Ceritasilat Novel Online

Legenda Pendekar Ulat Sutera 9


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying Bagian 9


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya dari Huang Ying   Pedang Su Yan-hong menyerang Tiong-hu-hiat milik Thian-kun.   Wajah Thian-kun berubah.   Dia sedikit mundur lalu dengan sepasang telapak mencegat pedang Su Yan-hong.   Perubahan sangat cepat.   Pedang Tiong Toa-sianseng ingin mencegat juga sudah tidak sempat, tapi Tiong Toa-sianseng tidak mencegat atau mengejar.   Tubuh bergerak, Tiong Toa-sianseng berputar melewati Su Yan- hong.   Kemudian pedang panjangnya bergerak.   Dia menyerang Tiong-hu-hiat milik Thian-kun.   Gerakan Te-kun tidak kurang cepat, tapi jurus Tiong Toa- sianseng berputar dan melewati Su Yan-hong, benar-benar di luar dugaan Te-kun.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 72 Thian-kun juga merasa terkejut.   Tapi kali ini dia tidak mundur juga tidak melayani Tiong Toa-sianseng, sepasang telapaknya masih menyerang Su Yan-hong.   Tiong Toa-sianseng segera sadar, Si-bun (Pintu mati) Thian-kun sudah bergeser dari Tiong-hu-jiat.   Maka jurus pedang segera berubah.   Sekarang dia menyerang Tai-yang- hiat (di dekat sisi telinga) milik Thian-kun.   Dia sedang berpikir Thian-kun sudah ' mengeser Si-bun ke Tai-yang-hiat, hanya Tiong Toa-i sianseng belum yakin.   "Kenapa...."   Tubuh Thian-kun berhenti.   Dua ! telapak tidak menyerang Su Yan-hong lagi, tapi dia menghindari serangan ke Tai- yang-hiat nya.   Tiong Toa-sianseng tidak berhenti, pedangnya terus menyerang ke Tai-yang-hiat milik Thian-kun.   Thian-kun terus menjambut 12 kali serangan pedang dari Tiong Toa-sianseng kemudian dia berubah dari bertahan menjadi menyerang Tiong Toa-sianseng.   Setelah Su Yan-hong dicegat Te-kun, jurus pedang sudah digunakan.   Dalam posisi bertahan dia tetap mencari kesempatan menyerang.   Jika ada kesempatan, dia segera menyerang Tiong-hu- hiat, Leng-tai-hiat dan Tai-yang-hiat.   Tapi kesempatan yang dia dapatkan tidak banyak.   Begitu mendapat kesempatan, dia segera menyerang dan mengancam nyawa Te-kun.   Terlihat Te-kun tidak terbiasa.   Kadang-kadang dia terlihat kerepotan.   Thian-kun juga seperti itu.   Pek-kut-mo-kang sudah mereka kuasai.   Mereka juga tahu di mana Si-bun nya berada, tapi mereka sama sekali tidak menyangka lawan juga tahu.   Walaupun umur Tiong Toa-sianseng sudah tua, tapi tenaga dalamnya sangat kuat dan jarang yang bisa menandingi.   Thian- liong-pat-sut di tangannya terlihat lincah dan cepat.   Tidak kalah dari Su Yan-hong.   Perubahan Thian-liong-pat-sut bisa menjaga arah dari mana saja.   Dia meloncat tinggi.   Melihat dari atas ke bawah.   Pedang bisa terus menyerang Leng-tai-hiat milik Thian-kun.   Thian-kun yang diLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 73 bawah terlihat sangat tidak terbiasa, tapi dia meloncat ke atas untuk menyerang.   Kesempatan tidak banyak.   Tiong Toa-sianseng belum selesai menyerang, Si-bun dari Thian- kun sudah digeser lagi.   Tiong Toa-sianseng tidak terus berada di atas.   Kali ini dia turun di belakang Thian-kun dan bisa memunggungi Su Yan-hong.   Dua pedang bersatu.   Thian-kun dan Tekun dipisahkan oleh mereka.   Jika Siang-kun bergabung, Pek-kut-mo-kang baru bisa dikeluarkan dengan sempurna, Thian-liong-pat-sut juga harus menyatukan dua pedang, baru mempunyai tenaga yang lebih dasyat.   Sekarang tidak hanya dua pedang bisa bersatu, mereka juga bisa berhasil memisahkan Thian-te-siang-kun, sepasang pedang bisa saling mengisi kekurangan dan kelebihan, dan sama-sama menyerang Si-bun mereka.   Yang pasti Thian-te-siang-kun merasa sangat kesulitan.   Mereka berusaha menyatu lagi, tapi mereka tidak bisa melewati hadangan dua pedang dari Tiong Toa-siansengn dan Su Yan-hong.   Awalnya mereka hanya curiga, sampai sekarang baru mereka yakin Tiong Toa-sianseng dan Su Yan-hong sudah tahu rahasia Pek-kut- mo-kang.   "Siapa yang memberitahu rahasia Pek-kut-mo-kang..."   Thian- kun kelepasan berkata.   "Di dunia ini tidak ada ilmu silat yang tidak ada kelemahan. Mengingat tidak mudah kalian berlatih ilmu silat ini, maka malam ini kita bertarung sampai di sini saja!"   "Tidak semudah itu!"   Te-kun menggelengkan kepala.   "Kalau kalian tidak pergi, terpaksa kami guru dan murid akan melakukan pembunuhan!"   Tiong Toa-sianseng terus mengatur nafas.   Bajunya terus mengeluarkan suara.   Pedang yang di tangannya terlihat bertambah terang.   Baju Su Yan-hong juga bergerak walaupun tidak ada angin bertiup.   Dia dan Tiong Toa-sianseng langsung menggunakan jurus kelima dari Thian-liong-pat-sut!Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 74 Mereka mendengar Tiong Toa-sianseng berkata dengan serius, hati mereka jadi berdebar-debar.   Keluarga Lamkiong, Lam-touw dan Siau Cu melihat Tiong Toa- sianseng dan Su Yan-hong berada di atas angin, mereka siap bertindak.   Thian-kun meli hatnya, dia cepat berkata.   "Lo-ji, mari kita pergi!"   Te-kun merasa tidak beruntung maka dia cepat mengangguk. Kata Thian-kun dengan dingin.   "Biarlah kami berdua pergi, harap kalian berdua bisa selamat. Biar kami dua saudara bisa membuat perhitungan lagi dengan kalian!"   Mereka berdua meloncat ke atas genteng dan berkumpul menjadi satu, kemudian tubuh bergerak pergi, mereka sudah menghilang dalam kegelapan. Kang Pin cepat datang.   "Hou-ya, mengapa kalian tidak sekalian membereskan mereka agar tidak ada kerepotan di kemudian hari?"   "Kita masuk dulu baru dibicarakan!"   Kata Su Yan-hong. 99-99-99 Di dalam ruangan tamu, Kang Pin segera berkata.   "Tindakan Thian-te-siang-kun pasti ide Liu Kun!"   "Tidak diragukan lagi!"   Sahut Su Yan-hong.   "maka aku khawatir..."   "Hou-ya mengkhawatirkan apa..."   "Kaisar..Su Yan-hong menarik nafas. Kang Pin menggelengkan kepala. Dia ingin mengatakan sesuatu tapi Lo-taikun sudah bertanya dengan aneh.   "Tadi melihat Tiong Toa-sianseng dan Hou-ya bergabung, Thian-te-siang-kun sudah tidak berdaya. Mengapa tidak mengambil kesempatan untuk membunuh mereka agar jadi bersih dan selesai?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 75 Su Yan-hong melihat Tiong Toa-sianseng dan menarik nafas.   "Sejujurnya, kami tidak yakin bisa membunuh mereka!"   "Oh?"   Lo-taikun merasa curiga. Su Yan-hong menjelaskan.   "Rahasia memecahkan Pek-kut-mo-kang kita dapatkan dari Bi- giok-Ieng, tidak diragukan lagi pasti akan berhasil. Tapi karena tergesa-gesa, kita tidak mempunyai waktu untuk berlatih. Walaupun tadi kita bisa memisahkan mereka, tapi kita tidak bisa mengalahkan mereka pada kesempatan tadi!"   "Ternyata begitu..."   Kata Lo-taikun mengangguk.   "Nenek tua ini mengira kalian memaafkan mereka!"   Tiong Toa-sianseng tertawa.   "Apa yang dilakukan oleh Thian-te-siang-kun sudah melewati batas kemanusiaan, sulit mendapatkan kesempatan untuk membunuh mereka. Kita akan melaksanakannya demi Tuhan!"   Lam-touw menyela.   "Untung kalian tidak memberitahu rahasia ada di Bi-giok-leng. Kalau tidak, dua siluman mana mungkin bisa cepat pergi?"   "Berturut-turut gagal, apa yang harus mereka laporkan kepada Liu Kun?"   Kata Tiong Toa-sianseng.   "Hahaha! Menurutku mereka tidak akan kembali ke Liu Kun lagi!"   "Apapun yang terjadi, pertarungan kita dengan Liu Kun pasti akan terjadi!"   Kata Su Yan-hong.   "Baginda..."   Kang Pin ragu.   "Sampai sekarang, hanya dengan membunuh Liu Kun baru bisa menyelamatkan baginda. Sekarang langsung pergi sebelum hari terang agar Liu Kun tidak ada persiapan!"   "Hou-ya memang benar!"   Kang Pin tidak berkomentar.   "Pasukan Liu Kun sangat kuat!"   Kata Kao Seng.   "Kita tidak perlu banyak berpikir lagi!"   Kata Su Yan-hong.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 76 Tiba-tiba dia teringat Lan-lan.   Dia tidak tahu Liu Kun sekuat apa.   Apakah semua orang sangat setia kepada Liu Kun? Dia juga tidak tahu apakah mereka bisa selamat? Atau bisa menang? Pertarungan di medan pertempuran tidak sama seperti pertarungan di dunia persilatan.   Hanya orang yang pernah ke medan pertempuran baru tahu bahaya seperti apa yang harus dihadapi! Ih-lan dilindungi Fu Hiong-kun dan Lu Tan masuk ke rumah komandan panglima penjaga kota.   Dia masih anak-anak, mana bisa melihat suasana di sana sangat tegang.   Karena beberapa hari yang lalu dia mengalami musibah maka sampai sekarang dia masih ketakutan, seringkali bermimpi buruk dan sulit untuk tidur.   Begitu bangun dia langsung terkejut dan berteriak.   "Ayah! Ayah!"   Su Yan-hong baru mengatur semua. Begitu mendengar teriakan Ih-lan, dia langsung masuk ke kamarnya. Melihat ayahnya, Ih-Lan- langsung masuk ke dalam pelukannya.   "Ayah, dua siluman datang lagi!"   Ih-lan menangis. Su Yan-hong tahu apa yang terjadi, dia segera menghibur.   "Ada ayah di sini, kau tidak perlu takut."   Ih-lan melihat sekeliling.   "Aku ingin pulang!"   Su Yan-hong terpaku.   "Hari ini sudah terlalu malam, tinggallah di sini dulu!"   "Aku ingin pulang sekarang, aku tidak suka tempat ini!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 77 "Tidak mau juga harus mau, sementara ini kita belum bisa pulang."   Su Yan-hong menarik nafas.   "Ayah harus berada di sini untuk mengurus beberapa hal. Bila sudah selesai, baru kita pulang!"   "Aku ingin pulang sekarang!"   Ih-lan berteriak. Su Yan-hong yang sedang mempunyai banyak masalah, dia membentak.   "Diam!"   Dibentak Su Yan-hong, Ih-lan segera menangis. Hati Su Yan- hong tidak enak, dia segera berkata pelan-pelan.   "Lan-lan, dengarkan kata-kata ayah!"   Ih-lan marah dan terus menangis. Su Yan-hong tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Fu Hiong-kun masuk. Dia kebetulan lewat, mendengar tangisan Ih-lan dan mengira sesuatu telah terjadi.   "Lan-lan!"   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Dia memanggil di luar pintu kamar. Ih-lan segera menyahut.   "Cici, aku ingin pulang!"   Fu Hiong-kun segera mengerti apa yang terjadi, dia melihat Su Yan-hong.   "Nona Fu!"   Su Yan-hong menarik nafas.   "Lan-lan, Cici di sini untuk menemanimu!"   Fu Hiong-kun menggendong Ih-lan dan meng hapus air matanya. Melihatnya, Su Yan-hong menggelengkan kepala.   "Nona Fu, aku sedang punya banyak masalah, maka aku sudah mengejutkan dia!"   "Serahkan Lan-lan kepadaku!"   Kata Fu Hiong- kun.   Hati Su Yan-hong tersentuh, dia melihat Fu FJiong-kun dengan bengong.   Tapi Fu Hiong-kun sama sekali tidak memperhatikan, dia menggendong Ih-lan ke tempat tidur.   Su Yan-hong tertawa kecut dan keluar dari kamar.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 78 "Tidur di sini akan bermimpi buruk, aku ingin pulang!"   Kata Ih- lan.   "Lan-lan, apakah kau tidak sayang kepada ayahmu?"   Ih-lan menggelengkan kepala. Fu Hiong-kun bertanya lagi.   "Ayahmu sedang mempunyai banyak masalah, apakah kau akan membantu dia membereskan masalah ini?"   "Tapi aku tidak punya tenaga yang besar!"   "Tidak perlu tenaga, hanya mengikuti apa yang dia katakan, itu berarti kau sudah membantu ayah!" 'Hanya begitu?' Ih-lan adalah anak yang pengertian. Ih-lan berhenti menangis, dia sudah tahu dia salah. Fu Hiong-kun melihat Ih-lan. Dia mulai tenang. 100-100-100 Su Yan-hong terus berdiri di luar. Setelah beberapa lama, Fu Hiong-kun baru keluar. Dia segera bertanya.   "Bagaimana dengan Ih-lan? Apakah dia sudah tidur? Kami ayah dan anak selalu merepotkanmu!"   "Hou-ya berkata terlalu berat!"   "Hiong-kun!"   Fu Hiong-kun terpaku. Su Yan-hong segera berkata.   "Aku memanggilmu seperti itu karena tidak ingin kau terus memanggiku Hou-ya!"   "Ini..."   Fu Hiong-kun diam.   "Kita adalah orang dunia persilatan, tidak perlu begitu sungkan!"   "Kapan Hou-ya kembali lagi ke dunia persilatan?"   "Aku kira kau akan mengerti aku!"   Su Yan-hong tertawa kecut.   "Aku mengerti!"   Su Yan-hong segera merasa senang. Dia men-cengkram tangan Fu Hiong-kun.   "Hiong-kun, apakah kau setuju?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 79 "Aku setuju apa?"   Fu Hiong-kun tidak mengerti, dia ingin menarik tangannya yang dicengkram Su Yan-hong, tapi akhirnya tidak jadi. Ada yang ingin Su Yan-hong katakan, tapi dia menelan kembali kata-katanya, lalu dia berkata.   "Lebih baik kau jangan ikut dalam perang besok!"   Fu Hiong-kun merasa aneh. Su Yan-hong segera menjelaskan.   "Medan pertempuran tidak seperti bertarung di dunia persilatan. Itu terlalu berbahaya!"   Fu Hiong-kun menggelengkan kepala.   "Aku kira kau bisa mengerti aku, tapi ternyata tidak!"   "Oh?"   Su Yan-hong tidak mengerti.   "Kalau aku memaksa pergi, apakah kau akan melarang?"   Su Yan-hong terpaku, lalu menjawab.   "Tidak akan!"   "Bukankah ini sudah beres?"   Su Yan-hong tertawa kecut.   "Kalau aku bisa seperti guru tanpa ada beban, itu akan lebih baik!"   "Kau adalah pejabat penting di kerajaan, mana mungkin kau melepaskan tanggung jawab dan tidak mengkhawatirkan kaisar?"   "Setelah masalah ini beres, aku benar-benar ingin membawa Lan-lan meninggalkan ibukota, kembali lagi ke dunia persilatan dan tidak lagi mengurus masalah-masalah di kerajaan!"   Dia melihat Fu Hiong-kun.   "Saat itu, apa kau mau ikut dengan kami?"   Pernyataan Su Yan-hong ini benar-benar sangat jelas.   Fu Hiong- kun tidak bisa berpura-pura tidak mengerti lagi.   Dia menggelengkan kepala.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 80 "Sekarang ini semua masalah lain harus menunggu.   Setelah masalah besok sudah selesai, baru kita bicarakan!"   "Masalah besok selesai? Kalau terjadi sesuatu denganku, Lan-lan akan menjadi yatim piatu."   "Yatim piatu?"   Fu Hiong-kun berkata sendiri.   "Aku mengenal seorang yatim piatu, bukankah terakhir dia menjadi seorang pendekar dan sangat terkenal di dunia ini?"   "Apa yang kau katakan?"   "Tidak ada! Aku harus kembali ke kamar untuk melihat apakah Lan-lan bisa tertidur dengan nyenyak."   "Baiklah!"   Setelah Fu Hiong-kun pergi, Su Yan-hong hanya bisa menarik nafas.    Dia tidak bisa ikut Fu Hiong-kun masuk melihat Ih-lan.   Dia lalu masuk ke dalam kamar Lam-touw.   Lam-touw belum tidur.   Dia sedang mengobrol dengan Tiong Toa-sianseng.   Melihat Su Yan-hong masuk, dia segera berkata.   "Semua kata-kata sungkan sudah disampaikan gurumu, maka kau jangan mengulanginya lagi!"   Su Yan-hong tertawa.   "Kalau bukan karena Cianpwee yang mem-beritahu rahasia memecahkan Pek-kut-mo-kang berada di dalam Bi-giok-leng, kami benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi!"   "Ini lagi yang dibicarakan, berikutnya apakah kau akan bertanya siapa aku sebenarnya?"   Su Yan-hong ingin mengatakan sesuatu, tapi Lam-touw sudah berkata.   "Ketua Pek-lian-kau, Put-lo Sin-sian bermarga Kao dan bernama Siang-thian. Aku bernama Kao Siau-thian. Dia adalah kakak dan aku adalah adik!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 81 Su Yan-hong bemar-benar terkejut, tapi Tiong Toa-sianseng biasa-biasa saja. Kelihatannya dia sudah tahu rahasia ini.   "Apakah Cianpwee juga orang Pek-lian-kau?"   Tanya Su Yan- hong.   "Sekarangpun masih orang Pek-lian-kau!"   "Hanya saja Cianpwee tidak suka dengan hidup dan gaya orang- orang Pek-lian-kau?"   "Sedikit banyak seperti itu!"   Lam-touw tertawa.   "Tapi bukan hanya sekarang, sudah beberapa puluh tahun aku tidak berada di Pek-Iian-kau!"   "Karena berbeda pendapat dengan Put-lo-sin- sian?"   "Aku telah berbicara dengan dia, juga kalah ilmu silat darinya, maka terpaksa aku bersembunyi!"   "Sekaranglah waktunya Cianpwee membersih kan perkumpulan!"   "Aku sudah tua, harus melihat taraf prestasi Siau Cu!"   "Waktu Put-lo Sin-sian hampir mati, dia mera sa menyesal, maka menyerahkan Bi-giok-leng kepada Boanpwee. Dia ingin Boanpwee mencari penerus Pek-lian-kau, sekarang sudah terlaksana!"   Dari dada baju, Su Yan-hong mengeluarkan Bi-giok-leng dengan kedua tangan menyerahkannya kepada Lam-touw. Lam-touw tidak segera menerima. Dia hanya bertanya.   "Apakah kau juga merasa Siau Cu adalah orang yang tepat?"   Tanpa perlu berpikir panjang, Su Yan-hong segera menjawab.   "Betul, hanya sekarang dia masih belum dewasa. Itu bukan hal penting. Nanti setelah lewat beberapa lama, dia bisa menjadi orang penting!"   Lam-touw baru menerima Bi-giok-leng itu dengan hati-hati menyimpannya di dada! "Di mana Siau Cu sekarang?" .anya Su Yan- hong.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 82 "Kalau aku tidak salah tebak, dia sedang bersama Lamkiong Bing-cu!"   Lam-touw tertawa.   "Bing-cu adalah gadis yang baik!"   Tiba-tiba Lam-touw seperti teringat sesuatu, dia berdiri.   "Aku harus minta maaf pada Lo-taikun!"   "Pergi atau tidak sebenarnya tidak apa-apa, tapi sebaiknya kau pergi!"   Kata Tiong Toa-sianseng.   Terhadap keluarga Lamkiong, Tiong Toa-sianseng punya perasaan lain.   Dia mengeluh terhadap pengalaman pahit putrinya, juga merasakan ketidakberuntungan keluarga Lamkiong.   101-101-101 Siau Cu memang sedang bersama Bing-cu.   Di depan Lamkiong Bing-cu, Siau Cu berubah menjadi bodoh.   Satu kalimat yang sama bolak-balik dia katakan, tapi Bing-cu tidak merasa apa-apa.   Topik pembicaraan terakhir mereka adalah tentang perang esok hari.   "Apakah kau harus pergi besok?"   Tanya Bing-cu.   "Mana mungkin aku tidak pergi?"   Siau Cu menegakkan dada.   "Liu Kun mendatangkan mala petaka bagi negara dan rakyat. Ada kesempatan ini, kita harus melawannya!"   Bing-cu menundukkan kepala.   "Aku tidak bisa pergi! Lo-taikun berkata aku tidak berpengalaman dan tidak bisa membantu apa-apa!"   "Kalau begitu aku lebih tenang!"   Siau Cu malah senang.   "Apa? Kau juga tidak ingin aku pergi? Betulkah ilmu silatku begitu jelek?"   Tanya Bing-cu dingin. Siau Cu menggelengkan kepala. Dalam hatinya dia terus berpikir, akhirnya muncul alasan yang dia anggap masuk akal.   "Di keluarga Lamkiong harus ada orang yang menjaga rumah!"   "Tapi aku tidak berpengalaman menunggu rumah."Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 83 "Pengalaman lebih dibutuhkan di medan pertempuran. Walaupun punya ilmu silat, tapi jika tidak berpengalaman tidak akan bisa dikeluarkan!"   "Apakah kau pernah membunuh orang?"   Tanya Siau Cu.   "Tidak pernah! Apakah di medan pertempuran harus membunuh orang?"   "Harus membunuh walaupun lawan bukan orang jahat!"   Bing-cu mengangguk, dia tidak lupa ketika menyelamatkan Kang Pin, Semua orang keluarga Lamkiong terpaksa membunuh orang, hanya dia yang bersembunyi di belakang Lo-taikun.   "Akhirnya kau mengerti!"   Dari pinggang Siau Cu mengeluarkan sebuah barang yang diikat dengan rantai.   "Ini aku berikan kepadamu!"   "Apa itu?"   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Bing-cu merasa heran.   "Barang ini bisa menyelamatkan nyawa, mudah dipakai untuk melindungi diri sendiri. Mungkin bisa membantumu!"   Siau Cu berkata dengan sungguh-sungguh.   "Kau begitu memperhatikan aku!"   Wajah Lamkiong Bing-cu memerah.   "Setelah esok, entah kapan baru bisa bertemu denganmu lagi."   "Aku akan menunggumu di Ci-cu-wan!"   "Asal aku masih hidup, aku pasti akan mencarimu ke Ci-cu- wan!"   Bing-cu mengangguk.   Dia merasa sedih dan hampir meneteskan air mata.   102-102-102 Waktu Lam-touw meminta maaf, yang pasti wajahnya menjadi serius.   Lo-taikun, Lamkiong Po, Cia Cu-ciu, Tong Goat-go, Bwe Au- siang dan Tiong Bok-lan selalu sungkan, hanya Kiang Hong-sim yang masih dendam.   Lam-touw berkata.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 84 "Aku benar-benar pikun, bisa-bisanya mencurigai Keluarga Lamkiong, benar-benar harus di hukum!"   Kiang Hong-sim segera berkata.   "Kalau begitu, hukuman apa yang kau ingin terima?"   "Mengapa kau tidak sopan terhadap Cian-pwee?"   Kata Lo-taikun marah. Kiang Hong-sim terpaku. Lo-taikun membentak lagi.   "Cepat berlutut!"   Tongkat kepala naga diketuk ke bawah. Kiang Hong-sim terpaksa berlutut. Lo-taikun menggelengkan kepala.   "Aturan keluarga Lamkiong benar-benar kurang ketat. Aku meminta maaf!"   Tongkat kepala naga diketuk lagi ke bawah, dia membentak.   "Cepat minta maaf!"   Kiang Hong-sim tidak berani membantah. Dia menyembah Lam- touw. Lam-touw tidak sempat mela rang, terpaksa dia menghindar dan mengganti topik.   "Masalah kecil, semua orang jangan terus diingat di dalam hati. Kita harus berkonsentrasi terhadap pertempuran esok!"   "Keluarga Lamkiong akan bertempur dengan ). sekuat tenaga. Liu Kun mendatangkan petaka untuk . rakyat dan negara, semua orang wajar membunuhnya!" 103-103-103 Liu Kun tahu bahaya sudah mendekat. Dia lama menunggu Thian-te-siang-kun tidak kembali, juga tidak mendapat kabar dari 5 utusan lampion. Dia tidak tenang. Akhirnya dia memanggil Hongpo bersaudara dan Pak-to (Perampok utara). Dia berpesan kepada Pak-to untuk menempatkan orang menjaga ketat kamar kaisar, dan jangan membiarkan orang keluar masuk. Setelah Pak-to pergi, dia baru berpesan kepada Hongpo bersaudara.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 85 Hongpo bersaudara sudah lama mengikuti Liu Kun, Melihat Liu Kun, mereka langsung tahu ada masalah yang tidak bisa dibereskan, tapi mereka juga tidak . berani banyak bertanya. Tanpa perlu ditanyakan mereka, Liu Kun sudah menarik nafas berkata.   "Aku benar-benar khawatir!"   "Kiu-cian-swe mengkhawatirkan apa?"   Tanya Hongpo Tiong.   "Thian-te-siang-kun sudah lama pergi tapi belum kembali. 5 utusan lampion juga tidak ada jejak kabarnya, pasti sudah terjadi perubahan!"   "Kiu-cian-swe tenanglah! Pek-kut-mo-kang milik Ji-wi Kaucu tidak tertandingi. Mana mungkin seorang Kang Pin tidak bisa diatasi?"   Uu Kun menggelengkan kepala.   "Mudah-mudahan tidak ada masaiah. Kalau benar-benar ada perubahan, kita harus hati-hati!"   "Kiu-cian-swe benar-benar mempunyai pandangan yang jauh!"   "Aku mempunyai firasat bahwa semua masalah akan berakhir!"   Kata Liu Kun.   "Berarti Kiu-cian-swe akan menjadi Ban-swe dan akan memimpin negara ini!"   "Aku harap begitu!"   Kata Liu Kun.   "menurut kalian, kalau kita berperang terang-terangan, apakah kita bisa menang?"   "Kiu-cian-swe pasti akan menang!"   "Belum tentu, dalam melakukan sesuatu, aku selalu ingin mempunyai alternatif jalan yang lain. Kita harus berjaga-jaga!"   "Maksud Kiu-cian-swe..."   "Kalian segera memilih sekelompok orang yang bisa dipercaya, memindahkan barang-barang berharga dari sini ke kereta yang sudah kusiapkan. Bila terjadi sesuatu, kalian segera lindungi aku untuk meninggalkan ibukota, kita pergi ke tempat lain."   Hongpo bersaudara saling pandang.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 86 "Betulkah Kiu-cian-swe menganggap di pihak Kang Pin..."   "Kang Pin tidak perlu ditakuti. Yang kupikirkan adalah Su Yan- hong!"   Liu Kun memukul meja. 104-104-104 Malam ini kaisar bersantai di kamarnya. Pelayan-pelayan yang melayani dia merasa heran. Kasim yang dia percaya, Thio Gong juga merasa heran.   "Baginda hari ini sangat gembira, aku belum pernah melihat baginda seperti ini!"   Thio Gong bertanya dengan hati-hati.   "Mana mungkin aku tidak senang?"   Jawab kaisar.   "Hamba tidak mengerti!"   "Semua akan terjadi besok. Aku masih belum yakin apakah akan berubah, tapi lebih baik bisa jelas! Sekarang aku berada di sini tapi hatiku tidak!"   Kata kaisar.   "Hamba bisa melihatnya. Darimana baginda tahu akan terjadi perubahan esok hari?"   "Beberapa hari sebelumnya, orang yang di kirim Liu Kun untuk mengawasiku tidak mencapai 30 orang, karena dia sangat percaya diri dan sama sekali tidak menaruh aku di hatinya. Tapi malam ini tiba-tiba dia menambah penjaga 10 kali lipat, berarti rencana yang dia susun tidak berjalan dengan lancar di luar dan pasti ada perubahan besar, maka harus memperketat penjagaan!"   "Apakah An-lek-hou sudah bertindak?"   "Tidak diragukan lagi!"   "Baginda bisa menghitung hal ini! Baginda pasti akan selamat dan tidak akan terjadi sesuatu!"   Thio Gong berlutut.   Kaisar hanya bisa tertawa.   Perang akhirnya meletus di pagi hari.   Perang sangat keras, apalagi ini adalah perang di dalam gang.   Orang yang setia kepada Liu Kun sangat banyak, maka Liu Kun berani bertarung.   Tapi karena kebenaran tidak berpihak kepadanya,Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 87 maka walau pun orang yang mendukung dia lebih banyak dari Su Yan-hong, tapi mereka tidak bisa mengeluarkan semua kemampuannya.   Pada waktu itu, prajurit Ling-ong dipimpin oleh Siau Sam Kongcu dan Su-ki-sat-jiu keluar dari dalam kota dan bergabung dengan pasukan di luar.   Hal ini membuat Liu Kun kalang kabut.   Dari dulu Ling-ong selalu mengatakan dia berada di pihak Liu Kun, tapi sekarang tiba-tiba dia bertindak sebaliknya.   Itu adalah pukulan yang berat bagi Liu Kun.   Sebentar-sebentar ada orang yang datang melapor, tapi Liu Kun selalu tidak mempedulikan.   Begitu mendapat kabar bahwa Ling-ong membantu Su Yan-hong, Liu Kun marah besar.   "Baik! Semua sudah seperti ini, aku terpaksa memakai cara terakhir.. 105-105-105 Liu Kun membawa Hongpo bersaudara masuk ke kamar kaisar. Kaisar sudah tahu dan merasa senang, tapi dia menahan agar perasaannya tidak terlihat. Liu Kun langsung melemparkan satu stel baju biasa dan membentak.   "Cepat ganti baju!"   Kaisar terpaku. Dia melemparkan baju.   "Mengapa aku harus memakai baju seperti ini?"   "Karena aku menyuruhmu memakainya!"   "Berani sekali kau!"   "Hongpo bersaudara, bantu kaisar ganti baju!"   Di tangan mereka berdua, kaisar tidak bisa menolak.   Liu Kun dengan cepat menculik kaisar dan pergi melalui jalan rahasia.   Waktu mereka datang ke kamar kaisar, Pak-to mengetahuinya.   Tapi mereka tidak berpesan dulu saat pergi, maka Pak-to mengira mereka masih berada di kamar.   Begitu Su Yan-hong dan lain-lainLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 88 hendak masuk ke kamar kaisar, Pak-to masih melawan.   Walaupun dia mempunyai ilmu silat yang tinggi, tapi Lam-touw juga tidak kalah.   Su Yan-hong dan lain-lain mengira kaisar masih berada di kamar.   Setelah membereskan Pak-to dan lain-lain, mereka baru mengetahui kaisar sudah dipaksa Liu Kun memakai baju rakyat biasa dan dibawa pergi.   Mereka segera berpencar untuk mencari.   Lu Tan dan Siau Cu mencari dalam satu kelompok.   Mereka berdualah yang mendapat kabar bahwa Liu Kun sudah naik kereta pergi ke arah barat.   Mereka terus mengejar ke arah dan barat dan terus bertanya.   Setelah keluar kota sejauh 10 li, terlihat dua ekor kuda ditinggalkan di sisi jalan.   Kuda sudah mati karena kelelahan menarik kereta.   Mereka mengejar lagi.   Sampai di tepi sungai, akhirnya mereka melihat Hongpo bersaudara sedang melindungi Liu Kun.   Kaisar berada di dalam penguasaan mereka.   Mereka sedang siap-siap naik ke atas perahu kecil.   Kalau bukan karena beberapa kotak perhiasa-an, Liu Kun sudah naik ke atas perahu dan pergi jauh mengikuti arus air.   Beberapa kotak perhiasaan itu membuat Hong po bersaudara harus bolak-balik, sehingga keberang-katan mereka tertunda.   Siau Cu sangat pintar, dia masuk ke dalam air dan melubangi dasar perahu agar Liu Kun tidak bisa pergi.   Hongpo bersaudara tidak sempat menghadang.   Sampai sekarang mereka siap melawan.   Mereka berharap dapat membunuh Siau Cu dan Lu Tan, baru kemudian mencari jalan keluar.   Melihat Liu Kun, kemarahan Lu Tan terbakar.   Dia ingin segera membunuh Liu Kun, maka dengan sekuat tenaga dia menyerang.   Siau Cu tidak seperti Lu Tan, sifatnya memang baik dan licin, dia selalu mencari kesempatan baik.   Bila Hongpo bersaudara hanya menghadapi Lu Tan satu lawan satu, sepertinya tidak menjadi masalah bagi mereka.   Tapi ditambahLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 89 dengan seorang Siau Cu yang memukul ke sana kemari, membuat mereka kalang kabut.   Bukan hal yang mudah bagi Siau Cu dan Lu Tan untuk membunuh Hongpo bersaudara.   Tapi jika sudah merobohkan salah satu dari Hongpo bersaudara, baru kemudian bergabung menyerang yang satunya lagi, itu akan lebih ringan bagi mereka.   Liu Kun yang melihat mereka terlihat semakin takut, tapi dia tetap tidak mau menyerah.   Sebuah pisau belati di tangannya dia taruh di leher kaisar, dia membentak dengan ancaman.   "Siapa yang berani bergerak, aku akan bunuh kaisar!"   Siau Cu dan Lu Tan terpaku. Liu Kun melihat Lu Tan, dia membentak.   "Ayahmu berkali-kali melawanku. Kau putranya juga sama seperti dia. Apakah kau ingin mati?"   "Kau benar-benar tidak tahu diri! Kematian mu sudah di depan mata, masih begitu tidak tahu diri!"   "Kaisar berada di tanganku. Jika dia terluka, apakah kalian mau bertanggung jawab?"   Liu Kun marah. Lu Tan marah, dia ingin menyerang, tapi baru mengangkat kakinya, dia menurunkannya kembali. Siau Cu tidak punya cara lain lagi, tapi mulut tetap harus berbicara.   "Baik, aku mau lihat kau bisa bertahan berapa lama. Kita berdua bisa datang kemari, orang lain juga akan bisa kemari. Tapi selain Hongpo bersaudara, kau sudah tidak punya anak buah lagi."   Lu Tan menyambung.   "In Thian-houw dan Tiang-seng sudah mati oleh pedang Siau Sam Kongcu! Apakah orang-orang Pek-lian-kau bisa datang menyelamatkanmu?"   Liu Kun coba-coba bertanya.   "Bagaimana dengan Thian-te-siang-kun?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 90 "Mereka kalah oleh Tiong Toa-sianseng dan An-lek-hou, dan hanya bisa menyelamatkan nyawa sendiri. Apalagi 5 utusan lampion, mana berani mereka banyak bicara!"   Kata Siau Cu sambil tertawa. Walaupun Liu Kun sudah memperkirakan keadaan seperti itu, tapi setelah mendengar sendiri kenyataannya dia benar-benar putus asa. Dalam ketegangan, keringat dingin terus menetes.   "Lebih baik kau menyerahkan diri! Mungkin kalau kaisar senang, dia akan menghapus kesalahanmu yang besar ini!"   Liu Kun melihat kaisar tapi wajah kaisar tanpa ekspresi, dia seperti tidak mendengar.   "Tapi walaupun hukuman mati bisa dibebaskan, hukuman hidup tetap harus dilaksanakan!"   Kata Siau Cu.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Diam!"   Liu Kun membentak.   "Kalau kau berkata omong kosong lagi.. Siau Cu menggelengkan kepala.   "Coba lihat dirimu, keringat memenuhi kepala, kaki dan tanganmu bergetar, sampai pisau belati juga terlihat seperti akan lepas!"   Siau Cu melempar-lempar pisau, gerakannya begitu ringan dan lincah.   "Lemparkan pisaumu!"   Bentak Liu Kun.   "Apakah aku harus melemparkan pisau ini?"   Tanya Siau Cu tertawa.   "Cepat!"   Liu Kun mengencangkan dua tangan. Kaisar mengeluarkan suara. Dia juga tergopoh-gopoh. Siau Cu segera melemparkan pisau ke kejauhan. Dengan dingin Liu Kun berkata.   "Hitung-hitung kau tahu diri!"   Dia lalu membentak pada Lu Tan.   "Pedangmu!"   Lu Tan melihat Siau Cu.   Dia juga melemparkan pedang ke tempat jauh.   Liu Kun merasa lega.   Dengan tangan yang memegangLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 91 pisau belati dia mem bersihkan keringat di dahi.   Dalam hatinya berpikir, Lu Tan dan Siau Cu tidak bersenjata, maka mereka tidak akan berbahaya dan tidak bisa meng-ancam dia.   Pada waktu itu sebuah senjata terbang keluar dari lengan baju Siau Cu dan dengan cepat senjata memukul pergelangan tangan Liu Kun.   Terdengar suara tulang remuk.   Lengan kanan Liu Kun memang tidak patah, tapi pisau belati di tangannya terlepas dan terbang jauh.   Lu Tan dan Siau Cu bekerja sama dengan baik.   Lu Tan segera meloncat ke depan Liu Kun, menceng-kram pergelangan kirinya dan menarik Liu Kun jauh-jauh dari kaisar.   Kemudian dia juga memukul dan menendang Liu Kun.   Siau Cu melihatnya, segera menarik Lu Tan.   "Jika kau memukul dia sampai mati, itu justru akan memudahkan dia!"   Akhirnya Lu Tan bisa tenang.   Melihat Liu Kun roboh, kaki yang baru diangkat Lu Tan di-turun-kan lagi.   106-106-106 Terdengar suara kuda berlari.   Kaisar ketakutan dan bersembunyi di belakang Siau Cu dan Lu Tan.   Mata Siau Cu lebih tajam, dia segera berteriak senang.   "Hou-ya datang!" 107-107-107 Selain Su Yan-hong, Tiong Toa-sianseng dan Siau Sam Kongcu, masih ada Ling-ong, Su-ki-sat-jiu dan pasukan-pasukannya. Terlihat senyum di wajah kaisar, dia melihat kepada Liu Kun.   "Kau juga bisa seperti ini!"   Tiba-tiba Liu Kun merangkak bangun. Sambil menangis dan menyembah.   "Hamba pantas mati! Harap baginda me maafkan hamba!"   "Kau juga tahu pantas mati!"   Kaisar tertawa.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 92 "Hamba pantas mati. Semua ini disuruh Ling-ong. Hamba hanya mengikuti perintah dia!"   Tiba-tiba Liu Kun berteriak.   "Oh?"   Kaisar melihat Ling-ong.   "Maafkan kami baginda, kami telat datang!"   Ling-ong berlutut.   "kekuatan Liu Kun sangat kuat di ibukota. Beberapa kali aku dicegat olehnya ketika mau membawa pasukan datang ke utara. Demi kelan caran datang ke ibukota untuk menemui baginda, terpaksa aku pura-pura mendekati dia..."   "Baik, aku mengerti!"   Kaisar tertawa kepada Liu Kun.   "sekarang sudah telat untuk menggunakan cara licik itu!"   Liu Kun melihat Ling-ong dengan sorot mata membenci.   Ling- ong hanya tersenyum.   Kaisar juga tersenyum, tapi tidak ada yang melihat sebelum tertawa, tampak sedikit keraguan di matanya.   108-108-108 Kekalahan Liu Kun membuat pejabat-pejabat terus memberikan surat kepada kaisar, menyatakan 30 kesalahan Liu Kun.   Kaisar tidak mempunyai waktu untuk memeriksa siapa yang salah dan siapa yang benar.   Dia menyuruh pengawalnya untuk menyerahkan Liu Kun ke pengadilan istana.   Perkara digelar pada siang hari.   Hakim adalah pejabat tinggi.   Liu Kun tertawa.   "Sesuai perkiraanku!"   Liu Kun tahu dia tidak akan bisa lolos dari kematian, maka semua masalah dipaparkannya. Semua orang yang mendengar perkataannya merasa heran dan bingung.   "Ternyata adalah kalian!"   Liu Kun melihat mereka.   "kalian bisa mencapai jabatan yang begitu tinggi, siapa yang mendukung kalian?"   Semua orang terpaku.   "Baiklah, aku berada di sini, sekarang siapa yang menghakimi aku? Kau atau kau?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 93 Semua orang yang ditunjuknya menundukkan kepala. Liu Kun bertambah galak dan tertawa.   "Semua pejabat di kerajaan diangkat olehku, siapa yang berhak menghakimi aku?"   "Aku yang bertanya kepadamu!"   Su Yan-hong masuk. Kali ini Liu Kun yang bingung. Tanya Su Yan-hong.   "Aku tidak ada hubungan apa-apa denganmu, aku punya hak untuk menghakimimu!"   Liu Kun diam. Kata Su Yan-hong lagi.   "Sebenarnya tidak perlu banyak bertanya!"   Dia membuka sebuah kain.   "Lihatlah apa maksud baginda."   Sorot mata Liu Kun melihat kepada kain itu.   Wajahnya pucat, dia terjatuh pingsan.   Tuduhan kesalahan dia ada 30.   Jika setiap kesalahan harus ditanyakan, maka menghabiskan banyak waktu.   Kaisar tidak sabar, dia hanya menulis enam buah huruf dan memberikannya kepada Su Yan-hong.   "Bo-hu-couw, Leng-ce-ci!" (Tidak ada ampun, segera hukum mati) Tidak perlu banyak bicara dan perintah hukuman sudah diturunkan. Maka ddak perlu diadili. Setelah membaca kain perintah yang diturunkan, Liu Kun benar-benar gemetar. 109-109-109 Ada beberapa jenis hukuman mati, dari yang ringan sampai dengan yang berat. Yang paling ringan adalah dihukum gantung di dalam penjara. Yang ke dua adalah hukuman penggal kepala. Ketiga adalah Siau-souw. Hukuman penggal kepala dan Siau-souw sama- sama dilakukan dengan cara me-menggal kepala. Perbedaannya pada hukuman penggal kepala, keluarga diijinkan untuk mengambil mayatnya, kemudian kepala akan dijahit kembali oleh tukang kulit. Jadi boleh dikatakan mayatnya masih utuh.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 94 Yang paling berat adalah Leng-ce-ci. Biasanya orang-orang menyebutnya dicincang atau dipotong. Pada hukuman Ling-ce-ci ini, daging pada tubuh akan dipotong selembar demi selembar. Bila algojonya disuap sebelum menjalankan eksekusi, nadi penting akan ditusuk dulu, maka yang dikelupas sudah menjadi mayat dan tidak akan merasa sakit. Liu Kun melakukan pelanggaran pidana yang berat. Algojo di bagian hukum tidak berani disuap juga tidak berani macam-macam. Apalagi waktu pelaksanaan Ling-ce-ci, semua orang pasti keluar untuk melihat. Disaksikan oleh begitu banyak pasang mata, mana mungkin algojo berani berbuat macam-macam. Liu Kun suka menangis. Sekarang dia ketakutan dan sama sekali tidak berani menangis lagi. Setengah ditarik setengah dipapah, dia diantar ke lapangan eksekusi. Rambutnya diikat di sebuah ring yang dipasang pada sebuah tiang. Algojo membuka sebuah jala yang terbuat dari tali. Dia menjala tubuh Liu Kun di mana tubuh atas dibuka bersama tiang. Tali ditarik dengan kencang, maka daging Liu Kun menekan keluar dari lubang- lubang jala. Waktu eksekusi menurut aturan adalah jam 1, tidak boleh lebih awal juga tidak boleh lambat. Tidak boleh lebih awal karena surat kaisar yang membatalkan hukuman bisa datang tiba-tiba. Kalau dipenggal lebih awal, orang mati tidak bisa hidup kembali. Bila terjadi begitu, pejabat yang bertanggung jawab melaksanakan tugas eksekusi akan dihukum berat. Maka saat petasan siang berbunyi, eksekusi dimulai. Selain Liu Kun, keluarganya yang berjumlah 15 orang semuanya harus dipenggal. Semua yang dieksekusi di lapangan harus berlutut menghadap ke utara. Ada yang masih berharap ada orang naik kuda datang mengantarkan surat kaisar untuk membebaskan hukuman mati, dan hukuman diganti dengan dikirim ke perbatasan menjadi prajurit penjaga perbatasan.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 95 Hal seperti ini bukan tidak pernah terjadi. Tapi bagi orang-orang yang membenci Liu Kun, mereka benar-benar merasa was-was, khawatir tiba-tiba ada perubahan. Waktu eksekusi sudah dekat. Tiba-tiba dari dinding istana benar ada seekor kuda berlari cepat men-datangi. Hal ini membuat semua orang terpaku. Sampai pejabat yang bertanggung jawab mengeksekusi juga menunggu. Begitu pengawal istana datang dan turun dari kuda, dia mengeluarkan sepucuk surat. Semua orang baru tenang. Surat yang diantar bukan surat pembatalan eksekusi, melainkan suart untuk menjalankan eksekusi, semua orang bersorak. Perintah diturunkan. Keluarga Liu Kun dipenggal dulu. 15 kepala tergeletak di tanah. Hal ini dimaksudkan agar Liu Kun melihat kemadan keluarganya, membuat hati dia sakit. Terakhir Hbalah giliran Liu Kun. Pertama, algojo mengelupas kelopak mata, kemudian dua tangan. Menyelesaikan itu membutuhkan waktu setengah jam. Terakhir memenggal kepala Liu Kun. Semua ditaruh di dalam baskom dan diantar ke pejabat yang bertanggung jawab untuk mengeksekusi. Kemudian dilanjutkan dengan acara jual algojo. Tiga tail untuk selembar daging Liu Kun segera laris. Walaupun orang-orang yang dulu per-nah disiksa Liu Kun ribut akan memakan dagingnya, tapi setelah daging dibeli, mereka memberikannya untuk dimakan anjing atau diinjak-injak sebagai pelampiasan. Orang yang benar- benar memakan daging nya sangat sedikit. 110-110-110 Thian-te-siang-kun kembali ke tempat Liu Kun. Mereka tidak muncul di lapagan eksekusi. Bagi mereka Liu Kun sudah tidak berharga. Gagal membunuh Kang Pin dan kalah oleh pedang Su Yan-hong dan Tiong Toa-siansengn, mereka malu kembali ke Liu Kun untuk melapor. Mereka juga sekalian memanggil kembali 5 utusan lampion untuk melihat situasi dan membuat rencana lain.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 96 Setelah berita kegagalan Liu Kun tersebar, mereka siap keluar dari ibukota. Ini adalah hari terakhir mereka berada di ibukota. Jin-kun tiba-tiba datang. Ini membuat Thian-te-siang-kun terkejut. Jika ada pemberitahuan, mereka bisa berunding dulu. Setidaknya hati masih ada persiapan. Tapi sekarang ini mereka hanya bisa terkejut. Jin-kun memakai baju berwarna perak yang menjadi tanda seragam Sam-kun. Hanya saja kepalanya ditutup oleh kantong perak dan hanya tampak sepasang mata. Thian-te-siang-kun sama sekali tidak mencurigai Jin-kun. Sebenarnya dengan berpenampilan seperti itu Jin-kun baru bisa datang mencari.   "Sam-kun akhirnya berkumpul kembali!"   Kata Thian-kun sambil melihat ekspresi Jin-kun.   "Masih Sam-kun?"   Jin-kun balik bertanya.   "Waktu itu Kaucu mengadakan rapat akbar. Seharusnya kau hadir!"   Kata Te-kun.   "Apakah kalian adalah ketua Pek-lian-kau sekarang?"   Tanya Jin- kun.   "Apakah ada yang menolak? Apakah kau menolak?"   Tanya Te- kun tertawa.   "Aku? Mana mungkin aku ddak setuju!"   "Kalau begitu kali ini kau datang..."   "Hanya ingin tahu rencana kalian selanjutnya."   "Berarti apa yang kita lakukan dulu, kau mengetahuinya?"   "Tidak semua!"   Nada suara Jin-kun berubah menjadi tua dan penuh wibawa. Thian-te-siang-kun merasa terkejut dan kele-pasan berkata.   "Ternyata adalah kau..."   Mereka melihat kantong berwarna perak yang membungkus kepala Jin-kun.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 97 "Tahu atau tidak tahu sebenarnya tidak ada bedanya bagi kalian!"   "Kami kira siapa yang tahu begitu jelas tentang Pek-lian-kau, ternyata adalah kau yang selalu mengganggu dari dalam!"   "Kalian berdua selalu ingin mengetahui dunia persilatan, bukankah keterlaluan?"   "Apakah kau bisa?"   "Bisa atau tidak, sekarang ini terlalu awal untuk kita bicarakan!"   "Walaupun kau memiliki niat ingin menguasai dunia persilatan, kau tidak perlu membocorkan rahasia Pek-kut-mo-kang kepada orang lain."   "Dari mana aku tahu rahasia Pek-kut-mo-kang?"   Jin-kun balik bertanya. Thian-te-siang-kun terpaku. Kemudian Jin-kun bertanya.   "Pek-kut-mo-kang bukan apa-apa. Di atas langit masih ada langit, di luar orang masih ada orang..."   "Kita dua bersaudara pasti bisa menguasai dunia persilatan!"   Kata Thian-kun.   "Benar!"   "Kalau kau mau bersama kami..."   Te-kun menyela.   "Dia tidak akan mau! Lebih baik kita melihat kemampuan diri masing-masing. Kita coba lihat nanti!"   Kata Thian-kun.   "Aku pergi dulu!"   Jin-kun membalikkan tubuh.   Thian-te-siang-kun tidak menghadang.   Wajah mereka sangat serius, pikiran juga menjadi berat.   111-111-111 Tadinya Siau Cu sangat santai, tapi begitu masuk ke Ci-cu-wan, hatinya langsung merasa berat.   Ci-cu-wan sangat sepi, tidak ada orang.   Sampai di ruangan dalam pun tidak ada orang.   Ruangan sangat rapi dan bersih, semua barang ditutup dengan kain.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 98 Pintu diketuk tapi tidak ada orang yang membuka.   Siau Cu merasa aneh, tapi dia tetap mencari alasan untuk menjelaskan kepada dirinya.   Sekarang dia mulai tidak tahan dan mulai tidak tenang.   Di ruangan tamu tidak ada orang, dia segera ke kamar Lamkiong Bing-cu.   Pintu ditutup tapi tidak dikunci.   Beberapa kali Siau Cu memanggil Bing-cu, tapi tidak ada reaksi, maka Siau Cu membuka pintu dan masuk.   Bing-cu tidak ada di kamar, tapi ada sepucuk surat.   Terlihat dia sangat mengenal sifat Siau Cu dan tahu Siau Cu akan datang kemari.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Surat memberitahu bahwa Lo-taikun ingin kembali ke Kanglam.   Dia tidak bisa tinggal sendiri di sini dan berharap bisa bertemu di lain waktu.   Setelah Siau Cu membaca surat ini, dia terpaku, hatinya menjadi bimbang tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.   112-112-112 Lamkiong Po dari keluarga Lamkiong muncul di An-lek-hu.   Dia mengantar undangan ke tangan Tiong Toa-sianseng, setelah berbicara beberapa kata, dia tergesa-gesa pergi.   Melihat dia pergi, Tiong Toa-sianseng menarik nafas.   "30 tahun cepat berlalu!"   "Cianpwee, kenapa?"   Tanya Fu Hiong-kun aneh.   "apakah keluarga Lamkiong mengundangmu ke Pek-hoa-couw untuk bertanding ilmu pedang?"   Lam-touw menyela.   "Di dalam benak Kai-heng masih ada bayangan akan hal ini?"   Kata Tiong Toa-sianseng.   "30 tahun yang lalu, keluarga Lamkiong ingin mengenal semua pendekar di dunia persilatan maka mereka membuat pesta besar di Pek-hoa-couw. Di pesta itu semua pendekar dan ksatria harus mengeluarkan jurus-jurus andalannya dan saling bertarung secara persahabatan. Mereka saling memuji dan berhenti di batas tertentu. Lo-taikun melihat semua orang dengan senang dan tertarik, makaLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 99 dia menentu kan rapat seperti itu akan diselenggarakan setiap 10 tahun. Setiap 10 tahun, bulan 8 tanggal 8, mengundang semua pesilat pedang ke Pek-hoa-couw. Aku sudah tiga kali berturut-turut mengikuti pesta, maka aku selalu ingat!"   "Kalau tujuan semua orang hanya saling belajar, itu bukan hai yang bagus!"   "Apakah Cianpwee juga ingin pergi ke Kang-lam?"   Tanya Fu Hiong-kun.   "Di sini hidup selalu tegang, jalan-jalan ke Kanglam adalah hal yang menyenangkan!"   Tiong Toa-sianseng tersenyum.   "Kalau menyenangkan, untuk apa menunggu lagi? Aku Lam- touw pergi dulu!"   Lam-touw segera pergi.   "Cianpwee!"   Fu Hiong-kun ingin mengejar tapi Tiong Toa- sianseng menghadang.   "Dari awal dia sudah mengambil keputusan, hanya baru sekarang pamitan kepada kita!"   "Bagaimana dengan Siau Cu?"   "Dia tidak akan meninggalkan Siau Cu, Sekarang di mana Siau Cu?"   "Keluarga Lamkiong!"   Fu Hiong-kun tertawa. Tiong Toa-sianseng seperti tahu mengapa Siau Cu pergi ke keluarga Lamkiong, dia tersenyum.   "Anak muda memang berani. Aku hanya berharap dia sempat bertemu, kalau tidak sempat dia jangan terlalu kecewa!"   "Mungkin dia tidak akan!" ^ "Menurutku memang seperti itu. Dia tidak seperti Lu Tan!"   "Lu Tan juga baik!"   Su Yan-hong menyela.   "dia hanya ingin kaisar mengembalikan nama baik ayahnya, dia tidak mau menerima pemberian kaisar!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 100 "Aku juga mengagumi ini!"   Kata Tiong Toa-sianseng.   "tapi selain tidak mau tanda jasa dan kekayaan, dia juga sangat kecewa dan ingin pergi ke Bu-tong-san untuk menjadi pendeta. Itu keterlaluan!"   "Mungkin bukan kecewa..."   Kata Fu Hiong- kun.   "Anak muda harus hidup dengan semangat, tidak cocok menjadi hweesio atau pendeta!"   Kata Tiong Toa-sianseng sambil menggelengkan kepala.   "Apakah dia sudah pulang?"   Tanya Su Yan- hong.   "Dia pergi ke Ling-ong-hu untuk berpamitan pada Tiang-Iek Kuncu!"   Kata Fu Hiong-kun.   "Aku mengira dia akan tinggal 2-3 hari di sini!"   Su Yan-hong menarik nafas.   "kelihatannya gara-gara Liu Kun baru ada kesempatan berkumpul!"   Dia melihat Fu Hiong-kun.   Hatinya bertambah berat, dia ingin mengatakan sesuatu tapi kata-kata tidak keluar.   Fu Hiong-kun memang belum pamit kepadanya, tapi Su Yan- hong memperkirakan dia juga tidak akan berlama-lama di sini.   113-113-113 Waktu Siau Cu pulang, malam sudah larut.   Begitu mengetahui Lam-touw sudah pergi, dia terus berjalan bolak-balik.   Sampai dia membaca surat yang ditinggalkan Lam-touw baru dia kembali bergembira.   Surat Lam-touw ditinggal di meja kamar.   Hanya beberapa kalimat, mengatakan gurunya ada perlu tergesa-gesa pergi ke Kanglam.   Dia ingin Siau Cu mengikuti tanda yang dia tingggalkan dan akan berkumpul bersama nanti.   Siau Cu tahu Bing-cu kembali ke Kanglam, dia sudah berniat ke Kanglam.   Sekarang adalah kesempatan baik, mana mungkin dia tidak senang.   Setelah berpamitan kepada Su Yan-hong, malam itu juga pergi ke Kanglam.   Di hari kedua Tiong Toa-sianseng baru mendengar hal ini dari mulut Su Yan-hong.   Dia menggelengkan kepala dan tertawa kecut.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 101 "Guru dan murid sama-sama bersifat terburu-buru, sekali berkata pergi langsung pergi.   Orang yang tidak mengenal mereka akan mengira sudah terjadi sesuatu!"   "Kao-cianpwee memang terlihat tidak serius, tapi dia begitu tiba- tiba pergi ke Kanglam seperti ada masalah yang dia ingin segera bereskan!"   Kata Tiong Toa-sianseng.   "Apakah guru juga ingin segera meninggalkan ibukota?"   "Ibukota bukan tempat kita bisa merasa nyaman!"   "Kalau begitu kapan guru pergi?' "Semakin cepat semakin bagus!"   "Murid berharap bisa ikut juga!"   "Kau sudah menjadi pejabat penting di kerajaan, mana bisa..."   "Besok pagi aku akan bertemu dengan kaisar dan mengembalikan kekuasaan pasukan kepadanya. Aku berharap kaisar bisa mengerti hatiku dan tidak menghalangi aku!"   "Kau sudah berpikir matang..."   "Seperti kata guru, ibukota bukan tempat bagi orang seperti kita untuk bisa merasa nyaman."   "Apakah kau kira kaisar akan mengijinkan kau pergi?"   "Semua sudah beres, murid menyerahkan kembali kekuasaan pasukan. Kaisar pasti menunggu-nunggu!"   "Kau benar-benar bisa menunda?"   "Kalau bisa lebih baik kita tunda!"   "Baiklah! Sebelum pergi ke Pek-hoa-couw, guru akan pergi ke Lu-san bertemu Ih (tabib), Tok (racun), Yok (obat), Say-gwa-sam- sian (3 dewa dari luar dunia).   "Teman sudah berpuluh-puluh tahun pergi ke Lu-san, sudah lama berjanji untuk mengunjungi mereka!"   "Sam-wi Cianpwee sudah lama terkenal. Kalau Tecu bisa bertemu, ini adalah hal yang menggembirakan dalam hidupku!"   "Kalau begitu, bila kaisar melepaskanmu, kita segera berangkat!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 102 Su Yan-hong setuju. 114-114-114 Kaisar ingin mencari Su Yan-hong, kebetulan Su Yan-hong datang. Dia benar-benar senang dan menarik nafas.   "Satu gelombang baru diratakan, gelombang lain sudah datang lagi!"   "Apakah sisa kekuatan Liu Kun masih belum bersih dan mereka bergerak lagi?"   "Bukan, masalahnya adalah Ling-ong!"   "Ling-ong setia kepada kaisar dan negara, mengapa baginda mengkhawatirkan dia?"   "Apakah kau lupa, ketika Liu Kun tertangkap, dia menuduh Ling- ong yang menyuruh dia..."   "Waktu itu bukankah Ling-ong sudah menjelaskannya? Kalau memang benar, dia tidak akan datang membantu. Mungkin sampai sekarang juga kita belum selesai!"   "Tapi aku selalu merasa Ling-ong memang ingin memberontak! Mungkin kau tidak tahu setelah Liu Kun ditumpas, dia pernah datang mencariku. Dia meminta ijin untuk menambah pasukan dan memungut pajak-pajak, dia juga tidak mau berada di bawah kekuasaan kerajaan!"   "Kata-katanya ini bukankah syarat yang bagin da setujui sebelum menumpas Liu Kun?"   Kaisar terpaku.   "Waktu itu aku terpaksa. Jika membiarkan dia seperti itu, bukankah seperti memelihara seekor harimau?"   Su Yan-hong tidak mengeluarkan suara. Kaisar berkata lagi.   "Nenek moyang Ling-ong adalah putra ke-17 yang bernama Cu Koan. Cu Koan pernah memberontak kemudian kedudukan pangeran dihapus menjadi rakyat biasa. Sekarang mungkin Ling- ong akan mengikuti jejak nenek moyangnya!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 103 "Maksud kaisar adalah..."   "Aku ingin menahan dia di kota agar dia tidak bisa memberontak! Sedangkan di bagian Kang-lam, biar kau yang mengurusnya!"   "Hamba?"   Su Yan-hong merasa aneh. ''Tidak ada orang yang lebih cocok darimu. Apakah kau tidak setuju?"   "Hamba selalu terbiasa hidup bebas dan tenang. Sekarang hamba datang untuk menyerahkan kembali kekuasaan pasukan yang pernah baginda berikan, hamba ingin mengikuti guru berkelana di dunia persilatan!"   "Apa?"   Kaisar seakan tidak mempercayai pendengarannya.   "Kali ini Ling-ong sudah membuat jasa yang besar. Terhadap ini baginda tidak perlu khawatir!"   "Tapi tetap harus berjaga-jaga!"   Kaisar baru selesai berkata, Thio Gong masuk tergesa-gesa dan berteriak.   "Baginda! Baginda!"   "Ada apa?"   Walaupun kaisar tidak tahu apa yang terjadi, tapi melihat Thio Gong, hatinya tidak tenang. Thio Gong melihat Su Yan-hong. Kata kaisar.   "An-lek-hou bukan orang luar, katakanlah ada apa!"   "Tentang Ling-ong..."   "Ada apa dengan dia?"   "Dia sudah pergi malam-malam!"   "Aku benar-benar ceroboh. Aku tidak menyangka dia akan melakukan ini!"   "Menurut hamba, dia pasti kembali ke Kang- lam!"   "Kemana pun sama saja!"   Lengan baju kaisar melayang.   "sudahlah!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 104 "Apakah harus dikejar?"   Tanya Thio Gong.   "Kejar? Siapa yang menyuruh untuk mengejar? Kau kira dia tidak membuat pengaturan di sepanjang jalan?"   Kaisar menggelengkan kepala.   "sekarang ini tidak ada hal yang bisa beijalan lancar!"   Kemudian dia melihat Su Yan-hong.   "betulkah kau ingin menyerahkan kembali kekuatan pasukan?"   "Betul!"   Su Yan-hong berkata dengan serius.   "Di kerajaan semua orang ingin menjadi komandan pasukan, tapi kau malah tidak peduli!"   "Aku bukan seorang komandan pasukan, kemarin ini hanya terpaksa!"   "Tidak ada kau di sisiku, aku merasa tidak tenang. Apalagi sekarang Ling-ong..."   "Hamba punya ide..."   "Katakan!"   Kaisar melihat Su Yan-hong.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Tarik kembali Ong-souw-jin ke Lam-kiang. Biar dia yang mengawasi Ling-ong. Itu seharusnya bisa dia lakukan!"   "Betul!"   Kata kaisar.   "Hamba sudah mengambil keputusan ingin pergi, harap baginda memberi ijin!"   "Kapan rencanamu pergi?"   "Setelah beres, langsung berangkat!" jaia "Berarti kita tidak akan bertemu selama beberapa lama!"   Lalu Kaisar berpesan kepada Thio Gong.   "cepat siap-siap!"   Thio Gong keluar, tiba-tiba mata kaisar berputar dan bertanya.   "Bagaimana dengan Fu Hiong-kun?"   "Aku belum bertanya kepada dia..."   "Bagaimana dengan gadis ini?"   "Baik sekali!"   Ini adalah kata-kata yang keluar dari dalam hati.   "Apakah kau siap menikah lagi?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 105 "Baginda benar-benar bisa bercanda. Aku sudah terbiasa hidup tidak terkekang!"   Yang pasti itu bukan kata-kata dari dalam hati Su Yan-hong.   "Oh?"   Tiba-tiba kaisar tertawa aneh.   "kalau kau tidak punya maksud terhadapnya, aku sudah tenang!"   "Maksud baginda..."   "Di dalam istana memang banyak perempuan cantik, tapi tidak ada bedanya. Seperti jika setiap hari makan enak, lama-lama juga bosan. Fu Hiong-kun adalah gadis cantik dari dunia persilatan, mempunyai daya tarik yang berbeda. Apakah dia masih di rumah mu?"   Hati Su Yan-hong merasa berat. Dia ingin mengatakan Fu Hiong- kun tidak ada, tapi kaisar sudah berpesan kepada Thio Gong.   "Turunkan perintah ke An-lek-hu, suruh Fu Hiong-kun masuk istana!"   Su Yan-hong ingin menghadang tapi tidak sempat lagi.   Sebenarnya dia juga tidak tahu bagaimana cara menghadang perintah ini.   Yang pasti minum arak juga terasa tidak nyaman, terpaksa Su Yan-hong pura-pura tidak bisa minum banyak.   Entah karena kaisar rindu Fu Hiong-kun, dia membiarkan Su Yan-hong pulang.   Di sepanjang jalan hati Su Yan-hong berdebar-debar.   Dia sangat berharap Fu Hiong-kun tidak bertemu Thio Gong.   Dia juga berharap bisa bertemu mereka di jalan, agar bisa menyuruh Thio Gong pergi dan membawa Fu Hiong-kun pergi.   Fu Hiong-kun gadis seperti apa, Su Yan-hong sangat tahu.   Di hadapan kaisar dia tidak akan tunduk.   Akibatnya tidak terbayangkan.   Ide kaisar atas Fu Hiong-kun benar-benar di luar dugaan Su Yan- hong.    Keris Pusaka Dan Kuda Iblis Karya Kho Ping Hoo Kidung Senja Di Mataram Karya Kho Ping Hoo Kidung Senja Di Mataram Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini