Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra Bagian 8
"Tentu," kata Dja Lubuk. "Anggap perkelahian kita tadi karena tujuan sama. Menegakkan hak dan keadilan. Aku menuntut untuk
dipiara oleh anak Afandi, karena begitulah mestinya. Dan Erwin mau
membela Sagita karena gadis itu tidak mau menerima aku sebagai
warisan. Jadi sama-sama benar. Tapi yang paling benar aku," kata Bengkok.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dja Lubuk dan Erwin sadar, bahwa sebenarnya jin Bengkok itulah
yang berada di pihak yang benar. Anak dan ayah itu mencampuri
urusan intern orang lain. Melihat kenyataan yang berlangsung di
hadapan matanya, Sagita jadi kehilangan harapan. Erwin yang
diandalkannya tidak bisa melindungi dia karena tak mampu
menghadapi piaraan ayahnya itu. Dia pun sekaligus mengetahui,
bahwa anak muda yang dukun itu kiranya jatuh hati padanya, la
tidak merasa lucu, tetapi kasihan. Kasihan bagaimana Erwin bisa
sampai menginginkan dirinya. Walaupun tiap orang tentu berhak
untuk jatuh cinta pada siapa saja. Mengapa harimau beranak
manusia" Siapa yang akan percaya" Tetapi dia harus percaya,
karena ia menyaksikannya sendiri.
Erwin yang merasa amat malu, karena rahasia hatinya diketahui
Sagita, menaruh dendam pada Bengkok. Dendam yang harus
disimpan, karena tak terbalaskan pada saat itu juga. Sedangkan
ayahnya tak kuasa menghadapi. Bersamaan dengan itu ia
menyadari, bahwa selalu saja ada yang lebih kuat daripada orang
kuat. la pun mengetahui, bahwa tiap orang atau mahluk ataupun jin
seperti Bengkok pasti mempunyai kelemahannya. Di mana letak
kelemahan ini, harus dicari dan kalau sudah dapat, maka pada segi
yang lemah itulah dilancarkan pukulan yang mematikan.
"Bengkok," kata Erwin. "Ayahku sudah mengakui keunggulanmu.
Aku juga mengakui kelebihanmu dari aku. Tetapi aku juga ingin
mengatakan, bahwa pada suatu saat aku akan menghadapi engkau.
Walaupun aku harus mati untuk itu."
Jin itu tertawa kecil: "Jangan anak muda. Tak ada guna bagimu.
Boleh jadi pada hari yang kau nantikan itu aku akan kau binasakan,
tetapi apa gunanya" Untuk anak majikanku itu" Kau mau
mempertaruhkan nyawamu untuknya?"
Erwin diam. Begitu pula Dja Lubuk; Armandi dan Sagita.
"Dengar Erwin. Orang wajib bertarung untuk orang yang
dicintainya. Kalau orang itu pun mencintainya. Tetapi kalau ia hanya
bertepuk sebelah tangan, apa gunanya! Kau mengerti maksudku.
Sagita tidak mencintaimu Erwin. Tidak akan pernah. Aku tidak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghasut atau punya maksud menyakiti hatimu. Aku hanya ingin
agar kau mengetahui suatu kenyataan yang tidak akan pernah
berubah. Cobalah tanya pada Sagita apakah ia mencintai dirimu" la
memang ingin kau jadi sahabatnya. Sahabat dalam arti yang lurus.
Tak lebih daripada itu!" kata Bengkok.
Erwin malu. Malu sekali, la rasakan bagaimana mukanya menjadi
merah. Dja Lubuk sedih. Kasihan pada anaknya.
Pada saat itulah mendadak tercium bau limau purut lalu bau
kemenyan dibakar. Lalu berdirilah ia di sana. Mayat hidup
berselimutkan kain kafan penuh lumpur. Datuk nan Kuniang yang
dikuburkan di Kebayoran Lama dan sewaktu-waktu bangkit kembali
dari kuburannya. Banyak penduduk di sekitar kuburan tua itu
mengetahui adanya mayat yang kadang-kadang keluar dari
kuburannya. Malah pernah datang ke beberapa rumah. Sahabat Dja
Lubuk semasa sama-sama masih hidup, mengetahui keadaan
manusia harimau itu. Itulah makanya ia datang sebagaimana ia
sudah beberapa kali datang menolong Erwin. Lalu terjadilah
pemandangan yang amat mengherankan. Jin Bengkok yang
gagah dan kuat itu langsung berlutut di hadapan Datuk nan
Kuniang. Dja Lubuk dan Erwin segera mengetahui, bahwa jin itu
kiranya anak buah Datuk. Tak disangka. Kadangkala dunia jin
atau orang halus pun sempit sekali. Yang satu punya kaitan atau
hubungan dengan yang lain.
Dja Lubuk bersalaman dengan Datuk nan Kuniang. Begitu pula
Erwin. Keadaan dan pemandangan di ruang tamu rumah almarhum
Afandi, laki-laki terpelajar yang pernah amat hebat dalam
mempraktekkan ilmu hitam itu sesungguhnya teramat luar biasa.
Seperti tidak masuk akal, lebih dari khayalan seorang pengarang
cerita misteri atau ilmu mistik yang tidak mengerti tentang ilmu itu
sendiri. Dan semua yang fantastis ini merupakan suatu kenyataan
yang dipersaksikan dengan mata sendiri oleh orang-orang normal
seperti Sagita dan pamannya Armandi, ditambah Erwin yang cerdas
dan punya banyak ilmu gaib, punya otak normal, walaupun ia
sendiri sewaktu-waktu berubah menjadi harimau. Bagi seseorang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang pernah mempelajari, apalagi mendalami ilmu gaib, semua
yang aneh ini memang tetap sangat ajaib, tetapi juga tiada lain
daripada kenyataan dalam dunia gaib yang penuh tanda tanya.
"Persoalan ini memang agak rumit," kata Datuk nan Kuniang.
"Terutama bagi anak dan adik Afandi almarhum. Mestinya ia
menyelesaikan warisannya, bengkok yang jin ini. Meskipun
merupakan harta peninggalan, tetapi jin bukan benda-benda mati
yang telah diatur dalam undang-undang atau adat, siapa yang akan
mewarisi kalau pemilik meninggal dunia. Seharusnya Afandi
menyerah terimakannya kepada anaknya Sagita atau adiknya
Armandi. Tetapi kalian semua juga harus mengetahui, bahwa Afandi
waktu itu dalam keadaan panik. Malu pada dirinya sendiri oleh
peyalahgunaan ilmu berat yang dimilikinya. Itulah salah satu risiko
mempunyai sahabat seperti Bengkok. Sama halnya dengan
memelihara harimau, ular, kalajengking dan keris yang bernyawa,"
kata Datuk nan Kuniang.
"Itulah yang menyusahkan hati hamba Datuk," kata Bengkok.
"Tanpa ada yang mengurus hamba akan berkeliaran dan takut akan
tersesat melakukan perbuatan yang tak layak terhadap manusia."
"Sudah kalian dengar, Sagita dan Armandi," kata Datuk nan
Kuniang. Untuk pertama kali selama hidup dua manusia normal
berdialog dengan orang mati yang bangkit kembali dari kuburannya
karena ia membawa ilmu yang tak mau melepaskan diri dari hidup
duniawi. Tiada jawaban dari gadis dan pamannya. "Kau terimalah dia
Armandi. Kalau kau tak menyalahgunakannya. Bengkok bisa
membuat banyak kebaikan bagi manusia," anjur Datuk nan Kuniang.
Laki-laki itu takut dan bingung. Betapa tidak. Melihatnya saja dia
takut. Bagaimana pula memeliharanya. Akhirnya ia dengan berat
berkata, bahwa ia tidak sanggup, karena tidak mengerti. Dia tidak
mempunyai kebolehan apa pun di bidang ilmu mistik. Jin itu
memandang kepada Armandi dengan sorot mata berapi, la ditolak,
la marah, tetapi harus menahan diri. Tetapi kemudian ia tak kuat
menahan rasa sakit hatinya. Kata Bengkok: "Sudahlah, kalau tak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ada yang menyukai diriku. Hamba mohon ampun Datuk," katanya
kepada Datuk nan Kuniang. "Hamba hendak pergi saja, ke mana
saja dibawa nasib. Betapapun hinanya hamba, masih ada secuil
harga diri di dalam hati hamba." Bengkok mencium tangan
Datuk nan Kuniang, bagaikan anak baik mencium tangan
ayahnya. Meskipun Bengkok hanya jin, tetapi yang hadir
merasa terharu. Juga Erwin dan Dja Lubuk. Bengkok bagaikan
anak yatim piatu. Bahkan lebih parah dari itu. la tidak punya
tempat berteduh, tak punya tempat tujuan, bengkok
melangkah, sebelum sampai di ambang pintu ia telah hilang. Telah
menjadi orang halus kembali untuk mengembara.
"Seharusnya kau terima dia Armandi," kata Datuk nan Kuniang.
Armandi tidak menanggapi. Sudah tak perlu, karena jin itu pun
sudah pergi. Tetapi dalam berdiam diri itu Armandi dihinggapi
perasaan gelisah. Seakan-akan masalah pewarisan itu tidak selesai
sampai di situ saja. Sagita memandang Erwin, yang pada saat itu
merasa kecil, karena tak kuasa meng- ' hadapi jin yang
berkemampuan amat tinggi itu. la mempunyai perasaan tersendiri
terhadap Sagita, yang seharusnya dapat dilindunginya dari rasa
takut. Tetapi ternyata ia gagal.
"Erwin, ayah pulang ke kampung. Jangan kau berkecil hati. Hidup
di dunia tidak selalu harus menang. Orang yang tak pernah gagal
akhirnya akan jadi takbur, suatu sifat yang pasti akan membawa
keruntuhan. Dengan kejadian tadi kita merasakan, bahwa tidak
semua arus dapat dibendung. Tidak pula semua keinginan dapat
dicapai. Tetapi jangan pula orang lalu putus asa. Kekalahan hari ini
akan bebal i k jadi kemenangan pada kesempatan lain," kata Dja
Lubuk. Dalam hati manusia harimau tua itu menangis mengenang
nasib anaknya yang sedang bertepuk sebelah tangan. Cinta tak
berbalas. Salah satu derita paling berat yang dapat menimpa
manusia. Erwin mencium tangan ayahnya, membiarkan air mata mengalir.
Setelah orang tua penyayang anak itu berlalu, Erwin pun mohon diri
kepada Sagita dan Armandi. Sagita bukan mengejek, tetapi malah
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
simpati pada dukun muda itu. Lembut dia berkata: "Kau akan selalu melihatku ya. Pavilyunku itu menanti kau untuk menempatinya. Aku
yakin sekali kita bisa berkawan baik. Banyak yang ingin kupelajari
dari kau Erwin, kalau kau sudi menolong aku!" Kata-kata dari
seseorang yang ingin dan butuh bersahabat.
TIBA di gubugnya, Erwin merebahkan diri berbantalkan tangan,
pikirannya menerawang jauh sebagaimana ia biasa membiarkan
khayalannya merantau entah ke mana. Mengapa hidup harus begini,
tanyanya di dalam hati. Mengapa ia menolak Sabrina yang sudah
berbuat segala yang mungkin untuk dapat diterima kembali.
Bukankah hidup ini harus mengenal "pemberian maaf" kepada
orang yang menyesali kesalahan dan ingin memperbaiki segala
kekeliruan di masa yang lalu. Penolakan Sagita, sebelum ia
menyatakan kasih, apakah sebagai suatu pembalasan" Agar ia
dapat merasakan kesedihan yang menimpa diri Sabrina!
Erwin bertanya jawab di dalam hati. Dicobanya membuang
segala godaan itu jauh-jauh dengan berkata kepada dirinya: "Gila, aku ini bukan manusia, hanya setengah manusia. Selebihnya aku ini
harimau. Mengapa tak tahu diri. Mau jatuh cinta segala!" Dia
mengutuk dirinya.
Pada saat itu terasa angin lembut dan sejuk menyapu mukanya.
"Hai kawan, jangan biarkan hatimu tersiksa. Menyiksa diri sendiri tidak akan membuat keadaan jadi berubah. Bagaimanapun
buruknya nasibmu, masih jauh lebih baik dari aku. Si Nini itu cinta
setengah mati padamu. Dia juga cukup cantik, bukan" Berikan hati
kepada wanita yang membutuhkan. Jangan paksakan pada orang
yang tidak menyediakan tempat bagi kita. Hidup ini jangan
dipandang terlalu berat. Walaupun tidak boleh kita pandang terlalu
ringan." PAGI harinya ketika Erwin akan ke rumah keluarga Suhud untuk
melanjutkan pengobatan Armen, tanpa diduga Sagita datang. Dia
kelihatan gugup: "Paman Armandi telah meninggal. Lehernya
membiru. Aku takut Erwin. Takut sekali."
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ERWIN terkejut. Walaupun ia sudah mendapat firasat sendiri,
ditanyakannya juga kepada Sagita, apakah Armandi mati dibunuh.
Gadis itu menerangkan, bahwa tidak ada tanda-tanda pergulatan.
Semua perabotan terletak rapi. Pamannya itu pun terbaring di
tempat tidur. Hanya pada lehernya ada bekas-bekas yang membiru.
Dan, kata Sagita, lidahnya terjulur panjang. Itulah yang amat
mengerikan. Pintu dan jendela kamarnya tidak ada yang rusak.
Keterangan itu meyakinkan Erwin bahwa Armandi dibunuh oleh
orang halus. Dan pembunuhnya tak lain daripada jin Bengkok yang
sakit hati. Ketika Erwin tiba di kediaman Sagita, orang sudah agak banyak.
Armandi menginap di sana setelah bertemu dengan Bengkok dan
Dja Lubuk yang kemudian dilengkapi dengan kehadiran Datuk nan
Kuniang. Maksudnya mengawani kemenakannya.
Di antara petugas hukum yang hadir kelihatan Kapten Sahata
Siregar. la memperhatikan mayat Armandi dengan teliti. Tidak sama
dengan mayat Sabaruddin dan Juariah yang kedua-duanya
memperlihatkan bekas luka-luka pada lehernya. Leher Armandi
membiru. Bahwa ia dibunuh, Siregar tidak menyangsikan lagi,
sebagaimana ia merasa pasti bahwa yang melakukannya bukan
mahluk yang diduganya manusia harimau, tetapi bukan Erwin. Lebih
dari itu ia belum tahu. la sama sekali tidak mengetahui adanya
pertemuan yang tidak masuk akal, tetapi benar-benar telah terjadi
di rumah itu sebelumnya Armandi berpisah dengan dunia yang
penuh keindahan, kekejaman dan keanehan ini. Tetapi nalurinya
mengatakan, bahwa Erwin mengetahui banyak tentang misteri ini,
karena ia bukan manusia biasa. Kapten Polisi itu mengakui bahwa
dalam hal-hal semacam ini dukun bisa lebih mampu dari reserse
atau intel. Meskipun Sagita berusaha menyembunyikan, tetapi bagi orang
yang memperhatikan wajahnya akan kelihatan, bahwa dia sangat
tergoncang. Panik dan takut. Tetapi mereka tidak tahu, bahwa
ketakutan Sagita disebabkan dirinya pun terkait dalam peristiwa
yang penuh tanda tanya ini.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sama sekali tidak ada pengrusakan jendela atau pintu, nona
Sagita?" tanya Kapten Siregar.
"Tidak ada Pak!" sahut Sagita yakin sepenuhnya.
"Lalu bagaimana orang bisa masuk?"
"Itulah yang saya tak mengerti. Kalau ada orang masuk, tentu
melalui pintu atau jendela."
"Kalau orang, kata nona. Apakah bisa lain daripada orang?"
Kapten Siregar bertanya tetapi dalam hati juga menjawab. Ha,
barangkali bukan orang. Jadi-jadian" Hantu, iblis, setan atau jin
kah" "Nona Sagita, maafkan saya. Nona tentu dalam keadaan sedih
dan gugup sekali. Tetapi saya memerlukan beberapa keterangan.
Siapakah yang pertama-tama mengetahui tentang kematian paman
nona ini?"
"Saya," jawab Sagita.
"Bagamimana nona masuk, sedangkan jendela dan pintu dikunci
dari dalam!" Para petugas hukum dan Erwin semua memandang ke
Sagita. Bagaimana dia masuk"
"Itulah anehnya. Saya ketuk-ketuk pintu perlahan-lahan, supaya
paman jangan sampai terkejut. Tiada sahutan. Tetapi kunci diputar
dari dalam. Saya masuk tanpa curiga apa pun. Tentu paman yang
membukakan pintu. Habis, siapa lagi. Tetapi saya jadi terkejut *dan
merasa gemetaran. Paman terbaring di ranjang. Lidahnya yang
terjulur memberitahu kepada saya bahwa paman saya itu telah
meninggal. Saya jadi sangat ketakutan. Siapa yang membukakan
pintu tadi." Sampai di situ Sagita terdiam. Kelihatan dia lemas dan dirasuk oleh berbagai macam perasaan.
"Siapa yang membukakan pintu," kata Sagita kepada dirinya
sendiri tetapi didengar oleh semua yang hadir di sana. Bagi Kapten
Siregar sudah jelas, bahwa di kamar itu tidak ada lain orang selain
Armandi. Kalau ada tentu Sagita tidak bingung. Siapakah yang
membukakannya pintu tatkala dia mengetuk-ngetuk tadi.
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Barangkali ada orang lain bersembunyi," kata Siregar kemudian untuk memperoleh penegasan tentang tidak ada orang lain itu.
"Tidak ada. Kalau ada pasti kelihatan. Tidak ada tempat
bersembunyi di sana," kata Sagita penuh keyakinan. Karena
memang begitulah keadaan di kamar itu. Tidak mungkin orang bisa
bersembunyi. Kapten Siregar mulai bertanya pada diri sendiri, siapa yang
membukakan pintu untuk Sagita. Tidak mungkin kunci berputar
sendiri. Tetapi mengapa Sagita tidak melihat siapapun selain
pamannya yang sudah tak bernyawa di ranjang. Apa lagi ini.
katanya kesal pada diri sendiri. Orang halus pulakah" Dia ingat,
ayah Sagita yang abang Armandi bunuh diri beberapa waktu yang
lalu. Apakah abangnya itu yang menghendaki dia" Ataukah setan
yang mendorong Afandi bunuh diri itu yang kini membunuh
Armandi" Erwin tidak sangsi lagi, bahwa yang membunuh Armandi pasti si
Bengkok yang kemarin sakit hati itu. Dia orang halus. Jin. Tidak
akan pernah kelihatan, kecuali kalau ia sengaja hendak
memperlihatkan dirinya.
Armandi mati dibunuh. Tentu ada yang membunuh. Tetapi
pembunuh itu tidak akan pernah bisa ditangkap. Jadi tidak akan
pernah bisa diinterogasi. Dan tidak akan pernah dibawa ke
pengadilan. Barangkali ia masih ada di ruangan itu melihat orangorang sibuk dan takut. Dan dia menikmati ketakutan manusiamanusia itu dengan hati puas. Pada waktu itu si jin merasa dirinya
super, lebih berkuasa dari manusia. Asal saja jangan datang
penguasa yang ditakutinya. Datuk nan Kuniang. Dan Datuk itu tidak
datang. Erwin yang sejak tadi tidak berkata banyak, merasakan bahwa si
orang halus yang baru membunuh masih ada di sana. Dalam
hatinya telah berpikir, bahwa Sagita juga mungkin akan mengalami
nasib yang sama. Kalau jin sudah marah, ia tak pernah puas dengan
hanya satu korban. Bukan mustahil satu keluarga dihabiskannya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sahata Siregar menarik Erwin ke tempat lain, agak jauh dari
orang banyak. "Apa pendapatmu Erwin. Aku yakin kau dapat membantu.
Menghadapi masalah seperti kami benar-benar tak berdaya!" kata
Siregar. "la dibunuh. Tetapi mustahil bisa menangkap pembunuhnya.
Karena ia jin yang sedang murka. Ini kalau Kapten mau percaya.
Kalau Kapten katakan begini kepada atasan Kapten barangkali akan
ditertawakan!"
"Kau yakin?" tanya Siregar.
"Bukan yakin, mengetahui. Jin itu piaraan almarhum Afandi.
Adiknya ini tidak mau menggantikan. Jin merasa dihina dan
ditelantarkan, la membalas!"
Kapten Siregar percaya. Bagi banyak orang Tapanuli yang
dilahirkan dan dibesarkan di kampung, ataupun pernah tinggal di
daerahnya, kisah-kisah begitu bukan aneh. Banyak orang percaya
dan banyak kali pula terbukti, keluarga-keluarga yang didatangi
orang halus atau hewan, karena orang yang. tadinya memelihara
dirinya telah tidak ada lagi dan si piaraan tidak diwariskan secara
baik-baik kepada yang tinggal.
Kapten Siregar tahu, bahwa kasus ini akan menimbulkan
kehebohan besar dan luas, kalau dikatakan bahwa korban mati
dibunuh oleh setan. Sebagian terbesar orang pintar tidak akan
percaya. Mereka akan mencemooh Polisi. Memberi alasan tak masuk
akal, karena tidak sanggup menangkap si pelaku. Karena kelihayan
si pembunuh semata-mata, atau lebih buruk kalau Polisi dituduh
tidak berani menghadapi si pelaku yang mempunyai serbaneka ilmu
tak terkalahkan. Atau, kalau takut kehilangan muka, harus
ditangkap siapa saja yang bernasib sial dan dipaksa dengan segala
cara mengakui suatu kejahatan yang tak pernah dilakukannya, tidak
susah. Lalu dihukumlah orang tak berdosa itu untuk kemudian mati
karena merana atau gila karena kekejaman yang dilakukan atas
dirinya. Atau dia tabahkan hati dengan segala kekuatan iman yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ada, supaya dia pada suatu hari sempat membuat perhitungan
dengan petugas hukum yang menganiaya dirinya. Maka lahirlah
dendam kesumat oleh perbuatan tidak adil itu.
*** LEBIH dua jam Erwin di sana. Bukan untuk mengambil hati
Sagita yang menurut Bengkok sama sekali tidak mencintai dirinya.
Tetapi karena pembunuhan itu menyangkut kekuatan dan dendam
mahluk halus yang sudah dikenalnya. Dan ia ingin melindungi
Sagita, kalau mungkin. Betapa rendah dia, kalau lalu menjauhkan
diri hanya karena cintanya tak berbalas. Harus dicintaikah untuk
bersedia berbuat baik terhadap orang lain"
Erwin mohon diri pada Sagita karena ia harus memenuhi suatu
janji. Bila tiada berhalangan, pada malamnya ia akan kembali.
Dari sana dukun muda itu langsung menuju rumah keluarga
Suhud. Armen sedang duduk-duduk di ruang tamu, seperti orang
sehat saja. Bercerita-cerita dengan kedua orang tuanya dan saudara
misannya Nini. Begitu melihat Erwin datang, Armen berdiri dan
menyalaminya. Semua orang senang melihat, tetapi juga heran.
Begitu cepat perubahan pada dirinya, la yang sudah tiga tahun
ditakuti, bisa mendadak sontak jadi manusia yang punya sikap
penuh persahabatan. Ilmu apakah digunakan oleh orang dari
Mandailing itu" Pitunduk-kah, yaitu ilmu yang membuat orang jadi
selalu tunduk pada kemauan yang punya ilmu" Ataukah piganta(r)
yang membuat orang jadi takut dan gentar pada si punya ilmu"
Tetapi baru saja semua yang hadir merasa gembira, tanpa ada
partanda, Armen mengambil tempat abu rokok terbuat dari kristal
tebal dan amat berat dari meja lalu menghempaskannya ke atas
meja yang terbuat dari kaca. Hancur, tangan Armen mencucurkan
banyak darah oleh luka-luka terkena pecahan kaca. Semua menjadi
pucat. Hanya Erwin yang tenang, karena mengetahui, bahwa
pasiennya itu tidak akan mungkin semudah itu. Beberapa
persyaratan harus dipenuhi dulu. Mata Armen memandang liar ke
sekitarnya. Orang tuanya dan Nini serta saudara-saudaranya jadi
takut. Semua mengharapkan Erwin untuk mengatasinya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sudah punya rumah sendiri masih juga merusak rumah orang
lain," kata Armen. Tidak ada yang mengerti apa maksudnya dengan
kata-kata itu. "Nanti kubikinkan rumah baru yang lebih bagus," kata Erwin.
"Aku tidak minta yang lebih bagus. Jangan kira aku pemeras,"
kata Armen. "Tidak, bukan itu maksudku. Kalian semua baik budi, aku tahu.
Kami yang selalu salah. Ceroboh. Kalian kan tahu, manusia ini
punya akal, tetapi justeru manusia pulalah yang selalu tidak
memikirkan kepentingan orang lain. Yang sembrono, yang banyak
lagak, yang sombong dan merasa paling hebat!"
"Ee, kau kan juga manusia. Kenapa kau mengetahui itu?" tanya Armen.
"Aku pernah mempelajari dunia kalian sedikit-sedikit."
"Dunia apa maksudmu," kata Armen. "Sebenarnya dunia kita sama. Cuma cara hidup dan adat istiadat yang berlainan. Kita ini
kan selalu bertetangga, kadang-kadang satu pekarangan.
Dalam beberapa hal kita sama. Umpamanya tentang, anak-anak.
Kalian punya anak-anak. Suka bermain-main, lari kian kemari. Anakanak kami juga begitu. Kami senang melihat anak-anak manusia
bermain sambil tertawa riang. Kadang-kadang kami turut merasa
geli. Bagaimana perasaan kalian kalau sekiranya datang orangorang jahat mengganggu anak-anak kalian yang sedang bermainmain itu" Apalagi kalau sampai dipukul. Kalian akan marah bukan"
Akan berkelahi, bahkan mau membunuh!"
"Ya, tentu. Kalau tak dapat mengendalikan diri bisa sampai
berbunuhan," kata Erwin membenarkan.
Yang mendengarkan dialog itu merasa seram. Tanpa dapat
dicegah, bulu kuduk mereka berdiri. Mereka mulai tahu, bahwa yang
ngomong itu bukan Armen, tetapi mahluk halus yang tinggal di
dalam diri pemuda yang sakit itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Berkata Armen lagi: "Dua orang anak kami di tendang si Armen.
Keesokan harinya rumah kami pula dirubuhkannya. Entah untuk
apa. Mau membuat pemandangan di pekarangannya lebih bagus
barangkali. Rumah kami dianggap mengganggu. Kalian
menamakannya digusur. Kalau tumah manusia digusur, yang punya
bisa ribut lalu mengadu. Sampai-sampai ke . . . apa namanya itu, ke
DPR. Kami tidak punya DPR tempat mengeluh."
"Aku mengerti sudah. Seperti kukatakan tadi, paling banyak bikin kesalahan di dunia ini adalah justeru manusia. Maafkanlah si Armen.
Sebenarnya semua tidak disengaja, hanya karena kebodohan saja.
Aku akan mengganti. Karena kita bertetangga dan kami sudah
mengaku salah dan mohon maaf, kau mau memberi maaf,
bukankah begitu?" kata Erwin.
Armen kelihatan letih, walaupun hanya berkata-kata begitu.
Badannya basah oleh keringat, celana basah oleh darah tangannya.
Begitu juga lantai di depan kakinya merah oleh darah. Erwin
meminta verband untuk pembalut luka. Setelah itu diangkatnya
Armen ke kamar tidur. Mereka membiarkan. Tidak berkata, tidak
bertanya. Erwin sutradara. Hanya dia pula yang tahu thema dan
jalan cerita. Setelah Armen tidur nyenyak, Erwin bertanya apakah sarjana
hukum itu pernah membenahi pekarangan. Ibunya menjawab
positip. Armen memang hobby mengurus taman. Atas pertanyaan
Erwin lagi, nyonya Suhud coba-coba mengingat apakah anaknya
pernah menebang pohon. Akhirnya dia ingat. Memang pernah.
Sebatang pohon belimbing yang agak besar. Ditebangnya untuk
diganti dengan pohon nusa indah. Sebenarnya ibunya tak setuju,
karena belimbing itu si'dah selalu berbuah. Besar-besar lagi. Tetapi
kemauan Armen sukar dipatahkan. Sekarang ia ingat. Malamnya
Armen mengatakan kepala pusing. Badannya panas, tersentaksentak, dan ia selalu mengatakan sakit. Rupanya ia telah merusak
rumah jin dan menendang dua anaknya. Walaupun tidak sengaja.
*** POHON belimbing dicari. Harus yang sudah berbuah. Untuk
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ditanam di tempat yang pernah ada pohon semacam itu tiga tahun
yang lalu. Barangkali orang tercengang mendengar pohon sudah
berbuah hendak dipindahkan. Di Jakarta dan kota-kota besar
lainnya sudah jadi urusan kecil. Pohon kelapa yang sudah berbuah
pun dapat dipindahkan dan akan hidup subur di tempatnya yang
baru. Hari itu juga dengan upacara kecil tetapi wajib, Erwin
menanam pohon belimbing. Seluruh keluarga Suhud turut hadir.
Dengan khidmat dukun muda itu menyerah-terimakan rumah yang
pernah digusur oleh Armen. Setelah itu dibawa dan diletakkan
hidangan di atas penampi beras. Harus di atas penampi tak boleh
wadah dari logam atau beling ataupun kristal. Bubur merah putih,
pisang raja masak di batang, sekapur sirih lengkap dengan
pinangnya, tiga butir telur ayam kampung, tiga batang sigaret, tiga
batang cerutu beserta sekotak korek api, tujuh uang logam
seratusan, tusuk gigi dan penyeka tangan.
Yang hadir semua duduk di atas tanah, tak boleh
mempergunakan alas terbuat dari apa pun. Erwin membaca-baca,
memohon maaf dan mengajak hidup berdampingan secara
keluarga. Ketika dukun itu telah selesai mendoa, terdengar tawatawa riang. Bunyinya nyaring, tetapi tidak keras. Anak-anak orang
halus yang sedang menikmati bubur merah bubur putih.
*** DI DALAM rumah Erwin menerangkan, bahwa menurut
keyakinannya, sesuai dengan yang dikatakan oleh orang halus
melalui diri Armen, penyakit sarjana hukum itu bukan oleh buatan
orang, tetapi hukuman orang halus yang dirusak rumahnya, yaitu
pohon belimbing dan tertendang dua anaknya. Permohonan maaf
telah mereka terima dengan baik. Menurut yang wajar, Armen akan
sembuh dalam waktu tak lebih daripada dua puluh satu jam.
Mendengar keterangan Erwin, kedua orang tua Armen masih
tertanya-tanya di dalam hati, apakah benar bukan buatan orang
jahil. Tidak kurang dari lima orang dukun yang konon pandai-pandai
mengatakan, bahwa ada orang yang tidak menyukai Armen, lalu
mengguna-gunainya supaya jadi gila. Ada pula yang berkata, bahwa
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang yang menjahili itu iri hati pada Suhud lalu dibalaskan pada
anaknya supaya ia tidak pernah merasa bahagia. Ada seorang
dukun dengan muka serius berkata: "Sebenarnya maksud yang
membuat ini tidak jahat. Dia seorang janda beranak tiga. Jatuh hati
pada Armen. Tapi Armen tidak menaruh cukup perhatian. Untuk
menundukkan Armen dipintanya pertolongan dukun. Tapi gunaguna itu berpengaruh buruk." Mendengar keterangan itu ibu Armen
jadi panas. Memang ada seorang janda, baru berumur dua puluh
empat tahun. Anaknya tiga orang, yang tertua empat tahun. Baru
kematian suami. Masih ada hubungan famili dengan keluarga
Suhud. Selalu bertandang ke sana. Suka bercanda dengan mereka,
juga dengan Armen. Karena tidak kuat menahan emosi, nyonya
Suhud mendatangi familinya yang janda itu. Tanpa selidik lebih
dulu, bahkan tanpa tanya dia langsung melabrak Elida habishabisan. Dikata-katai, dimaki. Wanita yang berparas menarik'itu
terkejut heran. Dia tak banyak kata. "Saya tidak sehina itu. Tidak akan pernah sehina itu!" Lalu ia menangis. Nyonya Suhud semakin
galak. Djkun itu tentu berkata benar. Bukankah Elida janda dan
beranak tiga" Dukun itu mengetahui begitu terperinci, padahal ia
tidak mengenal Elida.
Garang nyonya Suhud berkata: "Rupanya kau selalu datang
karena inginkan anakku. Kau yang sudah punya tiga anak. Armen
masih perjaka. Tak tahu diri."
Wanita itu diam. Napasnya menjadi sesak. Karena menahan hati.
Sebenarnya lebih baik ia lampiaskan apa yang hendak dikatakan
hatinya. Tetapi ia merasa bodoh kalau melawan perempuan yang
sedang diselapi emosi. Bagaimanapun nyonya Suhud masih
termasuk tantenya.
Suhud menyabarkan isterinya. Baginya tak masuk akal Elida
mengguna-gunai Armen. Dia peramah, suka berkelakar. Hanya itu.
Dia sama sekali tidak pernah menaruh hati pada Armen. Semenjak
ditinggal suami, hatinya belum pernah tercuri atau dicuri oleh lelaki lain. la sangat cinta pada suaminya yang telah mendahuluinya oleh
suatu kecelakaan pesawat terbang. Hati itu sebenarnya masih
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
diduduki oleh roh almarhum Fadli yang malang. Tuduhan nyonya
Suhud sesungguhnya amat rendah. Dan kalau dikaji-kaji
sebenarnya buruk duga itu pun hanya akibat dari celoteh seorang
dukun yang mengada-ada untuk mendapat upah yang tidak halal.
Ketika dukun itu datang lagi untuk mengobati Armen yang
katanya diguna-gunai janda beranak tiga itu, nyonya Suhud
menceritakan di depan suaminya, bahwa janda beranak tiga itu
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memang benar ada. Orangnya pun cantik, katanya lagi. "Tetapi dia tidak mengaku pak dukun," kata Nyonya Suhud. "Bikinlah supaya dia mengaku terus terang dan mengatakan siapa dukun yang
dipakainya untuk menganiaya anak kami."
"Kalau semua penjahat mau mengaku, tak tertampung oleh
penjara nyonya," kata sang dukun tanpa ragu-ragu. "Lagi sehari dua ini dia akan. mengaku dan minta maaf. Dukun yang dipakainya itu
sebenarnya saya sudah tahu. Memang hidupnya dari menganiaya
orang. Bukan menyembuhkan orang sakit. Banyak dukun yang
begitu Nya," katanya lagi. "Tempat mereka itu sudah pasti. Neraka."
"Jadi janda itu akan mengaku?" tanya nyonya Suhud gemas.
"Ya. Kalau dia tidak mau mengaku, perutnya akan membusung."
"Bagus. Bikinlah dia jadi busung, biar tak pernah laku," kata nyonya Suhud. Baginya hanya ada satu keinginan. Membalas
dendam terhadap Elida.
Tapi pada malam itu ia kedatangan seseorang yang sangat
dikenalnya, la sedang seorang diri di kamar tidur. Suaminya di
kamar Armen. Meskipun yang dat g itu sangat dikenal, nyonya
Suhud terkejut dan takut. Karena orang itu sudah almarhum.
Mengapa Fadli bisa datang. Seperti orang hidup saja. Padahal ia
sudah meninggal. Sudah dikuburkan, sudah ditujuh harikan, empat
puluh harinya sudah. Bahkan dua bulan yang lalu telah diadakan
doa untuk seratus harinya.
Nyonya Suhud tak dapat membuka mulut. Pun tak kuasa pergi
dari sana. Fadli tidak berubah sedikit pun. Sama seperti tatkala ia
masih hidup. Padahal dia termasuk di antara mayat-mayat yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sudah tak dapat dikenali identitasnya oleh kecelakaan pesawat yang
ditumpanginya. Hanya pakaiannya saja yang lain. Dia berbaju dan
memakai kain berwarna putih. Sama putih dengan kopiahnya.
"Mengapa tante menyakiti isteriku Elida" Tuduhan tante keji
sekali. Dia tidak pernah mengingini Armen. Baginya Armen seperti
saudara sekandung, karena dia tak punya kakak atau adik lelaki.
Tidak lain daripada itu!" kata Fadli. Dia bicara tenang-tenang, tidak kelihatan amarah barang sedikit pun.
Oleh sikap tamu aneh yang kelihatan ramah itu, semangat
nyonya Suhud perlahan-lahan kembali.
"Kau Fadli kan?" tanya perempuan itu.
"Ya, betul tante, aku Fadli."
"Kudengar kau meninggal. Apa betul?"
"Betul. Mayatku hangus sampai tak dikenal."
"Lalu kau hidup kembali."
"Tidak."
Nyonya Suhud jadi takut lagi, tetapi ia dapat menguasai diri
karena tamu itu tidak mengancam.
"Aku tidak mengerti. Kau telah meninggal, tetapi sekarang kau
ada di sini."
"Sebetulnya mati itu tidak seperti yang disangka kebanyakan
orang. Mati hanya selesai hidup di dunia. Aku-nya tiap manusia
tidak mati. Dia hidup terus tanpa henti. Hanya tempatnya yang
pindah," kata Fadli dengan tenang, bagaikan guru mengajar murid.
Perempuan yang semula ketakutan tadi berubah menjadi tenang.
Hidup sebenarnya tidak pernah berakhir. Itu yang penting baginya.
Habis dari dunia yang sekarang akan masuk ke dunia yang lain.
"Maksudmu mendatangi aku untuk membuktikan, bahwa
sebenarnya orang mati itu tidak mati. Aku senang sekali kau
mengunjungi aku Fadli. Kau tidak lupa sama tantemu ya!" ,
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Berbeda dengan nyonya Suhud yang dari ketakutan kini mulai
bisa senyum dan bahkan wajahnya berseri mendengar cerita dari
akhirat itu, Fadli tetap saja sebagaimana ia datang tadi. Wajah kaku
tanpa expresi apa pun. Suaranya datar, monoton. Seperti wajah
orang yang sudah meninggal lah.
"Aku datang untuk memberitahu bahwa isteri ku Elida tidak
pernah punya perasaan lain daripada persaudaraan terhadap
Armen. Tante telah menuduh dan menista dia. Karena aku tahu dia
tidak berdosa, aku tidak terima segala fitnah dan makian tante.
Tante dengar" Aku tidak terima!" Matanya yang tanpa sinar
memandang nyonya Suhud. Tiada berkedip.
"Tapi bukan aku yang menuduh. Dukun yang mengatakan
begitu!" kata nyonya Suhud membela diri.
"Dukun Barjak itu penipu!"
"Dari mana kau tahu namanya Barjak?" tanya nyonya Suhud.
"Orang macam aku ini, yang sudah pindah ke tempat lain
mengetahui lebih banyak daripada kalian. Kami bisa melihat apa
yang kalian tidak bisa. Dan kami juga tahu, apa yang kalian kadangkadang tidak tahu." Dia diam sebentar.
"Aku beri tante kesempatan minta maaf kepada isteriku!" katanya kemudian.
"Kau ini aneh. Masa aku yang tua minta maaf pada dia yang
kemenakan."
"Kalau tante tidak mau minta maaf, aku terpaksa membawa
tante," kata Fadli tanpa suara mengandung ancaman atau amarah.
"Bawa ke mana?"
"Ke dunia kami. Ke akhirat."
"Mati maksudmu?"
"Seperti aku inilah."
Yang semula takut, kemudian merasa lega, kini mendadak sontak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jadi pucat. Sepucat Fadli yang hendak membawanya pergi.
"Aku tak mau mati. Tidak mau!"
"Mengatakan tak mau mati boleh saja. Tetapi yang menentukan
sayangnya bukan tante. Kalau tante tidak menyadari kesalahan dan
tidak mau minta maaf, maka aku akan bawa tante bersamaku,
sekarang juga!" Mata Fadli tetap tidak memancarkan sinar
kehidupan. Mata orang yang sudah mati.
"Jadi kau paksa aku mohon maaf kepada istermu itu?"
"Ya, mesti dan harus malam ini juga. Kalau tidak, akan kubawa
tante malam ini!"
Mendengar ini nyonya Suhud jadi takut. Mati adalah hal yang
paling tidak dikehendakinya. Ketika ia hendak berkata lagi, Fadli
menghilang. Menyebabkan ia tambah ketakutan, karena jelas
beginya bahwa ia baru berhadapan dengan hantu Fadli. Setelah
berpikir dan tidak melihat jalan lain untuk menyelamatkan diri,
nyonya Suhud mengajak suaminya pergi ke rumah Elida. Laki-laki
itu jadi heran, kok malam-malam mendadak mau ke Elida yang telah
dinistanya habis-habisan.
"Sudahlah, jangan banyak tanya," kata perempuan yang
ketakutan tetapi juga sangat jengkel itu. "Aku diancam hantu
lakinya!" Suhud kaget. Hantu" Tapi dia tak bertanya. Setidaktidaknya belum pada saat itu juga.
Kedatangan suami isteri Suhud mengejutkan Elida. Mau apa lagi
perempuan ini" Walaupun tidak dilawannya dengan mulut, tetapi
dalam hati Elida sudah membenci orang yang biasa disebutnya
dengan tante itu.
"Aku datang ke sini atas permintaan suamimu," kata nyonya
Suhud. Membuat Elida jadi terkejut, karena tak masuk akal.
Bagaimana pula suaminya yang sudah meninggal bisa menyuruh
orang hidup untuk mendatanginya. Janda muda itu jadi curiga.
Apakah ada rencana hendak mempermainkan dirinya lagi"
"Lebih baik tante datang pada lain waktu saja," kata Elida. "Saya http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mau tidur!"
Bagi suami isteri Suhud kata-kata itu jelas merupakan penolakan
kunjungan pada malam-malam begitu, tetapi nyonya Suhud
berkata: "Aku harus melakukannya pada malam ini juga. Begitu mau suamimu. Kalau tidak karena kedatangannya tadi, aku juga tidak
mau ke mari." Sekarang Elida kian heran.
"Jangan mempermainkan aku dan suamiku yang sudah tiada,"
kata Elida. "Aku tidak ada tempo untuk main-main. Aku terpaksa datang
karena diperintah oleh Fadli. Dia mendatangi aku!" kata nyonya
Suhud. Kini Elida percaya. Perempuan itu meminta maaf atas
tuduhannya. Yang kata Fadli tidak benar. Tetapi nyonya Suhud
masih mengatakan, bahwa yang sebenarnya bersalah bukan dia,
melainkan dukun. Dia pun masih mengatakan, bahwa tentu ada
orang yang menjahili anaknya.
Elida tak dapat menahan tangis. Betapa besar cinta Fadli
kepadanya. Sampai setelah tiada pun ia masih membela isteri yang
amat dicintainya itu. Inikah yang dinamakan kasih sayang dibawa
sampai ke akhirat" Fadli datang membebaskan isterinya dari
tuduhan yang tak semena-mena.
SAMPAI pagi Elida tidak dapat tidur. Pikirannya penuh oleh
kenangan-kenangan indah dengan Fadli. Yang selalu begitu baik,
begitu lembut dan penuh kasih sayang pada mereka berempat.
Pagi-pagi ia ziarah ke makam suaminya dengan membawa anak
mereka yang tertua. Meskipun kata orang di kuburan tak boleh
menangis, tetapi Elida tidak dapat membendung air mata.
*** PENGALAMAN dengan tuduhan keji yang tidak pada tempatnya
sehingga menyebabkan arwah Fadli mendatanginya tidak membuat
nyonya Suhud yakin, bahwa kegilaan bisa disebabkan oleh berbagai
keadaan lain. Apalagi dukun-dukun yang katanya hendak
menyembuhkan Ar-men kebanyakan mengatakan, bahwa penyakit
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu disebabkan oleh kejahilan seseorang. Bila dukun mengatakan
ada orang mengguna gunai anaknya, maka nyonya Suhud lantas
ingin membalas dendam.
Dia amat heran, ketika Erwin mengatakan, bahwa Armen sakit
bukan karena buatan orang, melainkan karena telah menggusur
rumah orang halus dan menendang dua anaknya. Sebenarnya
bukan menendang tetapi tertendang. Bagi orang halus dinilai sama
saja, sengaja atau tidak, dua anaknya telah disakiti. Dan dia
membalas. "Orang halus ini masih termasuk baik," kata Erwin. Membuat
nyonya Suhud sebenarnya tidak senang mendengar. Anaknya sudah
gila sampai tiga tahun, dukun ini masih mengatakan, bahwa orang
halus itu baik.
"Kalau baik tentu tidak membuat anakku jadi begini," kata
nyonya Suhud. "Dia bisa membuat lebih dari ini," kata Erwin. "Bisa membuat Armen kejang dan mati pada saat itu juga. Bahkan bisa membuat
semua orang di rumah ini tidak bisa tidur karena gelisah. Bisa pula
saban malam datang mengganggu, misalnya memindahkan tiap
orang dari tempat tidur ke dapur atau ke kamar mandi."
Selesai Erwin berkata begitu, semua orang jadi terkejut dan
takut, karena melihat nyonya Suhud seperti diangkat seseorang.
Tetapi yang mengangkat tidak kelihatan, la dipindahkan dari
tempatnya semula ke tempat lain. Seperti dibopong. Nyonya itu
terjerit-jerit dan meronta-ronta. Perempuan itu didudukkan oleh
mahluk yang tidak kelihatan ke sebuah kursi. Mukanya tak punya
ekspresi lain daripada takut yang amat sangat. Dan dia merasa
bahwa apa yang terjadi atas dirinya hanya membuktikan kebenaran
kata-kata Erwin, bahwa orang halus dapat berbuat lebih daripada
yang terjadi atas diri Armen.
"Mamaaaa," kata nyonya Suhud yang sudah punya anak-anak
dewasa itu. Dalam keadaan panik semacam itu, seorang ibu pun
rupanya perlu memanggil mamanya. Dalam keadaan seperti itu
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang sudah tidak kenal malu lagi.
"Tolonglah saya pak dukun," kata nyonya Suhud kepada Erwin.
"Saya minta ampun."
Erwin membaca-baca mantera mohon orang halus memaafkan
nyonya Suhud. "Orang halus meminta supaya nyonya jangan lagi mudah
berprasangka. Dia tidak akan mengganggu kalau tidak diganggu
lebih dulu. Dia malah akan melindungi dalam hal-hal nyonya dan
keluarga membutuhkan bantuan mereka," kata Erwin.
"Tolong sampaikan terima kasihku," kata nyonya Suhud.
Semua kejadian aneh itu berlangsung di hadapan banyak mata.
Bagaimanapun anehnya, pasti suatu kenyataan. Biarlah orang tak
percaya, karena tidak ada paksaan untuk mempercayai sesuatu
walaupun kenyataan.
Sejak saat itu Armen kelihatan cepat sekali membaik. Dan benar,
tak lebih dari dua puluh satu jam Armen sudah mengatakan, bahwa
ia ingin bersahabat dengan dukunnya. Berkata dia kepada orang
tuanya: "Ayah, carikan pekerjaan buat kawanku Erwin. Angkat dia
jadi abangku ya ayah!" Semua orang heran mendengar, tetapi
semua meng-iyakan. Dan Erwin merasa bahagia dengan
kesembuhan Armen.
Nini kagum sekali pada dukun muda yang kelihatan amat
kampungan itu. Dia merasa dirinya tambah tertarik. Dan kini dia pun
dapat memaklumi mengapa sahabatnya Sabrina terpikat pada lakilaki ini. Dia pun mulai berpendapat bahwa jatuh cinta pada seorang
dukun bukan sesuatu yang menyimpang dari kewajaran. Dia pun
kini merasa bahwa dukun toh manusia juga, sama dengan manusia
lainnya. Ketika Erwin akan berangkat, sebagaimana dilazimkan oleh
keluarga yang menerima jasa-jasa 'ukun, Suhud memberi imbalan
" biasa disebut edekah, walaupun tidak enak didengar telinga "
kepada Erwin. Bedanya, pemberian ini dimasukkan dalam amplop
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seperti menyogok pejabat atau seperti sementara instansi menservis wartawan yang dipanggil untuk mendengar dan menyiarkan
suara mereka. Tanpa perduli apa pikir yang memberi, Erwin membuka amplop
di situ juga, melihat isinya. Dua puluh lembar sepuluh ribuan. Dua
ratus ribu, lumayan. Dia memandang Suhud, yang lalu jadi merah
padam mukanya. Dia menyangka uang itu terlalu sedikit. Masa iya
menyembuhkan orang gila cuma dibayar no pek ceng, seperti biasa
dikatakan pribumi yang sudah agak mencina dikit!
"Saya tambah Pak," kata Suhud gugup lalu ia mau membalik
mengambil tambahan. Nini dan nyonya Suhud juga turut gugup.
"Pengobatan ini belum selesai. Kalau begini caranya saya minta
berhenti saja hari ini," kata Erwin seenaknya. Dia berkelakar, tetapi Suhud dan keluarganya malah jadi tambah bingung. Jadi pucat lagi.
Erwin mau berhenti, itu kan namanya mengancam orang yang lagi
kepepet. "Jangan Pak, kasihani kami," kata nyonya Suhud takut kalau
anaknya jadi gila kembali.
"Kalau begitu, terima kembali uang ini. Saya hanya
membutuhkan dua puluh ribu. Bukan sebagai biaya berobat, tetapi
buat bayar sewa gubug dan hutang nasi bungkus di warungnya Bu
Minah!" kata Erwin. Dia hanya mengambil dua lembar, sementara
yang lainnya dia ulurkan kepada Suhud. Dari gugup, kini mereka
jadi heran. Kok begini anehnya manusia yang seorang ini.
"Ayo terima," kata Erwin yang melihat Suhud masih terheranheran. "Tapi kenapa begini Pak dukun?" tanya Suhud.
"Ya begitulah. Saya bukan pengambil upah. Tapi kalau diberi
sedikit dengan ikhlas saya terima. Sebab saya juga perlu makan,
sedangkan pekerjaan sampai sekarang masih saja tidak dapat. Ada
yang mau menerima kerja, tetapi kudu bayar seratus ribu sama
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bagian personalia. Gila, banyak orang sudah jadi gila karena rakus,
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
karena kejam atau sudah sama sekali tidak percaya akan adanya
Tuhan. Sembahan mereka duit. Tidak tahu bahwa Jibril dan para
malaikat semua tidak bisa disogok!" Erwin ngomong sekeluarnya
saja sesuai dengan apa yang dirasanya.
Nini mau mengantarkan lagi, tetapi sekali ini dia benar-benar
menolak dengan cara terhalus yang bisa dipikirkan otaknya dan
dikatakan lidahnya.
Erwin mulai dapat merasakan, bahwa bencana baru seperti yang
pernah dialaminya di Surabaya dan dengan Amalia di Jakarta, akan
menimpa dia. Sekali ini tak kurang daripada Nini yang sahabat akrab
Sabrina. Apakah gadis ini sudah mendengar curahan hati Sabrina"
Andaikata sudah, mengapa ia masih mau melimpahkan kasihnya
kepada si manusia harimau" Ataukah Sabrina yang kecewa, belum
sampai mengatakan bahwa Erwin sesungguhnya bukan manusia
sebagai manusia lain. Bahwa dia kadang-kadang menjadi harimau,
la telah menceritakan hal itu kepada Amalia dan ibunya, mengapa
pula tidak kepada Nini!
*** MALAM itu Erwin datang ke rumah Sagita memenuhi janji. Turut
mengaji bersama puluhan orang lain, memohonkan ampun bagi
dosa-dosa Armandi agar kepadanya diberikan tempat yang
menyenangkan di yaumilmakhsar.
Setelah para pengunjung pulang dan yang tinggal hanya Sagita
dengan beberapa anggota keluarga dekat, Sagita minta tolong
kepada Erwin untuk mencegah kedatangan jin Bengkok, la yakin,
bahwa yang membukakan pintu pagi itu tentulah jin yang ada di
kamar pamannya. Belum pergi setelah melakukan pencekikan.
Ketika Sagita masuk, dia keluar. Mungkin dari pintu, mungkin juga
dari lubang-lubang halus. Jin atau setan dapat masuk dari celah
mana saja yang dapat dilalui angin, bahkan dapat menerobos
tembok tanpa membuat lubang.
"Barangkali dia juga akan mencekik aku Erwin," kata Sagita.
"Kuharap tidak. Mestinya ia puas dengan mengambil pamanmu
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebagai pembalasan dendam. Tetapi aku pun tidak mau
membesarkan hatimu tanpa kepastian. Ada jin yang haus nyawa.
Mau membinasakan seluruh keluarga bekas tuannya," kata Erwin.
Bukan hanya Sagita, tetapi familinya pun jadi ketakutan.
"Kau tahu rupanya Erwin," kata satu suara. Sagita dan Erwin telah mengenal suara itu. Jin Bengkok yang rupanya ada di sana.
Erwin yang dibuat tak berdaya kemarin, memanggil semua
gurunya, termasuk Datuk nan Kuniang agar memberi dia kekuatan
untuk menghadapi jin yang sangat dendam itu. Dan tak lama
kemudian Erwin telah merasakannya. Bahwa ia akan menjadi
harimau. Sedih hatinya tak terhingga karena kini Sagita akan
melihat kenyataan yang sebenarnya tak disukainya. Tetapi dalam
pada itu ia juga menyadari bahwa perubahannya menjadi harimau
itulah barangkali yang akan memberi dia kemampuan untuk
menghadapi dan semoga mengalahkan jin Bengkok.
Berkata Erwin dengan suara datar: "Kalian sudah mendengar
suara jin itu. Mungkin ia akan datang. Yang pasti ia termasuk jin
yang amat jahat dan palsu. Ketika kakekku Datuk nan Kuniang
datang, ia seolah-olah telah mengambil keputusan untuk pergi
mengembara mencari majikan baru. Tetapi rupanya itu hanya satu
muslihat. Buktinya ia kembali lagi dan mengambil nyawa tuan
Armandi," kata Erwin. "Aku minta kalian jangan terkejut kalau terjadi perubahan atas diriku. Kalau jin kejam itu datang, aku akan
menghadapinya walaupun aku harus membayar dengan nyawa,"
katanya lagi. Sagita dan familinya ketakutan. Sagita sendiri bukan
hanya takut, tetapi juga terharu.
"Aku tak berani melihat," kata seorang makcik Sagita.
"Mengapa harus tak berani," kata suara jin Bengkok. "Ini suatu kesempatan yang tak mungkin diperol satu di antara sejuta
manusia. Dan suatu tontonan yang amat menarik. Boleh kalian
ceritakan kepada handai dan taulan kalian, bagaimana aku yang
tidak disukai ini akan mencabik-cabik anak manusia yang kadang-kadang jadi harimau. Bukan karena ia hebat, tetapi karena
ia manusia terkutuk yang memang sepantasnyalah disingkirkan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dari dunia ini. Kalian tahu bedebah yang bernama Erwin ini dukun
penipu. Gila seks. Ha, ha dia gila seks. Itulah makanya ia sampai
berani jatuh cinta pada Sagita yang begitu cantik. Karena aku
sudah tidak punya hubungan lagi dengan kalian, aku sekarang
berani mengatakan, bahwa daripada mencintai dukun gila ini lebih
baik Sagita menjadi isteriku. Menjadi isteri jin akan sangat
menyenangkan, bisa melihat semua yang ada di alam semesta ini.
Penglihatan manusia terbatas, tetapi mata jin dapat melihat segalagalanya. Bisa masuk ke mana saja. Tidak perlu karcis-karcisan
dengan antri panjang. Pikirkanlah itu Sagita. Kau katakan saja kau
bersedia jadi isteriku, maka kau dan semua keluargamu akan
selamat. Tidak ada seorang pun yang akan kuganggu. Sebaliknya
semua mereka akan kulindungi dari segala macam bahaya dan
maksud jahat. Yang nomor satu bermaksud jahat adalah dukun
bajingan yang pura-pura baik hati ini. Kalian sudah melihat
bagaimana ia dan ayahnya tidak berdaya melawan aku.
Karena mereka manusia terkutuk sedangkan aku orang halus.
Sebenarnya kami yang sebangsa aku dikatakan orang halus karena
kami punya sifat-sifat yang halus. Ramah dan penurut. Tetapi
jangan kami disakiti, sebab pembalasan kami tidak akan kepalang
tanggung!" Panasnya hati Erwin tidak tertahan. Malunya tak
terhingga. la dikatakan gila seks. Apa lagi penghinaan yang lebih
besar daripada itu. "Jangan kau dan keluargamu takut Sagita.
Kuatkan hati kalian, jangan takut," kata Erwin dan bersamaan
dengan itu rupanya berubah. Tidak mendadak, tetapi juga tidak
terlalu lama. Sagita memperhatikannya Tangan dan kaki dukun itu
mulai berbulu dan kemudian berubah bentuk. Rupanya memang ada
manusia yang bisa berubah ujud. la sudah selalu mendengar kisah
tentang siluman atau jadi-jadian, tetapi apa yang dipersaksikannya
dengan mata sendiri kali ini, benar-benar tak pernah terkhayalkan
atau dikhayalkannya. Mengerikan sekali. Ataukah menyedihkan"
Keluarga Sagita semua gemetar, takut tak kepalang. Ingin berlalu
dari sana, semua anggota badan sudah tak dapat digerakkan oleh
rasa takut terbesar selama hidup mereka.
Harimau berkepala manusia itu memandangi semua orang yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ada di ruangan luas itu seorang demi seorang. Dia mau tahu kesan
apakah yang ditimbulkan perubahan ujudnya itu pada mereka.
Keinginan tahu -yang selfendmya sudah dapat dij&v^abnya tanpg
memandang mereka. Tiap ia menatap wajah, yarfg dipandang pasti
menundukkan kepala. Tidak punya cukup nyali untuk berpandangan
dengannya. Mata manusia harimau itu, walaupun tidak berapi-api,
mempunyai daya penunduk yang amat kuat. Hanya Sagita, anak
almarhum Afandi yang raja ilmu hitam itu, mencoba menentang
mata Erwin.. Dan mengherankan. Erwin lah yang menundukkan
pandangan. Mengapa" Karena mata Sagita lebih kuat" Tak mungkin.
Ayahnya memang penguasa ilmu hitam semasa hayatnya, tetapi dia
sendiri tidak. Dia hanya gadis biasa. Erwin tertunduk karena merasa
seakan-akan mata Sagita membaca isi hatinya, la, si manusia
harimau yang jatuh cinta pada seorang gadis rupawan dan
hartawan. "Kali ini aku akan membinasakan kau jin bangsat! Supaya kau
jangan terlalu terkejut, ketahui dari sekarang, kau akan
kubinasakan. Kau akan jadi binatang melata yang tidak ada artinya
lagi!" kata Erwin. Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.
Seperti ada yang menggerakkan dia berkata begitu.
"Bodoh tak tahu diri," bentak jin dan ia tiba-tiba menerjang Erwin, sehingga terjengkang. Tetapi Erwin tertawa mengejek.
Memang lain dia malam ini.
Semua yang mempersaksikan takut dan heran, bagaimana
semuanya ini bisa terjadi dalam kenyataan. Mereka pikir keajaiban
seperti ini paling-paling hanya khayalan pengarang. Rupanya suatu
kenyataan yang tidak dapat dibantah. Mereka adalah saksi-saksi
mata yang tidak bisa membantah. Bersumpah apa pun mereka
berani. Semuanya terjadi di depan mata mereka. Harimau manusia
mendadak jadi beringas dan menerkam bahu jin dengan gigi-giginya
yang amat tajam.
*** JIN terkejut, bukan karena menjadi takut, tetapi karena tidak
menyangka bahwa Erwin akan memberi perlawanan seperti itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan tenaga gaibnya ia mengangkat Erwin lalu membantingkannya ke lantai, la merasa bahwa bahunya luka, tetapi
tidak mengucurkan darah, karena orang halus memang tidak
mempunyai darah dalam tubuhnya yang bisa kelihatan tetapi juga
bisa dihilangkan dari pandangan orang. Erwin sudah beberapa kali
mengalami pertarungan sengit, termasuk dengan ki Ampuh, tetapi
perkelahian sekali ini melebihi segala kehebatan yang pernah
dialaminya. Erwin sendiri heran merasakan tenaganya yang luar
biasa. Apakah Datuk nan Kuniang dan ayahnya telah memasukkan
tenaga mereka ke dalam dirinya" Jin tak sempat lagi berpikir,
bagaimana makanya lawannya sampai jadi begitu kuat, karena
pukulan dan terjangannya datang bertubi-tubi. Yang dihadapinya
barangkali bukan manusia dengan segala macam ilmu, tetapi mayat
yang punya berbagai kekuatan yang belum pernah dikenalnya dan
oleh karena itu tidak dapat diperhitungkannya.
"Kalau kau merasa salah dan berjanji tidak akan mengganggu
lagi di rumah ini kau kubebaskan dari kehancuran," kata Erwin. Sifat ini termasuk suatu kelemahan si manusia harimau. Bila melihat
lawan mendekati tewas, kadang-kadang timbul rasa kemanusiaan
dalam dirinya yang lebih besar daripada manusia-manusia biasa.
Mendengar itu jin bukan menghargai Erwin tetapi malah jadi
merasa dihina. Meskipun dia hanya jin, ia tak sudi menerima
penghinaan. Lebih baik kehilangan nyawa daripada kehilangan
muka. "Sialan kau. Jadi sombong, hah. Kau keliru besar kalau
menyangka, kau akan menang," kata jin, tetapi pada saat itulah
pula tendangan Erwin yang amat keras melanda kepalanya, la
merasa ruangan itu berputar dan tiap orang yang ada di sana
menjadi tujuh orang dengan tangan yang semua menuding dia. Jin
jatuh bagaikah petinju yang kena pukulan hook yang amat keras
dari lawannya. Entah apa atau siapa yang menggerakkan, Erwin
menginjak mata kaki jin yang kewalahan itu. la memekik. Bukan
hanya itu. Tanpa disangka, ja mohon diberi ampun.
"Jangan di situ, jangan," pinta jin. Erwin segera mengetahui, bahwa di situlah rupanya letak kelemahan lawannya. Tetapi Erwin
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak menghiraukan.
"Aku minta ampun tuanku. Lepaskan injakan itu," mohon jin itu sambil menggeliat-geliat. Yang hadir dan Erwin seperti tidak percaya
akan apa yang mereka dengar. Sekarang jin itu menyebut "tuanku"
kepada Erwin. "Siapa majikanmu?" tanya Erwin singkat dengan nada
berwibawa. "Dulu tuan Afandi. Kini hamba tidak mempunyai tuan lagi. Hamba
bersedia menjadi budak tuanku. Melakukan apa saja yang tuanku
perintahkan pada hamba. Lepaskanlah injakan tuanku!"
"Aku tidak memerlukan budak," kata Erwin.
"Tetapi kemafianku tidak akan memberi keuntungan apa-apa
bagimu. Lagi pula, tak sesuai dengan jiwamu yang pemaaf dan
pengampun," kata jin itu beriba-iba.
"Kalau kau kubiarkan hidup, kau akan mengganggu Sagita,
padahal dia tak punya dosa."
"Aku bersumpah, demi segala jin, jembalang dan setan, aku akan
pergi jauh tidak akan kembali lagi. Malah aku akan membela Sagita
tfalau ia membutuhkan. Ampunilah aku, manusia harimau yang
terkenal baik hati!" Jin itu tanpa malu-malu minta dikasihani.
Dengan sumpah segala. Erwin berpikir tanpa mengangkat kakinya
sehingga jin itu menjadi kian lemah karena kehabisan tenaga.
Sumber tenaga gaibnya yang luar biasa berpusat pada mata kaki
sebelah kanan. Rasa kasihan dan percaya akan keterangan serta
sumpah sang jin, akhirnya Erwin melepaskan injakan.
"Terima kasih Erwin. Tuan kuanggap sebagai majikan, walaupun
tuan tidak membutuhkan budak. Kuharap pada suatu hari aku dapat
membalas kemurahan hati tuan. Kini aku mohon diri," kata jin itu lalu pergi.
Erwin masih belum berubah jadi manusia kem-beli. Napasnya
nampak masih terengah-engah oleh perkelahian seru tadi.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sudah kalian lihat" Jangan sangka kalian bermimpi buruk. Inilah aku yang sebenarnya, manusia harimau yang dijauhi manusia.
Terutama kau Sagita, sekarang kau melihat sendiri bahwa aku
mahluk yang amat malang. Lebih buruk lagi daripada itu, aku tak
tahu diri," muka Erwin kelihatan suram, la tampak jadi lebih tua dari usianya. Penuh derita. Sagita sedih tak dapat menahan air mata. la
mengerti apa yang dimaksud Erwin dengan mengatakan, bahwa ia
tidak tahu diri.
"Jangan berkata begitu, Erwin. Kau manusia seperti kami. Tidak
ada bedanya. Kau sahabat terbaik dan tersetia yang pernah
kupunyai dalam hidupku. Kau mau tinggal di pavilyun kita, bukan?"
kata Sagita. Gadis itu hanya menamakan dia sahabat, tetapi dia
juga menyebutkan "pavilyun kita", bukan pavilyunku. Suatu cara untuk memperlihatkan keakraban. Terhibur juga Erwin dibuatnya.
Tetapi, sungguh benar, rasa cintanya kepada anak almarhum Afandi
itu belum lenyap, la merasa amat malu pada diri sendiri. Lebih-lebih
dalam keadaannya yang masih mengharimau itu.
"Kau akan tinggal di sini ya Erwin?" kata Sagita.
"Terima kasih Sagita. Kau amat baik, terlalu baik. Aku boleh
berterus terang Sagita?"
"Tentu, bukankah keterusterangan merupakan salah satu
persyaratan dalam persahabatan antara dua manusia?"
Erwin tertawa kecil. Dua manusia harimau. Suatu kenyataan,
betapapun pahitnya.
"Mengapa kau tertawa begitu?" tanya Sagita.
"Mentertawakan kenyataan Gita. Dan karena kau terlalu baik.
Kau masih saja mengatakan aku manusia, padahal aku masih punya
embel-embel harimau. Lihatlah aku ini. Suatu kenyataan bukan?"
"Itu kan bukan kemauanmu. Jadi kau tetap manusia biasa Er,
sama dengan aku dan manusia lainnya. Dan datangnya pun kan
tidak selalu. Kurasa hal itu malah merupakan suatu kelebihan, karena banyak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
faedahnya!"
"Banyak faedah katamu" Orang jadi takut dan menjauhkan diri,
walaupun betul seperti katamu. Bukan kemauanku," kata Erwin.
Pada saat itu terdengar suara lain di ruangan itu. Suara ayah Erwin,
Dja Lubuk. Katanya: "Dan kau tidak menyesalinya, bukankah begitu Erwin."
Erwin sendiri pun ikut terkejut, tetapi spontan menjawab: "Tidak ayah, Erwin tidak menyesali nasib!"
"Kau harus melalui hidup di dunia ini dengan hati tabah, apa pun yang masih akan terjadi atas dirimu. Kau berjanji?" tanya suara Dja Lubuk lagi.
"Aku akan selalu tabah ayah!"
Dja Lubuk pamit pada anaknya dan orang-orang lain yang ada di
sana. Dia puas dengan janji anaknya. Sebaliknya Erwin menyadari
bahwa di hadapannya masih menanti berbagai macam kesulitan dan
tantangan. Sagita semakin kasihan pada Erwin yang telah
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengalahkan jin dan membuat dirinya boleh merasa aman. la
mengulangi pertanyaannya yang tadi belum dijawab dukun muda
itu. "Terima kasih Sagita. Aku merasa tidak layak tinggal di sini.
Semoga Tuhan membalas budi baikmu, kehadiranku di rumahmu
nanti hanya akan membawa risiko atas dirimu. Kalau ada yang
dapat kulakukan kelak untukmu, aku selalu bersedia
melakukannya." Bersamaan dengan kata-katanya itu, Erwin secara
perlahan berubah ujud kembali, menjadi manusia. Dengan
pakaiannya yang tadi, sebelum ia berubah rupa. Aneh memang,
ketika menghanmau ia tidak punya pakaian apa pun, tetapi ketika
jadi manusia normal kembali ia sudah lengkap dengan pakaiannya.
Erwin mohon diri. Setelah menolak ajakan Sagita tinggal di sana,
ia merasa tidak pantas kalau menolak pula keinginan gadis itu untuk
mengantarkannya pulang. Sebenarnya ia malu sekali duduk
berdampingan dengan wanita itu karena isi hatinya telah diketahui.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kita akan tetap bersahabat ya Erwin," kata Sagita mengulangi untuk mendapat penegasan.
"Aku akan selalu bersedia menolongmu kalau diperlukan dan
kalau aku dapat melaksanakannya," jawab Erwin.
"Kau tidak menjawab apa yang kutanya!"
Erwin mengerti dan ia sengaja mengelakkan jawaban. Kini pun ia
diam, tidak mau memberi jawaban.
"Kau tak sudi jadi sahabatku Erwin?" tanya Sagita. Kini ia tidak dapat lain daripada menjawabnya.
"Aku tak layak jadi sahabatmu. Sungguh Sagita, tidak layak. Aku
mohon, jangan tanyakan itu lagi. Tolonglah, jangan tanya lagi,"
pinta Erwin. Sagita dapat memaklumi, la tidak lagi menanyakannya.
Setiba di gubug Erwin baru Sagita bertanya, apakah ia boleh
turut masuk sebentar. Erwin merasa tak pantas menolak. Dan ia
mengerti, bahwa gadis itu ingin sekali mendekatkan diri dengannya
dengan berbagai cara. Hanya tidak dengan jalan menjalin hubungan
cinta, la sangat simpati dan suka pada Erwin. Tetapi tidak untuk
dijadikan kekasih.
"Sebenarnya," kata Erwin tetapi segera dipotong oleh Sagita:
"Sebenarnya aku tak layak masuk ke rumahmu. Tidak pantas bagi
seorang Sagita masuk ke gubug Erwin si manusia harimau. Itu yang
hendak kau katakan, bukan?"
Erwin diam. Memang itulah yang hendak dikatakannya.
"Semua tak layak, semua tak pantas. Katakan saja bahwa aku
tak punya kehebatan apa pun, aku hanya seorang perempuan biasa.
Sedangkan kau Erwin mempunyai ilmu tinggi. Kau hanya mau
berkawan dengan wanita yang punya ilmu tinggi pula seperti kau."
Sagita berkata dengan nada kesal yang disengaja untuk
mematahkan segala macam dalil Erwin. Dan ia berhasil. Kini Erwin
yang jadi agak malu. Cepat dia berkata: "Bukan begitu. Demi Tuhan bukan begitu Gita. Aku yang malu bersahabat denganmu, karena
aku mahluk tidak normal. Tidak ada sebab lain."
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku haus, boleh aku minum segelas air" Apa saja. Teh boleh, air putih pun jadi!" kata Sagita meneruskan usaha pendekatannya.
Sekali lagi Erwin tidak bisa menolak. Namun ia tak dapat
menahan tanya: "Betul-betul kau memerlukannya Sagita?"
"Kau jadi semakin aneh Er. Orang haus membutuhkan minum.
Dan aku sedang haus."
"Tetapi, apa yang dapat kusuguhkan" Aku cuma punya air putih
biasa. Bukan yang dingin. Aku pun tidak punya kursi dan meja yang
layak!" Lagi-lagi manusia harimau itu merendahkan diri, tetapi memang
sesuai dengan kenyataan.
"Kursi dan meja bukan untuk tempat minum atau diminum. Air
putih mu itu tidak membatu sehingga tak dapat melalui tenggorokan
bukan?" Sagita berkata sambil tertawa-tawa ringan.
Erwin menuang air di dalam gelas lalu memberikannya kepada
Sagita. "Kau pembersih sekali Er," kata Sagita memandang gelas,
"Tampak pada gelasmu ini." Dan ia berkata benar, Erwin memang pembersih. Gadis itu mereguk air putih dengan penuh selera, lalu
berkata: "Air putihmu lebih enak dari air apa pun yang pernah
kuminum. Tiap aku ingin air putih, aku ke mari, boleh?" tanya Sagita yang senang melihat dukun yang kelihatan sedikit kebingungan itu.
Erwin jadi kikuk memang, bahkan agak bingung. Padahal dalam
menghadapi lawan atau penyakit orang yang memerlukan
bantuannya, ia selalu tenang saja.
"Kalau kau tidak mau tinggal di pavilyunku, aku mau cari rumah
kontrakan saja di dekat-dekat sini. Ataukah kau yang
mencarikannya Er?" Sagita terus menggoda Erwin. la benar-benar
ingin sekali menjadi sahabat dekat anak muda yang kurang daripada
sederhana itu. "Jangan macam-macam Gita. Aku sudah cukup susah!" kata
Erwin. Sagita segera menangkap apa makna kalimat singkat itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kata Sagita: "Maksudmu, kalau kau tinggal di pavilyun rumah kita atau aku tinggal di dekat-dekat sini kau akan jadi tambah susah"
Baiklah kalau begitu, barangkali kehadiranku di sini pun
menyusahkan kau. Aku permisi pulang," dan tanpa menunggu
jawab Sagita pergi, membuat Erwin jadi lebih bingung tanpa bisa
berbuat apa-apa. Dan itulah tujuan Sagita. Supaya dirinya jadi
pemikiran Erwin. Bukan karena ia berbalik jadi jatuh cinta pada
dukun itu. Bukan pula untuk menyusahkan pikiran Erwin. Tetapi ia
senang melakukannya karena ia senang pada Erwin. Walaupun
sudah diketahuinya bahwa ia manusia yang kadangkala
mengharimau. Timbul berbagai macam pertanyaan di dalam benak Erwin.
Apakah maksud Sagita dengan semuanya itu" Mempermainkannya"
Tentu tidak. Dia tidak punya tampang untuk melukai hati orang lain,
apalagi orang yang dinilainya sebagai sahabat akrab. Dia rasakan,
bahwa nasib hidupnya memang aneh. la inginkan gadis yang hanya
menghendakinya sebagai sahabat. Sebaliknya dia merasakan bahwa
Nini amat senang, boleh dikata jatuh hati padanya, sedangkan ia
sama sekali tidak terpikat oleh Nini.
*** KETIKA sedang ma an berdua-dua saja, Sabrina bertanya kepada
Nini mengapa ia di waktu yang akhir-akhir ini selalu termenung,
bagaikan orang tak sanggup memecahkan sebuah masalah yanj
sedang dihadapinya. Nini merasa mukanya memerah, karena ia
memang selalu rindukan Erwin. Tanpa diketahuinya, mengapa.
"Ngomong-ngomong, keluarga Suhud berterima kasih sekali
padamu, karena kau yang memberitahu tentang dukun muda yang
luar biasa itu," kata Nini.
-ooo0dw0ooo- http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
5 SABRINA sendiri merasa puas dan giring, karena Erwin yang
dianjurkannya kepada Nun telah berhasil menyembuhkan Armen.
Dalam pada itu ia juga melihat perubahan pada wajah sahabatnya
dan dia tambah kuat menduga, bahwa Nini telah mempunyai
perhatian khusus pada diri Erwin. Sejenak timbul rasa cemburu,
tetapi hanya sejenak saja, karena ia menyadari bahwa manusia
harimau itu sudah tidak menghendaki dirinya. Kecemburuan tidak
akan mengubah keadaan.
"Kapan surat undangannya Nin?" tanya Sabrina menggoda.
Nini tambah memerah tetapi masih berusaha berbuat seperti
tidak mengerti. Dia bertanya undangan apa yang dimaksud Sabrina.
Melihat sahabatnya gugup, Sabrina jadi kasihan, la harus berpikir
waras. Sudah berjatuhan korban oleh emosi diri yang terkendalikan
olehnya. Sabaruddin, ibu Amalia mati di tangannya. Kedua-duanya
ada kaitan dengan masalah cinta. Kalau dia tidak dapat mengekang
diri, pada suatu hari pasti Nini pun akan tewas oleh dendamnya.
"Kau jatuh cinta pada Erwin?" tanya Sabrina kepada sahabatnya.
Nini tidak bisa mengatakan "tidak", la hanya menundukkan
kepala. Tanpa kata. Sabrina mengelus kepala Nini, bagaikan kakak
menenangkan adik.
"Sudah kukatakan dia itu pantas disenangi. Aku pun sangat
senang bahkan cinta padanya. Sudah kuceritakan padamu, bukan?"
Sabrina bicara lembut. "Tetapi dia tidak menghendaki diriku. Aku ingin ia menyukai kau Nini. Dia itu benar-benar baik!"
"Kau tidak marah padaku Ina?" tanya Nini.
"Andaikata dia menyukai aku dan kau datang hendak memotong,
akan kuisap darahmu!" Ina berkelakar, tetapi juga mengatakan
yang sebenarnya. Hanya Nini tidak menyadari bahwa sahabatnya
menyuarakan hatinya yang sebenarnya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku malu sekali padamu Ina?" kata Nini.
"Mengapa mesti malu. Seorang gadis jatuh hati pada seorang
pria, bukankah sesuatu yang wajar?" kata Sabrina.
"Ya, tetapi aku telah menghinanya ketika kau katakan bahwa kau
jatuh hati padanya dan dia yang cuma dukun tak tahu diri berani
pula menolak kasihmu. Bukankah itu suatu penghinaan terhadap
dirinya" Kini aku sendiri yang merasa apa yang kau pernah rasakan
dan barangkali masih kau derita sekarang."
"Kau mau berterus terang, memang aku barangkali akan selalu
cinta padanya, tetapi aku bertepuk sebelah tangan. Sudahlah jatuh
hati tanpa dibalas, janganlah pula jadi terlalu bodoh untuk masih
mengharapkan dirinya. Sungguh, aku senang kalau kalian bisa
saling menyukai dan akhirnya berumah tangga. Dia sudah tahu, kau
punya perasaan tersendiri padanya?"
"Entahlah Ina, barangkali sudah, barangkali juga belum, atau dia tidak perduli sama sekali! Dia semacam sukar ditebak!" kata Nini.
"Kurasa dia akan menyukai kau Nini. Kau cantik dan ramah.
Lembut lagi. Dia tipe lelaki yang menyukai kelembutan!"
"Apakah alasannya tidak menyukai Ina" Kau lebih cantik dari
aku?" "Ah, jangan ngoceh. Cantik sebenarnya buat lelaki relatif sekali.
Lagi pula banyak lelaki menuntut persyaratan-persyaratan lain.
Bukan hanya kecantikan."
Nini diam. Dia merasa bahwa apa yang dikatakan sabrina
memang benar. Kecantikan tidak segala-galanya bagi laki-laki yang
bijaksana. BUKAN hanya Sabrina dan Nini yang membicarakan Erwin. Di
rumah keluarga Suhud pun dia jadi bahan perbincangan. Mereka
sekeluarga menilainya manusia luar biasa. Di antara sekian banyak
dukun yang dipanggil hanya dia yang mengatakan, bahwa penyakit
Armen bukan oleh buatan orang, tetapi oleh amarah orang halus
yang tinggal di pekarangan rumah besar itu. Nyonya Suhud akhirnya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
harus percaya, bahwa tidak ada orang menjahili anaknya, la pun
harus percaya, bahwa janda Fadli sama sekali tidak menaruh hati
pada anaknya. Teringat peristiwa kunjungan orang yang sudah mati
itu, nyonya Suhud merasa takut. Kalau Fadli tidak cukup pemaaf,
tentu ia sudah dicekik sampai mati. Huh betapa mengerikan, mati
dicekik hantu. "Nampaknya si Nini ada perhatian pada dukun itu," kata Suhud.
"Biarlah," kata Armen yang dapft dikatakan sudah sembuh.
"Kalau mereka sana-sama suka kan baik. Ayah jangan lupa
pekerjaan untuk Erwin. Aku ingin membuat dia merasa bahagia."
"Wah, kalau Nini sampai kawin dengan dukun, kita membuat
lembaran aneh dalam sejarah keluarga kita," kata nyonya Suhud.
Dia hanya takut pada Fadli yang bisa keluar dari kuburannya.
Karena dia sudah mengalami sendiri. Pada Erwin tidak perlu kuatir
apa-apa. la dukun, kerjanya mengobati orang sakit. Dia orang hidup
dan kepandaiannya hanya menjampi-jampi. Tanpa pikir ia berkata:
"Barangkali si Nini terkena pengaruhnya. Apa Mas yakin Nini betul-betul punya perhatian lain terhadap dukun itu?"
"Itu hanya menurut penglihatanku. Barangkdli aku keliru/' sahut
Suhud. Orang seusia dia bisa melihat hati seseorang dengan
memperhatikan gerak gerik atau pandangan matanya.
"Apa guna kita persoalkan," kata Armen yang terang-terang
berpihak pada Erwin. Baginya semua manusia sama. Pejabat tinggi,
perwira, petani, nelayan. Hanya profesi yang berbeda. Dan profesi
tidak menentukan segala-galanya. Semua manusia penting,
dikecualikan si pemalas dan penjahat. Dukun juga penting. Kalau ia
dukun seperti Erwin.
Pada waktu mereka membicarakan Erwin dan Nini itulah, gadis
yang jatuh hati pada dukun itu datang.
"Panjang umur kau Nini," kata Armen. "Kami baru ngomongin kau."
Nini senang melihat saudara misannya itu sudah sembuh. Tidak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyangka bahwa maksud Armen baru membicarakan dirinya
dengan Erwin. "Kata pamanmu kau jatuh hati pada dukun muda itu Nin," kata nyonya Suhud ingin mengetahui apa kata kemenakannya itu.
"Ah, paman ada-ada saja. Saya kagum pada kepintarannya
menyembuhkan Armen tante," kata Nini. Namun wajahnya
memerah, la menyebut ayah Armen dengan paman, tetapi pada
nyonya Suhud ia menyebut tante.
"Hanya kagum?" tanya Armen. "Kurasa lebih Nin, dan aku sangat setuju. Kita jadi lebih akrab dengan dia. Ayah juga akan
mencarikannya pekerjaan."
Nini jadi agak salah tingkah. Rupanya perasaan hatinya sudah
diduga pamannya. Padahal dia belum tahu bagaimana tanggapan
Erwin. Apakah lelaki itu tertarik padanya" Bagaimana ia akan
menyampaikannya kepada Nini" Beranikah dia" Kalau dia tidak
berani karena merasa dirinya hanya dukun, bagaimana" Apakah Nini
yang harus berani berterus terang" Ah, mana ada wanita begitu.
Malu kan" "Sudah, jangan kita goda Nini lagi. Dia sudah dewasa, berhak
menentukan nasibnya sendiri," kata Suhud yang jadi kasihan
melihat kemenakannya gugup. Dia tadi yang memulai cerita tentang
Nini dan Erwin.
"Ayah akan mencarikan Erwin pekerjaan," kata Armen kepada
Nini. Gadis yang dilanda mabuk kepayang itu merasa senang. Nanti
orang tak usah mengatakan suaminya dukun, pikirnya. Kemudian ia
sadar dari khayalannya. Suami" Belum tentu Erwin suka. Celaka,
pikirnya di dalam hati. Dia pernah beberapa kali menaruh hati
bahkan berhubungan kasih dengan lelaki, tetapi pikirannya tidak
segoncang ini. Ada yang masih mahasiswa, ada yang sudah pejabat
tinggi, bahkan ada seorang perwira menengah. Dengan dukun yang
pandai menyembuhkan penyakit gila ini dia merasa takluk.
"Aku heran pada cara hidupnya. Miskin tetapi tak mau menerima
uang yang agak lumayan jumlahnya. Padahal ia akan dapat
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mempergunakan uang Itu untuk hidup agak baik," kata Suhud.
"Memang aneh," kata Armen, "Tetapi barangkali di situlah letak kekuatan ilmunya. Itulah pula makanya aku ingin bersahaba
dengannya ay Aku ingin belajar dari dia."
"Belajar jadi dukun?" tanya nyonya Suhud.
"Bukan itu tujuanku. Aku mau tahu caranya berpikir. Misalnya,
mengapa ia memilih hidup begitu. Aku mau ke rumahnya besok.
Kau tahu rumahnya Nini. Mau mengantarkan aku?" tanya Armen.
Nini melempar pandang ke pamannya sebelum menjawab.
Pandangan refleks. Pamannya itu juga sedang melihat dia, sehingga
mata mereka bertemu. Nini menebak-nebak apa yang dipikir
pamannya.
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Pergilah Nini. Aku yakin, kalian bisa belajar banyak dari dia.
Pelajaran yang tidak akan didapat di sekolah tinggi mana pun," kata Suhud.
Nini menyanggupi. Tidak memperlihatkan rasa sangat senang,
walaupun dia gembira bukan main. Apalagi Armen mendukung
persahabatannya, bahkan lebih dari itu, dengan Erwin.
"Kalau dia mau, belajar jadi dukun seperti dia pun, aku mau,"
kata Armen. "Ah, ada-ada saja. Buat apa itu!" kata nyonya Suhud, yang
rupanya tetap memandang rendah pada dukun, walaupun nyatanyata seorang dukun yang telah menolong anaknya. Dengan redho
Tuhan tentu! "Buat mengobati orang yang membutuhkan pertolongan. Ibu
memandang rendah pada dukun ya," kata Armen yang menganggap
kata-kata ibunya seperti merendahkan Erwin, yang sudah
dianggapnya sebagai sahabatnya.
"Tidak mudah menjadi dukun yang benar-benar ampuh Ar," kata Suhud. "Ada yang melalui pertapaan ada yang harus menginap di
kuburan bermalam-malam. Dan ada pula yang mempunyai banyak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pantangan. Kalau benar cerita-cerita orang, kudengar di Kebayoran
ada kuburan yang menyimpan seorang dukun yang amat hebat."
"Maksud ayah, mayat?" tanya Armen yang rupanya tertarik
dengan ilmu perdukunan. Apalagi mendengar dukun dalam kuburan.
Dia tidak tahu bahwa isteinya jadi sangat takut, karena teringat
akan mayat Fadli yang mendatanginya dari kuburan.
"Ya, mayat," sahut Suhud. "Kata orang tua yang tingal di sekitar sana," namanya Datuk nan Kuniang. Konon dia sampai sekarang
punya hubungan dengan orang yang masih hidup. Ceritanya aneh
sekali. Kata orang tua itu, orang yang punya hubungan dengan
Datuk yang sudah meninggal itu masih muda."
"Apakah cerita begitu bisa benar paman?" tanya Nini.
"Tentu saja bisa."
"Seperti tidak masuk akal. Mayat keluar dari kuburan lalu
berhubungan dengan manusia hidup," kata Nini.
"Ajaib memang. Tetapi benar-benar bisa terjadi."
Nyonya Suhud tidak memberi komentar. Dia sudah mengalami.
Ada mayat yang bisa bangkit dari kuburannya. Oleh kutukan, oleh
ilmu yang dianutnya semasa hidup atau oleh panggilan orang hidup
yang punya kekuatan gaib untuk memanggil orang yang sudah
tiada. "Dukun yang pandai, misalnya Erwin, bisdkili bicara dengan
orang yang sudah mati atau me manggil mayat bangkit dari
kuburannya?" tanya Nini.
"Itu aku tidak tahu," jawab Suhud, "Tetapi orang yang punya kepandaian bicara dengan mayat memang ada."
"Cerita ayah seperti dongeng," kata Armen. "Aku baru kali mi mendengar. Kalau orang yang pandai memanggil buaya yang
bersalah atau pawang yang pintar menangkap harimau yang pernah
makan orang sudah sering kudengar dan baca. Tetapi manusia
hidup yang bicara dengan mayat yang disuruhnya bangkit dari
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kuburannya seperti tidak masuk akal."
"Di dunia ini ada hal-hal yang lebih tak masuk akal dari khayalan.
Erwin termasuk orang yang luar biasa. Bukankah begitu. Dia bisa
tahu bahwa kau sakit karena amarah orang halus. Dia bicara
dengan orang halus itu, meminta maaf kepadanya lalu membuatkan
rumahnya kembali. Dan kau jadi sembuh. Dukun lain barangkali
tidak bisa bicara dengan mahluk halus!"
"Apakah mungkin dia orang yang bicara dengan mayat yang
ayah katakan bernama, apa kata ayah tadi?" tanya Armen.
"Datuk nan Kuniang. Itu cerita orang tua yang tinggal di dekat
tanah pekuburan itu. Dan ceritanya itu kurasa bukan omong kosong.
Katanya ada beberapa rumah di sekitar situ yang pernah dimasuki
Datuk itu," jawab Suhud.
"Mereka bertemu dengan Datuk itu?" tanya Armen.
"Ya. Ada yang bertemu. Ada yang hanya melihat bekas
kedatangannya." Suhud lalu menceritakan, bahwa di tiap rumah
yang pernah didatanginya tertinggal bekas lumpur. Sebab mayat itu
keluar dari kuburannya dengan membawa kain kafannya yang
sudah tentu berlumpur. Tetapi Datuk nan Kuniang tidak
menyusahkan orang yang tidak bersalah. Dalam hati IMini, terlebihlebih nyonya Suhud timbul rasa ngeri membayangkan apa yang
diceritakan Suhud. Bulu roma Suhud sendiri pun berdiri
menceritakannya.
"Kalau besok kutanya kepada Erwin apakah ia pernah mendengar
cerita lelaki yang berjumpa dengan mayat Datuk nan Kuniang, lalu
kutanya pula apakah ia juga bisa membangkitkan mayat dari
kuburannya, kira-kira ia akan merasa tersinggung atau tidak ayah?"
tanya Armen. "Kalau kalian sudah bersahabat, kurasa tidak apa-apa! Seorang
dukun sepintar Erwin kurasa tahu banyak tentang keajaiban
semacam itu. Barangkali dia tahu siapa yang punya ilmu yang
mampu memanggil orang yang sudah meninggal!"
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Armen yang baru sembuh jadi menaruh perhatian kian banyak
atas ilmu gaib.
MALAM itu Erwin tidak dapat tidur tenang. Berbagai macam
pikiran terlintas dalam otak dan hatinya. Ayahnya sudah
memberitahu bahwa di hadapannya masih banyak tantangan hidup
dan ia harus tabah. Rintangan apakah lagi yang akan dialaminya"
Kesedihan apa pula lagi yang akan melanda hatinya yang sudah
sekian kali menjerit oleh aneka rupa penderitaan" Harus begitukah
nasib mahluk yang dinamakan manusia harimau"
Saat ia diamuk bermacam-macam pikiran dan khayalan itu, pintu
gubugnya diketuk kemudian digedor orang. Siapa lagi yang
mengganggu pada malam-malam begini" Erwin jengkel, tetapi ia
bangkit juga dan membuka pintu.
"Tolong kami pak dukun," kata orang yang nampaknya sudah
setengah baya. Erwin tak mengenal orang itu dan ia heran dicampur tak suka
disebut dukun, la merasa dirinya bukan dukun, hanya suka
berusaha menolong di mana mungkin.
"Tuan salah alamat," kata Erwin. "Saya bukan dukun!"
"Bapak yang bernama Erwin, bukan?"
"Saya bernama Erwin memang, tetapi yang Tuan cari tentu Erwin
lain." "Saya rasa saya tidak keliru," kata orang itu. Kini ia
memperkenalkan namanya Baginda na Poso. Erwin lantas tahu,
bahwa pendatang itu berasal dari Tapanuli seperti dia. Baginda na
Poso itu artinya Baginda yang muda.
"Menyesal sekali. Bapak Na Poso, saya bukan dukun!" kata Erwin.
la ingin orang itu segera pergi.
la ingin istirahat dan menenangkan pikiran.
"Maafkan saya. Bukankah bapak yang memelihara harimau?"
Mendengar ini Erwin jadi terkejut. Rupanya ada pula orang yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyangka bahwa dia pemelihara harimau. Kalau orang Tapanuli
berkata begitu, maka yang dimaksudkannya adalah harimau yang
bisa disuruh oleh orang yang memeliharanya.
"Tuan betul-betul keliru. Saya tidak memelihara harimau. Ayam
pun saya tak punya!" la agak gelisah. Barangkali macam-macam
yang diceritakan orang tentang dirinya. Antara lain apa yang
dikatakan Baginda na Poso itu.
"Bapak, keluarga kami dalam kesulitan besar. Kita sama sama
dari Mandailing. Sama-sama perantau. Tak ada yang perlu Bapak
ragukan atau kuatirkan pada saya. Bukan hanya saya yang tahu,
bahwa Bapak mempunyai harimau suruhan. Ada beberapa orang
kita dari Muara Sipongi dan Penyabungan yang mengetahui. Sudah
tentu kami tidak berani menceritakan itu kepada orang lain. Kata
orang Bapak cucunya Raja Tigor, betulkah itu?"
"Ya, mengapa?"
"Semasa hidupnya beliau orang luar biasa. Semua orang Selatan
mengetahui. Bahkan orang-orang kita yang ada di Deli juga
mengetahui kehebatan beliau."
Dari cerita itu Erwin mengetahui, bahwa sedikit banyak orang
yang membutuhkan pertolongan ini mengetahui tentang riwayat
hidup kakek dan ayahnya. Sampai ke dirinya.
"Tuan mengenal ompungku?" tanya Erwin.
Diam-diam dia bangga mendengar kehebatan kakeknya.
"Tidak. Hanya mendengar ceritanya dari ayahku, yang dulu
sahabat ompungmu itu. Tolonglah kami pak dukun!"
"Apa yang dapat kubuat" Tetapi aku mohon, jangan panggil aku
dukun!" "Mengapa" Dukun seperti bapak adalah kedudukan yang amat
mulia. Jauh lebih mulia daripada pedagang yang amat pelit. Jauh
lebih mulia dari seorang pejabat tinggi negara yang merangkap
profesi maling tetapi ingin dihormati sebagai manusia yang merasa
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lebih berhak dari orang-orang biasa."
Erwin menaruh simpati dengan kata-kata orang itu. Caranya
bicara menunjukkan pendirian dan caranya berpikir.
"Aku akan lakukan apa aku bisa untuk Tuan, tetapi janganlah
sebut aku dengan dukun. Bukan karena malu, tetapi karena aku
tidak merasa diriku dukun."
"Bapak terlalu merendahkan diri," kata Baginda na Poso. la sudah lama mendengar cerita tentang manusia harimau yang tidak pernah
sombong itu, walaupun ia mempunyai ilmu dan kebolehan
segudang. Berbeda dengan mereka yang bisa jampi sepatah dua
lalu ingin* dinilai sebagai dukun besar, penyembuh segala macam
penyakit. Kini Erwin yang mengajaknya pergi ke tempat yang diceritakan
tamunya. "Kita naik bajai saja," kata Baginda na Poso.
"Sementara ada bajaj kosong yang lewat. kita jalan kaki,"
kata Erwin. Jalan itu termasuk sunyi dan banyak orang mengatakan angker
karena telah seringkali terjadi penodongan dan perampasan. Kalau
pengendara mobil pada malam hari pecah ban di sana, boleh dikata
pasti akan didatangi dua tiga orang yang mula-mula menawarkan
jasa, tetapi tak lama kemudian pasti jadi tukang todong dengan
menghunus pisau ke leher atau mengacungkan senjata api sebagai
pemberian tahu bahwa nyawa para penumpang mobil itu ada di
tangan si penjahat. Mereka tidak lagi mempergunakan cara kuno:
"Uang atau nyawa!" Orang bersenjata itu akan terus terang berkata:
"Keluarkan semua uang dan barang-barangmu yang berharga!"
Biasanya korban, walau siapapun dia, lalu menurut perintah. Dalam
situasi demikian perlawanan amat riskant. Perampok sudah siap
tusuk dengan pisau dan siap tembak dengan senjata apinya.
"Mudah-mudahan tidak apa-apa," kata Baginda na Poso. la
mengenakan jam tangan mahal dan di sakunya ada beberapa belas
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lembar uang sepuluh ribuan.
"Apanya "yang tidak apa-apa?" tanya Erwin yang tidak pernah memikirkan daerah rawan, karena ia tidak punya apa-apa yang bisa
menarik hati penjahat.
"Di jalan ini sering kejadian," kata Baginda na Poso. "Bukan hanya dirampok. Kadang-kadang dibunuh."
"Oo," hanya itu yang keluar dari mulut Erwin. Dia belum selesai dengan ooo-nya, ketika sebuah sepeda motor dengan dua
penumpang berhenti lebih kurang tiga meter di hadapan mereka.
Penghadangan, pikir Baginda na Poso.
"Kalian tahu kemauan kami kan!" kata yang boncengan dengan
suara tidak bersahabat. "Berikanlah semua, supaya kita segera
berpisah. Kami tahu kalian tidak menyukai kehadiran kami.
Makanya, kami juga ingin segera pergi!"
Baginda na Poso kelihatan bingung. Barangkali juga terkencing.
la memandang Erwin seolah oleh menunggu isyarat, apakah
perintah peng hadang itu dituruti saja.
"Teruskanlah perjalanan kalian," kata Erwin dengan nada datar.
"Kurang ajar," kata Husni yang memegang senjata api. Maut
diarahkan ke perut Erwin, pelatuk ditekan, letusan menggelegar,
tetapi peluru masuk ke bumi karena tangan Husni dipukul oleh
sesuatu yang tidak kelihatan. Kawannya tidak dapat berbuat apaapa, karena ia segera terjajar oleh satu pukulan keras pada
kepalanya. Husni yang menembak tanpa hasil itu jadi pucat karena
ia merasa lehernya dicekik oleh dua tangan ukuran sangat besar, la
meronta-ronta untuk membebaskan diri, tenaganya tidak berarti.
Dengan kedua tangannya ia pegang tangan musuh yang
menyesakkan pernapasannya, dia menjadi lebih pucat. Kedua
tangan lawannya itu kiranya amat besar dan berbulu. Mahluk itu
menghunjamkan kuku-kukunya yang tajam ke leher penodong
berpistol itu. Terasa amat sakit lalu darah mengucur membasahi
bajunya. http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ampun, ampuni aku," pinta Husni. Kepada Erwin dan kepada
yang mencekik. Sutan Na Poso hanya mematung, seperti orang
bodoh. Dukun muda itu dibela oleh harimau piaraannya. Kini ia
bukan lagi hanya mendengar, tetapi mem-persaksikannya. Pada
saat itu ia merasa dirinya beruntung sekali. Lain pula halnya dengan
perampok yang menodong dengan pisau, la terdiam bagaikan orang
kesimak. Apa yang dilihatnya hanya sebagai khayalan belaka. Tetapi
ketika Husni melarikan diri tanpa mengutik pistolnya yang sudah
jatuh di tanah, penodong berpisau yang bernama Albert juga lari.
Malangnya ia dikejar oleh harimau yang mencekik tadi. Albert
berhenti, bukan menunggu si pengejar, tetapi karena kakinya sudah
tak mau dilangkahkan lagi. Mahluk itu berdiri di hadapannya. Tegap
dan besar. Harimau, tak salah lagi, walaupun ia belum pernah
bertemu dengan raja hutan yang sudah langka di Jawa. Di kebun
binatang ia pernah melihat. Di dalam kandang, tetapi ia melihatnya
dari dekat sekali. Waktu itu saja ia sudah merasa ngeri. Padahal ada
penyekat besi yang kokoh antara dirinya dengan si raja rimba. Kini
ia benar-benar berhadapan dengan harimau. Bukan di kebun
binatang. Ini di jalan raya yang sudah sepi. Dan tidak ada penyekat
antara dia dengan binatang itu. Tubuh Albert gemetar, bahkan lebih
dari itu. la menggigil seperti orang kedinginan. Dan kini baru
dilihatnya bahwa harimau ini lain daripada apa yang dilihatnya di
kebun binatang. Ini bermuka manusia. Kelihatan sudah tua, tetapi
gagah menyebabkan rasa lebih seram. Begitulah dia selalu. Dja
Lubuk yang sangat cinta pada anaknya. Yang membawa rasa
sayang sampai ke liang kubur.
"Kau hendak mencelakakan anakku! Sudah sekian kali kau masuk
penjara, masih tidak jera. Kupikir sebaiknya engkau kuhilangkan
saja dari permukaan bumi ini," kata Dja Lubuk.
Albert mengerti, bahwa mahluk itu hendak membunuhnya. Dan
bahwa salah seorang dari kedua orang yang mereka todong itu anak
mahluk aneh yang amat menakutkan ini. la pernah mendengar
ceritanya, tetapi tidak pernah percaya bahwa manusia harimau
benar-benar ada. Jadi tidak pernah terlintas dalam khayalannya,
bahwa ia mungkin bertemu dengan mahluk semacam itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Albert minta-minta ampun, supaya jangan dibunuh, la berjanji
untuk jadi orang baik. Tidak akan menodong, mencopet atau
mencuri lagi. Tetapi Dja Lubuk ingin meninggalkan bekas agar jadi
pelajaran bagi yang mau belajar. Tanpa bicara dicakarnya muka
Albert sehingga berdarah-darah. Tukang todong itu tidak sanggup
berteriak oleh rasa takut paling mengerikan selama hidupnya, la
sudah pasrah, la menghadapi kematian, tak kan mungkin lain
daripada itu. Tetapi Dja Lubuk tidak menewaskan kedua penjahat yang
sedang sial itu.
"Beritahulah Polisi ada dua orang mendapat kecelakaan lalu lintas di sini agar mereka mengirim ambulans," kata Dja Lubuk kepada
Erwin. la masih bisa berkelakar, menamakan kejadian itu kecelakaan
lalu lintas. Kepada Baginda na Poso berkata: "Jangan keliru
memakai ilmumu Baginda yang Muda." Manusia harimau itu berlalu.
Baginda na Poso heran dan tak mengerti bagaimana harimau itu
sampai tahu namanya. Dan mengatakan pula agar jangan keliru
memakai ilmunya. Semua benar, la termasuk orang Mandailing yang
punya kebolehan pula, walau sudah lama di rantau. Tetapi
pengetahuannya tidak sama dengan Erwin. Berlainan guru, maka
berlainan pula pelajaran.
Baginda na Poso yang sama sekali belum mengetahui, bahwa
yang datang menolong mereka adalah ayah Erwin bertanya kepada
dukun muda itu, apakah yang baru datang tadi harimau piaraannya.
Sebenarnya ia tersinggung dengan pertanyaan itu, tetapi karena
mengetahui bahwa Baginda na Poso bertanya begitu semata-mata
karena ia tidak mendengar apa kata harimau itu kepada Albert,
yang mukanya telah dicakar Dja Lubuk untuk tidak bisa pulih semula
lagi seumur hidup.
"Aku tidak punya piaraan apa pun Baginda. Sungguh tidak
punya," kata Erwin. Jawaban serius ini membuat Baginda na Poso
kian heran dan bertanya, siapa gerangan yang datang itu. Mengapa
ia mengenal dirinya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Beliau ayahku yang sudah tiada," jawab Erwin polos.
Baginda na Poso kian heran saja dan jadi amat kagum. Dia
mengetahui bahwa memang ada mayat yang bangkit kembali
manakala perlu, karena terlalu cinta pada keluarga yang ditinggal.
Rupanya Erwin termasuk seorang di antara hanya beberapa
manusia yang amat dicinta oleh ayahnya yang sudah pindah ke
alam baqa Dan ayah mi mempunyai ilmu yang luar biasa sehingga
mengeta hui, bila ia dibutuhkan oleh anaknya.
"Keluarga bapak hebat sekali," kata Baginda na Poso.
"Barangkali tidak sehebat Tuan. Bukankah Tuan juga orang
berisi, seperti kata ayahku tadi. Aku akan senang sekali kalau Tuan
sudi memberi aku beberapa tetes dari ilmu Tuan!" Mendengar ini,
Baginda na Poso jadi agak malu. Dia bisa menduga, bahwa Erwin
tentu mempunyai berbagai macam pikiran mengenai dirinya setelah
mengetahui bahwa ia juga orang yang mempunyai pengetahuan
tersendiri. Erwin bisa saja menduga, bahwa barangkali Baginda na
Poso ini hendak menguji kepintarannya. Dia hanya berpura-pura
saja mau meminta pertolongan anak muda itu. Dan dugaannya tidak
meleset, sebab sesaat kemudian anak muda itu telah mengajukan
pertanyaan: "Apakah maksud Tuan memanggil aku sebenarnya"
Mungkin Tuan sama sekali tidak membutuhkan pertolongan.
Berterus teranglah, apa kehendak Tuan dari diriku, sampai malammalam begini Tuan mengajak aku pergi?"
Jelas bagi Baginda na Poso sudah, bahwa Erwin sekarang curiga
pada dirinya. "Tiada yang buruk Pak dukun," kata Baginda. Lagi-lagi ia
menyebut dukun.
Walaupun suaranya meyakinkan, tetapi Erwin tetap lebih
waspada. Orang sekampung bukan tidak ada yang berhati jahat.
Tidak aneh di Tapanuli, orang-orang berilmu selalu ingin mencoba
kekuatan. Siapa yang lebih unggul. Sebab yang paling unggul yang
akan disanjung-sanjung dan dianggap datu dari semua orang be
nu. http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sebuah bajaj kosong lewat. Dengan itu mereka ke kota.
Menelpon Polisi tentang adanya dua korban "lalu lintas"
sebagaimana dipesankan Dja Lubuk tadi.
Polisi yang datang ke tempat dimaksud segera mengetahui,
bahwa kedua korban bukan ditabrak mobil tetapi diserang harimau.
Begitu cerita Husni dan Albert yang cukup dikenal oleh Polisi sebagai penjahat langganan mereka. Tetapi, apa hubungan mereka ini
dengan mahluk yang sudah membunuh tiga anggota Polisi itu"
Mereka yakin tidak ada harimau lain.
*** ATAS pertanyaan Polisi kedua manusia yang semula bermaksud
jahat terhadap Baginda na Poso tak dapat lain daripada
menerangkan yang sebenarnya. Bahwa mereka hendak merampas
uang dan barang-barang berharga yang ada pada kedua orang yang
mereka todong. Bahwa tiba-tiba datang seekor harimau yang
menyerang dan menggagalkan maksud mereka. Kemudian dilihat
mereka bahwa harimau itu bermuka manusia. Bahwa salah satu dari
kedua orang yang mereka todong adalah anak mahluk menakutkan
itu. Polisi yang mengetahui apa yang pernah terjadi sekitar dua tahun
yang lalu dan apa yang belum lama berselang terjadi atas diri tiga
orang anggota penegak hukum segera menduga, bahwa salah
seorang dari orang yang ditodong kedua penjahat itu tak lain
daripada Erwin. Siapa yang seorang lagi tidak mereka ketahui,
sebab tidak ada yang datang melaporkan tentang penodongan yang
baru berlangsung itu.
Albert dan Husni yang sama-sama luka oleh kuku harimau
meminta kepada Polisi supaya mereka ditahan sebab takut akan
didatangi lagi oleh manusia harimau itu. Sebaliknya Polisi merasa
tidak cukup alasan untuk menahan mereka, karena tidak ada
korban yang mengadu kena todong. Dengan paksa barulah Albert
dan Husni dapat dikirim ke rumah sakit, diantar oleh dua Polisi
bersenjata yang berdoa agar jangan sampai terjadi pula lanjutan
dari peristiwa yang menimpa kedua orang itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
DI DALAM Bajaj Erwin tertanya tanya apakah sebenarnya
kemauan orang sedaerahnya yang juga mempunyai ilmu ini. Hampir
dua puluh menit perjalanan mereka tiba di daerah gedung-gedung
besar, daerah elite. Di sinikah rumah Baginda na Poso" Orang
sangat kayakah dia" Seperti Afandi, ayah Sagita yang terpelajar dan
tinggi ilmu hitamnya itu" Ayahnya berpesan kepada Baginda na
Poso agar jangan salah mempergunakan ilmunya. Mungkin dia ini
tukang bikin orang jadi gila, busung atau lumpuh untuk siapa saja
yang berani membayar mahal.
"Kenalkah Tuan pada almarhum Afandi?" tanya Erwin.
"Yang punya anak gadis cantik itu" Yang bunuh diri beberapa
waktu yang lalu?" tanya Baginda na Poso.
"Ya," jawab Erwin. Walaupun belum menjawab ia sudah dapat
mengetahui, bahwa sudah pasti mereka berkenalan, bahkan
barangkali bersahabat. Kalau tidak, dari mana pula dia sampai tahu
bahwa Afandi mempunyai seorang anak gadis cantik. Sagita! Sesaat
hatinya berdebar teringat Sagita yang diingininya tetapi nampaknya
tiada harcpan. "Almarhum sahabat baik saya. Ilmunya hebat sekali."
"Tuan seperguruan dengan dia?" tanya Erwin berterus terang.
"Oh tidak. Saya dari aliran lain."
"Kasihan dia bunuh diri," kata Erwin, "Mengapa ia sampai mengambil keputusan nekat begitu?"
"Mungkin karena ilmunya itu! Ada beberapa macam ilmu yang
akhirnya membuat penganutnya tak sanggup lagi hidup di dunia
ini!" kata Baginda na Poso.
"Lalu mengapa ada juga orang yang mau memakai ilmu begitu?"
"Karena keampuhannya yang luar biasa. Orang mau
keampuhannya itu. Yang membuat orang jadi tenar dan terkenal ke
mana-mana!"
"Tetapi akhirnya dia harus membayar dengan nyawa," kata
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Erwin. "Mereka tahu, dan tidak perduli. Pada suatu hari tiap manusia
akan mati juga. Lebih baik terkenal atau kaya raya sebelum mati.
Daripada hidup melarat dan susah seumur hidup. Anak-anak mereka
pun mereka korbankan. Mereka tukar dengan kekayaan atau
kejayaan!" kata Baginda na Poso.
"Bodoh sekali," kata Erwin.
"Itu kata Tuan!" Baginda na Poso memerintahkan Bajaj untuk
berhenti. Rupanya telah sampai di rumah tujuan. "Berapa?"
tanyanya kepada supir Bajaj.
"Enam ratus Pak. Jauh," jawab pengemudi kendaraan rakyat itu.
Orang itu memberi lembaran seribu rupiah. Supir kendaraan
merogoh sakunya mencari pengembalian. Baginda na Poso berkata:
"Tak usah. Bawalah semua!"
Supir Bajaj itu mengucapkan terima kasih. Baginya hadiah empat
ratus cukup berarti. Belum tentu seorang di antara seratus
penumpang ''mau berbaik hati begitu. Erwin memuji orang sedaerah
nya itu di dalam hati. Dia bukan orang kaya yang pelit.
Mereka masuk pekarangan luas. Walaupun malam Erwin bisa
melihat bahwa gedung Baginda na Poso amat besar dan indah.
Melebihi kepunyaan Afandi.
Baginda na Poso tentu mempunyai mobil. Besar kemungkinan
lebih dari satu. Tetapi dia mau naik Bajaj. Dibayarnya lebih dari
yang dipinta. Orang baik dan rendah hati.
"Mari," kata tuan rumah mempersilakan tamunya masuk.
Dalam hati Erwin mengagumi perabotan dan perlengkapan lain di
ruang tamu yang amat luas. Hanya mengagumi. Sedikit pun tidak
ada khayalan atau keinginan untuk memiliki yang demikian.
"Berkat kerja keras bertahun-tahun. Saya datang ke mari
bermodal dengkul," kata Baginda na Poso tanpa ditanya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tuan orang hebat," kata Erwin.
"Hampir semua perantau memulai sesuatu dengan keberanian
dan kerja keras saja. Tapi saya sama sekali tidak hebat. Kalau cukup
hebat tidak meminta bantuan Pak Dukun," kata perantau yang
sudah kaya itu. Lagi-lagi ia menyebut Pak Dukun. Orang ini tentu
berkata benar, pikir Erwin. Dia mau minta bantuan, tetapi dalam hal
apa" Yang ada sangkut pautnya dengan perdukunan" Isteri atau
anaknyakah sakit keras" Gila seperti Armen yang merusak rumah
orang halus itukah"
Setelah Erwin duduk Baginda na Poso masuk dan tak lama
kemudian keluar lagi dengan seorang wanita. Diperkenalkannya
kepada Erwin sebagai isterinya.
"Pak dukun muda ini seasal dengan saya," kata tuan rumah
kepada isterinya. "Sama-sama dari Tapanuli Selatan." Kepada Erwin dikatakannya, bahwa isterinya itu orang Betawi asli. Perkara masak
memasak tak bisa dilawan, katanya.
Pembantu menghidangkan teh dan sedikit juadah. Erwin
mengatakan, bahwa ia tidak biasa minum sebelum mengetahui apa
yang harus diusahakannya. Semacam pantangan. Suami isteri itu
bisa mengerti, tiap dukun punya pantangannya.
"Kami mohon agar hal ini dirahasiakan. Dapatkah pak dukun
berjanji?" tanya Baginda na Poso. Setelah berpikir sejenak, Erwin berkata: "Untuk merahasiakan saja saya boleh berjanji. Tetapi saya belum menyanggupi lain daripada itu!"
"Pak dukun sangat berhati-hati dan bijaksana. Saya dapat
mengerti. Pak dukun belum tentu mau melakukannya. Bukankah
begitu?" Erwin meng-iyakan.
Mereka masuk ke sebuah kamar. Hanya setengah terang. Tapi
kelihatan sebuah ranjang kayu. Bagus dan besar. Dinyalakan sebuah
lampu lain. Kamar tidur itu jadi terang.
Baginda dan isterinya mendekati ranjang, Erwin ikut.
"la sedang tidur," kata isteri Baginda na Poso.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siapa?" tanya Erwin.
"Hetty. Putri sulung kami," jawab Baginda na Poso.
Erwin lantas tahu bahwa di bawah selimut ada anak perempuan,
Hetty, entah umur berapa. Tapi tentunya sakit dan ia diminta
datang untuk tolong mengobatinya.
"Boleh saya lihat?" tanya Erwin.
Suami isteri Baginda na Poso saling pandang, lalu memandang
Erwin. Seperti ragu-ragu.
"Atau kita tunggu sampai nona Hetty bangun?" tanya Erwin.
"Tak usah," kata tuan rumah lalu mengangkat selimut perlahan-lahan, rupanya kuatir Hetty terkejut.
Erwin terkejut, walaupun dia dikatakan dukun kawakan.
Sebaliknya Baginda na Poso dan isterinya tenang-tenang saja. Erwin
memandang kedua orang itu dengan perasaan bingung seperti tak
percaya akan ketenangan mereka. Yang dikatakan bernama Hetty
dan putri sulung mereka ternyata seekor ular phyton cukup besar.
"Ini Hetty?" tanya Erwin. Walaupun sudah menjadi kenyataan ia seperti belum bisa percaya.
"Inilah anak kami yang tertua, umur sembilan belas tahun!" kata Baginda na Poso. la menundukkan kepala. Kemudian mengeluarkan
sapu tangan dari saku celana, menghapus air mata. Isterinya
terisak-isak. Erwin sendiri kini jadi sedih karena ibu dan ayah itu
tentu sangat menderita, walaupun ia belum tahu, bagaimana
sampai mereka mempunyai anak seekor ular. Ini bukan penyakit.
Apakah isteri Baginda na Poso melahirkan ular, sembilan belas
tahun yang lalu. dan diberi nama Hetty.
"Hetty bukan ular sejak lahir," kata nyonya Baginda, seolah-olah ia dapat menerka apa saja yang dipikir Erwin mengenai Hetty yang
ular itu. "Selama sembilan belas hari ini ia menjadi ular," kata Baginda na Poso melengkapi keterangan isterinya. Jadi sampai sembilan belas
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hari yang lampau Hetty gadis yang manusia.
Isteri Baginda mengelus-elus kepala phyton itu. Sudah menjadi biasa. Tidak ada perasaan takut atau geli. Bahkan seperti
membelai anaknya Hetty tatkala ia belum menjadi ular. Dan ular itu
menjulur julurkan lidahnya menjilati tangan ibunya.
"Boleh saya mengetahui bagaimana kejadian nya?" tanya Erwin.
Manusia harimau itu sangat tertarik, karena ia menghadapi
kenyataan. Sekali lagi terbukti, bahwa khayalan, bagaimanapun
fantastisnya bisa menjadi kenyataan. Dan kalau kenyataan ini
diceritakan kepada orang, hanya sedikit sekali yang mau percaya.
Baginda na Poso mengajak Erwin duduk. Di kamar tidur yang
lapang itu tersedia tiga buah kursi. Tempat duduk Hetty membaca
menjelang tidur atau bercengkerama dengan teman-teman
terdekatnya. Baginda na Poso menceritakan, bahwa Hetty tergolong gadis
cantik dan lincah. Rumah mereka selalu ramai dengan para remaja.
Baginda na Poso cukup terkenal, terutama di kalangan orang
Tapanuli, la seorang pedagang yang sukses setelah pada tahuntahun pertama kedatangannya di Jakarta banyak merasakan
getirnya hidup. Oleh karena itu ia mengetahui, bagaimana rasanya
lapar tanpa punya uang untuk pembeli nasi. la pun tahu betapa
rasanya dingin tanpa mempunyai selimut atau sekedar pakaian yang
memadai. Kini, setelah ia mempunyai segala yang dibutuhkan
manusia untuk dapat dikatakan hidup berkecukupan ia menjadi
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seorang berjiwa sosial. Suka membuka dompet dan mengulurkan
tangan untuk memberi. Tak ada peminta sumbangan atau sedekah
yang pulang berhampa tangan dari rumahnya.
Ada lagi kelebihan Baginda na Poso. la suka silat. Bukan sekedar
pandai, tetapi menguasai. Karena ia pernah belajar sungguhsungguh pada seorang guru silat terkenal, Sutan Hasayangan di
Bunga Bondar. la dinyatakan lulus setelah tiga kali beradu sigap dan
tangkas dengan seekor harimau yang selalu menjadi penguji
terakhir dalam ilmu persilatan. Aneh kedengaran, tetapi bukan suatu
dongengan. Guru-guru silat kenamaan di Tapanuli bersahabat baik
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan bekerja sama dengan raja rimba yang sangat ahli dalam ilmu
persilatan. Itu makanya di sana cukup terkenal apa yang dinamakan
"silat harimau".
Setelah beberapa tahun di Jakarta dan mempunyai penghidupan
yang agak lumayan ada seorang perantau baru dari kampungnya
yang mengenal Baginda na Poso. Bahwa ia pandai silat. Sekelompok
anak-anak muda mendatanginya dan mohon padanya agar ia sudi
mengajar mereka dalam bidang olahraga tradisional itu. Baginda
yang biasa merendahkan diri semula menolak dengan alasan bahwa
kepintarannya tidak seberapa, tetapi anak-anak muda itu mendesak
juga. Akhirnya ia memenuhi permintaan mereka.
Pekarangan luas seorang pemuda keluarga kaya digunakan untuk
maksud tersebut. Baginda na Poso tidak mengetahui, bahwa'
?Suryawinata, ayah si pemuda juga seorang ahli silat yang pernah
terkenal di masa mudanya di Garut. Kegemaran itu membuat dia di
waktu senggang suka turut mempersaksikan anaknya Suganda
bersama teman-temannya belajar dari Baginda na Poso. Semula
semua yang dilihatnya biasa-biasa saja. Langkah-langkah yang
diajarkan orang dari Mandailing itu tidak banyak beda dengan
ajaran guru-guru di Jawa Barat. Tidak sama memang, karena tiap
daerah punya gaya kemudian punya tipu muslihat serang dan tahan
sendiri-sendiri. Tetapi setelah lebih sebulan latihan ia melihat ada
gaya dan lompat yang belum pernah dikenalnya di Jawa Barat
ataupun Betawi. Suryawinata jadi kian tertarik. Lompat Baginda na
Poso semakin jauh dan tinggi. Kelihatannya tanpa menggunakan
tenaga. Begitu ringan. Kemudian dalam suatu lompatan setinggi tiga
dan sejauh lima meter tubuh Baginda berputar seratus delapan
puluh derajat sedang kedua tangannya menyabet ke sebelah kanan.
Kedua kakinya tiba ringan tetapi mantap di tanah sementara tangan
sebelah kanan bagaikan menampar musuh. Murid-muridnya dan
Suryawinata bersorak gemuruh penuh kekaguman. Dan Surya
bukan sekrtdar bersorak, la menyalam Baginda na Poso: "Lompat
dan pukulan apa itu tadi Baginda?" Baginda na Poso agak malu dan dengan suara biasa, tidak terengah-engah berkata:
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kami menamakannya putaran si belang menipu imbang?"
"Apa maknanya itu?" tanya Suryawinata. "Dua harimau jantan berkelahi memperebutkan seekor betina," jawab Baginda.
*** SURYAWINATA yang penggemar segala jenis silat dan ahli silat
Sunda mengatakan, bahwa ia belum pernah mengenal beberapa
macam langkah, ancang-ancang dan lompat serta putar tubuh di
udara yang diperlihatkan Baginda na Poso. Oran Mandailing itu
dengan rendah hati mengucapkan terima kasih tetapi menerangkan
bahwa apa yang dikenalnya mengenai silat baru sedikit sekali. Dia
hanya menggemarinya, katanya. Dari situ hartawan Suryawinata
semakin tahu, bahwa guru anak-anak muda termasuk anaknya
sendiri itu pasti seorang yang berilmu tinggi, setidak-tidaknya dalam persilatan. Orang yang suka bicara di bawah itulah sebenarnya
orang yang berada di atas dalam kepandaian dan kebolehan. Dan ia
jadi semakin simpati pada perantau dari Sumatera itu. la
mengundang Baginda na Poso untuk makan malam, suatu
kehormatan yang belum pernah didapatnya selama ini.
Atas permintaan tuan rumah, Baginda na Poso menceritakan
sedikit tentang beberapa macam seni silat yang ada di Tapanuli.
Pasti tidak lebih hebat daripada di Jawa Barat, katanya, la juga
menjawab pertanyaan Suryawinata, bahwa di Mandailing juga ada
orang yang menuntut ilmu melalui pertapaan, tetapi sungguh
jumlah orang yang sampai bertapa di sana terlalu sedikit
dibandingkan dengan di daerah Parahiangan.
"Kabarnya di sar banyak orang yang pandai ilmu guna-guna.
Dengan memandang saja bisa membunuh orang. Apa betul?" tanya
Suryawinata. "Ah, itu dilebih-lebihkan orang. Mana bisa dengan
pandangan membunuh orang. Memang ada beberapa orang jahat
yang kadangkala main-main dengan racun. Tapi itu jarang sekali.
Dan orang yang begitu menjadi kebencian masyarakat!"
"Main-main dengan racun bagaimana?"
"Maksud saya, kadang-kadang racun simpanannya digunakan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terhadap orang yang sama sekali tidak berdosa. Kadangkala
terhadap keluarganya sendiri!"
"Lha, kenapa mesti begitu?"
"Itulah jahatnya memelihara racun. Walaupun dia hanya serbuk
saja, tetapi punya tuntutan. Harus saban tahun diberi makan. Kalau
tidak digunakan atas permintaan orang yang membayar kepada
penyimpan untuk menewaskan musuhnya, maka racun itu harus
digunakan terhadap siapa saja. Pokoknya dia harus makan. Artinya
membunuh! Kalau tidak dipakai untuk membunuh orang, tidak
perduli siapa, maka ia akan memakan tuannya sendiri. Penyimpan
Keris Pusaka Dan Kuda Iblis 3 Kisah Bangsa Petualang Karya Liang Ie Shen Anak Harimau 8
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama