Ceritasilat Novel Online

Rahasia Istana Terlarang 3

Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen Bagian 3


Nan berhati-hatilah."
Tangan kanannya diayun, segulung desiran angin totokan segera meyambar kemuka.
Kiranya dikala berbicara tadi, secara diam-diam Siauw Ling telah mempersiapkan sebuah
serangan dengan ilrnu jari saktinya Siuw Loo Ci Kang.
Desiran angin tajam menderu-deru. diiringi serentetan cahaya tajam segera
mengancam tubuh lawan. Rupanya Siauw Yaow cn tidak menyangka dengan usia yang begitu muda Siauw Ling
ternyata memiliki kesempurnaan ilmu silat yang luar biasa. Tatkala dia merasa betapa
dahsyatnya ancaman ilmu jari lawan, desiran angin tajam tersebut sudah berada dihadapan
tubuhnya. Bnru buru ia berkelit kesamping, meski demikian desiran angin pukulan yang
menyambar lewat dari tubuhnya itu masih sempat melubangi jubah Siauw Yauw-cu dan
meneruskan terjangan menghantam luar dari ruang perahu itu.
"Aduuhh". mati aku!" jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang dari arah
luar. seorang bocah lelaki berbaju hijau kena terhajar dan roboh binasa keatas tanah.
Kiranya serangan jari dari Siauw Ling yang menyambar keluar ruang perahu itu telah
menghantam telak salah seorang bocah berbaju hijau yang mengiringi kedatangan Siauw
Yauw-cu itu. Air muka tosu tua itu kontan berubah he-bat, serunya, Ilmu jari Kiem Kong Cie yang
memiliki Siauw thayhiap benar-benar luar biasa ilmu tersebut mernpakan kepandaian
ketujuh dari pada tujuh puluh dua macam ilmu sakti Siauwlim Pay, entah secara
bagaimana berhasil Siauw thayhiap pelajari!"
"Tooiiang, kau telah salah melihat. ilmu jari yang cayhe gunakan sama sekali bukan
ilmu Kiem Kong Cie dari Siauwlim Pay."
"Kecuali ilmu jari Kiem Kong Chie dari Siauwlim Pay, belum pernah cayhe dengnr kalau
dalam dunia persilatan terdapat ilmu jari lalu yang demikian dahsyatnya."
"Hmm! hal ini harus disalahkan mengapa pengetahuanmu piclk sekali"." Tukas Tu Kioe
dari samping dengan nada sinis."
Meskipun Siauw Yauw-cu mempunyal iman yang kuat, setelah dibina oleh kata-kata
tersebut tak urung hawa gusarnya ber-kobar juga. Dengan penuh kemarahan teriak-nya.
"Bajingan yang tak tahn diri! cuwi seka-lian jangan anggap Koen cu kami terlalu
menghargai dirimu lantas kami tak berani mengapa apakan kalian" Justru karena sayang
pada bakat kalian maka kami coba menoloug kamu semua. Hmm apabila kalian berani
mengobarkan kegusaran pinto". lihat saja nanti, sampai dimanakah penderitaan yang
bakal cuwi sekalian terima "
"Hey tosu bau bidung kerbau, apakah kau sudah mulai merasa bahwa kesempatanmu
untuk membinasakan kami sekalian telah berlalu." seru Soen Pnt-shia ketus.
"Mungkinkah karena otot kerbau yang membelenggu tubuh Soeu-heng telah putus,
maka kau berani mengucapkan kata-kata semacam itu 7"
"Hey toosu bau hidung kerbau, aku sipengemis tua masib merasa yakin bahwa
kepandaianku masib cukup untuk menghadapi dirimu. Walaupun pada saat ini tubuh
Siauw tayhiap serta Tiong-chi Siang-ku terbelenggu oleh borgol emas, namun mereka
masih punya kekuatan untuk melinduigi dirinya sendiri!"
"Heeeh hee". hee". seandainya pinto benar benar ada maksud membinasakan cuwi
sekalian, tidak nanti pinto sudi bertarung dengan cuwi sekalian melalui ilmu silat,"
"Kalau tootiang mau tenggelamkan perahu panca warna ini, kami bersaudara pun terpaksa
harus pasrah pada nasib. hanya saja". heeehh". kamipun ingin mencari seseorang
untuk teman kubur!" sambnng Tu Kioe dingin.
"Aku s pengemis tua mau cari Siauw Yauw tootiang saja."
"Sedang kami sepasang pedagang dari Tiong-chiu lebih baik ditemani oleh beberapa
orang bocah lelaki serta bocah perempuan ini saja."
sedangkan Siauw Ling segera berkata, "Tootiang, terpaksa aku harus merepotkan diri
tootiang untuk mengundang keluar Su Hay Koen-cu, katakan saja bahwa aku orang she
Siauw sangat berharap bisa minta petunjuk dari ilmu silat koen-cu kalian."
Air muka Siauw Yauw-cu berubah jadi hijau membesi, hawa napsu membunuh mu-lai
menghiasi alisnya, jelas sang toosu yang Punya iman tebal Ini telah dibikin naik pi-tam
oleh ejekan-ejekan serta olok-olokan lawan.
Terdengar ia tertawa dingin dan berseru, "Bilamana cuwi sekalian memang kepingin
sekali menjajal cara pinto untuk membunuh orang. pinto pun tak bisa berbuat lain lagi.
akan pinto kabulkan permintaan kalian."
Mendadak Soen Put-shia mengebaskan pedang panjangnya. lalu berseru, "Tootiang
setelah hari ini aku sipengemis tua berjumpa dengan dirimn aku rasa bila tootiang ingin
meninggalkau tempat ini dalam keadaan arnan tenteram, lebih baik tundukkan dahulu
diriku." Belum habis ia berkata, tiba-tiba tampak-lah seorang bocah berbaja hijau buru-buru lari
masuk kedalam. kemudian membisikkan sesnatu disisi telinga Siauw Yauw-cu dan bumburu
berlalu lagi. Meskipun Siauw Yauw cu berhasil menguasai ketenangan jiwanya, namun dalam
pandangan Soen Put-shia yang mempunyai pengalaman sangat luas dalam dunia
persilatan. secara lapat-lapat ia dapat menyaksi-kan bahwa kabar berita yang disampaikan
bocab tersebut barusan pastilah bukan suatu kabar berita yang baik.
Dalam hati ia berpikir ; "Menggunakan kesempatan dikala pikiran-nya tidak tenang, kita
harus menerjang keluar dari ruang perahu ini, kemudian kita paksa ia masuk kedalam
ruangan. Dengan kerja sama Siauw Ling serta Tiong-chiu Siang-ku rasanya tidak terlalu
sulit bagi kita uutuk merobohkan dirinya. Seaudainya kun-ci borgol emas itu berada
disakunya. Siauw Ling serta Tiong-chiu Siang-ku segera akan bebas dari beienggu. Dalam
keadaan seperti itu siapa yang perlu kita jerikan lagi?"
Berpikir akan hal itn, diam-diam ia mengempos tenaga, kemudian tanpa mengucap-kan
sepatah katapun tubuhnya melayang keluar dan menerjang keluar dari ruangan pera hu
itu. Pedang yang berada ditangannya bersama-an waktunya pula diputar kencang
membentuk selapis hawa pedang yang sangat tebal.
Siauw Yauw cu sadar akan bahaya yang mengancam dirinya, Hud-tim nya dikebas
keluar terus menghantam tubuh Soen Put shia.
Tenaga serangan Hud tim yang membawa hawa lunak namun dahsyat itu benar-benar
luar biasa sekali, pedang Soen Put Shia seketika terbendung didalam ruangan perahu.
Tatkala sang tosu tersebut melancarkan serangan menghadang jalan pergi dari SoenPut shia ladi tubuhnyapun ikut bergerak maju kedepan, senjara Hud-tim nya seketika
berge-rak dan melancarkan serangan kembali.
Socu Put-shia kebaskan pedangnya menyongsong datangnya serangan itu, dengan
cepat mereka terlibat dalam suatu pertempuran yang amat seru.
Nampak cahaya pedang berkilanan memenuhi angkasa dan menciptakan cahaya
keperak-perakan yang menyilaukan mata. angin serangan laksana gulungan ombak
ditengah samudra menerjang, dan menggulung Siauw Yauw cu tiada hentinya.
Desiran angin serangan dari senjata menambah semaraknya suasana serat-serat halus
senjata itu melebar dan mengurung kebawah bagaikan selapis awan hitam seketika
cahaya keperak-perakan dari perak penge-mis tua itu terbendung tak sanggup maju lebih
kedepan. Dalam sekejap mata kedua orang itu sudah saling bergebrak hampir mencapai dua
puluh gebrakaa Namun kedua belah pihak sama-sama ber-tahan dengan seimbangan, siapapnn tak
sanggup merobohkan lawannya, setiap kali Soen Put-shia bermaksud menerjang satu
langkah lagi kedepan, setiap kali pnla ia dipaksa Siauw Yauw-cu untuk mundur kembali
keposisinya semnla. Selama berlangsungnya pertempuran itu Siauw Ling yang berada disisi kalangan secara
diam-diam memperhatikan setuasi dika-langan. Ia temukan bahwasanya jurus serangan
yang dimiliki Siauw Yanw-cu. dalam ilmu hudtimnya betul-betul luar biasa sekaii,
seandainya Soeu Put-shia tidak lihay niscaya sejak semula tentu sudah terluka dibawah
serangannya. Kedua orang itu kembali bergebrak sebanyak puluhan jurus lagi, mendadak terdengar
Siauw Yauw-cu membentak keras, jurus hudtimnya berubah dan gerakannya semakia
aneb. Dibawah pukulan yang ampuh dan dahsyat, Soen Put-shia kena didesak mundur dua
langkah kebelakang. Tiba-tiba Siauw Yauw cu merogoh kedalam sakunya mengambil keluar sebuah benda.
Blum" tatkala benda tadi membentur lantai segera meledak dengan dahsyatnya.
Segumpal asap Putih yang tebal dengan cepat menyembur keseluruh ruangan hingga
menghalangi pandangan mata orang.
"Cuwi sekalian cepat tutup seluruh pernapasan, jangan sampai menghisap asap beracun
itu," teriak Soen Put-shia keraskeras.
Menggunakan kesempatau itulah Siauw Yauw-cu putar badan dan ngeloyor pergi dari
sana. Soen Put-shia tidak jadi panik, telapak tangan diayunkan keluar mengirim sebuah
pukulan dabsyat. Biummm! kembali sebuah bentrokan dahsyat menggema diangkasa, pintu ruangan
yang baru saja dirapatkan SiauwYauw-cu segera terpental hancur termakan oleh serangan
dari pengemis tua ini. Sepasang telapak tangan Soen Put shia bergerak cepat, angin pukulan menderu-deru,
dalam sekejap mata asap putih yang memenuhi seluruh ruangan tadi berhasil dibuyar-kan
sama sekali. Menanti asap putih tadi sudah kena dibu-yarkan sama sekali. Sang Pat menghembuskan
napasnya panjang. serunya, "Sungguh tak nyana sitoosu tua hidung kerbau itu bisa "
bisanya menggunakan obat pemabok dari kalangan paling rendah untuk membokong
perbuatannya betul-betul terkutuk!"
Soen Put-shia termenung berpikir sejenak lalu menjawab, "Aku sipengemis tua telah
menghisap be-berapa kali sedotan asap putih tadi, namun aku rasa asap tadi tidak mirip
dengan obat pemabok atau sebangsanya."
"Tidak mirip obat pemabok?""
"Tidak salah, bau asap tadi rada sedikit wangi. Menurut pengalaman yang aku mi-liki,
setiap obat pemabok maka bau harum-nya tentu tebal dan menusuk hidung sekali."
"Bukan obat pemabuk" Waaah". kejadian ini rada aneh."
"Mungkin saja benda itu merupakan sebuah benda yang jauh lebih keji. tapi yang jelas
asap tadi bukanlah obat pemabuk."
"Perduli benda apakah itu, yang jelas pastilah bukan benda baik. Sitoosu hidung kerbau
itu buru-buru berlalu, aku lihat hal ini bukanlah disebabkan ia jeri atas ilmu silat dari
looeianpwe atau toako kami. pastilah di tempat luaran telah terjadi snatu peristiwa yang
serius, mengapa kita tidak mengguna-kan kesempatan yang sangat baik ini untuk
menerjang keluar dari sini?"
"Aku rasa mereka tentu sudah adakan persiapan!"
"Biarlah cayhe yang buka jalan, ingin ku-coba sampai dimanakah keiihayan mereka,"
seru Tu Kioe seraya melangkah keluar dengan tindakan lebar.
"Bila kita buang waktu sedetik, make persiapan mereka akan lebih kuat selapis." sam
bung Sang Pat. "Seandainya kita terjang keluar pada saat ini juga. mungkin kita bisa pukul
mereka sampai kocar-kacir."
"Aku takut apa yang bakal terjadi jauh dari dugaan kalian berdua," sela Soen Put shia.
"Namun, memang lebih baik lagi kalau kita coba-coba untuk menengoknya."
Dengan mengikuti dibelakang Tu Kioe. si pengemis tua itupun berjalan keluar dari
ruangan. Demikianlah dibawah pimpinan Tu Kioe yang berada dipaling depan, para jago segera
menerjang keluar dari ruang perahu. Tetapi baru saja mereka berbelok pada sebuah
tikungan, dari arah depan segera berkuman-dang datang suara bentakan nyaring dari
seorang gadis, "Berhenti!"
Bersamaan dengan bentakan tersebut, dari balik tikungan lambat-lambat berjalan
keluar seorang dara berbaju hijau. diatas tangan si dara tersebut mencekal sebuah benda
hitam berbentuk bulat panjang bagaikan tongkat dimana moncong tongkat tersebut
diarahkan kepada para jago.
"Didalam tebing besi itu. berisikan cairan racun yang ganas sekali." Terdengar ia
berseru. "Apabila cuwi sekalian berkeras kepala ingin menerjang keluar juga. jangan
salahkan kalau budak akan menggunakan benda ini untuk menghadapi kalian."
Tampak bayangan manusia berkelebat lewat, dari balik tikungan kembali muncul dua
orang dara berbaju hijau, ditangan dayang-dayang itupun mencekal pula sebuah tabung
besi yang tiada berbeda sama sekali dengan tabung besi yang berada ditangan dara
pertama kali tadi, Sementara itu jarak antara Tu Kioe dengan dara perbaju hijau itu cuma terpaut enam
tujuh depa belaka, sementara ia hendak menerjang kedepan dengan gerakan secepat
kilat. tampaklah Soen Put Snia maju selangkah kedepan melampaui tubuh Tu Kioe dan
menghalangi jalan perginya.
"Jangan bertindak gegabah!" bisiknya lirih.
Perlahan lahan ia angkat kepala memandang tiga dara tersebut, lalu berkata,
"Sungguhkah perkataan kalian itu" aku si pengemis tua kok rada merasa kurang percaya."
"Justru Siauw Yauw toatiang takut cuwi sekalian tidak mempercayai atas perkataan
kami. maka dari itu sengaja kami diperintahkan untuk mendemontrasikan kelihayan dari
tabung besi ini dihadapan cuwi sekalian" sahut berbaju hijau itu.
"Bawa kemari bajingan yang telah dija-tuhi hukuman mati itu?" teriak dara tersebut.
Dua orang bocah berbaju hijau segera munculkan diri dari balik tikungan sambil
menggusurkan seorang lelaki kekar berbaju ring-kas.
Terdengar para berbaju hijau itu berkata: "Berhubung orang itu berani membangkang
perintah yang dikeluarkan Koencu kami maka ia dijatuhi hukuman mati, kami akan
menggunakan dia sebagai kelinci percobaan! Nah saksikanlah dengan seksama.
Dua orang bacah berbaju hijau itu segera mendorong tubuh lelaki kekar berpakaian
ringkas tadi kehadapan dara tersebut, setelah itu ia membebaskan jalan darahnya yang
ter totok dan cepat-cepat mundur kebelakang.
Dara berbaju hijau tadi dengan gerakan yang paling cepat segera angkat tabung besi.
tersebut dan didorong tepat mengarah lelaki tersebut
Berpuluh-puluh rentetan putih bagaikan pancuran menyemprot tubuh lelaki itu daa
dengan telak menghajar tubuhnya.
Sementara itu lelaki kekar tadi baru saja berhasil membebaskan tubuhnya dari pengaruh
totokan, sebelum ia bertindak sesuatu berpuluh-puluh rentetan semprotan berwarna
putih itu sudah menyambar tiba.
Ia menjerit kesakitan dan lari dua lang-kah kedepan. namun akhirnya lelaki itu
terjungkal mati binasa. "Ooooow". cairan racun yang sangat lihay," bisik Soen Put-shia dengan penuh kaget.
Dalam beberapa saat saja mayat lelaki tadi sudah berubah jadi hijau kebiru-biruan,
kemudian menghitam dan akhirnya membusuk.
Dara berbaju hijau Itu melirik sekejap wajah Soen Put-shia sekalian, kemudian berkata
"Setelah cuwi sekalian menyaksikan sen-diri kehebatan cairan beracun itu, rasanya
kamu tentu mengerti bukan bahwasanya apa yang budak ucapkan bukanlah gertak
sambal belaka, apabila cuwi sekalian merasa yakin babwa ilmu silat yang kalian miliki
amat lihay dan mampu untuk menghadapi semprot-an air beracun ini silahkan Cuwi mulai
ber-gerak." Selesai berkata bersama-sama dua orang dara berbaju bijau serta dua orang orang
bocah berbaju hijau lainnya sama-sama mengundurkan diri dari tempat itu.
Menanti beberapa orang itu telah berlalu Siauw Ling geleng kepala dan berkata,
"Semprotan air racun yang dipancarkan dari tiga buah tabung besi bagaikan hujan gerimis
memenuhi seluruh angkasa, kendati ilmu silat yang kita miliki jauh lebih lihay pun, rasanya
sulit untuk menghindarkan diri dari ancaman tersebut."
"Jalan ini tidak mnngkin bila ditembusi lagi, lebih baik kita mundur dulu kedalam
ruangan dan mencari akal lain." Soen Put-shia mengusulkan.
"Hmm!" Tu Kioe mendengus dingin. "Hidung kerbau itu betul-betul keji sekali, bila
dikemudian hari ia terjatuh ketangan aku si Tn Loo-jie, tidak nanti kuampuni selembar
jiwanya." Sedangkan Sang Pat bergumam sendirian.
"Seandainya kita melepaskan senjata raha-sia secara berbareng dan didalam sekali
gebrakan berhasil merobohkan ketiga orang dara tersebut bukankah dengan sangat
mudah kita berhasil menerjang keluar dari sini?"
"Rupanya mereka sudah mengadakan persiapan ditempat ini." kata sang pengemis.
"Oleh karena ltuu gadis-gadis tadi bersembunyi dibalik tikungan, sekalipun kita memiliki
senjata rahasia yang paling jitupun belum tentu berhasil merobohkan mereka bertiga!"
"Seandainya lorong yang mereka jaga cuma satu tempat ini saja. cayhe punya satu akal
untuk menghadapi lawan". "Apakah akalmu itu?"
"Dengan menempuh bahaya siauwtee akan munculkan diri memancing kehadiran
mereka, menggunakan kesempatan yang baik ini-lah toako lepaskan senjata rahasia untuk
ro-bohkan mereka semua".
"Apakah sandara ingin menggunakan tubuhmu sebagai umpan untuk ajak ketiga orang
gadis itu gugur bersama?""
"Haaaaaa". haaaaa". seandainya siasatku Ini bisa dilaksanakan. tentu saja jauh lebih
baik keadaannya daripada kita berempat sama-sama terjungkal ditempat ini."
Soen Put-shia kembali geleng kepala.
"Apabila dugaan aku sipengemis tua tidak salah Siauw Yauw-cu tidak nanti melepaskan
kita dengan lega hati, aku rasa penjagaan yang telah dipersiapkan bukan ditempat Ini
saja." Tu Kioe mengeluarkan tangannya menge-tuk dinding rnangan, lain berkata, "Dinding
ruangan ini terbuat dari bahan kayu, mengapa kita jebol dinding dan menerjang keluar
dari sini?" "Bagus sekali! Caramu Ini memang tidak jelek. Pada saat ini mereka Sudah pertingkat
rasa waspada serta penjagaannya, terkurung terus ditempat ini bukanlah suatu tindakan
yang tepat"." Tiba-tiba terdengar suara ben trokan yang sangat dahsyat berkumandang
datang, disusul terjadinya goucangan yang amat keras diseluruh tubuh perahu itu.
"Aaaaaari sekarang akn tahu!" teriak Sang Pat." Si too su tua hidung kerbau itu berla-lu


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan tergopoh-gopoh. rupanya ada musuh tangguh yang datang mencari setori!"
Mendadak Soen Put shia mengebaskan pedang panjangnya, sementara tangan kirinya
menyambar sebuah meja. katanya.
"Seandainya betul-betul ada musuh tangguh yang datang mencari satroni dengan pihak
hidung kerbau itu, inilah kesempatan yang paling baik bagi kita untuk menerjang keluar
dari sini". "Loociaopwee. apakah kau hendak menggunakan meja tersebut sebagai tameng untuk
menahan semprotau air beracun dari mereka?" tanya Siauw Ling cepat.
"Aku memang ada maksud demikian "
"Bagus sekali! dengan adanya meja tersebut sebagai tameng maka semprotan air racun
merekapun bisa terbendung dan harapan untuk. berhasil pun jauh lebih besar. Cayhe
akan turun tangan bersama-sama cianpwe!"
"Tidak usah". tidak usah". tubuhmn masih diborgoi rantai emas, gerak gerikmu tentu
kurang leluasa. Lagipula beberapa orang bocah lelaki dan bocah perempuan itupun belum
merupakan tandingan dari aku sipengemis tua Yang kita takuti bukan lain adalah
semprotan air beracunnya, asal air racun itu bisa terbendnng rasanya, dengan kekuatan
aku sipengemis tua sanggup untuk menghadapi mereka".
"Tapi". mana boleh kami biarkan loocian pwe menempuh bahaya seorang diri!"
"Ha ha ha ha seandainya kalian tidak datang mungkin sejak semula nyawa dari aku si
pengemis tua sudah melayang"."
Ia merandek sejenak, lalu melanjutkan: "Aku berharap kalian bertiga suka menaati
lebih dahulu disini, nantikanlah kabar baik dariku I"
Seraya berkata ia angkat meja tersebut sebagai tameng dan mencekal erat erat
pedangnya ditangan kanan lalu maju kedepan dengan langkah lebar.
Jilid 6 BAGAIMANA kalau cayhe pergi bersama sama loocianpwe" mungkin sedikit banyak
cayhe bisa membantu dirimu." seru Tu Kioe.
"Apakah kau anggap aku sipengemis tua masih belum sanggup umuk menandingi
bocah-bocah ingusan itu?" teriak Soen put-shia dengan sepasang mata melotot bulat.
"Cayhe sama sekali tiada maksud demikian."
"Kalau begitu tak usahlah banyak ribut"."
Kembali terjadi ledakan dahsyat diikuti tubuh perahu goncang dengan kerasnya,
Siauw Ling mengerutkan alisnya lalu berkata, "Rupanya pihak musuh tangguh semakin
mendekati perahu panca-warna entah benda apakah yang digunakan untuk menumpuk
perahu itu?" "Bagus sekali! Inilah kesempatan bagi kita untuk menghajar mereka dari dalam.
Meja yang berada ditangan kirinya segera dilintangkan didepan dada kemudian
bentaknya keras. "Air racun kalian tidak seberapa lihay ayoh kalau betul-betul hebat gunakanlah terhadap
aku sipengemis tual"
Siauw Ling segera menyambar sepasang sumpit dan dicekalnya ditangan, ia berkata.
"Keadaan sangat memaksa, mau tak mau terpaksa Siauw heng harus turun tangan keji
terhadap mereka!" "Berhadapan dengan musuh tangguh tidak perlu kita berwelas asih sebab kalau kita
tidak bunuh pihak lawan maka kemungkinan besar kitalah yang bakal dibunuh oleh
mereka. Toako. siauw te merasa kaupun tak usah berwelas kasih lagi terhadap manusiamanusia
macam itu." Haruslah diketahui sepasang tangan ketiga orang itu telah diborgol jadi satu oleh
seutas rantai emas yang kuatnya luar biasa, maka dari baik dalam mengambil benda
maupun dalam menghadapi musuh. sepasang tangan mereka mau tak mau harus
bergerak secara berbareng.
Dalam pada itu Siauw Ling sambil mencekal sepasang sumpit berdiri didepan pintu
ruangan memperhatikan gerak gerik son put-shia.
Tampaklah Soen put shia dengau menyembunyikan diri dibalik meja ia berjalan terus
hingga tiba didekat tikungan, pada saat itu-lah mendadak pedangnya berputar
melancarkan sebuah tusukan kilat.
Siauw Ling pusatkan seluruh perhatian-nya kearah tikungan tersebut, diam-diam hawa
murninya telah dipersiapkan, asal ia lihat ada gerakan yang mencurigakan muncul diatas
maka serangan senjata rahasia sesuai dengan ajaran dari Tiauw-siancu segera akan
digunakan. Tampak dua belah pedang muncul dari balik tikungan membendung datangnya
serangan pedang dari Soen Put Shia.
Tiga bilah pedang saling berbentrokan dengan kerasnya diujung tikungan. namun tidak
nampak kemunculan kedua orang bocah berbaju hijau serta ketiga orang dara berbaju
hijau yang membawa tabung besi berisi-kan air racun itu.
Soen Put Shia dengan tangan kiri mence-kal meja siap sedia menghadapi semprotan air
racun dari ketiga orang dara itu, dengan gerakan yang cepat laksana kilat pula ia
menerjang terus kearah depan.
Slapa sangka kejadian selaujutnya jauh di luar dugaan sipengemis tua dari
perkumpulan Kay-pang ini, pertarungan telah berlangsung lama sekali namun pihak lawan
belum juga munculkan diri, disamping itu tidak ada pula semprotan air racun yang
memancar tiba, hal ini membuat hatinya jadi tercengang dan keheranan.
Tenaga dalamnya segera disalurkan keujung pedang, sekuat tenaga disambarnya
pedang lawan". Traaaang! sebilah pedang berhasil ia sampok hingga jatuh keatas tanah.
Bersamaan itu pula tangan kirinya tarik kembali meja pelindung badan itu, pedang
ditangan kanannya diperketat dau pedang keduapun berhasil ia sampok rontok
Dengan suatu gerakan yang cepat pengemis ini melongok kebalik tikungan, tampaklah
dua orang bocah berbaju hijau itu sedang bongkokkan badan memungut kembali
pedangnya yang tersampok jatuh, sementara ketiga orang dara berbaju hijau tadi entah
sudah lenyap kemana. Soen Put-shia segera angkat pedangnya dan berteriak keras, "Kalian cepatlah datang
kemari, kita Sudah tertipu!"
Dimulut ia mengundang kehadiran Siauw Ling sekalian, sedangkan tangan kirinya
segera membuang meja dan mengirim sebuah pukulan.
Siaow Ling serta Tiong-chiu Siang-ku yang mendengar teriakan itu buru-buru lari
datang, Tenaga pukulan yang dilepaskan Soen Put-shia betul-betul luar biasa sekali.
sebelum kedua orang bocah berbaju hijau ingusan tersebut sungguh menghadapi
serangan dahsyat dari Soen Put-shia" ditengah ben-trokan dahsyat. tubuh mereka
terpukul mundur tiga langkah kebelakang.
Pada waktu itulah Siauw Ling, Sang Pat serta Tu Kioe telah tiba disana, terdengar
mereka berbareng bertanya, "Apa yang telah terjadi?"?"
"Haaa". haa.-.haaaa". mungkin Siauw Yanw cu cuma memiliki tiga buah tabung
belaka"sekarang tabung tersebut harus digunakan untuk menghadapi lawan tangguh
mememungut kembali pedangnya, angin pukulan dari sipengemis tua itu sudah
menyambar tiba. terpaksa kedua orang bocah tersebut harus menggabungkan kedua
tenaganya untuk membendung datangnya ancaman itu.
Tapi mungkinkah kedua orang bocah
Dalam pada itu kedua orang bocah berbaju hijau yang tidak sempat memungut kembali
pedangnya, kemudian kembali pula kemunculan Siauw Ling bertiga disana, dalam hati
mereka sadar bahwa mereka berdua bukanlah tandingan mereka, tanpa banyak bicara
lagi kedua orang bocah tersebut lari ngacir dari situ.
Berhenti"." bentak Siauw Ling.
Dalam keadaan seperti kedua orang bocah itu mana sudi menurut, tanpa berpaling
mereka percepat larinya ngacir dari situ.
"Kalau kalian berdua tidak mau menuruti perintahku, jangan salahkan kalau aku
bertindak keji" teriak Siauw Ling penuh kegusaran.
Bersarnaan dengan bentakan itu sepasang telapaknya diayun berbareng. dua batang
sumpit tersebut segera meluncur kedepan Iaksana sambaran petir.
Terdengar dua jeritan lengking yang mengerikan berkumandang datang, kedua orang
bocah berbaju hijau itu jatuh terjungkal keatas lantai dan tak berkutik lagi.
Soeh Put-shia menyambar kembali meja tersebut untuk melindungi badannya lalu ia
menerjang dahulu kedepan, tatkala tubuhnya berlalu disisi kedua orang bocah tadi
tampaklah dua batang sumpit yang dilepaskan Siauw Ling tersebut dengan telak
menembusi tekukan lutut dari bocah-bocah itu, lukanya amat parah dan dalam sekali.
Tekukan lutut merupakan suatu bagian tubuh yang berbahaya, apabila tempat itu
terluka maka sulit untuk sang penderita untuk berjalan kembali.
Siauw Ling mencabut keluar kedua batang sumpit tersebut, ia menghela nafas ringan
dau bungkam dalam seribu bahasa. Jelas dalam hati kecilnya timbul rasa iba setelah
menyaksikan kedua orang bocah itu.
Tu Kioe yang menyuSul datang segera menyepak tubuh Sang bocah yang ada
disebelah kiri, jengeknya dingin, "Hey bocah cilik, usiamu paling banter cuma empat lima
belasan, kalau mati dalam usia begini muda apakah tidak terlalu sayang.
Dari sepasang mata bocah berbaju hijau ito secara lapat-lapat terpancar keluar. rasa
takutnya yang luar biasa, namun ia tetap gertak gigi membungkam dalam seribu ba-hasa.
Dengan selembar wajah yang kaku dan dingin, kembali Tu Kioe berseru, "Kalau kau
tidak ingin mati, maka cuma ada satu cara saja yang dapat kalian termpuh."
Bocah berbaju hijau itu bergerak sedikit, namun tetap tiada suara yang muncul.
"Kemanakah ketiga orang bocah perem-puan itu?"
Bocah berbajn hijau itu melirik sekejap, rekannya tetap membisu.
Menyaksikan keadaan bocah-bacah itu, Siauw Ling menghela napas paujang, bisik-nya,
"Tak usah ditanya lagi, mari kita terjang keluar "
"Biarlah aku sipengemis tua yang membuka jalan!"
Lorong dimana mereka lewat amat sempit dan cuma beberapa tombak saja
panjangnya, setelah menikung pada suatn tikungan, munculah sebuah tangga kayu yang
mengabungkan tempat itu dengan geladak.
Terdengar suara bentrokan senjata berku-mandang dengan nyaringnya dari arah lnar,
jelas diatas geladak sedang dilangsungkan suatu penempuran yang amat seru.
Soen Put-shia yang menyaksikan mulut tangga amat sempit dan meja dibawahnya tidak
muat, tanpa banyak bicara pedangnya bekerja keras membabat sisi meja tadi. kemudian
ia meloncat lebih dahulu keluar dari mulut tangga.
Rupanya kepergian ketiga orang dara berbaju hijau tadi amat tergopoh" sehingga
mulut tangga pun lupa ditutup kembali.
Soen-put-shia loncat naik keatas tangga dia menengok keluar. namun dengan cepat ia
berdiri tertegun. Sang Pat menjumpai perubahan air muka sipengemis tua itu, dengan cepat bertanya
lirih, "Apa yang terjadi?"
"Shen Bok Hong"."
"Ehmm. ada satu persoalan cayhe telah lupa memberitahukan pada loociaopwe," tu-kas
Siauw Ling sambil mengangguk." Beberapa hari berselang Shen Bok Hong telah menderita
kerugian besar dengan Su Hay Koen Cu. berpuluh-puluh buah sampan nja telah
ditengelamkan oleh Koaen cu tersebut bahkan jago-jago lihaynya yang sekarat banyak
sekali. Aku rasa dengan tabiat Sen Bok Hong yang maunya menang sendiri, setelah rugi
tentu saja ia tak mau berpeluk tangan belaka."
Soen-put-shia tersenyem. "Inilah yang dinamakan dengan racun melawan racun,
pertempuran yang sedang berlangsung diatas geladak amat seru sekali. bagai-mana kalau
kita tunggu dulu sampai pertarungan mereka usai dan menentukan siapakah yang
menang diantara mereka?""
Seandainya kami bersaudara tidak memakai borgol dibadan, maka ini memang
merupakan satu tindakan yang palig tepat. seru Sang Pat." Tetapi keadaan kita sekarang
lain, kesempatan baik ini kita harus cepat cepat naik kegeladak sambil memperhatikan
situasi disitu, begitu ada kesempatan bagus kita harus bertindak."
"Baiklah. inilah ypng dinamakan menangkap ikan diair keruh, aku sipengemis tua akan
memberikan jalan buat kalian bertiga." Setelah pengemis itu". meloncat keluar dari
tangga, Siauw Ling segera menyusul dari belakang Tampaklah noda darah berceceran
diatas geladak, berpuluh-puluh sosok mayat menggeletak disana-sini, pemandangan
ketika itu mengerikan sekali.
Soen Put-shia sambil mencekal pedangnya bersembunyi dibalik sebuah liang besar,
waktu itu ia sedang mengape kearah Siauw Ling sekalian.
Tiong-chiu Siang ku sekalian buru-buru kesana dan sama-sama bersembunyi dibalik
sebuah tiang besar. Dalam pada waktu itu rupanya pasukan pengawal yang berada diatas
perahu panca warna itu sebagian besar telah gugur atau luka parah, kecuali pertempuran
sengit yang maslh berlangsung diatas geladak, empat penjuru sudah tidak nampak
manusia hidup lagi Dengan suara lirih Soen Put-shia segera berbisik"."Rupanya pihak Suhay
Koen-cu telah menderita kerugian yang sangat besar, seluruh anak buahnya telah
hampir binasa semua."
Siauw Ling alihkan sinar matanya kedepan. tampaklah tubuh Shen Bok Hong yang
tinggi besar namun bongkok itu berdiri tegak diujung perahu, dari ujung pedang yang
berada ditangannya titik-titik darah segar menetes terus tiada hentinya.
Sedangkan Siauw Yauw-cu menari narikan hudtimnya sedang melangsungkan
pertarung-an sengit melawan dua orang kakek tua.
Pakaian yang dikenakan kedua orang kakek tua itu menyolok sekali, yang satu
memakai baju serba putih, sedang yang lainnya memakai baju serba hitam, mereka bukan
lain adalah Hek-pek Jie loo dari Tiang Pek-san. Tatkala dalam perkampungan Pek Hoasancung diadakan pertempuran para enghiong, Siauw Ling pernah berjumpa dengan Hek
Pek Jie-loo ini, namun ketika itu mereka berdua sama sekali tidak turun tangan, maka
tidak mereka ketahui sampai dimanakah taraf kepandaian mereka.
Kini setelah diperhatikan dengan seksama, maka dirasakanlah bahwa ilmu silat kedua
kakek itu sangat aneh, gerak-geriknya jauh berbeda dengan aliran ilmu silat didaratan
Tiong goan Empat buah telapak baja mereka bagaikan titiran angin puyuh melayani setiap
ancaman yang datang dari senjata hudtim Siauw Yauw cu, masing-masing pihak saling
merebut menyerang, semua jurus yang ampuh kejipun meluncur keluar semua.
Kecuali Siauw Yauw-cu yang sedang ber-tempur sengit melawan Hek-pek Jie-loo, tidak
nampak Su hay Koen-cu yang memakal jubah kuning itu hadir disana, kemungkinan ia
pergi?" "Su Hay Koen-cu benar-benar congkak dan tinggi hati, sekalipun menyaksikan segenap
pasukannya punah, ia masih tidak sudi munculkan diri menghadapi musuh," pikir Siauw
Ling. "Aneh". sungguh aneh sekali," bisik Soen put-shia tiada hentinya. "Sekalipun Shen Bok
Han telah mengerahkan segenap jagoan lihay dimilikinya tidak mungkin mereka telah mati
binasa semua, dan aneh sekali, mengapa korban yang bergelimpangan diatas geladak
rata-rata merupakan anak buah dari Sui Hay Koen-cu semua?"
"Mungkln Shen Bok Hong telah mengang-kut para korbannya!"
Baru saja ucapan itn selesai diutarakan, mendadak terlihatlah senjata hudtim dari Siauw
Yauw-cu mengirim dua buah serangan dahsyat memaksa mundur Hek Pek Jie Loo. setelah
itu ia putar badan dan lari masuk kedalam ruang perahu
Piutu ruang perahu yang terukir naga serta burung hong itu mendadak membentang
lebar, setelah melepaskan Siauw Yauw-cu, pintu tadi menutup kembali seperti sedia kala.
Siauw Ling alihkan sinar sinar matanya kearah pintu ruang perahu yang berukiran
burung hong dan naga tadi, terlibatlah suasana disana tetap utuh tidaK kekurangan
barang sedikitpun. Jelas pertempuran sengit yang barusan berlangsung hanya terbatas
diatas geladak belaka, ruang belaka, ruang perahu tersebut sama sekali tidak
terpengaruh-hal ini menegangkan hati si anak muda ini maka bisiknya kepada Soen-putshia.
. "Loociaupwe, coba kau lihat korban yang berjatuhan diatas geladak sangat
mengerikan, namun suasana dalam ruang perahu itu aman tenteram seolah-olah sama
sekali tidak terjadi peristiwa apapun."
"Aku sipengemis tna pun merasa rada tercengang dengan keadaan tersebut, baik
pertempuran besar maupun pertempuran kecil sudah sering kali kusaksikan, namun belum
pernah kujumpai pertempuran yang demikian aneh macam ini hari. DewaSa ini diatas
geladak kecuali Shen Bok Hong serta Hek Pek Jie loo tidak nampak kehadiran orang-orang
perkampungan Pek-hoa-san-cung lagi, bukan-kah kejadian ini tidak kalah anehnya dengan
ketenangan ruang perahu itu?"?"?"
Siauw Ling memperhatikan suasana disekitar sana dengan lebih seksama. sekalipun
tidak salah, diatas geladak yang luas, kecuali Shen Bok Hong serta Hek Pek Jie Loo sama
sekali tidak nampak sesosok manusiapun. dalam hati ia lantas berpikir.
"Mungkin Shen Bok hong datang kesitu hanya dengan mengajak Hek Pek Jie Loo
belaka Seandainya betul, dengan kekuatan mereka bertiga berhasil menyapu rontok
seluruh jagoan lihay yang ada diatas perahu panca warna ini. hal tersebut membuktikan
bahwa kepandaian silat yang dimiliki Hek Pek Jie-loo tidak berada dibawah kepandaian
silat Shen Bok Hong sendiri "
Terdengar Shon Bok Hong yang berada di-tengah geladak dengan suara yang parau
berseru lantang. "Su Hay Koen-cu, keempat puluh delapan orang perwira pengawal perahumu telah mati
binasa semua. aku rasa dalam ruang perahumu sudah tiada panglima yang bisa terapung
lagi. Dalam keadaan seperti ini aku rasa sudah waktunya bagimu untuk memunculkan diri
sendiri?" "Hemm! walaupun keempat puluh delapan orang pengawal perahukn berhasil kau
binasakan semua, namun tengok dulu! apakah kedelapan belas orang jago lihay yang kau
bawa masih ada yang hidup segar?" sahut Su Hay Koen-cu dari dalam ruang perahu
dengan suara berwibawa, "Dewasa ini kecuali kalian bartiga jangan harap bala bantuan
kalian bisa datang kemari.
"Shen Bok Hong?" snara diri Siauw Yauw cu pun berkumandang datang pula dengan
lantang. "Pinto ingin memberitahukan satu persoalan kepada dirimu?"
"Heee". heee.fc.apakah kau anggap aku orang She shen tidak berani meuerjang
masuk kedalam ruang perahumu?"
Tiba-tiba pintu ruang perahu tersebut terbuka lebar diikuti munculnya Siauw-Yauw-cu
dengan langkah lambat. katanya kembali: "Diatas perahu panca warna ini kecuali
dilindungi oleh empat puluh delapan orang pengawal berbaju hitam, masih ada tiga puluh
enam bocah lelaki serta dua puluh orang cantik berkumpul disini semua. Asal Koen-cu
kami turunkan perintah maka dengan cepat mereka akan menerjang keluar dan


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengerebuti kalian bertiga!"
"Hemmmm! sekalipun lebih banyak seorangpun percuma. mereka tidak lain hanya-lah
sukma-sukma yang mendaftarkan diri pada raja akhirat dan kini banya menunggu saat
ajalnja belaka. Cayhe ingin sekali berjumpa dengan Koen-cu kalian, entah berani-kah ia
munculkan diri untuk bergebrak dengan melawan aku orang She shen?"
Tampak pintu ruang perahu kembali terbuka lebar lebar, Su Hay Koen-cu yang
memakai jubah kuning emas dengan langkah lebar. muucullah diri diatas geladak.
"Shen-toa Cung-cu, benarkah kau hendak tantang cayhe untuk berduel?" Tegurnya
sambil tertawa hambar. Sinar mata Shen Bok Hong perlahan-lahan dialihkau keatas wajah Suhay Koencu.
tampaklah orang itu berusia tiga puluh ta-hunan, jubah yang dikenakan berwarna kuning
dengan sulaman naga yang beraneka rupa dari benang emas. tangannya kosong dan
tidak bersenjata. Ia segera tertawa dingin"Saudara. jubah kuning emas yang kau kenakan memang cukup mentereng, cuma
tidak tahu bagaimana dengan ilmu silatnya?"
"Apakah Shen toa cungcu ingin menjajal kepandaian silatku?"
"Dua kali bertempur, anak buah kita berdua yang jatuh korban sudah tiada tara
banyaknya, dari pada mereka pada modar semua alangkah baiknya kalau kita berdua
melakukan pertarungan tersendiri, dengan demikian memang kalahpun bisa cepat
ditentukan "Sudah lama aku mendengar nama besar dari Shen-toa-cungcu, apalagi jika aku tidak
berkeyakinan untuk menandingi kepandaian silatmu, tidak nanti aku berani munculkan diri
didalam dunia persilatan!"
Tiba-tiba Shen Bok Hong maju kedepan hingga tiba ditengah geladak, lain berseru
dingin. "Bila Koencu pun ada maksud demikian, dengan senang hati aku orang she Shen
menantikan petunjukmu!"
Diam-diam Siauw Ling perhatikan gerak gerik simanusia bayangan berdarah ini.
tampaklah tatkala ia berjalan melewati tumpukan mayat-mayat tersebut, mendadak laksana
dicengkeram dan dilempar orang, mayat tadi segera pada mencelat dengan sendirinya
masuk kedalam sungai. Hal ini menimbulkan rasa kagum dalam hatinya, ia berpikir
"Ilmu silat yang dimiliki orang ini benar benar luar biasa sekali!"
Dalam pada itu terdengar Su Hay Koea-cu tertawa terbahak-bahak dan berseru, "Nama
besar She-toa-cungcu telah menggetarkan sungai telaga, aku rasa tidak perlu kau
demontransikan kelihayanmu dihadapan diri cayhe"."
-000O000- SOEN PUT SHIA yang ada dibalik tiang, dengan ilmu menyampaikan suaranya berbisik
kepada siauw Ling serta Tiong " chiu Slang cu, "Yang satu baru yang lain lama, kedua
orang jagoan dahsyat ini bakal melangsungkan pertempuran sengitnya diatas perahu
panca-warna ini, menurut pendapatku pertarungan ini sangat besar pengaruhnya
terhadap nasib serta keselamatan umat Bu-Iim, dikala kedua orang itu bertarung hingga
kehabisan tenaga nanti alangkah baiknya kalau kita turun tangan secepat kilat untuk
membereskan mereka berdua, bila tindakan kita ini berhasil maka perbuatan tersebut
merupakan suatu pahala yang besar bagi umat Bu lim. Nah, agar suksesnya usaha
tersebut, baik baiklah menyembuyikan diri jangan sampai jejak kita ketahuan mereka."
Tampaklah Shen Bok Hong yang tinggi besar tapi bongkok itu berhenti ditengah
geladak, tangan kanannya diangkat keatas dan berkata.
"Tamu tidak akan mendahului tuan rumah, silahkan Koencu turun tangan terlebih dahulu."
Sementara Su Hay Koencu hendak majn kedepan, mendadak terdengar Siauw Yauwcu
berseru lantang, "Koencu, tunggu sebentar!"
Aku tidak boleh perlihatkan kelemahan dihadapannya, Tootiang masih ada persoalan
apa lagi. "Koen-cu. cita-citatmu adalah memimpin Bu-lim dan menguasai jagad, apa gunanya
disebabkan sedikit persoalan lantas hendak turun tangan sendiri"."
"Asal kalian dapat mengalahkan aku orang she Shen, maka persoalan dalam Bu-lim
kendati belum seluruhnya rampung, paling sedikit cita cita Koen-cu Sudah tak jauh!" tukas
Shen Bok Hong dingin. "Cepat atau lambat aku tak bisa menghindarkan diri lagi untuk bertarung melawari
Shen Bok Hong, buat apa kita harus ragu-ragu lagi?"
"Walaupun perkataan Koen cu tidak salah namun saat ini bukanlah saat yang tepat."
"Mengapa?" "Pada saat dan situasi seperti ini, kita telah berhasil menguasahi seluruh keadaan,
musuh sedikit dan kita berkekuatan besar, tentu Saja Koen-cu tidak usah turun tangan
sendiri untuk menghadapi musuh
"Jadi menurut pendapat tootiang?" tanya Su Hay Koen cu dengan alis berkerut.
"Maksud pinto, lebih baik kita paksa Shen Bok Hong untuk mengikatkan diri kepada kita
dan rela berbakti diri"
"Perlahan lahan Su Hay Koen-cn mengangguk.
"Apa bila tootiang sudah mempunyai rencana yang masak, tentu saja akupun tak usah
membuang tenaga dengan percuma lagi." katanya.
"Silahkan Koen cu kembali kedalam ruang-an, biarlah pinto, yang hadapi mereka bertiga."
Sebelum Su Hay Koen-cu sempat menjawab mendadak tampaklah seorang bocah
berbaju hijau buru-buru munculkan diri dari dalam ruangan dan membisikkan sesnatu disisi
telinga Siauw Yauwcu. Menyaksikan tingkah laku bocah itn, dalam hati Siauw Ling berpikir, "Dalam
menghadapi pertarungan yang amat Sengit tadi tentu saja baik Su Hay Koen cu maupun
Siauw Yanw cu tidak sempat mengurusi kami, kini anak buah masing-masing pihak samasama
binasa dan posisi pihak Su Hay Koen-cu rupanya jauh lebih unggul, tentu saja Siauw
Yauw-cn teringat kembali akan diri kami sekalian, rupanya bocah berbajn hijan itn sedang
melaporkan peristiwa memberitahukan dirinya kami beberapa orang"
Tampak air muka Siauw Yauw-cu tetap tenang seperti sedia kala, ia tertawa hambir dan
ulapkan tangannya memerintahkan bo-cah tersebut mengundurkan diri.
Rupanya Shen Bok Hong sudah tidak Sa-baran untuk menunggu lebih jauh, dengan
dingin ia menghardik. "Koen-cu apakah kau jeri untuk berduel melawan diriku?" Su Hay Koen-cu tersenyum.
"Siauw Yauw-cu, tootiang telah mengatur-kan segala sesuatu bagi diriku, dalam waktu
singkat ia akan berhasil meringkus kalian bertiga, tentu saja dalam keadaan seperti ini
tidak perlu bagiku untuk bergebrak melawan kalian," katanya.
Sinar mata Shen Bok Hong berputar, diam dia ia memberi kisikan kepada Hek Pek Jieloo
untuk menerjang masuk kedalam ruang perahu itu dengan gerakan yang paling cepat.
Sepasang telapak Su Hay Koen-cu berbareng didorong kedepan, dua gulung angin
pukulan yang maha dahsyat secara terpisah segera menyerang Hek Pek Jie-loo.
"Buru-buru Siauw Yauw-cu kebaskan senjata hudtim lalu berseru,
"Koen-cu, harap kau cepat-cepat kembali kedalam ruangan lebih dulu!"
Su Hay Noen cu tidak membangkang, ia putar badan dan meloncat masuk kedalam
ruangan. Hek Pek Loo-jie masing-masing mengeluarkau telapak tangannya menyambut
kedatangan pukulan udara kosong yang dilancarkan Su Hay Koen-cu tadi.
Meski akhirnya kedua orang kakek tua itu berhasil menyambut datangnya serangan
tersebut namun tak urung tubuh mereka terge-tar juga sampai mundur selangkah
kebelakang. Dalam pada itu kebasan hudtim dari Siauw Yauw-cu telah menyambar tiba. secara
terpisah ia menyerang Hek Pek Loo-jie secara berbareng hingga memaksa kedua orang itu
harus mundnr selangkah lagi kebelakang.
Dan tidak menanti kedua orang itu melancarkan serangan balasan. tubuhnya telah
berkelebat meloncat kembali kedalam ruang-an perahu.
"Serbu kedalam ruang perahu mereka!" hardik Shen Bok Hong lantang, dengan pedang
melindungi badan ia bergerak menuju kearah ruacgan perahn.
Hek Pek Jie-loo mengiakan, masing masing dengan telapak kiri melindungi badan.
telapak kanan bersiap sedia melancarkan serangannya segera menerjang kedalam ruang
perah. Tiba-tiba". serentetan titik hitam bagaikan hujan gerimis menyemprot keluar dari balik
ruangan. Untuk sesaat sulit bagi Hek Pek Jie-loo untuk melihat jelas senjata rahasia macam
apakah yang mengancam mereka, seraya lintangkan telapaknya melindungi badan mereka
loncat mundur kebelakang.
Tetapi dengan cepat pnla mereka menjerit kesakitan, diatas masing masing telapak
terasa amat sakit bagaikan diantuk tawon.
Shen Bok Hong yang berada dibelakang masih sempat meloloskan diri dari bahaya,
melihat rekannya menjerit ia segera gerakan tubuhnya meloncat mundur keujung geladak.
"Air racun"." pikir Siauw Ling dalam hati Belum habis ia berpikir, dari balik ruangan
terdengar gelak tertawa dari Siauw Yauw cu berkumandang datang disusnl suara
jengekan yang berada disini
"Bagaimana dengan keadaan luka kalian berdua?"
Hek Pek-jie- loo sama-sama tundukan kepalanya menendang keatas tangan kiri mereka
yang telah berubah menjadi hitam pekat. rasa bergidik meyelimuti seluruh benak mereka,
sambil mengempos napas menutup jalan darah dilengan kiri mereka, jeritnya lengking.
"Jarum beracun"
"Haaa". haaa". tidak salah, jarum tersebut dinamakan jarum tawon pemutus nyawa
yang disimpan dalam sebuah tabung berisi air racun,bagi orang-orang yang terkena air
racun itu, mulut mukanya segera akan membusuk dan hancur, kendati tenaga Iwekang
sang penderita bagaimana lihaypun tidak nanti dapat melawan keganasan dari cairan ular
berbisa ini. Apalagi kalian berdua telah terkena jarum beracun yang maha lihay"."
Meskipun Hek Pek Jie-lop sama-sama disebut sebagai enghiong dari luar perbatasan,
tak urung berubah juga air mnkanya setelah mendengar ucapan itu.
Terdengar Sianw Yauwcu melanjutkan ka-tanya, "Jarum beracun itu lembut bagaikan
bulu kerban, begitu kena darah maka jarum tadi akan mengalir menuju kejmtung.
sekalipun kalian berdua memiliki badan yang terdiri dari otot kawat tulang besi jangan
harap nyawa kalian bisa lolos dari ini hari!"
Hek Pek Jie loo saling bertukar pandangan sokejap, bibir mereka bergerak seperti mau
mengucapkan sesuatu namun akhirnya tak sepatah katapun meluncur keluar.
Siauw Yauw cu lintangkan senjata Hud-timnya didepan dada kemudian perlahan-lahan
keluar pintu ruangan, ia tertawa bambar dan melanjutkan, "Bagi kalian dewasa ini hanya
ada satu jalan bidup saja yang bisa ditempuh."
Hek Pek Jie-loo sama-sama kerutkan dahinya, bibir mereka kembali bergerak seperti
mau mengucapkan sesuatu namun akhirnya ditahan juga.
Siauw Yauwcn mendehem perlahan dan.berkata lebih jauh.
"Kecuali obat penawar yang disimpan dalam saku Koencu kami, dikolong langit dewasa
ini tiada bahan obat lain yang bisa menolong jiwa kalian berdua lagi,"
Hek Pek Jie loo tundukkan kepalanya memandang mulut luka diatas lengannya, tampak
lapisan hit m semakin melebar keatas, sadarlah kedua orang jagoan itn bahwa waktu tak
bisa diundur- undur lagi.
Berada diambang pintu kematian, tak urung semangat jantan Hek Pek Jie-loo lun-tur
juga, mereka berpaling kearah Shen Bok Hong dan berseru, "Shen Toa Cun-cu"."
Shen Bok Houg mendehem berat memotong ucapan kedua orang itu, sambungnya
kembali, "Dalam saku cayhe saat ini tersimpan obat pemunah racun yang paling mujarab,
Silahkan kalian berdua datang kemari, coba kutinjau keadaan luka kalian."
Hek Pek Jie-loo menurut, mereka sama-sama berjalan menghampiri diri Shen Bok
Hong. "Dimanakah letak luka kalian berdua?"
"Diatas lengan sebelah kiri!"
"Apakah dibagian lain tubuh kalian tak ada luka lagi?"
Hek, Pek Jie-loo sama-sama menggeleng.
"Mungkin tenaga pukulan yang kami lancarkan tadi berhasil merontokan jarum
berancun dan memukul balik air racun. "sahutnya hampir berbareng. "Kecuali lengan kiri,
tiada luka lain yang kami derita."
"Harap kalian berdua suka menggulung njung baju kalian itu, biarlah caybe periksa
keadaan lukanya." Hek Pek Jie-loo sama menggulung ujung bajunya, terlihatlah beberapa buah titik hitam
muncul diantara tekukan lengan kedua orang itu.
"Mengapa kalian berdua tidak tutup seluruh jalan darah yang ada sehingga membiarkan
racun keji itu merangsang naik?" tegur Shen Bok Hong kemudian setelah memeriksa
keadaan lengan mereka. luar biasa sekali, mesti semua jalan darah kami telah tertutup namun gagal juga bagi
diri kami untuk membendungnya.
"Bagus?" bentak Shen Bok Hong sambil ayunkan telapak kirinya secara tiba-tiba " Akan
kusuruh kalian saksikan kehebatan golok beracun dari siorang she Shen."
Sementara angin pukulan yang amat nyaring diiringi desiran tajam langsung menghajar
tubuh Siauw Yanwcu. "Shen Toa- cungcu sekalipnn kau miliki kepandaian untuk menjungkir balikan jagad
pun, jangan harap kalian bisa lolos dari tempat ini dalam keadaan selamat." jengek Siauw
Yauwcu sambil menghembaskan senjata Hit timnya.
Tenaga lwekeng yang disalurkan keluar lewat ujung senjata tersebut, bagaikan kilatan
guntur menerjang keluar dan menyambut datangnya serangan udara kosong dari Shen
Bok-Hong. Serangan udara kosong ini telah menggunakan segenap tenaga Iwekang yang dimiliki
Shen Bok Hong selama ini, kedahsyatannya luar biasa sekali. Kendati Siauw Yauwcu telah
menggunakan tenaga Iwekangnya yang di pancar keluar lewat Hud-tim untuk
menyampaikan serangan, tak urung tubuhnya tergetar mundur juga sejauh satu.langkah.
Diam-diam hatinya terkesiap, pikirnya, "Ilmu silat yang dimiliki Shen Bok Hong betulbetul
luar biasa, aku tak boleh memandang enteng dirinya"."
Sementara otaknya masih berputar, dua jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang dari belakang tubuhnya, dua orang bocah berbaju hijau yang berdiri disisi
pintu ruangan secara mendadak roboh keatas tanah. menggeliat kesakitan dan putus
nyawa. Tatkala diteliti lebih seksama lagi, maka tampaklah diatas dada kedua orang bocah
berbaju hijau itu masing-masing tertancap sebilah pisau tipis yang berwarna kebirubiruan,
jelas golok itu telah direndam didalam air racun yang keji pula.
Kiranya setelah Shen Bok Hong melancarkan sebuah pukulan udara kosong tadi,
menyusul ia pun melepaskan dua bilah golok beracun.
la sadar bahwa serangan goloknya tidak mungkin akan berhasil melukai diri Siauw
Yauwcu oleh sebab itu orang bocah berbaju hijau yang berada dibelakangnya diincarnya.
Tidak salah lagi. serangan golok yang ia lepaskan benar-benar mengenai sasarannya
tanpa banyak berkutik kedua orangbocah berbaju hijau roboh binasa
Dikala Siauw Yauwcu masih memperhatikan keadaan anak buahnya itu, kembali terdengar
suara dengusan berat berkumandang datang.
Dengan cepat ia mendongak, terlihatlah sepasang lengan kiri Hek-Pek Jie-loo telah di
betot sampai patah oleh orang lain.
Kiranya setelah Shen Bok Hong melukai kedua orang bocah berbaju hijau tadi. ia
memecahkan perhatian dari Hek Pek Jie-loo menggunakan kesempatan itulah pedangnya
laksana sambaran kilat menebas kutung lengan kiri dari kedua orang kakek itu,
Siauw Ling yang bersembunyi dibalik tiang dan menyaksikan peristiwa itu, hati-nya
bergidik pikirnya. "Shen Bok Hong betul-betul seorang manusia yang ganas dan keji, seandainya ia tidak
tebas kutung lengan kiri Hek Pek Jie-loo mungkin kedua orang itu bakal kena gertak
Dalam pada itu terdengar suara dari Shen Bok Hong yang serak-serak basah
menggema lagi, "Loka beracun yang kalian berdua derita Sudah terlalu parah sekali, meski
ada obat mujarab belum tentu bisa disembuhkan seratus persen dan pada keadaan lebih
runyam apa boleh buat terpaksa siauwtee harus mewakili kalian berdua untuk memenggal
putus bencana tersebut, dengan begitu hubungan persaudaraan kita bertiga bisa
diselamatkan dari usilan serta rencana keji Siauw YauW-cu."
Darah segar mengucur keluar tiada hentinya dari mata luka diatas lengan Hek Pek Jieloo,
Saking sakitnya air muka kedua orang kakek ini telah berubah hebat, namun mereka
mengiakan juga dengan penuh rasa hormat,
Perkataan Shen Toa Cung cu sedikitpun tidak salah.
"Silahkan enghiong berdua cepat-cepat mengatur napas dan mengerem aliran darah
dari mulut luka tersebut, sebentar lagi kita harus melangsungkan kembali suatu
pertempuran yang sengit."
Hek Pek Jie-loo saling bertukar pandangan sekejap, akhir mereka sama-sama merobek
selapis kain dan dibalutkan keatas mulut luka ditangannya.
Mesti mereka tundukkan kepalanya memandang kutungan yang menggeletak diatas,
terlihatlah kutungan tersebut dari warna ke hijauan kini telah berubah jadi hitam pekat
dan mengerikan sekali keadaannya.
Shen Bok Hong angkat kepala memandang sekejap kearah Siaoiw Yauw-cu, lantas ujarnya.
"Tootiang, kau telah menggunakau nya-wa kedua orang bocah pengiringmu untuk
mendapat ganti dua buah lengan sahabatku, rasanya pihakmu tidak terlalu merasa rugi"
Siatiw Yauw-cu tertawa hambar
"Pinto merasa kagum sekali atas tindakan Shen Toa Cung-cu yang begitu keji dan
telengas, disamping itu akupun merasa kagum atas kegagahan kedua orang Cnng-cu yang
kehilangan lengan itu." Katanya.
"Ucapanmu terlalu berlebihan." tukas Shen J3ok Hong dingin. "Tootiang menggunakan
siasat licik, permainan setan apa lagi yang kau miliki" ayoh keluarkan semua! aku orang
she shen ingin sekali mendapat petunjuk darimu."
Tiba-tiba Siauw Yauw-cu angkat kepa"a tertawa terbahak bahak, kemudian berseru,
"Shen Toa Cung cu, silahkau kau menengok kebelakang!"
"Ada apa?" "Sudah kau lihat, dimanakah kita berada saat ini?"
lihatlah ombak sungai yang menggulung tiada bertepi dan, entah berada dimanakah dia
pada saat itu" tanpa terasa sepasang alisnya berkerut kencang.


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Makin lama perahu panca warna ini meninggalkan daerah perkampungan Pek Hoasancung makin jauh. apabila Shen Toa Cnng cu punya kegembiraan mari kita bersamasama
berpesiar lebih dulu ke Lam Hay, setelah itu baru kembali lagi kedataran Tionggoan."
" Heeeee". heeee". Tootiang anggap aku orang she Shen tidak mengerti akan ilrnu
be-renang dalam air?"
"Haaaa". haaaa sekalipun kau mengerti akan llmu berenang dalam air, tidak nanti kau
sanggup menandingi kehebatan ilmu berenang dari Koen cu kami."
Soen Put-shia yang mengikuti pembicaraan tersebut dari balik tiang segera berbisik lirih
kepada diri Siauw Ling, "Makin jauh panca warna ini meninggal-kan daratan, makin tidak
menguntungkan posisi kita Terus terang kukatakan bahwa aku sipengemis tua adalah
seekor bebek darat yang tidak mengerti ilmu dalam air entah bagaimana dengan keadaan
cuwi sekalian?" "Cayhe sendiripnn tidak mengerti ilmu dalam air." sahut Siauw Ling.
"Ditinjau dari situasi pada saat ini, kemungkinan besar kedua belah pihak akan saling
bertahan terus, keadaan ini kalau dibiarkan berlangsung terus maka hal tersebut tidak
akan mendatangkan kebernntungan buat kita semua. Terdesak oleh keadaan mau tak
mau rasanya kita harus menggunakan sedikit kelihayan."
"Kelihayan apa?"
"Lihat saja kelihayan aku sipengemis!" sahut Soen Pat-shia sambil tersenyum. Dengan
langkah lebar ia segera tampil kedepan dan langsung menegur.
"Shen ToaCung cu selamat berjumpa kembali. bagaimana kabarmu selama ini?"
Sekilas rasa kager berkelebat diaras wajah Shen Bok Hong yang seram, namun hanya
sedetik kemudian wajahnya telah pulih kembali dalam ketenangan, ia tertawa hambar.
"Aaaaah".! Kiranya Soen-heng pun berada disini." serunya. Dalam pada itu Siauw
Yauw-cu pun berpaling memandang sekejap kearah Soeu Put shia, lalu tanyanya
"Dimanakah ketiga orang lainnya?"
"Mereka sudah tidak sabar menanti iebih lama lagi."
"Menanti siapa?"
"Aku rasa dalam hati kecil Tootiang Sudah punya perhitungan sendiri, tak perlu bukan
rasanya aku sipengemis tua harus menerangkan sekali lagi?"
"Persoalan apa sih" Kali ini pinto benar-benar tidak bisa menebak!"
"Baiklah! Kalau tootiang memang inginkan aku sipengemis tua bicara terus terang.
terpaksa aku harus buka kartu didepan orang.
"Mereka sedang menunggu kunci borgol yang tootiang simpan."
Bibir Shen Bok Hong tampak bergerak seperti mau mengatakan sesuatu, namun
akhirnya maksud tersebut dibatalkan.
"Aaaaat". benar"." seru Siauw Yauw-cu sambil tertawa hambar. "Bukankah kalian
berempat ingin menggunakan kesempatan di kala orang lain lagi terdesak untuk
menggertak kami?" "Haaa". haaa haaa". mara bahaya apa sih yang sedang tootiang hadapi" kenapa aku
sipengemis tua sama sekali tidak melihatnya"
Soen-heng!" tiba-tiba Shen Bok Hong menyelak diri kesatnping. "Hidung kerbau ini
sombong sekali. coba kau libat, ia sama sekali tidak pandang sebelah matapun terhadap
diri Soen-beng." "Bangsat!" maki Soen Pot Shia dalam hati"
"Manusia keji dan licik macam kau rasanya harus dibasmi lebih dahulu dari pada Su Hay
Koencu sendiri"."
Namun diluar ia cuma tertawa terbahak-bahak belaka, tak sepatah katapun ia
menyahut. Sementara itu Siauw Yauwcu berpaling memandang sekejap kearah ruang perahu, lalu
ujarnya sambil tertawa, "Seandainya Soen-heng telah membuka harga mengapa persoalan
ini tidak dibicarakan lebih dabulu?"?"
"Berbicara mengikuti situasi yang terbentang dewasa ini. aku sipengemis tua tanpa
mengeluarkan modalpun rasanya masih bisa memperoleh keuntungan yang lumayan. Bila
Tootiang masih juga memaksa aku sipengemis tua untuk berdamai". waaah". tootiang
benar tak tahu kekuatan sendiri!"."
"Meskipun Soen thayhiap suka digunakan orang untuk menghadapi kami, namun apakah
kau Sudah lupa bahwa dewasa ini posisi kamilah yang jauh lebih unggul"."
"Kalau Tootiang". memang ingin paksa aku sipengemis tua berbalik pada orang lain,
penstiwa ini merupakan suatu kejadian apa boleh buat."
"Soen heng." tiba-tiba Sheng Bok Hong menimbrung " Apabila kau suka membantu aku
orang she Shen, aku Shen Bok Hok percaya dalam pertempuran hari ini kita pasti akan
peroleh kemenangan total."
Sulit bagi aku sipengemis tua untuk menentukan kami harus membina pihak yang mana
persoalan ini haras kurundingkan dahulu dengan mereka."
"Apa?"" dari pihak Kay-pang masih ada jagoan lain yang berkumpul disini"."
"Kalau mereka adalah orang orang Kay-pang, aku sipengemis tua tidak bakal ajak
mereka untuk berunding lebih dahulu "
"Kalau bukan orang orang Kay-pang lantas"." sinar mata ketua perkampungan Peahoa
cung ini dialihkan kesamping, tampaklah Siauw Ling bersama-Sama Tootiang " chin
Siang Ku dengan langkah gagah sedang munculkan diri diatas geladak.
Kemunculan Siauw Ling ditempat itu lebih kaget lagi tatkala tahu bahwa Tiong-chiu
Siang-ku berserta Soen Put Shia pun berada disani". ia sadar bahwa kekuatannya tak
mungkin bisa mengimbangi kekuatan lawan, tanpa sadar ia berdiri tertegun.
Sementara ituTiong chiu Siang Ku dengan membawa selembar papan dimasing-masing
tangannya menengok sekejap kearah Siauw Yauw cu lantas berkata serentak
"Dengan mempertaruhkan selembar jiwa kami coba membendung ancaman air beracun
serta jarum beracun tersebut dengan dua lembar papan ini!"
"Dewasa ini waktu bagi kami tidak terlalu banyak bila Tootiang tidak cepat-cepat ambil
kepmusan, aku takut kau bakal menyesal sepanjang masa," sela Soen Put Shia.
Tiba-tiba Siauw Yauwcu merogoh kedalam sakunya ambil keluar sebuah kunci
diangkatnya tinggi-tinggi ketrngah udara ancamannya;
"Kunci ini merupakan anak kunci untuk membuka alat borgol emas tersebut, meski-pun
dikolong langit banyak terdapat akhli pembuat kunci, mungkin tak seorangpun bisa
menciptakan kunci yang rumit dan seperti ini.Jika cuwi sekalian memaksa diri pinto terus,
kunci tersebut akan kulemparkan lebih dahulu kedalam sungaiUcapan ini membuat Soen Put Shia tertegun diam-diam pikirnya, "Ditinjau dari
kekuatan Siauw Ling dimana ia patahkan otot kerbau yang bisa terlihat betapa dahsyat
kekuatan yang dimiliki namun ia tidak berhasil juga melepaskan alat borgol yang
membelenggu pergelangan tangannya. Jika Siauw Yauwcu benar benar membuang anak
knnci itu kedalam sungai, waaah.-kejadian ini akan menyulitkan sekali diriku."
Terdengar suara Shen Bok Hong yang gerak berkumandang datang.
"Bukannya aku she Shen sengaja mengucapkan kata yang menakutkan hati orang.
aku berani menjamin bahwasanya kunci yang berada dalam genggaman Slauw-cu saat
ini pasti bukanlah anak kunci untuk membuka alat borgol tersebut "
Ia merandek sejenak. lalu sambungnya, "Bila Soen-heng suka bekerja sama dengan
aku orang she shen, maka dalam sepertanak nasi kemudian sisa- sisa musuh yang berada
diatas perahu panca warna ini akan berhasil kita sapu bersih, Siauw Yauw-cu serta Su hay
Koen-cu pasti berhasil kita bekuk dan anak kunci untuk membuat borgol itu-pun dengan
sangat gampang berhasil kita dapatkan."
"Hmmm Jikalau Soen Put-shia serta Tiong-chiu Siang-ku adalah sebangsa manusia yang
gampang ditipu, tidak mungkin mereka dihormati serta dikagumi oleh semua Umat Bulim,"
sela Siauw Yauw-cu dingin.
Shen Bok-hong tertawa hambar.
"Perkataan aku dari orang she-shen cuma sampai disini saja, benar atan tidak terserah
kebijaksanaan Soen-heng sendiri."
"Bagaimana pendapat kalian bertiga?" Soen Put shia tidak menjawab sebaliknya malah
berpaling kearah Siauw Ling serta Tiong Chiu-siang Ku.
Soen Loocianpwee lah yang menolong kami bersaudara, bagaimanakah tindakan kita
selanjutnya alangkah baiknya kalah Soen Loo cianpwee sendiri yang memutuskan."
Aaaaaah kalau memang kamu semua begitu mempercayai diriku sipengemis tua ini.
aku harus baik-baik memikirkan lebih dahulu persoalan ini sebelum mengambil
keputusan." Soen thayhiap, kau tak usah berpikir panjang lagi!" seru Siauw Yauw-cu.
"Bila kalian suka turun tangan menawan diri Sben Bok-hong, maka pinto akan segera
menyerahkan anak kunci tersebut kepada kalitn.
"Aku sipengemis tua tak mungkin bisa menandingi kekuatan Shen Bok Hong"."
"Bagaimana kalau kubukakan borgol ditangan Tiong chiu Siang Ku agar mereka
membantu dirimu?" "Sekalipun kau buka borgol ditangan kami Tiong.chiu Siang Ku percuma saja. sebab
tindakan tootiang tersebut cuma akan menemui kegagalan total belaka"." sambung Sang
Pat. "Mengapa?" "Sebab kekuatan kami bertiga sama saja tak mungkin bisa menandingi kehebatan Shen
Bok Hong." Mula-mula Siauw Yauw-cu tertegun, diikuti ia mendongak dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaaa". haaaa". betul, jadi maksud cuwi sekaiian adalah minta pinto agar suka
membuka borgol ditangan Siauw Ling, bukankah begitu"
"Sedikitpun tidak salah," jawab Tu Kioe ketus. "Dalam dikoloug langit dewasa ini kecuali
Siauw toako kami, mungkin jarang sekali ada orang bisa menandingi kekuatan Shen Bok
Hong." "Haaaa". haaaa"." tiba-tiba Shen Bok Hong tertawa tergelak-gelak. "Tu-heng, dengan
ucapanmu barusan bukankah terang-te-rangan kau sudah pandang rendah kekuatan
Siauw Yauw tootiang serta Su HayKoen-cu?"
Beberapa orang itu rata-rata merupakan jago kawakan semua. mereka Sudah kenyang
makan asam garam dalam dunia persilatan meski masing-masing pihak saling berhadapan
sebagai musuh bebuyutan, namun perubahan serta taktik licik yang digunakan semua
pihak tak terhingga banyaknya. dalam adu akal ini siapa teledor akau termakan."
Mendadak Siauw Yauwcu maju dua langkah kedepan, setibanya disisi tubuh Siuuw Ling,
ia segera turun tangan melepaskan alat borgol yang membelenggu tubuh si anak itu,
katanya. "Pinto percaya bahwa Shen thayhiap serta Siauw thayhiap merupakan orang orang
yang dapat dipercaya setiap perkataannya setelah menyanggupi tidak nanti akan
mengingkari janji. Baiklah, pinto akan mengambil keputusan sendiri dengan melepaskan
lebih dahulu borgor ditubuh Siauw thayhiap." Setelah terlepas dari belenggu Siauw Ling
melepaskan otot-otot tubuhnya dan menghembuskan napas panjang, dalam hati ia
merasa lega dan nyaman sekali.
Tiba-tiba terdengar Sang Pat mendongak dan tertawa terbahak-bahak, Siauw Yauwcu
berpaling mendengar sekejap kearah Siauw Ling, timbul rasa menyesal didalam hati
kecilnya Ia sadar bahwa melepasken borgol dari tubuhnya memang gampang namun
kalau ia ingin memborgol dirinya lagi, mungkin pekerjaan ini akan jauh lebih sulit dari
pada terbang kelangit. Tindakan tersebut bukan saja bagaikan buka sangkar melepaskan
burung hong, membuka rantai dileher naga,
umpama kata beberapa orang ini sampai berkerja sama dengan diri Shen Bok Hong
bukankah dirinya bakal runyam.
Berpikir sampai disitu. dengan nada dingin segera tegurnya.
" "Apa yang anda tertawakan?"
"Tidak salah, memang selamanya perkataan yang telah Siauw toako ucapkan tidak
pernah dipungkiri, tetapi sampai detik ini ia tak pernah mengucapkan sepatah katapun,
apalagi menyanggupi sesuatu. dari Tootiang."
"Omong kosong"." tiba-tiba toosu tersebut ingat bahwa Siauw Ling mamang tak
pernah menjanjikan sesuatu pada dirinya, maka dengan cepat ia membungkam.
Sang Pat tersenyum. ujarnya kembali: "Tootiang, coba pikirlah lebih seksama lagi,
bukankah perkataan dari aku orang she Sang sedikitpun tidak salah?"
"Pinto percaya bahwa Soen thayhiap serta Tiong-chiu-siang Ku adalah jago kenamaan
didalam dunia persilatan, apa yang telah diutarakan tidak akan diingkari kembali." "coba
loocianpwee sedang pertimbangkan apakah harus membantu tootiang atau tidak. sebelum
ia mengambil keputusau sudah tentu perkataannya belum bisa terhitung sebagai suatu
janji, sedangkan mengenai kami sepasang pedagang dari Tiong chiu, yang kami utamakan
selamanya adalah keuntungan dari suatu perdagangan, kalau pekerjaan rugi tidak akan
kami kerjakan apalagi membicarakan soal hubungan persahabatan"."
"Meskipun kalian menitik beratkan pada soal perdagangan, dalam jual belipun ada
peraturannya, perkataan yang telah kalian ucapkan sudah sepantasnya kalau ditepati"."
"Tootiang, coba kau terangkan kepada kami. persoalan apakah yang telah kami Tiongci
Siang ku sanggupi." Jilid 7 UNTUK beberapa saat lamanya Siauw Yauw cu tidak sanggup untuk menerangkan
persoalan apa yang telah disanggupi sepasang tersebut, tak kuasa hawa amarahnya
berkobar, segera bentaknya.
"Kalian berdua jangan lupa bahwa tubuh kalian masih terbelenggu oleh borgol emas "
"Tentang soal ini biarpun Tootiang legakan hati selamanya sepasang pedagang dari
Tiong chiu tidak pernah mohon kepada orang lain untuk membuka borgol dibadan kami."
Seandainya tootiang cukup berbesar hati, bagaimana kalau borgol yang ada diatas
tubuh Tiong-chiu Siang Ku sekalian dibuka?" sela Soen-put-shia dari samping.
Sianw Yauwcu termenung berpikir sejenak, kemudian mendongak dan tertawa
terbahak-bahak. "Apa susahnya berbuat demikian?" dengan langkah lebar didekatinya sepasang
pedagang dari Tiong.chiu. dan membuka borgol yang membelenggu tubuh mereka.
Tootiang, sungkan benar kau terhadap di-riku?" jengek Tu Kioe dengan suara yang
dingin seraya melepaskan otot-otot tubuhnya yang mulai menjadi kaku.
Sedangkan Sang Pat menyimpan borgol emas tadi kedalam saku dan berkata sambil
tertawa. "Tootiang, kau telah memborgol kami lama sekali. sudah sepantasnya kalau borgol
emas ini diberikan kepadaku sebagai tanda pembayaran, rasanya permintaan kami ini
tidak terlalu mahal bukan?"
Siauw Yauwcu kerutkan dahinya. akan rnarah, tetapi akhirnya rasa mangkelnya itu
ditekan juga kedalam hati, seraya perlaban-lahan ia balik kedepan pintu ruangan.
"Tootiang. kau telah melupakan satu persoalan!" seru Tu Kioe lagi dengan nada di-ngin.
"Soal apa?" "Sudah sepantasnya kalau tootiang mengembalikan pula senjata senjata milik kami!"
"Hmm". hmm".orangpun telah pinto lepaskan, buat apa aku harus menahan senjata
tajam milik cuwi sekalian" harap kalian menanti sejenak, pinto segera akan perintahkan
mereka untuk mengembalikan senjata tersebut kepada cuwi semua."
Habis berkata dengan langkah lebar lebar jalan masuk kedalam ruangan dan lenyap
dibalik pintn. Sepeninggalnya Siauw Yauw cu, dengan suara lirih Soen-Put-shia berbisik kepada diri
Siauw Ling. "Secara tiba-tiba toosu tua hidung kerbau ini bertindak royal, tindakannya ini justeru
membuat aku sipengcmis tua mereka serba salah."
"Ditinjau dari situasi dewasa ini rasanya keadaan telah terjerumus dalam suatu
keseimbangan kekuatan yang sensitif, kita tak boleh terlalu mengikuti perasaan dalam
menghadapi kejadian ini."
"Tidak salah, baik Shen Bok Hong maupun Siauw Yauwcu sama-sama merupakan jago
kawakan yang berakal panjang, tujuan dari Siauw Yauwcu membuka alat borgol di tubuh
kalian bukan lain adalah ingin menciptakan suatu keadaan dimana harimau dan serigala
saling bertarung sementara ia sendiri akan duduk menanti sebagai nelayan yang mujur,
kita tak boleh sampai tertipu oleh siasatnya."
Menanti pengemis tua itu mendongak kembali, tampaklah Shen Bok Hong sedang
duduk bersemedi diujung perahu". sedangkan Hek-pek jie loo berdiri dikedua belah
sisinya Dibawah sorotan sinar sang surya, tampaklah dari atas batok kepalanya secara lapatlapat
mengepul keluar selapis asap berwarna putih.
Menyaksikan perbuatan jagoan lihay itu Soen-put-shia mendehem ringan dan berkata
"Rupanya Shen Bok Hong telah mempersiapkan diri untuk melangsungkan suatu
pertempuran sengit, kini ia bersemedi mengatur. penapasan jelas sedang mempersiapkan
diri untuk turun tangan dengan segenap tenaga kita boleh bertindak sebagai panglima
pembuka jalan." Mendadak terdengar Suara Sianw Yauwcu berkumandang datang
"Senjata tajam milik kalian telah tiba!" Sang Pat berpaling, tampaklah dua orang dari
berbaju hijau sambil membawa senjata tajam milik Tong-chiu Siang Ku sekalian sedang
berjalan mendekat. tatkala tiba dihadapan mereka, gadis itu berseru, "Inilah senjata tajam
milik kalian, silahkan untuk menerimanya kembali."
Tu Kioe memungut balik senjata pit besi serta gelang peraknya sedangkan Sang Pat
mengambil siepoa emasnya, kemudian serunya kepada dua orang dara tersebut, "Kalian
berdua boleh cepat-cepat berlaln dari sini." Sejak dibokong oleh Siauw Yauw cu dengan
akalnya yang licik, terhadap gadis tersebut timbulah rasa was-was yang tebal.
Kedua orang dayang itu tidak membangkang setelah menjura buru-buru mereka putar
badan balik kedalam ruang.
Dalam pada itu Siauw Yauw cu beserta semua penghuni perahu panca warna telah
mengundurkan diri kedalam ruang perahu dan pintu ruanganpun ditutup rapat rapat.
Dengan demkian diatas geladak tinggal Siauw Ling, Soen Pat shia, sepasang pedagang
dari Tiong-chiu beserta Shen Bok Hong sekalian bertiga
Selama ini Siauw Ling memperhatikan terus setiap gerak gerik dari Shen Bok Hong
terlihatlah asap putih yang mengepul keluar dari atas batok kepalanya makin lama makin
tebal, kurang lebih sepertanak nasi kemudian asap putih yang memenuhi seluruh angkasa
itu secara tiba-tiba lenyap sama sekali hingga tak be bekas.
Siauw Ling segera meraba gagang pedang nya secara lirih bisiknya, "Hati-hati, mungkin
Shen Bok Hong akan segera melakukan tindakan?"
Sang Pat berjalan kisisi Siauw Ling bisik nya.
"Apa yang harus kita lakukan?"


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Nantikan dahulu tindakan dari Shen Bok Hong, seandainya ia menunjukan tanda-tanda
yang tidak menguntungkan bagi pihak kita yang paling baik ini untuk membasmi dirinya.
tampak Shen Bok Hong membuka sepasang matanya dan berpaling memandang
sekejap kearah para jago, kemudian perlahan-perlahan bangun berdiri, membisikan
sesuatu kesisi telinga Hek Pek Jie-loo dan dengan perlahan-lahan berjalan kedepan.
Sreeet! Siauw Ling cabut keluar pedangnya, kepada Tiong-chiu Siang Ku ujarnya
dengan suara berat- "Kalian jagalah disini, jangan sembara-ngan bergerak!" perlahan-lahan lapun maju
menyongsong kehadiran iblis sakti tersebut.
Untuk beberapa saat lamanya, timbul rasa serba salah dalam hati Sianw Ling, ingin
sekali ia gunakan kesempatan ini untuk melenyapkan diri Shen Bok Hong, namun iapun
merasa bahwa tidak sepantasnya ia melangsungkan pertempuran sengit dengan Shen Bok
Hong dalam waktu dan keadaan seperti itu. sebab menang atau kalah Siauw Yauwcu lah
yang bakal mengeruk keuntungan dari kejadian tersebut.
Sementara otaknya masih berputar, ia Sudah saling berjumpa muka dengan diri Shen
Bok Hong ditengah geladak.
Jarak diantara mereka berdua cuma terpaut empat lima depa belaka, dan tatkala itu
kedua belah pihak sama sama berhenti.
"Samte!" sapa Shen Bok Hong sambil menghela napas panjang.
"Ada urusan apa?" tanya Sianw Ling setelah tertegun sejenak.
"Sudah lama sekali kita tidak saling berjumpa muka!"
"Siauw Ling termenung berpikir beberapa saat lamanya, kemudian ia berkata.
"Shen toa Cung en. kau ada urusan apa" silahkan diutarakan keluar!"
"Samte, dengan panggilan semacam itu kau sebut kakakmu, apakah tindakan ini tidak
sedikit keterlaluan?"
"Tidak mungkin bagi dua orang yang berbeda cita cita lain untuk bekerja sama,
hubungan persaudaraan diantara kitapun sudah sepantasnya putus sampai disini saja.
"Jadi kalau begitu, samte memang ada maksud hendak memusuhi diri Siauw heng"
"llmu silat yang Shen Toa cung cu miliki sangat lihay. sejak semula aku orang she
Siauw sudah merasa kagum apabila kau sudi memberi petunjuk beberapa jurus kepada
aku Siauw Ling merasa amat berterima kasih."
Air muka Shen Bok Hong segera berubah jadi keren dan serius, katanya, "Dalam hati
kecil siauw-heng. terdapat beberapa patah perkataan yang rasanya rasanya menyumbat
didalam tenggorokanku, kalau tidak ku utarakan keluar rasanya tidak leluasa sekali."
"Silahkan kau utarakan keluar, dengan senang hati aku orang she Siauw akan
mengikutinya." "Empek Siauw telah kami jempnt kembali dan kini beliau berada dalam perkampungan
Pek Hoa san-cung." Beberapa patah kata ini bagaikan Sambaran guntur yang membelah bumi disiang hari
bolong seketika membuat Siauw Ling terjelos.
Setelah berdiri menjublak lama sekali ia tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.
"Aku tidak percaya!" serunya kemudian.
"Tempo dulu sikap mereka terhadap empek kurang sopan dan tidak halus, maka kali ini
siauw-heng telah menegur mereka habis-habisan dan telah memesan pula kepada mereka
agar jangan lupa melayani kedua orang itu secara baik-baik. Agar supaya orang tua-mu
kerasan, aku telah mengutus empat orang dayang cantik-cantik serta dua orang kacung
ku untuk melayani mereka, bahkan Kim Lan serta Giok Lan pun berada disisi Pekbo."
"Omong kosong!"
Shen Bok Houg tidak marah. Sambil tertawa hambar ujarnya kembali, "Apa yang siauwheng
ucapkan adalah kata- kata yang jujur, kalau saudara Siauw tidak man percaya, aku
pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi,"
"Aku tetap tidak percaya!" Sinar mata Shen Bok Hong segera dialihkan keatas wajah
Hek Pek Jie ioo, katanya lagi.
"Kalau kan tidak percaya tanyakan saja kepada mereka, maka kau akan segera merasa
yakin bahwasanya apa yang cayhe ucapkan sedikitpun tidak bohong"."
la mendongak dan tertawa lantang, ujar-nya lebih jauh.
"Si pencuri sakti Siang Hwie menganggap dirinya pintar, padahal gobloknya luar biasa
seandainya ia mengantarkan kedua orang tua itu sedikit jauh lagi, mungkin siauw-heng
tidak akan berhasil mendapat tahu keadaan mereka sayang sekali ia cuma berputar
disekitar seratus lie saja perkampungan Pek Hoa san-cung, bukankah Siauw-heng sengaja
bicara mengibul, hembusan angin serta goyangan rumput yang berada seratus lie
disikeliling daerah kekuasaanku dapat siauw heng ketahui dengan amat mudah sekali."
"Ehmmtn. perkataannya memang tidak salah," Pikir Siauw Ling didalam hatinya." Matamata
dari perkampungan Pek Hoa-san-cung memang terkenal akan ketajamannya,
seandainya Siang Hwie cuma berputar diseratus li belaka di perkampungan Pek-hoa san cung, jejak mereka pasti bisa konangan"."
Dalam pada itu secara diam-diam Shen Bok Hong memperhatikan perubahan air muka
Siauw Ling tatkala menyaksikan si-anak muda itu sudah mulai percaya dalam hati merasa
amat girang sekali. Namuu di-luar ia bersikap serius, ujarnya kembali"Cioe Jie-te pintar dalam menghadapi urusan kecil, bodoh dalam menghadapi urusan
besar. tidak sepantasnya kalau Siauw-heng serahkan rencana mengnndang kedua orang
tua mu kepada dirinya, ditambah pula ketika itu Siauw-heng sedang terlalu sibuk, tiada
waktu bagiku untuk, mengurus persoalan lain, sehingga akhirnya terciptalah keadaan
yang semrawut". Aaaai".! bila teringat kejadian kejadian masa lampau Siauw-heng
merasa amat tidak tenteram!"
Keteguhan hati Siauw Ling mulai goyang dibuatnya, tanpa sadar hatinya mulai
mempercayai perkataan dari Shen Bok Hong, untuk sesaat ia tak tahu apa yang harus
diucap kan keluar. Tampak Shen Bok Hong, menghela napas ringan lalu berkata lagi, "Sam-te, apabila kau
suka bekerja sama dengan Siauw heng, dengan senang hati aku Siauw-heng". sambut
kembali dirimu"."
Sekalipun kedua orang tuaku benar-benar terjatuh kembali ketanganmu, tidak nanti
aku orang she Sianw sudi bekerja sama lagi dengan dirimu!" sahut Siauw Ling dingin
"Apabila sam-te ngottot tidak mau bekerja sama jnga dengan diri Siauw-heng aku orang
pun tidak akan terlalu memaksa dirimu!"
"Selama napasku masih berjalan dan jantungku masih berdenyut, jangan harap aku
sudi bekerja sama lagi dengan dirimu."
"Aaaa".! perubahan yang terjadi pada seseorang memang sukar ditemukan, Siauwheng
sama sekali tidak menyangka kalau aku bisa berjumpa muka lagi dengan diri Sam-te
diatas perahu panca-warna ini"." ia merandek sejenak mendadak dengan suara keras
ben-taknya. "Perkataan diri Siauw-heng hanya sampai disini saja, apabila Sam-te ada perkataan
yang hendak disampaikan kepadaku, boleh kau ucapkan sekarang juga."
Semula dalam hati Siauw Ling masih terliput perasaan sangsi, namun setelah
mendengar nada suara Shen Bok Hong secara tiba-tiba berubah jadi keras, hatinya jadi
tertegun "Tidak perkataan lain yang akan kuucapkan," sahutnya
"Kalau begitu bagus sekali, sekarang tenagamu telah digunakan oleh orang, apabila kau
memang benar-benar ingin bergebrak dengan diriku. sekarang juga kau boleh turun
tangan." Siauw Ling gelengkan kepalanya lalu mundur kebelakang.
Sang Pat buru-bnru maju menyangsong, tanyanya.
"Siauw toako, apa saja yang kau bicara-kan dengan Shen Bok Hong".?"
"Aaaai". habislah sudah, susah payah kita selama ini telah menemui kehancuran total."
"Apa yang telah terjadi?" seru Soen-put-shia.
"Dapatkah persoalan itu kau beritahukan kepada aku sipengemis tua?"
"Dengan mengeluarkan segenap tenaga serta kemampuan yang kumiliki ditambah pula
memperoleh bantuan dari Loocianpwe, kami telah berhasil menolong kedua orang tuaku
dari perkampnngan Pak Hoa san-cung, tapi sayang aaai mereka kena ditangkap kembali
oleh Shen Bok Hong dan dida-lam perkampungan Pek Hoa san cung"."
Mendengar kabar berita itu Soen-put-shia serta Tiong-chiu Siang Ku saling
berpandangan dengan mulut melongo, siapapun tidak tahu apa yang harus diucapkan
dalam keadaan seperti itn.
Setelah termenung beberapa saat lamanya, dengan suara lirih Sang-pat berkata.
"Toako, apa rencanamu selanjutnya?"
"Aaai". Sianw-heng sendiri merasa serba salah."
"Apakah Shen Bok Hong telah berjanji ke padamu, setelah meninggalkan tempat in dia
akan mengajak dirimu, untuk bersama-sama menjumpai kedua orang tuamu?" tanya Soen
put- shia. "Menurut pandangan aku si pengemis tua, kemungkinan besar Shen Bok Hong sedang
menggunakan akal untuk menipu dirimu.
Tetapi persoalan ini merupakan masalah yang besar aku sipengemis tua tidak berani
mengambil keputusan apa-apa lebih baik Siauw thaybiap sendirilah yang memutuskan"
"Baiklah biar aku bercakap-cakap dulu dengan dirinya," kata Sang Pat dengan langkah
lebar ia segera berjalan kedepan.
"Ilmu silat yang dimiliki Shen Bok Hong sangat lihay. Sang heng, kau harus hati-hati,"
Siauw Ling memperingatkan.
Tak usah toako kuatirkan, dalam keadaan seperti ini Shen Bok Hong tidak akan turun
tangan keji terhadap diriku."
Dengan langkah lebar ia segera berjalan kehadapan Shen Bok Hong dan berhenti tiga
depa dihadapan iblis tersebut, seraya menju-ra tegurnya.
"Shen toa Cung Cu Cayhe adalah sie-poa emas Sang Pat, kau tahu bukan akan diriku?"
"Telah kuketahui namamu sejak tadi,"
"Ha ha ha ha Shen Toa Kung-cu, apakah kau sudah lama mendengar nama besarku?"
"Ehm, pernah mendengar dari orang lain."
"Cayhepun tidak lama berselang baru mendengar akan nama besar dari Shen Toa Cung
cu." Rupanya Shen Bok Hong hendak mengumbar hawa amarahnya, tetapi dengan cepat ia
tekan golakan hati tersebut.
"Benarkah kedua orang tua Siauw toako kami telah kalian tangkap dan kau jebloskan
kembali kedalam perkampungan Pek Hoa san cung?" tanya Sang Pat dengan wajah serius.
"Telah kuberitahukan berita ini kepada diri Siauw Ling."
Tetapi ia tidak mempercayai perkataan dari kau Shen Bok Hong, dan minta cayhe untuk
datang kemari membicarakan lagi persoalan ini."
Ia merandek sejenak lalu sambungnya.
"Maksud Siauw toako kami, apabila perkataan Shen Toa Sung-cu tidak salah, ia sangat
berharap agar kau bisa mengeluarkan suatu tanda bukti yang menunjukkan bahwa
perkataanmu tidak bohong."
"Kalau tidak mau percaya ya sudahlah. Apa perlunya aku harus repot repot memenuhi
permintaannya!?" teriak Shen Bok Hong gusar.
Sang Pat tertawa hambar, "Seandainya kami bisa turun tangan membinasakan diri Shen Toa Cung cu lebih dahulu.
kemudian baru menolong orang tua dari Siauw toako. rasanya tindakan ini jauh lebih
gampang lagi." Shen Bok Hong tertawa mendengar perka-taan itn, lama sekali ia termeuung, kemudiao
ujarnya, "Aku tidak merasa kalau ditempat ini dapat bertemu dengan saudara Siauw, dari
mana aku bisa membawa barang bukti "
"Damai akan mendatangkan harta, inilah syarat penting bagi kita orang yang
berdagang"." ia merandek sejenak, kemudian tambahnya, "Siauw toako kami ingin sekali
mendapatkan jaminan dari Shen Toa Cung-cu untuk bertemu satu kali dengan kedua
orang tua-nya." "Dewasa ini mati hidup kitapun sukar di-ramalkan, apakah kalian tidak merasa kepagian
mengucapkan kata-kata seperri itn?"
"Perkara mati hidup akan kami atur sendiri, tidak perlu Shen Toa Cung cu kuatirkan
lagi!" "Umpamanya setiap yang ada diatas pe-rahu panca warna ini bakal modar semua,
rasanya kau orang she Shen akan merupakan manusia terakhir yang hidup disini."
"Haa". haa haa". tentang soal ini harus lihat dulu bagaimanakah perubahan situasi
selanjutnya! Kemungkinan besar akan ter-jadi perubahan yang diluar dugaan dan
sebaliknya Shen Toa Cung-cu akan merupakan korban pertama!"
Shen Bok Hong mendengus dingin, sinar matanya yang seram dan menggidikkan hati
itu menatap wajah Sang Pat tajam-tajam, lama sekali ia membungkam dalam seribu
bahasa. Sang Pat yang ditatap seperti itu seketika merasakan suatu kekuatan yang maha dahsyat
memancar keluar dari sepasang matanya membuat hati terasa bergidik dan bulu
roma pada bangun berdiri. Dengan cepat ia mele-ngos kesamping seraya berkata, "Shen
Toa Cnng-cu bagaimana keputusan-mu" Harap cepat-cepat sampaikan kepada diri cayhe.
sebab aku orang she Sang pun hurus memberi laporan kepada toako kami."
"Katakan kepada Sianw Ling bahwa aku kabulkan permintaannya."
"Cnma bicara kosong belaka tiada guna."
"Apakah kan inginkan orang she Shean angkat snmpah dihadapanmn?"." teriak Shen
Bok Hong semakin marah "Sekalipun kau angkat sumpahpun, belum lentu kami suka mempercayai janjimu itu."
"Apabila aku orang she Shen berhasil meninggalkaa perahu ini, orang pertama yang
akan kubunuh adalah kalian sepasang pedagang dari Tiong chiu"." sumpah iblis tersebut
"Aaaah, itu sih kejadian dikemndian hari" sekarang keadaan Shen Toa Cung cu
bagaikan berada diwuwungan yang rendah, mau atau tidak kau harus tundukan kepala
juga." Seandainya mengikuti maksudku, apa yang harus kulakukan?"7"
"Tentang soal ini sulit untuk dikatakan"."
Belum habis ia bicara, tiba-tiba tampak dua ekor burung merpati berputar satu
lingkaran ditengah udara kemudian melayang turun dan hinggap diatas bahu Shen Bok
Hong. Menyaksikan kehadiran burung data tersebut, Shen Bok Hong mendongak dan tertawa
terbahak-bahak. mendadak dari sakunya ia ambil keluar dua buah benda kecil yang di
sisipkan kedalam sayap burung dara tersebut.
Kedua ekor burung dara itu segera pentang sayapnya melayang kembali ketengah
udara. Pintn ruang perahu yang tertutup rapat-rapat tersebut mendadak membentang lebar,
dua titik cahaya kilat meluncur keluar langsnng menghajar burung dara itu.
"Kawanan tikus, kalian berani main curang!" hardik Shen Bok Hong penuh kegusaran,
tangan kanannya segera diayun pula kedepan.
Dua titik cahaya putih laksana kilat meluncur ketengah udara.
Traaang". terjadi bentrokan nyaring ditengah angkasa, cahaya berkilat yang meluncur
belakangan berhasil disampak rontok olah golok terbang Sheu Bok Hong, namun cahaya
kilat yang meluncur dahulu tadipun berhasil menghajar seekor burung dara, tidak ampun
lagi burung itn jatuh binasa kedalam sungai.
Rupanya burung-burung dara itu telah memperoleh didikan yang ketat sekali,
menyaksikan rekannya binasa. burung tersebut dengan cepat menukik kebawah, dengan
hampir menempel diatas permukaan sungai dia terbang lebih jauh kedepan, maka dalam
sekejap rnata telah lenyap tak berbekas.
Tiba-tiba, pintu ruang perahu terbentang lebar diikuti Siauw Yauwcu sambil mencekal
pedang munculkan diri diatas geladak. Di belakang tosu itu mengikuti dua belas orang
bocah berbaju hijau, sepuluh orang mencekal pedang dan dua orang mencekal tabung
besi air beracun serta jarum beracun. "Tabung besi yang dibawah bocah berbaju hijau
dibelakang Siauw Yauwcn itu berisikan jarum beracun serta air beracun yang biasa
dahsyatnya," bisik Sang Pat lirih". Kesempatan bagi kita tidak banyak lagi, bila Shen Toa
Cungcu masih ragu-ragu juga, mungkin waktu tidak akan mengijinkan lagi.
Shen Bok Hong yang terkenal akan kegagahan serta kedahsyatannya dalam dunia
persilatan ini ternyata dibikin apa boleh buat oleh keadaan yang mengancam dirinya, ia
mendongak menghembuskan napas panjang, perlahan lahan dari sakunya ambil keluar
sebuah Kim-pay dan katanya.
"Tanda pengenal ini merupakan Kim-pay paling tinggi dalam perkampungan Pek Hoa.
san-cung, barang siapa pnn yang membawa Kim pay tersebut berarti sama halnya dengan
kehadiran aku orang she Sheng pribadi. Dengan membawa Kim-pay ini masuk kedalam
perkampnngan Pek Hoa-san-cung, bukan saja tiada orang yang beranl menghalangi jalan
pergi kalian gemua, bahkan akan disambut dengan penuh kehormatan.
Sang Pat Sadar bahwasanya kepandalan silat yang dimiliki iblis tersebut amat lihay, ia
tak berani bertindak gegabah, maka serunya.
"Lemparkan saja benda itu kemari!"
"Htnm! kecil benar nyalimn," jengek Shen Bok Hong sambil melemparkan Kim pay
tersebut ketangannya. "Bukan nyalikn terlalu kecil. adalah disebabkan nama busukmu Sudah amat terkenal
dalam dunia persilatau, mau aku harus bertindak waspada"."
"Masih ada satu persoalan lagi hendak ku sampaikan kepadamn. Kim-pay ini hanya bisa
digunakan satu kali saja, pada saat Sianw Ling menyerahkan kembali Kim-pay tersebut
kepadaku berarti pula saat kematian bagi kalian sepasang pedagang dari Tiong-chiu. Aku
orang she Shen tidak pernah main gertak sambal atau mengancam, setiap perkataan yang
telah kuantarkan bisa kulaknkan tanpa menyesal.
Sang Pat tidak mengubris diri Shen Bok Hong lagi, ia putar badan dan berjalan
mendekati Siauw Ling. Dalam pada itu Siauw Yauw cu yang berada dikalangan telah meloloskan pedangnya
dari dalam sarung, sepuluh orang bocah berbaju hijau pun telah menyebarkan diri
membentuk Suatu barisan pedang dan siap menantikan serangan lawan.
Sang Pat dengan membawa Kim-pay itu balik kerombongannya, dengan suara lirih ia
ceritakan apa yang dialaminya barusan kepada diri Siauw Ling.
Habis mendengarkau kisah tersebut. Soen Put Shia berbisik lirih.
Berbicara dari situasi yang ada dewasa ini. kita beberapa orang mempunyai kekuatan
imbangan dari kedna belah pihak yang berlawanan. seandainya kita membantu Shen Bok
Hong, maka Su Hay Koenc merasa tiada keyakinan untuk merebut kemenangan


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebaliknya kalau kita membantu Siauw Yauw cu maka Shen Bok Hong akan merasa
keadaannya terancam. Namun perduli siapapnn yang kita bantu maka hasil yang kita
peroleh cuma dendam ditambah dengan dendam. setelah kita berhasil membunuh Shen
Bok Hong". maka Su Hay Koencu tidak akan melepaskan kita. Kalau kita pertimbangkan
lebih lanjut aku rasa dalam situasi seperti ini maka lebih baik kita tetap pertahankan posisi
yang seimbang ini lebih jauh."
"Kalau kita bisa membiarkan mereka ber dua saling bertempur sampai sama sama luka
itulah lebih bagus lagi, dengan ambil kesempatan itu kita bisalenyapkan bibit bencana
tersebut bagi umat Bulim," kata Tu Kioe.
Siauw Yauwcu sudah merasa amat menyesal sekali karena perhitungan meleset dan
melepaskan saudara Siauw dari belenggu, ia melepaskan borgol ditubuh sepasang Tiong
cu pun disebabkan keadaan yang mendesak. Dengan perhitungannya yang panjang serta
akalnya yang licik. baik sitoosu hidung ker-bau maupun Shen Bok Hong tidak nanti akan
membiarkan kita orang berdiri sebagai nelayan yang menunggu rejeki"."
Dalam pada itu terdengar Sianw Yauw-cu berseru lantang.
Soen-put-shia, kau adalah Tiang loo perkumpulan Kay-pang yang amat tersohor
namamu dalam dunia persilatan. pinto perca-ya bahwa yang pernah kau ucapkan tidak di
ingkari kembali." "Tidak salah," sahut Soenpnt-shia sambil maju kedepan. Apa yang pernah aku
pengemis tua sanggupi. baik aku terjun keapi, terjun ke air maupun aku akan terjun
kedalam air tidak akan kuingkari."
32 "Kau telah sanggupi diri pinto, setelah pinto membebaskan Siauw Ling serta Tiong-chiu
siang-Kn dari belenggu maka kalian akan bekerja sama menawan Shen Bok Hong.
Perkataan itn masih mendengung disisi telingaku. rasanya Soen-heng pun belum
melupakannya bukan?"
"Tentang soal itu" haaaa". haaa". haaa". aku pengemis tua sih memang kepingin
menyanggupi, sayang sekali tindakan tootiang terlalu cepat sebelum aku sipengemis akan
menyanggupi kau telah melepaskan borgol ditubuh Siauw Ling. Eeeeei". hidung kerbau
pikirlah lagi dengan seksama, bukankah perkataanku ini tidak salah?"
"Apa yang kau ucapkan ketika itn?" teriak Siauw Yauw cu dengan wajah jadi berubah
hijau membesi. "Aku sipengemis tua berkata bahwa dengan kekuatanku seorang bukanlah tandingan
dari Shen Bok Hong, bukankah begitu?"
"Tidak salah. kemudian?"
"Kemudian tootiang hendak membuka borgol ditubuh Tiong-chiu-siang-ku, tapi entah
apa sebabnya telah membuka borgol ditubuh Siauw Ling."
"Mengapa pinto membebaskan Siauw Ling dari belenggu borgol/?"
"Apakah tootiang mengharapkan kami suka turun tangan menghadapi Shen Bok Hong?"
"Memang demikianlah maksudku. Shen Bok Hong adalah penjahat besar yang telah
tampak mencelakai umat Bu-llm, kejahatan bertumpuk-lumpuk dan perbuatannya
terkutuk, sekalipnn kalian tidak sudi mengabulkan permintaan dari pinto sudah
sepantasnya bagi kalian untuk turun tangan membinasakan dirinya dan melenyapkan bibit
bencana bagi umat Bn-lim."
Meskipun perkataanmu tidak salah, sayang seribu sayang Koen-cu kalianpun bukan
termasuk manusia baik-baik, daripada melenyapkan satu iblis tapi membiarkan iblis yang
lain tetap hidup sentosa, lebih baik ke dua-duanya tak usah dibasmi semua.
"Jadi kalau begitu. Soen- heng benar-benar akan mengingkari janjimu sendiri?"
"Aku sipengemis tua tak pernah menjanji kan sesuatu kepadamu. Hey hidung kerban
busuk tiada gunanya kau panasi hatiku."
Sianw Yauw-cu menghela napas ringan katanya penuh rasa sesal, "Semestinya pinto
harus paksa kau buka suara terlebih dahulu baru membuka borgol ditubuh mereka.
seandainya begitu tidak nanti aku menderita kerugian seperti ini kali."
"Bagaimana cerdiknya seorang. suatu kali ia akan melakukan kesalahan juga, rasanya
peristiwa ini bukan terhitung sebagai suatu masalah besar! "
"Yaaah". anggap saja kau tidak pernah menyanggupi "
"Tak bisa kau katakan begitu, aku pengemis tua tak pernah menyanggupi yang tak
pernah, kenapa kau bilang anggap-anggap Segala."
"Persoalan ini susah sekali, untuk apa diributkan lebih jauhpun percuma. saat ini pinto
ada perkataan penting yang hendak ditanyakan kepada diri Soen-heng."
"Setelah ada kejadian semacam tadi, kali ini kita harus berbicara yang lebih jelas."
"Seandainya pinto akan turun tangan melenyapkan bibit bencana bagi umat Bu-lim dan
bergebrak melawan Shen Bok Hong, bagaimana sikap Soen-heng" Siapakah yang akan
kau bantu" "Tentang soal ini sulit bagi akn sipengemis tua untuk menentukan akn harus
memikirkannya lebih jauh sebelum menjawab."
Meskipun dalam hati Siauw Yauwcu merasa amat gusar sekali,namun ia tak berani
turun tangan secara gegabah, bagaimanakah ilmu sllat yang dimiliki Siauw Ling telah ia
saksikan sendiri tadi, ia yakin bahwa kepandaiannya masih sukar menandingi si anak
muda itu, ditambah pula baik Soen Pnt-shia maupun sepasang pedagang dari Tiong-chiu
sama-sama merupakan jagoan kenamaan yang Sudah lama tersohor dikolong langit.
seandainya keempat orang ini berpihak pada diri "Shen Bok Hong, kemungkinan besar
posisi-nya akan terancam mara bahaya.
Selama ini Shen Bok Hong hanya berdiri membungkam terus disisi kalangan sembari
mengempos tenaga dalamnya siap menghadapi serangan mnsuh, iapun memperhatikan
situasi perubahan ditengah kalangan, otak-nya berputar mencari akal untuk mengatasi
masalah tersebut. Suasana hening beberapa saat lamanya, seperminum teh kemudian akhirnya Siauw
Yauw-cu tak sanggup menahan diri, tegurnya dengan nada dingin, "Soen-heng.
bagaimana kepatusanmu"! Harap kau suka menjelaskan lebih terang lagi."
Sinar mata Soen Put-shin berputar meman-dang pula keatas Siauw Yauw cu, akhirnya
sambil tertawa ia berkata, "Menurut pandangan aku sipengemis tua. lebih baik petarungan
ini hari dibatalkan saja,"
"Mengapa?""
"Bukannya aku sipengemis tua terlalu pandang rendah dirimu, apabila kau ingin
mengandalkan kepandaian silatmu saja untuk membekuk Shen Bok Hong, maka kau pasti
akan dikalahkan dengan mengenaskan sekali. De-wasa ini posisimu Jauh lebih unggul dari
pihak lain, hal ini disebabkan jumlah orang-mu jauh lebih besar, disamping itu berada
diatas perahu. Justrn "karena Shen Bok Hong tidak pandai ilmu dalam air maka ia suka
bersabar terus sampai kini/"
?"Kesempatau sebaik ini tidak akan dijumpai lagi dikemudian hari, bila peluang ini kita
buang dengan sia-sia, maka sulitlah bagi kami untuk membinasakau diri Sben Bok Hong
dikemudian hari!" Soen Put-sbia gelengkau kepalanya berulang kali.
"Masih ada satu persoalan yang mungkin masih belum diketahui oleh kau sibidung
kerbau!" "Persoalan?" "Aku sipengemis tua maupun Siauw Ling sama-sama tidak mengerti ilmu dalam air,
apabila kalian benar-benar ingin bertempur, lebih baik janganlah langsungkan pertarungan
ini diatas air." "Tetapi sayang sekali pada saat ini cuwi sekalian sedang berada ditengah sungai, setiap
bocah lelaki manpun gadis cantik yang ada diatas perahu panca warna ini rata-rata pandai
semua ilmu dalam air, apabila kallam memaksa diri cayke terus menerus, terpaksa kami
akan tenggelamkan perahu panca war-na ini. dan kalian akan berusaha kami tangkap
didalam sir!" Pada saat itu Siauw Ling merasa kuatir sekali atas keselamatan kedua orang tnanya ia
takut kedua orang tuanya benar-benar telah ditawan Shen Bok Hong dan dibawa masuk
kembali kedalam perkampungan Pek Hoa san-cung. disamping itu pun takut terlalu
memaksa diri Shen Bok Hong sehingga mengakibatkan dia bekerja sama dengan Su Hay
Kocn-cu, maka dengan suara dingin segera tukasnya, "Aku rasa tootiang tidak akan
memperoleh kesempatan untuk menenggelamkan perahu ini."
"Benar, agar kita bisa lolos dari keadaan yang amat bahaya ini. agaknya untuk
sementara waktu harus berhubungan lebih dahulu dengan pihak Shen Bok Hong." Soen
Put-shia menambahkan. Sinar matanya beralih keatas wajah gembong iblis itu, tambahnya dengan suara dingin
; "Bagaimana dengan pendapat Soen Toa cung-cu sendiri?"
Shen Bok Hong tertawa hambar.
"Waktu dikemudian hari masih panjang sekali, cayhepnn tidak terlalu memburu waktu
kalau memang Soen-heng berkata demi-kian aku orang she Sheu akan menurut saja."
Katanya. "Haaa". haaaaa". snugguh tak nyana ini hari kau orang she Shen harus tundnk
seratus persen kepada aku sipengemis tua?"
Mendadak Siauw Ling loncat kedepan dan menghadang didepan pintu ruang perahu,
serunya, "Tootiang. lebih baik baru segera turun-kan perintah agar, perahu ini menepi"
Diam-diam sarung tangan kuht ular sakti nya dikenakan diatas tangan untuk siap men
jaga sesuatu tak tak diinginkan.
Dam-diam Siauw Yauw-cu mempertimbangkan kekuatan musuh serta kekuatan sendiri,
ia sadar bahwa tidak mungkin bagi pihaknya untuk merehut kemenangan, maka setelah
termenung beberapa saat lamanya ia pun turunkan perintah untuk menjalankan perahu
kedalam daratan. Setelah perahu menepi Shen Bok Hong serta Hek Pek Jie loo loncat naik keatas daratan
lebih dahulu disusul Siauw Ling, Soen Put-shia serta Tiong-chiu-siangcu pun mendarat.
Menanti semua orang sudah berada diatas daratan, merekapun menghembuskan napas
lega. rasa tegang yang selama ini menyeli-muti wajah mereka seketika tersapu lenyap.
Shen Bok Hong berpaling memandang sekejap kearah perahu panca warna itu,
kemudian teriaknya, " Siauw Yauw tootiang, aku orang she Shen telah minta penunjuk
perahu panca warna-mu.apabila tootiang punya keberanian, sllah-kas datang berkunjung
kedalam perkampung-an Pek Hoa san cung kami.
"Siauw Yauw tootiang tertawa dingin, tanpa mengucapkau sepatah katapun ia
memerintahkan jaiankan perahu meninggalkan tem pat itu.
Dalam sekejap mata perahu tersebut telah meajauh dari pandangan dan akhirnya
lenyap tak berbekas. Sepeninggalnya perahu panca warna itu, Shen Put shia alihkan sinar matanya kearah
Shen Bok Hong lalu menjengek dingin, "Shen Toa cnng-cu, akhirnya aku sipengemis tua
berhasil juga menyaksikan seorang yang disegani seluruh umat Bu Iim mengalami
keadaan yang amat mengesankan sekali."
"Hmmm! apabila aku seorang she Shen tidak naik keatas perahu panca warna tepat
pada saatnya, mungkin kalian berempat tidak akan berhasil meninggalkan perahu tersebut
dengan gampang." "Pada saat ini kedudukan kita adalah satu banding tiga, kedua orang bawahan Shen
Toa Cung-cu pun sudah mengalami luka berat pada lengannya, mampukah mereka
lanjutkan pertarungan ini, rasanya tak usah di-katakan pun sudah amat jelas sekali.
Sinar mata Shen Bok Hong berputar memandang sekejap suasana disekeliling tempat
itu kemudian sambil tertawa hambar jawab-nya, "Tempat ini merupakan daerah
kekuasaan dari aku orang she Shen, apabila kita sam-pai bertempur. dalam satu jam
kemudian bala bantuanku pasti akan mengalir datang semua."
Mendadak Sianw Ling tampil kedepan dan berjalan kehadapan gembong iblis itu
kemudian bertanya, "Shen Toa Cnng-cu, seteiah ini kau hendak pergi kemana "
"Kembali ke perkampungan Pek Hoa-san-cnng."
"Cayhe ingin sekali ikut berkunjung ke perkampungan Pek Hoa-san-cung agar cayhe
bisa berjumpa dengan kedua orang tuaku."
Shen Bok Hong termenung berpikir sejenak, laiu menyahut, "Sang Pat telah membawa
tanda pengenai Kim-pay miiikku, setiap saat setiap waktu kalian bisa berkunjung kedalam
perkampungan Pek Hoa-san-cung tanpa hadangan, akn rasa Siauw-heng lebih baik
berangkat lebih duluan."
"Apabila Toa cung-cu tidak mau membe-rikan janji kepadaku, tidak nanti kau bisa
tinggalkan tempat ini dengan gampang."
"Haaaa". haaa". haaa". sam-te, apakah kau benar benar hendak memaksa aku turun
tangan"!" "Aliran yang berbeda sukar untuk hidup berdampingan. hubungan persaudaraan diantara
kita telah punah, tak usah kau sebut diriku sebagai saudara lagi."
"Sam-te! Misalkan kau paksakan diri juga untuk bertarung melawan diriku, baik menang
atau kalah kau tidak akan dapat menolong kedua orang tuamu."
Siauw Ling tarik napas panjong, telapak kanannya perlahan-lahan diangkat keatas
serunya. "Aku masih ingat Shen Toa Cung cu pernah mengatakan bahwa antara aku Siauw Ling
dengan kau Shen Toa Cung-cu cepat atau lambat pasti akan melangsungkan juga suatu
pertarnngan yang menentukan mati hidup kita berdua, apabila pertarungan ini memang
tak bisa dihindari lagi. lebih baik kita selesaikan sekarang juga. Nah. mulailah turun
tangan \" Senyuman yang menghiasi wajah Shen Bok Hong seketika lenyap tak berbekas, air
mukanya jadi dingin dan serius, serunya, "Apabila saudara Siauw memang memaksa
diriku terus menerus. akupun tidak akan menampik lagi ajakanmu itu. Nah, cabutlah
senjatamu itu!" Soen Put-shia rentangkan tangannya melemparkan sebilah pedang kearah anak muda
itu. Setelah mencekal pedang, kata Siauw Ling. Tempo dulu cayhe pernah mendapat budi
kebaikan dari dirimu, ini hari aku akan mengalah tiga jurus bagi dirimu."
"Saudara, apakah kau merasa amat yakin dapat mengalahkan diriku"
"Yakin benar sih tidak, aku orang she Siauw sadar bahwa ilmu silat yang Shen Toa
Cung-cu miiiki amat lihay sekali, dalam pertarungan ini hari aku tak berani menjamin
siapakah yang bakal menemui kekalahan."
"Apabila kau memang tiada keyakinan untuk menangkan diriku, apa gunanya kau pak
sakan terus diriku untuk bergebrak"!"
Sementara Siauw Ling hendak menjawab, tiba-tiba Sang Pat menimbrung dari samping.
pada saat ini Shen Toa Cung-cu tentu Sudah amat lelah sekali, sekalipun toako
menang, kemenangan ini tidak didapatkan secara gemilang, bukanknh kita sudah
mendapatkan tanda Kim-pay untuk mengunjungi perkampungan Pek Hoa-san-cnng" Aku
rasa pertarungan ini hari lebih baik dibatalkan saja."
Siauw Ling mengerti bahwa Sang Pat ada-lah seorang manusia yang berakal panjang.
secara tiba-tiba ia mengucapkan kata-kata tersebut pastilah dibalik perkataan itu tersembunyi
pula maksud-maksud tertentu, namun keadaan pada saat ini bagaikan
menunggang dtpunggung harimau, sulit baginya untuk mengundurkan diri lagi, maka
dengan alis berkerut ia bungkam dalam seribu bahasa,
Shen Bok Houg tersenyum, tiba-tiba ia putar badan dan berseru kepada Hek Pek Jie
loo, "Mari kita pergi.
Memandang hingga bayangan punggung ke tiga orang itu lenyap dari pandangan,
Siauw-Ling baru putar kepala memandang kearah Sang Pat, katanya, "Perkataan Siauw
Yauwcu sedikitpun tidak salah, setelah ini hari lepaskan diri Shen Bok Hong, mungkin
dikemudian hari sulit sekali untuk memperoleh kesempatan yang sebaik ini lagi.
"Haa". haaa". siraja obat bertangan keji telah datang, ia baru ingin berjumpa dengan
diri toako. katanya ada urusan penting hendak disampaikan kepada dirimu."
"Sekarang ia berada dimana?"
"Berada disemak belukar sebelah kiri." Siauw Ling berpaling, sedikit tidak salah
tampaklah siraja obat bertangan keji dengan membawa anjing hitam milik Sang Pat
sedang berjalan menghampiri dirinya.
Tubuhnya yang kurus kecll ditambah pula pakaiannya berwarna hitam dan kulit wajah
kaku, sewaktn berjalan agaknya tiada berada dengan sesosok mayat hidup.
"Hey siraja obat berrangan keji kiranya kau masih belum mampus!"seru Soen-put shia
sambil mendehem. Dengan pandangan dingin si raja obat memandang sekejap kearah Soen-put-shia lalu
menjawab. "Eeeei pengemis tua. hitung-hitung mungkin kaulah yang bakal modar lebih dahulu
daripada lo-hu." Ia alihkan sinar matanya keataa wajah Siauw Ling kemudian nenambahkan.
"Kedua orang tuamu telah ditangkap kembali oleh anak buah Shen Bok Hong dan di.
gusur kedalam perkampungan Pek Hoa-san-cung."
"Tahukah loocianpwe, dimanakah mereka ditawan?"?"
Tok-chin Yok Oong angkat kepala menghembuskan napas panjang kemudian
menjawab, "Saat ini mereka berada didalam sebuah rumah petani kurang lebih lima lie
dari sini"." Aaaah jadi mereka tak berada didalam perkampungan Pek Hoa-san cung?"?"."
"Mereka telah berhasil loo hu selamatkan!"
"Apakah kedua orang tuaku dalam keadaan baik?"?"
"Ayahmu ibumu serta Kim-lan dan Giok Lan semuanya dalam keadaan sehat wal"afiat."
"Kalau begitu aku mengucapkan banyak terima kasih atas budi pertolongan dari
loocianpwe buru-buru Sisuw Ling menjura.
wajah siraja obat yang kaku tampak berkerut seperti mau mengucapkan sesuatu,
namun akhirnya ia tak jadi berbicara.
"Yok Ong. tolong tanya sipencuri lakti Siang Hwie berada dimana"." sela Sang Pat.
"Dia terluka parah saat ini entah berada dimana?"
Sang Pat menghela napas panjang
"Menurnt kabar yang berhasil loo-hu dengar tatkala Se Boen Hwie herdak melindungi
keselamatan ayah ibumu. diapun kena dilukai oleh jago jago lihay perkampungan Pek Hoa
san cung," siraja obat menam-bahkan.
Darah panas bergelora dalam dada Sianw Ling sekilas cahaya tajam memancar keluar
dari sepasang matanya sambil gertak gigi ia berseru.
"Aku orang she Siauw pasti akan menuntut balas buat mereka."
"Tindakan tersebut merupakan kejadian di kemudian hari. persoalan pokok yang paling


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penting dewasa ini masih belum selesai. mara bahaya setiap masih mengancam kita
semua Untuk menyelamatkan jiwa kedua orang tuamu terpaksa loo-hu harus turun tangan
keji dan secara beruntun telah mencelakai jiwa dua belas orang jagoan perkampungan
Pek Hoa-san cung!" "Cayhe berterima kasih sekali atas bantuan cianpwel"
"Rumah petani itu bukan tempat yang aman, kita harus capat-cepat tinggalkan tempat
ini," seraya berkata si Raja Obat ini pun badan dan segera berlalu.
Sianw Ling sekalian tidak berani berayal lagi, buru-buru merekapun kerahkan tenaga
untuk menyusul dari belakang.
Ditengah perjalanau, Soen Put-shia menghela napas panjong d.n berkata, "Aaai".
rupanya sepanjang hidapmu Yok ong". baru kali ini kau melakukan suatu perbuatan
mulia." "Terima kasih atas pujianmu "
Siauw Ling sangat menguatitkan kesela-matan kedua orang tuanya merasa amat
gelisah sekali ia lantas berjalan amat cepat hingga para jago Lainnya terpaksa harus
percepat pula larinya untuk menyusul anak mnda itu.
Dalam sekejap mata beberapa lie telah di lewati, dan sampailah mereka disebuah
rumah petani yang berdiri ditengah semak belukar yang lebar.
Pintu kayu yang Sudah lapuk tertutup rapat sekali, suasana disana amat sunyi tak
kedengaran suara sedikitpun
"Apakah berada didalam rumah gubuk ini"!" tanya siauw Ling sambil berpaling
memandang sekejap kearah Yok Oug,
"Sedikitpun tidak salah!"
Siauw Ling" sudah tidak sabaran lagi, tanpa menantikan jawaban dari Tok Chiu Yok
Oug lagi, tangan kanannya dengan cepat ber gerak membuka pintu kayu itu.
Menanti ia mendongak, tampaklah Kim Lan serta Giok Lan dengan pedang terhunus
berdiri menghalang ditengah jalan.
Namun ketika kedua orang dayang itu menyaksikan kehadiran Siauw Ling, dengan
cepat mereka menjura dan meuyingkir kesamping.
Siauw Ling langsung menyerbu masuk ke dalam, diatas tumpukan padi kenng tampak
lah kedua orang tuanya sedang duduk disana, disamping mereka berbaringlah seorang
Pendekar Pedang Kail Emas 1 Pedang Dan Kitab Suci Puteri Harum Dan Kaisar Karya Khu Lung Panji Tengkorak Darah 9

Cari Blog Ini