Ceritasilat Novel Online

Bentrok Rimba Persilatan 18


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 18



Bentrok Rimba Persilatan Karya dari Khu Lung

   

   Goei Lam Yu tertawa besar, tubuhnya dengan cepat berkelebat, ketiga orang lainpun dengan cepat melancarkan serangan dengan menggunakan pedangnya mendesak Boen Ching masuk kembali ketengah kepungan ke empat orang itu.

   ***.

   *** Goei Lam Yu tertawa kalap dengan nyaringnya, ujarnya.

   "Boen Ching, kalau memangnya kau telah mengetahui kalau kami sedang mengatur jebakan, kau mengapa harus secara sengaja menerjangnya ? kau terlalu sombong dan percaya Pada diri sendiri."

   Born Ching telah berada didalam tengah kepungan keempat orang itu, dalam hatinya pikirannya menjadi tergerak, dengan cepat sekali dia berusaha untuk mencari siasat untuk meloloskan dirinya dari kepungan mereka hanya entah harus menggunakan cara apakah sehingga dapat meloloskan dirinya.

   "Lam Yu Hong ! Aku sangat memuji dirimu, kau disebut orang sebagai pimpinan kawanan iblis, selamanya aku tak pernah merasa puas, tetapi kini aku sungguh merasa puas dan takluk benar-benar.

   Sepasang mata Boen Ching menyapu ke empat orang itu, dia segera menemukan bahwa diantara keempat orang itu pemuda berbaju putih yang disebut sebagai Cap Sah Lang itu ternyata tak tampak sikapnya yang sangat congkak itu, bahkan Liauw Cing Ce juga sangat jarang sekali berbicara, dalam hatinya merasa sangat heran sekali.

   Dengan sifat dari kedua orang itu tak mungkin dapat berbuat demikian, terpikir olehnya bahwa didalamnya pastilah terdapat sebab-sebab yang lain, ujarnya kemudian.

   "Tak kusangka partai Mie Cong bBun hanya demikdian saja !"

   Aira muka dari pemubda berbaju putih serta Liauw Cing Ce berubah dengan hebatnya.

   Pada saat sekali lagi dia menggetarkan tubuhnya, sepasang kakinya berubah menja-di setengah berlutut diatas tanah jebakan tersebut.

   ***.

   *** Goei Lam Yu tertawa terbahak-bahak, dengan tajam dia memandang kearah Boen Ching, ujarnya.

   "Mengapa kau tidak bangkit berdiri dengan kepandaian yang kau miliki sekarang ini boleh dibilang dapat menjagoi seluruh Bulim, lalu mengapa harus berbuat demikian ?"

   Boen Ching dengan dingin mendengus, sinar mata sekali lagi menyapu kearah ke empat orang itu.

   pikirannya menjadi tergerak, dia masih mempunyai cara yang terakhir untuk mengalahkan keempat orang itu sekaligus, teringat olehnya akan ilmu Chie Jie Jen Hong"

   Dari Pada ilmu Hiat MoKang".

   Pada saat pikirannya menjadi, bergerak itu, dengan diam- diam dia mulai mengatur pernapasannya, Pada saat darahnya mengalir secara terbalik itu mendadak dia merasakan seluruh tubuhnya menjadi sangat kaku dan mengembang menjadi lebih besar lagi, bagaikan seluruh urat nadi didalam tubuhnya hendak meledak.

   Goei Lam Yu sendiri sebenarnya orang yang melatih ilmu "Hiat Mo Kang"

   Begitu tampak sinar mata dari Boen Ching sedikit aneh, dia menjadi sangat terkejut, dia mengetahui dengan jelas kalau ilmu Chie JieJen Hong itu dapat membuat tenaga dalam seseorang bertambah lipat ganda, apabila Boen Ching hendak mengadu jiwa dengan menggunakan cara demikian, kiranya untuk mencapai suatu kemenangan masih merupa kan suatu persoalan yang diragukan.

   Lok Yang Hong tampak wajah Goei Lam Yu berubah dengan hebatnya, tanpa terasa dia menjadi sangat terkejut sekali, entah sebenarnya telah terjadi suatu peristiwa apakah ternyata dapat membuat air muka dari Goei Lam Yu telah berubah menjadi demikian hebatnya.

   Boen Ching dengan perlahan mengangkat pedang Cing Hong Kiam nya, sedang kaki kanannya dengan perlahan pula dicabut keluar dari dalam tanah.

   ***.

   *** Ketiga orang itu masing-masing menantikan Goei Lam Yu mengadakan penyerangan terlebih dulu barulah mengikuti dari belakang nya melancarkan serangannya, tetapi ternyata sebaliknya tampak Goei Lamr Yu setapak demti setapak menguqndurkan diri nyra kebelakang.

   Pada saat ini kaki Boen Ching telali berhasil dicabut keluar seluruhnya dari dalam tanah, sedang sepasang matanya dengan sangat tajam sekali memandang sekejap kearah keempat orang itu.

   Ketiga orang itu tampak Goei Lam Yu mengundurkan dirinya kebelakang, diam- diam dia membatin bahwa tak seorang pun diantara mereka yang mempunyai tenaga demikian besarnya untuk bergebrak satu lawan satu dengan diri Boen Ching.

   Sekonyong-konyong dari kejauhan berkumandang datang suara genta yang berbunyi bertalu talu.

   Air muka Goei Lam Yu berubah menjadi makin pucat kehijau-hijauan dan jelek sekali, dia menjadi termangu-mangu dan berdiri mematung disana.

   Sedang Boen Ching begitu mendengar suara genta tersebut menyerang dirinya, dengan perlahan dia duduk diatas tanah, dan mulai mengerahkan tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie"

   Melawan suara genta tersebut.

   Tapi baru saja dia menggunakan ilmu Chie Jie Jen Hong,' sehingga saat ini suara untuk duduk tenang, dia mulai merasakan seluruh tubuhnya bagaikan jatuh kedalam suatu liang api yang sangat panas sekali, saking panasnya sehingga sukar untuk ditahan.

   Dari kejauhan secara mendadak berku-mandang datang pula suara suitan yang sangat nyaring sekali, suara suitan itu sebentar tinggi sebentar rendah lagi, dangan tak putus-putusnya masuk kedalam telinga kelima orang itu.

   ***.

   *** Begitu suara suitan itu berbunyi, tekanan didalam tubuh Boen Ching pun terasa jauh berkurang, dengan cepat dia duduk bersila diatas tanah dengan perlahan-lahan mulai mengerahkan tenaga murninya untuk mendesak kembali jalan darah didalam tubuhnya supaya menjadi lancar kembali.

   Suara suitan itu beserta suara bertalunya genta mendadak tinggi dan mendadak rendah kembali, dengan tak putus- putusnya bergema mendatang.

   Suara genta itu tetap tak berubah sedikitpun, sebaliknya suara suitan itu makin lama semakin mendekat, didalam sekejap mata saja telah berada disuatu tempat yang begitu jauh dari tempat mereka berempat, Pada saat ini jalan darah didalam tubuh Boen Chingpun telah menjadi pulih kembali, baru saja dia hendak mementangkan matanya, tiba-tiba terdengar suatu suara berkumandang masuk kedalam telinganya.

   "Jangan bergerak !"

   Kemudian terasa sebuah telapak tangan menempel dibelakang punggungnya.

   Dalam hati Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, dia tak tahu orang yang baru datang ini lawan ataukah kawan, tetapi dia dapat menduga babwa orang yang datang ini bukannya salah satu dari Goei Lam Yu berempat, tetapi kesempurnaan didalam tenaga dalamnya sangat hebat sekali, hal ini bisa dibuktikan dengan dapatnya orang itu berada di belakang tubuhnya tanpa dia mengetahuinya.

   Dengan berdebar-debar dia tetap duduk diatas tanah tak berani bergerak lagi.

   ooo0dw0ooo LAMUNAN YANG MENJADI KENYATAAN ***.

   *** BOEN Ching yarg baru saja berhasil membereskan dirinya dari pengaruh ilmu 'Chie Jie Jen Hong' mendadak punggungnya ditempeli telapak tangan orang lain, dalam hatinya menjadi sangat terperanjat sekali.

   Suatu tenaga murni yang sangat kuat sekali menembus dari dalam punggung masuk kedalam tubuhnya, dengan cepat Boen Ching berusaha mengerahkan tenaga dalamnya untuk menahan.

   Suara suitan itu dari keadaan yang sangat nyaring serta kuat itu dengan perlahan lahan berubah menjadi halus dan nyaring, bagaikan sebuah rambut yang sangat halus melayang di tengah udara yang sangat luas, Boen Ching dengan sangat jelas sekali dapat mengetahui bahwa orang yang mengeluarkan suara suitan nyaring tersebut adalah orang yang berada dibelakang tubuhnya Pada saat ini.

   Dia mempunyai maksud untuk mengerah kan tenaga dalamnya melawan hawa yang merembes masuk tersebut, tetapi mendadabk terdengar suadra yang nyaringa sekali berkumabndang masuk kedalam telinganya, ujarnya 'Jangan mengerahkan tenaga !'' Dalam hati Boen Ching terasa menjadi bergetar, suara itu sekalipun sangat nyaring sekali tetapi didalamnya mengandung suatu daya pengaruh yang demikian kerennya, sehingga membuat dia sukar sekali untuk memberikan perlawanannya, tanpa sadar lagi dia rela membubarkan tenaga murni yang telah dipusatkan dan bersiap hendak dikerahkan tersebut.

   Tenaga murni yang sangat kuat itu dengan cepat merembes keluar dari telapak tangan itu masuk kedalam seluruh tubuhnya, sedang suara suitan itupun makin lama makin rendah, dan akhirnya sangat halus sekali sehingga sukar sekali untuk dapat didengar, suara genta itupun dengan perlahan membuyar dari tengah udara.

   ***.

   *** Secara mendadak Boen Ching merasakan seluruh tenaga murni didalam tubuhnya dengan mengikuti petunjuk dari orang yang berada dibelakang tubuhnya berputar dengan sangat lancar sekali didalam tubuhnya.

   Dia terdesak, tanpa sadar dia membuka mulutnya mengeluarkan suara suitan nyaring begitu suara suitan tersebut berkumandang bagaikan jeritan seekor naga sakti saja dari nada yang rendah berubah menjadi makin meninggi, dan dengan cepat sekali berubah menjadi tinggi melengking sehingga menembus awan yang melayang ditengah udara.

   Baru saja suara suitan berkumandang, suara dari bertalunya genta dengan cepat menjadi sirap kembali, sedang keadaan disekitar tempat itupun menjadi sunyi senyap.

   Dalam hati Boen Ching menjadi sangat heran sekali, pikirannya berputar dengan tak henti-hentinya, sedang orang berada dibelakang tubuhnyapun tak membuat pergerakan apa-apa lagi.

   Begitu suara suitan itu berhenti, telapak tangan yang berada dibelakang tubuhnya itupun dengan perlahan menjadi kendor kembali.

   Lama kemudian, dari belakang tubuhnya barulah terdengar suara tertawa gelak yang nyaring, ujarnya.

   "Boen Ching ! Jangan berpura-pbura lagi, kau hdarus bangkit beardiri."

   Pada sabat suara tersebut berkumandang masuk kedalam telinganya itu, terasa suatu tenaga yang sangat kuat sekali menyerang tubuhnya.

   Boen Ching dengan perlahan mementang kan sepasang matanya, dari bibir tersungging suatu senyuman, tubuhnya dengan cepat melayang berputar keangkasa, terdengar suara yang sangat dahsyat sekali, pasir berwarna kuning ***.

   *** beterbangan memenuhi seluruh angkasa, sedang angin tajampun menyambar dengan hebatnya.

   Boen Ching sambil tersenyum berdiri denagan tenangnya Pada saat ini dia telah memahami ilmu tenaga dalam untuk memin-jam tenaga orang lain untuk menyerang kearah musuh, tenaga pukulan orang yang berada dihelakang tubuhnya itu ternyata telah tergetar oleh tenaga pantulan, sehingga terhuyung terdesak ke belakang, sedang dirinya sendiri dengan sangat tenang sekali berdiri ditempat semula.

   Dari mata yang itu terlihat memancarkan keluar sinar yang sangat kejut sekali dengan sinar yang tidak percaya dia memandang ke arah Boen Ching.

   Been Ching tampak orang lelaki berusia pertengahan itu memakai jubah panjang berwarna ke abu-abuan, rambut serta jenggot nya berwarna hitam mengkilap, wajahnya pucat pasi, sinar mata yang mengandung rasa terkejut dari lelaki berusia pertengahan yang memakai jubah berwarna ke abu-abuan itu hanya dalam sekejap saja telah lenyap dari pandangan, sedang air mukanyapun telah berubah menjadi tenang kembali.

   Boen Ching menarik napas panjang-panjang, Pada saat ini sebaliknya dia malah merasa agak terkejut, entah siapakah orang yang berdiri dihadapannya sekarang ini, dengan kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki itu bukanlah dapat dibandingkan dengan orang biasa, ketika dia menolehkan kepalanya memandang, tampak Goei Lam Yu sekalian entah telah pergi kemana.

   Lelaki berusia pertengahan yang memakai jubah warna keabu-abuan itu dengan sangat tajam sekali memandang kearah Boen Ching, sejenak kemudian dia dengan tertawa- tawar tanyanya.

   "Apakah kau adalah Boen Ching ?"

   Sehabis bertanya, dia tersenyum ramah kembali.

   ***.

   *** Boen Ching mengetahui siapakah sebenarnya lelaki berusia pertengahan yang memakai jubah warna keabu-aburan ini, tetapi tjika dipandang qdari sikap sertra gerak-gerik lelaki berusia pertengahan ini agaknya telah merupakan kawan bukan lawan, bahwa lelaki berusia pertengahan ini malah telah membantu dirinya mengundurkan serangan pihak musuh, kiranya tak mungkin mempu-nyai maksud jahat.

   Dengan tajam dia memandang kearah lelaki berusia pertengahan tersebut, kemu-dian dengan perlahan dia mengangguk.

   Baru saja Boen Ching selesai mengangguk dan siap hendak membuka mulutnya, terlihat lelaki berusia pertengahan itu telah mendahuluinya, ujarnya dengan nyaring.

   "Pada wajahmu terlihat kerutan-kerutan, haruslah berhati-hati sedikit karena bencana besar akan menimpa dirimu."

   Dalam hati Boen Ching terasa menjadi tergetar, terlihat lelaki berusia pertengahan itu tak menanti Boen Ching berbicara, dia telah memutarkan tubuhnya dan berjalan kearah depan.

   Boen Ching menjadi tertegun, dengan cepat ujarnya sambil bertanya.

   "Siapakah cianpwee yang mulia ? pertolongan ini hari aku Boen Ching Pada hari kemudian tentu akan membalasnya, Tubuh dari lelaki berusia pertengahan itu tampak berhenti, tetapi segera dia tertawa terbahak-bahak, sekali lagi dia menggerak kan tubuhnya berlari kearah depan, sedang Pada mulutnya ujarnya.

   "Khioe Thian Bu Sin atau Peramal Sakti dari daerah Kioe Thian adalah aku!"

   Boen Ching menjadi termangu-mangu, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau orang yang berdiri dihadapannya Pada saat ini ternyata adalah salah satu dari ***.

   *** Kioe Thian Swang Sin, Kioe Thian Bu Sin, Jen Cen adanya, Pada waktu diantara "Kioe Thian Swang Sin"

   Telah munculkan dirinya salah satu saja sudah cukup membuat dia menjadi sangat terkejut sekali, Pada saat ini ternyata Kioe Thian Bu Sin juga telah munculkan dirinya juga, membuat dia makin merasa jauh diluar dugaannya.

   Dengan tajam dia memandang Kioe Thian Bu Sin yang meninggalkan tempat tersebut, dengan cepat sekali telah tak tampak bayangan tubuhnya lagi, dalam hati diam- diam terpikirkan olehnya perkataan yang diucapkan oleh Kioe Thian Bu Sin sebelum meninggalkan tempat itu, untuk beberapa saat lamanya dia menjadi termangu-mangu berdiri mematung.

   Kioe Thian Bu Sin serta Kioe Thian Ie Sin dua orang itu yang satu dengan mengguna kan ilmu Tabibnya yang sakti sedang yang lain dengan ilmu meramalnya yang lihay bersama-sama bergabung sebagai Kioe Thian Swang Sin, kalau Jen Cen berkata secara demikian, sudah tentu mempunyai sebab- sebab lainnya lagi.

   Boen Ching termenung berpikir keras beberapa saat lamanya, mendadak dia tertawa sendiri, diam-diam pikirnya.

   "Aku mengapa harus menguatirkan urusan ini, peristiwa apabila sudah terjadi, sudah tentu aku bagaimanapun juga tak akan dapat menghindarinya."

   Boen Ching tersenyum, terpikir kembali olehnya ketika dia menggunakan siasat meminjam tenaga untuk menyerang orang lain yang merupakan ilmu tingkat tinggi dari Pada tenaga dalam.

   Dengan menggunakan ilmu Chiet Kong Kang Khie menggetarkan pihak musuh, orang yang mengerahkan tenaga itu bagaimanapun juga akan menerima pantulan getaran yang sama juga besar kecilnya, apabila tidak dapat menggunakan ilmu meminjam tenaga orang lain untuk menyerang itu Pada ***.

   *** saat melancarkan ilmu pantulan tersebut sama juga dengan mengadu jiwa dengan pihak musuh.

   Apa yang diinginkan Pada saat ini telah didapatkan tanpa terasa lagi Boen Ching menjadi sangat girang sekali, dia ternyata telah berhasil memahami sebagian besar dari Pada rahasia tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie"

   Tersebut.

   Dia mendongakkan kepalanya memandang keangkasa, terpikir olehnya akan diri Bwee Giok, dalam hatinya tanpa terasa menjadi sangat berduka sekali, dia menghembuskan napasnya, sekali lagi dia meloncat naik keatas punggung kuda dan melarikannya kearah depan.

   Boen Ching setelah melewati tembok besar, dia terus melarikan kudanya menuju gurun pasir dimana terdapat kuil Pie Lu Si! Bunga salju beterbangan memenuhi angkasa ditengah pegunungan yang sangat sunyi itu tampak seekor kuda berwarna putih dengan sangat perlahan sekali berjalan kearah depan.

   Diatas punggang kuda itu duduklah seorang pemuda berbaju hijau, orang itu adalah Boen Ching adanya, dia menolehkan kepalanya memandang kesekeliling tempat itu, diatas rumput tampak telah dilapisi oleh segumpalan bunga salju yang turun dengan derasnya itu.

   Dia sendiri tidaklah mengapa, tetapi kuda tunggangnya itu bagaimanapun juga harus beristirahat sebentar.

   Boen Ching menoleh memandang sekitar tempat tersebut, tampak tak jauh disebelah kanannya terdapat sebuah bukit kecil, ditengah turunnya bunga salju yang memenuhi angkasa ini, merupakan suatu tempat yang sangat bagus sekali untuk menghindarkan diri dari tiupan angin serta turunnya salju ini.

   Dengan cepat ia menarik tali les kudanya dan berjalan menuju kearah bukit kecil tersebut.

   ***.

   *** Belum saja dia sampai ditempat itu, mendadak terdengar suara tertawa yang sangat keras sekali berkumandang datang dari belakang bukit kecil itu, Boen Ching begitu mendengar suara tertawa itu, dalam hatinya merasa sangat terkejut sekali, segera dia turun dari kudanya dan berdiri tegak diatas tanah.

   Suara tertawa itu sangat dikenal olehnya, bukankah itu suara dari diri Goei Lam Yu ? Sungguh tak disangka olehnya bahwa ditempat seperti ini tak dapat bertemu dengan dirinya' Kematian dari diri Bwee Giok.

   sebagian besar dikarenakan oleh Goei Lam Yu ini, apabila tidak adanya diri Goei Lam Yu, Bwee Giok tak mungkin bisa lenyap tanpa bekas, yang kemudian diakhiri dengan kematiannya didalam jurang yang sangat dalam itu.

   Boen Ching berdiri tegak berpikir keras, masih ada cucu dari diri Kioa Thian Ie Sin, Lieh Yu, pasti juga telah binasa ditangannya, hal ini dapat dibuktikan Pada waktu dia mengatakan bahwa telah bertemu dengan diri Kioe Thian Ie Sin, wajah dari Goei Lam Yu segera berubah dengan hebatnya, tak dipikirkan hal ini sudah sangat jelas sekali.

   Suara tertawa besar itu sekali lagi berkumandang datang dari belakang bukit kecil itu.

   Boen Ching dengan cepat mengendorkan tali les kudanya.

   dengan perlahan-lahan dia berjalan menuju kearah bukit kecil tersebut.

   Dari belakang bukit itu tampak berkelebatnya sinar pedang yang sangat menyilaukan mata, Boen Ching tak usah melihat telah dapat mengetahui kalau Pada saat ini pastilah Goei Lam Yu sedang berlatih ilmu pedangnya, dan baru saja memahami sebagian dari kitab rahasia "Hay Thian Kiam Boh"

   Sehingga dapat demikian girangnya. Dia berjalan mendaki bukit kecil itu, tampak Goei Lam Yu sambil menyekal pedang "Cie Hong Kiam"

   Nya, memainkan ***.

   *** jurus pedang dengan sangat cepatnya, bunga salju dengan sangat cepat berguguran keatas tanah.

   Sedang Pada ujung pedang Cie Hong Kiamnya itu tampak memancarkan sinar yang panjangnya kira-kira setenguh coen dan sangat menyilaukan mata.

   Goei Lam Yu begitu tampak Boen Ching munculkan dirinya, segera dia menarik kembali pedangnya.

   Boen Ching dengan tajam memandang ke arah diri Goei Lam Yu, sedang dalam hatinya menjadi sangat terkejut sekali, pikirnya.

   "Tak dapat disalahkan lagi Goei Lam Yu dapat demikian girangnya, kiranya dia telah memahami ilmu hawa pedang yang sangat lihay itu."

   Kepandaian didalam dunia ini, dengan ilmu pedang serta ilmu khiekang sebagai ilmu yang paling sakti.

   tetapi pedang adalah merupakan sebuah alat senjata, kehebatan dari hawa pedang itu, sekalipun jika dibanding kan dengan ilmu tenaga khiekang juga belum tentu dapat mengalahkannya.

   Goei Lam Yu dengan tawar sekali memandang kearah diri Boen Ching, kemudian dengan perlahan tersenyum.

   Boon Ching dengan sinar mata yaag tajam memandang kearah Goei Lam Yu, sekalipun Goei Lam Yu hanya tersenyum secara seenaknya, tetapi didalam pandangan Boen Ching, senyuman Goei Lam Yu kali ini merupakan suatu hinaan bagi dirinya.

   Pada saat setelah Bwee Giok jatuh kedalam jurang, dengan sangat rajin sekali dia melatih kepandaiannya, siap untuk mendidik dirinya menjadi seorang jago yang tanpa bandingan di dalam Bu lim, rahasia dari ilmu khiekang 'Chiet Kong Kang Khie' sejak lama dia telah memahaminya, terhadap senyuman dari Goei Lam Yu yang dia menganggapnya sebagai suatu hinaan tersebut mana dapat menahan sabar.

   ***.

   *** Diam-diam Boen Ching berpikir.

   "Sekalipun didalam ilmu hawa pedang kau mempunyai sedikit hasil, tetapi bagaimana aku dapat mengaku kalah ditanganmu ?"

   DENGAN tajam dia memandang ke arah Goei Lam Yu, dengan perlahan-lahan dia mencabut keluar pedang Cing Hong Kiamnya.

   Dari sepasang mata Goei Lam Yu tampai berkelebat perasaannya yang sangat terkejut, tetapi hanya dalam sekejap saja telah lenyap, dalam hatinya dia merasa sangat heran sekali, dirinya telah berhasil memahaminya rahasia dari Pada ilmu hawa pedang, Boen Ching bukannya tidak melihat sendiri dengan mata kepalanya, walaupun kepandaian yang dimilikinya sangat tinggi sekali, akan tetapi jika dilihat keadaan sekarang ini, hendak bertanding dengan hawa pedang yang baru saja berhasil dilatihnya ini, masih jauh ketinggalan.

   Setelah dia menjadi tertegun itu segera terlihatlah senyumannya yang mengejek, pedang Cie Hong Kiamnya digetarkan dengan perlahan, terlihat sinar kemerah-merahan berkelebat memenuhi angkasa, sedang suara tertawa mengejekpun berkumandang tak hentinya.

   Boen Ching mengerutkan alisnya, Goei Lam Yu ternyata demikian sombongnya terhadap dirinya, bagaikan sama sekali tidak memandang sebelah matapun kearahnya, dalam hatinya merasa sangat gusar sekali, hawa amarahnya dengan pelahan lahan muncul di dalam lubuk hatinya..

   Dia mempunyai maksud dengan cepat mengangkat pedangnya menyerang kearah diri Goei Lam Yu, tetapi mendadak pikiran nya menjadi bergerak, dia mengerutkan alisnya, sedang air mukanyapun berubah menjadi seperti sedia kala, tak nampak gerakan lainnya lagi..

   Goei Lam Yu setelah tertawa terbahak- bahak dengan kerasnya, segera menarik kembali senyumannya, dari ***.

   *** hidungnya terdengar suara dengusannya yang sangat dingin, sedang dari bibirnya tampak tersungging suatu senyuman yang sangat mengejek sekali.

   Sebaliknya Boen Ching tertawa panjang dengan dingin.

   Dari sepasang mata Goei Lam Yu tampak sekali lagi dia memancarkan sinar mata yang mengandung rasa terkejut sekali, dia selama nya selalu kalah satu tingkat di bawah tangan Boen Ching, Pada hari ini dia percaya dapat mengalahkan diri Boen Cing, oleh karena itu dia barulah berani mengeluarkan senyumannya yang sangat mengejek itu, tetapi sama sekali tak pernah disangka olehnya kalau Boen Ching ternyata tidak mempunyai reaksi apapun, untuk sesaat dalam hatinya malah terasa sangat gusar sekali.

   
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Dia memandang kearah Boen Ching, sebenarnya memang dia tidak siap untuk turun tangan terlebih dahulu, Pada saat ini membuat dia menjadi bingung harus berbuat bagaimana baiknya, sinar matanya ditarik kembali, siap untuk meniru keadaan dari Boen Ching yang sangat tenang sekali tanpa mengucapkan sepatah katapun itu, dengan sinar mata yang sangat dingin sekali dia memandang kearah Boen Ching.

   Tetapi Boen Ching tetap tertawa panjang dengan dinginnya, bunga-bunga salju yang berterbangan ditengah udara itu terlihat terpental pergi olen suara getaran dari tertawa nya itu, dan melayang kembali keatas angkasa, kemudian berputar dengan cepatnya.

   Goei Lam Yu termenung berpikir keras untuk beberapa saat lamanya, tetapi suara tertawa dari Boen Ching itu makin lama makin berubah menjadi sangat halus sekali dan makin panjang sedang suaranyapun berubah menjadi sangat dingin dan melengking tinggi.

   Lama-lama dia mulai merasa tidak sabaran dengan dingin bentaknya.

   ***.

   *** "Boen Ching! sungguh tak disangka ini hari kita berdua dapat bertemu lagi ditempat ini"

   Boen Ching menarik kembali suara tertawanya, air mukanya berubah menjadi sangat dingin dia memandang kearah diri Goei Lam Yu, sesaat kemudian barulah ujarnya.

   "Goei Lam Yu, malam ini kita berdua bertemu ditempat ini, sungguh merupakan suatu kesempatan yang sangat bagus sekali, dan dapat sekalian membereskan urusan kita Pada waktu-waktu yang telah lalu!"

   Goei Lam Yu tertawa terbahak-bahak, Boen Ching tidak memperdulikan padanya, dan melanjutkannya.

   "Kau menculik diri Bwee Giok, kemudian menggunakan ilmu hitam pembingung nyawa mempengaruhi kesadaran serta ingatannya, dan terakhir mengakibatkan dirinya jatuh ke dalam jurang dan menemui kematiannya, bahkan kaupun telah membunuh mati cucu dari Kioe Thian Ie Sin, ditambah dengan segala perbuatanmu yang telah kau lakukan Pada masa-masa yang telah lalu, peduli urusan macam apapun semuanya hanya dapat ditebus dengan kematianmu saja."

   Sinar mata Goei Lam Yu bergerak, tapi dia tetap tertawa besar tak mengucapkan sepatah katapun juga.

   Dari tengah udara mendadak berbkumandang datadng suara pekikaan burung bangaub, sebenarnya Boen Ching telah siap mengangkat pedangnya maju menyerang, Pada saat ini terpaksa dia harus menghenti kan gerakan tubuhnya.

   Seorang lelaki berusia pertengahan yang memakai jubah berwarna kuning dengan sangat cepat sekali dia melayang keatas permukaan dan turun disamping tubuh Boen Ching, dengan sangat gusar sekali dia memandang kearah diri Goei Lam Yu, ujarnya.

   "Kau kah yang membunuh diri cucuku ?" ***.

   *** Boen Ching sama sekali tidak pernah menyangka kalau Kioe Thian Ie sin, Lieh Yu dapat munculkan dirinya Pada saat ini, segera dia berdiri ke samping, dalam hati pikirnya biarlah Lieh Yu sendiri yang membereskan sendiri urusan ini.

   Goei Lam Yu memandang sekejap kearah Lieh Yu, mulutnya sedikit bergerak tetapi kemudian menutup mulutnya kembali, sinar matanya berkedip kedip, dengan sangat dingin sekali dia tertawa, sedang matanya melirik kearah Boen Ching sekejap, sepatah katapun tak diucapkan keluar.

   Lieh Yu dengan dingin mendengus, dia menoleh memandang kearah Boen Ching sambil tanyanya.

   "Diakah???"

   Boen Ching yang teringat akan segala perubahan air muka dari Goei Lam Yu, segera terpikirkan olehnya bahwa tak mungkin ada orang lain lagi, dengan sangat dingin sekali dia menganggukkan kepalanya.

   Goei Lam Yu mendadak tertawa besar dengan nyaringnya, pedang Cie Hong Kiamnya diangkat kedepan.

   terlihat serentetan sinar kemerah-merahan mengitari tempat tersebut bagaikan pelangi yang membelah bumi, menyapu kearah ke dua orang itu.

   Lieh Yu bersuit panjang dia membalikkan tubuhnya, sedang tangan kanannya diayun kan terlihat sebuah Lie Giok Chie telah dicabut keluar, dan menyambut datangnya serangan dari Goei Lam Yu tersebut..

   Pada saat pedang Cie Hong Kiamnya dari Goei Lam Yu berkelebat dengan hebatnya itu, sinar pedang memenuhi angkasa, dalam hati Lieh Yu merasa sangat terkejut sekali, dia tak berani dengan keras lawan keras, tububhnya dengan cepdat mundur sejaauh tiga kaki lebbih.

   ***.

   *** Boen Ching bersiap hendak maju memberikan bantuannya, mendadak terdengar suara bentakan dari Lieh Yu dengan kerasnya.

   "Kau jangan ikut bergerak !"

   Goei Lam Yu tertawa tergelak dengan nyaringnya, pedang Cie Hong Kiamnya menusuk ke seluruh arah, sedang sinar pedangpun dengan cepat, mengelilingi tempat itu, bagaikan beribu-ribu sinar merah saja mendesak dengan hebatnya kearah diri Lieh Yu.

   Lieh Yu disebut orang sebagai Kioe Thian Ie Sin, dan mempunyai sebutan sebagai 'Hay Neh It Shu, Kioe Thian Swang Sin"

   Dan merupakan seorang yang mengangkat nama bersama-sama dengan diri Thian Jan Shu, mana dia pernah didesak sehingga sedemi-kian rupa.

   Dia nampak serangan pedang dari Goei Lam Yu sangat ganas sekali, dan mendesak dengan hebatnya kearah tubuhnya, hal ini sama sekali dia belum pernah mengalaminya, tanpa terasa kegusarannya makin memun-cak, dia bersuit nyaring dengan panjangnya, segera dia balik mendesak kearah diri Goei Lam Yu.

   Pedang serta senjata penggaris itu dengan cepat terbentur menjadi satu, tubuh kedua orang itu dengan cepat berkelebat, yang satu berwarna merah sedang yang lain berwarna hijau, dua buah sinar yang sangat menyilau kan mata bagaikan naga sakti menerjang mega menggulung menjadi satu dan saling serang menyerang dengan hebatnya.

   Boen Ching yang berdiri disamping tampak kedua orang itu telah saling serang menye-rang, dalam hatinya tanpa terasa menjadi sangat terkejut sekali, dengan kesempurnaan dari tenaga dalam dari kedua orang itu, pertempuran mati-matian semacam ini selama hidupnya mana dia pernah menemui nya? Sekonyong-konyong, Goei Lam Yu sekali lagi tertawa kalap, sedang Lieh Yu mende-ngus dengan beratnya, tubuh dari ***.

   *** kedua orang itu segera berpisah dan mundur sejauh tiga kaki lebih.

   Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali dia tampak Goei Lam Yu tertawa kalap terus menerus tak hentinya, sedang senjata penggaris batu giok yang berada ditangan Lieh Yu telah terpapas menjadi dua potong Goei Lam Yu denrgan menggunakant pedang Cie Honqg Kiamnya kemudrian mengerahkan hawa pedangnya untuk membabat senjata penggaris yang terbuat dari batu pualam di tangan Lieh Yu menjadi dua potong, merasa sangat bangga sekali, Pada saat ini dalam hatinya diam-diam berpikir, bahwa sekalipun kalian berdua bergabung menjadi satu untuk mengerubuti dirinyapun, dia tak akan memasukkan didalam hatinya.

   Boen Ching yang tampak sikap dari Goei Lam Yu yang sedang merasakan sangat bangga itu, pedang Cing Hong Kiam ditangan nya dengan cepat digetarkan.

   Tetapi belum saja dia mengadakan gerakan untuk selanjutnya, terdengar Lieh Yu dengan nada yang keras bentaknya lagi.

   "Jangan bergerak!"

   Suara dari Lieh Yu Pada saat ini berubah menjadi sangat dingin serta kaku sekali, Boen Ching yang mendengar hal itu, menjadi sangat terkejut sekali, dia menoleh memandang kearah diri Lieh Yu, tampak wajahnya telah berubah menjadi pucat kehijau-hijauan, rambutnya terubah menjadi sangat kacau, keadaan yang sangat gagah tadi itu telah hilang lenyap dari pandangan.

   Boen Ching dalam hati mempunyai niat untuk maju kedepan, tetapi nama dari Kioe Thian Ie Sin tidaklah kecil, apabila dia maju kedepan, nama baik dari Kioe Thiah Ie Sin segara akan hancur, Lieh Yu kalau memang nya dapat mengangkat nama bersama-sama dengan diri Thian Jan Shu ***.

   *** sudah tentu bukanlah hanya demikian dan dapat dikalahkan dengan demikian, sekali dia untuk sesaat terlalu memandang rendah pihak musuh sehingga sedikit membawa kerugian, mungkin sekali dia masih memiliki kepandaian silat lainnya yang mengejutkan Goei Lam Yu terbahak-bahak dengan nyaringnya sehingga suaranya menggema diseluruh angkasa..

   Dari sepasang mata Lieh Yu tampak memancarkan keluar sinar yang mengandung hawa membunuh yang sangat hebat, dia menutup mulutnya rapat-rapat, sepatah katapun tak diucapkan dan berdiri tegak ditempat.

   Senyuman yang menghiasi diatas bibir Goei Lam Yu pun segera lenyap, sinar matanya beralih memandang kearah diri Boen Ching dan memandangnya dengan mengejek sekali, bagaikan terhadap diri Lieh Yu sama sekali dia tidak mau menggubris nya, Lieh Yu telah dianggapnya sebagai seorang perwira yang telah kalah ditangannya..

   Lieh Yu, tampak sikap serta gerak gerik dari Goei Lam Yu menjadi demikian, hawa membunuhnya makin memuncak, sedangkan sinar matanya dengan sangat dingin sekali memandang kearahnya, sikapnya yang sangat dinginpun agak berkurang, dia tertawa tawar ujarnya kePada diri Goei Lam Yu.

   "Apabila kau berani menyerang aku satu kali lagi, itu berarti kau mencari jalan kematian bagi dirimu sendiri".

   "Sinar mata Goei Lam Yu dengan perlahan-lahan beralih keatas wajah dari Lieh Yu, dia tertawa panjang dengan dinginnya, ujarnya .

   "Sungguh besar sekali omonganmu, aku akan melihat serangan pedangku kali ini sebenarnya siapakah yang akan menjadi sasarannya".

   ***.

   *** Boen Ching memandang sekejap kearah diri Lieh Yu, dia terhadap perkataan yang diucapkan oleh Lieh Yu itu tak berani begitu mempercayainya, juga dengan kepandaian yang dimiliki Goei Lam Yu saat ini, sekali pun Thian Jan Shu hidup kembali, kiranya juga tak berani berbicara secara demikian, bahkan kemungkinan sekali akan mengang-gap diri Goei Lam Yu sebagai musuhnya yang paling tangguh.

   Tetapi Pada saat ini ternyata Lieh Yu berani berbicara secara demikian, hal ini membuktikan kalau dia mempunyai maksud untuk memancing diri Goei Lam Yu sekali lagi melancarkan serangannya.

   Jika menurut pandangan diri Boen Ching, Lieh Yu apabila hendak menggunakan tangan kosong untuk menyambut pedang Cie Hong Kiam dari tangan Goei Lam Yu tersebut, tak mungkin akan terjadi, senjata penggaris batu pualamnya telah putus menjadi dua bagian, entah dia masih mempunyai senjata apa lainnya.

   Lieh Yu dengan perlahan tersenyum ujarnya.

   "Apabila kau tidak mau mempercbayai, tak usah dragu-ragu untuka mencobanya."

   Gboei Lam Yu tertawa besar, tubuhnya dengan cepat meloncat kedepan, seluruh tubuh dari pedang Cie Hong Kiamnya memancarkan sinar kemerah-merahan yang menyilaukan mata, sinar pedang tersebut memancar hingga sejauh satu kaki lebih menyerang ke atas tubuh Kioe Thian Ie Sin Lieh Yu.

   Lieh Yu dengan dingin tertawa panjang dia tetap berdiri tegak tak bergerak sekali pun juga, menanti setelah serangan pedang dari Goei Lam Yu itu makin mendekat ke arah tubuhnya, secara mendadak tubuhnya mun-dur kebelakang, tangan kanannya diajukan, sebuah angkin yang mempunyai ***.

   *** lima warna yang berbeda telah dilontarkan ke depan dari atas tangannya.

   Begitu angkin yang mempunyai lima warna itu meluncur dari tangan Lieh Yu, Goei Lam Yu segera mendengus dengan beratnya dan berturut-turut terhuyung mundur.

   Angkin itu hanya berkelebat sekejap saja ditengah udara dan lenyap kembali sedang Goei Lam Yu dengan terhuyung- huyung mundur kebelakang, pedang Cie Hong Kiam ditangan kanannya jatuh keatas tanah, wajahnya berubah menjadi kehijau-hijauan sehingga keadaannya sangat menakutkan sekali.

   Boen Ching yang tampak hal ini menjadi sangat terkejut sekali, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau Lieh Yu jadi orang ternyata demikian kejamnya, entah angkin itu terbuat dari apa, ternyata demikian hebat dan beracunnya, dengan kepandaian yang dimiliki oleh Goei Lam Yu ini, didalam satu kali gebrakan saja ternyata dapat berubah menjadi demikian rupa, dia sama sekali tidak begitu mempercayai kalau hal ini sungguh-sungguh terjadi.

   Goei Lam Yu berturut-turut mendengus dua kali, sepasang tangannya dikepal dengan kencangnya, bagaikan sukar sekali baginya untuk bernapas, wajahnyapun jadi kehijau-hijauan dengan cepat berubah menjadi merah padam.

   Sepasang matanya dipentangkan dengan gusarnya, dia maju dua langkah kedepan, dengan cepat mencekal kembali pedang Cie Hong Kiamnya yang telah terjatuh ke atas tanah itu, dengan keras dia membentak, Pada saat tangannya digetarkan, pedangnya telah meluncur dengan amat cepatnya ke tubuh Lieh Yu.

   Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, dia tampak Goei Lam Yu bersikap demikian, segera mengetahui kalau Goei Lam Yu dbengan menempuhd bahaya sedang amengerahkan ***.

   *** ilbmunya yang paling liehay 'Chee Jie Jen Hong', untuk membalas sakit hatinya itu.

   Didalam sekejap mata saja dia tampak Lieh Yu dengan termangu-mangu berdiri mema-tung disana, mulutnya bergerak tak henti-hentinya, wajahnya berubah menjadi pucat pasi bagaikan karena sesuatu urusan telah dibuatnya menjadi tertegun, dalam hatinya makin bertambah terkejut.

   Pedang Cie Hong Kiam tesebut telah dilemparkan oleh diri Goei Lam Yu, dengan keras dia membentak, pedang Cing Hong Kiamnya segera mengejar dan memukul pedang Cie Hong Kiam tersebut menjadi menceng arahnya dan jatuh kesamping, Begitu Goei Lam Yu setelah meluncurkan pedang Cie Hong Kiamnya kearah depan.

   Tubuhnya dengan terhuyung-huyung mundur dua langkah kebelakang dan rubuh keatas tanah.

   Sepasang mata Lieh Yu dengan perlahan berputar kearah Boen Ching, sinar matanya berapi-api, sedang Pada mulutnya dengan perlahan sebutnya.

   "Bukan dia ! bukan dia yang melakukan pembunuhan tersebut .? Dalam hati Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, hatinya bagaikan telah berubah menjadi kosong melompong, sedikitpun tak terdapat tenaga, dan terus meluncur kebawah, dengan perlahan dia memutar tubuhnya memandang kearah diri Goei Lam Yu, tampak wajah dari Goei Lain Yu Pada saat ini telah berubah dari kehijau-hijauan menjadi hitam gelap.

   Hal ini membuktikan kalau Goei Lam Yu telah binasa, tetapi mulutnya masih tetap menyebut.

   "Bukan ! bukan dia !" ***.

   *** "Bukan Goei Lam Yu kah ? hal ini tak mungkin terjadi, hal ini pasti Goei Lam Yu yang melakukannya, orang lain dapat berbuat demikian.

   Dia mendongakkan kepalanya siap hendak mengatakan "tidak!", tetapi tampak sepasang mata Lieh Yu yang berapi-api itu memancar kan sinarnya yang tajam memandang kearahnya, dalam hatinya menjadi berdebar dengan kerasnya, sekali pun dalam hatinya dia mempunyai perkataan yang akan diucapkan tapi tak mempunyai tenaga sedikitpun untuk mengucapkan keluar.

   Selamanya Goei Lam Yu belum pernah mengakuinya! tak lebih dia baru menduga sendiri saja, sekalipun dia mengira bahwa dugaannya sama sekali tidak salah, tetapi ternyata dia tidak mempunyai buktir yang lebih bantyak lagi untuk qmembuktikan bahrwa dugaannya itu hatinya kini menjadi berdebar dengan hebatnya, dia sama sekali tidak berani mengucapkan sepatah katapun.

   Lieh Yu dengan sangat gusar sekali memandang kearah Boen Ching, ujarnya kemudian.

   "Aku menolong kawanmu menggantikan darahnya yang beracun didalam tubuhnya sehingga menjadi bersih kembali tetapi kau ternyata telah mencarikan seorang secara sembarangan untuk mewakilinya".

   Sehabis berkata kakinya selangkah demi selangkah berjalan mendesak kearah Boen Ching Boen Ching selangkah demi selangkahpun mundur kebelakang, Pada saat ini dia sama sekali tidak mempunyai perkataan lain untuk diucapkan keluar, sekalipun dia menduga diri Goei Lam Yu yang melakukannya tapi jika dilihat dari sikap serta gerak gerik Lieh Yu ini agaknya Lieh Yu jauh lebih benar dari dirinya, dia tak berani untuk membuka mulut membantah.

   Lieh Yu dengan dingin mendengus, ujarnya lagi.

   ***.

   *** "Kau mengira aku tidak mengetahuinya?? Hiat Mo Kang merupakan ilmu telaga dalam Yang, sedang orang yang membunuh cucuku itu adalah seorang yang melatih ilmu tenaga dalam Im"

   Dalam hati Boen Ching terasa tergetar, pikirannya dengan cepat berputar dia menghentikan langkah kakinya dan berdiri termangu-mangu disana.

   Dalam hati diam-diam pikirnya, ilmu tenaga dalam Im--- --- - - kalau-begitu sudah merupakan kedudukan "Kwie Swie"

   Atale Bok", pikirannya dengan cepat bergerak secara mendadak terpikir olehnya akan seseorang, tanpa terasa dia menjadi termangu-mangu. Liauw Cing Ce! kepandaian silat dari partai Mie Cong Bun mendekati kedudukan "Ie Bok"

   Liauw Cing Ce! pasti dia tak dapat salah lagi! Terpikir olehnya, bahwa Liauw Cing Ce pernah mengangkat sumpah hendak mengguna kan cara yang bagai manapun untuk membalas sakit hatinya terhadap diri Goei Lam Yu, apabila dia membunuh diri anak kecil sudah tentu tak mungkin ada orang yang akan menduga dirinya yang telah berbuat, orang hanya dapat mengingat diri Goei Lam Yu saja, dengan sifat dari Goei Lam Yu yang jadi orang sangat sombong serta tak memandang sebelah matapun kePada orang lain dia tak mungkin akan berkata bahwa orang lain yang telah melakukannya, dia sama sekali tidak berbuat, Apabila ada orang bertanya kePada dirinya sudah tentu Goei Lam Yu tak mungkin mau memperhatikan kelemahannya bahkan dengan sikap dari Liauw Cing Ce Pada kemudian haripun sangat berbeda sekali..

   Untuk tunduk kePada orang lain, apalagi terhadap diri Lok Yang Hong, sudah tentu Goei Lam Yu tak mungkin akan mau melakukannya kecuali kalau Lok Yang Hong telah memegang kelemahan dirinya, sehingga mau tak mau dia harus menurut, ***.

   *** kalau tidak menurut sifatnya tak mungkin dia akan berbuat demikian.

   Pemuda berbaju putih itu untuk memperbaiki hubungan dengan diri Liauw Cing Ce, sudah tentu tak akan mempikirkan apa-apa lagi, dia hanya tahu memberikan bantuannya kepadanya saja, dengan demikian dikarenakan kecongkakan dari diri Goei Lam Yu yang tak mau berbicara hal yang sesungguh nya, akhirnya dia harus menebus kecongkak kan dari diri Goei Lam Yu yang tak mau berbicara hal yang sesungguhnya, akhirnya dia harus menebus kecongkakannya itu dengan kematian bagi dirinya.

   Pikiran tersebut dengan sangat cepat sekali berkelebat didalam benak Boen Ching, tanpa terasa dia menjadi termangu-mangu, hatinya terasa berdesir, ketika mendongakkan kepala nya memandang tampak Lieh Yu selangkah demi selangkah telah berjalan mendesak kearahnya.

   Dia telah berpikir dengan sangat jelas sekali kalau hal ini bukan Goei Lam Yu yang melakukannya, Pada saat dia menyebut nama Kioe Thian Ie Sin air muka Goei Lam Yu berubah dengan hebatnya, kiranya karena takut dirinya telah mendapatkan cara untuk membebaskan diri Bwee Giok dari pengaruh ilmunya maka air mukanya baru berubah deagan hebat, dan bukanlah dikarenakan membunuh cucu dari Kioe Thian Ie Sin baru berubah wajahnya, tetapi dirinya telah salah memahami perubahan air mukanya sehingga menjadi demikian rupa.

   Pada saat ini sama sekali dia tidak mempunyai perkataan yang dapat diucapkan ke luar, diapun percaya sekalipun Goei Lam Yu tidak menemui ajalnya dikarenakan urusan ini, tetapi urusan yang lain masih sangat banyak sekali, sehingga kematiannya juga bukannya merupakan kematian yang perlu untuk disesali, tetapi apabila Goei Lam Yu menemui kematiannya dikarenakan urusan ini, sungguh membuat ***.

   *** didalam hatinya merasakan penyesalan yang sangat hebat sekali dan merupakan suatu urusan yang akban mengganjal ddidalam hatinya auntuk selamanyab.

   Kioe Thian Bu Sin pernah mengatakan bahwa dirinya mempunyai bencana yang akan menimpa, Pada saat itu dia masih mentertawakannya, sungguh tak disangka ternyata Pada saat ini benar-benar tertimpa oleh bencana.

   Lieh Yu tertawa dingin ujarnya.

   "Aku telah menyembuhkan diri Sek Giok Siang, tetapi ternyata kau tak dapat menyelesaikan urusannya, terpaksa aku hanya dapat membuat dia menjadi gila, keadaan yang demikian itu jauh lebih menderita dari Pada harus binasa' .

   Dalam hati Boen Ching terasa agak tergetar, dia telah melihat dengan mata kepala sendiri, Lieh Yu didalam satu jurus saja dengan menggunakan angkin yang mempunyai warna lima membunuh mati diri Goei Lam Yu, kini dia akan berbuat bagai mana terhadap dirinya, kiranya diapun tak akan sanggup untuk menahannya.

   Dalam hati diam-diam dia menghela napas.

   Lieh Yu dengan langkah yang sangat perlahan sekali makin mendekati diri Boen Ching.

   Sekonyong-konyong terdengar suara genta yang sangat nyaring berkumandang datang, sedang Lieh Yu pun dengan segera menghentikan langkah kakinya.

   Suara genta tersebut dari kejauhan makin lama mendekat, dengan sangat cepat sekali telah makin mendekat lagi, Boen Ching dengan perlahan-lahan memejamkan mata nya, sepatah katapun tak diucapkan keluar, orang yang membunyikan suara genta itu akan tiba, hal ini malah membuat dia tidak mengetahui harus berbuat apa baiknya.

   ***.

   *** Lieh Yu pun menjadi termangu mangu, tubuhnya segera melayang keatas, dengan menunggang bangau raksasanya dia terbang pergi dengan cepatnya.

   Suara genta mendadak menjadi berhenti, Boen Ching segera mementangkan matanya tampak dihadapan tubuhnya yang tak begitu jauh berdirilah seorang wanita berbaju merah yang sangat cantik sekali, dengan sinar matanya yang sangat dingin dia memandang tajam kearahnya, disamping tubuh wanita cantik tersebut, terlihat terletak sebuah genta yang sangat besar sekali.

   Boen Ching merasa sedikit diluar dugaan, dia mengira orang yang membunyikan suara genta tersebut pastilah merupakan seborang aneh darid dalam Bu Lim, adan kebanyakan bmerupakan orang-orang tua atau kakek tua tetapi sama sekali dia tidak pernah menduga kalau orang yang membunyikan genta tersebut ternyata adalah seorang wanita berbaju merah yang sangat cantik sekali.

   Wanita cantik itu dengan langkah perlahan berjalan mendekati kearah Boen Ching, Pada jarak kurang lebih tiga kaki dari Boen Ching mendadak dia berhentikan langkahnya.

   Hidung Boen Ching segera dapat berbau suatu bau amis darah yang sangat menusuk hidung, dia tidak mengetahui mengapa Lieh Yu begitu mendengar suara genta tersebut segera melarikan dirinya, tetapi dia tahu bahwa wanita cantik tentunya sangat liehay sekali.

   Pada bibir wanita berbaju merah itu tampaknya tersungging suatu senyuman yang sangat dingin sekali, dia melirik sekejap kearah mayat dari Goei Lam Yu, kemudian menoleh lagi memandang kearah Boen Ching dengan dinginnya.

   Boen Ching yang dipandang oleh wanita berbaju merah secara demikian itu tak dapat berbuat apa-apa lagi, dia mau maju tak dapat mau mundurpun tak mungkin, membuka mulut pun tak dapat jadi dia menjadi serba salah, entah ***.

   *** wanita berbaju merah itu merupakan lawan atau kawan, sebentar dia memberikan bantuannya kePada dirinya, sebentar lagi memusuhi dirinya, sedang Lieh Yu pun begitu mendengar suara genta ini segera pergi, entah dia mempunyai hubungan apakah dengan diri Goei Lam Yu ini.

   Wanita berbaju merah itu tertawa dingin, ujarnya "Boen Ching, kita telah lama berhubungan satu sama lainnya, menurut aturan yang seharusnya kita haruslah telah bertemu muka, tetapi sampai ini hari kita barulah dapat secara resmi bertemu muka satu dengan yang lainnya."

   Boen Ching menjadi termangu-mangu, lama kemudian barulah sahutnya.

   "Entah bagaimana sebutan, dari nona, beberapa kali mendapatkan bantuan dari selama ini belum pernah aku membalasnya."

   Wanita berbaju merah itu tidak perduli perkataan yang diucapkan oleh Boen Ching itu, dengan dingin ujarnya kemudian.

   "Tahukah kau siapakah sebenarnya Goei Lam Yu dan apakah hubungannya dengan diriku ?"

   Dia berhenti serjenak kemudian tbarulah sahutnqya. 'Dia adalahr suamiku !"

   Dalam hati Boen Ching terasa tergetar dia mengerutkan alisnya, sepatah katapun tak diucapkan keluar. Ujar wanita berbaju merah itu lagi dengan dinginnya.

   "Kau pergi membawa diriku mencari Lieh Yu."

   Pada saat dia mengucapkan kata-kata itu, suaranya sangat dingin serta kaku sekali, Boen Ching yang mendengar itu hampir saja melonjak saking kagetnya dengan cepat dia ***.

   *** memusatkan seluruh perhatiannya untuk menenangkan pikirannya, dengan tawar dia menggelengkan kepalanya.

   Wanita berbaju merah itu tertawa dingin, ujarnya.

   "Tidak mau "

   Boen Ching tertawa tawar, dia menggeleng setelah satu kali berbuat salah dia tak dapat berbuat salah lagi, dia telah salah menganggap diri Goei Lam Yu, sedang Lieh Yu telah membinasakan diri Goei Lam Yu, dengan demikian yang salah adalah dirinya, Pada aaat ini bagaimana mungkin dia membawa diri wanita berbaju merah ini pergi mencari Lieh Yu, apalagi diapun tidak mengetahui Lieh Yu berada dimana.

   Wanita berbaju merah itu tertawa dingin dan mundur dua langkah kebelakang, tangan nya membuka genta besar tersebut, Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, kiranya didalam genta itu terdapat seseorang, dan orang itu tak lain adalah Bwee Giok adanya.

   Bwee Giok begitu tampak diri Boen Ching dengan cepat teriaknya.

   "Ching Toako !"

   Dalam hati Boen Ching terasa tergetar dengan hebatnya, dia mengira kalau Bweea Giok telah binasa, tetapi sama sekali tidak pernah disangka kalau ternyata Bwee Giok masih hidup dengan segar didalam dunia ini, sekalipun masih berada ditangan wanita berbaju merah itu, tetapi dalam hati dia merasa sangat girang sekali.

   Dia dengan cepat melangkah kedepan dengan nada yang agak gemetar, teriaknya.

   'Nona Bwee !"

   Tangan kanan wanita berbaju merah itu mendadak dikendorkan, dan menutup kembali tubuh Bwee Giok kedalam genta tersebut, dengan dingin ujarnya. ***. *** "Aku melarang kau untuk maju setindak lagi kedepan!"

   Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Boen Chirg menjadi termangu-mangu, segera dia menghentikan langkah kakinya Pada saat ini dalam hatinya terasa sangat bingung sekali, sama sekali dia tidak mengetahui harus berbuat bagaimana baiknya, dalam hatinya sebenarnya ia telah putus asa, tetapi Pada saat ini secara mendadak semangatnya berkobar kobar dengan hebatnya, Bwee Giok belum binasa, membuat dia sedikit menjadi gugup, hampir-hampir saking girangnya membuat air matanya jatuh bercucuran, hampir-hampir dia telah melupakan segala sesuatu.

   Wanita berbaju merah itu dengan dingin memandang kearah Boen Ching, dengan perlahan ujarnya.

   "Bagaimana ?"

   Pada saat berbicara itu suaranya masih tetap sangat dingin serta kaku tanpa emosi sedikit pun.

   Boen Ching tak mungkin akan membawa wanita berbaju merah itu pergi mencari diri Lieh Yu, tetapi Pada saat ini Bwee Giok berada ditangannya, dalam situasi dihadapan nya sekarang terus mendesak kearahnya, sedang diapun tak mungkin untuk tidak pergi berbuat sesuata pekerjaan yang dia sama sekali tidak ingin berbuatnya.

   Lama kemudian, dengan perlahan dia menghela napas, ujarnya.

   ''Baiklah ! Aku membawa kau pebrgi !"

   Wanita bderbaju merah itau memandang tabjam kearah Boen Ching, sejenak kemudian barulah menganggukkan kepalanya deagan perlahan.

   Boen Ching menghembuskan napas lega, terpikir olehnya bahwa ini merupakan kesempatan yang baik baginya, wanita berbaju merah ini hendak pergi sudah tentu hendak membawa serta gentanya itu serta diri Bwee Giok, setelah melakukannya ***.

   *** perjalanan, dia akan menggunakan segala kemampuannya untuk menolong Bwee Giok lolos dari bahaya, sekalipun wanita berbaju merah ini sangat berhati-hati sekali terhadap diri Bwee Giok, dari Pada harus berdiri mematung jauh lebih terdapat kesempatan menuruti permintaannya.

   Wanita berbaju merah itu dengan perlahan mengangguk, tanyanya kemudian..

   "Tahukah kau Pada saat ini Lieh Yu berada dimana?"

   Dalam hati Boen Ching terasa menjadi tertegun, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau wanita berbaju merah itu secara mendadak menanyakan soal ini, sinar matanya berkedip, dia tertawa tawar, ujar nya.

   "Aku tidak mengetahui mengapa dia akau pergi, tetapi dia telah berjanji bertemu muka dengan diriku Pada suatu tempat tigapuluh lie ke utara dari tempat ini."

   Wanita berbaju merah itu dengan dingin mendengus, ujarnya.

   "Pada tiga puluh tahun yang lalu aku pernah bergebrak dengan dirinya."

   Pada saat berkata wajahnya akan berkerut, kemudian lanjutnya.

   "Dia terhadap dirikupun seharusnya telah mengetahui dengan jelas."

   Boen Ching merasa sangat terkejut sekali, dalam hati diam- diam berpikir.

   "Kiranya dia sejak sebelumnya telah mengenal diri Kioe Thian Ie Sin."

   Kelihatannya Lieh Yu menaruh tiga bagian rasa jerinya terhadap wanita berbaju merah ini.

   ***.

   *** Dia tidak mengetahui sebenarnya Lieh Yu itu termasuk golongan murni ataukah golongan sesat, diapun tidak mengetahui bagaimana gerak gerik serta perbuatannya Pada hari-hari biasa, dia mengira dirinya telah salah membunuh diri Goei Lam Yu, tetapi wanita berbaju merah inipun dia juga mengetahuinya, begitu suara genta tersebut berbunyi, dalam hatinya segera terkejut dan menjadi sadar kembali bahwa dirinya telah membuat bencana yang besar, terpaksa harus berusaha melarikan diri terlebbih dahulu baruldah berbicara laagi.

   Wanita berbbaju merah itu dengan sangat dingin memandang Boen Ching, ujarnya.

   "Demikianpun sangat baik sekali mari kita pergi ...

   Sehabis berkata dia tertawa.

   ujarnya lagi.

   "Tetapi kau jangan bermain yang bukan- bukan terhadap diriku!"

   Boen Ching tak banyak berbicara lagi segera dia berlari kearah utara, sedang wanita berbaju merah itupun dengan cepat menguntitnya dari belakang.

   Boen Ching tampak wanita berbaju merah itu ternyata tak membawa serta gentanya yang besar itu, dia menjadi tertegun tak tertahan lagi tanyanya kePada diri wanita berbaju merah itu.

   "Bagaimana ? Kau meninggalkan dirinya ditempat ini ?"

   Wanita berbaju merah itu tertawa seram dan menyapu sekejap kearah diri Boen Ching ujarnya.

   "Bagaimana ? Tidak baikkah ? Diletakkan ditempat ini bukankah jauh lebih baik dari Pada harus dibawa serta kemana-mana?" ***.

   *** Dalam hati Boen Ching merasa agak tidak tenang, dia terus berlari kearah depan, sedang dalam hati diam-diam pikirnya entah bagaimana seharusnya ? Wanita berbaju merah itu tertawa dingin, ujarnya.

   'Kau janganlah merencanakan siasat yang licik, janganlah mengira aku tak dapat menduga dalam hatimu Pada saat ini sedang memikirkan apa, kau ingin menolong dia, bukankah bagaikan sedang bermimpi!"

   Boen Ching mengerutkan alisnya, kakinya tetap tak berhenti, dengan sangat cepat sekali berlari kearah depan, sedang diam-diam pikirnya.

   "Apakah ilmu meringankan tubuh yang aku miliki dapat mengungguli dirinya, dengan demikian setelah berlari sejauh tiga puluh lie aku segera membalikkan tubuhnya menolong diri Bwe Giok, apabila dapat berebut satu tindak lebih dulu, bukankah hal itu lebih bertambah lancar lagi?"

   Wanita berbaju merah itu yang tertinggal sedikit dibelakang dari diri Boen Ching, segera tertawa dingin, ujarnya.

   'Kau jangan mengira kalau ilmu meringan kan tubuhmu sekarang ini dapat menolong dirimu, aku kira kaupun tidak menginginkan Bwee Giok akan menderita seperti apa yang dialami oleh diri Tong Pit Hien Kriam, Kong Beng tSang !"

   Boen Chqing sama sekalir tidak pernah menyangka kalau apa yang dipikirkan di dalam hatinya ternyata dapat dilihat dengan jelas oleh wanita berbaju merah ini, dalam hati nya tanpa terasa menjadi terkejut sekali, teringat olehnya akan diri Kong Beng Sang, dalam hatinya tanpa terasa menjadi sangat kuatir.

   Wanita berbaju merah itu tertawa dingin, lalu ujaruya.

   "Satu jurus yang terakhir dan terlihay dari Pada ilmu Hiat Mo Kang adalah dengan suara menggempur benda, aku dapat menggunakan suara untuk menggempur genta tersebut." ***.

   *** Boen Ching menarik napas panjang- panjang, untuk sesaat dia tak mempunyai perkataan apa-apa untuk menjawab, tanpa terasa dia memperlambat langkah kakinya.

   Dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau apa yang dipikirkan dalam hatinya ternyata dapat diterka dengan sangat tepat sekali oleh wanita berbaju merah itu, dengan demikian segala rencana yang disusunnya menjadi berantakan dan menemui kegagalan, tidak terasa dia menjadi berduka sekali.

   Air muka wanita berbaju merah itu masih tetap dingin sekali, dengan tajam meman-dang kearah depan.

   Dalam hati Boen Ching dengan keras berpikir, batinnya.

   "Aku sedang mengkhawatirkan keselamatan diri Bwee Giok, apakah boleh dikira dia terhadap jenasah dari Goei Lam Yu pun sudah tak menginginkan lagi?"

   Dia tidak mengetahui sebenarnya diantara Goei Lam Yu serta wanita berbaju merah itu mempunyai hubungan apa, tetapi apabila wanita berbaju merah itu sama sekali tidak menguatirkan dirinya, sudah tentu tak mungkin akan berbuat demikian.

   Berpikir sampai disini, segera ujarnya.

   "Jenasah dari Goei Lam Yu masih tertinggal ditempat tadi!".

   Wanita berbaju merah itu mendengus sahutnya.

   "Janganlah kau menggunakan kata-kata ini untuk menggerakkan hatiku, Pada saat ini Bwee Giok masih berada ditanganku, siapa pun tak mungkin ada yang dapat menolong dirinya.

   Boen Ching mengerutkan alisnya ujarnya lagi.

   "Kau mengira aku menguatirkan diri Goei Lam Yu???, aku tak akan menguatirkan dirinya aku hanya berpikir Pada saat ini siapakah yang tidak mengetahui kalau ada kitab sakti Hay Thian Kiam Boh berada di dalam tubuh Goei Lam Yu?" ***.

   *** "Sehabis berkata dia melirik memandang sekejap kearah wanita berbaju merah itu, ujarnya lagi.

   "Aku kira setelah ada orang yang mengetahuinya tak akan melepaskan dengan sedemikian mudahnya".

   Wanita berbaju merah itu tertawa dingin sahutnya.

   "Kau masih jauh kurang pengalamanmu, Goei Lam Yu adalah binasa dikarenakan angkin yang mengandung beratus macam racun ganas yang dilancarkan oleh diri Lieh Yu, siapakah yang masih berani menggerakkan tubuhnya"

   Sehabis berkata dia mendengus lagi, dan lanjutnya.

   "Terhadap kematian yang terkena angkin yang mengandung beratus-racun ganas itu, aku tidak merasa kuatir, bahkan sebaliknya kau telah mewakili diriku merasa kuatir"

   Sehabis berkata dia tertawa dingin lagi.

   Boen Ching untuk sesaat tak dapat mengucap kan sepatah katapun.

   Kedua orang itu segera bersama-sama melanjutkan perjalanannya kearah depan, selain melihat beterbangan bunga salju yang turun dengan agak deras, tak dapat tampak benda-benda lainnya lagi.

   Boen Ching tertawa dingin, ujarnya.

   "Kau berpikir terlalu sukar, orang lain tak ada yang berani menggerakkan tubuh Goei Lam Yu tetapi kitab sakti Hay Thian Kiam Boh orang masih menginginkan juga.

   Boen Ching tahu apabila harus demikian terus menerus, dia tak mungkin akan berhasil menolong diri Bwee Giok, satu- satunya kemungkinan bagi dirinya adalah membuat keadaan serta situasi yang sesungguhnya di ubah menjadi makin ruwet, begitu pikiran wanita berbaju merah itu menjadi kacau ***.

   *** dirinya dapatlah menggunakan kesempatan ini pergi mencoba menolong diri Bwee Giok.

   Dia tertawa dingin lagi, ujarnya.

   "Apakah kau juga tidak mengetahui kalau jago-jago pedang dari partai Mie Cong Bun juga telah memunculkan dirinya untuk mencari jejak dari kitab sakti Hay Thian Boh tersebut?"

   Tubuh wanita berbaju merah itu tampak tergetar dengan hebatnya, sepatah katapun tak diucapkan keluar, sedang tubuhnya masih tetap melanjutkan larinya kearah depan.

   Boen Ching tahu Pada saat ini hati wanita berbaju merah itu sedikit tergerak, sinar matanya berkedip, dan tak mengucapkan lebih banyak kata-kata lagi, sambil terus lari kearah depan, tak jarang dia melirik sekejap kearah wanita berbaju merah tersebut.

   Pada saat ini kedua orang itu telah berlari sejauh sepuluh li lebih, tampak slnar mata wanita berbaju merah itu memancarkan sinar matanya yang sangat tajam, dia menggigit kencang bibirnya.

   "Dia miringkan kepalanya memandang sekejap kearah diri Boen Ching bagaikan dia berkata bahwa tentang hal ini dirnya telah merasa sangat puas sekali, dan tak banyak berbicara lagi sambil meneruskan perjalanan nya kearah depan.

   "Wanita berbaju merah itu dengan dingin mendengus, kePada Boen Ching bentaknya .

   "Berhenti ? "

   Boen Ching dengan cepat menghentikan langkah kakinya, dalam hatinya segera timbul beberapa bagian harapannya, setelah berlari kearah kira-kira dua puluh li jauhnya dan tetap belum melihat diri Kioe Thian Ie Sin Lieh Yu, wanita berbaju merah itu setelah tak tampak adanya orang lain, bagaimana akhirnya dia sendiripun juga tidak mengetahuinya.

   ***.

   *** Bagaimanapun juga, kalau dapat balik kembali jauh lebih baik lagi, wanita berbaju merah itu apabila merasa kuatir, kemung-kinan sekali akan membawa Bwee Giok sekalian, Pada saat itu bukanlah kesempatan serta harapannya jauh lebih besar lagi.

   Wanita berbaju merah itu dengan dingin memandang kearah Boen Ching, ujarnya..

   "Kau menginginkan aku balik kembali ?"

   Boen Ching menundukkan kepalanya saja, dan kemudian barulah dia kembali mengang-kat kepalanya, sambil tertawa ujarnya.

   "Sudah tentu, aku mengharapkan kau dapat membawa serta diri Bwee Giok, Pada saat itu kemungkinan sekali aku mendapatkan kesempatan untuk menolong dirinya, dan perkataan ini aku ucapkan dengan sesungguhnya' Wanita berbaju merah itu memandang tajam kearah Boen Ching, lama kemudian setelah mendengus barulah ujarnya.

   "Kita balik kembali."

   Oo-)-OdwO-(-oo GIRANG ATAU SEDIH DALAM HATI Boen Ching merasa sangat girang sekali, dia sama sekali tidak pernah menyangka dirinya yang mengucapkan kata-kata secara berterus terang tanpa tedeng aling-aling ini sebaliknya malah mendapatkan reaksi yang demikian besarnya, wanita berbaju merah itu ternyata dengan demikian mudahnya mau menyanggupi permintaanya itu.

   Saking girangnya, dia sampai menjadi termangu-mangu.

   Dengan dingin ujar wanita berbaju merah tersebut.

   ***.

   *** 'Bagaimana ? kau masih tidak berjalan? aku beritahu kepadamu sekalipun aku membawa serta diri Bwee Giok, kaupun jangan harap akan mendapatkan kesempatan untuk menolong dirinya !"

   Sehabis berkata dengan cepat dia lari balik membawa diri Boen Ching lari kearah depan.

   Secara mendadak Boen Ching merasakan bahwa wanita berbaju merah itu ternyata tak seganas seperti apa yang diduga semula.

   Sampai saat ini dia masih sangat sukar untuk mengerti mengapa seluruh tubuh dari wanita berbaju merah itu berbau amis darah yang sangat menusuk hidung, hal ini menunjukkan kalau dia bukanlah merupa kan orang baik-baik.

   Dalam hati Boen Ching berpikir dengan kerasnya, sedang kakinya tetap bagaikan terbang saja berlari menuju ketempat semula.

   Wanita berbaju merah itu jauh lebih didepan setindak dari diri Boen Ching yang mengejar dengan menggunakan tenaga penuh, sejenak kemudian dia telah berhasil melampaui wanita berbaju merah itu setengah bahu lebih didepan.

   Wanita berbaju merah itu dengan dingin mendengus, ujarnya.

   "Kau janganlah berpikir hendak berjalan satu tindak terlebih dahulu untuk menolong diri Bwee Giok, apabila kau berlari jauh lebih depan lagi, Pada saat itu janganlah menyalah kan kalau aku akan menurunkan tanga kejam".

   Dalam hati Boen Ching merasa agak tergetar, dia sebenarnya mempunyai niat untuk mencoba-coba tetapi Pada saat ini mau tak mau niatnya ini harus dilenyapkan dari dalam benaknya.

   Diam-diam pikirnya, wanita berbaju merah itu ternyata telah memperingatkan dirinya terlebih dahulu, hal ini ***.

   *** menunjukkan kalau jadi orang dia jauh lebih baik jika dibandingkan dengan diri Goei Lam Yu, kemungkinan sekali tidak menanti dirinya tiba dengan tak memperingatkan sama sekali dia telah turun tangan jahat membinasakan dirinya.

   Gerakan tubuh kedua orang itu bagaikan kilat cepatnya dengan sangat cepat berkelebat kearah depan, ditengah perjalanan kedua orang itu tak mengucapkan kata-kata lagi.

   Belum mereka tiba ditempat semula, Boen Ching telah merasakan sangat terkejut sekali, ternyata genta yang besar itu telah terbuka orang lain.

   Pada saat sebelum meninggalkan tempat isebenarnya dia hanya mengucapkan kata-kata secara sembarangan saja, tetapi sama sekali tidak pernah disangka ternyata kini berubah menjadi sunguh-sungguh kelihatan nya, kedua orang itu belum meninggalkan jauh dari tempat tersebut, pastilah telah ada orang yang datang ketempat itu.

   Pada saat sebelum meninggalkan tempat itu sebenarnya dia hanya mengucapkan kata-kata secara sembarangan saja, tetapi sama sekali tidak pernah disangka ternyata kini berubah menjadi sungguh-sungguh, keli-hatannya kedua orang itu belum meninggal kan jauh dari tempat itu.

   Kedua orang itu bersama-sama menjadi sangat terkejut sekali, tubuhnya sedikit berhenti, kemudian dengan mengerahkan seluruh tenaga yang dimilikinya berlari kearah kalangan itu.

   Wanita berbaju merah itu memandang sekejap kearah diri Goei Lam Yu, tampak baju yang digunakan Goei Lam Yu itu telah robek-robek tak karuan, tak usah dikata lagi, orang itu pastilah dikarenakan kitab Hay Thian Kiam Boh tersebut, bahwa sekalian membawa pergi diri Bwee Giok.

   Wajahnya berubah menjadi pucat pasi dengan termangu- mangu memandang kearah Goei Lam Yu, bergerak sedikitpun tidak.

   ***.

   *** Boen Ching pun termangu-mangu dan berdiri mematung disana, dia tidak tahu siapakah yang telah datang, kini malahan membuat jejak dari Bwee Giok tak diketahui sama sekali.

   Mendadak wanita berbaju merah itu menoleh memandang kearah Boen Ching tanyanya.

   "Apakah orang-orang dari partai Mie Cong Bun yang melakukan?".

   Dalam hati Boen Ching terasa tergetar, dengan cepat sahutnya.

   "Aku tidak tahu!"

   Wanita berbaju merah itu tertawa dingin dengan perlahan ujarnya. `'Kau tidak mengetahuinya? bukankah sejak sebelumnya kau telah mengatakan akibatnya?"

   Selesai berkata secara mendadak bagaikan dia telah menyadari akan sesuatu hal, dia tertawa dingin ujarnya lagi.

   "Kau tidak mengetahuinya ?-? ?"

   Boen Ching tampak wajah dari wanita berbaju merah itu berubah menjadi pucat pasi, sepasang matanya dengan tajam memandang kearahnya, bagaikan sedang mengatakan bahwa urusan ini pastilah dia yang telah merencanakan.

   Dia menarik napas panjang, sahutnya.

   "Aku memang benar-benar tidak mengeta-hui siapa yang telah datang kemari".

   Dia berhenti sejenak, kemudian ujarnya lagi.

   'Apakah boleh dikata Kioe Thian Ie Sin telah balik kembali? ?"

   Wanita berbaju merah itu tertawa dingin, ujarnya. ***. *** "Bukanlah dia berjanji dengan dirimu akan menunggu kau Pada suatu tempat tiga puluh li dari tempat ini?? bahkan dia tak mungkin akan dapat berbuat pekerjaan semacam ini ?"

   Boen Ching menjadi tertegun, tak terasa lagi ujarnya "Aku tadi sedang menipu dirimu!' Air muka wanita berbaju merah itu berubah dengan hebatnya, sinar matanya berkelebat tak hentinya, dengan gusar ujarnya.

   "Kiranya kau sedang menipu dirbiku, setelah sadtu kali berbuata demikian, tentbu masih ada kedua kalinya".

   Sehabis berkata sepasang telapak tangannya diangkat, terlihat segulung hawa murni Yang berwarna kemerah- merahan dengan memenuhi angkasa menerjang ke arah tubuh Boen Ching, kecepatan gerakan tersebut selamanya Boen Cning belum pernah menemuinya.

   Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, dengan keras dia menarik napas panjang, tubuhnya melayang kebelakang, sepasang telapak tangannya dengan sejajar dada didorong kedepan, Pada saat ini dia mengerahkan seluruh tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie"

   Nya menyambut serangan musuh.

   
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Hawa khiekeng Chiet Kong Kang Khie tersebut dengan cepat menggulung menjadi suatu gumpalan hawa berwarna putih dengan cepat menyambut datangnya serangan itu.

   Sepasang telapak tangan segera bertemu satu dengan lainnya, tubuh Boen Ching dengan cepat melayang mundur kebelakang, sedang tubuh wanita berbaju merah itu terlihat tergetar dengan kerasnya, dengan terhuyung-huyung dia mundur beberapa langkah kebelakang, dari mulurnya muntah kan darah segar, sedang wajahnya berubah menjadi pucat kehijau-hijauan.

   ***.

   *** Boen Ching tampak hal ini dalam hatinya merasa sangat menyesal sekali, Pada saat ini secara mendadak dan menjadi paham kembali mengapa seluruh tubuh dari wanita berbaju merah itu berbau amis darah yang sangat menusuk hidung, kiranya Pada saat wanita berbaju merah itu dengan mengguna kan suara gentanya melawan dia serta Kioe Thian Bu Sin itu, dan telah terkena tenaga dalam yang agak parah.

   Tadi secara tidak sadar dia telah menggunakan ilmu tenaga pantulan dari "Chiet Kong Kang Khie"

   Untuk melawan pihak musuh, sedang wanita berbaju merah itu pun tidak menggunakan seluruh tenaganya untuk menyambut, sehingga akibatnya menjadi seperti hal itu.

   Didasar tubuh Boen Ching Pada saat ini secara tidak sadar dan telah menanam rasa simpati yang berlebih-lebihan terhadap wanita berbaju merah ini, Pada saat untuk pertama kalinya dia melihat Bwee Giok masih hidup didalam dania ini bagaimanapun juga wanita berbaja merah itu telah menolong jiwa dari Bwee Giok, sejak sebelumnya diba telah mengangdgap Bwee Giok yaang jatuh kedalbam jurang pastilah akan binasa sehingga dia tak dapat menahan lagi untuk melihat, tetapi ternyata kini Bwee Giok masih hidup dengan sehat didalam dunia ini.

   Wanita berbaju merah itu tampak serangannya tidak mencapai Pada sasaran nya, dia menjadi sangat terkejut bercampur gusar, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau kehebatan serta kesempurnaan kepandaian yang dimiliki Boen Ching ini jauh lebih tinggi dan lihay dari apa yang dipikirkan didalam hatinya.

   Dengan dingin dan tertawa panjang telapak tangannya dengan cepat melancarkan serangan kearah Boen Ching, tampak hal ini dalam hati menjadi sangat terkejut sekali, pikirnya.

   "Bukankah ini merupakan ilmu dengan suara menyerang benda yang dimaksud kan wanita berbaju merah tadi ?" ***. *** Pikirannya menjadi bercabang, dengan terpaksa dia mengerahkan seluruh tenaga yang dimiliki menghadapi serangan dari wanita berbaju merah itu, Serangan telapak tangan kedua orang itu dengan cepat melayang memenuhi seluruh angkasa, sedang bunga salju diatas permu-kaan tanahpun melayang kesekeliling tempat tersebut. Suara tertawa dari wanita berbaju merah itu makin lama berubah makin tinggi dan kadang-kadang berubah makin rendah, mendadak mengandung perasaan yang gusar dan sedih, mendadak pula berubah menjadi girang, membuat dalam hati Boen Ching merasakan suatu pergolakan yang sangat hebat sekali, hampir-hampir dia tak sanggup untuk mempertahankan dirinya. Boen Ching segera terdesak dan jatuh di bawah angin, dibawah serangan gencar dari wanita berbaju merah itu, hampir-hampir saja dia tak mempunyai kesempatan untuk melancarkan serangan balasan. Boen Ching menjadi sedikit gugup, sedang gerakan serangannyapun makin menjadi kacau tak karuan, wanita berbaju merah itu tertawa dingin dengan tak henti-hentinya, Pada saat hawa pukulan yang berwarna ke merah merahan itu berputar dengan cepat nya itulah Boen Ching telah berhasil dikurung ditengah. Dalam hati mendadak Boen Ching teringat kembali akan jurus serangan yang digunakan oleh Ciee Khek Loojirn yang didapatktan dari dalam tqujuh buah hioloro kuno peninggalan Thian Jan Shu tersebut, dengan sangat keras dia membentak, Pada saat telapak tangan bersama-sama melancarkan serangan ke depan. Begitu tenaga Khiekang Chiet Kong Kang Khie dilancarkan kedepan, segera terlihatlah hawa pukulan yang berwarna merah serta putih menggulung keangkasa, dan berubah ***. *** menjadi hawa yang kemudian menerjang naik terus ketengah udara. Ditengah beterbangannya bunga salju, tubuh kedua orang itu berpisah satu dengan yang lainnya. Ketika Boen Ching melirik, tampak tidak jauh dari tempat yang diliputi telah hawa tenaga murni tersebut, disekitar berter-bangannya bunga salju, tampak sebuah telapak kaki dari seorang wanita. Dalam hati terasa menjadi tergetar, dia tahu dengan kepandaian yang demikian tingginya dari wanita berbaju merah itu, diatas permukaan salju ini tak mungkin akan dapat meninggalkan bekas telapak kaki, sampaipun Bwee Giok sendiri juga tak mungkin dapat meninggalkan telapak kaki yang demikian jelasnya ini, kecuali apabila dia mempunyai maksud secara demikian. Pada saat pikirannya berputar dengan kerasnya, dia bersiap hendak membuka mulut berkata, tetapi wanita berbaju merah itu sekali lagi melancarkan serangannya, hatinya menjadi sangat terkejut, terpaksa ia harus melindungi tubuhnya terlebih dahulu kemudian barulah mengambil keputusan lagi!. Wanita berbaju merah itu bagaikan seorang yang telah kalap berturut-turut dia melancarkan puluhan kali serangan gencar. Boen Ching yang nampak keadaan dan situasi berubah menjadi demikian itu, sedang dirinyapun tak dapat membuka mulut untuk berbicara, padahal bekas telapak kaki yang ditinggalkan Bwee Giok dengan sangat jelas ini membuktikan kalau dia sangat mengharapkan dirinya dengan cepat pergi mencari dia, kemungkinan sekali ditengah-tengah jalan dia akan meninggalkan tanda-tanda bagi dirinya, apabila sekarang tidak pergi, kiranya apabila khusus hendak pergi mencari dirinya. akan menemui kesukaran yang lain lagi. ***. *** Dengan keras dia membentak, dengan se kuat tenaga sekali lagi dia melancarkan serangannya dengan menggunakan "Chiet Kong Kang Khie"

   Tidak menanti wanita berbaju merah itu mengundurkan dirinya, tubuhnya telah berkelebat dan mengikuti arah yang ditunjuk oleh ujung kaki itu berlari dengan cepatnya.

   Boen Ching dengan sangat cepat sekali berlari kearah depan, dia mengira bahwa wanita terbaju merah itu pastilah akan menguntit dirinya, tetapi satelah berlari beberapa saat lamanya, dibelakang tubuhnya ternyata tak tampak seorangpun.

   Dengan perlahan dia menghembuskan napasnya, terpikir olehnya mungkin wanita berbaju merah itu sebelumnya mengejar dirinya, terlebih dahulu mengubur mayat dari Goei Lam Yu kemudian barulah mengejar kearahnya, atau kemungkinan juga dia tak akan mengejar datang.

   Dalam hatinya Pada saat ini merasa sedikit tidak enak, dengan perlahan ia menghela napas, dan lari dengan cepatnya kembali kearah depan.

   Pada saat ini salju telah berhenti, dihadapannya mendadak muncullah suatu gundukan salju yang sangat tinggi, Boen Ching menjadi ragu-ragu sejenak, kemudian dengan sangat cepat dia melanjutkan pula perjalanannya kearah gundukan salju tersebut.

   Dia berjalan lagi beberapa saat lamanya, dihadapannya Pada saat ini kembali muncul suatu bukit salju yang sangat aneh sekali bentuknya, dengan cepat Boen-Ching melayangkan tubuhnya naik keatas.

   Tubuhnya belum lagi melayang turun di atas bukit salju itu, mendadak terdengar suara tertawa yang sangat nyaring berkumandang datang, sebuah bayangan manusia berwarna kuning dengan sangat cepat scekali berkelebat mendatang, ***.

   *** sedang sepasang telapak tangannya dengan hebat memukul keatas tubuh Boen Ching.

   Boen Ching tidak mengetahui siapakah yang baru saja datang itu, tubuhnya berputar salto beberapa kali ditengah udara, setelah melewati sambaran angin pukulan yang sangat santar itu, tubuhnya dengan cepat melayang turun keatas bukit salju tersebut.

   Orang itu bagaikan merasa sangat terkejut sekali, tubuhnya dengan cepat mundur kebelakang.

   Tubuh Boen Ching baru saja melayang turun keatas permukaan tanah, mendadak dia tampak berkelebatan satu orang yang kbiranya adalah Ldok Yang Hong searta diri pemudab berbaju putih itu, kedua orang itu berdiri sejajar didepan diri Boen Ching yang jaraknya kurarg lebih tiga kaki.

   Boen Ching menyapu ke arah kedua orang itu baru saja dia siap hendak membuka mulut untuk berbicara, dari sebelah belakang bukit salju tersebut berjalan dua orang yang ternyata adalah Liauw Cing Ce serta Bwee Giok dua orang.

   Bwe Giok begitu tampak diri Boen Ching, Pada wajahnya segera menampilkan senyuman nya yang manis, sambil tertawa panggilnya .

   "Boen Toako!"

   Dalam hati Boen Ching pun merasa sangat girang rekali, sambil tertawa diapun balas berteriaknya.

   "Nona Bwee!"

   Dia tampak wajah Bwee Giok Pada saat ini pucat pasi, tanpa terasa dia berjalan mendekati kearah Bwee Giok.

   Lok Yang Hong tertawa besar, ujarnya.

   "'Tahan! dia masih berada dibawah tangan ku".

   ***.

   *** Boen Ching takut ketiga orang itu berbuat tidak baik terhadap diri Bwee Giok, segera dia menghentikan langkah kakinya, sinar matanya berputar, ujarnya.

   "Kiranya kalian bertiga juga yang telah melakukan pekerjaan baik ini".

   Lok Yang Hong tertawa besar, sahutnya.

   "Kau datang sungguh sangat tepat waktunya, nona Bwee ini sekarang telah berada, ditangan kami, apakah kau mau mendengarkan beberapa perkataan dari diri kami.?' Boen Ching tertawa dingin, sahutnya.

   "Nona Liauw telah membunuh cucu dari Kioe Thian Ie sin, aku kira tentang urusan ini kalian bertiga tentunya mengetahuinya bukan". Air muka dari Liauw Cing Ce dengan cepat berubah dengan hebatnya, sedang muka dari Lok Yang Hong serta pemuda berbaju putih itu pun berubah dengan hebatnya. Mereka bertiga sama sekali tidbak pernah menyadngka kalau urusaan ini ternyatab dapat diketahui oleh diri Boen Ching, untuk sesaat ketiga orang itu tak tahu bagaimana seharusnya berbuat. Dalam hati mendadak Boen Ching terpikir kan sesuatu hal, dia menjadi terpikirkan bahwa apabila dirinya berkata secara demikian, kemungkinan ketiga orang itu pasti akan turun tangan untuk membunuh dirinya untuk menutup mulut, sudah tentu hal yang paling mudah adalah menggunakan diri Bwee Giok untuk menakuti dirinya. Dia tak berani untuk berpikir panjang lagi, tidak menanti pikiran ketiga orang itu menjadi sadar kembali, tubuhnya dengan cepat menubruk maju kelepan, sepasang telapak tangannya dilancarkan kedepan, sedang Chiet Kong Kang Khie nyapun dengan cepat menggulung kearah tubuh Liauw Ching Ce. ***. *** PADA saat ini dalam hati Liauw Cing Ce lah yang merasakan paling kacau, sebenarnya dia hendak mencelakai diri Goei Lam Yu untuk membalas dendam sakit hatinya, tetapi setelah berbuat demikian dirinya menjadi menyesal kembali, diikuti pula karena hal ini Lok Yang Hong berhasil menguasai dirinya, sehingga dalam hatinya makin merasa menyesal, apabila suhunya mengetahui akan hal ini entah bagaimana seharusnya bertanggung jawab, kini Boen Ching pun mengucapkan lagi akan peristiwa tersebut, membuat hatinya makin menjadi sangat kacau lagi. Begitu Boen-Ching melancarkan serangan nya dia telah menggunakan ilmu yang paling dahsyat dengan sekuat tenaga menyerang ke arah Liauw Cing Ce, Liauw Cing Ce yang mendapatkan serangan secara mendadak itu dengan sangat gugup sekali mengundurkan dirinya kebelakang. Boen Ching dengan cepat menarik tangan Bwee Giok dan mundur kebelakang. Lok Yang Hong serta pemuda berbaju putih itu dengan cepat membentak dengan keras nya sambil melancarkan pedangnya, tiga belas bilah pedang dengan cepat memancar kan berpuluh-puluh lingkaran sinar yang menyilaukan mata memenuhi seluruh angkasa dan meluncur dengan sangat cepat nya menyerang tubuh Boen Ching. Boen Ching yang berhasil menarik tangan Bvvee Giok, dalam hati merasa sangat girang sekali, dengan keras dia membentak, pedang Cing Hong Kiamnya dengan cepat meluncur keluar dari pinggangnya, bergitu pedang Cintg Hong Kiam tersebut meluncur kedepan, segera terdengar suara angin dahsyat serta menggeletarnya guntur memenuhi seluruh angkasa. Pedang Cing Hong Kiam itu dengan cepat membentuk suatu jaringan pedang yang sangat kuat sekali menyerang ketiga belas pedang tersebut, dengan cepat kedua belas bilah ***. *** pedang menjadi patah sedang pedang panjang ditangan Lok Yang Hongpun terpental sejauh sepuluh kaki lebih. Air muka pemuda berbaju putih itu berubah menjadi pucat pasi, berturut-turut dia mundur dua langkah kebelakang. Boen Ciong telah berhasil melatih ilmu gabungan antara tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie"

   Serta ilmu pedang "Hong loei Chiat Kiam ini sama sekali tak pernah diduga olehnya kalau kehebatannya ternyata demi-kian hebatnya, mematahkan pedang orang lain sebenarnya merupakan suatu pekerjaan yang agak keterlaluan, dalam hatinya tanpa terasa sedikit menyesali perbuatannya itu.

   Pemuda berbaju putih itu tampak kedua ke dua belas bilah pedang pendeknya telah dipatahkan menjadi dua bagian, dalam hati merasa sangat kecewa bercampur menyesal.

   Begitu dia tampak Bwee Giok, segera dia telah mulai menyesal, dia ternyata keterlaluan, Boen Ching bagaimana dapat menbunuh diri Liauw Ching Ce dirinya ternyata hanya mencari seorang musuh tangguh saja.

   Lok Yang Hong dengan cepat melayangkan tubuhnya menerima kembali pedangnya, diam-diam dia merasa singat terkejut sekali akan kemajuan yang demikian pesatnya akan tenaga dalam yang dimiliki Boen Ching, ketika untuk pertama kalinya dia bertemu dengan Boen Ching jika dibandingkan dengan Been Ching sekarang ini, perbedaan didalam kepandaian yang dimiliki sungguh sangat sukar sekali untuk dipercaya.

   Boen Ching dengan cepat menarik tubuh Bwee Giok dengan segera menyandarkan kepalanya ke atas tubuh Boen Ching, kedua orang itu Pada saat ini merasa sangat girang sekali.

   Lok Yang Hong yang berdiri disamping tampak akan hal ini, dalam hatinya diam-diam dia merasa takut kalau Boen Ching masih menaruh perhatiannya terhadsp diri mereka bertiga, ***.

   *** apabila dapat berhasil melindungi kitab rahasia Hay Tian Kiam Boh sehingga tak sampai ditebut oleh Boen Ching, bukan kah hal ini merupakan suatu keuntungan yang sangat besar sekali.

   Dengan cepat dia menggapai memberi tanda kePada pemuda berbaju putih serta Liauw Cing Ce, ketiga oaag itu bersama-sama mengundurkan dirinya kebelakang.

   Boen Ching tersenyum, kePada ketiga orang itu ujarnya.

   ''Kalian berlega hati, aku tak akan mengejar dirimu, sudah tentu ada orang lain yang akan pergi mencari kalian"

   Pemuda berbaju patih itu dengan dingin mendengus, ujarnya.

   "Boen Ching! kau telah mematahkan pedangku, aku bersumpah tak akan membiarkan urusan menjadi demikian saja, kau menanti saja, aku pasti akan datang mencari kau lagi"

   Sehabis berkata ketiga orang itu bersama-sama membalikkan tubuhnya berlari meninggalkan tempat tersebut.

   Boen Ching sama sekali tidak memperduli kan urusan tersebut, dia menundukkan kepala nya tersenyum dan memandang ke arah Bwee Giok.

   Wajah dari Bwee Giok segera berubah menjadi merah dadu, dengan halus ujarnya kePada Boen Ching.

   "Boen toako, aku sungguh sedikit kurang percaya, kepandaianmu sungguh sangat tinggi sekali ' Boen Ching memandang wajah Bwee Giok, dia sedikit menjadi kebingungan, mendadak teringat olehnya ketika untuk pertama kalinya dia bertemu muka dengan Bwee Giok, Pada saat itu dia memakai jubah panjang, wajahnya sangat cerah dan gagah sekali.

   Sebaliknya sekarang Bwee Giok telah berubah meajadi seorang gadis yang sedang kemalu-maluan.

   ***.

   *** Pikirannya menjadi melayang jauh kedepan sedang sepasang matanya dengan termangu memandang Bwee Giok, sama sekali tak mengucapkan sepatah katapun juga.

   Jarak kedua orang itu tak libih hanyalah terpaut setengah coen saja- Boen Ching yang berubah menjadi seorang yang termangu-mangu itu membuat hatinya makin berubah malu, tak terasa lagi dia menundukkan kepalanya, tak berani mendongakkan lagi.

   Dihadapan matanya mendadak Boen Ching berubah menjadi gelap, sedang pikirannya pun menjadi sadar kcmbali, setelah mengulap matanya, tampak dihadapannya rambut yang berwarna hitam dan terurai ke bbawah dengan inddahnya, segera adia sadar bahwab dirinya telah berlaku kurang sopan.

   Dalam hati diam-diam dia merasa cemas, mengapa ini hari dirinya dapat berubah menjadi sedemikian rupa, dan demikian kurang sopannya sehingga membuat Bwee Giok menjadi sangat malu sekali.

   Dengan cemas ujarnya.

   'Nona Bwee, beberapa waktu ini aku telah membuat kau menemui kesusahan terus menerus !"

   Bwee Giok menggelengkan kepalanya, sambil tertawa ujarnya.

   "Tak mengapa, mereka sangat baik terhadap diriku, hanyalah kau telah berlari kesana kemari sehingga menjadi lelah hanya dikarenakan diriku."

   Boen Ching menghela napas dengan perlahan, sahutnya. 'Telah lama kita tak bertemu muka !"

   Bwee Giok membuka mulutnya bersiap hendak berbicara, tetapi kemudian dibatalkan niatnya tersebut.

   ***.

   *** Boen Ching dengan sinar mata yang penuh keheranan memandang ke arah Bwee Giok, sambil tertawa tanyanya.

   "Ada urusan apa, mangapa tak kau ucapkan???"

   Bwee Giok memandang ke sisi kiri serta kanannya, kemudian barulah sahutnya.

   "Boen Toako ! Tahukah kau Kioe Thian Ie Sin masih mencari dirimu?? Kemungkinan sekali dia segera akan datang kemari ??"

   Sambil berkata tampak dengan jelas air mukanya yang mengandung perasaan duka serta kuatir. Boen Ching tersenyum, kemudian tanya nya.

   "Bagaimana dia datang mencari diriku?"

   Bwee Giok memejamkan sepasang matanya, dan bersandar ke atas bahu Boen Ching, ujarnya kemudian.

   "Dia bilang dia mau datang, dia telah berkata terhadap Lok Yang Hong sekalian, dia bilang dia akan datang lagi!"

   Dalam hati Boen Ching merasa abgak tergetar, ddia membimbing kaepala Bwee Giokb sambil ujarnya.

   "Benarkah ?? "

   Bwee Giok menganggak dengan perlahan.

   Boen Ching menjadi termangu berdiri disana Lieh Yu akan datang, dia merasa bingung entah bagaimana harus berbuat baiknya, dia baru saja berkumpul bersama diri Bwee Giok dia tak dapat dengan demikian mudahnya harus berpisah dengan Bwee Giok.

   Empat penjuru dari sekeliling tempat tersebut hanya terlihat gumpalan salju saja, tak ada tempat lain buat digunakan bersembunyi, mendadak dia sedikit merasa takut.

   ***.

   *** Bwee Giok menyusupkan kepalanya keatas dada Boen Ching, dengan cepat ujarnya.

   "Kita tak usah mengurus mereka, tadi Kioe Thian Ie Sin telah datang, kemungkinan sekali dia tak akan datang kembali !"

   Boen Ching menggunakan tangannya membelai rambut Bwee Giok yang panjang terurai itu, dalam hati dia merasa geli sendiri, tetapi diapun tak mengetahui mengapa dapat menjadi demikian, dia hanya mengetahui bahwa dirinya terlalu lucu sekali.

   Dia mendongakkan kepalanya memandang cuaca yang masih agak gelap-gelap itu, dalam hatinya merasa sangat hampa sekali.

   Sekonyong-konvong, dari belakang tubuh nya terdengar suara dengusan yang sangat dingin sekali, kemudian terdengar suara bentakan nyaring.

   "Boen Ching !"

   Boen Ching dengan perlahan mengendor kan tangan yang menyekal diri Bwee Giok, dengan perlahan dia membalikkan tubuhnya, ditengah cuaca yang mendekati magrib serta bertiupnya angin dengan kencangnya itu tampak Lieh Yu berdiri tegak, disamping tubuhnya berdiri seekor bangau raksasa setinggi separuh tubuh manusia dan sedang memandang dengan tajamnya ke arah dirinya.

   Dalam hati Boen Ching merasa tegang, tetapi pada saat ini perasaannya bagaikan telah dititipkan kepada orang lain, dia dapat mencurahkan seluruh perhatiannya keatas tubuh Lieh Yu.

   Lieh Yu tertawar tawar, ujarnyat.

   "Kau ternyata telah menipu dririku, kau sendiripun juga mengetahui kau telah bertaruh apa dengan diriku, aku kira kau masih mengingatnya bukan ?" ***.

   *** Boen Ching mengerutkan alisnya, sahutnya.

   "Lieh Cianpwee.

   urusan ini dikarenakan untuk sesaat aku tak dapat berbuat apa-apa lagi, tetapi saat ini aku telah mengetahui siapakah sebenarnya pembunuhnya itu ..."

   Lieh Yu tetap tertawa terbahak-bahak, dia tak membiarkan Boen Ching melanjutkan perkataannya, setelah tertawa sesaat ujarnya kemudian.

   "Bukan, saja kau tak dapat menyelidiki siapakah pembunuhnya, bahkan secara sembarangan kau telah menunjuk seseorang sebagai penggantinya sehingga membuat diriku berubah menjadi algojonya."

   Boen Ching dengan pelahan menundukkan kepalanya, dia tidak ingin berbicara lebih banyak lagi, dalam hatinya dia mengetahui bahwa perbuatannya kali ini memangnya keterlaluan, tetapi mengira bahwa membunuh Goei Lam Yu, bukanlah merupa kan suatu perbuatan yang salah dengan perbuatan serta tindak tanduk dari Goei Lam Yu, setelah membunuh dirinyapun bukanlah merupakan sesuatu pekerjaan yang salah adalah tak dapat menganggap dirinya sebagai pembunuh dari cucu Kioe Thian Ie Sin ini.

   Lieh Yu selesai tertawa ujarnya kemudian.

   "Mungkin kaupun mengira dirimu sedikit tidak benar bukan ?"

   Boen Ching mendongakkan kepalanya memandang tajam ke arah diri Lieh Yu, sejenak kemudian barulah ujarnya.

   "Tentang urusan ini boanpwee memangnya mempunyai tempat yang besar, tetapi Pada hal ini hanyalah dikarenakan sesaat teledor, Pada saat aku bertanya dia tak mau menjawab aku mengira dia telah mengakui nya !"

   Lieh Yu tertawa gelak sahutnya.

   "Artinya kau telah mengaku salah, bukan begitu ?" ***.

   *** Boen Ching diam tak menjawab, memangnya dia tak mempunyai perkataan lain untuk memberikan jawaban.

   Bwee Giok yang herada disamping ujarnya..

   "Arti dari cianpwee akan berbuat bagaimana?"

   Lieh Yu tectawa dingin, kepada Boen Ching ujarnya.

   "Kemungkinan sekali kau menganggap aku Lieh Yu tak dapat berbuat apa-apa terhadap dirimu, bagaimana kalau kau datang mencoba-coba ?"

   Dalam hati Boen Ching pun mempunyai maksud seperti itu, dia mengira kepandaian yang dimiliki Lieh Yu tak demikian hebatnya seperti apa yang disiarkan didalam dunia kangouw, Kioe Thian Bu Sin yang mengangkat nama bersama-sama dengan Lieh Yu waktu saling mengadu telapak tangan dengan dirinyapun tak lebih hanya begitu saja.

   Pikirannya menjadi tergerak, dia maju selangkah kedepan, ujarnya kemudian.

   "Urusan ini memang dikarenakan keadaan yang terpaksa, boanpwee kalau sampai sial dan menemui kekalahan, harap cianpwee mau turun tangan agak ringan."

   Lieh Yu sebenarnya menganggap kalau dirinya hanya berkata demikian, dia mengira Boen Cing tentunya akan sedikit mengalah terhadap dirinya, tetapi sama sekali dia tak pernan menyangka kalau Boen Ching yang baru saja bertemu muka dengan diri Bwee Giok tak menginginkan diberi hubungan oleh orang lain, mana dia mau dengan demikian saja mengaku kalah dan menuruti segala sesuatu yang diatur oleh diri Lieh Yu.

   Lieh Yu menjadi tertegun, dia mendongak tertawa keras, sahutnya.

   "Sungguh punya nyali !' ***.

   *** Selesai berkata suara tertawa kerasnya berubah menjadi tertawa dingin, ujarnya.

   'Selamanya orang didalam dunia kangouw termasuk diri Thian Jan Shu sendiri, belum permah melihat senjataku, ini hari aku menyuruh kau membuka matamu !"

   Boen Ching dengan perlahan mencabut ke luar pedang Cing Hong Kiamnya, dan memandang tajam ke arah Lieh Yu, dan tampak dari sepasang mata Lieh Yu memancarkan sinar yang sangat tajam sekali, bagai kan dia akban berusaha kerdas membinasakan dirinya.

   Tetapi entah Lieh Yu ini menggunakan senjata tajam apakah ?? Teringat kembali olehnya akan kematian yang sangat mengerikan sekali dari Goei Lam Yu dibawah tangan Lieh Yu dalam hatinya tanpa terasa timbul rasa was wasnya.

   Lieh Yu apabila sekali lagi menggunakan angkin yang mengandung ratusan macam racun ganas itu, dirinya dapat tak dapat harus mengadakan persiapan terlebih dahulu.

   Dengan halus ujar Boen Ching kePada diri Bwee Giok.

   "Kau mundurlah dua langkah kebelakang."

   Bwee Giok mundur dua langkah ke belakang, dengan tenang berdiri tegak, dia tidak mengetahui sebenarnya kepandaian yang dimiliki Boen Ching seberapa tingginya, tetapi nama dari "Kioe Thian Swang Sin"

   Bukanlah dapat di permainkan dengan seenaknya, agaknya sukar sekali bagi dirinya untuk menempurnya.

   Lieh Yu tampak Boen Ching mencabut ke luar pedang Cing Hong Kiamnya, dia tertawa dingin ujarnya.

   "Sudah siapakah kau ?" ***.

   *** Boen Ching memandang sekejap kearah diri Lieh Yu, dia tampak Lieh Yu masih tetap bertangan kosong saja, sedikitpun tak mengada kan persiapan apa-apa, tak terasa lagi ujarnya.

   "Boanpwee sangat mengharapkan dapat melihat senjata tajam yang dipergunakan oleh diri cianpwee !"

   Lieh Yu tertawa dingin sahutnya.

   "Senjata tajamku itu begitu keluar segera akan tampak darah segar mengalir lceluar, kau janganlah kuatir kalau sampai tak dapat melihatnya."

   Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Dalam hati Boen Ching terasa berdesir, dia teringat kembali Pada saat Lieh Yu melancarkan keluar angkin yang mengandung ratusan racun ganas itu, Goei Lam Yu segera tergelepar keatas tanah dan menemui ajalnya.

   Dia tertawa- tawar, ujarnya.

   "Boanpwee mengira kita tak perlu bergebrak terlalu lama, bagaimana kalau kita hanya bertempur terbatas lima ratus jurus?"

   Lieh Yu tertawa dingin, sahutnya.

   "Lima ratus jurus ? Apabila didalam seratus jurus aku tak dapat memenangkan dirimu, aku bersumpah tak akan mencari dirbimu lagi, sedadng perhitungankau kali ini pulab boleh dianggap selesai !"

   Boen Ching mengerutkan alisnya, dalam hati pikirnya.

   "Kau berkata secara demikian bukankah terlalu sombong, didalam seratus jurus ? sekalipun ribuan jurus aku juga belum tentu akan memperlihatkan kekalahan."

   Dalam hatinya dia berpikir demikian, tetapi Pada mulutnya ujarnya kePada diri Lieh Yu.

   "Kalau demikian aku harus mengucapkan terima kasih kePada cianpwee."

   Lieh Yu tertawa dingin, sahutnya. ***. *** "Cuaca hampir menjadi gelap, janganlah membuang waktu dengan percuma, cepatlah kau maju menyerang !"

   Sehabis berkata dia mengulapkan tangan nya bangau raksasa yang berada dibelakang tubuhnya itu segera mengikuti bertiupnya angin melayang keatas udara.

   Boen Ching diam-diam menarik napas panjang-panjang, dia tahu bahwa Pada saat melancarkan serangan adalah merupakan waktu yang sangat berbahaya sekali, tidak perduli siapapun Pada saat melancarkan serangan pastilah akan menampilkan tempat kelemahannya, apabila pengalaman pihak lawan telah sangat luas sekali, dirinya pastilah akan menemui kekalahan.

   Kecuali apabila didalam satu jurus telah berhasil mendesak pihak lawan, kalau tidak tentu akan mendapat kesulitan yang tidak kecil.

   Dia termenung berpikir keras beberapa saat lamanya, dengan sembarangan dia melancarkan serangannya yang pertama menerjang kening dari Kioe Thian Ie Sin, LiehYu, jurus ini adalah merupakan jurus pembukaan dari ilmu pedang Thian San Kiam Hoat.

   "Than Way Lay Hong' Lieh Yu tertawa besar, ujarnya. 'Kiranya kan pun mempunyai hubungan yang erat dengan pihak Thian San Pay !"

   Sambil tertawa telapak tangannya didorong secara mendatar ke arah depan dan menerjang ke tubuh Boen Ching.

   Dalam hati Boen Ching telah mempunyai perhitungan yang masak, dengan cepat dia berputar menghindari serangan tersebut, sebenarnya dia bermaksud hendak menggu-nakan serangan-serangan yang grencar menghadantg ratusan jurusq dari serangan rLieh Yu ini, untuk mencari dirinya, tetapi ketika terpikir akan Bwee Giok yang berdiri disamping, pikiran tersebut dengan cepat berubah, dia tidak dapat memberikan ***.

   *** Lieh Yu berbuat sesuatu gerakan yang tidak menguntungkan diri Bwee Giok, mau tak mau dia terpaksa harus mengurung rapat diri Lieh Yu.

   Sepasang telapak tangan dari Lieh Yu baru saja didorong sampai ditengah jalan, gerakan pedang dari Boen Ching mendadak berubah, sedang ilmu pedang "Ngo Heng Kiam Hoat' pun dikerahkan keluar.

   Kaki Boen Ching berturut-turut menginjak kedudukan menuruti kedudukan Ngo Heng, sedang pedangnya melancarkan jurus-jurus, dari "Ngo Heng Kiam Hoat'? yang digabungkan dengan tenaga khiekang "Chiet Kong-Kang Khie"

   Jurus pedangnya sebentar tegak lurus, sebentar lagi membalik, mendadak nyata dan mendadak hanya bayangan saja, sehingga membuat segulung sinar pedang yang sangat rapat sekali mengurung sekeliling tubuh Lieh Yu.

   Sinar mata Lieh Yu memancarkan sinarnya dengan tajam, sepasang telapak tangannya bergerak tak henti-hentinya, dengan sekuat tenaga menahan jurus serangan pedang dari Boen Ching itu.

   Dia tahu apabila dia menggunakan tangan kosong untuk menghadapi serangan pedang dari Boen Ching ini tak mungkin bagi dirinya untuk merebut kemenangan, apalagi Pada saat ini perhatian Boen Ching belum terpecah, dia tak berani melawannya dengan keras lawan keras, terpaksa dia membiarkan dirinya terkurung rapat-rapat oleh serangan- serangan Boen Ching itu, apabila Pada saat ini Boen Ching menerjang ke arahnya dengan menggunakan sekuat tenaga, kiranya dirinya tak mungkin akan dapat sanggup menerima sepuluh jurus lagi.

   Kedua orang itu dengan cepat saling serang menyerang, dalam sekejap saja telah lewat limapuluh jurus lebih.

   Dalam hati Boen Ching merasa sengat girang sekali, apabila demikian seterusnya, kiranya ratusan jurus dengan cepat ***.

   *** dapat dilalui dengan mudahnya, tetapi entah Lieh Yu ini telah menggunakan senjata tajam apakah, mengapa masih tak berani untuk digunakan! Tubuh Boen Ching dengan cepat dari kedudukan "Lieh Hwee"

   Berpindah kedalam kedudukan "Ie Bok", sedang jurus serangannya pun telah menggunakan jurus "Kiam Coan Thian Hwee"

   Lieh Yu yang menduduki salah satu dari Kioe Thian Swang Sin terhadap jurus pedang yang diciptakan oleh Tan Coe Coen ini tak mungkin kalau tidak memahainya, dia terta wa dingin, berturut-turut mundur dua langkah kebelakang.

   Boen Ching mempunyai maksud untuk melihat senjata tajam yang digunakan oleh Lieh Yu ini, sebenarnya dia harus beralih segera kedalam kedudukan "Swie"

   Kemudian menggunakan jurus "Hek Swie Yu-Yu"

   Atau air hitam mengalir perlahan menghalangi jalan mundur dari Lieh Yu tetapi dia mendadak membungkukkan tubuhnya maju menyerang mendesak kearah diri Lieh Yu.

   Lieh Yu yang selalu mencari tempat kelemahan tetapi tetap tak mendapatkannya, pada saat ini tampak pada tubuh Boen Ching terdapat lubang kelemahan, dalam hatinya menjadi sangat girang sekali dia bersuit panjang, tubuhnya dengan cepat melayang mundur kebelakang.

   Boen Ching tahu pada saat ini Lieh Yu siap hendak menggunakan senjata tajamnya, ujung kaki kanannya dengan cepat menutul ke atas tanah, sedang tubuhnya dengan cepat meluncur kebawah mengejar, jurus serangan nya pun dirangkap kedepan siap dilancarkan kembali, agaknya dia mempunyai maksud untuk melihat maksud sebenarnya dari diri Lieh Yu.

   Sebenarnya Lieh Yu mengira bahwa kepandaian yang dimiliki Boen Ching jika dibandingkan dengan dirinya hanyalah terpaut sedikit saja, tetapi sama sekali tak diduga olehnya ***.

   *** bahwa dilihat pada saat ini ternyata kepandaian yang dimiliki Boen Ching ini jauh lebih tinggi satu tingkat dari dirinya.

   Dia menggigit kencang bibirnya, pada saat ini dia merasa sangat benci sekali sehingga menyusup kedalam tulang sumsumnya terhadap diri Boen Ching, tubuhnya dengan cepat meluncur mundur ke belakang, tangan kanannya diayunkan, terlihat sebuah jarum emas yang panjangnya beberapa coen dengan sangat cepat sekali menyerang kearah Boen Ching.

   Been Ching tidak mengetahui jarum sepanjang beberapa coen itu mempunyai kegunaan apa, tetapi terpikir olehnya bahwa pastilah bukan merupakan benda yang biasa, ia menarik napas panjang- panjang, dan bersuit nyaring, dengan cepat tubuhnya mundur kebelakang.

   Jarum emas yang panjangnya beberapa coen itu bagaikan terkena hawa murni yang mengalir keluar pada saat Boen Ching mengundurkan dirinya itu, daya meluncur dari jarum emas tersebut semakin bertambah cepat, bagaikan kilat cepatnya mendesak terus kearah Boen Ching.

   Pedang Cing Hong Kiam ditangan Boen Ching dengan cepat disentilkan kedepan, didalam sekejap mata saja ditengah kalangan itu telah penuh diliputi oleh suara angin serta menggelegarnya guntur, sekumpulan sinar pedang yang berwarna hijau balik menggulung kearah jarum emas itu dengan hebatnya.

   Begitu pedang dengan jarum emas beradu satu sama lainnya, jarum emas tersebut dibawah tekanan yang hebat dari sinar pedang dengan cepat merendah kebawah dan meneruskan luncurannya menerjang ke tubuh Boen Ching.

   Boen Ching tampak dirinya dengan menggunakan jurus "Hong Chie Loei Cie"

   Atau anti timbul petir menyerang masih tetap tidak bisa menahan daya luncur dari jarum emas tersebut, dalam hatinya tak terasa lagi menjadi terkejut sekali, hawa Khiekangnya yang melindungi seluruh tubuhnya dengan ***.

   *** tak tertahan lagi mengalir keluar menerjang kearah jarum emas tersebut.

   Jarum emas itu dengan cepat jatuh ke bawah, tetapi mendadak menembus tenaga khie kang yang melindungi tubuhnya itu meluncur masuk kedalam jalan darah "Cie Cing Hiat'' dikaki kanan Boen Ching.

   Boen Ching hanya merasakan hawa murni yang melindungi kakinya menjadi buyar sedang tubuhnya dengan cepat berlutut ke atas tanah, dia merasa sekalipun jarum emas itu sekalipun panjangnya ada beberapa coon, tetapi ternyata bagaikan tak mempunyai bobot sedikit pun juga.

   Pada saat pikirannya berkelebat, secara mendadak teringat akan sesuatu benda, bukankah ini dimaksudkan sebagai "Chiet Hay Mo Kut Tin?"

   Berita yang disiarkan didalam dunia kangouw mengatakan bahwa jarum ini dibuat dari tulang jenazah iblis nomor wahid pada waktu itu Chiet Hay Mo Ceng, benda tersebut merupakan suatu benda yang sangat ringan sekali, bahkan begitu terkena segera akan menemui ajalnya.

   Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, pedang Cing Hong Kiamnya dengan cepat digurat kebawah merobek urat nadi pada kakinya' Darah segar dengan cepat mengucur keluar dengan cepat, bersamaan pula jarum Mo Kut Tin itu mengalir keluar, wajah dari Boen Ching berubah menjadi sangat pucat sekali, dia mendongakkan kepalanya memandang kearah Lieh Yu yang pada saat ini agaknya merasa sangat terkejut sekali.

   Dia tahu apabila dirinya terlambat satu tindak, Jarum Mo Kut Tin terseiut akan mengikuti mengalirnya darah masuk kedalam jantungnya sehingga kemungkinan sekali dirinya segera menemui ajalnya.' ***.

   *** Boen Ching sambil menutup lubang lukanya, sebelah tangannya mencekal pedang Cing Hong Kiamnya, dengan setengah berlutut diatas tanah, dia memandang kearah Lieh Yu dengan sangat gusar sekali.

   Lieh Yu dengan tertawa dingin ujarnya.

   "Ternyata kau benar-benar seorang yang memiliki kepandaian yang sangat tinggi"

   Sehabis berkata dengan dingin dia mendengus, sambil menoleh ujarnya.

   "Kau berhasil menghindarkan diri dari bencana ini, bolehlah dihitung sangat beruntung sekali, tetapi dapat pula dihitung kesialanmu, aku telah bersumpah sekalipun kau tidak menemui ajalnya, juga akan membuat kau menderita untuk selamanya."

   Boen Ching mementangkan sepasang matanya lebar-lebar, dia akan melihat Lieh Yu masih mempunyai cara apakah membuat dirinya menderita untuk selama hidupnya.

   Lieh Yu dengan tajam memandang kearah Boen Ching, dengan dingin dia tertawa panjang, tubuhnya berputar setengah lingkaran ditengah udara dan tangan kanannya diayun kan, segulung asap berwarna hijau meluncur dengan cepatnya kearah Bwee Giok yang berdiri disamping Boen Ching.

   Dalam hati Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, dengan tidak memperdulikan lukanya yang diderita dikakinya itu, tubuhnya dengan cepat melayang meluncur ke arah Bwee Giok.

   Tetapi kaki kanannya yang terluka itu membuat gerakan tubuhnya agak terlambat asap berwarna hijau itu telah menerjang keatas tubuh Bwee Giok, sedang Bwee Giok yang siap hendak menghindarpun telah terlambat, segera dia rubuh keatas tanah tak sadarkan diri.

   ***.

   *** Lieh Yu sambil tertawa tergelak memutar tubuhnya, bangau raksasapun dengan cepat meluncur kebawah, Boen Ching dengan gusar bersiut nyaring pedang Cing Hong Kiamnya dilepaskan dari tangannya, ujung pedang tersebut dengan cepat meluncur keatas membuat kepala bangau raksasa itu terbabat menjadi dua bagian.

   Lieh Yu dengan gusar membalikkan tubuhnya Boen Chingpun melayang menubruk kedepan, sepasang telapak tangan masing-masing segera bertemu menjadi satu dan kemudian mundur kembali kebelakang.

   


Legenda Kematian -- Gu Long Legenda Kematian -- Gu Long Imbauan Pendekar -- Khu Lung

Cari Blog Ini