Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat Bagian 2
.??
I Kerta hanya mengangguk, kemudian menurut saja ketika
dituntun oleh muridnya. Memang yang terjadi diluar dugaan semua
orang. Membuat Ida Ayu Kartini pucat dan hampir tidak percaya.
Sebagai seorang ahli pedang dan telah banyak pengalaman, begitu
pedangnya ditangkis secara berani oleh tangan kiri pemuda itu,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 57
nenek ini meneruskan gerakannya menikam lambung. Disaat itu
justru Yoga Soka sedang mencengkram pedang I Kerta, sehingga
perempuan ini gembira sekali. Tikamannya tidak mungkin dapat
dihindari oleh pemuda itu. ternyata tikamannya memang tepat sekali
dapat menikam lambung. Tetapi lambung pemuda itu tidak
berlobang, sebaliknya pedangnya malah mental membalik. Tepat
pada saat itu, kaki Yoga Soka menendang dada I Kerta yang sedang
berusaha mempertahankan pedangnya. Akibatnya, I Kerta muntah
darah dan menderita luka dalam.
Luka yang diderita oleh I Kerta ini memang kesalahan kakek itu
sendiri. Kalau ia tadi mau melepaskan pedangnya, tentu saja ia
dapat menyelamatkan dadanya dari tendangan si pemuda. Tetapi
karena I Kerta berusaha mempertahankan pedangnya, ia harus
menebus dengan luka dalam dan muntah darah. Mengapa I Kerta
tidak mau melepaskan pedangnya? Ini memang ada pula sebabnya.
Pedang yang digunakan itu adalah pedang pemberian gurunya sejak
ia mulai belajar ilmu tata-kelahi. Walaupun pedang itu bukan
pedang pusaka, tetapi telah puluhan tahun lamanya pedang itu tak
pernah terpisah dari dirinya, dan telah banyak pula jasanya
menghalau lawan. Maka kepada pedang itru ia amat sayang. Lebih
lebih ketika ia menerima pedang itu dari gurunya, ia mendapat
pedan, ?Sayangilah pedang ini seperti engkau menyayangi dirimu
sendiri!?
Itulah sebabnya, I Kerta tadi berusaha mempertahankan
pedangnya. Hingga sekarang ia harus terluka dalam dan tidak ikut
berkelahi. Kakek itu kemudian duduk bersila di pinggir sambil
mengatur pernafasan untuk mengobati luka dalamnya.
Untuk sejenak Ida Ayu Kartini dan kedua orang muridnya
tertegun dan pucat. Baru sekali begrak saja, salah seorang rekan
yang tangguh telah dirobohkan oleh pemuda ini. sungguh
merupakan suatu peristiwa yang hampir tidak bisa dipercaya. WaktuKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 58
guru dan murid ini tertegun, justru I Manang dan Wayan Puguh
kembali menyerang Ketut Sruni. Akan tetapi tanpa kesulitan gadis
ini dapat menghalau serangan kedua pemuda ini.
?Serang!? terdengar aba-aba Ida Ayu Kartini terhadap dua orang
muridnya. Dua orang murid itupun setia, segera pula menyerbu
dengan peddang masing-masing. Sedang Ida Ayu Kartinipun telah
menerjang dengan dahsyar sekali.
?Plak ... trang .!? Sambaran pedang Ida Ayu Kartini dan
Ketut Saraswati berhasil dihalau dengan tangkisan tangan kiti.
Semestinya memang tidak mungkin orang berani menangkis
sambaran pedang seperti itu. sebab tangkisan tersebut berarti
mengorbankan lengan sendiri. Namun kenyataannya pedang dua
orang gadis itu terpental, sedang lengan pemuda yang dikeroyok
masih juga utuh, tidak menjadi kutung. Sebaliknya pedang Ida Ayu
Kartini yang menyambar, telah ditangkis dengan pedang rampasan
dari I Kerta.
Sebagai seorang ahli pedang menghadapi seorang pemuda yang
gerakannya masih kaku, tentu saja Ida Ayu Kartini tidak kesulitan
menghadapi. Maka begitu pedang Yoga Soka menyambar untuk
menangkis, dengan gerakannya yang amat cepat, Ida Ayu Kartini
telah menarik kembali pedangnya, kemudian membabat. Sebagai
akibatnya, pedang rampasan dari Ikerta tadi, sekarang telah
terpotong menjadi sua potong.
Yoga soka menggeram marah pedang rampasannya dipatahkan
orang. Maka disaat Ida Ayu Kartini dan kedua orang muridnya
menghujani serangan, Yoga Soka merubah cara berkelahi.
Sambaran pedang dua orang gadis itu tidak dipedulikan diterima
oleh tubuhnya yang kebal. Kemudian sambaran pedang Ida Ayu
Kartini ia sambut dengan cengkraman tangan kiri dan kanan secaraKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 59
berbareng. Tangan kiri mencengkram pedang, sedang tangan kanan
mencengkram lengan.
?Aihhh.!? Ida Ayu Kartini memekik tertahan sambil
melompat kebelakang. Sebagai seorang ahli ilmu pedang, tentu saja
ia tidak membiarkan pedangnya direbut orang. Dengan gampang ia
menyelewemngkan pedangnya, dan berbareng itu kakinya
menendang perut si pemuda. Akan tetapi untuk kagetnya nenek ini
memekik tertahan sambil melompat kebelakang sambil
menghindarkan diri dari cengkraman lawan. Sungguh ia hampir
tidak percaya akan pengalamannya sendiri. Mengapa tendangannya
yang tepat mengenai perut pemuda itu seperti didak dirasakan,
malah lengannya hampir saja dapat dicengkram lawan.
?Setan . !? saking herannya Ida Ayu Kartini menganggap
bahwa pemuda itu bukan manusia biasa, melainkan setan jejadian.
Justru disaat Ida Ayu Kartini melompat mundur ini, Ida Ayu
Purnami dan Ketut Saraswati menerjang maju segara berbareng.
?Crak crak plak buk . ! Aduhhhh . !? Ida Ayu Purnami
terhuyung mundur sambil meringis kesakitan sesudah memekik
nyaring. Sedang Ketut Saraswati tubuhnya terlempar beberapa
meter jauhnya, kemudian roboh terguling tidak sadarkan diri.
Sambaran pedang dua orang gadis ini tadi tepat sekali bersarang
di tubuh Yoga Soka. Akan tetapi sungguh diluar dugaan, tangan kiti
Yoga Soka memukul pundak kanan Ida Ayu Purnami, sedang Ketut
Saraswati memperoleh hadiah tendangan dengan telak pada
perutnya. Sebagai akibatnya, gadis yang wajahnya buruk itu
menderita luka dalam yang parah dan pingsan.
Tidak menunggu orang menyerang, Yoga Soka telah memunggut
pesang Ida Ayu Purnami yang tadi berhasil diruntuhkan, lalu
dipergunakan menyambut Ida Ayu Kartini.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 60
?Trang .!? Oleh tangkisan nenek itu, pedang yang
menyambar kearah dirinya terpental dan terbang jatuh.
Berbareng dengan menyambit itu, Yoga Soka telah menyambar
pedang Ketut Saraswati, ia melompat dan langsung menyerang
Wayan Puguh untuk membantu Ketut Sruni.
?Mampuslah!? teriak Wayan Puguh yang menyongsong Yoga
Soka dengan tikaman pada pundak.
?Crak.! Augh.!? Yoga Soka tidak mau menghindr
sama sekali, menerima sambaran ujung pedang itu dengan
pundaknya. Berbareng itu, sebelum lawan sadar, pedangnya telah
menyambar ke leher lawan. Wayan Puguh kaget sekali dan
berusaha menyelamatkan diri. Akan tetapi tidak urung pedang yoga
soka masih dapat melukai pundaknya.
Hampir berbareng dengan terlukanya Wayan Puguh ini, Ketut
Sruni mendapat kesempatan bagus. hanya menghadapi lawan yang
tinggal seorang diri, gadis ini dengan gampang telah mendesak I
Mamang. Hingga pemuda itu harus melompat jauh ketika
lengannya sudah berdarah dan lengan bajunya robek oleh tikaman
Ketut Sruni.
?Siluman! Lari . !? tiba-tiba terdengar seruan Ida Ayu
Kartini yang mendahului melarikan diri, sambil mengempit tubuh
Ketut Saraswati yang pingsan. Ida Ayu Purnami dengan gugup telah
mengikuti gurunya dibelakang.
Sebaliknya I Kerta yang menderita luka dalam cukup parah,
tentu saja kakek itu tidak bisa ikut lari. Tiga orang muridnya amat
khawatir sekali, maka mereka ikut mengurung untuk melindungi
guru mereka dengan wajah pucat. Dari pandang mata tiga orang
muda ini, jelas mereka minta dikasihani.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 61
Ketut Sruni yang gemas kepada mereka ini, yang telah mengejar
ngejar dirinya sejak pagi, sudah menerjang untuk membunuh. Akan
tetapi untung Yoga Soka telah melompat dan menghadang.
?Sudahlah, biarkan mereka pergi!?
Ketut Sruni berusaha membantah. ?Tetapi mereka amat jahat
kakang. Mereka mengejar aku sejak pagi hari hingga nafasku
hampir putus. Jika tidak dibinasakan, dikemudian hari hanya akam
menimbulkan repot saja!?
Dibinasakan, artinya dilenyapkan atau gampang maksudnya
dibunuh mati.
Tetapi Yoga Soka tetap menggeleng. Katanya, ?Biarkan mereka
pergi dan hidup untuk sementara waktu. Apabila mereka tidak
kapok dan masih berbuat sewenang-wenang, belum terlambat aku
turun tangan membunuh mereka!?
Sesungguhnya Ketut Sruni tidak puas atas sikap Yoga Soka.
Akan tetapi karena merasa hanwa keselamatannya berkat
pertolongan pemuda ini, maka akhirnya ia mengalah dan
membentak. ?Kamu tidak lekas pergi dari sini, tunggu apa lagi??
Tanpa membuka mulut, mereka segera memapah sang guru,
meninggalkan tempat itu perlahan-lahan. I Kertayang terluka itu
beberapa kali menghela nafas amat sedih. Selama hidupnya baru
kali ini dia menderita pengalaman pahit. Dirinya jatuh ditangan
seorang pemuda siluman.
Yoga mengamati kepergian mereka dengan dada penuh dengan
rasa bangga. Hari ini ia dapat mengusir sembilan orang sekaligus
berkat kesaktiannya. Maka terbayang dalam benaknya, tentu
peristiwa yang terjadi hari ini akan segera tersiar luas. Namanya
dalam waktu singkat menjadi harum sebagai seorang sakti
mandraguna. Hingga dikemudian hari, apabila dirinya turunKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 62
gunung, orang-orang tak akan berani sembarangan terhadap dirinya.
Terbayang didepan matanya bahwa dia akan membunuh orang
orang Majapahit, tentu dirinya akan disanjung puji oleh semua
orang Bali.
Dan ... terbayang pula dalam benaknya, dan timbul pula
keinginannya untuk menjadi raja yang berkuasa diseluruh Bali.
Benar dirinya bukan keturunan ksatria. Akan tetapi apakah salahnya
dan siapa pula yang berani menentang dirinya, kalau yang berhasil
mengusir orang-orang Majapahit itu adalah dirinya?
Oleh rasa diri sebagai seorang sakti mandraguna tanpa tanding
ini, tanpa dliadari oleh Yoga Soka telah menanam benih sesat dalam
jiwanya. Tanpa disadari ia rnenjadi seorang angkuh dan tak
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memandang mata kepada orang lain. Inilah akibat kurangnya Mpu
Suluh dalam menempa dan membina jiwa pemuda ini. Seseorang
yang kurang kuat dasar jiwanya apabila merniliki kekuasaan dan
merasa menang, tentu gampang sekali tersesat. Gampang sekali
lupa diri, sehingga akan lupa pula bahwa manusia ini hanya ibarat
"wayang". Diatas kekuasaan manusia masih ada kekuasaan yang
lebih lagi. Minusia yang sadar akan keadaanya, sadar bahwa
hidupnya didunia sebagai makhluk Yang Maha Tinggi, yang bakal
kernbali kepada DIA. Usia manusia hanya terbatas dengan hitungan
tahun. Akan tetapi seteiah manusia kembali kepada DIA akan hidup
tidak tethitung jumlah tahunnya. Itulah sebabnya mengapa orang
mengenal istilah, manusia ini ibarat hanya singgah untuk minum
(mampir ngombe ? istilah Jawa). Akan tetapi, tiba-tiba saja Yoga
Soka menghela napas dalam. Timbul rasa sesal pula dalam dada
pemuda ini, mengapa dirinya dilahirkan kurang beruntung. Yang
kemudian terpaksa dengan tangannya sendiri. harus rnembunuh
ayahnya sendiri untuk memuaskan harapan ibunya yang mati
penasaran. Betapa bahagia hidupnya, apabila hidupaya sekaraag iniKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 63
masih memiliki seorang ibu dan seorang ayah seperti Mpu Suluh
yang sakti-mandraguna.
Sejak orang-orang itu pergi, perhatian Ketut Sruni terpusat
kepada Yoga Soka, pernuda gagan perkasa, yang meliudungi
keselamatannya. Sulit dibayangkan betapa rasa terima kasin gadis
ini. Akan tetapi begitu melibat keadaan Yoga Soka soperti itu, gadis
ini menjadi heran dan bertanya-tanya dalam hati. Apakah sebabnya?
Maka dengan perlahan-lahan Ketut Sruni rnenghampiri. Ia
memegang lengan pemuda itu, kemudian katanya halus, "Kakang
Yoga......... mengapa engkau?"
Yoga Soka tersadar. Ia memalingkan rnukanya sambil
tersenyum. Lalu sahutnya, ?Aku menesal, mengapa guruku disaat
ino pulang ketempat asalnya. Ada orang yang mengacau.
Akubatnya aku hampir lupa kepada guru yang sedang aku
sempurnakan.?
Sepasang mata Ketut Sruni yang bening itu tampak terbelalak
kaget. Kemudian terdengar pertanyaannya yang agak gugup, ?Apa?
Guru kakang . meninggal.??
"Hamm, benar!" Yoga Soka menghela nafas.
?Aku ikut berduka kakang,? kata Ketut Sruni halus sambil
memegang lengan Yoga Soka erat sekali. Entah disadari atau tidak
oleh Ketut Sruni, dadanya yang tidak tertutup apa-apa itu menekan
lengan. Sedang sepasang lengan gadis ini mengamati wajah Yoga
Soka penuh perhatian.
Dua mata bertaut. Akan tetapi Ketut Sruni seperti terkejut dan
meruntuhkan pandang matanya. sebaliknya Yoga Soka pun tiba-tiba
kaget, karena lengannya ditekan oleh sesuatu yang lunak lembut.
Dan hawa yang hangat nyaman menjalar masuk kedalam lengan.
Baru sekarang ia sadar bahwa payudara Ketut Sruni yang tanpa bajuKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 64
itu menekan lengannya. Mendadak saja jantung pemuda ini
berdegup hebat sekali, akan tetapi Yoga Soka berusaha menekan
perasaan itu, kemudian mendorong gadis ini perlahan sambil
berkata, ?Ketut Sruni, adikku. Hari telah sore. Apakah engkau tidak
khawatir pulang kemalaman??
?Kakang .? mendadak saja ucapan gadis ini menggelegar.
?Apakah engkau tidak kasihan padaku.??
Yoga Soka kaget dan heran. Ia mengamati wajah gadis itu, yang
sekarang ternyata matanya berkaca-kaca, dan terdengar pula suara
isak dalam kerongkongan gadis itu.
?Aihh.. mengapa engkau .. ?? tanyanya penuh rasa heran.
?Kalau aku tidak kasihan padamu, manakah tadi aku mau
mencampuri urusanmu dan membantu mengusir mereka tadi? Tentu
adikku, aku kasihan padamu!?
?Jika benar engkau kasihan padaku ..? kata gadis ini sambil
menatap wajah Yoga Soka, ?Mengapa engkau mengusir aku??
?Aihh. aku tidak mengusirmu. Aku hanya bilang sekarang
sudah sore dan tak lama lagi malam akan datang. Aku khawatir jika
engkau sampai kemalaman di jalan!?
?Kakang Yoga .. mereka tentu akan menghadang dan ingin
membunuhku . ? tiba-tiba saja isak gadis itu sudah naik
kekerongkongan. Matanya sudah menjadi basah oleh air mata.
?Aduh . aku hampir lupa. Ya, maafkan aku. ya
memang amat berbahaya jika engkau pulang, lalu dihadang oleh
mereka. Kalau begitu. biarlah engkau disini untuk sementara
waktu..?
?Benarkah itu kakang.?? tanyanya seperti tidak percaya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 65
?Apakah engkau tidak percaya padaku? setelah guru meninggal,
aku sekarang hidup seorang diri. Aku tinggal mengambil abu
jenazah guru. Setelah itu akupun tak kerasan lagi hidup di gunung
yang sepi seperti ini.? Dalam mengucapkan kata-katanya ini Yoga
Soka tampak penuh kesungguhan.
?Aihh.. aku gembira sekali..? bibir gadis ini yang semula
sudah hampir mewek (menangis) itu sekarang sudah berubah lagi
tersenyum. ?Kakang.. terima kasih atas perhatianmu.
Sesungguhnya . sesungguhnya aku ini seorang gadis
celaka..!?
?Apa?? Yoga soka nampak kaget. ?Adikku Sruni, jangan engkau
bicara begitu.!?
?Memang sebenarnya aku ini gadis celaka.. aku sudah yatim
piatu. Aku hidup bergelandangan tak menentu dalam
mempertahankan hidup. Tetapi . Aahh, sering sekali orang
memusuhi aku. kakang .. seperti engkau tadi tahu sendiri,
aku dikejar-kejar banyak orang yang berusaha membunuhku!?
?Kau.. sebatang kara.? Kalau begitu kau sama dengan
aku,adikku. Ahh, kasihan engkau. Tetapi .. tetapi benarkah
orang yang kau bunuh itu memang pengkhianat??
?Benar.? sahut Ketut Sruni mantap. ?Bukan hanya orang yang
aku bunuh saja, tetapi mereka itu semua pengkhianat. Mereka tidak
membela Bali, malah mereka membantu orang-orang Majapahit.?
?Aihh. kalau aku tahu begitu, mana mungkin tadi aku mau
memberi ampun pada mereka? Hemm, pendirianmu sama dengan
aku. sebagai putera-puteri Bali, harus membela tanah tumpah darah
dan melawn orang-orang Majapahit itu sampai titik darah
penghabisan.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 66
?Bagus, aku sependirian dengan engkau kakang,? dalam
mengucapkan kata-kata ini, tiba-tiba Ketut Sruni memeluk Yoga
Soka erat sekali. Sebagai akibat pelukannya ini, maka payudara
yang membukit dan montok ini, menekan bawah dada Yoga Soka
yang telanjang dada pula. Tekanan payudara montok itu,
mengalirkan hawa yang hangt dan menimbulkan pula rasa yang
amat nyaman. Memberikan sesuatu perasaan yang selama ini belum
pernah dirasakan oleh Yoga Soka yang hidup terasing diatas
gunung. Tanpa sesadarnya, pemuda-pemudi ini telah mengangkat
tangannya, lalu membalas memeluk. Untuk beberapa saat lamanya,
Yoga Soka tenggelam dalam semacam impian.
Untung juga pemuda ini segera sadar akan keadaan. Tidak pada
tempatnya apabila ia memeluk seorang gadis yang baru saja
dikenalnya. Sekalipun benar bahwa atas jasa pertolongannya, Ketut
Sruni dapat lolos dari bahaya maut.
Yoga Soka melepaskan pelukannya, dan mendorong perlahan
sambil berkata halus, ?Baiklah, malam ini sebaiknya engkau
menginap disini. sekalipun pondokku tidak baik, namun dapat juga
memberi perlindungan dari hawa dingin dan curah hujan. Tetapi..
kita akan tersiksa malam nanti, apabila perut ini kita biarkan
kosong. Mari . adikku, kita sekarang mencari sesuatu yang
dapat kita jadikan santapan sore!?
?Marilah!? sahut Ketut Sruni dengan bibir tersenyum dan wajah
berseri.
Walaupun baru saja mereka kenal dan belum tahu juga tentang
sejarah hidup masing-masing, namun sepasang remaja ini tampak
rukun sekali. Bagi Yoga Soka, kehadiran Ketut Sruni yang tidak
terduga-duga ini, membuat hatinya amat gembira. Sebab dengan
hadirnya Ketut Sruni, ia tidak kesepian, ia bisa bicara dan senyum
gadis ini begitu menarik, begitu memikat. Sepasang mata yangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 67
bening itu besar sekali daya tariknya dan wajah cantik ini tak
gampang dicari pada yang lain.
Tak lama kemudian, mereka dengan rukun telah bekerja. Ketut
Sruni telah menguliti seekor pelanduk. Sedang yoga Soka sedang
mengumpulkan kayu kering untuk memanggang daging. Setelah
semuanya siap, mereka kemudian duduk berdampingan sambil
memanggang daging pelanduk. Sambil membolak-galikkan daging
yang sedang dipanggang diatas api itu, bertanyalah Yoga Soka.
?Adik Sruni, sejak masih kecil sekali, aku hidup terasing diatas
gunung ini dan jarang sekali meninggalkannya. Aku terasing dari
pergaulan sejak lama sekali. Maka dapatkan engkau memberi
keterangan padaku, tentang hal-ihwal pergaulan. Juga yang lebih
penting, sebutkanlah tokoh-tokoh sakti di Bali ini. bagaimana Sruni,
engkau bisa menerangkan??
Ia memalingkan muka ke arah Sruni. Waktu itu hari telah malam,
dan wajah gadis ini menjadi tambah cantik dan menarik lagi,
tersinar oleh api unggun. Dan membuat hati pemuda dewasa yang
terasing ini menjadi dag dig dug tidak karuan. Akan tetapi, baru saja
Ketut Sruni akan membuka mulut menjawab, didahului oleh Yoga
Soka sambil menyedot-nyedot bau yang gurih dari daging yang
hampir matang.
?Aihh. daging ini baunya sedap dan gurih sekali, mengapa
bisa daging ini begini baunya? Engkau apakan daging ini tadi,
adikku??
Ketut Sruni cekikikan. Kemudian jawabnya, ?Kakang, tidak aku
apa-apakan daging ini tadi, kesuali aku beri bumbu.?
?Bumbu? Apakah bumbu itu?? tanya Yoga Soka keheranan.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 68
?Bumbu ya bumbu, kakang. Mengapa engkau heran? Bumbu itu
terdiri dari garam, bawang putih, ketumbar, sedikit gula dan sedikit
cabe atau lombok. Semua itu untuk membumbui daging!?
?Aihh, begitu banyak macamnya, adikku. Jadi kemanapun pergi
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
engkau selalu membawa bumbu itu??
?Tentu saja, hi hi hik, mengapa engkau heran??
Tentu saja Yoga Soka merasa heran. Disaat gurunya masih
hidup, sebagai laki-laki hanya mengenal garam, cabe dan gula saja.
Yang lain tidak. Untuk memberi rasa bagi masakan yang disantap
setiap hari, cukup apabila sudah diberi cabe, garam maupun gula.
Adapun barang-barang itu, biasanya Yoga Soka lah yang pergi ke
desa terdekat, dengan cara menukarkan hasil tanamannya.
Ketika itu, daging yang dipanggang oleh Yoga Soka telah
matang. Pemuda ini menyedot-nyedot asapnya terlebih dahulu
sebelum mulai makan. Bau danging yang diberi bumbu oleh Ketut
Sruni itu begitu sedap, gurih dan wangi. Membuat perut yang sudah
lapar itu makin terasa lapar lagi.
?Hi hi hik,? Ketut Sruni cekikikan geli melihat tingkah laku
Yoga Soka itu. ?Mengapa engkau cium-cium seperti itu??
?Gurih, sedap, wangi, ahh. Engkau pintar sekali adikku. Engkau
membuat daging ini baru baunya saja sudah membuat perut tambah
lapar. Ahh, beruntung sekali aku dapat berkenalan dengan engkau.?
Tentu saja gadis ini menjadi amat bangga dan gembira, dipuji
seperti itu. ?Hi hi hik, benarkah itu kakang? Engkau senang dengan
kehadiranku disini??
Yoga Soka tidak jadi menggigit daging itu, memalingkan muka,
mengamati wajah gadis yang ayu itu, lalu menjawab mantap. ?Aku
berkata sungguh-sungguh, Sruni!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 69
?Terima kasih kakang, engkau baik sekali. Akupun merasa
senang sekali, sehingga tidak merasakan tempat ini merupakan
tempat baru. Mari kakang, kita mulai makan. Jika daging dingin,
rasanya akan berkurang sedapnya!?
Yoga Sokapun segera pula menggigit daging yang bangar itu.
begitu menggigit dan mengunyak, tidak hentinya mulut pemuda ini
memuji akan sedap dan lezarnya daging itu. membuat mulut Ketut
Sruni selalu tersenyum gembira. Karena rasa daging yang diberi
bumbu itu jauh lebih lezat dibanding biasanya, maka malam ini
Yoga Soka makan dengan lahap sekali, hingga lebih cepat ia makan
dibanding disaat-saat memanggang daging itu. saking asyik makan
dan memuji kelezatannya, Yoga Soka lupa akan pertanyaan tadi
yang belum dijawab oleh Ketut Sruni.
Akan tetapi Ketut Sruni masih ingat akan pertanyaan pemuda ini
yang belum dijawabnya. Maka sambil mengunyah daging, ia
berkata, ?Kakang, sesunggguhnya sulit dihitung jumlah orang-orang
sakti di seluruh bali ini. Diantara mereka itu sudah engkau kenal,
ialah Ida Ayu Kartini, I Kerta dan sepasang pedang dari Klungkung
tadi.?
?Apa? Orang-orang yang tidak berdaya menghadapi aku tadi,
sudah dianggap orang sebagai manusia sakti-mandraguna??
?Benar, kakang. Tetapi tentu saja apabila dibandingkan dengan
engkau, sesungguhnya manusia-manusia yang mengaku dan disebut
sakti itu, bukanlah apa-apa!? dalam mengucapkan kata-katanya ini,
nada Ketut Sruni amat mantap. Sedang sepasang matanya yang
bening itu mengamati Yoga Soka dengan pandangan mata kagum.
Tentu saja! Selama dirinya sebagai gadis yang banyak berkelana,
baru sekarang ini sajalah ia bertemu dengan pemuda gagah perkasa
dan sakti mandraguna. Seorang pemuda yang ?berkulit tembaga
bertulang besi?. bagai Raden Gatotkaca. Yang sekaligus telahKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 70
mengalahkan empat tokoh sakti. Maka diam-diam gadis ini kagum
dan takjub.
?Benarkan begitu?? tanya Yoga Soka yang menjadi bangga dan
besar hati.
?Mengapa tidak? Aku bisa menyebut engkau orang sakti tanpa
tanding di Bali ini, kakang. Dan aku bahagia sekali berkenalan dan
bersahabat dengan engkau.
Puji sanjung Ketut Sruni ini makin membuat Yoga Soka makin
besar hati dan bangga. Dan akibatnya pula, pemuda ini seperti
mabuk kepayang. Ia menepuk dadanya yang telanjang itu sambil
tertawa dan berkata, ?Ha ha ha, siapa berani melawan aku?!?
?Tak akan ada yang berani melawan engkau kakang!?
?Sruni! Saat sekarang ini orang-orang Majapahit yang serakah
mendarat ke Bali dan memerangi kita. Hemm, aku tak rela Bali
diinjak-injak dan dihina oleh mereka. Huh, aku akan berperang dan
menghalau mereka itu. apakah engkau setuju??
?Tentu saja kakang, aku setuju! Tetapi.?
la mengamati Ketut Sruni yang menghentikan kata-katanya yang
belum selesai itu, malah sekarang gadis itu menundukkan muka.
Melihat itu Yoga Soka heran. Ia mendekati gadis ini, kemudian
menumpangkan telapak tangannya pada pundak sambil bertanya.
?Mengapa engkau, adikku. Mengapa tampaknya eng-kau ragu
ragu? Eagkau akan bicara apa?"
"Tetapi apakah engkau tidak menyia-nyiakan aku..?"
?Ahh, mengapa aku menyia-nyiakan engkau? Adikku, aku dan
engkau dapat berjuang melawan orang-orang Majapahit bersama
sama. Engkau dan aku senasib. Engkau yatim piatu, dan akupun
begitu. Orang yang senasib, mengapa tidak bisa rakun?"Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 71
Mendengar jawaban ini, tiba-tiba saja Ketut Sruni menubruk
Yoga Soka sambil memeluk erat. Akibatnya sekarang,
punggungnya, gadis ini diatas pangkuanYoga Soka. Gadis ini
setengah terlentang, wajahnya menengadah mengamati wajah Yoga
Soka. Hingga dada yang tertutup busana itu. tampak adanya bukit
kembar yang menjulang tegak.
"Kakang, benarkah katamu itu? engkau tak akan menyia-nyiakan
aku??
Untuk beberapa saat Yoga Soka nanar. Tetapi kemudian, jawab
pemuda ini sungguh-sungguh. "Yoga Soka adalah seorang laki-laki
sejati, Sruni. Apa yang aku ucapkan, merupakan pencerminan dari
hati. Hemm, siapa yang berani menghina engkau, sama pula berarti
menghina aku. Sruni, jangan khawatir dimusuhi orang. Asal saja
engkau berada di pihak yang benar. Orang yang berani menentang
engkau tidak bedanya dengan menentang aku!?
?Terima kasih kakang.? Sambil berkata ini kemudian Ketut Sruni
memeluk lebih erat lagi, sehingga payudaranya menekan dada Yoga
Soka.
?Sruni,? katanya sambil mendorong perlahan, ?Duduklah yang
enak. Perutku masih lapar, dan mari kita lanjutkan makan!?
Ketut Sruni mengangguk dan tersenyum. Kemudian dengan
pandang mata yang malu-malu Ketut Sruni kembali duduk seperti
tadi.
Namun sambil memanggang daging ini perasaan Yoga Soka
tidak karuan. Dekapan dan pelukan Ketut Sruni membuat dalam
dadanya timbul perasaan yang aneh yang selama ini belum pernah
ia kenal. Namun demikian, pemuda ini masih selalu berusaha
menekan dan menindih perasaan sepertri itu. mendadak saja ia
teringat akan nasehat gurunya yang sudah tiada, yang antara lain.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 72
?Yoga, wanita hidup di dunia ini memang sudah ditakdirkan
menjadi jodoh laki-laki. Agar wanita dan laki-laki dapat
membangun keluarga bahagia. Akan tetapi aku minta kau
perhatianmu Yoga, agar engkau berhati-hati berhadapan dengan
perempuan, lebih-lebih perempuan cantik jelita. Sebab pengaruh
kecantikan wanita itu, salah-salah bisa menimbulkan akibat yang
tidak baik. Bisa berakibat engkau lupa daratan dan tersesat. Yoga,
terus terang saja aku ini menjadi contoh yang tidak baik. Sebagai
akubat batinku yang lemah, membuat aku lupa daratan dan menjadi
buaya perusak wanita. Anakku, engkau adalah murid tunggalku.
Engkau adalah pewaris ilmu kesaktianku. Maka aku berharap agar
kelak dikemudian hari engkau menjadi seorang laki-laki yang gagah
perkasa yang dipuji sanjung setiap orang dan janganlah engkau
menjadi korban wanita seperti aku ini!?
Teringat akan nasehat-nasehat guru yang sekaligus ayahnya yang
sudah tiada itu, diam-diam ia berjanji akan berhati-hati berhadapan
dengan perempuan. Oleh sebab itu, walaupun menghadapi Ketut
Sruni sekarang ini hatinya terasa tidak karuan, ia selalu berusaha
menekannya.
Ketika hari itu semakin menjadi malam, dan hawa pegunungan
itu semakin terasa dingin menusuk tulang. Dua orang muda mudi
itu sama-sama tidak memakai baju, maka engaruh hawa dingin itu
sangat terasa. Akan tetapi, sekalipun begitu, karena mereka orang
orang yang sudah digembleng oleh derita, maka dengan
menyalurkan hawa sakti dalamtubuhnya, dapat membuat tubuhnya
hangat dan melawan pengaruh dingin dari luar. Sekalipun begitu,
apabila terus menerus demikian dapat berakibat kurang baik bagi
dua orang muda-mudi ini.
Mengapa dua orang muda ini, maupun orang-orang muda yang
sudah diceritakan semuanya tidak berbaju?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 73
Cerita ini terjadi dalam hitungan tahun baru pada angka 1342.
Keadaan waktu itu jauh berlainan dengan keadaan sekarang. Maka
waktu itu orang belum mengenakan baju, dan kebiasaan yang
terjadi di Bali, para wanita malah tidak berbaju pula, membiarkan
dada itu telanjang. Hanya dalam hitungan yang kecil saja orang
mengenakan baju. Diantara banyak wanita malah cukup hanya
mengenakan penutup dada saja, tetapi tetap tidak berbaju.
?Sruni, hari telah malam.? Kata Yoga Soka. ?Marilah sekarang
kita pulang ke pondok!?
?Marilah,? sahut Ketut Sruni sambil mengangguk.
Ketika lewat di depan goa, dimana Yoga Soka membakar
jenazah gurunya yang juga ayahnya, Yoga Soka berlutut dan Ketut
Sruni ikut berlutut pula. Sambil berlutut ini, terdengarlah kata-kata
Yoga Soka. ?Bapa, aku sudah menyempurnakan jenazahmu. Aku
harap engkau dapat pulang ke tempat asal dengan tenang.?
Dalam hati Yoga soka minta maaf atas apa yang sudah
dilakukan, yang sampai hati membunuhnya.
Setelah beberapa saat berlutut, kemudian ia bangkit dan
membangunkan Ketut Sruni. Katanya, ?Adikku, marilah kita
pulang.?
Ketut Sruni mengangguk tanpa membuka mulut. Mereka
melangkah berdampingan menuju pondok yang tidak begitu jauh
dari goa. Begitu masuk ke dalam pondok, Yoga Soka segera
membuat api dan menyalakan pelita yang terbuat dari lemak
binatang.
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?Sruni, engkau nanti tidurlah didalam kamar itu!? katanya sambil
menunjuk kamar yang disekar dengan kulit kayu, letaknya di
pondok sebelah belakang.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 74
"Sruni, hari telah malam," kata Yoga Soka. "Mari sekarang
kita pulang ke pondok!"Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 75
?Dan kau?? Tanya gadis itu.
?Aku? aku tidur disini. kamarnya hanya satu saja.?
?Kalau begitu, biarlah aku tidur pula disini saja.?
?Ihh, mengapa? Engkau perempuan. Sebaiknya engkau tidur
dalam kamar adikku.?
?Bukankah kamar itu kamar gurumu??
?Benar.?
?Aku takut kakang, jangan engkau memaksa aku tidur disitu!?
?Hai.!? Yoga Soka herandan mengamati gadis itu. ?Apa
yang kau takutkan??
?Kakang. hiii .? Gadis itu tampak menggigil seperti
orang ketakutan. Gurumu baru saja meninggal dunia. Aku.. aku
takut kalau gurumu datang mengusir aku . mengapa berani
tidur dalam kamarnya .?
?Ha ha ha . ? Yoga Soka berkakakan mendengar itu. ?Mana
mungkin orang yang telah mati dapat kembali ke rumah, dan
mengusir orang yang tidur dikamarnya? Sruni, guruku seorang tua
yang amat bail. Tentu guruku tak kan mengganggumu!?
?Aihh, kakang. tetapi aku takut . jangan engkau
memaksa aku.?
Melihat gadis itu benar-benar ketakutan dan wajahnya pucat, ia
merasa tidak tega. Kemudian katanya halus. ?Sruni, sudahlah. Jika
engkau takut, baiklah engkau tidur di situ dan aku di sini!?
Kemudian pemuda itu bangkit, mengambil sesuatu dari dalam
peti kayu yang letaknya di sudut. Ternyata pemuda itu mengambilKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 76
kulit harimau tutul yang telah dibikin menjadi baju. Yang satu
diberikan kepada Ketut Sruni, sedang yang satu untuk dirinya
sendiri. Katanya, ?Pakailah Sruni, untuk menahan dingin hawa
malam!?
Ketut Sruni menerima baju kulit harimau tutul itu dengan senang
hati. kulit harimau yang tebal itu tentu dapat dijadikan penahan
dingin. Akan tetapi begitu mengenakan baju kulit harimau itu, gadis
ini tertawa cekikikan.
?Mengapa engkau?? tanya Yoga Soka heran.
Gadis ini masih tertawa lalu bangkit. ?Lihatlah! Hi hi hik,
lenganku lenyap.?
Yoga Soka pun menjadi tertawa geli melihat keadaan Ketut
Sruni. Ternyata baju kulit harimau itu terlalu besar. Namun begitu,
berguna besar sekali sebagai penahan dingin.
Mereka tidak segera tidur. Mereka masih duduk diatas tumpukan
rumput kering yang diatur di atas lantai pondok. Pada kesempaan
ini Yoga Soka banyak mendapat keterangan dari Ketut Sruni
tentang apa-apa yang tidak diketahui oleh pemuda ini. sebagai
pemuda yang hidup terasing, tentu saja keterangan itu amat berguna
sekali. Dan diam-diam ia memuji pula akan luasnya pengalaman
Ketut Sruni.
Kemudian timbul kata sepakat antara dua orang muda ini, bahwa
mereka berdua akan bahu membahu dalam berjuang melawan
orang-orang Majapahit.
Hawa diatas pegunungan ini semakin dingin. Tiba-tiba Ketut
Sruni mengeluarkan tabung bambu yang tersumbat rapat. Yoga
Soka heran dan bertanya, ?Apakah itu, Sruni??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 77
?Ini tabung bambu berisi ?Brem?? sahut Ketut Sruni dengan bibir
yang tetap terhias oleh senyum.
?Brem? Apakah brem itu?? Yoga Soka makin heran.
?Ini minuman penghangat tubuh, kakang. rasanya enak sekali!?
sambil berkata, Ketut Sruni membuka sumbat tabung itu, kemudian
menebarlah aroma keras tapi harum.
"Ahhh, baunya harum sekali!" puji Yoga Soka.
?Memang harum, juga enak kakang. Mari, minum-lah." Ketut
Sruni meagangsurkan tabuag bambu tersebut dengan bibir yang
tetap tersenyum manis.
"Tapi.. tapi aku belub pernah minum ......" Yoza Soka nampak
ragu-ragu, sebab ia memang belum pernah mangenal maupun
minum.
"Minumlab kakang, rasanya segar sekali, dan akan memberi
kehangatan pada tubub."
Ketut Sruni menuang brem yang tersimpan dalam tabung bambu
itu kedalam tempurung kelapa sawit. Bau semerbak makin
menyengat hidung. Membuat Yoga Soka berselera juga sekaiipun
agak ragu-ragu. Kemudian brem didalam tempuruag kelapa sawit
itu dicicipi, akan tetapi segera tersedak.
"Aihh, kakang kalau minum brem, jangan bernapas."
"Mengapa tak boleh?" tanya Yoga Soka.
"Itu menyebabkan tersedak. Tahan napasmu, dan minumlah
sekali teguk. Begitu masuk dalam perut, didalam perut akan akan
segera timbul rasa hangat dan nyaman.?
?Ahh, mengapa minum saja begitu sulit. Sruni. Tidak ah, aku
tidak usah minum saja!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 78
?Kakang, mari aku beri contoh. Jika engkau sudah merasakan,
engkau akan ketagihan.?
Sambil mengakhiri perkataannya, Ketut Sruni segera minum
brem tersebut sambil menahan nafas. Begitu masuk kedalam perut,
pipi gadis ini tampak berobah agak merah dan tambah cantik.
Melihat itu Yoga Soka heran disamping menjadi tertarik. Mengapa
hanya minum brem saja, orang menjadi tambah cantik? Kalau
begitu, apabila dirinya minum, akan menjadi tambah tampan pula?
?Aihh, aneh!? serunya.
?Apanya yang aneh, kakang .?? Ketut Sruni memandang
pemuda itu heran.
?Begitu engkau minum brem, engkau . tambah .
tambah cantik .?
?Ihh. engkau jangan mengejek kakang .? kata gadis ini
sekalipun hatinya tambah bangga dan gembira.
?Aku bicara sebenarnya, adikku. Engkau memang tambah
cantik.?
Ketut Sruni tertawa cekikikan bangga. Tetapi tangannya bekerja
menuang brem tersebut kedalam tempurung kelapa sawit.
Tempurung yang penuh brem tersebut kemudian diangsurkan
kepada Yoga Soka sambil berkata halus, ?kakang, minumlah. Asal
menahan nafas, engkau tentu tidak akan tersedak lagi!?
Yoga Soka yang ingin tambah tampan menerima tempurung itu
kemudian sekali teguk, habislah brem itu masuk kedalam perutnya.
Brem yang mengalir lewat krongkongan terus dan masuk kedalam
perut itu menimbulkan rasa yang hangat dan segar. Mulutnya segera
berbau harum. Yoga Soka berkedip-kedip menikmati apa yang baru
masuk kedalam perut. Kemudian katanya, ?Ahh, engkau benarKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 79
adikku. Ahh brem ini menimbulkan rasa hangat dalam perut. Ahh
nyaman sekali.?
?Lagi?? tanya Ketut Sruni sambil tersenyum memikat. Dan
sambil bicara ini, tanpa diketahui oleh Yoga Soka, gadis ini
memasukkan sesuatu kedalam tempurung kelapa sawit. Begitu
tempurung penuh oleh brem, ia mengangsurkan kepada pemuda itu
sambil tersenyum dan berkata halus, ?Kakang, dalam perutmu akan
lebih hangat lagi apabila ditambah.?
Yoga Soka pun menerima lagi tempurung yang penuh oleh brem
itu, lalu sekali teguk telah kering. Ketut Sruni tampak senang sekali.
Kemudian menyimpan kembali tabung isi brem itu ke tempat
simpanannya.
?Aihh, tetapi mengapa ada pengaruh agak pusing .? tanya
Yoga Soka sambil mengerutkan dahinya.
?Pusing, tetapi tidak berakibat apa-apa kakang. Hal itu bukan
lain sebagai akubat engkau belum biasa!? Ketut Sruni menerangkan.
?Brem adalah minuman keras, akan tetapi merupakan minuman
yang amat disukai oleh kita orang Bali!?
Yoga Soka percaya dan mengangguk-angguk, katanya kemudian,
?Ahh, kepala yang agak pusing, mungkin sekali menambah nikmat
disaat aku sedang tidur.?
?Benar! Engkau akan segera mimpi indah kakang. Mimpi
terbang ke tempat para dewa. kemudian engkau akan disambut oleh
para bidadari yang cantik jelita!?
?Ha ha ha ha!? Yoga soka berkakakan geli. Jangan engkau
membual kosong adikku. Mana mungkin hanya minum brem saja,
membuat aku dapat terbang ke tempat para dewa??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 80
?Hi hi hik,? Ketut Srunipun cekikikan. ?Engkau belum pernah
minum brem, mengapa engkau tak percaya padaku yang sudah
biasa minum? Uahhm..!?
Gadis ini menguap. Kemudian sambungnya. ?Aku sudah
mengantuk. Mari sekarang kita tidur. Kemudian esok pagi kita
mengambil abu jenazah gurumu.?
Baru saja menyelesaikan kata-katanya, gadis ini sudah
menggeletak terlentang diatas tumpukan rumput kering yang telah
ditunjuk oleh Yoga Soka. Pemuda ini belum bergerak dari tempat
duduknya. Ia mengamati sejenak kepada Ketut Sruni yang sudah
terlentang itu. dadanya yang tertutup oleh baju kulit harimau
bergerak turun naik perlahan-lahan. Nafas gadis itu terdengar halus.
Akan tetapi sesudah itu, ia mengangkat mukanya lalu mengamati
kearah dinding pondok. Walaupun pandang matanya tertumbuk
kepada dinding pondok, akan tetapi pikirannya melayang amat jauh.
Entah mengapa sebabnya, tiba-tiba saja pemuda ini teringat kepada
ibunya yang sudah amat lama meninggal dunia. Diam-diam timbul
rasa sesal dalam hati pemuda ini. mengapa dahulu ibunya hidup
tidak bahagia, menjadi isteri secara paksa Mpu Suluh. Akibatnya
ibunya membunuh diri karena tidak kua mendengar pembicaraan
para tetangga yang selalu mengejek dan menghina bahwa seorang
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gadis yang belum pernah menikah, pulang sudah punya anak.
Disaat ia melamun dan terkenang kepada ibu yang sudah lama
tiada itu, mendadak dalam dadanya timbul perasaan aneh yang
selama ini belum pernah ia kenal. Ia mengalihkan pandang matanya
ke arah Ketut Sruni yang tampak tidak bergerak, agaknya sudah
tidur pulas, terbukti nafasnya terdengar halus dan teratur. Begitu
mengamati Ketut Sruni oleh sinar pelita, ia merasa bahwa Ketut
Sruni tambah cantik jelita. Ibatar sekuntum bunga yang baru mekar
dan menebar bau harum semerbak wangi. Lalu terkenang lagi
pengalamannya sejak bertemu dan berkenalan dengan gadis ini.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 81
beberapa kali gadis itu mendekap erat. Lalu teringat pula ketika
sesuatu yang lunak dan hangat menekan dadanya.
Jantungnya berdegup cepat dan perasaan aneh memenuhi rongga
dadanya. Darahnya menjadi panas dan berjalan lebih cepat.
Merasakan perobahan aneh dalam dadanya ini. Yoga soka segera
berusaha menekan perasaan. Mulutnya menguap timbul rasa kantuk.
Sesudah mengebas tangan hingga pelita itu padam, Yoga soka
segera membaringkan tubuhnya untuk mulai tidur.
Ia merasa belum tidur, hanya merasa kepalanya agak pening oleh
pengaruh brem yang masuk dalam perutnya. Akan tetapi ia merasa
heran dan kaget, karena pahanya merasa ditindih oleh sesuatu, dan
disamping itu ia menghirup bau yang cukup harum. Disaat ia
bingung dan tidak tahu apa yang terjadi, mendadak ia merasa bahwa
dagu, pipi dan dahinya diusap oleh sesuatu yang lumar dan halus.
Nafas halus mendengus-dengus menerpa selembar wajahnya. Dan
mendadak saja, ketika sesuatu yang menindih tubuhnya itu terasa
menjadi semakin berat, terdengarlah suara yang halus berbisik
ditelinganya. ?Kakang Yoga Soka .. aku .. aku cinta padamu!?
Untuk sejenak pemuda ini kaget. Akan tetapi kemudian terasa
oleh pemuda itu rasa nyaman dan kehangatan yang belum pernah ia
rasakan. Sejenak kemudian, Yoga Soka ini telah lupa akan keadaan
dirinya. Ia membalas apa yang sudah dimulai dan dilakukan oleh
orang yang berbisik dan menyatakan cintanya itu, yang bukan lain
adalah Ketut Sruni.
Ya, pemuda yang hidup terasing dari pergaulan masyarakat itu,
sama sekali tidak sadar terjebak kedalam perangkap orang. Ia belum
mengenal akan tipu muslihat orang yang banyak terjadi dan
dilakukan orang. Yang menipu demi keuntungan diri sendiri, tidak
peduli sesama manusia menjadi korban. Bukankah di dunia ini tidak
sedikit pula jumlah manusia yang hidup dengan mengorbankanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 82
orang lain? Oleh sebab itu, berbahagialah orang-orang yang selalu
waspada dan hati-hati setiap menghadapi segala sesuatu. Bahagia
pula lah orang-orang yang selalu hidup mengutamakan kebaikan
dan kebajikan.
Sama sekali tidak disadari oleh Yoga soka, bahwa ia telah
menjadi korban pengaruh minuman brem yang sudah dicampur
dengan semacam obat. Dan sama sekali tidak disadari oleh Yoga
soka, siapakah sesungguhnya gadis yang bernama Ketut Sruni ini.
ia menjadi korban kekurang-waspadaannya sendiri, menghadapi
orang yang belum pernah ia kenal sejarah hidupnya. Ketut Sruni
bukanlah perempuan baik-baik seperti yang ia sangka. Tetapi Ketut
Sruni adalah perempuan iblis yang menghambakan diri dalam dunia
nafsu dan seorang perempuan jalang yang ganas tangannya.
Gadis ini bukan pembela Bali seperti yang disangkanya, akan
tetapi seorang yang tindak perbuatannya hanya demi kepuasan
nafsunya sendiri. Maka tidak mengherankan apabila gadis ini
dimusuhi oleh banyak orang. Ketut Sruni memang bukan gadis
lemah. Akan tetapi kalau harus menghadapi keroyokan beberapa
orang tokoh sakti, tentu saja ia tak mampu melawan. Itulah
sebabnya maka siang tadi ia melarikan diri dikejar oleh beberapa
orang tokoh sakti.
Ketut Sruni membunuh Ida Ayu Savitri, murid Ida Ayu Kartini,
tidak disebabkan oleh karena Ida Ayu Savitri berkhianat kepad Bali,
sebagaimana yang dituduhkan oleh Ketut Sruni. Tetapi didalamnya
terselip sesuatu peristiwa yang terkutuk dan Ida Ayu Savitri
menjadi korban tangannya yang ganas. Ketut Sruni yang suka
mengejar laki-laki untuk memuaskan nafsunya itu tergila-gila
kepada Nyoman Sakri. Ia sudah berusaha dengan segala macam
jalan dan cara untuk dapat menundukkan hati Nyoman Sakri.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 83
Namun pemuda yang teguh hatinya itu tidak goyah dan menolak
ajakan Ketut Sruni. Penolakan Nyoman Sakri ini membuat Ketut
Sruni marah sekali. Gadis ini tahu bahwa antar Nyoman Sakri
dengan Ida Ayu Savitri terdapat hubungan batin. Dalam
penasarannya Ketut Sruni menggunakan tipu muslihat dan berhasil
membunuh Ida Ayu Savitri. Maksudnya apabila gadis itu sudah
mati, Nyoman Sakri tentu akan tunduk kepada dirinya dan
melupakan gadis yang sudah mati itu. namun sungguh celaka,
trnyata dugaannya keliru. Nyoman Sakri yang merasa tidak sanggup
melawan Ketut Sruni, akhirnya membunuh diri dengan
membenturkan kepalanya ke batu sehingga kepalanya pecah dan
tewas.
Maka betapa gembira hati Ketut Sruni, dapat berkenalan dengan
Yoga soka, seorang pemuda yang cara berpikirnya masih sederhana,
dan belum kenal tipu muslihat orang. Malah sekarang Yoga soka
telah jatuh ke dalam perangkap cinta palsu dan bujuk rayu yang
beracun. Malam ini dua insan itu lupa segalanya dan seakan dunia
ini menjadi milik mereka berdua.
Ketika pagi tiba, dua orang muda mudi ini bergandengan tangan
meninggalkan pondok pergi ke sumber air. Pemuda gagah perkasa
yang tidak mempan senjata itu, sekarang menjadi jinak dibawah
kekuasaan Ketut Sruni. Tiada tampak rasa sesal pada wajah Yoga
Soka, akan tetapi malah tampak berseri-seri gembira.
Ahh, betapa sedih Mpu Suluh sebagai gurunya kalau saja tahu
apa yang terjadi atas diri muridnya itu. ia yang berusaha mendidik
dan menbina agar murid tunggalnya itu menjadi seorang baik-baik,
seorang yang berguna, sekarang telah tergenggam ditangan seorang
perempuan iblis bernama Ketut Sruni.
Dengan rukun dua orang muda mudi berlainan jenis ini mandi
bareng di sumber air. Ditempat itu justru dibangun kolam pada batuKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 84
cadas yang cukup dalam akan tetapi tidak begitu luas. Kolam ini
dibangun oleh Mpu Suluh ketika matanya belum menjadi buta.
Disitulah dua orang muda mudi ini berenang-renang, merendam
tubuh dan bergurau. Akibat tenggelam dalam kegembiraan,
membuat dia orang muda ini lengah. Mereka tidak sadar sama
sekali bahwa semenjak tadi, sepasang mata yang tajam mengikuti
dan menyelidik. Akan tetapi demi dilihatnya dua orang muda mudi
itu mandi dan berkecimpung di dalam kolam, pemilik mata yang
tajam membuang muka dan meludah nampak muak.
Dia seorang kakek yang sudah tua renta dan tubuhnya kurus
kering. Saking tuanya, semua rambut kakek itu telah putih. Dengan
gerakannya yang gesit tanpa suara, kakek yang usianya tidak kurang
dari delapan puluh tahun menuju ke sebuah batu besar yang
dilindungi oleh daun yang rimbun lalu duduk diatasnya. Megitu
duduk, kakek ini berdiam diri dan memejamkan matan. Namun
tampaknya kakek yang sudah tua renta ini berkali-kali menghela
nafas pendek. Ada keperluan apakah sepagi ini kakek itu telah
berada di gunung Batukaru ini? Tidak seorangpun tahu kecuali
kakek itu sendiri. Lama sekali kakek itu duduk tafakur dan matanya
terpejam, namun tiba-tiba saja tubuh kakek itu melesat keatas dahan
pulon masih dalam keadaan bersila.
Betapa sakti kakek yang sudah tua renta ini, dengan gerakannya
yang dapat melenting tinggi dalam keadaan kaki masih tetap bersila,
seakan kakek itu bisa terbang. Kalau ada orang melihat, tentu akan
merasa heran. mengapa kakek yang semula duduk berdiam diri
seperti sedang semadhi itu tiba-tiba telah melesat keatas dahan
pohon. Setelah duduk diatas dahan pohon yang terlindung oleh
daun-daun lebar inipun, kakek inipun tidak bergerak sedikitpun.
Akan tetapi sepasang matanya yang tajam berkilat-kilat itu
mengamati ke satu arah tanpa berkedip.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 85
Ahh, ternyata pendengaran kakek ini amat tajam. Gerakan Yoga
soka dan Ketut Sruni yang masih ditempat agak jauh sudah dapat
ditangkapnya, dan itulah sebabnya kakek ini bersembunyi kedalam
lebatnya daun. Agaknya kehadiran kakek ini tidak ingin diketahui
oleh sepasang muda-mudi yang sedang dimabuk asmara itu.
Yoga soka dan Ketut Sruni yang sama sekali tidak menduga
sedang diperhatikan orang, bergandengan tangan meninggalkan
sumber air itu dengan hati riang dan wajah berseri. Disepanjang
jalan mereka bercanda tanpa bosan. Hingga ketawa Ketut Sruni
yang merdu itu memecah dan menguak sunyinya hutan.
Ketika kedua orang muda itu hampir tiba di bawah pohon
dimana kakek itu bersembunyi, mendadak daun menyibak dan
bergerak, disusul oleh melayangnya tubuh kakek itu langsung
berdiri menghadang didepan mereka.
Dua orang muda itu terbelalak kaget. Yoga Soka merasa heran
dengan kehadiran kakek tua renta yang belum dikenalnya itu
digunung ini. akak tetapi Ketut Sruni, mendadak saja wajahnya
menjadi pucat. Tubuhnya gemetaran tampak ketakutan.
?Hemm, Sruni! Apakah engkau sekarang telah tidak kenal lagi
akan kewajibanmu menghormati aku?? suara teguran kakek itu
begitu halus, akan tetapi tegas dan berwibawa.
Tiba-tiba saja Ketut Sruni telah menjatuhkan diri berlutut.
Melihat ini Yoga Soka keheranan. Ia mengamati kearah Ketut Sruni
dan kakek itu bergantian beberapa saat lamanya tanpa bisa
membuka mulut. Apakah arti dari semua ini? Siapakah kakek ini
dan apakah hubungannya kakek itu dengan gadis yang merebut
hatinya ini?
Si kakek mengusap-usap jenggotnya yang putih laksana perak
menjuntai panjang sebatas dada. Kumisnyapun putih seperti kapasKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 86
menjuntai kebawah dikanan dan kiri mulut. Setelah beberapa saat
lamanya hening, terdengarlah kakek tua renta itu halus tetapi
berpengaruh sekali. ?Sruni! Begitukah ajaran gurumu jika
menghormat orang tua??
Tambah pucat wajah Sruni. Kemudian terdengar jawabannya
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan masih tetap berlutut. ?Kakek guru, terimalah hormat cucu
murid Ketut Sruni!?
?Hemm, terima kasih, engkau masih bisa memberi hormat
padaku,? kata kakek ini pula dengan suara yang masih halus. ?Dan
sekarang, ikutlah aku pulang!?
Dalam mengakhiri kata-katanya ini, tangan kakek itu bergerak
melambai ke arah Ketut Sruni. Sesungguhnya saja Ketut Sruni akan
membangkang dan tidak mau tunduk kepada perintah kakek itu.
akan tetapi semacam kekuatan yang tidak tampak, memancar keluar
dari tangan kakek itu tidak terlawan lagi. Ketut Sruni bangkit
berdiri, kemudian melangkah menghampiri kakek itu. namun
begitu, wajah gadis ini menandakan ketakutan sekali, sedang sinar
matanya yang berkaca-kaca seperti minta dikasihani.
?Mari kita berangkat!? perintah kakek tua itu sambil mulai
melangkah.
?Tunggu!? mendadak terdengar teriakan Yoga Soka sambil
melompat menghadang didepan kakek itu. sepasang mata pemuda
itu memancarkan sinar api, menandakan bahwa pemuda ini tidak
senang berhadapan dengan peristiwa yang dihadapi.
?Anak muda, apakah maksudmu?? tanya kakek ini, suaranya
tetap halus. Tetapi sepasang mata kakek yang berkilat-kilat itu
menatap Yoga Soka.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 87
Begitu bertatap pandang, Yoga Soka tercekat. Pemuda ini tak
sanggup bertatap pandang. Ia menghindarkan diri dan menjawab,
?Tidak boleh Ketut Sruni pergi!?
Sesungguhnya agak kaget kakek ini mendengar jawaban pemuda
ini. namun ia kuasa menekan perasaannya dan kembali mengusap
usap jenggotnya yang menjuntai panjang. Terdengar kemudian
pertanyaan kakek ini. ?Siapakah engkau orang muda? Dan apa pula
hubunganmu dengan Mpu Suluh??
Tercekat Yoga Soka mendengar nama gurunya disebut-sebut
oleh kakek ini. sudahkan kakek ini kenal dengan gurunya?
?Aku Yoga Soka!? jawabnya tegas. ?Dan Mpu Suluh adalah
guruku!?
?Hemm, dimanakah dia sekarang??
?Guru telah meninggal dunia kemarin.?
?Aihh meningggal?? kakek itu tampak kaget dan terbelalak.
Namun hanya sebentar saja, kemudian dengan kata-katanya kakek
ini menegur, tetapi huga mengandung nasehat. ?Anak muda,
gurumu sendiri yang bernama Mpu Suluh itu takkan berani bersikap
tidak kenal aturan seperti engkau. Hmm, sudahlah anak muda, aku
mau pergi.?
?Tidak boleh!? bentak Yoga Soka sambil bertolak inggang.
?Ketut Sruni tidak boleh pergi dari sampingku!?
?Mengapa sebabnya? Ada hubungan apakah antara engkau
dengan Ketut Sruni??
Ketika itu sepasang mata Ketut Sruni nampak berkedip-kedip
seperti memberi isyarat kepada Yoga Soka agar tidak
membicarakan hubungannya semalam. Juga nampak mulut gadis ini
berkomat-kamit, maksudnya agar Yoga soka tidak lancang danKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 88
menghalangi. Akan tetapi sungguh celaka. Mata gadis itu yang
berkedip-kedip dan mulut yang berkomat kamit itu ditangkap secara
keliru oleh Yoga soka. Pemuda ini mengira bahwa gadis itu
meminta perlindungannya dari gangguan kakek ini.
?Aku melarang dia pergi!? sahutnya dengan nada pasti.
Kemudian terdengar pemuda ini bertanya. ?Siapakah engkau ini
orang tua??
Berkilat sepasang mata kakek ini mendengar pertanyaan orang
muda yang kurang kenal kesopanan ini. Akan tetapi hanya sekilas
dan mata kakek itu kembali sejuk. Lalu terdengar jawabannya yang
tetap halus. ?Anak muda, sesungguhnya apabila gurumu masih
hidup, engkau bisa bertanya kepada dia, siapakah aku ini. tetapi
hemm, gurumu sudah tidak bisa ditanya lagi. Baiklah aku
beritahukan saja, bahwa aku dikenal dengan nama julukan Surya
Wasesa. Tempat tinggalku ditepi Danau Batur. Pada tepi Gunung
Abang. Letaknya tidak begitu jauh jauh lagi dengan Tarunyan. Nak
apakah engkau sudah puas? dan sekarang, biarkan aku pergi dengan
Ketut Sruni. Perlu engkau ketahui anak muda, Ketut Sruni adalah
cucu muridku!?
Semua orang memang telah tidak mengenal lagi akan nama yang
sesungguhnya. Orang tinggal mengenal nama Surya Wasesa amat
harum, menggetarkan seluruh pulau Bali. Ia seorang kakek yang
sudah amat tua, usianya hampir sembilan puluh tahun. Surya Wises
terkenal namanya sebagai seorang kakek sakti mandraguna dan
berhati emas. Penuh welas asih dan selalu bijaksana dalam
menghadapi berbagai persoalan. Namun sesungguhnya telah cukup
lama Surya Wasesa tidak muncul ditengah masyarakat. Dan sesuai
dengan usianya yang sudah amat tua, ia lebih mendekatkan dharma
baktinya kepada Sang hyang Widhi Waca.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 89
Tetapi manusia dapat bercita, sedang ketentuan terakhir tetap
ditangan Hyang Maha Agung. Terjadilah peristiwa yang tidak
pernah diharapkan, atas tingkah laku Ketut Sruni yang kurang baik.
Setelah gurunya meninggal akibat kecelakaan dan tenggelam di
Danau Batur. Sebagai akibat kurang pengawasan, Ketut Sruni yang
semula merupakan gadis baik itu telah berubah menjadi perempuan
jalang, perempuan iblis yang ganas! Disamping ia mengumbar
nafsu birahinya terhadap laki-laki yang menarik hatinya, Ketut
Srunipun menjadi seorang pembunuh berhati dingin. Persoalah yang
remeh, sepele dan kecilpun bisa menyebabkan nyawa melayang.
Akan tetapi oleh pengaruh nama besar Surya Wasesa, membuat
orang segan untuk bertindak dan melapor.
Namun dengan terjadinya peristiwa yang menyusul pembunuhan
yang dilakukan oleh Ketut Sruni terhadap Ida Ayu Savitri murid Ida
Ayu Kartini, terjadilah geger. Banyak para tokoh yang menjadi
marah dan berusaha menangkap gadis ini. disamping orang
berusaha menangkap, ada pula yang melapor kepada Surya Wasesa.
Betapa kaget kakek yang sudah sangat tua ini mendengar laporan
itu. maka pergilah kakek ini untuk turun tangan sendiri.
Segara kebetulan perjalanan Surya Wasesa berpapasan dengan
suami-isteri Gajah Pitaka dan Ida Ayu Palupi yang terkenal dengan
julukan ?Sepasang Pedang dari Klungkung?. Semula, baik Gajah
Pitaka maupun Ida Ayu Palupi tidak mau mengaku sudah bertemu
dengan Ketut Sruni dan gagal menangkap. Sebab suami isteri ini
merasa malu. Namun setelah didesak berulang-ulang dengan kata
kata yang halus pada akhirnya suami-isteri ini tidak bisa berbohong
lagi. Lalu tanpa tedeng aling-aling diceritakan apa yang sudah
terjadi di atas gunung Batukaru. Mendengar keterangan ini, Surya
Wasesa bergegas menuju gunung Batukaru, diana ia tahu diatas
gunung Batukari ini berdiam Mpu Suluh. Ia telah tiba di gunung ini
pada waktu dinihari. Dan kakek ini menghela nafas berulang-ulangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 90
ketika mengethui Ketut Sruni sedang bermain cinta dengan seorang
pemuda di dalam pondok. Sedungguhnya ia amat marah, namun
masih kuasa untuk menahan rasa marah itu, lalu ia malah pergi
menyingkir dan istirahat tidak jauh dari sumber air.
Ternyata perhitungannya tepat. Ketut Sruni dan Yoga soka
menuju ke sumber air itu, mandi dan bercanda sepuas hati, tanpa
merasa bahw apa yang mereka lakukan telah diketahui orang sejak
dinihari. Kemudian terjadilah seperti sekarang ini. surya Wasesa
menghadang perjalanan mereka dan mengajak Ketut Sruni pergi.
Semestinya, begitu mendengar nama Surya Wasesa yang amat
harum namanya itu, Yoga Soka tidak banyak cingcong lagi dan
membiarkan gadis itu dibawa pergi. mungkinkah pemuda ini belum
pernah mendengar nama Surya Wasesa yang amat dihormati oleh
setiap orang itu? mustahil! Memang demikianlah, Yoga Soka
pernah diberitahukan oleh Mpu Suluh. Malah kemudian dipesan
pula, agar Yoga Soka pandai menghormati tokoh sakti mandraguna
yang bijaksana itu. dan atas pesan gurunya itupun, Yoga Soka
menyanggupkan diri dan mengerti.
Sayang sekali pemuda ini sekarang sedang dihinggapi oleh suatu
penyakit jatuh cinta kepad Ketut Sruni. Sebagai seorang pemuda
yang masih hijau, cara berfikirnya masih sederhana dan belum
mengenal tipu muslihat orang, ia telah tenggelam dalam dekapan
dan bujuk rayu perempuan iblis ini. perempuan yang sudah amat
berpengalaman dalam merobohkan dan membuat laki-laki tergila
gila. Yoga Soka seperti juga beberapa orang laki-laki yang lain
bertekuk lutut dibawah kaki Ketut Sruni. Sama sekali tidak terasa
bahwa dirinya ditipu mentah-mentah. Yoga Soka menjadi korban
kecantikan dan kejalangan Ketut Sruni, entah yang keberapa.
Akibat pengaruh kecantikan dan kepandaian Ketut Sruni merayu
inilah, Yoga Sika menjadi lupa daratan. Ia ;upa kepada pesanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 91
gurunya. Sudah mabuk cinta, iapun mabuk kemenangan yang
diperoleh kemarin. Bahwa tanpa kesulitan, kemarin ia dapat
mengalahkan tokoh sakti sekaligus dengan muridnya. Ia merasa
dirinya seorang yang sakti mandraguna tanpa tanding. Justru
tubuhnya kebal oleh senjata, atas perlindungan Aji Gineng.
Siapakah yang dapat mengalahkan dirinya? Lebih-lebih yang
dihadapi sekarang ini adalah seorang kakek tua renta kurus kering.
Jangankan dipukul, baru didorong saja akan roboh dan merintih
rintih.
Merasa diri sakti mandraguna tanpa tanding ini, Yoga soka
tertawa dingin. Kemudian dengan sepasang matanya yang tajam ia
mengamati Surya Wasesa. Bentaknya, ?Tidak peduli engkau
sebagai kakek guru Ketut Sruni. Pendeknya dia adalah isteriku, dan
tidak ada seorangpun yang boleh membawanya pergi tanpa
seijinku!?
?Anak muda, kapankah engkau kawin dengan cucu muridku??
?Atas pertanyaan ini, untuk sejenak Yoga Soka tergugu. Namun
kemudian dengan ketus jawabnya, ?Orang yang sudah saling cinta
antara seorang laki-laki dengan seorang wanita, sudah bisa disebut
sebagai suami isteri, walaupun tanpa upacara!?
?Tiada yang melarang engkau mempunyai pendapat seperti itu,
anak muda. Akan tetapi, lupakah engkau bahwa Ketut Sruni masih
mempunyai orang tua, yang sepantasnya wajib diajak bicara. Anak
muda, hubungan manusia diatur oleh adat dan tata kesopanan.
Sayang sekali jika engkau tidak mau tahu lagi kepada orang tua
Ketut Sruni??
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?Heh heh heh, Ketut Sruni seperti juga aku, seorang yatim piatu
tidak berayah bunda lagi. Apakah aku dan Sruni harus bicara
dengan orang mati??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 92
?Hemm, anak muda, sekalipun Ketut Sruni telah yatim piatu,
akan tetapi bocah ini mempunyai guru. Dan guru ini dapat bertindak
mewakili orang tuanya.?
?Hua ha ha, tidak perlu banyak mulut!? bentak Yoga Soka yang
sudah tidak kuasa lagi menahan marah. ?Pendeknya, tidak
seorangpun aku ijinkan membawa Ketut Sruni pergi!?
?Anak muda, hemm,? Surya Wasesa menghela nafas lagi,
nadanya setengah mengeluh. ?Mengapa engkau begitu keras hati?
Ahh anak muda, sudahlah. Jangan engkau mencampuri urusanku,
dan lebih bail uruslah keperluanmu sendiri!?
Sejak tadi Ketut Sruni berdiam diri dengan wajah pucat. Diam
diam gadis ini gelisah bukan main. Ia tidak menghendaki Yoga
Soka menggunakan kekerasan untuk mempertahankan dirinya. Ia
khawatir akan keselamatan Yoga Soka, karena kakek gurunya ini
merupakan seorang tokoh sakti yang tidak bisa diukur lagi sampai
dimanakah ketinggian ilmunya. Manakah mungkin Yoga Soka
sanggup menghadapi?
Tetapi tiba-tiba gadis ini teringat bahwa Yoga soka adalah
pemuda yang ?berkulit tembaga bertulang besi?, seorang yang
tubuhnya kebal. Maka sekarang ia berbalik menjadi khawatir akan
keselamatan kakek gurunya yang sudah berusia lanjut. Apabila
kakek gurunya ini sampai roboh tewas ditangan pemuda kekasihnya
itu, betapa menyedihkan. Ia merasa sama-sama berat dan merasa
serba salah. Dan akibatnya gadis ini tidak bisa membuka mulut.
?Anak muda, jangan engkau memaksa aku!? bujuk kakek ini,
nadanya setengah meratap.
?Tidak peduli!? bentak Yoga Soka. ?Jaga seranganku!?
Setelah berkata, pemuda ini sudah melompat dan melancarkan
serangan dengan tinju. Melihat gerakan pemuda ini yang masihKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 93
nampak kaku, dalam hati kakek ini tersenyum. Nyatalah bahwa
?Sepasang Pedang dari Klungkung? yang terpaksa pergi
menyelamatkan diri itu, tidak dikalahkan oleh ilmu kepandaian tata
kelahi. Akan tetapi oleh ilmu kesaktian. Hemm, benarkah pemuda
ini kebal akan pukulan dan senjata? Kalau benar demikian, hanya
dengan membutakan sepasang mata pemuda ini sajalah dapat
membuat pemuda ini tunduk dan tidak menghalangi lagi maksudnya
membawa pulang Ketut Sruni. Akan tetapi hatinya melarang kalau
harus mengalahkan pemuda ini dengan membutakan sepasang
matanya itu. bukankah dengan kebutaaannya itu, sama artinya pula
ia menyiksa pemuda ini selama hidup? Betapa derita dan sengsara
pemuda ini hidup tanpa bisa melihat apapun juga.
Dengan gampang Surya Sisesa menghindari serangan Yoga Soka
yang masih kaku ini. namun kakek ini belum juga membalas,
sekalipun sudah enam kali diserang secara beruntun. Sambil
menghindar menggunakan kegesitan gerakan ini, Surya Wasesa
terus memutar otak. Apakah yang harus dilakukan menghadapi
pemuda keras kepala dan kebal tubuhnya ini?
Kegesitannya bergerak ini membuat tubuh kakek ini berkelebat
cepat didepan lawan yang muda ini. kalau kakek ini mau
mencelakakan dengan serangan ke arah mata Yoga Soka,
gampangnya seperti membalik telapak tangan sendiri.
Tubuh Surya Wasesa yang berkelebat cepat dan seperti tinggal
bayang-bayang itu, makin lama membuat pandangan mata pemuda
ini menjadi kabur, disamping pula terasa pening. Serangannya
dilancarkan bertubi-tubi sekalipun tidak pernah mengenai
sasarannya. Makin kabur pandangan matanya dan makin pening
kepalanya, Yoga soka menjadi tambah penasaran dan makin kalap.
Eia menyerang dan menghujani pukulan kearah lawan itu seperti
kerbau gila.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 94
Sama sekali tidak disadari oleh Yoga Soka bahwa tingkah
lakunya yang menyerang seperti kerbau gila itu, menguras habis
tenaga sendir dan menderita rugi pula. Diam-diam Surya Wiswsa
merasa kasihan juga kepada pemuda keras kepala dan nekat macam
ini. maka sambil melesat jauh, kakek ini berdiri kemudian berkata
halus, ?Anak muda, sudahlah! Sudah cukup kita bermain-main dan
ternyata engkau tidak berhasil menyentuh tubuhku, sekarang biarlah
aku pergi bersama Ketut Sruni.?
?Tidak boleh!? teriak Yoga Soka dengan sepasang matanya yang
berapi. ?Engkau baru bisa membawa isteriku pergi, setelah aku
roboh tidak bernyawa!?
Tiba-tiba terdengar suara Ketut Sruni berseru. ?Kakang .
jangan.! Jangan engkau memaksa diri. Biarlah aku pergi
mengikuti kakek pulang .!?
?Tidak!? teriak Yoga Soka tegas. ?Tidak seorangpun dapat
menghalangi dan menggagalkan cinta kasih kita.!?
?Kakang. jangan.!? gadis ini tidak kuasa bicara lagi,
karena air mata telah membanjir dari pelupuk matanya. saking
bingung dan khawatir, gadis ini tidak dapat berbuat lain kecuali
hanya menangis memeras air mata.
Melihat tangis Ketut Sruni ini, kemarahan Yoga soka makin
terbakar seperti membuat dadanya meledak. Semua ini adalah gara
gara kakek tua renta ini yang datang dan mengganggu. Untuk
menghalau gangguan dan rintangan itu, tidak ada jalan lain kecuali
membunuh kakek tua renta itu.
Sambil menggeram keras Yoga Soka telah menerjang lagi
melancarkan pukulannya. Akan tetapi kali ini Surya Wasesa tidak
mau menghindar lagi. Ia mengangkat tangannya dan menangkis.
?Plakk! Augh.!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 95
Ternyata yang terhuyung-huyung mundur dan mengeluh tertahan
bukan Surya Wasesa yang tua renta dan kurus kering itu. kakek ini
hanya bergoyang saja tubuhnya, sedangkan Yoga Soka tubuhnya
terpental sampai beberapa langkah. Pemuda ini merasa kaget.
Benturan dua tangan itu memang tidak terasa apa-apa. Akan tetapi,
semacam hawa yang dingin sekali menerobos masuk lewat
lengannya..
Walaupun begitu, Surya Wasesa kaget dan heran juga. Masih
semuda itu telah memiliki tenaga dalam yang begitu tinggi, hingga
sanggup berbenturan tangan dengan dirinya tanpa mengalami cidera
apa-apa.
Ketut Sruni yang menonton dipinggiran terbelalak kaget. Untuk
sejenak gadis ini berhenti menangis. Sungguh hebat pemuda
kekasihnya itu, tidak roboh berbenturan dengan kakek gurunya.
Ketika itu Yoga Soka sudah menerjang kembali dengan
menggeram keras. Akan tetapi sekarang Surya Wasesa tidakk mau
membuang waktu sia-sia. Tiba-tiba tangan kanan kakek ini
diacungkan lurus ke depan. Disaat jarak antarra lengan itu dengan
Yoga Soka hampir bersentuhan, mendadak lengan itu diputar dari
kiri ke kanan.
?Ahhh.!? Tiba-tiba Ketut Sruni yang menonton dipinggir
berteriak tertahan, sambil mendekap mukanya. Tak sanggup melihat
apa yang telah terjadi ditengah gelanggang.
Apa yang terjadi? Begitu lengan kanan Surya Wasesa
berputaran, secara tiba-tiba tubuh Yoga Soka limbung. Disusul
tubuh pemuda itu ikut berputar menurut arah putaran lengan Surya
Wasesa. Makin cepat putaran lengan itu, makin cepat pula tubuh
Yoga Soka ikut berputaran.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 96
Tentu saja Yoga Soka tidakmau menyerah begitu saja. sekuat
tenaganya ia melawan pengaruh itu sambil berusaha endorong
dengan tangannya. Akan tetapi sungguh celaka! Makin berusaha
keras untuk melawan arus putaran itu, dadanya merasa seperti
ditekan oleh papan baja dan membuat nafasnya sesak. Ttapi
sebaliknya, apabila membiarkan dirinya berputaran diluar
kehendaknya seperti ini terus menerus, kepalanya akan menjadi
pening, pandang matanya akan menjadi kabur dan tidak urung
dirinya akan roboh. Benar-benar sekarang ini Yoga Soka
berhadapan dengan keadaan yang serba sulit.
Semacam kekuatan yang tidak tampak, tidak bersuara, keluar
dari tangan Surya Wasesa. Inilah ?Aji Kitiran Putih?! Orang yang
sudah masuk dalam putaran yang mengandung aji kesaktian
tersebut, tak kuasa lagi melepaskan diri putaran, sebelum putaran
lengan itu berhenti. Dan berkat ampuhnya aji Kitiran Putih ini,
Surya Wasesa diakui oleh dunia persilatan sebagai seorang yang
sakti mandraguna. Ia disegani oleh lawan dan kawan.
Keadaan Yoga Soka sekarang ini menyedihkan sekali. Sebagai
seorang pemuda yang ?berkulit tembaga bertulang besi? itu, ternyata
tidak mampu sama sekali melawan putaran angin yang makin lama
semakin cepat itu. makin melawan, dadanya makin merasa sesak
dan sulit untuk bernafas. Kepalanya tambah pening dan pandangan
matanya semakin menjadi kabur.
?Robohlah!? terdengar seruan halus Surya Wasaka sambil
menghentikan putaran lengannya. Kemudian disusul oleh tubuh
Yoga Soka yang terhuyung-huyung beberapa langkah lalu roboh
diatas tanah dan tidak bergerak lagi, pingsan!.
?Kakek.? jerit Ketut Sruni tiba-tiba. ?Kakek tega
membunuh dia.??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 97
Gadis ini lari menghampiri Yoga Soka. Akan tetapi tiba-tiba
Surya Wasesa mengebas, tubuh Ketut Sruni terhuyung dan sesaat
kemudian telah berada dalam kempitan kakek itu. dibawa
meninggalkan puncak gunung Batukaru dengan cepat sekali seperti
terbang. Pada mulanya Ketut Sruni meronta sambil terus menjerit
jerit. Akan tetapi setelah kakek ini menekan tengkuknya, gadis ini
tidak dapat berontak dan menjerit lagi karena pingsan.
Kasihan juga pemuda ini. pemuda perkasa yang tidak mempan
senjata itu, ternyata sekarang menggeletak pingsan tanpa ada orang
yang datang memberi pertolongan. Ternyata bahwa kekebalan
tubuhnya itu masih juga tidak mampu melindungi keselamatannya.
Kalau saja kakek Surya Wasesa bukan seorang yang wataknya
welas asih, tntu keselamatan pemuda itu sudah terancam, setidak
tidaknya Yoga Soka akan ditangkap, ditelikung dan disiksa
setengah mati. Mungik pula malah menemui ajalnya.
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Entah sudah berapa lamanya Yoga Soka pingsan, pemuda ini
tidak tahu. Ia merasa sadar dari keadaannya yang lupa diri ini, yang
pertama adalah sengatan sinar matahari pada kulit tubuhnya. Dan
ketika ia membuka matanya, ia cepat-cepat memejamkan matanya
kembali. Matanya silau, disamping itu pula dirasakan masih pening.
Oleh karena itu ia merasa segan untuk bangkit, dan membiarkan
kulit tubuhnya disengat oleh terik matahari.
Justru disaat itu, berkelebatlah dua bayangan manusia yang
berlarian cepat seperti terbang dan sudah hampir mencapai tempat
dimana Yoga Soka roboh. Mereka ini laki-laki dan perempuan, dan
mereka inilahyang terkenal dengan gelaran ?Sepasang Pedang dari
Klungkung'. Seperti diketahui, kemarin suami isteri ini terpaksa
menderita malu dikalahkan oleh Yoga Soka. Kemudian ditengah
jalan bertemu dengan Surya Wasesa. Pada mulanya, suami isteri ini
akan langsung saja pulang ke Klungkung. Malamnya suami isteri
ini mengaso dan menginap di Tampak Siring. Disaat mereka sedangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 98
mengaso dan menginap di Tampak Siring ini, tiba-tiba teringatlah
Ida Ayu Palupi atas kekalahannya melawan pemuda itu. maka
kemudian perempuan ini mengajak suaminya kembali saja datang
ke Batukaru.
Suaminya heran dan tak mengerti akan maksud isterinya.
Mengapa mengajak kembali ke gunung itu? bukankah ibarat ular
mencari gebug kalau pemuda itu tidak berhasil dirobohkan oleh
Surya Wasesa? Akan tetapi sebaliknya perempuan ini merasa pasti
bahwa Surya Wasesa akan berhasil mengalahkan pemuda itu.
namun mengingat watak pendeta itu yang welas asih, tentu saja tak
mau menurunkan tangan membunuh. Pemuda siluman itu amat
berbahaya apabila dibiarkan hidup lebih lama lagi. Maka menurut
pendapat Ida Ayu Palupi, pemuda itu secepatnya harus dibunuh
mati.
Akhirnya Gajah Pitaka menurut juga kehendak isterinya ini.
kemudian ketika fajar tiba, suami isteri ini bergegas kembali ke
gunung batukaru lagi. Secara kebetulan pula ditengah perjalanan,
suami isteri ini melihat Surya Wasesa telah berhasil menawan cucu
muridnya. Dengan begitu mudah diduga bahwa pemuda siluman itu
telah berhasil dikalahkan. Maka mereka mempercepat
perjalanannya dan betapa gembira ketika tiba di puncak, pemuda
siluman itu menggeletak tak berkutik.
?Nah apa kataku kakang,? kata Ida Ayu Palupi dengan wajah
berseri dan bibir tersenyum. ?Pemuda siluman itu sekarang
menggeletak tak berkutik. Hemm, dia tentu dalam keadaan setengan
mampus. Mari secepatnya kita bertindak. Kita tikam dia bersama
sama, tetapi ingat, tubuh pemuda siluman itu kebal senjata. Maka
pedangmu harus kau tujukan untuk menikam tengah paha!?
? ooOoo ?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 99
JILID 3
GAJAH PITAKA mengangguk, kemudian sahutnya, ?Baiklah,
maari kita terjang bersama mumpung pemud itu belum sadar.?
?Seing sring ..? dua batang pedang segera tercabut keluar dari
sarung. Kemudian dengan lompatan panjang suami-isteri ini sudah
menerjang Yoga soka dan arah sasarannya adalah bagian tubuh
yang tidak kebal.
?Plak tring ..! Buk .. aduhhh .!?
Pekik ngeri dan kesakitan itu keluar dari mulut Gajah Pitaka.
Laki-laki ini menggeletak roboh tak berkutik lagi. Dibawah perut
yang letaknya diantara paha mengucur darah merah. Ida ayu Palupi
yang kaget tidak terkira, untuk beberapa saat berdiri mematung
dengan wajah pucat.
Tentu saja mereka ini tidak pernah bermimpi, bahwa pemuda
siluman yang mereka serang ini sudah siuman. Sehingga suami
isteri ini, dalam menyerang kurang kewaspadaan. Yang terpikir
secepatnya dapat membunuh pemuda siluman yang amat dibenci itu
dengan menikam alat kelaminnya.
Yoga Soka yang sudah sadar iru tentu saja sudah bersiap diri
menghadapi segala kemungkinan. Ketika dua batang pedang itu
menyambar, secara tepat telah dapat menendang hingga pedang
suami isteri itu terpental. Pedang Gajah Pitaka terlepas terbang,
sedangkan pedang Ida Ayu Palupi yang tidak terkena tendangan
telak hanya terpental saja. berbareng dengan berhasilnya
menendang dua batang pedang itu, Yoga Soka telah menyusulinya
dengan pululan yang mengenai tepat alat kelamin Gajah Pitaka.
Akibatnya sekarang Gajah Pitaka terkapar diatas tanah, nafasnyaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 100
tinggal satu-satu dan hampir direnggut maut. Maksud suami isteri
tidak tercapai, sebaliknya sekarang justru Gajah Pitaka yang
menderita pecah alat kelaminnya akibat pukulan Yoga Soka yang
tepat.
Ida Ayu Palupi melengking nyaring ketika tahu apa yang diderita
oleh suaminya sekarang ini. pedangnya menyambar untuk
menyerang mata. tetapi Yoga Soka telah bersiap diri. atas serangan
itu ia tidak menghindar, malah menyambut dengan cengkraman ke
batang pedang.
"Crakk.! Ha ha ha ..!?
Begitu melihat serangannya disambut oleh cengkraman, Ida Ayu
Palupi cepat-cepat merubah arah sasarannya. Tikaman mengenai
pada pundak, akan tetapi tikaman itu disamput oleh ketawa Yoga
Soka yang berkakakan mengejek.
Ida Ayu Palupi tidak berhenti sampai disitu. Ia menggerakkan
pedangnya cepat luar biasa dalam usahanya menikam mata dan alat
kelamin. Namun sebaliknya Yoga Soka yang tahu kelemahannya,
tentu saja tidak membiarkan orang mencelakai dirinya. Ia tidak
bergerak dari tempatnya berdiri dan selalu menangkis maupun
mencengkram pedang lawan yang menyambar datang. Apa yang
terjadi sekarang ini menjadi aneh. Bukan orang berkelahi lagi. Ida
Ayu Palupi sepeeerti menyerang patung baja, yang tidak mempan
pleh tikaman dan sabetan pedang. Dan karena yang bergerak hanya
Ida Ayu Palupi seorang diri, maka perempuan inilah yang kemudian
kelabakan sendiri.
Tanpa terasa sudah hampir senja, usaha Ida Ayu Palupi untuk
merobohkan pemuda ini tidak juga dapat berhasil. Malah ketika
mencuri pandang pada suaminya yang menggeletak diatas tanah,
ternyata suaminya itu sudah tidak bernafas lagi. Suaminya itu sudah
meninggal.. tetapi usaha untuk mengetahui keadaan suaminya inilahKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 101
sesungguhnya yang membuat Ida Ayu Palupi menderita rugi. Sebab
begiru melihat suaminya sudah meninggal, tanpa dapat mendekati
dan mengantar kepergian suaminya yang tak kan kembali itu,
perasaan Ida Ayu Palupi tergoncang dan gerakan pedangnya
menjadi kacau. Ini bisa dimengerti. Antara dirinya dengan Gajah
Pitaka sudah duapuluh tahun lamanya hidup sebagai suami-isteri
yang rukun dan bahagia. Walaupun dari perkawinannya ini tidak
menghasilkan keturunan seorangpun. Dua-duanya tidak merasa
kecewa maupun menyesal. Sehingga kemudian mereka terkenal
sebagai ?Sepasang Pedang dari Klungkung? oleh kehebatan ilmu
pedang yang mereka miliki apabila maju berbareng.
Begitu perasaan tidak tenang lagi akibat suaminya meninggal
dan gerakannya menjadi kacau, ketika Yoga Soka mencengkram
batang pedang, usaha Ida ayu Palupi menghindari cengkraman
lawan gagal. Untuk sejenak mereka saling tarik dan saling dorong.
Tetapi mendadak terdengar jerit melengking dari mulut perempuan
itu, karena tidak terduga sama sekali, pergelangan tangan sudah
berhasil dipegang oleh lawan. Memang benar begitu pergelangan
tangan dicengkram, perempuan ini berusaha membela diri dengan
melancarkan pukulannya. Akan tetapi apakah gunanya pukulan dan
tendangan itu jatuh ke tubuh orang kebal? Namun demikian Ida
Ayu Palupi masih juga berusaha membela diri. Begitu pedangnya
lepas dari tangan, perempuan ini menggerakkan tangannya secepat
kilat untuk menusuk sepasang mata lawan dengan jari.
Namun sungguh sial. Yoga soka telah bisa menduga maksud
orang. Ketika tangan itu menyambar seperti kilat, Yoga Soka telah
mendhului mencengkram. Akibatnya kedua tangan Ida Ayu Palupi
tidak dapat bebas lagi dikuasai oleh Yoga Soka. Dengan gemas kaki
perempuan itu menendang dan arah sasarannya pasti diantara kedua
paha. Perempuan ini malah meringis dan kesakitan sendiri. Sebelum
dapat berbuat lebih lanjut, mendadak timbullah akal Yoga Soka. IaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 102
memutar lengan perempuan ini ke punggung. Saking kesakitan Ida
Ayu Palupi memekik tertahan dan berusaha menyepak. Akan tetapi
tidak urung dua lengan perempuan itu sekarang ditelikung
dibelakang punggung.
Sesungguhnya kalau Yoga soka mau membalas memukul
maupun menendang, perempuan ini akan dapat dirobohkan dengan
mudah. Akan tetapi entah apa sebabnya, Yoga soka tidak melukai
maupun membunuh perempuan ini, malah kemudian menelikung
kedua lengan perempuan inikebelakang. Dan karena ditempat itu
tidak terdapat tali pengikat, maka terpaksan Yoga Soka membuka
kain penutup dada perempuan itu, kemudian mengikat pergelangan
tangan perempuan ini.
Sesungguhnya saja apa yang dilakukan semua ini, tiada maksud
lain kecuali untuk memuaskan hatinya yang mendongkol bukan
main. Dalam usahanya untuk memuaskan hati ini, ia tidak segera
membunuh Ida Ayu Palupi. Tetapi perempuan ini akan ditelikung
dan ditempatkan didekat jenazah Gajah Pitaka, agar perempuan
inimenangis dan memeras air mata menyesali kematian suaminya.
Tetapi apa yang terjadi sesudah ini, berobah dari maksud semula.
Ketika ia melepas kain penutup dada tadi, perempuan ini meronta
dan menyumpah-nyumpah kalang kabut. Menyebabkan usahanya
melepas kain penutup dada itu. dalam gemas dan jengkelnya, baju
perempuan ini direnggut koyak. Pengaruh koyakan baju ini,
membuat perempuan ini gemetar ketakutan. Dan akibatnya pula
mempermudah Yoga Soka dalam usaha melepas kain penutup dada
yang akan dijadikan alat pengikat lengan itu.
Berbareng dengan selesainya mengikat lengan itu, mendadak
Yoga soka terbelalak. Ia nanar melihat kulit punggung dan dada
yang kuning halus. Dan dada yang tanpa busana lagi ini, tampak
masih begitu montok. Kulit dada maupun punggung perempuan iniKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 103
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jauh beda dengan kulit dada dan punggung Ketut Sruni. Kulit Made
Sruni agak hitam tersengat oleh sinar matahari. Sebaliknya kulit Ida
Ayu Palupi yang selalu terlindung itu, kuning dan menarik.
Pengalaman semalam dengan Ketut Sruni, membuat jantung
pemuda ini tergoncang keras. Ketut Sruni telah dibawa orang tanpa
dapat dia mencegah. Ia membutuhkan perempuan yang dapat diajak
terbang ke sorga loka. Ia tertawa. Perempuan bisa dijadikan sebagai
pengganti Ketut Sruni.
?Bret..bret.. aihhh..!? robeknya kain dan celana Ida Ayu
Palupi oleh cengkraman Yoga soka disusul oleh lengkingan nyaring
perempuan ini, yang langsung menjatuhkan diri mendeplok di atas
tanah.
?Ha ha ha ha..!? Yoga soka menyambut semua itu dengan
tertawa berkakakan.
?Bunuhlah aku..!? jeritnya. ?Jangan engkau menghina seperti
ini!?
?Ha ha ha, tentu engkau akan kubunuh mampus!? sahut Yoga
soka diiring ketawanya yang berkakakan. ?Mari, bersiaplah engkau
aku bunuh!?
?Aihhh..!? terdengar lagi lengking Ida ayu Palupi yang kaget.
Ketika dirinya merasa telah dipondong oleh Yoga Soka. Perempuan
ini berusaha pemberontak dan bahkan berusaha menggunakan
giginya untuk menggigit telinga. Yoga soka memiringkan
kepalanya, kemudian memukul tengkuk Ida ayu Palupi perlahan.
Begitu terpukul, perempuan ini pingsan. Yoga Soka menyeringai,
lalu berlarian cepat menuju pondok sambil memondong Ida Ayu
Palupi.
Ketika hari telah malam. Id ayu Palupi tersadar dari pingsannya
dan kaget ketika merasakan tubuhnya agak dingin, dan disampingKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 104
itu merasakan tubuhnya dipeluk orang. Semula ia menduga
yangberbuat begitu adalah suaminya. Tetapi ketika ingatannya pulih
kembali, tiba-tiba saja perempuan ini menjerit nyaring. Ia tahu
dirinya telah dinodai oleh pemuda siluman itu dalam keadaan tidak
sadar. Ia menjadi malu, marah, putus asa. Mendadak saja ia
mengigit putus lidahnya sendiri. Berbareng dengan menyemburnya
darah dari mulut, putuslah jiwa perempuan yang malang ini.
Tanpa disadari oleh Yoga Soka, peristiwa-peristiwa tidak terduga
dan saling susul ini merupakan bibit sesat yang mulai tertanam
dalam jiwanya. Tetapi sesat tidaknya seseorang, sesungguhnya
bukan tergantung kepada peristiwa yang dihadapi. Apa yang terjadi
atas diri Yoga Soka merupakan akibat saja. akibat tidak mungkin
terjadi tanpa melewati sebab. Nah sebab inilah yang memegang
peranan penting bagi sesat tidaknya seseorang. Oleh sebab batin
Yoga soka yang ringkih, pemuda ini tidak kuasa melawan godaan
nafsunya sendiri. Yang paling sulit bagi seseorang adalah melawan
nafsunya sendiri, bukan saja nafsu birahi, tetapi juga nafsu-nafsu
yang lain, apabila tidak ada usaha melawan dan menguasai, orang
akan tersesat jalan.
Yoga Soka menghabiskan sisa malam dengan uring-uringan,
tidak tahu siapakah yang harus menjadi sasaran kemarahannya. Ia
menjadi gelisah sekali. Duduk tidak enak, tidurpun mata tak mau
terpejam. Ia selalu terkenang terbayang pada Ketut Sruni yang
sekarang telah pergi bersama kakek gurunya.
Begitu teringat kepada kakek guru Ketut Sruni yang mengaku
bernama Surya Wasesa, mendadak saja pemuda ini heran. Dirinya
adalah seorang ?berkulit tembaga bertulang besi?. Orang yang kebal
terhadap berbagai macam senjata. Akan tetapi mengapa dirinya
masih juga dapat dirobohkan oleh kakek tua renta itu? kalau begitu,
dirinya bukanlah orang yang paling sakti diatas dunia ini. masih ada
orang yang dapat mengatasi dan mengalahkan dirinya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 105
Begitu teringat akan pengalamannya yang roboh tidak sadarkan
diri melawan kakek tua Surya Wasesa itu, timbullah pertanyaan
dalam hari pemuda ini. dengan ilmu kesaktian apakah kakek itu tadi
pagi merobohkan dirinya? Ia hanya merasa tidak kuasa melawan
pengaruh arus putaran kekuatan yang tidak nampak. Makin dilawan
tekanan menjadi semakin kuat dan dada dirasakan sesak.
?Celaka! Kalau begitu, apakah artinya tubuhku ini kebal oleh
pukulan dan senjata, kalau masih juga dikalahkan orang?? ia
menghela nafas dan mengeluh. ?Kalau begitu, apakah guru hanya
membersarkan hatiku saja? Hemm, kiranya tidak. Buktinya tanpa
kesulitan tadi pun aku dapat merobohkan suami isteri yang terkenal
sebagai pasangan suami isteri yang sakti mandraguna. Hemm, kalau
begitu, sekalipun muda, aku seorang sakti mandraguna pilih
tanding!?
Hatinya kembali mantap. Kembali mempunyai kepercayaan
bahwa dirinya dalam waaktu singkat akan memperoleh pengakuan
sebagai seorang sakti. Akan segera disegani oleh lawan dan kawan.
Tidak sembarang orang dapat menghadapi dirinya. Dengah begitu,
dirinya akan selalu memperoleh hormat dari sesama manusia.
Namun tiba-tiba pemuda ini mengeluh lagi. ?Ahhh, tetpi apakah
artinya aku hidup dihormati orang kalau tanpa perempuan??
Malam itu juga Yoga soka telah meninggalkan puncak gunung
Batukaru, sehingga ia tidak ingat lagi akan kewajibannya untuk
mengambil abu jenazah gurunya. Jiwa pemuda sakti ini telah
berubah, tidak seperti kemarin, sebelum Mpu Suluh mati terbunuh
ditangan pemuda itu sendiri. Ia sekarang telah berubah menjadi
seorang pemuda ganas menghadapi lawan, lebih-lebih lawan
wanita. Kepergian Yoga Soka dari puncak gunung Batukaru ini
merupakan canang bagi seluruh umat manusia, akan datangnya
bahaya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 106
****
SESUNGGUHNYA saja, Mahapatih Gajah Mada yang bercita
cita mempersatukan Nusantara itu, tidak menghendaki rakyat Bali
membangkang kepada kekuasaan Majapahit. Dan juga supaya Bali
tetap setia kepada Majapahit. Itulah sebabnya seperti diceritakan
dalam buku ?Ksatria Maha Sakti?, oleh Gajah Mada didirikan
sebuah pura di Bali dengan nama Tatagitapura Gerhastadara.
Maksudnya untuk mendinginkan suasana panas yang terjadi antara
Bali dan Majapahit, pada tahun 1338. Namun ternyata usaha Gajah
Mada ini tidak membawa hasil. Bali tetap tidak mau tunduk kepada
Majapahit, dan ingin berdaulat penuh, terpisah dengan Majapahit.
Pembangkangan Bali ini, membuat Gajah Mada tidak dapat
berbuat lain kecuali harus menggerakkan balatentara Majapahit
untuk menggempur Bali. Yang bertindak sebagai Panglima Perang
adalah mahapatih sendiri. Dan sebagai panglima-panglimanya,
adalah Arya Damar, Laksamana Nala dan Empu Kepakisan. Untuk
kepentingan ini, Gajah Mada mengerahkan pasukannya yang amat
besar. Cucu-cucu atau murid Empu Kepakisan sendiri, ikut
memperkuat angkatan perang Majapahit ini.
Seperti disinggung oleh Yoga Soka pada permulaan cerita ini
yang dikemukakan pada gurunya Mpu Suluh, bahwa orang-orang
orang-orang Majapahit telah mendarat di Bali. Dan oleh Yoga Soka,
?orang-orang Majapahit? itu dianggap ?orang-orang serakah!?
Sebagai salah seorang putera Bali, maka Yoga Soka marah dan
timbulllah niatnya untuk mengusir ?orang-orang Majapahit? itu
dengan kesaktiannya. Terkabulkah harapan Yoga Soka ini? mari
kita ikuti cerita ini, dan barulah kita akan tahu, akhir dari
penyerbuan Gajah Mada ke Bali ini.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 107
Arya Damar sebagai Bupati Palembang, mengerahkan
pasukannya dari Palembang dan dibantu pula oleh pasukan dari
Pasundan mendarat di Ularan, pantai Utara Bali. Pasukannya cukup
besar, sebanyak 20.000 orang. Sebaliknya Gajah Mada yang
bertindak sebagai Panglima Perang, bersama angkatan laut yang
jumlah pasukannya 50.000 orang, mendarat di Kuta (Selatan
Badung) dan di Gianyar. Gajah Mada memang sudah menetapkan
rencana matang, bahwa penyerbuan Majapahit ke Bali ini tidak
boleh gagal. Bali harus ditundukkan dengan kekuatan, dengan
kekerasan, tidak peduli didalam peperangan ini akan jatuh korban
puluhan ribu manusia yang mempunyai keluarga. Rawe-rawe rantas
malang-malang puntung. Itulah semboyan Mahapatih Gajah Mada
dalam usahanya menaklukkan Bali. Namun walaupun penyerbuan
ke Bali ini menggunakan kekuatan dan kekerasan, setiap panglima
telah memperoleh titah dari ratu Tribhuwana Tunggadewi
Jayawisnuwardhani, tidak dibenarkan melakukan pembunuhan atas
raja-raja Bali. Ini memang mengandung maksud, agar raja-raja yang
belum tunduk kepada Majapahit mengerti akan keagungan jiwa ratu
Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani maupun keagungan
jiwa Mahapatih Gajahmada. Mereka yang bersedia tunduk kepada
Mahapatih harus diberi hidup dan diharapkan pula kesetiaannya
untuk kejayaan Majapahit.
Tetapi karena penyerbuan ini dibagi menjadi tiga tempat
pendaratan, maka pengarang tidak mungkin dapat menceritakan
secara berbareng. Karena itu, kiranya lebih tepat apabila kita ikuti
terlebih dahulu pendaratan di Ularan, pasukan Palembang dan
Pasundan yang dipimpin oleh Panglima Arya Damar. Pasukan itu
jumlahnya amat besar, 20.000 orang banyaknya yang menggunakan
banyak perahu.
Pantai utara yang biasanya tenang dan sepi itu, mendadak
berobah penuh kesibukan. Kesibukan pasukan Majapahit yangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 108
terdiri dari orang-orang Palembang dan Pasundan. Pasukan itu
nampak letih dan payah. Namun tidak seorangpun berani malas
malasan atau istirahat. Begitu mendarat di pantai Ularan, pasukan
pelopor itu dengan senjata terhunus segera menyebar diri menjaga
segala kemungkinan, untuk mengamankan pendaratan pasukan yang
lain, lebih-lebih untuk mengamankan pendaratan Panglima Arya
Damar beserta pengawalnya. Akhirnya berhasil pula panglima Arya
Damar bersama pengawalnya mendarat tanpa gangguan.
Pasukan yang besarnya 20.000 orang itu akhirnya berhasil pula
mendarat dengan selamat, kemudian mereka mendirikan kemah
untuk beristirahat, justru hari telah senja. Namun begitu, panglima
Arya Damar memerintahkan kepada semua pasukan selalu waspada.
Penjagaan harus dilakukan secara bergiliran semalam suntuk. Setiap
melihat apa-apa yang mencurigakan harus memberi laporan kepada
dirinya.
Setiap anggota pasukan tidak seorangpun yang berani
mengabaikan perintah panglima ini. pasukan yang bertugas jaga,
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menahan letih dan rasa kantuk serta hati yang berdebaran. Dua
orang yang bersenjara tombak berdiri tegak sambil mengamati
daratan tak berkedip. Kemudian terdengarlah bisik yang muda.
?Paman, sesungguhnya walaupun aku berada disini, tetai hatiku
ketinggalan di Palembang.?
Kawannya yang sudah berusia tua itu, kira-kira berusia empat
puluhan tahun. Namun demikian tubuhnya tampak gagah dan kuat.
Membuktikan bahwa orang ini merupakan prajutrit yang terlatih. Ia
tertawa perlahan, kemudian bertanya, ?Ha ha ha, jangan engkau
melawak bagai badut. Mana mungkin engkau berada disini, hatimu
ketinggalan di Palembang??
Prajurit muda yang tadi membuka percakapan itu usianya baru
sekitar dua puluh tahun. Setelah menghela nafas berat, jawabnya,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 109
?Paman, engkau jangan kura-kura dalam perahu. Bukankah engkau
sendiri juga tahu bahwa belum setengah bulan aku kawin? Ah
paman, engkau pernah menjadi orang muda dan pernah juga
menjadi pengantin baru. Bagaimanakah rasamu apabila berpisahan
dengan isteri yang kau cintai??
?Heh heh heh,? prajurit tua itu terkekeh. Kemudian jawabnya,
?Ya, aku memang tidak dapat menyalahkan engkau, jika
persoalannya begitu. Orang yang belumlama kawin dan masih
disebut pengantin baru, memang dalam keadaan senang-senangnya.
Sedang menganyam cinta kasih, dan membuat enggan untuk
berpisah.. heh heh heh .!?
Prajurit itu berhenti sejenak. Agaknya ia teringat kembali saat
saat bahagia, ketika dirinya masih merupakan pengantin baru
dengan isterinya, yang sekarang sudah mempunyai setengah losin
anak. Kemudian, ?Aku tidak bisa menyalahkan engkau, jika
mengatakan hatimu tertinggal di Palembang. Akan tetapi engkau
harus ingat dan sadar akan kedudukanmu, engkau sebagai seorang
prajurit. Bagaimanakah kewajiban seorang prajurit?!?
?Kewajiban prajurit menyerahkan jiwa dan raganya untuk
negara. Prajurit tunduk kepada perintah. Dan jika prajurit mati
dalam menunaikan tugas negara berarti mati mulia. Dia mati
sebagai pahlawan!?
?Nah, bagus! itulah prajurit sejati! Seluruh hidupnya diserahkan
secara ikhlas bagi negara. Tetapi mengapa engkau menjadi
menyesal dan masygul??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 110
Akhirnya berhasil pula panglima Arya Damar bersama
pengawalnya mendarat tanpa gangguan. Pasukan yang besarnya
20.000 orang itu akhirnya berhasil pula mendarat dengan selamat.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 111
?Aku masygul sekali, mengapa aku justru maju ke medan
perang ini, dalam keadaan masih sebagai pengantin baru? Isteriku
menangis semalaman ketika hendak aku tinggalkan. Akibatnya
akupun tak kuasa menahan air mata dan menangis pula. Tangis
isteriku dan tangisku tambah menjadi-jadi ketika ibu mertuaku ikut
menangis dan setengah tidak merelakan aku berangkat ke medan
perang ini. khawatir kalau aku tak bakal kembali lagi kesana.?
?Heh heh heh!? prajurit yang tua itu terkekeh.
Prajurit yang muda agaknya kurang senang dan menghardik.
?Hai, mengapa engkau tertawa? Huh, agaknya engkau menjadi
senang salah seorang temanmu menderita batin seperti aku ini??
?Hah, anak muda! Darahnya masih panas dan gampang salah
paham. Aku tertawa bukan tanpa sebab, nak. Tetapi memang amat
biasa bagi manusia ini tertawa dan gembira apabila berhadapan
dengan keadaan yang menyenangkan. Sebaliknya akan segera
merasa sedih dan masygul bilamana berhadapan dengan keadaan
yang tidak menyenangkan. Orang menjadi lupa bahwa suka itu
mempunyai saudara kembar yang bernama duka. Orang yang tidak
ingin menghadapi apa yang disebut duka itu. Nak, coba aku ingin
bertanya padamu, bukankah disaat engkau memperoleh
kegembiraan dan kemuliaan hati sebagai pengantin baru, engkau
tidak pernah mengeluh? Dan engkau tentu menyembunyikan semua
kegembiraan dan kesenangan yang kau alami itu bukan? Nah, jika
memang demikian, mengapa sebabnya begitu menderita semua lalu
kau buka dan kau kemukakan kepada orang lain??
Prajurit yang muda itu mendongkol sekali mendengar ucapan si
tua ini. katanya, ?Paman! Aku tidak sembarangan membuka mulut
kalau tidak berdua dengan paman. Apakah kau tak mau
mendengarkan??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 112
?Ha ha ha, engkau lebih cepat tersinggung dan salah paham saja
anak muda! Apa yang tadi aku katakan, kalau boleh ingin sekali aku
sekedar memberi nasehat. Disaat engkau senang dan gembira,
engkau hadapi tanpa diketahui orang lain. Maka seyogyanya pula,
disaat engkau menghadapi kedukaan, jangan pula engkau berusaha
Gajah Mada Perang Bubat Karya Langit Candika Dewi Penyebar Maut X I I
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama