Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa Bagian 36
"Mungkin hamba yang terlalu banyak curiga, tetapi kita berlaku hati2 tidak ada salahnya ..."
Belum lagi menutup mulut, tiba2 terdengar suara dan dari kotak itu menyemburkan api dan asap tebal.
Yap It Peng dan lain2nya baru mengagumi ketelitian gadis itu.
"Aku ingin masuk ke dalam kuburan, harap Pangcu
memimpin keadaan disini." berkata Nie Soat Kiao.
"Jangan, kalau perlu masuk, biarlah aku sendiri yang masuk ke dalam ... " berkata Auw-yang Thong.
"Pangcu sebagai ketua, bagaimana boleh pergi menempuh bahaya" Hamba dengan dibantu oleh Wan Hauw, sekalipun berjumpa dengan Kun-liong Ong, juga tidak perlu takut."
"Tetapi kau perlu memimpin pertempuran, mengepung
Kun-liong Ong, kalah atau menang tergantung dalam
pertempuran ini. Kau tidak perlu tergesa-gesa."
Tiba2 terdengar Wan Hauw berkata : "Kalian tidak perlu masuk ke dalam, toakoku sudah hampir keluar!"
Pada saat itu, Nie Soat Kiao samar2 mendengar suara
seruling, dari jarak agak jauh, pelahan2 semakin dekat.
Kuburan Teng Soan kembali mengeluarkan suara gemuruh, dari dalam lobang tertampak sinar merah, seolah2 dalam kuburan itu terjadi kebakaran.
Sesaat kemudian, dari dalam lobang itu muncul dua
bayangan orang. Yang satu adalah seorang berpakaian
panjang warna hijau, dengan tangan menenteng pedang, dia bukan lain daripada Kun-liong Ong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang pertama Nie Soat Kiao sudah kena dikibuli oleh Kun-liong Ong, sehingga hampir membawa banyak korban jiwa, maka kali ini ia melihat dengan hati2.
Kun-liong Ong dengan mata jelalatan, mengawasi keadaan sekitarnya, matanya mendadak beringas, katanya : "Hari ini kalau aku keluar dari sini, lebih dulu akan membasmi orang2
golongan pengemis sehingga tidak ada satupun yang hidup."
"Hari ini barang kali kau sudah tidak bisa keluar dari sini."
berkata Auw-yang Thong. Kun-liong Ong tidak menyahut, matanya dipejamkan,
agaknya sedang mengatur pernapasannya.
Nie Soat Kiao terus memikiri Siang-koan Kie, ketika
menampak pemuda itu belum keluar, lalu menunya kepada Wan Hauw : "Mengapa toakomu masih belum keluar?"
"Aku tadi dengar serulingnya dan suaranya, tidak bisa salah lagi ... " sahutnya Wan Hauw.
Saat itu, dari dalam lubang kembali muncul dirinya
seseorang, yang sangat aneh rupanya, mukanya tidak karuan, jenggotnya juga tinggal sebelah, tangannya memegang
senjata emas. Wan Hauw yang menyaksikan orang itu, lantas menanya
kepada Nie Soat Kiao : "Siapa dia" Mengapa bentuknya begitu aneh?"
"Dia adalah toakomu." sahutnya Nie Soat Kiao sambil tertawa geli.
"Ah, tidak mirip dengan toako ... "
Orang aneh itu tiba2 tertawa terbahak2 dan berkata : "Kun-liong Ong, kau sudah bertempur setengah hari denganku, kau juga sudah merasakan banyak bogem mentahku, tahukah aku ini siapa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun-liong Ong tiba2 membuka matanya dan berkata, "Kau adalah Siang-koan Kie, aku sudah tahu."
Orang itu menyabuti jenggotnya, kembalilah wajah aslinya, memang benar adalah Siang-koan Kie.
Auw-yang Thong segera mengeluarkan komandonya,
semua orang2 golongan pengemis lalu mengambil posisi
mengurung. Siang-koan Kie menjaga dimulut pintu kuburan, menutup jalan mundur Kun-liong Ong.
"Kun-liong Ong, sekarang kau hendak menyerah atau
melawan?" bertanya Auw-yang Thong.
Kun-liong Ong diam saja, matanya berputaran, kini ia telah mendapat kenyataan bahwa orang yang mengepung dirinya, semua terdiri dari tokoh2 kuat yang sudah kenamaan, jangan kata maju berbareng, satu lawan satu saja, ia barangkali masih belum sanggup menghadapi.
Beberapa puluh tahun lamanya ia malang melintang di
dunia Kang-ouw, selama itu belum pernah menemukan
tandingan. Ia tidak menduga bahwa hari itu dengan seorang diri ia dikepung oleh orang2 golongan pengemis, sedang satu pengikutpun tidak ada. Walaupun ia seorang kejam dan sudah banyak membinasakan orang, tidak urung masih merasa
gentar. Dengan mata mengawasi Nie Suat Kiao ia bertanya :
"Apakah Ang Tauw dan Touw Bouw tidak pernah datang?"
"Mereka sudah kau masuki jarum melekat tulang,
bagaimana berani melanggar perintahmu" Sayang kau
terlambat datang, hingga tidak tahu keberangkatan mereka."
berkata Nie Suat Kiao. "Apa kau ingin melihat bangkainya?" tanya Auw-yang Thong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak perlu ... " jawabnya singkat.
Auw-yang Thong menantang Kun-liong Ong bertempur satu lawan satu, tetapi dicegah oleh Nie Suat Kiao.
Sementara itu, Tiat-bok taysu yang melihat gelagat tidak beres, buru2 maju seraya berkata : "Kun-liong Ong seorang jahat kekejamannya tidak ada taranya, kita tidak perlu memakai aturan terhadapnya, lolap ingin mencoba
kepandaiannya lebih dulu ... "
Tanpa menantikan jawaban Kun-liong Ong, sudah
melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata
tongkatnya. Serangan itu ditangkis oleh Kun-liong Ong dengan
pedangnya. Nie Suat Kiao yang menyaksikan pertempuran itu, ternyata masih satu lawan satu, lalu berkata : "Kedatangan tuan2
disini, kalau bukan menagih hutang, ialah membalas dendam.
Sekarang tidak mau turun tangan, tunggu kapan lagi?"
In Kiu Liong yang pertama2 mendukung Nie Suat Kiao itu katanya : "Benar, dahulu ketika Kun-liong Ong melukai diriku, juga dengan cara pengecut."
Ia maju selangkah dan berkata kepada Tiat-bok taysu :
"Taysu, maafkan tindakanku, siautee hendak menuntut balas kepada Kun-liong Ong."
Keterangan itu sebetulnya tidak perlu, sebab begitu
melangkah maju, ia sudah melancarkan serangannya.
Tiat-bok taysu mengarti maksiud In Kiu Liong, dengan
cepat memberi kesempatan kepadanya untuk mengepung
Kun-liong Ong. Dengan demikian, Kun-liong Ong kini harus menghadapi
dua lawan kuat, hingga agak kewalahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebentar kemudian tiba2 terdengar suara keluhan tertahan yang keluar dari mulut Kun-liong Ong, kemudian mundur tiga langkah.
In Kiu Liong lalu berkata dengan nada suara dingin : "Kun-liong Ong, dahulu ketika aku mengadakan perjanjian dengan orang kuat dari golongan Bit-cong-pay, aku undang kau untuk membantu, tetapi kau sebaliknya membokong aku, dalam
waktu singkat kau sudah membunuh dua sesepuh partay
Ceng-sia pay, Mao san Iti-cin, sedang dari golongan. Bit-cong, kau telah membinasakan beberapa puluh orang2nya. Tetapi kau tidak menduga bahwa aku masih hidup, dan hari ini aku In Kiu Liong hendak menuntut balas terhadapmu."
Kun-liong Ong tadi telah patah satu tulang rusuknya oleh serangan In Kiu Liong, ia menahan rasa sakitnya, hingga tidak menjawab perkataan In Kiu Liong,
Siang-koan Kie tiba2 teringat kejadian di masa lampau, ketika masih belajar ilmu silat dengan orang tua peniup seruling dikuil tua, maka lalu menanya : "In toako siautee ingat. Suatu kejadian yang aneh, apakah toako tahu?"
"Katakan saja, kalau suhengmu tahu, pasti akan
menjawabnya." berkata In Kiu Liong.
"Sewaktu siautee masih mengikuti suhu belajar ilmu silat di atas loteng kuil tua, telah menemukan beberapa paderi dalam kuil tua itu mati dalam kamar semedinya. Dalam kuil yang besar itu, kecuali suhu, tidak ada seorang lain yang hidup, entah apa sebabnya."
"Paderi dalam kuil itu adalah suhengmu yang
menempatkan mereka di situ, bagaimana mereka bisa
menemukan ajalnya?" berkata In Kiu Liong.
Kun-liong Ong tiba2 berkata : "Tidak perlu heran, mereka semua telah mati keracunan oleh racun yang bekerjanya lambat, aku telah masukan semacam racun dalam air dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
makanan mereka, barang siapa yang makan atau minum air, tidak ada yang akan hidup."
"Begitu" Kalau kau tidak mengaku, kematian para paderi itu, bukankah akan menjadi suatu teka teki dalam kalangan Kang ouw?" berkata Siang-koan Kie.
"Kun-liong Ong, perbuatanmu selamanya sangat ganas,
kalau kau membasmi satu orang, kau habiskan sampai
keakar2nya. Aku In Kiu Liong bisa terhindar dari kematian, tahukah kau apa sebabnya?" bertanya In Kiu Liong.
"Dahulu, kau telah mengadakan perjanjian denganku,
untuk menguasai rimba persilatan, dengan sungai Tiang-kang sebagai batas, dunia Kang-ouw akan kau bagi menjadi dua, masing2 menguasai selatan dan utara, tetapi kau ternyata sudah menjual Auw yang Thong. Dengan sifatmu yang licik dan kejam ini, kalau aku tidak membinasakan kau lebih dulu, dikemudian hari pasti kau lalap." berkata Kun-liong Ong dingin.
"Perkara yang sudah lalu, biarlah ia berlalu, hari ini aku orang she In hendak menuntut balas atas kematian beberapa sahabatku." berkata In Kiu Liong, yang segera melancarkan serangannya yang hebat.
Kun-liong Ong menyambuti serangan itu dengan
pedangnya. Meskipun Kun-liong Ong memegang senjata, tetapi karena tulang rusuknya patah satu, gerakannya kurang leluasa, hingga dalam pertempuran dengan In Kiu Liong, keadaannya jadi berimbang. Pertempuran sudah berjalan duaratus jurus, masih belum ada yang kalah atau menang.
"In Cungcu, hari ini kalau Kun-liong Ong bisa kabur
dikemudian hari dunia Kang-ouw tidak bisa aman lagi ..."
berkata Auw yang Thong dengan suara nyaring.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terhadap manusia buas seperti dia, kita tidak perlu
memakai peraturan dunia Kang-ouw." berkata Yap It Peng, yang segera mengangkat tongkatnya menyerang Kun-liong Ong.
Dengan demikian, Kun-liong Ong kini berada dalam
kepungan empat orang kuat, hingga ia bertambah ripuh.
Nie Suat Kiao yang menonton disamping, dapat lihat
tangan kiri Kim-liong Ong dimasukan kedalam saku, maka buru2 berseru : "Awas ia akan menggunakan senjata rahasia."
Dengan tangan kosong, Auw yang Thong mengirim satu
serangan, tepat mengenakan sikut kiri Kun-liong Ong, hingga tulang sikutnja hancur seketika dan tangan yang dimasukan kedalam saku tidak bisa diangkat lagi.
In Kiu Liong yang menyaksikan Auw-yang Thong berhasil serangannya, dengan sangat sangat berani tangannya
mencekal pergelangan tangan kanan Kun-liong Ong yang
memegang pedang, kemudian dengan menggunakan seluruh
kekuatan tenaganja, merebut senjatanya.
Sementara itu, tongkat Yap It Peng juga sudah menghajar paha kirinya.
Kun-liong Ong agaknya sudah tidak mempunyai
kemampuan untuk memberi perlawanan, sambil menggeram, ia angkat kaki kirinya, dengan satu kaki ia masih coba melawan.
Selagi Auw yang Thong hendak mengirim satu serangan ke dada Kun-liong Ong, hendak menamatkan jiwanya. Nie Suat Kiao mendadak berseru : "Pangcu jangan ... "
Tinju Auw-yang Thong yang sudah akan menyentuh dada
Kun-liong Ong, terpaksa ditariknya kembali dan mundur beberapa langkah.
"Locianpwee sekalian lekas mundur " ", demikian serunya Nia Suat Kiao.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
In Kiu Liong, Yap It Peng dan Tiat-bok taysu masing2
mundur beberapa langkah. Kun-liong Ong yang menyaksikan semuanya pada mundur,
badannya tergoyang-goyang, dengan satu kaki ia menunjang badannya, berdiri tanpa bergerak.
Setelah beristirahat sejenak, Kun-liong Ong mendadak
lompat dengan satu kakinya menyerbu Auw-yang Thong.
Nie Suat Kiao kembali berseru : "Jangan memberikan
kesempatan padanya mendekati locianpwee sekalian."
Auw-yang Thong dan lain2nya segera lompat mundur,
menjauhkan diri dari Kun-liong Ong.
Kun-liong Ong seakan-akan sudah kehabisan tenaganya, ia menghela napas panjang, kemudian jatuh terlentang di tanah.
Saat itu, Siang-koan Kie baru mendapat kesempatan untuk melaporkan tugasnya kepada Auw-yang Thong.
Sambil menggenggam tangan Siang-koan Kie, Auw-yang
Thong bertanya, "Apa kau sudah melihat jenazah Teng sianseng?"
"Dihadapan jenazah Teng toako, hamba telah bertempur
sengit dengan Kun-liong Ong, selagi hamba dalam keadaan sulit, Teng toako mendadak mengunjukkan arwahnya, di
ujung peti toako, tiba2 muncul beberapa huruf yang berbunyi
: "Saat kematian Kun-liong Ong sudah tiba."
Peringatan itu agaknya memberi pukulan bathin Kun-liong Ong, dalam keadaan bingung, telah hamba serang dengan telak. Tetapi ia mengenakan pakaian kulit, meskipun terkena serangan hamba, masih berhasil merampas tiga jilid kitab toako. Selanjutnya kita melakukan pertempuran lagi sambil kejar2an. Berulang-ulang hamba menggerakkan pesawat
rahasia toako, duabelas kali ia terjebak, juga terluka sampai duabelas kali, tapi ia tidak bertahan lama, barangkali ada hubungannya dengan badannya yang sudah terluka."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kelihatannya, Kun-liong Ong memang sudah terluka
parah." berkata In Kiu Liong.
"Kun-liong Ong sudah kehabisan tenaga, ini adalah
kesempatan paling baik untuk menangkap dirinya hidup2, aku hendak menotok jalan darahnya lebih dulu." berkata Auwyang Thong yang segera berjalan menghampiri Kun-liong Ong.
"Pangcu, jangan gegabah ... " tiba2 Nie Suat Kiao mencegah.
Sementara itu, Kun-liong Ong mendadak lompat bangun,
tangan kanannya dengan cepat dimasukan ke dalam saku, mengambil sebuah kotak kecil dan dibuka tutupnya, dari dalam kolak itu keluar beberapa butir pil warna hitam, kemudian dimasukan kedalam mulutnya.
Auw yang Thong mengerutkan keningnya, bertanya kepada Nie Soat Kiao dengan suara pelahan. "Obat apa yang
diminumnya?" "Menurut dugaanku, tidak mungkin itu ada obat berbisa, kita harus hati2." jawab Nie Soat Kiao.
"Kabarnya ada semacam obat aneh, kalau dimakan, dapat menggerakkan kekuatan tenaga murni yang tak terhingga, tetapi itu hanya kabar saja." berkata In Kiu Liong.
Kun-liong Ong mendadak lompat bangun dengan satu
kakinya, katanya dingin : "Memang benar, dalam dunia
memang ada obat itu, kalian belum pernah melihat, itu adalah kebodohan kalian sendiri."
Kemudian dengan sangat licik ia menantang Auw-yang
Thong bertempur satu lawan satu.
Siang-koan Kie khawatir Auw-yang Thong akan menerima
baik tantangan itu, buru2 berkata : "Kau mengandalkan kekuatan obat, tidak terhitung kepandaian murni, tidak perlu bertempur satu lawan satu denganmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun-liong Ong marah, tanpa banyak bicara ia lantas
menyerbu Siang-koan Kie. Siang-koan Kie segera menyambuti dengan tangannya,
tetapi seketika itu ia lantas terdorong mundur beberapa langkah, dadanya dirasakan bergolak, ia lantas berseru :
"Khasiatnya obat sudah mulai berjalan, tidak boleh mengadu kekuatan dengannya."
Sehabis melancarkan serangannya, Kun-liong Ong semakin kalap, sambil mengeluarkan suara bentakan, ia balik
menyerbu Auw yang Thong. In Kiu Liong dengan cepat maju, menyambut serangan itu.
Ketika kedua kekuatan saling beradu, In Kiu Liong segera merasakan hebatnya serangan itu, tetapi keadaan sudah tidak mengijinkan ia mundur, terpaksa mengerahkan seluruh
kekuatan tenaganya, untuk melawan kekuatan itu.
Berbareng pada saat itu, Auw yang Thong juga
melancarkan serangan, ditujukan kepada pergelangan tangan kanan Kun-liong Ong.
Kun-liong Ong yang sudah makan obat, meskipun
tenaganya bertambah, tetapi mata dan telinganya sudah tidak demikian tajam lagi, ketika serangan Auw yang Thong sampai, ia tidak tahu bagaimana harus menyingkir. Justru karena itu, hingga serangannya sendiri yang ditujukan kepada In Kiu Liong, mendadak merandek.
Kesempatan itu digunakan oleh In Kiu Liong untuk lompat mundur. Begitupun juga Auw yang Thong.
Sekujur badan Kun-hong Ong berkerenyit, giginya
keretakan, sikapnya nampak sangat menderita.
Semua orang yang menyaksikan kejadian itu sangat heran, mengapa ia bisa berubah demikian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao yang lebih tahu, lalu berkata sambil
menghela napas : "Ia telah makan obat melampaui batas, sehingga tubuhnya keracunan. Aih! Seumur hidup ia
menggunakan racun untuk mencelakakan diri orang, tak
disangka pada akhirnya ia sendiri juga mati keracunan."
Tubuh Kun-liong Ong kini berhenti gemetar matanya
mendelik, dengan sangat ganas menyerbu setiap lawannya.
Yap It Peng mengerahkan seluruh kekuatan tenaganya,
menyambuti serangannya, Siang-koan Kie berseru hendak mencegah tetapi sudah tidak keburu, terpaksa juga
memancarkan serangan untuk membantu suhunya.
Tetapi dengan kekuatan mereka berdua, masih juga tidak sanggup menahan serangan Kun-liong Ong, begitu kekuatan kedua pihak saling beradu, mereka lantas terdorong mundur empat lima langkah.
Wan Hauw yang menyaksikan itu, juga tidak mau tinggal diam, ia mengirim satu serangan.
Dengan kekuatan mereka bertiga, baru berhasil menahan serangan hebat dari Kun-liong Ong, namun demikian Yap It Peng yang berada paling depan yang menderita paling hebat, hingga mulutnya menyemburkan darah.
Tiat-bok taysu mengerahkan kekuatan tenaga dalam,
memancarkan serangan dari jarak jauh, tetapi begitu
terbentur dengan kekuatan Kun-liong Ong, lantas mundur dua langkah, darahnya dirasakan bergolak.
Nie Suat Kiao yang menyaksikan pertempuran itu, telah melihat kedua tangan Kun-liong Ong mendadak berubah
merah membara, maka lalu berseru : "Tidak boleh mengadu kekuatan dengannya, kita berpencaran menyerang padanya dari berbagai penjuru, supaya ia repot sendiri sehingga kekuatan tenaganya tidak mendapat kesempatan dikeluarkan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang yang tahu benar kepintaran gadis itu, segera berpencar dan melakukan serangan dari berbagai penjuru.
Dengan demikian, Kun-liong Ong benar2 lantas menjadi
repot, ia sudah patah satu tangan, kakinya terluka sebelah, hingga gerakannya tidak leluasa, sedangkan lawan2nya tidak mau mengadu kekuatan, hingga dengan satu kaki menunjang badannya, ia harus berputaran bagaikan gangsing.
Kun-liong Ong agaknya sudah tidak sanggup menderita
lebih lama, mendadak tangannya bergerak menyerang sebuah pohon besar.
Pohon sebesar itu, telah roboh berikut akar2nya. Semua orang yang menyaksikan kejadian itu pada terheran-heran.
Kun-liong Ong kembali mengalihkan serangannya ke
sebuah batu besar itu juga hancur berantakan, tetapi
tangannya sendiri juga berlumuran darah.
Ia kini sudah seperti orang gila, berjingkrak-jingkrak dengan satu kakinya berlari putar-putaran, apa saja yang diketemukan, lalu diserangnya, darahnya mengecer
disepanjang jalan. Sebentar kemudian, ia mendadak berhenti, dengan
tangannya yang berlumuran darah, mendadak ditancapkan ke dadanya sendiri, ketika tangannya di tarik kembali, ususnya juga ikut keluar.
Auw yang Thong dan lain lainnya menghampiri, bangkai
Kun-liong Ong masih berkelojotan, tidak lama bemudian baru diam. Dengan demikian, tamatlah riwayatnya seorang jahat yang hendak merebut kekuasaan secara kekerasan dan
kekejaman. Dengan kematiannya Kun-liong Ong, tugas tokoh2 rimba
persilatan juga telah selesai.
In Kiu Liong bersama Yap It Peng yang lebih dulu minta diri kepada Auw-yang Thong, mereka sudah mengambil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keputusan akan mengundurkan diri dari dunia Kang-ouw, untuk mengasingkan diri ke tempat yang sunyi dan tenang.
Tiat-bok taysu juga minta diri, bersama Thian-bok taysu pulang kegereja Siau-lim-sie di gunung Siong-san.
Nie Suat Kiao menepati janjinya kepada Siang-koan Kie, minta kepada Auw yang Thong supaya dibebaskan
keanggautaannya dari golongan pengemis, supaya menjadi orang bebas, dan selanjutnya harus mengantarkan Ceng Peng kongcu pulang ke negaranya.
Setelah itu, ia sendiri juga mengundurkan diri dari
jabatannya, bersama Wan Hauw pulang ke gunung.
Dua tahun kemudian, di kalangan Kang-ouw, telah timbul suatu kejadian gaib, setiap kali akan timbul pertikaian, lalu terdengar suara seruling yang mengalun di udara, yang mengherankan ialah orang2 yang bersangkutan ketika
mendengar suara seruling itu, lantas menghentikan
permusuhan hidup damai ... "
TAMAT Jakarta, pertengahan " Juni.
Pedang Asmara 6 Pengemis Tua Aneh Ouw Bin Hiap Kek Karya Kho Ping Hoo Kidung Senja Di Mataram 8
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama