Kedele Maut Karya Khu Lung Bagian 9
sedang dia adalah adik angkatku Tang Soat Leng cu, sudah lama
aku mendengar akan nama besar hwesio daging anjing!"
Paras muka si hwesio daging anjing kelihatan agak berubah, tidak
banyak manusia dalam dunia dewasa ini yg bisa duduk sebanding
dengannya, semakin sedikit orang yg tak berubah wajahnya setelah
mendengar nama Hwesio daging anjing.
Tapi kedua orang kakek berbaju ungu yg belum diketahui asal
usulnya ini ternyata tdk menunjukkan perubahan sikap setelah
bertemu dgnya, kenyataan tsb betul-betul membingungkannya.
Sambil memutar biji matanya, si hwesio daging anjing mengawasi
ketiga orang lawannya berapa saat lalu kembali ujarnya sambil
tertawa terkekeh. "Kalau toh kalian sudah lama mendengar namaku, biar tidak sudi
memberi muka utk sang pendeta, toh paling tidak memandang
diwajah sang buddha sudilah kalian menyudahi ulah kamu semua!"
Tang Bok kong segera menarik wajahnya, lalu setelah
mendengus dingin, jengeknya:
"Kenapa" Rupanya kau ingin berkelahi lebih dulu dg aku?"
"Haaah".haaah".haah?" hwesio daging anjing tertawa tergelak,
tiba-tiba ia menggapai kearah Hapukim sambil serunya:
"Coba kemarilah!"
Dg wajah termangu Hapukim maju beberapa langkah kedepan,
lalu tanyanya: "Toa lhama, ada urusan apa kau memanggilku?"
"Coba kau maju dan berkelahilah lebih dulu dg tua bangka itu,
coba lihat sampai dimana kemampuan yg dimilikinya."
Berubah paras muka Hapukim, teriaknya tertahan.
"Hey toa lhama, apakah kau berniat menyuruh aku mengantar
kematian" Tulang bahuku yg terlepas pun belum sembuh betul"."
Tapi belum selesai ia berkata, hwesio daging anjing telah
menyela sambil tertawa: "Bukan masalah, maju saja kedepan, asal mau menuruti
perkataanku, asal kau terluka seujung rambut saja, aku si hwesio
akan menggantimu dg selembar nyawa."
Habis berkata dia segera menekan bahu kanan Hapukim dua kali.
Dalam waktu singkat Hapukim merasakan bahunya panas tapi
terasa nyaman sekali, suatu perasaan ingin tahu pun segera
menyelimuti pikirannya tanpa banyak berbicara lagi dia
mempersiapkan goloknya lalu berjalan menghampiri lawannya.
Tang Bok kong segera menjengek sambil tertawa dingin,
"Hmmm"tak berani maju sendiri tapi suruh orang lain yg pergi
mengantar kematian, inikah alasannya kenapa kau si hwesio menjadi
termashur dlm dunia persilatan?"
Hwesio daging anjing sama sekali tidak menjadi gusar, malah
katanya sambil tertawa terkekeh-kekeh.
"Umpatan yg bagus, tapi asal kau mampu mengusik seujung
rambutnya saja, aku si hwesio tak perlu turun tangan melawanmu
lagi, batok kepalaku akan kutebas dan kupersembahkan kepadamu.
Cuma sebelum itu, aku si hwesio perlu bertanya dulu, kalian ingin
bertarung satu lawan satu ataukah ingin main keroyokan?"
Dg kening berkerut Tan Bok kong berkata:
"Walaupun aku sangat jarang melakukan perjalanan dalam dunia
persilatan, namun paling memandang rendah mereka yg suka main
keroyok, asal kau si hwesio tdk bakal mengingkari janji, biar kusuruh
dia merasakan kelihaian ilmu panji kupu-kupu ku lebih dulu sebelum
menebas kutung batok kepalamu!"
Tiba-tiba saja paras muka hwesio daging anjing berubah hebat,
tapi segera sahutnya, "Baiklah, nah kalian boleh segera turun tangan!"
Begitu mendengar perkataan tsb, Hapukim segera berkata
kepada Tang Bok kong, "Hey monyet tua, rasakan dulu sebuah bacokanku ini!"
Goloknya segera diputar langsung dibacokkan kebawah, cahaya
kilat berkelebat lewat seperti sambaran petir.
Sekulum senyuman menghina segera menghiasi bibir Tang Bok
kong setelah melihat gerak serangan dari Hapukim tsb, meski cepat
dan ganas namun gerakannya begitu sederhana.
Dg cekatan dia menghindar kesamping, sementara senjata panji
kupu-kupunya langsung disodorkan kedada Hapukim.
Senjata tsb memang aneh sekali bentuknya, begitu diputar maka
sepasang sayap kupu-kupu tsb ikut bergetar hingga mengeluarkan
suara yg keras, bentuknya sangat hidup tak ubahnya seperti kupukupu
sungguhan. Terutama sekali misai sepanjang beberapa depa yg terbuat dari
baja tsb, getarannya yg kacau membuat orang susah utk menduga,
arah sasaran manakah yg sedang dituju.
Tampak bacokan golok Hapukim mengenai sasaran yg kosong,
tapi begitu jurus serangannya belum habis digunakan, lagi-lagi ia
membentak keras: "Lihat serangan!"
Goloknya diputar sambil menyapu kemuka, jangan dilihat gerak
serangannya sangat sederhana namun kecepatannya merubah jurus
tak terlukiskan dg kata-kata.
Tampaknya Tang Bok kong tdk menyangka kalau permainan
golok dari Hapukim begitu cepat dan luar biasa, sepintas lalu
kelihatannya amat sederhana namun kehebatan dan kelihaiannya
justru diluar dugaan. Tanpa terasa lagi dia berseru tertahan, senjata panji kupu-kupu
yg digunakan utk melancarkan serangan pun cepat ditarik kembali
utk membendung datangnya serangan golok tsb.
"Criiinggggg"."
Ditengah suara bentrokan yg nyaring, Tang Bok kong tergetar
mundur sejauh satu langkah sebaliknya Hapukim terhuyung sejauh
tiga langkah lebih. Jelas sudah dalam soal tenaga dalam, kemampuan Tang Bok
kong masih satu tingkat lebih unggul.
Setelah dua kali menderita kerugian, sifat buas Hapukim segera
berkobar, sambil membentak keras sekali, ia menubruk kedepan
sambil mengayunkan goloknya, pertarungan sengitpun seera
berkobar. Sementara itu, si hwesio daging anjing mengawasi jalannya
pertarungan tanpa berkedip, sementara sinar tajam yg sangat aneh
memancar keluar tiada hentinya.
Tapi tak berapa lama kemudian, Hapukim sudah kelihatan mulai
terdesak dan menderita kekalahan, serangan panji kupu-kupu dari
Tang Bok kong yg memutar kekanan menyapu ke kiri membuat
tubuh Hapukim terbungkus dibalik cahaya tajam.
Bukan Cuma begitu, suara dengungan keras dari senjata musuh
menggetarkan perasaan Hapukim, membuat hatinya berdebar,
ditambah lagi serangan-serangan goloknya mengenai sasaran yg
kosong, membuat pertahanan maupun posisinya bertambah kalut.
Ketika situasi kritis dan jiwanya terancam bahaya maut, si Hwesio
daging anjing berteriak keras:
"Suatu ilmu golok yg sangat bagus, ayoh serbu lagi dg gerakan
yg sama bacok saja langsung kebawah!"
Waktu itu cungkilan golok dari Hapukim sedang mengenai
sasaran yg kosong, sementara itu panji kupu-kupu dari Tan Bok
kong sudah menempel diatas pusarnya, kelihatan jelas sudah tiada
kesempatan lagi baginya utk menghindarkan diri.
Mengira jiwanya bakal melayang, sifat buas Hapukim makin
membara, begitu mendengar teriakan tsb dan ia menganggap
anjuran itu benar, ia menjadi nekad dan siap sedia melakukan
serangan adu jiwa. Tubuhnya miring kesamping sambil melangkah maju kedepan,
pergelangan tangannya diputar sambil menekan kebawah membawa
goloknya yg meleset dari sasaran itu miring kesamping, kemudian
dari situ dia ancam bahu kiri Tang Bok kong serta membacoknya
keras-keras. Ditengah berkelebatnya cahaya tajam, tiba-tiba terdengar Tang
Bok kong menjerit kaget, tubuhnya mundur kebelakang secepat
kilat. Sewaktu semua orang mengamati keadaannya dg lebih seksama,
maka tampaklah dibawah jubah ungunya telah muncul bekas
robekan sepanjang satu depa lebih.
Keadaan tsb bukan saja membuat Hapukim sendiri menjadi
termangu, sekalipun kedua belah pihak yg menonton jalannya
pertarungan itupun turut dibikin tertegun dan tak habis mengerti.
Padahal sudah jelas Hapukim bakal tewas diujung senjata lawan,
mengapa hanya sepatah kata dari si hwesio daging anjing bisa
membuatnya nyaris melukai Tang Bok kong.
Padahal Cuma Tang Bok kong yg mengalami sendiri peristiwa tsb
yg menyadari keadaan sebenarnya, ketika misai baja dari senjata
panji kupu-kupunya hampir menempel diujung baju Hapukim,
dimana asal maju setengah inci saja niscaya selembar jiwa lawan
akan melayang, tak disangka secara tiba-tiba Hapukim telah
merubah jurus serangannya begitu selesai mendengar perkataan
tadi. Golok yg secara tiba-tiba diputar sambil mencungkil keatas tsb
bukan saja langsung mengancam dada sendiri, lagipula persis
mengancam pergelangan tangannya.
Ini berarti apabila senjata panji kupu-kupu dilanjutkan
gerakannya kedepan sekalipun selembar nyawa orang tsb akan
melayang, akan tetapi ia sendiripun akan menderita cacat berat atau
bahkan luka yg sangat parah.
Tentu saja ia tak ingin mengorbankan jiwanya dg percuma, oleh
sebab itulah terpaksa ia harus menarik diri secepatnya dan dari
posisi menang pun dia jadi kalah.
Bisa dibayangkan betapa gusarnya Tang Bok kong menghadapi
keadaan seperti ini, saking mendongkolnya hampir saja ia jatuh
semaput. Terdengar si Hwesio daging anjing berseru sambil tertawa
terbahak-bahak: "Haaah"haaah"haaah"saudara Hapukim, mengapa kau hanya
berdiri melulu?" Setelah ditegur, Hapukim baru sadar kembali dari lamunannya,
saat ini dia telah menganggap hwesio daging anjing melebihi buddha
hidup, buru-buru dia lari kedepan hwesio itu sambil berlutut dan
berseru: "Lhama adalah pousat hidup, tecu mohon perlindungan darimu!"
Buru-buru si hwesio daging anjing membangunkannya dari atas
tanah, ujarnya sambil tertawa.
"Semua pousat sudah mampus, mana mungkin bisa melindungi
orang" Lain waktu kau mesti mengandalkan kemampuanmu sendiri,
seperti jurus "Menggaris tanah memisah dunia" yg kau gunakan tadi,
sebenranya jurus itu memiliki perubahan ganda, masih ingat dg
kedua perubahan tsb?"
Buru-buru Hapukim mengangguk.
Si hwesio daging anjing segera berkata lebih jauh.
"Sebenarnya ilmu sip ci to hoat dari perguruan Siang bun
diwilayah Ceng hay merupakan ilmu golok paling lurus dikolong
langit, biarpun lima jurus pemula dan lima jurus paling akhir
merupakan jurus-jurus serangan yg sederhana, langsung dan
terbuka, namun bila kau memiliki reaksi yg cekatan dan variasi
perubahan yg kaya maka jurus-jurus tsb bisa dipergunakan dg dua
perubahan yg berbeda. Dg bekal kemampuan tsb, biar bertemu dg
jago tangguh kelas satu pun, dalam ratusan gebrakan belum tentu
bisa membuatmu kalah. Aku harap kau bisa mendalami lagi ilmumu
itu dikemudian hari sedang petunjuk yg kuberikan sekarang hanya
merupakan ganti rugi atas luka yg timbul akibat perbuatanku tadi?"
Walaupun Hapukim belum bisa memahami secara keseluruhan,
tapi bagian yg penting telah dipahami olehnya, tentu saja ia
kegirangan setengah mati sehingga berulangkali mengucapkan
terima kasih, buru-buru ia menyingkir kesamping.
Agaknya dua bersaudara Molim serta Rumang ikut
memperhatikan petunjuk tsb, wajah mereka nampak berubah
beberapa kali begitu merasakan manfaat yg diperoleh, kagum dan
hormat pun segera memancar diwajah masing-masing.
Ketika si hwesio daging anjing baru menyelesaikan kata-katanya
dg penuh kegusaran Tang Bok kong telah berkata sambil tertawa
dingin: "Mencoba kemampuan orang dg akal licik, memberi petunjuk dari
samping arena, terhitung kemampuan macam apa yg kau miliki?"
Si hwesio daging anjing tertawa terbahak-bahak:
"Haaaah"haaaah"haaaaah"keliru besar kau beranggapan
demikian, kalau sepatah kata saja dari aku si hwesio bisa membuat
kau dari menang jadi kalah, bila benar-benar bertarung, memangnya
kau masih punya nyawa?"
Liok ci ang yg berada disisi arena segera membentak dg suara
dingin: "Bajingan gundul! Kau jangan bicara tekabur, akan kucoba dulu
sampai dimanakah kemampuanmu!"
Sambil memutar senjata kupu-kupunya, ia berdiri ditengah arena
siap melepaskan serangan.
Tiba-tiba hwesio daging anjing menarik kembali sikap cengar
cengirnya, sambil menarik muka katanya serius.
"Pada mulanya aku masih belum dpt menebak asal usul kalian,
tapi sekarang baru kuketahui bahwa kalian adalah ahli waris dari
partai kupu-kupu. Seratus tahun berselang, Hu tiap siang hui (kupukupu
terbang berpasangan) telah melakukan pembantaian berdarah
dilembah duka, sejak peristiwa itu partai anda tidak pernah muncul
kembali dari tempat persembunyian, sesungguhnya perbuatan tsb
merupakan tindakan yg cerdik, tak disangka seratus tahun kemudian
lagi-lagi aku si hwesio menyaksikan kembali jurus-jurus tangguh dari
Kang siu pat si (delapan partai kupu-kupu) kalian, apakah kamu
berdua sudah lupa dg tragedi lama sehingga berani terjun kembali
kedalam dunia persilatan?"
Dg wajah berubah Liok Ci ang berseru:
"Hey hwesio bau, tak kusangka mata anjingmu betul-betul sangat
tajam, sehingga asal usulku pun dapat kau tebak secara jelas."
Dg wajah serius hwesio daging anjing berkata:
"Mata buddha bisa menembusi langit, sekalipun aku si hwesio
belum bisa dibilang mengetahui setiap urusan didunia ini, namun
paling tidak masih mengetahui sedikit banyak masalah besar dlm
dunia persilatan serta asal usul ilmu silat pelbagai perguruan besar
dalam dunia kangouw seratus tahun belakangan ini. Apalagi semasa
masih muda dulu, aku si hwesio pernah punya hubungan dg partai
kalian. Kuharap kalian tak usah mengumbar nafsu lagi dan segera
balik kerumah, apa gunanya mesti mencari penyakit seperti apa yg
dialami seratus tahun berselang?"
Liok Ci ang lalu tertawa keras.
"Haaah"haaaah"haaah"kau anggap kami akan segera akan
angkat kaki hanya berdasarkan kata-katamu itu" Hmmm, kau benarbenar
memandang rendah kemampuan partai kupu-kupu kami!"
"Jadi kalian baru mau pergi setelah melangsungkan
pertarungan?" dengus hwesio daging anjing.
"Soal bertarung atau tidak masih menjadi masalah nomor dua,
mengapa kau tidak menanyakan dulu siapa yg benar dan siapa yg
salah?" Hwesio daging anjing menjadi tertegun, tapi segera ujarnya
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sambil tertawa: "Yaa, soal ini memang merupakan kelalaianku, tapi aku cukup
mengetahui watak dari Bu wi lojin, aku yakin dia tak akan melakukan
suatu perbuatan yg melanggar hukum!"
Tiba-tiba Tang soat Lengcu menyela sambil tertawa dingin:
"Sebelum mengetahui duduk persoalan yg sebenarnya, ia sudah
mempunyai pandangan yg berat sebelah, Liok Ci ang lebih baik
turun tangan secara langsung, apa artinya banyak bicara?"
"Baik, baiklah anggap saja aku sio hwesio yg tak tahu aturan"
sela hwesio daging najing sambil tertawa, "nah Liok loji, sebenarnya
perselisihan apakah yg telah terjalin antara kalian dg situa Bu wi?"
"Bukankah kau mengetahui jelas musibah pernah yg menimpa
partai kupu-kupu pada seratus tahun yg lalu" Coba terangkan apa
sebabnya peristiwa itu sampai terjadi?"
"Aku dengar gara-gara sejilid kitab pusaka Thian goan bu boh?"
kata sang pendeta sambil tertawa.
"Kalau begitu dapat kukatakan bahwa kedatangan kami kali ini
adalah gara-gara kitab pusaka Thian goan bu boh!"
Berubah paras muka si hwesio daging anjing, serunya tertahan..
"Jadi kitab pusaka Thian goan bu boh berada ditangan kakek Bu
wi".?" "Benar" Chin sian kun menjawab dg cepat, "pada dua puluh
tahun berselang Bu wi cianpwee mendapat titipan dari Hui im
cengcu, siapa tahu kitab tsb dicuri dewi In nu dg mencatut namanya
Kho sauhiap yg mendapat pesan dari ayahmya almarhum untuk
mendapatkan kitab tsb, inilah yg membuat Bu wi locianpwee harus
terjun kembali kedalam dunia persilatan utk menyelidiki jejak kitab
itu, baru kemarin dulu sebagian kitab tsb dapat direbut kembali,
sayang ia menderita luka dalam hingga akhirnya bersama Kho
sauhiap beliau datang kemari utk mengobati lukanya. Nah coba
bayangkan sendiri, darimana munculnya hubungan antara peristiwa
ini dg pihak partai kupu-kupu?"
Si hwesio daging anjing menggelengkan kepala berulang kali,
keluhnya kemudian, "Kenapa sih persoalannya begitu rumit dan berbelit-belit" Siapa
yg disebut dewi In nu itu" Kenapa aku si hwesio belum pernah
mendengar kalau didalam dunia persilatan terdapat seseorang yg
bernama begitu?" Dg suara dingin Tang soat Lengcu menjawab:
"Siancu kami adalah orang yg terhormat, bukan sembarangan
orang dapat menjumpainya dg begitu saja!"
Hwesio daging anjing segera tertawa terkekeh-kekeh,
"Heee"he"heee"setelah mendengar perkataanmu itu, aku si
hwesio jadi kepingin melihat sampai dimanakah kehebatan dari
dewi mu itu, tak usah banyak bicara lagi, hey si tua Tang, si tua
Liok, aku harap kalian bersedia utk menunggu selama setengah
bulan, setengah bulan kemudian aku si hwesio bersedia memikul
tanggung jawab tentang kitab pusaka Thian goan bu boh itu utk
membuat penyelesaian dg kalian berdua"."
"Hmmmm, sayang sekali aku tak punya waktu untuk menunggu!"
jengek Liok Ci ang sambil tertawa dingin.
Hwesio daging anjing segera tertawa seram"
"Heeee"heeeeh..heeeh"kesabaran aku si hwesio Cuma sampai
disini saja, bila kalian benar-benar tak mau percaya, lebih baik kita
selesaikan saja persoalan ini lewat pertarungan!"
Sekilas senyuman licik yg mengerikan sempat berkelebat
menghiasi wajah Liok Ci ang, katanya cepat:
"Hwesio, beranikah kau bertarung seorang melawan seorang
denganku".?" Hwesio daging anjing tertawa bergelak:
"Sudah tiga puluh tahunan lamanya tak pernah bertarung
melawan orang, sungguh tak dinyana hari ini aku bisa menikmatinya
kembali, tapi sebelum bertarung harus ada syaratnya dulu!"
"Apa syaratnya?"
"Bila kau yg unggul, tentu saja aku si hwesio tak bisa banyak
bicara dan segera angkat kaki dari sini, mulai detik ini juga tak akan
mencampuri urusan kalian lagi, tapi bnila kau manusia she Liok yg
kalah, harap segera kau pimpin orang-orangmu utk mengundurkan
diri dari lembah ini, setengah bulan kemudian, aku pasti akan
memberi penyelesaian tentang persoalan ini dihadapan si tua Bu wi,
tapi jangan mencoba main sergap disaat orang lagi tak siap!"
Tanpa terasa Liok Ci ang memandang sekejap kearah Tang soat
Lengcu, lalu katanya agak tergagap:
"Tentang soal ini"."
Mendadak terdengar Tang soat Lengcu berseru sambil tertawa
terkekeh-kekeh: "Liok ang, apakah kau mempunyai keyakinan utk menang?"
"Sekalipun aku tak bisa menjamin pasti menang, tapi aku percaya
tak baka sampai menderita kalah!"
Tang soat Lengcu segera tersenyum:
"Aku lihat, hari ini kita tak usah bertarung lagi!"
Tang Bok kong maupun Liok Ci ang menjadi tertegun sesudah
mendengar perkataan itu. Dg perasaan tercengang Tang Bok kong berseru:
"Lengcu, apa maksudmu?"
Tang soat Lengcu menggoyangkan tangannya berulang kali,
tampaknya dia sudah mempunyai perhitungan yg matang, kepada si
hwesio daging anjing katanya kemudian:
"Hey hwesio, biarlah kuberi muka untuk mu pada hari ini,
kuharap sampai waktunya kau tidak melanggar janji!"
Begitu mengetahui bahwa Tang soat Lengcu telah berubah
pikiran bahkan bersedia angkat kaki dg begitu saja, si hwesio daging
anjing turut dibuat tertegun, tapi hanya sebentar saja, kemudian
sambil tertawa nyengar-nyengir katanya:
"Sekali telah berbicara, ibarat kuda pacu yg berlari kencang dan
tak mungkin bisa ditarik kembali, sampai waktunya aku si hwesio
pasti akan menantikan kedatangan kalian!"
Tang soat Lengcu tersenyum dan manggut-manggut, kepada
Tang Bok kong serta Liok Ci ang ia mengulapkan tangannya,
kemudian dg memimpin delapan orang jago pedang berbaju kuning,
segera ia membalikkan badan dan keluar dari lembah.
Dalam waktu singkat, bayangan tubuh mereka sudah lenyap dari
pandangan mata. Hwesio daging anjing mengawasi terus bayangan tubuh musuhmusuhnya
hingga lenyap diluar lembah sana, kemudian paras
mukanya berubah secara tiba-tiba menjadi berat dan serius sekali.
Pada saat itulah Chin sian kun berkata:
"Taysu, aku lihat tindakan mengundurkan diri yg mereka lakukan
mengandung maksud tertentu, bahkan bisa jadi merupakan sebuah
tipu muslihat yg licik?"
Hwesio daging anjing menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Bukannya aku tak tahu tentang soal tsb, namun itu bukan
masalah penting, biarpun dia berakal licik dan jahat, jangan harap ia
mampu bermain gila dihadapanku!"
"Kulihat paras muka taysu menunjukkan sikap yg amat berat dan
serius, sebenarnya persoalan apakah yg membuatmu risau dan
kuatir?" Hwesio daging anjing menghela napas panjang"
"Aaai".partai kupu-kupu telah muncul kembali didalam dunia
persilatan, aku lihat suatu badai pembunuhan rasanya tak bisa
dihindari lagi..." Dg perasaan tercengang, Kim lotoa bertanya,
"Sejak terjun kedalam dunia persilatan, belum pernah boanpwee
dengar tentang partai kupu-kupu, mengapa sih taysu
memperhatikan persoalan ini dg begitu serius" Bersediakah taysu
memberi keterangan kepada kami semua...?"
Hwesio daging anjing menggeleng:
"Panjang sekali utk menceritakan persoalan ini, tapi dikemudian
hari kalian akan mengetahui dg sendirinya!"
Berbicara sampai disini, dia segera mengalihkan pokok
pembicaraan kesoal lain, katanya:
"Mulai hari ini, biarlah aku si hwesio menjabat sebagai pemimpin
ditempat ini utk sementara waktu, saudara Hapukim sekalian
berempat tetap bertugas menjaga dimulut lembah, bila menjumpai
ada orang menyatron masuk kedalam lembah, tak usah dilayani,
cepat masuk dan beri laporan dulu kepadaku, pasti akan
kuselesaikan persoalan itu dg sebaik-baiknya."
Buru-buru Hapukim mengiakan, lalu bersama-sama rekannya
mengundurkan diri dari situ.
Kembali si hwesio daging anjing mengulapkan tangannya kepada
Kim kong sam pian sambil berkata:
"Mari kita masuk ke gua utk berbincang-bincang, sedang nona
Chin kalau pergi membeli makanan, jangan lupa daging anjing dan
arak wangi utk aku si hwesio!"
"Cianpwe tak usah kuatir" Chin Sian kun tersenyum, "betapapun
besarnya nyaliku, tak nanti aku berani melupakan pesanan dari
Taysu!" oooOOooo Sejak Tang soat Lengcu menarik semua kekuatannya dari lembah
tsb, waktupun berlangsung lewat dg cepat dalam suasana amat
tenang dan tentram. Namun hwesio daging anjing yg semula banyak tersenyum, kian
hari kian berubah seakan-akan telah berubah menjadi seorang yg
lain, sepanjang hari dia hanya minum arak terus dg kening berkerut.
Selain minum arak, dia tentu melamun, seakan-akan ada suatu
persoalan besar yg amat berat mengganjal dalam hatinya dan susah
dihilangkan dari dalam benaknya.
Perubahan sikap semacam itu tentu saja membuat Kim kong sam
pian dan Chin Sian kun menjadi terkejut bercampur keheranan,
sudah berapa kali mereka hendak membuka suara utk bertanya,
namun melihat sikap hwesio daging anjing yg tak berbicara maupun
bergerak, akhirnya mereka mengurungkan niat tsb.
Tapi dlm hati kecil mereka mengerti, perubahan sikap dari tokoh
sakti tsb bisa jadi ada sangkut pautnya dg kemunculan partai kupukupu
didalam dunia persilatan.
Partai kupu-kupu merupakan suatu perguruan yg bukan saja tak
pernah didengar namanya dari pembicaraan orang, lagipula belum
pernah melihat berkeliarannya anggota perguruan tsb didalam dunia
persilatan. Biasanya suatu perguruan yg tak dikenal dan tak banyak
anggotanya adalah suatu perguruan yg kecil, demikian juga dg
keadaan dari partai kupu-kupu itu, tapi sampai dimanakah seriusnya
kehadiran partai ini didalam dunia persilatan" Mengapa pendeta
sakti itu justru menunjukkan sikap yg begitu serius"
Benarkah jago-jago dari partai kupu-kupu memiliki kepandaian
silat yg demikian lihaynya sampai tiada orang yg mampu
menandinginya" Perubahan sikap dari hwesio daging anjing membuat suasana
didalam dua berubah menjadi serius dan tegang, begitu sumpek
suasana sampai membuat beberapa orang itu susah utk bernapas
lega. Tapi pintu batu yg memisahkan ruang dalam tetap tertutup rapat
dan sama sekali tiada gerakan apapun.
Dalam waktu singkat tujuh hari kembali udah lewat, berarti hari
ini adalah hari ketiga belas sejak Kho Beng menutup diri dibalik
ruangan. Pagi itu, baru saja Chin Sian kun mempersiapkan sarapan utk
semua orang, tiba-tiba kelihatan Hapukim berlari masuk kedalam
gua dg wajah sangat tegang.
Begitu sampai dihadapan hwesio daging anjing, segera ia berlutut
sambil serunya: "Toa lhama, diluar lembah telah muncul serombongan jago silat,
wajah mereka rata-rata kelihatan keren dan serius, jelas tidak
bermaksud baik!" Sambil minum arak hwesio daging anjing bertanya kemalasmalasan,
"Siapa yg telah datang?"
"Ada lelaki, ada perempuan, ada tosu juga kaum lhama!"
Hapukim termenung dan berpikir sejenak, setelah menghitung
didalam hati dia menjawab:
"Kemungkinan besar diatas enam puluh orang lebih!"
Dg wajah berubah hebat Chin sian kun segera berseru"
"Waaaah"bisa jadi berita tentang kisah tsb sudah bocor sehingga
kawanan iblis itu mengundang konco-konconya utk datang
menyerbu?"" Hwesio daging anjing bangkit berdiri seraya menguap, katanya
kemudian: "Buat aku si hwesio, masalah banyak orang bukanlah persoalan
nona Chin, kau bersama Kim bersaudara berjaga-jaga saja disini,
biar aku sendiri yg keluar lembah."
Disambarnya tongkat bambu andalannya, lalu dg langkah lebar ia
berjalan meninggalkan gua.
Hapukim memutar biji matanya beberapa kali, dg cepat dia pun
mengikuti dibelakang hwesio daging anjing tsb keluar dari gua.
Tak lama setelah hwesio daging anjing dan Hapukim keluar dari
gua batu itu, mendadak muncul tiga sosok bayangan manusia dari
balik sebelah kiri dan langsung menerjang masuk kedalam gua dg
kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Kim Lotoa pertama-tama yg menemukan hal tsb, buru-buru
teriaknya kepada Kim loji dan Kim losam:
"Hati-hati, siluman perempuan itu muncul lagi bersama kedua
orang komplotan tua bangkanya!"
Ternyata ketiga sosok bayangan manusia tsb tak lain adalah
Tang soat Lengcu, Tang Bok kong dan Liok Ci ang.
Sambil melintangkan ruyung panjangnya didepan dada, Kim
bersaudara berdiri berjajar menyumbat jalan masuk menuju kedalam
gua. Dg suara dingin, Kim lotoa segera menegur:
"Walaupun siasat yg anda lakukan ini terhitung cukup hebat,
namun sayang sekali kelewat licik dan memalukan, hmmm...hanya
manusia pengecut yg berusaha mencari keuntungan disaat orang
tidak siap!" Tang soat Lengcu memperhatikan sekejap disekitar sana dg
pandangan mata yg tajam, kemudian perintahnya:
"Kita harus manfaatkan setiap kesempatan yg ada, hayo
langsung saja menyerbu kedalam gua!"
Tang Bok kong serta Liok Ci ang masing-masing mempersiapkan
senjata panji kupu-kupunya, lalu tanpa berbicara lagi mereka
langsung melancarkan serangan kedepan.
Melihat kedatangan ancaman tsb, Kim bersaudara pun tidak
banyak berbicara lagi, dg penuh kegusaran ruyung masing-masing
diputar kencang lalu balas menyerang kearah lawan.
Maka suatu pertarungan yg amat seru pun segera berkobar dg
hebatnya disana. Sekalipun Tang Bok kong dan Liok Ci ang memiliki kepandaian
silat yg sangat lihai, akan tetapi Kim kong sam pian bukan manusia
lemah ditambah pula mereka bertiga sudah bertekad
mempertahankan setiap jengkal tanah dg pertaruhan jiwa, maka utk
berapa saat keadaan tetap imang.
Betapa gelisah dan cemasnya Tang soat Lengcu melihat
pertahanan dari Kim kong sam pian yg begitu kokoh sehingga
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
serbuan dari Tang bok kong dan Liok Ci ang tak berhasil
menembusnya. Sekalipun dia ingin sekali turun tangan utk membantu, sayang
daerah dimulut gua sangat sempit sehingga tak mungkin baginya utk
ikut serta dlm pertarungan.
Jilid 20 Dalam keadaan begini, tiba-tiba muncul suatu ingatan jahat
dalam hatinya, dg cepat dia melepaskan ikat pinggangnya lalu
secara tiba-tiba dilontarkan ketengah kilatan cahaya ruyung yg
sedang berputar-putar didepan mulut gua.
Kim kong sam pian yg berada didalam gua saat itu sedang
memutar ruyung masing-masing sepenuh tenaga guna membendung
mulut gua dari serbuan musuh.
Begitu melihat ada sesosok bayangan putih menerobos masuk
kebalik pertahanan mereka seperti sambaran ular, Kim lotoa segera
menggerakkan ruyung utk menggulung kearah bayangan tadi dan
segera melilitnya dg kencang.
Tang soat Lengcu tertawa seram, dg cepat ia mengerahkan
segenap kekuatannya seraya membetot teriaknya:
"Kena!" Begitu mendengar suara bentakan keras, Kim lotoa segera
merasakan gelagat tidak menguntungkan, menunggu ia berniat
menarik kembali ruyung panjangnya, sayang keadaan sudah
terlambat, ujung ruyungnya telah bertautan dg angkin dari Tang
soat Lengcu. Menyadari kalau gelagat tdk menguntungkan dg cepat dia
menarik napas sambil memperkokoh kuda-kudanya. Ruyungnya
dibetot kebelakang maksudnya dia hendak membetot putus angkin
musuh dg mengerahkan sepenuh kekuatan yg dimilikinya.
Padahal Tang soat Lengcu sendiripun mempunyai keinginan yg
sama, saat tsb ia sedang mengerahkan seluruh tenaga dalam yg
dimilikinya melakukan pembetotan sambil membentak:
"Liok Ci ang, mengapa kau tdk segera menyerbu kedalam gua?"
Liok Ci ang serta Tan Bok kong serentak memutar senjata panji
kupu-kupunya makin kencang, lalu serentak menyerbu kedalam gua.
Kim loji serta Kim losam menjadi terperanjat sekali, hingga kini
mereka bertiga bisa bertahan dimulut gua tanpa memberi
kesempatan kepada musuhnya utk bergerak maju, disatu pihak
karena memanfaatkan mulut gua yg sempit dan kecil, dipihak lain
karena mengandalkan kerja sama ilmu ruyung mereka bertiga yg
tangguh utk menyumbat mati seluruh mulut gua tsb.
Tapi sekarang, senjata ruyung Kim lotoa telah terlilit oleh senjata
angkin Tang soat Lengcu, hal ini sama artinya dg terbukanya sebuah
lubang kelemahan pada sistem pertahanan mereka, bila seorang
harus melawan seorang, bagaimana mungkin Kim kong sam pian
mampu menandingi keampuhan dari Tang Bok kong serta Liok Ci
ang" Chin sian kun yg berada didalam gua menjadi terperanjat sekali
setelah melihat kejadian tsb, buru-buru dia maju kedepan sambil
menyerang dg pedangnya, ia berniat menguntungi senjata angkin
tsb lebih dulu. Tapi baru saja serangan pedangnya dilancarkan, terdengar Kim
losam telah berteriak keras:
"Hati-hati adikku!"
Tiba-tiba saja serasa segulung desingan angin tajam menggulung
tiba dari atas, begitu dahsyatnya ancaman tsb membuat si nona
harus mundur kembali dg perasaan terperanjat.
Memanfaatkan kesempatan yg sangat baik inilah, Tang Bok kong
segera menerobos masuk kedalam ruangan dg kecepatan bagaikan
sambaran kilat.... Perputaran senjata panji kupu-kupunya memaksa Kim bersaudara
harus mundur hingga punggungnya menempel pada dinding gua,
keadaan mereka betul-betul terdesak hebat.
Sementara itu, Chin Sian kun dg pedang terhunus telah berdiri
menghadang dimuka pintu ruangan yg tertutup rapat, dg suara
keras ia membentak nyaring:
"Tua bangka yg tak tahu malu, kalian biasanya Cuma
memanfaatkan kelemahan orang lain saja, hmmm! Rupanya orangorang
yg mencari gara-gara diluar lembah sana memang sengaja
kalian bawa utk mengalihkan perhatian kami, sementara kalian
sendiri berusaha menyelundup masuk kemari bagaikan pencoleng?"
Pada saat itu, Tang soat Lengcu telah mengendorkan pula
angkinnya dan turun melayang masuk kedalam gua, sahutnya:
"Perkataanmu memang tepat sekali! Liok ang, ayoh cepat turun
tangan dan jangan membuang waktu lagi!"
Liok Ci ang manggut-manggut, kepada Chin Sian kun segera
ujarnya sambil tertawa dingin:
"Hmmm..kenapa kau tidak segera menyingkir" Kalau nekad terus,
jangan salahkan aku bertindak keji dg mencabut nyawamu!"
Chin Sian kun mendengus dingin, diam-diam ia memberi kedipan
mata kepada Kim kong sam pian.
Tiga bersaudara Kim dari telaga Tong ting segera menanggapi
tanda tsb, serentak mereka bertiga mendekati Chin Sian kun.
Setelah keempat orang itu berdiri berjajar kembali dimuka pintu
gua, Kim lotoa baru berseru sambil tertawa seram.
"Heeeh"heeeh"heeeeh..sebetulnya tidak sulit utk menyingkirkan
kami dari sini, asal kalian mampu memenggal dulu batok kepala
kami berempat!" "Baiklah, kalau toh kalian tak takut mati, apa susahnya utk
mengantar kematian kalian!" seu Tang Bok kong dingin.
Senjata panji kupu-kupunya segera diputar dg dg jurus "lebah
terbang memainkan putik" menciptakan selapis cahaya hitam yg
amat menyilaukan mata, lalu dg membawa suara desingan tajam
secara langsung menyergap diri Chin Sian kun.
Dg sekuat tenaga Chin Sian kun mencukil pedangnya keatas utk
membendung datangnya ancaman tsb, begitu sepasang senjata
beradu segera terjadilah suara benturan nyaring?"
Tampak sekilas cahaya perak mencelat ketengah udara, dususul
jeritan kaget dari Chin Sian kun, rupanya ia sudah kehilangan
senjatanya. Dalam pada itu Tang Bok kong telah mengayunkan telapak
tangan kirinya melepaskan bacokan segulung tenaga pukulan yg
maha dahsyat langsung menumbuk kemuka.
Tergopoh-gopoh Chin Sian kun menghindarkan diri kesamping".
"Blaaammm"!"
Angin pukulan yg maha dahsyat persis menghantam diatas pintu
gua membuat pintu ruangan tsb terpentang lebar.
Dalam waktu singkat Tang soat Lengcu mengayunkan pula
sepasang tangannya melepaskan tiga buah pukulan kekiri dan
kekanan, lalu tubuhnya seperti segulung asap ringan menerobos
masuk kebalik ruangan dimana Kho Beng sedang bersemedi.
Menanti Kim kong sam pian berusaha utk menghalangi jalan
perginya, keadaan sudah terlambat.
Chin Sian kun menjadi amat terperanjat, ia saksikan Tang soat
Lengcu menyerbu masuk kedalam ruangan batu dan entah apa yg
kemudian terjadi disana?"".
Hanya secara tiba-tiba terdengar suara jeritan kaget bergema
memecahkan keheningan lalu tampak tubuh Tang soat Lengcu yg
baru menyerbu masuk kedalam ruangan, tahu-tahu sudah mencelat
balik kembali. Waktu itu Tan Bok kong serta Liok Ci ang baru saja bersiap-siap
menyerbu kedalam, mereka tak menyangka kalau perempuan
berbaju putih itu bakal mundur kembali secara tiba-tiba, hampir saja
mereka saling bertumbukan satu dg lainnya.
Menanti ketiga orang itu sudah dapat berdiri kembali dg
sempoyongan, dimuka pintu ruangan tahu-tahu sudah bertambah dg
sesosok bayangan manusia, dia tak lain adalah Kho Beng.
Paras muka Kho Beng kelihatan sangat cerah dan penuh
bertenaga, sepasang matanya memancarkan cahaya tajam, waktu
itu ia berdiri disitu dh wajah yg gagah da sikap yg keren, berbeda
sekali dg keadaannya pada tiga belas hari berselang.
Chin Sian kun segera mengucak-ngucak matanya, ia seperti tak
percaya dg pandangan mata sendiri, sesaat kemudian baru serunya
tertahan: "Kho sauhiap, apakah latihanmu telah selesai?"
Kho Beng mengangguk, setelah melempar pandangan yg penuh
rasa terima kasih, katanya:
"Musuh tangguh telah menyerbu sampai disini, mengapa tidak
kulihat Rumang, Hapukim serta dua bersaudara Mo utk
membendung serangan mereka?"
Sambil menghela napas sahut Chin Sian kun..
"Kawanan jago dari golongan putih maupun hitam telah
berdatangan sama, kini mereka berkumpul diluar lembah, sekarang
Hapukim sekalian berada bersama hwesio daging anjing, tapi
bagaimana keadaannya tidak kuketahui secara pasti."
Paras muka Kho Beng sedikit berubah, sambil merapatkan
kembali pintu ruangan katanya:
"Bu wi cianpwee masih berada dalam ruangan, tolong nona Chin
dan saudara Kim bertiga menjaga keselamatannya."
Chin Sian kun mengerling sekejap kearah pemuda itu, lalu
mengiakan". Pelan-pelan Kho Beng maju beberapa langkah kedepan,
ditatapnya Tang soat Lengcu, Tang Bok kong dan Liok Ci ang
sekejap, kemudian tegurnya dingin:
"Siapakah kalian?"
Tang Bok kong mendengus: "Hmmmm! Cecunguk muda, kau tak berhak mengetahui, hayo
cepat serahkan kitab pusaka Thian goan bu boh kepada kami,
mengingat kerelaanmu itu bisa jadi aku akan mengampuni selembar
jiwamu!" "Ooooh"bila kudengar dari nada pembicaraan kalian, tampaknya
kamu semua adalah anak buah dewi In nu?"
"Benar!" sahut Tang soat Lengcu dingin.
Kho Beng segera tertawa bergelak:
"Haaaah"haaaah..haaahh"kebetulan sekali kedatangan kalian,
siauya memang berniat menangkap seorang diantara kalian utk
mencari keterangan. Kitab pusaka Thian goan bu boh berada disaku
siauya, aku Cuma kuatir kalian tak punya kemampuan utk
merebutnya kembali!"
Liok Ci ang tertawa dingin:
"Bocah keparat, kau sangat tekebur!"
Kho Beng balas tertawa dingin:
"Hmmm..bagiku perkataan yg diucapkan tergantung kepada
siapa aku berbicara, padahal siauya tidak tekebur, apa salahnya kau
buktikan sendiri ucapanku tadi!"
"Aku memang berniat mencoba kemampuanmu!" bentak Liok Ci
ang keras. Senjata panji kupu-kupunya digetarkan menciptakan sebuah
lingkaran busur lalu secara kilat disapu kepinggang Kho Beng.
Menghadapi datangnya sambaran cahaya hitam itu, ternyata Kho
Beng tdk bergerak sama sekali, dia seakan-akan tak memandang
sebelah matapun terhadap kemampuan lawannya.
Tak terlukiskan rasa gusar Liok Ci ang menghadapi kejadian
seperti ini, gerak serangannya segera berubah, kali ini dia
mengancam dada lawan dg sebuah tusukan keatas.
Dg perubahan itu, kupu-kupu yg berada diatas ujung sejatanya
seakan-akan berubah menjadi empat, dalam waktu singkat
disekeliling tubuh Kho Beng seolah-olah beterbangan aneka macam
kupu-kupu yg mengancam bagian mematikan ditubuhnya.
Kim kong sam pian menjadi terperanjat sekali melihat kelihaian
lawan, paras muka mereka sampai berubah hebat.
Tiba-tiba terdengar Kho Beng tertawa ringan, ujung baju kirin
dan kanannya dikebaskan kemuka, lalu tubuhnya menyelinap keluar
dibalik kepungan bayangan kupu-kupu lawan, sementara itu telapak
tangan kirinya melancarkan sebuah bacokan kesisi kiri.
Waktu itu, Tang Bok kong sedang berdiam disisi kiri sambil
menonton jalannya pertarungan, melihat kejadian tsb, dia mengira
Kho Beng hendak membokongnya.
Sambil membentak keras, senjata kupu-kupunya disodok
kedepan keras-keras, lalu berbalik mengancam ubun-ubun Kho
Beng. Siapa tahu pada saat yg bersamaan inilah Kho Beng membalikkan
telapak tangan kirinya langsung menghantam iga kanan Liok Ci ang.
Waktu itu Liok Ci ang sudah merasakan gelagat tidak
menguntungkan, begitu serangannya mengenai sasaran kosong,
belum sempat dia berbuat sesuatu, desingan angin tajam tahu-tahu
sudah mengancam bahu kirinya.
Berada dalam keadaan seperti ini, buru-buru dia membalikkan
badannya, sementara senjata kupu-kupunya dg jurus "kupu-kupu
terbang bayangan menari" menyodok keluar dg sekuat tenaga.
Siapa tahu pada saat itulah Tang Bok kong melancarkan pula
serangannya, dalam kondisi sama-sama menyerang dg kecepatan
tinggi, menantimereka berdua sama-sama menyadari kalau senjata
mereka bukannya mengancam tubuh lawan sebaliknya malah
menghantam teman sendiri, keadaan sudah terlambat.
"Criiiinnnggg"..!"
Sitengah benturan keras, Liok Ci ang serta Tang Bok kong samasama
tergetar mundur satu langkah, kedua belah pihak sama-sama
merasakan lengan kananya linu dan kesemutan, nyaris senjata
mereka terlepas dari tangan?".
Sementara itu, Kho Beng masih berdiri tenang diposisinya
semula, malah sambil tertawa dingin jengeknya:
" "Jurus panglima langit kembali kepangkuan" yg barusan
kugunakan merupakan satu diantara tiga puluh enam gerak
perubahan yg tercantum dalam kitab pusaka Thian goan bu boh, bila
kalian berdua menginginkan kitab itu, apa salahnya kalian mulai
belajar sejak kini!"
Liok Ci ang serta Tang Bok kong terperanjat sekali sampai paras
mukanya berubah, sambil membentak nyaring san serentak bersiapsiap
menyerang kembali. Tapi sebelum mereka sempat berbuat sesuatu, tiba-tiba Tang
soat Lengcu berseru keras:
"Tang tua, Liok tua, hentikan dulu serangan kalian!"
"Lengcu, apa maksudmu?" seru Tang Bok kong tercengang.
"Aku rasa kesempatan baik buat kita masih banyak, buat apa
mesti menyerempet bahaya dg percuma pada hari ini" Apalagi
kerepotan yg datang dari luar lembah sudah cukup memusingkan
kepalanya, ayo kota mundur saja!"
Begitu selesai berkata, tubuhnya segera melesat keluar dari gua
dg kecepatan tinggi. Liok Ci ang serta Tang Bok kong tidak banyak bicara lagi,
serentak mereka turut mengundurkan diri dari dalam gua.
Medadak Kho Beng membentak dg kening berkerut:
"Mau kabur kemana kalian!"
Ia menggerakkan badannya siap melakukan pengejaran.
Tapi Chin Sian kun segera menghalangi siatnya itu sambil
berseru: "Kho sauhiap?"?"
Mau tak mau terpaksa Kho Beng harus menghentikan
langkahnya, lalu bertanya dg kening berkerut,
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Nona Chin, mengapa kau menghalangi niatku?"
"Hwesio daging anjing sedang bertarung melawan kawanan jago
diluar lembah, apa salahnya sauhiap membebaskan mereka untuk
kali ini saja, bagi kita yg penting adalah memukul mundur lebih
dullu" ! " Kho Beng manggut-manggut, ia mengalihkan pandangan
matanya keluar gua, saat itu Tang soat Lengcu bersama Liok Ci ang
dan Tang Bok kong telah kabur entah kemana.
Maka Kho Beng meminta kepada Kim kong sam pian agar tetap
menjaga dalam gua, sementara ia sendiri segera bergerak menuju
keluar lembah dg kecepatan tinggi.
Dugaan Hapukim memang benar, diluar lembah telah muncul
enam puluhan jago yg terdiri dari aneka macam manusia,
diantaranya meliputi jago-jago dari pelbagai perguruan besar serta
kaum sesat. Sementara itu si hwesio daging anjing malah berdiri dilmulut
lembah sambil berkata dg lantang :
"Bila kalian bersedia memberi muka kepada aku si hwesio pada
hari ini, harap segera mengundurkan diri sekarang juga, harap
segera mengundurkan diri sekarang juga, kalau tidak, silahkan
mencoba utk menyerbu kedalam, asal aku si hwesio bisa dikalahkan,
lembah hati budha akan menjadi tempat kediaman kalian" "
Sui cuncu dari Siau lim pay segera tampil kedepan, lalu berkata
dg suara dalam. "kita sebagai murid buddha seharusnya bila taysu berpikir demi
kepentingan umat persilatan, mengapa kau malah berpihak kepada
kaum durjana " "
Hwesio daging anjing tertawa..
"Walaupun kita sama-sama sebagai murid buddha, bukan berarti
kita mesti bersahabat, aku si hwesio tak akan diterima dikuil kecil,
apalagi dikuil besar macam Siau lim si?"..oooh, rupanya aku si
hwesio tak bakal diundang kesana. "
"Toya suka bergurau" sela Kim cuncu dari Siau lim pay sambil
tertawa, "walau pun kuil Siau lim si sangat besar, rasanya kami tak
akan mampu menampik kehadiran taysu, asal saja taysu senonoh
dan berminat, pintu gerbang Siau lim si selalu terbuka untuk
kehadiran taysu. " Hwesio daging anjing tertawa terbahak-bahak :
"Haaaahhh"haaahhhh"haaahhh"hwesio gede, kita tak usah
banyak bicara lagi, itu dia, yg bersangkutan telah datang, bila ada
persoalan lebih baik dibicarakan sendiri dengannya, biar aku si
hwesio menjadi saksi saja!"
Habis berkata dia menyingkir kesamping dan ujarnya kepada Kho
Beng sambil tertawa: "Untung kau segera keluar, kalau tidak"mungkin mereka bakal
naik darah?"" Buru-buru Kho Beng memberi hormat seraya berkata:
"Terima kasih banyak atas bantuan taysu telah melindungi kami,
budi kebaikan itu tak akan boanpwee lupakan!"
Hwesio daging anjing segera tertawa:
"Sudah, jangan banyak berbicara dulu, yg penting kau harus
mengusir pergi orang-orang itu lebih dulu!"
Kho Beng mengiakan dan menjura lagi dalam-dalam, setelah itu
dia baru mengalihkan pandangan matanya kearah para jago sambil
berkata, "Berita yg kalian peroleh benar-benar amat cepat dan luar biasa,
bolehkah aku tahu karena urusan apakah kalian datang kemari?"
Thian it taysu, ketua Go bi pay segera berkata dg suara dalam,
"Sejak mendapat surat Hui im tiap dari sicu, dimana dikatakan
sicu hendak memberi penjelasan kepada seluruh umat persilatan,
sayang kami tidak mengetahui jejak sicu, maka begitu kudengar
bahwa sicu berada disini, berbondong-bondong kami datang kemari
dg harapan bisa peroleh penjelasan dari sicu!"
Kho Beng jadi tertegun, segera serunya:
"Ucapan taysu benar-benar membingungkan hati orang, kapan
sih aku telah menyebar hui im tiap?"
"Bukankah sicu sendiri yg menyebarkan kartu undangan tsb,
kenapa kau menyangkalnya kembali?" kata Thian itu taysu sambil
berkerut kening, "untung saja aku masih menyimpan baik-baik kartu
tsb, kalau tidak orang tentu menganggap aku membuat alasan yg
bukan-bukan?"?"
"Mana kartu undangannya" Bolehkah dipinjamkan sebentar
kepadaku?" kata Kho Beng sambil mengulurkan tangannya.
Dari dalam sakunya Thian it taysu mengeluarkan selembar kartu
berwarna merah, lalu serunya:
"Sambutlah sicu!"
Ketika tangannya diayunkan, kartu tsb segera meluncur
kehadapan Kho Beng bagaikan sekuntum awan merah.
Kho Beng mengebaskan ujung bajunya pelan-pelan dan
menyambut kartu tsb, ketika dibuka maka terbaca olehnya tulisan yg
berbunyi begini: "Kini aku telah mengetahui asal usulku yg jelas, ayahku adalah
Hui im cengcu dari Hang ciu, sebagai putaranya, akupun
berkewajiban menuntut balaskan sakit hati orang tuaku.
Dulu, peristiwa tsb timbul gara-gara kitab pusaka Thian goan bu
boh, karenanya akan kuteruskan cita-cita ayahku almarhum utk
menyebar luaskan ilmu sakti tsb keseluruh dunia persilatan, tapi hal
ini baru bisa diwujudkan bila dalangnya sudah tertangkap, agar umat
persilatan mengetahui dg jelas duduk persoalan yg sebenarnya serta
memperbaiki nama baik ayahku dimata orang banyak.
Mungkin saja anda turut terlibat didalam peristiwa berdarah yg
terjadi di perkampungan Hui im ceng tempo dulu, tapi karena aku
yakin peristiwa ini merupakan siasat busuk seseorang yg masih
bersembunyi dibelakang layar, dan aku percaya kalian terkelabui
semua oleh perbuatan terkutuknya, maka aku tak akan menyalahkan
kalian, sebagai timbal baliknya aku pun berharap kalian pun jangan
memusuhi diriku lagi. Disaat perkampungan Hui im ceng didirikan kembali nanti, pasti
akan ku undang kehadiran semua untuk merayakan bersama
peristiwa ini. Adapun waktunya kutetapkan setangah tahun kemudian, jika
takdir menghendaki lain atau terjadi perubahan lain, akan kukirim
surat pemberitahuan tentang perubahan waktu itu, pokoknya aku
tak akan membohongi seluruh kolong langit.
Bila anda ingin mengetahui siapakah dalang dari peristiwa
berdarah tempo hari, dia tak lain adalah Dewi In un."
Tertanda Kho Beng. Ketika selesai membaca tulisan itu, Kho Beng segera teringat
kembali dg perkataan si Unta sakti berpunggung baja yg katanya
hendak menyebar Bu lim tiap untuk mengangkat kejadian yg
sebenarnya. Dg cepat dia pun menjadi paham apa gerangan yg terjadi,
kepada Thian it taysu katanya kemudian:
"Apakah hanya taysu seorang yg menerima kartu tsb?""."
"Tidak, hampir setiap jago atau tokoh kenamaan dunia persilatan
mendapatkan kartu tsb!"
Kho Beng segera manggut-manggut
"Betul, memang aku yg menyebar surat undangan tsb, tapi waktu
yg kutetapkan kan masih setengah tahun kemudian, sebelum
waktunya tiba, apa gunanya taysu memburu kemari?"
Kiong Ceng san dari istana naga munculkan diri secara tiba-tiba
dari kerumunan jago, sambil tertawa seram serunya:
"Bocah keparat, kau anggap aku bakal percaya dg siasat
mengadu dombamu itu?"
"Sejak kuterima kartu undangan tsb, hingga kini sudah tiga orang
rekan persilatan yg tewas oleh Kedele Maut, aku ingin bertanya
kepadamu, sebenarnya siapakah pembunuh keji itu?"
Kho Beng mendengus dingin:
"Hmmm"selama setengah bulan terakhir, aku belum pernah
turun gunung barang setengah langkah pun, darimana aku bisa tahu
siapakah pembunuh yg sebenarnya?"
"Hmmm"kau angap aku masih gampang dikelabui" Sudah dua
kali kau memberi keterangan tentang wajah asli si Kedele Maut, bila
tiada hubungan apapun dg Kedele Maut, siapa yg mau percaya?"
"Benar, aku memang mempunyai hubungan dg kedele maut, tapi
aku tak tahu siapa yg melakukan pembunuhan dimana-mana, aku
minta waktu tiga bulan untuk menyelidiki persoalan ini, sampai
waktunya pasti akan kuberi keterangan yg jelas!"
"Mengapa harus menunggu sampai tiga bulan" Asal kubekuk
dirimu sekarang juga, aku yakin kedele maut pasti akan
menghantarkan diri sendiri masuk perangkap."
Begitu ucapan tsb diutarakan, para jago segera menangapi dg
penuh luapan emosi. Melihat keadaan tsb, Kho Beng segera berkata:
"Bila kulihat dari keadaan saat ini, tampaknya saudara sekalian
tak mau menyudahi persoalan tsb hingga disini saja?"
"Tindak tanduk sicu sangat mencurigakan, tak aneh bila
memancing rasa gusar umat persilatan kepadamu." Thian it taysu
berkata, "menurut pendapatku, lebih baik sicu menyerahkan diri saja
utk dibelenggu, bila semua kecurigaan sudah dibikin jelas, sicu pasti
dibebaskan lagi." Kho Beng segera tertawa dingin, jengeknya:
"Sekalipun aku setuju, belum tentu pedang dibahuku serta
sepasang tanganku ini bersedia menuruti anjuranmu itu!"
Dg suara menggeledek Kiong Ceng san membentak:
"Kalau toh ingin berkelahi, buat apa banyak bicara terus" Aku
bersedia utk bertarung dulu melawanmu!"
Sambil berkata ia segera mempersiapkan senjatanya dan
bergerak maju kemuka. "Kiong tayhiap, apakah kau yakin bisa menang?" ejek Kho Beng
sg suara dingin. Kiong Ceng san tertawa seram:
"Heeeh"heeeeh"heeeh"bocah keparat, aku mau berkelahi
melawanmu sudah merupakan suatu kehormatan bagimu!"
"Bagus sekali!" Kho Beng tertawa pula dg nyaring, "terima kasih
banyak atas kehormatan yg Kiong tayhiap berikan kepadaku, Cuma
aku pun perlu memberitahukan satu hal kepadamu, yakni aku telah
memperlajari ilmu sakti yg tercantum dalam kitab pusaka Thian goan
bu boh, kuharap tayhiap jangan marah-marah bila menderita
kekalahan nanti!" Begitu ucapan tsb diutarakan, paras muka Kiong ceng san segera
berubah hebat. Padahal bukan Cuma Kiong ceng san saja, kawanan jago silat
lainnya pun ikut terperanjat dibuatnya.
Mereka tak tahu apa yg dikatakan Kho Beng itu benar atau Cuma
gertak sambal belaka. Tapi Kiong ceng san sebagai jago kawakan yg sudah termashur
puluhan tahun lamanya tak berani mengambil resiko besar setelah
melihat sikap tenang lawannya.
Sementara dia masih termenung dg perasaan sangsi, mendadak
dari kerumunan orang banyak kedengaran seorang berteriak keras:
"Aku tidak percaya, Kiong tayhiap ijnkan aku Poa Ho sam
mencoba utk membekuk bocah keparat itu!"
Ditengah seruan tsb, terlihat sesosok bayangan manusia
melayang masuk kedalam arena.
Orang itu berwajah merah membara, senjatanya adalah tombak
pendek, dia berusia empat puluh tahunan serta memakai pakaian
ringkas warna biru, orang tsb tak lain adalah si jago tombak baja
Poa Ho sam, yg namanya terkenal dikawasan Kanglam.
Kiong ceng san menjadi kegirangan, buru-buru serunya:
"Bila Poa lote ingin berebut pahala dg ku baiklah, biar aku
mengalah lebih dulu, Cuma kuharap kau bertindak lebih berhati-hati
lagi?""." Poa Ho sam tertawa bergelak:
"Haaaahhh".haaaahh?"haaaahhh"tak usah kuatir, aku orang
she Poa tak akan percaya dg obrolan setannya!"
Kemudian sambil menatap Kho Beng lekat-lekat, bentaknya
keras: "Bocah keparat, biar aku yg mencoba lebih dulu kemampuan ilmu
sakti Thian goan bu boh mu!"
Sambil bergendong tangan Kho Beng maju kemuka, lalu katanya
dingin: "Bagus sekali, biar kucoba kemampuanmu dg mengandalkan
sepasang tangan kosong."
Berbicara sampai disitu, orangnya telah berdiri persis dihadapan
Poa Ho sam. Agaknya si tombak sakti Poa ho sam sudah tak sabar lagi,
senjatanya segera diputar kencang, lain saat tampak sekilas cahaya
hitam meluncur kemuka dan langsung menusuk lambung Kho Beng.
Melihat datangnya ancaman itu, Kho Beng mendengus dingin,
sebuah ayunan tangan menyambar kemuka menyongsong
datangnya ancaman lawan, hampir bersamaan maju lagi tiga
langkah kedepan........ Ternyata ketiga langkah kakinya ini luar biasa sekali, bukan saja
dapat menghindari tusukan tombak lawan, lagipula tenaga
pukulannya menjadi mengarah persis pada sasaran."
Mula-mula Poa Ho sam tertegun, ia tidak mengerti apa kegunaan
dari serangan lawan. Sebab menurut pengalaman, pada umumnya pada jurus
serangan dari perguruan manapun, selalu mengarah langsung
kepada sasaran yg dihadapi, tidak seperti jurus serangan yg
dgunakan lawannya sekarang, bukan tubuh lawan yg dituju,
sebaliknya menghantam kesisi lain.
Sementara ia masih tertegun, angin serangan yg amat tajam
telah menyambar keatas badannya, dalam keadaan begini, terlambat
sudah baginya utk menghindarkan diri..
"Blaaaaaaaammmm.....!"
Tubuhnya segera terhajar telak sampai mencelat sejauh tiga kaki
lebih dan jatuh terguling diatas tanah, untuk berapa saat lamanya
orang itu tak mampu merangkak bangun kembali.
Dalam satu gebrakan seorang jago silat kenamaan sudah dibikin
keok, bukan saja para jago dibuat terkesiap, sampai si hwesio
daging anjing pun ikut terbelalak dg wajah melongo, sampai
beberapa saat lamanya ia tak mempu berkata-kata.
Sesungguhnya memang disinilah letak keluarbiasaan serta
keampuhan ilmu silat Thian goan bu boh dibandingkan dg ilmu silat
aliran lain..... Pukulan yg dilancarkan selalu mendahului langkah kaki, tapi
justru menciptakan suatu kerjasama yg amat serasi, bukan saja
membuat musuh susah menghindarkan diri, bahkan pada hakikatnya
tak bisa diduga sebelumnya.
Berhasil merobohkan Pou Ho sam dalam satu gebrakan, Kho
Beng segera memandang sekejap kearah kawanan jago lainnya, lalu
berkata: "Siapa yg ingin memberi petunjuk lagi"
Para jago saling berpandangan sekejap tanpa berkata-kata,
suasana sangat hening. Mendadak Kim cuncu dari Siau lim pay memutar toyanya seraya
berkata: "Jurus serangan dari sau sicu memang sangat hebat, tapi aku
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bersedia utk mencoba kemampuanmu yg lihai itu!"
"Apakah taysu ingin mencoba satu pukulan saja?" tanya Kho
Beng dingin. "Yaa, aku memang berniat mencoba tenaga dalammu, aku rasa
satu pukulan pun sudah dapat melihat kemampuan yg kau miliki!"
"Bagaimana menang kalah telah diketahui?"
Kim cuncu segera tertawa seram,
"Haaa...haaaa....haahh...asal sicu dapat menggungguli diriku,
pinceng akan segera mengundurkan diri dari sini bersama segenap
rekan persilatan yg ada!"
"Sungguhkah perkataanmu itu!"
"Tentu saja, perkataan yg telah kuucapkan pasti akan kutaati,
hanya aku takut sicu tak mampu mengungguli diriku!"
"Bila aku tak mampu mengungguli dirimu, tentu saja aku akan
menyerahkan diri kepada kalian!"
"Bagus sekali........Nah, sicu harus bersiap sedia........."
"Tunggu sebentar!" tukas Kho Beng mendadak.
"Masih ada urusan lain?"
"Bila aku beruntung bisa menang, masih ada sebuah permintaan
lain yg kuharap dikabulkan."
"Apa permohonanmu?"
"Orang-orang yg lain boleh pergi, tapi Kiong tayhiap dari istana
naga tak bisa angkat kaki begitu saja!"
Mula-mula Kim Cuncu kelihatan tertegun, lalu sambil mendengus
serunya keras-keras: "Permintaan mu ini kelewat kebangetan!"
Sambil mendengus dingin, Kiong ceng san berseru pula:
"Hey bocah keparat, dalam hal apa kau bisa tertarik dg ku":
"Tua bangka celaka! Kau masih ingat dg kematian Li sam?" seru
Kho Beng dg wajah sedingin es.
Kiong Ceng san kelihatan agak tertegun, menyusul kemudian
katanya sambil tertawa seram:
"Li sam mati karena disiksa gara-gara ulahnya menyaru sebagai
Kedele maut, jelas terbukti kalau dia adalah komplotan si iblis keji
itu. Kini kau hendak membalaskan dendam bagi kematiannya, kalau
memang begitu kenapa kau menyangkal tak ada hubungan dg
mereka?" Dg suara lantang, Kho Beng segera berseru:
"Tahukah kalian, siapa sebenarnya si Kedele Maut itu?"
"Aku memang ingin tahu!" seru Kim Cuncu dg wajah berubah.
Sepatah demi sepatah kata Kho Beng segera berseru:
"Dia tak lain adalah enci kandungku, Kho Yang ciu!"
Begitu pengakuan tsb diucapkan, kawanan jago tsb jadi amat
terkesiap. Sekarang duduknya persoalan sudah jelas, tapi mereka tak
mengira kalau putra putri Hui im cengcu belum mati dalam peristiwa
berdarah tempo hari. Dg suara keras Kiong Ceng san segera berteriak:
"Saudara sekalian, apalagi yg kita nantikan" Kalau bocah keparat
ini tidak kita bunuh sekarang juga, setengah tahun kemudian,
mungkin tiada jago persilatan yg bisa lolos dari ancaman mautnya!"
Begitu teriakan tsb berkumandang, suasana jadi sangat gaduh
sekali. Hwesio daging anjing yg selama ini Cuma mengikuti
perkembangan tsb dari sisi arena, tiba-tiba ikut berkata dg kening
berkerut: "Aku tidak mengira kalau duduk persoalannya begitu rumit dan
kacau, tapi bersediakah kalian semua mendengarkan sepatah dua
patah kata dariku?" "Taysu punya pendapat apa?" tanya Kiong ceng san.
"Kuharap pertarungan ditunda pada hari ini, karena saling
membunuh hanya merugikan umat persilatan, lagipula melanggar
ajaran buddha, oleh sebab itu aku keberatan dg terjadinya peristiwa
macam begini." "Omitohud!" Thian it taysu segera memuji keagungan buddha,
"tak nyana toyu bisa mengucapkan kata-kata semacam itu, apakah
kau tidak berpihak kepada golongan kami?"
Hwesio daging anjing menggeleng:
"Tidak, aku si hwesio tidak berpihak kepada golongan manapun,
aku Cuma berharap bisa meleyapkan bencana besar ini, aku rasa,
aku hwesio dapat mencegah sobat kecil ini utk melakukan
pembunuhan lebih lanjut."
"Aku rasa bocah keparat itu enggan menuruti nasehat orang, toh
ilmu sakti telah dipelajari...?" jengek Kiong ceng san sinis.
Hwesio daging anjing segera berpaling kearah Kho Beng, lalu
ujarnya pelan: "Bersediakah sicu untuk memberi muka kepadaku dg menuruti
nasehatku?" "Boanpwee pasti akan menerimanya dg senang hati!" sahut Kho
Beng cepat. Mendengar itu, hwesio daging anjing segera tertawa terbahakbahak:
"Haaaahh...haaaahh...haaahh...sobat kecil Kho telah bersedia
memberi muka kepadaku, bagaimana dg saudara sekalian?"
Thian it taysu termenung sambil berpikir berapa saat, akhirnya
diapun berkata: "Baiklah, tapi Cuma kali ini saja, biar begitu aku tetap berharap
kepada sauhiap untuk menentukan waktu pertemuan dan
tempatnya!" "Tak usah ditentukan tempat serta waktunya" sela Kho Beng
dingin, "sekarang juga aku dapat katakan kepada kalian bahwa Bu
wi cianpwee yg kalian jumpai ditengah jalan pada dua puluh tahun
berselang bukan Bu wi cianpwee yg asli, Bu wi cianpwee yg asli
masih merawat lukanya didalam gua, kitab pusaka thian goan bu
boh juga berada ditangan Bu wi cianpwee bahkan sudah dibuatkan
salinannya buat para ciangbunjin dari tujuh partai besar, sayang
sekali para ciangbunjin dari partai-partai besar telah terkecoh oleh
siasat busuk orang lain sehingga mengira ayahku telah
mempermainkan mereka?"
"Sunguh perkataanmu itu?" tanya Thian it taysu dg perasaan
bergetar keras. "Aku berbicara sejujurnya!"
"Mengapa tidak kau undang Bu wi toyu sekarang juga agar
semua persoalan menjadi terang?"
"Bu wi cianpwee masih membutuhkan waktu satu bulan utk
menyembuhkan luka yg dideritanya, sampai waktunya beliau pasti
akan bertemu dg saudara sekalian!"
"Sekarang siapakah dalang dari rencana busuk ini?" tiba-tiba
Kiong ceng san bertanya pula.
"Dewi In nu!" Dg perasaan tercengang Thian it taysu berseru:
"Rasanya belum pernah kudengar tokoh persilatan yg bernama
begitu?"?" Tiba-tiba hwesio daging anjing berkata pula sambil tertawa
terkekeh-kekeh. "Thian it, apakah kau mengetahui tentang peristiwa berdarah yg
menyangkut partai kupu-kupu pada seratus tahun berselang?"
Dg perasaan keheranan Thian it taysu berdiri tertegun, kemudian
sahutnya: "Partai kupu-kupu?"?"
"Kupu-kupu indah terbang berpasangan, darah bercucuran
melanda dunia persilatan, air mata bercucuran bagaikan sungai,
tulang berserakan bagaikan bukit, pernah kau dengar tentang bait
syair tsb." Berubah hebat paras muka Thian it taysu, serunya tertahan:
"Jadi partai kupu-kupu sungguh-sungguh telah muncul kembali
didalam dunia persilatan?"
"Yaa!" jawab hwesio daging anjing serius, "barusan mereka ikut
datang kemari, buat apa aku si hwesio membohongi dirimu?"
Tiba-tiba Thian it taysu mengulapkan tangannya kepada para
jago sambil berseru: "Hayo berangkat!"
Dg cepat ia memohon diri kepada hwesio daging anjing, lalu
tergesa-gesa mengundurkan diri keluar lembah.
Diantara kawanan jago yg hadir, mereka yg berusia agak lanjut
mungkin mengetahui sedikit tentang masalah yg dibicarakan,
sebaliknya yg masih muda usia malah dibikin kebingungan.
Tapi melihat semua orang sudah beranjak pergi, tentu saja
mereka harus angkat kaki pula.
Maka suatu pertarungan yg sesungguhnya hampir meletus,
seketika hilang lenyap tak berbekas.
Kho Beng sendiri pun merasa kebingungan, sambil mengawasi
kawanan jago yg mengundurkan diri dari situ, ia berdiri termangumangu.
Sesaat kemudian, pemuda itu baru memberi hormat kepada
hwesio daging anjing, sambil katanya:
"Bolehkan aku tahu naa besar taysu?"
Hwesio daging anjing tertawa bergelak.
"Haaahhh"haaaahhh".haaahhh"aku si hwesio tak punya
julukan apa-apa, mungkin lantaran kegemaranku adalah daging
anjing, maka semua orang menyebutku si hwesio daging anjing!"
"Oooooh..rupanya Kiu tin Sin ceng (pendeta suci penolong jagat).
Aku yang muda bernama Kho Beng, cianpwee bolehkah aku tahu
partai macam apakah partai kupu-kupu itu?"
Hwesio daging anjing menghela napas panjang,
"Sebenarnya partai tsb merupakan suatu perguruan yg paling
istimewa didalam dunia persilatan pada seratus tahun berselang,
perguruan ini tidak bisa disebut partai lurus tapi juga bukan partai
sesat. Adapun senjata andala dari anak muridnya adalah panji kupukupu,
kepandaian silat mereka berasal dari kitab pusaka Thian goan
bu boh!" "Ilmu silatnya bersumber dari kitab pusaka Thian goan bu boh?"
tanya Kho Beng dg perasaan terkesiap, "tapi menurut apa yg
boanpwee serta Bu wi cianpwee ketahui, isi kitab pusaka Thian goan
bu boh hanya terdiri dari ilmu pukulan serta ilmu pedang!"
"Wah, kalau soal itu mah aku tidak ketahui, semenjak kehilangan
kitab pusaka Thian goan bu boh pada seratus tahun berselang, pihak
partai kupu-kupu telah mengirimkan jagonya utk melakukan
pencarian diseluruh dunia, dunia persilatan seakan-akan diobrak
abrik tak karuan, jumlah korban yg tewas gara-gara peristiwa itu tak
terhitung jumlahnya, keadaan waktu itu sungguh mengerikan sekali,
pokoknya darah seperti menganak sungai dan mayat bertumpuk
bagaikan bukit. Kho Beng merasakan hatinya bergetar keras, setelah termangumangu
berapa saat, dia bertanya kembali:
"Bagaimana selanjutnya?"
"Akhirnya peristiwa itu mengejutkan tiga dewa dunia persilatan,
tampaknya ketiga tokoh sakti ini merasa tak senang melihat
berlangsungnya peristiwa itu, maka mereka bertiga turun tangan
bersama dan mengundang ketua dari partai kupu-kupu untuk bersua
di tebing hati sedih..."
Setelah menghela napas panjang, terusnya:
".......dalam peristiwa tsb, boleh dibilang tiga dewa telah
kehabisan seluruh kekuatannya dan mati semua!"
"Kepandaian macam apakah yg diandalkan ketua partai kupukupu?"
tanya Kho Beng keheranan.
"Tentu saja ilmu kupu-kupu terbang berpasangan, senjata kupukupu
yg berada diujung senjatanya terbang melayang, satu berubah
menjadi dua, dua berubah menjadi empat, dan lebih hebat lagi
senjata tsb khusus dipakai utk menjebol pertahanan hawa khikang
orang. Walaupun tiga dewa telah mengeluarkan segenap
kemampuan silat yg dimilikinya, namun tak berhasil meloloskan diri
dari ancaman tsb, dalam keadaan terdesak akhirnya mereka
memutuskan utk beradu jiwa dg ketua partai kupu-kupu.
Akhirnya, ketua dari partai kupu-kupu juga tewas dibawah tebing
hati sedih, sebaliknya tiga dewa pun kehilangan tenaga dalamnya
sebesar lima puluh tahun hasil latihan, sejak kembali ke pulau Bong
lay to, kekuatan tsb tak pernah pulih kembali, sejak pertai kupukupu
mengundurkan diri dari dunia persilatan, dalam dunia kangouw
pun tak pernah kelihatan lagi jejak dari tiga dewa itu!"
Kho Beng termenung berapa saat lamanya, kemudian ia baru
berkata: "Apakah cianpwee yakin kalau dua orang kakek berbaju ungu tadi
adalah anggota perguruan kupu-kupu?"
"Aku yakin penglihatanku tidak salah!" jawab hwesio daging
anjing dg wajah serius. Kembali Kho Beng termenung sejenak, lalu ujarnya dg nada
bersungguh-sungguh: "Boanpwee ingin memohon bantuan, apakah cianpwee bersedia
utk mengabulkan?" "Ada urusan apa?"
"Boanpwee ingin meninggalkan tempat ini selama berapa hari,
tapi Bu wi cianpwee sedang mengobati lukanya sekarang dan
membutuhkan satu bulan lamanya sebelum kembali seperti sedia
kala. Walaupun Kim bersaudara adalah orang-orang yg setia kawan
dan bisa dipercaya, namun berhubung tenaga dalam yg mereka
miliki sangat terbatas, rasanya sulit utk menghadapi serangan
musuh tangguh, sebaliknya keempat orang anak buahku sangat liar
dan susah dikendalikan, oleh karena itu aku ingin mohon bantuan
cianpwee agar bersedia menjaga ditempat ini selama satu bulan
lamanya?".." Mendengar perkataan tsb, si hwesio daging anjing segera tertawa
terbahak-bahak: "Haaaahh"..haaaah"..haaaah".kukira persoalan apa yg kau
minta, kalau soal menjaga bu wi sudah sepantasnya kuterima,
apalagi melindungi keselamatan rekan sendiri. Tapi kau hendak pergi
kemana?" "Terus terang saja cianpwee, boanpwee ingin secepatnya pegi
mencari dewi In nu, ingin kuketahui manusia macam apakah dirinya
itu?" "Kau tahu berada dimana dia?" tanya si hwesio agak tertegun.
"Bu wi cianpwe telah menerangkan alamatnya kepadaku, justru
karena itu boanpwee harus secepatnya berangkat kesana, sebab aku
takut ia sudah keburu melarikan diri lebih dulu."
"Bagus, bagus sekali, orang-orang yg lain boleh kau bawa
semua" kata hwesio daging anjing sambil tertawa, "tempat ini
serahkan saja kepada aku si hwesio seorang, asal yg datang bukan
tiga dewa, aku percaya masih mampu utk menghadapinya."
"Kalau begitu boanpwe akan berangkat sekarang juga, kelewat
banyak malah kurang leluasa, boanpwee hanya akan mengajak
keempat orang anak buahku saja, sedang Kim bersaudara serta
nona Chin biar tetap tinggal disini, paling tidak kan taysu
membutuhkan juga beberapa orang pembantu!"
"Bagi ku sih tak ada usul lagi, terserahlah maumu!"
Maka Kho Beng pun masuk kembali kedalam gua utk berpamitan
dg Kim bersaudara serta Chin Sian kun, lalu dg mengajak Rumang
berempat segera berangkat eningalkan lembah berhati buddha,
langsung berangkat menuju kebawah bukit seratus kaki.
oooOOooo Fajar baru menyingsing. Pintu gerbang sebuah gedung bangunan yg besar, terletak
dilembah Thian sim kok bukit Cian san pelan-pelan dibuka lebar.
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dari balik pintu gerbang yg terpentang lebar, muncullah
serombongan kereta kuda yg semuanya membawa barang yg
bertumpuk-tumpuk, setiap kereta dikusiri oleh seorang lelaki berbaju
hitam dan seorang dayang berbaju hijau.
Tapi anehnya mereka bukan turuni bukit, sebaliknya malah
bergerak menuju keatas bukit.
Puluhan manusia itu berjalan dg mulut bungkam, malah berulang
kali mereka berpaling serta memperhatikan bangunan
perkampungan itu dg perasaan berat hati.
Menanti rombongan manusia itu makin lama semakin menjauh,
mendadak berkobarlah api yg membakar perkampungan tsb,
menyusul kemudian tampak dua orang nona muda berbajumerah
berlarian kesana kemari dg membawa obor utk membakar bangunan
disana. Si nona yg berusia agak lanjut segera lari menuju kebalik pintu
perkampungan setelah membakar bangunan tadi, mengawasi api yg
berkobar sampai menjulang keangkasa, ia berkata sambil menghela
napas panjang. "Aaaai".sebuah bangunan rumah yg begitu megah, ternyata
harus dimusnahkan dg begitu saja, kasihan dg jerih payah nona
selama puluhan tahun, akhirnya mesti ludes dg begitu saja"."
Si nona berbaju merah yg berada dibelakangnya, segera
menjawab sambil tertawa: "Enci Kiok jiu, inilah yg disebut hilang yg lama datang yg baru,
nona sendiri tidak merasa bersedih hati, buat apa kau berkeluh
kesah seorang diri?"
"Bukan begitu maksudku,paling tidak sudah belasan tahun
lamanya kita berdiam disini, siapa yg tak pedih hatinya melihat
bangunan yg begitu megah harus musnah menjadi abu"
Haaai".Hong eng, masa kau tidak melihat nona sendiri sempat
menyeka air matanya sewaktu pergi meninggalkan bangunan tsb
semalam?" Kembali Hong eng tertawa terkekeh-kekeh.
"Kalau aku mah tak akan risau, sebab memang kejadian ini apa
boleh buat, dirisaukan juga tak ada gunanya!"
Sambil berkata ia segera menyulut pintu gerbang dg obor
ditangannya, dalam waktu singkat pintu itupun terbakar dg
hebatnya. Menanti kobaran api sudah merata dan membakar semua benda
yg dijumpainya, Kiok Jiu baru membuang obor tsb seraya berkata:
"Sekarang kita harus menanti disekitar sini, coba dilihat apa
benar musuh kita akan datang. "
"Aku tak percaya kalau perhitungan nona bisa begitu tepat. " kata
Hong eng curiga. "Perhitungan nona selalu tepat rasanya belum pernah meleset
barang sekalipun, kecuali kedatangan si tua Bu wi yg amat tiba-tiba
tempo hari, sehingga menimbulkan bibit bencana kebakaran yg
berlangsung pada hari ini".. "
Sembari bercakap-cakap mereka berdua segera memasuki hutan
yg lebat ditepi perkampunga yg terbakar itu.
Tak sampai sepenanak nasi kemudian, tiba-tiba dari bawah bukit
sana muncul lima sosok bayangan manusia yg bergerak menuju
keperkampungan itu dg kecepatan tinggi.
Diantara kelima orang itu, seorang diantaranya adalah pemuda
berbaju putih, sementara empat orang lainnya adalah lelaki kekar
berwajah bengis. Tatkala tiba didepan perkampungan dan menyaksikan api yg
berkobar membakar seluruh bangunan, pemuda itu segera
menghentak hentakkan kakinya ketanah sambil menghela napas
panjang. "Aaaai"kedatangan kita ternyata masih terlambat juga satu
langkah ! " Tak salah lagi, orang ini tak lain adalah Kho Beng yg datang
melakukan penyelidikan setelah mendapatkan alamat tsb dari Bu wi
lojin. Agak tertegun Rumang berseru :
" Asap tebal masih mengepul dari seluruh perkampungan,
tampaknya kebakaran ini belum lama berlangsung, jangan-jangan
sudah ada orang yg mendahului kita sampai disini dan bertarung
sengit melawan mereka " "
"Tidak mungkin ! " Kho Beng menggeleng, "kecuali kita, orang
yg mengetahui dewi In nu masih jarang sekali, sudah jelas pihak
lawan telah menduga akan kedatangan kita mka sebelumnya
membakar perkampungan ini lebih dulu."
"Sayang?"sayang?"" gumam Hapukim.
"Apanya yg sayang?" Molim bertanya.
"Padahal sekalipun hendak angkat kaki, bukan berarti seluruh
perkampungan harus dibakar, coba kalau bangunan rumah tsb
diberikan kepada kita"waaah".pasti nyaman sekali."
"Apanya yg nyaman?" kata Molim tertawa, "terpencil sendirian
ditengah bukit yg jauh dair keramaian manusia, andaikata benarbenar
diberikan kepadaku pun, belum tentu akan kuterima?"
"Sudah, sudahlah, kalian jangan ngaco belo melulu" tukas Kho
Beng segera. "Kini kita sudah kehilangan jejak, berarti selanjutnya
kita harus membuang banyak waktu dan tenaga lagi utk menemukan
jejak mereka?"?"
"Cukong, kami seperti mendengar ada suara manusia dari balik
hutan sana!" Dg perasaan terkejut Kho Beng memasang telinganya sambil
memperhatikan dg seksama, betul jua, ia seperti mendengar ada
suara orang tertawa. Cepat-cepat dia memberi tanda dg kedipan mata kepada anak
buahnya, lalu berbisik: "Memang mencurigakan sekali kehadiran anak gadis ditengah
bukit yg sepi macam begini, mari kita lakukan pencarian secara
pelan-pelan, tapi kalian jangan turun tangan secara gegabah,
sebelum orang itu adalah musuh kita!"
Siapa tahu belum habis perkataan itu diucapkan, suara tertawa
kedengaran makin lama semakinjelas, lalu tampaklah dua orang
gadis munculkan diri dari balik hutan dan langsung mendekati Kho
Beng. Menyaksikan munculnya dara-dara muda itu, Kho Beng merasa
agak tertegun, sebab bukan saja kedua orang itu memiliki paras
muka yg cantik jelita, tindak tanduknya pun sangat wajar, seakanakan
disekitar sini sana tiada orang lain.
Agaknya kedua orang nona pun telah melihat Kho Beng serta
rombongannya berada disitu, buru-buru mereka berseru:
"Aaaaah".tidak disangka ditempat ini masih ada orangnya, mari
kita pergi kebagian lain saja!"
Cepat-cepat Kho Beng memburu maju kedepan dan memberi
hormat, katanya: "Bolehkah aku tahu siapa nama nona berdua?"
Sinona berbaju merah yg agak muda segera menjawab:
"Aku bernama Hong eng, dia adalah ciciku bernama Kiok jin!"
"Ooooh, rupanya nona kiok jin serta nona hong eng, dimanakah
kalian berdiam?" "Mau apa kau menanyakan alamat kami?" seru Hong eng sambil
menjebikkan bibirnya. "Nona salah paham, maksudku hanya ingin bertanya apakah
kalian berdua sudah lama berdiam disini?"
Kiok jin manggut-manggut:
"Benar, kami memang berdiam didesa keluarga Li, dibelakang
gunung sana, tapi utk apa kau menanyakan persoalan ini?"
"Kalau begitu tolong tanya, apakah nona kenal dg orang-orang yg
semula berdiam didalam perkampungan yg terbakar sekarang?"
"Siapa bilang tak kenal?" sahut Hong eng sambil berkerut kening,
"dlu kami malah sempat berdiam disini!"
Mencorong sinar terang dari balik mata Kho Beng sesudah
mendengar perkataan itu, segera ujarnya:
"Ooooh....bersediakah nona memberitahukan kepadaku siapa
nama majikan disini?"
"Sebetulnya tempat ini bernama Bwee wan, pemiliknya adalah
seorang perempuan." "Apakah dia bernama dewi In nu?" desak Kho Beng lebih jauh.
"Benar!" "Apa sebabnya perkampungan ini sampai terbakar?"
"Konon, semalam telah datang beberapa orang penyamun yg
mambakar ludes bangunan gedung disini!"
"Lantas bagaimana dg pemilik gedung ini?" tanya Kho Beng agak
tertegun. "Sudah pergi. Ia sudah pergi menjelang fajar tadi, malah mereka
sempat meminjam tali temali dari kami."
"Tahukah kalian kemana perginya?"
Kiok jin menggeleng. "Ia tidak mengatakan kepada kami, waktu itu kami pun belum
bangun maka tak sempat utk bertanya padanya!"
"Lantas dari manakah nona berdua tahu kalau Bwee wan telah
kedatangan kawanan perampok?" seru pemuda itu tercengang.
Kiok jin segera tertawa cekikikan.
"Kenapa kongcu begitu bodoh" Sebelum pergi mereka tentu akan
membicarakan persoalan ini dg ayahku, api berkobar dg begitu
besar, masa ayah kami tidak tahu?"
"Kemana mereka telah pergi?"
"Kalau soal itu mah tidak kuketahui!"
Kho Beng benar-benar merasa amat kecewa, buru-buru dia
datang kesitu namun hasilnya nihil, dia tak mengira begitu cepat
musuhnya angkat kaki dari tempat tsb.
Sementara ia masih termenung memikirkan persoalan itu, Hong
eng telah berkata lagi: "Kongcu, kalau sudah tak ada urusan lagi, kami kakak beradik
ingin mohon diri lebih dulu!"
"Terima kasih banyak atas petunjuk nona!" buru-buru Kho Beng
menjura utk memberi hormat.
Hong eng tertawa, bersama Kiok jin segera emutar badan dan
berjalan menuju kedalam hutan sana.
Dg termangu mangu Kho Beng hanya bisa mengawasi bayangan
tubuh kedua orang gedis tsb lenyap dibalik pepohonan sana.
Tiba-tiba terdengar Rumang menjerit kaget......
Dg perasaan tertegun Hapukim segera menegur:
"Engkoh Rumang, ada urusan apa?"
"Aku merasakan hawa sesat pada kedua orang gadis kecil tadi!"
"Hawa sesat apa?" tanya Molim.
Jilid 21 "Bukankah dia menerangkan kalau rumahnya berada dibukit
sebelah sana, kalau memang hendak pulang, kenapa mereka
kembali memasuki hutan" Memangnya rumah berada ditengah
hutan?" "Siapa tahu mereka masih mempunyai keperluan lain" Atau
bahkan mereka sedang berburu dihutan?" kata Molim tertawa.
"Yaa, perkataanmu memang ada benarnya, tapi kalau mereka
ingin berburu, toh mereka harus mengenakan pakaian berburu, tapi
kenyataannya mereka mengenakan gaun biasa, bila nona-nona itu
memang penduduk rakyat biasa, mana mungkin mereka mampu
melewati jalan bukit yg terjal dan licin dg memakai gaun?"
Kho Beng menjadi sangat terperanjat, segera serunya:
"Yaa, tadi aku tak sempat mengawasi secara teliti, ternyata aku
percaya dg begitu saja semua obrolan mereka, siapa tahu kedua
orang itu memang mendapat tugas memberi informasi yg salah agar
kita tak bisa menemukan jejaknya lagi?"
"Bukankah mereka masih berada disekitar sini?" kata Molim
kemudian, "lebih baik kita geledah saja daerah seputar tempat ini,
masa mereka bisa sembunyi terus?"
Kho Beng manggut-manggut:
"Baik, mari kita mencari secara berpisah, setiap tempat kita
periksa dg teliti, coba diperhatikan apakah disekitar sini masih ada
penghuninya!" Maka berangkatlah kelima orang itu dg menerobos hutan belukar.
Setelah melangkah masuk kedalam hutan, suasana menjadi
remang-remang, bukan saja banyak ularnya, seringkali mereka
mendengar suara auman harimau yg memekakkan telinga.
Kho Beng berlima menembusi hutan dg senjata terhunus, setiap
jengkal tanah boleh dibilang telah diperiksa dg seksama, tapi aneh
bin ajaib, dalam waktu yg relatif singkat ternyata bayangan tubuh
kedua orang nona berbaju merah tadi telah lenyap dari pandangan
mata. Dari pagi mereka berlima menelusuri hutan sampai tengah hari
sebelum akhirnya muncul pada tepi hutan yg lain, waktu itu
matahari sudah berada diatas kepala, namun tak sesosok bayangan
manusia pun yg ditemukan.
Dg terjadinya peristiwa ini, semakin membuktikan betapa
mencurigakannya kedua orang nona berbaju merah tadi.
Kho Beng menjadi sangat mendongkol bercampur gusar, sambil
menengok cuaca, katanya kemudian dg suara dalam:
"Sekarang kita mengisi perut dulu dg ransum kering, kemudian
baru melanjutkan pelacakan, aku tak percaya kalau kita tak berhasil
menemukan tempat persembunyian mereka.
Maka mereka berlima pun mengisi perut dg ransum kering yg
dibawa, lalu setelah beristirahat sebentar, pelan-pelan mereka
lanjutkan pemeriksaannya disekitar sana.
Setelah melewati dua buah bukit yg tinggi akhirnya secara tibatiba
mereka temukan jalan setapak yg agaknya seringkali dilalui
manusia. Jalan setapak itu amat bersih dan kering, tampak jelas jalanan itu
sering digunakan utk berlalu lalang.
Kontan saja Kho Beng merasakan semangatnya berkobar
kembali, segera serunya: "Kemungkinan besar kita sudah berhasil menemukan arah yg
benar!" Tanpa membuang waktu lagi, segera ia memimpin anak buahnya
utk menelusuri jalan itu.
Tak sampai setengah peminuman teh kemudian, sampailah
mereka didepan sebuah bangunan rumah yg besar, bengunan loteng
yg mungil tapi indah nampak secara lamat-lamat dari kejauhan.
Dg perasaan gembira yg meluap-luap,Rumang segera berseru:
"Siapa tahu bangunan itu yg sedang kita cari, mari kita serbu saja
kedalam!" "Tunggu sebentar!" cegah Kho Beng, "apabila kita langsung
menyerbu kedalam gedung dan andaikata dugaan kita meleset,
bukankah akan menimbulkan kesalah pahaman yg tak ada artinya?"
"Asalkan perempuan bajingan itu tidak berdiam disini, kita kan
masih bisa mengundurkan diri?""." Seru Hapukim.
"Biasanya hanya orang-orang sakti atau pendekar berilmu tinggi
yg membangun rumahnya ditengah hutan dan pegunungan yg
terpencil seperti ini, padahal kedatangan kita kemari adalah utk
melacak jejak dewi In nu, aku tak ingin menimbulkan banyak
persoalan yg tak ada gunanya. Apalagi andaikata sasaran memang
betul berada disini, kedatangan kita disiang hari begini bukankah
sama artinya dg menggebuk rumput mengejutkan ular."
"Kalau begitu mari kita menunggu saja sampai malam tiba
sebelum masuk kedalam gedung itu utk melakukan penyelidikan"
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
usul Molim kemudian. "Nah, begitu baru cocok dg jalan pikiranku" seru Kho Beng sambil
manggut-manggut, "sekarang waktu sudah siang, mari kita mencari
tempat utk beristirahat sejenak, menanti hari sudah gelap nanti baru
kita masuki perkampungan tsb utk melakkukan penyelidikan, kalau
bukan mereka yg kita cari, kita segera mengundurkan diri,
sebaliknya kalau memang mereka yg kita cari disini, sampai
waktunya kita bicarakan lagi!"
Maka mereka berempat pun mencari hutan yg sepi dan
bersembunyi utk melepaskan lelah dan duduk mengatur pernapasan.
Dalam waktu singkat, senja telah menjelang tiba.
Mereka berlima segera mengisi perut dg ransum kering, setelah
itu berangkat menuju gedung itu.
Langit sudah gelap gulita, cahaya lentera yg memancar keluar
dari balik gedung bagaikan kerdipan bintang yg terbesar diangkasa,
ditengah kegelapan yg mencekam tanah perbukitan tsb, cahaya
lentera itu kelihatan jauh lebih terang benderang.
Ketika mereka berlima tiba dimuka perkampungan tsb, tampaklah
pagar bambu mengelilingi taman, aneka bungan yg tumbuh
diseputarnya, tak salah lagi kalau tempat tsb mirip tempat tinggal
orang pertapaan?""
Sambil meloloskan goloknya, Rumang segera berbisik:
"Bagaimana kalau kita langsung menyerbu masuk kedalam utk
melakukan pemeriksaan?"
"Tidak!" seru Kho Beng cepat, "kalau kebanyakan orang, gerak
gerik kita menjadi kurang leluasa, coba kalian menunggu saja diluar,
biarku masuk seorang diri, bila bertemu bahaya akan kuberitahukan
kepada kalian dg suara pekikan sampai saatnya aku rasa belum
terlambat buat kalian utk menyusulku kedalam?"?""
Terpaksa Molim sekalian menggut-manggut tanda mengerti.
Maka seusai meninggalkan pesannya, Kho Beng segera melejit
ketengah udara dan menerobos masuk kedalam perkampungan.
Gerakan tubuhnya cepat sekali bagaikan sambaran kilat, bagitu
memasuki perkampungan, ia segera mendekam diatas wuwungan
rumah tanpa menimbulkan sedikitpun suara.
Baru saja dia hendak mengintip kebawah, mendadak dari kiri
kanan dan belakang tubuhnya bergema suara bentakan nyaring,
sewaktu ia berpaling dg perasaan terkejut, tampak empat sosok
bayangan manusia telah melompat naik keatas atap rumah dan
mengepungnya rapat-rapat.
Peristiwa ini boleh dibilang membuatnya terperanjat sekali.
Sejak menyelinap masuk kedalam perkampungan hingga
mendekam diatas wuwungan rumah boleh dibilang ia tak
menimbulkan suara sedikitpun, mengapa jejaknya segera ketauan
lawan" Tapi saat sekarang tidak memberi kesempatan lagi baginya utk
berpikir panjang, serta merta dia melejit bangun dan berdiri tegak
diatas atap rumah. Tampak seorang nona berbaju hijau yg berada disisi kiri
membentak keras: "Bajingan keparat, besar amat nyalimu, berani sekali memasuki
perkampungan Ciu hong san ceng ditengah malam buta begini,
hmmm?"tampaknya kau sudah bosan hidup!"
Kho Beng sadar kalau jejaknya tak bisa disembunyikan lagi, maka
sahutnya sambil tertawa: "Harap nona sekalian jangan gusar, sesungguhnya kedatanganku
kemari adalah utk melacaki jejak seseorang, tak disangka
kehadiranku telah mengejutkan kalian semua."
"Siapa yg kau cari?" tanya nona itu.
"Sebelum kujawab pertanyaan tsb, dapatkah kuketahui lebih dulu
siapakah kepala perkampungan Ciu hong san ceng ini?"
"Hmmm, siapa kepala perkampungan kami, kau masih belum
pantas utk mengetahuinya."
"Kalau begitu bolehkah aku tahu, apakah didalam perkampungan
kalian terdapat seorang nona yg bernama Hong ing?" desak Kho
Beng lebih lanjut dg kening berkerut.
Nona berbaju hijau itu kelihatan agak tertegun, kemudian
sahutnya: "Yaa, ada! Kau kenal dengannya?"
"Yaa benar, bolehkah aku bertemu sebentar dg nya?"
Baru selesai perkataan itu diutarakan, mendadak dari dlm gedung
kedengaran seseorang bertanya:
"Bi kui, siapa yg berada diatas rumah?"
Nona berbaju hijau itu segera menjawab:
"Lapor n ona, kita telah kedatangan seorang pemuda asing yg
mengaku hendak mencari nona Hong ing!"
Kho Beng yg mengikuti tanya jawab tsb dalam hati kecilnya
segera berpikir: "Bila didengar dari nada pembicaraannya, mungkin orang itu
adalah kepala kampungnya, mengapa tidak kuperiksa dulu apakah
orang tsb adalah dewi In n u atau bukan?"
Berpikir sampai kesitu, ia segera melompat turun keatas tanah
dan langsung melangkah masuk kedalam ruangan.
Tapi apa yg kemudian terlihat segera membuat hatinya bergetar
keras, serunya tertahan: "Cici?".!"
Ternyata didalam ruangan duduk dua orang nona muda.
Yg seorang mengenakan pakaian baju merah dan berparas cantik
jelita bak bidadari dari kahyangan, matanya jeli, hidungnya mancung
dan mulutnya kecil mungil, dia berusia dua puluh tujuh-delapan
tahunan, agaknya orang inilah yg menegur tadi.
Sedangkan orang kedua adalah seorang nona berbaju putih yg
berwajah dingin, dia tak lain adalah enci kandungnya, Kho Yang ciu
yg telah berpisah dgnya dikota Yang ciu tempo hari.
Waktu itu Kho Beng benar-benar dibuat terkejut bercampur
keheranan, utk sesaat lamanya dia Cuma tertegun seperti patung
saja. Begitu pula keadaan Kho Yang ciu serta nona berbaju merah itu,
mereka berdua kelihatan tertegun juga.
Akhirnya Kho Yang ciu maju menyongsong kedatangan pemuda
itu dg cepat, sambil menarik tangan Kho Beng serunya:
"Adikku, darimana kau bisa tahu kalau aku berada disini?"
Sewaktu bertanya, sepasang matanya tampak berkaca-kaca dan
hatinya dicekam gejolak meosi yg meluap, jauh berbeda dg sikapnya
sewaktu bertemu utk pertama kali dulu.
Dg perasaan terharu sahut Kho Beng:
"Cici, aku tak mengira kau ada disini!"
Sementara itu si nona berbaju merah tadi telah berseru sambil
tertawa: "Oooh"rupanya orang sendiri, wah inilah yg dibilang orang air
bah melanda istananya?""."
Tangannya segera diulapkan kepada keempat nona berbaju hijau
yg mengawasi dari luar pintu dg pedang terhunus, katanya:
"Kalian boleh mengundurkan diri dari sini, segera siapkan meja
perjamuan!" Keempat orang nona berbaju hijau itu mengiakan bersama,
setelah memberi hormat mereka segera mengundurkan diri,
sekalipun rasa tercengang masih menghiasi paras muka masingmasing.
Sementara itu Kho Yang ciu telah membalikkan badan dan
memperkenalkan Kho Beng dg nona berbaju merah itu, katanya:
"Dia adalah enci Li dari perkampungan Ciu hong san ceng!"
Dg pikiran dicekam rasa bingung dan tak habis mengerti, Kho
Beng memberi hormat seraya berkata:
"Ooooh, rupanya nona Li atas kelancanganku tadi, harap nona
sudi memaafkan?"?""
Nona berbaju merah itu tersenyum:
"Untuk mengundang kehadiran tamu agung pun bukan suatu
pekerjaan yg gampang, kenapa mesti bersungkan-sungkan?"
"Tapi dimanakah cengcu perkampungan ini" Sudah sepantasnya
kalau Kho Beng bertemu serta menyampaikan dalam dulu
kepadanya." "Adikku, nona Li adalah cengcu perkampungan ini?".." kata Kho
Yang ciu cepat. "Aaaah?".rupanya perkampungan ini adalah hasil karya nona Li,
tapi?"tahukah nona bahwa perkampungan Bwee wan dibukit
sebelah muka sana telah terbakar semalam?"
Li sian soat, ketua perkampungan Ciu hong san ceng kembali
tersenyum manis: "Pagi tadi aku baru melihat cahaya api, saat itulah baru kuketahui
kalau perkampungan Bwee wan telah terbakar hangus?"?"
"Tahukah cengcu, siapakah pemilik perkampungan Bwee wan
itu?" tukas Kho Beng cepat.
Kembali Li Soan soat menggeleng:
"Hingga kini aku tak pernah meninggalkan rumah barang
selangkah pun, meski kuketahui juga bahwa pemilik perkampungan
Bwee wan pun seorang wanita, tapi sayang belum pernah
kutanyakan siapa namanya."
Tanpa terasa Kho Beng mengerutkan alis matanya rapat-rapat.
Selisih jarak diantara kedua perkampungan itu Cuma berapa li,
namun kenyataannya mereka tak pernah saling berhubungan, jelas
kejadian semacam ini berada diluar kebiasaan pada umumnya.
Ia mulai menaruh curiga, jangan-jangan Li cengcu dari
perkampungan Ciu hong san ceng adalah dewi In nu yg sedang
dicari-cari, apa mau dibilang dia masih kekurangan bukti-bukti yg
jelas, apalagi encinya pun sedang bertamu disitu..
Dg bekal pelbagai kecurigaan yg tak terjawab, akhirnya dia
memutuskan akan menanyakan persoalan tsb kpd encinya nanti.
Maka dia pun membungkam diri dan tidak berbicara lagi.
Dlm perjamuan yg kemudian diselengggarakan, mereka bertiga
duduk saling berhadapan, meski Li Sian soat banyak bicara dan
senyum, namun Kho Beng selalu menjawab sekenanya.
Ditengah perjamuan itulah, mendadak terdengar nona berbaju
hijau yg berada diluar ruangan berseru dg gelisah:
"Diluar perkampungan telah kedatangan empat orang lelaki kekar
yg tak jelas identitasnya, agaknya mereka sedang mengintip
perkampuangan kita?""
Mendengar ucapan tsb, buru-buru Kho Beng berseru:
"Aaaah betul, hampir saja aku lupa! Keempat orang itu tak lain
adalah anak buahku!"
Kalau memang anak buah Kho kongcu, biar kusuruh mereka
mengundangnya masuk, paling tidak kan mesti dijamu dg sebaikbaiknya"
kata Li Sian soat sambil tertawa.
Perjamuan tsb baru berakhir setelah kentongan pertama lewat,
Kho Yang ciu mohon diri terlebih dahulu kepada Li Sian soat,
kemudian baru mengajak Kho Beng memasuki sebuah kamar tamu
dihalaman belakang. Ketika mereka berada dalam kamar hanya berdua saja utk
pertama kalinya, Kho Yang ciu merasakan luapan rasa gembira yg
tak terlukiskan dg kata-kata.
Kho Yang ciu yg pertama-tama berkata lebih dulu sambil tertawa:
"Adikku, tempo dulu mungkin cici kepadamu sedikit kelewat
batas, tapi kau mesti memahami sikapku waktu itu yg berusaha utk
mengobarkan semangat balas dendam dalam hati kecilmu, tentunya
kau tak akan menyalahkan aku bukan?"
Dg air mata bercucuran, sahut Kho Beng:
"Cici, aku memahami perasaan itu, malah panji Hui im ki leng
sudah berhasil kurampas kembali."
"Tentang soal-soal tsb telah kuketahui semua, adikku, apakah
perkampungan Bwee wan yg kau tanyakan tadi adalah tempat
tinggal siluman perempuan itu?"
"Betul!" Kho Beng manggut-manggut.
Mencorong sinar pembunuhan yg amat tebal dari balik mata Kho
Yang ciu, serunya sambil menghentak-hentakkan kakinya berulang
kali keatas tanah: "Aku tdk tahu kalau pemilik perkampungan Bwee wan adalah
dewi In nu, kalau tidak, aku pasti tak akan membiarkan dia kabur
dari tempat tsb!" "Apakah Li cengcu tak pernah menyinggung soal perkampungan
Bwee wan?" "Tidak!" "Sebenarnya Li cengcu ini berasal dari perguruan mana?"
"Dia tak mempunyai perguruan."
"Tidak mempunyai perguruan" Lantas darimana dia pelajari ilmu
silatnya?" tanya Kho Beng agak tertegun.
"Konon ayahnya adalah seorang tokoh duni persilatan yg berilmu
tinggi, tapi dikarenakan suatu sebab, akhirnya mengundurkan diri
dan menyendiri hidup disini, sebelum meninggal ia berpesan kepada
keturunannya agar tidak berkelana lagi didalam dunia persilatan,
itulah sebabnya meski sudah berusia tiga puluh tahun, namun ia
tidak pernah sama sekali mennggalkan perkampungannya barang
selangkah pun, sementara ilmu silatnya diperoleh dari warisan
keluarga." Setelah memperoleh keterangan tsb, diam-diam Kho Beng
berpikir lagi dalam hati:
"Berusia sekitar tiga puluh tahunan berarti persis seimbang dg
usia dewi In nu!" Berpikir demikian, kembali ia bertanya:
"Bagaimana ceritanya sampai cici bisa berkenalan dg nya?"
Kho Yang ciu tertawa: "Sewaktu dlm perjalanan turun gunung tempo hari, secara
kebetulan aku ketimpa hujan sehingga harus berteduh ditempat ini,
tak di sangka pertemuan yg semalam dapat menjalin hubungan yg
lebih akrab diantara kami."
"Apakah cici tak pernah menaruh curiga kepadanya?"
"Curiga soal apa?"
"Curiga kalau dia adalah dewi In nu yg sedang kita cari-cari?"
Kho Yang ciu tertawa geli:
"Aaah".perasaanmu terlalu sensitif, mana mungkin dia adalah
dewi In nu" Kau tahu, ilmu kedele maut pencabut nyawa yg kumiliki
sebetulnya adalah warisan dari dia!"
Sekali lagi Kho Beng dibikin tertegun oleh kenyataan tsb.
Tapi pelbagai tingkah laku, gerak gerik serta gejala yg
diperolehnya selama bertemu dg Li Sian soat memberi kesan
kepadanya bahwa perempuan she Li ini sangat mencurigakan hati,
maka secara diam-diam dia mengambil keputusan utk melakukan
penyelidikan selewatnya malam nanti, dia ingin mengetahui keadaan
yg sebenarnya disekitar sana.
Maka setelah berbincang-bincang sebentar dg cicinya dan
menunggu sampai Kho Yang ciu meninggalkan tempat itu, dia
padamkan lentera dan pura-pura tidur, padahal secara diam-diam
dia awasi gerak gerik diluar.
Ketika kentongan kedua sudah lewat.
Rembulan nampak bersinar terang diluar jendela.
Kho Beng menunggu sampai suasana diluar menjadi hening baru
secara diam-diam melompat keluar dari jendela belakang dan
menyusup kehalaman tengah.
Dg matanya yg tajam dia mencoba memperhatikan sekejap
sekeliling tempat itu, suasana terasa lenggang dan gelap, hanya
disudut halaman sebelah barat kelihatan masih ada cahaya lentera,
maka diapun segera bergerak menuju kearah sana.
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Setelah didekati barulah diketahui bahwa tempat tsb adalah
sebuah halaman gedung yg terpisah, dari dalam gedung kedengaran
suara lelaki yg sedang berbicara.
Secara diam-diam Kho Beng mendekati tempat itu dan melongok
kedalam, tetapi apa yg kemudian terlihat membuat hatinya bergetar
keras. Ternyata tempat itu merupakan sebuah gedung yg amat lebar,
dlm ruangan duduk enam orang lelaki kekar.
Keenam orang itu semuanya memakai baju berwarna kuning,
malah salah seorang diantaranya tak lain adalah Hang Tiong lin yg
pernah dijumpai dikota Yang ciu tempo hari.
Tak terlukiskan rasa terperanjat si anak muda tsb saat itu.
Dari kehadiran Hang Tiong lin, dia segera menyadari bahwa
perkampungan Ciu Hong san ceng ini sesungguhnya adalah sarang
iblis dari dewi In nu, sedangkan Li Sian soat sendiri meski bukan
dewi In nu pribadi, paling tidak dia adalah komplotannya.
Tapi yg menjadi persoalan sekarang adalah kenapa cicinya bisa
kenal dg perempuan itu, bahkan sama sekali tdk mengetahui
identitas yg sebenarnya"
Bukan hanya itu, mengapa pula dia bersedia mewariskan ilmu
senjata rahasia yg begitu ampuh kepada cicinya" Kalau dibilang
tiada permusuhan diantara mereka, dibalik kesemuanya itu pasti ada
rencana busuk atau latar belakang lainnya, tapi apakah rencana
busuk dan latar belakang tsb"
Diam-diam Kho Beng termenung dg perasaan bimbang dan tak
habis mengerti, namun satu hal telah diketahui secara pasti, ia
sudah terjebak dalam sarang harimau.
Berapa bahaya keadaan demikian, ia pun mengambil keputusan
utk m enghubungi cicinya dulu serta memberitahukan apa yg sudah
terlihat, agar cicinya bisa meningkatkan kewaspadaannya juga.
Berpikir sampai disitu, diam-diam diapun memutuskan utk
mengundurkan diri secara diam-diam dan menghubungi cicinya lebih
dulu. Siapa tahu baru saja dia membalikkan tubuhnya, tahu-tahu
dibelakang tubuhnya telah berdiri seorang kakek berbaju ungu.
Ditengah malam buta yg sepi begini ternyata kehadiran orang tsb
dibelakang tubuhnya sama sekali tdk menimbulkan suara sedikitpun,
hampir saja Kho Beng dibuat bergidik ngeri saking kagetnya.
Sementara itu si kakek berbaju ungu itu telah menegur dg suara
dingin: "Siapa kau?" Kho Beng tdk langsung menjawab, otaknya berputar sebentar,
ketika melihat paras muka si kakek berbaju ungu itu terasa asing
sekali, dia berpendapat lebih baik tdk membongkar identitasnya lebih
dulu. Maka sambil tersenyum, katanya:
"Aku bernama Kho Beng, tamu dari cengcu perkampungan ini,
boleh aku tahu siapa kah nama locianpwee?"
Mencorong sinar tajam dari balik matya kakek itu, sahutnya
dingin: "Ooooh, rupanya Kho kongcu, kalau toh sebagai tamu, tak pantas
kau meyelidiki rahasia orang lain ditengah malam buta begini."
Buru-buru Kho Beng berkata lagi:
"Aku sedang mencari keempat anak buahku karena ada urusan
hendak menitahkan mereka utk dikerjakan, sayang tidak kuketahui
mereka berdiam dan lagi aku pun enggan mengganggu kenyenyakan
tidur tuan rumah, maka terpaksa aku mencari seorang diri, tak
disangka akhirnya aku mencari sampai tempat ini, harap loheng sudi
memaafkan atas kelancanganku ini."
Kakek berbaju ungu itu termenung sebentar, kemudian katanya:
"Kalau keempat enak buah kongcu mah, aku tahu..?"
"Oya, mereka berada dimana sekarang?"
"Mereka telah pergi."
"Sudah pergi?" seru Kho Beng tertegun,"memangnya mereka
pergi meninggalkan aku tanpa mencari kabar lebih dulu kepadaku?"
"Kalau soal itu mah tidak kuketahui secara pasti" sahut si kakek
dg nada dingin. "Aku tidak percaya, sekalipun mereka pergi tanpa pamit, paling
tidak cengcu kalian toh mesti memberitahukan soal ini kepadaku."
"Disaat mereka pergi meninggalkan tempat ini, cengcu kami
sudah pergi tidur!" "Oya?"" Kho Beng segera tertawa dingin,
"heeehh"heeeh"heeeh"apalah artinya lotiang membohongi aku"
Toh, aku sudah tahu bahwa perkampungan Ciu Hong san ceng
bukan tempat yg baik!"
Berubah paras muka kakek berbaju ungu itu, segera serunya:
"Hey, apa maksudmu berkata begitu" Kalau bukan tempat yg
baik, memangnya tempat ini tempat jahat?"
"Seharusnya lotiang jauh lebih mengerti ketimbang aku!" jengek
Kho Beng lagi sambil tertawa dingin.
"aku tidak mengerti?"
"Ehmm, tak ada salahnya kalau kujelaskan kepadamu" sambung
Kho Beng segera, "bila perkampungan Ciu Hong san ceng adalah
tempat orang baik-baik, kenapa disini bisa ditemui jago-jago
pedang berbaju kuning dari dewi In nu?"
Begitu perkataan tsb diutarakan keluar, paras muka kakek
berbaju ungu itu berubah sangat hebat.
Dan pada saat yg bersamaan pula, dari balik ruangan telah
berkelebat lewat enam sosok bayangan kuning, dalam waktu singkat
anak muda tsb sudah terkepung rapat-rapat.
Sambil tertawa dingin, kakek berbaju ungu itu berkata:
"Sebenarnya aku masih berminat memberi kesempatan padamu
utk hidup beberapa waktu lagi, tapi sekarang".heeh"heeh"..mau
tak mau terpaksa aku harus mengirim kau utk pulang keneraka lebih
dulu?"" Begitu selesai berkata, sepasang telapak tangannya segera
diayunkan kedepan, segulung angin pukulan yg maha dahsyat pun
meluncur kedepan dan menyambar Kho Beng.
Dalam serangannya kali ini, kakek berbaju ungu tsb telah
menggunakan tenaga dalamnya sebesar sepuluh bagian
lebih?"bisa dibayangkan betapa dahsyatnya ancaman tsb.
Menyaksikan betapa dahsyatnya ancaman yg menggulung
datang, Kho Beng tak berani menghadapinya dg keras melawan
keras, dg cekatan dia mengenggos kesamping utk menghindarkan
diri. Tapi pada saat yg bersamaan, tiba-tiba terdengar lagi desingan
angin tajam menyambar tiba dari sisi kiri.
Sergapan yg dilancarkan secara licik ini kontan saja mengobarkan
hawa amarahnya, dg suara menggeledek segera bentaknya:
"Hmmm, manusia yg tak tahu malu!"
Tenaga pukulannya segera diayunkan kesamping mengimbangi
perputaran badannya, dg cepat sekali dia hantam tubuh sijago
pedang berbaju kuning yg melancarkan sergapan kearahnya itu.
Jeritan ngeri yg memilukan hati pun berkumandang memecah
kesunyian. Mimpi pun si jago pedang berbaju kuning itu tak menyangka
kalau tenaga pukulan Kho Beng yg sedang tertuju kearah kakek
berbaju ungu tsb, tiba-tiba sudah berpindah sasaran dan
mengancam kearahnya. Tahu-tahu dadanya terasa amat sakit, tak tahan ia menjerit ngeri
lalu roboh terjungkal keatas tanah.
Berada dalam keadaan begini, Kho Beng tdk menghentikan
perbuatannya sampai ditengah jalan, kembali bentaknya keraskeras,
"Barang siapa masih ingin h idup, hayo cepat menggelinding
pergi dari sini!" Sepasang tangannya melancarkan sapuan berantai, bayangan
pukulan menderu-deru bagaikan hujan gerimis, dalam waktu singkat
lima orang jago pedang berbaju kuning sudah didesaknya sampai
mundur sejauh tiga kaki lebih.
Melihat peristiwa ini, kakek berbaju ungu itu menjadi sangat
terkesiap, katanya tiba-tiba:
"Sungguh hebat tenaga dalammu, tak heran kalau kau berani
membuat keonaran ditengah malam buta begini!"
"Lotiang!" ujar Kho Beng dingin, "sekarang kau boleh bicara
secara terus terang, sebenarnya dimanakah keempat anak buahku
sekarang?" Kakek berbaju ungu itu tertawa sinis:
"Heeehh"heeehh"heeehh"kalau sekarang mah jiwa mereka
belum terancam, tapi bila kau berani membuat keonaran lagi disini,
aku tidak dapat m enjamin keselamatan jiwa mereka lagi!"
"Hmmm, kau berani?" dengus Kho Beng.
"Nyawa mereka toh berada ditangan aku Ong Thian siang, aku
juga yg menentukan hidup mati mereka, kenapa tak berani
kulakukan?" Kho Beng tertawa bergelak:
"Haaahh".haaahh?"haaahh"..tapi kau jangan lupa, selembar
nyawamu justru berada ditanganku!"
"Berani kau bertaruh dg ku?" tantang kakek itu tiba-tiba.
"Bertaruh apa?"
"Bila kau yg menang, aku segera membebaskan anak buahmu
dan membiarkan kau pergi dari sini tanpa diganggu!"
"Seandainya aku kalah?"
"Serahkan kitab pusaka Thian goan bu boh kepadaku!"
"Baik!" sahut pemuda itu angkuh.
"Kalau begitu silahkan kau lepaskan seranganmu!"
"Maaf"." Kata Kho Beng dg suara dalam.
Telapak tangan kanannya segera direntangkan didepan dada, lalu
sambil berputar satu lingkaran ia bergerak maju kemuka.
Tiba-tiba Ong Thian siang menjengek dingin:
"Oooh, rupanya kau telah mempelajari sim hoat dari ilmu Thian
goan sinkang?""
Tubuhnya maju menyongsong, tidakberkelit atau berusaha
menghindar, ia sambut datangnya serangan dari Kho Beng itu dg
keras lawan keras"..
"Blaaaammm?"!"
Ditengah suara benturan yg amat keras, tubuh Ong Thian siang
bergoncang amat keras, tapi segera serunya sambil tertawa seram:
"Heeeh"heeeh".heeeh"bocah keparat, tenaga pukulanmu
hanya mampu meniup bulu ayam, hmmm, coba rasakan pula tenaga
pukulanku ini!" Ditengah bentakan keras, sepasang kepalannya didorong
bersama kemuka dg kekuatan penuh.
Sesungguhnya Kho Beng merasa terkejut sekali ketika menjumpai
tenaga pukulannya sebesar delapan bagian tak berhasil melukai
lawannya, dia sama sekali tak mengira kalau hawa khikang peindung
badan yg dimiliki musuhnya telah mencapai puncak kesempurnaan,
dimana tusukan tombak dan bacokan golok tak mempan lagi melukai
badannya. Dalam waktu singkat dia segera menyadari bahwa kakek berbaju
ungu ini betul-betul merupakan seorang musuh tangguh yg tak
boleh dipandang enteng, maka begitu melihat datangnya angin
pukulan yg menggulung datang, tergopoh-gopoh dia menghindarkan
diri kesamping. Sementara itu didalam hati kecilnya, diam-diam dia mengambil
keputusan, selama orang ini tidak dilenyapkan dari muka bumi maka
nasibnya pada malam ini lebih banyak bahayanya ketimbang
selamat. Belum habis ingatan itu melintas lewat, kelima orang jago pedang
berbaju kuning telah berteriak bersama sambil menyerbu kemuka dg
pedang terhunus. Sambil tersenyum dingin Kho Beng segera berseru:
"Kalau toh kalian sendiri yg pingin mampus, jangan salahkan
kalau siauya berhati keji!"
Lengan kirinya segera digetarkan keras-keras, bayangan tangan
berputar mengikuti gerakan badannya, dg cepat ia sudah
melepaskan empat buah pukulan berantai yg amat dahsyat.
Seketika itu juga terengarlah empat kali jerit kesakitan yg
memilukan hati, tahu-tahu empat orang jago pedang berbaju kuning
itu sudah roboh terjengkang keatas tanah.
Tinggal seorang jago pedang berbaju kuning lagi yg masih hidup,
tapi nyalinya sudah pecah, dg ketakutan setengah mati ia
membalikkan badan dan melarikan diri terbirit-birit.
Kakek berbaju ungu menjadi sangat gusar, ia membentak keras,
tubuhnya segera menerjang kedepan sambil melancarkan pukulan
berantai". Ibarat benteng terluka yg menyerang secara membabi buta,
ternyata ia sma sekali tdk memperhatikan keselamatan diri sendiri,
walaupun tubuhnya sudah termakan oleh tiga pukulan secara
beruntun sehingga terhuyung mundur sejauh tiga langkah lebih,
namun ia menerjang lagi kedepan dg garang.
Kho Beng segera berkerut kening setelah menyaksikan peristiwa
ini, tapi sebelum ia sempat mengambil suatu tindakan, mendadak
terdengar suara gembrengan dibunyikan bertalu-talu, kemudian
disekitar halaman bermuncullah bayangan manusia, suasana pun
menjadi terang benderang bermandikan cahaya.
Menyusul munculnya bayangan manusia tsb, dari kejauhan sana
kedengaran seseorang membentak nyaring:
"Tahan!" Ong Thian siang segera menarik kembali serangannya sambil
melompat mundur dari arena pertarungan setelah mendengar
bentakan tsb. Ketika Kho Beng turut berpaling, dilihatnya Li Sian soat telah
berdiri diatas dinding pekarangan, ujung bajunya yg berkibar tertiup
angin membuat gadsi tsb nampak sepeti dewi rembulan yg baru
turun dari kahyangan. Dg sinar matanya yg jeli, dia mengawasi sekejap wajah Kho Beng
serta Ong Thian siang, lalu tegurnya:
"Apa yg telah terjadi?"
Ong Thian siang segera memberi hormat seraya menjawab,
"Ditengah malam buta kongcu telah melakukan penyelidikan atas
perkampungan kita, jelas dia mempunyai maksud tujuan yg tidak
menguntungkan kita!"
Kho Beng segera mendengus dingin, tukasnya:
"Lebih baik tak usah menggunakan tanya jawab sebagai basa
basi lagi, langsung saja menyinggung masalah pokoknya."
Ternyata Li Sian soat tdk menunjukkan sikap marah atau
tersinggung oleh perkataan tsb, katanya lembut:
"Kongcu dapatkah jelaskan mengapa kau tdk bisa tidur
malam?"?" "Sebelum kujawab pertanyaan tsb. Aku ingin menanyakan satu
hal terlebih dulu." "Silahkan bertanya!"
"Tolong tanya sebenarnya siapakah nona?" kata Kho Beng dg
suara dalam. Li Sian soat segera terkekeh-kekeh, ujarnya:
"Bukankah semala telah kuberitahukan kepadamu?"
Kho Beng mendengus dingin.
"Hmmm, mungkin nona tdk berbicara sejujurnya tapi sengaja
merahasiakan identitasmu yg sebenarnya?"
"Atas dasar apa kau mengatakan perkataanku tidak jujur?" tanya
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Li Sian soat sambil tersenyum.
Sambil menunjuk keatas mayat salah seorang jago pedang
berbaju kuning yg tergeletak diatas tanah, ia menjawab:
"Karena aku kenal dg orang ini!"
"Oya" Siapakah dia?"
Sepatah demi sepatah sahut Kho Beng,
"Orang ini adalah jago pedang berbaju kuning anak buah dewi In
nu yg sedang ucari-cari, ia bernama Han Tiong lin, karena sewaktu
berada dikota Yang ciu, aku pernah berkenalan dgnya!"
Li Sian soat segera tertawa terbahak-bahak setelah mendengar
perkataan itu, serunya: "Aku rasa kau telah salah melihat orang?"
Kho Beng agak tertegun, lalu serunya lagi:
"Aku percaya mataku belum lamur, mana mungkin bisa salah
melihat" Apalagi lotiang inipun sudah memberikan pengakuannya!"
Dg kening berkerut Li Sian soat segera berpaling kearah Ong
Thain siang, lalu tegurnya:
"Apa yg telah kau akui?"
Tiba-tiba saja sekujur badan Ong Thian siang gemetar keras,
cepat-cepat serunya: "Aku tidak pernah mengakui apa-apa, aku hanya menganggap
kedatangan Kho kongcu amat mencurigakan dan manusia macam
dia tak boleh dibiarkan hidup terus!"
Li Sian soat segera bertanya lagi kepada Kho Beng:
"Benarkah orangu berkata demikian?"
Kho Beng berpikir sebentar, kemudian baru mengangguk.
"Yaa, benar, memang begitu!"
Petualang Asmara 2 Rahasia Mo-kau Kaucu Karya Khu Lung Pendekar Latah 28
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama