Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Hoa San Lun Kiam Karya Chin Yung Bagian 11
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sedangkan Ang Bian sendiri yang selalu mengenakan topeng pada mukanya, merupakan seorang tokoh aneh juga. la memiliki kepandaian yang tinggi, tetapi anehnya ia tak mau memperllhatkan mukanya kepada orang lain.
Setelah melakukan perjalanan bersama beberapa saat lamanya, akhirnya mereka berpisahan.
---oo^TAH^0^DewiKZ^oo--BAGIAN 54 WAKTU itu tampak Lu Liang Cwan telah berkata
kepada Ang Bian. "Jika memang kelak kita memiliki kesempatan, tentu pertemuan itu akan mengasyikan sekali, karena kita bisa ber-cakap2 sampai puas...!"
Ang Bian mengangguk.
"Ya, sayangnya sekarang ini aku dengan Ong Totiang tengah mengurus sebuah urusan ..... dengan demikian aku harus pergi melaksanakan persoalan tersebut bersama Ong Totiang, kami tidak bisa menemani kalian terlalu lama lagi....!"
Setelah berkata bergitu, Ang Bian merangkapkan
sepasang tengannya. ia memberi hormat sambil katanya:
"Sampai disini saja kita berpisah"
Dangan perasaan berat, mereka telah berpisah.
Begitu juga halnya dengan Ang Cit Kong, ia tidak ikut dalam rombongan Ong Tiong Yang atau rombongannya Oey Yok Su, ia meneruskan perjalanannya sendiri....
Pengemis muda yang jenaka dan selalu memiliki sifat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang polos itu lebih senang melakukan perjalanan se orang diri.
---oo^TAH^0^DewiKZ^oo--Ang Bian telah mengajak Ong Tiong Yang kesebuah kuil, yang cukup besar dan terurus bersih.
"Kuil inilah tempat lawan2 kita berada....!"
menjelaskan Ang Bian waktu mereka telah datang dekat dengan kuil.
Ong Tiong Yang mengawasi sekelilingnya, ia melihat bahwa kuil itu memang terurus dengan baik, dan juga dari dalam kuil tampak memancarkan sinarnya api penerangan, karena waktu itu menjelang malam hari.
Ong Tiong Yang menoleh kepada Ang Bian sambil
tanyanya : "Siapakah lawan2 kita itu" "
"Mereka adalah sepuluh orang hweshio....!"
menjelaskan Ang Bian.
Ong Tiong Yang hanya mendengarkan saja, dan
mereka telah tiba didepan pintu kuil yang tertutup rapat.
Pintu kuil itu berwarna merah, dan cukup angker dengan dikiri kanannya tampak dua ekor naga yang melingkari tiang tersebut. Rupanya kuil ini memang dibangun dengan baik aekali clan juga terawat cukup rapih.
"Mereka merupakan pendeta2 yang memiliki
kepandaian tinggi sekali ......!" lanjut Ang Bian menjelaskan.
"Tetapi Ang Bian Locianpwe ..... apakah mereka kesepuluh pendeta itu merupakan orang2 yang
mengambil jalan hitam penuh kejahatan?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ang Bian mengangguk.
"Mereka sebenarnya tidak jahat, tetapi justru mereka telah salah paham, dan menahan seorang sababatku ......
karena kepandaian kesepuluh pendeta itu memang
tinggi, maka sahabatku itu tidak berdaya menghadapi mereka dan telah ditawan. Hampir satu kali aku
mendatangi mereka, bertempur dengan kesepuluh
pendeta tersebut, namun aku tidak berdaya mendobrak pintu pertahaaan mereka yang telah mengeroyok aku bersepuluh! Sekarang aku sengaja mengajak Ong
Totiang, untuk bantu melunakan hati mereka, siapa tahu mereka mau membebaskan sahabatku itu atas kata2 Ong Totiang ........ tetapi jika memang mereka tetap tidak mau memberi muka kepada kita, apa boleh buat
terpaksa kita harus mempergunakan kekerasan
juga......!"
Setelah berkata begitu, Ang Bian mengulurkan
tangannya, ia mengetuk pintu Kuil tersebut, dan berkata dengan suara yang nyaring: "Cap Lo Sian Han (Sepuluh Arhad Sakti) ...... aku Ang Bian datang pergi berkunjung
........!" waktu berkata begitu suara Ang Bian nyaring sekali, karena ia berkata sambil menyalurkan tenaga sinkang pada suaranya, sehingga suaranya bergema nyaring dan dapat terdengar sejauh puluhan lie.
Saat itu, dari dalam kuil terdengar suara orang berseru perlahan, tidak lama kemudian pintu kuil telah terbuka, dan seorang hweshio muda yang telah membukakan
pintu itu keluar dengan sikap ber-tanya2, iapun telah menegur : "Apa maksud jiewie berdua berkunjung kekuil kami......!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku hendak bertemu dengan Gap Lo Sian Han tolong Siauw Suhu memberitahukan kepada mereka mengenai kedatangan kami....!"
Hwashio muda itu mengawasi Ang Bian sejenak, lalu Ong Tiong Yang juga dipandangi nya dengan sikap tidak senang, lalu mengangguk. "Baiklah, kalian tunggu sebentar......!" dan setelah berkata begitu, pendeta muda tersebut menutup pintu kuil itu lagi.
Ang Bian sambil menantikan munculnya ke sepuluh pendeta yang hendak dijumpainya itu telah menlaskan kepada Ong Tiong Yang: "Kesepuluh pendeta yang bergelar Cap Lo Sian Han itu masing-masing disebut It Han, Jie Han, Sam Han, Sie Han, Go Han Liok Hao Peh Han, Kiu Han dan Cap Han. Mereka semuanya memiliki kepandaian yang tinggi dan tidak pernah mau menyerah kepada siapapun juga, selalu bertempur dengan maju bersama, karena memang dengan cara seperti itu, mereka bisa mempergunakan kepandaian istimewa,
mengurung musuh agar tidak mungkin bisa meloloskan diri, karena mereka dapat bekerja sama dan menolongi kawan mereka yang terancam.
Ong Tiong Yang menghela napas.
"Sesungguhnya didalam rimba persilatan memang terdapat banyak sekali orang2 pandai ....... dan juga merupakan hal yang terlalu seringkali terjadi, justru orang2 pandai seperti itu jadi lupa diri dan melakukan kejahatan......maka dari itu, dengan demikian dunia persilatan tidak pernah menjadi tenang, karena selalu timbul pergolakan......!" dan setelah berkata begitu, Ong Tiong Yang menghela napas lagi beberapa kali lalu menoleh ke arah Ang Bian sambil tanyanya:
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sesunguhnya, siapakah sahabat locianpwe yang ditahan mereka?"
"Ia bernama Mie Tu dan she Ong. Kepandaiannya juga tidak dibawah kepandaianku... tetapi sayangnya ia tidak berhasil melolokkan diri dari kepungan kesepuluh pendeta tersebut, dengan demikian akhirnya ia berhasil ditawan!"
"Nanti kita juga akan menghadapi mereka itu dangan dikeroyok berpuluhan seperti itu?" tanya Ong Tiong Yang lagi sambil mengerutkan alisnya.
Ang Bian mengangguk.
"Tapi... ! Apakah engkau merasa takut dan jeri berurusan dengan mereka?" tanya Ang Bian sambil mengawasi Ong Tiong Yang.
Sedangkan Ong Tiong Yang menggeleng cepat, ia
menyahuti: "jika memang aku merasa genlar, tentunya Pinto tidak akan bersedia ikut dengan locianpwe. ..!" Dan setelah berkata begitu, Ong Tiong Yang menghela napas dalam2, baru melanjutkan lagi perkataannya: "Jika memang untuk keadilan dan kebenaran, tentu tidak ada yang dibuat jeri."
Ang Bian girang mendengar perkataan Ong Tiong
Yang, ia mengangguk : "Cepat....!" katanya. "Jika memang Totiang memiliki pandangan seperti itu, tentu menggembirakan sekali. ..!"
Waktu itu pintu kuil telah terbuka lagi, dari dalam mucul sepuluh orang hweshio yang bertubuh tinggi besar. Mereka semuanya berusia diantara lima puluh tahun, sikap mereka juga berwibawa sekali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ada urusan apakah Siecu datang pula ke mari?" tanya salah seorang diantara kesepuluh hweshio itu.
"Aku hendak meminta kepada para Taisu agar bersedia membebaskan sahabatku yang ditahan oleh kalian !" menyahuti Ang Bian.
Hweshio itu tertawa sambil katanya: "Hemmm, jika memang demikian halnya, rupanya Siecu masih belum bosan memperoleh kenyataan, bahwa permintaan Siecu ditolak oleh kami...!"
Ang Bian tersenyum.
"Bagaimanapun juga sahabat kami itu harus di bebaskan, karena itu aku telah melakukan perjalanan jauh untuk berkunjung kemari lagi.... !"
Tetapi pendeta itu memperlihatkan muka yang tidak senang, ia berkata : "Pernah dulu kami membebaskan Siecu, agar Siecu tidak mengalami bahaya ditangan kami, tetapi kenyataannya Siecu telah kembali datang kemari bukankah hal ini akan mempersulit diri Siecu sendiri....?"
Ong Tiong Yang telah menyelak sambil menjura
memberi hormat: "Jika memang para Taisu tidak keberatan, Pinto ingin bicara sedikit....!"
"Silahkan," kata hweshio itu.
"Sesungguhnya, ada keperluan apakah Taisu menahan sahabat dari Ang Bian Locianpwe?"
Muka hwesbio itu berubah dan katanya : "Kami memiliki urusan tersendiri yang tidak bisa dicampuri oleh orang luar."
"Jika memang demikian halnya, tolong Taisu mengatakan saja, apakah Taisu bersedia membebaskan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sahabat Ang Bian Locianpwe atau memang
menolaknya?"
Pendeta tersebut mengawasi Ong Tiong Yang sejenak lamanya. kemudian baru berkata : "Ia tapi urusan kami dengan Ong Mie Tu merupakan urusan yang harus karni selesaikan sendiri tidak akan kami ijinkan orang luar ikut mencampuri "
"Tetapi Taisu, alangkah baik dan bijaksana-nya jika saja Taisu mau menjelaskan kepada Ang Bian Locianpwe, urusan apakah sebenarnya yang terdapat antara Taisu dengan Ong Mie Tu Locianpwe?"
"Hemm, sesungguhnya ada sejilid kitab pusaka kami yang telah dicurinya, maka sebelum Ong Mie Tu
mengembalikan kitab pelajaran silat yang menjadi pusaka kami itu, kami tidak akan membebaskannya...!"
menyahuti pendeta tersebut setelah bimbang sejenak.
Ang Bian tertawa dingin. katanya dengan nada
mengandung perasaan tidak senang: "Jika memang Taisu berkata begitu, itulah hanya fitnah belaka.... dan sama sekali tidak benar.... karena aku mengenal benar Ong Mie Tu seorang yang baik, tidak mungkin dia mencuri kitab pusaka milik orang lain.....!"
"Tetapi justru sababatmu itu telah mengakui bahwa ia yang mengambil kitab pusaka kami, dan ia mengatakan tidak sudi mengembalikan kepada kami...!"
Belum lagi Ong Tiong Yang selesai dengan
perkataannya itu, justeru pendeta yang seorang ttu telah menyelak : "Dan kami tidak bersedia jika orang luar ikut mencampuri urusan kami..... walaupun bagaimana kami TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak bersedia untuk membereskan urusan ini dengan campur tangan nya orang luar....!"
"Mengapa begitu?" tanya Ong Tiong Yang, ingin mengetahuinya.
"Siapapun tidak akan kami ijinkan untuk mencampuri urusan kami...!" menyahuti pendeta itu. Kecuali jika memang Ong Mie Tu bersedia mengembalikan kitab
kami, dan membayar pulang kitab pusaka itu ketangan kami, barulah ia kami bebaskan tanpa orang luar yang perlu memintanya.....!"
Ong Tiong Yang menghela papas.
"Jika memang demikian halnya, tentu Taisu ingin mengartikan, babwa yang dikehendaki oleh Taisu adalah agar Ong Mie Tu mengembalikan kitab pusaka itu
ketangan Taisu ?"
"Sungguh tepat.....!" kata pendeta tersebut.
"Dan jika memang memang Taisu bersedia untuk mempertemukan kami dengan Ong Mie Tu, mungkin
juga Ang Bian Locianpwe bisa membujuknya agar ia mengembalikan kitab pusaka itu dengan demikian, bukankah berarti bahwa Taisu akan memperoleh kembali kitab pusaka itu......?"
"Tetapi kami telah bertekad, jika memang Ong Mie Tu belum mengembalikan kitab pusaka itu, kami tidak akan membebaskan-nya..!"
"Kalau memang Taisu berkeputusan seperti itu, tentunya Taisu bukan menghendaki jalan damai!" kata Ong Tiong Yang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tetapi yang kami pentingkan kitab pusaka itu harus kembali ketangan kami, sebab jika kami mempertemukan kalian dengan Ong Mie Tu, kemungkinan ia akan
menimbulkan kesulitan baru untuk kami.......!"
"Bagaimana jika Taisu mengajak Ang Bian Locianpwe untuk bertemu dengan Ong Mie Tu bukankah dengan demikian Ang Bian Locianpwe bisa membujuknya. Siapa tahu Ong Mie Tu mau memberi muka terang kepada Ang Bian Locianpwe, sehingga ia bersedia mengembalikan kitab pusaka itu....?"
"Hemmm....!" pendeta itu mendengus, tampaknya dia bimbang.
Kemudian menoleh kepada sembilan orang kawannya, yang serentak telah menggelengkan kepalanya.
Pendeta tersebut menghela napas.
"Seperti telah kalian lihat, adik2 seperguruanku tidak menyetujui jika aku mempertemukan Ang Bian Siecu dengan Ong Mie Tu....!"
Ang Bian sudah tidak sabar, ia bilang: "Jika memang kalian tidak bisa diajak bicara dengan baik2, tentu aku tidak akan segan2 mempergunakan kekerasan untuk membebaskan Ong Mie Tu !"
Mendengar perkataan Ang Bian yang mengandung
nada keras, pendeta itu tertawa tawar: "Jika memang Siecu bermaksud mengambil jalan kekerasan seperti itu, kami juga tidak bisa melarangnya, tetapi yang pasti kami tentu tidak akin mengijinkan siapapun untuk
membebaskan Ong Mie Tu sebelum ia ingin
mengembalikan kitab pusaka kami....... itu memang telah menjadi keputusan kami bersama.......!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tampak Ang Bian yang memang sudah tak bisa
menahan kesabarannya dan juga melihat bahwa tidak adit jalan lain untuk menyelesai kan urusan ini, telah bersiap2 untuk melancarkan serangan.
Sepuluh orang Hweshio itu yang melihat keadaan
seperti ini, jadi ber-siap2 juga. Malah mereka telah memencarkan diri urtuk mengurung Ong Tiong Yang dan Ang Bian.
Melihat gelagat, kurang baik seperti itu Ong Tiong Yang jadi menghela napas, katanya: "Jika memang begitu sikap Taisu, tentu sulit sekali dielakkan pertempuran diantara kita."
"Walaupun harus menghadapi kalian berdua, hal itu bukan halangan buat kami, yang terutama adalah kami bisa menjaga sebaik mungkin agar Ong Mie Tu, tidak menimbulkan kesulitan baru buat kami jika memang dia belum mengembalikan kitab pusaka kami...!"
"Baiklah," kata, Ang Bian...... "Kalian ber-siap2 lah...!"
dan Ang Bian selesai berkata begitu segera
menggerakkan kedua tangannya.
Dari telapak tangannya berkesiuran angin yang kuat, menunjukkan bahwa Ang Bian telah mempergunakan
sinkang tingkat tinggi.
Diantara kesepuluh-pendeta itu, It Han dan Jie Han merupakan pendeta yang paling tua usianya diantara hweshio2 yang lainnya.
Mereka berdua juga merupakan pimpinan barisan
sute2 mereka TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Maka itu melibat bahwa Ang Biaa telah membuka
serangan dengan tenaga sinkang seperti itu, mereka berseru nyaring menyebutkan pintu mana yang harus diduduki oleh saudara2 seperguruan mereka. Pintu yang dlmaksudkam itu adalah pintu kedudukan dari aturan Patkwa.
Dengan demikian, mereka telah ber-gerak2 menuruti cara Pat-kwa dan dalam waktu sekejab mata saja, mareka telah ber-kelebat2 untuk mengurung Ong Tiong Yang dan Ang Bian.
Dengan cara seperti ini, tampak Ang Bian tidak pernah berhasil untuk menindih tenaga serangan yang
dilancarkan kesepuluh pendeta itu, malah tampaknya Ang Bian telah terdesak sedikit demi sedikit.
Hanya Ong Tiong Yang masih berdiam diri tidak
diserang oleh kesepuluh pendeta tersebut, karena mereka tampaknya tidak mau melancarkan serangan kepada orang yang tidak manyerang mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
....dalam waktu sekejab mata saja, mereka telah berkelebat-kelebat untuk mengurung Ang Bian dan Ong Tiong Yang.
Sedangkan Ang Bian yang menerjang kuat, tetah
memperoleh perlawanan yang gigih. Semakin kuat
tenaga sinkang yang dipergunakan, semakin kuat daya tahan kepungan sepuluh pendeta tersebut.
Hal ini membuat Ang Bian semakin lama. semakin
penasaran dan akhirnya telah mengeluarkan suara seruan yang nyaring: "Jika memang kalian tidak mau membebaskan Ong Mie Tu, aku akan mengadu jiwa
dengan kalian...! "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
It Han telah menyahuti : "Kami tidak pernah hendak mencelekai orang yang tidak memiliki kcsalahan apa2
pada kami, tetapi jika memang engkau berusaha untuk menyerang dan menentang kami, terpaksa kami juga.
tidak bisa berbuat apa2 selain melayani kalian....!" dan setelah berkata begitu, It Han telah membuka serangan dan, setiap serargannya itu memang memiliki tenaga sinkang ti4ak berada disebelah bawah tenaga sinkang Ang Bian.
Dalam sakejap mata saja, mereka telah tertibat dalam pertempuran yang seru, dan juga mereka tampaknya mulai tidak segan2 untuk mengeluarkan kepandaian mereka yang tertinggi dan merupakan ilmu simpanan.
Ong Tiong Yang melihat bahwa pertempuran seperti itu, akan mecugikan pihak Ang Bian, maka ia telah bersrru: "Hentikan.... Pinto, hendak bicara dulu !"
Ang, Bian yang memperoleh kenyataan dirinya akan tetap terkepung tanpa berdaya untuk mendobrak
kepungan itu berusaha untuk melompat mundur.
Dan It Han bersama dengan saudara seperguruannya juga telah membuka kepungan mereka.
---oo^TAH^0^DewiKZ^oo--BAGIAN 55 ONG TIONG YANG berkata: "Dengarlah para Taisu
...... kalian memiliki jumlah yang banyak, dan kami hanya berdua, apakah Taisu tidak takut kalau2 nanti
ditertawakan oleh orang2 rimba persilatan dengan perbuatan Taisu pada kami itu ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hemmm, kami memang telah biasa bertempur ber-sama2 walaupun musuh berjumlah banyak atau sedikit.
Jika memang kalian ingin menambah jumlah, silahkan, walaupun, tiga puluh orang jumlah kalian, kami tetap hanya akan melayaninya bersepuluh!"
Apa yang dikatakan oleh It Han memang benar,
walaupun para pendeta itu menghadapi jumlah lawan yang jauh lebih besar dari mereka, tetap mereka melayaninya dengan bersepuluh saja.
Ong Tiong Yang juga menyadarinya bahwa It Han
berkata benar, maka dari itu, ia tidak memiliki alasan untuk menyerang pendeta itu dengan kata-katanya.
Disaat itu Ang Bian telah mendengus sambil berkata :
"Jika memang para Taisu tidak bersedia untuk meluluskan permintaan kami agar pertemuan kami
dengan Ong Mie Tu terpaksa kami berlaku kurang ajar
......!" It Han mengawasi Ong Tiong Yang dan Ang Bian
dengan bergantian, sampai akhirnya ia berkata:
"Baiklah.... aku akan mempertimbangkan permintaanmu itu, tetapi perlu diketahui, dulu engkau pernah datang menemui kami dengan bertopeng merah itu, dan
sekarang engkaupun datang dengan menutupi muka
dengan pergunakan topeng merah seperti itu...! Jika memang engkau mau memperlihatkan wajahmu kepada kami, maka kami akan mempertimbangkan permintaan Siecu untuk bertemu dengan Ong Mie Tu"
"Mengapa begitu?" tanya Ong Tiong Yang cepat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Selama selama Siecu itu berlaku licik dengan bersembunyi-sembunyi seperti itu, bagaimana kami bisa mempercayai penuh padanya..... ?"
"Lalu maksud Taisu ?"
"Jika memang Siecu itu berlaku terbuka dan berterang pada kami, tanpa menutupi wajahnya dengan topeng merahnya tersebut, kami akan memikirkan
permintaannya, untuk mempertemukan langsung dengan Ong Mie Tu...!
Ang Bian justru mendengar syarat tersebut dengan hati yang bimbang. Ia berdiam diri saja
Sedangkan Ong Tiong Yang telah menoleh kepada
Ang Bian, lalu tanyanya: "Bagaimana Locianpwe?"
Ang Bian memperdengarkan suara "Hemm," kemudian katanya : "Jika memang itu permintaan kalian, maafkan, aku tidak bisa memenuhi....!"
"Nah Totiang lihat !" kata It Han cepat. "Sedangkan permintaan kami untuk melihat wajahnya saja tidak dipenuhi, bagaimana kami bisa memenuhi
permintaannya ?"
Ong Tiong Yang menghela napas, lalu katanya kepada Ang Bian
"Locianpwe, lebih bijaksana, jika memang Lociaopwe memenuhi permintaan mereka....!"
Ang Bian hanya memperdengarkan suara "Hemmm."
saja, ia tidak menyahuti sepatah perkataanpun juga.
It Han dan .Jie Han telah memperdengarkan suara tertawa mereka, seperti mengejek. lalu tanyanya kepada TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ang Bian: "Bagaimana?" tanya It Han "Apakah engkau bersedia memenuhi permintaan kami?"
Ang Bian benar2 bimbang.
Permintaan pendeta2 tersebut memang cukup pantas, dan jika ia tidak bersedia membuka topeng merahnya, bagaimana pula ia bisa memaksakan keinginannya untuk bertemu dengan Ong Mie Tu"
Bukankah hal itu berat sebelah"
Karena berpikir begitu.
Akhirnya ia berkata: "Baiklah aku menolak permintaan, kalian untuk membuka topeng merah ini dari mukaku, Akupun tidak akan mendesak kalian mempertemukan aku dengan Ong Mie Tu, cukup jika kalian pergi
memberitahukan pada Ong Mie Tu, mengenai
kedatanganku, dan tanyakan apakah ia memang benar2
mengambil kitab pusaka itu. Katakan juga padanya, hal itu ingin kuketahui benar.... !"
. Mendengar jawaban Ang Bian, It Han tertawa.
"Sudah Pinceng katakan, ia mengakui perbuatanuya itu, dan memang dia tidak bersedia untuk
mengembalikannya. Untuk apa menanyakannya lagi.... !"
"Persoalannya lain jika memang kalian mengatakan pertanyaan itu diajukan olehku dan juga menghendaki kejujurannya apakah ia mengambil atau tidak kitab tersebut karena bisa saja terjadi dihadapan kalian ia mengakui telah mengambil kitab pusaka kalian, karena ia mendongkol kalian telah memfitnahnya. Maka dia hanya mengiyakan saja dan hendak mempermainkan kalian.
Sekarang pergilah salah seorang diantara kalian TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menanyakan padanya, katakan aku yang menghendaki jawabannya yang jujur, apakah ia benar mengambil kitab pusaka itu atau memang ia hanya berdusta !"
It Hin dan kesembilan saudara seperguruannya telah saling pandang, sampai akhirnya mereka saling
mengangguk. Maka It Han, memutar tubuhnya.
Ia telah melangkah masuk kedalam kuil.
Sedangkan kesembilan pendeta lainnya, Jie Han, Sam Han, Sie Han, Go Han, Liok Han, Cit Han, Peh Han dan Kiu Han maupun Cap Han telah mengambil sikap
mengepung, bersiap sedia, karena sembarang waktu jika memang Ang Bian melakukan gerakan yang
mencurigakan, mereka akan segera mengepungnya
kembali. Cukup lama It Han pergi kedalam kuil sampai akhirnya ia telah muncul kembali. Baru saja kakinya melangkah keluar dari pintu kuil ia telah berkata: "Ia memang mengakui kitab pusaka itu telah diambilnya......! Dan iapun mengatakan hendak bicara langsung danganmu Siecu, untuk mengutarakan sesuatu.....!"
"Hemm, jadi Taisu mengijinkan kami bertemu?" tanya Ang Bian.
It Han menggelengkan kepalanya perlahan sambil
katanya: "Tidak, selain jika Siecu mau membuka topeng merah itu dari muka Siecu maka kami akan
mempersilahkan engkau bertemu dengannya...!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Waktu itu Ang Bian berdiri bimbang, Ong Tiong Yang mendesak-nya: "Sudahlah Locianpwe, engkau penuhi saja permintaan para Taisu itu !"
Ang Bian sejenak, berdiri bimbang, namun akhirnya mengangguk sambil katanya: "Baiklah.." dan kedua tangannya telah diulurkan untuk membuka topeng merah yang menutupi wajahnya.
---oo^TAH^0^DewiKZ^oo--Disaat itu dari arah selatan telah berlari sesosok tubuh dengan gerakan yang cepat sekali. Gerakan orang itu lincah dan gesit, dalam sekejab mata telah tiba didepan kuil itu, sambil mengeluarkan suara bentakan :
"Kebetulan para keledai gundul....aku akan membalas sakit hati ayahku yang telah ditahan oleh kalian......!"
Waktu semua mata memandang pada sosok tubuh itu, tidak lain hanya seorang gadis berusia dua puluh tahun, memakai baju warna hijau dan berangkin merah.
Wajahnya cantik dan menarik sekali dengan sepasang alis yang melengkung bagaikan bulan-sabit dan bibir yang kecil mungil.
Dia mencekal sebatang pedang ditangan kanannya
dan telah memandang kepada It Han dan pendeta
lainnya dengan , sorot mata yang tajam.
Ang Bian jadi batal membuka topeng merahnya, ia telah berkata dengan suara girang: "Aha, kiranya Ong Siocia (nona Ong)...." dan ia memapaknya.
Gadis itu waktu melibat Ang Bian, jadi tersenyum juga.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ang Bian Lopeh (paman Ang Bian engkau berada disini juga?" tanyanya.
Ang Bian mengangguk.
"Ya, untuk menolongi ayahmu..."
"Terima kasih Ang Bian Lopeh akupun datang ....
hendak membalaskan sakit hati ayahku...!"
"Tetapi nona Ong, kepandaianmu masih berada dibawah kepandaian para pendeta jahat ini, biarlah aku saja yang berurusan dengan mereka!"
"Biarlah Ang Bian Lopeh, aku akan mempertaruhkan jiwaku untuk membela ayahku..!" dan sambil berkata begitu, Ong Siocia telah membolang balingkan
pedangnya, ber-siap2 hendak, melancarkan serangan kepada kesepuluh pendeta tersebut.
Namun Ang Bian cepat sekali dapat mencegahnya, ia melompat kedepan sigadis dan mencekal tangannya.
"Jangan berlaku ceroboh !" kata Ang Bian, "Jika memang engkau ingin ikut serta membebaskan ayahmu, maka kelak saja.... biarkan saja aku dulu yang
mengurusnya !"
Si gadis tampaknya bimbang, namun akhir nya ia mau juga menuruti cegahan Ang Bian.
Waktu itu It Han sambil memperdengarkan suara
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Hoa San Lun Kiam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tertawa mengejek, telah bertanya: "Bagaimana, apakah Siecu memenuhi permintaan kami ?"
Ang Bian menggeleng.
"Tidak!, biarlah aku berusaha membuka kepungan kalian. Kita mengadakan perjanjian, jika memang aku TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berhasil menerobos keluar dari kepungan kalian aku menang dan memiliki hak ku untuk bertemu dengan Ong Mie Tu. Apakah kalian menyetujuinya?"
It Han bimbang, tetapi Sam Han tetah mengiyakan dengan cepat.
"Boleh... boleh saja...!" kata Sam Han. "Jika memang engkau benar2 bisa menerobos keluar dari kepungan kami, engkau akan kami ijinkan untuk bertemu dengan Ong Mio Tu...!"
Ang Bian jadi terbangun semangatnya ia menoleh
kepada Ong Tiong Yang dan si gadis she Ong itu
meminta mereka agar menyingkir kepinggir.
Ong Tiong Yang menghela napas dan telah menuruti permintaan Ang Bian.
Begitu juga si gadis she Ong itu.
Ang Bian telah mulai melompat kesana kemari
menerjang kesepuluh pendeta tersebut juga telah mengurung diri Ang Bian dengan ketat.
Kesepuluh pendeta tersebut bisa bekerja sama dengan baik, mereka telah berhasil membuat Ang Bian selalu terkurung dalam barisan mereka. Karena setiap kali diantara salah seorang dari mereka tengah diserang oleh Ang Bian, maka yang lainnya segera melancarkan
serangan kepada Ang Bian. Dengan demikian telah membuat Ang Bian jadi sibuk sekali untuk mengelakkan diri.
Jurus demi jurus telah lewat dan selama itu Ang Bian tidak bisa menerobos keluar dari kepungan para pendeta tersebut.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tampak It Han dan Jie Han selalu memberikan
petunjuk kepada saudara2 seperguruan mereka, pintu2
mana yang harus mereka duduki. Dengan demikian, membuat Ang Bian selalu terkepung rapat sekali.
Selama Ang Bian bertempur dengan kesepuluh
pendeta tersebut, tampak si gadis she Ong telah menoleh memandangi Ong Tiong Yang dan bertanya
dengan suara ingin mengetahui : "Sesungguhnya siapakah adanya Totiang....... apakah Totiang datang bersama dengan Ang Bian Lopeh untuk menolongi
ayahku ?" Ong Tiong Yang segera memperkenalkan namanya
dan telah membenarkan pertanyaan si gadis.
"Terima kasih atas maksud baik Totiang!" ia berkata kemudian, sambil menjura kepada Ong Tiong Yang.
Ong Tiong Yang jadi sibuk membalasnya.
"Jangan banyak peradatan seperti itu nona, dalam hal ini memang Pinto hanya bersedia membantu Ang Bian Locianpwe untuk menyelesaikan urusan yang benar !"
Si gadis she Ong itu mengiyakan, dan ia menghela napas, wajahnya yang cantik itu kemudian berobah jadi muram, dan katanya: "Jika memang demikian halnya, tentunya Totiang telah mengalami kesulitan dari kesepuluh pendeta itu, bukan?"
"Ya, memang persoalannya tidak mudah
diselesaikan...! Sayang sekali dipihak para pendeta tersebut tidak ada pengertian untuk memberikan
kesempatan pada kau bertemu langsung dengan Ong Mie Tu Locianpwe.... dan juga juga .... Ang Bian TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Locianpwe tampaknya memilki suatu keberatan untuk membuka topeng mukanya itu....!"
"Mengapa begitu?" tanya sigadis heran.
"Kalau memang Ang Bian Locianpwe bersedia
membuka topeng merahnya tersebut. maka para
pendeta itu akan mengijinkan kami bertemu dengan Ong Mie To Locianpwe.... tetapi sayangnya Ang Bian
Locianpwe seperti memiliki suatu kesulitan, sehingga ia tidak bersedia membuka topengnya itu !" dan setelah berkata begitu Ong Tiong Yang menghela nafas dalam-dalam lalu mengawasi jalannya pertempuran.
Ang Bian saat itu tengah sibuk sekait melayani
serangan2 para pendeta itu yang kian lama, kian gencar dan kuat. Para pendeta ttu, juga memiliki kerja sama yang baik sekali, karena mewang mereka rupanya telah cukup matang melatih ilmu silat mereka secara teratur dan bersama-sama.
Sedangkan sinkang mereka juga rata2 sangat tinggi tidak berada disebelah bawah dari sinkang yang dimiliki Ang Bian. tulah sebabnya, semakin lama Ang Bian jadi semakin terdesak hebat.
Suatu kali, bahu Ang Bian terkena serangan kepalan tangan Sie Han, dimana tampak tubuh Ang Bian
terhuyung akan rubuh.
Tetapi karena tenaga sinkang Ang Bian sangat tinggi maka dengan sendirinya ia bisa mempertahankan kuda2
kedua kakinya. Namun Sie Han dan Cit Han telah menerjang lagi
sambil menggerakkan tangan mereka, memaksa Ang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bian harus melompat mundur mengelakkan diri. Jika tidak, tentu ia akan terserang lagi.
Belum sampai ia berdiri tetap dirinya telah diincar oleh tangan Go Han dan Liok Han yang akan mencengkeram pinggang dan juga bahunya, terpaksa Ang Bian
berkelebat kesana kemari dengan cepat.
Dalam keadaan seperti ini, Ong Tiong Yang tidak bisa berdiam diri. Walaupun ia memiliki kepandaian yang berada dibawah Ang Bian namun se-tidak2aya tentu saja bantuan yang di berikannya akan memiliki arti yang besar buat Ang Bian.
Dengan menjejakkan kedua kakinya, tampak Ong
Tiong Yang melompat ketengah udara dan tubuhnya meluncur kedalam lingkaran pertempuran tersebut.
Gerakannya gesit, bergerak meluncur turun Ong Tiong Yang mengebutkan Hudtimnya
Gerakan yang dilakukan Ong Tiong Yang rupanya
mengejutkan kesepuluh pendeta tersebut, karena Ong Tiong Yang menerjang dari bagian atas.
Dan tanpa disengaja, justru Ong Tiong Yang jadi mengetahui bahwa bagian terlemah dari pendeta2
tersebut adalah bagian atas kepala mereka. Penjagaan mereka untuk bagian bawah mulai dari bahu sampai kekaki sangat kuat, tapi justru penjagaan mereka dibagian atas agak lemah.
Melihat ini, Ong Tiong Yang yang cerdas sekali telah berteriak: "Ang Bian Locianpwe, serang bagian atas sambil melompat....!"
---oo^TAH^0^DewiKZ^oo--TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
BAGIAN 56 : JILID 19.1
SESUNGGUHNYA Ang Bian juga telah melihat
kelemahan kesepuluh pendeta itu, sebab waktu tubuh Ong Tiong Yang meluncur turun sambil melancarkan serangan kepada mereka, para pendeta tersebut
memperlihat sikap yang gugup. Dalam keadaan demikian membuat Ang Bian mengetahui kelemahan lawan2-nya tersebut. Apa lagi mendengar teriakan Ong Tiong Yang, maka Ang Bian segera menjejakkan kakinya, tubuh-nya melompat ketengah udara dan sambil melayang seperti itu, ia menggerakkan kedua. tangannya bermaksud menghantam kepala Sie Han dan Liok Han.
Sie Han dun Liok Han cepat2 mengelak, tetapi mereka justru berada dalam keduukan yang lemah, karena mereka harus melompat mundur, dengan demikian pintu yang mereka pertahankan bisa jebol. Kedudukan ilmu mengepung mereka menurut cara Pat-kwa, jika sampai salah satu kedudukan berhasil diterobos, maka lawan mereka dengan leluasa bisa menerobos keluar dari kepungan.
Kalau sampai Ang Bian berhasil dengan terobosannya itu, tentu akan membuat ia jadi muncul sebagai
pemenang. Bukankah telah diadakan perjanjian diantara mereka, jika memang Ang Bian berhasil menerobos keluar dari kepungan para pendeta tersebut, berarti It Han dan saudara2 seperguruannya harus memenuhi
tuntutan Ang Bian, yang hendak bertemu muka dengan Ong Mie Tu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Karena itu, It Han dan pendeta2 lainnya jadi sibuk untuk menggeser kedudukan mereka guna menutup
lubang yang terdapat pada kedudukan Sie Han dan Liok Han.
It Han bersama sute2nya bergerak sangat cepat
sekali, dimana mereka telah berhasil menyusun
kedudukan mereka sehingga menjadi pulih kembali.
Namun Ang Bian yang telah mengetahui kelemahan
dari kesepuluh pendeta tersebut, selalu melancarkan gempuran kearah atas, dengan disertai juga tubuhnya yang melompat ketengah udara.
Gerakan yang dilakukannya selalu membuat kesepuluh pendeta tersebut berulang kali panik hampir saja kurungan mereka itu bisa dipatah kan oleh Ang Bian.
Sejurus demi seiurus dia membuat barisan It Han semakin kacau.
Ong Tiong Yang yang menceburkan didalam
pertempuran tersebut juga tak tinggal diam karena ia telah melakukan banyak sekali serangan dengan
mempergunakan Hudtimnya. Bulu2 Hudtimnya telah
menjadi kaku bagaikan baja untuk melakukan totokan pada jalan darah ditubuh pendeta itu.
Cepat sekali telah lewat belasan jurus, dan It Han bersepuluh jadi kelabakan juga karena semakin lama mereka semakin terdesak. Hal ini disebabkan kedua orang lawaa mereka yang cerdik ini selalu
mempergunakan kesempaatan untuk menerobos kebagian2 terlemah dari barisan It Han.
Tetapi walaupun demikian. It Han bukan seorang yang lemah dan cepat menyerah dengan keadaan. Bebecapa TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kali ia berteriak memberikan petunjuk kepada sembilan orang saudara seperguruannya, sehingga mereka selalu merobah kedudukan mereka. Dengan, demikian mereka masih tetap berhasil mengepung Ong Tiong Yang dan Ang Bian dengan rapat.
It Han dan sembiian orang pendeta lawan nya kian lama kian merasa berat tertindih oleh tenaga lawannya.
Karena dengan diserang bagian atas mereka, yang merupakan bagian yang terlemah, maka para pendeta tersebut sibuk sekali menghadapi serangan2 Ang Bian yang di bantu oleh kebutan!, bulu-bulu hudtim Ong Tiong Yang.
It Han juga jang menyesali mengapa dulu dulu ia tidak berusaha menutupi kelemahannya tersebut, agar dapat menambalkan kelemahannya sewaktu-waktu
menghadapi lawan2nya, walaupun lawan2nya
menyerang bagian atas mereka.
Tetapi karena keadaan telah berubah demikian,
membuat It Han tidak bisa berpikir banyak, ia harus mengambil keputusan dengan cepat.
Beberapa kali ia berusaha untuk mendesak Ong Tiong Yang dan Ang Bian, walaupnn desakannya itu tidak memberikan hasil yang memuaskan, tetapi bisa
memperlambat kedua orang itu melancarkan serangan dibagian atas kepala mereka.
Ang Bian diam2 jadi girang dalam hatinya waktu
melihat keadaan seperti ini. Mereka memang telah menang diatas angin, karena It Han dan sembilan saudara seperguruannya berulang kali berhasil mereka desak dan dibuat panik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
It Han sendiri menyadari, paling tidak mereka hanya bisa bertahan sampai, tiga puluh jurus lagi, selewatnya itu, kemungkinan kepungan mereka akan berhasil dipukul oleh Ang Bian dan Ong Tiong Yang.
Karena itu, It Han berusaha mencari jalan agar bisa menghadapi terus Ong Tiong Yang dan Ang Bian,
beberapa kali ia telah memberikan petunjuk kepada adik2 seperguruannya.
Gerakan2 dari orang yang tengah bertempur itu
semakin lama jadi semakin cepat. Di samping itu, Ang Bian juga kian bersemangat saja.
Si gadis she Ong telah berdiri diluar gelanggang sambil memperhatikan jalanrya pertempuran tersebut, karena ia sangat tertarik sekali untuk menyaksikan jalannya pertampuran itu, dimana ia melihat orang2 yang tengah bertempur itu merupakan jago2 rimba persilatan yang memiliki kepandaian sangat tinggi dan aneh.
Gadis she Ong itu memang puteri tunggal Ong Mie Tu, ia datang sebetulnya dengan nekad untuk mengadu jiwa dengan It Han bersepuluh, karena ia hendak menolongi ayahnya.
Sekarang kabetulan sekali ada Ang Bian dan Ong
Tiong Yang yang datang hendak menolongi ayahnya, maka ia jadi girang bukan main disamping berterima kasih, diam2 dia juga ber-doa agar Ong Tiong Yang dan Ang Bian bisa memperoleh kemenangan, walaupun
dengan hanya menerobos keluar dari kepungan barisan para pendeta itu. Dengan demikian jelas akan membuat para pendeta itu harus mengijinkan mereka menemui Ong MieTu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Per-lahan2 tampak betapa barisan It Han semakin lemah penjagaannya, walaupun mereka, merupakan
jago2 yang memiliki kepandaian yang cukup tinggi dan juga memiliki sinkang tidak berada dibawah Ang Bian, namun dengan kacaunya barisan pengepungan tersebut, membuat It Han bersepulah jadi panik. Karena itu mereka berusaha untuk melancarkan desakan yang lebih ketat, agar lawan2-nya tidak berhasil menerobos dari kepungan. Hanya itu yang bisa dilakukannya, karena memang It Han bersepuluh sekarang tidak
mengharapkan lagi untuk dapat merubuhkan kedua
orang lawannya, asal mereka bisa mempertahankan diri pada barisan yang tetap tidak terpecahkan bal ltu telah lebih dari cukup buat mereka.......
Karena itu, It Han akhirnya memberikan perintah kepada sembilan saudara seperguruan-nya, agar segera membentuk barisan yang lebih rapat dan menyusutkan ruang geraknya.
Dangan cara seperti ini, Ang Bian dibatasi ruang geraknya, sehingga Ang Bian maupun Ong Tiong Yang tidak bisa sering2 melompat keatas melancarkan
gempuran lagi kepada pendeta ter-sebut.
Desakan yang dilakukan barisan It Han merupakan desakan yang agak membingungkan Ang Bian dan Ong Tiong Yang, karena mereka melihatnya bahwa It Han dan yang lainnya semakin mengepung dengan rapat.
Mempergunakan cara bertanding dengan lingkaran
pengepungan yang semakin mengecil itu, membuat Ang Ban dan Ong Tiong Yang tidak bisa bergerak leluasa.
Hal ini membuat Ong Tiong Yang beberapa kali telah memutar otak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia melihat lawan2-nya telah mengetahui
kelemahannya sendiri dan berusaha menutupi
kelemahannya itu.
Keadaan seperti ini akhirnya memaksa Ong Tiong
Yang harus memutar Hudtimnya dengan mengerahkan seluruh kekuatan sinkangnya.
Ang Bian sendiri beberapa kali berusaha
mempergunakan kekerasan untuk mendesak It Han dan pendetal lainnya. Namun kenyataannya usaha Ang Bian tidak pernah berhasil.
Karena itu, tampak Ang Bian merobah cara
bertempurnya. Jika semula ia menyerang mempergunakan kekerasan, dia sekarang justru mempergunakan tipu
mempergunakan lunak untuk mendesak yang keras.
Keadaan seperti ini jadi membingungkan It Han
bersepuluh, karena justru setiap tinju dan tendangan yang dilancarkan Ang Bian tidak pernah bisa diduga arah sasarannya.
Sejurus demi sejurus telah lewat, tanpa terasa lagi telah dua puluh lima jurus yang dilewati.
Selama itu mereka tetap masih belum bisa
melancarkan desakan yang lebih kuat untuk
memecahkan barisan It Han beramai. Tetapi begitu juga It Han dengan saudara2 seperguruannya sama sekali belum bisa merubuhkan Ang Bian dan Ong Tiong Yang.
Jika pertempuran semacam ini berlangsung lebih lama lagi tentu akan membuat It Han dan saudara
seperguruan lainnya akan memperoleh angin, karena TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ang Bian mau pun Ong Tiong Yang akhirnya akan lelah sendirinya.
Sedangkan It Han bersepuluh yang menghadapi
lawannya secara bergantian seperti itu bisa memelihara kekuatan mereka agar tidak mudah letih.
Itulah suatu keuntungan yang tidak kecil buat It Han bersepuluh.
Sedangkan Ong Tiong Yang dan juga Ang Bian
menyadari hal itu, karena mereka telah melihat bahwa It Han bersepuluh melancarkan serangan kepada mereka dengan cara mengukur waktu.
Tidak ada jalan lain buat Ang Bian dan Ong Tiong Yang selain mendesak lebih kuat kepada lawan2nya.
Mereka terlibat dalam pertandingan yang tidak
seimbang, apalagi akhir2 ini kesempatan untuk
melancarkan desakan pada bagian terlemah dari It Han bersepuluh tidak ada, memaksa Ang Bian dan Ong Tiong Yang hanya bisa bertahan diri saja.
"Ong totiang, mari kita membuka jalan keluar dengan kekerasan ...!" teriak Ang Bian dan ia telah memunggungi punggung Ong Tiong Yang.
Dengan cara demikian, mereka bisa saling tolong menolong untuk menghadapi lawan mereka. Dan juga tangan mereka tidak henti2nya bergerak memunahkan serangan lawan dan balas menyerang.
Dalam hal membicarakan jumlah, It Han memang
menang diatas angin, karena mereka bekerja sama, menghemat tenaga. Mereka tidak mungkin cepat letih, tetapi berbeda dencan Ong Tiong Yang dan Ang Bian, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
semakin lama mereka jadi semakin lelah, karena tenaga mereka seperti juga terkuras keluar sebagian besar.
Dengan demikian membuat Ang Bian dan 0ng Tiong
Yang bergelisah sekali.
Begitu juga nona Ong itu, semakin lama jadi semakin kuatir menyaksikan Ang Bian dan Ong Tiong Yang berada dalam kepungan yang kian rapat oleh sepuluh pendeta tersebut, dimana tampak It Han beramai memang telah menang diatas angin.
"Ong Totiang....!" Seru Ang Bian. "Dengan cara demikian dulu mereka mengepung diriku, dan sekarang mereka mempergunakan cara yang sama, sehingga
membuat kita tidak berdaya apa2 untuk menghadapi mereka.... atau memang kita perlu membuka jalan darah dengan kekerasan?"
"Jangan....!" mencegah Ong Tiong Yang, "tidak ada gunanya kita mempertarukan diri dengan cara seperti itu, bukankah sesungguhnya diantara kita tidak terdapat urusan yang terlalu penting.... bukankah kita hanya mengukur kepandaian untuk menentukan, apakah kita berhak bertemu dengan Ong Mie Tu Locianpwe atau tidak !. Jika memang akhirnya tokh kita terpaksa rubuh ditangan mereka, hal itu tidak menjadi persoalan!" Dan setelah berkata begitu. tampak Ong Tiong Yang
mengebutkan hudtimnya, yang dikebutkannya pada
lengan Sie Han yang tengah diulurkan kearah dadanya.
Tidak ampun lagi pergelangan tangan Sie Han kena disampok hudtim itu cukup keras.
Ia mengeluarkan suara seruan kesakitan dan
melompat mundur.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam keadaan demikian Ong Tiong Yang telah
berseru nyaring. "Hentikan dulu, kami menyerah kalah ...
! " It Han mendengar teriakan Ong Tiong Yang, segera menghentikan serangannya dan juga memerintahkan kesembilan saudara seperguruannya jangan mendesak lebih jauh.
Sehingga Ong Tiong Yang dan Ang Bian bisa bernapas lapang, dan Ong Tiong Yang berkata dengan suara yang ditekankan: "Jika memang para Taisu tetap tidak mau mempertemukan kami dengan Ong Mie Tu, hal itu
memang menjadi hak dari para Taisu .... tetapi jika tadi kita berkelahi dangan mempergunakan ke-kerasan dan akhirnya membuat kita kedua pihak saling menderita luka yang tidak ringan, bukankah hal itu harus
disesalkan, karana urusan yang kita tengah di selesaikan itu bukankah urusan yang terlalu berarti.....?"
---oo^TAH~DewiKZ^oo--BAGIAN 57 : JILID 19.2
SAAT itu It Han merangkapkan tangannya, ia menjura memberi hormat.
"Memang tepat apa yang dikatakan totiang karena memang begitulah keadaannya.... !" kata Jie Han. Dan pinceng juga kagum dengan pemikiran Totiang.......!"
"Dan coba Taisu pikirkan sekali lagi, dengan kepala yang dingin, apakah tidak ada baiknya jika Taisu mengijinkan agar Ang Bian Lo cianpwe itu dipertemukan dengan Ong Mie Tu ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hemmm, sayang sekali hal itu sama sekali tidak bisa dipenuhi
oleh kami maka dari itu kamipun harus
berusaba untuk menghormati kalian, disamping
kalianpun menghormati keputusan kami .....!"
sambil berkata begitu, It Han menjura memberi hormat, dan in berusaha memperlihatkan sikap yang menyesal.
Ong Tiong Yang menghela napas.
"Dengan demikian, tentunya berarti Taisu memang tetap tidak mau mencari jalan keluar secara baik2........!"
katanya. "Bukan begitu, Totiang, tetapi justru kami memiliki kesulitan, yang tentunya tidak bisa begitu saja urusan ini diselesaikan sampai disini sebelum kitab pusaka kami dikembalikan oleh Ong Mie Tu.... !" setelah berkata begitu, It Hon membungkukkan tubuhnva lagi memberi hormat disertai kata2 penyesalannya: "Maaf... maaf...."
Ong Tiong Yang cepat2 menyingkir kesamping, tidak bersedia ia menerima hormat yang diberikan oleh It Han.
"Taisu", kata Ong Tiong Yang kali ini dengan sikap yang serius sekali. "Jika memang Taisu mau berpikir secara panjang, tentunya Taisu memaklumi bahwa dalam hal ini sebenarnya Ang Bian Locianpwe bermaksud baik, dan dia juga bermaksud untuk menyelesaikan urusan bagi Mie Tu Locianpwe dengan kalian jika saja memiliki kesempntan seperti itu.... ! Bagaimana jika Taisu tidak mau meluluskan permintaan kami untuk bertemu dengan Ong Mie Tu Lociaapwe itu, dan kami tidak berdaya membujuknya, tentu urusan ini akan ber-larut2 terus tidak ada habisnya. Sedangkan jika urusan kecil seperti ini sampai menimbulkan urusan darah dan korban, jelas akan membuat kedua belah pihak merasa tidak enak".
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
It Han berdiam diri, akhirnya dia berkata dengan suara yang sabar: "Sekali lagi Pinceng mohon maaf karena memang sesungguhnya Pinceng tak bisa meluluskan permintaan kalian berdua, sebelum Ong Mie itu
mengembalikan buku pusaka kami. Jika ia telah
mengembalikan, tanpa kalian minta atau mendesak, tentu kami akan membebaskannya percayalah, kami pun tidak bermaksud se-kali2 untuk mempersulit diri Ong Mie Tu.....!"
Setelah barkata begitu. It Han kembali menjura
dalam2, sikapnya itu memperlihatkan bahwa dia memang sangat menyesal sekali.
"Lalu kalau memang Ong Mie Tu tidak bersedia mengembalikan buku itu, apa yang akan dilakukan oleh kalian ?" tanyanya kemudian.
"Kami tetap akan mengurungnya dan menahannya, sampai akhirnya ia bersedia untuk mengambil keputusan yang baik untuk mengembalikan buku pusaka
kami.........!"
Ong Tiong Yang menoleh kepada Ang Bian sambil
tanyanya: "Bagaimana menurut pendapat Ang Bian Cianpwe?"
Ang Bian sebetulnya mendongkol sekali melihat sikap kepala batu dari pendeta2 tersebut namun jelas mereka memang tidak berguna mempergunakan kekerasan
kepada pendeta2 tersebut, karena merekapun tidak akan berhasil menerobos keluar dari kepungan barisan para pendeta itu. Oleh karena ini Ong Tiong Yang dan Ang Bian hanya saling pandang, karena Ang Bian tidak bisa mengambil keputusan dengan segera.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sedangkan Ong Tiong Yang telah menoleh kepada
nona Ong yang waktu itu tengah berdiri diluar
gelanggang, sambil matanya memandang tajam, dan juga dengan tangan mencekal pedangnya kuat2.
Diwaktu seperti itu, terlihat bahwa gadis tersebut sangat kecewa sekali, karena Ang Bian dan Ong. Tiong Yang tidak berhasil menerobos barisan pendeta itu. Dan juga memang ia sangat kecewa karena mengetahui
bahwa kepandaian yang dimiliknya masih berada jauh dibawah kepandaian Ong Tiong Yang dan Ang Bian, berarti ia juga tidak bisa berbuat banyak lagi kepada kesepuluh pendeta tersebut.
Waktu itulah Ong Tiong Yang segera teringat sesuatu, segera, ia berkata: "Nah Taisu, bagaimana jika Taisu mengambil sedikit kebijaksanaan dalam urusan ini ....?"
"Maksud Totiang?" tanya It Han.
, "Bagaimana jika Taisu mengijinkan nona Ong itu menemui ayahnya, untuk membujuknya kepada sang
ayah itu, agar bersedia mengembalikan barang yang telah diambilnya dari tangan kalian".
It Han berdiam sejenak, lalu dengan suara perlahan ia berunding dengan saudara2 seperguruannya.
Waktu itu Ong Tiong Yang dan Ang Bian telah
menantikan dengan sabar.
Sejam kemudian. pihak Cap Lo Sian Han mengambil keputusan. Menolak juga permintaan Ong Tiong Yang.
Melihat sikap kepala batu dari para pendeta itu Ong Tiong Yang jadi semakin penasaran.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Taisu, kami telah berusaha mengalah dan tidak menimbulkan bentrokan diantara kita, lalu mengapa justru pihak Taisu sama sekali tidak memperlihatkan sikap mau mengerti ?"
Ditanya begitu It Han kembali tersenyum. Ia meminta maaf sambil menjura.
"Walaupun bagaimana kami tidak bisa melanggar keputusan kami, bahwa kami tidak akan mengijinkan siapapun menemui Ong Mie Tu, jika memang kitab itu belum dikembalikan...!"
"Tetapi dengan mempertemukan puterinya itu dengan Ong Mie Tu, bukankah hal yang baik, bisa menggerakkan hatinya untuk berlaku lunak dan merobah pendiriannya, lalu menyerahkan kembali kitab pusaka, kalian?"
Ditanya begitu, oleh pertanyaan yang adil It Han kembali berunding dengan saudara2 seperguruannya.
Disaat itu tampak Ong Tiong Yang mendesak lagi:
"Janganlah Taisu mangambil keputusan yang berat sebelah, kita harus berusaha mengambil jalan yang baik, untuk menghindarkan hal-hal yang tidak enak.
Bagaimana jika urusan inipun sampai ditelinga sahabat2
Ong Mie Tu", tentu akan berdatangan juga sahabat2-nya, yang berarti akan menimbulkan kericuhan dan pertempuran yang tidak berkesudahan dan akan
membuat kalian juga memperoleh gangguan yang tidak kecil.... dalam hal ini, membuat Taisu bersepuluh juga jadi tidak tenang."
Tetapi It Han tersenyum sabar katanya: "Untuk urusan itu memang telah kami pikirkan masak2, namun kami tidak akan merobah pendirian kami, selain jika memang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kami ini telah menerima kembali kitab pusaka kami itu dari tangan Ong Mie Tu...!"
Melihat sikap keras kepala dari para pendeta tersebut, Ong Tiong Yang jadi naik darah juga. Karena dia telah berusaha untuk dapat membujuk para pepdeta itu, tetapi justru para pendeta itu keras dan tetap dengan
pendiriannya. Maka akhirnya Ong Tiong Yang berkata dengan nada yang cukup keras.
"Jika memang Taisu semua tidak mau memberikan muka terang sedikitpun kepada kami, maafkan....
maafkan kan kami juga tidak berdaya lagi untuk
menerima segala keputusan Taisu."
"Lalu apa yang dikehendaki Totiang ?"
"Berusaha untuk merebut Ong Mie Tu !"
"Apakah Totiang telah memikirkan keputusan itu ?"
"Kami sudah tidak..memiliki jalan lain..!"
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Hoa San Lun Kiam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Mengapa begitu ?"
"Karena justru kami telah berusaha mengalah dan berlaku lunak, namun selama itu dari pihak Taisu tidak memperlihatkan sedikit pun sikap mengalah, maka kami akan mempergunakan seluruh kesanggupan kami, untuk berusaha merebut Ong Mie Tu dengan kekerasan !"
"Baikiah....!" kata pendeta tersebut.. "Tentunya dalam hal ini akan membuat Ong Totiang akan menyesal, karena seperti tadi telah dirasakan. oleh Ong Totiang berdua dengan Ang Bian Siecu, kalian tidak akan sanggup menggempur barisan kami....!"
"Jika memang demikiannya urusannya, baiklah. Kami hanya akan coba2 saja !" kata Ong Tiong Yang. Dan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
setelah itu Ong Tiong Yang menyelipkan gagang
hudtimnya diikat pinggangnya, ia mencabut pedangnya yang sejak tadi digamblok dipinggangnya.
"Keluarkanlah senjata Taisu semua, karena maafkan.
Pinto harus mempergunakan senjata tajam ini untuk main2." Dan setelah berkata begitu. Ong Tiong Yang mengebutkan pedangnya ditengah udara, memperdengarkan suara mengaung.
" "Pedang yang bagus....!". memuji It Han dan ia menoleh kepada kesembilan saudara seperguruannya, sambil katanya: "Mari kita main-main sebentar dengan senjata kita!" dan semuanya telah mengeluarkan senjata mereka masing dari dalam saku mereka yang semuanya ternyata terdiri dari dua batang bokkie, yaitu alat untuk bersembahyang.
"Karena kami setiap hari hanya bersembahyang dan mengurusi kuil ini, kami tidak memiliki senjata lainnya, kami hanya memiliki bokkie ini untuk dipergunakan sebagai senjata!"
Ong Tiong Yang memandzng heran.
"Apakah .. apakah kalian tidak akan menyesal"!"
tanyanya. Karena Ong Tiong Yang melihat bahwa bokkie itu tidak pantas dipergunakan untuk menghadapi
pedangnya. Tetapi It Han telah tersenyum, katanya dengan penuh keyakinan. "Walaupun kami setiap hari sembahyang, tetapi bokkie ini memang yang selalu menemani kami dan belum pernah kami gagal!"
Ong Tiong Yang melirik kegada Ang Bian, dilihatnya Ang Bian tengah mengeluarkan senjatanya, yang terdiri TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dari sebatang kipas yang terbuat dari besi, yang bisa diiipat dan ditutup.
Jika dibuka lipatannya, akan terlihat bersusun pisau2
tajam dari tulang kipas itu, dan jika di tutup, akan merupakan alat menotok yang baik sekali.
"Aku telah siap, Ong Totiang......!" katanya kemudian, sambil me-ngibas2-kan kipasnya yang agak luar biasa.
Begitulah, antara kesepuluh pendeta Cap Lo Sian Han dengan Ong Tiong Yang dan Ang Bian saling
berhadapan, mereka telah saling tatap dengan keadaan bersiap sedia, dimana mereka akan segera turun tangan.
Nona Ong yang melihat ini telah mengawasi dengan hati yang agak berdebar, karena ia menyadari bahwa pertempuran yang keras dan berbahaya akan segera terjadi.
Ong Tiong Yang sekali lagi mengebut ke-udara dengan pedangnya. "Kami terpaksa harus mempergunakan senjata tajam untuk main2.... kami terpaksa sekali....!"
Dan dengan habisnya perkataannya itu tahu-tahu Ong Tiong Yang menggerakkan pedangnya melancarkan
tikaman. Gerakan tiba2 seperti itu meluncur menyambar kearah dada Liok Han.
Tetapi pendeta yang seorang ini, yang berdiri
disebelah kanan dari Ong Tiong Yang menangkis dengan mempergunakan Bokkienya. Gerakan yang dilakukannya cukup cepat, karena pedang Ong Tiong Yang berhasil ditangkisnya menimbulkan suara benturan yang keras, ternyata bokkie ditangan pendeta itu terbuat dari besi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
murni dicampur bahan2 lainnya. sehingga menjadi senjata yang kuat dan tidak mudah terputuskan atau terpatahkan oleh tabasan senjata mustika.
Keadaan demikian telah memaksa Ong Tiong Yang
harus menggeser kedudukan kakinya lalu menggerakkan pedangnya menikam lagi kepada Jie Han. Gerakan itu memang benar-benar merupakan tikaman yang cepat dan juga berbahaya karena pedang Ong Tiong Yang menyambar dengan digetarkan, akan menikam paha
lawannya. Jie Han sampai mengeluarkan suara dengan seruan kaget, karena untuk menangkis dengan Bokkie ditangannya ia sudah bisa melakukannya, akibat mata pedang yang telah menyambar dekat sekali dengan pahanya. Namun sebagai seorang yang memiliki
kepandaian tinggi, Jie Han tidak mau begitu saja membiarkan pahanya menjadi umpan pedang.
...... tahu-tahu Ong Tiong Yang
menggerakkan pedangnya melancarkan tikaman
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cepat dan gesit sekali ia melompat mundur dengan tergesa, hampir terguling.
Untung Sam Han menotok bokkienya kearah
punggung Ong Tiong Yang, membuat Ong Tiong Yang tidak bisa meneruskan tikamannya itu.
Perbuatannya itu memaksa Ong Tiong Yang
memiringkan tubuhnya dan mengebutkan Pedangnya
kebelakang, guna menangkis totokan bokkie lawannya.
Bagitulah, silih bergaati mereka saling menyerang.
---oo^TAH~DewiKZ^oo--BAGIAN 58 : JILID 19.3
ANG BIAN sendiri tidak tinggat diam, karena dengan mempergunakan kipasnya yang memiliki bentuk begitu aneh, ia melancarkan totokan dan kibasan yang cepat dan mengerikan kearah laher lawannya. Jika sampai kibasan kipas aneh tersebut mengenai sasarannya, niscaya akan membuat korbannya berlumuran darah pada lehernya.
It Han beberapa kali mengeluarkan perintah nya yang beruntun, memerintahkan saudara2 seperguruannya mengatur diri. Jurus demi jurus telah dilewatkan dengan cepat, dan juga waktu itu memang terlibat jelas Ong Tiong Yang memiliki kiamhoat (ilmu pedang) yang meyakinkan, karena ia memang bisa menggunakan
pedangnya untuk menyerang dan menangkis terjangan lawannya dengan baik, walaupun didesak dengan
gencar. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sedangkan Ang Bian bertempur dengan
mempergunakan cara yang lain dengan Ong Tiong Yang, karena beberapa kali ia berusaha untuk dapat menindih lawannya dengan gerakan yang benar2 agak ganas, dan ilmu kipasnya itu merupakan ilmu yang agak telengas.
Namun It Han dan kesembilan saudara
seperguruannya memang memiliki kepandaian yang
tinggi, disamping itu mereka juga memiliki kerja sama yang baik dan ketat sekali, sehingga mereka bisa saling tolong satu dengan yang lainnya.
Semakin bertanding, Ang Bian jadi semakin sengit, jurus2 yang dipergunakannya juga merupakan jurus2
yang mematikan lawannya.
Tetapi justru Ong Tiong Yang yang mulai terdesak, karena It Han, Jie Han, Cit Han dan Kiu Han telah melancarkan desakan yang ber-tubi2 dan rapat sekali kepadanya, mereka rupanya lebih memberatkan diri tojin ini, karena mereka tahu, jika Ong Tiong Yang berhasil mereka rubuhkan, tentu Ang Bian mudah saja dihadapi, karena walaupun kepandaian Ang Bian, lebih tinggi dari Ong Tiong, tokh kepandaiannya itu tidak lebih aneh dari ilmu pedang Ong Tiong Yang, disamping memang Ang Bian juga kurang cerdas seperti Ong Tiong Yang.
Keenam pendeta dari Cap Han tersebut mengepung
Ang Bian. Gerakan2 bokkie mereka merupakan gerakan2
mengancam dan memiliki banyak perobahan. Hal ini membuat Ang Bian tidak bisa berlaku lengah.
Nona Ong berulang kali menghela napas, karena ia benar2 menyesal melihat kedua orang penolongnya itu tidak bisa menberantas kesepuluh hweshio itu, atau setidak2nya merubuhkan kesepuluh pendeta tersebut.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Disampidg perasaan menyesal dan kecewa, nona Ong juga diliputi kekuatiran, karena ia kuatir kalau2 Ong Tiong Yang dan Ang Bian akan terluka kan ditangan lawan2nya itu.
Pertempnran berlangsung terus, sampai akhirnya It Han berseru dengan suara nyaring. "Berhenti, mundur semuanya!"
Jie Han, Sam Han dan lain2nya telah mundur cepat sekali, gerakan mereka gesit, membuka lingkaran jadi, melebar.
It Han telah berkata kepada Ong Tiong Yang. "Baiklah, dengan memandang kepandaian kalian yang tinggi, kami bersedia untuk mengalah dengan merobah sedikit
keputusan kami! Nona Ong itu bersedia kami berikan kesempatan untuk bertemu dengan ayahnya, tetapi dengan syarat bahwa ia harus berusaha sedapat
mungkin membujuk ayahnya, agar dapat membuat
ayahnya itu mengerti dan mengembalikan pusaka kami yang telah diambilnya."
Girang sekali Ong Tiong Yang, cepat2 dimasukkan pedangnya kedalam sarungnya, ia merangkapkan
sepasang tangannya memberi hormat.
"Terima kasih....terima kasih atas pengertian Taisu
....!" dan setelah berkata begitu. Ong Tiong Yang menoleh kepada nona Ong sambil katanya: "Nona Ong, kau telah mendengar sendiri, kau diijinkan bertemu dengan ayahmu, tetapi engkau harus mempergunakan kesempatan ini sebaik mungkin dengan membujuk
ayahmu mengembalikan, barang milik para Taisu
tersebut, jika memang benar2 ayahmu itu telah
mengambilnya....!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Si gadis yang tengah girang juga mengangguk cepat sambil katanya : "Baik, baik....Siauw moay tentu akan memperhatikan pesan Totiang
" It Han menoleh kepada Sam Han dan Liok Han,
katanya dengan suaranya yang sabar : "Antarkan nona Ong pergi menemui ayahnya, jika memang Ong Mie Tu bersedia mengembalikan barang kita, bebaskan
dia......tetapi jika memang Ong Mie Tu tetap berkeras tidak mau mengembalikan pusaka kita itu, nona Ong harus segera dibawa keluar pula.....!"
Sam Han dan Liok Han mengiyakan, mereka segera
mengantarkan si gadis she Ong itu wasuk kedalam kuil.
Sedangkan Ong Tiong Yang dan Ang Bian menantikan dengan hati agak berdebar. Karena disinilah penentuan dibebaskan atau tidaknya Ong Mie Tu.
Waktu itu, tampak it Han berusaha ber-calap2 dengan Ong Tiong Yang, beberapa kali ia bertanya ini dan itu mengenai perkembangan didunia persilatain. Sedangkan Ang Bian lebih banyak berdiam diri, karena memang It Han dan Cap Lo Sian Han lainnya tampak nya segan mengajak Ang Bian untuk bercakap-cakap, karena
rupanya mereka, memang lebih menghormati Ong Tiong Yang, yang dianggapnya bijaksana dan memiliki
pemikiran yang jauh.
Disaat itu, dari dalam tampak keluar si gadis she Ong dibawa oleh Sam Han dan Liok Han. Wajahnya berseri-seri dan dia berkata kepada Ang Bian :"Ang Bian Lopeh ayah telah dibebaskan.....!"
Ang Bian dan Ong Tiong Yang. menyambut hal itu
dengan gembira. karena mereka melihat perkembangan yang baik untuk urusan ini.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sam Han dan Liok Han telah menghampiri It Han dan memberikan laporannya.
"Sesungguhnya memang Ong Mie Tu mengatakan ia benar2 mengambil pusaka kita, dan ia pula dengan memandang muka puterinya, bersedia mengembalikan barang itu kepada kita, hanya sayangnya barang itu tidak berada ditubuh-nya. maka ia meminta kesempatan untuk membebaskan guna mengambil barang itu !"
It Han tersenyum, dia bilang: "8agus ! Dengan maksud baiknya ingin mengembalikan barang kita yang telah diambilnya itu, berarti Ong Mie Tu akan
memperoleh kebebasannya, tetapi sayang sekali,
permintaannya itu tidak bisa kami penuhi, ia hanya boleh menyebutkan dimana pusaka kami itu disimpannya, dan biar kami yang mengambilnya, setelah terbukti
kebenaran perkataannya, kami tidak akan ingkar janji dan akan mengembalikan kebebasan dirinya .....!"
Ong Tiong Yang dan Ang Bian menganggap perkataan itu memang ada benarnya juga dan pantas. Maka
mereka mengangguk.
"Hanya sulit-nya," kata Sam Han. "Justru ia tidak mau menyebutkan tempat dimana ia menyimpan barang itu, karena ia beranggapan hanya dia yang patut pergi mengambil barang itu, sebab Ong Mie Tu tidak bisa mempercayai kita, dimana ia tidak bisa mempercayai sepenuhnya janji kita, ia kuatir begitu telah memberi tahukan tempat menyimpan barang tersebut, kita tidak membebaskannya ...!"
It Han tersenyum.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jika memang demikian adanya, sebagai jaminan tentunya kita harus memperlunak kembali keputusan kita, deegan memberikan ijin ke pada Ang Bian Siecu, agar memberikan pengertian kepadanya!"
Ang Bian girang dengar keputusan It Han, ia
mengangguk katanya: "Tepat, jika memang begitu....
mari kita berangkat.....!"
Disaat itu, Ong Tiong Yang merangkapkan tangannya memberi hormat, sambil katanya: "Terima kasih atas kesediaan Taisu yang telah mengambil keputusan yang bijaksana seperti itu."
It Han cepat2 membalas hormat Ong Tiong Yang, dia berkata kepada Sam Han, Liok Han dan Cit-Han, agar mengantarkan Ang Bian kedalam kuil, dengan syarat setelah memberikan jaminan kepada Ong Mie Tu dan Ong Mie Tu telah menyebutkan tempat dia
menyembunyikan barang yang dicurinya, Ang Bian harus keluar pula.
Begitulah, Ang Bian telah diantar oleh ke tiga orang Cap Lo Sian Han. Mereka memasuki kuil itu tidak lama dan telah kembali lagi.
Sam Han welapor lagi kepada It Han : "Menurut pengakuannya, kitab pusaka kita itu disimpannya didinding sebelah kiri pekarangan kuil kita.... karena waktu itu ia mencurinya belum sempat dibawanya dan telah kitab tersebut disembunyikannya disudut dinding pekarangan kuil.....!"
It Han mengangguk girang, ia perintahkan Liok Han dan Sie Han untuk mengambil barang itu, tidak lama Sie TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Han dan Liok Han kembali dengan membawa sejilid kitab.
It Han tampak girang, ia memperhatikan Kitab itu dan mengenalnya bahwa benda tersebut memang merupakan kitab pusaka milik per guruannya.
"Terima kasih.... terima kasih..... akhirnya kami bisa memperoleh kembali kitab pusaka kami.... !" kata It Han.
"Nah Sam Han dan Liok Han, pergi kau bebaskan Ong Mie Tu Sie cu.....!"
Kedua orang saudara seperguruan It Han mengiyakan dan mereka masuk kedalam kuil. Tidak lama kemudian muncul kembali bersama seorang lelaki tua berpakaian thungsia panjang, yang memelihara jenggot dan kumis yang panjang. Pada wajahnya tidak terlihat keluar biasaannya. Tetapi ia melangkah dengan ringan,
menunjukkan bahwa ginkangnya memang tinggi sekali.
Ketika tiba diluar, per-tama2 ia berkata sambil tertawa lebar kepada It Han.
"It Han Taisu, sesungguhnya aku hanya bergurau, dan aku puas, selama aku ditahan oleh kalian, ternyata diperlakukan baik sekali. Terima kasih atas pelayanan semua itu....!"
It Han juga membungkukkan tubuhnya memberi
hormat. "Dengan kesediaan Sie cu mengembalikan kitab pusaka kami maka tidak ada ganjalan pula diantara kita..
bukan?" tanya-nya.
Ong Mie Tu mengangguk.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar ... namun dalam hal ini aku hendak, menegaskan, dilain waktu, jika memang benda itu kalian anggap sangat berharga, tempat penyimpanannya harus dirahasiakan benar, dan jangan terlalu sembarangan!"
"Terima kasih," kata It Han "..... saran Sie cu akan kami, perhatikan,"
Setelah bicara dengan lt Han, Ong Mie To menoleh kepada Ang Bian, katanya: "Terima kasih atas maksud baikmu yang telah menolong aku dari kurungan para pendeta itu.... Saudara Ang Bian, apakah engkau sempat bertanding mengadu kepandaian dengan mereka?"
Ang Bian mengiyakan, kemudian katanya: "Jika memang demikian halnya engkau ternyata sehat dan tidak kurang suatu apapun selama ditahan oleh para Taisu itnu .....!"
"Ya, mari kita pergi, aku memang telah bosan dikurung begitu terus menerus.....!"
Begitulah mereka telah pamitan pada It Han dan
pendeta lainnya.
Sedangkan It Han dan pendeta2 lainnya
mengantarkan mereka sejauh dua lie, dan baru kembali kekuil mereka.
Sepanjang perjalanan, banyak yang diceritakan oleh Ong Mie Tu selama ia ditahan oleh para pendeta itu. la mengatakan, memang semula ia menganggap urusan itu adalah urusan penasaran, karena dirinya dirubuhkan dengan cara dikeroyok. Tetapi setelah bertemu muka dengan puterinya, pikirannya segera berobah, karena ia tidak mau mencari urusan lagi dan mengaku dirinya yang bersalah mengambil kitab pusaka milik para pendeta itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jika memang ia tidak akan diperlakukan begitu pula oleh para pendeta tersebut.
Setelah satu harian mereka berkumpul, Ong Mie Tu pamitan untuk melakukan perjalanan ber-sama2 dengan puterinya.
Begitulah, mereka telah berpisah, sedang Ong Tiong Yang melanjutkan perjalanan dengan Ang Bian.
---oo^TAH~DewiKZ^oo--BAGIAN 59 : JILID 19.4
SELAMA dalam perjalanan mengembara bersama Ang
Bian, Ong Tiong Yang banyak menerima petunjuk dari Ang Bian, karena memang Ang Bian jauh lebih
berpengalaman dan memiliki kepandaian yang lebih tinggi dari Ong Tiong Yang.
Karena merasa memiliki sifat yang agak cocok satu dengan yang lainnya, Ang Bian mau memberikan
petunjuk-nya kepada Ong Tiong Yang.
Malah setelah mengembara bersama satu bulan lebih, suatu malam Ang Bian telah membuka topeng merahnya memperlihatkan wajahnya kepada Ong Tiong Yang.
Ternyata muka Ang Bian sangat rusak, menurut cerita Ang Bian mukanya bercacad seperti itu karena ia pernah terbakar, dalam suatu kecelakaan pada pertempuran dengan lawannya.
Untuk menutupi cacad pada mukanya, Ang Bian
mempergunakan topeng merah itu sebagai topeng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ong Tiong Yang juga merasakan, selama ia
bersahabat dengan Ang Bian cukup banyak petunjuk berharga yang diterimanya membuat ia semakin
mengerti latihan sinkang yang lebih tinggi. Disamping itu, Ang Bian juga memberikan keterangan kepada Ong
Tiong Yang untuk menutupi kelemahan2 yang dimiliki tojin muda tersebut. Karena keterangan dan petunjuk yang diberikan oleh Ang Bian, kemajuan yang diperoleh Ong Tiong Yang kian pesat.
Ang Bian telah memberitahukan juga bahwa nama
yang sebenarnya adalah Cie Tuk Sie dan karena ia selalu mengenakan topeng merah, selalu orang, memanggil dengan sebutan Ang Bian.
Sedangkan Ang Bian sendiri menyatakan sangat
kagum pada Ong Tiong Yang, walaupun tojin tersebut masih berusia muda belia, kenyataannya ia begitu bijaksara dan memiliki pemikiran yang luas.
"Kalau saja engkau bisa berlatih diri dengan tekun dan memperoleh petunjuk yang lebih jauh dari orang sakti, tentu engkau kelak akan menjadi soorang jago yang sulit dicari tandingannya....!" puji Ang Bian alias Cie Tiok Sie,
"dan kulihat sinkang yang engkau miliki itu merupakan sinkang lurus dan bersih, maka semakin liehay saja, sehingga tidak mudah orang akan menandingi
dirimu.....!"
Ong Tiong Yang justru merendahkan diri dan
menanyakan dimana saja kelemahan2-nya.
Ang Bian memberitahukan bagian2 yang lemah dan
lowongan pada diri Ong Tiong Yang, sampai akhirnya dia bisa menjelaskan juga latihan2 yang bisa mengangkat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tenaga Tan Tiau tenaga murni dari jantung untuk disalurkan membuka nadi.
Memperoleh petunjuk seperti itu, Ong Tiong Yang girang sekaii. Dan memang akhir2 ini kemajuan yang di capai Ong Tiong Yang tidak sedikit.
Hampir setengah tahun mereka mengembara bersama2 dan selama itu Ong Tiong Yang juga senang sekali melakukan perjalanan bersama dengan Ang Bian Cie Tiok Sie. Tetapi suatu sore Cie Tiok Sie telah berkata bahwa ia tahun ini berusia tujuh puluh tahun dan bermaksud hendak mengundurkan diri dengan hidup mengasingkan diri disebuah tempat yang tenang dan sunyi. Maka ia ingin berpisah dengan Ong Tiong Yang.
Walaupun perpisahan itu terasa cukup berat, namun Ong Tiong Yang akhirnaya harus berpisah dengan Ang Bian. Mereka masirg2 telah megaanbil jalan sendiri2. Ong Tiong Yang menuju keselatan. sedangkan Ang Bian mengambil arah utara....
Sejak saat itu Ong Tiong Yang melakukan perjalanan untuk mengamalkan kepandaiannya.
Sambil melakukan perjalanan, setiap ada kesempatan, Ong Tiong Yang selalu melatih diri dengan giat, sehingga ia memperoleh kemajuan yang pesat sekali. Dan di-saat2
seperti itu, Ong Tiong Yang telah bisa mencapai kemajuan dua tingkat pada tenaga sinkangnyat.
Waktu itu, sesungguhnya didaerah Selatan merupakan daerah yang sangat luas dan memilki pemandangan yang sangat indah. Dan juga merupakan tempat yang menarik sekali. Namun justru Ong Tiong Yang melakukan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
perjalanao dengan cepat. Ia bermaksud pergi ke Bie San, untuk manemui seorang sahabat guru2nya.
Setelah melakukan perjalan hampir dua puluh hari, akhirnya Ong Tiong Yang tiba digunung tersebut, ia sampai dikaki gunung sebelah barat. Segera juga Ong Tiong Yang mendaki gunung tersebut.
Namun setelah mencari kesana kemari, ia tidak
berhasil menemui tempat kediaman seorang sahabat dari guru2nya. Dan juga Ong Tiong Yang memang tidak
mengetahui jelas tempat tinggalnya dari sahabat guru2nya itu.
Akhirnya Ong Tiong Yang kembali turun gunung dan meninggalkan Bie San. la menuju kearah Selatan terus.
Setetah melakukan perjalanan hampir sepuluh hari, akhirnya ia tiba disebuah kampung yang cukup besar, padat sekali penduduknya, sehingga kampung itu seperti juga sebuah kota kecil. Sedangkan ditempat tersebut juga banyak sekali kedai teh dan tempat menginap.
Ong Tiong Yang mencari sebuah rumah penginapan
yang tidak begitu besar, dan mengambil sebuah kamar yang terletak diatas loteng tingkat kedua.
Memang Ong Tiong Yang juga tidak memiliki tujuan yang tetap, ia mengembara hanya untuk melakukan perjalanan kemana saja dia dibawa oleh kedua kakinya, karena memang yang terpenting buat OngTiong Yang ia bisa melakukan perbuatan mulia guna menolongi orang2
yang tengah dalam kesulitan.
Disaat itu, dikala Ong Tiong Yang tengah berdiam didalam kamarnya, seorang pelayan telah masuk
kedalam kamarnya mempersiapkan air untuk mencuci TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
muka dan air teh untuk tojin ini, tetapi setelah meletakkan semua itu, pelayan tersebut tidak segera berlalu. Ong Tiong Yang memandang heran, dilihatnya pelayan, itu berdiri tegak dengan kedua tangannya diturunuan.
"Apa yang kau inginkan lagi ?" tanya Ong Tiong Yang kemudian.
"Tidak ada Totiang..... hanya Siauwjin ingin menyampaikan sepucuk surat kepada Totiang!"
"Surat?" tanya Ong Tiong Yang heran. "Surat apa?"
"Entahlah, Siauwjin hanya menerima titipan dari seorang gadis......!" sahut pelayan itu
"Mana surat itu?" tanya Ong Tiong Yang.
Pelayan itu menghampiri Ong Tiong Yang dan
memberikan surat yang dimintanya itu.
Sedangkankan Ong Tiong Yang begitu menerima surat tersebut segera membacanya.
"Ong Tiong Yang Totiang, sesungguhnya Siauwmoay ingin menyampaikan sesuatu kepada Totiang, jika memang Totiang tidak keberatan, bisakah menemui Siauwmoay tiga belas lie dari pintu kampung sebelah timur, dipinggir sebuah telaga pada jam dua malam ini....."!" Dan surat itu ditanda tangani, dengan nama Ong Kiet Mie.
Ong Tiong Yang jadi mengerutkan alisnya ia tidak kenal nama itu.
Namun akhirnya ia menduga apakah Ong Kiet Mie ini bukannya nona Ong yang menjadi puterinya Ong Mei Tu"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Karena berpikir begitu, Ong Tiong Yang melihat surat tersebut kemudian menghadiahkan sipelayan satu tail.
la pun menanyakan perihat diri gadis yang
mengirimkan surat itu. dimana setelah memperoleh keterangan sipelayan, Ong Tiong Yang yakin bahwa gadis itu memang Ong Kiet Mei, puterinya Ong Mei Tu.
Diam2 Ong Tiong Yang jadi heran, ia tidak mengerti mengapa si gadis membuntuti dirinya. Bukankah gadis itu telah pergi bersama ayahnya"
Sampai pelayan itu telah keluar dari kamarnya, Ong Tiong Yang masih berpikir keras mengenai keadaan gadis itu. la benar2 tidak mengerti karena jika dilihat gadis itu bisa mengetahui dia berada dikampung ini, tentunya gadis tersebut telah membuntutinya. Hanya herannya apakah maksud gadis tersebut memintanya untuk
menemuinya malam ini ditepi telaga yang terdapat diluar kampung tersebut" Dan mengapa gadis tersebut bukan langsung menemuinya saja dan mempergunakan
perantara sepucuk surat.
Semua itu merupakan tanda tanya buat, Ong Tiong Yang dan iapun tidak mengerti mengapa nona Ong itu melakukan segalanya seperti mengandung rahasia.
Bahkan didalam suratnya itu dia tidak menjelaskan keperluan Ong Tiong Yang menemuinya. Sedangkan Ong Tiong Yang hanya menduga si gadis she Ong itu
tentunya tengah mengalami ancaman bahaya yang tidak kecil, sehinga ia membutuhkan pertolongan dari dirinya.
Sore itu Ong Tiong Yang tidur sejenak, untuk
memulihkan kesegaran tubuhnya. Dan malamnya ia
menantikan sampai menjelang kentongan kedua, ia telah keluar dari kamarnya lewat jendela dan ber-lari2 menuju TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keluar kampung itu, untuk mencapai tempat yang
dijanjikan oleh si gadis.
Sedangkan waktu itu rembulan bersinar penuh, udara juga sejuk sekali. Dengan mempergunakan ginkangnya yang tinggi, Ong Tiong Yang telah tiba ditempat yang dijanjikan oleh si gadis she Og itu, dimana dia telah tiba ditepi sebuah telaga.
Sebelum mencapai tepi telaga itu, dari kejauhan ia melihat sesosok tubuh seorang gadis, yang tengah berdiri membalakanginya.
"Nona Ong !" panggil Ong Tiong Yang.
Sosok tubuh itu membalikkan tubuhnya dan melihat Ong Tiong Yang dengan sinar mata yang bersinar terang menunjukkan kegembiraanya. Ia ternyata tidak lain dari si nona she Ong, puterinya Ong Mie Tu.
"Ong Totiang, ternyata engkau datang juga memenuhi undangan Siauwmoay...!" kata si gadis.
Ong Tiong Yang mengerutkan alinya, karena ia
melihat si gadis tidak kurang suatu apa pun juga.
"Apakah nona tengah menghadapi ancaman bahaya?"
"Tidak ....... aku hanya ingin bertemu denganmu saja, Ong Totiang ....., hampir satu tahun selalu aku mengikuti dirimu, dan kukira hal itu tidak perlu terlalu lama lagi, aku harus menemui totiang, untuk menjelaskan sesuatu
......." "Menjelaskan sesuatu apa yang nona maksudkan?"
tanya Ong Tiong Yang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sesungguhnya ........, hatiku.....!" dan si gadis tidak bisa meneruskan perkataannya lagi, karena wajahnya berobah merah.
"Mengapa hatimu, nona Ong?" tanya Ong Tiong Yang.
"Sesungguhnya aku ...... aku tertarik sekali padamu"
jawab si gadis kemudian.
Muka Ong Tiong Yang jadi berobah merah karena
jengah, ia berkata cepat2 dengas sikap yang gugup: "Ini
... ini mana bisa terjadi?"
Si gadis telah berkata dengan sikap yang agak gugup:
"Tidak perlu Ong Totiang kaget...... aku meyukai Totiang dan jika memang di ijinkan oeh Totiang agar aku selamanya berada dekat denganmu, hatiku telah
puas........!"
Muka Ong Tiong Yang, jadi berobah semakin merah, Ia berkata "Ini ...... ini tidak bisa, nona Ong, bagaimana kata orang nanti ......?"
Si gadis mengawasi Ong Tiong Yang sejenak lamanya, akhirnya ia menunduk dengan wajah yang muram:
"Akhhh....., apakah Totiang tidak merasa kasihan jika aku harus mengembara seorang diri ?"
Ditanya begitu, Ong Tiong Yang terdiam sejenak
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Hoa San Lun Kiam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lamanya, sampai akhirnya ia menghela napas.
"Mengapa nona tidak mengembara bersama ayah nona ?" tanyanya.
"Ayah telah pergi kesuatu tempat untuk hidup tenang, Siauwmoay bermaksud untuk berkelana seorang diri mencari pengalaman ........ jika memang Ong Totiang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak keberatan, Siauwmoay bermaksud mengembara bersama Totiang.......!"
Cepat2 Ong Tiong Yang merangkapkan kedua
tangannya, ia memberi hormat ......
"Maafkanlah nona Ong, bukankah Pinto keberatan mengembara bersamamu, tetapi sebagai seorang
pendeta, Pinto tidak leluasa untuk berjalan berdua dengan seorang gadis seperti kau, maafkanlah ......
maafkanlah.....!" Ong Tiong Yang memperlihatkan perasaan menyesalnya.
Si gadis jadi tambah murung. Dan akhirnya ia berkata:
"Baiklah, jika memang Ong Totiang merasa malu untuk berkelana ber-sama2 dengan Siauwmoay juga, maka Siauwmoay juga tidak memaksanya .... dan juga, dalam hal ini, harap Totiang tidak berkeberatan jika Siauwmoay selalu mengikutimu..... !"
Ong Tiong Yang menghela napas dalam2.
"Mengapa nona harus mengambil keputusan seperti itu?" tanyanya.
"Jika memang Totiang merasa keberatan untuk berjalan bersama dengan Siauwmoay, biarlah Siauwmoay cukup hanya mengikuti Totiang kemana saja pergi, kesana aku akan pergi ....!" dan gadis tersebut sudah tidak bisa menahan air matanya yang hampir mengalir keluar, ia cepat2 memutar tubuhnya berlari
meninggalkan tempat itu.
Ong Tiong Yang terkejut, ia me-manggil2 : "Nona Ong..., nona Ong...!" tetapi si gadis tidak memperdulikannya dan terus juga berlari dengan cepat, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ong Tiong Yang jadi berdiri tertegun, sampai akhirnya ia menghela napas.
"Sayang sekali nona Ong itu salah ....." menggumam Ong Tiong Yang dengan suara terharu.
Setelah itu Ong Tiong Yang kembali kerumah
penginapannya. Dan keesokan paginya ia melanjutkan perjalanannya. Namun setiap kali ia menoleh kebelakang, terpisah puluhan tombak jauhnya, tampak Ong Kiet Mie mengikuti dia.
Beberapa kali Ong Tiong Yang memutar tubuhnya
untuk menghampiri si gadis, tetapi acap kali begitu Ong Tiong Yang memutar tubuh, si gadis telah berlari cepat meninggalkannya.
Tetapi selalu gadis itu mengikutinya pula.
Waktu sampai dikota Lun An, gadis itu masih tetap mengikuti Ong Tiong Yang. Hanya, setiap kali Ong Tiong Yang bermalam disebuah rumah penginapan, maka gadis itu mengambil rumah penginapan lainnya. Terus juga ia membayangi Ong Tiong Yang.
Pendeta ini jadi tidak enak dihati, dimana ia merasa kasihan juga pada si gadis. Sesungguh nya Ong Tiong Yang bersedia menganggap si gadis sebagai saudaranya, tidak lebih dari itu. Tetapi justru gadis tersebut memiliki hati yang aneh.
Waktu keesokan harinya Ong Tiong Yang melanjutkan perjalanannya, si gadis she Ong itu juga telah menguntit membuntutinya sambil bernyanyi dengan suara yang mengandung kedukaan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Samar-samar Ong Tiong Yang mendengar nyanyian si gadis, hatinya jadi tergetar.
Burung seriti terbang melayang diawan,
Hanya seorang diri,
Dan juga dalam keadaan yang menyedihkan
Bulunya lepas satu-satu.
Bagaikan hatinya yang mulai berkeping,
Wahai angin, mengapa kau tak sampaikan,
Betapa hati yang rindu ini"
Tetapi Ong Tiong Yang tidak berhasil untuk
memergoki si gadis untuk mengajaknya bercakap2.
Karena setiap kali Ong Tiong Yang memutar tubuh, disaat itu pula si gadis telah melarikan diri.
Akhirnya Ong Tiong Yang sudah tidak berusaha untuk memburu gadis itu, ia melakukan perjalanan tanpa memperdulikan si gadis yang selalu mengikutinya.
Selama dua bulan lebih Ong Tiong Yang selalu
dibayangi gadis itu.
Suatu hari, Ong Tiong Yang singgah di kedai teh, ia meneguk minumannya per-lahan2 dan duduk diruang dalam. Si gadis juga singgah dikedai teh itu, hanya nona Ong ini duduk diruang depan, sambil mengawasi Ong Tiong Yang dengan sorot mata mengandung kedukaan.
Ong Tiong Yang sesungguhnya bermaksud berdiri dan menghampiri si gadis, namun ia kuatir si nona Ong akan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lari pula. Maka ia tetap duduk ditempatnva, mengangguk sambil melontarkan senyumnya.
Gadis itu membuang muka kearah lain.
---oo^TAH~DewiKZ^oo--BAGIAN 60 : JILID 19.5
TETAPI, waktu itu, dari luar pintu kedai teh itu melangkah masuk seorang laki2 yang bertubuh tinggi besar, yang menghampiri kearah meja si gadis. Ketika melihat nona Ong, mata orang itu berkilat tajam.
"Oho, nona yang manis .. nona cantik!" katanya dengan suara yang serak dan dari mulutnya
berhamburan bau arak yang keras.
Ong Tiong Yang jadi memandang ragu2 penuh
kekuatiran pada keselamatan gadis tersebut, karena orang bertubuh tinggi besar itu menghampiri si gadis sambil mangulurkan tangannya mencolek muka nona Ong.
Perbuatan kurang ajar orang tersebut membuat nona Ong jadi naik darah, ia gerakkan tangannya mengebut dengan keras.
Tubuh lelaki itu memang tinggi besar, tetapi dikebut seperti itu tubuhnya seperti layangan putus dan telah terbanting jatuh dilantai.
Sedangkan nona Ong berkata sengit: "Sekali lagi engkau membawa tingkah tengik, biar aku akan turun tangan keras menghayarmu....!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tetapi orang bertubuh tinggi besar itu yang memiliki potongan wajah kasar dan keras, malah bangkit sambil memperlihatkan sikap yang beringas mengandung
ancaman. "Engkau berani bertingkah didepanku?" dan lelaki bertubuh tinggi besar itu menghampiri meja si gadis, ia mengulurkan tangannya memegang tepi meja yang akan diterbalikkan.
Tetapi si gadis juga cepat meletakkan kedua
tangannya dimeja tersebut, sehingga meja itu tidak bergeming walaupun diangkat kuat2 oleh lelaki bertubuh tinggi besar itu. Dengan penasaran lelaki tinggi besar itu mengeluarkan suara teriakan nyaring sambil
memusatkan kekuatannya untuk menterbalikkan meja si gadis.
Tetapi rupanya gadis itu telah mempergunakan tenaga sinkangnya menekan meja itu dengan kedua tangannya, sehingga meja itu tidak bergeming dari tempatnya.
Dalam keadaan demikian, lelaki bertubuh tinggi besar itu memandang ter-heran2 dan tertegun, tetapi ia semakin penasaran, ia mengeluarkan suara teriakan sekali lagi dan berusaha untuk menterbalikkan meja itu.
Usahanya kembali gagal.
Karena sengit, ia mengambil goloknya yang tersoren dipinggangnya, dicekalnya gagang golok itu kuat2 dan kemudian dicabutnya.
Lalu dengan sikap mengancam dia berkata bengis :
"Apakah engkau ingin merasakan tajam nya golokku ini.....!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nona Ong mana merasa takut. Sambil
memperdengarkan suara tertawa tawar, nona Ong
berkata dingin: "Janganlah engkau main2 dengan senjata tajam seperti itu, bisa membahayakan dirimu sendiri !"
Sambil berkata demikian, tangan kiri nona Ong
meluncur dan menyentil golok lelaki bertubuh tinggi besar tersebut, sehingga golok itu terlepas dari cekalan tangan lelaki dan terpental jatuh kelantai dengan keras.
Muka lelaki bertubuh tinggi besar tersebut jadi pucat, dia memandang pada si gadis dan tidak mengerti.
Nona Ong berkata tawar : "Kau pergilah..., atau memang perlu dihajar lagi"
Lelaki bertubuh tinggi besar itu tampaknya penasaran, tanpa menyahut ia mengambil goloknya, dan tahu2 ia menggerakkan cepat sekali membacok kepada si gadis.
Tetapi nona Ong tidak terkejut atau gugup, ia
memang menduga lelaki bertubuh tinggi besar tersebut tentunya akan berusaha melakukan hal itu.
la mengelakkan bacokan tersebut dengan tubuh yang dimiringkan.
Dan waktu mata golok lewat disamping tubuhnya
cepat sekali, tangan kanannya nona Ong digerakkan, dengan kedua jari tangannya ia menjepit golok itu sehingga ketika lelaki bertubuh tinggi besar itu menarik pulang goloknya, ia tidak berdaya apa2, golok tersebut telah terjepit terus tanpa bisa bergeming, walaupun lelaki bertubuh tinggi besar itu memusatkan seluruh tenaga yang ada padanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Waktu itu nona Ong berkata tawar: "Jika memang engkau memiliki tenaga yang besar, tariklah golokmu..!"
Tetapi memang usaha lelaki bertubuh tinggi besar itu gagal sama sekali, karena ia tidak pernah berhasil menarik pulang goloknya yang di jepit keras dan kuat oleh kedua jari tangan si gadis.
Dan ketika suatu kali lelaki bertubuh tinggi besar itu menarik pula dengan kuat, tiba2 gadis she Ong tersebut melepaskan jepitan jari tangannya, tidak ampun lagi tubuh lelaki tinggi besar itu terguling dilantai dengan menimbulkan suara gedebukan yang keras.
Lelaki bertubuh tinggi besar tersebut berusaha bangun wajahnya pucat.
"Pergilah kau...." kata nona Ong dengan suara tidak acuh dan mengambil cawan tehnya untuk meminumnya.
Ong Tiong Yang ketika menyaksikan hal itu, hanya tersenyum saja.
Nona Ong setelah meneguk habis air tehnya ia bangkit untuk melangkah keluar, meninggal lelaki bertubuh tinggi besar yang berdiri tertegun diam ditempatnya dengan keadaan bingung karena ia hampir tidak
mempercayainya seorang gadis begitu muda dan
tampaknya lemah gemulai selain cantik, bisa
meruntuhkan dia berulang kali. Padahal dikota ini dia merupakan buaya darat yang paling disegani dan ditakuti oleh penduduk kota.
Keadaan seperti ini membuat Ong Tiong Yang jadi tertawa dan telah menghampiri lelaki tinggi besar tersebut yang ditepuk pundak kanannya: "Jika lain waktu, hati2 kalau ingin berbuat kurang ajar .....!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lelaki bertubuh tinggi besar itu menoleh terkejut, tetapi matanya jadi bersinar tajam mengandung
kemarahan waktu melihat yang menepuknya itu adalah seorang tojin muda.
"Tojin bau, apa maksudmu mencampuri urusanku....?"
dan sambil berkata begitu, ia mengerahkan tenaganya pada tangan kanannya untuk mengangkat goloknya guna mengancam Ong Tiong Yang.
Namun lelaki bertubuh tinggi besar itu jadi kaget sendirinya, karena seluruh tenaganya seperti telah lenyap dari tubuhnya, dimana ia merasakan seluruh kekuatan dibadannya bagaikan lenyap.
Cepat-cepat ia mengeluarkan suara bentakkan yang gugup: "Kau... kau ... kau mempergunakan ilmu siluman apa sehingga tenagaku lenyap ....?" tanyanya.
Ong Tiong yang mengangkat tangannya dari pundak orang itu, sambil katanya diiringi senyumnya. "Lain kali jangan galak2 seperti itu, jika Pinto mau mencelakaimu, mudah sekali seperti juga membalik telapak tangan...!"
Lelaki bertubuh tinggi besar itu mengetahui dan menyadarinya, bahwa hari ini ia dua kali bertemu dengan orang2 gagah. Per-tama2 ia bertemu dengan si gadis yang tampaknya lemah gemulai tetapi memiliki kekuatan yang luar biasa. Kedua kalinya adalah tojin muda usia ini, yang barhasil membuat ia tidak memiliki tenaga sama sekali disaat telapak tangan Tojin tersebut berada dipundaknya. Maka tanpa mengucapkan perkataan dan apalagi, ia telah mementang kakinya ngacir keluar dari kedai teh tersebut, lenyap mabuknya...!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Melihat orang bertubuh tinggi besar tersebut telah pergi, Ong Tiong Yang kembali ketempat duduknya dan meneruskan minumnya.
Sedangkan pelayan yang melihat Ong Tiong Yang
berhasil mengusir buaya darat yang ditakutinya, mengetahui bahwa Tojin ini bukan seorang tojin yang sembarangan, maka ia telah melayaninya dengan manis sekali.
Setelah puas minum teh dan juga perasaan lelahnya berkurang, Ong Tiong Yang melanjutkan perjalannya.
Ketika berada diluar kota, Ong Tiong Yang menoleh kebelakang.
Ia melihat nona Ong masih tetap mengikutinya. Diam2
tojin tersebut jadi mengeluh juga, disamping perasaan kasihan, ia benar2 tidak mengerti maksud dari nona Ong yang selalu mengikutinya.
Kalau saja ia bisa berbicara dengan nona Ong itu, tentu ia akan menasehati si-gadis.
Tetapi sayangnya gadis tersebut selalu melarikan diri setiap kali Ong Tiong Yang ingin menghampiri.
Sambil berjalan terus, Ong Tiong Yang memutar otak mencari jalan bagaimana harus menasehati gadis itu, agar ia itu mau menghentikan perbuatannya yang selalu mengikutinya. Tetapi justru kesempatan untuk berbicara dengan si gadis tidak pernah diperolehnya.
Ong Tiong Yang berulang kali menghela napas,
akhirnya ia berhenti melangkah dan memutar tubuhnya menghadap kearah si gadis. Nona Ong waktu melihat Ong Tiong Yang berhenti, melangkah, iapun berhenti TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melangkah, mengawasi kepada Ong Tiong Yang dengan wajah yang mengandung kedukaan, dan ber-siap2 jika memang Ong Tiong Yang hendak menghampirinya, si gadis ingin melarikan diri.
"Nona Ong...!" teriak Ong Tiong Yang dengan suara nyaring karena ia berteriak seperti itu dengan
mengerahkan tenaga sinkangnya. "Mengapa engkau selalu mengambil sikap seperti itu" Katakanlah, mari kita bicara secara baik-baik....!"
Ong Kiet Mei, si gadis yang sesungguhnya telah
bersiap2 hendak melarikan diri, jadi batal dan berdiam ditempatnya ketika mendengar teriakan Ong Tiong Yang.
Mukanya juga telah berubah, ia berkata dengan suara yang tak begitu jelas keluar dari mulutnya, sambil tubuhnya meaggigil menahan isak tangis.
Ong Tiong Yang melangkah ingin menghampirinya,
dengan mempergunakan ginkangnya.
Namun waktu itu justru Ong Kiet Mei telah memutar tubuhnya dan berlari juga.
Dengan demikian kembali Ong Tiong Yang gagal
membujuk gadis itu untuk bicara langsung dengannya.
Melihat gadis itu pergi, Ong Tiong Yang menghela napas panjang penuh penyesalan, kemudian, katanya dengan suara perlahan kepada dirinya sendiri : "Dilihat demikian, tampaknya gadis itu sulit sekali diajak bicara....!"
Ong Tiong Yang kemudian melanjutkan perjalanannya lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Namun setelah melakukan perjalanan, justru diwaktu itu ia, menoleh kebelakang dan melihat si gadis she Ong tersebut telah berada ditempat itu lagi !
Keadaan demikian membvat Ong Tiong Yang
menghela napas beberapa kali penuh penyesalan. Kalau saja gadis itu memang mau di ajak bicara secara baik2
tentu hal ini akan dapat diselesaikan.
Mengenai parmintaan si gadis yang hendak melakukan perjalanan bersama dengannya, tentu merupakan urusan yang sulit sekali.
Karena sebagai seorang pendeta, dengan tidak leluasa ia akan berjalan dengan seerang gadis secantik itu, ia kuatir kalau nanti menjadi bahan pembicaraan
masyarakat. Dan juga memang ia telah memikirkan, kalau ia meluluskan permintaan gadis she Ong itu, dengan demikian dirinya akan dilibat terus oleh nona Ong itu.
Dalam keadaan demikian Ong Tiong Yang memang
berada pada kedudukan yang sulit, karena sebagai seorang pendeta yang memiliki sifat welas asih, dengan sendirinya tidak tega ia melihat gadis itu untuk mengikutinya terus menerus seperti ekonya saja, tetapi untuk meluluskan permintaan gadis itu agar dia diajak berkelana bersama, juga merupakan suatu permintaan yang sulit untuk diluluskan.
Dalam keadaan seperti ini memang merupakan suatu kejadian yang membuat Ong Tiong Yang berada dalam kedudukan yang benar2 sulit dan juga jadi resah, karena pertama tidak bisa memenuhi permintaan dari gadis tersebut, kedua ia merasa kasihan dan tidak tega melihat gadis she Ong tersebut selalu membuntutinya, karena TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
walaupun bagaimana gadis itu adalah seorang nona, yang masih berusia muda sekali, dengan caranya seperti itu, tentu si gadis she Ong tersebut telah mem-buang2
masa remajanya yang seharusaya disertai dengan
kegembiraan. Setelah melakukan perjalanan belasan lie lagi, ia menoleh kebelakang dan melihat bahwa si gadis masih mengikutinya.
Ong Tiong Yang akhirnya habis sabar, dia melihat bahwa waktu itu mereka tengah berada disebuah
lapangan rumput yang luas sekali.
Segera Ong Tiong Yang memutar tubuhnysa, tahu2 Ia melompat gesit sekali, mengejar si gadis, gerakan yang dilakukannya begitu tiba2 sekali karena tubuhnya melompat cepat sekali, dan dalam sekejap mata telah lima tombak jauhnya.
Ong Kiet Mei jang tidak menduga Ong Tiong Yang
akan melakukan tindakkan seperti itu, jadi terkejut. la bermaksud mematar tubuhnya untuk melarikan diri.
Namun baru saja ia memutar tubuhnya dan berlari belasan tombak, Ong Tiong Yang telah berada
disebelahnya. Mempergunakan gerakan yang sangat cepat, tampak Ong Tiong Yang menggerakkan kedua tangannya, tahu2
Ia telah mencekal tangan si gadis.
Gerakan yang dilakukannya itu sangat cepat sekali, apalagi memang kepandaian Ong Tiong Yang jauh
berada diatas kepandaian gadis ini. Dengan demikian segera terlihat si gadis tidak bergerak dalam cekalan tangan pendeta ini.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nona Ong ...... dengarlah..... jangan engkau membawa adatmu seperti itu, dengarlah pinto bicara dulu!" kata Ong Tiong Yang.
Ong Kiet Mei berusaha meronta, namun ia tidak
berhasil melepaskan cekalan dari pendeta tersebut.
"Lepaskan ...., lepaskan aku.... teriak Ong Kiet Mei sambil meronta kuat sekali, berbareng dengan itu, ia mengeluarkan tenaganya untuk melepaskan cekalan tangan si pendeta, gerakannya sangat kuat, tetapi Ong Tiong Yang telah mengerahkan tenaganya, dengan
demikian gadis tersebut sama sekali tidak bisa meronta dari cekalannya.
Keadaan seperti ini membuat Ong Kiet Mei jadi terisak menangis.
"Lepaskan.... lepaskan aku!" teriaknya diantara isak tangisnya tersebut.
Ong Tiong Yang menghentakkan keras2, katanya
kemudian: "Dengarlah nona Ong.... dengarlah.... !"
katanya dengan suara yang nyaring. "Aku hendak bicara dulu denganmu....!"
Ong Kiet Mei memandang kepada tojin itu dengan
sorot mata yang digenangi air mata, ber kilat2, katanya:
"Apa yang hendak kau katakan lagi aku tidak mau bercakap2 dengan engkau lagi.... !"
"Mengapa begitu, nona Ong, bukankah kita
bersahabat ?" tanya Ong Tiong Yang.
Si gadis meng-geleng2kan kepalanya sambil tetap menangis.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sedangkan Ong Tiong Yang berusaha membujuk terus
: "Dengarlah nona Ong dengarlah, jika memang kita telah ber-cakap2, tentunya urusan ini bisa diselesaikan.!"
"Hemm....., jika demikian halnya, tentu berarti engkau menerima permintaanku untuk ikut berkelana bersama kau?" tanya si gadis tiba2 sambil mengawas Ong Tiong Yang, air matanya masih mengucur keluar.
Ong Tiong Yang berusaha tersenyum, sambil katanya:
"Jika memang demikian halnya, mari kita bicara secara baik2, tentu nona mau bukan ?"
Si gadis mengangguk perlahan, dan barulah Ong
Tiong Yang melepaskan cekalannya.
Si gadis menghapus air matanya, kemudian tersenyum lebar.
"Akhirnya engkau meluluskan juga permintaanku, Totiang." kata si gadis. Walaupun air matanya, mengucur cukup deras, namun ia bisa tertawa lebar.
Ong Tiong Yang menghela napas, sebetulnya diwaktu itu ia ingin memberi tahukan pada si gadis, bahwa bukan itu maksudnya mengajak si gadis bicara, bukan
bermaksud untuk mengajaknya berkelana bersam tetapi justru mulut Ong Tiong Yang seperti terkunci dan tidak bisa ber-kata2.
Si gadis kemudian telah menghapus kering air
matanya, ia tertawa sambil katanya: "Apa kah kita berangkat sekarang Totiang ?"
Ong Tong Yang mengangguk : "Mari kita berjalan sambil bercakap katanya."
Si gadispun mengangguk.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Begitulah mereka berjalan berendeng, Ong Tiong Yang bingung juga mencari kata2 pembukaan untuk
menjelaskan segala sesuatunya kepada si gadis.
Sedangkan Ong Kiet Mei waktu itu setelah berdiam, diri beberapa saat, berkata dengan suara parau:
"Totiang, bukankah kita jika berkelana bersama, urusan ini melanggar aturan?"
Ong Tiong Yang menghela napas.
"Justru persoalan tersebut yang hendak dikatakan olehku .....!" kata Ong Tiong Yang dengan suara perlahan dan bimbang.
"Pinto ingin mengemukan kepada nona, bahwa sesungguhnya bukan Pinto keberatan uncuk berkelana denganmu, nona Ong.... namun.....!"
"Kenapa Totiang?" tanya si gadis.
"Karena urusan ini menyangkut nama baik, maka harus nona mengerti dan mau memahami-nya .....
janganlah nona bersikeras mengambil sikap masa bodoh.
Kita harus membicarakan persoalan ini perlahan-lahan, dan tentu akan bisa dicari penyelesaiannya ....!"
Tetapi Ong Kiet Mei berkata dengan suara yang tidak sabar: "sesungguhnya, apakah yang hendak dikatakan oleh Totiang?" katanya.
"Justru yang hendak Pinto kemukakan adalah persoalan itu... Pinto ingin memberi tahukan, betapa kedudukan Pinto sebagai seorang pendeta, jelas tidak akan leluasa jika melakukan perjalanan bersama dengan seorang gadis secantik engkau, nona Ong...! Coba engkau pikirkan, apakah perkataan Pinto ini salah....?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Si gadis menghela napas,
"Apakah karena Totiang seorang tojin, maka urusan jadi begitu berbelit, sehingga tidak benar jika melakukan perjalanan bersama denganku?" tanya Ong Kiet Mei.
---oo^TAH~DewiKZ^oo--BAGIAN 61 : JILID 20.1
ONG TIONG YANG menghela napas. "Memang tidak ada peraturan seperti itu, yang melarang seorang Tojin melakukan perjalanan bersaman dengan seorang gadis cantik. namun ... namun karena aku seorang tojin dan engkau seorang gadis, terpaksa pinto harus memikirkan nama baikmu. Bagaimana jika sampai terjadi engkau melakukan perjalanan bersama denganku dan nama
baikmu jadi rusak karenanya, bukankah hal itu harus dibuat sayang ..... ?"
Ong Tiong Yang setelah berkata begitu mehghela
napas dalam2 sambil menoleh memandangi si gadis she Ong tersebut.
Ong Kiet Mei menundukkan kepalanya.
"Apakah dengan melakukan perjalanan dengan seorang tojin, maka bisa merusak nama baikku?" seperti menggumam si gadis berkata.
Ong Tiong Yang mengangguk.
"Ya, urusan itu memang tidak pantas jika dilihat sepandang mata, karena engkau seorang gadis dan aku seorang Tojin, yaitu seorang lelaki, malah usia masih sama2 muda, inilah yang membuat pinto harus berpikir TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dua kali jika harus melakukan perjalanan dengan nona....
untuk menjaga nama baikmu!"
Si gadis menghela napas dalam-dalam.
"Jadi Totiang memang tetap dengan keputusaamu tidak bersedia melakukan perjalanan bersamaku?"
"Bukan begitu!" kata Ong Tiong Yang.
"Lalu?"
"Sesungguhnya nona Ong, engkau harus
memikirkannya dengan baik-baik, karena semua ini untuk kebaikanmu juga ... aku tidak mau jika nanti kau dibicarakan orang karena tindakan kita melakukan perjalanan berdua, tentu nama keluargamu bisa rusak karenanya......!"
Si gadis tertawa.
"Totiang, yang terpenting, kita tidak melakukan sesuatu yang melanggar bukan" Dan, apa kata orang, mengapa kita harus memperdulikannya?"
"Tetapi walaupun bagaimana, seorang tosu muda dan nona secantik kau, melakukan perjalanan bersama tentu akan memberikan kesan yang lain, dan dengan
sendirinya akan membuat pinto tidak leluasa juga ....... "
Si gadis menghela napas.
"Jika memang demikian, baiklah... aku mengerti Totiang memang tetap menolak keinginanku untuk
melakukan perjalaaan bersamamu..!" dan berkata sampai disitu, si gadis menangis lagi.
Ong Tiong Yang jadi sibuk membujuknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tetapi gadis she Ong tersebut menangis terus dengan suara isak tangis yang semakin lama semakin keras.
"Baiklah, pergilah kau Totiang...!" kata gadis itu diantara isak tangisnya. "Tinggalkan aku..!"
"Mengapa nona harus bersikap begitu walaupun kita tidak melakukan perjalanan bersama, tokh kita masih tetap bersahabat?"
Namun si gadis meng-geleng2-kan kepalanya terus menerus, sambil katanya: "Pergilah tinggalkan aku...l"
tampaknya gadis she Ong tersebut memang merasa
kecewa sekali. "Nona Ong, kau masih berusia muda engkau masih memiliki banyak kegembiraan mengapa engkau harus mengambil sikap seperti ini, bukankah jika kita memiliki jodoh untuk bertemu lagi, kelak kitapun bisa berjumpa pula?"
Ong Kiet Mei meng-geleng2-kan kepalanya terus
sambil menangis tak hentinya, malah ia berulang kali juga berkata: "Tinggalkan aku.... pergilah tinggalkan aku
....!" Ong Tiong Yang menghela napas dalam lagi, lalu
katanya : "Baiklah nona Ong, semoga kelak engkau bisa berpikir lebih jauh dan juga mau mengerti duduk persoalan ini, baik-baiklah engkau membawa diri, tentu ayahmu telah merindukan benar padamu.... alangkah bijaksananya jika nona kembali pulang kesisi ayahmul"
Si gadis menyeka air matanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Totiang tidak perlu menasehati aku... aku tahu apa yang harus dilakukan....!" dan si gadis melompat berdiri, ia telah berlari pergi.
Ong Tiong Yang berdiri menjublek ditempat-nya
beberapa saat lama-nya, pikirannya jadi agak kalut dan akhirnya ia menghela napas, sambil melangkah per-lahan2 melanjutkan perjalanan-nya, ia bernyanyi dengan suara yang perlahan.
Waktu itu hari sudah menjelang sore dan juga sinar Matahari senja yang memerah menyebabkan padang
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Hoa San Lun Kiam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
rumput itu indah sekali, di-mana helai2 rumput yang tumbuh tinggi itu telah ber-gerak2 dihembus oleh siliran angin.
Keadaan seperti ini membuat Ong Tiong Yang tambah berduka.
la menyadari, dengan menolak keinginan gadis she Ong untuk melakukan perjalanan bersama-nya,
merupakan urusan yang menyakiti hati gadis tersebut, yang terluka perasaannya, namun Ong Tiong Yang tetap dengan pendirian-nya, karena ia tahu, jika si gadis melakukan perjalan bersamanya, bukan saja akan
membuat dia jadi begitu kikuk dan bergerak tidak leluasa, pun tidak baik menurut pandangan umum.
Ong Tiong Yang melangkah terus dengan pikiran yang tidak menentu, melakukan perjalanan dengan bayangan Ong Kiet Mei selalu melekat dipelupuk matanya, dimana ia berkasihan mengingat bahwa gads tersebut masih berusia muda dan juga menangis kecewa begiiu sedih, tetapi Ong Tiong Yang memang terpaksa sekali
mengeraskan hatinya, menolak permitaan Ong Kiet Mei.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
---oo^TAH~DewiKZ^oo--BAGIAN 62 : JILID 20.2
HARI demi hari telah lewat cepat sekali, tahun demi tahun telah berlalu juga, selama itu di dalam rimba persilatan bermunculan banyak sekali jago2 rimba Persilatan yang memiliki ke panadian tinggi. Dan juga didalam kalangan Kangouw selalu terjadi urusan yang tidak beres karena tidak pula hanya, jago2 rimba persilatan yang mengambil jalan Hek-to, yaitu jalan hitam. Dalam keadaan demikian, memang selalu muncul banyak kekacauan didalam rimba persilatan.
Tetapi dari sekian banyak jago2 muda yang memiliki kepandaian luar biasa, tersebutlah lima Pendekar Muda dan nama mereka menonjol sekali, sebagai Pendekar Muda yang memiliki kepandaian hebat sekali, karena dalam hal ini kelima jago itu yang masing-masing memiliki watak dan sifat berlainan, merupakan jago yang banyak melakukan pekerjaan besar, membela kebenaran dan ke-adilan. Kelima jago tersebut adalah Oey Yok Su, Ong Tong Yang. Auwyang Hong, Ang Cit Kong dan Toan Hongya. Kelima jago inilah yang memiliki kepandain aneh dan juga luar biasa, dimana mereka selamanya belum pernah dirubuhkan lawan, bahkan tindakan mereka juga aneh dan sulit diterka.
Dengan demikian, tampak jelas betapa kelima orang pendekar muda yang namanya sangat menonjol itu
merupakan tokoh2 rimba persilatan yang banyak
diperhatikan oleh orang orang riniba persilatan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka Juga merupakan tokoh-tokoh bukan
sembarangan, sebab dalam hal ini memang mereka
memiliki kepandaian tinggi dan banyak jago-jago tua dari go!ongan Cianpwee yang sulit menghadapi mereka.
Hanya beberapa tokoh sakti saja yang bisa menandingi mereka.
Dari tahun ketahun, kelima jago luar biasa tersebut melatih diri dan menciptakan ilmu2-nya yang baru, dimana mereka semakin lihay.
Dengan keadaan seperti ini, tampaknya ke lima jago luar biasa tersebut memang semakin tinggi saja
kepandaiannva. Jika Ong Tiong Yang mulai mengurus kuil Coan Cin Kauw, sedang kan Oey Yok Su telah hidup mengasingkan diri dipulau To Hoa To, dan hanya se-kali2 datang kedaratan Tionggoan untuk mengembara.
Ang Cit Kong telah diserahi tugas sebagai Pangcu Kaypang diseluruh daratan Tionggoan menjadi Pangcu pusat, dimana memang kepandaiannya luar biasa
hebatnya. la jarang muncul dalam rimba persilatan, jika memang Kay pang bukan tengah menghadapi urusan
besar. Sedangkan Auwyang Hong telah menetap digunung
Pek-to-san, untuk meyakinkan ilmunya lebih dalam.
Toan Hongya yang menjadi raja Taili tetap
memerintah dengan arif bijaksana, disamping itu, ia pun merupakan seorang raja yang sangat rajin melatih ilmunya. Kepandaiannya dari hari kehari semakin meningkat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka berlima juga telah saling mendengar nama masing2, memang dalam rimba persilatan hanya mereka berlima yang memiliki kepandaian sangat tinggi dan sulit sekali untuk ditandingi.
Begitulah, diantara kelima jago inipun sering
berkeinginan untuk saling bertemu, guna suatu waktu mereka mengukur kepandaian mereka, supaya
Pendekar Aneh Dari Kanglam 5 Bentrok Para Pendekar Karya Gu Long Kisah Si Rase Terbang 6
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama