Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne Bagian 1
ebook by
http://facebook.com/indonesiapustaka
bacaan-indo.blogspot.com
Demi mendengar suara gemerisik di semak-semak, aku
memandang sekilas ke samping. Serigala paling elok yang
pernah kulihat berdiri di tepian air. Dalam wujud serigala,
Connor selalu membuatku menahan napas.
Ingin aku membenamkan tanganku ke dalam bulunya, memeluknya erat-erat, dan mengakui semuanya. Aku
ingin dia berubah kembali ke wujud manusia, melingkarkan tangannya padaku, dan memastikan bahwa semuanya
akan baik-baik saja.
Namun aku sadar itu semua mustahil. Kalau saja dia
tahu yang sebenarnya tentang diriku, bahwa aku sama
sekali belum berubah wujud, dia pasti akan terguncang.
Setelah memandangku sekali lagi, dia melompat menyeberangi sungai kecil itu dan berlari, di bawah guyuran
sinar rembulan. Dengan penuh damba, kupandangi so?soknya sampai menghilang dari pandangan. Shifter mampu
menyembuhkan diri ketika berwujud serigala, namun aku
ragu apakah perubahan wujud juga mampu menyembuhkan patah hati?baik hatinya maupun hatiku.
ii
Sanksi Pelanggaran Pasal 22:
Undang Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49
Ayat (1)dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00
(lima milyar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
iii
RACHEL HAWTHORNE
DARKOF THEMOON
SEBUAH NOVEL DARK GUARDIAN
Penerbit
PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO
iv
Dark Guardian: DARK OF THE MOON
Copyright ? 2009 Jan L. Nowasky
Published by arrangement with HarperCollins Publishers.
Dark Guardian: Dark of The Moon
188110084
ISBN: 978-979-27-9249-2
Alih bahasa: Kartika Sari
Hak cipta terjemahan Indonesia pada PT Elex Media Komputindo
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Diterbitkan pertama kali tahun 2011 oleh PT Elex Media Komputindo,
Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta.
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab percetakan.
Untuk Gretchen, Kari, dan Zareen
Para penulis sangat bersyukur karena memiliki seorang
editor yang hebat dalam sebuah projek. Aku diberkahi
dengan tiga orang. Terima kasih semuanya, untuk
petunjuk kalian, penyuntingan, dan antusiame
untuk Dark Guardian.
Buku-buku ini tidak akan ada tanpa kalian.
vi
vii
PROLOG
Maut melayang dalam bayang-bayang. Cahaya bulan yang
redup menerobos masuk lewat celah jendela. Aku selalu
terpikat oleh kenyamanannya, namun malam ini Connor
menawarkan penghiburan padaku.
Dalam penjara kami, tumpukan selimut menyediakan
alas yang lembut di lantai. Sehelai selimut menutupi kami.
Connor tidak pernah mau repot-repot memakai baju
hangat yang kubawakan untuknya, jadi jemariku leluasa
menari-nari di atas dadanya yang telanjang.
"Jangan takut, Brittany," suara Connor pelan dan
lembut.
Tapi bagaimana mungkin aku tidak takut? Kami berdua
tahu bahwa besok bisa saja kami akan mati. Menghadapi
viii
kematian justru memberi dorongan yang kuat untuk tetap
hidup. Segala sesuatu yang kita tunda, segala sesuatu yang
tidak berani kita hadapi, tiba-tiba terbayang di depan mata
bagaikan mimpi yang mungkin tak akan pernah terwujud.
Connor memelukku erat, bibirnya yang hangat mengecup pelipisku. Telapak tanganku dapat merasakan detak
jantungnya yang teratur. Bagaimana detak jantungnya bisa
setenang itu sementara jantungku menggelepar bagaikan
burung yang terperangkap dalam sangkar?
Dia menggerakkan bibirnya ke pipiku. Aku mendengar?nya menarik napas dalam, menghirup aromaku. Aku
menempelkan wajahku ke lekukan lehernya dan mencium
aromanya yang unik ke dalam paru-paruku. Bahkan di
sini, dalam bangunan tempat kami ditawan ini, dia masih
berbau seperti alam bebas: kehijauan, wangi tanah, nektar
yang manis, tajamnya aroma dedaunan. Dia memancarkan
semua aroma yang kusukai lebih dari apa pun.
Sudah lama aku menunggu seperti apa rasanya belaian
tangannya yang bergerak pelan di punggungku, menarikku lebih dekat. Aku tidak ingin saat-saat seperti ini cepat
berakhir.
"Jangan takut," bisiknya lagi.
Lalu binatang liar dalam dirinya, yang selalu menunggu
di dekat permukaan, membebaskan diri dan mengenyahkan kelembutannya. Dia menciumku dengan bernafsu,
dengan menggebu-gebu, seolah dengan keliaran ini kami
dapat menahan kedatangan musuh kami. Aku membalas
ix
ciumannya dengan menggebu-gebu. Aku ingin mengalami
hidup dengan gairah yang tak pernah kukenal sebelumnya. Tak kusangkal bahwa dalam keadaan normal mungkin kami tidak bisa saling mengasihi atau saling membelai.
Tapi ini bukan keadaan normal.
Kami sudah melepaskan semuanya, kecuali keinginan
kuat untuk merasakan segala sesuatu yang akan segera
kami ingkari.
"Aku mencintaimu, Brittany," bisiknya.
Tubuhku dijalari getaran hebat. Detak jantungku
memukul dadaku begitu kuat, sampai-sampai aku takut
tulang rusukku akan retak dibuatnya. Dengan kata-katanya, dia telah memberikan apa yang selalu kudambakan,
apa yang sama sekali tidak pantas kudapatkan.
Akankah esok cintanya akan berubah menjadi benci
begitu mengetahui bahwa aku telah mengkhianatinya?
SATU
Delapan hari sebelumnya.
Malam ini adalah malam yang penting, malam yang ku?
tunggu-tunggu sepanjang hidupku. Kebangkitan, per?
ubahan pertama?hilangnya keperawanan bulanku.
Beberapa menit sebelumnya, aku telah melucuti selu?
ruh pakaianku. Aku tengah mendudukinya sekarang,
di tanah lapang nun jauh di dalam hutan, dikelilingi pe?
po?honan yang menjulang. Kulitku dijalari rasa dingin.
Sekarang adalah musim panas. Bulan Juli. Tapi tempat
persembunyian kami, Wolford, letaknya jauh di dalam
hutan lindung yang berbatasan dengan Kanada. Begitu
matahari terbenam, malam akan menjadi dingin.
Aku menunggu dengan tak sabar. Belum pernah
aku menginginkan sesuatu sehebat ini. Tentu saja, selain
menginginkan seorang pasangan.
Namun setelah malam yang sangat penting ini?
setelah membuktikan diriku berharga?aku baru akan
percaya bahwa suatu ketika nanti, pada saat yang tepat,
seorang lelaki akan datang menghampiri dan menyatakan
aku sebagai pasangannya.
Tiga hari yang lalu aku baru merayakan ulang tahunku
yang ketujuhbelas. Malam ini merupakan purnama per?
tama setelah hari ulang tahunku itu. Nanti, ketika bulan
mencapai puncaknya, aku akan berubah menjadi makhluk
yang sangat elok?menjadi serigala.
Sudah ribuan kali aku membayangkannya. Aku akan
melepaskan wujud manusiaku dan menampakkan apa
yang selalu bersemayam dalam diriku. Aku sudah tak sabar
menunggu itu terjadi. Walaupun seharusnya aku takut
kalau sampai itu tidak terjadi. Buluku akan berwarna hitam
kebiruan, seperti rambutku. Mataku akan tetap biru tua. Di
awal musim panas lalu, Connor mengatakan bahwa mataku
mengingatkannya pada sebuah samudra yang dikelilingi
oleh banyak samudra. Kami sedang minum bir bersama
beberapa pengunjung kala itu. Aku tahu kata-katanya yang
melantur itu tanpa maksud apa-apa, tetapi tetap saja itu
memberiku harapan bahwa suatu saat nanti Connor akan
menjadi pasanganku. Kini harapan itu tinggallah harapan,
dan aku memilih untuk memusatkan diri pada masalah
yang lebih besar, lebih baik.
Sepanjang sejarah keberadaan kami, kaum lelaki
dari spesies kami memilih pasangan setelah mengalami
perubahan pertamanya dan sebelum perubahan pertama
si perempuan. Laki-laki melalui perubahan pertamanya
sendirian, tetapi dia akan mendampingi pasangannya
ketika menanggung derita dalam perubahan pertamanya,
membimbing agar pasangannya itu lebih merasa senang
dan bukannya kesakitan. Dari generasi ke generasi,
belum pernah ada seorang perempuan yang melewati
per?ubahannya sendirian?dan kalaupun dulu ada yang
mengalaminya, itu dianggap mitos. Menurut legenda,
seorang perempuan yang tidak didampingi pasangan
akan merasakan sakit yang sangat menyiksa dan berujung
dengan kematian.
Sepertinya aku akan segera tahu, sebab sampai sekarang
belum ada yang menyatakan aku sebagai pasangan. Para
tetua, orang-orang bijak dari kaum kami, orang-orang yang
membimbing kami dengan kebijakannya, bahkan telah
berusaha menjodohkan aku dengan seseorang?Daniel?
agar aku tidak melewati malam ini sendirian. Aku tahu
mereka bermaksud baik dengan berusaha melindungiku,
namun aku tidak mau didampingi sembarang orang. Aku
menginginkan Connor McCandless.
Itulah sebabnya, dua malam yang lalu, pada tengah
malam, aku pergi diam-diam dari Wolford. Aku tahu,
kalau memang mau, Daniel bisa melacak keberadaanku
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan indra penciumannya. Tapi aku juga tahu kalau dia
itu tipe orang yang menghormati keputusanku untuk pergi
sendiri. Di luar sana ada gadis yang tepat untuknya, dan
kami berdua tahu itu bukanlah aku.
Perubahan pertama adalah pengalaman pribadi yang
intim. Aku tidak mau melaluinya bersama seseorang yang
hanya berperan sebagai pengganti untuk pasangan sejatiku.
Jauh di lubuk hatiku, pasangan sejatiku adalah Connor.
Kalau aku melalui ini bersama lelaki lain, aku merasa seperti
telah mengkhianati Connor. Sungguh pikiran yang tak
masuk akal, mengingat kami tidak akan pernah berjodoh.
Tapi tetap saja aku tidak bisa mengendalikan perasaanku.
Pada awal musim panas ini, ibuku bahkan pernah
menawarkan diri untuk menemaniku melalui perubahan
pertamaku?tapi itu sama anehnya dengan pergi ke pesta
dansa bersamanya. Suatu hal yang tak ingin kulewati
berdua bersamanya. Oleh sebab itu, aku mendorongnya
untuk melakukan perjalanan tahunan musim panasnya ke
Eropa. Aku akan baik-baik saja sendirian.
Namun kini, saat menatap bulan kuning yang menyim?
pan lebih banyak kekuatan daripada yang disadari manusia,
tiba-tiba aku dihinggapi rasa kesepian yang tak bisa di?
jelaskan. Malam ini Connor bersama Lindsey, karena
Lindsey juga akan mengalami perubahan pertamanya
saat purnama ini. Pada musim panas lalu Connor telah
menyatakan dia sebagai pasangan di hadapan seluruh
perkumpulan. Dia percaya bahwa Lindsey adalah cinta
sejatinya. Aku sendiri tidak begitu yakin. Akhir-akhir ini,
aku sering memergoki Lindsey tengah memandangi Rafe.
Rasa-rasanya, dia menginginkan Rafe. Tapi, karena dia
sudah telanjur berjanji pada Connor, secara tradisi hal itu
tidak bisa dibatalkan.
Aku masih terus berharapan Connor mau memilihku.
Dia punya kebiasaan menarik, menyingkirkan rambut
pirangnya yang panjang dari mata birunya yang memesona
itu dengan jarinya. Dia tinggi, kekar, dan memiliki bentuk
tubuh sempurna yang didapatnya dari perubahan wujud
secara teratur. Seperti halnya semua Shifter lelaki, dia itu
ganas dan berbahaya. Benar-benar seksi.
Aku tertarik pada Connor bukan karena penampilan
fisiknya. Mungkin kedengarannya bodoh kalau aku menga?
takan suka pada pemikirannya, tapi begitulah aku menyukai
caranya membaca situasi, memperhitungkan strategi, dan
tidak pernah langsung mengambil sikap Shifter ketika
menghadapi masalah. Dia mempertimbangkan pilihanpilihan.
Semoga saja dia juga penuh pertimbangan sebelum
mengumumkan Lindsey sebagai pasangan. Sesuai tradisi
kuno, di pundaknya telah tertato simbol Celtic yang me?
lam?bangkan nama Lindsey.
Aku berusaha untuk membuang jauh-jauh pikiran
tentang Connor dan Lindsey, yang mungkin kini tengah
berdiri bersama dengan hanya mengenakan jubah upa?
cara yang khusus disediakan bagi para pasangan saat
mempersiapkan ikatan mereka. Seperti yang pernah
kudengar, pasangan yang melalui perubahan bersama-sama
akan mengalami ikatan batin luar biasa. Dan itu bukan
sekadar belaian sinar bulan, sentuhannya, bisikannya?
Sambil mengerang, kutepiskan bayangan yang menarinari itu. Tanpa memikirkan mereka dan daya tarik yang
akan membuat mereka saling berpelukan pun, malam ini
sudah cukup membuatku menderita.
Kutatap langit yang berhiaskan bintang-bintang. Bulan
yang menentukan takdir kami telah jauh tinggi di atas sana.
Sesaat lagi, seharusnya aku mulai merasakan sesuatu.
Sesuai peraturan, tak ada orang yang pernah membahas
perubahan pertama mereka. Itu sama pribadinya seperti
kehilangan keperawanan. Tapi aku tak punya pilihan,
aku harus mencari tahu tentang kemungkinan yang akan
terjadi. Itulah sebabnya aku bertanya pada Kayla yang
telah berhasil melewati perubahan pertamanya pada
purnama lalu. Menurut dia, cahaya bulan terasa benarbenar menyentuhnya, merayu binatang liarnya untuk
menampakkan diri.
Menilik kemungkinan aku akan melalui ini sendirian
karena tak ada lelaki yang menunjukkan ketertarikan
pada?ku, aku telah mempersiapkan diri setahun penuh.
Staminaku kugembleng dengan berlari pagi setiap hari.
Kuperkuat otot-ototku dengan latihan beban. Aku benarbenar mempersiapkan fisikku untuk momen yang luar
biasa ini. Nanti, ketika binatang liar dalam diriku mendesak
keluar, aku akan bisa menjinakkan dan mengendalikannya.
Sudah tak sabar rasanya aku menunggu.
Seandainya aku bisa bertahan, aku akan menjadi
legenda. Dengan begitu aku bisa menegaskan bahwa
bukan hanya kaum lelaki yang mampu bertahan melewati
perubahan ini sendirian. Bagaimanapun, ide ini sangatlah
bersifat gender. Ayo berpindah ke abad dua satu. Kaum
kami punya beberapa kebiasaan yang masih kolot. Akan
tetapi, karena sekarang umurku telah menginjak tujuh belas
tahun, seharusnya aku bebas, dan aku telah siap menerima
takdirku. Sekalipun takdir itu tidak melibatkan Connor.
Aku memejamkan mata dan membayangkan bagaimana
rasanya kalau dia ada di sini. Kami berdiri saling merapat,
sampai-sampai angin pun tak mampu menembus celah di
antara kami. Dia membelai wajahku dengan tangannya
yang kekar. Lalu perlahan dia bergerak mendekat untuk
menciumku. Kami tidak akan buru-buru dalam momen
ini. Lalu bibirnya mengecup bibirku, sementara di dadanya
terdengar suara geraman yang menggemuruh. Binatang
liarnya memanggil binatang liarku, dan binatang liarku
akan menjawab dengan suara lembut. Kami berpelukan,
merasakan gelombang kenikmatan dan kesakitan, lalu
kami akan berubah bersama-sama.
Memikirkan bahwa dia tidak terikat lagi pada Lindsey
membuatku merasa nyaman sembari menunggu. Mungkin,
kalau berpura-pura tidak sendirian, aku bisa mengatasi rasa
sakit yang akan segera menyerangku.
Tapi kenapa hal itu belum terjadi?padahal aku sudah
siap menghadapinya? Sebelum keraguan yang selama ini
kupendam mulai naik ke permukaan?
Kemampuan untuk berubah wujud sudah menjadi
milikku sejak lahir, diturunkan oleh orangtua kepada
anaknya melalui DNA kami. Tapi begitu mendekati
waktuku, aku mulai sering didatangi mimpi yang sangat
mengganggu. Dalam mimpiku itu, aku menatap bulan,
menunggunya menepati janji. Tapi bukannya aku, bulan
itulah yang berubah. Bulan itu berubah menjadi matahari
dan aku tetap menjadi manusia.
Kayla pernah mengatakan bahwa dia bisa merasakan
datangnya perubahan itu jauh sebelum hari ulang tahunnya,
jauh sebelum dia tahu bahwa dirinya memiliki kemampuan
untuk berubah, tapi aku tidak merasakan apa-apa. Ketika
seekor ulat membalut dirinya dalam kepompong, bukankah
dia sudah tahu bahwa kelak dirinya akan berubah menjadi
kupu-kupu?
Aku tahu bahwa aku akan berubah menjadi serigala,
tapi aku tidak merasakannya. Ketakutan mencekamku.
Aku merasa seperti yang selalu kurasakan, seperti manusia,
seperti Static?istilah kami untuk menyebut mereka yang
tidak memiliki kemampuan berubah wujud.
Namun aku adalah Shifter. Orangtuaku Shifter. Aku
dibesarkan di kalangan Shifter.
Aku menghendaki perubahan itu datang, namun
malam ini bulanlah yang menentukan. Setelah itu, barulah
aku bisa berubah semauku. Kini aku harus menahan
ketaksabaranku, dan itu nyaris mustahil. Keinginanku
begitu kuat untuk menjadi Dark Guardian seutuhnya.
Mereka adalah pelindung kaum kami. Para ksatria. Orangorang yang menghadapi musuh yang hendak menyerang.
Saat ini kami tengah menghadapi musuh sangat berbahaya,
yang berniat menghancurkan kami, dan sepertinya kon?
frontasi semakin tak terelakkan. Aku ingin terlibat di
dalamnya.
Keinginanku sangat kuat untuk melepaskan statusku
sebagai calon. Dan malam ini, setelah aku berubah wujud,
keinginan itu akan terlaksana.
Kubuka mata. Bulan nampak lebih rendah di langit.
Padahal sebenarnya tidak. Aku belum merasakan sesuatu
yang menggelitik. Mungkin perubahan itu terjadi tanpa
harus merasakan apa-apa. Tapi saat memandangi diriku,
aku masih tetap berwujud manusia. Masih seorang gadis.
Bukan seekor serigala seperti yang selalu kubayangkan:
makhluk menakjubkan yang hidup jauh dalam diriku.
Tidak, tidak, tidak.
Barangkali aku harus berdiri. Lalu aku pun berdiri dan
merentangkan tangan ke arah langit. Aku ingin memanggil
seseorang, sesuatu?
Kudengar lolongan dari kejauhan yang menggema
menembus malam. Suara yang tak pernah kudengar sebe?
lumnya. Apakah itu Lindsey?
Tidak! Ini sama sekali tidak boleh terjadi. Aku tidak
akan membiarkannya terjadi.
Aku berlari seolah dengan begitu bisa mengejar bulan
yang menghilang dengan cepat, entah bagaimana caranya
seolah aku bisa....
Apa? Menyentuhnya? Membuatnya mencapai puncak?nya
lagi?
Aku terpuruk ke tanah dan merasakan panasnya air
mata yang bergulir ke pipiku. Ini tidak adil. Tapi inilah
yang selalu kutakutkan. Alasan apa lagi yang membuat
10
Connor akan berpaling padaku dan bukan memandang
pasangannya? Alasan apa lagi yang membuat dia tahu kalau
aku ini takdirnya? Mengapa dia menetapkan pilihan pada
Lindsey yang bodoh itu?
Memang selama ini aku selalu merasakan kekurangan
dalam diriku. Aku selalu merasa terpinggirkan, orang luar
yang putus asa ingin diterima oleh sebuah kelompok. Ya,
orang-orang memang menerimaku, tapi mereka selalu
mengambil jarak. Jangan terlalu dekat, Brittany. Kamu
memang bagian dari kami, tapi kamu tidak punya ikatan
dengan kami. Para gadis akan bicara padamu, tapi tidak
pernah memercayakan rahasianya padamu. Mereka akan
berteman denganmu, tapi tidak pernah mengundangmu
memasuki lingkaran persahabatan mereka. Para laki-laki
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akan bertarung di sisimu, tapi tidak akan pernah tertarik
padamu. Tak seorang pun, tak ada yang pernah mengajakku
kencan. Tak ada yang pernah menciumku. Tak ada yang
pernah menatapku dengan mata berapi-api.
Benarkah aku tidak bisa berubah wujud karena tidak
ada laki-laki yang mendampingiku? Sama sekali tak masuk
akal. Sebenarnya bulanlah yang mengubah kami. Bulanlah
yang menentukan.
Aku menengadahkan kepala dan melolong?
Namun yang keluar bukanlah lolongan serigala, me?
lainkan jeritan sedih seorang gadis. Seorang manusia.
Manusia yang jiwanya retak dan hatinya patah.
Aku bukanlah Shifter.
Aku, Brittany Reed, bukan apa-apa.
11
Aku jatuh tertidur, entah sejak kapan. Hal terakhir yang
kuingat aku berteriak sampai tenggorokanku serak dan
meninju tanah sampai tanganku sakit. Tapi kelelahan
pasti telah menguasaiku pada titik tertentu, karena aku
terbangun dan melihat sinar matahari tengah menari-nari
di atas dedaunan.
Biasanya aku menyukai alam bebas, tapi tiba-tiba saja
aku tidak merasa seperti itu lagi. Suara desir dedaunan
yang tertiup angin terdengar seolah mengejekku. Entah
ke mana aku ingin pergi, tapi aku tahu ke mana harus
pergi. Aku harus kembali ke Wolford. Para Dark Guardian
tengah berkumpul di sana, sedang mencari jalan keluar
untuk melindungi kaum kami?kaum mereka. BioDUA
12
chrome, sebuah perusahaan penelitian, telah menemukan
keberadaan kami dan bertekad untuk membuka rahasia
kemampuan kami?kemampuan mereka?berubah wu?jud,
meski itu berarti membunuh kami?membunuh mereka.
Aku harus segera bertindak untuk mencapai tujuan.
Harus segera kuhentikan pikiran yang memecah-belah ini.
Bukan lagi mereka?para Shifter?dan aku, yang nonShifter. Tapi kami. Memang ada yang salah, tapi bukan ber?
arti tidak bisa diperbaiki. Aku harus tetap membuka pikiran
terhadap kemungkinan adanya kesalahan alam yang bisa
diperbaiki dengan mudah. Mungkin ulang tahunku terlalu
dekat dengan bulan purnama dan aku harus menunggu
satu siklus bulan lagi untuk mempersiapkan perubahan
wujudku. Atau mungkin tanggal di akte kelahiranku
salah. Ya Tuhan, aku harus benar-benar berusaha untuk
me??nemukan jawaban, sekalipun kemungkinannya begitu
kecil.
Memang, aku tak bisa mengatakan pada siapa pun
kalau aku belum berubah wujud. Padahal aku telah
menunggunya sekian lama, bekerja keras agar bisa diterima.
Aku tak bisa menerima kenyataan kalau aku ini bukanlah
Shifter. Pasti ada alasan lain kenapa aku belum berubah.
Aku harus mencari jawabannya.
Setelah menyambar ransel di dekatku, aku melangkah
keluar. Tadinya kubayangkan aku pulang ke tempat per?
kumpulan sambil berlari dan melompat-lompat, me?
nyambut diriku yang baru, dan angin mengacak buluku.
Tapi yang kualami adalah sebaliknya. Aku melangkah
13
gontai melewati hutan, memaksakan kakiku bergerak,
satu kaki menyusul kaki yang lain. Pasti ada penjelasan
tentang apa yang tidak terjadi pada diriku ini. Sebaiknya
aku mendiskusikannya dengan para tetua. Mereka sudah
sangat berumur, jadi pasti tahu semuanya. Tapi, bagaimana
mungkin itu terjadi kalau aku tak ingin seorang pun tahu
yang sebenarnya terjadi pada diriku.
Kalau sampai mereka tahu yang sebenarnya, pasti
mereka akan memandangku dengan belas kasihan atau
ngeri. Memang kami hidup membaur dengan manusia,
tapi tak satu pun dari kami yang ingin seperti mereka.
Manusia adalah makhluk Static yang menyedihkan,
karena selalu terperangkap dalam wujud yang sama. Bisa
jadi mereka akan mengusirku. Dan aku tak mau ambil
risiko itu di tengah bahaya yang mengintai. Aku adalah
Dark Guardian. Itulah satu-satunya yang kuinginkan.
Bagaimana aku akan memandang bayangan diriku
ketika bercermin, pertama kalinya melihat diriku yang
sebenarnya?atau yang bukan?
Karena takut para tetua mungkin mengutus para
Guardian untuk mencariku, aku kembali ke Wolford
melalui jalan memutar. Aku ingin sendiri, mengumpulkan
segenap keberanianku untuk menghadapi semua orang
dan tetap menyimpan rahasiaku. Tidak mudah, memang.
Sebab aku bukanlah tipe orang yang mudah diimingimingi dengan hal yang manis. Aku dikenal jujur dan bisa
menghadapi kenyataan dalam segala situasi. Menghadapi
kenyataan diriku sendiri akan sangat menyebalkan.
14
Sebelum ini beberapa orang benar-benar mengakui
keberadaanku. Kalau mereka sampai tahu aku tidak bisa
berubah, mereka pasti memandangku seperti orang aneh.
Dipandangi dengan tatapan aneh karena tidak ada laki-laki
yang menyatakan aku sebagai pasangan saja sudah cukup
menyakitkan. Apalagi kalau sampai orang lain tahu bahwa
aku tidak berubah tepat pada waktunya.
Hari sudah hampir siang waktu itu. Aku berlari melintasi
bekas api unggun di tepi sebuah sungai yang mengalir di
hutan lindung. Dengan hati berdebar, aku berlutut dan
menyaring abunya dengan jari-jariku. Sama sekali tidak
terasa panas, dan sepertinya semalam aku tidak melihat
cahaya di dekat-dekat sini. Bisa jadi beberapa hari yang lalu
ada orang di sini?tapi rasanya seperti baru terjadi. Aku
tak bisa menjelaskan mengapa merasa seperti itu.
Bulu halus di lenganku menegak ketika kutatap sungai
yang mengalir deras. Bisa jadi seseorang menaiki perahu
dan menepi di sini untuk mendirikan kemah malam itu. Di
hilir sungai terdapat serangkaian kelokan tajam dan jeram
yang bergolak. Ini sangat menarik bagi para penggemar
olahraga, tapi biasanya mereka selalu didampingi pemandu
yang akan membawa mereka kembali sebelum terlalu jauh
ke utara, mendekati Wolford.
Sepertinya perasaan tak enak yang kurasakan itu
hanyalah paranoid belaka, tapi tetap saja aku merasa ada
yang tidak beres. Dengan perlahan dan hati-hati, aku
berjalan mengitari areal perkemahan, mengamati jejak
sepatu bot yang tertinggal. Kulihat empat pasang jejak
15
yang berbeda. Juga terlihat jelas kalau mereka datang dan
pergi melalui sungai. Aku melihat jejak seretan perahu
karet ketika mereka menariknya ke tepi.
Di seberang perkemahan, aku melihat bekas jejak yang
dihapus dengan dahan berdaun. Bekas sapuannya berakhir
di dekat timbunan dedaunan. Aku meraih sebatang ranting
besar untuk menusuk-nusuk timbunan itu. Tiba-tiba
terdengar suara gemeretak ketika tusukanku itu memicu
terlepasnya alat mekanis yang kemungkinan tersembunyi
di situ. Ranting yang kugenggam tersentak dari tanganku
saat terjerat perangkap dan seutas tali menariknya ke udara,
hingga tergantung tinggi di atas kepalaku. Cabang-cabang
pohonnya bergoyang-goyang akibat lentingan yang tibatiba itu.
Sebuah perangkap jerat. Salah satu perangkap yang
paling mudah dipasang. Tapi tetap saja berbahaya. Tetap
bisa membunuh binatang?namun masih memungkinkan
binatang itu bertahan hidup saat terangkat dari tanah dan
terayun-ayun. Kalau melihat cara memasangnya, perangkap
ini dipersiapkan untuk menangkap binatang berukuran
sedang. Bukan kelinci. Bukan beruang. Tapi serigala.
Tulang belakangku bergidik dan aku melangkah
mundur. Berani taruhan dengan nyawaku, aku tahu siapa
yang bertanggung jawab atas semua ini. Bukan pemburu,
olahragawan, atau orang yang melakukan survival.
Ini pasti perbuatan Bio-Chrome. Musuh kami. Mereka
berupaya menangkap seorang Shifter dan hampir men?
dekati Wolford.
16
Aku harus segera kembali. Aku harus memperingatkan
mereka. Dan semoga saja belum terlambat.
Lega rasanya ketika akhirnya aku sampai di Wolford dan
melihat rumah utamanya masih berdiri tegak. Tak kulihat
adanya tanda-tanda kekerasan. Tak ada yang aneh.
Karena sebenarnya aku dua hari jauhnya dari Wolford,
dan aku berjalan pulang tanpa buru-buru?lalu aku
m?enemukan perangkap itu?hari sudah hampir larut
ma?lam pada malam berikutnya ketika aku sampai di ger??
bang besi yang mengelilingi halaman tertutup itu. Ratusan
tahun yang lalu, kaum Shifter tinggal di sini, mengasingkan
diri dari dunia luar. Namun ketika dunia mulai berubah
dengan adanya modernisasi dan industrialisasi, mereka
membaur dengan manusia?mengambil keuntungan dan
juga berkontribusi untuk berprestasi. Akan tetapi, hutan ini
tetaplah rumah kami yang sejati?tempat yang membuat
kami bisa menjadi diri kami sendiri dan meninggikan jati
diri kami.
Aku memasukkan kartu akses ke celah dan terbukalah
gerbang itu. Agak aneh kelihatannya karena kami ini
merupakan kombinasi antara sesuatu yang kuno dan
modern. Walaupun kami memakai kartu kunci sebagai
akses, tapi kami masih percaya pada ritual kuno bahwa
kaum lelakilah yang harus menyatakan pasangannya.
Bayangkan saja.
Setelah melangkah masuk, aku terpaku di situ sampai
gerbang berdentang menutup, dan suaranya menggema
17
dalam diriku. Aku selalu merasa tenteram di sini. Musuh
tak pernah menembus dinding kami. Tradisi diturunkan
dari generasi ke generasi. Sambil memejamkan mata, kuhela
napas dalam, berusaha menyerap ketenangan leluhurku.
Namun aku merasa tidak diinginkan, seolah aku ini orang
asing, atau lebih buruknya lagi, gadungan.
Aku mengharapkan ibuku ada di sini. Memang aku
jarang membutuhkan dia. Selama ini aku selalu ingin
mandiri, jadi kini cukup sulit untuk mengakui bahwa
aku merindukan pelukannya. Tadinya aku lega ketika
dia pergi ke Eropa, karena dengan begitu dia tidak akan
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mencampuri urusanku di sini. Aku tak akan pernah sang?
gup menghadapi campur tangan dan kekhawatirannya.
Aku menyayangi ibuku, tapi dia suka ikut campur. Selalu
berusaha melindungiku. Jadinya aku sedikit memberontak
agar bisa terbebas dari kekangan emosinya. Aku tahu
maksudnya baik, tapi kadang aku merasa seolah dia sedang
mencekikku.
Sementara ayahku, seumur hidup aku belum pernah
bertemu dengannya. Agaknya ayah bertemu dengan ibu
ketika ibuku mengalami perubahan pertamanya, lalu hidup
bersama sampai ibuku hamil. Setelah itu dia menghilang
entah ke mana. Ibuku cukup berhasil menata hidupnya
tanpa laki-laki?dan itulah yang membuatku yakin
kalau aku tidak membutuhkan laki-laki dalam menjalani
perubahanku.
Aku berjalan mendekati rumah utama yang tersisa dari
apa yang dulu pernah kami miliki di sini. Oh, sebenarnya
18
masih ada beberapa bangunan di sekitarnya yang digunakan
untuk menyimpanan perbekalan dan barang kebutuhan
sehari-hari. Akan tetapi, ketika kaum kami berkunjung
ke Wolford, mereka menginap di bangunan besar bergaya
Gothic ini, yang dulunya dipakai oleh para keluarga untuk
tinggal bersama. Sekarang, bangunan itu telah banyak
berubah dengan tambahan peralatan modern. Dan para
tetua kami berdiam di sini.
Tempat ini tersembunyi dalam hutan lindung, dan
melindungi kami. Para Dark Guardian bekerja sebagai
pemandu hutan?yang dikenal dengan sebutan sherpa?
dan menjauhkan orang luar dari tempat rahasia yang kami
anggap terlarang. Walaupun kami menganggap seisi hutan
ini milik kami, pemerintah menyatakan sebagian hutan
adalah miliknya.
Aku menangkap gerakan dari sudut mataku. Buruburu aku merunduk dengan posisi bertahan, reaksi yang
kudapat dari latihan survival. Di luar dugaan, aku melihat
Connor tengah berjalan menuju rimbunan pohon di
kejauhan. Walaupun dia memunggungiku, aku mengenali
cara berjalannya yang santai. Dia berjalan seolah tak pernah
terburu-buru. Cahaya bulan memantul di rambutnya yang
pirang sewarna pasir dan membingkai garis tubuhnya
yang sempurna. Dia tinggi dan ramping, tapi aku tahu dia
memiliki kekuatan seperti semua Shifter. Kami tidak hanya
menyembunyikan kemampuan berubah wujud, tapi juga
kekuatan yang menyertainya. Dengan hanya memandang
19
kami, tidak banyak orang yang menyadari betapa kuat dan
cekatannya kami.
Ketika Connor menghilang di balik pepohonan, aku
jadi penasaran, kenapa dia sendirian. Mana Lindsey?
Biasanya sebuah pasangan yang telah melalui perubahan
bersama-sama menjadi tak terpisahkan. Mungkinkah ada
masalah di antara mereka?
Aku tak tahu pasti apa yang kurasakan. Di satu pihak aku
benar-benar mengharapkan Connor memperhatikan aku,
menyatakan aku sebagai pasangan, dan mendampingiku
melewati perubahan pertamaku, tapi di pihak lain aku tak
ingin Lindsey memperlakukannya dengan kejam. Aku juga
tidak ingin dia melukai hati Lindsey. Gadis itu temanku.
Dengan egois aku menginginkan Connor, tapi dengan tulus
mengharapkan yang terbaik untuk mereka. Kebingungan
dan pertentangan batinku itu membuatku gelisah. Padahal
biasanya, aku selalu tahu apa yang kuinginkan.
Kuedarkan pandangan berkeliling. Tak terlihat seorang
pun. Seharusnya kubiarkan saja Connor pergi. Tapi
seumur-umur, belum pernah aku merasakan kesepian
atau kehancuran yang sedemikian besar. Aku harus
membicarakannya dengan seseorang. Kenapa bukan
dengannya saja? Hanya sebentar, kok. Tambah lagi, ini
bukan permintaan untuk mengkhianati Lindsey. Aku
masih punya norma. Aku tidak mau merebut kekasih orang
lain?bukan berarti aku tidak boleh bicara dengannya dan
mendapatkan Connor-ku kembali.
20
Setelah menempuh perjalanan sejak purnama kemarin,
badanku kotor dan berdebu. Biasanya aku akan mandi
dan membersihkan diri berlama-lama, sebab aku tak
ingin Connor melihatku dalam keadaan yang paling acakacakan. Tapi, aku tak ingin melewatkan kesempatan untuk
bisa mengobrol berduaan dengannya. Sekalipun dia tidak
merasakan hal yang sama, aku memendam perasaan lain
padanya. Sungguh menyedihkan naksir seseorang, tapi
orang itu justru menyukai orang lain. Tapi sekarang ini,
aku begitu ingin mendengar suaranya.
Kugeletakkan ranselku begitu saja di samping rumah
dan bergegas menyusul Connor ke tempatnya tadi meng?
hilang. Jejaknya jelas terlihat di embun yang menu?tupi
rerumputan. Tapi begitu memasuki hutan, aku mengalami
kesulitan untuk mengikutinya. Rumput di sekitar
pepohonan hanya tumbuh jarang-jarang dan cahaya bulan
menerobos celah dedaunan dengan cahaya samar. Kalau
saja aku telah berubah, pastilah aku bisa mencium baunya
untuk mencari jejaknya. Semua indra akan menajam
setelah mengalami perubahan pertama. Shifter memiliki
penglihatan malam yang sangat tajam, sementara indra
penciuman, pendengaran, dan juga perasa-nya juga se?
makin peka. Bahkan kulit pun menjadi semakin sensitif.
Aku hanya mengikuti naluriku, dan terus melangkah
ke depan sambil berharap dia melakukan hal yang sama.
Memang dia bukan pasanganku, tapi kami tetap berteman.
Dan pada saat-saat sekarang ini, aku sangat membutuhkan
seorang teman. Teramat sangat.
21
Hutan tak pernah benar-benar sepi pada malam hari
dan aku mendapatkan kenyamanan dari suara-suara yang
telah akrab di telingaku. Serangga mengerik. Burung
hantu berkukuk. Aku juga mendengar beberapa binatang
kecil, mungkin binatang pengerat, sedang mengais-ngais
dedaunan kering yang menutupi tanah. Namun aku tak
mendengar langkah kaki selain langkahku sendiri. Jika
Connor menghilang, mungkin saja dia telah berubah
wujud. Tapi, aku sama sekali tak melihat bajunya tergeletak
di tanah.
Pepohonan itu berakhir di sungai kecil yang dangkal,
yang airnya memercik ke bebatuan, mengalunkan lagu
nina bobo alami. Sesosok lelaki yang berdiri di tepi sungai
dan diam bagaikan patung itu adalah Connor.
Jantungku berdebar tak menentu. Selalu begitu
se???tiap kali aku berada di dekatnya. Terkadang, saat
kami sedang mengemasi perbekalan, bersiap untuk me?
mandu pengunjung memasuki belantara, bahu kami
bersentuhan, dan aku seperti merasakan ada anak panah
yang mendesing mengenaiku, dari bahu ke ujung kaki.
Tak masuk akal, memang, hanya berdekatan saja sudah
menimbulkan pengaruh sedemikian hebat. Mungkin
menyakitkan ketika sadar kalau kami tidak bisa lebih dari
sekadar teman, bahwa dia akan selamanya menjadi milik
orang lain.
Alangkah bijak jika aku berbalik dan kembali ke rumah
utama, serta melanjutkan hidupku. Jelas sekali aku sama
sekali tak memiliki kebijakan itu, sebab aku terus melangkah
22
sampai berdiri di sampingnya. Dia tidak memandangku.
Matanya tetap terpaku ke air.
Banyak hal yang ingin kukatakan padanya, semua hal
yang tadinya ingin kusembunyikan darinya, terlalu banyak
sampai-sampai tak bisa kujelaskan. Namun, aku hanya
diam membisu dan mengamati garis tubuhnya yang tak
asing di bawah cahaya bulan. Sosoknya mencerminkan
kekuatan dan keuletan seorang prajurit. Ketegasan garis
rahangnya hampir tersembunyi di balik rambut pirangnya
yang panjang sebahu. Aku tergoda untuk membelainya.
Betapa ingin aku melepaskan jalinan rambutku dan
membiarkan dia menyisirkan jemarinya ke rambutku
yang tebal. Betapa ingin aku membenamkan wajahku ke
lekukan bahunya dan merasakan rengkuhan tangannya
yang kuat. Betapa banyak yang kuinginkan darinya,
padahal tak mungkin kumiliki. Entahlah, apakah aku
cukup tegar untuk tetap menganggapnya sebagai teman,
mengingat dia benar-benar dan sama sekali tak dapat
kuraih.
"Pasti kamu sudah dengar," akhirnya dia bergumam,
dan aku mendengar kekasaran dalam suaranya.
Connor bukan tipe orang yang cepat naik darah, tapi
aku pernah melihatnya begitu marah ketika tahu ilmu?
wan yang bekerja untuk Bio-Chrome itu mengetahui
keberadaan kami dan berupaya memanfaatkan kami demi
keuntungan mereka. Connor percaya suatu saat nanti kami
akan menang, dan kehidupan bisa kembali normal. Atau
setidaknya normal bagi kami.
23
Namun kata-katanya yang dipenuhi amarah itu
menimbulkan skenario mengerikan dalam benakku.
Apakah Bio-Chrome telah menangkap Lindsey? Apakah
perangkap yang kutemukan hanya salah satunya? Apakah
mereka telah membunuhnya? Apakah itu alasannya hingga
Connor sendirian? Apakah dia sedang berduka? Atau apakah
Lindsey tidak berubah wujud? Apakah ada yang tidak beres
dengan bulannya? Untuk pertama kalinya setelah berharihari ini, aku mendapat secercah harapan bahwa bulan
purnamalah yang menyimpang?dan bukannya aku.
"Dengar apa?" tanyaku pelan.
Lalu aku melihat perban putih yang mengintip dari
balik lengan kausnya. Kami jarang diperban. Ketika
berwujud serigala, seorang Shifter mampu menyembuhkan
diri sangat cepat?kecuali luka itu diakibatkan oleh perak
atau gigitan lycanthrope lain. Luka yang disebabkan dua hal
terakhir ini, sangat lambat pulih dan akan meninggalkan
bekas. Kemampuan penyembuhan kami itulah yang
menjadi salah satu yang menarik perhatian Bio-Chrome.
Dalam pertempuran yang sengit sekalipun, hanya luka
yang sangat parah-lah yang bisa menghambat kami, sebab
kami bisa terus-menerus menyembuhkan diri. Kemampuan
menyembuhkan diri itu menjadi semacam baju zirah yang
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hidup buat kami.
"Kamu terluka," bisikku, dan dengan dengan niat baik,
aku mengulurkan tangan dan menggerakkan jariku di dekat
perbannya. Ototnya yang kekar bergetar dan menegang
karena sentuhanku. Belum pernah aku menyentuhnya
24
dengan sengaja. Kulitnya halus dan hangat. Aku penasaran
seperti apa rasanya kalau aku menyentuh wajah, leher,
dan dadanya aku juga penasaran seperti apa rasanya
berdekatan dengan dirinya.
"Rafe." Hanya itu yang dikatakannya, seolah sudah
bisa menjelaskan semuanya.
Rafe adalah seorang Dark Guardian, anggota per?
kum?pulan yang juga anggota tim sherpa. Rambutnya
hitam, sehitam rambutku. Dia tumbuh besar bersama
kami, berjuang melawan musuh bersama kami. Seperti
kami semua, dia juga setia kepada kaum kami. "Rafe
menggigitmu?"
Connor mendengus, dan aku dapat merasakan
gelombang kemarahan terpancar dari dirinya. "Aku balas
menggigitnya. Semoga saja aku rabies. Itu akan setimpal
untuknya."
"Ada apa sebenarnya, Connor. Mana Lindsey? Apa
yang terjadi?"
"Rafe menantangku untuk memperebutkan dia."
"Apa? Maksudmu antar-serigala?" Sebuah tantangan
tidak bisa dianggap enteng. Sesuai tradisi, ketika ada
serigala menantang serigala lain, itu berarti pertarungan
sampai titik darah penghabisan.
"Ya."
"Ya Tuhan! Tapi kamu kan pasangan Lindsey. Kamu telah
menyatakan dia sebagai pasangan; dan dia menerimamu."
Perempuan punya hak untuk menolak lelaki yang telah
menyatakan dia sebagai pasangan. Namun, hal semacam
25
itu belum pernah terjadi. "Kalian sudah bersama-sama
selama?"
"Yah, rupanya aku salah pilih."
Dia menatap lurus ke depan, sepertinya malu, atau
mungkin dia tidak menginginkan aku melihat betapa
dalamnya perasaan tertolak dan kalah yang terpancar
dari matanya. Aku tahu dia terluka. Itu terlihat jelas pada
setiap otot tubuhnya. Dia mencintai Lindsey. Apakah akan
membuat perasaannya lebih baik kalau aku mengatakan
padanya bahwa aku mencintainya? Kurasa tidak. Aku tak
akan bisa menggantikan apa yang menurutnya telah hilang
darinya.
"Aku turut sedih." Dan aku memang sedih. Persis
seperti yang telah kuduga selama ini. Tapi, begitu dugaanku
itu terbukti?aku jadi merasa bersalah, seolah itu semua
terjadi karena aku selalu mengharapkannya terjadi, dan
membuatnya menderita begini.
"Bukan salahmu. Memang sudah begini jalannya, tapi
tetap saja sulit untuk menerimanya."
"Ya, aku ngerti."
Dia menengok dan memandang lurus ke arahku.
Bahkan dalam remang cahaya bulan ketika aku tak bisa
melihat mata birunya yang warnanya lebih gelap daripada
mataku, aku bisa melihat sesuatu yang membuatku kaget
sendiri. Dia sama sekali tidak sedih. Dia hanya terlihat
muak pada dirinya sendiri. Lalu dia mengesampingkan
semua itu, seolah tak ingin mengungkapkan terlalu banyak.
Apa yang menggantikannya bahkan membuatku lebih
26
kaget lagi. Aku melihat kekaguman. "Kamu bisa bertahan
melewati purnamamu. Sulit dipercaya kau bisa melaluinya
sendirian. Itu butuh keberanian. Memang sih, nggak ada
yang meragukan keberanianmu, tapi apa yang kaulakukan
itu nyaris mustahil."
Hatiku diliputi rasa bersalah karena dia memujiku,
padahal aku tak pantas menerimanya. Ingin kukatakan
padanya apa yang sebenarnya terjadi. Apakah aku ini
Shifter atau bukan sudah membebani pikiranku, tapi
aku khawatir dia akan ketakutan kalau tahu makhluk apa
sebenarnya aku ini. Pasti dia akan bereaksi begitu.
Belum pernah sekalipun kami mengijinkan non-Shifter
memasuki lingkungan kami. Aku hanya berdiri, bingung
memikirkan makhluk apa sebenarnya aku ini: Shifter yang
terlewatkan oleh bulan tapi kelak tetap akan bisa berubah,
atau tetap menjadi seperti diriku yang sekarang.
Kalau kemungkinan terakhir yang terjadi, lalu apa
artinya hidupku? Bagaimana mungkin aku bisa melindungi
para Shifter kalau aku ini bukan bagian dari mereka? Tapi
aku juga tak mungkin berpaling dari mereka.
Aku melangkah pelan menjauhinya dan menatap ke
sungai, memandangi pantulan cahaya bulan yang membuat
sungai itu terlihat lebih indah daripada siang hari. "Bukan
masalah besar." Karena memang tak terjadi apa-apa.
"Hei, aku juga melaluinya sendirian, kok, seperti halnya
semua lelaki. Itu sakit sekali."
"Aku tak mau membahasnya. Itu pengalaman yang
sangat pribadi."
27
"Aku ngerti."
Entah kenapa aku kecewa dengan tanggapannya.
Kenapa dia tidak mau mendesakku agar menceritakan
yang sebenarnya.
"Kamu tahu, ya, kalau Lindsey menyukai Rafe?" tanya?
nya.
"Memang, sih, beberapa kali dia menyinggungnyinggung soal Rafe." Dan itu selalu membuatku jengkel.
Kalau saja Connor telah menjadi milikku, aku tak akan
pernah berpaling pada laki-laki lain. Suaraku terdengar agak
kasar ketika berkata, "Kurasa dia tak pernah menghargaimu.
Mungkin memang lebih baik kalian berpisah."
Dia tertawa parau. "Khas Brittany. Kamu tak pernah
segan mengatakan apa yang ada dalam pikiranmu. Aku
selalu mengagumi sikapmu ini."
Andai saja aku mati detik ini juga, aku akan mati
bahagia. Connor mengakui bahwa dia mengagumi sesuatu
dariku? Aku? Aku ingin tersenyum dan tertawa, padahal
tadinya kupikir aku tak bisa lagi melakukannya. Ingin
kukatakan padanya bahwa banyak hal pada dirinya yang
kusukai dan kukagumi, tapi waktunya kurang tepat.
Aku hanya diam saja, dan keheningan melanda kami
sementara komunikasi lain tetap berlangsung. Kami saling
berpandangan, dan aku penasaran apakah dia baru pertama
kali ini memperhatikanku?benar-benar memperhitungkan
keberadaanku. Dia termenung?membuatku penasaran
ingin tahu apa yang ada dalam pikirannya. Aku berusaha
jangan sampai mataku memancarkan perasaan yang
28
selama ini kusimpan untuknya. Hatiku masih rapuh aki?
bat pengkhianatan bulan, dan belum siap untuk mem?
pertaruhkannya pada Connor saat ini. Tapi kubalas
tatapannya. Dan tatapannya tertuju ke bibirku, dan bibirku
mulai kesemutan. Benarkah dia berniat menciumku?
Sekalipun aku sangat mendambakannya, aku tak mau
dia menciumku sebelum dia benar-benar bisa melupakan
Lindsey. Aku tak mau menjadi pelampiasan. Tapi, dorongan
bawah sadarku membuatku membasahi bibir, menantikan
sebuah ciuman, dan membayangkan betapa hangat dan
hebatnya itu.
Seolah baru tersadar kembali, Connor menggeleng
pelan dan menengadah menatap langit malam. "Aku
mau lari." Suaranya serak, seksi. Dia berdeham. "Mau lari
bareng?"
Oh, aku mau sekali. Tapi aku tahu, yang dimaksudnya
bukanlah berlari-lari kecil di hutan. Yang dimaksudnya
adalah berubah wujud lalu berlari cepat sekali sampai
pepohonan terlihat kabur.
"Menghadapi purnama sendirian telah menguras
tenagaku," dalihku. Tapi setidaknya itu jujur. "Aku nggak
ikut."
"Kalau begitu, lain kali saja." Dia kembali menatapku.
"Aku jadi ingat ketika mengalami perubahan pertama. Aku
tak sabar menunggu, tapi aku juga masih ingat bagaimana
sakitnya. Tadinya para tetua akan mencarikan orang lain
untuk mendampingimu kalau kamu tidak menyukai
Daniel."
29
"Mereka mengundinya di dalam topi." Aku tidak
berusaha menutupi rasa muakku.
"Tidak begitu. Tapi pakai mangkuk."
Aku meninju bahunya.
"Aduh!" Dia mengusap lengannya sambil tersenyum.
"Itu penghinaan?buat aku dan Daniel." Daniel
bukannya tidak baik, tapi dia bukan orang yang tepat.
Kami menghabiskan beberapa hari bersama, tapi kami
berdua tahu itu untuk alasan yang tidak tepat. "Aku nggak
mau pasangan yang mengasihaniku."
"Kamu salah menyikapi. Bukannya kamu harus meni?
kahinya. Dia hanya membantumu melewati per?ubahan
pertamamu. Tak lebih."
Kecuali bagian yang telanjang. Kami tidak bisa
berubah dalam pakaian lengkap. Nah, pasti ada faktor
intimnya, kan? "Percuma saja diperdebatkan sekarang.
Nggak ada gunanya lagi. Aku bisa memilih pasangan
kapan saja."
"Tak akan sama seperti ketika pertama kali kau ber?
ubah."
Aku mengangkat bahu. "Setahuku, yang pertama kali
selalu dinilai terlampau tinggi."
Seringainya berkilau dalam kegelapan malam. "Yah,
jangan bilang pada siapa-siapa. Jangan sampai merusak
suasana mistis pada mereka yang belum mengalami per??
ubahannya." Matanya berubah dan aku tak bisa menaf?
sirkannya. "Aku senang kamu selamat."
30
"Yah, aku juga." Begitulah. Lalu tiba-tiba aku teringat
apa yang kulihat di dekat sungai tadi. "Hei, adakah yang
bilang telah menemukan perangkap di hutan?"
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tidak. Kenapa?"
"Kebetulan aku menemukan perangkap kira-kira satu
setengah hari perjalanan dari sini, di dekat sungai."
Dia terdiam seketika, memasang sikap predator yang
mengendus bau mangsanya. Aku tahu jiwa prajuritnya
mulai bekerja, memikirkan strategi.
"Menurutmu itu ulah Bio-Chrome?" tanyanya.
"Entahlah. Bisa jadi. Perangkap itu dirancang untuk
menangkap sesuatu yang seukuran serigala."
Dia menyumpah dengan kasar, lalu menatapku tajam.
"Kamu berjalan dari arah sana? Memangnya kamu nggak
berniat menempuh perjalanan dalam wujud serigala supaya
bisa sampai lebih cepat?"
"Aku bawa ransel." Alasan yang lemah. Itulah sebabnya
Connor menegaskan dengan kata-kata berikutnya.
"Kamu kan bisa meninggalkannya di suatu tempat,
lalu kembali lagi untuk mengambilnya."
Itu membuatku marah, karena dia meragukan aku?
dan yang dikatakannya itu memang benar. Dan aku tak
punya pilihan alat transportasi lain. Saat ini aku hanya bisa
mengandalkan dua kaki untuk berjalan, cepat-cepat aku
pun mencari dalih lain. "Aku bawa beberapa barang pribadi
untuk membantu menghadapi perubahanku sendirian.
Aku tak mau barang-barang itu hilang. Lagi pula, kita
tidak sedang terancam bahaya, dan aku ingin sendirian."
31
Rahangnya yang mengeras menegaskan padaku bahwa
tak seorang pun akan menerimaku jika aku tidak bisa
berubah. Aku juga sadar, berbohong soal itu juga tidak
mudah. Aku harus menyiapkan alasan yang lebih baik?
alasan yang tidak membuatku terlihat tak bertanggung
jawab.
"Nanti kuperiksa," katanya. "Dalam wujud serigala,
aku bisa sampai ke tempat itu dan kembali sebelum pagi.
Yakin kamu nggak mau ikut?"
Sebenarnya ingin sekali....
"Ya. Aku telah menutupi jejakku, tapi mestinya kamu
bisa mengendus bauku."
Kelihatannya dia tidak senang dengan keputusanku,
mungkin dipikirnya aku mengelak dari tanggung jawab.
Memang, dengan tidak mengungkapkan kebenaran ten?
tang diriku aku telah melakukannya. Namun kekeliruan
yang terjadi padaku?sesuatu yang menghalangiku untuk
berubah pada purnama kemarin?adalah urusanku.
"Sampai nanti kalau begitu," katanya enggan.
Dia berbalik, berjalan menuju hutan, tapi aku tidak
mengikutinya. Pasti dia pergi untuk menanggalkan pakaian
dan berubah menjadi serigala. Bagi spesies yang lebih
banyak menghabiskan waktu tanpa berpakaian, kami ini
tergolong kelompok yang santun.
Sambil kembali memandangi permukaan air, penye?
salanku naik ke permukaan. Seharusnya aku berani meng?
akui kekuranganku, namun jika kulakukan, bisa-bisa aku
akan diusir. Sebenarnya, aku masih bisa berperan penting
32
sekalipun tanpa kemampuan berubah wujud, yaitu mencari
cara untuk melindungi Shifter?terlebih jika kecurigaanku
benar: perangkap itu dipasang oleh Bio Chrome. Mereka
terus memburu kami.
Tak ada lagi yang yang bisa kulakukan kecuali kembali
ke rumah utama. Aku tak bisa pergi bersama Connor dalam
kegelapan malam. Kini dia telah bebas untuk mencintai
orang lain, tapi aku terbelenggu oleh ketidakmampuanku
berubah wujud.
Demi mendengar suara gemerisik di semak-semak, aku
memandang sekilas ke samping. Serigala paling elok yang
pernah kulihat berdiri di tepian air. Dalam wujud serigala,
Connor selalu membuatku menahan napas.
Seperti warna rambutnya, bulunya juga berwarna pirang
pasir dengan pinggiran cokelat muda. Coraknya berbeda,
lebih gelap di bagian punggung, dan lebih terang di dekat
cakarnya. Ingin aku membenamkan tanganku ke dalam
bulunya, memeluknya erat-erat, dan mengakui semuanya.
Aku ingin dia berubah kembali ke wujud manusia,
melingkarkan tangannya padaku, dan memastikan bahwa
semuanya akan baik-baik saja.
Namun aku sadar itu semua mustahil. Kalau saja dia
tahu yang sebenarnya tentang diriku, bahwa aku sama
sekali belum berubah wujud, dia pasti akan terguncang.
Setelah memandangku sekali lagi, dia melompat menye?
berangi sungai kecil itu dan berlari, di bawah guyuran sinar
rembulan. Dengan penuh damba, aku memandanginya
sampai menghilang dari pandangan. Shifter mampu
33
menyembuhkan diri ketika berwujud serigala, namun aku
ragu apakah perubahan wujud juga mampu menyembuhkan
patah hati?baik hatinya maupun hatiku.
34
Sambil bergegas kembali ke rumah utama, barulah kusadari
bahwa kini aku memiliki sesuatu yang sebelumnya tak
kumiliki: kesempatan untuk dekat dengan Connor.
Dan kenyataan itu seperti menampar wajahku. Kesem?
patan ini hanya bisa kuraih kalau aku bisa men?dapatkan
jawaban atas apa yang telah menimpaku, mengapa aku
belum berubah. Laki-laki mana yang menginginkan pacar
seorang Static?
Sesampai di rumah utama, kusimpan ranselku, dan
berjalan menuju pintu depan. Aku berhenti melangkah.
Hari sudah larut malam. Hanya beberapa lampu yang
masih menyala. Aku tidak siap untuk bertemu siapa-siapa
dan melanjutkan kebohongan. Di samping itu, ada sesuatu
yang harus kuperiksa.
TIGA
35
Kami adalah peradaban kuno. Beberapa meyakini kami
ini sudah ada sejak awal zaman. Ada juga yang menduga
kami sudah ada sejak zaman Raja Arthur dengan sihir Merlin
mengelilinginya. Para tetua belum pernah menegaskan
asal-usul kami. Mereka hanya melindungi rahasia sejarah
kami. Rahasia itu tersimpan dalam naskah kuno, yang
seiring dengan berlalunya waktu menjadi sangat rapuh,
sehingga hanya para tetua yang diperbolehkan membaca
dan mempelajarinya.
Ketika aku berjalan dalam bayangan menuju ke
belakang rumah, pikiranku melayang pada naskah kuno
yang disimpan dalam sebuah ruangan yang hanya boleh
dimasuki para tetua. Mereka pernah menunjukkan ruangan
itu kepada para Dark Guardian, lalu dengan penuh rasa
hormat mengangkat buku kuno itu dari kotak kaca, dan
memperbolehkan kami menyentuh sampul kulitnya yang
sudah usang agar kami lebih menghormati masa lalu kaum
kami. Akan tetapi, buku itu tidak pernah dibuka di depan
kami. Isinya tidak pernah dibacakan kepada kami. Pasti
sesuatu yang dijaga ketat itu menyimpan rahasia?dan
juga jawaban.
Tak perlu repot-repot menyelinap. Tak ada gunanya,
sebab indra penciuman para penjaga malam sangatlah
tajam. Tapi herannya, sejauh ini aku tak melihat mereka
satu pun, mungkin mereka tengah berkeliling. Tugas
mereka adalah mencegah siapa saja yang tidak seharusnya
berada di dekat-dekat sini. Mereka tidak berada di sini
untuk mencegah kami melakukan apa saja yang tidak boleh
36
kami lakukan. Bagaimanapun, kami semua telah disumpah
untuk menjaga kehormatan. Sumpah yang sebentar lagi
akan kulanggar.
Begitu mencapai pintu belakang, aku segera memutar
kenop?tidak heran kalau pintu itu terkunci. Kugesek
kartu kunci, lampu merahnya berkedip menjadi hijau.
Sambil menghela napas dalam, aku menyelinap masuk dan
menutup pintu tanpa bersuara.
Sekarang aku harus mengendap-endap. Aku memasuki
wilayah yang seharusnya tidak boleh kami masuki.
Lorongnya tanpa penerangan. Sambil memejamkan mata,
kubayangkan letak perabotan dalam ruangan ini ketika
para tetua membawa kami kemari. Koridornya lebar. Mejamejanya dihiasi barang antik, dan di sepanjang dinding
berjajar patung-patung kecil serigala yang dihormati. Kalau
aku terus berjalan di tengah, pastinya tidak akan menabrak
sesuatu.
Aku berjalan pelan dan hati-hati, sampai mataku me?
nyesuaikan diri dalam gelap dan mulai bisa melihat bentuk
bayangan. Aku tahu beberapa pintu terbuka. Cahaya bulan
yang pucat menerobos jendela memasuki ruangan dan
samar-samar menerangi lorong. Bukan pintu terbuka itu
yang menarik perhatianku.
Jantungku bergemuruh, dan aku berhenti di depan
sebuah pintu yang tertutup. Kalau sampai ketahuan, bisabisa aku akan dipecat dari status Dark Guardianku?tapi
itu akan terjadi juga kalau aku tak berhasil mendapatkan
jawaban. Aku meraih kenop pintu, dan tubuhku dijalari
37
rasa dingin. Entah tanganku atau kenop itu yang dingin.
Sepertinya hantu-hantu masa lalu sedang mengembuskan
napas ke leherku. "Cukup sudah," gumamku. Kupejamkan
mata rapat-rapat, lalu memutar kenop itu.
Terbuka.
Kugigit bibir bawahku agar tidak menjerit kecil.
Entah apa sebenarnya yang kuharapkan. Atau apa yang
akan kulakukan seandainya pintu itu tidak terbuka.
Mungkinkah ada seseorang di dalam? Atau salah seorang
tetua tengah bekerja sampai larut? Atau mereka percaya
kami akan mematuhi peraturan yang melarang kami
memasuki ruangan ini? Atau barangkali seseorang lupa
menguncinya.
Kudorong pintu itu, dan aku mengernyit begitu
men?dengar engselnya berderit. Cepat-cepat kuedarkan
pan?dangan berkeliling, lalu memutuskan untuk meng?
abaikannya. Kudorong pintu itu sampai terbuka dan
melangkah masuk.
Tidak ada siapa-siapa.
Kunyalakan lampu dan kuredupkan. Sebuah meja
mahoni kuno terletak di depan sebuah perapian raksasa.
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Rak di atas perapian terbuat dari batu berhiaskan pahatan
serigala bertampang garang di setiap sisinya. Mungkin itu
simbol Dark Guardian yang tengah mengawasi barang
berharga. Ruangan ini sangat besar, dengan kursi-kursi
brokat berornamen dan lemari kayu berukir di sanasini. Bisa kubayangkan para tetua duduk bersama dan
mempelajari harta karun yang tersimpan dalam lemari38
lemari pengaman. Buku-buku bersampul kulit tersusun
rapi memenuhi rak di kedua sisi dinding, tapi bukan itu
yang kuinginkan. Buku yang kumaksud tersimpan dalam
kotak kaca di atas sebuah penyangga di sudut.
Kutaruh ranselku di atas kursi. Sambil mendekati meja,
kuraih batu pemberat kertas. Apa pun akan kulakukan
demi mendapatkan buku itu. Konsekuensinya dipikir nanti
saja. Memang aku gegabah, tapi aku juga putus asa. Akan
tetapi, begitu sampai, aku tidak melihat kunci pada kotak
kaca itu, hanya engsel. Segampang inikah? Tak terlindung
begini?
Dengan hati-hati kuangkat tutupnya. Kuembuskan
napas lega. Akhirnya aku bisa melakukannya tanpa me?
ninggalkan jejak. Kusingkirkan pemberat kertas itu,
kujulurkan tangan untuk meraih buku kuno yang besar
dan berat itu. Ketika kuangkat, serasa satu ton beratnya.
Kupindahkan buku itu dengan hati-hati, lalu menaruhnya
dengan penuh hormat ke atas meja. Kuhela napas dalam,
dan jantungku yang berdebar tak keruan membuatku
nyaris bisa mendengar desiran darah di kepalaku. Pelanpelan kubuka sampul buku itu.
Aku hanya bisa menatap simbol-simbol yang tak ku?
pahami.
Memangnya aku harus percaya ada naskah kuno yang
ditulis dalam huruf-huruf dan kata-kata modern?
Kubolak-balik halamannya secara acak. Sia-sia saja.
Ingin rasanya aku menjerit! Ingin kurobek-robek saja
halaman-halaman itu, ingin kuhancurkan?
39
"Ya, Tuhan, kamu kembali!"
Jantungku hampir copot dibuatnya. Spontan aku
mendongak dan melihat Lindsey. Dia memakai celana
pendek dan tank top, rambut pirangnya yang panjang
tergerai di bahu. Dia terlihat berbeda. Lebih percaya
diri, lebih dewasa, lebih seperti serigala. Sebelum aku
sempat menanggapi, dia berhambur melintasi ruangan dan
memelukku erat.
"Aku khawatir sekali," katanya.
Aku ingin mencaci-maki dia, mendorongnya menjauh,
tapi pada saat yang sama aku ingin menariknya lebih
dekat, menyerap kenyamanan yang tanpa disadarinya telah
diberikannya padaku. Dia telah mendapatkan apa yang
sangat kuinginkan. Apakah dia bisa menghargai seperti apa
rasanya berubah?
Sambil mengerutkan kening?tentu saja karena sam?
butanku yang kurang antusias itu?dia menjauhkan badan
dan mengamatiku. "Kamu nggak apa-apa? Apakah rasanya
sakit sekali?"
Lebih daripada yang kaubayangkan.
Kuputar sebelah bahuku seolah tak menghiraukan.
"Bukan masalah besar."
"Menurutku sakitnya terasa menyiksa."
"Kau manja, sih."
"Tidak lagi, kok. Nanti kutunjukkan warna buluku
padamu kalau kau mau menunjukkan punyamu," katanya
menggoda.
40
Ya Tuhan, aku jadi ingin menangis, padahal aku tak
pernah menangis. Ini membuatku gila, karena aku berubah
tapi tidak seperti yang kuharapkan. Aku berusaha keras
menjaga agar suaraku tetap tenang, dan datar. "Kita lihat
saja nanti."
Tiba-tiba saja aku menyadari sesuatu. "Tunggu. Kau
bersama pasanganmu. Menurutku seharusnya tidak me?
nyakitkan."
"Beberapa saat aku tidak bersama pasanganku."
Dia menjilat bibirnya, tiba-tiba terlihat tidak nyaman.
Membuat kami berdua canggung.
"Rafe adalah pasanganku," cetusnya.
"Kalau begitu, ceritakan sesuatu yang belum ku?
ketahui."
"Kamu sudah dengar?"
Aku tak ingin mengatakan padanya kalau tadi aku
bertemu Connor. Sama halnya dengan ketidakmampuanku
untuk berubah, saat-saat berhargaku bersama Connor tak
ingin kuceritakan pada siapa-siapa. Lagi pula, semua itu
mungkin hanya berarti bagiku. Besok mungkin Connor
sudah melupakan obrolan kami di tepi sungai?kecuali
soal perangkap itu. Semua hal yang intim akan terlupakan
begitu saja. "Tidak, tapi Rafe memandangmu seolah kau
ini bulan dan bintang baginya. Aku tahu, pada akhirnya
kau akan bersamanya."
"Andai saja dulu kau mengatakannya padaku. Tadi?
nya aku bingung sekali, tapi sekarang entahlah, bagai?
mana aku bisa berpikir bahwa dia bukan jodohku." Dia
41
menggeleng. "Tapi, tetap saja aku merasa tidak enak hati
pada Connor. Dia pantas diperlakukan dengan lebih
baik."
Ya, memang. Tapi aku berada di sini bukan untuk
membuatnya bersedih ataupun mempertanyakan kepu?
tusannya. Dia dan Connor telah berteman lama sekali.
Pasti tak mudah bagi mereka berdua harus berpisah tibatiba. Selama musim panas kemarin aku telah membuatnya
susah, karena menurutku dia dan Connor bukanlah
pasangan yang tepat. Tapi itu sudah berlalu. Kami harus
melangkah ke depan.
Lindsey memandang berkeliling sekilas dengan curiga,
dan kelegaannya karena mendapati diriku masih hidup tibatiba menghilang. "Brittany, apa yang sedang kaulakukan di
sini?"
Aku menatapnya, rasa bersalah menggerogotiku.
"Nggak apa-apa."
Dia memandang buku tebal bersampul kulit itu. "Itu
naskah kuno. Apa yang kaulakukan?"
"Aku hanya ingin membaca tentang asal-usul kita,"
kataku.
"Tanpa ijin? Itu buku keramat, satu-satunya yang kita
miliki. Hanya para tetua yang punya hak?"
"Persetan dengan para tetua."
Dia menatapku tajam. "Brittany, kita harus pergi."
"Tidak sebelum aku menemukan jawabannya."
Mungkin ada terjemahan bahasa Inggrisnya di suatu
tempat?di atas rak atau di salah satu lemari.
42
"Apakah ini ada hubungannya dengan masalah
pasanganmu?" tanya Lindsey.
Aku tertawa parau. Kata-katanya itu telak memukulku.
Memberiku harapan. "Ya, ampun. Kaupikir itu masalahnya,
ya? Menurutmu ini karena aku nggak punya pasangan?"
"Kamu ini ngomong apa, sih?"
Sial. Aku tak mampu membendung air mataku.
Terasa hangat mengalir di pipiku. Sebenarnya aku tak
ingin mengatakannya pada orang lain, tapi aku harus
mengatakannya pada seseorang. Aku harus menceritakan
bencana yang mengerikan ini. Lindsey dan aku sudah
berteman selama bertahun-tahun. Dialah yang paling dekat
yang bisa kusebut sahabat. "Aku tidak berubah, Lindsey.
Tidak terjadi apa-apa denganku."
Dia menatapku lekat. Tanpa kata-kata penghiburan,
tanpa kata-kata yang menenangkan. Tapi aku menghar?
gainya, karena dia jujur.
"Benarkah?" tanyanya ragu, dengan suara bergetar
karena tak mampu mengendalikan kecemasannya.
Aku menatapnya tajam. "Itu hal yang sulit dilupakan."
"Mungkin kamu pingsan. Kita bisa bertahan dalam
wujud kita ketika tidur, tapi tidak kalau sedang tak sadarkan
diri."
"Bukan, bukan masalah sakit."
Dia terlihat seolah dirinya yang sakit. Bukan hanya
dia yang merasa perutnya melilit. Dengan sangat hatihati aku menyentuh perkamen yang rapuh itu. "Kupikir
mungkin ada sesuatu yang seharusnya kulakukan, sebuah
43
ritual yang harus dilaksanakan, beberapa kata yang harus
kuucapkan."
Lindsey menggeleng. "Kurasa tidak. Maksudku, aku
mulai merasakannya, seperti, hampir sepanjang hari.
Kulitku menjadi sangat peka."
"Aku tidak merasakannya. Aku sama sekali tidak me?
rasakan apa-apa. Apa yang salah denganku, Lindsey? Kenapa
aku tidak berubah? Itukah yang menyebabkan tak seorang
pun yang menyatakan aku sebagai pasangan? Karena semua
laki-laki merasakan bahwa diriku ini aneh?"
"Kamu nggak aneh," tegasnya. "Banyak orang yang
tidak bisa?"
"Mereka bukan kita. Mereka tidak seperti kita!" ku?
katupkan mulut rapat-rapat. Itu menyuarakan ketakutan
dan kengerian akan apa diriku yang sebenarnya. Bahkan
kedengarannya bukan aku yang mengatakannya.
Lindsey terlihat tenang dan dingin seperti biasa. Dia
tidak benar-benar memahami perasaanku yang frustrasi
dan kecewa. Dia punya segalanya: orang yang dicintainya
dan kemampuan untuk berubah.
"Belum pernah kudengar?seseorang yang tidak ber?
ubah. Kau harus membicarakannya dengan para tetua,"
katanya. "Mereka tahu apa yang harus dilakukan."
Dia benar-benar hidup dalam dunia mimpi. "Tidak.
Mereka tidak boleh tahu. Dan aku tidak mau siapa
pun tahu. Bahkan seharusnya aku tak mengatakannya
padamu."
44
"Aku nggak akan mengatakannya pada siapa pun, tapi,
Brittany, lama-lama orang pasti akan tahu. Maksudku,
berubah wujud?adalah sesuatu yang biasa kita lakukan.
Setidaknya kau harus mengatakannya pada Lucas."
Lucas adalah pemimpin kami yang pemberani,
pemimpin Dark Guardian dan perkumpulan serigala
muda kami. Pada awal musim panas ini, dia telah menjalin
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ikatan dengan pasangan sejatinya, Kayla. Mereka saling
tergila-gila. Itulah yang seharusnya terjadi pada kami.
Sudah seharusnya kami rela mati demi yang orang lain.
Aku menginginkan komitmen dengan tingkatan seperti
itu. Aku menggeleng. "Bagaimana ini bisa tejadi?"
"Mungkin akte kelahiranmu salah. Atau mungkin hari
ulang tahunmu salah."
Meskipun sebenarnya aku sempat berpegang teguh
pada harapan itu, tapi ketika mendengar Lindsey menga?
takannya, aku jadi sadar betapa konyolnya itu. "Yang benar
saja. Kaukira ibuku nggak tahu kapan aku lahir? Dia kan
yang mengalaminya."
"Oke, jadi itu alasanmu mencari-cari sesuatu dengan
membabi buta?tapi itu pasti ada alasannya dan sese?
orang, salah satu dari para tetua itu, kemungkinan tahu
jawabannya," katanya.
Kuhapus air mataku dengan marah. Aku tak meng?
harapkan simpatinya. Aku tak mengharapkan bantuannya
untuk memecahkan masalahku. Aku terbiasa mandiri,
menjaga diriku sendiri. "Aku menjadi gadis yang kecentilan.
Lalu aku akan memakai warna pink."
45
"Nggak ada yang salah dengan warna pink."
"Aku akan mencari jawabannya. Mungkin aku cuma
telat berkembang. Ya, mungkin itu alasannya." Aku
tersenyum pedih sambil menutup buku. Hubungan kami
menjadi tegang selama musim panas ini?sebagian besar
karena aku berpikir dia telah bersikap tak adil terhadap
Connor. Tapi, ada perasaan yang tersirat bahwa dia telah
mengalami perubahan yang tidak kualami. Aku yakin itu
benar. "Aku minta maaf kalau akhir-akhir ini bersikap
menyebalkan. Aku merasa bukan seperti diriku sendiri
apalagi ketika purnama tiba."
"Nggak apa-apa. Kamu benar soal aku dan Connor.
Perasaanku padanya tidak sekuat yang seharusnya, dan
itu benar-benar tidak adil bagi dia. Mungkin saat ini
dia membutuhkan seorang teman baik. Kalau menilik
kekhawatiranmu bahwa dia melakukan kesalahan dengan?
ku, aku merasa kau benar-benar menyukai dia. Nah,
sekarang aku nggak lagi menjadi penghalang."
"Mana mungkin dia menginginkan seseorang yang
tidak bisa berubah?"
"Bagaimana dengan dua jiwa yang terluka?"
Aku tak mampu menahan diri dan tersenyum
mendengarnya. "Astaga, kau ini Romeo dan Juliet banget,
sih."
"Apa salahnya? Bagaimana kalau memulainya dengan
mengobrol, misalnya?"
Sudah kulakukan, tapi sekali lagi aku tak mau Lindsey
sampai tahu. "Entahlah. Mungkin. Kamu janji, ya, dengan
46
sumpah sucimu sebagai Dark Guardian, kamu nggak akan
bilang siapa-siapa soal keadaanku."
"Nggak akan." Dia membuat tanda X di dadanya.
Isyarat kekanak-kanakan, tapi membuatku tenang. "Aku
bersumpah. Di samping itu, bisa saja ini hanya sementara.
Mungkin kau harus menunggu purnama berikutnya."
Ingin aku memercayainya. Aku memandang berke?
liling. "Ngomong-ngomong, ngapain kamu berkeliaran di
koridor ini?"
"Ambil jalan pintas mau menemui Rafe. Dia sedang di
luar, berjaga di perbatasan dan sedikit kesepian."
"Kalau begitu, buruan pergi sana, dia menunggumu."
"Ya." Dia mundur selangkah. "Kamu nggak apa-apa,
kan?"
Aku mengangguk sambil mendengus. "Ya. Aku harus
menemukan jawabannya, apa pun itu."
Sepeninggal dia, aku mengembalikan buku itu ke
kotak kaca. Kuhapus sidik jari dengan ujung kausku, dan
mungkin saja itu nggak ada gunanya. Kalau setelah ini ada
tetua yang masuk kemari, mereka pasti bisa mengendus
bauku.
Setengah jam berikutnya aku sibuk memeriksa bukubuku dan kertas-kertas. Hampir semuanya memuat tulisan
dalam bahasa yang tidak kupahami. Bukan naskah asli
Shakespeare maupun Dickens. Sama sekali tak membantu.
Akhirnya kuputuskan untuk berhenti mencari sesuatu
untuk menjawab dilemaku. Kupandangi sekelilingku sekali
lagi. Tak ada susunan yang berubah.
47
Setelah mematikan lampu, kulangkahkan kaki ke
koridor dan menutup pintu, seolah menutup pintu me?
nuju sesuatu yang lebih penting: masa depanku sebagai
Dark Guardian.
48
EMPAT
Keheningan yang tak mengenakkan menguntitku ketika
aku menuju kamar yang kutempati bersama Kayla dan
Lindsey. Di satu pihak, aku ingin segera kembali ke kamar
dan menghadapi Kayla dan Lindsey bersama-sama?
bukannya mengambil jalan memutar bersama Connor.
Kayla pasti akan menghujaniku dengan pertanyaan yang
sama. Aku harus lebih kuat saat ini dan menyimpan
sendiri rahasiaku yang mengerikan itu. Aku membuka
pintu sepelan mungkin. Kamar itu gelap gulita, hanya
cahaya bulan yang menembus melalui jendela. Namun aku
merasakan sesuatu yang aneh?semacam sengatan listrik.
"Brittany?" kulihat bayangan Kayla bangkit dari tempat
tidur, dan tiba-tiba ruangan disinari cahaya terang begitu
lampu menyala.
49
Aku tidak berusaha menyembunyikan kekagetanku
ketika melihat Lucas berguling, duduk, dan memakai
kausnya kembali. Kini aku tahu apa yang kurasakan tadi
ketika memasuki kamar ini: luapan gairah. Lucas menyisir
rambutnya dengan jari, sementara Kayla membetulkan
letak tank top-nya.
"Eh, bukannya ada peraturan yang melarang ini,
sekalipun antar-pasangan?" tanyaku ringan, berharap
gurauan ini mampu menutupi sesuatu yang tidak beres
denganku. Hanya pasangan yang telah menikah yang
diijinkan berada dalam satu kamar. Agak melegakan
mengetahui bahwa pemimpin kami pun bahkan melanggar
peraturan.
Wajah Kayla merona ketika dia berusaha bangkit dari
tempat tidur dan menghampiriku. "Lindsey pergi, dan sulit
sekali bisa punya waktu berduaan Lucas juga baru saja
sampai. Bener, kok. Kalau saja kami tahu kau akan kembali
malam ini"?dia menggeleng?"aku harus memelukmu
dulu baru aku akan meminta maaf."
Sebelum aku sempat menjawab, dia telah meling?
karkan lengannya memelukku. "Kami semua sangat meng?
khawatirkanmu, takut kau tidak akan selamat. Terlebih
Lindsey. Lucas dan aku baru saja membicarakan ke?
mungkinan untuk mengirimkan regu pencari besok."
"Ya, aku yakin kalian bicara," godaku sambil me?
meluknya erat-erat.
"Betulan, kok, kami bicara sambil berciuman," dia
meyakinkanku.
50
Begitu kami melepaskan pelukan, aku memaksakan
seulas senyum angkuh sambil mengedikkan bahu. "Entah
apa yang harus diributkan. Nggak separah seperti yang
dibayangkan semua orang."
Untunglah Lucas ada di sini. Kalau tidak, mungkin
pertahananku sudah bobol dan aku akan menceritakan
semuanya pada Kayla. Kebahagiaannya menyambut ke?
datanganku sungguh di luar dugaan?aku sama sekali
tak menyangka dia begitu mengkhawatirkan aku dan
begitu senang melihat aku pulang dengan selamat. Itu
membuatku bertanya-tanya, barangkali selama ini aku telah
salah menilainya. Dalam beberapa hal, ini akan menjadi
semakin rumit ketika aku menjadi bagian dari lingkaran
dalam, karena pasti akan lebih menyakitkan kalau aku
harus kehilangan rasa persahabatan itu.
"Tadinya, kuharap kau mengajak seseorang untuk
menemani. Tapi, kau pergi begitu saja, keluar tanpa mem?
beri tahu siapa pun. Para tetua agak merasakan keanehan,"
kata Kayla.
Tak terbayangkan olehku, para tetua merasakan ke?
anehan atas apa yang menimpaku?atau sesuatu yang
ada sangkut pautnya denganku. Biasanya mereka sangat
tenang, seolah sudah lama sekali kesenangan meninggalkan
ke?hidupan mereka. Aku memandang Lucas. "Terima kasih
karena tidak menyuruh orang untuk mengikutiku."
"Aku tahu kalau kau menginginkan teman, pasti kau
akan mengajak seseorang," kata Lucas.
51
"Kuhargai kepercayaanmu padaku." Aku benar-benar
ingin mengalihkan topik pembicaraan, dan aku ingin
mengatakan padanya apa yang telah kulihat. "Kau harus
tahu, dalam perjalanan pulang aku menemukan sebuah
jebakan."
Lucas terdiam seketika, persis seperti reaksi Connor.
"Bio-Chrome?"
Kugigit bibir bawahku. Kalau aku telah berubah,
indra penciumanku akan menjadi cukup tajam sehingga
bisa memastikannya. "Kurasa begitu. Aku juga ketemu
Connor. Dia sudah kuberi tahu. Lalu dia pergi untuk
meme?riksanya."
Lucas mengangguk puas. "Baguslah. Dia akan mencari
tahu sampai tuntas."
Dia mendekat dengan santai, memandangku lekatlekat, seolah tengah mencari segumpal bulu. "Kamu yakin
baik-baik saja?"
Ternyata aku tidak boleh terlalu berharap bisa meng?
alihkan topik pembicaraan. "Tentu saja. Apa yang mem?
buatku kenapa-kenapa?"
Dia menaikkan sebelah alisnya, karena aku keras kepala.
"Kurasa tidak ada gadis serigala yang pernah melalui ini
sendirian. Setidaknya begitu yang tercatat dalam sejarah.
Para tetua mungkin ingin bicara denganmu."
Bagus. Itulah yang kuinginkan.
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku siap," kataku tenang, berlawanan dengan pera?
saanku yang bergemuruh. Lalu kuputuskan untuk meng?
akhiri pembicaraan. "Sudah dulu, ya." Setelah melemparkan
52
ranselku ke atas tempat tidur, aku menunjuk mereka
berdua. "Dan kalian berdua juga sudah selesai."
Kayla memegang lenganku erat-erat, seperti yang dila?
kukan seseorang yang hendak mengabarkan berita buruk
dan berpikir orang yang mendengarnya harus dipegangi
agar tidak terjatuh. "Waktu ketemu Connor, dia bilang
padamu soal Lindsey dan Rafe?"
"Ya."
"Kejutan besar, kan?"
"Nggak juga." Kayla dan Lindsey sangat akrab. Aku
menyukai Kayla, tapi aku tidak merasakan kedekatan
dengannya. Entah seberapa besar pengaruh gen Shifterku
yang kacau itu. "Musim panas lalu, begitu ketemu Lindsey
kamu langsung merasa dekat, ya?"
Kayla diadopsi oleh keluarga Static, jauh dari kaum
Shifter. Musim panas lalu dia kembali ke hutan ini?hutan
kami?tempat kedua orangtua kandungnya terbunuh.
"Ya, begitulah. Agak aneh, sekaligus menenangkan."
Dia tersenyum tipis ke arah Lucas dan tersipu. "Walau
kuakui, ikatan yang kurasakan terhadap Lucas membuatku
takut."
"Kenapa?"
"Rasanya seperti terkena pukulan tongkat bisbol. Aku
terus-terusan memikirkan dia. Tapi aku juga nggak yakin
dia menyukai aku."
"Memangnya apa yang membuatku tidak suka?" tanya
Lucas sambil memeluk Kayla dan menariknya mendekat.
Tersirat jelas di wajahnya kalau dia tergila-gila pada Kayla.
53
Kurasa satu-satunya alasan mereka tidak berciuman adalah
karena aku berdiri tak jauh dari mereka. Kalau begitu, aku
harus segera menyingkir.
"Aku nggak mau menjadi pengganggu, lagian aku lelah
dan kotor," kataku. "Aku mau mandi, lalu tidur. Kalau
kutinggal pergi, kalian jangan memanasi ruangan, ya."
Lucas nyengir seperti serigala. Biasanya dia selalu tampak
muram dan serius, jadinya aneh melihat keriangan yang
menunjukkan sisi nakalnya. Di tengah masalah yang kami
hadapi ini, Kayla bahkan bisa membuatnya tersenyum.
"Aku akan menunggumu," kata Kayla padaku, "dan
kita bisa ngobrol lebih banyak."
"Nggak usah."
Dia menatapku lucu. Biasanya aku tidak antisosial
begini, tapi juga bukan tipe yang bersahabat.
"Aku benar-benar capek," kataku; walaupun dia belum
menanyakannya, aku sudah bisa melihat pertanyaan itu di
matanya.
Sebelum mulai membuat lebih banyak alasan yang
mungkin membangkitkan kecurigaan, aku bergegas masuk
ke kamar mandi, menutup pintu, dan menatap bayanganku
di cermin. Terlihat sama. Walaupun sudah tahu aku akan
kecewa, masih saja aku kecewa.
Sejauh ini, aku telah lolos melewati pemeriksaan tiga
Shifter. Kalau aku bisa membohongi orang-orang yang
dekat denganku dan yang kujumpai setiap hari, berarti
aku bisa mengelabui siapa saja. Bahkan mungkin diriku
sendiri.
54
Keesokan harinya, dengan kepala tersembunyi di balik
bantal, aku menggumam tak jelas mau tidur lebih lama
lagi. Lindsey dan Kayla telah selesai berpakaian, dan mereka
akan pergi tanpaku. Aku enggan menjawab penyelidikan
atau pertanyaan lebih jauh lagi.
Ketika aku turun untuk sarapan, ruang makan sudah
tidak terlalu ramai. Ruangan itu cukup besar untuk menam?
pung banyak keluarga saat kami menggelar pertemuan
tahunan. Tapi sekarang ini Wolford hanya dihuni para Dark
Guardian dan beberapa Guardian-dalam-masa-pelatihan.
Kulihat Kayla dan Lucas duduk berdua di sebuah meja.
Kayla melihatku, tersenyum, dan menunjuk kursi kosong
di sampingnya. Aku menggeleng. Lindsey dan Rafe juga
duduk berdua di sebuah meja, tapi mereka asyik sendiri dan
tak memedulikan yang lain. Ah, cinta yang baru bersemi.
Agaknya mereka ingin menebus banyak waktu mereka
yang hilang. Beberapa Dark Guardian lain?mereka yang
telah menghadapi purnama pertama dan para calon yang
masih berharap-harap cemas menunggu malam keajaiban
mereka?juga berada di ruangan itu. Mereka tersenyum
padaku dan mengacungkan jempol. Aku selamat. Aku
berhasil. Hore.
Kuhampiri meja tempat sarapan tersaji. Setelah mengisi
piring dengan orak-arik, daging asap, dan roti panggang,
aku duduk di mejaku sendirian. Aku malas menjawab
pertanyaan seputar proses perubahanku.
Sayangnya, aku tidak mengirimkan surat banyak-banyak
untuk memperingatkan orang-orang agar menjauhiku.
55
Tiga calon yang belum berubah tiba-tiba sudah menge?
lilingi mejaku. Mia dan Jocelyn yang baru enam belas
tahun, dan Samuel yang berumur tujuh belas tahun.
Laki-laki baru mengalami perubahan pertamanya ketika
berumur delapan belas.
"Kamu berhasil!" kata Mia setengah melonjak girang.
Rambutnya yang pirang dipotong pendek, dan rambut
halusnya membentuk untaian yang membingkai wajah
perinya. Setahuku dialah satu-satunya gadis Shifter yang
tidak memanjangkan rambut. "Tahu, nggak, apa artinya
ini bagi kita semua? Kita tidak harus mencari pasangan
sebelum perubahan itu. Keberanianmu telah mendatangkan
kebebasan pada setiap gadis!"
Keberanianku? Apakah dia meledekku? Aku sendirian
tanpa pendamping karena memang menginginkan-nya.
Aku tanpa pendamping, sebab satu-satunya lelaki yang
kutaksir justru tertarik pada orang lain pada saat itu.
"Seberapa menyakitkan rasanya?" tanya Jocelyn ragu,
rupanya dia menyadari bahwa Shifter tidak pernah secara
terbuka membahas tentang perubahan pertamanya dengan
orang yang belum akrab. Ada rahasia di dalamnya.
Rambut Jocelyn yang cokelat kemerahan terjuntai lurus
ke punggung, mengingatkanku pada dedaunan musim
gugur. Dia dan Samuel bergandengan tangan. Samuel telah
menyatakan dia sebagai pasangan pada momen titik balik
matahari musim panas kemarin, ketika kaum kami seperti
biasa berkumpul untuk merayakan keberadaan kami. Dia
tidak akan melalui perubahan pertamanya sendirian.
56
Tatapanku beralih kepada Mia lagi. Apakah aku akan
mengirimnya menuju kematian kalau kuremehkan yang
satu ini? Entahlah, seberapa besar bahayanya.
"Rasanya seperti mau mati. Tidak kusarankan untuk
melaluinya sendirian." Setidaknya aku telah mengatakan
yang sebenarnya.
Wajah Mia yang tadinya berseri-seri tiba-tiba berubah
sedih. "Tapi kau selamat."
"Nyaris saja tidak." Jahat rasanya aku berkata begini,
tapi tak ada pilihan lain. Aku tidak mau dia mati karena
egoku.
"Tapi kalau aku mulai mempersiapkan diri seperti yang
kaulakukan?"
Aku menyelanya. "Kau masih punya waktu setahun
lagi. Mungkin nanti kau sudah punya pasangan." Bukankah
Lindsey pernah mengucapkan kata-kata yang sama padaku,
berusaha meyakinkanku bahwa aku akan baik-baik saja?
Aku tidak suka berbohong seperti ini. Baru beberapa hari
yang lalu aku membuat argumen yang sama seperti yang
dilontarkan Mia. Namun kini aku lebih tahu. Setidaknya,
perubahan tidaklah sesederhana itu.
"Rasanya kolot banget kalau kita harus punya pasangan,"
Mia bersikukuh sambil mengangkat dagunya.
"Astaga, terima kasih, Mia," kata Samuel. "Beberapa
dari kita menyukai tradisi itu."
"Dan beberapa tidak. Lihatlah semua teknologi yang
kita pakai. Semuanya dijalankan dengan program."
57
"Meningkatkan keamanan dengan teknologi nggak ada
hubungannya dengan menjunjung tinggi tradisi."
"Semuanya itu berhubungan."
"Teman-teman, sekarang bukan saat yang tepat,"
suara Jocelyn penuh kejengkelan, seolah dia telah dipaksa
menonton perdebatan ini ribuan kali. Dia tersenyum
padaku. "Kami cuma ingin datang menyapamu. Menurut
kami, kamu sangat mengagumkan. Pasti mengerikan walau
sekadar menyentuhmu, bukan?"
Bisa-bisa selanjutnya mereka akan melelang serbetku
yang kusut ini di eBay. "Benar-benar mengerikan."
Sambil mengangguk untuk berpamitan, mereka me?
langkah pergi, tertawa dan cekikikan, lalu melirik ke
belakang seolah mereka masih tak percaya kalau aku
menghirup udara yang sama dengan mereka. Begitu banyak
berita simpang-siur tentang apa yang kulakukan, dan
sebagian besar tak terpikir olehku. Sama sekali tak terpikir
kalau orang lain ada yang peduli bahwa aku melalui ini
sendirian. Aku juga tidak tahu, dengan berbohong berarti
aku harus memikul tanggung jawab berat di pundakku.
Aku adalah Dark Guardian. Seharusnya aku melindungi
orang-orang ini. Seharusnya aku berdiri di atas kursi,
meminta perhatian mereka, dan mengumumkan apa yang
sebenarnya terjadi. Ketika pikiranku sedang disibukkan
dengan pro dan kontra atas tindakan itu, menimbangnimbang betapa memalukannya kalau kulakukan, tibatiba sebuah bayangan jatuh di atas piringku. Jantungku
berdegup kencang. Aku tersentak dan mendongak,
58
berharap melihat Connor. Tapi, yang kulihat adalah
Daniel, cowok yang oleh para tetua tadinya dijodohkan
denganku. Dia tersenyum hangat. Aku balas tersenyum.
Tak ada permusuhan. Dia orang yang baik, tapi dari awal
kami menyadari kalau kami tidak berjodoh.
Dia menaruh piringnya di atas meja dan menarik kursi.
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Senang melihatmu sama sekali tidak membutuhkan aku,"
godanya.
"Semua orang memandangku, seolah aku ini orang
aneh." Mungkin itu hanya perasaanku saja, sebab memang
akulah satu-satunya.
"Kau mengukir sejarah. Walaupun aku juga dengar
kalau sebagian kaum lelaki mengkhawatirkan mitos ber?
pasangan itu mendapat tentangan dari gadis lain."
"Ya, beberapa menit lalu aku sudah mengalaminya.
Beberapa calon menghampiriku dan memuji-muji. Jujur
saja, bukannya merasa tersanjung, tapi justru ngeri dengan
gagasan bahwa mungkin saja aku membuat sebuah tren
baru."
"Kebanyakan orang akan senang menjadi pusat per?
hatian."
"Aku tidak termasuk di dalamnya."
"Tak kusangkal. Lalu, bagaimana kejadiannya?"
"Mungkin sama saja seperti yang kaualami." Aku
me?njadi sangat lihai mengelak dan menghindar untuk
menjawab secara langsung.
"Mengerikan, tapi mengagumkan?"
59
"Tepat sekali. Lalu, apa saja yang telah terjadi sejak
kepergianku?" tanyaku, ingin segera mengalihkan topik
pembicaraan.
"Sejauh ini tak banyak yang bisa kuceritakan. Kalau kau
belum dengar, Lucas akan mengadakan rapat supaya kita
bisa bergerak cepat. Begitu selesai sarapan, kita langsung
ke ruang rapat."
Daniel pun segera membeberkan beberapa hal yang
mereka ketahui tentang Bio-Chrome, perusahaan yang para
penelitinya berusaha menangkap dan mempelajari kami.
Aku hanya setengah menyimak. Musim panas lalu, aku
ikut tergabung dalam tim sherpa yang memandu mereka
ke hutan. Waktu itu kami belum tahu tujuan mereka
sebenarnya. Lalu aku tahu semuanya. Mason Keane dan
ayahnya?pemimpin proyek itu?boleh dibilang sudah
gila.
Suara merdu Daniel terus mendengung?rupanya dia
tidak sadar kalau aku bukanlah peserta yang aktif dalam
pembicaraan ini?dan entah kenapa aku tidak tertarik
untuk mendengarnya. Seperti kebanyakan Shifter lakilaki, suaranya serak?cocok digunakan untuk menggeram.
Dialah satu-satunya Shifter laki-laki yang kukenal yang
mencepak rambutnya. Sayang sekali dia mencepak rambut
begitu, karena kalau saja mata hijau zamrudnya terbingkai
oleh rambutnya yang hitam pasti akan terlihat lebih
menarik. Wajahnya bersemangat ketika bicara, dan aku
tahu dia sudah tak sabar lagi untuk segera menghadapi
60
orang-orang jahat itu. Tapi aku tak bisa memusatkan
perhatian padanya.
Walaupun tidak melihatnya, aku menyadari kehadiran
Connor dalam ruangan ini. Perasaanku seperti binatang liar
yang tengah merasakan perubahan pada lingkungannya,
dan seluruh indranya menjadi lebih awas. Respons untuk
kabur atau bertarung. Biasanya kami bertarung. Perasaan
itu membuat harapanku bangkit lagi, kemungkinan besar
aku hanya terlambat berkembang.
Diam-diam, aku melirik ke balik bahuku. Connor
berada di samping meja hidangan, tengah mengisi pi?
ringnya. Aku ingin memandangnya. Caranya menyendok
telur pun terlihat seksi. Aku benar-benar ingin tahu apa
yang ditemukannya ketika dia pergi mencari ke tempat
perkemahan itu. Aku bingung, apakah harus mengajaknya
duduk bersama kami. Sebelum aku sempat memutuskan,
dia telah berjalan melewatiku dan duduk di sebuah meja
kosong.
Aduh! Aku berusaha menyembunyikan kekhawatiranku.
Kalau dia mengikuti jejakku, mungkin saja dia sudah tahu
bahwa ternyata aku belum berubah.
Aku kembali memperhatikan Daniel, tapi aku mera?
sakan pandangan Connor tertuju padaku. Bulu kudukku
berdiri, dan bagusnya, membuat kekhawatiranku lenyap
seketika. Rambutku tertata seperti biasa tanpa poni, dijalin
memanjang, sebab hari ini kami akan melaksanakan tugas
Dark Guardian. Sebenarnya aku ingin menggerainya, tapi
penampilan feminin bukanlah gayaku. Aku selalu ingin
61
menonjolkan kesan tangguh, sekalipun waktu itu aku
merasa tidak terlalu tangguh. Mungkin itulah salah satu
alasan para lelaki tidak mau mendekatiku.
Karena tidak ingin terkesan tidak sopan, aku berusaha
berkonsentrasi pada Daniel. Tapi aku tahu pasti, Connor
sedang memandangiku. Sekalipun dia tidak melakukan
apa-apa selain makan, perhatianku tersita padanya bagaikan
tersedot magnet. Setiap kali tatapanku terarah padanya,
dia tidak memalingkan wajah. Mungkin ada sesuatu yang
membuatnya kesal. Apakah dia marah karena aku sarapan
bersama Daniel? Ataukah dia masih kecewa karena telah
menjadi Guardian pertama setelah beberapa generasi yang
kehilangan pasangannya? Kalau benar begitu, kenapa dia
memandangku, bukannya memandang Lindsey?
Daniel menceritakan kisah lucu tentang pengunjung
yang baru-baru ini dipandunya ke hutan, dan itu mem?
buatku tertawa. Aku mencuri-curi pandang dan melirik
Connor. Dia merengut. Lalu dia memalingkan muka. Aku
merasakan kemenangan yang aneh ini. Mungkinkah dia
cemburu? Jantungku berdegup lebih kencang memikirkan
kemungkinan itu.
Masih banyak gadis Shifter lain yang tengah menunggu
purnama mereka dan membutuhkan pasangan. Akankah
dia berpaling kepada salah satu dari mereka, ataukah dia
merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan: ikatan
yang tak terelakkan, seolah ada tali yang menghubungkan
kami, tertarik erat dan mengikat kami berdua. Apakah dia
juga dibingungkan oleh hal itu seperti halnya aku?
62
Kembali kulayangkan pandangan padanya. Sudah lama
sekali aku menyukai dia, tapi perhatiannya selalu terpusat
kepada Lindsey. Sekarang, ketika dia sudah tidak punya lagi
pasangan takdirnya, apakah akhirnya dia memperhatikan
aku?
"Lalu tupai itu lari ke kakiku mencari kacang."
Hampir saja kopi yang kuminum tersembur keluar,
dan mataku terbelalak saat aku menoleh kembali dan
memandang Daniel.
Dia tersenyum masam dan tergelak. "Nah, itu pasti
akan menarik perhatianmu."
"Aku mendengarkan, kok."
"Tidak, kau tidak mendengarkan." Dia mengangguk
penuh arti ke arah Connor. Ketahuan juga kalau aku curicuri pandang. "Tapi aku tak menyalahkanmu kalau kau
penasaran pada Connor. Kita semua penasaran."
"Penasaran soal apa?"
"Apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan Lindsey
serta Rafe?di hutan sana, waktu purnama. Mereka bertiga
tak ada yang membicarakannya."
"Bukan urusan kita, kan?" Secara tak sengaja, katakata yang kulontarkan terdengar pedas. Aku hanya tidak
suka orang-orang menggosipkan teman-temanku. "Sori,"
tambahku cepat-cepat. "Aku nggak bermaksud membentak,
tapi yah?"
"Aku ngerti, kok. Kalian satu tim. Jadi dekat satu sama
lain. Seharusnya aku nggak mengatakan apa-apa."
63
Lucas, Kayla, Rafe, Lindsey, Connor dan aku adalah
satu tim sherpa. Biasanya kami bekerja bersama memandu
para pengunjung memasuki hutan. Tapi ikatan kami,
persahabatan kami, lebih dari itu. Kayla adalah anggota
baru dalam kelompok kami, tetapi anggota yang lain
adalah teman satu sekolah. Daniel baru saja pindah dari
Washington. Di sana juga terdapat tempat perlindungan
Shifter, tapi setiap orang ingin menjadi cukup terlatih agar
terpilih untuk melindungi wilayah Wolford. Tempat ini
sudah menjadi seperti ibukota dunia Shifter?setidaknya
untuk kelompok Amerika Utara.
"Memangnya kamu senang kalau salah satu pelindung
terbaik kita mati?" tanyaku. Tantangan berarti pertarungan
sampai mati. Tapi kini kami sudah menjadi lebih beradab.
Tentu saja.
Wajah Daniel memerah. "Oke, aku ngerti. Bukan
urusanku. Kalau begitu, sampai ketemu dalam pertemuan
nanti."
Setelah dia pergi, kualihkan pandangan ke tempat
duduk Connor. Kursinya kosong. Konyol sekali, aku me?
rasa ada sesuatu yang hilang. Begitulah. Bahkan selera
makanku pun hilang sudah.
Kubawa nampanku ke dapur, lalu keluar. Karena ter?
buru-buru, hampir saja aku menabrak Tetua Wilde. Dia
itu kakek Lucas. Keluarga Wilde sudah seperti bangsawan,
dan telah menjadi pemimpin kami secara turun-temurun,
selalu mewariskan kedudukan kepada anak lelaki tertua.
Lucas adalah perkecualian, dan tak seorang pun meragukan
64
kepemimpinannya. Dia merebut tampuk pimpinan setelah
bertarung melawan kakak sulungnya.
Tanpa kuduga, tangan Tetua Wilde yang kuat hinggap
di bahuku bagaikan beban yang berat. Hampir saja aku
terjungkal karena kaget. "Brittany, aku bisa merasakan kau
sudah kembali."
Lebih tepatnya membauiku, tapi dia terlalu sopan
untuk mengatakan seperti itu.
"Para tetua lain dan aku ingin bicara denganmu di
dalam ruang penyimpanan barang berharga."
Bagus. Aku tak bisa menghindar lagi. Walau sudah
tua, ketika berwujud serigala dia bisa berlari lebih cepat
dan mengalahkanku. Aku tak bisa bersembunyi. Dia bisa
mengendus dan menemukanku.
Hanya satu yang bisa kulakukan. Aku menelan ludah
dengan susah payah dan mengangguk.
65
LIMA
Dewan Tetua beranggotakan tiga orang. Mereka tidak
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terlihat terlalu jelek kalau menilik setidaknya mereka telah
berumur sekitar satu abad. Mereka bukannya tidak bisa
mati, tapi proses penuaan diperlambat oleh kemampuan
penyembuhan mereka. Tapi, Shifter tetaplah bisa menua,
dan tanda-tandanya pun nampak. Sedikit lebih bungkuk,
sedikit lebih lemah, dan rambut yang memutih.
Akan tetapi, mata mereka tajam, dan sialnya, mungkin
kemampuan penciuman mereka juga.
Kami duduk di kursi dekat perapian. Patung serigala di
atas perapian seolah sedang memandang tepat ke arahku,
menyelidik.
Para tetua mengamati aku. Aku berusaha keras agar tidak
nampak gugup dan berdoa mereka tidak akan memintaku
66
untuk mendemonstrasikan kemampuan berubah wujud.
Sebelumnya tak sedikit pun terlintas di benakku bahwa
mungkin saja kami harus menunjukkan wujud serigala
kami kepada mereka sebelum bisa meninggalkan status
calon. Itu akan sedikit menjadi masalah. Aku juga sadar
bahwa jika Shifter memiliki semacam ikatan naluri antarsesama?sesuatu seperti yang dirasakan Kayla terhadap
Lindsey?mungkin saja para tetua bisa melihat kenyataan
bahwa aku belum berubah. Kalaupun begitu, bukankah
mereka akan menentangku?
Aku berusaha menepiskan bayangan akan apa yang
akan terjadi nanti?ketidakpercayaan yang mungkin akan
mereka tunjukkan.
"Jadi," akhirnya Tetua Wilde berkata.
Aku mengangkat sebelah alis. "Jadi?"
Dia tersenyum ramah padaku. "Dalam sejarah kita,
tidak ada catatan seorang perempuan bisa selamat dari
perubahan pertamanya tanpa pasangan."
"Segala sesuatu pasti ada yang mengawali, bukan?"
"Apakah menyakitkan?"
"Sepertinya Anda tidak akan percaya." Aku tertawa
canggung. "Kurasa Anda akan memercayainya. Anda per?
nah mengalaminya, bukan?"
Mereka semua tersenyum. Setidaknya mereka masih
punya selera humor.
Jangan sampai memintaku berubah wujud. Kumohon
jangan memintaku untuk berubah.
67
"Kami masih memandang pentingnya kamu mendapat?
kan pasangan," kata Tetua Wilde.
Lega rasanya. Kalau mereka masih berusaha men?
jodohkan aku, itu artinya mereka merasa bahwa aku
adalah Shifter. Jadi apa yang salah? Apakah mereka punya
jawaban seandainya aku mengakui apa yang sebenarnya
terjadi? Apakah mereka akan memutuskan bahwa aku tidak
pantas menjadi Dark Guardian? Walau Bio-Chrome masih
menjadi ancaman, aku ingin melakukan apa saja untuk
melindungi kaum Shifter. Sekalipun belum bisa berubah,
aku yakin bisa membantu, bisa membuat perubahan, bisa
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Suling Pualam Dan Rajawali Terbang Pendekar Rajawali Sakti 109 Darah Di
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama