Beruang Salju 24
Beruang Salju Karya Sin Liong Bagian 24
Beruang Salju Karya dari Sin Liong Namun anak panah bisa menembus begitu dalam di batang pohon. Dengan demikian memperlihatkan tenaga menimpuk Yo Him memang sangat luar biasa. Sedangkan anak panah yang tergigit di gigi Yo Him telah diturunkan oleh tangan kiri Yo Him. Kemudian kembali Yo Him menimpuk. Kali ini Yo Him menimpuk ke arah atas, ke tengah udara. Anak panah ini melesat tinggi sekali, kemudian membalik, meluncur turun, dan kemudian menancap di bumi. Akan tetapi yang luar biasa melesatnya anak panah itu menancap bukan pada mata panah belaka, melainkan telah menembus terus ke dalam bumi sampai lenyap, ekor anak panah itu sama sekali tidak terlihat lagi. Itulah satu pertunjukan yang benar-benar mengagumkan sekali tanpa terasa orang Lang-kauw itu berseru memujinya. "Bagus!" Dan di saat itu tangan kirinya berperak dengan cepat sehingga disusul dengan beruntun suara menjepret yang tidak berkesudahan. Ternyata orang Lang-kauw itu telah memanah tidak hentinya. Dia melepaskan anak panahnya disusul dengan anak panah yang berikutnya, lalu disusul dengan yang lainnya lagi, sehingga anak panah itu seperti berangkai dalam menyambar ke arah sasarannya, yaitu Yo Him. Yo Him kagum terhadap kesebatan tangan dari orang tersebut, yang bisa memanah begitu cepat. Disamping itu yang membuat Yo Him kagum juga adalah kekuatan memanahnya. Busur yang dipegangnya adalah busur yang terbuat dari benda logam dan berat sekali. Untuk merentangkan busur tersebut memerlukan tenaga menarik yang kuat sekali. Sekarang orang tersebut telah dapat memanah beruntun seperti itu. Bisa dibayangkan tenaga yang telah dipergunakan. Waktu itu Yo Him tidak bisa berpikir terlalu lama, karena melihat sambaran anak panah yang begitu beruntun tidak hentinya saling susul menyambar ke dirinya. Tapi dengan sebat Yo Him bisa menghadapi ancaman bahaya serangan anak panah itu dengan mudah. Anak panah yang pertama telah disentilnya dan anak panah itu terpental ke sampingnya, menyambar ke arah sebatang pohon dan menancap dalam di situ. Anak panah ke dua disentil lagi, kemudian anak panah ke tiga dielakkannya dengan melompat ke samping, anak panah keempat telah disentil pula. Akan tetapi orang dari Lang-kauw itu juga liehay dalam hal mempergunakan panahnya. Waktu Yo Him merobah ke dua kakinya, dia pun telah merobah arah memanahnya, sehingga anak panahnya itu tetap saja berangkai dan bagaikan memiliki mata, mengikuti arah di mana Yo Him berada. Karena jengkel dan mendongkol, Yo Him mengeluarkan pedangnya, diputar pedangnya sehingga bergulung-gulung menimbulkan angin berkesiuran. Kemudian anak panah yang menyambar datang ditabasnya. Dengan demikian, setiap anak panah yang menyambar ke arah Yo Him, selain terpental ke arah lain tidak berhasil mengenai sasaran, juga anak panah itu telah tertabas putus menjadi dua atau tiga potong. Tidak bosannya orang Lang-kauw itu memanah terus, dan anak panah menyambar membanjir ke arah Yo Him. Dan selama itu Yo Him melindungi dirinya dengan pedangnya yang diputar cepat dan kuat. Terdengar suara "tringg, trakkkk, trukkk!" Berulang kali. Anak panah yang dilepaskan oleh orang Lang-kauw yang bermuka bengis itu selalu gagal mengenai sasarannya. Rupanya orang tersebut telah habis sabar. Dia melihat biarpun dia memanah terus tentu tidak mungkin dapat mendesak Yo Him, kalau saja dia mempergunakan cara memanah seperti itu. Karenanya, sekarang dia merobah cara memanahnya. Cepat bukan main, dia memanah berbagai tempat. Jika sebelumnya dia memanah satu jurusan, sehingga anak panahnya itu seperti berangkai dan menyambar beruntun ke arah Yo Him. Sekarang justru anak panah itu dibagi empat arah. Dia memanah ke arah tengah di dada Yo Him, memanah paha, memanah lengan dan juga memanah ke arah atas, yaitu tenggorokan pemuda itu. Dengan demikian telah membuat Yo Him harus memecahkan perhatiannya, arah dan sasaran anak panah orang tersebut tidak berketentuan menyambarnya, juga sebentar ke bawah, ke atas atau ke kiri kanan tidak menentu dan sulit diterka. Akan tetapi yang jauh lebih hebat lagi anak-anak panah itu seperti nyambung menyambung tidak pernah terpisah satu dengan yang lainnya. Karena bernafsu sekali memanah seperti itu, tanpa disadarinya persediaan anak panahnya telah habis. Karena sudah tidak memiliki anak panah lagi yang bisa dipergunakan, orang Langkauw itu telah menggereng gusar. Begitu dia melepaskan anak panahnya yang terakhir, berbareng tubuhnya juga menerjang kepada Yo Him. Gerakan yang dilakukannya itu sangat cepat dan bengis sekali, di mana busurnya yang terbuat dari logam itu telah menyambar ke bagian yang bisa mematikan, yaitu jalan darah Su-kiong-hiat di dekat dada sebelah kiri Yo Him. Menyaksikan menyambarnya serangan busur lawannya, Yo Him tidak tinggal diam. Setelah pedangnya itu menangkis anak panah terakhir yang dilepaskan lawannya, Yo Him pun cepat sekali menekuk kaki kanannya, tubuhnya mencongkol dan di waktu itulah pedangnya telah diangkat dengan mata pedang menghadap ke arah atas. Dengan demikian, jika saja orangnya Sun Cie Siang menyerang terus dengan busur besinya tersebut, niscaya dada orang itu akan berlobang oleh mata pedang lawannya! Menyaksikan apa yang dilakukan oleh Yo Him, orang tersebut terkejut, cepat-cepat dia menarik pulang busurnya. Dia membalingkannya satu kali, ujung busurnya itu telah menyampok pedang Yo Him, sehingga terdengar suara benturan yang keras sekali, pedang Yo Him jadi mencong ke samping. Yo Him juga mempergunakan kesempatan tersebut untuk melompat mundur. Akan tetapi orangnya Sun Cie Siang tersebut kembali menerjang bengis sekali dengan busurnya. Busur besi itu diputar, sehingga ke dua ujung busur itu menyambar silih berganti mengancam akan menotok bagian-bagian yang mematikan Yo Him. Akan tetapi kepandaian Yo Him telah mencapai tingkat yang tinggi sekali. Mana mungkin orang itu bisa berhasiI dengan busurnya tersebut untuk menotok jalan darah di tubuh Yo Him? Karena waktu pedangnya itu mencong, dengan mudah Yo Him menggeser kaki kanannya, dan cepat luar biasa pedangnya telah menyambar kembali ke arah perut lawannya! Orangnya Sun Cie Siang tersebut kaget bukan main, karena dia tidak menyangkanya bahwa Yo Him bisa bertindak secepat itu. Dengan menggeser kedudukan kakinya, Yo Him telah menghindarkan diri dari totokannya. Dan kini malah pedang pemuda tersebut yang telah menikam ke arah perutnya. Jika memang dia tidak keburu berkelit, niscaya perutnya itu akan berlobang. Lekas-lekas orang itu berusaha untuk menangkis dengan mempergunakan busurnya, dia telah mengibas, dan busur besi itu telah menyampok pedang Yo Him. Dan berbareng dengan itu, tangan kanannya telah diulurkan lebih panjang sehingga busurnya itu akan menyampok ke arah muka Yo Him. Hebat cara menyerang orang itu, karena dia bertindak bagaikan dia telah nekad dan hendak mengadu jiwa dengan Yo Him. Tetapi Yo Him dengan mudah dapat menghindarkan kembali serangan busur orang tersebut dan pedangnya berkelebat dua kali. Kali ini tidak ampun lagi pundak dari lawannya tergores mata pedangnya, sehingga bajunya pecah robek dan juga kulit di pundaknya telah terluka sehingga darah mengucur dengan deras. Orang itu mengeluarkan seruan gusar, tanpa memperdulikan lukanya itu, dia menerjang lagi dengan busurnya. Kali ini benarbenar dia kalap dan nekad sekali. Sebab dia tidak memperdulikan keselamatan dirinya pula, dia menyerang beruntun sampai lima jurus. Yo Him menggerakkan pedangnya dengan lincah, tiga kali beruntun pemuda ini berhasil melukai tubuh orang itu, sehingga darah melumuri sekujur tubuh orang tersebut. Barulah lawannya itu menghentikan penyerangannya dan meloncat mundur dengan wajah merah padam karena murka dan penasaran. Yo Him tersenyum sabar, katanya. "Lebih baik kau menggelinding pergi..... Hemmm, jika memang engkau memaksa terus, maka aku akan menurunkan tangan yang lebih keras lagi. Jelas jiwamu sulit untuk dilindungi.....!" Lawannya yang telah terluka sama sekali tidak mengacuhkan perkataan Yo Him, telah menggerakkan busurnya, untuk mulai menyerang pula. Belum lagi dia menerjang maju, justru dari kejauhan terdengar suatu suara nyaring. "Thang Suko mengapa kau terluka seperti itu?!" Suara itu terdengar jelas sekali, walaupun dari jarak yang cukup jauh. Yo Him menoleh ke arah datangnya suara tersebut, dilihatnya bahwa sesosok tubuh tengah melesat mendatangi dengan cepat sekali, dan sosok tubuh itu adalah seorang laki-laki berusia empatpuluh tahun lebih, dengan tubuh yang penuh oleh bulu-bulu halus. Wajahnya yang bengis berpotongan panjang, dengan bibir yang lebar, tampak mirip sekali dengan muka seekor kera! Sasana juga telah melihat muka orang itu yang menyerupai muka monyet, hampir saja si gadis mengeluarkan seruan kaget. Dia memandang heran, mengapa ada seorang manusia yang memiliki muka demikian buruk sehingga mungkin lebih baik muka seekor monyet dibandingkan dengan mukanya itu. Cepat sekali orang bermuka seperti monyet itu telah tiba di dekat Yo Him dan yang lainnya berada. Dia segera juga menghampiri orang yang bersenjata busur besi sambil serunya. "Thang Suko, apakah orang ini telah menghinamu?!" Orang yang bersenjata busur besi tersebut, yang dipanggil dengan sebutan Thang Suko itu mendengus perlahan, katanya dengan penuh kebencian pada Yo Him. "Ya, kami tengah bertempur, dan aku bermaksud untuk membunuhnya, karena ini ada perintah dari Sun kauw-cu!" Orang bermuka monyet, dengan sekujur tubuh yang ditumbuhi bulu-bulu kuning keemas-emasan itu, telah tertawa keras sekali, tubuhnya sampai tergoncang, katanya. "Baik, serahkanlah kepadaku..... biar aku saja yang membunuhnya..... Tahu beres, kau tidak perlu bersusah payah, Thang Suko!" Thang Suko itu mengangguk, dia masih sempat bilang. "Kau harus hati-hati Sam laote!" Orang bermuka seperti monyet itu, yang dipanggil dengan sebutan Sam laote telah mengangguk, dia tidak menyahuti dan tubuhnya meluncur menerjang ke arah Yo Him. Gerakannya memang gesit sekali. Tadi saja waktu dia mendatangi telah diperlihatkannya ginkang yang tinggi. Karena dari tempat yang begitu jauh, dalam waktu hanya beberapa detik saja, telah berhasil tiba di dekat Thang sukonya, dan kini juga menyerang dengan gerakan yang sama lincah dan gesitnya. Sepasang tangannya itu telah meluncur ke arah Yo Him. Yang mengherankan Yo Him, gerakan sepasang tangan Sam laote mirip dengan gerakan sepasang tangan seekor kera yang hendak menyerang lawannya, yaitu dengan ke sepuluh jari tangan yang terbuka lebar bagaikan ingin mencakar. Yo Him tertegun sejenak, setelah itu waktu serangan lawannya yang istimewa ini hampir tiba pada sasarannya, Yo Him baru bergerak menghindarkan diri. Karena Sam laote ini bertangan kosong, dengan sendirinya Yo Him tidak mau mempergunakan pedangnya, senjatanya itu dimasukkan kembali ke dalam sarungnya, waktu tubuhnya miring ke kanan mengelakkan sambaran tangan lawannya. Namun kembali Yo Him terkejut, baru saja dia meloloskan diri dari sambaran ke dua tangan lawannya, tahu-tahu Sam laote itu telah mengeluarkan pekik yang sangat nyaring memekakkan anak telinga, tubuhnya telah melambung tinggi, dan ke dua tangannya ingin mencengkeram lagi. Yo Him melihat cara menyerang dari Sam laote itu memang mirip dengan gerakan seekor kera dan Yo Him telah merasakan sambaran angin yang kuat sekali dari ke dua tangan lawannya itu. Angin serangan itu bukan angin serangan biasa saja, karena begitu menyentuh kulit tubuhnya mendatangkan rasa nyeri dan pedih. Yo Him menghindar lagi. Serangan Sam laote itu jatuh di tempat kosong. Sebagai gantinya justru sebatang batang pohon di dekat tempat tadi, Yo Him berada telah kena dicengkeramnya, tampak asap mengepul dan batang pohon itu telah hangus. Ternyata telapak tangan dari Sam laote itu mengandung hawa yang panas seperti api, apa yang kena dicekalnya tentu akan terbakar! Kembali Yo Him kaget. Sasana yang menyaksikan dari samping juga memandang tercengang. Jika memang lweekang dari Sam laote itu telah sempurna, belum tentu dia bisa sekali cekal menghanguskan benda yang dipegangnya. Tetapi sekarang justru begitu batang pohon itu kena dicekalnya telah menyebabkan batang pohon itu hangus dan juga berasap! Betapa tinggikah kepandaian dan tenaga dalam dari Sam laote yang memiliki muka seperti monyet itu?! Sedang Yo Him memandang tertegun kepada batang pohon itu, Thang Suko, orang yang bersenjata busur besi itu, telah tertawa nyaring sambil serunya. "Sam laote, kau habisi jiwa pemuda angkuh itu, biar dia mengetahui bahwa di dalam Lang-kauw masih terdapat banyak orang-orang yang memiliki kepandaian tinggi.....!" "Ya, aku akan membunuhnya!" Menyahuti Sam laote itu. Kemudian dengan diiringi oleh suara pekiknya yang nyaring, tubuhnya mencelat gesit sekali. Sepasang tangannya telah menyambar lagi menyerang Yo Him. Kali ini Yo Him tidak main berkelit seperti tadi karena dilihatnya bahwa dia memang tidak bisa membiarkan Sam laote itu menyerang terus menerus. Ketika melihat lawannya telah menubruk ke arahnya lagi. Yo Him telah menggerakkan tangan kanannya, dia mendorong dengan telapak tangan yang terpentang. Dengan demikian Yo Him ingin menyambut serangan lawannya dengan kekerasan. Sasana yang memyaksikan hal itu terkejut bukan main, hatinya tercekat. "Hati-hati engko Him.....!" Berseru si gadis dengan kekuatiran yang sangat. Yo Him tidak sempat memperhatikan peringatan Sasana, karena waktu itu serangan Sam laote telah tiba. Dan telapak tangan kanan Yo Him menangkisnya dengan kuat. Diapun telah mempergunakan lweekang yang tinggi. Dan bentrokan yang terjadi itu luar biasa sekali. Telapak tangan Sam laote itu mengandung hawa panas, demikian juga dengan Yo Him, telapak tangan pemuda itu dipenuhi oleh kekuatan Yang dari lweekangnya. Panas bertemu panas, maka seketika itu terlihat asap mengepul naik dari ke dua telapak tangan yang saling menempel itu. Sam laote mengeluarkan seruan kaget bercampur kesakitan, karena dia merasakan betapa telapak tangannya seperti pecah kulitya akibat terlalu panasnya telapak tangan Yo Him. Rupanya Yo Him telah mempergunakan dan mengempos enam bagian tenaga dalamnya. Dengan demikian telapak tangannya itu diselubungi oleh kekuatan tenaga dalamnya, yang panasnya melebihi panasnya api. Ketika telapak tangan Sam laote itu bersentuhan dengan telapak tangan Yo Him, telah menyebabkan hawa panas di telapak tangan Sam laote itu kalah, karena telapak tangan Yo Him, jauh lebih panas. Itulah sebabnya Sam laote itu telah melompat mundur sambil mengeluarkan suara seruan kaget bercampur kesakitan. Beruang Salju Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Yo Him juga tidak tinggal diam, begitu melihat lawannya mundur, tubuhnya telah berkelebat seperti bayangan dengan telapak tangan masih diliputi oleh hawa lweekangnya yang enam bagian itu, dia telah menyerang lagi. Angin serangannya berkesiuran sangat kuat. Dan gerakan yang dilakukan oleh Yo Him itu tidak memungkinkan lawannya itu menghindar dengan jalan melompat mundur atau ke samping kiri kanannya. Sam laote dengan mengeluarkan seruan tertahan karena dirinya terdesak seperti itu, terpaksa harus menyambut serangan Yo Him dengan kekerasan juga. Tangan kanannya disilangkan dengan tangan kiri di sebelah atas, dia telah menangkisnya. Kali ini dia tidak mempergunakan telapak tangannya sebab begitu dia menangkis, berarti dia akan menderita kesakitan oleh hawa panas telapak tangan Yo Him. Akan tetapi cara menangkis yang dilakukan oleh Sam laote, itupun tidak menolong banyak padanya. Begitu telapak tangan Yo Him ditangkis oleh tangan kirinya, maka terdengar suara benturan yang keras. Dan tubuh Sam laote telah terhuyung mundur dua langkah. Yang membuat hati Sam laote jadi terkesiap waktu itulah dia melihat Yo Him menyusuli dengan serangan berikutnya. Dan tenaga serangan yang kali ini dipergunakan Yo Him jauh lebih kuat dibandingkan dengan tenaga serangannya tadi. Terpaksa Sam laote tidak memiliki jalan lain. Dia telah mengeluarkan suara bentakan nekad, dan mendorong dengan ke dua tangannya, dia mengerahkan seluruh kekuatan tenaga lweekangnya. Kesudahannya justru membawa kerugian buat Sam laote sendiri. Dia mempergunakan seluruh kekuatan lweekangnya dengan tujuan untuk memaksa Yo Him mundur. Namun siapa sangka, bukannya mundur justru Yo Him telah menggerakkan tangannya terus dengan menambah kekuatan tenaga dalamnya. Dengan demikian terlihat bahwa kekuatan tenaga lweekang yang dipergunakan Sam laote tidak berarti apaapa, di mana tubuhnya sendiri yang terpental akibat kuatnya tenaga lweekang yang berasal dari telapak tangan Yo Him. Bicara soal kekuatan tenaga lweekang, Yo Him masih menang beberapa tingkat dari lawannya. Jika dari Sam laote dapat menyerang dengan kekuatan lweekangnya dan Yo Him mengelakkannya dengan tergesa itulah karena Yo Him belum mau turun tangan sungguh-sungguh. Karena diapun merasa tidak memiliki permusuhan apapun dengan Sam laote. Sekarang di saat lawannya mempergunakan lweekangnya sekuat tenaga, membuat Yo Him memutuskannya tidak bisa membiarkannya. Diapun mengempos delapan bagian tenaga dalamnya. Begitu kekuatan mereka saling bentrok di tengah udara, tidak ampun lagi tubuh Sam laote yang terpental melayang di tengah udara, sehingga tubuhnya itu bagaikan sehelai daun yang terhembus angin. Kemudian terbanting di tanah dalam jarak beberapa tombak bergulingan di tanah...... Thang Suko yang menyaksikan keadaan kawannya kaget bukan main dan dia melompat ke dekat Yo Him, dengan mempergunakan busur besinya, dia menyerang. Cara menyerang yang dilakukan Thang suko itu, hanya sekedar menolongi kawannya, agar Yo Him tidak meneruskan serangannya mendesak Sam laote itu. Thang suko juga menyadari serangan yang dilancarkan olehnya itu hanya merupakan ancaman baginya. Jika tidak dihindarkan oleh Yo Him, tentu akan disampok dengan angin pukulannya dan dia tidak akan kuat menghampiri kekuatan tenaga lweekang Yo Him. Tadi dia telah merasakannya, betapa tenaga lweekang Yo Him berada di atas lweekangnya. Yo Him memang hanya mendongkol menghindarkan diri dari serangan busur besi lawannya. Kemudian dengan kaki kanannya menendang kuat sekali. Cara menendang Yo Him berada di luar dugaan Thang Suko, karenanya dia tanpa bisa berkelit tertendang telak sekali, tubuhnya melambung ke tengah udara dengan mengeluarkan suara jeritan tertahan, dan ketika tubuhnya terbanting di tanah, dia tidak bisa segera bangkit berdiri lagi. Yo Him hanya tersenyum sinis, katanya. "Sekarang aku bersedia memberikan kelonggaran pada kalian. Tetapi jika di lain saat kita bertemu dan kalian tetap memiliki tangan telengas hendak mendesakku, maka di waktu itu akupun tidak akan segan-segan lagi membunuh kalian!" Setelah berkata begitu, Yo Him memutar tubuh, dan dia mengajak Sasana untuk berlalu meninggalkan tempat tersebut. Thang Suko dan Sam Loate tidak menahan kepergian mereka, karena ke duanya menyadari bahwa mereka bukan tandingan Yo Him. Begitulah Yo Him dan Sasana telah melanjutkan perjalanan mereka dengan menjalankan kuda mereka tidak terlalu cepat. Sepanjang jalan mereka bercerita mengenai kelakuan ke dua orang itu, yang merupakan anak buahnya Lang-kauw. "Dilihat demikian, memang Lang-kauw memiliki banyak sekali anggota yang berkepandaian tinggi, dan yang kudengar jumlah mereka seribuan orang..... maka jika semuanya memiliki kepandaian seperti Thang Suko maupun Sam laote, jelas hal itu hanya akan membuat orang-orang rimba persilatan menghadapi ancaman tidak kecil, mereka dapat saja dengan mengandalkan jumlah banyak untuk melakukan keonaran.....!" Setelah berkata begitu. Yo Him menghela napas dalam. Sasana telah memperlihatkan wajah yang muram, menunjukkan bahwa diapun tengah berpikir keras. Sampai suatu kali dia menepuk pahanya, katanya. "Engko Him..... apakah kau melihat sesuatu yang aneh kepada diri ke dua orang anggota Lang-kauw itu?!" "Sesuatu yang aneh? Apa itu?!" Tanya Yo Him heran. "Itulah tanda Serigala yang berada di atas telapak tangan mereka! Serigala itu digambar dengan mempergunakan warna merah! Tadi waktu orang yang dipanggil dengan sebutan Sam laote itu mempergunakan telapak tangannya untuk menyerangmu, aku telah melihatnya di telapak tangannya terdapat gambar lukisan kepala serigala yang menakutkan sekali, lengkap dengan taringnya.....!" Yo Him mengerutkan alisnya. "Jadi..... apa anehnya? Bukankah itu gambar yang memperlihatkan bahwa mereka adalah anggota dari Lang-kauw.....?!" "Kukira bukan begitu.....!" Menyahuti Sasana. "Lalu, apa yang telah kau duga tentang gambar serigala itu?!" Tanya Yo Him. "Kukira setiap anggota Lang-kauw yang memiliki kepandaian cukup tinggi, mereka akan memiliki gambar lukisan kepala serigala di telapak tangannya. Sedangkan anggota biasa tidak memiliki gambar lukisan kepala serigala tersebut! Nah, coba kau ingatingat, bukankah ketika, belasan anak buah Lang-kauw bertempur dengan kau beberapa waktu yang lalu, sama sekali tidak ada gambar lukisan kepala serigala di telapak tangan mereka?!" Yo Him mengangguk, dia menjalankan kudanya terus dengan pikiran yang bekerja. Sampai akhirnya dia bertanya. "Jadi..... apakah kau ingin maksudkan, jika memang kelak kita bertemu dengan seorang anggota Lang-kauw dan melihat di telapak tangannya terdapat gambar lukisan kepala serigala, berarti orang itu memiliki kepandaian yang lumayan tingginya?!' Sasana mengangguk. "Benar!" Dia bilang dengan segera. "Karena itu, jika memang kita berhadapan dengan orang-orang Lang-kauw yang telapak tangannya terdapat lukisan kepala serigala, kita harus lebih waspada!" Yo Him tersenyum. "Memang Lang-kauw merupakan perkumpulan yang baru saja lahir dalam rimba persilatan, akan tetapi perkumpulan itu dipimpin oleh seorang yang berambisi untuk merajai dan menjagoi rimba persilatan seperti Sun Cie Siang. Karenanya, jika memang orangorang gagah rimba persilatan tidak segera mengambil tindakan, bahaya dan kerusuhan yang akan ditimbulkan oleh orang-orang Lang-kauw tidak kecil.....! "Hem, menurutmu, adikku, apakah yang harus kita lakukan, setidaknya untuk membendung perbuatan-perbuatan dan tindakan-tindakan mereka? Atau memang kita perlu segera kembali untuk memberitahukan kepada ayahku dan para orang gagah lainnya perihal Lang-kauw ini?!" Sasana menghela napas. dia mengerutkan alisnya berpikir keras. Sampai akhirnya katanya. "Aku hanya akan menurutmu saja, engko Him. Menurutmu, tindakan apa sebaik-baiknya yang kita lakukan?!" "Menurutku, lebih baik kita kembali saja untuk memberitahukan kepada ayahku dan orang-orang gagah lainnya.....!" Menyahut Yo Him. Sasana mengangguk mengiyakan, menunjukkan bahwa ia setuju saja dengan apa yang ingin dilakukan oleh Yo Him. Dan diputuskan oleh mereka, untuk segera menemui Yo Ko dan para orang gagah lainnya, guna memberitahukan perihal Lang-kauw dengan segala tindak tanduk perkumpulan itu. Demikanlah, ke dua muda-mudi itu telah merubah arah tujuan mereka, dan ke duanya telah memutar kudanya, mengambil ke jurusan Selatan. Urusan sakit hati Sasana memang cukup penting, di mana Yo Him bermaksud membantu Sasana sekuat tenaganya agar Sasana berhasil membalas dendam. Akan tetapi melihat perkembangan yang terjadi dalam rimba persilatan, dan juga tindak tanduk dari anak buah Lang-kauw, yang tampaknya merajalela, membuat Yo Him beranggapan urusan orang-orang Lang-kauw jauh lebih penting dibandingkan dengan persoalan Sasana. Apalagi Sun Cie Siang memang salah seorang murid Lam-hay-sie-nie yang memiliki hubungan dekat dengan ayahnya. Y Tiat To Hoat-ong tengah gusar bukan main, berulang kali dikepraknya meja di hadapannya. Sedangkan di sisi kiri dan kanan tampak berdiri Lengky Lumi dan Gochin Talu. Ke dua orang tersebut menundukkan kepala mereka dalam-dalam, tampaknya mereka bergelisah. "Walaupun bagaimana, kita harus berhasil dengan urusan ini!" Berseru Tiat To Hoat-ong dengan mata berapi-api memandang bergantian pada Gochin Talu dam Lengky Lumi. "Kalian tentu mengerti..... walaupun bagaimana memang kita harus berhasil, dengan keturunan dari Ghalik harus kita tumpas, agar kelak tidak menimbulkan kesulitan baru.....!" Lengky Lumi mengangguk. "Koksu perintahkan saja, kami akan segera melaksanakan perintah Koksu sebaik mungkin," Menyahuti Lengky Lumi dengan kepala masih tertunduk, karena dia tidak berani menentang mata Tiat To Hoat-ong yang memancarkan sinar berapi-api akibat kemarahannya itu. "Hemmm!" Mendengus Tiat To Hoat-ong dengan suara masih mengandung kemendongkolannya. "Baiklah, sekarang kita harus bertindak seperti rencana kita yang semula! "Kalian berdua tentu telah mengetahui, beberapa orang panglima perang yang mengetahui pangeran Ghalik telah menjadi buronan pemerintah, sekarang tengah kasak kusuk untuk berserikat mengadakan pemberontakan! Hal inilah yang perlu kita selidiki sampai keakar-akarnya untuk menumpas mereka! Jika sampai meletus pemberontakan, tentu Khan akan menduga kita yang menerbitkan semua itu, yang merupakan ekor dari peristiwa pangeran Ghalik, dan kita akan disesalkan.....!" Lengky Lumi dan Gochin Talu telah mengiyakan. Dan malah kemudian Gochin Talu berkata. "Koksu tentu telah mengetahui siapa-siapa yang bermaksud memberontak dan merupakan pengikut-pengikut setia pangeran Ghalik?" "Cukup banyak nama-nama yang telah kuketahui..... namun kita belum dapat bertindak sebelum memiliki alasan yang kuat! Jika saja kita bergerak terlalu ceroboh, niscaya pemberontakan akan menjalar dengan hebat! Jika dapat kita harus mempengaruhi mereka, agar maksud-maksud memberontak itu batal dengan sendirinya. Dalam hal mempengaruhi mereka, kita juga boleh mengambil dua cara, yaitu dengan cara lunak ataupun dengan cara kekerasan!" Setelah berkata begitu Tiat To Hoat-ong memandang bergantian kepada Lengky Lumi dan Gochin Talu. Kemudian baru melanjutkan perkataannya. "Tentu kalian berdua mengerti apa tugas kalian masing-masing.....!" Lengky Lumi dan Gochin Talu mengiyakan cepat sekali. Merekapun memberi hormat kepada Tiat To Hoat-ong. "Nah, sekarang kalian boleh mengundurkan diri!" Kata Tiat To Hoatong. "Koksu, ada sesuatu yang ingin kulaporkan.....!" Kata Gochin Talu cepat. "Katakanlah..... apakah kau memperoleh sesuatu yang penting dalam penyelidikanmu?" Tanya Tiat To Hoat-ong. Gochin Talu mengangguk. "Ya.....!" Katanya. "Menurut hasil penyelidikan terakhir memperlihatkan tanda-tanda bahwa Kay-pang tampaknya bermaksud mengganggu keagungan dan kewibawaan dari Khan kita yang agung.....!" "Hemm, apakah kau telah mengetahui pasti, tokoh-tokoh Kay-pang mana saja yang terlibat dalam urusan itu?!" Tanya Tiat To Hoatong. "Ada dua orang tokoh Kay-pang yang menemuiku beberapa hari yang lalu dan telah menceritakan dan membongkar rencana dari Pangcu mereka, yang bermaksud ingin memberontak dan mengganggu keamanan di ibu kota. Kay-pang merupakan perkumpulan pengemis yang memiliki anggota tidak sedikit, dan karena itu, jika memang mereka memberontak, inilah yang lebih sulit dihadapi, dibandingkan dengan maksud beberapa panglima perang yang bermaksud untuk memberontak, karena kay- pang jika bergerak serentak, mereka dapat bergerak sekali gus dari lima propinsi!" Tiat To Hoat-ong mengerutkan alisnya, tampaknya tercekat juga. "Urusan yang menyangkut dengan maksud Kay-pang yang memberontak itu, hal ini harus segera dilaporkan kepada Khan, karena Kay-pang memang merupakan sebuah perkumpulan yang sangat besar dan kuat, disamping itu memiliki banyak sekali tokohtokoh pandai! Jika terjadi Kay-pang memberontak, niscaya kita dari pihak kerajaan akan menghadapi persoalan yang tidak ringan.....!" "Menurut laporan terakhir yang sampai menyatakan bahwa Kaypang akan mengadakan pertemuan besar di Hou-ciu!" Melapor Gochin Talu lebih jauh. Tiat To Hoat-ong mengerutkan alisnya beberapa saat tanpa berkata-kata sampai akhirnya menghela napas. "Dilihat demikian, memang tampaknya untuk menundukkan orangorang Han bukan pekerjaan yang mudah!" Menggumam Koksu tersebut. "Walaupun kita telah berhasil menundukkan kerajaan Song ini dan telah berhasil untuk berkuasa di daratan Tiong-goan, akan tetapi pemberontakan demi pemberontakan selalu muncul di mana-mana.....! Hemmm, dilihat demikian, kita harus mempergunakan tangan besi juga!" Waktu berkata seperti itu muka Tiat To Hoat-ong merah padam, rupanya dia gusar sekali. Gochin Talu telah mengangguk mengiyakan. "Kaisar tentu akan mendengarkan baik-baik petunjuk Koksu!" Kata Gochin Talu. "Karena Khan tentu akan berusaha membuat negeri menjadi aman dan seluruh kewibawaan dan keagungannya Kaisar yang berkuasa penuh di daratan Tiong-goan. Khan akan berusaha untuk menindas golongan-golongan yang ingin menggoyahkan kedudukannya itu..... Karena dari itu, jika saja Koksu memberikan berbagai pendapat kepada Khan, niscaya akan memperoleh tanggapan yang sangat baik sekali dari Khan.....!" Tiat To Hoat-ong menggeleng perlahan. "Sulit.....!' menggumam Koksu negara tersebut. "Mengapa sulit?" Tanya Lengky Lumi menyelak. "Akibat adanya urusan dengan pangeran Ghalik, akupun tengah disorot oleh Khan..... Walaupun Khan memang mempercayai penuh padaku, akan tetapi Khan pun ragu-ragu akan maksud buruk pangeran Ghalik, karena Khan mengetahui benar bagaimana sifat dan tabiat dari pangeran Ghalik. Karena dari itu, Khan kurang dapat mempercayai bahwa pangeran Ghalik ingin mengadakan pemberontakan untuk merubuhkannya dari takhta kerajaan...... "Karena dari itu, selama persoalan pangeran Ghalik belum dapat kita selesaikan, sehingga Ghalik hancur luluh berikut pengikutpengikut setianya, setiap laporanku yang ditujukan untuk persoalan lainnya masih diragukan oleh Khan......!" Setelah berkata begitu, Tiat To Hoat-ong menghela napas berulang kali, tampak wajahnya berubah muram, rupanya ada sesuatu yang menyusahkan hatinya. Koksu ini sesungguhnya seorang yang terpenting dalam pemerintah kerajaan yang paling berkuasa di daratan Tiong-goan untuk masa itu, karena dia merupakan Koksu negara yang memiliki kekuasaan tidak kecil dan hanya satu tingkat di bawah kekuasaan Kaisar. Dengan begitu, jika Koksu ini bisa dipusingi oleh persoalan pangeran Ghalik, inilah persoalan yang tidak ringan. Koksu ini telah dapat melihatnya bahwa menghancurkan pangeran Ghalik bukan urusan yang mudah, karena pangeran ini memiliki banyak sekali pengikut-pengikut setia. Jika saja waktu itu Tiat To Hoat-ong mengetahui bahwa pangeran Ghalik telah menghabisi jiwanya sendiri, tentu Koksu ini tidak akan sepusing seperti itu. Namun berita kematian pangeran Ghalik tidak pernah didengarnya, para orang gagah merahasiakan kematian pangeran Ghalik. Kebijaksanaan seperti itu diambil oleh para orang gagah. Mereka tidak menghendaki adanya pergolakan di dalam negeri. Jika saja para panglima perang muda dan jenderalnya yang menjadi pengikut setia pangeran Ghalik mendengar perihal bunuh dirinya pangeran yang seorang itu, niscaya akan membuat mereka marah dan akhirnya memberontak. Jika terjadi pemberontakan, Kaisar tentu akan mengirim pasukannya untuk menindas dan terjadi peperangan. Kalau sudah berkobar peperangan, yang celaka dan menjadi korban adalah rakyat juga. Beruang Salju Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Karena dari itu, perihal kematian pangeran Ghalik dirahasiakan benar. Gochin Talu dan Lengky Lumi juga melihat wajah Koksu yang murung, mereka tidak berani bicara terlalu banyak. Didiaminya Tiat To Hoat-ong termenung, tenggelam dalam kemasgulan hatinya. Sampai akhirnya Tiat To Hoat-ong mengangkat kepalanya menatap kepada Gochin Talu dan Lengky Lumi bergantian tanyanya. "Apakah kalian telah memperoleh berita yang pasti kapan akan diselenggarakannya pertemuan besar di kalangan Kay-pang?!" Gochin Talu mengangguk. "Ya, bertepatan dengan malaman Cap-go bulan depan!!" Menjelaskan Gochin Talu. "Jika demikian, kita harus pergi ke sana, guna mengacau dan menggagalkan pertemuan tersebut! Jika saja Kay-pang bisa menghimpun kekuatan, dan tokoh-tokoh Kay-pang seluruh wilayah hadir di situ, niscaya kerajaan akan menghadapi gangguangangguan yang tidak kecil!" Berkata Tiat To Hoat-ong. "Akan tetapi, jika persoalan ini ku laporkan kepada Khan, tentu akan menambah kesan kurang baik dari Khan kepadaku, di mana seperti juga aku selalu melaporkan hal-hal yang belum dapat teratasi olehku.....!" Gochin Talu telah memberi hormat, sambil katanya. "Koksu, percaya kepadaku dan saudara Lengky, kami berdua akan bertindak sebaik mungkin, di mana kami akan memimpin beberapa orang sahabat untuk menimbulkan keonaran dalam pertemuan para pengemis itu di Hou-ciu. Jika memang kami berhasil menggagalkan pertemuan mereka itu, jelas akan terjadi urusan yang menggembirakan! Kami akan berusaha mengadu domba sesama mereka.....! Karena Kay-pang terdiri dari lima cabang utama di lima propinsi, inilah yang memegang peranan besar, karena setiap propinsi memiliki seorang Tianglo. "Jika ke lima Tianglo itu dapat kita adu domba satu dengan yang lainnya, sehingga terjadi bentrokan di antara sesama mereka, Kaypang akan terpecah belah. Waktu terpecah belah seperti itu kekuatan mereka sangat lemah, kita boleh segera bertindak untuk menumpas mereka.....! "Perlu Koksu ketahui, kami sebelum melaporkan hal ini, dengan memberanikan diri telah mulai bekerja. Kami telah berhasil menjalin hubungan yang baik dengan tiga orang tokoh Kay-pang yang merasa tidak puas pada Pangcu mereka, yang menurut pendapat mereka selalu memilih kasih terhadap beberapa orang Tianglo dari dua propinsi! "Mereka bertiga telah meminta bantuan kami untuk menggagalkan pertemuan besar Kay-pang dan berusaha membunuh Pangcu Kay-pang. Setelah itu ke tiga orang pengemis itu akan maju sebagai ganti Pangcu. Salah seorang diantara mereka menjadi Pangcu dan dua yang lainnya sebagai wakil! Jika memang usaha kami berhasil, tentu ke tiga pengemis bulukan itu akan mudah kita kendalikan.....!" Mendengar laporan terakhir dari Gochin Talu, wajah Tiat To Hoatong berubah berseri-seri, cerah dan tersenyum. Diapun menepuk pahanya, sambil katanya. "Bagus! Jika memang kalian telah berhasil merintis segalanya dengan baik, tentu aku tidak akan melupakan budi dan jasa kalian.....! "Nah, aku mempercayai kalian herdua untuk mengurus persoalan ini, sedangkan urusan Ghalik akan kita bicarakan lagi nanti! Jika memang kalian berhasil untuk menggagalkan pertemuan Kaypang dan memecah belahkan mereka satu dengan yang lainnya, jasa kalian akan kusampaikan kepada Khan untuk memperoleh imbalan jasa dari Kaisar kita itu....." Girang Gochin Talu dan Lengky Lumi, karena jelas Tiat To Hoatong telah menyetujui rencana mereka untuk menghancurkan Kaypang. Gochin Talu dan Lengky Lumi pun telah melaporkan rencana kerja mereka, di mana jago-jago istana, dan beberapa orang sahabat mereka yang akan ikut dalam operasi tersebut. Tentu saja Tiat To Hoat-ong pun banyak memberikan petunjuk dan memberikan kekuasaan pada mereka untuk mengatur segalanya, dengan mengajak beberapa orang murid Tiat To Hoat-ong yang akan mendengar di bawah perintah mereka. Demikianlah, mereka bertiga telah berunding sampai jauh malam. Akhirnya Gochin Talu dan Lengky Lumi telah pamitan untuk kembali ke tempat mereka. Waktu Lengky Lumi dan Gochin Talu meninggalkan istana Tiat To Hoat-ong, ke duanya hermaksud kembali ke istana Gochin Talu untuk merundingkan persoalan tersebut lebih jauh. Memang selama berada di kota raja, baik Gochin Talu maupun Lengky Lumi telah dihadiahkan sebuah istana kecil (gedung besar yang sangat mewah) oleh Koksu negara tersebut. Tiat To Hoat-ong dalam hal menghadiahkan gedung mewah tersebut, masing-masing sebuah gedung, baik kepada Gochin Talu maupun Lengky Lumi dan beberapa orang kepercayaan lainnya, karena Koksu tersebut bermaksud mengambil hati mereka, agar mereka tetap kesetiaannya. Gochin Talu dan Lengky Lumi selama ini memang selalu memperlihatkan kesetiaannya. Mereka bersungguh-sungguh mengabdi kepada Tiat To Hoat-ong, merupakan orang-orang kepercayaan Koksu negara tersebut. Tiat To Hoat-ong telah melihatnya dan yakin bahwa ke dua orang ini dapat dipercaya sepenuhnya, bahkan dilihatnya, walaupun harus berkorban jiwa, Gochin Talu dan Lengky Lumi memang akan menjalankan tugas sebaik-baiknya. Dan kesetiaan mereka itu telah diuji beberapa kali oleh Tiat To Hoat-ong, yang mempergunakan beberapa orang kapercayaannya untuk berurusan dengan Gochin Talu atau Lengky Lumi, yang setiap akhirnya selalu Lengky Lumi maupun Gochin Talu memperlihatkan kesetiaan mereka yang kuat sekali kepada Koksu tersebut. Waktu itu Gochin Talu dan Lengky Lumi telah tiba di istana Gochin Talu, sebuah gedung yang sangat besar dan mewah sekali, yang diperlengkapi dengan taman yang luas dan penuh oleh pohonpohon bunga beraneka warna dan macam. Dua orang pengurus istana kecil tersebut telah menyambut mereka, segera salah seorang di antara pengurus itu telah menyediakan teh dan makanan kecil buat majikan dan kawannya itu. Setelah selesai pelayan dari pengurus itu, Gochin Talu perintahkan mereka menanti di luar. "Siapapun tidak diperkenankan masuk mengganggu kami! Dan jika ada seseorang yang bermaksud untuk bertemu denganku, katakan bahwa besok baru dapat kuterima! kalian berdua pun tidak boleh masuk jika tidak dipanggil," Pesan Gochin Talu. Ke dua pengurus mengnudurkan diri. gedung itu mengiyakan dan mereka Gochin Talu dan Lengky Lumi segera berunding, untuk merundingkan urusan mengacaukan rapat besar Kay-pang yang tidak lama lagi akan segera diselenggarakan oleh orang-orang Kay-pang itu. Walaupun sebuah perkumpulan pengemis, namun Kay-pang merupakan sebuah perkumpulan pengemis yang memiliki banyak sekali anggota-anggotanya, yang merupakan tokoh-tokoh rimba Persilatan yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali. Karena dari itu, walaupun hanya perkumpulan pengemis, namun Gochin Talu dan Lengky Lumi tetap tidak berani meremehkannya. Sisa kewibawaan dari Ang Cit Kong yang pernah menjadi pemimpin dan Pangcu dari Kay-pang masih di dalam kalangan kang-ouw. Memang jika dibandingkan dengan beberapa orang tokoh lainnya, seperti Yo Ko dan Kwee Ceng maupun Oey Yok Su, Ang Cit Kong merupakan tokoh yang selalu hidup dalam kenangan anggota Kaypang, karena setiap pengemis selalu mengagungkan Pangcu mereka yang telah marhum itu, yang berhasil untuk mempersatukan seluruh Kay-pang di seluruh daratan Tiong-goan. Jasa besar yang telah didirikan Ang Cit Kong semasa hidupnya sebagai Pangcu Kay-pang yang sangat berhasil sekali, di mana dia telah berhasil mengembangkan kekuasaan Kay-pang di seluruh daratan Tiong-goan dan juga Kay-pang pada saat di pimpin oleh Ang Cit Kong barada dalam jaman keemasannya dan kejayaannya. Boleh dibilang di seluruh orang-orang gagah dalam rimba persilatan, semua menaruh hormat dan jeri pada Kay-pang dan hampir sama sekali tidak pernah ada orang yang berani membentur anggota Kay-pang. Setelah jabatan Pangcu jatuh ke dalam tangan Oey Yong, kemudian diserahkan kepada Lou Yoe Kiak, kemudian kedudukan Pangcu dipegang oleh Yeh-lu Chi, entah telah berapa banyak peristiwa hebat yang melanda perkumpulan pengemis tersebut. Waktu jabatan Pangcu berada di tangan Ang Cit Kong, seluruh rimba persilatan beranggapan Kay-pang merupakan satu-satunya perkumpulan pengemis yang bisa menjagoi dan memiliki anggota yang sangat banyak dan besar. Dengan demikian, walaupun bagaimana liehaynya seseorang, niscaya tidak akan berani untuk bentrok dengan Kay-pang. Setelah jatuh ke dalam tanpan Oey Yong jabatan Pangcu itu, maka Kay-pang tetap dengan jaman keemasannya. Hanya saja setelah jabatan Pangcu itu diserahkan kepada Lou Yoe Kiak, Kay-pang mulai mengalami kemunduran dan tidak kecil. Hal itu disebabkan kepandaian Lou Yoe Kiak walaupun cukup tinggi, tokh ia masih berada di bawah kepandaian Oey Yong maupun Ang Cit Kong. Terlebih lagi setelah jabatan Pangcu itu jatuh ditangan Yeh-lu Chi, yang kepandaiannya sangat tinggi, Kaypang tetap tidak tertolong, merosot terus. Jika ingin dibanding-bandingkan, walaupun kepandaian Yeh-lu Chi sangat tinggi, karena dia murid tunggalnya Ciu Pek Thong. Namun tetap saja kepandaian Pangcu yang berusia masih sangat muda itu masih berada jauh di bawah tingkat kepandaian Oey Yong maupun Lou Yoe Kiak, belum lagi jika dibandingkan dengan kepandaian Ang Cit Kong yang sempurna itu. Dengan demikian, perlahan-lahan Kay-pang telah meluncur ke dalam kemerosotan yang tidak kecil. Banyak juga anggotaanggotanya yang memiliki kepandaian tinggi memisahkan diri dan hidup mengasingkan diri, sebagian lagi hidup dengan mendirikan lain perkumpnlan pula. Dan gangguan yang ditimbulkan oleh Kan Tianglo, Pheng Tianglo, dan Nyo Tianglo yang telah diturunkan tingkat kedudukannya, yang semula sama tingginya dengan Lou Yoe Kiak, lalu terpecah dari jabatan Tianglo dan menjadi murid dengan pangkat delapan karung! Karena tidak puas oleh keputusan Oey Yong yang memecat mereka dari jabatan Tianglo, ke tiga bekas Tianglo tersebut banyak sekali menimbulkan kerusuhan dan kesulitan buat Kay-pang. Mereka bagaikan musuh dalam selimut yang selalu merongrong kewibawaan Kay-pang. Ke tiga orang bekas Tianglo tersebut memang mengandung maksud dan hasrat ingin menjadi Pangcu dari perkumpulan pengemis tersebut.Untuk mengetahui lebih jelas perihal peristiwa diturunkannya pangkat Nyo Tianglo, Pheng Tianglo dan Kan Tianglo oleh Oey Yong, bacalah kisah "Asmara Rajawali", semuanya dituturkan dengan jelas. Justru sekarang Yeh-lu Chi bermaksud untuk menghimpun suatu pertemuan besar di kalangan Kay-pang. Karena di saat kebetulan adanya Yo Ko dan jago-jago luar biasa lainnya, seperti Ciu Pek Thong dan lainnya, Yeh-lu Chi bermaksud untuk memperbaiki keadaan Kay-pang yang telah merosot kewibawaannya itu. Dengan demikian, jika saja perhimpunannya dan rapat besar yang akan di selenggarakan pada malaman Cap-go di bulan mendatang di Hou-ciu, maka Kay-pang dapat diatur lebih baik dan untuk mengangkat nama Kay-pang pula. Persoalan tersebutlah yang telah dibicarakan oleh Gochin Talu dan Lengky Lumi. Karena ke dua orang kepercayaan Koksu negara itu bermaksud untuk menghancurkan Kay-pang. Terlebih lagi memang mereka telah membuka kontak dengan Nyo Tianglo, Pheng Tianglo dan Kan Tianglo. Ke tiga orang tokoh Kay-pang yang tidak bermaksud baik buat partainya itu dan bekerja sama dengan Gochin Talu maupun Lengky Lumi, agar pihak kerajaan Boan mau turun tangan membantu mereka membinasakan Yeh-lu Chi dan pengikutpengikut setianya, agar salah seorang di antara mereka bertiga dapat menjadi Pangcu Kay-pang. Janji yang mereka berikan, jika Kay-pang terjatuh ke dalam tangan mereka, maka Kay-pang akan bersetia pada kerajaan Boan dan bekerja untuk kerajaan Boan. Hanya saja yang membuat Pheng Tianglo, Kan Tianglo don Nyo Tianglo jeri, justru di dalam rapat besar Kaypang itu akan hadir jago-jago luar biasa seperti Yo Ko, Ciu Pek Thong, Swat Tocu dan yang lainnya. Dengan meminta bantuan pada Gochin Talu maupun Lengky Lumi mereka memiliki tulang punggung tidak lemah, sebab mereka yakin, jika memang kerajaan Boan bersedia turun tangan ikut campur dalam urusan ini, jelas pihak kerajaan bisa mengutus banyak sekali jago-jago istana yang umumnya memiliki kepandaian tinggi untuk membantu mereka. Itulah pula sebabnya Pheng Tianglo, Kan Tianglo dan Nyo Tianglo terbangun semangatnya. Mereka bekerja di dalam dan akan menyambut Gochin Talu maupun Lengky Lumi bersama orangorangnya, untuk mengacaukan rapat besar Kay-pang itu, sampai kelak mereka akan berhasil muncul sebagai pemimpin-pemimpin Kay-pang. Jika terjadi hal seperti itu, jelas Kay-pang yang ada telah berobah wajah dan pendiriannya. Jika sebelumnya Kay-pang paling membenci Boan-ciu, kerajaan Mongolia yang menjajah negeri mereka, justru jika dipegang oleh Pheng Tianglo, Kan dan Nyo Tianglo, Kay-pang malah merupakan pengikut setia buat kerajaan Boan! Di saat Gochin Talu dan Lengky Lumi tengah berunding dengan cermat sekali membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi jika mereka telah berada di Hou-ciu dalam mengacaukan rapat besar Kay-pang. Justru di dalam ketenangan malam terdengar suara jeritan menyayatkan hati. Suara jeritan yang memecahkan kesunyian malam itu merobek-robek ketenangan tempat tersebut, mengejutkan Gochin Talu dan Lengky Lumi, membuat ke dua orang ini melompat dari tempat duduk mereka dengan gerakan ringan, menerobos keluar tanpa berjanji terlebih dulu. Tidak jauh dari pintu kamar tersebut tampak menggeletak sesosok tubuh, yang diam tidak bergerak. Rupanya telah menjadi mayat. Sedangkan terpisah belasan tombak, menggeletak sesosok tubuh lagi, yang juga telah menjadi mayat. Rupanya, ke dua sosok tubuh itu tidak lain dari ke dua orang pengurus gedung yang menyerupai istana kecil ini. Muka Gochin Talu dan Lengky Lumi jadi berobah waktu mereka mengenali bahwa ke dua sosok tubuh yang telah menjadi mayat itu tidak lain dari dua orang pengurus gedung tersebut. Bahwa Gochin Talu telah mengeluarkan suara jeritan marah dan tubuhnya melompat ke atas genting, dan dia mengawasi sekitar tempat itu. Tidak tampak sesosok bayanganpun juga. Hanya kekelaman malam saja yang terlihat. Disamping itu, tampak juga rembulan mengambang di langit dengan sinarnya yang kemilau...... Lengky Lumi juga telah menyusul sahabatnya, dia melompat ke atas genting. Waktu itu tampak berlari-lari dari belakang gedung beberapa sosok tubuh dengan gerakan yang cepat. Ternyata mereka adalah beberapa orang pengawal gedung tersebut yang mendengar suara jerit kematian dari ke dua orang pengurus gedung, segera mereka mendatangi. "Apakah kau melihat sesuatu, laote.....?!" Tanya Lengky Lumi kepada Gochin Talu. Gochin Talu menggeleng. Orang itu dapat bergerak cepat sekali, si pembunuh tentu telah melarikan diri.....!" Menggumam Gochin Talu. "Lalu apa keperluannya dia membinasakan ke dua orang pengurus gedung? Jika memang orang itu mengandung maksud tertentu jelas dia akan mencari kita.....!" Lengky Lumi mengemukakan pendapatnya dan dugaannya. Gochin Talu mengangguk "Ya..... Apakah memang pembunuh itu mencari sesuatu di gedung ini dan kebetulan kesemprok dengan ke dua pengurus ini, dan dia membunuhnya?!" Lengky Lumi menggeleng perlahan, dia masih tidak yakin. Waktu itu angin malam berhembus dingin sekali, kesunyian yang ada telah diisi oleh suara tertawa yang dingin sekali dari kejauhan, disusul kemudian dengan suara orang berkata mengejek. "Hemmm, apakah kalian duga aku seorang pengecut, setelah membunuh ke dua orang kaki tanganmu, aku angkat kaki untuk menyimpan ekor.....?" Gochin Talu dan Lengky Lumi tercekat hatinya, mereka merupakan dua orang pahlawan istana orang kepercayaan Tiat To Hoat-ong, Koksu negara itu. Sekarang mereka tidak berhasil mencari jejak si pembunuh, bahkan rupanya si pembunuh telah bisa melihat mereka dengan jelas dari tempat persembunyiannya. Waktu itu Gochin Talu dan Lengky Lumi yakin bahwa si pembunuh belum pergi, malah Gochin Talu dengan gusar telah berkata tawar. "Jika memang tuan memiliki urusan denganku, keluarlah memperlihatkan diri. Mari kita bicara!" Terdengar suara tertawa mengejek sebelum perkataan Gochin Talu selesai diucapkan. Disusul kemudian perkataan yang tawar dari orang yang tengah bersembunyi itu. "Hemm, inilah merupakan penghargaan yang sangat tinggi sekali buatku..... Hahaha, baru kali ini aku pernah mengalami dipanggil dengan sebutan "tuan" Oleh seorang pahlawan istana kerajaan yang memiliki pangkat dan kekuasaan tidak kecil! Sungguh menggembirakan dan lucu...., sungguh menggembirakan dan lucu!" Lalu disusul dengan suara tertawa lagi tergelak-gelak. Kemudian tampak berkelebat sesosok tuhuh bayangan melompat dari balik genting. Gerakannya sangat ringan sekali, dan dia telah tiba di depan Gochin Talu dan Lengky Lumi. Gochin Talu dan Lengky Lumi memperhatikan orang yang baru muncul itu. Keadaannya agak luar biasa, pakaiannya penuh tambalan oleh kain-kain yang beraneka warna. Usianya telah lanjut sekali, mungkin lebih dari enampuluh tahun. Wajahnya kurus dan lancip, dengan senyum selalu mekar di wajahnya. Dengan segera Gochin Talu dan Lengky Lumi dapat menduganya bahwa orang yang ada di hadapan mereka ini tidak lain dari seorang pengemis Kay-pang. "Hemmmm, kami tidak menyangka sedikit pun bahwa Kay-pang ternyata demikian kurang ajar, sehingga ada salah seorang anggotanya yang berani berkeliaran di istanaku!" Berkata Gochin Talu dengan gusar. Orang yang baru datang itu, yang memang seorang pengemis telah tertawa bergelak. "Hemmmm, datang berkeliaran dan bersikap kurang ajar di hadapan tuan-tuan pembesar mulia ini?!" Dia menggumam dengan suara mengejek, kemudian katanya lagi dengan suara yang tetap nyaring. "Justru kedatanganku ke mari ingin membunuh kalian!!" Gochin Talu dan Lengky Lumi memandang dengan sinar mata yang mengandung kemurkaan. Akan tetapi tadi mereka telah melihat betapa gerakan pengemis tua itu sangat ringan sekali menunjukkan ginkang pengemis tersebut tidak rendah. Dan juga melihat dari cara dia berkata, tentunya memang pengemis ini memiliki kepandaian yang tinggi dan bisa diandalkan sehingga dia berani berkeliaran dan mengancam ingin membunuh Gochin Talu dan Lengky Lumi berdua, walaupun dia hanya seorang diri..... Karena itu, Gochin Talu dan Lengky Lumi telah menahan diri. Gochin Talu waktu itu telah merangkapkan ke dua tangannya, dia mengambil sikap lunak sambil menindih kegusaran hatinya, katanya. "Sebagai tuan rumah, aku mengundang kau untuk bercakap-cakap dalam rumah, silahkan..... Mari kita ke ruang tamu, mungkin kau memiliki urusan yang penting dengan kami!" Tetapi pengemis tua itu tetap memperlihatkan sikap yang tidak sedap. "Hemm, kalian berdua tidak perlu bermain-main kepadaku. Karena sudah kukatakan, kedatanganku ke mari ingin membunuh kalian berdua, yang tentunya adalah Gochin Talu dan Lengky Lumi, dua orang memang tengah ku cari-cari." Mendengar perkataan pengemis tua tersebut yang tampaknya tidak bisa diajak bicara dengan baik-baik, habislah kesabaran Gochin Talu dan Lengky Lumi. Kata Gochin Talu dengan murka. "Baiklah! Kau tentunya seorang anggota Kay-pang.....!" "Benar!" Memotong pengemis tua tersebut sebelum Gochin Talu sampai menghabisi perkataannya itu. "Memang aku pengemis melarat adalah salah seorang anggota Kay-pang!" "Hemm, kau berada di bawah perintah Tianglo yang mana?" Tegur Gochin Talu. Beruang Salju Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku bebas dan tidak ada yang dapat perintahkan diriku selain hanya Pangcu!" Menyahuti pengemis tua itu dengan tegas. "Dan tak perlu kau menggertak aku dengan segala macam sebutan Tianglo!" "Masih ada hubungan apa kau dengan Kan Tianglo, Pheng Tianglo dan Nyo Tianglo?!" Tegur Gochin Talu lagi, yang masih mengharapkan bahwa pengemis tua ini adalah salah seorang anak buah dari salah satu di antara ke tiga Tianglo itu, sehingga Gochin Talu ingin menindihnya dengan kekuasaan ke tiga Tianglo itu. Akan tetapi orang tersebut bukannya menjadi gentar disebutnya nama ke tiga Tianglo itu, malah pengemis tua itu mengeluarkan suara tertawa bergelak-gelak, lalu katanya. "Aku sendiri justru seorang Tianglo. Jika memang aku memiliki bukti yang kuat, tentu ke tiga Tianglo penghianat itu akan kuringkus untuk diserahkan pada Pangcu agar dihukum yang setimpal......!" Mendengar perkataan pengemis tua itu seperti ini, Gochin Talu dan Lengky Lumi segera menyadari bahwa kedatangan pengemis tua tersebut tentu ada sangkut paut dan hubungannya dengan penghianatan ke tiga Tianglo Kay-pang tersebut. Gochin Talu cepat-cepat pura-pura tidak mengerti, tanyanya. "Selama ini hubungan antara kerajaan dengan Kay-pang terjalin baik sekali, juga memang dalam keadaan seperti sekarang di mana negeri aman dan rakyat hidup dengan tenteram dan aman, tentunya Kay-pang pun tidak akan mempersulit kerajaan, yang hanya akan mengundang bentrokan! Lalu apa maksud kedatanganmu ke mari? Dan siapakah sebenarnya kau?!" Pengemis tua itu telah memain bola matanya mencilak beberapa kali, wajahnya memperlihatkan sikap mengejek, lalu katanya. "Kalian berdua, walaupun bagaimana harus mampus di tanganku, hemmm, dengan demikian ada baiknya juga jika aku memberitahukan siapa adanya diriku, agar kalian berdua setelah menemui kematian di tanganku tidak menjadi penasaran..... Kalian dengarlah baik-baik. Aku adalah Wie Liang Tocu, Tianglo Kaypang.....!" Muka Gochin Talu dan Lengky Lumi jadi berobah. Mereka berdua memang telah mendengar nama besar Wie Liang Tocu, salah seorang Tianglo Kay-pang yang memiliki kepandaian yang tinggi. Sebelum menjadi anggota Kay-pang dan memperoleh kedudukan sebagai Tianglo, Wie Liang Tocu sebenarnya majikan sebuah pulau yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali. Dialah seorang tokoh rimba persilatan yang tangguh sekali. Hanya saja disebabkan Wie Liang Tocu memang sangat mengagumi akan kehebatan dan kegagahan Ang Cit Kong, ketika pihak Kay-pang mengundangnya untuk membantu memimpin Kaypang, dia tidak keberatan. Hanya disebabkan dia memang telah terbiasa mempergunakan sebutan sebagai Wie Liang Tocu, yaitu pemilik pulau yang namanya Wie Liang dan juga orang-orang gagah di dalam rimba persilatan selain menyebutnya dengan sebutan Wie Liang Tocu. Pedang Langit Dan Golok Naga Karya Chin Yung Pedang Karat Pena Beraksara Karya Tjan ID Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo