Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne Bagian 4
sebenarnya, duniaku seolah runtuh menimpaku.
* * *
"Jadi kamu tidak tahu apa-apa soal ayahmu?" tanya
Connor.
Kami duduk berdampingan sambil menunggu. Dia
terus-terusan menyisir rambutku dengan tangannya, se?
olah dia menikmati jamahannya sama halnya aku suka
menjamah bulunya. Kami berdua gelisah, tidak tenang,
tapi untuk alasan yang berbeda.
Connor berusaha tidak terlalu sering berubah untuk
berkomunikasi dengan yang lain. Itu akan memancing
kecurigaan Mason. Aku juga bisa merasakan ketegangan
Connor. Dia sudah siap untuk memulai pertempuran yang
akan segera pecah.
Sementara aku? Aku berusaha keras untuk tidak mene?
riaki Mason. Kesempatanku untuk menjadi sempurna,
untuk memiliki kemampuan berubah telah menjauh.
"Namanya Antonio. Ibuku bertemu dengannya di
Prancis."
"Antonio? Kedengarannya bukan nama Prancis."
Itu sama sekali tak pernah terpikir olehku ketika ibuku
bercerita padaku. "Mungkin dia bukan orang Prancis.
218
Mungkin mereka hanya bertemu di sana. Pikiranku
melayang ke mana-mana saat ibuku bercerita. Aku marah
sekali waktu itu."
"Sulit dipercaya dia tak pernah menceritakannya
padamu."
"Aku tahu, tapi begitulah ibuku. Kadang dia
berpikir masalah akan pergi sendiri kalau dia tidak mau
menghadapinya."
"Berlawanan sekali denganmu."
"Biasanya begitu. Tapi aku tidak bisa menghadapi
kenyataan ketika tidak berubah wujud. Aku terus
memikirkan berbagai alasan yang tidak masuk akal."
Dia tersenyum. "Bisa kubayangkan. Kurasa seseorang?
para tetua mungkin?seharusnya menyadari sesuatu.
Biasanya seseorang tidak pergi meninggalkan pasangannya,
dan kau tahu, itulah yang menjelaskan seluruh rangkaianhidup-berpasangan."
Aku mengangkat bahu. "Selalu ada pengecualian. Lihat
ayah Rafe. Sepertinya aku tidak pernah melihatnya tidak
mabuk. Dan Rafe selalu pergi ke sekolah dengan badan
memar-memar. Beberapa Shifter mewarisi sifat terburuk
manusia, kurasa. Mungkin seperti itulah ayahku."
"Semuanya akan baik-baik saja, Brittany," Connor
meyakinkanku dan mengecup pipiku.
Aku mengangguk. Baginya itu mungkin saja terjadi. Tapi
aku tahu, kalau diminta memilih keselamatan salah satu
dari kami?tentu aku akan mengutamakan keselamatan
Connor. Walaupun itu berarti aku akan kehilangan dia.
219
Memang benar semalam dia mengatakan cinta padaku,
tetapi perasaannya tidak akan bertahan begitu kami berada
di antara kaumnya. Ayahku mungkin mengatakan kalimat
yang sama kepada ibuku?tapi kemudian dia mengetahui
kenyataan yang sebenarnya tentang ibuku. Atau ibuku
yang menjadi jijik karena ayahku hanyalah manusia
biasa. Sekarang aku berharap bisa bertanya lebih banyak
pada ibuku, tapi aku terlalu marah padanya karena telah
membohongiku selama ini. Rasanya dia memang sengaja
hendak menghancurkan hidupku.
"Jadi ketika mereka membawamu keluar dari sini,
bagaimana keadaan di luar sana? Bisakah kauingat denah?
nya?"
Aku bergeser membuat sedikit ruang di antara kami
dan mulai menggambar peta imajiner dengan jariku.
Kujelaskan arah yang kami lewati untuk mencapai bagian
hunian. Semua yang sudah kulihat, dengar, cium, bahkan
penggambaran yang kuberikan itu tak memadai, karena
pasti akan jauh lebih lengkap kalau aku ini seorang Shifter
dengan pengindra lebih peka.
"Mereka tidak membawaku ke laboratorium," kataku
pelan.
"Itu mengejutkan. Kupikir Mason sudah tidak sabar
untuk menunjukkan kemajuan karya besarnya padamu."
"Aku terus memikirkan ferret-ferret kecil yang di?
ubahnya menjadi serigala."
"Berani bertaruh, mereka pasti mati."
220
Aku terkesiap dan menoleh padanya. "Menurutmu
begitu?"
"Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku bukan ahli
biologi, tapi Mason berurusan dengan hal yang tidak
mungkin dipahaminya."
"Tapi apakah menurutmu kita egois karena tidak
bersedia mengatakan apa yang kita ketahui, tentang kalian?
Maksudku, bagaimana kalau kemampuan kalian untuk
menyembuhkan diri itu benar-benar bisa menyembuhkan
orang lain?"
"Sejujurnya, Brit? Kita punya Shifter yang bekerja
dalam bidang penelitian medis, karena sebelum purnama,
kita sama saja seperti yang lain, rentan terhadap penyakit
dan luka. Aku yakin sekali, kalau memang ada cara untuk
menyumbangkan kemampuan menyembuhkan diri itu
kepada orang lain, mereka pasti akan mewujudkannya.
Mereka lebih memahami cara kerja kita daripada Mason."
Dia benar. Shifter bekerja dalam semua bidang peker?
jaan di kota-kota seluruh dunia.
Percakapan kami surut menjadi kebisuan seiring dengan
berlalunya waktu, dan kami pun tenggelam dalam lamunan
masing-masing tentang apa yang mungkin akan kami
hadapi. Connor berharap Lucas akan segera menemukan
dan membebaskannya agar dia bisa ikut terjun dalam
sengitnya pertempuran. Entahlah, apakah aku bisa masuk
ke laboratorium tepat waktu begitu aku terbebas.
Yang kuinginkan hanyalah satu suntikan serum.
221
Mason tidak datang untuk mengejek kami. Tak seorang
pun datang mengantarkan makanan atau air untuk kami.
"Bagaimana kalau mereka sudah meninggalkan
laboratorium?" tanyaku tiba-tiba.
"Mereka masih di sini."
Barulah setelah kegelapan datang, saat penjara kami
menjadi lebih gelap, terjadilah kepanikan.
222
LIMA BELAS
Connor dan aku tengah berbaring di gundukan selimut,
saling berpelukan erat, mendengarkan dengan saksama,
bertanya-tanya apa yang sedang terjadi ketika tiba-tiba
lampu di atas kami menyala untuk pertama kalinya?
menyinari kami dengan cahaya yang menyilaukan.
Kami berdua bangkit berdiri saat pintu terbuka.
Aku berharap melihat Lucas datang menyelamatkan
kami. Namun sebaliknya, yang datang adalah Mason,
berjalan masuk dengan langkah riang seperti anak kecil
yang baru saja mendapatkan sesuatu yang diinginkannya
sebagai hadiah Natal. Kali ini pengiringnya bertambah
satu, ayahnya. Ethan sedang menyeimbangkan sebuah
kotak panjang dengan kedua tangannya, dengan sikap
223
seperti ksatria yang mempersembahkan pedang kepada
paduka raja. Arak-arakan itu secara keseluruhan nampak
menyeramkan?Mason sedang mempertunjukkan sebuah
drama dan kami adalah penontonnya.
Aku bisa merasakan ketegangan Connor. Dia siap
untuk berlaga.
Ro
mbongan itu bergegas mendekati kurungan kami.
Wilson melangkah ke samping. Terdengar suara men?
desis. Connor mengerang dan terjatuh ke lantai tanpa
ancang-ancang. Barulah aku melihat senjata setrum yang
ditembakkan Wilson dari celah jeruji.
"Untuk apa kamu melakukannya?" tuntutku sambil
berjongkok di samping Connor. Aku bisa melihat ke?
kagetan dan kebingungan dalam matanya, dan dia ber?
juang untuk mendapatkan kembali kendali tubuh dan
pikirannya.
"Dia akan sadar beberapa menit lagi," kata Mason.
"Ayo. Aku mau kau keluar sekarang."
"Yang kaulakukan waktu itu bisa mengancam nyawa?
nya, tapi dia membiarkanmu membuka pintu. Seharusnya
kau tidak melakukan ini." Aku sangat geram dibuatnya.
"Aku sudah mengijinkanmu kembali, bukan mem?
bawamu keluar. Kau harus menonton video bagaimana
reaksinya sebelum ini?saat dia menyadari kamu tidak
ada di situ. Kekuatan yang ditunjukkannya sungguh
menakjubkan. Aku tidak pernah bosan menontonnya.
Sekarang cepatlah. Formulanya sudah siap dan aku ingin
mengujinya malam ini."
224
Aku menunduk dan mencium pipi Connor. Aku
bahkan tidak tahu apakah dia bisa merasakannya. "Aku
sungguh minta maaf. Kumohon mengertilah kenapa aku
harus melakukan ini."
Lalu aku merangkak keluar dari pintu. Mason menekan
remote untuk segera menutup pintu itu. Seketika itu
juga aku ingin kembali ke sisi Connor. Apa yang sedang
kulakukan ini? Serum Mason bisa saja membunuhku.
Mason menjentikkan jarinya. Ethan melangkah maju
dan membuka kotaknya. Nampaklah dua suntikan besar
berisi cairan keemasan. Kelakuan mereka seperti per?
tunjukan dalam film picisan. Entahlah, apakah Mason telah
menyusun naskah yang mengatur semua gerakan mereka
sebelum datang kemari. Mungkin saja. Nampaknya dia
memainkan peran sebagai orang jahat dengan serius.
Aku menatap suntikan itu. Kelihatannya besar sekali.
"Bagaimana kau tahu dosisnya sudah tepat?" tanyaku.
"Pertanyaan yang pintar."
Aku memelototinya.
"Aku tahu lebih banyak daripada yang bisa kaubayang?
kan dengan otak kecilmu itu," katanya tak sabar.
"Bagaimana kau tahu ini sudah siap untuk diujikan
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pada manusia?"
"Selain mengujikannya pada ferret, kami juga meng?
ujinya pada beberapa spesies lain dengan keberhasilan yang
terbatas. Sekarang yang kita bahas adalah unsur kesadaran.
Ayahku ada di sini untuk menangani komplikasi medis
yang mungkin terjadi."
225
Kupandangi Dr. Keane. Dia tersenyum seolah per?
cobaan ini telah mencapai keberhasilan.
Aku melirik kembali ke arah kurungan. Connor tengah
berjuang untuk bangkit ke posisi berdiri. Dengan gerakan
menyentak dia mencapai bagian depan kurungan dan
menggenggam jeruji, mungkin untuk menopang tubuhnya
agar bisa berdiri lebih stabil. "Sedang. Apa. Kamu?"
Dia menggoyang-goyangkan kepalanya, mungkin agar
pandangannya lebih terang.
"Dia tidak memberitahumu?" tanya Mason. "Dia ini
suka menjaga rahasia, kan? Sebagai pertukaran untuk
membawanya kembali ke penjara kecilmu ini, dia setuju
untuk diberi suntikan pertama."
Rasa tak percaya membuat tatapan Connor semakin
tajam. Dia menggeleng.
"Oh, ya, temanku," ejek Mason. "Aku tahu sulit
bagi??????mu untuk memahaminya, tapi kami manusia akan
mem??bayar berapa pun harganya untuk memiliki kemam?
puanmu."
Dengan gerakan yang dramatis, Mason mengeluarkan
suntikan itu dari kotaknya dan menaikkan sebelah alisnya
kepadaku. "Kalau disuntikkan di pinggul atau pahamu
mungkin tidak terlalu sakit."
Aku mengangguk. Mulutku kering tapi telapak tangan?
ku basah.
"Jangan lakukan ini, Brittany."
Aku menoleh ke belakang. Rupanya Connor telah
terlepas dari pengaruh senjata setrum. Aku ragu sesaat.
226
"Aku akan bisa berubah menjadi serigala. Kita akan bisa
bersama."
Dia menggeleng dengan mata memohon. "Jangan
biarkan dia mengubahmu menjadi sesuatu yang tidak bisa
kucintai."
Aku memandang suntikan itu kembali. Aku sangat
menginginkan apa yang ditawarkan oleh Mason itu.
"Kalau kau mencintaiku, kau tidak akan melakukan
ini," kata Connor.
Kupejamkan mataku. Tidak adil. Sungguh tidak adil.
Saat aku membuka mata, kulihat Mason mulai kehilangan
kesabaran. Tiba-tiba semuanya serasa miring. Aku bisa
menjadi apa yang selalu kuimpikan, hanya saja aku harus
rela menyerahkan apa yang selalu kuimpikan untuk
menjadi milikku.
Aku mundur dan menabrak kurungan. Melalui celah
jeruji, lengan Connor memelukku kuat-kuat dan penuh
tekad.
"Aku berubah pikiran, Mason," kataku.
"Buruk sekali. Wilson, pegangi dia."
Wilson mulai mendekatiku.
"Kalau berani menyentuh dia, kau akan mati," kata
Connor, dan walaupun dia terkurung, ancaman dalam
suaranya membuat Wilson berhenti.
"Mason, nggak ada gunanya memaksaku," kataku
dengan tenang, walaupun jantungku berdegup kencang.
"Aku tidak akan mengharapkan diriku berubah, jadi kau
tidak akan tahu apakah serummu itu berhasil atau tidak."
227
Raut wajahnya menampakkan kekeraskepalaan seperti
yang pernah kulihat sebelumnya. "Ethan!" hardiknya.
Ethan melangkah mundur. "Tidak, tidak. Kupikir kita
melakukan ini untuk penelitian medis. Aku tidak mau
menjadi penuh bulu."
"Pengecut," umpat Mason. "Baiklah, aku memang
ingin menjadi yang pertama."
Panggilan dari alam bebas?lolongan panjang yang
dalam?menggema di sekeliling kami.
Mason mengangkat sebelah alisnya ke arahku. "Seperti?
nya kau belum mengungkapkan semuanya padaku,
Brittany. Tapi seharusnya aku sudah menduganya. Kalian
para manusia serigala adalah pemilik hutan di dekat sini,
kan? Nggak masalah. Aku bisa memanfaatkan kesempatan
ini untuk menguji naluri bertarungku."
"Wilson, Johnson, pergilah! Jangan biarkan mereka
masuk," perintah Dr. Keane.
Setelah mereka pergi, Dr. Keane berkata, "Nak, kau
harus memikirkannya kembali."
"Sudah, Ayah. Inilah yang kupikirkan sejak aku tahu
kalau kaum mereka itu ada." Sebelum siapa pun sempat
menanggapi, Mason mengangkat bajunya dan menusukkan
suntikan itu ke pinggulnya, menyuntikkannya. Aku
melihat cairan keemasan itu hilang.
Dia melemparkan suntikan yang telah terpakai itu ke
lantai. "Jadi apa yang harus kulakukan? Hanya memikirkan
tentang serigala."
"Hanya pikirkan serigala," cemooh Connor.
228
Kurasa Connor menawarkan nasihat karena dia tidak
berpikir serum itu akan bekerja, jadi apa bahayanya kalau
bekerja sama sekarang? Selain itu, sebentar lagi kami akan
segera diselamatkan.
Mason merobek bajunya. Dia sedang meraih sepatunya
ketika tiba-tiba saja dia menjerit keras-keras, membungkuk,
dan jatuh ke lantai. "Astaga, sakit sekali!"
"Apakah Devlin lupa menyinggung hal itu saat dia
memberitahumu tentang kami?" tanya Connor. "Perubahan
pertama pada laki-laki sangatlah menyiksa. Keluarkan aku
dari sini dan aku akan membantumu melaluinya."
Mason berguling dan berdiri dengan keempat kaki??
nya. Dia menatap Connor. "Aku tidak butuh bantuan?
mu."
Setengah hati aku merasa kasihan padanya.
"Kau tidak tahu apa yang sedang kaulepaskan," kata
Connor padanya, dan aku merasakan ketegangan terpancar
darinya.
Lalu Mason benar-benar mulai berubah, tapi sama
sekali tidak ada yang indah. Segala sesuatu pada dirinya
mulai berubah dan berbulu. Dia tidak berubah menjadi
serigala, dia tetap manusia?manusia dengan kaki yang
aneh, berwajah aneh, dan berbulu lebat.
Ethan dan Tyler berlari ke pintu.
Dr. Keane menyumpah-nyumpah sambil membuka
tasnya dan mengeluarkan suntikan yang lain. "Aku akan
membiusmu."
229
"Jangan!" teriak Mason, tapi suaranya lebih mirip
geraman daripada suara manusia. Ada keliaran dalam mata?
nya, tapi tidak seperti yang dimiliki serigala.
Dengan kalut aku mencari-cari sesuatu untuk kujadikan
senjata, yang dapat kujadikan alat untuk membebaskan
Connor. Aku melihat remote pintu di lantai. Perhatianku
tersedot kepada Mason sampai-sampai tak menyadari
kalau dia menjatuhkan remote itu. Aku memungutnya dan
mengarahkannya ke pintu kurungan. Sebelum pintu itu
benar-benar terbuka, Connor telah berubah wujud dan
keluar, menggeram ke arah Mason. Tapi Mason bukanlah
ancaman baginya. Mason tidak bisa mengendalikan
kakinya yang sangat aneh.
Aku memandang Dr. Keane. "Dia tidak akan bisa
bertahan."
"Dia akan bertahan. Aku akan memastikan itu."
Kupandangi makhluk menyedihkan yang meraung dan
berguling kesakitan di lantai.
"Kau harus mengeluarkan orang-orangmu dari sini."
Aku meraih baju Mason yang dicampakkannya dan
mengambil kartu akses dari sakunya. Aku segera berlari
menuju pintu, Connor melompat-lompat mengiringiku.
Aku menggesekkan kartu dan mendorong pintunya sampai
terbuka.
Lalu Connor dan aku berlari menuju kebebasan.
Terjadi kekacauan antara manusia yang berusaha
melarikan diri karena dikejar para Shifter yang berwujud
serigala. Tidak ada tanda-tanda para Shifter akan menyakiti
230
mereka, tetapi hanya menggiring mereka ke arah pintu
keluar. Menurut dugaanku, para guardian itu tidak ingin
menimbulkan kerusakan berlebihan yang tidak perlu.
Tidak mengejutkan. Bahkan dalam wujud serigala, mereka
tetap mempertahankan kemanusiaan mereka.
Aku melihat papan nama laboratorium dan berbelok
di koridor. Connor tetap bersamaku, dan aku tahu dia
berubah menjadi serigala untuk melindungiku. Dia tidak
punya senjata selain gigitan dan tenaganya yang kuat, tapi
itu saja sudah cukup.
Laboratorium itu kosong dan hanya ada dua ekor
monyet. Aku bertanya-tanya di mana binatang-binatang
lain yang mereka jadikan percobaan. Apakah sudah di?
bebas?kan ke hutan? Atau sudah mati?
Aku melepaskan kedua monyet itu dari kandangnya dan
menggiringnya ke koridor agar mereka bisa mengandalkan
insting survival mereka. Aku mendengar bunyi kaca pecah.
Ketika aku menoleh, Connor tengah melompat ke atas meja
dan menjatuhkan semua peralatan. Aku kembali untuk
membantunya. Kalau mereka meledakkan bangunan ini,
semuanya akan hancur lebur, tapi lebih baik dihancurkan
sebelum ada orang yang memungutnya untuk dijadikan
cenderamata yang berbahaya.
Setelah selesai, kami segera keluar. Kini lebih banyak
serigala daripada manusia yang berkeliaran di dalam
bangunan. Sesekali seekor serigala akan berhenti dan
menatap?aku tahu dia menatapku, ingin tahu mengapa
aku tidak berubah wujud.
231
Dan spekulasi pun menyebar.
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lalu aku melihat seekor serigala dengan warna bulu
merah kecokelatan yang tak asing berhenti dan meman?
dangku dengan kesedihan terpantul di matanya. Aku
bergegas menghampirinya dan kuusap bulu ibuku.
Akhirnya Connor memerintahkan padaku?dengan
sentuhan lembut?untuk keluar. Aku tidak tahu pasti
seperti apa rencananya, tapi aku tahu, dia telah berko?mu?
ni?kasi dengan yang lain. Aku juga tahu bahwa dia ingin
terlibat dalam kekacauan itu, tapi aku menjadi penghalang.
Sekalipun aku begitu menginginkannya, aku tak akan
pernah menjadi pasangan terbaiknya. Aku akan selalu
menjadi penghalangnya.
Begitu keluar, aku melihat banyak serigala di dekat
pepohonan. Mereka mulai menghilang berpasang-pa?
sangan, dan ketika kembali mereka telah berwujud manusia
dan berpakaian. Aku memandang Connor di bawahku.
"Tak terpikir olehku untuk membawakan pakaianmu."
Dia menjilat tanganku dan duduk. Aku ikut duduk di
sampingnya dan memeluknya, membenamkan wajahku di
bulunya.
"Kalian berdua baik-baik saja?" tanya sebuah suara
yang dalam.
Aku mendongak memandang Lucas. Kayla berdiri di
sampingnya. Aku memaksakan diri untuk tersenyum. "Ya.
Bagaimana rencananya?"
"Semua orang sudah keluar dari bangunan. Beberapa
orang yang bertampang garang memulai perkelahian,
232
dan hanya mereka yang menjadi korban. Orang yang lain
lebih senang pergi menyingkir. Sekarang beberapa orang
kita ada di dalam sana untuk melakukan persiapan untuk
menghancurkan gedung ini."
"Orang-orang yang tersisa. Mungkin saja mereka
menyimpan bukti keberadaan kita. Mereka punya video
Connor yang sedang berubah wujud," aku memberi tahu
Lucas.
"Ya, kami tahu. Connor sudah memberi tahu kami,
tapi kurasa kami sudah menyita semua barang bukti."
Aku mengangguk. "Benar. Pagi ini." Saat dia dalam
wujud serigala. "Kurasa dia memberitahumu semua?
nya."
"Sudah seharusnya. Perkumpulan yang utama."
Jari-jariku menegang di atas bulu Connor. "Aku tahu.
Tapi walau tanpa bukti, orang-orang akan bicara."
"Tentu saja. Tapi tak seorang pun yang akan memercayai
mereka."
"Semoga itu benar."
"Kalau tidak, kita akan menghadapinya. Kita sudah
mengerahkan segala upaya malam ini. Connor, aku
membawa pakaian ekstra kalau kamu mau berubah
kembali," kata Lucas.
Connor membaringkan kepalanya di pangkuanku.
Kubelai bulunya, lalu aku menunduk dan mencium batang
hidungnya. "Aku akan baik-baik saja."
"Aku akan menemaninya," kata Kayla.
Dia melirik padaku.
233
"Sungguh, aku baik-baik saja," kataku.
Dia menjilat daguku dan aku tersenyum. "Sana,
pergilah dan berubah. Aku lebih suka dicium betulan."
Dia pergi bersama Lucas, dan Kayla duduk di sam?
pingku. Dia memeluk pundakku. "Aku ikut sedih, ketika
mendengar kalau kau bukan Shifter?hatiku terasa hancur.
Kau sudah bekerja keras mempersiapkan diri untuk itu."
Aku mengangkat bahu. "Aku begitu menginginkannya,
Kayla. Tadinya aku mau menerima suntikan serum itu, tapi
akhirnya aku tidak bisa melakukannya."
"Kata Connor, Mason mati."
"Ya, dia tidak mungkin selamat dari apa yang
dihadapinya. Mengerikan sekali. Dia seperti terperangkap
dalam perubahannya. Tidak mirip manusia, tidak mirip
binatang."
"Kami tidak menemukannya," kata Kayla.
"Mungkin ayahnya telah membawanya pergi. Katanya
dia akan berusaha menyelamatkannya, tapi kurasa tidak
ada yang bisa dilakukannya."
"Kami juga tidak melihat Dr. Keane."
"Banyak orang di sana?dan banyak kekacauan. Apa?
kah mungkin kalian luput memperhatikan mereka?"
"Mungkin saja."
"Saat Connor kembali nanti, kita lihat saja apakah dia
mau pergi mencarinya. Kurasa Mason adalah bau yang
tidak akan pernah dilupakannya."
"Lucas dan aku mungkin bisa menemukannya. Kita
harus pergi mencarinya. Hanya untuk memastikan."
234
Kami duduk tanpa berkata-kata selama beberapa saat.
Aku menatap bangunan itu, tidak mau menatap mata
siapa pun. Aku tidak ingin melihat rasa iba atau simpati
atau jijik.
"Sayang?"
Aku menoleh ke samping. "Bu?"
"Aku tahu kau bukan anak kecil lagi," katanya sambil
berlutut di sampingku. "Tapi kau akan selalu menjadi gadis
kecilku. Maafkan aku karena tidak pernah mengatakan
yang sebenarnya padamu."
"Tidak apa-apa, Bu."
Aku tidak tahu siapa yang memulai duluan, tapi tibatiba saja kami sudah saling berpelukan erat dan aku nyaris
tak bisa bernapas. Terlebih karena aku menangis. Ibuku
juga menangis, dan semakin dia menangis, semakin erat
dia memelukku. Kurasa dia memang selalu ada pada saat
aku benar-benar membutuhkannya.
Akhirnya, aku melepaskan diri dan menghela napas
dalam-dalam. "Aku jadi sering sekali menjadi cengeng."
Ibu tersenyum dan menyelipkan rambut ke belakang
telingaku. "Karena kau selalu berpikir harus menjadi orang
yang kuat."
"Jadi seperti apa dia?ayahku?"
"Aku akan meninggalkan kalian berdua," kata Kayla.
Ibu melambaikan tangannya. "Oh, kamu di sini saja.
Kamu boleh mendengarnya. Kamu juga, Lindsey. Kamu
jangan mondar-mandir terus di belakang situ."
"Ibu mencium baunya," kataku.
235
"Tentu saja," kata ibuku, seolah itu hal yang biasa saja.
Lalu rasa malu membayang di wajahnya begitu menyadari
kalau aku tidak akan pernah memiliki kemampuan untuk
membedakan setiap individu hanya berdasarkan baunya.
"Brit?"
"Tidak apa-apa, Bu. Ibu tidak bisa berhenti menjadi
diri Ibu sendiri, dan aku harus belajar untuk menerima
siapa diriku."
"Aku tidak mau mengganggu kalian," kata Lindsey
sambil berlutut di hadapanku.
Aku mengulurkan tangan dan memeluknya sekilas.
Pelukan lama bisa-bisa mengundang air mata. "Terima
kasih karena telah menyimpan rahasiaku."
"Hei, sudah semestinya, walaupun mungkin lebih baik
kalau orang-orang tidak tahu kalau aku tahu."
"Benar." Dia sudah melakukan kesalahan besar karena
keputusannya untuk menempatkanku di atas kepentingan
perkumpulan. Aku tak akan pernah melupakan dia karena
telah melakukan ini.
Aku menoleh kembali kepada ibuku. "Jadi ayahku?"
Dia menekankan tangannya ke dada. "Oh, Brittany.
Aku tidak tahu harus memulai dari mana. Kejadiannya
setelah bulan purnamaku. Michael dan aku memutuskan
bahwa kami bukanlah pasangan takdir. Kami hanya teman
biasa. Kami menempuh jalan masing-masing, dan aku
merasa resah, maka aku pergi ke Eropa. Lalu aku bertemu
Antonio. Dia berasal dari Spanyol. Dia orang yang paling
tampan. Dan dia memiliki logat yang paling enak, mata
236
yang paling indah. Matamu. Dan dia sangat romantis."
Dia menyinggung bahunya ke bahuku. "Kami sebenarnya
bertemu di Brittany, Prancis. Itulah sebabnya aku
menamaimu Brittany. Kami mengelilingi Eropa bersamasama. Aku selalu mendengar orang bilang kalau bertemu
pasangan kita, rasanya perut seperti ditonjok. Sungguh
tidak romantis."
Aku tersenyum, teringat pepatah seperti yang dikatakan
Connor.
"Tapi jatuh cinta itu," kata ibuku dengan setengah
melamun, "menakjubkan. Terjadi dari waktu ke waktu.
Dia akan mengatakan sesuatu atau melakukan sesuatu dan
hatimu terikat semakin erat."
Aku memikirkan Connor, yang setiap kali bisa
membuatku tersenyum atau tertawa atau menjadi hangat
oleh gairah.
"Tapi dia meninggalkanmu. Apakah itu karena kau
adalah Shifter?" tanyaku.
Ibu menggeleng. "Tidak, aku tak pernah mengatakan
padanya. Aku tak punya keberanian untuk mengatakan
padanya."
Aku bisa memahami itu.
"Aku mencintai Antonio. Sampai sekarang. Dialah satusatunya untukku. Tapi aku tahu dia akan tidak pernah bisa
menerima siapa diriku yang sebenarnya. Lalu aku hamil,"
lanjut Ibu. "Aku ingin kau dibesarkan di tengah kaum kita,
maka aku kembali ke sini."
237
"Aku tahu kau kecewa sekali karena aku bukanlah salah
satu Dark Guardian yang legendaris, tapi aku menjadi ibu
duluan. Aku tidak menyesalinya." Dia mengelus pipiku.
"Aku tidak mau kau menyesalinya."
"Aku tidak menyesalinya. Mungkin aku akan mema?
haminya kalau Ibu menceritakannya padaku."
"Dan mungkin juga tidak. Itu beban yang harus kutang?
gung. Maksudku, sungguh, kapan kau akan memberi tahu
anakmu kalau kamu adalah pemberontak saat masih muda
dulu? Mungkin hal itu akan memberinya gambaran."
Dia membuatku tersenyum. Dia selalu bisa membuatku
tersenyum. "Aku menyayangimu, Bu."
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sambil mengedip padaku, dia meremas tanganku
dan mengangguk. Kurasa dia berpikir bahwa dengan
melanjutkannya akan membuat semakin banyak air mata
yang terkuras. Kami tidak suka menangis.
Aku tidak mencium baunya. Aku tidak mendengar
gerakannya. Tapi aku tahu kehadirannya. Aku berbalik dan
tersenyum pada Connor. "Hei."
"Hei." Dia duduk di belakangku dan melingkarkan
lengannya padaku. "Hai, Ms. Reed."
"Halo, Connor." Dia menepuk lenganku. "Kurasa
sudah waktunya mencari teman yang sebaya denganku.
Aku bawa mobil. Kuparkir kira-kira sepuluh mil dari sini.
Temui aku kalau butuh tumpangan untuk pulang."
Kurasa dia adalah satu-satunya Shifter yang datang
kemari naik mobil, tapi dia juga satu-satunya Shifter yang
punya anak bukan Shifter."
238
"Ya." Aku belum tahu apa rencanaku. Yang kutahu,
para tetua akan menempatkanku dalam rumah tahanan
karena mengaku-ngaku sebagai Shifter.
"Oke!" teriak Lucas. "Sudah tidak ada orang di
dalam bangunan. Semuanya mundur. Mereka sudah siap
menghancurkan bangunan itu." Dia berlari ke arah kami.
Kayla pergi menyongsongnya.
Lindsey sudah pergi menemui Rafe.
Connor dan aku berdiri agar bisa melihat dengan lebih
jelas.
Serangkaian ledakan terjadi dalam waktu berurutan,
dan bangunan itu ambruk menjadi tumpukan puing dan
debu. Bagaimanapun, setelah semua yang kami hadapi, ini
terlihat seperti antiklimaks.
Setelah awan debu reda, Lucas melangkah kembali
ke tempat kami. "Aku akan menugaskan para Guardian
untuk mencari Mason dan Dr. Keane. Aku tidak terlalu
mengkhawatirkan anak buah mereka. Tapi kedua Keane
itu, harus kita temukan. Kita bisa membawa mereka ke
Wo
lford, menahan mereka di sana sampai para tetua
memutuskan mereka mau diapakan."
"Aku akan membantumu segera," kata Connor. "Tapi
ada yang harus kubereskan dulu."
Lucas mengangguk seolah tahu apa yang harus di?
bereskannya itu. Jangan-jangan aku juga tahu. Aku.
Benar saja. Connor berbalik ke arahku. "Kita harus
bicara."
Aku mengangguk. Ya, memang.
239
Dia meraih tanganku, menggandengku menjauhi
yang lain. Kami berjalan beriringan tanpa kata. Di ufuk,
bulan telah meninggalkan seperempat lingkarannya.
Mereka tidak menunggu sampai bulan gelap. Karena
kami tertangkap, mereka pun mempercepat rencananya.
Untunglah semuanya berjalan lancar.
Aku tak terlalu yakin ini telah menjadi akhir dari
Bio-Chrome, walau yang lain tidak terlihat sedemikan
terobsesi seperti halnya Mason dan Dr. Keane?bisa jadi
mungkin kami telah bebas. Kami hanya bisa berharap, tapi
tetap harus mempersiapkan diri menghadapi serangan.
Aku senang memikirkan bahwa yang lainnya benar-benar
terlibat demi kebaikan umat manusia, sekalipun metode
mereka dipertanyakan.
Kami berada di pinggir tanah lapang di dekat sekum?
pulan pepohonan ketika Connor akhirnya berhenti, lalu
berbalik dan menatapku.
"Apakah kamu sungguh-sungguh mau menjadi kelinci
percobaan Mason?" tanyanya.
"Dia tidak mau membawaku kembali ke kurungan.
Itulah sebabnya kami membuat kesepakatan. Kalau dia
mengembalikanku, aku akan mendapatkan suntikan per?
tama."
"Kenapa?"
"Karena aku ingin bersamamu. Dan aku ingin sekali
menjadi Shifter. Aku ingin berubah. Aku ingin menjadi
cantik."
"Kamu sudah cantik, kok."
240
"Oh, Connor." Kata-katanya membuatku lebih baha?
gia daripada yang pernah kupikirkan. Tapi aku harus
menjelaskan bahwa alasannya jauh melebihi itu. "Kau
tidak bisa memahami betapa aku menginginkannya. Sulit
untuk melepaskan mimpi itu. Menyadari bahwa aku tidak
akan pernah?" kujulurkan tangan dan mengelus pipinya
yang ditumbuhi rambut halus. "Hubungan kita akan gagal
kalau aku tidak bisa berubah."
"Kita bisa membuatnya berhasil."
"Realistislah, Connor. Kau bisa berubah dan bisa
pulang sebelum fajar."
"Atau aku bisa menumpang mobil ibumu."
Aku tertawa tertahan. "Ya, itu akan selalu menjadi
pilihan pertamamu."
"Aku tidak bilang tidak akan ada kesulitan, tapi kita
bisa mengatasinya. Selain itu, berubah wujud dinilai terlalu
berlebihan."
Sambil tersenyum, kubenamkan wajah ke dadanya.
Lengannya memelukku. Apakah aku menjadi seorang pe?
mimpi yang bodoh dengan membayangkan bahwa mung?
kin saja kami bisa membuat hubungan kami ber?hasil?
Dengan menempatkan buku-buku jarinya di daguku,
dia mengangkat wajahku. "Aku memintamu untuk tidak
menerima suntikan itu kalau kau mencintaiku," katanya.
"Apakah itu berarti kau mencintaiku?"
"Sudah lama sekali aku mencintaimu. Rasanya mau
mati saja kalau memikirkan kau dan Lindsey di bawah
bulan purnama."
241
"Kau bisa mengesampingkan perasaan itu?"
"Kalau aku harus. Kau pantas mendapatkan pasangan.
Entahlah, apakah aku benar-benar bisa menjadi seorang
pasangan."
Sambil menggeleng, dia tersenyum lembut padaku.
"Entahlah, apakah aku pernah mengenal seseorang yang
sekuat dirimu."
Bibirnya bertemu dengan bibirku dengan ketepatan
yang akurat. Aku ingin percaya bahwa ini bukannya karena
dia bisa melihat dalam kegelapan, melainkan lebih karena
alasan yang lebih kuat. Ikatan di antara kami. Ibuku telah
membicarakan tentang jatuh cinta. Tak bisa kusangkal
bahwa aku telah jatuh cinta kepada Connor. Dia sudah
mengatakan kalau dia mencintaiku.
Mengapa aku begitu takut untuk memercayai
kekuatan perasaannya? Bagaimana kalau suatu hari nanti
dia memandang ke seberang ruangan dan merasakan
ton?jokan yang menandakan dia baru saja menemukan
pasangan sejatinya? Bagaimana perasaannya padahal dia
telah telanjur bersamaku?
Dia menarik diri. "Apakah kau mencium itu?"
"Monique? Aku masih memakai bajunya."
"Bukan ini"?dia menghirup dalam-dalam?
"Mas?"
Terdengar suara geraman yang menggema di udara dan
sesuatu yang berat menimpa kami, membuat kami terjatuh
ke tanah.
242
Mason. Bentuknya lebih seperti manusia daripada
serigala. Dia dipenuhi bulu. Wajahnya merupakan karikatur
wajah serigala. Wajah yang seolah belum bisa ditentukan
seperti apa ketika berubah nantinya.
Kukunya yang panjang menggores lenganku. Aku
berteriak, menendang, dan berusaha membebaskan diri
dari timpaannya. Connor juga berusaha meloloskan diri.
Dia melucuti pakaiannya secepat kilat, sementara aku
mulai mencari senjata. Aku sudah merasakan kekuatan
Mason. Kurasa gerakan gulatku tidak akan mampu menga?
lah?kannya.
Dia menerjang punggungku, membuatku terjerembab
kembali ke tanah. Bagaimanapun, dia sudah salah per??
hitungan, dan melampaui sasarannya karena saat kami
mendarat aku tertimpa di bawah dadanya, yang mem?
buatku berada di luar jangkauan terkaman giginya. Sambil
menggeram dan menggertak, dia mengangkat tubuhnya
agar bisa menjangkauku.
Itulah yang kubutuhkan untuk memosisikan diriku
sehingga bisa mendorongnya. Aku merangkak menjauh
dengan susah payah.
Aku mendengar geraman lain, yang ini lebih meng?
ancam, lebih terkendali. Aku menoleh kembali tepat
pada saat Connor menerkam Mason. Dengan brutal
mereka berusaha saling mengalahkan. Tapi kemarahan
dalam diri Mason membuatku tak begitu yakin kami bisa
mengalahkannya.
243
Aku menemukan sebuah dahan di tanah. Kuat
tapi terlalu panjang. Aku memegang kedua ujungnya,
meletakkan kakiku di tengahnya lalu menyentaknya ke
atas. Dahan itu patah menjadi dua, tepat seperti yang
kuinginkan: sebuah tongkat yang panjangnya sedepa dan
berujung runcing.
Bergegas aku menuju tempat Connor dan Mason
yang tengah terlibat dalam pergumulan. Mereka saling
menggertak, memamerkan gigi mereka. Connor berada
di atas, tapi dia tidak bisa mendekati bagian tenggorokan
karena ditahan lengan Mason yang sangat panjang.
Aku memasang kuda-kuda dan bersiap-siap. Lalu aku
mengayunkan kakiku dan menendang Connor menjauh.
Cepat-cepat aku berlutut dan menikamkan tongkat itu ke
jantung Mason.
Dia bukanlah vampir, tapi sebuah tikaman menembus
jantung seharusnya sangat mematikan.
244
ENAM BELAS
Sungguh menyedihkan bahwa dalam kematiannya Mason
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berubah kembali ke wujud manusia. Dia terlihat sangat
polos, manis sekali. Tanpa kekerasan, tanpa sinisme, tanpa
obsesi.
Sebelum Connor berubah wujud kembali, dia melolong
di tengah malam tapi bukan lolongan kemenangan. Itu
adalah panggilan kepada yang lain. Dia sama sekali tidak
merasa senang atas kematian Mason, dan itu membuatku
semakin mencintainya.
Entah dari mana Kayla mendapatkan selimut, dia
sudah berlutut di samping Mason dan menutupi tubuh
Mason yang terbujur kaku itu dengan selimut. Dengan
sentuhan lembut dia menyisir rambut Mason ke belakang.
"Temukan kedamaian, Mason."
245
Pada musim panas lalu, mereka berdua berteman.
Obsesi Mason terhadap Shifter untuk mendapatkan for?
mula itulah yang telah menghancurkannya.
Dan itu membuatku bertanya-tanya apa bedanya
dengan diriku. Apakah dengan membiarkan obsesiku tidak
menjadi Shifter itu akan menghancurkan apa yang bisa
kumiliki bersama Connor? Benarkah aku menjadi tidak
egois jika melepaskan dia?
"Aku sudah menemukan Dr. Keane?atau apa yang
tersisa darinya," kata Rafe ketika dia dan Lindsey bergabung
dengan kami. "Agaknya dia korban pertama Mason."
Mungkin saja Mason tidak sadar telah membunuh
ayahnya, pikirku, sebab semua aspek kemanusiaan dalam
dirinya telah hilang, dan dia hanyalah seekor binatang buas
yang tidak bisa dikendalikan.
"Kasihan Mason," kata Kayla. "Aku lebih suka me?
mikirkan bahwa pada awalnya dia memang benar-benar
ingin melakukan sesuatu demi kebaikan umat manusia.
Kemampuan penyembuhan diri kita memang ajaib."
"Dia menjadi tamak," kata Lucas sambil melingkarkan
lengannya kepada Kayla. "Kita bisa menguburkan dia dan
Dr. Keane di Wolford."
Kayla menoleh padanya dan tersenyum. "Terima
kasih."
Sambil memelukku erat, Connor berbisik, "Apakah kau
akan baik-baik saja? Aku tahu, pertama kali membunuh
memang tidak mudah."
"Dia bisa membunuh kita."
246
"Tetap saja, itu tidak mudah."
"Sori tadi aku menendangmu."
"Nggak, kok. Aku yang sudah tak kuat lagi menahannya
lebih lama."
Kubenamkan wajahku di lekukan bahunya. "Aku ingin
pulang."
Ibuku masih belum pulang, sehingga Connor dan aku
pergi mencari dia. Lalu kami bertiga berjalan beriringan
menuju mobil ibuku. Ketika Connor dan aku hendak
masuk di tempat duduk belakang, dia berkata, "Hei, aku
bukan sopir. Kamu yang nyetir." Dia menyerahkan kunci
pada Connor.
Dia duduk di belakang sementara aku duduk di kursi
depan. Kurasa dia sudah mengaturnya agar Connor dan
aku tidak akan bisa duduk saling merapat di kursi belakang.
Ibu memang bermesraan dengan seorang lelaki Spanyol
saat dia berumur tujuh belas tahun, tapi dia tidak mau
anaknya melakukan hal yang sama.
Tapi tetap saja, Connor menggenggam tanganku,
kadang ibu jarinya mengelus telapak tanganku, dan aku
penasaran apa yang sedang dipikirkannya pada saat-saat
seperti ini. Aku masih belum tahu apa yang akan kulakukan
dengan hubungan ini. Aku terlalu lelah untuk berpikir
jernih. Kurasa dia juga begitu.
Sesampai di rumah, Connor menghentikan mobil. Aku
berusaha keluar dari mobil, tapi rasanya badanku tak mau
kompromi. Rasanya berat sekali. Atau barangkali tubuhku
247
terlalu lelah sampai-sampai tak mampu lagi mengirimkan
pesan ke otakku.
"Brittany?" Ibu menepukku.
"Aku baik-baik saja." Cukup mudah untuk melaku?
kan kebohongan sebab Connor sudah mendekat, mem?
bukakan pintu untukku, meraih tanganku, dan mena?
rikku keluar.
Aku lupa kalau dia dibesarkan dalam keluarga tradisional
yang bersopan santun dan melakukan hal-hal semacam
itu. Entah apa yang kupikirkan bisa sampai jatuh cinta
padanya. Kami sama sekali tidak memiliki kesamaan.
Lengannya merengkuhku, dan membimbingku ke arah
pintu. Ibu membuka pintu, lalu berbalik dan mengangkat
tangannya seperti polisi lalu lintas. "Lima menit saja."
Dia menutup pintu, meninggalkan kami dalam
kegelapan di beranda. Tiba-tiba lampu menyala.
"Apakah dia selalu begitu?" tanya Connor.
"Sebelumnya tak pernah ada lelaki dalam kehidupanku.
Mungkin dia berusaha mendapatkan kembali waktunya
yang hilang untuk menjadi pengawal anak gadisnya.
"Biar saja, nanti juga akan tenang sendiri." Aku harus
memaksakan setiap kata itu keluar dari mulutku.
Dia membelai pipiku. "Telepon aku kalau kau butuh
apa-apa."
Dia menunduk dan menciumku lembut sampaisampai aku hampir tak merasakannya. Lalu dia membuka
pintu dan mendorongku masuk. "Katakan pada ibumu dia
berhutang padaku beberapa menit sisanya."
248
Aku tertawa lemah saat dia menutup pintu. Aku
tetap berdiri di situ dalam waktu yang paling lama, mem?
bayangkan dia berjalan pulang. Rumahnya tidak jauh dari
rumahku. Waktu SMP dulu, aku suka berjalan memutar
melewati rumahnya sepulang sekolah, berharap bisa
melihat dia sekilas.
Mungkin aku akan berdiri di situ semalaman kalau ibu
tidak datang dan melingkarkan lengannya padaku.
"Ayo. Sudah kusiapkan mandi busa untukmu."
"Maukah Ibu membakar pakaian Monique?" tanyaku
saat dia menggandengku ke kamar mandi. "Aku tak mau
melihatnya lagi."
"Anggap saja sudah dibakar."
Saat melepaskan pakaianku, aku melihat beberapa
memar lagi. Ada beberapa luka gores, tapi tidak ada yang
akan berbekas. Lain halnya dengan goresan yang kudapat
ketika Mason mencakar lenganku. Yang ini mungkin akan
membekas.
Begitu kubenamkan tubuh dalam air hangat, rasanya
seperti menemukan surga. Tak ada yang rasanya begitu
nyaman?selain bersandar pada Connor. Bahkan di atas
lantai beton, meringkuk padanya rasanya sungguh menye?
nangkan.
Terdengar bunyi ketukan di pintu. "Brittany, boleh aku
masuk?"
"Ya, Bu."
Dia mengulurkan segelas anggur putih padaku.
249
"Aku belum dua puluh satu tahun," aku meng?ingat?
kan.
"Kadang-kadang, Sayang, kau lebih tua daripada yang
tertulis dalam akte kelahiranmu."
Aku menyesapnya. Rasanya manis dan mengalir lembut
di tenggorokanku. Mengirimkan kelegaan yang hangat ke
dalam pembuluh darahku.
Ibu berlutut di samping bak mandi. "Rileks saja
sekarang. Aku akan mencuci rambutmu."
"Bu, Ibu tak pernah lagi mencuci rambutku sejak aku
berumur enam tahun."
"Aku masih ingat caranya."
Dia menyiramkan air ke rambutku, menuangkan
shampo, dan mulai memijat kulit kepalaku. Ingin rasanya
membenamkan diri di air dan tidur selamanya.
"Jadi," dia memulai. "Kau dan Connor."
Nadanya halus.
"Mungkin. Entahlah, Bu."
"Aku suka padanya."
Aku tersenyum. "Maksud Ibu aku mendapatkan yang
tepat pada kesempatan pertama?"
"Itu bisa saja terjadi."
"Apakah ayahku yang pertama?"
"Mmm?iya."
"Ibu tidak pernah bertemu dengannya lagi?"
"Dalam mimpiku. Setiap malam."
"Apakah itu cukup, Bu?"
250
"Untukku, ya. Tapi aku mengharapkan lebih dari itu
untukmu."
Aku juga mengharapkan lebih untukku.
Setelah mandi, rambut dan kulitku nyaris mengerut.
Kuoleskan krim antibiotik pada luka gores di lenganku dan
membalutnya. Aku mengenakan celana pendek berbahan
katun lembut dan atasan tank top, mengucapkan selamat
malam kepada Ibu di depan pintu kamar tidurku?tidak
mampu mengingat kapan terakhir kalinya kami benarbenar meluangkan waktu untuk mengucapkannya?lalu
aku naik ke tempat tidurku. Tubuhku pun terbenam di
kasur.
Aku berusaha menutup pikiranku, tapi peristiwaperistiwa yang terjadi beberapa hari belakangan berkelebat
seperti putaran slide. Aku melihat Connor bertarung
melawan puma, kekagetan di wajahnya begitu tahu siapa
aku sebenarnya, Mason yang mengangkat suntikan.
Tusukan kayu itu. Bagaimana rasanya saat menembus
dadanya?
Aku ingin memusatkan pikiran pada saat-saat yang
baik: Connor menciumku, memelukku, melindungiku.
Namun bayangan-bayangan yang lebih buruk terus
bermunculan. Dadaku semakin sesak dan aku merasakan
air mata telah menggenangi pelupuk mataku. Aku merasa
seolah tercekik.
Terdengar suara ketukan di jendela. Kupandangi jendela
itu dan kulihat sesosok bayangan. Aku turun dari tempat
tidur dan menyibakkan tirai jendela. Connor tengah
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
251
berdiri di atas dahan pohon. Aku membuka jendela. "Apa
yang sedang kaulakukan?"
Dia merangkak masuk lewat jendela. "Sudah bermalammalam aku tidur bersamamu, dan sekarang aku tidak bisa
tidur tanpamu."
"Benarkah?"
"Aku serius." Dia menyentuh pipiku. "Aku hanya
berpikir mungkin kau butuh pelukan malam ini."
Air mata membanjiri mataku. Aku menggeleng. "Aku
tidak akan menangis, aku tidak akan menangis, aku tidak
akan?"
Dia menggendongku dan membawaku ke tempat
tidur. "Menangislah, tidak apa-apa, Brit. Beberapa hari ini
kita seperti di neraka."
Dia membaringkanku di atas tempat tidur, lalu ber?
baring di sampingku, dan memelukku. Air mataku tidak
mau berhenti, yang benar-benar membuatku marah
karena hidungku menjadi berair dan aku semakin tak bisa
menghirup aromanya.
"Baumu wangi sekali," kataku.
"Aku mandi. Mandi terbaik yang pernah kulakukan."
Aku menyusupkan tanganku ke dalam rambutnya.
Ujung-ujung rambutnya masih basah dan untaiannya
membelit jemariku.
"Senang rasanya semuanya sudah berakhir," bisikku.
"Aku juga. Menangislah sepuasmu, Brit. Ini akan
menjadi rahasia kita."
252
Sementara dia mengelus punggungku, aku menangis
lama dan keras. Isakan keras teredam begitu aku mem?
benamkan wajah ke dadanya. Semua ketakutan, teror,
dan kesedihan yang menumpuk beberapa hari ini tibatiba bobol. Dan saat yang tersulit adalah ketika aku
berpura-pura berani. Ketika aku berusaha untuk tidak
menunjukkan kepada Connor betapa takutnya aku pada
apa yang mungkin akan mereka lakukan padanya. Atau
pada apa yang akan dipikirkannya kalau dia tahu kenyataan
tentang diriku.
Aku menangis sampai bajunya basah dan mataku
bengkak.
Kurasa aku masih menangis sebelum akhirnya terlelap.
Suara ketukan di pintu membangunkanku.
"Oke, kalian berdua, sarapan sudah siap."
Aku terperangah. Aku masih berada dalam pelukan
Connor. Bagaimana?
"Jangan kaget begitu, Sayang. Aku punya indra
penciuman yang tajam, lho."
Aku tersentak. Aku tahu dia memanggilku sayang
hanya untuk membuatku jengkel.
Mendengar langkah kakinya di tangga, aku membe?
ranikan diri untuk memiringkan kepalaku ke belakang.
Connor tersenyum padaku.
"Tidur bersama yayang dan sarapan. Sungguh menye?
nangkan."
Aku menggigit dagunya. "Terima kasih yang semalam."
253
"Aku pernah mengalaminya, Brittany. Yang pertama
kali kubunuh adalah seekor beruang. Astaga, dia besar
sekali, tapi dia menyerang seorang pengunjung." Aku bisa
melihat kesedihan dalam matanya begitu mengingatnya.
"Beruang itu hanya lepas kendali. Dia tidak mau pergi."
Mungkin manusia tidak bisa memahami kesedihan
yang dirasakan oleh para Shifter ketika menjadi saksi
kematian seekor binatang, tapi sebagian diri mereka adalah
binatang, dan mereka juga bersedih meratapi kematian.
"Apakah kemudian rasanya semakin mudah?" tanya?
ku.
"Tidak, tapi kurasa aku juga tidak menginginkannya.
Kalau membunuh rasanya menjadi mudah, aku akan
menjadi seperti orang-orang yang dituntut oleh ayahku di
pengadilan."
Aku menyentuh pipinya. Hampir saja aku mengatakan
padanya sekali lagi kalau aku mencintainya, tapi entahlah,
apakah dengan mengulang?menegaskan?perasaanku
akan membuatnya terasa lebih berat ketika kami harus ber?
pisah. Aku menciumnya sebagai gantinya.
Lalu kami turun ke dapur.
"Lebih baik lagi kalau tidak terjadi apa-apa selain tidur
di kamar itu semalam," kata Ibu saat kami bergabung
dengannya di meja makan.
"Bu!"
"Tidak ada, kok," Connor meyakinkannya.
Sambil mengangguk, Ibu mengulurkan biskuit kepada
Connor. Aku sudah tak ingat lagi kapan terakhir kalinya
254
ibuku memasak sarapan. Biasanya kami mengurus diri
sendiri-sendiri.
"Ibu tidak perlu menyenangkan aku, Bu."
"Aku selalu masak kalau ada tamu. Tapi besok jangan
harap, ya."
"Penekuknya enak, Ms. Reed," kata Connor.
Aku menyipitkan mata padanya dan menggerakkan
bibirku, "Men-ji-lat." Dia mengedipkan sebelah matanya
padaku.
"Terima kasih, Connor. Lalu kau punya maksud apa
terhadap putriku?"
"Bu! Astaga. Itu sangat kolot. Orang tidak
menanyakan hal seperti itu lagi."
"Mungkin seharusnya mereka bertanya."
Connor tertawa. Dia benar-benar senang. Dia sudah
hendak mengatakan sesuatu, tapi bel pintu berbunyi.
"Biar kubukakan," kata Ibu, menaruh serbetnya ke
kursi dan melangkah ke pintu.
"Aku minta maaf," kataku sambil memutar bola mata?
ku.
"Jangan khawatirkan soal itu," dia mengetukkan gar?
pu ke piringnya. "Jadi maksud apa yang kauinginkan
dariku?"
"Connor, aku?"
Ibu melangkah masuk sambil membawa sepucuk
amplop hitam. Dia pucat pasi dan kurasa mungkin Ibu
telah kehilangan semua darahnya di pintu depan tadi.
"Bu?"
255
Dia terlonjak, seolah kaget. "Ini untukmu."
"Aku?" aku meraih amplop itu dari tangannya.
Nama??ku tertulis dengan tulisan emas yang anggun. Aku
membaliknya. Bukan amplop. Ini secarik kertas yang
keempat sudutnya dilipat ke tengah dan disatukan dengan
segel lilin berbentuk serigala yang menggeram. Aku
membukanya dengan hati-hati dan membaca apa yang
tertulis di dalamnya. Tiba-tiba semua udara terasa tersedot
keluar dari ruangan ini. Kepalaku terasa ringan.
"Brittany?" kata Connor sambil menggenggam tangan?
ku.
Aku menoleh ke arahnya, lalu ke arah ibuku, lalu kembali
ke arahnya. "Ini dari Dewan Tetua. Sebuah panggilan.
Besok mereka akan mengadakan sidang pengadilan untuk
memutuskan statusku sebagai Dark Guardian."
"Setidaknya mereka memberinya waktu beberapa hari
untuk memulihkan diri dari kejadian buruk yang kami
alami," kata Connor kepada ayahnya. Ayahnya adalah
seorang pengacara. Aku tahu Connor bercita-cita untuk
mengikuti jejaknya.
Saat ini, dia tengah mondar-mandir di ruang kerja
ayahnya. Seumur-umur aku belum pernah melihat buku
sebanyak ini?kecuali di perpustakaan.
Aku mulai terbiasa dengan kemarahan Connor ketika
dia menghadapi ketidakadilan.
Ayahnya sedang duduk di belakang meja. Dia kelihatan
sangat terhormat. Aku menduga-duga apakah Connor akan
256
mirip dengannya setelah tua nanti. "Para tetua biasanya
tidak melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan."
"Ayah bisa mewakilinya," kata Connor.
"Pengacara tidak diijinkan ikut campur."
"Lalu bagaimana?dia harus menghadapi mereka
sendirian?"
Ayahnya mengetuk-ngetukkan pena emasnya yang
tampak mahal itu ke meja. "Sidang akan melibatkan Dewan
Tetua dan para Dark Guardian. Mereka akan mendengarkan
bukti-bukti sebelum membuat keputusan."
Connor memandangku, yang tengah duduk di kursi
dekat jendela, dan tersenyum. "Jadi tidak ada yang harus
dikhawatirkan. Kalau para Guardian?"
"Connor, keputusanmu tidak boleh dilandasi emosi.
Harus dibuat setelah mendengarkan fakta-fakta dan
memutuskan apa yang terbaik bagi perkumpulan. Sebe?
narnya, Nak"?dia mengangkat sebuah amplop hitam
yang mirip dengan yang kuterima?"kau tidak boleh
melakukan kontak dengannya sampai persidangan selesai.
Kalau pagi ini kau ada di rumah, surat ini pasti sudah
sampai ke tanganmu dan kau akan memahami tanggung
jawabmu."
Connor memalingkan wajah dan menyilangkan lengan
di dadanya. "Sebelum membukanya, aku tidak tahu pasti
apa isinya."
"Hati-hati, Nak. Kalau kau melanggar kebijakan para
tetua, mereka akan mengusirmu dari sidang dan kau
257
akan menghadapi sidangmu sendiri. Mereka tidak suka
dibantah. Para Dark Guardian mungkin akan melindungi
kita, tapi para tetua-lah yang mengendalikan semuanya
dan mengambil keputusan paling akhir menyangkut semua
masalah."
Dengan lutut gemetar, aku berdiri, berjalan meng?
hampiri ayah Connor, dan mengulurkan tangan. "Boleh
kuambil?"
Dia menaikkan sebelah alisnya yang pirang sewarna
pasir ke arahku, tapi menyerahkan surat itu.
Kubawa surat itu kepada Connor. "Tak ada yang lebih
kuinginkan selain menjadi seorang Dark Guardian." Dan
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kamu. Tapi tidak akan adil baginya kalau kukatakan itu
padanya. Tidak sekarang. Tidak dengan apa yang akan
kami hadapi?yang akan kami hadapi secara terpisah.
"Kau tidak boleh mengabaikannya. Selain itu, aku ingin
kau hadir di sana besok."
Boleh dibilang dia kaget mendengar kata-kataku.
"Aku bisa melaluinya kalau kamu hadir di sana. Aku
akan mendapatkan kekuatan dengan kehadiranmu.
Dan kalaupun mereka memutuskan bahwa aku tidak
bisa menjadi Dark Guardian?dan jujur saja aku akan
memberikan suara tidak untukku?aku tetap akan bisa
bertahan. Jadi pikirkan pilihanmu. Ayahmu benar?
keputusanmu jangan dilandasi emosi. Perkumpulan yang
utama." Kuselipkan amplop itu ke dalam lengannya yang
terlipat.
258
Ketika aku melangkah keluar dari ruangan, dia tidak
berkata apa-apa. Dan aku tahu dia akan hadir di sana besok,
melakukan tugasnya sebagai Dark Guardian, memutuskan
nasibku.
259
TUJUH BELAS
Aku mengenakan celana panjang hitam, kemeja hitam,
dan jaket hitam. Seperti orang yang hendak menghadiri
pemakaman saja. Semoga bukan pemakamanku sendiri.
Ibu ingin menemaniku, tapi kurasa ada hal-hal yang
harus kuhadapi sendiri. Ini salah satunya. Aku selalu sadar
dengan tindakanku?mengaku-ngaku sebagai Shifter
pada?hal bukan, menyelinap ke dalam ruang penyimpanan
barang berharga, melakukan kebohongan dan pelanggaran
lainnya?itu semua ada konsekuensinya. Belum lagi semua
hal yang kukatakan kepada Mason. Kalau ada yang tahu
tentang rahasia yang kubongkar.
Aku belum menceritakan pada mereka tentang per?
jalananku ke ruangan hitam-putih, yang dekorasinya
260
menyimbolkan sesuatu yang menakutkan. Kebaikan dan
kejahatan. Connor bahkan tidak tahu-menahu tentang
apa yang kukatakan kepada Mason, semua yang terjadi
ketika aku tidak bersamanya. Tapi apa pun hukuman
atas semua pelanggaranku, aku sudah siap menerimanya.
Kalau diberi kesempatan kedua, aku akan melakukan
semuanya lagi?terutama kesepakatan yang kubuat
dengan Mason. Demi menyelamatkan Connor, aku rela
me?nye??rahkan nyawaku.
Aku pergi ke Wolford naik mobil ibuku. Rencananya
siang ini kami akan pergi membeli mobil?tak peduli apa
hasil sidang pagi ini. Setelah terbukti kalau aku tidak akan
pernah berjalan dengan empat kaki, Ibu memutuskan
untuk membelikanku mobil. Aku terima saja
Sekarang aku sedang menunggu panggilan untuk
memasuki ruang rapat. Aku mondar-mandir di depan
pintu, berusaha tidak memikirkan apa yang akan terjadi di
balik pintu itu. Aku telah menyiapkan pidato singkat, tapi
mungkin saja aku sudah kehabisan napas sebelum sempat
mengucapkannya. Akan jauh lebih mudah kalau mereka
memintaku untuk bergulat demi mempertahankan hakku
sebagai Guardian.
Pintu terbuka, dan sumpah, suaranya seperti letusan
senapan.
Lucas keluar dengan ekspresi seolah tadi pagi wajahnya
telah dipahat di batu. Aku sadar, ini pasti tak mudah bagi
mereka. Mengapa aku tak menghadapi saja kenyataan
tentang keadaanku setelah bulan purnama waktu itu?
261
Mengapa aku harus berusaha keras menyembunyikannya?
Cepat atau lambat rahasia pasti akan terbongkar.
"Kami siap membantumu," katanya bersungguhsungguh.
Sambil mengangguk, aku mengikutinya masuk dan
berdiri di tempat yang telah ditentukan. Di depanku, ketiga
tetua duduk di meja yang ditutupi kain hitam. Seperti
hakim, mereka juga mengenakan jubah hitam. Di samping
tetua Wilde tergeletak sebuah buku yang kukenal?buku
yang menyimpan naskah kuno. Jadi semuanya akan berjalan
sangat resmi. Aku pernah mendengar cerita bahwa pada
zaman dulu mereka memasukkan orang yang bersalah ke
dalam liang serigala betulan. Aku benar-benar berharap itu
bukan salah satu ritual kuno yang masih mereka pegang.
Di belakang mereka terdapat TV layar datar yang besar.
Aku mendapat firasat buruk.
Di setiap sisi meja, di setiap sudut, terdapat dua meja
panjang yang juga ditutupi kain hitam. Enam pelindung
duduk di satu meja dan lima di meja lainnya. Perutku
mengejang mendapati kenyataan bahwa kursi di samping
Connor dibiarkan kosong. Betapa ingin aku duduk di
sampingnya saat ini. Untuk pertama kalinya setelah sekian
lama, rambut Connor tersisir rapi, bukannya disisir dengan
jari seperti kemarin. Dia juga tidak membiarkan jenggot
pendek tumbuh mengotori wajahnya. Seperti Guardian
lainnya, dia juga mengenakan pakaian hitam. Setampan
penampilannya, aku juga merindukan kekasaran, tatapan
jangan-main-main-denganku yang menjadi ciri khas?
262
nya. Perutku agak melilit saat melihatnya?rapi dan
sempurna?melangkah ke dalam ruang pengadilan kelak
beberapa tahun lagi.
Tetua Wilde mengetukkan palu di atas sebilah papan
kayu, dan aku tersentak. Aku tidak segugup ini meng?
hadapi Mason. Namun waktu itu satu-satunya yang
kupertaruhkan hanyalah hidupku. Tapi sekarang, yang
kupertaruhkan adalah semua yang berharga untukku.
Semua yang membuat hidupku layak untuk dijalani.
"Pengadilan akan dimulai," katanya dengan suara yang
dalam, nyaring dan merdu yang menggema di dinding,
membuatku berpikir gemanya akan bertahan sampai
beberapa generasi. "Guardian Reed, kau dihadapkan ke
pengadilan ini atas tindakan dan kesalahan karena per?
buatan yang menyebabkan kekhawatiran besar bagi kita
semua menyangkut kemampuanmu untuk menjalankan
tugas secara efektif sebagai Dark Guardian, pelindung bagi
kaum kita. Silakan maju."
Aku mengikuti apa yang diperintahkan, tiga langkah
lebar yang kelihatannya membutuhkan waktu lama sekali
untuk melakukannya.
Dia menyorongkan buku kulit dan berlapis emas itu
kepadaku. "Apakah kau bersumpah demi naskah kuno ini
untuk menjawab semua pertanyaan dengan jujur?"
Aku menaruh telapak tanganku di atas buku itu. Aku
pernah menyentuh buku itu sebelumnya tapi tidak pernah
merasa begitu terintimidasi. "Aku bersumpah."
"Mundur."
263
Sekali lagi, aku mengikuti perintahnya. Aku tahu
sekarang bukan saatnya untuk melawan, walaupun kupikir
mereka menjadi agak terlalu berlebihan. Menurutku ini
bisa diselesaikan secara adil dan cepat.
Apakah kau Shifter?
Bukan.
Pergi kamu dari sini.
Tapi para tetua rupanya berpikir harus mengulur
waktu.
"Apakah purnama yang lalu dinyatakan sebagai bulan
perubahanmu?" tanya Tetua Wilde.
"Ya."
"Apakah kau menghadapinya sendirian?"
"Ya."
"Apakah kau berubah?"
Aku melirik Connor sekilas. Dia mengangguk tak
kentara. Itu sudah cukup untuk menguatkan ketetapan
hatiku agar tidak gemetar ketakutan menghadapi kenya?
taan. "Tidak."
"Apakah kau memberi tahu para Shifter kalau kau
berubah?"
Aku mengernyitkan dahi. "Kurasa aku tidak pernah
benar-benar mengatakan aku berubah, tapi mungkin aku
membuat kesan bahwa aku berubah."
"Apakah kau Shifter, Guardian Reed?"
Terlepas dari rasa cinta dan hormat kepada ibuku,
dan pilihan yang telah dibuatnya, aku mengangkat dagu
seangkuh mungkin. "Bukan, aku manusia."
264
Salut untukku. Suaraku tidak bergetar.
"Apakah kau sadar bahwa hanya Shifter yang boleh
bertugas sebagai Dark Guardian?"
"Ya."
"Kau tidak berniat memberitahukan kepada para tetua
tentang kekurangan ini?"
"Aku malu."
"Apakah kau memasuki ruang penyimpanan barang
berharga tanpa ijin untuk mencari sesuatu di dalam naskah
kuno keramat ini?"
"Ya."
"Apakah kau tertangkap oleh Bio-Chrome?"
Tadinya kuharap mereka tidak menanyakan itu.
Tatapanku beralih ke layar datar, sebelum kembali me?
mandang Tetua Wilde. "Ya."
Dia menggangguk. Tetua Mitchell berbalik di tempat
duduknya dan mengarahkan remote ke TV. Setelah TV
menyala, nampaklah Connor dan aku kembali ke kurungan
tepat setelah serangan puma. Aku sedang memeluk Connor
di pangkuanku, membentak Mason.
Hal pertama yang terpikir olehku adalah aku terlihat
jelek sekali! Rambutku kusut berantakan, mataku terlihat
liar, wajahku tercoreng debu. Bagaimana Connor bisa
tahan memelukku?
Sungguh menyakitkan mendengar aku melakukan
tawar-menawar dengan Mason, bahkan lebih sakit lagi
melihat Connor berbaring pucat dan tidak bergerak.
265
Tayangan itu tiba-tiba terpotong dan beralih ke
ruangan hitam-putih. Aku baru saja mandi. Aku terlihat
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seperti pengkhianat.
Sambil berdiri di ruang rapat saat ini, aku berusaha keras
untuk tidak bergerak ketika melihat Mason mencecarku
dengan pertanyaan-pertanyaan yang kujawab dengan suara
datar tanpa emosi. Mataku bahkan terlihat hampa. Harus
menanggung semua ini lagi merupakan hukuman yang
tidak lazim dan kejam. Di mana Amnesti Internasional
saat aku membutuhkan mereka?
Video itu terus berputar sampai ke bagian yang paling
buruk dari siksaanku.
"Ayolah, Mason. Biarkan aku kembali. Aku sudah
mengatakan semua yang kutahu."
"Semuanya?"
"Semuanya."
"Lalu apa lagi yang bisa kautawarkan?"
Melihat sikapku yang tenang dan terkendali itu
mendatangkan rasa panik. Aku bisa melihat pikiranku
tengah mencari-cari sesuatu. Aku tahu bahwa aku telah
menemukannya saat melihat bahuku terkulai. Lalu aku
duduk tegak di sofa putih sialan itu.
"Pada titik tertentu, kau pasti ingin mengujicobakan
serummu atau apa pun itu pada manusia."
Dia menyeringai. "Apa kau mau menjadi sukarelawan?"
Aku menelan ludah. "Ya."
266
"Biar kupastikan aku menangkap maksudmu dengan
benar?kalau aku membawamu kembali ke kurungan,
saat serumnya telah sempurna, dengan sukarela kau akan
mengijinkan aku menyuntikannya padamu?"
"Ya, asalkan kamu berhenti bicara, karena aku sudah
jemu mendengarmu bicara."
"Aku akan membutuhkan laporan penuh tentang semua
yang kaualami, semua yang kaurasakan."
"Kau akan mendapatkannya."
Melihat seringai kemenangan yang penuh kepuasan di
wajah Mason, aku melihat lagi di layar apa yang kukenali
di ruangan terkutuk itu?aku telah memberi apa yang
benar-benar diinginkan Mason selama ini. Manusia sebagai
kelinci percobaan.
Syukurlah TV itu tiba-tiba menjadi gelap. Penyiksaan
telah berakhir. Semua orang tahu bahwa kebohonganku
tentang menjadi Shifter merupakan pelanggaranku yang
paling ringan. Aku tak kuasa memandang Connor. Aku
tidak sanggup. Aku tak pernah ingin dia sampai tahu apa
yang sebenarnya terjadi ketika aku tidak bersamanya.
Aku telah mengkhianati semua yang telah diperjuangkan
olehnya dan para Dark Guardian. Melindungi kaum
mereka.
"Apakah kau punya pembelaan atas ketakpedulianmu
pada tradisi dan peraturan secara terang-terangan, dan
kesediaanmu untuk berkomplot dengan musuh?" tanya
Tetua Wilde.
267
Berkomplot? Siapa yang masih menggunakan kata-kata
itu? Aku membuka mulutku?
"Jika para tetua berkenan, aku ingin mengatakan
sesuatu," kata Connor.
Ketiga tetua itu menoleh ke arahnya. "Para tetua ber?
kenan, Guardian McCandless."
Connor berdiri, tatapannya tertuju kepada para tetua
seperti predator yang bermaksud mengancam mangsanya
supaya menyerah. "Aku sudah lama mengenal Brittany."
Dia menggeleng. "Bukan, aku belum mengenal dia. Aku
melihatnya. Berlatih, berlari. Membawa para pengunjung
ke hutan. Barulah ketika kami tertangkap oleh BioChrome, aku benar-benar mengenal dia. Anda hanya
menonton potongan yang sangat pendek dari waktu kami
bersama Bio-Chrome. Selama berhari-hari kami dipenjara,
ditinggalkan sendiri tanpa tahu apa yang terjadi. Dia tidak
pernah patah semangat, tak pernah mengeluh. Kadangkadang bahkan dia membuatku tertawa.
"Dia berani. Mereka melepaskan seekor puma di
kurungan kami untuk memaksa kami berubah. Dia tidak
bisa. Tapi aku berubah. Dia sama sekali tidak gemetar
ketakutan di pojok. Dia mengerahkan kekuatannya dan
tendangannya yang kuat untuk mengalihkan perhatian
puma itu, sehingga aku mendapatkan keuntungan.
"Dia banyak akal. Saat Mason menyerang kami di
hutan, aku berubah, tapi sekali lagi, dia tidak bisa. Aku
sudah menjepit Mason, tapi aku tidak bisa menyudahinya.
Brittany menendangku?menendangku?dari Mason agar
268
dia bisa mencapai dan menusuknya dengan senjata yang
dibuatnya.
"Dia setia. Saat mereka membawanya pergi dan menolak
untuk mengembalikannya, dia membuat perjanjian dengan
setan itu agar bisa kembali padaku, kembali ke penjara
kami, sehingga aku tidak sendirian. Anda baru saja melihat
interogasinya. Dia tidak membeberkan semua rahasia
kepada Mason untuk membantunya, yang benar-benar
mengkhianati kita.
"Ya, kita memang memiliki kemampuan untuk ber?
ubah wujud menjadi serigala, tapi kita bukan serigala.
Kecerdasan kita, keberanian kita, dan kesediaan kita untuk
mengutamakan orang lain yang membuat kita berbeda
dari binatang. Tak ada yang lebih mengabdikan diri untuk
melindungi Shifter daripada Brittany. Dark Guardian
atau bukan, dia adalah pasanganku. Aku menyatakan dia
sebagai pasanganku."
Aku mendengar suara napas tertahan. Dan yang paling
keras adalah dariku. "Tidak, Connor! Kau tidak tahu apa
yang akan mereka putuskan. Mereka bisa mengasingkanku,
mereka bisa?"
Mata birunya yang indah menatapku. "Aku tak peduli
apa yang akan mereka putuskan, Brittany. Kaukatakan
padaku bahwa tak ada yang lebih kauinginkan selain
menjadi Dark Guardian. Tak ada yang lebih kuinginkan
selain dirimu."
Aku merasakan mataku panas.
Aku tidak akan menangis. Aku tidak akan menangis.
269
"Connor, aku bohong. Ada sesuatu yang lebih ku?
inginkan daripada menjadi Dark Guardian. Kamu."
Dia tersenyum puas. "Aku memang berharap kamu
merasakan itu. Kamu adalah pasanganku?kalau kamu
juga memilihku."
Dalam sekejap dia nampak ragu apa kiranya jawabanku.
Aku tak pernah lebih menginginkan hal lain. "Aku
memilihmu."
Matanya memancarkan cinta, kehangatan, dan
kebahagiaan, sehingga hal-hal lain yang kuhadapi pagi
ini rasanya tak penting lagi. Mereka boleh mengusirku,
mengasingkanku, mengirimku ke bulan, dan aku akan
menerimanya dengan senang hati.
"Ada lagi yang ingin kautambahkan, Guardian
McCandless?" tanya Tetua Wilde.
"Tidak, Sir."
Tetua Wilde mengangguk dan Connor duduk.
"Adakah yang ingin kaukatakan dalam pembelaanmu,
Guardian Reed?" tanya Tetua Wilde.
"Aku tidak pernah bermaksud membahayakan siapa
pun. Aku benar-benar hanya berpikir bisa melaksanakan
tugasku walaupun aku tidak bisa berubah. Tapi aku juga
tahu kalau aku mengatakan yang sebenarnya tentang
keadaanku, aku tidak akan diterima. Aku hanya mengenal
kehidupan di tengah para Shifter, jadi mungkin aku tidak
seberani seperti yang dipikirkan Connor. Aku tidak ingin
diusir. Tapi aku akan menerima keputusan dari pengadilan
ini."
270
Aku menghela napas dalam. Jauh di dalam benakku,
kurasa terlalu sedikit yang kukatakan, masih banyak lagi
yang seharusnya kukatakan.
Tetua Wilde menatapku. "Pertanyaan di hadapan
pengadilan adalah mungkin atau tidak, mengingat tin?
dakanmu, kau bisa bertugas sebagai Dark Guardian.
Sebelum kita membahas lebih jauh, aku ingin menambahkan
sesuatu. Jawaban yang sedang kaucari dalam naskah kuno.
Mungkin aku sudah menemukannnya."
Ini sangat mengagetkan, mungkin jauh lebih menga?
getkan daripada kalau dia tiba-tiba mengumumkan bahwa
dirinya juga bukan Shifter. "Anda bahkan belum tahu
pertanyaannya."
Dia tersenyum ramah padaku. "Aku menjadi tetua
senior tentu ada alasannya."
Aku bahkan tak yakin masih ingat pertanyaan itu.
Begitu banyak yang terjadi, dan sekarang aku tahu aku
tidak akan pernah bisa berubah, jadi pastinya Tetua Wilde
belum tahu rahasia tentang dilema itu. "Baiklah, apa
jawabannya?"
"Pertama, jawab pertanyaanku ini: apakah kau siap
untuk menghadapi keputusan ini?"
Aku menelan ludah dengan susah payah, aku meng?
angguk. "Ya, Sir."
Dia melipat tangannya di atas buku kuno bersampul
kulit itu seolah memiliki kemampuan untuk membaca
isinya melalui osmosis. "Naskah kuno ini menyebut-nyebut
seorang perempuan berhati serigala, tapi tidak memiliki
271
kemampuan untuk berubah. Dikatakan bahwa melalui dia,
manusia dan Shifter akan dipersatukan. Mungkin kaulah
perempuan itu, Brittany Reed, mungkin juga bukan.
Tapi Dewan Tetua tidak bisa menyangkal kau berhati
serigala. Ini semua bergantung pada Dark Guardian untuk
memutuskan apakah kau pantas atau tidak untuk berdiri
di samping mereka. Karena kamu adalah pasangannya
yang sudah diumumkan, maka Guardian McCandless
tidak boleh memberikan suara."
Aku melihat rahang Connor mengeras. Tapi karena
hanya itu reaksi yang ditunjukkannya, aku menyimpulkan
dia sudah tahu apa konsekuensi yang harus ditanggung
dari pernyataannya.
"Kita akan melakukan pemungutan suara," kata Tetua
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wilde.
Lucas berdiri. "Setuju."
Kayla. "Setuju."
Rafe. "Setuju."
Lindsey. "Setuju."
Keempatnya sudah kuduga.
Daniel berdiri. "Setuju."
Aku sudah mendapat setengah suara.
Lima lagi guardian yang berdiri. "Setuju."
Aku tahu Dark Guardian tidak menangis, tapi semua
kedipan di dunia ini tidak akan mampu mencegah setitik
air mata yang bergulir ke pipiku. Aku membiarkannya,
tidak berusaha menghapusnya, karena aku tidak mau
memedulikannya.
272
"Keputusan sudah dibuat. Brittany Reed, kau akan
tetap menjadi Dark Guardian."
Lututku lemas sampai kurasa aku hendak jatuh ter?
duduk. "Terima kasih, Sir. Aku tidak akan mengecewakan
para Shifter."
Dia tersenyum. "Menurutku kau tak akan menge?
cewakan, Brittany. Kau juga harus tahu bahwa para
tetua sebenarnya sudah tahu kalau kau tidak memiliki
kemampuan untuk berubah wujud."
Aku tidak tahu apakah harus marah atau kaget. "Tapi
Anda berusaha mencarikan pasangan untukku."
"Agar kau tidak sendirian ketika menghadapi
kenyataan."
"Kenapa Anda tidak mengatakannya saja padaku?"
"Perubahan tidak hanya melibatkan jasmani. Itu lebih
menjadi sebuah perjalanan hati, jiwa, dan pikiran. Kau
masih harus melewati jalan untuk sampai ke situ."
"Pagi itu di ruang arsip, Anda menjebakku."
"Kami mengujimu."
Aku merasa mereka masih mengujiku, jadi aku
mengatupkan mulutku rapat-rapat.
Sambil tersenyum, seolah bisa membaca pikiranku, dia
berkata, "Pengadilan ini sudah berakhir." Dia memukulkan
palunya dengan ketukan keras.
Kursi-kursi didorong ke belakang, dan aku tahu para
Guardian akan mulai menghampiriku untuk menyam?
butku, tapi hanya seorang yang kuinginkan. Dia menyam?
273
butku, melingkarkan lengannya, mengangkatku, dan
tertawa. Suaranya sangat hangat dan bahagia.
"Apakah kau yakin, Connor? Apakah kau yakin
menginginkan aku sebagai pasanganmu?"
"Belum pernah aku seyakin ini."
"Tapi denganku kau tidak akan pernah mengalami
perubahan pertama bersama pasangan, merasakan ikatan
yang tercipta."
Matanya membara, tapi suaranya menggoda. "Masih
banyak hal pertama lain yang akan kita alami bersama, cara
lain untuk menciptakan ikatan."
Lalu dia menciumku?di depan Guardian lain dan
para tetua?tapi aku tak peduli kalau seluruh dunia tahu.
Pada akhirnya, aku memiliki pasanganku. Tapi lebih dari
itu, aku memiliki Connor.
274
DELAPAN BELAS
Malam itu kami semua bertemu di Sly Fox: Lucas, Kayla,
Rafe, Lindsey, Connor, dan aku.
Kami duduk di pojok yang berbentuk tapal kuda,
makan pizza, dan minum root beer. Untuk pertama kalinya
setelah sekian lama, aku benar-benar merasa terlibat,
menjadi bagian dari perkumpulan. Ketegangan yang
kualami terhadap Lindsey selama musim panas karena
hubungannya dengan Connor mencair sudah. Dan aku
ingin segera mengenal Kayla lebih dekat. Dia pun akan
mulai ikut lari pagi denganku.
"Kau benar-benar mengambil risiko dengan men?
diskualifikasikan dirimu," kata Lindsey kepada Connor.
"Bagaimana kalau hasil pemungutan suaranya seimbang?"
275
"Ayahku menasihatiku bahwa kalau aku mengingin?
kan Brittany tetap menjadi Dark Guardian, aku harus
bisa meyakinkan mereka bahwa dia pantas menerima
pengorbananku. Menyerahkan satu suara? Itu hal kecil."
Dia meraih mug root beernya dan tatonya yang baru
terlihat mengintip dari balik bajunya yang tanpa lengan.
Kuelus tato itu. Tadi siang, ketika aku keluar untuk
membeli mobil bersama ibuku, dia pergi menghapus
tato yang melambangkan nama Lindsey. Aku tidak
meng??inginkan cerita lengkapnya, karena pasti prosesnya
sangat menyakitkan, sehingga harus berubah wujud
untuk menyembuhkannya. Lalu dia mentato namaku
dalam simbol Celtic di pundak kirinya. Karena tintanya
dimasukkan ke lapisan kulit kedua, sementara luka
yang timbul saat proses pentatoan akan sembuh selama
perubahan, tintanya akan tetap seperti rancangan asli
seperti yang ditanamkan.
"Kudengar Shifter laki-laki harus selamanya menyan?
dang nama pasangan yang dipilihnya pertama," kataku.
"Legenda," katanya sambil mengecupku sekilas.
"Intinya, laki-laki diajar untuk tidak membuat ke?
putusan terburu-buru menyangkut pasangan mereka,"
kata Lindsey.
"Ya, mungkin para gadis juga harus memikirkannya
baik-baik," goda Connor.
"Tak bisa kubantah." Dia merapat manja pada Rafe.
"Kalau begitu, ceritakan pada kami tentang mobilmu,"
kata Kayla.
276
Aku tidak bisa menahan senyum ceriaku. "Ibu bilang,
mobilku harus mencerminkan penampilanku yang liar,
jadi dia membelikanku sebuah Mustang merah."
"Waaah!" seru Kayla. "Keren, sobat. Kau akan menjadi
gadis paling keren di sekolah pada musim gugur ini."
"Oh, aku bisa berjalan kaki ke sekolah. Mungkin nanti
akan lebih sering kupakai untuk mengunjungi Connor di
tempat kuliahnya. Mobil itu akan cukup cepat membawaku
ke sana."
"Sebaiknya kamu menyetir pelan-pelan saja," Connor
mengingatkan. "Tanpa kecelakaan."
Aku tahu dia khawatir karena aku tidak punya kemam?
puan untuk menyembuhkan diri. Kaum kami?kaum
mereka?cenderung ceroboh, karena hanya luka fatal yang
benar-benar akan menjadi masalah. Namun manusia hidup
akan semakin tua juga. Bagaimanapun, aku harus mencari
dokter baru, karena satu-satunya dokter yang dikunjungi
Shifter adalah dokter anak. Anak-anak tidak memiliki
kemampuan untuk berubah dan juga menyembuhkan
diri.
"Hei!" sebuah pitcher root beer berdentam membentur
permukaan meja kami. "Senang rasanya semua berjalan
lancar."
Aku tersenyum kepada Daniel. "Terima kasih atas
suaramu pagi tadi."
"Aku tidak pernah menaruh dendam walau sudah
ditolak."
"Aku nggak menolakmu, lho."
277
"Silakan duduk," undang Connor.
"Kita harus mencarikan pasangan untukmu," kata
Kayla kepada Daniel.
"Yah, tapi jangan melakukannya dengan gaya lama
mengundi-sebuah-nama-dari-dalam-topi. Itu tidak akan
berhasil," katanya sambil nyengir.
Aku melirik Connor. "Bukannya kamu bilang
mangkok?"
"Memang ada bedanya, ya?" tanyanya sambil meling?
karkan lengannya padaku.
"Tidak." Aku merapat manja padanya, selalu kagum
dengan betapa serasinya kami.
"Jadi?" desak Lucas. "Ada yang mau berlari dengan dua
kaki di bawah cahaya bulan?"
278
SEMBILAN BELAS
Langit malam begitu cemerlang dengan begitu banyaknya
bintang, seolah seseorang telah menebarkan berlian dalam
kegelapan. Bulan purnama bersinar terang dan sangat dekat
untuk mencium Bumi. Saat aku berlutut di atas rumput
yang diselimuti embun, tak kulihat awan seberkas pun.
Kuhirup napas dalam, dan tercium olehku aroma bunga liar
yang terhampar di permukaan tanah. Pepohonan berdesir
dipermainkan semilir angin ketika aku menunggu.
Aku berada di tempat yang oleh para Shifter disebut
air terjun. Mungkin ini tempat yang paling romantis di
dalam hutan. Aku bisa mendengar suara air yang tercurah
dari tebing dan meluncur ke kolam di bawahnya. Di
belakang tirai air terjun itu terdapat gua tempat kami
279
menyimpan perbekalan yang diperlukan ketika seseorang
membutuhkan tempat berlindung. Tapi yang paling sering,
para lelaki membawa pasangan mereka ke sini untuk
menjalani perubahan pertama mereka. Setelah itu mereka
pergi ke dalam gua untuk menghabiskan malam pertama
kebersamaan mereka.
Malam sebelumnya, Connor dan aku pernah tidur
bersama dengan saling berpelukan. Beberapa kali kami
terbangun keesokan harinya dalam pelukan satu sama
lain.
Apa yang kami lakukan malam ini lebih simbolis.
Connor ingin berbagi sebuah ritual yang sama-sama belum
pernah kami alami. Dan karena ini tidak akan seperti
apa yang dilalui oleh para Shifter lainnya, apa yang di?
rencanakannya kelihatan sempurna untuk kami.
Aku mengamati bulan yang naik semakin tinggi di
langit malam. Cahaya bulan membasuhku. Aku tergelitik,
tapi bukan oleh bulan yang menimbulkan sensasi menye?
nangkan. Perasaan itu lebih sebagai buah kesabaran untuk
Dark of The Moon Dark Guardian 3 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menunggu pasangan sejatiku.
Saat bulan mencapai titik puncaknya, aku menurunkan
pandangan ke arah pepohonan yang berjajar di perbatasan
tanah lapang. Seekor serigala cokelat keemasan menunggu
di pinggirnya. Cahaya bulan berkilauan menerpa bulunya
saat dia melangkah keluar.
Dia kuat dan gagah saat melompat mendekatiku, mata?
nya menatap mataku. Di dalam mata Connor aku melihat
segenap cinta yang dirasakannya untukku.
280
Saat dia berhenti di hadapanku, kususupkan jemariku
ke dalam bulunya dan memeluknya. Aku berharap dia
mendengar detak jantungku dan memahami bahwa kede?
katannya membuat jantungku berdetak semakin cepat.
Bahwa saat aku bersamanya, aku selalu merasa seolah
sedang berlari, selalu merasa terengah-engah seperti baru
selesai berolahraga.
Dia menjilat daguku dan aku tertawa.
Kuulurkan tangan untuk meraih sebuah jubah hitam
yang biasanya dipakai oleh kaum lelaki saat dia mem?
bantu pasangannya menyambut perubahan pertama.
Kusampirkan jubah itu ke tubuh serigala, yang dalam
sekejap mata menghilang dan digantikan Connor yang
berlutut di hadapanku.
Bagi sebagian besar Shifter, ikatan terjadi saat manusia
menjadi serigala. Tapi bagi kami, ikatan itu justru terjadi
saat kami berdua dalam wujud manusia. Seperti para
leluhurku, kami melewati tata cara manusia untuk men?
dapatkan pasangan: saling jatuh cinta.
"Aku pernah mengatakan pada Lindsey bahwa Shifter
paling indah saat berwujud serigala. Dia pikir aku ini sudah
gila, karena menurutnya sama saja. Aku tidak mengerti."
Aku menyentuh pipinya. "Aku selalu berpikir kamu indah
sekali dalam wujud serigala, tapi sekarang aku memilih
kamu seperti ini."
Dia menoleh dan mencium telapak tanganku. "Aku
hanya akan berubah menjadi serigala kalau terpaksa?
untuk melindungi perkumpulan."
281
"Apakah menurutmu masih ada bahaya yang meng?
ancam? Mason sudah mati. Kudengar Bio-Chrome sudah
tidak punya dana lagi. Para penanam modal mungkin
sudah sadar kalau penelitian itu terlalu berbahaya setelah
apa yang menimpa Mason dan Dr. Keane. Tentunya kita
sudah aman sekarang."
"Selalu ada bahaya bagi kita, Brittany. Dark Guardian
akan selalu dibutuhkan."
Dia membantuku berdiri dan aku tidak ingin lagi
memikirkan tentang musuh yang mungkin bangkit lagi
dan datang mengancam kami.
"Aku tidak merasa tersinggung, kok, kalau kau berubah
wujud. Kau bisa menjadi serigala kapan pun kau mau. Aku
tetap mencintaimu."
Dia tersenyum lalu menciumku, hangat dan lembut.
Bulan memandang kami, memberikan restunya.
vi
Tamat
Dewi Ular Korban Kutukan Pendekar Seratus Hari Karya S D Liong Pendekar Naga Geni 20 Berakhir Di Ujung
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama