Ceritasilat Novel Online

Petualangan di Kurdistan 5

Petualangan di Kurdistan Karya Karl May Bagian 5

kulyan dan tidak mati?"

"Mereka telah berbicara dengan dia, tetapi tidak melihatnya."

"Telah saya bilang tadi bahwa Anda akan melihatnya. Ia telah

memerintahkan agar Melek, Anda, dan Nejir Bey harus datang ke

gua segera. Apa Anda akan memenuhi perintah ini? Melek akan

datang!"

"Kalau begitu saya akan pergi juga."

"Saya tahu itu. Tetapi harap Anda ingat juga bahwa Anda tawanan

sang Melek."

"Apa dia pikir saya akan lari?"

"Dia pasti berhati-hati sekali. Apa Anda sudi berjanji kepadanya

tidak akan mencoba lari dan memegang janji Anda untuk kembali

kemari dengan kemauan bebas Anda?"

"Saya berjanji."

"Kalau begitu harap saling berjabat tangan!"

Mereka berdua saling berjabat tangan, dan Melek memastikan:

"Bey, saya percaya dan tidak akan menjaga Anda meskipun

mendapatkan Anda sebagai tangkapan jauh lebih berharga daripada

kekayaan besar yang mana pun. Kita tidak akan jalan kaki tetapiPetualangan di Kurdistan 250

berkuda, dan Anda akan mengendarai kuda Anda sendiri dengan

bebas.

"Naik kuda?" saya bertanya. "Bukankah tidak mungkin mencapai

gua melalui jalan itu dengan berkuda?"

"Ada jalan yang lain," jawabnya, "jalan itu lebih jauh, tetapi dengan

berkuda akan kita capai lebih cepat daripada dengan berjalan kaki.

Apa Anda akan berkuda bersama kami, Tuan?"

"Ya, meskipun saya tidak akan pergi kepada sang roh bersama

kalian."

"Tetapi apa yang akan terjadi dengan Nejir Bey?"

Tanpa menunggu jawaban saya maka Nejir Bey berkata dengan

kasar:

"Saya tidak pergi, saya akan tinggal di sini!"

"Kamu telah mendengar tadi, Ruh 'i kulyan memerintahkan

kehadiranmu." sang Melek memperingatkan dirinya dengan suara

tegas.

"Saya tidak perlu mengikuti apa yang dikatakan orang asing ini!"

"Kalau begitu kamu tidak tunduk kepada perintah roh itu?"

"Saya akan tunduk tetapi bukan melalui pesan yang dikirimkan orang

Frank ini!"

"Tetapi saya perintahkan kamu!"

"Melek, saya Nejir Bey, Rais dari Shoordh; Anda tidak berhak

memerintah saya!"

Sang Melek memandang saya dengan tanda tanya, karena itu saya

beralih kepada pembantu kecil saya Hajji Halcf Omar:

"Halef, engkau lihat ada Hhabalun [tali] untuk mengikat di dekat

sini?"

"Ada di pojok sana, cukup banyak, Tuan," jawabnya.Petualangan di Kurdistan 251

"Ambil secukupnya dan bawa kemari!"

Si kecil Hajji tahu benar untuk apa tali itu. Dia berikan sikutan sangat

bersahabat pada tulang rusuk si Rais yang berdiri dalam lintasannya

ketika dia membungkuk mengambil tali yang terbuat dari Leff [serat

pohon kurma].

Saya jelaskan kepada Melek:

"Jika dia menolak datang maka dia akan dipaksa. Kami akan

mengikatnya di kuda begitu rupa hingga dia tidak dapat bergerak."

"Coba saja," ancaman si Rais. "Siapa pun yang datang mendekati

saya akan diperlakukan dengan cara yang sama dengan apa yang kau

lakukan terhadap suami Madana!"

"Apa artinya itu?" tanya Halef.

"Dia harus diikat pada kuda, tetapi dia akan menendang jatuh siapa

pun yang berani mendekati dirinya."

"Mashallah, orang ini memang konyol!"

Dengan kata-kata itu si kecil melompat dan dalam sekejap mata sang

raksasa Chaldani, yang hanya tangannya terikat, terkapar di ubin.

Setengah menit kemudian kakinya diikat juga, begitu kuatnya hingga

tidak dapat bergerak sama sekali. Seakan-akan dia terjebak dalam

kepompong.

"Tetapi dia harus duduk di pelana kuda, Halef!" saya ingatkan

padanya.

"Itu tidak perlu, Sihdi", jawabnya. "Kita taruh Jadd [kakek] ini

melintang di atas kuda pada perutnya agar dia dapat belajar

berenang."

"Baiklah. Bawa dia keluar!"

Si kecil memegang si raksasa pada leher bajunya, sedikit

mengangkatnya, lalu dia berputar saling membelakang, selanjutnyaPetualangan di Kurdistan 252

menyeretnya keluar. Orang-orang lain mengikutinya. Kini Lindsay

mendekati saya.

"Master," katanya. "Tidak mengerti apa pun, sedikit pun, nothing

not. Ke mana Anda mau pergi?"

"Ke ?Roh Gua."

"Hantu gua? Thunderstorml Boleh ikut?"

"Hmm! Sebenarnya tidak."

"Pshawl Tidak mau makan hantu!"

"Saya percaya!"

"Di mana tinggal?"

"Pi atas sana, dalam batu-batu karang."

"Batu karang? Apa ada reruntuk?"

"Tidak tahu. Ketika saya berada di sana keadaan terlalu gelap untuk

bisa melihat."

"Batu karang! Gua! Reruntuk! Hantu! Malah mungkin Fowling
bulls?"

"Saya kira tidak."

"Dan saya masih ingin ikut! Terlalu lama sendirian; tak ada yang

ngerti saya. Akan bahagia kalau dekat Anda kembali. Bawa saya!"

"Baiklah kalau begitu, tetapi Anda tidak akan melihat banyak."

"Disagreeable, uncivil! Ingin lihat roh ... roh atau hantu! Tetapi akan

ikut! Yes!"

Ketika kami keluar rumah, seluruh penduduk Lizan berkumpul di

depan; begitu banyak orang berkumpul, tetapi keadaan begitu hening

diam. Dengan cahaya obor, saya dibantu Halef terlihat dengan jelas

ketika mengencangkan ikatan si Rais di punggung kuda; tidak ada

sepatah kata pun yang mempertanyakan keadaan tidak biasa itu.Petualangan di Kurdistan 253

Kami bersiap dengan kuda kami dan menaikinya dalam cahaya

terang yang dipancarkan banyak obor, barulah ketika itu sang Melek

menjelaskan kepada kerumunan bahwa kami hendak mencari Ruh i

kulyan. Dia memerintahkan kepada mereka untuk tidak melakukan

tindakan apa pun sampai kami kembali. Selanjutnya kami berangkat

pergi melewati kerumunan orang banyak tersebut.

Sang Melek dan Bey berjalan di depan, Halef, yang menuntun kuda

Rais, di belakangnya, saya dan si Inggris menutup iringan di

belakang. Sang Melek dan Lindsay membawa kedua obor yang

menerangi perjalanan kami.

Semula jalannya seperti layaknya jalanan biasa; kemudian kami

menyimpang dan jalur itu, namun masih bisa berjalan berdampingan.

Ini merupakan perjalanan yang fantastik. Di bawah kami terletak

Lembah Zab yang paling-paling baru dikunjungi oleh empat orang

Eropa, terhampar di sana dalam kegelapan penuh. Di sebelah kanan,

warna merah darah cahaya obor penduduk Lizan membubung ke

angkasa; di sebelah kiri, menyeberangi Sungai Zab, cahaya lemah

tersebar menunjukkan tempat kaum Kurdi membangun perkemahan;

di atas kami, di dalam kegelapan, sang gunung mendongak ke surga.

Di atas sana di antara batu karang, sang roh, yang masih

membingungkan saya, terlepas dan kenyataan bahwa ia telah

mengizinkan saya untuk ?mengenalnya, ada di kediamannya. Kami

berenam terus berkendara di atas kuda kami, bermandikan kedipan

lidah api aneh dan mengerikan dari obor kayu pinus. Kami terdiri

dari seorang Arab dari Sahara, seorang Inggris, seorang Kurdi, dua

orang Nasarah, dan seorang Jerman, serta seorang tawanan di tengah
tengahnya.

Selanjutnya kami berbelok ke arah dataran karang. Lembah itu telah

lenyap di belakang kami dan di depan, di ketinggian, nampak hutan

dengan pepohonan bercabang besar Kami naik ke atas ke tanah

lunak. Kerlap cahaya kedua obor menimpa pokok pohon yang satu

ke yang lainnya, dari cabang ke cabang, dari daun ke daun yang lain

sedangkan di samping kami, di depan dan belakang kami, segalanyaPetualangan di Kurdistan 254

membingungkan, berlarian cepat dan berkepak lewat bagaikan

halaman-halaman novel hantu. Hutan yang sedang tidur itu nampak

begitu beratnya, dan langkah kaki kuda kami pun terdengar berat

pada tanah humus hutan, bagaikan pukulan genderang berjarak

dalam barisan ke makam.

"Seram! Yes!" kata si Inggris perlahan sambil menggelengkan

kepala. "Tak bakal berkuda sendirian mengunjungi hantu. Well!

Anda tadi sendirian?"

"Tidak."

"Tidak? Dengan siapa tadi?"

"Seorang perempuan."

"A maid! Good luck! Masih muda?"

"Yes."

"Cantik?"

"Sangat!"

"Menarik?"

"Tentu saja! Lebih menarik daripada sebuah Fowling-bull."

"Heavens, Anda beruntung! Ceritakan!"

"Nanti, Sir. Anda akan melihatnya sendiri pada pagi hari."

"Well. Akan terbukti apa ia benar lebih menarik daripada Fowling
bull. Yes!"

Percakapan bisik-bisik itu berakhir dan kembali kesunyian

menyelubungi kami. Terasa sesuatu yang suci, sesuatu tak teraba

dalam kegelapan malam di hutan itu, dan sejak itu sepenuhnya tiada

terdengar bunyi apa pun kecuali terkadang dengus kuda kami.

Dengan cara itu kami melanjutkan mendaki sampai mencapai suatu

puncak, dan di situ kedua pemimpin berhenti.Petualangan di Kurdistan 255

"Kita sampai," kata Melek. "Di sana, dua ratus kaki menuruni batu
batu karang ini tempat gua tersebut. Kita turun di sini dan

meninggalkan kuda. Apa Anda akan datang juga?"

"Ya, demi si Rais, tetapi hanya sampai di depan mulut gua saja.

Menyalakan lilin!"

Kami amankan kuda kami dengan mengikatnya di pohon-pohon,

selanjutnya membuka ikatan si Rais sedang Halef dan Lindsay tetap

tinggal di situ. Agar sang Rais dapat berjalan ikatan kakinya dilepas.

Dojan, anjing saya berdiri mengawasi sang tawanan dengan tajam

dan ia dapat dikenali dalam kegelapan malam dengan memandang

matanya. Hal ini sama halnya dengan cahaya fosfor yang sering kita

lihat pada mata Tintorera [ikan hiu di Amerika Tengah]. Jika orang

menatap pergolakan air laut pada malam hari dan dapat dengan jelas

mengenali monster mengerikan itu.

"Rais, engkau ikuti Melek dan Bey. Saya akan mengikuti dari

belakang. Jika engkau menunda-nunda, maka engkau akan

merasakan tajamnya gigi si anjing?"

Kata-kata saya memberikan isyarat berlanjutnya perjalanan kami.

Perintah kami sebelumnya diikutinya, dan Nejir Bey tidak

membangkang sedikit pun dalam mengikuti perintah saya. Kami
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berjalan secara memotong menyeberangi puncak bukit dan turun, dan

situ saya lihat batu-batu karang yang sudah saya kenal di bawah.

Setelah lewat lima menit maka kami berdiri di tempat yang sama di

mana Ingja menunggu sementara saya melakukan pertemuan dengan

Ruh 'i kulyan.

"Kalian harus masuk ke gua dan berjalan ke depan sampai terlihat

cahaya." saya menjelaskan.

Petualangan ini jelas membuat mereka tersentuh, hal yang saya

simpulkan dari cara mereka berkali-kali bernapas dalam-dalam,

sedang saya tidak dapat melihat muka mereka dengan jelas.

"Emir, lepaskan ikatan tangan saya!" pinta si Rais,Petualangan di Kurdistan 256

"Saya tidak berani." jawab saya

"Saya tidak akan lari, saya akan masuk ke gua bersama mereka!"

"Apa ikatan itu membuatmu sakit?"

"Sakit sekali."

"Engkau telah mengikat saya dengan cara yang sama, dan saya harus

menanggung kesakitan yang sama untuk jangka yang jauh lebih

lama. Sekalipun demikian saya akan melonggarkan ikatannya, tetapi

saya tidak percaya janjimu."

Dia diam membisu; kecurigaan saya mungkin sekali sangat

beralasan. Mereka berdua membuat tawanan itu berjalan di tengah.

"Tuan, apa Anda akan tinggal di sini, atau kembali ke tempat kuda

kita?" tanya Bey.

"Saya akan melakukan sesuai keputusan Anda."

"Kalau begitu tinggallah di sini. Orang ini mungkin membuat kami

perlu meminta bantuan Anda."

"Kalau begitu Anda bisa pergi; saya akan menunggu di sini."

Mereka pergi dan saya duduk di sebuah batu di dekat situ. Anjing itu

tahu benar akan tugasnya dengan mengikuti si Rais; lalu saya panggil

dia. Anjing itu balik kembali dan duduk di depan saya,

menyandarkan kepalanya ke kaki saya dan membiarkan tangan saya

mengelusnya.

Untuk beberapa lamanya saya duduk di sana dalam kegelapan

malam. Pikiran saya mengembara ke atas gunung dan lembah,

negeri-negeri dan lautan menuju tanah air. Betapa banyak peneliti

yang telah mengorbankan begitu banyak hal untuk apa yang pada

saat ini saya alami! Betapa mengagumkan, Tuhan telah membimbing

dan melindungi saya sementara banyak ekspedisi dengan

perlengkapan yang baik musnah atau dihancurkan di tempat-tempat

saya menemukan sambutan bersahabat! Apa sebabnya? Betapa

banyak buku yang saya baca tentang negeri-negeri dan penduduknyaPetualangan di Kurdistan 257

yang aneh, betapa banyak prasangka menumpuk pada diri saya! Saya

telah menjumpai negeri- negeri, penduduk, suku-suku yang jauh

lebih baik daripada yang digambarkan orang. Percikan Tuhan tidak

pernah mati sepenuhnya dalam diri manusia, bahkan suku yang

sangat buas dan kejam menghormati orang asing, jika pihak lain ini

juga menghormati dirinya. Di mana pun ada pengecualian. Mereka

yang menaburkan cinta, menuai cinta, hal ini sama di kalangan

penduduk Eskimo maupun Papua, kaum Amo maupun Botokuden.

Saya bukannya selalu lolos tanpa cedera; beberapa memar, luka

goresan dan luka ringan saya derita, tetapi itu hanya karena saya

bertindak, katakanlah sebagai seorang ?pengelana malang, harus

menyampaikan kata-kata keras atau mengeluarkan kecaman tidak

simpatik bahkan kepada ?pengembara paling sopan pun, demi

lempangnya jalan. Akankah saya diizinkan menjadi perintis

peradaban, perintis kekristenan! Saya tentu tidak akan menjadi

penghambat maupun kekuatan perusak di antara saudara-saudara

jauh saya; yang juga merupakan anak-anak Tuhan serta egois yang

paling angkuh Saya akan menghargai setiap bentuk kekayaan

budaya, bahkan juga yang paling kecil yang baru mulai; tidak

mungkin bagi seorang anak dari Bapak Agung menjadi seperti anak

yang lain, dan kerendahan hatilah, bukan kecongkakan, yang

membuat orang berhasil mengajarkan Firman, yang mengajarkan

perdamaian dan cinta kasih. Kata-kata ini bukanlah berasal dari

Xerxes, Alexander, Caesar, atau Napoleon, tetapi dari Dia yang lahir

di kandang domba, yang makan bulir-bulir karena miskinnya, dan

yang tidak tahu di mana dapat berteduh, dan yang ajaran pertamanya

berbunyi: ?Diberkatilah para pembawa damai karena merekalah

anak-anak Tuhan!.

Lebih dan satu jam berlalu dalam keadaan demikian dan saya masih

sendirian. Saya agak khawatir bahwa teman-teman saya mengalami

sesuatu di gua; saya mempertimbangkan untuk memeriksanya saat

akhirnya saya dengar langkah kaki.

Saya bangkit. Mereka telah kembali, dan ... segera saya ketahui ...

ikatan tangan si Rais telah dibuka.Petualangan di Kurdistan 258

"Anda harus menunggu begitu lama!" Melek menyatakan

simpatinya.

"Saya sangat penasaran," saya menjawabnya, "bahkan saya

berencana untuk mengikuti Anda."

"Itu tidak perlu, Tuan. Kami telah melihat dan bercakap dengan Ruh

?i kulyan!"

"Apa Anda mengenalnya?"

"Ya. Itu adalah ... sebutkan namanya dulu!"

"Marah Durimeh?"

"Ya, Emir. Siapa yang akan mengira bahwa ia!"

"Saya berpikir begitu! Saya telah menduganya sejak lama. Apa saja

yang Anda perbincangkan?"

"Itu rahasia dan akan tetap menjadi rahasia, Tuan, perempuan itu

seorang Meleka [Ratu] tersohor, dan apa yang dikatakannya kepada

kami telah mengubah hati kami menuju perdamaian. Kaum Berwari

akan menjadi tamu kami dan akan meninggalkan Lizan sebagai

teman."

"Benar begitu?" kata saya dengan sukacita.

"Benar begitu," jawab sang Bey dari Gumri. "Tahukah Anda kepada

siapa kami harus berterima kasih untuk hal ini?"

"Kepada Ruh ?i kulyan."

"Ya, tetapi pertama-tama kepada Anda, Emir. Ratu tua itu

memerintahkan kami agar menjadi teman Anda, tetapi kita telah

menjadi teman sebelumnya. Tinggallah bersama di negeri kami

sebagai saudara dan sebagai saudara bagi semua orang!"

"Terima kasih! Tetapi saya juga mencintai negeri nenek moyang

kami dan saya ingin menghabiskan hari tua di sana. Walau demikian

saya dan teman-teman akan tinggal di sini beberapa waktu lamanyaPetualangan di Kurdistan 259

sepanjang sesuai dengan rencana saya. Apa Marah Durimeh masih

merupakan sang Ruh ?i kulyun?"

"Ya, tetapi tidak seorang pun boleh tahu bahwa dialah orangnya.

Kami bersumpah untuk memegang rahasia itu sampai dia meninggal.

Dan Anda juga tidak akan membuka rahasia itu, bukankah begitu,

Emir?"

"Tidak kepada seorang pun!"

"Dia akan mengunjungi Anda di rumah saya sekitar tengah hari

besok, karena dia menyayangi Anda seolah seperti anak lelaki atau

cucu lelakinya sendiri," kata Melek. "Mari kita pergi sekarang."

"Bagaimana dengan kaum Chaldani yang telah dikumpulkan oleh

Nejir Bey?" saya segera bertanya karena saya hendak

memastikannya.

Orang itu mendatangi saya sambil menyodorkan tangannya meminta

maaf.

"Tuan, jadilah Anda teman dan saudara saya juga, maafkan saya!

Saya telah tersesat ke jalan yang salah dan berkehendak

mengubahnya. Anda akan menerima kembali segala sesuatu yang

telah dirampas dari Anda, dan saya akan segera pergi ke tempat

berkumpulnya kaum kami itu dan memberitahu mereka bahwa akan

ada perdamaian."

"Nejir Bey, sambutlah tangan saya; dengan senang saya maafkan

Anda! Tetapi tahukah Anda siapa yang membebaskan saya dari

sekapan?"

"Saya tahu. Marah Durimeh telah menjelaskan kepada saya. Madana

dan Ingja yang melakukannya, dan anak gadis saya itu yang dengan

kemauannya sendiri mengantarkan Anda ke Ruh 'i kulyan."

"Apa Anda marah terhadap mereka berdua?"

"Semula saya akan sangat marah dan akan memberikan hukuman

berat; tetapi kata-kata sang Meleka tua membuat diri saya menyadariPetualangan di Kurdistan 260

bahwa itu merupakan perbuatan yang benar. Izinkan saya juga

mengunjungi Anda!"

"Saya akan senang menyambutnya! Mari kita berangkat, saudara
saudaraku! Dua teman saya di situ akan gelisah menunggu."

Kami beranjak dan tempat misterius itu dan mendaki lembah

kembali, ketika sampai di puncak, benar kami dapati bahwa si

Inggris dan Halef sedang mengkhawatirkan diri kami.

"Ke mana saja, Sir!" dari jauh Lindsay berseru. "Saya hampir saja

mendatangi tempat itu dan memukul mampus Hole-ghost itu karena

Anda!"

"Anda lihat sendiri, perbuatan gagah berani itu tidak diperlukan,

Sir!"

"Apa yang terjadi di sana?"

"Nanti, nanti saja; sekarang juga kita harus siap berangkat."

Halef menyentak tangan saya.

"Sihdi," dia berbisik, "Sabej [tangkapan] ini tidak lagi diikat!"

"Halef, ?Roh Gua telah membebaskan dirinya."

"Kalau begitu Ruh ?i kulyan itu roh yang sembrono. Coba sini, Sihdi,

mari kita ikat segera dia!"

"Jangan. Dia telah meminta maaf kepada saya dan saya telah

memaafkannya!"

"Sihdi, Anda sama sembrononya seperti hantu itu! Tetapi saya akan

lebih tegar; saya Hajji Halef Omar dan saya tidak akan memaafkan

dirinya!"

"Tidak ada yang perlu engkau maafkan!"

"Saya? Tidak ada?" dia bertanya keheranan. "Oh banyak, sangat

banyak, Sihdi!"

"Apa itu?"Petualangan di Kurdistan 261

"Dia telah menghina Anda! Saya, sebagai teman dan pelindung

Anda! Penghinaan itu sama saja dengan penghinaan terhadap diri

saya, seolah saya juga jadi tawanan. Jika saya harus memaafkan

dirinnya, hai itu harus dimintanya sendiri. Saya bukan seorang Turki,

bukan Kurdi, bukan pengecut Nasarah, saya seorang Rajul el Arab

[orang Arab], yang tidak akan dapat menerima jika Sihdi-nya

diserang atau dihina orang. Katakan hal itu kepadanva!"

"Saya kira waktu akan menjelaskannya sendiri. Sekarang naiklah ke

kudamu, yang lain telah siap di pelana mereka."

Sang Melek telah menyalakan obor baru dan perjalanan kembali

kami telah dimulai. Kini tidak lagi sesunyi diam seperti ketika

berangkatnya, hanya saya yang tidak ikut serta

dalam percakapan itu. Tiga orang anak negeri itu bercakap cepat

dalam bahasa Kurdi, tetapi percakapan antara Lindsay dan Halef

terbata-bata dalam ungkapan-ungkapan Inggris dan Arab yang

kedua-duanya saling tidak memahami sepenuhnya. Saya yakin

mereka hanya mengerti sebagian saja yang diomongkan.

Kunjungan kami ke gunung pada malam hari itu memenuhi benak

saya. Di mana letak kekuatan yang dimiliki Marah Durimeh yang

digunakan terhadap sang Melek maupun Bey dari Gumri? Bahwa dia
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dulunya seorang ratu tidaklah akan mempunyai pengaruh semacam

itu. Perlu hal lebih daripada itu untuk mendamaikan kedua musuh

dalam waktu begitu pendek; hubungan mereka, baik keturunan

maupun kepercayaan jauh terpisah. Dan yang menakjubkan adalah

bahwa Nejir Bey yang berangasan berubah menjadi begitu

bersahabat, menjadi orang baik-baik demikian cepat. Bagaimana itu

semua terjadi tetap suatu rahasia, bahkan pada diri saya juga?

Manusia lain bisa membawa pengaruh dan kekuatan semacam itu.

Marah Durimeh bukan saja anak manusia yang misterius tetapi juga

sosok luar biasa. Betapa ini merupakan pokok bahasan untuk orang

yang ingin tahu, yang menapaki Bumi untuk mendapatkan segala

sesuatu yang menarik untuk ditulis dengan penanya! Harus saya akui

bahwa rahasia si ratu tua tersebut kini begitu dekat ke hati sayaPetualangan di Kurdistan 262

daripada ketika terjadi perselisihan sebelumnya di antara suku Kurdi

dengan kaum Chaldani.

Ketika kami melihat kembali cahaya dari Lizan, si Rais dari Shoordh

berkata:

"Kini saya harus berpisah dengan kalian."

"Kenapa?" tanya sang Melek

"Saya harus menemui pengikut saya yang sedang berada di tempat

berkumpul dan memberitahu mereka bahwa kini kita sudah

berdamai. Jika tidak, mereka akan tidak sabar dan akan menyerang

kaum Kurdi sebelum pagi tiba,"

"Kalau begitu pergilah."

Dia meninggalkan kami memacu kudanya ke sebelah kanan, sepuluh

menit kemudian kami sampai ke Lizan. Rakyat di sana menerima

kedatangan kami dengan pandangan sangat ingin tahu. Suara Melek

yang keras memanggil mereka untuk berkumpul, kemudian dia tegak

di pelananya dan menyatakan bahwa segala macam permusuhan

telah berakhir karena Ruh i kulyan telah memerintahkan demikian.

"Apa kita akan membiarkan agar kaum Berwari menunggu sampai

pagi?" kemudian saya bertanya.

"Tidak. Mereka akan mendengar hal ini segera."

"Siapa yang akan menjadi utusannya?"

"Saya," jawab sang Bey. "Mereka tidak akan mempercayai orang

lain semudah kepada saya. Apa Anda sudi berkuda bersama saya,

Tuan?"

"Ya," saya setuju, "hanya tunggu sebentar."

Sava mendekat pada seorang Chaldani yang berdiri di dekat saya dan

bertanya:

"Apa engkau tahu jalan ke Shoordh?"Petualangan di Kurdistan 263

"Ya, Emir."

"Apa engkau tahu Ingja, anak gadis sang Rais?"

"Tahu betul."

"Juga seorang perempuan bernama Madana?"

"Saya tahu dia juga."

"Pergilah berkuda ke sana. Katakan kepada mereka bahwa keduanya

tidak lagi perlu khawatir dan dapat pergi tidur karena telah tercapai

perdamaian. Sang Rais telah menjadi teman saya dan tidak akan

marah kepada mereka karena saya telah lari dari pondok itu."

Saya mempunyai kewajiban untuk menyampaikan berita itu kepada

kedua perempuan tersebut; dapat saya bayangkan betapa takutnya

mereka berdua, apa yang akan dilakukan sang Rais jika dia

menemukan peranan mereka atas kejadian itu. Selanjutnya saya

bergabung bersama Bey dari Gumri. Kami sudah mulai bergerak

ketika sang Melek menyampaikan kepada kami:

"Bawalah para Berwari bersama! Mereka akan menjadi tamu saya."

Saya tahu jalanan itu, tetapi keadaan menjadi sulit karena pepohonan

dan semak-semak. Kami belum sampai setengah jalan ketika

mendengar seruan lantang:

"Siapa yang datang itu?"

"Teman-teman!" jawab Bey.

"Sebutkan nama kalian!"

Sang Bey kini mengenali suara pengawal jaga itu.

"Telah damai, Talaf, ini saya!"

"Tuan, apa itu benar Anda? Shukr Allah - syukur Allah, saya

mendengar suara Anda! Apa Anda berhasil melarikan diri?"

"Saya tidak melarikan diri. Di mana kalian berkemah?"Petualangan di Kurdistan 264

"Lurus ke depan. Anda akan segera melihat perapian kami!"

"Antarkan kami!"

"Saya tidak boleh pergi, Tuan!"

"Kenapa tidak?"

"Saya pengawal jaga dan saya tidak boleh meninggalkan tempat

sebelum ada penggantinya."

"Siapa yang memimpin?"

"Masih tetap Rais dari Dalasha."

"Kalian telah memilih komandan yang sangat cerdas. Tetapi

sekarang saya berada di sini dan kalian harus menuruti perintah saya.

Para pengawal jaga tidak diperlukan lagi. Mari, antarkan kami!"

Pengawal jaga itu menyilangkan senjata laras panjang ke bahunya

dan maju. Segera perapian perkemahan terlihat di antara pepohonan,

sebentar kemudian kami sampai ke kamp tersebut, tempat kami

melakukan perundingan kemarin.

"Sang Bey!" teriakan dari sekeliling.

Semua bangkit dengan gembira menyambutnya. Saya juga dikelilingi

dan disambut beberapa teman dengan jabat tangan. Hanya sang

komandan berdiri beberapa jauh jaraknya dan mengawasi

pemandangan dengan wajah suram. Dia lihat bahwa kekuasaannya

telah berakhir. Akhirnya dia mendekat dan mengulurkan tangannya

kepada Bey.

"Selamat datang!" katanya. "Anda telah melarikan diri?"

"Tidak. Saya dibebaskan dengan sukarela."

"Bey, ini merupakan keajaiban terbesar yang belum pernah saya

lihat."

"Ini bukan keajaiban. Saya telah membuat perdamaian dengan kaum

Chaldani."Petualangan di Kurdistan 265

"Anda telah bertindak terlalu cepat! Saya telah mengirimkan utusan

ke Gumri dan pagi ini beberapa ratus kaum Berwari akan datang

kemari."

"Kalau begitu kamu yang bertindak terlalu cepat. Apa kamu tahu

bahwa Emir ini telah pergi ke Lizan untuk mencari upaya damai?"

"Dia telah disergap."

"Tetapi nanti akan kamu dengar bahwa bukan Melek yang

bertanggung jawab."

"Apa yang Anda dapatkan dari perdamaian dengan kaum Chaldani?"

"Tidak ada."

"Tidak ada? Oh, Anda telah bertindak bodoh! Mereka telah

menyergap Anda dan membunuh banyak rakyat kita. Apa sudah

tidak ada lagi dendam berdarah atau ganti rugi darah di negeri kita?"

Sang Bey tersenyum dan menatap mata orang itu dengan tenang,

senyum yang membingungkan.

"Bukaiikan kamu si Rais dari Dalasha?" dia bertanya dengan nada

bersahabat.

"Ya," kata orang itu agak bingung.

"Kalau begitu kamu pasti tahu siapa saya?"

"Bagaimana saya tidak tahu Anda?"

"Kalau begitu katakan siapa saya!"

"Anda sang Bey dari Gumri."

"Betul! Saya ingin melihat jika saya salah: jangan-jangan ingatan

kamu telah terbang. Apa menurut pendapatmu yang akan dilakukan

oleh seorang Bey dari Gumri kepada seseorang yang berani

menyebutnya bodoh di depan semua prajurit gagah berani ini?"

"Tuan, apakah Anda akan memberikan hadiah kepada pengabdian

saya dengan tanpa terima kasih?"Petualangan di Kurdistan 266

Tiba-tiba suara Bey berubah dengan nada yang sama sekali berbeda.

"Cacing kamu!" dia berteriak mengguntur. "Apakah kamu

bermaksud melakukan sesuatu terhadap diri saya sebagaimana yang

telah kamu perbuat sebelumnya terhadap Emir dari Frankistan ini?

Mulutnya telah memperbaikimu dan tangannya telah

menghukummu. Apakah kamu kira saya menjadi takut kepadamu

yang seorang asing tanpa beranjak bisa melemparkanmu dari kuda!

Pengabdian apa yang telah kamu lakukan dan siapa yang menyebut

dirimu pemimpin? Apa itu saya? Saya beri tahu bahwa Ruh ?i kulyan

telah memerintahkan kepada kita untuk melakukan perdamaian, dan

karena suara roh itu berbicara dengan lunak, jadi saya juga akan

lunak terhadapmu. Tetapi jangan lagi berani bicara melawan apa

yang saya lakukan atau saya katakan! Kamu naiki kudamu segera

dan pergi ke Gumri, katakan kepada kaum Berwari bahwa mereka

harus kembali ke desa mereka masing-masing. Jika kamu tidak

menurut perintah, tak ayal lagi saya akan berada di Dalasha besok

pagi bersama para prajurit gagah berani ini, dan lalu setiap orang,

dari Behidri hingga Shuraisi, dari Biha hingga Beshukha, di seluruh

negeri Chal akan mengetahui bagaimana seorang anak lelaki dari

Abd el Summit Bey yang ditakuti menghukum si Kiaja yang berani

melawan dirinya. Pergi, kamu budak Turki!"

Kedua mata sang Bey menatap dengan mengerikan, dan dia

mengangkat tangannya dengan cara sangat berkuasa.

Si Rais menaiki kudanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sang

Bey kemudian mengatakan kepada yang lain: "Jemput para pengawal

jaga agar bersama kita ke Lizan! Kalian akan disambut oleh teman
teman kita."

Beberapa orang segera bergegas; yang lainnya memadamkan

perapian dan kemudian tanpa bertanya apa pun maupun

mengemukakan keberatan mereka bersiap untuk berangkat dari

tempat berkemah. Setelah sepuluh menit persiapan, kami pun

bergerak ke Lizan.Petualangan di Kurdistan 267

Ketika kami sampai di sana, kami disambut oleh suasana yang hidup.

Terdapat tumpukan kayu besar untuk mengumpani sejumlah

perapian besar yang terus bertambah; banyak kaum Chaldani yang

sibuk memotong daging kambing dan bahkan dua ekor sapi jantan

besar telah disembelih dan sedang dikuliti, dibersihkan dan dipotong
potong, siap dibakar. Semua Ujutash [penggilingan beroda]

penduduk telah dikerahkan kemari. Barang itu diletakkan dalam

barisan panjang. Para perempuan dan gadis sibuk menggiling,

mengolah biji-bijian menjadi tepung dan kemudian memasaknya

menjadi roti ceper besar.

Sambutan itu mula-mula tidak diucapkan dan orang berkumpul satu

sama lain dengan ragu-ragu; masih terdapat rasa tidak percaya dari

awal, tetapi setelah kira-kira lima belas menit, mereka berbaur

dengan bersahabat. Di mana-mana terdengar suara orang gembira,

semua orang memuji sang 'Roh Gua', yang telah mengubah

kesedihan menjadi kebahagiaan.

Kami, orang-orang berperan penting (tentu saja saya menyatukan hal

ini dengan kebanggaan besar), duduk di lantai bawah di rumah sang

Melek dan memperbincangkan kejadian-kejadian hari itu sambil

menyantap makanan. Tentu saja si kecil pemberani Halef saya hadir

juga dan menerima penghargaan saya karena kesetiaan dan tindakan

kepahlawanannya yang sangat memuaskan. Malam telah menjelang

pagi ketika saya pergi ke ruang atas rumah bersama teman-teman

untuk menjemput beberapa jam tidur.

Ketika bangun saya dengar suara si Rais dari Shoordh yang saya
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kenali. Saya bergegas turun ke bawah sedang dia menyambut dengan

gembira sekali. Dia membawakan kembali segala sesuatu yang

dirampasnya dari saya; tidak ada yang kurang bahkan barang paling

kecil pun, selanjutnya dia mengatakan bahwa dia akan memberikan

apa pun yang saya perlukan dari dirinya. Tentu saja saya menolak

tawarannya itu.

Di depan rumah, kaum Kurdi dan Chaldani saling bercampur baur

tidak teratur. Mereka masih tidur nyenyak dengan damai.Petualangan di Kurdistan 268

Tidak terlalu jauh saya lihat dua orang yang tampaknya perempuan;

perlahan mereka mendekat ke rumah. Saya silangkan tangan saya di

atas mata dan saya kenali Ingja dan yang tercinta ?Peterseli. Ketika

sudah lebih mendekat, saya perhatikan bahwa si tua manis Madana

telah berusaha keras untuk tampil dengan busana yang benar-benar

indah menarik. Sebuah topi yang hanya terdiri dari pinggiran yang

sangat lebar menghiasi kepalanya, selanjutnya bagian yang hilang

dari topinya diganti dengan sebuah ikatan besar bulu ayam jantan

yang menghiasi sekeliling bagian terbuka kepalanya. Dia tidak

mengenakan sepatu tetapi kedua kakinya dibungkus dengan gombal

warna kemerahan, sayang warnanya sudah pudar. Rumbai-rumbai

warna-warni bergantung pada pinggul dan berperan sebagai roknya.

Rok itu diikat dengan kain pengikat, yang di tempat lain akan

dianggap sebagai lap pencuci piring. Bagian atas badannya

dibungkus dengan sesuatu yang namanya tidak bisa saja sebutkan

dengan tepat; bahkan ahli citarasa seni pakaian paling berpengalaman

pun takkan mampu menjabarkannya. Setengah Kawasaika [jubah

perempuan Polandia dengan lengan], setengah karung kentang,

sebagian terilhami oleh pakaian orang Badui dan sebagian lainnya

oleh kain layar Latin; setengah kumpulan gombal dan setengah kain

kursi, mirip baju biasa dan mirip juga celemek makan anak bayi. Di

antara barang misterius dan rumbai-rumbai tadi, kemejanya

melongok ... tetapi ... oh si manis ?Peterseli, itu kain linen atau kulit

sepatu terciprat lumpur? Apa Sungai Zab susah air, wahai

penyelamat Emir dari Germanistan yang terpercaya?

Pakaian Ingja sangat berbeda. Rambutnya yang lebat itu

menggantung ke belakang dalam dua kepang; di atas kepalanya

bertengger lipatan kain kecil berwarna merah Turki melambai genit.

Celana panjang putih saljunya berpadu dengan sepatu mungil

Smyrna. Ia mengenakan baju Bashi-Bozuk berwarna biru dengan tali

kuning sampai ke pinggangnya, di luarnya mengenakan Saub

[pakaian luar lebar dari bahu sampai ke siku] tipis dan katun biru.Petualangan di Kurdistan 269

Ketika ia kian mendekat dan memandang diri saya, pipinya merona

beberapa tingkat lebih gelap daripada kulit emasnya. Tetapi

?Peterseli saya dengan irama mars menuju ke arah saya dengan

derap ?Tujuh Mil, melipatkan tangannya ke dada dan menghormat

begitu semangat dan dalam hingga sayap pinggulnya melirik ke atas

dirinya sampai hampir sejajar di atas tubuhnya.

"Sabah 'l ker - Selamat pagi Tuan!" ia memberi salam. "Anda ingin

bertemu kami hari ini, kami di sini!"

Singkat seperti laporan militer; saya menjawabnya.

"Kalian kami sambut, mari masuk ke rumah bersama saya. Teman
teman saya akan menemui perempuan tempat saya telah berutang

kebebasan."

"Tuan," kata Ingja, "Anda telah mengirimkan kepada kami utusan;

kami berterima kasih, sebelumnya kami sangat khawatir."

"Apa engkau telah bertemu ayahmu?"

"Tidak. Dia tidak ada di Shoordh sejak kemarin."

"Dia ada di sini. Mari, masuk!"

Tepat di bawah ambang pintu kebetulan kami bertemu sang Rais,

yang hendak keluar rumah. Mukanya menunjukkan keterkejutan

ketika bertemu anak gadisnya, tetapi dia bertanya dengan nada

bersahabat:

"Apa kamu mencari saya?"

"Ini perang dan saya tidak melihat Anda sejak kemarin." ia

menjawab.

"Jangan takut; permusuhan telah berlalu. Temuilah isteri Melek; saya

tidak punya waktu sekarang."

Dia melangkah keluar, menghambur ke pelana kudanya dan berpacu.

Tetapi saya bersama kedua perempuan itu menapaki anak tangga kePetualangan di Kurdistan 270

atas, ke tempat teman-teman saya baru saja selesai mandi dan

mematut diri.

"Heigh-day, siapa saja mereka itu?" tanya Lindsay

Saya gandeng kedua tangan perempuan itu dan mengajak menemui

teman-teman.

"Master Lindsay, inilah kedua perempuan sejati yang telah

menyelamatkan saya dari sarang singa." jawab saya. "Yang ini Ingja,

sang ?Mutiara dan yang satunya Madana, sang ?Peterseli."

"Peterseli, hmm! Tapi yang ini ?Mutiara, luar biasa! Benar, Sir!

Tetapi keduanya berani, sangat berani. Akan saya beri mereka

hadiah; bayaran bagus, sangat bagus. Yes!"

Teman-teman yang lain sangat senang diperkenalkan kepada kedua

tamu ini, dan bisa saya katakan bahwa kedua orang Kaldea

perempuan ini menerima begitu banyak perhatian dan penghormatan.

Mereka tinggal sampai tengah hari dan tentu saja mereka diundang

makan bersama kami. Sesudah selesai saya antarkan mereka ke

sebagian jalan menuju Shoordh. Ketika berpisah Ingja bertanya:

"Tuan, apa Anda sungguh-sungguh telah membuat perdamaian

dengan ayah saya?"

"Ya. benar."

"Dan Anda sepenuhnya memaafkan dirinya?"

"Sepenuhnya."

"Dan dia tidak marah terhadap saya? Dia tidak akan mendamprat

saya?"

"Sepatah kata pun dia tidak akan kasar kepadamu."

"Apa Anda sudi datang mengunjunginya suatu kali?"

"Apa saya akan diterima baik di rumahmu, Ingja?"

"Ya, Tuan."Petualangan di Kurdistan 271

"Kalau begitu saya akan segera datang, mungkin hari ini atau besok."

"Terima kasih, selamat tinggal."

Dia mengulurkan tangannya dan lalu berjalan pergi.

BAB DELAPANBELAS

MADANA masih tinggal di samping saya dan menunggu sampai

gadis itu cukup jauh agar tidak mendengar apa yang akan

dikatakannya, lalu bertanya.

"Tuan, apa Anda masih ingat akan apa yang kita perbincangkan

kemarin?"

Saya bertanya-tanya apa yang akan dikatakannya berikutnya,

karenanya saya menjawab dengan senyum. "Setiap kata."

"Sekalipun begitu Anda lupa satu kata."

"Ah! Yang mana?"

"Coba ingat-ingat dengan baik!"

"Saya kira saya ingat semuanya."

"Oh, tetapi yang terbaik, satu kata yang terbaik telah Anda lupakan."

"Coba katakan!:

"Kata itu hadiah!"

"Madana sayangku, saya tidak melupakan itu. Maafkan saya, saya

datang dan suatu negeri yang memperlakukan perempuan dengan

penghargaan tertinggi. Mereka, yang itu cantik, begitu lembut dan

menawan, tidak boleh dibebani dengan barang-barang untuk

dibawanya. Itulah sebabnya saya tidak memberikan hadiah itu

sekarang ini, tidak boleh membawa beban itu sendiri dalamPetualangan di Kurdistan 272

perjalanan jauh ke Shoordh, lebih baik dikirimkan ke sana hari ini.

Dan jika saya berkunjung besok, maka hati saya akan dihidupkan

oleh pemandangan terhadap hiasan sebagai penghargaan saya

menghormati Anda."

Mendung yang semula membuat gelap muka sebelumnya

menyingkir, dan sekali lagi mentari bercahaya dari mukanya yang

berkerut. Ia tepukkan kedua tangannya dan berseru:

"Oh, betapa beruntung kaum perempuan negeri Anda! Apa tanah air

Anda jauh?"

"Sangat jauh."

"Berapa hari jauhnya?"

"Lebih jauh dari seratus hari."

"Jauh sekali! Tetapi apa besok Anda akan benar-benar datang?"

"Pasti!"

"Selamat tinggal. Tuan! Sang Ruh ?i kulyan telah membuktikan

bahwa ia sangat menyayangi Anda, dan saya memastikan bahwa

Anda adalah teman saya!"

Kini diulurkannya tangannya kepada saya, lalu segera mengejar

Ingja. Jika saja Germanistan tidak terlalu jauh, maka 'Peterseli saya

yang manis ini mungkin akan menyaksikan dengan mata kepala

sendiri ?betapa beruntung kaum perempuan kami !

Belum jauh berjalan balik, saya lihat seseorang turun dari ketinggian

di sebelah kanan saya. Itulah si tua Marah Durimeh. Ia pun

mengenali saya, berhenti dan melambai ke arah saya. Ketika ia lihat

bahwa saya mengikuti isyaratnya, ia berbalik dan perlahan naik ke

arah gunung lalu menghilang di balik semak-semak. Di sana ia

menunggu saya.

"Damai Tuhan bersama Anda, anakku!" ia menyambut saya.

"Maafkan saya karena Anda harus naik ke atas sini. Jiwa saya

mencintai Anda, sedang di rumah Melek saya tidak dapat berduaPetualangan di Kurdistan 273

bersama Anda; itulah sebabnya Anda saya undang kemari. Apa Anda

punya cukup waktu untuk saya?"

"Sebanyak yang Anda perlukan, bundaku yang baik."

"Kemarilah!"

Digandengnya tangan saya seperti yang dilakukan seorang ibu

terhadap anaknya dan dibimbingnya saya berjalan beberapa ratus

langkah menuju ke sebidang tanah kecil berlumut. Dari tempat itu

orang dapat memandang ke seluruh wilayah tanpa dapat dilihat. Lalu

ia duduk.

"Mari, duduk di sebelah saya!"

Saya mengikuti permintaannya. Dibiarkannya jubah lebarnya

menyentuh tanah dan kini ia duduk di samping saya, nampak begitu

putih, begitu terhormat, perintahnya begitu berwibawa, seperti tokoh

dari masa nabi-nabi Israel.

"Tuan," ia memulai, "lihat ke sana di antara selatan dan timur.

Mentari membawa musim semi dan musim gugur, membawa musim

panas dan dingin; tahun-tahun berlalu lebih dari seratus kali di atas

kepala saya. Lihat kepala saya! Ini bukan lagi kelabu karena umur;

tetapi warna putih kematian. Telah saya katakan kepada Anda di

Amadijah, bahwa saya tidak lagi hidup, dan saya bicara sejujurnya:

saya ini ... roh, saya ini Ruh ?i kulyan."

Ia berhenti. Suaranya terdengar suram dan bergema, seolah seperti

datang dan balik kubur, tetapi masih menggetarkan dengan alunan

hati yang hidup, dan matanya yang menatap Matahari, jelas

memancarkan cahaya redup. "Saya telah mendengar dan melihat

banyak hal," lanjutnya. "Saya melihat yang mulia jatuh dan si

perusuh berkuasa, saya melihat kejahatan menang dan kebaikan

dipermalukan; saya melihat yang beruntung menangis dan yang

malang bergembira. Lengan para pemberani gemetar ketakutan, dan

si penakut merasa memiliki keberanian sang singa yang mengalir

dalam darahnva. Saya menangis dan tertawa bersama mereka, sayaPetualangan di Kurdistan 274
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bangkit dan tenggelam bersama mereka ... dan tiba waktunya ketika

saya belajar berpikir. Saya dapati bahwa Tuhan menguasai segalanya

dan Bapak tercinta memegang segalanya, yang kaya dan yang

miskin, yang bergembira dan yang menangis. Tetapi banyak yang

menolak-Nya; mereka menertawai-Nya. Lalu ada yang lainnya yang

menyebut dirinya sendiri sebagai anak-anak-Nya, meskipun mereka

itu anak-anak-Nya yang tinggal di Jehennah. Itulah sebabnya

tumpukan derita semacam itu berada di atas Bumi dan mereka yang

tidak mengakuinya dihukum Tuhan. Dan sekalipun demikian tidak

akan ada lagi air bah kedua. Tuhan tidak akan menurunkan Nabi Nuh

yang lain yang akan dapat menjadi bapak dari generasi yang lebih

baik."

Ia berhenti lagi. Kata-katanya, nada suaranya, mata sang maut yang

masih hidup yang telah bicara begitu banyak, gerakannya yang

perlahan, lelah, dan masih begitu bersemangat memberikan kesan

mendalam pada diri saya. Saya mulai mengerti daya kekuatan

intelektualnya yang digunakan terhadap rakyat yang abai di negeri

ini. Ia melanjutkan:

"Jiwa saya gemetar dan hati saya hendak pecah; kaum miskin

menyampaikan keprihatinannya bersama saya. Saya kaya, sangat

kaya dalam keduniawian, dan Tuhan, segalanya hina di hadapan
Nya, hidup di hati sanubari saya. Hidup saya berhenti, tetapi Tuhan

dalam hati saya tidak mati bersama badan saya. Dia mengundang diri

saya untuk menjadi pelayan-Nya. Dan kini saya mengembara dari

suatu tempat ke tempat lain beserta dengan tongkat Kepercayaan di

tangan saya, berbicara dan berdoa kepada Yang Maha agung dan

Maha kasih, tidak dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan, yang

memberkati semua saja yang memerlukan cinta kasih Bapak. Si tua

Marah Durimeh dan Ruh ?i kulyan merupakan sesuatu yang

membingungkan Anda, bagaimana anakku?"

Saya tidak dapat melakukan yang lain, saya pegang tangannya yang

tipis dan ceking dan saya tekankan ke bibir saya: "Saya mengerti

Anda!"Petualangan di Kurdistan 275

"Saya tahu bahwa Anda hanya menghendaki kata-kata ini karena

Anda juga berjuang menghadapi kehidupan dan menghadapi

kemanusiaan baik di dalam maupun di luar diri Anda sendiri."

Saya menatap dirinya. Apakah ia diberkahi kemampuan mengetahui

masa depan? Bagaimana mungkin matanya dapat memandang begitu

dalam dan begitu tepatnya? Saya tidak menjawab dan sejenak

kemudian ia lanjutkan dengan pertanyaan:

"Apakah Tuan seorang Emir di negeri Anda?"

"Tidak sebagaimana Emir yang Anda ketahui di sini. Di negeri saya

terdapat Emir sejak lahir, Emir bidang keuangan, Emir bidang ilmu

dan Emir derita, kesabaran, dan perjuangan."

"Anda termasuk yang mana?"

"Yang akhir."

Ia menatap saya, menyelidik untuk beberapa lama, lalu bertanya:

"Apa Anda kaya?"

"Saya miskin."

"Miskin dalam emas dan perak, tetapi tidak miskin dalam hal lainnya

karena hati Anda memberikan ganjaran yang membuat gembira

orang lain. Saya dengar Anda telah menjalin persahabatan dengan

banyak orang, dan Anda juga membuat diri saya bahagia. Kenapa

Anda tidak tinggal di rumah, kenapa Anda mengembara ke banyak

negeri lain? Orang bilang Anda mengadakan perjalanan dengan

senjata untuk melakukan perbuatan besar; tetapi itu tidak benar

karena senjata itu bersifat membunuh, sedang Anda tidak

menghendaki kematian orang lain."

"Marah Durimeh, saya tidak mengatakan kepada siapa pun apa

sebabnya saya terus-menerus meninggalkan tanah air saya; tetapi

Anda akan mendengar alasan saya."

"Apa tidak seorang pun mengetahuinya di negeri Anda?"Petualangan di Kurdistan 276

"Tidak. Saya seorang diri dan orang yang tidak dikenal di sana:

tetapi bersendiri ini bagus buat jiwa saya."

"Anakku. Anda masih muda. Apakah Allah telah memberkati Anda

dengan banyak derita hingga jiwa Anda lebih memikirkan relung

hati?"

"Tidak demikian, hal itu lebih sebagai apa yang membuat Anda

hidup," jawab saya.

"Coba jelaskan kepada saya!" katanya.

"Orang yang telah menderita di padang pasir belajar menghargai

setiap tetes air karena akan dapat menyelamatkan orang yang sedang

kehausan. Dan seseorang yang mengalami beban kesakitan dan

kesedihan terus-menerus tanpa ada yang menolong, tahu benar apa

arti cinta kasih yang dirindukan dengan sia-sia. Dan masih juga hati

saya dipenuhi oleh apa yang tidak saya temukan, dipenuhi dengan

cinta kasih yang menurunkan Putra Sang Bapak ke Bumi agar kabar

sukacita dapat disampaikan kepada seluruh umat manusia. Dan

sebagaimana halnya Sang Juru Selamat turun dari tempat tinggi, di

mana tiada makhluk hidup yang bisa pergi ke sana, dengan begitu

para utusan kini dapat turun ke Bumi untuk menyebarkan ajaran

agama akan cinta kasih kepada semua yang masih ada dalam

kegelapan. Mereka adalah para Emir Kristenan, para pahlawan

Kepercayaan, para Melek Pengampun."

"Tetapi tidak semuanya mengajarkan apa yang telah Anda katakan

tadi. Ada beberapa yang dikirimkan untuk mengejar para utusan

Kepercayaan yang benar. Lihat di negeri ini tempat mentari bersinar.

Mentari itu telah menyaksikan ribuan orang mati di sini, sungai yang

dapat Anda lihat dan sini itu telah menyeret ratusan bangkai. Dan

mengapa? Tanyakan kepada para Emir Kepercayaan yang hidup jauh

di gunung-gunung Karitha dan Tura Shina; tanyakan kepada para

Sheik dari para pangeran Kristen yang berdiri di samping para

gubernur sang Sultan dan menyaksikan semuanya tanpa berusaha

mencegahnya! Bukankah setiap Sultan dan Shah Kristen mempunyaiPetualangan di Kurdistan 277

kewajiban melindungi kaum Kristen di mana pun mereka berada?

Pada suatu tengah malam saya menyelamatkan kaum Kristen lembah

ini dari kematian, saya, seorang perempuan; kenapa para Emir itu

kalah perkasa daripada saya? Dahulu saya adalah seorang Meleka,

sekarang hanyalah seorang tua belaka; namun demikian orang-orang

Turki, Kurdi, dan Chaldani sudi mendengarkan suara saya. Pada

tengah malam pula saya memaklumkan Kekristenan. bukan dengan

kata-kata yang dapat dipertengkarkan tetapi dengan perbuatan yang

tak dapat dibantah. Kecamlah orang-orang jahat dan mereka akan

berterima kasih kemudian, sementara orang baik yang sangat

memerlukan penyelamatan, akan menyambut pendekatan dirimu

dengan gembira. Jangan kirim para utusan yang gugur seperti

percikan api di lautan, tapi kirimkan orang-orang yang ditakuti para

penindas; dengan begitu gunung-gunung akan bersorak dan lembah
lembah akan bergembira; negeri akan membawakan berkah terus
menerus, dan kata-kata si penggembala dan dombanya akan

terpenuhi. Apakah si penggembala ini tidak mempunyai seorang

gubernur yang membumi? Kenapa kalian berpaling dari dirinya?

Kembalilah kepadanya; maka kalian akan menjadi satu dan kekuatan

Dia yang mengirimmu akan membuat bumi suatu Belad el Kuds

[Tanah Suci] yang dialiri susu dan madu!"

Di antara khotbahnya ia bangkit. Sosoknya yang agak bongkok kini

berdiri tegak di depan saya; sosok wajah mautnya menjadi begitu

hidup: matanya yang cekung ke dalam bersinar dengan antusiasme,

suaranya berubah menjadi bernada penuh gema, seolah berbicara di

hadapan ribuan orang. Itulah suatu saat yang tidak akan pernah saya

lupakan. Kini ia berhenti, nampak kelelahan dan duduk kembali.

Perempuan ini pastilah telah banyak mendengar dan melihat,

merasakan dan berpikir, barangkali bahkan juga banyak membaca.

Apa yang harus saya katakan?

"Marah Durimeh, apakah Anda juga memarahi saya?"

"Anda, kenapa bertanya begitu?"

"Karena saya pun seorang utusan."Petualangan di Kurdistan 278

"Anda? Siapa yang mengirimkan Anda?"

"Tidak seorang pun. Saya datang dengan kemauan saya sendiri."

"Untuk mengajar?"

"Tidak, tetapi juga ya."

"Saya tidak mengerti anakku. Coba jelaskan!"

"Telah Anda katakan sendiri bahwa Anda menghendaki para utusan

yang bertindak daripada berbicara, tetapi tindakan mereka itu

haruslah tindakan yang tidak tenggelam di lautan. Tuhan

memberikan ganjaran berdasarkan kebijakan-Nya. Kepada seseorang

Dia memberikan kekuatan berpidato, kepada yang lain

diperintahkannya untuk bertindak sebelum dia tidak bisa bertindak

lagi. Seni berbicara bukan milik saya, tetapi saya harus mengerjakan

dengan sesuatu yang dilimpahkan Tuhan kepada saya. Itulah

sebabnya saya tidak dapat berhenti saja di tanah air saya sendiri; saya

selalu meninggalkannya lagi, untuk mengajar dan berkhotbah, tidak

dengan kata-kata, tetapi dengan membuat diri berguna bagi para

saudara tempat di mana saya tinggal bersama. Saya telah berada di

berbagai negeri dengan rakyatnya, nama-namanya tidak Anda

ketahui; saya diterima tinggal di rumah orang kulit putih, kuning,

cokelat, dan hitam; saya menjadi tamu orang Kristen, Yahudi, Islam,

dan penyembah berhala; saya telah menaburkan cinta kasih ke dalam

hati mereka semua. Saya tinggalkan mereka dan akan mendapatkan

penghargaan jika kemudian dikatakan tentang diri saya bahwa:

?Orang asing itu tidak kenal takut; dia mampu melakukan,

mengetahui lebih daripada kami namun dia adalah saudara kami; dia

menghormati Tuhan kami dan mencintai kami; kami tidak akan

melupakan dirinya karena dia seorang yang baik, seorang teman yang

berani dia seorang... Kristen!. Dalam keadaan demikian saya

menyebarkan Kepercayaan saya. Dan bahkan jika hanya ada satu

orang saja yang menghargai Kepercayaan itu dan mungkin belajar

mencintainya, maka pekerjaan saya tidaklah sia-sia. kemudian sayaPetualangan di Kurdistan 279

akan beristirahat dari pengembaraan ke berbagai negeri di atas bumi

dengan senang hati."

Jeda yang panjang, sangat panjang, mengikuti pembicaraan ini. Kami

berdua menatap ke tanah dan diam; perlahan kedua tangannya

meraih tangan kanan saya.

"Tuan," katanya, "saya menyayangi Anda!"

Pada saat menyampaikan kata-kata itu, kedua mata tuanya menatap

diri saya dengan cinta kasih mendalam seorang ibu, kejadian ini tidak

akan pernah saya lupakan!

"Anakku," katanya, "ketika Anda meninggalkan lembah ini, mata

saya tidak akan melihat Anda lagi, tetapi Marah Durimeh akan

berdoa dan memberkati Anda hingga mata ini tertutup untuk

selamanya. Anda akan menjadi satu-satunya orang, di samping tiga

orang yang hadir bersama Ruh 'i kulyan pada tengah malam,

mengetahui rahasia saya. Apakah Anda siap?"

"Jika diam itu lebih baik, maka saya akan melaksanakan kehormatan

ini; tetapi jika Anda benar-benar ingin mempercayakan rahasia itu

maka saya akan menerimanya dengan gembira."

"Mereka bertiga telah bersumpah tidak akan pernah berkata sepatah

pun tentang itu."2

"Saya juga tidak akan berkata apa pun."

"Tidak kepada seorang pun?"

"Tidak seorang pun!"
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kalau begitu Anda akan mendengarkan semuanya."

Dan kini ia mulai dengan kisahnya. Kisah itu bisa membuat seorang

pengarang menjadi tersohor, bagaikan suatu epos dari suatu masa

yang di dalamnya tiga orang bengis: Abd el Summit Bey, Beder

Khan Bey, dan Nur Ullah Bey mencoba membasmi agama Kristen

dari Lembah Zab, sebuah drama yang membuat bulu kuduk saya

berdiri. Kisah itu memakan waktu panjang sebelum akhirnya iaPetualangan di Kurdistan 280

selesai dan kemudian perempuan tua itu duduk di samping saya serta

diam membisu untuk waktu yang agak lama. Hanya tangisnya yang

lemah kadang memecah kesunyian dan tangan belulangnya

mengusap matanya yang mengucur tiada habisnya. Tenaganya

terperas, letih, dan ia beristirahat dengan menyandarkan kepalanya ke

bahu saya, kemudian berkata dengan suara perlahan:

"Pergilah sekarang! Saya ingin turun ke Lizan; tetapi sekarang saya

akan naik lagi dari tempat saya datang sampai denyut jantung saya

kembali berdetak damai. Saya akan mengunjungi Anda malam ini."

Saya hormati permintaannya dan beranjak pergi meninggalkan

dirinya.

Ketika sampai di Lizan, saya tidak lagi melihat orang Kurdi; tetapi

sang Bey telah menunggu saya.

"Emir," katanya, "rakyat saya telah berangkat dan saya juga akan

pergi segera; tetapi saya berharap Anda akan kembali ke Gumri."

"Saya akan datang."

"Untuk jangka lebih panjang?"

"Untuk waktu pendek, karena sang Haddedihn telah rindu

rakyatnya."

"Mereka telah berjanji kepada saya bahwa mereka akan menemani

Anda dan lalu membicarakan bagaimana caranya kalian dapat

mencapai Sungai Tigris dengan aman. Selamat jalan, Emir!"

"Selamat tinggal!"

Sang Melek sedang berdiri di tengah teman-teman saya.

Sekali lagi Bey memberitahukan kepergiannya lalu bergegas bersama

para pembantunya.

Marah Durimeh memegang janjinya: malam itu ia datang. Ketika ia

dapat berbicara berdua dengan saya, ia bertanya:

"Tuan, sudikah Anda melakukan sesuatu untuk saya?"Petualangan di Kurdistan 281

"Dengan senang hati."

"Apakah Anda percaya kekuatan jimat?"

"Tidak."

"Tetapi saya akan memberikannya buat Anda untuk segala

keperluan. Sudikah Anda membawanya?"

"Sebagai tanda mata dari Anda, ya."

"Kalau begitu ambillah. Ini tidak akan membantu Anda selama

dalam keadaan tertutup; tetapi kalau Anda memerlukan pertolongan,

bukalah; sang Ruh ?i kulyan akan berdiri di depan Anda, bahkan jika

ia tidak berada di sisi Anda."

"Terima kasih."

Jimat itu merupakan benda berbentuk segi empat dan dibungkus

dalam kain katun yang dijahit pinggirannya. Karena diikat dengan

tali maka segera saya gantungkan ke leher saya. Barangkali itu akan

sangat berguna di belakang hari, terlepas dari rasa tak percaya yang

saya sampaikan terus terang. Tentu saja saya tidak menduga bahwa

isi kantong itu begitu mengejutkan ....

Akhir dari Kara Ben Nemsi III PETUALANGAN DI KURDISTAN

(bersambung ke Kara Ben Nemsi IV KAFILAH MAUT)Petualangan di Kurdistan 282

LAMPIRAN

LAMPIRAN-1

CATATAN PENERJEMAH INGGRIS

Kehati-hatian besar perlu dilakukan dalam menerjemahkan teks asli

bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris yang setara. Beberapa bagian

dan konsep tidak dapat memadai dalam salinan bahasa Inggrisnya.

Pada bagian-bagian yang demikian, hal itu praktis harus disalin

secara harafiah kata demi kata Jika dilakukan perubahan susunan

kalimat, hasilnya mungkin dipandang sebagai bahasa Inggris yang

lebih dapat dimengerti. Kalimat itu kemudian masih harus dipoles

dan ditambahkan catatan tentang konsep asing kepada pembaca.

Kami, (penerjemah dan penyunting), keduanya merasa bahwa dalam

melakukan hal ini kami menghadirkan secara lengkap (dan mudah
mudahan menyenangkan) teks dalam Inggris yang akan terpelihara,

bukan saja semangat karya Karl May tetapi juga gayanya yang unik.

Di bawah ini adalah catatan konsep yang tidak dapat diterjemahkan

tanpa memberikan tambahan kepada teks asli dan rujukan lain yang

menjelaskan konsep tersebut yang hanya sepintas disinggung tanpa

keterangan lebih lanjut.

Catatan

[1.1] Tentu saja saya mengetahui adanya permusuhan di antara suku
suku Shammar di selatan dengan suku-suku Kurdi di sebelah selatanPetualangan di Kurdistan 283

- Agaknya tidak cocok jika satu suku bagian selatan bermusuhan

dengan suku lain di bagian selatan juga, apabila suku-suku itu hidup

di daerah yang saling berbatasan selatan-utara sebagaimana yang ada

di daerah itu. Mungkin yang dimaksudkan Karl May suku Shammar

yang tinggal di bagian utara.

[2.1] Ell, el

- Ukuran panjang setara dengan 45 inci (114 cm). Dalam hal ini juga

el, dari bahasa Inggris kuno eln, ukuran panjang dari siku sampai ke

ujung jan tengah.

[6.1] Kristen Nestoria

- Sebuah kutipan dari Austen Henry Layard, A Popular Account of

Discoveries of Nineveh, JC Derby, New York, 1854.

Mungkin bukan di sini tempat untuk mengingatkan para pembaca

akan doktrin yang khas, yang membuat orang Kaldea disebut

Nestoria, suatu nama yang mungkin diberikan oleh orang-orang misi

Katolik Roma. Orang Mussulman menyebutnya ?Nasara atau

'Kristen', sidang mereka sendiri menyebut sebagai ?Caldani dan

?Souraiyah, atau nama suku pegunungan tempat mereka termasuk di

dalamnya. Meskipun tidak diragukan lagi mereka menjalankan

doktrin yang diajarkan Nestorius, yang bertindak sebagai salah satu

pastor gereja mereka, mereka tidak mengakui telah menyerap doktrin

itu darinya, dan menyatakan bahwa hal itu mereka terima dari para

rasul. Sudah pasti bahwa pendapat yang diajarkan oleh Nestorius

telah tersebar luas di Timur, terutama melalui sekolah-sekolah

Kaldea. Butir-butir perbedaan terpenting antara ajaran Kaldea dengan

gereja yang lain yakni pernyataan pihak Kaldea tentang keadaan

Kristus yang dapat dibagi dan dipisahkan sebagai dua orang dan juga

sebagai dua natur. Hal ini tentu saja melibatkan penolakan terhadap

sebutan ?Bunda Tuhan bagi Sang Perawan [Maria], yang terutama

membuat mereka membenci Gereja Roma, dan mungkin penyebab

tuduhan terhadap mereka yang lebih bidat daripada yang mereka

akui. Pernyataan iman yang diajarkan gereja mereka dan hingga kiniPetualangan di Kurdistan 284

masih diulang dua kali sehari, berbeda dalam beberapa hal dan kredo

Nicea. Hal ini terbukti bukan saja dari kata-kata yang diucapkan

tetapi juga dari tulisan Nestorius sendiri dan juga dari para pendiri

gereja Timur, bahwa tidak ada dasar untuk membuat tuduhan yang

demikian keras bahwa orang Kaldea adalah bidat, sebagaimana yang

dilakukan oleh musuh-musuhnya. Di pihak lain diakui bahwa mereka

tetap memelihara secara murni banyak doktrin dan bentuk-bentuk

"Kekristenan primitif".

Sebuah kutipan dari Austen Henry Layard, A Popular Account of

Discoveries at Nineveh, JC Derby, New York, 1854.

"Dia dibungkus dalam berbagai jubah serta mengenakan, menurut

cara pendeta Bohtan, serban amat besar - kira-kira dengan diameter

empat kaki - terbuat dan banyak sekali lembaran ikat kepala dan

perca warna-warni merah, kuning, hitam, dan baju luar serta celana

komprang, penuh sulaman. Pada ban pinggangnya terdapat berbagai

macam senjata. Sosoknya tinggi dan tampan; matanya hitam,

hidungnya seperti paruh rajawali dan jenggotnya hitam tetapi

ekspresi wajahnya jauh dari atraktif".

[7.1] Penyembelihan kambing

- Perlu dicatat bahwa sumber informasi Karl May ini tidak dikenal.

Sekalipun demikian terdapat beberapa aspek yang menarik yang mau

tak mau membuat kita curiga tentang ketepatan gambarannya

Pertama tenggorokan binatang itu dipotong dan kemudian digantung.

Perlu kita perhatikan bahwa kaki depan secara spesifik disebut, ini

berarti dengan cara itu binatang tersebut digantung sehingga tak

mungkin memancarkan darahnya sebagai yang dikehendaki dalam

Quran. Padahal dalam bab ini orang Kurdi disebut sebagai Muslim,

dengan demikian kita berasumsi mereka akan melaksanakan

penyembelihan hewan dengan cara yang halal.

Kedua, isi perut binatang itu tidak dikeluarkan dengan cara yang

biasa. Gambaran ini sesuatu yang menjadi tada tanya juga. Pembaca

segera ragu bahwa seseorang dapat meniupkan air ke dalam badanPetualangan di Kurdistan 285

hewan hingga seluruh isi usus dan perut bagian bawah maupun atas

dapat keluar (apalagi hewan itu digantung pada kaki depannya).

Balikan jika saja hal itu mungkin dan berjalan baik karena gravitasi,

kotoran yang keluar ke 'atas' tentu saja akan mengkontaminasi

dagingnya karena gravitasi akan menekannya ke bawah, ke badan

hewan itu. Tentu saja itu tidak dikehendaki.

Cara Penyembelihan Islam (Halal)

Cara ritual menyembelih hewan yang halal alam ajaran Islam sangat

tersebar luas. Hal itu dipetik dari Quran, hukum yang mengatur cara

halal dalam penyembelihan hewan. Disebutkan bahwa pada awal

kegiatan harus disebutkan atas nama Allah, selanjutnya harus

dipastikan bahwa darah hewan itu mengalir keluar sepenuhnya.

Hal itu dipraktekkan dengan hanya memperbolehkan binatang yang

disembelih itu hidup dan sepenuhnya sadar, untuk memastikan

lancarnya darah keluar. Di antara beberapa sekte dituntut cara

penyembelihan dengan menghadap ke Mekah, kota suci Islam, untuk

melambangkan persembahan yang ditujukan kepada Allah.

Dalam praktek cara halal yang keras, teknik membuat pingsan hewan

sebelum dipotong tidak diperbolehkan.

Pemotongan dilakukan dengan cepat - hewan ditundukkan dengan

bagian punggungnya di bawah, leher dan tenggorokannya diiris cepat

dengan pisau tajam. Darah mengalir sampai habis, karena darah tidak

boleh dimakan.

Berikut ini juga peraturan utama, tata cara utama dari penyembelihan

yang halal. Pada pokoknya, jagal Muslim diperkenankan untuk

melayani tata cara penyembelihan agama lain seperti Kristen atau

beberapa sekte Hindu. Namun tidak demikian sebaliknya dalam tata

cara Islam, mereka tidak diperbolehkan memakai jagal dari pemeluk

agama lain.

[7.3] Sebuah kutipan dari Austen Henry Layard, ?A Popular Account

of Discoveries at Nineveh, JC Derby, New York, 1854:Petualangan di Kurdistan 286

- "Tidak ada jendela, karena tidak ada kaca, suatu barang mewah

gang belum dikenal di Kurdistan, udara sangat dingin selama musim

dingin, sehingga penghuninya berkumpul bersama-sama selama

berhari-hari menghindari salju."

[8.1] Keluarga Beruang

- Gambaran Karl May tentang keluarga beruang menimbulkan rasa

penasaran. Yaitu ?tanda tanya si anak beruang itu masih tinggal

bersama induknya.

Di alam bebas beruang mencapai umur dari 15 sampai lebih dari 30
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tahun. Binatang ini memiliki penciuman yang tajam Betinanya

melahirkan satu sampai empat anak setelah mengandung enam

sampai sembilan bulan. Bayi beruang lahir amat kecil dan

memerlukan perawatan dan perlindungan induknya sampai dua tiga

tahun. Anak beruang tumbuh relatif perlahan dan memperpanjang

ikatan dengan induknya agar dapat belajar mencari makan dan

mengingat tempat-tempatnya dari pengalaman. Komunikasi di antara

beruang dilakukan dengan sistem sinyal yang dapat dilakukan

dengan efektif dalam jarak jauh.

Beruang merupakan makhluk penyendiri yang bisa merasakan

kehadiran beruang lainnya serta saling menghindar kecuali pada saat

birahi. Dalam lingkungan daerah kekuasaannya, seekor beruang

mencakar, menggigit, dan menggosokkan dirinya ke pepohonan

untuk menandai daerahnya.

[8.2] Menembak pada matanya

- Ketika saya baca bagian ini saya teringat akan cerita yang sama di

masa lampau. Saya melakukan riset dan mendapati halnya kisahnya

berjudul ?Jack Long: or The Shot in the Eye (Jack Long: atau

Tembakan pada Mata) oleh Charles Wilkins Webber (1819 1856).

Kisah ini merupakan satu bagian dari kumpulan banyak cerita yang

diterbitkan dalam ?Tales of the Southern Border (1853).Petualangan di Kurdistan 287

Apakah Karl May pernah membaca buku ini atau pernah mendengar

isinya lalu menggunakan sejumlah gagasan di dalamnya sebagai

landasan bagi beberapa tokohnya?

[10.1] Cubit

- Hasta. Ukuran panjang jaman kuno, aslinya setara dengan panjang

dari ujung jari tengah sampai ke siku, kira- kira 43 sampai 56 cm.

[12.1] Sebuah kutipan Bab 7 dari Austen Henry Layard, A Popular

Account of Discoveries at Nineveh, JC Derby, New York 1834.

- "Kami mengikuti Melek ke rumahnya yang dibangun di atas arus

deras dengan tebing gunung menurun di bagian atas, ruangan musim

panas cukup luas untuk menampung seluruh rombongan Melek dan

para pendeta duduk di atas karpet; yang lainnya duduk di lantai dekat

dinding. Seperti biasa. beberapa gadis masuk membawa keranjang

berisi buah-buahan, kemudian berdiri di pintu masuk ruangan.

Banyak di antara mereka sangat cantik tetapi anak perempuan sang

pemimpin, yang berumur empat belas tahun, melebihi mereka semua

.... Saya mempersilakan ia duduk; tetapi kehormatan semacam itu

hanya diperuntukkan ibu sang Melek, yang menempati pojok

ruangan. Pada akhirnya, malu-malu ia mendekat untuk melihat

kompas saku, yang telah menarik perhatian para lelaki."

Tiga kalimat dengan huruf tebal tersebut di atas sangat layak untuk

diberi perhatian. Ruangan lebar di lantai atas rumah, gadis-gadis

membawa keranjang isi buah, dan ibu sang Melek yang duduk di

pojokan. Ketiga kesamaan ini dengan narasi Karl May tidak boleh

diabaikan. Makin kita mendalami karya A.H. Layard ini maka kian

jelas bahwa Karl May pasti telah menggunakan karya ini sebagai

bahan dasar karya narasinya.

[12.1] Pembunuhan Orang Kristen di Lizan

- Perlu dicatat bahwa referensi ini dan mungkin sekali bahan dasar

sebagian besar kisah Karl May tentang negeri-negeri Timur, diambilPetualangan di Kurdistan 288

dari buku A.H. Layard, A Popular Account of Discoveries at

Nineveh, JC Derby, New York, 1854.

Dalam Bab 6 buku Layard terdapat nama Abd el Summit Bey, yang

disebutnya sebagai seorang fanatik yang hampir-hampir

menghancurkan penduduk Kristen.

Dalam Bab 7 secara khusus disebutkan nama Beder Khan Bey,

Zeinel Bey, dan Nur Ullah Bey serta kekejaman yang telah

dilakukannya dalam pembunuhan massal penduduk. Kutipannya sbb:

"Salah satu peristiwa pembantaian sangat hebat terjadi di dekat

Lizan; seorang pendaki gunung yang bersemangat menawarkan diri

untuk mengantarkan saya ke tempat kejadian. Saya mengikutinya

mendaki. Kami berjalan dari kebun ke kebun dan sampai ke kaki

runtuhan batu lapuk yang hampir tegak lurus, kira-kira setinggi

seribu kaki di atas kami yang berada di pinggir batu-batu karang

yang sangat tinggi. Setelah sejam mencurahkan tenaga untuk

mendaki, terkadang berpegangan pada semak-semak yang akar
akarnya kuat mencengkeram: selanjutnya juga merayap pada lutut

dan tangan; bertumpu pada ceruk-ceruk memantapkan jejakan kaki,

atau menempatkan bebatuan yang longsor ketika kami berpegangan

naik, kami segera menemukan bukti pembantaian. Mula-mula satu

tengkorak meluncur ke bawah bersama debu: kemudian setumpuk

tulang- belulang; lalu juga serpihan pakaian koyak. Makin kami maju

ke atas kian banyak - kerangka, hampir utuh, tersangkut padu semak
semak pendek. Saya segera terpaksa menghentikan upaya untuk

menghitung. Ketika kami mendekati dinding batu karang, lereng

menurun itu penuh dengan tengkorak berbaur dengan rambut

panjang perempuan, pakaian tercabik yang telah pudar warnanya dan

sepatu lusuh dari kualitas bagus. Tengkorak itu terdiri dari segala

umur, dari bayi yang belum lahir sampai orang tua yang tak punya

gigi Ketika maju naik kami tak dapat menghindar bersentuhan

dengan tulang-belulang itu, lalu runtuh ke bawah bersama bebatuan.

"Ini baru hal kecil," kata si pengantar saya yang memperhatikan diri

saya menatap dengan terpana atas serpihan tulang-belulang manusia.Petualangan di Kurdistan 289

"Ada di antara mereka yang dilemparkan dan atas, atau

menghindarkan diri dari ayunan pedang dan melompat terjun dari

atas batu karang. Mari ikuti saya!" Dia melompat di punggung tebing

curam di depan kami dan memanjat bagian sulit permukaan gunung

itu, berjuntai ke arah Sungai Zab yang kini nampak di bawah kaki

kami. Sayu mengikuti dan dapat mendekatinya; tetapi ketika sampai

pada bagian panggung tebing yang lebarnya tak lebih dari panjang

tangan saya, lalu sering punggung tebing itu seperti hilang sepanjang

tiga empat kaki, saya tak dapat lagi maju. Orang Tiyari, yang dengan

mudah mengatasi kesulitan itu membantu saya tetapi gagal. Saya

masih merasa kesakitan pada kaki saya yang mendapat tendangan

empat hari sebelumnya. Saya terpaksa kembali setelah memandang

selintas sebuah ceruk besar terbuka yang berisi sisa-sisa manusia.

Ketika para buron yang melarikan diri dari Asheetha mengabarkan

berita tentang pembantaian ke seluruh Lembah Lizan, penduduk

desa-desa sekitar segera mengumpulkan harta milik mereka yang

dapat mereka bawa dan mengungsi ke tempat ceruk yang telah saya

jelaskan di atas batu karang tersebut. Mereka berharap dapat

terhindar dari perhatian kaum Kurdi, atau setidaknya dapat bertahan

terhadap musuh, suatu tempat yang hampir tak dapat ditembus.

Kaum perempuan dan anak-anak, juga para lelaki bersembunyi, di

suatu tempat yang bahkan kambing gunung pun hampir tidak dapat

mencapainya. [a] Bagi Beder Khan Bey tidaklah memerlukan waktu

lama untuk menemukan musuhnya; tetapi karena tidak dapat

memaksa mereka, dengan pasukannya dia mengepung tempat itu dan

menunggu sampai mereka menyerah. Cuaca panas dan pengap, kaum

Kristen itu hanya membawa sedikit persediaan air dan cadangan lain.

Setelah tiga hari maka korban pertama jatuh, maka mereka

menawarkan penyerahan. Syarat-syarat penyerahan dibuat oleh

Beder Khan Bey yang diteken di bawah Quran, hidup mereka

dijamin asal menyerahkan senjata dan seluruh harta benda. Maka

orang-orang Kurdi diperbolehkan menuju ceruk. Setelah mereka

melucuti senjata tawanan mereka, mereka mulai melakukan

pembantaian tanpa pandang bulu. Sampai mereka capekPetualangan di Kurdistan 290

menggunakan senjata, maka sebagian kecil yang masih hidup

dilemparkan ke Sungai Zab di bawah. Dari hampir seribu orang yang

dikatakan berkumpul di situ, hanya seorang selamat dapat melarikan

din.

[a] Ketika saya berada di antara orang Bakhtiyari, saya lihat

kegesitan kaum perempuan gunung. Saya tinggal di ruang atas

sebuah menara yang membentuk sudut di lingkungan harem sang

kepala suku. Saya terbiasa mengunci dengan gembok bagian luar

pintu saya. Sang isteri menyarankan pada saya agar saya juga

mengancing jendela kamar. Saya tertawa terhadap pikirannya bahwa

seseorang akan dapat lewat tempat tersebut. Dia memerintahkan

salah seorang pembantu perempuannya untuk meyakinkan saya,

yang dilakukannya segera. Dengan cara luar biasa ia memanjat ke

atas hanya dengan menggunakan celah dan tonjolan bata. Setelah

menyaksikan hal tersebut maka saya dapat mempercayai segala

sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan kaum perempuan Kurdi.

[14.1] Yes, yes, no, no (Jika ya, katakanlah ya; jika tidak, tidak (2

Korintus 1:17))

- Ketika saya merencanakan hal itu, apa saya melakukannya dengan

jelas? Atau adakah saya melakukannya dengan satu helaan napas,

"ya, ya" dan "tidak, tidak"? Apa yang dimaksudkan Kara Ben Nemsi

ini, dia tidaklah berjanji sebagaimana sering terjadi bahwa 'ya itu

sekaligus ?tidak, tetapi itu janji yang akan dipegangnya. Kata-kata

yang diucapkannya merupakan jaminan.

[15.1] Flugelmann ( Orang Poros Utama)

- Seseorang dalam formasi barisan di mana posisinya menjadi poros

patokan ketika barisan itu mengubah bentuk formasinya. Jadi posisi

dialah yang dijadikan poros utama. Biasanya orang yang tertinggi.

[15.2] Riesengarde

Frederik Agung (raja Prussia 1740-1786), seorang yang bertubuh

pendek, dia mempunyai resimen yang terdiri dari laki-laki bertubuhPetualangan di Kurdistan 291

tinggi, pengawal pribadinva rata-rata bertinggi badan dua meter,

maka diberi nama ?Riesengarde' (Garda Raksasa).

[15.3] Khalifah Harun al Rashid (764-809), penguasa di Bagdad

ketika kota tersebut menjadi pusat dunia Islam yang mencapai

puncak intelektual dan ekonomi. Para pujangga ahli ilmu dan

seniman dari berbagai tempat di negeri sekitar berkumpul di kota

tersebut dengan dukungan sang raja. Ia merupakan pahlawan dalam

dongeng yang amat tersohor "Seribu Satu Malam", dongeng panjang

yang melukiskan kehidupan gemerlap kota Bagdad dalam abad ke-9.

Sang kaisar berhasil mengembangkan kemaharajaannya Ketika itu

telah dijalin hubungan diplomatik dengan Cina dan Wangsa

Charlemagne dari Prancis. Bagdad jatuh ke tangan kaum Mongol

pada 1258, kota itu dijarah dan dihancurkan hampir tanpa sisa jejak

kejayaannya.

[15.4] Petersilius

- Ini merupakan plesetan Karl May kata ?Petersilie' merujuk pada

nama perempuan, sedang ?Petersilius' merujuk suaminya, ubahan

dari kata Latin petrosillum, yang perubahan dari Latin petroselinum,

berasal dari kata Yunani petroselinon yang berarti: petra = batu

karang, dan selinon = seledri.

[15.5] Tucet-Musik

- Diam! Dipakai terutama sebagai perintah. Bahasa Latin. Orang

ketiga-tunggal. Bentuk present dari tocere menjadi diam.Petualangan di Kurdistan 292

LAMPIRAN 2

TENTANG KARA BEN NEMSI III

Kara Ben Nemsi III Petualangan di Kurdistan, adalah salah satu

episode dari rangkaian panjang saga "Dunia Timur" atau yang

dikenal dengan "Siklus Timur", sebuah rangkaian cerita yang

sambung-menyambung dengan mengambil latar belakang

Kekhalifahan Usmaniyah pada 1870-an. "Siklus Timur" ini

merupakan salah satu karya utama Karl May selain Trilogi

Winnetou.
Petualangan di Kurdistan Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kisah ini semula berbentuk tulisan bersambung di majalah Deutsche

Hausschatz , dimuat 1881-1882, dengan judul asli Reise-obenteuer in

Kurdistan atau Petualangan di Kurdistan. Ketika akhirnya seorang

penerbit bernama Fehsenfeld setuju untuk menerbitkannya dalam

bentuk buku bersampul tebal, maka cerita ini diterbitkan ulang pada

1892 dengan judul baru Durch wilde Kurdistan atau Melintasi

Kurdistan Liar. Versi buku itu sudah disesuaikan di sana-sini,

termasuk di antaranya penyesuaian ketebalan buku, yaitu sekitar 600

halaman, sesuai dengan standar penerbitan buku di kala itu Karena

harus menyesuaikan dengan ketebalan itulah maka kisah di

Kurdistan yang versi buku itu pembabakannya atau pengadegannya

agak dipaksakan, di mana sebuah episode bercampur dengan episode

lainnya, dan bukan berdasarkan tema per tema sebagaimana bentuk

awalnya. Namun demikian, karena pada hakekatnya cerita-cerita ini

adalah bagian dari sebuah rangkaian cerita panjang, pencampuran

tema-tema itu tidak terlalu bermasalah

Karena yang dipakai sebagai pedoman oleh para penerbit untuk

peneijemahan atau penerbitan ulang biasanya adalah versi buku,

maka bentuk asli cerita bersambung ini tentu saja kini menjadi

?barang langka' bahkan menjadi sesuatu yang ?bani bagi para pecinta

karya Kari May, karena mereka hanya terbiasa dengan versi buku

saja.Petualangan di Kurdistan 293

Ditampilkannya kembali naskah versi cerita bersambung ini tentu

saja dimungkinkan karena adanya teknologi komputer, sehingga

naskah-naskah asli di majalah itu bisa dipindai serta dirapikan, dan

belakangan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris Amerika, untuk

pertama kalinya setelah terabaikan 120 tahun lamanya. Naskah
naskah asli tersebut bisa dilihat di situs http;// Karlmay godlschaft.de.

Petualangan di Kurdistan ini sudah pernah diterbitkan pada tahun

1960-an oleh penerbit Pradnva Paramita dengan memakai salah satu

versi Belanda sebagai naskah induknya. Buku itu diberi judul A

Kurdistan. Sesuai dengan penjelasan di atas, pembabakan dan awal

cerita buku itu berbeda dengan Petualangan di Kurdistan ini.

Perbedaan utamanya, Di Kurdistan memasukkan bagian akhir dari

episode Kara Ben Nemsi II Penyembah Setan.

Selain adanya perbedaan awal cerita, karena Di Kurdistan dirasa

terlalu tipis, maka penerbit Belanda tersebut kemudian menyisipkan

cerita Taehtinean Rahasia, sebuah cerita lepas yang belakangan

digabung dalam kumpulan cerita Petualangan di Sahara (kumpulan

kisah petualangan no. X). Proses penyisipannya dilakukan si

penyunting dengan gaya Karl May, yaitu berdongeng ala kisah 1001

malam.

Dengan demikian, tanpa disadari, para pembaca Di Kurdistan

terbitan Pradnya Paramita bisa membaca 2 cerita sekaligus hanya

dengan membayar sekali saja. Bonus!

Saya telah berbicara. Howgh!

Pandu Ganesa

Paguyuban Karl May Indonesia

http://indokarlmay.comPetualangan di Kurdistan 294

TENTANG PENGARANG

Karl Friederich May (1842-1912) adalah pengarang fiksi Jerman

yang karyanya paling banyak diterbitkan di negaranya, dengan

sekitar 80 judul buku. Terjual lebih dari 125 juta buah, belum

termasuk edisi bahasa asing yang tak kurang dari 39 bahasa dunia,

tulisannya yang masuk dalam genre "kisah perjalanan" itu digemari

oleh segenap kalangan masyarakat tanpa memandang usia, kelas

sosial dan asal-usul kebangsaan.

Terlahir dari keluarga penenun yang miskin, buta segera sejak

dilahirkan hingga 4 tahun pertama kehidupannya, dia diasuh oleh

nenek perempuannya yang banyak menceritakan tentang dongeng
dongeng kisah 1001 malam yang sangat berpengaruh dalam

membentuk imajinasi dan kepribadiannya. Pada masa remajanya, dia

terkena dissosiative identity diaorder (sejenis penyakit kepribadian

ganda) dan sistem hukum di masa itu menyebabkan dia harus

dihukum 7 tahun lamanya. Pada masa kehidupan di penjara itulah

imajinasinya mulai tertata untuk mengunjungi negeri-negeri jauh

dalam khayalannya.

Berdasarkan buku-buku para petualang sebelumnya, ensiklopedia,

kamus, buku geografi dan etnografi, peta, serta jurnal-jurnal

mutakhir di jamannya. Kari May menyusun kisah perjalanannya

dengan berlatar belakang berbagai belahan dunia dalam rentang 36

tahun karier penulisannya Menuai sukses, akhirnya dia berhasil

berkunjung ke negeri-negeri Timur yang sebelumnya hanya dia

"kunjungi" dalam imajinasinya. Kunjungan berlangsung selama satu

setengah tahun pada 1899-1900, termasuk ke Padang setelah singgah

di Aceh. Pada 1908 Karl May berkunjung ke pantai Timur Amerika.

Hingga akhir hayatnya, dia tidak pernah berkunjung ke Wild West,

salah satu lokasi di mana kisah-kisah petualangannya terjadi dan

menjadikan dia terkenal.Petualangan di Kurdistan 295

Beberapa hari sebelum meninggal, May berpidato di hadapan 2000

hadirin Perkumpulan Akademi Literatur dan Musik di Wina, Austria

Dia mempertahankan tesis dan pidatonya yang diberi judul:

"Membubung Menuju Kawasan Manusia Mulia" (Empor Ins Reich

Der Udelmenschen = Upwards to the Realm of Noble-Minded

Mankind). Tampuk di antara yang hadir adalah Berthu von Suttner,

pemenang Nobel Perdamaian 1905 - salah seorang penggemar

tulisannya.

Dalam pidato itu May mengungkapkan pendapatnya tentang tujuan

penulisan karya-karyanya, yaitu demi perdamaian antar bangsa,

keagungan ras manusia yang mulia, dan untuk tercapainya

masyarakat lebih berkemanusiaan.

_____________


Suro Bodong 02 Pedang Urat Petir The Jungle Book Karya Rudyard Kipling Suro Bodong 12 Geger Pusaka Matsuri

Cari Blog Ini