Legenda Pendekar Ulat Sutera 6
Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying Bagian 6
Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya dari Huang Ying "Harap Cianpwee menggunakan pisau!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 169 "Baiklah!" Kata Siau Sam Kongcu. Dengan tangan kiri dia mengambil api di lampu. Api terus berputar dan menyala semakin terang, dan juga semakin panas, membuat Su Ceng-cau merasa sesak nafas. Nyala api yang berputar kemudian jatuh ke dalam luka Lu Tan. Segera timbul suara CES! CES! Daging yang sudah busuk terjatuh. Asap putih pelan- pelan naik dan tercium bau hangus. Su Ceng-cau tidak kuat melihatnya, dia membalikkan tubuh. Yang pasti kesakitan ini bukan orang biasa yang bisa menahan, tapi di luar dugaan, Lu Tan bisa menahannya dan sampai sedikit suara mengeluh pun tidak terdengar. Butiran keringat besar terus menetes. Dia tetap bertahan. Sorot matanya memandangi luka, melihat daging yang busuk jatuh dari luka dan darah merah terus mengalir. Akhirnya pisau Siau Sam Kongcu sampai di tulang iganya. Begitu dikerik, Su Ceng-cau segera menutup telinganya. Suara itu benar- benar sangat' menakutkan, membuat orang merasa merinding. Entah sudah lewat berapa lama, Su Ceng-cau juga tidak tahu. Sampai Siau Sam Kongcu membentak. "Ceng-cau!", dia baru terbangun dari mimpi. "Guru!" Dia sudah tidak mendengar suara kerikan tulang tapi dia tetap tidak berani melihat. "Cepat bawa obat kemari!" Siau Sam Kongcu berpesan. Su Ceng-cau baru menoleh, terlihat api itu masih berputar-putar di telapak Siau Sam Kongcu, tapi warna api berubah menjadi ungu kehijauan. Wajah Siau Sam Kongcu pucat seperti kertas, keringat terus menetes, bajunya basah oleh keringat. Meng obati seakan- akan terlihat mudah tapi sebenarnya sudah menguras banyak tenaga dalamnya. "Obat apa?" Su Ceng-cau terlihat sedikit kacau. Sorot mata Siau Sam Kongcu menuju ke kotak kedua di atas meja. Di dalam kotak, ada dua botol giok kecil.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 170 "Di dalam botol?" Suara Su Ceng-cau gemetaran. "Beri aku satu gelas!" Su Ceng-cau dengan kuku membuka tutup botol yang sudah disegel dengan lilin dan menumpahkan bubuk obat ke gelas giok kecil. Obat bubuk berwarna merah dan mengeluarkan bau pedas. Su Ceng-cau tidak tahan dan bersin. "Hati-hati! Obat ini sangat sedikit. Lebih baik menumpahkannya ke telapak kiriku!" Mulut Siau Sam Kongcu berbicara, tapi matanya tetap melihat luka Lu Tan. "Tapi..." Su Ceng-cau melihat di telapak kiri Siau Sam Kongcu masih ada api. "Cepat tumpahkan!" Siau Sam Kongcu membentak. Terpaksa Su Ceng-cau menumpahkan obat. Api segera mengeluarkan suara FENG! Berubah menjadi warna merah. Jelapak Siau Sam Kongcu segera membalik. Merah yang seperti darah itu ditempelkan di luka Lu Tan. Daging di tubuh Lu Tan mengerut, tapi dia tetap tidak berteriak. Dia menggigit bibirnya sampai mengeluarkan darah. Akhirnya dia pingsan dan roboh ke ranjang. "Dia!" Su Ceng-cau berteriak. "Tenanglah!" Siau Sam Kongcu menghembuskan nafas. Dia mengambil kain yang sudah disiapkan dan membalut luka Lu Tan. Su Ceng-cau melihat kiri dan kanan, dia kerepotan ingin membantu tapi tidak tahu apa yang harus dia bantu. Melihat Siau Sam Kongcu sudah selesai membalut luka, dia berteriak. "Guru! Mengapa dia masih pingsan?" "Bila dia sadar nanti akan pingsan lagi. Biarlah dia pingsan, malah akan lebih nyaman!" Kata Siau Sam Kongcu. "tenanglah, racun sudah bersih, biar dia istirahat sebentar, dia akan bisa pulih kembali!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 171 "Betulkah?" Su Ceng-cau masih tidak percaya. "Kapan guru pernah berbohong kepadamu?" Su Ceng-cau mengangguk. Dia melihat Lu Tan dan berkata. "Orang ini benar-benar aneh. Jelas-jelas sakit, mungkin berteriak akan lebih nyaman baginya, tapi dia malah tidak mau berteriak, orang yang tidak tahu akan mengira dia bisu!" "Kau tahu apa. Ini namanya laki-laki besi!" Mata Siau Sam Kongcu memancarkan cahaya memuji. "Mungkin ayahnya juga beradat keras?" "Makanya Liu Kun tidak suka!" Siau Sam Kongcu segera bangun untuk membereskan barang. Mata Su Ceng-cau berputar. "Orang ini lucu juga!" "Ceng-cau, aku kira lebih baik kau mengantar orang ini keluar!" "Mengapa? Apakah Liu Kun akan mencari sampai ke sini? Aku tidak takut!" Siau Sam Kongcu ingin mengatakan sesuatu tapi perkataan tidak keluar dari mulutnya. Akhirnya dia berjalan keluar. Dia sudah melihat Su Ceng-cau tertarik dengan orang ini. Kalau tidak dihadang, akan menimbulkan kerepotan lagi. Memang dia sudah melihat hal ini tapi dia juga seperti itu, apa yang bisa dia katakan? 62-62-62 Malam bertambah larut. Semua orang di rumah Ling-ong sudah tidur kecuali Siau Sam Kongcu. Selain itu, mungkin hanya pasukan yang berpatroli yang belum tidur. Tiba-tiba dari atas dinding yang tinggi, ada orang meloncat masuk. Dia adalah Siau Cu! Setelah meloncat turun, dia segera masuk ke dalam semak-semak. Gerakannya lincah dan cepat, mata dan telinga dipasang dengan baik.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 172 Dia mendengar suara seruling, suara seruling yang ditiup berasal dari gunung buatan di sana. Suara seruling seperti sedang berbicara juga seperti menangis. Dia melihat Siau Sam Kongcu sedang duduk di gunung buatan dan bermain seruling. Jarak mereka sekitar 20 depa, tapi Siau Sam Kongcu bisa melihat dengan jelas. "Pelajar-yang tidak pengertian. Malam-malam begitu meniup seruling, apakah tidak tahu bisa meng' ganggu orang tidur!" Sambil mengomel Siau Cu keluar dari semak-semak dan berjalan ke arah koridor. Koridor berbelok dan berbelok lagi, tapi sepan jang jalan tidak ada orang. Siau Cu merasa senang juga kecewa, karena dia ingin menangkap satu orang untuk ditanyai di mana Lu Tan berada. Siau Cu mencurigai kebaikan Su Ceng-cau, mana mungkin dia tidak datang menengok Lu Tan? Koridor berbelok lagi. Tiba-tiba di depan terdengar lagi suara seruling. "Orang di sini memang aneh. Semua orang senang meniup seruling malam-malam!" Siau Cu marah tapi sorot mata segera membesar. Karena orang yang meniup seruling bukan orang lain tapi tetap adalah Siau Sam Kongcu. "Apakah ada orang yang begitu mirip?" Siau Cu mundur. Dia balik meloncat pagar bunga dan mengendap-endap berjalan ke kamar sana. Di sepanjang jalan dia selalu sangat hati-hati. Sebelum masuk ke dalam ruangan, suara seruling sudah keluar dari sana. Siau Cu melihat, dan terlihat lagi Siau Sam Kongcu duduk di depan kamar meniup seruling. "Celaka!" Waktu Siau Cu ingin kabur, suara seruling sudah berhenti dan kemudian terlihat kedipan bayangan orang, Siau Sam Kongcu sudah menghadang di depan Siau Cu. Terpaksa Siau Cu bertepuk tangan.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 173 "Ilmu yang bagus!" Siau Sam Kongcu melihat dia dan berkata. "Sama-sama. Mengapa tuan yang bermain .sulap di Sin-sa-hai bisa main kemari? Tidak hanya berilmu bagus, kau juga seorang yang berani!" "Ternyata adalah orang yang sudah kenal, kita bisa lebih enak berbicara!" "Tuan malam-malam datang ke rumah Ling-ong, apa tujuanmu? Apakah ingin mencari temanmu?" Siau Sam Kongcu tetap tertawa. "Aku tidak mau menutupi hal ini. Sekarang di mana dia berada?" "Di dalam rumah Ling-ong! Bisa mempunyai teman yang setia kawan^sepertimu, marga Lu tidak sia-sia hidup sekarang ini!" "Bagaimana keadaannya?" "Tidak ada masalfth dengan lukanya. Bila sanggup pulang, dia akan pulang sendiri!" Siau Sam Kongcu menunjuk dengan seruling. "sekarang silah kan pulang!" "Aku ingin bertemu dengannya!" "Di setiap tempat ada aturan main. Kau masuk dengan meloncat pagar tinggi. Karena kau baru pertama kali, aku memaafkanmu. Kau seharusnya merasa puas!" "Bila ingin..." "Kau harus melewati aku dulu!" "Malam ini aku tidak tertarik!" Siau Cu melayangkan tangan. "kita bertemu di lain waktu!" Dia berlari keluar, karena sudah melihat akan sulit melewati Siau Sam Kongcu. Setelah Siau Cu pergi, Siau Sam Kongcu berkata sendiri. "Lihat, kerepotan sudah datang!" Su Ceng-cau keluar dari gunung buatan. Dia tertawa kecut. "Di mana pun aku berada selalu tidak bisa lolos dari pandangan guru!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 174 "Menjadi seorang guru memang tidak mudah!" "Mengapa guru tidak menyuruh dia membawa Lu Tan pergi?" "Kau yang menyelamatkan dia. Tentang kapan harus dipulangkan, kau yang harus mengambil keputusan!" Siau Sam Kongcu menarik nafas. "kau harus bisa berpikir baik-baik!" Su Ceng-cau kelepasan berkata. "Baik! Apapun yang terjadi, sampai waktunya nanti aku harus memberikan jawaban yang jelas!" "Apa?" Siau Sam Kongcu merasa aneh. Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Tidak ada apa-apa!" Su Ceng-cau sudah meninggalkan tempat. Siau Sam Kongcu tidak memanggil dia, hanya menggelengkan kepala. Sebenarnya seberapa besar yang dia bisa tahu? *** Selama empat hari berturut-turut tidak ada kabar tentang pembunuh, hati Liu Kun merasa tidak nyaman. Tapi dia juga tidak mengambil tindakan apa-apa karena masih ada hal yang lebih penting menunggunya. Pagi ini dia keluar dari belakang rumah secara rahasia, naik ke atas kuda, kemudian bersama dengan sekelompok orang diam-diam meninggalkan rumah dari pintu belakang. Sampai di luar kota, dia tetap berpesan. "Rapat Tiang-teng diadakan hari ini, sepanjang jalan kita harus lebih hati-hati, jangan sampai tersebar luas. Orang yang ingin aku temui, aku harap orang lain tidak tahu bahwa dia sudah berada di ibukota!" In Thian-houw dan Hongpo bersaudara segera menjawab. "Kami tahu!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 175 "Kalian harus hati-hati, beri kesan baik kepada orang ini!" Liu Kun berpesan lagi. "Kami mengerti!" 63-63-63 Tiang-teng kuno berada di selatan kota, jauhnya sekitar 10 li. Cat-cat merah sudah terkelupas, kelihatannya sudah lama tidak digunakan. Walau di mana pun, Ling-ong selalu mempunyai sikap yang tidak biasa. Nama aslinya Cu Cin-hoo, ayahnya adalah putra ke-17 Tai-cu. Dia menamakan diri Ling-ong. Tadinya dia hanyalah seorang raja kecil di daerah, tapi dalam beberapa tahun ini dia terus menambah pasukan. Sekarang dia sudah menjadi seorang raja kecil yang kuat, maka selalu menjadi orang rebutan Liu Kun dan kaisar. Kali ini dia masuk ke ibukota pasti bukan tanpa sebab. Dia mempunyai empat orang pengawal setia. Liu Hui-su, Cia Ceng- hong, Hoa Pie-li, Soat Boan-thiatt, mereka dijuluki Su-ki-sat-jiu (Pembunuh 4 musim). Sekarang mereka semua ikut datang ke ibukota. Empat orang Su-ki-sat-jiu ini seperti orang yang terpelajar, maka sekarang mereka berpenampilan seperti sastrawan. Soat Boan-thian dulu pernah muncul dengan penampilan seorang tabib di luar pintu kediaman Liu Kun menjual obat. Sekarang dia sudah kembali berpenampilan seperti seorang sastrawan. Bila dibandingkan dengan tiga pembunuh yang lain, dia tampak tidak berbeda dengan mereka. Selain mereka berempat, masih ada pengawal yang aneh, yaitu seekor beruang hitam yang sangat besar. Waktu Liu Kun datang, Ling-ong sedang mem beri makan buah- buahan kepada beruang hitam itu. Semua orang melihat dan merasa aneh, tidak terkecuali Liu Kun. Terdengar suara teriakan. "Kiu-cian-swe hadir!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 176 Ling-ong menaruh buah-buahan yang di tangannya dan menyambut Liu Kun. "Sepanjang jalan Ong-ya pasti lelah!" Liu Kun sudah dapat mengucapkan kata-kata seperti ini dengan lancar, tapi sekarang ketika keluar dari mulutnya, dia merasa tegang. "Menyuruh Liu-congkoan kemari, aku benar-benar merasa tidak enak!" Ling-ong memegang pundak Liu Kun. "silahkan masuk! Makanan dan arak sudah siap. Walaupun pondok sudah usang, tapi kursi dan meja masih baru!" Setelah bersulang, Ling-ong baru berkata. "Peristiwa Cin-hai-lou beberapa hari yang lalu sudah mengejutkan Liu-congkoan!" "Karena menumpang keberuntungan Ling-ong, memang terkejut tapi tidak mengalami bahaya!" Liu Kun sama sekali tidak merasa pernyataan Ling-ong di luar dugaan. Karena mata-mata yang ditempat kan di ibukota sangat banyak, maka kabar apapun yang terjadi, dia bisa mendapatnya dengan cepat, apalagi waktu itu ada Tiang-lek Kuncu. "Katanya sampai sekarang pembunuhnya belum ditemukan?" "Walaupun belum tertangkap tapi sudah ada petunjuk. Demi tidak mengejutkan mereka, pada saat nya nanti kita akan menjala mereka sekaligus!" "Baik!" Ling-ong telihat sangat percaya dengan kata-katanya. "Tidak disangka walaupun Ong-ya berada di Kanglam, tapi apa yang terjadi di ibukota bisa tahu dengan jelas!" Akhirnya kata-kata ini keluar juga dari mulut Liu Kun. "Tapi sayang belum bisa berbagi kekhawatiran Liu-congkoan!" "Obat yang mengobati hati sudah diantarkan, itu lebih dari cukup!" "Itu adalah hal kecil!" "Ong-ya terlihat sangat mendukung rapat di Tiang-teng hari ini. Aku pasti bertambah tenang!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 177 Jamuan ini tidak sederhana, tapi dua orang ini mempunyai beberapa maksud. 64-64-64 Pada waktu yang bersamaan, Fu Hiong-kun ditemani oleh Tiong Toa-sianseng datang ke An-lek-hu. Dia datang untuk mencari kabar baru dan sekalian memberitahu Su'Yan-hong bahwa Siau Cu malam-malam pergi ke Ling-ong Fu, tapi pulang dengan tangan kosong. Su Yan-hong merasa terkejut. "Dia terlalu ceroboh. Di sana ada Siau Sam Kongcu, ingin membawa orang pergi, itu bukan hal yang mudah!" "Malam itu dia bertemu dengan Siau Sam Kongcu, tapi Siau Sam Kongcu tidak mempersulit nya!" Kata Fu Hiong-kun sambil tertawa. "masih memberitahu Kongcu bahwa luka Lu Tan tidak perlu dikhawatirkan!" "Siau Sam Kongcu bukan orang jahat!" Kata Tiong Toa-sianseng sambil menarik nafas. Su Yan-hong sedikit khawatir. "Apakah Ceng-cau tahu? Kalau tahu, aku takut hal ini..." Dia tidak meneruskan pembicaraannya, tapi Fu Hiong-kun bertanya. "Apakah terhadap peristiwa ini, Tiang-lek Kuncu mempunyai tujuan lain?" "Mana mungkin?" Su Yan-hong menggelengkan kepala. "Kita hanya mengkhawatirkan Lu Tan. Kalau Hou-ya ada waktu, apakah bisa membawa kami ke sana untuk bertemu dengannya?" Sambil berbicara, Fu Hiong-kun juga memperhatikan perubahan ekspresi Su Yan-hong. "Tentang ini..." Su Yan-hong tidak tahu apa yang harus dia jawab. Ada suara berkata. "siapa yang ingin bertemu Lu Tan?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 178 Mendengar suara ini, kepala Su Yan-hong menjadi besar. Dia tidak lupa waktu yang dijanjikan sudah sampai. Benar saja, yang masuk adalah Su Ceng-cau. Fu Hiong-kun segera berkata. "Apakah bisa mempertemukan kita dengan Lu Tan?" "Aku tidak berniat jahat terhadapnya. Aku dengan tulus menyelamatkannya. Mengapa kau berkata seperti itu?" Fu Hiong-kun terpaku. Su Yan-hong melihat wajah Su Ceng-cau. Dia menarik nafas. "Lu Tan berada di tempatmu tidak ada baik- .nya..." "Aku tidak mau tahu!" Su Ceng-cau melihat Su Yan-hong. "bila kau ingin aku menyerahkan Lu Tan, kau harus menyetujui syarat yang aku ajukan." Su Yan-hong menarik nafas lagi. Fu Hiong-kun merasa aneh. Dia bertanya kepada Su Yan-hong. "Syarat apa? apakah aku bisa membantu?" Su Yan-hong belum menjawab, Su Ceng-cau sudah melihat Fu Hiong-kun dan tertawa dingin. "Bila ada kau, masalah akan jadi lebih buruk!" "Mungkin aku yartg sudah tua..." Tiong Toa-sianseng menyela. "Tidak ada orang yang bisa membantu dia. Ini adalah masalah pribadi, hanya dia sendiri yang bisa membereskannya!" Su Ceng-cau melihat Su Yan-hong berkata lagi. "Apakah sudah kau pikirkan?" "Tidak!" Su Yan-hong kelepasan. Kata-kata yang sudah keluar tidak bisa ditarik kembali. Dia hanya melihat Su Ceng-cau dengan bengong. "Apakah kau sudah lupa hari ini adalah hari terakhir?" "Aku...aku..." Kata-kata berikutnya tidak bisa diteruskan Su Yan- hong.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 179 "Kau masih belum memikirkannya?" "Betul..." Su Yan-hong tertawa kecut. "Apakah butuh waktu lagi?" "Betul!" Kali ini Su Yan-hong menjawab dengan tegas. "Baik! Aku beri kau waktu satu hari lagi. Bila kau masih tidak ada jawaban..." Su Ceng-cau tertawa dingin. "Bagaimana.. ..bagaimana?" "Aku akan menyerahkan Lu Tan kepada Liu Kun. Biar kau yang tawar-menawar dengan dia!" Kata Su Ceng-cau tanpa ampun. Fu Hiong-kun cemas dan berteriak. "Tidak! Bila Lu Tan ada di tangan Liu Kun, dia pasti akan mati!" "Itu adalah masalah dia!" "Sebenarnya apa yang Kuncu ingin Hou-ya lakukan? Lebih baik terus terang saja, kita akan bantu menasehati Hou-ya!" Fu Hiong- kun juga memohon. "Kalian jangan mengurusi hal ini!" Fu Hiong-kun memohon kepada Su Yan-hong. "Hou-ya!" Su Yan-hong mengayunkan tangan ingin mengatakan sesuatu, tapi Su Ceng-cau sudah memotong. "Besok adalah hari terakhir. Kau sudah tahu siapa aku. Apa yang sudah aku katakan tidak akan ditarik kembali!" Begitu menyelesaikan kata-katanya, dia sudah membalikkan tubuh berjalan pergi. Sepertinya Su Yan-hong ingin memanggil dia, tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. "Yan-hong, apa yang terjadi?" Tanya Tiong Toa-sianseng. Su Yan-hong menarik nafas. Dengan lembut Fu Hiong-kun berkata. ''Satu orang bisa memikirkan sedikit akal, dua orang yang memikirkannya akan bertambah akal, mungkin..."Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 180 "Masalah ini..." Su Yan-hong menggelengkan kepala. "Walaupun ini adalah masalah pribadimu, tapi mengapa tidak memberitahu, sampai guru juga tidak kau percayai?" "Dia ingin aku memperistrinya!" Fu Hiong-kun merasa canggung tapi Tiong Toa-sianseng malah tertawa. "Ini adalah hal yang baru! Bagaimana menurutmu Kuncu ini? Apakah kau berniat memperistri dia?" "Sifat murid seperti apa, guru paling tahu!" Su Yan-hong tertawa kecut. "Apakah kau menyukai dia, tidak ada hubung annya dengan sifatmu yang seperti apa." Tiong Toa-sianseng tertawa dingin. "Sampai sekarang guru masih bisa bercanda?" Su Yan-hong melihat Fu Hiong-kun. Tiong Toa-sianseng juga melihat Fu Hiong- kun. "Hiong-kun, sepertinya kita memang tidak bisa membantu!" Fu Hiong-kun mengangguk. Dia diam-diam melihat Su Yan- hong. Tiba-tiba Su Yan-hong seperti teringat sesuatu lalu berkata. "Kalian tenanglah, aku pasti mencari cara untuk mengatasi masalah ini. Tunggulah kabar baik dariku!" Tiong Toa-sianseng dan Fu Hiong-kun dengan aneh melihatnya dan merasa aneh. Tapi Su Yan-hong tidak berkata apa-apa. Dari ekspresi wajahnya terlihat dia penuh percaya diri. 65-65-65 Liu Kun tetap tidak mendapat kabar mengenai Lu Tan. Lu Tan yang bersembunyi di Ling-ong benar-benar di luar dugaan Liu Kun. Orang-orang Liu Kun juga tidak terpikir untuk mencari Lu Tan ke Ling-ong-hu. Sebenarnya mereka sudah tidak bersemangat dengan pengejaran Lu Tan. Dalam pikiran mereka, jika Lu Tan bukan sudah pergi jauh, pasti dia bersembunyi di suatu tempat rahasia. Mereka juga tahu Lu Tan terkena racun.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 181 Sekarang pikiran Liu Kun sudah bergeser ke Ling-ong. Setelah perjamuan Tiang-teng, wajah dia menjadi seram seperti akan turun hujan lebat. In Thian-houw dan Tiang-seng sudah merasakan perubahan wajah Liu Kun. Mereka juga merasa berat tapi tidak berani sembarangan bicara. Mereka sedang menunggu Liu Kun yang mulai berbicara. "Ling-ong benar-benar licik. Kali ini tiba-tiba dia masuk ke ibukota dan Su-ki-sat-jiu ikut serta. Jika mengatakan Ling-ong tidak ada rencana, siapa yang akan percaya?" Akhirnya Liu Kun membuka suara. Tidak ada orang yang berani berkata tidak, Tiang-seng melihat Hongpo Ih seperti ingin mengatakan sesuatu. Dia tahu Hongpo Ih selalu ingin dipuji dan bicaranya selalu tanpa berpikir dulu. Jika sekarang salah bicara, tidak hanya akan membuat Liu Kun marah, bagi semua otang juga tidak ada kebaikan, maka dia cepat berkata dulu. "Dia bisa mendapatkan kabar Cin-hai-Iou dengan cepat, berarti sudah menempatkan banyak , mata-mata di daerah ibukota!" "Itu sudah pasti!" Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kata Liu Kun. Hongpo Tiong yang di sisi tiba-tiba menyela. "Selain dengan Kiu-cian-swe, apakah Ling-ong akan bertemu orang lain di ibukota?" "Sepertinya tidak aneh. Menurutku orang ini selalu berencana di dalam hati. Mungkin di matanya, aku hanyalah sebuah biji catur yang tidak berguna!" Kata Liu Kun. "Ternyata Kiu-cian-swe sudah bisa membaca orang ini!" Kata Hongpo Tiong. Dia menjilat dengan cepat. "Dan orang itu juga bisa menebak apa yang aku pikirkan. Antara kita pasti akan ada pertarungan sengit!" Kata Liu Kun. "Kiu-cian-swe benar-benar gagah. Ling-ong bukan lawan yang berarti." Kata Hongpo Tiong menjilat.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 182 Akhirnya wajah Liu Kun mengeluarkan tawa. "Yang pasti aku mengharapkan juga bertarung terang-terangan dengan Ling-ong!" "Baik! Baik!" Hongpo Tiong ingin mengatakan sesuatu tapi di luar terdengar suara ribut. Liu Kun mengerutkan alis. Tiang-seng sudah berlari keluar, tapi dengan cepat dia kembali lagi dan wajah berseri-seri. "Ada kabar gembira apa?" Tanya Liu Kun. "Lu Tan sudah ketahuan bersembunyi di mana! Anak buahku sudah memeriksa, pembunuh sangat mungkin bersembunyi di rumah Ling-ong!" "Apa? Sebenarnya..." Liu Kun tiba-tiba diam. Tiang-seng melapor lagi. "Setelah peristiwa Cin-hai-lou, Tiang-lek Kun-cu pernah datang ke toko obat membeli banyak obat luar dan keluar masuk ke An-lek- hu sebanyak dua kali!" "Oh?" Dua alis Liu Kun melayang. "Masih ada lagi. Hari itu waktu aku mengejar Lu Tan ke hutan di belakang Cin-hai-lou, aku pernah bertemu dengan Tiang-lek Kuncu. Hanya waktu itu tidak menyangka Kuncu yang begitu anggun bisa menyembunyikan pembunuh!" "Benar-benar tidak disangka. Haj ini pasti ada hubungannya dengan Su Yan-hong!" Kata Liu Kun. "Kita akan mengirim orang untuk terus mengawasi An-lek-hu!" Liu Kun berkata sendiri. "Ling-ong masuk ke ibukota. Tiang-lek Kuncu menyembunyikan pembunuh. Masalah semakin rumit!" "Kita sudah mendapat petunjuk, kita bisa masuk ke rumah Ling- ong secara diam-diam!" Kata In Thian-houw. "Sepertinya sangat mudah!" Kata Liu Kun. "Kiu-cian-swe tenanglah!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 183 "Di dalam Ling-ong-hu banyak pesilat tang-t guh. Selain Su-ki- sat-jiu, masih ada Siau Sam Kongcu. Bagaimana aku bisa tenang?" Kata Liu Kun. "Tapi bisa masuk mencari tahu, itu sangat baik. Hanya saja kita harus berhati-hati, jangan memperbesar masalah dan mengejutkan Ling-ong!" "Kami pasti akan hati-hati!" "Tentang Su Yan-hong dan Ling-ong, aku akan mengaturnya dengan baik!" Liu Kun tertawa. Melihat tawanya, siapapun bisa mencurigai pembicaraannya. 66-66-66 Sesampainya di Ling-ong-hu, Su Ceng-cau tidak menyapa siapapun. Dia melihat ke atas dan berjalan dengan cepat. Sifat Kuncu seperti apa, semua orang di Ling-ong-hu sudah tahu. Maka jika bisa, menghindarlah jauh-jauh. Melihat mereka seperti itu, dalam hati Su Ceng-cau berpikir. 'Akhirnya kalian tahu diri juga!' Dia tidak mencari gara-gara. Mendengar ada suara raungan, dia terkejut dan melihat. Terlihat di tiang batu terikat seekor beruang hitam. Beruang itu sedang berputar-putar. Soat Boan-thian duduk di atas tiang batu. Su Ceng-cau marah. "Siapa yang suruh bawa beruang ini masuk?" Soat Boan-thian belum menjawab, ada suara yang menjawab. "Aku!" Su Ceng-cau segera memutar tubuh, berteriak. "Ayah!" Ling-ong sedang duduk di atas tangga. Dia melihat Su Ceng-cau berlari ke arahnya, dia memeluk putrinya dengan erat. "Mengapa ayah bisa datang ke sini?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 184 "Karena mengkhawatirkan putrinya!" Mata Ling-ong menunjukkan penuh rasa sayang. "kau lebih kurus, apakah tidak betah tinggal di sini?" "Aku merindukan ayah!" Yang pasti Su Ceng-cau tidak berkata jujur. Tapi Ling-ong sudah melihatnya, dia tertawa. "Aku melihat kau merindukan orang lain..." Su Ceng-cau berteriak. "Jangan sebut lagi orang yang bernama Su Yan-hong!" Waktu tersadar dia sudah membocorkan rahasia dan ingin menarik kembali kata-katanya, Ling-ong tertawa terbahak-bahak. "Bagaimana dengan Su Yan-hong?" "Dia menghinaku!" "Benarkah? Mari beritahu kepada ayah bagaimana cara dia menghinamu!" Ling-ong menepuk-nepuk pundak Su Ceng-cau. Siau Sam Kongcu bertepatan keluar dari dalam. "Jika Ong-ya ada perlu, aku pamit dulu!" Dia sambil memberi isyarat dengan matanya kepada Su Ceng-cau. Su Ceng-cau melihatnya. Awalnya terpaku kemudian terkejut. Ling-ong tidak melihat. Dia tertawa. "Siau-suhu bukan orang lain, mengapa harus menghindar?" "Kalau Ong-ya berkata begitu, aku terpaksa tinggal di sini menemani!" Siau Sam Kongcu memberi isyarat mata lagi kepada Su Ceng-cau. Su Ceng-cau segera mencari alasan. "Ayah, aku ganti baju dulu!" "Baik!" Melihat Ling-ong membalikkan tubuh, Su Ceng-cau segera kabur. 67-67-67Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 185 Di dalam rumah. Dari jauh Su Ceng-cau sudah melihat Liu Hui- su, Cia Ceng-hong sedang duduk di pondok dalam kebun. Dia pura- pura tidak melihat, tapi dua orang ini saat melihat Su Ceng-cau berjalan dan mendekat. Mereka sama-sama berdiri dan memberi hormat. "Apa kabar Kuncu?" "Kalian juga ikut kemari?" Su Ceng-cau terpaksa menyapa mereka. "Apakah Kuncu ada pesan?" "Tidak ada!" Dia segera masuk ke kamar Lu Tan. 68-68-68 "Lu Tan!" Su Ceng-cau masuk memanggil Lu Tan pelan-pelan, tapi tidak ada respon darinya. Kelambu tertutup tapi tidak ada orang. Kemanakah dia? Su Ceng-cau terkejut bukan main. Dia ingin mencari Siau Sain Kongcu untuk bertanya, tapi begitu membalikkan tubuh, dia segera berteriak. "Hiang-bwe!" Hiang-bwe adalah pelayan yang diaturnya untuk mengurus Lu Tan. Hiang-bwe segera keluar menghampiri. "Ada apa?" Setelah melihat ti(lak ada orang lain di sekeliling, Su Ceng-cau segera bertanya. "Bagaimana dengan dia? Apakah orang-orang ayah melihat dia?" Hiang-bwe menggelengkan kepala dan menjelaskan. "Karena aku melihat mereka kesana-kemari dan selalu berjalan kemana-mana, aku takut mereka tahu, maka mencari kesempatan membawa Kongcu itu ke kamar nona!" Su Ceng-cau menghembuskan nafas lega. Dia pelan-pelan memukul Hiang-bwe. "Mengapa tidak dari tadi memberitahu padaku? Hampir-hampir aku mati karena terkejut!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 186 Hiang-bwe tertawa. "Nona baru pulang, sekarang aku baru ada kesempatan berbicara dengan nona!" Hiang-bwe berkata lagi. "tidak ada tempat yang lebih aman dari pada kamar nona!" "Celaka! Kalau ayah tahu di kamarku ada seorang laki-laki!" "Aku sangat hati-hati, nona harap tenang. Aku tidak akan memberitahu kepada orang lain!" Hiang-bwe berkata dengan serius. "Kalau kau beritahu kepada orang lain, aku akan memotong lidahmu!" Su Ceng-cau marah sambil tertawa. Pada hari kedua, Ling-ong masuk ke istana untuk bertemu dengan kaisar. Walaupun kaisar terus berkata jangan sungkan, tapi Ling-ong tetap menemui kaisar dengan penuh rasa hormat. Kaisar segera mencari alasan agar Siau-te-lu pergi dari sana dan hanya tinggal Thio Gong di sana. Sebenarnya Thio Gong hanya berjaga-jaga bila Siau-te-lu atau orang-orang Liu Kun tiba-tiba masuk. Setelah Siau-te-lu pergi, kaisar baru berkata. "Sekarang kita bisa berbicara dengan tenang!" "Kasim kecil itu..." "Dia adalah orang kepercayaan Liu Kun. Liu Kun mengira aku tidak tahu!" "Baginda memang hebat!" "Apakah kau tahu tujuanku menyuruhmu ke ibukota?" Ling-ong mengangguk. Kaisar menarik nafas. "Liu Kun adalah seekor rusa yang licik. Tiong-san-ong-hu sudah berada dalam pengawasan dia. Sampai-sampai aku ingin mencari Su Yan-hong untuk berunding pun menjadi masalah. Maka aku terpaksa menyerahkan hal ini kepadamu!" "Baginda pasti mempunyai rencana yang sempurna!" Kaisar tanpa terasa sudah berdiri.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 187 "Kekuatan Liu Kun semakin besar, jika tidak ditepis sekarang, mungkin kelak tidak ada kesempatan lagi!" "Maksud baginda?" "Semua pasukan ibukota sudah di dalam kekuasaan dia. Aku ingin menarik kembali 200 ribu pasukan di San-se-ta-tong!'' "Oh?" Ling-ong seperti merasa terkejut. "Aku akan mencari alasan untuk memeriksa San-se-ta-tong dan meninggalkan wilayah yang di kuasai Liu Kun, dan akan berkumpul dengan pasukanmu di Lam-kiang, baru kita lakukan sama-sama!" "Komandan San-se-ta-tong, Wie Ci-sui adalah seorang yang gagah berani tapi tidak mempunyai cara dan taktik..." Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku tahu. Maka aku sudah mengirim Ong-souw-jin ke sana untuk mengambil alih pasukan, dan aku akan mencari tahu lebih dalam tentang keadaan di sana!" "Mengenai masalah ini..." "Kau khawatir Liu Kun tidak akan dengan mudah mengijinkan Ong-souw-jin dipindah tugaskan ke San-se-ta-tong?" "Bukankah semua pejabat di kerajaan sudah dikuasai Liu Kun?" "Aku mempunyai rencana yang baik!" "Kalau begitu aku lebih tenang!" "Tugas bagian luar aku serahkan kepada kau dan Yan-hong!" "Baginda harap tenang. Pada waktu itu pasukan Lam-kiang akan membantu baginda menyingkirkan Liu Kun!" "Baik! Kalau sudah berhasil, aku akan menjadikanmu Cu-ong. Tiang-kang bagian selatan seluas ratusan li akan kuberikan kepadamu sebagai balas budi!" "Terima kasih baginda!" "Mengenai hal ini harap jangan kau bicarakan kepada Su Yan- hong! Yan-hong adalah pesilat tangguh di Kun-lun-pai, ada Tiong Toa-sianseng yang membantu di sisinya. Dia pasti bisa menghadapiLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 188 kaki tangan Liu Kun!" Kaisar juga bertanya. "katanya kau juga membawa pesilat-pesilat tangguh dari Lam-kiang?" "Itu karena putraku Kun-cau yang menyukai ilmu silat dan mengundang mereka datang mengajari dia, bukan pesilat tangguh di dunia persilatan!" "Apakah Kun-cau ikut datang kali ini?" "Tidakl Dia lebih menurut daripada Ceng-cau. Aku tidak ingin Ceng-cau datang, tapi dia malah diam-diam keluar. Terpaksa aku akhirnya mengijin-kan!" "Aku sudali pernah bertemu dengannya, adat nya hanya sedikit semaunya sendiri, Tapi cukup membuat orang suka kepadanya!" Kaisar teringat Su Ceng-cau dan tertawa. Ling-ong tidak memperhatikan ada keanehan dalam tawa kaisar. 69-69-69 Su Ceng-cau memang beradat semaunya. Siau Sam Kongcu menyuruhnya berlatih ilmu pedang, tapi dia malah berkata sedang tidak enak hati dan menolak berlatih. Siau Sam Kongcu tidak memaksa, hanya bertanya. "Bila hari ini tidak berlatih, berlatihlah besok. Bagaimana rencanamu terhadap Lu Tan yang sekarang tinggal di kamarmu?" "Belum jelas terpikir!" Siau Sam Kongcu menarik nafas. "Adatmu yang semaunya sendiri itu tidak apa-apa, tapi aku harap kau jangan melukai orang lain. Jika ingin terus menyembunyikan dia di sini, kau harus berencana untuk mengatakannya!" "Bukankah guru mengajarkanku harus menjaga keadilan dan melindungi yang lemah?" "Itu harus dilakukan dengan melihat situasi. Bila Liu Kun tahu..." "Dia tidak akan tahuf" "Bagaimana dengan ayahmu?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 189 "Kecuali guru dan Siau-bwe, kalau hal ini tidak kita bicarakan, mana mungkin orang lain bisa tahu. Kalau tidak ada yang tahu, mana mungkin ayah bisa tahu!" "Aku harap kau berhati-hati! Lebih baik Lu Tan cepat diantar keluar dari sini!" "Yang itu harus melihat apakah An-lek-hou setuju?" Tapi kata- kata ini tidak dikatakan Su Ceng-cau. 70-70-70 Kemarin Su Yan-hong berkata kalau dia sudah mempunyai rencana yang baik, sebenarnya tidak ada. Bila terpikir Su Ceng-cau, kepalanya selalu terasa akan membesar. Bila ada yang datang berkunjung, dia selalu merasa terkejut dan bergetar. Yang datang berkunjung bukan Su Ceng-cau tapi Tan Koan. Dia adalah orang kepercayaan Liu Kun, tapi kedatangannya di luar dugaan Su Yan-hong. Tan Koan datang mengantarkan surat undang .an sehubungan dengan kedatangan Ling-ong ke ibu kota. Liu Kun ingin membuat pesta untuk Ling-ong. Yang pasti Su Yan-hong turut diundang karena dia masih mempunyai hubungan saudara dengan Ling-ong. Tapi Tan Koan menutupi maksud surat undangan ini, entah apa penyebabnya? Su Yan-hong tidak tahu Ling-ong dan Liu Kun sudah pernah bertemu di Tiang-teng. Walaupun tahu, dia akan mengira tujuan Liu Kun hanyalah untuk menutup mata orang lain. Tapi tidak menyangka Liu Kun mempunyai tujuan yang lain. Ling-ong pun sama sekali tidak menyangka. 71-71-71 Su Yan-hong pergi ke Pek-in-koan. Yang penting dia beritahu Fu Hiong-kun dan lain-lain tentang masalah ini. Lam-touw tidak segera memberi pendapat. Dia hanya tertawa. Su Yan-hong juga tertawa. Tapi tawanya adalah tawa kecut. Fu Hiong-kun tidak melihat. Siau Cu tidak tahu dan bertanya.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 190 "Kalian sedang menertawakan apa?" "Tertawa?" Lam-touw bertanya aneh. "tidak disangka kau bisa menanyakan hal ini." "Setelah lama tinggal di sini pasti bisa melihat orang. Bukankah guru biasanya selalu cepat mengatakan sesuatu di dalam hati?" "Aku kira kau adalah anak pintar, tapi ternyata tidak. Kalau tidak, mengapa kau tidak mengerti?" "Mengerti apa?" Su Yan-hong menarik nafas. "Cianpwee mentertawakan aku, kemarin besar mulut mengatakan aku sudah mempunyai cara yang baik, tapi sebenarnya tidak ada!" "Tapi sekarang sudah ada!" Kata Lam-touw. Fu Hiong-kun juga berkomentar. _ "Liu Kun membuat perjamuan di rumah Su-ci. Mengundang Ling-ong dan Hou-ya, tidak terkecuali Tiang-lek Kuncu. Pastinya Siau Sam Kongcu juga ikut. Bila kita ingin masuk ke Ling-ong-hu untuk menyelamatkan orang, itu adalah waktu yang paling tepat!" Siau Cu mengangguk. "Bila tidak ada Siau Sam Kongcu, masalah akan lebih mudah. Hanya saja Ling-ong-hu begitu besar, bagaimana kita bisa tahu di mana Lu Tan di sembunyikan. Mungkin mencari sampai hari terang pun belum bisa ditemukan!" "Ternyata kau pintar juga!" Kata Lam-touw. Siau Cu bertanya kepada Su Yan-hong. "Hou-ya biasa keluar masuk Ling-ong-hu, pasti lebih hafal tempat daripada kita!" "Aku tidak lebih banyak tahu!" Su Yan-hong menggelengkan kepala. "satu-satunya cara adalah aku harus ke sana untuk mencari tahu di mana Lu Tan berada!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 191 "Baik!" Lam-touw setuju. "tapi jangan sampai diketahui oleh Tiang-lek Kuncu. Kalau tidak, dia akan bersiap siaga!" "Selain itu, juga harus berhati-hati terhadap mata-mata Liu Kun!" Kata Su Yan-hong. "Aku sudah mempunyai cara yang aman!" Kata Su Yan-hong. "Kali ini kau tidak mengatakan cara yang jitu!" Kata Siau Cu. "Cara yang jitu bukan cara yang baik, sedang kan bukan cara yang baik kadang-kadang akan menjadi cara yang baik! Kami di sini menunggu kabar baik darimu!" Kata Lam-touw tertawa. "Aku harap Lu Tan tidak dilukai sampai cacat oleh Tiang-lek Kuncu!" Siau Cu sedih. "Dia bukan orang jahat seperti itu!" Fu Hiong-kun membela Tiang-lek Kuncu. "Setelah melihat keadaan Lu Tan, kita akan tahu!" Kata Siau Cu. "Mengapa kau tidak percaya kepada Tiang-lek Kuncu?" Tanya Su Yan-hong. "Entah mengapa aku merasa Tiang-lek Kuncu sangat merepotkan orang, Apapun berani dilakukannya!" "Tapi menurutku sifat dia tidak jahat!" "Menurutku orang yang mempunyai sifat seperti dia, bila tidak suka, dia akan melampiaskan kepada orang lain..." Lam-touw tertawa lagi. "Kalau menurutku, gadis yang bersifat seperti dia, hanya dia satu-satunya yang pernah kutemui!" Siau Cu terpaku. Lam-touw tertawa terbahak- bahak. 72-72-72 Sebenarnya Su Ceng-cau tidak melampiaskan kemarahan kepada Lu Tan. Dia hanya khawatir sebelum Su Yan-hong menyetujui syaratnya, Lu Tan sudah sembuh dan ingin meninggalkan Ling-ong-hu. Sebenarnya Lu Tan sudah pernah berkata begitu.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 192 Dia tahu, menahan Lu Tan untuk terus tinggal di Ling-ong-hu bukan hal yang mudah. Dia tidak mempunyai alasan yang cukup baik untuk menahannya. Setelah berpikir lama, dia terpikir akan satu cara yang dianggapnya cara yang baik. Caranya adalah dengan sebungkus obat. Dia membelinya dari toko obat. Setelah dimasak, dia sendiri yang mengantarkannya kepada Lu Tan. Lu Tan tidak bisa tidak jadi minum. Obat sangat pahit, juga aneh rasanya. Setelah Lu Tan minum seteguk, kedua alisnya segera berkerut. Dia mencoba bertanya. "Bolehkah aku tidak meminum obat ini?" "Mengapa tidak mau diminum?" "Sangat pahit!" Jawab Lu Tan hanya begitu. "Kata pepatah, obat yang pahit pasti adalah obat yang manjur. Seorang laki-laki masa takut dengan rasa pahit?" Terpaksa Lu Tan minum seteguk lagi, tapi dia mengerutkan alis lagi. "Setelah minum, aku menjadi tidak nyaman!" "Berarti lukamu , belum sembuh sehingga minum obat juga terasa tidak nyaman!" Lu Tan bukan orang tidak berpengalaman. Tapi entah mengapa dia selalu merasa apa yang dikatakan Su Ceng-cau sangat masuk akal. Su Ceng-cau berkata lagi. "Obat ini aku sendiri yang memasaknya. Kalau kau tidak habiskan, aku pasti akan marah!" Setelah mendengar kata-kata ini, Lu Tan tidak berani membantah dan minum obat sampai habis. 73-73-73 Hiang-bwe menunggu di luar. Melihat Su Ceng-cau membawa mangkuk keluar, dia terkejut. "Betulkah dia minum sampai habis?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 193 "Kalau aku yang buka mulut, dia mana berani menolak?" Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Su Ceng-cau berkata dengan senang. "Kata tabib di toko obat, bila obat ini diminum, tulang dan syaraf akan merasa pegal dan tidak bertenaga. Anjing yang galak juga akan menjadi penurut! Kongcu ini sudah minum semangkuk besar..." Kata Hiang-bwe. "Tidak peduli dia akan menjadi apa! Aku akan membuat dia mengira dirinya belum sembuh dan tidak ada tenaga untuk meninggalkan tempat ini!" Hiang-bwe menggelengkan kepala dan menerima mangkuk kosong. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. "Hou-ya datang!" "Dia ada di mana?" Su Ceng-eau bertanya. "Sedang di perpustakaan dengan Ong-ya..." "Mungkin dia...dia datang melamarku?" Su Ceng-cau segera berlari ke sana. 74-74-74 Memang Su Yan-hong datang karena mempunyai tujuan tertentu. Selam mencari tahu tempat persembunyian Lu Tan, dia juga ingin mendengar ide-ide Ling-ong. Ling-ong sudah bertemu dengan kaisar, itu sudah bukan rahasia lagi. Tapi ada pesan rahasia apa dari kaisar, tidak hanya dia, Liu Kun pun ingin cepat mendapat kabar ini. Su Yan-hong datang ke Ling-ong-hu dengan alasan yang tepat. Mendengar kaisar sudah mengatur semua rencana. Dia merasa terkejut mendengarnya, maka masalah Lu Tan untuk sementara ditunda, dengan tenang dia mendengarkan apa yang dikatakan Ling-ong. "Kalau rencana bisa berjalan lancar, hari kiamat bagi Liu Kun akan segera datang!" Ini adalah pendapatnya. "Aku hanya khawatir apakah Ong-souw-jin bisa dengan lancar sampai ke San-se-ta-tong?" Ling-ong sedikit khawatir. "Aku kira tidak ada masalah!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 194 "Setelah sampai di San-se-ta-tong, apakah dia bisa mengambil alih kekuatan pasukan..." "Tuan In-beng banyak akal dan cara. Asalkan dia bisa sampai di San-se-ta-tong, yang lain akan berjalan dengan lebih mudah!" Su Yan-hong sangat percaya kepada Ong-souw-jin. Ling-ong mengangguk dan bertanya. "Katanya rumahmu juga sudah diawasi oleh anak buah Liu Kun dan keluar masuk dari rumah juga bermasalah?" Su Yan-hong tertawa. "Apakah Ie-cang (paman) sudah lupa kalau keponakanmu juga bisa sedikit ilmu silat, dan belum tentu anak buah Liu Kun bisa menjaganya dengan ketat?" "Betul! Kau adalah murid dari Kun-lun-pai, murid Tiong Toa- sianseng!" Akhirnya Ling-ong terpikir juga. "Apalagi aku yang menjadi keponakan datang mengunjungi Ie- cang, itu adalah hal biasa!" "Aku takut Liu Kun tidak berpikir begitu..." "Maka dari itu aku datang diam-diam. Tidak disangka kaisar sudah mengatur semuanya!" "Hal ini sangat penting, maka kau harus tahu apa yang harus kau lakukan!" Su Yan-hong mengangguk. Dia baru mau menjawab ketika terdengar suara teriakan Su Ceng-cau di luar. "Aku mau masuk, siapa yang berani menghadang?" Begitu mendengar suara Su Ceng-cau, alis Su Yan-hong segera berkerut. Sorot mata Ling-ong berputar, dia segera tertawa. "Tiang-lek Kuncu memang beradat semaunya, tapi sifatnya tidak jahat, dia juga baik hati!" "Ini adalah perintah Ong-ya!" Terdengar suara Cia Ceng-hong. Tapi segera dipotong oleh Su Ceng-cau. "Apakah kau berani menghadangku masuk?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 195 "Biarlah dia masuk!" Kata Ling-ong. Begitu masuk dan melihat Su Yan-hong, dia segera tertawa. "Akhirnya kau datang juga!" "Tidak sopan!" Ling-ong membentak. Tapi Su Ceng-cau tidak peduli. Dia bertanya. "Kalian sedang menceritakan apa?" Mengucapkan kata-kata ini, wajahnya bersemu merah karena malu. Ling-ong membentak. "Orang dewasa sedang berbicara, anak kecil jangan banyak bertanya!" "Aku bukan anak kecil lagi!" "Mengapa tidak tahu sopan santun berlari kesana kemari?" Su Ceng-cau tidak peduli. Dia bertanya pada Su Yan-hong. "Apa yang kalian ceritakan tadi?" "Masalah negara!" Jawab Su Yan-hong. Terlihat Su Ceng-cau sangat kecewa. Dia masih tidak percaya dan berkata. "Benarkah hanya masalah negara?" "Sekarang sudah selesai!" "Kalau begitu..." Su Yan-hong segera berkata lagi. "kalau begitu beban yang terasa seperti sebuah batu besar di hatiku sudah diturunkan untuk sementara waktu!" Ling-ong tahu sifat Su Ceng-cau. Yang penting pembicaraan mereka sudah selesai, supaya Su Yan-hong bisa menemani Su Ceng- cau, maka dia berkata. "Su Yan-hong jarang datang, kau bawalah dia jalan-jalan di dalam Ling-ong-hu!" "Tapi apakah Ceng-cau ada waktu?" "Ada!" Ling-ong seperti teringat sesuatu dan berkata. "Oh ya betul, beberapa hari yang lalu Tong im memberikan aku 10 lukisanLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 196 cantik. Ceng-cau menyukainya, maka aku tinggalkan untuk dia. Kau ke sanalah untuk melihat-lihat!" "Di tempatku?" Su Ceng-cau segera teringat Lu Tan, dia segera berkata. "tidak!" "Yan-hong bukan orang lain, mengapa tidak boleh?" Ling-ong tertawa. "Lukisan Tong Im sangat terkenal, sulit mendapatkan kesempatan untuk melihatnya!" Kata Su Yan-hong. "Cepatlah bawa Su Yan-hong ke sana!" "Betulkah harus membawa dia ke sana untuk melihat lukisan?" "Kalau kau tidak ada waktu, biar ayah yang membawa dia ke sana!" Kata Ling-ong. Su Ceng-cau cepat-cepat berkata. "Aku ada waktu!" Setelah itu dengan tergesa-gesa dia berlari keluar. Dia khawatir kalau tinggal lebih lama di sana, Ling-ong yang akan membawa Su Yan-hong ke sana. Kalau begitu kejadiannya, dia akan sulit menolak Ling-ong membawa Su Yan-hong ke dalam kamarnya. Lu Tan sedang bersembunyi di dalam kamarnya. Kalau Ling-ong dan Su Yan-hong melihat Lu Tan, Ling-ong akan marah besar dan Su Yan-hong akan mencari alasan memindahkan Lu Tan keluar. Kalau hanya Su Yan-hong, dia lebih mudah menghadapinya. Apalagi Su Yan-hong sama sekali tidak tahu Lu Tan bersembunyi di kamarnya. Asal dia bisa menolak, Su Yan-hong tidak akan bisa masuk! Yang pasti dia tidak tahu maksud Su Yan-hong berkunjung ke sini adalah untuk mencari tahu keberadaan Lu Tan. Melihat ekspresi wajah Su Ceng-cau, Su Yan-hong sudah tahu Lu Tan bersembunyi di kamarnya, hanya dia sengaja tidak berkata apa-apa dan berpura-pura seakan tidak ada kejadian ini. 75-75-75Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 197 Di sepanjang jalan Su Ceng-cau terus menipu Su Yan-hong menuju ke tempat yang salah. Dia tidak tahu Su Yan-hong sangat hafal kediaman Ling-ong. Walaupun mereka sudah berputar-putar, tetap sama sampai di depan kamar Su Ceng-cau. "Di sini bunga sedang mekar, bagaimana kalau kita pergi melihat bunga?" Su Ceng-cau masih berontak. "bunga adalah makhluk hidup, sedangkan lukisan adalah benda mati. Bunga hidup lebih bagus daripada si cantik yang ada di lukisan. Lebih baik jangan melihat 10 lukisan si cantik!" Diam-diam Su Yan-hong ingin tertawa, tapi dia tetap tidak menghiraukan. "Lukisan si cantik sangat bagus dan sangat hidup, jarang ada kesempatan untuk bisa melihatnya. Mana mungkin aku membuang kesempatan ini?" "Kau juga mempercayai kata-kata ini?" "Bila hanya satu orang yang berkata lukisan bagus, itu belum tentu. Tapi kalau sudah banyak orang berkata bagus, itu pasti benar-benar lukisan bagus!" "Berarti kau yakin si cantik lebih baik dari pada bunga hidup?" Su Yan-hong tertawa; "Bunga hidup dan si cantik yang benda mati adalah dua hal yang berbeda, mana bisa kau samakan? Apalagi bunga ada di mana-mana. Walaupun tahun ini tidak bisa melihatnya, tahun depan masih tumbuh lagi, tetap ada kesempatan. Tapi 10 lukisan si cantik bila tidak dilihat, mungkin tidak ada kesempatan lagi..." "Apa maksudmu?" Su Ceng-cau berkata deng an galak. Su Yan-hong menggelengkan kepala. "Kemana jalan pikiranmu? Aku hanya khawatir Ie-cang akan memberikan 10 lukisan ini kepada orang lain!" "Aku tidak akan mengijinkan ayah memberikannya kepada orang lain!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 198 "Lebih baik dilihat dulu sekarang. Mengapa kau menolak aku melihatnya?" Tanya Su Yan-hong. Mata Su Ceng-cau berputar. Dengan cepat dia mendapatkan akal. "Aku bukan bermaksud menolak, melainkan ingin kau mengajarkan aku ilmu pedang dulu, baru kemudian melihat lukisan!" "Mengajarimu ilmu pedang? Kau kan murid Hoa-san-pai!" Su Ceng-cau menarik tangan Su Yan-hong. "Tidak peduli! Aku ingin belajar ilmu pedang Kun-lun-pai." Setelah itu dia berlari ke pekarangan. "Itu harus ditanyakan dulu kepada gurumu!" Karena tidak bisa lepas dari tarikan Su Ceng-cau, dia terpaksa ikut berlari sambil berteriak. "Aku bisa menuruti kemauanmu untuk hal yang lain, tapi untuk hal ini harus mendapat persetujuan gurumu!" Su Ceng-cau segera berkata. "Maksudmu, kau mau memperistri diriku?" "Itu hal yang berbeda!" "Tapi waktu yang dijanjikan sudah sampai!" "Hari ini masih belum berakhir!" "Malam ini Liu Kun akan menjamu di Su-ci-lou, pasti tidak tertinggal kau dan aku. Pada waktu itu aku akan membuktikan apa katamu!" Su Yan-hong menarik nafas. Mata Su Ceng-cau berputar lagi. "Sampai sekarang kau belum memikirkannya?" "Apakah kau sudah berpikir?" "Apa maksudmu? Apakah kau mengira rasa sukaku kepadamu adalah palsu?" "Aku kira banyak hal harus kau pikirkan dulu!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 199 "Katakan! Hal apa tidak kupikirkan? Mulutmu seperti nenek- nenek, masih mengaku adalah seorang laki-laki sejati?" Su Yan-hong menutup mulut, saat itu Hiang-bwe datang. Su Ceng-cau segera memanggil dia. "Kau ke kamarku, gantung 10 lukisan si cantik. Sebentar lagi Hou-ya akan ke sana melihat." "Lukisan 10 si cantik?" Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Hiang-bwe terpaku. "Betul, harus digantung dengan baik agar An-lek-hou bisa melihat dengan nyaman. Kalau tidak, awas kau!" Ketika berkata, Su Ceng-cau melihat Su Yan-hong sedang memandang ke arah lain, dia mengedipkan mata kepada Hiang-bwe. Hiang-bwe baru sadar dan mengerti, dengan cepat dia meninggalkan tempat itu. Su Ceng-cau mendorong Su Yan-hong. "Jangan terus berbicara, ke sanalah, ajarkan aku ilmu pedang Kun-lun-pai!" "Tanya dulu kepada gurumu, kalau dia tidak setuju..." "Kau benar-benar merepotkan! Sudahlah, aku tidak jadi belajar ilmu silat Kun-lun-pai. Aku hanya akan memperagakan ilmu pedang Hoa-san-pai untuk mu dan kau beritahu mana yang salah!" Su Ceng-cau berlari ke depan. "Apakah kau tidak takut aku diam-diam mem pelajari ilmu pedangmu?" Su Yan-hong mengejar dari belakang. "Ilmu pedang Hoa-san-pai sangat luas dan dalam, apakah kau bisa diam-diam mempelajarinya?" Su Ceng-cau seperti kupu-kupu menari dan turun di lapangan pekarangan. Kemudian dengan dua tangan mulai menggurat, itulah permulaan ilmu pedang Hoa-san- pai. Mata Su Yan-hong melihat gerakan ilmu pedang, tapi hatinya terbang ke kamar Su Ceng-cau. Dia sangat yakin Lu Tan disembunyikan di kamar Su Ceng-cau. Sebaliknya dia malahLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 200 mengkhawatirkan rahasianya terbongkar dan membuat Su Ceng- cau curiga hingga memindahkan Lu Tan ke tempat lain. Otaknya terus berputar. Diam-diam dia melihat kamar itu sambil melihat perubahan jurus Su Ceng-cau. Melihat Hiang-bwe masuk ke kamar Su Ceng-cau. Setelah itu Hiang-bwe tidak keluar dari sana, ini membuat hatinya agak tenang. Setelah Su Ceng-cau selesai memperagakan ilmu pedang Hoa-san-pai, dia segera mendekat. Jurus tadi dia peragakan lagi. Dengan pengalaman Su Yan-hong, mencari celah-celah ilmu pedang sangat sederhana baginya. Apalagi hati Su Ceng-cau tidak ditaruh di sana, ilmu pedang yang seharusnya tidak bercelah malah terlihat banyak celah. Hanya saja Su Ceng-cau tidak memperhatikan hal ini. Setelah diberitahu, dia segera mengerti, maka dia tidak curiga kepada Su Yan-hong. (Bersambung Jilid ke-2)Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 1Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 3 Legenda Pendekar Ulat Sutra Pengarang . Huang Ying Jilid Kedua ESAMPAINYA mereka di depan kamar Su Ceng-cau, Hiang-bwe sudah menunggu di sana. Begitu bertemu mereka, dia segera bertanya. "Lukisan si cantik sudah digantung, apakah Ong-ya ingin melihatnya?" Dari nada suaranya bertambah berat ketika dia menyebutkan kata "Ong-ya" Su Ceng-cau langsung mengerti bahwa Hiang-bwe pasti mengira Ling-ong akan datang, dan menjadikannya sebagai alasan agar Lu Tan setuju untuk bersembunyi. Memang benar alasan ini yang dikatakan Hiang-bwe kepada Lu Tan. Su Ceng-cau hampir membaka mulut hendak memuji Hiang- bwe. Dia tertawa. "Di mana lukisan si cantik digantung?" Su Yan-hong segera berjalan menuju ke tempat lukisan digantung, dan mengamati lukisan dengan teliti seakan benar- benar tertarik dengan 10 lukisan si cantik itu. Memang lukisan itu sangat bagus dan seperti hidup, jarang ada lukisan seperti itu. Karena khawatir Su Ceng-cau curiga, maka sambil melihat lukisan Su Yan-hong terus memuji lukisan tersebut. Waktu meninggalkan kamar, dia bersikap seperti masih ingin melihat lukisan lagi.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 4 Su Ceng-cau tidak curiga, dia tidak tahu sebenarnya tidak hanya gerak-gerik Su Yan-hong, bahkan cara bicara pun sudah terlihat ada celah. Dia masih mencium bau obat di kamar. 76-76-76 Setelah mengantarkan Su Yan-hong keluar dan kembali ke kamar, hal pertama yang Su Ceng-cau lakukan adalah melepas lukisan dan berpesan kepada Hiang-bwe untuk mengembalikan lukisan kepada ayahnya. "Bukankah nona sangat suka terhadap lukisan lukisan ini, dan Ong-ya sudah setuju lukisan ini diletakkan di kamar nona!" "Sekarang aku ingin menyobek lukisan ini. Tadi aku hampir mendapat masalah besar karena lukisan ini!" Dengan marah Su Ceng-cau berkata, lagi. "entah apa bagusnya lukisan ini. Su Yan- hong melihatnya sampai tidak berkedip, dia tidak pernah melihatku seperti itu!" Hiang-bwe segera mengalihkan topik pembicaraan. "Untung aku bertindak cepat, maka Hou-ya tidak melihat rahasia besar ini!" "Betul! Di mana kau sembunyikan Lu Tan?" "Di lemari sana!" 77-77-77 Lu Tan berjongkok di dalam lemari. Melihat Su Ceng-cau, dia masih bisa tertawa dan bertanya. "Apakah Ong-ya sudah pergi?" "Sudah!" Jawab Su Ceng-cau. "kau harus berterima kasih kepada Hiang-bwe, kalau bukan dia yang menyembunyikanmu dengan cepat, sekarang kau pasti sudah ketahuan dan kepalamu pasti sudah dipenggal!" "Terima kasih Nona Hiang-bwe!" Lu Tan berusaha ingin berdiri. Su Ceng-cau sudah menekan pundak Lu Tan dan berkata.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 5 "Kali ini ayah membawa banyak pesilat tangguh kemari, maka lebih baik kau jangan pergi ke mana-mana. Begitu lukamu sembuh, aku akan berusaha mengantarmu keluar dari sini!" Lu Tan mengangguk. "Lukaku sekarang sudah tidak sakit, hanya aneh, tulang dan jalan darah terasa tidak bertenaga!" Hiang-bwe hampir tertawa, tapi begitu melihat wajah Su Ceng- cau dia segera membalikkan tubuh. Lu Tan tidak melihat ekspresi Hiang-bwe tadi. "Karena itu, tenaga dalamku seperti sulit dikeluarkan..." Su Ceng-cau tertawa dingin. "Maksudmu kau mencurigai ada masalah pada obat yang kuberikan, curiga aku sedang ingin membunuhmu?" "Kuncu jangan salah paham! Aku tidak bermaksud seperti itu!" "Lalu apa maksudmu?" "Adakah kemungkingan racun belum bersih dan kambuh lagi?" "Apakah kau meragukan ilmu pengobatan guruku?" Lu Tan tertawa kecut. Su Ceng-cau berkata. "Kau boleh curiga hal ini, aku tidak menya-lahkanmu. Memang guru bukan tabib, dia hanya mengerti ilmu pengobatan, tapi dia tidak akan men-celakakanmu!" "Aku mengerti..." "Jika kau bisa mengerti, itu sangat baik. Beberapa hari ini dia selalu sibuk. Nanti bila dia ada waktu, aku akan menyuruhnya datang memeriksamu!" "Kulihat, lebih baik jangan merepotkan gurumu!" Lu Tan merasa malu. Su Ceng-cau tahu, dia tetap berkata. "Aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan?Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 6 "Sebenarnya..." Lu-tan menarik nafas, tidak meneruskan kata- katanya. Terlihat dia seperti sedang memikirkan sesuatu. "Seorang laki-laki harus terus terang agar lebih enak dilihat orang!" "Aku hanya khawatir ilmu silatku tidak bisa pulih kembali, dan tidak bisa membunuh musuhku!" Inilah isi hati Lu Tan. "Kau tenanglah! Terhadap apa yang telah Liu Kun lakukan, Thian juga marah, dan rakyat juga tidak suka. Maka banyak orang yang ingin membunuhnya!" Kata-kata ini entah Su Ceng-cau ambil dari mana, tapi bagus juga. "pasti ada orang yang ingin membunuh dia, tidak harus membunuh dia dengan tangan sendiri!" Lu Tan terdiam, dia merasa apa yang dikatakan Su Ceng-cau memang benar. Mustika Gaib Karya Buyung Hok Sepasang Garuda Putih Karya Kho Ping Hoo Satria Gunung Kidul Karya Kho Ping Hoo