Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat Bagian 1
Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 0Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 1
KERIS PUSAKA
KYAI LOBAR
Jilid :
1 ? 12 (Tamat)
KARYA :
WIDI WIDAYAT
Omslag : S O E R O S O
Ilustrasi : H A R S
Terdaftar : No. Pol. 063 / BIN / LEKS / 74
Diterbitkan Oleh :
UP. TUNAS TANJAK
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/Foto Image : Awie Dermawan
Distribusi & filing : Yon SetionoKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 2
KERIS PUSAKA KYAI LOBAR
(Karya : Widi Widayat)
JILID 1
?BAPA .... ! Bapa .... ! Apakah bapa! hanya omong kosong
dan menipu saya?" demikian ucapan seorang pemuda, usianya baru
sekitar duapuluh tahun. Pemuda ini duduk didepan seorang kakek
yang seluruh rambutnya telab putih, yang disebut bapa.
Kakek ini sudah nampak tua sekali, dan tidak mengenakan baju.
Semua rarnbiut kepala, alis, jenggot maupun kumisaya telah putih
laksana kapuk. Kakek itu duduk bersila, tidat bergerak sedikitpun
seperti dalam keadaan sedang semadhi. Namun ia tidatk tafakur,
mukanya terangkat dan memandang ke depan. Akan tetapi ahh,
ternyata sepasang mata itu hanya berujud dua lobang mata yang
melompong, dua biji matanya sudah tidak ada lagi entah kemana.
Karena tidak merniliki biji mata lagi ini, maka jelas kakek ini
seorang yang cacat buta.
Karena kakek itu tak juga membuka mutut, maka pemuda itu
seperti tidak samar lagi. Ia membuka mulutaya lagi, mengucapkan
kata-katanya setengah merengek dan meratap. "Bapa . ! Bapa
.. ! Apakah bapa tidak mendengar? Apakah bapa hanya akan
menipu saya saja? Keadaan sulah amat mendesak bapa, sekarang
tanah tumpah darah kita Bali ini telah diserbu oleh orang-orang
Majapahit dalam jumlah besar. Apakah bapa tidak setia lagi kepada
tanah-air, sebingga membiarkan saja Bali diinjak-injak oleh orang
orang Majapahit??
Kakek itu belum juga bergerak, dia tidak pula membuka mutut
untuk menjawab. Tetapi sekalipun begitu, mendadak .. ya
mendadak dari lobang mata yang telah kosong melompong ituKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 3
menitikkan air mata. Entah mengapa sebabnya kakek itu menangis.
Mungkinkan kakek ini menangis karena dituduk oleh mutidnya
sendiri sebagai ?penipu??
Dan karena kakek itu belum juga membuka mulut, pemuda nn
tampak penasaran. Pemuda ini agaknya, tidak perduli gurunya
menangis. Sepasang matanya tampak berapi-api, dam mengamatt
kakek buta itu dengan tajam. Dua belah tangannya mengepal
menjadi dua buah tinju, seakan pemuda ini siap menghantam
gurunya sendiri yang duduk tidak bergerak didepannya. Akan tetapi
ketika nampak wajah gurunya nampak murung dan sedih tiba-tiba
saja, tangan yang sudah terkepal itu lepas lagi, dan denggan nada
yang agak gugup bertanya.
"Bapa . ! Bapa . ! mengapa bapa menangis dan
murung . ? tanyanya. "Bapa . ! Keadaan sudah amat
mendesak. Bali membutuhkan seorang pahlawan pembela tanah air.
Bali membutuhkan seorang sakti mandraguna, untuk melawan dan
menghancurkan orang-orang Majapahit yang serakah. Bapa . !
Karena itu janji bapa sekarang juga harus ditepati. Janji bapa ..
akan memberikan padaku aji kesaktian yang dapat membuat
tubuhku tak mempan senjata tajam. Yang dapat membuat tubuh-ku
kebal. Lekas ..... ! Bapa .. lekas .. ! Saya tidak dapat
membiarkan orang-orang Majapahit membunuh saudara-saudara
kita yang tak berdosa.
Kakek tua itu sekarang menghela napas. Sesaat kemudian
tcrdengar jawabannya. "Yoga!, Aku tahu, balawa orang-orang
Majapahit sekarang telah datang dan menyerbu Bali. Dan benar
pula ucapanmu bahwa Bali membutuhkan tokoh sakti mandraguna
untuk mengusir orang-orang Majapahit yang serakah. Dan benar
pula aku pernah menjanjikan padamu untuk memberikan aji
kesaktian yang dapat membuat tubuhmu kebal senjata. Ialah Aji
Gineng. Tetapi apakah engkau bersedia berjanji, bahwa engkau takKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 4
akan menyalahgunakan aji kesaktian tersebut untuk perbuatan
buruk??
"Saya berjanji bapa .. Jika saya melanggar pantangan bapa,
biarlah Dewa Yang Agung mengutuk aku menjadi arca!"
Kakek-tua yang buta ini bernama Mpu Suluh, dan sebenarnya
bukanlah orang Bali asli. Ia seorang pelarian dari Majapahit, yang
kemudian menetap di Bali ini sejak belasan tahun yang lalu.
Adapun pemuda gagah di depannya ini adalah murid tunggalnya.
Murid tunggal yang disayang dan dirnanjakan. Maka walaupun
muridnya sendiri menuduh "menipu", ia tidak marah, sekalipun
sebenarnya murid ini telah melanggar Dharmasastra, yaitu peraturan
tentang murid yang harus menghargai, menghormati dan tunduk
kepada gurunya.
Mpu Suluh mengangguk-angguk, tetapi juga menehela nafas
panjang. Sebab begitu dituntut oleh muridnya ini, ia menjadi
terbayang dan terkenang akan jalan-hidunnya setelah aji Gineng
yang membuat dirinya kebal tak mempan senjata. Ia melakukan
pelanggaran-pelanggaran, perbuatan terkutuk yang hanya
mengumbar nafsu maksiat, dan akibatnya menjadi buruan dan
melarikan diri dari Majapahit, bersembunyi di Bali. Naun kemudian
Mpu Suluh sadar akan kesesatannya dimasa muda. Saking
penyesalannya ini, menyebabkan ia berbuat nekat membutakan
mata sendiri dengan mencukil keluar kedua biji matanya. Mengapa
merusak matanya sendiri? Mpu Suluh berpendapat bahwa akibat
pandangan matanyalah yang menyebabkan ia tersesat dan
melakukan perbuatan-perbuatan terkutuk. Memperkosa dan
menculik gadis-gadis maupun isteri orang. Tanpa mata yang dapat
melihat tak kan timbul nafsu jahatnya seperti itu.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 5
"Yoga, annkku, benarkan engkau bisa memegang janjimu itu?"
tanya Mpu Suluh setelah menghela nafas pendek. "Engkau akan
tetap berjalan pada jalan bijaksana dan utama??
"Mengapa tidak bapa, saya toh telah bersumpah!" sahutnya
dengan sengit.
"Bagus! Semoga Dewa Yang Agung mendengar sumpahmu.
Mari, sekarang ikutlah aku !"
Mpu Suluh bangkit dari tempat duduknya. la segera melangkah
cepat ke-luar dari pondok. Sungguh-sungguh menimbulkan heran.
Mpu Suluh. seperti orang yang tidak buta. Tanpa ragu-ragu maupun
meraba-raba. Adapun Yoga Soka segera mengikuti dibelakangnya
dengan wajah yang berseri genbira.
Tak lama kemudian, masuklah guru dan murid inu kedalam
sebuah goa, yang letaknya pada tebing gunung, dan terlindung oleh
pepohonan rimbun.
Gunung yang menjadi tempat-tingga1 guru dan murid adalah
gunung Batukaru, yang letaknya di tengan-tengah pulau Bali.
Letaknya disebelah selatan gunung Pohen. Merupakan wilayah
pedalaman yang jauh dengan laut. Gunung kedua yang tingginya
sesudah gunung Agung.
Begitu masuk ke-dalam goa, mereka tidak keluar lagi sampai
empatpuluh hari larnanya, Selama waktu itu Yoga Soka digembleng
oleh Mpu Suluh untuk dapat menerima aji kesaktian yang bernarna
Aji Gineng itu. Berat penggemblengan yang dilakukun, sebab
pemuda itu harus berpuasa, menahan derita lapar dan kantuk dan
derita-derita lain yang bampir tidak tertahankan. Untung juga bahwa
Yoga Soka seorang pemuda yang keras kemauan. la tidak kenal
menyerah, pendeknya ia lebih memilih mati daripada harus
menderita kegagalan untuk mencapai cita-citanya. Dan padaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 6
akhirnya, tepat pada hitungan hari yang ke empat puluh satu. Yoga
Soka telah berhasil menguasai Aji Gineng yang selama ini ia cita
citakan. Betapa gembita hati anak muda ini sulit dilukiskan.
Nimun sesungguhnya bukan Yoga Soka seoranglah yang
menjadi gembira atas hasilnya ini. Mpu Suluh sendiri sabagai
gurunya gembira di-samping juga kagum atas ketekunan dan
kekerasan hati muridnya ini. Dahulu dirinya sendiri ketika
menerima Aji Gineng dari gurunya, untuk pertarna kalinya gagal,
dan terpaksa harus mengulang untuk kedua kalinya. Akan tetapi
murid tunggalnya Yoga Soka ini sekali saja mencoba telah berhasil.
?Heh heh-heh, Yoga Soka," guru yang sudah buta dua matanya
ini terkekeh gembira. "Sekarang engkau telah berhasil memiliki Aji
Gineng, dan engkau sekarang telah menjadi salah seorang sakti
mandra-guna yang tidak mempan senjata. Hanya dua bagian
tubuhhmu saja yang tidak terpengaruh oleh Aji Gineng itu sehingga
tetap harus kau jaga dan lindungi yaitu pada kedua belah matamu
dan pada alat rahasia sebagai tanda kejantananmu!?
"Terima kasih Bapa, dan saya akan selalu menjaga diri sebaik
baiknya. Saya akan mengusir orang-orang Majapahit yang serakah
dan menginjak-injak Bali!? sahut Yoga Soka mantap.
"Tetapi yang perlu engkau ingat sekali lagi. anak-ku. Berjalanlah
engkau pada jalan yang benar. Pergunakanlah kesaktianmu untuk
kepentingan umat manusia, agar kelak engkau dapat menjadi laki
laki gagah perkasa yang namanya amat harum. Dan betapa gembira
hatiku bahwa engkau akan dapat membawa nama baikku sebagai
gurumu!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 7
"Tentu bapa, saya akan Wain berjalan diatas jalan ring benar.
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Murid akan menghancurkan orang-orang Majapahit yang beraai
mengacau Bali. Dan tentu saja muridpun akan membawa nama baik
bapa. Inilah Yoga Soka, murid tunggal bapa Mpu Suluh!?
"Hah ha ha ha," Mpu Suluh berkakakan saking gembira
mendongar ucapau muridnya itu. "Dan betapa gembira hatiku kata
mana angkau akan menjadi tokob utama perubela Bali."
"Benar, bapa. Memang itulah yang meniadi cita-cita murid."
Yoga Soka mengawasi gurunya yang sudah menjadi buta itu.
Kernudiau bertanya. "Bapa! ada sesuatu pertanyaan didalam hati
murid yang sesungguhnya sudah lama sekali ingin saya tanyakan.
Hanya karena merasa takut bapa akan marah, maka selama ini
pertanyaanku saya simpan saja dalam hati!?
"Apakah itu? Cobalah engkau tanyakan padaku!? sahut Mpu
Suluh sambil mengerjapkan matanya yang sudah melompong itu,
sehingga hanya kelopak matnya saja yang bergerak-gerak.
"Bapa adalah seorang sakti yang memiliki Aji Gineng pula,
sehingga membuat kebal akan senjata. Tetapi kenapa kedua mata
bapa menjadi buta? Bapa, siapakah yang sudah membutakan kedua
mata bapa? Huh, murid berkewajiban untuk mencari manusia itu
dan menuntut balas!?
"Heh heh heh, dua mataku buta aku sendiri yang membuatnya,
anakku." Setelah mengucaipkan kata-kata ini, kemudian Mpu Suluh
menghela napas panjing.
"Ahh, mengapa bisa begitu? Bukankah berarti bapa menyiksa
diri?? tanya Yoga Soka yang kaget.
Mamang tentang sejarah hidup Mpu Suluh itu, salama ini selalu
ditutup seaara rapat. Walaupun Yoga Soka sudah cukup lama
menjadi muridnya, ia tidak pernah menceritakan perjalananKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 8
hidupnya. Satu-satunya yang ia beritahutan kepada Yoga Soka,
hanyalah bahwa dirinya bukari orang Bili aseli, akan tetapi orang
Majapahit. ketika Yoga Soka mendesak mengapa pergi dari
Majapahit, hanya diteraangkan banwa dirinya terpaksa melarikan
diri takut ditangkap karena terlibat dalam pemberontakan Kuti.
Sudah tentu berita itu bohong belaka, merupakan cerita khayal
untuk menutupi rahasia pribadinya.
Akan tetapi sekarang, setelah Yoga Soka berhasil menguasai Aji
Gineng dan tidak lama lagi tentu akan pergi melaksanakan tugas
membela Bali dari keserakahan orang-orang Majapahit, maka
terpikirlah oleh kakek ini untuk membuka rahasia itu. dengan
harapan jalan hidupnya itu menjadi cermin Yoga Soka, agar supaya
pemuda ini tidak tersesat pula seperti dirinya waktu itu. sebab diam
diam Mpu Suluh memang khawatir juga kalau oleh kesaktiannya,
Yoga Soka menjadi lupa daratan.
"Anakku, sesungguhnya aku sudah bertekad untuk merahasiakan
jalan hidup yang pernah aku lalui." Mpu Suluh menjawab sambil
berkali-kali menghela nafas panjang, akibat rasa sesal dalam
dadanya. ?Namun aku menjadi khawatir apaabila rahasia hidupku
itu kubawa mati seingga engkaupun sebagai murid tunggalku tidak
tahu akan sejarah hidupku. Anakku, duduklah yang tenang dan akan
kuceritakan sekarang juga sejarah hidup yang selama ini kusimpan
rapat didalam dada.?
Yoga Soka pun segera duduk berdiam diri dan bersiap diri untuk
mendengarkan.
?Yoga,? Mpu Suluh memanggil nama pemuda itu sebelum
memulai ceritanya. ?Sejak masih berdiam di Majapahit, aku adalah
seorang yang sakti mandraguna yang terkenal sekali, karena aku
menguasai Aji Gineng. Akan tetapi ternyata, hmm. oleh
pengatuh kesaktianku itu, dan karena tidak dapat pula menguasaiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 9
nafsu, secara tidak sadar aku menjadi seorang yang tersesat.
Hmm. aku menjadi seorang laki-aki yang membanggakan
kesaktian, menjadi seorang yang ganas dan tidak segan-segan
membunuh sesama manusia hanya karena persoalan yang sepele.?
Mpu Suluh berhenti sejenak dan menghela nafas pendek. Baru
sesaat kemudian ia melanjutkan ceritanya. ?Yoga, aku akan
menceritakan jalan hidupku secara blak-blakan ini, dengan harapan
agar engkau dapat berhati-hati dan jangan sampai tersesat. Dharma
baktikan hidupmu untuk kepentingan umat manusia. Berantas
kebatilan dan lindungilah si lemah dari tekanan dan pemerasan dari
orang-orang yang lebih kuat. Betapa akan bahagia aku ini bilamana
murid tunggalku dapat menjadi ?Ksatria Utama?!?
"Tentu bapa, saya akan menjadi seorang yang baik. Saya akan
memberantas kebatilan, perbuatan sewenang-wenang dan mengusir
pula orang-orang Majapahit dari Bali!? sahut Yoga Soka penuh
semangat.
"Anakku, ketika masih di Majapahit, disamping aku seorang
yang ganas, akupun tersesat begitu jauh, sehingga aku menjadi
seorang yang tidak dapat mengendalikan nafsu jahat seorang yang
tidak dapat mengendalikan nafsu birahi. Setiap aku melihat wanita
cantik, tidak perduli itu gadis atau sudah bersuami. Tentu aku
takkan berhenti berusaha sebelum berhasil. Baik secara halus
maupun kasar, dan kalau perlu dengan pembunuhan. Hmm, Yoga
akibatnya aku dimusuhi oleh semua orang. Kemudian aku malah
menjadi seorang buronan, karena raja memeriniahkan penangkapan
pada diriku.?
?Mengapa raja ikut campur??
?Karena aku masuk ke dalam keraton, dan mencuri seorang
puteri, selir raja ..?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 10
?Akhh .? Yoga Soka berseru tertahan.
"Dan sebagai akibatnya, Yoga, kemudian aku melarikan diri dan
mengungsi di Bali ini. sebab Bali bukanlah wilayah Majapahit,
sehingga aku akan dapat hidup dengan aman. Tetapi, ahh .
setelah aku disini, ternyata aku makin dalam tersesat. Aku selalu
tidak tahan dan tidak kuasa mengendalikan diri lagi, setiap melihat
perempuan. Justru wanita disini telanjang dada dan tanpa baju .
Kemudian pada suatu hari, aku bertemu dengan seorang gadis
bernama Made Surti. Dia seorang gadis yang cantik sekali, dan aku
jatuh cinia. Aahh .?
Wajah Yoga Soka berobah-obah. Sebentar pucat dan sebentar
merah. Dadanya berombak, dan sepasang mntanya menyala seperti
api. Pemuda ini megamati Mpu Sutuh tajam-tajam. Eatah mengapa
sobabnya, pemuda ini mendadak tampak marah dan darah dalam
dadanya mendididih.
Karena tidak mempunyai mata lagi, tentu saja Mpu Suluh tidak
tahu perobahan wajah murid tunggalnya yang sebentar merah,
sebentar pucat itu. akan tetapi, sekalipun tidak dapat melihat, namun
telingak kakek ini amat peka dan seakan dapat menggantikan mata
yang sudah tidak ada laagi itu. dengan mendengarkan pernafasan
orang, ia dapat membedakan orang sedang dalam keadaan marah
atau tidak. Demikian pula sekarang ini. mpu Suluh menjadi heran
mendengar pernafasan muridnya itu. tanyanya kemudian, ?Yoga,
ada apa? Mengapa engkau marah??
Yoga Soka kaget dan sadar mendengar teguran gurunya itu.
Untung ia bukan pemuda tolol. Ia tahu bahwa pernapasannya yang
memburu menyebabkan gurunya tahu, bahwa dalam dadanya
sekarang darahnya sedang mendidih. Ia cepat-cepat menekan
kemarahannya itu, kemudian menjawab halus. "Bapa ..... karenaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 11
hati murid tegang mendengar kisah bapa itu, membuat pernapasan
murid memburu!?
Kakek buta ini dapat menerima alasan muridnya, sekalipun tidak
sepenuhnya. Kemudian meneruskan, ?Anakku, akibatnya aku selalu
menggunakan kekerasan apabila menghadapi petempuan itu. dan
waktu itu aku tidak peduli dia tidak membalas ciniaku. Ternyata
perempuan itu memeng keras hati. berkali-kali dia berusaha
membunuh diri, namun selalu dapat aku gagalkan. Hingga Made
Surti tetap menjadi isteriku, sekalipun hanya tubuhnya saja. Setelah
setengah tahun menjadi isteriku, ternyata kemudian dia hamil.
Hatiku menjadi gembira sekali, dan lebih-lebih setelah hamil itu,
kekerasan hati Made Surti dapat aku patahkan menjadi isteri yang
jinak. Hemm .. sulit dibayangkan beteapa gembira hatiku
waktu itu, karena tidak lama lagi akan memiliki seorang anak. Aku
yang telah berusia limapuluh tahun bakal memperoleh anak, berarti
hidupku di dunia ini mempunyai arti .?
?Akan tetapi, hemm ..? lagi-lagi Mpu Suluh menghela
nafas. ?Agaknya datang pula kutukan Dewa terhadap diriku.
Agaknya pula hukuman Hyang Widhi Waca terhadap aku ini. dan
hal ini terjadi sewaktu aku pergi meninggalkan rumah untuk
seminggu lamanya. Ketika aku pulang, ternyata aku tidak
menemukan Made Surti lagi. Isteriku yang sedang mengandung itu
lenyap tanpa bekas. Sekalipun aku sudah berusaha mencarinya,
namun tidak dapat juga menemukan dimana dia berada. Aku
menjadi sedih, aku menyesal sekali. Teringatlah kemudian aku akan
perjalanan hidupku, mengapa semenjak muda aku seorang laki-laki
yang ganas dan sesat. Aku merasa bahwa aku harus memetik buah
tanamanku sendiri. Saking menyesal tak dapat menemukan isteri
dan calon anakku, dan juga karena merasa berlumuran dosa,
kemudian timbullah keputusanku yang nekat. Apa yang terjadi dan
apa yang aku alami adalah akibat pandang mataku. Setiap melihatKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 12
perempuan cantik, aku menjadi lupa daratan. Aku merasa takkan
dapat membebaskan diri dari semua ini manakala aku masih
mempunyai mata. Maka kemudian sepasang mataku ini aku
butakan sendiri dengan aku cukil keluar. Anakku, ternyata benar
dugaanku sejak semula. Setelah aku menjadi buta, aku menjadi
tenang. Hemm .. tentu saja pada mulanya aku menjadi
kebingungan sendiri. Namun setelah terlatih, akhirnya semua
kebutuhan dapat aku penuhi. Lebih lagi setelah aku menemukan
engkau, yang kemudian menjadi muridku.?
?Anakku, apakah sekarang engkau menjadi puas mendengar
sejarah hidupku secara singkat ini?? tanya Mpu Suluh.
?Bapa aku puas. ya . aku puas .!? sahut Yoga
Soka.
Akan tetapi tiba-tiba terdengarlah suara yang kaget dari mulut
Mpu Suluh, yang diikuti oleh tubuhnya jatuh terlentang.
Belum juga hilang rasa kaget kakek buta ini, sudah disusul oleh
pekik kesakitan yang amat nyaring, ?Aduhhh ..!?
Kemudian disambut oleh suara tertawa Yoga Soka yang
bergelak-gelak. ?Ha-ha-ha-ha.!?
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Yang terjadi diluar dugaan sama sekali, dan Mpu Suluh yang
sakti mandraguna itu tidak dapat menghindarkan diri dari
malapetaka yang menimpa.
Sekarang kakek ini terlentang diatas tanah dan dibawah perutnya
tampak darah merah mengalir. Kakek terluka oleh jerat yang
enggunakan kulit kerbau, sedang kelaminnya sekarang pecah akubat
pukulan Yoga Soka yang sama sekali tidak terduga.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 13
?Hemm, .... nyata engkau seorang ayah durhaka .... ayah
terkutuk . sampai tidak mengenal anak sendiri!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 14
Mpu Suluh mengerahkan kekuatan yang ada sambil menahan
rasa sakit pada tengah-tengah pahanya untuk dapat memutuskan tali
yang menjerat lehernya. Akan tetapi usahanya itu sia-sia belaka,
lehernya makin tercekik dansulit untuk bernafas.
Dalam gugup dan kagetnya, kakek ini tidak lancar dalam
mengucapkan kata-katanya. "Kau kau; ......kau.. ...Yoga ..
mengapa kau ini?"
"Hemm " Yoga Soka mendengus dingin, lalu katanya
dingin pula. "Tahu tidak engkau siapakah aku ini ?"
"Siapa engkau . aku tak tahu .!?
?Hemm, .... nyata engkau seorang ayah durhaka .... ayah
terkutuk . sampai tidak mengenal anak sendiri!?
"Kau.kau siapa ? Kau anak Made Surti??
"Ha-ha-ha-ha, memang aku anak Made Surti. Huh, aku terpaksa
menahan diri selama ini, dan juga berusaha menyembunyikan asal
usulku. Ha-ha-ha-ha, ibu ... ibu apakah engkau melihat?
Laki-laki terkutuk yang membuat engkau sengsara dan
menyebabkan pula engkau mati ..!?
?Apa? Jasi .. jadi Made Surti mati setelah melahirkan
engkau .??
?Hemm, aku menjadi seorang yatim piatu setelah berusia enam
tahun. Waktu itu aku masih sangat kecil. Namun begitu, aku masih
selalu ingat akan pesan ibuku yang mati penasaran. Bahwa aku
harus mencari musuh besar ibuku yang bernama Mpu Suluh yang
bertempat tinggal di gunung Batukaru. Ternyata harapan ibu
sekarang terwujud . Ha-ha-ha!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 15
Selama mendengarkan keterangan murid-tunggalnya sendiri itu,
kelopak mata Mpu Suluh yang sudah tidak mernpunyai mata lagi itu
bergerak garak. Seakan kakek ini sangat ingin dapat melihat Yoga
Soka anak-nya sendiri yang sekarang tega hati mencelakakan ayah
sendiri. Sekarang ini sesunaguhnya derita kakek itu sangat berat. Ia
sudah hampir direnggut maut. Namun demikian kakek ini masih
berusaha tetap mempertahankan nyawanya dan agaknya masih ingin
bisa mendengar apa-apa yang diucapkan anak-nya. Sulit
dibayangkaa betapa perasaan Mpu Suluh sekarang ini, herhaciapan
deuga% maut akibat perbuatan iniend tunggahaya dan juga anaknya
seadiri itu.
Dengan menahan sakit yang hebat dan papas yang tinggal satu
satu itu, Mpu Suluh masih berusana bertanya. "Apa lagikan pesan
Made Surti ..?"
?Tak ada lain kecuaii aku harus ingat akan tugasku, membunuh
lakt-laki durhaka yang membuat ibu menderita.? sahutnya penuh
samangat dan kebencian yang sangat.
"Yoga jika aku ayahmu. ??
Kata-kata itu telah dipotong oleh bantakaa pemuda itu. "Benar
engkau suami ibuku ... tetapt ibu ... menjadi isterimu secara
paksa;..Huh! Aku...... aku bukan anakmu........?
Wajah Mpu suluh telah pucat sekali, dan napasnyapun makin
tinggal satu-satu, dan sulit. Kelopak mata itu beagerak gerak. Lalu
terdengar katanya yang lemah. ?Yoga . Aku . Aku sudah
hampir pulang .. aku . aku memang manusia .. terkutuk dan
banyak dosa.. akan tetapi .. apakah disaat ajalku hampir tiba
.. engkau tak juga mau mengakui aku.. sebagai ayahmu ..??
Mendengar ucapan Mpu Suluh yang terputus-putus dan lemah
itu, sebenarnya timbul pula rasa haru dalam dada pemuda ini.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 16
bagaimanapun sesungguhnya kakek yang ia robohkan secara curang
dan juga merupakan gurunya ini, adalah ayahnya sendiri. Ia sudah
hampir meloncat dan menubruk, namun kekerasan hatinya melarang
melakukan perbuatan itu, maka kemudian pemuda ini menguatkan
hati dan menjawab lantang, ?Siapa sudi mengakui engkau sebagai
ayahku?!?
Mendengar jawaban ini Mpu Suluh menghela nafas panjang.
Walaupun makin menjadi semakin pucat, ibarat lampu sudah
hampir kehabisan minyak. Betapa sedih kakek ini, sulit dilukiskan.
Disaat ia sudah hampir direnggut oleh maut, anaknya sendiri juga
belum mau mengakui dirinya sebagai ayahnya. Namun kemudian
timbullah rasa yang pupus (pasrah menyerah kepada takdir) dan
inilah ?karma? yang harus dipetik. Kemudian kakek ini bersedekap,
dan mulutnya menyungging senyum. Ia tidak menyesal terbunuh
oleh murid tunggalnya yang sekaligus anaknya sendiri, justru hal ini
bisa dipergunakan untuk meringankan beban dosa-dosanya yang
dilakukan selama ini. Begitu mupus, mulutnya menyunggingkan
senyum, kakek ini telah disongsong oleh maut. Nyawanya
melayang entah kemana, dengan tenang dan tenteram.
Begitu melihat dada Mpu Suluh tidak bergerak lagi, tahulah
pemuda ini bahw gurunya itu telah mati. Kalau tadi dalam dadanya
menggelegak rasa marah, sekarang rasa itu sirna. Sekarang ia
mengamati tubuh tua itu. tubuh kurus kering yang sudah tidak
bernyawa itu tak berkedip lama sekali. Rasa haru memenuhi dada,
isak naik kekerongkongan. Mendadak pemuda ini telah meloncat,
menubruk dan memeluk tubuh tak bernyawa itu, mencium wajah
keriput tersebut sambil mengucurkan air mata yang deras. Dari
mulutnya terdengar suara yang terputus-putus mengharukan. ?Ayah
.. ayah .. maafkan anakmu.!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 17
Yoga Soka menangis mengguguk, menangis benar-benar.
Menangisi kematian ayahnya sendiri.
"Ayah . Ayah . maafkan anakmu. Ayah..... aku
terpaksa melakukan ini . kareua terpaksa.... Karena dituntut
oleh pesan ibu pesan seorang Ibu yang hampir direnggut maut .....
Ayah . auhg... betapa aku menyesal .........!"
Yoga Soka tidak berkata-kata lagi. dan sekarang pemuda ini
menangis sesenggukan. Lama juga keadaan seperti ini. Hampir
setengah hari Yoga Soka menangis dan meratapi ayahnya yang
sudah tidak bernyawa, Selama ini, disaat aa harus mengekang diri,
dengan harapan untuk dapat menunaikan pesan ibunya, yang
menghuni didalam dadanya adalah rasa kebencian yang sangat
kepada Mpu Suluh, sekalipun dalam tindak-tanduk, ucapan dan
sikapnya selalu menunjukkan sebagai seorang murid yang bail.
Namun setelah cita-citanya berhasil, sekarang timbul pula rasa
sesal, mengapa harus membunuh ayahnya sendiri?!?
Tetapi bagaimanapun sedihnya, pada akhirnya pernuda ini dapat
pula menguasai perasaannya. Setelah berhasil menguasai kesedihan
ini, kemudian ia berkata sambil mengamati wajah ayahnya yang
pucat dan dingin. "Ayah, sekalipun engkau seorang, ayah terkutuk,
namun engkau aku akui sebagai seorang ayah yang baik. Buktinya
engkau mendidik aku penuh kesungguh-sungguhan ........ sekarang
aku telah menjadi seorang sakti mandraguna, kebal akan senjata.
Ayah aku berjanji. Ya aku berjanji akan mengutamakan perbuatan
baik, seperti yang telah engkau nasihatkan padaku. Aku .. aku tak
ingin menjadi manusia sesat seperti engkau .!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 18
Setelah dapat menguasai perasaannya ini, kemudian ia keluar
dari goa tersebut masuk kedalam hutan untuk mengumpulkan kayu
kayu kering. Ia akan menyempurnakan jenazah ayahnya sebelum
pergi menunaikan tugas membela Bali dari penyerbuan orang-orang
Majapahit. Bagaimanapun jahatnya sang ayah, tentu saja ia tak akan
tega membiarkan jenazah ayahnya tidak sempurna.
Tak lama kemudian kayu telah berhasil dikumpulkan dalam
jumlah banyak sekali. Jenazah ayahnya diletakkan ditengah-tengah
setelah beralaskan kayu terlebih dahulu. Kemudian jenazah itu pada
kiri dan kanannya maupun atasnya ditumpuki ula oleh kayu. Dan
pemuda ini terasa sedikit lapang ketika api sudah mulai berkobar
membakar jenazah.
Disaat api masih berkobar rnernbakar jenazah ini, ia merasa
kerongkongannya kering dan perutnya melilit-lilit. Maka pemuda
ini segera ngeloyor pergi untuk mencari air minum dan makanan.
Tak lama kemudian pemuda ini telah duduk nongkroag diatas
batu sebesar kelapa, didepannya api unggun yang tinggal baranya
saja, sedang taagan pemuda ini sibuk memanggang daging. Ia
memang lapar sekali, maka setiap daging itu matang, ia segera
makan dengan lahap sekali. Satelah perutnya kenyang, barulah ia
munum air jernih yang sudah tersedia dalam tempat yang ia
letakkan didekatnya.
Namun mendadak pemuda jai kaget, Telinganya yang sudah
terlatih tajam naendengar suara orang berlarian dan napas orang
yang memburu. Kemudian sayup-sayup di bawah sana, ia
mendengar suara orang, malah ada pula yang berteriak.
"Kejar terus! Tak mungkin dia dapat melarikan diri lagi!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 19
Yoga Soka benar-benar heran sekali. Selama ini berkat nama
guru dan ayahnya yang amat harum dan juga sakti mandraguna,
tidak seorangpun berani sembarangan mendaki gunung ini. lebih
lebih berteriak macam itu dan melihat gelagatnya, sedang terjadi
kejar mengejar antara dua pihak yang sedang bermusuhan. Siapakah
mereka itu?
Akan tetapi ia belum juga bangkit berdiri dari tempat duduknya.
Perut yang baru saja terisi penuh membuat Yoga Soka malas untuk
bergerak. Namun dernikian sepasang mata pemuda ini tidik
berkedip mengamati kearah asal suara orang yang sedang berlarian,
dengan hati yang bertanya-tanya.
Tidak lama ia menunggu, muncullah seorang perempuan muda,
wajahnya cantik sekali dari balik batu. Dada perempuan itu
telanjang tanpa baju. Tidak bedanya dengan perempuan kebanyakan
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang memang tidak pernah menutup dadanya, apabila perempuan
itu masih gadis. Dada itu montok dan payudara itu bergerak-gerak
turun naik akibat gerakan kaki yang lari.
Yoga Soka adalah seorang pemuda yang telah dewasa dan hidup
terpencil pula bersama gurunya di gunung ini. tentu saja melihat
seorang gadis cantik jelita seperti itu, hatinya tergoncang dan
jantungnya berdegup. Dalam hatinya bertanya, siapakah gadis ini?
mengapa berlarian mendaki gunung ini dan dikejar orang? Apa
pulakah kesalahannya, sehingga gadis ini harus berusaha
menyelamatkan diri dari ancaman bahaya itu? ia melihat bahwa
dada gadis yang tampak itu berombak, pertanda telah kelelahan.
Peluh berbutir-butir dari dahi, leher dan pada dadanya.
Agaknya gadis itu kaget ketika tiba-tiba saja melihat Yoga Soka.
Untuk sejenak gadis ini meragu, kemudian akan berusaha lewat
jalan lain. Namun ketika melihat didekat Yoga Soka terdapat tempat
air munum, gadis Cantik ini telah berlarian menghampiri. HilangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 20
keraguannya, justru disaat ini ia menderita haus luar biasa akibat
harus mengeluarkan kepandaiannya lari dikejar orang.
?Saudara? katanya dengan nafas memburu, ?Bplehkan aku
minta air itu? Aih..!?
Saking tergesa sekali dan hampir tak kuasa menahan dahaganya,
gadis ini menjadi kurang hati-hati. Ia tergelincir oleh sebuah batu
krikil, dan saking kagetnya ia menjerit. Tubuh gadis itu hampir saja
jatuh ke api unggun yang masih membara. Untung sekali Yoga
Soka telah menyembar, dan selamatlah gadis itu dalam pelukan si
pemuda ini.
"Maaf ..!? ujar Yoga Soka sambil melepaskank pelukanuya,
ketika gadis itu sudah hilang kagetnya dan mendorong perlahan.
Akan tetapi sekalipun begitu, dada yang lunak lembut dan tadi
menekan pada dadanya sendiri yang telanjang pula itu, membuat
jantungnya berdebaran, seperti gelombang laut dibulan September.
"Terima kasih..!? kata gadis itu.
"Minurnlan !" Yoga Soka menyodorkan tempat minum, melihat
gadis itu peluhnya membanjir dan dadanya berombat.
Ternpat air-minum itu segera diterima oleh gadis ini, lalu
diminum. Akan tetapi setelah minum dan berkurang hausnya,
disana terdengarlah suara orang yang riuh berlarian mendaki
gunung. Diantara orang-orang itu sekarang malah terdengar secara
jelas, ada pula yang mencaci maki.
Wajab gadis itu mendadak berobah pucat lagi, dan terbayang
pula rasa cemas dan takut pada wajahoya.
Melihat ini Yoga Soka merasa tidak tega. Apa sajakah sebahnya
gadis secantik ini lari ketakutan dan dikejar oraing? Dan siapaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 21
pulakah orang-orang yang mengejar itu? Maka tanyanya halus.
"Adik siapakah yang mengejarmu ??
"Aihh.. aku cemas.. aku khawatir sekati......... Aku tak
mungkin sanggup menhadadapi mereka.. Maka aku melarikan
diri.. kesini!"
"Siapakah orang-orang itu?" desalt Yoga Soka.
"Orang-orang yang mernbenci aku..!?
"Mernbencimu?" Yoga Soka terbelalak heran. Gadis secantik ini
dibenci orang ? Alangkah anehnya.
?Ya..? gadis ini menghela nafas.
?Mengapa?"
?Aku tak tahu. Mereka menuduhku membunuh orang .. tapi
aku tidak .. aih, kemana aku harus lari bersembunyi ..??
"Tak perlu bingung. Duduklah disampingku ini. Biariah aku
yang akan mengbadapi mereksa yang tak tahu malu itu!? Dalam
meugucapkaa kata-katanya Hati Yoga Soka begitu tenang, mantap
dan amat percaya kepada diri sendiri, Betapa tidak? la telah
memilikt Aji Gineug. Sekarang ada kesempataa baik uutuk
mencobanya. Bukankan ini amat menguntungkan dirinya? la ingin
mencoba aji kesaktiannya itu.! Akan tetapi kalau toh dapat
mcuggertak dan menakut-nakuti mereka, inginlah ia akan
menyebut-nyebut nama guruuya.
"Apa ?" gadis itu terbelalak. "Mereka berjumlah banyak, mana
mungkin .?!?
"Tak perlu gelisah," hibur Yoga Soka, "Apakah, engkau tak tahu,
bahwa gunuug ini merupakan tempat tinggal guruku, yang terkenal
sakti-mandraguna itu? Aku dapat berlindung nama guru yang
harum. Tetapi jika terpaksa, aku tak takut menghadapi mereka!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 22
Melihat sikap Yoga Soka yang tenang itu, timbul pula sebintik
rasa percaya dalam dada gadis ini. Kemudian dia bertanya,
?Siapakah guru saudara?"
?Sudahkah engkau mendengar nama Mpu Suluh?"
"Aihhh " gadis ini berjengit kaget. "Kau muridnya??
"Benar!? Yoga Soka mengangguk.
Tentu saja gadis ini telah rnendengar pula nama besar Mpu
Suluh. Mendadak saja timbul harapannya dapat selamat, dan rasa
gelisahnya berkurang. Namun begitu gadis ini mulai berkata lagi.
"Tetapi mereka itu, merupakan tokoh-tokoh yang cukup terkenal."
"Tak perlu khawitir, tenanglah! Daduklah engkau disampingku
ini!" Sesungguhnya gadis ini ingin rnembantah, justru ia belum
merasa kenal dengan Yoga Soka. Akan tetapi baru saja akan
rnembantah, tiba-tiba sudah muncul scorang kakek sambil
menudingkan pedangnya, dan berteriak. "Itulah dia, Lekas kemari!"
Wataupnn hatinya gelisah, gadis yang cantik ini sekarang duduk
disamping Yoga Soka. Melihat munculnya kakek itu, Yoga Soka
tenang-tenang saja. Malah ia bertanya kepada gadis disampingnya,
"Siapakah namamu?"
"Aku ?" gadis itu memalingkan mukanya, dengan tersenyum
agak malu-malu. "Namaku Ketut Sruni ..?
"Aku bernama Yoga Soka," katanya sambil melirik adis itu.
Kemudian mengamati kakek berpedang itu.
Beberapa saat kemudian muncul lagi beberapa orang yang
semuanya memegang senjata terhunus.
Diantara mereka itu malah ada pula yang memegang tombak.
Begitu tiba mereka segera mengurung pemuda dan gadis itu. sikap
mereka garang dan mengancam. Akan tetapi Yoga Soka nampakKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 23
tenang-tenang saja. berbeda dengan Ketut Sruni, gadis itu nampak
pucat wajahnya, gelisah namun tidak terhenyak dari samping Yoga
Soka. Mendadak saja gadis itu memalingkan mukanya ke arah Yoga
Soka sambil berkata, ?Kakang. Aku akan segera menemui
ajalku ditangan mereka yang ganas itu.!?
Terharu dan terusik perasaan Yoga Soka mendengar ucapan yang
setengah meratap itu. lalu jawabnya penuh perasaan, ?Tidak!
Adikku. engkau takkan mati..!?
Namun gadis yang bernama Ketut Sruni ini seakan tidak
endengar ucapan Yoga Soka, ia melanjutkan kata-katanya, ?Kakang
. dan kalau aku sudah mati . janganlah engkau menyia
nyiakan aku.. jangan kau biarkan ragaku ini menggeletak tak
terurus. Tolong bakarlah jasadku agar menjadi sempurna!?
Yoga Soka menjadi rnakin iba meadengar kata-kata Ketut Sruai
yang sudah putus asa dan tidak berharap hidup lagi ini. Memang
benar gadis ini baru saja dikenalnya dan tidak pula tahu prsoalan
apa yang menyebabkan Ketut Sruni diancam oleh keroyokan
beberapa orang. Dan memang benar ia tidak tahu pula siapakah
gadis ini. akan tetapi kalau serombongan orang bermaksud menekan
dan mengancam keselamatan seseorang, bukankah ini merupakan
yang kuat seenaknya saja menekan pihak yang lemah? Dan tentulah
dirinya wajib membela kepada seseorang yang terancam
keselamatannya itu? terlebih lagi Ketut Sruni ini begitu cantik.
Ibarat sekuntum bunga yang sedang mekar dan menebarkan
aromanya yang semerbak harum. Siapakah yang bisa tega
menyaksikan gadis semuda ini dan cantik jelita pula, harus mari
dalam tekanan orang?.
?Adikku, engkau tak akan mati. Jangan khawatir! Aku
disampingmu dan membelamu!? sahut Yoga Soka mantap.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 24
Akan tetapi tentu saja Ketut Sruni tak percaya akan ucapan
pemuda itu, dan ia menduga tentu pemuda yang baru dikenalnya itu
berusaha menghibur. ?Kakang . Berjanjilah .. sudikah
engkau memikirkan aku sesudah mati..??
Agaknya orang-orang yang datang ini menjadi tidak sabar
melihat dua orang yang saling membisik mesra itu. betapa
menyebalkan, justru didepan banyak orang tanpa malu bersikap
macam itu.
?Hai perempuan yang tak tahu malu!? bentak seorang gadis yang
berdiri dibagian kanan. Lekaslah menyerah untuk kami bunuh!?
Yoga Soka melirik ke arah orang yang membentak itu. ternyata
yang membentak itu seorang gadis yang cukup cantik pula. Gadis
ini tidak mengenakan penutup dada pula seperti Ketut Sruni dan
dada itu tampak membusung padat. Akan tetapi apabila
dibandingkan tentang kecantikannya, gadis yang membebtak itu
masik kalah cantik.
Dengan sikap yang tenang, pandang mata yang berkilat tajam, ia
menyapukan pandang matanya kepada mereka yang sedang
mengurung itu. kemudian Yoga Soka berkata dengan nada yang
dingin, ?Hemm, siapakah kalian ini, berani mengacau gunung
tempat tinggal Mpu Suluh??
Nama Mpu Suluh memang terkenal sekali di Bali. Namun orang
tua itu sudah amat lama sekali tidak muncul hingga hampir
dilupakan orang. Nama Mpu Suluh terkenal bukanlah karena
perbuatan-perbuatannya yangbaik dan terpuji, akan tetapi karena
kejahatan dan keganasannya sebelum matanya menjadi buta. Entah
berapa puluh saja nyawa manusia yang melayang oleh keganasan
tangan Mpu Suluh. Namun justeru keganasan tangan orang-tua itu.,
menyebabkan semua orang takut akan tetapi juga amat benci. MakaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 25
disebutaya tokoh itu, membuat orang-orang ini kaget lalu saling
pandang.
Tarapi seorang nenek yang masih cantik dan bersenjata pedang,
sudah mendengus dingin, hardiknya, ?Tidak peduli tempat ini
tempat tinggal setan atau iblis yang bernama Mpu Suluh. Siapa
yang takut? Aku datang kemari untuk menangkap manusia berdosa
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang sekarang berdiri didekatmu itu. hemm, siapa sebenarnya kau
ini? dan mengapa berani melindungi dia??
"Aku Yoga Sala, murid Mpu Suluh.?
Mendadak nenek yang masih cantik itu tertawa terkekeh. "Heh
heh heh heh orang lain boleh takut kepada iblis Mpu Suluh, akan
tetapi aku Ida Ayu Kartini tidak takut kepada dia!?
Yoga Soka mengamati nenek cantik bernama Ida Ayu Kartini ini
dengan mata berkilat. Sungguh sombong nenek itu, berani
membuka mulut besar. Katanya dalam hati, ?Untung juga ayahku
sudah mati, Jika masih hidup, apakah engkau masih bisa membuka
mulut lagi??
?Jangan mengulur waktu!? bentak si gadis tadi dengan sepasang
matanya yang berapi. ?Lekas menyerah untuk kami bunuh!?
?Siapakah dia itu?? bisik Yoga Soka kepada Ketut Sruni.
?Cantikkan dia?? gadis ini tidak menjawab, melainkan malah
menyeleweng.
?Hush! Aku hanya ingin tahu, mengapa begitu galak!? sahut
Yoga Soka.
?Hemm, dia bernama Ida Ayu Punami. Dia murid nenek yang
masih cantik itu!? jawab Ketut Sruni.
?Pantas saja, di depan gurunya, maka begitu galak!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 26
?Hai bocah!? bentak kakek berpedang yang muncul pertama kali
tadi. ?Lekas mau menyerah atau tidak??
"Dia I Kerta namanya," Ketut Sruni sudah menerangkan tanpa
ditanya. "Dan itu pemuda yang berdiri didekatnya, bernama Wayan
Puguh, muridnya yang tua. Lalu pemuda dan gadis kulit hitam
disana itu, murid I Kerta pula, bernama I Manang dan Made Sariti,
Dan itu, perempuan setengah tua, gadis terlambat kawin dan
berwajah buruk itu, murid Ida Ayu Kartini puaa. Dia bernama Ketut
Saraswati."
Kemudian terdengarlah kata Yoga Soka yang berkata dingin,
"Huhh, tidak tahu malu. Tujuh orang menekan dan mau
mengeroyok seorang gadis muda, apakah ini adil??
"Hai bocah, tutup mulutmu!" betntak Ida Ayu Kartini sambil
mendelik. "Jangan engkau berlindung kepada nama besar gurumu,
kemudian engkau berani lancang mulut. Siapakan yang takut
kepada guru-mu? Hayo, suruhlah dia keluar dan berhadapan dengan
aku untuk mengadu kesaktian!?
?Ha ha ha ha!? Yoga Soka terbahak-bahak masih duduk
ditempatnya. ?Kalau guruku tidak sedang menutup diri, apakah
engkau berani besar mulut macam itu? buktinya baru menghadapi
Ketut Sruni saja, kalian sudah main kroyok!?
?Jahanam! Setan alas!? teriak Ida Ayu Kartini, sambil
berjingkrak saking marahnya. "Siapa yang ingin mengeroyok? Hayo
suruhlah iblis peempuan itu maju dan berhadapan dengan aku
seorang diri, siapa takut??
Tiba-tiba si perempuan wajah jelek yang bernama Ketut
Saraswati itu rnembentak pula. "Hai pemuda jahanam dan terkutuk.
Apakah engkau tahu persoalan kami. sehingga engkau begituKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 27
sombong terhadap kami? Hai dengarlah baik-baik. Perempuan iblis
itu adalah seorang pernbunuh yang akan segera kami adili!?
Yoga Soka memalingkan muka kearah Ketut Saraswati. Sebagai
seorang gadis, Ketut Saraswati pun telanjang dada. Tetapi Karena
usia sudah setengah matang, maka payudara yang tak tertutup itu
sudah melorot turun. Pemuda ini sudah akan membuka mulut untuk
menjawab. Narnun telah diciahului oleh Ketut Sruni yang cekikikan
mengejek. "Hihi hik, seperti beo belajar bicara. Yang satu bicara
hijau, yang lainpun ikut pula bicara hijiu. Huh-huh, apakab engkau
tahu mengapa sebabnya aku membunuh pengkhianat bangsa
bernama Ida Ayu Savtri itu? Dia mau rnenjual Bali Kepada orang
orang Majapahit. Dia mata-mata musuh!"
"Setan alas, parempuan ibtis!" teriak Ida Ayu Parnami. ?Engkau
berani menuduh kakak-perempuanku berkhianat kepada bangsa
Bali, dan menjual kapada orang-orang Majapahit?"
Ida Ayu Purnami menutup mulut, gurunya sudah membentak
Ketut Sruni. "Perempuan siluman Engkau tidak boleh menuduh
maridku sembarangan, tahu! Huh aku adalah saudara seperguruan
Kebo Waruga, panglima kerajaan Bedulu. Manalah mungkin
ibUrialUt betani bcrkhlanat dan benuain mata dengan orang-orang
Majapahit??
Akan tetapi Ketut Sruni yang sekarang mulai timbul
semangatnya oleh pembelaan Yoga Soka sudah cekikikan sambil
mengejek. ?Hi hi hi hik, engkau berlindung kepada nama panglima
Kebo Waruga? Bagus! Tetapi aku ingin bertanya, bagaimana
engkau tahu akan batin Ida Ayu Savitri? Engkau bukan dia dan dia
bukan engkau. Aku memang percaya engkau tidak akan menjual
bali kepada orang-orang Majapahit. Tetapi anak-anak muridmu
tentu engkau tak tahu sudah main Mata dengan Majapahit??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 28
Bagi Yoga Soka memang persoalan yang sedang mereka hadapi
kurang jelas. Tetapi sesudah mendengar pengakuan Ketut Sruni
bahwa pembunuhan itu dilakukan karena yang dibunuh adalah
seorang pengkhianat, maka rasa simpati pemuda ini segera jatuh
kepad Ketut Sruni. Lebih-lebih ia tahu bahwa tujuh orang itu tanpa
malu sudah menekan dan mengeroyok. Tentu saja Yoga Soka tak
akan bisa membiarkan orang-orang itu berbuat sewenang-wenang,
lebih-lebih terhadap seorang gadis.
?Hemm, bagus!? katanya kemudian, ?Sejumlah orang mau
menekan seorang muda dengan tuduhan tidak adil!?
?Tak ada gunanya banyak mulut!? tiba-tiba Wayan Puguh
membentak. ?Jaga seranganku!?
Begitu berkata, pemuda ini sudah melompat menyerang pada
Ketut Sruni dengan telapak tangan miring. Akan tetapi dengan
gesitnya Ketut Sruni berhasil menghindar sehingga pukulan itu
jatuh pada tempat yang kosong.
Begitu Wayan Puguh maju. dan menyerang, ternyata adik-adik
seperguruaunya tidak mau ketinggalan. Made Sariti dan I Manang
pun sekarang sudah menerjang maju, seningga Ketut Sruni sekarang
dikeroyok oleh tiga orang.
Yoga Soka masih belum bergerak dari tempat duduknya. Ia
masih menyabarkan diri, tidak akan turun tangan membantu, kalau
gadis itu tidak dalam keadaan bahaya benar-benar. Ia teringat akan
pesan Mpu Suluh. Agar jaugan sembarangau membantu orang,
sebelum dalam keadaan berbahaya. Sebab apabila begitu saja
menolong, bisa menimbulkan salah faham dan malah yang ditolong
merasa terhina oleh pertolongannya.
Ternyata gerak-gerik Ketut Sruni cukup gesit. Melompat kesana
dan kemari, menghindari setiap serangan dari pengeroyoknya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 29
Melihat gerak gerik lincah gadis ini, diam-diam Yoga Soca memuji
dan kagum. Ternyata walaupun dikroyok oleh tiga orang muda yang
usia sebaya, Ketut Sruni tidak dalam kesulitan. Disamping Ketut
Sruni dapat bergerak begitu gesit dan ringan, tata kelahinyapun
cukup mantap. Beberapa saat kemudian setelah Ketut Sruni
berlompatan kesana kemari menghindarkan diri, terdengarlah suara
?plak? yang nyaring, disusul oleh jerit Made Sariti.
Orang-orang menjadi kaget. Apa yang terjadi? Ternyata pipi
Made Sariti sekarang sudah merah dan bengkak oleh tamparan
tangan Ketut Sruni yang cukup keras. Ternyata gerakan Ketut Sruni
tidak hanya sampai disitu. Dengan gesit luar biasa dan tidak
terduga-duga, gadis ini telah dapat merampas pedang Made Sariti.
?Bagus,? puji Yoga Soka yang kagum melihat kecepatan tangan
dan gerakan Ketut Sruni.
Mendengar pujian ini, Ketut Sruni gembira, memalingkan
mukanya ke arah Yoga soka sambil tersenyum manis sekali. Disaat
itu Wayan Puguh dan I Manang telah menerjang maju berbareng.
?Awas .!? teriak Yoga Soka yang khawatir.
Akan tetapi sesungguhnya, kekhawatiran pemuda ini tidak perlu.
Sebab dengan gerakan yang ringan seperti terbang, semua serangan
Wayan Puguh maupun I Manang telah berhasil dielakkan.
Tiba-tiba terdengar seruan nyaring dari Ketut Sruni, ?Kena!?
?Aduh..!? jerit Made Sariti yang kaget setengah mati sambil
meringis dan terhuyung mundur.
Ternyata pedang rampasan di tangan Ketut Sruni itu telah
berhasil melukai pemiliknya sendiri. Akan ttapi disamping kagum,
Yoga soka agak kaget. Mengapa tangan Ketut Sruni begitu ganas?
Banyak bagian tubuh lain yang dapat dilukai oleh kecepatanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 30
gerakannya itu, tetapi mengapa sebabnya memilih pipi? Akibatnya
pipi yang montok itu sekarang terluka memanjang dan darah
mengucur dari luka. Bagi seorang gadis, wajah merupakan bagian
yang terpenting, sebab pandang mata seseorang akan ditujukan
kepada wajah perempuan. Dengan luka yang diderita itu, tentu saja
Made Sariti akan mendapat cacat pada pipinya oleh bekas luka itu.
Melihat luka pada pipi Made Sariti ini, dua orang saudara
seperguruannya menjadi kaget. Mereka menghentikanserangannya,
lalu mereka melompat, seperti berebut memberikan pertolongan.
Dengan dipaah membawa minggir. Setelah dapat membawa made
Sariti ke pinggir, dua orang muda ini sudah menyerbu lagi dengan
amat marah. Pedang masing-masing berkelebat cepat sekali. Tujuan
masing-masing sama, untuk membunuh gadis itu.
?Trangg.!? benturan pedang segera terdengar begitu
nyaring. Lalu terdengar pula jerit tertahan dari Ketut Sruni, karena
pedangnya mendadak lepas dari cekalan tangannya dan terpental
terbang. Belum juga hilang kagetnya, tendangan kaki Wayan puguh
memukul lutut. Ketut Sruni terhuyung mundur, kemudian jatuh
terduduk dan secara tepat sekali jatuh di atas pangkuan Yoga Soka.
"Aduhhh .. aku telah sekali .. !? bisik gadis ini mengeluh.
Namun tidak urung pipi Ketut Sruni menjadi merah, karena tanpa
sengaja telah dipangku oleh seorang pernuda yang baru dikenalnya.
Memang tidak mengherankan apabila Ketut Sruni mengeluh lelah
sekali. sejak pagi tadi, gadis ini telah dikejar oleh mereka disamping
sudah metakukan perlawanan hebat. Akibatnya tenaganya seperti
terkuras habis. Kalau Ketut Sruni tadi masih dapat bergerak lincah
dan gesit itu bukan lain karena merasa mernperolela dukungan batin
dari Yoga Soka. Namun sesudah melawan beberapa saat lamanya,
rasa lelahnya timbul kembali, sehingga tak kuasa lagi menahan
pedangnya ketika berbenturan dengan pedang Wayan Puguh.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 31
Tentu saja Ida Ayu Purnarni sebagai seorang gadis suci, menjadi
malu melihat Ketut Sruni sekarang diatas pangkuan pemuda itu.
Dan sebenarnya saja, Ketut Sruni-pun ingin berdiri agar tidak
terlalu lama duduk diatas pangkula Yo-ga Soka. Akan tetapi
celaka!" Ia merasakan lutut yang kanan lemas tak bertenaga. Maka
gadis tidak juga dapat segera bangkit. Justeru disaat itu, Ketut Sruni
menjadi kaget berbareng heran. Mendadak .. ya mendadak saja ia
merasakan sekujur tubuhnya dirasakan menjadi nyaman dan hangat.
Jari tangan Yoga Soka mermijit dan mengurut beberapa kali pada
lutut gadis itu. Kemudian, lenyaplah kelumpuhan pada lututnya, dan
gadis ini segera beringsut turun dari pangkuan Yoga Soka, lalu
duduk disampingnya.
Melihat robohnya Ketut Sruni, maka Made Sariti menjadi amat
gembira. Ia cepat memunggut peangnya sendiri, yang tadi terampas
oleh Ketut Sruni dari terbang oleh benturan pedang Wayan Puguh.
Sambil rnernegang pedang ini, ia telah menerjang maju sambil
mencaci maki, ?Perempuan siluman, iblis keparat, mampuslah
sekarang! Tetapi, huh aku takkan membunuh engkau secara enak.
Engkau harus menderita siksaan yang hebat sekali. Kaki dan
tanganmu akan kami potong terlebih dahulu..!?
Pedang itu menyarnbat dahsyat sekali kearah Ketut Sruni yang
masih kelelahan. Akan tetapi mendadak terdengarlah suara,
?trangg!?
?Aihh.!? Made Sariti berteriak kaget, sebab pedangnya
sudah lepas dari tangannya dan terbang cukup jauh.
Mengapa? Yoga Soka sekarang tidak dapat menahan diri ini. la
sudah mulai turun tangan, membantu dan melindungi keselamatan
Ketut Sruni. Disaat pedang gadis itu menyambar, dan melihat Ketut
Sruni tidak berusaha menangikis, maka Yoga Soka cepat
menyambar sepotong kayu disekatnya untuk menangikis.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 32
Baik Ida Ayu Katrini maupun I Kerta kaget melihat akibat dari
benturan yang terjadi. Pemuda itu hanya menggunakan sepotong
kayu narnun telab berhasil menangkis dan menerbangkan pula
pedang Made Sariti. Hal ini sudah menjadi bukti, sampai di
manakah ketangguhan pemuda yang sejak tadi hanya duduk itu.
"Hernm, engkau mau mencari urusan kami?" kata Ida Ayu
Kartini dingin. "Dan benarkah engkau murid Mpu Sutuh?"
Sekarang Yoga Soka berdiri dan tertawa bekakakan. Sahutnya
dengan sikap yang meremehkan orang, "Huh, bapa Mpu Suluh
hanya mempuuyai seorang murid saja, dan murid itu akulah
orangnya, jika kau ingin hidup lebih lama, lebih baik secepatnya
kalian meninggalkan tempat ini. hah aku tidak tanggung lagi akan
nyawa kalian jika guru datang dan mengamuk karena merasa
diganggu.?
Sengaja ia mengaucam dengan berlindung nama besar gurunya.
Maksudnya jelas, agar mereka ini secepatnya pergi meninggalkan
tempat ini, tanpa dirinya turun tangan melindungi keselamatan
Ketut Sruni. Bagaimanapun, Yoga Soka masih juga merasa ragu
ragu, mungkinkah dirinya sanggup menahan mengalahkan mereka
ini? Dan benar pulakah tubuhnya kebal oleh setiap serangan dari
luar?.
Tetapi diluar dugaannya, Ternyata Ida Ayu Kartini tidak dapat
digertak dan ditakut-takuti oleh nama Mpu Suluh. Teriak
perempuan itu, ?Huh, siapa takut kepada manusia terkutuk itu?
hayo, suruhlah dia keluar berhadapan dengan aku!?
Sambil mengucapkan kata-katanya ini, Ida Oyu Kartini telah
menebarkan pandang matanya ke sekeliling. Sejenak kernudian ia
meneruskan. "Hai bocah! Jangan engkau berusaha mencampuri
urusan kami. Perempuan iblis itu telah mernbunuh seorang murid-Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 33
ku, tahu? Maka bocah itu harus menebus dosanya, hutang jiwa
bayar jiwa."
Yoga Soka yang sudah mernutuskan untuk melindungi
keselamatan Ketut Sruni ini, sama sekali tidak gentar harus
menghadapi keroyokan mereka. la terkekeh, kemudian katanya
congkak. "Heh-heh-heh, aku justeru ingin mencampuri urusanmu.
Kamu manusia yang tidak tahu malu, orang-orang tua beraninya
hanya menghina orang muda. Hemm, tidak usah engkau membuka
mulut besar dan menantang guruku. Cukup aku seorang diri akan
sanggup mengusirmu dari gunung ini."
"Uuh, somhongnya!? I Kerta yang sejak tadi bersikap tenang
tidak kuasa menahan mulutnya pula. "Apa yang engkau andalkan
berani menantang orang tua macam aku ini? Walaupua tulang
tulangku telah keropos, namun akan masih sanggup untuk
menghancur-lumatkan kepalamu!"
Akan tetapi Yoga Soka sudah hilang sara keraguanuya, dan teah
mengambil keputusaa untuk membela keselamatan Ketut Sruni.
Jawabnya mantap diiiring oleh tertawanya yang berkakakan. ?Ha ha
ha ha, siapa takut? Majulah! Mari kita buktikan siapa yang lebih
unggul. Apa yoga soka tak dapat berpangku tangan melihat orang
sewenang-wenang menekan seorang gadis!?
"Apamukah dia ini, sehingga orang berdosa, engkau bela juga?"
"Dia adikku sahutnya tanpa ragu-ragu. "Orang yang berani
menghina adikku, Akan berhadapan dengan aku!?
Melihat sikap Yoga Soka begitu tenang, darn mendengar pula
ucapan pemuda itu yangmenganggap dirinya sebagai adiknya, Ketut
Sruni gembira sekali. Walaupun ancaman bahaya belum lewat dan
belum tahu apakah Yoga soka dapat mengusir para pengeroyoknya
ini, Ketut Sruni sudah tertawa cekikikan dan mengejek, ?Hi hi hik,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 34
orang macam kamu mana ada harganya berhadapan dengan
kakakku yang tercinta? Hi hi hik aku berani bertaruh dalam
beberapa gebrakan saja kau akan sudah roboh dan merintih-rintih
minta ampun!?
Mendengar ejekan Ketut Sruni ini,Yoga soka gembira.
Sebaliknya, ida Ayu kartini dan I Kerta matanya menyala saking
marahnya. Saking tak kuasa menahan marahnya lagi, kakek yang
bernama I Kerta itu sudah melompat maju dan menerjang ke arah
Yoga Soka. Tangn kanan kakek itu bergerak, memukul ke pundak
Yoga Soka.
Bigairnanapun I Kerta adalah seorang jagoan yang narnanva
sudah amat terkenal di seturuh wilayah pulau Bali. Sesungguhnya ia
takkan sanggup menyerang lehih dahulu, kalau saja kakek ini tidak
dilanda oleh rasa marah berbareng penasaran. Karena dengan
menyerang lebih dahulu itu, berarti pula Kerta telah rnenurunkan
derajat sendiri sebagai seorang jagoan sakti. Namun justeru oleh
rasa malu rnenyerang lebih dahulu ini, maka kakek itu tidak
mengunakan senjata. Ia hanya memukut menggunakan tangan
kanan. Akan tetapi sekalipun hanya tangan kosong melulu, jangan
dikira pukulan itu tidak berhahaya. Pukutan itu bukanlah pukulan
biasa, dan pukulan itu dtsertai tenaga sakti yang amat dahsyat.
Telah berkali-kali terbukti akan keampuhan pukulan sakti ini. Tidak
sedikit Para tokoh yang terkenal sakti-mandraguna, roboh pula oleb
pukulannya. Maka apabila sampai pukulan itu berhasit rnengenaki
pundak Yoga Soka, kalau tidak mati seketika, maka sedikitnya
pemuda itu akan mendarita cacat seurnur hidup.
Akan tetapi Yoga Soka tidak menghindari pukulan itu dan tidak
pula bergerak dari ternpatnya berdiri. Tangan kiri pemuda ini
terangkat untuk menangkis pukulan kakek itu.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 35
"Plakk! Uh.!" dua lengan berbenturan. Tenaga yang dabsyat
sating bentur. Tetapi mendadak I Kerta menjadi kaget setengah
mati. Mendadak saja kakek ini merasakau dadanya panas sekali, dan
seakan-akan ia merasakan didorong oleh semacam tenaga dahsyat
yang tidak kuasa dilawan lagi. Maka begitu terdengar suara ?Uh?
dari kerongkongan kakek itu, tubuh I Kerta telah terpental tiga
tombak kebelakang. Sebaliknya Yoga Soka tidak bergerak atau
bergeser dari tempatnya berdiri, hanya tubuhnya yang nampak
bergoyang-goyang seperti pohon padi tertiup angin kencang.
Untung juga bahwa I Kerta bukanlab tokoh sembarangan. Begitu
terpental ia segera meminjam tenaga dorongan itu untuk melompat
bangun. Sekalipun begitu kakek ini masih rnerasakan dadanya agak
sesak dan kepalanva pening. Ia berusaha sekuat tenaga
mempertahankan diri dan mengerahkan pernapasan. Baru sesudah
beberapa saat kakek ini mehanttur pernapasan, rasa sesak dalam
dada dan pening pada kepalanya dapat diusir pergi,
Akan tetapi peristivia yang tidak terduga-duga ini tentu saja
menimbulkan kegemparan. Murid-muridnya kaget setengah mati,
sehingga kuncuplah nyali tiga orang muridnya itu.
Ida Ayu Katrinipun menjadi kaget sekali. Nenek ini sudah akan
melomnat maju untuk menggantikan I Kerta, menghancurkau
pemuda kurang-ajar itu. Akan tetapi belum juga ia bergerak,
mendadak terdengarlah suara ketawa terkekeh yang cukup nyaring.
Belum juga lenyap suara ketawanya, sudab disusul melesatnya dua
orang ke tempat itu. Begitu dua orang itu tiba, mereka nampak
heran melihat gadis buruan itu betum juga berhasil dibekuk. Maka
yang laki-laki telah berkata. ?Aihh, menghadapi stoning to. Cab
raja, belum juga kalian dapat membekuk??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 36
Ida Ayu Katrini memalingkan muka dengan pandang-mata
kurang senang. Akan tetapi nenek ini titdak membuka mutut dan
menjawab.
Melihat murculnya dua orang lagi itu, diam-diam Yoga Soka
mengeluh juga. Belum juga ia dapat mengusir orang-orang ini,
ternyata menyusul datang dang yang memusuhi Ketut Sruni juga.
Timbul pula rasa heran dalam hati pemuda itu. mengapa Ketut
Sruni dimusuni oleh banyak orang? Apakah kalau begitu tetak dosa
dan kesalahan memang dipundak Ketut Sruni! Akarn tetapi
keraguannya itu segera diusir dari lubuk hati-nya. la sudah memihak
kepada Ketut Sruni, Maka apapun yang terjadi, ia akan tetap
melindungi keselamatam gadis itu. dan karena merasa malu untuk
mundur, maka pemuda ini sudah bertekad sanggup mengorbankan
nyawa sendiri untuk Ketut Sruni.
Memang dua orang yang Baru muncul ini, bukan tokoh
sembarangan. Dua orang ini merupakan suami-istri yang namanya
juga narum. Yang 1aki-laki itu adalah Gajah Pitaka. Dia seorang
kelahiran pulau Jawa, kemudian dengan bekal kepandaian dan
kegagahannya berkelana di Pulau Bali ini, kemudian ia kawin
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan gadis Bali bernama Ida Ayu Palupi
Begitu tiba dan melihat bahwa I Kerta menderita luka, sepasang
mata Gijah Pitaka menyala disamping heran. Oleh siapakah I Kerta
manderita seperti itu? Tanyanya kernudian. ?Kerta Siapa-kah yang
melukaimu?"
Tentu saja pertanyaan ini membuat I Kerta malu dalam satu
gebrakan dirinya telah menderita luka oleh pernuda tidak terkenal
itu. Mika kakek ini tergugup dan sulit untuk bisa menjawab.
Adalah Ketut Sruni yang sekarang menjadi yakin akan
ketangguhan pemuda pernbelanya itu, hatinya menjadi mantap.
Gadis ini teretawa cekikikan, kemudian mengejek. ?Dia tidakKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 37
terluka sedikitpun. Hanya saja dia setengah mati, dalam segebrakan
saja dengan kakakku yang gagah-perkasa!"
Yoga Soka marnalingkan muka dia tersenyum sedang
mendengar kata-kata Ketut Sruni. Betapa tidak? Ia seorang pernuda
dewasa, dan selarna ini hidup terasing di gunung ini dengan
gurunya. tidak pernah dipuji oleh siapapun kecuali gurunya. Maka
atas pujian gadis yang dilundungi itu, Yoga Soka senang sekali kini
hatinya makin tenang, disarnpiug pula sekarang semangatnya
tambah menyala-nyala.
Sebatiknya mendengar ejekan Ketut Sruni ini, wajah I Kerta
sebentar pucat dan sebentar merah. Betapa tidak? dirinya adalah
seorang tokoh sakti yang selama ini dipuji-puji orang. Sekarang
dirinya diejek oleh seorang uda, tentu saja ia menjadi amat malu
disamping penasaran. Celakanya dadanya masih terasa sesak. Kalau
tidak ia tentu sudah meloncat untuk menghajar mulut gadis itu.
Meridengar bahwa I Kerta terluka oleh pemuda yang ia belum
kenal itu, mata Gajah Pitaka mendelik. Mata itu menyala seperti
menyalanya api, kemudian terdengar katanya, ?Hemm, biarlah
giliranku sekarang yang inta pengajaran dari saudara muda yang
gagah perkasa.?
Setelah berkata begitu, Gajah Pitaka segera melangkah maju
dengan mantap, sambil menghunus dan mengibaskan pedangnya.
Akan tetapi Yoga Soka yang tidak mempunyai senjata tertawa
dingin, ?Heh heh heh, aku tidak mempunyai pedang untuk melayani
kemauanmu!?
Gijah Pitaka tersenyum dingin. Kernudian menggunakan
kakinya, ia mengungkitt pedang yang menggeletak diatas tanah.
Begitu terungkit oleh ibu-jari kaki, pedang tersebut segera terbang
dan menyambar cepat sekali kearah Yoga Soka. Melihat sambaran
pedang yang cepat seperti tatit itu, Ketut Sruni yang beradaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 38
dibelakang Yoga Soka kaget dan khawatir. Akan tetapi sebalikaya
Yoga Soka hanya tcrsenyum dingin, sambaran pedang itu diterima
dengan jepitan jari tangan kanau.
Perlau diketahui bahwa Gajah Pitaka adalah seorang tokoh sakti
mandraguna. Atas kesaktiannya ini, Gajah Pitaka menjadi seoraag
yang angkuh dan tiaggi hati. la selalu membanggakan diri sebagai
seoraug sakti, malah isterinyapun seorang perempuan gagab
perkasa. Hingga antara dirinya dengati isterinya, merupakan
sepasang pedang yang menggetarkan pulau Bali. Sesuai dengan
keangkuhannya ini, rnaka orang tua ini merasa malu kalau harus
menyerang terlebih dahulu. Dirinya sudah berusia lima puluh tahun,
sedangkan pemuda yang dihadapinya sekarang ini baru berusia dua
puluh tahun. Maka ibarat dirinya sekarang ini menghadapi anaknya.
Katanya, ?Hayo, sekarang seranglah aku! sesudah engkau memulai,
barulah aku membalas!?
Kata-katanya itu diucapkan secara angkuh. Adapun Yoga Soka
tanpa mernbuka mulut sudah membuka serangannya. Serangan
Yoga Soka sekarang ini cepait seperti kilat, mamun agak kaku,
Bagaimanapun selama ini drinya belum pernah bertempur sungguh
sungguh. Kalau toh berkelahi, ia hanya melawan gurunya, dan
itupun erupakan latihan saja.
?Trang.!? Benturan yang nyaring tidak bisa dielakkan lagi.
Tetapi sebagai akibat benturan yang kuat, maka pedang masing
masing menjadi patah.
Betapa kaget Gajah Pitaka, sulit dibayangkan. Secepat kilat ia
telah melompat mundur dengan wajah yang sebentar merah
sebentar pucat saking merasa kaget. Mimpipun tidak, bahwa
pedangnya akan patah sekali bentur.
Yoga Soka tidak bergerak dari termpatnya berdiri, dan pedang
yang tinggal saparo itu masih dipegang pada tangannya. AdalahKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 39
Ketut Sruni yangg manjadi makin mantap lagi, dan merasa pasti
bahwa pemuda penolongnya ini akan sanggup mengatasi semua
lawannya, tidak kuasa menahan mulut dan menggumam, ?Aduh ..
sayang .. sungguh sayang, mengapa sekali bentur menjadi
patah.??
Ida ayu Palupi menjadi kaget sekali, melihat pedang suaminya
menjadi patah sekali bentur dengan pedang lawan. Dalam kagetnya
perempuan ini menjadi marh. Dengan katanya yang garang,
perempuan ini sudah melangkah maju.
?Hemm, sekarang jatuh giliranku yang akan minta
pengajaranmu!?
Bagaimanapun dengan cara mereka yang maju bergilir ini,
sesungguhnya mereka sudah menggunakan akal untuk
mengandalkan jumlah, menekan dan mengeroyok seorang muda.
Hal ini sudah menurunkan harga diri orang-orang tua itu sendiri.
Dalam pandangan mata Ketut Sruni maupun Yoga soka. Akan
tetapi agaknya orang-orang ini memang tidak merasa malu
melakukan pengeroyokan. Hal ini terbukti dengan apa yang telah
mereka lakukan, mengejar-ngejar dan menekan Ketut Sruni sejak
pagi hari, sehingga Ketut Sruni sudah hampir kehabisan nafas.
Dengan tertawa dingin, Yoga Soka segera membuang pedang
yang tinggal separo itu, lalu mengangkat
Bagaimarapun dengan eara mereka yang maju sa-cara ber:iitr ini,
sesungguhnya mereka sudan weag-gunatcan vital untuk
mengandalkan jumlah, menekan dan nnengeroyok seoraug muda.
Hal ini sesungguhnya sudah mcnurun an harga clad orang-orang tun
itu sendirt, dalam pacdang mita Made Scan' maupun Yoga So-ka.
Akan tetapi agakaya orang-orang ini paernang tidak merasa malu
melakukatt pengeroyokan. Hal ini ter-, bukti de igaa apa yang sudah
mereka lakukan, ma-ngej tr2 din menekan Ketut Sruni sejak pagiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 40
ban, seningga Made Stini sudah laanapir kettabisau napas. Dengan
tertawa dingin, Yoga Soka segera martin-ang pedang yang tinggal
scparo itu, btu mengaugkat dua tangannya. Dengan gerak ini, ia
seperti memberitahukan bahwa dirinya sekavang sudah tidak
mempunyai pedang lagi untuk melawan.
?Gunakanlah pedang ini!? hardik Ida Ayu Palupi sambil
menunjuk pedang lain yang menggeletak diatas tanah dan mungkin
pedang itu milik I Manang. Akan tetapi Ida Ayu Palupi tidak seperti
suaminya. Ia tidak mau mengirimkan pedang itu dan membiarkan si
pemuda mengambil pedang itu sendiri.
?Baik!? sahut Yoga Soka tenang saja sambil melangkah dan
mengambil pedang itu.
Akan tetapi Ida Ayu Palupi berbeda dengan suaminya.
Perempuan ini sekalipun wajahnya masih kelihatan cantik, adalah
seorang perempuan yang berangasan. Begitu dadanya terlanda oleh
rasa marah, ia lupa akan kedudukannya sebagai seorang tua. Kalau
suaminya tadi memberi kesempatan kepada lawan yang lebih muda
menyerang lebih dahulu, sebaliknya Ida Ayu Palupi tidak.
menggunakan kesempatan disaat Yoga Soka sedang memunggut
pedang itu, ia telah menyerang dengan tikaman kearah leher.
"Hai curang teriak Ketut Sruni yang kaget dan khawatir kalau
"jago" nya itu terluka. Sebaliknya Yoga Soka tenang-tenang saja
mendapat serangan curang reperti itu. bukankah dirinya sekarang
telah menguasai aji Gineng yang membuat tubuhnya tidak mempan
oleh senjata? Meskipun demikian, apabila tidak dalam kedaan
terpaksa, ia takkan membiarkan tubuhnya ditikam orang. Untuk itu
dengan tertawa dingin Yoga Soka telah berhasil menghindari
serangan lawan, hingga serangan itu mengenai tempat kosong.
Namun Ida Ayu Palupi tidak mau tahu, begitu serangan yang
pertama luput, ia melakukan gerakan susulan yang membabat tubuhKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 41
orang. Gerakan perempuan ini ternyata lebih lincah dan lebih cepat
dibandingkan dengan suaminya.
Bagaimanapun Yoga Soka yang belum pernah bertempur,
menjadi kaget juga akan serangan susulan yang tak trduga-duga ini.
untuk menghindari serangan ini tidaklah mungkin, maka Yoga Soka
telah menangkis dengan pedangnya.
Tetapi Ida Ayu Palupi tidak menghendaki pedangnya
berbenturan dan tidak ingin pula pedangnya patah seperti yang
terjadi dengan suaminya tadi. Maka begitu melihat gerakan pedang
lawan, ia telah mengalihkan serangannya dengan menikam ke arah
pundak. Dan dengan gerakannya yang agak kaku, Yoga soka
melintangkan pedangnya untuk melindungi pundak itu dari
serangan lawan. Namun sungguh cepat gerak gerik perempuan ini.
begitu lawan yang muda melindungi pundaknya dengan pedang, Ida
Ayu Palupi telah merubah serangannya kearah bagian tubuh yang
lain. Dalam waktu singkat Ida Ayu Palupi telah melakukan
serangan yang bertubi-tubi dengan gerakan yang tidak terduga-duga
saking cepatnya. Serangan yang satu disusul dengan yang lain,
sehingga tidak memberi kesempatan kepada Yoga soka untuk
membalas.
Bagaimanapun Yoga Soka merupakan pemuda yang masih hijau
dalam perkelahian. Walaupun ia menguasai ilmu pedang
perguruannya, namun begitu gerakannya masih agak kaku.
Sehingga setiap menggerakkan pedang untuk melindungi diri
dariserangan lawan , ia belum mampu meneruskan gerak pedangnya
itu untuk membalas serangan lawan.
Perkelahian antara Ida Ayu Palupi dengan Yoga Soka cepat
berjalan dengan sengitnya. Akan tetapi selama berkelahi ini, Yoga
soka lebih banyak membela diri dibandingkan dengan menyerang.
Sebaliknya Ida Ayu Palupi yang dapat bergerak seringan kapas ituKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 42
berloncatak kesana kemari, dan setiap memperoleh kesempatan,
pedangnya sudah menyambar dahsyat tanpa ampun. Kalau dinilai,
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
nyatalah Yoga Soka memang bukan lawan Ida Ayu Palupi yang
setanding. Perkelahian semacam ini jelas menunjukkan bahwa Ida
Ayu Palupi lah yang akhirnya dapat keluar sebagai pemenang.
Melihat itu, Ketut Srunipun diam-diam merasa amat khawatir.
Kalau jagoannya ini sampai roboh, tentu dirinya akan celaka.
Akibatnya gadis ini menjadi gelisah bukan main! wajahnya sebentar
pucat sebentar merah, mengikuti perkelahian itu dengan seksama.
Adapun di pihak lain, delapan orang itu menjadi gembira sekali.
Diam-diam mereka telah merasa pasti bahwa pada akhirnya Ida Ayu
Palupi akah berhasil merobohkan pemuda itu.
Mendadak terdengarlah suara nyaring dari mulut Ida Ayu Palupi,
?Kena!?
?Tak!? tentu Ida Ayu Palupi terbelalak heran, sehingga
perempuan ini melompat mundur saking kagetnya. Orang-orang
yang melihatpun menjadi heran. Apa sebabnya tikaman itu tidak
menyebabkan pemuda itu terluka? Pemuda itu tidak berbaju.
Dengan begitu mereka semua melihat bahwa tubuh pemuda itu
tanpa pelindug. Akan tetapi mengapakah sebabnya pundak itu tidak
terluka oleh tikaman pedang?.
Kalau mereka semua kaget dan heran melihat itu, adalah Ketut
Sruni juga kaget tapi berbareng dengan rasa gembira yang tak
terlukiskan. Ternyata jagoannya itu seorang pemuda yang berkulit
tembaga dan bertulang besi, bagai Raden Gatorkaca. Tentu saja
gadis ini menjadi amat bangga. Mempunyai seorang sahabat yang
sakti mandraguna seperti Raden Gatorkaca ini, apalagi yang harus
dilakukan? Gadis ini tertawa cekikikan, kemudian katanya nyaring,
?Hi hi hi hik, tidak perlu engkau kaget perempuan berangasan.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 43
Kakakku bukan pemuda tempe seperti yang engkau kira. Hayo!
Engkau menyerah dan mengaku kalah atau tidak??
Betapa marah mendengar ucapan gadis itu yang mengejek, sulit
dilukiskan. Akan tetapi apa yang harus dikata, kalau kenyataan
memang tidak terbantah? Pedangnya tadi tidak mempan ketika
menikam pundak pemuda itu. diam-diam Ida Ayu Palupi memang
kaget, mengapa tikamannya itu tidak berhasil melukai pemuda itu.
namun demikian, ia tidak percaya kalau pemuda itu kulitnya seperti
tembaga sehingga pedangnya tidak kuasa melobanginya. Ia
menduga bahwa tikaman tadi kurang tenaga. Memikir demikian, Ida
Ayu Palupi telah menerjang maju lagi sambil menikam ke arah
leher, apabila lawan menghindari ia akan meneruskan tikamannya
itu ke dada dan pusar.
Akan tetapi sebaliknya, sekarang Yoga Soka tidak seperti tadi.
Pemuda ini tadi memang masih meras ragu-ragu akan kekebalan
tubuhnya. Namun sekarang setelah memperoleh bukti bahwa
tubuhnya sudah kebal oleh perlindungan aji Gineng, ia menjadi
amat mantap. Walaupun gerakannya masih tetap agak kaku, namu
Yoga Soka tidak begitu khawatir kalau dirinya sampai terluka.
Yang perlu dijaga agar tidak sampai dilukai lawan hanyalah bagian
tubuh yang tidak bisa menjadi kebal ialah pada kelamin dan
sepasang mata.
Maka ketika pedang Ida Ayu Palupi menyambar leher, ia malah
menggerakkan pedangnya pula dalam gerakan menyerang untuk
menikam dada lawan. Hanya tangan kirinya yang terangkat dengan
maksud untuk menjepit batang pedang lawan dengan tangan
kirinya. Ida Ayu Palupi menjadi kaget dan terpaksa membatalkan
serangannya. Tentu saja ia tidak mau kalau tubuhnya harus terluka
oleh tikaman pedang lawan. Untuk itu ia sudah merubah gerak
serangannya, dari menikam leher bergerak kebawah langsungKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 44
membabat dari samping. Lincah sekali gerakan permpuan ini.
seakan tidak memberi kesempatan kepada lawan untuk bernafas.
Tetapi Yoga Soka tidak mau membuang banyak waktu lagi
dalam menghadapi perempuan ini. atas serampangan lawan pada
kaki itu, Yoga Soka telah melenting agak tinggi. Justru inilah yang
dikehendaki oleh Ida Ayu Palupi. Dalam keadaan diudara,
bagaimanapun lawan akan lebih lemah dibandingkan dengan
kedaan dirinya yang berdiri diatas bumi. Maka perempuan ini
menggunakan kecepatan bergerak untuk menghujani serangan
kepada lawan yang muda itu, baik dengan tikaman maupun
bacokan.
Ketut Sruni menjadi khawatir juga melihat "jago"- nya diserang
seperti itu, sekalipun sudah dapat menduga bahwa "jago"-nya itu
seorang pemuda berkulit tembaga dan bertulang besi. Dalam
khawatirnya, membuat gadis ini motongo mengamati ke tengah
gelangang tanpa berkedip.
Tiba-tiba terdengar suara. "Cap! Ah .!?
Apa yang terjadi? Ternyata Yoga Soka sekalipun pemuda yang
belum berpengalamandalam berkelahi, bukanlah pemuda yang tolol.
Disaat pedang lawan meluncur untuk menyongsong tubuhnya yang
turun ke bumi ini, Yoga soka tidak berusaha menghindari. Yang
selalu dijaga hanya agar serangan lawan tidak sampai melukai mata
dan bawah pusarnya. Maka ketika ujung pedang Ida Ayu Palupi
sudah hampir menyentuh bagian ulu hatinya, itba-tiba saja Yoga
Soka berhasil menjepit pedang itu. dan akibatnya Ida Ayu Palupi
kaget setengah mati dan berteriak tertahan. Disaat perempuan ini
berteriak karena pedangnya ditangkap lawan, pedang Yoga Soka
telah menyambar ke dadanya. Ida Ayu Palupi kaget dan berusaha
menghindar sambil terpaksan melepaskan pedangnya. Namun
sungguh celaka, pundaknya masih terserempet ujung pedang,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 45
sehingga baju berikut pundaknya robek dan darah mengucur keluar
dari lukanya.
Ida Ayu Palupi melompat kebelakang dengan wajah yang
sebentar pucat sebentar merah. Justru disaat itu Yoga soka
melemparkan pedangnya sambil berkata, ?Hutang tikam sudah
terbalas, berarti tidak seorangpun yang hutang dan penasaran.?
Pedang yang dilemparkan oleh Yoga Soka itu dengan
gampangnya dapat ditangkap oleh Ayu Palupi. Begitu menerima
pedangnya kembali, sepasang mata perempuan itu meadelik penuh
kebencian. Narnun tidak mengucapkaa sepatah katapun, perempuan
ini menyarungkan pedangnya, lalu melangkah pergi meninggalkan
ternpat itu.
Suaminya kaget, melompat dan berteriak. "Hai tunggu!"
Namun Ida Ayu Palupi tidak menjawab, terus bergerak cepat
berilarian, sehingga mau tidak mau Gajah Pitaka harus mengejar
isterinya itu.
Memang Ida Ayu Palupi dalam keadaaa penasaran disamping
malu atas kekalahan suaminya dan diri-nya sendiri, ditangan
seorang muda. Selama ini baik dirinya maupun suaminya dikenal
orang sebagai sua-mi-isteri digjaya sakti. Dan selama ini malang
melintang di dalam masyarakat, belum pernah mereka menderita
milu karena kalah.
"Tunggu!' teriak Gajah Pitaka sambil mengejar isterinya.
"Palupi, aku ingin bicara."
"Bicara apa?" sahut isterinya dengan nada tidak Senang.
"Mengapa engkau segera pergi, isteriku," bujuk Gajah Pitaka
sambil terus mengejar. "Bukankah kita terkenal dengan gelaran
?sepasang pedang dari Kelungnkung?? Aku dan engkau tidak kuasaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 46
melawan bocah itu maju sendiri-sendiri. Akan tetapi toh kira belum
maju berbareng. Kalau sepasang pedang kita maju berbareng,
manakah mungkin bocah itu dapat berkutik??
Mendengar kata-kata suaminya ini, Ida Ayu Palupi
menghentikan langkahnya. Uacapan suaminya benar. Mengapa ia
tadi sudah menurutkan hati perasaannya yang malu, begirtu saja
lari? Mengapa tadi tidak berpikir untuk maju bersama suaminya
mengeroyok? Bukankan mereka terkenal sebagai suami-isteri
digjaya sakti, lebih banyak mengandalkan kerjasama mereka
menghadapi lawan?
?Hemm, tetapi bocah ini bocah setan!? desisnya. ?Pedangku
tidak berhasil melukai kulit pundaknya.?
?Isteriku, Palupi, mengapa menjadi putus asa hanya berhadapan
dengan bocah seperti itu??
?Jangan membuka mulut sembarangan!? bentak isterinya.
?Kalau bocah itu kebal senjata, aku dan engkau mengandalkan
pedang dapat berbuat apa??
?Tidak semua anggota tubuh bisa menjadi kebal Palupi.
Bukankah kita bisa merobohkan bocah itu dengan menyerang mata
atau alat kelaminnya??
?Ahhh.!? Ida Ayu Palupi sekarang kaget dan baru sadar.
?Mengapa aku tadi menjadi lupa? Ahh agaknya bocah itu muridnya
Mpu Suluh. Buktinya pemuda itu berada di gunung Batukaru!?
Kalau Ida Ayu Palupi menduga demikian tidaklah
mengherankan. Kehadiran suami-isteri ini tadi terlambat, sehingga
tidk sempat menanyakan nama maupun asal-usulnya. Namun
tarnyata dugaan perempuan itu tepat sekali.
?Ya, mungkin bocah itu murid Mpu Suluh.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 47
?Hemm, sudahlah! Tak perlu kita ribut mengurusi bocah itu lagi,
dan mari kita pulang!?
?Aih .? Gajah Pitaka kaget. ?Mengapa kita tidak kembali
dan melawan bocah itu dengan sepasang pedang? Bocah itu
gerakannya masih amat kaku. Tak sulit kita mengalahkan dengan
pedang kita!?
?Sudahlah, jangan engkau mengigau!? bentak isterinya.
Mengapa engkau jadi setolol itu? kalau bocah itu murid Mpu Suluh,
apakah kita ini tidak seperti ular mencari gebug? Kalau melawan
muridnya saja sudah kesulitan, bagaimanakah kalau gurunya
muncul? Huh, apakah engkau masih mempunyai cadangan nyawa??
Mendengar bentakan istrinya yang cukup beralasan ini, Gajah
pitaka meringis seperti kera keliru makan terasi. Sejak tadi ia
memang belum melihat Mpu suluh. Kalau saja kakek itu muncul,
manakah mungkin mereka mampu melawan kakek sakti itu
sekalipun mengeroyok? Teringat kepada kakek sakti Mpu Suluh itu,
tanpa rewel-rewel lagi Gajah Pitaka sudah melangkah mengikuti
isterinya menuruni gunung Batukaru seperti terbang.
? ooOoo ?
Marilah kita melihat kembali keadaan di gunung Batukaru,
dimana Yoga soka dan Ketut Sruni masih menghadapi tekanan Ida
Ayu Kartini bersama murid-muridnya, serta I Kerta bersama murid
muridnya.. melihat secara berturut-turut I Kerta, Gajah pitaka dan
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ida ayu Palupi tidak berdaya mengadapi pemuda itu, diam-diam Ida
Ayu Kartini menjadi ragu. Mungkinkan dirinya mampu melawan
bocah itu? timbul kemudian pikiran Ida Ayu Kartini untuk
mengeroyok saja bersama-sama. Dengan mengeroyok, ia merasaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 48
pasti akan dapat berhasil mengalahkan pemuda itu. disamping pula
dapat menangkap Ketut Sruni yang telah membunuh muridnya.
Akan tetapi dengan mengeroyok itu, berarti pihak mereka
menurunkan derajat sendiri. Baru sebagai seorang tua melawan
seorang muda saja sudah menurunkan derajat dan martabat, apalagi
mengeroyok. Apakah hal ini tidak memalukan sekali?.
Akan tetapi keraguan itu kemudian dibantah sendiri. Saat
sekarang ini dirinya sedang berusaha menangkap seorang
pembunuh, pembunuh muridnya. Mengapa harus mengingat akan
tata kesopanan lagi?.
Memperoleh pikiran demikian, Ida Ayu kartini segera
mengamati I Kerta. Katanya, ?Mari kita sekarang maju berbareng!?
I Kerta tampak ragu-ragu, tetapi mengingat itu, Ketut Sruni
seperti dipagut ular. Ia melompat mendekati Yoga Soka, kemudian
menghardik. ?Huh, kamu tidak tahu malu mengandalkan jumlah
banyak dan mengeroyok? Hi hi hi hik! Ternyata kamu orang-orang
tua yang dungu dan tidak dapat menempatkan diri!?
Sebaliknya Ida Ayu Kartini tidak mau peduli atas sindiran gadis
itu. kemudian katanya lagi kepada I Kerta, ?Hai Kerta! Terhadap
seorang pambunuh, mengapa engkau masih sungkan-sungkan lagi??
Tetapi kakek ini belum juga membuka mulut, dalam hatinya
sekarang ini timbul perasaan yang agak sangsi atas ketulusan hati
Ida Ayu kartini bersahabat.. timbul perasaan kecewa dalam hati
kakek ini, dan menduga pula bahwa perempuan itu mempunyai
maksud curang. Mengapa? Yang dibunuh mati oleh Ketut Sruni
adalah murid Ida Ayu Kartini. Akan tetapi mengapa sejak tadi
perempuan itu belum juga maju dan melawan kepada pelindung
Ketut Sruni? Dirinya sendiri tadi sudah maju pertama kali dan
goncangan dalam dadanya membuat dirinya terluka. Walaupun
laukanya itu tidak berat, namun akan menjadi parah juga kalauKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 49
dipergunakan bergerak dan memeras tenaga. Kalau dirinya atau
muridnya tidak mati dalam perkelahian ini masih tidak mengapa.
Tetapi kalau dirinya atau salah seorang muridnya mati, bukankan
ini berarti dirinya sendiri menderita rugi?
Ida Ayu Kartini adalah merupakan orang pertama yang
mempunyai kepentingan dengan Ketut Sruni. Tetapi baik Ida Ayu
Kartini maupun kedua orang muridnya itu belum juga maju dan
mencoba melawan pemuda itu. mengapa sekarang tahu-tahu sudah
mengajak mengeroyok? Apakah ini tidak berarti bahwa Ida Ayu
Kartini hanya mementingkan diri sendiri saja dan tidak peduli
dengan kepentingan sahabatnya? Betapa malu suami-isteri Gajah
Pitaka dan Ida Ayu Palupi, harus meninggalkan tempat ini sesudah
menderita kekalahan, namun nyatanya Ida Ayu Kartini seperti tidak
mau peduli, dan membiarkan suami isteri yang membela
kepentingannyanya itu pergi dengan hati penasaran.
I Kerta seorang laki-laki yang jujur dan setia kepada
persahabatan, akan tetapi bukan seorang yang tolol. Tentu saja tidak
mau dijual oleh Ida Ayu Kartini untuk kepentingan perempuan itu.
?Heh heh heh,? I Kerta terkekeh, kemudian katanya, ?Siapakah
sesungguhnya yang paling berkepentingan dengan perempuan itu??
Mendengar pertanyaan ini, Ida Ayu Kartini berjengit seperti
dipagut ular. Perempuan ini baru merasa kaget dan sadar bahwa
dirinya telah disindir terang-terangan oleh I Kerta. Akan tetapi
karena sindiran itu memang nyata, perempuan ini menjadi terpukul.
Ia tidak segera dapat mambuka mulut untuk menjawab.
Untung juga bahwa Ida Ayu Katrini juga bukan seorang
perempuan bodoh. Ia segera membalas dengan jawabannya. "I
Kerta! Aku mengerti, engkau tentu menuduh aku enak-enak
berpangku tangan, membiarkan engkau dan suami-isteri Klungkung
tadi bekerja, keras? Hemm, ternyata angkau seorang yang picikKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 50
pandangan. Cobalah sekarang engkau jawab. Apakah aku tadi harus
berebut dengan engkau maupun suami-isteri Klungkung tadi? Coba
saja kalau tadi aku, melarang engkau maju, menunggu sesudah aku
lebih dahulu maju, apakah engkau tidak sahah mengerti dan
menuduh aku menghina engkau? Ahh, celaka! Mengalah salah,
tidak mengalah juga salah. Habis aku harus berbuat bagaimana??
Mendengar jawaban Ida Ayu Katrini, gilirannya sekarang I Kerta
yang terpukau. Memang baik dirinya rnaupun ?sepasang pedang
dari Klungkung? tadi, sudah maju tanpa diminta maupun manta ijin
kepada Ida Ayu Katrini lebih dahulu. Mengapa sekarang setetah
dirinya menderita akibat oleh kecerobohannya sendiri, berusaha
mencari kesalahan kepada diri orang lain?
? ooOoo ?
JILID 2
TIBA-TIBA saja I Kerta tertawa. Kemudian jawabnya. "Aihh,
maafkan aku yang terlalu curiga kepada sahabat sendiri. Aku setuju
dengan pendapatmu bahwa untuk mempersingkat urusan ini, tidak
ada jalan lain, kecuali harus menggunakan kekerasan dan
mengandalkan jumlah. Hemm, dalam menghadapi seorang jahat
memang tidak perlu ragu-ragu. Hutang jiwa harus bayar jiwa."
"Hi hi hi hik, bagus..!? Idah Ayu Katrini terkekeh gernbira.
"Menunjukkan bahwa persahabatannya tidak hanya dalam lahir,
akan tetapi sampai kepada batin. Hemm, tetapi murid-muridmu itu
sekarang tidak bersenjata lagi, dan Made Sariti malah sudah terluka.
Sebaiknya Made Sariti biarkan saja meagaso. Cukup dengan dua
orang muridmu dan dua muridku."Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 51
Perempuan ini kemudian rnemalingkan muka kearah Ida Ayu
Purnami dan Ketut Saraswati yang wajahnya jelek itu. Katanya lagi.
"Purnami dan Saraswati, Bukankah kamu mempunyai cadangan
pedang? Pinjamkaulah pedangasu itu untuk Wayan Puguh dan
Mamang."
Dua orang murid itupun mengiakan, kemudian melapaskan salah
saru pedang berikut sarungnya, lalu diserahkan kepada Wayan
Puguh dan Mamang. Setelah mereka semua bersenjata. Mereka
kemudian menyebar diri dan mengurung.
Diam-diam baik Ketut Sruni maupun Yoga Soka menjadi
berdebar tegang juga, ketika enam orang itu sudah siap untuk
mengeroyok. Tentang dirinya sendiri, sesungguhnya Yoga Soka
tidak begitu khawatir. Bagaimanapun telah terbukti bahwa tubuhnya
kebal senjata. Akan tetapi gadis yang dilindungi keselamatannya
ini, bukankah perlu dipikirkan?
Bisiknya, ?Adik Sruni, apakah engkau takut??
?Hi hi hik, mengapa takut? Disampingmu aku tidak takut kepada
siapapun, kakang,? sahut gadis ini dengan suara merdu dan mesra.
Mendengar jawaban yang halus dan merdu ini, Jantung Yoga
Soka mendadak saja menjadi tergetar. la melirik ke wajah Ketut
Sruni yang cantik-jelita itu. Lalu katanya memuji. "Bagus! Man kita
hancurkan mereka, dan pakailah pedang ini."
"Kakang, lalu bagainnanakah dengan engkau?" tanya Ketut Sruni
khawattr.
"Tak perlu ongkau khawatir," sahut Yoga Soka dengan nada
yang sungguh-sungguh. "Aku cukup dengan sepuluh jari dan dua
tanganku. "Mari, terimalan untuk membela diri!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 52
Ketut Sruni mencrima pedang itu. Kemudian bisiknya. "Kakang,
kita tidak boleb berpisah selama hidup."
?Ihh..!" Yoga Soka kaget. "Mengapa ?"
"Agaknya Hyang Widhi Wasa memang sudah mempertemukan
engkau dan aku, dam tidak boleh terpisah lagi Kakang, marilah kita
lawan mereka. Dan aku tidak menyesal walaupun harus mati, asal
saja tetap disampingmu.!?
"Tidak ! Engkau tidak boleh mat!"
"Benarkah itu ?" bisik Ketut Sruni manja.
"Benarkah tidak rela kalau aku mati? Mengapa ?"
"Engkau tidak boleh mati! Kalau aku rela melihat engkau mati,
bukankah aku tidak rnelawan mereka ini??
Mendengar ucapan Yoga Soka ini, mendadak saja timbullah rasa
yang babagia dalam dada Ketut Sruni, Ia tersenyum manis sekali.
Kemudian ia mernbalikkan tubuh sambil berkata. "Kakang, kita
harus beradu punggung. Dengan begitu, kita akan dapat melawan
mereka secara baik sekali."
Yoga Soka yang belum mempunyai pengalaman sama sekali
menghadapi lawan, tentu saja kurang tahu akan maksud Made
Scum. Tanyanya. "En, mengapa harus beradu punggung??
"Dungan beradu punggung, berarti kita dapat saling melindungi
sehingga tidak dapat diserang lawan dari belakang. Jika musuh
menyerang aku dari belakang, berarti engkau dapat menghalau.
Sebaliknya apabila musuh menyerang engkau dari belakang,
akupun dapat pula menghalau!?
"Hemm, bagus kalau begitu!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 53
"Hai! Karnu bicara apa?" bentak Ida Ayu Katrini yang sudah
tidak sabar lagi. "Sebelum kami bergerak, pikirkanlahlebih dulu
masak-masak. Kamu tidak mungkin sanggup melawan kami, cukup
mengangkat tangan, membuang senjata dan menyerah. Karni
bukanlah orang yang suka bertindak sewenang-wenang. Kedosanmu
yang telah membunuh muridku, tentu saja bakal diadili seadil
adilnya."'
Adaiab Ketut Sruni yang menjawab sambil cekikikan. ?Enak
saja engkau membuka mulut. Apakah engkau memang sudah tidak
tahu malu lagi, berani melindungi seorang murid yang berkhianat?
Kalau begitu, apakah engkau memang sudah gedeg dan antuk
dengan muridmu untuk berkhianat kepada Bali?"
Gedek dan antuk, artinya adalah sudah sating setuju atau
bersekongkol.
"Bangsat jahanam!? teriak Ida Ayu Katrini saking marahnya.
Sepasang matanya menyala dan wajahnya merah. ?Huh perempuan
iblis! Siapa yang bisa percaya padamu, yang menuduh muridku
berkhianat kepada Bali ? Huh, engkau mencari-cari alasan saja.
adalah tidak mungkin bahwa muridku berani berkhianat macam
itu."
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ketut Sruni kembali mengojek. "Hi hi-hik, seperti tadi sudah aku
kemukakan, apakah engkau dapat menjenguk isi hati Ida Ayu
Savitri yang sudah aku bunuh mati itu? sehingga engkau berani
lancang mulut dan menjamin bahwa muridmu tidak mungkin
melakukan pengkhianatan kepada Bali??
"Ibu !" sela Ida Ayu Purnami yang sudah tak dapat menahan
sabarnya lagi. "Dia telah menuduh kakakku semena-mena. Apakah
ibu tidak dapat membalaskan sakit-hati kakak perempuanku itu?"Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 54
"Purnami hardik gurunya. "Apakah artinya aku sampai di tempat
ini kulau bukan untuk membalas sakit-hati? Huh, apakah engkau
sudah berani menncela kepada gurumu sendiri?"
"Tetapi, apakah dapat selesai dengan bicara saja?", bantah Ida
Ayu Putnami.
Mendengar ini wajah Ida Ayu Katrini sebentar merah sebentar
pucat. Ingin marah sesungguhnya namun tiada alasan untuk marah,
sebab ucapan Ayu Purnami memang benar. Pambalasan sakit-bati
tidak cukup hanya bicara dan saling bantah. Dan karena jalan damai
dan bujukan tidak juga mempan. maka tiada jalan lain lagi kecuali
menggunakan kekerasan.
"Perempuan iblis!? bentak Ida Ayu Kartini, ?Apakah engkau
tidak mau menyerah secara baik-baik?
?Hi hi hik, aku tidak bersalah. Aku membunuh orang yang
berkhianat, mengapa harus menyerah padamu?? sahut Ketut Sruni
dengan nadanya yang congkak. ?Pendeknya berada di samping
kakang Yoga Soka, tidak ada lagi yang aku takutkan!?
Sambil berkata begitu, Ketut Sruni melirik ke arah Yoga Soka
dengan bibir yang tersenyum manis sekali. Yang dilirik menjadi
besar hati dan mengangguk-angguk. Tentu saja, siapakah yang tidak
merasa bangga dipuji oleh seorang gadis secantik Ketut Sruni?
Memang bagi Yoga Soka sekarang sudah mantap. Pendeknya salah
atau benar ia tidak peduli. Gadis Cantik yang akan dikeroyok oleh
mereka harus dibelanya, dan kalau perlu dengan taruhan nyawa.
?Benar!? katanya mantap. Tidak seorangpun dapat menggangu
engkau, asal saja masih tetap disampingku!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 55
?Hemm, diberi daging baru engkau malah engkau memilih telur
busuk. Bagus! Tak ada jalan lain kecuali kekerasan!?
Sesudah berkata, nenek yang wajahnya masih cantik ini sudah
menebaskan pedangnya memberi aba-aba kepada yang lain. Begitu
memperoleh aba-aba, mereka segera menerjang maju. I Kerta dan
Ayu Kartini dibantu oleh Ida Ayu Purnami dan Ketut Saraswati
sudah menerjang ke arah Yoga Soka. Adapun wayan Puguh, Made
Sariti dan I Mamang telah menerjang ke arah Ketut Sruni.
?Trang, trang.!? Pedang I Mamang dan Wayan Puguh yang
menyambar dihindari oleh Ketut Sruni dengan meloncat miringkan
tubuhna. Sebaliknya pedang Made Saritiyang menyambar segera
ditangkis keras lawan keras. Gerak pedang Ketut Sruni ternyata
lincah dan gesit. Begitu berhasil menangkis pedang gadis itu,
gerakannya diteruskan untuk memukul jatuh.
Made Sariti memekik perlahan, karena dirasakan lengannya
seperti lumpuh, dan tidak tertahan lagi pedangnya telah terbang.
?Sariti, mundurlah!? teriak I Mamang.
Memang sebenarnya, sejak tadi Made Sariti tidak dihitung.
Sebab gadis itu sudah terluka, maka hanya disuruh menonton saja.
Akan tetapi Made Sariti yang merasa gemas sekali dan merasa
penasaran atas serangan Ketut Sruni yang membuat pipinya terluka,
tidak mau disuruh berdiam diri. Ia ingin ikut mengeroyok dan
maksudnya sudah jelas, ia ingin membalas penghinaan yang telah
dilakukan oleh Ketut Sruni. Sungguh sayang bahwa sekali gebrak,
pedangnya sudah terpental terbang, sehingga ia tidak berani
membantah lagi lalu mundur dan menonton di pinggir.
Empat batang senjata menerjang ke arah Yoga Soka. Akan tetapi
pemuda itu tidak takut sama sekali, justru kekebalannya telah
membuktikan tak mempan oleh senjata. Walaupun begitu, ia takKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 56
berani gegabah dan sembrono. Sebab apabile pedang itu
menyambar ke arah mata dan alat kelaminnya, tidak urung dirinya
akan menderita rugi. Selama ini ia belum pernah mengalami
perkelahian. Apalagi harus menghadapi keroyokan empat orang
sekaligus. Namun begitu, otaknya dapat bekerja dengan baik.
Senjata Ida Ayu Purnami yang menyambar ke arah kaki,
ditendang secara berani.
?Plak! Trang . Aih .!? Ida Ayu Purnami dan Ketut
Saraswati sama-sama memekik kaget dan terhuyung mundur
beberapa langkah kebelakang. Sebab pedang Purnami yang berhasil
ditendang oleh Yoga Soka itu terpental membalik. Segara tidak
terduga menangkis pedang Ketut Saraswati yang menyambar
datang.
Sementara itu pedangIda Ayu Kartini yang menyambar ke arah
dada segara dahsyat, dengan berani telah ditangkis dengan tangan
kiri. Adapun pedang I Kerta yang menyambar dari samping kanan,
telah dicengkram dan dihentak.
?Pkal ..! Crak .. iihhh buk ..!?
Ida Ayu Kartini memekik tertahan saking kaget, sedang I Kerta
telah terhuyung-huyung kebelakang dengan wajah pucat. Mendadak
?huak ? tidak tercegah lagi dari mulut kakek itu telah
menyembur darah merah. Melihat ini Made Sariti kaget sekali dan
lari menghampiri, sambil bertanya gugup. ?Ba pa .. bapa terluka
Trio Detektif 26 Misteri Kuda Tanpa Sapta Siaga 02 Rahasia Jejak Bundar Pendekar Gila Karya Kho Ping Hoo
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama