Ceritasilat Novel Online

Petualangan di Kurdistan 1

Petualangan di Kurdistan Karya Karl May Bagian 1

Petualangan di Kurdistan 0Petualangan di Kurdistan 1

Karl May:

Kara Ben Nemsi III

PETUALANGAN DI KURDISTAN

Judul asli: ?Oriental Odyssey III - In the Shadow of the Padishah
Adventures In Kurdistan terjemahan Michael Michalak, berdasarkan

Gi?lgeda Padischahn?n karangan Karl May

Penerjemah: Harsutejo

Ebook:

Djvu oleh Otoy

Pdf oleh Andy Mull & Mas Durokhim SoedartoputraPetualangan di Kurdistan 2

PENGANTAR DARI PENERBIT

Buku Kara Ben Nemsi III Petualangan di Kurdistan karya Karl May

ini memakai naskah terbitan Amerika sebagai sumbernya, yaitu

Oriental Odyssey III Travel Adventures in Kurdistan terbitan Psi

Computer Pty, Ltd (2003) yang diterjemahkan oleh Michael

Michalak, seorang penggemar Karl May dari Amerika keturunan

Jerman. Sedang sumber yang dipakai oleh Michalak adalah naskah

asli Jerman berjudul Reiseabenteuer in Kurdistan sebuah manuskrip

yang berbentuk cerita bersambung di majalah Deutscher Hausschatz,

dan bukan ketika sudah berbentuk buku. Itulah sebabnya buku ini

tidak mempunyai penjudulan tiap babnya, tidak seperti ketika sudah

berbentuk buku.

Walaupun terjemahan dari bahasa Inggris, namun terjemahan

Michalak ini sangat terjaga ketaatannya pada naskah asli, sehingga

keotentikannya bisa dipertanggung-jawabkan. Ini perlu disampaikan

mengingat semua naskah Karl May berbahasa Inggris yang beredar

hingga saat itu bukan berasal dan naskah Karl May sendiri,

melainkan karya ringkasan atau tulis ulang dari para penyunting.

Tanda kurung kotak [...] dalam buku itu semula adalah catatan kaki

dari Karl May, sedang tanda kurung kotak bernomor [x.x] adalah

keterangan dari Michael Michalak yang penjelasannya digabung di

bagian belakang buku. Penerjemah dan penyunting Indonesia

menambahkan juga catatan kaki seperlunya.Petualangan di Kurdistan 3

Para pembaca yang telah menikmati bagian pertama dan kedua

buku ?Gi?lgeda Padischahn?n atau ?Dalam Bayangan Padishah,

kini dapat melanjutkannya dengan jilid ketiga. Seri ini merupakan

bagian karya Karl May yang dikenal sebagai ?Der Orientzykluz,

atau Oriental Odissey (Petualangan ke Timur). Karl May sendiri

bersiteguh bahwa tulisannya merupakan sebuah ?narasi, maka untuk

menghormatinya, dalam terjemahan bahasa Inggris saya gunakan

kata ?odyssey, yang dalam kamus Oxford diartikan ?a long

adventurous journey (perjalanan petualangan yang panjang).

Saya berniat ingin menerbitkan seluruh seri asli tulisan Karl May

dalam edisi yang berjilid, yaitu , ?Oriental Odyssey I ? In the Shadow

of the Padishah - Through the Desert (Kara Ben Nemsi I), diikuti

oleh ?Oriental Odyssey II ? In the Shadow of the Padishah - The

Devil Worshippers (Kara Ben Nemsi II), dan kemudian ?Oriental

Odyssey III - Travel Adventures in Kurdistan (Kara Ben Nemsi III).

Buku berikutnya tentunya ?Oriental Odyssey IV - 'The Caravan of

Death' (Kara Ben Nemsi IV) yang penerjemahannya sedang

dipersiapkan.

Kepada pembaca sekali lagi saya beritahukan bahwa seri naskah asli

yang kemudian disunting dan diterbitkan dalam enam jilid buku, dan

yang disebut sebagai kisah petualangan Karl May ke Timur,

bukanlah menjadi acuan terjemahan ini. Saya memilih

menerjemahkannya dari naskah terbitan pertama yang berupa cerita

bersambung di ?Deutscher Hausschatz 1881-1888. Dengan demikian

dalam terjemahan teks asli ini terdapat bagian-bagian yang tidak ada

dalam edisi Jerman sebelumnya yang mungkin telah Anda baca.Petualangan di Kurdistan 4

Seri Oriental Odyssey (Kara Ben Nemsi) ini merupakan terjemahan

karya Karl May pertama dan satu-satunya dalam bahasa Inggris yang

tidak diringkas, dari naskah aslinya untuk pertama kalinya, setelah

lebih dari satu abad, akhirnya buku Karl May yang paling murni

tersaji dengan segala kemegahannya di hadapan Anda.

Seri ini merupakan kronik atau catatan perjalanan, suatu perjalanan

petualangan yang memikat dari seorang Jerman bernama Kara Ben

Nemsi (merupakan alter ego [?aku yang lain] Karl May) beserta

teman dan pembantunya bernama Hajji Halef Omar. Perjalanan

mereka menjelajahi Kekhalifahan Turki dan sekitarnya pada akhir

abad ke-19 memberikan gambaran menarik tentang negeri-negeri

jauh ini beserta masyarakat yang hidup di sana. Dewasa ini dengan

segala macam masalah yang dialami wilayah tersebut, kita

memerlukan saling pengertian lebih jelas sebagai sesama umat

manusia, sebab sekalipun kisah ini telah sekian lama ditulis,

penduduk beserta adat-istiadatnya tidaklah banyak berubah.

Seperti biasanya, saya telah berusaha menyuguhkan terjemahan yang

benar berdasarkan versi aslinya, bukan saja daya pikat ceritanya,

tetapi juga tujuan sebenarnya dari sang penulis.

Bahkan ketika saya menemukan sejumlah kesalahan yang terdapat

dalam karya asli Karl May itu, saya memilih menyalin apa adanya

dengan memberikan catatan terjemahan daripada saya mengoreksi

buku aslinya. Tentu saja saya juga menitikberatkan kemasuk-akalan

terjemahan ini di samping kemenarikannya bagi para pembaca

dewasa ini.Petualangan di Kurdistan 5

Saya berharap para pembaca dapat menikmati kisah petualangan jilid

ketiga yang mencekam ini dengan tokoh-tokohnya, Kara Ben Nemsi

dan Hajji Halef Omar.

Ya, akan ada lebih lagi. Dan dalam gaya Karl May yang sebenarnya,

saya mengajak para pembaca budiman untuk mengikuti perjalanan

epik menjelajah Kekhalitahan Turki dan dengan sabar menunggu

keluarnya jilid keempat dari seri ini Kara Ben Nemsi IV ?Kafilah

Maut.

Michael M Michalak (penerjemah dan penyunting)Petualangan di Kurdistan 6

SANGGAHAN

Penerjemah dan editor tidak memberikan persetujuan maupun

penegasan atas segala bentuk pandangan, interpretasi, representasi,

atau asumsi apa pun yang dibuat penulis aslinya. Kami menyadari

kemungkinan tidak akuratnya catatan yang kami tambahkan, tetapi

bagaimanapun kami tidak bermaksud melakukan penyuntingan

terhadap naskah aslinya, melakukan sensor maupun memberikan

penekanan terhadap karya Kari May.

Selanjutnya secara keseluruhan kami tidak mencoba untuk

menginggriskan kata-kata asing (seperti misalnya dari bahasa Turki,

Arab dsb.) yang ada dalam naskah asli. Semuanya kami kutip sesuai

dengan naskah aslinya kecuali kata-kata dengan huruf ?sch diganti

dengan ?sh, kata-kata dengan ?dsch dan ?tsch diganti dengan 'j

bagi kata-kata bukan .Jerman. Kami tidak melakukan pemeriksaan

tentang ketepatan atau keaslian kata-kata, ejaannya maupun definisi

kata-kata asing tersebut, kecuali yang memang kami berikan catatan.Petualangan di Kurdistan 7

DAFTAR ISI

Pengantar Dari Penerbit ................................................................ 2

Sanggahan ................................................................................... 6

Daftar Isi ................................................................................... 7

Bab Satu ................................................................................... 8

Bab Dua ................................................................................. 13

Bab Tiga ................................................................................. 24

Bab Empat ................................................................................. 36

Bab Lima ................................................................................. 42

Bab Enam ................................................................................. 50

Bab Tujuh ................................................................................. 58

Bab Delapan ................................................................................. 76

Bab Sembilan ............................................................................... 110

Bab Sepuluh ............................................................................... 120

Bab Sebelas ............................................................................... 131

Bab Duabelas .....................................................................................

Bab Tigabelas ............................................................................... 164

Bab Empatbelas ............................................................................... 185

Bab Limabelas ............................................................................... 205

Bab Enambelas ............................................................................... 224

Bab Tujuhbelas ............................................................................... 247

Bab Delapanbelas ............................................................................... 271

Lampiran ............................................................................... 281

Tentang Pengarang ............................................................................... 294Petualangan di Kurdistan 8

BAB SATU

PARA pembaca yang budiman, Anda telah menemani saya beserta

empat kawan saya di luar perbatasan Turki di benteng Amadijah.

Dari ketinggian itu kami dapat memandang ke Lembah Berwari di

Kurdistan, yang telah saya gambarkan dalam edisi tahun-tahun akhir

dan ?Deutschen Hausschatz (?Harta Keluarga Jerman, media

berkala tempat cerita bersambung ini dimuat). Kini saya mengajak

para pembaca untuk mengikuti perjalanan saya selanjutnya.

Perjalanan itu menurun menuju ke bawah bukit. Kami berjalan

perlahan guna menjaga kuda-kuda kami. Sekali kami mencapai dasar

lembah, kami memacu kuda kami lebih cepat, dan ketika kami

sampai di tanah datar Newdasht, kami memacu lebih lanjut, sehingga

kami bagaikan terbang melintasi tanah tandus yang banyak terdapat

di daerah ini bagai burung yang diterbangkan sayapnya.

Kami menuju desa Maglana sebagaimana disebutkan Dohub, orang

Kurdi itu. Tempat itu merupakan kediaman banyak orang Kurdi yang

menjadi musuh bebuyutan orang- orang Kristen Kaldea yang hidup

di sekitar daerah itu. Kami hanya berhenti sejenak untuk menanyakan

jalan dan segera meneruskan perjalanan melewati beberapa desa

yang hancur oleh lalapan api dan memakan jiwa penduduknya. Puing

berceceran, berbagai binatang buas dari hutan sekitar telah

mengoyak-ngoyak mayat terbakar yang sisa-sisanya kami lihat di

sana-sini, sungguh mengerikan.

Tidak lama kemudian di sebelah kanan-kiri masih kami lihat kepulan

asap dan dinding runtuhan rumah. Seorang penunggang kuda muncul

dari baliknya dan begitu melihat kami dia berbalik dengan cepat.

Kami berada di lingkungan yang tidak bersahabat. Dia melihat

bahwa kami lebih unggul dalam jumlah. Hal itu sama saja denganPetualangan di Kurdistan 9

burung-burung di hutan; mereka harus siap mencari sarang dan

perlindungan setiap kali sayap musuh menampakkan diri.

Kegelapan mulai turun. Di dataran di depan kami, kami lihat kira
kira ada tiga puluh rumah yang telah menjadi puing, di sebuah desa

kecil bernama Tiah di mana rencananya kami akan bermalam. Kami

belum tahu apa yang akan kami hadapi di situ.

Dari jauh nampak sejumlah laki-laki di atas kuda mereka, entah

hendak mengusir kami sebagai musuh atau menyambut sebagai

kawan. Kira-kira dalam jarak dua ribu langkah dari desa mereka

berhenti dan menunggu kami.

"Jaga jarak dari saya!" saya bilang kepada teman-teman dan saya

mendahului mereka.

Saya perhatikan barisan itu melongokkan kepala ketika melihat kuda

saya. Jika itu pertanda kekaguman tentu saja saya bangga, tetapi hal

itu justru membuat saya waspada. Kuda menarik, senjata bagus, dan

uang - siapa pun yang memiliki tiga hal ini tidak pernah aman di

lingkungan manusia pemangsa ini, orang dapat kehilangan segalanya

termasuk nyawanya.

Salah seorang dari kelompok itu maju ke depan beberapa langkah.

"Ivari ?l kher - selamat sore!" saya memberi salam.
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah mengucapkan terima kasih dia mengamati saya dari serban

turun sampai ke kuku kuda saya dan mulai melakukan interogasi.

"Dari mana kamu?"

"Dari Amadijah."

"Mau ke mana?"

"Ke Kalah Gumri."

"Kamu orang Turki atau Arab?"

"Bukan, saya ...."Petualangan di Kurdistan 10

"Diam!" dia memerintah, "Saya bertanya dan kamu jawab! Kamu

bicara Kurdi, tetapi kamu bukan orang Kurdi. Apa kamu orang

Yunani, Rusia, atau Persia?"

Saya menjawabnya dengan bukan dan rupanya dia kehabisan

pengetahuannya. Orang ini menghadapi saya seperti yang dilakukan

oleh seorang penjaga perbatasan Rusia. Saya tidak diberi kesempatan

mengatakan dari mana saya berasal, dia memilih menebak dan

menduga-duga. Karena tidak berhasil dia marah dan menonjokkan

kepalannya di atas mata kudanya yang meringkik kesakitan.

"Kalau begitu orang apa?"

"Orang Jermaka [Jerman]," saya menjawab bangga.

"Orang Jermaka?" serunya "Saya tahu Jermaki. Suku itu tinggal di

pantai Laut Urmiah, mereka tinggal di pondok- pondok miskin dari

alang-alang."

Kata-katanya disampaikan dengan nada merendahkan.

"Engkau salah," saya menyahut. "Suku Jermaki tidaklah tinggal di

pantai Laut Urmiah, dan mereka juga tidak tinggal dalam pondok
pondok miskin dan alang-alang."

"Diam! Saya tahu orang Jermaki, dan jika kamu tidak tahu di mana

mereka tinggal, maka kamu bukan dari kelompok mereka. Siapa

orang Kurdi di sana itu?" dia menunjuk si Inggris.

"Dia bukan orang Kurdi; dia hanya mengenakan pakaian Kurdi."

"Jika dia hanya mengenakan baju Kurdi tentu saja dia bukan orang

Kurdi!"

"Saya baru saja bilang itu."

"Dan jika dia bukan orang Kurdi, maka dia tidak boleh mengenakan

pakaian Kurdi. Kami tidak mengizinkan dia melakukan hal itu. Dia

orang apa?"

"Orang Inglo" saya jawab kasar.Petualangan di Kurdistan 11

"Orang Inglo? Saya tahu orang Ingli. Mereka tinggal d balik Gunung

Ararat, mereka perampok kafilah dan makan Gumgumuku gaurana

[kadal]."

"Engkau salah lagi! Orang Ingli tidaklah tinggal di balik Gunung

Ararat; mereka juga bukan perampok juga bukan pemakan kadal."

"Diam! Saya pernah berada di negeri orang Ingli dan telah makan

Gumgumuku gaurana dan bahkan Gumgumuku felana bersama

mereka. Jika dia tidak makan itu dia bukan orang Inglo. Siapa tiga

orang lainnya?"

"Satu pembantu saya dan dua orang Arab."

"Suku mana?"

"Mereka termasuk suku Shammar."

Saya berbicara terus terang karena sadar akan adanya permusuhan di

antara orang Turki dengan suku Shammar. Musuh orang Turki,

bagaimanapun akan menjadi kawan orang Kurdi. Tentu saja saya

mengetahui adanya permusuhan di antara suku-suku Shammar di

selatan dengan suku-suku Kurdi di selatan [1.1], tetapi ini merupakan

akibat dari ekspedisi perampokan orang Kurdi, dan pada gilirannya

mereka hidup dalam ketegangan terus-menerus dengan suku-suku

Kurdi lain karena berlanjutnya dendam berdarah. Sekarang kami

berada di tengah negeri Kurdistan, permusuhan dengan orang-orang

Arab tentunya tidak ada, dengan begitu saya yakin jawaban saya

tidak akan merugikan.

"Saya tahu orang Shammar," orang Kurdi itu berkata. "Mereka

tinggal di mulut Phrath, minum air laut dan memiliki mata jahat.

Mereka mengawini ibu-ibu mereka sendiri dan membuat gulungan

[sosis] dari daging babi."

"Lagi-lagi kamu salah. Orang Shammar tidak tinggal di dekat laut

dan tidak makan babi."

"Diam! Saya pernah bersama mereka dan melihat itu semua. Jika

orang-orang itu tidak mengawini ibu mereka, maka mereka bukanPetualangan di Kurdistan 12

orang Shammar. Di samping itu ada dendam berdarah di antara orang

Shammar dengan suku-suku Kurdi Sar Hasan dan Zibar, itulah

sebabnya mereka musuh kami. Mau apa kamu ke sini?"

"Kami memerlukan sebuah pondok untuk bermalam, barangkali kau

dapat menyediakannya."

"Kami tidak mempunyai pondok. Kami orang Kurdi Berwari

mempunyai rumah-rumah. Ada sebuah rumah bagi kalian jika kamu

dapat membuktikan bahwa kalian bukan musuh kami."

"Bagaimana saya dapat membuktikannya kepadamu?"

"Dengan memberikan kuda-kuda dan senjata-senjata kalian."

Oh kailan penipu ulung dan pemakan kadal! Kalian kira si pembuat

sosis itu benar-benar merupakan orang-orang bodoh. Begitu pikiran

saya, tetapi saya berseru: "Seorang laki- laki tidak pernah

menyerahkan kuda dan senjatanya."

"Kalau begitu kalian tidak bisa tinggal bersama kami," dia menjawab

kasar.

"Kami akan melanjutkan perjalanan," saya menjawab singkat dan

bergerak kembali menemui kawan-kawan saya, orang-orang Kurdi

itu kemudian mengelilingi pemimpin mereka.

"Dia bilang apa?" si Inggris bertanya.

"Mereka menghendaki senjata dan kuda kita kalau mau menginap di

sini."

"Datangi dan dapatkan mereka," dia menggeram.

"Oh Tuhan, Sir, jangan menembak! Orang-orang Kurdi bahkan lebih

panas dalam hal dendam berdarah daripada orang Arab. Jika mereka

memperlakukan kita dengan permusuhan, lalu kita melukai atau

bahkan membunuh salah seorang dari mereka, kita akan habis karena

kekuatan mereka paling tidak lima kali kekuatan kita."

"Tetapi apa yang harus kita lakukan?" dia bertanyaPetualangan di Kurdistan 13

"Pertama-tama kita lanjutkan perjalanan, jika mereka menghentikan

kita maka kita akan berunding."

Saya katakan kepada teman-teman lainnya hal yang sama, dan semua

mereka setuju, meskipun tidak ada yang penakut di antara mereka.

Orang-orang Kurdi tersebut tentunya bukanlah orang-orang desa ini

sehingga tidak akan dapat mendapatkan bantuan cukup banyak

orang-orang dewasa sebagai prajurit. Mereka berkumpul di situ

dengan maksud tertentu dan nampaknya mereka suka perang.

Lingkaran itu bubar lalu berhenti dalam kelompok yang tidak teratur

dan nampaknya menunggu keputusan kami.

"Mereka hendak menghalangi jalan kita," kata Mohammed,

pemimpin Haddedihn.

"Nampaknya demikian," saya mengiyakan. "Kita tidak akan

menggunakan senjata sampai hidup kita benar-benar terancam!"

"Kita mestinya membikinkan desa ini jalan yang lebar," si Arab

kecil, Halef, menimpali.

"Itu harus kita lakukan. Mari!"

Kami berjalan lagi dan berbelok, tetapi orang-orang Kurdi itu juga

bergerak dan pemimpinnya menuju ke arah kami.

"Ke mana kau pergi?" dia bertanya.

"Ke Gumri," saya menjawabnya dengan tegas.

BAB DUA

JAWABAN saya rupanya membuat si pemimpin Kurdi itu tidak

senang sehingga dia menyatakan:Petualangan di Kurdistan 14

"Tempat itu terlalu jauh dan sebentar lagi malam tiba. Kalian tidak

akan mencapai Gumri."

"Kami akan mendapatkan desa lain atau akan tidur di bawah bintang
bintang."

"Binatang buas akan menyerang kalian, sedang senjata kalian

buruk."

Tentu saja omongan itu akal-akalannya saja. Barangkali akan

menguntungkan jika saya katakan kebalikannya, meski itu mungkin

meningkatkan nafsunya terhadap senjata kami. Lalu saya katakan:

"Kami memiliki senjata-senjata bagus!"

"Saya tidak percaya!" jawabnya.

"Oh, kami memiliki senjata yang begitu hebat, satu saja cukup untuk

membunuh kalian semua!"

Dia tertawa lalu berkata: "Bacotmu terlalu besar. Tunjukkan satu saja

senjata itu!"

Saya keluarkan pistol saya dan bertanya kepada orang Kurdi itu:

"Engkau lihat barang kecil ini?" Ialu saya panggil pembantu saya dan

memerintahkan kepadanya: "Patahkan satu cabang pohon dari

rimbunan itu, buang rantingnya dan sisakan enam, lalu pegang. Saya

akan menembaknya!"

Halef melakukan apa yang saya minta. Karena menyadari apa yang

akan terjadi, orang-orang Kurdi itu mendekat. Saya menjauh dalam

jarak maksimum senjata saya dan membidik sasaran. Enam

tembakan cepat meletus berturut-turut, lalu Halef memberikan kayu

bekas hasil tembakan kepada orang Kurdi itu.

"Katera Chodeh! [Demi Tuhan]."dia berteriak, "semua enam ranting

tertembak!"

"Itu tidaklah sulit." saya menyombong, "setiap anak Jermaki dapat

melakukannya. Tetapi yang ajaib adalah dengan barang kecil ini.

orang dapat menembak selamanya tanpa harus mengisinya lagi."Petualangan di Kurdistan 15

Dia berikan kayu bekas tembakan itu kepada rekan-rekannya.

Sementara mereka memeriksa barang itu saya keluarkan enam peluru

dari tempatnya dan saya isikan ke dalam pistol di balik leher kuda

saya tanpa seorang pun memperhatikan.

"Senjata apa lagi yang kamu punya?" dia bertanya.

"Kalian lihat Tu [pohon Mulberry] itu? Perhatikan!"

Saya turun dari kuda dan kini giliran karaben Henry saya. Satu, dua,

tiga, lima, delapan, sebelas tembakan menyalak. Orang-orang Kurdi

itu berteriak keheranan pada setiap tembakan, kemudian saya

turunkan laras senjata itu.

"Coba periksa pohon itu!"

Mereka semua buru-buru ke sana dan sebagian besar turun dari kuda

agar dapat melihat dengan jelas. Dengan begitu saya mempunyai

cukup waktu untuk mengisi kembali senjata tersebut. Saya telah

melakukan taktik yang sama dengan senjata yang sama ketika

menghadapi suku Comanche, hal itu telah membuahkan

penghormatan mereka dan kini saya mengharapkan hal yang sama.

Sang pemimpin kembali dan berseru:

"Chodih [Tuan], semua sebelas peluru ada di dalam pohon itu, yang

satu di bawah yang lain!"

Bahwa kini dia menyapa saya dengan Tuan, merupakan sebuah

pertanda baik.

"Sekarang engkau tahu beberapa dari senjata kami," saya berkata,

"dan akan percaya bahwa kami tidak takut dengan binatang buas

kalian."

"Tunjukkan kepada kami senjata yang lain juga!"

"Untuk itu saya tidak ada waktu. Matahari akan segera tenggelam

dan kami harus pergi."

"Tunggu sebentar!"Petualangan di Kurdistan 16

Dia berbalik menemui kawan-kawannya untuk berunding. Kemudian
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia kembali dan menyatakan: "Kalian boleh tinggal bersama kami!"

"Kami tidak akan menyerahkan senjata dan kuda kami." saya

menjawabnya.

"Tidak perlu. Kalian berlima akan menginap masing-masing dengan

lima orang saya, dan Anda sendiri bersama saya."

Hmm, saya harus berhati-hati. Kenapa mereka berubah dengan tiba
tiba? Kenapa mereka tidak menghendaki kami meneruskan

perjalanan?

"Kami akan tetap meneruskan perjalanan," saya memberitahu, "kami

tidak bisa berpisah-pisah. Kami semua berteman dan hanya akan

tinggal di tempat kami bisa bersama."

"Tunggulah sebentar!"

Lagi dia berunding dengan orang-orangnya. Kali ini agak lebih lama

dan agaknya mereka dengan sengaja mengulur waktu sampai akan

terlalu terlambat bagi kami untuk meneruskan perjalanan. Akhirnya

dia kembali dan menyatakan: "Chodih, kami akan memenuhi

kehendak Anda. Kalian akan tinggal di sebuah rumah tempat kalian

bisa tidur bersama.

"Apa tempatnya cukup, juga untuk kuda-kuda kami?"

"Ya, rumah itu mempunyai halaman, kuda-kuda itu bisa

ditempatkan."

"Apakah kami akan tinggal di situ dan tidak ada orang lain?"

"Tidak ada orang lain yang diperbolehkan di situ. Lihat, salah

seorang telah pergi untuk melaksanakan perintah ini. Apa Anda

menghendaki jamuan makanan atau akan

membayarnya?"

"Kami berharap menjadi tamu Anda. Apa Anda dapat berjanji untuk

itu?"Petualangan di Kurdistan 17

"Saya berjanji."

"Kalau begitu Anda tentunya Nezanum [Kepala] desa ini?"

"Ya. betul."

"Kalau begitu sodorkan kedua tangan Anda dan katakan bahwa saya

Hemsher [kawan] Anda?"

Dia melakukannya meski dengan enggan. Kini saya merasa aman

dan memberikan tanda kepada teman-teman saya untuk mendekat.

Kami dibawa di antara orang-orang Kurdi menuju ke arah desa dan

berhenti di depan rumah yang nampaknya lumayan untuk tempat

kami akan bermalam.

"Inilah rumah tempat kalian menginap," kata Nezanum. "Silakan

masuk!"

Saya periksa rumah itu dari luar sebelum saya turun. Rumah itu

terdiri dari satu tingkat dan di bubungannya terdapat semacam

pondok kecil tempat menyimpan jerami. Halaman yang membatasi

rumah itu dikelilingi tembok lebar kira-kira setinggi 3 ell [2.1] yang

dirimbuni bermacam semak kecil yang tumbuh di bagian belakang.

Hanya dengan melewati rumah orang dapat masuk ke halaman ini.

"Kami puas dengan akomodasi ini. Dari mana kami bisa

mendapatkan makanan untuk kuda kami?" saya bertanya.

"Akan kami kirimkan kepada Anda," jawabnya.

"Tetapi ada makanan kuda di atas sana," kata saya menunjuk tempat

di atas.

Dia melihat ke atas, jelas dengan rasa malu, lalu menjawab:

"Itu tidak bagus. Nanti akan berakibat buruk pada kuda Anda."

"Dan siapa yang akan membawa makanan untuk kami?"

"Saya akan membawanya sendiri beserta beberapa lampu. Jika Anda

memerlukan sesuatu, katakan kepada saya. Saya tinggal di rumah di

atas itu."Petualangan di Kurdistan 18

Dia menunjuk sebuah bangunan tidak jauh dari situ. Kami semua

turun dan membawa kuda kami ke halaman. Lalu kami memeriksa

bagian dalam rumah. Rumah itu hanya terdiri dari satu kamar yang

dibagi dua tidak sama besar dengan suatu anyaman tipis yang dibuat

dari ranting willow. Kedua bagian kamar itu memiliki lubang sebagai

jendela yang ditutup dengan anyaman jerami, letaknya agak tinggi

tetapi begitu sempit sehingga hampir tidak muat untuk menongolkan

kepala. Lantainya dibuat dari tanah liat yang dikeraskan. Bagian

belakang kamar itu dilapisi anyaman rumput. Tidak ada

perlengkapan yang lain.

Pintu-pintu dapat dikunci rapat dengan balok besar, setidaknya hal

ini menjamin keamanan. Di halaman terdapat bangunan kayu tua

tempat menyimpan segala macam peralatan yang kegunaannya hanya

dapat diduga.

Kami sekarang tinggal sendiri karena Nezanum itu berada di luar

sehingga kami mempunyai waktu untuk saling menyampaikan

pendapat.

"Apa menurut Anda sekarang kita aman?" Sheik bertanya kepada

saya.

"Tentang hal itu saya ada dua pemikiran. Nezanum menjanjikan

segala sesuatunya dan dia akan menepatinya. Kita menjadi tamunya

dan tamu desa mereka. Tetapi banyak hal di sini bukan milik desa."

"Mereka tidak dapat mengganggu kita," dia menjawab. "Jika mereka

membunuh salah satu di antara kita, mereka akan jatuh menjadi

korban dendam berdarah seantero warga desa yang menjamu kita."

"Bagaimana jika mereka tidak membunuh tetapi hanya mencuri

milik kita?"

"Apa yang dapat mereka curi?"

"Kuda kita, bahkan mungkin senjata kita, atau lebih lagi."

Sheik Mohammed Emin yang serius itu mengelus jenggotnya dengan

tersenyum dan mengatakan, "Kita akan mempertahankan diri."Petualangan di Kurdistan 19

"Dan akan jatuh korban berdarah." saya menambahkan.

"Kita tunggu dan lihat?" dia menggumam.

Si Inggris yang telah menyelidiki halaman dalam, masuk. Hidungnya

ditarik ke kanan sedang mulutnya ke kiri, suatu pertanda jelas bahwa

dia melihat sesuatu yang tidak wajar.

"Hmm!" dia membersihkan tenggorokannya. "Melihat sesuatu!

Menarik! Yes!"

"Di mana? Katakan segera!"

"Psst! Jangan menoleh-noleh! Di halaman dalam. Tempat jorok!

Lihat semak-semak di tembok belakang dan naik. Sergapan bagus

dari bagian luar! Akan berlangsung mulus. Lihat ke atap dan melihat

sepasang kaki. Well! Kaki seorang laki-laki. Dia ngumpet di pondok,

tempat pakan, untuk sesaat."

"Anda pasti, Sir?"

"Sangat pasti! Yes!"

Baru sekarang saya menyadarinya. Saya tidak melihat undak
undakan ke atas maupun tangga yang dapat dipakai untuk mencapai

atap. Kami ke halaman untuk mencarinya. Tidak ditemukan sesuatu

pun. Bahkan di dalam rumah tidak ada sesuatu pun yang dapat

dijadikan alat untuk mencapai atap. Maka tiba waktunya untuk

memeriksanya lebih lanjut karena malam begitu cepat merambat.

Sebuah balok menonjol keluar di atas tembok pintu belakang, tidak

perlu lebih, itu sudah cukup. Saya ambil tali laso saya, membuat

empat ikatan simpul dan terbentuk satu panjatan yang kemudian saya

pasangkan ke balok. Tali itu saya gantungkan menjulur, dengan

begitu dapat dipanjat dari bawah. Lalu saya memanjat tali itu sampai

mencapai

atap. Saya mendekati struktur bangunan pondok yang dipenuhi oleh

pakan ternak itu dengan hati-hati sampai ke pintu. Sampai di dalam,

saya tidak merasakan apa pun yang mencurigakan. Tetapi ketika sayaPetualangan di Kurdistan 20

merambat lebih ke dalam, sehingga tangan saya dapat mencapai

dinding belakang, saya menyentuh kepala seseorang. Dia bergeser ke

pojok paling jauh dari gudang.

"Siapa kamu?"

"Uw....wah!" suara menguap.

Orang itu hendak memberikan kesan bahwa dia tidur.

"Keluar!" bentak saya.

"Uw....wah!" dia menguap lagi; kemudian dia mendorong tangan

saya dan keluar perlahan. Masih cukup terang untuk melihat bahwa

orang ini sama sekali tidak sedang tidur. Dia menatap saya tajam

meskipun terkejut. "Orang asing! Siapa kamu?" dia bertanya.

"Pertama kau jelaskan siapa kamu!"

"Ini rumah saya!" dia menjawab.

"Oh! Itu bagus, katakan kepada saya bagaimana engkau bisa naik ke

atas ini."

"Dengan tangga."

"Di mana tangga itu?"

"Di halaman."

"Tidak ada tangga."

Kini saya melihat-lihat ke atap dan menemukan tangga itu tergeletak

di dekat pinggiran.

"Dengarkan, engkau pasti sangat mengantuk sehingga lupa bahwa

kau taruh tangga itu di atas setelah engkau naik! Tangga itu

tergeletak di sini!"

Dia melihatnya seolah-olah bingung dan berkata: "Di sini? Ya. Saya

telah tertidur!"Petualangan di Kurdistan 21

"Tetapi sekarang lebih baik engkau bangun. Dan turun!" Dengan

kata-kata itu saya dorong tangga tersebut ke bawah dan orang itu

melangkah turun mendahului tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Pertama dia berlagak seperti terkejut dengan kehadiran seorang

asing, kini tanpa ragu dia berjalan ke arah rumah Nezanunm tanpa

mempertanyakan kehadiran saya di rumahnya sendiri.

"Siapa dia?" tanya si Inggris.

"Pemilik rumah ini."

"Apa yang dilakukannya di atas sana?"

"Dia berlagak tidur."

"Tidak tidur! Saya tahu! Orang yang sama yang memacu kudanya

lebih dulu. Anda tidak memperhatikan karena sibuk menembak.

Tes!"

"Maka jelas mereka mempunyai maksud-maksud permusuhan!"

"Saya pikir juga begitu. Tapi yang mana?"

"Mereka tidak menghendaki nyawa kita, hanya harta kita ..." kata

saya begitu saja.

"

Orang itu naik ke atas menunggu sampai kita tidur. Lalu dia akan

memberikan tanda kepada yang lain untuk datang mengambil kuda

dan milik kita yang lain."

Kawan-kawan saya yang lain juga mempunyai pendapat yang sama.

Kini kedua kamar itu benar-benar gelap, tidak mungkin memastikan

apakah seseorang dapat mencapai bagian dalam rumah dari atap

tetapi saya memperkirakan bahwa itu mungkin. Saya baru saja

menyalakan sepotong kayu untuk menerangi sekitar ketika terdengar

seseorang mengetuk pintu. Saya melangkah ke lorong rumah dan

membuka pintu. Nezanum berdiri di depan pintu bersama dua orang

yang membawa makanan, air, dan dua lilin. Lampu itu terbuat dariPetualangan di Kurdistan 22

lilin kasar yang belum dimurnikan, cahayanya hanya kelap-kelip

saja. Satu saya nyalakan.

Ketiga orang itu tidak mengatakan apa pun kecuali menyebutkan

nama barang yang dibawa yang ditaruhnya di lantai. Tetapi kini saya

bertanya kepada kepala desa itu:

"Sava menemukan seseorang di atap rumah. Apa benar dia pemilik

rumah ini?"

"Ya," dia menjawab satu patah.
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apa maunya dia?"

"Dia tidur."

"Kenapa dia tarik tangga itu ke atas?"

"Dia tidak ingin diganggu."

"Tetapi Anda bilang bahwa kami sendirian di sini."

"Dia sudah ada di atas sana, jadi dia tidak tahu bahwa ada tamu."

"Dia tahu."

"Bagaimana?" dia bertanya kasar.

"Dia ada di depan desa bersama yang lainnya ketika Anda menemui

kami."

"Diam! Dia ada di rumah."

Orang ini sekali lagi menyetel nada memerintahnya. Tetapi saya

sama sekali tidak terintimidasi dan bertanya kepada yang lain:

"Mana orang-orang yang bukan penduduk desa ini?"

"Mereka telah pergi."

"Katakan kepada mereka, jangan kembali kemari!"

"Kenapa?"

"Silakan kalian tebak sendiri."Petualangan di Kurdistan 23

"Diam! Saya tidak akan menebak!"

Lalu dia beranjak diikuti kedua orang yang lain.

Makan malam itu sangatlah sederhana: buah murbei kering, roti, labu

kuning yang dibakar arang, dan air. Sementara Halef menyiapkan

makanan, saya bersama Haddedihn muda beranjak ke koridor dengan

penerangan lilin kedua. Pintu rumah itu terletak di sudut sehingga

tembok luar dan tembok kamar membentuk lorong. Ketika Amad

berdiri di lorong dengan lilinnya, saya naik ke atap untuk

memeriksanya. Akhirnya saya perhatikan bahwa di atas lorong

rumah tempat Amad memegang lilin, cahaya redup lilin itu

memancar ke atas, menerangi suatu segi empat. Saya menusukkan

pisau saya dan ... terangkatlah tutupnya. Rahasia itu terungkap.

Setelah pemeriksaan lebih lanjut saya mendapati lubang kecil di

kedua kamar. Melalui lubang itu orang dapat melihat dan mendengar

segala sesuatu yang terjadi di kamar. Saya segera turun, saya pegang

tali kekang kuda hitam saya dan saya tuntun dia ke kamar.

"Hallo!" seru si Inggris "Ada apa?"

"Ambil kuda-kuda kalian dan masukkan ke dalam rumah, karena

mereka mengincarnya. Di luar di lorong itu ada lubang yang dapat

dimasuki orang sehingga mereka dapat membuka pintu. Orang-orang

Kurdi itu menunggu sampai kita tidur dan kemudian akan lari diam
diam bersama kuda-kuda kita."

"Benar, benar sekali! Akan dilakukan! Yes!"

Yang lainnya juga setuju. Jendela-jendela ditutup, kuda-kuda

dimasukkan ke dalam kamar belakang. Kemudian tangga itu

dipindahkan ke dalam lorong rumah dan saya memanjat ke atas

membawa anjing saya. Sekarang orang-orang Kurdi itu boleh

memanjat dinding ke halaman dalam, tapi mereka hanya akan

menemukan halaman kosong dan akan pergi lagi. Mungkin saja saya

keliru dan mereka tidak bermaksud mencuri, tentu saja itu akan lebih

baik.Petualangan di Kurdistan 24

BAB TIGA

AKHIRNYA kini kami dapat membicarakan rencana selanjutnya.

Hal ini tidak dapat dilakukan di Amadijah karena setiap saat

mungkin saja terjadi perkembangan baru, sedangkan dalam

perjalanan kami bergantung dengan perubahan yang cepat terjadi.

Tentu saja itu berhubungan dengan jalur arah-balik kami kembali ke

Tigris.

"Jalan paling singkat melalui wilayah orang Jesidi," saran

Mohammed Emin.

"Jalan itu tidak akan kita ambil," jawab Amad. "Saya telah dilihat

orang di sana dan akan dikenali."

"Dari segi lain jalan itu juga tidak aman," saya menambahkan,

"terutama karena kita tidak tahu apa yang dikatakan dalam laporan

gubernur Mosul. Langsung ke arah barat juga tidak dapat kita

lakukan."

"Dengan demikian hanya dua jalan yang tersedia," Mohammed

menjelaskan. "Satu lewat Tijari ke arah Buthan dan satunya lagi

menyusuri Sungai Zab."

"Keduanya berbahaya, jalan itu tidak menguntungkan bagi pelarian

dan kita semua. Saya memilih jalan selatan meskipun jalan itu

menuju wilayah orang Abu Salman."

Yang lain menyetujui pendapat saya dan si Inggris akan setuju saja

dengan segala usulan saya. Maka kami putuskan untuk berkuda

menuju Lisan lewat Gumri dan dari sana menyusuri sungai sampai

sungainya berbelok menuju daerah suku Kurdi Shirwan dan Zibar

karena jalan putar ini akan kami hindari dengan berkuda menerobosPetualangan di Kurdistan 25

pegunungan Tura Ghara dan Hair. Dengan demikian kami harus

mencapai

tepian Akra dan kembali lagi ke arah aliran Sungai Zab.

Setelah sepakat, kami berbaring tidur. Saya tidur nyenyak dan hanya

bangun karena si Inggris yang tidur di sebelah mendorong badan

saya.

"Sir!" dia berbisik. "Langkah kaki di luar! Seseorang merayap!"

Saya mendengarkan dengan seksama, tetapi kuda-kuda itu tidak

begitu diam sehingga saya kurang mempercayai telinga saya.

"Barangkali tidak ada apa-apa," saya katakan. "Kita tidak berada di

daerah liar yang luas di mana setiap suara bikinan manusia pertanda

bahaya. Mungkin saja desa ini belum tidur."

"Pasti begitu! Peduli amat dengan mereka! Well!. Selamat malam,

Master!"

Dia beralih menghadap ke sisi lain Setelah beberapa waktu dia

mendengarkan lagi dengan saksama. Sekarang saya juga mendengar

suara dari halaman dalam.

"Mereka ada di halaman," Lindsay berbisik kepada saya.

"Rasanya begitu. Anda perhatikan betapa pintar anjing saya? Dia

mengerti bahwa harus mengawasi bagian atap, karenanya kini dia

tidak mengeluarkan bunyi."

"Keturunan murni! Tidak mau menakuti bajingan-bajingan itu. tapi

mau menangkapnya!"

Tetapi waktu berjalan begitu lama sampai kami dapat tidur kembali,

mungkin sampai lebih dari setengah jam, tiba-tiba saya dengar

langkah perlahan di depan rumah. Saya sodok Lindsay pada

rusuknya.

"Dengar sudah!" dia menggerutu pelan. "Tapi, apa mereka mau?"Petualangan di Kurdistan 26

"Mungkin mereka mengira kita telah memindahkan kuda-kuda itu ke

dalam lorong rumah, kini mereka meletakkan tangga ke atap di luar,

dari situ mereka masuk rumah mengambil kuda-kuda itu. Jika

berhasil mereka mengira bisa dengan mudah membuka pintu depan

dan melaju dengan kuda-kuda kita."

"Mereka tidak akan berhasil!"

Segera setelah dia mengatakan itu, terdengar suara orang berteriak

dari atas kami diikuti gonggongan keras singkat anjing saya.

"Tangkap dia!" sorak Lindsay.

"Pst, tenang!" saya menimpali.

Teman-teman lain bangun dan mendengarkan dengan saksama.

"Akan mengintai," kata si Inggris.

Dia bangkit dan berjalan perlahan keluar. Kira-kira lima menit

kemudian dia kembali.

"Bagus sekali! Tes! Sempurna! Ada di atas. Bajingan itu turun dan si

anjing menindih di atasnya. Tidak berani bicara maupun bergerak.

Dan di bawah, di jalanan, banyak orang Kurdi. Tidak bicara juga."

"Sepanjang anjing itu tidak mengeluarkan suara kita aman. Tetapi

jika mereka membawa lebih banyak tangga maka kita harus naik ke

atas."

Kami mendengarkan lagi untuk beberapa saat. Teriakan hebat

terdengar dari atas ... teriakan kematian. Tidak salah lagi ... dan

segera setelah teriakan kedua, terdengar salak anjing yang keras atas

kemenangan dirinya.

Kini keadaan dapat menjadi berbahaya. Kami semua bangkit. Saya

panggil Halef, saya tahu pasti kemampuannya. Diam-diam kami

melangkah ke lorong rumah dan naik tangga ke atas atap. Di sana

tergeletak tubuh seseorang. Saya periksa; orang itu mati, si anjing

mencabik lehernya. Posisi anjing itu segera saya temukan; dengan

suara lembut seperti biasanya dia menyambut saya. Kira-kira limaPetualangan di Kurdistan 27

langkah dari mayat itu terdapat orang kedua. Anjing itu sedang

berada di atasnya. Dengan satu gerak saja dia akan mengalami

ajalnya.

Dengan menatap baik-baik saya dapat melihat sekelompok orang di

bawah. Tidak dapat diragukan lagi bahwa seluruh desa terlibat dalam

upaya mencuri kuda-kuda kami dan mungkin dalam perbuatan jahat

yang lain juga. Orang yang pertama naik telah dijatuhkan oleh sang

anjing. Teriakannya mengingatkan yang lain agar lebih berhati-hati.

Tetapi ketika orang kedua naik, anjing itu tidak mempunyai pilihan

lain kecuali membunuh musuhnya yang pertama agar dapat

menghadapi yang kedua.

Apa yang dapat kami lakukan!

Saya turun dan Halef tinggal sebagai penjaga. Setelah bertukar

pikiran sejenak diputuskan untuk sepenuhnya diam dan pada pagi

harinya kami akan dapat menyatakan bahwa kami tidak mendengar

apa pun. Kami berada dalam keadaan sangat berbahaya. Meskipun

kami dapat mempertahankan diri menghadapi musuh yang lebih

besar, namun untuk menghadapinya akan memakan terlalu banyak

tenaga terhadap kebencian rakyat yang hidup di sekitar, apalagi kami

tidak mungkin kembali ke tempat kami semula berangkat.

Ada ketukan di pintu depan. Rupanya orang-orang Kurdi itu telah

melakukan konsultasi dan kami perlu mengetahui keputusan mereka.

Kami nyalakan lilin dan melangkah ke lorong depan dengan senjata

siap.

"Siapa di situ?" saya bertanya.

"Chodih, buka pintu!" Nezanum menjawab, saya mengenali

suaranya.

"Anda mau apa?" saya tanya.

"Saya akan mengatakan sesuatu yang penting."

"Anda dapat mengatakannya tanpa saya harus membuka pintu."Petualangan di Kurdistan 28

"Saya harus berada di dalam bersama Anda!"

"Kalau begitu silakan masuk!"

Saya tidak bertanya apakah dia seorang diri karena kecuali dirinya

tidak ada yang boleh masuk. Kawan-kawan saya telah siap dengan

senjata mereka masing-masing. Saya menurunkan balok dan berdiri

di balik pintu begitu rupa sehingga pintu itu hanya dapat terbuka

separahnya yang hanya dapat memuat satu orang masuk. Segera

setelah

dilihatnya senjata-senjata yang diarahkan kepadanya, dia berhenti di

tengah pintu.

"Chodih! Anda hendak menembak saya?"

"Tidak. Kami sekedar bersiap siaga untuk segala sesuatu. Bisa jadi

Anda disertai orang lain, seorang musuh!"

Dia masuk dan saya kembalikan balok ke tempatnya sebagai

pengunci pintu.

"Apa ada yang begitu penting hingga Anda mengganggu istirahat

kami?" saya memulai.

"Saya hendak memperingatkan kalian," jawabnya.
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Memperingatkan kami! Tentang apa?"

"Tentang bahaya besar. Kalian semua tamu saya, maka menjadi

kewajiban saya memperingatkan kalian tentang adanya bahaya."

Dia melihat sekitar dan memperhatikan tangga serta lubang ke atap.

"Di mana kuda-kuda kalian?" dia bertanya.

"Di kamar."

"Di kamar? Chodih, kamar itu dibuat untuk manusia!"

"Seekor kuda yang baik lebih berharga bagi pengembara daripada

seorang manusia jelek!"Petualangan di Kurdistan 29

"Pemilik rumah ini akan marah, tapak kuda itu akan menghancurkan

lantai."

"Kami akan memberikan ganti rugi."

"Kenapa Anda memasukkan tangga itu?"

"Itu mestinya ada di dalam karena tidak ada pijakan ke atas."

"Apa Anda telah tidur?"

Saya mengiyakan, dan dia bertanya lebih lanjut:

"Apa Anda mendengar suara keras?"

"Kami mendengar langkah orang di luar. Kami tidak dapat

melarangnya. Tetapi kami mendengar juga orang memanjat masuk

ke halaman. Dan itu tidak dapat kami terima. Halaman itu berada di

lingkungan kami. Jika saja kuda-kuda kami masih berada di sana,

kami tentu telah menembak pelanggar itu karena kami menduga dia

pastilah pencuri."

"Kuda-kuda itu tidak dapat dibawa melompati pagar tembok, apalagi

di halaman Anda mempunyai anjing yang saya lihat berada di

samping Anda petang tadi."

Ini suatu hal yang tidak mau saya bicarakan lebih lanjut.

"Tentu saja kami tahu kuda-kuda itu tidak dapat dibawa melintasi

tembok, tetapi dapat dibawa melalui lorong rumah ini."

"Tetapi orang tidak dapat masuk ke dalam rumah!"

"Cobalah Anda pikirkan lebih jauh lagi, Nezanum. Jika seseorang

memanjat ke atas lalu turun di sini, dia dapat membuka pintu ke

halaman dan pintu depan juga; lalu orang itu dapat membawa semua

kuda kami, apalagi jika orang itu mengunci kamar-kamar itu dengan

gerendel ini. Kami akan terkunci di dalam tanpa bisa berbuat apa pun

menghadapinya."

"Siapa kiranya yang memanjat ke atas atap?"Petualangan di Kurdistan 30

"Oh, seorang laki-laki telah berada di sana, lalu menarik tangga itu

ke atas sesudah dipakainya. Tentu saja hal itu membuat kami curiga,

dengan begitu kami mengandangkan kuda-kuda kami ke dalam

rumah Tetapi bahkan kalaupun ada seratus orang memanjat atap,

mereka dapat naik tetapi tanpa dapat turun ke dalam rumah, dan pada

pagi harinya mayat mereka akan mengotori atap."

"Kalian akan membunuh mereka?"

"Tidak, kami akan tidur dengan amat nyenyaknya, karena kami tahu

bahwa kami dapat menggantungkan diri pada anjing saya yang ada di

atas."

"Tetapi seekor anjing seharusnya tidak ada di atas atap!"

"Seekor anjing bisa berada di mana saja untuk keperluan penjagaan,

dan saya bilang kepada Anda bahwa anjing orang Jermaki sepanjang

malam suka berkeliing di atap. Tetapi tadi Anda hendak

mengingatkan kami! Tentang apa? Anda belum juga menyebutkan

bahaya."

"Beberapa waktu tadi, sebuah tangga telah dicuri dari rumah orang

desa ini, dan ketika diperiksa tangga itu ditemukan bersandar di

tembok luar rumah ini. Beberapa orang yang tidak dikenal

memanjatnya dan kemudian melarikan diri. Kami mengira mereka

itu pencuri yang hendak masuk ke dalam rumah ini. Itulah sebabnya

saya datang untuk memberitahu Anda."

"Terima kasih! Tetapi Anda bisa pulang tanpa khawatir, dan kami

akan segera beristirahat kembali, karena anjing itu tidak akan

membiarkan siapa pun masuk."

"Tetapi bagaimana jika dia sudah membunuh seseorang!"

"Kalau satu orang tidak akan dibunuhnya; anjing itu akan

menahannya sampai saya datang. Tetapi jika orang kedua begitu

sembrono dan naik ke atas juga, tentu saja dia akan membunuh orang

pertama kemudian menghadapi orang kedua."Petualangan di Kurdistan 31

"Chodih, kalau begitu satu bencana telah terjadi!"

"Apa itu?"

"Orang kedua telah naik ke atas!"

"Anda pasti itu?"

"Sangat pasti."

"Oh, Nezanum, kalau begitu Anda ada di situ ketika para pencuri

mencoba menjarah kami! Lalu harus saya sebut apa diri Anda dan

keramahan desa ini?"

"Saya tidak berada di situ, itu diceritakan kepada saya."

"Kalau begitu yang bercerita itu ada di sana!"

"Tidak, dia mendengarnya dari orang lain juga."

"Itu semuanya sama saja. Siapa pun vang mengatakan itu pertama

kali, dia bersama para pencuri itu itu tidak ada urusannya dengan

saya! Saya tidak akan mengizinkan siapa pun memanjat ke atap,

siapa pun yang melakukannya akan dipaksa turun lagi tanpa saya

hadir di situ. Selamat malam, Nezanum!"

"Lalu Anda tidak akan pergi memeriksanya?"

"Saya tidak tertarik untuk melakukannya!"

"Kalau begitu setidaknya izinkan saya naik!"

"Saya perkenankan Anda pergi ke situ karena Anda bukan pencuri

dan telah meminta ijin saya. Tetapi hati-hati dengan anjing saya! Jika

dia menyadari kehadiran Anda, dia akan membunuh siapa pun yang

sudah ada di atas sana, agar dia dapat menghadapi Anda."

"Saya pegang senjata."

"Anjing saya jauh lebih cepat daripada Anda, dan Anda tidak boleh

membunuh anjing itu karena Anda harus menjadi orang kaya untuk

dapat memberikan ganti rugi atas kehilangan anjing itu!"Petualangan di Kurdistan 32

"Chodih, mari bersama saya! Saya seorang Nezanum, saya wajib

melihat apa yang telah teijadi."

"Jika Anda melakukan tugas Anda maka saya akan membantunya.

Mari naik!"

Saya naik lebih dulu kemudian dia mengikuti. Ketika sampai di atap

dia melihat ke sekeliling dan mendapatkan mayat itu. Di bawah

terdapat banyak orang seperti yang saya lihat sebelumnya.

"Chodih, di sini tergeletak satu!" dia bilang.

Saya melangkah mendekat. Nezanum itu membungkuk dan meraba

mayat tersebut.

"Sere men [demi kepala saya], dia mati! O, Tuan, apa yang telah

dilakukan anjing itu!"

"Sudah tugasnya. Jangan salahkan anjing saya; hargai itu. Orang ini

mungkin hendak menyerang pemilik rumah, tanpa menyadari bahwa

orang yang sedang tinggal di sini dapat mempertahankan dirinya

terhadap para pencuri dan pembunuh."

"Tetapi di mana anjing itu?" dia bertanya.

Saya menunjuk di mana anjing itu berada dan dia berteriak.

"Oh, Chodih, seseorang tergeletak di bawah anjing itu! Usirlah dia!"

"Tidak dengan cara begitu; katakan kepada orang itu agar tidak

bergerak atau bicara sepatah pun, jika tidak dia pun akan tewas."

"Tetapi Anda tidak dapat membiarkan dirinya di sini sepanjang

malam!"

"Saya berharap Anda dapat mengurus mayat ini; tetapi yang masih

hidup itu biarlah di sana."

"Kenapa begitu?"Petualangan di Kurdistan 33

"Jika ada lagi orang yang berani masuk ke rumah atau halaman ini,

maka orang itu akan dicabik oleh anjing saya. Maka biarkan orang

itu menjadi sandera."

"Saya menuntut Anda membebaskannya!" kata Nezanum itu kasar.

"Saya akan menahannya!" itulah jawab saya.

"Saya seorang Nezanum dan saya memerintahkan Anda!"

"Tinggalkan saja itu perintah! Anda mau mengambil mayat itu atau

tidak?"

"Saya akan mengambil keduanya, mayat dan yang masih hidup!"

"Saya tidak ingin menjadi orang mengerikan, untuk itu saya berjanji

bahwa orang itu dibebaskan dari keadaan yang tidak menyenangkan

itu. Saya akan membawanya ke bawah ke kamar saya. Tetapi setiap

serangan kepada kami akan memastikan kematiannya!"

Dia memegang lengan saya dan dengan serius berkata:

"Orang ini, yang dicengkeram oleh anjing, telah menuntut kematian

Anda. Apa Anda orang Jermaki tidak tahu tentang dendam

berdarah?"

"Kenapa Anda bicara tentang dendam berdarah? Seekor anjing

mencengkeram seorang maling. Itu tidak ada urusannya dengan

dendam berdarah!"

"Ada hubungannya, darah telah keluar karena anjing Anda."

"Bahkan jika memang demikian, itu tidak menyangkut Anda sendiri.

Anda sendiri baru saja mengatakan bahwa pencuri ini orang asing ."

"Itu menyangkut diri saya sepenuhnya karena darah telah mengalir di

desa saya, dan sanak saudara korban akan menuntut pungutan dari

rakyat saya. Biarkan keduanya bersama saya!"

"Hanya mayat itu!"Petualangan di Kurdistan 34

"Diam!" dia berteriak mengguntur, sedangkan sebelumnya kami

berbicara relatif perlahan. "Saya perintahkan Anda sekali lagi. Dan

jika Anda tidak mau mendengar, saya tahu bagaimana membuat

Anda menurutinya!"

"Apa yang akan Anda lakukan?"

"Tangga itu masih tersandar di tembok luar. Saya akan menyuruh

warga saya naik; mereka akan memaksa Anda!"

"Anda melupakan hal paling penting: di bawah ada empat orang

yang tidak takut kepada siapa pun, dan saya di atas ini bersama

anjing saya."

"Dan saya ada di atas ini juga!"

"Dan Anda akan dicampakkan ke bawah tercabik. Lihat saja!"

Sebelum dia menyadari apa yang dapat terjadi, saya telikung tangan

kanan dan bagian atas pahanya dan saya angkat tubuhnya.

"Chodihl" dia berteriak ketakutan.

Tubuhnya saya turunkan.

"Apa yang dapat menghentikan saya untuk melemparkan Anda ke

bawah? Sekarang pergi dan katakan kepada orang-orang Anda apa

yang telah Anda dengar!"

"Anda tidak akan melepaskan orang ini?"

"Untuk saat ini, tidak!"

"Kalau begitu biarkan saja mayat itu juga di sini. Anda harus

membayarnya!"

Dia tidak pergi lewat tangga di dalam rumah tetapi lewat tangga yang

menyandar di tembok luar.

"Dan katakan kepada warga Anda," saya katakan di belakangnya,

"bahwa mereka harus menyingkirkan tangga itu. Saya inginPetualangan di Kurdistan 35

sekeliling rumah ini bersih dan siapa pun yang ada di depan rumah

ini akan menerima peluru saya!"

Dia sampai di bawah dan bicara perlahan dengan warganya. Dia pun

menjawab pertanyaan dengan sama pelannya. Saya tidak dapat

menangkap satu kata pun. Tetapi setelah beberapa saat, tangga itu

diambil dan gerombolan orang itu bubar.

BAB EMPAT
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

BARULAH kemudian saya panggil anjing itu. Dia melepaskan orang

tersebut tetapi hanya dalam jarak selangkah.

"Berdiri!" saya katakan kepada orang Kurdi itu.

Dia berdiri dengan susah payah dan menghirup napas dalam-dalam.

Badannya kecil dan suaranya menunjukkan dia masih amat muda

ketika dia berseru: "Chodeh [Oh Tuhan]!"

Hanya satu patah kata tersebut diucapkannya, tetapi itu sudah

menunjukkan ketakutan akan kematian yang baru saja dihadapinya.

"Engkau bawa senjata?"

"Hanya belati ini."

Saya segera mundur selangkah untuk pengamanan.

"Taruh belatimu di bawah dan mundur dua langkah!"

Dia melakukannya dan saya ambil belati itu serta saya selipkan di

sabuk saya.

"Sekarang turun!"Petualangan di Kurdistan 36

Anjing itu tetap di atas dan kami berdua turun ke tempat teman
teman sedang menunggu. Saya ceritakan kepada mereka apa yang

telah terjadi. Si Inggris menatap tawanan yang paling baru berumur

awal dua puluhan, dan berkata:

"Master, orang ini wajahnya mirip seseorang! Yang tua itu! Yes!"

Baru sekarang saya mengenali persamaan itu, sebelumnya tidak.

"Benar! Mungkin dia anaknya?"

"Pasti! Sangat pasti! Coba tanya bangsat ini!"

Jika memang ternyata benar begitu maka kepentingannya tentang

orang ini terbukti, tetapi itu juga merupakan bukti telak akan

kebalikan ekstrem atas keramahan dirinya.

"Siapa engkau?" saya tanya tawanan itu.

"Seorang Kurdi." Menjawabnya.

"Dari desa mana?"

"Dari Mia."

"Engkau bohong!"

"Tuan, saya bicara jujur!"

"Kamu tinggal di desa ini?"

Dia ragu-ragu sejenak, tetapi itu sudah menunjukkan bahwa saya

benar.

Saya dari Mia!" dia mengulang keras kepala.

"Apa yang engkau lakukan di sini, begitu jauh dari rumahmu?"

"Saya kemari sebagai utusan dari Nezanum Mia."

"Saya yakin engkau kenal Nezanum Mia tidak sebaik engkau kenal

Nezanum di sini; karena kau anaknya!"

Kini dia ketakutan, meskipun dia berusaha keras untuk

menyembunyikannya.Petualangan di Kurdistan 37

"Siapa memberitahu kebohongan itu?" dia bertanya.

"Saya juga tidak mau dibohongi ... baik oleh kamu maupun oleh

siapa pun. Saya akan segera tahu siapa engkau sebenarnya, dan kalau

engkau berbohong maka tidak ada ampun bagimu!"

Dia menatap ke bawah, malu. Segera saya memberinya harapan.

"Engkau akan diperlakukan sesuai dengan kelakuanmu. Jika engkau

jujur maka saya akan memaafkan karena engkau masih sangat muda

dan harus mempertimbangkan segala akibat perbuatanmu. Tetapi jika

engkau tetap keras kepala, maka tidak ada kawan bagimu kecuali

anjing saya!"

"Chodih, bagaimanapun Anda telah mengetahuinya," kini dia

menjawab. "Ya, saya anak Nezanum di sini."

"Apa yang kau cari di rumah ini?" saya lanjutkan interogasi saya.

"Kuda!"

"Bagaimana caramu hendak mengambilnya?"

"Kami akan mengunci kalian semua dan kemudian membuka kedua

pintu; maka kuda-kuda itu akan menjadi milik kami."

Pengakuan itu tidak membuat dia malu karena orang-orang Kurdi

memandang pencurian kuda sama seperti halnya serangan

perampokan terbuka, keduanya dipandang sebagai tindakan gagah

berani.

"Siapa orang yang mati di atas?"

"Pemilik rumah ini."

"Sangat pintar! Dia menjadi orang pertama karena dia tahu segala

tipu daya di sini. Tetapi kenapa engkau mengikutinya? Pasti ada

orang yang lebih kuat yang hadir!"

"Kuda jantan yang Anda kendarai, Chodih, bakal menjadi milik ayah

saya dan saya harus memastikan bahwa saya orang pertama yangPetualangan di Kurdistan 38

memegang tali kekangnya karena siapa pun yang memegang tali

kekang pertama kali, dialah yang berhak atasnya."

"Jadi ayahmu sendiri yang memerintahkan pencurian itu? Ayahmu

yang menjanjikan kepada saya keramahan!"

"Dia menawarkan keramahan kepada Anda, tetapi kalian tetap bukan

tamu kami."

"Kenapa begitu?" saya tanya keheranan.

"Kalian tinggal di rumah ini sendirian. Di mana tuan rumah Anda

yang menjamu? Jika Anda meminta pemilik rumah ini tinggal

bersama, maka kalian tamu kami."

Saya telah mendapatkan pelajaran berharga yang mungkin berguna

untuk kemudian hari.

"Tetapi ayahmu memastikan keselamatan kami dan bersumpah!"

"Dia tidak perlu memegang janjinya karena kalian bukan tamu

kami."

"Anjing saya telah membunuh pemilik rumah. Apakah hal itu dapat

menjadi alasan dendam berdarah menurut adat kalian?"

Dia mengiyakan dan saya melanjutkan dengan pertanyaan lain;

"Siapa si penuntut bela-nya?"

"Orang vang mati itu mempunyai seorang anak laki-laki."

"Saya puas. Engkau boleh dapat pulang!"

"Chodih," dia berteriak terkejut kegirangan, "Sungguh?"

"Ya. Saya telah katakan tadi bahwa perlakuan terhadapmu

tergantung kelakuanmu. Engkau jujur dan akan menerima kebebasan.

Katakan kepada ayahmu bahwa orang Jermaki cinta damai dan tidak

hendak mencederai hidup orang lain, tetapi kami juga tahu

bagaimana mempertahankan diri jika kami dihina atau diserang. SayaPetualangan di Kurdistan 39

menyesal karena tuan rumah ini meninggal, tetapi dia sendiri harus

disalahkan dan saya tidak takut akan penuntut bela-nya."

"Anda dapat membayar utang darah. Saya akan bicara kepadanya."

"Saya tidak akan membayar apa pun. Jika orang itu tidak hendak

merampok saya maka hal itu tidak akan terjadi."

"Tetapi Tuan, kalian semua akan dibunuh, satu per satu, begitu

matahari terbit!"

"Meskipun saya memberikan kepadamu kebebasan dan hidupmu?"

"Ya, akan tetap begitu! Anda telah memperlakukan saya dengan

baik, karena itu saya hendak mengingatkan Anda. Mereka

menghendaki kuda, senjata, uang, maka kalian semua tidak akan

dibiarkan meninggalkan desa sampai semuanya menyerah. Dan si

penuntut bela masih akan menghendaki darah Anda."

"Mereka tidak akan menerima kuda kami, senjata kami, maupun

uang kami, sedang hidup saya ada di tangan Tuhan dan tidak di

tangan orang-orang Kurdi. Engkau telah menyaksikan senjata kami

ketika saya menembak pohon dan dahan kayu; engkau akan

mengetahui kekuatan penuhnya .... tetapi nanti jika kami

mengarahkannya kepada manusia."

"Chodih, senjata Anda tidak akan melukai kami karena kami akan

menunggu kalian di dua rumah di depan itu, dari sana kami dapat

menembak kalian lewat jendela tanpa dapat dilihat."

"Jadi akan terjadi pengepungan?" saya berkomentar. "Itu tidak akan

bertahan lama."

"Kami tahu itu. Anda tidak mempunyai makanan atau minuman dan

akhirnya Anda akan menyerahkan apa pun yang kami tuntut." begitu

alasan si Kurdi muda ini.

"Itu masalahnya! Katakan kepada ayahmu bahwa kami teman Bey

dari Gumri."Petualangan di Kurdistan 40

"Dia tidak akan mendengarkannya. Seekor kuda lebih penting

daripada persahabatan dengan seorang Bey."

"Kita telah selesai. Engkau boleh pergi; ini belatimu!"

"Chodih, kami akan mengambil kuda kalian dan apa pun yang kalian

miliki, tetapi kami akan menghormati kalian semua sebagai orang

baik dan pemberani!"1

Begitu naif, begitulah seorang pemuda Kurdi. Saya bukakan pintu

buatnya dan dari arah belakang terdengar protes keras.

"Master," teriak si Inggris, "Anda menyuruh dia pergi?"

"Karena itu lebih baik bagi kita."

"Lalu, ceritakan! Apa saja yang dikatakannya? Harus tahu

semuanya! Yes!"

Saya sampaikan semua percakapan saya dengan pemuda Kurdi itu.

Kenyataan bahwa Neznum-lah pihak yang harus kami berikan terima

kasih atas serangan itu, menyebabkan banjir kata-kata yang

mengejutkan telinga saya.

"Dan Anda membiarkan pencuri itu pergi bebas, Emir Mohammed

Emin berkata mencela. "Tetapi kenapa?"

"Pertama karena simpati terhadapnya dan juga karena pertimbangan

lain. Jika kita menahannya di sini, dia akan menjadi beban. Kita

harus memberinya makan, sedang persediaan makanan kita tinggal

sedikit. Tetapi kini dia akan berterima kasih dengan ampunan kita,

dan dia akan lebih cenderung berbicara tentang memperbaiki

kesalahan daripada tentang serangan. Kita belum tahu apa yang akan

terjadi kemudian, dan kita akan aman jika kita dapat bertindak bebas

dan tanpa rintangan."

Semua setuju dengan pendapat saya. Kini tidak mungkin lagi untuk

tidur, maka kami memutuskan untuk berjaga.Petualangan di Kurdistan 41

BAB LIMA

HALEF menyikut saya dan berkata:

"Sihdi, Anda masih mempunyai waktu untuk memeriksa hadiah yang

Anda terima, yang diberikan orang di Amadijah melalui saya."

"Ya itu benar, saya tidak memikirkan hal itu. Bawalah kemari!"

Saya membukanya dan tak dapat menahan letupan kekaguman.

Kotak itu begitu indahnya dan dibuat oleh ahli kerajinan tangan,

tetapi itu bukan apa-apa dibandingkan dengan isinya. Isinya berupa

kaluihn [pipa yang digerakkan air] Persia, yang dirancang untuk

merokok sambil berkuda. Itu barang mahal; karena saya memiliki

pipa itu, maka si Inggris menjadi cemburu. Keadaan sedang tidak

memungkinkan untuk segera mencobanya karena kami hanya

memiliki sedikit persediaan air!

"Apakah dia juga memberimu sesuatu, Halef?" saya bertanya kepada

pembantu saya.

"Ya Sihdi. Lima Mejidje emas. Sihdi, terkadang bagus juga Allah

memperkenankan adanya buah 'ceri kematian' tumbuh, sebagai yang

Anda sebut buah berry. Allah illa Allah! Dia benar-benar tahu apa

yang Dia lakukan!"

Ketika hari kian mendekati pagi kami naik ke atap. Dan situ kami

mendapat pemandangan ke sebagian besar desa. Tidak seberapa jauh

kami lihat beberapa orang yang mengawasi rumah tempat kami

menginap; tidak ada orang yang mendekat di sekeliling. Tak lama

kemudian pintu rumah di seberang terbuka dan dua orang keluar. Di

pertengahan antara kedua bangunan mereka berhenti.

"Apa Anda akan menembak?" salah seorang bertanya.Petualangan di Kurdistan 42

"Tidak. Kalian belum melakukan apa pun terhadap kami." jawab
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saya.

"Kami tidak bersenjata. Boleh kami mengambil mayat itu?" seru

mereka.

"Naiklah!"

Halef turun membukakan pintu dan dua orang Kurdi naik ke atap.

"Apa kalian keluarga yang meninggal ini?" saya menegurnya.

"Bukan. Jika kami keluarganya kami tidak akan berada di sini,

Chodih."

"Kenapa begitu?"

"Kami akan melakukan pembalasan dengan lebih baik jika Anda

tidak mengenali kami."

Sekali lagi hal itu merupakan pelajaran yang membuktikan kepada

saya betapa banyaknya seseorang harus belajar.

"Ambillah!" saya bilang.

"Kami harus menyampaikan pesan Nezanum kami lebih dulu."

"Apa yang telah dikatakannya?"

"Dia menyampaikan terima kasih karena memberi kesempatan hidup

anaknya yang ada di tangan Anda."

"Hanya itu?"

"Dia juga menuntut kuda kalian, senjata, dan seluruh uang yang

kalian punya. Kemudian Anda diperkenankan pergi. Dia tidak

menuntut baju-baju kalian karena Anda telah menunjukkan belas

kepada anaknya."

"Katakan kepadanya bahwa dia tidak akan mendapatkan apa pun."

"Anda akan berpikir lain Chodih, karena kami masih mempunyai

pesan yang lain lagi."Petualangan di Kurdistan 43

"Dari siapa?"

"Dari anak lelaki orang yang terbunuh."

"Apa yang telah dikatakannya?"

"Bahwa Anda akan memberikan hidup Anda."

"Saya akan memberikannya kepadanya."

"Tuan, apa itu benar?" orang itu bertanya dengan herannya.

"Ya katakan kepadanya bahwa dia harus datang dan mengambilnya!"

"Tuan, Anda bercanda dalam hal begitu serius. Kami telah

diperintahkan untuk menuntut nyawa Anda atau ganti rugi darah."

"Seberapa banyak dia menuntut?"

"Empat senjata seperti yang Anda miliki yang dapat menembak

selamanya dan lima pistol kecil yang telah Anda tembakkan enam

kali. Di samping itu tiga kuda dan dua keledai."

"Saya tidak punya itu!"

"Anda dapat mengirimkannya lewat teman-teman Anda, sementara

Anda menunggu di sini."

"Saya tidak akan memberikan apa pun!"

"Kalau begitu Anda harus mati. Apa Anda lihat itu laras senjata yang

dibidik di jendela. Itulah senjatanya. Begitu saya membawa jawaban

Anda, dia akan langsung menembak."

"Dia boleh melakukannya."

"Dan Anda tidak mau memberikan lainnya juga?"

"Tidak. Datang dan lakukan tugasmu sendiri!"

"Kalau begitu pertempuran akan dimulai!"

Mereka mengangkat mayat itu dan membawanya turun melalui

tangga keluar rumah. Pintu kami tutup dan kami palang. Tentu saja

saya harus menerjemahkan tuntutan yang disampaikan utusan ituPetualangan di Kurdistan 44

kepada kawan-kawan. Si Arab mendengarkan dengan sungguh
sungguh; mereka tahu tipu daya dan kengerian yang berhubungan

dengan dendam berdarah, tetapi si Inggris tetap berwajah gembira.

"Oh, hebat! Penyerbuan! Bombardir! Pertempuran!

Kabur. Well! Tetapi tidak akan begitu, kan Sir?"

"Mereka akan begitu, Master Lindsay: mereka akan menyerang kita

dan menembak begitu kita memperlihatkan diri, maka ...."

Seolah kata-kata saya memang memerlukan konfirmasi, suara sebuah

tembakan, tembakan lainnya, tiga, empat ... dan kami dengar Dojan

menyalak keras di atap. Saya buru-buru naik ke atas dan dengan hati
hati memunculkan kepala saya di tempat terbuka. Pemandangan

menggelikan terpampang. Mereka menembak ke arah anjing dari

rumah di seberang. Anjing itu mengerti maksud mereka dengan

menyalak kepada peluru yang mendesing. Saya memanggilnya dan

membawanya turun ke bawah.

"Anda lihat Master, saya benar kan? Mereka telah menembak ke arah

anjing."

"Well! Akan lihat apa mereka menembak orang juga!"

Dia membuka pintu dan maju dua langkah.

"Apa yang Anda pikirkan, Sir! Kembalilah masuk ke dalam segera."

"Pshaw! Mesiu mereka jelek. Kalau tidak anjing itu sudah terkena!"

Dari rumah di seberang jalan terdengar tembakan dan peluru

mengenai tembok. Lindsay melihat ke sekitar dan menunjuk ceruk

bekasnya yang tinggal dan terlihat nyata bahwa tembakan itu meleset

sepanjang kira-kira empat cis [2 1]. Tembakan kedua hampir

mengenainya; saya melangkah keluar, menggelandang dan

mendorongnya masuk kembali. Tembakan keras terdengar dari

rumah di seberang; tembakan ketiga menyalak dan pelurunya

melubangi kerangka pintu sangat dekat dengan bahu saya. Pastilah

itu dilakukan anak laki-laki orang yang mati itu yang berteriakPetualangan di Kurdistan 45

mengatakan bahwa peluru itu datang dari senapan si penuntut bela.

Kini hal itu menjadi serius.

"Sihdi," Halef berkata, "apa kita harus membalas menembak?"

"Tidak sekarang."

"Kenapa tidak sekarang? Tembakan kita lebih baik daripada mereka,

jika kita tujukan ke jendela mereka, maka mereka harus berhati-hati."

"Saya tahu itu. Tetapi pertama-tama kita harus memeriksa apakah

kita dapat melarikan diri tanpa membunuh seorang lagi pun. Satu

orang yang diterkam anjing sampai mati sudahlah cukup."

"Bagaimana kita bisa melarikan diri? Segera setelah mereka melihat

kita keluar pintu dengan barisan kuda, kita akan ditembaknya."

"Tetapi orang-orang itu sangat bernafsu hendak memiliki kuda kita,

dengan begitu mereka tidak akan menembaknya. Jika kita

bersembunyi di balik binatang itu, mungkin mereka sama sekali tidak

menembak."

"Oh. Sihdi, daripada meninggalkan kuda itu untuk mereka lebih baik

membunuhnya!"

Tentu saja itu benar. Saya berpikir dan berpikir jalan melarikan diri

dari keadaan begitu sulit tanpa mengeluarkan darah lagi, tetapi tidak

juga berhasil. Si Inggris datang membantu.

"Apa yang Anda pikirkan, Sir?" saya bertanya.

"Kenapa kita tidak menembak ketika mereka melakukannya?

Padahal dengan begitu akan mengurangi pencuri Kurdi! Apa lagi?

Dapat melarikan diri bagus! Tanpa satu tembakan! - Hmm! Tidak

bisa begitu!"

"Kenapa tidak?"

??Memalukan! Nampak seperti lari terbirit-birit! Menjadi skandal!"Petualangan di Kurdistan 46

"Itu tidak penting. Anda tahu dengan baik, Sir, saya tidak akan

menyetujui apa pun yang mempermalukan kita. Jadi jelaskan rencana

Anda."

"Harus diketahui dulu apa kita juga terancam dari belakang."

"Tidak ada bangunan di belakang."

"Tetapi dari hamparan lapangan!"

"Ya, teruskan!"

"Dapat bikin lubang di tembok!"

"Ah, betul; itu ide lumayan!"

"Well! Sangat bagus! Sempurna? Datang dari Master Lindsay! Yes!"

"Tetapi kita kekurangan alat!"

"Saya punya cangkul!"

Dan tentu saja dia selalu membawa alat itu di tas pelananya: alat itu

lebih tepat untuk membuat lubang di kebun buat menanam, daripada

kini untuk menggempur tembok.

"Cangkul itu terlalu rapuh, Sir. Mungkin kita dapat menemukan alat
alat di halaman belakang. Mari ke sana!"

Saya jelaskan kepada yang lain ide si Inggris itu, dan bersama-sama

kami ke halaman. Saya memanjat tembok dan mendapatkan bahwa

bagian ini tidak diawasi, karena tidak seorang pun terlihat. Orang
orang Kurdi itu jelas berpikir bahwa karena kami membawa kuda

maka kami hanya dapat keluar lewat depan, dengan demikian hanya

bagian itu yang mereka kepung sekaligus menjebak kami.

"Di sini!" saya dengar Lindsay memanggil. "Di sini ada sesuatu,

Sir!"

Barang yang dipegangnya dengan wajah kemenangan itu nampaknya

seperti pengungkit dengan lapisan besi, alat yang cukup baik untuk

menggempur tembok tua.Petualangan di Kurdistan 47

"Ini dapat digunakan! Sekarang harus kita pastikan bahwa kita akan

mengerjakannya tanpa gangguan, sehingga 'penembak jitu di rumah

seberang itu tidak curiga. Halef harus memindahkan kuda ke

halaman; Amad pergi ke atas atap untuk mengawasi kalau-kalau ada

yang memperhatikan bahwa kita melakukan sesuatu di sini. Lindsay

dan saya akan membobol tembok, dan Mohammed sesekali boleh

mengirimkan tembakan lewat jendela agar mereka mengira kita

masih ada di dalam. Jika kita berhasil membobol tembok, kita

tidaklah akan lari secara pengecut, tetapi kita akan berbaris melewati

mereka. Mereka akan begitu terkejut sehingga lupa menembak."

Pembagian kerja itu berjalan dengan mulus. Halef sibuk dengan

kuda-kuda, si Haddedihn dengan santai melakukan tembakan latihan,

dan si Inggris dengan penuh semangat membobol membuat lubang di

tembok. Penting kami perhatikan untuk tidak menghancurkan

tembok dari atas. Meskipun akan lebih mudah, tetapi hal itu dapat

mencelakakan kami. Kami harus melakukannya dari bawah sehingga

tidak akan mendapat perhatian mereka sampai tinggal beberapa

gempuran terakhir yang akan meruntuhkan tembok itu.

Akhirnya kami singkirkan batu-batu besar, selanjutnya batu yang

lain. Ketika kami hampir selesai, kedua orang Haddedihn dipanggil.

Semua berdiri di dekat kuda masing- masing. Master Lindsay

memukulkan pengungkit itu untuk terakhir kalinya.

"Robohkan semua sekarang! Yes!"

Dia melayangkan gempurannya ke arah tembok dengan kekuatan

penuh hingga dia bersama tembok terjatuh ke tanah di antara serakan

batu. Setelah dibersihkan sekedarnya kami naik ke punggung kuda

kami masing-masing. Dengan loncatan di atas serakan batu, kuda

kami mengantarkan kami keluar ke ruang terbuka. Keadaan

terkepung sulit untuk lari itu pun berakhir sebelum dimulai dengan

sungguh-sungguh, dan kami pergi dari rumah tempat menginap itu

tanpa membayar tagihan.

"Ke mana sekarang?" tanya Lindsay.Petualangan di Kurdistan 48

"Lewat perlahan di sudut rumah, selanjutnya melewati desa dengan

kecepatan kian tinggi. Anda paling depan!"

Dia melakukannya. Tiga orang Arab mengikutinya dan saya berkuda

paling belakang Kami melewati jalan biasa di depan kedua rumah di

seberang yang telah menembaki kami. Perhitungan saya ternyata

benar; tidak satu tembakan pun dilepaskan pada kami. Tetapi kami

belum pergi jauh ketika terdengar teriakan keras di belakang kami.

Kini kami memacu kuda kami meluncur cepat keluar desa.

Kuda mereka merumput di halaman sedangkan jarak mereka cukup

jauh, sehingga kami berharap mendapatkan keuntungan sudah berada

di depan sebelum para penunggang kuda mereka mulai memacu dan
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengejar.

Jalanan yang kami tempuh datar, sedangkan daerah yang cukup

berair memberikan kesempatan memanfaatkan sepenuhnya

kecepatan kuda kami, tetapi kini kuda hitam saya dengan

bersemangat menggigit besi kekangnya dan harus dikendalikan agar

yang lain tidak tertinggal terlalu jauh di belakang.

Akhirnya saya lihat sederetan panjang penunggang kuda yang

mengejar.

BAB ENAM

MOHAMMED Emin melihat ke kuda anaknya dengan kekhawatiran

pada pandang matanya dan berkata: "Jika kita tidak memiliki kuda

ini maka mereka tidak akan pernah mengejar kita."

Dia benar. Kuda itu yang paling baik yang bisa kami dapatkan di

Amadijah, meski begitu dia memiliki kelemahan, gaya larinya

lamban dan napasnya terlalu kencang, sehingga jika dipacu terlalu

cepat kuda itu pasti akan jatuh.Petualangan di Kurdistan 49

"Sihdi," tanya Halef, "Anda benar-benar tidak hendak membunuh

orang Kurdi itu?"

"Tidak, sepanjang hal itu bisa dihindari."

"Tetapi kita dapat menembak kudanya?"

"Mungkin akhirnya begitu."

Dia menyiapkan senapan locok arabnya yang panjang dan memeriksa

mekanismenya. Pada jarak kira-kira lima ratus langkah, dia tidak

pernah luput dari sasarannya, dan senapan saya malah lebih jitu lagi.

Para pengejar kami kian mendekat. Teriakan keras mereka terdengar

berbeda sekali dengan yang biasa kita dengar selama ?Fantasia

(adegan perang-perangan), lempar Jerid atau latihan perang, tetapi ini

sangat serius. Salah satu di antaranya maju sedikit demi sedikit di

depan mereka. Kelompok itu kini telah mendekat 550 langkah; tetapi

yang paling depan maju lebih dekat lagi, berhenti sejenak,

mengangkat senjata dan menembak. Orang itu mempunyai senjata

yang baik. Kami lihat serpihan batu karang yang dihantam

pelurunya. Dia seorang Kurdi muda, mungkin si penuntut bela.

"Yes!" si Inggris membuat perhitungan, sementara dia menyiapkan

senjatanya dan memutar kudanya sejenak, "Turun, anak muda!"

Dia membidik dan menembak. Kuda orang Kurdi itu melompat

seolah tersengat, kuda itu tersandung kemudian jatuh terlentang.

"Pulang ke rumah sana. Yes!"

Tembakan berdarah dingin yang mengenai sasaran itu diikuti

teriakan amarah orang-orang Kurdi Mereka berhenti dan rupanya

melakukan perundingan, tetapi kemudian mengikuti kami lagi.

Setelah beberapa saat kami sampai ke sebuah sungai lebar, tidak

terlihat ada jembatan. Nampaknya sungai itu dalam dengan aliran

yang deras, karena itu kami harus melakukan pencarian tempat yang

dangkal dengan cepat. Tentu saja hal itu membuat kami terbuka

terhadap bahaya. Orang-orang Kurdi itu berhenti. Tetapi beberapaPetualangan di Kurdistan 50

masih mengikuti kami lagi sebentar, turun dan mengambil posisi di

belakang kuda mereka.

Kami juga dengan cepat turun dan berlindung di balik kuda kami,

sama seperti mereka Sejenak kemudian mereka menembakkan

senjatanya, tembakan kami pun menyalak, saya satu-satunya yang

tidak menembakkan senjata. Satu hal sudahlah pasti senjata kami

lebih unggul. Dari empat tembakan kami, tiga di antaranya mengenai

sasaran, sementara tembakan mereka hanya satu mengena yakni pada

ekor kuda si Inggris. Lindsay menggelengkan kepalanya.

"Ide sangat buruk!" dia menilai. "Ide tidak bermutu! Mau menembak

kuda dari belakang! Hanya bisa terjadi dengan orang Kurdi!"

"Cari tempat yang dangkal!" saya perintahkan dengan mendesak.

"Halef dan saya akan tetap mengawasi orang-orang itu!"

Para pemilik kuda yang telah dijatuhkan cepat kembali kepada

teman-teman mereka. Tetapi dua orang masih tinggal dan saya lihat

mereka mengisi senjatanya.

"Sihdi, jangan menembak," pinta Halef. "Serahkan kehormatan ini

kepada saya!"

"Baiklah!"

Dia mengisi senapannya dan mulai membidik Pada saat yang sama

mereka melakukan tembakan, dia juga menembak dua kali berturut
turut dalam tempo singkat. Si kecil Hajji ini melakukan tembakan

dengan tepat. Seekor kuda jatuh di tempat ... mungkin terkena

kepalanya ... dan yang satunya lagi miring menyilang di tempatnya

dan meringkik. Tembakan oleh kedua orang Kurdi itu tidak

mengenai sasaran apa pun.

"Jika ini berlanjut, Sihdi," kata Halef sambil tertawa, "sebentar lagi

mereka tidak memiliki kuda yang tertinggal, dan mereka harus

pulang mengangkut sendiri pelana itu. Anda lihat bagaimana mereka

lari kembali ke kelompoknya? Katakan kepada mereka agar berani

lebih mendekat!"Petualangan di Kurdistan 51

"Tentu saja mereka akan diperingatkan," saya menimpali.

Mereka semuanya berkumpul bersama Nezanum, nampaknya dia

berbicara kepada anak buahnya dengan gaya berkobar-kobar,

beberapa langkah dari gerombolan itu. Mungkin mereka belum

pernah mengenal senjata yang dapat mengenai sasaran sejauh jarak

yang memisahkan kami, maka mereka mengira sepenuhnya aman.

Karena itu mereka sangat terkejut ketika saya melangkah dari balik

kuda saya dan membidik. Tembakan saya menyalak dan sebentar

kemudian Nezanum jatuh ke tanah diikuti kuda yang menimpa

dirinya. Saya membidik sedikit ke kanan dan menembak kuda kedua

juga. Orang-orang Kurdi itu kini pergi menjauh dengan menjerit
jerit, dan pengendara yang tak berkuda berlari memaki-maki

mengikuti di belakangnya. Mereka inilah yang kemarin mengagumi

senjata saya; dan itu adalah baik, karena kalau tidak, mungkin kami

sudah habis .

Kini mereka meninggalkan kami dengan damai dan kami melakukan

pencarian tempat dangkal yang segera kami dapatkan. Kami

menyeberang sungai itu dengan cepat untuk mencapai tepi lainnya

secepat kuda Amad mampu.

Lembah Berwari dialiri banyak sungai kecil yang turun dari gunung
gunung dan bertemu dengan cabang lain Sungai Khabur yang

kemudian mengalirkan airnya ke Zab. Sungai-sungai itu dibatasi

semak-semak dan di antaranya terdapat dataran, pohon-pohon ek,

pohon poplar, dan pepohonan lainnya yang berganti daun tiap tahun

yang tumbuh dengan suburnya. Lembah itu sebagian didiami

penduduk Kurdi Berwari, sebagian oleh orang Kristen Nestoria [6.1],

tetapi penduduk yang terakhir ini kini sangat jarang.

Para pengejar kami kini tidak nampak lagi, selanjutnya kami harus

lebih bersiap menghadapi desa-desa berikutnya karena kami tidak

tahu bagaimana mereka akan menerima kami. Beberapa orang yang

nampak bekerja sendiri-sendiri di kebun mengawasi kami dengan

cara yang sama. Kami memacu terus kuda kami.Petualangan di Kurdistan 52

Sayangnya kami tidak tahu dengan tepat jalan yang akan kami

tempuh. Yang kami tahu bahwa Gumri terletak di sebelah utara;

hanya kesadaran akan arah ini yang membimbing kami. Banyaknya

sungai yang harus kami seberangi memperlambat perjalanan kami,

bahkan beberapa kali kami harus berbalik. Akhirnya kami sampai ke

sebuah desa dengan hanya beberapa rumah. Tidak mungkin

berkendara memutari desa itu karena di satu sisi dibatasi sungai

dalam, sedang pada sisi lain hutan sangat lebat membuntu. Desa itu

nampaknya sepi dan kami melewatinya tanpa peduli.

Kami baru saja melewati sebuah rumah dan terdengar tembakan.

Tembakan itu datang dari setiap jendela rumah.

"Zounds!" teriak si Inggris dan memegang lengan kirinya.

Sebutir peluru mengenai dirinya. Saya terbaring di tanah dan kuda

saya berderap pergi. Saya berdiri dan bergegas lari sementara

beberapa tembakan jelas ditujukan kepada saya dari jendela rumah
rumah lainnya; saya berhasil keluar desa seorang diri. Jejak darah

menunjukkan bahwa kuda hitam saya terluka. Saya tak lagi

memikirkan teman-teman lain; tanpa melihat kiri-kanan terus saja

berlari dan menemukan kuda saya berada di dekat pepohonan

berhenti di situ. Sebutir peluru telah menyerempet lehernya dan

meskipun lukanya tidak berbahaya, pastilah dia kesakitan. Saya

belum selesai melakukan pemeriksaan ketika teman-teman lain telah

bergabung bersama. Mereka telah menembakkan sejumlah peluru

tanpa perlu sebelum mengejar saya dan keluar desa dengan selamat.

Lengan si Inggris berdarah di bagian atas.

"Apa parah lukanya, Sir?" saya bertanya.

"Tidak. Hanya sedikit terkena dagingnya. Tahu Anda siapa di sana

tadi? Nezanum!"

"Itu tidak mungkin!"

"Menembak dari atap rumah. Melihat dengan jelas sekali!"Petualangan di Kurdistan 53

"Kalau begitu mereka telah mengambil jalan pintas dan menyiapkan

serangan dari desa terpencil. Untungnya mereka tidak semuanya ada

di atas atap rumah! Kalau kita akan melakukannya begitu. Dari

jendela mereka tidak dapat membidik seseorang yang melintas

dengan berkuda secara saksama, karenanya sebagian besar luput."

"Jatuh dari kuda dengan indah, Sir!" dia menggoda saya. "Sangat

menarik menyaksikan Anda lari terbirit-birit di belakang kuda! Yes!"

"Saya tidak iri dengan keriangan Anda, Sir. Tapi mari pergi!"

"Pergi? Saya kira pertama-tama kita harus menunjukkan perasaan

terima kasih!"

"Itu akan membawa kita ke dalam bahaya lebih lanjut; di samping

luka-luka Anda perlu dibebat dan itu tidak dapat dilakukan pada saat

kita dekat dengan musuh!"

"Baiklah! Ayo berangkat!"

Si kecil Hajji Halef Omar tidak senang dengan keputusan itu.

"Sihdi," dia sampaikan keberatan, "tidakkah kita perlu memberikan

pelajaran kepada orang-orang Kurdi itu agar mereka tidak lagi

mengejar kita?"

"Bagaimana caranya hal itu akan kau lakukan?"

"Di mana kira-kira mereka menyimpan kuda-kuda mereka?"

"Beberapa mungkin ada di dalam rumah, yang lain mungkin

disembunyikan di suatu tempat di luar desa."

"Kalau begitu mari kita cari tempat persembunyian itu dan

mengambilnya; mereka tidak akan berani mendekati kita di medan

terbuka dan mungkin mereka tidak menugaskan banyak orang untuk

menjaga kuda itu."

"Apa engkau berpikir menjadi pencuri kuda, Halef?"

"Tidak. Sihdi. Apa Anda memandang bahwa saran saya sama dengan

pencurian kuda?"Petualangan di Kurdistan 54

"Dalam hal ini mungkin tidak; tetapi itu ceroboh. Akan makan waktu

untuk menemukan tempat persembunyian itu, sementara kita harus

menghadapi sekelompok orang yang ada di belakang kita. Hal itu

sama sekali tidak perlu, apalagi sebentar lagi kita akan sampai di

Gumri dalam keadaan selamat."

Kami pun melanjutkan perjalanan. Setelah beberapa saat kami

perhatikan bahwa orang-orang Kurdi itu mengikuti kami kembali.

Tetapi mereka begitu berjauhan dari kami karena itu tidak terjadi

saling ancam. Ketika kami berbelok di tikungan lembah, kami

kehilangan jejak mereka, tetapi kemudian kami lihat mereka sudah

berada di depan kami. Mereka telah mengejar mendahului kami

entah dengan maksud menyergap kami dengan tiba-tiba, atau

mungkin mereka hendak mencapai Gumri sebelum kami tiba. Segera
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemudian kami sadari bahwa pastilah maksud kedualah yang hendak

mereka raih karena di depan kami, meskipun masih cukup jauh,

nampak deretan terpisah tebing batu karang tajam. Di atasnya

terletak benteng Kalah Gumri. Meskipun benteng itu hanya terbuat

dari tanah liat yang dapat dihancurkan dengan beberapa peluru bola

meriam yang ditembakkan dengan baik, orang-orang Kurdi

memandangnya sebagai benteng sangat kuat.

Kami sedang mendekati tempat tersebut dalam jarak kira-kira satu

mil ketika tiba-tiba kami dengar teriakan di sekeliling kami dan dan

semak-semak di dekat kami, ratusan prajurit orang Kurdi mendekat

ke arah kelompok kecil kami. Lindsay dengan cepat memasang

senjatanya.

"Oh, Tuhan, jangan tembak, Sir!" saya berseru kepadanya dan

memukul laras senapannya sampai jatuh

"Kenapa?" dia bertanya, "Anda takut, Master?"

Saya tak punya waktu untuk menjawabnya. Orang-orang Kurdi itu

sudah berada di antara kami dan memaksa kami berpencar. Seorang

muda mendekat ke arah kaki saya yang masih berada di sanggurdi

dan mengayunkannya, sementara bersama itu pisau belatinya tertujuPetualangan di Kurdistan 55

pada saya. Saya rebut senjata itu dari tangannya dan menyeret

dirinya jatuh. Dan saya pegang orang kedua.

"Engkau pelindung saya!" saya berseru kepadanya.

Dia menggelengkan kepalanya.

"Kamu bersenjata!" dia menjawab

"Saya percayakan semua senjata saya kepadamu. Ambillah!"

Dia mengambil semua senjata saya dan meletakkan tangannya di

pundak saya.

"Dia milik saya hari ini," dia mengumumkan dengan lantang.

"Dan yang lain juga," saya menambahkan.

"Mereka tidak meminta perlindungan saya." dia mengelak.

"Saya yang memintanya atas nama mereka. Mereka tidak dapat

berbicara bahasa kalian."

"Mereka harus menyerahkan senjata mereka, baru kemudian saya

menjadi Hal-am mereka [?Hal = paman dari pihak ibu, ?Am =

paman dari pihak ayah, kalau disatukan berarti ?pelindung]."

Perlucutan senjata dilakukan dengan cepat meskipun tak ada kawan

saya yang senang dengan cara tersebut. Orang-orang Kurdi itu

nampaknya tidak lagi tertarik untuk membunuh kami karena mereka

sudah dapat mengontrol kami, kecuali satu orang yang menujukan

pisau belatinya kepada saya. Orang Kurdi itu memasang muka

dengan membelalak seram dan saya perkirakan dia si penuntut bela.

Dugaan saya segera terbukti karena ketika kami beranjak pergi, dia

melihat kesempatan dan menarik Chantsher [belati] -nya ditujukan

kepada anjing saya. Tetapi anjing saya lebih gesit daripadanya. Sang

anjing meloncat menghindari tikaman belati dan dengan cepat

melompat maju lagi serta menggigit tangan si pelaku yang

memegang senjata tajam. Kami dengar gemeretak tulang yang

mungkin karena tembusnya gigi anjing. Anak muda itu menjerit dan

melepaskan belatinya. Segera anjing itu menjatuhkan orang tersebutPetualangan di Kurdistan 56

dan mengarahkan moncongnya ke tenggorokan sang korban. Selusin

senjata kini dibidikkan ke arah anjing yang berani itu.

"Katera Chodeh!" saya berteriak. "Oh Tuhan, turunkan senjata

kalian, jika tidak anjing itu akan mencekiknya!"

Sebutir peluru yang tidak segera membunuh anjing tersebut berarti

kematian segera bagi si Kurdi. Para prajurit menyadari hal itu, karena

tidak seorang pun yang yakin dengan sasaran tembaknya, karenanya

mereka menurunkan senjatanya.

"Singkirkan anjing itu!" seorang dari mereka memerintah.

"Binatang ini yang telah membunuh Jiran [tetangga] saya!" seorang

yang lain berseru. Nezanum melangkah keluar dari semak-semak.

Dia yang paling waspada dan tinggal berjarak sampai saat itu.

"Anda benar, Nezanum," saya menjawab. "Dan anjing itu akan

menghancurkan leher orang itu jika saya perintahkan."

"Singkirkan dia!" orang pertama mengulanginya.

"Katakan dulu bahwa dia si penuntut bela!"

"Ya, dia si Heif [penuntut bela]."

"Maka akan saya tunjukkan kepada kalian bahwa saya tidak takut

kepadanya. - Dojan, geri - kembali!"

Anjing itu melepaskan si Kurdi. Pemuda itu bangkit kesakitan.

Tangannya terluka sangat kesakitan, bersusah payah dia

mengendalikannya, tetapi kemarahannya meningkat. Dia melangkah

ke arah saya dan menunjukkan luka-luka tangannya ke muka saya

dengan nada mengancam.

"Anjingmu telah merampas kekuatan tangan saya," dia

menggeletakkan giginya ketika bicara. "Tetapi jangan kira bahwa

saya akan menyerahkan pembalasan saya kepada orang lain. Ez heifi

cho-e desti cho-e bigerim tera - saya akan melakukan pembalasan

dengan tangan saya sendiri !"Petualangan di Kurdistan 57

"Dengkungmu seperti Bak [katak], tidak ditakuti oleh siapa pun!"

saya menjawabnya. "Tunjukkan luka tanganmu agar saya dapat

memeriksa dan membebatnya!"

"Apa kamu seorang dokter? Saya tidak mau Derman apa pun darimu,

biarpun saya harus mati. Tetapi kamu akan menerima beberapa

Derman dari saya [Derman dalam bahasa Kurmangji berarti mesiu,

tetapi kata Derman atau Dareman berarti juga obat atau

penyembuhan], tepat sebanyak yang akan mencekikmu. Itu saya

janjikan padamu!"

"Saya dengar bahwa Ta [luka demam] telah diderita olehmu, kalau

tidak kamu harus menyelamatkan tanganmu."

"Doku [dukun bayi] dari Gumri akan menolong saya. Dia tabib yang

lebih hebat daripada kamu!" dia menjawab dengan merendahkan.

"Kamu dan Tuzi ini, kalian berdua anjing dan akan mati seperti

anjing!"

Dia membungkus luka itu dengan ujung Jil [baju] -nya dan

mengambil belatinya. Kami sekarang sepenuhnya dikepung dan

pasukan itu mulai bergerak. Tidak seorang Kurdi pun berkuda;

tunggangannya mereka tinggalkan di Gumri. Saya agak khawatir

tentang keadaan kami tetapi tidak merasa takut.

BAB TUJUH

KELOMPOK orang Kurdi itu berjalan di depan kami dengan diam.

Nampaknya perhatian mereka hanya tertuju pada upaya agar kami

tidak lari. Bahkan si kecil Halef beserta kedua Arab sama sekali

menutup mulut, tetapi si Inggris t dak dapat menahan amarahnya.Petualangan di Kurdistan 58

"Anda kasih kekonyolan manis buat kita, Sir!" dia menggerutu.

"Mestinya kita tembak semua bajingan itu!"

"Itu tidak mungkin, Sir. Mereka begitu tiba-tiba berhadapan dengan

kita."

"Yes! Dan sekarang mereka semua berada di sekeliling, kita berada

dalam kepungan mereka. Senjata kita lenyap. Konyol, fatal!

Mengerikan! Tidak akan pernah kembali ke Kurdistan. Keledai apa

bahasa Kurdi-nya, Master?"

"Ker. Dan anakannya, Dashik."

"Ya! Jadi kita punya empat Dashik dan Anda telah bertindak seperti

Ker tua renta yang bodoh. Begitu kan?"

"Perumpamaan yang bagus. Master Lindsay. Terimalah rasa terima

kasih terbesar saya untuk penilaian Anda itu! Apa Anda sudi

mempertimbangkan bahwa hal ini bukanlah mutlak kebodohan lima

orang yang mengira bahwa mereka mampu menghadapi dua ratus

orang yang sedang lebih unggul?"

"Kita memiliki senjata lebih bagus daripada mereka!"

"Apa kita dapat menggunakannya dalam jarak begitu dekat? Dan jika

pun kita berhasil mengusir orang-orang Kurdi itu dengan senjata kita,

tentu akan banyak darah mengalir, bahkan di pihak kita. Dan

kemudian dendam berdarah! Bagaimana pendapat Anda?"

Perhatian kami tertuju kepada seorang penunggang kuda yang melaju

menuju kami. Ketika dia sudah cukup dekat gambaran wajahnya

dapat dilihat, saya mengenalinya: Dohub. orang Kurdi yang

keluarganya ditahan di penjara Amadijah. Pasukan itu berhenti ketika

mereka melihat dirinya. Ia segera menuju ke samping saya dan

mengulurkan tangannya.

"Chodih, Anda telah datang, sebagai tawanan!"

"Seperti yang engkau lihat!"Petualangan di Kurdistan 59

"Oh, maafkan saya! Saya sedang tidak berada di Gumri dan ketika

kembali saya diberitahu bahwa suatu pasukan telah dikirim untuk

menangkap lima orang asing. Saya segera memikirkan Anda dan

ingin melihat apakah perkiraan saya betul. Chodih, az kolame ta
Tuan, saya pesuruh Anda. Perintahkan saya melaksanakan kehendak

Anda."

"Terima kasih! Tetapi saya tidak menghendaki bantuanmu karena

orang ini sudah menjadi pelindung saya."

"Untuk berapa lama?"

"Untuk sehari."

"Emir, izinkan saya menjadi pelindung Anda untuk semua hari Anda,

selama sepanjang hidup saya!"

"Apa itu diizinkan?"

"Ya, Anda teman kami semua, karena Anda akan menjadi Mivan

[tamu] Bey kami. Dia menunggu kedatangan Anda dan dengan

gembira akan menyambut Anda beserta kawan-kawan Anda."

"Saya tidak akan bisa pergi kepadanya."

"Kenapa tidak?"

"Apakah mungkin seorang Emir datang tanpa bersenjata?"

"Sudah saya perhatikan bahwa mereka telah mengambilnya dari

Anda semua." Dia beralih ke pengawal kami dan berkata

"Kembalikan senjata mereka!"

Orang Kurdi yang terluka itu keberatan.

"Mereka tawanan dan tidak boleh membawa senjata!"

"Mereka bebas karena mereka tamu Bey." itulah jawabnya.

"Bey sendiri yang telah memberikan perintah menawan mereka dan

merampas senjatanya!"

"Beliau tidak tahu bahwa dia tamu yang sedang diharapkannya."Petualangan di Kurdistan 60

"Mereka membunuh ayah saya. Dan lihat tangan saya ini. Anjing

mereka telah menggigitnya!"

"Kalau begitu lakukan apa yang hendak kau perbuat segera setelah

mereka tidak lagi menjadi tamu Bey. Mari, Chodih, ambil senjata

Anda dan izinkan saya mengantar kalian!"

Apa yang telah kami serahkan dikembalikan lagi; kami berpisah

dengan kelompok itu dan berpacu cepat menuju Gumri.

"Sekarang, Sir," saya tanya Lindsay, "bagaimana pendapat Anda

tentang Ker dan Dashik?"

"Tidak mengerti percakapan Anda!"

"Tetapi kita telah mendapatkan kembali senjata kita!"

"Well! Dan apa lagi?"

"Kita akan menjadi tamu Bey dari Gumri."

"Akan memberikan kepuasan Anda, Master: sayalah keledai itu!"

"Terima kasih, Sir! Saya menghargai Anda yang merendahkan

kebangsawanan Anda itu!"

Keprihatinan saya kini memudar dan merasa lega ketika saya

berkuda melintasi gerbang sempit benteng. Saya tidak bisa

menghilangkan kengerian yang saya rasakan ketika melihat tempat

tinggal Abd el Summit Bey yang tersohor kebengisannya, yang

bersama-sama dengan Beder Khan Bey dan Nur Ullah Bey telah
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membunuh ribuan penduduk Kristen Tijari. Tempat ini nampak

mencerminkan kegemaran perang. Orang-orang Kurdi yang

bersenjata berkeliaran melalui jalan-jalan sempit, jelas bahwa

mayoritas dari mereka itu bukan penduduk Gumri. Dalam hal

penduduk Gumri, Benteng Berwari yang kecil itu sama sekali tidak

memberikan kesan terpencil pada saya, seperti Amadijah yang tanpa

kehidupan.

Seorang Kurdi dari Serdasht, yang menyandang lembing panjang

beijalan ke arah kami Dibandingkan dengan orang Kurdi Balani danPetualangan di Kurdistan 61

Shadi yang tidak mungkin saya temui di sini, dia nampak seperti si

setan malang. Seorang Kurdi Alegan dari Pegunungan Bohtan

berbicara dengan seorang Kurdi dan Omerigan, yang datang kemari

dari daerah Diarbekir. Kami kemudian berhadapan dengan dua orang

suku Amadi-manan dengan di tengahnya seorang Kurdi Dilmamikan

dari Esi, dan mereka berjalan beriringan. Terdapat seorang prajurit

dari suku Bulanuh, seorang dari Hadir-sohr, seorang Hasananluh,

seorang Dilmamikan, seorang Karatshiur dan seorang Kartushi
bashi. Bahkan juga terdapat orang dari Kazikan, Semsat, Kurduk,

dan Kendali

"Bagaimana bisa orang-orang asing ini sampai di Gumri?" saya

tanya Dohub

"Banyak di antara mereka para penuntut bela yang berkumpul di sini

untuk menyelesaikan dendam berdarah dan juga terdapat para utusan

dari banyak daerah yang takut akan pemberontakan orang Kristen."

"Apa engkau mempunyai kekhawatiran yang sama?"

"Ya Emir. Kaum Kristen dari Pegunungan Tijari melolong bagai

anjing yang diikat. Mereka menginginkan sekali kebebasan tetapi

lolongan mereka tidak berguna. Kami mendengar bahwa mereka

sedang merencanakan suatu serangan di Lembah Berwari; ya, bahkan

mereka telah membunuh beberapa laki-laki suku kami; tetapi darah

korban itu akan juga menimpa mereka. Saya baru saja di Mia hari

ini; besok akan terjadi perburuan beruang di sana dan saya lihat

seluruh desa sepi."

"Ada dua desa dengan nama Mia?"

"Ya; keduanya bagian dari wilayah Bey kami. Orang Moslemim

yang di luar hukum mendiami desa atas dan orang Kristen Nestorah

tinggal di desa bawah. Kelompok yang kedua ini menghilang dengan

tiba-tiba."

"Kenapa?"Petualangan di Kurdistan 62

"Itu tidak diketahui. Tetapi, Chodih, inilah rumah Bey. Anda

bersama teman-teman turunlah dan perkenankan saya menyampaikan

kedatangan Anda kepadanya!"

Kami berhenti di depan sebuah bangunan panjang yang tidak luar

biasa, tetapi menunjukkan bahwa itu rumah seorang pemimpin. Atas

perintah Dohub beberapa orang Kurdi datang dan membawa kuda

kami ke kandang Sejenak kemudian dia kembali dan membawa kami

menemui Bey. Kami menemui penguasa itu di ruang depan yang luas

dan dia menyalami kami di dekat pintu. Beberapa lusin orang Kurdi

berdiri ketika kami masuk. Pemimpin itu umurnya kira-kira di

penghujung dua puluhan, tinggi dengan bahu bidang; raut

bangsawannya ditunjang muka yang kuat, jenggot hitam legam lebat

sebagai ciri darah Kaukasia murni. Serbannya paling tidak

berdiameter dua ell [2.1]; di lehernya tergantung kalung perak

dengan beberapa jimat keberuntungan dan keselamatan; bajunya,

seperti juga dengan celananya, penuh dengan sulaman, dan di

sabuknya terdapat sebuah belati mengkilap, dua pistol berlapis perak

dan sebilah Shyur [pedang] indah, terbungkus kain sutera.

Penampilan Bey ini sama sekali tidak menyerupai pemimpin

kelompok setengah liar para perampok dan pencuri kuda; sosoknya

lembut di samping kelaki-lakiannya, dan suaranya bersahabat dan

menyenangkan ketika dia menyambut kami [7-1J
"Selamat datang, Emir! Anda bagai saudara saya dan yang lain

teman-teman saya."

Dia mengulurkan tangannya kepada setiap orang dari kami. Dia

memberikan pertanda bahwa semua bantal yang ada di situ berlaku

sebagai tempat duduk. Kami duduk sementara yang lain di ruangan

itu berdiri.

"Saya dengar bahwa saya dapat berbicara dengan Anda dalam bahasa

Kurdi?" dia bertanya.

"Bahasa itu hanya dapat saya mengerti, sedang teman-teman saya

yang lain tidak mengerti sama sekali." saya menjawab.Petualangan di Kurdistan 63

"Kalau begitu izinkan saya berbicara dalam bahasa Turki atau Arab

dengan kalian!"

"Gunakan bahasa yang dimengerti juga oleh orang-orang Anda, saya

mengatakannya bukan sekedar sebagai sopan-santun."

"Oh. Emir, kalian semua tamu saya, jadi kita akan berbicara dalam

bahasa yang dapat mereka mengerti. Mereka pilih bahasa yang

mana?"

"Bahasa Arab. Tetapi. Bey, harap orang-orang Anda disuruh duduk!

Mereka bukanlah orang Turki atau Persia, mereka orang Kurdi

bebas, yang hanya perlu berdiri karena memberikan salam."

"Chondekar [Pangeran, panggilan lebih hormat lagi dari Chodih,

Tuan], saya tahu Anda orang yang menghormati orang-orang Kurdi

dan tahu menghargai mereka; saya akan menyilakan orang-orang

saya duduk."

Dia memberikan tanda agar mereka duduk, dan jelas bahwa mereka


Gento Guyon 14 Kemelut Iblis Siluman Ular Putih 25 Rahasia Kalung Pendekar Misterius Karya Gan Kl

Cari Blog Ini