Ceritasilat Novel Online

Bentrok Rimba Persilatan 16


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 16



Bentrok Rimba Persilatan Karya dari Khu Lung

   

   Boen Ching memandang sekejap kesekeliling tempat itu, sepasang kakinya ditutulkan diatas permukaan tanah, tubuhnya segera melayang keatas ketingkat tiga dari pagoda Tiang Coen Ta tersebut.

   Chao Shen yang tampak gerakan tubuh dari Boen Ching demikian gesit serta lincahnya, dia hanya dapat seCara diam-diam menghela napas panjang saja.

   Tubuh Boen Ching baru saja menempel Pada tepi pagoda tingkat ketiga itu, dari dalam pagoda tersebut segera menyambar keluar segulung senjata rahasia yang mengancam seluruh tubuhnya, ujung kaki Boen Ching segera menutul keatas tanah, sedang hawa khiekang Chiet Kong Kang Khie nyapun dikerahkan ke luar, tubuhnya segera melancarkan gerakannya menerjang masuk kedalam pagoda itu.

   Begitu dia berada, tampak bayangan manusia berkelebat, tiga orang lelaki berusia pertengahan yang Pada tangannya mencekal sebilah pedang telah melayang pergi dan berdiri tegak dipinggiran tepi pagoda itu.

   ***.

   *** Boen Ching menyapu sekejap kearah tiga orang itu, didalam hatinya diam-diam merasa sangat terkejut, Pada waktu yang lalu suhunya Ie Bok Tocu pernah memberitahu kan kepadanya.

   bahwa tiga orang jago berkepandaian tinggi yang sangat liehay didalam senjata rahasia hanyalah 'Ming Lam Sam Koay' atau Tiga Manusia Aneh dari daerah Ming Lam saja.

   Ketiga orang itu masing-masing memiliki kepandaian tunggal dan sangat jarang sekali berkelana di dalam dunia kangouw, sungguh tak terkira ini hari ternyata dapat bertemu muka ditempat ini.

   Ming Lam Sam Koay saling bertukar pandangan sekejap.

   setelah itu mengangkat pedangnya mengarah tubuh Boen ching.

   "Cayhe Boen ching, datang kemari hanyalah untuk mencari seorang anak kecil saja dan tidak mempunyai niat terhadap kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh tersebut, apakah kalian bertiga orang cianpwee pernah melihat seorang anak kecil berada didalam pagoda ini?"

   Seorang lelaki berusia pertengahan yang berdiri diujung kiri dengan sangat tawar sekali menggelengkan kepalanya, sahutnya.

   "Kalau memangnya kau tidak mempunyai niat untuk ikut campur didalam urusan ini, cepatlah tinggalkan tempat ini, kalau tidak janganlah menyalahkan aku bertiga kalau hendak menggunakan senjata rahasia tunggal dari kami untuk menghadapi dirimu".

   Boen Ching baru saja bersiap hendak mengundurkan dirinya, dari tingkat ke empat dari pagoda tersebut, Ming Lam Sam Koay segera bersama-sama membentak dengan nyaringnya, sehingga terdengar suara dengungan yang menyakitkan telinga, tiga macam senjata rahasia yang sangat aneh sekali bentuknya segera melayang menyambar ketubuh orang tersebut dengan cepatnya.

   ***.

   *** Tetapi mendadak tampak tangan orang itu diayunkan, sebuah jala berwarna hitam telah dilemparkan keluar.

   Boen Ching menjadi sangat terkejut, segera dia berkelebat kebelakang dan mengikuti diri Boen Ching masuk ke dalam pagoda itu.

   Di dalam satu kali pandang saja, dia telah dapat melihat bahwa jala berwarna hitam itu adalah senjata tunggal dari partai Tiang Pek Pay yaitu jala "Lu Ie Wang,"

   Sekalipun seluruh tubuhnya telah dilindungi oleh tenaga khiekang, tetapi dia tetap tak menginginkan mendatangkan kesulitan bagi dirinya.

   Ketika sekali lagi dia menerjang masuk ke dalam pagoda itu tampak Ming Lam Sam Koay telah terjerumus kedalam jaring "Lu Ie Wang"

   Tersebut, tampak orang yang berdiri diujung kiri itu, kaki serta tangannya Pada saat ini telah terikat dengan kencangnya, sedang Pada tangan kirinya tetap mencekal segenggam senjata rahasia, dan tangan kanannya mencekal pedang panjangnya.

   Si kakek tua yang rambutnya telah memutih seluruhnya itu berjalan keluar dari dalam pagoda tingkat ke empat tersebut, tampaknya kakek tua itupun telah terkena dua buah senjata rahasia, dengan sekuat tenaga dia mempertahankan dirinya, sedang pedangnya digunakan untuk menahan berat tubuhnya menempel dipinggir dinding.

   Dari dalam pagoda tiba-tiba terdengar suara sambaran baju yang tertiup angin, dan muncullah empat orang kakek tua berambut putih semuanya, Pada tangan masing-masing mencekal sebilah pedang panjang, sepasang matanya memancarkan sinar yang sangat tajam sekali memandang ke arah lelaki berusia pertengahan itu.

   Lelaki berusia pertengahan itu sadar bahwa apabila dirinya hendak melawan ke empat orang itu sekaligus, sudah tentu ***.

   *** bukanlah merupakan tandingannya, dia dengan dingin mendengus, ujarnya.

   "Baik Tiang Pek Ngo Liong ternyata semuanya telah dapat kemari, aku kira Ming Cong Pat Eng atau delapan pahlawan dari daerah Ming Cong tak akan berpeluk tangan saja "

   Ucapan ini diam-diam telah memperingat kePada Tiang Pek Ngo Liong, bahwa dirinya tiga orang belum terdapat seorang pun yang menderita luka, sedangkan dipihak Tiang Pek Ngo Liong telah terdapat seorang yang menderita luka yang parah, apabila Tiang Pek Ngo Liong akan berbuat sesuatu, dia percaya bahwa mereka masih sanggup untuk mempertahankan diri.

   Kakek tua yang menderita luka itu mendadak mendengus ujarnya.

   "Kalian jangan berpikir seenaknya.jaring Lu Ie Wang dari partai Tiang Pek Pay kami bukanlah dapat demikian mudahnya dapat di terjang, Ditambah lagi apakah kalian telah lupa akan cin Tiong Ngo Tok atau lima manusia bisa dari daerah Chin Tiong ?"

   Lelaki berusia pertengahan itu memandang sekejap kearah Boen ching, dan tak mengucapkan sepatah katapun juga .

   Boen Ching menghela napas panjang-panjang, dia tidak mengetahui dendam sakit hati yang terjadi didunia kangouw ini haruslah menggunakan cara yang bagaimana supaya dapat diselesaikan, ditambah lagi Pada saat ini telah terdapat saorang yang menderita luka dalam, dendam sakit hati ini tak mungkin dapat diselesaikan hanya beberapa patah kata saja.

   Tiang Pek Ngo Liong tampak Boen Ching mempunyai niat untuk ikut campur didalam urusan ini, keempat orang itu segera mengangkat pedangnya mendesak kearah lelaki berusia pertengahan tersebut.

   ***.

   *** Ilmu menyambit sanjata rahasia dari Ming- Lam Sam Koay telah menjagoi seluruh dunia kangouw, dia yang tampak Boen Ching tidak mempunyai niat untuk turun tangan memberi bantuan, terpaksa hanyalah tertawa sedih, tangan kirinya diayunkan, didalam sekejap mata seluruh pagoda tersebut penuh dipenuhi oleh suara dengungan yang memekikkan telinga.

   Titik-titik kecil berwarna kuning yang berpuluh-puluh banyaknya itu melayang dengan cepatnya di tengah udara dan meluncur ke tubuh Tiang Pek Ngo Liong.

   Tiang Pek Ngo Liong tertawa panjang, ke empat orang itu segera merapatkan pedang masing-masing, segulung hawa pedang yang amat rapat sekali mendesak kearah titik-titik kuning itu segera jatuh turun kebawah dan bertemu dengan hawa pedang yang sangat rapat.

   Boen Ching segera tergetar hatinya oleh suara tertawa panjang yang demikian mengenaskan diri lelaki yang berusia pertengahan itu, segera ujarnya.

   "Kalian harap tahan, dengarlah dari perkataan Cayhe "

   Tiang Pek Ngo Liong dengan dingin mendengus, sambil mencekal pedangnya dengan kencang, mereka memandang tajam kearah Boen ching, dengan dingin, ujarnya.

   "Kau ingin campur tangan juga ?"

   Boen Ching menyapu sekejap kearah orang-orang itu, kemudian sahutnya.

   "Kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh telah terjatuh ketangan Goei Lam Yu, kalian kini bergebrak mati-matian ditempat ini sebenarnya sedang memperebutkan benda apakah ?"

   Tiang Pek Ngo Liong menjadi tertegun, termasuk juga Ming Lam Sam Koay juga tak seorangpun yang percaya terhadap segala perkataan yang diucapkan oleh Boen Ching itu.

   ***.

   *** Dari pagoda tingkat kedua mendadak melayang turun seorang aneh yang wajahnya sangat jelek sekali, dengan dingin dia tertawa panjang, ujarnya "Aku dua orang bersaudara tak dapat menanti lebih lama lagi, terpaksa aku naik ke atas dengan sendirinya."

   Dari pagoda tingkat keempatpun secara berturut-turut melayang turun delapan orang, kePada Tiang Pek Ngo Liong mereka tertawa dingin, ujarnya.

   "Jaring Lu le Wang apakah dapat menahan diri Ming Cong Pat Eng kami ?"

   Boen Ching mengalihkan pandangannya, tampak dikalangan tengah itu telah bertambah dengan sepuluh orang lebih, dia tahu dirinya tak mempunyai tenaga untuk mengaturnya kembali, dengan termenung memandang sekejap ketengah kalangan, setelah menghela napas panjang dia mengundurkan dirinya ke luar dari pagoda.

   Chao Shen tampak Boen Ching telah melayang kembali, segera tanyanya.

   "Boen siauwhiap.

   bagaimana ?"

   "Jago-jago berkepandaian yang berada di dalam pagoda sangat banyak sekali, jejak dari cucumu aku kira terpaksa harus dicari sendiri, Pada saat ini mereka sedang bertempur mati-matian, aku kira cucumu tak mungkin akan mendapatkan bahaya."

   Chao Shen dengan sangat camas memandang sekejap keatas pagoda itu, terdengar dari dalam pagoda berkumandang datang suara bentakan yang sangat keras disertai suara tertawa panjang dan nyaring.

   Mendadak dari kejauhan terdengar berkumandang datang suara tertawa dingin yang tak putus-putusnya .

   Dalam hati Boen Ching merasa sangat tergetar, segera ia mendongakkan kepalanya memandang, hatinya makin bertambah terkejut, diatas pagoda Tiang Coen Ta tampak bayangan merah berkelebat tak henti- hentinya.

   segulung ***.

   *** ujung baju berwarna merah melayang memenuhi seluruh angkasa.

   segera teringat kembali keadaan Pada saat diadakannya perkumpulan para enghiong yang diadakan diatas loteng oei Hong Lo untuk memperebutkan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu.

   Chao Shen juga merasa sangat heran dan mendongakkan kepalanya memandang keatas pagoda Tiang Coen Ta itu, dia merasa sangat heran sekali, tetapi mengapa Boen Ching dapat berubah menjadi demikian tegangnya, apakah boleh dikata akan terjadi suatu peristiwa yang sangat dahsyat ?-? Boen Ching tak berani berlaku ayal lagi, dia bersuit panjang dengan nyaringnya, tubuhnya berkelebat melayang ke atas pagoda tersebut.

   Begitu melayangkan tubuhnya dia naik keatas pagoda tingkat ketiga, terdengar dari dalam pagoda berkumandang datang suara bentakan-bentakan yang nyaring, berpuluh- puluh orang berbaju merah yang Pada wajahnya memakai topeng yang sangat aneh bentuknya berkelebat tak henti- hentinya didalam pagoda tersebut, suara jeritan ngeri terdengar tak putus-putusnya .

   Boen Ching dengan gusar membentak.

   tubuhnya menubruk masuk ke dalam pagoda sedang pedang Cing Hong Kiamnyapun di cabut keluar, Pada saat sinar pedang berkelebat, tubuh seorang lelaki berbaju merah itu telah berhasil dibabat putus menjadi dua bagian.

   Pada waktu yang bersamaan pula dari kejauhan berkumandang datang suara genta yang dibunyikan bertalu- talu, Pada saat ini Boen Ching telah berhasil melatih tenaga khiekang "Chiet Keng kang Khie"

   Sehingga suara genta tersebut sedikitpun tak dapat mempengaruhi dirinya, tetapi orang-orang yang berada diatas pagoda itu selain dia serta orang-orang berbaju merah itu, lainnya telah tak dapat ***.

   *** menahan dirinya lagi dan rubuh keatas tanah, Boen Ching dengan cepat mengangkat pedang Cing Hong Kiamnya melancarkan serangan, kedua belas orang berbaju merah itu segera pula berdiri berbareng sambil menggerakkan pedangnya menahan serangan dari Boen Ching itu.

   Dalam hati Boen Ching merasa sangat cemas sekali, dia bersuit panjang dengan nyaringnya, ilmu pedang "Hong Loei Chiet Kiam"

   Dengan sekuat tenaga dilancarkan keluar, tetapi kepandaian silat yang dimiliki kedua belas orang berbaju merah itupun tidak lemah, bahkan kerja sama didalam gerakan pedangnyapun sangat erat sekali, membuat Boen Ching hanya dapat mendesak kedua belas orang berbaju merah itu mundur ke belakang berkali-kali.

   Suara jeritan ngeri berturut-turut berkumandang datang tak henti-hentinya sekali pun didalam hati Boen Ching merasa sangat gusar sekali, tetapi juga tak mempunyai cara untuk melampiaskan kegusarannya tersebut.

   Dengan gusar ia membentak.

   serangan pedang serta serangan telapak tangan tak henti-hentinya dilancarkan keluar, kehebatannya segera bertambah, membuat barisan pedang dari kedua belas orang itu terdesak dan menjadi kacau-balau.

   Didalam sekejap mata saja terdapat seorang lelaki berbaju merah yang terluka dibawah tangannya, kedua belas orang itu dengan cepat memisahkan dirinya dan mundur kesamping.

   Tujuan utama dari Boen Ching hanyalah menolong orang, begitu kedua belas orang itu memisahkan dirinya dan mengundurkan diri kebelakang, dia segera menerjang kearah mereka dan naik keatas pagoda, tetapi diatas pagoda tersebut hanya tampak mayat-mayat bergelimpangan diatas tanah, tak dapat seorangpun diantara mereka yang masih hidup, Sedang arah pergi dari orang-orang berbaju merah itupun entah telah melenyapkan dirinya dari mana.

   ***.

   *** Dia terus berlari naik ke ujung pagoda, tetapi seorang pun tak tampak.

   terpaksa dia membalikkan tubuhnya berjalan kembali kedasar pagoda tersebut, tampak mayat-mayat telah memenuhi seluruh permukaan, kelihatannya orang-orang yang berada di dalam pagoda tersebut tak seorang pun yang masih hidup, Sekalipun Boen Ching telah mencari kesana kemari, tetapi tetap tak tampak diri Chao Shen segera teringat oleh nya akan Chao Shen, apabila berjalan bersamanya bukankah dapat mencarinya dengan lebih mudah lagi?"

   Begitu dia berjalan keluar dari pagoda itu, tanpa terasa dia menjadi tertegun, Chao Shen pun telah menggeletak diluar pagoda dan telah menemui kematiannya.

   Hati Boen Ching terasa menjadi berat, sungguh tak disangka olehnya kalau orang itu dapat turun tangan dengan demikian kejamnya.

   Dia tidak mengetahui siapakah sebenarnya orang yang membunyikan suara genta itu, orang itu pasti bukanlah Goei Lam Yu, sekalipun kemungkinan sekali mempunyai hubungan yang sangat erat dengan diri Goei Lam Yu tetapi hal itu tak lain hanyalah kecurigaan di dalam hatinya saja.

   Didalam hatinya terasa berduka sekali, dirinya telah berhasil melatih tenaga khiekang "Chiet Keng Kang Khie", apa lagi kini tubuhnya berada didalam kalangan, tetapi ternyata tak dapat berbuat apa-apa, dan tetap membuat orang-orang itu menemui kematiannya ditempat tersebut.

   Suara genta itu sejak tadi telah berhenti berbunyi, tetapi Pada saat ini mendadak berkumandang kembali, bahkan agaknya jaraknya dengan diri Boen thing sekarang ini sangat dekat sekali, sedang ditengah suara genta yang berbunyi bertalu-talu itu samar- samar terdengar suara tertawa nyaring.

   Kegusaran didalam hati Boen Ching menjadi bangkit ketabali, orang ini terbukti sedang menantang dirinya, puluhan ***.

   *** orang-orang itu telah menemui kematiannya ditangannya dia masih merasa tidak cukup, bahkan kini menantang dirinya lagi.

   Sinar matanya berkelebat, tubuhnya segera bergerak mengejar dimana suara genta itu berasal.

   Suara genta itu berkumandang diangkasa sebentar dekat sebentar jauh kembali, agak tetap tak mengijinkan Boen Ching dapat mengejar lebih dekat lagi.

   Kegusaran didalam hati Boen Ching makin memuncak.

   diam-diam pikirnya.

   "Aku tidak perCaya kalau ilmu meringankan tubuh yang kau miliki itu sungguh demikian hebat "

   Dengan sekuat tenaga dia mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya, tubuhnya bagaikan jatuhnya bintang dilangit berkelebat dengan sangat cepatnya diatas rumput- rumputan.

   Saling kejar mengejar yang terjadi sekarang ini, kedua belah pihak saling mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya dengan sekuat tenaga, didalam sekejap-mata saja udara sudah mendekati senja, ketika Boen Ching mendongakkan kepalanya untuk memandang tampak dirinya kini telah mengejar sampai disebuah gunung yang dia sendiri tak mengetahui namanya.

   Setelah berlari seharian penuh, dia sendiripun tak mengetahui Pada saat ini dia telah berada dimana.

   Mendadak dia mendengar suara genta itu bagaikan sedang berkelebat didalam suatu gua, gunung yang sangat dalam, tubuhnya segera berhenti bergerak.

   sedang dihadapannya pun telah muncul sebuah gua yang tingginya kurang-lebih dua kaki.

   Didalam gua itu sangat gelap sekali, dua tiga titik air menetes tak hentinya dari atas gua tersebut.

   Boen Ching mengerutkan alisnya, setindak demi setindak dia berjalan masuk ke dalam gua itu.

   ***.

   *** Gua itu sangat lembab sekali, sekelilingnya pun sangat basah sehingga membuat permukaan tanahnya menjadi licin sekali, tetapi Boen Ching yang telah berhasil melatih ilmu untuk melihat diwaktu malam hari, dia bisa melihat situasi didalam gua tersebut dengan sangat jelas sekali.

   Dia mendongakkan kepala memandang ke sekeliling tempat itu, tampak gua itu sangat dalam sekali, setelah dia berbelok kembali satu lekukan terdapat kembali belokan lainnya, tiba-tiba dihadapannya dia menemukan sebuah bayangan sinar yang sangat terang sekali, dengan langkah yang tergesa- gesa dia berjalan kearah sana.

   Setelah berbelok lagi satu belokan, mendadak dia menghentikan langkah kakinya, dihadapannya tampak setumpuk api unggun yang memancarkan sinar dengan terang, sedang di samping api unggun tersebut berdiri seseorang, orang itu wajahnya pucat pasi, dengan sangat gusar sekali dia memandang kearah Boen ching.

   orang itu ternyata adalah Goei Lam Yu adanya.

   Wajah dari Goei Lam Yu penuh diliputi penuh oleh perasaan lelah yang berlebihan, kelihatan warna darah meliputi sepasang matanya, ditambah lagi sinar api yang memancarkan sinarnya keatas wajahnya, membuat orang yang melihatnya meraSa sangat menakutkan sekali.

   Boen Ching sama sekali tidak menyangka kalau Pada tempat dan saat seperti itu seCara mendadak dapat bertemu muka dengan diri Goei Lam Yu.

   Goei Lam Yu dengan tidak menampilkan sedikit perasaan hatinyapun, dengan tajam memandang kearah Boen ching, sejenak kemudian dengan dingin ujarnya.

   "Kau datang kemari mempunyai urusan apa ?"

   Pada saat ini didalam hati Boen Ching perasaan Curiganya lebih menang dari Pada perasaan gusarnya, dengan dingin sahutnya.

   ***.

   *** "Goei Lam Yu Kau yang melatih ilmu Hiat Mo Kang sudah tentu mengetahui siapakah sebenarnya orang yang membUnyikan sUara genta tersebut ?"

   Goei Lam Yu termenung berpikir keras, beberapa saat kemudian dengan perlahan-lahan dia mencabut keluar pedang Cie Hong Kiam-nya, dengan dingin ujarnya.

   "cepat kau mengundurkan diri dari tempat ini, kalau tidak janganlah menyalahkan aku kalau tidak berlaku sungkan-sungkan lagi^".

   Boen Ching yang telah sampai ditempat itu mana mau dengan demikian saja mengundurkan dirinya, dengan penuh merasa Curiga dia mencabut keluar pedang Cing Hong Kiamnya pula, dengan tawar sahutnya.

   "Urusan mengenai kau dengan menggunakan gambar peta palsu menipu diri Liauw Cing Ce belum selesai kita bereskan, apakah kau kira dengan demikian saja kau dapat membuat aku takut dan mengundurkan dirinya dari tempat ini"

   Dengan dingin bentak Goei Lam Yu.

   "Kau mau mengundurkan diri tidak "

   Boen Ching mengerutkan alis nya dia bukannya tidak mengundurkan dirinya, bahkan malah bertindak maju setindak lagi.

   Goei Lam Yu tidak menantikan mereka memberikan jawabannya, pedang Cie Hong Kiamnya diangkat dan menerjang ke arah Boen ching.

   Boen Ching sama sekali tidak menyangka kalau Goei Lam Yu ternyata dapat mengambil keputusan demikian, kedua orang itu semuanya merupakan jago-jago berkepandaian tinggi, sudah tentu didalam hati masing- masing telah mempunyai perhitungan yang masak, Boen Ching pun mengetahui kalau Goei Lam Yu tak mungkin dapat dipandang dan di lawannya dengan ringan, bahkan dia pun mengetahui ***.

   *** kalau kedua belah pihak telah turun tangan bergerak, dirinya sekali pun tak mungkin untuk mendapatkan kemenangan, tetapi kedudukannya paling sedikit juga seimbang.

   Goei Lam Yu mulai melancarkan serangannya menerjang kearah dirinya, data tubuhnya segera berdiri tegak.

   pedang panjangnya segera disentilkan ke depan dan menyambut serangan Goei Lam Yu.

   Gerakan pedang Goei Lam Yu yang begitu dilancarkan keluar, sinar kemerah-merahan segera muncul memenuhi angkasa dan berubah menjadi berpuluh-puluh bayangan pedang meluncur ketubuh Boen ching.

   Boen Ching menarik napas panjang-panjang, pedang Cing Hong Kiamnya dilintangkan kedepan, segulung bayangan pedang meluncur ke atas dan ini merupakan jurus "Ban-bok Cie Yong"

   Atau laksana kayu mengalir deras, sedang jurus serangan dari Goei Lam Yupun dengan Cepat berhasil ditahan dengan jurus serangan tersebut. Pedang Cie Hong Kiam itu sekali lagi dikerahkan kedepan, Boen Ching pun tak mau ketinggalan, ilmu pedang "

   Hong Loei ciet Kiam"

   Nya dikerahkan untuk menyambut serangan tersebut, Pada saat ini kedua belah pihak telah mengerahkan tenaga khiekangnya kedalam jurus serangan pedang masing-masing, tampak ditengah kalangan tersebut penuh diliputi oleh hawa pedang yang berkelebat simpang slur dengan dahsyatnya.

   Tiba-tiba tubuh pedang kedua orang itu saling terbentur satu sama lainnya, ditengah kalangan tersebut segera terdengar suara benturan besi yang sangat nyaring sekali, bunga api memancar kesekeliling tempat itu.

   
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Tubuh kedua orang itu segera memisah ke samping, wajah Boen Ching tampak timbul kemerah-merahan, sedang wajah dari Goei Lam Yu berubah menjadi pucat-pasi, kedua orang itu ***.

   *** kiranya telah beradu kekuatan dengan menggunakan seluruh tenaga.

   Jago-jago berkepandaian tinggi apabila sedang bergebrak.

   yang paling Celaka hanyalah saling beradu jiwa dengan sekuat tenaga, karena begitu saling beradu jiwa kemungkinan sekali kedua belah pihak akan mengalami luka dalam yang parah, sekalipun tenaga dalam yang dimiliki kedua orang itu hanya terpaut sedikitpun, juga kemungkinan sekali-akan mengalami hal seperti itu.

   Boen Ching yang beradu tenaga dalam dengan diri Goel Lam Yu, untung saja kedua orang itu dengan Cepat menarik kembali gerakan tangan masing- masing, kalau tidak kiranya kedua belah pihak akan menemui kematiannya sejak tadi.

   Didalam mengadu tenaga tersebut, sekalipun Goei Lam Yu telah mengalami kerugian yang Cukup parah, tetapi didalam hati Boen Ching diam-diam merasa sangat terkejut, dengan keadaan Goei Lam Yu yang keletihan ini dia juga tak lebih hanya berada dibawah angin saja, jika dilihat dari hal tersebut agaknya tenaga dalam yang dimiliki oleh Goei Lam Yu ini tidak dibawah tenaga dalam yang dimiliki dirinya, menang kalah Pada hal ini agaknya sukar sekali untuk diduga.

   Goei Lam Yu menenangkan pikirannya sejenak, kemudian dengan dingin memandang sekejap kearah Boen Ching pedang Cie Hong Kiamnya dengan dingin perlahan-lahan diangkat kembali, dan mengeluarkan suatu jurus pedang yang sangat aneh sekali.

   Boen Ching tampak sekali Goei Lam Yu mengeluarkan satu jurus pedang yang sangat aneh, didalam hatinya sedikit merasa terkejut, sekalipun dia tidak pernah mengenal jurus pedang tersebut, tetapi diapun merupakan seorang jago pedang kenamaan,jika dilihat dari jurus pedang yang dikeluarkan oleh Goei Lam Yu ini saja, dia dengan sangat mudah sekali dapat mengerahkan seluruh tenaga dalam yang ***.

   *** dimilikinya ke tubuh pedang tersebut, dan inilah merupakan rahasia dari ilmu pedang yang sangat lihay sekali.

   Mendadak otaknya berkelebat tentang suatu hal, Liau Cing Ce bukanlah berkata kalau kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh telah terjatuh ketangan Goei Lam Yu, apalagi ditambah denpan sikap serta tindak tanduk dari Goei Lam Yu yang demikian menakutkan itu, jurus pedang yang dilancarkan ini bukanlah merupakan jurus pedang dari kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh?"

   Tanpa terasa hati Boen Ching terasa tergetar, sinar matanya berkelebat dan mundur satu langkah kebelakang, pedang Cing Hong Kiamnya disabetkan setengah lingkaran di atas udara, keadaan disekitar tempat tersebut segera terdengar suara angin dan guntur meliputi tempat itu.

   Ujung pedang dari Goei Lam Yu kelihatan sedikit diangkat keatas, suatu suara yang sangat halus dan ringan sekali berkelebat di tengah udara dan mengikuti sinar berwarna ke merah-merahan lenyap dari pandangan.

   Tubuhnya bagaikan ditarik oleh suatu tenaga yang sangat besar sekali dengan mengikuti pedang Cing Hong Kiamnya, sinar kemerah-merahan memancar ke angkasa, ditengah udara sedikit membengkok dan dengan keCepatan luar biasa meluncur ke tubuh Boen ching.

   Boen Ching bersuit nyaring, pedang Cing Hong Kiamnya disentil keluar, suara angin dan guntur segera membelah bumi, jurus ini merupakan jurus 'Hong Loei ciau Ming', atau angin petir bersatu padu dari ilmu pedang Hong Loei chiet Kiam.

   Bayangan pedang yang memenuhi angkasa serta memancarkan sinar yang berkilauan itu dengan sangat Cepat sekali menerjang ke arah Goei Lam Yu.

   Sinar kemerah-merahan itu dengan cepat pula membentur bayangan pedang dari Boen ching, segera pedang Cing Hong ***.

   *** Kiam yang dicekalnya itu terasa bagaikan terkena pukulan yang sangat hebat, mau tak mau memaksa tubuhnya terhuyung mundur dua langkah ke belakang.

   Tubuh Goei Lam Yu melayang kembali ke tempat asalnya, wajahnya penuh diliputi oleh senyuman yang mengejek.

   pedang Cie Hong Kiamnya ditangannya diangkat kembali ber- siap2 untuk melancarkan serangan sekali lagi.

   Boen Ching menarik napas panjang- panjang, dia sadar bahwa tenaga khiekang chiet Kong Kang Khie yang dimiliki sekarang ini, tak lebih barulah dasarnya saja, dan belum sampai dapat digunakan sekehendak hatinya, kalau tidak tak mungkin dia akan takut terhadap Goel Lam Yu ini.

   Dia sekali lagi menarik napas panjang-panjang dan menjalankan hawa khiekang chiet Kong Kang Khie didalam tubuhnya satu kali putaran- Goei Lam Yu tertawa dingin, pelan dia menggerakkan pedang Cie Hong Kiamnya dengan melancarkan jurus pedang dari kitab rahasia Hay Thian KiamBoh sekali lagi dia menerjang kearah Boen ching.

   Tubuh Boen Ching segera miring kesamping, pedang Cing Hong Kiamnya dengan keCepatan luar biasa menusuk kedepan, Pada saat tersebut tenaga serangan yang digunakan oleh Goei Lam Yu tak Cukup, sehingga begitu menempel pedang Cing Hong Kiam segera terpental balik dengan ganas dia memandang tajam kearah Boen ching Boen Ching tertawa-tawa, dia tahu bahwa Pada saat ini Goei Lam Yu hanyalah baru berhasil mempelajari dasar dari Pada jurus pedang yang terdapat didalam kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh itu, sehingga tak perlu untuk ditakutkan- Goei Lam Yu memandang tajam kearah Boen ching, diapun telah mengetahui kalau tempat kelemahan dari dirinya telah diketahui oleh Boen ching, untuk merebut kemenangan sudah tentu sangat sukar sekali, tetapi didalam hatinya dia tetap ***.

   *** merasa sangat puas dengan hasil yang dicapai dari kitab rahasia "Hay Thian KiamBoh"

   Itu, paling sedikit Boen Ching juga tidak berani terlalu memandang rendah terhadap dirinya, hanya cukup itu saja didalam hatinya telah merasa sangat puas sekali.

   Boen Ching pun memandang tajam kearah Goei Lam Yu, di dalam hatinya dia tetap tak mau membuat niatnya untuk menerjang kearah Goei Lam Yu, dan ingin sekali menerjang masuk kedalam gua tersebut untuk melihat sebenarnya didalam gua tersebut masih terdapat hal-hal apakah yang aneh.

   Goei Lam Yu tampak Boen Ching tetap tak mau mengundurkan dirinya dari tempat tersebut, didalam hatinya menjadi sangat gusar sekali, pedang Cing Hong Kiamnya berturut turut melancarkan kedua kali serangan, tetapi semuanya berhasil ditahan oleh Boen Ching dengan menyampingkan tubuhnva ke samping, dan tetap tak melancarkan serangan balasannya, Goei Lam Yu tampak serangannya tidak mencapai sasaran setelah dia mengundurkan dirinya kebelakang.

   Goei Lam Yu setelah berturut-turut menyerang dua kali, mendadak wajahnya berubah hebat, segera dia memutarkan tubuhnya dan mengundurkan diri keluar dari gua tersebut.

   Boen Ching menjadi tertegun dia membalikkan tubuhnya memandang kearah sepasang mata dari Goei Lam Yu yang penuh diliputi oleh rasa terkejut itu, tetapi ketika sinar matanya bertemu dengan matanya sedikitpun dia tidak mendapatkan hal-hal yang mencurigakan, didalam hatinya diam- diam merasa sangat heran, entah Goai Lam Yu sebenarnya telah melihat apa, ternyata dapat berubah menjadi demikian takutnya.

   Dengan kehebatan dari kepandaian silat yang dimiliki Goei Lam Yu saat ini, sehingga dapat merebut sebagai pimpinan ***.

   *** dari kawan iblis, dia tak dapat memikirkan sebenarnya siapakah yang ditakuti oleh Goei Lam Yu se hingga berubah menjadi sedemikian rupa.

   Tetapi Pada saat ini Goei Lam Yu telah mengundurkan dirinya, dia sudah tentu tak dapat berpikir yang bukan-bukan lagi, segera tubuhnya bergerak.

   dan menerjang kedalam ruangan gua tersebut.

   Ruangan gua itu sangat gelap sekali, Boen Ching berhenti sejenak untuk kemudian bergerak lagi maju kedepan- Setelah berputar beberapa kali dibelokan dia sama sekali tidak perCaya terhadap sinar matanya, orang-orang yang selamanya dipikirkan dan dicari Pada saat ini telah duduk bersila didalam ruangan gua itu.

   Boen Ching merasa sangat terkejut berCampur girang orang-orang itu tak lain tak bukan ternyata adalah Pak Leng Sian-seng sekalian.

   Disamping Pak Leng Sian-seng, tampak sang Kwan Yu, Toan Bok Cie Jien, ouw Yang Bu Kie, chang Sun Loei serta Tie Liok Yun terkurung didalam ruangan batu itu.

   Begitu Boen Ching masuk kedalam ruangan gua, Pak Leng sian-seng segera mementangkan sepasang matanya, dengan sangat terkejut sekali panggilnya.

   "Kiranya adalah Boen ching, Boen Siauw hiap.

   bagaimana kau dapat datang kemari?"

   Orang-orang lain yang berada didalam ruangan gua itu bersama-sama mendapatkan sepasang matanya, dengan sangat terkejut sekali dia memandang kearah Boen ching. Boen Ching dengan terkejut berCampur heran memandang kearah mereka, kemudian ujarnya.

   "Aku hanyalah karena tidak sengaja datang kemari."

   Didalam hatinya Pada saat ini penuh diliputi oleh keragu- raguan, dia tidak mengetahui mengapa Pak Leng Sian-seng ***.

   *** sekalian dapat datang sampai disini, dan sama sekali tidak pernah menyangka kalau ternyata mereka dapat dikurung ditempat ini, disamping itu masih banvak sekali urusan yang tak dapat dipeCahkan olehnya.

   orang yang membunyikan genta itu memimpin dia datang kemari ini entah mempunyai hubungan apakah dan apa sebabnya, sedang Goei Lam Yu bukanlah seorang yang berhati lapang, mengapa dia mengurung Pak Leng Sian-seng sekalian ditempat seperti ini, jika menurut penglihatan dirinya, Goei Lam Yu pastilah tak begitu perlu membuat demikian, dengan kemungkinan sekali dia dapat membunuh habis Pak Leng Sian-seng.

   Tie Liok Yun bangkit berdiri dan melayang mendekati tubuh Boen ching, tanya nya kemudian- "Kau telah bertemu muka dengan Goei Lam Yu?"

   "Ya, tetapi dia telah pergi dari tempat ini."

   Tie Liok Yun menghela napas lega, dari memandang kesekeliling tempat itu, kemudian barulah memandang sekejap kearah Boen ching, ujarnya.

   "Goei Lam Yu jadi orang sangat kejam serta ganas, Bwee Giok kini berada ditangannya, aku masih belum dapat menolong dirinya keluar dari Ceng keraman tangannya.".

   Boen Ching begitu mendengar Tie Liok Yun mengungkat kembali tentang Bwee Giok hatinya terasa tergetar, ujarnya dengan ragu-ragu.

   "Pada saat ini, apakah benar Bwee Giok berada ditangannya ?"

   Tie Liok Yun menggangguk sambil menghela napas panjang, ujarnya.

   "Tetapi sangat aneh sekali, entah mengapa anak Giok ternyata telah berubah menjadi kakaknya " ***.

   *** Hati Boen Ching menjadi tergetar ujarnya.

   "Bwee Giok ternyata berubah, menjadi kakak dari Goei Lam Yu.

   kiranya Goei Hong Ing adalah Bwee Giok "

   Berpikir samuai disini, hatinya menjadi berdebar, urusan ini pastilah tak dapat di salahkan lagi Pak Leng Sianseng tertawa, ujarnya.

   "Goei Lam Yu sangat paham sekali dengan ilmu hitam dari daerah Selatan, menurut apa yang aku duga, dia pastilah menggunakan ilmu Pembingung Nyawa Membuat Ingatan serta Kesadaran dari nona Bwee menjadi hilang dan dapat dikuasai oleh dirinya "

   Sehabis berkata dia tertawa, lanjutnya kemudian.

   "Hanyalah yang aneh, ilmu pembingung nyawa itu barulah dapat berhasil apabila orang yang hendak dikenakan ilmu tersebut seCara pribadinya menyetujui."

   Dalam hati Boen Ching menjadi sangat bingung sekali, dan berdiri termangu-mangu tak dapat diucapkan sepatah katapun juga .

   Toan Bok ci Jien berdiri disamping tertawa gusar, ujarnya.

   "Sungguh tak disangka kalau aku Toan Bok ci Jien ternyata dapat dikurung orang selama Setengah tahun lamanya, tetapi demikian pun sangat baik sekali, karena dengan demikian aku malah dapat pantang terhadap arak"

   Ouw Yang Bu Kie tertawa tawar, dia menghela napas panjang, sedang didalam hatinya pun agaknya merasa sangat tidak enak sekali.

   chang Sun Loei serta Sang Kwan Yu pun berdiam diri tak mengucapkan sepatah katapun.

   Boen Ching memandang sekejap kearah orang-orang yang berada ditengah kalangan itu, di dalam hati diam-diam pikirnya, selama setengah tahun terus menurut dikurung ***.

   *** ditempat seperti ini, kecongkakan serta sifat ingin menang dari orang-orang itu telah tersapu hilang lenyap tanpa bekas lagi.

   "Kita harus keluar dari tempat ini, kalau dipikir mungkin sekali nona Bwee masih berada didalam perkampungan Pek In chuang, kita lebih baik berangkat pergi ke sana, kemungkinan sekali Goei Lam Yu juga kembali keperkampungan Pek In chuang."

   Pak Leng Sian seng menjadi tertegun dan memandang sekejap kearah Boen Ching sahutnya.

   "Benar, aku masih belum bertanya ke padamu selama setengah tahun kau berada dimana?"

   Boen Ching tertawa, ujarnya.

   "Miau Be Fang telah memberikan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu kepadaku, kemudian mengurung diriku, akhirnya aku berhasil mempelajari tenaga khikang chiet Keng Kang Khie dan meloloskan diri keluar dari kurungan."

   Orang-orang yang hadir ditempat itu menjadi tertegun, ujarnya berbareng.

   "chiet Keng Kang Khie "

   Di dalam hati masing- masing Pada saat itu merasa sangat keCewa sekali, didalam hatinya sendiri mengapa selama nya tak pernah terpikirkan akan sampai disitu, dan menganggapnya sebagai sebuah rangkaian ilmu telapak tangan, dan tak pernah terpikirkan kalau Thian Jan Shu yang menjagoi seluruh dunia kangouw dengan tenaga khiekang chiet Kong Kang Khie sudah tentu Pada saat sebelum menemui kematiannya dia akan meninggalkan ilmu khiekang chiet Keng Kang Khie tersebut, dan mana mau meninggalkan suatu rangkaian ilmu telapak tangan yang sama sekali tak ada sangkut-pautnya dengan dirinya Apalagi ketujuh buah hioloo kuno itu seCara samar-samar telah mengandung kedudukan Jie, Gwat, Ngo Seng dan ciet Kong, bagaimana dirinya dapat demikian tololnya ? ***.

   *** Urusan telah menjadi demikian rupa, setiap orang juga telah menjadi sadar kembali, ilmu tenaga khiekang chiet Keng Kang Khie Pada saat sebelum Thian Jan Shu menemui ajalnya ternyata dia telah meninggalkan ilmu yang membuat dirinya menjadi terkenal dan menjagoi seluruh dunia kangouw.

   Pak Leng sianseng menghela napas ujarnya.

   "Tidak dapat salah lagi kalau ada berita yang tersebar mengatakan bahwa barang siapa yang berhasil mendapatkan kepandaian silat yang terdapat Pada tujuh buah hioloo peninggalan Thian Jan Shu tersebut pastilah dapat menggantikan kedudukannya seperti dulu."

   Sambil berkata orang-orang tersebut bersama-sama berjalan keluar dari gua yang sangat gelap itu, ketiga orang iblis serta iblis dari selatan pun ikut keluar dari gua dan meninggalkan tempat tersebut dengan sendirinya.

   Pak Leng sianseng tertawa, sambil memandang bayangan punggung dari orang- orang itu, ujarnya.

   "Mereka beberapa orang mulai saat ini pastilah terpaksa berdiam untuk mengasingkan diri, didalam pergolakan yang terjadi di dalam dunia kangouw, aku kira sangat sukar untuk tampak bayangan punggung dari mereka berempat lagi."

   Boen Ching menghembuskan napasnya, teringat kembali olehnya ketika empat iblis sakti untuk pertama kalinya turun gunung, Pada waktu itu seluruh penjuru dunia boleh dikata hanyalah Thian Jan Shu seorang saja yang di takuti, setelah Thian Jan Shu binasa, siapakah yang berani untuk melawan diri mereka empat orang iblis sakti ? Selama berkelana didalam dunia kangouw mereka berempat selalu bersatu padu sehingga dapat terlihat kehebatan tenaga nya, kini iblis dari seluruh penjuru dunia yang telah lama mengasingkan diri sekali lagi munculkan dirinya, sedang kan diantara keempat iblis sakti terlebut telah terdapat seorang yang menemui kematiannya, sehingga ***.

   *** mereka tak dapat memperlihatkan kehebatan seperti dahulu, sudah tentu terpaksa mereka harus meninggalkan dirinya.

   Dunia yang demikian lebarnya, orang yang memiliki kepandaian silat sangat tinggi sukar sekali dapat dihitung dan diketahui, sekalipun Thian Jan Shu yang hidup waktu itu, kiranya juga hanyalah disebut orang sebagai jago nomor satu di dunia ini, siapakah yang sebenarnya dapat disebut sebagai jago nomor wahid didalam dunia ini, kira nya sangat sukar sekali untuk ditentukan.

   Kini, bukan saja kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh telah muncul kembali di dalam dunia kangouw, bahkan jago-jago dari partai Mie cong Bun yang telah sangat lama sekali tidak pernah munculkan diri didalam dunia kangouw, kini telah terjun kembali kedalam Bu-lim, sedang orang aneh yang membunyikan genta itu sampai kini masih belum munculkan dirinya.

   Dia menghela napas panjang, kepalanya ditolehkan ke kanan dan ke kiri untuk membedakan arah, dengan memimpin Tie Liok Yun serta Pak Leng sianseng berlari menuju keperkampungan Pek In chuang.

   Boen Ching sejak dari pagoda Tiang coen Ta hingga lari sampai ditempat itu, sekalipun kalau dihitung telah berlari selama satu harian, tetapi yang ditempuh bukanlah jalan yang lurus, tetapi sekalipun demikian, ketiga orang itu harus berlari semalaman barulah sampai keperkampungan Pek In chuang.

   Perkampungan Pek-In chuang ini, Boen Ching pernah satu kali datang ketempat tersebut, oleh sebab itu ketika kali ini sekali lagi mengunjungi tempat tersebut, dia telah hafal sekali dengan keadaan disekelilingnya.

   Dia langsung memimpin dari Tie Liok Yun serta Pak Leng sianseng berlari menuju keruangan dimana Goei Lam Yu berdiam.

   ***.

   *** Tetapi ketika ketiga orang itu melayang turun ke atas halaman, di tengah ruangan tersebut sangat sunyi sekali, bagaikan tak seorangpun yang terdapat dalam ruangan itu.

   Boen Ching menjadi tertegun, tubuhnya berkelebat dan menubruk ke dalam ruangan itu.

   Pintu ruangan itu dengan keras didorong kebelakang sehingga mengeluarkan suara nyaring, tubuh Boen Ching dengan cepat melayang masuk ke dalam ruangan itu, tetapi tetap tak tampak bayangan manusia satupun juga , hatinya terasa berdesir, dia mengetahui bahwa Goei Lam Yu semenjak sebelumnya telah meninggalkan tempat itu, dirinya seorang berjalan bersama-sama dengan Tie Liok Yun serta Pak Leng sianseng, tak dapat mengerahkan seluruh tenaga nya untuk mengejar, didalam hatinya dia sadar bahwa ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Goei Lam Yu tidak mungkin beda banyak dari dirinya, sedang dia tiba didalam perkampungan Pek In chuang ini pun telah setengah harian lebih,jika dilihat hal ini, dia kini telah berada ratusan lie dari tempat tersebut.

   Dengan cepat dia melayangkan tubuhnya keluar dari ruangan, Pak Leng sianseng telah membuka mulut tanyanya.

   "Apakah Goei Lam Yu telah pergi dari tempat ini ?????"

   Boen Ching tak mengucapkan sepatah kata pun, dia hanya mengangguk.

   Dia tak tahu mengapa Goei Lam Yu harus berbuat demikian, dan menggunakan ilmu Pembingung nyawa nya untuk memaksa Bwee Giok menjadi kakak Goei Ing, apabila bukannya dia mendengar sendiri dari Tie Liok Yun yang mengatakan hal ini, dia belum juga mau perCaya apabila telah terjadi urusan seperti ini,jika dilihat dari sikap serta tindak tanduk dari Goei Lam Yu serta Bwee Giok, siapapun juga akan mengira kalau mereka benar-benar merupakan kakak-beradik.

   Goei Lam Yu kalau memang demikian hormatnya terhadap diri Bwee Giok, sedang Bwee Giok pun menganggap sebagai ***.

   *** adiknya, hal ini merupakan suatu peristiwa yang sama sekali tak pernah terpikir olehnya.

   Pak Leng sianseng mendongakkan kepala, memandang keadaan CuaCa kemudian ujar nya.

   "Aku kira mereka masih belum pergi terlalu jauh, kita masih dapat mengejar diri mereka"

   "Tetapi kita harus mengejar dari arah manakah?"

   Tanya Tie Liok Yun-Pak Leng sianseng menjadi tertegun, sejenak kemudian barulah sahutnya.

   "Pada saat ini kita terpaksa harus membagi menjadi tiga jurusan untuk pergi mengejarnya, arah yang paling mungkin ditempuh sudah tentu jalan raya, dan ini biarlah Boen Siauwhiap yang tempuh, sedang sisanya terpaksa kau dan aku harus berpisah untuk mencarinya kembali"

   Boen Ching menganggukkan kepalanya.

   Bwee Giok yang telah terkena ilmu pembingungan nyawa, sampai pun dirinya yang mempunyai kepandaian silat juga telah dilupakan, serta sifatnya yang terlalu perCaya Pada dirinya sendiri, kebanyakan dia telah berjalan melalui jalan raya.

   Ketiga orang itu segera berpisah, Boen Ching dengan mengikuti jalan raya berlari terus menuju kearah Utara.

   Ditengah perjalanan, hatinya selalu merasa takut dan kuatir kalau tak berhasil mengejar Goei Lam Yu, dan dia telah menyembunyikan dirinya, dan apabila setelah dapat mengejarnya, Pada saat itu harus berbuat bagaimana baiknya? Pada saat ini dia hanyalah mengetahui kalau Bwee Giok menyebutkan dirinya sebagai Goei Hong Ing, beserta Goe Lam Yu menerangkan kePada dirinya tentang hubungan yang erat antara diri Goei Hong Ing, nanti apabila dirinya telah bertemu muka dengan mereka, sedang dia mengakui sebagai Goei ***.

   *** Hong Ing dan bukan bwee Giok, Pada saat itu dirinya harus berbuat bagaimana??? Sekonyong-konyong, dari samping jalan berkelebat bayangan sinar perak yang menyilaukan mata menyerang diri Boen ching.

   Boen Ching yang dibokong demikian hebatnya itu, dengan dingin dia membentak, sepasang telapaknya didorong ke depan, dimana angin pukulannya menyambar, membuat benda tersebut menjadi terpukul kesamping, ketika Boen Ching mempertajam matanya untuk memandang, tampak benda tersebut kiranya adalah dua buah ular keCil yang berwarna putih salju, u1ar-ular tersebut telah terpental sejauh puluhan kaki jauhnya.

   Boen Ching tidak mengetahui siapakah sebenarnya yang telah membokong dirinya seCara demikian, didalam benaknya belum juga terpikir siapakah orang itu, dari samping jalan melayang turun dua orang anak lelaki yang usianya kurang lebih tiga empat belas tahunan- Boeng Ching menyapu sekejap kearah dua orang anak lelaki itu, dia tidak mengetahui mengapa dua orang anak keCil itu harus membokong dirinya dengan dingin ujarnya.

   "cayhe Boen ching, kalian berdua mengapa membokong diriku "

   Kedua orang anak lelaki itu saling bertukar pandangan sekejap. kemudian sahutnya.

   "Perduli kamu bernama Boen ching, kau kalau memangnya berani datang kemari ikutilah kami untuk menemui majikan kami"

   Boen Ching mengerutkan alisnya, ujarnya.

   "Kehendak dari kalian berdua aku tak tahu jelas, sehingga Cayhe tak dapat mengikuti kehendak kalian "

   Anak lelaki yang berdiri disebelah kanan mendengus dengan dinginnya, sahutnya. ***. *** "Kau janganlah berpura-pura, kau berani membunuh majikan muda kami, apakah boleh dikata telah menjadi jeri??"

   Boen Ching menjadi tertegun, dengan nada sangat serius ujarnya.

   "Kalian berdua mengatakan aku telah membunuh siapa ? aku hanyalah seorang yang melakukan perjalanan diwaktu malam hari saja, kalian berbuat demikian bukanlah terlalu berlebihan ?"

   Anak lelaki itu tertawa dingin sahutnya.

   "Pada saat ini orang yang dapat membunuh majikan muda kami ada berapa orang saja? dengan kepandaian silat yang kau miliki sekarang ini, ditambah lagi melakukan perjalanan malam seCara tergesa-gesa kalau bukan dirimu lalu siapa lagi ?"

   Dengan dingin Boon Ching menyahut.

   "Aku masih mempunyai urusan penting yang harus dikerjakan, tidak ingin ikut ribut dengan kalian, aku kira kalian telah salah mencari orang".

   Sehabis berkata dia menerjang maju kedepan- Kedua orang anak lelaki itu bersama-sama membentak nyaring, dua buah pedang pendek segera dilancarkan keluar, yang satu dari sebelah kanan dan juga yang lain dari sebelah kiri menahan jalan pergi dari Boen ching.

   Boon Ching yang masih mempunyai urusan penting yang harus diselesaikan, mana mau beribut, sepasang telapak tangannya dipisahkan masing-masing menepuk ke arah dua anak lelaki tersebut, pikirnya didalam satu jurus, mendesak mundur dua orang anak itu, kemudian menerjang maju untuk melanjutkan perjalanannya.

   Tetapi sepasang telapak tangannya itu begitu dilancarkan keluar, kedua orang anak kecil itu segera mengangkat ***.

   *** pedangnya menyambut serangan tersebut, sedang tubuh merekapun hanya sedikit bergerak saja.

   Boen Ching yang tampak hal ini tanpa terasa hatinya menjadi sangat terkejut, tetapi yang paling terkejut adalah kedua orang anak kecil itu, kedua orang anak kecil itu sama sekali tidak menduga kalau pukulan telapak tangan yang dilancarkan oleh Boen Ching itu dapat demikian hebatnya.

   Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Kedua orang anak itu saling bertukar pandangan, tubuhnya berkelebat dengan arah bersilang, sedang pedangnya berturut-turut melancarkan lima kali serangan hebat, sehingga membuat sepasang pedang itu membentuk suatu bayangan pedang yang sangat kuat, sekali mengurung diri Boen ching.

   Boen Ching menarik napas panjang- panjang, sepasang tangannya dengan menggunakan tenaga khiekang chiet Kong Kang Khie dilancarkan keluar, hawa khiekang tersebut berkelebat tak henti-henti nya disekitar tempat itu, membuat udara disekitarnya diliputi oleh suatu hawa murni yang mempunyai tujuh warna yang berbeda.

   Kedua orang anak kecil, itu dengan menggunakan kabut pedang yang melindungi dirinya maju kedepan, tetapi begitu terkena serangan hawa khiekang chiet Keng Kang Khie kabut pedang tersebut segera tergempur hingga terdapat sebuah lubang kelemahan.

   Wajah dari kedua orang anak kecil itu bersama-sama berubah dengan hebatnya gerakan pedangnya dengan cepatnya berubah dan mengurung kembali tubuh Boen ching.

   Boen Ching dengan menggunakan sepasang telapak tangannya melawan kedua orang anak kecil itu, didalam hatinya diam- diam merasa sangat terkejut sekali, diam-diam pikirnya, kedua orang anak kecil itu kini dapat demikian lihaynya, entah majikannya ini sebenarnya orang berkepandaian tinggi dari mana.

   ***.

   *** Dia tidak menginginkan untuk berbuat salah terhadap majikan dari kedua anak kecil ini, terpaksa dia mengurangi tenaganya hingga tiga bagian banyaknya, tetapi sekalipun dia telah berbuat demikian dia tetap masih berada diatas angin, sebenarnya semula dia ingin dengan cepat meninggalkan tempat tersebut, tetapi sebaliknya sekarang dia malah ingin menanyakan hingga jelas persoalannya, sebenarnya telah terjadi peristiwa apakah.

   Kedua anak kecil itu makin melancarkan serangannya, wajahnya tampak makin menjadi cemas,gerakan pedangnya berubah menjadi suatu hawa yang berwarna kemerah- merahan berputar dengan cepatnya.

   Hati Boen Ching mendadak menjadi tergerak.

   kedua orang anak kecil itu mengatakan bahwa sampai saat ini yang dapat membunuh majikan mereka ada berapa orang pikirnya segera terpikir akan diri Goei Lam Yu.

   Hatinya terasa tergetar, tidak salah lagi pastilah diri Goei Lam Yu yang melakukannya, kiranya Goei Lam Yu baru saja melewati tempat tersebut, dengan kepandaian silat yang dimiliki oleh Goei Lam Yu itu apalagi ditengah malam yang sangat gelap ini, tak dapat disalahkan lagi kalau kedua orang anak kecil ini dapat salah paham terhadap dirinya.

   Tetapi Goei Lam Yu membawa Bwee Giok dirinya tak mungkin dikarenakan urusan ini hingga mengakibatkan tidak beresnya urusan untuk mencari diri Bwee Giok, kesempatan ini didalam sekejap mata saja akan lenyap kembali, apalagi dirinya membereskan urusan ini terlebih dahulu baru pergi mencari diri Bwee Giok.

   kiranya saat ini sukar sekali akan dapat menemukan diri Goei Lam Yu.

   Sepasang telapak tangannya sekali lagi di lancarkan keluar, sedang tenaga khiekang chiet Keng Kang Khie nyapun mengikuti serangan yang dilancarkan keluar itu menerjang keluar, tujuh buah sinar yang berbeda-beda dengan kencang menerjang keluar menyerang kedua orang anak kecil itu ***.

   *** hingga membuat tubuhnya terdorong hingga beberapa kaki jauhnya.

   Tubuh Boen Ching berhenti sejenak kemudian ujarnya kePada kedua orang anak kecil "cayhe masih mempunyai urusan penting yang harus diselesaikan, terpaksa harus berangkat setindak terlebih dahulu.

   "

   Sehabis berkata tubuhnya berkelebat melayang melanjutkan perjalanannya kedepan- Teriak kedua anak kecil itu secara berbareng.

   "Majikan kami segera akan tiba, kau apakah hendak pergi dengan demikian saja ?"

   Sehabis berkata tubuh kedua orang itu segera merapat, sekali lagi melancarkan serangan menerjang tubuh Boen ching.

   Boen Ching mengerutkan alisnya, diapun terpaksa melancarkan serangan dengan menggunakan telapak tangannya memukul sepasang pedang dari mereka, sedang tubuh nya tetap berlari kearah depan.

   Di tengah udara mendadak terdengar suara jeritan burung bangau yang sangat nyaring sekali, terlihat seekor burung bangau yang berwarna putih melayang turun dari angkasa.

   Kedua anak kecil itu segera berlari maju kedepan, dengan keras teriaknya.

   "Boen Ching tahan, majikannya telah tiba."

   Begitu bangau putih itu melayang turun, tampak sebuah bayangan manusia berkelebat munculkan dirinya, dalam hati Boen Ching yang melihat hal ini menjadi sangat terkejut sekali.

   Majikan dari kedua anak kecil itu kini telah munculkan dirinya, agaknya urusan ini hari sukar sekali untuk diselesaikan secara damai ***.

   *** -oo0dw0oo- ILMU PEDANG DARI PARTAI MIE CONG BUN BOEN Ching mundur dua langkah kebelakang, dari atas bangau raksasa itu tampak melayang turun seorang kakek tua yang memakai jubah berwarna kuning.

   Wajah dari kakek tua berjubah kuning itu sangat bersih dan segar, sepasang matanya memancarkan sinar pembunuhan yang hebat,jika dilihat sepintas lalu agaknya umurnya baru empat puluh tahunan, segulung jenggotnya yang berwarna hitam terurai memanjang sepanjang dadanya.

   Boen Ching menarik napasnya panjang- panjang, dia tahu bahwa dirinya hari ini menemui kesulitan kembali, kedua anak kecil itupun telah mengejar dirinya kembali, dan berkelebat berdiri disamping kakek berjubah kuning itu.

   Tampak kakek tua berjubah kuning itu dengan sangat dingin sekali memandang wajah Boen ching, kemudian tanyanya kePada kedua orang anak kecil tersebut.

   "Orang inikah ?"

   Kedua orang anak kecil itu menganggukkan kepalanya.

   Si kakek tua berjubah kuning itu dengan dingin mendengus, tubuhnya dengan cepat berkelebat kedepan, lima jari ditangan kanannya diubah menjadi serangan cakar, mencengkeram bahu dari Boen ching.

   Dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut sekali,gerakan tubuh dari kakek tua berjubah kuning itu ternyata membawa desiran angin yang demikian hebatnya, hal ini membuktikan kalau dia telah berhasil memiliki tenaga khiekang yang sangat sempurna sekali, serangan dengan mencengkeram itu tak dapat dipandang ringan dan dihindari dengan berayal lagi.

   ***.

   *** Tubuhnya dengan cepat mengundurkan dirinya kebelakang, baru saja bersiap hendak berbicara, siapa tahu si kakek tua berjubah kunding itu gerakannya jauh lebih cepat dari dirinya, terdengar dengan dingin dia mendengus, ujarnya.

   "Kau ingin melarikan diri ?"

   Suaranya baru saja keluar dari mulutnya tampak segulung bayangan kuning dengan diikuti dengan sambaran angin yang sangat santar sekali berkelebat datang menyambar tubuhnya.

   Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, dia tampak serangan tersebut demikian hebatnya, kemungkinan sekali sukar untuk menghindarkan dirinya, terpaksa dia mengerahkan tenaga khiekang chiet Kong Kang Khienya untuk melindungi tubuhnya bersamaan waktunya pula mengerahkan jurus Thie cian le San- atau dengan pundak memindahkan gunung dari ilmu Thay Thien Kioe Sih.

   Tetapi Pada saat pundaknya digetarkan itu dalam hatinya merasa agak terkejut, tubuh dari kakek tua berjubah kuning itu ternyata demikian beratnya, gerakan untuk membanting ini ternyata sedikitpun tidak berhasil menggerakkan tubuh dari kakek tua berjubah kuning barang sedikitpun juga .

   Dalam hati si kakek tua berjubah kuning itupun sedikit merasa terperanjat, lima jari tangan kanannya baru saja mencengkeram bahu dari Boen Ching ternyata segera terpental kembali.

   Didalam hatinya merasa bertambah gusar lagi, dengan dingin dia mendengus, tangan kanannya dilancarkan keluar kembali mencengkeram diri Been ching.

   Boen Ching baru saja berhasil menghindarkan diri dari cengkeraman tersebut, mendadak tampak bayangan dari Cakar lawan berubah menjadi berpuluh- puluh banyaknya, dan bersama-sama mencengkeram kearahnya, suatu perasaan sangat terperanjat sekali muncul dari dalam lubuk hatinya, tubuhnya dengan cepat menghindarkan dirinya kebelakang, ***.

   *** sepasang kakinya dilancarkan kedepan menyerang tubuh dari kakek tua berjubah kuning tersebut.

   Pada saat tubuhnya menghindarkan dirinya kebelakang itu, pedang Cing Hong Kiamnya bersamaan waktunya pula dilancarkan keluar, menghalangi serangan yang dilancarkan oleh si kakek tua berjubah kuning itu.

   Si kakek tua berbaju kuning itu sekali lagi melancarkan serangannya kedepan, tetapi tetap terhalang kembali, dia sebenarnya bersiap mendesak kembali menyerang tubuh Boen ching, tetapi mendadak hatinya menjadi tergerak.

   bagaikan didalam hatinya telah memikirkan tentang sesuatu hal tubuh nya dengan cepat mengundurkan dirinya ke belakang.

   Boen Ching menghembuskan napas lega dia, tidak mengetahui mengapa si kakek tua berjubah kuning itu seCara mendadak mengundurkan dirinya kebelakang.

   Si kakek tua berjubah kuning itu setelah mengundurkan dirinya kebelakang, dengan dingin ujarnya kePada diri Boen ching.

   "Kau sebenarnya anak murid dari siapa, apakah benar- benar tidak kenal terhadap diriku?"

   Didalam hatinya terpikir olehnya bahwa dengan usia yang dimiliki Boen Ching sekarang ini, dapat dimiliki kepandaian silat yang demikian tingginya, sudah tentu dia pasti adalah anak murid dari seorang kawan baiknya Pada waktu itu, kalau memang benar adanya sudah tentu dia akan menanyakan hingga menjadi jelas persoalannya.

   Boen Ching menjadi tertegun, dia sungguh tidak mengenal siapakah sebenarnya si kakek tua berjubah kuning itu.

   Si kakek tua berbaju kuning itu memandang sekejap kearah Boen Ching kemudian ujarnya.

   "Aku adalah Kioe Thian le atau si tabib sakti dari daerah Kioe Thian, Lieh Yu adanya. ***. *** PERKATAAN YANG diucapkan oleh si kakek tua berjubah kuning itu sebenarnya hanya bertujuan untuk memperingatkan diri Boen ching, tetapi Boen Ching setelah mendengar perkataan tersebut, hatinya terasa tergetar Kioe Thian ie Sin, Lieh Yu dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau orang yang berdiri dihadapan matanya Pada saat init nyata adalah si Tabib sakti dari daerah Khia Thian yang telah menggetarkan seluruh dunia kangouw. Pada waktu itu ketika Thian Jan Shu menjagoi seluruh dunia kangouw, pernah ada orang yang mengatakan sebagai "Hay Neh It Shu"

   Kioe Thian Swang Sin, Thian Jan Shu diketahui oleh seluruh orang didalam Bu lim, tetapi sebaliknya Kioe Thian Swang Sin tak seorang pun yang pernah menemui diri mereka.

   Bahkan pernah terdengar bahwa Pada waktu itu Thian Jan Shu sangat tidak puas dengan perbuatan dari Kioe Thian Swang Sin yang gerak-geriknya ternyata demikian misteriusnya, dia pernah berkata hendak mengadu kepandaian silat dengan Kioe Thian Swang Sin tersebut, tetapi selama nya Kioe Thian Swang Sin tak pernah menggubris dirinya, sebaliknya Thian Jan Shu sendiri tidak mengetahui jejak sebenarnya dari kedua orang itu, sehingga sekalipun dia memiliki kecerdasan serta kepandaian silat yang bagai manapun lihaynya juga tak dapat berbuat apa pun terhadap diri Kioe Thian swang Sin itu.

   Tetapi sungguh tak disangka kali ini putra kesayangan dari salah satu Kioe Thian swang Sin yaitu Kioe Thian Ie sin telah menemui kematiannya ditangan seseorang, bahkan urusan itu kini terjatuh ketangan dirinya.

   Dia mengerutkan alis nya, ujarnya.

   "cayhe Boan ching, anak murid dari Ie Bok Tocu dari lautan timur, peristiwa terbunuhnya putra kesayanganmu itu, aku sama sekali tidak mengetahui urusan yang sebenarnya, aku hanyalah sedang melakukan perjalanan jauh saja ." ***.

   *** Kioe Thian le Sin dengan sangat dingin sekali memandang kearah Boen ching, sejenak kemudian baru sahutnya.

   "Kalau memangnya bukan dirimu yang melakukannya, mengapa kau tadi hendak melarikan dirimu?"

   Sehabis berkata dari bibirnya tersungging suatu senyuman yang sangat dingin sekali.

   "Aku sedang mengejar diri Lam Yu Kongcu "

   Ujar Boan ching. Kioe Thian Ie Sin dengan tajam memperhatikan diri Boen ching, sedang mulutnya kemak-kemik seorang dirinya, sahutnya.

   "Lam Yu Kongcu ?"

   Setelah berkata dia memandang beberapa saat lagi kearah Boen ching.

   Dalam hatiBoen Ching tak dapat berbuat apa-apa lagi, terpaksa dia pun balik memandang tajam kearah Lieh Yu.

   Lieh Yu dengan perlahan-lahan membalikkan tubuhnya, dan memandang kearah dua anak keCil itu.

   "Kalian apakah dengan mata kepala sendiri melihat orang ini yang membunuh ?"

   Kedua orang anak keCil itu tak berani berbicara bohong terpaksa sahutnya.

   "Kami melihat dia dengan seorang diri berlari ditengah jalan raya yang sunyi ini, kami pikir selain dia tak ada orang lain lagi"

   Kioe Thian le Sin menghembuskan napas panjang-panjang, dan membalikkan tubuhnya kembali memandang kearah Boen Ching sejenak kemudian ujarnya lagi.

   "Kalau memangnya dirimu, aku pasti akan membunuh dirimu dan menghancurkan tubuhmu hingga ribuan potong, ***.

   *** kalau bukannya dirimu yang melakukannya, sudah tentu aku akan melepaskan dirimu."

   Boen Ching tampak kedua orang anak keCil itu berbicara dengan sejujurnya, dia tampak terasa barulah dapat menghembuskan napas lega, tapi dihadapannya kini tak mungkin dapat meloloskan dirinya, setelah termenung berpikir keras, kemudian barulah ujarnya.

   "Kalau memangnya Cianpwee tak dapat memastikan kalau aku yang berbuat, aku akan berjalan setindak terlebih dahulu "

   Dengan dingin sahut Kioe Thian Ie Sin Lieh Yu.

   "Aku bukannya mempunyai maksud seperti ini, maksudku adalah sekalipun kau bukannya pembunuh yang sebenarnya, tetapi aku juga harus mendapatkan buktinya terlebih dulu barulah dapat melepaskan dirimu meninggalkan tempat ini."

   Boen Ching mengerutkan alisnya, ujarnya.

   "Dengan kepandaian silat yang dimiliki cianpwee saat ini apa boleh dikata takut aku Boen Ching melarikan dirinya?? Dengan Cara yang dilakukan oleh cianpwee ini bukankah membuat seluruh jago diseluruh dunia kangCruw akan tertawa hingga terlepas giginya."

   Wajah dari Lieh Yu berubah dengan hebatnya, dia tertawa dingin ujarnya.

   "Bagus Sangguh mempunyai nyali, selama puluhan tahun ini tak seorang pun yang akan berbuat seperti kau ini setelah mengetahui namaku yang sebenarnya."

   Sehabis berkata dia termenung sejenak berpikir keras kemudian tanyanya.

   "Kalau menurut kau, harus berbuat bagaimana?"

   Boen Ching menundukkan kepalanya berpikir keras, kemudian baru sahutnya.

   "cianpwe apabila dapat menyelidiki kalau aku yang berbuat peristiwa tersebut, aku dengan ***. *** sendirinya akan mengaku salah, tetapi kalau bukan aku yang melakukannya hal itu, cianpwee tak dapat mencari diriku lagi, bagaimana kalau kita putuskan demikian ?"

   Lieh Yu memandang tajam kearah Boen ching, mendadak dia tertawa besar, ujarnya.

   "Kalau demikian adanya bukankah terlalu enak, apakah boleh dikata cara ini sangat adil?"

   "Kalau bukannya diriku yang melakukan mengapa aku akan membantu dirimu untuk menyelidiki siapakah pembunuh sesungguhnya, sedang apabila aku yang melakukannya, mengapa aku masih mau membantu dirimu untuk menyelidiki siapakah yang melakukan peristiwa itu??"

   Sahut Boen ching.

   Senyuman yang menghiasi dibibir Lieh Yu mendadak lenyap.

   sedang Pada mulutnya ujarnya.

   "Kau berbicara sungguh sangat baik sekali, apabila kau yang melakukan kau tak mungkin akan membantu diriku untuk melakukan penyelidikan, kalau begitu kau harus melakukan penyelidikan tersebut, kalau tidak aku akan menganggap kau yang melakukannya"

   Boen Ching menjadi tertegun, ia sama sekali tak menyangka kalau Lieh Yu menangkap sepatah kata yang diucapkan dirinya untuk mewakili dia melakukan penyelidlkan terhadap urusan ini, didalam hatinya diam-diam merasa menyesal sekali terhadap perkataan yang telah diucapkan itu.

   Lieh Yu tertawa dingin, ujarnya.

   "Kalau begitu kita putuskan demikian saja, aku akan memberikan tiga bulan Lamanya kepadamu untuk melakukan penyelidlkan tersebut, sedang seCara diam-diam aku akan mengirim orang untuk mengawasi dirimu, setelah tiga bulan penuh, aku sudah tentu akan pergi mencarimu."

   Boen Ching mendadak teringat akan sesuatu hal, dengan Cepat ujarnya. ***. *** "Tahan, jika berbicara demikian, apabila bukannya aku yang melakukannya lalu kau akan berbuat bagaimana??"

   Lieh Yu menjadi tertegun setelah mendengar perkataan tersebut, untuk sesaat diapun tak dapat berbuat apa-apa. Boen Ching mengerutkan alisnya, tanyanya.

   "Bukankah kau tadi berkata bahwa harus adil? Kau kira demikian ini apakah adil namanya?"

   Sambil berkata sepasang matanya dengan tajam memandang kearah Lieh Yu. Lieh Yu mengerutkan alisnya, dengan tawar dia mendengus, sahutnya kemudian- "Urusan ini kau tidak pergi untuk melakukannya pun tak mungkin bisa terjadi"

   Boen Ching tertawa tawar, sahutnya.

   "Apakah hanya demikian ?"

   Sahut Lieh Yu dengan nada yang dingin.

   "Benar atau tidak kau kinipun masih belum bisa mengetahuinya, sampai saatnya apabila bukan dirimu yang melakukannya, sudah tentu aku akan memberikan balasan jasa terhadap dirimu."

   "Tidak adil, kau sekarangpun juga tidak mengetahui kalau aku benar tidak melakukan pembunuhan, tetapi kau telah memohon aku berbuat seCara demikian, aku sendiripun tidak mengetahui kau benar- benar memberikan hadiahmu atau tidak, Pada saat memohon cianpwee untuk memberikan bantuannya, cianpwee kira aku berbuat demikian boleh dibilang adil tidak?"

   Selesai berkata dia bersenyum. Kioe Thian le Sin, Lieh Yu dengan tawa mendengus, sahutnya.

   "Kau mempunyai urusan apa, cepat kau katakan keluar." ***. *** Boen Ching tahu bahwa Lieh Yu telah menyetujui usulnya itu, dia tertawa nyaring ujarnya kemudian- "cianpwee terkenal sebagai Kioe Thian Ie Sin, aku kira didalam hal ketabiban sudah tentu sangat lihay sekali, entah benarkah perkataanku itu ?"

   Dari sepasang mata Lieh Yu memancar keluar sinar mata yang mengandung kegusaran yang amat sangat, tanyanya.

   "Kau tidak memperCayainya ?"

   Boen Ching tersenyum sahutnya.

   "cianpwee apakah pernah mendengar seorang yang bernama ouw Yang Bu Kie ?"

   Lieh Yu mengangguk, ujarnya.

   "Apabila meminta untuk menyembuhkan penyakitnya hal itu tak mungkin akan kulakukan".

   Boen Ching tersenyum lagi, sahutnya.

   "Dia mempunyai seorang puteri, juga dapat disebut sebagai cucunya, tetapi dia telah menderita penyakit gila, dan aku dengar bahwa didalam darahnya terdapat raCun, entah cianpwee apakah dapat menolong untuk mengobati penyakitnya ?"

   Lieh Yu menjadi termangu-mangu, tanyanya.

   "Apa putrinya ? cucunya ?"

   Didalam sekejap mata saja, dari dalam benaknya segera menjadi sadar apakah arti perkataan yang diucapkan oleh Boen Ching itu, dia menganggukkan kepalanya, setelah itu dia termenung berpikir sejenak.

   dan tak mengucapkan sepatah katapun juga .

   Boen Ching tampak sifat serta tindak tanduk dari Lieh Yu berubah menjadi demikian rupa, dia tahu bahwa pekerjaan ini sangat berat sekali untuk dilakukan, dia mempunyai niat untuk membakar hati Lieh Yu untuk melakukannya, dia tertawa tawar ujarnya kemudian- ***.

   *** "Apakah urusan ini sangat sukar sekali untuk dilakukannya? aku dengar bahwa selain mengganti darah orang lain, kalau tidak sangat sukar sekali untuk menyembuhkannya."

   Lieh Yu memandang sekejap kearah Boen Ching dengan tawar, sahutnya.

   "Apa yang kau ucapkan sekarang ini sedikitpun tidak salah, aku terhadap sebutan sebagai Ie Sin, sangat menghormatinya".

   Sehabis berkata dia mencibirkan bibirnya ujarnya lagi.

   "Kau sudah tidak salah mencari orang, penyakit seperti ini aku kini didalam dunia ini tak ada orang kedua yang dapat mengobatinya".

   
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Boen Ching mendengar Kioe Thian Ie Sin berkata demikian, didalam hatinya tanpa terasa menjadi sangat girang sekali, terasa Pada wajahnya tetap dia menampilkan perasaan yang masih tidak perCaya akan perkataan tersebut, tanyanya.

   "cianpwee apakah dapat menggantikan darahnya ?"

   Lieh Yu tertawa dingin sahutnya.

   "Ganti darah? kau hanya dapat mendengarkan perkataan dari para tabib pasaran saja, seorang apabila hendak berganti darah yang terdapat didalam tubuhnya Sudah tentu tak akan mungkin bisa terjadi, asalkan terdapat darah yang bersih saja sudah cukup".

   Sehabis berkata dia, mendongakkan kepalanya memandang keangkasa, ujarnya kemudian kePada Boen ching.

   "Kukira Pada saat ini kau pun tidak mengetahui dia sekarang berada dimana?? dengan demikian malah bertambah adil aku mewakili dirimu untuk melakukan hal ini, kau pergilah"

   Dalam hati Boen Ching merasa sangat girang sekali, dia tidak berani untuk membangkang perkataan yang ucapkan ***. *** oleh Lieh Yu, sambil sahutnya.

   "Terima kasih terhadap budi dari cianpwee"

   Sehabis berkata dia membalikkan tubuhnya bersiap hendak meninggalkan tempat itu. Lieh Yu mendadak berteriak dengan keras nya memanggil diri Boen ching.

   "Kau kembali "

   Boen Ching segera membalikkan tubuhnya dia tidak mengetahui Lieh Yu hendak mengucapkan apa lagi, dia tampak Lieh Yu bagaikan seCara mendadak teringat akan sesuatu urusan, dan sedang termenung berpikir keras ditempat itu.

   Boen Ching membalikkan tubuhnya, ujarnya kePada Lieh Yu.

   "Apabila aku telah berhasil menyembuhkan penyakit dari anak perempuan itu, sedang kau ternyata tak dapat menyelidiki siapakah yang melakukan pembunuhan tersebut, atau kemungkinan memangnya dirimu yang melakukannya lalu bagaimana???"

   Boen Ching menjadi tertegun, untuk sesaat dia tak dapat mengucapkan sepatah katapun juga .

   Lieh Yu tampak Boen Ching berubah menjadi demikian rupa, dengan sangat tawar sekali dia mengulapkan tangannya, ujarnya lagi.

   "Kau pergilah, aku kalau memangnya menyetujui dirimu, sudah tentu tak mungkin menyesal kembali."

   "Terimakasih cianpwee, tetapi harap cianpwee berlega hati, orang itu pastilah bukan diriku sendiri "

   Sehabis berkata dia tak mengucapkan kata-kata lagi, tubuhnya berkelebat dan lari menuju ke arah utara.

   Boen Ching berlari dengan sangat Cepatnya ditengah jalan raya yang sangat sunyi itu, menurut apa yang dipikir olehnya, orang yang melakukan pekerjaan ini pastilah diri Goei Lam Yu adanya, dan tak mungkin ada persoalan lainnya, dengan waktu dan tempat seperti ini, masih ada berapa orang kah ***.

   *** yang memiliki kepandaian silat yang demikian tingginya di tempat ini Tetapi setelah terhambat beberapa waktu lamanya ini, entah masih dapatkah dia mengejar diri Goei Lam Yu.

   Didalam sekejap mata saja, udara akan segera menjadi terang kembali, Boen Ching terpaksa memperlambat langkah kakinya, ketika sinar matanya berkelebat, mendadak dia menemukan suatu bayangan tubuh yang sangat dikenalnya, ketika dia lebih memper-tajamkan pandangan matanya, kira nya orang itu tak lain adalah Liauw Cing Ce adanya.

   Boen Ching menjadi tertegun, dia merasa sangat aneh sekali, Liauw Cing Ce bagaimana seCara mendadak dapat munculkan dirinya ditempat ini.

   Liauw Cing Ce agaknya telah menemukan kalau dibelakang tubuhnya terdapat tindakan kaki manusia, ketika dia menolehkan kepalanya memandang ternyata adalah diri Boen ching, dia menjadi tertegun, dan menghentikan langkah kakinya, kemudian lari kemball kearah depan.

   Boen Ching mengerutkan alisnya, dia merasa sangat heran sekali, mengapa Liauw Cing Ce seCara mendadak sekali dapat muncul di tempat ini.

   Tetapi pikirannya belum saja berkelebat didalam benaknya, terasa segulung angin yang sangat tajam berkelebat diSimping tubuhnya, dengan cepat Boen Ching menggerakkan tubuhnya, dengan SeCepat kilat menghindarkan dirinya ..

   Suheng dari Liauw Cing ce,pemuda berbaju putih itu telah melayangkan tubuhnya kehadapan tubuh Boen ching, dia tertawa dingin ujarnya.

   "Aku sekali lagi bertemu muka, aku pernah berkata apa kePada dirimu?"

   Boen Ching tampak pemuda berbaju putih itu berbicara dengan demikian sombongnya, didalam hatinya merasa sangat tidak puas, dia mengerutkan alisnya, sambil sahutnya.

   ***.

   *** "Siapakah sebenarnya kau ini, mengapa ternyata demikian tidak memakai aturan."

   Sepasang mata dari pemuda berbaju putih itu memancarkan sinar yang sangat tajam sekali, dia mendongakkan kepalanya tertawa besar.

   "Boen Ching kau jangan mengira bahwa dengan ilmu yang kau miliki sekarang ini dapat menjagoi seluruh dunia kangouw, berbicara sesungguhnya, dengan kepandaian silat yang kau miliki sekarang ini, sedikitpun tak kupandang sebelah matapun juga"

   Boen Ching tertawa dingin, ujarnya.

   "Aku Boen Ching memangnya selamanya belum pernah menganggap dirinya dapat menjagoi seluruh dunia kangouw, tetapi Sekalipun kepandaian Silat yang kau miliki bertambah tinggipUn, dengan Sikap Serta tindak-tandukmu yang demikian congkak nya, aku Selamanya tak pernah memandang Sebelah mata pun juga."

   Pemuda berbaju putih itu tertawa besar, ujarnya.

   "Kau tidak memandang sebelah matapun kePada diriku ? tetapi aku akan memaksa kau untuk memandang diriku."

   Sehabis berkata sepasang telapak tangannya didorong kedepan menerjang dada dari Boen ching.

   Boen Ching hanyalah merasakan sepasang telapak tangan yang dilancarkan oleh pemuda berbaju putih itu sangat aneh sekali, dengan jelas dia melihat kalau serangan tersebut diserangkan dengan mendatar tetapi ternyata tenaga serangan menekan kedua belah samping tubuhnya, tubuhnya dengan Cepat mundur tiga langkah kebelakang.

   Partai "Mie cong Bun"

   Selamanya sangat jarang sekali berkelana didalam dunia kangouw, kepandaian silat yang dianggap oleh sebagian orang paling tinggi adalah partai Mie cong Bun ini, oleh sebab itu partai "Mie cong Bun"

   Selamanya ***.

   *** dipandang orang sebagai suatu partai yang penuh diliputi oleh kemisteriusan.

   Boen Ching begitu mengUndUrkan dirinya, pemuda berbaju putih itu dengan dingin tertawa panjang, ujarnya.

   "Bukankah kau mengatakan bahwa sedikitpun tidak memandang sebelah mata pun kePada diriku, mengapa sampaipun jurus yang aku lancarkan ini tak berani untuk menerimanya ?"

   Sambil berkata tubuhnya mendesak kembali kearah Boen ching, sepasang telapak tangannya didorong kedepan dan berubah menjadi serangan dengan mencakar, sedang jurus serangannya pun berubah menjadi sangat ganas sekali.

   Boen Ching tidak perCaya kalau kepandaian silat dari partai Mie cong Bun itu benar- benar sesuai dengan berita yang disiarkan didalam Bu lim, mana dia mau menerima hinaan yang dilontarkan oleh pemuda berbaju putih itu, dia menarik napas panjang, sedang tubuhnya berdiri tegak tak bergerak sedikitpun juga .

   Pemuda berbaju putih itu tertawa besar dengan nyaringnya, lima jari dari tangan kanannya mencengkeram dada dari tubuh Boen ching.

   Boen Ching Pada saat ini telah mengumpulkan seluruh tenaga khiekang "chiet Kong Kang Khie"nya untuk melindungi tubuhnya, lima jari dan tangan kanan pemuda berbaju putih itu baru saja menempel baju didepan dadanya, tubuhnya segera melayang keatas dan melancarkan Jurus Shia Thien Seng Gwat"

   Dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih."

   Pada saat tubuhnya berputar itu, dia telah berhasil membuat tubuh pemuda berbaju putih itu terlontar sejauh lima kaki lebih dan berjungkir balik sebanyak tiga kali diatas tanah.

   ***.

   *** Pemuda berbaju putih ituPada saat ini menjadi tertegun benar-benar, saking malunya wajahnya berubah menjadi merah padam, tadi dikarenakan terlalu memandang rendah terhadap pihak musuh sehingga membuat dirinya menjadi mengalami rasa malu yang sangat hebat.

   Boen Ching setelah berhasil berdiri tegak diatas tanah, dengan nada yang sangat dingin sekali dia balas mengejek kearah pemuda berbaju putih itu, ujarnya.

   "Hanya demikian saja sudah akan menyuruh orang lain untuk memandang sebelah mata kePada dirimu."

   Sehabis berkata dia tertawa dingin tak henti-hentinya.

   Pemuda berbaju putih itu mendengus dengan dinginnya, Pada saat ini dia merasa bahwa Boen Ching bukanlah merupakan seorang lawan yang biasa saja terhadap dirinya, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau kepandaian silat yang dimiliki oleh Boen Ching ini ternyata dapat demikian anehnya, didalam hatinya tanpa terasa menjadi berdesir, terasa olehnya kalau dirinya hendak merebut kemenangan, kelihatannya tidak mempunyai pegangan yang kuat, apalagi kepandaian silat yang dimiliki oleh Boen Ching ini sangat aneh sekali.

   Pada saat ini kedua belah pihak sama-sama merasakan bahwa kepandaian silat yang dimiliki pihak lawannya sangat aneh sekali, siapapun tak berani lagi untuk terlalu memandang rendah Pada pihak musuhnya.

   Kedua belah pihak untuk beberapa saat saling berdiri berhadapan dan memandang kearah musuhnya dengan sinar mata yang tajam, tampak pemuda berbaju putih itu mendadak menggerakkan tubuhnya kedepan, bagaikan kilat Cepatnya menubruk kearah Boen ching.

   Boen Ching masih kurang jelas terhadap kepandaian silat yang dimiliki oleh pemuda berbaju putih itu, dia tak berani dengan demikian saja menyambut serangan dari pihak musuh, ***.

   *** dengan Cepat dia mengundurkan dirinya setengah langkah kebelakang, dengan gerakan tubuh "Sie Liu Eng Hong"

   Dan tenaga khiekang chiet Keng Kang Khie"

   Dia melancarkan serangan kedepan- Pemuda berbaju putih itu tampak Boen Ching mengundurkan dirinya kebelakang, dia tertawa besar, ejeknya.

   "Bagaimana, masih ingin mundur kebelakang ?"

   Tdtapi perkataan itu belum selesai diucapkan, tubuhnya telah terdesak mundur oleh gerakan tubuh serta serangan- serangan telapak tangan yang dilancarkan oleh Boen ching, mau tak mau tubuhnya terpaksa mundur satu langkah kebelakang, hatinya menjadi sangat gusar sekali, berturut- turut dia melancarkan lima kali serangan sekaligus.

   Boen Ching terhadap ilmu "Sie Liu Eng hong"

   Ini telah sangat hafal sekali, sekalipun dengan memejamkan matanya dia dapat juga hergebrak dengan orang lain dengan menggunakan ilmu ini, dengan perlahan sekali dia mengerahkan tenaga khiekang "chiet Keng Kang Khie"

   Nya dan ditepukkan kedepan-Pemuda berbaju putih itu berturut-turut melancarkan lima kali serangan, tetapi setiap gerakan serangannya belum saja dikerahkan seluruh telah dipaksa membuat gerakan serangannya berubah arah, dalam hati dia merasa sangat terkejut berCampur gusar.

   Boen Ching tampak pemuda berbaju putih itu tak lebih hanyalah demikian saja, perasaan was- was didalam hatinya pun dapat dipadamkan setengah bagian, gerakan serangannya pun berubah dengan menggunakan ilmu "Huan Ie Bok"

   Melancarkan serangan kedepan- Kaki kanannya dengan Cepat menginjak kedudukan "Kan"

   Kemudian berjalan menuju ke arah kedudukan "Siang"

   Dan berputar kedudukan "Kan- sedang tenaga khiekang chiet Keng ***.

   *** Kang Khie nya pun mengikuti serangan telapak tangan itu dengan tegak menerjang kearah pemuda berbaju putih itu.

   Gerakan serangan dari pemuda berbaju putih itu baru saja akan mencapai Pada sasarannya, segera telah terkena serangan yang demikian hebatnya dari Boen ching, dalam hatinya menjadi sangat gusar sekali tangar kanannya didorong kedepan, tubuhnya berdiri tegak.

   sedang serangannya dilancarkan kedepan sebanyak tiga kali.

   Tenaga serangan yang dilancarkan oleh Boen Ching tadi dengan Cepat berhasil dipukul melenceng oleh serangan itu, dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut sekali, dia pernah mendengar bahwa ilmu "Thay Thien Kioe Sih"

   Yang dimilikinya itu merupakan ilmu tangan kosong yang paling lihay didalam dunia Pada saat itu, tetapi jurus serta gerakan serangan yang dilancarkan oleh pemuda berbaju putih yang kelihatannya demikian ringannya itu ternyata telah berhasil mendesak pergi serangannya yang dilancarkan dengan hebatnya itu.

   Kedua orang itu berturut-turut saling serang menyerang selama beberapa jurus banyaknya, mendadak tampak tubuh dari pemuda berbaju putih itu bagaikan kilat Cepatnya mengundurkan dirinya kebelakang.

   Tubuh Boen chingpun dengan cepat mengundurkan dirinya ke belakang, dia tahu pastilah pemuda berbaju putih itu akan membuat gerakan yang lain, dia tidak berani memandang remeh serangannya, sepasang matanya dengan sangat tajam sekali memandang kearah pemuda berbaju putih itu, tubuhnya tak bergerak sedikitpun juga.

   Diatas bibir pemuda berbaju putih itu segera tampak suatu senyuman yang sangat dingin sekali, ujarnya.

   "Sejak kau terjun kedalam dunia kangouw sama sekali belum pernah menggunakan pedang, ini hari aku akan ***.

   *** menyuruh kau melihat bagaimana kehebatan dari ilmu pedang partai "Mie cong Bun"

   Kami."

   Tangan kanan dari Boen Ching dengan sangat ringan sekali memegang gagang pedangnya, dan tertawa-tawar, tetapi didalam hatinya dia sedikit merasa agak tegang.

   Pemuda berbaju putih itu dengan tertawa dingin tangan kanannya digerakkan membuang baju luarnya sehingga tampak baju singsat yang berwarna putih menutupi tubuhnya, sedang Pada pinggangnya menyoren dua belas pedang pendek.

   Boen Ching yang tampak akan hal itu menjadi mengerutkan alisnya, dia tak mengetahui kalau pemuda berbaju putih itu bagaimana menggunakan ilmu pedangnya, dengan perlahan dia pun mencabut keluar pedang panjangnya.

   Sekonyong-konyong, seorang gadis berkelebat masuk kedalam tengah kalangan, kePada kedua orang itu bentaknya.

   "Kalian berdua sebenarnya sedang berbuat apa?"

   Boen Ching menjadi termangu-mangu, tampak orang yang baru saja datang itu adalah diri Liauw Cing Ce telah lama datang ketempat tersebut dan melihat mereka sangat lama sekali, tetapi terasa dalam hatinya sedikit merasa malu.

   Pemuda berbaju putih itu tampak Liauw Cing Ce munculkan dirinya ditempat itu, tanpa terasa juga merasa sangat terkejut sekali karena tak pernah diduga olehnya kalau Liauw Cing Ce dapat munculkan dirinya Pada saat seperti itu, dengan cepat tanyanya.

   "Sumoay Mengapa kau balik kembali?? Dengan dingin sahut Liauw Cing ce.

   "Kira nya selama ini kau selalu menguntit diriku "

   Boen Ching mendongakkan kepalanya memandang kearah Liauw Cing ce, tampak sekalipun diatas wajahnya masih menggunakan kain penutup yang halus tetapi masih terlihat kecantikan wajahnya, didalam hatinya segera sadar mengapa pemuda berbaju putih itu dapat bersikap demikian- ***.

   *** Pikirannya segera berputar, dia tidak menginginkan diantara kedua orang itu terjadi kesalah pahaman, sambil tertawa ujarnya kePada diri Liauw Cing ce.

   "Nona Liauw Kita berdua sedang menjajal kepandaian masing-masing.

   "

   Liauw Cing Ce dengan dingin mendengus, ujarnya.

   "Kau kira aku tidak mendengar apa yang kalian ucapkan?"

   Boen Ching mengerutkan alisnya, dia cuma tertawa tawar sambil membalikkan tubuhnya siap hendak meninggalkan tempat tersebut. Tampak hal ini, dengan dingin bentak pemuda berbaju putih itu.

   "Kau jangan pergi "

   Boen Ching menjadi tertegun, tubuhnyapun segera berhenti bergerak. Ujar pemuda berbaju putih itu lagi.

   "Sumoayku kalau memangnya telah mengetahui akan urusan ini, urusan diantara kita harus diselesaikan ini hari juga ."

   Wajah dari Liauw Cing Ce berubah dengan hebatnya, kePada pemuda berbaju putih itu bentaknya.

   "suheng Kau hendak berbuat apa?"

   Pemuda berbaju putih itu tertawa pahit, pikirnya di dalam hati.

   "Ini hari aku terpaksa harus membuat Liauw Sumoay merasa tidak senang, Tiada hari kemudian aku akan pergi meminta maaf kepadanya, aku kira Liauw sumoay bagaimanapun pastilah akan memaafkan perbuatanku ini, tetapi apabila harus membiarkan Boen Ching ini selalu menguntit dirinya sehingga membuat hatinya berubah entah bagaimana aku harus berbuat Pada saat yang seperti itu?"

   Liauw Cing Ce dengan tajam memandang kearah pemuda berbaju putih itu, sejenak kemudian barulah ujarnya.

   "Kiranya kau demikian terhadap diriku..." ***.

   *** Selesai berkata dia membalikkan, tubuhnya meninggalkan tempat tersebut.

   Pemuda berbaju putih itu memandang bayangan punggung Liauw Cing ce, mendadak teriaknya dengan keras.

   "sumoay -- -sumoay........."

   Tetapi Liauw Cing Ce sama sekali tidak menggubris dirinya, tampak hal ini terpaksa dia hanyalah dapat tertawa sedih, ujarnya kePada Boen ching.

   "Urusan ini bagaimanapun juga harus diselesaikan ini hari "

   Boen Ching menarik napas panjang-panjang, dia hanya merasakan bahwa pemuda berbaju putih itu sangat Cemburuan, bahkan perasaan Curiganyapun sangat tebal sekali, dengan tawar sahutnya kemudian- "Hubunganku dengan diri nona Liauw tak lebih hanyalah sahabat biasa saja, saudara mengapa harus berbuat demikian ".

   Pemuda berbaju putih itu tertawa dingin, ujarnya dengan nada mengejek.

   "Kau, kalau memangnya demikian menaruh hati kePada sumoayku, apakah takut dengan kematian ?"

   Boen Ching mengerutkan alisnya, segera dia membalikkan tubuhnya bersiap meninggalkan tempat tersebut, terpikir olehnya kalau dirinya meninggalkan tempat itu, bukankah urusan akan menjadi beres dengan sendirinya.

   Tetapi tiba-tiba pemuda berbaju putih itu membentak dengan keras.

   "Kau masih ingin menguntit diri sumoayku?"

   Boen Ching menjadi tertegun, belum saja dia membuka mulut memberikan jawabannya, terdengar pemuda berbaju putih itu telah membentak lagi dengan nyaringnya.

   "Awas, sambutlah pedangku ini " ***. *** Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, dengan cepat dia membalikkan tubuhnya kembali, tampak Pada saat tangan dari pemuda berbaju putih itu digerakkan kedua belas batang pedang pendek tersebut telah berubah menjadi segulung sinar yang sangat menyilaukan mata, menyerang dengan hebat kearah tubuhnya. Boen Ching sama sekali tidak pernah menyangka kalau pemuda berbaju putih itu ternyata demikian lihaynya didalam permainan ilmu pedangnya, kelihatannya kesempurnaa didalam ilmu pedang dari pemuda berbaju putih ini jauh lebih tinggi setingkat dariPada permainan pedang dari diri Liauw Cing ce. Sepasang telapak tangannya dengan hebat didorong kedepan, tenaga khiekang "chiet Kong Kang Khie"-nyapun dengan sekuatnya dilancarkan kedepan, segulung sinar yang sangat Cemerlang sekali, dengan diikuti tujuh buah warna yang berlainan menerjang ke depan. Tempat dimana kena terjangan dari tenaga khiekang "chiet Kong Kang Khie", sinar yang berputar dengan hebatnya dari pedang-pedang pendek tersebut segera berubah menjadi dua buah sinar tajam yang memecah menjadi dua bagian, yang satu dari sebelah kiri dan yang lain dari sebelah kanan menerjang dengan hebatnya kearah Boen ching. Boen Ching menarik napas panjang- panjang, sepasang telapak tangannya seCara berpisah dilancarkan ke depan menepuk ke arah dua buah gulungan sinar yang sangat tajam tersebut. Pemuda berbaju putih itu dengan gusar mendengus, telapak kirinya dilancarkan kedepan, sinar tajam yang menyerang dari sebelah kiri serta sebelah kanan itu dengan cepat ditarik kembali, sinar keperak-perakan tersebut Pada saat ditarik kembali itulah telah berubah menjadi dua belas sinar tajam yang kecil- menerjang kearah Boen ching. ***. *** Boen Ching yang tampak hal ini menjadi sangat terkejut sekali, dia tahu bahwa tenaga khiekang "chiet Keng Kang Khie"

   Yang dimiliki dirinya Pada saat ini tak lebih barulah kulitnya saja, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau pemuda berbaju putih itu ternyata sangat mahir didalam permainan pedang yang disertai dengan tenaga khiekang tersebut.

   Kedua belas sinar yang sangat tajam tersebut, dibawah lindungan tenaga khiekang yang berwarna kehijau-hijauan, dengan hebatnya menyerang kearah tubuh Boen ching.

   Tubuh Boen Ching dengan cepat mengundurkan dirinya kebelakang, pedang Cing Hong Kiamnya dengan cepat diloloskan dari dalam sarungnya, terlihat serentetan sinar hijau yang sangat menyolok mata meliputi sekeliling tempat itu dan menyambut kedatangan dari kedua belah gulung sinar yang sangat menyilaukan mata itu.

   Kedua belas gulung sinar yang sangat menyilaukan mata itu segera terbentur dengan pedang Cing Hong Kiam tersebut, ditengah udara segera terlihat perCikan bunga api yang disertai dengan puluhan sinar hijau yang sangat menyolok memenuhi angkasa, tetapi hanya dalam sekejap mata saja telah lenyap dari pandangan, sedang Boen Ching dengan terhuyung-huyung mundur tiga langkah kebelakang.

   Wajah dari pemuda berbaju putih itu telah berubah menjadi sangat dingin sekali sepasang telapak tangannya tetap mencekal kedua belas bilah pedang pendeknya, sedang Pada sepasang matanya memancarkan sinar mata yang mengandung perasaan memandang rendah terhadap diri Boen ching.

   Boen Ching yang berhasil digetarkan mundur oleh tenaga dalam yang disalurkan pemuda berbaju putih itu kedalam kedua belas pedang pendeknya, didalam sekejap mata saja dalam hatinya segera timbul suatu perasaan serta ingatan yang sangat aneh dan belum pernah dirasakan.

   Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   ***.

   *** Terhadap keinginan semaCam itu, dia sendiri juga tidak mengetahui berasal darimana, didalam keadaan situasi yang semaCam ini, mana dia dapat membiarkan pikirannya untuk memikirkan perasaan yang sangat aneh semaCam itu, terpaksa dengan sangat tajam sekali dia memandang kearah pemuda berbaju putih itu.

   Pemuda berbaju putih itu kalau memangnya telah mengambil keputusan untuk berbuat seCara demikian, ditambah lagi dengan kedudukannya yang sangat bagus ini, mana dia mau melepaskan Boen Ching dengan demikian saja, dia tertawa dingin, sepasang telapak tangannya digetarkan, kedua belas bilah pedang pendek tersebut segera berubah lagi menjadi dua belas sinar yang sangat menyilaukan mata, dari sebelah kiri serta sebelah kanan menyerang dengan hebatnya kearah Boen ching.

   Sinar mata Boen Ching berkedip beberapa kali, dia tahu bahwa dirinya menerima serangan tersebut dengan keras melawan keras, dirinya pastilah akan mengalami kekalahan, tubuhnya dengan cepat melayang mundur ke belakang.

   telapak tangan kirinya melancarkan serangan, sedang telapak kanannya menerjang dengan pedangnya, bersama-sama menerima serangan dari kedua belas bilah pedang pendek tersebut.

   Tubuh dari pemuda berbaju putih itu menubruk maju kedepan, sepasang tangannya mencekal kembali kedua belas pedang pendek tersebut, sedang Pada mulutnya sambil tertawa dingin ejeknya.

   "Mengapa kau pergi"^ Terimalah serangan ku ini terlebih dulu?"

   Sehabis berkata tangannya segera digerakkan kembali, kedua belas batang pedang pendek itu sekali lagi lepas dari tangannya, sebagian kearah depan dan sebagian kearah sebelah samping, menerjang kearah Boen ching, ***.

   *** Pemuda berbaju putih itu baru saja melepaskan pedang dari tangannya itu, mendadak dari kejauhan berkumandang datang suara panggilan yang sangat keras sekali.

   "cap Sah Lang "

   Pemuda berbaju putih itu begitu mendengar suara panggilan tersebut, tanpa terasa wajahnya berubah dengan hebatnya, sedang gerakan pedangnyapun menjadi sedikit kendor.

   Boen Ching mengerutkan alisnya, sebenarnya dia mempunyai maksud untuk melawan keras dengan keras menerima serangan tersebut, tetapi Pada saat ini tampak diantara gerakan pedang dari pemuda berbaju putih itu terdapat titik kelemahannya, tubuhnya segera melayang kedepan, berturut-turut melancarkan tiga kali serangan, pedang Cing Hong Kiam ditangan kanannya menahan serangan pedang pendek dari sebelah samping, sedang tubuhnya dengan ringan sekali berkelebat diantara pedang pendek dari pemuda yang berbaju putih yang melayang dengan hebatnya itu.

   Pemuda berbaju putih itu dengan cepat menarik kembali kedua belas bilah pedang pendek tersebut, Pada saat itu juga terlihat bayangan manusia berwarna keabu-abuan bagaikan seekor bangau berkelebat dihadapan orang itu dan melayang turun didepan mereka.

   orang yang barusaja datang itu kira nya seorang sastrawan berusia pertengahan yang kurang lebih berumur tiga puluh tahunan, pinggangnya menyoren sebilah pedang panjang, tetapi gerakannya sangat cepat sekali, jika dilihat dari gaya serta semangat nya itu sungguh membuat orang yang melihatnya menjadi sangat terkejut sekali.

   Pemuda berbaju putih itu tampak munculnya sastrawan berusia pertengahan yang memakai baju berwarna keabu- abuan itu agaknya sangat tidak tenang, dengan termangu dia berdiri mematung ditempat tersebut.

   ***.

   *** Sepasang mata dari sastrawan yang berusia pertengahan itu menyapu sekejap kearah Boen Ching serta pemuda berbaju putih itu.

   Dalam hati Boen Ching timbul suatu perasaan yang sangat aneh sekali, terpikir olehnya Pada saat untuk pertama kalinya dia berhasil mendesak mundur oleh pedang pendek dari pemuda berbaju putih itu, di dalam sekejap mata saja dari dalam hatinya segera timbul suatu firasat yang sangat aneh sekali.

   Tetapi didalam sekejap mata saja, firasat tersebut telah berubah menjadi sesuatu yang tak dapat diraba lagi, firasat itu bagaikan hanya berkelebat dengan sangat cepat sekali didalam benaknya, tetapi dia tak mempunyai cara untuk berhasil menangkap firasat tersebut.

   Sastrawan berusia pertengahan yang memakai baju berwarna keabu-abuan itu setelah memandang sekejap kearah kedua orang itu, tanyanya kemudian kePada pemuda berbaju putih itu.

   "cap Sah Lang sebenarnya telah terjadi urusan apa ?? siapakah orang ini ?"

   Diatas wajah dari pemuda berbaju putih itu tampil perasaan yang tidak tenang, sambil tertawa paksa ujarnya.

   "Tidak mengapa SuSiok.. Mengapa kau juga turun gunung, suhu sekalian apakah baik-baik saja ?"

   Si sastrawan berusia pertengahan itu hanya tersenyum saja dan tidak menjawab pertanyaan dari pemuda berbaju putih itu, balik bertanya.

   "cap Sah Lang dimana sumoaymu? bagaimana dengan urusan kitab rahasia "Hay Thian Kim Boh?""

   Boen Ching tampak si pemuda berbaju putih itu memanggil si sastrawan berusia pertengahan itu sebagai suSiok, bahwa apabila dilihat dari sikap serta gerak-gerik si sastrawan berusia ***.

   *** pertengahan itu, apabila si pemuda berbaju putih itu merupakan anak murid dari partai Mi Cong Bun, si sastrawan berusia pertengahan itu pastilah pernah munculkan dirinya Pada lima puluh tahun yang lalu didalam dunia kangouw, dan membuat pergolakan yang sangat hebat didalam Bu-lim, Lie Hun Yu She atau Si sastrawan sakti pencabut nyawa Siang Yang Seng adanya.

   Pada lima puluh tahun yang lalu, Siang Yang Seng ini telah berusia kurang lebih dua puluh tahunan, sedang kini setelah lewat lima puluh tahun lamanya masih tetap demikian mudanya, hal ini sungguh sangat mengejutkan sekali.

   Pemuda berbaju putih itu tak dapat berbuat apa- apa lagi, terpaksa sahutnya.

   "Sumoay dimana Pada saat ini aku sendiri juga tidak mengetahui, sedang kitab pusaka "Hay Thian Kim Boh"

   Telah didapatkan oleh Lam Yu Kongcu."

   Si sastrawan berusia pertengahan itu mengangguk dengan perlahan, ujarnya.

   "Aku juga mengetahui kalau kau tak mungkin dapat mengalahkan diri Lam Yu Kongcu, bukan saja kepandaian silatnya tidak lemah, kecerdikannyapun sangat hebat sekali"

   Selesai berkata dia menghela napas panjang.

   Pemuda berbaju putih itu dengan sangat tidak puas sekali mengerutkan alisnya, ujarnya.

   "Susiok kau terlalu memandang rendah terhadap diriku, aku sama sekali belum pernah saling bertemu dan berhadapan dengan diri Lam Yu Kongcu, orang ini selalu menguntit diri sumoay, aku tidak mempunyai cara untuk mencegahnya."

   "ooh "

   Sahut si sastrawan berusia pertengahan itu, dia membalikkan tubuhnya memandang sekejap kearah Boen Ching, ujarnya. ***. *** "Aku adalah Siang Yang Seng. disebut orang sebagai Lie Hun Yu She, aku kira kaupun tentunya pernah mendengar nama ini "

   Boen Ching sejak sebelumnya telah pernah mendengar kalau Siang Yang Seng ini dengan wajah yang sangat ramah tetapi hati yang kejam menggetarkan seluruh dunia kangouw dengan julukan sebagai Lie Hun Yu she, kini mendengar perkataan tersebut yang mengatakan bahwa orang ini benar- benar adalah Sang Yang Seng adanya, sekali pun apa yang diterka didalam hatinya sepuluh dari delapan sembilan bagian telah berhasil diterka dengan tepat, tetapi tak urung juga tak dapat menghindarkan diri lagi, merasa kan sangat terkejut sekali.

   Sambil tertawa sahutnya kemudian- "Sejak lama boa npwee pernah mendengar nama besar, dari diri Cianpwee."

   Siang Yang Seng tertawa tawar, ujarnya.

   "Siapakah sebenarnya kau ini, kau belum pernah mendengar kau menyebutkan namamu."

   Sambil tertawa sahut Boen Ching.

   "Cayhe Boen Ching adanya, sedang suhuku adalah Ie Bok Tocu .

   "Kiranya kau adalah Boen Ching, apakah Boen Ching yang telah mendapatkan ilmu warisan dari Thian Jan Shu itu?? Aku dengar kau telah melenyapkan dirinya dari dalam Bu-lim, tetapi ini hari aku telah bertemu lagi dengan dirimu, apakah kau telah berhasil memahami kepandaian silat peninggalan Thian Jan Shu ??"

   Boen Ching belum membuka mulut memberikan jawabannya, pemuda yang berbaju putih ya disebut sebagai Cap Sah Lang itu telah membuka mulut, ujarnya.

   "SuSiok apakah masih tidak mengetahui nya? Aku dengar ilmu yang tertera diatas hioloo kuno peninggalan Thian Jan ***.

   *** Shu ? itu adalah ilmu khiekang "Chiet K^ong Kang Khie", Boen Ching telah berhasil menguasai ilmu tersebut "

   "ooh -- --"sahut Siang Yang Seng, setelah tertawa lanjutnya lagi.

   "Selama Thian Jan shu dianggap sebagai jago nomor wahid didalam Bu-lim, aku tak dapat mencoba kelihayannya dengan dirinya, tetapi kePada orang yang mewarisi kepandaian silatnya aku akan mencoba- coba sebenarnya bagaimana lihaynya kepandaian silat yang dimilikinya itu "

   Dengan cemas ujar si pemuda berbaju putih itu.

   "SuSiok ? Mengapa kau orang tua harus turun tangan sendiri, biarlah aku saja yang turun tangan sudahlah cukup, lebih baik kau berdiri disamping saja."

   Siang Yang Seng dengan tawar menggelengkan kepalanya, kePada pemuda berbaju putih itu sahutnya.

   "Kau tidak berbicara akupun telah mengetahui mengapa kau berbuat secara demikian, kau adalah anak murid dari partai Mi Cong Bun, tak dapat dikarenakan urusan sekecil harus menyeret kedalam segala pertikaian yang terjadi didalam dunia kangouw, sekalipun kamu dapat menghadapi dirinya, tetapi barisan Ngo Heng Kiam Tin yang ditinggalkan oleh Tan Coe Coen bagaimana kau dapat menahannya?"

   Boen Ching begitu mendengar Siang Yang Seng ternyata akan turun tangan sendiri melawan dirinya, setelah termenung berpikir keras beberapa saat ujarnya kePada Siang Yang Seng.

   "Cianpwee kalau memangnya demikian memandang diri cay he, sudah tentu aku tak dapat menolak ajakan tersebut, tetapi Pada saat ini, cayhe masih mempunyai urusan penting yang harus diselesaikan -- -"

   Siang Yang Seng tidak menanti Boen Ching selesai berbicara, sambil tertawa potongnya ***. *** "Kau tak perlu pergi mengurusnya "

   Boen Ching tertawa ujarnya lagi.

   "Apabila aku sampai bergerak dengan diri cianpwee sudah tentu aku tak dapat lagi aku mengurusi urusan tersebut, apakah boleh dikata cianpwee takut aku Boen Ching melarikan diri?"

   Siang Yang Seng tertawa terbahak-bahak.

   sahutnya.

   "Kau mempunyai urusan apa, silahkan mengutarakan keluar biar aku mengetahui nya, kau janganlah menganggap segala perkataan yang kau ucapkan itu aku mau mempercayai seluruhnya, bahkan aku akan melihat berharga atau tidak kau pergi mengurusnya."

   Boen Ching mengerutkan alisnya, ujarnya.

   "Sekarang aku hendak pergi menolong seorang kawan baikku, bahkan cucu dari Kioe Thian Ie Sin, Lieh Cianpwee juga binasa ditangan orang itu, ditambah lagi dia telah memberikan waktu bagiku untuk mengadakan penyelidikan-"

   Siang Yang Seng tertawa besar, sahutnya.

   "Kau mengira setelah menggunakan nama Lieh Yu lalu dapat menekan diriku ?-? kau berpikir terlalu enak "

   Boen Ching tertawa-tawar, ujarnya lagi.

   "Yang terpenting bukannya dikarenakan nama besarnya itu, sebaliknya karena aku telah memberikan persetujuanku kepadanya, apalagi aku menyetujui untuk berbuat suatu hal terhadap dirinya karena diapun telah mengerjakan suatu hal untuk diriku ."

   "oooh- --"

   Sahut siang Yang Seng, sinar matanya berkedip-kedip tak henti hentinya, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau Kioe Thian Ie Sin ternyata dapat saling bertukar syarat dengan pemuda ini, mendadak dia merasakan bahwa Boen Ching bukanlah merupakan seorang yang dapat ***.

   *** dipermainkan serta dipandang rendah seperti apa yang dipikirkan didalam hatinya, bahkan tanpa terasa lagi diapun merasakan bahwa pemuda dihadapannya inipun mempunyai semangat yang sangat jantan sekali.

   Dia termenung berpikir keras dan tak mergucapkan sepatah katapun juga .

   Mendadak terdengar pemuda berbaju putih itu berteriak.

   "SuSiok kau tak usah mendengar segala perkataan yang diucapkan olehnya, dan apa perlunya beribut dengannya "

   Siang Yang Seng tidak memperdulikan diri pemuda berbaju putih itu, dia tersenyum kePada Boen Ching ujarnya.

   "Selamanya berbicara aku tak pernah merubahnya kembali, apalagi untuk menggerakkannya " .

   Boen Ching mengerutkan alisnya, sepatah katapun tak diucapkan keluar.

   Lie Hun Yu She, Siang Yang Seng tertawa lagi, ujarnya.

   "Tak kukira kalau kau ternyata demikian sombongnya, ternyata tak mau mengaku kalah dihadapanku, ini hari akupun akan berlaku sedikit lapang dada untukmu, kau lihat hal itu adil tidak ?"

   Boen Ching menarik napas panjang-panjang, dan termenung berpikir keras.

   "Jika dilihat seCara demikian, biarlah aku yang memikirkan suatu Cara bagi dirimu ?"

   Pemuda berbaju putih itu begitu mendengar suara ucapan dari Siang Yang Seng itu dimana tak mempUnyai maksud untuk menyulitkan diri Boen ching, didalam hatinya tanpa terasa mulai merasa ragu-ragu sejenak kemudian, ujarnya kePada Siang Yang Seng.

   "SuSiok.

   kau ...." ***.

   *** Perkataannya belum sampai diucapkan ke luar, Siang Yang Seng telah menoleh memandang sekejap kearahnya, dia tampak sinar mata dari Siang Yang Sang yang demikian tajamnya, dengan cepat menelan kembali perkataannya yang baru saja diucapkan keluar itu, dan tak berani berkutik lagi.

   Boen Ching yang mendengar suara ucapan dari Siang Yang Sang jauh lebih halus dan ramah, segera timbul suatu pikiran didalam hatinya yang tidak menginginkan Siang Yang Seng sampai terpikir suatu Cara untuk dirinya, kalau demikian halnya pastilah dia tak mempunyai pegangan yang kuat untuk merebut kemenangan- "Aku telah memikirkan suatu cara "

   Siang Yang Seng merasa sedikit diluar dugaan, setelah mengeluarkan suara tertahan tanyanya .

   "Sungguh ? coba kau ucapkan keluar "

   Sebenarnya Boen Ching tidak pernah memikirkan apa-apa, tetapi segera pikirannya berputar dan sahutnya "Pada saat ink bukankah aku hendak pergi, tetapi Cianpwee tidak mengijinkan diriku untuk pergi dari sini ?"

   Siang Yang Seng ragu-ragu sejenak. dia tidak ingin terpancing kedalam jebakan oleh Boen Ching ini, setelah lewat beberapa saat lamanya, barulah sahutnya dengan nada yang sangat tawar.

   "Boleh dibilang demikianlah "

   Boen Ching tersenyum, ujarnya lagi.

   "Tetapi apakah cianpwee mengetahui aku kini hendak pergi kemana ? Apabila cianpwee mengetahui aku hendak kemana, maka aku akan tinggal ditempat ini, bagaimana ?"

   Ujar Siang Yang Seng sambil tertawa besar.

   "Dunia demikian lebarnya, bagaimana aku dapat menebaknya ?"

   Sahut Boen Ching sambil tersenyum. ***. *** "Dunia sekalipun sangat lebar, tetapi tempat saja, bahkanPada saat ini aku berada dijalan raya, sudah tentu cianpwee mengetahui dan dapat menduga sebagian besar "

   Siang Yang Sang tertawa lagi, ujarnya.

   "Aku tidak mengetahui kau hendak pergi kemana, tetapi aku mengetahui kau hendak pergi mencari siapa, aku berhasil menebaknya bagaimana ? ?"

   Boen Ching tersenyum, sahutnya.

   "Kalau demikian sangat baik sekali, Cianpwee apalagi dapat menebak aku hendak pergi mencari siapa, sudah tentu dapat dihitung cianpwee mengalami kemenangan, bagaimana ?"

   Siang Yang Seng tertawa terbahak-bahak. tanyanya.

   "Bukankah kau hendak pergi mencari Goei Lam Yu ? ?"

   Selesai berkata dia tertawa besar lagi.

   Sebenarnya dia mempunyai maksud untuk melepaskan diri Boen ching, tetapi Pada saat taruhan ini, apalagi pemuda berbaju putih yang disebut sebagai cap Sah Lang itu pun berada disisi tubuhnya, bagaimana dia mau mengaku kalah dengan begitu saja, keinginan untuk mencari kemenangan meliputi didalam tubuhnya, sudah tentu dengan sangat cepat sekali dia memberikan jawabannya.

   Air muka pemuda berbaju putih itupun segera menampilkan senyumannya, dia sama sekali tidak menduga kalau Boen Ching ternyata demikian bodohnya.

   Siang Yang Seng yang mempunyai maksud untuk melepaskan dirinya, dia masih mau berbuat demikian, kalau telah demikian adanya tak ada cara lain lagi.

   Sinar mata Boen Ching berkedip dengan tajamnya, dengan sangat tenang sekali dia berdiri sambil tersenyum, sepatah katapun tak diucapkan keluar.

   ***.

   *** Siang Yang Seng pun tersenyum besar, kedua orang itu saling berhadap-hadapan dan tak ada yang mau membuka mulut terlebih dahulu.

   


Si Pisau Terbang Pulang -- Yang Yl Telapak Emas Beracun -- Gu Long Beruang Salju -- Sin Liong

Cari Blog Ini