Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long Bagian 6
Yi-feng bermaksud ingin memancing ketua berbaju emas Tian-zheng-jiao keluar. Di lain pihak
dia ingin melampiaskan kemarahan dan kekesalannya pada Tian-zheng-jiao.
Dia pun sadar kalau tenaga dalam yang dikeluarkannya hanya 20%-30% tapi itu cukup untuk
menghadapi laki-laki kasar ini.
Tapi setelah lama menunggu, ketua berbaju emas yang diharapkannya tidak muncul-muncul,
dalam hati Yi-feng mulai marah, 'Mereka benar-benar sombong!'
Tapi selain itu dia juga merasa cemas jika dia terus memukuli orang-orang ini apa yang akan
terjadi selanjutnya"
Dalam kebingungannya tiba-tiba dari belakang ada yang membentak dengan suara keras:
"Semua berdiri di sana!"
0-0-0 BAB 47 Bersiasat masuk ke kandang harimau
Yi-feng merasa sangat senang mendengar bentakan kemarahan itu.
"Yang kuharapkan sudah muncul di depan mata."
Dia berbalik melihat, laki-laki yang sempat akan bertarung dengannya ternyata sangat menuruti
perintah orang itu. Mereka segera berhenti beraksi.
Dia melihat ke sumber suara tadi, dia merasa kecewa:
"Ternyata hanya laki-laki berbaju biru dan berbaju ungu".
Laki-laki berbaju ungu adalah ketua lapisan ungu Tian-zheng-jiao. Kedudukan ketua berbaju
ungu memang tidak begitu rendah tapi belum tentu mereka pernah melihat ketua Tian-zheng-jiao.
Benar saja ketua berbaju ungu itu berjalan ke hadapan Yi-feng, dengan dingin dia berkata:
141 "Siapakah sahabat" Berasal dari barisan mana" Keihatannya ilmu silatmu lumayan juga tapi bila
hanya mengandalkan ilmu silat seperti itu ingin mencari gara-gara di kota Kai-feng sebaiknya pikirpikir
dulu. Sahabat, kau terlalu sombong!"
Yi-feng segera terpikir sesuatu, tiba-tiba dia mengeluarkan kaki kanannya untuk mengait dan
menyapu si ketua berbaju ungu.
Ketua berbaju ungu yang ada di He-nan termasuk terkenal otomatis ilmu silatnya pun cukup
lumayan. Dia sama sekali tidak melihat Yi-feng mengeluarkan jurusnya, jurus ini adalah jurus
paling dasar dalam ilmu silat.
Dia tertawa dingin, tangan kanannya menyerang dada Yi-feng, kaki kiri menendang kaki Yi-feng
yang akan menyapu nya. Yi-feng berteriak, kakinya yang digunakan untuk menyapu seperti keluar semua tenaga dan
tidak dapat ditarik kembali. Dia berusaha menarik kembali kakinya, orang berbaju ungu itu tertawa
dingin, dia membalikkan tangan kanannya.
Kaki Yi-feng dengan terburu-buru mendarat di tanah. Dia berusaha bangun, orang-orang Tianzhengjiao yang tadi sempat dipukul Yi-feng, saat melihatnya terjatuh, mereka segera bersorak.
Si baju ungu tertawa dingin lagi:
"Teman! Lebih baik kau merangkak ke sana! Kalau mau mencari muka, harus lihat dulu tempat
nya!" Dia merasa sangat senang, kemudian dia membentak lagi:
"Saudara-saudara, ikat orang bodoh ini dan bawa ke markas. Biar ketua Jiang yang
menghukumnya!" Yi-feng pura-pura terkejut tapi dalam hati dia merasa sangat senang dan berpikir, "Lumayan
juga aku terjatuh tadi. Karena terjatuh, aku bisa bertemu dengan ketua berbaju emas di kota Kaifeng
ini." Ketika murid-murid Tian-zheng-jiao sedang mengikatnya, dalam hati Yi-feng benar-benar
marah dan sangat ingin memukul mereka. Apalagi ketua berbaju ungu itu, kedua matanya selalu
melihat ke atas, dia berjalan di paling depan. Benar-benar sombong.
Kedua laki-laki berbadan tegap itu mendorong-dorong Yi-feng. Sesampainya di jalanan, Yi-feng
dilempar ke sebuah kereta.
Yi-feng benar-benar marah, sepertinya ketua berbaju ungu itu pun akan naik kereta dan
kereta kuda pun mulai berjalan. Ketua berbaju ungu itu dengan dingin melihatnya:
"Sahabat, siapa marga dan namamu" Siapa yang menyuruhmu datang kemari lalu membuat
keributan" Jika kau menjawab dengan jujur, hukumanmu akan dikurangi kalau tidak... siksaan
selanjutnya pasti kau tidak akan bisa bertahan."
Yi-feng memejamkan matanya dan enggan menjawab.
Dengan nada marah ketua berbaju ungu berkata lagi:
"Kurang ajar! Jika sekarang kau tidak mau menjawab, kau akan kusiksa nanti, kalau tidak aku
tidak akan dijuluki sebagai 'Xiao-sang-men' (Si kecil kehilangan pintu)."
Ternyata namanya adalah Xiao-sang-men, Chen Jing-ren. Sepanjang perjalanan dia terus
marah-marah tapi Yi-feng tidak peduli. Kira-kira setelah berjalan 20 menit kereta berhenti di
sebuah tempat. Xiao-sang-men tertawa dingin, dia berdiri lalu menendang Yi-feng dan marah:
"Hei terpidana mati, tempat kematianmu sudah tiba."
Dia turun dari kereta dan menyuruh kedua laki-laki itu menurunkan Yi-feng. Dengan langkah
gagah dia pun masuk. Setelah diturunkan dari kereta, Yi-feng melihat ternyata mereka berhenti di sebuah rumah
besar, pintu utama dicat merah, ring pintu tampak berkilau, di kedua sisi pintu, ada puluhan tiang
kayu diperuntukkan mengikat kuda. Rumah mewah ini seperti rumah seorang pejabat.
Kedua laki-laki itu berbaju hijau dan mengenakan topi, dari penampilannya, mereka sepertinya
adalah pelayan rumah ini tapi sikap mereka sangat kasar. Sepanjang jalan masuk, dia terus
membentak, kelakuannya benar-benar seperti seorang polisi yang berhasil menangkap seorang
pencuri, tidak menganggap Yi-feng sebagai seorang manusia!
Yi-feng marah, sepertinya Tian-zheng-jiao lebih jahat dibandingkan dengan yang dibicarakan
orang-orang selama ini. Kantor cabang Tian-zheng-jiao di Kai-feng demi membereskan orang yang
142 marah-marah kepadaTian-zheng-jiao, dan dihukum seperti ini. Apabila melakukan hal lain, tidak
perlu dipertanyakan perbuatan apa yang akan diterima oleh orangyang membuat masalah.
Sesampainya di ruang tamu, kedua laki-laki itu mendorong Yi-feng, kemudian mereka
membungkukkan tubuh dan berkata dengan sikap hormat:
"Ketua cabang, orang yang terhukum sudah kami bawa."
Laki-laki itu memanggil Yi-feng sebagai terhukum, alis Yi-feng mengerut, aura membunuhnya
muncul. Dari ruang itu terdengar suara bentakan: . "Bawa dia masuk!" Sambil berkata lagi, "Ketua
Chen, kau terlalu mengada-ada, hal sekecil ini seharusnya bisa diselesaikan sendiri, untuk apa
membawanya kemari?" Chen Jing-ren dengan hormat menjawab:
"Perkataan ketua memang benar, tapi orang ini berilmu tinggi. Saudara-saudara kita dipukul
olehnya, maka aku membawanya kemari, biar ketua sendiri yang menentukan hukumannya."
Ketua cabang ini adalah 'Pan-long-yun-gun', Jiang Bo-yang. Dia duduk di sebuah kursi kayu
berwarna merah dan Xiao-sang-men berdiri di sisinya dengan sikap sangat hormat.
Saat memasuki ruangan ini, Yi-feng melihat ketua berbaju emas Kai-feng ini ternyata adalah
murid Shao-lin yang bernama Jiang Bo-yang.
Dulu saat Yi-feng masih sering berkelana di dunia persilatan, nama Pan-long-yun-gun Jiang Boyang
ini sangat terkenal di dunia persilatan karena itu Yi-feng langsung mengenali-nya.
Setelah tahu kedudukan Jiang Bo-yang di perkumpulan Tian-zheng-jiao, Yi-feng bisa
memastikan kalau dia pasti pernah melihat wajah ketua Tian-zheng-jiao yang asli, maka kalau dia
melihat wajah Yi-feng sekarang, Jiang Bo-yang pasti akan langsung mengenalinya.
Karena itu dia segera tertawa dingin, dia membalikkan tubuhnya. Xiao-sang-men langsung
membentaknya: "Kurang ajar, apakah kau tahu tempat apa ini" Kau benar-benar sudah gila!"
Pan-long-yun-gun meminum tehnya, dia juga membentak:
"Sahabat, ada urusan apa kau sampai datang ke kota Kai-feng" Cepat katakan padaku, kalau
kau jujur, aku tidak akan menyusahkanmu, kalau tidak, kau harus tahu 'Tian-zheng-jiao', ketiga
huruf ini tidak bisa sembarangan kau sebut di jalanan."
Pan-long-yun-gun lahir dari perkumpulan lurus, maka cara bicaranya pun agak sopan tidak
seperti lelaki yang lain, mereka sangat kasar.
Yi-feng tetap memunggunginya, dengan dingin dia berkata:
"Aku datang ke kota Kai-feng tujuannya tidak lain mencarimu, apakah kau menerima tamu
selalu dengan cara seperti ini?"
Jiang Bo-yang menaruh cangkirnya di atas meja, karena terlalu kuat, maka air teh tumpah ke
mana-mana. Kedua alisnya berdiri dan dia mulai marah. Matanya mengeluarkan api, bentaknya:
"Sahabat, jaga mulutmu! Jika kau menganggap Tian-zheng-jiao sangat mudah dihina, kau salah
besar!" Yi-feng tertawa terbahak-bahak, kedua tangannya digetarkan, tali yang mengikatnya langsung
terputus. Dia membalikkan tubuh, lalu tertawa:
"Jiang Bo-yang, apakah kau sudah tidak mengenaliku lagi?"
Pan-long-yun-gun melihat 'orang gila' ini berhasil menggetarkan tali hingga putus, dia sangat
terkejut. Xiao-sang-men sudah marah dan menyerang Yi-feng.
Jiang Bo-yang sudah melihat dengan teliti siapa terpidana yang ada di depannya sekarang.
Xiao-sang-men Chen Jing-ren masih terus menyerang Yi-feng, tapi orang ini terus tertawa tidak
menghindar juga tidak bicara.
Saat dia merasa aneh, di belakangnya terasa ada angin meniup seperti ada yang
menyerangnya, dia coba menyelamatkan dirinya, dengan menarik tangannya sedikit, lalu memutar
kakinya. Di belakang ada yang membentak:
"Chen Jing-ren, cepat hentikan!"
Itu adalah suara Pan-long-yun-gun Jiang Bo-yang.
Xiao-sang-men bertambah kaget, belum sempat berpikir dengan jernih, Pan-long-yun-gun
menyerangnya dan membuatnya terpelanting ke sisi.
143 Yi-feng tertawa: "Untung marga Jiang masih ingat kepadaku."
0-0-0 Dalam hati Yi-feng ingin tertawa karena melihat wajah Jiang Bo-yang sangat pucat dan terus
membungkukkan badan meminta maaf.
"Bo-yang tidak tahu kalau Ketua datang dan tidak menyambut Ketua dengan baik. Orang-orang
bodoh ini memang mempunyai mata tapi tidak mempunyai bola mata, merela telah berbuat salah
kepada Ketua. Mereka pantas mati. Harap Ketua yang menghukum mereka!"
Xiao-sang-men benar-benar bingung. Dan kebingungannya mulai terjawab, punggungnya mulai
dijalari rasa dingin. Dia meraba dahinya kemudian berlutut. Yi-feng tertawa terbahak-bahak, dengan menggunakan
70% tenaganya, dia mendorong Xiao-sang-men:
"Ilmu silat Tuan benar-benar bagus, apalagi jurus-jurus Yang Jia-zhang...."
Xiao-sang-men hampir tidak bisa berlutut karena tubuhnya terus bergoyang, hatinya bergetar.
Tanpa menunggu jawaban ketua palsu ini, dia sudah menyela:
"Aku tidak tahu kalau Ketua sudah datang, aku sudah membuat Ketua susah, harap Ketua sudi
memaafkanku!" Xiao-sang-men berada dalam posisi telungkup di bawah seperti seekor anjing. Mengingat tadi
dia begitu sombong dan galak, sekarang seperti seekor anjing kurap, Yi-feng tertawa keras.
Sebenarnya jika melihat dengan jelas, orang-orang seperti Xiao-sang-men sangat banyak dan
tidak terhitung. 0oo0 BAB 48 Si Pedang Pembasmi Siluman
Tawa Yi-feng langsung berhenti, sorot mata berhenti melihat Xiao-sang-men:
"Saudara-saudara kita di kota Kai-feng ternyata semakin tidak karuan. Aku mendirikan Tianzhengjiao dengan usaha keras, tapi sekarang mereka malah menindas orang."
Dengan gemetar Xiao-sang-men terus telungkup di bawah dan terus mengiyakan semua
perkataan Yi-feng. Wajah Pan-long-yun-gun memucat. Di sini Yi-feng bisa merasakan kekuatan
Tian-zheng-jiao sangat kuat. Sudah lama dia berkelana di dunia persilatan, tidak disangka dia akan
melakukan peran ini. Waktu itu juga di dalam hatinya diselimuti perasaan aneh.
Kekuasaan adalah sesuatu yang inginkan oleh orang-orang sejak dulu. Dari dulu sampai
sekarang beberapa orang pahlawan dan pendekar, selalu menginginkan kekuasaan. Hanya saja
harus melihat apakah dia adalah orang yang tepat untuk mempunyai kekuasaan"
Jika kau menjadikan 'kekuasaan' sebagai budakmu, kau akan sukses, sebaliknya jika kau
menjadi budak 'kekuasaan' kau akan berakhir dengan menyedihkan.
Yi-feng sedang berpikir, kedua mata Pan-long-yun-gun dan Xiao-sang-men terus menatapnya,
segera dia mempunyai rencana:
"Guru Jiang, di luar kota ada sebuah rumah, kalau tak salah itu adalah tempat sembahyang
marga Bao, apakah kau tahu tempat itu?"
Tanpa menunggu Jiang Bo-yang menjawab, dia berkata lagi:
"Pukul 3 malam ini, aku harap Guru Jiang membawa semua murid Tian-zheng-jiao di kota Kaifeng
ini untuk berkumpul di sana!"
"Guru Jiang dalam setengah hari ini, apakah kau sanggup mengumpulkan semua saudara kita?"
Pan-long-yun-gun segera menjawab:
"Ketua tidak perlu merasa khawatir, pukul 3 malam Bo Yang akan membawa semua saudara
dan menunggu kedatangan ketua tapi...tapi jika semua saudara dikumpulkan, jumlahnya...."
Yi-feng menyela: "Yang kumaksud saudara di sini adalah mereka yang mempunyai jabatan, apakah kau jelas?"
Jiang Bo-yang mengangguk.
144 Yi-feng tertawa dingin, dia sudah membalikkan tubuh lalu keluar dari ruangan.
Pan-long-yun-gun segera mengejarnya dan dengan hormat berkata lagi:
"Apakah Ketua akan pergi sekarang" Bo-yang mempunyai arak tua, apakah Ketua ingin minum
terlebih dulu baru pergi" Biarlah hari ini Bo-yang sedikit melayani Anda."
Yi-feng tidak menghentikan langkahnya, dia hanya tersenyum lalu berkata:
"Kebaikan Guru Jiang aku terima, setelah urusan kita selesai, besok aku akan datang lagi untuk
minum." Pan-long-yun-gun dengan hormat ikut keluar mengantarkan Yi-feng. Dua laki-laki yang sejak
tadi berdiri di depan pintu, terlihat wajah mereka pun sangat pucat, nafas ditarik dengan pelan.
Keluar dari pintu utama, dia melambaikan tangan kepada Pan-long-yun-gun, melarangnya ikut,
lalu dengan tenang dia pun pergi dari sana. Dalam hati Yi-feng ingin tertawa.
Sesudah keluar dari kota Kai-feng, hari sudah sore, matahari yang akan terbenam
memancarkan cahaya berwarna emas. Kota Kai-feng di bawah siraman sinar matahari terbenam
berbentuk panjang. Bayangan panjang ini menutupi sosok Yi-feng.
Sekarang dia menjadi sangat bersemangat!
Tian-xing-mi-ji' yang ditulis oleh Wu Qing-qu sudah dibacanya dengan teliti. Walaupun belum
bisa menguasai seluruh inti ilmu itu, tapi buat pesilat tangguh seperti Yi-feng walaupun baru
mengerti sedikit tapi ilmu silatnya sudah maju pesat.
Selama dua tahun ini dia telah melalui banyak cobaan dan bahaya, semua ini tidak
membuatnya jatuh melainkan membuatnya semakin bertambah kuat.
Tadinya hal yang dianggapnya tidak mungkin dilakukan sekarang mulai terlihat ada harapan.
Harapan ini bisa terwujud hanya tinggal menunggu waktu.
Sosok Xiao Nan-pin meninggalkan kesan hangat di dalam hati, tapi dia harus menguburkan
perasaan ini jauh di lubuk hatinya paling dalam.
Dia sadar jika seorang laki-laki saat menghadapi banyak masalah dan harus diselesaikan, bila
terus memikirkannya malah akan menghabiskan waktu, perhatian dan perasaan kepada seorang
perempuan adalah suatu kesalahan besar.
Karena itu dia pun segera mencari Feng-hong-jian ke untuk memberitahu apa yang telah dia
lakukan dalam mengelabui Tian-zheng-jiao.
Sepanjang perjalanan, para 'Feng-hong-jian ke' sudah tahu bagaimana jahatnya dan bagaimana
hebatnya kekuatan Tian-zheng-jiao.
Ketika Hua Pin-qi tahu kalau adik ketiga yang diasuhnya sejak kecil sampai dewasa ternyata
adalah orang yang menguasai dunia persilatan dengan kejam, hatinya benar-benar terluka dan dia
tidak bisa mengatakan apa pun.
Yi-feng dan para pesilat Chang-bai-shan meninggalkan kota Kai-feng bagian timur. Di sebuah
penginapan dan tempat sembahyang bermarga Bao yang ada di sebelah barat kota Kai-feng,
tepatnya di sebuah kota kecil bernama Er-shi-li-pu.
Di luar tempat sembahyang bermarga Bao ini banyak ditumbuhi pepohonan besar. Di dalam
terlihat bersih dan kering. Musim semi dan musim gugur banyak yang datang untuk
bersembahyang. Di sekeliling tempat sembahyang banyak orang datang ke sini untuk melancong.
Tapi hari ini, saat langit gelap di sekeliling tempat itu, tiba-tiba muncul sekelompok orang
berbaju hitam. Mereka melarang siapa pun datang ke tempat itu.
Biksu-biksu penjaga tempat sembahyang ini merasa heran karena mereka ternyata diusir ke
kuil lain. Penduduk Er-shi-li-pu melihat kalau tempat sembahyang bermarga Bao ini sangat terang
dan banyak orang yang berkumpul. Semakin malam orang yang datang semakin banyak, mengapa
bisa hal seperti ini" Ini menjadi teka teki bagi penduduk Er-shi-li-pu.
Menjelang jam 3 subuh, jika ada yang belum tertidur, mereka akan mendengar teriakan
memilukan dari tempat sembahyang bermarga Bao.
Dan terlihat ada laki-laki yang berlumuran darah keluar dari sana, kemudian mereka kabur
dengan kalang kabut membuat kota Er-shi-li-pu yang biasanya tenang menjadi heboh. Tapi
penduduk yang selalu hidup tenang tidak ada yang berani untuk mencari tahu apa yang telah
terjadi. Hari kedua. 145 Ada beberapa orang memberanikan diri pergi ke sana untuk melihat-lihat. Tempat sembahyang
yang tadinya bersih sekarang penuh dengan darah.
Mereka sadar kalau di tempat ini telah terjadi pertikaian sengit, tapi siapa yang membunuh dan
siapa yang terbunuh" Bagi penduduk yang bukan orang persilatan, mereka tidak bisa
menebaknya. Ternyata ketika puluhan murid Tian-zheng-jiao dari markas cabang kota Kai-feng menunggu
kedatangan ketua mereka...
Di dalam dan di luar tempat sembahyang suasana sangat hening. Suara orang bicara pun tidak
terdengar. Pan-long-yun-gun berbaju emas, berdiri di depan, Xiao-sang-men Cheng Jing-ren
berdiri di sisinya. Dalam hati dia terus berdebar-debar karena dia takut kalau ketua datang ke sini
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk menghukumnya. Dari kejauhan terdengar seseorang memukul genderang menunjukkan sekarang jam 3 subuh.
Pan-long-yun-gun melihat anak buahnya lalu segera menurunkan perintah:
"Saudara-saudara, berbarislah dengan baik, ketua akan segera tiba. Malam ini kalian akan
melihat seperti apa wajah ketua kita, ini adalah keberuntungan kalian..."
Kata-katanya belum habis, tiba-tiba dari sekeliling tempat itu terdengar tawa yang menusuk
telinga. 5 sosok manusia memakai penutup wajah datang seperti hembusan angin. Sebetulnya di
sekeliling tempat ini telah ditanam tombol-tombol rahasia Tian-zheng-jiao tapi kelima orang
berbaju hitam itu, entah dengan cara apa mereka bisa masuk kesana dengan selamat.
Pan-long-yun-gun membentak:
"Sahabat, datang dari mana!"
Suaranya baru selesai, bayangan sese-orang mendekatinya, terlihat ada cahaya berkilau. Warna
biru keluar dari pantulan pedang menepisnya dari pundak ke bawah.
Jiang Bo-yang mendapatkan ilmu silat dari Song-shan, dan bukan ilmu silat sembarangan. Dia
berhasil menghindar ke pinggir tapi gerakan si baju hitam ini sangat cepat. Pedang menyerangnya
lagi 3 kali, setiap serangan mengarah pada nadi pentingnya. Dengan sekuat tenaga berusaha dia
melawan, tapi karena tidak membawa senjata otomatis tenaganya pun berkurang.
Dia terus membentak dan bertanya, tapi orang berbaju hitam itu sama sekali tidak mau
menjawab. Di sisi terdengar lagi teriakan memilukan. Dari suaranya, dia tahu kalau itu adalah teriakan
Xiao-sang-men. Dari sudut mata dia melihat Xiao-sang-men memegangi dadanya yang berdarah
kemudian tubuhnya limbung, akhirnya dia pun roboh.
Kemudian dalam ruangan, di sana sini terdengar teriakan memilukan kembali dan si baju hitam
sambil tertawa dingin diajuga membentak.
Hati Pan-long-yun-gun semakin kacau, jurus pedang lawan semakin cepat dan semakin
lihai. Jurus-jurus ganas dan pedang misterius, bagi orang terkenal seperti Jiang Bo-yang pun
belum pernah melihat jurus seperti ini.
Karena cemas dia pun tidak bisa berpikir, sebuah kilauan melewati tangannya membuat tangan
tergores panjang, darah segera bercucuran.
Melihat situasi seperti ini tiba-tiba dia menyerang dengan kepalannya. Ilmu andalan Shao-lin-si
dikeluarkannya. Ini adalah ilmu kepalan tingkat tinggi, benar-benar sangat dahsyat. Walaupun
orang berbaju hitam itu berilmu tinggi tapi saat dia melihat ilmu ini, dia sempat mundur dua
langkah. Setelah Jiang Bo-yang mengeluarkan jurus-jurus kepalan andalannya dan berhasil membuat
lawan mundur, dengan tenaganya dia pun bersalto kabur dari sana.
Sejak tadi dia sudah melihat keadaan yang terjadi, ujung kakinya bertumpu kemeja
sembahyang, tubuhnya berputar, seperti sebuah busur dia meluncur keluar dari jendela. Sekarang
dia berusaha menyelamatkan diri dulu.
Di dalam ruangan itu terdengar teriakan minta tolong orang-orang Tian-zheng-jiao yang
semakin keras. Walaupun dia mendengar, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Sambil mundur, dia baru sadar kalau tombol-tombol rahasia yang terpasang di luar semua
sudah berhasil dikuasai lawan. Ilmu silat orang berbaju hitam itu sangat tinggi, benar-benar
membuatnya terkejut. Siapakah orang baju hitam ini sampai sekarang pun dia belum tahu.
146 Karena itu Tian-zheng-jiao di kota Kai-feng berhasil dibuat hancur berantakan oleh seseorang
yang misterius, yang pasti semua ini adalah hasil perbuatan Yi-feng.
Yi-feng dan para Feng-hong-jian ke, malam itu meninggalkan Kai-feng dan Er-shi-li-pu.
Kuda berlari semalaman. 'Feng-hong-jian ke' sekian lama tinggal di luar Jian-nan. Malam ini
mereka baru merasa puas karena bisa mempraktekkan ilmu-ilmu mereka, hati mereka masih
terasa bergolak dan tidak bisa ditahan.
Sampai-sampai Hua Pin-qi yang sudah tua pun, sambil menunggang kuda masih terus
membicarakan hal yang terjadi semalam tadi.
0-0-0 BAB 49 Perubahan di kota Xun-yang
Yi-feng terlihat tersenyum, dia sangat mengerti para pesilat yang datang dari luar Zhong-yuan
ini, walaupun mereka mempunyai ilmu silat tinggi tapi mereka belum pernah mempraktekkan ilmu
silat mereka di pertarungan persilatan. 'Fei-hong-qi-jian' bisa sampai terkenal di kalangan
persilatan, semua itu karena perjuangan dan jasa guru mereka.
Seperti seorang tuan yang mempunyai uang berlimpah, walaupun uangnya banyak tapi kalau
seharian dia hanya diam di rumah, semua akan percuma. Dia tahu kalau uang banyak gunanya,
tapi dia belum pernah mencoba untuk memakainya. Saat dia mengetahui kegunaan uang...waktu
itu uangnya yang bertumpuk di rumah, bisa memberikan arti lain baginya. Dan kesenangan yang
timbul di hati tuan itu tidak bisa ditebak siapa pun. ' Bagaimana dengan Yi-feng sendiri"
Dia menikmati rasa senang ini. Malam semakin larut, kuda masih berlari dengan kencang.
Sekarang hatinya benar-benar merasa bebas. Kekesalannya selama dua tahun yang menumpuk di
hatinya, malam ini hilang sebagian.
Hari mulai terang, pagi di awal musim semi, rasa dingin menusuk tulang. Tapi kuda dan
penunggangnya terlihat berkeringat. Mereka tidak merasa dingin.
Setelah matahari terbit, mereka telah tiba di perbatasan Shan-xi di kota Xun-yang.
Yi-feng yang pertama tiba di pintu kota. Karena hari masih pagi, pintu kota belum dibuka. Yifeng
menoleh dan berkata: "Pintu kota belum dibuka, tapi setelah kota Xun-yang, di depan sana sudah tidak ada kota
besar lainnya lagi. Lebih baik kita singgah dulu di sini, sambil menunggu pintu kota dibuka, lebih
baik kita menginap dulu di sana, setelah itu baru meneruskan perjalanan!"
Dia telah lama berkelana, tapi 'Fei-hong-qi-jian' baru pertama kali memasuki Zhong-yuan, maka
semua Yi-feng yang memutuskan. Karena itu sekelompok orang ini terlihat beristirahat di luar
pintu kota. Semua yang terjadi di dunia terkadang sering terjadi secara kebetulan. Kebetulan ini membuat
hal yang telah kita rencanakan harus diubah. Kalau mereka tidak memasuki kota Xun-yang dan
memutuskan segera pergi dari sana, hal yang terjadi tidak akan seperti sekarang. Kejadiannya
begitu rumit, tapi mereka ingin menunggu sampai pintu kota dibuka, sepertinya semua ini telah
diatur dan direncanakan oleh Tuhan.
Hari baru saja terang, dan pintu kota baru saja dibuka. Yi-feng memutar kudanya, bersiap-siap
memasuki kota. Tapi di depan pintu yang baru dibuka itu, muncul seekor kuda yang sedang berlari
dengan kencang. Kuda itu berlari melewati Yi-feng.
Yi-feng tidak memperhatikan hal ini, dia hanya melihat penunggang kudanya berbaju mewah,
sewaktu melewatinya, orang itu bersuara:
"Kok?" Tapi Yi-feng tidak memperhatikannya, dia hanya menoleh sebentar untuk melihat, kemudian
Hua Pin-qi dan yang lainnya telah menyusul dari belakang. Dan bersama-sama mereka memasuki
kota itu. Tapi sewaktu mereka baru saja memasuki kota, dari belakang terdengar ada yang membentak:
"Berhenti!" Suara itu besar dan tinggi, seperti ada yang memukul besi dengan palu di pinggir telinganya,
membuat gendang telinga berdenging karena sakit.
147 Yi-feng dan Hua Pin-qi bersama-sama melihat, dari arah belakang muncul seekor kuda yang
sedang berlari ke arah mereka.
Orang itu adalah orang yang tadi berpapasan dengan Yi-feng di pintu kota dan berpakaian
mewah. Dengan sikap tidak suka, Hua Pin-qi menunggu kedatangan orang itu, lalu berkata dengan
dingin: "Sahabat, kau berteriak kepada siapa?"
Penunggang kuda itu memakai baju berwarnaungu tua, bajunya dihiasi dengan sulaman bunga,
disulam dengan benang berwarna kuning emas. Sepatunya tampak berkilauan karena banyaknya
batu hiasan yang dipasang di sana.
Dia berada di depan mereka, dia hanya melihat Hua Pin-qi sekilas, kemudian dia melihat Yifeng:
"Mengapa kau datang ke sini?"
Begitu Yi-feng melihat dengan jelas wajahnya, dia merasa darah di seluruh tubuhnya langsung
berhenti mengalir. Orang berbaju mewah ini, walaupun kurus seperti sebatang kayu, dagunya
masih ditumbuhi janggut kambing yang sangat jarang, tapi sorot matanya tajam seperti gunting.
Bukankah dia adalah si Wajah Besi, Wan Tian-pin yang berhasil dikurung oleh Yi-feng di Wu-liangshan"
Sekarang Yi-feng benar-benar terkejut, Hua pin-qi yang berada di sisinya terdengar marah dan
membentak: "Sahabat, Anda bicara dengan siapa" Anda...."
Kata-katanya belum selesai, si Wajah Besi dengan marah menatapnya, wajah kurusnya terlihat
lebih sadis lagi melihat Hua Pin-qi!
"Apakah kau tahu, kau sedang bicara dengan siapa?"
Dia melihat Yi-feng. "Hei, siapakah pak tua ini" Kalau dia sahabatmu, aku akan memaafkannya, kalau tidak...."
Yi-feng terkejut, dia pun merasa aneh. "Mengapa si Wajah Besi ini tiba-tiba bisa bersikap begitu
sungkan kepadaku" Sewaktu di Wu-liang-shan, dengan segala daya upaya dia berusaha
membunuhku, aku telah mengurungnya di gua rahasia di Wu-liang-shan, mengapa dia bisa
keluar"..." tiba-tiba dia teringat sesuatu.
"Sekarang aku tampil bukan dengan wajah asliku! Tapi apakah si Wajah Besi ini dengan Xiaowu
yang wajahnya mirip denganku yang sekarang, memiliki suatu hubungan?"
Sewaktu Yi-feng sedang berpikir, Hua Pin-qi berkata dengan nada dingin:
"Hei, apakah pak tua ini adalah teman Adik" Kalau benar, aku akan memaafkannya, kalau
tidak... Hhhh!" Yi-feng mendengar kata-katanya lalu menjawab pertanyaan Wan Tian-pin.
Wajah kurus kering Wan Tian-pin tetap seperti dulu tidak ada perubahan, benar-benar pantas
dijuluki Wajah Besi. Tapi Yi-feng melihat dari sorot mata Wan Tian-pin telah keluar aura
membunuh. Tiba-tiba si Wajah Besi menarik tali kekang kudanya, dia menyerang dengan telapaknya ke
arah Hua Pin-qi. Kuda meringkik panjang, kuda tidak memberontak. Kuda terjatuh dengan lemas,
kuda tidak bernafas lagi.
Sejak tadi Hua Pin-qi telah turun dari kudanya, begitu melihat kepala kuda yang ditumpanginya
hancur karena dipukul pak tua yang bermuka datar ini, dia merasa aneh.
Dia terkejut! Tenaga telapaknya benar-benar kuat!
Kuda yang tersisa tinggal 3 ekor. Waktu itu juga Mao Wen-qi dan kedua adik seperguruannya
segera mengeluarkan pedang masing-masing.
Wan Tian-pin tertawa dingin, dia terbang dari pelana menuju Mao Wen-qi, kemudian
menjulurkan kedua telapaknya. Kesepuluh jarinya membentuk kaitan. Jurus cakar elang dari si
Wajah Besi yang terkenal di dunia persilatan sekarang dikeluarkan di depan mereka.
Saat itu Yi-feng memikirkan hal ini dengan teliti, kemudian dia pun berdiri. Dia menggoyangkan
tangannya sambil membentak:
"Tetua Wan, harap berhenti!"
148 Si Wajah Besi berhenti mendengar teriakan Yi-feng. Tubuhnya yang kurus kering berputar di
udara kemudian kembali ke pelana kuda.
Tubuhnya yang kurus bergerak seperti ikan berenang di dalam air, berputar-putar di tengah
udara. 'Feng-hong-jian ke' menarik nafas panjang. Mereka tidak menyangka kalau pak tua yang
berpenampilan seperti tuan tanah ini mempunyai ilmu silat begitu tinggi.
Si Wajah Besi dengan dingin duduk kembali di atas pelana kudanya seperti tidak terjadi apaapa.
Sambil menghadap Yi-feng dia berkata:
"Cepat suruh mereka pergi, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu!"
Yi-feng memberi tanda kepada Hua Pin-qi dan lainnya dengan isyarat mata.
'Feng-hong-jian ke' sebenarnya terkejut juga marah tapi mereka terpaksa menahan
kemarahannya karena tahu kehebatan ilmu silat orang ini, apalagi Yi-feng memberi isyarat kepada
mereka. Mao Wen-qi membalikkan pergelangannya, memasukkan pedang ke dalam sarungnya. Wajah
Hua Pin-qi terus berubah, akhirnya dia meloncat ke atas kudanya. Mao Wen-qi membentak Wan
Tian-pin: "Hari ini karena melihat muka adik, aku tidak mau ribut denganmu. Dalam 10 hari kami akan
menunggu kedatanganmu dikota Xiang-yang."
Kata-kata ini ditujukan kepada Wan Tian-pin, sekalian memberi tahu kepada Yi-feng kalau
mereka akan pergi ke Xiang-yang, dan berharap dia segera menyusul mereka.
Yi-feng mengangguk. Dalam hati berpikir:
"Apa hubungan si Wajah Besi dengan Xiao-wu" Jika aku tidak berhati-hati, aku bisa terjebak."
Wajah Besi terdiam di atas kudanya, dia tidak mendengar kata-kata Hua Pin-qi. Sepertinya dia
sudah cukup mendengar kata-kata itu.
Empat orang dengan 3 ekor kuda yang ditunggangi 'Fei-hong-qi-jian' sudah berlalu dari sana.
Wan Tian-pin baru berkata dengan dingin:
"Melihat mukamu, sementara ini aku akan membiarkannya dulu hidup selama 10 hari lagi...
He!" Orang ini terkenal karena kekejamannya di dunia persilatan, maka cara bicaranya pun seram
dan dingin. Anehnya, perkataannya seperti belum pernah selesai, dan selalu diakhiri kata 'He" dan mewakili
arti lain. Dia menunjuk pintu kota dengan cemetinya:
"Ikut denganku keluar dari kota ini, bantu aku menyelesaikan sesuatu kemudian kita pergi
bersama ke Xi-liang-shan... He! Pemuda seperti kalian, bukankah sudah berjanji akan
menungguku di You SiKou, mengapa kau bisa berada di sini?"
Yi-feng sama sekali tidak mengerti apa maksud Wan Tian-pin, terpaksa dia menjawab asalasalan,
dan mengikuti si Wajah Besi keluar dari kota.
Dari sudut matanya, Yi-feng melihat si Wajah Besi tampak serius. Di lehernya masih terlihat
bekas luka berwarna ungu kehitaman. Yi-feng tahu kalau bekas luka ini adalah perbuatan dari si
Tangan Terampil, Xu-bai. Diam-diam dia mengeluh: "Wajah besi Wan Tian-pin benar-benar aneh, beberapa kali dia terancam maut sekarang dia
masih hidup dan berdiri dengan segar bugar di depanku, mengapa dia bisa kabur dari gua rahasia
itu" Jika dia tahu aku bukan orang yang dimaksudnya, mungkin akan terjadi pertarungan hidup
dan mati lagi di sini."
Setelah keluar dari kota itu, Wan Tian-pin melarikan kudanya dengan cepat, Yi-feng mengikuti
dari belakang. Sekarang keingintahuannya muncul. Dia ingin tahu bagaimana cara Wan Tian-pin
keluar dari gua rahasia itu" Lalu apa hubungan antara Xiao-wu dengan dirinya"
Kelihatannya Wan Tian-pin sangat hafal dengan jalannya, dia tidak melewati jalan besar
melainkan melalui jalan-jalan kecil. Salju di jalanan masih tampak bertumpuk sepertinya sudah
lama tidak ada yang lewat di sana.
Yi-feng merasa semakin aneh, apa yang akan dilakukan Wan Tian-pin"
149 Melihat wajah Wan Tian-pin yang kurus kering, sedikit ekspresi pun tidak ada. Mulut terkatup
rapat, tidak bicara sepatah kata pun.
Dalam hati dia memang merasa aneh tapi Yi-feng tetap tidak banyak bertanya.
Wan Tian-pin berputar 2-3 kali, jalan terlihat semakin sepi dan semakin terpencil, tujuan
mereka adalah ke sebelah timur kotaXun-yang.
Tempat yang mereka lalui semakin lama semakin terjal, untung kuda Yi-feng adalah kuda
sehat, untuk sementara waktu kudanya masih bisa mengikuti kuda Wan Tian-pin dari belakang.
Tapi karena telah menempuh perjalanan jauh, mulut kuda Yi-feng tampak berbuih, nafasnya pun
terengah-engah. Sesampainya di sisi sebuah hutan, tiba-tiba Wan Tian-pin menghentikan kudanya, kemudian
menurunkan tas besar dari punggung kuda. Tangannya melambai ke arah Yi-feng, dia sendiri pun
turun dari kudanya. Hutan ini tertutup salju, sepertinya tidak ada yang pernah lewat di sana. Tas yang dibawa oleh
Wan Tian-pin terlihat sangat berat tapi Yi-feng sampai sekarang tidak tahu apa tujuan Wan Tianpin
membawanya kemari. Wajah Besi Wan Tian-pin terkenal dengan ilmu telapaknya ternyata ilmu meringankan tubuhnya
pun tinggi. Dia membawa tas berat, sementara jalan dipenuhi salju tapi dia tetap bergerak dengan
lincah dan cepat. Tidak tertinggal jejak telapak kakinya di permukaan tanah. Dia masuk ke dalam
hutan. Begitu memasuki hutan, cahaya mulai berkurang, dalam hati Yi-feng terus berpikir:
"Apakah dia sudah tahu tentang identitasku" Apa dia memancingku ke sini untuk
membunuhku...." Tapi sekarang ini sudah tidak ada kesempatan untuk mundur dari sana, terpaksa Yi-feng
mengikutinya berjalan memasuki hutan.
Setelah memasuki hutan yang lebat, tiba-tiba Wan Tian-pin menoleh kepadanya memberikan
tas itu kepada Yi-feng. Dia tetap tidak bersuara. Yi-feng meraba-raba tas yang diberikan padanya.
Tas ini sangat berat dan selalu terdengar suara besi beradu. Ternyata benda yang ada di dalam
tas ini berisi senjata dan peralatan untuk membongkar.
Yi-feng terus melihat Wan Tian-pin yang terlihat misterius. Sambil berjalan, dia mengeluarkan
sesuatu dari balik dadanya. Setelah dilihat-lihat, Yi-feng baru mengerti ternyata Wan Tian-pin
datang ke sini untuk mencari sebuah benda berharga.
Benda yang dikeluarkan dari balik dadanya adalah 2 lempengan besi berwarna hitam. Itu
adalah alat yang dinamakan 'cahaya berputar' yang pernah diperlihatkan si Tangan Terampil, Xubai.
Yi-feng tahu manfaat benda ini dari Xu-bai. Sekarang dia hanya melotot melihat kedua
lempengan besi yang terlihat seperti tidak berguna itu.
Dengan pelan Wan Tian-pin menggeser kakinya kemudian meletakkan alat itu di bawah. Tibatiba
dia membalikkan tubuh, wajah seriusnya mengeluarkan tawa.
"Hei! Cepat keluarkan singkup dari dalam tas itu, bantu aku menggali di sini. Biasanya aku
selalu bekerja sendirian. Hari ini aku mencari seseorang untuk membantuku, ini pertama kalinya
kulakukan seumur hidupku!"
Yi-feng tahu julukan Wan Tian-pin adalah Tie-mian-gu-xing-ke' (wajah besi berjalan sendiri).
Seumur hidupnya dia belum pernah mencari seseorang untuk membantunya, ini bukan
bohong. Sekarang dia mencari Yi-feng untuk membantunya bekerja dalam misi rahasia ini, pasti karena
wajahnya yang sekarang ini...wajah Xiao-wu, ada hubungan erat dengan Wan Tian-pin.
Kalau tidak mana mungkin Wan Tian-pin mengajaknya menggali benda berharga"
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Memang dalam hati Yi-feng terus menebak-nebak, tapi dari wajahnya tidak terlihat apa yang
sedang dia pikirkan. Dia membuka tas besar itu. Di dalam tas ada singkup dan peralatan lainnya,
semua adalah peralatan untuk menggali. Diam-diam dia ingin tertawa dengan dugaannya tadi.
Salju di atas permukaan tanah membeku menjadi es maka permukaan tanah menjadi sangat
keras, tapi dengan tenaga dari 2 pesilat tangguh ini, tanah keras pun bisa menjadi seperti pasir.
Tidak lama mereka berhasil menggali sebuah lubang besar.
150 Ketika Yi-feng sedang menggali, terdengar suara TANG cukup nyaring, singkup Yi-feng patah
menjadi 2. Ternyata singkup itu mengenai sesuatu. Sepertinya singkup Yi-feng mengenai benda
seperti besi. Wajah Tie-mian-gu-xing-ke' terlihat gembira. Dia mengambil singkup lainnya dan
mulai menggali lagi. Tiba-tiba dari dalam lubang terlihat sebuah kilauan. Ternyata benda itu
adalah uang perak dengan jumlah sangat banyak, kira-kira ada ratusan i ibu tail jumlahnya.
Yi-feng memang seorang yang jujur, tapi melihat jumlah uang begitu banyak di depan mata,
hatinya pun sedikit bergerak.
Tapi Wan Tian-pin hanya menarik nafas panjang kemudian dia melempar singkupnya. Dia tidak
merasa senang lalu berkata:
"Uang lagi, huh!"
Dari kata-katanya, uang perak yang jumlahnya begitu banyak ternyata tidak sepenting besi
jelek itu. Yi-feng merasa terkejut.
Terdengar Tie-mian-gu-xing-ke mengeluh lagi:
"Aku turun dari Wu-liang-shan, menghabiskan waktu begitu banyak, baru bisa menggali 3
tempat, tapi yang kutemukan hanya uang perak! Jika yang dimaksud benda berharga adalah uang
perak, benar-benar membuatku patah semangat!"
Benda sama tapi di depan mata dua orang, nilainya akan berbeda.
Uang perak dengan jumlah ratusan ribu tail di mata perampok besar ini, hanya seperti besi
tidak berguna, apalagi sekarang dia memiliki alat pengukur. Yang ingin didapatkan bukan uang
perak atau uang emas, tapi benda yang nilainya lebih tinggi.
Cahaya langit masuk melalui celah-celah pohon menyinari tanah. Yi-feng meloncat keluar dari
dalam lubang. Dibantu dengan cahaya yang berkilau ini, Yi-feng merasa cahaya ini benar-benar
menusuk matanya. Tie-mian-gu-xing-ke tertawa:
"Adik Xiao, jika kau suka semua uang yang ada di sini, aku akan memberikan padamu."
Tiba-tiba dia berkata lagi:
"Aku malang melintang di dunia persilatan cukup lama, di Gunung Wu-liang kau telah
menolongku...." Yi-feng segera mengerti, 'ternyata Wan Tian-pin yang berhasil kukurung di gua rahasia itu bisa
keluar dari sana karena ditolong oleh Xiao-wu.
Pantas sesudah dia keluar dari gua itu dia berhubungan dengan Xiao-wu.'
Tapi setelah mengerti duduk masalahnya, Yi-feng masih bertanya-tanya, 'mengapa Xiao-wu
bisa pergi ke Wu-liang-shan" Mengapa dia tahu cara membuka pintu rahasia gua itu"' Karena
terus berpikir dia lupa menjawab pertanyaan Wan Tian-pin.
Setelah keluar dari lubang itu, Wan Tian-pin berteriak:
"AdikXiao, kau naik dulu, kemudian ratakan lagi lubang ini dengan tanah. Uang perak begitu
banyak, aku tidak sanggup membawanya!"
Yi-feng mengiyakan lalu naik ke atas. Wan Tian-pin mengumpulkan tanah untuk menutup
lubang tadi. Setelah meloncat ke atas, Yi-feng berdiri di sisi Wan Tian-pin. Karena Wan Tian-pin terus
menguburkan lubang itu dengan tanah, dia tidak memperhatikan gerakan Yi-feng.
Dalam pikiran Yi-feng muncul suatu hal. Dia sadarkan asalkan dia melayangkan sedikit saja
tangan kanannya, dia bisa menyerang ketiak bagian bawah Wan Tian-pin, karena saat ini dia pasti
tidak ada persiapan. Dia tidak akan bisa menghindari pukulannya ini.
Tapi dia tidak melakukannya walaupun di kemudian hari bila dia bertemu dengan Tie-mian-guxingke dengan wajah aslinya dan akan terjadi pertarungan sengit, mungkin saja dia yang akan
kalah oleh Wan Tian-pin, tapi Yi-feng tidak sanggup melakukan hal licik seperti itu. Apalagi setelah
dipikir antara dia dan Wan Tian-pin tidak ada dendam yang dalam, mana mungkin Yi-feng akan
membunuh Wan Tian-pin dengan cara ini" Akhirnya dia membantu Wan Tian-pin menutupi lubang
itu dengan tanah. Dia tidak menolak juga tidak menerima uang perak pemberian Wan Tian-pin, karena dia
merasa uang dengan jumlah begitu banyak bukan milik Wan Tian-pin, dia tidak berhak
memberikan uang itu kepadanya dan dia tidak perlu menolak atau menerimanya.
151 Uang dengan jumlah begitu banyak, asalkan dipergunakan dengan benar bisa membuat banyak
orang hidup dengan bahagia, termasuk bisa membangun banyak usaha. Mungkin kelak dia akan
menggunakannya. Diajuga percaya uang dengan jumlah banyak ini jika jatuh berada di tangannya, dia akan
mempergunakannya dengan baik dibandingkan bila uang itu hanya terkubur di sini.
Karena itu dia ingin mendapatkan uang ini.
0-0-0 BAB 50 Perubahan yang terjadi tiba-tiba
Selama setengah tahun ini, dia selalu mengalami perubahan-perubahan aneh. Apakah Tuhan
telah menggantikan semua ini untuknya, karena ketidakadilan yang selalu menimpanya selama ini"
Seseorang yang tiba-tiba mendapatkan keberuntungan terus menerus, terkadang-kadang
malah bukan hal yang bagus!
Tanah yang tadi telah digali ditutup kembali, tapi tidak bisa kembali seperti keadaan semula.
Seperti perasaan seseorang, jika hatinya telah tersiksa walaupun datang perasaan untuk
menggantikan perasaan sebelumnya, apakah bisa menutupi luka yang telah tertoreh"
Sesudah keluar dari hutan itu, tiba-tiba Wan Tian-pin bertanya:
"Apakah kau akan memberi tanda di sini agar di kemudian kau lebih mudah untuk mencari
tempat ini dan mengambil uang perah itu?"
Yi-feng tersenyum dan menggelengkan kepalanya, dia melihat ke sekeliling. Dua ekor kuda
yang mereka tinggalkan di luar hutan tampak gemetar karena kedinginan.
Mereka naik ke atas kuda dan kuda terus berlari keluar dari tempat itu. Kuda-kuda itu seperti
manusia kalau berlari bisa mengusir rasa dingin.
Semalaman Yi-feng tidak tidur, sekarang dia berada di atas kuda dan tertiup angin dingin, tapi
dia sama sekali tidak merasa lelah.
Ketika dia berada di Xun-yang dia baru merasa perutnya sangat lapar sekali, dia selalu bertemu
dengan orang-orang yang tidak ingin ditemuinya!
Sebenarnya dia juga merasa aneh mengapa Wan Tian-pin memaksanya pergi ke Xi-liang-shan"
Apa yang telah terjadi di Xi-liang-shan"
Sejak bertemu dengan Sun-ming dan putrinya di Hua-shan, apa yang terjadi sepertinya di luar
kehendaknya. Terkadang hal yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak menguntungkan bagi-nya,
sampai-sampai dia sendiri pun tidak tahu mana yang lebih penting.
Dia berpikir sebentar kemudian melihat kedua mata Wan Tian-pin yang tajam seperti pisau,
yang saat itu sedang melihatnya menunggu jawaban darinya.
"Hei, dalam keadaan seperti ini mau tidak mau aku harus menuruti apa yang diinginkannya.
Apalagi aku tidak tahu keadaan Tuan Jian, Sun-ming, dan putrinya. Adik Pin entah pergi ke mana
karena marah kepadaku" Akar kekuasaan Tian-zheng-jiao sudah sangat kuat menancap di dunia
persilatan. Bila aku ingin membalas dendam, tidak bisa dalam waktu sehari dua hari akan selesai."
Yi-feng merasa banyak hal yang harus dia lakukan tapi dari mana dia harus memulainya, dia
sendiri tidak tahu. Karena itu dengan tertawa terpaksa dia berkata:
"Jika Tetua tetap memaksa, aku akan menuruti keinginan Tetua."
Wan Tian-pin mulai tersenyum:
"Anak muda harus begitu! Kau tenang saja, aku pasti memberi kebaikan padamu. Mungkin
sesampainya di Xi-liang-shan, bila aku mengusirmu pun kau pasti akan menolaknya!"
Kata-kata ini membuat Yi-feng seperti masuk ke kabut tebal lagi.
Sepanjang perjalanan, dia terus berpikir mengapa Wan Tian-pin memaksanya pergi ke Xi-liangshan"
Dia terus memikirkan jawabannya, tapi tetap tidak ada jawabannya. Hanya satu hal yang
didapatkannya, Wan Tian-pin tidak berniat jahat kepadanya.
Karena setiap kali bila dia bertanya, Tie-mian-gu-xing-ke akan menjawab sambil tersenyum:
"Adik Xiao, kau tidak perlu banyak bertanya. Sesampainya di gunung itu, kau bisa tahu dengan
sendirinya. Yang penting sekarang kita harus pergi ke Xi-liang-shan, dan ini tidak ada ruginya
untukmu." 152 Wan Tian-pin benar-benar menjaga rahasia ini dengan ketat. Dari kata-katanya sepanjang
jalan, dia ingin membuat Xiao-wu palsu...Yi-feng sebuah kejutan.
Yang membuat Yi-feng merasa kewalahan adalah sepanjang perjalanan Wan Tian-pin bertanya:
"Adik Xiao, aku lihat ilmu silatmu sangat tinggi, tenaga dalammu juga kuat dan punya dasar
yang kuat juga, siapakah gurumu dan dari mana perkumpulanmu?" Dia juga bertanya, "adik Xiao,
aku lihat kecuali ilmu silat, kau pun menguasai ilmu sastra, keluargamu pasti keluarga pelajar
bukan" Apakah ayah dan ibumu masih ada" Di mana kampung halamanmu?"
Semua pertanyaan-pertanyaan ini dijawab secara tidak serius oleh Yi-feng. Diam-diam dia
merasa beruntung karena sepertinya Xiao-wu sendiri pun belum pernah memberitahu semua ini
kepada Wan Tian-pin. Ketika tiba di kota Xin Yang, Wan Tian-pin bertanya satu kali lagi. Sesampainya di kota He-fei,
Ia menanyakan hal yang sama lagi. Yi-feng merasa beruntung karena daya ingatnya sangat kuat.
Dia mengulangi lagi jawabannya dengan kata-kata yang sama. Yi-feng hanya merasa aneh
mengapa Wan Tian-pin terus menanyakan keluarga dan identitas Xiao-wu"
Wan Tian-pin tinggal di Wu-liang-shan selama 10 tahun, saat kekuatan Tian-zheng-jiao muncul
dia sama sekali tidak tahu. Nama Xiao-wu pun tidak pernah dia dengar sebelumnya.
Dia terus bertanya, pasti bukan tanpa sebab. Hanya saja apa alasannya Yi-feng tidak tahu.
Wan Tian-pin dikurung di Wu-liang-shan oleh Yi-feng berkat akal cerdiknya. Walaupun ilmu
silatnya tinggi, tapi dia tidak bisa keluar dari balik dinding yang tebal itu, dan di gua itu tidak ada
jalan keluar lainnya. Awalnya dia berharap pintu gua bisa dibuka dari dalam, tapi setelah 3 hari, dia sadar kalau
harapannya kosong. Rasa lapar dan lelah membuatnya lemah dan hampir mati. Dia tidak berani
memasuki gua lebih dalam lagi, karena di sana masih ada mayat si Tangan Terampil Xu-bai.
Satu harapan demi satu harapan sirna seiring waktu tapi pesilat aneh ini tidak rela mati begitu
saja. Setelah dia minum darah Xu-bai yang mengandung obat mujarab, dia bisa bertahan hidup
selama beberapa hari. Dia duduk bersila di depan pintu gua sambil memukul dinding gua dengan
telapak Jin-gang-zhang. Dia sadar kalau tenaga telapaknya sangat kuat. Tapi berniat membelah dinding gunung ini
raasnya tidak mungkin malah dia merasa lebih haus, lapar, dan lelah.
Dia sama sekali tidak menyangka kalau suara tangan yang memukul dinding gunung bisa
terdengar oleh Xiao-wu, yang saat itu berniat mencari harta karun dan Xiao-wu mendengar kabar
kalau di gunung ini tinggal Pencuri Selatan dan Perampok Utara, maka Xiao-wu yang mempunyai
ilmu silat tinggi langsung mengetahui kalau di dalam gua itu telah terkurung Perampok Utara, Wan
Tian-pin. Wan Tian-pin merasa sangat senang, Wan Tian-pin memberi tahu cara membuka pintu gua
kepada Xiao-wu...karena sewaktu Yi-feng membuka tombol gua ini, dia sudah menghafalnya.
Karena itu Wan Tian-pin sekali lagi mendapat mujizat, Tie-mian-gu-xing-ke hidup kembali.
Kuda yang mereka tunggangi adalah kuda yang terbiasa menempuh jarak jauh, maka dengan
lancar mereka sampai di Xi-liang-shan di You Ji Kou. Jantung Yi-feng mulai berdebar-debar: "Jika
tiba-tiba Xiao-wu yang asli muncul bagaimana, apa yang akan terjadi?" Tapi Tuhan telah mengatur
semua ini dengan sangat sempurna.
Jika mereka tinggal di You-ji-kou satu hari saja, mereka akan bertemu Xiao Nan-pin yang
tertangkap dan diantar oleh Qi-hai-yu-zi untuk menemui Xiao-wu asli. Yang selalu teringat pada
benda berharga milik Pencuri Selatan dan Perampok Utara.
Mungkin jika mereka bertemu, waktu itu Yi-feng yang akan repot, tapi setelah itu tidak akan
terjadi banyak masalah tapi hal ini memang tidak bisa terjadi begitu saja.
Tapi siapa yang bisa menebaknya"
0-0-0 BAB 51 Perempuan berbaju hijau Bumi terlihat mulai terlihat gelap, karena hari mulai sore. Yi-feng menyimpan banyak
pertanyaan, dia mengikuti Perampok Utara, Wan Tian-pin pergi ke Xi-liang-shan. Jalan di gunung
153 sangat terjal, baru berjalan beberapa kilometer, hari mulai gelap dan cuaca bertambah dingin. Tiemiangu-xing-ke yang berjalan di depan sering kali membalikkan kepalanya mengajak Yi-feng
mengobrol. Mereka tidak menggunakan ilmu meringankan tubuh.
Tiba-tiba Wan Tian-pin membentak:
"Ikuti aku, hati-hati!"
Dia menghentakkan kakinya dan berlari ke sisi jalan. Yi-feng melihat, di sisi jalan ada hutan
rimba. Karena hari gelap maka hutan itu terlihat gelap dan tanpa batas.
Entah bermaksud apa Wan Tian-pin membawanya ke dalam hutan. Dia bertanya-tanya di
dalam hati, di depan terlihat Tie-mian-gu-xing-ke menyalakan korek apinya. Cahaya yang ada
sangat kecil tapi di hari yang begitu gelap, cahaya itu tampak seperti sangat terang.
Yi-feng sedikit ragu, tapi Wan Tian-pin tampak melambaikan tangan memanggilnya. Dalam
keadaan seperti itu, Yi-feng sadar dia tidak bisa mundur lagi, terpaksa dia ikut masuk ke dalam
hutan. Jalan yang mereka tempuh adalah jalan yang dilalui oleh Xiao Nan-pin pada hari ketiga, Tiemiangu-xing-ke sangat hafal dengan jalan di sana, sepertinya dia sering datang kemari.
Semua ini membuat Yi-feng merasa aneh, semakin masuk ke dalam hutan, hatinya semakin
waspada. Dalam kegelapan dia melihat Wan Tian-pin membawa korek api, kemudian terdengar ranting
yang terinjak, salju yang berderak, juga dedaunan yang jatuh berguguran. Suara ini membuat
suasana malam yang begitu hening menambah sedikit kehidupan.
Mereka berputar kesana dan kesini, akhirnya mereka sampai di bibir jurang. Hutan tidak terlihat
ada cahaya, maka cahaya yang terpantul dari langit membuat api yang dibawa oleh Wan Tian-pin
terlihat kecil. Di bawah jurang tampak gelap, tidak terlihat dasarnya. Di depan gunung terlihat ada bayangan
rumah sepertinya itu adalah sebuah pondok.
Yi-feng mulai merasa aneh...dia sudah lama berkelana di dunia persilatan, pengalaman-nya
cukup banyak, tapi belum pernah dia melihat di tempat berbahaya seperti ini dibangun sebuah
pondokan. Apa maksud Wan Tian-pin mengajak-nya kemari"
Sesampainya di tempat itu, Wan Tian-pin masih belum mengatakan apa pun, jika tiba-tiba dia
dibunuh di sini, bukankah Yi-feng yang rugi"
Tiba-tiba Wan Tian-pin tertawa:
"Adik, ini adalah tempat tujuan kita. Aku menghabiskan banyak waktu juga pikiran, baru bisa
membangun tempat ini. Orang persilatan yang pernah kemari tidak lebih dari 5 orang." Dari balik
kata-katanya, dia menganggap Yi-feng beruntung bisa datang kemari karena dia yang
mengajaknya. Yi-feng tertawa dan berpikir, 'Ternyata rumah yang ada di dalam hutan rimba ini adalah rumah
milik Wan Tian-pin.' Tapi dia berpikir lagi, Di tempat seperti ini membangun rumah tinggal, pasti untuk menyimpan
benda-benda berharga yang telah dijarahnya seumur hidup, tapi...'
Belum habis berpikir, Tie-mian-gu-xing-ke sudah bersiul panjang.
Siulannya seperti teriakan burung bangau terus bergema hingga menembus awan, di dalam
malam yang hening, suara itu dalam waktu lama masih terdengar jelas.
Yi-feng terkejut mendengar siulan Wan Tian-pin yang dilakukan dengan tiba-tiba. Dengan
bantuan cahaya korek api, dia melihat wajah Wan Tian-pin yang serius terlihat cemas kemudian
kedua matanya dengan bersemangat melihat rumah yang ada di seberang jurang.
Yi-feng adalah seorang yang sangat pintar. Dia segera berpikir, orang seperti Wan Tian-pin, jika
membangun rumah ini untuk menyimpan benda berharga, dia tidak akan bersikap seperti ini
kecuali kalau di sana ada benda yang bisa membuat Wan Tian-pin terlihat cemas seperti ini.
"Apakah ada sesuatu di sana?" Mata Yi-feng terus melihat ke seberang jurang itu, sesudah
bersiul di sekeliling tempat itu kembali sepi.
Bayangan rumah dalam kegelapan, terlihat diam, tidak ada suara balasan apa pun dari sana.
Wajah Tie-mian-gu-xing-ke tampak bertambah cemas lagi. Sepertinya dia bicara dengan suara
kecil: 154 "Ada apa ini?" Dia memungut sebuah batu kecil lalu melemparkannya ke seberang jurang.
Jarak dari sisi jurang yang satu dengan sisi jurang yang lain sekitar puluhan meter, apalagi
sekarang gelap jaraknya tampak lebih jauh lagi.
Tapi batu yang dilempar itu seperti sebuah bintang jatuh melewati jurang dan terdengar suara
BLETAK, batu itu bisa terlempar sampai di seberang.
Tenaga pergelangan Wan Tian-pin ternyata sangat kuat membuat Yi-feng terkejut melihatnya.
Wan Tian-pin yang berdiri di sisi Yi-feng, dia bersiul lagi, suara siulannya terdengar lebih tinggi
lagi. Hatinya yang cemas bisa terasa dari suara siulannya.
Tiba-tiba dari rumah di seberang jurang terlihat ada yang menyalakan lampu merah. Lampu
bergoyang tertiup angin. Wajah Tie-mian-gu-xing-ke sekarang terlihat senang. Tangannya yang
memegang korek api, membentuk lingkaran dengan miring kemudian dari arah berlawanan dia
menggambar lingkaran. Tiba-tiba rumah yang ada di seberang jurang terdengar suara sorak
kemudian lampu-lampu mulai dipasang semua. Rumah yang ada di seberang jurang sudah
dipasang lampu. Dari sisi sebelah sini rumah itu benar-benar terlihat seperti tempat tinggi dewa
dewi. Wan Tian-pin terkenal dingin dan kejam. Sekarang dia bisa terlihat sangat senang, sambil
tertawa dia berkata: "Adik, harap sabar sebentar! Aku akan membuat sebuah kejutan lagi. Hhhh!...Selama 10 tahun
ini, karena hal-hal seperti ini, aku telah membuat mereka melewati 10 tahun dengan kesepian.
Tidak disangka mereka masih menungguku di sini..."
Yi-feng tertawa. Setelah rumah yang ada di seberang jurang terlihat terang benderang, apalagi dengan
lotengnya tampak lebih terang lagi. Empat sudut loteng itu dipasang 4 buah lampu. Seorang
perempuan berbaju hijau tampak sedang menyandar ke pagar dan melayangkan tangannya.
Hal ini membuat Yi-feng terkejut. Dalam keterkejutannya dia mulai menebak-nebak sedikit.
Tiba-tiba Tie-mian-gu-xing-ke tertawa terbahak-bahak.
Sambil tertawa dia menepuk pundak-nya:
"Adik, lihatlah! Gadis yang ada di rumah sana adalah putriku. Aku, Tie-mian-gu-xing-ke selalu
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pergi kemana pun seorang diri. Orang dunia persilatan tidak akan ada yang menyangka kalau aku
mempunyai seorang putri..."
Kata-katanya baru selesai, dari rumah itu muncul seorang perempuan setengah baya,
rambutnya disanggul, dia dipapah oleh seorang pelayan dan berdiri di sisi pagar. Dia melambaikan
sapu tangan berwarna merah muda.
Yi-feng baru mengerti mengapa Tie-mian-gu-xing-ke selama berkelana di dunia persilatan
selalu seorang diri, tangannya berlumuran darah, tapi dia di tempat terpencil seperti ini, dia
membangun sebuah rumah yang ditinggali oleh istri dan putrinya.
Wan Tian-pin terus melambaikan tangannya. Tiba-tiba dari loteng seberang jurang terlihat
seorang perempuan berbaju hijau, tangan kirinya memegang sebuah lampion dia terbang dan
turun dari loteng. Gerakan badannya ringan dan indah. Dari jauh terlihat dia seperti seorang dewi yang baru
turun dari langit. Wan Tian-pin berteriak: "Hong-er! Apakah kau tidak takut?"
Sorot mata yang tajam terus menatap gadis yang ada di seberang jurang.
Pesilat berwajah besi ini sekarang melihat putrinya, seperti ayah-ayah lainnya di dunia ini,
matanya memancarkan perasaan yang dalam.
Diam-diam Yi-feng menarik nafas. Selama dan sepanjang perjalanannya dengan Wan Tian-pin,
baru sekarang dia melihat kalau Wan Tian-pin bisa memancarkan sedikit perasaan
kemanusiaannya. Sebenarnya di dunia persilatan, siluman-siluman yang kejam, ketika mereka berada di tengah
keluarga mereka, mereka pun seperti orang biasa, mempunyai perasaan seperti manusia biasa.
Hanya saja perasaan manusiawi ini kecuali di depan keluarga mereka, untuk keadaan lainnya tidak
mudah terlihat. 155 Di bawah loteng tempat untuk berdiri hanya beberapa meter. Gadis berbaju hijau itu berdiri di
tempat sempit itu. Angin malam yang dingin meniup bajunya yang berwarna hijau. Bajunya
berkibar-kibar. Dia seperti terbang mengikuti hembusan angin ini.
0-0-0 BAB 52 Memasang kain berwarna menjemput tamu
Yi-feng melihat ke seberang jurang, tiba-tiba dari loteng rumah itu diturunkan sehelai kain
panjang. Dua orang pelayan perempuan memegang ujung kain. Kemudian secara bersama-sama
mengibarkannya. Kain berwarna dan panjangnya mencapai puluhan meter itu tampak berkibar
tertiup angin. Tahulah kalau kedua pelayan itu mempunyai ilmu silat yang lumayan tinggi.
Tie-mian-gu-xing-ke kembali bersiul panjang. Tubuhnya bergerak seperti seekor bangau
terbang, dia terbang menuju kain berwarna itu, kemudian dia mengeluarkan sedikit tangannya.
Kain ditarik kembali, perampok besar yang terkenal di dunia persilatan ini mengikuti gerakan kain
yang ditarik kembali, dia telah menyeberangi jurang.
Dari jauh Yi-feng melihat gadis berbaju hijau itu memeluk ayahnya dengan erat. Perempuan
setengah baya itu tampak berbisik kepada kedua pelayan tadi, kedua pelayan itu segera
melambaikan tangannya, kain berwarna itu segera dilempar lagi. Kain bergerak seperti pelangi.
Yi-feng tidak segera mengikuti gerakan kain yang terbang itu. Karena banyak hal yang tidak
bisa diputuskan dengan sembarangan. Apalagi hal yang menyangkut hidup dan matinya. Yi-feng
juga manusia, kalau dia menyerahkan nyawanya ke tangan kedua pelayan itu, bukankah dia
bertindak sangat ceroboh"
Dalam keraguannya, terdengar Tie-mian-gu-xing-ke berteriak dari seberang sana:
"Adik, cepatlah kemari!"
Dia memukul kain berwarna itu, kain tampak bergetar dan terbang lagi, seperti seekor naga
sakti yang turun dari langit.
Dengan bantuan cahaya lampu, kain itu tampak berkilauan, kain itu seperti bukan terbuat dari
hasil tenunan. Suara Wan Tian-pin baru selesai, dari seberang jurang terdengar teriakan seorang perempuan:
"Apakah aku yang harus ke sana untuk menjemputmu" Di sini...."
Kata-katanya belum selesai, Yi-feng sudah tertawa, kemudian dia pun meloncat, bajunya yang
besar belum diselipkan di pinggangnya dengan rapi, maka baju itu pun berkibar, dia seperti
sedang menaiki angin. Saat tangannya memegang kain berwarna itu, tangannya terasa dingin, kain itu seperti terbuat
dari bahan emas juga seperti dari besi. Kedua pelayan itu bersuara, keempat tangan mereka
terangkat ke atas, kain berputar kembali, Yi-feng mengumpulkan nafasnya, tanpa menunggu kain
ditarik kembali, tubuhnya yang panjang melesat terbang ke angkasa.
Awalnya dia setengah membungkukkan tubuhnya, sekarang kedua tangannya direntangkan.
Sekarang dia naik lagi setinggi 2.50 meter, dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas, dia
meluncur seperti sebuah anak panah ke arah loteng, seperti sebuah lukisan.
Gadis berbaju hijau itu berteriak:
"Ilmu silatmu hebat!"
Tie-mian-gu-xing-ke juga tertawa panjang. Tiga orang itu dalam waktu bersamaan mendarat di
loteng. Tangan kanan perempuan setengah baya itu masih memegangi pelayannya, dengan suara kecil
dia berkata: "Tian-pin, mengapa baru sekarang kau pulang?"
Suara yang mengandung rasa rindu dan bingung, tidak membutuhkan kata-kata lainnya untuk
mengungkapkan perasaannya. Hanya beberapa kata ini telah membuat siapa pun yang
mendengar termasuk Yi-feng ikut merasa sedih.
Tampak Wajah Besi Wan Tian-pin agak berubah, dia melangkah ke depan, memegang tangan
kanan perempuan setengah baya itu dan menatapnya, tapi Wan Tian-pin tidak mengatakan
apapun. 156 Ribuan bahkan puluhan ribu bahasa, terbias dari tatapan mata mereka!
Perempuan setengah baya itu menyeka sudut matanya dengan lengan baju, dia berusaha
tertawa dan berkata: "Tidak disangka, kau akan pulang kali ini, dan kau membawa seorang tamu. Hhhh! Selama 10
tahun kami hampir melupakan dunia ini kecuali kami yang tinggal di sini, masih ada orang lain."
Diam-diam Yi-feng menghela nafas.
Perempuan setengah baya dengan rambut digelung, terlihat wajahnya lesu, kedua matanya
yang tadinya tampak bening, sudut matanya terlihat banyak kerutan, selama bertahun-tahun
waktu terindah dalam hidup perempuan ini dilewati dengan rasa sepi.
Wan Tian-pin menarik nafas dan berusaha tertawa:
"Ini istriku, ini Xiao-wu, Adik Xiao, Hei...Hui Qi, hari ini kita bisa bertemu kembali, semua ini
karena Adik Xiao, kalau tidak ada Adik Xiao, aku sudah mati."
Istri Tie-mian-gu-xing-ke memberi hormat kepada Yi-feng, Yi-feng segera membalasnya, dalam
hati dia berkata, 'Tidak disangka, siluman seperti Tie-mian-gu-xing-ke mempunyai istri dan anak
seperti mereka. Kalau aku memberitahu keadaan ini kepada orang lain, mungkin tidak ada yang
mempercayainya"' Dia melihat kedua pelayan tadi, dari jauh mereka terlihat seperti dua orang gadis belia, ternyata
setelah dilihat dengan teliti ternyata di sudut mata terlihat sudah ada kerutan. Mungkin usia
mereka sekitar 30 tahunan. Dari mata dan alis, terlihat kalau mereka hidup dengan kekhawatiran.
Ternyata sewaktu gadis-gadis ini baru datang mereka sangat belia, sekarang 10 tahun telah
berlalu, dandanan mereka tidak berubah, tapi hati mereka yang sedih telah membuat mereka
bertambah tua. Siapa yang bisa merasakan perasaan seperti ini"
Tangga yang panjang, mereka terus menuruninya, suami istri Tie-mian-gu-xing-ke senang
menyambut tamu. Beberapa pelayan terlihat mulai tua, mereka memegangi lampu dan terus
berjalan. Yi-feng berjalan di depan, gadis berbaju hijau itu tertawa kepadanya dan berkata:
"Waktu aku dan ibu pertama mendengar siulan ayah, kami masih tidak percaya kalau ayah
benar-benar sudah pulang! Pernah sekali waktu aku mendengar ada siulan, ternyata itu hanya
burung hantu yang berteriak dari luar, aku mengira itu adalah suara ayah, suara ayah yang
pulang!" Yi-feng merasakan tawa gadis ini mengandung kesedihan yang dalam.
Dia berpikir lagi mengenai dirinya sendiri, apa maksud Tie-mian-gu-xing-ke membawanya ke
sini" Dia mengeluh, mengapa hal ini bisa terjadi padanya" Wajahnya telah diubah dengan
ketrampilan tangan Xiao Nan-pin, dan secara kebetulan bisa mirip dengan Xiao-wu. Di dunia ini
memang banyak hal yang terjadi secara kebetulan, tapi bukankah kebetulan seperti ini sangat
jarang" Kemudian pikirannya menyambung, memikirkan tangan yang telah ikut campur dalam
perubahan nasibnya, yang telah membuatnya mengalami bermacam-macam kehidupan yang
aneh. Siapa yang menyangka berkat ketrampilan tangan Xiao Nan-pin, akan menyebabkan
terjadinya perubahan besar dalam dunia persilatan.
Dia menarik nafas, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, kemudian terdengar suara lembut
yan g berkata: "Hei, kau salah jalan!"
Ternyata yang menegurnya adalah gadis berbaju hijau itu, dia tertawa kepada Yi-feng,
sepasang matanya yang indah dengan tertawa menatapnya.
Tie-mian-gu-xing-ke tertawa:
"Adik Xiao, kau sudah jauh-jauh datang kemari. Hong-er, kau harus menjadi nona rumah yang
baik!" Gadis itu mengulurkan tangannya dan tertawa:
"Mari, ikut denganku!"
Dia berputar, lalu membawa jalan, melihat sosok punggungnya, Yi-feng teringat pada
seseorang. Dunia begitu luas, dimana sekarang dia berada"
Tie-mian-gu-xing-ke benar-benar orang aneh, dia bisa membangun rumah yang sulit dicari oleh
siapa pun. Dia pun mendekor rumah begitu mewah, tidak semua orang bisa memikirkan hal ini.
157 Gadis berbaju hijau itu turun dari loteng, dia mendorong sebuah pintu, terlihat cahaya hijau
memancar dari dalam kamar itu.
Wan Tian-pin tersenyum dan memberitahu, Yi-feng masuk dengan perlahan. Perabotan kamar
itu tidak terlalu banyak, ada sebuah dipan telah dialasi dengan sebuah tikar yang bahannya seperti
terbuat dari bahan kumis naga, masih terlihat ada sebuah rak berkaki tinggi terbuat dari akar
pohon yang usianya sudah ratusan tahun. Di atas rak ada sebuah tungku kecil yang digunakan
untuk membakar kayu wangi.
Kayu itu belum terbakar habis, asapnya yang wangi tampak membumbung naik ke atas langitlangit
kamar. Tirai dan kain pembungkus lampu semuanya berwarna hijau. Ditambah dengan baju
hijau yang dikenakan gadis ini, semuanya menjadi serba hijau. Bunga-bunga yang ditanam di
dalam pot-pot ditempati di sudut-sudut ruangan. Menghiasi kamar yang tidak terlalu luas, seperti
sebuah lukisan yang indah.
Seorang pelayan dari dalam membawa sebuah baki yang terbuat dari keramik. Di atas baki
terlihat ada 4 buah cangkir berisi teh harum dan masih panas. Dia meletakkan keempat cangkir itu
di atas meja kecil yang ada di sebelah Yi-feng.
Seorang pelayan berbicara dengan berbisik kepada perempuan setengah baya itu, terlihat
perempuan itu tertawa: "Kau ini! Semakin lama semakin bodoh, tentu saja kau harus menyiapkan sayur dan arak, masa
kau harus bertanya lagi padaku?"
Wan Tian-pin tertawa terbahak-bahak:
"San-San, kau telah tumbuh besar! Mengapa kau masih mengenakan baju yang modelnya sama
seperti 10 tahun lalu" Hhhh... sudah sepuluh tahun! Tidak disangka, semua tidak berubah, hanya
saja kalian, hhhh...hanya saja kalian sudah semakin tua."
Si Wajah Besi biasanya selalu memperlihatkan wajah datarnya, sekarang tiba-tiba dia tertawa,
bisa mengeluh, berarti perasaannya sedang bergejolak!
Bunga-bunga yang tumbuh di dalam ruangan itu membuat suasana menjadi seperti musim
semi. Orang-orang di sana tertawa dan terlihat sangat menawan, hidup dalam hutan terpencil
walaupun tertutup kesedihan selama bertahun-tahun, sekarang tertutup oleh rasa suka ria karena
telah bertemu dengan orang yang dirindukan.
Yi-feng melihat Tie-mian-gu-xing-ke sama seperti orang biasa, punya perasaan, maka dia
merasa dia mulai dekat dengan Wan Tian-pin.
Tapi waktu teringat kembali saat dia berada di Wu-liang-shan, dia sangat sadis dan kejam, dia
merasa takut lagi. "Kalau dia tahu kalau aku bukan orang yang menolongnya yang bernama Xiao-wu, apa yang
akan terjadi?" Begitu dia mengangkat kepalanya, dia melihat sepasang mata Wan Tian-pin sedang
menatapnya, gadis berbaju hijau itu pun dengan sepasang matanya yang bening seperti air
melihatnya tanpa berkedip. Hati Yi-feng bergetar.
Ruangan itu hangat seperti musim semi, timbul pikiran aneh, 'Apakah maksud Wan Tian-pin
membawaku kemari. apakah semua ini untuk putrinya"'
Dia tersenyum dengan terpaksa, Wan tian pin
"Adik Xiao, berpuluh-puluh tahun orang persilatan memanggilku dengan sebutan Wajah Besi,
tapi begitu bertemu Adik, aku merasa julukan 'Wajah Besi' ini lebih cocok untuk Adik."
Diam-diam Yi-feng ingin tertawa, karena dia tahu semua perasaan yang berkecamuk di dalam
hatinya tidak terlihat dari wajahnya, karena tertutup rapat oleh topeng kulit manusia, sekalipun dia
tertawa, tapi kalau dilihat dari luar, tetap bermuka datar, apalagi ekspresi wajahnya yang lain,
lebih tidak terlihat lagi.
Lihat di dunia ini, orang yang bertopeng ternyata bukan hanya Yi-feng.
Topeng yang dipakai oleh orang-orang, kualitasnya berbeda dengan topeng Yi-feng... topeng
yang mereka kenakan terbuat dari kepura-puraan, pengalaman, dan hal lainnya.
Tapi topeng ini bersifat sama...untuk menipu orang-orang dan menutupi kebusukan-nya sendiri.
Wajahmu, apakah kau pun memakai topeng yang seperti ini juga"
Pikiran Yi-feng bercampur aduk dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit dimengerti...
158 Dia merasa ada secangkir teh panas disodorkan ke depannya, cangkir itu terbuat dari giok
hijau, air teh seperti berwarna hijau muda, ditambah dengan dua tangan lembut yang
menyuguhkan teh untuknya.
Dengan bengong dia menatap pemandang-an indah ini, terdengar suara lembut berkata
padanya, "Hei, minumlah teh ini! Namaku adalah Wan-hong, aku adalah putri dari ayahku..."
Setelah mengatakan ini, gadis cantik itu tertawa:
"Kau telah berbuat baik kepada ayahku, aku merasa sangat berterima kasih! Kelak kalau
terjadi sesuatu padamu, aku pasti akan membantumu!"
Kedua matanya yang bercahaya tampak berkedip seperti bintang di malam musim kemarau,
bola matanya seperti riak air sungai.
Setelah menerima cangkir teh itu, Yi-feng tidak bisa bicara apa pun, dia hanya mendengar tawa
Wan Tian-pin yang senang.
Dia sadar, kali ini kedatangannya keXi-liang-shan sebenarnya karena dia hanya sekedar ingin
tahu, tapi keingintahuannya ini malah membawanya mendapatkan kesulitan.
0-0-0 BAB 53 Jauh di langit, dekat di depan
Sewaktu Yi-feng berada dalam ruangan serba hijau ini, dia meminum teh panas yang berwarna
hijau juga. Saat itu adalah saat di mana Xiao Nan-pin sedang mendapat perlakuan yang belum
pernah dialaminya di dalam gua.
Yi-feng mana tahu apa yang terjadi pada Xiao Nan-pin. Seorang gadis yang sedang jatuh cinta,
demi Yi-feng, dia rela kehilangan miliknya yang paling berharga dalam hidupnya!
Malam itu Yi-feng menjadi orang yang sangat dihormati dan sangat dipentingkan. Suami istri
Wan Tian-pin melayaninya sampai pagi, mereka terlihat sangat berhati-hati padanya. Setelah itu
dia diatur tidur di sebuah kamar tidur yang dekorasinya pun serba hijau dan mewah. Akhirnya dia
mendapatkan kesempatan untuk beristirahat.
Tapi sewaktu dia tahu kalau kamar yang ditempatinya adalah kamar tidur putri Wan Tian-pin,
pikirannya mulai terasa kacau lagi.
Dalam hidup Yi-feng, telah terjadi perubahan-perubahan besar, semua terjadi karena
perempuan... Sebelum dia mengenai Xue Ruo-bi (istrinya), dia hanya seorang laki-laki yang tidak tahu apaapa
tentang cinta. Setelah dia bertemu dengan Xue Ruo-bi di sebuah jembatan kecil di Jian-nan, kehidupan-nya
berubah, berubah dari yang biasa menjadi beraneka ragam.
Kehidupannya menjadi beraneka ragam, tapi itu tidak bertahan lama, karena itu Yi-feng
merasa kecewa, merasakan kekosongan yang menyedihkan.
Dia juga mulai merasakan apa yang disebut siksaan perasaan, ternyata rasa ini lebih sakit
dibandingkan dengan siksaan lainnya!
Sewaktu seorang laki-laki melihat perempuan yang dicintainya sudah tidak pantas untuk dicintai
lagi, dan ternyata perempuan itu pun tidak mencintainya lagi, kekecewaan ini lebih berat
dibandingkan dengan putusnya harapan!
Semua hal yang mereka dulu anggap indah, sekarang malah terasa buruk, semua janji sehidup
semati hanyalah tipuan dan kepura-puraan.
Kalau perubahan ini terjadi secara perlahan dan dialami dalam jangka waktu yang lama,
mungkin perasaannya akan lebih baik. Tapi kalau terjadi secara tiba-tiba, rasa sakitnya akan
membuat siapa pun tidak tahan menerimanya.
Tapi Yi-feng bisa menerima perasaan seperti ini, yang pasti dia juga pernah memberikan
kesedihan pada orang lain, tapi itu bukan kehendak hati nuraninya.
Sekarang, melihat sorot mata Wan-hong, dia tahu kalau gadis ini telah jatuh cinta padanya.
Dan perasaan ini bisa dikatakan sengaja dibuat oleh ayah gadis ini, karena keadaan seperti ini
sangat kentara sekali. 159 Yang paling celaka adalah dia sadar kalau dia bukan orang sebenarnya, dia sedang menyamar
sebagai Xiao-wu. Sekarang dia mewakili perasaan orang lain.
Seseorang yang siang dan malam ingin dibunuhnya untuk membalas dendam kesumatnya. Hal
yang terjadi begitu rumit, dia menjadi bingung.
Dia tidak tahu bagaimana membereskan masalah ini, dia hanya bisa menyandarkan
kepalanya ke atas bantal berwarna hijau, dia masih merasa khawatir.
Matahari semakin tinggi, hari sudah siang.
Sekarang musim dingin tapi matahari muncul, sebenarnya saat seperti ini adalah saat yang
menyenangkan, tapi hati Yi-feng sekarang ini sama sekali tidak merasa senang.
Dia pun turun dari tempat tidurnya, mengenakan bajunya dan keluar dari kamar serba hijau
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan serba wangi itu. Dia berjalan ke ruang tamu.
Di ruang tamu tidak ada siapa pun, sisa-sisa barang kemarin sudah tidak terlihat ternyata sudah
dibereskan oleh pelayan. Tirai sutra berwarna hijau terlihat sedikit bergerak, hari ini matahari memang muncul, tapi tetap
ada angin. Yi-feng mengencangkan bajunya kemudian keluar dari ruang tamu.
Dia menyandar ke pagar yang dicat merah, lalu melihat jurang yang terjal, sambil mengenang
masa lalu, pikirannya mulai kacau lagi.
Tiba-tiba di sisinya terdengar suara tawa perempuan, wangi yang tadi diciumnya di kamar,
sekarang tercium lagi di sini.
Wan-hong tersenyum lembut dan berkata: "Apakah semalam kau tidur nyenyak?"
Yi-feng tertawa, dia menggerakkan tubuhnya hampir saja dia mengenai tubuh hangat itu.
Sewaktu dia sedang menatap ke seberang... Ada sebuah pemandangan yang hampir membuat
detak jantungnya berhenti, pemandangan itu muncul di depan matanya.
Sekarang matahari bersinar dengan terang, maka apa yang terjadi di seberang jurang akan
terlihat jelas. Seseorang berdiri di sisi jurang itu. Wajahnya terlihat pucat, rambut berantakan, di
sudut matanya terlihat bekas air mata, wajahnya tampak sedih...
Dia adalah Xiao Nan-pin yang sudah lama tidak dijumpainya.
Setelah dicabuli, Xiao Nan-pin dibawa oleh Qi-hai-yu-zi Wei-ao-wu ke You-ji-kou, di sana dia
hampir saja dicabuli lagi. Sewaktu dia berada dalam bahaya, dia diselamatkan oleh dewa
penolongnya... Di Xi-liang-shan, di sebuah gua rahasia, dia mengalami sebuah kehangatan sementara. Tapi di
sana pula dia kehilangan miliknya yang paling berharga dalam hidupnya, tapi dia pun sepertinya
mendapatkan sesuatu. Sewaktu dia berada dalam keadaan sangat tidak tenang, dia melihat 'dia' yang telah mengubah
kehidupannya telah pergi dari gua itu.
Dengan susah payah Xiao Nan-pin baru berhasil menemukan 'dia', maka bagaimana keadaan
hatinya sekarang, bisa dibayangkan.
Terhalang oleh sebuah batu besar dan jurang yang dalam, mereka hanya bisa saling pandang,
tanpa kata-kata dan tanpa bahasa, tapi dalam hati bagaimana perasaan mereka sulit dijelaskan...
Yang pasti perasaan mereka tidak sama.
Wan-hong melihat sikap orang yang ada di sisinya tampak berubah.
Dalam hidup gadis ini, selalu dilalui di rumah di hutan terpencil ini.
Sekarang dia telah menjual hatinya kepada pemuda yang sedang berdiri di sisinya.
Karena pemuda ini, seorang pemuda luwes dan begitu ramah, walaupun tidak bisa melihat-nya
tertawa, tapi dari kedua matanya yang bersinar terang, Wan-hong bisa melihat sebuah tawa
ramah. Dia pendiam dan jarang tertawa, lelaki seperti ini biasanya adalah seorang lelaki penuh cinta.
Dia berkhayal, dia tertawa dan dia berharap selamanya dia adalah pemuda yang paling baik dan
tepat untuknya. Apalagi pemuda inilah yang telah menolong ayahnya.
Sekarang, Wan-hong dengan sepasang matanya yang terang melihat 'dia' yang berdiri di
sisinya, dia sedang melihat 'dia' yang berada di seberang jurang.
"Siapakah perempuan itu" Mengapa sorot matanya terlihat aneh saat melihat 'dia'?"
160 Walaupun hanya sekejap, tapi bagi mereka bertiga hal ini seperti berlangsung dalam waktu
yang panjang. Xiao Nan-pin merasa dunia begitu luas, tapi tidak ada tempat baginya untuk singgah.
Kakinya seperti melayang, dunia ini bukan miliknya, tapi dia pun bukan milik dunia ini.
Bagaimana dengan Yi-feng"
Dia merasa aneh, mengapa Xiao Nan-pin bisa datang kemari"
Karena terlalu kaget, membuatnya tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Wan-hong yang masih berada di sisinya bertanya:
"Siapakah dia?"
Xiao Nan-pin yang berada di seberang jurang seperti tidak bisa berdiri dengan seimbang, dia
hampir terjatuh ke bawah jurang.
Yi-feng berteriak, kedua tangannya memegang pagar, jari tangannya melesak masuk ke dalam
kayu pagar. Secara refleks kedua tangan Xiao Nan-pin mencengkram dinding jurang, tapi tidak
ada sesuatu yang bisa diraihnya.
Hanya dalam waktu singkat dia telah terjatuh sedalam puluhan meter, jurang sangat dalam,
seperti akan menelannya. Yi-feng tidak bisa berpikir panjang, matanya melihat kain panjang yang masih terlilit di sudut
loteng, semalam kain itu digunakan untuk menyambut kedatangan tamu.
Dengan cepat dia menyabet ujung kain yang masih terlilit itu, kemudian ujung yang lain dia
serahkan pada Wan-hong, lalu dia berlari keluar dari loteng.
Perubahan yang terjadi sangat cepat.
Wan-hong dengan bingung menerima kain berwarna itu, belum sempat dia bertanya, Yi-feng
bergerak seperti seekor burung walet, lalu terbang keluar.
Jarak kedua sisi jurang paling sedikit sekitar 18-20 meter, Yi-feng meloncat ke seberang jurang.
Masih tersisa 7 meter lagi baru bisa sampai ke seberang. Yi-feng sudah melupakan hidup dan
matinya... Sewaktu perasaan manusia sedang bergejolak, bukankah sering melakukan tindakan seperti
ini" Dia mengumpulkan tenaganya, kedua kakinya bergoyang, sekali lagi dia terbang, sekarang dia
berada di tengah udara, tidak ada tempat baginya untuk menendang, walaupun dia bisa maju,
tapi tidak bisa dilakukan dengan maksimal!
Dia melihat ke seberang jurang, hanya tingal 3-4 meter lagi, baru bisa mencapai bibir jurang.
Justru dalam keadaan seperti ini jarak malah terasa sangat jauh. Kadang-kadang puluhan
kilometer terasa lebih dekat dibandingkan dengan jarak beberapa meter. Kadang hanya beberapa
meter tapi terasa jauh seperti di ujung langit.
Bukankah hubungan manusia pun berjarak seperti ini"
Sejak kecil Yui Feng telah belajar ilmu silat, selama 10 tahun dia belajar dengan tekun,
sekarang semua ilmu dia kerahkan, tapi tetap tidak berdaya mencapai apa yang dia inginkan.
Sewaktu dia sedang mengumpulkan nafasnya untuk melaju lagi, tubuhnya seperti bintang jatuh,
terus terjun ke dalam jurang. Awan hitam menutupi cahaya terang, bumi menjadi gelap dan
dingin. 0-0-0 BAB 54 Cinta kokoh Wan-hong yang berdiri di sisi pagar melihat keadaan seperti itu, dia berteriak, tangannya
mencengkram ujung kain berwarna itu, dalam hati dia terus berpikir, 'Siapakah perempuan itu"
Mengapa dia begitu mati-matian berusaha menolong perempuan itu"'
Kedua tangannya terasa ringan, ujung kain itu sudah tidak berat berarti sudah tidak ada orang
yang memegang ujung kain satunya lagi. Tubuh Yi-feng sudah meluncur masuk ke dalam jurang
yang tidak berdasar. Gadis yang pertama kali jatuh cinta ini merasa kepalanya pusing.
Tenggorokannya seperti tersumbat sesuatu, dia tidak bisa berteriak.
161 Setelah dia berhasil menenangkan dirinya, dia baru melihat ke bawah, dia seperti melihat ada
bayangan seseorang, bayangan itu bergerak pelan bergeser ke bawah.
Hanya saja karena cahaya matahari tertutup awan, maka bayangan orang yang sudah berada
di bawah dengan jarak 30-40 meter itu tidak terlihat. Dia berusaha untuk melihat, tapi tidak bisa
menebak siapa pemilik bayangan itu.
Suara ribut-ribut itu mengejutkan Wan Tian-pin, dia segera berlari ke loteng dan membentak:
"Apa yang telah terjadi?"
Wan-hong masuk ke dalam pelukan ayahnya, sambil menangis, dia menceritakan apa yang
telah terjadi. Wan Tian-pin terkejut, tapi dia berusaha untuk tetap menghibur putrinya:
"Tidak apa-apa. Dia sudah jatuh, dengan ilmu silat yang dimilikinya, dia tidak akan mati... nanti
ayah akan coba-coba turun untuk mencarinya, kau sudah besar, jangan menangis lagi!"
Dia mengelus rambut putrinya, tapi dalam hati dia merasa tidak yakin dengan perkataannya
sendiri. Tidak akan terjadi apa-apa pada Yi-feng itu tidak mungkin, siapa pun yang jatuh ke dalam
jurang, sekalipun dia mempunyai ilmu silat tinggi, tetap akan sangat membahayakan, tadi hanya
bahasa untuk menghibur putrinya.
Bagaimana nasib Yi-feng dan Xiao Nan-pin sekarang"
Tapi tenaganya telah berkurang, dia terjatuh ke dalam jurang, dan sekarang tali kain telah
berada di ujung. Walaupun keadaan sangat berbahaya, dia masih bisa menenangkan diri, waktu tidak
mengijinkannya untuk bertanya-tanya, biasanya manusia secara refleks bisa menentukan
semuanya. Ujung kain sebelah sana sudah tidak ada yang memegang, maka dia pun mengembalikan kain
itu ke tempat semula. Jarak antara Yi-feng dengan seberang jurang semakin jauh. Dia berpikir sebentar, kemudian
kedua kakinya menendang lagi.
Dia maju ke depan, gerakannya seperti anak kecil yang sedang bermain ayun-ayunan, dalam
keadaan hidup dan mati ini, bahaya yang terjadi sulit untuk diucapkan.
Dinding jurang memang tidak ditumbuhi rumput atau pun akar pohon, tapi dinding jurang itu
l>erlekuk-lekuk, celah gunung masih terlihat...
Dalam keadaan bingung Xiao Nan-pin, dia tidak bisa menggapai sesuatu.
Yi-feng berada dalam bahaya, dia merasa takut, tapi dia berusaha untuk menenangkan diri.
Di dalam hatinya ada satu keyakinan, yaitu dia harus mencari Xiao Nan-pin, walaupun Xiao
Nan-pin telah menjadi mayat. Saat seperti sekarang ini semua perasaan manusia akan muncul.
Orang-orang seperti Yi-feng terkadang akan mempertaruhkan nyawanya. Dengan sepasang
tangan yang kuat seperti besi, dia berusaha merayap di dinding jurang dan perlahan-lahan mulai
turun. Jurang sangat dalam, dia sendiri tidak tahu apakah dia mampu turun sampai ke bawah. Jika dia
tidak berhat-hati dia akan terjatuh, dan nyawanya akan melayang. Tiba-tiba terdengar suara
rintihan. Dia bertambah semangat.
Yang perlu diketahui, di tempat seperti ini tidak akan ada manusia, maka dapat dipastikan itu
adalah suara Xiao Nan-pin.
Suara rintihan ini memberitahu kalau Xiao Nan-pin masih hidup.
Karena terlalu merasa senang cengkraman tangannya kurang kuat, sebuah batu bergulir
melewati tubuhnya, tidak terdengar suara batu yang terjatuh itu sampai di dasar jurang.
Yi-feng merasa punggungnya menjadi dingin, tanpa terasa dia telah berkeringat dingin, segera
dia memfokuskan perhatiannya tidak berani berbuat ceroboh.
Kira-kira setelah turun 10 meter lebih, suara rintihan itu semakin terdengar jelas.
Yi-feng merasa aneh, jurang ini sangat terjal, di tengah-tengah jurang tidak ada tempat untuk
berpijak, Xiao Nan-pin terjatuh seperti bintang jatuh, mengapa bisa tersangkut di tengah-tengah
jurang" Kelima jarinya membentuk seperti kait dan mencengkram dengan kuat ke celah-celah batu,
kemudian dia pun melihat ke bawah, ternyata tidak jauh dari kakinya ada sebuah batu besar di
sana. 162 Di atas ditumbuhi dengan rerumputan berduri. Suara rintihan Xiao Nan-pin terdengar dari
rerumputan itu. Dia turun lagi beberapa meter, tiba-tiba dia berseru tertahan. Ternyata di balik rerumputan
tinggi itu ada sesuatu. Sepasang tangan berlumuran darah mencengkram rumput berduri itu
dengan erat. Yi-feng melihat itu untuk pertama kalinya.
Dia melihat wajah Xiao Nan-pin yang cantik penuh dengan darah. Darah memenuhi wajahnya,
membuat warna wajahnya yang asli sampai tidak terlihat.
Yi-feng menjadi lemas, hampir dia terjatuh lagi. Mata Yi-feng menjadi buram, apakah itu karena
embun atau air mata" Dia sendiri pun tidak tahu apa yang menyebabkannya.
Dia berusaha menenangkan diri dan melihat ke sekeliling sambil berkata:
"Ini aku, Nan Pin. Jangan takut!" Yi-feng melihat mata Xiao Nan-pin terbuka dan melihat
kepadanya langsung. Dengan suara terpatah-patah gadis itu berkata:
"Nan... Kakak... perempuan... perempuan tadi... itu siapa?"
Perasaan Yi-feng mengalir sudah seperti air sungai atau gelombang laut yang menerpanya. Dia
melupakan segalanya. Yang dia rasakan sekarang hanyalah cinta Xiao Nan-pin yang dalam
kepadanya. Karena itu dia tertawa:
"Nan Pin! Jangan bodoh, dia adalah putri temanku!"
Dia berusaha menghibur, terlihat sedikit tawa di wajah Xiao Nan-pin, dia terlihat seperti
sekuntum bunga mawar begitu indah dan harum. Xiao Nan-pin memejamkan matanya dan
berkata: "Kalau begitu... aku... aku merasa... lebih tenang... aku kira... kau suka kepadanya."
Kebingungan Yi-feng bertambah lagi. Hampir saja dia meloncat ke bawah untuk memeluk dan
menenangkan perempuan ini.
Walaupun tempat itu penuh dengan rerumputan berduri, asalkan ada perasaan tulus, rumput
itu bukan menjadi penghalang.
Sejak dulu sampai sekarang ini, benda apa yang lebih mahal dibandingkan dengan perasaan
yang begitu tulus" Yi-feng memotong kata-katanya. Demi rasa cinta yang tulus, dia harus lebih menyayangi
nyawanya sendiri dan nyawa Xiao Nan-pin tentu saja!
Sekarang adalah penghujung musim dingin. Musim semi akan segera tiba, dia ingin bersama
dengan Xiao Nan-pin menikmati musim semi yang cerah, dan menikmati kehidupan dan perasaan
yang tulus ini. Karena itu dia memberi semangat: "Adik Pin, semangatlah! Jangan berpikir macam-macam,
aku akan menarikmu keluar dari sana!"
Yi-feng merasa air matanya mengalir keluar. Air mata bening mengalir mengikuti garis
wajahnya, setetes demi setets, membasahi bajunya.
Ada laki-laki di mana air matanya tidak bisa mengalir, dikarenakan belum mencapai tahap yang
sangat menyedihkan. Tapi sekarang ini Yi-feng bukan merasa sedih melainkan karena terharu
dengan perasaan yang tulus.
Orang yang meneteskan air mata belum tentu dia merasa sedih.
Yi-feng berhasil menemukan sebuah celah, dia memasukkan tangannya ke dalam celah itu.
Selama puluhan tahun dia berlatih ilmu silat dan belum pernah berhenti sama sekali, walaupun
tangannya mencengkram kuat seperti besi, tapi dia merasa sakit hingga menusuk tulang.
Hanya saja rasa sakitnya ini tidak sama seperti sakitnya perasaan hati, perasaan sedih dengan
bercampur senang. Pelan-pelan dia membungkukkan tubuhnya, sebelah tangannya mencengkram dinding,
sedangkan tangan yang lainnya terjulur ke rerumputan. Dia terpaksa menjenggut rambut Xiao
Nan-pin dan mengangkatnya ke atas. Xiao Nan-pin merasa kesakitan dan dia merintih lagi, dia
berkata: "Kakak Nan, tenanglah, asalkan kau sudah kemari, aku tidak akan merasa takut. Aku... aku
sepertinya aku tidak sampai terluka parah."
Gadis yang setia pada cinta ini sekarang mempunyai semangat ingin hidup kembali, juga
bersemangat untuk melawan kematian. Maka perkataannya tidak terpatah-patah lagi.
163 Yi-feng merasa Xiao Nan-pin sangat ringan. Dia tersenyum untuk menghibur, karena dia tahu
ilmu meringankan tubuh Xiao Nan-pin belum hilang. Darah yang memenuhi wajah dan tangan Xiao
Nan-pin hanya luka luar. Mereka bersemangat untuk merangkak naik ke atas.
Yi-feng melihat ke atas, jarak ke atas jurang tinggal 30 meter lagi, dia percaya dengan
kemampuan ilmu silatnya dan Xiao Nan-pin, walaupun masih jauh, dia yakin mereka sanggup naik
ke atas. Awan hitam menutupi cahaya matahari sekarang hilang entah ke mana.
Sekarang Yi-feng merasa dunia ini penuh dengan kehidupan, setiap bergerak satu meter, dia
merasa bahagia. Kadang-kadang kita menganggap kalau kebahagiaan sudah sangat dekat, padahal sebenarnya
masih sangat jauh, jauh hingga tidak terbayangkan!
Yi-feng tahu kalau perjalanan mereka ke atas jurang adalah perjalanan yang sangat sulit.
Dia melihat Xiao Nan-pin, keadaannya benar-benar membuat Yi-feng sedih. Wajah, tangan, dan
badannya penuh dengan darah, rambutnya berantakan dan bajunyarobek di sana sini.
Tapi perempuan yang dipenuhi dengan rasa cinta ini, merasa sangat bahagia. Kebahagiaan ini
membuat siksaan batinnya berkurang.
"Ternyata semalam 'dia' adalah Kakak Nan," hatinya merasa bahagia dan hangat, tidak ada
bahasa yang bisa mengungkapkannya.
Sekarang dia tahu bahwa Kakan Nan juga menyayanginya. Jika tidak mempunyai perasaan
seperti itu, untuk apa dia berusaha menolongnya sampai harus menempuh bahaya"
Karena itu Xiao Nan-pin tertawa, pelan-pelan dia berkata:
"Kakak Nan, apakah kau merasa lelah" Apakah harus kupapah?"
Yi-feng tertawa dan menggelengkan kepalanya. Pelan-pelan dia meraih pinggang Xiao Nan-pin
karena Yi-feng tahu yang membutuhkan bantuan sekaran ini bukan dirinya, melainkan Xiao Nanpin.
Selama ini, ilmu silat 'cecak' yang belum pernah dilatih sekarang dia bersemangat tinggi
menggunakan ilmu meringankan tubuh untuk merayap...semua ini dipastikan karena dia
mempunyai dasar ilmu silat tinggi.
Perjalanan merangkak memang sulit, tapi kemana pun itu, pasti itulah tujuannya.
Ketika Yi-feng mengangkat Xiao Nan-pin ke atas jurang dia menyusul meloncat ke atas. Dia
menganggap sekarang ini dia adalah orang yang paling beruntung di dunia ini.
Dia terbaring telentang untuk mengambil juga mengatur nafasnya, setelah itu baru membuka
mata. Xiao Nan-pin masih diam berbaring di sisinya. Awan putih masih menggantung di atas, sinar
matahari masih bersinar, Xiao Nan-pin sadar kalau semua ini bukan sekedar mimpi, maka
perasaan bahagia memenuhi hatinya.
Yi-feng membalikkan tubuhnya, sorot matanya yang lembut melihat Xiao Nan-pin. Dia
mengenakan baju berwarna ungu muda, sekarang telah berubah warna menjadi hitam keabuan.
Baju bagian dadanya sobek, terlihat baju dalamnya. Dadanya yang terlihat montok, terlihat
berdetak kencang, darah lengket melekat di bajunya dan sekarang disinari matahari, maka terlihat
sangat menyilaukan. Karena itu Yi-feng segera mengalihkan perhatiannya ke wajah Xiao Nan-pin.
Wajahnya yang cantik dipenuhi dengan luka! Kulitnya yang mulus tergores, sehingga terlihat
luka berwama merah. Darah mulai mengering, ada juga yang masih melekat di lukanya. Luka agak dalam ini masih
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
meneteskan darah. Wajah yang tadinya terlihat sangat cantik sekarang terlihat sangat jelek!
Yi-feng tidak tega melihatnya, dia berjongkok disisi Xiao Nan-pin. Matanya terlihat
kebingungan. Xiao Nan-pin pelan-pelan membuka matanya, dia melihat kekasihnya saat ini terus
memandang wajahnya. Karena itu gadis yang sangat setia pada cinta ini tertawa. Tawa membuat kulit wajah tertarik
dan sakitnya jadi bertambah. Tapi baginya ini adalah hal biasa! Xiao Nan-pin menjulurkan
tangannya. Tangan yang putih terluka, ada sebagian karena luka terlalu dalam sampai terlihat
164 tulang putihnya. Dia dengan lembut memegang telapak Yi-feng walaupun keadaan tangannya
sedang terluka. 0-0-0 BAB 55 Budi dan dendam sulit dibedakan
"Istirahatlah dulu! Lihat kau sudah tampak sangat lelah...." katanya sambil menarik nafas.
Hatinya merasa bahagia, dia berkata lagi, "Tadi pagi ketika aku terbangun, aku tidak melihatmu di
sisiku, apakah kau tahu aku merasa sangat sedih karenanya, aku...."
Dengan malu-malu dia tertawa manja:
"Aku mengira yang semalam itu bukan dirimu, melainkan Xiao-wu yang kurang ajar itu. Kakak
Nan, lebih baik kau buka topengmu. Biarkan aku melihat wajah aslimu. Aku tidak suka dengan
topengmu, selalu membuatku merasa khawatir."
Kata-kata lembut ini diungkapkan oleh seorang gadis yang sedang berada dalam keadaan
lemah. Tapi bagi Yi-feng kata-kata ini seperti petir di siang bolong, membuat siapa pun yang
mendengarnya akan terkejut! Pikirannya mulai kacau lagi!
Xiao Nan-pin tidak tahu apa-apa, dia mulai berkhayal mengenai masa depannya yang bahagia.
Dia tertawa lembut dan berkata:
"Semalam jika kau tidak datang menolongku, aku... aku tidak tahu harus bagaimana lagi."
Dengan malu-malu dia tertawa:
"Begitu kau datang, aku... aku benar-benar tidak menyangka kau begitu... jahat! Kakak Nan,
jangan tinggalkan aku lagi. Aku... aku sudah menjadi milikmu."
Dengan pikiran kacau, Yi-feng berusaha menyusun apa yang dialaminya semalam. Tapi dia
sadar ini adalah hal sebenarnya.
Karena bagi gadis yang sedang jatuh cinta ini, mengatakan hal sebenarnya adalah hal yang
sangat kejam. Yi-feng berlutut, dia berlutut di depan gadis ini. Dia tidak bisa berkata apa-apa.
Xiao Nan-pin dengan pelan memutar tubuhnya dan berkata manja:
"Kau ini, aku menyuruhmu membuka topeng, kau tidak mau menurut. Cepat buka topengmu!"
Yi-feng melihat wajah Xiao Nan-pin yang penuh dengan luka, dalam hati dia mengeluh. Dengan
sikap bingung dia membuka topeng dari wajah orang yang telah membuat banyak orang benci
kepadanya. Wajah sedih kembali terlihat.
Sekarang Yi-feng mempunyai perasaan yang tidak bisa diungkapkan, apakah itu adalah
perasaan sedih, kasihan, atau marah"
Tapi walau bagaimanapun dia tidak tega memberitahu kepada Xiao Nan-pin kalau 'dia' yang
semalam bukan dirinya. Dia tidak tega membuat gadis yang baru jatuh cinta ini terpuruk. Air matanya yang semalam
saja belum kering, sekarang bila di-tambah dengan luka baru, keadaanya sangat dikasihani.
Apalagi menurut pengalamannya selama ini berkelana di dunia persilatan, dia tahu luka Xiao
Nan-pin walaupun bisa sembuh tapi tidak akan mengembalikan wajahnya seperti semula.
Kalau seorang gadis cantik tahu, wajah cantiknya akan hilang, hal ini akan membuatnya merasa
menyesal seumur hidup. Untuk apa Yi-feng harus menambah beban kesedihan gadis ini"
Saat dia mengambil keputusan membuka topeng ini, saat itu juga dia telah mengambil
keputusan, biar dia yang menanggung semua ini. Dia tidak akan membiarkan gadis ini terhina lagi.
Dia menganggap keputusan yang diambilnya ini adalah keputusan benar dan tidak ada pilihan
lain. Dia memang merasa sedih tapi karena cinta tulus gadis ini kepadanya bisa menutupi semua
ksedihan ini. Karena itu dengan mata yang mulai tergenang air mata, dia berusaha tertawa kepada Xiao
Nan-pin: "Nan Pin, jangan banyak berpikir lagi. Semalam jika itu bukan aku, memang siapa?"
165 Yi-feng melihat wajah Xiao Nan-pin tertawa seperti sekuntum bunga. Tawa membuat wajahnya
yang tampak jelek dan penuh dengan luka terlihat menjadi cantik.
Karena itu Yi-feng berkata lagi:
"Istirahatlah dulu di sini, pejamkan matamu. Aku akan membawamu ke atas. Hhhh... tadi
pagi... tadi pagi, aku tidak tahu kalau kau pun bangun pagi, maka aku memutuskan kemari
mencari teman, tidak disangka malah terjadi hal ini...."
Dia menahan kesedihan yang dalam, mengakui dosa yang tidak dia lakukan.
Karena sekarang begitu melihat Xiao Nan-pin tertawa, dia bisa ikut tertawa.
Demi orang yang paling dibencinya, dia harus menanggung semua kesalahannya, ini benarbenar
menyalatkan! Jika kau pikirkan hal ini pelan-pelan, kau akan sadar kalau pengorbanan Yi-feng sangat besar
dan keberaniannya pantas diacungi jempol tapi...
Tiba-tiba di belakang mereka terdengar ada yang tertawa dingin dan seram. Yi-feng melihat ke
sekeliling, ternyata 'Tie-mian' dengan wajah tanpa ekspresinya melihatnya dengan sorot mata
dingin. Ketika kedua mata mereka saling beradu, mulut Tie-mian-gu-xing-ke mengeluarkan tawa
dingin. "Ternyata kau, tidak disangka seumur hidup aku berkelana di dunia persilatan bisa juga tertipu
olehmu." Tangan kanan Yi-feng memegang topeng, dia bersiap siaga.
Xiao Nan-pin membuka matanya melihat wajah Wan Tian-pin yang dingin. Dia terkejut.
Walaupun dia tidak mengenal Wan Tian-pin, tapi melihat keadaan ini, dia tahu kalau orang ini
bermusuhan dengan Yi-feng maka dia pun berusaha bangun dan duduk.
Yi-feng sudah berdiri, dia tahu Wan Tian-pin sudah mengenalnya. Hal ini akan sangat
merepotkan tapi dia tetap berusaha menghibur Xiao Nan-pin:
"Nan Pin, tidak apa-apa! Kau istirahat saja...."
Kata-katanya belum selesai, Wan Tian-pin tertawa dingin:
"Aku merasa aneh, apakah hatimu tertutup oleh minyak babi hingga kau menolongku keluar
dari gua itu?" Yi-feng mundur selangkah, dia melindungi Xiao Nan-pin tapi matanya terus melihat sepasang
tangan Wan Tian-pin, kemudian melihat ke atas sambil tertawa. Tawa Yi-feng membuat wajah
Wan Tian-pin berubah. Setelah tertawa Yi-feng kembali seperti semula. Sepertinya tawa panjang
tadi sama sekali tidak berarti apa-apa.
Mata Wan Tian-pin mulai bergerak, Yi-feng mulai bersiap-siap.
Waktu itu di sisi jurang terdengar teriakan suara perempuan. Dia adalah gadis berbaju hijau.
Dia berlari ke arah mereka.
Sosok hijau ini, saat kalanya menapak ke bawah, dia segera meluncur ke sisi ayahnya seperti
takut kalau ayahnya akan menyerang Yi-feng.
Tapi begitu melihat wajah Yi-feng, dia berteriak, dia menunjuk Yi-feng sambil bertanya dengan
nada terkejut: "Kau... kau... apa yang terjadi?"
Yi-feng melambaikan topeng kulit itu dan berkata:
"Tetua Wan, apa yang telah terjadi, Anda pasti sudah tahu. Sebenarnya antara aku dan Tetua
tidak ada dendam ataupun budi, kemarin... dan juga pagi ini, aku telah merepotkan Tetua. Tapi
aku janji, kelak aku pasti akan membalas budi Tetua. Tentang mengapa aku memakai topeng, ini
karena terpaksa. Tetua adalah orang pintar, tidak perlu kujelaskan lagi apa alasannya, tapi aku
tetap harus menjelaskannya. Aku sama sekali tidak bermaksud mempermainkan Tetua...."
Tie-mian-gu-xing-ke tertawa, sepasang matanya seperti elang terus melihat Yi-feng. Dia ingin
melihat rahasia apa yang tersimpan di dalam hati pemuda ini.
Sampai sekarang dia belum tahu kalau pemuda yang berdiri di depannya sekarang ini, bukan
orang yang telah menolongnya dari Wu-liang-shan...ini benar-benar tidak terbayangkan. dia masih
merasa aneh. Tapi wajahnya terlihat dingin dan seram.
166 "Seumur hidupku, dendam dan budi selalu kuputuskan tanpa keraguan. Tapi antara kita, budi
dan dendam telah bercampur menjadi satu. Jika kau tidak menolongku, aku pasti masih terkubur
di Wu-liang-shan, di gua rahasia itu. Tapi aku terkurung di sana pun karena kau, bocah tengik!"
Wan-hong membuka matanya yang besar. Dia hanya bengong di sisi ayahnya. Sesudah
mendengar kata-kata ayahnya, dia semakin tidak mengerti. Dia tidak tahu apa yang telah terjadi
di antara mereka. Yi-feng tersenyum. Dia ingin bicara lagi tapi
Wan Tian-pin sudah berkata:
"Ada budi, ada balas budi, ada dendam, ada balas dendam, ini adalah sifatku, aku membalas
dendam, tidak bisa membalas budi. Apakah semua itu adalah balas budimu?"
Diam-diam Yi-feng memuji Tie-mian-gu-xing-ke walaupun seumur hidup, jalan hidupnya tidak
benar tapi mengenai budi dan dendam, dia tetap bersikap seperti seorang laki-laki sejati.
Yang harus diketahui orang persilatan mengukur seseorang tidak sama dengan orang biasa,
apalagi mengenai 'budi' dan 'dendam', hal ini sangat diperhatikan oleh orang dunia persilatan.
Maka Tie-mian-gu-xing-ke benar-benar terganggu karena hal ini.
Dengan dingin Yi-feng melihatnya. Dalam hati dia terus berpikir, 'Apakah aku harus mengaku
kalau yang menolongnya keluar dari gua itu bukan aku, melainkan orang lain"'
Angin berhembus. Xiao Nan-pin mendekati Yi-feng.
Yi-feng sadar jika dia menjelaskan semua ini, Wan Tian-pin pasti akan segera menyerang-nya
dan dia sadar kalau dia tidak akan bisa mengalahkan Wan Tian-pin. Dia akan mati dan Xiao Nanpin
akan terpukul karenanya. Dia adalah seorang laki-laki sejati, mana boleh berpura-pura menjadi orang lain untuk
memperoleh keuntungan" Apalagi orang yang mirip dengannya itu adalah orang yang telah
menghinanya. Karena itu diam-diam dia menarik nafas sambil memegang tangan Xiao Nan-pin.
"Wan Tian-pin, aku akan jujur kepadamu, yang menolongmu dari gua rahasia itu bukan aku. Di
antara kau dan aku tadinya tidak ada dendam atau pun budi, tapi sekarang ada dendam tidak ada
budi. Jika kau mau membalas dendam pada-ku, silakan saja, tidak perlu...."
Kata-katanya belum selesai, terpotong oleh tawa panjang Wan Tian-pin.
"Benar-benar jantan! Sangat jantan!"
Wan Tian-pin tertawa: "Jika kau menganggap aku mudah ditipu, kau salah besar. Apakah aku akan percaya pada katakata
bohongmu itu?" Suaranya baru berhenti, Wan-hong yang bersandar ke tubuh ayahnya, pelan-pelan berkata:
"Ayah, kau tidak bisa membalas dendam juga tidak bisa membalas budi, jika begitu keduaduanya
tidak perlu dibahas lagi. Bukankah hal itu sangat bagus?"
Wan Tian-pin melihat putrinya, dia menarik nafas panjang.
Wan Tian-pin tahu putrinya telah jatuh cinta kepada pemuda itu.
Sebenarnya ini adalah harapannya, bisa dikatakan kalau semua ini dia yang merencanakannya.
Sekarang dia sendiri yang kebingungan.
Dia terus berpikir, tiba-tiba dia melambaikan tangan mencegah Yi-feng yang akan bicara.
Dengan dingin dia berkata:
'Tidak perlu banyak omong lagi, aku sudah mengambil keputusan...."
Pelan-pelan dia mengeluarkan jari telunjuk dan jari tengahnya, lalu berkata:
"Seumur hidup, dendam dan budi sangat jelas, aku tidak akan menggunakan cara air susu
dibalas dengan air tuba, tapi aku juga tidak bisa membiarkan dendam begitu saja. Maka aku akan
memberikan 2 pilihan kepadamu, kau boleh pilih salah satu."
Dengan sombong Yi-feng tertawa:
"Jika aku tidak mau memilih kedua-duanya, bagaimana?"
Wan Tian-pin sama sekali tidak mendengar perkataan Yi-feng, dia terus berbicara:
"Pertama, aku melihat kau adalah seorang laki-laki sejati, jika kau mau menjadi muridku,
semua dendam dan budi kuanggap selesai sampai disini. Menjadi muridku kau bisa belajar ilmu
silat dariku...buku Tian-xing-mi-ji bisa kita pelajari bersama-sama."
167 Wan-hong diam-diam merasa berterima kasih kepada ayahnya karena dia tahu kalau ayahnya
melakukan semua ini demi dirinya. Dia melihat Yi-feng, berharap sekali ini Yi-feng akan menjawab
'baiklah'. Tapi Yi-feng hanya tertawa dingin, tanpa banyak berpikir dia sudah berkata:
"Apa pilihan keduanya?"
Luka telapak Xiao Nan-pin sangat berat, tapi dia dengan lembut memegang tangan Yi-feng.
Dalam hati dia memuji sikap Yi-feng.
Raut wajah Tie-mian-gu-xing-ke berubah: "Pilihan kedua adalah... dulu untuk membangun
rumah rahasia ini, aku bolak balik Xi-liang-shan, baru berhasil memperoleh tempat ini."
Yi-feng merasa aneh mengapa Wan Tian-pin sekarang ini malah membicarakan hal yang tidak
penting. Wan Tian-pin dengan dingin berkata:
"Sebelum aku berhasil menemukan tempat ini, aku menemukan sebuah gua. Gua ini seperti
gua rahasia yang ada di Wu-liang-shan, hanya ada satu jalan ke sana. Aku akan mengantarkanmu
ke gua itu, budi dan dendam antara kita, semua akan kuanggap selesai bila dalam waktu satu
bulan kau tidak mati, aku akan melepaskanmu, tapi kau harus menuruti apayang kukatakan."
Dengan sikap meremehkan Yi-feng tertawa tapi Wan Tian-pin sudah membentak:
"Jika kau tidak memilih salah satu, jangan salahkan aku kalau aku akan membunuhmu!"
Wan-hong pelan-pelan menarik lengan baju ayahnya dan bertanya:
"Ayah, satu bulan terlalu panjang! Apakah kau bisa menunggu?"
"10 tahun bisa dilewati dengan cepat, apalagi ini hanya 1 bulan," jawab Wan Tian-pin, "dalam
waktu satu bulan, aku akan berjaga di depan pintu gua, kecuali kalau aku mati, jika tidak di dunia
ini tidak akan ada orang yang bisa mendapatkan buku 'Tian-xing-mi-ji'."
Yi-feng sudah tahu akan hal ini. Kelihatannya saja Wan Tian-pin tidak peduli tapi sebenarnya
dia sangat ingin mendapatkan Tian-xing-mi-jiitu.
Jika dalam jangka waktu 1 bulan dia mati, buku Tian-xing-mi-ji otomatis akan menjadi miliknya.
Jika dia tidak mati maka seumur hidup dia harus menuruti apa yang Wan Tian-pin inginkan,
otomatis dia memiliki separuh Tian-xing-mi-ji.
Sepertinya gua yang dimaksud adalah sebuah gua rahasia, dia tidak bisa kabur dari sana. Jika
dia tidak mau menerima salah satu persyaratan Wan Tian-pin, dia akan segera dibunuh. Mungkin
juga Xiao Nan-pin ikut terbunuh.
Waktu dia sedang dalam keadaan ragu, Xiao Nan-pin menarik-narik bajunya dan berkata:
"Katakan kepadanya, kalau kita akan memilih persyaratan ini."
Yi-feng mengerti maksud Xiao Nan-pin, maka dia pun bertanya:
"Di mana letak gua itu?"
"Ikut aku!" jawab Wan Tian-pin dingin.
Dengan langkah besar Wan Tian-pin turun dari jurang. Wan-hong berlari masuk ke dalam
rumah kemudian bersiul rendah.
Yi-feng dan Xiao Nan-pin mengikuti Wan Tian-pin berjalan dari jauh.
o-o-o BAB 56 Hati yang hancur Dengan langkah besar Wan Tian-pin berjalan di depan. Jika ada ranting pohon yang
menghalangi mereka, tangannya segera melayang, ranting-ranting pun langsung beterbangan.
Xiao Nan-pin memegang tangan Yi-feng. Mereka berdua berada di belakang Wan Tian-pin.
Darah di wajahnya sudah mengering, bekas lukanya sekarang terlihat lebih jelas, hanya saja Xiao
Nan-pin tidak tahu kalau dia terluka parah, dia masih mengira kalau wajahnya hanya terluka
ringan dan perhatiannya sepenuhnya tertuju pada Yi-feng. Tidak ada waktu bagi Xiao Nan-pin
memikirkan ini. Tidak lama kemudian mereka keluar dari hutan. Wan Tian-pin berbalik melihat lalu membentak:
"Ikuti aku!" Dia berbelok ke kiri. 168 Xiao Nan-pin benar-benar senang dan berpikir, 'Apakah gua yang dia maksud adalah gua yang
semalam kutinggali" Kakak Nan pasti sudah tahu.'
Dia berbalik melihat Yi-feng. Dia terlihat sedang mengerutkan dahi, seperti merasa khawatir.
Xiao Nan-pin merasa ane, 'Apakah dia sudah lupa pada gua itu"'
Dia mencubit tangan Yi-feng tapi Yi-feng hanya tersenyum, tidak ada ekspresi lainnya.
"Mungkin dia tidak ingin diketahui oleh pak tua Wan, maka dia seperti biasa saja," dia berusaha
menjelaskan pada dirinya sendiri.
Sekarang sudah siang, matahari bersinar sangat terang. Musim dingin sudah berlalu, awal
musim semi sudah lewat. Di bawah sinar mata-hari yang terang, Wan Tian-pin tidak memperlihatkan
ilmu meringankan tubuhnya, tapi dia berjalan dengan cepat, orang biasa tidak akan bisa
mengejarnya. Setelah berjalan kurang lebih 15 menit, Xiao Nan-pin tidak kuat. Yi-feng memapahnya karena
merasa kasihan. Xiao Nan-pin memejamkan mata, semua beban dia serahkan kepada Yi-feng, asal
dia bisa bersandar di tubuh Yi-feng, walaupun harus berjalan menuju kematian, dia tetap merasa
senang. Tiba-tiba Wan Tian-pin berteriak: "Sudah sampai, berhenti!" Xiao Nan-pin membuka
matanya, jantungnya berdebar-debar. Jalan ini bukan jalan menuju gua yang mana dia tidak dapat
melupakannya seumur hidup.
Wan Tian-pin berkata dengan dingin: "Celah gunung ini ada 30 meter. Kalian masuk dulu,
disana ada sebuah gua. di dalam gua tidak ada ular ataupun binatang buas, sekalipun ada;
dengan kemampuan ilmu silatmu, kau pasti bisa mengatasinya, setelah kau masuk, aku akan
menutup celah-celah gunung ini dan aku akan menunggu di sini selama sebulan. Jika kau bisa
menghancurkan sebuah batu, aku akan menambah satu lagi, tidak akan ada harapan bisa keluar
dari gunung ini. Mungkin beberapa hari ke depan karena merasa lapar kau tidak akan bertenaga
lagi." Yi-feng sama sekali tidak mendengar ancaman Wan Tian-pin, dia hanya menjawab:
"Terima kasih Anda sudah memberitahuku, tapi ini juga bukan kehendakku."
"Ayo masuk...." Wan Tian-pin mulai marah Dari jalanan gunung tampak datang seseorang
seperti terbang, dari jauh dia terlihat seperti seekor kupu-kupu berwarna hijau. Dia membawa
sebuah keranjang. Baju hijaunya tertiup angin melambai-lambai, benar-benar sangat indah.
Begitu Wan-hong datang, keranjang yang dibawanya segera diletakkan di bawah. Di dalamnya
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berisi dua piring sayur, semangkuk mie, masih ada sepoci arak. Tadi dia berlari kencang tapi mie
yang berada di dalam mangkuk, arak yang ada di dalam poci tidak ada satu pun yang tumpah.
Wan Tian-pin membalikkan tubuh. Xiao Nan-pin tampak berpikir, 'Mengapa gadis ini begitu baik
kepada Kakak Nan"' Karena cemburu, dia marah tapi perasaannya tidak dikeluarkan.
Sejak ribuan tahun lalu, perempuan yang tidak merasa cemburu sepertinya tidak ada.
Wan-hong berjalan ke sisi jurang. Dia mengangkat sebuah batu besar dan meletakkannya di
depan Yi-feng, kemudian mengeluarkan sayur dan arak lalu ditaruh di atas batu.
Sambil tertawa dia berkata: "Mungkin setelah kau masuk harus dalam jangka waktu lama baru
bisa keluar dari sana. Di dalam sana tidak ada makanan, makanlah dulu, baru masuk...keadaan
begitu terburu-buru, kalau tidak aku bisa memasak dulu untukmu."
Dia memberikan sumpit yang terbuat dari perak kepada Yi-feng:
"Sekarang cepatlah makan, jika sudah dingin tidak akan enak!"
Yi-feng melihat gadis naif ini. Dia menerima sumpitnya karena dia tidak tega menolak. Setelah
menerima sumpit yang terlihat sangat berat ini, pelan-pelan dia berkata:
Wanita Iblis 2 Sebilah Pedang Mustika Karya Liang Ie Shen Renjana Pendekar 11
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama