Bentrok Rimba Persilatan 7
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 7
Bentrok Rimba Persilatan Karya dari Khu Lung
Tetapi jika engkau ingin lari bagai manapun juga tak akan dapat meloloskan diri dari tanganku."
"Kini masih ada tujuh jurus, engkau harus berhati-hati"
Perkataannya baru saja selesai di ucapkannya, dia telah mendesak lagi kearah Boen ching.
Dalam hati Boen ching menjadi terkejut, gerakan Toan Bok Cie-jien kali ini gesit sekali seperti mengalirnya air dan berjalannya mega diudara.
Dia berturut-turut melemparkan pukulan gencar dan setiap pukulannya semuanya mengenai pada gentong arak ditangan Toan Bok Cie-jien.
Gentong ini ternyata dibuat dari baja dan logam, sekalipun terkena lima kali pukulan juga tak mengalami kerusakan sedikitpun juga.
Sedang lima jalan darah penting pada badan sebelah muka dan belakang Boen ching ternyata telah dipegang perlahan oleh Toan Bok Cie-jien.
Gerakan Toan Bok Cie-jien tiba-tiba berhenti dan kemudian tanya nya "Meskipun ada dua jurus, kau menyerah tidak?"
Dalaw hati Boen ching diam-diam menjadi ngeri dan takut.
Gerakan Toan Bok Cie-jien ternyata demikian anehnya.
cirinya jika dibandingkan dengan dia ternyata sedikitpun tidak ***.
*** mempunyai kesempatan untuk menghindar.
Masih ada jurus lagi kiranya sukar untuk menghindari jurus-jurus itu.
Toan Bok Cie-jien nampak Boen ching tidak menjawab lalu dia tertawa ujarnya.
"Karena aku suka padamu maka aku tak tega untuk melukai dirimu, lima jurus lagi"
Boen ching tundukan kepalanya dan berpikir sebentar kemudian dengan perlahan ia mencabut pedangnya sambil berkata.
"Aku akan menerima lagi dua jurusmu itu."
Toan Bok Cie-jien tertawa besar.
"Engkau masih tak mau menyerah"
Tubuhnya Toan Bok Cie-jien segera bergerak maju dekat Boen ching yang sedang menghunus pedang, Boen ching dengan menggunakan "Ie Bok Kiam hoat"
Semua tenaga bertahan ia ingin melihat apakah ia sanggup menerima dua jurus ini dan menghindarinya.
Dia melihat Toan Bok Cie-jien datang mendesak.
Pedangnya disabetkan kemuka dan tubuh nya mundur selangkah ke belakang, jurus ini adalah salah satu jurus untuk bertahan dari Ie Bok Kiam Hoat yakni jurus "chie bok tong ku"
Atau kayu besar menutup lembah. Toan bok Cie-jien tertawa besar katanya.
"Jurus2 semacam ini terhadap orang lain masih boleh jadi, tetapi aku tak akan memandang sebelah matapun."
Habis berkata tangan kirinya mendorong, melancarkan serangan dengan keras mendesak mundur pedang yang ada ditangan Boen ching.
Diikuti tubuhnya maju dan mengirim pukulan yang keras.
Boen ching hanya merasa suatu angin yang sangat keras memukul kebelakang punggungnya tetapi dia tak sempat untuk berkelit.
Suatu kekuatan yang sangat besar menghantamnya sehingga ia jatuh rebah.
***.
*** Dengan terhuyung huyung ia maju ke depan dan dari mulutnya memuntahkan darah yang masih segar.
Pada otaknya segera terasa pening dan matanya berkunang-kunang.
Karena tak tahan lagi ia jatuh dan tangannya ditelentangkan keatas jalan darah.
Penelentangan tangan itu pada jalan darah yang disebut "Ling Thay To"
Terdengar Toan Bok Cie-jien berdiri disampingnya dan berkata perlahan-lahan.
"Masih ada satu jurus lagi"
Tubuh Boen ching menjadi sedikit gemetar, dia duduk berdiam diri.
Terdengar Toan bok Cie-jien berkata lagi.
"Jika kau menyetejui mengangkat aku sebagai suhumu, dengan segera aku membantu engkau mengobati lukamu.Jika kau tidak menyetujuinya aku juga tidak berani memaksa."
Boen ching tahu maksud dari perkataan Toan bok Cie-jien itu, jika dirinya tidak menyetujui maka ada satu jurus lagi.
Tidak mungkin seperti tadi ia memberi kelonggaran kepada dirinya..
Dia diam tidak menjawab, sejenak kemudian katanya.
"Engkau bolehlah turun tangan sekehendakmu atas diriku."
Toan bok Cie-jien diam sejenak dan ternyata tidak mengadakan gerakan apa-apa.
Kemudian terdengar dia berkata.
"Jika hal ini terjadi pada 30 tahun yang lalu sejak tadi engkau telah mati.
Tetapi kini aku ingin bertanya padamu mengapa engkau ingin mencari mati?"
Boan ching berdiam sejenak kemudian jawabnya.
"Didunia ini tidak seorang pun ingin mati."
Toan bok Cie-jien tertawa besar dan katanya.
"Kalau begitu bukankah kau mengartikan diriku tak mempunyai hak untuk menjadi gurumu" ***. *** Dengan per-lahan2 Boen ching menjawab.
"suhuku adalah Ie Bok Tocu, putri dari Tan coe coon."
Terdengar Toan Bok cie Tien mendengus, katanya .
"Putri Tan coe coen ? Itu juga dari angkatan muda, apakah kau kira kepandaianku tidak dapat melebihi kepandaiannya?"
Boen ching dengan tawar menjawab.
"Kepandaian suhuku kecuali dalam hal ginkang lebih tinggi setingkat dari kau yang lain nya tak dapat melebihi kau. Tetapi sebagai seorang suhu belum tentu harus mempunyai kepandaian yang sangat tinggi."
Mendengar perkataan itu lalu Toan Bok Cie-jien berkata.
"Suhumu dapat mengajarkan seorang murid semacam kau ini sungguh sangat bagus sekali.
Engkau ingin belajar seperti suhumu itu bukan? Aku akan mengampuni jiwamu, tetapi kepandaianmu yang telah kau miliki akan kupunahkan biar kau menjadi seorang yang paling baik didunia ini."
Toan Bok Cie-jien tertawa terbahak-bahak. katanya lagi.
"Kiranya yang kau katakan ini adalah perihal orang baik, lalu apa gunanya engkau ingin belajar seperti suhumu itu bukan, aku akan mengampunimu."
Sehabis berkata dia mengangkat tangan kanannya dan berturut-turut menotok jalan darahnya yang penting yang terletak dipunggung Boen ching, kemudian dengan tertawa terbahak-bahak ia jalan meninggalkan tempat itu.
Boen ching hanya merasa pada punggungnya mengalir lima buah aliran panas, saking tak tahannya akan panas itu ia menjadi pingsan- Beberapa lama kemudian, ia juga tidak mengetahui berapa lama ia jatuh pingsan, ketika menjadi sadar kembali nampak dirinya berbaring didalam sebuah gua.
Dia menengok kekanan dan kekiri ternyata terdapat seorang gadis yang sedang berdiri di samping badannya.
***.
*** Dia merasa gadis itu pernah dikenalnya tetapi untuk sesaat tak dapat mengingatnya kembali.
Terlihat gadis itu sambil tersenyum berkata.
"Boen ching kirinya kau telah sadar kembali"
Boen ching menjadi tertegun, dan terpikir olehnya kiranya gadis itu adalah gadis yang di temuinya ditelaga Thay Ouw dimana ketika itu dia menyamar sebagai seorang pemuda yang gagah dan memakai nama Bwee Giok. dengan terburu- buru ia berteriak.
"Terima kasih atas pertolongan Bwee Heng"
Bwee Giok mencibirkan mulutnya yang kecil itu, nampak hal ini wajah Boen ching berubah menjadi merah padam seperti kepiting rebus.
Terpikir olehnya kini Bwee Giok telah berdandan sebagai wanita, mana dapat memanggilnya dengan Bwee Heng segala? berpikir sampai disini dengan cepat panggil nya.
"Nona Bwee .."
Kedua alis Bwee Giok dikerutkannya sedang pada bibirnya tersungging senyuman manis ketika mendengar panggilan tadi dan Boen ching yang nampak sikapnya yang demikian rupa itu sungguh sangat menggiurkan, jika dibandingkan kegagahan nya ketika menyamar sebagai seorang laki-laki terdapat perbedaan yang sangat menyolok sekali.
Ketika Bwee Giok nampak Boen ching memperhatikan sambil tersenyum katanya.
"Boen Toako mengapa engkau dipukul orang sehingga luka dalam sedemikian parahnya"
Dan ia melanjutkan ceritanya.
"Kau telah pingsan tiga hari tiga malam"
Tiba-tiba Boen ching teringat akan Toan Bok Cie-jien tanpa menyadarinya ia mengeluarkan suara tertahan, dengan segera ia menarik napas untuk mencoba tenaga dalamnya, terasa ***.
*** tubuhnya meskipun terluka parah tetapi kepandaiannya ternyata tidak lenyap.
dalam hatinya timbul rasa ragu-ragu.
Sudah tentu ia tak ragu waktu Toan Bok Cie-jien turun tangan untuk melenyapkan kepandaiannya itu.
Ia telah menggunakan cara "Ngo Yang Toan Me"
Atau lima hawa yang memutus tadi.
Tetapi cermin Thien Tuen didalam sakunya adalah suatu barang pusaka yang mengandung hawa Im, ketika hawa Im itu dan yang bertemu dan hawa yang bentrok ini memaksa dia pingsan, tetapi kepandaiannya tidak sampai menjadi lenyap kini dia menjadi tertegun.
Ia masih mengira Toan Bok Cie-jien sengaja telah melepaskan dia.
Bwee Giok nampak Boen cing mengeluarkan suara tertahan, dengan cepat tanyanya.
"Lukamu belum sembuh, janganlah terlalu banyak menggunakan tenaga"
Sambil berkata ia membaringkan kembali tubuh Boen ching keatas tanah.
Boen ching yang berbaring diatas tanah dalam hatinya merasa sedikit gugup, kepada Bwee Giok ujarnya.
"Engkau telah merawat aku ketika akujatuh pingsan selama tiga hari tiga malam, entah bagaimana aku harus membalas budi nona ini?"
Sambil tersenyum sahut Bwee Giok.
"Aku juga hanya secara kebetulan melihat kau, kita berdua bukanlah baru berkenalan untuk pertama kalinya, sudahlah seharusnya aku menolong Boen heng, harap Boen heng jangan terlalu memikirkannya, tetapi entah siapakah yang telah membikin luka Boen heng hingga sedemikian parahnya itu??"
"Toan Bok Cie-jien Si setan arak"Jawab Boen ching singkat.
Bwee Giok menjadi terkejut, tanyanya.
"Diakah??"
Dia memandang tajam pada Boen ching, setan arak.
paras elok.
harta dan kedudukan empat iblis sakti ini semuanya telengas dan kejam, Boen ching yang ternyata dapat lolos dari ***.
*** kematian ditangan Toan Bok Cie-jien bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang sangat mudah.
Tetapi sejak kecil ia dididik dengan sikap yang serius, meskipun dalam hatinya merasa sangat terkejut, tetapi pada wajahnya sambil tersenyum ia berkata.
"Tak aneh lagi kalau seluruh tubuh Boen heng berbau arak"
Boen ching teringat kembali waktu dia diguyur arak oleh Toan Bok Cie-jien, ia menghela napas, setelah termenung sejenak kemudian tanyanya.
"Apakah nona Bwee pernah melihat suhu ku?"
Bwee Giok menggelengkan kepalanya, sahut nya.
"Apakah suhumu juga telah datang kedaerah Tionggoan ???"
Boen ching segera menganggukkan kepalanya, pikirnya.
"Entah suhu mereka bertiga kini berada dimana, jika mereka melihat aku se-konyong2 lenyap tentu hati mereka akan menjadi gelisah dan cemas"
Suasana menjadi agak sepi, setelah beberapa saat Bwee Giok memecahkan suasana yang sunyi itu, tanyanya.
"Ketika berada ditelaga Thay Ouw Boen heng telah pergi tanpa pamit, entah dapatkah Boen hong mengejar sumoaymu itu?? "
Boen ching dengan cepat menjawab.
"Kejadian waktu itu sungguh merasa sangat tak enak dengan nona, sumoayku itu adalah putri kesayangan dari suhuku, ia telah lenyap selama dua puluh tahun lamanya.
belum lama ini baru bertemu dengannya, kini dia telah bersama dengan suhuku terima kasih atas perhatian dari nona Bwee".
Sambil terseyum ujar Bwee Giok.
***.
*** "Engkau tak perlu sungkan2, entah kini engkau bersiap hendak HAL 39/40 HILANG dirimu sangat mulia sekali, sangat mirip sekali dengan suhuku Ie Bok Tocu"
Saking berterima kasihnya tanpa terasa dia telah mengeluarkan isi hatinya. Bwee Giok yang mendengar perkataan itu, sambil tersenyum.
"seperti suhumu Ie Bok Tocu??"
Boen ching se-konyong2 merasa pada perkataannya itu ada sesuatu yang kurang beres, sambil tertawa terbahak ujarnya.
"Aku lupa memberitahunya kepadamu, suhuku adalah seorang wanita"
"Kiranya begitu, tak aneH kalau berkata demikian"
Jawab Bwee Giok sambil tersenyum pula.
Sebenarnya dia masih tidak menyetujui kalau Ie Bok Tocu itu adalah seorang perempuan kini mendengar perkataan itu ia baru paham, sungguh tak terkira Ie Bok Tocu yang namanya telah menggetarkan sungai telaga itu ternyata adalah orang wanita yang menyaru sebagai seorang pria.
Tanpa terasa tanya pada Boen ching.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Engkau suka aku menyaru sebagai pria ataukah memakai pakaian sebagai perempuan?"
Sehabis berkata ia merasa perkataannya itu kelihatannya sedikit agak malu, dia bagaimanapun juga baru untuk kedua kalinya bertemu dengan Boen ching, matanya menjadi berkedip-kedip.
untungnya perhiasan yang dipakainya itu yang memancarkan sinarnya telah menutupi rasa malunya itu.
Boen ching yang mendengar Bwee Giok berkata demikian, hatinya terasa berdebar, dia memandang wajah Bwee Giok.
tampak kedua matanya yang sedang berkedip itu, diam-diam hatinya berpikir.
***.
*** "Siapa yang dapat meminang gadis semacam Bwee Giok ini sebagai istrinya tentu bahagia."
Berpikir sampai disini ia menjadi ter- mangu2.
Bwee Giok yang nampak beberapa kali Boen ching memandang terpaku padanya, pipinya berubah menjadi merah dadu, dalam hatinya setengah merasa sangat girang bukan main, dan setengahnya lagi merasa heran mengapa Boen ching kelihatannya tak tenteram hatinya, entah dalam hatinya kini sedang memikirkan apa.
Kedua orang itu baru saja bertemu untuk ke dua kalinya, pertama kali bertemu meskipun Boen ching mengetahui kalau dia adalah seorang gadis yang sedang menyamar sebagai seorang pria, juga tak sampai memandang pada dirinya.
Boen ching yang nampak kedua pipi Bwee Giok berubah menjadi merah dadu.
Pikirnya segera berada diawang-awang, perkataan yang diucapkan oleh Bwee Giok menjadi lupa untuk dijawab.
Sekonyong-konyong didepan matanya berubah menjadi gelap.
pikirnya segera menjadi tersadar kembali, tampak Bwee Giok yang dipandangnya sedemikian rupa itu menjadi menundukkan kepalanya, dia mengeluarkan suara tertahan, ujarnya.
"Jika seorang yang cantik seperti kau, baik menyaru sebagai seorang pria maupun berpakaian sebagai seorang perempuan, semuanya bagus dan cantik sekali"
Bwee Giok masih diam tundukkan kepalanya, dia tahu pada saat ini tentu Boen ching masih memandangnya, dengan keadaan yang demikian ini bagaimana sikap nya yang gagah juga tak sanggup untuk mendongakkan kepalanya.
Boen ching yang saking tergoncang hatinya, terusnya.
"Waktu berpakaian sebagai seorang pria sikapmu gagah perkasa, tak ada orang lain yang dapat menandinginya, waktu ***.
*** berpakaian sebagai seorang perempuan, sangat mempersonakan hati setiap orang yang melihatnya, kau sungguh merupakan seorang gadis yang sangat cantik sekali".
Dalam hatinya ia selalu mengharapkan seorang gadis yang dapat menyerupai suhunya Ie Bok Tocu, meskipun diluarnya Shie Siauw In sangat mirip sekali, tetapi wataknya sangatlah berbeda sedang Bwee Giok sekalipun wajahnya tidak mirip dengan suhunya Ie Bok Tocu tetapi wataknya adalah sangat mirip sekali dengan suhunya.
Boen ching setelah selesai berkata dan nampak Bwee Giok menjadi kemalu-maluan, dengan tersenyum ujarnya.
"Apakah nona Bwee ada urusan sehingga lewat ditempat ini, kalau tidak mengapa bisa sampai didalam gunung oei San ini ?"
Bwee Giok mendongakkan kepalanya, sambil tersenyum sahutnya.
"Aku kebetulan lewat di tempat ini"
Sehabis berkata dia tertawa lagi kemudian lanjutnya.
"Engkau menderita luka juga sangat parah, lebih baik jangan banyak bicara kau beristirahatlah, aku akan keluar melihat-lihat keadaan"
Sehabis berkata dia balikkan tubuhnya dan berjalan keluar dari gua, Boen ching memandang Bwee Giok berjalan hingga keluar dari gua, setelah kini seorang diri, pikirannya jadi tak karuan melamunkan ber-macam2 hal, dalam otaknya diliputi banyak urusan akhirnya pulaslah dia.
Dua orang itu berturut-turut selama tiga hari tinggal dalam gua itu, luka yang diderita oleh Boen chingpun sudah sembuh sebagian besar..
***.
*** Hari keempat, dua orang itu meninggaikan gua itu dan mulai melanjutkan perjalanannya menuju markas besar perkumpulan Elang Sakti ditelaga Thay Ouw..
Setelah berjalan satu harian penuh dijalan gunung itu, haripun telah menjelang senja, sekonyong-konyong dari kejauhan Boen cing nampak berkelebatnya bayangan orang yang berlari menuju ke arahnya, hatinya menjadi sangat terkejut, dengan terburu-buru ia menarik tangan Bwee Giok untuk diajak bersembunyi dibelakang sebuah pohon.
Bwee Giok yang ditarik tangannya menjadi tertegun, hatinya merasa sangat heran, dengan cepat tanyanya.
"orang itu siapakah, mengapa kau kelihatan nya sangat takut ? ??"
"orang itu adalah Chang Sun Loei"
Jawab Boen ching singkat.
Didalam tiga hari ini, Boen ching telah menceritakan seluruh kejadiannya digunung oei San, dimana ia bertemu dengan tiga iblis sakti.
Kini Bwee Giok begitu mendengar yang datang ternyata adalah Chang Sun Loei, bukan saja merasa sangat terkejut, dalam hatinya pun terasa berdesir, dengan kebiasaan dari Kiem ciang Thiat ci atau si Toya emas berjari baja, Chang Sun Loei, bukan saja Boen ching tidak menyerahkan pedang Ie Bok Kiamnya kepadanya, malah sebaliknya mencuri sebuah barang pusaka nya, mana dia mau terima dan melepaskan begitu saja.
Ternyata Chang Sun Loei tidak nampak dua orang itu, dia berjalan terus melalui persembunyian mereka.
Boen ching dan Bwee Giok baru dapat menghela napas lega setelah tak nampak lagi bayangan dari Chang Sun Loei.
Baru saja Boen ching dan Bwee Giok keluar dari tempat persembunyiannya, terdengar suara dengusan yang berat datang dari belakang tubuh mereka.
***.
*** Kedua orang itu menjadi sangat terkejut dan ber-sama2 menoleh kebelakang, nampak seorang kakek yang memakai jubah berwarna hitam, wajahnya kurus kering sedang berdiri di belakang mereka sedang memandangnya.
Boen ching menjadi terbangu-mangu, entah siapakah kakek ini pikirnya.
si kakek itu mendengus, dengan dingin tanyanya kepada Boen ching.
"Apakah kau yang bernama Boen ching ?"
Boen ching tak tahu si kakek yang kurus kering ini mengapa dapat mengetahui nama nya, dalam hatinya diam- diam merasa sangat heran tetapi dia tetap menganggukkan kepalanya, dengan termangu- mangu ia mendekati si kakek.
Bwee Giok segera maju kedepan, tanyanya.
"Apakah cianpwee mau memberi tahu siapakah nama cianpwee?"
Si kakek yang kurus kering itu mendengus lalu sahutnya.
"Tiga puluh tahun yang lalur semua orang mengatakan aku bersembunyi karena takut kepada Thian Jan Shu dimana dia telah mendesak aku, padahal sebenarnya aku hanya dipermainkan oleh hwesio tua itu."
Boen ching dan Bwee Giok menjadi terkejut, didengar dari ucapan kakek tua yang kurus kering ini, tentulah kakek ini salah satu dari keempat iblis sakti yang menduduki tempat ke empat yaitu sebagai setan yang gemar akan kedudukan, Tong Kiam Hiet Pit atau si pedang logam pit perak Kong Beng Sang.
Terdengar Kong Beng Sang melanjutkan perkataannya.
"Kini aku dengar kabar katanya didalam dunia kangOuw telah keluar pemuda yang bernama Boen ching sebagai ahli waris dari Thian Jan Shu, benarkah itu ?"
Boen ching tak mau memperlihatkan kelemahannya dihadapan Bwee Giok.
dengan tawar ujarnya.
***.
*** "Sepuluh tahun yang lalu memang benar Thian Jan Shu pernah menghadiah padaku tujuh buah hioloo kuno, tetapi aku bukanlah ahli warisnya, suhuku adalah Ie Bok Tocu"
Kong Beng Sang dengan dingin mendengus, ujarnya.
"Ie Bok Tocu ? Apakah putri dari Tan coe coen waktu itu?"
"Benar, dia adalah putri dari Tan coe coen"
Jawab Poen ching dengan perlahan.
Bwee Giok tahu selamanya Kong Beng Sang tak pernah tunduk dan mengalah terhadap orang lain, atau paling sedikit wajahnya bersikap demikian, kini Boen ching berkata demikian, pastilah Kong Beng Sang tak akan melepaskannya, tanpa terasa hatinya menjadi sedikit merasa cemas.
Kong Beng Sang mendengus, ujarnya.
"Aku dengar orang berkata kepandaian dari Thian Jan Shu dan Tan coe coen jauh lebih tinggi sepuluh kali lipat dari kepandaianku, entah berita itu benar tidak ?"
Boen ching dengan perlahan menjawab.
"Kepandaian dari Thian Jan Shu aku pernah melihatnya, kiranya juga tidak begitu jelek"
Kong Beng Sang dengan gusar mendengus, tangannya dengan seenaknya menyambar kearah Boen ching. sedang pada mulutnyz ia berkata.
"Kepandaianku apakah kau juga pernah melihatnya ?"
Bwee Giok segera menarik tangan Boen ching, kepada Kong Beng Sang teriaknya.
"cianpwee, tahan "
Kong Beng Sang menarik kembali tangannya, kepada Bwee Giok tanyanya.
"Apa yang akan kau bicarakan ?"
Dengan tersenyum sahut Bwee Giok.
"cianpwee harus mengetahui kepandaianmu jika dibandingkan dengan Tan coe coen dan Thian Jan Shu bagaimana ? Kini tujuh buah hioloo kuno telah muncul kembali, jika cianpwee dapat mendapatkan ilmu silat ***.
*** peninggalan Thian Jan Shu yang tertera pada tujuh buah hioloo kuno itu, tentulah kau akan mengetahui sendiri bagaimana kehebatan dari kepandaian Thian Jan Shu.
Sedang bagaimana dengan kepandaian Tan coe coen, semua orang mengetahui bahwa kepandaian Thian Jan Shu jauh lebih tinggi setingkat dari kepandaian Tan coe coen, jika cianpwee bertanding dengan Tan coe coen bukankah tidak berarti ? ?"
Kong Beng Sang dengan gusar berkata.
"Sudah lama aku mendengarnya? Engkau beritahu kepadaku apakah dengan tujuan agar minta aku tidak menangkap pergi Boen ching ini?"
Sambil berkata ini melancarkan serangan hebat kearah Bwee Giok.
Bwee Giok nampak Kong Bang Sang ternyata memangnya datang untuk mencari urusan, dia menjelaskan sampai lelah pun tak ada gunanya, baju tangan kanannya segera dikebutkan, sedang tubuhnya berkelit ke samping dan menangkis tangan kanan Kong Beng Sang.
Dengan gerakan itu ternyata dia berhasil menghindarkan diri dari serangan itu.
Terdengar Kong Beng sang dengan dingin ujarnya.
"Kiranva adalah murid dari Lam Hay coei Hong, Tie Liok Yun."
Hati Boen ching menjadi tergetar, Lam Hay coei Hong, Tie Liok Yun adalah pendekar wanita yang sangat terkenal dan telah lama mengasingkan diri di luar lautan, sungguh tak disangka Bwee Giok muridnya.
Bwee Giok kundur selangkah ke belakang, ujarnya.
"Kami menghormati kau sebagai cianpwee, kalaa engkau masih saja ingin bergebrak lagi dengan kami bukankah akan menurunkan derajatmu "
Kong Beng sang dengan dingin menjawab.
"Sejak dulu aku berniat akan membuang Boen ching ini keluar perbatasan, kini di tambah dengan engkau, kalian berdua berangkatlah bersama-sama saja." ***.
*** Boen ching mendengar Kong Beng Sang berkata demikian, sejak dia bertemu dengan Ouw Yang Bu Kie, cheng Sun Loei dan Toan Bok Cie-jien, tiga iblis sakti, telah mengetahui bahwa empat iblis sakti itu tak seorangpun yang mau mengikuti peraturan- bahkan dari kepandaian setiap orang sangatlah tinggi sekali, dia tidak mengingin kan Bwee Giok ikut menderita karena dia, kepada Kong Beng Sang ujarnya.
"Engkau menghadapi aku seorang saja sudah cukup untuk membuat kau menderita."
Kong Beng Sang tak berkata-kata lagi, tubuhnya berkelebat dan mencengkeram punggungnya. Boen ching menolehpun tidak. ia mengeluarkan jurus "Thay Thien Ngo le"
Atau mengobrak-abrik lima gunung, salah satu jurus dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih".
Melancarkan serangan dengan membelakangi musuh, ternyata dengan tepat dapat menaklukkan Kong Beng sang.
Kong Beng Sang hanya merasa jurus dari Boen ching ini sangat aneh, ditambah lagi dia tak membuat persiapan, kini terkena kelitan kaki dan tangan Boen ching membuat nya terlempar ketengah udara.
Bwee Giok yang berdiri disamping melihat hal ini menjadi terkejut, ternyata kepandaian dari Boen ching sangat aneh dan hebat.
Kong Beng Sang terlempar sejauh kurang lebih dua kaki oleh serangan Boen ching ini.
Selamanya dia tak pernah menyangka kalau cucu murid dari Tan coe coen sehingga susah diraba setelah berhasil bangun berdiri dengan dinginnya ia berdiri disana.
Ujar Boen- ching dengan dingin pula.
"Apa yang kukatakan Apakah ada salah nya?"
Bwee Giok tahu Boen ching menginginkan dia berjalan lebih dulu, tapi mana dia dapat meninggalkan Boen ching seorang diri, jika Boen ching membuat marah pada Kong Beng Sang, ***.
*** dengan kekuatan dua orangpun belum tentu dapat mengalahkan Kong Beng Sang.
Tubuh Kong Beng Sang berkelebat lagi, dan menyambar punggung Boen ching.
Boen ching tak menanti sampai ia mengeluarkan tenaga, tangan kanannya balik menusuk kedua mata Kong Beng sang.
Boen ching yang dicekal tangannya balik membalas mencekal tangannya.
Pada saat ini dia telah mendapatkan dua tempat untuk mengerahkan tenaganya.
tubuhnya segera bergerak.
mengerahkan jurus ampuh "Ling coa Thian Siang"
Atau ular cerdik menjungkirkan gajah, sedang tubuhnya tetap berputar.
Kong Beng Sang tak pernah menyangka dalam keadaan yang kritis itu, Boen ching ternyata masih dapat mengeluarkan jurus ampuh semacam itu, dalam keadaan yang terburu-buru itu, ia tak sempat mengerahkan tenaga, tubuhnya terlempar lagi oleh gerakan Boen ching itu.
Tubuh kedua orang itu bersama-sama mencapai tanah, Boen ching begitu melirik.
tampak Bwee Giok masih tetap berdiri disamping situ dalam hatinya menjadi cemas, dengan kepandaian dari Kong Beng Sang, jika bukannya karena dia tadi dia terlalu memandang rendah padanya sudah tentu dia tak mungkin pula dengan mudah dapat membuat dia terlempar sejauh itu.
Jika dia benar2 turun tangan jahat terhadapnya maka tak dapat diragukan lagi dia akan mengalami luka seperti waktu melawan Toan Bok Cie-jien dimana sejurus pun dia tak dapat dihindarinya.
Kong Beng Sang yang tak berhati-hati sehingga sekali lagi terlempar hingga terjungkir balik beberapa kali dengan gusar dia mendengus.
Boen ching tak menunggu sampa Kong Beng Sang bergerak lagi, dia telah membuka mulut ujarnya.
"Beranikah kau turut aku ke suatu tempat untuk bertanding ?"
Selesai ia berkata tubuhnya bergerak dan lari kedepan.
***.
*** Kong Beng Sang mana mau melepaskan Boen ching begitu saja, dia mengikuti jejak Boen ching dan segera menggerakan tubuhnya mengejar kearahnya.
Bwee Giok juga mengikuti dari belakang tapi dalam hati Boen ching memangnya sudah mempunyai niat untuk meninggalkan Bwee Giok agar dia juga tak terkena tangan jahat dari Kong Beng Sang.
Dengan sekuat tenaga Boen ching lari ke depan tak lama kemudian Bwee Giokpun telah tertinggal jauh sekali dibelakang.
---ooo0w0ooo--- EMPAT IBLIS BERTEMU UNTUK PERTAMA KALINYA BOEN cHING terus lari ke depan, Kong Beng Sang menjadi tak dapat menahan sabar, tubuhnya berkelebat menghadang didepanBoen ching sambil tanyanya.
"Sebenarnya kau ingin membawa aku kemana?"
Boen ching menoleh kebelakang memandang tampak Bwee Giok tak ikut datang ketempat itu, diam2 hatinya merasa lega, baru saja akan membuka mulut berkata sebuah bayangan bagaikan angin menyambar datang. Dengan dingin ujarnya pada Boen ching.
"Akhirnya juga aku dapat mencarimu"
Boen ching begitu nampak orang yang baru datang itu hatinya menjadi sangat terkejut, kira nya yang baru datang itu tak lain adalah si Toya emas berjari baja chan Sun Loei adanya.
Kong Beng Sang dengan tidak tenang mendengus, ujarnya.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Chang Sun heng sudah tiga pulub tahun kita tak bertemu muka."
Chang Sun Loei nampak Kong Beng Sang juga berada disana dengan tawar dan tertawa kemudian ujarnya.
***.
*** "Apa kabar Kong beng heng selama ini? Bocah ini bukan saja telah berhasil melarikan diri dari tanganku bahkan telah mencuri sebuah barang pusakaku, harap Kong Beng heng suka menyerahkan padaku."
Kong Beng Sang nampak Chang Sun Loei se-olah2 tak memandang sebelah matapun kepada nya, dengan dingin sahutnya.
"Boen ching kini berada ditanganku, tunggu saja setelah aku dan dia telah menyelesaikan urusan diantara kami, Chang Sun heng baru dapat menyelesaikan urusan kamu."
Setan arak, paras elok, harta dan kedudukan empat iblis sakti itu masing2 saling merasa tak puas terhadap pihak yang lain, sejak tiga puluh tahun yang lalu hingga sekarang masih tetap demikian saja halnya.
Terdengar Chang Sun Lioe tertawa dingin ujarnya.
"Selama tiga puluh tahun ini kiranya kepandaian dari Kong Beng heng tentu mendapatkan banyak kemajuan-"
Sehabis berkata ia mengeluarkan ilmu saktinya "Hong Lun cie"
Atau ilmu jari roda angin menggores ke arah tubuh Kong beng Sang.
Wajah Kong beng Sang sedikitpun tidak menampilkan perasaan apa2, ujarnya dengan nada yang dingin.
"Hong Lun cie dari Chang Sun heng jika dibandingkan tiga puluh tahun yang lalu kiranya kini jauh lebih hebat."
Sambil berkata tangan kirinya digerakkan kesana kemari menyambar kepergelangan tangan Chang Sun Loei.
Chang Sun Loei tak berani menerima dengan keras melawan keras, tangan kirinya sedikit direndahkan, dua jarinya bagaikan angin berkelebat dengan menggunakan jurus2 dari ilmu Hong Lun Sah, cap Lak cie atau tiga puluh enam jurus ilmu jari roda angin yang pernah membuat dia terkenal didalam dunia kangOuw balas menyerang.
***.
*** Bayangan jarinya berkelebat dengan cepat dan menotok delapan belas jalan darah ditangan kiri Kong Beng sang, sedang pada mulutnya ia berkata.
"Aku kira kepandaianku telah mengalami kemunduran dan ketinggalan jauh daripada Kong Beng heng sehingga tak dipandang sebelah mata pun oleh Kong beng heng."
Chang Sun Loei dalam sekejap mata saja mengubah jurus2nya, ia ingin menggunakan kepandaiannya yang telah membuat dia terkenal untuk mengalahkan Kong beng Sang.
Tapi Kong beng Sang juga bukanlah seorang yang goblok, dia juga mengangkat nama dan terkenal ber-sama2 dengan Chang Sun Loei mana dapat dengan mudah ditaklukkan- Sepasang matanya meskipun masih memandang saja pada Chang Sun Loei, tapi ia juga merasa kalau Chang Sun Loei telah mengeluarkan jurus2 saktinya.
Kepandaian dari empat iblis sakti itu masing-masing mempunyai keistimewaan yang tersendiri, sudah tentu dia tak berani memandang rendah .
Tangan kirinya sedikit bergetar, dua jarinya ditegangkan dengan jari diubah menjadi bentuk pedang, segera mengerahkan jurus2 dari ilmu "Goat Hun cap sah seh"
Atau tiga belas jurus ilmu pencabut nyawa yang telah membuat dia terkenal sebagai si jago pedang logam pit perak.
segera mulai mengadakan serangan, sedang pada mulutnya ia berkata.
"Tiga puluh enam jurus ilmu jari roda anginmu itu mana aku berani untuk menerimanya"
Dalam mengeluarkan suara itu, ia telah menghancurkan dan mematahkan serangan yang dilancarkan oleh Chang Sun Loei.
BOEN CHING yang berdiri disamping melihat seluruh pertempuran itu dengan jelasnya, nampak aneh dari jurus- jurus yang dilancarkan oleh dua iblis itu.
***.
*** Hatinya menjadi sedikit merasa jeri, dari kepandaian dari orang tua itu jika benar-benar turun tangan dan bergebrak, dirinya sudah tentu bukanlah tandingannya.
Chang Sun Loei dengan ilmu jari roda angin nya menyerang dengan gencarnya.
Tetapi ternyata tiap serangan yang ditujukan kepadanya dapat dibendung oleh Kong Beng sang.
Diam-diam dalam hati kecilnya telah membuat perhitungan, selama tiga puluh tahun ini kepandaian dari orang itu ternyata seimbang sekali, sehingga tidak dapat menentukan kepandaian mana yang lebih tinggi.
Dia tertawa kering dan ujarnya dalam hati, Kong Beng sang sudah tentu mempunyai perhitungan yang masak.
Dengan dingin dia menyahut.
"Hanya berpisah selama tiga puluh tahun saja ternyata kepandaian Chang Sun heng mendapat banyak sekali kemajuan- Tetapi aku kira kau masih tetap tidak akan mendapat kemenangan dariku."
Chang Sun Loei tertawa ter-kekeh2 ujarnya.
"Adat dari Kong beng heng masih saja tak dapat dirubah seperti sedia kala, tetapi tadi aku kira terhadap Kong beng heng masih tak sedemikan tololnya."
Boen ching nampak perkataan dua orang itu seperti tidak cocok satu sama lainnya.
Dengan tenang ia berdiri disamping dan dalam hatinya diam2 merasa sangat girang.
Dari kepandaian dari kedua orang itu sukar untuk menentukan tinggi rendah kepandaian masing-masing .
Jlka dapat terjadi sesuatu pertempuran hebat antara mati dan hidup bukanlah diri nya dapat dengan duduk tenang2 saja bagaikan nelayan yang memungut hasilnya itu.
Kong Beng sang dengan muka yang dingin dan sinis berkata.
***.
*** "Dengan perkataan Chang Sun Loei ini aku Kong Beng sang mau juga memberikan sesuatu"
Jawabnya.
"Engkau bertanya padaku bagaimana caranya aku akan berbuat pada Boen ching ini?"
Kalau begitu aku akan memberitahu padamu bahwa ini hari Boen ching berada disini aku akan melarang untuk tidak mengganggu Boen ching sedikitpun, Chang Sun Heng jika sudah bersiap akan berbuat apa-apa, aku Kong beng Sang akan menyambutnya terlebih dahulu."
Sepasang mata Kong Beng Sang dibelalakkan untuk memandang puncak yang didepan nya dan dengan perlahan dia berkata.
"Gunung oei San ini sungguh merupakan suatu tempat yang sangat baik.
bagaimana kalau kita menentukan siapa yang menang dipuncak gunung didepan kita ini?"
Chang Sun Loei mendongakan kepalanya dan memandang puncak gunung itu katanya.
"Sungguh cocok dengan maksudku, tetapi bagaimana dengan Boen ching."
Dengan dingin Kong Beng sang berkata.
"Tak usah Chang Sun heng kuatir tentang dia,"
Sehabis berkata kedua matanya memandang kearah Boen ching.
Padahal dalam hatinya ia juga sedang berpikir dengan cara bagaimanakah hendak mengatur Boen ching ini, Kedua orang itu bergebrak sedikit banyak pada mulanya kelihatan adalah karena urusan Boen ching.
Kemudian dengan tiba2 terpikirlah oleh Boen ching.
"Bukankah tidak mungkin aku dapat meloloskan diri sewaktu engkau berdua sedang bertempur mati-matian diatas gunung?"
Sambil tertawa Boen ching berkata.
"Sungguh dapat beruntung sekali dapat melihat orang- orang yang ternama bertanding, bukankah itu merupakan ***. *** suatu keuntungan besar?"
Kemudian ia meneruskan kata- katanya.
"Apakah tak perlu mengangkatku untuk saksi,"
Selesai berkata itu Boen ching berjalan terlebih dahulu dan membawa dua orang itu kepuncak gunung yang berada diseberang.
Chang Sun Loei tahu bahwa Kong Beng sang selamanya belum pernah alpa melatih ilmunya.
Tiga tahun yang lalu kepandaian dua orang itu seimbang sekali dengannya, tiga puluh tahun kemudian ia mengira bahwa Kong Beng sang terlalu mengincar akan kedudukkannya sehingga melukai badannya sendiri.
Sudah tentu tak bisa lebih hebat daripadanya.
Sedang Kong Beng sang mengira karena setiap hari Chang Sun Loei bergelimpangan dengan harta kekayaannya.
sudah tentu dia jarang melatih ilmunya karena ia terlalu sibuk dengan harta bendanya.
sudah tentu ia tidak ragu-ragu lagi terhadap Chang Sun Loei.
Kedua orang itu memikirkan pikirannya sendiri-sendiri sedang matanya memandang dengan tajam kepuncak gunung yang ada dihadapannya.
Chang Sun Loei memandang sekitar tempat itu, kemudian ia tertawa ter-bahak-2 dan katanya.
"Sungguh suatu tempat yang sangat baik."
Sehabis berkata itu tangan kanannya dan sebuah toyaemas sepanjang empat depa telah berada ditangannya.
Kong Beng Sang tertawa dingin, tangan kirinya telah memegang sebuah pedang sedang tangan kanannya memegang sebuah Pit.
***.
*** Boen ching nampak toyaemas dari Chang Sun Loei itu dan karena panjangnya tidak lebih dari lima depa, disamping itu dikepala toya terdapat sebutir berlian sebesar batu.
Sinarnya memancar dengan terang ke empat penjuru sedang tubuh toya itu lebarnya hanya beberapa coen.
Sinar emas itu berkedip dengan terangnya karena sinar matahari dan sungguh merupakan suatu barang yang sangat berharga.
Sedangkan pedang logam dan Piet perak itu yang dimiliki Kong Beng Sang sangat kecil bentuknya.
Ukuran panjangnya tak sampai tiga depa, ternyata juga merupakan suatu barang yang berharga.
Chang Sun Loei nampak pedang logam dan Piet perak milik Kong Beng Sang telah dihunus keluar dari sarungnya.
Dengan tertawa kecil toyaemas ditangan kanannya diangkatnya dan langsung melancarkan serangan-2 jurus pertama dari ilmu "ciat Liong Hoat"
Atau ilmu toya penakluk naga yaitu satu jurus dari "Kiem chao Llong"
Atau toya emas menaklukkan naga gede. Toya emas itu ditotokkannya kearah tubuh Kong Beng Sang. Kong Bang Sang menangkis serangan toya itu dengan pedangnya yang berada ditangan kiri, yang didalam dunia persilatan dinamakan "Seh Huh Kioe Piet,"
Atau dapat dikatakan sembilan pena ganas bagai bintang dari ilmu "Goat Hun cap Sah Seh".
---ooo0w0ooo--- Kedua orang itu dimulai dari tegak berdiam hingga bergerak cepat tak keruan tujuan- Dalam sekejap mata saja dipuncak gunung itu penuh dengan kilatan sinar pedang yang sedang beradu disamping ***.
*** itu juga terdengar bergemerincingnya toya yang beradu dengan senjata Piet .
Ketiga senjata itu beradu menjadi satu sehingga menimbulkan suara hebat.
Jurus-jurus yang hebat dan sakti dikeluarkannya, perubahan-perubahan jurus yang satu kejurus yang lain dilakukan dengan sangat cepatnya.
Boen ching melihat kecepatan permainan pedang itu merasa kagum dan heran karena dia tak dapat mengikutinya.
Dia kagum melihat jurus-jurus yang digunakannya kedua orang itu dan dengan empat matanya ia melihat sampai beberapa jurus saja.
Tetapi bagi Boen ching pertunjukan tempur itu sudahlah cukup.
Ilmu pedang yang digunakan oleh Kong Beng sang telah menggetarkan dunia Kangouw.
Tetapi kegesitannya masih tak dapat menandingi kegesitan Ie Bok Kiam Hoat.
Sedang toya emas dari Chang-sun Loei ternyata juga mempunyai keampuhan yang besar.
Keampuhan itu bagaikau dapat menaklukkan naga dan menghancurkan kepala macan-Satu jari dan satu Pitnya bagaikan hendak membelah bumi saja rasanya.
Sedang Boen ching yang dari tadi memandang jalannya pertempuran memusatkan seluruh pikirannya kejurus- jurus yang dipakai untuk bertempur.
Sebuah bayangan manusia nampak melayang turun dari tengah udara, sebuah tubuh telah jatuh dan ternyata tubuh Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang segera tergetar dan terpisah kesamping oleh bayangan yang jatuh dari udara tadi.
Boen ching menjadi tertegun dan memandang ke arah yang sama, ternyata Ouw Yang Bu Kie dengan tenang telah memukul kedua orang itu untuk berhenti bertempur.
Hatinya tanpa terasa timbul rasa jeri.
***.
*** Chang Sun Loei nampak yang memukulnya ternyata adalah Ouw Yang Bu Kie, dengan tertawa segera berkata.
"Ouw Yang heng, apakah selama tiga puluh tahun itu dalam keadaan baik-baik saja"
Dia tahu bahwa hubungan diantara Ouw Yang Bu Kle jauh lebih erat jika dibandingkan hubungannya dengan Kong Beng Sang.
Kini nampak munculnya Ouw Yang Bu Kie disana, sudah tentu membuat ia menjadi girang.
Sekalipun Ouw Yang Bu Kie tidak membantu kedua belah pihak.
tetapi dalam hati Kong Beng Sang sudah tentu terasa terganggu hingga melemahkan kedudukannya.
Ouw Yang Bu Kie tertawa, dengan tawar dia segera berkata.
"Sungguh tak disangka-sangka kehadiranku di tempat ini dapat bertemu dengan Chang Sun heng dan Kong beng heng."
Kong Beng Sang memandang Ouw Yang Bu Kie dengan tajam dan kemudian ia berkata.
"Ouw Yang heng datang entah ada urusan apakah yang penting?"
Sepasang mata Ouw Yang Bu Kie menyapu dua orang itu, kemudian memandang sekejap kepada Boen ching.
Kepada kedua orang itu ia berkata.
"Entah dua orang saudara ini karena urusan apa sehingga berebut dan bergebrak.
Mungkinkah ada hubungannya dengan pemuda ini?"
Didalam empat iblis itu Ouw Yang Bu Kie adalah yang paling menggunakan pikiran dan mau berkerja dengan sungguh-sungguh.
Dia baru mau berbicara setelah bertanya dengan jelas atas persoalan tersebut untuk menghindari perebutan dan ***.
*** pertarungan yang tidak ada gunanya pada dirinya.
Dengan tertawa Chang Sun Loei berkata.
"Boen ching ini telah lolos dari tanganku, bahkan telah mencuri sebuah barang pusakaku.
Kini aku dapat mencarinya tetapi siapa menduga Kong Beng heng pasti tak mau melepaskan dirinya"
Kong Beng Sang dengan dingin mendengus, dia juga sudah tahu situasi pada hari ini. Tetapi dia tak mau mengerti Chang Sun Loei minta bantuan kepada Ouw Yang Bu Kie.
"ooh...."
Kata Ouw Yang Bu Kie, sedang dalam hatinya diam-diam ia berpikir.
"Kiranya satu bagian juga karena pemuda ini, untung aku tidak ikut serta didalam perbuatan ini"
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ia tertawa terbahak-bahak dan kepada Kong Beng Sang ia berkata.
"Ini hari aku juga kebetulan lewat tempat ini, Kong heng entah ada urusan apa sehingga bentrok dengan Boen ching ini. Bagaimana kalau aku bertindak sebagai penengah?"
Sungguh tak disangka oleh Keng Beng Sang ini hari Ouw Yang Bu Kie dapat bertindak sedemikian adilnya.
Pada sinar matanya memancarkan suatu sinar yang curiga dan dengan perlahan ia menyahut.
"Kalian kiranya juga tidak mungkin kalau tidak tahu bahwa Boen ching ini adalah orang yang dikabarkan sebagai ahli waris dari tujuh buah Hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu"
"oooohh.........
"
Kata Ouw Yang Bu Kie, dia memandang sekejap kepada Boen ching, kemudian dengan tertawa ia melanjutkan kata-katanya.
"Urusan ini aku juga pernah mendengarnya akan tetapi tidak mengetahui kalau Boen ching itu orang ini."
Kong Beng sang dengan dingin dia menjawab. ***. *** "Kabarnya tiga puluh tahun yang lalu kita empat orang adalah karena takut dan jeri kepada Thian Jan Shu kemudian baru kami menghindarkan diri, benarkah hal itu betul-betul terjadi pada kalian?"
Ouw Yang Bu Kie mendongakkan kepala dan memandang kelangit, sejenak kemudian seraya tertawa ia menyahut.
"Satu bagian mungkin adalah benar, tetapi sebagian lagi aku kira belum tentu benar."
Dalam hati Kong Beng Sang merasa girang karena sungguh tak disangka-sangka Ouw Yang Bu Kie ternyata menyetujuinya dan ujarnya.
"Perkataan Ouw Yang Bu Kie memang benar, aku juga bukannya karena jeri terhadap Thian Jan Shu dan kepandaian Thian Jan Shu meskipun sangat tinggi dan lebih hebat dariku, tetapi aku belum pernah bertanding dengannya, darima na aku dapat jeri padanya."
Sehabis berkata matanya dikedipkannya ke arah Chang Sun Loei.
Bagaikan mengatakan Chang Sun Loei toh yang karena jeri terhadap Thian Jan Shu baru mengundurkau diri.
Kemudian lanjutnya.
"Saudara, aku adalah karena suatu urusan pripadi baru mengundurkan diri, Kalau tidak sepuluh tahun yang lalu waktu Thian Jan Shu masih hidup aku sudah dapat keluar dari gunung"
Chang Sun Loei mendengus, agaknya ia tak puas terhadap sikap dari Ouw Yang Bu Kie itu.
Ouw Yang Bu Kie juga bukanlah orang yang bodoh, sudah tentu dia juga merasakannya.
Dia juga tak mau menyalahi Chang Sun Loei dan dengan tertawa ia berkata.
"Kong Beng heng memang benar, kiranya kita empat orang semuanya mempunyai urusan pribadi sendiri-sendiri.
Kalau tidak juga tak mungkin tujuh tahun sesudah kematian Thian ***.
*** shu kita berempat baru terjun kedunia Kangouw lagi"
Sambil berkata ia memutarkan tubuhnya menghadap kedepan Chang Sun Loei dan berkata pula.
"Chang Sun heng kiranya benarkah ucapanku ini ?"
Chang Sun Loei memang sebenarnya ingin menarik Ouw Yang Bu Kie kepihaknya , kini nampak hal ini dia menganggukkan kepala nya kepadanya.
Meskipun dalam hatinya ia sedikit tidak puas akan sikap Ouw Yang Bu Kie.
Tetapi pada wajahnya mau tidak mau terpaksa ia harus menunjukkan wajah yang berseri dan katanya.
"Benar"
Ouw Yang Bu Kie bertanya lagi pada Kong Beng Sang.
"Kong Beng heng apakah kau juga karena pemuda ini?"
Kong Beng Sang matanya memandang pada Ouw Yang Bu Kie dan menyahut.
"Aku sejak dulu sudah bersumpah akan melemparkan dia ke lautan atau ketengah gurun yang luas."
Ouw Yang Bu Kie memandang sekejap kepada Boen ching dengan per-lahan2 ia berkata.
"Aku kira dua saudara ini siapapun tidak akan mau mengalah. Aku sebagai penengah juga yang berhak memberi hukuman kepada Boen ching."
Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang hanya tertawa.
Ouw Yang Bu Kie ketika mendengar perkataan kedua orang itu ternyata memandang dia demikian ringan dan urusan itu bukanlah demikian sukarnya.
Lagi kedua orang itu hal ini sebenarnya Ouw Yang Bu Kie ketika itu juga tak perlu turun tangan- Asal dalam perkataan ia dapat mengatasi seorang bukanlah ia dapat dengan tanpa syarat membuat salah satu diantara mereka itu untuk mengundurkan diri.
***.
*** Tetapi dua orang itu mendengar perkataan Ouw yang Bu Kie ini juga sedikit merasa puas.
Kedua belah pihak merasa lega hatinya karena tidak sampai Ouw Yang Bu Kie ikut campur tangan dan membantu salah satu pihak.
Chang Sun Loei dengan tertawa berkata.
"Demikian pun baik."
Sehabis berkata ia mengangkat toyanya dan kembali menyerang tubuh Kong Bang Sang dengan gesitnya.
Meskipun dia dengan sambil tertawa akan tetapi dengan sikap Ouw Yang Bu Kie ini, ia sangat tidak puas.
Semula ia mengira Ouw Yang Bu Kie tentu akan memberi bantuan kepadanya akan tetapi kiranya dugaannya itu meleset dan ia tidak mendapatkan bantuan apa-apa.
Sebaliknya malah hati Kong Beng Sang agak lega dan dengan dingin ia mendengus..
Pedang ditangan kiri dan Piet ditangan kanannya saling membantu melancarkan serangan tiba-tiba itu.
Sehingga terjadilah suatu pertempuran yang amat seru.
Dalam hati Boen ching pun merasa sangat heran mengapa Ouw yang Bu Kie dapat berbuat demikian dan datang kemari sudah tentu sudah tak mungkin kalau tak ada tujuan apa-apa.
Bahkan dia berbuat demikian terhadap kedua orang itu tentu ia tidak mempunyai tujuan baik, sebaliknya malah menguntungkan dirinya sendiri.
Dia menoleh memandang kearah Ouw Yang Bu Kie.
Tampak dia terhadap Boen ching seolah-olah tidak pernah melihatnya, matanya hanya ditujukan ketengah kalangan dimana terdapat debu yang mengepul di antara Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang yang sedang melakukan pertempuran besar-besaran yang sangat sengit dan ***.
*** mendebarkan hati itu.
Tampak pertempuran diantara Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang makin sengit dan seru.
Tiba-tiba ketika toya emas dari Chang Sun Loei menyabet tubuh Kong Beng Sang, di tangkis nya dengan Piet peraknya.
Karena kerasnya toya emas dan piet perak itu beradu, menimbulkan suara yang sangat keras dan cipratan-cipratan bunga api.
Sedang didalam hati kedua orang itu mempunyai satu tujuan yang sama yaitu untuk melekatkan senjata dari pihak lawan, jari baja dan tangan itu saling balas membalas menyerang sebanyak sepuluh jurus, kedua belah pihak saling berusaha memecahkan perhatian dan jurus-jurus dari pihak lawannya disamping mengada tenaga dalamnya.
Boen ching dengan termangu-mangu dan heran memandang dua orang itu.
Tampak wajah dua orang itu menjadi serius dan penuh dengan keringat.
Kata Kong Beng Sang melotot keluar dengan gusarnya, sedang mata Chang Sun Loei jadi sayu.
Toya emas dan Plet perak itu terus beradu dan bergetar tiada henti-hentinya sehingga menimbulkan suara bergemerincing yang keras.
Tiba-tiba Ouw Yang Bu Kie tertawa panjang, tubuhnya bergerak maju kedepan dan sebuah sinar emas berkelebat.
Tahu-tahu kedua orang yang sedang bertempur itu jatuh karena jalan darahnya ditotok oleh Ouw Yang Bu Kie.
sedang Boen ching merasa tertegun Ouw Yang Bu Kie telah mengempit tubuhnya dibawah ketiaknya dan berlari turun dari gunung.
Boen ching yang dikempit oleh Ouw Yang Bu Kie hanya merasa kempitan itu dengan tepat telah mencekal urat nadinya sehingga seluruh tubuhnya menjadi kaku.
***.
*** Sedikitpun ia tidak dapat bergerak entah Ouw Yang Bu Kie telah siap akan berbuat jahat apa terhadap dirinya.
Ouw Yang Bu Kie yang mengepit tubuh Boen ching dibawah ketiaknya berturut- turut telah melalui tiga buah puncak gunung dan beberapa jurang yang dalam.
Setelah sampai kepuncak gunung yang ketiga itu ia baru melepaskan tubuh Boen ching keatas tanah, sedang ia berdiri diatas sebuah batu hijau yang besar disamping sebuah pohon raksasa yang lebat daunnya.
Boen ching tidak tahu apa maksud tujuan dari Ouw Yang Bu Kie dengan perbuatan itu, sehingga membuatnya untuk sesaat tidak tahu bagaimana harus menghadapi hal yang sedemikian tersebut.
Ouw Yang Bu Kie memandang Boen ching dari ujung kepala hingga keujung kaki, tiba2 sekali sambar ia telah mencengkeramnya.
Baru saja Boen ching akan berkelit kesamping sudah ada gerakan lain dari Ouw Yang Bu Kie yang sangat cepat.
Bajunya telah dicengkeram dan robek oleh serangannya itu dan ia mencengkeram keluar cermin "Thian Tuen"
Disembunyikan didadanya itu =========================== HAL 27/28 HILANG =========================== Nampak munculnya Toa bok cie Jien membuatnya sangat takut dan terkejut.
Toan bok cie Jien berjalan mendekati kedua orang itu dan ia memandang tajam terhadap Boen ching.
Dengan sinar matanya yang penuh rasa heran dan terkejut ia berkata.
***.
*** "Sungguh tak disangka sekalipun aku telah menggunakan ilmu "Ngo Yang Toan Meh"
Ternyata tetap tak sampai dapat melenyapkan semua kepandaian yang kau miliki."
Ouw Yang Bu Kie begitu Toan Bok cie Jien merasa heran dan menjadikan Boen ching sebagai penghalang dari rasa ganjalan terhadapnya.
Ia memandang sekejap kepada Boen ching dan baru bertanya kepada Toan bok cie Jien.
"Toan bok cie Jien selama kita berpisah tiga puluh tahun lamanya itu apakah baik2 saja?"
Toan bok cie Jien tertawa terbahak-bahak mendengar kata Ouw Yang Bu Kie dan gentong araknya dimiringkannya dan dimasukkan nya kedalam mulutnya.
Sambil tangan kanannya menghapus bekas arak dimulutnya ia berkata.
"Tindakan Ouw Yang heng sungguh cukup kejam, kasihan dua orang tua itu dengan masih tak tahu apa yang terjadi pada dirinya, telah mati penasaran ditanganmu."
Ouw Yang Bu Kie nampak Toan bok cie Jien dengan menggetarkan sedikit araknya ternyata dapat berubah bagaikan suatu panah meluncur kedalam mulutnya, dengan tanpa perubahan pada wajahnya, kemudian ujarnya.
"Toan bok heng mungkin berdiri terlalu jauh, sehingga tak dapat memandang dengan jelas, aku tadi hanya menotok urat gagunya saja, hanya perlu dua jam dengan lweekang mereka berdua bukankah dapat membuka sendiri totokannya"
Toan bok cie Jien tertawa besar, sahutnya.
"Jika kau mau menotok jalan darah kematiannya aku rasa mereka berdua meskipun akan mendapatkan goncangan yang sangat hebat tetapi mungkin Ouw Yang heng sendiripun juga tidak akan sanggup untuk menerima balasan dari gabungan mereka berdua."
Dengan dingin jawab Ouw Yang Bu Kie. ***. *** "Ini mungkin akibat karena aku hanya menotok urat gagunya saja."
Kedua alis Toan bok cie Jien menjadi berdiri, sambil tertawa terbahak-bahak ia berkata.
"Ouw Yang heng mungkin merasa puas, kini Ouw Yang heng entah dengan cara apa akan menghadapi orok cilik ini"
Ouw Yang Bu Kie tertawa tawar, ia memandang sekejap pada Boen ching, kepada Toan bok cie Jien ujarnya.
"Toan bok heng dengan Boen ching ini entah telah menjadi bentrokan karena apa, baiklah kau katakan kepadaku sehingga aku Ouw Yang Bu Kie juga harus bersiap untuk berbuat bagaimana.?"
Toan bok cie Jien tertawa besar lagi sahutnya.
"Aku terhadap dia tak mempunyai ganjalan apapun, hanya aku akan mengangkatnya sebagai muridku, tetapi orok kecil ini telah menolaknya, sehingga akhirnya aku memunahkan ilmu kepandaiannya, tetapi dia sedikitpun tidak menderita apa-apa"
"Kalau begitu sangatlah mudah untuk menyelesaikannya, setelah aku selesai bertanya beberapa kata kepadanya, aku akan menyerahkannya kepada Toan Bok heng.
Toan Bok heng akan berbuat apa saja terhadapnya aku juga tak mau ambil perduli."
Toan Bok cie Jien dengan perlahan menganggukkan kepala, lalu ujarnya.
"Kalau begitu juga baik "
Ouw Yang Bu Me tertawa tergelak, baru ia akan bertanya kepada Boen ching, tiba-tiba tubuhnya berkelebat, dari belakang sebuah pohon yang besar ia membawa seseorang, begitu Boen ching nampak orang itu hatinya menjadi tergetar, bukankah dia telah meninggaikan jauh-jauh diri Bwee Giok? Sungguh tak disangka ditempat ini ia dapat mencari dirinya.
Ouw Yang Bu Kie disebut orang sebagai setan paras elok, ***.
*** kiranya dia tak mungkin akan melepaskan Bwee Giok dengan mudah.
Ouw Yang Bu Kit segera melepaskan Bwee Giok ditengah kalangan, Bwee Giok yang berada ditengah kalangan itu menyapu keadaan sekelilingnya sejenak.
kepada Boen ching katanya.
"Boen Toako, bagaimana dapat berganti dengan dua orang lagi ?"
Boon ching tertawa pahit, sedang matanya melirik kearah Ouw Yang Bu Kit yang nampak pada saat ini agaknya tak mempunyai napsu terhadap Bwee Giok.
membuat hatinya diam-diam merasa lega.
Ouw-Yang Bu Kie melihat Bwee Giok memandang kearah Boen ching, segera dia mengetahui tentunya dia juga sejalan dengannya, ia tidak mau banyak bertanya lagi, kepada Boen ching kemudian tanyanya.
"cermin ini mengapa dapat berada ditangan mu ?"
Toan Bok cie lien dengan dingin memandang Bwee Giok sekejap.
meskipun tempat persembunyian Bwee Giok dengan tempat beradanya Ouw Yang Bu Kie agak dekat tapi dengan demikian, dengan secara tidak langsung dia telah dikurangi wibawanya oleh tindakan Ouw Yang Bu Kie baru2 ini, sampai disini semangat yang ber-kobar2 pada dirinya menjadi padam tiga bagian, dalam tiga puluh tahun ini ternyata Ouw Yang Bu Kie tak pernah melalaikan tugasnya melatih dan memperdalam kepandaiannya.
Dalam hati Boen ching sedang memikirkan dengan cara apa ia baru menjawab pertanyaan dari Ouw Yang Bu Kie, tapi pengalaman dari Ouw Yang Bu Kie jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Boen ching, dengan dingin ujarnya.
"Tak usahlah kau mencoba memikirkan hal yang licik, lekas menjawab pertanyaanku itu."
Boen ching tertawa tawar sahutnya. ***. *** "cermin pualam ini telah beberapa kali menolong jiwaku, engkau lebih dahulu harus mengembalikan cermin pualam itu kepadaku, aku baru mau memberitahukan hal ini kepadamu."
Ouw Yang Bu Kie mendengus, dia mengembalikan cermin pualam itu kepada Boen ching dia tak kuatir kalau Boen ching dapat berbuat apa-apa terhadap dirinya menanti setelah dia selesai bicara barulah dibicarakan lagi.
Boen ching setelah menerima kembali cermin pualam itu lalu katanya.
"cermin pualam ini aku mendapatkannya dari dalam gudang harta pusaka Chang Sun Loei."
Sepasang mata Ouw Yang Bu Kie memancarkan sinar tajam, dengan gusar ujarnya.
"omong kosong, majikan dari cermin pualam ini adalah seorang wanita, dengan kepandaian dari Chang Sun Loei masih belum tentu sanggup mendapatkannya."
Sepasang mata Boen ching pun memancarkan sinar tajam, balasnya.
"Aku bicara secara terus terang kau tidak mau percaya, kalau begitu aku akan mengatakan kalau cermin pualam ini dialah seorang gadis yang memberikan padaku."
Ouw Yang Bu kie dengan ragu-ragu tanyanya.
"Engkau mempunyai hubungan apa dengan dia? kini dia berada dimana?"
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Boen ching nampak Ouw Yang Bu kie demikian cemasnya, dia juga tak mengetahui majikan dari cermin itu seperti yang dikatakan oleh Ouw Yang Bu Kie dan macam bagaimana terpaksa ujarnya.
"Aku tak tahu"
Ouw Yang Bu kie gusar melancarkan satu kali serangan kearah Boen ching, saking terkejutnya dengan cepat Boen ching mengangkat tangan kanannya untuk menangkis. ***. *** "Kreeek.-"
Tubuh Boen ching telah tersapu dan terpental sejauh satu kaki lebih, sedang tulang bahu kanannya karenanya menjadi patah. Bwee Giok menjadi sangat terkejut dengan terburu-buru ia lari kedepan memayang tubuh Boen ching teriaknya.
"Boen Toako engkau bagaimana?"
Sambil berkata air matanya mengalir merebak keluar.
Saking sakitnya tubuh Boen ching sampai jadi basah kuyup dengan air keringat yang menetes keluar sebesar kacang kedelai, dengan meronta ia mencoba bangun berdiri.
Bwee Giok dengan dingin berkata Ouw Yang Bu Kie.
"Engkau terhitung sebagai seorang cianpwe mengapa demikian tak menghirau kan tingkat kedudukan mu."
Ouw Yang Bu Kie dengan dingin tertawa dingin ujarnya.
"Anak perempuan untung hari ini aku tak punya nafsu, kalau tidak engkau pun juga tak dapat meloloskan diri dari tanganku."
Toan bok cie Jien yang berdiri disamping dengan dingin berkata.
"Ouw Yang heng kau tadi berkata kau hanya ingin bertanya beberapa kata dengannya, tapi dengan cara demikian Ouw Yang heng hendak bertanya dengan pukulan kirinya aku takkan menyetujuinya."
Ouw Yang Bu Kie memandang sekejap pada Toan Bok cie Jien, Boen ching katanya.
"Engkau jangan mengira dirinya cerdik lalu dapat mempermainkan diriku."
Hati Boen ching jadi tergerak. dia tahu hubungan antara Ouw Yang Bu Kie dengan gadis dicermin itu sangat mendalam, diapun mengetahui berbicara terus terang dengan Ouw Yang Bu Kie tentu ia malah tak mau mempercayainya, dengan tawar kemudian ujarnya.
"Dia mengatakan melarang aku untuk memberitahukan padamu mengenai jejak nya." ***. *** Seluruh tubuh Ouw Yang Bu Kie menjadi tergetar, ujarnya kemudian dengan perlahan.
"Apa? apakah dia berkata demikian waktu dia memberikan cermin ini kepadamu?"
Dengan tawar jawab Boen ching.
"Benar, dia memang berkata begitu."
Pada saat ini semangat Ouw Yang Bu Kiejadi buyar bagaikan seekor ayam jago yang kalah dalam bertempur, menundukkan kepalanya lama tak berkata-kata. Toan Bok cie Jien yang menunggujadi tak sabar lagi, kepada Ouw Yang Bu Kie tanyanya.
"Apakah Ouw Yang heng telah selesai bertanya padanya"
Ouw Yang Bu Kie tak menjawab, kepada Boen ching tanyanya.
"Engkau sebenar nya mempunyai hubungan apa dengannya?"
Pada waktu dia bicara padanya telah jauh berbeda dan lebih lunak jika dibandingkan dengan tadi. Jawab Boen ching dengan tenang.
"Dia melarangku untuk berbicara dan memberitahukan hal ini kepadamu."
Ouw Yang Bu kie lama termenung tak menjawab akhirnya ujarnya.
"Pergilah kau bersama dengan gadis itu. Boen ching menjadi tertegun, sungguh tak disangka perkataannya ternyata demikian bergunanya sesaat dia menjadi terkesima. Toan Bok cie Jien yang berdiri disamping tertawa dingin ujarnya.
"Ouw Yang heng ternyata dapat demikian berhati lapangnya, sshabis bertanya lalu disuruh pergi, apakah kau tak mengetahui kalau aku belum menyetujuinya"
Sepasang mata Ouw Yang Bu Kie berkilat, dengan dingin ia memandang pada Toan Bok cie jien, ujarnya. ***. *** "Toan Bok heng jika tak menyetujuinya, tak usah ragu2 lagi untuk meminta beberapa jurus pengajaran padaku"
Boen ching nampak ternyata Ouw Yang Bu Kie berbuat demikian, hatinya menjadi girang, tanganuya segera menarik tangan Bwee Giok untuk diajak meninggalkan tempat itu.
Tetapi mendadak disebelah kiri tempat itu terdengar dua kali suara dengusan gusar, Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang telah berkelebat muncul ditempat itu, dua orang itu dengan dingin bertanya kepada Ouw Yang Bu Kie.
"Ouw Yang heng masih belum melupakan aku dua orang bukan?"
Ouw Yang Bu Kie nampak Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang muncul ditempat itu, hatinya merasa agak terkejut tetapi dia tetap tak menjadi gugup, kipasnya dikembang tutupkan sedang gambar tengkorak berwarna merah itu pun dapat terlihat jelas.
"Sungguh tak disangka aku Ouw Yang Bu Kie ini hari mendapat kesempatan untuk mendapatkan pelajaran dari tiga orang".
Jawab Chang Sun Loei dengan dingin.
"Ouw yang heng, dengan usiamu yang demikian tinggi, ternyata masih dapat ditipu seorang anak kecil, bukankah itu sangat kasihan sekali ? ?".
Ouw Yang Bu Kie menjadi tertegun, tangannpya disentakkan sehingga kipasnya berkembang dan kemudian digoyangkan dua kali.
Terdengar Chang Sun Loei melanjutkan ucapannya.
"cermin pualam itu adalah milikku, juga bukannya didapatkan dari tangan seorang gadis, melainkan aku menemukamnya di suatu lembah yang sangat tandus"
Ouw Yang Bu Kie menjadi termangu- mangu dalam hatinya segera timbul rasa curiga, Chang Sun Loei mengatakan Boen ching telah membawa pergi sebuah barang pusakanya, ***.
*** teringat pula perkataan Boen ching tadi, segera ia menoleh dan memandang kearah Boen ching.
Sekonyong-konyong tubuhnya berkelebat, kipasnya ditutup rapat dan menotok kearah pelipis Boen ching.
Toan Bok cie Jien sejak tadi telah menduga kalau Ouw Yang Bu Kie dapat berbuat demikian, dia merebut maju selangkah kedepan, dengan menggunakan gentong araknya menyambut serangan dari Ouw Yang Bu Kie ini sambil tertawa besar ujarnya.
"Ouw Yang heng mau membunuhnya, kiranya aku tak akan menyetujui tindakan itu"
Sepasang mata Ouw Yang Bu Kie dengan gusar memandang pada Boen ching, begitu ia merasa tertipu, kegusaran dalam hatinya dapatlah diduga bagaimana hebatnya.
Suara dengusan dingin dari Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang yang berdiri di belakang tubuhnyapun terdengar ditelinga nya, terdengar kata-kata.
"Ouw Yang heng, urusan kita berdua aku kira Ouw Yang heng mungkin masih belum melupakannya bukan ??".
Toan Bok cie Jien dengan dingin tertawa panjang, dia menoleh memandang Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang, kemudian ujarnya.
"Kita berempat orang selamanya bertindak sendiri-sendiri, jika kalian berdua akan bersatu padu kalau memangnya begitu janganlah menyalahkan aku Toan Bok cie Jien akan membantu pada Ouw Yang heng"
Begitu ucapannya dikeluarkan, Kong Beng Sang dan Chang Sun Loei jadi merasa terkejut, diantara dua orang itu masing-masing masih belum mempunyai pegangan yang kuat untuk mengalahkan Ouw Yang Bu Kie, kini jika Toan Bok cie Jien ikut ***.
*** serta, kira nya masing-masing pihak akan mengalami hal yang drastis.
Ouw Yang Bu Kit menjadi tertegun, kemudian diikuti dengan tertawa tawar, dia tahu jika Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang bersatu padu dirinya pastilah bukan tandingannya, begitu dirinya kalah, maka Toan Bok cie Jienpun juga pasti akan mengalami hal yang sama pula dengan dirinya, maka dia bagaimanapun juga harus menjaga hal ini dan memihak pada salah satu pihak.
sehingga dapat mencari kemenangan bagi dirinya sendiri.
Chang Sun Loei tertawa besar, ujarnya.
"Perkataan Toan Bok heng ini sangat menggembirakan hatiku, diantara kita ber-empat selamanya tak mempunyai permusuhan dan dendam apapun, semuanya ini adalah dikarenakan pemuda Boen ching ini, kiranya tak perlu sampai terjadi ribut-ribut di antara kita sendiri"
Ouw Yang Bu Kie juga tertawa, katanya.
"Perkataan Chang Sun heng cocok benar dengan maksud hatiku, Boen ching ini adalah sebab kekacauan diantara kita berempat, aku kira lebih baik satu kali pukul bunuh saja dia, setelah itu diantara kita berempat juga tak akan ada urusan lagi"
Kong Bong Sang dengan dingin berkata.
"Aku tak menyetujui kalau sekali pukul bunuh mati dia, sejak dulu aku telah bersumpah akan melemparkan dia ketengah lautan atau ke tengah gurun pasir"
Chang Sun Loei tertawa tawar, ujarnya pula.
"Jika demikian bukankah terlalu enak bagi dia jika saudara-saudara menyetujui usulku ini, lebih baik kita bunuh dia secara per-lahan2"
Toan Bok cie Jien tertawa tergelak, ujarnya.
"Jika menurut aku lebih baik lemparkan saja kedalam gentong arakku hingga dia mati tenggelam".
***.
*** Boen ching nampak empat orang itu kini sedang merundingkan cara untuk membunuh dirinya, dalam hatinya sebaliknya malah merasa menjadi sangat tenang, Bwee Giok yang memayang tubuh Boen ching, dengan termangu- mangu memandang padanya, sepatah katapun ia tak dapat mengucapkannya keluar.
Ouw Yang Bu Kie mendengus, ujarnya.
"Boen ching ini sangat banyak sekali akalnya, sekali pukul bunuh dia saja supaya dapat mencegah dia menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan dilain waktu"
Chang Sun Loei tertawa dinging sahutnya.
"Ouw Yang heng, setelah berpisah selama tiga puluh tahun lamanya, mengapa nyalimu malah bertambah kecil, kita empat orang berada disini, apakah dia dapat meloloskan dirinya?"
Toan Bok cie Jien sambil tertawa berkata.
"Kita berempat orang masing-masing kukuh, kukuh akan pendirian masing-masing, kiranya sukar untuk mentukannya"
Chang Sun Loei menyapu sekejap pada Boen ching, kemudian ujarnya.
"Sudah tiga puluh tahun, kita berempat belum pernah berkumpul menjadi satu, ini hari dapat berkumpul menjadi satu, hal ini telah merupakan suatu peristiwa yang sukar sekali terjadi, bagaimana kalau semuanya harus diputuskan dengan bertanding untuk melihat kepandaian siapa yang lebih tinggi??" .
Ouw Yang Bu Kie tertawa besar, tanyanya.
"Saudara-saudara mempunyai keinginan demikian, selain itu aku kira juga tak akan ada cara lain lagi"
Toan Bok cie Jien mendongakan kepalanya tertawa tergelak.
sejenak kemudian ia berkata.
"Kepandaian kita berempat agaknya seimbang satu sama lain, jika harus mengerahkan tenaga untuk beradu, aku kira yang mati malah kita berempat" ***.
*** Ouw Yang Bu Kie teringat kembali waktu itu Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang beradu kekuatan, tanpa terasa ujarnya.
"Jika menurut pendapat Toan Bok heng akan diselesaikan dengan cara bagaimana?"
Chang Sun Loei yang mengharapkan dapat bertanding untuk melihat siapa yang lebih tinggi kepandaiannya diantara empat iblis itu akan tetapi kini tampak keadaannya jika empat orang itu saling beradu mati-matian kira nya juga sangat berbahaya, sehingga ia tak banyak berbicara lagi.
Toan Bok cie Jien dengan tertawa ujarnya.
"Aku kira lebih baik kita putuskan dengan berunding saja."
Sehabis berkata matanya menyapu kearah tiga orang lainnya, tiga orang itu diam tak menjawab tanda telah menyetujuinya, tanpa terasa Toan Bok cie Jien menjadi tersenyum.
Ooo0dw0ooO Toan Bok cie Jien yang mengusulkan agar dengan mengambil undian sebagai pengganti bertanding ilmu silat, sisanya tiga orang tidak seorangpun yang mengajukan keberatannya, segera Toan Bok cie Jien balikkan tubuhnya berjalan pergi mengambil bambu, kemudian setelah membuat empat batang bambu, kepada tiga orang lainnya sambil tersenyum ujarnya.
"Diantara empat batang bambu ini, ada satu yang bergambar lingkaran, siapa yang tepat mengambilnya, dialah yang berhak menghukum Boen ching."
Tangan Kong Beng Sang segera menyambar mengambil sebuah bambu, ketika dibaliknya tanpa mengucapkan sepatah katapun segera membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi, dalam sekejap mata saja telah pergi tanpa bekas.
***.
*** sepasang alis Chang Sun Loei menjadi berkerut, dia memandang sisanya tiga batang bambu, dengan perlahan dia menyongkel sebatang, kemudian dilihatnya, ia memandang sekejap pada Toan Bok cienjien, tanpa berkata sepatah katapun juga meninggalkan tempat itu.
Ouw Yang Bu Kie memandang dua batang bambu terakhir sekejap.
kepada Toan Bok cien Jien ujarnya.
"Toan Bok heng, kini hanya tinggal dua batang bambu yang terakhir, kita berdua masing2 mempunyai separuh harapan, benar kah begini??"
Sambil tertawa sahut Toan Bok cie Jien.
"Memang demikian halnya "
Ouw Yang Bu Kie memandang sekejap pada Boen ching, kemudian mamandang Toan Bok cie Jien lagi, sambil tersenyum katanya.
"Toen Bok heng, jika aku mengambil sebatang dan diatasnya tidak ada gambaran lingkarannya, bukankah Boen ching ini adalah engkau yang berhak untuk menghukum nya ???"
Sepasang mata Toan Bok cie Jien memancarkan sinar tajam, sahutnya.
"Masih belum dapat dipastikan harus demikian ..
"Sambil tertawa besar ujar Ouw Yang Bu Kie lagi.
"Boen ching dihukum olehmu atau olehku tak ada persoalan, tidak perduli dia jatuh ketanganmu atau ketanganku juga sukar baginya untuk meloloskan diri dari kematian, tetapi jika empat batang bambu yang Toan Bok heng buat itu semuanya tak ada gambar lingkarannya, kalau begitu bukankah membuat aku menjadi berabe??"
Dia telah melihat sikap Toan Bok cie Jien sedikit mencurigakan, ditambah lagi dia sebenarnya takut kalau ditipu olehnya sehingga baru bertanya demikian- ***.
*** Toan Bok cie Jien tertawa tergelak.
tangan kirinya dikencangkan membuat dua batang bambu yang terakhir itu menjadi hancur berantakan, ujarnya.
"Kau sungguh mengagumkan sekali Ouw Yang heng, tetapi mengapa kau dapat mengetahuinya ??"
Ouw Yang Bu Kie tertawa tawar, sahutnya.
"Aku hanya mencoba-coba saja, aku tahu di antara kita berdua harus mengganti cara untuk melihat siapa yang unggul dan siapa yang kalah diantara kita, tetapi yang masih aku pahami yaitu Toan Bok heng menghendaki Boen ching ini untuk apa ? ?"
Sepasang alis Toan Bok cie Jien berdiri, dengan tawar ujarnya.
"Ouw Yang heng apakah mengetahui Boen ching ini memiliki ilmu silat yang aneh, bukanlah kepandaian warisan Tan coe coen."
Ouw Yang Bu Kie memandang pada Boen ching, dia juga pernah merasakan kelihaian ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Nya, setelah berpikir sejenak. kemudian ujarnya.
"sekalipun kepandaiannya lebih hebat dan lebih aneh juga tak ada gunanya"
Sambil tertawa tawar sahut Toan Bok cie Jien.
"Saudara, aku tidak menyetujui kalau membunuh mati dia."
Boen ching yang berada disamping mendengar dua orang itu berunding bagaimana caranya untuk menghukum dia, dalam hatinya malah berbalik menjadi tenang, ia memejamkan mata tak berkata-kata.
Kepandaian Ie Bok Tocu diBulim sudah banyak yang mengetahuinya, sedang dirinya meskipun mendapatkan pelajaran langsung dari Ie Bok Tocu, tetapi sayang lweekangnya terlalu rendah, sehingga tak ada kemampuan untuk beribut dengan iblis-iblis sakti itu.
Bwee Giok yang berada disampingnya juga tak berhasil mendapatkan cara-cara untuk meloloskan diri, apabila orang lain, dia juga tak takut, apalagi Toan Bok cie Jien dan Ouw ***.
*** Yang Bu Kie, sekalipun suhunya datang sendiri juga tak bisa berbuat apa-apa.
Waktu Toan Bok cie Jien dan Ouw Yang Bu Kie sedang meributkan persoalan itu, sekonyong-konyong dari tempat kejauhan berkumandang suara genta yang bertalu- talu.
Boen ching begitu mendengar suara yang genta itu, semangatnya segera bertambah lipat ganda, orang aneh yang memukul genta ini, baru tak lama telah membantu dia menyembuhkan luka dalamnya, dan kini dalam keadaan yang sangat berbahaya suara genta timbul kembali.
Waktu itu Boen ching pernah mendapatkan pelajaran ilmu lwekang melalui suara genta itu, kini dia mendengar suara itu segera tahu maksudnya dan segera duduk bersemedi, sedang Ouw Yang Bu Kie dan Toan Bok cie Jien saling tukar pandangan dan berdiri disamping, dalam hati mereka berpikir bagaimanapun juga mereka tak akan takut pada Boen ching.
Sedang orang yang membunyikan genta itu akhirnya juga pasti akan muncul, dan mereka akan mencoba-coba kepandaian orang aneh itu.
Boen ching waktu itu telah dibantu oleh suara genta sehingga hawa murninya berputar ke seluruh jalan darah didalam tubuhnya, tetapi setelah suara genta itu lenyap.
waktu dia mencoba mau berlatih ilmu tersebut, ia merasa mendapat kesukaran, dan kini ternyata suara genta itu membantu hawa murninya mengelilingi seluruh tubuhnya.
Setelan membantu berputar satu kati, suara genta itu mulai sirap kembali.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sekonyong konyong suara genta terdengar lagi, mula-mula suara gents itu menuntun hawa murninya berputar terbalik, Boen ching menjadi tertegun, tetapi pikirnya kemudian bahwa orang yang membunyikan genta itu terhadapnya tak mengandung maksud jahat, maka menuruti suara genta ***.
*** tersebut yang menuntun jalan hawa murninya kedalam seluruh tubuh.
Sedang hawa murninya berputar terbalik, dia merasa seluruh tubuhnya menjadi panas, dan rasa panasnya sangat hebat sekali sehingga merasa menderita, bagaikan darahnya sedang bergolak dengan hebatnya.
Tetapi suatu kejadian yang aneh telah muncul, setelah hawa murninya berputar terbalik satu kali, ia merasa lweekangnya bertambah ratusan kali lipat, kekuatan seluruh tubuhnya bagaikan tak dapat dibendung sama sekali.
Begitu suara genta berhenti, tubuh Boen ching terpental maju dan melayang menubruk kearah Toan Bok cie Jien dan Ouw Yang Bu Kie.
Ouw Yang Bu Kie dengan dingin mendengus, sejak tadi dia telah bermaksud untuk membinasakan Boen ching ditangan nya, tetapi Toan Bok cie Jien tak menyetujui nya, kini Boen ching dengan sendirinya menubruk kearah nya, tangannya segera bergerak kearah Boen ching dengan hebatnya.
Toan Bok cie Jien tampak Ouw Yang Bu Kie turun tangan, dengan tenangnya ia mundur selangkah ke belakang.
Meskipun Boen ching telah paham terhadap ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Tapi masih banyak jurus-jurus yang lihay tak dapat digunakan, sekarang dengan bantuan suara genta, hatinya menjadi tergerak.
tangannya melancarkan satu jurus serangan mencekal tangan Ouw Yang Bu Kie.
Ouw Yang Bu Kie mengetahui dengan jelas lweekang yang dimiliki Boen ching, serangannya itu walaupun dengan seenaknya melancarkan pukulannya, tetapi adalah satu jurus dari ilmunya "chien Hun Pat chiang"
Yaitu jurus "chiang IHoan Ing In"
Atau telaga mengalir bagaikan bayangan burung.
Tetapi sambaran Boen ching ini menggunakan jurus yang aneh dan lihay, sebanding dengan jurus yang paling hebat ***.
*** dari ilmunya, tak sampai Ouw Yang Bu Kie selesai memainkan jurusnya, lima jarinya telah mencekal pergelangan tangan Ouw Yang Bu Kie.
Ouw Yang Bu Kie menjadi sangat terkejut, tempat yang dicekal oleh lima jari Boen ching ini ternyata dengan tempat menyebabkan tenaganya untuk membalik menjadi lenyap tanpa bekas, dan tahu-tahu Boen ching telah melemparkan tubuhnya ketengah udara, meskipun Ouw Yang Bu Kie telah menarik napas mengeluarkan hawa murninya, tetapi tenaga lemparan Boen ching ini ternyata diluar dugaannya semula, sehingga tubuhnya tetap terlempar sejauh dua kaki lebih.
Toan Bok cie Jien nampak tubuh Ouw Yang Bu Kie terlempar begitu jauhnya.
ia menjadi tertegun, sedang pada saat itu tubuh Boan ching telah menubruk kearahnya.
Toan Bok cie Jien tak mengetahui kalau Boen ching telah mengalami pembalikan jalan darah mengalirnya hawa murni di seluruh tubuhnya, ia mengira karena Ouw Yang Bu Kie terlalu memandang rendah terhadap musuhnya, sehingga terjungkal dan terlempar demikian jauhnya.
Sekarang ia nampak tubuh Boen ching terus menubruk kearahnya, sambil tertawa tergelak.
ujarnya.
"orok kecil, terimalah gentong arakku ini"
Perkataannya baru diucapkan, gentong arak seberat ribuan kati itu telah melayang dan menekan kearah Boen ching.
Boen ching dengan pundak kirinya sedikit mendorong, telah membuat terpental gentong arak itu, sedang tubuhnya tetap menerjang kearah tubuh Toan Bok cie Jien.
Dalam hati Toan Bok cie Jien menjadi terkejut, dengan gusar ia mendengus, tubuhnya berkelit kesamping, tangan kanannya bagaikan kilat menotok jalan darah di belakang tubuh Boen ching.
***.
*** Boen ching yang oleh suara genta itu telah memaksa hawa murninya terbalik, menyebabkan letak jalan darahnya menjadi berpindah tempat, sehingga walaupun totokan Toan Bok cie Jien ini tepat mengenai jalan darahnya, tetapi Boen Ching bagaikan tak terjadi urusan apa-apa, tangannya balik menggunakan jurus "Tau Thien Ngo Ie"
Atau mengobrak abrik lima gunung.
Waktu Toan Bok cie Jien masih tertegun, tubuhnya telah terlempar sejauh lima kaki.
Toan Bok cie Jien, Ouw Yang Bu Kie menjadi terkejut, siapakah sebenarnya orang yang membunyikan suara genta itu, ternyata dimiliki lweekang yang demikian tingginya, sudah jelas Boen ching merupakan bahaya yang sangat besar, kalau ingin menghukum mati padanya, kiranya juga bukan merupakan pekerjaan yang sulit tapi orang aneh itu tentu takkan mau menerimanya .
Dua orang itu mempunyai pendirian yang sama ber-sama2 kepada Boen ching teriaknya.
"Untuk sementara kuampunu jiwamu"
Sehabis berkata dua orang iblis sakti itu lari menju kearah datangnya suara genta itu.
Boen ching nampak dua orang iblis sakti itu meninggalkan tempat tersebut, ia menjadi termangu-mangu, sejenak kemudian ia mulai merasa hawa murni didalam tubuhnya menjadi terbuyar pada jidatnya segera mengalir keringat dingin cepat ia duduk bersila untuk menjalankan pernapasan.
Bwee Giok yang nampak lwekang Boen ching menjadi demikian tingginya, menjadi sangat terkejut, kini nampak lagi pada jidat Boen ching penuh dengan keringat dingin, hatinya menjadi merasa kuatir dengan terburu-buru ia lari datang mendekat.
Boen ching merasa setelah hawa murninya dialirkan terbalik, pada saat-saat itu hawa lwekangnya memangnya ***.
*** berlimpah-limpah tetapi setelah normal kembali tubuhnya segera terasa tak bertenaga sama sekali, hatinya diam-diam merasa sangat terkejut, berturut-turut ia menjalankan beberapa kali pernapasan disamping itu dalam hatinya berpikir.
"orang yang membunyikan genta itu tentunya bukan dari aliran murni, dengan kepandaian yang demikian ini sudah jelas ia berasal dari golongan hitam tetapi entah siapakah dia sebenarnya.?"
Tak lama kemudian ia baru dapat bangkit berdiri, tampak Bwee Giok berada disampingnya hatinya mendadak teringat pada jejak Ouw Yang Bu Kie dan Toan Bok cie Jien pikirnya.
"Dua orang itu tentu akan balik kembali kemari lagi".
Dengan ter-buru2 ujarnya kepada Bwee Giok.
"Kita cepat meningalkan tempat ini, sebelum mereka balik kembali"
Bwee Giok sambil berjalan sambil dengan cemasnya bertanya kepada Boen ching.
"Boen Toako, engkau sekarang merasakan bagaimana?"
Dengan tertawa sahut Boen ching.
"Banyak terima kasih atas perhatianmu kepadaku, aku sekarang sangat baik sekali".
Sambil berkata ia memandang sekejap pada Bwee Giok.
dalam hatinya ia tak dapat merasakan bagaimana rasanya pada saat ini, bagaimanapun juga, ia tetap sangat menyenanginya .
Kedua orang itu berlari-lari selama setengah harian, dalam hati Boen ching berpikir bahwa kini sudah tentu Toan Bok cie Jien dan Ouw Yang Bu Kie tak akan dapat mencarinya lagi, sehinga ia berhenti untuk berlari.
Bwee Giok tampak wajah dan semangat Boen ching sangat baik sekali, hatinya menjadi merasa agak lega.
***.
*** Boen ching memandang pada Bwee Giok sekejap.
kemudian sambil tertawa ujarnya.
"Nona Bwee sungguh terima kasih kepada mu yang selalu memperhatikan diriku". Bwee Giok juga tertawa sahutnya.
"Kini tak ada urusan lagi, mari kita menuju ke Telaga Thay Ouw untuk menunggu kedatangan suhu dan sumoaymu itu, bagaimana pendapatmu?"
Boen ching menganggukkan kepalanya, sehingga kedua orang itu berjalan menuju ke telaga Thay Ouw.
Se-konyong2 waktu mata Boen ching melirik kedepan tampak Seh TUI Hoa, Shie chiau Nio dan pemuda berpakaian putih itu berjalan mendatangi kearah mereka.
Boen ching menjadi tertegun, entah karena apa tiga orang itu kembali mendatangi kegunung oei San ini, dengan terburu2 ia menarik tangan Bwee Giok untuk diajak bersembunyi ke dalam hutan- Bwee Giok yang tangannya ditarik oleh Boen ching, hatinya menjadi malu dan kaget, dengan keras ia menarik kembali tangannya, sedang pada saat itu pula Seh Tu Hoa bertiga telah sampai disisi mereka.
Shie chiau Nio tertawa dingin dan mengejar kearah mereka.
Boen ching yang tangannya disentak oleh Bwee Giok menjadi ter-mangu2, sedang pada telapak tangannya timbul perasaan yang sangat aneh, dan pada saat itu pula Shie chiau Nio telah datang mendekat.
Melihat hal itu, Bwee Giok menjadi tertegun dan dalam hatinya timbul rasa menyesal atas perbuatannya tadi.
Boen ching tahu kini mau melarikan diripun tak ada gunanya, sebingga ia berdiri tegak menanti kedatangan musuh.
***.
*** shie chiau Nio tertawa dingin, ia melirik sejenak kepada Bwee Giok, kepada Boen ching ujarnya.
"Perjalanan hari ini sungguh tidak sia2 belaka sehingga kembali berjumpa dengan engkau".
Boen ching tertawa tawar, ia memandang Seh Tu Hoa dan pemuda berpakaian putih yang mengejar datang, ujarnya.
"Apakah kamu datang kemari karena urusan tujuh buah hioloo peninggalan Thin Jan Shu itu"
Shie chiau Nio tertawa dingin, sahutnya.
"Engkau hanya menjawab betul setengah bagian saja, seluruh dunia kangouw telah mengetahui bahwa bulan delapan malam Tiong chiu diatas loteng oei Hok Lo akan mengadakan penyelesaian tentang urusan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu, tetapi kini ternyata hanya tinggal enam buah saja, Ciangbunjin dari Siauw lim Pay Hay Gwat Thaysu telah wafat, sedang yang mengetahui berita hioloo yang satu ini hanya kau seorang yang mengetahuinya."
Sepasang mata Boen ching berkilat, pikirnya.
"Kiranya adalah karena urusan hioloo kuno yang berada dalam telaga Naga Dingin itu."
Kemudian dengan tawar ujarnya "Meskipun aku mengetahui urusan ini, tetapi tidak akan kuberitahukan kepadamu.
"
Shie chiauw Nio memandang sekejap pada Bwee Giok. lalu tanyanya.
"Siapakah gadis ini?"
Sambil tersenyum jawab Bwee Giok.
"Yang ini mungkin si Kelabang merah, shie chiau Nio? aku adalah Bwee Giok.
puteri dari ketua perkumpulan Elang Sakti di daerah sungai Tiang Kang, Siang Siauw Kiam Khek Bwee Hong" ***.
*** Shie chiau Nio tertawa dingin, ujarnya.
"Engkau mengenali aku itulah yang bagus sekali ."
Sambil berkata tangannya menyambar kearah tubuh Boen ching. Boen ching tahu bahwa tangan shie chiau Nio mengandung racun, ia tak berani melawannya dengan tangan kosong.
"Sreeet- ..."
Pedangnya telah dicabut keluar dan ditusukkan kearah tubuh Shie chiau Nio.
Sejak kecil sifat tindak tanduk dari shie chiau Nio sangat berbeda sekali dengan sifat dari kakaknya Ie Bok Tocu, semasa masih Tan coe coen masih hidup, ia telah mengetahui akan hal itu, sehingga selamanya ia tak pernah menurunkan kepandaiannya kepadanya, sedang kepandaian yang dimilikinya sekarang inipun sebagian besar adalah hasil mencuri belajar dan sebagian lagi adalah ajaran dari Seh Tu Hoa maka dia sudah tentu menganggap bahwa dengan "Kiem"
Melawan Bok pastilah Boen ching bukan merupakan lawannya. Dia balikkan tenaganya melancarkan sekali serangan, tepat dari tengah pedangnya menyambar masuk. Gerakan Pedang Boen ching segera berubah ia mengeluarkan ilmu "Huan Ie Bok Kiam Hoat"
Jurus pertama "chie BokPay Kiem"
Atau mengumpulkan kayu mengatur emas, semua gerakan pedangnya bagaikan laksana kayu raksasa yang tergabung menjadi satu, jurus ini begitu dilancarkan keluar dengan tepat telah mematahkan serangan yang dilancarkan oleh Shie chiau Nio.
Dengan gusar Shie chiau Nio mendengus, ia tak percaya jurus pedang dari Boen ching dapat mematahkanjurus-jurus yang dilancarkannya berturut-turut, ia melancarkan sepuluh kali pukulan, yang digunakan adalah ilmu "Lok Yap ciang Hoat"
Atau ilmu pukulan daun berguguran yang biasanya paling diandalkan oleh Seh Tu Hoa.
Sepasang tangannya dibalik, bagaikan gugurnya daun dimusim gugur, serangan pukulannya meskipun tak begitu ***.
*** hebat, tetapi dengan Ie Bok Kiam Hoat ternyata mempunyai perbedaan yang tersendiri.
Boen ching segera memainkan ilmu "Huan Ie Bok Kiam hoat"
Dengan "Kiam menimbulkan Bok"
Jurus pedangnya tak putus-putusnya dilancarkan, meskipun tak dapat memenangkannya tetapi setiap jurus yang dilancarkan itu dengan tepat dapat menghindarkan diri dari serangan yang mengancam tempat kelemahan di tubuhnya, sehingga sekalipun ia menggunakan ilmu "Lok Yap ciang Hoat"
Tetapi untuk sementara waktu juga tak dapat berbuat apa-apa terhadap dirinya.
Seh Tu Hoa dengan tenang memandang kesamping atas jalannya pertempuran tersebut, mendadak pemuda berpakaian putih itu berkata.
"Ayah, ibu selalu tak dapat memenangkan nya, cepat kau maju untuk membekuk lawan"
Seh Tu Hoa yang mendengar perkataan itu jadi tertegun, tetapi ia tetap berjalan mendesak kearah Boen ching.
Bwee Giok segera mencabut keluar pedang panjangnya, sambil tertawa kepada Seh Tu Hoa ujarnya.
"Boanpwee Bwee Giok ingin mendapatkan pelajaran dari cianpwee".
Seh Tu Hoa balikkan tangannya melancarkan dua kali serangan, pedang Bwee Giok sedikit direndahkan kemudian diangkat kembali, dengan demikian ia telah berhasil mengembalikan serangan yang dilancarkan oleh Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa sebenarnya mengira kalau Bwee Giok tentu tak akan sanggup menyambut satu kali serangannya, tampak ilmu pedang lawan demikian hebatnya dan anehnya, dia menjadi tertegun, waktu masa mudanya Seh Tu Hoa telah merantau ke seluruh penjuru dunia, ***.
*** pengalamannya sangat luas sekali.
Kini nampak jurus-jurus pedang yang digunakan Bwee Giok itu sangat dikenalnya, pada saat ini yang dapat menggunakan pukulan menurut kehendak hatinya hanyalah terhitung It Yang Khek seorang yang saat itu mewariskau ilmu "Thay Thien Kioe sih"
Kepadanya.
Sedang pada ilmu pedang hanyalah Lam hay Thiat Bian Kwan im saja, kelihatannya Bwee Giok ini kalau bukan murid dari Thiat bian Kwan im atau Si Kwan im berwajah wajar tentulah dia adalah cucu muridnya.
Sekonyong-konyong, ketika ia mendongakkan kepalanya memandang, nampak Shie chiau Nio sedang terlempar sejauh tujuh delapan kaki lebih oleh jurus.
"shian cien Seng Gwat"
Atau menjungkir balikkan bintang dan bulan, yang dilancarkan oleh Boen ching, dan nampak pula sipemuda yang berpakaian putih itu sedang berteriak kaget, Seh Tu Hoa menjadi sangat terkejut.
Jurus Boen ching yang baru saja dilancarkan ini ternyata adalah gerakan dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Begitu ia memandang segera ia dapat mengenalnya, tetapi kegesitan dan kecepatan gerakan tubuh Boen ching ini kiranya dirinya juga tak mungkin dapat memadahinya.
Dia menjadi termangu-mangu, sedang sipemuda yang berpakaian putih itu berteriak keras.
"Ayah --- kau cepat tolong ibu"
Saking gusarnya wajah Shie chiau Nio berubah menjadi merah padam dia juga mengenal bahwa jurus yang dilancarkan oleh Boen ching itu adalah jurus yang lihay dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Ia hanya tahu bahwa sampai saat ini yang dapat menggunakan ilmu itu hanyalah Seh Tu Hoa seorang, bukannya ilmu itu diturunkan kepada putranya sendiri, malahan diturunkan kepada Boen ching, bagaimana soal ini ***.
*** tidak membuat Shie chiau Nio tidak gusar.
Dengan dingin ujarnya kepada sipemuda berpakaian putih.
"Anak Hong. ambil pedangku kemari". Pemuda berpakaian putih itu bejalan maju ke depan dan menyerahkan sebilah pedang kepada Shie chiau Nio dengan dingin Shie chiau Nio mendengus ujarnya.
"Ini adalah ilmu Thay Thien Kioe Sih yang diajarkan kepadanya"
Mendengar perkataan Shie chiau Nio itu, Seh Tu Hoa dengan tergesa-gesa berjalan mendekati Boen ching. Tampak hal ini Bwee Giok dengan cepat mencegah jalan perginya dengan tusukan pedang, ujarnya.
"cianpvwee, harap tahan"
Seh Tu Hoa didalam deretan dari murid Tan coe coen merupakan murid yang paling hebat kepandaiannya, bukan saja bakatnya yang bagus tetapi rejekinyapun besar sekali, bukan saja dalam "Thay Thien Kioe Sih"
Tak ada orang yang dapat melawannya, bahkan dalam ilmunya "Koen Yuen ciang Hoat"
Pun tak ada tandingannya.
Serangan pukulannya yang disedot dan ditarik dengan mudah ia telah menggeser pergi pedang Bwee Giok dan melanjutkan langkahnya mendekati Boen ching.
shie chiau Nio dengan gusar mendengus kepada Seh Tu Hoa, ujarnya.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Perbuatanmu sungguh sangat bagus sekali, ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Itu bukan nya kau turunkan kepada putramu malah kau wariskan kepada orang lain, apa biar dia setelah berhasil mempelajarinya lalu digunakan untuk memukul anak isteri sendiri."
Seh Tu Hoa bagaikan tidak mendengar semua perkataan itu, dengan termangu-mangu ia memandang Boen ching, perlahan-lahan ia menghentikan langkahnya, Kepada Boen ching ujarnya. ***. *** "Kau, jurusmu itu kau dapat belajar dari mana?"
Boen ching dengan tertawa tawar tanyanya "Mengenai hal ini kau tak perlu banyak bicara."
Shie ciau Nio yang berdiri disamping setelah mendengar perkataan yang diajukan seh Tu Hoa itu, dalam hatinya juga merasa sangat heran pikirnya.
"Kalau dilihat dari pertanyaan yang diajukan itu agaknya Seh Tu Hoa ini tidak sedang berbohong dan ilmu yang dipelajari oleh Seh Tu Hoa, sebenarnya apa yang telah terjadi."
Seh Tu Hoa nampak Boen ching tidak mau menjawab, tangannya dengan seenaknya dipukulkan keluar, secepat kilat mencekal pergelangan tangan Boen ching dan melemparkan tubuhnya keluar, jurus ini adalah jurus "Thien Tiang To Hay"
Dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Boen ching yang merasa tubuhnya dilemparkan ketengah udara, segera menarik napas panjang-panjang, begitu tangan kanan Seh Tu Hoa mengendur, tubuhnya dikencangkan dan balik mencekal tangan kananya Seh Tu Hoa jurus "Thian Tee Ie Weh"
Segera dilancarkan-Seh Tu Hoa mendengus meskipun dia tak sampai terlempar oleh Boen ching, tetapi Boen ching pun tak berhasil pula dilemparkan ke tengah udara.
Tubuh Boen ching sedikit merendah, tidak menunggu sampai tubuhnya mencapai tanah, dia melancarkan lagi jurus "Shia Thien Song Gwat"
Tubuhnya melayang berputar setengah lingkaran dan melemparkan lagi tubuh Seh Tu Hoa ke tengah udara sehingga menyebabkan tubuh Seh Tu Hoa berjungkir balik sebanyak tiga kali.
Seh Tu Hoa yang terlempar oleh Boen ching dalam hatinya telah mempunyai perhitungan dan dugaan yang kuat.
Boen ching ini tentunya telah mendapatkannya petunjuk dari orang yang berilmu tinggi, dirinya hanya paham sembilan jurus saja, ***.
*** sedang perubahan yang dikuasahi oleh Boen ching sangat banyak dan luas, entah pada saat ini orang berilmu manakah yang masih dapat menggunakan ilmu "Thay Thien Kioe sih"
Sudah tentu ia tak mangetahui bahwa ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Yang didapat Boen ching ini berasal dari pendekar dalam gua atau Tong Khek, sedang it Yang Shu yang memberi pelajaran pada Seh Tu Hoa hanyalah murid angkatan kedua dari Tong chong Kek itu.
Tetapi Boen ching mencapai tanah, dia tahu sudah pasti Seh Tu Hoa masih dalam keadaan terkejut, jika mau melarikan diri sudah pasti inilah waktunya yang paling tepat.
Dengan terburu-buru ia berkata pada Bwee Giok.
"cepat kita pergi dari sini."
Tubuh Seh Tu Hoa segera melayang kepada Boen ching, ujarnya.
"Jangan lari, aku mau tanya kepada mu, jurus-jurusmu ini kau dapatkan dari mana?"
Dia yang terlempar oleh Boen ching ke tengah udara mengakibatkan ia menjadi sadar benar-benar, biasanya karena setengah menyesal dan setengahnya lagi gemas akan peristiwa yang terjadi dahulu itu, maka dia lantas pura-2 menjadi gila, tetapi lama kelamaan tak tahunya ia malah menjadi setengah gila sungguh-2, kini kembali pada It Yang Shu tanpa terasa ia bertanya kepada Boen ching.
Dengan tawar Boen ching bertanya.
"Apakah kau ingin bertemu dengannya?"
Waktu itu ketika Seh Tu Hoa mendapatkan ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Dia telah mengetahui bahwa ilmu yang didapatkannya itu tidaklah lengkap.
apalagi It Yang Shu bukanlah orang dari Aliran murni, mungkin it Yang Shu memang sengaja untuk menipu pada nya, sedang kini Boen ching ternyata dapat menggunakan ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Yang lengkap. entah karena apa sehingga ia mendapatkannya. ***. *** "Siapa.....?"
Dengan dingin Boen ching menjawab.
"orang itu telah lama binasa, kalau kau ingin bertemu dengannya bunuh dirilah terlebih dahulu, setelah itu kau dapat bertemu dengannya"
Seh Tu Hoa sedikit menjadi bimbang, Shie chiau Nio setelah mengetahui kalau bukan Seh Tu Hoa yang mengajarkan ilmu tersebut kepada Boen ching dengan menenteng pedangnya ia maju kedepan, kepada Seh Tu Hoa ujarnya.
"Mengapa banyak ribut dengannya, bunuh saja beres."
Dia maju menerjang, Bwee Giok tahu kalau lweekang Seh Tu Hoa terlalu tinggi, dia tak berani melawannya, sedang Boen ching memiliki rangkaian ilmu yang sangat aneh dan lihay, mungkin masih dapat manyambutnya, pedangnya disabetkan, berturut-turut menerima beberapa kali serangan yang dilancarkan oleh Shie chiau Nio, diikuti dengan membalas beberapa jurus banyak nya.
Lam Hay coei Hong adalah murid kesayangan dari Thiat Bian Kwan Im, sudah tentu ia memiliki seluruh kepandaiannya, sedang lweekang Bwee Giok sudah tentu jauh lebih tinggi dari Boen ching sekarang ini, pedangnya diputar sedemikian rupa, ternyata dengan putarannya itu, telah berhasil menerima seluruh jurus serangan yang dilancarkkn oleh Shie chiau Nio Seh Tu Hoa mendongakkan kepalanya, memandang Boen ching, lalu katanya.
"Jika kau tak mau mengatakan hal yang sesungguhnya akan kubunuh kau"
Tetapi se-konyong2 matanya tertumbuk pada sesuatu, wajahnya segera berubah hebat.
Boen ching ketika mendengar Seh Tu Hoa berkata akan membunuhnya, menjadi sangat terkejut, belum lagi ia berpikir nampak wajab Seh Tu Hoa berubah demikian hebatnya, segera ia menoleh memandang pada suatu gundukan tanah ***.
*** berdiri seorang tua berjubah warna kuning yang jubahnya berkibar kibar ditiup angin- Kumis dan jenggotnya panjang terurai sepanjang dadanya dan tangan kanannya mencekal sebilah pedang, sedang matanya memancarkan sinar yang sangat agung dan wibawa.
Boen ching tidak mengetahui mengapa Seh Tu Hoa demikian takutnya kepada orang tua itu, dia menjadi termangu-mangu.
Wajah Seh Tu Hoa kini telah berubah normal kembali, dengan perlahan kakek berjubah kuning itu berjalan menuruni gundukan tanah itu, Shie chiau Nio yang nampak kedatangan kakek berjubah kuning itu juga menunjukan rasa yang sangat terkejut, dengan perlahan ia bergeser dan berdiri disamping Seh Tu Hoa.
Si kakek berjubah kuning itu menyapu sekejap pada dua orang itu, kepada Boen ching ujarnya.
"Engkau ikut aku pergi dari sini"
Hati Boen ching segera bergerak ujarnya.
"Apakah Cianpwee adalah Toa supekku cu kek supek?"
Si kekek berjubah kuning itu menganggukkan kepalanya, hati Boen ching menjadi sangat girang, orang itu ternyata adalah Wu Tu sincoen cu Kek-eie yun, entah karena urusan apa hingga dia muncul ditempat ini.
Meskipun kepandian dari cu Kek Ci yun tidak dapat menandingi kepandaian dari Seh Tu Hoa, bagaimauapun juga ia adalah murid kepala dari Tan Coe Coen, sehingga kewibawaannya masih tetap ada, apa lagi dalam hati Seh Tu Hoa ini ada sesuatu yang tidak beres, sudah tentu hatinya menjadi merasa agak keder.
Ia menganggukkan kepalannya, kepada Boen Ching dan balik meninggalkan tempat itu, Boen Ching dengan cepat ***.
*** menggape kearah Bwee Giok orang itu bersama-sama mengikuti Cu Khek ci-yun meninggal kan tempat itu.
Seh Tu Hoa dengan perlahan menunduk kan kepalanya, sepatah katapun tak diucapkan keluar.
Dalam waktu yang singkat ini Suheng-tee nya telah berturut-turut muncul kembali, sedang perkataan yang diucapkan oleh Boen Ching itupun kalau benar memangnya tak mengakaui, tetapi kalau palsu, It Yang Shu jika belum meninggal, terhadap dirinya pasti dia tak akan dengan mudah melepaskan dirinya.
Boen ching dan Bwee Giok yang berjalan mengikuti cu Khek ci yun, setelah melewati suatu bukit, cu Khek ci yun baru berhenti bertindak.
Boen ching dengan cepat maju kedepan dan menjura memberi hormat kepada Toa supeknya itu sambil ujarnya.
"Keponakan murid Boen ching memberi hormat kepada Toa Supek."
Bwee GiokpUn maju memberi hormat pada cu Khek ci yun, dia dengan tenang menganggukkan kepalanya, kepada Boen ching ujarnya.
"Telah banyak.
tahun aku tak mencampuri urusan dalam dunia kangouw, ini kali karena urusan Tujuh buah hioloo peninggalan Thian Jan Shu, sebenarnya akupun tak mau ncampurinya, tetapi berhubung oleh karena mengetahui ada urusan yang menyangkut perguruan kita pula, maka aku baru datang kemari mencari kau, apakah suhumu selama ini baik2 saja?."
Boen ching menganggukkan kepalanya, ujarnya.
"Suhu sangat baik terima kasih atas perhatian dari Toa Supek."
Cu Khek ci yun dengan perlahan menghela napas, ujarnya. ***. *** "Sifat buruk dari Seh Tu Hoa hingga kini tetap tidak berubah, aku sebagai murid kepala dari perguruan kita sungguh merasa bersalah terhadap suhumu"
Boen ching tahu yang sedang dikatakan oleh cu Khek ci yun dahulu urusan dua puluh tahun yang lalu, dia tak ada perkataan lain untuk menjawab, terpaksa hanya berdiam diri.
Ujar cu Khek ci yun lagi.
"Pertemuan pada bulan delapan malam Tiong-Chiu, seluruh dunia persilatan telah mengetahuinya, kalau bukannya Seh Tu Hoa tetap tak berubah, kalau kita dapat mengatur barisan Ngo Heng-Kiaw Tin, sudah tentu tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu dengan mudah dapat jatuh ketangan kita, tetapi kini lima telah pergi satu, sedang empat iblis sakti telah muncul kembali, sedang merekapun mengincar tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu, aku kira terpaksa kita harus mencari cara yang lain untuk menghadapinya."
Boen Ching hanya pernah merasakan tingginya lweekang empat iblis itu, ia tahu jika empat orang itu ikut serta dalam perebutan ini, kiranya tujuh buah hioloo peninggalan Thian Jan Shu ini akan terjatuh ketangan mereka ber empat.
Kehebatan dari kepandaian Thian Jan Shu pada sepuluh tahun yang lalu ia pernah melihatnya sendiri, ketika berada dipuncak gunung Hwe Ing, hingga kini pengalaman itu telah menempel dimana otaknya, meskipun empat orang iblis sakti itu menyombongkan diri berkata bahwa mereka bukannya didesak oleh Thian Jan Shu baru menyembunyikan diri, tapi sekalipun kepandaian empat orang iblis sakti itu sangat tinggi sekalipun juga tak mungkin dapat menandingi kehebatan dan kelihayan dari kepandaian Thian Jan Shu.
Terdengar Cu Khek Cie Yun berkata lagi.
"Kalau begitu saja kita turun tangan juga tak ada gunanya, diantara yang hebat tentu ada yang lebih hebat lagi mengenai urusan ini kita tak dapat munculkan diri, terpaksa hanya kau ***.
*** seoranglah yang harus menghadapi mereka2 itu.
Boen Ching membungkukkan tubuh ujarnya.
"Urusan ini memang sebenarnya urusan keponakan muridmu sendiri."
Cu Khek cie Yun menggelengkan kepalanya.
"Aku juga bukan mengartikan demikian maksudku menurut apa yang aku ketahui bakatmu sangat baik, suhumu yang membantu menyembuhkan luka dalammu setelah pulang harus beristirahat selama lima tahun baru pulih kembali tenaga dalamnya, engkau ternyata hanya berlatih silat selama lima tahun saja, selama lima tahun dapat menjadi demikian hebatnya, bukanlah orang biasa yang dapat menandinginya, aku hanya mengharapkan kau dalam waktu yang sesingkatnya ini memperdalam tenaga dalammu, kaupun sudah berhasil mempelajari ilmu pusaka "Thay Thien Kioe Sih"
Yang hebat itu, mungkin dapat berebut kemenangan dari mereka empat orang iblis sakti itu meskipun merupakan iblis yang tinggi ilmu silatnya juga tidak mungkin mau menekan yang kecil, kalau memang demikian halnya kau sudah banyak menarik keuntungan mungkin dapat mencapai kemenangan."
Boen ching menjadi tertegun dia heran wu Tu Sincoen ternyata tahu banyak sekali mengenai dirinya sudah pasti ia mencari keterangan yang jelas tentang dirinya, tapi harus berbuat bagaimana? cu Khek cie Yun setelah termenung sejenak.
ujarnya lagi.
"Meskipun urusan ini sangat sukar, tapi aku kira kau tentu dapat melakukannya."
Boen ching merasa sedikit curiga tanyanya kepada cu Khek cie Yun.
"Aku harus berbuat bagaimana??"
Ujar cu Khek cie Yun.
"Waktu kakek gurumu sebelum meninggal pernah berkata padaku tentang suatu persoalan, sekalipun suhumu Sendiri ***.
*** juga tidak mengetahui, kakek gurumu meskipun pada waktu itu dikalahkan oleh Thian Jan Shu tapi sebaliknya Thian Jan Shu telah mendapatkan pelajaran yang tak terhingga dari kakek gurumu itu, jurus2 silat dari kakek gurumu jauh lebih tinggi dari Thian Jan shu, beliau hanya kalah dalam hal lweekang saja."
"Ngo Heng Kiam Tin harus menggunakan tenaga lima orang yang digabungkan menjadi satu, kemudian ditambah dengan jurus-jurus pedang yang aneh dan lihay dari seluruh penjuru dunia persilatan untuk mengalahkan Thian Jan Shu yang lihay itu dengan pedang pada gua dimana kakek gurumu melatih ilmu silat.
telah merasa seluruh kepandaian yang dimiliki oleh dia orang tua, sayang diantara kita suheng-te telah terjadi keributan, kalau tidak pasti takkan kalah ditangan Thian Jan Shu itu."
Ujar Boen Ching lagi.
"Apakah Toa supek bermaksud menyuruh aku masuk kedalam gua itu untuk melihat-lihat??"
Cu Khek Cie Yun tersenyum sahutnya.
"Gua itu hanya aku seorang saja yang tahu dimana letaknya, apalagi didalam gua itu hanya melulu terdapat jurus-jurus silat saja, tapi yang penting adalah "Han-Sion Leng Uh"
Atau batu lembab kabut dingin yang terdapat pada gua itu batu itu dapat menbantu kau dalam memperdalam ilmu lweekang."
Boen ching juga tak mengetahui apa yang di sebut "Han Leng Uh"
Itu ia tertegun, terpaksa tanyanya.
"Dimana letaknya ?"
Cu Khek Cie Yun mendongakkan kepalanya memandang keadaan cuaca.
kemudian sahutnya.
"Didalam gunung Lu San " ***.
*** Sehabis berkata begitu termenung sejenak kemudian ujarnya lagi.
"Ketika itu kakek gurumu sedang berpesiar digunung Lu San baru menemukannya, pada waktu itu dia orang tua telah tinggal dalam gua itu selama satu tahun lamanya, setiap jengkal barang yang ada didalam gua itu adalah hasil jerih payah dari dia orang tua.
Boen ching menganggukkan kepala tapi ia tidak mengetahui mengapa Tan coe coen pada saat itu d itempat semacam itu pula tak dapat melatih lweekangnya menandingi Thian Jan shu.
cu Khek cie Yun memandang sejenak kearah Bwee Giok, Ia yang dipandang oleh cu Khek cie Yun segera mengetahui maksud hati dirinya, tak menanti sampai ia membuka mulut segera ujarnya.
"Boanpwee masih ada urusan lain dengan ini mohon diri dari cianpwee."
Boen ching menjadi gelisah, teriaknya.
"Nona Bwee suhuku---"
Bwee Giok tersenyum, sahutnya.
"Suhumu kalau datang ke perkumpulanku, aku tentu dapat menjamunya dengan baik sambil menunggu kedatanganmu"
Sehabis berkata ia memandang sekejap pada Boen ching kemudian balikkan tubuhnya dan berjalan pergi.
cu Khek ci Yun yang memandang dari samping, ujarnya kepada Boen ching.
"Gadis itu sangat pintar dan sopan, hari depannya tentu akan bahagia sekali, dia terhadapmu agaknya sangat baik sekali" ***.
*** Jawab Boen ching dengan perlahan.
"Nona Bwee telah sekali menolong jiwaku"
Cu Khek Ci Yun menganggukkan kepala nya kemudian tanyanya.
"Apakah dalam dirimu sedang memikirkan seseorang?"
Mendengar pertanyaan itu Boen ching menjadi tertegun, tanyanya.
"Entah apa yang Supek maksudkan? Cu Khek Ci yun menghela napas sahutnya.
"Anak. engkau tahu, sebagai anak muda haruslah dapat mengendalikan perasaan sendiri, urusanmu aku telah mengetahui seluruhnya, engkau harus berpikir hingga jelas, janganlah menyebabkan orang lain salah menganggap tentang dirimu". Boen ching berpikir dengan termangu-mangu, Bwee Giok, Shie Siauw in, bayangan dua orang itu terbayang kembali dalam otaknya bolak balik tak henti2nya, dia merasa bagaikan terhadap dua orang gadis itu mempunyai perasaan kasih, tetapi juga agaknya tidak. Dalam hatinya mnlai merasa menjadi bimbang dan ragu. Terdengar Cu Khek Ci Yun berkata lagi.
"Mari kita pergi ke gunung Lu San, setelah sampai disana aku ada perkataan yang akan ku ucapkan kepadamu"
Sehabis berkata ia bergerak lari kedepan, Boen Ching mengikuti gerakan Cu Khek Cie Yun itu dari belakangnya.
Bunga Pedang Embun Hujan Kanglam -- Khu Lung Beruang Salju -- Sin Liong Telapak Emas Beracun -- Gu Long