Ceritasilat Novel Online

Pedang Asmara 10

Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Bagian 10


Melihat sikap ini saja, legalah hati Yuci. "Tentu saja tidak, dinda Maimi," katanya sambil menarik tangan Maimi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan menyuruhnya duduk kembali. "Aku tidak percaya dan menduga bahwa tentu dia melempar fitnah....."
"Jelas dia melempar fitnah untuk menolong diri sendiri atau..... atau ibis itu iri kepadamu maka ingin agar hubungan di antara kita putus. Keparat dia!"
"Aku pun menjadi marah dan menyerangnya bersama para perajurit. Akan tetapi dia memang tangguh sekali.
Biarpun anak panahku telah melukai paha kirinya, dia tidak roboh dan masih melawan. Kami mengepungnya dan pasti kami dapat menangkapnya kalau saja tidak muncul seorang kakek dan seorang gadis aneh itu. Mereka amat lihai, bahkan kakek itu sakti, mereka membunuh belasan orang anak buahku. Terpaksa aku mengajak sisanya mundur untuk mencari bala bantuan. Dan ketika aku kembali ke sana, Tiong Sin sudah tidak ada, demikian pula kakek dan gadis itu."
Memang, percakapan dengan Maimi itu, penyangkalan gadis itu bahwa ia telah menyerahkan diri kepada Tiong Sin, bahwa ia bukan perawan lagi seperti yong dikatakan Tiong Sin, telah melegakan hati Yuci. Akan tetapi, bagaimanapun juga, masih ada sedikit keraguan di dalam hatinya dan dia tahu bahwa keraguan itu baru akan dapat terhapus bersih sama sekali kalau dia sudah menjadi pengantin dengan Maimi. Baru dia akan mendapatkan bukti apakah fitnah yang dilontarkan Tiong Sin itu benar ataukah palsu!
Puteri Miami bukan tidak memikirkan hal ini. Ia pun diam-diam merasa gelisah bukan main. Tiong Sin, jahanam itu, telah membuka rahasianya dan Yuci telah mendengar bahwa ia telah menyerahkan diri kepada Tiong Sin!
Biarpun saat ini Yuci percaya kepadanya dan menganggap keterangan Tiong Sin itu hanya fitnah belaka, akan tetapi bagaimana nanti kalau tiba hari pernikahan^ mereka" Apa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang akan dijadikan alasan kepada Yuci kalau calon suami itu mengetahui buktinya bahwa ia bukanlah orang perawan lagi" Tentu Yuci akan teringat kepada keterangan Tiong Sin, dan ia merasa ngeri untuk membayangkan akibatnya!
Puteri Maimi bukan seorang gadis yang bodoh. Ia lalu menghubungi seorang nenek yang terkenal ahli menolong wanita yang melahirkan, dan juga ahli pengobatan untuk kaum wanita. Dengan cerdik Maimi menceritakan kepada nenek dukun itu bahwa ada seorang puteri keluarga ayahnya yang terjatuh ketika naik kuda dan ia mengalami pendarahan. "Ia khawatir kalau kelak di waktu ia menikah, suaminya akan mengira bahwa ia bukan perawan lagi, Nek.
Oleh karena itu, ia minta tolong kepadaku agar suka berusaha mencarikan obat dan cara agar kelak ia tidak dicurigai suaminya."
"Siapakah gadis itu, Nona Puteri?" tanya si nenek.
Maimi mengerutkan alisnya. "Sahabat dan juga masih keluargaku itu tidak menghendaki dirinya dikenal orang.
Nek, apakah engkau tidak percaya kepada aku?"
Pertanyaan ini agak ketus dan tentu saja nenek itu menjadi ketakutan.
"Ah, tentu saja saya percaya, Nona. Saya hanya ingin tahu berapa usianya, agar saya dapat memberi obat yang tepat..... "
"Hemmm, usianya sebaya dengan aku, Nek. Dan ingatlah. Kalau engkau suka memberi obatnya, engkau tidak boleh menceritakan hal ini kepada siapa pun juga"
Kalau engkau membocorkan rahasia sahabatku ini, awas kau, aku tidak akan mengampunimu, karena saudaraku itu tentu akan marah sekali kepadaku."
"Saya mengerti, Nona, saya mengerti bahwa semua ini harus dirahasiakan. Saya akan memberi ramuan obat,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebanyak tiga bungkus. Setiap bungkus dimasak dengan air dua mangkok, dibiarkan mendidih sampai tinggal setengah mangkok lalu diminum. Untuk tiga hari berturut-turut.
Selain ini, kelak kalau saudaramu itu menikah, usahakan agar malam pengantin itu tepat pada waktu ia datang bulan.
Dengan demikian, suaminya tentu tidak akan merasa curiga."
Betapa cerdiknya wanita kalau menghadapi pria, dan betapa bodohnya pria, apalagi kalau dia sudah tergila-gila kepada seorang wanita. Segala akal dan muslihat wanita untuk menarik perhatian pria, dan bagaikan seekor laba-laba, kalau sudah berhasil menangkap korban, tentu akan dibelit agar korban itu melekat dan jangan lepas lagi!
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
"Brukkk.....!!"
Tiong Sin menahan keluhannya walaupun dia merasa nyeri sekali ketika tubuhnya dilemparkan begitu saja ke atas tanah oleh kakek tinggi kurus yang tadi memondongnya dan membawanya lari atas desakan gadis manis berpakaian serba hitam yang mewah itu.
"Ihhh, Ayah! Dia terluka kenapa Ayah banting?"
"Huh, merepotkan saja dia!" Kakek itu bersungut-sungut.
"Ayah, dia dimusuhi orang-orang Mongol dan dia orang Han, sudah sepatutnya kita menolongnya. Pula, tidakkah Ayah melihat betapa ilmu pedangnya tadi cukup lihai?"
"Huh, permainan kanak-kanak!"
Bukan main mendongkol rasa hati Tiong Sin terhadap kakek itu. Begitu sombongnya, begitu dingin seperti bukan seorang manusia. Akan tetapi, puterinya itu sungguh manis.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pakaian sutera hitam itu membuat kulit muka, leher dan tangan nampak begitu halus mulus dan putih. Dan gadis itu demikian baik kepadanya.
Tentu saja kalau dibandingkan denganmu, ilmunya seperti permainan kanak-kanak, Ayah. Sudahlah, tolong obati dulu luka di pahanya itu. Lihat, anak panah itu masih menancap di pahanya!" Gadis itu lalu berlutut dekat Tiong Sin dan memeriksa paha yang terluka. Dengan cekatan, ia memegang kain celana di bagian paha dan sekali renggut, celanaitu pun robek di bagian yang terluka. Melihat betapa mudahnya jari-jari tangan itu merobek celananya yang terbuat dari kain yang kuat, Tiong Sin maklum bahwa gadis ini memiliki tenaga yang hebat.
"Ayah, keluarkan obatmu, aku yang akan mencabut anak panah ini!" kata pula gadis itu kepada kakek yang Nampak ogah-ogahan itu. Dengan cekatan pula, jari-jari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangan gadis itu bergerak bagaikan ular mematuk, dan tiba-tiba Tiong Sin merasa betapa kaki kirinya, dari pinggul sampai ke bawah, menjadi lumpuh dan bahkan tidak merasakan apa-apa! Dia kagum sekali karena maklum bahwa gadis itu telah melakukan penotokan pada jalan darahnya, membuat dia kehilangan perasaan pada kaki kirinya, ini merupakan suatu ilmu tiam-hiat-hoat (ilmu menotok jalan darah) yang amat tinggi. Setelah menotok dua jalan darah di pangkal paha Tiong Sin, membuat kaki itu lumpuh dan tidak merasakan apa-apa, gadis itu lalu mematahkan ujung anak panah yang menembus, ujung yang ada kaitannya. Cara ia mematahkan ujung anak panah itu pun menunjukkan bahwa di dalam jari-jari tangan yang halus kecil panjang meruncing itu tersembunyi tenaga yang dahsyat. Kemudian, sekali tarik pada gagang anak panah, maki senjata itu pun tercabut dan Tiong Sin tidak merasakan nyeri, seolah-olah kakinya telah mati.
Kakek tinggi kurus itu mengeluarkan obat bubuk dalam bungkusan kertas, obat bubuk warna putih, dan dua butir pil hitam. Gadis itu menerimanya dan menyerahkan dua butir pil kepada Tiong Sin.
'Telanlah dua butir pil ini dan kau akan bebas dari keracunan."
"Terima kasih....." kata Tiong Sin dan tanpa ragu-ragu lagi dia pun memasukkan dua butir pil itu ke mulutnya.
Tercium bau yang amat tidak enak, seperti bau kotoran kerbau, akan tetapi dia menelannya dengan cepat tanpa mengeluh.
"Sekarang bersiaplah. Aku akan membebaskan totokan dan akan terasa nyeri, apalagi kalau sudah kutaruhkan obat ini pada lukanya." kata pula gadis manis itu dan kembali tangannya bergerak cepat Jari-Jarinya sudah menotok ke arah pangkal paha dan tiba-tiba terasalah oleh Tiong Sin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
betapa darahnya mengalir kembali, akan tetapi berbareng dengan itu, timbul rata nyeri yang amat hebat. Akan tetapi, maklum bahwa dia berhadapan dengan ayah dan anak yang aneh dan memiliki kepandaian tinggi, Tiong Sin mengeraskan hatinya, mematikan perasaannya dan sedikit pun dia tidak mengeluh.
Sejak tadi, ayah dan anak itu memperhatikan wajahnya, walaupun dengan sikap acuh.
"Nyeri?" Gadis itu bertanya sambil memandang tajam.
"Sedikit, tapi tidak mengapa," jawab Tiong Sin, juga acuh seolah-olah rasa nyeri itu tidak ada artinya baginya, padahal, rasa nyeri itu menusuk-nusuk dari paha sampai ke dalam perut!
Gadis itu tiba-tiba tersenyum dan melirik ke arah ayahnya, kemudian berkata, "Akan kuberi obat bubuk ini pada luka di pahamu dan akan terasa luar biasa nyerinya.
Bersiaplrh!" Ia lalu mengambil obat bubuk putih dari bungkusan dan menaburkannya pada kedua luka di paha yang ditembusi anak panah tadi. Tiong Sin merana seolah-olah pahanya dibakar atau ditusuk besi panas. Terata panas, perih, dan nyeri yang menusuk-nusuk sampai ke seluruh tubuh. Keringat besar-besar keluar dari dahinya yang berkerut-kerut. Hampir aaja dia pingsan saking nyerinya.
Kaki kirinya terasa seperti dipanggang ke atas api. Namun, dengan berkeras hati dia menahan diri, edikit pun dia tidak mengeluarkan suara keluhan.
Gadis itu memperlebar senyumnya ketika ia memandang wajah Tiong Sin dan ia berkata, "Nyeri sekali, bukan" Nah, kau boleh mengeluh kalau memang terasa nyeri!'
Tiong Sin tidak mau mengeluh, bahkan dia lalu tertawa.
"Ha-ha-ha-ha-ha...!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Gadis itu memandang kepadanya dengan mata
terbelalak, bahkan kakek itu pun kini memandang penuh perhatian.
"Kenapa kau tertawa seperti orang gila" Saking nyerinya?" tanya gadis itu.
Aneh, gadis itu sudah meraba gagang goloknya!
Tiong Sin masih tertawa, lalu berkata, "Ha-ha-ha, nyeri seperti ini saja untuk apa mengeluh" Memalukan saja! Yang nyeri adalan paha, bukan aku, ha-ha-ha! "
"Hemmm, bocah sombong!" tiba-tiba kakek itu berkata, akan tetapi sungguh aneh, dia tidak marah dan bahkan pandang matanya terhadap Tiong Sin tidaklah sedingin tadi. "Siapakah engkau sesungguhnya?"
Tiong Sin terkejut dan juga merasa heran melihat sikap yang tiba-tiba berubah itu. Sungguh seorang kakek yang aneh dah menyeramkan. "Namaku Bu Tiong Sin, seorang yang hidup sebatang kara dan tidak mempunyai tempat tinggal, seorang kelana yang tidak memiliki apa-apa."
"Ceritakan mengapa engkau tadi dikeroyok oleh orangorang Mongol itu!" kata pula kakek itu, kini suaranya tidak sekaku tadi, bahkan nampak sinar yang membayangkan hati tertarik.
Dalam benak Tiong Sin yang cerdik sudah terancang cerita yang masuk akal. Dia tidak mau sembarang membohong karena maklum bahwa orang sakti seperti kakek ini tidak mudah menerima kebohongan. Dia bercerita bahwa dalam perantauannya ke utara, dia bertemu dengan seorang pemuda gagah bernama Yuci yang
memperkenalkannya kepada Jenghis Khan.
"Karena saya tidak tahu siapa mereka, saya lalu menerima ketika diberi pekerjaan sebagai pembantu Yuci.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Akan tetapi ketika kami diutus ke Pangeran Pang Sun, kepala suku Liao-tung untuk mengadakan persekutuan dan bersama suku itu hendak menyerbu ke selatan untuk menundukkan Kerajaan Cin, saya terkejut. Tentu saja saya tidak mau kalau disuruh berkhianat kepada bangsa sendiri.
Saya lalu menyatakan mundur. Ternyata Yuci tidak mau melepaskan saya, bahkan hendak membunuh saya karena dia takut kalau saya akan membantu Kerajaan Cin dan menjadi mata-mata yang membocorkan semua keadaan pasukan Jenghis Khan. Tiong Sin memang cerdik sakali.
Tadi dia sudal melihat betapa ayah dan anak ini tidak suka kepada orang Mongol. Hal Ini hanya mempunyai sebab yang sudah jelas, yaitu bahwa sebagai orang-orang Han, ayah dan anak ini tidak suka melihat orang Mongol hendak menyerbu ke selatan. Oleh karena itu, dia pun mengarang cerita yang sejalan.
"Nah, apa kataku, Ayah" Orang ini ternyata ada pula gunanya. Dia berjiwa patriot, membenci orang Mongol.
Dia gagah berani dan juga tabah, tahan uji dan tidak cengeng. Kurasa dia pantas untuk menjadi pembantu kita."
Sepasang alis itu berkerut dan sepasang mata itu mengamati dengan tajam, lalu hidungnya mendengus dengan sikap menghina. "Dia ini menjadi pembantuku"
Huh, tentu akan mengecewakan saja. Dengan
kemampuannya yang rendah itu....."
Kembali Tiong Sin merasa perutnya panas. Kakek ini terlalu memandang rendah dan menghinanya.
Bagaimanapun juga dia tidak menganggap kepandaiannya terlalu rendah! Bahkan kalau dia mempergunakan Pedang Asmara dia tidak gentar melawan kakek ini sekali punl Akan tetapi, mereka ini adalah penolongnya, dan pula, pahanya masih terluka sehingga melawan mereka tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akan ada gunanya. Bahkan tentu dia akan dibunuh oleh kakek yang nampaknya kejam sekali ini.
Gadis itu membalut pahanya dengan sobekan kain bersih. Setelah selesai, ia mengamati wajah Tiong Sin yang tampan, lalu ia berkata kepada ayahnya. "Boleh jadi ilmu kepandaiannya masih rendah, Ayah. Akan tetapi apa sukarnya membuat dia menjadi lihai" Kalau Ayah mau menerimanya sebagai murid....."
"Huh! Murid?"
"Ayah adalah seorang datuk besar. Siapa tidak mengenal Pak-ong" Ayah adalah raja datuk di utara, akan tetapi segala ilmu kepandaian Ayah hanya diturunkan kepada aku seorang. Aku seorang wanita dan aku juga malas, mana mampu menampung semua ilmu Ayah" dan kulihat dia ini seorang pemuda yang cukup berbakat, ulet dan tabah, juga tahu diri. Kalau dia suka menjadi murid Ayah, apa salahnya" Dia dapat menjad murid dan pembantu yang baik sekali!"
Bukan main kagetnya rasa hati Tiong Sin mendengar bahwa kakek jang kurus kering dan dingin itu adalah Pak ong! Dia pernah mendengar bahwa di dunia persilatan, terdapat empat orang datuk besar yang amat terkenal, yang rnenguasai empat penjuru, masing-masing mendapat julukan sesuai dengan daerah yang mereka kuasai. Pak-ong berkuasa di utara, Tung-hai Kiam-ong atau Tung kiam berkuasa di tirnur, Nam-san Tok siang atau Nam Tok berkuasa di selatan dan di barat terdapat See-thian Mo-ong atau See Mo. Kiranya yang berada hadapannya ini adalah Pak-ong (Raja Utara] yang terkenal sebagai seorang di antara empat datuk sakti dari empat penjuru! Dia tidak ragu lagi akan kesaktian datuk ini, maka mendengar ucapan gadis itu yang mengandung anjuran kepadanya, serta merta dia lalu menjatuhkan diri berlutut di depan kakek itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau Lo-cianpwe sudi menerima teecu sebagal murid, teecu akan berterima kasih sekali dan akan melakukan segala perintah Lo-clan-pwe dengan patuh dan dengan taruhan nyawa!"
Perhitungannya memang tepat. Biarpun wataknya aneh sekali, tadi Pak-ong yang bernama Ji Hiat itu telah mulai tertarik, apalagi dia melihat betapa puterinya yang amat disayangnya itu kelihatan suka kepada pemuda itu. Kalau dia berpura-pura bersikap dingin adalah untuk melihat bagaimana sikap pemuda itu. Dia tahu bahwa pemuda itu tabah, cerdik, tampan dan memiliki bakat yang baik. Hal ini dapat dilihatnya ketika pemuda ini tadi dikeroyok oleh orang-orang Mongol. Kalau digembleng, pemuda ini akan menjadi seorang murid yang dapat dibanggakan. Kini, melihat pemuda itu berlutut, dia pun meninggalkan sikap dingin dan kakunya.
"Bu Tiong Sin, dengar baik-baik. Selain tidak mudah untuk dapat mempelajari ilmu ilmuku, harus berani lelah dan harus rajin berlatih, juga menjadi muridku berarti akan menghadapi lawan-lawan tangguh. Ketahuilah bahwa kalau diadakan pertemuan antara Empat Datuk Besar untuk menentukan siapa di antara kami yang paling tangguh, sebelum kami sendiri saling uji kepandaian, harus masing-masing mengajukan seorang murid. Kalau engkau menjadi muridku, berarti engkaul kelak akan menghadapi murid-murid tiga orang datuk lain dan engkau harus mampu mengalahkan mereka. Kalau engkau kalah, mungkin akan tewas atau terluka. parah karena pihak lawan adalah orang orang tangguh. Masihkah engkau tertarik untuk menjadi muridku?"
Tiong Sin masih berlutut dan dia menjawab tanpa ragu.
"Teecu sanggup menghadapi segala bahaya, teecu bersedia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mempertaruhkan nyawa sebagai murid Suhu." Dia sudah berani menyebu suhu (guru).
"Bagus! Kalau begitu, mulai saat ini engkau menjadi mundku, dan mengingat engkau lebih tua, biarpun kini kepandaianmu masih di bawah tingkat anakku Ji Kui Lan, engkau juga menjadi suhengnya (kakak seperguruan). "
"Terima kasih, Suhu!" Dia memberi hormat berkali-kali, kemudian dia bangkit dan memberi hormat kepada gadis itu sambil berkata dengan sikap sopan dan menarik.
"Sumoi (adik seperguruan), terima kasih atas kebaikanmu." Pahanya tidak begitu nyeri lagi.
Kui Lan tersenyum dan deretan giginya yang rapi dan putih nampak, membuat wajahnya itu kini nampak berseri dan penuh semangat, tidak seperti tadi yang nampak dingin.
"Hi-hi-hik, Suheng. Hampir saja tadi engkau kubunuh.
Kalau saja engkau tadi merintih atau mengeluh ketika kuobati, golokku tentu sudah membunuhmu!"
Diam-diam Tiong Sin terkejut, akan tetapi dia dapat menahan perasaannya dan bertanya, "Akan tetapi, mengapa engkau akan membunuhku, Sumoi?"
"Karena aku paling benci dan muak melinat seorang pria yang cengeng dan tak tahan menderita!" jawabnya acuh.
Diam-diam Tiong Sin bergidik. Gadis ini memang manis sekali, dengan bentuk tubuh yang menggairahkan, dan kalau tersenyum seperti itu, nampak kehangatannya. Akan tetapi, di balik itu memiliki watak aneh, dingin dan juga luar biasa kejamnya!
"Huh, kalau tadi dia tidak jadi ingin menjadi muridku setelah mendengar kesukaran yang kuceritakan, dia pun tentu sudan kubunuh!" kata kakek itu menirukan puterinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku paling benci melihat orang muda yang bicaranya tak menentu."
Diam-diam Tiong Sin memuji diri sendiri. Untung dia cerdik. Kiranya berdekatan dengan ayah dan puterinya ini merupakan hal yang amat berbahaya dan sejak sekarang, biarpun sudah menjadi murid Pak-ong, dia narus tetap berhati-hati dan dapat menyenangkan hati mereka. Siapa tahu, kesalahan sedikit saja sudan cukup membuat kumat gila mereka dan dia akan dibunuh begitu saja tanpa banyak alasan lagi!
Ternyata obat luka itu manjur bukan main. Ketika diajak berjalan kaki, Tiong Sin sudah dapat berjalan tanpa pincang, dan hanya terasa nyeri sedikit saja. Mereka melakukan perjalanan ke selatan, memasuki daeran Kerajaan Cin. Setelah melakukan perjalanan sepekan lamanya, luka di paha Tiong Sin sudah sembuh sama sekali.
Hari itu, mereka bertiga tiba di lereng sebuah bukit yang sunyi dan tiba-tiba Pak-ong mengajak mereka berhenti. Dia lalu menghadap ke utara, melihat dari lereng bukit itu.
Nampak daeran yang luas di utara karena di kaki bukit itu, di sebelan utara, terdapat tanah datar yang luas. Jauh di sana, samar amar, nampak jajaran gunung-gunung dan di balik gunung-gunung itulah tempat di mana dia dan puterinya tadinya tinggal. Gerakan orang-orang Mongol memaksa dia meninggalkan tempat itu karena dia tidak sudi memperhambakan dirinya kepada orang Mongol. Untuk menentang mereka, tentu saja dia tidak mampu. Apa artinya kekuatan seorang dua orang menghadapi pasukan yang puluhan bahkan ratusan ribu orang jumlahnya" Dia mempunyai banyak kenalan di selatan, bahkan beberapa orang pangeran di Kerajaan Cin dikenalnya. Maka, dia pun mengambil keputusan, mengajak puterinya untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengungsi ke kota raja Cin, yaitu kota raja Yen-cing (sekarang Peking). Dan dalam perjalanan itulah dia dan puterinya melihat Tiong Sin dikeroyok pasukan Mongol lalu turun tangan menolongnya.
Melihat kakek itu berdiri seperti patung dan wajan kakek itu nampak keruh dan muram, Tiong Sin merasa heran.
Akan tetapi sebelum dia bertanya, lengannya disentun oleh Kui Lan dan gadis ini berkata, "Jangan kau ganggu Ayah, Suheng. Ayah sedang memandang ke utara dan terkenang kepada tempat tinggal kami di sana. Gerakan orang-orang Mongol itu memaksa kami meninggalkan tempat itu dan pergi ke selatan."
Tiong Sin mengangguk, mengerti. Selama sepekan ini, dia dan kedua orang ayah dan anak itu hanya melakukan perjalanan saja, hanya berhenti untuk makan atau untuk melewatkan malam di mana saja. Kakek itu bersikap pendiam dan dingin. Sedangkan sikap Kui Lan masih tetap aneh baginya. Kadang-kadang, gadis ini bersikap ramah sekali kepadanya, hangat dan bergembira, akan tetapi ada kalanya gadis itu pun bersikap seperti ayahnya, diam dan dingin. Kalau sedang seperti itu, Tiong Sin sama seknli tidak berani mengganggunya dan dia pun diam. Belum pernah dia menerima pelajaran ilmu silat, baik teori maupun prakteknya. Namun, dia tetap bersabar, apalagi pahanya juga harus sembuh dulu sama sekali.
"Suheng, bagaimana dengan pahamu?" tiba-tjba gadis itu bertanya. Tiong Sin memandang ke arah paha kirinya. Dia kini mengenakan sebuah celana baru, pemberian Kui Lan yang membelikan pakaian untuknya ketika mereka melewati sebuah dusun di mana terdapat orang menjual pakaian. Pakaian sederhana namun kainnya tebal dan kuat, dan Tiong Sin berterima kasih sekali untuk perhatian itu.
"Sudan sembuh, Sumoi."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sembuh sama sekali" Tidak terasi nyeri sama sekali kalau dipakai bergerak dan mengerahkan tenaga?"
"Tidak, semalam sudah kucoba untuk berlatih silat dan ternyata tidak terasa nyeri sama sekali."
"Bagus, kalau begitu, sudah tiba saatnya untuk menguji kepandaianmu, Suheng. Bangkit dan bersiaplah, mari kita bertanding agar Ayah dapat melihat sampai di mana tingkat kepandaianmu."
Tentu saja Tiong Sin merasa girang bukan main. Kiranya diam-diam ayah dan anak itu menaruh perhatian kepadanya dan kalau selama sepekan ini dia didiamkan saja adalah karena pahanya belum sembuh. Kini, Kui Lan hendak mengujinya. Dia harus memperlihatkan siapa dirinya yang sesungguhnya! Sudah terlalu lama ayah dan anak ini memandang rendah kepadanya! Akan dia perlihatkan bahwa dia bukanlah seorang pemuda lemah yang berkepandaian rendah. Dia merasa yakin bahwa dia akan mampu menandingi Kui Lan. Berapa sih kehebetan seorang gadis yang usianya baru delapan belas tahun, masih belum dewasa benar itu" Akan tetapi, dia masih agak ragu karena yang mengajaknya bertanding adalah sumoinya, bukan atas perintah suhunya, maka dia pun menoleh dan memandang kepada kakek itu.
Kiranya Pak-ong Ji Hiat kini telah duduk bersila di atas batu dan menghadapi mereka. Kakek itu mengangguk kepadanya. "Engkau boleh menandingi Kui Lan, hendak kulihat sampai di mana dasar ilmu silatmu."
"Mari Suheng, dan jangan ragu-ragu, keluarkan semua kepandaianmu. Kita bertanding dengan tangan kosong!"
tantang gadis itu yang sudah memasang kuda-kuda. Hampir saja Tiong Sin tak dapat menahan ketawanya melihat cara gadis itu memasang kuda-kuda. Kedua kakinya terpentang,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lutut ditekuk, kedua tangan di pinggang. Kuda-kuda ini biasa saja, akan tetapi yang lucu adalah pinggulnya! Pinggul gadis itu yang nampak menonjol besar ke belakang, bergoyang-goyang ke kanan kiri! Belum pernah selama hidupnya Tiong Sin melihat kuda kuda seperti itu, dengan pinggul bergoyang-goyang seperti seorang penari yang genit, atau seperti seekor kuda betina yang sedang berahi!
Kalau saja dipasangi ekor tentu akan nampak semakin lucu!
Betapapun juga, melihat pinggul besar itu bergoyang, hati Tiong Sin ikut pula bergoyang.
Begitu Tiong Sin memasang kuda-kuda yang kokoh dari ilmu silat Thay-san Kun-hoat yang dipelajarinya dari gurunya, yaitu Yeliu Cutay, dengan kedua kaki terpentang dan lutut ditekuk seperti yang dilakukan gadis itu, akan tetapi tanpa goyang pinggul, melainkan kokoh kuat seperti gunung Thay-san, tiba-tiba gadis itu berseru.
"Suheng, lihat seranganku!" Dan tiba-tiba saja gadis itu sudah menyerang dengan dahsyatnya, dengan kaki melangkah meju, langkah kecil-kecil namun cepat, dan kedua tangan yang menyerang dengan pukulan bertubi-tubi itu sungguh cepat sekali gerakannya dan mengandung angin pukulan yang dahsyat! Ketika meyerang, pinggulnya masih membusung kebelakang. Menghadapi serangan yang demikian cepat dan mendatangkan angin, Tiong Sin bersikap hati-hati dan dia pun meloncat ke samping untuk mengelak sambil mencari kesempatan untuk membalas.
Akan tetapi, mendadak tubuh gadis iu membuat gerakan aneh, meloncat dan tahu-tahu, tubuh itu berputar dan kaki kanan sudah melayang dengan gerakan seperti menendang ke belakang! Gerakannya sungguh mirip seekor kuda yang menendang, kaki kanan disusul kaki kiri dengan tendangan yang amat kuat, sedangkan kedua tangannya menjadi kaki depan, menekan tanah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ahhh.....!" Hampir saja Tiong Sin terkena tendangan yang tak tersangka-sangka dan amat kuat itu. Dia tidak sempat lagi mengelak, dan terpaksa menangkis sambil miringkan tubuhnya.
"Dukkk.. !" Tendangan kedua kaki itu demikian kuatnya sehingga ketika Tiong Sin menangkis, walaupun dia sudah mengerahkan tenaga, tetap saja tubuhnya terhuyung ke belakang dan dia hampir roboh!
Akan tetapi, Tiong Sin biarpun terkejut sekali, cepat meloncat dan berjungkir balik untuk mengatur keseimbangan tubuhnya, lalu mengnadapi gadis itu yang telah berdiri tegak dengan kedua tangan bertolak pinggang dan memandang kepadanya dengan senyum manis.
Senyum yang bagi Tiong Sin seperti ejekan dan membuat hatinya panas juga. Bagaimana mungkin dalam segebrakan saja dia hampir robon" Kuda-kuda yang aneh itulah yang membuat dia lengah. Atau lebih tepat, pinggul yang indah itu yang membuat dia kurang waspada. Kiranya memang ilmu tendangan gadis itu sepert gerakan kuda! Dia harus lebih berhati-hati. Dia tidak tanu bahwa memang dari ayannya, gadis ini telah mewarisi ilmu silat yang disebut Kui-ma-kun (Silat Kuda Iblis) yang mempunyai banyak gerakan aneh, di antaranya tendangan yang dilakukan seperti sepakan seekor kuda marah.
Kini Tiong Sin yang mendahului dengan serangannya dan dia kini mengeluarkan semua ilmunya, juga mengerahkan seluruh tenaganya karena maklum bahwa gadis itu lihai bukan main. Namun, semua serangannya dengan ilmu silat Thay-san-kun dapat dielakkan atau ditangkis dengan amat baiknya oleh gadis itu dan kalau ia membalas, baik dengan pukulan kedua tangannya yang mirip dengan hantaman kedua kaki depan kuda yang marah atau dengan sepakan kedua kakinya, selalu Tiong Sin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kewalahan dan terhuyung ke belakang. Jelaslah bahwa dalam ilmu silat tangan kosong, kalau dilanjutkan, Tiong Sin pasti akan kalah. Dia selalu terdesak dan setiap serangannya tidak ada artinya, sebaliknya kalau gadis itu menyerang, dia kewalahan dan beberapa kali hampir terpelanting.
"Cukup, kini pergunakan senjata!" kata Pak-ong Ji Hiat yang merasa gembira karena ternyata tingkat kepandaian muridnya itu cukup untuk menjadi dasar mempelajari ilmu silatnya yang lebih tinggi. Dengan dasar seperti itu, tidak akan makan waktu terlalu lama bagi Tiong Sin untuk dapat menguasai ilmu ilmu yang diajarkannya. Namun, dia ingin melihat juga bagaimana tingkat pemuda itu kalau bersenjata.
Diam-diam liong Sin merasa girang Dengan ilmu silat tangan kosong, dia memang kewalahan menghadapi ilmu silaf kuda goyang itu, akan tetapi kalau dengan senjata, apalagi dengan Pedang Asmara, pedang pusakanya yang ampuh dia akan memperlihatkan kebolehannya Rasakan engkau sekarang, gadis sombong Kalau bukan ilmu pedangku, tentu pedang pusakaku akan membuat engkau tunduk!
"Singgg..... " Nampak sinar berkelebat ketika gadis itu mencabut senjatanya dan ternyata di tangan kanannya telah memegang sebatang golok yang tipis dan ringan. Ketika tangan kirinya bergerak nampak pula sinar keemasan dan tangan kiri itu telah melolos sebatang sabuk emas dari pinggangnya. Kiranya, sabuk yang tadi menghias pinggangnya yang ramping itu merupakan senjatanya pula.
"Suheng, perlihatkan senjatamu!" kata gadis itu sambil tersenyum manis sekali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Srattt.....!" Nampak sinar hijau dan hawa dingin sejuk terasa sekali ketika Pedang Asmara tercabut dari sarangnya.
"Uhhn.....! Pedang yang luar biasa!"
Pak-ong Ji Hiat berseru dan tiba-tiba saja tangannya bergerak. Tiong Sin terkejut dan hendak mengelak, namun gerakan tangan itu luar biasa sekali. Tiba-tiba ada jari menyentuh siku dan pergelangan tangannya, sedemikian cepatnya sehingga tahu-tahu tangannya lumpuh dan pedang itu terlepas dari pegangannya, dan sudah berpindah ke tangan gurunya!
Pak-ong Ji Hiat mengamati pedang itu, tidak mempedulikan muridnya dan berkali-kali dia mengeluarkan seruan kagum dan heran. "Huh..... pedang hebat.....
mungkinkah ini" Benarkah ini Batu Dewa Hijau?" Dia menggerak-gerakkan pedang dan nampak gulungan sinar hijau yang mengeluarkan bunyi nyaring merdu, dan terasa hawa sejuk nyaman! "Dari mana kau memperoleh pedang pusaka ini, Tiong Sin?"
Ditanya demikian, Tiong Sin terkejut. Akan tetapi nada suara gurunya ramah dan dia pun menjawab sejujurnya,
"Tecu menerimanya sebagai hadiah dari guru teecu yang pertama."
"Siapakah gurumu itu?" .
"Namanya..... Yeliu Cutay....."
Kakek itu menggeleng kepala, tidak mengenal nama itu.
"Sungguh heran pernah aku mendengar berita angin dari para kepala suku di utara bahwa yang memiliki pedang yang dibuat dari Batu Dewa Hijau adalah Jenghis Khan yang kini menjadi raja besar orang Mongol. Tidak tahunya sekarang berada di tanganmu! Engkau sungguh beruntung sekali Tiong Sin, mendapatkan pedang seperti ini dan guru
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seperti aku." Dia mengembalikan pedang itu kepada muridnya. "Nah, kalian bertandinglah!"
Dengan hati besar karena mengandalkan pedangnya, Tiong Sin melintangkan pedang di depan dadanya, lalu berkata kepada Kui Lan, "Sumoi, silakan engkau mulai menyerang, aku telah siap!" Dia tersenyum melihat betapa gadis itu seperti terpesona, memandang kepadanya dengan mata terbelalak penuh kagum dengan mulut setengah terbuka, setengah senyum yang aneh, dan seperti orang kaget ketika dia mengeluarkan ucapan itu, seolah-olah baru sadar dari lamunan.
"Eh, ohhh..... baiklah. Kau sambut serangan ini, Suheng!" katanya, dan goloknya menyambar. Ketika Tiong Sin menangkis, terdengar bunyi nyaring dan golok itu terpental! Diam-diam Tiong Sin merasa girang. Kalau tadi ketika mereka bertanding dengan tangan kosong, jelas dia kalah kuat dalam hal tenaga sin-kang, kini golok itu terpental, tanda bahwa gadis itu dalam penyerangannya tidak mempergunakan seluruh tenaganya! Ini berarti mengalah, dan melihat pandang matanya tadi, jelas bahwa gadis itu sudah dapat dia talukkan melalui pengaruh Pedang Asmara!
"Kui Lan, serang yang betul untuk mengujinya. Hayo!"
bentak Pak-ong Ji Hiat dan kembali gadis itu seperti baru sadar dan mulailah ia menyerang dengan golok, dibantu oleh sabuk emasnya. Namun, tetap saja gerakannya ragu-ragu, seolah-olah ia merasa khawatir kalau kalau senjatanya akan melukai pemuda yang tiba-tiba saja nampak begitu menarik dan telah membangkitkan gairah yang menggelora dalam hatinya. Tiba-tiba saja ia tahu bahwa ia telah jatuh cinta kepada pemuda yang kini menjadi suhengnya itu, maka ia khawatir kalau sampai ia melukai pemuda itu!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Karena Kui Lan tidak menyerang dengan sungguh-sungguh, gerakannya serba kurang, kurang cepat dan kurang kuat, maka tidak sukar bagi Tiong Sin untuk mengimbanginya, untuk mengelak, menangkis dan balas menyerang. Namun, dia sendiri bukan orang bodoh. Dia tidak mau melukai sumoinya, bukan saja karena takut akan akibatnya, melainkan juga karena dia yang mata keranjang tentu saja merasa sayang kalau sampai kulit halus mulus itu terluka, kulit yang sepantasnya dibelainya! Terjadilah pertandingan yang berjalan lambat karena keduanya menjaga agar jangan sampai melukai lawan!
Diam-diam Pak-ong Ji Hiat merasa heran, akan tetapi juga girang. Jelas bahwa puterinya telah jatuh cinta kepada Bu Tiong Sin! Padahal biasanya, Kui Lan selalu menolak dengan marah-marah kalau dia bicara soal perjodohan. Dan pilihan puterinya ini tidak terlalu mengecewakan. Seorang pemuda yang tampan dan gagah, dan lebih dari itu, menjadi muridnya malah! Puterinya pernah berkata kepadanya dengan tegas bahwa ia hanya mau menjadi isteri seorang pria yang mampu mengalahkannya dalam ilmu silat. Dan tentu saja sekarang pun Kui Lan dapat kalah kalau memang ia mengalah! Andaikata Kui Lan menghendaki agar Tiong Sin benar-benar lebih lihai darinya, tidak sukar. Kalau dia menggembleng pemuda itu yang nampaknya berbakat, tentu pemuda itu akan memperoleh kemajuan dan dapat melewati Kui Lan, setidaknya mampu menandinginya.
Melihat betapa "pertandingan" itu lebih tepat dinamakan adu hati-hati agar jangan melukai lawan daripada adu tenaga dan kepandaian, sambil tersenyum Pak-ong berseru,
"Sudah! Cukup, berhentilah kalian!"
Kedua orang itu meloncat ke belakang dan Tiong Sin segera menyimpan pedangnya. Kui Lan nampak tersipu ketika memandang kepada ayahnya, karena melihat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ayahnya tersenyum senyum itu ia pun mengerti bahwa ayahnya dapat menduga akan isi hatinya.
"Ayah, engkau gemblenglah Suheng baik-baik, dan aku percaya kelak dia akan dapat mengungguli aku!" katanya dengan terus terang.
Mendengar ini, Pak-ong yang biasanya berwajah muram itu tersenyum lebar. "Ha, engkau dengar itu, Tiong Sin"
Kalau engkau tidak berlatih dengan rajin sehingga dapat mengungguli Kui Lan, jangan harap engkau akan dapat memetik bunga bukit-bukit Utara!"
Tentu saja Tiong Sin maklum yang dimaksudkan, dan sambil tersenyum dia pun menjawab dengan suara sungguh sungguh, "Teecu akan belajar dengan rajin dan mentaati semua perintah dan pesan Suhu. Juga kuharap Sumoi yang sudah lebih dahulu belajar, suka memberi petunjuk."
"Suneng, jangan terlalu merendah. Engkau cukup hebat, terutama ilmu pedangmu." kata Kui Lan sambil mengerling tajam dan mulutnya menghadiahkan senyum manis sekali.
Demikianlah, mulai hari itu, Tiong Sin menerima gemblengan dari Pak-ong, seorang di antara empat datuk empat penjuru yang sakti. Dia memang telah memiliki dasar yang baik, yaitu ilmu-ilmu kilat yang dipelajarinya dari Yeliu Cutay. Selain itu, dia memiliki bakat yang baik pula, maka ditambah kerajinannya, maka dia memperoleh kemajuan cepat sekali ketika menerima gemblengan dari Pak-ong. Lebih lagi karena dia mempunyai teman berlatih yang juga lihai, yaitu sumoinya sendiri, Ji Kui Lan. Hal ini membantunya banyak sekali dan dia cepat menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan datuk itu kepadanya. Dan dia pun mengikuti gurunya bersama sumoinya yang meninggalkan daerah Mongol memasuki daerah kekuasaan Kerajaan Cin.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hayo kita berlatih lagi, Hong-ko Jurus-jurusmu itu masih kaku. Kalau menghadapi aku saja masih belum sempurna benar, mana mungkin engkau dapat bertahan menghadapi jurus-jurus yang dimainkan ayah" Hayo, kausambut seranganku ini!" Setelah berkata demikian Ang Siang Bwee sudah menyerang Kwe San Hong dengan ilmu silat tangan kosong yang menjadi andalan ayahnya, yaitu Hek-In Pay-san (Awan Hitam Mendorong Bukit). Dari kedua telapak tangannya mengepul uap hitam dan pukulan-pukulan yang dilancarkan sungguh dahsyat bukan main, selain cepat sekali juga mendatangkan angin dahsyat dan pukulan itu mengandung racun!
Terpaksa San Hong mengelak dengan cepat. Biarpun gadis itu hanya bermaksud memaksanya berlatih, namun serangannya sungguh-sungguh dan kalau dia lengah bisa berbahaya.! Pukulan Hek-in Pay-san kalau mengenai bagian tubuh secara tepat, dapat membahayakan dan sukar sekali dicari obatnya. Dia sendiri sudah mengalaminya. Pukulan Hek-in Pay-san yang dilakukan Nam Tok, ayah gadis itu, pada dirinya membuat dia berada dalam cengkeraman maut dan hanya berkat bantuan Siang Bwee saja dia dapat di sembuhkan oleh Tung Kiam, datuk di timur itu. Dan untuk dapat menahan serangkaian serangan Siang Bwee yang menggunakan ilmu dahsyat itu, terpaksa dia memainkan ilmu-ilmu yang dipelajarinya secara singkat dari Tung Kiam. Ilmu-Ilmu ini memang sengaja diciptakan oleh Tung Kiam untuk menghadap Hek-in Pay-san dari Nam Tok.
Hubungan antara empat orang datuk besar itu memang aneh sekali. Sejak muda mereka itu saling bersaingan, saling tidak mau kalah dalam hal apa saja. Kalau yang seorang mendengar bahwa di antara mereka ada yang menciptakan suatu ilmu baru yang lihai, tentu dia akan menyelidiki dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akan menciptakan ilmu lain yang sengaja dibuat untuk menghadapi ilmu baru dari saingan itu. Oleh karena itu, seperti juga dengan tiga orang tokoh lainnya, diam-diam Tung Kiam menyelidiki ilmu-ilmu baru dari tiga orang saingannya dan dia pun menciptakan ihm ilmu untuk menghadapi semua ilmu lawan itu! Maka, ketika mendengar bahwa Kwe San Hong dimusuhi oleh Nam Tok hendak mengadu ilmu dengan datuk selatan itu, tanpa ragu-ragu lagi dia 1alu mengajarkan ilmu yang khas diciptakannya untuk melawan Hek-in Pay-san dari Nam Tok. Padahal San Hong bukan muridnya, juga tidak ada rasa suka dalam hatinya kepada pemuda tinggi besar itu.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Jilid XVIII Jelas bahwa dia mengajarkan ilmu itu dengan harapan agar pemuda itu dapat mengalahkan seorang di antara tiga saingan besarnya itu!
Biarpun dia menerima pelajaran ilmu yang khas untuk menghadapi Hek-in Pay san, tentu ilmu yang hanya dipelajarinya selama seminggu itu tidak akan banyak gunanya sekiranya di situ tidak ada Siang Bwee yang membantunya. Gadis itu yang mengajaknya berlatih dan ia menggunakan ilmu Hek-in Pay-san sehingga tentu saja San Hong dapat mempergunakan ilmu yang dipelajarinya dari Tung Kiam itu dengan sebaiknya. Apalagi gadis itu juga membantunya, memberi petunjuk akan bahayanya ilmu Hek-in Pay-san. Biarpun tingkat gadis itu tentu saja tidak dapat disamakan dengan tingkat ilmu kepandaian ayahnya, namun setidaknya San Hong sudan mengenal ilmu itu dan dapat mengatur cara menghadapinya, tidak akan terkejut lagi kalau kelak Nam Tok menyerangnya dengan ilmu itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Setelah merasa puas melihat kemajuan San Hong sehingga pemuda itu dapat menghindarkan diri dari semua jurus ilmu silat Hek-in Pay-san walaupun belum sempurna benar, Siang Bwee menjadi girang dan menghentikan serangannya. Mereka berdua merasa lelah dan mereka duduk beristirahat di bawah pohon besar itu.
"Engkau sudah memperoleh kemajuan, Hong ko." kata Siang Bwee sambil mengusap keringat dari dahi dan lehernya. Gadis ini nampak seperti seorang pemuda remaja yang tampan dan lincah. Akan tetapi dalam pandangan San Hong, ia tetap seorang gadis yang cantik jelita dan manis sekali, dengan wataknya yang aneh, berani mati, ugal-ugalan dan nyentrik, pandai sekali berdebat, cerdik dan licik bukan main, kadang dapat juga bersikap galak dan ganas, namun di lain saat dapat bersikap lembut penuh kehangatan dan kewanitaan. Melinat gadis itu bermandi peluh, San Hong teringat bahwa semua jerih payah gadis itu dilakukan demi dia! Gadis ini pula yang telah menyelamatkannya dari ancaman maut ketika dia terluka oleh pukulan ayah gadis .
Dengan berani mati, cerdik dan licik, fidis itu telah dapat mengelabui seorang datuk sesat macam Tung Kiam untuk mengobatinya sampai sembuh, bahkan telah melatihnya dengan ilmu silat untuk menghadapi Nam Tok. Bukan itu saja, bahkan gadis itu rela berjanji palsu untuk mau dijodohkan dengan Cu See Han putera Tung Kiam, mau pula menerima ciuman sebagai tanda suka. Padahal, semua itu dilakukannya demi San Hong!
"Bwee moi ........."
Gadis itu mengangkat mukanya yang kemerahan karena baru saja digosoknya untuk menghapus keringat. Sepasang pipi itu, tepat di bawah kanan kiri sepasang mata, di bagian tulang pipi yang menonjol, nampak merah sekali seperti buah tomat matang. Pantas wanita kota suka memberi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pemerah pada kulit pipi di bagian itu. Kiranya semua itu untuk meniru kemerahan aseli yang terdapat pada pipi gadis yang sehat seperti Siang Bwee. Memang manis sekali!
"Ada apakah, Hong-ko?" tanyanya dengan alis berkerut dan lesung pipit muncul di kanan kiri mulutnya. Makin manis!
"Bwee-moi, kenapa engkau begini baik kepadaku?"
"Eh" Siapa yang baik kepada siapa" Engkau hampir mati karena pukulan ayah ku, dan engkau masih bilang bahwa aku baik?"
San Hong mengamati wajah itu akan tetapi sukar untuk dapat menjenguk isi hati melalui wajah yang mudah berubah itu. "Ayahmu memang memukulku, akan tetapi engkau.....engkau selalu melindungi aku, bahkan engkau telah berkorban untuk menyelamatkan aku. Kenapa, Bwee moi?"
"Habis, bagaimana lagi" Apakah aku harus ikut-ikut ayah, menambahi pukulan maut kepadamu" Hong-ko, ayah telah memukulmu, aku sebagai puterinya hendak menebus dengan menolongmu. Bukankah itu sudah tepat namanya"
Aku hanya ingin menebus kesalahan ayah kepadamu."
"Tapi, Bwee-moi, ayahmu memukulku karena aku hendak membunuhnya!"
Gadis itu mengerutkan alisnya, nampak kecewa sekali.
"Aih, Koko, kalau saja engkau tidak melakukan hal itu!
Kalau saja engkau tidak memusuhinya..... "
"Mana mungkin, Bwee-moi" Ayahmu telah membunuh banyak penduduk dusun Po-lim-cun, termasuk ayah ibuku!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku tidak percaya!" Gadis itu berkeras mengeluarkan isi hatinya. "Aku mengenal ayahku sendiri! Dia tidak akan melakukan hal itu!"
"Tapi..... tapi penduduk Po-lim-cun ada yang memberitahu kepadaku, dan juga ayahmu sendiri tidak menyangkal, bahkan mengaku telah membunuhi semua orang itu!"
"Tentu saja! Memang demikian itu watak ayahku."
San Hong memandang heran. "Bagaimana ini, Bwee-moi" Kau bilang bahwa tidak mungkin ayahmu melakukan pembunuhan pembunuhan itu, dan kau bilang pula bahwa tentu saja ayahmu mengaku telah melakukannya!"
Gadis itu mengangguk-angguk. "Memang demikianlah watak ayahku. Di bukan seorang pengecut, maka tidak mungkin dia sudi membunuhi orang orang dusun yang lemah dan sama sekali bukan lawannya itu. Dia belum pernah membunuh orang yang bukan lawan seimbang dia akan merasa malu untuk membunuh orang yang tingkat kepandaiannya jauh lebih rendah darinya. Apalagi membunuh orang-orang dusun yang bodoh dan lemah. Itu bukan wataknya! Karena itulah aku tetap tidak percaya bahwa dia tela melakukan pembunuhan terhadap ayah ibumu dan penduduk dusun Po-lim cu itu."
"Tapi..... tapi dia mengaku....."
"Tentu saja! Ayah bukan seorang pengecut yang takut mengakui apa saja dan berani menghadapi akibatnya. Dia merasa malu untuk menyangkal! Bahkan dia berani mengakui segala perbuatan yang menggegerkan, walaupun bukan dia yang melakukannya. Kalau ada orang bertanya siapa yang sekarang memimpin orang Mongol yang hendak menyerbu ke selatan, tanpa sangsi lagi ayah tentu akan berani mengakui, bahwa dialah yang menjadi pemimpin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pemberontakan. Andaikata ada perbuatan yang menggemparkan, misalnya pembunuhan terhadap kaisar, atau pencurian pusaka dari istana, atau pembunuhan kejam terhadap ratusan orang atau perbuatan yang paling kejam dan biadab, tentu ayah akan mengakuinya sebagai perbuatannya! Makin jahat dan makin berbahaya akibatnya, dia akan merasa semakin gembira. Itulah ayahku! Itulah Nam-san Tok-ong!" kata gadis itu dengan nada suara bangga.
Tentu saja San Hong menjadi bengong, terheran-heran dan di dalam hatinya masih tidak percaya ada orang yang memiliki watak seaneh Nam Tok. Benarkah demikian"
Atau gadis ini hanya ingin membersihkan nama ayahnya saja"
"Tapi..... tapi mengapa begitu aneh" Kalau bukan ayahmu yang membunuhi orang-orang dusun Po-lim-cun, padahal ayahmu telah mengaku dan ada penduduk yang melihat sendiri, lalu siapa yang melakukannya" Kepada siapa aku harus menuntut pertanggunganjawab terhadap perbuatan yang amat kejam itu, Bwe-moi". Kalau engkau menjadi aku, lalu apa yang akan kaulakukan?"
Gadis itu tersenyum. "Percayalah kepadaku, Koko. Aku akan membantumu dan aku yakin kelak aku pasti akan dapat membongkar rahasia itu. Aku akan mengakali ayah agar dia membuat pengakuan sebenarnya. Akan tetapi engkau harus bersabar, dan jangan membiarkan hatimu panas dan engkau menantang ayahku! Kalau kaulakukan itu, aku tidak akan membantumu, bahkan aku akan memusuhimu, Koko! Bayangkan saja, engkau menantang ayahku dan hendak membunuhnya untuk perbuatan yang aku yakin tidak dia lakukan! Sebelum engkau menantangnya, aku yang akan menantangmu lebih dulu.
Sebelum engkau membunuhi ayahku, engkau harus
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membunuhku lebih dulu. Engkau hanya akan dapat menyerang ayahku kalau melewati mayatku!"
"Bwee-moi.....!" San Hong terkejut bukan main, akan tetapi dia melihar bahwa gadis itu tidak main-main, bahkan kedua mata gadis itu menjadi basah" Siang Bwee mengeluarkan air mata, menangis" sungguh tak masuk akal, gadis yang berhati baja itu! Hatinya menjadi lunak dan dia pun menarik napas panjang berkali-kali.
"Baiklah, Bwee-moi, aku akan bersabar dan akan melihat bagaimana hasil penyelidikanmu."
Begitu mendengar janji ini, tiba-tiba Siang Bwee bersorak girang dan gadis ini lalu meloncat dan merangkul San Hong! Sejenak ia menempelkan mukanya di dada yang bidang itu, akan tetapi hanya sebentar dan ia sudah melepaskan lagi rangkulannya dan mundur ke belakang, memandang kepada San Hong dengan wajah berseri gembira.
"Terima kasih, Hong ko, terima kasih! Aih, engkau tidak tahu betapa janjimu itu seperti melepaskan batu sebesar gunung yang selama ini menekan hatiku! Aih, terima kasih dan percayalah, kelak engkau baru akan tahu bahwa aku benar!"
Melihat kegembiraan dan kebahagiaan hati gadis itu saja sudah merupakan sesuatu yang amat menyenangkan hati San Hong. Jangankan hanya berjanji seperti itu, biar disuruh apa pun yang lebih berat, rasanya dia akan melakukannya untuk membahagiakan hati Siang Bwe seperti itu. Gadis ini memang selalu lincah dan Jenaka, akan tetapi kebahagiaan yang diperlihatkannya tadi sunggu menyentuh perasaan nati San Hong karena terasa-benar olehnya betapa senang dan bahagia perasaan gadis itu ketika mendengar janjinya tadi. Dia akan memegang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
janjinya. Bukan berarti dia akan memaafkan Nam Tok, melainkan dia akan bersabar dan menyelidiki lebih teliti sebelum memastikan bahwa Nam tok yang melakukan pembunuhan di dusun Po-lim-cun itu.
"Mari kita lanjutkan perjalanan, Bwee moi."
"Hong ko, aku ingin sekali mampir dulu di kota raja sebelum pulang ke selatan. Maukah engkau, Hong ko" Aku ingin sekali makan bebek panggang yang dijual oleh rumah makan di sudut timur kota raja. Pernah ayah mengajak aku ke sana dan kami makan bebek panggang di sana. Wah, lezatnya bukan main, Hong-ko. Di tempat lain, belum pernah aku dapat menemukan masakan selezat itu! Aku ingin sekali, Hong-ko!"
San Hong mengerutkan alisnya. "Bwee-moi, kalau kita singgah dulu di kota raja, tentu akan makan waktu lama."
"Tidak! Paling lama hanya bertambah satu bulan saja.
Aku ingin sekali, Hong-ko. Kalau tidak dituruti, tentu dalam perjalanan pulang, aku akan mengiler di sepanjang jalan!"
Mau tidak mau San Hong tertawa membayangkan gadis itu akan mengiler sepanjang jalan! Bukan main! Untuk makan bebek panggang saja harus membuang waktu sebulan! Mana ada gadis lain seaneh ini" Akan tetapi, lebih aneh lagi, dia tidak sampai hati untuk menolaknya.
"Baiklah, Bwee-moi, kita ke kota raja lebih dulu."
Siang Bwee bersorak girang dan sejenak ia memegang lengan San Hong.
"Terima kasih, Hong-koko. Memang sejak semula aku sudah tahu bahwa engkau seorang yang amat baik."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka melakukan perjalanan cepat dan kurang lebih sepuluh hari kemudian mereka tiba di sebuah hutan yang lebat di sebelah selatan kota raja Yen-cin Kota raja sudah dekat, tinggal setengah hari perjalanan dengan kuda saja.
Ketika mereka memasuki hutan itu, matahari telah naik tinggi sehingga legalah hati mereka. Tidak enak melakukan perjalanan di bawah terik matahari yang sedang panas-panasnya, dapat membakar kulit dan Siang Bwee tidak suka kalau sampai kulit mukanya menjadi hitam terbakar panas matahari. Melakukan perjalanan melalui hutan yang penuh dengan pohon di tengah hari itu nyaman dan sejuk.
"Perutku lapar, Koko. Bekal kita tinggal roti kering dan daging dendeng asin. Hutan ini besar dan lebat, tentu mudah mencari kijang atau kelinci, setidaknya burung. Kita cari daging, kita panggang dan makan bersama roti kering di bawah pohon yang sejuk hawanya, tentu lezat."
San Hong tersenyum. "Apakah tidak lebih baik cepat-cepat melanjutkan perjalanan agar segera sampai ke kota raja lalu menikmati bebek panggang di sana?"
"Wah, masih jauh. Kalau dilanjutkan, telah malam gelap baru kita akan sampai ke sana. Perutku sudah lapar sekali."
"Makin lapar makin baik, Bwee-moi. Bukankah lapar merupakan lauk paling lezat?" San Hong menggoda.
"Ihhh, engkau pandai berpura-pura. Ketika kita berjalan tadi, beberapa kali aku mendengar ayam jantan berkokok dari dalam perutmu!"
"Kau juga!"
Keduanya tertawa dan mereka lalu mulai berindap-indap mencari binatang buruan untuk disantap. Tak lama kemudian, mereka melihat sekor kijang berloncatan dan lari ketakutan. Akan tetapi larinya tidak kencang lagi, bahkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/


Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terhuyung-huyung. Tanpa menanti lebih lama lagi, Siang Bwee mengayun tangannya dan sebuah batu sebesar kepalan tangan, batu yang runcing dan sejak tadi dibawanya, meluncur ke arah kepala kijang itu Tepat sekali batu itu mengenai kepala dan kijang itu pun rebah, berkelojotan sebentar dan tewas dengan kepala retak retak!
Dengan berloncatan gembira seperti seorang anak kecil Siang Bwee lari menghampiri tempat robohnya kijang itu, di ikuti San Hong yang juga merasa gembira. Dengan beberapa loncatan saja mereka tiba didekat bangkai kijang itu. Kijang itu rebah dan mati, akan tetapi yang membuat mereka tertegun adalah ketika mereka melihat betapa ada sebatang anak panah menancap di tubuh kijang, tidak tepat benar kenanya maka kijang itu tidak mati dan masih mampu berlari dan meloncat tadi.
"Wah, kijang ini sudah terlukai" kata Siang Bwee dan karena heran dan penasaran, ia merenggut lepas kain
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
penutup kepalanya sehingga rambutnya yang panjang dan agak berikal itu terlepas dai terurai ke bawah. Ia tidak peduli, karena di dalam hutan itu ia tidak perlu terlalu menjaga penyamarannya. Binatang hutan tidak akan tahu, atau kalau tahu pun tidak akan peduli apakah ia laki-laki atau perempuan! Siang Bwee menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan San Hong memandang dengan hati geli.
Pakaianny pakaian pria, akan tetapi rambutnya yang terurai itu jelas rambut wanita. Dalam keadaan setengah-setengah itu mengapa Siang Bwee tetap saja nampak begitu menarik"
Tiba-tiba mereka berdua membalikkan tubuh karena mendengar suara jejak kaki orang dan pada saat itu terdengar bentakan nyaring, "Siapa berani mengganggu buruan kami?" Dan muncullah empat orang mengiringkan seorang laki-laki yang pakaiannya mewah dan gagah. Lima orang itu semua memegang busur dan di punggung mereka terdapat tempat anak panah. Akan tetapi, biarpun mereka membawa busur dan anak panah, tidak mungkin mereka itu pemburu-pemburu miskin karena pakaian mereka itu mewah dan gagah, terutama sekali pria yang berada di depan. Pria ini tubuhnya jangkung jenggotnya panjang dan sikapnya berwibawa sekali.
Biarpun lima orang itu kelihatan gagah, berusia antara empat puluh dan lima puluh tahun, dan kelihatan bengis berwibawa. Siang Bwee tidak menjadi takut. Sambil bertolak pinggang, ia melangkah maju, tidak peduli akan rambutnya yang terurai karena memang sudah terlanjur begitu. Ia pun tidak mengubah suaranya, suara wanita yang nyaring melengking.
"Siapa mengganggu buruan siapa" Kita berada di rimba raya! Semua binatang buruan adalah milik rimba, binatang liar. Siapa yang berhasil merobohkan seekor binatang hutan, dialah yang berhak memilikinya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pria jangkung itu memandang dengan sinar mata kagum.
Ketika empat orang yang berada di belakangnya hendak marah, dia mengangkat tangan menyuruh mereka diam, lalu dia berkata kepada Siang Bwee.
"Nona yang gagah perkasa dan cantik jelita, tentu engkau melihat bahwa kijang ini sudah terluka oleh anak panah kami dan kami sedang memburunya."
"Hemmm, siapa tidak pandai berburu lebih baik tinggal di rumah. Sebatang anak panah telah diluncurkan, akan tetapi binatang buruan tidak juga roboh sebaliknya masih mampu lari cepat. Akulah yang telah merobohkannya dengan sambitan batu yang mengenai kepalanya. Binatang kijang ini milikku, dan kalian boleh mengambil anak panah yang tidak berguna itu!"
Sementara itu, San Hong cepat memberi hormat dan berkata dengan suara penuh hormat, "Harap Cu-wi (Anda kalian) sudi memaafkan kami yang tidak tahu bahwa binatang buruan ini sedang Cu-wi kejar. Kalau Cu-wi menghendakinya, silakan ambil, kami akan mencari yang lain....."
"Tidak bisa begitu!" tiba-tiba Sia Bwee memotong ucapan San Hong dengan marah. "Hong-ko, kenapa engkau mendadak menjadi begini penakut" Aku tidak takut kepada mereka, dan kalau mereka hendak memaksa dan mengambil kijang ini mereka harus lebih dulu mengalahkan aku"
Mendengar ini, kembali empat orang yang berada di belakang si jangkung itu kelihatan marah, akan tetapi pria jangkung itu sebaliknya malah tertawa bergelak, lalu menoleh kepada mereka sambil berkata, "Pernahkah kalian melihat seorang wanita begini hebat" Cantik jelita, gagah perkasa, pemberani, sungguh mengagumkan! Kalau saja
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kami dapat mempunyai seorang selir seperti dia! Akan amanlah rasanya." Lalu dia memandang kepada Siang Bwee sambil berkata dengan sikap sungguh-sungguh,
"Nona, maukah engkau menjadi selir kami" Atau, kalau engkau suka menjadi selir seorang di antara para pangeran muda, juga hal itu sudah cukup menyenangkan hati kami....."
Wajah itu menjadi pucat, lalu merah sekali, matanya melotot dan hampir Siang Bwee tak mampu mengeluarkan kata-kata saking marahnya mendengar ucapan yang dianggap teramat sangat menghinanya itu.
"Apa kamu bilang" Heiii, hati-hati menjaga itu mulut!
Siapa sudi menjadi selir. Enak saja bicara..... "
"Bwee-moi, tahan.....!" Tiba-tiba San Hong memegang lengannya dan menariknya ke belakang ketika melihat gadis itu hendak bergerak menyerang si jangkung yang hanya tersenyum dengan pandang mata semakin kagum.
"Koko, lepaskan, biar kuhajar dia.....! "
"Ssttttt..... lihat, itu hiasan rambut berbentuk liong (naga) dan lihat sulaman pada baju, juga naga..... jangan-jangan beliau adalah Sribaginda.....!" bisik San Hong.
"Sri..... Sribaginda raja.....?" Mata Siang Bwee terbelalak dan ia mengamati wajah pria yang masih tersenyum berdiri di depannya itu.
"Benar, kalian berhadapan dengan kami, Wai Wang Kaisar Kerajaan Cin Kami bermaksud baik, Nona, bukan bermaksud menghinamu." kata Raja Wai Wang. Raja atau Kaisar Kerajaan Cin yang baru ini memang suka sekali berburu binatang hutan, di samping suka pula mengumpulkan wanita cantik!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Selagi Siang Bwee bengong, tak mampu menjawab atau bergerak saking kagetnya mendengar bahwa pria yang dimaki-maki dan dimarahinya itu adalah seorang kaisar, tiba-tiba terdengar suara banyak orang dan bermunculanlah belasan orang yang mengepung tempat itu. Seorang di antara mereka, yang bertubuh pendek gendut, tertawa bergelak.
"Ha-ha-ha, Sri baginda Wai Wang. Kami telah berhasil memancing Paduka berpisah dari pasukan dan hanya dikawal empat orang di tempat ini. Paduka telah dikurung.
Menyerahlah untuk menjadi tawanan kami, atau terpaksa kami mempergunakan kekerasan!"
Kaisar Wai Wang terkejut dan nampak ketakutan.
Empat orang pengawalnya segera melindunginya dan sambil bersembunyi di belakang mereka, kaisar itu membentak untuk mengembalikan wibawanya.
"Siapakah kamu, berani memberontak di depan kami?"
Si pendek gendut itu tertawa bergelak. "Ha-ha-ha, Sribaginda Wai Wang lihatlah baik-baik. Kami bukanlah rakyatmu! Kami bekerja untuk Sang Maha Raja Jenghis Khan dan kami hendak menawan Paduka untuk kami hadapkan kepada raja kami!"
Bukan main kagetnya Kaisar Wai Wang mendengar ini dan tubuhnya gemeter. Empat orang pengawalnya sudah mencabut pedang masing-masing. Aka tetapi pada saat itu, San Hong dan Siang Bwee sudah meloncat ke depan menghadapi si gendut pendek itu.
"Harap kalian lindungi kaisar!" kata Siang Bwee kepada empat orang pengawal kaisar itu dan ia sendiri sudah menyamber sebatang kayu ranting pohon lalu menudingkan tongkat itu ke arah muka si pendek gendut. "Engkau ini kura kura menjemukan, Jangan menjual lagak di sini!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Akan tetapi pada saat itu, seorang di antara para pengepung sudah melontarkan tombaknya ke arah Siang Bwee.
Tombak meluncur cepat ke arah lambung gadis itu.
"Bwee-moi, awas.....!!" Seru San Hong namun terlambat.
Dengan kecepatan kilat, tombak yang dilontarkan itu telah mengenai lambung gadis itu.
"Tranggg.....!" Tombak itu terpental seperti mengenai lambung yang terbuat dari baja saja! Dan gadis itu tersenyum senyum nakal memandang kepada San Hong.
"Hong-ko, kau kaget" Tombak tumpul itu mana dapat melukai aku" Mari kita hajar anjing-anjing ini, Hong-ko.! "
Berkata demikian, Siang Bwee sudah menggerakkan senjatanya dengan dahsyat dan terkejutlah si gendut pendek yang menangkis dengan pedangnya karena pedangnya hampir terpental dari tangannya!
San Hong juga cepat mencabut pedangnya yang mengeluarkan sinar kilat. Pek-lui-kiam (Pedang Kilat) di tangannya menyambar-nyambar dan melihat kelihaian dua orang ini, belasan orang anak buah si gendut pendek yang bekerja untuk Jenghis Khan itu segera mengepung dan mengeroyok. Kaisar Wai Wang menonton di belakang empat orang pengawal yang melindunginya. Hebat bukan main sepak terjang Siang Bwee dan San Hong. Mereka berdua yang maklum bahwa Raja Cin terancam bahaya, sudah mengamuk dan para pengepung menjadi kocar-kacir.
Ketika pasukan pengawal kaisar datang, tiga orang pengepung tewas termasuk si pendek gendut yang tewas di ujung pedang Pek-lui-kiam empat orang luka parah dan sisanya melarikan diri. Tiga puluh orang pengawal itu dipimpin oleh seorang panglima setengah tua yang nampak gagah perkasa Panglima ini bukan lain adalah Yeli Cutay yang pada waktu itu telah berusia empat puluh lima tahun lebih.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Seperti telah diceritakan di bagi depan, Yeliu Cutay yang berasal da suku Liao-tung, mengabdi kepada Kerajaan Cin atau yang terkenal dengan sebutan negara Khatay, karena sejak dia masih kecil, ayahnya telah menjadi seorang pejabat tinggi Kerajaan Cin. Karena dia pandai ilmu silat dan ayahnya seorang pejabat yang setia, maka oleh Kaisar Wai Wang, Yeliu Cutay diangkat menjadi seorang panglima pengawal yang biasa menemaninya berburu binatang di hutan. Pada hari itu, Kaisar Wai Wang pergi berburu, dikawal oleh Yeliu Cutay yang membawa tiga puluh orang perajurit pengawal, dan kaisar juga dikawal oleh empat orang pengawal pribadinya. Ketika kaisar berhasil memanah seekor kijang akan tetapi karena tidak tepat kenanya sehingga kijang itu masih dapat berlari cepat, kaisar yang merasa gembira mengadakan pengejaran sendiri, tanpa menghiraukan peringatan Yeliu Cutay.
Dengan hanya empat orang pengawalnya kaisar melakukan pengejaran, melarang pasukan untuk ikut mengejar karena hal itu akan mendatangkan suara berisik. Dia ingin menangkap sendiri kijang yang sudah dilukainya itu. Yeliu Cutay dan pasukannya terpaksa hanya membayangi dari jauh. Akan tetapi hutan itu demikian lebat sehingga sebentar saja, kaisar dan empat orang pengawalnya itu lenyap di telan pohon-pohon raksasa dan semak-semak belukar. Dengan hati khawatir, Yeliu Cutay mencari-cari dan akhirnya dia menemukan kaisar itu dalam keadaan baru saja terlepas dari ancaman bahaya maut di tangan sekumpulan orang yang ternyata adalah kaki tangan Kerajaan Mongol yang baru muncul.
Akan tetapi, Kaisar Wai Wang yang merasa kagum sekali kepada para penolongnya, terutama sekali kepada Siang Bwee, tertawa dan berkata kepada panglimanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Yeliu Ciang-kun, lihat betapa gagah perkasanya pemuda dan gadis ini. Mereka berdua menggagalkan gerombolan Mongol yang hendak menawan kami!
Persiapkan! kuda untuk mereka berdua yang kami undang sebagai tamu ke istana !"
Diam-diam Siang Bwee mengerutkah alisnya, akan tetapi melihat sikap gadis itu, Sin Hong memberi isyarat kedipan mata. Yang mengundang adalah seorang kaisar dan mereka berdua berada di wilayah kekuasaan Kerajaan Cin.
Menolak undangan seorang kaisar dapat dianggap sebagai suatu penghinaan atau setidaknya kurang hormat dan sekali kaisar itu memberi tanda, mereka berdua dapat saja ditangkap sebagai pemberontak. Pula, San Hong juga ingin sekali melihat bagaimana keadaaan sebuah istana kaisar dilihat dari dalam karena dia belum pernah melihatnya.
Juga, bukankah mereka berdua memang bermaksud pergi ke kota raja Yen-cing untuk menikmati bebek panggang"
Siang Bwee mengangguk akan tetapi wajahnya tidak begitu cerah. Masih teringat ucapan kaisar itu yang ingin mengambilnya sebagai selir, atau ingin memberikannya kepada seorang pangeran untuk menjadi selir!
Akan tetapi, sifatnya yang gembira dan jenaka itu timbul kembali ketika siang Bwee menunggang kuda di samping San Hong dan Yeliu Cutay karena panglima itu ternyata ramah sekali. Ia sudah menutupi pula rambutnya yang digelung ke atas sehingga kini ia merupakan seorang pemuda tampan yang wajahnya cerah dan riang.
Sambil menunggang kuda mengiringkan kereta kaisar, Yeliu Cutay mengajak kedua orang muda itu bercakap-cakap dan berkenalan.
"Kami juga merasa beruntung bahwa Sribaginda selamat dari ancaman malapetaka karena pertolongan kalian berdua Kalau tidak ada kalian dan sampai terjadi apa-apa kepada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sribaginda, tentu aku sendiri akan
mempertanggungjawabkan sebagai seorang panglima pengawal. Kalau boleh aku mengetahui, siapakah kalian dua orang muda yang gagah ini dan dari mana kalian datang" Ketahui bahwa namaku Yeliu Cutay dan aku seorang panglima pasukan pengawal dari Sribaginda Kaisar."
"Namaku Kwee San Hong....."
"Dan aku Ang Siang Bwee!" Siang Bwee sudah melanjutkan karena ia tidak ingin pemuda itu membuat pengakuan tentang dirinya sebagal puteri Nam Tok. "Kami.
adalah sahabat baik yang melakukan perjalanan ke empat penjuru dunia untuk menambah pengetahuan dan memperluas pengalaman. Kami baru datang dari kota Si-yang di timur, dan kami kebetulan lewat di sini maka kami bermaksud pergi ke kota raja Yen-cing. Karena lapar kami tadi berburu di hutan sama sekali tidak tahu bahwa akan bertemu dengan Sribaginda di sana....."
Akan tetapi, San Hong adalah seorang muda yang polos dan jujur dan watak ni membuat dia nampak kurang cerdik, mendengar ucapan gadis itu, dia merasa tidak enak dan merasa tidak perlu berbohong terhadap seorang panglima pengawal kaisar. Maka, dia pun menyambung sebagai keterangan tambahan. "Nona Ang Siang Bwee ini berasal dari selatan, sedangkan saya berasal dari gunungan Thian-san. Kami memang kebetulan bertemu dalam perjalanan dan Nona ini sudah banyak menolong saya. Kami baru saja pulang dari kota Si-yang, tempat tinggal Tung Kiam yang mengobati saya dan....."
"Hong-ko.....! Urusan pribadi tidak perlu diceritakan kepada Yeliu Ciang-kun!" tegur Siang Bwee dengan alis berkerut.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sementara itu, diam-diam Yeliu Cutay terkejut bukan main mendengar nama Tung Kiam, seorang datuk sesat yang ditakuti. "Nona Ang, sebaiknya kalau kepada Sribaginda engkau tidak mengatakan bahwa engkau adalah rakyat Kerajaan Sung di selatan. Dan engkau orang muda, jangan sebut-sebut nama Tung Kiam di depan Sribaginda.
Kata saja bahwa kalian adalah rakyat Kerajaan Cin yang sedang mengembara."
Bisikan ini saja membuat San Hong dan Siang Bwee merasa suka kepada panglima itu. Jelas bahwa panglima mempunyai iktikad baik terhadap mereka.
Setelah tiba di kota raja, Siang Bwee berkata kepada San Hong, "Hong-koko lihat, itulah rumah makan yang kumaksudkan!" San Hong memandang, dan memang di depan restoran itu tergantung banyak bebek panggang yang gemuk dan berminyak, dapat memancing keluarnya air liur.
"Hemmm, memang kelihatannya lezat!" katanya memuji.
"Kalau sudah selesai dengan Sribaginda, aku akan segera pergi ke rumah makan itu," kata pula Siang Bwee.
Akan tetapi ketika mereka tiba di istana, Siang Bwee juga merasa gembira sekali. Mereka disambut seperti dua orang bangsawan tinggi. Beberapa orang dayang yang cantik menyambut mereka dan mereka terpaksa harus berpisah karena kalau San Hong dibawa ke bangunan untuk tamu agung pria, sebaliknya Siang Bwee oleh beberapa orang dayang dibawa ke bagian puteri, sebelah dalam istana agak ke belakang. Siang Bwee hendak memprotes, akan tetapi Yeliu Cutay belum berpisah berkata kepadanya dengan lembut.
"Nona, di sini semua harus menurut peraturan. Untuk tamu wanita, terdapat tempat di bagian puteri, tidak boleh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bercampur dengan bangunan untuk tamu pria, akan tetapi tentu kalian akan dapat bertemu kalau nanti diminta menghadap Sribaginda, atau kalau diajak makan malam.
Harap Nona jangan khawatir."
Mendengar ini, barulah Siang Bwee menurut dibawa ke dalam oleh para dayang. Bagaimanapun juga, berada di dalam bangunan yang luar biasa besar, luas dan segalanya serba indah dan mewah itu, ia merasa dirinya kecil. Yang membuat Siang Bwee girang bukan main adalah ketika para dayang menyediakan air hangat yang harum untuk mandi, dengan bak mandi besar di mana ia dapat merendam tubuhnya. Terasa segar dan hangat, dan biarpun ia merasa rikuh, tetap saja dua orang dayang memandikannya dan menggosok punggungnya dengan akar lunak yang wangi!
Dan ia pun terpesona ketika para dayang sudah menyediakan pakaian wanita yang amat indah, pakaian para puteri istana untuknya! Bagaikan seorang anak kecil mendapatkan mainan baru, Siang Bwee mencoba beberapa stel pakaian dan akhirnya ia memilih satu stel pakaian sutera yang berwarna merah muda dengan kembang-kembang biru dan kuning. Ia bahkan membiarkan rambutnya digelung seperti gelung para puteri oleh dayang-dayang itu yang merasa gembira pula melihat nona yang cantik jelita itu begitu lucu, dan akhirnya, dengan pakaian lengkap, sebagai seorang puteri, para dayang itu menyediakan cermin untuknya. Siang Bwee berkali-kali mengeluarkan seruan kagum, memuji dirinya sendiri!
"Nona memang cantik sekali, tidak kalah oleh para puteri di sini!" kata seorang dayang.
"Para pangeran akan berebutan untuk mengambil hatimu, Nona." kata dayang ke dua dan ucapan itu membuat Siang Bwee mengerutkan alisnya. Teringat ia akan ucapan Sribaginda dan hatinya menjadi kesal.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sudahlah, antarkan aku kepada sahabatku Kwee San Hong. Aku mau bertemu dan bicara dengan dia!" Di dalam hatinya, sebetulnya dara ini ingin memamerkan keindahan pakaiannya kepada pemuda itu.
"Maaf, nona Ang. Hal itu tidak diperkenankan sama sekali. Kita harus menanti sampai ada panggilan dari paduka yang mulia Sribaginda. Sebelum itu, Nona diharap menunggu dan tidak boleh sembarangan keluar dari bagian puteri ini."
Siang Bwee mengerutkan alisnya dan sepasang matanya mengeluarkan sinar berkilat. "Akan tetapi..... aku bukan seorang tawanan!" katanya mulai marah.
"Memang benar, Nona. Nona seorang tamu agung, tamu yang diundang oleh paduka, yang mulia sendiri, akan tetapi di sini segalanya harus menurut peraturan Nona."
"Hemmm, peraturan tinggal peraturan! harus menyenangkan tamu! Aku ingin bicara dengan sahabatku, dan..... perutku sudah lapar sekali! Mana Yeliu Ciangkun"
Biarkan aku bicara dengan dia!"
"Yeliu Ciangkun adalah seorang panglima pengawal yang bertugas menjaga Istana, akan tetapi dia pun tidak diperkenankan memasuki bagian puteri ini. Komandan pengawal dibagian puteri ini ada sendiri, karena semua pengawal di bagian puteri ini adalah pengawal thaikam (laki-laki kebiri)."
"Kalau aku nekat keluar untuk mencari sendiri sahabatku itu?"
"Jangan, Nona. Nona akan berhadapan dengan puluhan orang pengawal dan Nona tentu akan dilarang karena itu menyalahi peraturan."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Para dayang membujuk dan mereka mulai merasa khawatir sekali. Mereka semua sudah mendengar bahwa nona ini ialah seorang pendekar yang memiliki kepandaian tinggi, bahkan telah menyelamatkan kaisar dari sergapan musuh. Mereka khawatir kalau nona yang mulai galak ini akan mengamuk dan memaksa keluar dari bagian puteri.
Untung bagi mereka pada saat itu, dua orang pengawal thai-kam datang dan memberitahu bahwa tamu agung itu, nona Ang Siang Bwee, diharapkan kehadirannya di ruangan makan besar di mana biasanya kaisar menjamu para tamu agung yang dihormatinya. Legalah hati para dayang, lega pula rasa hati Siang Bwee karena selain ia akan bertemu dengan San Hong, ia pun akan dapat mengisi perutnya yang sudah mulai lapar. Ia teringat lagi akan pakaiannya yang indah, maka ia pun membereskan pakaian dan rambutnya, lalu mengikuti dua orang pengawal thaikam itu.
Kembali ia harus mengagumi keindahan istana itu. Kini, berbeda dengan tadi, semua lorong diterangi lampu warna warni sehingga nampak semakin indah.
Lantainya dari marmar, beberapa bagian ditilami permadani tebal dan lembut sehingga kaki tidak akan mengeluarku suara sedikit pun kalau berjalan di atasnya.
Dinding dari bangunan yang tinggi itu dihias sajak-sajak dalam tulisan indah, lukisan-lukisan, kain sutera beraneka warna bergantungan. Siang Bwee merasa seperti seorang anak kecil memasuki tempat permainan baru yang indah, atau seperti seorang dusun masuk kota. melangkah sambil memandang ke kanan kiri dan beberapa kali terdengar pujiannya.
Akhirnya, setelah melewati lorong lorong dan ruangan-ruangan indah dan berliku-liku, tibalah mereka di ruang makan yang luas itu. Ruangan makan pun indah sekali,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dindingnya dihiasi lukisan-lukisan bunga, dan di situ terdapat pula pot-pot kembang sehingga suasananya segar dan sejuk, seperti di dalam taman saja. Ditengah ruangan terdapat sebuah meja lonjong yang besar, dengan kursi-kursi mengelilinginya. Meja itu tentu cukup untuk tempat makan lima puluh orang! Ketika ia masuk, belasan kepala bergerak menengok dan belasan pasang mata
memandangnya penuh kagum. Bukan hanya kaisar yang memandangnya dengan kagum, akan tetapi juga belasan pria muda yang duduk di situ, semua memandang kagum.
Siang Bwee tidak mempedulikan mereka semua. Matanya mencari-cari dan akhirnya mata itu bersinar dan wajahnya berseri ketika ia melihat Sang Hong duduk di antara mereka. Segera ia menghampiri San Hong dan berkata,
"Aih, Hong-ko, aku sudah menanti sejak tadi..."
"Sssttt, Bwee-moi. Sribaginda berada sini, engkau lupa memberi hormat pada beliau."
Siang Bwee mengikuti kerling mata San Hong dan ia pun kini melihat bahwa kaisar memang berada di situ, duduk dan juga memandang kepadanya dengan kagum. Ia lupa bahwa kini ia berpakaian seorang puteri istana, bukan lagi berpakian pria seperti tadi, maka ia merasa heran mengapa kaisar yang tadi sudah melihatnya, kini memandangnya seperti itu. Akan tetapi mengingat bahwa pria itu seorang kaisar dan harus dihormati, maka ia pun melangkah maju ke depan kaisar dan mengangkat kedua tangan ke depan dada sebagai pemberian hormat. Pemberian hormat biasa saja seolah-olah kaisar itu baginya hanja seorang laki-laki yang lebih tua dan patut dihormati! Padahal, wanita lainnja tentu akan menjatuhkan diri berlutut!
Akan tetapi, Kaisar Wai Wang tidak marah. Dia tahu bahwa gadis yang cantik jelita itu adalah seorang gadis
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kang-ouw yang tidak begitu mengenal peraturan apalagi peraturan istana.
"Ha-ha-ha, nona Ang Siang Bwee hampir saja kami tak mengenalmu. Sekarang engkau telah menjadi seorang gadis yang cantik jelita seperti bidadari tidak seperti tadi lagi, setengah pria setengah wanita. Nah, para pangeran lihatlah baik-baik, bukankah nona Ang ini hebat dan menarik?"
Belasan orang yang hadir itu adalah orang-orang muda yang usianya antara dua puluh sampai tiga puluh tahun.
Mereka adalah para pangeran, putera kaisar yang oleh kaisar sengaja diundang untuk diperkenalkan kepada Siang Bwee! Kini mereka yang memang sejak tadi mengagumi Siang Bwee mengeluarkan seruan memuji.
"Hebat sekali!"
"Cantik manis!"
"Begitu lembut, akan tetapi begitu lihai!"
Menghadapi pujian-pujian dan melihat betapa belasan pasang mata itu seperti hendak menelannya, bahkan ada yang seperti membelainya, Siang Bwee merasa rikuh sekali.
Hampir ia marah dan mukanya sudah berubah merah.
Melihat ini, San Hong cepat bangkit berdiri dan berkata kepadanya, "Bwee-moi, duduklah. Yang Mulia telah berkenan menjamu kita dan lihatlah, kesukaanmu tersedia pula di sini!" Siang Bwee memandang ke arah yang dituding San Hong dan wajahnya berseri kembali ketika ia melihat beberapa ekor bebek panggang "duduk" dengan anggunnya, menanti ia seorang. Ia lalu duduk di atas bangku yang dekat dengan bebek-bebek itu, tak peduli bahwa ia duduk di antara dua orang pangeran muda, karena matanya kini hanya memandang ke arah bebek bebek itu. Kaisar tertawa girang. Tadi panglima Yeliu yang memesan kepala koki di dapur agar untuk tamu agung itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dibelikan bebek panggang yang dijual restoran sudut timur kota raja!
Mulailah mereka makan minum baik San Hong maupun Siang Bwee mengalami makan yang luar biasa. Belum pernah selama hidup mereka itu mereka menghadapi makanan sebanyak dan semewah itu. Tiada hentinya para dayang hilir mudik untuk membawa makanan baru yang masih mengepul. Hampir segala macam ikan laut tersedia, juga segala macam daging binatang, segela macam sayur dan buah-buahan. Sungguh makan malam yang teramat berlebihan berlimpah dan banyak yang tidak dimakan!
Biarpun yang makan di situ hanya ada tujuh belas orang, akan tetapi makanan yang dihidangkan itu kiranya cukup untuk dimakan dua ratus orang. San Hong memang seorang pemuda sederhana, sejak kecil dia hidup sebagai seorang dusun yang sederhana, maka tentu saja makan seperti itu belum pernah dihadapinya, dalam mimpi sekali pun! Bahkan Siang Bwee, puteri datuk yang dimanja, minta apa pun akan terpenuhi, tetap saja belum pernah dara ini makan semewah itu. Ia mendapatkan bebek panggang seekor untuk ia sendiri! Dipilihnya bagian bagian yang paling disukainya. Masakan-masakan yang serba lezat dan mahal itu memasuki perut diantar oleh anggur yang harum dan manis, tidak terasa keras sehingga Siang Bwee dan San Hong suka meminumnya.
Akhirnya, Siang Bwee tidak kuat lagi. Perutnya yang kecil sudah penuh sesak dan ia meletakkan sumpitnya, agak terengah karena perutnya terlalu kenyang, dan ia menghela napas lega dan puas.
"Bagaimana, nona Ang Siang Bwee" Sedapkah makannya?" Sribaginda bertanya sambil tersenyum gembira.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Wah, lezat sekali! Sedap bukan main dan selama hidup, hamba belum pernah makan sehebat ini! "
San Hong juga tersenyum girang bahwa kini Siang Bwee sudah mulai dapat menyesuaikan diri, menyebut hamba untuk diri sendiri, tidak saya atau aku.
"Paduka yang mulia sungguh amal bijaksana, dan baik kepada hamba berdua dan hamba berdua menghaturkan banyak terima kasih, Sribaginda." kata San Hong. Akan tetapi, kaisar itu tidak mempedulikannya, bahkan dia yang sejak tadi memandang kepada Siang Bwee, kini berkata,
"Nona Ang Siang Bwee, seperti pernah kukatakan kepadamu, kami ingin sekali mengangkat engkau menjadi puteri istana. Engkau boleh memilih sendiri menjadi selir kami ataukah menjadi selir seorang di antara para pangeran ini. Pilihlah salah satu. Lihat, mereka semua tampan-tampan, ha-ha-ha!"
Seketika wajah Siang Bwee yang tadinya cerah dan berseri itu, berubah pucat! lalu merah sekali. Ia memandang kepada para pangeran itu dan baru sekarang teringat ia betapa para pangeran itu sejak tadi bersikap manis dan berebutan untuk melayani ketika ia makan tadi. Tadinya ia hanya menganggap mereka itu memang menjadi keluarga tuan rumah yang ramah, akan tetapi kini ia maklum bahwa benar seperti apa yang dikatakan dayang yang melayaninya, mereka itu memperebutkannya!
"Tidak! Aku tidak suka menjadi selir siapapun juga!"
katanya dengan ketus dan nyaring sambil bangkit berdiri.
San Hong juga terkejut dan tidak senang mendengar ucapan kaisar tadi, akan tetapi, dia lebih terkejut mendengar ucapan dan melihat sikap Siang Bwee. Gadis itu sungguh kurang berhati-hati. Di depan kaisar dan para pangeran memperlihatkan sikap yang demikian keras. Mengapa tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ditolaknya secara halus saja" Para pangeran juga saling pandang dan dia melihat betapa kaisar mengerutkan alisnya, tanda bahwa hatinya tersinggung, cepat San Hong menjura dengan hormat dan berkata dengan suara lantang.
"Mohon Paduka yang mulia sudi mengampuni sikap Bwee-moi. Akan tetapi sungguh ia tidak mungkin dapat menerima kehormatan yang diberikan oleh Paduka sebagai anugerah itu, karena sesungguhnya ia telah bertunangan, dan calon suaminya adalah hamba sendiri."
Hampir saja Siang Bwee berteriak saking kaget dan...
girangnya mendengar pengakuan San Hong itu. Akan tetap Kaisar Wai Wang memandang dengan muka keruh, dan para pangeran pun terdiam. Kaisar mengangguk-angguk dan lalu berkata, "Baiklah, besok saja kita lanjutkan percakapan. Sekarang kalian boleh beristirahat!" Kaisar memberi isyarat dan para dayang, bagaikan meluncur saja, datang dan memberi hormat kepada kaisar sambil berlutut.
"Bawa dua orang tamu kami ke kamar masing-masing dan layani mereka sebaiknya!"
Biarpun San Hong dan Siang Bwee akan merasa lebin suka kalau pada saat itu juga mereka diperbolehkan meninggalkan istana, namun mereka tidak berani mengatakan hal itu. Biarlah, malam ini mereka bermalam di istana dan besok pagi-pagi mereka akan berpamit dan melanjutkan perjalanan.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
San Hong memasuki kamarnya yang indah. Selama hidupnya, belum pernah dia tidur di dalam sebuah kamar seperti itu! Kamar itu berukuran lima kali sepuluh meter, dindingnya dicat hijau muda dan dihias lukisan wanita
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
cantik dalam keadaan setengah telanjang, di sana-sini terdapat sutera aneka warna, pot-pot bunga dengan bunga segar, lantainya diberi permadani merah. Ada sebuah meja dan empat buah kursi yang lunak berkasur, dan sebuah tempat tidur yeng besar dan kasurnya lunak sekali, dengan kelambu yang berwarna merah jambu. Ada guci-guci antik, patung-patung indah. Pendeknya, sebuah kamar yang hebat dan membuat dia gelisah. Bagaimana dia akan dapat tidur nyenyak di dalam kamar seindah itu" Kasur pembaringan itu terlalu lunak baginya, dia merasa seperti mengambang di atas air saja! Di segalanya terlalu bersih sehingga seringkali dia merasa takut untuk menyentuhnya, takut kalau mengotorinya.
Dia masih duduk termangu, belum melepas pakaiannya, di atas sebuah antara kursi itu, seperti tidak tahu apa yang harus dilakukannya, ketika daun pintu diketuk perlahan.
Dia meloncat bangkit dengan jantung berdebar girang karena mengharapkan Siang Bwee yang mengetuknya.
Akan tetapi hatinya membantah sendiri. Tak mungkin Siang Bwee dapat ke sini, pikirnya. Ketika dia membuka daun pintu, dua orang dayang yag tadi melayaninya muncul bersama seorang wanita yang amat cantik jelita.
Pakaiannya mewah sekali dan begitu wanita itu masuk, tercium bau harum sekali. Wanita itu berusia kurang lebih dua puluh lima tahun, wajahnya nampak cantik manis karena dibantu oleh goresan goresan hitam dan merah alat kecantikan dan begitu memasuki kamar, ia tersenyun senyum dan mengerling penuh daya pikat dan kegenitan.
Sebelum San Hong sempat bertanya, dua orang dayang itu berkata sambil tertawa genit. "Hi-hi-hik, Kongcu, yang mulia Sribaginda mengirimkan gadis cantik ini untuk menemanimu malam ini!" Setelah berkata demikian, dua orang dayang itu cepat menutupkan daun pintu dan mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pun sudah berada di luar kamar, meninggalkan San Hong berdua saja dengan wanita itu.
Melihat betapa pemuda itu nampak keheranan, rikuh dan malu-malu, si cantik sudah menggandeng tangannya dan ditariknya San Hong ke tempat tidur. Karena masih belum mengerti benar, dan tidak ingin bersikap kasar terhadap wanita yang belum diketahuinya siapa, San Hong menurut saja ketika dia ditarik ke tempat tidur. Wanita itu lalu mendorong San Hong duduk di tepi pembaringan, dan ia sendiri pun duduk di sampingnya, merapat.
"Kongcu (Tuan Muda), mengapa engkau termenung saja" Lepaskan pakaian dan sepatumu dan mari mengaso.
Akan kupijiti seluruh tubuhmu agar terasa nyaman dan hilang semua rasa lelahmu."
Barulah San Hong terkejut ketika mendengar ucapan itu.
Dia bangkit dan menjauh dua langkah, lalu memandang wanita itu dengan sinar mata tajam menyelidik.
"Siapa engkau" Dan apa artinya engkau datang ke kamar ini.?"
Gadis itu tersenyum geli, seperti melihat sesuatu yang lucu. "Aih, Kongcu. Bukankah Kongcu ini Kwee San Hong tamu agung di istana" Seperti yang telah dikatakan para dayang tadi, aku diutus yang mulia kaisar untuk menemanim malam ini. Aku adalah seorang di antara penari dan penyanyi istana, Kongcu, dan selain menari dan menyanyi, aku pun pandai sekali memijit tubuh yang lelah mengusir duka dari dalam hati, mendatangkan suka dan gembira dalam kalbu dan masih banyak sekait kepandaian kumiliki."
"Tidak, aku tidak membutuhkan semua itu! Aku tidak membutuhkan engkau! Keluarlah dan kembalilah kepada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
paduka yang mulia kaisar, dan sampaikan hormat dan terima kasihku!"
Wanita itu tidak nampak terkejut, atau terhina. Ia tetap tersenyum. "Aihhh, Kongcu, mengapa begitu" Apakah Kongcu tidak ingin dipijit lebih dulu dan ingin langsung saja main-main. Nah, mari kubantu engkau melepaskan pakaian dan sepatumu, Kongcu!" Wanita itu mendekat dan tangannya sudah digerakkan untuk melepas kancing baju San Hong. Kembali San Hong mengelak dan mundur.
"Jangan! Tidak, aku tidak mau, engkau pergilah!"
katanya, masih tidak berani bersikap kasar karena mengingat bahwa wanita ini adalah utusan kaisar dan bahwa dia berada di dalam istana, bukan di tempat bebas, dan bersikap kasar akan dapat menimbulkan keributan yang amat membahayakan keselamatan dirinya dan Siang Bwee.
"Aih, apa Kongcu takut" Hi-hi-hik, apakah Kongcu masih perjaka dan belum ada pengalaman sama sekali
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan wanita" Ah, aku tidak percaya itu! Kongcu seorang pemuda perkasa dan pengembara, tentu banyak pengalaman. Atau Kongcu malu-malu Kalau begitu, biarlah aku yang lebih dulu.....! " Berkata demikian dengan sikap yang memikat, perlahan lahan dan seperti orang menari saja wanita itu mulai melepaskan pakaiannya Dimulainya dengan melepas bajunya perlahan-lahan.
"Tidak! Tahan, jangan engkau lakukan itu!" bentak San Hong. "Kalau engkau memaksa, aku yang akan keluar dari kamar ini dan tinggal di luar kamar!"
Wanita itu terbelalak heran dan mengenakan lagi bajunya yang sudah mulai lepas sehingga nampak pakaian dalamnya dari sutera tipis dan tembus pandang itu. Ia nampak bersungguh-sungguh dan ia tahu bahwa mempergunakan daya pikat kecantikan, agaknya tidak cukup kuat untuk meruntuhkan hati pemuda perkasa ini. Ia lalu melangkah menghampiri dan berdiri di depan San Hong, tidak lagi genit seperti tadi, melainkan mengambil sikap lembut dan halus, seperti seorang puteri saja.
"Kongcu Kwee San Hong, dengarlah baik-baik. Engkau adalah seorang pemuda yang telah menyenangkan hati Sribaginda, dan beliau ingin pula menyenangkan hatimu.
Karena itu, aku dikirim ke sini untuk menemanimu dan menyenangkan hatimu. Kalau aku gagal melakukan tugas ini, tentu beliau akan marah dan akan menyangka bahwa aku tidak sungguh sungguh dalam melakukan tugasku. Aku akan dihukum, mungkin hukum cambuk. Apakah Kongcu tidak kasihan melihat kulit punggung dan pinggulku pecah-pecah berdarah" Sribaginda amat kejam terhadap kami, Kongcu. Salah sedikit saja kami dihukum. Dahulu, karena keliru dalam bernyanyi aku telah dihukum cambuk sepuluh kali dan sampai sekarang masih ada bekasnya. Kalau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kongcu tidak percaya, lihatlah....." Dan ia akan melepaskan celananya untuk memperlihatkan luka di pinggulnya.
"Tidak usah melihat! Aku percaya" kata San Hong gugup. Wanita itu tiba tiba menangis, air matanya membasahi pipinya dan diserapnya air mata itu dengan sapu tangannya, hati-hati sekali. ia nampak sedih bukan main.
"Kwee kongcu, kalau engkau tidak mau berbaik hati kepadaku malam ini, tentu besok aku akan celaka....."
"Sudahlah, tidak perlu banyak membujuk. Ketahuilah bahwa aku adalah seorang laki-laki sejati yang tidak mudah ditundukkan oleh bujukan seperti itu, sampai bagaimanapun, aku tidak mau ditemani oleh engkau atau wanita lainnya siapapun dan harap engkau suka keluar dengan baik-baik dari sini."
"Jadi..... jadi Kongcu mengusir aku" Aku utusan kaisar..... dan kalau aku melapor bahwa Kongcu mengusirku....."
San Hong menjadi bingung juga. Dia seorang yang polos dan jujur, tidak tahu bahwa wanita itu seorang yang amat cerdik dan lihai, seperti seorang pemain panggung saja mampu mengubah sikap dan kata-kata dari merayu, membujuk sambil menangis, dan mengancam!
"Hemmm, sungguh aku merasa heran. Mengapa yang mulia mengirim wanita sepertimu untukku" Aku tidak butuh wanita. Aku tidak pernah melakukan hal itu dan aku pun tidak suka melakukannya!"
"Eh, agaknya Kongcu ingin bersikap setia sampai mati, ya" Aku telah mendengar, Kongcu, bahwa engkau telah bertunangan dengan gadis yang menginap pula di istana itu.
Kongcu, mengapa Kongcu bersusah payah harus setia"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kalau kita tidur bersama malam ini, siapa yang akan tahu"
Jelas gadis itu tidak akan tahu. Pula, mana ada wanita yang dapat dipercaya penuh kesetiaannya. Sedikit saja yang pria lengah, ia akan main mata dengan pria lain! Dan kalau diberi kesempatan bertindak serong, ia bagaikan semut didekatkan gula....."
"Cukup! Aku tidak mengusirmu, akulah yang akan keluar dari kamar ini!" berkata dengan nada marah, San Hon lalu melangkah menuju ke pintu.
"Nanti dulu, Kongcu. Sribaginda juga menitipkan pesan kepadaku untukmu Apakah engkau juga tidak sudi mendengar pesan yang dititipkan yang mulia untukmu?"
Tentu saja San Hong tidak berani menolak dan dia pun berhenti, lalu membalikkan tubuh memandang wanita itu dengan alis berkerut. "Pesan apakah" Katakan cepat lalu kau pergi dari sini atau aku yang akan berada di luar kamar."
"Kwee-kongcu, Sribaginda memesan agar kusampaikan kepadamu bahwa kalau engkau suka, engkau boleh menikah dengan aku atau dengan seorang di antara puteri di istana ini, dan engkau boleh memilih beberapa orang selir yang kau suka, dan engkau akan diberi kedudukan sebagai komandan pasukan pengawal dengan pangkat tinggi dan gaji besar. Juga perumahan, pakaian, kereta dan kuda.
Engkau akan menjadi seorang bangsawan dalam semalam saja, Kongcu. Juga nona itu akan mendapatkan kedudukan mulia, mungkin sebagai selir Sribaginda sendiri, atau para pangeran....."
"Cukup, aku akan keluarf" seru San Hong dengan hati muak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kwee San Hong, kalau engkau keluar, aku akan menjerit-jerit dan melaporkan bahwa engkau telah memukuli dan menyiksa aku!"
San Hong menahan langkahnya. Di membayangkan bahwa kalau wanita itu benar-benar menjerit-jerit, tentu akan terjadi keributan. Dia akan dituduh tidak berterima kasih, bahkan memberontak dan dia akan dikeroyok oleh banyak sekali perajurit pengawal istana. Dia seperti seekor kelinci yang sudah tersesat masuk ke dalam gua harimau dan tidak dapat keluar lagi! Biarpun jujur dan polos, namun San Hong cukup berhati-hati dan dia pun tidak jadi keluar, kini mendekati wanita itu sambil menundukkan mukanya.
Wanita itu tersenyum merasa menang. Dengan bujukan tidak berhasil, akan tetapi dengan ancaman, mungkin ia akan berhasil menundukkan pemuda gagah perkasa yang tinggi besar itu. Dan kalau akhirnya ia berhasil membuat perjaka ini jatuh ke dalam pelukannya, tentu aka terasa berlipat ganda lebih nikmat setelah mendapatkan kesukaran menundukkannya.
"Nah, begini lebih baik, bukan?" Wanita itu menyambut San Hong dengan uluran kedua tangannya yang siap untuk merangkul. San Hong membiarkan saja wanita itu merangkulkan kedua lengan di atas pundaknya, akan tetapi pada saat itu, tangannya bergerak dan wanita itu pun sudah roboh dengan lemas, terkulai bagaikan sehelai kain. San Hong tidak membiarkan ia roboh ke atas lantai, lalu mengangkatnya dan melemparkannya ke atas pembaringan.
Ia menotok wanita itu sehingga tidak mampu bergerak, menjadi lemas dan juga tidak mampu mengeluarkan suara.
Hanya mata wanita itu saja yang dapat bergerak ke sana sini dan nampak mata itu mengeluarkan rasa takut yang hebat. San Hong melihat di bawah sinar lampu kamar itu betapa bagian bawah wanita yang terlentang itu menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
basah. Wanita itu agaknya demikian ketakutan sampai terkencing-kencing! Akan tetapi dia tidak peduli lagi.
Disambarnya pedangnya, kemudian dia teringat akan pakaiannya. Ditanggalkan pakaian indah yang tadi dipakainya, pakaian yang dihadiahkan kaisar, dan dia mengenakan pakaiannya sendiri yang tadi dilepas dan diletakkan di bawah tempat tidur. Juga sepatu baru itu ditukarnya dengan sepatu lama miliknya sendiri. Setelah itu, dia pun melangkah keluar membuka daun pintu dan berdiri saja di luar kamar. Bagaimanapun juga, dia menjadi bingung membayangkan apa yang akan terjadi besok kalau kaisar mengetahui bahwa dia tidak menerima anugerah berupa wanita cantik dan janji pangkat itu. Dia harapkan saja kaisar mau memakluminya dan membiarkan dia pergi bersama Siang Bwee. Kalau saja Sian Bwee bermalam di dekat tempat itu tentu akan dibangunkannya dan diajaknya melarikan diri saja!
Pada saat itu, tiba-tiba penglihatannya yang tajam terlatih melihat sesosok bayangan berkelebat. Dia mengira Siang Bwee, maka cepat dia meloncat ke bawah pohon di taman depan kamar itu, ketika melihat bayangan itu turun ke bawah pohon. Dan dia berhadapan dengan Yeliu Cutay, panglima pasukan pengawal istana yang telah dikenalnya siang tadi! San Hong terkejut bukan main dan sudah siap siaga menghadapi segala kemungkinan ! Akan tetapi, Yeliu Ciangkun (Panglima Yeliu) menghampirinya dan berkata dengan suara berbisik.
"Sssttttt..... ke sinilah, Kwee-taihiap (pendekar Kwee)....."
Biarpun dia tetap bersikap waspada dan tidak mau mempercayai panglima itu begitu saja, namun San Hong meloncat menyelinap ke balik dinding yang gelap di mana panglima itu sudah menunggunya. Melihat pemuda itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
meraba gagang pedangnya, Yeliu Cutay berbisik sambil tersenyum. "Jangan sekali-kali mencabut dan mempergunakan pedang di sini, Taihiap. engkau dan nona Ang harus dapat lolos dari sini malam ini juga, tanpa menimbulkan keributan dan sama sekali tidak boleh menyerang para pengawal dan penjaga."
"Bagaimana caranya dan di mana sekarang Bwee-moi berada?" San Hong balas berbisik dengan hati gelisah. Dia tahu betapa sukarnya lolos dari istana yang luas ini, yang dijaga ketat oleh banyak pengawal.
"Ssttt....., dengar baik-baik," Panglima itu berbisik-bisik di dekat telinga Sin Hong. "Ketika dijamu makan tadi, kalian telah minum obat bius yang halus bekerjanya namun amat kuat. Dalam waktu empat jam setelah minum obat yang dicampurkan arak tadi, kalian akan terbius dan pingsan. Sekarang mungkin sudah hampir empat jam....."
Tiba-tiba San Hong memegang dahinya dengan tangan kanan karena di merasa pening dan pandang matanya berkunang. "Celaka....." serunya lirih, "aku...aku mulai merasakan....."
"Tenanglah! Sudah kubawakan obat pemunahnya. Nah, cepat kautelan tiga butir pil ini, Taihiap. Cepat sebelum engkau pingsan!"
San Hong kini percaya kepada Yeliu Cutay dan dia pun menerima tiga butir pil putih kecil itu dan menelannya.
Rasanya pahit sekali, akan tetapi setelah dia menelannya, perutnya berbunyi seperi kelaparan dan rasa pening di kepalanya pun berangsur menghilang.
"Bagaimana sekarang baiknya, Ciangkun?" tanyanya pasrah karena dia bingung sekali membayangkan bahwa Siang Bwee tentu juga terbius.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tidak ada waktu banyak bicara. Mari ikuti aku mengeluarkan dulu nona Ang dari bagian puteri! Cepat kaupergunakan bedak coklat ini dan kumis palsu, dan pakaian ini. Cepat!" Yeliu Cutay membantu San Hong melakukan penyamaran dan setelah membisikkan bagaimana dia harus bersikap, San Hong dengan langkah gagah lalu mengikuti Yeliu Cutay menuju kebagian puteri yang merupakan kompleks tersendiri di lingkungan istana itu. Bagian ini dikurung pagar tembok tinggi dan dijaga ketat di bagian luar oleh para pengawal, sedangkan di bagian dalam dijaga oleh para pengawal thai-kam (laki-laki kebiri).
Karena malam telah larut, pintu besar bagian puteri yang menghubungkan dengan istana induk itu telah ditutup.
Kalau siang pintu ini dibuka dan dijaga ketat. Hanya wanita saja yang boleh keluar masuk. Bagi pria, hanya yang berwenang saja dan mereka yang membawa surat kuasa dari kaisar. Yeliu Cutay mengetuk pintu gerbang yang tertutup itu. Sebuah lubang dibuka dan sepasang mata penjaga pintu mengintai keluar. Ketika dia mengenal Yeliu Ciangkun, tentu saja dia cepat membuka pintu dan memberi hormat. "Ada perintah apakah maka Ciangkun malam-malam begini datang?"
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Jilid XIX "Siapkan semua teman yang bertugas jaga dan jagalah pintu ini baik baik, jangan perbolehkan siapapun juga keluar malam ini. Siapa saja laki-laki yang malam ini masuk ke bagian ini?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Baru saja Pangeran Liok masuk, katanya ada keperluan dengan nona yang menjadi tamu kehormatan....."
"Jaga baik baik karena ada mata-mata musuh berkeliaran di sekitar istana. Aku hendak minta bantuan pendekar wanita yang menjadi tamu itu karena ia yang mengenal siapa mata-mata yang sudah menyusup ke dalam istana."
kata Yeliu Cutay. Para penjaga mentaati perintah itu dan Yeliu Cutay lalu masuk, diikuti oleh San Hong yang bersikap sebagai seorang pengawal baru yang di-percaya.
Setelah melewati tempat penjagaan, dengan cepat Yeliu Cutay mengajak pemuda itu untuk pergi ke bagian ruangan tamu. Istana bagian puteri ini luas sekali, terdiri dari bangunan bangunan mungil dengan taman taman yang indah bagaikan tempat para bidadari dalam dongeng saja.
San Hong kagum bukan main akan tetapi hatinya juga gelisah. Siang Bwee juga terbius dan mungkin sekarang telah pingsan! Dan dari keterangan penjaga tadi dia mendengar bahwa ada Pangeran Liok yang hendak berkunjung ke kamar Siang Bwee!
"Siapakah Pangeran Liok itu, Ciangkun?" tanyanya berbisik.
"Dialah yang paling berbahaya di antara semua pangeran. Dia gila perempuan dan selalu mengganggu para wanita di sini. Agaknya Sribaginda memang memberikan nona Ang kepadanya. Mari cepat jangan sampai terlambat, hati-hati, kalau perlu turun tangan jangan sampai Pangeran Liok melihatmu dan jangan membunuhnya, Tai-hiap."
San Hong mengangguk dan mereka pun berlari cepat menuju ke bangunan di mana terdapat kamar-kamar untuk para tamu wanita. Tak lama kemudian mereka telah mengintai dari sebuah jendela dan San Hong menahan diri agar tidak memaki. Dia melihat Siang Bwee rebah di atas
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pembaringan, dan seorang laki-laki sudah berada di kamar itu, duduk di tepi pembaringan dan agaknya sedang mengagumi kecantikan gadis yang sedang tidur itu.
Kemudian, laki-laki yang bukan lain ialah Pangeran Liok itu, bergerak merangkul gadis yang terlentang itu. Dengan petunjuk Yeliu Cutay, San Hong membuka daun jendela dari luar dan di lain saat, dia sudah meloncat ke dalam amar. tiba tiba saja penerangan dalam kamar itu padam dan kamar menjadi gelap ketika San Hong menggunakan kepandaiannya untuk meniup padam lilin lilin yang bernyala di atas meja.
"Ehhh" Apa.... , siapa.....?" Pangeran Liok yang suduh mulai merangkul dan menciumi Siang Bwee, terkejut ketika tiba tiba kamar menjadi gelap. Akan tetapi sebuah tangan mencengkeram tengkuknya dan dua kali totokan membuat dia tidak mampu bergerak, jatuh terkulai di atas lantai dan dia pun tidak mampu mengeluarkan suara karena dia sudah jatuh pingsan!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lilin di dalam kamar itu dinyalakan kembali dan San Hong cepat mengeluarkan pil pemberian Yeliu Cutay. Dia melihat poci teh dan cangkir di atas meja, maka dengan bantuan air teh, dia memaksa Siang Bwee menelan tiga butir pil, lalu dia mengurut tengkuk dan kedua pundak gadis itu.
"Uhhh.. !" Siang Bwee menggeliat dan membuka mata.
Ketika ia melihat seorang pria berpakaian pengawal duduk di tepi pembaringan, ia terkejut dan tangannya sudah bergerak hendak memukul. Akan tetapi Sun Hong memegang kedua lengannya.
"Bwee-moi, sadarlah. Ini aku, San Hong," bisiknya.
"Hong-ko .... ah, apa yang kaulakukan di sini" Kau.....
kau mau apa.....?"
"Tenanglah," bisik San Hong. "Kita berdua telah dibius, dalam hidangan tadi. Engkau sudah pingsan ketika aku datang dan kuminumkon obat penawarnya. Aku sendiri ditolong Yeliu Ciangkun. Ssttt... kita harus cepat pergi dari sini. Cepat tukar pakaianmu."
Siang Bwee adalah seorang gadis cerdik. Ia sudah dapat menduga apa yang terjadi. Mereka terbius dalam hidangan tadi dan Yeliu Ciangkun, komandan pasukan pengawal yang gagah itu telah menolong mereka! Ia cepat meloncat turun dan menahan pekiknya ketika kakinya hampir menginjak tubuh Pangeran Liok.
"Ihhh! Siapa dia?"
"Ssttt, dia Pangeran Liok. Dia sudah di kamar ini dan berniat keji terhadap dirimu ketika aku tiba di sini." Tiba tiba San Hong bergerak ke depan dan menangkup lengan Siang Bwee yang tadi sudah bergerak hendak memukul ke arah kepala pria yang menggeletak di atas lantai.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Biar kubunuh keparat ini!"
"Sssttttt, jangan! Ingat, kita akan meninggalkan Yeliu Ciangkun yang sudah menyelamatkan kita. Kulau engkau membunuhnya, Yeliu Ciangkun yang sudah


Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyelamatkan kita. Kalau engkau membunuhnya, Yeliu Ciangkun akan celaka."
Siang Bwee mengangguk dan menarik napas panjang untuk menekan kemarahannya mendengar betapa dalam keadaan terbius dan tidak sadar, hampir ia menjadi korban kekejian seorang pangeran yang kini menggeletak di atas lantai dalam keadaan pingsan. Tentu telah ditotok oleh San Hong. Ia berterima kasih dan bersyukur sekali bahwa San Hong tidak terlambat datang. Dengan tergesa-gesa Siang Bwee lalu mengambil pakaian lamanya yang disimpannya di balik almari, kemudian ia pun berganti pakaian di belakang tirai. Cepat sekali ia berganti pakaian dan tak lama kemudian mereka sudah keluar dari dalam kamar itu, dan Panglima Yeliu Cutay yang menanti dengan tak sabar segera menghampiri mereka.
"Bagaimana dengan dia?" Yeliu Cutay berbisik.
"Dia tertotok dan pingsan." jawab San Hong. "Dan dia sama sekali tidak melihatku."
"Bagus, mari cepat ikut denganku, " kata Yeliu Ciangkun sambil menutupkan daun pintu dan jendela yang tadi terbuka. "Kita berlagak mengejar seseorang yang kita pergoki melompat keluar dari kamar nona Ang!"
San Hong dan Siang Bwee dapat mengerti akal yang dipergunakan oleh panglima itu. Dia ingin memberi kesempatan kepada mereka untuk lolos dari istana dengan dalih mengejar seseorang atau seorang penjahat yang menyelundup ke dalam istana sehingga kepergian mereka tidak akan meninggalkan beban kepadanya. Mengingat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bahwa keadaan panglima itu akan terancam bahaya, maka merekapun mentaatinya dan mengikuti di belakangnya dengan patuh.
Dengan sikap mengejar dan mencari cari seseorang, Yeliu Cutay dan dua orang muda itu tiba dt pintu gerbang
"Heiii, apakah kalian tidak melihat seseorang lewat di sini?"
teriak Yeliu Cutay kepada para penjaga. Mereka menggeleng kepala menyatakan tidak.
Yeliu Cutay yang sudah memegang pedang telanjang di tangannya itu menjadi marah. "Wah, kalian sungguh lengah. Ada mata-mata musuh berada di dalam Istana.
Kami telah mengejarnya dan dia melarikan diri ke sini.
Tentu dia telah keluar dari bagian puteri dan bersembunyi di bagian lain. Buka pintu, kami akan mengejar dan menangkapnya!"
Dengan ketakutan para penjaga membuka pintu gerbang dan Yeliu Cutay bersama San Hong dan Siang Bwee segera berlari keluar dan terus melakukan pengejaran. "Dia tentu masih berada di dalam istana, hayo kita cari sampai dapat!"
teriak Yeliu Cutay kepada dua orang muda itu agar terdengar oleh para penjaga.
Dengan lagak mengejar seorang mata-mata yang menyelundup ke dalam istana, akhirnya Yeliu Cutay dapat membawa dua orang muda itu keluar dari pintu gerbang istana. Setelah mereka berada jauh dari istana, Yeliu Cutay lalu berkata kepada mereka berdua.
"Nah, sekarang kalian boleh melanjutkan perjalanan.
Sebaiknya kalau malam ini juga kalian dapat keluar dari kotaraja."
"Ciangkun, dengan susah payah menempuh bahaya, Ciangkun telah menyelamatkan kami berdua. Entah bagaimana nasib kami kalau tidak ada Ciangkun yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menolong kami. Kami sungguh berterima kasih sekali kepadamu!" kata San Hong sambil memberi hormat. Siang Bwee juga memberi hormat kepada panglima itu.
"Aku juga berterima kasih sekali Ciangkun, dan selamanya aku tidak aka melupakan ciangkun Yeliu Cutay!"
Yeliu Cutay menarik napas panjang "Aku bukan menolong kalian, melainkan mencegah Sribaginda Kaisar dan para puteranya melakukan perbuatan yang jahat. Itu merupakan tugas seorang hamba yang baik dan setia."
San Hong kagum. "Bagaimanapun juga aku merasa berhutang budi Ciangkun dan mudah-mudahan kelak aku akan dapat membalas kebaikanmu kali ini."
Tiba-tiba Yeliu Cutay mengangkat muka dan menatap wajah kedua orang muda itu. "Benarkah Ji-wi (kalian) mau melakukan sesuatu untukku" Maukah Ji-wi menolongku?"
"Tentu saja, Ciangkun!" kata Siang Bwee yang juga merasa tidak enak berhutang budi. "Apa yang dapat kami lakukan untukmu?"
"Begini, aku mempunyai seorang murid yang murtad.
Tugasku mengikatku di kota raja sehingga aku tidak dapat mencarinya. Kalau kebetulan Ji-wi bertemu dengan dia, awasilah dia dan cegah dia melakukan kejahatan. Kalau perlu, tentang dia, bahkan aku rela kalian membunuhnya kalau dia menjadi penjahat. Ketika dia melarikan diri meninggalkan aku, dia mempunyai kecondongan untuk menjadi seorang jahat. Dan yang terpenting sekali, dia telah melarikan sebuah pedang pusaka milikku yang disebut Pedang Asmara....."
"Pedang Asmara?" Siang Bwee bertanya heran. "Aneh sekali namanya!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pedang itu ampuh bukan main, juga berbahaya kalau terjatuh ke tangan seorang laki-laki yang jahat, seperti muridku itu. Oleh karena itu, aku mohon kepada kalian, kalau bertemu dengan dia kalian rampaslah kembali pedang pusaka itu."
"Dan kalau berhasil pedang itu harus kami serahkan kepadamu, Yeliu-ciangkun" " tanya Siang Bwee.
Panglima itu menggeleng kepala "Tidak, pedang itu tidak kuperlukan. Kalau kalian berhasil, pedang itu kuhadiahkan kepadamu, tai-hiap Kwee Sun Hong! ditanganmu, pedang itu akan menjadi pusaka yang ampuh, dan tidak akan mendatangkan malapetaka."
San Hong kembali memberi hormat 'Terima kasih, Ciangkun. Akan saya perhatikan pesan Ciangkun dan akan saya coba untuk melaksanakan pesan itu."
"Hei, Hong-ko! Engkau ini bagaimana sih" Bagaimana mungkin engkau akan melaksanakan permintaan Yeliu Ciang kalau engkau tidak mengetahui siapa nama muridnya itu dan di mana dia berada?"
Baru San Hong ingat akan hal itu, akan tetapi sebelum dia bertanya, panglima itu sudah mendahuluinya menjawab dan memberi keterangan. "Dia bernama Tiong Sin, sejak bayi kupelihara dan menjadi anak angkatku, juga muridku, lalu dia menggunakan nama keturunanku, yaitu Yeliu.
Akan tetapi sekarang mungkin dia menggunakan nama keturunnya sendiri, yaitu she Bu. Karena dia lari dariku, tentu saja aku tidak tahu di mana kini dia berada. Tidak perlu Ji wi bersusah-payah mencarinya. Hanya kalau kebetulan bertemu, harap suka ingat akan permintaanku tadi."
Pendekar Pemetik Harpa 4 Anak Harimau Karya Siau Siau Pendekar Super Sakti 15

Cari Blog Ini