Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat Bagian 11
berkelana tanpa tujuan bukan lain dalam usahaku mencari engkau.?
Gadis ini berhenti sambil menatap wajah Yoga Soka penuh
perhatian. Tiba-tiba gadis ini mengangkat kepalanya untuk
mencium bibir Yoga Soka, agak lama. Ia baru melepaskan setelah
merasa puas. katanya lagi. ?Kakang, siapakah yang tidak menjadi
menyesal, panas dan marak akan sikapmu beberapa hari yang lalu?
Aku bersudah payah mencari engkau. Tetapi setelah usahaku
terkabul, setelah aku dapat bertemu dengan engkau, ternyata
sikapmu amat menyakitkan hatiku. Apabila aku tidak mencintaimu,
apakah sangkamu aku tidak dapat membunuhmu dengan racun??
Bergidik Yoga Soka mendengar ini. ia justeru sadar bahwa orang
seperti Sruni ini bisa melakukan pembunuhan dengan racun. Dan
ancaman seperti ini bukan ancaman yang kosong. ?Ya, akupun tahu.
Tetapi tahukah engkau bahwa sikapku itu bukan lain dalam usahaku
menguji engkau??
Entah mengapa sebabnya Yoga soka dapat mengucapkan kata
kata seperti itu. ucapan yang hanya merupakan isapan jempol
belaka.
Tetapi karena kata-kata Yoga soka diucapkan dengan penuh
kesungguhan, maka perempuan iblis ini tidak sadar telah ditipu. ?Hi
hi hik, benarkah itu??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 555
?Mengapa tidak?? sambut Yoga soka. ?Dan ternyata aku
memperoleh bukti bahwa engkau benar-benar mencintai aku.
terbukti dengan perbuatan-perbuatanmu yang baru saja terjadi. Ahh,
aku bahagia sekali mendapatkan isteri secantik engkau, Sruni.?
?Iihh ..? Sruni pura-pura kaget ketika Yoga Soka
menundukkan muka dan mencium. Namun kemudian disusul pula
oleh ketawanya yang cekikikan penuh nafsu birahi.?
?Tetapi, Sruni, jawablah pertanyaanku!?
?Apa yang kau tanyakan??
?Gkankah waktu itu engkau meninggalkan aku, karena engkau
ditangkap dan ditawan oleh seorang kakek sakti itu? dan
bagaimanakah caramu dapat membebaskan diri dari kakek itu??
?Hi hi hik, kalau orang lain mana mungkin dapat membebaskan
diri dari tangan kakekku??
?Apa? Jadi pendeta Surya Wasesa itu adalah kakekmu sendiri???
Yoga soka terbelalak kaget saking tidak pernah menduga.
?Kalau benar, mengapa? Mengapa engkau kaget?? sahut Sruni
setengah mengejek. ?Memang sesungguhnya aku puteri seorang
pendeta. Aku memang tida senang kepada kehidupan para pendeta
yang selalu dibatasi gerak-gerik dan hidupnya. Bayangkanlah,
bukan saja dalam rumah tangga terdapat peraturan-eraturan tertentu
yang tidak boleh dilanggar. Demikian pula makananpun banyak
yang harus berpantang. Belum lagi peraturan-peraturan lain yang
sesungguhnya hanya mengikat kebebasan gerak dan hidup. Huh,
hidup dalam keluarga pendeta itu menyebalkan !?
Sruni menghela nafas pendek. Mendadak saja terbayang
perjalanan hidupnya disaat dirinya masih seorang gadis remaja.
Akan tetapi gadis ini tidak gampang tenggelam dalam kenanganKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 556
yang telah lalu. Tiba-tiba saja bibirnya tersenyum, kemudian
katanya lagi. ?Kakang, engkau tadi bertanya cara bagaimana aku
dapat membebaskan diri dari tangan kakekku. Bukankah begitu??
Yoga Soka mengangguk. ?Benar. Aku merasa heran sebabnya
engkau dapat membebaskan diri.?
Ketut Sruni tersenyum bangga sebelum mulai menceritakan
pengalamannya. Kemudian sambil menyandarkan kepalanya pada
pundak Yoga Soka. Gadis ini mulai menceritakan pengalamannya
waktu itu. sejak dirinya ditangkap dan ditawn oleh kakeknya.
Kemudian dirinya diserahkan kepada orang lain untuk mendapatkan
hukumannya. Akhirnya dirinya tertolong oleh gurunya.
Mendengar cerita Ketut Sruni ini, Yoga Soka mengangguk
angguk. Pantas Ketut sruni dapat membebaskan diri . ternyata gadis
itu ditolong oleh gurunya. Tetapi agaknya gadis ini sudah tidak
kuasa lagi menahan gejolak hatinya yang terbakar oleh nafsu sesat.
Untung Yoga soka dapat berusaha membujuk agar Ketut Sruni
dapat menahan diri setelah mereka mendapatkan tempat tinggal.
?Tetapi Sruni,? tiba-tiba saja Yoga Soka bertanya.
?Bagaimanakah kalau kita berjumpa lagi dengan kakekmu??
Pertanyaan ini menyebabkan Sruni kaget dan untuk sejebak
wajahnya pucat mendadak. Memang serba mungkin bertemu
kakeknya itu. sebab kakeknya itu bagaimanapun penasaran sekali
dengan berhasilnya dia melarikan diri. Namun demikian Ketut
Sruni masih berusaha menghibur diri. Jawabnya, ?Tetapi, bukankah
ada engkau disampingku? Kalau engkau bersama aku maju
berbareng melawan, aku percaya akan sanggup menghadapi
kakekku.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 557
Yoga Soka menggeleng, jawabnya. ?Tak mungkin! Walaupun
kita maju berbareng menghadapi kakekmu, takkan bisa berdaya
apa-apa!?
Jawaban ini menyadarkan Sruni, bahwa waktu itu di puncak
Gunung Batukaru, pemuda inipun berusaha membelanya. Namun
usaha Yoga Soka membela dirinya tidak berhasil, dirinya tetap bisa
ditawan oleh kakeknya.
?Kalau begitu kakang, sebaiknya kita mencari tempat
bersembunyi!?
Yoga Soka mengangguk. ?Benar! Memang hanya jalan itu
sajalah yang tepat untuk menyelamatkan diri. Tetapi kemanakah
kita harus mencari tempat bersembunyi itu??
Untuk sejenak gadis ini tidak menjawab dan sedang memutar
otak. Tetapi tidak lama kemudian gadis ini kemudian teringat
kepada gunung Seraya yang pernah menjadi tempat tinggal Naga
Murti. Gunung itu berdekatan dengan laut, sehingga apabila terjadi
sesuatu dengan gampang dapat melarikan diri ke laut. Walaupun
kakeknya sakti manderaguna, apabila melarikan diri dengan perahu,
mana mungkin kakeknya dapat mengejar tanpa perahu pula?
Disamping gunung itu dekat sekali dengan laut, gadis inipun
menduga bahwa, bekas tempat tinggal Naga Murti itu masih baik.
hingga mereka tidak perlu membuat rumah untuk tempat tinggal.
Selain itu, tentu Naga Murti telah membuka tanah untuk bercocok
tanam yang dijadikan tiang hidup. Bukankah hal ini
menguntungkan mereka berdua??
?Kakang, aku teringat tempat yang bagus sekali ialah gunung
Seraya. Mari kita pergi kesana. Dan kita dapat hidup dengan aman
dan tenteram.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 558
Yoga Soka setuju. Kemudian kedua orang muda ini melangkah
bersama untuk menuju ke gunung itu.
Akan tetapi diluar tahu dua orang muda ini, bahwa mereka
dibayangi oleh seorang tua renta yang gerakannya gesit bukan main
seperti bisa terbang. Siapakah orang yang membayangi mereka ini?
bukan lain adalah pendeta Surya Wasesa yang baru saja mereka
bicarakan. Kakek ini sudah mendengar apa yang tadi dibicarakan
oleh Yoga Soka dan Ketut Sruni. Dan kakek ini menghela nafas
panjang, wajahnya tampak berobah ketika melihat cucunya yang
penuh dosa itu dapat bertemu lagi dengan Yoga soka. Dan agaknya
sudah saling setuju untuk membentuk rumah tangga.
Namun untung Surya Wasesa adalah seorang pendeta sakti
manderaguna. Ia tidak mudah tertipu oleh hal-hal yang kasat mata
(yang tampak dipandang mata) dan hal-hal lahiriah. Setelah
memperhatikan beberapa saat lamanya wajah Yoga Soka, pendeta
ini segera dapat menduga bahwa pemuda ini menekan perasaan.
Terang bahwa Yoga Soka sesungguhnya terpaksa oleh suatu sebab
dalam hubungannya dengan Ketut Sruni ini.
Bagi Pendeta Surya Wasesa, cucunya itu dosanya demikian
besar. Dosanya tidak bisa diampuni lagi. Ketut Sruni harus
mendapat hukuman yang setimpal akibat perbuatan dan dosa
dosanya. Terlebih lagi telah berani membunuh seorang pendeta dan
belasan orang murid. Perbuatan Sruni ini dikutuk oleh Dewata. Dan
Ketut Sruni tidak mungkin dapat dibiarkan hidup bebas dan sesuka
hati untuk mengacaukan dunia ini. cucunya ini harus ditangkap
kemudian mendapatkan hukuman yang setimpal. Dan apabila benar
Yoga Soka membantu Sruni dalam melakukan perbuatan jahat,
maka pemuda itupun merupakan orang berdosa yang harus pula
memperoleh hukuman yang setimpal.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 559
Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya inilah yang
menyebabkan Penderta Surya Wasesa tidak segera bertindak untuk
menangkap Ketut Sruni. Ia tidak ingin bertindak salah. Ia tidak
ingin melibatkan orang yang tidak berdosa.
Demikianlah, Pendeta surya Wasesa ini membayangi gerak-gerik
dua orang muda itu. dan yang dibayangi sama sekli tidak merasa.
Dalam perjalanan ini, nampak Sruni tampak amat bahagiagembira.
Sebaliknya Yoga Soka tampak memaksa diri dalam usahanya
menyenangkan Sruni.
Gembira sekali hati Ketut Sruni setelah berhasil mencapai tujuan
dan ternyataa rumah tinggal Naga Murti itu memang cukup baik.
rumah itu dikelilingi oleh kebun-kebun yang banyak tanaman. Haik
sayuran, jagung, ketela maupun buah-buahan. Dengan demikian
hidup di tempat ini mereka tidak akan kelaparan. Asal saja
meneruskan tanah pertanian itu untuk digarap dan agar
menghasilkan. Apabila membutuhkan ikan laut, untuk menangkap,
jaraknya tidak begitu jauh. Dan dengan demikian, apa yang
dibutuhkan untuk tiang hidup berumah tangga tercukupi.
Pagi itu, Ketut Sruni tampak berlarian menuju pantai. Yoga soka
tidak menyertai, dan pemuda ini malah tampak murung sambil
berkali-kali menghela nafas panjang. Bagaimanapun ia menyesal
sekali, mengapa dirinya sekarang ini harus menjadi permainan nafsu
Ketut Sruni. Ia memang dapat menghindar melarikan diri, namun ia
merasa tidak sanggup untuk melanggar sumpah yang sudah
diucapkan beberapa hari yang lalu.
Dengan langkah yang malas Yoga Soka melangkah keluar dari
rumah, kemudian membantingkan pantatnya ke batu yang bercokol
di bawah pohon. Ia menghela nafas panjang. Jelas bahwa hati
pemuda ini merasa tertindih, merasa tertekan dan setiap saat dalam
benaknya hanya terbayang Ketut Menur yang dicintai. Ia benar-Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 560
benar menyesal mengapa gagal menarik perhatian gadis itu sebagai
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akubat munculnya Ketut Sruni.
Memang pada mulanya yoga Soka menduga bahwa dirinya akan
dapat menekan perasaan dan melupakan gadis itu apabila dirinya
hidup bersama Sruni. Namun ternyata dugaan itu salah belaka.
Makin bersanding dengan sruni, hati pemuda ini semakin tergoda
dan teringat kepada Ketut Menur. Makin ditekan, makin dilupakan,
wajah Ketut Menur makin melela di depan matanya dan tak dapat
diusir. Itulah sebabnya pagi ini, ketika Sruni pergi, Yoga soka
menjadi murung dan menghela nafas berkali-kali. Ia memang tidak
ingin Sruni mengetahui keadaan hatinya yang sebenarnya. Maka
didepan Ketut Sruni ia selalu bersikap dan bertindak sebagai
seorang laki-laki yang amat mencintai seorang perempuan.
Memang sesungguhnya tidak sulit bagi Yoga Soka untuk pergi
dan menghindarkan diri dari Ketut Sruni. Akan tetapi Yoga soka
tidak sanggup untuk melakukan itu, mengapa? Ia measa terikat
kepada sumpah yang sudah diucapkan. Ia menjadi tekut apabila
sumpahnya yang berat itu, menyebabkan dirinya hidup celaka.
Takut apabila Sewata mengutuk dirinya. Maka walaupun terasa
berat, ia tetap menahan diri dan menekan perasaan/
Disaat ia sedang bersedih murung dan berkali-kali menghela
nafas berat, tiba-tiba ia menjadi kaget. Ia mendengar suara halus
yang masuk menelusup kedalam telinganya. Ia mengangkat kepala
dan mengamati sekitarnya. Tetapi ia tidak melihat seorangpun. Lalu
siapakah yang sudah berbisik pada telinganya tadi? Apakah Iblis
ataikah Setan? Karena ragu, pemuda ini belum bergerak dari
tempatnya duduk. Ia tidak segera memenuhi perintah dan panggilan
lewat bisikan tadi.
Tetapi beberapa saat kemudian, terdengarlah bisikna itu tadi.
?Anak Yoga Soka! Apakah sebabnya engkau nampak murung danKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 561
sedih? Datanglah kemari, aku menungumu tidak jauh dari mata
air!?
Mendengar ulangan panggilan ini, barulah sadar Yoga soka
bahwa ada seorang sakti yang memanggil dirinya lewat Aji
Pameling. Ia tidak tahu siapakah orang yang memanggil dirinya itu,
dan apa pula maksudnya. Namun Yoga Soka bangkit pula dari batu
yang dipergunakan duduk, kemudian pemuda itu langsung pergi
menuju ke arah mata air yang biasa diambil airnya untuk minum.
Tetapi bagaimanapun jantung pemuda itu terus berdenyut tegang.
Hatinya berdebar dan bertanya-tanya.
Tetapi setelah jaraknya menjadi dekat dengan sumber air itu,
jantungnya makin tergoncang keras ketika melihat siapakah yang
memanggil dirinya. Ternyata yang memanggilnya itu adalah
Pendeta surya Wasesa yang telah ia kenal. Malah iapun pernah
meratap kepada kakek itu agar dapat diterima sebagai murid
kerokhanian. Debaran jantungnya sekarang ini tidak lain dalam
hubungannya dengan Ketut Sruni. Ia dapat menduga bahwa kiranya
kedatangan kakek ini dengan maksud untuk menangkap perempuan
itu lagi.
Namun sekalipun terasa hati pemuda ini tidak karuan, ia terus
maju dan menghampiri kakek itu berdiri. Ketika jaraknya tinggal
dua tombak, Yoga Soka segera menjaruhkan diri dan berlutut
memberi hormat. Dan Pendeta surya Wasesa mengangkat tangan
sambil berkata halus.?Sadhu, bangkitlah anakku!?
Semacam stenaga yang tidak tampak dan amat kuat mengangkat
tubuh Yoga soka dan pemuda ini langsung berdiri. Akan tetapi
Yoga Soka menundukkan muka dan tidak berani menentang
pandang kakek itu yang amat berwibawa.
?Anak Yoga soka, apa sebabnya engkau murung dan sedih??
tanya kakek itu halus.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 562
Untuk sejenak Yoga Soka tidak dapat memberikan jawabannya.
Baru sesudah menghela nafas berat, ia tidak menjawab melainkan
malah bertanya. ?Bapa, Apakah kehadiran Bapa saat ini, dengan
maksud untuk menangkap Sruni lagi??
?Apakah sebabnya engkau menduga demikian?? Pendeta Surya
Wasesa juga tidak menjawab itu, sebaliknya malah bertanya.
Yoga Soka tergugu oleh pertanyaan yang tak terduga-duga ini.
namun demikian Yoga soka menjawab juga. ?Karena Sruni
memang amat berdosa. Dan Bapa takkan berhenti berusaha sebelum
berhasil menangkap dan memberi hukuman yang setimpal.?
?Sadhu, sadhu!, Dugaanmu tepat sekali anakku,? sahut kakek itu.
?Tahukah engkau bahwa dosa Ketut Sruni sudah tidak mungkin
diampuni lagi? Dosanya terlalu besar dan kehidupannya sekarang
tidak menguntungkan bocah itu. maka usaha yang paling tepat
apabila bocah itu secepatnya pulang. Kemudian dia akan menjelma
di dunia ini dalam keadaan yang lebih baik.?
Kakek ini berhenti sebentar. beberapa saat kemudia barulah ia
berkata lagi. ?Dan bukankan engkau murung dan sedih sebagai
akibat keadaanmu tidak selaras dengan harapanmu? Dalam
usahamu menolong seorang yang engkau cintai, engkau bersedia
mengorbankan diri. Maksudmu itu memang luhur. Tetapi dengan
demikian berarti engkau menyiksa diri sendiri. Maka apabila aku
sekarang datang untuk menangkap bocah itu, bukankah engkau bisa
membebaskan diri dari tekanan Sruni? Dan berarti pula engkau
tidak melanggar sumpahmu sendiri yang sudah kau ucapkan?!?
Terbelalak sejenak Yoga Soka mendengar ucapan kakek ini. dari
cara mengucapkannya ini, jelas sekali bahwa Pendeta Surya Wasesa
telah mengetahui segalanya. Timbul pertanyaan dalam batinya,
mengapa kakek ini tahu? Pengetahuannya ini karena dia seorangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 563
waskita, ataukah diluar tahunya kakek ini sudah mendengar apa
yang dibicarakan dengan Sruni maupun yang telah dilakukan?
Pendeta Surya Wasesa mengurut-urut jenggotnya yang panjang.
Ia berdehem dan sesaat kemudian berkata lagi. ?Anak, Dosa Sruni
sudah tidakk bisa diampuni lagi. Secepatnya dia harus memperoleh
hukumannya. Engkau tidak perlu melibatkan diri dalam urusan ini
dan jangan pula engkau berusaha memperlambat kewsajiban yang
harus aku laksanakan. Dalam pada itu, dengan tiadanya Sruni,
berarti engkau terbebas dari tuntutan sumpah yang sudah engkau
ucapkan.?
Jantung Yoga Soka berdegup semakin kencang. Tubuh pemuda
ini gemetaran sebentar. mendadak saja dalam dadanya terjadi
perang batih yang hebat. Apabila mengingat dirinya saat sekarang
ini seakan sebagai boneka hidup dan pemuas nafsu birahi Ketut
Sruni. Putusan Pendeta Surya Wasesa ini menjadi sarana dirinya
terbebas dari derita itu. namun sebaliknya apabila ingat bahwa
jatuhnya Ketut Sruni dalam kakek ini, berarti akan menerima
hukuman yang berat, bagaimanapun ia tidak merasa tega.
Akan tetapi sebelum Yoga soka sempat membuka mulut, ia telah
didahului oleh kakek itu. ?Anak soka! Engkau memeng seorang
pemuda baik. pemuda yang pandai menghargai jasa orang lain.
Akan tetapi anakku, engkau harus pandai membedakan baik dan
buruknya!?
Pendeta Surya Wasesa berhenti sejenak, ia menghela nafas,
barulah kemudian melanjutkan dengan nadanya yang terharu.
?Anakku, engkau harus tahu bahwa betapa berat hati dan
perasaanku, jika mengingat Ketut Sruni keturunanku satu-satunya.
Dahulu aku hanya mempunyai seorang anak. Kemudian cucuku
hanya seorang pula yaitu Ketut Sruni. Kepada bocah itu sebagai
cucu yang satu-satunya, merupakan tumpuan harapanku satu-Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 564
satunya untuk menjadi penerus sejarah hidupku. Akan tetapi apa
harus dikata kalau Dewata menentukan lain??
Pendeta Surya Wasesa berhenti lagi dan mengamati Yoga Soka.
Adapun mendengar ini, Yoga soka menundukkan muka sambil
menghela nafas berat. Hatinya terasa sangat haru dan diam-diam iba
pula kepada orang tua ini. sungguh betapa berat rasa hatinya
sesungguhnya, harus menghadapi peristiwa seperti ini. cucu yang
hanya seorang, yang diharapkan menjadi penerus sejarahnya,
namun harus dihukum juga.
?Anak,? katanya lagi setelah menghela nafas, ?Ketahuilah bahwa
apa yang dihadapi oleh setiap manusia yang hidup di dunia ini tidak
lain hanya memetik buah tanamannya sendiri. Entah siapa yang
menanam, entah aku, entah orang tua Sruni, entah orang tuaku dan
entah juga kakekku. Akan tetapi jelas bahwa yang harus aku petik
sekarang ini adalah merupakan tanaman keluargaku. Jadi sudah
sepantasnyalah Dewata menghukum keluarga kami !?
Lagi-lagi Pendeta Surya Wasesa menghela nafas. Baru beberapa
saat kemudian ia berkata lagi. ?Anakku, jelaskah engkau skarang?
Apabila dipikir dengan nalar, betapa berat rasa hatiku menghadapi
persoalan Sruni sekarang ini. nah kalau demikian, mengapa engkau
merasa tidak ikhlas dan tidak tega? Apabila engkau tidak rela dan
tidak ikhlas, akan beakibat engkau terlibat dalam dosa itu. dan
sekarang, pergilah engkau dari samping Sruni. Relakan dia untuk
mendapat hukumannya.?
Tiba-tiba saja tubuh Pendeta Surya Wasesa berkelebat, dalam
waktu singkat kakek itu sudah berada di tempat yang jauh.
Yoga soka kaget sekali. Dalam kagetnya, untuk beberapa saat
lamanya pemuda ini terlolong. Namun seelah sadar akan keadaan,
Yoga soka segera melimpat dan mengejar Pendeta Surya WasesaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 565
sambil berteriak. ?Bapa .. bapa! Jangan kau tegakan Sruni.
Jangan kau hukum dia .. !?
Yoga Soka mengerahkan kepandaiannya lari untuk mengejar
kakek itu. tetapi bayangan kakek itu sudah tidak tampak. Gerakan
Pendeta Surya Wasesa amat cepat, seperti dapat terbang. Untung ia
tahu kemana harus menuju. Ia tahu bahwa pagi itu Ketut Sruni
minta diri untuk pergi ke laut. Maka pergilah ia kesana dengan
maksud untuk dapat melindungi Sruni dari hukuman yang akan
dijatuhkan oleh kakeknya sendiri. Entah mengapa sebabnya, hatinya
measa tidak tega dan tidak rela apabila perempuan itu menerima
hukumannya, walaupun sebenarnya dirinya merasa tertekan dan
tidak bebas.
Ketika pemuda ini sudah tidak jauh lagi dari pantai. Ia keget
mendengar suara pekik nyaring yang melengking. Ia tahu bahw
itulah pekik Ketut Sruni. Secepat kilat ia menuju jeritan itu
terdengar. Namun ketika tiba di pantai, tempat itu sepi dan tidak
tampak seorangpun. Ia tidak melihat Sruni maupun kakeknya.
Malah bekasnyapun tidak tampak pada pasir. Seakan Penseta Surya
Wasesa tidak menapak bumi. Tiba-tiba saja kepala pemuda itu
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berdenyutan seperti mau pecah. Tubuhnya terhuyung-huyung dan
akhirnya pemuda ini jatuh terduduk di atas pasir.
Dalam waktu yang agak lama barulah Yoga Soka dapat
menguasai perasaan. Teringatlah ia akan ucapan Pendeta Surya
Wasesa tadi. Bahwa Ketut Sruni adalah cucu satu-satunya dan yang
menjadi tumpuan harapan sebagai penyambung sejarah hidup. Akan
tetapi karen Ketut Sruni berdosa besar, maka sebagai kakeknya,
ikhlas juga sekalipun peristiwa itu menyebabkan keturunannya
terputus. Kalau Pendeta Surya Wasesa sebagai kakek kandung saja
rela, mengapa dirinya tidak rela? Mengapa dirinya harus bingung
dan khawatir?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 566
Akhirnya hati pemuda ini terhibur juga sesudah membandingkan
antara dirinya dengan Pendeta Surya Wasesa. Kemudian ia berlarian
meninggalkan tempat itu untuk pulang ke pondoknya Naga Murti
yang menjadi tempat tinggalnya. Ketika ia masuk ke dalam pondok
ini, sepasang matanya terbelalak. Ternyata bungkusan pakaian Sruni
sudah tidak ada di tempatnya. Agaknya ketika mau pergi sambil
menawan Ketut Menur, kakek tua renta itu sempat singgah di
pondok ini sambil mengambil bungkusan pakaian itu. maka setelah
mengambil pakaiannya sendiri, Yoga Soka secepatnya
meninggalkan tempat itu tanpa tujuan.
Yoga Soka memeng menjadi bingung sekarang. Kemanakah
dirinya harus pergi? ia telah berjanji kepada Dewi Nala untuk tidak
ikut campur lagi dalam perjuangan para pejuang Bali Aga. Maka
apabila dirinya sekarang kembali ke sana, itu berarti dirinya
menelan ludah sendiri. Bagaimanapun dirinya tidak ingin dituduh
sebagai seorang yang tidak dapat memegang janjinya sendiri. Maka
walaupun hatinya ingin sekali untuk menyumbangkan tenaganya
mengusir musuh, keinginannya itu ditekan sedemikian rupa.
Tetapi walaupun dirinya tidak ingin ikut campur dalam
perjuangan Bali Aga. Timbul pula keinginannya untuk melihat
markas besar para pejuang itu barang sejenak. Sanggupkah para
pejuang itu mempertahankan Tabanan. Setelah dirinya terpaksa
harus pergi?
Terpikir demikian, maka pergilah pemuda ini menuju Tabanan.
Ingin sekali ia melihat sekali lagi markas para pejuang Bali Aga itu,
sebelum dirinya memutuskan untuk pulang ke gunung Batukaru.
Sebab bagi dirinya, hanya tempat itulah kiranya yang cocok untuk
melanjutkan hidupnya. Disana ia sudah banyak kenal dengan para
penduduk yang berdiam disekitar gunung itu. dan disana pula
terpikir oleeh pemuda ini, akan memberikan Dharma Baktinya bagi
ketentraman masyarakat. Ia percaya apabila dirinya dapatKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 567
melindungi ketentraman para penduduk itu, niscaya dirinya akan
dihargai sekalian orang.
Demikianlah, akhirnya Yoga soka menuju Tabanan lewat
sepanjang pantai. Ketika telah tiba di desa Gelgel, ia akan menuju
ke arah barat melewati Gianyar Singapadu, Kediri dan akan tibalah
di Tabanan lebih cepat.akan tetapi iapun menyadari bahwa orang
orang Majapahit sealu mencurigai orang-orang muda. Dicurigai
sebagai anggota pejuang Bali Aga. Untuk menjaga agar tidak
dicurigai ini, terpaksa ia bergerak hati-hati, dan menyamar pula
sebagai seorang pedagang. Semua itu dilakukan bukan lain dengan
maksud agar perjalanannya ini tidak ada gangguan sedikitpun.
Sekalipun sesungguhnya ia tidak pernah takut kepada siapapun
kecuali kepada Dewi Nala yang memiliki pedang ampuh dan
sanggup melukai tubuhnya yang kebal itu.
Perjalanan dari gunung Seraya ke Tabanan dan harus bergerak
berhati-hati pula itu, menyebabkan ia harus menginap di tengah
jalan. Baru kemudian pada keesokan harinya ia meneruskan
perjalanan. Akan tetapi ketika Tabanan sudah tidak jauh lagi, Yoga
Soka berdebar dan khawtir. Ia menyaksikan prajurit Majapahit
yang bergerak terpisah-pisah. Malah ketika tiba di desa Kediri,
malah desa itu penuh dengan prajurit Majapahit yang bersenjata
lengkap dalam keadaan siap tempur. Apakah pasukan Majapahit ini
telah siap menyerbu Tabanan yang menjadi markas besar
perjuangan Bali Aga, ia terpaksa harus ingkar janji. Sebab ia tidak
akan dapat berdiam diri kalau orang-orang Majapahit melakukan
penjagalan kepada para pejuang Bali Aga yang berusaha membela
Bali.
Dengan jantung yang berdegup cepat Yoga Soka telah
menyelinap cepat kemudian bergerak cepat lewat hutan belantara di
sebelah utara dewa Kediri yang bersambung sampai ke sebelah
utara Tabanan. Ia sudah bertekad bulat untuk membantu danKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 568
membela Dewa Saribit, Ari Dewa maupun yang lain. Namun ketika
Tabanan sudah dekat, mendadak saja pemuda ini menghela nafas
dan tiba-tiba saja wajahnya murung. Mengapa? Ternyata asap yang
tebal mengepul membumbung tinggi dari markas itu. Dan melihat
itu jelas kiranya bahwa Tabanan telah dibakar oleh orang-orang
Majapahit. Dan kalau demikian halnya, jelas para pejuang Bali Aga
itu telah terpukul mundur karena mereka tidak kuasa
mempertahankan desa itu.
Hampir saja meledak kemarahan pemuda ini untuk mengamuk
dan membunuh setiap prajurit Mjapahit yang dapat ia ketemukan.
Tetapi disaat pemuda ini telah bertekad untuk mengamuk dan
membunuhi prajurit Majapahit itu, telinganya yang cukup tajam
menangkap sorak yang membahana dari tempat yang tidak begitu
jauh. mendengar ini, terbangkitlah semangat Yoga soka. Sebab ia
segera dapat menduga bahwa ditempat dimana sorak terdengar
bergemuruh itu tentu sedang terjadi perang campuh antara hudup
dan mati dari kedua belah pihak, maka bergeraklah pemuda ini
menuju kesana.
Tidak memerlukan waktu lama Yoga soka mencari tempat itu.
tetapi apakah yang tampak dan dilihat oleh pemuda ini? pada tanah
lapang yang tidak demikian luas itu sedang terjadi perkelahian
keroyokan. Tampak dua orang laki-laki muda sedang berkelahi
sengit menghadapi keroyokan puluhan prajurit Majapahit. Dua
orang muda itu sekarang sedang mengamuk hebat menghadapi
keroyokan pulauhan prajutir Majapahit. Salah seorang dari dua
orang yang bersenjata tombak itu, Yoga soka kenal. Dialah Wayan
Kaler, pembantu Ari Dewa. Dari pakaian yang bernoda darah
disana-sini, Yoga Soka tahu bahwa pemuda itu sudah terluka
dibeberapa bagian tubuhnya. Namun pemuda itu tetap bersemangat
dan tombaknya yang sudah belepotan darah itu menyambar kesana
kemari dahsyat sekali.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 569
Akan tetapi, siapakah pemuda yang menjadi teman seperjuangan
Wayan Kaler itu? ia belum merasa kenal. Pemuda itu tampan sekali,
ertubuh ramping tanpa kumis maupun jenggot. Namun gerakannya
cepat sekali, gesit dan senjatanya sepasang pedang itu menyambar
nyambar dahsyat sekali dan kecepatan geraknya tidak kalah dengan
Wayan Kaler. Sedikit saja lawan lengah dan terlambat gerakannya,
lawan itu akan segera terpekik nyaring lalu roboh tertembus oleh
pedang. Naun pakaian pemuda itu tidak berbeda dengan pakaian
Wayan Kaler. Pakaian itu sudah bernoda darah disana-sini
menandakan bahwa diapun sudah banyak terluka seperti Wayan
Kaler.
Setelah memperhatikan gerakan pemuda itu beberapa saat
lamanya, tiba-tiba jantung Yoga soka berdebar tegang. Gerak tata
kelahi pemuda itu sama benar dengan gerak tatakelahi Ketut Menur.
Ia memperhatikan lebih seksama lagi. Dan sesudah cukup lama
ia memperhatikan gerak tatakelahi pemuda itu, ia yakin dialah Ketut
Menur yang menyamar sebagai laki-laki.
Dugaan Yoga Soka itu memang tidak salah. Pemuda bertubuh
ramping dan tampan, bersenjata sepasang pedang itu adalah Ketut
Menur. Sejak perpisahannya dengan Yoga Soka, setelah dibebaskan
dari kekuasaan Ketut Sruni, maka Ketut Menur secepatnya pergi.
setelah cukup jauh, kemudian gadis itu mengaso di bawah pohon.
Dan sambil duduk mengaso ini, pikirannya melayang kembali
kepada Yoga Soka yang amat dibencinya, karena pemuda itulah
yang menyebabkan dirinya menjadi sebatang kara.
Teringat kepada sepak terjang Yoga soka yang membuat dirinya
menderita itu, ia marah dan benci sekali. Akan tetapi ketika teringat
Yoga soka telah menolong dirinya dari tangan Panten dan dari
cengkeraman Ketut Sruni dan kemudian pemuda itu malah bersedia
berkorban demi keselamatannya, diam-diam gadis ini terharu juga.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 570
Yang lenih berkesan dalam hatinya lagi adalah sikap Yoga soka
yang tegas menolak Ketut Sruni untuk menggunakan kesempatan
disaat dirinya tidak berdaya. Sikap Yoga soka kuasa menyentuh hati
dan perasaannya. Sebagai seorang wanita, apakah jadinya apabila
Yoga soka menjadi kalap dan terbujuk oleh Ketut Sruni? Dirinya
tentu hidup tidak berharga lagi, sebagai benda hidup pemuas nafsu
laki-laki.
Justeru penolakan Yoga Soka yang jantan itu yang tidak mau
mengganggu dirinya, mengesan amat dalam pada rongga hatinya.
Kemudian sikap jantan Yoga Soka itu dapat mengusik hati gadis
ini, diam-diam ia merasa berterima kasih dan kebencian hampir
terhapus dari dalam hatinya.
Setelah beberapa saat lamanya mengaso sambil berpikir kemana
harus pergi, kemudian terlintaslah pikirannya untuk memenuhi saja
pesan dan harapan Yoga Soka. Dirinya sekarang hidup sebatang
kara, kiranya akan lebih tepat apabila dirinya terjun saja kedalam
barisan pejuang Bali Aga untuk melawan orang-orang Majapahit. Ia
tidak takut mati, sebab kematiannya malah akan membebaskan
dirinya dri derita dan kematiannya pun bukan mati sia-sia, tetapi
mati sebagai salah seorang pahlawan Bali. Sebaliknya apabila
perjuangan orang-orang Bali Aga itu dapat berhasil, bukankah
dirinya mempunyai andil pula dlalam perjuangan ini?
Namun kemudian terpikir pula oleh Ketut Menur, apabila
dirim=nya masih dalam keadaan sekarang ini, dirinya akan selalu
berhadapan dengan hal-hal yang tidak diharapkan. Orang-orang
menyebut dirinya cantik dan ia sendiripun mengerti bahwa dirinya
cantik. Tetapi justeru kecantikannya itulah yang selama ini selalu
menimbulkan bahaya bagi keselamatannya. Untuk menghindari hal
hal yang tidk diharapkan ini, hanyalah apbila dirinya untuk
sementara waktu menyamar sebagai laki-laki.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 571
Demikianlah kemudian Ketut Menur membeli pakaian laki-laki
yang dibutuhkan itu. dan setelah dirinya merobah diri sebagai
seorang pemuda, maka ia menjadi puas sekali, karena dirinya
menjelma sebagai seorang pemuda tampan. Dengan hati yang
mantap dan penuh kepercayaan, ketut menur ini menuju ke Selatan.
Ia akan mengaku bernama Nyoman Sawiji, ialah nama kakaknya
yang sudah meninggal apabila ditanyai orang.
Ia langsung menuju Tabanan dengan maksud menggabungkan
diri dengan para pejuang itu. melihat ketampanan wajah ?Nyoman
Sawiji?, Dewa Saribit tertarik dan menerima permintaannya. Akan
tetapi karena tampak masih amat muda, maka Ketut Menur tidak
menarik perhatian para pejuang.
Namun ketika esok pagi dalam markas para pejuang
diselenggarakan latihan ilmu tatakelahi, timbullah kegemparan
dalam markas pejuang Bali Aga ini. ketut Menur yang menyamar
sebagai laki-laki dan bernama Nyoman Sawiji itu, sanggup
mengalahkan Wayan Kaler maupun Nyoman Sakri baik bertarung
tangan kosong maupun bersenjata. Peristiwa ini tentu saja merobah
pandangan umum terhadap Nyoman Sawiji. Maka hari itu juga,
Nyoman Sawiji telah diangkat sebagai pembantu Ari Dewa.
Sebagai seorang gadis muda, merasa kikuk juga harus bergaul
dengan para lelaki dan banyak pula yang muda ini. akan tetapi
berkat kepandaiannya menyesuaikan diri, maka tidak seorangpun
diantara para pejuang itu yang tahu bahwa sesungguhnya dirinya
adalah seorang gadis.
Akan tetapi, ketika para pejuang Bali Aga itu masih terlelap
dalam tidurnya, menjelang pagi, secara tidak terduga pasukan
Majapahit dalam jumlah banyak sudah menyerbu Tabanan.
Penyerbuan mendadak dan dilakukan pada saat orang masih terlelap
tidur itu, tidak mengherankan apabila menimbulkan panik. MerekaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 572
kemudian menyambar senjata masing-masing dan kemudian
melawn. Tetapi karena mereka baru bangun tidur, tidak terpimpin
dan tidak dalam keadaan siaga pula, perlawanan mereka kurang
berarti. Dalam waktu yang singkat telah banyak korban yang jatuh
dalam pasukan Bali Aga.
Para pemimpin pasukan Bali aga memang sudah berusaha
mengatasi keadaan. Mereka segera membagi tugas untuk memimpin
perlawanan. Hingga pasukan yang semula melawan dengan kacau
ini dapat diatasi, dan dapat menahan penyerbuan secara teratur.
Namun perlawanan mereka yang teratur ini sebentar saja sudah
menjadi kacau lagi, ketika tiba-tiba telah terjadi kebakaran disana
sini, akibat bidikan anak panah berapi yang dilepaskan oleh lawan.
Melihat keadaan ini, baik Dewa Saribit maupun Ari Dewa,
mengerti bahwa pasukan Bali Aga akan ditumpas apabila tidak
mengambil tindakan secepatnya. Maka kemudian Ari Dewa segera
berteriak nyaring agar keempat pembantunya memecah diri
keempat penjuru. Kemudian diperintahkan menyerbu keluar agar
tidak mati terbakar didalam lautan api.
Ketut Menur bersama Wayan Kaler dan Wayan Landri
memimpin sebagaian pasukan yang bergerak ke bagian Utara. Tiga
oang pemimpin ini mengamuk hebat sekali, dan akhirnya walaupun
harus menderita luka ringan disana-sini, berhasil juga mereka lolos
dari kepungan lawan. Sekalipun demikian, mereka terpaksa
mengorbankan banyak anggota pasukan. Dan untuk mengalihkan
perhatian lawan, maka setelah mereka berhasil lolos, mereka segera
memancing musuh agar mengejar dan menjauhi markas.
Benar Ketut Menur dan dua orang kawannya disertai sementara
pasukan bisa meloloskan diri. Akan tetapi sebaliknya tiga bagian
yang lain menghadapi perlawanan yang kuat sekali karena pada
bagian itu dipimpin langsung oleh Empu Kepakisan, Smara DahanaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 573
dan para panglima muda Majapahit lainnya. Bagian Utara memang
sengaja dipertahankan dengan pasukan yang kecil, dengan maksud
agar para pejuang itu lari ke Utara. Tetapi apabila para pejuang itu
lari ke Utara berarti mereka menyongsong maut sebab di bagian
Utara ini telah disiapkan pasukan yang amat besar dan kuat.
Maka, belum jauh Ketut Menur, Wayan Jaladri dan Wayan Kaler
meninggalkan markas, mereka harus menghadapi kelompok
pasukan Majapahit yang sudah dipersiapkan. Para pejuang ini
melawan dengan gigih dan tak takut mati. Akan tetapi karena
jumlah mereka kalah jauh, maka anggota pasukan itu habis roboh
menjadi korban. Yang masih tetap melawan gigih sambil tiap kali
melarikan diri, tinggal tiga orang pemimpin itu. yang pada akhirnya
tibalah mereka pada tanah lapang yang tidak luas ini dan terjebak
dalam kelompok pasukan Majapahit yang lain yang sudah berbaris
pendam.
Dalam menghadapi keroyokan prajurit Majapahit ini, kemudian
Wayan Jaladri roboh dan tewas. Yang masih tetap melawan tinggal
Wayan Kaler dan Ketut Menur. Walaupun sesungguhnya dua orang
muda ini telah menderita luka dan pakaian sudah bernoda darah,
Wayan Kaler dan Ketut Menur tetap mengamuk seperti banteng
ketaton.
Tetapi betapapun kuatnya, dua orang yang melawan kelompok
pasukan yang jumlahnya ratusan orang, makin lama dua orang ini
menjadi kepayahan disamping merasakan seluruh tubuhnya pedih
dan sakit.
Wayan Kaleer roboh terlebih dahulu karena kehabisan tenaga
dan nafas, dan kemudian nyawanya harus melayang oleh tikaman
tombak beberapa orang prajurit. Akibatnya, Ketut Menur sekarang
tinggal seorang diri dan harus menghadapi lawan yang mengurung
dengan rapat.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 574
Tiba-tiba terdengarlah teriakan nyaring dari seseorang. ?Semua
kawanmu telah tewas. Lebih baik engkau membuang senjata dan
menyerah dan akan kami beri ampun!?
Akan tetapi Ketut Menur tidak peduli. Gadis yang menyamar
sebagai laki-laki ini terus saja mengamuk dengan sepasang
pedangnya, walaupun dirasakan tenaganya hampir habis dan
pandang matanya menjadi kabur.
Yoga Soka yang sudah sejak tadi menyaksikan kesulitan Ketut
Menur itu tidak sanggup lagi berpeluk tangan dan menonton, ia
membentak nyaring, kemudian menyerbu dan mengamuk. Belasan
orang prajurit segera menyongsong dan beberapa batang senjata
telah membacok, menikam dan memukul tubuhnya. Akan tetapi
semua senjata itu tidak mempan dan ia terus bergerak maju untuk
mendekati Ketut Menur yang masih melawan.
Hiruk pikuk segera terjadi dalam pasukan yang sedang
mengurung Ketut Menur. Pekik ngeri terdengar berturut-turut,
demikian pula senjata yang berbenturan. Mendengar ini,
sesungguhnya Ketut Menur ingin sekali menyaksikan, siapakah
orang yang datang dan mengamuk itu. akan tetapi karena sadar
dirinya sedang menghadapi keroyokan lawan, maka gadis ini tidak
berani membagi perhatian ke jurusan lain. Pedangnya menyambar
nyambar dan dalam sekali serang, sepasang pedangnya itu berhasil
lagi merobohkan dua orang lawan.
Benar serangannya ini berhasil merobohkan dua orang, tetapi
serangannya tadi telah memaksa kepada Ketut Menur menggunakan
tenaga lagi agak banyak. Maka setelah berhasil merobohkan dua
orang, gadis ini merasakan tenaganya sudah hampir habis. Nafasnya
sesak, pandang matanya kabur dan disamping itu, luka-luka pada
beberapa bagian tubuhnya menyebabkan banyak darah yangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 575
terbuang. Walaupun luka itu hanya ringan saja, tetapi hilangnya
darah yang keluar dari luka itu berarti pula mengurangi tenaganya.
Sebagai akibat nafas sesak dan pandang matanya kabur ini,
gerakannya menjadi tidak setangkas semula. Justeru pada saat itu,
dari belakang datang serangan tombak yang menincar kaki dari
depan mengincar leher dan dari kiri maupun kanan menyambar pula
beberapa batang senjata. Dengan sepasang pedang, ia masih kuasa
menahan dan menangkis baik dari kiri, kanan maupun depan. Tetapi
justeru dengan berbuatannya ini, sisa tenaganya terkuras habis.
Ketika ia berusaha menangkis sambaran tombak dari belakang,
tangkisannya sudah menjadi lemah. Tombak itu dapat ditangkis
menyeleweng, namun celakanya masih juga melukai paha.
Berbareng dengan pekik nyaring dari mulut gadis ini, tubuhnya
sudah terkulai roboh.
?Plak plak trang trang .. aughhh ..? Beberapa prajurit yang
mengeroyok, yang semula ingin mencincang tubuh Ketut Menur
berteriak kaget dan malah dua orang diantara mereka roboh tewas.
Ketika sesosok tubuh menerobos datang dan menangkis sambaran
senjata yang mengancam Ketut Menur. Kemudian para prajurit ini
wajahnya pucat dan melompat mundur, ketika senjata mereka tidak
mempan.
Yoga soka datang secara tepat disaat Ketut Menur terancam oleh
bahaya menggunakan kekebalan tubuhnya. Yoga Soka terpaksan
menjatuhkan diri dan menindih tubuh Ketut Menur, sedangkan
pedang di tangan kanan menangkis semua senjata itu dibantu
dengan tangan kiri. Pertolongan Yoga soka ini berhasil
menyelamatkan jiwa Ketut Menur, namun demikian menyebabkan
pula gadis ini pingsan.
Kesempatan di sat para pengeroyok itu mundur, secepat kilat
Yoga soka menyambar Tubuh Ketut Menur dengan tangan kiri.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 576
Lalu dengan pedang di tangan kanan mengamuk. Beberapa orang
prajurit yang berusaha menghalangi segera roboh tak bernyawa,
sedangkan semua senjata yang mengenai tubuh Yoga soka tidak
mempan.
Gempar para prajurit Majapahit menghadapi lawan yang kebal
senjata ini. mereka menjadi jerih, dan semua ini memudahkan Yoga
Soka dalam usahanya menyelamatkan Ketut Menur yang menderita
luka dan pingsan.
Yoga Soka berlarian seperti terbang. Tak lama kemudian
pemuda ini sudah menerobos hutan belantara. Ia baru menghentikan
larinya setelah jaraknya cukup jauh, lalu membaringkan gadis ini
dan membaringkan diatas rumput perlahan-lahan. Dalam hati
pemuda ini merasa amat beruntung, berhasil menyelamatkan Ketut
Menur, gadis yang dicintai sepenuh hati. dan disamping itu ia
bersyukur pula, bahwa obat luka yang dahulu dipergunakan untuk
mengobati luka pada pundaknya, sampai sekarang masih ada dalam
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
simpanannya. Dan dengan obat luka itu, ia berusaha mengobati
luka-luka yang diderita Ketut Menur.
Tetapi mendadak saja jantung pemuda ini berdetak keras ketika
dalam usahanya membersihkan luka-luka itu, jari-jari tangannya
menyentuh kulit yang halus dan lumar. Akan tetapi walaupun
jantungnya berdegu keras, pemuda ini berusaha menekan perasaan
dan meneruskan usahanya mengobati.
Ia menjadi lega setelah semua luka berhasil diobati dan dibalut.
Lalu ia duduk tidak jauh dari tempat Ketut Menur dibaringkan.
Jika gadis ini telah siuman kembali, mau tak mau dirinya harus
bicara. Tetapi apakah yang harus dibicarakan? Dan pula apakah
setelah mengetahui bahwa dirinya yang telah menolong dan
menyelamatkan, apakah gadis itu mau tahu dan menghargai
jasanya? Ia sendiri merasa telah banyak sekali dosanya kepadaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 577
Ketut Menur dan keluarganya. Maka kalau toh pertolongan
sekarang ini tidak dapat merobah perasaan dan sikap Ketut Menur
iapun tidak akan masygul.
Untung kemudian disaat duduk sambil menunggui Ketut Menur
menggeletak pingsan ini, kemudian Yoga soka menemukan akal. Ia
tersenyum dan debaran jantungnya banyak berkurang. Ia meraba
raba kantung tempat air.kerongkongannya terasa kering dan haus
yang memerlukan minum.
Beberapa teguk air yang membasahi kerongkongannya
mengurangi dahaga namun ia tidak berani menghabiskan air dalam
kantung itu, sebab ia tahu bahwa setelah siuman Ketut Menur
membutuhkan air minum.
Tak lama kemudian terdengar gadis ini mengeluh lirih.
Tubuhnya bergerak perlahan disusul oleh sepasang matanya yang
terbuka. Akan tetapi berbareng dengan terbukanya mata gadis ini
dari mulutnya terdengar seruan kaget. ?Ohh .. kau ..!?
Namun Yoga Soka hanya mengangguk. Jawabnya, ?Ya, aku
Yoga Soka. Agaknya saudara sudah kenal dengan aku? tetapi aku
melunm kenal dengan saudara. Ya, melihat saudara menghadapi
keroyokan yang tidak adil oleh prajurit-prajurit Majapahit itu aku
tidak dapat berpangku tangan. Aku berusaha menolong saudara
yang roboh dan sungguh beruntung usahaku berhasil dan membawa
saudara sampai kemari. Bolehkan saya bertanya, siapakah nama
saudara? Seorang pemuda yang gagah perkasa dan menimbulkan
rasa kagum dalam hatiku!?
Mendengar panggilan ?saudara? dan sebutan ?seorang pemuda
yang gagah perkasa? ini, mulut Ketut Menur melongo heran. akan
tetapi sejenak kemudian gadis ini menjadi sadar bahwa dirinya saat
sekarang ini sedang menyamar sebagai deorang laki-laki. Timbul
pertanyaan dalam hatinya, benarkah Yoga Soka tidak mengenalKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 578
dirinya lagi, setelah mengenakan pakaian laki-laki ini? apakah
selama memberi pertolongan, pemuda ini tidak menggunakan
kesempatan meraba dadanya, sehingga dada yang membukit penuh
itu membuktikan bahwa dirinya seorang perempuan. Dan karena
perasaan yang berkecamuk dalam dadanya saat ini menyebabkan
Ketut Menur sulit untuk membuka mulut dan menjawab.
Yoga Soka tertawa dalam hati dan gembira sekali setelah
siasatnya yang pura-pura tidak mengenal Ketut Menur itu berhasil.
Dalam usahanya untuk membuat bahwa gadis ini percaya bahwa
dirinya melum mengenal keadaan Menur yang sebenarnya, ia sudah
berkata lagi.
?Maafkan saya, saudara. Tidak apalahkiranya apabila saudara
keberatan memperkenalkan nama saudara. Yang penting keadaan
saudara sendiri bagaimanakah dengan luka-luka yang saudara
derita? Tidak enak apabila saudara berbaring seperti sekarang ini.
bolehkan aku menolong engkau agar dapat duduk yang lebih enak??
?Hemm ..? Ketut menur menghela naas. ?Tak usah .. augh
..!?
Ketut Menur yang tidak menghendaki ditolong Yoga Soka,
berusaha untuk bangkit dan duduk sendiri. Akan tetapi pahanya
dirasakan amat sakit ketika ia berusaha untuk bangkit dan tanpa
sesadarnya gadis ini sudah memekik tertahan.
?Mari aku tolong, saudara,? buuk Yoga Soka. Dan dengan
gerakan yang halus dan sopan, pemuda ini setengah mengangkat
tubuh Ketut Menur. Lalu gadis ini dapat duduk sambil
menyandarkan punggungnya ke pangkal batang pohon, sedang
kakinya dilonjorkan.
Yoga Soka melihat juga perobahan wajah Ketut Menur yang
agak memerah, tampaknya malu. Namun Yoga soka meneruskanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 579
sandiwaranya menyambar tempat minum sambil menawrkan.
?Saudara yang baik, tentunya engau haus bukan? Sukakah engkau
minum air ini? tetapi ..?
Namun Yoga Soka tidak melanjutkan kata-katanya. Maksudnya
akan berterus terang bahwa sebagian dari air ini tadi sudah
dimunum. Dan dengan demikian berarti pula bahw ir ini merupakan
sisa, serta mulut tempat air itu sudah berbekas bibirnya.
?Tetapi apa?? tanya Ketut Menur, agaknya gadis itu curiga juga.
?Tetapi air ini hanya air tawar melulu. Tentu saja tidak manis,
namun besar sekali manfaatnya bagi orang yang sedang haus.?
Memang saat ini Ketut Menur merasakan kerongkongannya
kering. Ia amat haus dan ingin minum. Dalam keadaan kehausan
seperti sekarang ini, dalam benaknya tidak terpikir lagi apakah air
munum itu beracun atau tidak. Ia mengangguk katanya, ?Aku
memang haus sekali, saudara. Berikan air tu padaku.?
Dan dengan perasaan lega Yoga Soka menerimakan kantung air
itu kepada Ketut Menur. Dan gadis ini tanpa bicara apapun lagi
sudah menuang air itu ke dalam mulutnya.
Pada kesempatan ini Yoga Soka dapat mengamati leher Ketut
Menur yang jenjang, kuning dan halus agak terulur. Sementara itu
mulut mungil yang terbuka sedikit dan air masuk ke kerongkongan
bersuara gluk gluk gluk, semua itu menimbulkan getaran yang hebat
sekali dalam dada pemuda ini. akan tetapi karena tidak ingin
perbuatannya ini diketahui oleh Ketut Menur, maka Yoga Soka
segera menundukkan pandang matanya ke tanah.
?Terima kasih.? Kata Ketut Menur setelah puas minum dan air
dalam tempat itu habis, sambil mengembalikan tempat kepada Yoga
Soka.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 580
?Bagaimana rasa tubuhmu sekarang??
?Susah agak segar,? sahut Menur singkat. Entah mengapa
sebabnya, mulutnya masih enggan bicara agak banyak dengan Yoga
Soka. Sedang dalam pada itu, dalam dda gadis itu masih saja
berkecamuk pertanyaan, apakah Yoga Soka belum tahu siapakah
dirinya ini?.
Yoga Soka menghela nafas pendek, kemudian ?Saudara,
bolehkah aku bertanya padamu??
Ketut Menur menatap Yoga Soka sebelum menjawab. Lalu
?Bertanya apa??
?Apakah sebabnya saudara tadi berkelahi dan dikeroyok oleh
orang-orang Majapahit??
?Aku salah seorang pejuang Bali Aga,? sahut Ketut Menur. Akan
tetapi setelah memberi jawaban ini, ia menjadi kaget sendiri, seakan
jawaban itu diluar sadarnya.
?Ahh, sungguh beruntung sekali bahwa aku menolong salah
seorang pemimpin pejuang Bali Aga,? kata Yoga Soka. ?Semoga
saja secepatnya saudara sembuh oleh obat yang aku berikan.?
Mendengan disebutnya obat yang diberikanitu mendadak saja
Ketut Menur seperti kaget. Ia menundukknan pandang matanya ke
arah paha yang terluka. Ia melihat bahwa paha itu sudah dibalut
rapi. Dengan dibalutnya paha setelah diobati ini, bererti tadi Yoga
Soka sudah meraba-raba pahanya. Benarkah pemuda ini belum
mengenal dirinya yang sebenarnya? Terpikir demikian, pipi gadis
ini kembali agak merah. Bagaimanapun ia merasa malu, pahanya
sudah disentuh seorang laki-laki, malah musuh besarnya pula.
Yoga Soka melihat pula perobahan pipi gadis itu dan bisa
menduga bahwa gadis itu malu. Namun demikian ia pura-pura tidakKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 581
tahu, lalu berkata halus. ?Maafkan aku saudara, tanpa seijinmu aku
sudah lancang mengobati lukamu. Akan tetapi aku dan saudara
adalah sama-sama laki-laki. Maka kiranya takkan terlalu bersalah
apabila tanpa menunggu ijin saudara, aku sudah menolong dan
memberi obat.?
?Terima kasih ..? sahut Ketut Menur dalam usahanya menekan
perasaan. Dan dalam dada timbul lagi pertanyan, benarkah Yoga
Soka tidak mengenal dirinya? Namun demikian, Ketut Menur
memberanikan diri untuk bertanya.
?Dengan maksud apakah saudara menolong aku??
?Dengan maksud apa?? Yoga Soka menirukan, kemudian
menggeleng. ?Aku tidak mempunyai maksud apa-apa, kecuali
hanya ingin menolong dan menyelamatkan engkau, saudara. Sebab
seorang pemimpin Bali Aga seperti saudara ini adalah seorang
pejuang tanpa pamerih. Seorang pahlawan Bali. Merupakan
kewajiban bagi setiap orang Bali untuk menyelamatkan
pimpinannya.?
Ketut Menur menghelan nafas pendek. Hatinya merasa lega
mendengar ini. namun demikian masih ada pula perasaan yang
ragu-ragu.
?Tetapi bagaimanakan dengan pemimpin Bali Aga yang lain??
tanya Ketut Menur.
?Pemimpin yang lain?? Yoga Soka pura-pura membelalakkan
matanya sepertiorang keheranan. ?Aku tidak melihat orang lain
kecuali engkau sendiri yang menghadapi keroyokan orang-orang
Majapahit. Apakah saudara mempunyai teman ketika menghadapi
keroyokan mereka??
Ketut Menur mengangguk dan menghela nafas dalam. Jawaban
memberitahukan kepada dirinya, bahwa Wayan Kaler maupun yangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 582
lain telah tews dalam pertempuran itu. hanya dirinya sendiri yang
tertolong. Dan itupun atas jasa pemuda ini. tiba-tiba saja
berkecamuk perasaan dalam dada Ketut Menur. Dalam kamus
hatinya pemuda dihadapannya ini adalah adalah musuh besarnya.
Sebab oleh perbuatan pemuda ini pulalah, semua keluarganya tewas
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan dirinya menjadi sebatang kara. Akan tetapi sebaliknya, telah
dua kali pemuda ini menyelamatkan dirinya. Yang pertama ketika
menghadapi ancaman Panten. Dan yang kedua sekarang ini. dengan
pertolongan yang sudah diberikan pemuda itu, bagaimanapun diriya
sudah berhutang budi. Dan dengan demikian, pantaskah apabila
dirinya masih saja menganggap musuh kepada pemuda ini?
Untuk beberapa saat lamanya dua orang ini berdiam diri, dan
keadaan memnadi sepi. Tanpa terasa matahari telah rendah di
bagian Barat dan merupakan pertanda bahwa hari sudah sore.
Melihat matahari yang semakin rendah di Barat ini, kemudian
terdengar kata Yoga Soka. ?Saudara, sungguh sayang sekarang ini
berada di dalam hutan yang jauh sekali dari desa. Bagaimanakah
menurut pikiranmu sekarang??
Pertanyaan ini menyebabkan Ketut Menur terpukau dan sulit
memberikan jawabannya. Untuk itu maka gadis ini membalas
bertanya. ?Dan bagaimanakah dengan pikiranmu??
Yoga Soka menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kalau saja ia
tidak berhadapan dengan Ketut Menur, mungkin ia sudah tertawa
geli.
?Jika menurut pikiranku. Sebaiknya kita mencari tempat
beristirahat yang tepat sebelum malam tiba.? sahut Yoga Soka.
?Dan disamping itu, apabila perut lapar akan sulitlah bisa tidur.
Didalam hutan seperti ini, bagaimana mungkin kita dapat
memperoleh nasi??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 583
?Biarlah kita beristirahat disini saja,? kata gadis ini tiba-tiba.
?Dan tentang perut yang kosong, kiranya kau masih bsa berahan
sampai esok pagi.?
Yoga Soka melengak mendengar jawaban ini. ?Beristirahat
disini? ditempat terbuka ini? engkau sedang luka dan engkaupun
butuh istirahat yang tenang guna memulihkan tenagamu. Apakah
dengan beristirahat di tempat terbuka dan perut lapar ini, akan bisa
membuat tenaga lekas pulih??
Diam-diam Ketut Menur mengerti juga alasan Yoga Soka. Akan
tetapi saat sekarang ini, jangan lagi kakinya mau disurh melangkah,
baru untuk bergerak saja, pahanya dirasakan amat sakit. Lalu
bagaimana dirinya dapat pergi dari tempat itu?
Tetapi Yoga soka yang pura-pura tidak mengetahui keadaan
Ketut Menur, seperti tidak mempedulikan perasan gadis ini.
Katanya, ?Saudara, aku tahu bahwa kakimu sakit untuk kau
gerakkan. Tetapi sesungguhnya soal itu bukan halangan. Saudar
seorang pria akupun pria. Maka tiada halangan kiranya jika kau
menolong saudara dengan memondongmu.
Ketut Menur mengamati Yoga soka penuh selidik. Gadis ini
tidak melihat tanda-tanda bahwa Yoga Soka mengetahui keadannya
yang sesungguhnya. Tetapi manakah mungkin dapat membiarkan
dirinya dipondong laki-laki.
?Jika saudara tetap di tempat ini, akan menimbulkan berbagai
kesulitan. Pertama tempat ini jauh dari sumber air. Persediaan air
kita telah habis. Apa yang harus kita minum kalau kita haus? Yang
kedua, tempat ini tanpa pelindung, bagaimana kalau tiba-tiba hujan
turun? Engkau akan kehujanan padahal engkau dalam keadaan tidak
sehat. Dan disamping itu, pengaruh hujan membahayakan luka,
dapat menyebabkan infeksi dan tidak cepat sembuh. Sedang yangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 584
ketiga, orang yang menderita kelaparan itu akan tersiksa, lebih-lebih
diwaktu malam.?
?Huh, engkau mencari alasan saja. Bukankan semua itu dapat
engkau lakukan sambil membiarkan aku menunggu di tempat ini??
hardik Ketut Menur.
?Apa?? Yoga Soka terbelalak dan wajahnya menunjukkan
seperti wajah seorang tolol. ?Membiarkan saudara menunggu
disini? bagaimana kalau kemudian datang orang Majapahit dan
menangkap engkau? Bagaimana kalau datang binatang buas dan
menyeang engkau? Siapakah yang dapat melindungi, justeru engkau
sedang sakit??
?Kalau memang harus ditangkap oleh orang Majapahit atau
diterkam harimau, engkau toh tidak menderita rugi. Mengapa
engkau repot sendiri??
?Apa? Tidak Rugi? Siapa bilang tidak rugi? Lalu apa artinya aku
tadi terjun dalam rimba senjata dalam usahaku menolong saudara?
Bukankah dengan demikian, usahaku hanya sia-sia belaka? Saudara,
engkau boleh percaya dan boleh tidak. Apa yang sudah aku lakukan
ini, tidak mengandung maksud kurang baik. Aku tidak
mengharapkan balas budi apa-apa terhadap semua ini. dan usahaku
semua ini semata-mata agr dapat menyelamatkan engkau dari
bahaya.?
Yoga soka berhenti. Sesaat kemudian meneruskan. ?Aku tidak
tahu siapa saudara, sebab saudara tidak mau memperkenalkan
nama. Aku tidak tahu pula engkau benci atau tidak kepadaku.
Tetapi semua ini sku lakukan dengan senang hati dan penuh
kesadaran. Jika engkau mau mendengar nasihatku, biarlah aku
menolong engkau membawa pergi dari tempat ini.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 585
Gadis ini tidak menjawab. Dan wajah gadis ini mendadak
berobah pucat, dan sepasang matanya mengamati ke arah pohon
besar yang tumbuh tidak jauh dari tempatnya duduk. Melihat itu,
Yoga Soka menjadi heran. iapun mengamati ke arah pandang mata
Ketut Menur. Apa yang dilihat? Seekor ular yang besar sekali
sedang bergerak turun dari dahan pohon perlahan-lahan.
?Ahh .. ular besar ..? seru Yoga soka tertahan. ?Mari kita
lari!?
Yoga Soka mengamati gadis itu. mau aku pondong dan lari??
Dalam keadaan takut kepada ular itu, tanpa disadari gadis
inisudah mengangguk. Betapa gembira hati Yoga Soka sulit
dilukiskan. Namun demikian ia tidak gegabah. Ia tahu bahwa paha
gadis ini terluka. Maka ketika mengangkat tubuh Ketut Menur, ia
hati-hati dan perlahan. Kemudian ia melarikan diri agar tidak
terkejar ular itu.
Mau tak mau terpaksa Ketut Menur memeluk pundak Yoga Soka
agar tidak khawtir jatuh.
Sebenarnya saja, bagi Yoga Soka, ular itu bukanlah musuh
berbahaya. Akan tetapi ia sengaja berpura-pura ketakutan. Dan
hasilnya, sekarang ia dapat memondong Ketut Menur.
Dan pada mulanya Ketut Menur memang merasa likat juga
dalam pondongan Yoga Soka ini. akan tetapi kemudian perasaannya
berobah dan malah timbul perasaan hangat. Mengapa tidak? Dirinya
sekarang ini hidup sebatang kara, ia membutuhkan teman hidup
yang bisa dipecaya. Padahal, Yoga Soka ini seorang pemuda sakti
manderaguna. Siapakah yang tidak meras tenteram berada di
sampingnya?
Dan agaknya memang sudah menjadi takdir Dewata Agung.
Bahwa Ketut Menur memang sudah jodoh Yoga soka. WalaupunKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 586
jalan hidup mereka ini didahului oleh jalan permusuhan, namun
kalau sudah jodoh, semuanya bisa terhapus. Asam di gunung, garam
di laut akhirnya bertemu di kuali.
Nah, siapakah yang dapat membantah takdir? Dan yang jelas
cerita ini tidak berkepanjangan. Sampai disini cerita ini berakhir,
dan perkenankanlah pengarang mohon diri untuk bertemu dalam
cerita yang lain.
TAMAT
Sala, akhir Pebruari 1975
Watermark backgound, diambil dari :
https://www.facebook.com/niputuyunita.anjaswari?epa=SEARCH_BOX
Joko Sableng 42 Rahasia Darah Kutukan Jodoh Si Mata Keranjang Karya Kho Ping Dewi Sri Tanjung 12 Aji Wisa Dahana
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama