Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat Bagian 3
agar hal itu diketahui lain orang pula. Mengapa begitu? Hal itu
untuk mencegah engkau ditertawakan orang.diejek dan dicemooh!
Duka dan suka hadapilah dengan hati mantap dan tidak perlu
khawatir!?
?Namun lumrah bagi setiap orang, paman, mengemukakan
masalah-masalah seperti yang kita bicarakan sekarang ini.?
?ya, lumrah! Tetapi apa yang nampaknya lumrah atau biasa itu,
belum tentu benar. Orang-orang pada berjudi. Karena berjudi orang
menganggap biasa atau lumrah, orang tidak merasa malu lagi
diketahui orang lain. Juga tidak merasa sayang lagi sekalipun
kehilangan banyak uang karena kalah berjudi. Apakah itu sudah
benar??
Prajurit tua itu berhenti mencari kesan. Baru sesaat kemudian ia
melanjutkan. ?Seorang suami, karena merasa banyak uang dan
sarana lain, sekalipun telah mempunyai seorang isteri yang cantik,
masih juga mencari perempuan lain. Itu juga banyak orang
berpendapat sudah lumrah atau biasa dilakukan laki-laki. Tetapi
apakah itu benar??
Prajurit tua itu berhenti dan batuk-batuk perlahan. Sejenak
kemudian ia melanjutkan lagi. ?Kebenaran hanya satu, tetapi sering
dipeebutkan orang dan masing-masing selalu merasa dirinya benar.
Itu juga sudah lumrah atau biasa. Tetapi bagaimanakah bisa jadi,
masing-masing memperoleh apa yang disebut benar itu? kalau yang
saru pihak benar, tentu saja pihak yang lain tidak benar. Dan apabila
kita juga mau mengkaji secara jujur, nak, tidak gampangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 113
mengatakan itu benar dan itu salah. Mengapa? Persoalannya orang
mengucapkan benar dan tidak benar dipengaruhi oleh kepentingan
pribadi, mana yang menguntungkan diri atau kelompoknya itulah
yang benar. Tetapi apa yang tidak menguntungkan diri sendiri akah
dianggap tidak benar. Dan kebenaran itupun tak akan dapat dipisah
pisahkan dengan kekuasaan. Apabila raja mengatakan orang itu
bersalah, adakah para menteri atau bupati yang berani mencela
sikap raja itu? walaupun tahu raja tidak benar, mereka menutup
mata dan telinga, pura-pura tidak tahu. Sebab apabila berani
mencela raja, kedudukannya akan goyah. Dirinya menjadi rugi
kalau sampai tidak memperoleh kepercayan lagi dari raja.
Si prajurit muda itu tidak membuka mulut. Untuk sejenak
terpukau, tetapi kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia
tak dapat mencela akan benarnya ucapan orang tua itu. kemudian
jawabnya, ?Paman benar. Memang begitulah biasa yang terjadi
disekitar kita ini. tetapi apakah hubungannya dengan persoalanku??
?Tentu saja ada, nak! Sebab semua itu ada sangkut pautnya
dengan pikiran kita masing-masing. Kita semua dipengaruhi oleh
pikiran kita ini!?
Prajurit muda itu tertawa. ?Ha ha ha, tentu saja! Bagaimanakah
mungkin orang dapat hidup kalau kita tidak memiliki akal dan
pikiran??
?Anak, manusia memang harus hidup dengan akal dan pikiran.
Justru dengan akal dan pikiran itu kita bisa memperoleh imbalan
yang dapat kita pergunakan mempertahankan hidup ini. namun
sebaliknya kita janganlah sampai dikuasai oleh pikiran kita, apabila
engkau dapat hidup tenang dan bahagia. Dan selama manusia ini
dibawah pengaruh pikiran, selama itu pula hidup kita tak kan pernah
tenang.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 114
?Paman, aku menjadi bingung. Manakah mungkin hidup ini
dapat menjauhkan diri dari pikiran??
?Kita tidak perlu menjauhkan diri dari pikiran itu, nak, akan
tetapi berusahalah agar hidup kita tidak dibawah kekuasaannya.
Mengapa? Tanyakanlah kepada dirimu sendiri seperti aku
menanyakan kepada diriku sendiri pula. Mengapa orang itu budak
pikiran? Pikiran yang licin, pandai dan mampu memulai hal-hal
tertentu yang telah mengarang demikian banyak hal, telah
menimbulkan banyak terjadinya peperangan, menciptakan apa yang
disebut ketakutan dan lain sebagainya. Yang jelas pikiran begitu
licin, sehingga ia memutar-balikkan segala sesuatu untuk
kesenangannya sendiri. Tuntutan pikiran akan kenikmatan akan
membawa ikatan sendiri.?
?Nak, pikiran memang demikian pentingnya dalam semua
kehidupan kita. Akan tetapi jika kita kurang mengamati, kita
menjadi budak pikiran, itulah berbahaya. Orang yang tidak segan
segan melakukan perbuatan terkutuk, bukan lain karena pengaruh
pikiran itu sendiri. Sebab pikiran kita yang menciptakan dan
mempertahankan kenikmatan melalui keinginan dan memberikan
pada kenikmatan itu. pikiran merubah menjadi kenangan dan
kenangan itu dipupuk dengan jalan memikirkan hal itu berulang
ulang. Setiap pengulangan setiap kenangan dan berusaha
mengabadikan kenikmatan itulah yang merubah kenikmatan itu
menjadi kepedihan. Nah karena anak dikuasai oleh pikiran, yang
mengenang masa lalu, masa malam pertama, mengenang
kenikmatan-kenikmatan itu, anak menjadi sedih. Maka amatilah
dirimu sendiri dan buanglah jauh-jauh pengenangan kembali apa
apa yang membuat engkau bahagia dan suka itu. tanpa mau
berusaha melawan kenangan yang dibentuk oleh pikiran itu, anak
sendirilah yang akan menderita rugi. Lebih-lebih anak sedang maju
ke medan perang, yang akan segera berhadapan dengan musuh.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 115
pengenangan hal-hal lalu akan menimbulkan kerugian dan bahaya,
disaat berhadapan dengan musuh.
Mendengar uraian orang tua ini untuk sejenak si pemuda
terpukau, lalu mengangguk-anggukkan kepalanya tanda bisa
menerima dan mengerti. Dan kemudian si pemuda ini menjaruhkan
diri dan berlutut sambil berkata, ?Terima kasih paman, terima kasih
atas petunjuk-petunjukmu!?
?Aihh, anak, bangkitlah!? prajurit tua itu kaget dan cepat-cepat
mengangkat bangun si prajurit muda. ?Aku hanya menyambung
lidah saja anak. Jika kau mau mengucapkan terima kasih,
sampaikanlah kepada leluhur kita yang telah mewariskan petunjuk
petunjuk berharga itu kepada kita.?
Prajurit tua dan prajurit pemuda ini asyik bicara, namun tidak
pula mengabaikan kewaspadaan. Tiba-tiba prajurit tua itu
menyilangkan jari telunjukknya ke bibirnya sendiri, lalu jari
telunjuknya ini dipakai menunjuk ke arah gerumbul pohon jauh di
depan. Pranurit yang muda ini kemudian memperhatikan pula.
Kemudian mengangguk dan bisiknya. ?Benar! Disana bergerak
beberapa bayangan orang, siapakah mereka paman??
?Hemm, jelas bayangan yang bergerak itu mata-mata pihak
lawan!? sahut prajurit tua ini. ?Dan jelas pula bahwa kehadiran kita
telah diketahui oleh mereka. Sedikit sayang memang, pendaratan
kita terlalu awal. Kalau saja pendaratan kita dilakukan pada malam
hari tiba seperti sekarang ini, kiranya musuh tidak akan menduga
duga.?
?Ya, kau benar, paman,? prajurit muda mengangguk. ?Sayang
panglima Arya Damar memerintahkan kita merapat pada saat
matahari belum terbenam.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 116
?Melihat keadaan ini, terang sekali bahwa lawan telah siap siaga
menghadapi kita!? kata si tua sambil menghela nafas berat. ?Hemm,
kiranya esok pagi pertempuran sengit tak bisa dihindarkan lagi, kita
harus sudah menyabung nyawa nak. Dan engkau harus
mencurahkan segenap perhatianmu menghadapi lawn. Jangan
sekali-sekali engkau diperbudak oleh pikiran, yang mengajak
mengenangkan orang yang kau tinggalkan. Disini engkau sebagai
prajurit. Itu saja yang engkau harus sadari, bahwa seorang prajurit
di medan perang tiada isteri dan keluarga.?
?Baik paman, akan selalu saya perhatikan!?
Tak lama kemudian, piket jaga mereka digantikan oleh prajurit
yang lain. Situa perlu bisikkan sesuatu kepada penggantinya ini,
agar tidak lengah dalam melakukan penjagaan.
Dengan prajurit tua ini tidak salah sedikitpun. Memang
dibelakang gerumbul pohon yang tak jauh dari ularan, dimana
pasukan Palembang dan Pasundan itu mendarat, ratusan pasukan
Pasung Giri mengamati gerak-geriknya dengan hati tegang. Pasukan
musuh itu bukan main banyaknya, sehingga raja Pasung Giri yang
mendapat laporan bersama beberapa orang anglimanya telah datang
ke tempat itu. diantara para panglima yang berdekatan dengan raja
Pasung Giri adalah dua orang. Ialah Kebo Garigih, seorang
panglima sakti mandraguna yang bertubuh tinggi besar. Ia berkumis
tetapi tidak berjenggot. Senjata yang membuat ia terkenal ialah
sebatang golok ditangan kanan dan perisai baja ditangan kiri.
Sedangkan yang seorang adalah laki-laki gemuk pendek, bersenjata
penggada berduri. Ia bernama Nyoman Samekta, seorang panglima
yang sakti mandraguna dan bertenaga raksasa.
Mereka memperhatikan pasukan musuh yang beristirahat di
pantai itu dengan hati tegang. Mereka sudah memperhitungkan,
pertempuran sengit tak dapat dihindari lagi. Akan tetapi,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 117
bagaimanapun melihat besarnya pasukan musuh itu, raja Pasung
Giri gelisah dan khawatir. Mungkinkah pasukannya sanggup
bertahan?
?Kebo Garigih,? kata raja Pasung Giri tanpa mengalihkan
pandangan matanya, tetapi diarahkan pada pasukan musuh itu.
?Ya, Gusti.? sahut panglima Kebo Garigih.
?Bagaimanakah menurut pendapatmu? Berapakah kiranya
jumlah pasukan musuh itu??
Kebo Garigih tidak langsung menjawab, melainkan malah
bertanya pada Nyoman Samekta. ?Anakmas! Berapa kira-kira
menurut taksiranmu?? namun kemudian ia mengamati pada rajanya
dan menjawab, ?Apabila hamba yang menaksir, pasukan musuh itu
tidak kurang dari lima belas ribu.?
?Gusti, taksiran paman Kego Girih tidak jauh bedanya dengan
taksiran hamba.? sahut nyoman Samekta.
?Ahhh..? raja Pasung Giri menghela nafas pendek. ?kalau kita
kerahkan semua, prajurit ularan hanya sepuluh ribu saja, manakah
mungkin kita dpaat bertahan??
Mendengar kekhawatiran raja Pasung Giri ini, dua orang paglima
ini kaget.kalau raja sendiri khawatir seperti itu, salah-salah bisa
mempengaruhi semangat semua prajurit. Oleh sebab itu, kata
panglima Kego Garigih. ?Gusti, setiap terjadi peperangan, jumlah
pasukan belum dapat dijadikan ukuran kalah maupun menangnya.
Setiap peperangan berhubungan erat dengan keberanian prajurit,
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepandaian panglima mengatur siasat, dan tipu, juga kesaktian.?
Ia berhenti sejenak, kemudian barulah meneruskan, ?Gusti,
hamba mempunyai suatu daya untuk menghancurkan pasukan
lawan!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 118
?Katakanlah!? desak raja Pasung iri tak sabar. ?Bagaimanakah
dayamu itu??
?Gusti, apabila paduka setuju, hamba mohon agar malam ini juga
Gusti memerintahkan pembuatan parit yang dalam disamping
lobang-lobang jebakan yang didalamnya telah dipasang senjata
senjata beracun. Lobang itu kemudian ditutup sedemikian rupa
sehingga tidak namak. Apabila pasukan musuh masuk kedalam
parit dan lobang itu, niscara mereka akan mati sendiri tanpa harus
kita bunuh. Dan guna maksud ini, pasukan kita bertahan dibagian
luar parit dan jebakan-jebakan itu, guna menarik pertatian musuh
agar tidak curiga. Pertama kali kita lakukan perang jarak jauh
dengan anak panah, bandringan, bandil, lemparan batu maupun
yang lain. Apabila pasukan musuh mendesak maju, secepatnya kita
mundur untuk memancing gerakan maju usuh. Kemudian disaat
mereka gempar karena terperosok masuk ke dalam parit dan
jebakan, paduka perintahkan pasukan menyerbu maju disamping
pula menghujani dengan anak panah. Dengan cara ini hamba
percaya dalam waktu singkat musuh akan kehilangan ribuan nyawa
prajuritnya.?
Mendengar ini, raja Pasung Giri mengangguk-anggukkan
kepalanya, Pujinya, ?Bagus! Siasatmu bagus sekali. Aku setuju!
Sekarang juga perintahkan penggalian jebakan dan parit-parit itu.
sebelum pagi tiba, semua jebakan dan parit-parit harus sudah selesai
ditutup sehingga tidak menimbulkan kecurigaa lawan.?
?Baik Gusti,: sahut Kego Garigih sambil kemudian melambaikan
tangan kepada pembantunya. Ia segera memberi perintah, agar
dikerahkan prajurit muda yang kuat untuk menggali parit dan
lobang malam ini juga.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 119
?Gusti,: kata panglima Nyoman Samekta, ?Apabila paduka
berkenan, malam ini juga hamba akan pergi mengundang sahabat
hamba. Dimana pasukapun telah mengenal dia.?
?Siapakah orang yang kau maksud itu?? raja Pasung Giri tertarik.
?auwyang I Hsing, yang sekarang telah mengganti nama menjadi
Wayan Kitir!?
?Oh dia? Salah seorang dari sisa pasukan Mongolia yang dahulu
diutus oleh Kubilai Khan menggempur kediri??
?Benar gusti,? sahut Nyoman Sumekta. ?Bukankah disaat mohon
ijin kepada Gusti untuk menetap disini, telah menyetakan
mengabdikan diri untuk paduka? Sekarang negara memerlukan
tenaganya. Disamping dia mekas seorang perwira prajurit
Mongolia, diapun namanya amat terkenal sebagai seorang sakti
mandraguna, memiliki sejumlah murid dan seorang gadis yang
cantik molek??
?Ha ha ha.? raja Pasung Giri tertawa diingatkan tentang anak
Auwyang I Hsing yang sudah mengganti nama Wayan Kitir. Gadis
itu tidak tercela kecantikannya, gadis darah campuran Mongolia
dengan Bali, bernama Ketut Menur. kemudian katanya, ?Ya, betapa
senang hatiku apabila bekas perwira ongolia dan anak gadisnya itu
bersedia membantu kita. Tetapi dia sudah megitu tua. Sedang
Menur merupakan mutiara mustika bagi kitir dan isterinya. Aku
menjadi khawatir apabila dia tidak bersedia pergi!?
?Gusti, apabila hamba datang kesana, dia akan menerima dengan
senang hati. Dia seorang jujur. Apabila hamba mengingatkan
janjinya, hamba percaya dia akan berangkat memenuhi panggilan
paduka!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 120
?Aku percaya justru dia memang sahabatmu! Tetapi, waktu
sudah begitu mendesak. Aku khawatir sebelum engkaudan dia
datang, pasukan musuh sudah menyerbu.?
?Hamba akan berusaha mengundang dia datang secepat mungkin
Gusti. Danau buyan tidak begitu jauh. Apabila hamba berangkat
malam ini, esok pagi sudah pula tiba disana.?
Mendengar desakan panglima Nyoman Samekta ini, diam-diam
raja Pasung Giri curiga. Mengapa panglima yang masih muda ini,
begitu keras hati dan mendesak begitu rupa? Saat sekarang sedang
menghadapi musuh dengan pasukannya yang amat besar. Kepergian
panglima ini dapat mempengaruhi keadaan. Namun untuk menolak,
raja Pasung Giri tidak sampai hati. Ia begitu sayang kepada
panglima Noman Samekta ini. sayang yang berlebihan, tidak
begdanya dengan puteranya sendiri. Sikap kasih sayang yang
berlebihan ini, diketahui oleh semua orang. Namun baik panglima
Kebo Garigih maupun yang lain tidak timbul rasa iri sedikitpun
juga. Sebab semua orang tahu belaka, siapakah sesungguhnya
panglima Nyoman Samekta ini.
Akan tetapi disaat musuh yang begitu besar sedang didepan
hidung, kepergian seorang panglima mempunyai pengaruh yang
besar sekali. Untuk itu panglima Kebo Garigih memberanikan diri
berkata, ?Gusti, berilah hamba ampun yang sebesar-besarnya,
bahwa kali ini hamba berani lancang mulut, akan kelancangan
hamba ini bukan lain untuk kepentingan paduka sendiri.?
?Katakanlah, apa maksudmu!?? tanya raja Pasung Giri.
?Gusti, saat ini kita sedang menghadapi musuh yang amat kuat,?
kata Kebo Garigih dengan amat hati-hati. ?Hamba belum tahu
apakah Wayan Kitir bersedia datang untuk membantu membantu
menghadapi musuh. Tetapi dengan kepergian anak mas Nyoan
Samekta, berarti paduka telah kehilangan seorang panglima yangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 121
amat paduka butuhkan untuk menghalau musuh. Apakah kiranya
tidak lebih tepat, apabila untuk kepentingan itu, paduka mengutus
dua atau tiga orang prajurit dengan membawa firman??
Sebelum raja Pasung Giri membuka mulut, Nuoman Samekta
telah mendahului menjawab, ?Tidak! Gusti, hamba mohon perkenan
agar hamba sendiri yang berangkat. Kurangnya hamba yang hanya
seorang, tidak ada artinya bagi pertahanan. Pasukan Majapahit itu
benar berjumlah banyak, akan tetapi mereka hanya gentong-gentong
nasi yang tak perlu dikhawatirkan!?
Mendengar ini Kebo Garigih sudah akan membantah. Sebab
alasan Nyoman Samekta sudah tidak masuk akal. Kalau benar
pasukan musuh itu hanya gentong-gentong nasi, mengapa Nyoman
Samekta harus pergi dan mengundang Wayan Kitir yang belum
tentu bersedia datang? Daripada pergi melakukan perjalanan jauh
untuk mengundang orang itu, bukankah lebih tepat memimpin
pasukan untuk melawan musuh. Diam-diam panglima yang sudah
banyak pengalaman ini menjadi curiga. Jangan-jangan panglima
muda ini mempunyai maksud kurang baik. jangan-jangan Nyoman
Samekta telah berkhianat dan akan membocorkan rahasia
pertahanan yang sedang dipersiapkan malam ini.
Akan tetapi sungguh sayang, sebelum Kebo Garigih sempat
membuka mulut, telah didahului oleh raja Pasung Giri
mengebaskan tangan sambil berkata, ?Pergilah!?
Sesudah itu raja segera bangkit dari tempat duduknya, menuju
ketempat dimana para prajurit sedang membuat lobang dan parit
parit jebakan, hingga Kebo Garigih tidak mempunyai kesempatan
lagi untuk memberi peringatan kepada raja. Akibatnya pula,
panglima yang setia ini, hanya dapat menghela nafas berat sambil
mengikuti langkah raja pasung giri. Sekalipun begitu, ia masihKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 122
menggunakan sudut matanya untuk mengapati Nyoman Samekta
yang wajahnya berseri melangkah cepat menuju ke tempat kuda.
Hati Kebo Garigih tidak karuan rasanya sekarang ini. akan tetapi
ia tahu bahwa sikap raja Pasung Giri yang meninggalkan tempat
duduknya itu, berarti tidak memberi kesempatan kepada dirinya
untuk membantah dan menghalangi Nyoman Samekta. Sebab itu
sudah merupakan keputusan raja. Dan bagi raja, setiap ucapan dan
langkahnya merupakan hukum yang tidak bisa dibantah oleh
siapapun.
Yang membuat Kebo Garigih heran, mengapa sebabnya raja
Pasung Giri banyak kali bersikap aneh dan mengherankan apabila
berhadapan dengan Nyoman Samekta? Kalau saja yang mengajukan
persoalan seperti ini bukan Nyoman Samekta, raja Pasung Giri tentu
sudah marah dan mempunyai alasan untuk menangkap, dengan
tuduhan yang mengiriskan hati, seorang pengkhianat dan mata-mata
musuh. Akan tetapi, raja Pasung Giri bukannya menolak permintaan
Nyoman Samekta, sebaliknya malah tidak mau mendengar maksud
baiknya menolak permintaan Nyoman Samekta. Dan kenyataannya
bukan baru sekali ini saja raja Pasung Giri bertindak mengherankan.
Setiap kali Nyoman Samekta mengajukan sesuatu usul maupun
permintaan, oleh raja selalu dikabulkan. Walaupun usul atau
permintaan itu yang diajukan oleh panglima muda itu bagi orang
lain tentu tidak akan dikabulkan. Tetapi walaupun heran dan merasa
aneh, panglima setia kebo garigih ini tidak pernah berani bertanya.
Semua perasaan itu ditekan dan disimpan dalam hati. Kemudian
timbul lagi pertanyaan besar. ?Benarkah kabar yang pernah aku
dengarbahwa sesungguhnya panglima muda Nyoman Samekta itu,
putera raja sendiri??
Ia terus mengikuti raja Pasung Giri yang melakukan pemeriksaan
pembuatan parit dan lobang itu. ternyata bukan hanya prajurit
melulu yang melakukan penggalian. Malam itu telah dikerahkanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 123
tenaga kawula yang kuat-kuat tenaganya, yang bekerja penuh
semangat dan kesadaran, bahwa mereka harus membantu
pertahanan untuk menghalau musuh. Dan sudah tentu, dengan
pemeriksaan raja secara langsung ini menambah semangat mereka
yang menggali parit dan lobang. Sebelum tengah malam, parit-parit
panjang dan lobang-lobang yang dipasangi dengan senjata beracun
sudah siap ditutup sehingga musuh tak akan menyangkanya. Esok
pagi musuh harus dapat dipancing ketempat jebakan itu. agar dalam
waktu singkat, musuh kehilangan ribuan prajurit.
Malam sudah larut ketika raja Pasung Giri meninggalkan tempat
pertahaman itu. akan tetapi panglima setia Kebo Garigih
memanfaatkan waktu yang tinggal sedikit itu untuk menentukan
siasat ini, diputuskan oleh Kebo Garigih, bahwa pada bagian
dimana dipasang lobang dan parit jebakan, jumlah pasukan cukup
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sedikit. Begitu didesak lawan oleh lawan segera mundur, kemudian
menggabungkan diri dengan pasukan induk dibawah pimpinan
Kebo Garigih sendiri. Sayapkanan dipimpin oleh panglima Ida
Bagus Warana dan sebagai wakil panglima Wayan Oka. Sedangkan
sebagai pimpinan sayap kiri, panglima Dew Pekik dan yang dipilih
sebagai wakilnya adalah panglima Nyoman Dharma. Pada pasukan
sayap kiri maupun sayap kanan diperkuat dengan pasukan berkuda
yang mengenakan pakaian lapis baja. Pasukan baju baja ini, karena
pakaiannya begitu berat, gerak-geriknya tidak begitu lincah. Akan
tetapi pasukan ini merupakan pasukan berbahaya, sebab tidak takut
menghadapi senjata.
Menjelang fajar semua pekerjaan maupun pemasangan jebakan
telah selesai. Panglima Kebo Garigih memerlukan datang sendiri
untuk memeriksa jebakan-jebakan itu. dan baru setelah pemeriksaan
selesai dilakukan ia segera merebahkan diri saking mengantuknya.
Ketika fajar tiba, pasukan Bali itu telah mempersiapkan diri
secara diam-diam dan menempatkan diri ditempat-tempat yangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 124
terlindung. Kemudian beberapa orang petugas menyelidiki, untuk
mengetahui gerak-gerik pasukan musuh.
Ketika matahari hampir sepenggalah tingginya, raja Pasung Giri
bersama pasukan pengawalnya yang terlatih telah tiba. Tergopoh
panglima Kebo Garigih datang menghadap.
?Garigih!? kata raja Pasung Giri. Bagaimanakah keadaan
musuh??
?Hamba telah melepas beberapa orang penyelidik.? sahut Kebo
Garigih. ?Hamba telah memberi pesan agar segera melepas panah
api apabila pasukan musuh bergerak.?
Raja Pasung Giri mengangguk-anggukkan kepalanya. ?Jadi
maksudu, apabila para penyelidik itu tidak melepaskan panah api,
berarti pasukan musuh belum bergerak??
?Ya Gusti, dan dengan demikian kitapun tetap ditempat berbaris
pendam.
?Mengapa begitu? Apakah engkau tidak menduga apabila
pasukan musuh itu tidak bergerak hari ini, berarti mereka masih
payah setelah berlayar? Dan disaat musuh masih belum hilang
penatnya itu, merupakan kesempatan baik bagi kita untuk
menyerbu??
Kebo Garigih memberikan sembahnya. Lalu jawabnya, ?Apabila
pasukan paduka jah lebih banyak jumlahnya, memang penyerbuan
disaat musuh melepaskan lelah, akan mem beri keuntungan. Tetapi
dengan pasukan yang kecil memukul yang besar, siasat demikian
hamba kira kurang menguntungkan. Oleh perhitungan ini, Gusti,
maka semalam hamba mohon agar paduka memerintahkan
membuat parit dan lobang-lobang.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 125
?Ah, ya. Aku menjadi lupa tentang parit dan lobang jebakan itu.
jadi maksudmu, dengan menunggu mereka menyerbu, parit dan
lobang jebakan itu besar gunanya??
?Begitulah kira-kira Gusti,? Kebo Garigih segera teringat kepada
panglima Muda Nyoman Samekta yang pergi. Lalu sindirnya, ?Dan
bukankah kita memperoleh keuntungan pula, apabila hari ini tidak
terjadi perobahan? Panglima Nyoman Samekta tentu sudah datang
dengan bala bantuan yang diundangnya.?
Raja Pasung Giri menghela nafas pendek, sambil mengusap-usap
jenggotnya yang hitam dan menjuntai sebatas dada. ?Ya mudah
mudahan kepergiannya berhasil!?
Sejenak mereka tidak berkata-kata. Kemudian terdengar raja
Pasung Giri berkata, ?Garigih! Bagaimanakah pendapatmu, apabila
hari ini mereka melepaskan lelah, kemudian nanti malam engkau
perintahkan pasukan berkuda melepaskan api kesana??
?Gusti, tindakan demikian memang memberi keuntungan.
Namun demikian, keuntungan itu akan kurang berarti, apabila
diingat akan bahayanya. Hamba berpendapat bahwa tindakan itu
ibarat mengejutkan ular yang sedang tidur!?
Raja Pasung Giri mengangguk-anggukkan kepalanya lagi, dapat
menerima alasan panglima tua yang sudah banyak pengalaman ini.
?Ya, kalau demikian biarlah hari ini kitapun bisa istirahat apabila
musuh tidak bergerak. Mudah-mudahan Sanghyang Widhi Waca
melindungi kita yang mempertahankan tanah tumpah darah kita ini
dari keserakahan orang-orang Majapahit.?
?Hamba percaya penuh, pasukan akan menang, Gusti.?
Memang dugaan Kebo Garigih bahwa hari ini pasukan Majapahit
itu melepaska lelah, tidak meleset sedikitpun. Arya Damar
menyadari bahwa pasukan Palembang dan Pasundan dibawahKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 126
pimpinannya ini, telah berlayar berbulan-bulan. Walaupun tidak
mengerjakan sesuatu, namun perjalanan jauh itu amat melelahkan.
Oleh karena itu pasukannya diperintahkan untuk beristirahat. Guna
memulihkan tenaga sebingga semangatnyapun pulih kembali.
Namun demikian, bukan berarti pasukan ini tidak dalam keadaan
siaga. Arya Damar sebagai Adipati Palembang telah banyak
mempunyai pengalaman menghadapi musuh. Maka walaupun
pasukan itu beristirahat, ia telah melepaskan penelidik ulung dan
berpengalaman. Sayang sekali bahwa para penyelidik ituorang
orang yang asing di daerah ini yang tidak mengenal pula bahasa
Bali. Maka walaupun penyelidik itu amat berpengalaman, hanya
sedikit saja keterangan yang diperoleh. Para penyelidik itu haya
melaporkan telah melihat sejumlah pasukan yang tidak begitu besar
jumlahnya dibalik rumpun pohon. Tetapi karena pasukan ini tidak
melakukan sesuatu, hingga Arya Damar tidak memperoleh laporan
dari penyelidik, bahwa pasukan Bali telah mempersiapkan jebakan
berupa lobang-lobang dan parit panjang.
Tentu saja Arya Damar percaya penuh akan penyelidikan ini.
kemudian dipanggillah par senopati (panglima). Bahwa esok pagi
pasukan harus bergerak melakukan penyerbuan. Pasukan dibagi
empat. Sejumlah lima ribu tetap dipantai menjaga keamanan
armada. Pasukan yang limabelas ribu dibagi menjadi tiga. Sayap
kanan dengan senopati Dana Maruta, yang bertubuh tinggi besar
seperti raksasa dan brewok. Dan sebagai wakilnya adalah senopati
Wukir Sari yang bertubuh tinggi kurus. Pada sayap kiri dipimpin
oleh senopati Gajah Sarana, bertubuh gemuk, brewok dan
tenaganya besar sekali. Sedang sebagai wakilnya Mahisa Tambur
yang bertubuh tinggi besar, brewok juga. Kemudian pasukan induk
dipimpin sendiri oleh Arya Damar dengan dibantu oleh beberapa
orang senopati.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 127
Waktu itu matahari telah rendah di bagian barat. Pasukan Bali
masih tetap ditempat. Panglima Kebo Garigih masih tetap saja sibuk
memberi petunjuk-petunjuk kepada para senopati (panglima), apa
yang harus mereka lakukan esok pagi apabi;a pasukan musuh
menyerbu. Dan ketika hari sudah hampir gelap maka raja Pasung
Giri meninggalkan tempat itu untuk pulang dan beristirahat.
Tiba-tiba saja Kebo Garigih ingat kepada Nyoman Samekta yang
pergi mengundang Auwyang I Hsing alias Wayan Kitir. Mengapa
hari telah malam, panglima muda ini belum juga nampak batang
hidungnya? Kalau benar orang yang dimintai bantuannya itu
bersedia, tentu Nyoman Samekta telah kembali bersama Wayan
Kitir dan murid-muridnya. Akan tetapi mengapa baik yang
mengundang maupun yang diundang belum tampak?
Walaupun sejak kepergian panglima Muda Nyoman Samekta itu
hati Kebo Garigih tidak senang, namun sekarang ia menjadi
khawatir akan keselamatan panglima muda itu, khawatir kalau
panglima yang masih muda itu berhadapan dengan bahaya. Siapa
tahu kalau kepergian Nyoman Samekta itu diketahui oleh musuh.
Namun disamping rasa khawatir itu, iapun memperkuat dugaannya.
Mungkinkah dugaannya benar bahwa panglima Nyoman Samekta
itu sudah main mata dengan musuh, dan kepergiannya itu untuk
berunding dengan musuh?
Menduga Nyoman Samekta telah berkhianat ini diam-diam
panglima Kebo Garigih menjadi tegang dan khawatir pula, betapa
berbahayanya panglima muda itu. bahwa ia telah memutuskan,
apabila panglima Nyoman Samekta tidak datang bersama Auwyang
I Hsing dan murid-muridnya, ia harus bertindak tegas menghukum
panglima muda ini. tidak bisa disangsikan lagi bahwa kepergian
Nyoman Samekta mengundang sahabatnya itu, hanya berdalih
belaka.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 128
?Anakmas Bagus Warana,? katanya kepada panglima muda yang
masih termasuk kerabat raja itu. ?Mengapa sampai sekarang Nyoma
Samekta belum juga datang??
?Akupun menjadi heran, paman,? sahut Ida Bagus Warana.
?Heran atas sikap paduka raja. Sikapnya yang begitu longgar dan
penuh kasih itu, membuat aku merasa sering iri hati, disamping
timbul pertanyaan. Apakah sebabnya begitu??
Dewa Pekik yag sesungguhnya merasa iri pula atas sikap raja
terhadap Nyoman Samekta itu, menyambung, ?Bukan hanya
engkau sendiri yang merasa iri melihat sikap raja yang selalu
istimewa terhadap Nyoman Samekta. Semestinya raja harus brsikap
seperti paman Garigih. Bahwa untuk keperluan itu, cukup hanya
dengan firman raja dan bukan Nyoman Samekta sendiri yang pergi.
Kalau begitu apakah Nyoman Samekta hanya mencari dalih agar ia
tidak usah berperang melawan orang-orang Majapahit? Atau diam
diam dia telah berkhianat??
Kebo Garigih memilin kumisnya yang hitam dan tebal.
Kemudian katanya lagi, ?Jadi kalianpun bersikap seperti saya??
Hampir berbareng panglima yang masih muda ini
menganggukkan kepalanya.
?Memang begitulah!? sahut Dewa Pekik.
?Akupun sesungguhnya tidak setuju. Tetapi karena raja sudah
mengijinkan, maka aku bersikap seperti paman, hanya mendongkol
dalam hati.? Ida Bagus Warana menerangkan pendiriannya. Bahwa
walaupun berdiam diri, namun sependapat dengan Kebo Garigih.
?Lalu, bagaimanakah pendapat kalian apabila dia hanya datang
seorang diri?? pancing Kebo Garigih.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 129
?Paman berkuasa untuk menahannya sementara,? sahut Ida
Bagus Warana.
?Benar! Ditahan dahulu, dan pemeriksaan dilakukan di depan
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
raja.? Sambut Dewa Pekik.
?Terima kasih atas ketegasan sikap kalian. Namun demikian,
kiranya aku perlu meminta pendapat para panglima muda yang
lain.?
Kemudian oleh Kebo Garigih, semua panglima muda
dikumpulkan untuk dimintai pendapatnya tentang persoalan
Nyoman Samekta itu. ternyata sikap para panglima muda initidak
ada bedanya dengan Ida Bagus Warana dan Dewa Pekik. Ternyata
mereka juga merasa mendongkol dan curiga atas kepergian Nyomen
Samekt itu. tentu saja Kebo Garigih menjadi gembira, hatinya besar
oleh dukungan semua panglima.
Sesudah itu, oleh Kebo Garigih, segera dibagi tentang tugas
tugas para panglima muda ini, pada malam ini. mereka harus
istirahat bergantian. Sebaliknya Kebo Garigih sendiri tak kenal
lelah, masih saja berkeliling untuk memeriksa penjagaan. Tentu saja
hal ini membuat para prajurit ini berbesar hati, namun sebaliknya
membuat para panglima muda tidak enak untuk segera beristirahat.
Tanpa terasa, pagi telah tiba. Panglima Kebo Garigih yang
menjelang fajar baru melepaskan lelah dan tidur, telah bangun pula
dan tubuhnya trasa segar kembali setelah mandi. pembantunya
datang dan memberitahukan bahwa panglima Muda Dewa Pekik
datang ingin melapor. Maka dengan gopohnya ia menyembut
panglima muda itu dengan wajah riang.
?Ada perobahan?? tanya Kebo Garigih.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 130
?Ya,? sahut Dewa Pekik. ?Penyelidik melaporkan bahwa telah
melihat pasukan musuh telah memecah diri dan bergerak ke tiga
arah, maka saya datang minta perintah!?
Kebo Garigih memalingkan muka ke arah pembantunya.
Katanya, ?Silahkanlah panglima muda Ida Bagus Warana datang
kemari!?
Pembantunya itu mengiakan dan tergopoh pergi. Dan tak lama
kemudian Ida Bagus Warana telah datang, matanya akak kurang
tidur dan tampak lesu. Kebo Garigih tersenyum dan mempersilakan
duduk. Katanya, ?Rencana kita tidak berobah. Anakmas Dewa
Pekik bergerak di sayap kiri dan anak Bagus Warana bergerak
sebagai sayap kanan. Tetapi pasukan kalian harus dapat mendesak
mundur pasukan lawan agar bergabung dengan pasukan induk.
Sebaliknya saya akan bertahan sementara, kemudian mengundurkan
diri untuk menggiring pasukan musuh ke parit dan lobang-lobang
jebakan. Dengan kedudukan seperti ini berarti kalian menggencet
musuh dari kiri dan kanan. Dan untuk ini, pasukan baju baja tidak
boleh mundur setapakpun!?
?Baik paman.? Sahut dua orang panglima uda ini hampir
berbareng.
?Apabila terjadi perubahan, lepaskan anak panah biru. Jika
kalian memerlukan bantuan dan dalam keadaan bahaya, lepaskan
anak panah merah. Dan sebaliknya apabila kalian mendesak maju,
lepaskan anak panah kuning. Dengan tanda-tanda kalian itu, saya
akan dapat bertindak tepat mengimbangi keadaan.
?Baik, akan kami laksanakan sebaik-baiknya.? Sahut sua orang
panglima ini.
?Tetapi paman, raja belum tiba. Apakah tidak perlu menunggu??
tanya Dewa Pekik.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 131
?Musuh telah bergerak. Kita tidak boleh menunggu waktu!?
sahut Kebo Garigih. ?Jika raja sampai marah, akulah yang
bertanggung jawab.?
?Terima kasih, dan sekarang juga akan kami laksanakan.?
Kebo Garigih mengangguk. Dan dua orang panglima muda itu
tergopoh pergi kepasukannya masing-masing. Diam-diam panglima
tua ini bangga kepada dua orang panglima muda yang gagah itu.
sebaliknya ternyata teringat kepada Nyoman Samekta yang belum
diketahui kabar beritanya. Kebo Garigih menjadi tegang dan
khawatir.
Dari sebuah tangga yang khusus dibuat untuk dapat melihat
sejauh-jauhnya, Kebo Garigih telah memanjatnya. Tampak olehnya
pasukan Majapahit yang jumlahnya besar sekali bergerak ke tiga
jurusan. Pasukan Majapahit itu didahului oleh pasukan berkuda
yang nampak gagah. Melihat besarnya pasukan lawan itu, diam
diam panglima tua ini harinya tegang. Pasukan sayap kanan yang
dipimpin oleh Ida Bagus Warana hanya tiga ribu orang saja,
demikian pula sayap kiri. Sedang pasukan induk hanya dua ribu
orang saja.
Beberapa saat kemudian ia melihat pasukan sayap kanan telah
berhadapan dengan pasukan sayap kiri musuh dalam jarak dekat.
Sebaliknya sayap kiri yang harus memotong gerak sayap kanan
lawan jaraknya masih jauh.
Disaat ia dengan hati tegang menyaksikan gerakan pasukan
berkuda yang memakai baju baja itu, tiba-tiba ia mendengar suara
derap kuda dibelakangnya. Ketika ia memalingkan mukanya,
ternyata raja Pasung Giri bersama pengawalnya telah datang.
Tergopoh panglima Kebo Garigih turun dari tangga, menyambut
kemudian melapor.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 132
?Bagus!? sambut raja Pasung Giri dengan wajah cerah. ?Ha ha
ha, aku akan melihat bagaimana nanti pasukan musuh itu akan
segera mampus terperosok masuk dalam parit dan lobang jebakan.?
Mengingat tanggung jawabnya yang besar dan harus memimpin
langsung pasukannya, Kebo Garigih sudah minta diri. Akan tetapi
raja Pasung Giri mencegah dan berkata, ?Garigih! Mari kita sama
sama menilik keadaan dari tangga!?
Kebo Garigih mengurungkan niatnya, kemudian bersama taja
Pasung Giri naik ke tangga. Ketika mereka tiba diatas, ternyata
pasukan sayap kanan telah bertempur dengan pasukan sayap kiri
lawan. Mereka bertempur dari jarak dekat, dan pasukan baju baja
yang tidak takut berhadapan dengan senjata itu menerjang maju.
Suara senjata beradu terdengar nyaring sekali. Demikian pula
senjata lawan yang mengenai tubuh pasukan baju baja itu. senjata
musuh selalu terpental menyeleweng, kemudian terdengar suara
jerit kesakitan dari musuh. tubuhnya roboh mandi darah dengan
nyawa melayang. Bangga sekali hati raja Pasung Giri maupun
panglima Kebo Garigih melihat kegagahan pasukan baju baja itu.
kemudian pasukan darat yang lain mengamuk pula dibelakang
pasukan baju baja. Pertempuran dahsyat telah terjadi. Pasukan
sayap kiri lawan itu gerakannya tertahan, namun demikian masih
juga berusaha untuk mendesak maju.
Ketika mereka mengalihkan pandang mata ke arah pasukan
sayap kiri, ternyata pasukan itupun sekarang telah berhadapan
dengan pasukan sayap kanan lawan. Seperti pada pasukan sayap
kanan, pasukan sayap kiri ini dipelopori oleh pasukan berkuda yang
mengenakan baju baja. Anak panah dilepaskan oleh pasukan
Majapahit seperti hujan gerimis. Namun pasukan baju baja itu
bergerak terus sambil membaling-balingkan senjatanya, diikuti oleh
pasukan biasa yang siap menyabung nyawa.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 133
Tiba-tiba tampak seorang pasukan baju baja yang terguling
roboh dari kuda. Agaknya prajurit itu kurang tangkas dalam usaha
membentengi keselamatan kudanya. Sebatang anak panah berhasil
menerobos dan menancap pada leher kuda. Kuda roboh dan
penunggangnya roboh pula. Kasihan juga pasukan yang
mengenakan pakaian perang berlapis baja ini. begitu roboh diatas
tanah tidak segera dapat bangkit berdiri. Hal itu bukan lain karena
pakaian itu berat sekali. Untuk bangun, ia harus ditolong oleh
anggota pasukan biasa yang berjalan kaki. Sesudah kekhilangan
kuda, anggota pasukan berbaju baja ini terpaksa harus ditolong dan
dibuka pakaiannya yang berlapis baja. Sebab apabila tetap
mengenakan pakaian yang berat itu, dia akan kesulitan bergerak
maju dengan berjalan kaki.
Pasukan berbaju baja ini memang merupakan pasukan berani
mati. Dan disamping itu, semua anggota pasukan terdiri dari orang
orang muda yang masih bertenaga penuh. Dan terutama yang belum
berkeluarga.
?Garigih!? tiba-tiba raja Pasung Giri berkata. ?Apakah engkau
sependapat dengan aku bahwa pasukan kita itu sanggup menekan
pasukan lawan??
?Ya gusti!? sahut Kebo Garigih. ?Hamba percaya penuh akan
kegagahan panglima muda Bagus Warana dan Dewa Pekik.?
?Tetapi mengapa pasukan induk masih kau biarkan tidak
bergerak??
?Maksud hamba agar pasukan induk musuh cepat terpancing
masuk dalam parit dan lobang jebakan. Sebab mereka tentu mengira
bahwa bagian tengah kosong.?
?Hem, sekali ini engkau agaknya keliru, Garigih,? kata raja
Pasung giri. ?Adipati Arya Damar yang memimpin pasukanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 134
Majapahit itu seorang cerdik. Tentu dia menjadi curiga melihat
pasukan tengah tidak ikut bergerak maju.?
?Hamba memang mempunyai rencana, bahwa pasukan tengah
akan segera menampakkan diri, menyambut musuh pula, Gusti.
Namun demikian, gerak maju pasukan tengah ini masih menunggu
waktu. Hamba ingin memperoleh keyakinan dulu, bagaimana
keadaan pasukan sayap kiri maupun kanan. Agar tidak
menimbulkan hal-hal yang tidak kita harapkan kalau pasukan itu
membutuhkan bantuan pasukan tengah.?
Raja memilin kumisnya yang tebal. Kemudian katanya, ?Tetapi
manakah mungkin dengan jumlah pasukan tengah yang terbatas itu
dapat memberi bantuan kepada pasukan sayap kiri maupun kanan?
Pasukan tengah hanya berkekuatan dua ribu orang saja. Ditambah
pengawalku sekarang hanya dua ribu lima ratus orang. Kalau
begitu, sekarang begini saja. Gerakan separo dari pasukan tengah ini
untuk menyambut pasukan induk musuh. tetapi tugasnya bukan
bertempur benar-benar, melainkan hanya memancing gerak maju
pasukan induk lawan. Setelah mereka maju, kita mundur.?
?Gusti benar! Akan segera hamba gerakkan pasukan tengah itu
menyambut lawan.? Setelah memberi hormat, panglima Kebo
Garigih segera turun dari panggung darurat itu. ia segera langsung
menghampiri pasukan induk. Kemudian perintah-perintah segera
diberikan. Pasukan dibagi dua. Separo tetap ditempat, sedangkan
yang separo dipimpin langsung muncul dari tempatnya
bersembunyi.
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Begitu melihat pasukan tengah yang jumlahnya sangat kecil itu,
pasukan Majapahit gembira. Pasukan itu mempercepat gerak
majunya, agar segera dapat bertempur dengan musuh. akan tetapi
harapan pasukan majapahit ini tidak mungkin terlaksana. Begitu
jaraknya sudah dapat dicapai oleh anak panah, Kebo Garigih segeraKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 135
memerintahkan kepada pasukan pemanah untuk menghujani lawan
dengan anak panah. Begitu anak panah lepas dari busur yang
berjumlah dua ratus itu, angkasa segera dipenuhi oleh sambaran
anak panah. Kemudian seperti hujan tutun jatuh ditengah pasukan
Majapahit yang lima ribu orang jumlahnya itu. segera terjadi
keributan pada pasukan Majapahit itu, lalu mereka berusaha
menyebar diri dan disamping itu Arya Damar juga telah
memerintahkan untuk membalas dengan serangan anak panah pula.
Pertempuran jarak jauh segera terjadi dengan sengit. Dan karena
medan perang ini merupakan tempat terbuka, masing-masing pihak
tak dapat mencari perlindungan. Korban segera berjatuhan tidak
dapat dihindarkan lagi. Sungguh menyedihkan. Di Ularan ini nyawa
manusia ibarat nyawa semut belaka, yang tidak mempunyai harga
sama sekali. Manusia-manusia ini seperti ayam aduan. Tidak peduli
lagi keluarganya akan kehilangan. Mayat-mayatpun
bergelimpangan, tumpang tindih, malang melintang tidak karuan
dan seakan tiada harganya sama sekali. Mayat-mayat para prajurit
dan merupakan pahlawan dari pihak masing-masing itu terinjak
injak oleh mereka yang masih hidup. Akibatnya, orang yang
menderita luka apabila mendapat perawatan masih bisa hidup, tidak
keburu mempertahankan hidupnya lagi.
Setiap terjadi peperangan tentu menimbulkan akibat buruk,
bukan saja jatuh korban manusia-manusia yang tidak berdosa, tetapi
juga harta benda.
Raja Pasung Giri yang mengikuti perang campuh dari tempat
yang tinggi itu dapat melihat semua yang berlangsung secara jelas.
Ia dapat melihat sayap kiri maupun sayap kanan yang dipelopori
oleh pasukan baju baja itu, dapat membuat musuh kocar-kacir dan
terdesak mundur.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 136
Melihat ini, panglima Palembang yang bernama Dana Maruta
menjadi amat marah. Ia membentak-bentak nyaring untuk
membangkitkan semangat pasukan sayap kanan. Akan tetapi
terjangan pasukan baju baja lawan yang tak mempan senjata itu
membuat mereka giris dan takut.
?Jangan serang orangnya!? teriak Dana Maruta, ?Seranglah
kudanya!?
Tetapi pasukan yang telah runtuh semangatnya menghadapi
lawan yang tak mempan senjata ini seperti tak mendengar
peringatan panglimanya itu. mereka selalu buyar dan menyingkir
apabila diterjang oleh pasukan baju baja. Melihat itu, Dana Maruta
dan Wukir Sari tidak sabar lagi. Dua orang panglima ini segera
menggerakkan kudanya masing-masing menerjang maju. Dana
maruta yang tubuhnya tinggi besar dan brewok itu nampak angker
diatas kudanya. Terlebih lagi setelah ia mengambil senjatanya yang
tadi tergantung pada pelana kuda. Dengan lengan yang kuat berotot,
Dana Maruta tidak kesulitan memutar senjata rantai bajanya yang
pada ujungnya terdapat sebuah bola baja berduri sebesar buah
kelapa. Baru sambaran anginnya saja sudah menderu-deru
nggegirisi. Dan setiap bola baja itu menyambar dan menghantam
tentu menimbulkan akibat yang mengerikan. Kepala kuda akan
remuk dan kalau mengenai kaki akan segera hancur dan patah dan
kalau leherpun, kuda itu akan roboh diatas tanah. Dan tentu saja
dengan robohnya kuda tunggangan ini, pasukan baju baja itu ikut
pula roboh ditanah. Dengan dikroyok, tentu saja orang ini akan
tewas pula dengan menderita terlebih dahulu sebab tusukan itu
mengenai mata hidung atau mulut. Sedang bagian yang tidak
terlindung lainnya adalah telapak tangan dan telapak kaki.
Sebaliknya, walaupun pasukan itu dilindungi oleh pakaian lapis
baja, berhadapan dengan Dana Maruta ini juga tidak aman. Bola
baja yang berat itu apabila mengenai kepala, tutup kepala dari bajaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 137
itu tentu ikut melesak berikut kepala pemakainya. Dan kalau
menyambar dada atau bagian tubuh yang lain, baja yang melindungi
tubuh ini akan hancur bersama anggota tubuh yang dilindungi.
Panglima majapahit yang bertubuh tinggi besar, brewok dan
mempunyai senjata mengerikan dan tenaga seperti raksasa ini,
mengamuk hebat seperti banteng ketaton. Ia dikroyok oleh beberapa
anggota pasukan baju baja. Tetapi berkat ketangguhannya, ia dapat
melayani dengan baik.
Mengamuknya panglima Maruta ini membuat anggota pasukan
Bali yang tidak mengenakan pakaian perang berlapis baja tidak
berani mendekati. Lebih aman kalau mereka melawan anggota
pasukan musuh. melihat ini, Dewa Pekik sebagai panglima perang
Bali menjadi amat marah. Dengan perisai di tangan kiri sambil
memegang kendali kuda dan pedang di tangan kanan panglima
muda ini menerjang maju. Pasukan lawan yang menghadang tentu
segera menyingkir ketakutan. Setiap pedang itu menyambar tidak
pernah luput. Begitu pula wakil panglima yang bernama Nyoman
Dharma. Ia juga seorang muda yang masih penuh semangat dan
pantang mundur. Melihat Dewa Pekik sudah mengamuk, iapun
tidak mau ketinggalan. Ia bersenjata tombak pendek. Setiap
tombaknya bergerak, tentu disusul oleh jerit kesakitan prajurit
lawan.
Medan perang telah banjir darah. Cuaca yang semula cerah itu,
tiba-tiba saja menjadi agak gelap. Matahari berlindung dibalik
mendung. Agaknya matahari itu tak sanggup menyaksikan medan
perang yang banjir darah dan banyaknya nyawa melayang itu. tetapi
cuaca yang menjadi agak gelap itu tidak mempengaruhi semangat
pasukan Majapahit dan Bali yang menyabung nyawa. Bau darah
membuat kedua belah pihak menjadi semakin buas. Yang terpikir
oleh mereka saat ini adalah saling membunuh. Akubatnya antarKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 138
manusia yang seharusnya salng rukun dan saling tolong itu seperti
rombongan srigala yang haus darah.
Sementara itu panglima Dana Maruta dan wakilnya Wukir Sari
yang berusaha memupuk semangat prajuritnya mengamuk seperti
banteng ketaton tidak takut mati. Dua orang panglima Majapahit ini
memang tangkas dan gagah perkasa. Akan tetapi kalau harus
menghadapi pasukan baju baja yang berjumlah banyak dan tidak
mempan senjata dan disamping itu masih harus juga menghadapi
mengamuknya panglima Bali yang bernama Dewa Pekik dan
Nyoman Dharma lama kelamaan dua orang panglima Majapahit ini
menjadi payah dan kehabisan tenaga. Masing-masing telah
menderita luka. Dan pakaian dua orang panglima Majapahit ini
blepotan darah. Tetapi walaupun begitu pantas dipuji semangat
perlawanan dua orang panglima ini. sekalipun tubuhnya sudah
menderita luka arang keranjang (seluruh tubuh sudah menderita
luka) baik Dana Maruta maupun Wukir Sari tidak pernah mengeluh
dan masih melawan tidak kenal takut.
Kedua orang panglima Majapahit ini ternyata juga hebat. Kuda
itu sudah terlatih untuk perang sehingga pandai juga menghindari
senjata lawan. Tetapi bagaimanapun gagahnya kuda, tetap seekor
binatang pula. Ketika kuda tunggangan panglima Dana Maruta ini
terluka kakinya, kuda itu meringkik keras dan melompat tinggi.
Kuda itu tak mau tunduk lagi kepada perintah penunggangnya, dan
akibatnya Dana Maruta tak dapat menghindar lagi ketika pedang
Dewa Pekik menyambar pundak dan berbareng itu, tombak pendek
Nyoman Dharma menyambar pinggang. Panglima Majapahit yang
gagah perkasa itu kemudian terlempar dari kudanya dalam keadaan
menyedihkan dan nyawa melayang. Pundaknya terkoyak dan
pinggangnya berlobang.
Melihat ini, Wukir Sari marah sekali. Dengan pedang ia
mengamuk hebat sekali. Tetapi karena harus menghadapiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 139
keroyokan banyak musuh, akhirnya panglima inipun roboh dari
kuda dan nyawanyapun melayang menyusul teman
seperjuangannya.
Gugurnya dua orang panglima ini , pasukan Majapahit menjadi
gempar dan giris. Semangatnya hancur dan miris. Pasukan yang
tanpa pimpinan ini kemudian saling berebut dalam usahanya untuk
mundur dan menyelamatkan diri dan dengan gampangnya mereka
ini menjadi makanan empuk pasukan Bali.
Jerit kesakitan, suara orang merintih dan mengerang akibat
terluka terdengar disana-sini yang sesungguhnya kuasa mengetuk
hati setiap insan. Akan tetapi pada saat sekarang ini, manusia
manusia yang beradab itu telah menjadi buas melebihi harimau dan
srigala. Tidak seorangpun diantara mereka yang mau
memperhatikan teman seperjuangannya yang terluka atau
menghadapi sekarat maut itu. masing-masing berusaha mencari
selamat sendiri-sendiri.
Ternyata yang menderita pukulan hebat bukan hanya pada sayap
kanan. Pada sayap kiripun pasukan Majapahit menderita pukulan
hebat. Tidak bedanya dengan panglima Dana Maruta dan Wukir
Sari. Panglima pada sayap kiri yang bernama Gajah Sarana dan
wakilnya Mahisa Tambur inipun mengamuk dengan hebat, tidak
lain untuk membangkitkan semaggat pasukannya. Akan tetapi
karena tidak menduga akan berhadapan dengan pasukan baju baja
yang tak mempan senjata itu, maka sekalipun atas kesaktiannya
dapat membunuh puluhan lawan, tidak urung juga menderita rugi.
Panglima Gajah Sarana yang bertenaga besar dan bersenjata
penggada berduri menjadi hilang kegagahannya setelah kudanya
roboh mati. Dengan kekuatan dua kaki, panglima Gajah Sarana
mengamuk. Akan tetapi karena berhadapan dengan lawan yang
berkuda, ketika matahari bergerak kebarat, panglima ini gugur pula
dimedan perang.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 140
Mahisa Tambur kaget melihat gugurnya panglima Gajah Sarana,
tetapi sekalipun begitu, dia bukan seorang yang tolol dan nekat. Ia
sadar pasukannya akan hancur lebur kalau tanpa perhitungan. Maka
dengan meneriakkan bahasa sandi, ia perintahkan kepada pasukan
panah supaya memisahkan diri. Setelah pasukan panah ini dalam
keadaan siap siaga, kemudian pasukan diperintahkan mundur
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dilindungi oleh hujan anak panah.
Agaknya pasukan Palembang dan Pasundan yang telah terlatih
dalam peperangan itu, hari ini memang naas. Arya Damar yang
tidak menyadari tipu daya lawan, begitu melihat pasukan induk
musuh bergerak mundur, segera memerintahkan untuk bergerak
maju. Tetapi gerak maju pasukannya lambat akibat hujan anak
panah yang dilepaskan pihak lawan.
Panglima Bali yang bernama Kebo Garigih memang patut dipuji
kecerdikannya. Ia tahu apabila mundurnya pasukan Bali gegabah,
bisa celaka bisa masuk lobang perangkap dan atau menimbulkan
kecurigaan lawan. Maka dalam udahanya mengadakan gerakan
mundur ini, ia menggunakan taktik bertahap. Dan guna keselamatan
pasukan yang mengundurkan diri ini, dilindungi dengan hujan
panah.
Sebaliknya Arya Damar mengira bahwa lawan benar-benar tak
kuat bertahan. Maka dengan semangat berkobar dia memerintahkan
pasukan terus mendesak maju. Sama sekali tidak disadari bahwa
gerak majunya ini ibarat membunuh diri. Dan celakanya pula oleh
dorongan hati yang mabuk kemenangan, mereka berebutan lari
dengan maksud dapat mambunuh lawan sebanyak-banyaknya.
Tetapi pasukan Majapahit yang mabuk kemenangan ini, mendadak
kacau dan saling tubruk. Jerit ngeri membahana diangkasa raya.
Udara penuh dengan pekik dan jeritan kesakitan, ketika tiba-tiba
tanah yang mereka injak amblas dan tubuh mereka masuk kedalam
lobang dan parit.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 141
Jerit dan pekik ngeri dari mulut setiap prajurit yang terperosok
masuk kedalam lobang dan parit ini disambut oleh sorak gemuruh
pasukan Bali. Tidak hanya berhenti disitu. Panglima Kebo Garigih
segera memerintahkan menghujani anak panah dan batu ke arah
lobang parit, membuat mereka yang semula berusaha meloncat
keluar akhirnya harus roboh terpanggang anak panah atau terpukul
batu.
Pepati tanpa wilangan (yang mati terbunuh tak terhitung lagi)!
Arya Damar yang bertanggung jawab terhadap pasukannya ini
menjadi kaget dan pucat. Ia marah bukan main, sehingga matanya
merah dan giginya gemerutuk. Ia segera memerintahkan
pasukannya untuk membalas dengan serangan anak panah dan batu.
Disamping menghajar musuh dari jarak jauh, juga dimaksudkan
untuk memberi perlindungan pasukan yang belum mati dalam
lobang jebakan. Akibatnya perang campuh itu sekarang berganti
dengan perang jarak jauh.
Namun mendadak Arya Damar kaget mendengar suara gemuruh
dari arah belakang samping. Disusul dengan melesatnya beberapa
batang anak panah berapi yang sinarnya kuning. Wajahnya
mendadak saja pucat ketika melihat pasukan sayap kanan dan sayap
kiri kocar-kacir, dan segera didesak oleh musuh.
Untung ia seorang panglima berpengalaman. Dalam kagetnya
Arya Damar tidak lekas gugup. Ia segera memerintahkan separo
pasukan induk ini menarik diri, sedang yang separo tetap bertahan
untuk mencegah pasukan lawan mendesak maju. Untuk pertahanan
ini ia memerintahkan seorang panglima muda bernama Gajah Rawit
memimpin pertahanan. Sedang dirinya sendiri memimpin pasukan
untuk membantu pasukan sayap kiri dan kanan yang berantakan itu.
Sementara itu raja Pasung Giri yang menyaksikan pertempuran
dahsyat dari panggung darurat, tersenyum-senyum sambilKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 142
mengangguk-angguk. Ia gembira dan berbesar hati melihat
kemenangan pasukannya. Yang dengan jumlah kecil, dapat
memporak-porandakan pasukan musuh yang berlipat jumlahnya.
Sebagai manusia biasa, tentu saja melihat kemenangan
pasukannya ini segera pula timbul takaburnya. ?Huh, rasakan kamu
sekarang. Orang Bali bukan bangsa cecuurut! Kalia semua akan
mati tanpa kubur ditempat ini!?
Untung bahwa tak lama kemudian, matahari telah masuk
keperaduannya. Mau tak mau, masing-masing pihak telah menarik
pasukan masing-masing. Begitu malam tiba, terjadilah gencatan
senjata sementara. Esok pagi perang dilanjutkan lagi. Terbenamnya
matahari ini tentu saja membuat masing-masing pihak lega. Lega
karena masih bernyawa, dan disamping itu mendapat kesempatan
untuk minum dan mengisi perut. Sehari suntuk mereka harus
menyabung nyawa. Tidak seorangpun mendapat kesempatan
mengisi perut. Tak heran, begitu menarik diri diantara prajurit itu
melangkah sempoyongan saking lelahnya kemudian merebahkan
diri diatas tanah.
Datangnya malam, memberi kesempatan bagi regu penolong
masing-masing untuk mencari korban-korban yang belum mati
untuk ditolong. Akan tetapi korban yang telah tidak bernyawa,
saking banyaknya, tidak sempat untuk mengangkut dan
menyingkirkan. Mayat-mayat itu dibiarkan menggeletak dan
tergenang oleh darah yang mulai mengering.
Sebagai akibat terjadinya perang campuh sehari suntuk ini, Bali
harus kehilangan hampir dua ribu orang prajurit. Tetapi sebaliknya
Majapahit harus mendrita jauh lebih banyak. Jumlahnya tidak
kurang dari seuluh ribu orang.
Arya Damar duduk dengan wajah murung dan beberapa kali
menghela nafas berat. Apa yang telah dialami sepanjang hariKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 143
merupakan pukulan hebat bagi dirinya. Sepanjang hidupnya
memimpin pasukkan dan berperang, belum pernah ia mengalami
seperti apa yang tadi terjadi. Hampir separo dari jumlah pasukannya
telah tewas dalam sehari. Kalau saja anggota pasukan yang
jumlahnya hampir sepuluh ribu itu tewas di ujung senjata lawan, ia
tidak begitu menyesal dan penasaran. Dengan demikian, jelas
memang pasukannya tak bisa diandalkan dalam peperangan besar.
Akan tetapi yang terjadi sepanjang hari tadi, dalam jumlah
banyak telah tewas oleh akal licin dari lawan, terperosok kesalam
lobang dan parit jebakan lawan. Namun dibalik rasa mendongkol
dan penasaran itu, timbul pula rasa sesalnya kepada diri sendiri.
Mengapa sebagai panglima perang ia kalah bersiasat, dan mengapa
pula persiapan lawan itu sampai lolos dari pengamatan para
penyelidiknya? Ia mengerti bahwa didalam perang, kemenangan
bukan hanya melulu mengandalkan jumlah pasukan. Tetapi untuk
memperoleh kemenangan,juga memerlukan kecerdikan. Dan baik
akal keji maupun licik untuk mengalahkan lawan dalam peperangan
tidak bisa disalahkan.
Pasukan baju baja yang tak mempan senjata itu juga tak pernah
terbayangkan dalam pikirannya, sebelum berhadapan dengan
pasukan itu.. namun baginya juga memberi ilham yang patut ditiru.
Betapa tangguhnya pasukan yang dipimpinnya kalau dilengkapi
dengan pasukan baju baja seperti itu.
Tetapi tiba-tiba ia berseru tertahan. ?Ahh, mengapa aku begitu
tolol? Pasukan baju baja itu bukannya pasukan yang perlu ditakuti.
Bukankah jika jatuh dari kuda sulit untuk bangkit lagi? Maka yang
penting harus membuat pasukan itu jatuh dari kuda. Begitu roboh,
tidak sulit untuk membunuhnya.?
Memperoleh pikiran demikian, Arya Damar segera meanggil
panglima-panglima bawahannya. Didepan mereka ini Arya DamarKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 144
membentangkan siasat untuk mematahkan perlawanan lawan,
terutama adalah terhadap pasukan baju baja itu. yang penting,
pasukan baju baja harus dijatuhkan dari kuda. Sedang cara
melawan, diserahkan kepada masing-masing panglima itu, apa yang
harus mereka lalukan. Kemudian timbul kata sepakat bahwa yang
penting merobohkan kuda itu terlebih dahulu. Perlawanan yang
paling tepat untuk melumpuhkan pasukan baju baja itu,
menggunakan senjata jarak jauh, dengan hujan anak panah yang
diarahkan kepada kudanya.
Semangat mereka bangkit kembali setelah mereka memperoleh
akal seperti itu, dan mereka kemusian memutuskan bahwa esok
pagi, dengan kekuatan yang masih ada harus berhasil memukul
lawan habis-habisan. Baik Arya Damar maupun yang lainnya
percaya, esok pagi merupakan pertempuran terakhir ditempat ini.
kemudian dapat selekasnya menggabungkan pasukannya dengan
pasukan Gajah Mada yang bergerak dari selatan.
Tetapi benarkah harapan Arya Damar ini dapat terkabul pada
keesokan harinya? Manusia dapat bercita-cita, tetapi Yang Maha
Kuasa sajalah yang tahu. Ketika pagi tiba, dua kekuatan itu kembali
berhadapan. Dan segera terjadi pula gempuran-gempuran hebat.
Dalam waktu singkat telah kembali berjatuhan korban dalam jumlah
banyak. Medan perang ini segera digenangi oleh darah lagi. Disana
sini terdengar saling susul pekik kesakitan dan menghadapi sekarat
maut. Setan-setan yang haus darah kembali gentayangan di medan
perang.
Semalam Arya Damar dan pembantu-pembantunya sudah
merencanakan untuk menghancurkan pasukan baju baja dengan
akal, menjatuhkan dari kuda dengan menghujani dengan anak
panah. Namun ternyata setelah berhadapan dengan pasukan baju
baja itu, yang terjadi meleset dari rencana dan perhitungan. Begitu
teringat bahwa pasukan baju baja tidak mempan senjata, pasukanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 145
Majapahit itu sudah kembali runtuh semangatnya. Anak panah yang
mereka lepaskan tidak mengenai sasarannya dengan tepat. anak
panah itu bukan mengenai kuda tunggangan mereka, melainkan
mengenai tubuh anggota pasukan baju baja itu. tentu saja sambaran
anak panah itu tak ada artinya sama sekali bagi pasukan ini. hingga
pasukan Majapahit itumembuang tenaga percuma dan
menghamburkan anak panah. Makin anak panah itu salah sasaran,
semangat pasukan Majapahit itu semakin runtuh.
Apa yang terjadi kemudian setelah masing-masing pasukan
mundur karena matahari telah tenggelam di Barat? Arya Damar
menghempaskan pantatnya diatas tempat duduknya dengan wajah
yang tambah murung dan helaan nafas berat. Kemudian ia
menundukkan kepalanya dan dua telapak tangannya dipergunakan
untuk memegang kepala. Rasanya kepala itu amat pening dan
seperti mau meledak, setelah dua hari berhadapan dengan pasukan
Bali. Mengapa? Kalau hari pertama ia kehilangan anak buah kurang
lebih sepuluh ribu orang, maka dihari kedua ia kehilangan lagi
sebanyak tujuh ribu orang. Dalam waktu dua hari saja, duapuluh
ribu orang prajurit yang dikerahkan dari Palembang dan Pasundan
itu, pada hari ketiga ini tinggal tiga ribu orang saja. hampir saja
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak kuasa ia menahan kesedihannya dan ingin membunuh diri
akibat kegagalannya ini.
Sebagai seorang panglima perang yang berpengalaman, tentu
saja ia amat malu dengan pengalaman ini. yang harus
mengorbankan tujuh belas ribu orang. Bagaimanakah ia harus
mempertanggungjawabkan kekalahannya ini, baik kepada
Mahapatih Gajahmada maupun kepada rani Tribuana Tunggadewi
Jayawishuwardani? Tentu raja putri itu akan murka! Ia kehilangan
kepercayaan, baik dari rani maupum mahapatih Gajah Mada. Apa
yang harus dilakukan esok pagi? Bagaimana mungkin denganKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 146
pasukan yang hanya tinggal tiga ribu orang itu dapat mengalahkan
lawan yang menjadi tanggung jawabnya?
Setelah beberapa saat ia menggeleng-gelengkan kepalanya, Arya
Damar segera bangkit. Ia melangkah keluar dari kemah tempat
tinggalnya. Kemudian dengan langkah tanpa semangat, ia
menerobos tempat gelap. Namun begitu keluar dari kemahnya dan
melihat keadaan sisa pasukannya yang tinggal tiga ribu orang itu,
jantung Arya Damar malah seperti diremas-remas dan tambah
sedih. Betapa tidak? pasukannya yang sampai malam kemarin
masih bisa berkecoh, bergurau dan tertawa itu, malam ini sepi saja.
semua anggota pasukan tampak sedih dan bermuram durja.
Agaknya setiap anggota pasukan sudah runtuh semangatnya, dan
khawatir apabila besok pagi mengalami nasib yang sama dengan
rekan-rekannya yang telah gugur. Dengan begitu sudah tak dapat
kembali lagi ke rumah dan bertemu dengan keluarga.
Melihat keadaan pasukannya ini, kepalanya tambah pening
seperti mau meledak. Langkahnya tiba-tiba saja menjadi
sempoyongan, kemudian rubuh duduk diatas tanah. Ia mengelauh!
Ia menghela nafas berat. Masih untung ia wataknya cukup keras dan
tak gampang menyerah kepada keadaan. Ia sadar bahwa menyesali
keadaan, tiada gunanya sama sekali. Tujuh belas ribu anggota
pasukannya yang telah gugur tak mungkin bisa hidup kembali. Dan
untuk menebus kekalahan ini harus mencari daya dan upaya yang
tepat. ia segera menenangkan diri dan mohon kekuatan kepada
Yang Maha Kuasa. Beberapa saat kemudian ia merasakan tubuhnya
kembali segar dan otaknya kembali jernih. Kejernihan otaknya ini
kemudian menimbulkan rasa percaya diri. Dalam perang, bukan
jumlah pasukan yang menjadi pangkal kemenangan. Ia berkaca
kepada pengalamannya dua hari. Karena mengandalkan jumlah
pasukan, dan merasa mesti menang ternyata malah pasukannya
hampir tumpas. Sebaliknya dengan sisa pasukan yang masih ada, iaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 147
harus dapat menebus kekalahan. Untuk dapat menebus kekalahan,
banyak tergantung pula kepada pasukannya yang masih ada.
Dirinya seorang diri tak mungkin dapat mengatasi keadaan.
Sekarang anggota pasukannya dalam keadaan lesu, kehilangan
semangat dan kehilangan kepercayaan akan kekuatan sendiri. Jalan
yang paling tepat bagi dirinya sekarang ini, ia harus dapat
mengembalikan kepercayaan pasukannya ini kepada kekuatan diri
dan membangkitkan semangat pula. Untuk ini tiada jalan lain
kecuali malam ini juga dirinya harus bertindak. Semua anggota
pasukannya harus dikumpulkan. Ia telah mempunyai cara untuk
mengambalikan semangat pasukan itu. agar dengan anggota
pasukan yang hanya tinggal tiga ribu orang ini dapat memukul
hancur lawan yang berjumlah lebih besar.
Memperoleh keputusan demikian, Arya Damar kemudian
bangkit berdiri dengan kepala tegak dan dadanya penuh
kepercayaan akan kekuatan diri. Tetapi ia tidak kembali ke
kemahnya. Melainkan ia langsung menuju ke kemah anggota
pasukan yang sepi, dan disana-sini terdengar pula suara orang
merintih dan mengerang kesakitan. Begitu masuk, para prajurit
yang lesu dan lelah itu kaget. Yang pertama-tama kali melihat
cepat-cepat melompat bangkit, berdiri tegak memberikan hormatnya
sambil berteriak, ?Hormat kepada Panglima Perang!?
? ooOoo ?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 148
JILID 4
TERIAKAN aba-aba ini membuat semua prajurit kaget, malah
mereka yang menderita lukapun berusaha untuk bangkit. Tetapi
Arya Damar cepat-cepat menganggkat tangan, bibir tersenyum dan
berkata halus, ?Jangan kalian menjadi ribut. Walaupun aku
panglima perangmu. Tetapi aku manusia biasa seperti kalian.
Saudara-saudaraku, malam ini aku ditengah-tengah kalian bukannya
sebagai orang yang berkedudukan lebih tinggi dari kalian. Tetapi
aku dan kalian senasib sependeritaan!?
Ia berhenti sebebtar sambil mengelilingkan pandangan matanya.
Kemudian lanjutnya, ?Saudara-saudaraku, jendral tanpa pasukan tak
dapat berbuat apa-apa. sebaliknya pasukan tanpa jendral akan
hancur dan berantakan. Jadi antara pemimpin dan yang dipimpin
harus selalu bersatu dan bersatu lahir maupun batin.?
Mereka yang mendengar merasa heran. Hal seperti ini tidk
pernah terjadi sebelummya. Arya Damar selalu bersikap agung
sebagai seorang pemimpin. Mengapa malam ini terjadi perobahan,
dan apa pulakah maksudnya? Karena takut mendapat marah, maka
sekalipun telah diperintahkan supaya mereka itu bersikap seperti
kepada orang senasib sepenanggungan, mereka tetap saja berdiri
tegak dengan sikap menghormat.
Sementara itu, beberapa orang yang telah berhasil keluar dari
kemah dan memberitahukan kepada anggota pasukan yang
menempati kemah lain. Mereka yang diberitahu menjadi gugup.
Lebih-lebih para panglima muda yang menjadi pembantu
pembantu, saking khawatir mendapat marah, tergopoh pergi menuju
ke kemah dimana malam ini Arya Damar datang.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 149
Melihat orang-orang berdatangan ke kemah itu kemudian
memberi hormat, Arya Damar membagi senyum sambil
mengangguk-anggukkan kepalanya. ?Terima kasih, terima kasih
atas perhatian kalian padaku. Tetapi saudara-saudaraku, malam ini
hilangkan semua perbedaan pangkat dan jabatan itu. kemudian kita
bicara dari hati ke hati, bagaimana??
Tetapi tentu saja mereka yang mendengar tidak berani membuka
mulut dan malah merasa heran. Lebih-lebih para panglima muda itu,
dalam hatinya segera bertanya-tanya.
Arya Damar tertawa lirih. Kemudian katanya lagi, ?Ha ha ha ha,
saudara-saudara, mengapa kalian tetap mendapat sikap kaku dan
kurang wajar macam ini? aku bicara sebenarnya. Aku ingin
mengajak kalian bicara dari hati ke hati, bukan antara seorang
pemimpin dengan orang yang dipimpin, melainkan antara teman
senasib sependeritaan. Mari, mari silakan duduk yang bebas dan
seenaknya!?
Arya Damar mendahului duduk di atas pasir dan ia menolak
ketika seseorang membawakan tempat duduk. Karena sang jendral
sudah mulai duduk dibawah. Mereka semua segera ikut pula duduk
nglesot diatas pasir.
Di depan sisa pasukannya yang sekarang tinggal tiga ribu orang
ini, ia pertama kali memancing perhatian pasukannya itu, masihkan
semangat mereka tersisa dalam lubuk hatinya? Hatinya menjadi
gembira ketika dengan serentak menjawab, ?Lebih baik hancur
lebur daripada mundur dengan menderita malu!?. Mendengar ini,
Arya Damar gembira, mengangguk-anggukkan kepalanya sambil
mengucapkan terima kasih. Namun demikian, ia masih memancing
sambil mengingatkan, apakah mereka tidak takut menghadapi
pasukan baju baja yang tak mempan senjata itu? ternyata dengan
serentak pula mereka menjawab tidak takut.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 150
Tiba-tiba seorang panglima muda bangkit berdiri tegak, memberi
hormat kemudian berkata dengan lantang. ?Perkenankanlah hamba
lapor kepada gusti adipati, bahwa mulai esok pagi kita telah
mempunyai juga pasukan baju baja.?
?Apa? pasukan baju baja?? Arya Damar tentu saja kaget, namun
hatinya gembira juga mendengar ini. ternyata orang-orang
sebawahannya diluar dugaannya telah bertindak terpuji.
?Ya,? sahut panglima muda itu. ?Pasuka itu dapat dapat dibentuk
setelah kita gerhasil merampas beberapa stel pakaian baju baja itu.?
?Berapakah jumlahnya??
Panglima muda itu tidak segera menjawab, mengamati kelompok
panglima muda didekatnya. Baru setelah memperoleh
pemberitahuan, ia menjawab, ?Enam puluh orang.?
?Bagus, pasukan itu esok kita jadikan pelopor!?
Kata-kata Arya Damar disambut oleh sorak dan tepuk tangan
menggemuruh. Suasana yang semula diliputi oleh kegelisahan dan
kesedihan itu, tiba-tiba saja sekarang berobah menggairahkan dan
dalam dada setiap orang timbul semangat baru.
Laporan ini, yang disampaikan secara tiba-tiba tentu saja
semangat Arya Damar makin berkobar. Maka urunglah keinginan
Arya Damar untuk bicara secara terbuka dengan anggota pasukan.
Khawatir kalau anggota pasukan itu kurang istirahat, menyebabkan
esok pagi dalam pertempuran cepat loyo. Maka diperintahkan
pasukan itu untuk bubar dan kembali ke tempat masing-masing.
Arya Damar segera mengajak panglima-panglima muda itu untuk
berunding dan menentukan siasat perlawanan esok hari didalam
kemahnya sendiri.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 151
Akhirnya pagi yang diharapkan telah tiba. Pasukan Majapahit
yang tinggal tiga ribu orang itu, ternyata pagi ini semangatnya
tambah berkobar. Setiap dada mempunyai kepercayaan penuh,
bahwa pada akhirnya mereka akan menang dan berhasil
menghancurkan Bali Utara ini. ternyata bahwa terbentuknya
pasukan baju baja sebagai hasil rampasan dari pasukan musuh yang
dapat ditewaskan itu, pengaruhnya amatlah besar bagi pasukan
Majapahit ini.
Hari ini, sesuai rencana semalam, maka pasukan baju baja yang
jumlahnya hanya enam puluh orang itu, ditambah dengan pasukan
berkuda tanpa mengenakan baju baja sebanyak seratus empat puluh
orang. Sehingga jumlahnya menjadi dua ratus orang.
Pasukan tersebut merupakan pasukan pelopor yang dibagi
menjadi dua untuk sayap kiri dan sayap kanan. Akan tetapi, untuk
membuat orang-orang Bali terkejut, maka sebelum fajar, pasukan
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
itu lenyap dari kubu. Sesuai dengan tugas membuat terkejut lawan,
maka mereka menyembunyikan diri ditempat yang agak jauh. Baru
setelah pecah pertempuran nanti, pasukan ini baru akan muncul dan
menyerbu secara tiba-tiba apabila Arya Damar telam
memerintahkan orang membakar sampah hinga asap tebal mengepul
diudara. Disamping ketentuan itu telah diputuskan, juga telah
diputuskan semalam bahwa hari ini meruakan hari penentuan,
Mujur atau Hancur! Kalau mujur, pasukan Majapahit akan dapat
mendesak dan mengalahkan musuh. Akan tetapi apabila hancur,
maka hari inilah pasukan Majapahit dibawah kepemimpinan Arya
Damar yang tinggal tiga ribu orang itu akan menggeletak tanpa
nyawa di atas bumi Bali setelah menyiram dengan darahnya lebih
dahulu. Dengan istilah lain, hari ini terjadinya ?Bharata Yuda?.
Berbareng dengan muncul matahari di ufuk timur, terjadi
kembali perang campuh dahsyar antara dua pasukan yang
bermusuhan itu. korban segera berjatuhan lagi. Tetapi pasukanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 152
Majapahit hari ini seperti kerasukan setan. Mereka mengamuk tanpa
takut mati. Hingga pasukan Bali mendapat perlawanan yang amat
hebat. Terlebih lagi ketika panglima Arya Damar menyalakan api
pertahanan, dan asap yang tebal mengepul di udara. Dari arah kanan
dan kiri segera terdengar derap kuda dalam jumlah yang banyak.
Pasukan berkuda itu, begitu tiba sudah menerjag seperti gelombang
pasang.
Pasukan Bali yang diterjang oleh pasukan berkuda ini dalam
waktu singkat mawut dan berantakan. Runtuk semangat ketika tiba
tiba harus berhadapan dengan pasukan baju baja yang tidak
mempan senjata.
Panglima perang Kebo Garigih kaget ketika melihat barisan
belakang berantakan itu. ia memutar kudanya membalik ke
belakang. Dengan senjata golok di tangan kanan dan prisai di
tangan kiri, ia mengamuk hebat untuk memulihkan semangat
pasukannya. Akan tetapi sungguh sayang usahanya tak berhasil,
pasukannya tetap mawur, malah kemudian dirinya sendiri harus
mengakhiri hidupnya dengan panglima Majapahit yang bernama
Sampur Jingga.
Begitu panglima perang Bali bernama Kebo Garigih roboh
pingsan, segera terdengar sorak pasukan Majapahit disusul oleh
teriakan gemuruh sambung menyambung, ?Kebo Garigih Mati!?
?Panglima Kebo Garigih sudah mati!?
Pengaruh teriakan yang bergemuruh sambung menyambung ini
ternyata hebat sekali. Di pihak Majapahit menambah semangar
mereka bertempur, sebaliknya dipihak Bali Utara merupakan berita
yang amat mengejutkan. Pra panglima muda Bali menjadi gugup,
sedang para prajurit Bali menjadi patah semangat dan ketakutan.
Dalam jumlah besar pasukan Bali segera melarikan diri. Sedang
yang nekat melawan akhirnya roboh dan mati.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 153
Raja Pasung Giri yang menilik keadaan dari panggung darurat
kaget sekali mendengar sorak riuh pasukan majapahit yang
memberitakan Kego Garigih sudah tewas. Bergegas raja Pasung
Giri turun dari panggungan, lalu memimpin para pengawal untuk
maju ke medan perang menggantikan kedudukan Kebo Garigih.
Munculnya raja di medan perang ini, membuat para prajurit yang
telah melarikan diri kembali semangatnya, dan dengan senjata
masing-masing kembali pula menggempur pasukan Majapahit.
Melihat perobahan yang terjadi pada pasukan musuh itu, semula
Arya Damar heran. Tetapi setelah melihat munculnya pasukan baru,
dipimpin oleh seorang laki-laki mengenakan pakaian bagus, segera
juga Arya Damar dapat menduga bahwa tentu itulah raja Pasung
Giri.
Maka ia memerintahkan pasukannya memberi jalan. Dengan
senjata yang sudah berlumuran darah, Arya Damar maju ke depan,
menerjang ke arah raja Pasung Giri. Di pihak lain, raja Pasung Giri
yang marah dengan tewasnya panglima Kebo Garigih, segera
menyambut Arya Damar. Dua orang yang mempunyai kedudukan
menentukan ini sekarang sudah berhadapan.
Mendadak saja dua kekuatan yang tadi saling labrak memisahkan
diri, menghentikan pertempurandan menonton pemimpin masing
masing yang berkelahi. Dua-duanya sama gagah dan bertubuh
tinggi besar. Kuda tunggangannyapun sama tinggi dan besar. Jika
raja Pasung Giri bersenjata sebatang tombak ditangan kakan dan
prisai ditangan kiri, maka senjata Arya Damar adalah pedang
ditangan kanan dan prisai ditengan kiri. Dua orang itu sekarang
sudah berhadapan dalam jarak empat meter, saling pandang, saling
taksir. Tombak Pasung Giri sudah teracung siap untuk menikam.
Tetapi dengan tenang dan bibir tersenyum, Arya Damar tidak
bergeser sedikitpun.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 154
Tetapi agaknya bukan melulu mengancam saja raja Pasung Giri
mengacungkan tombak itu. dengan kecepatan yang luar biasa mata
tombak yang amat tajam itu sudah menyambar ke dada Arya
Damar.
?Trang.! Trang.!? dua kali benturan terdengar nyaring
ketika mata tombak ditangkis pedang arya Damar.
?Siut. Wutt.!? sambaran pedang Arya Damar pun amat
cepat disamping bertenaga. Akan tetapi dengan tangkas raja Pasung
Giri telah menarik tombaknya.
Dalam waktu singkat dua orang ini sudah terlibat dalam
perkelahian yang amat sengit. Masing-masing pihak menonton
dengan hati tegang dan berdebar. Betapa tidak? yang sedang
berkelahi sekarang ini merupakan pemimpin masing-masing.
Robohnya sang pemimpin akan menentukan keadaan nasib masing
masing pihak.
Menyerakhan Pasukan Majapahit apabila Arya Damar tewas
dalam perkelahian ini? Tidak! Setiap anggota pasukan Majapahit
sudah bertekad akan melawan sampai titik darah penghabisan.
Kalau sampai pemimpinnya tewas dimedan perang. Itulah sebabnya
walaupun sekarang ini mereka berdiam diri dan menonton, diam
diam telah siap dengan senjata masing-masing.
Berkelahi di atas kuda seperti yang terjadi antara Arya Damar
dengan Pasung Giri ini, disamping ditentukan oleh kepandaian
masing-masing, kepandaian si kuda bergerakpun membantu banyak.
Sebab saat sekarang ini sua tangan sedang sibuk dengan perisai dan
senjata. Hingga kendali kuda itu ditalikan pada sabuk didepan perut.
Dengan demikian si kuda tidak digerakkan oleh kendali, akan tetapi
oleh sentuhan tumit.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 155
Ketika itu hari amat terik dan matahari tepat ditengah jagat.
Namun tidak seorangpun anggota pasukan itu mengeluh karena
panas. Seluruh perhatian ditujukan kepada dua orang pemimpin
yang sedang bertempur sengit. Setiap terjadi benturan senjata,
mereka berjengit. Seakan mereka sendiri ikut terlibat dalam
perkelahian itu.
Baik kuda maupun penunggangnya sudah mandi peluh. Pada
suatu ketika tombak Pasung Giri menyambar dahsyat sekali. Namun
Arya Damar tidak khawatir sedikitpun. Ia menggerakkan perisainya
dan begitu menyentuh mata tombak telah diputar secara mendadak.
Dan akubatnya mata tombak tersebut ikut berputar tidak dapat lepas
dan ikut berputar. Disaat itu justru pedang Arya Damar menyambar
untuk membabat putus tangkai tombak. Tentu saja Pasung Giri
tidak mengijinkan tangkai tombaknya putus. Ia menggunakan
perisai untuk menangkis. Tetapi kali ini Pasung Giri tertipu.
Sambaran pedang tadi justeru untuk mengalihkan perhatian lawan.
Maka begitu terpancing, Arya Damar menggunakan gerakan
mengait.
?Ah. ! trang ..!? seruan kaget dari mulut Pasung Giri,
disusul oleh suara kerontangannya tombak yang runtuh di tanah.
Peristiwa ini segera disambut oleh orang-orang Majapahit dengan
tepuk tangan menggemuruh. Mereka gembira sekali, justeru dengan
runtuhnya tombak Pasung Giri itu sebentar kemudian Pasung Giri
harus bertekuk lutut dan menyerah. Apa pula berbareng dengan
lepasnya tombak itu, telah disusul oleh sambaran pedang Arya
Damar yang menyambar leher.
Akan tetapi ternyata Pasung Giri bukanlah seorang yang lemah.
Pantas juga ia memiliki banyak prajurit yang peng-pengan (sakti
mandraguna). Melihat samberan pedang lawan ia tidak menjadi
gugup. Mendadak Pasung Giri telah lenyap dari punggung kuda.
Saking kagum melihat kecepatan gerak Pasung Giri, tanpa terasaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 156
ratusan prajurit bersorak memuji. Lebih lagi para prajurit Bali.
Ternyata Pasung Giri telah menyembunyikan diri di bawah perut
kuda. Ketika pedang Arya Damar merobah gerakannya untuk
membabat leher kuda, ternyata kuda itu dengan tangkas telah
melompat ke samping, sehingga sambaran pedang itu hanya
mengenai angin.
Yang lebih hebat lagi begitu muncul lagi di atas pelana kuda,
Pasung Giri telah memegang sebatang tombak lagi. Ternyata
tombak yang tadi runtuk dan terpental, disaat-saat berada di bawah
perut kuda, ia berhasil menyambar kembali tombak itu.
Segera terjadi lagi pertempuran yang amat sengit. Malah lebih
hebat dibanding yang tadi. Sebab masing-masing sekarang marah
dan penasaran. Dua belah pihak mempunyai persamaan harapan,
untuk segera dapat mengalahkan lawan. Arya Damar telah merobah
cara berkelahinya. Ia sekarang mengocok lawan dengan kadang
berputaran kadang menubrukkan kudanya dan kadang pula secara
tiba-tiba meloncat turun dari kuda. Sedangkan berkelahi dengan
cara itu, disamping membuang tenaga juga cukup berbahaya apabila
gerakannya kurang mahir. Namun agaknya arya Damar memang
sudah cukup terlatih. Begitu cara berkelahinya berobah, Pasung Giri
menjadi repot dan terdesak. Mendadak terdengarlah ringkik kuda
Pasung Giri yang nyaring sekali, diikuti lompatan tinggi dari si
kuda. Dan begitu kembali turun ditanah, ternyata kuda itu roboh tak
kuat berdiri lagi sambil meringkik-ringkik. Dari bawah ekor tampak
darah mengalir. Ternyata tusukan pedang Arya Damar tadi telah
mengenai tengah pantat.
Untung juga Pasung Giri seorang raja yang tangguh dan sudah
terlatih. Walaupun kudanya yang kesakitan melopat tinggi, ia tidak
terlempar dari kuda. Begitu kudanya roboh ia telah meloncat ringanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 157
berdiri dalam keadaan siaga. Maka begitu pedang Arya Damar
menyambar, ia menangkis dengan perisai lalu menyusuli serangan
balasannya.
Selama pecah perang tiga hari yang lalu, baru sekarang ini
sajalah terjadi perkelahian yang hebat dan membutuhkan waktu
yang lama. Telah lebih setengah hari mereka berkelahi dan pelum
membanjir membasahi tubuh. Namun dua-duanya masih dapat
bergerak amat gesit. Kedudukannya masih dalam keadaan
seimbang. Begitu keduanya berdiri di atas tanah, perkelahian
berlangsung lebih sengit lagi. Beberapa kali terdengar benturan
senjata yang nyaring disamping bentakan-bentakan yang
menggeledek.
Namun betapapun tangguhnya Pasung Giri, makin lama
berkelahi, menjadi makin nampak kalah tangguh dengan lawan.
Dari sedikit tetapi pasti, Pasung Giri terdesak dan main mundur.
Tetapi celakanya pedang Arya Damar terus menyambar tidak
memberi kesempatan kepada lawan untuk bernafas.
Pasukan Bali segera bergerak mundur untuk memberi tempat
pada rajanya yang terdesak. Diam-diam semua anggota pasukan
Bali menjadi khawatir dan berdebar. Khawatir kalau akhirnya
rajanya harus mengakui keunggulan lawan. Maka diam-diam semua
pasukan Bali berdoa agar rajanya mendapat kemenangan.
Namun manusia hanya dapat berusaha, tetapi yang menentukan
seorang menang dalam berkelahi adalah ketinggian ilmu dan
bersiasat. Dalam pada itu tidak dapat dilupakan pula garis yang
telah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Walaupun Pasung Giri
telah berusaha sekuat tenaga, memeras semua kepandaian, ketika
matahari mulai rendah di bagian barat, tombaknya telah patah oleh
pedang Arya Damar. Dengan tangkai tombak yang tinggal separo
itu, Pasung Giri masih berusaha memberikan perlawanan. TetapiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 158
sudah tentu perlawanannya ini kurang berarti. Baru dalam beberapa
gebrakan saja, tangkai tombak itu sudah patah lagi dan disusul oleh
hancurnya prisai.
Setelah tidak bersenjata lagi, raja Pasung Giri tak sanggup untuk
meneruskan perlawanannya dan memilih bertekuk lutut dan takluk.
Apa yang dilakukan oleh raja ini, segera pula diikuti oleh semua
prajurit Bali. Mereka segera membuang senjata senjata berlutut dan
menyerah.
Seharusnya setiap lawan yang sudah menyatakan menyerah,
harus diberi ampun. Akan tetapi yang terjadi sekarang ini adalah
lain. Arya Damar yang menderita pukulan hebat, dengan tewasnya
tujuh belas ribu pasukannya sudah tak kuasa lagi menahan gejolak
kemarahannya. Begitu raja pasung giri bertekuk lutut menyatakan
menyerah, tiba-tiba saja pedangnya sudah menyambar ke arah leher.
Berbareng dengan terpancungnya leher Pasung Giri ini,
terdengarlah seruan kaget dari mulut para panglima muda
Majapahit.
Mereka memang benar-benar kaget, mengapa Arya Damar
membunuh Pasung Giri? Sebaliknya menyaksikan peristiwa itu,
semua pasukan Bali menjadi pucat wajahnya. Apakah nasibnya
akan sama seperti rajanya, dipancung lehernya oleh algojo
Majapahit.
Namun dugaan mereka ini keliru. Apa yang terjadi dengan raja
Pasung Giri bukan lain akibat luapan marah dalam dada Arya
Damar yang sudah tak kuasa ditahan lagi. Akan tetapi setelah raja
Pasung Giri roboh tanpa kepala dan nyawa, Arya damar mendadak
saja merasa sedih. Ia segera sadar telah melalukan kesalahan dan
melanggar perintah Tribuana Tungga Dewi Jaya Wisnuwardani
sebelum berangkat, raja Majapahit telah memberi pesan khusus
bahwa apabila dirinya berhasil mengalahakan Bali Utara, tidakKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 159
diijinkan membunuh raja Pasung Giri, tetapi harus ditawan dan
dibawa ke Majapahit.
Ia amat menyesal telah berbuat khilaf. Telah bertindak menuruti
luapan amarahnya. Arya Damar berdiri menundukkan kepalanya,
termenung-menung beberapa saat. Barulah kemudian
memerintahkan kepada panglima muda Gajah Rawit, agar pasukan
Bali Utara yang telah menyerah diperlakukan baik-baik dan dibawa
menuju ke kemah. Pimpinan dan kekuasaan untuk sementara
diberikan kepada Gajah Rawit, adapun dirinya sendiri kemudian
melangkah mendahului ke kemah diikuti oleh para pengawalnya.
Pagi harinya kemudian Arya Damar disertai oleh pengawal dan
sementara prajurit meninggalkan Bali menuju Majapahit. Ia akan
mohon ampun kepada raja tentang kesalahannya membunuh Pasung
Giri, disamping memberikan pertanggung-jawaban menggempur
Bali Utara.
Singkatnya saja, setelah selama empat belas hari dalam
perjalanan Arya Damar tiba di Majapahit. Mendengar laporan Arya
Damar itu, raja Tribuwana Tunggadewi Jaya Wisnuwardani amat
marah. Saking marahnya, raja memerintahkan Arya Damar supaya
selekasnya kembali ke Bali meneruskan gerakan pasukannya
menaklukkan Bali. Dengan ketentuan untuk mendapat luka dalam
medan perang. Atas perintah raja ini, selekasnya Arya Damar
meninggalkan Majapahit untuk meneruskan gerakan pasukannya.
****
Kita tinggalkan dulu Arya Damar bersama pasukannya yang
berhasil mengalahakan Bali Utara ini. mari sekarang kita mengikuti
perjalanan panglima Muda Nyoman Samekta yang pergi untukKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 160
mengundang sahabatnya, bekas panglima Mongolia bernama
Auwyang I Hsing alias Wayan Kitir. Apa saja sesungguhnya yang
mendorong Nyoman Samekta setengah memaksa pergi
meninggalkan musuh didepan hidung itu? dan benarkah
kepergiannya itu didorong oleh rasa tanggung jawabnya untuk
menyelamatkan Bali?
Semua itu hanyalah dalih belaka. Dalih untuk dapat menghindari
tugas berat menyabung nyawa melawan musuh. disamping maksud
sesungguhnya menyingkir dari medan perang, iapun digoda oleh
hati mudanya yang sedang dirundung oleh rasa gandrung (tergoda
asmara). Nyoman Sumekta tergila-gila oleh gadis cantik anak
Wayan Kitir, hasil perkawinannya dengan seorang perempuan Bali.
Ia jatuh cinta kepada Ketut Menur. Ia merasa tak kuasa menahan
hati yang menanggung rindu kepada perawan cantik Ketut Menur
itu.
Nyoman Samekta memacu kudanya cepat-cepat supaya
secepatnya mencapai Danau Buyan dimana Wayan Kitir bertempat
tinggal. Dalam perjalanan menuju tempat tinggal Wayan Kitir ini,
wajah Nyoman Samekta ceria dan bibirnya menyungging senyum.
Telah lama ia jatuh cinta kepada Ketut Menur, tetapi ia selalu
merasa terhalang. Ia merasa telah beristeri dan mempunyai dua
orang anak. Apabila secara terang-terangan melamar gadis itu, tipis
harapannya dikabulkan oleh Wayan Kitir. Maka dengan datangnya
pasukan Majapahit sekarang ini dan dengan berlindung kepada
kekuasaan raja Pasung Giri, ia mempunyai alasan untuk memanggil
Wayan Kitir dengan semua murid dan anak-anaknya. Kemudian ia
akan menggunakan kesempatan untuk menculik dan melarikan
Ketut Menur. Ia akan membujuk dan merayu gadis itu agar bersedia
menyerah dan menjadi isterinya. Akan tetapi apabila keras kepala,
tak ada jalan lain kecuali menggunakan kekerasan. Menghadapi
Ketut Menur seorang diri, ia tak perlu gentar atau takut. Akan tetapiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 161
apabila harus berhadapan dengan Wayan Kitir bersama murid
muridnya dan tiga orang anak laki-lakinya ia tidak sanggup.
Sambil memacu kudanya ini, Nyoman Samekta telah menyusun
rencana apa yang harus dilakukan setelah berhadapan dengan
Wayan Kitir. Ia telah menyiapkan firman palsu. Firman yang isinya
memanggil Wayan Kitir beserta murid-murid dan anak laki-lakinya
untuk membantu melawan orang-orang Majapahit. Dengan firman
palsu ini, Wayan Kitir tidak akan berani menolaknya. Mau tidak
mau secepatnya Wayan Kitir akan mengerahkan murid-murid dan
anak-anaknya langsung menuju medan perang. Pada kesempatan
ini, kemudian ia akan menggunakan akal untuk memisahkan Ketut
Menur dengan orang tuanya. Dengan dalih bahwa gadis itu
diperlukan tenaganya di dalam kratonnya untuk mengawal
keselamatan para puteri di kraton, dan tidak pantas sebagai seorang
gadis ikut berperang dengan laki-laki di medan perang, tentu saja
Wayan Kitir akan dapat menerima alasan itu.
?Ha ha ha, bagus!? desisnya sambil tertawa. ?Siapa yang dapat
menghalangi maksudku? Biarlah ribuan manusia saling labrak dan
menyabung nyawa di medan perang. Lebih menyenangkan apabila
aku berperang sendiri dengan Ketut Menur yang cantik itu!?
Akan tetapi tiba-tiba Nyoman Samekta kaget dan memperlambat
kudanya yang lari ketika disamping terdengar pula suara orang
tertawa.
?Ha ha ha, bagus! siapa yang dapat menghalangi maksudku?
Hayo serahkan gadis Ketut Menur yang cantik itu padaku!?
Belum juga lenyap suara tertawa itu, mendadak saja muncul
seorang pemuda yang bertubuh tegap dan telah berdiri menghadang
di depannya. Ia menarik kendali kudanya sehingga kuda itu berhenti
dalam jarak tiga depa. Bentakannya menggeledek. ?Siapa kau!
Hayo lekas minggir apa tidak?!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 162
?Ha ha ha, siapa kau!? balas pemuda itu sambil tertawa. ?Lekas
mau menyerahkan perempuan yang cantik yang bernama Ketut
Menur atau tidak? Jika kau berani membandel, tahu sendiri. Engkau
akan segera mampus dalam tanganku!?
Menyala sepasang mata Nyoman Samekta mendengar kata-kata
pemuda penghadangnya yang congkak ini. bentaknya lebih keras.
?Kurang-ajar! Apakah matamu sudah buta, berhadapan dengan
panglima muda Nyoman Samekta, tidak segera memberi hormat
dan menyingkir?!?
Maksud Nyoman Samekta, dengan menyebut nama dan
kedudukannya yang cukup tinggi itu, akan sudah dapat membuat
pemuda yang menghadang ini menjadi ketakutan dan meratap
mohon apmun. Akan tetapi sungguh celaka. Dugaannya keliru.
Pemuda yang menghadang ini bukannya menyingkir dan takut,
malah tertawa berkakakan.
?Ha ha ha ha, aku Yoga Soka! Aku tidak kenal pada kunyuk
Nyoman Samekta atau babi Nyoman Samekta.!?
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?Bangsat!? teriak Nyoman Samekta memotong ucapan orang
yang belum selesai. Sepasang matanya mendelik marah, sedang
dadanya mau meledak. ?Aku seorang panglima. Mengapa engkau
lancang mulut memaki aku sebagai kunyuk dan babi??
Pemuda yang kini menghadang Nyoman Samekta memang Yoga
Soka, pemuda sakti mandraguna murid Mpu Suluh. Setelah
meninggalkan gunung Batukaru, pemuda ini segera berkelana tanpa
tujuan. Ia hanya menurutkan langkah kaki. Akan tetapi ia tidak
pernah menyia-nyiakan kesempatan, apabila ia bertemu atau
melihat perempuan cantik! Dalam benak Yoga Soka, melulu
dipenuhi oleh bayangan perempuan cantik. Maka tidak
mengherankan pula, begitu mendengar Nyoman Samekta yangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 163
menyebut-nyebut perempuan cantik, pemuda ini segera tertarik dan
menghadang.
Yoga Soka sendiri berkacak pinggang sambil mengejek. ?Heh
heh heh, aku tidak peduli engkau seorang panglima atau seorang
raja. Aku menghendaki perempuan yang engkau sebut-sebut tadi.
Engkau serahkan apa tidak?!?
?Dia isteriku!? bentak Nyoman Samekta tak sabar lagi.
?Tidak peduli!? sahut Yoga soka dingin. ?Pendeknya aku
menghendaki perempuan itu. engkau tak boleh membantah dan
harus kau serahkan sekarang juga!?
?Bangsat! Mampuslah!? panglima muda Nyoman Samekta yang
sudah tidak kuasa menahan sabarnya ini telah menerjang maju
sambil memukulkan cambuknya. Cambuk itu segera bersiutan
menyambar kedepan disertai angin yang dahsyat. Akan tetapi Yoga
Soka tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Begitu ujung cambuk
menyambar.
?Plak!? cambuk itu diterima oleh jari tangan kiri Yoga Soka,
kemudian dihentakkan.
Nyoman Samekta berusaha mempertahankan cambuknya. Akan
tetapi ternyata pemuda liar yang menghadang ini tenaganya amat
kuat. Apabila ia mempertahankan cambuknya, bisa merugikan diri
sendiri. Sekalipun begitu, iapun tak mau menyerahkan cambuk itu
secara percuma. Berbareng dengan dilepasnya cambuk itu, ia sudah
menerjangkan kudanya. Maksudnya jelas agar pemuda itu roboh
tertendang kaki kuda.
Tetapi diluar dugaannya, dengan tangkas Yoga Soka sudah
melompat ke samping. Kemudian dengan gesitnya pula Yoga Soka
sudah melenting tinggi dan mengirimkan tendangannya. Dengan
tangan kiri, panglima muda Nyoman Samekta ini menangkis.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono 164
?Plak.!? Benturan tenaga yang kuat mengejutkan Nyoman
Samekta, karena tangannya terasa kesemutan. Sadarlah ia sekarang,
menghadapi seorang pemuda liar yang tangguh. Sedikit saja lengah,
dirinya dalam bahaya. Tentu saja Nyoman Samekta yang ingin
secepatnya mencapai tempat tinggal Wayan Kitir, menjadi tidak
sabar lagi.
Sesungguhnya Nyoman Samekta ini terkenal sebagai seorang
bertenaga raksasa. Selama ini tidak seorangpun yang mampu
menandingi tenaganya kecuali panglima Kebo Garigih. Mengapa
hanya berbenturan tenaga dengan pemuda liar ini saja tangannya
sudah kesemutan? Dalam marah dan penasaran ini, Nyoman
Samekta telah mengambil senjatanya. Sebatang penggada berduri
yangamat berat. Jangankan seorang sampai terpukul, baru
terserempet oleh duri bajanya saja orang akan menderita luka berat
dan pingsan. Maka apabila seseorang sampai terpukul, jika
mengenai kepala akan remuk dan jika mengenai anggota tubuh akan
membuat tulangnya patah dan dagingnya remuk.
?Mampuslah!? bentaknya sambil menyambarkan penggada
berdurinya itu. sambarannya sahsyat sekali dan Nyoman Samekta
merasa pasti sebetannya akan berhasil.
Akan tetapi yang terjadi diluar dugaannya sama sekali. Ternyata
lawannya tidak menghindar dan menangkis dengan tangan kiri.
Tentu saja hal ini membuat Nyoman Samekta gembira sekali.
Dewi Ular 85 Misteri Pembunuh Hantu Pendekar Naga Geni 2 Rahasia Barong Fear Street Jeritan Pertama First
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama