Ceritasilat Novel Online

Legenda Pendekar Ulat Sutera 22


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying Bagian 22


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya dari Huang Ying   Wan Fei-yang tertawa dingin.   "Bila aku roboh, aku tidak akan roboh dengan sendirinya!"   "Bila seorang Hen-lo-sat mati, aku masih bisa membuat satu lagi yang lain. Murid Bu-tong yang bisa Thian-can-kang selain kau apakah masih ada lagi?"   Hati Wan Fei-yang menjadi dingin. Orang seperti dia mempunyai kesempatan tidak perlu ber-susah payah dan kebetulan bisa menguasai Thian-can-kang, sepertinya memang tidak pernah ada. Jin-kun seperti bisa membaca pikiran Wan Fei-yang.   "Walaupun tidak ada Hen-lo-sat, bila Sam-cun bersatu, siapa yang bisa melawan mereka?"   Wan Fei-yang masih ingin mengatakan sesuatu. tapi Bu-wie Taysu sudah berbisik.   "Ambil kesempatan ini, cepat pergi..."   Jin-kun melihatnya, dia segera melayangkan tangan.   Ciu-si Lojin dan Kiang Hong-sim segera meniup peluit.   Bu-wie Taysu segera mengeluarkan 'Say-cu- houw'.   Auman ini sungguh membuat langit dan bumi bergoyang.   Tubuh Hen-lo-sat bergetar terpaku.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 116 Thian, Te, Jin-kun, 5 utusan lampu, Kiang Hong-sim, dan Ciu-ci Lojin merasa lebih-lebih bergetar.   Wan Fei-yang pun tidak terkecuali, mengambil kesempatan dia segera lari.   Sam-cun pertama bereaksi dan ingin mengejar.   Bu-wie Taysu bersiap meraung kembali.   Sam-cun segera mengerahkan tenaga dalam untuk menahan auman singa itu.   Mereka khawatir Wan Fei- yang mengambil kesempatan ini menyerang mereka dari belakang, tapi auman singa milik Bu-wie Taysu tidak jadi keluar.   Karena auman tadi sudah menghabiskan semua tenaga dalamnya.   Tenggorokannya pecah dan darah keluar dari sudut mulutnya.   Jin-kun segera ingat kalau Bu-wie Taysu harus 3 kali mengeluarkan Say-cu-houw baru bisa menggetarkan Bwe, Lan, Ju, Tiok sampai mati.   Dengan Hen-lo-sat dan Sam-cun, Bu-wie Taysu pasti sudah mengeluarkan semua tenaga dalamnya.   Tidak perlu dia memerintah, Hen-lo-sat sudah tiba.   3 kali menghantam Bu-wie Taysu langsung roboh.   Tapi Wan Fei-yang sudah pergi entah ke mana.   Thian-te-siang-kun ingin mengejar tapi Jin-kun melarang mereka.   "Jangan dikejar lagi! Dengan kemampuan ilmu silatnya walaupun bisa terkejar bila tidak berhati-hati tidak akan ada kebaikannya!"   Kata Thian-kun.   "Kalau begitu, suruh Hen-lo-sat mengejarnya!"   Jin-kun menggelengkan kepala.   "Hen-lo-sat memang sangat lihai tapi dia tidak bisa lepas dari suara peluit dan jarak. Jika hilang kendali, dia akan sembnrangan membunuh paling takut dia akan pergi lalu tidak kembali!"   Te-kun mengangguk.   "Kalau begitu, jangan dicoba lagi. Kalau Hen-lo-sat menghilang ingin melatih orang baru bukan hal mudah!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 117 "Itu tidak mungkin sama sekali, karena obat yang ditinggalkan Ling-ong tidak banyak!"   "Kalau begitu, kita harus menggunakannya dengan baik-baik!"   Jin-kun mengawasi sekeliling.   "Hari ini memang banyak yang lolos kita juga mendapat hasilnya. Setelah melalui pertarungan ini, orang dunia persilatan tidak akan meremehkan Pek-lian-kau lagi. Kun-lun, Hoa-san, dan Bu-tong-pai tidak perlu ditakuti. Siauw-lim sudah kehilangan Bu- wie kita tidak perlu takut kepada Siauw-lim lagi!"   "Bukankah hari-hari di mana kita akan mengu asai dunia persilatan sudah ada di tangan?"   Thian-kun tertawa. Jin-kun melihat Thian-kun kemudian melihat Te-kunn.   "Menurutmu, apakah kita akan segera melakukan ini?"   Te-kun berkata dengan senang.   "Bisa segera pergi, itu lebih baik..."   Jin-kun menggelengkan kepala dan menarik nafas. Thian-te- siang-kun saling lihat. Thian-kun segera bertanya.   "Apakah ada yang salah?"   Te-kun juga bertanya.   "Apakah dengan kekuatan kita sekarang ini tidak cukup menyelesaikan masalah sulit ini?"   Jin-kun menggelengkan kepala.   "Kalian benar-benar tidak punya cita-cita tinggi, untuk apa hanya menguasai dunia persilatan saja?"   "Bukankah ini memang tujuan Pek-lian-kau dari dulu?"   Thian- te-siang-kun menatap Jin-kun.   "Itu tujuan Pek-lian-kau bukan tujuanku!"   Jin-kun balik bertanya.   "benarkah kalian tidak bisa merasakan keinginanku?"   "Di luar dunia persilatan... apakah kau ingin menguasai dunia?"   Tanya Thian-kun.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 118 Jin-kun tertawa. Te-kun melihatnya.   "Pantas kau bersandar pada Ling-ong tapi pemberontakan Ling- ong ternyata gagal!"   "Hal ini memang di luar dugaan tapi tidak membuatku kecewa. Jika bukan karena dia yang membantu, Hen-lo-sat tidak akan berhasil!"   Jin-kun menggelengkan kepala dan berkata lagi.   "Tapi sebenarnya dia tidak terlalu bisa bekerja sama. Jika tidak, selain Bvve, Lan, Ju, Tiok masih bisa menambali banyak pembunuh lainnya. Hari ini di Pek-hoa-couw kita bisa menjala mereka semua."   "Kalau tujuan kalian bukan dunia persilatan.."   "Kalangan dunia persilatan seperti mereka kalau tidak dibasmi akan selalu menjadi musibah!"   Jin-kun tertawa.   "apalagi ada seperti Su Yan-hong!"   "Ling-ong sudah dibunuh, kau ingin membawa mereka bersandar pada pihak mana?"   Tanya Thian-kun. Jin-kun balik bertanya.   "Selain Ling-ong, di dunia ini selain bersaing dengan Kaisar itu, memangnya siapa lagi?"   "Dulu ada Liu Kun, seharusnya saat ini tidak ada siapa pun!"   Ucap Thian-kun. Te-kun menyambung.   "Kami dua bersaudara tidak banyak tahu soal ini, menurutmu..."   "Aku pun tidak bisa melihat siapa lagi!"   Thian-te-siang-kun bicara dengan jujur.   "Benarkah kalian tidak mengerti?"   Tanya Jin- kun. Tiba-tiba Thian-te-siang-kun seperti tersadar dan berteriak.   "Apakah Kaisar sekarang ini?"   Jin-kun tertawa. Setelah selesai tertawa, Tekun baru dengan penuh curiga bertanya.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 119 "Itu bukan hal mudah!"   "Aku sudah menempatkan semuanya. Setelah rapat Pek-hoa- couw ini selesai segera bawa Cu Kun-cau ke ibukota!"   "Cu Kun-cau?"   "Orang itu adalah putra Ling-ong. Dia rela menjadi boneka kita asalkan bisa hidup enak!"   Jin-kun tertawa.   "dia yang mengantarkan dirinya sendiri kepadaku jadi aku bisa berinspirasi seperti sekarang ini!"   "Tapi aku lihat orang itu tidak berguna dan tidak berarti!"   "Ditambah satu orang lagi lumayan!"   "Ditambah dengan siapa?"   Tanya Thian-te-siang-kun.   "Thian-ho Sangjin..."   Pelan-pelan tapi kuat Jin-kun menjawab.   "Apakah dia orang aneh berilmu dari perkum pulan rahasia?"   Thian-te-siang-kun berteriak. Terhadap Thian-ho Sangjin mereka tidak asing. Jin-kun mengangguk sambil tertawa.   "Sekarang dia sangat dipercaya oleh Kaisar dan diangkat menjadi Koksu. Dia yang menjadi jembatan dan jika ingin kontak dengan Kaisar bukan hal yang sulit!"   Thian-te-siang-kun sangat setuju. Jin-kun berkata lagi.   "Asalkan kita bisa kontak dengan Kaisar, hal lainnya akan menjadi sangat sederhana!"   "Kapan kita akan berangkat?"   "Pastinya sekarang. Kalian mengira keluarga Lamkiorig masih berguna bagi kita?"   Jin-kun tertawa terbahak-bahak.   Thian-te- siang-kun juga tertawa.   Sampai saat ini mereka mengagumi Jin- kun.   Jangankan cara berpikir, dari sudut mana pun terlihat Jin-kun berada di atas mereka.   Mereka tidak akan ragu bila kaisar jatuh di tangan mereka dan akan mendengar perintah darinya.   Jika dunia bisa digenggam oleh mereka, bukankah itu adalah hal yang membanggakan? Mereka tertawa dengan senang.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 120 Kiang Hong-sim juga tertawa.   Sebenarnya dia adalah utusan lampu merah dari Pek-lian-kau.   Pastinya dia sudah tidak peduli pada posisi utusan.   Mengikuti Jin-kun sejak lama membuatnya menjadi serakah.   Cu Kun-cau diatur oleh Jin-kun untuk menggantikan kedudukan Kaisar.   Walaupun dia boneka tapi jika bisa menjadi raja boneka itu merupakan hal yang bisa dibanggakan.   Jin-kun sepertinya sudah melihat itu, tiba-tiba dia bertanya.   "Apakah kau masih tertarik menjadi utusan lampu merah?"   Kiang Hong-sim tertawa.   "Utusan lampu merah sudah lama diberikan pada orang lain, untuk apa membuat orang itu sulit?"   "Akhirnya kau pun bisa memikirkan orang lain!"   Jin-kun tertawa.   "Tenanglah, aku tidak akan merebut Cu Kun-cau darimu!"   Kiang Hong-sim hanya bisa tertawa.   Pandangan Jin-kun tajam dan teliti.   Di sisi Jin-kun dia tidak mempunyai niat serakah.   Tapi Jin-kun memang berhati serakah, apalagi ada Thian-ho Sangjin yang menjadi orang dalam.   Ingin menjalankan rencana itu tidak terlalu sulit.   Apalagi sampai saat ini dari Su Yan-hong tidak ada kabar.   200-200-200.   Saat ini Su Yan-hong masih mengira ini hanyalah musibah dunia persilatan.   Setelah meninggalkan Pek-hoa-couw dan mundur beberapa li, Su Yan-hong dan yang lain baru berhenti.   Mereka tiba di sebuah kuil kuno yang sudah tidak digunakan lagi.   Sepanjang jalan mereka meninggalkan tanda tapi setelah menunggu, Wan Fei-yang belum datang juga.   Mereka mulai merasa khawatir.   Pertama Siau Cu yang tidak sabar ingin kembali melihat keadaan.   Su Yan-hong tidak melarangnya.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 121 Baru saja Siau Cu bersiap akan pergi, Wan Fei-yang sudah tiba di sana.   Melihat yang datang hanya Wan Fei-yang dan terlihat sedih.   Semua orang tahu telah terjadi sesuatu pada Bu-wie Taysu dan Wan-tianglo.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Wan-toako,..."   Siau Cu dan Fu Hiong-kun datang menyambutnya.   "bagaimana dengan Wan-tianglo?"   "Kalian sangat mengenal sifatnya!"   Wan Fei-yang menarik nafas.   "bertemu lawan yang belum jelas siapa yang menang atau kalah mana mungkin dia mau berhenti!"   Siau Cu mengomel.   "Orang itu selalu begitu, sekarang keinginannya bisa terlaksana!"   "Dia memang sambil tertawa roboh dan mati. Kalau bukan karena dia, bagaimana mungkin kita bisa menahan serangan Hen- lo-sat?"   "Ini hal yang baik, kita tidak perlu melayaninya lagi dan tidak perlu ke Sian-tho-kok!"   Walaupun mengomel tapi air mata Siau Cu terus mengalir.   "Kamilah yang memancingnya ke Pek-hoa-couw!"   Fu Hiong-kun menangis.   "Bagaimana dengan Bu-wie Taysu?"   Tanya Su Yan-hong.   "Satu kali sekuat tenaga dia mengeluarkan Say-cu-houw nya membantuku kabur!"   Wan Fei-yang duduk dengan sedih.   "Apakah Hen-lo-sat sanggup menahannya?"   Su Yan-hong tidak lupa kekuatan auman singa.   "Sebenarnya kau bisa mengambil kesempatan menyingkirkan dia!"   Wan Fei-yang menggelengkan kepala.   "Hen-lo-sat hanya terganggu sebentar. Aku melihat reaksinya. Dia kembali pulih. Thian-te-siang-kun pun seperti itu. Kulihat Bu- wie Taysu tahu hal ini jadi menyuruhku mengambil kesempatan meninggalkan tempat."Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 122 Su Yan-hong menarik nafas. Fu Hiong-kun segera bertanya.   "Mengapa mereka tidak mengejar hingga ke sini?"   Wan Fei-yang tampak berpikir sebentar.   "Kurasa masalah yang terpenting adalah jarak nya terlalu jauh untuk menguasai Hen-lo-sat!"   Fu Hiong-kun mengangguk.   "Memang dia harus memakai peluit untuk menguasai jalan pikirannya dan menggunakan obat pun ada batas waktunya!"   "Aku rasa mereka pasti mempunyai rencana penting yang akan mereka lakukan!"   Kata Wan Fei-yang.   "Hasil pertarungan seperti sekarang ini seharusnya membuat mereka merasa puas!"   Kata Fu Hiong-kun.   "Kalau mereka mengejar, kita harus melawan mereka habis- habisan!"   Ucap Siau Cu.   "Itu sudah pasti!"   Balas Wan Fei-yang.   "Menurutmu ilmu silat Hen-lo-sat sudah men capai tahap mana?"   Tanya Fu Hiong-kun.   "Seharusnya dengan kekuatan Bu-wie Taysu dan aku, bisa mengalahkan dia!"   Kata Wan Fei-yang.   "Aku dan Siau Sam Kongcu bisa menghadang Thian-te-siang- kun, sedangkan yang lainnya meng hadapi Jin-kun dan 5 utusan lampu!"   "Semua orang bekerja sama tapi begitu Wan-tianglo turun, aku, dan Bu-wie Taysu sama sekali tidak memiliki kesempatan bekerja sama!"   Kata Wan Fei-yang. Fu Hiong-kun mengeluh.   "Seperti itulah sifatnya. Dia menganggap Hen-lo-sat miliknya jadi orang lain tidak boleh ikut campur dan Bu-wie Taysu terlalu baik hati. Dia pengikut agama Budha, tidak mau orang lain yang berada dalam bahaya dan dibunuh. Akhirnya memberi kesempatan pada Hen-lo-sat membunuh satu per satu!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 123 "Apakah selain Hen-lo-sat masih ada pembunuh seperti itu? Kita harus memikirkannya dulu!"   Su Yan-hong tertawa kecut.   "Jin-kun adalah orang yang berpikir panjang, dia tidak akan menonjolkan semua kekuatannya. Kecuali kalau dia mempunyai kesempatan menjala kita semua!"   Wan Fei-yang mengangguk.   "Caranya memang seperti itu!"   "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"   Tanya Siau Sam Kongcu. Tanpa berpikir Su Yan-hong segera menjawab.   "Menurutku, lebih baik kita ke ibukota untuk bersembunyi, dan melihat perubahan yang terjadi sambil memberitahu semua perkumpulan agar berhati-hati dan waspada!"   Wan Fei-yang mengeluh.   "Bu-tong, Kun-lun, Heng-san, dan keluarga Lamkiong terluka dan yang meninggal sangat banyak..."   "Di Hoa-san-pai sudah tidak ada orang lagi!"   Kata Siau Sam Kongcu.   "Pondasi Siauw-lim lebih kuat dan murid-muridnya lebih banyak. Jika Pek-lian-kau ingin memusnahkan Siauw-iim-pai, dia akan ke Siong-san Siauw-Iim-si!"   Su Yan-hong mengerutkan kedua alisnya.   "Kalau begitu di mana dia berada?"   "Sebenarnya dengan kekuatan mereka sekarang ini, cukup untuk menguasai dunia persilatan!"   Wan Fei-yang menatap Su Yan-hong.   "karena itu memberitahu semua perkumpulan sudah tidak diperlukan lagi. Tujuan mereka adalah menguasai dunia persilatan, dalam waktu 1-2 hari ini pasti ada kabar dari mereka!"   Dia berkata lagi,"semua orang masuk ibukota untuk bersembunyi itu adalah ide yang bagus!"   Wajah Su Yan-hong tampak berubah.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 124 "Kau khawatir mereka akan pergi ke kerajaan membuat masalah?"   "Sebenarnya kau pun mengkhawatirkan itu bukan!"   Kata Wan Fei-yang. Su Yan-hong tertawa kecut.   "Ada sedikit perasaan khawatir, tidak sengaja mengeluarkan berpendapat ingin semua orang masuk ibukota!"   "Sebenarnya Thian-te-siang-kun bersekongkol dengan Liu Kun. Jin-kun bersandar pada Ling-ong. Kalau kita menyebut tujuan mereka hanya dunia persilatan benar-benar membuat orang sulit percaya!"   Pendapat Wan Fei-yang.   "di kerajaan masih ada siapa yang mau bersekongkol dengan mereka?"   Su Yan-hong tampak berpikir sebentar dan menggelengkan kepala.   "Aku rasa tidak ada!"   "Apapun yang terjadi, semua orang harus ikut Hou-ya masuk ke ibukota!"   Wan Fei-yang melihat Bwe Au-siang, Beng-cu, dan Siau Cu. Beng-cu dan Siau Cu belum membuka mulut. Tiong Bok-lan sudah berkata.   "Demi mempertahankan keturunan keluarga Lamkiong, kami pasti akan berjuang mati-matian!"   Beng-cu mengangguk. Kata Siau Cu.   "Wan-toako tidak perlu merasa khawatir!"   Dia bicara seakan dia menantu keluarga Lamkiong.   Beng-cu mengerti maksudnya, dia tidak mengatakan apa-apa.   Bwe Au-siang melihat mereka.   Air matanya terus menetes.   Beng- cu dan Tiong Bok-lan memapah mereka, 3 orang perempuan ini menangis tersedu-sedu.   Wan Fei-yang melihat Su Yan-hong.   "Hou-ya, semua kuserahkan padamu mengurus mereka!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 125 "Lote mau ke mana?"   Tanya Su Yan-hong.   "Aku ingin kembali ke keluarga Lamkiong dan mencari tahu apa tujuan mereka? Jika ada kesempatan aku akan membunuh mereka!"   "Ide bagus..."   Su Yan-hong menepuk pundak Wan Fei-yang.   "harus dengan cara mereka beraksi membalas mereka. Jangan berbaik hati seperti perempuan!"   "Aku tahu harus melakukan apa!"   Tanggap Wan Fei-yang.   201-201-201 Malam hari, diam-diam Wan Fei-yang masuk ke keluarga Lamkiong.   Dia tidak bisa menyamar.   Walaupun dia bisa melakukannya dengan menyamar menjadi orang-orang utusan 5 lampu.   Jika tidak ingin masuk ke tempat rahasia keluarga Lamkiong tidak mungkin bisa melakukannya.   Dengan ilmu silat yang dia kuasai, malam-malam masuk ke keluarga Lamkiong adalah hal mudah.   Tapi begitu masuk, dia mulai merasa tidak semudah perkiraannya.   Sorot matanya sangat tajam.   Pendengarannya lebih kuat dibanding orang biasa.   Memang belum mencapai tahap bisa melihat langit dan mendengar bumi, tapi dalam jarak 10 tombak kecuali lawan mempunyai ilmu silat sekuatnya, dia bisa tahu.   Kalau tidak ketika dia sedang berkonsentrasi dan berhati-hati mencari, tetap tidak akan ada hasilnya.   Sepertinya tidak mungkin.   Sepanjang jalan masuk ke sini dia seperti masuk ke tempat yang tidak ada orangnya, membuatnya menaruh curiga.   Apakah ini merupakan suatu jebakan? Dia berputar di daerah Ciu-ci-tong, baru pelan-pelan masuk.   Kediaman keluarga Lamkiong seperti kota setan, tidak ada lampu.   Termasuk Ciu-ci-tong.   Wan Fei-yang dengan berhati-hati masuk ke sana.   Setelah yakin di dalam tidak ada seorang pun, dia baru pelan-pelan masuk ke tempat rahasia.   Baginya itu bukan hal sulit.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 126 Di dalam Siau-hun-lo (penjara) tidak ada lampu yang bersinar, tapi menurut perasaan Wan Fei-yang ada seseorang di sana.   Dia tidak bergerak dengan berkonsentrasi melihat apakah ada orang di sana atau tidak.   Dia merasa ada orang dan orang itu terluka sulit bergeser dari tempatnya.   Dia tetap tidak tahu orang itu ada di mana.   Terpaksa Wan Fei- yang menyalakan korek api, menyalakan lampu penjara.   Dia melihat ada beberapa peti mati kosong.   Seorang orang tua sepasang tangan nya memegang pedang.   Dia bersandar di sisi peti mati dan terduduk di bawah.   Tubuhnya terus gemetar.   Yang Wan Fei-yang lihat hanya orang ini.   Pedang ditusuk dari dada depan dan menem bus hingga punggung dan.   Darah yang mengalir sudah membeku, tapi sangat aneh dan suatu mujizat dia masih hidup.   Wan Fei-yang mendekatinya.   Orang itu masih memiliki perasaan.   Tiba-tiba dia membuka matanya dan melihat Wan Fei- yang.   "Siapa Tuan?"   Wan Fei-yang bertanya.   "Sai-gwa-sam-sian..."   "Kau adalah It-sian"   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Dari Su Yan-hong, Wan Fei-yang tahu kalau Yauw-sian dan Tok-sian sudah meninggal.   "Baik, kau sudah tahu aku It-sian. Dari sini bisa tahu kalau kau orang baik. Akhirnya aku berhasil menunggu!"   It-sian tersenyum.   Wan Fei-yang melihat pegangan pedang.   Dia ingin mencabut pedang itu tapi setelah dipikir-pikir akhirnya dia tidak melakukannya.   It-sian melihat gerak geriknya.   Wajahnya terlihat tegang lalu melihat Wan Fei-yang tidak mencabut pedangnya.   Dia bernafas lega.   Dengan terengah-engah berkata.   "Baik sekali kau tidak mencabut pedang. Kalau tidak, aku akan mati seketika!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 127 "Aku bisa melihatnya!"   Tanggap Wan Fei- yang.   "Dalam situasi seperti ini kau masih bisa terlihat tenang, benar- benar sulit dipercaya!"   Kata It-sian.   "apakah kau berniat mencari Jin-kun dan yang lain?"   "Apakah mereka sudah melarikan diri dari sini?"   "Orang yang berguna bagi mereka sudah di bawa kabur oleh mereka. Orang yang tidak ada gunanya seperti aku, sulit menghindari kematian!"   It-sian terus batuk.   "Aku akan membantumu dengan tenaga dalamku!"   Tawar Wan Fei-yang.   "Tidak perlu, aku sudah minum 3 kali su-beng-kin-tan, itu sudah cukup!"   It-sian menggelengkan kepala.   "Su-beng-kin-tan?"   "Jin-kun menculikku dan di bawa kemari karena ingin aku membuatkan obat sejenis itu. Aku tahu dengan obat ini mereka berniat melatih sekelompok pembunuh, tapi nadi 3 Sim ditotok mereka, aku hidup tidak bisa mati pun tidak bisa. Terpaksa aku membuatkan obat untuk mereka."   "Apa gunanya obat itu?"   "Jin-kun menemukan sejenis obat di mana dia bisa menguasai akal sehat manusia dan bisa membuat kekuatan orang tersebut yang belum keluar bisa keluar. Obat ini terlalu hebat, bila tenaga sudah keluar tidak bisa dihentikan. Orang itu akan kelelahan dan bisa mati!"   Wan Fei-yang segera teringat.   "Hen-lo-sat..."   "Karena memakan obat itu Hen-lo-sat berubah lihai tapi kalau tidak dibantu Su-beng-kin-tan tidak hanya tenaga yang tersimpan tidak bisa keluar, dia akan..."   "Karena ingin mendapatkan Su-beng-kin-tan jadi Jin-kun menculikmu dibawa kemari. Hen-lo-sat sekarang begitu lihai, pasti berhasil dan sukses!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 128 It-sian menggelengkan kepala.   "Memang Jin-kun sangat hafal dengan obat-obatan, tapi dia belum mencapai tahap seperti diriku. Dia sangat pintar, tidak perlu waktu 3 bulan dia sudah bisa menyatukan Su-beng-kin-tan dengan obat nya. Saat itu Hen-lo-sat akan lebih lihai lagi!"   "Apakah sekarang belum mencapai puncak kelihaiannya?"   "Belum..."   It-sian menarik nafas.   "bila sudah tiba saat itu, tidak ada seorang pun yang bisa menghentikannya. Waktu itu dunia persilatan entah akan menjadi apa!"   "Sekarang ingin menghentikan dia, sudah tidak mudah!"   "Tidak seperti itu juga..."   Suara It-sian semakin melemah.   "Apakah Lo-cianpwee ada caranya?"   Wan Fei-yang bertanya dengan cemas.   "Obat dari Jin-kun adalah milik Pek-lian-kau..."   Suara It-sian bertambah lemah.   "Cara mengatasinya?"   Dengan tenaga dalamnya Wan Fei-yang memasukkannya ke pernafasan It-sian.   "Orang yang menurunkan lonceng harus orang yang mengikatnya..."   Nafas It-sian sudah berhenti karena khasiat obat sudah habis. Sekali lagi Wan Fei-yang memasukkan tenaga dalam ke pernafasan tapi sudah tidak ada reaksi apa- apa. Dia mencoba nadi It-sian dan menarik nafas panjang.   "Orang yang menurunkan lonceng harus orang yang mengikal lonceng!"   Tapi Wan Fei-yang benar-benar tidak mengerti.   Dia hanya ingat saat di Siauw-lim-si untuk beristirahat menyembuhkan lukanya, dia pernah mendengar ucapan Bu-wie Taysu bahwa kakek guru murid Pek-lian-kau adalah Pheng-hweesio.   Pheng-hweesio lahir di Siauw-lim.   Jika obat Jin-kun didapatkan dari Pek-lian-kau, apakah ada hubungannya dengan Siauw-lim-pai? Ingin mengetahui Pheng-hweesio terpaksa harus pergi ke Siauw- lim-si.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 129 Wan Fei-yang bersiap pergi ke Siauw-lim-si.   Tapi setelah meninggalkan Siau-hun-lo dan melihat sekeliling, dia berubah pikiran.   Di keluarga Lamkiong tidak ada seorang pun yang hidup.   Wan Fei-yang melihat semua hanya ada mayat.   Tidak diragukan lagi mereka adalah orang-orang keluarga Lamkiong.   Setelah Jin-kun meninggalkan tempat ini, dia ingin membasmi sampai ke akar- akarnya, satu pun tidak ada yang tersisa.   Murid-murid Pek-lian-kau pergi begitu cepat tidak ada yang tersisa di sana.   Pastinya sudah ada rencana tersendiri.   Apakah mereka akan pergi ke ibukota? Karena menaruh curiga seperti itu, Wan Fei-yang pun jadi ingin pergi ke ibukota dan berkumpul dengan Su Yan-hong, lalu membuat rencana baru.   202-202-202 Saat Su Yan-hong dan yang lainnya tiba di ibukota, bisa dikatakan berlangsung cepat, tapi tetap lebih lambat dari Jin-kun.   Saat mereka mendekati ibukota, Jin-kun bisa kontak dengan Thian- ho Sangjin dan menyusun rencana serta menjalankan langkah pertama.   Pertama dengan ilmu sesat mereka membuat Kaisar bingung dan menurunkan perintah menggeledah rumah Su Yan-hong.   Kesalahan Su Yan-hong adalah bersekongkol dengan Ling-ong menyusun rencana memberontak.   Membuat seorang Kaisar menjadi sesat pasti akan menimbulkan kecurigaan orang-orang.   Demi menghindari kecurigaan orang- orang, mereka melakukannya dengan tidak menyolok tapi Kaisar memang bermaksud menyingkirkan Su Yan-hong jadi dia pun terpikir cara ini.   Tidak perlu Thian-ho Sangjin banyak bercerita, Kaisar segera menurunkan perintah untuk menggeledah rumah Su Yan-hong.   Sebenarnya setelah Liu Kun dibunuh, kekuatan Ling-ong sudah hancur.   Bagi Kaisar Su Yan-hong sudah tidak ada harganya lagi.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 130 Untung begitu Kao Sen dan Kang Pin mendapat kabar, diam- diam segera memberitahu keluarga Su Yan-hong agar keluar dari sana dan juga membawa Ih-lan pergi.   Kabar didapat dari Han Tau.   Han Tau sudah dibeli oleh Thian-ho Sangjin dan rela diperalat.   Untung Kao Sen dan Kang Pin cekatan dan tidak terlihat celah oleh Han Tau.   Su Yan-hong terkejut.   Tapi begitu tahu putrinya tidak apa-apa, baru menarik nafas lega.   Pek-lian-kau akan memperalat kerajaan, itu sudah berada dalam perkiraannya, tapi Jin-kun bersekongkol dengan Thian-ho Sangjin, itu di luar dugaannya.   Semua sudah terjadi seperti ini, Su Yan-hong tidak mempunyai akal lagi, terpaksa menyerahkan Ih-lan kepada Su Ceng-cau yang memang bertugas mengurusnya.   Kemudian bersama dengan yang lain tinggal di sebuah rumah.   Rumah itu adalah rumah Su Yan-hong, jarang dipakai tapi selalu diurus dan dirawat oleh 2 orang pembantu tua dan setia.   Su Yan-hong dan Siau Cu malam-malam masuk ke istana.   Karena telah hafal dengan lingkungan kerajaan dengan mudah mereka bisa menemukan tempat tinggal Kaisar.   Mereka melihat Kaisar seperti tidak sadar, hanya tahu makan obat .dan main perempuan.   Melihat sorot matanya, mirip dengan Hen-lo-sat, mereka tahu Kaisar sudah terkena ilmu sesat Jin-kun dan ilmu ini mereka tidak sanggup mencairkannya.   Maka mereka mundur diam- diam.   Saat mereka masuk, tidak diketahui oleh siapa pun tapi saat mundur ketahuan oleh Thian-ho Sangjin.   Dia membawa sekelompok Lhama mengejar mereka.   Mereka berdua bertarung sambil mundur, ber sembunyi ke sana- kemari tapi tetap saja tidak bisa terlepas dari kejaran hweesio- hweesio Tibet itu.   Thian-ho Sangjin mendapat kabar dan dia segera berlari ke tempat itu.   Memang dengan tenaga mereka berdua, mereka tidak takut tapi ingin lari dari sana rasanya tidak mungkinLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 131 lagi.   Apalagi bila Sam-cun dan murid-murid Pek-lian-kau mendapatkan kabar ini, mereka pasti akan segera datang.   Akibatnya sulit dipikirkan lagi.   Siau Cu melihat situasi sudah tidak benar lagi, dia sudah siap mati agar Su Yan-hong mempunyai kesempatan keluar dari sana dengan jalan melewati dinding dan kabur dari sana.   Waktu itu Wan Fei-yang tiba-tiba muncul di sana.   Dia melewati dinding.   Thian-can-kang mulai dikeluarkan, seperti ada benang tidak terlihat keluar dari tubuhnya, membuatnya dan dinding menyambung menjadi satu.   Dia berjalan seperti di dataran rendah.   Turun dari dinding tinggi, seperti berjalan turun.   Kedua tangannya segera memegang Siau Cu dan Su Yan-hong kemudian meloncat ke atas dinding.   Hweesio-hweesio Tibet itu terpaku.   Karena dengan ilmu silat yang mereka miliki tidak ada satu pun yang bisa naik ke dinding yang begitu tinggi.   Terkecuali Thian-ho Sangjin, sewaktu dia naik ke atas dinding, Wan Fei-yang sudah menaruh Su Yan-hong dan Siau Cu, lalu mengeluarkan kedua telapaknya dan menyerang.   Dia ingin membunuh Thian-ho Sangjin tapi ilmu Tai-jiu-im sudah dikeluarkan.   Dia menyambut sepasang telapak tangan Wan Fei-yang.   Tadinya Wan Fei-yang ingin dengan Thian-can-kang melilit sepasang telapaknya kemudian dengan semua tenaga dalamnya dia ingin menggetarkan organ dalamnya.   Tapi baru saja kedua telapaknya akan menyambut, malah bersalto keluar dari sana.   Thian-ho Sangjin sangat berpengalaman.   Begitu terkena serangan, tahu kalau dia bukan lawan Wan Fei-yang karena itu dia segera mengambil keputusan menghindar.   Walaupun begitu, dia tetap tergetar sampai organ dalamnya seperti meloncat.   Dia terhuyung-huyung mundur 3 langkah baru bisa berdiri tenang.   Su Yan-hong melihat dengan jelas dari sisi.   Dia menarik nafas.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 132 "Sayang..."   Dia menyayangkan tidak ada kesempatan membunuh Thian-ho Sangjin.   Maka segera pergi bersama dengan Wan Fei-yang dan Siau Cu.   203-203-203 Yang pasti Sam-cun dengan cepat mendapat kabar.   Thian-te- siang-kun ingin segera ke sana, tapi dicegat oleh Jin-kun.   Alasan Jin- kun sangat sederhana.   Jika Thian-ho Sangjin bisa menangkap mereka, tidak perlu mereka yang ke sana.   Jika tidak bisa menangkap, walaupun ke sana lawan pasti sudah pergi saat ini.   Hal yang sebenarnya terjadi memang seperti itu.   Thian-ho Sangjin sudah kembali Thian-te-siang-kun semakin kagum kepada Jin-kun mereka rela men-dengar perintah dari Jin-kun.   ' Mengetahui Wan Fei-yang sudah datang, Jin-kun sama sekali tidak terlihat takut.   Dia hanya tertawa.   "Orang itu sangat terkenal, benar-benar bukan orang biasa!"   Thian-ho Sangjin biasanya jarang memuji. Jin-kun menjawab dengan santai.   "Thian-can-kang adalah ilmu silat nomor satu di dunia ini. Kalau satu lawan satu, kita bukan lawannya!"   "Apakah Hen-lo-sat juga seperti itu?"   Tanya Thian-ho Sangjin penuh dengan kekhawatiran. Jin-kun tertawa.   "Kalau Wan Fei-yang benar-benar berperang, Hen-lo-sat tidak sanggup melawannya. Bila khasiat obatnyanya habis, dia menjadi orang tidak berguna, seperti orang cacat. Kita harus mengatur Hen- lo-sat dengan baik. Pada akhirnya nanti Wan Fei-yang yang akan mati olehnya!"   Thian-ho Sangjin menggelengkan kepala.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Aku tidak mengerti!"   "Karena kau tidak mengetahui keadaan Hen-lo-sat, keadaan dunia persilatan pun kau tidak tahu banyak!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 133 "Apakah bisa menjelaskannya dengan lebih detil?"   Tanya Thian- ho Sangjin.   "Apakah kau tahu siapa sebenarnya Hen-Io- sat?"   "Tidak tahu! Apakah ada hubungannya dengan Wan Fei-yang?"   "Hubungan mereka sangat erat. Nama Hen-lo-sat aslinya adalah Tokko Hong. Dia adalah putri Tokko Bu-ti,"   Jelas Jin-kun.   "Aku tahu siapa Tokko Bu-ti, dia dari perkum pulan Bu-ti-bun!"   "Ilmu silat yan Tokko Bu-ti latih bernama Pit-coat-mo-kang (ilmu sesat). Dia berlatih ilmu Pit-coat-mo-kang, dia adalah Ciat-ci- coat-sun (tidak punya keturunan) jadi Tokko Hong sebenarnya adalah anak haram dari istri Tokko Bu-ti. Sen Man-cing yang berselingkuh dengan ketua Bu-tong-pai yang bernama Ceng-siong Tojin!"   "Wan Fei-yang adalah orang Bu-tong-pai..."   "Dia juga anak haram dari Ceng-siong."   "Berarti Tokko Hong dan Wan Fei-yang adalah saudara kandung?"   "Benar, tapi Wan Fei-yang mengira kalau Tokko Hong sudah meninggal. Dia tidak tahu Tokko Hong jatuh ke dalam jurang tapi tidak mati karena diselamatkan olehku!"   Jelas Jin-kun. D.ia tertawa lagi dan bertanya.   "Bila tiba-tiba Tokko Hong muncul di depannya, apa reaksi Wan Fei-yang?"   Thian-ho Sangjin mengangguk.   "Pasti tidak menyangka, semua ini di luar dugaannya. Karena Tokko Hong masih kau kuasai. Bila dia tiba-tiba muncul, Wan Fei- yang tidak akan bisa menghindar lagi!"   "Betul! Sebenarnya kali ini Wan Fei-yang datang hanya mencari kematiannya sendiri!"   Ucap Jin-kun.   Saat Thian-ho Sangjin melihat sorot matanya, dia gemetar hatinya merasa dingin.   Thian-te-siang-kun juga seperti itu.   MerekaLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 134 selalu merasa diri mereka sendiri galak dan kejam tapi bila dibandingkan dengan Jin-kun, mereka merasa masih di bawah Jin- kun.   Jin-kun menatap mereka.   Dia tertawa lepas.   *** Mimpi sekalipun Wan Fei-yang tidak mengira kalau Hen-lo-sat adalah Tokko Hong.   Dia juga tidak membayangkan Jin-kun akan menggunakan cara yang begitu keji dan licik.   Berturut-turut dua kali bertarung dengan Hen-lo-sat, Wan Fei-yang selalu punya perasaan aneh tapi dengan cepat perasaan ini hilang.   Kesadisan Hen-lo-sat membuat Wan Fei-yang merasa dia adalah lawan paling menakutkan seumur hidupnya.   Tapi dia belum pernah berpikir siapa Hen-lo-sat itu.   Su Yan-hong dan lain-lain juga seperti itu.   Dalam bayangan mereka, Hen-lo-sat adalah seorang pembunuh yang Jin-kun latih dengan obat-obatan.   Yang pasti Hen-lo-sat adalah orang yang sangat kejam dari dunia gelap.   Bahkan Fu Hiong-kun juga tidak merasakan keberadaan Tokko Hong di dunia ini, apalagi orang lain.   Dari Wan Fei-yang mengetahui keadaan It-sian, Su Yan-hong baru ingat dulu dia dan Tiong Toa-sianseng pernah berkumpul di tempat Sam-sian dan menemukan beberapa jejak-jejak tertinggal yang menunjukkan bahwa dalam waktu yang singkat ini Jin-kun sangat mungkin bisa mencampurkan dua jenis obat menjadi satu.   Maka pada waktu itu Hen-lo-sat akan menjadi lebih kuat dan lebih lihai dari seka rang.   Hal ini membuat semua orang terkejut dan bergetar.   Setelah berunding, Wan Fei-yang mengambil keputusan untuk tetap tinggal di sini membantu Su Yan-hong, biar Siau Cu yang pergi ke Siauw-Iim-si untuk mencari tahu rahasia orang yangLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 135 menurunkan lonceng,.yaitu dengan mencari orang yang mengikat lonceng seperti yang dikatakan It-sian.   Siau Cu dalam situasi yang sangat berbahaya ini mendapat tugas, apalagi Bi-giok-leng berada di tangannya.   Tidak diragukan lagi sekarang dia sebenarnya adalah ketua Pek-lian-kau.   Tugas ini benar-benar sangat pantas diberikan padanya.   Setelah Siau Cu pergi, Wan Fei-yang dan lain-lain tidak punya pekerjaan lain.   Melihat Lu Tan yang seperti orang bodoh, mereka benar-benar terkejut.   Dengan ilmu 'Bi-hun-tay-hoat' (Menyesatkan roh) semua orang berharap bisa mendapat mengembalikan Lu Tan kembali ke normal.   Kalau cara ini berguna untuk Lu Tan, pasti ada cara juga untuk kaisar.   Bila kaisar kembali normal, setidaknya bisa mengusir Pek- lian-kau dari ibukota.   Jika bisa membuat Hen-lo-sat sadar, itu lebih bagus lagi.   Walaupun tidak bisa memusnahkan semua ilmu silat Hen-lo-sat, sedikit juga lumayan.   Dengan demikian dia akan lebih mudah dihadapi.   Pertama-tama, Fu Hiong-kun menggunakan cara tusuk jarum.   Dia menguasai ilmu tusuk jarum dengan baik, maka tidak akan sembarangan menusuk nadi Lu Tan.   Dia pasti akan mencari nadi dengan tepat.   Tapi Lu Tan sama sekali tidak ada reaksi apapun.   Puluhan cara sudah digunakan, tapi tetap tidak berkhasiat.   Fu Hiong-kun terpaksa harus menga ku gagal.   Ada satu cara lagi, yaitu dengan mengerahkan semua tenaga dalam untuk melancarkan jalan darah Lu Tan dan kemudian memaksa obat keluar dari tubuhnya.   Dari semua orang ini, yang mempunyai tenaga dalam paling kuat adalah Wan Fei-yang.   Wan Fei-yang bermaksud melakukannya tapi begitu tenaga dalam dimasukkan Lu Tan langsung bereaksi.   Dia seperti orang gila, tubuhnya tiba-tiba meloncat ke atas, dia menabrak dan memecahkan atap rumah lalu lari keluar.   Tidak ada orang yang sempat menghadangnya.   Mereka berusaha mengejar tapi Lu Tan sudah menghilang di dalam kegelapan, makaLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 136 semua orang berpencar untuk mencarinya.   Mereka berjanji untuk berkumpul kembali di sini besok pagi.   Ketika mereka meninggalkan tempat, Thian-ho Sangjin mengirim orang untuk menggeladah kediaman keluarga Su.   Karena belum tahu di mana Su Yan-hong berada dan takut mereka kabur, maka Thian-ho Sangjin hanya membawa beberapa pesilat tangguh, satu baris pasukan bersenjata dan Hen-lo-sat.   Setelah masuk ke dalam kebun, mereka tidak menemukan seorangpun di sana, tapi ada jejak yang menunjukkan ada orang pernah berada di sana.   Thian-ho Sangjin mengira Su Yan-hong dan lain-lain sudah pergi maka mereka meninggalkan tempat.   Tapi baru setengah jalan, dia berubah pikiran.   Dia meninggalkan Hen-lo-sat di sana semalam.   Bila tidak ada yang bisa mereka temukan, mereka baru akan membawa Hen-lo-sat pulang.   Sebenarnya ini adalah ide Kiang Hong-sim.   Dia ingin menonjolkan diri maka tidak melepaskan sedikit kesempatan pun.   Dia dan Hen-lo-sat tinggal di sana.   Yang pasti Thian-ho Sangjin menyetujuinya.   Tadinya Kiang Hong-sim tidak terlalu berharap akan berhasil, hanya saja dia juga sedang tidak ada kerjaan, siapa tahu dia benar- benar bertemu dengan mereka.   Subuh hari, orang-orang yang pergi mencari Lu Tan mulai kembali.   Yang pertama kembali adalah Siau Sam Kongcu, Tiong Bok-lan dan Beng-cu bertiga.   Melihat Tiong Bok-lan dan Beng-cu, Kiang Hong-sim sangat marah.   Waktu di keluarga Lam-kiong dia tidak pernah akrab dengan dua orang ini.   Bila bisa membunuh dua orang ini dan Siau Sam Kongcu, dia akan bisa mendapatkan jasa besar.   Kesempatan ini, mana mungkin dia lepaskan? Karena ilmu silat Beng-cu dan Tiong Bok-lan agak rendah maka mereka tidak merasakan apa-apa.   Tapi begitu Siau Sam Kongcu mendekati Hen-lo-sat, dia mulai merasakan aura pembunuh, maka dia segera mencegat merekaLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 137 berdua.   "Ada apa?"   Tiong Bok-lan bertanya, tapi dia siap menggunakan kecapi besi. Beng-cu melihat, dia segera mencabut pedang. Tapi pada waktu yang bersamaan Siau Sam Kongcu sudah membentak.   "Cepat pergi dari sini..."   Karena dia sudah merasakan datangnya aura membunuh yang begitu tinggi.   Belum selesai Siau Sam Kongcu berucap, dari balik sekat rumah Hen-lo-sat sudah muncul seperti angin ribut.   Siau Sam Kongcu sudah mencabut Toan-cang-kiam, dia menghadang di depan Tiong Bok-lan dan Beng-cu.   Begitu jurus keluar segera Toan-cang-kiam muncul.   Dia tidak berharap bisa membunuh Hen-lo-sat, hanya berharap bisa menghadangnya agar Tiong Bok-lan dan Beng-cu punya kesempatan kabur.   "Cepat pergi..."   Dia membentak lagi. Tiong Bok-lan membentak kepada Beng-cu.   "Cepat kau pergi dari sini..."   Yang pasti Beng-cu tidak mau pergi. Waktu kecapi besi dikeluarkan, bersamaan pedang Beng-cu juga dicabut. Siau Sam Kongcu membentak lagi.   "Hen-Io-sat ada di sini, kita tidak akan selamat. Cepat kalian pergi berilahu Hou-ya dan lain-lain atau semua akan mati di sini, cepat pergi..."   Beng-cu mengerti maksud Tiong Bok-lan, dia cepat mundur.   Waktu mereka baru meloncat keluar melewati dinding tinggi, Siau Sam Kongcu sudah didesak Hen-Io-sat.   Toan-cang-kiam di bawah paksaan tenaga dalam Hen-lo-sat, akhirnya terlepas dari tangan Siau Sam Kongcu dan terbang ke atas.   Di tengah-tengah udara Toan-cang-kiam terputus menjadi dua bagian.   Sepasang telapak Hen-lo-sat segera datang menyerang.   Siau Sam Kongcu tidak ada jalan untuk mundur lagi.   Dia juga tidak adaLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 138 tempat untuk menghindar.   Terpaksa menyambut serangan dengan dua telapak tangannya.   Seperti suara petir beradu tubuh Siau Sam Kongcu terpental ke dinding, membuat lubang di dinding yang berbentuk tubuh.   Dia berteriak memilukan, kemudian tubuhnya jatuh melewati lubang dinding yang berbentuk tubuh itu.   Dinding itu segera hancur dan roboh.   Hen-lo-sat melangkah melalui dinding yang roboh dan mengejar Beng-cu dan Tiong Bok-lan.   Siau Sam Kongcu jatuh terlentang, dari ke tujuh inderanya darah terus mengalir.   Sepasang mata nya membelalak.   Organ tubuhnya sudah hancur oleh tenaga dalam Hen-lo-sat, dia langsung meninggal di tempat.   Tiong Bok-lan dan Beng-cu mendengar suara teriakan Siau Sam Kongcu.   Air mata Tiong Bok-lan terus menetes.   Dia ingin mati bersama Siau Sam Kongcu, tapi demi semua orang dia tetap berlari.   Hati Beng-cu juga sedih.   Melihat Tiong Bok-lan berlari cepat, dia ikut berlari cepat juga.   Kemudian mereka merasakan aura membunuh yang datang dari belakang.   Begitu menoleh ke belakang, Hen-lo-sat sudah sangat dekat.   "Beng-cu, kau cepat lari..."   Dua tangan Tiong Bok-lan mencengkram kecapi besi. Dia menyambut Hen-lo-sat dan siap melawan dengan nyawanya.   "Bibi kelima, kita tidak bisa menghindar!"   Ini adalah perkataan jujur Beng-cu.   Siau Sam Kongcu yang sudah dengan sekuat tenaga juga tidak sanggup melawan Hen-lo-sat, apalagi Tiong Bok-lan.   Waktu mereka berbicara, Hen-lo-sat sudah mendekat, sepasang telapaknya mengeluarkan serang an untuk mencabut nyawa.   Tenaga dalam terus keluar bergulung-gulung.   Pukulan belum sampai, Tiong Bok-lan dan Beng-cu sudah merasa sesak.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 139 Belum sempat kedua belah pihak beradu.   Wan Fei-yang sudah tiba.   Dengan sepasang, telapak, Wan Fei-yang menyambut serangan Hen-lo-sat dengan sekuat tenaga.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Saat itu Wan Fei-yang kebetulan pulang.   Dari jauh dia mendengar suara teriakan Siau Sam Kongcu dan tahu sudah terjadi sesuatu, maka dengan cepat dia datang.   Hen-lo-sat hanya tahu membunuh.   Wan Fei-yang atau siapapun akan dilawan sekuat tenaga.   Pada waktu itu Su Yan-hong seperti datang dari langit.   Dia menyerang punggung Hen-lo-sat.   Reaksi Hen-lo-sat sangat lincah.   Dengan sebelah tangan dia menyambut serangan Su Yan-hong.   Hen-lo-sat menghadapi dua pesilat tangguh seorang diri, tapi dia terlihat tenang.   Waktu itu terdengar bunyi peluit, Hen-lo-sat segera mundur dan menghilang dalam kegelapan.   Ketika Kiang Hong-sim melihat Wan Fei-yang, dia sudah terkejut.   Lalu melihat Su Yan-hong juga datang, dia bertambah takut.   Karena takut Hen-lo-sat akan membuat kesalahan maka dia segera menyuruh Hen-lo-sat kembali dan meninggalkan tempat.   Bisa membunuh seorang Siau Sam Kongcu, dia sudah merasa puas.   Melihat Hen-lo-sat pergi, Tiong Bok-lan dan Beng-cu tahu di dalam ramah sudah tidak ada orang.   Walaupun tadi mereka tinggal bersama dengan Siau Sam Kongcu untuk melawan Hen-lo-sat, tetap tidak ada gunanya.   Menghadapi ilmu silat Hen-lo-sat, Siau Sam Kongcu ditambah mereka berdua tidak akan memberi hasil yang berarti.   Su Yan-hong dan Wan Fei-yang tidak tahu mengapa Hen-lo-sat bisa tiba-tiba muncul di sini, padahal mereka sudah yakin rumah ini tidak bisa ditinggali lagi.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 140 Fu Hiong-kun kembali.   Dia membawa Lu Tan dengan kereta kayu, menimpa barang-barang di atas tubuh Lu Tan.   Kereta ditarik oleh dua orang murid Bu-tong.   Lu Tan seperti orang bodoh.   Semua orang merasa sedih.   Jika bukan pergi mencari dia dan semua orang tinggal di dalam rumah ini, entah apa yang akan terjadi.   Mereka segera pergi sambil membawa mayat Siau Sam Kongcu ke tempat yang aman.   Di tengah jalan, karena sedang sedih, tidak ada yang memperhatikan Tiong Bok-lan dan Beng-cu yang diam-diam meninggalkan mereka.   Begitu mereka ingat dan mencari, Tiong Bok-lan dan Beng-cu sudah menghilang.   Yang mau berpisah dengan mereka sebenarnya adalah Tiong Bok-lan.   Karena ketahuan oleh Beng-cu dan dia ingin ikut, terpaksa Tiong Bok-lan membawanya.   Setelah keadaan bahaya berlalu, Tiong Bok-lan mulai terpikir ingin membalas dendam Siau Sam Kongcu.   Dia tahu bila diungkapkan, semua orang pasti akan menghadang.   Maka sepatah katapun tidak dia katakan, lalu diam-diam meninggalkan mereka.   Sebelumnya dia sudah mendapat kabar bahwa istana sedang mencari koki yang bisa memasak masakan Kang-lam.   Waktu itu dia sudah terpikir itu pasti ide Jin-kun.   Jin-kun aslinya adalah orang Kang-lam.   Dia merias wajah dengan terampil untuk menyamar menjadi Lo-taikun selama beberapa tahun, dia jarang meninggalkan Kang-lam, Biasanya dia sangat mengikuti kebiasaan orang sana, tapi terhadap masakan dia sangat cerewet, bila ada sedikit ketidakcocokan dia langsung minta diganti.   Inilah sifat Jin-kun yang paling mirip dengan Lo-taikun.   Masakan Kang-lam harus benar-benar di masak oleh orang Kang-lam baru enak.   Yang pasti harus berjodoh.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 141 Dalam hal masak-memasak Tiong Bok-lan boleh dikatakan sangat mahir.   Waktu Jin-kun menyamar menjadi Lo-taikun, masakan selalu disiapkan Tiong Bok-lan.   Setiap kali masakannya selalu mendapat pujian Jin-kun.   Beberapa tahun ini, Tiong Bok-lan sangat memahami selera Jin-kun.   Bila Tiong Bok-lan melamar menjadi koki, saat mencoba masakan Tiong Bok-lan, Jin-kun pasti akan menerimanya.   Sebagai koki, bila dia memberi sesuatu di lauk atau nasi Jin-kun, seharusnya bukan hal yang sulit.   Tapi untuk masuk menjadi koki bukan hal yang mudah.   Tiong Bok-lan bertekad akan mati bersama Jin-kun.   Maka ketika Beng-cu tidak tahu, diam-diam dia menelan arak merah untuk merusak pita suara, kemudian dengan obat merusak kulit wajah dan tangannya.   Tiong Bok-lan berpenampilan menjadi seorang laki- laki.   Waktu Beng-cu bangun dan melihat Tiong Bok-lan sudah seperti itu, dia sangat sedih.   Tapi itu sudah menjadi kenyataan terpaksa, Beng-cu menerimanya.   Kemudian mereka mengaku sebagai ayah dan anak untuk melamar kerja.   Mereka berdua mengerti harus menyuap penanggung jawab dengan uang besar karena orang yang melamar menjadi koki terlalu banyak.   204-204-204 Siau Cu sampai di Siauw-Iim-si.   Karena membawa barang tanda Su Yan-hong dan Wan Fei-yang, ditambah dengan mempunyai musuh yang sama, maka semua hweesio-hweesio di Siauw-lim-si turut membantu dia mencari data-data Pheng-hweesio.   Di perpustakaan Siauw-lim-si tersimpan banyak buku, tapi karena begitu banyak orang yang membantu mencari, maka tidak sulit.   Semua buku sudah dibaca tapi tidak mendapatkan hasil.   Waktu semua orang merasa bingung, seorang tua di Siauw-lim tiba- tiba ingat.   Dia membawa Siau Cu ke bagian Tui-si-tong di Siauw- lim-si.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 142 Ruangan Tui-si adalah ruangan tempat hwee-sio Siauw-lim merenungkan kesalahan yang sudah mereka lakukan.   Di sana tersimpan surat-surat penye salan yang ditulis hweesio Siauw-lim turun-temurun.   Pheng-hweesio bernama lengkap Pheng Seng-giok.   Dia adalah guru dari kaisar Tai-cu.   Dulu dia adalah murid Siauw-lim, kemudian dia merasa terlalu banyak aturan di dalam Siauw-lim-si, maka dia meninggalkan Siauw-lim-si, lalu dia mendirikan Pek-lian-kau untuk membantu kaisar Tai-cu menguasai negara.   Ketika kaisar Tai-cu memimpin negara dengan kekerasan, dia sadar menggunakan kekerasan untuk mengatasi kekerasan bukanlah cara yang benar.   Maka dia kembali lagi ke Siauw-lim-si.   Tapi waktu itu dia sudah berumur 79 tahun.   Di depan Budha dia berlutut tujuh hari tujuh malam.   Di sana dia mencatat tentang asal mula pendirian Pek-lian- kau juga semua tentang Pek-lian-kau.   Dalam surat penyesalan ini dia mencatat semua ilmu silat Pek- lian-kau.   Suara kecapi Jit-sat dan Bi-hun-tay-hoat juga tercatat pada surat ini.   Yang paling di luar dugaan orang adalah ternyata ada cara untuk memecahkan dan menghancurkan Bi-hun-tay-hoat dan Jit- sat-kim-im.   Sepertinya It-sian sudah mengetahui ini, maka sebelum meninggal dia berpesan kepada Wan Fei-yang, untuk menurunkan lonceng harus mencari orang yang mengikat lonceng! Setelah mengetahui rahasia ini, semua hwee-sio segera membacanya sampai bisa dihafal.   Kemudian mereka menggali kuburan Put-lo-sin-sian untuk mengambil kecapi maut yang bernama Jit-sat yang dikubur bersama Put-lo-sin-sian.   Senar-senar kecapi memang sudah putus tapi memasang senar kembali bukan hal yang sulit.   Setelah itu, Siau Cu segera membawa buku musik dan kecapi.   Malam itu juga dia kembali ke ibukota.   205-205-205 Kaisar di bawah pengaruh Thian-ho Sangjin dan Jin-kun selalu dalam keadaan setengah sadar.   Dia tidak hilang akal sehat secaraLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 143 total.   Bila kaisar ingin mengemukakan kewibawaan seorang kaisar, Jin-kun dan Thian-ho Sangjin pasti membiarkan dia melaku- kannya.   Mereka tahu posisi kaisar tidak bisa digantikan oleh orang lain.   Yang penting harus berusaha memperbesar kekuatan diri dan pada waktu yang tepat bisa mengangkat Cu Kun-cau, lalu memerintahkan kaisar untuk menurunkan kekaisaran kepada Cu Kun-cau.   Dalam keadaan setengah sadar, kaisar hanya tahu menikmati hidupnya.   Dengan segala upaya Jin-kun berusaha memberi obat perangsang kepada kaisar, agar kaisar bermain gila-gilaan sampai tujuh hari tujuh malam.   Bagi kaisar kehidupan seperti ini belum pernah dia lakukan.   Walaupun sudah tujuh hari tuuh malam bermain perempuan, tapi dia tetap tidak merasa lelah, tetap kuat seperti naga hidup dan harimau hidup.   Dia sangat senang, maka menu runkan perintah agar semua orang untuk memanggil Jin-kun dengan panggilan Seng-bo (bunda suci) dan membangun vihara Seng-bo.   Sekarang Su Yan-hong dan lain-lain sudah bisa menghubungi Tliio Gong.   Mereka siap berhubungan dari luar dan dalam, mengambil kesempatan ketika Sam-cun pergi ke kuil Seng-bo untuk menerima persembahan rakyat, kemudian mereka diam-diam masuk ke istana untuk menyelamatkan kaisar.   Mereka tidak tahu Thio Gong sudah dibeli Jin-kun.   Dalam situasi seperti itu, dia harus mengabdi kepada Jin-kun.   Semua ini adalah ide Jin-kun.   Dia sudah mengatur barisan senjata api, hanya menunggu Su Yan-hong dan lain-lain masuk perangkap.   Pada waktu yang bersamaan, lauk dan nasi yang dimasak oleh Tiong Bok-lan sudah dicoba oleh Jin-kun.   Begitu mencicipi, Jin-kun terus memuji.   Dia merasa masakan koki ini begitu pas dengan seleranya.   Selain merasa aneh, dia juga memerintahkan untuk dimasak lagi.   Kali ini harus diantar oleh koki ini sendiri.   Dia ingin tahu siapa koki ini sebenarnya.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 144 Jin-kun tahu yang memasak lauk ini adalah seorang laki-laki, tapi dia harus melihat sendiri dengan jelas, baru bisa membuat hatinnya tenang.   Dia adalah seorang perempuan yang penuh curiga.   Begitu merasa curiga, dia akan bertanya sampai jelas.   Inilah kesempatan yang ditunggu Tiong Bok-lan.   Dengan wajah dan perawakan dia sekarang ini, Jin-kun pasti tidak bisa mengenalinya.   Maka dia memasukkan racun ke dalam nasi dan lauk yang dimasaknya.   Asal Jin-kun tidak mengenali Tiong Bok-lan, dia pasti akan memakan semua lauk dan nasi.   Itulah kebiasaan Jin-kun.   Racun dibuat dengan sangat tepat.   Bila Jin-kun makan sedikit demi sedikit, akan sulit mengetahui kalau masakan mengandung racun.   Bila sudah memakan semua dan merasa tubuh tidak nyaman, pada waktu itu racun sudah tidak bisa dikeluarkan lagi.   Walaupun hanya makan separuh dan dia sudah merasakan, untuk mengeluarkan racun juga bukan hal yang mudah.   Jika Jin-kun tidak mati, dia pasti cacat.   Membuat racun sedemikian rupa tidak mudah.   Tiong Bok-lan belajar dari Fu Hiong-kun di sepanjang jalan.   Waktu itu Fu Hiong- kun merasa tidak ada pekerjaan dan dia ingin semua orang tahu cara mencampur obat racun, mungkin sewaktu-waktu bisa digunakan.   Waktu itu Tiong Bok-lan sama sekali tidak terpikir akan ada kesempatan baginya untuk mencampur obat racun.   Apa yang Fu Hiong-kun katakan sudah dia ingat semua.   Mungkin orang yang pandai memasak selalu mempunyai kelebihan ini.   Begitu Jin-kun mengeluarkan perintah untuk mencari koki, Tiong Bok-lan sudah merencanakan ini.   Tapi karena teringat Jin- kun pasti mengenalinya, dia tidak memberitahu Fu Hiong-kun dan Su Yan-hong.   Dia juga tidak menyangka akan menghancurkan wajahnya dan menelan arak.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 145 Benar Jin-kun tidak mengenali dia.   Saat itu Tiong Bok-lan mendengar pembicaraan mungkin Su Yan-hong tidak harus mati dan terjebak di barisan senjata api yang dibuat Thian-te-siang-kun.   Begitu mendengar kabar ini, Tiong Bok-lan terkejut.   Melihat Jin- kun tidak memperhatikan dia, diam-diam Tiong Bok-lan kabur.   Setelah Jin-kun bercanda dengan Thian-te-siang-kun, dia baru ingat untuk berbicara dengan koki.   Begitu bertanya, baru tahu koki sudah pergi.   Yang pasti Jin-kun merasa curiga.   Maka makanan diperiksa dengan jarum perak dengan teliti.   Akhirnya dia menemukan lauk dan nasi mengandung racun.   Dia segera menurunkan perintah untuk menangkap koki.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      206-206-206 Su Yan-hong berdiri di sana, melihat tiga tandu digotong dan dijaga ketat oleh pengawal sudah keluar dari istana menuju kuil Seng-bo.   Awalnya Su Yan-hong tidak yakin, sampai orang kepercayaan Thio Gong datang memberitahu bahwa Sam-cun sudah meninggalkan istana, Su Yan-hong baru tenang.   Dia dan Wan Fei-yang, Fu Hiong-kun, Kao Sen dan sekelompok pengawal istana yang setia dan berilmu silat tinggi langsung masuk istana.   Untung Beng-cu dan Tiong Bok-lan datang tepat waktu.   Saat Su Yan-hong dan lain-lain hampir masuk ke dalam jebakan, mereka muncul menghadang.   Begitu barisan senjata api melihat ada orang yang memberitahukan rahasia, mereka segera menem bak.   Tiong Bok- lan keluar sambil berteriak, dia menghadang di depan Su Yan-hong.   sehingga dia mati tertembak.   Dengan penampilan seorang laki-laki.   Su Yan-hong, Wan Fei- yang dan Fu Hiong-kun sama sekali tidak mengenalinya.   Diiringi rasa terkejut, mereka merasa aneh.   Sampai Beng-cu muncul dan memanggil bibi kelima, mereka baru mengerti apa yang telah terjadi.   Mereka juga sadar mereka sudah dikhianati Thio Gong, maka segera mundur.   Tapi Thian-ho Sangjin dan sekelompok hweesioLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 146 Tibet sudah datang.   Wan Fei-yang segera maju menghadang mereka.   Wan Fei-yang segera menyuruh Su Yan-hong dan lain-lain meninggalkan tempat.   Su Yan-hong dan Fu Hiong-kun tahu tinggal di tempat tidak ada guna, malah akan menjadi beban Wan Fei-yang.   Mereka juga tahu, dengan ilmu silat Wan Fei-yang ingin melepaskan diri dari Thian- ho Sangjin sangat mudah seperti membalikkan telapak tangan.   Maka mereka segera mundur.   Begitu Thian-ho Sangjin melihat ternyata Wan Fei-yang yang datang, segera menyuruh anak buah nya mengepung Wan Fei-yang, sambil memerintahkan untuk melapor pada Sam-cun untuk datang.   Mungkin Su Yan-hong dan lain-lain tidak harus mati karena Jin- kun sama sekali tidak meng-ganggap Thio Gong, dan tidak percaya Su Yan-hong akan mudah terpancing.   Karena belum sampai waktu nya untuk pergi ke kuil Seng-bo maka dia sedang bersantai di dalam istana.   Setelah mendapat kabar bahwa Su Yan-hong memang sudah tertipu, dia segera keluar untuk melihat.   Pada waktu itu dia pasti mendapat kabar dari Thian-ho Sangjin maka dia cepat meniup peluit untuk mendatangkan Hen-lo-sat.   Wan Fei-yang tidak tahu bahaya sudah mendekat.   Setelah membunuh 8 Hweesio Tibet, dia siap mundur dan pergi, tapi dicegat oleh Thian-ho Sangjin.   Thian-ho Sangjin tahu Wan Fei-yang sangat lihai, tapi mereka belum pernah bertarung.   Dia ingin mencoba, baru rela menerima kalah.   Dia tidak berani meremehkan musuh.   Begitu bertarung, sepasang telapaknya segera menggunakan Tai-jiu-im, dua tangannya menjadi besar.   Setelah menerima beberapa serangan, Wan Fei-yang terus mundur.    Perintah Maut Karya Buyung Hok Pedang Angin Berbisik Karya Han Meng Kemelut Blambangan Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini