Ceritasilat Novel Online

Kekaisaran Rajawali Emas 4


Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung Bagian 4




   Kekaisaran Rajawali Emas Karya dari Khu Lung

   
Ia menjawab dengan lambat.

   "Tentu saja aku faham.

   Artinya, jika kau yakin hal itu seharusnya tidak dilakukan, maka tidak perduli apa yang orang lain lakukan padamu, baik itu mengganggumu, mengancammu, bahkan jika mereka menodongkan pisau ke lehermu, kau tak akan pernah melakukannya; tapi jika kau yakin hal itu harus PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, dilakukan, biar pun kau akan kehilangan nyawamu, kau tetap akan melakukannya."

   Lu Xiao Feng mengangguk.

   "Itulah sebabnya kenapa ada orang yang rela menelan arang yang membara untuk menolong sahabatnya dan kenapa ada pula orang yang menggunakan sebuah gada seberat 40 kilogram untuk membunuh seorang tiran." {Catatan.

   Lu Xiao Feng mengambil 2 cuplikan sejarah di sini.

   Yang pertama adalah tentang usaha pembunuhan terhadap Qing Shi Huang Di, kaisar pertama China, yang hampir saja mengenai kereta kudanya.

   Peristiwa itu didalangi oleh Xiang Liang, paman Xiang Yu yang termasyur, yang akhirnya mampu mengakhiri kekuasaan dinasti Qing.

   Yang kedua adalah dari kisah Feng Sheng Bang.} "Itulah sebabnya Huo TianQing rela membalas budi Yan TieShan dengan nyawanya,"

   Puteri DanFeng segera menyambung.

   "dan karena itu pulalah Shan XiYan dan orang-orangnya tidak mengedipkan mata sedikit pun untuk menggunakan nyawa mereka buat melindungi Huo TianQing."

   "Tidak perduli apa pun yang terjadi, selama mereka mengingat 2 frasa kata pepatah tadi, mereka tak akan mengkhianati 2 kata ini. kesetiaan dan kepercayaan."

   "Tapi di dunia ini ada berapa banyak orang yang benar-benar tidak mengkhianati 2 kata itu?"

   Dengan cangkir dalam genggaman tangannya, Hua Man Lou bergumam.

   "Sekali harta yang indah kehilangan kilaunya, ia menjadi bunga-bunga kuning di hari esok dan bersinar berabad-abad. Kesetiaan pribadi hanyalah 2 kata hebat, Huo TianQing memang hebat! Aku hampir saja memandang rendah dirinya."

   Ia mengangkat cangkirnya dan meneguk arak di dalamnya dengan gembira, sepertinya ia sendiri pun telah mabuk. "Sayang sekali peristiwa yang menimpa Su ShaoYing telah terjadi. Ia masih muda. Ia seharusnya tidak mati, seharusnya belum mati."

   Suaranya semakin lemah dan lemah. Meletakkan kepalanya di atas meja, tampaknya ia telah tertidur lelap. Puteri DanFeng diam-diam berjalan ke jendela dan menggenggam tangan Lu Xiao Feng dalam tangannya sendiri. "Apakah kau masih marah padaku?"

   Ia bertanya dengan suara yang lembut. "Kapan aku marah padamu?"

   Puteri DanFeng tersenyum dan menundukkan kepalanya sedikit secara menggoda. "Apakah kau takut menemukan orang yang keliru hari ini?"

   Ia bertanya perlahan.

   Nafasnya lembut, jari-jarinya terasa sedikit gemetar, dan rambutnya membawa aroma yang lebih harum daripada bunga-bunga segar.

   Lu Xiao Feng mungkin seorang laki-laki sejati, dan mungkin juga tidak, tapi ia tetaplah seorang laki-laki.

   Seorang laki-laki yang sedang terhuyung-huyung di tepian samudera kebahagiaan.

   Di luar sana, hujan terus turun, seperti tirai air yang rapat.

   Di dalam sini suasana sepi dan gelap, seolah-olah hari telah senja.

   Jika kau melihat ke dalam ruangan itu lewat pintunya yang terbuka di bagian belakang, maka kau bisa melihat sebuah ranjang baru.

   Lu Xiao Feng tiba-tiba menyadari bahwa jantungnya berdebar-debar tak keruan, tiba-tiba ia juga menyadari bahwa jantung ShangGuan DanFeng pun berdebar-debar tak keruan.

   "Jantungmu berdebar-debar."

   "Jantung siapa yang berdebar lebih kencang?"

   "Siapa yang tahu?"

   "Aku akan menyentuh jantungmu, dan kau menyentuh jantungku."

   Tiba-tiba, di antara suara hujan badai yang seperti suara puluhan ribu ekor kuda yang berlarian ke sana ke mari, terdengar suara kaki kuda di luar sana.

   Kira-kira selusin penunggang kuda sedang mendekati tempat itu dengan kecepatan tinggi PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, walaupun berada di tengah hujan badai.

   Para penunggang kuda itu berbaju hijau, dan memakai topi bambu berwarna putih.

   Ketika mereka lewat di depan jendela, tiba-tiba mereka semua mengangkat tangan.

   Terdengar suara wus, wus beberapa kali, suaranya lebih nyaring daripada suara tetesan hujan dan lebih cepat daripada suara derap kaki kuda.

   Beberapa larik sinar hitam bisa terlihat, ada yang meluncur masuk ke ruangan itu lewat jendela, ada yang mengenai dinding luar.

   Lu Xiao Feng memiringkan tubuhnya dan menarik Puteri DanFeng ke samping jendela.

   Tapi Hua Man Lou, yang sedang berbaring di atas meja, bangkit dan berseru.

   "Guntur Peledak!"

   Ia belum menyelesaikan kalimatnya ketika, dengan suara letusan yang memekakkan telinga, ke mana pun sinar hitam itu melayang, baik di dalam atau di luar kamar, meledak menjadi nyala api setinggi beberapa puluh meter.

   Nyala api berwarna merah darah yang disertai dengan sedikit warna hijau.

   "Kalian berdua keluar dari sini, aku akan menyelamatkan si Muka Bopeng Zhao!"

   Lu Xiao Feng berseru.

   Si Muka Bopeng Zhao telah pergi tidur, tadi mereka mendengar suara dengkurnya.

   Tapi api seolah-olah menghalangi jalan mereka ke pintu, bahkan dinding luar pun terbakar walaupun terus disiram air hujan.

   Hua Man Lou memegang tangan Puteri DanFeng dan menariknya ke luar.

   Para penunggang kuda itu telah berlari menjauh.

   Suara tawa mereka yang menggila bisa terdengar di tengah derasnya air hujan beserta sebuah pesan dari salah seorang dari mereka.

   "Lu Xiao Feng! Ini hanya peringatan kecil! Jika kau tidak mau menerima kenyataan dan segera berhenti, maka kami akan meyakinkan bahwa tidak ada orang yang bisa menguburkan mayat kalian!"

   Saat kata-kata terakhir terdengar, para penunggang kuda beserta kudanya itu telah menghilang di balik tirai tetesan air hujan.

   Berpaling ke belakang, warung kecil milik si Muka Bopeng Zhao telah ditelan seluruhnya oleh api.

   Lu Xiao Feng tidak terlihat di mana-mana.

   ShangGuan DanFeng mengkertakkan giginya dan menoleh ke arah Hua Man Lou.

   "Kau tunggu di sini, aku akan masuk untuk mencarinya."

   "Jika kau masuk ke sana sekarang, kau tak akan bisa keluar."

   Hua Man Lou menjawab. "Tapi dia.."

   "Jangan khawatir,"

   Hua Man Lou tersenyum.

   "Ia akan keluar. Bahkan api yang lebih besar dari ini pun tidak mampu membunuhnya."

   Saat itu juga, dari kejauhan, tiba-tiba terdengar serentetan suara tangisan dan jeritan yang mengerikan, seperti suara segerombolan hewan yang terkurung dalam perangkap.

   Tapi suara-suara jeritan itu segera berhenti dengan cepat.

   Setelah suara jeritan itu berhenti, suara ringkik kuda yang ketakutan yang tadinya tertutupi oleh suara jeritan itu sekarang bisa terdengar.

   Raut wajah ShangGuan DanFeng berubah secara dramatis.

   "Mungkinkah orang-orang itu telah menemui kematian di tangan orang lain?"

   "Bum!"

   Tiba-tiba sebuah lubang muncul di atap rumah yang ditelan api itu seperti sebuah peluru meriam, seseorang terbang keluar dari lubang itu dan, saat melayang di udara, di tengah hujan yang deras, bersalto sekali dan mendarat di atas tanah.

   Sambil bergulingan di tanah, orang itu memadamkan api di tubuhnya, tapi pada pakaian dan rambutnya ada beberapa bagian yang telah hangus dimakan api.

   Tapi ia tidak perduli sama sekali dan melompat bangkit.

   Orang itu tak lain tak bukan adalah Lu Xiao Feng.

   "Tampaknya kau benar-benar tak bisa membakar orang ini sampai mati!"

   ShangGuan DanFeng menarik nafas dan bergumam sendiri. PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.

   "Yah, benar-benar bukan tugas yang mudah bila ingin membakarku sampai mati."

   Lu Xiao Feng sepakat. Ia mungkin tersenyum, tapi wajahnya benar-benar hitam karena asap. Sambil memandang wajahnya, ShangGuan DanFeng tertawa.

   "Tapi kau dulunya memiliki 4 alis mata, sekarang kau hampir tidak punya satu pun!"

   "Bukan masalah jika semua alis mataku hilang,"

   Lu Xiao Feng menjawab dengan santai.

   "Sayangnya kendi-kendi arak itu."

   "Di mana si Muka Bopeng Zhao?"

   Hua Man Lou tiba-tiba memotong. "Tak tahu."

   "Ia tidak ada di dalam?"

   "Tidak."

   Wajah ShangGuan DanFeng berubah lagi. "Mungkinkah dia juga anggota Paviliun Baju Hijau? Mungkinkah ia berkomplot dengan orang-orang itu sejak awal? Kalau tidak, bagaimana mereka bisa tahu kau ada di sini?"

   Ia meneruskan dengan nada yang pahit.

   "Kau mengambil resiko untuk menyelamatkan dirinya, dan karena itu alis matamu hangus terbakar. Tapi ternyata ia hanya orang seperti itu."

   "Aku hanya tahu kalau dia bisa membuat daging anjing yang rasanya paling enak."

   "Dan kau tidak tahu apa-apa lagi tentang dirinya?"

   "Dan aku tak tahu apa-apa lagi tentang dirinya."

   ShangGuan DanFeng hanya bisa melotot padanya dan menarik nafas. "Kenapa orang lain mengatakan bahwa kau punya 2 otak?"

   Ia bergumam pada dirinya sendiri.

   "Menurutku, ia bahkan."

   Ia tiba-tiba berhenti, karena ia tiba-tiba melihat seseorang berjalan menghampiri mereka dalam derasnya air hujan.

   Seorang yang bertubuh sangat besar dan jangkung, mengenakan sebuah topi bambu dan membawa sebatang tongkat bambu di pundaknya.

   Di tongkat itu tergantung beberapa macam benda, ia tak bisa menebak benda apa saja itu.

   Tapi ia tahu bahwa orang ini tak lain tak bukan adalah si Muka Bopeng Zhao.

   Lu Xiao Feng tersenyum.

   "Kau tak boleh semarah itu pada semua orang,"

   Ia menegur.

   "mungkin orang jahat di dunia ini tidak sebanyak yang kau kira, masih ada."

   Ia juga tiba-tiba berhenti, karena ia telah melihat bahwa benda-benda yang tergantung di tongkat bambu si Muka Bopeng Zhao adalah potongan tangan.

   Tangan manusia.

   Walaupun darahnya tersapu oleh air hujan, tapi jelas tangan-tangan itu baru saja dipotong.

   Tiga belas atau empat belas potong tangan, terikat oleh sehelai sabuk, tergantung di tongkat bambu tersebut.

   Di ikat pinggang si Muka Bopeng Zhao ada sebilah pisau, pisau tukang jagal, yang biasa digunakan untuk membunuh anjing.

   "Ternyata kau bukan hanya bisa membunuh anjing, tapi juga manusia!"

   Lu Xiao Feng berkata sambil memandangnya dengan heran. Si Muka Bopeng Zhao tersenyum mendengar komentar itu. "Aku tidak tahu cara membunuh anjing, aku hanya membunuh manusia."

   Lu Xiao Feng memandangnya lagi selama beberapa saat. "Kau bukan si Muka Bopeng Zhao."

   Ia akhirnya menarik nafas. "Siapa yang mengatakan aku adalah si Muka Bopeng Zhao?"

   Orang itu tertawa. Bila tertawa, selain mulutnya yang besar itu terbuka sedikit, tidak ada yang berubah di mukanya. "Siapa kau?"

   Lu Xiao Feng bertanya. Mata orang itu berkilat-kilat mendengar pertanyaan tersebut. "Kau juga tidak tahu siapa aku? Wah, kurasa keahlian menyamarku sudah jadi yang terbaik di dunia sekarang."

   Lu Xiao Feng memperhatikannya lagi, tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak. "Sayangnya keahlianmu bersalto masih tidak sebanding.."

   "Orang ini adalah pencuri kecil yang barusan kau ceritakan itu?"

   ShangGuan PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, DanFeng bahkan tidak menunggu ucapannya selesai sebelum berseru. "Benar."

   Orang itu menarik nafas.

   "Aku orang yang bertanding salto dengan dia, SiKong ZhaiXing. Tapi aku bukan pencuri kecil, aku pencuri besar!"

   "Aku tahu,"

   ShangGuan DanFeng menjawab dengan manis.

   "Bukan hanya kau seorang pencuri besar, kau adalah si Raja Pencuri! Kau tidak punya tandingan di dunia!"

   "Aku bukannya mau menyombongkan diri tentang hal ini,"

   SiKong ZhaiXing berkata, sambil membusungkan dadanya.

   "Bila kau bicara tentang mencuri, bahkan Lu Xiao Feng yang di sana itu takut melawanku. Sekarang katakan, siapa yang mau bertanding denganku?"

   "Kau bisa menyamar jadi siapa saja, kenapa harus jadi si muka bopeng tukang jagal anjing?"

   
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
ShangGuan DanFeng bertanya. "Wah, itu ada alasannya,"

   SiKong ZhaiXing tertawa dan menjawab.

   "Kau tahu, jika kau menyamar jadi orang bopeng, maka sangat sukar bagi orang lain untuk melihat samaranmu."

   "Kenapa?"

   "Kapan terakhir kalinya kau melihat ada orang yang memperhatikan muka bopeng orang lain dengan teliti?"

   ShangGuan DanFeng tertawa. "Jadi ada alasannya kenapa menyamarkan diri seperti itu ya?"

   "Tentu saja."

   "Kapan kau tiba di sini?"

   Lu Xiao Feng mengerutkan keningnya.

   "Dua hari yang lalu."

   "Untuk apa?"

   "Menunggumu!"

   "Menungguku?"

   "Karena jika kau ingin mencari si tua Yan, ini tentu tempat yang harus kau lewati.

   Di samping itu, sekarang kau berada di daerah TaiYuan, tak mungkin kau tak akan datang dan mencicipi sedikit daging anjing si Muka Bopeng Zhao."

   Ia menarik nafas dengan pasrah. "Bahkan aku pun harus mengakui bahwa daging anjing rebus ini tak ada tandingannya di dunia,"

   Ia meneruskan. "Itulah sebabnya kau mengatakan bahwa daging anjing telah habis terjual, karena kau khawatir hal itu akan menyingkap identitasmu yang sebenarnya."

   "Tak perduli apa,"

   SiKong ZhaiXing menjawab, sambil tertawa.

   "paling tidak aku akhirnya bisa menipumu, setan."

   "Jadi untuk apa kau menungguku?"

   "Apa yang biasa aku lakukan?"

   "Kau ingin mencuri dariku?"

   "Selama kau bisa mengatakannya, aku bisa mencurinya!"

   SiKong ZhaiXing menyombongkan diri. "Apa yang akan kau curi dariku?"

   "Kau benar-benar ingin tahu?"

   "Jika kau tak berani mengatakannya, aku tak akan memaksamu,"

   Lu Xiao Feng menjawab dengan santai. "Kenapa aku harus takut mengatakannya?"

   SiKong ZhaiXing gusar dan menatapnya dengan marah. "Jadi apa yang ingin kau curi?"

   ShangGuan DanFeng akhirnya mendesak dan bertanya. "Kau."

   Mata ShangGuan DanFeng terbelalak heran. "Seseorang menawarkan hadiah 20.000 tael perak bila aku mencurimu."

   "Tak mungkin aku bernilai 20.000 tael perak."

   ShangGuan DanFeng belum menyelesaikan ucapannya, karena mukanya telah merah hingga ke telinga. "Tapi alasan orang itu menginginkan aku mencurimu bukanlah alasan seperti yang engkau pikirkan,"

   SiKong ZhaiXing tertawa. Dengan wajah yang masih merah padam, ShangGuan DanFeng tak tahan untuk PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, tidak berseru.

   "Bagaimana kau tahu alasan yang aku pikirkan?"

   SiKong ZhaiXing mengedip-ngedipkan matanya, tapi tidak menjawab. "Apa yang diinginkan orang itu?"

   ShangGuan DanFeng bertanya.

   "Siapa orang itu?"

   SiKong ZhaiXing masih tidak menjawab. "Ia tak akan memberitahunya,"

   Lu Xiao Feng menarik nafas.

   "Dengan profesinya, jika ia memberitahukan rahasia majikannya, lalu siapa lagi yang mau datang memberinya pekerjaan?"

   "Pencuri juga punya majikan yang memberikan mereka pekerjaan?"

   ShangGuan DanFeng bertanya. "Sudah kubilang, dia berbeda. Ia tak pernah mencuri barang sembarangan."

   "Tapi aku masih harus makan!"

   SiKong ZhaiXing menambahkan.

   "Itulah sebabnya aku hanya mencuri bila orang datang kepadaku dan meminta bantuanku dengan imbalan uang yang amat besar."

   "Hanya saja tidak banyak orang yang mampu menawarkan uang yang cukup untukmu."

   "Benar, sangat sedikit."

   "Maka, biarpun tidak kau beritahukan, aku tahu siapa yang menyewamu kali ini."

   "Apakah kau tahu atau tidak, itu adalah urusanmu. Apakah kuberitahukan atau tidak, itu adalah urusanku."

   "Tak perduli apakah aku tahu atau tidak, kau tak akan memberitahu, kan?"

   "Benar."

   "Lalu kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran dan memberitahuku tentang rahasia ini?"

   "Kau mengambil resiko untuk menyelamatkanku dalam kebakaran tadi, dan hampir kehilangan alis matamu karenanya,"

   SiKong ZhaiXing menarik nafas. "Bagaimana aku tega mencuri temanmu ini?"

   "Kelihatannya kau bukannya tak bisa diperbaiki."

   "Benar lagi."

   "Jika kau tega, apakah kau benar-benar bisa mencuriku?"

   ShangGuan DanFeng, tak mampu menahan perasaannya lagi, memotong dengan suara yang keras. "Jangan lupa,"

   SiKong ZhaiXing menyombongkan dirinya.

   "aku adalah si Raja Pencuri! Tak ada di dunia ini yang tak bisa kucuri."

   "Aku ingin mendengar bagaimana kau merencanakannya."

   ShangGuan DanFeng mendengus. "Pernahkah kau mendengar ada tukang obat yang memberitahukan orang lain tentang rahasia pekerjaannya?"

   "Tidak."

   "Nah, ini juga rahasia pekerjaanku,"

   SiKong ZhaiXing berkata.

   "maka tidak akan kuberitahukan padamu."

   ShangGuan DanFeng melotot padanya dengan marah. "Sepuluh muka bopeng, 9 orang aneh, kau memang si muka bopeng!"

   Ia tiba-tiba berkata. "Siapa yang mengatakan itu?"

   SiKong ZhaiXing meliriknya dan bertanya. "Aku! Jika tidak, robeklah topeng muka bopengmu itu dan biarkan aku melihat seperti apa tampangmu itu!"

   ShangGuan DanFeng menjawab.

   "Itu tidak mungkin!"

   "Kenapa tidak?"

   "Bagaimana jika kau jatuh cinta padaku? Lalu Lu Xiao Feng akan mengajak bertanding salto lagi! Terakhir kali kami bertanding salto, aku jadi sakit dan mual-mual, aku tak mau mengalaminya lagi."

   Wajah ShangGuan DanFeng memerah dan, walaupun berusaha ditahan, ia pun tertawa. "Tangan-tangan siapa itu?"

   Lu Xiao Feng bertanya.

   "Orang-orang yang membakar rumah."

   "Kau mengejar mereka?"

   "Aku kan pura-pura jadi si Muka Bopeng Zhao.

   Jika seseorang membakar PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, rumahnya, paling tidak aku harus membantunya mendapatkan sedikit keadilan."

   "Jadi kau potong tangan mereka supaya mereka tidak bisa membakar rumah orang lagi."

   ShangGuan DanFeng menarik kesimpulan. "Aku juga berencana menjual kuda-kuda mereka untuk diberikan kepada si Muka Bopeng Zhao."

   "Di mana orang-orang itu sekarang?"

   Lu Xiao Feng bertanya. "Di hutan sana, aku meninggalkan mereka di sana khusus untukmu."

   "Untuk apa?"

   "Mereka berusaha membakarmu sampai mati,"

   SiKong ZhaiXing menjawab.

   "apakah kau tidak ingin memeriksa mereka dan menanyakan alasannya?"

   Bab 8.

   Pembalasan Dendam dan Musuh Yang Tangguh Hujan badai seperti anak badung yang berlari masuk ke kamar rias wanita kaya di tengah malam, ia datang dengan tiba-tiba dan pergi dengan lebih cepat lagi.

   Tapi semua yang ia tinggalkan telah berubah karenanya.

   Semua pohon dan daun di hutan telah berubah warnanya seperti giok, dan darah pada mayat-mayat itu pun telah tersapu air hujan.

   Membuat hampir mustahil untuk menemukan luka fatal di tubuh mereka.

   Tapi dari selusin atau lebih jumlah orang-orang itu, tidak satu pun yang masih hidup.

   Waktu mereka menemukan mayat-mayat itu, SiKong ZhaiXing pun telah menghilang.

   "Meninggalkan mayat-mayat ini untuk kita, apakah dia ingin kita yang membereskan kekacauan ini?"

   ShangGuan DanFeng berkomentar dengan nada pahit. "Ia tidak membunuh orang-orang ini,"

   Lu Xiao Feng menjawab.

   "Ia sangat jarang membunuh."

   "Jika bukan dia, lalu siapa?"

   ShangGuan DanFeng bertanya. "Orang yang memerintahkan mereka membakar tempat itu."

   "Jadi menurutmu, ia takut kalau kita mungkin berhasil mengetahui siapa dirinya dari mereka, maka ia membunuh mereka untuk melindungi diri?"

   Lu Xiao Feng mengangguk. Wajahnya kaku dan keras. Dari tiga hal yang paling ia benci, pembunuhan adalah yang nomor satu. "Tapi ia bisa saja melepaskan orang-orang ini, kenapa ia harus membunuh mereka?"

   ShangGuan DanFeng bertanya. "Karena selusin lebih orang yang tangan kanannya buntung akan sangat mudah ditelusuri jejaknya."

   Puteri DanFeng menarik nafas.

   "Sebenarnya, membunuh semua orang ini juga sama sekali tidak berguna, kita tetap saja tahu dari mana mereka berasal."

   "Kau tahu?"

   "Kau tak tahu kalau mereka berasal dari Paviliun Baju Hijau?"

   Lu Xiao Feng tidak menjawab. Sesudah terdiam beberapa lama, ia menjawab dengan lambat.

   "Aku hanya bisa memperkirakan satu hal."

   "Dan apakah itu?"

   "Aku memperkirakan kau akan segera lari ke Paviliun Mutiara dan Intan dan menyuruh orang-orang di sana untuk datang ke sini dan membereskan mayat-mayat ini."

   ShangGuan DanFeng meliriknya sebelum akhirnya menundukkan kepalanya. "Apa lagi yang engkau perkirakan?"

   Gadis itu bertanya, sambil menggigit bibirnya. "Sesudah itu, kau tentu akan menyuruh orang-orang itu untuk menyiapkan air mandi untukmu, lalu kau akan mengambil sebuah kamar yang nyaman dan bersih dan tidur nyenyak."

   Ia tersenyum kecil dan meneruskan.

   "Jangan lupa, tempat itu sekarang sudah menjadi milikmu." ______________________________ PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, Lu Xiao Feng bersandar di bak air panas dan menutup matanya.

   Sesudah basah kuyup karena hujan, benar-benar nyaman rasanya mendapatkan sebuah tempat untuk menikmati mandi air panas.

   Ia merasa bahwa peruntungannya cukup baik.

   Di atas perapian yang ada di sisinya terdapat sebuah ketel perunggu yang besar dan air di dalamnya sudah hampir mendidih.

   Ruangan itu hampir penuh dengan uap, menimbulkan perasaan aman dan nyaman.

   Hua Man Lou telah mandi dan mungkin sedang tidur sekarang.

   ShangGuan DanFeng mungkin berada di Paviliun Mutiara dan Intan.

   Walaupun gadis itu dalam hatinya tidak ingin pergi, ia masih tetap pergi, tampaknya ia sangat penurut terhadap Lu Xiao Feng.

   Ini juga membuat Lu Xiao Feng merasa sangat puas, ia menyukai gadis yang mau mendengarkan.

   Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Tapi tetap saja ia merasa tidak terlalu puas dengan keseluruhan persoalan ini, seakan-akan ada sesuatu dalam semua ini yang tidak cocok.

   Tapi ia tak bisa membayangkan di mana adanya ketidak-sesuaian itu.

   Sebelum mati, Yan TieShan telah mengakui kejahatannya di masa lalu, dan Huo TianQing telah setuju untuk mengesampingkan seluruh persoalan ini.

   Janjinya kepada Kaisar Rajawali Emas paling tidak, secara teknis, telah selesai sepertiganya, dan penyelesaiannya pun berlangsung mulus.

   Jadi apa yang salah? Hujan telah lama berhenti, sesekali suara tetesan air hujan masih bisa terdengar, angin malam pun terasa segar dan bersih.

   Lu Xiao Feng menarik nafas dan memutuskan bahwa ia harus menghentikan pikiran-pikiran gila ini dan belajar menjadi orang yang tahu kapan harus merasa puas.

   Saat itulah ia mendengar suara pintu dibuka.

   Pendengarannya masih baik, pintu itu memang dibuka oleh seseorang.

   Tapi ia tak yakin apakah penglihatannya baik atau tidak, apa yang ia lihat berjalan masuk adalah empat orang gadis.

   Empat orang gadis muda dan cantik.

   Bukan hanya cantik, tapi juga agung, mengenakan pakaian yang membuat tubuh mereka yang ramping semampai tampak semakin menggoda.

   Lu Xiao Feng menyukai wanita-wanita yang memiliki pinggang yang ramping dan kaki yang jenjang, dan keempat wanita itu kebetulan memiliki pinggang yang sangat ramping dan kaki yang sangat jenjang.

   Sambil tersenyum, mereka berjalan masuk dengan perlahan, seakan-akan sama sekali tidak ada seorang laki-laki telanjang di dalam bak mandi di tengah ruangan itu.

   Tapi keempat pasang mata yang indah dan cemerlang itu semuanya menatap wajah Lu Xiao Feng.

   Lu Xiao Feng bukan orang yang pemalu, tapi saat itu wajahnya seperti terbakar, ia tidak butuh cermin untuk mengetahui bahwa wajahnya telah memerah.

   "Kudengar Lu Xiao Feng punya 4 alis mata, tapi kenapa aku hanya melihat 2?"

   Seseorang tiba-tiba tertawa. "Kau bisa melihat 2? Aku bahkan tidak melihat satu pun."

   Yang satunya lagi menjawab sambil tertawa.

   Yang pertama bicara adalah gadis yang paling jangkung dengan sepasang mata yang panjang dan sempit seperti mata burung phoenix.

   Bahkan bila ia sedang tertawa, tawanya seperti mengandung nafsu membunuh yang keji.

   Orang bisa mengatakan bahwa ia bukanlah jenis wanita yang mau membantu laki-laki mandi.

   Tapi ia berjalan menghampiri dan mengambil ketel di atas perapian itu.

   "Airnya tampaknya telah sedikit dingin,"

   Ia tersenyum.

   "Biar kutambahkan sedikit air panas untukmu."

   Lu Xiao Feng menatap uap yang dikeluarkan oleh air di dalam ketel itu dan sedikit bergidik.

   Tapi dalam kondisinya sekarang, telanjang seperti bayi yang PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, baru dilahirkan, bangkit dan berdiri di hadapan empat orang wanita tetaplah keterlaluan.

   Tapi jika ketel besar berisi air mendidih itu dituangkan kepadanya, rasanya tentu sangat tidak enak.

   Saat Lu Xiao Feng sedang bingung untuk memutuskan apakah ia akan bangkit atau tetap duduk di dalam bak, tiba-tiba ia menyadari bahwa ia tidak bisa bergerak walaupun ia ingin.

   Gadis yang belum bicara sepatah kata pun, gadis yang tampaknya paling pendiam dan lembut, tiba-tiba telah mengeluarkan, dari dalam lengan bajunya, sebuah pisau belati sepanjang hampir setengah meter yang tampak berkilauan dan melintangkannya di lehernya.

   Perasaan yang dingin dan gelap dari belati itu membuat daerah belakang telinga hingga pundaknya terasa penuh dengan keringat dingin.

   Gadis yang jangkung dan bermata seperti burung phoenix mulai menuangkan air mendidih ke dalam baknya.

   "Jaga sikapmu, kami kakak-beradik mungkin hangat, lembut, sopan dan pendiam, tapi kami tak pernah berkedip saat membunuh."

   Ia berkata dengan santai.

   "Ketel air ini, jika dituangkan ke tubuh seseorang, walaupun ia tidak mati, ia tentu akan kehilangan selembar kulitnya."

   Ia terus menuangkan air ke dalam bak sambil bicara.

   Air di dalam bak itu awalnya memang sudah cukup hangat, tapi sekarang pasti sudah cukup untuk membuat orang menjerit.

   Keringat mulai mengucur di kepala Lu Xiao Feng, tapi baru seperempat air di dalam ketel yang telah dituangkan.

   Jika seluruh isi ketel telah dituangkan, mungkin orang di dalam bak juga akan kehilangan selembar kulitnya.

   Lu Xiao Feng tertawa ------ ia benar-benar tertawa.

   Mata gadis yang menuangkan air itu menatapnya dengan tajam.

   "Tampaknya kau merasa nyaman."

   Ia berkata dengan dingin. Lu Xiao Feng memang kelihatan nyaman. "Aku hanya menganggap ini lucu,"

   Ia menjawab sambil tersenyum. "Lucu? Apanya yang lucu?"

   Gadis itu menuangkan air dengan lebih cepat.

   Tapi Lu Xiao Feng tetap tersenyum.

   "Bila lain ketika aku bercerita pada orang bahwa, waktu aku sedang mandi, Empat Cantik (4 Xiu) dari EMei berada di sisiku dan menuangkan air untukku; aku akan terkejut jika ada yang mau mempercayaiku."

   Ternyata ia telah bisa menebak siapa mereka. "Ternyata penglihatanmu tidak buruk,"

   Gadis yang jangkung dan bermata burung phoenix mendengus.

   "Kau benar, aku Ma XiuZheng."

   "Dan yang tidak berkedip waktu membunuh ini, mungkinkah kau Shi XiuYun?"

   Lu Xiao Feng bertanya. Senyuman Shi XiuYun semakin hangat dan lembut. "Tapi bila aku membunuhmu, paling tidak aku akan berkedip sedikit,"

   Ia menjawab dengan suara yang lembut. "Itulah sebabnya kami sebenarnya tidak ingin membunuhmu, tapi hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan,"

   Ma XiuZheng berkata.

   "Jika kau menjawab dengan cepat, maka air dalam ketel ini tidak akan dituangkan. Tapi jika tidak, maka semua air akan dituangkan."

   Shi XiuYun menarik nafas dan meneruskan.

   "Lalu kau akan menjadi daging matang."

   "Seekor babi matang paling tidak bisa kau jual daging babinya, tapi orang matang mungkin hanya cocok diberikan ke anjing,"

   Sun XiuQing menarik nafas. Lu Xiao Feng menarik nafas juga. "Aku sudah hampir matang, kenapa kalian tidak buruan bertanya?"

   "Baiklah. Aku tanya padamu, apakah saudara seperguruan kami Su ShaoYing mati di tangan XiMen ChuiXue?"

   Ma XiuZheng bicara mewakili kelompoknya. "Jika kau sudah tahu, lalu kenapa masih bertanya padaku?"

   Lu Xiao Feng PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, menjawab dengan senyum yang agak mengibakan.

   "Di mana XiMen ChuiXue sekarang?"

   "Aku juga sedang mencarinya.

   Jika kalian melihatnya, bisa tolong beritahukan padaku?"

   "Kau benar-benar tidak tahu di mana dia berada?"

   "Aku hanya berdusta pada wanita bila aku sedang mabuk, tapi sekarang aku sangat sangat sehat fikirannya."

   Ma XiuZheng mengkertakkan giginya sedikit dan tiba-tiba menuangkan sedikit air panas lagi ke dalam bak. "Lebih baik kau jujur bila bicara denganku,"

   Ia mengancam dengan nada dingin. "Bagaimana mungkin aku tidak jujur di saat seperti ini?"

   Senyum Lu Xiao Feng yang mengibakan tampak semakin menyedihkan.

   "Wanita yang bersamamu itu, apakah ia benar-benar puteri Dinasti Rajawali Emas?"

   "Benar."

   "Kaisar Rajawali Emas masih hidup?"

   "Masih hidup."

   "Dan dialah orang yang menginginkanmu berurusan dengan Yan TieShan?"

   "Ya."

   "Dengan siapa lagi kau akan berurusan?"

   "ShangGuan Mu dan Yan DuHe."

   "Siapa dua orang itu?"

   Ma XiuZheng mengerutkan keningnya.

   "Aku belum pernah mendengar nama mereka."

   "Jumlah nama yang belum pernah kau dengar mungkin ada puluhan juta."

   Lu Xiao Feng menarik nafas. Ma XiuZheng menatapnya. "Aku sedang telanjang,"

   Lu Xiao Feng menarik nafas.

   "Jika kau terus menatapku seperti ini, wajahku akan memerah."

   Mukanya tidak memerah, tapi wajah Ma XiuZheng yang jadi memerah.

   Tiba-tiba ia berpaling, meletakkan ketel itu kembali di atas perapian, merapikan pakaiannya, dan membungkuk pada Lu Xiao Feng.

   Pedang Shi XiuYun pun telah dijauhkan.

   Empat orang wanita cantik berpakaian indah tiba-tiba semuanya membungkuk pada seorang laki-laki telanjang yang duduk di dalam bak mandi; jika kau pernah melihat peristiwa seperti ini, kau tentu tak akan mampu memimpikannya.

   Lu Xiao Feng pun tampak sedikit terkejut.

   Ia tak bisa membayangkan kenapa 4 orang gadis yang kasar dan seenaknya ini tiba-tiba menjadi begitu sopan.

   "Murid EMei Ma XiuZheng, Yie XiuZhu, Sun XiuQing, dan Shi XiuYun, atas perintah ketua kami, datang untuk mengundang Tuan Lu makan siang besok.

   Tak tahu apakah Tuan Lu bersedia datang atau tidak."

   Ma XiuZheng berkata, sambil tetap membungkuk.

   Lu Xiao Feng tak mampu bicara beberapa lama sebelum akhirnya memaksakan sebuah senyuman yang mengibakan.

   "Aku ingin datang, tapi sayangnya, biar pun aku punya sayap, tak mungkin aku bisa tiba di Gunung EMei besok siang."

   Ma XiuZheng tersenyum. "Ketua tidak berada di EMei, saat ini beliau sedang menunggu kedatangan Tuan Lu di Paviliun Mutiara dan Intan."

   Lu Xiao Feng kembali terkejut. "Ia di sini juga? Kapan ia tiba?"

   "Baru hari ini."

   "Jika kami tidak kebetulan singgah di Paviliun Mutiara dan Intan, bagaimana mungkin kami tahu apa yang telah terjadi tadi malam?"

   Shi XiuYun menambahkan dengan manis. Lu Xiao Feng tersenyum lagi, tentu saja, senyum yang mengibakan. "Jika Tuan Lu bersedia datang, maka kami tak berani mengganggumu lagi, selamat tinggal."

   Ma XiuZheng bicara lagi. PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.

   "Kau tidak ingin bertanya apa-apa lagi?"

   Ma XiuZheng tersenyum dan menggelengkan kepalanya, sikapnya sopan dan lembut, senyumnya pun hangat, tampaknya benar-benar telah lupa tentang peristiwa yang barusan terjadi.

   Tapi Yie XiuZhu, sebagai seorang gadis yang polos, tak tahan untuk tidak tertawa kecil.

   "Kami telah lama mendengar nama Tuan Lu yang termasyur. Maka kami telah lancang datang menemuimu di saat kau sedang mandi."

   "Sebenarnya kalian bisa datang kapan saja dan bertanya padaku dan aku tak akan menolak menjawabnya,"

   Lu Xiao Feng berkata dengan senyum yang dipaksakan. Shi XiuYun mengedip-ngedipkan matanya.

   "Kau tidak marah, Tuan Lu?"

   "Bagaimana aku bisa marah? Malah aku sangat senang."

   Sekarang giliran Shi XiuYun yang tercengang. "Kami memperlakukanmu seperti ini, dan kau masih tetap senang?"

   Lu Xiao Feng tertawa ------ tawa yang sebenarnya kali ini. "Bukan hanya aku merasa senang,"

   Ia menjawab sambil tersenyum.

   "Aku pun harus berterima-kasih pada kalian atas kesempatan besar ini."

   "Kesempatan apa?"

   Shi XiuYun terpaksa bertanya. "Waktu aku sedang mandi, kalian memaksa masuk ke sini,"

   Lu Xiao Feng menjawab dengan santai.

   "maka kalian tentu tidak marah bila lain kali aku masuk saat kalian sedang mandi. Tidak setiap laki-laki di dunia ini mendapat kesempatan seperti itu, bagaimana aku tidak senang?"

   Empat Cantik dari EMei itu memerah wajahnya. Tiba-tiba mereka semua berbalik dan berlari keluar melalui pintu. Baru sekarang Lu Xiao Feng bisa menarik nafas dalam-dalam. "Tampaknya, mulai sekarang aku harus memakai celana bila sedang mandi,"

   Ia bergumam pada dirinya sendiri.

   ______________________________ Tempat Lu Xiao Feng mandi itu adalah sebuah dapur, di luarnya ada sebuah halaman kecil, di halaman itu berdiri sebuah pohon gingko.

   Malam dingin dan sepi, bulan yang semakin besar tampak seolah-olah tergantung di dahan pohon dengan embun di dedaunan menghalangi dan menggantikan bayang-bayang bulan.

   Dalam bayangan pohon, ada seseorang yang berdiri di sana, tegak tak bergerak, jangkung, berpakaian putih seperti salju, dengan pedang berbentuk aneh tersandang di punggungnya dalam sarung berwarna hitam pekat.

   
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Saat Empat Cantik dari EMei keluar dari pintu, mereka segera melihatnya.

   Sekali seseorang memandang orang ini sekilas, maka ia tentu akan bergidik dan perasaan dingin akan mengalir dari jantung hingga ke kuku jarinya.

   "XiMen ChuiXue!"

   Ma XiuZheng menjerit. XiMen ChuiXue menatap mereka dengan dingin, dan mengangguk perlahan. "Kau yang membunuh Su ShaoYing?"

   Ma XiuZheng bertanya dengan marah. "Kalian ingin balas dendam?"

   "Kami memang sedang mencarimu,"

   Ma XiuZheng mendengus.

   "Tak kukira kau malah berani datang ke mari!"

   Mata XiMen ChuiXue tiba-tiba mulai berkilauan, berkilat-kilat menakutkan. "Aku biasanya tidak membunuh wanita, tapi wanita seharusnya tidak berlatih pedang,"

   XiMen ChuiXue menjawab dengan dingin.

   "Yang berlatih ilmu pedang bukanlah wanita."

   "Kentut!"

   Shi XueYun balas berteriak dengan marah. "Kenapa kalian semua tidak menghunus pedang dan segera ke mari,"

   Wajah XiMen ChuiXue menjadi gelap. "Tidak perlu kami semua menghadapimu, cukup aku saja yang membunuhmu!"

   Shi XiuYun berseru.

   Ia tampaknya gadis yang paling tenang dan baik, tapi kenyataannya perangainya malah yang paling tidak sabaran.

   Sepasang pedang pendek yang ia gunakan adalah senjata warisan jago pedang PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, wanita di jaman Dinasti Tang, Nyonya Pertama SunGong.

   Saat ia berteriak, pedang pun telah berada di tangannya.

   Kilauan pedang naik-turun seperti naga di langit dan menyambar seperti kilat ketika ia dan pedangnya menyerbu ke arah XiMen ChuiXue.

   "Tahan,"

   Tiba-tiba seseorang berkata dengan lembut.

   Saat kata-kata itu diucapkan, orangnya pun telah muncul.

   Saat Shi XiuYun menyerang dengan pedangnya, tiba-tiba ia menyadari bahwa tak satu pun pedangnya yang bisa digerakkan ------ kedua pedangnya telah terjepit di antara jari-jari orang yang baru muncul itu.

   Ia tidak melihat gerakan orang ini tadi, ia berusaha menarik pedangnya, tapi pedang itu seakan-akan telah berakar di jari-jari tangan orang tersebut.

   Tapi ekspresi wajah orang ini tetap damai, bahkan ia sedang tersenyum.

   Tapi wajah Shi XiuYun telah memerah karena marah.

   "Tidak kusangka XiMen ChuiXue membawa kaki tangan,"

   Ia tertawa dingin. "Kau kira ia kaki tanganku?"

   XiMen ChuiXue membalas dengan dingin. "Memangnya bukan?"

   XiMen ChuiXue tertawa dingin dan tiba-tiba bergerak.

   Sekilas cahaya terang seperti kilat berwarna pelangi terlihat sebentar, lalu menghilang.

   XiMen ChuiXue telah berputar dan pedang pun kembali ke sarungnya.

   "Jika ia tidak bergerak, kau akan seperti pohon ini sekarang,"

   Ia berkata dengan dingin.

   Shi XiuYun baru saja hendak bertanya tentang pohon itu, tapi, sebelum ia membuka mulutnya, tiba-tiba ia menyadari bahwa pohon itu sedang tumbang.

   Ternyata setelah kilatan pedang sekilas itu, pohon tersebut, yang diameternya begitu besarnya hingga sebesar pelukan orang dewasa, sudah terbelah dua.

   Pohon itu tumbang, dan XiMen ChuiXue pun menghilang.

   Ekspresi wajah Shi XiuYun pun membeku.

   Di dunia ini, bagaimana mungkin ada jurus pedang seperti itu? Demikian cepatnya? Ia hampir tidak mempercayai matanya sendiri.

   Pohon itu hampir roboh menimpa orang di hadapannya waktu orang itu berputar, mengangkat tangannya, dan mendorong dengan perlahan.

   Pohon itu pelan-pelan roboh ke atas tanah di hadapannya.

   Ekspresi wajah orang ini masih sangat tenang dan menampilkan senyuman hangat yang sama.

   "Aku bukan kaki tangannya,"

   Ia berkata dengan lambat.

   "Aku tak pernah membantu orang membunuh."

   Wajah Shi XiuYun yang pucat berubah merah lagi.

   Sekarang ia faham apa yang dilakukan orang ini, dan juga faham bahwa kata-kata XiMen ChuiXue memang benar.

   Walaupun ia memiliki perangai yang buruk, ia masih bisa membedakan mana yang benar dan salah, dan ia menundukkan kepalanya dengan malu.

   "Terima kasih,"

   Ia akhirnya mengumpulkan keberaniannya untuk bicara.

   "Boleh aku tahu siapa nama keluargamu?"

   "Nama keluargaku adalah Hua,"

   Orang ini, Hua Man Lou, menjawab. "Aku aku Shi XiuYun, yang paling jangkung di sana itu adalah kakak seperguruanku yang tertua, Ma XiuZheng."

   "Apakah ia yang bicara barusan?"

   "Ya."

   "Suaranya sangat mudah dikenali,"

   Hua Man Lou tersenyum.

   "Lain kali aku tentu akan mengenalinya."

   Shi XiuYun menganggap hal itu sedikit ganjil. "Kau harus mendengarnya bicara baru dapat mengenalinya?"

   Ia terpaksa bertanya. Hua Man Lou mengangguk. "Kenapa?"

   "Karena aku buta."

   Shi XiuYun tak sanggup bicara lagi.

   Orang ini, yang bisa menangkap pedangnya dengan jarinya, seakan-akan itu adalah hal yang paling mudah di dunia, ternyata buta.

   Ia tak bisa PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, mempercayainya.

   Cahaya bulan menyinari wajah Hua Man Lou, senyumannya masih tenang, hangat, siapa saja bisa mengatakan bahwa ia adalah orang yang penuh kasih terhadap kehidupan dan tidak merasa tertekan atau marah karena dirinya buta, dan tak akan pernah iri pada orang lain.

   Karena ia telah puas dengan segala hal dalam kehidupannya, karena ia menikmati kehidupan.

   Shi XiuYun menatapnya, hatinya tiba-tiba terisi oleh sebuah perasaan yang tak mampu diuraikan dengan kata-kata.

   Ia tak tahu apakah itu simpati, iba, atau kagum.

   Ia hanya tahu bahwa ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya.

   "Saudara-saudaramu sedang menunggumu,"

   Hua Man Lou berkata, sambil tersenyum.

   "Kau tidak ikut pergi?"

   Shi XiuYun menundukkan kepalanya dengan malu. "Jika kita bertemu lagi, dapatkah kau mengenaliku?"

   Ia tiba-tiba bertanya. "Tentu saja, aku bisa mengenali dari suaramu."

   "Tapi bagaimana jika aku jadi bisu?"

   Sekarang giliran Hua Man Lou yang terdiam.

   Tak ada orang yang pernah menanyakan itu sebelumnya, dan ia tak pernah membayangkan bahwa akan ada orang yang menanyakannya.

   Ia sedang bingung bagaimana harus menjawab waktu tiba-tiba ia menyadari bahwa gadis itu berjalan menghampirinya dan menggenggam tangannya.

   "Rabalah wajahku,"

   Gadis itu berkata dengan lembut.

   "maka walaupun aku tak bisa bicara, kau akan mengenaliku kan?"

   Hua Man Lou mengangguk dalam kebisuan ketika ia merasa jari-jarinya menyentuh wajah gadis itu yang mulus dan tanpa cacat.

   Hatinya tiba-tiba juga terisi oleh sebuah perasaan yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata.

   Ma XiuZheng menatap mereka dari kejauhan dan tampaknya ia akan datang dan mengajak adik seperguruannya itu pergi tapi akhirnya membatalkan maksudnya.

   Waktu ia berpaling, ia melihat bahwa Sun XiuQing dan Yie XiuZhu juga sedang memandangi kedua orang itu, mata mereka penuh dengan sinar perasaan tertentu, seperti terpesona.

   Tingkah laku Shi XiuYun ini tidak mengejutkan mereka, karena mereka semua tahu bahwa adik seperguruan mereka itu adalah tipe gadis yang berani mencinta dan berani membenci.

   Apakah dalam hatinya mereka juga berharap bisa berani seperti dia? Jatuh cinta juga butuh keberanian.

   ______________________________ Shi XiuYun telah pergi, mereka semua telah pergi ------ empat gadis muda dan cantik itu datang seperti angin dan pergi juga seperti angin.

   Tidak ada yang bisa menduga kapan mereka akan datang dan kapan mereka akan pergi.

   Tapi Hua Man Lou masih berdiri di sana, tanpa bergerak, seperti terpesona.

   Angin bertiup perlahan, bulan bersinar lembut, senyumnya tampak damai dan bahagia.

   Lu Xiao Feng tiba-tiba tertawa.

   "Aku ingin bertaruh."

   "Taruhan apa?"

   "Aku bertaruh kau tak akan mau mencuci tanganmu selama paling sedikit 3 hari!"

   Hua Man Lou menarik nafas. "Aku tak mengerti kenapa kau selalu mengira orang lain akan bersikap sama sepertimu."

   "Ada apa denganku?"

   "Kau bukan laki-laki sejati,"

   Hua Man Lou memasang muka serius.

   "sedikit pun tidak!"

   Lu Xiao Feng tertawa. "Hal yang terbaik padaku adalah aku tak akan pernah memasang wajah serius PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, dan pura-pura menjadi laki-laki sejati."

   Hua Man Lou pun tak sanggup menahan tawanya lagi. "Menurutku, sebaiknya kau berhati-hati,"

   Lu Xiao Feng tiba-tiba berkata.

   "Hati-hati? Kenapa?"

   "Akhir-akhir ini tampaknya kau cukup beruntung dalam hal wanita.

   Bila seorang laki-laki tiba-tiba mendapatkan keberuntungan seperti ini, kesulitan biasanya tak lama lagi akan menyusul."

   "Ada satu hal yang tidak kufahami,"

   Hua Man Lou menarik nafas. "Oh?"

   "Bagaimana kau selalu bisa melihat kesulitan orang lain, tapi tak pernah melihat kesulitanmu sendiri?"

   Lu Xiao Feng menarik nafas. "Karena aku seorang bajingan,"

   Lu Xiao Feng menjawab sambil tersenyum menyedihkan. "Selama seseorang tahu bahwa ia adalah seorang bajingan, tentu masih ada harapan untuknya,"

   Hua Man Lou tertawa. "Jadi menurutmu siapa yang menyewa SiKong ZhaiXing untuk mencuri ShangGuan DanFeng?"

   Lu Xiao Feng tiba-tiba bertanya setelah membisu beberapa lama. "Huo Xiu,"

   Hua Man Lou menjawab tanpa bimbang sedikit pun.

   "Benar, pasti dia."

   "Tidak banyak orang yang mampu menghabiskan uang 200.000 tael perak untuk membeli SiKong ZhaiXing."

   "Dilihat dari hal ini, tampaknya Kaisar Rajawali Emas tidak berdusta, Hua Xiu memang ShangGuan Mu."

   Hua Man Lou sependapat.

   "Dan DuGu YiHe tentu Yan DuHe, itulah sebabnya ia pergi ke Paviliun Mutiara dan Intan, dan itulah sebabnya ia mengirimkan murid-muridnya untuk mencariku."

   "Waktu ia datang ke sini, mungkin ia tidak tahu bahwa sesuatu telah terjadi pada Yan TieShan,"

   Hua Man Lou menambahkan.

   "Mungkin ia telah bersepakat dengan Yan TieShan untuk bertemu dan mendiskusikan sesuatu."

   "Mungkin sekali."

   "Dan masalah yang akan mereka diskusikan itu mungkinkah berkaitan dengan Kaisar Rajawali Emas?"

   Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Juga sangat mungkin."

   "Dan ia mengirimkan Empat Cantik dari EMei untuk bertanya-tanya padaku, berarti ia mengakui hubungannya dengan Kaisar Rajawali Emas."

   "Jadi menurutmu seharusnya ia tidak bersikap seperti ini."

   "Kita tidak punya bukti bahwa ia adalah Yan DuHen, dan ia pun tak perlu mengakuinya, kecuali."

   "Kecuali kalau ia telah punya rencana untuk membuatmu berhenti ikut campur dalam urusan orang lain."

   Lu Xiao Feng mengangguk dengan lambat.

   "Kecuali kalau ia telah punya sebuah rencana yang sangat bagus."

   "Rencana-rencana terbaik selalu sama."

   "Tentu saja, bila seseorang telah mati, ia tak bisa ikut campur dalam urusan orang lain lagi."

   "Jadi menurutmu ia telah memasang perangkap di sana dan menunggumu terjebak?"

   "Ia tidak perlu memasang perangkap apa pun,"

   Lu Xiao Feng memaksakan sebuah senyuman.

   "Empat puluh sembilan jurus Golok dan Pedang Bersatu Padu miliknya itu mungkin sudah cukup untuk membuatku berhenti ikut campur dalam urusan orang lain."

   "Menurut kabar angin, di antara 7 ketua sekte pedang utama di dunia saat ini, kungfunya adalah yang terbaik, karena selain ia telah menguasai kungfu EMei luar dan dalam, ia juga telah banyak mempelajari ilmu-ilmu aneh dan tangguh PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, yang belum pernah dilihat orang dimainkan olehnya."

   Lu Xiao Feng tiba-tiba melompat bangkit.

   "Mari kita pergi!"

   "Ke mana?"

   "Paviliun Mutiara dan Intan, memangnya ke mana lagi?"

   "Pertemuan direncanakan besok siang, kenapa kita harus pergi sekarang?"

   "Lebih baik datang cepat daripada datang terlambat."

   "Kau mengkhawatirkan ShangGuan DanFeng?"

   "Orang seperti DuGu YiHe tak akan berbuat apa-apa pada seorang gadis."

   "Lalu siapa yang engkau khawatirkan?"

   "XiMen ChuiXue."

   Ekspresi wajah Hua Man Lou pun berubah. "Benar. Jika ia tahu bahwa DuGu YiHe ada di Paviliun Mutiara dan Intan, ia tentu pergi ke sana sekarang."

   "Aku khawatir kalau ia mungkin tak mampu menghadapi Golok dan Pedang Bersatu Padu milik DuGu YiHe,"

   Lu Xiao Feng menjelaskan.

   "Dengan kemampuannya, seharusnya kita tak perlu mengkhawatirkan dia. Tapi ia terlalu angkuh, keangkuhan bisa menimbulkan kesalahan, kesalahan bisa menyebabkan kematian."

   "Aku tidak menyukainya,"

   Hua Man Lou menarik nafas.

   "Tapi aku harus mengakui bahwa ia memang pantas bersikap angkuh."

   "Ia hanya melihat Su ShaoYing melakukan 21 jurus sebelum memutuskan bahwa ia tentu mampu mengalahkan Golok dan Pedang Bersatu Padu milik DuGu YiHe, tapi ia mungkin tidak terlalu memikirkan kenyataan bahwa Su ShaoYing bukanlah DuGu YiHe."

   "Jadi orang macam apakah DuGu YiHe?"

   Lu Xiao Feng berfikir sebentar. "Ada tipe orang yang walaupun aku tidak ingin berteman dengannya, aku pun benar-benar tidak ingin menjadi musuhnya,"

   Ia berkata dengan lambat. "Dan DuGu YiHe adalah tipe orang seperti ini?"

   Lu Xiao Feng mengangguk. "Tidak perduli siapa pun, jika ia tahu bahwa dirinya mempunyai musuh seperti itu, ia tak akan dapat tidur, jadi sebaiknya kita segera berangkat."

   Lu Xiao Feng menarik nafas.

   Hua Man Lou tiba-tiba tertawa.

   "Kurasa dia pun tidak bisa tidur sekarang."

   "Kenapa?"

   "Tak perduli siapa pun, jika ia tahu bahwa dirinya punya seorang musuh sepertimu, ia pun tak akan dapat tidur." ______________________________ DuGu YiHe tidak tidur.

   Malam telah larut, dan angin malam di bulan April selalu membawa hawa dingin musim gugur ketika berhembus mengenai tirai putih di aula.

   Peti mati itu terbuat dari kayu Nanmu ungu, sangat kuat dan sangat mahal.

   Tapi orangnya telah mati, apakah ada bedanya apa pun jenis peti matinya? Cahaya lilin berkerlap-kerlip ditiup angin dan aula berkabung itu seperti dipenuhi dengan hawa dingin dan sepi.

   DuGu YiHe duduk dalam kebisuan di samping peti mati Yan TieShan, ia telah lama tidak bergerak di situ.

   Ia adalah orang yang bertubuh jangkung dan berwajah serius.

   Tubuhnya masih tegak seperti di waktu mudanya dulu, dan rambutnya yang kaku seperti jarum pun masih berwarna hitam legam.

   Hanya saja keriput di wajahnya telah banyak dan dalam, bila kau perhatikan wajahnya baru kau akan tahu bahwa ia memang seorang laki-laki tua.

   Saat itu, di wajahnya yang serius dan tegas, tampak bayang-bayang kesedihan dan kesepian.

   Apakah ini karena ia sudah seperti orang mati dan faham betapa sedih dan PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, menakutkan kematian itu sebenarnya? Di belakangnya tiba-tiba terdengar serangkaian langkah kaki yang sangat ringan.

   Ia tidak berpaling, tapi tangannya telah mencengkeram gagang pedangnya.

   Pedangnya lebih tebal dan besar daripada pedang rata-rata dengan badan pedang yang sangat panjang dan lebar.

   Pedang itu terbuat dari perunggu dan dipoles berkilauan, tapi sarungnya sangat tua dan kotor dengan sebuah simbol Delapan Diagram kecil terukir di atasnya, melambangkan bahwa ini adalah pedang ketua Sekte EMei.

   Seseorang berjalan dengan perlahan menghampirinya dan berhenti di sampingnya.

   Walaupun ia tidak berpaling untuk melihat, ia tahu bahwa ini adalah Huo TianQing.

   Ekspresi wajah Huo TianQing pun sangat sedih, sangat muram, selain dari baju hitam di sebelah dalam, ia mengenakan sebuah pakaian berkabung warna kuning, menunjukkan bahwa hubungannya dengan jenazah itu adalah sangat istimewa.

   DuGu YiHe belum pernah melihat pemuda yang angkuh dan kekar ini sebelumnya, ia bahkan belum pernah datang ke tempat ini.

   Huo TianQing berdiri di sana, di sisinya, selama beberapa saat sebelum tiba-tiba bicara.

   "Masih belum tidur, Ketua?"

   DuGu YiHe tidak menjawab.

   Karena ini adalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab.

   Jika ia berdiri di sini, maka tentu saja ia masih belum tidur.

   Kedudukan dan kemasyurannya membuatnya berhak untuk tidak menjawab pertanyaan seperti ini.

   Tapi Huo TianQing meneruskan.

   "Ketua belum pernah ke sini sebelumnya?"

   "Belum."

   "Itulah sebabnya saya bahkan tidak tahu kalau Ketua dan Ketua Yan berteman baik!"

   Wajah DuGu YiHe menjadi gelap. "Ada banyak hal yang tidak kau ketahui,"

   Ia menjawab dengan dingin. "Ketua adalah salah seorang pemimpin dunia persilatan,"

   Huo TianQing menjawab dengan santai.

   "Maka tentu saja Ketua tahu lebih banyak daripada aku."

   "Hmmph!"

   Huo TianQing tiba-tiba berpaling dan menatap wajahnya dengan pandangan setajam pisau. "Maka Ketua tentu tahu kenapa beliau mati!"

   Huo TianQing berkata dengan lambat. Wajah DuGu YiHe tampaknya telah berubah warna sedikit ketika tiba-tiba ia berputar dan mulai berjalan ke luar. "Berhenti!"

   Huo TianQing berseru.

   Langkah terakhir DuGu YiHe dihentakkan dengan keras, menghancurkan ubin lantai hingga berkeping-keping.

   Urat nadi di tangannya menonjol keluar sementara jubah yang ia kenakan berkepak-kepak tanpa ada angin yang bertiup.

   Setelah beberapa lama, ia berputar dengan lambat, kemarahan seperti menusuk keluar dari matanya ke arah Huo TianQing dan ia berkata dengan lambat-lambat dan jelas.

   "Apakah kau menyuruhku berhenti?"

   Wajah Huo TianQing pun menjadi gelap. "Benar, aku menyuruhmu untuk berhenti!"

   Huo TianQing menjawab dengan dingin. "Kau tidak berhak!"

   DuGu YiHe berseru dengan murka. "Tidak berhak? Dilihat dari usia, aku memang tidak sebanding denganmu,"

   Huo TianQing mendengus.

   "Tapi jika dilihat dari posisi dan tingkatan, maka Huo TianQing tidak lebih rendah daripada DuGu YiHe! "Posisi dan tingkatan apa yang engkau punya?"

   DuGu YiHe berseru dengan PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, marah. "Aku tahu kau tidak mengenalku, tapi kau tentu mengenali jurus ini."

   Ia berdiri berhadapan muka dengan DuGu YiHe, lalu tiba-tiba ia memutar pinggangnya ke kanan dan mengembangkan lengannya.

   "Phoenix Mengembangkan Sayapnya", dua jari di tangan kirinya ditekuk seperti paruh burung phoenix ketika menusuk ke kepala DuGu YiHe. Telapak tangan kanan DuGu YiHe terangkat miring, menuju pergelangan tangan lawannya. Tiba-tiba langkah kaki Huo TianQing bergeser sedikit dan melesat ke samping kira-kira semeter, orangnya pun tiba di belakang pundak kanan DuGu YiHe. Jurusnya masih "Phoenix Mengembangkan Sayapnya", tapi arah gerakannya telah berubah sama sekali dan ia menggunakan tangan kanannya untuk menirukan paruh burung dan menyerang urat darah besar di sebelah kanan leher DuGu YiHe. Walaupun perubahan ini tampak sederhana, kelihaian yang terkandung di dalamnya sukar untuk diuraikan dengan kata-kata. "Phoenix Kembar Sedang Terbang!"

   DuGu YiHe berteriak. Sambil bicara, tiba-tiba ia memutar tubuhnya ke kiri dan menggunakan telapak tangan kirinya untuk menangkis paruh burung Huo TianQing. Huo TianQing menghembuskan nafas, menggunakan kekuatan "Bintang Kecil"

   Dari dalam telapak tangannya untuk didorong keluar. "Pshhh!"

   Kedua pasang telapak tangan itu bertemu dan segera, kedua orang itu berhenti bergerak.

   Setelah menghembuskan nafas, Huo TianQing mulai bicara dengan lambat.

   "Benar, itulah Phoenix Kembar Sedang Terbang.

   Suatu ketika waktu Pemburu Langit mengunjungi EMei dan bertanding dengan gurumu, Pendeta Hu yang terhormat, di puncak EMei, ia menggunakan jurus ini, kau mungkin melihatnya sebagai penonton kan?"

   "Benar."

   Walaupun DuGu YiHe hanya mengucapkan 2 patah kata ini, wajahnya telah berubah menjadi kehijau-hijauan.

   Bila dua jagoan saling bertanding, sekali mereka menggunakan tenaga dalamnya untuk bertarung, mereka seharusnya tidak boleh dan tidak bisa bicara.

   Tapi Pemburu Langit memang seorang jenius kungfu yang luar biasa, ia telah menciptakan semacam tenaga dalam yang tetap memungkinkan pemiliknya untuk bicara.

   Dan bukan hanya tidak ada kerusakan pada tenaga dalammu bila kau bicara, ilmu ini bahkan membuat energi yang tersimpan dalam sumber tenaga dalammu bisa mendesak keluar.

   Tenaga dalam Huo TianQing dipelajari di bawah bimbingan si Pemburu Langit sendiri, dan saat itu, ia berencana menggunakan keuntungan ini untuk mengalahkan DuGu YiHe.

   "Jago kungfu biasa, bila menghadapi jurus ini, akan berputar ke kanan dan menggunakan telapak tangan kanan mereka untuk menangkis serangan ini,"

   Huo TianQing meneruskan.

   "Tapi Pendeta Hu memang hebat, ia malah menentang kebiasaan ini dan menangkisnya dengan telapak tangan kirinya, kau tahu mengapa?"

   "Jika kau menangkis dengan telapak tangan kananmu, walaupun hal itu lebih cepat, pilihan untukmu hanya tersisa pada apa yang bisa engkau lakukan; tapi jika kau menangkis dengan tangan kirimu, maka masih ada energi dan kekuatan yang tersisa yang memungkinkan dirimu untuk berubah dan beradaptasi sesuai dengan keinginan."

   DuGu YiHe tidak ingin menjawab, tapi ia pun tidak ingin memperlihatkan kelemahannya.

   Baru saja ia bicara sampai di situ, tiba-tiba ia merasa seakan-akan ia tak sanggup mengatur pernafasannya dan terpaksa berhenti.

   "Benar, itu karena Pemburu Langit harus berhenti sebentar untuk menghadapi gerakan seperti itu dan mengumpulkan hawa untuk adu tenaga dalam, untuk PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, meniadakan pilihan baginya secara efektif."

   "Bagaimana kau tahu tentang hal ini?"

   DuGu YiHe tiba-tiba berseru, seakan-akan ia tidak ingin mendengar pemuda itu bicara lagi. "Karena Pemburu Langit adalah ayahku."

   Ekspresi wajah DuGu YiHe berubah hebat. "Pendeta Hu dan ayahku berasal dari generasi yang sama, kau mungkin tahu juga kan?"

   Huo TianQing berkata dengan santai.

   Wajah DuGu YiHe berubah dari hijau ke putih dan kembali ke hijau lagi, bukan hanya ia tak mampu bicara, ia benar-benar tidak punya apa-apa yang harus dikatakan.

   Kedudukan si Pemburu Langit di masa itu adalah di atas semua orang, mengatakan kalau dia dan Pendeta Hu berasal dari generasi yang sama saja sudah memberikan Pendeta Hu kehormatan yang luar biasa.

   Walaupun DuGu YiHe adalah orang yang angkuh, ia tak bisa mengingkari tradisi dunia persilatan.

   "Jadi sekarang seharusnya kau tahu siapa aku dan bagaimana posisiku,"

   Huo TianQing meneruskan dengan santai.

   "Tapi aku masih punya beberapa pertanyaan untukmu!"

   DuGu YiHe mengkertakkan giginya, sementara keringat mulai muncul di keningnya.

   "Mengapa kau membuat Su ShaoYu menukar namanya dan pura-pura menjadi seorang murid? Kau dan Ketua Yan tidak pernah berhubungan sebelumnya, kenapa kau tiba-tiba muncul tepat setelah ia mati?"

   "Hal ini tidak ada hubungannya denganmu."

   "Aku tak boleh menanyakan ini?"

   "Kau tak berhak menanyakan hal ini."

   "Jangan lupakan bahwa aku adalah bendahara dan pengurus tempat ini,"

   Huo TianQing mengingatkan DuGu YiHe dengan dingin.

   
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Jika aku tak boleh menanyakan persoalan di sekitar tempat ini, lalu siapa yang boleh?"

   Keringat di kening DuGu YiHe bertetesan seperti air hujan dan ubin di bawah kakinya pun hancur berkeping-keping.

   Tiba-tiba ia menendang dengan kaki kanannya dan mengambil pedangnya dengan tangan kanannya.

   Tapi tepat pada saat itu pula tenaga yang muncul dari telapak tangan Huo TianQing menghilang, dan ia, dengan meminjam energi DuGu YiHe melayang keluar dengan perlahan.

   DuGu YiHe segera kehilangan keseimbangannya dan hampir roboh.

   Tiba-tiba tampak sebuah kilatan pedang diikuti dengan suara pedang memukul ubin lantai dengan bunga api yang memercik ke mana-mana ketika pedang di tangannya dihunjamkan ke ubin.

   Tapi Huo TianQing telah menghilang.

   Tirai putih berkibar-kibar ditiup angin, lilin di atas meja altar tiba-tiba padam.

   DuGu YiHe, sambil bersandar pada pedangnya, memandang kegelapan, tiba-tiba ia merasa sangat lelah.

   Ia sudah semakin tua.

   Menarik pedangnya dan memasukkannya kembali ke dalam sarungnya, ia berjalan keluar dengan perlahan; dalam kegelapan, seperti ada sepasang mata berkilat-kilat yang sedang menatapnya.

   Ia memandang ke depan, dan melihat seseorang berdiri tak bergerak di bawah pohon putih di halaman, seseorang yang mengenakan pakaian serba putih seperti salju.

   Tangan DuGu YiHe pun turun ke pedangnya lagi.

   "Siapa itu?"

   Ia bertanya dengan suara yang bengis. Orang itu tidak menjawab, tapi malah balik bertanya. "Yan DuHe?"

   Wajah DuGu YiHe tiba-tiba menjadi kaku.

   Orang berpakaian putih itu pelan-pelan berjalan keluar dari kegelapan dan sekarang berada di tengah sinar bulan.

   Pada pakaiannya yang seputih salju ada setitik debu, wajahnya tanpa ekspresi, dan melintang di punggungnya ada PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, sebatang pedang berbentuk ganjil dengan sarung berwarna gelap.

   Ekspresi wajah DuGu YiHe berubah hebat.

   "XiMen ChuiXue?"

   "Ya."

   "Apakah kau yang membunuh Su ShaoYing?"

   DuGu YiHe bertanya dengan marah. "Aku memang membunuhnya, tapi ia seharusnya tidak mati. Yang pantas mati adalah Yan DuHe!"

   Bola mata DuGu YiHe terbelalak. "Maka jika kau adalah Yan DuHe, aku akan membunuhmu!"

   XiMen ChuiXue berkata dengan dingin. DuGu YiHe tiba-tiba tertawa seperti orang gila. "Kau tidak bisa membunuh Yan DuHe, kau hanya bisa membunuh DuGu YiHe."

   "Oh?"

   "Jika kau membunuh DuGu YiHe, maka namamu akan terkenal ke seluruh dunia!"

   "Bagus,"

   XiMen ChuiXue mendengus.

   "Bagus?"

   "Tak perduli apakah engkau adalah bangau yang kesepian atau hanya seekor bangau, aku akan membunuhmu!" {Catatan.

   ini adalah sebuah permainan kata-kata lagi.

   DuHe secara harfiah berarti "bangau yang kesepian", sementara YiHe berarti "seekor bangau".} "Bagus."

   DuGu YiHe tiba-tiba mendengus juga. "Bagus?"

   "Tak perduli apakah engkau ingin membunuh bangau yang kesepian atau hanya seekor bangau, kenapa kau tidak menghunus pedangmu?"

   "Bagus, hebat!"

   DuGu YiHe mencengkeram gagang pedangnya, ia merasa seolah-olah tangannya lebih dingin daripada pedang itu sendiri.

   Bukan hanya tangannya terasa dingin, jantungnya juga.

   Reputasi yang termasyur, posisi yang berkuasa, bahkan jika ia bisa memberikannya semua sekarang, ia masih tak mampu mendapatkan kembali semua energi yang baru saja ia keluarkan.

   Ia memandang pada XiMen ChuiXue, tapi ia pun memikirkan tentang Huo TianQing, tiba-tiba ia merasa menyesal.

   Ini adalah pertama kalinya ia benar-benar merasa menyesal dalam hidupnya, dan ini mungkin yang terakhir kalinya.

   Ia tiba-tiba sangat ingin bertemu dengan Lu Xiao Feng, tapi ia tahu bahwa Lu Xiao Feng tak mungkin muncul di saat seperti ini.

   Ia hanya bisa menghunus pedangnya.

   Karena ia tak punya pilihan lain di saat ini.

   Tiba-tiba, terlihat kilatan-kilatan pedang penuh energi.

   Angin yang bertiup semakin dingin, maka bila XiMen ChuiXue sendiri yang berdarah, darahnya pun akan mongering juga.

   Bab 9.

   Kematian Yang Begitu Aneh Kereta itu tidak terlalu besar, hanya cukup untuk menampung 4 orang penumpang.

   Kuda-kuda yang menarik kereta itu sangat terlatih, walaupun kereta sedang berjalan di atas jalan berlumpur, kedudukannya tetap sangat stabil.

   Ma XiuZheng dan Shi XiuYun duduk di satu jok, sedangkan Sun XiuQing dan Yie XiuZhu duduk di hadapan mereka.

   Kereta itu telah menempuh perjalanan yang panjang, Shi XiuYun tiba-tiba melihat semua orang menatapnya.

   Ia pura-pura tidak tahu, tapi akhirnya tak tahan untuk tidak mencibirkan bibirnya dan menantang semua orang.

   "Mengapa kalian semua menatapku? Apakah sebatang bunga tiba-tiba tumbuh di wajahku?"

   "Bahkan jika sebatang bunga tumbuh di wajahmu,"

   Sun XiuQing tertawa dan menjawab.

   "tentu bunga itu telah dipetik orang." PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, Matanya besar dan bibirnya tipis, jelas ia adalah seorang gadis yang tak pernah menahan diri bila mengejek seseorang. Ia tidak membiarkan Shi XiuYun menjawab sebelum melanjutkan. "Hal yang aneh adalah, gadis ini selalu mengatakan bahwa bunga apa pun tidak sebaik sayur-sayuran, jadi kenapa tiba-tiba ia mengatakan bunga ini dan bunga itu setiap kali buka mulut?"

   Herannya, Shi XiuYun tidak memerah wajahnya, malah ia menjawab dengan santai.

   "Tidak ada yang aneh, itu karena nama keluarganya Hua, bunga, tentu saja aku akan mengatakan bunga ini dan bunga itu."

   "Dia?"

   Sun XiuQing tertawa kecil.

   "Siapa dia?"

   "Marganya Hua, Hua Man Lou."

   "Bagaimana kau tahu namanya?"

   "Ia yang memberitahuku."

   "Kenapa aku tak mendengarnya?"

   "Kami sedang membicarakan urusan kami, kenapa harus membiarkanmu mendengarnya? Di samping itu, mungkin kau sedang memikirkan Lu Xiao Feng saat itu."

   "Aku sedang memikirkan Lu Xiao Feng?"

   Sun XiuQing hampir menjerit.

   "Siapa bilang aku sedang memikirkan dia?"

   "Aku,"

   Shi XiuYun menjawab.

   "Saat ia sedang duduk di bak mandi itu, kau tak pernah melepaskan pandanganmu darinya. Aku melihatnya, kau tak bisa membantahnya sekarang."

   Sun XiuQing tertawa dan melepaskan perasaannya di saat yang bersamaan. "Percayakah kalian betapa gilanya gadis ini? Semua yang keluar dari mulutnya adalah dusta."

   Ia mencaci, dengan sebuah senyuman di wajahnya. "Gadis itu memang agak gila,"

   Ma XiuZheng menjawab dengan santai.

   "Tapi matamu memang selalu memandangi Lu Xiao Feng."

   "Terima kasih, Kakak Tertua, karena bersikap adil,"

   Shi XiuYun tertawa, sambil melambai-lambaikan tangannya. Mata Sun XiuQing berputar-putar sebelum tiba-tiba ia menarik nafas. "Ia memang adil, tapi seperti ada rasa masam di dalam ucapannya itu."

   "Masam?"

   Sekarang Ma XiuZheng yang tampak heran.

   "Masam apa?"

   "Masam seperti cuka."

   "Jadi menurutmu aku sedang minum cuka, aku cemburu padamu?"

   Sekarang Ma XiuZheng pun mulai berteriak. {Catatan. dalam istilah China.

   "chi cu", atau "minum cuka", sering digunakan untuk menjelaskan perasaan cemburu yang dirasakan oleh seseorang.} "Aku tidak mengatakannya,"

   Sun XiuQing menjawab.

   "Kau sendiri yang barusan mengatakannya."

   Ia berusaha menekan tawanya dan meneruskan, tanpa membiarkan yang lain sempat membalas.

   "Semua orang mengatakan bahwa Lu Xiao Feng begitu halus dan sopan dan begitu memikat dan begitu ini dan begitu itu. Tapi waktu aku melihatnya hari ini, duduk di bak mandi seperti itu, ia seperti orang tolol atau begitulah, tidak sebanding dengan XiMen ChuiXue."

   "Apa yang kau katakan?"

   Shi XiuYun berteriak dengan terkejut. "Yang kukatakan adalah bahwa jika aku harus memilih seorang pria, maka aku tentu akan memilih XiMen ChuiXue. Ia seorang laki-laki sejati, lebih baik 10 kali lipat daripada Lu Xiao Feng."

   Shi XiuYun menarik nafas.

   "Dilihat dari sini, tampaknya kaulah yang gila.

   Bahkan jika seluruh laki-laki di dunia ini mati, aku tak akan memilih mayat hidup yang angkuh dan sombong itu."

   "Kau tidak menyukainya, tapi aku suka.

   Ini yang disebut kubis dan wortel berkumpul dengan sesamanya."

   Ma XiuZheng tak mampu menghentikan dirinya untuk tertawa lagi.

   "Dari tampang kalian berdua, tampaknya kalian telah memilah-milah kubis dan wortel." PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas.

   "Dan yang kami tinggalkan untukmu adalah si wortel besar, Lu Xiao Feng!"

   Sun XiuQing berkata, sambil berusaha menahan tawanya. Shi XiuYun mengedip-ngedipkan matanya. "Jadi Kakak Ketiga Yie tidak mendapat apa-apa?"

   Wajah Yie XiuZhu telah merah padam karena marah. "Maukah kalian lihat diri kalian dulu?"

   Yie XiuZhu berkata, wajahnya masih merah.

   "Kalian baru bertemu mereka sekali dan tampaknya kalian telah jadi gila memikirkan mereka, tak mungkin kalian tidak pernah bertemu laki-laki lain dalam hidup kalian sebelumnya kan?"

   "Kita tidak pernah bertemu laki-laki seperti mereka sebelumnya,"

   Sun XiuQing menarik nafas.

   Ia melirik Yie XiuZhu dari sudut matanya dan meneruskan.

   "Sejujurnya, tiga orang laki-laki yang kita temui hari ini hebat-hebat semua, bahkan walaupun kau tidak mengakuinya, kau mungkin menyukai mereka bertiga kan?"

   "Kau tentu sudah gila."

   Yie XiuZhu begitu kesal sehingga wajahnya semakin merah. "Sun Nomor Dua yang di sana itu memang selalu punya masalah seperti ini, dan itulah sebabnya ia suka mengganggu orang yang jujur,"

   Shi XiuYun membantunya. "Dia? Jujur?"

   Sun XiuQing mencibirkan bibirnya.

   "Ia tampak jujur di permukaannya saja, tapi dari kita berempat, kujamin ia yang pertama menikah nantinya."

   "Apa apa yang membuatmu berkata demikian?"

   Yie XiuZhu bertanya. "Karena ia tahu bahwa ia tak akan menjadi orang pertama yang menikah,"

   Shi XiuYun memotong sebelum Sun XiuQing bisa menjawab.

   "Jangankan laki-laki beralis empat, bahkan laki-laki dengan keberanian empat kali lipat pun tak akan berani menikahinya."

   "Sepertinya itu benar,"

   Ma XiuZheng setuju.

   "Siapa saja yang menikahi seorang wanita seperti dirinya tentu akan mati akibat tumor otak karena mendengar ucapannya."

   "Mungkin jika ia menemukan orang tuli maka."

   Shi XiuYun menambahkan, berusaha menahan tawanya, dan gagal. Sun XiuQing telah bangkit sekarang dan berteriak.

   "Oh, aku faham. Kalian bertiga sedang berkomplot melawanku. Baik, kubiarkan kalian bertiga memiliki tiga laki-laki itu, puas?"

   "Membiarkan kami memiliki mereka?"

   Shi XiuYun menjawab.

   Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Apakah ketiga orang itu milikmu atau apa?"

   "Gadis ini memang tahu banyak hal,"

   Ma XiuZheng menarik nafas.

   "tapi ia tentu tak tahu malu."

   Sun XiuQing menatap mereka sebelum tiba-tiba ia berteriak sekuat-kuatnya. "Aku lapar!"

   Ma XiuZheng memandangnya dengan heran, seolah-olah ia memang sedang memandang orang gila. Sun XiuQing tak tahan untuk tidak tertawa sendirian. "Bila aku kesal, aku jadi lapar. Sekarang aku sedang kesal, aku harus menemukan sebuah tempat untuk makan."

   Bila empat orang gadis berkumpul bersama, hampir mustahil bagi mereka untuk tidak membicarakan laki-laki.

   Persis seperti bila empat orang laki-laki berkumpul, membuat mereka tidak membicarakan perempuan tentu sama saja dengan mustahil.

   Tapi Lu Xiao Feng dan Hua Man Lou tidak sedang membicarakan perempuan.

   Mereka sedang membicarakan XiMen ChuiXue.

   "Aku hanya berharap ia belum menemukan DuGu YiHe."

   Lu Xiao Feng berkata. "Menurutmu ia bukan tandingan DuGu YiHe?"

   Hua Man Lou bertanya.

   "Ilmu pedangnya memang cepat dan mematikan, tidak sedikit pun mengandung rasa iba, persis seperti orangnya sendiri, dia tak akan pernah menyisakan pilihan PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, untuk lawan-lawannya."

   Hua Man Lou mengangguk dengan lambat. "Jika seseorang tidak menyisakan pilihan untuk lawannya, itu sama saja dengan tidak menyisakan pilihan untuk dirinya sendiri."

   Ia berkata.

   "Itulah sebabnya, sekali pedangnya terhunus, jika tak berhasil melukai musuh, maka ia telah menyerahkan dirinya sendiri kepada kematian!"

   "Tapi ia tidak mati."

   "Itu hanya karena ia belum pernah bertemu musuh seperti DuGu YiHe sampai sekarang."

   Lu Xiao Feng berhenti sebentar sebelum meneruskan.

   "Ilmu pedang DuGu sangat menakutkan, dengan tenaga dalam yang besar, serangan yang membinasakan dan pertahanan yang bahkan lebih menghancurkan lagi, apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa pengalaman bertarungnya tidak mungkin bisa ditandingi oleh XiMen ChuiXue.

   Itulah sebabnya jika XiMen tidak berhasil dalam 30 jurus, tentu dia akan mati oleh pedang DuGu."

   "Dan menurutmu tak ada kesempatan baginya untuk berhasil dalam 30 jurus?"

   "Tak seorang pun mampu mencabut nyawa DuGu dalam 30 jurus, hal itu juga berlaku bagi XiMen!"

   Lu Xiao Feng menarik nafas. Hua Man Lou terdiam beberapa lama sebelum menarik nafas juga. "Kaulah yang meminta dia untuk terlibat dalam masalah ini."

   "Dan itulah sebabnya aku berharap ia belum menemukan DuGu."

   Mereka telah melewati jalan yang tenang dan sepi itu dan berbelok ke sebuah sungai kecil tepat di luar Paviliun Mutiara dan Intan.

   Di bawah sinar bulan yang terang dan jelas, air berkilauan seperti potongan perak yang bertebaran.

   Seseorang berdiri di tepi sungai, berpakaian putih seperti salju.

   Waktu Lu Xiao Feng melihatnya, ia juga melihat Lu Xiao Feng.

   "Aku belum mati."

   Tiba-tiba ia berkata. Lu Xiao Feng tertawa. "Kau memang tidak mirip orang mati."

   "Yang mati adalah DuGu YiHe."

   XiMen ChuiXue menjawab. Lu Xiao Feng berhenti tertawa. "Kau tak bisa membayangkan kenapa?"

   Lu Xiao Feng mengakuinya, ia memang tidak bisa. Tapi sekarang XiMen ChuiXue tertawa kecil, tawa yang sangat aneh dan ganjil. "Aku pun tak bisa membayangkan kenapa."

   Ia berkata. "Oh?"

   "Waktu Su ShaoYing menampilkan 21 jurusnya, aku telah melihat 3 lubang kelemahan."

   "Jadi kau kira paling tidak kau punya 3 kesempatan untuk membunuh DuGu YiHe?"

   XiMen ChuiXue mengangguk.

   "Biasanya aku hanya butuh satu kesempatan, tapi waktu aku bertarung dengannya, aku tak berhasil mendapatkan satu kesempatan pun."

   "Mengapa?"

   "Walaupun ilmunya punya kelemahan, setelah aku mulai menggerakkan pedangku, ia tentu segera menutupi lubang itu.

   Belum pernah aku bertemu orang yang tahu di mana letak kelemahan ilmunya sendiri, tapi ia tahu."

   "Semua ilmu pedang di dunia ini punya kelemahan, tapi memang tidak banyak orang yang tahu di mana letak kelemahan ilmu pedang mereka sendiri."

   Lu Xiao Feng setuju.

   "Aku membuat gerakan sebanyak 3 kali, semuanya berhasil ditangkis, maka aku tahu bahwa aku tak akan mampu membunuhnya.

   Jika kau tak bisa membunuh dengan ilmu pedang yang khusus diciptakan untuk membunuh, maka kaulah yang akan mati."

   "Walaupun kau angkuh, paling tidak kau tahu kelemahanmu sendiri."

   Lu Xiao Feng menarik nafas.

   "Itulah sebabnya kau masih hidup!" PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.

   "Aku masih hidup karena setelah 30 jurus, jurus-jurusnya tiba-tiba menjadi kacau."

   "Seorang jagoan seperti dia, jika jurus-jurusnya tiba-tiba menjadi kacau, maka hanya ada 2 sebab."

   XiMen ChuiXue menunggu penjelasannya lebih lanjut. "Jika hati dan pikirannya sedang kacau, tentu jurus-jurus pedangnya juga kacau."

   "Hati dan pikirannya tidak sedang kacau."

   "Mungkinkah tenaga dalamnya habis?"

   Tanpa tenaga, jurus-jurus pedang pun tentu menjadi kacau. "Dengan tenaga dalam dan kemampuannya, bagaimana mungkin ia telah kehabisan tenaga dalam setelah bergebrak 30 jurus saja?"

   Lu Xiao Feng merenung. "Sudah kubilang, aku pun tak bisa membayangkannya."

   Lu Xiao Feng berfikir dalam kebisuan.

   "Mungkinkah sebelum bertarung denganmu, orang lain telah memaksanya untuk menggunakan sebagian besar tenaga dalamnya? Mungkinkah seseorang telah bertarung dengannya sebelum kamu?"

   "Ia tidak mengatakannya, maka aku tak akan tahu,"

   XiMen ChuiXue menjawab dengan dingin.

   "Seandainya aku tahu, tentu aku tak akan memaksanya bertarung."

   "Bila kau memaksa orang lain bertarung, kapan terakhir kalinya kau memberi kesempatan musuhmu untuk bicara?"

   Lu Xiao Feng berkata sambil tersenyum sedih. Walaupun tidak ada ekspresi di wajah XiMen ChuiXue, bayang-bayang suram tampak muncul di matanya. "Ia mengatakan sesuatu yang aneh sebelum ia mati."

   Ia berkata pelan-pelan, setelah terdiam beberapa lama. "Apa yang ia katakan?"

   "Ia bilang ia."

   Waktu pedang itu ditarik, masih ada darah di badan pedang.

   Waktu DuGu YiHe melihat pedang orang lain bernodakan darahnya sendiri, melihat darahnya jatuh setetes demi setetes, tidak ada rasa sakit atau murka atau takut di wajahnya.

   Sebaliknya, tiba-tiba ia berseru.

   "Aku faham sekarang, aku faham sekarang."

   "Ia mengatakan ia faham sekarang!"

   "Apa yang ia fahami?"

   Lu Xiao Feng mengerutkan keningnya.

   Bayang-bayang suram di mata XiMen ChuiXue tampak bertambah gelap dan ia menarik nafas panjang.

   "Mungkin ia faham bahwa hidup ini singkat, seperti embun pagi.

   Mungkin ia faham bahwa kemasyuran dan kekuasaan yang ia peroleh, pada akhirnya tiada artinya."

   Lu Xiao Feng berfikir dalam-dalam. "Persisnya karena hidup ini singkat, kau tak bisa hidup tanpa mendapat apa-apa,"

   Ia berkata lambat-lambat.

   "Apa yang sebenarnya ia fahami? Atau apa yang tidak ia fahami? Apa sebenarnya yang ingin ia katakan?"

   XiMen ChuiXue menatap cakrawala selama beberapa saat sebelum tiba-tiba mengucapkan sebuah kalimat yang sangat tak terduga. "Aku lapar."

   "Kau lapar?"

   Lu Xiao Feng memandangnya dengan heran. "Aku selalu lapar setelah membunuh,"

   XiMen ChuiXue menjawab dengan dingin.

   ______________________________ Kedai arak kecil ini seharusnya telah tutup sekarang, apalagi letaknya berada di pinggir sebuah hutan buah murbei yang rimbun dan lebat.

   Ada beberapa rumah di dalam hutan itu, juga ada beberapa buah rumah di luar hutan, sebagian besar merupakan keluarga-keluarga kecil yang hidup dari memelihara ulat sutera.

   Rumah kecil ini letaknya agak dekat ke jalan, maka di depannya mereka PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, membangun sebuah gubuk kecil dengan jendela di keempat sisinya dan menjual arak sederhana dan makanan untuk orang lewat.

   Waktu Empat Cantik dari EMei menemukan tempat itu, pemiliknya baru saja hendak pergi tidur, tapi bagaimana mungkin orang menolak kedatangan empat orang gadis cantik seperti mereka? Di dalam kedai arak kecil itu hanya ada tiga buah meja, tapi meja-meja itu sangat bersih dan rapi.

   Makanan-makanan kecil yang tersedia untuk dinikmati bersama arak juga sederhana tapi menyegarkan dan arak yang rasanya ringan adalah jenis yang disukai gadis-gadis itu, maka mereka pun merasa senang berada di tempat itu.

   Bila gadis-gadis sedang bersuka cita, mereka selalu makin banyak bicara.

   Mereka sedang menggosip ke kiri dan ke kanan, tertawa, persis seperti segerombolan ayam betina yang sedang bahagia.

   "Orang yang bermarga Hua itu,"

   Sun XiuQing tiba-tiba berkata.

   "tampaknya ia mempunyai sedikit aksen daerah selatan sungai besar, mungkinkah ia berasal dari keluarga Hua?"

   "Keluarga Hua yang mana?"

   Shi XiuYun bertanya. "Keluarga Hua dari selatan sungai besar itu. Menurut kabar angin, kau bisa berkuda dengan kecepatan penuh selama seharian penuh dan masih tetap berada di atas tanah milik mereka."

   "Aku juga tahu keluarga itu,"

   Ma XiuZheng memotong.

   "Tapi kurasa Hua Man Lou bukan berasal dari keluarga itu."

   "Kenapa tidak?"

   Sun XiuQing bertanya.

   "Kudengar keluarga itu hidupnya sangat bermewah-mewahan, dan sangat teliti dengan apa yang mereka minum, makan, dan pakai, bahkan pegawai mereka kelihatan seperti jutawan yang sedang jalan-jalan keliling kota.

   Tapi Hua Man Lou tampaknya orang yang sangat sederhana.

   Bukan hanya itu, aku pun belum pernah mendengar salah seorang anggota keluarga itu ada yang buta."

   Shi XiuYun segera mendengus. "Memangnya kenapa kalau buta? Walaupun buta, tapi ia bisa melihat jauh lebih banyak daripada kita berempat disatukan."

   Ma XiuZheng tak tahu kalau ia akan menyahut demikian, maka ia merubah nada bicaranya sedikit dan tersenyum.

   "Ilmu kungfunya memang sangat baik, aku pun tidak mengira kalau ia mampu menangkap pedangmu di antara jari-jarinya seperti itu."

   "Itu mungkin karena gadis kecil ini telah terpikat olehnya."

   Sun XiuQing bergurau.

   Shi XiuYun meliriknya dengan marah.

   "Jika kau ingin merasakannya, kau bisa mencobanya lain kali jika kau mau.

   Aku bukan membangga-banggakan dirinya, tapi tidak banyak orang di dunia ini yang bisa menandingi jurusnya itu."

   "Bagaimana dengan XiMen ChuiXue? Apakah jurusnya jelek?"

   Shi XiuYun tidak menjawab, karena ia mau tak mau harus mengakui bahwa jurus XiMen ChuiXue memang menakutkan.

   "Kudengar bukan hanya ilmu pedang XiMen ChuiXue tiada bandingnya, keluarganya juga kaya, kemewahan dan kekayaan Gedung Seribu Plum tidaklah di bawah keluarga Hua."

   Ma XiuZheng memotong.

   Mata Sun XiuQing bersinar-sinar.

   "Aku menyukainya, bukan karena kekayaan atau keluarganya, bahkan jika ia adalah seorang fakir miskin yang tak punya uang, aku tetap akan menyukainya."

   "Dari kepala hingga ke ujung kaki, aku benar-benar tak bisa melihat ada yang menarik pada dirinya."

   Shi XiuYun berkata. "Kenapa harus dapat melihat daya tariknya? Selama aku."

   Ia tiba-tiba berhenti bicara, wajahnya memerah seperti darah, merah hingga ke telinganya.

   Karena pada saat itu juga seorang laki-laki berjalan masuk, berpakaian putih seperti salju, siapa lagi kalau bukan XiMen ChuiXue.

   Shi XiuYun juga tak bisa mengatakan apa-apa lagi, keempat gadis penggosip itu PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, tiba-tiba berhenti semuanya.

   
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Bukan hanya melihat XiMen Chui Xue, tapi mereka juga melihat Hua Man Lou dan Lu Xiao Feng.

   Dengan sepasang mata yang menusuk seperti pisau belati, XiMen ChuiXue menatap mereka.

   Tiba-tiba ia berjalan menghampiri mereka.

   "Bukan hanya aku membunuh Su ShaoYing,"

   Ia berkata dengan dingin.

   "tapi aku juga telah membunuh DuGu YiHe."

   Warna wajah keempat gadis itu pun berubah, terutama wajah Sun XiuQing, yang menjadi pucat seperti kertas, tanpa sedikit pun kelihatan darahnya.

   Di dalam hati seorang gadis, kebencian sangat mudah digantikan dengan perasaan cinta.

   Di samping itu, Su ShaoYing juga agak terlalu angkuh, maka biarpun seharusnya keempat saudara wanita seperguruannya ini bertarung untuknya, tetapi mereka tidak terlalu menyukai dirinya, sehingga selama ini selalu ogah-ogahan untuk membalaskan dendamnya.

   Tapi pembunuhan guru mereka tentulah persoalan yang sangat berbeda.

   "Apa apa yang kau katakan?"

   Sun XiuQing terpaksa bertanya lagi. "Aku membunuh DuGu YiHe."

   Shi XiuYun tiba-tiba melompat bangkit dari kursinya dan mulai berteriak. "Kakakku yang kedua sangat menyukaimu, bagaimana bagaimana bagaimana mungkin kau melakukan sesuatu seperti itu!"

   Tak seorang pun menduga kalau ia akan bicara sesuatu seperti itu, bahkan XiMen ChuiXue pun tampak tercengang.

   Wajah Sun XiuQing berganti-ganti warna dari merah ke hijau dan sebaliknya.

   Tiba-tiba, sambil mengkertakkan giginya, kedua pedang di dalam lengan bajunya melesat keluar, kilauan pedang tampak berkilat-kilat saat meluncur pesat ke arah dada XiMen ChuiXue.

   Tapi XiMen ChuiXue tidak merespon, ia malah mengibaskan lengan bajunya dan tubuhnya pun melesat mundur sejauh 2 atau 3 meter.

   "Aku akan membunuhmu!"

   Sun XiuQing memekik, matanya telah merah dipenuhi air mata.

   Sambil memutar-mutar pedangnya, rahang dikertakkan, ia melesat ke arah XiMen ChuiXue.

   Gerakan senjatanya berdasarkan pada kecepatan dan perubahan yang tiba-tiba, kilauan pedangnya membutakan mata lawan seperti tetesan air yang berasal dari sebuah percikan besar ketika ia, dalam sekejap mata, menyerang sebanyak 7 kali.

   Pedang saudara-saudaranya pun telah dihunus.

   "Ini adalah persoalan di antara kami dan XiMen ChuiXue, orang lain lebih baik tidak ikut campur."

   Shi XiuYun berseru dengan keras.

   Ucapannya itu jelas ditujukan pada Hua Man Lou.

   Kenyataannya, Hua Man Lou memang tidak bisa ikut campur walaupun ia ingin.

   Tapi bagaimana mungkin ia hanya berdiri di sana dan membiarkan empat orang gadis yang tak bersalah ini mati di bawah pedang XiMen ChuiXue? Tepat pada saat itu, sebuah suara "bang"

   Yang keras terdengar saat XiMen ChuiXue tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menangkap pergelangan tangan kiri Sun XiuQing, lalu memukulkan pedang di tangan kiri gadis itu ke pedang yang berada di tangan kanannya.

   Waktu kedua pedang itu berbenturan, gadis itu merasakan pergelangan tangannya menjadi linu sebentar.

   Sebelum ia sadar, kedua pedangnya tiba-tiba telah berada di tangan XiMen ChuiXue.

   "Mundur, atau aku pun akan menghunus pedangku!"

   XiMen ChuiXue berkata dengan dingin.

   Suaranya dingin, tapi matanya tidak, itulah sebabnya Sun XiuQing masih hidup.

   Ia tetaplah manusia, tetap seorang laki-laki, bagaimana mungkin ia tega membunuh seorang gadis cantik yang menyukainya? Wajah Sun XiuQing semakin pucat dan matanya bersimbah air mata.

   "Sudah kukatakan aku akan membunuhmu.

   Jika aku tak mampu membunuhmu, maka maka aku akan mati di hadapanmu!"

   Ia berkata, masih mengkertakkan PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, rahangnya. "Mati itu tidak ada artinya. Jika kau ingin balas dendam, pulanglah dan bawa semua anggota 108 gedung Paviliun Baju Hijau."

   XiMen ChuiXue mendengus dengan dingin. Sun XiuQing tampak terkejut dan bingung. "Apa yang kau katakan?"

   Ia berujar. "Karena DuGu YiHe adalah ketua Paviliun Baju Hijau, maka."

   Sun XiuQing tidak membiarkannya selesai bicara. "Kau mengatakan guruku adalah anggota Paviliun Baju Hijau? Apa kau gila?"

   Ia berseru, dengan kemarahan terdengar dalam suaranya dan terlihat di matanya. "Seluruh perjalanan ini kami lakukan karena guru kami menerima informasi bahwa Paviliun Pertama dari Baju Hijau berada di."

   Tiba-tiba, terdengar suara "twang"

   Dari luar jendela belakang dan selarik sinar hitam melesat masuk lewat jendela dan mengenai punggung Sun XiuQing.

   Tubuh Sun XiuQing langsung tersentak dan roboh ke arah XiMen ChuiXue.

   Shi XiuYun adalah orang yang terdekat dengan jendela belakang.

   Sambil berteriak murka, ia berbalik dan melesat ke arah jendela.

   Tapi saat itu juga selarik sinar hitam kembali melesat dari jendela ke arahnya dengan keganasan dan kecepatan yang tak mampu dihindarkannya.

   Ia menjerit, pedang di tangannya terlempar ke udara, tapi tubuhnya roboh.

   Sun XiuQing jatuh ke dalam pelukan XiMen ChuiXue.

   Tiba-tiba XiMen ChuiXue melingkarkan satu tangannya di pinggang gadis itu dan menghunus pedangnya dengan tangannya yang lain; dengan sebuah kilatan pedang, tubuhnya seperti menjadi satu dengan kilatan pedang dan melesat keluar dari jendela.

   Di pihak lain, Lu Xiao Feng telah lebih dulu melompat keluar lewat jendela yang lain.

   Ma XiuZheng dan Yie XiuZhu berseru dengan marah dan mengejar keluar juga.

   Di tengah malam, angin malam bertiup di kebun kecil di luar jendela, sedikit pun tidak terlihat bayangan manusia di sana.

   Di luar hutan murbei, terdengar suara serigala melolong.

   Kilauan pedang XiMen ChuiXue telah memasuki hutan itu.

   Tanpa memperdulikan keselamatan mereka sendiri, Ma XiuZheng dan Yie XiuZhu ikut masuk ke sana.

   Keluarga-keluarga yang tinggal di dalam hutan itu telah pergi tidur, tak terlihat sinar sedikit pun, bahkan kilauan pedang XiMen ChuiXue pun tidak tampak.

   "Ayo!"

   Ma XiuZheng berkata.

   "Tak perduli apa pun, kita harus mendapatkan kembali adik Sun!"

   Sebelum selesai bicara, mereka berdua pun telah menghilang.

   Seekor anjing kuning melolong ke arah sebuah jalan kecil di belakang hutan.

   Lu Xiao Feng telah berhenti mengejar, ia tiba-tiba berhenti di bawah sebatang pohon, membungkuk, dan memungut sesuatu.

   Pemilik warung arak itu telah meringkuk di sudut sana, tidak sedikit pun terlihat warna darah di wajahnya.

   Hua Man Lou membungkuk dan dengan selembut mungkin memondong Shi XiuYun dalam pelukannya.

   Jantung gadis itu masih berdenyut, tapi denyutnya sangat lemah.

   Sebuah warna kelabu muncul secara menakutkan di wajahnya yang cantik.

   Perlahan-lahan matanya terbuka dan menatap Hua Man Lou.

   "Mengapa mengapa kau tidak pergi."

   Ia berkata dengan pelan. "Aku tidak pergi,"

   Hua Man Lou menjawab dengan lembut.

   "Aku di sini bersamamu."

   Sebuah ekspresi aneh muncul di mata Shi XiuYun, seperti terhibur, juga seperti sedih. "Tidak kusangka kau masih mengenaliku."

   Ia berkata, sambil berusaha mengumpulkan tenaga untuk tersenyum. "Aku akan selalu mengenalimu."

   Shi XiuYun tersenyum lagi, senyuman yang sedih dan sunyi.

   PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas.

   "Walaupun aku tidak menjadi bisu, tapi aku akan mati.

   Orang mati tak bisa bicara, kan?"

   "Kau kau tidak akan mati, aku yakin itu."

   "Kau tidak perlu menghiburku.

   Aku tahu, aku terkena jarum beracun."

   "Racun?"

   Ekspresi wajah Hua Man Lou berubah hebat. "Karena aku merasa seolah-olah seluruh tubuhku menjadi kaku, mungkin racunnya sedang bereaksi, kenapa kau tidak meraba lukaku, rasanya sangat panas."

   Ia tiba-tiba memegang tangan Hua Man Lou dan meletakkannya di atas lukanya.

   Lukanya itu tepat berada di dadanya, dada yang lembut, halus dan hangat.

   Ketika ia menekankan tangan Hua Man Lou yang sedingin es ke dadanya yang lunak, jantungnya tiba-tiba berdebar semakin kencang.

   Jantung Hua Man Lou juga berdebaran.

   Saat itu juga ia mendengar suara Lu Xiao Feng dari luar jendela.

   "Dia terkena apa?"

   "Jarum beracun."

   Hening lagi. "Kau tetap di sini bersamanya, aku akan mencari seseorang."

   Saat Lu Xiao Feng menyelesaikan kalimatnya, suaranya tampaknya telah sangat jauh. "Kau benar-benar tidak pergi,"

   Shi XiuYun berkata, sambil berusaha bernafas. "Kau benar-benar di sini bersamaku!"

   "Tutup matamu, biarkan aku. menghisap jarum beracun itu keluar."

   Wajah Shi XiuYun yang pucat terlihat memerah sedikit dan matanya pun berkilauan dalam gelap. "Kau benar-benar mau melakukan itu?"

   "Asal kau tidak keberatan."

   Hua Man Lou menjawab dengan serius. "Aku tidak keberatan melakukan apa pun, tapi aku tak ingin menutup mataku, karena aku ingin melihat wajahmu."

   Suaranya semakin lemah dan lemah, sampai akhirnya senyuman di wajahnya tiba-tiba membeku dan sinar di matanya tiba-tiba menghilang.

   Kematian.

   Dengan tiba-tiba dan diam-diam ia merenggut gadis itu dari pelukan Hua Man Lou.

   Tapi matanya seperti masih menatap Hua Man Lou, menatapnya selamanya.

   Kegelapan.

   Tapi semua yang ada di depan mata Hua Man Lou adalah kegelapan.

   Tiba-tiba ia jadi membenci dirinya sendiri karena buta, membenci dirinya sendiri karena tak mampu melihat gadis itu untuk terakhir kalinya.

   Ia masih begitu muda, tapi tubuhnya yang muda dan bergairah tiba-tiba menjadi dingin dan kaku.

   Dengan perlahan Hua Man Lou menggeser tangannya, air mata mulai mengalir dari matanya.

   Ia tidak pergi, juga tidak bergerak.

   Untuk pertama kalinya ia merasakan betapa kasar dan kejamnya kehidupan.

   Angin bertiup masuk dari jendela, angin bertiup masuk dari pintu, angin bulan April yang hangat baginya terasa seperti angin musim dingin.

   Ia tiba-tiba menyadari bahwa angin itu membawa gelombang demi gelombang keharuman bunga.

   Tiba-tiba jendela belakang berbunyi gemeretak.

   Kepalanya segera diputar dan ia bersiap-siap untuk melompat bangkit.

   Tapi sebuah suara yang manis dan hangat terdengar dari luar jendela.

   "Jangan takut, ini aku!"

   Suara itu berkata dengan lembut padanya. Suara ini adalah suara orang yang ia kenal, orang yang selalu ia fikirkan sepanjang waktu. "FeiYan?"

   Ia tak tahan untuk tidak berseru perlahan. "Ya, ini aku. Tidak kukira kau masih mengenali suaraku."

   Seseorang melayang masuk dengan ringan dari jendela belakang, suaranya mengandung sedikit rasa cemburu dan iri. "Kukira kau telah melupakanku sama sekali."

   Ia berkata dengan dingin.

   PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, Hua Man Lou berdiri di sana seperti patung.

   Setelah beberapa lama, barulah ia tersadar dari keterkejutannya.

   "Bagaimana bagaimana kau tiba-tiba bisa muncul di sini?"

   "Jadi menurutmu seharusnya aku tidak datang ke mari?"

   "Bukan begitu, hanya saja aku tidak mengira,"

   Hua Man Lou menggeleng-gelengkan kepalanya dan menarik nafas.

   Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Kukira kau telah."

   "Kau kira aku telah mati?"

   Hua Man Lou tak tahu harus berkata apa. ShangGuan FeiYan menarik nafas lagi dengan dingin. "Jika aku ingin mati, maka aku tentu akan mati seperti dia, dalam pelukanmu."

   Perlahan-lahan ia berjalan menghampiri sampai di hadapan Hua Man Lou. "Aku tadi melihat kalian berdua, aku aku merasa tidak enak, kalau bukan karena ia telah mati, aku tentu telah membunuhnya."

   Hua Man Lou terdiam. "Aku pernah mendengarmu bernyanyi."

   Tiba-tiba ia berkata setelah beberapa lama. "Apakah itu di luar Gedung Seribu Plum, di sebuah kuil terpencil?"

   Ia bertanya dengan suara yang berat. "Mmm."

   Kali ini ShangGuan FeiYan yang terdiam. "Tapi saat kau menemukan tempat itu, aku telah pergi."

   Ia berkata dengan perlahan. "Kenapa kau pergi?"

   Suara gadis itu semakin pelan.

   "Seharusnya kau tahu bahwa aku tidak ingin pergi."

   "Seseorang memaksamu pergi?"

   "Aku juga dipaksa untuk menyanyikan lagu itu.

   Aku tidak faham waktu itu, tapi kemudian aku sadar bahwa mereka ingin menggiring kalian ke kuil itu."

   "Mereka? Siapa mereka?"

   ShangGuan FeiYan tidak menjawab pertanyaan ini, tapi suaranya tiba-tiba bergetar, seakan-akan ia sedang ketakutan. "Apakah kau telah jatuh ke tangan mereka?"

   "Sebaiknya kau tidak usah tahu terlalu banyak, atau ."

   Suara gadis itu semakin bergetar. "Atau apa?"

   Hua Man Lou tak tahan untuk tidak bertanya.

   ShangGuan FeiYan terdiam lagi beberapa lama.

   "Mereka menggiring kalian ke sana untuk memberi peringatan agar tidak ikut campur dalam urusan ini.

   Mereka ingin memberitahu kalian bahwa aku telah jatuh ke tangan mereka."

   Ia tidak membiarkan Hua Man Lou memotong ucapannya dan melanjutkan.

   "Sebabnya mereka ingin aku datang ke sini hari ini adalah juga untuk membujukmu agar tidak ikut campur dalam urusan ini lagi. Kalau tidak mereka akan memaksaku untuk membunuhmu!"

   "Mereka ingin kau membunuhku?"

   Hua Man Lou terkejut. "Ya, karena mereka tahu bahwa kau tak akan pernah menduga kalau aku akan menyakitimu dan tak akan waspada terhadapku. Tapi mereka tidak menyadari bahwa aku tak akan tega menyakitimu sedikit pun."

   Tiba-tiba ia menghambur maju dan memeluk Hua Man Lou erat-erat. "Sekarang kau mungkin telah tahu siapa mereka,"

   Ia berkata dengan suara bergetar.

   "Tapi kau tak akan pernah membayangkan betapa menakutkan kekuasaan mereka sebenarnya."

   Yan TieShan dan DuGu YiHe telah mati, satu-satunya orang yang mungkin ingin menghentikan mereka adalah Huo Xiu. "Tidak perduli betapa menakutkan kekuasaan mereka, kau tidak perlu takut."

   Hua Man Lou berkata dengan suara yang berat.

   "Tapi aku benar-benar takut, bukan untuk diriku sendiri, tapi untukmu.

   Jika bukan karena aku, kalian tak akan terseret dalam masalah ini.

   Jika sesuatu terjadi padamu, bagaimana mungkin aku bisa hidup?" PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, Ia berpegangan seerat-eratnya pada Hua Man Lou, tapi tubuhnya masih gemetar.

   Nafasnya membawa keharuman yang manis dan lembut.

   Hua Man Lou membuka tangannya dan ingin memeluknya erat-erat juga.

   Tapi di sisinya terbaring jenazah Shi XiuYun, seorang gadis muda yang penuh kasih sayang dan cinta, yang baru saja mati dalam pelukannya, bagaimana mungkin ia menggunakan tangan yang sama untuk memeluk gadis lain? Hatinya penuh dengan perasaan sakit.

   Ia ingin mengendalikan emosi dan perasaannya, tapi tak mampu.

   Ketika pikirannya kembali ingin memeluk si dia, tiba-tiba gadis itu menjauh.

   "Sekarang kau mungkin faham apa yang aku katakan."

   "Tidak, aku tidak faham."

   "Tidak perduli kau faham atau tidak, aku aku harus pergi sekarang."

   "Pergi?"

   Hua Man Lou terdengar putus asa.

   "Kenapa kau harus pergi?"

   "Aku pun tak ingin pergi, tapi aku harus!"

   Suaranya penuh dengan perasaan sedih dan khawatir.

   "Jika kau punya perasaan terhadap diriku, tolong jangan tanya kenapa lagi, atau menarik tanganku, karena hal itu bukan hanya akan menyakiti dirimu sendiri, tapi aku juga!"

   "Tapi aku aku."

   "Biarkan aku pergi, asal kutahu kau hidup dan sehat, aku akan bahagia dan puas. Bahkan jika kau mengingkariku."

   Suaranya makin menjauh dan menjauh, dan tiba-tiba hilang.

   Kegelapan.

   Hua Man Lou tiba-tiba menemukan dirinya terperangkap dalam kegelapan yang tiada batas dan kesunyian.

   Ia tahu ada hal-hal di luar kendali gadis itu yang memaksanya pergi.

   Tapi yang bisa ia lakukan hanyalah berdiri di situ seperti orang tolol.

   Ia tak bisa menolongnya, tak mampu membebaskannya dari kesulitannya, ia bahkan tak bisa menghiburnya, persis seperti sebelumnya ketika yang bisa ia lakukan hanyalah membiarkan Shi XiuYun mati di dalam pelukannya.

   "Laki-laki macam apa aku ini? Apa?"

   Seperti ada sebuah suara dari samping yang menertawakannya.

   "Kau bukan apa-apa selain orang buta, orang buta yang tidak berguna!"

   Kehidupan seorang buta itu seperti penuh dengan kegelapan, kegelapan yang tiada harapan.

   Tinjunya terkepal saat ia berdiri dalam hembusan angin malam di bulan April.

   Tiba-tiba ia menyadari bahwa hidup tidak sesempurna yang ia bayangkan.

   Hidup ini penuh dengan kedukaan dan rasa sakit yang tak dapat dihindarkan.

   Ia tak tahu bagaimana caranya melarikan diri dari semua itu.

   Bulan April adalah musim burung walet pulang ke sarangnya, tapi walet kecilnya telah terbang pergi, terbang menghilang seperti tahun-tahun terbaik dalam kehidupan kita, tak pernah kembali.

   Perlahan-lahan ia berjalan keluar dari warung dan melangkah di atas rerumputan, rerumputan yang telah dibasahi oleh embun.

   Bab 10.

   Jiwa-jiwa Yang Rusak dan Kemurkaan Tuhan Rumput lembut itu telah dibasahi oleh embun, malam pun semakin larut.

   Huo TianQing berjalan perlahan-lahan di halaman.

   Cahaya dari sebuah bangunan kecil di kejauhan menyinari wajahnya yang pucat dan layu.

   Ia tampak sangat lelah, kesepian dan lelah.

   Air jernih di kolam bunga lotus itu tenang seperti cermin, memantulkan bulan dan langit yang penuh bintang.

   Dengan menggendong tangan di belakang punggungnya, ia berdiri dalam kebisuan di ujung jembatan kecil itu.

   Waktu angin berhembus, sehelai daun kecil terbawa angin dan jatuh ke tanah.

   Ia membungkuk dan memungut daun jatuh itu.

   "Kau di sini."

   Tiba-tiba ia berkata. "Aku di sini."

   Waktu Huo TianQing menengadah, ia melihat Lu Xiao Feng.

   PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.

   Kekaisaran Rajawali Emas, Seperti daun yang jatuh tadi, Lu Xiao Feng melayang masuk dari luar tembok dan mendarat di seberang kolam bunga lotus.

   Ia juga sedang menatap Huo TianQing.

   Di antara mereka berdua, ada kolam bunga lotus selebar kira-kira 20 meter, tapi saat itu mereka merasa seolah-olah jarak di antara mereka masih terlalu dekat.

   Lu Xiao Feng tersenyum.

   "Tampaknya kau sedang menungguku!"

   Ia berkata. "Aku memang sedang menunggumu."

   "Kau tahu aku akan datang?"

   Huo TianQing mengangguk. "Aku tahu kau pasti datang."

   "Mengapa?"

   "Sejak kau pergi, banyak peristiwa yang terjadi di sini."

   "Banyak peristiwa?"

   "Kau tidak tahu?"

   "Aku hanya tahu satu hal."

   "Kau tahu bahwa DuGu YiHe mati di sini?"

   Lu Xiao Feng menarik nafas. "Tapi aku tidak tahu apakah ia memang harus mati."

   Huo TianQing terdiam. "Tentu kau tak tahu bahwa aku ada hubungannya dengan kematiannya."

   Tiba-tiba ia pun menarik nafas.

   "Oh!"

   "Jika bukan karena aku, mungkin ia tidak akan mati oleh pedang XiMen ChuiXue."

   "Oh?"

   "Aku tidak pernah menyukai orang-orang sombong yang menganggap dirinya begitu tinggi, tapi DuGu kebetulan adalah salah satu dari orang-orang angkuh itu.

   Maka sebelum XiMen ChuiXue tiba, aku telah bertukar pukulan dengan dia."

   "Aku tahu."

   "Kau tahu?"

   Hal ini mengejutkan Huo TianQing.

   "Bagaimana kau bisa tahu?"

   Lu Xiao Feng tertawa kecil.

   "Waktu DuGu bertarung dengan XiMen, paling tidak ia telah kehilangan setengah tenaga dalamnya.

   Di antara orang-orang yang mampu memaksanya menggunakan setengah tenaga dalamnya, tidak banyak dari mereka yang berada di sekitar sini."

   Huo TianQing mengangguk. "Benar. Ini adalah sesuatu yang tentu bisa kau perkirakan."

   "Jadi ada sesuatu yang tak akan bisa kuperkirakan?"

   Huo TianQing mengangguk. Lu Xiao Feng tersenyum. "Tak apa, sekarang aku hanya ingin tahu di mana ShangGuan DanFeng berada."

   "Inilah hal yang tak kumengerti."

   "Apa itu?"

   "Ia tidak datang ke mari, dan mungkin tak akan datang ke sini lagi!"

   Lu Xiao Feng tak mampu bicara, ia benar-benar tidak pernah mempertimbangkan kemungkinan ShangGuan DanFeng tidak berada di tempat itu. "Mungkin kau sedang berfikir, kenapa aku bisa tahu kalau ia tak akan datang."

   "Aku memang ingin tahu itu."

   Lu Xiao Feng mengakui. "Setelah kau baca surat ini, maka kau tak akan bingung lagi."

   Tiba-tiba ia mengeluarkan sepucuk surat dari dalam lengan bajunya dan mengibaskan tangannya.

   Surat itu seperti segumpal awan, melayang perlahan kepada Lu Xiao Feng.

   "DanFeng dalam bahaya.

   "Xiao Feng tolong berhenti.

   "Jika tidak berhenti.

   "Hidup akan berakhir."

   Hanya 12 kata itu yang tertulis di surat, kata-kata itu tertulis dengan sangat rapi, dan kertasnya pun sangat bagus. PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, Di amplopnya tertulis.

   
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Kepada. Lu Xiao Feng."

   "Surat ini untukmu, sekarang aku menyerahkannya padamu."

   Huo TianQing berkata.

   "Tapi aku tidak mengerti apa maksudnya."

   "Itu berarti sangat sukar bagimu untuk menemukan ShangGuan DanFeng saat ini, maka sebaiknya kau berhenti sekarang dan tidak ikut campur dalam urusan ini lagi, kalau tidak seseorang tentu menginginkanmu mati."

   Huo TianQing menjawab dengan santai, tentu saja ia menyadari bahwa Lu Xiao Feng memahami semua itu.

   "Siapa yang menginginkanmu memberikan surat ini padaku?"

   "Aku tidak tahu."

   "Kau tidak tahu?"

   "Jika kau menulis surat seperti itu untuk kuserahkan pada orang lain, apakah kau akan memberikannya langsung padaku?"

   "Tidak."

   "Itulah sebabnya orang yang menulis surat ini tidak langsung memberikan surat ini padaku.

   Aku hanya menemukan surat ini di peti mati Ketua Yan, selain itu aku tidak tahu apa-apa."

   Lu Xiao Feng menarik nafas. "Tentu saja tidak."

   "Tapi kau tentu tahu."

   "Apa yang kuketahui?"

   "Kau tentu tahu siapa yang menulis surat ini."

   "Aku hanya tahu bahwa Ketua Yan tidak menulis surat ini di dalam peti matinya."

   Lu Xiao Feng berkata sambil tersenyum murung. "Kau seharusnya juga tahu, selain Ketua Yan, siapa lagi yang menginginkanmu tidak ikut campur dalam urusan ini."

   Mata Huo TianQing berkilauan. "Sayangnya aku pun tidak tahu itu."

   Lu Xiao Feng menarik nafas lagi. "Paling tidak kau tahu satu orang."

   "Siapa?"

   "Aku."

   Lu Xiao Feng tertawa. Tapi Huo TianQing tidak. "Jika ShangGuan DanFeng tidak datang, dan kau menghentikan penyelidikanmu, maka Paviliun Mutiara dan Intan beserta seluruh hartanya tentu akan menjadi milikku!"

   

   first share di Kolektor E-Book 14-08-2019 01:11:18
oleh Saiful Bahri Situbondo


Maling Romantis -- Khu Lung Legenda Kelelawar -- Khu Lung Harimau Kemala Putih -- Khu Lung

Cari Blog Ini