindih.1089

"Aku tak bermusuhan dengan kalian,

pergilah!"

Bagai daun-daun kering saja wanita
wanita ini mencelat. Mereka dihembus tenaga

amat kuat dan tentu saja berteriak. Semua

terbanting dan mengaduh-aduh. Dan ketika

mereka tak mampu bangun seakan semua

tulang hancur berantakan maka Peng Houw

sudah berdiri disitu memandang lawan
lawannya 1ini terutama Siang-mauw Sian-li

dan rekan-rekannya.

"Hmh, siapa ingin menggangguku lagi.

Yang tidak puas boleh maju, akan tetapi kalian

lebih celaka lagi, mungkin aku terpaksa

membunuh!"

Orang-orang itu gentar. Siang-mauw

Sian-li terhuyung bangun dan wanita ini merah

padam. Ternyata musuhnya terlalu hebat dan

ia penasaran sekali, kemarahan membuat

matanya berapi. Tapi ketika ia menegakkan

kepala dan membusungkan dada tiba-tiba

wanita itu melengking dan.. menerjang lagi.

"Kau boleh bunuh aku, cobalah"1090

Keberanian wanita ini memukul Wi Lo

dan kawan-kawannya. Kakek yang

sempoyongan dan gentar itu tercambuk.

Seorang diri saja ketua Sin-hong-pang itu maju,

mana keberanian mereka sebagai laki-laki.

Dan ketika benar saja teman yang lain

membentak dan maju lagi akhirnya kakek

inipun menggeram dan terkekeh. Peng Houw

berkelit dan marah menghindari pukulan

wanita itu, terhadap Siang-mauw sian-li tentu

saja ia agak lain, tahu bahwa wanita ini

terhasut, tertipu.

"Slan-li, aku benar-benar tak tahu

sumoimu Hong Cu. Orang-orang ini menipu

dan mempermainkanmu!"

"Keparat, masa begitu banyak orang

menipuku, Peng Houw, kaulah yang menipu

dan mari kau atau aku mampus..plak-plak!"

Wanita ini bergerak menghantam dan

rambutnya melecut wejah Peng Houw. Ia tak

jera meskipun lawan lihai. Baginya lebih baik

terbunuh daripada malu. Dan ketika Peng

Houw menangkis dan Saat itu Hek-sai Lo-kai

dan kawan-kawan menerjang kembali maka la1091

menggeram dan wanita itu dibuatnya

terpelanting, kemarahan sekarang tertumpah

kepada orang-orang ini.

"Hek-sai Lo-kai, kalian orang-orang

jahat. Aku tak mengampunimu lagi dan

terimalah ini!"

Ketua Hek-i Kai-pang terbelalak. la

semakin hati-hati dan waspada akan setiap

gerakan lawan, Naga Gurun Gobi ini hebat dan

ia sudah saling mengedip dengan dua sutenya.
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hek-coa, adiknya nomor dua diam-diam

mengeluarkan seekor ular hitam, kecil dan

panjangnya paling-paling duapuluh lima senti.

Akan tetapi karena ular ini amat berbisa dan

racunnya jahat sekali, taring ular itu

melengkung ke dalam maka yang tergigit

biasanya tak akan lepas sebelum roboh dan

tewas.

"Wut-wiirrrr...!"

Ular hitam itu meluncur ketika Hek-coa

mendapat isyarat suhengnya dalam saat yang

bagus. Waktu itu Peng Houw mengibas dan

ketua Hek-i Kai-pang ini cepat menyingkir, ia

licik dan pukulan Peng Houw diterima si1092

Pemabok Lai Pak. Dan ketika laki-laki itu

berteriak dan roboh terbanting, kelima jarinya

patah bertemu pukulan Peng Houw maka saat

itulah ular hitam meluncur dan menyambar

tengkuk pemuda ini dari belakang.

Peng Houw bukanlah Nags Gurun Gobi

kalau tak tahu serangan gelap ini. Desir angin

itu ditangkapnya, tengkuknya bagai bermata

dan begitu si Pemabok terguling-guling iapun

men?mpar dan membalik ke belakang. Lima

hui-to mencicit tapi dibiarkannya mengenai

tubuhnya, Runtuh dan Hong Ta si Pengerik

Tulang berseru kagum. la kecewa tapi

terhuyung oleh sisa tamparen Peng Houw. Dan

ketika pemuda ini membalik dan melihat ular

hitam itu, membelalakkan mata dan

mengurangi pukulannya maka ular terpental

dan.. ,. membalik menyambar pipi tuannya itu.

"Augh!"

Hek-coa terkejut dan melempar tubuh

bergulingan. Ular itu terkejut oleh pukulan

Peng Houw dan karena Peng Houw

mengurangi tenaganya maka ular ini tak

sampal mati. Kalau tidak tentu pukulan1093

pemuda itu membuat tubuhnya hancur. Maka

ketika ia terkejut dan terpental ke arah

tuannya, menyambar pipi otomatis binatang

ini menggigit dan masuklah racun berbisa ke

wajah Hek-coa Lo-kai itu, melekat dan seperti

kebiasaannya tak akan melepaskan diri

sebelum korbannya roboh. Hek-coa Lo-kai

menjerit. dan ngeri sekali. Ular jenis ini amat

ganas dan pendendam, kalau ia disakiti tak

akan melepaskan musuhnya sebelum binasa.

Maka ketika ia kesakitan oleh pukulan Peng

Houw dan melekat di pipi tuannya itu, marah

maka Hek-coa Lo-kai terkejut bukan main dan

wajahnya seketika hitam gelap. ia merasa

wajahnya tebal dan kaku menceng dan

menarik ularnya itu tapi daging pipinya

tercabut. Darah mengucur, hitam. Dan ketika

semua orang menjadi ngeri dan ular itu

dibanting hancur, pengemis ini mengeluh dan

roboh terjelungup ternyata iapun tewas

dengan tubuh hitam gosong, begitu cepatnya.

"Aahhh!"

Hek-sai Lo-kai menjadi pucat dan

marah. la kehilangan sutenya dan tiba-tiba1094

melontarkan tongkat. Senjata maut itu

menyambar Peng Houw dan masih ditambah

pukulan dua tangan mendorong. Hek-sai-kang

(Tenaga Singa) dikeluarkan dan menyerang

Peng Houw dengan cepat. Akan tetapi ketika

Peng Hou menampar dan pengemis tinggi

besar itu terbanting maka tongkatnya patah

dan laki-laki itu bergulingan meloncat bangun

kemudian.. , melarikan diri.

Hek-tung Lo-kai mengikuti jejak

suhengnya. Tokoh nomor dua Hek-i Kai-pang

ini gentar. lapun lari setelah menimpukkan

senjatanya, hancur dicengkeram Peng Houw.

Dan ketika Naga Gurun Gobi itu memandang

sisa lawannya yang gentar tak keruan maka

diputarlah tubuh mereka dan Ban-tok Wi Lo

terkekeh-kekeh, jarum beracunnya

berhamburan dari ujung tongkat sebelum

pergi.

"Heh-heh, masih terlalu tangguh. Lain

kali saja kita ulangi, Sian Li, masih banyak

kesempatan!" bicara begitu belasan sinar

hitam menyambar Peng Houw., Licik dan jahat

sekali kakek ini melarikan diri. Peng Houw1095

menyampok dan meruntuhkan jarum-jarum

itu, satu ditangkap dan dijepit jari telunjuknya.

Lalu ketika ia menyambit dan melemparkan itu

menancaplah jarum ini di punggung si kakek

bongkok.

"Aduh!"

Wi Lo terpelanting akan tetapi bangun

lagi. Kakek itu mencabut jarumnya dan lari lagi,

menelan obat penawar. Lalu ketika a

menghilang dan yang lain menyusul maka

Siang-mauw Sian-li marah dan kecewa, apa

boleh buat meninggalkan tempat itu pula, tahu

diri.

"Lain kali ada kesempatan. Masih akan

kuperhitungkan sakit hati ini, Peng Houw.

Jangan sombong dan nanti kita ketemu lagi!"

Peng Houw menarik napas. Setelah

Hek-coa Lo-kai tewas dan tiga lainnya luka

barulah orang-orang itu mengerti keadaan.

Sesungguhnya ia bermurah hati. Dan ketika

gadis-gadis Sin-hong-pang juga melarikan diri

menyusul ketuanya maka pemuda ini dapat

beristirahat dan merebahkan tubuhnya di tapi

batu hitam itu.1096

Akan tetapi mayat pengemis Hek-iKai
pang itu mengganggu. Tak sedap beristirahat

di situ melihat mayat. Peng Houw bangkit dan

menggali tanah, mengubur lawannya ini.

Namun ketika ia selesai dan merasa pening,

racun di kulit mayat tersentuh tangan

telanjang maka Peng Houw terkejut menyadari

kesembronoannya. Cepat ia mengerahkan

sinkang mengusir . Untunglah hanya karena

bersentuhan ia tak sampai menderita lebih

berat, lain kalau digigit ular itu misalnya,

seperti pengemis Hek-i Kai-pang itu. Dan ketika

racun dibersihkan dan telapaknya kembali

putih Peng Houw lalu mengaso dan melepas

lelah dl situ, tak terasa tidur-tidur ayam dan

semilir angin lembut membuatnya terbuai. Ia

yakin tak mungkin lawan-lawannya kembali.

Tapi ketika ia terlelap antara sadar dan tidak

tiba-tiba seorang gadis berdiri di depannya

dengan tangan bertolak pinggang dan pipi

kemerah-merahan, mata itu berapi dan panas

membakar.

"Peng Houw, bangunlah. Aku

menuntut hutangmu yang lama!"1097

Pemuda ini tertegun. Ia merasa mimpi

dan karena tubuh terasa meriang membuat ia

mudah melayang-layang. Ia sama sekali tak

mendengar langkah kaki gadis ini dan tahu
tahu gadis itu muncul begitu saja. la terkejut:

Tapi karena merasa mimpi dan mengucek
ucek matanya maka Peng Houw tersenyum

dan tidur-tidur ayam lagi. Gadis itu adalah

Hong Cu dan tak mungkin ada di situ. la

terbawa pikirannya gara-gara bentakan dan

serbuan Siang-mauw Sian-li tadi.

"Hei, bangun. Kutendang kau!"

Peng Houw mencelat. Kali ini ia benar
benar kaget karena mimpi bertemu Hong Cu

menjadi kenyataan. Gadis yang disangka

mimpi itu benar-benar Hong Cu, ia berhadapan

di alam nyata! Dan ketika tendangan itu

membuatnya sadar dan hiduplah seluruh

syarafnya maka Peng Houw tertegun. karena

gadis di depannya ini bukan seperti Hong Cu

beberapa bulan yang lalu, paling tidak sudah

memillki langkah kaki yang demikian ringan

hingga tak terdengar olehnya. Tentu saja

begitu karena gadis ini telah mendapatkan Lui-1098

thian-to-jit (Menyambar Matahari) dari Chi

Koan, ilmu meringankan tubuh yang hebat itu!

"Kau.....? " pemuda ini masih bingung.

"Hong Cu, kau di sini.... ?!"

"Ya, aku, di sini! Aku ingin membuat

perhitungan dan kebetulan kita bertemu. Aku

mendengar suara pertempuran dan rupanya

kau menghalau perampok. Sekarang hadapilah

aku dan bayar hutang lamamnu agar segera

beres!"

Gadis itu berkelebat dan Peng Houw

kaget sekali. Bagai srikatan menyambar tahu
tahu gadis ini lenyap, Hong Cu bergerak begitu

cepatnya. Dan karena ia kaget serta heran

maka pipinya tertampar dan ia terpelanting.

"Plak-plak!"

Peng Houw bangun dan terhuyung
huyung. Tentu saja ia semakin kaget dan

heran, gadis ini bukan Hong Cu beberapa bulan

yang lalu. Dan ketika gadis itu berdiri lagi dan

muncul membuat Peng Houw berkunang
kunang maka pemuda ini mendengar tawa

bangga dan dingin mengejek. Hong Cu
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memang bangga bahwa ie telah1099

memperlihatkan di depan lawannya bahwa ia

bukan Hong Cu yang dulu.

"Nah, kau plonga-plongo (bengong),

aku bukan Hong Cu yang dulu. Sekarang

bersiaplah karena sekarang aku akan

membunuhmu!"

Gadis itu berkelebat lagi dan Peng

Houw tentu saja mengelak. La kaget dan pucat

karena mengenal gerakan cepat itu, ilmu dari

Gobi. ketika ia mengelak serta menangkis

pukulan-pukulan gadis itu ia menjadi semakin

kaget karena sepasang lengan gadis itu mulai

berubah dan warna kemerah-merahan

semburat jelas di telapaknya.

"Ang-see-ciang (Pukulan Pasir Merah) "

"Bagus, kau tahu. Sekarang hadapilah

dan awas serangan-seranganku, Peng Houw.

Aku tak akan main-main dan siap

membunuhmu... wut-tar-tar!"

Rambut meledak dan kepala gadis itu

mengibas ke kanan kiri. Siang-mauw-kang atau

silat Rambut Sakti berbaur dengan Ang-see
ciang yang amat dahsyat itu. Hong Cu sekarang

sudah bukan Hong Cu yang dulu. Dan ketika1100

gadis itu berkelebatan dan lenyap

menyambar-nyambar, Lui-Thian Lo-jit miliknya

membuat gadis ini seakan terbang saja maka

Peng Houw kewalahan akan tetapi ia lebih

banyak bengong dan mengelak serta

menangkis. Hok-te Sin-kangnya bekerja dan

Ang-see-ciang mental bertemu tubuhnya.

"Keparat!" gadis itu sengit. "Kau hebat,

Peng Houw, akan tetapi aku akan

merobohkanmu!"

Hong Cu gadis Sin-hong-pang ini lenyap

seperti srikatan menyambar-nyambar. la

benar-benar menunjukkan kepandaiannya dan

Peng Houw kagum. Hong Cu sudah melebihi

sucinya sendiri. Siang-mau Sian-li dua tingkat

di bawah sumoinya ini! Akan tetapi karena

Peng Houw mengenal betul bahwa Ang-see
ciang maupun Lui-thian-to-jit adalah milik Chi

Koan, dulunya diwarisi dari mendiang

susioknya Beng Kong Hwesio maka pemuda ini

berseru bagaimana gadis itu memperoleh

semuanya ini.

"Kau memiliki ilmu-ilmu yang dimiliki

mendiang susiokku Beng Kong Hwesio. He, dari1101

mana kau mendapatkannya, Hong Cu, dan

ketahuilah bahwa baru saja ketuamu mencari
cari kau!"

"Diam, jangan banyak cakap. Aku akan

membunuhmu, Peng Houw, terlalu banyak

dosamu. Bertandinglah secara jantan dan

balas pukulan-pukulanku!"

"Kita bukan musuh, aku tak akan

membalas. Tapi kalau kau bandel maka aku

akan merobohkanmu dan membawamu ke

sucimu. Dia baru saja meninggalkan tempat

ini."

"Jangan banyak cakap, kau membuatku

malu dan terimalah . plak-plak!"

Rambut meledak dan menyambar pipi

Peng Houw akan tetepi pemuda itu menangkis.

Rambut hitam gemuk ini menyabet pipi Hong

Cu sendiri. Dan ketika gadis itu memekik dan

menerjang lagi maka Ang-see-ciangnya

menyambar dan kali ini Peng Houw

membiarkan tubuhnya dipukul, dadanya

menerima. uap panas mengepul.

"Dess!"1102

Peng Houw melindungi diri dan diam
diam kagum karena sinkang yang dimiliki gadis

ini maju pesat. Bajunya terbakar dan cepat ia

mendorong. Dan ketika gadis itu menjerit

merasa kecewa, Peng Houw tak apa-apa maka

ia berkelebatan lagi dengan Lui-thian-to-jit dan

Peng Houw harus melempar kepalanyg ke kiri

kanan mengelak tamparan-tamparan Pasir

Merah itu.

"Hong Cu, kau mendapatkannya dari

Chi Koan. Hm, Kalau begitu kau bertemu si

buta itu dan belajar ilmunya. Tahukah kau

siapa pemuda itu dan tidakkah

merugikanmu?"

"Tutup mulutmu, tak usah nengurus

orang lain. Aku atau kau mampus, Peng Houw,

dan sekarang aku mengadu jiwa...Pra-prat!"

rambut menyambar lagi dan kali ini membelit

leher Peng Houw. Gerakan gadis itu amat

cepat dan Lui-thian to-jit yang begitu luar biasa

memungkinkan semuanya ini. Peng Houw juga

tidak begitu sungguh-sungguh menghadapi

lawannya. Maka ketika ia terkejut lehernya

tercekik, gadis di depannya sudah menarik1103

serta melepas Ang-see-ciang maka ia merasa

sudah waktunya menghentikan pertandingan

ini. Ang-see-ciang diterima dan pemuda itu

menggetarkan sepuluh jarinya, dua tangan

mereka saling cengkeram. Lalu ketika Peng

Houw menggelembungkean urat leher

memutuskan rambut maka gadis itu menjerit

ketika Peng Houw tiba-tiba menendang

lututnya.

"Dukk!"

Gadis ini terjatuh dan cengkeramanpun

lepas. Cepat Peng Houw menotok pundak dan

robohlah Sumoi ketua Sin-hong-pang ini. Dan

ketika gadis itu tersedu-sedu sementara Peng

Houw melepaskan gadis itu, maka Hong Cu

terguling dan memaki-maki di tanah.

"Kau bunuhlah aku daripada menghina.

Aku tak takut mati, Peng Houw, bunuhlah!"

"Aku tak akan membunuhmu, dan tak

mungkin membunuhmu. Kau gadis keras

kepala, Hong Cu. Berkali-kali kubilang bahwa

sikapmu salah. Aku bukan musuhmu!".1104

"Keparat, banyak omong. Kalau begitu

bebaskan aku, Peng Houw, dan aku

membunuhmu!"

"Hm, itupun tak mungkin. Aku wajib

membela diri, Hong Cu, aku tak akan

membiarkan orang lain mencabut nyawaku

begitu saja. Maaf, sekarang aku

memondongmu dan membawa kepada

sucimu itu. Baru saja ia datang mengeroyok

aku dan teman-temannya!"

Peng Houw sungkan menyambar gadis

ini hati-hati dan Hong Cupun menangis tak

keruan. la sudah dipanggul, diletakkan di

pundak. Lalu ketika pemuda itu melangkah dan

membawanya pergi maka perasaan gadis ini

tak keruan dan senang serta marah bercampur

aduk. Langka sekali ia mendapat kesempatan

dipanggul Naga Gurun Gobi. Langka untuk

berhimpitan dengan tubuh pemuda itu

meskipun dalam saat darurat. Maka ketika ia

merada senang namun juga marah dibawa

pemuda itu, bukan ke mana-mana melainkan

kepada sucinya maka Hong Cu berteriak-teriak

dan tidak mau, meronta-ronta.1105

Akan tetapi Peng Houw tak

memperdulikan itu. Justeru pemuda ini girang

bahwa sebentar lagi ia akan membersihkan

diri. Siang-mauw Sian-li akan melihat bahwa ia

mengembalikan Hong Cu, gadis itu tidak ke

mana-mana. Dan ketika ia berdebar juga harus

menjauhkan buah dada gadis itu dari

punggungnya, sekali dua kesetrum karena

Hong Cu meronta dan berteriak-teriak maka

Peng Houw menyesal tak menemukan ketua

Sin-pang yang baru pergi itu.

Menurut perhitungannya wanita itu

belum begitu jauh. Dan karena ia harus

menyingkiri jalan umum mencari jalan sepi

maka hal ini membuat Naga Gurun Gobi itu

semakin kehilangan jejak. Peng Houw berputar

dan mencari-cari akan tetapi wanita cantik itu

tak ditemukan, malam menjelang tiba dan apa

boleh buat ia beristirahat. Kebetulan

ditemukannya sebuah guha. Dan ketika malam

itu ia melewatkan waktu bersama gadis Sin
hong-pang ini. Hong Cu sudah tak menangis

dan membiarkan dirinya di pundak maka di

situ Peng Houw meletakkan gadis itu di tanah1106

kering. Gadis itu cemberut akan tetapi Peng

Houw harus menekan detak jantungnya

karena sinar mata gadis Sin-hong pang ini

kadang-kadang menyambarnya penuh kasih!

"Sucimu lenyap, entah ke mana.

Malam ini kita di sini saja dan besok

melanjutkan perjalanan. Kalau tidak ketemu

maka kubawa dirimu ke Sin-hong-pang,

kuserahkan di sana. Ketahuilah aku difitnah

dan disangka menyembunyikan dirimu!"

Peng Houw menceritakan kejadian pagi

tadi namun gadis ini seakan mendengar seakan

tidak. Sesungguhnya cinta Hong Cu bangkit

lagi. Dalam perjalanan ini ia merasakan

sesuatu yang khusus, kelembutan dan
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perhatian pemuda itu. Dan karena.ia tahu

bahwa pemuda ini tidak seperti Chi Koan, yang

hanya bersikap baik dan lembut di luar untuk

menyembunyikan kejalangannya maka gadis

ini menjadi kagum apalagi ketika berkali-kali

dengan halus dan amat sopan Peng Houw

selalu menjaga bagian tubuhnya yang

terpenting agar tidak bersenggolan. Pemuda1107

ini sungguh baik dan amat sopan terhadap

wanita.

Tiba-tiba gadis itu tersedu. Teringat Chi

Koan mendadak teringatlah Semua

pengalamannya yang buruk. la telah jatuh di

dalam pemuda iblis itu. Dan ketika Hong Cu tak

dapat menahan sedihnya hati teringat

peristiwa puncak maka gadis ini mengguguk

dan Peng Houw tentu saja terkejut. Baru kali

ini gadis itu menangis lagi setelah diam dan

tenang.

"Ada apa?" pemuda itu mengerutkan

kening. "Kalau kau lapar aku menyediakannya,

Hong Cu, sedikit roti kering dan air putih."

Peng Houw mengeluarkan

makanannya dan mengira gadis itu lapar. Sejak

tadi mereka belum memperhatikan diri sendiri

dan sekarang Peng Houw akan beristirahat.

Hong Cu juga diam tak mengurus makan

minumnya. Dan ketika ia mengeluarkan

buntalannya itu namun gadis ini bahkan

semakin mengguguk, begitu sedih dan

menyayat-nyayat maka Peng Houw tertegun

dan tentu saja tak enak makan minum sendiri.1108

"Kalau lapar makanlah,. aku akan

membebaskanmu." Peng Houw menotok dan

ia meloncat di pintu guha. Dengan begini gadis

itu tak mungkin lari dan dapat makan minum

sendir?. Tapi ketika tiba-tiba gadis itu berteriak

dan meloncat menumbuk dinding maka Peng

Houw kaget setengah mati gadis ini hendak

bunuh diri.

"Heiii...!"

Untunglah ia bergerak cepat dan

mengibas dari jauh. Gadis itu terpelanting dan

roboh. Dan ketika ia terpaksa menotok lagi dan

menjadi cemas maka gadis ini berteriak-teriak

agar dibunuh saja.

"Aku tak mau makan, aku tak mau apa
apa. Aku mau mati!"

"Hm , tidak mungkin. Sebelum aku

menyerahkan dan membawa dirimu kepada

sucimu tanggung jawab keselamatanmu ada

padaku, Hong Cu. Jangan berbuat macam
macam dan merepotkan aku..!"

"Bunuhlah aku agar tidak repot. Aku

tak mau menemui siapa-siapa, Peng Houw,1109

tidak juga Sin-hong-pang. Kau bunuhlah aku

dan habis perkara!"

Pemuda ini tertawa getir. Mana

mungkin ia membunuh gadis ini, melukai saja

tak senang. Dan ketika gadis itu tak mau makan

dan selerapun terganggu akhirnya Peng Houw

menyimpan itu dan diri sendiri juga tidak jadi

mengisi perut.

"Baiklah, aku tak ingin kau bunuh diri.

Daripada menjagamu semalam suntuk lebih

baik kutotok saja, maaf."

Gadis itu mengeluh ketika Peng Houw

membuatnya tak berdaya. Beberapa saat Peng

Houw mengawasi gadis itu, melihat bahwa

Hong Cu tetap selamat dan tak mungkin terjadi

bunuh diri. Tapi ketika malam semakin larut

dan peneranganpun semakin remang-remang,

Peng Houw harus menambah kayu kering

pengusir nyamuk maka di saat ia beristirahat

dan hendak lelap sekonyong-konyong

terdengar gadis itu muntah-muntah.

Peng Houw terkejut dan melompat

bangun. la merasa aneh kenapa gadis yang

kosong perutnya ini harus muntah-muntah.1110

Namun ketika ia mengurut dan melegakan

gadis itu, Hong Cu menangis maka gadis ini

diam saja sampai akhirnya terguling lemas.

Peng Houw tak dapat tidur dan

menjaga gadis itu. Ia membersihkan muntahan

dan Hong Cu memandangnya redup. Begitu

halus dan penuh perhatian pemuda ini, lagi
lagi gadis itu memandang mesra.

Dan ketika Peng Houw harus

membuang pandangan dan duduk

membelakangi maka ia berkata agar gadis itu

mengisi perutnya.

"Kau lapar, perutmu berkeruyuk. Kalau

tidak diisi tentu tubuhmu semakin lemah!".

"Aku tak mau makan, kecuali kau

menyuapiku. Biar mati lebih baik aku begini,

Peng Houw. Kau tidurlah dan jangan hiraukan

aku!"

"Menyuapimu?" Peng Houw semburat.

"Kalau begitu keinginanmu baiklah, Hong Cu,

aku tak mau perutmu kosong sehabis muntah
muntah tadi. Kalau tak ingat ini agaknya lebih

baik membiarkan kau lemas!"1111

Ada senyum dan kilatan kecil di mata

gadis Sin-hong-pang itu. Peng Houw bergerak

dan mengambil sepotong roti kering lalu

menyuruh gadis itu menggigit. Hong Cu

membuka mulutnya dan gigi seperti mentimun

berderet itu mengatup. Lalu ketika gadis ini

mengunyah pelan-pelan sementara Peng

Houw harus sering membuang pandangan

maka Hong Cu berkeruyuk minta air.

"Aku haus, ingin minum...!"

Peng Houw menangkap kemanjaan

gadis ini. Apa boleh buat iapun menuangkan

air putih itu ke mulut Hong Cu, bibir lunak

lembut itu segera merah basah. Dan ketika air

menyegarkan gadis Sin-hong-pang ini dan

sepotong roti habis akhirnya Peng Houw

mengomel dan menyimpan sisa makanannya.

"Besok harus makan sendiri, dan kedua

lenganmu yang akan kubuka totokannya!".

Hong Cu tersenyum manis. Ia merasa

nikmat dan senang menggoda Naga Gurun

Gobi ini. Malam itu terasa bahagia sekali. Dan

ketika ia menguap dan tidur perlahan-lahan,

bibirnya membisikkan nama pemuda itu maka1112

gadis Sin-hong-pang ini terlena dan masuk ke

alam indah di mana Peng Houw justeru merasa

jengah dan kikuk sendiri. Gadis ini terang
terangan mencintainya!

Peng Houw menarik napas dalam
dalam. Betapapun jiwa kelelakiannya bergetar.

Diam-diam ia mengakui kecantikan gadis ini,

menyapu dan tak terasa mengamati semua

bagian tubuh itu. Mulai dari betis yang memadi

bunting sampai leher yang jenjang bak angsa

betina. Hidung yang kecil mancung dan bibir

yang merah tipis terasa juga mempesona. Bulu

mata yang lentik itu diam tak bergerak di

bawah naungan alis hitam panjang. Sungguh

gadis ini cantik. Akan tetapi karena ia teringat

isterinya dan Li Cengpun bukan wanita

sembarangan maka ia menindih perasaannya

yang bermacam-macam dan pemuda ini

akhirnya bersila membelakangi punggung.

Peng Houw tak dapat tidur menjaga

gadis itu. Untunglah malam yang tanpa

gangguan mengembalikan kesehatannya dan

meriang di tubuh hilang. Ia merasakan

kesegaran baru. Dan ketika ayanm jantan1113

berkokok dan mulut guha diterangi cahaya

kemerah-merahan maka Hong Cu juga bangun

dan membuka matanya. Peng Houw

berkelebat dan sebentar kemudian kembali

lagi dengan semangkok air dingin.

"Silakan cuci muka, kita melanjutkan

perjalanan."

Hong Cu bergerak. Peng Houw

membebaskan kedua lengannya dan hanya

bagian itulah yang bisa digerakkan. Wajah itu

merunduk, masuk dan berkecipaklah air dingin

membasahi muka. Lalu ketika gadis ini

mengangkat mukanya dan segar kemerah
merahan maka Peng Houw membuang kagum

dan melempar pandangan ke samping.

Rambut yang awut-awutan dan tergerai itu

rasanya semakin cantik saja setelah wajah dan

pipi itu digosok kemerah-merahan.

"Aku ingin mandi, bolehkah mandi...?"

Pemuda ini tertegun.

"Aku tak akan melarikan diri, Peng

Houw sumpah!"

"Hm , begini saja," pemuda itu

kemerah-merahan dan bingung. "Lekuk di1114

dalam guha itu akan kuisi air, Hong Cu, kau

mandi disini saja. Tapi berjanjilah bahwa kau

tak akan bunuh diri!"

"Aku berjanji," gadis itu tersenyum.

"Aku risi dengan tubuhku yang kotor dan

penuh keringat. Kalau aku tak boleh mandi di

luar di sinipun boleh. Asal.... asal kau menjaga
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di luar!"

"Ya, aku akan di luar. Tunggulah!"

Peng Houw lenyap dan tak lama

kemudian membawa semangkok demi

semangkok air bersih ke ceruk guha. Kebetulan

di situ ada ceruk yang bisa digunakan sebagai

tempat penampung air, Peng Houw bekerja

keras memenuhi ini. Dan ketika Hong Cu

memandang kagum dan tak habis-habisnya

memuji memandang mesra akhirnya pemuda

itu berkelebat di luar guha menyuruh gadis itu

mandi.

"Aku memegang janjimu, atau

kuanggap kau melanggar dan tak perlu

dipercaya lagi!".

Gadis ini menarik napas. Tiba-tiba ia

terisak dan menggigit bibir. Semakin dekat1115

dengan pemuda ini rasanya ia Semakin jatuh

cinta. la semakin kagum dan tergila-gila. Tapi

teringat Chi Koan yang menodainya mendadak

Ia menjadi marah dan hampir saja niatnya

membenturkan kepala berlangsung.

Akan tetapi Hong Cu menahan

kemarahannya itu. Ia membuang penyesalan

yang sia-sia dan akhirnya mencopoti pakaian.

Tanpa ragu dan percaya bahwa Peng Houw tak

mungkin melongok, ia melepas pakaiannya

satu per satu. Peng Houw telah membebaskan

totokannya penuh. Dan ketika tak lama

kemudian suara air cebar-cebur membasahi

tubuh indah itu maka di luar guha Peng Houw

sama sekali menutup pendengarannya.

Birahi adalah nafsu yang mudah

menghanyutkan manusia ke dalam kelelapan.

Orang lain tentu ingin mengintai atau

menjenguk gadis Sin-hong-pang itu. Siapa

tidak tertarik dan bangkit nafsunya

membayangkan gadis ini tubuh yang indah

dan sintal.Akan tetapi karena Peng Houw

bukanlah pemuda sembarangan dan murid

mendiang sesepuh Go-bi ini adalah pemuda1116

yang tangguh dan kuat imannya maka tak ada

reaksi berlebihan pada wajah atau diri pemuda

itu. Peng Houw tenang-tenang dan duduk di

luar guha memandang ini-itu, la bahkan tak

tahu ketika tiba-tiba Hong Cu telah berada di

situ. Suara air lenyap dan gadis ini bersinar

memandang Naga Gurun Gobi itu. Tampak

oleh Hong Cu bahwa pemuda ini benar-benar

berpikiran bersih, jauh sekali dibanding Chi

Koan. Kalau pemuda itu di situ tentu ia dilalap.

Dan ketika ia menghela napas panjang

dan barulah suara ini mengejutkan pemuda itu

maka Peng Houw tertegun alangkah cantiknya

gadis Sin-hong-pang ini. Hong Cu menyanggul

rambutnya tinggi di atas kepala dan dua tusuk

konde menjepit rambut itu mempertahankan

posisinya. Bibir itu merekah tipis.

"Kau sudah mandi?"

Peng Houw membalik dan tak berani

terlalu lama memandang wajah itu. Pagi itu

gadis Sin-hong-pang ini seakan lebih bersinar

dan cantik saja. Ikat pinggangnya menempel

ketat dan pinggang ramping itu semakin

menonjolkan bentuk pinggul yang besar.1117

Tubuh itu memang padat menggairahkan. Dan

ketika gadis itu mengangguk dan menarik

napas dalam maka kata-katanya membuat

pemuda ini tertegun

"Aku tak ingin menemui suciku, aku tak

mau ke Sin-hong-pang. Bagaimana kalau kau


Suling Pualam Dan Rajawali Terbang Suling Pualam Dan Rajawali Terbang Vampire Academy Karya Richelle Mead

Cari Blog Ini