Ceritasilat Novel Online

Kabut Di Telaga See Ouw 19

Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara Bagian 19

itulah tujuan mereka maka kelompok Naga

Menara semakin tak dapat berbuat apa-apa

ketika Kim Cu Cinjin sutehya memberi

dukungan. Tepuk mereka memecah suasana.

"Bagus, adil sekali. Karena kau telah

berjanji untuk memikul tanggung jawab bila

orang ini meninggalkan hukumannya maka

pinto dan Kun-lun merasa gembira. Peng
bengcu. Pinto setuju dan selanjutnya terserah

kebijaksanaanmu dan Gobi!"

"Benar, pintopun mendukung. Heng
san harus tahu diri, anak muda. Meskipun

barangkali kami tak puas akan tetapi harus

melihat kenyataan bahwa kamipun tak dapat

mengatasi kepandaian si buta Ini. Pinto juga

setuju dan mendukung!"

Heng-san-paicu alias Sin Tong Tojin

bertepuk pula dan ketua-ketua See-tong

maupun Bu-tong jadi mengangguk-angguk.

Tiba-tiba mereka disadarkan oleh kata-kata

ketua Heng-san itu bahwa dimisalkan tidak

puas akan tetapi mereka sesungguhnya tak

dapat berbuat apa-apa. Kepandaian mereka

memang terlampau rendah dibanding si buta.1997

Maka ketika kata-kata itu mengingatkan

mereka sekaligus menyadarkan orang-orang

lainnya, bengcu telah mengambil keputusan

maka Yang-liu Lo-lo dan lain-lain mengikuti

pula. Mereka harus tahu diri!

Peng Houw sang ayah tertegun.

Puteranya telah menetapkan itu dan ia

menarik napas dalam-dalam. Tentu saja ia

tahu maksud puteranya ini. Boen Siong tak

ingin ia celaka. Dan karena saat itu pimpinan

tertinggi memang di tangan puteranya , ia

hanya penasihat maka Naga Gurun Gobi ini

membuang mukanya ke tengah telaga dan Chi

Koan terbahak-bahak. Beng San telah

berkelebat dan kembali ke perahu gurunya ini

dan diam-diam pemuda itu girang luar biasa,

rasa girang yang membuat Kwi-bo berkerut

kening. Sinar mata pemuda itu terasa ganjil!

"Hm, sekarang siasat teecu yang

pertama berhasil. Selanjutnya biarkan teecu

menjalankan siasat kedua dan suhu ikuti saja

kata-kata teecu!" Beng San berseru lirih

kepada gurunya dan Chi Koan mengangguk
angguk. Tentu saja ia tak perlu ragu kepada1998

muridnya setelah ia luput dari lubang jarum. Ia

tak tahu apa rencana selanjutnya akan tetapi

kepercayaan mulai tertanam. la menepuk
nepuk pundak muridnya itu. Dan ketika Beng

San tersenyum dan berseri-seri, kepercayaan

gurunya telah tumbuh maka gurunya berbisik

apa yang akan dia lakukan selanjutnya,

betapapun si buta tak tahan menahan

keinginannya.

"Teecu akan membebaskan suhu dari

semua kesulitan ini. Suhu tentu saja tak perlu

menjalani hukuman di Gobi!"

"Eh, kau yakin?"

"Tentu saja, suhu, seyakin-yakinnya!"

"Bagaimana caramu."

"Teecu tak dapat menjelaskannya

karena keadaan tak memungkinkan. Yang jelas

suhu harus selalu bersama teecu. Suheng dan

Kwi-bo harus dipisah!"

"Maksudmu?"

Akan tetapi pemuda ini telah menarik

tangan gurunya meluncur ke pantai. Beng San

berbisik agar gurunya tak banyak bertanya

sementara iapun memberi isyarat kepada1999

suhengnya dan Kwi-bo untuk berlindung di

belakang. Sikap pemuda ini tiba-tiba begitu

gagah dan ksatria. Dan karena ia telah

menunjukkan kegagahan dan simpati orang
orang kang-ouw, bahkan Po Kwan dan Siao Yen

kakak beradik menjadi kagum pula maka di

tepi telaga pemuda ini melompat dan

mengajak gurunya menghadapi Naga Gurun

Gobi dan lain-lainnya. Di sini diam-diam si buta

berdebar dan tegang, betapapun ia khawatir

kalau musuh ingkar janji dan ia diserang, hal

yang.diukur dari wataknya sendiri!

"Maaf " Beng San mewakili gurunya

dan langsung memberi hormat kepada

pendekar itu dan tokoh-tokoh lain. "Karena

kami telah menyerah baik-baik kami mohon

diperlakukan baik-baik pula, tai-hiap. Kalau

sekarang juga hendak ke Go-bi maka

biarkanlah aku mendampingi guruku dan

sama-sama menerima hukuman di sana. Kwi
bo dan suheng tolong diberi keringanan dan

biarlah mereka dipisahkan".

Peng Houw tertegun. Dia dan semua

orang tiba-tiba terharu oleh sikap pemuda ini.2000

Tampak jelas betapa pemuda ini begitu setia

kepada gurunya. Bahkan Chi Koan sendiri juga

tergetar, dia tidak salah pilih! Akan tetapi

ketika pendekar itu batuk-batuk dan berkata

bahwa tingkat hukuman akan ditentukan di

Gobi, bisa jadi pemuda itu tak perlu menemani

gurunya seumur hidup maka pemuda ini

menampakkan sinar kecewa.

"Kau rasanya tak perlu menjalani

hukuman seumur hidup pula. Yang berdosa

berat adalah gurumu, anak muda, dan

hukuman untuknya jelas. Akan tetapi hari ini

tak mungkin kembali ke Gobi setelah kami

semua terkuras tenaganya. Hari ini kami akan

merundingkan tingkat hukuman kalian dan

cukup di sini, didengar pula oleh para sahabat

dari Selatan. Dan karena kami ingin mengaso

dan beristirahat juga semalam maka See-ouw
pang tentu tak keberatan bila dipakai untuk

berunding. Kami dan pera tokoh di sini ingin

merundingkan tingkat hukuman kalian masing
masing!"

Terdengar Suara setuju dan dengung

orang banyak. Mereka, khususnya orang-orang2001

Selatan tentu saja ingin tahu apa yang akan

dijatuhkan terhadap pemuda itu dan dua

temannya yang lain. Betapapun tiga orang itu

adalah pembantu Chi Koan, meskipun Beng

San sendiri telah menarik simpati dan agaknya

menerima hukuman yang paling ringat.

Pemuda itu telah memikat mereka. Dan ketika

Naga Gurun Gobi disetujui orang banyak dan

See-ouw-pang diwakili S? Cambuk Emas

menerima keinginan pendekar itu, betapa

tingkat hukuman akan dibicarakan di tempat

ini maka akhirnya si buta dan muridnya

ditahan di belakang markas, di dalam sebuah

ruangan berjeruji besi dan dijaga sendiri oleh

Boen Siong!

"Permintaanmu untuk menemani

gurumu kuterima, sementara suhengmu dan

Kwi-bo biarlah kami tahan di tempat lain.

Baiklah anak muda. Boen Siong akan menjaga

kalian dan dua yang lain akan dijaga muridku.

Bila kalian tak melakukan apa-apa maka semua

akan berjalan sebagaimana mestinya, Akan

tetapi kalau kalian melarikan diri dan berbuat2002

onar maka tak ada ampun lagi dan kami tak

akan banyak bicara!"

Beng San mengangguk-angguk

sementara ia menjawil lengan gurunya agar

tenang. Si buta Chi Koan berdebar tegang dan

siap mengamuk apabila ia diserang, totokan

umpamanya. Akan tetapi karena Beng San

telah memberi isyarat dan iapun telah berbisik

agar siapapun tak menotok gurunya, Coan-im
jip-bitnya didengar tokoh-tokoh itu maka

akhirnya pemuda ini menemani gurunya

memasuki sel tahanan. Siao Yen ternyata

menemani Boen Siong menjaga tawanan

istimewa ini, kakaknya diminta menjaga Kwi
Bo dan Siauw Lam.

"Aku tak ingin sute sendiri. Aku ingin

Menemaninya, Kwan-ko, kau jaga saja dua

yang lain itu sementara suhu berunding!"

Po Kwan mengangguk, menarik napas

dalam. la sebenarnya hendak mendampingi

sutenya itu akan tetapi adiknya sudah bicara

lebih dulu, apa boleh buat, sama saja. Maka

ketika ia bicara hati-hati sementara gurunya

sudah memasuki markas See-ouw-pang2003

bersama tokoh-tokoh lain, kini yang menjadi

tuan rumah adalah si Cambuk Naga Emas yang

merupakan sute dari mendiang Ning-pangcu

maka di sinilah diputuskan hukuman bagi para

tawanan itu.

Chi Koan si buta tetap seumur hidup.

Kwi-bo duapuluh tahun sementara Beng San

dan suhengnya masing-masing tigapuluh

tahun. Akan tetapi karena pemuda itu

dianggap telah berjasa mencegah banjir darah

lebih banyak, juga karena sikap dan kata
katanya terakhir menunjukkan watak-watak

mulia maka khusus pemuda ini diberi hukuman

hanya sepuluh tahun.

"Pinto tertarik akan sikap dan
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kegagahannya tadi. Pemuda ini sebenarnya

telah berkali-kali membujuk suhunya agar

menyerah, Kim Cu Cinjin, bahkan sejak di Kun
lun. Rasanya terlampau kejam memberinya

hukuman seberat itu karena watak dan sepak

terjangnya telah berubah. la cukup sepuluh

tahun saja!"

"Benar, " Giok Yang Cinjin tiba-tita

mengangguk, inilah tosu yang dulu pertama2004

kali menemukan Beng San, mengambil dan

mendidiknya sebagai murid pertama kalinya.

"Kurasa ia hanya ketularan gurunya saja, cuwi
enghiong. la sebenarnya baik dan berwatak

gagah. Pinto mendukung kata-kata Heng-san
paicu dan cukup sepuluh tahun saja., la masih

muda dan perlu diberi kesempatan berbuat

baik setelah selesai menjalani hukuman.

Jangan terlalu lama!"

"Hmn" Peng Houw mengengguk
angguk dan sependapat dengan dua orang itu.

la bersama orang-orang lain memang

terpengaruh kegegahan pemuda ini terakhir

kalinya. Naga Gurun Gobi yang pada dasarnya

pemaaf dan murah hati ini setuju. Akan tetapi

ketika sang isteri bangkit dan menolak, berseru

lantang maka nyonya itu berkata bahwa

hukuman itu tidak adil, terlampau murah.

"Memberi keringanan jangan terlalu

menyolok, masa dari tigapuluh tahun menjadi

sepuluh. Kalau ia diberi keringanan maka

Siauw Lampun harus diberi keringanan, akan

tetapi ini tak kusetujui. Sebaiknya dipotong

lima tahun sajs dan Kwi-bo dinaikkan tigapuluh2005

tahun. Ia biang keladi berantakannya rumah

tanggaku!"

"Hmn, urusan pribadi jangan

dimasukkan lagi. Persoalan ini sudah menjadi

milik kita bersama, hujin, sebaiknya berpikir

wajar dan jernih. Sebaiknya kita acungkan jari

untuk yang setuju atau tidak. Kita cari jumlah

suara!"

Sin Tong Tojin ketua Heng-san-pai

menanggapi hati-hati dan ia menarik napas

dalam-dalam melihat kebencian wanita itu.

Kwi-bo justeru hendak ditambah hukumannya

dan diperberat. Kemarahan atau kebencian

wanita itu memang dapat dimaklumi. Dan

ketika semua mengangguk-angguk sementara

Peng Houw menyabarkan isterinya dengan

sentuhan dan isyarat mata, wanita itu terisak

maka diambil langkah singkat dengan

mengacungkan jari. Dan ternyata Sin Tong

Tojin mendapat dukungan. Peng-hujin

terpukul. Wanita ini menjadi pucat dan

mengeluh lirih dan tiba-tiba ia melompat

bangun. Tanpa banyak bicara lagi ia berkelebat

dan membalikkan tubuh meninggalkan ruang2006

sidang, air matanya bercucuran. Dan ketika

suaminya terkejut dan buru-buru meminta

maaf maka Naga Gurun Gobi tak berhasil

mencegah isterinya yang sudah meninggalkan

tempat itu.

Orang kang-ouw menarik napas dalam
dalam. Mereka dapat memaklumi perasaan

wanita itu dan untunglah mereka tergolong

orang-orang bijak. Heng-san-paicu ganti

meminta maef kepada Naga Gurun Gobi. Dan

ketika pembicaraan selesai dan pendekar ini

merupakan orang terakhir yang meninggalkan

ruang sidang, Penh Houw menyusul dan cepat

menghibur isterinya maka orang-orang kang
ouw yang lelah oleh peristiwa besar ini

dipersilahkan berisrahat di tempat masing
mesing dan See-Ouw-pang menjadi saksi bisu

atas berakhirnya ketegangan ini. Si buta dan

muridnya telah mendapatkan tingkat

hukuman masing-masing.

***2007

Malam itu jengkerik den belalang serta

serangga malam tak ada yang mengeluarkan

suara. Mendung tiba-tiba menghampiri telaga

See-ouw-pang dan petir mulai sambung
menyambung di_angkasa. Gunturpun mulai

menggelegar. Dan ketika tak lama kemudian

turunlah hujan lebat disusul hembusan angin

kencang, dingin menyusup tulang maka orang
orang kang-ouw semakin merapatkan selimut

mereka menghangatkan tubuh. Hujan dan

angin kencang justeru membuat mereka

semakin lelap. Nikmat!

Tiba-tiba terdengar suara pekik

mengguntur. Suara ini dahsyat dan kebetulan

sekali menyambarlah kilatan lidah api di

angkasa hitam. Geledek memperdengarkan

suaranya yang memekakkan telinga dan

beberapa orang kang-ouw tersentak bangun.

Dua di antara mereka adalah Giok Yang dan

Kim Cu Cinjin, bahkan Peng Houw. Akan tetapi

karena kilat menyambar dan guntur

menggelegar menggetarkan suasana, jantung

setiap orang seakan copot maka pekik pertama

yang layap-layap diterima mereka ?isangka2008

pekik guntur yang membahana. Kim Cu dan

Giok Yang bahkan Naga Gurun Gobi sendiri

menarik selimut ke atas dan masing-masing

malah merapatkan tubuh. Kedahsyatan Dewa

Angkesa seakan menciutkan nyali tiga orang
orang gagah ini yang biasanya tak mengenal

takut.

Akan tetapi terdengarlah pekik kedua

itu. Di antara gemuruhnye angin kencang dan

hujan lebat akhirnya tiga orang ini meloncat

bangun. Kali ini lidah angkasa tak menyambar

lagi sementara guntur lenyap bersembunyi.

Suara itu dahsyat dan jelas di telinga. Dan

ketika tiga orang ini terkejut disusul orang
orang lainnya, betapapun suara itu

menggetarkan dinding-dinding bangunan

maka terdengarlah pekik ketiga kalinya dan

kali ini Naga Gurun Gobi mencelat dari

kamarnya. Bayangan lain berkelebatian pula

dari kamar orang-orang gagah ataupun

mereka yang berada di ruang besar.

"Jahanam!!" Pekik itu terdengar dari

kamar belakang dan orang-orang terkejut

karena itulah tempat dl mana Si buta dan2009

muridnya ditahan. Mereka berkelebatan ke

sin? dan Naga Gurun Gobi melihat

menyambarnya bayangan kuning. Po Kwan

muridnya utama mendahului gurunya itu. Dan

ketika pemuda ini berjungkir balik dan

menendang pintu besi, terbuka dan

menerobos masuk maka tampaklah

pemandangan mengerikan yang membuat

bulu kuduk berdiri, apalagi tiba-tiba kilat

menyambar dan cahaya terang-benderang

sekilas menerangi sel tawanan itu, betapa si

buta tertembus potongan besi dan Beng San

terduduk dan muntah darah di sudut ruangsn.

Dinding belakang ruangan jebol!

"Sute,,.!" Po Kwan melayang masuk

dan pemuda ini pucat melihat Boen Siong.

Pemuda itu berada di kegelapan dan

tampaknya merangkul seseorang. Siao Yen

adiknya tak ada. Namun ketika pemuda ini

menerobos masuk dan kilat sekali lagi

menyambar di angkasa, tampaklah Suasana

lebih jelas maka pemuda ini tertegun karena

yeng dipeluk sutenya itu adalah adiknya

sendiri.2010

"Yen-moi! " Po Kwan tak pikir panjang

lagi dan iapun menubruk adiknya ini. Siao Yen

tampak pucat dan ngeri sementara Boen Siong

melepaskan sucinya. Gadis itu menuding
nuding, gemetar. Dan ketika pemuda ini

melepaskan perhatiannya dan teringat

kembali kepada si buta dan muridnya itu,

gurunya dan orang-orang lain berkelebatan

menyambar maka si buta roboh dan terkulai

mandi dareh. Tewas!

"Apa yang terjadi!" Naga Gurun Gobi

berseru keras dengan suaranya yang penuh

khikang. Melawan suara hujan dan

gemuruhnya angin kencang siapapun harus

mengerahkan tenaganya bertanya kuat. Orang

tak akan mendengar kalau tidak begitu. Dan

ketika Boen Siong membalik dan menghadapi

ayahnya, sikapnya tampak bingung maka

pemuda ini menuding lubang dan Beng San.

"Chi Koan hendak melarikan diri,

muridnya mencegah. Beng San dihajar dan

dipukul gurunya, ayah, pemuda itu luka

parah!"

"Melarikan diri?"2011

"Begitu yang kulihat, akan tetapi gagal.

Aku tak tahu yang terjadi di dalam karena Chi

Koan memadamkan lilin sementara Beng San

berkata bahwa gurunya ingin beristirahat."

"Hm, ia tewas!" Naga Gurun Gobi

meloncat ke dekat si buta dan ia melihat

bahwa si buta telah tewas dengan kelopak
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terbuka lebar-lebar. Agaknya bila kelopak itu

terisi biji mata barangkali biji mata itu akan

melotot. Pendekar ini tertegun. Dan ketika ia

mendengar keluhan dan robohnya tubuh,

Beng San ambruk di sana pula maka ributlah

orang-orang ini melihat kejadian

menggemparkan itu. Siapapun tak tahu kecuali

Beng San.

"Bawa dan periksa dia di ruang depan.

Lihat apa yang terjadi!"

Po Kwan mengangguk. Pemuda inilah

yang akhirnya menyambar dan membawa

Beng San ke ruang depan. Tewasnya Chi Koan

benar-benar menggegerkan Semua orang.

Kilat dan guntur masih sambar-menyambar.

Dan ketika pemuda itu diperiksa dan semus

orang terkejut, tentu saja kejadian ini2012

menggemparkan maka Naga Gurun Gobi

melihat betapa pemuda itu luka parah. la

seakan terkena pukulan membalik atau

hantaman tenaga sakti.

Giok Yang Cinjin berdebar tegang. Tosu

ini berada di situ pula hampir bersamaan

dengan Naga Gurun Gobi. Ia tentu saja kaget

melihat tewasnya si buta. Akan tetapi karena

Beng San terluka dan pemuda ini telah menarik

simpatinya, apalagi sedikit keterangan itu

telah menumbuhkan kasih sayangnya maka ia

membantu dan berubah bahwa pemuda ini

terserang luka dalam, wajahnya pucat pasi.

"la diserang atau dihantam pukulan

berat. Agaknya gurunya begitu marah dan

kalap, taihiap. Pemuda ini luka parah. La harus

dibantu!"

"Benar, dan satu-satunya adalah

pengerahan sinkang. Hm, bagaimana menurut

pendapatmu, Cinjin, layakkah ia dibantu

sinkang"

"Pinto akan memulainya. Biarlah pinto

coba dan terus terang pinto tak ingin

kehilangan dia!" tosu ini telah bersila dan2013

tanpa banyak bicara lagi ia langsung

menempelkan kedua lengannya di punggung

pemuda itu. Beng San ditidurkan miring dan

napas pemuda itu seakan terhenti, ia benar
benar terluka parah. Dan ketika Orang-orang

mejadi terharu betapa tosu ini tak banyak

cakap, langsung mengerahkan sinkang dan

menyalurkannya ke punggung pemuda itu

maka uap putih segera mengepul di kepala

kakek ini dan tak lama kemudian wajahnya

ganti memucat. la tersengal dan tiba-tiba tosu

ini menggigil.

"Hm, sinkangmu tak sehebat pemuda

ini. Kau tak perlu mencelakakan dirimu, Cinjin,

biarlah muridku yang melakukannya dan kau

beristirahatlah!" Naga Gurun Gobi berkerut

kening dan tentu saja ia menjadi tak enak.

Semua orang kang-ouw melihat

kejadian itu dan ia memanggil muridnya. Dan

ketika Po Kwan berkelebat akan tetapi Boen

Siong mendahuluinya maka pemuda ini

berkata kepada ayahnya bahwa iapun tak

segan menolong.2014

"Giok Yang locianpwe silahkan mundur,

suheng biar berjaga-jaga."

"Tidak, kaulah yang berjaga-jaga Kau

seorang bengcu, sute, aku masih dapat

mengatasinya. Biar kau menolong Giok Yang

locianpwe dan aku membantu Beng San!" Po

Kwan tak mau kalah dan ternyata pemuda ini

menarik mundur sutenya. Kata-katanya

memang betul dan seat itu Li-hujin muncul,

berkelebat di depan puteranya ini dan tentu

saja wanita itu tak suka bila Boen Siong

membantu Beng San. Maka ketika ia menarik

puteranya pula dan Boen Siong tertegun

mendapat teguran, Beng San dinyatakan

sebagai terhukum berdosa maka pemuda ini

menarik napas dan apa boleh buat menolong

dan melepaskan Giok Yang Cinjin dari

pengerahan sinkangnya terhadap Beng San.

Akan tetapi tak lama kemudian sang

ayah terkejut. Baru sepuluh menit menolong

Beng San mendadak wajah Po Kwan menjadi

pucat. Pemuda itupun menggigil dan

mengeluarkan peluh, dahinya berkeringat.

Dan ketika pendekar ini maju dan mencari tahu2015

sebabnya tiba-tiba ia berjengit sebab tubuh

muridnya begitu panas. Ada semacam

pergolakan hawa sakti siap menghantam

muridnya ini "Ah. Mana Siao Yen dan cepat

suruh ia ke mari!" pendekar itu berseru. Gadis

baju hijau itu melompat. la berada di belakang

subonya dan terkejut ketika gurunya tiba-tiba

memanggil. Cepat ia bertanya apa yang harus

ia lakukan. Dan ketika Peng Houw tertegun dan

tampak bingung, gadis ini pucat maka.

pendekar itu berkata bahvva gadis itu harus

membantu kakaknya.

"Di tubuh Beng San terdapat

pergolakan aneh yang luar biasa. Kakekmu tak

kuat jika hanya seorang diri saja. Salurkan Hok
te Sin-kangmu dan cepat tempelkan lenganmu

di pundak kakakmu!"

Gadis ini terkejut. Tanpa dibilang lagi

segera ia meloncat di belakang kakaknya

itu, duduk dan bersila mengerehkan sin-kang.

Dan ketika ia hampir menjerit betapa tubuh

kakaknya seperti api, hampir saja ia

melepaskar telapaknya maka gurunya2016

menotok tubuh Beng San dan hawa panas itu

berkurang.

"Lakukan seperti yang kukatakan.

Sentuh jalan darah Kin-ceng-hiat di pundak kiri

dan alirkan sinkang di ujung Po-heng hiat di

pundek kanan, bergenti-ganti"

Gadis itu mengangguk. Siao Yen tak

tahu apa yang terjadi namun gadis ini

mengikuti petunjuk gurunya. Cepat ia

menekan jalan derah Kin-ceng-hiat sementara

Po-heng-hiat ia isi. Lalu ketika dua jalan darah

itu berganti-ganti diisi sin-kang, yang lain

ditutup sementara yang satu dibuka maka

tubuh kakaknya tak menggigil lagi akan tetapi

wajah Beng San kini membiru.

"Pinjam tusuk sanggulmu!" Naga

Gurun Gobi tiba-tiba berseru pada isterinya

dan pendekar ini cepat menusuk urat besar di

lengan Beng San. Hampir bersamaan ia

menotok pula Ui-to-hiat di leher pemuda itu.

Dan ketika wajah membiru berganti pucat, lalu

merah dan pucat lagi maka pendekar itu

berseru agar dua muridnya. berganti sikap. Kini2017

Beng San ditelentangkan dan tubuh pemuda

itu sedingin es.

"Kalian kerahkan sinkang melalui

telapak kakinya. Hati-hati dan tanan napas

dalam-dalam, Sao Yen, aku, akan menotok

pusarnya dan hentikan limabelas detik

kemudian!"

Orang-orang menjadi tegang. Ketua

partai seperti Bi Wi Cinjin maupun Sin Tong

Tojin terkejut sekali. Sikap dan kata-kata Naga

Gurun Gobi itu menyangkut nyawa. Totokan di

pusar dan waktu lima belas detik adalah

hitungan darurat. Rupanya murid si buta itu

benar-benar diujung tanduk. Akan tetapi

ketika kakak beradik itu mengangguk dan

mereka cepat bersila di kanan kiri, tidak lagi

muka belakang maka guru mereka melakukan

totokan kilat ke daerah pusar, pusat di mana

biasanya letaknya kundalini.

"Tuk-tuk!" Dua kali totokan disambut

keluhan pemuda itu. Beng San menggelinjang

dan sedetik terloncat, pemuda itu

mengeluarkan suara aneh. Dan ketika Naga

Gurun Gobi menghapus peluh dan mundur2018

selangkah, menjejalkan sebutir obat maka

limabelas detik kemudian dua kakak beradik

itu menghentikan aliran sinkang.

"Cukup!' pendekar ini mengangguk.

"Mundur dan menjauhlah kalian, Siao Yen

sesuatu akan mengganggu kalian!"

Dua kakak beradik itu mundur. Mereka

tak tahu apa yang dimaksud gurunya dan Po

Kwan sedikit terhuyung. la tersedot dan

hampir celaka ketika menolong Beng San tadi.

Ada hawa amat kuat menariknya, menghisap!

Dan baru saja pemuda dan adiknya ini

melangkah mundur maka terdengarlah bau

kentut yang amat berat.

"Broottttt!" suara panjang itu disambut

sumpah-serapah Li-hujin. Bersamaan itu

menyambarlah bau busuk dan setiap orang

kang-ouw tiba-tiba melompat keluar. Mereka

geli akan tetapi juga terkejut oleh kentut yang

amat kuat itu. Dinding ruangan sampai

tergetar! Akan tetapi ketika hanya Naga Gurun

Gobi dan puteranya yang tetap di situ, Siao Yen

muntah-muntah maka pendekar ini berseriKabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seri dan tampak lega.2019

"Selamat, ia telah melewati masa kritis.

Ambilkan segelas air minum dan biar semua

hawa terkuras keluar!"

Boen Siong mengangguk dan

menyambar keluar. Pemuda ini mengambilkan

segelas air putih dan sang ayah cepat

menuangkan minuman itu ke mulut Beng San.

Belum habis separoh memberobotlah kentut

busuk itu, baunya nelebihi limbah

pecomberan. Akan tetapi ketika pendekar itu

tetap menghabiskan pemberiannya dan orang

kang-ouw otomatis berhamburan, seluruh

telaga seakan dipenuhi kentut Beng San ini

maka Li-hujin menyumpah-nyumpah

sementara Boen Siong dan ayahnya tetap di

dalam. Dua orang ini tentu saja menahan

napas dan meniup balik bau busuk.

Kini wajah pemuda itu memerah sehat.

Tubuhnya yang dingin perlaan-lahan hangat

kembali, disusul oleh erangan dan sadarlah

pemuda itu. Dan ketika Beng San membuka

mata sementara orang-orang berdatangan

kembali, lenyaplah bau di ruangan itu maka

Beng San tampak terkejut melihat Boen Siong2020

dan ayahnya ini. Naga Gurun Gobi berseri akan

tetapi memandangnya tajam penuh selidik.

"Peng-taihiap...!" pemuda itu berseru

lemah dan bangkit berdiri akan tetapi

terguling. Peng Houw cepat menekan anak

muda ini dan berseru agar tak perlu bangkit,

luka pemuda itu belum sembuh betul. Dan

ketika pemuda itu tampak berkaca-kaca dan

tiba-tiba menangis, akhirnya mengguguk maka

ia bertanya bagaimana denggan gurunya. Beng

San batuk-batuk dan sikapnya benar-benar

mengharukan setiap orang.

"Aku. . aku tak tahu apa yang

kulakukan. Suhu menyerangku, taihiap, ingin

melarikan diri. Aku mencegahnya akan tetapi

semuanya itu terjadi. Bagaimana dengan dia!"

"la tewas, dan kami terkejut. Apa yang

terjadi di antara kalian, Beng San apa yang

hendak dilakukan gurumu!"

"Suhu. . suhu tewas? " pemuda itu

tersentak, seakan tak percaya, tentu saja tak

menjawab pertanyaan Naga Gurun Gobi ini.

Dan ketika pendekar itu mengangguk dan

pemuda ini menjerit maka Beng San tiba-tiba2021

melolong dan memukul-mukuli dadanya

sendiri. "Oh, aku murid durhaka ,. tidak,

tidak!",

Semua orang menggigit bibir. Jeritan,

dan sikap pemuda ini tibe-tiba semakin

menambah keharuan. Tampaklah oleh mereka

betapa pemuda ini amat baik, setia! Akan

tetapi ketika pemuda itu roboh dan pingsan

tak sadarkan diri,, sebagian orang berkaca
kaca dan Giok Yang Cinjin bahkan menangis

maka munculah laporan bahwa Siauw Lam dan

Kwi-Bo lenyap dari kamar tawanan mereka.

Lolos!

(Bersambung jilid XXXIII.)

Credit:

Sumber Buku Awie Dermawan

Edit OCR Yons

First in share Kolektor Ebook

Kabut Di Telaga See Ouw - Jilid 322022

SEGERA TERBIT BUKU AJAIB!

Menyambung "Berita Khusus" yang telah kami

muat kini hendak kami lanjutkan/jelaskan bahwa segera

terbit sebuah "buku ajaib" yang berisi petunjuk tentang:

Bagaimana Menjadi Kaya!

Buku ini ditulis oleh Batara dan jaminan uang

kembali apabila tidak cocok. Merupakan buku non-fiksi

(bukan hiburan) dan amat penting bagi Anda semuanya.

Tak ada di Toko-toko buku karena hanya kami jual Lewat

Pos.

Selebihnya brosur kami akan menerangkan

lebih lanjut dan mintalah keterangan lengkap kepada

kami (sertakan prangko Rp 900,-. untuk balasan).

Cantumkan kode "BA" pada sampul kiri atas Anda.

Khusus Anda yang paling cepat menyurati kami

(nomor O0001) akan mendapatkan buku ini Secara

GRATIS. Selebihnya Anda masih akan mendapatkan

keuntungan dan bonus dari buku kami yang istimewa

ini. Selamat meraih keuntungan dan kami tunggu surat

Anda!

U.P. Dhiananda2023

"KABUT DI TELAGA SEE - OUW"

( Lanjutan Kisah Prahara Di Gurun Gobi )

Karya Batara

Jilid XXXIII

*

* *

"AMPUN, laporan buruk. Kwi-bo dan

pemuda itu melarikan diri, suhu, kami

mencegah akan tetapi gagal. Mereka cepat

sekali."

Sin Tong Tojin membalikkan tubuh.

Inilah laporan muridnya dan kakek itu tentu

saja terkejut, semua orang juga terkejut. Akan

tetapi ketika Po Kwan berkelebat dan

mengeluh, dialah yang bertugas jaga maka

Peng Houw tertegun sementara puteranya

berkerut kening. Po Kwan lenyap dan sudah

mendahului keluar.

"Hm, kita kecolongan, akan tetapi ini

peristiwa besar . Muridmu tak dapat2024

disalahkan, taihiap, lagi pula dua orang itu tak

seberbahaya Chi Koan."

"Benar , Heng-san-paicu (ketua Heng
san-pai) tidak salah. Muridmu tak perlu

ditegur, taihiap, siapapun memang pasti ke sini

mendengar pekik dahsyat itu. Siapa tak kaget

dan meninggalkan tempat masing-masing

kalau ada kejadian seperti ini"

Ko Pek Tojin menyambung kata-kata

rekannya dan yang lain mengangguk hingga

pendekar itu menarik napas dalam-dalam.

Memang muridnya itulah yang bertugas jaga

akan tetapi Siauw Lam dan Kwi-bo lolos.

Mereka cerdik mempergunakan kesempatan.

Geger di tempat itu memang menggemparkan.

Maka mengangguk dan memaklumi

perasaan orang-orang ini, lega bahwa

muridnya tak disalahkan maka pendekar itu

berkelebat dan tiba-tiba iapun ingin ikut

mencari. Boen Siong disuruhnya menjaga di

situ.

"Baiklah, akan tetapi muridku harus

bertanggung jawab juga. Biar kubantu dan2025

kucari mereka itu, totiang, betapapun mereka

tak boleh lolos!"

Ko Pek Tojin dan lain-lain mengangguk.

Merekapun berlompatan dan akhirnya

meninggalkan tempat itu dan Kwi-bo serta

Siauw Lam dicari. Inilah kegegeran lain setelah

tewasnya si buta. Akan tetapi ketika sampai

pagi dua orang itu tak tertangkap juga,

rupanya mereka lolos begitu cepat maka Po

Kwan menjatuhkan diri berlutut di depan

suhunya.

"Teecu bersalah, teecu siap menerima

dosa. Hukum dan perintahlah teecu

mempertanggungjawabkan ini, suhu. Teecu

tak akan lari dan menyatakan salah."

"Tidak !" Heng-san-paicu lagi-lagi

berkelebat dan berseru. "Kau tidak selah

apalagi berdosa, Kwan-sicu. Penjagaanlah yang

kelewat kendor dan kami turut bertanggung

jawab. Pekik itu mengundang siapa saja,

gurumu tak boleh menjatuhkan hukuman.

Kalau ia menghukum berarti kami juga kena!"

"Benar, murid-murid kami menjaga

pula. Kalau lolos adalah kesalahan kami juga,2026

anak muda. Bangun dan jangan begitu karena

ini bukan tanggung jawabmu seorang!"

"Omitohud, pinceng setuju kata-kata

Hoa-san-paicu. Karena murid Bu-tong juga

lengah dan kita semua salah maka gurumu tak

boleh menjatuhkan hukuman. Kita semua

bertanggung jawab!"

Peng Houw menarik napas dalam,

ganti-berganti memandang tiga orang itu dan

akhirnya berhenti pada Gu Lai Hwe-sio. Ketua

Bu-tong ini dengan gagah melindungi Po Kwan

dan tampaknya bersiap-siap bila ia menyerang.

Muridnya dilindungi banyak orang gagah. Dan

kembali lega bahwa orang-orang itu tak

menyalahkan muridnya, pihaknya menjadi

ringan maka pendekar ini berkata dan

membungkuk.

"Terima kasih, kalian semua rupanya

benar-benar tak menyalahkan muridku. Kalau

begitu bagaimana sekarang, cuwi-enghiong.

Chi Koan telah tewas sementara Beng San

terluka di sana."

"Pinto akan kembali saja ke Heng-san.

Rasanya tak ada lagi yang perlu di Sini taihiap.2027

Pinto akan membawa semua murid dan
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

beristirahat di rumah."

"Tepat, pinto juga begitu. Hoa-san tak

ada urusan lagi di sini, Peng-taihiap, dan semua

murid akan kubawa pulang!" Ko Pek Tojin

berseru.

"Dan pinceng juga mengikuti," ketua

Bu-tong menyambung. "Karena hari sudah

terang dan tak ada lagi urusan biarlah pinceng

kembali dan mohon pamit kepada semua

saudara-saudara Selatan!"

Kakek Naga Menara dan lain-lain

terkejut. Tiba-tiba saja urusan itu berubah

menjadi perpisahan. Heng-san-paicu dan lain
lain pamit pada mereka.. Akan tetapi ketika

Tong-bun-su-jin berseru dan mengangkat

tangan ke atas maka empat bersaudara itu

bertanya bagaimana dengan Beng San.

"Tunggu, nanti dulu. Bagaimana

dengan pemuda yang terluka itu dan

bagaimana pula nasib See-ouw-pang!"

"See-ouw-pang tak perlu

dikhawatirkan lagi. Di sini telah muncul Kim
liong yang menggantikan suhengnya, saudara2028

Tong. Sedang anak muda itu kami pikir tetap

diserahkan saja pada Peng-taihiap.

"Benar, anak itu diserahkan Gobi. Kita

telah tahu bahwa ia mencegah gurunya akan

tetapi malah terluka. Biarlah Peng-taihiap

mengurusnya dan kalau perlu mbebaskan

hukumannya. Bukankah ia telah menjadi anak

yang baik!"

Semua menoleh dan tertegun akan

tetapi mengangguk-angguk memandang Giok

Yang Cinjin. Kakek inilah yang berseru dan

siapapun memang telah bersimpati kepada

Beng San. Di saat-saat terakhir pemuda itu

telah berobah sikap,menentang dan bahkan

memusuhi gurunya. Akan tetapi Sam-hwesio

yang berkerut dan masih tidak percaya begitu

saja mengulapkan lengannya. Pengalamannya

menunjukkan bahwa penglihatan sepintas

bukanlah jaminan.

"Omitohud, terima kasih atas

kepercayaan saudara-saudara. Kalau pemuda

itu diberikan kepada kami tentu Gobi akan

menjaganya baik-baik. Hanya masalah2029

hukuman, hmm... .. biarlah dipikir baik-baik

oleh Naga Gurun Gobi pribadi!"

Peng Houw mengangguk, isyarat

paman gurunya ditangkap. Dan ketika ia siap

membawa pemuda itu dan biarlah urusan

sampai di situ, Chi Koan telah tewas maka

pendekar ini mohon diri dan akhirnya keluarga

besar Gobi berpamitan semua.

Hari itu orang-orang Selatan berpisah

dengan orang-orang Utara dan masing-masing

pihak bermaaf-maafan. Memang tak ada lagi

yang diurus setelah si buta tewas. Pelajaran

telah selesai dan tak perlu lagi Si buta

menjalani hukuman. la telah tiada. Dan ketika

Beng San diserahkan Gobi dan lenyapnya Kwi
bo serta Siauw Lam tak begitu merisaukan, dua

orang itu tak seberbahaya Chi Koan maka

mereka saling menjura di tepi telaga itu.

See-ouw-pang masih berkabut biarpun

matahari telah naik tinggi. Ada ketemaraman

di tempat ini. Kejadian atau peristiwa dahsyat

di tempat itu masih terasa. Dengung atau

gemanya tak dapat hilang, begitu saja.2030

Dan ketika akhirnya semua tokoh

meninggalkan tempat, termasuk tokoh-tokoh

Selatan sendiri seperti Naga Menara dan Tong
bun-su-jin, juga Yang-liu Lo-lo dan mereka

yang selamat maka telaga ini bersunyi diri dan

anehnya kabut di permukaan telaga itu tak

hilang juga seminggu lamanya.Heran!

Sesuatu seakan diberitahukan kabut

itu. Ada semacam isyarat atau bahasa yang tak

dimengerti manusia. Dan karena See-ouw
pang telah mendapatkan ketua barunya si

Cambuk Naga Emas, laki-laki atau pria gagah

yang memperhatikan keanehan kabut ini

akhirnya getaran firasat itu ditangkap juga dan

pada hari kesepuluh pria ini berpamit menuju

Gobi. Kabut akhirnya hilang dan arahnya

menuju partai persilatan itu!

"Aku merasa tak nyaman. Ada

keganjilan yang kutangkap. Kalian jaga di sini

dan biar kumenuju Gobi. Jaga baik-baik dan

tunggu aku sampai kembali!"

Anak murid mengangguk-angguk.

Tentu saja mereka tak mengerti dan tak

menangkap tanda-tanda alam. Hanya orang2031

seperti si Cambuk Naga Emas itu yang mampu.

Pendekar ini telah banyak merantau dan

belajar mempertajam batin. Maka ketika

getaran batinnya bicara dan itulah yang kini

diikuti maka sekali berkelebat sute Ning
pangcu ini lenyap meninggalkan markasnya

dan memang sesungguhnya terjadi sesuatu

yang menggetarkan. Sesuatu yang tak kalah

dengan kematian Chi Koan!

***

Beng San masih berbaring di

tempatnya akan tetapi anak muda ini sudah

semakin sehat. Totokan dan bantuan Naga

Gurun Gobi membuat lukanya perlahan-lahan

pulih dan penyaluran sinkang yang dilakukan

kakak beradik Siao Yen den Po Kwan membuat

anak muda itu cepat segar. Kalau saja tak ada

kakak beradik atau orang seperti Peng Houw

barangkali ia benar-benar tewas. la juga sudah

mulai dapat bicara dan menceritakan peristiwa

menggemparkan itu, betapa suhunya ingin

melarikan diri namun dicegah, gagal dan2032

akhirnya ia diserang dan apa boleh buat

dipaksa membela diri.

Dan ketika tiba pada pertanyaan akan

potongan besi yang menancap di tubuh

gurunya, pemuda itu menunduk maka dengan

terbata dan menahan air mata pemuda ini

menerangkan bahwa semua itu tak sengaja.

"Waktu itu suhu memadamkan lilin, la

diam-diam meremas hancur dinding tembok.

Dan ketika perlahan dan sedikit demi sedikit

menggogos (menusuk) semakin dalam, teecu

berusaha mencegah maka keributan ini tak

terdengar tertutup oleh gelegar dan kilatan

halilintar. Suhu sudah semakin memperlebar

lubang pelarian itu ketika tiba-tiba

menghantam tee-Cu. Memang teecu nekat

mencegahnya. Dan ketika ia menjadi marah

dan mematahkan besi di lubang udara, teecu

kaget sekali maka teecu merampasnya dan

terjadilah pergumulan seru. Apa yang

selanjutnya terjadi tak teringat lagi. Antara

ketakutan dan ingin mencegah sama besar.

Dan ketika kami saling serang dan besi itu

terampas, kupukulkan kepadanya maka suhu2033

berteriak dan selanjutnya tee-cu terbanting

dan luka parah!"

"Hmm, gurumu memang jahat,

kematian adalah bagiannya. Akan tetapi

sekarang bagaimana dengan kau sendiri, Beng

San, maksudku begaimana dengan hukuman

yang harus kau jalani."

"Teecu menerimanya, teecu tak

macam-macam".

"Bagaimana kalau kumintakan ampun?

Bagaimana kalau kau bebas?"

"Ah!" pemuda itu terkejut,

membelalakkan mata. Dan ketika ia

menggeleng dan tiba-tiba mengguguk,

menubruk dan memeluk tosu ini maka Giok

Yang Cinjin berkejap-kejap. Saat itu di ruangan

itu ada Siao Yen dan Po Kwan, juga Boen Siong.

"Tidak, tidak!" pemuda ini berseru.

"Aku sudah cukup berdosa, Cinjin. Aku tak

ingin diampuni. Biarlah secara gagah kujalani

hukuman ini dan biar kutebus dosa-dosaku.

Aku berdosa kepada guruku dan juga dirimu!"

"Hmn, kenapa dengan aku."2034

"Kaulah yang pertama menarik dan

menemukan aku, Cinjin. Tanpa kau tak ada

Beng San sekarang ini , Aku sudah mati

kelaparan di pinggir jalan!"

"Bangkitlah," tosu itu mengusap mata.

"Aku tak punya anak dan kaulah sebenarnya

yang kuharap itu, Beng San, akan tetapi kau tak

mau mengikuti petunjukku. Kau tak mau tetap

di Gobi."

"Aku salah, suhengku Siauw Lam

membujuk dan menghasut aku. Tadinya

kupikir semuanya betul, Cinjin, akan tetapi, ah.

sudahlah. Aku keliru!"

Kakek itu berbasah air mata. Memang

dialah yang menarik dan menemukan anak

muda ini, tadinya bermaksud mengambilnya

sebegai anak angkat dan dibiarkannya dulu

belajar pada Naga Gurun Gobi Peng Houw.

Kelak kalau sudah lihai dan jadi orang akan
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dipakainya sebagai pelindung.

Akan tetapi karena semuanya berubah

dan kini anak itu menjadi hukuman maka

kakek ini menangis dengan air mata

bercucuran apalagi ketika pemuda itu2035

memeluknya dan mendekap hangat. Dekapan

itu bagai dekapan seorang anak terhadap

ayahnya. Dekapan rasa berdosa.

"Ampunkan aku... ampunkan aku,

Cinjin. Tapi biarlah kujalani hukumanku!"

Kakek itu hampir tersedu. Siao Yen

tiba-tiba melengos dan melompat keluar.

Gadis inilah yang selama ini menjaga dan

mengawas? Beng San, terutama bila Boen

Siong dipanggil ayahnya atau tokoh Gobi untuk

bercakap-cakap. Dan ketika tiba-tiba timbul

rasa haru dan kasih yang besar, acap kali

pandang mata dan sikap pemuda itu

mengingatkan gadis ini semasa bersama dulu

maka Siao Yen terguncang dan sikap Boen

Siong yang agak acuh membuatnya berpaling

pada Beng San. Inilah pemuda yang dulu

menciumnya pertama kali, biarpun ciuman

kurang ajar!

Beng San semakin menarik simpati lagi.

Ceritanya yang didengarkan kakak beradik itu

dan juga Boen Siong memang mempengaruhi

anak-anak muda ini. Jangankan mereka, Giok

Yang Cinjin sendiri yang sudah tua termakan.2036

Sama sekali tak tahu bahwa cerita itu bohong.

Bahwa sesungguhnya secara licik dan amat

beran? pemuda ini membokong gurunya

dengan jalan menyedot Hok-te Sin-kang.

Dan karena waktu itu petir dan guntur

sambung-menyambung, pemuda ini

membujuk gurunya untuk menjebol dan

menghantam tembok maka saat sama-sama

berpegangan tangan itulah pemuda ini

menarik dan menghisap sinkang suhunya!

Memang tak ada yang tahu kekejaman

pemuda ini. Chi Koan yang sudah percaya dan

kembali pulih terhadap muridnya sama sekali

tak menduga bahwa dendam di hati muridnya

belumlah hilang, yakni ketika ia nyaris

membunuh pemuda itu ketika ngotot

membawa Siao Yen. Gadis itu telah roboh dan

dikuasai Beng San akan tetapi sang guru

meminta bunuh, padahal Beng San ingin

mempermainkan dan mendapatkan gadis ini.

Pemuda itu kambuh cintanya teringat

masa lalu. Birahinya bergetar-getar dan itulah

sebabnya betapa sakitnya hati ketika suhunya

membentak dan melontarkan tongkat. Kalau ia2037

tak cepat mengelak tentu tongkat itu telah

amblas di tubuhnya. Maka ketika sejak itu ia

menaruh dendam pribadi akan tetapi

semuanya ini tentu saja disimpan baik-baik,

sampai akhirnya segala akal dan cara

dipergunakan untuk mencari kesempatan

maka malam itulah Beng San mengumpulkan

segenap keberaniannya dan begitu mereka

hendak menjebol tembok maka sang guru

yang sudah mengerahkan sinkang lalu

disambut dan bagai lintah menyedot darah

dihisapnya sinkang gurunya.

Chi Koan kaget bukan main. Si buta

memekik akan tetapi sayang pekikannya

bersamaan dengan menggelegarnya halilintar

di angkasa. Pekik pertama si buta yang dahsyat

itu tertutup.

Akan tetapi ketika ia memekik lagi dan

barulah berturut-turut tiga kali pekikannya

didengar orang-orang gagah, saat itulah terjadi

puncak ketegangan,amat mendebarkan maka

Beng San menyambar terali besi dan

melontarkannya di tubuh gurunya. Keadaan

gelap-gulita memungkinkan semua itu akan2038

tetapi bersamaan itu sang guru mendorong

dan menghantamkan sinkangnya sepenuh

tenaga.

Pemuda ini terbanting, luka parah. Ia

telah menyedot sinkang gurunya akan tetapi

yang tak diduga terjadi padanya, yakni ketika

gurunya melontarkan dan mendorong Hok-te

Sin-kang itu.. Jauh lebih baik bagi pemuda ini

apabila ia menyedot dan menghisapnya saja,

bukan dihantam dan sama saja diserang. Maka

ketika ia terjerembab namun saat itu sang

suhu roboh, besi itu menancap sampai tembus

maka si buta Chi Koan tewas secara konyol di

tangan muridnya yang keji itu, peristiwa yang

mengingatkan kekejian si buta itu terhadap

mendiang gurunya dulu Beng Kong Hwesio

(Baca: Prahara Di Gurun Gobi).

Kini Beng San memiliki Hok-te Sin-kang

sepenuhnya. Seperti diketahui bahwa pemuda

ini telah mewarisi setengah bagian dari Hok-te

Sin-kang gurunya ketika dulu gurunya marah
marah kepada Siauw Lam. Karena waktu itu

pemuda ini masih lebih rendah daripada

suhengnya maka Chi Koan memberikan2039

sebagian sinkangnya, dengan begitu tak

mungkin Siauw Lam menandingi sutenya ini.

Dan karena peristiwa itu memberi pengalaman

kepada pemuda ini bagaimana memperoleh

Hok-te Sin-kang, itulah sebabnya ia tahu cara

dan kelemahannya maka diam-diam dicarinya

kesempatan dan malam itu adalah malam

neraka bagi si buta.

Chi Koan tewas mengerikan. Murid

yang cerdas dan mulai dipercayanya ini justeru

merupakan bumerang bagi dirinya sendiri.

lapun dijelek-jelekkan Beng San seolah dialah

yang ingin kabur, padahal pemuda itulah yang

menyuruhnya dan berbisik-bisik, saling

menempelkan telapak tangan dan siap

menghancurkan tembok tebal tanpa suara.

Kebetulan hujanpun datang dan begitu deras,

juga petir dan guntur yang sambung
menyambung itu.

Akan tetapi begitu mengerahkan

sinkang dan siap bekerja maka secepat itulah

pemuda ini menotok pergelangan gurunya

hingga tak mungkin Hok-te Sin-kang2040

dihentikan dan selanjutnya bagai lintah jahat

pemuda ini menyedot tenaga sakti!

Kemudian terjadilah peristiwa

menggemparkan itu. See-ouw-pang geger dan

siapapun terguncang. Si buta mandi darah.

Dan karena Beng San telah menunjukkan

simpati kepada orang-orang gagah itu, Naga

Gurun Gobi sendiri terkelabuhi maka orang

menolong pemuda ini dan sekarang anak

muda yang berbahaya ini berada di Gobi. Beng

San tiada ubahnya ular berbisa yang amat

ganas, ganas namun cerdik!

Kini Giok Yang Cinjin tersihir. Kakek ini

leleh seperti juga Po Kwan dan Siao Yen, begitu

pula Boen Siong. Mereka anak-anak muda

yang jauh dari pengalaman, tidak seperti Beng

San yang kenyang oleh sepak terjang dan

kelicikan gurunya. Berdekatan dengan pemuda

ini sama saja dengan berdekatan sama setan,

Si Setan sewaktu-waktu bisa mendirikan bulu

tengkuk!

Dan ketika hari itu Giok Yang Cinjin

hendak memintakan ampun akan tetapi tentu

saja ia harus pura-pura menolak, di depan Siao2041

Yen dan lain-lain ia harus berlagak sok alim

maka tosu 1ni tergerak dan siapapun timbul

niatnya untuk membebaskan pemuda itu.

Apalagi karena pemuda ini adalah dia yang

menemukan!

Giok Yang Cinjin menghadap tokoh
tokoh Gobi. Kebetulan di situ ada pula Kim Cu

Cinjin bekas ketua Kun-lun-pai. Kakek ini

tinggal karena ingin menemani sumoinya, Li
hujin alias nyonya Peng Houw karena ia

merasa kangen dan tak ingin cepat pulang

setelah semua ketegangan itu berlalu.

Maka ketika hari itu kakek itu bicara

dan mintakan ampun, suaranya tersendat
sendat maka Peng Houw yang lemah lembut

dan mudah terbawa mengangguk-angguk.

Naga Gurun Gobi ini sebenarnya orang

pemurah dan amat baik, terlampau pemaaf.

"Ia perlu dikasihani dan dibebaskan

dari segala hukuman. Anak itu telah berubah

segala-galanya, Peng-taihiap. Beng San bukan

lagi manusia jahat. ia bahkan menentang dan

penyebab matinya gurunya. Biarlah pinto2042

membawanya dan pinto mendidiknya

sepanjang jalan!"

"Benar, ia memang baik. Dan justeru

karena dia maka pertumpahan darah tak

berlanjut lagi, totiang. Di See-ouw-pang ia

telah menyelamatkan banyak jiwa. Rasanya

aku tak keberatan akan tetapi entahlah para

susiok di Sini, juga mungkin Kim Cu totiang."

"Hm, pinto tak usah diikut-sertakan.

Pinto orang luar, Peng Houw, bukan murid
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gobi. Janganlah bertanya kepada pinto karena

pinto tak berani memberikan pendapat!" Kim

Cu mengelak dan kakek ini memang benar.

"Kalau begitu silahkan jiwi-susiok

bicara, bagaimana pendapat jiwi (kalian

berdua)".

"Hmh, pinceng rasa tepat. Anak itu

memang baik, Peng Houw, paling tidak ia telah

menunjukkan sepak terjangnya di akhir kali.

Pinceng tak keberatan akan tetapi bagaimana

pendapat ji-susiokmu (paman guru kedua)."

Ketua Go-bi-pai mengangguk-angguk

dan kakek ini memandang sutenya, Sam
hwesio. Saudara di sebelahnya ini berkerut2043

dalam akan tetapi tiba-tiba menarik napas

dalam. Dan ketika jawabannya mengejutkan

banyak orang bahwa ia tak setuju,

"Beng San belum memulai

hukumannya maka sebaiknya anak itu dilihat

dulu tindak-tanduknya di situ.Terlalu dini

membebaskannya sekarang. Ia belum

menjalani masa hukumannya, suheng. Bagi

pinceng biar dilihat dulu. Lagi pula bukankah ia

tak menolak."

"Benar ia tak menolak. Akan tetapi aku

ingin membawanya dan melihatnya bebas.

Akulah yang pertama kali menemukan dan

membawa anak itu!"

Giok Yang Cinjin berharap, berseru

kepada hwesio itu akan tetapi wakil pimpinan

Gobi ini berwajah gelap. Sam-hwesio

menggeleng dan tetap menolak. Dan ketika

tosu itu menjadi mendongkol dan putus asa,

juga marah maka Ji-hwesio buru-buru

mengebutkan lengan bajunya berseru

membujuk.

"Baiklah, semuanya berpulang kepada

Peng Houw. Kalau aku setuju sedangkan2044

suteku tak setuju biarlah urusan ini

diselesaikan yang berkepentingan. Aku dapat

memahami peraseanmu, Giok Yang Cin-jin,

sekarang bersabarlah atau dengarkan Peng

Houw!"

"Tidak, aku mendukung Sam-lo-suhu.

Karena betapapun ia murid Chi Koan biarlah

pemuda itu tetap menerima hukuman!"

Li-hujin tiba-tiba muncul dan nyonya ini

berkelebat berseru nyaring. la masuk dan

menggelapkan wajah Giok Yang Cin-jin dan

sejenak tosu itu tergetar. Mata si nyonya

berapi-api. Tertegunlah kakek ini teringat

masa dulu. Tentu nyonya ini masih sakit hati

oleh perbuatan Chi Koan, ia dapat mengerti.

Dan ketika wanita itu duduk dan masuklah

Boen Siong, pemuda ini bingung maka ayahnya

menggapai

"Kebetulan kau datang. Kemarilah

puteraku. Bagaimana pendapatmu kalau Giok

Yang Cinjin meminta pembebasan Beng San,

setujukah kau."

"Aku menyerahkannya kepada ayah,"

pemuda ini balik mengembalikan persoalan2045

"Kau lebih tahu dan Penasihat Bengcu, aku ikut

saja."

"Tapi kau yang bertanggung jawab. Kau

Bengcu dan pemegang segalanya, puteraku.

Kau harus bersikap!"

"Lebih baik tidak dan tak usah digubris.

Ayahmu seorang lemah, amat pemurah. Kalau

kau mendukungnya berarti kau tak mencintai

ibu, Boen Siong. Aku tak setuju dan tetap

begitu saja. Biarkan pemuda itu di sini!"

"Omitohud, pembicaraan sudah

memanas. Kalau begitu beristirahat dulu,

totiang. Biarlah dihentikan dulu besok

dibicar?kan lagi!" Ji-hwesio berseru cepat

melihat suasana itu. Masuknya Li-hujin

membuat Keadaan tiba-tiba panas.

Dan ketika kakek itu mengangguk dan

Kim Cu tertawa, tosu itu bangkit dan

berkelebat keluar maka kakek itu tak mau

mengganggu.

"Sudahlah, diriku tak mau ikut-ikut.

Biar pinto di luar dan kalian selesaikan sendiri!"

Persoalan mandeg, tak berlanjut. Tawa

Kim Cu Cinjin membuet Giok Yang menyeringai2046

dan tosu itupun tiba-tiba berkelebat, iapun

menyusul dan meninggalkan ruangan pula.

Dan ketika hari itu tak didapat keputusan akan

tetapi diam-diam kakek ini meneruskan,

Sayangnya terhadap Beng San tak dapat

dibendung lagi maka pembicaraan menjadi

hangat akan tetapi masih juga mengambang.

Naga Gurun Gobi tak berani

memutuskan kalau puteranya tak menyetujui,

padahal Boen Siong tak mungki? mengangguk

karena sang ibu mengancam dan

mengacungkan tinju di belakang. Lucu!

Dan Semua ini terdengar juga oleh

Beng San. Akhirnya pemuda itu mendengar

dari Siao Yen, gadis yang kini kian dekat dan

manis kepadanya. Dan ketika pemuda itu

menarik napas dalam dan suatu hari mereka

berdua saja, tak mungkin pemuda melarikan

diri selanma masih ada tokoh-tokoh Gobi di

situ maka Beng San mendekat dan tiba-tiba

menyambar lengan itu, gadis yang menggigil

dan terkejut sekejap.

"Untuk apa pergi dan minta

dibebaskan. Kalau subomu berkata seperti itu2047

memang benar, Siao Yen, akan tetapi pergipun

aku tak mau. Aku... aku sudah terikat sesuatu

di sini. Aku tak dapat meninggalkanmu!"

Gadis ini mundur, membelalakkan

mata. la mencoba melepaskan diri akan tetapi

genggaman Beng San kuat sekali. Diam-diam

Beng San menunggu saat seperti ini,

sesungguhnya memang mencari kesempatan

yang baik saja. Maka ketika gadis itu terkejut

dan saat itulah ia mengerahkan kekuatan batin

pada pandang matanya, keluarlah suara aneh

lembut mendayu-dayu maka pemuda yang

sesungguhhya telah menguasai Hok-te Sin
kang sepenuhnya ini berkata, bergetar namun

penuh kekuatan mujijat.

"Yen-moi, tak perlu kusangkal lagi. Aku

ingin menyatakan cintaku dan terus terang

saja. Aku ingin hubungan kita yang lama

bersambung lagi dan kau terimalah aku. Aku

tak ingin meninggalkan tempat ini!"

"Hm...!" Siao Yen terguncang, daya

sihir memasukinya. Kalau saja Beng San tak

bertambah Hok-te Sin-kangnya belum tentu

pemuda ini mampu melakukan serangan.2048

Sepasang matanya begitu berpengaruh

dan bagaikan bola lampu saja. Sorotnya

menembus dan langsung menusuk ulu hati.

Maka ketika gadis itu tergetar sekaligus

menggigil, suara Beng San begitu indah di

kedua telinganya maka gadis ini terisak dan...

tiba-tiba ia roboh di pelukan pemuda itu. Beng

San berhasil!

"Aku. . akupun bingung dan tak ingin

kau pergi. Semua ini kuceritakan untuk melihat

reaksimu, Beng San, kalau kau pergi akupun

hancur...!"

"Jadi kau menerima cintaku? Kau tak

menolaknya?"

"Cinta...?" Gadis ini menangis,

memejamkan mata.

"Eh, jawab dulu, Yen-moi. Apakah kau

menerima cintaku!"

Gadis itu mengguguk. Tiba-tiba Siao

Yen lupa diri begitu Beng San mendekap dan

menciumnya. Sapuan pemuda itu menghisap

pula air matanya. Dan ketika bibir Beng San

menyengat ganas dan barulah gadis ini

terkejut, pemuda itu tiba-tiba beringas maka2049

gadis ini berontak dan melepaskan diri.

Mendadak ia menjadi ngeri.

"Tidak. jangan!"

Beng San berlutut. Tiba-tiba pemuda ini

sadar dan harus cepat membuang nafsu

birahinya. Tak dapat disangkal tiba-tiba

kebuasannya muncul. Ia teringat kebiasaannya

menggauli gadis-gadis secara paksa. Iapun

hampir lupa diri. Maka berlutut dan menggigil

memeluk lutut itu, menyembunyikan mukanya

seperti orang sedih segera pemuda ini

memasang aksinya, sandiwaranya memang

baik.

"Ampun, maafkan aku. Aku.... aku

terlampau girang, Yen-moi. Aku terlampau

bahagia. Maafkan aku, akan tetapi

ceritakanlah bagaimana hubungan kita

berlanjut. Apakah perlu kita beritahukan Giok

Yang Cinjin dan dia menjadi ayah angkatku!"

Siao Yen lega, mengangkat bangun

pemuda ini , Tadi ia sudah ini merasa ngeri dan

tegang bahwa tiba-tiba Beng San begitu buas.

Wajah dan lehernya diciumi. Pemuda itu
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seperti gila. Akan tetapi melihat Beng San2050

berlutut dan gemetar menggigil, penuh sesal

maka gadis ini tak sampai hati dan sifat

kewanitaannya muncul, lembut dan luluh.

"Kau. . kau jangan membuatku takut.

Akan tetapi katakanlah bahwa cintamu tak

main-main!"

"Ah, main-main? Siapa main-main?

Aduh, sumpah mati aku tak main-main, Yen
moi, dibunuhpun sekarang mau. Akan tetapi

ceritakan bagaimana jalan keluarnya. Masa

seorang hukuman menikahi gadis baik-baik.

Bagaimana gurumu nanti!"

"Kau sebaiknya menceritakannya

kepada Giok Yang locianpwe. Aku wanita, tak

mungkin bebas. Karena kakek itu amat sayang

kepadamu maka ceritakanlah semuanya ini

akan tetapi hati-hati!"

"Baik, kemudian Suhumu? Subomu?

Aku khawatir terhadap subomu itu, Yen-moi, ia

galak. Juga masih ada kakakmu dan Boen Siong

di sana!"

"Kwan-ko tak akan menghalangiku. la

sayang padaku, Beng San, sedang suteku Boen

Siong, hmm... iapun rasanya tak apa-apa. Yang2051

berbahaya dan berat hanyalah subo, juga Sam
hwesio!"

"Hm, kalau begitu terancam gagal. Ah

aku bingung tapi biarkan Giok Yang Cinjin ke

mari. la harus menolong kita!"

"Baiklah, besok aku kembali dan lihat ia

datang!"

Benar saja, Giok Yang Cinjin berkelebat

masuk. Untunglah lewat pintu samping gadis

ini dapat menghilang cepat. Kakek ini tertegun.

Dan ketika Beng San menyambut dan tak tahu

hidung kakek itu mengendus-endus,

keharuman tubuh Siao Yen tertangkap kakek

ini maka pemuda itu terkejut ditanya

mendadak.

"Bau wanita, eh, seperti Siao Yen!

Apakah baru saja ia meninggalkan tempat ini,

Beng San, di mana dia!"

Pemuda itu menjura, tertawa gugup.

Tentu saja Beng San harus bersandiwara baik

dan pemuda inipun mengangguk. Tanpa perlu

berbohong lagi tiba-tiba ia berlutut. Dan ketika

kakek itu terkejut dan ganti membelalakkan2052

mata maka pemuda ini tiba-tiba menangis dan

tersedu.

"Cinjin, kau tolonglah kami. Siao Yen

memang baru saja ke sini akan tetapi kami

menghadapi masalah berat. Kami ingin

menikah."

"Heh? Apa kau bilang?!"

"Benar, kami saling mencinta. Aku dan

Siao Yen sedang bingung, Cinjin, hubungan

kami secara diam-diam. Baiklah kuceritakan

terus terang dan kaulah harapan terakhir!"

Beng San diangkat bangun dan pemuda ini tak

menyia-nyiakan kesempatan. Ia langsung ke

pokok sasaran dan Giok Yang Cinjin

melebarkan matanya. Kakek ini mengangkat

alis tinggi-tinggi. Akan tetapi ketika tergelak

dan meloncat bangun, pemuda itu

didorongnya jatuh maka ia bertepuk tangan.

Kakek ini berjingkrak dan girang bukan main.

"Horee, ini berita bagus. Dengan begini

tak mungkin lagi Li-hujin menolaknya. Ha-ha,

kenapa baru sekarang kau ceritakan, Beng San.

Aku setuju sekali, sangat setuju. Ah, biar2053

kubicarakan dengan Peng taihiap dan kau

tunggu di sini!"

Beng San menjadi tegang. Kakek itu

meloncat pergi dan Naga Gurun Gobi tentu

saja terkejut. Datang-datang kakek ini

berjingkrak. Dan ketika ia langsung nyeplos

bicara, betapa dua muda-mudi itu saling

mencinta maka tak ayal lagi pendekar ini

memanggil murid wanitanya itu.

Siao Yen merah padam, tak mungkin

menyangkal. Dan ketika pendekar ini

terkesima tak dapat bicara, semua terasa

begitu cepat maka Po Kwan dipanggil dan

pemuda inipun terkejut oleh berita itu, akan

tetapi akhirnya melirik dan mengangguk
angguk. Beng San sudah dilihatnya sebagai

pemuda baik-baik dan iapun tak keberatan.

"Jadi kau menyetujui adikmu menikah

dengan Beng San? Kau tak menolaknya?"

"Teecu hanya ingin membahagiakan

adik, suhu. Karena Beng San sudah tidak

seperti dulu lagi tentu saja teecu tak

keberatan. Akan tetapi suhu adalah pengganti2054

orang tua. Suhulah yang merestui atau

menolaknya."

"Hm, aku orang luar, dalam hal ini

orang luar. Kau adalah pengganti ayah ibumu,

Po Kwen, kau orang tua bagi adikmu Siao Yen.

Kalau kau setuju akupun merestui."

"Tapi bagaimana subo!" Siao Yen tiba
tiba berseru, menggigil dan terisak, jelas tak

dapat menyembunyikan ketegangan.

"Subomu tak dapat berbuat apa-apa,

Siao Yen, kau adalah yang paling

berkepentingan. Kalau kalian sudah saling

mencinta dan Beng San benar baik-baik tentu

siapapun tak dapat menghalangi."

"Kalau begitu terima kasih!" gadis ini

menjatuhkan diri berlutut, menangis lalu

melompat pergi. Giok Yang tertawa. "Terima

kasih, suhu. Teecu tak dapat melupakan semua

budi baikmu ini!"

Gobi gempar. Tiba-tiba saja berita ini

menyebar cepat dan Li-hujin tentu saja tak

dapat berbuat apa-apa . Nyonya itu tertegun

dan terhenyak. Kalau sudah begini tentu saja ia2055

tak dapat menghalangi. Itu hak asasi anak-anak

muda, siapapun harus minggir.

Maka ketika nyonya itu terguncang

sejenak namun tak dapat berbuat apa-apa,

Beng San tentu saja segera bebas maka

secepat kilat diadakan rapat keluarga bahwa

perkawinan dilakukan secepat mungkin. Ini

untuk menuntaskan masalah Beng San yang

kini hendak menjadi menantu Naga Gurun

Gobi.

Undangan pernikahanpun segera

dikirim, membuat tokoh-tokoh persilatan

terhenyak akan tetapi turut gembira. Mereka

melihat bahwa Beng San memang sudah

menjadi pemuda baik-baik!

Akan tetapi sumber celaka muncul.

Beng San yang begitu gembira dan tak dapat

menahan nafsunya akhirnya menjebloskan

Siao Yen dalam aib hina. Dengan kekuatan dan

kelebihannya pemuda ini menyihir gadis itu,

suatu malam Siao Yen menyerahkan

kehormatannya. Dan ketika gadis itu tersedu
sedu dan menyesal bukan main, Beng San2056

cepat membujuk maka pemuda itu berkata

bahwa semua ini adalah tanda cintanya.

"Kita sebentar lagi menikah, bulan

depan sudah menikah. Besok atau sekarang

sama saja, moi-moi, yang penting aku

bertanggung jawab dan mencintaimu.

Maafkanlah!"

Siao Yen reda. Mula-mula ia merasa

marah dan malu serta sakit hati. Baginya

kesucian adalah segala-galanya. Akan tetapi

ketika ia dipeluk dan dibelai lagi, bisikan dan

kata-kata lembut meninabobokkannya lagi

maka gadis ini terbuai dan hal itu tak aneh bagi

Beng San yang sudah berpengalaman ini.

Pemuda itu cukup tahu kelemahen wanita

setelah diajari Siauw Lam. Beng San sungguh

bukan bocah ingusan!

Tiba-tiba pintu diketuk. Seorang

pelayan manis muncul dan Siao Yen sampai

kaget. Mereka terlalu gegabah di kamar itu,

berdua! Akan tetapi ketika Lu-lu muncul

membawakan minuman, tentu saja juga

tertegun dan terkejut melihat Beng San di

kamar gadis ini maka gadis itu cepat pergi dan2057

tersipu-sipu, saking gugupnya sampai ujung

kainnya robek terkait pegangan pintu,

memperlihatkan sebagian pahanya yang

tersingkap. Paha seorang gadis mulus berusia

limabelasan tahun!

"Ihh!"

Yang terguncang dan tergetar tentu

Beng San. Harap diketahui bahwa pemuda ini

adalah harimau berbahaya. Berahinya

terhadap wanita mudah bangkit, apalagi gadis
gadis muda seperti Lu-lu lahap akan barang

baru dan sejak itu pemuda ini gelisah. Paha

gadis itu selalu terbayang-bayang! Maka ketika

hari itu dan selanjutnya ia tak dapat

melupakan ini timbulah watak iblis yang

sebenarnya terpendam maka Beng San

mencari tahu tentang siapa dan di mana gadis
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini tinggal.

Ternyata gadis itu adalah pelayan

pribadi Li-hujin. sejak Siao Yen menjalin cinta

dengan Beng San maka nyonya ini tentu saja

tak enak mempergunakan gadis itu sebagai

pelayannya. Biarpun ia adalah subonya akan

tetapi gadis ini sebentar lagi berumah tangga.2058

Siao Yen akan bebas dan karena itu ia mencari

pengganti, didapatlah Lu-lu dan disuruhnya

gadis remaja ini melayani Siao Yen pula.

Keluarga Gurun Gobi memang tahu

menghargai orang, meskipun terhadap murid

sendiri. Maka ketika hari itu gadis ini mengetuk

pintu kamar, Siao Yen terbuai dan mabok cinta

maka masing-masing sama terkejut dan saking

gugupnya ujung kain gadis ini tercantol pintu,

menyingkap paha!

Siao Yen sebagai gadis hijau sama sekali

tak tahu buruknya laki-laki, terutama seperti

Beng San. Ia tak bakalan menduga bahwa

sudah diberi satu minta dua, diberi hati minta

jantung. Maka ketika ia melupakan itu dan

tentu saja cepat memberi tahu agar Lu-lu tak

menceritakan kepada siapapun, betapa Beng

San berada di kamarnya adalah gadis itu yang

sejak saat itu juga terguncang dan tergetar

oleh pandang mata Beng San. Pandang mata

yang penuh mujijat dan membuat bulu

tubuhnya meremang entah oleh apa!

Dan gadis ini semakin terkejut lagi

ketika tahu-tahu di suatu senja pemuda itu2059

muncul. Beng San menepuk lembut pundaknya

dan tiba-tiba ia seakan lumpuh. Pandang mata

itu menyihirnya lagi. Pandang mata mujijat.

Dan ketika ia ah-uh-ah-uh tak dapat

melepaskan diri, menggigil tahu-tahu ia telah

dipondong dan masuk ke gerumbul semak

belukar! lblis telah menguasai pemuda ini

Dengan kepandaiannya yang tinggi dan tenaga

batin yang kuat maka mudah saja bagi Beng

San menguasai gadis ini. la sudah tak tahan dan

terbakar berhari-hari.

Bayangan gadis itu tak kuasa lagi

dikendalikan. Maka ketika senja itu ia

mencegat gadis ini dan sebelumnya telah

merapal mantra-mantra, gurunya pernah

memberikan itu maka gadis pelayan ini jatuh

ke tangannya dan Beng San menerkam buas.

Celakanya seorang murid Gobi muncul. la

adalah Siauw-ceng Hwesio yang ingin buang air

besar, masuk ke gerumbul dan tentu saja

terkejut. Dilihatnya Beng San bergumul. Maka

ketika ia berteriak dan teriakannya

mengejutkan seorang penjaga, tentu saja juga

Beng San maka pemuda ini mencelos dan tiba-2060

tiba ia mencelat dan tanpa banyak ampun lagi

menghantam kepal hwesio itu.

"Prakk!"

Siauw-ceng Hwesio roboh. la tewas

seketika dan Lu-lupun menjerit.

Jeritannyakembali menggugah kesunyian.

Beng Santelanjang bulat. Dan ketika pemuda

itu kaget dan semakin terkejut saja, juga panik

maka nafsu membunuhnya menggila dan tiba
tiba iapun melepaskan tamparan akan tetapi

bersamaan jtu penjaga dan sebuah bayangan

berkelebat. Giok Yang Cinjin dan seorang

murid Gobi.

"Prakk! "

Gadis itupun roboh dan Beng San

menyambar pakaiannya. Tiba-tiba ia menyesal

bukan main akan tetapi nasi telah menjadi

bubur. Dua orang in berseru tertahan. Dan

ketika Giok Yang tertegun akan tetapi pemuda

itu sudah menyambar, Beng San menjadi

mahluk yang buas sekali maka tosu ini

membanting tubuh bergulingan akan tetapi

murid Gobi kalah cepat dan memang kalah

tinggi dibanding Beng San.2061

"Dess!"

Senja menjadi berdarah. Giok Yang

Cinjin bergulingan meloncat bangun dan kakek

ini mencabut pedang. seakan tak percaya akan

apa yang dilihat. Tiga nyawa roboh berturut
turut, satu di antaranya pelayan Li-hujin dan

gadis itupun tewas dengan tubuh telanjeng

bulat. Apa yang terjadi segera dimaklumi kakek

ini. Beng San melakukan perbuatan biadab. Ia

memekik dan menusukkan pedangnya, marah

segera tosu ini memaki-maki dan bersamaan

itu, bayangan-bayangan lain berkelebatan.

Beng San pucat sekali.

"Bedebah, terkutuk. Kau manusia iblis

yang tak berjantung, Beng San. Kau bocah

hina-dina yang tak pantas mendapat

kemuliaan. Keparat!"

Beng Sen mandi keringat. la tak banyak

cakap lagi dan menangkis serta membentak

tosu itu. Sekali pukul pedangpun patah-patah.

Hok-te Sin-kangnya dikerahkan. Akan tetapi

karena saat itu berkelebat bayangan-bayangan

lain dan satu di antaranya adalah Siao Yen,

Beng San benar-benar panik maka ia memutar2062

tubuh dan melarikan diri ketika kakek itu

terlempar dan terbanting bergulingan.

Beng San tentu akan membunuhnya

kalau tidak datang Siao Yen dan lain-lain.

"Tutup pintu gerbang! Tutup pintu

gerbang! Bocah itu membunuh Lu-lu dan lain
lain. Kejar!"

Kegaduhan terjadi. Siao Yen menjerit

dan mendekap mulut tertahan melihat apa

yang terjadi. Gadis ini nyaris tak percaya dan

membelalakkan matanya melihat tiga mayat

itu, terutama Lu-lu yang telanjang bulat dan

habis dipermainkan. Akan tetapi melengking

dan menjejakkan kakinya kuat-kuat, terbang

dan mencelat menyambar pemuda itu maka

gadis ini membentak dan kemarahannya tak

dapat dibendung lagi. lapun sekaligus sakit hati

teringat kesuciannya yang telah diserahkan

kepada pemuda itu.

"Beng San, manusia jahanam. Tunggu

dan jangan lari!" Ia berkelebat.

Akan tetapi pemuda itu lari dan

mempergunakan Lui-thian-to-jitnya (Kilat

Menyambar Matahari). Ginkang atau ilmu2063

meringankan tubuh ini memang hebat apalagi

setelah Hok-te Sin-kang dikuasai sepenuhnya.

Tubuh pemuda itu menyambar dan kemudian

sudah berada di atas tembok yang tinggi. Akan

tetapi ketika dari depan menyambar bayangan

kuning dan itulah Po Kwan, membentak dan

menyerangnya maka pemuda ini terpental

masuk dan jatuh kembali ke bawah.

"Biadab dan sungguh tak tahu diri. Apa

yang kau lakukan di sini, Beng San. Kau iblis tak

berjantung yang tega benar merusak

suasana!"

Beng San bingung, lari ke selatan. Ia

hendak berlindung di balik kegelapan senja

akan tetapi dari mana-mana muncullah orang
orang lainnya, termasuk Naga Gurun Gobi.

Dan ketika ia lari ke utara dan barat

sampai akhirnya ke belakang gunung, Po Kwan

membentak dan masih mengejarnya maka

pemuda inipun mendaki bukit keramat ?i

mana dulu mendiang Ji Leng Hwesio bertapa,

juga sekaligus tempat hukuman gurunya ketika

tertawan. Pemuda ini panik dan benar-benar

kuyup oleh keringat dingin. Namun bayangan2064

putih berkelebat. Boen Siong, yang paling

ditakuti tiba-tiba mencegat. Beng San menjadi

gentar namun marah membentak pemuda ini.

Tanpa banyak cakap lagi ia menerjang. Akan

tetapi ketika Boen Siong menangkis dan ia

terpental, berteriaklah pemuda itu maka Beng

San melempar tubuh bergulingan untuk

kemudian melarikan diri dan mempergunakan

Lui-thian-to-jitnya itu.

"Keparat, minggir dan jangan halangi

aku!"

Akan tetapi Boen Siong memiliki Bu
eng-sut (Elang Cahaya). Dengan gerakan luar

biasa pemuda ini menyambar dan berjungkir

balik, lawan menjadi pucat. Dan ketika Beng

San menangkis dan kembali terpental, ?aat

itulah yang lain-lain naik bukit maka pemuda

ini putus asa dan tiba-tiba berhamburanlah

jarum-jarum beracun dari tangannya. Boen

Siong dan orang di bawah mendapat bagian,

termasuk Siao Yen!

Namun Semua memukul runtuh dan

Boen Siong mengebut patah-patah. Kini

mereka berada di puncak bukit dan tokoh-2065

tokoh Gobi mengepung di situ. Peng Houw

terbelalak dan merah padam melihat pemuda

itu, jangan ditanya isterinya yang sudah

melengking-lengking dan memaki pemuda itu.

Beng San tak mungkin melarikan diri, kecuali

terbang bersayap. Dan ketika bayangan hijau
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyambar dan Siao Yen menerjang di situ,

membentak dan memaki-maki maka gadis ini

sudah minta agar yang lain mundur dan dia

saja yang menghadapi. Pertandingan tak dapat

dihindarkan lagi dan Beng San mengelak maju

mundur. Akan tetapi pemuda ini membalas.

Dalam gugup dan paniknya melihat begitu

banyak orang tiba-tiba ia terpelanting oleh

pukulan Siao Yen. Untunglah sinkangnya yang

kuat tak sampai membuatnya roboh, pukulan

itu mengenai tengkuknya.

Dan ketika pemuda ini bangkit dan

mengelak serta membalas, apa boleh buat

sudah basah kepalang kuyup maka selanjutnya

Naga Gurun Gobi dan Boen Siong dibuat

terbelalak. Siao Yen terpental dan akhirnya

sering terbanting.2066

"la memiliki Hok-te Sin-kang

sepenuhnya. Pemuda ini, eh... ia bohong!"

Yang lain terkejut. Tentu saja mereka

tak mengerti maksud seruan Naga Gurun Gobi

itu akan tetapi Beng San semakin gelisah.

Harap diketahui saja bahwa pendekar ini

adalah pewaris Hok-te Sin-kang. Hanya

pendekar itulah satu-satunya yang murni

mendapatkan Hok-te Sin-kang. Mendiang Ji

Leng Hwesio mewariskan dan menyerahkan

langsung tenaga sakti itu.

Maka ketika pendekar ini terbelalak

dan sebentar kemudian berkejap-kejap,

keanehan dan keganjilan itu segera ditangkap

tiba-tiba pendekar ini sadar bahwa semua

orang dibohongi. Pemuda itu telah

mendapatkan Hok-te Sin-kang sepenuhnya

padahal dulu hanya separoh. Kini otaknya yang

cerdas bekerja. Dan karena jelek-jelek

pendekar ini adalah orang yang sudah kenyang

asam garam kehidupan, juga licik curang

orang-orang sesat maka pendekar itu berubah

dan segera ia maklum bahwa pemuda itu

bohong. Kematian Chi Koan bukan sekedar2067

dibunuh tanpa sengaja melainkan benar-benar

sudah dipersiapkan dan pemuda itu menyedot

sinkang gurunya!

Gegerlah orang-orang lain ketika diberi

tahu ini. Sekejap saja hancurlah simpati orang

banyak terhadap Beng San. Pemuda itu kiranya

iblis. Dan ketika Beng San tiba-tiba tertawa

bergelak dan tak perlu bersembunyi lagi, ia

berhadapan dengan orang yang tahu segala
galanya tiba-tiba pemuda itu mendorongkan

lengan. pendekar ini telah menyerahkan Hok
te sin-kang kepada Siao Yen kakak beradik dan

hanya merupakan singa ompong saja.

"Ha-ha, tak perlu kusangkal. Kau

cerdas, Naga Gurun Gobi, semuanya betul.

Akan tetapi kalian tak dapat membunuhku dan

mampuslah!"

Po Kwan terkejut. Saat itu adiknya

terlempar dan terguling-guling dan tiba
tiba pemuda ini menghantam gurunya. La

membentak dan menangkis akan tetapi saat

itu Boen Siong juga melindungi ayahnya. Dua

potongan menghimpit Beng San.2068

Dan ketika pemuda itu terpental

namun Naga Gurun Gobi terlempar dan roboh,

masih juga keserempet pukulan maka Po Kwan

tak dapat menahan marahnya dan menerjang

pemuda ini. Boen Siong menolong ayahnya.

"Terkutuk, sungguh biadab. Kau

kiranya tak pernah melepaskan keinginanmu

untuk mendapatkan Hok-te Sin-kang, Beng

San, akan tetapi caramu sungguh keji!"

"Ha-ha, tak perlu banyak mulut.

Robohlah!"

Beng San melepas lagi pukulannya akan

tetapi kini disertai jarum-jarum beracun. Ia

menghamburkan dan melepas itu termasuk ke

tokoh-tokoh lain, ketua Gobi dan juga Giok

Yang serta Kim Cu Cin jin. Namun ketika orang
orang itu mundur dan ia gagal, Po Kwan

menerjang lagi maka Siao Yen meloncat

bangun dan menyerang sengit. Gadis ini marah

dan benci sekali. Kini pemuda itu dikeroyok.

Kakak beradik ini tak mengeluarkan lagi ilmu
ilmu Gobi melainkan Hok-te Sin-kang juga.

Thai-san-ap-ting maupun lain-lain tak akan

mempan menghadapi pemuda ini. Beng San2069

kelewat tangguh. Maka ketika kakak beradik

itu menggabung tenaga mereka dan Hok-te

Sin-kang bertemu Hok-te Sin-kang maka bukit

tergetar dan beberapa batu gunung

berguguran. Bintang mulai berkedip-kedip

sementara bulan tampak sayu. Sedih!

Kini pimpinan Gobi membuat obor.

Ratusan murid mengepung pula namun

mereka terpelanting dan terjungkal. Ji-hwesio

menyuruh mundur, benturan terlampau

hebat. Dan ketika akhirnya hanya Para

pimpinan dan mereka yang berkepandaian

tinggi saja berada di puncak, bulan

bersembunyi di balik awan hitam maka

angkasa membisu sedih menyaksikan kejadian

di atas bumi. Dua pihak bertanding hebat. Siao

Yen dan Po Kwan berkali-kali menangkis

pukulan pemuda itu dan akhirnya berhasil.

Hanya berkat semangat dan kegigihan luar

biasa Beng San mampu mempertahankan diri.

Po Kwan terutama Siao Yen begitu hebat

menerjang. Gadis ini betul-betul sakit hati dlan

marah sekali. la merasa tertipu lahir batin.2070

Dan ketika menjelang tengah malam

pemuda ini mulai terdesak, tekanan mental

dan grogi menggerogoti batinnya maka tak

terasa lagi mereka di balik gunung dan sebuah

jurang menganga siap menerima siapa saja

yang roboh. Akan tetapi Beng San benar-benar

mengagumkan, Ia memiliki Lui-thian-to-jit

yang membuatnya terbang menyambar
nyambar itu. Dia hanya kalah oleh kemurnian

Hok-te Sin-kang akan tetapi menang ginkang.

kakak beradik ini tak memiliki. Maka ketika

pertandingan berjalan seru dan juga alot,

masing-masing hendak merobohkan yang lain

akhirnya daya tahan dan hawa murnilah yang

pegang peranan.

Beng San terlalu banyak

menghamburkan nafsu birahinya tidak seperti

kakak beradik itu. Pemuda ini sebenarnya

sudah terlalu "kotor! dan tak lagi sehat. Hawa

murninya jelas kalah dibanding kakak beradik

itu.

Dan karena sinkangnya juga kalah

bersih dibanding Siao Yen maupun Po Kwan,

kakak beradik ini mendapatkannya dari guru2071

mereka sementara Naga Gurun Gobi

mendapatkannya dari dedengkot Go-bi, Ji Leng

Hwesio seorang pertapa maka di sinilah

pemuda itu mengakui bahwa tenaga dan hawa

murninya kalah kuat. la hanya memiliki

kelebihan Lui-thian-to-jit akan tetapi lama
lama terkuras juga, napasnya memburu.

Ayam jantan mulai berkokok.

Pertandingan itu mendekati titik akhir setelah

pemuda ini terhuyung-huyung. Dua kali Beng

San terpelanting. Dan ketika pemuda itu

gemetar dan pucat pasi, jarum dan senjata

rahasia habis dihambur-hamburkan akhirnya

meluncurlah dorongan Po Kwan disusul Siao

Yen.

"Dess!"

Enam telapak beradu. Tiga orang muda

itu berkutat dan saling dorong-mendorong .

Beng San bertahan akan tetapi tak kuat,

doyong dan menekuk kedua sikunya akan

tetapi kakak beradik ini menekan.

Yang paling mengerikan adalah

pandang mata Siao Yen, gadis ini seakan

hangus dan berapi-api, membakar dan2072

melahap wajah Beng San bagai dewi maut tak

kenal ampun. Gadis itu mendesis, mendorong

dan terus menekan akan tetapi Beng San

bertahan. Pemuda ini berseru keras dan

menambah tenaganya akan tetapi tiba-tiba Po

Kwan menggencet.

Dan ketika pemuda itu mengeluh dan

tertekuk lututnya, uap putih mengepul maka

Siao Yen berseru mengimbangi dan.. bless!"

tertanamlah kaki pemuda itu setinggi

pergelangan. Beng San mengeluh dan pucat

gemetar akan tetapi pemuda ini bertahan.

Gadis itu tak kenal ampun dan menambah lagi,

hampir berbareng menekan bersama

kakaknya. Dan ketika kaki itu semakin amblas

dan terdesak, hampir mencapai lutut tiba-tiba

gadis itu melengking dan tanpa diduga-duga

mengibaskan rambutnya melontar tusuk

sanggul yang menghias kepala.

"Crep!"

Beng San menjerit dan berteriak ngeri.

Tanpa ampun lagi tusuk rambut itu menancap
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di dada kirinya, roboh dan terjengkang. Dan

ketika semua terkejut menahan napas, Siao2073

Yen melengking sekali lagi maka kakinya

mencuat dan..dess!", terlemparlah pemuda

itu ke bawah jurang.

Tak ada teriakan mengiringi tragedi ini.

Beng San roboh dan terjengkang ditusuk

senjata tajam, mencelat dan kini jatuh ke

dalam jurang, melayang-layang dan akhirnya

lenyap di bawah sana. Terdengar suara

berdebuk, lalu hening. Dan ketika semua

tertegun dan menahan napas, kejadian itu

amatlah mencekam maka Siao Yen terisak dan

tiba-tiba menangis pergi, lari turun bukit.

"Yen-moi!"

"Suci!"

Akan tetapi gadis itu meluncur cepat. Ia

tak menghiraukan panggilan kakaknya dan

Boen Siong, dan otomatis sang kakak

berkelebat. Boen Siong tertegun dan hendak

meloncat namun sang ibu mencengkeram

lengeannya, sang ayah juga menahan dengan

isyarat mata. Dan ketika ia sadar bahwa sang

suheng lebih berhak, tentulah sang kakak

hendak menghibur adiknya maka ketua Gobi

dan lain-lain merangkapkan tangan di pinggir2074

jurang itu. Giok Yang gemetaran seluruh

tubuhnya dan Kim Cu Cinjin menyentuh

pundaknya lembut.

"Omitohud, berakhir sudah kisah

seorang anak manusia. Sungguh mengejutkan

dan mengherankan benar, Cinjin. Pinceng

betul-betul tak mengerti sepak terjang anak itu

dan ia menghancurkan nasibnya sendiri!"

"Siancai, pintopun tak menduga dan

tak menyangkanya sama sekali. Watak

manusia sungguh aneh, Ji-lo-suhu. Pinto

benar-benar ngeri!"

"Dan aku yang paling tolol. Aku

memelihara seekor srigala ganas yang kukira

anjing jinak!"

"Hm, tak perlu menyalahkan diri

sendiri. Ada kejadian tentu terkandung

pelajaran, Cinjin. Kalau tidak salah justeru

kaulah kuncinya. Pinceng menemukan ini dan

barangkali jatuh dari saku bajumu."

"Siancai!" tosu itu terkejut. Benar

sekali, lo-suhu. Dan ini, ah...tiba-tiba semua

terkejut. Di kala kabut terusik pagi dan

matahari yang kemerahan muncul di ufuk2075

timur mendadak terdengar suara yang-khim

(kecapi). Tali senarnya berdenting-denting dan

mendadak segumpal kabut putih melayang di

udara. Tadinya disangka kabut biasa akan

tetapi justeru dari balik kabut inilah yang-khim

itu terdengar.

Dan ketika kabut ini berjalan dan terus

menuruni bukit, atau tepatnya menuju ke

jurang itu maka Kim Cu Cinjin berseru kaget

dan menjatuhkan diri berlutut.

"Sian-su (kakek dewa)!"

Semua tersentak. Di pagi yang dingin

dan masih bersuasana mencekam itu tiba-tiba

munculah Bu-beng Sian-su. Kakek ini tertawa

dan suaranya begitu halus, lembut sekali. Lalu

ketika semua berlutut dan menjatuhkan diri,

Naga Gurun Gobi juga terkejut berseru girang

maka kakek itu berhenti dan kabut yang

membungkus tubuhnya bergerak-gerak.

Ratusan anak murid tercekam dan kaget.

Kakek itu berdiri di atas jurang, di tengah
tengah, tepat di dalam

"Selamat pagi, kuharap kalian semua

tak berada dalam ketegangan lagi. Apa niatmu2076

memanggilku, Cinjin, adakah yang perlu

kubantu."

Akan tetapi Giok Yang Cinjin meloncat.

Kakek inilah yang justeru menjawab dan ia

mendahului Kim Cu. Kakek yang gemetar dan

pucat merah berganti-ganti ini begitu gugup. la

seakan orang bersalah, atau berdosa. Karena

ketika ia menggigil dan berlutut di tepi jurang

itu, kakek dewa ini melayang-layang di tengah

maka tosu ini berkata,

"Ampun, aku gagal. Aku... aku tak tahu

jawabannya, Sian-su. Aku tak berhasil"

"Hm, tak tahu atau tak

memperdulikannya. Kau tak perlu bohong,

Cinjin, bohong hanya mengotori batin."

"Maaf, aku... , eh, betul. Aku tak

memperdulikannya, Sian-su. Syairmu sulit. Lagi

pula aku sibuk oleh urusanku. Ampun dan

maafkanlah aku dan katakanlah apa yang

harus kulakukan!"

"Berikanlah kepada Sam-hwesio.

Dialah yang agaknya dapat mengerti, Cinjin,

aku pergi dulu dan malam nanti kita bertemu

lagi. Selamat tinggal!" kakek itu berseru dan2077

tiba-tiba ia melambaikan tangan dengan

tawanya yang halus. Giok Yang memanggil

akan tetapi Bu-beng Sian-su meneruskan

langkahnya. Kakek ini menyeberangi jurang,

enak saja melayang-layang bagai tak

berlubang. Padahal jurang menganga di

bawah! Dan ketika tosu itu sia-sia memanggil

sementara yang-khim berdenting-denting lagi,

lembut dan menyejukkan bagai embun pagi

yang segar maka Kim Cu Cinjin bangun dan

membungkuk berulang-ulang ke arah kakek itu

pergi. Ketua Gobi dan lain-lain juga melakukan

hal yang sama. Hanya Boen Siong yang

terbelalak dan tertegun di situ, bengong

betapa kakek itu melangkah ringan di atas

jurang, melayang-layang. Padahal Boan-eng
sut yang dimiliki tak mungkin dapat seperti itu!

Maka ketika pemuda ini terkejut dan kagum

bukan main, saat itu murid-murid Gobi juga

berdiri dan terbengong-bengong maka Kim Cu

Cinjin tiba-tiba memandang Sam hwesio dan

yang dipandang tersenyum.

Dua pasang mata beradu dan seribu

pertanyaan dijawab, hwesio ini mengangguk.2078

Lalu ketika tosu itu membelalakkan mata

namun berkelebat ke bawah, Sam-hwesio

mendahului yang lain maka Giok Yang ditanya

akan tetapi kakek ini menyusul dan berkelebat

pula.

Kini bergeraklah yang lain-lain. Naga

Gurun Gobi memandang ji-susioknya akan

tetapi pimpinan Gobi ini mengangguk. Tanpa

banyak cakap pula hwesio itu berkelebat ke

bawah. Dan ketika semua bergerak dan para

murid diperintahkan bubar, lupalah mereka

kepada Siao Yen dan kakaknya maka

pesanggrahan di ruang dalam menjadi penuh.

Sam-hwesio dan Giok Yang Cinjin berada di

situ, mereka telah duduk bersila. Sebuah syair

di tangan. Dan ketika semua hening dan

terpaku kepada kertas di tangan Giok Yang

Cinjin, itulah benda yang tadi terjatuh dan

diberikan Sam-hwesio maka semua kening

berkerut akan tetapi tak satupun dapat

menjawab!

***2079

Malam itu dingin menggigit tulang.

Tujuh orang di ruangan ini tetap tak bergeming

dan tak bergerak. Mereka adalah Naga Gurun

Gobi dan anak isterinya serta dua pimpinan

Gobi, Ji-hwesio dan Sam-hwesio. Di sebelah

kakek ini, di kiri kanan duduk Giok Yang Cinjin

dan Kim Cu Cinjin. Semua bekerja keras

memeras otak. Syair di tangan Giok Yang

berpindah-pindah, syair dari Bu-beng Sian-su.

Dan ketika akhirnya kembali ke pemiliknya dan

kakek itu membisu bingung, siapapun tak

dapat menolongnya maka dingin menusuk

tulang dan dentang lonceng menunjukkan jam

dua belas malam.

Tiba-tiba terdengar denting halus itu,

dua belas kali. Tadinya semua orang gagah ini

mengira denting lonceng akan tetapi tiba-tiba

terkejut. Lonceng sudah berhenti. Itu auara

lain! Dan ketika mereka menengok dan

masuklah apa yang ditunggu, denting yang
khim menyadarkan mereka maka Bu-beng

Sian-su, kakek itu melayang-layang memasuki2080

ruang Bak Seorang siluman atau roh halus yang

sedang gentayangan!

"Sian-su!" semua memberi hormat,

sadar akan kehadiran kakek dan denting

lenyap dan sebagai gantinya terdengarlah

tawa lembut itu. Murid yang tak tahu tentu

bakal lintang-pukang, mengira hantu. Akan

tetapi karena orang-orang gagah ini mengenal

dan Kim Cu Cinjin lagi-lagi mendahului, dialah

tokoh tertua di antara Semua orang maka

kakek ini tahu-tahu sudah berada di tengah

dan bersila dengan sikap masih melayang
layang. Boen Siong jerih dan gentar!

"Heh-heh, maafkan aku. Sengaja

kutunggu tengah malam ini, cuwi-enghiong.
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tentunya kalian lebih dari cukup mendapat

kesempatan".

"Kami bodoh," Giok Yang Cinjin tiba
tiba mengeluh, menjatuhkan diri berlutut di

depan kakek dewa ini.Kesempatan memang

cukup, Sisn-su, akan tetapi kami terutama

pinto (aku) tetap bodoh juga. Berilah kami

petunjuk!"2081

"Hm,,kalian tak menemukan jufa inti

syair itu?"

"Tidak, Sian-su, otak kami buntu!"

Kakek itu tertawa lembut sekali.

Tawanya demikian menyejukkan bagai angin

segar di tempet yang gerah. Orang-orang ini

memang merasa gerah setelah memeras otak.

Bahkan Giok Yang Cinjin berbasah keringat.

Akan tetapi ketika kakek ini menghentikan

tawanya dan mengangguk-angguk, Boen Siong

mencoba menerobos halimun di wajah kakek

ini tiba-tiba sepasang mata mencorong balik

memandangnya. Bagai lampu sorot yang

membuat pemuda itu kaget, terkesiap.

"Kau," jantung pemuda ini serasa

dihentak. "Bagaimana dengan kau, anak muda.

Tidakkah kau mengerti isinya atau sama sekali

tak mau mempelajarinya!'.

"Maaf" Boen Siong mengerahkan

sinkang akan tetapi gagal, gemetaran panas

dingin. "Aku tak tahu dan tak mengerti

jawabannya, Sian-su. Aku telah

mempelajarinya akan tetapi otakku begitu

bebal."2082

"Dan kau?" kakek ini tersenyum,

memandang Naga Gurun Gobi. "Apakah juga

tak mampu mencari jawabannya? Kau juga

bebal?"

Semua tertawa. Tiba-tiba suasana yang

begitu serius pecah sejenak, kakek ini lucu

juga. Akan tetapi pendekar itu menggeleng

dan Boen Siong lega tak bertemu Sorot

pandang, ia sungguh bergidik dan gentar sekali

maka Naga Gurun Gobi ini berkata dan

mengakui kelemahan diri sendiri.

"Sama seperti puteraku, akupun bodoh

dan tak sanggup menembusnya. Barangkali

memang bebal, Sian-su, kami ayah dan anak

sama-sama bebal!"

Kakek itu tertawa lagi, geli. Semua juga

geli akan tetapi ketika Li-hujin dituding dan

berjengit kaget maka kakek ini bertanya lagi.

Suaranya sungguh-sungguh dan lenyap

tawanya tadi. Dan ketika sang nyonya

berkeringat dingin sementara kakek itu tidak

main-main lagi maka kakek ini berseru dan

gema suaranya mulai memenuhi ruangan. Ada2083

semacem pengaruh mujijat yang tiba-tiba

membuat semua orangg tak tertawa lagi.

"Coba kau dan katakan apa yang kau

ketahui. Kau tentunya telah membaca dan

menyibak isi syair, hujin. Katakanlah dan

jangan bilang tidak tahu!"

"Ampun...!" Sang nyonya berlutut,

menggigil. Aku. aku juga bebal, Sian-Su . Aku

tak tahu seperti juga suami dan anakku. Kami

bingung"

"Hm, kalau begitu bacalah syair itu, biar

kudengar "

"Aku takut...!"

"Ah, tak ada harimau di sini, kita semua

teman. Bacalah dan biar yang lain mengikuti!"

Sang nyonya gemetaran, melirik dan m?nta

agar suaminya saja akan tetapi Naga Gurun

Gobi menggeleng. Pendekar ini tersenyum dan

memberanikan isterinya dengan pandangan

mata. Li-hujin takut jangan-jangan syair itu

memukul dirinya lagi, seperti dulu. Akan tetapi

ketika kakek ini tertawa dan berkata bahwa

syair itu berkitan dengan Beng San, orang lain

maka nyonya ini lega dan tanpa banyak cakap2084

iapun membaca berseru nyaring. Syair itu telah

di tangannya diberikan oleh Giok Yang Cinjin:

Buih dan gelobang bergolak mendidih

riak kecipak kuhantam menepi

garang menerjang tak kurasa pedih

badai dan kilat kuanggap sepi!

Gempur kulebur jagad seisi

tamak menghentak membakar hati

lupa segala ku tak ingat lagi

taufan menghempas sadarkan diri!

"Heh-heh-heh-heh!" kakek itu

terkekeh , mengangguk-angguk. "Benar

sekali,hujin, dan sekarang siapa yang dapat

menjawab setelah kuberi tahu bahwa itu

berhubungan dengan Beng San. Kunci jawaban

sudah kudekatkan!"

"Pinceng kira berhubungan dengan

nafsu, ketamakan Ji-hwesio tiba-tiba berseru

dan yang lain tiba-tiba mengangguk,

keberanian mulai muncul. "Anak muda itu

tamak dan bagnikan buih yang mendidih, ,2085

Pinceng kira inilah jawabannyn dan itulah yang

kau maksud"

"Betul, pinto juga mengira begitu. Bait

kedua sudah kau sebutkan. Sian-su Pinto

mendukung Ji-Lo-suhu!" Giok Yang

menyambung dan tiba-tiba kini begitu

bersemangat.

"Baik, dan yang lain-lain"

Kakek ini tersenyum-senyum, tak

membetulkan atau menolak dan tentu saja

ketua Gobi dan tosu itu tertegun. Ada kesan

jawaban mereka tak benar, paling tidak bahwa

tak tepat sasaranya. Maka terbelalak dan diam

seketika, lucu dua orang ini maka Naga Gurun

Gobi menghela nepas dan berkata, sikapnya

arif dan bijak.

"Sian-su, wejanganmu terkenal sukar

dan tak mudah ditebak. Kalau hanya begitu

saja jawabannya pasti tak akan sulit. Aku tak

berani menjawabnya,akan tetapi sudah

kutangkap bahwa persolan ini bersumber pada

watak."

"Ha-ha..!" kakek itu tiba-tiba tergelak.

"Kau betul, Naga Gurun Gobi, lanjutkanlah".2086

"Aku masih bodoh, belum menangkap

yang lain."

"Kalau begitu kau!" kakek ini menunjuk

Kim Cu, keadaan tiba-tiba menegang. "Coba

kau dan apa kelanjutannya, Cinjin. Katakan dan

apa yang kau lihat di sini!"

"Aku seperti Peng Houw, tak berani

gegabah. Biarlah kau tuntun kami dulu, Sian
Su. Pinto sebagai pendengar saja."

"Ha-ha, kalau begitu kau, atau kau!

Jawab dan coba lanjutkan kata-kata suamimu

Peng-hujin. Tentu kalian sudah mendekati dan

tinggal menyambung!"

Boen Siong dan ibunya terkejut.

Mereka ditunjuk sementara diri belumlah siap.

Paling baik adalah seperti Kim Cu Cinjin,

pendengar! Maka menggigil dan berseru

seperti kakek itu, Bu-beng Sian-su tergelak

gembira akhirnya Sam-hwesio ditunjuk dan

wakil ketua Gobi ini rupanya lebih siap.

"Jawabanku barangkali salah, akan

tetapi mungkin juga benar. Kalau salah

maafkan pinceng, Sian-su. Pinceng melihat

bahwa Beng San tak tahu diri. Maksud2087

pinceng.. . wutt!" kakek itu tiba-tiba

terkekeh,lenyap dan denting yang-khimnya

terdengar lagi.

"Kau telah menuju pokok jawaban, lo
suhu. Aku tak perlu di sini lagi, heh-heh..!"

Semua terkejut dan meloncat bangun

dan tiba-tiba kakek itu tak tampak bayangan

tubuhnya lagi. Yang-khim berdenting-denting

sampai akhirnya sayup-sayup sampai, lenyap

meninggalkan keheningan dan rasa kaget yang

begitu cepat. Jawaban Sam-hwesio malah

membuat kakek itu pergi. Luar biasa!

Akan tetapi ketika semua penasaran

dan kini memandang wakil pimpinan Gobi itu,

memang hwesio inilah yang paling bijak dan

waspada dibanding yang lain maka kakek itu

menarik napas dalam dan tiba-tiba duduk

kembali, tasbeh dikeluarkan dan dikebut
kebutkannya tiga kali.

"Omitohud, pinceng malah membuat

kejutan. Tahu begini tak usah cepat-cepat,

suheng. Kakek itu malah pergi. Pinceng

menjadi berat."2088

"Hm, katakan dan jelaskan lebih lanjut.

Aku jadi penasaran, lo-suhu, masa untuk

begitu saja kakek itu mewejangi kita. Masa

begini singkat!"

Giok Yang Cin-jin menjadi penasaran

dan kakek ini barangkali gemas. Yang dijadikan

pokok bahasan adalah Beng San, pemuda yang

dulu dicinta dan disayangnya itu. Maka tak

puas dan melotot melampiaskan penasaran,

memang kakek inilah yang rupanya paling
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkepentingan maka hwesio itu mengangguk
angguk dan mau mengerti.

"Pinceng rupanya harus menggantikan

kakek itu. Maaf kalau uraian pinceng keliru,

Cinjin, jika begitu tentu Sian-su harus kita

panggil lagi."

"Katakanlah, aku penasaran!"

"Inti syair itu memang ke situ, watak

tak tahu diri. Bahwa Beng San, seperti gurunya

Chi Koan memiliki watak buruk. Mereka

didorong oleh nafsu-nafsu lain hingga

berakibat fatal dan merugikan diri sendiri."

"Dan hanya untuk mengupas anak ini

kakek itu memberikan syairnya? Hanya untuk2089

seorang Beng San ia membuat kepalaku pening

dan berdenyut-denyut?"

"Salah, inilah pengetahuan berharga

yang penting untuk kita. Beng San hanya

contoh kecil, Cinjin. Pemuda itu hanya satu di

antara yang lain-lain!"

"Maksudmu?"

"Sian-su memberikan contoh yang jelas

dan kebetulan di depan mata akan tetapi

sesungguhnya banyak Beng San-Beng San yang

lain. Maksudku...!"

"Cukup, aku mengerti. Ha-ha, sekarang

aku mengerti. Ah, kiranya ke situ kakek itu

hendak mengatakan, Lo-suhu. Bahwa dunia ini

penuh orang-orang tak tahu diri dan temaha

(tamak). Aku sekarang terbuka, dan ini

memang betul. Aduh, dunia sudah terisi orang
orang jahat alias manusia-manusia tak tahu

diri dan itu memang tepat sekali. Semua orang

memang tak tahu diri, ha-ha!"

"Salah, bukan itu. Tidak semua yang

dimaksudkannya, Cinjin, hanya sebagian

besar!

"Sebagian besar?"2090

"Ya, sebagian besar. Karena di antara

semua manusia masih ada yang tahu diri, yang

bijak. Akan tetapi yang seperti ini tidaklah

banyak dan satu di antaranya adalah sahabat

kita Kim Cu Totiang!"

Semua terkejut, termasuk bekas ketua

Kun-lun itu. Kim Cu Cinjin mengerutkan kening

akan tetapi Sam-hwesio mengangguk-angguk.

Hwesio ini malah bangkit dan menjura di

depan kakek itu. Dan ketika Kim Cu Cinjin

tertegun akan tetapi menghela napas, cepat

bangkit dan membalas hwesio itu maka tosu

ini berkaca-kaca. Kisah masa lalunya

dibongkar.

"Sahabat kita Kim Cu Totiang adalah

satu di antara orang-orang yang tahu diri ini.

Dialah contoh dan teladan kita, Giok Yang

Cinjin. Lihatlah betapa ia melepaskan jabatan

semata urusan pribadinya yang mencoreng

nama partai. Inilah orang gagah yang betul
betul patut kita acungi jempol dan lihat betapa

dengan ringan ia melepaskan kedudukannya di

Kun lun!"2091

"Siancai..!" Giok Yang meloncat dan

menjura di depan rekannya itu. "Aku salah

bicara, Kim Cu Cinjin. Aku lancang

menyamaratakan semua orang sebagai tak

tahu diri. Sam-lo-suhu benar, kau

pengecualian di sini. Akan tetapi berapa

banyak orang-orang sepertimu ini karena

sebagian besar dari kita memang manusia
manusia tak tahu diri. Ha-he, maafkan pinto,

Cinjin... ,maafkan!"

Kim Cu Cinjin membungkuk dan

menbalas penghormatan itu. Tiba-tiba saja ia

menjadi kikuk dan tak enak dirinya dipuji-puji.

Entah bagaimana tiba-tiba ia menjadi

lawannya Beng San. Maka tertawa dan pura
pura menguap, ingin tidur maka kakek inipun

berkelebat dan tiba-tiba menghilang.

"Siancai pinto tak mengerti apa yang

kalian bicarakan ini. Aneh bahwa tiba-tiba

pinto diberi penghormatan, Cinjin, ini semua

gara-gara Sam-lo-suhu. Ah, pinto mengantuk

dan biar tidur dulu. Bu-beng Sian-su telah

pergi!"2092

Ji-lo-suhu dan Li Ceng mengangguk
angguk. Mereka dibuat terharu dan kagum

akan sikap bekas ketua Kun-lu ini dan memuji

seratus persen. Siapa tak tahu kisah

memalukan kakek itu di masa mudanya. Siapa

tak tahu betapa Kim Cu Cinjin dikejar-kejar dan

akhirnya dituntut para wanita yang dulu

menjadi kekasihnya.

Dan karena seorang tosu (pendeta) tak

mungkin menikah, apalagi yang sudah

berkedudukan tinggi sebagai seorang ketua

Kun-lun-pai yang amat terkenal maka kakek ini

mengundurkan diri dan menyerahkan jabatan

kepada orang lain. Sikap tahu diri yang patut

dipuji!

Giok Yang Cinjin tertawa-tawa. Tiba
tiba ia "mendusin" apa yang dimaksudkan

kakek dewa itu. Beng San dan "Beng San Beng

San" lain banyak terdapat di bumi ini , entah

murid atau orang dekat. Entah keluarga atau

orang luar. Dan karena kenyataan itu segera

dilihatnya dan memang banyak, kakek ini

terkekeh-kekeh akhirnya iapun berkelebat2093

pergi dan malam itu juga langsung

meninggalkan Gobi.

"Pinto kenyang, teramat kenyang.

Keterangan Sam-lo-suhu benar-benar bagus

dan menyadarkan pinto. Ha-ha, kulihat

sekarang orang-orang di sekitarku ini, Sam Lo
suhu, begitu juga orang-orang Selatan yang

menyerbu dulu itu. Mereka terbawa oleh sikap

pongah dan gejolak nafsu yang tolol. Dan pinto

bisa jadi termasuk di antara mereka ini. Ha-ha,

pinto akan belajar dan terima kasih atas semua

wejangan ini , Kakek dewa itu benar!"

Kakek ini lenyap akan tetapi suara

tawanya masih meninggalkan ruangan. Giok

Yang tiba-tiba tersipu merah dan kakek itu

teringat diri sendiri. Siapa di dunia ini yang tak

melakukan kesalahan.

Akan tetapi segera memperbaiki dan

meluruskan kesalahan adalah bijak,

tersesatlah orang-orang seperti Beng San

maka kakek ini geleng-geleng kepala betapa

Beng San adalah contoh yang jelas dan

gamblang. Betapa pemuda itu tak tahu diri

dengan mempermainkan Lu-lu, gadis pelayan2094

yang derajatnya rendah, padahal sebentar lagi

akan menjadi menantu Naga Gurun Gobi dan

telah dibebaskan dari segala hukuman. Dan

tertawa akan tetapi juga menangis teringat

semuanya itu, betapapun ada rasa tak rela

karena dialah yang menemukan dan

membawa anak muda itu pertama kali

akhirnya kakek ini terisak-isak dan menghilang

di luar tembok Gobi.

Boen Siong dan ayah ibunya saling

pandang. Kini di ruangan itu hanya tinggal

mereka bertiga karena Sam-hwesio dan Ji
hwesio menyusul beristirahat. Malam telah

larut.

Dan ketika tiba-tiba sang ibu terisak

dan menubruk ayahnya, teringatlah Li Ceng

betapa iapun tak tahu diri dengan memusuhi

dan menyia-nyiakan suaminya ini, bahkan

nyaris mengadu suaminya dengan puteranya

sendiri mendadak wanita itu mengguguk dan

Boen Siong berkelebat keluar. Ibunya tersedu

dan berulang-ulang minta maaf pada ayahnya,

sementara sang ayah memeluk dan minta2095

maaf pula atas segala sikap dan sepak terjang

masa lalu.

Dan ketika pendekar itu menuntun

isterinya memasuki kamar, tumpahlah segala

sesal dan rindu mendadak saja cinta kasih

tumbuh begitu besar dan suami isteri ini

terbuai semalam suntuk.

Mereka tak ingat apa-apa termasuk

Siao Yen dan kakaknya yang belum pulang.

Mereka juga bangun kesiangan ketika

keesokannya Boen Siong menunggu di luar.

Dan ketika sang putera tersipu melihat orang

tuanya bergandengan tangan, begitu mesra

maka laporan ini membuat suami isteri itu

tertegun.

"Mereka tak kembali? Kau telah

memeriksa kamarnya?"

"Benar , ayah, suheng dan Suci kembali.

Mereka tak ada di kamarnya dan sedikitpun

tak ada berita."

"Kalau begitu tunggu saja, masa tak

kembali."

Akan tetapi ketika sehari dan kemudian

seminggu bahkan sebulan kakak beradik itu tak2096

tampak batang hidungnya, cemaslah Naga

Gurun Gobi ini maka apa boleh buat puteranya

diperintahkan mencari. Sudah enam bulan
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kakak beradik itu menghilang! Coba keluarlah

dan cari mereka. Tentu ada sesuatu yang

terjadi, Boen Siong, tak mungkin begini saja."

"Atau jangan-jangan merekapun

seperti Beng San, tak tahu diri!"

"Hmh, jangan menuduh, niocu, apa

maksudmu?"

"Maksudku adalah mereka pergi

setelah mendapatkan segalanya di sini Kau

telah memberikan Hok-te Sin-kang dan

mereka mencari gara-gara!"

"Tak mungkin!" pendekar ini berkata

tegas. "Aku kenal baik watak mereka itu, niocu.

Siao Yen dan kakaknya tak mempunyai watak

seperti itu. Pasti ada apa-apa!" lalu membalik

dan menghadapi puteranya pendekar berkata,

"Coba kau selidiki sekali lagi dan setelah itu

laporkan. Kami tunggu di sini!"

Boen Siong mengangguk, berkelebat

lenyap. Sang ibu meneriaki agar tidak

terlampau lama. Lebih baik pulang dan pergi2097

lagi daripada menghilang sekalian. Dan ketika

pemuda itu mengangguk dan lenyap di luar

maka pencarian ini diusahakan akan tetapi dua

kakak beradik itu lenyap entah ke mana.

Setahun kemudian lewat dengan cepat

dan Boen Siong berulang-ulang melapor. la

pergi datang belasan kali.

Dan ketika untuk terakhir ayahnya

memerintahkan dan sang ibu mulai jengkel,

Boen Siong juga was-was maka di belakang

bukit di mana jurang maut itu menelan Beng

San munculah kepala seseorang dan di bawah

sinar bulan dan bintang yang berkedip-kedip

tampaklah seraut wajah mengerikan.

Wajah ini muncul begitu saja bagai

hantu malam. la merayap dan ngesot susah

payah. Mulutnya miring dan sebelah matanya

buta. Kaki pengkor dan tanganpun terlipat.

Sungguh seorang cacad yang mengharukan.

Atau mungkin hantu?

Akan tetapi ketika mahluk ini merayap

dan akhirnya melompati bibir Jurang roboh

dan menggeliat sambil meringis maka kata
katanya terdengar menyedihkan didalam2098

gelap itu. Kata-kata tak jelas sebagaimana

biasanya orang peyot dan lumpuh bicara.

"Aku berhasil. Aku..Aku, heh
heh...masih hidup, Gobi, akan tetapi aku

cacad. Awas kalian, kubalas dendam sakit

hatiku nanti. Beng San akan mengguncang

dunia, heh-heh...!"

Orang akan terkejut. Beng San?

Benarkah ini Beng San? Bukankah ia telah

tewas dan tusuk sanggul itu menancap di

dadanya. dijurang tak mungkin ia selamat di

bawah tusukan maut itu. Tusuk sanggul itu

menembus jantungnya! Akan tetapi ketika

orang ini terkekeh dan terseok-seok, mulutnya

bergumam dan jelas menyebut namanya

sendiri maka tak mungkin orang salah dengar

dan mau tak mau harus percaya. Akan tetapi

bagaimana pemuda itu masih hidup? Apakah

ia jatuh di tempat Iunak? Inipun tak mungkin,

karena suara berdebuk itu sampai terdengar

jauh ke atas!

Yang benar ialah memang terjadi

sesuatu yang di luar dugaan orang, sesuatu

yang lain di tubuh pemuda ini karena Beng San2099

memiliki keistimewaan, yakni jantungnya

berada di sebelah kanan bukannya kiri.

Sesuatu yang ajaib memang menjadi kelainan

pemuda ini dan tentu saja tak ada satupun

yang menduga. Bagi mereka pemuda itu telah

tewas. Tusuk sanggul Siao Yen mengenai

jantung.

Dan karena jurang itupun dalam dan

hanya berkat Thian Yang Agung saja manusia

dapat selamat, inilah yang tak terjangkau akal

pikiran manusia maka pemuda itu masih

hidup!

Akan tetapi Beng San telah rusak. Kaki

tangannya patah-patah dan mulutnyapun

perot. Sebelah mata pemuda ini tertusuk

dahan dan pecah, buta dan tinggallah sebelah

matanya yang lain. la pasti tewas kalau saja tak

memiliki daya tahan luar biasa. Kekuatan

tubuhnya mengagumkan. Dan karena jelek
jelek iapun pewaris Hok-te Sin-kang, tenaga

sakti inilah yang banyak menolong dan

menyelamatkannya maka ia masih hidup

meskipun terbanting di bawah jurang. Tusuk2100

sanggul itu salah tancap karena bukan

mengenai jantungnya.

Akan tetapi pemuda ini menderita

hebat. Justeru karena daya tahannya yang luar

biasa membuat ia merasakan siksaan itu. la

sering merintih dan menangis di dasar jurang.

Makanannya lumut, juga ular-ular yang

ditangkap dan masih mudah dirobohkannya.

Dan ketika ia mengobati luka-lukanya dengan

sisa obat yang ada, untunglah masih di kantung

baju maka pemuda ini bertahan akan tetapi

jangan tanya penderitaan atau kesakitannya

yang luar biasa. Berkali-kali pemuda ini roboh

pingsan. Berkali-kali sadar dan bangun lagi.

Dan ketika tetes-tetes embun adalah

penawar deheganya di kala tenggorokan

kering, jatuh bengun pemuda ini mengalami

siksaan di bawah jurang maka obat-obatan

yang kurang dan tiadanya bantuan membuat ia

cacad dan bongkok. Sebelah matanya melotot

sementara mulutnya perot. Menyedihkan!

Dan malam itu ia keluar jurang. Sisa

ketampanan dan kegagahannya sebagai

pemuda lihai lenyap. Beng San malah seperti2101

kakek-kakek buruk. Rambutnya panjang dan

riap-riapan pula. Sesungguhnya telah enam

bulan ia merayap dan mencoba keluar, berkali
kali berhenti di tengah jurang di ceruk-ceruk

dalam. Tentu saja amat berat. Akan tetapi

ketika malam itu ia berhasil dan terkekeh,

bintang mengerdip dan bersembunyi di balik

awan yang lewat maka bulanpun buru-buru

berlindung di balik awan berarak seakan ngeri

bahwa pemuda itu akan membuat geger lagi.

Bumi bakal menjadi hangus!

Ini benar. Beng San masih memiliki

ilmu-ilmu yang tinggi. la mungkin tak dapat

menghadapi lawan-lawannya yang lihai akan

tetapi ia dapat menurunkan kepandaiannya itu

kepada orang lain. Pemuda ini masih tetap

berbahaya! Maka ketika malam itu ia

merangkak dan terseok meninggalkan jurang,

betapapun ia pernah tinggal di Gobi dan tahu

lika-liku jalan maka pemuda ini menerobos

kegelapan malam untuk menyelamatkan diri.

Gobi sudah lengah sejak si buta dan

muridnya ini disangka tewas. Penjagaan

tidaklah begitu ketat. Maka terseok dan2102

merayap bagai ular melata, sesekali

menggeliat dan meloncat-loncat maka

pemuda yang berbahaya ini menjauhkan diri.

la membawa dendam setinggi gunung. Ia benci

orang-orang Gobi dan penghuninya. Dan

ketika malam itu awanpun menjadi gelap,

mendung berkumpul dan akhirnya turunlah

hujan deras maka di bawah siraman air

angkasa pemuda ini meninggalkan Gobi.

Setahun yang lewat hujanpun menjadi

awal pertanda buruk. Kini tanda itupun datang

lagi, murid si buta lolos. Dan ketika petir dan

guntur tak dihiraukan pemuda ini, murid yang

berjaga malah lenggut-lenggut dan tidur ayam

maka Beng San lolos dan pemuda ini berhasil

menyelamatkan diri. Awal bencana

memayungi manusia lagi. Gobi pasti akan

dibuat geger.

Dan ketika pemuda itu lenyap dan

akhirnya menyeberangi gurun, halilintar dan

kilat menyambar-nyambar maka mahluk

angkasa ini seakan melecut dan menendang
nendang Beng San, tak sudi atau tak ingin

melihat pemuda itu dan Beng San memang tak2103

akan di Gobi. la harus menjauh, jauh. Dan

ketika pemuda itu benar-benar lenyap

memasuki hutan, entah apa yang terjadi maka

sebuah misteri bakal mengusik ketenangan

tokoh-tokoh Gobi dan satu di antaranye tentu

saja Boen Siong!

T A M A T

Lereng Lawu 26-02-1993

Credit:

Sumber Buku Awie Dermawan

Edit OCR Yons

First in share Kolektor Ebook 24 November

2018 s/d 09 Maret 2019

Kabut Di Telaga See Ouw - Jilid 33 Tamat


Si Teratai Emas Karya Kho Ping Hoo Pendekar Bayangan Sukma 16 Prahara Di Lima Sekawan 9 Jo Anak Gelandangan

Cari Blog Ini