Shadow of The Moon Dark Guardian 4 Karya Rachel Hawthorne Bagian 4
Lalu, karena aku tetap diam, kuduga dia merasa ter?
dorong untuk menambahkan, "Aku bukan serigala."
Aku mengangguk, berkedip, tahu kata pertamaku akan
sangat penting, tapi aku tidak yakin harus mengatakan apa,
dan yang akhirnya kukatakan bahkan mengecewakanku
saat terdengar bergema di sekeliling kami. "Ya, aku baru
saja mengetahuinya."
"Dan ini mengganggumu."
"Nggak, aku aku cuma nggak menduganya. Malam
itu di hutan, kamu yang sedang menggosok punggungmu
di pohon."
198
"Ya, punggungku gatal."
"Lalu kenapa kamu nggak mengatakannya padaku?"
"Karena sebelum kejadian itu, kamu baru bilang?
lagi?kalau kamu nggak akan menerimaku sebagai pasan?
ganmu. Kupikir kalau kamu tahu aku sebenarnya nggak
sejenis denganmu, itu nggak akan memberiku keuntung?
an apa?apa. Aku?" Dia melihat ke atas, seakan berjuang
untuk menemukan kata?kata yang tepat. Lalu dia menu?
runkan tatapannya kembali padaku. "Aku sudah bilang
aku menawarkan diri untuk mencarimu. Pertama kali aku
melihatmu, aku tergugah. Ya, para tetua memilihku untuk
menjadi pasanganmu, tapi hanya karena aku mengajukan
diri sebelum yang lain sempat melakukannya."
Air mata menggenang di pelupuk mataku. Aku tidak
pernah merasa begitu kehilangan kata?kata.
"Aku tahu kamu nggak merasakan hal yang sama
saat pertama melihatku," katanya. "Kupikir kalau kamu
mengenalku, melihat kesamaan kita, apa yang berbeda di
antara kita nggak akan menjadi masalah."
Aku begitu terharu saat memikirkan Daniel telah
banyak berpikir tentang hal itu, bahwa dia begitu meng?
inginkanku. Aku memikirkan saat?saat dia menyentuh dan
mengulurkan tangannya padaku.
Aku menggelengkan kepalaku dengan tegas. "Memang
bukan. Kamu bertransformasi menjadi macan kumbang
bukan sebuah masalah. Menurutku kamu indah."
Aku tidak yakin, tapi kurasa dia merona.
"Apa itu sebabnya aku nggak bisa merasakan emosimu?
Karena kamu berasal dari jenis yang berbeda?" tanyaku.
199
"Aku nggak tahu. Mungkin."
Aku sudah tahu ada sesuatu yang berbeda dari dirinya,
tapi aku tidak pernah menduga ini.
"Siapa yang tahu?" tanyaku. "Kalau kamu bukan seri?
gala?"
"Setahuku, nggak ada. Para tetua mungkin curiga, tapi
mereka nggak pernah bilang apa?apa. Aku berusaha keras
untuk nggak membiarkan siapa pun melihatku berubah
wujud."
"Kenapa? Kenapa kamu merahasiakan ini dari semua
orang?"
"Kami nggak seperti kalian," katanya sambil meng?
gelengkan kepala. Dia bersandar ke belakang, merentangkan
tangannya, dan memegang pinggiran kolam. "Kami nggak
hidup berkelompok. Kami nggak hidup berpasangan.
Serigala bersatu dan bertarung untuk sesama. Kami meng?
ambil karakteristik spesies kami. Macan kumbang hitam,
macan tutul?nama apa pun yang kalian berikan pada
kami?kami penyendiri. Kami nggak mencari sesama.
Datang kemari sebenarnya melawan sifat dasarku."
"Lalu kenapa kamu tinggal?"
Dia mendongak, mengamati langit?langit batu, se?
akan ada jawaban di sana. Ketika dia kembali meman?
dangku, aku tidak bisa berpaling, walau aku mengingin?
kannya.
"Karena kami sangat penyendiri, hanya tinggal sekitar
selusin dari kami yang hidup. Tapi kamu nggak akan
menemukan kami dalam daftar spesies yang terancam
200
punah. Kupikir kalau aku datang kemari, kalau aku
mengamati cara serigala bekerja sama, aku bisa mempelajari
cara untuk menyatukan kaumku, mendapat cara untuk
memastikan bahwa sebagai Shifter, kami akan bertahan."
Aku tersenyum padanya. "Dan ternyata, kamu malah
hampir mendapati dirimu berpasangan dengan serigala."
"Aku nggak mau hampir, Hayden. Aku ingin ini ter?
jadi."
Air mata menggenang di pelupuk mataku. "Aku nggak
bisa. Apa kamu nggak mengerti? Kalau nggak ada masalah
Harvester ini?" Apa yang lebih buruk? Untuk mengetahui
kalau tidak ada Harvester, aku akan menerimanya dengan
satu detak jantung atau mengetahui bahwa aku tidak akan
menerimanya dalam keadaan apa pun? Aku sangat ingin
bersamanya. Tapi waktunya tidak tepat.
"Aku nggak takut dengan apa yang mungkin terjadi
besok malam," katanya.
"Tapi, aku iya. Dan kamu bodoh kalau nggak merasa
takut."
"Itu sebabnya kamu butuh pasangan. Untuk ada di
sana bersamamu. Sepenuhnya. Kurasa kamu adalah orang
yang paling menakjubkan yang pernah kutemui. Kalau
kamu menerimaku sebagai pasanganmu, aku berjanji akan
mengikuti tradisi kaummu dan setia padamu."
"Daniel, aku nggak bisa memutuskannya sekarang,"
gumamku. Dia cukup peduli padaku untuk membahaya?
kan hidupnya dan aku cukup peduli padanya untuk tidak
membiarkannya melakukan itu.
201
"Apa kamu takut dengan diriku yang sebenarnya?"
tanyanya.
Aku terkesiap dan hampir terlonjak dari kolam. "Astaga,
nggak. Kenapa kamu berpikir begitu?"
"Aku nggak seperti yang biasa kamu temui."
"Dan apa kamu sudah bertemu banyak cewek yang
merasakan emosi orang lain?"
Dia nyengir. "Nggak. Sejujurnya kukatakan padamu,
aku nggak pernah bertemu seorang pun seperti dirimu."
Dan kurasa yang dia maksud lebih dari kemampuan
yang kumiliki, dengan kata lain, dia sedang memujiku. Dia
menyingkap begitu banyak tentang dirinya padaku. Itulah
yang selalu kuinginkan dari seorang cowok. Aku tidak
menyangka akan sesulit ini. Karena kalau aku memberinya
alasan untuk berpikir kami bisa bersama, kalau aku
memberi dorongan padanya, aku bisa kehilangan dirinya
besok. Apa lebih baik kehilangan dia malam ini? Untuk
menolak pernyataan perasaan hatinya?
Mungkin. Tapi tidak saat ini. Belum. Aku menginginkan
lebih banyak waktu bersamanya. Tapi tidak di sini.
"Kurasa aku mulai kedinginan," kataku. "Apa kita bisa
keluar sekarang?"
"Tentu. Aku akan pergi dulu dan menunggumu di sisi
lain gua." Dia mulai menyelam.
"Daniel?"
Dia berhenti dan menoleh padaku.
Aku menelan ludah dengan susah payah. "Nggak ada
bedanya bagiku kamu berubah menjadi apa. Well"?aku
202
memutar bola mataku?"Aku mungkin bakal ketakutan
kalau kamu berubah jadi tikus atau apa, tapi aku me?
nyukaimu. Sangat menyukaimu.
"Walaupun aku memaksamu kembali ke tempat yang
nggak kamu inginkan?"
Sebelum aku bisa menjawab, dia menyelam ke dalam
air dan muncul dari kolam dalam wujud macan kumbang.
Walaupun kami harus melepaskan pakaian kami waktu
bertransformasi, kami melakukannya dengan sopan. Aku
mengawasi saat tubuhnya yang panjang dan mengilat
berjalan keluar gua. Dia benar?benar indah. Dalam wujud
macan kumbang atau manusia.
Tapi aku tidak tahu bagaimana ikatan yang terjadi di
antara spesies yang berbeda. Aku tidak bisa menyentuh
perasaannya. Apa dia akan bisa membaca pikiranku?
Apa kami akan bisa berkomunikasi dengan telepati saat
kami tengah berwujud binatang? Saat kami menjadi
manusia, apa kami akan saling mengetahui pikiran
masing?masing, seperti pasangan?pasangan lain yang
sudah terikat?
Semua yang dikatakannya padaku seharusnya mem?
permudah apa yang akan kuhadapi besok. Alih?alih, itu
malah membuatnya semakin sulit. Sekarang aku akan
kehilangan jauh lebih banyak.
"Jadi apa maksud ini sebenarnya?"
Aku berbaring di tumpukan selimut sambil meng?
gerakkan jariku di sepanjang tato Daniel. Bentuknya seperti
203
gambar api hitam dengan nyala biru yang menakjubkan
di bahunya, baranya menjalar sampai otot lengannya.
Tapi di belakang pundaknya ada rangkaian simpul Celtic.
Kurasa itu tidak melambangkan namaku. Kurasa dia akan
cukup menghargai keinginanku untuk tidak membuat
simbol namaku tertato di bahunya. Selain itu, tatonya
ada di lengan kanan dan tato yang berhubungan dengan
pasangan seseorang biasanya ada di kiri, lebih dekat dengan
jantung.
Sambil bertumpu di sikunya, dia berbaring di sam?
pingku. Setelah aku meninggalkan kolam dan berpakaian,
aku bergabung dengannya. Dia masih mengenakan
kausnya sampai aku memintanya untuk melepaskannya.
Aku ingin melihat tatonya, mempelajari semua hal ten?
tang dirinya.
"Untaian yang berbeda melambangkan kaumku yang
terpisah?pisah," dia memberitahuku. "Semuanya berdiri
sendiri?sendiri. Simpulnya melambangkan kaummu?
cara mereka saling terjalin. Mereka lebih kuat."
"Wow. Kamu banyak memikirkannya."
"Apa menurutmu kita nggak seharusnya begitu?untuk
apa pun yang akan menjadi permanen?"
Aku tahu dia sedang membicarakan tentang pasangan.
Tentang bagaimana ritual pengikatan tidak boleh dianggap
enteng. Sejujurnya, aku berani bilang kami berdua me?
Shadow of The Moon Dark Guardian 4 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mikirkannya masak?masak.
"Aku berharap kita punya lebih banyak waktu untuk
bersama, untuk menjajaki perasaan kita," katanya pelan.
204
Aku selalu dengar kucing adalah makhluk penyendiri,
tapi kurasa Daniel sedang mencari suatu bentuk hubungan
dan sangat menginginkan seseorang, sama seperti diriku.
"Sebelum bulan purnamaku?" tanyaku.
"Ya."
Tapi aku tidak yakin hal itu akan membuat perbedaan.
Aku tahu perasaanku padanya. Aku jatuh cinta padanya.
Hal itu tidak akan berubah.
"Kalau kamu terluka, apa kamu tetap sembuh dengan
lebih cepat dalam wujud Shifter?" tanyaku, memikirkan
betapa berbahayanya besok malam. Tak peduli seberapa
kuat aku berusaha untuk tidak membiarkannya masuk
ke dalam pikiranku, tetap saja pikiran itu merembes
masuk. Dan saat aku mulai memikirkannya, keputusasaan
menghantamku dan aku berjuang melawannya. Aku tidak
mau ada yang menghancurkan momen ini.
"Ya. Aku seperti kamu dalam setiap segi, kecuali aku
berubah menjadi macan kumbang. Oh, dan aku nggak
merasakan emosi orang lain."
"Jadi kamu bisa membaca pikiran Shifter lain saat
kamu berwujud macan kumbang?"
"Ya. Kurasa itu ikatan yang sama di antara kita."
"Apa kamu bisa membaca pikiranku sekarang?"
Kekecewaan tampak di matanya. Dia tahu apa maksud
pertanyaanku. "Nggak."
"Mereka bilang pasangan sejati tahu apa yang dipikirkan
pasangannya, bahkan saat mereka berwujud manusia."
"Mungkin itu terjadi setelah ikatannya terbentuk saat
transformasi pertamamu nanti."
205
"Mungkin. Jadi bagaimana kamu maksudku, kalau
kaummu nggak berkumpul bersama, bagaimana kamu
tahu tentang keluargamu?"
"Aku pulang saat tahun pertamaku di perguruan
tinggi?untuk menemui mereka. Keluargaku tinggal
nggak jauh dari situ, tapi aku nggak tahu di mana Shifter?
Shifter lain di daerah itu tinggal. Kami nggak saling
mencari. Ibuku pernah menyinggung tentang Wolford,
membicarakan klan Shifter lain. Dia tahu sedikit sejarah,
cukup untuk membawaku kemari."
Aku menyusurkan jemariku di rambutnya. "Aku nggak
bisa membayangkan apa yang kamu rasakan saat melihat
mereka."
Dia meraih tanganku dan mengecup jemariku, me?
nandakan dia ingin mengubah topik, dia tidak mau
kembali lagi dalam kenangan kelam itu. "Aku nggak mau
apa pun terjadi padamu saat kamu menghadapi bulan
purnamamu."
Aku memaksa diriku tersenyum. "Nah, sesuatu akan
terjadi. Aku akan bertransformasi."
"Apa kamu takut?"
Aku takut, untuk diriku dan dirinya, tapi aku tidak
akan mengaku padanya, jadi aku menggeleng. "Belum.
Siapa yang tahu apa yang akan kurasakan ketika saatnya
tiba."
Sambil menyusupkan jari?jarinya ke rambutku, dia
membelainya. "Kurasa kamu sangat berani, Hayden.
Harvester nggak akan bisa mengalahkanmu."
206
"Berani? Uh, apa kamu lupa aku kabur?"
Dia menahan wajahku agar tetap menatapnya. "Itu
butuh keberanian. Kamu nggak tahu apa yang akan kamu
temukan di sana."
Begitu juga dirinya saat dia memulai perjalanan ke
Wolford, pikirku.
"Apa kami seperti yang kamu pikirkan?" tanyaku.
"Lebih baik. Semua orang menyambutku. Aku nggak
mengiranya."
"Kenapa kamu nggak membiarkan siapa pun tahu
kamu adalah macan kumbang?"
"Itu bagian dari diriku yang tidak biasa kubagi. Aku
selalu menyembunyikannya dari Static. Selain keluargaku,
nggak ada Shifter lain yang mengetahuinya. Aku bukan
malu. Cuma berhati?hati. Aku nggak tahu bagaimana
mereka akan menerimanya. Dan aku benar?benar nggak
menduga tentang kamu. Kamu kuat, Hayden. Dan itu
membuatmu seksi banget."
Lalu dia menciumku. Aku suka caranya mencium. Tegas
dan percaya diri. Aku mendekat padanya dan dia bergerak
ke atasku. Kulitnya terasa hangat di jari?jariku. Aku suka
kekuatan yang kurasakan di otot?ototnya. Bahkan saat dia
berwujud manusia, aku bisa merasakan sifat?sifat kucing
besar yang masih melekat pada dirinya: halus dan kuat.
Aku merasa aman dengannya. Tapi aku juga takut.
Takut kehilangan dirinya.
Aku mencoba untuk tidak memikirkannya. Aku
berusaha fokus pada kami, pada apa yang kuinginkan di
masa depan. Aku berjuang untuk tetap positif.
207
Kami berciuman, ngobrol, dan tertawa sepanjang
malam. Kami berbagi masa lalu?tentang apa yang kami
ingat dari keluarga kami?dan mimpi kami untuk masa
depan. Kupikir aku akan merasa lelah saat lilin?lilin itu
habis terbakar dan sinar matahari merayap masuk dari pintu
gua. Tapi aku merasa segar bugar, siap untuk menghadapi
apa pun yang akan datang bersama tibanya malam.
Aku bersiap menyambut takdirku.
Dan aku tahu apa jawabanku saat Daniel menyatakan
aku sebagai pasangannya. Jawabanku adalah tidak. Karena
aku tidak bisa mengambil risiko kehilangan dirinya.
208
Kami berjalan santai saat kembali ke Rumah Besar. Hari
sangat cerah dan segar, sulit dipercaya akan terjadi badai
malam ini.
Semakin mendekati Rumah Besar, semakin banyak
emosi yang datang silih berganti di dalam diriku.
Kekhawatiran, ketakutan, horor, harapan. Tak satu pun
perasaan itu milikku, tapi mereka semua mencerminkan
apa yang kurasakan. Aku ingin menjadi berani, aku ingin
kuat, tapi kenyataannya, aku takut. Dan aku luar biasa
marah karena Harvester menodai apa yang seharusnya
menjadi malam yang menakjubkan dari kebangkitan
dan ikatan yang mendalam dengan pasanganku. Saat
aku kembali ke Wolford pada awal libur musim dingin,
ENAM BELAS
209
aku sudah harap?harap cemas bahwa mungkin aku akan
menemukan seseorang yang bersedia menemaniku
melewati transformasi pertamaku. Tapi aku tidak pernah
berharap menemukan seseorang seperti Daniel, seseorang
yang benar?benar kuinginkan untuk berbagi momen itu.
Ada kalanya apa yang kurasakan padanya terlihat terlalu
besar untuk ditampung. Dan mengetahui kalau dia juga
memiliki perasaan yang begitu kuat untukku?ini adalah
berkah yang tidak pernah benar?benar kuharap akan
kudapatkan.
Aku tidak mau menolak perasaannya. Tapi aku tidak
bersedia mengambil risiko dengan konsekuensi yang mun?
cul karena menerimanya. Itu membuatku semakin sedih
dan marah. Aku tidak sadar seberapa kuat aku meremas
tangan Daniel sampai dia bercanda, "Kalau kamu nggak
melonggarkan peganganmu, aku pasti harus bertransformasi
lagi untuk menyembuhkan patah tulang."
Aku buru?buru melepaskannya. "Ya ampun, maaf."
Dia tersenyum lembut padaku. "Nggak apa?apa. Emosi
mereka mulai menyerangmu, ya?"
Memang, tapi bukan itu yang menjadi sumber kete?
gangan dan ketakutanku yang meningkat. Aku tetap meng?
angguk. Aku ingin mengurangi kecemasannya pada diri?
ku.
Dengan tenang, dia melihat sekeliling, seakan mem?
perkirakan ancaman yang mungkin muncul dan mem?
pertimbangkan kemungkinan?kemungkinan yang ada.
Aku ingin tahu apakah ada sesuatu yang bisa mengusik
210
ketenangannya. Sekarang setelah aku tahu dia adalah
seekor macan kumbang, aku mengerti ketenangan yang
sering kulihat dari dirinya. Aku bisa membayangkan dia
berbaring di cabang pohon dan ekornya terjuntai santai.
"Mungkin kita nggak seharusnya kembali," katanya.
"Mungkin kita harus kembali ke gua dan menunggu bulan
purnamamu. Kamu nggak perlu dibombardir ketakutan
dan kegelisahan orang lain sepanjang hari. Emosimu
sendiri sudah cukup."
Lebih dari cukup. Tidak hanya berpusar padaku, tapi
juga pada dirinya. Aku tidak pernah mengerti berapa
banyak tanggung jawab yang datang dengan cinta.
Mengalami semua emosi ini memang luar biasa, tapi juga
sama menakutkannya.
Gagasannya sungguh menarik, cukup menghabiskan
sepanjang hari bersamanya, tapi aku mendapati diriku
menggeleng. "Mungkin para tetua akan menemukan sesu?
atu yang lain untuk menolong kita dari naskah?naskah
kuno yang masih terus mereka pelajari." Aku tahu mereka
ingin menemukan sesuatu yang lebih mudah dan aman.
"Aku harusnya tinggal bersama mereka, membantu mereka
mencari."
Dia menyentuh pipiku dengan gerakan yang sudah
sangat kukenal?dan yang kuharapkan. Dari luar dia
memang terlihat kuat, tapi Daniel menyimpan banyak
kelembutan. "Apa kamu menyesal menghabiskan malammu
denganku?"
Aku tersenyum lembut, kembali masuk dalam tim?
bunan kenangan yang menumpuk. "Aku nggak akan
211
menukar apa yang kualami semalam dengan apa pun juga.
Tapi sekarang, aku harus menghadapi kenyataan, dan itu
Shadow of The Moon Dark Guardian 4 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berarti membuat sebuah dinding."
"Itu menyebalkan."
Aku tertawa. "Ya, tapi aku mulai terbiasa."
"Kupikir aku bisa mengalihkanmu dengan sebuah
ciuman."
Dan sebelum aku bisa menjawab, dia menciumku.
Menakjubkan bagaimana segala sesuatunya menjadi tidak
berarti. Dia benar?benar pencium yang hebat. Ada tujuan
dalam gerak mulutnya, hampir seolah?olah dia sedang
melukis perasaannya. Aku tidak mau dia berhenti. Tapi
akhirnya kami harus berhenti untuk mengambil napas, dan
saat kami melakukannya, dia menempelkan keningnya di
keningku dan berkata, "Ayo kembali ke gua."
Oh, itu menggoda. Sangat menggoda. "Besok."
Sambil mencondongkan tubuhnya ke belakang, dia
mengamatiku, mungkin berusaha memutuskan apa aku
benar?benar berpikir akan ada hari esok untuk kami.
Akhirnya dia menerima apa pun yang dilihatnya di
wajahku, meraih tanganku, dan mulai berjalan kembali ke
Rumah Besar.
"Jadi kamu sudah mencoba menghalangi emosi?emosi
itu?" tanyanya.
"Dalam setiap kesempatan yang kumiliki. Kadang?
kadang rasanya seperti ada dinding yang berkilauan di
sana, tapi aku nggak bisa membuatnya menjadi sesuatu
yang solid."
212
"Kapan terakhir kali kamu mencobanya?"
Aku menoleh padanya. Hanya dengan melihatnya saja
selalu membuat jantungku melonjak. "Apa bedanya?"
Dia mengangkat bahu. "Mungkin nggak ada. Tapi
kamu sudah sangat dekat dengan bulan purnamamu.
Indramu akan meningkat. Mungkin kamu akan mendapat
kemampuan untuk menghalangi apa yang nggak ingin
kamu rasakan."
"Itu pasti menyenangkan." Kalau aku bisa mendapat cara
untuk mengendalikan apa yang ingin kurasakan, mungkin
aku bahkan bisa belajar menggunakan kemampuanku
untuk sesuatu yang baik. "Menurutmu, kenapa kaummu
tercerai?berai?" tanyaku, merasa perlu dan ingin mengganti
topik.
"Itu sifat alami macan kumbang."
"Kamu bilang kamu datang kemari untuk belajar dari
kami, supaya kamu bisa mengumpulkan mereka kembali.
Apa kamu berencana untuk tinggal?"
"Rencana berubah."
Ya, memang berubah, kurasa. Kadang, hal yang tidak
terduga terjadi. Daniel sudah menjadi yang tidak terduga?
dalam banyak hal.
Saat kami tiba di Rumah Besar dan masuk ke dalam,
hari masih sangat pagi. Tidak ada orang. Daniel dan aku
menaiki tangga. Saat tiba di atas, kami berbalik ke arah
lorong.
Tiba?tiba emosi?emosi bergejolak. Cinta, hasrat, begitu
kuat dan dahsyatnya sampai aku hampir terjerembap. Aku
213
tidak tahu itu emosi siapa, tapi mereka membuatku merasa
malu dengan kekuatannya. Sambil menutup mataku rapat?
rapat, aku bersandar di dinding.
"Hayden?"
Aku menggelengkan kepalaku. Aku harus berkonsen?
trasi. Walaupun aku tahu dia bisa mengalihkanku dan
mungkin membuat apa yang kurasakan ini menghilang,
aku ingin mengerti apa yang sedang bergulir di dalam
diriku. Ini adalah jenis penyerangan terburuk: untuk
mengetahui dalamnya perasaan orang lain. Tapi pada saat
bersamaan, cinta adalah emosi yang kita semua inginkan.
Dan cinta yang menyerangku ini sangat manis, begitu
murni. Ini adalah jenis cinta yang menginspirasi para
penyair?pikiran yang akan membuatku tercekik kalau
saja aku belum pernah mengalaminya dan mengerti betapa
jarangnya ketulusan sejati yang terkandung di dalamnya.
Terdengar langkah kaki. Sambil membuka mataku, aku
berjuang menyingkirkan emosi itu, untuk terlihat tidak
terpengaruh saat dua orang berbelok dari sudut.
Brittany dan Connor.
Aku terkejut menyadari semua emosi yang kurasakan
adalah milik Connor karena perasaan Brittany tak pernah
sampai padaku. Apa dia tahu betapa dalam cinta Connor
padanya?
"Hei," kata Brittany sambil tersenyum hangat. "Kami
baru mau pergi sarapan. Mau bergabung dengan kami?"
"Nggak, terima kasih. Aku mau mandi."
Dia mengangkat bahu. "Oke."
214
"Kita latihan satu jam lagi," kata Connor. "Kalian
berdua harus ada di sana."
"Kami akan ke sana," jawab Daniel.
Connor menepuk pundak Daniel saat dia dan Brittany
berlalu.
"Apa yang kamu rasakan dari mereka?" tanya Daniel
setelah mereka pergi.
Aku mengedip padanya. "Aku nggak pernah merasakan,
lalu menceritakannya."
Para Dark Guardian sudah berpengalaman dalam beberapa
teknik bertempur, jadi saat berkumpul di halaman
yang dikelilingi tembok, mereka tidak diajari apa pun.
Kebanyakan mereka hanya bergulat, melakukan pemanasan
untuk peristiwa utama malam ini saat mereka tidak akan
bisa bertransformasi. Tujuan utama mereka berada di sini
adalah untuk menyiapkan katalisator pelajaran?ku.
Sementara mereka dengan sembrono mendorong sesa?
ma, aku duduk dengan punggung bersandar pada sebatang
pohon dan memusatkan perhatian untuk membangun
dinding pemisah di antara emosi mereka dengan emosiku.
Aku akan cukup dibingungkan malam ini. Sambil menutup
mata, aku menarik napas dalam?dalam. Kekhawatiran
menghantamku. Kasih sayang. Kemarahan. Kegembiraan.
Antisipasi. Kesetiaan. Semua ini seperti sebuah kaleidoskop
perasaan. Beberapa lebih kuat dari yang lain. Beberapa
akan memudar saat yang lain menyerang. Aku kehilangan
arah yang mana perasaanku dan itulah yang harus kucegah
dengan sekuat tenaga.
215
Malam ini, dengan semua orang di sekelilingku,
berjuang untuk melindungiku, aku tidak boleh membiar?
kan perasaan mereka membanjiriku.
Aku mendengar dengkuran, eraman, teriakan, dan
tawa. Semua Shifter ini terikat dengan diri mereka sen?
diri. Tentara elit kaum kami. Para Dark Guardian.
Mereka punya misi dan tujuan. Aku kagum dengan rasa
persahabatan mereka. Aku tidak mau melepaskan perasaan
itu. Aku ingin terhanyut ke dalamnya.
Aku akan membiarkannya menenggelamkanku seutuh?
nya kalau aku bisa mengendalikan apa yang bisa kuizinkan
untuk menguasaiku. Alih?alih, aku tetap melepaskannya.
Aku berpusat pada perasaanku sendiri.
Ketakutan. Akan malam ini dan apa yang mungkin
terjadi.
Kegembiraan. Menghadapi sebuah tantangan yang tak
dikenal.
Harapan. Dari transformasi pertamaku.
Khawatir. Bahwa yang lain mungkin akan terluka atau
meninggal karena aku.
Kasih sayang. Untuk Daniel. Sangat dalam dan begitu
besarnya, membuatku menyadari ini adalah permulaan
cinta. Perasaan ini sungguh menakutkan dan menakjubkan.
Tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku sangat
fokus pada perasaan ini, mencoba mencari pemecahannya,
butuh semenit bagiku untuk menyadari aku hanya tengah
merasakan emosiku sendiri. Aku masih bisa mendengar
kegiatan di sekitarku.
216
Dengan pelan, sangat pelan, aku membuka mata?
ku. Yang lain ada di sana, melompat, menghindari se?
rangan, berguling di tanah, melompat berdiri. Tapi
emosi mereka terlihat jauh, melayang?layang di luar jang?
kauanku. Kegembiraan seseorang menembusku dan aku
menghentikannya. Menahan emosi itu di luar bukan
pekerjaan mudah dan itu melelahkan. Tapi aku sadar aku
bisa melakukannya. Aku akan melakukannya.
Aku mengalihkan perhatianku pada Daniel. Dia begitu
luwes dan anggun. Aku bisa melihat kucing besar dalam
dirinya. Bagaimana bisa semua orang memandangnya dan
tidak melihat dia akan berubah menjadi seekor kucing
besar yang luar biasa?
Dia pasti merasakan tatapanku padanya karena dia
melihat ke arahku. Mata kami beradu. Mata hijaunya
dengan mata karamelku. Sesuatu mendesis di antara kami.
Sesuatu yang sungguh kuat. Kurasa malam ini, setelah
transformasiku, dia akan menjadi orang pertama yang
ingin kuingat aromanya.
Tapi aku mengalihkan konsentrasinya. Rafe menjatuh?
kannya, melompat ke arahnya, dan membenamkannya ke
salju.
Kekhawatiranku padanya menyebabkan dinding emo?
siku hancur. Semua emosi mereka datang menyerbuku,
menggempurku habis?habisan. Aku harus berusaha keras
untuk mendorong mereka keluar, aku kehilangan pem?
batas yang kubuat hanya dengan gangguan yang begitu
kecil. Daniel adalah pengalih bagiku, tapi yang lebih
217
buruk, aku juga pengalih baginya. Pada saat?saat krusial,
akankah dia lebih khawatir pada keselamatanku daripada
keselamatannya sendiri? Aku tahu jawabannya karena
jawabanku juga sama. Aku akan mengutamakannya dan
dia akan melakukan hal yang sama untukku. Dan itu
akan membahayakan nyawanya. Aku harus menemukan
cara untuk memastikan dia tidak bersamaku malam ini.
Walaupun aku sangat menginginkan dirinya berada di sana
karena aku bisa memperoleh kekuatan dari kehadirannya,
Shadow of The Moon Dark Guardian 4 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
aku tidak bisa membiarkan sesuatu terjadi padanya. Hal
itu akan membunuhku, sama efektifnya dengan serangan
Harvester.
"Oke!" teriak Lucas. "Ayo masuk dan menyusun
rencana." Dia merangkulkan lengannya pada Kayla dan
aku merasakan cinta yang hampir membuatku berhenti
bernapas.
Saat yang lain mulai berjalan masuk, Daniel mendekat,
kakinya yang panjang begitu cepat menghilangkan jarak di
antara kami. Dia berjongkok di hadapanku dan menyentuh
pipiku. "Sesaat tadi kamu kelihatan seperti tertidur."
Aku menggeleng. "Nggak. Untuk sesaat, aku bisa meng?
halangi emosi mereka."
Matanya membelalak dan dia nyengir, ikut senang
dengan keberhasilanku. "Sungguh?"
Aku balas tersenyum. "Ya. Rasanya seperti well, ku?
rasa dengan usaha yang lebih keras, aku bisa lebih baik
dalam menghalangi dan menerima emosi mereka sesuai
keinginanku."
218
"Kamu pikir kamu akan mau merasakan emosi
mereka?"
"Entahlah. Dalam keadaan yang tepat, itu mungkin
akan berguna."
Dia berdiri dan mengulurkan tangannya padaku. Aku
menerima uluran tangannya dan dia menarikku berdiri.
Saat kami melangkah ke dalam rumah, aku menoleh ke
belakang. Aku bisa merasakan bahaya yang tersembunyi,
Harvester tengah mengawasi kami. Jantungku berdebar
dan getaran ketakutan menyerangku. Aku menahan keta?
kutanku, sama seperti aku menahan emosi yang lain.
Tapi pada akhirnya, ketakutanku terlalu kuat dan aku
tidak bisa mengusirnya.
"Kamu tahu, nggak adil banget, deh, transformasi per?
tamamu dibayangi Harvester," kata Kayla saat dia menyisir
rambutku.
Kami berkumpul bersama untuk apa yang kuharapkan
tidak akan menjadi makan malam terakhir bagi siapa
pun. Kayla, Lindsey, dan Brittany mengundangku untuk
bersiap?siap bersama mereka.
"Ini seharusnya menjadi malam yang selalu kamu
ingat," kata Lindsey.
"Kurasa akan begitu," jawabku sambil mengambil sisir
dari Kayla. Aku menarik rambut pirangku ke belakang,
menggulung, dan menjepitnya.
"Transformasi pertamaku terjadi di air terjun," kata
Kayla.
219
"Aku juga," sahut Lindsey.
Air terjun berada di area yang indah di dalam hutan
yang keberadaannya hanya diketahui oleh kami. Bahkan di
musim dingin, tempat itu indah karena membeku menjadi
es dan terlihat seperti sebuah pahatan yang rumit. Tapi
para tetua tidak ingin kami pergi terlalu jauh.
"Connor membawaku ke sana setelah bukan?bulan?
purnamaku," kata Brittany saat dia mencondongkan
badannya ke cermin meja rias dan mengoleskan maskara.
"Kami membuatnya menjadi istimewa." Dia mengalihkan
tatapannya padaku. "Malam istimewa dengan pasanganmu
bisa terjadi kapan saja. Nggak harus terjadi pada saat bulan
purnama pertamamu."
"Dia benar," kata Lindsey. "Kamu bisa punya banyak
bulan istimewa. Tapi tetap saja aku merasa malam ini
payah banget."
"Mungkin dia nggak akan muncul," renung Kayla.
"Saat dia melihat kita semua berada di sana dan kita punya
pedang?"
"Dia itu makhluk setan. Dia nggak punya akal sehat,"
kata Brittany padanya.
"Oke, cukup ngomongin yang buruk?buruk," kata
Lindsey. "Ngomongin cowok aja. Jadi kamu dan Daniel."
Dia menggoyang?goyangkan alisnya. "Apa yang terjadi saat
kalian menyelinap pergi semalam?"
Aku merasa diriku merona dan merasakan ketertarikan
mereka. "Kami cuma ngobrol."
"Apa dia sudah menunjukkan wujudnya padamu?"
220
Sambil menelan ludah dengan susah payah, aku meng?
angguk. "Ya."
"Jadi akhirnya kamu melihat dia berubah," kata
Brittany. "Apa dia indah?"
Wajahku memanas. Aku terbiasa dengan keintiman
yang kudapat saat merasakan emosi orang lain, tapi tidak
terbiasa membahas hal?hal yang intim. "Uh, ya."
"Hitam pekat dengan mata hijau yang indah?berani
taruhan dia pasti menakjubkan."
"Brittany selalu mementingkan penampilan," ejek
Lindsey sambil tertawa kecil. "Kurasa apa yang kamu rasa?
kan padanya jauh lebih penting."
Tatapannya jatuh padaku seakan dia bisa membawa
perasaanku yang paling pribadi ke permukaan.
"Guys," kata Kayla, "Hayden baru mengenal kita
beberapa hari. Kita nggak bisa mengharapkan dia men?
ceritakan perasaan paling pribadinya pada kita."
Kami terus bicara tentang hal?hal lain. Pakaian, seko?
lah. Aku sadar mereka sedang berusaha mencegahku
berpikir tentang malam ini. Tapi hal itu tak pernah jauh
dari benakku.
Walaupun aku suka menghabiskan waktu bersama cewek?
cewek itu, aku harus mengakui kalau aku merasa sedikit
lega saat kami melangkah masuk ke ruang tamu dan me?
lihat Daniel. Rasanya aneh?cara perhatianku langsung
terpusat padanya dengan begitu cepat, seakan secara
naluriah aku tahu di mana dia berada.
221
Para cowok sudah mengganti jaket dan kaus mereka
dengan celana jeans dan sweter. Daniel memakai baju
hitam?hitam. Aku bertanya dalam hati kenapa juga dia
ingin mengenakan warna lain kalau hitam membuat
matanya semakin memesona. Matanya berbinar?binar
dan aku tidak tahu apa itu karena kebahagiaannya saat
melihatku atau semangatnya tentang pertempuran yang
akan berlangsung.
Saat Kayla, Lindsey, dan Brittany masing?masing
mendekati pasangan mereka, aku merasa sedikit kasihan
pada Seth, yang kelihatan sangat kesepian. Sejauh yang
kutahu, dia belum pernah menyatakan seseorang sebagai
pasangannya. Tapi kemudian, aku menyadari secara teknis
Daniel juga belum.
Daniel mendekatiku. "Kita akan berangkat beberapa
jam lagi."
Aku mengangguk. "Aku berusaha untuk nggak me?
mikirkannya."
"Sulit untuk mengabaikannya." Dia menoleh ke bela?
kangnya. "Apa mereka mendapat keberuntungan dalam
melakukannya?"
Aku menggeleng. "Nggak. Tapi semua berusaha me?
nahan emosi mereka, jadi mereka nggak melanggar ruang?
ku."
"Mereka peduli padamu," katanya. "Aku nggak tahu
apa kamu bisa merasakan itu."
"Aku nggak pernah tahu kepada siapa emosi?emosi
itu diarahkan. Kadang aku bisa menebaknya." Aku
mengangkat bahu.
222
"Jangan coba?coba memikirkannya," katanya.
Aku menyentak kepalaku untuk menatap matanya lagi,
yang menyala dengan perasaan yang bergelora, tapi kurasa
juga terbakar amarah pada saat yang bersamaan.
"Apa?" tanyaku.
"Jangan pernah berpikir untuk pergi sendirian. Kamu
tahu aku akan menemukanmu. Mereka juga bisa mene?
mukanmu."
"Ya, semua hal tentang aroma itu menyebalkan banget."
Aku memicingkan mataku padanya. "Jadi kenapa kamu
lama banget sebelum menemukanku di resort ski? Aku
sudah di sana beberapa minggu sebelum kamu muncul."
Dia menyunggingkan senyum licik. "Kamu ada di sana
selama beberapa minggu sebelum aku membiarkanmu
tahu aku ada di sana."
"Jadi waktu kamu bilang kamu baru tiba hari itu?
kamu bohong?"
Dia mengangkat bahu. "Kupikir itu akan mengurangi
kemarahanmu daripada tahu aku sudah mengawasimu
berminggu?minggu."
"Kenapa menunggu?"
"Kamu terlihat bahagia. Kamu nggak melihat keluar
jendela dengan sedih."
"Aku nggak tahu apa aku akan tinggal di sini, Daniel.
Setelah malam ini. Menahan emosi mereka sungguh sangat
menguras tenaga."
"Ya, aku juga nggak tahu apa aku akan tinggal." Dia
menyentuh pipiku. "Kita bisa membicarakan hal ini
nanti."
223
Kami masuk ke ruang makan dan duduk di meja
panjang. Tetua Wilde duduk di ujung meja, diapit dua
tetua lain, dengan Lucas di samping mereka. Kurasa tak
akan lama lagi sebelum dia mengambil alih posisi di tengah
meja itu, tapi belum.
Aku duduk di antara Daniel dan Seth. Aku bisa mera?
sakan kegugupan Seth bahkan sebelum aku sadar kaki
kanannya terus bergerak dengan sentakan?sentakan cepat,
ke atas dan ke bawah. Bagaimanapun juga, dia sudah
pernah berhadapan dengan Harvester sebelumnya.
Aku mencondongkan badan dan berbisik, "Kamu
nggak harus ikut."
Dia tersentak menoleh padaku, dengan pandangan
penuh tanda tanya.
"Malam ini," aku menjawab pertanyaan yang tidak
dilontarkannya. "Kamu bisa tinggal."
Shadow of The Moon Dark Guardian 4 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Aku melihat kilat kemarahan dan merasakannya. "Aku
bukan pengecut."
"Aku nggak bermaksud?"
"Aku nggak sabar, itu saja. Siap untuk memulai
semuanya."
"Dia nggak bermaksud apa?apa, dude," kata Daniel,
dan walaupun aku tidak bisa merasakan emosinya, aku
bisa merasakan tubuhnya yang menegang.
Aku tidak menginginkan ada perkelahian di sini.
"Maaf," kataku.
Juru masak keluar membawa makanan. Bistik. Setengah
matang. Masih terlihat bagiannya yang berwarna merah.
224
Aku berpikir untuk tetap pada diet vegetarianku, tapi
untuk beberapa alasan, aku mengidamkan daging merah
malam ini. Bulan purnamaku sudah terlalu dekat, kupikir.
Kamu nggak bisa menyangkal naluri serigalamu.
Dan serigala adalah karnivora. Sadar akan tatapan
Daniel, aku memotong daging di piringku dan mema?
kannya. Rasanya yang lezat menyebar di mulutku. Aku
belum pernah memakan apa pun yang rasanya begitu
enak.
"Indra perasa yang meningkat," dia menunduk dan
berbisik dan aku bisa mencium aroma pinus dari tubuh?
nya, lebih kuat dari sebelumnya.
"Aku mungkin nggak akan pernah jadi vegetarian lagi."
Indraku menjadi lebih kuat. Sebentar lagi, benar?benar
tidak akan lama lagi, bulan akan memanggilku.
Saat kami selesai makan, kami berkumpul lagi di ruang
tamu. Para tetua berdiri di dekat perapian. Kami menyebar
di dalam ruangan itu, tapi cukup dekat untuk mendengar
mereka. Kurasa kami semua terlalu tegang, tak ada satu
pun dari kami yang bisa duduk tenang.
Ketakutan dan kegelisahan silih berganti menyerang?
ku?tapi semua ini emosiku.
"Kami tidak akan pergi denganmu," kata Tetua Wilde
sambil menarik dan memberiku pelukan yang mene?
nangkan. "Kami harus tetap di sini. Para Dark Guardian
akan melindungimu."
"Aku bisa pergi sendiri, dengan pedang?"
"Kamu tidak akan bisa memegangnya begitu trans?
formasimu dimulai," katanya.
225
"Aku bisa mencoba."
"Dan kalau kamu gagal, kamu akan mati."
"Tapi kenapa mereka harus membahayakan nyawa
mereka untukku?"
"Karena kamu adalah bagian dari kelompok kita."
Dan aku sadar ada harga yang harus dibayar untuk
menjadi bagian dari sesuatu.
"Para gadis akan membantumu bersiap?siap," katanya.
Aku tahu ada ritual untuk peristiwa penting ini, aku
akan mengenakan sebuah jubah putih. Biasanya sang
gadis akan sendirian dengan pasangannya dan dia mem?
persiapkan dirinya sendiri. Untukku, tidak ada yang
berjalan semestinya.
"Apa kamu siap menghadapi takdirmu?" tanya Tetua
Wilde padaku.
Aku mengangguk, mulutku kering, perutku melilit.
Dia tersenyum hangat padaku. "Semua akan baik?baik
saja."
Dan aku ingin tahu apa dia bisa melihat masa depan
atau memiliki bola kristal. Aku hampir mengucapkan kata?
kata itu, tapi dengan hormat?dan karena aku lebih gugup
dari yang pernah kualami sepanjang hidupku?aku tidak
mengatakan apa?apa.
"Apa ada masalah lain sebelum kita menutup pem?
bicaraan ini, jadi Hayden bisa memulai ritualnya?" tanya
Tetua Wilde.
"Ya, Sir," kata Daniel, dan jantungku tersentak. Dia
menyeberangi ruangan ke arahku, dengan langkah lebar
226
dan anggun, setiap gerakannya mengingatkanku akan apa
dirinya yang sebenarnya. Dia bergerak dengan keanggunan
seekor kucing predator.
Saat dia mencapaiku, dia berhenti dan menahan ta?
tapanku. "Aku sudah memberitahumu para tetua pernah
meminta seseorang untuk mengajukan diri dan menjadi
pasanganmu?dan aku melakukannya?tapi pilihan ter?
akhir tetap di tanganmu." Sambil menggenggam kedua
tanganku, dia berlutut dengan sebelah kakinya. "Aku
menyatakan dirimu sebagai pasanganku. Hayden, maukah
kamu menerimaku?"
Kebahagiaan dan rasa sakit menembusku. Aku hanya
bisa memberinya satu jawaban dan hatiku hancur saat
melakukannya. Tapi aku tidak akan membahayakan satu?
satunya orang yang kucintai melebihi apa pun.
Suaraku tenang, yakin, dan mantap. "Tidak."
227
Mengucapkan satu patah kata itu adalah hal paling sulit
yang pernah kulakukan.
Aku tidak bisa merasakan emosi Daniel, tapi aku
melihat guncangan dan kebingungan di matanya saat
dia menegakkan diri pelan?pelan. Yang hampir lebih
buruk adalah merasakan apa yang dirasakan semua orang:
ketidakpercayaan, kasihan?yang tidak diragukan lagi di?
tujukan untuk Daniel?dan kesedihan.
Aku mengawsi saat dia menegakkan bahunya, sangat
sadar dia tengah berjuang untuk mempertahankan harga
dirinya. Aku tahu dia tidak akan pernah memaafkanku
karena kejadian memalukan ini.
Dan aku baru mulai.
TUJUH BELAS
228
"Daniel bukan salah satu dari kita," kataku pada Tetua
Wilde.
Aku benar?benar merasakan pengkhianatan memancar
dari Daniel?atau mungkin aku hanya memproses
kekakuan badannya.
"Dia bertransformasi menjadi macan kumbang."
Lebih banyak hantaman ketidakpercayaan datang dari
yang lain. Aku mendengar bisikan?bisikan. Kami semua
tahu tidak semua Shifter adalah serigala, tapi aku curiga,
sama seperti aku, tidak ada di antara mereka yang mengenal
jenis lain.
"Apa kamu pernah melihat dia bertransformasi?" tanya
Tetua Wilde.
"Ya. Aku juga tahu saat Harvester menyerang, Daniel
tidak ada. Kurasa kurasa entah bagaimana dia dan
Harvester saling berhubungan."
"Apa yang membuatmu berpikir begitu?" tanya
Daniel.
Aku berbalik untuk berhadapan dengannya. "Kamu
bilang padaku dia membunuh orangtuamu. Kamu mem?
bawanya kemari."
Dia menggelengkan kepalanya untuk meyangkal.
"Tidak."
"Kamu tahu kamu melakukannya! Bulan purnama pada
malam aku melarikan diri, itu serangan pertama Harvester
di sini. Dia tidak pernah menemukan kami sebelumnya.
Kamu yang memulai semua ini, Daniel. Ini dimulai dari
kamu." Aku menoleh kembali kepada para tetua dengan
229
tatapan memohon. "Aku tidak mau dia bersamaku malam
ini."
"Kamu nggak bisa menghentikanku. Kamu nggak
bisa?"
Tetua homas menyerang begitu cepat sampai aku ham?
pir tidak melihatnya. Tangannya memukul leher Daniel.
Daniel terjerembap di lututnya, terkejut luar biasa.
"Lucas, Rafe," kata Tetua Wilde. "Kunci dia di ruang
bawah tanah. Kita akan membereskan masalah ini nanti.
Bulan purnama Hayden sudah dekat."
"Apa Anda yakin?" mulai Lucas.
"Aku yakin."
Mereka berdua memegang bahunya. Daniel menatapku
dengan penuh kebencian. Tatapannya menghujamku, dan
walaupun aku tidak merasakan emosinya, pandangan
matanya tetap menyebabkan tusukan tajam di hatiku,
aku terkejut aku sanggup bertahan dari rasa sakit yang
disebabkannya.
Saat aku mengawasi mereka menyeretnya pergi, aku
sadar tak ada lagi yang akan kuhadapi malam ini yang akan
lebih mengerikan dari apa yang kulihat di matanya.
230
Hatiku terasa berat, aku berjalan menembus hutan dengan
mengenakan sepatu bot salju dan jubah beludru tebal
berwarna putih yang bisa dengan mudah kusingkirkan
begitu aku mulai bertransformasi.
Aku tahu aku sudah kehilangan Daniel selamanya,
aku tahu dia tidak akan pernah memaafkanku karena
mengkhianatinya dan membuat yang lainnya meragukan
dirinya. Tapi jika aku menerimanya sebagai pasanganku,
tradisi mengharuskannya berada di sampingku saat ini,
mengenakan jubah hitam. Dan pada saat transformasiku
dimulai, dia juga akan bertransformasi dan bergabung
denganku?aku dalam wujud serigala dan dia dalam wujud
macan kumbang.
DELAPAN BELAS
231
Dan Harvester akan membunuh kami berdua.
Aku tidak yakin kenapa transformasi pertama tidak
boleh berlangsung di dalam pagar yang mengelilingi
Rumah Besar. Mungkin ada hubungannya dengan apa pun
yang melindungi Wolford dari dunia luar.
Di dalam hutan ada area?area istimewa?tempat?
tempat romantis?tempat para cowok membawa pasangan
mereka saat transformasi pertama para cewek. Tapi kami
berhenti pada tanah terbuka pertama yang kami capai.
Tidak akan ada yang romantis malam ini.
Kayla membentangkan sebuah selimut kapas di salju.
Shadow of The Moon Dark Guardian 4 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku nggak pernah memikirkan apa yang dialami
Shifter yang melewati transformasi pertama mereka di
musim dingin," kata Lindsey. "Senang rasanya ulang
tahunku jatuh saat musim panas."
"Benar banget," kata Rafe. "Kamu bakal melewatinya
sendirian."
Lindsey memukul lengan Rafe main?main, tapi ada
jejak kegugupan dalam semangat mereka.
Kecuali Brittany, para Dark Guardian selalu bertempur
dalam wujud serigala. Sarung?sarung pedang tersandang di
samping tubuh mereka saat ini. Pedang?pedang itu pasti
tampak tidak pada tempatnya di dunia modern seperti
sekarang, tapi di tangan mereka, pedang?pedang itu sekadar
menguatkan takdir mereka sebagai Dark Guardian, para
prajurit yang akan melakukan apa pun yang diperlukan
untuk melindungi kaum kami.
Malam ini, mereka bertujuh ada di sini untuk melin?
dungiku.
232
Aku menengadah ke langit hitam dan berpikir langit
tidak pernah lebih indah atau lebih memberi pertanda
buruk. Bulan bersinar dalam lingkaran penuh, cahayanya
menembus awan di hadapannya, membuatnya bersinar
suram. Bintang bertebaran di langit. Aku tahu beberapa
konstelasi bintang, tapi untuk beberapa alasan, aku tidak
bisa menemukan satu pun konstelasi. Mungkin aku sedang
kacau atau gugup, seperti yang lain.
Aku senang dengan keberhasilanku menghalangi emosi
mereka, tapi aku tahu aku akan kehilangan kekuatanku
begitu pertempuran dimulai. Keberanian, harga diri, dan
ketakutan akan menghantamku dengan kekuatan penuh.
Aku tidak akan bisa mencegah semua itu.
Yang bisa kulakukan hanya fokus pada perasaanku
sendiri dan berharap aku, entah bagaimana, bisa tetap
berpikiran jernih dan bereaksi terhadap apa pun yang
terjadi.
Seakan mengerti arah pikiranku, Kayla melingkarkan
lengannya padaku. "Semua akan baik?baik saja."
"Mungkin seharusnya kita melakukan ini di ruang
bawah tanah," kata Brittany.
Perutku langsung menegang, teringat Daniel terku?
rung di sana sekarang?dan apa yang pasti tengah dirasa?
kannya.
"Bagus banget, Brit," kata Lindsey.
"Oh, sial. Maaf."
"Tembok bata dan kunci nggak akan menghalangi
Harvester," kata Connor saat dia melingkarkan lengan?
233
nya pada Brittany. "Nggak ada yang salah dengan menye?
but Daniel. Dia nggak jauh dari benak kita. Bagaimana
mungkin kita nggak menyadarinya?"
"Terutama aku," kata Brittany. "Aku menghabiskan
paling banyak waktu dengannya."
"Ya, tapi kamu mungkin yang paling banyak meng?
abaikannya," kata Rafe. "Kamu nggak menginginkannya
sebagai pasangan."
Brittany menatapku. "Bukan karena aku berpikir dia
nggak keren atau apa. Dia baik."
"Dia hanya bukan Connor," kataku sambil memaksakan
sebuah senyum.
Brittany merapat manja pada pasangannya. "Betul."
"Oke," kata Lucas. "Kita harus mulai bersiap?siap."
Aku menatap langit. Bulan sudah tinggi di atas sana.
Begitu dia mencapai puncaknya.
Sambil melepas sepatu botku, aku melemparnya ke
samping dan melangkah ke atas selimut kapas. Aku masih
bisa merasakan rasa dingin menyelinap ke telapak kakiku.
Aku mempererat jubahku. Kayla sudah menyisir rambutku
sampai berkilauan dan menyelipkan bunga violet di dekat
pelipisku?seakan aku peduli dengan penampilanku.
Aku tidak menyiapkan diri untuk merasakan trans?
formasi pertamaku dengan pasanganku. Aku menyiapkan
diri untuk menghadapi pembawa kematian.
Para Dark Guardian mengelilingku.
"Ingat," kata Lucas pada yang lain, "nggak peduli
bagaimana nalurimu menjerit?jangan bertransformasi."
234
Gesekan logam saat pedang meninggalkan sarungnya
bergema menembus malam.
"Dan ingat, jangan menikamkan benda itu pada satu
sama lain," kata Connor.
Aku berlutut di atas selimut kapas, berharap tidak akan
menjadi anak domba kurban. Sambil mendongak, aku
merasakan cahaya bulan membelai kulitku, dan memikir?
kan Daniel. Kegagahannya saat melangkah melalui pintu
kafe. Kelembutannya saat memelukku. Ciumannya yang
membara. Keindahan dari wujud binatangnya. Bahkan
kalau aku selamat malam ini, aku tidak akan merasakan
semua keajaiban dirinya lagi.
Aku merasakan gelitikan pertama pada kulit, otot, dan
tulang, seakan arus listrik yang lembut mengaliriku.
"Kurasa"?aku mendengar kepanikan dalam suaraku.
Aku menarik napas dalam?dalam dan mencoba mene?
nangkan diri?"transformasiku sudah dimulai."
Di sekelilingku, yang lain menyiagakan kuda?kuda
mereka dan mengangkat pedang mereka sedikit. Seth
berlutut di hadapanku, di atas selimut kapas dan meletak?
kan pedangnya di antara kami.
Kepanikan menyerangku. "Apa yang kamu lakukan?"
"Aku akan membimbingmu melewati transformasi
ini."
Aku menggelengkan kepalaku dengan tegas dan aku
berseru galak. "Nggak. Kamu nggak boleh melakukannya.
Kamu nggak boleh mengambil risiko?"
"Kamu akan mati?"
235
"Aku akan mengambil risiko itu. Aku nggak berse?
dia mempertaruhkan hidup orang lain. Menurutmu ke?
napa aku menceritakan semua kebohongan itu tentang
Daniel?"
Dia membelalak. "Dia bukan macan kumbang?"
"Dia macan kumbang." Air mata membasahi mataku.
"Tapi, dia bukan sekutu Harvester. Dia yang paling
mulia?" tenggorokanku tercekat. "Kumohon, kumohon,
jangan lakukan ini."
Seth menoleh kepada Lucas. Aku berbalik dan meng?
hadap Lucas juga. "Kumohon," kataku parau. "Aku bisa
melakukan ini sendiri. Tapi kalau aku mengkhawatirkan
Seth aku harus bisa konsentrasi."
Lucas ragu?ragu dan menyumpah dengan kasar di
antara napasnya. "Ikuti saja arusnya. Saat sakitnya nggak
tertahankan. Pasrah saja."
Aku mengangguk, semua rasa terima kasihku pada
keputusannya terpancar di mataku.
"Seth, bersiap di posisimu," perintah Lucas.
Aku tahu Seth tidak akan merasa senang mengetahui
aku merasakan kelegaan luar biasa mengalir dari diri?
nya. Dia bisa dengan berani menghadapi Harvester
dengan pedang terangkat, tapi menolongku melewati
transformasiku bukan pilihan utamanya untuk mengha?
biskan malam ini. Tapi aku tetap berterima kasih ke?
padanya. Aku selalu tahu para Dark Guardian adalah
pelindung kaum kami, tapi aku tidak pernah mengerti
seutuhnya pengorbanan yang mereka lakukan untuk
236
melindungi kami dari bahaya. Aku tidak tahu apa aku
pantas untuk menjadi salah satu dari mereka, tapi aku pasti
akan melakukan yang terbaik.
Aku merasa badanku seperti digelitik, rasa sakit seperti
ditusuk jarum menyebar di badanku seperti kena setrum.
Aku sadar para Guardian mengambil posisi mereka.
Aku bisa merasakan kesiapan dan kewaspadaan mereka.
Tak ada yang bisa menyiapkan kami dari apa yang
muncul dari tanah di depan kami.
Harvester sudah tiba dan dia membawa bersamanya
enam ekor anjing neraka.
237
Para Dark Guardian merapatkan lingkaran mereka di
sekelilingku. Anjing?anjing neraka itu memamerkan
giginya, liur merah merembes keluar dari taring mereka.
Mereka menunduk rendah dan mengitari kami. Aku
menahan badanku dengan kedua tangan dan kakiku, dan
bernapas tersengal?sengal. Aku bisa merasakan mulainya
transformasiku. Darahku berdesir di antara telingaku.
Harvester menunggu dengan sabar. Dia adalah makh?
luk yang mengerikan, tingginya dua meter lebih dan lebar,
walaupun dia belum terbentuk seutuhnya. Dia seperti
kabut. Berbentuk, tapi tidak padat. Aku tahu wujudnya
akan solid saat waktunya tiba. Jari?jarinya yang panjang
dan bercakar akan diulurkan padaku, menyentuh, dan
mengisap jiwaku.
SEMBILAN BELAS
238
Tapi, geraman antek?anteknya adalah masalah lain.
Mereka berwujud dan mata merah mereka berkilat?kilat.
Rasa sakit menembusku. Aku melepaskan jeritan kecil.
Kayla adalah yang pertama kehilangan konsentrasinya.
Tidak mengejutkan. Dia tidak dibesarkan di antara kami.
Dia mengalihkan perhatiannya padaku?ketakutannya
membanjiri dan membuatku lemah.
"Hancurkan mereka!" suara Harvester yang berat dan
serak bergema di sekeliling kami dan membuat salju jatuh
berhamburan dari pepohonan.
Anjing?anjing neraka menyerang. Para Guardian ber?
juang menghalangi mereka, melangkah keluar sambil
mengayunkan pedang.
Connor adalah yang pertama mengenai salah satu
dari mereka. Anjing itu mendengking saat segores luka
menganga di dadanya, tapi bahkan sebelum darah mulai
mengalir keluar, lukanya menutup.
"Sial!" guman Connor, memasang kuda?kuda untuk
Shadow of The Moon Dark Guardian 4 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyeimbangkan tubuhnya. "Mereka bisa menyembuhkan
diri."
"Mereka bukan Shifter," kataku sambil terengah?engah,
berjuang untuk mencegah transformasiku. "Mereka kebal
pada pengaruh perak."
Jarak di antara para guardian melebar saat anjing?anjing
itu menyerang, menggigit, dan menerkam mereka.
Jeritan mengerikan menembus udara malam. Seth!
Aku berbalik tepat pada saat kepanikan dan ketakutan?
nya menghantamku. Dua ekor anjing neraka mencabik?
239
cabik tubuhnya. Kepasrahannya meliputiku. Kalau dia
tidak bertransformasi, dia tidak bisa menyembuhkan diri.
Kalau dia berubah, Harvester akan merenggut jiwanya.
Lucas dan Rafe berjuang untuk tiba di samping Seth.
Rafe berhasil menusukkan pedangnya menembus jantung
salah satunya. Anjing itu berubah menjadi abu.
Para Guardian sudah meninggalkan posisi mereka.
Sebagian berusaha melindungiku, yang lain mengelilingi
Seth setelah mereka berhasil menjauhkan anjing itu dari?
nya. Seth terbaring di sana, berjuang untuk bangkit, nekat
bergabung kembali dalam pertarungan, tapi dia terlalu
lemah, darah mengalir dari lukanya.
Dia terjatuh lagi ke dalam salju yang dingin, tatapannya
menerawang. Emosinya berputar menembusku: penye?
salan, kesedihan. Dan akhirnya cinta. Ada seseorang yang
dicintainya; dia akan meninggalkannya.
"Tidak!"
Aku tahu bagaimana rasanya melepaskan orang yang
kamu cintai lebih dari apa pun. Cukup sudah salah satu
dari kami yang melakukannya. Lagi pula, dengan ke?
mampuanku merasakan emosi, mungkin jiwaku akan
membuat Harvester kewalahan dengan perasaan?perasaan
itu dan menghancurkan dirinya sendiri. Kelihatannya
memang tidak mungkin, tapi aku berniat untuk terus
bertarung melawannya sampai keabadian mengambilku.
"Bawa aku!" teriakku. "Bawa aku saja!"
Aku memaksa diriku berdiri, terhuyung?huyung ke
depan beberapa langkah. Sambil mengulurkan tanganku
240
ke langit, aku memanggil bulan, berhenti melawan trans?
formasi dan membiarkan rasa sakit menguasaiku?
Sang Harvester sudah memadat. Dan bahkan yang
lebih menakutkan, wajahnya seperti topeng hukuman
dan penyiksaan. Badanku bergetar karena awal transfor?
masi?
Dia mengulurkan cakarnya yang seperti pisau?
Sebuah kelebatan hitam muncul dari hutan dan meng?
hantam Harvester dengan kekuatan yang cukup untuk
menjatuhkannya.
Daniel!
Berat badannya menahan Harvester di bawah. Aku
mengawasi dengan ketakutan saat cakarnya meng?
gores pinggang Daniel dan menciptakan genangan
darah. Daniel membenamkan giginya ke tenggorokan
Harvester, tapi makhluk itu tetap melawan. Dia meronta,
berteriak, dan mencakar Daniel. Aku tahu mulut Daniel
melepuh karena panas tubuh Harvester, aku tahu luka
yang dideritanya tidak tertahankan, tapi dia menolak
melepaskan gigitannya.
Aku menatap berkeliling dengan kalut dan melihat
pedang Seth, setengah terkubur di dalam salju. Aku meng?
hambur ke sana dan menariknya keluar.
Melawan rasa sakitku sendiri, serta kebutuhanku untuk
segerabertransformasi sementara yang lain membuat anjing?
anjing neraka tetap sibuk, aku berjalan dengan susah payah
ke tempat Daniel bertempur dengan Harvester. Aku tidak
bisa menusuk jantungnya dari atas karena Daniel berada di
241
atasnya, berusaha menahan gigitannya pada leher Harvester.
Aku berlutut. Saat Harvester mengangkat tangannya
untuk menyerang Daniel sekali lagi, aku menusuknya
dari samping dengan pedang dan menghujamkannya ke
jantung sang pemanen jiwa.
Pekikan yang memekakkan telinga bergema di sekeliling
kami.
Mendadak aku dibanjiri emosi?emosi yang menari?
nari di sekelilingku, menembusku, dan dengan segera
menghantam, lalu meninggalkanku, seakan aku menyiap?
kan lorong untuk mereka lewati. Cinta, rasa syukur, ke?
legaan. Dan aku sadar aku merasakan apa yang tersisa
dari semua jiwa yang direnggut Harvester. Dengan kema?
tiannya, mereka dilepaskan dari perbudakan.
Ribuan jiwa, terperangkap di tempat yang terlupakan
dan menyediakan tenaga untuk makhluk yang tidak pantas
hidup.
Aku merasakan cinta yang begitu kuat, begitu dalam?
dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku tahu untuk
siapa emosi itu ditujukan. Untuk Daniel. Itu adalah jiwa?
jiwa keluarganya, berusaha menghampirinya untuk yang
terakhir kali. Aku menyerap perasaan itu, berharap dia bisa
merasakannya. Kalau tidak, aku akan berbagi dengannya
nanti.
Dan kemudian ada Justin. Tidak menyalahkanku
karena terlambat menyadari masalah yang dihadapinya.
Dia bebas sekarang. Jiwanya kini berada dalam kedamaian.
Akhirnya.
242
Dan tahu?tahu yang tersisa hanya kekosongan.
Semua jiwa itu pergi, membawa emosi?emosi itu bersama
mereka.
Harvester menjerit lagi, kemudian hancur menjadi
abu. Angin bertiup dan menerbangkan abu itu sampai tak
bersisa. Bersama kehancurannya, anjing?anjing neraka juga
ikut menghilang.
Kelelahan, aku ambruk dan merangkak menuju
Daniel dan dengan lembut menyentuh luka?lukanya, yang
mulai sembuh. "Aku minta maaf. Aku sungguh minta
maaf. Walaupun aku nggak bisa merasakan emosimu,
aku mengenalmu. Aku tahu kamu akan bertransformasi.
Lalu dia akan mendapatkanmu juga. Aku nggak tahan
memikirkan?"
Sambil menggeram rendah, dia menjilat pipiku.
Aku sadar ada getaran di udara dan menoleh ke
belakang, Seth juga sudah bertransformasi. Luka?lukanya
akan sembuh, dan siapa pun yang dicintainya?Seth akan
kembali padanya.
Mungkin karena Connor mencintai setengah manu?
sia/setengahShifter, mencintai seseorang yang tidak ber?
ubah wujud menjadi serigala, jadi dia tahu apa yang harus
dilakukan. Dia membawa selimut kapas dan menyam?
pirkannya di tubuh macan kumbang Daniel
Dalam satu kedipan mata, aku sudah menatap wajah
Daniel. Aku menyentuh pipinya. "Kamu seharusnya
menunggu untuk bertransformasi lagi sampai kamu benar?
benar sembuh."
243
"Aku akan segera bertransformasi lagi."
"Daniel." Tenggorokanku tercekat; air mataku tumpah.
"Bagaimana kamu bisa keluar?"
"Apa kamu pikir pintu yang terkunci akan bisa me?
nahanku? Aku bertransformasi dan menggunakan kekuatan
yang kumiliki sebagai macan kumbang untuk mendobrak
pintunya."
"Kamu berisiko mati dengan bertransformasi." Aku
tidak bisa menahan nada marah dalam suaraku.
"Kurasa Harvester akan sibuk denganmu."
"Tapi bagaimana kalau ada lebih dari satu Harvester?
Bagaimana kalau?"
Dia menyentuh bibirku. "Semua sudah berakhir,
Hayden."
Tapi aku tidak bisa melepaskan apa yang sudah di?
pertaruhkannya. "Aku mencintaimu."
Dia tersenyum, senyum pertama yang bisa membuat
lututku lemas. "Aku tahu. Itu bagus." Dia menyorongkan
kepalanya di leherku. "Karena aku bisa menemukanmu di
mana pun."
Samar?samar, aku menyadari kami sendirian seka?
rang. Para Dark Guardian sudah pergi, menarik diri
dengan diam?diam. Dan aku sadar perasaanku pada
Daniel telah berkembang dengan begitu kuatnya, se?
hingga tidak ada lagi ruang bagi emosi mereka untuk
menyelinap ke dalam diriku. Atau mungkin aku yang
menjadi semakin baik dalam menghalangi apa pun yang
tidak ingin kurasakan.
244
Lalu rasa sakit menguasaiku. Kaki dan lenganku,
seluruh tubuhku, mendadak mati rasa sebelum sarafku
meledak dengan tusukan tajam. Aku tersengal?sengal.
Daniel menangkup wajahku dengan kedua tangannya
yang besar. "Hayden, apa kamu menerimaku sebagai
pasanganmu?"
"Dengan seluruh jiwaku."
Dia memelukku. "Berkonsentrasilah padaku."
Bibirnya menyentuh bibirku, dengan lapar, seakan
baru pertama kali merasakannya. Lalu semuanya menjadi
begitu akrab. Tubuhku mulai terasa ganjil; aku merasa
sedikit terombang?ambing, seakan bersiap?siap....
Aku memfokuskan pikiranku pada Daniel, pada pe?
lukannya, rasa ciumannya, kehangatan kulitnya.
Emosinya tidak menyelinap ke dalam diriku, tapi
aku tetap tahu apa yang dirasakannya. Dia mencintaiku.
Dia tidak ingin aku menderita. Dia akan melakukan
semuanya?apa pun?untuk melindungiku.
Aku mendengar geraman rendah, geraman yang menya?
takan kepuasan. Dalam wujud binatang, kami membuat
suara yang berbeda; kami terlihat berbeda. Tapi jauh di
dalam, kami tetap sama.
Rasa sakit yang kurasakan memuncak, lalu menyusut
saat dia mengeluskan tangannya padaku dan menciumku
lebih dalam. Hasrat menyala di dalam diriku dan mem?
Shadow of The Moon Dark Guardian 4 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
benamkan semuanya. Hanya dalam satu detakan jantung,
aku merasa seribu bintang bersinar di dalam diriku, cahaya
bulan membanjir masuk ke dalam diriku.
245
Ketika aku membuka mataku, aku menatap seekor
macan kumbang, dan tahu dia tengah menatap seekor
serigala.
Hayden?
Aku sudah begitu takut karena aku tidak bisa mera?
sakan emosinya, aku juga tidak akan bisa mendengar
pikirannya. Tapi suaranya ada di sana, berbisik pada?
ku.
Kamu cantik dalam wujud serigala.
Aku menyentuh moncongnya.
Apa kamu kecewa aku bukan serigala? tanyanya.
Bodoh. Apa kamu berharap aku macan kumbang?
Aku mencintaimu apa adanya.
Kata?katanya menyelubungiku dengan kehangatan,
jantungku berdetak lebih cepat. Walaupun aku tahu bagai?
mana perasaannya, ada kepuasan dan kegembiraan men?
dengarnya diucapkan.
Aku bisa melihat luka di pinggangnya, goresan yang
panjang, sembuh dengan cepat. Serigala di dalam diriku
mengendus luka itu, lalu menjilatnya dengan hati?hati.
Bau darah.
Sekarang aku juga akan menemukanmu, di mana pun,
pikirku.
Daniel sembuh tanpa meninggalkan bekas, tak ada
bukti pernah ada luka di sana. Itulah berkah kami, kemam?
puan kami untuk menyembuhkan diri.
Sekarang apa? tanyanya.
246
Aku menoleh ke arah dataran putih luas yang terbentang
di hadapan kami. Aku nggak bisa berlari secepat dirimu,
aku mengakuinya.
Aku bisa mengatur kecepatanku.
Aku berpacu, cakarku menghamburkan salju. Daniel
dengan mudah mengikuti di sampingku. Tidak, aku tidak
akan pernah mengalahkannya, aku tidak pernah bisa lari
darinya.
Tapi kenyataannya, aku tak lagi ingin melakukannya.
247
Kami berlari menembus hutan sampai mencapai gua
tempat dia membawaku malam sebelumnya. Saat aku me?
langkah masuk, mataku menyesuaikan diri dengan kege?
lapan di dalamnya. Aku bisa melihat dengan mata serigala,
bisa melihat menembus kegelapan.
Apa yang kulihat membuatku terkejut.
Ranselku. Aku bertanya?tanya kapan dia membawanya.
Siang tadi mungkin, waktu aku bersama Kayla, Lindsey,
dan Brittany.
Aku menoleh padanya.
Tebakanmu benar.
Kamu bisa membaca pikiranku bahkan saat aku nggak
menunjukkannya padamu? Kenapa aku nggak bisa membaca
pikiranmu?
DUA PULUH
248
Karena aku sudah belajar cara untuk menahannya. Akan
kuajarkan padamu. Jadi aku hanya akan tahu apa yang
kamu ingin aku ketahui.
Mungkin keahlian itu bisa membantuku menahan emosi
yang datang juga.
Aku harap begitu.
Aku berlari di dalam gua menuju ke belakang, tempat
kolam itu berada. Pakaianku diletakkan di atas batu,
menungguku kembali dalam wujud manusia.
Kamu bisa berubah di dalam sini, kata Daniel dalam
pikirannya. Aku akan berubah di sana.
Oke. Untuk berubah, aku hanya harus membayangkan
manusia, kan?
Ya, bayangkan saja manusia.
Saat dia tidak terlihat lagi, aku menutup mataku,
berkonsentrasi, merasakan sebuah getaran menembusku.
Aku membuka mata. Aku sudah kembali dalam wujud
manusia. Dengan segera, aku mengenakan celana jeans,
sweter, dan sepatuku. Saat aku berjalan ke bagian depan
gua, Daniel berdiri di pintu masuk gua sambil menatap
keluar. Senter besar menerangi kegelapan.
Aku tidak terburu?buru ketika mengamatinya: bahunya
yang lebar dan bidang, punggungnya yang panjang.
Tangannya dibenamkan ke dalam saku belakang celana
jeansnya.
Aku hampir kehilangan semua itu, kehilangan dirinya
karena ketakutanku. Tapi ketakutanku akan kehilangan
dirinya jugalah yang memberiku kekuatan untuk melawan
249
transformasiku sendiri dan berjuang untuk menghancurkan
Harvester. Sebelum mengenal Daniel, aku mungkin tidak
akan berjuang dengan begitu keras. Aku memang tidak
akan diam?diam menyerah, tapi tak ada yang kupertaruh?
kan tanpa Daniel.
Aku menyeberang ke arahnya dan menyelinap di bawah
pelukannya. Ada kenyamanan dan keakraban di sana.
"Kamu benar," katanya pelan. "Aku yang membawa
Harvester kemari."
"Nggak, bukan kamu."
Dia menunduk untuk melihatku, matanya penuh
tanda tanya, tampak ingin memercayai kata?kataku.
"Kamu sudah berada di sini sejak musim panas. Kalau
dia mengikutimu, dia akan muncul lebih cepat," kataku.
"Aku ingin memercayainya."
"Aku percaya. Kita nggak tahu segalanya tentang
Harvester. Dia, kan, bukan seperti topik yang pernah
dibahas di Oprah. Kita nggak tahu kenapa dia menghilang
selama berabad?abad. Kita nggak tahu kenapa dia mun?
cul saat ini. Aku tahu dialah yang membunuh orang?
tuamu. Aku merasakan jiwa mereka. Mereka sangat
mencintaimu."
Matanya berkaca?kaca dan dia berkedip untuk mena?
hannya. "Apa mereka sudah berada dalam kedamaian?"
"Sekarang, iya."
"Aku nggak tahu bagaimana dia menemukan kelu?
argaku. Aku nggak tahu berapa banyak lagi kaumku yang
mungkin sudah dibunuhnya. Seperti yang kukatakan
250
padamu, kami nggak seperti serigala. Kami nggak hidup
berkelompok." Dia menunduk untuk melihatku. "Aku
ingin pergi mencari kaumku yang lain. Memberi tahu
mereka tentang tempat ini. Kita adalah penyendiri. Kamu
dan aku, tapi kita ditakdirkan bersama." Dia menyentuh
pipiku. "Tapi aku nggak akan pergi kalau kamu mau
tinggal di sini. Dan kalau para tetua mengizinkanku tetap
tinggal. Kamu lebih berarti bagiku dari apa pun."
Sebelum aku bisa memberinya jawaban, dia memeluk
dan menciumku. Kupikir aku tidak akan pernah merasakan
ini lagi. Tapi di situlah aku, merasakan semua itu lagi.
Dia bersedia melepaskan apa yang ingin dilakukannya
karena dia lebih menginginkanku. Tapi aku cukup peduli
padanya untuk tidak membiarkannya melepaskan apa yang
ingin dia lakukan.
Aku sering merasakan cinta?berasal dari orang lain
dan ditujukan pada yang lain. Cinta orangtua kepada anak,
sahabat kepada sahabat, dan dengan Connor, cinta seorang
kekasih kepada kekasih. Dalam semua hal, cinta adalah
emosi yang kuat, tidak mudah ditahan begitu dilepaskan.
Aku sadar sekarang bahwa cinta seperti bunga yang mekar,
yang terus?menerus menambahkan lebih banyak kelopak di
atasnya. Tapi tak pernah ada akhirnya. Tidak akan pernah
berhenti mekar. Akan terus berlanjut selamanya. Tumbuh
dan menguat.
Aku belum lama mengenal Daniel, tapi aku tahu, di
dalam hatiku dia adalah pasangan sejatiku.
Saat dia menarik diri, dia menyentuh pipiku, seperti
yang dilakukannya siang itu di belakang kafe. Sentuhannya
251
hangat dan tatapannya tulus. Aku tidak perlu merasakan
emosinya untuk tahu kedalaman perasaannya.
"Aku mencintaimu, Hayden," katanya.
Aku membenamkan diri dalam pelukannya, menem?
pelkan pipiku di dadanya, dan mendengar detak jantung?
nya. "Aku juga mencintaimu."
Dia meraih tanganku dan menuntunku keluar. Kami
duduk di atas batu yang tetutup salju dan mengamati saat
bulan mulai turun. Kupikir harusnya aku merasa dingin,
tapi dengan lengan Daniel yang merangkulku, aku merasa
hangat. Bahagia. Dimabuk cinta.
252
Kembali ke Wolford pagi berikutnya bukanlah kejadian
menyenangkan seperti yang kuharapkan. Para tetua
dan Dark Guardian tidak benar?benar senang dengan
Daniel.
Ya, dia mungkin menyelamatkan kami semua dengan
serangannya pada Harvester. Tapi ada sedikit masalah
dengan dia yang tidak sepenuhnya jujur tentang jati
dirinya.
Jadi dua menit setelah kami melangkah melalui pintu
depan, dia sudah berdiri di depan semua orang di ruang
rapat. Para tetua duduk di meja sambil mengamatinya,
seakan dia adalah makhluk eksotik?yang kurasa memang
benar adanya.
DUA PULUH SATU
253
Di setiap ujung meja para tetua, ada meja lain di
sudut dan para Dark Guardian mengisi kedua meja itu.
Aku duduk di ujung salah satu mejanya. Sekarang setelah
mengalami transformasiku, aku adalah anggota kelompok
elit ini.
Sementara ada kemungkinan Daniel akan dikeluarkan
dari kelompok.
Dia berdiri menjulang, tegak dan percaya diri, dadanya
Shadow of The Moon Dark Guardian 4 Karya Rachel Hawthorne di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dibusungkan dengan kepala terangkat. Aku merasa sangat
bangga. Cowok hebat ini milikku.
Akhirnya Tetua Wilde berdeham dan berkata, "Kamu
datang kemari dengan identitas palsu, Mr. Foster."
Aku melihat Daniel tersentak dan aku mengerti ke?
napa. Sebelum tadi malam, mereka memanggilnya dengan
Guardian Foster. Mereka sudah melepaskannya dari
jabatan, mengumumkan bahwa dia bukan lagi salah satu
dari mereka. Aku tahu ada saat di mana dia tidak akan
terganggu dengan perubahan ini?ketika dia benar?benar
menyendiri, ketika dia tidak tahu bagaimana sebenarnya
rasa saling memiliki.
"Aku mengatakan pada Anda aku datang kemari untuk
melayani sebagai Dark Guardian," dia menyatakan dengan
tegas.
"Kamu lalai mengatakan pada kami bahwa kamu
bertransformasi dalam wujud macan kumbang, bukan
serigala," kata Tetua Wilde mengingatkan.
"Aku tidak melihat wujud binatangku akan meme?
ngaruhi kemampuanku dalam melaksanakan tugas." Dia
254
menunduk, lalu mengangkat tatapan mata hijaunya yang
berkilat ke arah mereka. "Dan oke, benar, aku rasa Anda
tidak akan menerimaku kalau Anda tahu aku berasal dari
klan macan kumbang."
"Berapa banyak macan kumbang yang ada?" tanya
Lucas. Dia mengabaikan tatapan tajam kakeknya.
"Aku tidak tahu," jawab Daniel. "Kami tidak mengawasi
anggota kami seperti yang kalian lakukan. Itu salah satu
kelemahan kami."
"Dan kamu tidak merasa kami perlu tahu bahwa
Harvester membunuh orangtuamu?" tanya Tetua homas,
menempatkan kembali sidang ini pada tujuannya.
"Aku tidak tahu apa yang membunuh mereka sampai
malam kematian Justin. Dan kemudian aku hanya berpikir
untuk melindungi Hayden."
Hatiku langsung terbang padanya. Dia menoleh ke
arahku dan aku mengerahkan kekuatanku untuk me?
nyampaikan bahwa tidak peduli apa yang terjadi, aku
ada di pihaknya. Kemudian, akhirnya dia melanjutkan,
"Kupikir kalau aku mengatakan segalanya, Anda akan
ragu untuk menerimaku. Aku harus mempelajari apa
yang Anda tahu supaya aku bisa menyelamatkan kaumku
dari kepunahan. Mungkin bagian dari pelajaranku adalah
aku harus belajar untuk memercayai orang?orang yang
tidak sama denganku. Apa yang kulakukan, kulakukan
untuk kepentingan spesiesku. Aku mementingkan apa
yang kupikir merupakan kebutuhan mereka. Aku tahu
sekarang kalau aku harus mementingkan semua Shifter,
255
bukan hanya spesiesku. Kita tidak ditetapkan dari sebagai
apa kita bertransformasi. Aku tidak bisa mengubah
apa yang sudah kulakukan di masa lalu, tapi aku bisa
bersumpah kepada kalian bahwa kalian tidak akan pernah
menemukan Dark Guardian yang lebih berbakti kepada
kaum ini."
"Mungkin," kata Tetua Wilde bijak. "Langkah pertama
adalah untuk tidak memandang kami sebagai kaum yang
terpisah dari kaummu. Seperti katamu, kita semua adalah
Shifter. Itulah ikatan persamaan kita. Sama seperti ada
beberapa Shifter dengan kemampuan empati dan beberapa
yang lain tidak. Kami tidak memisahkan mereka; kami
tidak melihat mereka bukan sebagai bagian dari kami." Dia
menoleh ke arahku. "Apa kamu setuju, Hayden?"
Aku mengangguk. "Aku setuju."
Tetua Wilde menatap sekeliling meja, lalu dia melihat
pada Daniel. "Kamu diterima untuk tinggal bersama kami,
Guardian Foster."
Aku tenggelam dalam gelombang rasa lega dan aku
tidak bisa menahan senyuman kecil yang terbentuk di
bibirku.
"Terima kasih, tetua, Dark Guardian. Karena kalian
sudah menawarkanku untuk tinggal, sekarang aku bisa
pergi tanpa beban."
"Kamu bermaksud untuk pergi?" tanya Tetua Wilde.
"Ya, Sir. Ada banyak yang seperti diriku, tersesat, yang
tidak tahu apa yang bisa kita lakukan sebagai seorang Shifter.
Yang menyembunyikan diri mereka yang sebenarnya dan
256
tidak memiliki tempat untuk merayakannya. Aku ingin
mereka tahu kalau mereka tidak sendiri."
"Kamu akan melakukannya dengan restu kami dan
kami akan menerima mereka di sini."
"Terima kasih."
Aku mendorong kursiku ke belakang, berdiri, ber?
jalan ke arah Daniel, dan menyelipkan tanganku ke
dalam genggamannya. "Dia pasanganku. Aku akan pergi
dengannya. Aku juga mohon restu kalian. Tapi aku akan
tetap pergi tanpanya kalau memang harus."
"Kamu mendapat restu kami," kata Tetua Wilde. "Dan
kalau orangtuamu ada di sini bersama kita sekarang, kurasa
kamu juga akan mendapat restu mereka. Tidak ada yang
lebih mereka inginkan selain kebahagiaanmu."
"Aku berani berjanji dia akan bahagia," kata Daniel.
Dia meremas tanganku, lalu melingkarkan lengannya
padaku, merapatkanku ke sisinya, ke tempat seharusnya
aku berada. Di samping jantungnya.
Di atas tato Daniel, di tempat simpul?simpul itu berakhir,
dia memiliki tato lain di atas kulitnya: sebuah simbol Celtic
yang mewakili namaku. Dia bilang tato yang dimulai di
otot lengannya dan terus sampai ke punggungnya mewakili
perjalanannya dari yang terpisah sampai menjadi yang
diterima. Itu juga merupakan cerita perjalananku.
Dengan Daniel di sisiku, selalu mengalihkan per?
hatianku, aku bisa berada di antara Shifter?Shifter lain.
Hanya emosi?emosi yang paling kuat yang menyerangku
257
sekarang. Aku belajar menggunakannya untuk memberikan
tanda saat seseorang memerlukan bantuan. Aku masih
belum menganggap kemampuan ini sebagai berkah. Tapi
aku menerima mungkin ini tidak sepenuhnya kutukan.
"Kamu akan kembali tepat waktu untuk titik balik
matahari musim panas, kan?" tanya Kayla saat dia meme?
lukku.
Daniel dan aku akan memulai perjalanan untuk men?
cari Shifter?Shifter lain seperti dirinya. Aku tidak yakin
bagaimana aku bisa membantu karena aku tidak bisa
merasakan emosi mereka, tapi aku yakin akan merasakan
kedamaian.
"Akan kami usahakan," jawabku. Kami berdiri di hala?
man depan Wolford untuk mengucapkan selamat tinggal
pada semuanya.
Kami akan melakukan perjalanan dengan mobil salju,
hadiah dari para tetua. Aku tidak tahu apa akan sama
menyenangkannya mengendarai mobil itu sekarang setelah
diizinkan. Musim semi baru akan tiba sekitar sebulan lagi,
tapi Daniel sudah bersemangat untuk memulai.
Aku memeluk semua orang, meninggalkan Tetua
Wilde sebagai yang terakhir. Aku terkejut saat air mata
membasahi mataku saat dia memelukku. Dia selalu terlihat
begitu kuat, tapi tiba?tiba, dia terasa begitu rapuh.
"Hati?hati, Hayden," katanya. "Dan ingat, ini adalah
rumahmu."
"Iya," aku mengakui itu padanya, dan mungkin untuk
pertama kalinya dalam hidupku, pada diriku sendiri.
258
Aku naik ke mobil salju di belakang Daniel.
"Siap?" tanyanya.
"Siap."
Dia melaju dan kegembiraan menerjangku. Aku tidak
tahu apa yang akan kami temukan di luar sana.
Di puncak tanjakan, Daniel menghentikan mobil salju
dan kami melihat ke belakang, ke Wolford.
"Kita nggak harus pergi," katanya.
Aku menggeleng, "Nggak, kurasa kita harus. Kita
punya musuh lain. Kalau Harvester menemukan kita,
mungkin dia juga akan menemukan mereka. Kita harus
mengabarkan pada Shifter lain tentang Wolford, baik yang
berasal dari kaummu atau yang lain, jadi mereka akan
punya tempat berlindung yang aman."
"Kita akan kembali," janjinya.
Aku mengeratkan pelukanku padanya. "Aku tahu."
Dia menyalakan mesin dan kami meluncur di atas salju,
angin berembus melewati kami. Aku tersesat dalam dunia
di mana aku hanya merasakan perasaanku sendiri.
Kebahagiaan. Kegembiraan. Harapan. Cinta.
Daniel.
Tamat
Jaka Wulung 2 Jurus Tanpa Nama Sapta Siaga 07 Gua Rahasia Pendekar Rajawali Sakti 167 Pengemis
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama