Kelelawar Tanpa Sayap 3
Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying Bagian 3
Kelelawar Tanpa Sayap Karya dari Huang Ying Begitu sadar siapa yang muncul, nona itu terperangah Kamu? Empek tua? serunya tertahan. Betul, memang aku jawab kelelawar tanpa sayap tertawa. Kenapa kau datang kemari? Aku memang tinggal disini, kalau tidak kemari lantas harus pergi ke mana? Lui Hong mendongak melihat keluar jendela, kemudian katanya lagi. Aah, benar! Hari sudah 55 mulai malam, memang saat seperti ini pasti sudah tak ada tamu lagi yang lewat, tak heran kau telah menutup warung. Tapi, bukankah suasana diwarungmu jauh lebih nyaman daripada tempat ini? Kenapa kau tidak tinggal diwarungmu saja sebaliknya malah tinggal dalam kuil bobrok yang kotor ini? Karena warung itu bukan milikku, aku hanya meminjamnya sementara, selama satu hari Hanya pinjam sehari? seru Lui Hong keheranan, ooh, rupanya pemilik warung sedang ada urusan, jadi minta tolong kau untuk menjagakan sehari? Aku meminjamnya sehari, bukan jaga warung itu sehari tandas si kelelawar, kemudian setelah berhenti sejenak dia melanjutkan, hanya saja pemilik warung itu memang tak bakal balik lagi kesana, selamanya tak akan balik lagi Kenapa? Dia sudah mampus, aku yakin mayatnya sudah tak utuh, paling tinggal kerangka saja, karena daging dan darahnya pasti telah habis dihisap dan dilahap kawanan kelelawar Apa? jerit Lui Hong dengan bulu kuduk berdiri, kawanan kelelawar itu doyan daging manusia? Kalau tidak, dengan apa mereka hidup? Apa penyebab kematian pemilik warung? desak Lui Hong. Tiba-tiba si kelelawar mementangkan tangannya lalu mencakar tiang penyangga yang berada disampingnya. Took, toook, toook! setiap jari tangannya yang mencakar menancap di tiang penyangga itu, menohok dalam dalam. Melihat ketangguhan kakek itu Lui Hong bertambah ngeri, semakin terkesiap. Siapa sebenarnya orang tua ini? Walaupun cakaran itu diarahkan pada tiang kayu yang mulai lapuk, sudah tak sekokoh dulu lagi, namun tanpa tenaga dalam yang sempurna, mustahil orang bisa melakukannya. Dilihat dari semua yang terjadi, jelas apa yang sedang berlangsung selama ini merupakan sebuah perangkap, aku telah terjebak! Baru saja ingatan tersebut melintas, 56 tampak kayu penyangga ruangan itu mendadak terbelah jadi berapa bagian dan hancur, rupanya si kelelawar telah membetot kayu tersebut hingga hancur sepotong. Kemudian tampak orang itu merapatkan sepasang tangannya, potongan kayu yang berada dalam genggaman pun hancur jadi serbuk kayu dan berhamburan ke atas lantai. Kini Lui Hong yakin seratus persen bahwa si kelelawar memang seorang jago bertenaga dalam sempurna, dia pasti bukan seorang kakek biasa yang lemah, namun gadis itu masih menahan diri, tidak beranjak, tidak bertindak apalagi bicara. Sambil bertepuk tangan membersihkan serbuk kayu, kembali kelelawar berkata. Begitulah nasib pemilik warung itu, sama seperti kayu tadi, tulang belulangnya hancur berkeping, dia memang mampus ditanganku Siapa kau sebenarnya? Kelelawar! Omong kosong! Il hardik Lui Hong. Tiba-tiba si kelelawar menghela napas, ujarnya. Kenapa ada begitu banyak orang percaya ketika aku sedang berbohong, sebaliknya tak satupun yang mau percaya sewaktu aku bicara jujur? Masa kelelawar bisa digunakan sebagai nama? dengus Lui Hong tertawa dingin. Jangan lagi kelelawar, kucing, anjing pun pernah dipakai orang sebagai namanya, kenapa aku tak boleh menyebut diriku sebagai kelelawar? Li Hong terperangah, tak sanggup menjawab. Kembali si kelelawar melanjutkan. Apalagi dalam kenyataan aku memang tak jauh berbeda dengan seekor kelelawar Ngaco belo tukas Lui Hong cepat, jangan bicara yang lain, cukup ambil badanmu sebagai contoh, bukankah tubuhmu berapa puluh kali lipat lebih gede daripada tubuh kelelawar? Besar kecilnya tubuh, bukan merupakan ciri khas dari seekor kelelawar Memangnya kelelawar memiliki ciri khas apa? 57 Biarpun mereka bermata, namun dalam kenyataan tak jauh berbeda dengan si buta, mereka tetap bisa terbang kian kemari tanpa menumpuk sesuatu benda, hal ini dikarenakan mereka memiliki sepasang telinga yang tajam dan sensitip Coh, jadi kaupun memiliki telinga yang tajam dan sensitip? ejek Lui Hong tertawa dingin. Tentu saja aku memilikinya, kalau tidak, mana mungkin bisa sampai disini Memangnya kau buta? Si kelelawar mengangguk tanda membenarkan. Lui Hong tertawa dingin Aku rasa sepasang mata mu normal, tak ada yang aneh ujarnya. Si kelelawar tidak banyak bicara, dengan tangan kirinya dia korek keluar biji matanya dari kelopak mata sebelah kiri, biji mata itupun segera tercomot lepas. Dengan cepat dia membalik tangannya, meletakkan biji mata yang baru saja dikorek keluar itu ditengah telapak tangan, katanya. Coba kau lihat, apakah mataku termasuk normal? Bulu kuduk Lui Hong bangun berdiri, saking terperana dan ngerinya, gadis itu sampai tak mampu berkata-kata. Biji mata itu memancarkan sinar kehijauan yang aneh, sekalipun tergeletak ditelapak tangan, meski sudah terlepas dari kelopak matanya, namun seolah memiliki tenaga hidup yang sukar dilukiskan dengan kata, biji mata itu menatap Lui Hong dengan seramnya. Gadis itu benar-benar ngeri, hatinya bergidik, badannya merinding, tiba-tiba perutnya terasa mual, ingin muntah. Sambil memegangi biji matanya, kelelawar itu menghela napas sedih, kembali ujarnya. Walaupun tak dapat melihat, untung aku memiliki sepasang telinga yang tajam dan sensitip, lebih tajam dan sensitip ketimbang pendengaran kelelawar Kau........ Lui Hong hanya bisa menyebut satu kata, karena dia tak mampu melanjutkan perkataan berikut. Suara angin, suara hujan, suara air mengalir, suara serangga bahkan suara saat bunga sedang mekar, pokoknya semua suara yang berasal dari alam semesta dapat kudengar sangat jelas, oleh sebab itu meski aku tak punya mata, namun mataku jauh 58 lebih hidup dan bermakna daripada manusia bermata Lui Hong melongo, mendengarkan uraian itu dengan tertegun. Kembali si kelelawar melanjutkan. Manusia biasa punya mata, mereka dapat melihat, karena itu jarang sekali menggunakan telinga untuk mendengar. Ada sementara orang bahkan menganggap telinga dan pendengaran mereka sebagai sampah, sebagai barang rongsok yang sama sekali tak berfaedah Lui Hong membungkam, tidak menjawab. Si kelelawar bicara lebih jauh. Barang apa pun, semakin jarang kau gunakan, semakin surut kemampuannya, sama seperti pendengaran, makin jarang digunakan, makin tumpul pula kehebatannya Tiba-tiba Lui Hong menyela sambil tertawa dingin. Sewaktu pejamkan mata, aku pun sama saja dapat mendengar banyak macam suara Apa yang sanggup kau dengar? Aku dapat mendengar semua yang mampu kau dengar Si kelelawar tertawa terbahak-bahak Hahaha... benarkah begitu? jengeknya, kalau begitu coba kau pejamkan matamu, dengarkan, apa benar ada sepasang kelelawar sedang bersenggama diatas tiang penglari Merah dadu sepasang pipi Lui Hong, merah karena jengah. Kembali si kelelawar berkata. Selain itu, dibalik dinding sebelah timur, ada seekor tikus sedang menggali lubang, dibalik semak belakang tubuhku, ada seekor ular betina sedang bertelur...... Lui Hong terbelalak, melotot keheranan. Namun gadis itu tidak pejamkan matanya, ia tak sudi mendengar semua suara itu, hardiknya. Kau tak usah ngaco belo, bicara tak karuan, mana mungkin suara suara semacam itu dapat kau dengar? Selama ada yang mengeluarkan suara, suara itu pasti dapat ditangkap, dapat didengar Mau tak mau Lui Hong harus mengakui kebenaran akan perkataan itu, ucapannya memang betul dan masuk akal. Tentu saja kau tak dapat mendengarnya kata si kelelawar lagi, karena kau tidak memiliki sepasang telinga seperti kelelawar Lui Hong terbungkam, dia tak tahu harus berkata apa. Si kelelawar menghela napas berulang kali, ucapnya. Sayang, walaupun aku memiliki ketajaman pendengar an yang luar biasa, namun tak bisa kudengar betapa cantiknya wajahmu dan betapa montok serta langsingnya perawakan tubuhmu Dalam 59 waktu yang relatif singkat, Lui Hong seperti mendapat satu firasat, muncul satu dugaan aneh dalam hati kecilnya. Jangan jangan orang ini sinting? Tidak waras otaknya? Si kelelawar menggosok perlahan sepasang telapak tangannya, membersihkan sisa serbuk kayu yang masih menempel, kemudian terusnya. Untung aku masih memiliki sepasang tangan yang cekatan dan sangat sensitip, oleh karena itu meski aku tak dapat melihat dan tak dapat mendengar betapa cantik, betapa seksi nya tubuhmu, sepasang tanganku masih dapat menyentuh dan meraba sekujur badanmu Kau berani! hardik Lui Hong gusar. Tak ada pekerjaan di dunia ini yang tak berani kulakukan Mungkin kau masih belum tahu manusia macam apa diriku ini! Siapa bilang tidak tahu? si kelelawar tertawa, kau adalah Lui toa-siocia, piauwsu perempuan dari perusahaan ekspedisi Tin-wan Piaukiok, ilmu silatn ya tangguh, mendapat didikan langsung dari Tin-wan-siang-eng, dengan sebilah golok kau sudah malang melintang di seantoro jagad tanpa tandingan, tentang hal tersebut, sudah berulang kali kudengar orang bercerita Dan sekarang kau masih berani berpikiran busuk terhadapku? Hingga detik ini, belum pernah ada seorang manusia pun di dunia ini yang tak berani kusentuh Lui Hong tertawa dingin. Huuh, dasar manusia buta, kau terlalu percaya diri Si kelelawar segera menarik wajahnya. Selama hidup aku paling tak senang kalau ada orang lain pandang hina aku sebagai orang buta katanya. Kau tak bisa melihat orang lain, kenapa musti marah kalau orang pandang rendah dirimu? Tajam amat mulutmu! Cepat minggir! bentak Lui Hong kasar, Kalau tidak, jangan salahkan kalau golokku tak kenal belas kasihan Ooh, besar amat gaya ucapanmu! 60 Enyah dari situ! kembali Lui Hong membentak. Aku dengar kehebatan ilmu golokmu sudah mencapai delapan puluh persen kemampuan ayahmu Apa urusanmu? Memang tak ada urusan denganku, bayangkan saja, terhadap si golok emas Lui Sin pun aku tak kuatir, apalagi kemampuanmu sekarang baru mencapai delapan puluh persennya, hahaha.. apa pula pengaruh perkataanmu tadi dengan situasi sekarang? Situasi sekarang? Apa maksudmu? Pertama-tama aku akan menahanmu dalam kuil Thian-liong-ku-sat Andalkan kau seorang? ejek Lui Hong sambil tertawa dingin. Biar hanya aku seorang, itu sudah lebih dari cukup Sekalipun kau punya kemampuan untuk menahanku dislni, tak sampai setengah hari kemudian, orang-orang dari Tin-wan Piaukiok pasti akan menyusulku kemari Ya? Ketika lama tidak melihat aku kembali, orang-orang piaukiok pasti akan menyusul kemari untuk mencari aku, jangan lupa, mereka pun orang-orang berpengalaman dalam dunia persilatan Maksudmu jago-jago yang menggunakan senjata jit-gwee-kou serta golok Toa- huan-to? Lui Hong hanya tertawa dingin sebagai jawaban. Tiba-tiba si kelelawar tertawa, katanya. Jika mereka berdua yang kau maksud, lebih baik jangan terlalu diharapkan lagi, mereka tak bakal menemukan tempat ini Jadi kau mulai takut? Kelewat sayang bila gadis semuda, secantik kau harus pulang bersama mereka menuju ke alam kekal Apa? Maksudmu? teriak Lui Hong tertegun. Masa kau tidak memahami maksudku? Jadi kau bilang mereka berdua telah meninggal? 61 Maka dari itu kedatangan mereka berdua pada saat seperti ini bukanlah satu kejadian yang menguntungkan bagimu Apa yang menyebabkan kematian mereka? Kau telah membunuh ke dua orang itu? Benar si kelelawar mengangguk, mengakui. Kenapa? desak gadis itu. Sebab jika mereka tidak mati, bila lama tidak melihat kau balik, orang-orang itu pasti akan kemari mencarimu, bila gagal menemukan kau disini, mereka akan melaporkan kejadian ini kepada Lui Sin serta Han Seng, kendatipun aku tak pernah pandang sebelah mata terhadap mereka berdua, toh lebih baik tak ada kesulitan daripada harus menghadapi kesulitan, bukan begitu? Berubah paras muka Lui Hong sehabis mendengar penjelasan itu, tegurnya. Maksudmu, kau telah membunuh habis mereka semua? Tepat sekali, satu pun tak tersisa, termasuk dayang kepercayaanmu itu Setelah mengheia napas panjang, lanjutnya. Tak disangka! Ciu Kiok termasuk seorang gadis yang menawan, namun berada dalam situasi seperti sekarang, mau tak mau terpaksa akupun harus bersikap keji terhadapnya Dengan gemas Lui Hong meotot ke arah si kelelawar, baru saja akan mengucapkan sesuatu, terdengar si kelelawar telah berkata kembali. Biarpun aku tak dapat melihat, namun dari suaranya, bisa kubayangkan wajahnya pasti tak jelek Tiba-tiba ia tertawa tergelak, terusnya. Dari suara seseorang pun dapat kita bayangkan apakah dia berwajah cantik atau tidak, tentu saja ada pengecualian, bisa jadi seorang gadis dengan suara yang merdu, ternyata miliki raut muka yang sangat jelek, tapi pengecualian semacam ini sesungguhnya tak banyak, paling tidak begitulah menurut pengalamanku Dengan penuh kebencian Lui Hong kembali melotot ke arah kakek itu, tiba-tiba serunya sambil tertawa dingin. Kau benar-benar telah membunuh habis mereka semua? Mungkin aku perlu mengundangmu untuk berkunjung ke warung teh itu dan membuktikan sendiri apakah semua yang kuucapkan benar atau tidak 62 Sekarang juga akan kuperiksa! Sambil berkata Lui Hong beranjak tinggalkan tempat itu. Berhenti disana, jangan bergerak! hardik si kelelawar sambil menarik muka. Kau tak bisa melarang aku dengus si nona sambil mulai melangkah pergi. Tiba-tiba si kelelawar tertawa, ancamnya. Kalau kau berani berjalan setengah langkah saja, kawanan kelelawar itu segera akan menyerang tubuhmu, menghisap darahmu, melahap dagingmu Begitu selesai berkata, suara kebasan sayap kelelawar kembali bergema diseluruh ruangan, suasana jadi amat gaduh. Tanpa sadar Lui Hong mendongakkan kepalanya, benar saja, ia saksikan kawanan kelelawar itu sudah mulai menggoyangkan sayapnya, seolah siap menerkam tubuhnya. Benarkah kawanan kelelawar itu gemar menghisap darah? Lui Hong mulai bergidik, bulu roma mulai berdiri, namun penampilan serta sikapnya tetap keras kepala. Sebenarnya apa mau mu? hardiknya. Lagi-lagi si kelelawar tertawa. Mau apa aku? Sebentar juga bakal tahu sendiri katanya. Lui Hong jadi teringat dengan surat dan kertas catatan yang ditemukan selama ini, dalam sekejap mata timbul satu perasaan sakit dihati kecilnya, perasaan itu seperti ada dua ekor ular berbisa yang menyusup masuk ke dalam tubuhnya serta mematuk hatinya. Cepat dia ambil keluar ke dua pucuk surat itu kemudian teriaknya gusar. Jadi surat- surat inipun palsu? Si kelelawar mengayun telapak tangan kirinya, melempar biji mata yang berada dalam genggaman itu ke tengah udara, kemudian dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengahnya, bagai paruh burung, mematuknya kembali, setelah menjepit biji mata tersebut, dia arahkan ke hadapan Lui Hong. 63 Dibawah cahaya lentera, biji mata itu seolah memancarkan cahaya hijau yang menggidikkan, setelah mengamati ke dua pucuk surat yang berada ditangan Lui Hong, dia amati pula wajah cantik gadis itu. Kembali Lui Hong merasa hatinya bergidik, begitu seram dan ngerinya sampai tangan yang digunakan untuk memegang ke dua pucuk surat itu mulai gemetaran. Sekilas perubahan aneh segera tampil diwajah si kelelawar, dengan suara nyaris mendekati rintihan, ia berbisik. Jadi selama ini kau simpan ke dua pucuk surat yang kutinggalkan itu dalam sakumu? Merah padam wajah Lui Hong karena jengah, cepat dia buang ke dua pucuk surat itu ke tanah, kelelawar segera miringkan kepalanya seolah sedang mendengarkan gerak-gerik Lui Hong, mendadak ia tertawa. Suara tertawanya sangat aneh, dipenuhi hawa kecabulan dan hawa sesat yang menggidikkan. Wajah Lui Hong semakin merah, bentaknya gusar. Kenapa kau membohongl aku? Kenapa kau tipu aku datang kemari? Karena tempat ini adalah sarang kelelawar Kau.... untuk sesaat Lui Hong tak tahu harus berkata apa, dia mencoba menengadah, menyaksikan kawanan kelelawar yang seolah setiap saat akan menerkam dan mengigitnya, perasaan bergidik makin mencekam hatinya. Ditempat ini, kau bisa mendapatkan segala kenikmatan yang belum pernah kau rasakan sebelumnya kata si kelelawar lagi. Ingin menahanku dislni? Hmm, aku kuatir tak segampang apa yang kau bayangkan Kelelawar itu tertawa. Bicara dari ilmu silat, tak diragukan kemampuanmu memang setingkat lebih tinggi daripada Thio Poan-oh serta To Kiu-shia, tapi kau harus tahu, ketika membunuh kedua orang jago itu, aku dapat melakukannya dengan gampang sekal! Lui Hong tertawa dingin. Bila kau beranggapan aku adalah manusia yang takut mati, dugaanmu itu keliru besar katanya. Aku tahu watakmu temperamen, gampang naik darah, tap! sejujurnya 64 aku pun tak berniat membunuhmu, sebab kalau tidak, rasanya tidak perlu aku musti bersusah payah memancingmu datang kemari Dia perlunak suaranya, dengan lembut menambahkan. Tahukah kau, sejujurnya aku tak ingin menyaksikan kau menderita luka atau tersiksa karena persoalan apa pun Sembari berkata, lagi lagi dia menggerakkan biji matanya yang terletak ditelapak tangan itu untuk mengamati tubuh Lui Hong dari atas hingga ke bawah, bukan hanya satu kali, tapi berulang kali. Seketika itu juga Lui Hong merasa seolah-olah dia sedang dipeloti orang, sedang diamati seseorang. Perasaan tersebut aneh sekali, semacam dia ditelanjangi orang, ditelanjangi hingga sama sekali bugil, gadis itu merasa pakaian yang dikenakan sedang ditanggalkan selembar demi selembar, dilucuti hingga akhirnya dia seperti berdiri bugil didepan si kelelawar. Dia tak tahu mengapa bisa muncul perasaan semacam itu, tanpa sadar dia benahi pakaian yang dikenakan, selembar wajahnya berubah jadi semu merah, merah karena malu. Semua perubahan itu tampaknya seperti terlihat oleh si kelelawar, terekam oleh biji matanya itu, ujarnya. Seorang gadis cantik ibarat semacam batu kumala yang indah dan berharga, bila muncul sedikit cacat saja, nilainya bakal merosot tajam, bakal berkurang kenikmatannya. Hei, jangan ngaco belo, apa yang sedang kau bicarakan? Aku tidak ngaco belo, padahal bagi seorang gadis cantik, dia jauh lebih indah dan menawan bila tidak berlatih ilmu silat, sebab begitu kau berlatih kungfu, otot dan daging tubuhmu berubah mengeras, berotot, sama sekali kehilangan kekenyalan dan kelembutannya, kehilangan gaya lemah gemulai yang memikat Sesudah berhenti sejenak, tambahnya. Tapi, berotot pun ada kelebihannya juga Omong kosong! Si kelelawar sama sekali tidak menggubris, ujarnya lagi. Tentu saja tak seorang pun ingin merusak, apalagi menghancurkan sebongkah batu kumala indah, sekalipun orang buta pun tak akan melakukan, tentu terkecuali kalau dia sama sekali tidak tahu 65 kalau dirinya adalah sebongkah batu kumala indah, bila dia selalu menganggap dirinya hanya sebongkah batu cadas yang tak berharga. Tiba-tiba Lui Hong menatap tajam si kelelawar, bentaknya. Besar amat nyali anjingmu, berani betul kau menyamar sebagai Siau Sit! Yaaa, apa boleh buat si kelelawar menghela napas panjang, sebab aku tahu, kecuali mencatut nama besar Siau Jit, rasanya sulit untuk memancing dirimu hingga mau memasuki kuil Thian-liong-ku-sat. Kau tidak takut dengan Siau Jit? Biarpun nama besar Siau Jit menggetarkan utara selatan sungai Tiang-kang, aku tak ambil peduli, tak pernah kumasukkan dalam hati, apalagi dalam kejadian ini, pada hakekatnya dia sama sekali tak tahu. Dasar mata buta! umpat Lui Hong gusar, sudah kuduga, kau memang bangsat tak berguna. Si kelelawar menarik wajah, tapi tiba-tiba ia tertawa tergelak, katanya. Hahaha.... sekarang kau boleh saja mengumpat sepuas hati, tapi ada satu hal perlu kuingatkan, semakin galak kau mengumpat, semakin kotor makianmu, nanti kau akan semakin menyesal Lui Hong tidak menjawab, Criiiing! ia loloskan golok dari sarungnya. Waah.... masih berani mencabut golok teriak si kelelawar, bocah perempuan, besar amat nyalimu. Lui Hong hanya tertawa dingin tanpa menjawab, pergelangan tangannya digetarkan, tapi disaat tubuhnya akan menerkam maju, tiba-tiba si kelelawar memperdengarkan suara suitan yang tinggi, tajam dan aneh. Seluruh kelelawar yang bergelantungan dan beterbangan dalam ruangan, serentak mengepakkan sayapnya, Buuk, bukk, bukkk.....! serentak beterbangan memenuhi ruangan. Setelah berputar satu lingkaran, serentak pula kawanan kelelawar itu menerkam ke arah Lui Hong. Tak terlukiskan rasa kaget gadis itu, buru buru goloknya diayun kian kemari, Craaat, craaat! 66 dimana golok itu menyambar, tujuh-delapan ekor kelelawar terpapas kutung dan mampus ke lantai. Percikan darah menodai seluruh permukaan, bau busuk menyengat penciuman. Permainan golok yang dimiliki Lui Hong terhitung hebat dan sempurna, kalau bukan begitu, sebagai seorang gadis muda, bagaimana mungkin dia bisa tancapkan kaki dalam dunia persilatan? Kawanan kelelawar itu sama sekali tidak menyurut karena peristiwa itu, bagaikan hujan panah, kembali mereka menerkam ke arah gadis itu. Dalam waktu singkat lapisan hitam pekat menyelimuti seluruh pemandangan dihadapan Lui Hong, tentu saja lapisan hitam itu tidak berhenti, bagaikan gelombang laut ditengah amukan badai, menyerang, menggulung dan mengurung seluruh tubuh gadis itu. Buru-buru Lui Hong memutar goloknya bagaikan titiran hujan deras, dia ciptakan lapisan cahaya emas untuk melindungi sekujur tubuhnya. Kawanan kelelawar itu mulai kalap, mereka adalah gerombolan binatang berdarah dingin yang menghisap darah manusia, melahap daging manusia hidup. Lui Hong sama sekali tidak lupa dengan ucapan si kelelawar, justru karena terpengaruh oleh perkataan tersebut, mau tak mau dia harus berjuang keras untuk mencegah kawanan kelelawar itu menyentuh tubuhnya, menggigit dagingnya. Ditengah kilatan cahaya golok, seekor demi seekor, kawanan kelelawar itu terpapas kutung jadi dua, rontoh ke tanah bermandikan darah. Lui Hong membentak nyaring, putaran goloknya semakin mengencang. Mungkin lantaran suara bentakannya kelewat merdu, kawanan kelelawar itu sama sekali tidak menyurut mundur lantaran itu, meski permainan goloknya sangat gencar, namun pada akhirnya muncul juga titik celah yang terlepas dari perlindungan. Dengan cepat seekor kelelawar menyusup masuk ke dalam celah itu, menerkam tubuhnya. Kelelawar yang lembek, empuk, basah segera menempel dibadannya, tak seorang pun bisa membayangkan bagaimana perasaan si nona saat itu. 67 Lui Hong semakin bergidik, tiba-tiba saja dia merasakan gigitan yang amat sakit muncul dari bagian tubuhnya yang tertempel kelelawar itu, rasa sakit yang merasuk hingga tulang sumsum. Ternyata binatang berdarah dingin itu benar-benar akan menghisap darahku, menggigit dagingku! Dalam kepanikan dan rasa takut yang luar biasa, pikirannya mulai kalut, permainan goloknya ikut kacau, dibalik serangan golok semakin besar celah yang terbuka, semakin banyak pula kawanan kelelawar yang menerkam badannya, menempel dan menggigit tubuhnya. Sekonyong-konyong...... Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo seekor kelelawar menerjang datang, langsung menerkam wajah gadis itu. Lui Hong merasakan bulu romanya bangun berdiri, ia merinding dan mulai menjerit keras. Cepat dia angkat tangan kirinya untuk menghalau kelelawar itu. Ploook! termakan sabetan tangannya, kelelawar itu terhajar hingga rontok, namun akibat dari tindakan itu, permainan goloknya jadi terpengaruh, semakin banyak kelelawar yang berhasil menjebol pertahanan tubuhnya, menerkam badannya. Lui Hong betul-betul kewalahan, bukan saja dia sudah tak mampu menghalau datangnya sergapan, niat dan tekadnya untuk bertahan pun ikut rontok, dia pecah nyali, kehilangan rasa percaya diri. Dalam waktu singkat, seluruh tubuhnya telah penuh ditempeli kawanan kelelawar. Sejak dilahirkan, belum pernah Lui Hong mengalami kejadian se seram ini, dia mulai menjerit ngeri, menjerit ketakutan, paras mukanya berubah pucat pasi. Sambil menjerit kalap, ia mulai lari, kabur menuju ke luar ruang kuil. Baru tiga langkah dia kabur, tiba-tiba kakinya jadi lemas, kehilangan keseimbangan, tiba-tiba saja tubuhnya terjerumus ke bawah, terperosok ke dalam sebuah liang. Rupanya lantai dimana ia pijak telah berubah jadi sebuah liang perangkap, liang yang besar sekali. Gadis itu sempat mendengar suara tertawa dari si kelelawar, suara tertawa penuh kebanggaan, suara tertawa penuh rasa puas. 68 Dalam waktu singkat, suara tertawa itu kedengaran makin jauh, makin sayup sebelum menghilang.. Lui Hong tak kuasa menahan diri lagi, dia menjerit lengking, menjerit penuh ketakutan. Si kelelawar dapat mendengar teriakan itu, namun dia hanya tertawa, tertawa aneh. Mendadak ia terhenti tertawa, sepasang lengannya dipentangkan, sekali lagi ia perdengarkan suara pekikan tajam dan melengking. Bersamaan dengan menggemanya suara pekikan itu, kawanan kelelawar itu seolah mendapat pukulan yang menakutkan, serentak binatang berdarah dingin itu terbang meninggalkan ruangan, kabur ke empat arah delapan penjuru. Dalam waktu singkat seluruh ruangan telah kosong, pulih kembali dalam keheningan yang mencekam. Si kelelawar mengangkat tangan kirinya, dengan jepitan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengahnya, dia masukkan kembali biji mata itu ke dalam kelopak matanya, kemudian rentangkan sepasang ujung bajunya yang lebar bagai sayap kelelawar, seluruh tubuhnya mulai melambung, mulai melayang, orang itu seakan telah berubah menjadi seekor kelelawar raksasa. Dia mengitari ruang kuil itu satu lingkaran, kemudian Wesss! meluncur keluar lewat pintu gedung. Suara gemuruh yang amat nyaring bergema memekikkan telinga, ruang gedung yang semula berdiri kokoh, tiba-tiba rubuh dan hancur berantakan. Ditengah debu dan pasir yang beterbangan, dalam waktu sekejap gedung kuil yang besar itu sudah berubah jadi seonggok puing, puing yang berserakan. Si kelelawar tidak pergi jauh, dia berada ditengah semak ilalang, menyaksikan berlangsungnya semua peristiwa itu. Menyaksikan bangunan kuil itu mulai roboh, mulai hancur menjadi puing yang berserakan, tiba-tiba ia tertawa lagi, gumamnya sambil tertawa aneh. Sekarang, semua jejak telah hilang, semua petunjuk telah punah, sekalipun Siau Sit datang sendiripun, jangan harap ia berhasil melacak sesuatu. 69 Diiringi suara tertawa yang aneh, perlahan dia beranjak pergi, berjalan menuju ke luar halaman dan lenyap dibalik puing yang menggunung. ERMUKAAN tanah tiba-tiba amblas ke bawah, kenyataan semacam ini sama sekali diluar dugaan Lui Hong. Sekalipun gadis ini memiliki ilmu meringankan tubuh yang amat bagus, sangat sempurna, bagaimana mungkin kepandaian itu bisa dia gunakan dalam keadaan mendadak dan sama sekali tak terduga? Tubuhnya segera meluncur ke bawah dengan kecepatan tinggi. Dalam waktu sekejap ia sudah terperosok ke dalam suatu wilayah yang sangat gelap, gelap gulita hingga susah melihat ke lima jari sendiri, ia mulai menjerit, berpekik ngeri, gadis itu tak tahu tempat apakah didasar liang itu. Mungkin saja tempat itu berupa bukit golok hutan pedang, mungkin juga ada berpuluh bahkan beratus ekor ular berbisa yang kelaparan, menanti datangnya korban............ Semacam perasaan ngeri, perasaan takut yang luar biasa mencekam benaknya. Waktu itu Lui Hong benar benar merasa horor, merasa ketakutan yang mencapai pada puncaknya. Belum selesai suara jeritannya berkumandang, gadis itu sudah mencapai dasar liang, jarak dari permukaan tanah rasanya tidak terlampau tinggi, karena itu bantingan yang dirasakan tak sampai menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Namun tubuhnya masih belum berhenti. Kelihatannya permukaan tanah didasar liang itu tidak rata, melainkan miring ke arah bawah bahkan licinnya luar biasa, begitu menyentuh dasar liang, tubuh Lui Hong masih meluncur terus ke arah liang yang lebih dalam. Gadis itu tak tahu dimana ia terjatuh dan menindih diatas benda apa, yang bisa dirasakan adalah tempat itu sangat dingin, kedua sisinya berbentuk bulat dan kelihatannya terbuat dari sejenis logam yang rapat dikedua sisinya. 70 Sebetulnya dia ingin sekali menghentikan daya luncur tubuhnya, dia mencoba meraih tepi logam, namun entah logam yang diraih terlalu licin hingga sukar tergenggam, ataukah karena pikiran dan perasaannya kelewat kalut, usaha tersebut selalu mengalami kegagalan. Tabung bulat itu menjulur jauh ke bawah, lalu pada ujungnya menikung ke samping. Mengikuti bentuk tabung itu, tubuh Lui Hong meluncur terus kebawah kemudian berbelok, ia merasakan badannya lagi lagi terlempar ke udara kemudian terperosok lebih ke bawah. Buuukk! akhirnya gadis itu terjatuh diatas benda yang empuk dan lembut, kuatir terjadi hal yang tak diinginkan, tergopoh gopoh dia raih benda tersebut kemudian memegangnya kencang-kencang. Ia merasa benda yang diraihnya lembut seperti selembar selimut, kemudian gadis itupun merasa bahwa bahan selimut itu terhambar dibagian bawah tubuhnya, seakan dia berada diatas sebuah ranjang yang dilapisi selimut. Sekarang Lui Hong baru dapat merasa agak tenang, karena badannya sudah tidak meluncur lagi ke bawah. Dia tiarap ditempat itu, tak berani bergerak, lama kemudian, ketika rasa kaget dan takutnya mulai mereda, gadis itu baru mencoba merangkak bangun. Suasana disana gelap gulita, tak ada yang bisa dilihat, bahkan lima jari sendiripun susah terlihat jelas, dia pun tak mendengar suara apa pun, keadaan begitu hening, sepi.... Keheningan yang menakutkan, sepi yang mendekati suasana kematian. Lui Hong celingukan ke sana kemari, dia mencoba untuk bisa melihat suasana ditempat itu, namun semuanya gelap, semuanya hitam pekat, rasa gugup, panik, seram dan takut kembali muncul dihati kecilnya, mencekam perasaannya. Tempat itu kelewat sepi, sedemikian heningnya sampai suara geleng kepala pun kedengaran begitu menusuk pendengaran. Lama sekali dia termenung, duduk terpekur, sebelum akhirnya gadis itu mulai meraba, mencoba menggerayangi setiap sudut tempat itu. Akhirnya dia berhasil menyentuh sesuatu, meraba sebilah gagang golok, golok andalannya. 71 Gagang golok itu masih terasa hangat, begitu dikenal bentuk dan genggamannya, gadis itu nyaris merasa yakin bahwa senjata tersebut merupakan golok miliknya. Didalam kenyataan, sejak ia terperosok jatuh ke dalam perangkap hingga tubuhnya tergelincir masuk ke dalam tabung logam, golok tersebut masih berada dalam genggamannya, sampai tubuhnya terjatuh diatas benda seperti selimut itu, dengan gugup ia baru meraih benda tadi serta menggenggamnya kencang kencang, saat itulah dia lepaskan gagang goloknya. Dengan senjata dalam genggaman, perasaan gadis itu menjadi jauh lebih tenang, bagaimana pun dia adalah seorang jago silat, dengan setengah berjongkok dia melanjutkan gerayangannya, meraba sekeliling tempat itu. Dengan cepat dia telah tinggalkan benda yang menyerupai selimut itu, sekarang dia seratus persen yakin, benda tersebut memang selembar selimut halus. Suasana masih hening dan sepi, masih tak kedengaran sedikit suara pun. Lalu dia mulai mengendus sesuatu, udara diseputar tempat itu lamat lamat terasa harum, harumnya kayu cendana. Gadis itupun yakin, kayu cendana yang terendus bukan terdiri dari satu jenis saja. Dimanakah dia sekarang? Tempat apakah itu? Sementara Lui Hong masih keheranan, tangan kirinya yang sedang meraba bagian depan tiba-tiba menyentuh sesuatu, meraba semacam benda yang sangat aneh. Seketika pipinya terasa panas, ia merasa jengah sekali. Benda yang dirabanya kelewat mirip dengan payudara seorang gadis, lalu dia pun meraba benda ke dua. Payudara yang montok dan besar, puting susu yang keras dan mengencang ....... Tanpa sadar tangannya melanjutkan perabaan, sekarang dia mencoba meraba lebih ke bawah, menggerayang semakin bawah.. Perut yang datar dan pinggang yang ramping, pusar yang cekung ke dalam, jelas dia telah meraba tubuh bugil seorang gadis, tubuh telanjang seseorang. Lui Hong merasa pipinya makin panas, tapi tangannya tidak berhenti sampai disitu, dia mencoba meraba lebih jauh. 72 Benda yang tersentuh terasa begitu keras, kaku, dingin dan tak bergerak, sudah jelas bukan tubuh manusia hidup, lebih mirip tubuh bugil sesosok mayat, orang mati! Lalu benda apakah itu? Tiba-tiba Lui Hong teringat, dalam sakunya masih ada obor dan korek api. Cepat dia merogo ke dalam saku, ambil keluar sebuah obor dan menyulutnya. Berada dalam suasana kegelapan yang luar biasa, pancaran sinar dari obor itu meski lemah dan agak redup, namun bagi Lui Hong, cahaya yang terpancar sangat menusuk pandangan mata. Dalam waktu relatif singkat, pada hakekatnya ia telah menyaksikan semua benda yang tidak terlihat sebelumnya, tapi disaat dia dapat melihat jelas suasana disekeliling tempat itu, Lui Hong terperangah, berdiri tertegun bagaikan sebuah patung batu. Semua benda yang terlihat olehnya, tidak cukup dilukiskan dengan sebuah kata aneh . Kenapa bisa muncul tempat semacam ini? Lui Hong mulai mengeluh, merintih, mendecak keheranan. Cahaya api telah mengusir semua kegelapan, sekalipun tidak terlalu terang, namun dengan meminjam cahaya yang ada, Lui Hong telah cukup melihat jelas suasana disekeliling sana. Tempat dimana ia berada sekarang, boleh dibilang merupakan sebuah ruangan . Apakah terbuat dari batu? Atau tanah liat? Atau terbuat dari logam? Nona itu tak tahu, dia tak bisa menjawab secara pasti. Oleh karena itulah ia hanya bisa mengatakan kalau tempat itu merupakan sebuah ruangan Luas ruangan itu cukup lebar, paling tidak mencapai dua kaki persegi. Tempat dimana Lui Hong berada tadi memang merupakan lembaran sebuah selimut tebal, benda yang barusan dia raba pun memang tubuh bugil seorang gadis. Payudara yang montok, pinggul yang lembut, paha yang mulus, wajah yang cantik, hampir setiap inci, setiap jengkal tubuh itu tampak begitu menawan, begitu memikat dan merangsang. 73 Tapi gadis bugil itu bukan manusia hidup, bukan pula sesosok mayat, melainkan hanya sebuah patung, patung yang terbuat dari kayu. Pahatan patung itu sangat indah, terperinci dan mendek ati aslinya, sebuah karya seni yang maha besar, benda seni yang langka. Disisi patung pahatan pertama, terlihat pula pahatan patung patung bugil lainnya, patung itu memiliki wajah yang berbeda, perawakan tubuh yang berbeda, bentuk yang berbeda pula. Seluruh lantai ruangan dipenuhi dengan pahatan patung wanita bugil. Terkecuali berapa kaki pada lingkaran tengah, disana terletak sebatang kayu bulat yang besar lagi tua, disisi kayu bulat terdapat sebuah batu yang sangat besar, tingginya mencapai dua-tiga depa. Bagaimana pula dengan ke empat sudut ruangan? Disudut sebelah kiri dipenuhi dengan pelbagai bentuk pantat wanita, ada pantat berbentuk bulat montok, ada pula pantat berbentuk rata. Tapi semua bentuk pantat yang terdapat disitu tampak terpahat secara indah, lembut dan nyata, membuat siapa pun yang melihat merasa terkesan. Disudut sebelah kanan merupakan tumpukan payudara, ada bentuk payudara yang sudah terkulai lemas, ada yang tinggi menantang, ada yang montok, ada yang kecil mungil, biarpun beraneka ragam tapi semuanya kelihatan indah. Disebelah depan merupakan tumpukan kaki perempuan, sedang dibagian belakang merupakan bentuk kepala. Setiap benda yang berada disana boleh dibilang terbentuk seperti aslinya, namun bila diamati lebih seksama, kita baru sadar kalau semuanya merupakan pahatan kayu. Begitulah, pada empat penjuru ruangan hanya terdapat empat jenis benda, dan setiap bentuk hanya ada satu macam, tiada duanya. Walaupun Lui Hong adalah seorang wanita, namun dia sendiripun tidak begitu jelas terhadap bentuk badan sendiri, apalagi terhadap bentuk badan perempuan lain. Dia sendiripun tidak menyangka kalau satu jenis barang yang sama, ternyata memiliki lekukan dan bentuk yang berbeda. 74 Ada lekukan lekukan yang indah merangsang, ada pula bentuk yang menawan, biarpun Lui Hong seorang wanita, tak urung timbul juga perasaan sayang dan terangsang setelah melihat benda benda itu. Pandang punya pandang, akhirnya tanpa sadar dia mulai merintih, mulai mendesis dalam hati. Hampir saja dia mengira dirinya sedang bermimpi, tapi dia sadar dan yakin, dirinya bukan sedang mimpi, semua yang dilihat merupakan kenyataan. Dalam dunia nyata ternyata terdapat tempat semacam ini, biar mimpi pun dia tak bakal percaya. Hasil karya siapakah ini? Jangan jangan ulah si kelelawar itu? Kelelawar tanpa sayap? Tanpa sadar kembali Lui Hong bergidik, merinding seluruh tubuhnya. Kelelawar tanpa sayap tak punya mata, darimana dia bisa memahat begitu banyak perempuan cantik terbuat dari kayu? Nyaris Lui Hong tidak percaya dengan kenyataan itu. Saat ini selembar wajahnya sudah berubah semerah cahaya senja sang surya, biarpun dalam ruangan tiada orang lain, namun bagaimana pun juga dia tetap seorang gadis muda. Tak aneh bila gadis muda merasa malu, jengah terhadap masalah semacam ini. Lalu, kenapa si kelelawar memancingku hingga terperangkap di tempat ini? Lui Hong tidak habis mengerti. Sementara dia masih keheranan, tiba-tiba terdengar suara yang sangat aneh bergema ditengah keheningan. Kraaak .......! seperti ada pintu dibuka orang. Cepat gadis itu berpaling, dia saksikan sebuah lampu lampion muncul dari balik pintu. Lampion itu terbuat dari kertas putih dengan cahaya berwarna putih pucat, suasana pucat itu entah disebabkan pengaruh cahaya lampion. Entah karena alasan lain. Suasana pucat itu entah disebabkan pengaruh cahaya lampion, entah karena alasan lain. Tapi satu hal yang pasti, tangan si pemegang lampion itupun berwarna putih, putih pucat. 75 Mengikuti arah tangan itu Lui Hong memandang wajah pemiliknya, lagi lagi ia jumpai wajah si kelelawar. Kelelawar tanpa sayap! Dari sisi sudut ruangan dimana bertumpuk aneka bentuk payudara wanita, terbuka sebuah pintu rahasia. Kelelawar tanpa sayap dengan memegang lampion, munculkan diri dari balik pintu rahasia itu. Mungkin karena pengaruh cahaya lampion, dia kelihatan jauh lebih tua daripada penampilannya terdahulu. Sepasang bola mata kacanya seolah membiaskan cahaya berwarna hijau, khususnya ketika tertimpa sinar lampion, cahaya hijau menyeramkan yang menatap wajah Lui Hong. Kalau itu mata manusia, mustahil bisa membiaskan cahaya hijau yang begitu menggidikkan hati. Sejak awal Lui Hong sudah tahu, sepasang matanya tak lebih hanya mata palsu, bukan biji mata sungguhan. Namun didalam perasaannya, sepasang mata itu seolah dipenuhi kehidupan, sedang melotot ke arahnya tanpa berkedip. Semacam perasaan ngeri dan seram yang sukar dilukiskan dengan kata, tiba-tiba muncul dari dasar hatinya. Tangan kanannya yang memegang golok, menggenggamnya semakin kencang. Tiada hembusan angin dalam ruangan itu, bahkan udara pun seakan ikut terhenti. Cahaya lentera sama sekali tak bergoyang, seolah bukan merupakan kenyataan, seakan bukan nyata wujudnya, melainkan hanya sebuah lukisan. Saat itulah mendadak si kelelawar tertawa. Suara tertawanya mirip tertawa seorang bocah, pada hakekatnya keanehan suara tertawanya tak dapat dilukiskan dengan kata. Sambil tertawa perlahan dia berjalan masuk ke dalam ruangan, pintu rahasia dibelakang tubuhnya seketika merapat kembali, dia pun bagaikan seorang bocah bayi, seorang bocah yang berada dalam kerumunan begitu banyak payudara perempuan. 76 Begitu masuk ke dalam ruangan, tangannya serta merta meremas sepasang payudara yang berada disisinya, sementara dari balik tenggorokannya memperdengarkan suara rintihan seperti orang kehausan, suara aneh dari orang yang birahi. Kontan Lui Hong bergidik, bulu romanya pada berdiri, entah mengapa, tiba-tiba muncul satu perasaan aneh dihatinya, dia merasa seakan akan tangan orang tua itu sedang meraba payudaranya, meremas puting susunya. Makin merah selembar wajahnya, merah jengah. Si kelelawar sama sekali tidak menghentikan perbuatannya, suara rintihan dan suara aneh dari orang yang sedang birahi berkumandang tiada hentinya, bergema memenuhi seluruh ruangan. Sejujurnya Lui Hong tak ingin menyaksikan lebih lanjut, namun sepasang matanya seolah sudah terhipnotis, sama sekali tak sanggup bergeser dari tempat itu. Dalam pada itu si kelelawar telah mengalihkan tangannya untuk meremas payudara yang lain, sambil membelai dengan lembut, katanya. Tak ada benda ke dua di dunia ini yang lebih indah, lebih menarik daripada tubuh telanjang seorang wanita Suaranya kedengaran begitu aneh, rendah, berat lagi serak, seolah dicekam oleh kesulitan untuk mengutarakan isi hatinya, seolah diselimuti kekuatan iblis yang sukar dilawan. Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tanpa sadar Lui Hong mengangguk berulang kali. Terdengar si kelelawar berkata lebih jauh. Coba kau lihat, begitu indah dan merangsang bentuk payudara payudara itu, begitu menggetarkan napsu birahi orang yang melihatnya Lui Hong tidak menjawab, namun dihati kecilnya dia harus mengakui bahwa apa yang dikatakan si kelelawar memang benar, memang merupakan kenyataan. Lagi-lagi si kelelawar berkata. Sayangnya bukan setiap wanita memiliki bentuk payudara yang begini indah, ada yang kelewat kecil, ada pula yang kelewat besar, tapi sebagian besar bentuk terindah telah terkumpul semua disini Sesudah tarik napas, lanjutnya. Tahukah kau, berapa waktu yang harus kubuang demi mengumpulkan pelbagai bentuk payudara itu? Berapa lama? tak tahan Lui Hong bertanya. 77 Aku sendiripun sudah lupa berapa lama yang pasti, mungkin dua puluh tahun, mungkin tiga puluh tahun Ia garuk-garuk rambutnya yang tidak gatal dan meneruskan. Pokoknya aku butuh waktu yang lama, lama sekali Sambil berkata, lagi lagi dia meremas bentuk payudara yang lain, ujarnya. Sayang sekali bukan setiap wanita memiliki bentuk payudara indah, bahkan boleh dibilang tak seorang wanita pun yang bisa disebut sempurna Setelah menghela napas, terusnya. Ada wanita yang memiliki payudara indah, tapi pinggangnya justru kasar seperti gentong air. Ada yang pinggangnya ramping, apa mau dikata justru memiliki pantat yang tepos, ada pula yang memiliki sepasang tangan yang halus dan indah, tapi pahanya justru bengkak besar dan menakutkan, atau kalau tidak kakinya kurus kering bagaikan sepasang bambu Lui Hong melongo, dia hanya bisa termangu-mangu. Kembali si kelelawar menghela napas, katanya. Di kolong langit memang tak mungkin bisa ditemukan manusia sempurna, entah dia lelaki ataupun wanita Mau tak mau Lui Hong harus mengakui bahwa apa yang dikatakan memang benar. Kata si kelelawar, watak sama Jangan ditanya lagi urusan watak, masalah perangai seseorang seperti bentuk badan, ada begitu banyak perbedaan, ada begitu banyak perubahan Lui Hong membungkam, tidak komentar. Si kelelawar berkata lebih jauh. Paling tidak hingga sekarang, aku masih belum pernah menjumpai yang sempurna....... maksudku perempuan dengan tubuh sempurna Lui Hong tertawa dingin. Kau tak usah tertawa dingin tegur si kelelawar, apa yang kukatakan merupakan kenyataan, oleh karena itulah aku sengaja menyimpan bagian terbaik dari mereka disini Tangannya kembali meraba sepasang payudara, lalu katanya lagi. Sama seperti payudara payudara itu, semuanya begitu indah, semuanya begitu menawan, tapi bagi sang pemiliknya, mereka hanya memiliki bagian payudara yang indah, sementara bagian tubuh lainnya parah, tidak masuk peringkat tadi..... jadi semua benda itu kau buat berdasarkan manusia asli, kau jadikan mereka sebagai contoh barang pahatanmu? tak tahan Lui Hong bertanya. Tentu saja, kalau tidak, mana mungkin semuanya bisa terukir begitu jelas, begitu nyata? Tapi sepasang mata mu........ Lui Hong tertawa dingin. Sepasang mata ku tak bisa melihat benda apa pun 78 Tapi kau memiliki pendengaran yang lebih tajam daripada pendengaran kelelawar Itu merupakan kenyataan, bahkan aku berani berkata, biar kelelawar pun tak bakal memiliki pendengaran setajam telinga ku Coh, jadi kau mengandalkan ketajaman pendengaranmu untuk membayangkan bentuk barang yang kau pahat? ejek si nona sambil berulang kali tertawa dingin. Mana ada kejadian semacam ini? Semisal ada pun, itu hanya berlaku dalam cerita dongeng n Lantas kau...... Walaupun sepasang mataku tak bisa melihat sesuatu, namun aku masih memiliki sepasang tangan yang sempurna Tangan? Lui Hong tertegun. Betul, tangan! si kelelawar memperlihatkan sepasang tangannya. Dia memiliki tangan seperti cakar burung, otot hijaunya pada menonjol, meski begitu tangan tersebut amat gesit, cekatan. Khusus ke lima jari tangannya, hakekatnya menyerupai lima ekor ular berbisa, semuanya bergerak begitu lincah, begitu bebas, dipenuhi daya hidup yang kuat, seakan jari jari itu ingin terlepas dari tangannya dan bergerak sendiri. Sambil menggerakkan jari tangannya berulang kali, dia melanjutkan. Jika tanganku tidak cekatan, mustahil bisa kupahat begitu banyak benda yang indah dan artistik Sambil berkata, jari tangannya bergerak dari atas ke bawah, bergerak bagaikan gelombang air yang sedang mengalir. Sudah jelas dia sedang memperagakan satu gerakan yang esoktis, gerakan lembut membelai tubuh seorang wanita, menyaksikan ulah orang tua itu, sekali lagi paras muka Lui Hong berubah jadi merah padam. Kembali si kelelawar berkata. Tak diragukan tanganku telah menggantikan peran sepasang mataku, selama aku bisa meraba, dapat menggerayang, maka tubuh macam apa pun dari seorang wanita, dapat kutangkap dengan jelas, bahkan setiap lekukan, setiap kontur badannya bisa kutangkap secara terperinci, bila tidak begitu, mana bisa kupahat bagian tubuh seorang wanita dengan begitu hidup dan nyata? Apa gunanya kau berbuat begitu? tak tahan Lui Hong bertanya. 79 Setiap orang memiliki hobi yang berbeda, kegemaran yang beda, dan inilah satu satunya kegemaranku Dasar edan! Kalau aku edan, mana mungkin bisa kuciptakan begitu banyak karya seni yang indah? Kalau kau tidak edan, bagaimana mungkin bisa melakukan perbuatan semacam itu? Mana ada kegemaran seperti itu? Aku hanya mengkoleksi bagian tubuh terindah dari perempuan paling cantik dikolong langit, sejujurnya apa yang kulakukan merupakan sebuah maha karya, satu karya yang dulu tak ada, dikemudian hari pun tak ada duanya, sebuah maha karya yang luar biasa Kentutl akhirnya Lui Hong mulai mengumpat. Lha? setiap orang pasti kentut, kalau tidak kentut malah tidak sehat namanya jawab si kelelawar sesudah tertegun sejenak, hanya saja kentut yang dilepas setiap orang berbeda, ada yang kentutnya busuk, ada yang kentutnya harum seperti bunga anggrek, ada kentut yang bunyinya keras seperti lonceng ditabu, ada pula yang lembut bagai bisikan nyamuk, masing masing kentut punya ciri dan kelebihan yang berbeda, hanya sayang aku tak mungkin bisa mengkoleksi pelbagai bentuk kentut, tak bisa digambarkan dalam sebuah wujud nyata Lui Hong betul betul melongo, mau menangis tak bisa mau tertawa pun tak mungkin. Bicara sampai disitu, si kelelawar mulai berjalan maju, berjalan menghampiri Lui Hong. Apa yang hendak kau lakukan? Lui hong segera membentak. Aah, masa kau masih tidak tahu? Lui Hong tercekat, pipinya makin merah, kembali hardiknya. Berhenti! Kelelawar segera menghentikan langkahnya, lalu berkata sambil menggeleng. Sebetulnya kau memiliki suara yang merdu dan sedap didengar, tapi begitu berteriak, suaramu jadi tak sedap didengar Apa urusanmu? Kelelawar itu tidak menanggapi, hanya gumamnya. Nada suara seharusnya diucapkan dengan lemah lembut, dengan begitu suara yang indah baru kedengaran membetot sukma, bikin orang terbuai, kalau suara disampaikan seperti melepaskan kentut, tidak terkontrol, jadinya jelek, menjijikkan, tak ubahnya seperti suara 80 kentut Setelah berhenti sejenak, terusnya. Biarpun sekarang orang tak bisa merekam suara manusia, mungkin saja dikemudian hari bakal muncul manusia yang bisa menemukan cara tepat untu k menyimpan nada suara setiap orang, aaai, sayang itu kejadian dimasa mendatang, mungkin aku sudah tak sempat untuk menikmatinya Lui Hong tertawa dingin. Manusia macam kau, memang paling pantas kalau cepat mampus Setiap manusia pasti bakal mati, tapi kalau belum tiba saatnya, biar kau sumpahi aku pun tak ada gunanya Kembali dia melanjutkan langkahnya, maju mendekat. Berhenti! sekali lagi Lui Hong menghardik. Si Kelelawar seolah tidak mendengar bentakan itu, dia masih melanjutkan langkahnya, maju mendekat. Kalau tidak segera berhenti, jangan salahkan kalau aku tidak sungkan sungkan ancam gadis itu. Kalau tidak sungkan, lantas apa yang bisa kau lakukan? Kelelawar itu balik bertanya. Aku akan membunuhmu! Cctt, ctt, cctt! Nona ini galak amat gumam si Kelelawar sambil gelengkan kepalanya berulang kali, dengan andalkan ilmu silatmu, mungkin saja kau benar benar mampu membunuhku, tapi sayang...... Bicara sampai disitu mendadak ia berhenti. Sayang kenapa? bentak Lui Hong. Bukankah kau telah meneguk secawan arak yang berasal dari poci arak ditengah ruang kuil? Sekarang aku harus bicara sejujurnya, kau tidak seharusnya meneguk arak itu Jadi arak itu...... Lui Hong merasakan jantungnya berdebar keras. Tahukah kau arak apa yang berada dalam poci itu? Arak apa? Arak Kelelawar! Arak Kelelawar? Arak macam apa itu? Lui Hong ingin sekali mencari tahu. 81 Tapi sebelum dia ajukan pertanyaan itu, si Kelelawar telah menjelaskan. Aku yakin selama hidup belum pernah kau dengar arak semacam itu Jadi arak beracun? Bukan, kalau arak beracun, sekarang kau sudah mati keracunan Tanpa terasa Lui Hong merasa sedikit lega. Kalau memang arak itu tak beracun, apalagi si Kelelawar sering meneguknya, lalu apa salahnya bila dia pun menghabiskan secawan arak itu? Tapi, benarkah perkataan si Kelelawar adalah ucapan sejujurnya? Tidak bohong? Hanya masalah ini yang paling dikuatirkan Lui Hong. Tampaknya si Kelelawar dapat membaca suara hatinya, ujarnya lebih lanjut. Kau tak usah kuatir, aku memiliki satu kelebihan yaitu paling tak suka bicara bohong Kalau tak suka bohong, mana mungkin bisa memancingku hingga masuk perangkap? dengus Lui Hong sambil tertawa dingin. Si Kelelawar tertegun, cepat sahutnya. Walaupun aku tak suka, namun terkadang dipaksa oleh keadaan, jadi akan kulakukan juga Lui Hong hanya tertawa dingin, tidak menanggapi. Kembali si Kelelawar bertanya. Tahukah kau, bagaimana arak Kelelawar dibuat? Tidak tahu Arak itu terbuat dari rendaman Kelelawar berwarna merah setelah berhenti sebentar, tanyanya, tahukah kau Kelelawar merah itu berasal dari jenis Kelelawar yang mana? Darimana aku tahu segala tetek bengek macam begitu Lui Hong tertawa dingin. Si Kelelawar sama sekali tak gusar, terangnya. Kelelawar merah merupakan salah satu jenis Kelelawar, sesuai dengan namanya, binatang berdarah dingin ini memiliki warna tubuh merah menyala, sedemikian merah sehingga menyerupai darah segar, mereka hidup di seputar wilayah Hun-lam (In-lam), berkat perawatan dan pemeliharaanku yang sabar, kini mereka sudah dapat hidup menyesuaikan diri dengan iklim ditempat ini Buat apa kau memelihara mereka? 82 Aku paling suka kelelawar, sama seperti aku paling suka meraba tubuh wanita Kontan Lui Hong meludah sambil menyumpah. Si Kelelawar tak ambil peduli, kembali ujarnya. Mungkin lantaran kelewat suka, maka akupun berubah seperti Kelelawar, hanya sayang tak punya sayap, kalau tidak, mungkin aku tak jauh berbeda dengan Kelelawar Sekarang pun kau sudah mirip Betul si Kelelawar mengaku dengan bangga, ambil contoh soal mata, mereka punya mata tapi sama seperti tak bermata, tak jauh berbeda dengan buta, sedang aku? Pada dasarnya aku memang buta. Lalu ambil contoh pendengaran, telinga ku tajam dan sensitip, sama sekali tak kalah dari mereka, hahaha... Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying Kemelut Blambangan Karya Kho Ping Hoo Bukit Pemakan Manusia Karya Khu Lung