Ceritasilat Novel Online

Petualangan di Kurdistan 2

Petualangan di Kurdistan Karya Karl May Bagian 2

menghargai kesopanan saya dari cara mereka menatap saya. Pastilah

saya berhadapan dengan seorang pemimpin cerdas di tengah negeri

Kurdistan, cukup jarang ditemukan seseorang yang dapat berbicara

Turki dan Arab serta jumlah dialek bahasa anak negeri. Saya duga

Bey ini berbicara juga bahasa Persia, dan selama waktu pendek saya

bersamanya, saya ketahui bahwa anggapan saya benar.

Pipa dibagikan dan kami juga disuguhi minuman brandy dari beras

yang nikmat yang biasa diminum orang Kurdi dengan semangat.

"Bagaimana pendapat Anda sekarang tentang orang Kurdi Berwari?"

Bey bertanya kepada saya.

Pertanyaan ini agaknya dilakukan sekedar sebagai pembukaan

percakapan.

"Jika semuanya seperti Anda, maka tak lain yang saya katakan ialah

baik-baik saja."Petualangan di Kurdistan 64

"Saya tahu apa yang Anda maksudkan. Sebegitu jauh Anda hanya

mengalami hal-hal buruk," dia menohok.

"Oh bukan! Bukankah saya menemukan kegembiraan dalam diri

Dohub serta sanak keluarganya?"

"Anda menyimpan banyak persahabatan dengan mereka dan juga

dengan saya. Tetapi kami telah membalas Anda dengan hal-hal tidak

mengenakkan. Sudikah Anda memaafkan saya? Saya tidak tahu

bahwa itu Anda sendiri."

"Maafkan saya juga! Salah seorang dari rakyat Anda telah

membayarnya dengan hidupnya; tetapi kami tidak bertanggung

jawab terhadap hal itu."

"Ceritakan kepada saya bagaimana hal itu terjadi."

Saya berikan laporan terinci dan menanyakan kepadanya apakah

kejadian itu dapat menjadi alasan bagi suatu dendam berdarah.

"Menurut tradisi negeri ini dia harus membalas kematian ayahnya

jika yang bersangkutan tidak mau menerima hinaan orang di

sekitarnya."

"Tetapi hal itu akan sulit baginya!"

"Anda tamu saya, dan sepanjang berada di lingkungan negeri saya,

kalian sepenuhnya aman. Tetapi dia akan memburu Anda pada setiap

langkah Anda selanjutnya nanti bahkan jika langkah Anda menuju ke

ujung dunia."

"Saya tidak takut."

"Bisa jadi Anda cukup kuat untuk menghadapinya dalam

pertempuran terbuka; tetapi kemudian akan muncul lagi penuntut
penuntut baru. Apakah Anda dapat mempertahankan diri terhadap

peluru yang ditembakkan dari semak-semak? Apakah Anda bersedia

membayar ganti rugi darah?"

"Tidak!" jawab saya dengan tegas.Petualangan di Kurdistan 65

"Allah memberikan kepada Anda banyak keberanian yang

membuat Anda memandang rendah seorang penuntut bela. Saya akan

mengatur agar keberanian Anda tidak akan menjadi kematian Anda.

Anda berada di rumah ayah istri saya di Spandareh?"

"Saya menjadi tamunya dan juga temannya."

Saya tahu itu. Jika Anda bukan temannya dia tidak akan

mempercayakan hadiah untuk kami itu. Allah tentu sangat menyuka

Anda karena Anda mempunyai teman di mana pun."

"Allah memberikan yang baik maupun yang buruk; Dia memberikan

anak-anak kegembiraan tetapi juga sakit sekali waktu, dengan begitu

orang diuji. Saya juga mempunyai musuh di Amadijah."

"Siapa musuh Anda, Mutesselim?"

"Dia bukan teman maupun musuh; dia takut terhadap saya. Tetapi

seseorang datang dan membenci serta menyalahkan saya supaya saya

dipenjarakan."

"Siapa dia?"

"Makrej dari Mosul."

"Si Makrej?" dia bertanya dengan penuh perhatian. Dia musuh orang

Kurdi; dan musuh seluruh umat manusia. Mau apa dia di Amadijah?"

"Dia sedang melarikan diri ke Persia karena Anadoli Kasi Asken

memecat Mutessarif dari Mosul itu."

Kabar ini merupakan suatu kejutan bagi Bey. Dia segera

mengumumkannya kepada rakyatnya dan mereka pun menerima

berita itu sebagai kejutan besar. Saya menceritakan hal itu secara

rinci.

"Jadi mungkin Mutesselim juga akan dipecat?" dia bertanya.

"Orang tidak tahu pasti tentang itu. Dialah orang yang melaksanakan

pemenjaraan terhadap para tahanan Mutessarif yang dikirim ke

Amadijah."Petualangan di Kurdistan 66

"Tetapi kan hanya tahanan kriminal?"

"Tidak. Anda tidak pernah mendengar Amad el Ghandur, putra Sheik

Haddedihn?"

"Apa dia juga ditahan dan dipindahkan ke Amadijah?"

"Ya. Dia tidak menyadari kelicikan Mutessarif."

"Itu kesialannya."

"Kenapa? Apa orang-orang Arab musuh orang Kurdi?"

"Mereka orang bebas, tetapi orang Turki merupakan bajingan dan

pengkhianat. Jika saya seorang Haddedihn, saya akan pergi ke

Amadijah dan membebaskan anak Sheik itu."

"Bey, itu akan merupakan suatu pekerjaan sulit!"

"Saya akan melakukannya juga. Tipu daya kadang menjadi senjata

yang lebih ampuh daripada serangan."

"Ketahuilah ada seorang Haddedihn yang pergi ke Amadijah."

"Hanya satu?"

Saya mengangguk

"Dia tidak akan berhasil," kata Bey. "Banyak hal yang harus

dipersiapkan untuk melakukannya."

"Tetapi dia berhasil," saya menyangkal.

"Tu katisht nezani - Anda bilang apa! Apa dia benar-benar

membebaskan anak Sheik itu? Dengan tipu daya atau dengan

kekerasan?"

"Dengan tipu daya."

"Kalau demikian dia memang pemberani, teguh hati, dan cerdik. Apa

dia seorang prajurit biasa?"

"Bukan. Dia itu Sheik Mohammed Emin sendiri."Petualangan di Kurdistan 67

"Chodih, Anda menceritakan suatu keajaiban kepada saya! Tetapi

saya percaya karena Anda yang mengatakannya. Apakah mereka

akan dapat mencapai wilayah berumput mereka tanpa rintangan?"

"Hanya Allah dan Anda yang dapat mengetahuinya."

"Saya? Apa yang Anda maksudkan?"

"Ya, Anda. Saya dengar bahwa mereka tidak ke arah barat, tetapi ke

arah atas negeri Berwari agar mereka dapat sampai di Zab, kemudian

turun menyusuri sungai."

"Emir, itu suatu petualangan besar. Para pahlawan itu akan saya

sambut jika mereka sampai kemari. Kapan pelarian itu berhasil?"

"Dua malam yang lalu."

"Bagaimana Anda bisa tahu? Apa Anda melihatnya?"

"Keduanya. Dan Anda juga melihat mereka juga, karena mereka

duduk di sebelah Anda. Orang ini bernama Mohammed Emin, Sheik

dari Haddedihn, dan ini Amad el Ghandur, anaknya."

Pemimpin Kurdi itu beranjak berdiri dan bertanya:

"Dan siapa dia?"

"Pembantu saya."

"Dan yang lain ini?"

"Kawan saya dari Barat. Kami menghimpun kekuatan dan

membebaskan tahanan dari Amadijah." saya katakan tanpa

menyombongkan diri.

Maka kini terjadi pembicaraan dalam bahasa Kurdi yang ramai

bergairah, ungkapan seruan dalam bahasa Turki dan ucapan

penghormatan dalam bahasa Arab. Segala sesuatu yang didengar

orang Kurdi tentang orang Haddedihn dibicarakan terbuka; bahkan

juga pertempuran di Lembah Tangga-tangga. Saya bertindak sebagai

penerjemah, dan harus saya akui bahwa pekerjaan ini membuat saya

mandi keringat. Pengetahuan bahasa Kurdi saya minimal saja,Petualangan di Kurdistan 68

sedang bahasa Turki dan Arab hanya saya kenal satu dialek, dengan

begitu saya banyak menduga-duga arti kata-kata. Tentu saja itu

menyebabkan banyak kerancuan dan pertukaran bahasa yang terseok

aneh yang membuat kami tertawa terlepas dari martabat kami.

Pada akhir perbincangan yang benar-benar sangat menarik itu, Bey

menyatakan bahwa dia akan melakukan segala upaya untuk

membantu usaha keras kami. Dia berjanji memberikan kulit untuk

rakit, beberapa penunjuk jalan yang dapat diandalkan, yang tahu

Khabur dan bagian hulu Sungai Zab Ala, di samping itu juga surat
surat rekomendasi bagi daerah-daerah yang kami lewati yang akan

membantu. Dia tidak hendak melakukan sesuatu pun dengan

perjalanan kami melintasi Pegunungan Tura menuju Sungai Akra,

karena di daerah itu pengaruh dirinya akan lebih membuat masalah

daripada membantu

"Di daerah itu," dia menambahkan, "banyak kaum Kristen Nestorah,

Pemuja Setan, dan suku-suku kecil Kurdi yang memiliki dendam

berdarah. Mereka itu para perampok dan pembunuh dan pegunungan

itu begitu buas dan tidak dapat dilalui. Anda tidak akan pernah

sampai di Zab. Tetapi sekarang beristirahatlah dan perkenankan saya

melakukan tugas saya sebelum kita makan bersama. Hari ini banyak

yang harus saya kerjakan, karena besok saya tidak berada di Gumri."

"Anda bermaksud pergi ke Mia?" saya bertanya.

"Ya. Siapa mengatakan itu kepada Anda?"

"Saya mendengarnya dari Dohub. Saya juga mendengar bahwa Anda

akan berburu seekor Hirtsh [beruang] di sana."

"Seekor? Terdapat dua keluarga beruang seluruhnya yang merusak

kawanan ternak di situ. Anda harus tahu bahwa banyak beruang di

negeri orang Kurdi, dan..." - dia menambahkan dengan bangga ?

"Giaur negeri ini berkata bahwa ada dua kutukan besar, yang satu

sama buruknya dengan yang lain, mereka itu orang Kurdi dan

beruang."Petualangan di Kurdistan 69

"Bolehkah saya menemani Anda?"

"Ya, kalau Anda suka. Anda akan menyaksikan tanpa ikut terlibat."

"Kami tidak ingin melihat tetapi mau ikut serta berburu!"

"Emir, beruang merupakan binatang sangat berbahaya!"

"Anda keliru. Beruang yang hidup di jurang dan hutan orang Kurdi

sangat kurang berbahaya. Terdapat negeri-negeri yang beruangnya

dua kali besar dan kekuatannya tak terbandingkan yang di sini."

"Saya mendengar itu. Dikatakan bahwa terdapat negeri yang hanya

terdiri dari es dan air, dan beruang di sana berbulu putih serta disebut

Hirtsh el Buz [beruang es] oleh orang Arab. Apa Anda pernah

melihat beruang putih semacam itu?"

"Ya. meskipun saya belum pernah ke negeri-negeri itu. Binatang itu

ditangkap di sana agar dapat dilihat di negeri-negeri lain untuk

mendapatkan uang. Tetapi terdapat negeri lain lagi yang mempunyai

beruang amat besar yang bulunya kelabu; dan ini beruang paling kuat

dan paling berbahaya. Dibanding beruang macam itu maka yang ada

di sini seperti membandingkan seekor Sa [anjing] dengan seekor

Hasp [kuda]. Seseorang bertindak hati-hati terhadap seekor anjing

tetapi orang tidak takut."

"Dan Anda pernah melihat beruang macam itu?" Bey bertanya

keheranan.

"Saya pernah bertanding menghadapinya."

"Tentunya Anda yang menang karena Anda masih hidup sampai saat

ini. Kalau begitu Anda akan menghadapi beruang di sini juga."
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kini dia mengajak kami memasuki ruangan. Ada sebuah Sufra

[meja] pendek di tengahnya dengan lima bantal. Sesudah dia

meninggalkan kami, masuklah seorang perempuan diikuti beberapa

pembantu yang menyajikan makanan pembuka, kalau-kalau kami

lapar sambil menunggu makanan utama. Makanan itu terdiri dari

Karik [kambing kecil] yang dipanggang dan diolesi krim; sebagaiPetualangan di Kurdistan 70

tambahannya terdapat anggur kering, acar mulberry, dan salad

sayuran yang tidak saya kenal tetapi nampaknya seperti semacam

nettle atau ?jelatang (jelatang = urtica dioica).

"Ser sere men at - Anda kami sambut!" perempuan itu memberi

salam. "Bagaimana ketika Anda meninggalkan ayah saya, Nezanum

Spandareh?"

"Dia dalam keadaan sehat, demikian juga yang lainnya di bawah

lindungan Allah," saya menjawab.

"Silakan makan. Anda begitu baik telah menyampaikan berita dari

Spandareh. Begitu lama saya tidak pernah mendengar berita apa pun

dari sana."

Saya penuhi harapannya sebaik yang saya mampu. Isteri Bey amat

gembira membicarakan kampung halamannya dan bahkan anjing

saya dikeluarkannya dari kandang agar dia dapat memberikan makan

dari sisa-sisa daging kambing itu. Itu merupakan bukti

persahabatannya. Terdapat ikatan begitu erat di antara anggota

keluarga ini, sesuatu yang mengharukan.

Ketika kami tidak lagi memerlukan layanannya, dia beranjak pergi

dan kami membuat diri sendiri senyaman mungkin duduk di atas

bantal yang kami sandarkan ke tembok ruangan. Kami tengah

menikmati waktu istirahat vang nyaman itu ketika seorang laki-laki

masuk ke ruangan tanpa kami duga dan mengganggu kami. Itulah

orang Kurdi yang terluka tersebut. Tangannya tergantung dengan tali

yang diikatkan pada lehernya.

"Engkau mau apa?" saya bertanya.

"Baksheesh, Tuan!"

"Baksheesh? Untuk apa?"

"Karena tidak membunuh Anda."

"Rupanya engkau masih menderita demam. Jika salah seorang dari

kami harus menerima baksheesh untuk alasan yang engkau sebutkan,Petualangan di Kurdistan 71

maka saya dan hanya sayalah yang paling berhak. Saya tidak saja

berjanji untuk tidak mengambil hidupmu, saya telah menyelamatkan

nyawamu ketika engkau berada dalam belas kasihan gigi-gigi anjing

sava. Tetapi apa yang telah engkau lakukan terhadap saya? Engkau

menembak saya dan mencoba menusuk saya. Dan untuk itu engkau

menuntut baksheesh? Pergi segera agar engkau tidak mendengar

tawa keras kami padamu!"

"Tuan, bukan untuk itu. bukan karena menembak Anda atau bukan

untuk usaha menusuk Anda. Saya menuntut baksheesh karena telah

menyetujui ganti rugi darah yang ditawarkan."

"Ganti rugi darah? Dari siapa?"

"Dari Bey. Beliau telah membayarnya."

"Seberapa banyak dia memberimu?"

"Seekor kuda, sepucuk senapan sumbu, dan lima puluh domba."

"Jadi jauh lebih berkurang daripada tuntutanmu terhadap saya."

"Dia Sheik saya, dan saya harus menuruti dirinya. Tetapi karena

begitu sedikit maka Anda harus memberi saya baksheesh."

"Andai saya seorang Kurdi yang bebas dan punya harga diri, saya

tidak akan meminta-minta seperti seorang Hammal [kuli] Turki.

Karena engkau masih melakukannya, engkau akan mendapatkannya,

tetapi tidak sekarang. Engkau akan menerimanya saat kami

berangkat pergi nanti."

"Anda benar-benar akan memberikannya kepada saya?"

"Tergantung pada kelakuanmu terhadap kami."

"Apakah Nezanum kami juga akan menerima sesuatu?"

"Apa dia memerintahkan dirimu untuk memintanya dan saya?"

"Ya, betul."Petualangan di Kurdistan 72

"Kalau begitu katakan kepadanya bahwa saya hanya akan

memberikan kepada seorang Dilenji [pengemis] jika dia memintanya

langsung kepada saya. Jika Nezanum itu seorang yang hidup dengan

ajaran para nabi maka dia akan menerima sesuatu dari kami semua;

tetapi dia harus datang sendu kepada kami. Saya sendiri telah

memberi kesempatan hidup kepada anak lelakinya, itu merupakan

hadiah yang jauh lebih besar daripada apa pun yang lain."

Orang Kurdi itu pergi. Dia telah menerima ganti rugi darah, tetapi

wajahnya menunjukkan kepada saya bahwa saya tetap harus berhati
hati jika berhadapan dengan dia lagi dalam keadaan berbeda.

"Apa yang dikehendaki orang itu?" Lindsay bertanya

"Bey telah membayar ganti rugi darah untuk aya dan kini ..."

"Apa? Bey?"

"Di samping keramahan!"

"Ksatria! Sangat ksatria! Yes! Berapa banyak?"

"Seekor kuda, sepucuk senapan sumbu, dan lima puluh domba."

"Berapa banyak itu dalam bentuk uang?"

"Tidak lebih dari Iima pound atau seratus mark."

"Akan dibayarkan kembali kepadanya."

"Itu akan merupakan penghinaan besar, Sir Kita akan mencobanya

dengan memberikan sebuah hadiah."

"Bagus! Indah! Apa yang harus kita berikan?"

"Tidak usah kita pikirkan sekarang."

"Dan sekarang orang itu meminta baksheesh pada kita? - Master, apa

bahasa Kurdi untuk 'tamparan di muka, ?tepukan di sekitar telinga

atau ?tamparan di mulut?"

"Sileik."Petualangan di Kurdistan 73

"Ya! Kenapa tidak berikan beberapa Sileiks?"

"Karena itu tidak bijaksana. Saya memilih berjanji memberikan

baksheesh yang akan diterimanya pada saat kita meninggalkan

tempat ini."

"Kalau begitu biar saya yang memberikannya kepadanya. Akan

menjadi tandamata dan tanda berubahnya kejadian!"

Ketika Bey telah selesai dengan urusan dinasnya dia datang dan

menjemput kami. Dia mengantarkan kami ke halaman tempat

makanan utama disuguhkan. Kira-kira empat puluh orang diundang

dan masih banyak lagi yang hadir, yang menurut adat Timur tidaklah

memalukan diri sendiri.

Setelah kami makan jelaslah bahwa persediaan makanan tidak akan

cukup untuk semua orang sehingga mereka yang tidak diundang itu

menerima kambing hidup dan mereka pun segera melakukan

persiapan. Seseorang menggali lubang; yang lain mencari batu dan

kayu kering untuk membuat api pembakaran. Orang yang dipilih

oleh rombongan itu mengambil kambing, memotong lehernya lalu

direntang gantung pada balok dengan mengikat kaki depannya.

Ususnya tidak dibuang, rupanya seorang Kurdi mengisi mulutnya

dengan air dan meletakkan bibirnya di atas binatang itu ... dan

menyemburkan air itu ke dalamnya Dia meneruskan pekerjaan itu

sampai usus itu mengembung dan airnya tumpah keluar ke atas,

kemudian si usus dipotong sebanyak orang yang akan memakannya;

demikian juga dagingnya juga dipotong dalam jumlah yang sama.

Kini tiap orang mengikat bagiannya dengan usus kambing dan

menaruh persiapannya ke dalam deretan batu di lubang di mana telah

dibuat api. Tidak lama kemudian api disingkirkan, dan daging

kambing setengah matang itu digiling di antara gigi-gigi orang Kurdi

dan dikirimkan ke tempat tujuan akhir [7.2].

Sesudah makan, Bey mengajak kami meninjau kandang miliknya.

Ada lebih dari dua puluh kuda; di antaranya terdapat seekor kuda

putih yang mendapat perhatian khusus. Lalu sampailah acaraPetualangan di Kurdistan 74

permainan perang dan menyanyi yang disertai dua Tambur [gitar]

dua senar yang menderum dan akhirnya seseorang mengisahkan

centa dan fabel, kisah-kisah Tshiroka: Baka ki mir - kodok sekarat;

Gur bu shevan - serigala sebagai penggembala; Shyeri kal - sang

singa tua; Ruvi u bizin - rubah dan kambing.

Pada pertemuan tersebut diperdengarkan kisah-kisah dengan penuh

perhatian tapi saya merasa lega setelah acara usai dan kami bisa

beristirahat. Untuk itu Bey mengajak kami menuju ke ruangan besar

dengan sejumlah dipan di dekat dinding untuk tempat tidur kami.

Tidak ada sesuatupun yang istimewa dalam ruangan ini sehingga

saya agak heran melihat tatapan Bey yang nampaknya mengharapkan

suatu komentar. Pandangannya sepertinya mengharapkan bahwa

kami akan menemukan sesuatu yang istimewa Akhirnya saya

menyadari obyek yang memikat kami dengan berterima kasih

terhadap tatapannya yang kuat, dan tentu saja saya segera

menyampaikan kekaguman saya yang besar:

"Bukan main barang ini? Oh, Bey, kekayaan apa yang dilimpahkan

Allah kepada Anda! Kekayaan Anda lebih besar daripada milik Bey

dari Rawandoz atau bahkan Penguasa Julamerik!"

"Apa yang Anda maksudkan, Emir?" dia bertanya nampak dengan

nada genit.

"Maksud saya dengan Jam [jendela kaca] yang mahal itu, yang telah

menghiasi istana Anda."

"Ya, ini sangat jarang dan sangat mahal," dia menjawab dengan

kebanggaan yang lumayan.

"Dari mana Anda dapatkan?"

"Saya beli dari seorang Israel [Yahudi], yang membawanya dari

Mosul dengan maksud hendak menghormati Shah dari Persia dengan

barang itu."

Tidaklah sopan untuk menanyakan harganya. Tetapi orang Yahudi

itu pastilah berbohong dengan menyatakan hendakPetualangan di Kurdistan 75

mempersembahkannya kepada Shah Persia dan jelas mencurangi

Bey. Kaca itu hanya bagian kecil saja dari pecahan kaca jendela;

tidak lebih dan dua telapak tangan. Kaca itu dilem pada kertas kaca

yang membingkai jendela dan merupakan ornamen terbesar tanpa

tandingan di ruangan itu. Bey mengucapkan selamat malam kepada

kami dengan harapan nyata bahwa kami telah terkesan dengan

mendalam atas dekorasi jendela itu [7.3].

Kami lelah dan hendak beristirahat, yang kini dapat kami nikmati

dalam keadaan aman sepenuhnya.

Dengan begitu perjalanan kami dari Amadijah ke Gumri telah

berakhir

Selanjutnya saya taruh pena saya untuk sementara waktu. dengan

janji kepada para pembaca budiman dari Deutschen Hausschatz

bahwa sava akan menuliskan lebih lanjut petualangan saya di

Kurdistan.

BAB DELAPAN

KAMI tidur nyenyak di rumah Bey Gumri.

Paginya Bey sendiri yang membangunkan kami dengan kata-kata:

"Emir, bangunlah, jika Anda memang hendak pergi ke Mia bersama

saya! Kami akan segera berangkat."

Karena kami tidur dalam pakaian lengkap sebagaimana kebiasaan

daerah itu, kami pun dapat segera mengikutinya. Kami mendapat

suguhan kopi dan beberapa potong daging dingin, lalu segera naik ke

punggung kuda kami masing-masing. Jalan ke Mia melalui banyak

desa orang Kurdi yang dikelilingi kebun-kebun yang mendapat

pengairan bagus. Ketika mendekati Mia, jalanan menanjak tajam

menuju suatu celah gunung tempat beberapa lelaki sedang menungguPetualangan di Kurdistan 76

kedatangan kami. Hal ini menarik perhatian Bey yang menanyakan
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

apa sebabnya merek i tidak menunggu saja di Mia.

"Tuan, banyak hal telah terjadi sejak kemarin yang harus kami

sampaikan kepada Anda." jawab salah satu di antara mereka.

"Orang-orang Nestorah telah meninggalkan desa-desa di bawah,

tentunya Anda telah mendengarnya dari Dohub. Tetapi tadi malam

seorang dari mereka datang ke desa atas menemui seseorang tempat

dia berutang budi dan memberitahu agar dia segera meninggalkan

Mia jika ingin selamat."

"Dan sekarang kamu ketakutan?" tanya Bey

"Tidak, karena kami cukup kuat dan berani menghadapi para Giaur

itu. Tetapi pagi-pagi ini kami menemukan bahwa orang-orang

Kristen itu telah membunuh banyak penduduk Islam di Zawitha,

Minijanish, Murghi, dan Lizan; dan tidak jauh dari sini, di Seraruh.

beberapa rumah telah dibakar. Kami memacu kuda kami kemari agar

Anda mendapatkan berita ini secepat mungkin."

"Mari jalan, akan kita lihat seberapa jauh hal itu dapat dipercaya!"

Kami segera memacu kuda kami menuruni celah dan segera sampai

di tempat jalan bercabang ke desa atas dan bawah Kami mengambil

jalan ke desa atas tempat Bey mempunyai rumah. Dia disambut

sekelompok orang Kurdi yang telah menanti kedatangannya,

semuanya dipersenjatai lembing dan tombak. Orang-orang ini

merupakan kelompok pemburu.

Kami segera turun dan kuda. Pelayan laki-laki rumah itu

menghidangkan makan dan minum. Setelah kami memuaskan

makan-minum kami, Bey melakukan pembicaraan di depan rumah

terutama yang berkenaan dengan keresahan kaum Nestoria. Hasilnya

tentu memuaskannya karena ketika dia berkumpul kembali dengan

kami dia tersenyum selayaknya orang yang tidak mempunyai

kekhawatiran apa pun.

"Apa ada sesuatu bahaya yang kita hadapi?" saya bertanya.Petualangan di Kurdistan 77

"Tidak ada. Kaum Nestorah telah meninggalkan kami, dengan begitu

mereka tidak perlu lagi membayar ?jerum [denda], dan di dekat

Seraruh sebuah rumah tua telah terbakar. Kini para pengecut ini

berbicara tentang pemberontakan dan pertumpahan darah, sementara

orang-orang Giaur itu akan bahagia dibiarkan hidup damai.

Kemarilah, saya telah memerintahkan keberangkatan kita. Kini kita

menuju Seraruh, kita akan mempunyai kesempatan membuktikan

bahwa orang-orang Mia itu terlalu gampang takut."

"Apa rombongan kita harus berpencar?" saya bertanya.

"Kenapa?" dia bertanya agak bingung.

"Anda bilang adanya dua kelompok beruang."

"Kita akan tetap bersama dan kemudian membasmi kelompok itu

satu per satu."

"Apa jauh dari sini?"

"Orang saya akan mengikuti jejaknya. Mereka bilang kita harus

berkendara kira-kira satu setengah jam. Apa Anda betul hendak

menyertai kami berburu?"

Saya jawab, "ya", lalu dia menambahkan:

"Saya akan berikan Anda beberapa tombak."

"Untuk apa?"

"Anda tidak tahu bahwa beruang tidak dapat dibunuh dengan peluru?

Binatang itu hanya mati dengan tancapan banyak tombak."

Hal itu telah memberi saya pelajaran yang baik tentang orang-orang

Kurdi beserta senjata mereka. Kalau bukan yang pertamanya yang

penakut atau yang keduanya yang jelek.

"Anda saja yang memegang tombak; satu peluru sudah cukup untuk

membunuh seekor beruang."Petualangan di Kurdistan 78

"Lakukan apa yang Anda mau," sambutnya dengan nada

memerintah, "tetapi dekatlah dengan saya agar saya dapat

melindungi Anda."

"Semoga Allah melindungi Anda karena Anda hendak melindungi

saya!"

Kami keluar desa. Kelompok penunggang kuda itu agaknya lebih

siap untuk berburu rusa: bagi saya mereka semua seperti badut.

Mula-mula kami menuju ke lembah, kemudian mendaki ke arah yang

lain selanjutnya kami berkuda di pegunungan melalui jurang dan

hutan sampai akhirnya berhenti pada belukar beech yang tumbuh

pendek

"Di mana tempat persembunyian binatang itu?" saya bertanya kepada

Bey.

Dia hanya menunjuk ke depan tanpa memberikan lokasi tepatnya.

"Mereka telah menemukan jejaknya di sana?"

"Ya. di sisi lain."

"Ah! Anda mengitari sarangnya?"

"Ya, binatang itu akan dihalau ke arah kita. Anda akan tetap berada

di sisi kanan saya dan juga Emir dari Barat, yang juga tidak

menghendaki tombak, akan berada di sebelah kiri saya agar saya

dapat melindungi Anda berdua."

"Apa semua beruang berada di sarangnya?" saya bertanya

"Di mana lagi kalau tidak di situ? Mereka hanya mencuri pada

malam hari."

Ini sungguh suatu tamasya mengagumkan yang sedang kami

songsong. Kami semua berada di punggung kuda masing-masing dan

membentuk setengah lingkaran; para penunggang kuda ini masing
masing berjarak sekitar empat puluh langkah.Petualangan di Kurdistan 79

"Apakah kita langsung menembaknya begitu binatang itu muncul?"

saya bertanya tidak sabar.

"Anda boleh melakukannya tetapi tidak akan dapat membunuhnya,

lalu binatang itu akan lari seketika!"

"Dan apa yang akan Anda lakukan?"

"Ketika beruang itu muncul maka orang terdekat akan melemparkan

sepucuk Jerid [tombak] -nya ke tubuh beruang itu, lalu lari

menghindar sekencang kudanya dapat membawa. Beruang itu akan

mengejarnya, maka pemburu berikutnya akan mengikutinya. Dia

juga akan melemparkan Jerid-nya dan lari. Pemburu yang lain datang

dan seterusnya. Siapa pun yang melemparkan tombaknya lalu lari

cepat menghindar, yang lain mengalihkan perhatian si beruang.

Dengan begitu ia akan banyak menerima tombak di tubuhnya sampai

kehabisan darah dan mati."

Saya menyampaikan percakapan itu untuk si Inggris.

"Perburuan pengecut!" komentarnya. "Kasihan binatang itu! Kita

bikin perjanjian, Sir?"

"Apa itu?"

"Mau beli beruang dari Anda."

"Jika sava berhasil membunuhnya."

"Pshaw! Yang hidup!"

"Itu aneh!"

"Anda bilang begitu! Berapa harga yang Anda mau?"

"Saya tidak dapat mengatakannya, karena beruang itu belum di

tangan saya!"

"Itu tidak akan di tangan Anda juga! Jika binatang itu keluar di sini

maka Anda akan menembaknya. Tetapi saya juga ingin

menembaknya sendiri, itulah sebabnya saya mau membelinya dari

Anda."Petualangan di Kurdistan 80

"Berapa Anda tawar?"

"Lima puluh pound, Sir. Itu cukup?"

"Lebih dari cukup. Tetapi saya hanya ingin mengetahui tawaran

Anda. Karena saya tidak akan menjualnya."

Raut mukanya menjadi seram.

"Kenapa tidak, Sir? Bukankah saya teman Anda?"

"Saya berikan kepada Anda. Akan saya tunggu bagaimana Anda

akan menghadapinya!"

Mulutnya ditarik dalam posisi jajaran genjang yang sudah terkenal

dengan gembira, memanjang dari telinga yang satu ke lainnya hingga

seperti membentuk kanal air terbuka di bawah hidung raksasanya.

"Bagaimanapun lima puluh pound, Master!" katanya.

"Tidak akan saya ambil!"

"Kalau begitu akan kita selesaikan dengan cara lain! Yes!"

"Saya sudah berutang begitu banyak kepada Anda. Tetapi saya punya

satu syarat. Saya ingin sekali belajar tata cara orang Kurdi berburu

beruang, karena itu saya tidak menghendaki Tuan menembaknya

lebih dulu. Beri kesempatan kepada mereka melemparkan beberapa

tombak lebih dulu! Setuju?"

"Akan saya lakukan."

"Tetapi hati-hati! Tembak pada matanya atau tepat pada jantungnya

segera setelah binatang itu mengamuk. Beruang di sini tidaklah

terlalu berbahaya tetapi seseorang tetaplah bisa menjadi korbannya."

"Ha! Sudi membantu saya?"

"Tentu, jika saya bisa."

"Berikan senjata Anda kepada saya. Senjata itu lebih baik daripada

milik saya. Sudikah Anda bertukar untuk sementara?"Petualangan di Kurdistan 81

"Jika Anda berjanji bahwa senjata itu tidak akan sampai ke

cengkeraman si beruang!"

"Senjata itu akan saya cengkeram sendiri!"

"Kalau begitu boleh!"

Kami bertukar senjata. Si Inggris ini jago tembak, tetapi saya

meragukan perilakunya di depan beruang.

Pasukan Kurdi itu terbagi. Separuhnya melanjutkan perjalanan

bersama sejumlah anjing, mereka merupakan penggiring, yang

lainnya tetap dalam posisi membentuk garis seperti telah saya

sebutkan. Halef dengan dua orang Arab memanfaatkan kesempatan

tawaran tombak bagi mereka dan mengambil posisi mereka masing
masing, tetapi saya dan si Inggris tetap mendampingi Bey. Saya tidak

mengikutkan anjing saya untuk menggiring, dia tetap berada di

samping saya.

"Anjing-anjing itu tugasnya bukan menangkap beruang tetapi hanya

menggiringnya bukan?" saya tanya Bey.

"Mereka tidak akan dapat menangkap beruang itu atau menahannya

karena beruang itu akan lari dari mereka."

"Kalau begitu beruang itu penakut!"

"Anda akan melihatnya nanti."

Sejumlah waktu berlalu sebelum kami mendengar suara berisik yang

menunjukkan bahwa penggiringan telah mulai. Terdengar salak

anjing yang keras diiringi teriakan ?Halla. Dengan cepat salak anjing

mendekat, teriakan agak menurun. Beberapa menit kemudian

lolongan anjing yang keras menunjukkan bahwa anjing itu terluka.

Kini terdengar tembakan berbunyi dan gonggongan bertubi-tubi serta

teriakan yang kian meningkat.

"Awas, Emir!" Bey memberi peringatan. "Kini beruang itu datang."

Dugaannya benar. Sesuatu berbunyi keras di semak-semak di dekat

kami, segera seekor beruang hitam muncul. Itu bukan tampangPetualangan di Kurdistan 82

goliat; tembakan jitu akan mematikannya. Binatang itu berhenti

ketika menatap kami dan dengan malas seolah berpikir apa yang

hendak dilakukannya dalam keadaan tidak menguntungkan itu.

Lenguh perlahan telah meningkah keraguannya, mata sipitnya

memancar lemah ke arah kami. Bey tidak memberinya waktu lagi.

Tempat kami sedikit bersemak sehingga memungkinkan manuver

dengan kuda. Bey memacu kudanya ke arah binatang itu, menarik

tombaknya dan melempar Jerid itu ke arah beruang serta

mengenainya. Tetapi kemudian Bey cepat memutar kudanya yang

ketakutan serta gemetaran ketika melihat sang beruang.
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Lari, Emir!" dia berteriak ketika menerjang di antara kami berdua.

Beruang itu meraung kesakitan dengan kerasnya dan mencoba

mencabut tombak yang menancap, karena tidak berhasil dia pun

mengejar Bey. Segera orang-orang yang berdekatan dengan kami

melemparkan tombaknya dari jauh; hanya satu yang mengena tetapi

tidak sampai menancap. Segera beruang itu memburu mereka.

Setelah memperhatikan hal itu Bey segera kembali menuju binatang

itu dan menancapkan tombak keduanya yang lebih dalam

daripada yang pertama. Binatang itu begitu marah, bangkit dan

berusaha menerobos kepungan sementara dua orang pengendara

kuda menujunya lagi.

"Giliran saya, Sir?" Lindsay berteriak kepada saya.

"Ya, akhiri penderitaan binatang itu!"

"Tolong pegang kuda saya."

Dia meluncur ke arah saya karena kami berpisah dalam jarak cukup

jauh. Dia pun turun dari kudanya dan memberikan tali kekang

kudanya kepada saya. Dia bermaksud menghadapi beruang pertama

yang terluka, tetapi semak-semak tiba-tiba tersibak dan seekor

beruang lain muncul. Beruang betina itu perlahan keluar dari semak

dan seekor anak beruang yang masih memerlukan perlindungan

berada di sampingnya. Betina ini lebih besar daripada jantannya danPetualangan di Kurdistan 83

dengus kemarahannya meraung keras. Itulah saat-saat berbahaya,

seekor beruang jantan serta betinanya, dan kami berada di antara

mereka. Tetapi si ?Master Fowling-bull kita manusia berdarah

dingin dan tetap tenang.

"Yang betina, Sir?" dia bertanya.

"Tentu saja!"

"Well! Dengan jantan. Layanan pertama buat sang ratu!"

Dia mengangguk penuh keceriaan, menggeser serbannya sedikit di

atas alisnya dan berjalan menuju si betina dengan senjata siap. Sang

betina melihat musuhnya mendekat, menarik anaknya di antara kaki

belakangnya dan berdiri tegak agar dapat menyambut lawannya

dengan tangan terbuka. Lindsay berjalan maju ke arahnya sampai

berjarak tiga langkah, dengan tenang seolah sedang mengincar

sebuah gambar, menyelesaikan urusan dengan membidik kepalanya

dan menarik pelatuknya.

"Mundur!" saya berteriak memperingatkan.

Peringatan itu tidak diperlukan karena dia sudah melompat ke

samping dan siap dengan tembakan kedua.

Tembakan semacam itu tidak perlu. Sang betina mencakar udara

dengan kaki depannya, berputar perlahan dengan gemetar lalu jatuh

terjerembab ke tanah.

"Apa betina itu mati?" tanya Lindsay.

"Ya, tetapi tunggu sejenak sebelum Anda menyentuhnya."

"Well, mana yang satunya?"

"Ada di atas sana!"

"Tunggu di sini. Mau kirim peluru kedua."

"Berikan senapan itu! Saya mau isi lagi pelurunya."

"Terlalu lama!"Petualangan di Kurdistan 84

Dia berjalan menuju tempat beruang terluka yang sedang berjuang

menghadapi para pemburunya. Ketika melihat si Inggris, Bey hendak

melemparkan tombaknya yang lain, karena terkejut dia berhenti. Dia

berpikir bahwa si Inggris ini akan dimangsa si beruang jika binatang

itu berbalik. Tetapi Lindsay berhenti ketika beruang itu lari ke

arahnya dan menunggunya dengan tenang. Dia biarkan binatang itu

menyongsong dirinya, menantinya sampai dalam jarak sentuhan

mematikan dan menembaknya. Tembakan kedua ini mempunyai

akibat yang sama: beruang itu mati.

Terdengar sorak-sorai membahana yang hanya dikalahkan oleh

gonggongan anjing, yang dengan susah payah dicegah mengerubuti

beruang yang telah mati itu. Si Inggris dengan tenang berjalan ke

arah kudanya dan mengembalikan senjata saya.

"Sekarang Anda dapat mengisinya, Sir! Yes!"

"Ambil kuda Anda!"

"Bagaimana saya tadi?"

"Bagus sekali!"

"Well! Senang! Nyaman di Kurdistan, hebat!"

Orang-orang Kurdi kagum. Belum pernah ada cerita seseorang

dengan berjalan kaki dan hanya dengan sepucuk senjata dapat

menghadapi dua ekor beruang. Tentu saja Master Lindsay bertindak

dengan perilaku yang patut dicontoh. Tetapi menjadi tanda tanya

bagi saya karena pasangan beruang itu masih hidup bersama padahal

anaknya sudah tumbuh besar. Orang-orang Kurdi harus berjuang

menundukkan dan mengikatnya, karena Bey ingin menangkap anak

beruang itu hidup-hidup serta membawanya ke Gumri. [8.1]

Kini tempat persembunyian beruang itu digeledah. Tempat itu

terletak di dalam semak-semak, tanda-tandanya menunjukkan bahwa

hanya ada sepasang induk dan seekor anaknya. Seekor anjing mati

menjadi korban, dua ekor luka-luka. Kami bergembira dengan hasil

perburuan ini.Petualangan di Kurdistan 85

"Tuan." Bey berkata kepada saya, "Emir dari Barat ini seorang yang

sangat berani!"

"Memang demikian."

"Kini saya tidak lagi ragu bahwa kaum Berwari tidak mampu

menundukkan Anda sampai kalian dicegat mereka."

"Sekalipun demikian mereka tidaklah berhasil, karena saya

memerintahkan kepada kawan-kawan saya tidak melakukan

perlawanan. Saya teman Anda dan tidak ingin membunuh rakyat

Anda."

"Bagaimana mungkin menembak kedua beruang itu tepat pada

matanya?"

"Saya tahu seorang Seidar [pemburu] yang dapat menembak segala

macam permainan dan juga semua musuhnya pada matanya. Dia

seorang pembidik jitu dan memiliki Tufank [senjata] yang bagus

yang tak pernah gagal." [8.2]

"Apa Anda menembak seperti itu juga?"

"Tidak. Saya telah banyak menembak, tetapi saya hanya

mengarahkan pada mata kalau pada situasi yang amat gawat. Di

mana tempat perburuan lainnya?"

Beberapa orang tinggal untuk menjaga hasil buruan sedangkan kami

melanjutkan perjalanan. Kami meninggalkan hutan dan masuk ke

lembah; di dasarnya mengalir sebuah sungai dan kami mengikuti

tepiannya. Sang Bey berada di depan, dua orang Haddedihn berada di

antara kepala rombongan. Halef berada dalam rombongan besar

orang Kurdi dan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa

tubuh, sedang saya bersama si Inggris berada di belakang. Kami

tenggelam dalam diskusi hingga tidak sadar telah jauh di belakang

sampai tidak lagi dapat melihat mereka. Tiba-tiba terdengar bunyi

tembakan di atas kami.

"Apa itu?" tanya si Inggris. "Apa kita telah menemukan beruang lagi,

Sir?"Petualangan di Kurdistan 86

"Mungkin belum."

"Tetapi siapa yang menembak?"

"Akan kita lihat. Mari!"

Tembakan pertama tadi sekedar sebagai sinyal, diikuti dengan

rentetan salvo. Kami segera memacu kuda kami. Kuda hitam saya

melaju bagaikan anak panah meluncur di dataran licin, tetapi ... salah

satu kuku kakinya tersangkut akar; saya melihatnya dan hendak

mengangkat kakinya, tetapi sudah terlambat. Ia terjatuh dan saya

terlempar dari pelana agak jauh. Dalam dua hari saya jatuh dua kali

dari kuda; tetapi kali ini saya tidaklah jatuh dalam posisi bagus

seperti kemarin. Kepala saya membentur tanah dan ujung senapan

saya membentur pelipis ... saya terbaring di sana tidak sadarkan diri.

Ketika sadar saya merasakan nyeri, seluruh badan terasa sakit. Saya

membuka mata dan sadar saya tergantung di antara dua kuda. Tali
temali diikatkan pada dua pelana kuda kuat-kuat. Di depan dan

belakang saya berbaris tiga puluh orang yang seram; sebagian besar

terluka dan di antara mereka ... Master Lindsay, dia diikat. Kepala

barisan ini mengendarai kuda jantan dan menyandang senjata saya.

Saya hanya mengenakan Giomlek dan Donn [baju dan celana],

Lindsay masih diperkenankan mengenakan serbannya di samping

dua pakaian penting itu. Kami diangkut dalam keadaan dilucuti dan

kami menjadi tawanan.

Salah seorang penunggang kuda itu menghampiri dan melihat saya

telah membuka mata.

"Berhenti!" dia berteriak. "Dia hidup!"

Segera barisan itu berhenti. Sejumlah orang membentuk lingkaran

mengelilingi saya. Kepala barisan dengan kuda jantan saya

menghampiri dan bertanya: "Dapat bicara?"

Diam tidak akan mendapatkan apa pun; jadi saya menjawabnya

dengan mengangguk.

"Kamu si Bey dari Gumri?" dia memulai interogasinya.Petualangan di Kurdistan 87

"Bukan."

"Jangan bohong."

"Saya berkata jujur."

"Kamu Bey itu!"

"Bukan!"

"Kalau begitu siapa kamu?"

"Saya orang asing."

"Dari mana?"

"Dari Barat."

Dia tertawa mengejek.

"Kalian dengar? Dia orang asing dari Barat, pergi berburu beruang

bersama orang Gumri dan Mia dan berbicara bahasa negeri ini!"

"Saya tamu Bey, dan tidak berbicara bahasa kalian dengan baik,

tentunya kalian mengenalinya. Apa kalian Nestorah?"

"Kaum Moslemim menyebut kami begitu."

"Saya juga orang Kristen!"

"Kamu?" Dia tertawa lagi. "Kamu seorang Hajji; kamu mempunyai

Qoran tergantung di lehermu; kamu mengenakan pakaian Muslim;

kamu hendak menipu kami."

"Saya berkata sebenarnya!"

"Kalau begitu katakan kepada kami apakah Sidna Marryam ibunda

Tuhan!"

"Betul begitu ."

"Katakan apakah seorang pendeta boleh mengambil isteri?"

"Dia akan tetap tidak kawin."

"Katakan bahwa ada lebih dari tiga sakramen!"Petualangan di Kurdistan 88

"Ada lebih."

Terlepas dari bahaya yang saya hadapi yang dapat terpikirkan, tidak

ada alasan untuk menyembunyikan kepercayaan saya. Hasil

keputusan itu segera saya dengar: "Maka ketahuilah bahwa Sidna

Marryam melahirkan seorang anak laki-laki, bahwa para pendeta

boleh kawin dan bahwa hanya ada tiga sakramen yakni jamuan

malam, permandian dan penahbisan. Kamu seorang Muslim dan jika

seorang Kristen, maka Kristen palsu yang termasuk mereka yang

mengirimkan pendetanya kepada orang Kurdi, Turki, dan Persia agar

melawan kami, dan itu lebih buruk lagi daripada sekedar percaya

kepada nabi palsu. Rakyatmu telah melukai beberapa rakyat kami;

kalian akan membayarnya dengan darah."

"Kalian menamakan diri sebagai orang Kristen, tetapi masih juga
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

haus darah! Apa yang telah kami lakukan berdua? Bahkan kami tidak

mengetahui bahwa kalian telah menyerang Bey atau dia menyerang

kalian."

"Kami menunggunya karena kami tahu bahwa mereka akan lewat

lembah dalam perburuan mereka; tetapi dia melarikan diri bersama

pengikutnya. Itulah yang dapat kami sampaikan."

"Dan ke mana kalian hendak membawa kami?"

"Akan kamu ketahui setelah sampai."

"Kalau begitu setidaknya bebaskan kami dan ikatan ini dan

perkenankan kami berada di atas pelana kuda."

"Itu lebih baik bagi kami Tetapi kami akan mengikatmu agar tidak

dapat lari."

"Lakukanlah!"

"Siapa temanmu itu? Dia telah melukai dua orang dan membunuh

seekor kuda dan berbicara bahasa yang tidak kami mengerti."

"Dia orang Inggris."

"Seorang Inggris? Tetapi dia mengenakan pakaian Kurdi!"Petualangan di Kurdistan 89

"Karena pakaian itu paling nyaman ketika berada di negeri ini."

"Apa dia seorang pengabar Injil?"

"Bukan."

"Apa yang dilakukannya di sini?"

"Kami sedang melakukan perjalanan di Kurdistan untuk melihat

rakyat negeri ini. binatang, tanaman, kota-kota dan desa-desa yang

dapat ditemukan di sini."

"Itu buruk sekali buat kalian, kalau begitu kalian mata-mata. Ada

urusan apa dengan yang kalian lakukan hingga begitu peduli dengan

negeri ini! Kami tidak pergi ke negeri kalian untuk mempelajari

rakyat kalian, kota-kota dan desa- desa. - Taruh dia pada seekor kuda

dan ikat jadi satu dengan yang disebut orang Inggris. Ikat kedua kuda

jadi satu!"

Perintah itu dijalankan. Orang-orang ini membawa begitu banyak

tali-temali, jelas bahwa itu diperuntukkan bagi lebih banyak orang

yang akan mereka tangkap daripada kami berdua. Begitu banyak tali

malang-melintang di antara saya dan Lindsay sehingga kami tak

mungkin melarikan diri. Si Inggris mengamati hal ini dengan

pandang tak terlukiskan di wajahnya, lalu dia berputar ke arah saya

dengan gambaran kepahitan seluruh jagat. Bibirnya ditekan

membentuk setengah lingkaran yang dibalut dagunya; hidungnya

jatuh layu tanpa warna bagai dibungkus salju dengan bendera kaku

membeku setengah tiang.

"Well, Sir?" saya bertanya.

Dia mengangguk dua atau tiga kali dengan gerakan perlahan dan

menjawab: "Yes!"

Dia tidak perlu mengatakan lebih dari satu kata itu bagi seluruh

suasana yang dapat diserukannya ke seluruh jagat. "Kita jadi

tawanan," saya katakan.

"Yes!"Petualangan di Kurdistan 90

"Dan setengah telanjang."

"Yes!"

"Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Yes!"

"Pergilah ke neraka dengan kata-kata ?yes Anda itu! Saya tanya

bagaimana hal ini bisa terjadi, bahwa kita jadi tawanan."

"Apa bahasa Kurdi untuk ?bangsat atau ?bajingan?"

"?Bangsat Heilebaz, dan ?bajingan Herambaz'

"Maka tanyakanlah kepada para Heile- dan Herambazes, bagaimana

mereka berhasil menangkap kita!"

Pimpinan barisan itu mendengar percakapan kami dengan beberapa

kata bahasa Kurdi. Dia menengok ke belakang dan bertanya: "Apa

yang kalian perbincangkan?"

"Teman saya menceritakan bagaimana sampai kami jatuh ke tangan

kalian," jawab saya.

"Kalau begitu gunakan bahasa Kurdi, jadi kami dapat

mendengarnya!"

"Dia tidak dapat bahasa Kurdi!"

"Kalau begitu jangan bicara jika tidak kami izinkan!" Selanjutnya dia

menghadap ke depan lagi, mungkin dengan keyakinan dia telah

memberikan perintah yang bagus. Saya cukup senang bahwa saya

tidak dilarang bicara. Seorang Kurdi tentunya melakukan hal

demikian. Bahkan ikatan kami tidaklah mengganggu. Kedua kaki

kami diikat di bawah perut kuda, dari lengan dan kaki kiri saya.

Selembar tali diikatkan ke lengan dan kaki kanan si Inggris. Kedua

kuda kami pun diikat bersama; meski demikian mereka

membebaskan tangan kami sehingga kami dapat mengendalikan

kuda kami. Tuan-tuan penguasa kami sekarang ini akan dapat banyakPetualangan di Kurdistan 91

belajar jika mereka mengikuti kursus yang dilakukan oleh orang
orang Indian Amerika dalam kehidupan liar.

"Coba ceritakan, Master Lindsay!" saya menggugahnya.

"Well! Anda telah terjungkir balik seperti juga kemarin. Rupanya

Anda hendak membuktikan gerakan akrobatik! Saya berkuda di

belakang Anda. Tentu Anda mengerti itu!"

"Saya mengerti sepenuhnya; lanjutkan ceritanya!"

"Kuda saya jatuh menungging di atas kuda jantan Anda, yang

sekarang dimiliki orang itu. dan saya .... hmm! Yes!"

"Haha! Anda juga terjungkir balik?"

"Memang begitu! Tetapi punya saya lebih bagus daripada kuda

Anda...."

"Mungkin Anda lebih banyak berlatih akrobatik daripada saya!"

"Sir, apa bahasa Kurdi dari 'paruh'?"

"Nekul."

"Bagus! Lebih baik perhatikan Nekul Anda!"

"Terima kasih atas peringatan Anda! Ungkapan Anda agaknya telah

mengambil citarasa orang Kurdi, begitu estetis. Bukan begitu?"

"Tidak aneh dengan segala masalah ini! Lalu saya mendarat di tanah

dan sulit untuk bangkit kembali. Ada sesuatu yang menjadi bengkok

di tubuh saya. Senapan saya terlempar lebih jauh ke depan, sabuk

saya robek dan semua senjata saya tergeletak di tanah. Lalu para

Herambaz ini melompat di atas saya."

"Anda mempertahankan diri?"

"Tentu saja! Tetapi saya hanya dapat meraih pisau dan pistol, itulah

sebabnya mereka dapat melucuti dan mengikat saya."

"Lalu ke mana itu Bey dan orang-orangnya?"Petualangan di Kurdistan 92

"Tidak melihat seorang pun tetapi mendengar banyak tembakan tidak

jauh dan kita berada."

"Mungkin mereka terkurung di antara dua kelompok ini."

"Jelas begitu. Sekali mereka telah menyelesaikan diri saya, mereka

menghadapi Anda. Saya mengira Anda telah mati. Begitu banyak

contoh, bahkan seorang penunggang yang buruk bisa patah tulang

lehernya, bukan begitu, Sir?"

"Mungkin sekali!"

"Anda diikat di antara kedua kuda itu, dan sekali mereka menguasai

kuda kita, mereka bergerak."

"Apa mereka menanyai Anda?"

"Banyak! Juga terjawab! Dan bagaimana! Yes!"

"Sekarang ini harus kita awasi arah mereka membawa kita. Di mana

lembah tempat bencana itu terjadi?"

"Tepat di belakang kita."

"Matahari ada di sana; kalau begitu kita sedang menuju ke arah

timur, tenggara. Apa Kurdistan masih memberikan kesenangan

seperti ketika Anda menembak beruang?" "Hmm! Sesekali negeri

celaka! Siapa orang-orang ini sebenarnya?"

"Mereka orang Nestoria."

"Sekte Kristen gemilang! Betul, Sir?"

"Orang-orang Kurdi telah memperlakukan mereka tanpa

perikemanusiaan, dengan begitu sesekali mereka akan

membalasnya."

"Tetapi mereka dapat menunggunya sampai kali lain! Apa yang akan

kita lakukan, Sir?"

"Tidak sesuatupun, setidaknya sekarang ini."

"Tidak lari?"Petualangan di Kurdistan 93

"Dalam keadaan seperti ini?"

"Hmm! Betapa manisnya pakaian kita ini! Hebat! Pergi sekarang! Di

Gumri kita akan mendapatkan pakaian baru."

"Itulah setidaknya yang dapat kita harapkan. Tetapi saya tidak akan

lari tanpa kuda maupun senjata saya. Bagaimana keadaan keuangan

Anda?" saya bertanya.

"Hilang! Dan punya Anda?"

"Hilang! Tapi itu tidak banyak," begitu saya menjawab.

"Urusan bagus. Sir! Apa yang akan mereka lakukan terhadap kita?"

"Hidup kita tidak terancam. Cepat atau lambat mereka akan

membiarkan kita pergi. Tetapi apakah kita akan mendapatkan

kembali milik kita, itu persoalan lain."

"Apakah Anda bisa menerima harus berpisah dengan senjata Anda?"

"Tidak akan pernah, bahkan jika saya harus mencarinya di seluruh

Kurdistan!"

"Yes! Saya akan melakukannya juga!"

Kami berkendara menembus suatu lembah luas yang terbagi dalam

dua barisan perbukitan yang memanjang dari barat laut ke tenggara;

jalan yang kami tempuh menanjak dan berbelok ke kiri di antara

bukit-bukit sampai kami mencapai dataran tinggi Ke arah timur kami

dapat melihat sejumlah rumah, desa-desa, dan sebuah sungai dengan

banyak aliran memasukinya. Murghi dan Lizan tidak jauh dari

tempat ini, karena itu menurut hemat saya kami telah melewati

Seraruh.

Kami berhenti di dataran tinggi di bawah pepohonan ek. Para

pengendara turun. Kami berdua diturunkan dan diikat ke sebatang

pohon. Setiap orang di antara mereka menunjukkan apa yang mereka

lakukan dan membolehkan kami menyaksikan pesta mereka. Lindsay

menegukkan tenggorokannya dengan jengkel dan mengomel:Petualangan di Kurdistan 94

"Anda tahu apa yang sedang saya harapkan?"

"Memangnya apa?"

"Daging beruang dan cakarnya."

"Lupakan kerinduan itu! Anda lapar?"

"Tidak, saya kenyang dengan kejengkelan! Lihat orang tidak tahu

adat itu! Bahkan tidak mengerti revolver!"

Orang-orang itu sedang memeriksa segala sesuatu yang mereka

rampas dari kami berdua. Kami lihat milik kami itu dioperkan dari

satu tangan ke tangan lain, selain uang yang dengan rajinnya

dikumpulkan jadi satu, senjata kami menimbulkan keinginan terbesar

bagi para pemilik baru. Sang pemimpin memegang kedua senjata

saya. Dia tidak memahaminya, nampak membolak-balikkan barang

itu dan akhirnya memberikannya pada saya dengan kata-kata: "Apa

ini senjata?"

"Ya."

"Untuk menembak?"

"Ya."

"Bagaimana cara menggunakannya?"

"Itu tidak dapat dijelaskan, tetapi hanva dapat diberikan contohnya."

"Coba tunjukkan!"

Orang ini bahkan tidak mempertimbangkan bahwa benda kecil ini

dapat sangat membahayakan dinnya.
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kalian tidak akan mengerti, saya katakan."

"Kenapa tidak?"

"Karena pertama-tama kalian harus mengerti konstruksi dan

menggunakan senjata yang lain."

"Yang mana yang kamu maksudkan?"Petualangan di Kurdistan 95

"Yang ada di sebelah kanan kalian."

Saya tunjuk pada senjata otomatis Henry. Seperti halnya juga

revolver, senjata itu dilengkapi dengan mekanisme pengamanan yang

tidak dapat dibayangkan oleh mereka.

"Maka jelaskanlah kepada saya!" dia berkata.

"Sudah saya katakan bahwa saya harus memberikan contohnya pada

kalian!"

"Ambillah senapanmu ini!"

Dia berikan senjata itu kepada saya, dan begitu berada di tangan saya

maka tidak ada sesuatu yang membuat saya khawatir.

"Berikan sebilah pisau agar saya dapat mengangkat pelatuknya," kata

saya.

Diberikannya sebilah pisau kepada saya, dengan pisau saya dorong

kunci pengaman, meski sebenarnya hanya dengan dorongan jari saya

dapat melakukannya; maka kini saya juga memiliki pisau.

"Katakan sasaran apa yang harus saya tembak?" pinta saya.

Dia melihat ke sekeliling dan bertanya: "Apakah kamu seorang

pembidik yang baik?"

"Ya!"

"Kalau begitu tembak apel-gall itu!"

"Saya akan menembak lima buah apel hanya dengan sekali mengisi."

"Itu tidak mungkin!"

"Saya mengatakan yang sebenarnya. Boleh saya mengisinya?"

"Silakan!"

"Maka kalian harus memberikan kantong yang sebelumnya

menggantung di sabuk saya."

Karaben itu terisi penuh, tetapi saya ingin peluru saya dikembalikan.Petualangan di Kurdistan 96

"Barang kecil apa yang ada di dalam tas itu?" dia bertanya.

"Akan saya tunjukkan kepada kalian. Pemilik barang ini tidak

memerlukan bubuk mesiu ataupun pelor untuk menembak."

"Saya lihat kalian bukan orang Kurdi karena kalian memiliki barang
barang yang belum pernah ada di negeri ini. Apa kamu benar seorang

Kristen?"

"Seorang Kristen yang baik."

"Coba bacakan Doa Bapa Kami!"

"Saya tidak dapat berbahasa Kurdi dengan baik, maka

maafkan jika ada beberapa kesalahan kecil."

Saya mencoba dengan keras memenuhi tugas itu. Beberapa kali dia

mengoreksi karena saya tidak tahu kata-kata bahasa Kurdi untuk

?cobaan dan ?keabadian, tetapi akhirnya dia puas: "Kau benar

bukan seorang Muslim, karena mereka tidak akan diperkenankan

mengucapkan doa Kristen ini. Kau tidak akan menyalahgunakan

senjatamu, maka saya kembalikan kantong itu."

Teman-teman pengikutnya rupanya tidak khawatir maupun keberatan

terhadap keputusan yang diambilnya. Mereka ini golongan rakyat

yang telah dilucuti dengan kekerasan untuk waktu yang panjang

sehingga mereka tidak paham apa yang dapat dilakukan seseorang

dengan senjata bagus di tangannya. Di samping itu, semua hal tadi

juga tercapai berkat pesona yang saya berikan.

Saya mengambil sebutir peluru dari kantong dan pura-pura

mengisikannya. Kemudian saya menandai cabang pohon yang akan

saya potong menjadi lima ?gerombolan apel yang ada dalam

bidikan. Saya menembak sebanyak lima kali dan apel-apel itu

berguguran. Keheranan orang-orang itu begitu hebatnya.

"Seberapa banyak kalian menembak dengan senjata itu?" sang

pemimpin bertanya.

"Sebanyak yang saya mau."Petualangan di Kurdistan 97

"Dan dengan senjata-senjata kecil ini?"

"Banyak kali juga. Apa saya harus menerangkannya kepadamu?"

"Lakukan!"

"Berikan senjata-senjata itu kepada saya!"

Saya taruh karaben saya di samping dan mendapatkan dua revolver

yang dia berikan kepada saya. Lindsay mengamati gerakan saya

dengan penuh antisipasi.

"Saya katakan bahwa saya seorang Kristen dari Barat. Kami tidak

pernah membunuh seseorang kecuali dalam keadaan terpaksa, tetapi

jika diserang kami tak dapat ditaklukkan karena kami memiliki

senjata-senjata hebat di mana pihak lawan tidak bisa bertahan. Kalian

semua ada tiga puluh prajurit berani; tetapi jika kami berdua tidak

diikat ke pohon ini dan hendak membunuh kalian semua, kami akan

mampu melakukannya dalam tiga menit. Kalian percaya itu?"

"Kami juga memiliki senjata!" kini dia menjawab dengan agak

bersiap.

"Kalian tidak akan dapat menggunakannya karena orang pertama

yang hendak memegang senjata atau tombak atau pisau belati akan

menjadi orang pertama yang mati. Tetapi jika kalian tidak melawan

kami tidak akan mengganggu kalian, kami akan berbicara secara

damai."

"Kamu tidak dapat melakukannya karena kamu diikat di pohon."

"Engkau benar, tetapi jika kami kehendaki, kami akan dapat bebas

segera," saya menjawabnya dengan tenang dan nada menggurui.

"Tali ini hanya melilit tubuh kami dengan pohon. Kami akan

memberikan kedua senjata ini kepada teman saya seperti yang saya

lakukan sekarang lalu saya akan mengambil pisau, dengan cepat

memotong tali ini, lalu kami bebas. Kalian lihat?"

Begitu saya mengatakannya, saya melakukannya. Saya berdiri tegak

di depan pohon dengan karaben di tangan, sedang Lindsay berdiri diPetualangan di Kurdistan 98

sebelah saya dengan dua revolver di tangan. Dia menganggukkan

kepalanya dan tersenyum garang, dengan ingin tahu mengawasi apa

yang saya lakukan karena dia tidak dapat menangkap sepatah pun

apa yang saya katakan.

"Kamu orang pintar," kata sang pemimpin; "tetapi kalian tidak perlu

menghancurkan tali itu. Duduklah lagi dan jelaskan senjata-senjata

kecil itu!"

"Sudah saya katakan dua kali bahwa hal ini tidak dapat dijelaskan,

tetapi haruslah dicoba. Dan saya akan menunjukkannya kepadamu

jika engkau tidak memenuhi tuntutan saya."

Akhirnya jelas baginya bahwa saya serius. Dia bangkit, demikian

juga yang lainnya; mereka segera meraih senjata-senjata mereka.

"Apa tuntutan kalian?" dia bertanya mengancam

"Dengarkan! Kami bukanlah prajurit biasa, melainkan Emir yang

menuntut penghormatan, bahkan jika menjadi tawanan sekalipun.

Kalian telah merampok kami dan mengikat kami seolah kami ini

pencuri saja layaknya. Kami menuntut apa yang telah kalian rampas

dari kami dikembalikan!"

"Kami tidak akan melakukannya!"

"Maka saya akan memberikan apa yang kalian harapkan dan

menunjukkan kepada kalian penggunaan senjata-senjata ini. Ingat;

orang pertama yang menggunakan senjata atau mencoba memukul

kami akan menjadi orang pertama yang akan mati! Lebih baik

memberitahukan hal ini baik-baik daripada membunuh kalian."

"Kamu juga akan jatuh!"

Tetapi banyak dari kalian akan mati sebelum kami!"

"Kami telah mengikat kalian karena kami akan membawa kalian

kepada Melek kami."

"Kalian tidak perlu membawa kami ke Melek kalian dengan ikatan

karena kami akan mempertahankan diri sendiri. Jika kalianPetualangan di Kurdistan 99

mengembalikan semua milik kami maka kami akan pergi bersama

kalian; karena kann akan bisa berdiri dihadapannya sebagai layaknya

para Emir."

Orang-orang baik ini bukanlah kaum haus darah, mereka menakuti

senjata kami. Mereka saling memandang, menggumam perlahan dan

akhirnya si pemimpin bertanya:

"Apa yang ingin dikembalikan?"

"Semua pakaian kami."

"Akan kami lakukan!"

"Uang dan semua isi kantong kami."

"Kami harus menyimpannya karena kami akan menyampaikannya

kepada Melek kami."

"Dan senjata-senjata kami."

"Itu juga harus kami simpan, jika tidak senjata itu akan kamu

gunakan melawan kami."

"Dan akhirnya kami menuntut kuda milik kami."

"Kamu menuntut sesuatu yang mustahil."

"Kalau begitu engkau sendiri bersalah bahwa kami harus mengambil

kembali milik kami dengan kekerasan. Engkau seorang pemimpin

dan mengantongi milik kami. Saya akan harus membunuhmu untuk

mendapatkan milik kami itu."

Saya mengangkat senjata saya. Lindsay segera memasang

revolvernya.

"Hentikan, jangan tembak!" pemimpin itu memerintahkan. "Apa

benar kalian akan datang bersama kami jika barang-barang itu kami

kembalikan?"

"Ya," saya menjawabnya.

"Bersumpahlah!"Petualangan di Kurdistan 100

"Saya lakukan. Itu sama dengan sumpah!"

"Dan kalian tidak akan menggunakan senjata itu?"

"Tidak, kecuali kami mempertahankan diri."

"Kalian akan menerima kembali semuanya."

Kembali dia berbicara perlahan dengan para pengikutnya. Agaknya

dia menjelaskan bahwa milik kami masihlah menjadi hak mereka.

Akhirnya semuanya ditaruh di depan kami, tidak satu barang kecil

pun yang tertinggal. Kami mengenakan pakaian kami sementara

Lindsay bertanya apa yang telah terjadi. Saya lihat dia mengerutkan

mukanya penuh tanda tanya.

"Apa yang telah Anda lakukan, Sir! Apa kebebasan sudah ada di

tangan kita?"

"Anda kira begitu? Hampir pasti ini mengarah suatu pertempuran."

"Apa kita harus menembak mereka semua?"

"Lima, barangkali sepuluh, tetapi kemudian kita yang kena.

Bergembiralah kita mendapatkan kembali milik kita; yang lain akan

segera kita dapatkan juga!"

"Ke mana mereka membawa kita?"

"Akan segera kita ketahui. Di samping itu Anda dapat meyakini

bahwa teman-teman kita tidak akan membiarkan kita. Saya tahu

Halef akan berusaha keras menemukan kita."

"Percaya juga. Rekan-rekan pemberani!"

Ketika kami selesai memilah milik kami, kami naik ke kuda dan

melanjutkan perjalanan. Hanya dengan sedikit tekanan dengan paha

saya, sudah cukup untuk mendapatkan kebebasan saya tetapi saya

memegang janji saya dan harus memenuhinya. Saya berkuda di

samping sang pemimpin yang tidak dapat melepaskan pandangan

kecurigaannya kepada kami.Petualangan di Kurdistan 101

"Saya bertanya lagi; ke mana kalian hendak membawa kami?" saya

memulainya.

"Melek kami yang akan menentukannya."
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Di mana dia berada?"

"Kami akan menunggunya di tempat landai di pegunungan."

"Melek yang mana itu?"

"Dari Lizan."

"Apa dia kini ada di Lizan dan akan datang kemudian?"

"Dia berangkat sesudah Bey dari Gumri."

"Nah! Dan kenapa kalian berpisah dengan dirinya?"

"Dia tidak memerlukan bantuan kami karena Bey hanya diikuti

sedikit orang, dan ketika kami kembali, kami menemukan kalian."

Kini teka-teki telah terpecahkan. Musuh sangat unggul dalam

jumlah, hal itu membuat teman-teman kami tak mungkin datang

membantu.

Perjalanan kami segera menuruni pegunungan dan kami lihat

Lembah Zab. Untuk melintasinya diperlukan beberapa jam berkuda

ke depan. Kira-kira dua jam kemudian kami sampai pada

sekelompok pondok yang terdiri dan empat bangunan, tiga di

antaranya dibuat dari tanah liat, sedang yang keempat dari batu.

Bangunan itu memiliki dua lantai dan mempunyai halaman luas di

bagian belakangnya

"Kita akan tinggal di sini," kata sang pemimpin.

"Rumah siapa ini?"

"Ini milik saudara laki-laki Melek, saya akan membawamu

kepadanya."

Kami berhenti di depan rumah tersebut. Begitu saya turun dari kuda,

kami dengar suara ribut terengah-engah yang keras. Kami berbalikPetualangan di Kurdistan 102

dan melihat seekor anjing berpacu menuruni tanah landai dengan

lompatan besar. Itu Dojan saya yang saya percayakan kepada Halef

sebelum terjadinya serangan. Jarak yang memisahkan saya dengan

pembantu saya cukup jauh, tapi daya ciuman binatang itu begitu

hebat sehingga dapat menemukan jejak saya. Kini dia melompat

kepada saya dengan penuh kegembiraan dan saya harus

menenangkannya. Saya menaruh tali kekang kuda saya pada

mulutnya sehingga tidak seorang pun akan membawanya lari diam
diam. Kami kemudian diajak masuk rumah. Sang pemimpin naik

bersama kami dan menunjuk sebuah ruang kecil tempat kami berdua

harus menunggunya. Beberapa waktu berlalu sebelum dia kembali.

"Kamu akan menghadap," katanya. "Tetapi kalian harus menyimpan

senjata kalian."

"Kenapa harus ada permintaan tidak masuk akal ini?"

"Saudara Melek kami seorang pendeta."

"Dan kalian boleh membawa senjatamu di depannya?"

"Saya temannya"

"Nah? Dia takut kami?"

"Ya begitu."

"Kalian tenang saja. Jika dia tidak ada maksud tipu daya, dia tidak

perlu khawatir dengan kami."

Orang itu membawa kami melalui pintu ke ruangan besar tempat si

pemilik rumah berada. Dia nampak lemah, tampang orang tua itu

sama sekali tidak memberikan kesan menyenangkan. Dia

memberikan isyarat agar sang pemimpin meninggalkan tempat dan

itu dilakukannya.

"Siapa kalian?" dia bertanya tanpa peduli untuk memberikan salam.

"Siapa Anda?" saya bertanya dengan nada yang sama. Dia

mengangkat alisnya.Petualangan di Kurdistan 103

"Saya saudara Melek dari Lizan."

"Dan kami tawanan Melek dari Lizan."

"Perilaku kalian tidak menunjukkan sebagai tawanan."

"Karena saya seorang tawanan dengan persetujuan dan tahu bahwa

saya tidak akan menjadi tawanan terlalu lama."

"Dengan persetujuan? Tetapi kalian ditawan!"

"Dan kami telah membebaskan diri dan mengikuti warga Anda

dengan kemauan kami sendiri, dengan begitu kami tidak dipaksa

untuk membunuh mereka. Apakah hal ini tidak dijelaskan kepada

Anda?"

"Saya tidak percaya itu."

"Anda akan belajar untuk mempercayainya."

"Kalian bersama Bey dari Gumri!" dia berlanjut. "Bagaimana itu bisa

terjadi?"

"Saya harus menyampaikan salam dari keluarga kepada dirinya."

"Kalau begitu kamu salah satu dari bawahan mereka?"

"Bukan. Saya orang asing di negeri ini."

"Seorang Kristen seperti yang saya dengar?"

"Benar begitu."

"Tetapi seorang Kristen yang melaksanakan ajaran dengan keliru!"

"Saya percaya bahwa itu yang benar."

"Kalian bukan pengabar Injil?"

"Bukan. Apa Anda seorang pendeta?"

"Suatu kali saya ingin menjadi pendeta."

"Kapan Melek akan datang?"

"Hari ini, tetapi waktunya tidak disebutkan."Petualangan di Kurdistan 104

"Apa saya harus tinggal di rumah Anda selama itu?"

Dia mengangguk dan saya bertanya lebih lanjut: "Tetapi sebagai

apa?"

"Sebagai yang ada pada kalian, seorang tawanan."

"Dan siapa yang menawan kami?"

"Warga saya dan janji kalian."

"Warga Anda tidak dapat menawan saya dan janji saya telah saya

penuhi. Saya katakan bahwa saya akan mengikuti rakyat kalian

kemari; saya telah memenuhinya."

Rupanya dia berpikir keras.

"Kalian benar. Jadi kalian bukanlah tawanan kami tetapi tamu kami."

Dia menepukkan kedua tangannya. Seorang perempuan tua muncul.

"Ambil kopi, pipa, dan tikar!" dia memerintahkan. Pertama kali tikar

di bawa masuk, dan kami harus duduk di depan orang tua itu yang

ingin menjadi seorang pendeta. Kini dia nampak sangat bersahabat,

dan ketika pipa beserta tembakau dihidangkan bahkan dia

menyalakannya untuk kami dengan tangannya. Saya menanyakan

kepadanya tentang keadaan kaum Kaldea Nestoria dan mendapati

hal-hal yang dapat membuat orang marah.

Para prajurit itu berkumpul di sekitar rumah. Saya mengetahui bahwa

mereka hanyalah petani sederhana, dengan kata lain bukan orang

penting di mata para Nomad dan orang-orang yang mempraktekkan

keahlian berperang. Mereka tidak menguasai penggunaan senjata dan

beberapa komentar sembrono dari tuan rumah menunjukkan bahwa

hanya lima dari sepuluh senapan locok mereka dapat digunakan.

"Tetapi sekarang kalian pasti lelah," dia memberikan alasan setelah

selesai hidangan kopi. "Izinkan saya memberikan kamar untuk

kalian!"Petualangan di Kurdistan 105

Dia bangkit dan membuka pintu. Dia berdiri di samping sebagai cara

penghormatan agar kami dapat melangkah lebih dulu; segera setelah

kami lewati ambang pintu, dia segera menutup pintu dan

menguncinya.

"Ah! Apa artinya ini?" tanya Lindsay.

"Pengkhianatan. Apa lagi!"

"Anda biarkan diri dibohongi!"

"Tidak. Saya telah memperhitungkan hal semacam ini akan terjadi."

"Kenapa Anda masuk jika memperhitungkan hal semacam ini?"

"Karena saya mau istirahat. Tulang-tulang saya masih terasa nyeri

karena jatuh."

"Kita dapat beristirahat di tempat lain tetapi bukan sebagai tawanan!"

"Kita bukan tawanan. Coba lihat ke pintu, telah saya pelajari

sementara kami bercakap. Beberapa tendangan keras atau tembakan

jitu dengan peluru senjata kita, pintu itu akan menjadi serpihan."

"Mau dilakukan sekarang juga?"

"Kita tidak berada dalam bahaya apa pun."

"Anda ingin agar lebih banyak orang datang! Itu tidak akan sulit

sekarang ini, naik ke punggung kuda kita dan pacu."

"Saya tergoda dengan petualangan. Tetapi ini merupakan kesempatan

paling bagus mencari tahu tentang keadaan kelompok Sekte Kristen

ini."

"Tidak begitu tertarik dengan itu; kebebasan lebih penting bagi

saya!"

Saya dengar salak kemarahan anjing saya, dan kemudian gonggong

tertentu yang menandakan keadaan bertahan terhadap suatu ancaman

serangan. Satu-satunya jendela di kamar ini terlalu kecil bahkan

untuk mengeluarkan satu kepala saja, dan itu pun menghadap bagianPetualangan di Kurdistan 106

lain rumah. Dengan demikian saya tidak dapat melihat apa yang

sedang terjadi. Saya dengar gonggong pendek dan kemudian diikuti

teriakan. Dalam keadaan demikian, tinggal diam di situ merupakan

hal sia-sia.

"Mari, Sir!"

Saya dorongkan bahu saya ke pintu; hanya sedikit bergerak.

"Gunakan ujung senapan!" Lindsay segera bertindak dan memasang

senjatanya.

Beberapa tembakan dan pintu menjadi serpihan. Di ruang sebelah

tempat kami makan terdapat empat orang yang menjaga kami;

mereka bergerak ke arah kami dengan senjatanya, tetapi nampaknya

mereka tidak terlalu bersungguh-sungguh dengan tugas yang

dibebankan.

"Berhenti! Jangan bergerak!" salah seorang dan mereka berkata

dengan sopan.

"Kalian yang seharusnya melakukan itu terhadap kami!"

Saya mendorongnya ke samping dan dengan cepat menuruni anak

tangga ke bawah, di mana mereka membentuk lingkaran lebar

mengelilingi kuda kami. Di sampingnya terdapat tuan rumah yang

ramah itu dan si anjing bertengger di atas badannya.

"Kita pergi, Sir?" Lindsay bertanya

"Ya."

Dengan cepat kami telah berada di punggung kuda.

"Stop! Kami tembak!" serentak teriakan bersama.

Juga sejumlah senjata ditujukan kepada kami, tetapi kami tidak

menyia-nyiakan kesempatan.

"Dojan, geri!"Petualangan di Kurdistan 107

Anjing itu melompat. Saya pegang senjata dan menyangkutkannya

ke badan. Lindsay melakukan hal yang sama dan kuda kami

menerobos kepungan itu. Baru kemudian terdengar dua tembakan di

belakang kami, sama sekali tidak menyentuh kami. Tetapi

rombongan orang Nestorah itu kemudian memacu kudanya dengan

lengkingan teriakan keras mencoba mengejar kami. Sejak

penangkapan terhadap diri kami, petualangan ini merupakan bagian

penuh komedi. Jelaslah bahwa tirani memiliki kemampuan untuk

menghaturkan keberanian sekelompok orang. Jika saja orang

Nestoria ini masih sedikit memiliki keberanian, apa yang dapat

dilakukan oleh kami berdua menghadapi kekuatan yang jauh lebih

unggul ini?

Kami tidak lagi memperhatikan mereka dan memacu kuda kami

secepat mungkin menyusuri arah tempat kami datang. Ketika kami

mencapai tempat di ketinggian, para pengejar kami berada jauh di

belakang.

"Kita aman dari mereka!" demikian Lindsay memperhitungkan.

"Tetapi tidak dari yang lain."
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kenapa begitu?"

"Mungkin saja kita menuju ke arah mereka."

'"Kalau begitu kita hindari mereka!"

"Di beberapa tempat hal itu tidak mungkin!"

"Kalau begitu kita lewati jalan di antara mereka! Well!"

"Itu sangat tidak mungkin, Sir. Perasaan saya mengatakan, kelompok

orang Nestoria yang tadi itu adalah orang-orang lebihan dan

memiliki persenjataan yang buruk serta pengecut di antara pasukan

Melek. Mereka dikirim balik karena merupakan halangan baginya.

Mereka berani menyerang karena kita hanya berdua dan tidak

seorang pun dari kita yang mampu menyiapkan pertahanan diri."Petualangan di Kurdistan 108

"Tetapi saya tidak akan membiarkan diri saya ditangkap kembali!

Yes!"

"Saya tak hendak tunduk dan membiarkan hal itu terjadi lagi, tetapi

kita tidak tahu apa yang menghadang di depan."

Dengan cepat kami menyeberangi dataran tinggi tempat kami

beristirahat sebelumnya. Ketika mencapai tepian dataran tinggi kami

berhenti dan saya mengeluarkan teropong kecil dari kantong pelana

untuk memeriksa dataran miring dan lembah di depan kami. Tidak

nampak apa pun yang mungkin dapat menghambat, dengan begitu

kami pun menuruni lembah. Setelah perjalanan cukup panjang

akhirnya kami mencapai tempat kami ditangkap sebagai tawanan.

Lindsay hendak pergi ke sebelah kanan ke arah Mia dan tempat kami

berburu, tetapi saya keberatan.

"Apa Anda tidak ingin memeriksa ke arah kiri sini, Sir?" saya

bertanya. "Teman-teman kita disergap dengan tiba-tiba di sana.

Sangat penting memeriksa tempat mereka bertempur."

"Kita akan bertemu mereka semua di Mia atau Gumri!" begitu

perhitungannya.

"Gumri ke arah kiri. Kemarilah!"

"Anda akan menuju bahaya baru, Sir!"

Saya berbelok ke kiri tanpa berkata yang lain dan dia mengikutinya

dengan sedikit murung.

Saya lihat akar pepohonan tempat kuda saya terjatuh. Kira-kira

delapan ratus langkah dari situ kami lihat seekor kuda mati yang tali

kekang dan pelananya telah diambil. Rerumputan di sana-sini dan

semak-semak rendah terlihat terinjak-injak; bercak noda darah pada

batu-batu karang menjadi saksi suatu pertempuran yang terjadi di

sini. Jejak itu sampai ke bawah: kaum Kurdi melarikan diri dan

orang Nestoria mengejarnya. Hal itu membuat si Inggris marah. Dia

tak lagi memikirkan peringatannya sendiri sebelumnya dan memacu

derap kudanya.Petualangan di Kurdistan 109

"Mari, Sir! Harus lihat bagaimana keadaannya!" dia berteriak pada

saya.

"Hati-hati!" saya peringatkan. "Lembah ini lebar dan terbuka. Jika

musuh kembali, kita akan diawasi; maka habislah kita."

"Tidak peduli! Harus bantu teman kita!"

"Mereka tidak memerlukan kita sekarang ini!"

Tetapi dia tidak dapat dicegah, saya terpaksa mengikutinya di lembah

terbuka itu meskipun saya memilih lewat di bawah pepohonan.

BAB SEMBILAN

JAUH di bawah tikungan lembah, tepi bagian dalamnya hampir

menyentuh pinggiran aliran sungai dan menghalangi pemandangan

ke depan. Mayat telanjang tergeletak tak jauh dari situ. Dari

rambutnya dapat diperkirakan itu mayat seorang Kurdi. Kami

memutari sudut dan telah berjalan hampir sejauh seratus langkah

ketika mendengar suara gemerisik di antara pepohonan dan semak
semak dekat dengan dinding lembah, tiba-tiba kami dikepung oleh

segerombolan orang bersenjata. Dua di antaranya segera memegang

kendali kuda saya dan beberapa lainnya segera memegang kaki dan

tangan saya sehingga menghalangi saya mempertahankan diri. Hal

yang sama terjadi dengan si Inggris yang dikelilingi begitu banyak

musuh sehingga kudanya pun hampir tak dapat bergerak. Dia

diteriaki tetapi tidak mengerti satu patah kata pun, teriakan pun

ditujukan kepada saya.

"Siapa kamu?" tanya salah seorang.Petualangan di Kurdistan 110

"Kami teman orang-orang Nestorah. Apa yang kalian kehendaki dari

kami?"

"Kami bukan orang Nestorah. Musuh-musuh kami dan para penindas

menyebut kami begitu. Kami orang Kaldea. Tetapi kalian orang

Kurdi?"

"Kami berdua bukan orang Kurdi, bukan Turki maupun Arab. Kami

mengenakan baju yang umum dikenakan di negeri ini. Kami orang

Feringhis [Orang Asing]."

"Dari mana?"

"Saya orang Nemje, dan teman saya ini orang Inglis."

"Saya tidak tahu Nemje, tetapi orang Inglis jelek. Saya akan

membawa kalian menghadap Melek kami yang akan mengadili

kalian."

"Di mana dia?"

"Lebih ke bawah lembah ini. Kami barisan depan dan melihat kalian

datang kemari."

"Kami akan mengikutimu Biarkan kami berkuda!"

"Kalian turun!"

"Perkenankan kami tetap di sini! Saya baru jatuh dan tidak dapat

berjalan dengan baik."

"Kalian boleh berkuda tetapi kami akan membimbing kuda kalian.

Tetapi jika kalian mencoba kabur atau menggunakan senjata, kalian

akan ditembak!"

Suaranya terdengar sangat tegas seperti dalam perang. Orang-orang

ini memberikan kesan berbeda dari orang-orang yang menawan kami

sebelumnya. Kami digiring menuruni lembah. Anjing saya ikut

berlarian di samping dan selalu mengawasi diri saya; melihat saya

tetap tenang dia tidak menyerang seorang pun.Petualangan di Kurdistan 111

Dari arah kanan, aliran anak sungai meluncur ke sungai lebih besar.

Aliran itu datang dari lembah di sebelahnya yang menyatu ke lembah

utama dan pada pertemuannya terbentuk tepian lebar yang indah.

Kira-kira terdapat enam ratus prajurit berkemah di sini, dibagi dalam

banyak kelompok. Gerombolan kuda merumput di dataran

sekelilingnya. Pemunculan kami menarik perhatian mereka, tetapi

tidak seorang pun berteriak kepada kami.

Kami dibawa ke kelompok terbesar yang di tengahnya duduk

seorang lelaki yang nampak tegar dan mengangguk kepada pengawal

kami.

"Kalian membawa mereka?" dia bertanya. "Kembali ke pos kalian!"

Jelas bahwa kedatangan kami telah dilaporkan kepadanya, seolah

kami bermaksud datang menuju ke tangan mereka. Melek itu

memiliki beberapa persamaan dengan saudaranya, tetapi mata saya

mengembara keluar dari dirinya dan tertuju pada kelompok lain. Bey

dari Gumri, Amad el Ghandur, dan Halef juga beberapa orang Kurdi

yang telah dilucuti duduk-duduk di sana, semuanya dikelilingi oleh

para penjaga tetapi tidak seorang pun yang diikat. Ketika kami tiba

mereka nampak tenang-tenang saja.

Sang Melek memberikan isyarat agar kami turun.

"Datanglah mendekat! dia memerintahkan.

Saya melangkah ke dalam lingkaran dan duduk di depannya dengan

begitu saja. Bahkan si Inggris melakukan hal yang sama. Pemimpin

itu menatap kami dengan keheranan tetapi tidak bicara apa pun

tentang kelakuan kami yang kurang ajar itu.

"Apakah kalian melawan ketika ditangkap?" dia bertanya.

"Tidak," saya menjawab lantang.

"Kalian masih memegang senjata!"

"Kenapa kami harus membunuh orang Kaldea sedang mereka teman
teman kami? Mereka orang Kristen seperti kami."Petualangan di Kurdistan 112

Dia terkejut dan bertanya:

"Kalian orang Kristen? Dari kota mana?"

"Kalian tidak tahu kota asal kami. Kota itu sangat jauh dari sini; di

negeri Barat, tidak seorang Kurdi pun pernah ke sana."

"Jadi kalian orang Frank? Mungkin dari Inglistan?"

"Teman saya ini dari Inglistan. Tetapi saya orang Nemje."

"Saya belum pernah melihat seorang Nemje. Apa mereka tinggal di

negeri yang sama dengan Inglis?"

"Tidak, negeri kami dipisahkan laut."

"Mungkin kalian mendengar tentang negeri itu dan seseorang, tapi

kamu bukanlah seorang Nemje."

"Kenapa begitu?"

"Karena saya lihat Anda mengalungkan Quran, seperti seorang

Hajji."

"Saya membelinya untuk mempelajari apa yang orang Moslemim

percayai dan ajarkan."

"Kalau begitu Anda telah berbuat tidak tepat. Seorang Kristen tidak

boleh mempelajari ajaran lain kecuali miliknya sendiri. Tetapi jika

kalian orang Frank, kenapa datang ke negeri kami?"

"Kami hendak mencari tahu barangkah kami bisa berdagang dengan

kalian."

"Barang-barang apa yang kalian bawa?"

"Kami belum membawa barang apa pun. Kami baru hendak

mempelajari barang-barang utama apa yang kalian perlukan dan akan

memberitahukannya kepada para pedagang kami."

"Kenapa kalian membawa senjata begitu banyak jika kalian hanya

akan mencari hubungan dagang dengan kami?"Petualangan di Kurdistan 113

"Membawa senjata merupakan hak setiap orang bebas; seseorang

yang melakukan perjalanan jauh tanpa senjata berarti dia berniat

menjadi budak."

"Maka katakan kepada para pedagang kalian bahwa mereka harus

mengirimkan senjata kepada kami karena banyak orang di sini yang

menghendaki kebebasan. Anda tentunya orang yang sangat berani

karena telah berani melakukan perjalanan begitu jauh dari tanah air.

Apakah Anda mempunyai seseorang di sini yang melindungi

kalian?"

"Ya. Saya memiliki satu Bu-djeruldi dari Sultan."

"Coba tunjukkan kepada saya!"

Saya berikan surat itu dan saya perhatikan bahwa dia dapat

membacanya. Melek ini rupanya cukup terpelajar. Dia lalu

mengembalikan surat tersebut.

"Kalian berada di bawah perlindungan yang tidak akan dapat

menolong kalian di sini tetapi saya lihat kalian bukanlah sembarang

prajurit dan hal itu berguna bagi kalian. Kenapa hanya Anda yang

berbicara sedang teman Anda tidak?"

"Dia hanya mengerti bahasa negerinya sendiri."

"Apa yang kalian lakukan di daerah terpencil ini?"

"Kami melihat adanya tanda-tanda pertempuran dan kami

menelusurinya."

"Di mana semalam kalian tidur?"

"Di Gumri," saya menjawabnya tanpa ragu. Dia menarik kepalanya

dengan keheranan dengan ekspresi tajam.

"Anda berani mengatakan itu kepada saya?"

"Ya, saya berkata sejujurnya."

"Kalau begitu kalian teman Bey! Kenapa kalian tidak bertempur

bersamanya?"Petualangan di Kurdistan 114

"Saya tertinggal di belakang dan tidak dapat mengejar untuk
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membantunya, karena rakyat kalian tiba di antara kami dan

rombongan Bey."

"Apa mereka menyerang kalian?"

"Ya, menyerang kami."

"Kalian mempertahankan diri?"

"Ya, sedikit. Kami berdua jatuh dari kuda kami masing-masing

ketika mereka datang; saya terbaring di sana tak sadarkan diri dan

teman saya kehilangan senjatanya. Seekor kuda terbunuh dan dua

orang terluka."

"Lalu apa yang terjadi?"

"Kami ditelanjangi sampai hanya pakaian dalam kami, diikatkan ke

kuda dan dibawa menghadap saudara Anda."

"Dan kini kalian ada di sini! Bagaimana itu terjadi?"

Saya menceritakan kepadanya secara rinci apa yang terjadi sejak

penangkapan kami sampai saat itu. Pandangan matanya kian

membesar dan akhirnya seruan keheranan yang sangat keluar dari

bibirnya:

"Katera Aisa - Yesus Pengasih Tuan, Anda ceritakan itu semua? Ini

berarti Anda ini Sheri [pahlawan] terbesar atau seorang paling

gegabah atau Anda mencari maut!"

"Bukan itu semua. Saya telah menceritakan segala sesuatu kepadamu

karena seorang Kristen tidak boleh berbohong dan karena saya

menyukai kalian. Kalian bukanlah perampok, bukan tiran yang di

depannya orang harus tunduk, tetapi Anda lebih merupakan seorang

pangeran terhormat dari rakyat kalian, yang menilai kebenaran dan

hendak mendengarnya."

"Chodih, Anda benar, dan karena Anda bertindak semacam itu, ini

merupakan kelebihan Anda. Jika Anda berbohong maka Anda akan

habis seperti yang lain!"Petualangan di Kurdistan 115

Dia memberikan isyarat kepada kelompok tawanan seperti yang

dimaksudkannya.

"Bagaimana Anda bisa tahu jika saya berkata tidak jujur?"

"Saya tahu siapa Anda. Tuan orang yang telah bertempur bersama

orang Haddedihn menghadapi musuh-musuh mereka."

"Benar, itu saya!"

"Bukankah Anda yang bertempur bersama orang Jesidi menghadapi

Mutessarif dari Mosul?"

"Itu benar!"

"Bukankah Anda yang membebaskan Amad el Ghandur dari penjara

di Amadijah?"

"Saya melakukan hal itu!"

"Dan .Anda yang membebaskan dua orang Kurdi dari Gumri yang

ditindas oleh Mutesselim?"

"Itu benar."

Saya kian menjadi heran. Bagaimana mungkin pemimpin orang

Nestoria ini dapat mengetahui tentang diri saya?

"Dari mana Anda mengetahui hal itu semua, Melek?" kini saya

bertanya.

"Bukankah Anda telah menyelamatkan seorang gadis di Amadijah

yang telah termakan racun?"

"Ya. Itu pun Anda ketahui?"

"Moyang perempuannya bernama Marah Durimeh, bukan?"

"Itu namanya. Anda kenal dia?"

"Dia telah mengunjungi saya dan bercerita banyak tentang diri Anda,

segala sesuatu yang didengarnya dan pembantu Anda yang kini

bersama para tawanan di sana itu. Perempuan itu tahu bahwa AndaPetualangan di Kurdistan 116

akan datang ke negeri ini dan meminta saya menjadi teman Anda."

"Bagaimana Anda tahu bahwa memang orang itu saya sendiri?"

"Bukankah Anda sendiri yang bercerita tentang petualangan di

Gumri kemarin? Kami mempunyai teman di sana yang menceritakan

segalanya. Itulah sebabnya saya tahu tentang perburuan itu yang

direncanakan hari ini dan Anda akan ikut serta. Ketika saya

menyaksikan dari semak-semak tersembunyi bahwa Anda tertinggal

di belakang, saya mengirimkan satu pasukan untuk menangkap

kalian agar tidak terjadi sesuatu terhadap Anda berdua selama

pertempuran."

Hal itu terdengar merupakan petualangan sangat menarik yang sulit

dipercaya. Tetapi kini saya memahami perilaku orang-orang ini yang

telah menangkap kami sebelumnya; meski tindakan mereka

mencopoti pakaian kami agak berlebihan.

"Apa yang akan Anda lakukan kini?" saya bertanya pada Melek.

"Saya akan membawa kalian ke Lizan bersama say aasebagai tamu

saya."

"Dan teman-teman saya?"

"Pelayan Anda dan Amad el Ghandur akan dibebaskan."

"Bagaimana dengan Bey?"

"Dia tawanan saya. Dewan kami akan memutuskan nasibnya."

"Apa kalian akan membunuhnya?"

"Itu suatu kemungkinan."

"Kalau begitu saya tidak dapat pergi bersama Anda!"

"Kenapa tidak?"

"Saya tamu Bey. Nasibnya juga nasib saya. Saya akan bertempur di

sampingnya, menang atau kalah."Petualangan di Kurdistan 117

"Marah Durimeh mengatakan bahwa Anda seorang Emir, itu berarti

Anda seorang prajurit gagah berani. Tapi coba pertimbangkan bahwa

keberanian saja sering menuju kehancuran jika hal itu tidak

ditimbang dengan matang. Teman Anda itu tidak dapat mengerti apa

yang telah kita bicarakan ini. Bicaralah kepadanya dan putuskan apa

yang akan Anda lakukan!"

Kesempatan ini benar-benar sesuatu yang saya harapkan, karena hal

itu akan memberikan kesempatan kepada saya untuk berbicara

dengan si Inggris.

Lalu saya menatapnya:

"Sir, kita diterima di sini dengan sikap yang hanya dapat diimpikan!"

"Jadi! Begitu buruk?"

"Bukan, dengan persahabatan Melek ini telah mengetahui siapa kita

sebenarnya. Nenek tua orang Kristen itu, yang cucunya saya

selamatkan di Amadijah telah menceritakan diri kita dengan panjang
lebar. Kita akan menjadi tamunya dan menemaninya pergi ke Lizan."

"Well! Bagus sekali! Hebat!"

"Tetapi jika kita menerima dan melakukannya, sayang sekali orang

akan mengatakan kita melawan Bey, karena dia tetap sebagai

tawanan, bahkan mungkin akan dibunuh!"

"Hmm! Tidak menyenangkan! Dia orang baik!"

"Tentu saja! Tetapi ada kemungkinan melarikan din dan sini

bersamanya."

"Bagaimana caranya?"

"Para tawanan tidak diikat. Masing-masing mereka hanya

memerlukan seekor kuda. Jika semua dapat cepat naik ke punggung

kuda yang sedang merumput di dekat sini serta memacunya dengan

cepat, saya akan dapat melindungi mereka dan belakang karena saya

punya alasan kuat bahwa orang Nestoria itu tidak akan menembak

saya."Petualangan di Kurdistan 118

"Hmm! Pukulan jitu! Hebat!"

"Tetapi hal itu harus berlangsung cepat sekali. Anda mendukung

saya?"

"Yes! Akan sangat menarik!"

"Tetapi kita tidak boleh menembak, Sir!"

"Kenapa tidak?"

"Itu tidak menghormati Melek."

"Tetapi mereka akan menangkap kita!"

"Saya kira tidak akan terjadi. Kuda saya bagus, punya Anda juga,

jika kuda yang lain tua dan jelek, maka mereka harus masuk ke

semak-semak. Apa Anda siap?"

"Oh, siap!"

"Maka waspadalah!"

Saya kembali ke Melek.

"Apa yang telah kalian putuskan?" dia bertanya.

"Kami akan tetap setia kepada Bey."

"Dengan begitu kalian menolak persahabatan saya?"

"Tidak. Tetapi Anda akan memperkenankan kami melakukan tugas

kami. Kami akan pergi sekarang, tetapi terus terang kami akan

melakukan apa pun dengan kekuatan kami untuk menyelamatkan

dirinya."

Dia tersenyum dan berkata:

"Dan andai saja kalian pergi serta mendatangkan seluruh prajuritnya,

Anda akan datang terlambat, karena kami sudah akan pergi. Tetapi

kalian tidak akan pergi, karena jika kalian berkehendak

menolongnya, maka saya akan menahan kalian di sini!"

Saya bangkit dan Lindsay telah berada di dekat kudanya.Petualangan di Kurdistan 119

"Akan menahan kami kembali?" saya bertanya, tetapi hal itu sekedar

untuk mengulur waktu karena saya telah memberi isyarat kepada

Halef dengan mengangguk ke arah gerombolan kuda yang sedang

merumput di dekat situ serta ke arah jalan keluar ke arah lembah

"Saya percaya tidak akan menjadi tawanan Anda."

"Tetapi Anda telah memaksa tangan saya, meskipun Anda perlu

memahami bahwa segala upaya kalian tidak akan menghasilkan

sesuatu."

Saya lihat Halef telah menangkap isyarat saya. Dia menggumam

kepada yang lain yang mengangguk setuju dan kemudian

memandang saya kembali dengan gerak penuh arti.

BAB SEPULUH

"MELEK, saya ingin mengatakan sesuatu," saya melangkah ke

arahnya dan menaruh tangan saya di bahunya, menyadari bahwa

waktu yang tepat telah tiba. "Coba lihat lembah itu!"

Dia berputar membelakangi para tawanan dan bertanya: "Kenapa?"

"Karena sementara Anda menatap ke arah sana," jawab saya, "hal

yang benar-benar Anda anggap tidak mungkin sedang terjadi di

belakang punggung Anda!"

"Apa maksud Anda?" dia bertanya bingung. Saya tidak

menjawabnya segera.

Dan benar, pada saat itu juga para tawanan berlarian menuju

sekelompok kuda. Mereka sudah siap di punggung kuda bahkan

sebelum aba-aba teriakan dilakukan. Si Inggris pun telah melakukan

hal yang sama; dia memacu kudanya melalui orang-orang yang

berpencar yang kemudian mengejar para pelarian.Petualangan di Kurdistan 120

"Para tawanan Anda melarikan diri," saya menjawabnya dengan

nada malas.

Itu merupakan muslihat kanak-kanak yang saya gunakan agar dia dan

orang-orang di sekelilingnya mengalihkan pandangan mereka dari

para tawanan. Tetapi hal itu berhasil. Dia memandang ke arah lain.

"Kejar mereka!" demikian dia berteriak seraya bergegas menuju

kudanya, seekor kuda kurdi coklat keabuan dengan sosok perkasa.

Para pelarian akan dengan mudah dikejarnya dengan kuda semacam

itu. Saya harus mencegah hal itu sehingga saya mendahuluinya dan

menarik pisau belati saya. Ketika dia mencapai kendali kuda, saya

menikam binatang itu pada pahanya dan memukulnya sekuat tenaga.

Meringkik dengan kerasnya, kuda tersebut melompat keluar dan

melaju dengan kencangnya.

"Pengkhianat!" Melek berteriak dan maju menghampiri saya.

Saya mendorong dirinya dan dengan cepat menuju kuda hitam saya,
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menunggangnya dan memacunya kencang.

Para pelarian mengetahui bahwa terdapat penjaga di lembah dan

karena itu berbelok ke kanan. Saya pacu kuda saya melewati

kelompok pengejar pertama dan mengambil jarak secukupnya,

berhenti dan membidikkan senjata saya.

"Berhenti! Akan saya tembak!"

Mereka tidak mau mendengar; saya menembak dua kali dan

menjatuhkan dua kuda paling depan. Pengejar yang lain

memperlambat lajunya dan berhenti tetapi yang di belakangnya terus

melajukan kudanya dan saya menembak tiga kali lagi. Hal ini

membuat para pelarian mempunyai waktu untuk lenyap dari

pemandangan. Kini Melek muncul dengan kuda cokelat abu-abunya

yang berhasil dia tangkap. Dia melihat keadaan dan mengeluarkan

pistolnya.

"Tembak jatuh dia!" dia berteriak marah dan melaju ke arah diri

saya.Petualangan di Kurdistan 121

Saya memutar kuda saya dan memacunya kencang. Semua itu

tergantung pada kecepatan kuda hitam saya. Saya taruh kedua tangan

saya di antara telinganya.

"Rih...!"

Langkah itu membuat sang kuda mempercepat laju larinya bagaikan

anak panah terbang dari busurnya. Bulu tengkuknya yang panjang itu

berkibar bagai bendera di sekitar lutut saya. Setelah satu menit

senapan Melek itu sudah tidak mampu lagi menjangkau diri saya.

Kini, pada siang hari, keadaannya sama sekali berbeda dengan ketika

kami berada di Lembah Tangga-tangga ketika saya melaju kembali

ke perkemahan kaum Haddedihn pada malam gelap. Saya sudah

sampai pada tikungan pertama lembah ketika teman-teman saya baru

saja tiba di kelokan kedua. Sesuatu terpikir dalam benak saya. Saya

coba mengurangi beban kuda dan ketika saya lakukan, kuda jantan

itu mempercepat lajunya, bahkan anjing saya tertinggal jauh di

belakang. Dalam tiga menit saya dapat mengejar teman-teman yang

telah memacu kudanya masing-masing sebaik-baiknya.

"Melaju lebih cepat lagi!" saya berteriak. "Untuk beberapa waktu

saja. Saya akan membuat kacau Melek."

"Bagaimana caranya?" tanya Bey.

"Tidak usah khawatir. Tak ada waktu menjelaskan. Tapi kita akan

bertemu di Gumri malam ini."

Saya menghentikan kuda saya sementara teman-teman memacu

kudanya masing-masing. Segera mereka lenyap di balik belokan

berikutnya. Saya kembali ke tikungan sebelumnya dan melihat para

pengejar dalam jarak tertentu. Melek berada paling depan. Saya

perhitungkan jarak waktu mereka mencapai tempat itu lalu saya

berputar menjauh, mula-mula dalam derap sedang, kemudian melaju

cepat. Kini si anjing bersama saya kembali. Segera para pengejar

muncul dan ketika melihat saya, sewajarnya mereka berpikir bahwa

saya belum dapat mencapai teman-teman, dan itulah yang sayaPetualangan di Kurdistan 122

kehendaki, agar mereka mengikuti saya sepanjang perjalanan yang

mereka tempuh.

Kembali saya mencapai aliran sungai kecil yang muncul dari sisi

lembah dan saya berbelok ke arah yang sama. Tempat itu sangat

berbatu dan tumbuhan juga jarang. Saya harus mengurangi laju kuda

saya dan segera melihat bahwa Melek mengikuti saya. Pastilah

pengikutnya berada di belakangnya, dengan begitu orang-orang

Kurdi itu aman.

Segera saya sadari ada sesuatu yang tidak saya kehendaki. Kuda

cokelat keabuan Melek merupakan pemanjat yang lebih baik

daripada kuda hitam saya. Kuda saya berusaha keras dan dengan

sendirinya dalam keadaan demikian jarak antara pengejar dan saya

kian mengecil. Medan paling berat adalah menuju puncak yang

menanjak tajam dengan hamparan batu kerikil tempat kuda

menapakkan kakinya. Saya menepuk kuda itu serta

menyemangatinya. Dia menggeram dan terengah-engah serta

berusaha keras ... akhirnya saya sampai ke puncak.

Suara tembakan terdengar di belakang saya; untungnya tembakan

Melek tidak tepat.

Sekarang penting sekali mengamati rentangan tanah berbatu karang.

Saya tidak melihat yang lain kecuali batu karang telanjang dan tidak

ada celah jalan yang nampak. Saya perhitungkan bahwa pegunungan

di sebelah kanan saya tempat yang mungkin dapat dilalui dan menuju

ke arah itu. Puncak tempat saya berada hampir datar sehingga saya

melaju lebih baik dan berada lebih ke depan.

Tetapi kini jalan mulai menuruni bukit dengan tebing batu karang

yang hampir dapat disebut sebagai jalan setapak. Saya mencapainya

dan bergegas.

Dari atas saya dengar teriakan. Melek yang berseru kencang. Apa ini

pernyataan amarah karena pelarian saya? Hal itu terdengar seperti

peringatan. Saya terus melaju dan melihat Melek mengikuti saya

dengan sangat hati-hati. Medan itu kian lama kian sulit. Batu karangPetualangan di Kurdistan 123

di sebelah kanan saya menjulang tajam sedang di sebelah kiri hampir

tegak lurus meluncur jauh ke bawah, jalan setapak itu kian

menyempit. Kuda saya berasal dari Pegunungan Shammar dan

tentulah sudah terbiasa dengan ketinggian semacam itu; dia berjalan

tanpa ragu dan terus dengan penuh hati-hati, meski kini jalan setapak

tak lebih dari dua kaki lebarnya (Satu kaki: kira-kira 30 cm).

Di beberapa tempat lebih lebar, dan saya berharap setelah tikungan

jalan akan lebih mudah untuk maju. Begitu mencapai tikungan

tersebut kuda saya berhenti begitu saja. Sang kuda maupun saya

sendiri melongok jauh ke bawah beberapa ratus kaki.

Saya benar-benar dalam keadaan terjepit. Saya tidak dapat maju,

tidak dapat berbalik, dan di belakang saya Melek bersandar ke

dinding karang. Barangkali dia mengetahui medan di situ lalu

mengikuti diri saya dengan berjalan kaki. Di belakangnya beberapa

orang pembantunya. Tentu saja saya sendiri dapat turun dengan

berputar balik di belakang kuda lalu berjalan kaki, tetapi dengan

demikian kuda hitam saya yang bagus itu akan habis riwayatnya.

Itulah sebabnya saya berkeputusan melakukan langkah yang sangat

berani. Saya berbicara lembut bersahabat dan mendorong kuda itu

untuk berjalan mundur. Dia menurut dan mulai berjalan mundur,

setiap langkah dilakukan dengan amat hati-hati, walaupun dia

mendengus dan gemetar pada setiap langkahnya. Jika saja dia

menjadi pusing, maka habislah kami. Pengaruh suara saya yang

tenang rupanya membuat daya kerja kuda saya berlipat. Sekalipun

hal itu berjalan lamban, setapak demi setapak akhirnya kami sampai

di suatu tempat dengan ukuran lebar dua kali lipat.

Di tempat tersebut saya biarkan kuda saya beristirahat. Melek

mengangkat senjatanya.

"Tetap tinggal di sana atau akan saya tembak" dia berteriak ke arah

saya.

Apa saya harus menunggu tembakan? Jika kuda saya menjadi panik,

mungkin saja dia akan melompat ke jurang bersama saya. AtauPetualangan di Kurdistan 124

barangkah terhempas ke dinding karang. Tetapi saya tidak dapat

tinggal diam di situ. Karena itu saya memilih menembak lebih dulu,

untuk itu kuda hitam saya akan lebih siap dan mungkin tidak menjadi

panik.

Di samping itu jarak saya dengan Melek cukup jauh dan saya tidak

perlu mengkhawatirkan pelurunya. Tetapi jika tembakannya mampu

melewati jarak, itu pun hanya akan menggores kuda saya dan

membuatnya oleng. Saya membalik di belakang pelana,

membidikkan senjata dan berteriak: "Pergilah, kalau tidak akan saya

tembak!"

Dia tertawa dan menjawab:

"Kamu bercanda. Dalam jarak begini tidak ada orang yang dapat

kamu lukai."

"Saya akan membuat lubang pada serbanmu!"

Sayu acungkan senjata saya sekali lagi serta mengokang-nya dengan

keras agar kuda hitam saya siap. Lalu saya membidik. menembak,

dan segera bersiap kembali. Peringatan selanjutnya tidak diperlukan

karena kuda saya yang tetap berdiri tegak. Tetapi teriakan terkejut

terdengar di belakang saya, dan ketika saya awasi kembali, Melek

telah tidak nampak. Saya khawatir kalau-kalau telah membunuhnya;

tetapi segera saya ketahui dia mengambil jarak lebih jauh yang lebih

aman.

Saya isi peluru saya kembali dan sekali lagi memberikan kesempatan

kuda saya untuk berjalan mundur. Anjing saya tetap berdiam diri

dengan rapinya selama ujian berat itu. Dia tinggal dalam jarak

secukupnya dari kuda itu, seolah mengerti bahwa tidak boleh ada

suara atau gerakan yang dapat mengganggu sang kuda.

Kini diperlukan waktu cukup untuk mendapatkan tempat yang

nyaman untuk beristirahat Tempat itu kira-kira panjangnya lima

hasta [10.1] dengan lebar empat kaki.Petualangan di Kurdistan 125

Apakah saya harus mengambil langkah sekarang? Mungkin lebih

baik mengambil risiko sekaligus daripada tersiksa selama berjam
jam. Saya bujuk-bujuk kuda saya untuk mengangkat tubuhnya

melewati tebing curam batu karang sehingga dapat berbalik kembali

ke dataran sempit tebing ... Kemudian ... oh Tuhan, tolong kami! ...

Saya menjepitkan kedua paha saya ke badan kuda, mengangkat

tubuhnya dan menarik tali kendalinya kuat-kuat.

Untuk sesaat kaki depannya berada di udara di atas tebing curam,

lalu mendaratkan tapaknya di sisi lain: pemutaran berbahaya berhasil

dilakukannya, tetapi seluruh tubuh kuda itu gemetar dan diperlukan

beberapa waktu lamanya sebelum saya dapat menenangkannya.

Kini kami benar-benar dalam posisi lebih baik... terima kasih Tuhan!

Dengan cepat kami berhasil menyusuri medan berbahaya itu sampai

kami terpaksa berhenti. Melek berdiri di depan saya dalam jarak

cukup dekat bersama kira-kira dua puluh pembantunya. Semuanya


Pendekar Rajawali Sakti 60 Badai Di Baby Sitter Club 3 Rahasia Stacey Natasha Karya Viktor Malarek

Cari Blog Ini