Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 18
ni. Aku usulkan agar Teng-heng menjadi pemimpin."
Dengan senyuman lebar Teng Lee berkata: Tu-heng dan
aku setuju jika Sia-heng menjadi pemimpin, Aku harap Siaheng tidak menolak lagi!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sia Yun Hong mengawasi ketiga pemimpin partai silat Ngo
Bi dan mengusulkan lagi: "Jika demikian, aku mengusulkan
Tio Goan Taysu yang memimpin saja!"
"Terima kasih!" jawab Tio Goan, "Tapi kami partai Ngo Bi
tidak bermaksud memiliki kitab-kitab itu. Kamt hanya rela
membantu demi kepentingan kesembilan par tai silat pada
dewasa ini menghadapi partai Thian Liong yang congkak itu!"
Dengan tidak menunggu jawaban Sia Yun Hong lagi, Tong
Leng Tojin berkata: "Kami dari partai Kun Lun telah ditugaskan
merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. maka tugas memimpin
lebih baik dipegang oleh Tio Goan Taysu."
Dengan tertawa Sia Yun Hong menambahkan Tio Goan
Taysu terkenal sebagai pemimpin yang pandai dan kami
semuanya setuju jika pimpinan dipegang oleh Tio Goan
Taysu, Aku minta Taysu tidak menolak tugas itu." Rupanya Tu
Wee Seng sudah tak sabaran, ia berkata "Sia-heng! Jika Tio
Goan Taysu menolaknya, Sia Heng saja yang menerima tugas
pimpinan itu, karena jika kalian saling tolak menolak, aku
khawatir orang-orang nya partai Thian Liong sudah berlari
jauh tak dapat dikejar lagi!"
Sia Yun Hong tersenyum dan menghibur Tu-heng. jangan
gelisah! Orang-orangnya partai silat Thian Liong sukar keluar
dari hutan yang lebat dan gelap ini. Kita hanya perlu
membakar hutan ini untuk memaksa mereka keluar, bukan"
Cobalah lihat, kemana mereka dapat berlari lagi" Apakah
mereka bisa mendaki lereng gunung yang demikian
curamnya?" Teng Lee tersenyum dan membantu menghibur "Kata-kata
Sia-heng betul! Kita tak usah khawatir mereka akan dapat
lolos dari kepungan kita!"
Agaknya Tu Wee Seng masih gelisah, dan ia tak dapat
berdiri tenang, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Melihat sikap itu, Sia Yun Hong berkata lagi: "Jika Tu Heng
tidak pereaya akan perkataanku, Tu-heng dapat bertaruh
dengan aku bahwa orang-orangnya partai Thian Liong tak
dapat keluar jika mereka berjalan terus!"
-ooo0oooLima partai silat berserikat lagi menggempur Thian Liong
Pay "KJta jangan membuang-buang waktu dengan saling
menolak Kita semuanya setuju Sia-heng memimpin dan
mengatur orang-orang kita!" kata Tu Wee Seng mendesak
Dengan tersenyum Sia Yun Hong berkata: "Baiklah, Ketiga
pemimpin partai silat Kun Lun telah ditugaskan merebut kitabkitab Kui Goan Pit Cekj ketiga pemimpin partai silat Ngo Bi
ditugaskan menggempur keempat iblis dari propinsi Sucoanj
Teng-heng bersama-sama kedua Suteenya ditugaskan
menggempur pemimpin cabang bendera merah dan pemimpin
cabang bendera biru: Tu-heng dan aku bertugas menggempur
pemimpin cabang bendera hitam dan pemimpin cabang
bendera putihj tetapi siapakah yang menggempur pemimpin
cabang bendera kuning" sebetulnya aku bermaksud minta
seorang murid dari partai silat Kun Lun....n
Tong Leng Tojin tidak menunggu kata-kata itu habis
diucapkan, ia segera berkata: "Kalian sudah mengetahui
betapa lihaynya orang-orang dari partai silat Thian Lions Apa
maksud Sia-heng memberi tugas seorang murid partai kami
untuk menggempur pemimpin cabang bendera kuning?"
Sia Yun Hong tersenyum dan berkata: "Kami semua telah
mengetahui ilmu pukulan Thian Liong Ciang dan ilmu silat
pedang Hun Kong Kiam Hoat dari Kun Lun Pay yang terkenal
Meskipun muridnya masih berusia muda, namun dengan ilmu
silatnya yang ti'nggi, aku yakin dia dapat melakukan tugasnya
dengan baik." Giok Cin Cu mengawasi Bee Kun Bu, dan berpikir "Jika
kita meno!ak, partai Kun Lun pasti akan dicela, jika kita
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menerima, aku khawatir dia tak dapat melawan pemimpin
cabang bendera kuning yang lihay." ia tak dapat mengambil
keputusan Tetapi Bee Kun Bu menghampiri Tong Leng Tojin dan
berkata: Teecu sudah sembuh, Teecu yakin dapat melakukan
tugas itu." "Lotee betul-betul bersemangat, sungguh tidak kecewa kau
menjadi murid Kun Lun Pay!" Memuji Tu Wee Seng,
Na Siao Tjap mengerutkan kening dan ia berbisik kepada
Pek Yun Hui: "Pek Cici, dia belum sembuh betul, dia tak dapat
bertempur melawan jago silat seperti Ong Han Siong, Cici,
lekas panggil dia!" Pek Yun Hui tersenyum dan menjawabnya: Tak mengapa,
biarlah dia pergi membela nama Kun Lun Pay!"
Na Siao Tiap lalu mengeluarkan sebutir pil obat yang
berwarna merah, Baru saja ia ingin memberikan kepada Bee
Kun Bu, ia segera berpikir "Jika aku berikan pil ini di hadapan
orang banyak, tentu akan diperhatikan Lebih baik aku minta
Lie Ceng Loan yang memberikan kepadanya
Lalu ia menghampiri Lie Ceng Loan dan berbisik: "Kau
berikan pil ini kepada Suhengmu dan suruh dia segera
menelannya." Lie Ceng Loan tersenyum, setelah menyambut pil itu, lalu
dihampirinya Bee Kun Bu. Pek Yun Hui menghela napas dan Na Siao Tiap menanya:
"Pek Cici, salahkan perbuatanku itu?"
Pek Yun Hui cekal tangan Na Siao Tiap dan berkata: "Kau
tidak berbuat salah, sebaliknya akulah yang telah melakukan
suatu kesalahan." "Salah apa yang pernah dibuat oleh Cici?" tanya Na Siao
Tiap, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sekarang aku tak dapat menjelaskan kepadamu." jawab
Pek Yun Hui, "Jika mereka telah berhasil merebut kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek, aku akan mejelaskannya kepadamu."
Na Siao Tiap tidak mendesak lagi ia hanya mengawasi
Bee Kun Bu dengan perasaan khawatir akan keselamatannya.
Gerak-gerik para gadis itu telah diperhatikan oleh Hian
Ceng Tojin, dan ia menghela napas dan berpikir: "Rupanya
ketiga gadis itu telah jatuh cinta terhadap Bu Jie. Aku khawatir
akan akibat nya. Jika aku biarkan asmara diantara mereka ini
berlangsung terus, dan tidak berusaha membereskannya,
mungkin soal ini akan menjadi sulit dan rumit.
Paling baik, setelah urusan di pegunungan Koat Cong San
ini beres, aku harus membawanya pergi ke puncak Kim Teng
Hong di pegunungan Kun Lun, dan melarangnya keluar
selama lima tahun, Mungkin juga dalam jangka waktu yang
agak Lama itu, masing-masing dapat merubah pikiran...."
Ketika itu ia melihat Lie Ceng Loan memberikan pil obat
kepada Bee Kun Bu seraya berkata: "Bu Koko, Siao Tiap Cici
minta aku memberikan pil obat ini kepada Koko."
Melihat pil obat itu, Bee Kun Bu terkejut, karena ia
mengenali bahwa pil obat itu adalah Leng Tan yang Na Siao
Tiap pernah berikan kepadanya ketika ia mabuk di atas
perahu di sungai Bin Kang. ia berpikir "Leng Tan ini mustajab
sekali dan diapun hanya memiliki lima butir Di atas perahu di
sungai Bin Kang dia pernah memberikan dua butir Dia selalu
membenci aku, mengapa dia memberikan satu butir lagi
kepadaku" Apakah dia khawatir aku belum sembuh betul dan
dia khawatir aku menggempur jago silat yang lihay" Meskipun
aku dapat melindungi diri dengan ilmu langkah ajaib Ngo Heng
Bi Cong Pu yang Pek Yun Hui telah ajarkan kepadaku, Akan
tetapi aku harus bertempur dengan hati-hati demi nama Kun
Lun Pay. Leng Tan ini dapat menyembuhkan luka-Iukaku, dan
menambah tenaga dalamku." Lalu ia telan pil obat itu.
Ketika itu Na Siao Tiap terus menatapnya, dan setelah
menelan pil obat itu, ia tersenyum, perbuatan kedua gadis itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
diperhatikan oleh banyak orang. Harus diketahui bahwa kedua
gadis itu sangat cantik dan tiap-tiap senyumannya
menggiurkan hati, Bee Kun Bu mengucapkan terima kasihnya dengan satu
senyuman pula, Lalu terdengar Tu Wee Seng memuji: "Sia-heng, kau betuIbetuI tepat menjadi pemimpin. kau telah dapat mengatur
orang-orang kita dengan baik sekali!"
Sia Yun Hong tersenyum dan berkata: Tu-heng terlalu
memuji. Kita masih belum yakin jika ketiga pemimpin partai
silat Kun Lun memperkenankan Bee Lotee menggempur
musuh." Tu Wee Seng tertawa, "Ketiga pemimpin Kun Lun Pay
berwatak luhur Demi kepentingan umum, mereka pasti
memperkenankannya," Dengan roman sungguh-sungguh Tong Leng Tojin
bertanya kepada Bee Kun Bu: "Pertempuran kali ini sangat
besar hubungannya dengan Kun Lun Pay kita, apakah kau
sanggup melakukan tugasmu?"
Dengan khidmat dan hormat Bee Kun Bu menjawab: "Jika
Teecu tak dapat melawan musuh, Teecu rela bertempur
sampai mati demi nama baik partai kita."
sebetulnya Tong Leng Tojin sangat khawatir, karena ia
telah mengetahui bahwa Bee Kun Bu tak dapat melawan Co
Hiong, apalagi melawan Ong Han Siong, Akan tetapi ia yakin
pula bahwa Bee Kun Bu tak akan gentar atau mundur
melawan jago silat yang manapun, Setelah ia menoleh ke
arah Hian CengTojin, ia berkata: "Baiklah, karena kau rela
membantu, akupun tak dapat mencegah lagi!"
Sia Yun Hong tersenyum dan berkata: "Jika Kun Lun Pay
sudah setuju, kita tak perlu menunda lagi, Aku telah
diserahkan tugas memimpin, dan aku berjanji akan melakukan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tugas ini sebaik-baiknya." Lalu ia mengangkat pedangnya dan
maju masuk ke dalam hutan.
Tu Wee Seng juga mengangkat toya bambunya dan
berseru: "Kalian ingat baik-bajk! Urusan ini adalah urusan kita
semua, kita harus bekerja sama serta seksama, Hayo kita
maju!" Segera Teng Lee, ketiga pemimpin Ngo Bi Pay, ketiga
pemimpin Kun Lun Pay dan Iain-lainnya mengikuti masuk ke
dalam hutan. sebetulnya ketiga pemimpin Ngo Bi Pay berhasrat sekali
menggempur orang-orang Thian Liong Pay, karena mereka
bermaksud hendak menangkap satu atau dua pemimpinpemimpin cabang untuk ditukar dengan Tio Pan Taysu, Toa
Suheng mereka yang ditawan di markas besar partai Thian
Liong, di propinsi Shensi.Bagi mereka, membebaskan Tio Pan
Taysu, Toa Suheng mereka, adalah hal yang paling utama!
Sambil berjalan Tong Leng Tojin berkata kepada Hian
Ceng Tojin dan Giok Cin Cu: "Meskipun kita tak yakin akan
berhasil merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, akan
tetapi kita harus mencegah kitab sakti itu terjatuh di tangan
Thian Liong Pay, karena soal ini sangat erat hubungannya
dengan kepentingan ke-sembilan partai-partai silat lainnya."
sebetulnya ia yang sudah diserahkan pimpinan Kun Lun,
dapat mengambil keputusan dalam segala hal, akan tetapi ia
senantiasa menghormati Toa Suheng, dan Sumoynya, dan
dalam segala urusan yang penting, ia selalu berunding
dengan mereka, "Akupun mempunyai pendapat serupa," jawab Hian Ceng
Tojin. Giok Cin Cu semula tidak sudi turut merebut kembali kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu, karena pikirnya setelah kitab-kitab
tersebut direbut kembali, soalnya masih tetap rumit ia pun
telah memperhatikan sikap Pek Yun Hui yang tiba-tiba
berubah dari hangat menjadi dingin terhadap kitab-kitab itu, ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tak dapat menduga tindakan apakah yang akan diambil oleh
Pek Yun Hui. Tadinya ia ingin mengajak Hian Ceng Tojin untuk
membujuk Tong Leng Tojin supaya jangan turut serta dalam
usaha merebut kembali kitab-kitab sakti itu, Tapi setelah
melihat suhengnya didesak oleh Sia Yun Hong dan Tu Wee
Seng, maka demi kepentingan nama Kun Lun Pay, ia hanya
menuruti kehendak Suhengnya, Apalagi setelah mendengar
Toa suhengnya menyatakan pendapatnya yang serupa
dengan suhengnya tadi, ia tak mau menentang lagi,
Sesaat kemudian, Tong Leng Tojin mencabut pedangnya
dan berseru: "Hayo, kita cepat susul mereka!"
Bee Kun Bu berkata kepada Lie Ceng Loan: "Kau harus
berjalan bersama-sama Pek Cici." Lalu ia pun berjalan cepat
mengikuti Suhu dan Susioknya.
Melihat semua jago-jago silat telah masuk ke dalam hutan,
Pek Yun Hui membetot tangan Lie Ceng Loan seraya berkata:
"Mari kita juga masuk dan melihat apa yang mereka akan
lakukan?" Dan ia berjalan paling depan memimpin Na Siao
Tiap dan lain-Iainnya. Pek Yun Hui masih bersikap tenang, seolah-olah ia tak
memikiri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang telah dirampas
orang lain, Hutan tersebut tidak dalam, setelah mereka berjalan
selama kurang seperempat jam, mereka telah tiba di
ujungnya, dimana terlihat lereng gunung yang curam, Di
tengah hutan tersebut, tertampak suatu lembah yang luasnya
kira-kira lima tombak persegi.
"Hutan ini hanya lima belas lie dalamnya." Pek Yun Hui
berkata kepada Na Siao Tiap, "Di ujungnya hanya lereng
gunung yang curam lagi sukar didaki, Orang-or,ang Thian
Liong Pay telah membawa kitab-kitab Kui GoanPit Cek dan
berlari ke sini. Mereka tak dapat meneruskan perjalanannya
karena jalannya buntu, Mereka tentu akan melalui lembah ini.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kita hanya perlu menunggu di sini untuk merampas kembali
kitab-kitab itu. Tapi jago-jago silat dari kelima partai yang telah berserikat
juga menghendaki kitab-kitab itu, Aku khawatir jika kita telah
rebut kembali kitab itu, mereka akan berserikat dengan partai
Thian Liong untuk menggempur kita." ia berhenti sejenak, lalu
meneruskan: "Kita pun harus ingat bahwa mereka semua
adalah jago-jago silat yang mempunyai kepandaian tinggi dan
masing-masing memiliki senjata yang ampuh dan dahsyat
yang mereka akan gunakan diwaktu jiwanya terancam.
Tadi kita telah melihat mereka bertempur dengan sengit
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan dahsyat, namun mereka belum mengeluarkan semua
kepandaian maupun senjata-senjata-nya yang ampuh, Oleh
karena itu kita harus waspada, Menunggu kesempatan yang
baik menggempur mereka adalah penting, Meski kau telah
memahami semua ilmu yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek itu, tetapi jika kau harus melawan sepuluh jagojago silat semacam mereka, bukanlah suatu pekerjaan yang
mudah, banyak resikonya terhadap jiwa kita! Ya, Tiap Moi, kita
harus hati-hati kali ini melawan mereka!"
Na Siao Tiap mengangguk "Pek Cici, benar katamu, ketika
tadi aku memperhatikan mereka bertempur, memang aku pun
gentar Soal merebut kembali kitab Kui Goan Pit Cek itu, aku
pun harus bersandar atau mendapat bantuan Cici."
Pek Yun Hui tersenyum dan berkata pula: "Pada tiga ratus
tahun yang lalu, Ti Kian Cin Jin dengan hanya kedua tinjunya
telah mengalahkan semua jago-jago silat dari lima partai
terkenal, karenanya ia memperoleh julukan Tian Hee Tee It Ko
Jin (Jago silat nomor wahid di kolong langit), Tapi San Im Shi
Ni keluar untuk merebut julukan itu, mereka mengadu silat
selama tiga hari tiga malam sehingga kedua-duanya terluka
parah dan kemudian dari lawan mereka menjadi kawan.
Mereka bersama-sama menyusun kitab Kui Goan Pit Cek
yang berisi semua ilmu-ilmu silat, Tiap Moi, kau sudah
memahami semua ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu, kau telah memiliki semua ilmu silat dari Ti Kian Cin Jin dan
San Im Shi Ni. Mungkin juga salah seorang dari mereka jika
masih hidup tak dapat mengalahkan kau lagi.
Kau hanya perlu berlatih dengan giat untuk melancarkan
jurus-jurus dengan mudah dan berhasil Dengan
sesungguhnya, ilmu silatku tidak setaraf ilmu silatmu. Menurut
pendapatku kau hanya harus pereaya diri sendiri tentang
kepandaianmu kau pasti dapat menggempur semua jago-jago
silat yang kini berada di dalam hutan ini. Dan aku senantiasa
mendampingimu Kau tak usah khawatir!"
Na Siao Tiap menjawab dengan senyumannya yang penuh
dengan kasih sayang dan perasaan hormat terhadap saudara
angkatnya yang berbudi dan luhur itu.
-ooo0oooSiasat membuka jalan keluar dari kepungan
Na Siao Tiap telah mempelajari dan berlatih ilmu Toa Pan
Yo Hian Kong (ilmu tenaga dalam ajaib) di bawah petunjuk
ibunya semenjak ia masih kecil dan ilmu tersebut harus
dipelajari dengan tekun untuk memperoleh hasil sebaikbaiknya, Lagipula ilmu itu tidak seperti ilmu silat pukulan atau
menggunakan senjata yang segera dapat terlihat
kelihayannya, Hasil daripada latihannya ia sendiri belum
mengetahui Oleh karena itu ia tak mudah yakin bahwa pada
dewasa ini, dialah yang memiliki ilmu silat tertinggi daripada
semua jago-jago silat yang masuk ke dalam hutan tersebut
Tapi Pek Yun Hui telah mengetahui kelihayannya Na Siao
Tiap setelah menyaksikan dia menggempur beberapa lawan,
namun Pek Yun Hui tidak ingin menjelaskan soal itu
kepadanya, Ketika mereka berjalan kira-kira seperempat jam lagi,
segera terdengar suara gaduh, Pek Yun Hui memperingatkan
kawan-kawannya untuk berjalan lebih perlahan dan waspada,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Setelah membelok ke lereng gunung itu segera kita tiba di
lembah, orang-orang Thian Liong Pay jika terdesak di lembah
itu pasti melawan dan bertempur dengan nekad. Lebih baik
kita mencari tempat bersembunyi dan menonton mereka
bertempur Dan jika kedua belah pihak sudah bertempur
sampai lebih dan payah, barulah kita keluar dan merebut
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu. Meskipun kedua belah pihak
berusaha merebut kembali dari kita, aku yakin kita dapat
melawan dan mencegah mereka!"
Rupanya Na Siao Tiap tidak menghiraukan soal merebut
kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Ceknya, ia berkata: "Pek Cici,
jika kita berada terlalu jauh dari gelanggang pertempuran
bukankah agak sukar bagi kita untuk membantu atau
menolong kawan-kawan kita bila perlu?"
Pertanyaan itu membikin Pek Yun Hui tersenyum dan ia
pun mengerti siapakah yang perlu dibantu atau ditoIong, ia
lantas berkata: Tiap Moi-moi, kau tak usah khawatir ilmu Ngo
Heng Bi Cong Punya (dimaksudkan Bee Kun Bu) telah
dipelajari dengan betuL Meskipun dia tak dapat mengalahkan
Co Hiong, akan tetapi dia dapat melindungi diri!"
Setelah menarik napas, Na Siao Tiap berkata: "Jika dia
telah mempelajari ilmu Hui Liong Sam Sut (Tiga cara naga
menggempur lawan), aku yakin dia dapat memberi hajaran
yang setimpal kepada Co Hiong yang keji dan kejam itu!"
Pek Yun Hui berpikir: "DuIu dia membenci Bec Kun Bu,
tapi sekarang dia menjadi cemas akan keseIamalan-nya. Dia
sebetulnya seorang yang suci murni, akan tetapi dia sudah
tinggal lama terpencil di pegunungan, dan tak berpenga!amn.
Aku khawatir dia jatuh cinta kepada Bee Kun Bu, jika tidak
lekas-Iekas dipisahkan dari Bec Kun Bu, kelak mungkin sukar
sekali dibereskannya...."
ia tidak utarakan kekhawatirannya, sebetulnya ia sendiri
pun sangat mencintai Bee Kun Bu dan ia selalu menjadi
cemburu jika wanita lain juga mencintai pria itu, Asmaranya
terhadap Bee Kun Bu hanya dapat dilihat oleh ketiga
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pemimpin partai Kun Lun, karena Ue Ceng Loan yang
mencintai Bee Kun Bu dengan seluruh jiwa dan raganya
masih terlalu hijau untuk mencurigai orang-orang lain.
sikapnya masing-masing gadis itu dapat dilihat oleh Pang
Siu Wie yang sudah berpengalaman tetapi karena ia hanya
seorang bujang dari Pek Yun Hui, ia tak berani banyak bicara,
Suara gaduh di lembah menarik perhatiannya semua
orang dan Na Siao Tiap dengan tak sabar lagi telah meloncat
keluar dari tempat sembunyinya, yang segera diikuti oleh Lie
Ceng Loan, sebetulnya Pek Yun Hui ingin tetap bersembunyi dan
menonton para jago silat menggempur orang-orang Thian
Liong Pay. ia telah bertekad menunggu kesempatan baik
untuk merebut kembali kitab-kitab ajaib itu, akan tetapi setelah
Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan meloncat keluar, ia pun
terpaksa mengikuti mereka,
ia mengangkat kepalanya dan melihat di lembah yang
luasnya lebih kurang sepuluh tombak persegi telah berdiri
berhadap-hadapan kedua belah pihak yang akan bertempur
Souw Peng Hai, kelima pemimpin cabang partai silatnya dan
keempat pengawalnya di satu pihak kontra jago-jago silat dari
kelima partai yang ingin merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
di pihak lain, Dengan senjata di tangan, mereka sudah siap
untuk bertempur dan saling membunuh Siapa saja yang mulai
bergerak akan membikin semua jago-jago silat itu bertempur
dengan sengitnya, Setelah mengetahui bahwa Pek Yun Hui dan kawankawan nya juga telah datang ke lembah itu, Souw Peng Hai,
dengan toyanya di tangan, bertindak maju menghadapi lawanlawan nya dan berkata: "Aku si tua bangka telah mengagumi
semua jago-jago silat dari kesembilan partai terkenal di
kalangan Bu Lim pada dewasa ini, sebetulnya aku telah
berniat mengundang semua jago-jago silat dari kesembilan
partai silat untuk mengadu kepandaian di markas besar partai
Thian Liongkunanti, pada setengah tahun lagi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi perhitungan manusia tak dapat selalu memenuhi
kehendaknya, Rupanya kita ditakdirkan untuk mengadu silat
sekarang ini. Meskipun sekarang hanya datang jago-jago silat
dari lima partai silat dan bukannya dari sembilan partai silat,
namun aku yakin kekuatan daripada kelima partai kalian
cukup besar" Lalu ia tertawa terbahak-bahak
Mendengar suara tertawa yang bersifat mengejek itu, Tu
Wee Seng menjadi murka, ia berpikir "Aku sudah lama
mendengar tentang lihaynya Souw Peng Hai, tetapi aku belum
pernah menyaksikan sampai dimana kepandaiannya itu, Aku
yakin ketiga pemimpin partai Kun Lun akan berhasil merebut
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya." Lalu dengan
penuh perhatian itu mengawasi ketiga pemimpin Kun Lun Pay.
Di samping mengawasi pihak lawan Sia Yun Hong juga
menyelidiki keadaan di sekitar lembah itu, ia cemas
menampak jurang yang curam di ujung lembah itu, jalan yang
berliku-liku serta tebing yang terjal dan susah didaki, Satusatunya jalan keluar telah dijaga oleh Pek Yun Hui dan kawankawannya. Betapapun lihaynya ilmu meringankan tubuh,
seorang jago silat tak mungkin mendaki jurang serta tebingnya
yang curam, atau dengan tanpa kesulitan menerobos jalan
yang dijaga oleh Pek Yun Hui dan kawan-kawannya.
Ia pun memperhatikan bahwa semua jago-jago silat Thian
Liong Pay telah siap bertempur dengan nekat untuk
mempertahankan kitab Kui Goan Pit Cek yang sudah dapat
direbutnya itu, dan untuk meloloskan diri dari kepungan Di
pihaknya sendiri, ia tak berani pastikan bahwa semua jagojago silat dari kelima partai yang berserikat itu bersatu hati,
karena masing-masing ingin memiliki kitab-kitab yang ajaib itu.
Untuk sementara waktu ia bergidik mengingat kedudukannya
yang terjepit itu, karena ia mungkin dapat dibunuh di dalam
pertempuran yang akan berlangsung,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tertawanya Souw Peng Hai yang membisingkan makin
lama makin nyaring hingga menu!ikan telinga dan tertawa
yang mengejek itu membikin Sia Yun Hong beringas.
"Hei Souw Piauw Touw! Aku kira kau tak usah
membanggakan tenaga dalammu dengan tertawa itu, Kami
pun pemimpin-pemitnpin dari partai silat, yang semuanya
dapat tertawa demikian dengan menggunakan tenaga dalam!"
bentak Sia Yun Hong, Souw Peng Hai berhenti tertawa, lalu ia berkata: "Jika
kalian pemimpin-pemimpin parta silat, maka kalian mengerti
betul peraturan-peraturan Bu Lim untuk mengadu silat, Tetapi
jika kalian tidak menghiraukan peraturan-peraturan Bu Lim,
kami dari partai Thian Liong dapat melayani kalian bertempur
dengan cara apapun! Betul orang-orang kami terdiri dari jagojago bermacam-macam golongan, namun mereka takkan
gentar menghadapi ka!ian. Nah, bagaimanakah kehendak
kalian, apakah kita bertempur satu lawan satu, atau saling
hantam" Kami pasti mengiringinya!"
Sia Yun Hong tidak menjawab lagi, Dengan pedang
terhunus ia menusuk Souw Peng Hai,
Tu Wee Seng, To It Kang, Teng Lee dan kedua Suteenya,
Tio Lok dan Tio Huan, begitu juga ketiga pemimpin dari partai
Ngo Bi menyerbu dan menyerang dengan menurut rencana
semula, Mereka tidak menduga bahwa pihak lawannya pun
sudah siap membela diri Setelah mengegosi tusukan pedang Sia Yun Hong, Souw
Peng Hai memutar-mutarkan toya dan secepat kilat kelima
pemimpin cabang partainya serta keempat pengawal
pribadinya memencarkan diri mengambil kedudukan masingmasing dan meninggalkan Co Hiong di tengah-tengah,
Dengan demikian para jago silat dari kelima partai itu tak
dapat melancarkan rencananya yang telah diatur dan masingmasing tak dapat melawan mu-suh-musuh yang telah
ditetapkan semu!a! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah gagal menusuk Souw Peng Hai, Sia Yun Hong
harus melawan pemimpin cabang bendera kuning, Ong Han
Siong, yang menampak ketuanya mengegosi tusukan pedang
Sia Yun Hong dengan cepat sekali menangkis tusukan
pedang itu dengan toya besi nya. Demikian keras tangkisan
itu, seolah-olah pedang akan terlepas dari ceka!annya. Sia
Yun Hong lekas-Iekas ber-lompat mundur ia dibikin terkejut
lagi dengan ejekan: "Ha! sekarang rasai tinju beracunku ini!"
Sia Yun Hong telah mengasingkan diri di pegunungan
Tiam Cong San selama dua puluh tahun dan telah berlatih
dengan tekun ilmu silat pedang Lak Cap Cauw Hong Lee
Kiam Hoat (ilmu silat pedang taufan dengan enam puluh
jurus), dan telah menambahkan pula dua belas jurus sehingga
menjadi tujuh puluh dua jurus, Untuk ilmu silat pedang yang
telah ditambah itu ia telah beri nama Tian Kan Hong Lee Kiam
Hoat (ilmu silat pedang taufan mujizat), Diantara tujuh puluh
dua jurus tersebut ada satu jurus yang sangat ampuh sekali
Dengan disertai tenaga dalam, jurus tersebut belum pernah
gagal membunuh mati lawan, karena ia dapat membunuh
musuh dengan menyambit pedangnya kepada musuhnya dari
jarak dua tombak atau lebih,
Tinju itu ia dapat egosi dengan memutar pedangnya ke
belakang dan Mo Lun yang mengirim tinju mautnya harus
lekas-lekas menarik kembali tinjunya jika tidak ingin lengannya
tertebas putus! Sebuah jotosan dikirim lagi dan Sia Yun Hong
menangkis dengan lengan kirinya, Begitu keras jotosan itu
sehingga kedua-duanya terpental mundur dua langkah lebih,
"Ha, tinjuku ini yang dikirim dengan tenaga dalam paling
sedikit seberat tujuh ratus kati: mengapa ia masih dapat
bertahan?" Pikir Mo Lun. "Pereuma saja aku berlatih banyak
tahun! Rupanya jago-jago silat dari ke-sembilan partai silat ini
tak dapat dipandang remeh!"
Mo Lun tak mengetahui bahwa Sia Yun Hong telah berlatih
keras selama dua puluh taun,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di pihak Sia Yun Hong setelah ia terpental, ia pun berpikir:
"Aku telah berlatih ilmu tenaga dalam selama dua puluh tahun,
tetapi aku masih tak dapat tahan jotosan lawan, Aku yakin
partai Tiam Cong tak dapat menjagoi di kalangan Bu Lim!"
Ketika itu pertempuran telah menjadi seru, Ter-dengar
hembusan angin yang santer dari jotosan, sabetan pedang,
sapuan toya dan sebagatnya, Terlihat cahaya yang berkelebat
berkilau-kilauan seolah-olah kilat dari sen-jata-senjata mereka
itu di samping suara beradunya sen-jata, jeritan dan bentakan
dari mereka yang sedang bertarung dengan sengitnya itu,
Bahkan Pek Yun Hui dan kawan-kawannya yang menonton
tak dapat membedakan keunggulan para jago silat itu,
Jago-jago silat dari kelima partai yang berserikat itu bukan
saja tak dapat menggempur orang-orang partai Thian Liong,
bahkan sebaliknya mereka dibikin kacau, dan dari pihak yang
menyerang, berbalik menjadi pihak yang diserang,
Tidak pereuma Souw Peng Hai menjadi pemimpin dari
partai silat Thian Liong itu. Dimana saja toyanya sampai,
musuh terpukul mundur, seolah-olah tak seorang pun dapat
menahan pukulan toyanya! Sambil bertempur dengan pedangnya, Sia Yun Hong
memperhatikan cara-cara pihak lawan bertempur sebentar
mereka bertukar tempat, sebentar lagi mereka menggempur
atau memancing lawan untuk membuka jalan keluar!
Sia Yun Hong tidak melihat semua siasat dari Thian Liong
Pay, Dengan jurus Kauw Kong Kie Su Pian'Hoat (Siasat
menerobos melewati sembilan istana), Souw Peng Hai
menguji tiap-tiap jago silat dari kelima partai yang
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menggabungkan diri itu. Segera ia dapat kenyataan bahwa
kelima pemimpin cabangnya dapat menandingi lawan nya,
terutama Ong Han Siong dan Mo Lun yang lihay itu. Mereka
seolah-olah tak mengalami kesukaran melawan musuh yang
manapun ia sendiri belum menggunakan Kan Goan Citnya
yang dapat membunuh musuh dengan mudah sekali dan
seterusnya ia pun merasa lega menghadapi musuh-musuhnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu. Lagipula ia adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan
jika tak terpaksa ia enggan melukai atau membunuh, ia dapat
segera membinasakan beberapa musuhnya, tetapi ia khawatir
dengan perbuatan yang kejam itu ia harus melawan Pek Yun
Hui dan Na Siao Tiap, Oleh karena itu, ia hanya berusaha
mencari jalan menerobos keluar dari kepungan lawan,
Diantara kelima pemimpin cabang partai Thian Liong, Ong
Han Sionglah yang paling lihay dan berpengalaman ia telah
memperhatikan bahwa Souw Peng Hai enggan
membinasakan musuh-musuhnya, tetapi hanya ingin
menerobos keluar ia pun telah melihat bahwa Cong Piauw-nya
itu tidak suka jika Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap membantu
kelima partai silat yang telah bergabung
Tetapi dengan cara terus menerus bertempur membefla
diri, ia yakin mereka akan kehabisan tenaga, Lalu dengan
kipas bajanya ia melancarkan serangan-serangan yang
bertubi-tubi kepada beberapa lawannya dan mendesak lawanlawannya itu mundur beberapa langkah,
Lawan yang didesak mundur itu adalah Tu Wee Seng yang
segera yakin bahwa ia dan kawan-kawannya tak akan berhasil
menggempur orang-orang Thian Liong Pay setelah ia
bertempur selama sepuluh jurus lebih, ia pun telah
memperhatikansiasat Kauw Kong GieSu Pian Hoat dari partai
Thian Liong yang hanya membingungkan pi-haknya. Oleh
karena itu ia harus bertempur dengan waspada dan
menyimpan tenaga untuk membela atau menolong dirinya bila
perlu. Serangan kipas baja Ong Han Siong memaksa ia mundur
dua langkah, dan Ong Han Siong menggunakan kesempatan
itu untuk menukar tempat dengan Kiok Goan Hoat serta
mendekati Souw Peng Hai. ia me-ngipaskan kipas bajanya
lagi dan mendesak mundur Teng Lee berikut kedua Sutecnya,
ia berbisik kepada Souw Peng Hai: "Souw Cong Piauw! Jika
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kita terus menerus bertempur dengan cara begini, kita tak
akan berhasil menerobos keluar, karena jalan keluar telah
dijaga oleh kedua Liehiap yang lihay dengan kawan-kawan
nya. Lebih baik kita gempur terus musuh-musuh kita sekarang
dan mendesak mereka ke jalan keluar yang dijaga oleh Pek
Yun Hui dan kawa n-kawannya, Lalu kita berusaha
menggempur mereka untuk menerobos keluar! Lalu dengan
kedua arit terbang dari Ouw piauw Touw dan biji besi dari Yap
Piauw Tou untuk menahan musuh-musuh yang mengejar, kita
semua dapat keluar dari hutan, masing-masing mencari jalan
untuk kembali ke markas besar."
Souw Peng Hai mempertimbangkan saran Ong Han Siong,
kemudian ia berkata: "Betul, saat itu kita dapat mencobanya."
Sambil bekata demikian, toyanya tak hentinya mengemp!ang
serta menyodok Teng Lee dan kedua Suteenya, sehingga
ketiga lawanya terpaksa meloncat mundur lagi tujuh-delapan
langkah, walaupun Teng Lee dan kedua Suteeenya, Tio Lok dan Tio
Hua, menyerang dengan beringas kepada Souw Peng Hai,
tapi mereka tak tahan menghadapi kem-plangan dan sodokan
toya lawannya, Tiba-tiba Souw Peng Hai meraung, memutar-mutar-kan
toyanya di atas kepala, segera orang-orangnya bertukar
tempati ia dan Ong Han Siong membuka jalan, dua iblis dari
propinsi Sucoan menjaga di sebelah kiri ber-sama-sama Kiok
Goan Hoat, dua iblis lainnya menjaga di sebelah kanan
bersama-sama Ouw Lam Peng: Mo Lun dan Yap Eng Ceng
menjaga di belakang. Dengan mengambil kedudukan
demikian mereka bertempur sambil membuka jalan.
Ong Han Siong yang mendampingi Souw Peng Hai
terpaksa mengeluarkan banyak tenaga dan kepandaiannya
untuk membuka jalan, Terlihat kipas bajanya me-nebas,
menotok, menggeprak dan menyapu menerbitkan hembusan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
angin yang hebat, dari jauh ia kelihatan seperti seekor naga
yang sedang mengamuk di awan!
Begitu juga Souw Peng Hai memutar-mutar toyanya
seolah-olah ombak besar mendampar karang, tak seorang
pun yang dapat mendekati lagi,
Sia Yun Hong yang berusaha menggempur sayap kiri dari
rombongan Thian Liong itu, ketika melihat Teng Lee tak dapat
menggempur Ong Han Siong dan Souw Peng Hai, tiba-tiba
menjerit: Teng Heng, jangan gentar! Aku datang membantu!"
Lalu dengan pedang terhunus, ia melancarkan tiga jurus yang
istimewa dan mendesak Kiok Goan Hoat mundur Dengan satu
loncatan seperti seekor belibis, secepat kilat ia sudah tiba di
belakangnya Souw Peng Hai, ujung pedangnya menusuk
punggung Iawan-nya. Ketika itu Souw Peng Hai sedang mendesak mundur Teng
Lee, ia merasa hembusan angin ke arah pung-gungnya,
Dengan cepat ia berbalik dan menyapu pedangnya Sia Yun
Hong dengan toyanya. Sia Yun Hong tidak berani menyambut sapuan toya itu, ia
menarik kembali pedangnya untuk menyerang Ong Han
Siong, seketika itu Teng Lee mengerahkan seluruh tenaga
dalamnya dan menjotos keluar kedua tinjunya kepada Souw
Peng Hai dalam usaha mencegah musuh itu menyerang Sia
Yun Hong. Siasat menerobos melewati sembilan istana tak berhasil
Ong Han Siong yang ditugaskan memimpin cabang
bendera kuning bukan saja memiliki ilmu silat yang tinggi, juga
berotak cerdas dan pintar semenjak ia menggabungkan diri ke
dalam partai Thian Liong,ia telah berhasil mendirikan sembilan
belas ranting di sembilan belas tempat dalam waktu hanya
tiga tahun, Bukan saja ia sangat dihormati oleh muridmuridnya, iapun sangat disayang oleh Souw Peng Hai yang
menganggapnya sebagai penasehat dalam urusan siasat dan
sebagainya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai jauh lebih pandai dalam ilmu falak dan
ilmu obat-obatan. Dapat dikatakan semua urusan partai Thian
Liong di markas besarnya di sebelah utara propinsi Kwiciu
telah diserahkan kepada Ong Han Siong, Dengan
kepereayaan yang Souw Peng Hai berikan kepada dirinya,
Ong Han Siong yang ingat akan budi kasih itu telah berusaha
keras memajukan partai Thian Liong dengan setia selama
sepuluh tahun dan telah berhasil membikin partai silat itu
menjadi kuat sekali dengan banyak jago-jago silat yang
menggabungkan diri. Dari sikap Sia Yun Hong, Ong Han Siong dapat
mengetahui bahwa musuh itu adalah yang memimpin
rombongan Dengan tekad agar siasatnya berhasil, iapun mulai
mencurahkan perhatiannya kepada Sia Yun Hong, jika ia
dapat menjatuhkan Sia Yun Hong, pikirnya, maka jago-jago
silat lainnya akan lebih mudah digempur mundur
Lalu dengan mengerahkan tenaga dalamnya, ia
melancarkan tinju kirinya dengan jurus Lok Jit Cay Sia
(Matahari terbenam memancarkan sinar) untuk mendesak Tio
Hua mundur dan secepat kilat kaki kanannya menendang Tio
Lok, sedang kipas bajanya dipegang erat-erat siap sedia
menanti serangan musuh. Ketika ujung pedangnya Sia Yun
Hong sudah dekat sekali menusuk dadanya, ia mengegos
sedikit, bertindak ke samping orang She Sia untuk menahan
pedang musuhnya itu dengan kipas bajanya, dua jari tangan
kirinya menotok jalan darah di pundak kanan Sia Yun Hong.
Totokan tersebut diteruskan dengan satu tendangan kaki
kanannya ke lutut kiri lawannya,
Sia Yun Hong terkejut Lekas-Iekas ia dorong kiri lawannya
yang menotok jalan darah di pundak kanannya, setelah
melangkah mundur untuk menghindarkan tangan di lutulnya,
ia menerjang Ong Han Siong dengan pundak kanannya.
Ong Han Siong juga tidak menduga bahwa lawannya
dapat mengegosi totokan dan tendangannya, Tubrukan lawan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebagai serangan balasan ada di luar dugaannya pundak
kirinya beradu dengan pundak kanan lawannya, dua-duanya
terpental mundur. serangan dan kelitan dari kedua jago silat itu membikin
Souw Peng Hai maupun Teng Lee terpesona untuk
sementara, mereka baru sadar ketika kedua jago silat itu
terpental karena saling beradu pundak.
Kesempatan itu digunakan oleh Souw Peng Hai untuk
menyodok Teng Lee dengan toya nya.
Teng Lee tidak keburu menjaga, ia menjatuhkan diri untuk
bergulingan tiga-empat tombak sehingga Teng Lee dapat
luput dari kemp!angan Souw Peng Hai.
Setelah berdiri jejak, Sia Yun Hong menyerang lagi dengan
pedangnya, Ong Han Siong menangkis dengan kipas bajanya
dan dengan demikian kedua jago silat tersebut bertempur
dengan mengeluarkan kelihayannya masing-masing.
Bayangan kipas dan sinar pedang saling berkelbat, tiap-tiap
serangan yang jitu berarti maut,
justru pada saat ini, Co Hiong telah menggunakan tenaga
dalamnya untuk menahan luka dan bengkaknya, ia membuka
kedua matanya dan memperhatikan pertempuran yang
sedang berlangsung, Ketika ia ingin mencabut pedangnya
untuk membantu pihak Souw Peng Hai, iapun melihat bahwa
Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui sedang mengawasi gerakgeriknya, ia terkejut dan berpikir "Jika aku membantu, kedua
Liehiap itu pasti turun tangan dan aku hanya membikin
keadaan makin buruk jika aku berbuat demikian."
Lalu ia mengerahkan tenaga dalamnya untuk memulihkan
semangat dan tenaganya sambil memperhatikan pertempuran
yang tengah berlangsung itu, iapun melihat Bee Kun Bu
sedang menanti kesempatan untuk keluar membantu, ia
terperanjat dan berkata kepada diri sendiri: "Aku telah
menganiaya dia dengan memaksakan makan racun Hua Kut
Siauw Goan San, meskipun Souw Hui Hong telah memberikan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dia obat untuk menolongnya, dia tak dapat sembuh demikian
cepaL" Co Hiong tidak mengetahui bahwa Bee Kun Bu telah
makan pil obat mustajab yang diberikan oleh Na Siao Tiap, pil
obat tersebut adalah hasil jerih payah dari Ti Kian Cin Jin.
Bahan-bahan pil itu sangat sukar dicari, Meskipun orang
mengetahui cara membuatnya, orang tak dapat dengan
mudah mencari bahan-bahannya, ibunya Na Siao Tiap telah
berusaha keras mencari bahan-bahan pil obat tersebut dan
telah berhasil mencari sebelas macam bahan-bahannya dari
dua belas macam baharv bahan yang harus dipakai, Namun
pil itu sudah cukup mujarab untuk menolong Bee Kun Bu
Setelah makan pil mujarab itu, Bee Kun Bu telah
mengerahkan tenaga dalamnya untuk memulihkan tenaga dan
semangatnya, ia menanti kesempatan untuk membantu Suhu
dan susioknya demi nama partai Kun Lun. Ketika ia
menyaksikan semua jago dari kelima partai yang
menggabungkan diri tak berhasil menggempur jago-jago Thian
Liong Pay, ia menjadi tak sabar lagi, ia meraung, mencabut
pedangnya, siap sedia datang membantu,
Ketika itu orang-orang partai Thian Liong sudah berhasil
maju sampai empat tombak dari jalan keluar dari lembah
tersebut Souw Peng Hai mengetahui bahwa untuk melalui
jalan keluar itu, ia terpaksa harus menggempur Pek Yun Hui
dan kawan-kawannya, namun ia harus bertindak hati-hati.
ia melihat Co Hiong mencabut pedangnya dan
menghampiri kepadanya seraya berbisik: "Suhu, kita harus
berusaha menangkap Bee Kun Bu, karena dengan
tertangkapnya pemuda itu, kita dapat mengendalikan Pek Yun
Hui, dan kawan-kawannya-" ia berhenti, karena ia merasa
telah keterlepasan bicara.
Rupanya gerak-gerik Co Hiong telah diperhatikan oleh
Hian Ceng Tojin, Setelah menusuk bertubi-tubi untuk
mendesak Yap Eng Ceng mundur, Hian Ceng Tojin berteriak:
"Bu Jie, mundur! Semua yang bertempur adalah pemimpinKANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pemimpin jago silat dari kalangan Kang-ouw, kau tak mungkin
dapat menandingi mereka."
Bee Kun Bu terkejut mendengar perintah Suhunya, ketika
itu Souw Peng Hai mengemp!ang dua kali kepada Teng Lee,
lalu meloncat untuk mencekal kepada nya.
Tong Leng Tojin menjerit dan dengan jurus Heng Hua Cun
Ji (Hujan merontokkan bunga-bunga), ia berhasil mendesak
Ouw Lam Peng mundur untuk membantu Bee Kun Bu.
Tetapi Souw Peng Hai terlampau cepat Belum lagi Hian
CengTojindanTong Leng Tojin tiba, tangan kirinya telah
mencekal pundak kirinya Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu berbalik, secepat kilat loncat ke belakang
Souw Peng Hai dan menusuk punggung Kiok Goan Hoat
perbuatan itu terlihat oleh Tu Wee Seng yang segera
berseru: "Murid dari partai Kun Lun sangat luar biasa, Sayang
ketiga pemimpinnya masih juga belum mengeluarkan
kelihayannya." Gerak yang cepat dari Bee Kun Bu bukan saja berhasil
mengelit cekalan Souw Peng Hai, bahkan dapat menerobos
masuk ke dalam siasat Kauw Kong Ceng Sutnya partai Thian
Uong untuk menusuk punggung Kiok Goan Hoat, Tu Wee
Seng merasa kurang puas melihat ketiga pemimpin partai Kun
Lun masih juga bertempur dengan setengah hati, ia terpaksa
menyerukan ketiga pemimpin partai itu untuk bertempur lebih
sungguh-sungguh, Tapi seruan itu tidak digubrisnya,
sebetulnya cara kelima partai tersebut menggempur partai
Thian Liong tidak salah, hanya dengan cara demikian mereka
masih dapat melawannya, jika partai Thian Liong tidak
bermaksud lari keluar dari kepungan untuk menyelamatkan
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, tiap-tiap pemimpin cabang atau
Souw Peng Hai sendiri pasti bertempur dengan nekad untuk
melukakan atau membunuh mati lawannya,
Dengan siasat Kauw Kong Ceng Sut (sembilan jaring di
dalam istana) pihak lawan tak dapat kesempatan melawan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
orang yang dimaksudkan atau bertempur sampai ada yang
terluka parah atau tewas, Lagi pula ilmu silat Souw Peng Hai,
Ong Han Siong dan Mo Lun lebih tinggi daripada tiap-tiap
pemimpin dari partai-parfai silat dari kelima partai yang
mengeroyok, maka mereka bertempur dengan hati-hati, dari
pihak yang menggempur sampai menjadi pihak yang membela
diri. Hanya Sia Yun Hong yang harus melawan Ong Han Siong
bertempur dengan beringas demi kepentingan sendiri, karena
ia telah ditunjuk sebagai pemimpin, juga yang bermaksud
merampas kitab-kitab pusaka, Dengan ilmu silat pedang Tian
Kan Hong Lee Kiam Hoatnya ia menggempur lawannya,
Tapi lawannya dengan kipas bajanya, bukanlah se orang
lawan yang empuk, Tiap-tiap tusukan, sabetan sapuan atau
bacokan pedang Sia Yun Hong, ia dapa mengegosinya,
berkelit atau menangkis dengan kipa bajanya, Mereka
berdualah yang bertempur di luar siasa Kauw Kong Ceng Sut,
sehingga suara beradunya senjat, mereka, hembusan angin
dari kedua senjata mereka maupun sinar yang berkelebat
sangat hebat di pandangan mata.
Souw Peng Hai merasa heran karena cengkeramannya
luput Ketika ia menoleh ke belakang, Bee Kun Bu sudah
masuk ke dalam siasat Kauw Kong Ceng Sut, sedang
menusuk punggung Kiok Goan Hoat
Ketika itu Kiok Goan Hoat sedang mengayun martil
berantainya melawan Tu Wee Seng, tak menduga jika Bee
Kun Bu sedang menusuk punggungnya, Tu Wee Seng telah
melihat Bee Kun Bu menusuk, ia menggunakan kesempatan
yang baik itu untuk menyerang beruntun tujuh kali dengan
toya bambunya. serangan berantai itu merupakan suatu jurus dari ilmu toya
Pwee Cap It Cauw Fut Mo Cong Hoat (ilmu silat toya
membasmi iblis dengan delapan puluh satu jurus), Kiok Goan
Hoat kewalahan menangkis serangan lihay itu. Untung
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
baginya, Mo Lun keburu datang membantu dengan mengirim
tinjunya ke arah Tu Wee Seng, sehingga Tu Wee Seng
terdampar oleh hembusan angin pukulan Tok Mo Ciang itu.
sebetulnya Tu Wee Seng tidak bermaksud menganjurkan
Bee Kun Bu bertempur dengan beringas. Maksudnya ialah
menganjurkan ketiga pemimpin partai Kun Lun bertempur
lebih sungguh-sungguh. Hanya kesempatan yang baik itu ia
tak dapat melepaskan begitu saja, Dengan seranganserangan yang bertubi-tubi, ia memberi kesempatan kepada
Bee Kun Bu menusuk Kiok Goan Hoat
Betul saja Kiok Goan Hoat tidak merasa bahwa ia sedang
ditusuk dari belakang, Tapi "Tttraaannnggg!" Terdengar suara
senjata beradu, justru pada saat ujung pedangnya hampir
menusuk punggungnya Kiok Goan Hoat, Co Hiong yang telah
melihat bahaya itu, berhasil meloncat kan lingkaran emasnya
dan mendorong ujung pedang Bee Kun Bu.
Ketiga pemimpin partai Kun Lun telah menyaksikan
dengan mata kepala sendiri Bee Kun Bu menghindarkan
cekalan Souw Peng Hai dan mereka merasa kagum. Tong
Leng Tojin berkata seorang diri: "Bu Jie telah berhasil masuk
ke dalam siasat Kauw Kong Ceng Sut, jika kita dapat
menerobos masuk, maka punahlah siasat itu...." Lalu ia
melancarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam Hoatnya,
segera terlihat sinar pedang yang menyilaukan mata.
Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu, setelah melihat Tong
Leng Tojin menerobos masuk, juga segera ikut menyerang
masuk, Siasat Kauw Kong Ceng Sut mulai nampak menjadi
kacau, Kiok Goan Hoat harus bertukar tempat dengan Ouw
Lam Peng dan Yap Eng Ceng bertukar tempat dengan Tan
Yin, salah seorang dari keempat iblis dari propinsi Sucoan
yang menjadi pengawalnya Souw Peng Hai Rupanya mereka
semua tak dapat menahan serangan-serangan dari ketiga
pemimpin partai silat Kun Lun,
"Jika kalian masih juga mencegah kami Pedang~ pedang
kami terpaksa membunuh kalian!" bentak Tong Leng Tojin,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lalu ia menyabet lawannya dengan beringas dan melukai
lengan kiri Tan Yin yang terpaksa mundur sambil menahan
sakit, Tan Yin dan saudara angkatnya, yakni Tio Khin dan Yap
Eng Ceng ketika itu telah dikurung oleh ketiga pemimpin partai
Kun Lun, mereka terdesak hanya dapat membela diri Namun
mereka tidak mundur, Tong Leng Tojin terpaksa melukai Tan
Yin untuk menerobos masuk lebih dalam,
Begitu Tan Yin mundur, Tio Khin dan Yap Eng Ceng maju
mengisi lowongan, Tapi pedang Giok Cin Cu menyapu dengan
jurus Khek Hong Bong Siauw atau angin taufan menyapu
angkasa, menyabet ke atas kepala Tio Khin,
Tio Khin harus menundukkan kepala menghindari sabetan
pedang itu, tetapi Giok Cin Cu segera menendang sehingga
Tio Khin pun jatuh terlentang
Yap Eng Ceng mengirim tinjunya dengan tenaga dalam
kepada Tong Leng Tojin, melemparkan goloknya ke arah Giok
Cin Cu. Tapi golok tersebut dapat ditangkis oleh Hian Ceng
Tojin. Semua itu telah terjadi cepat sekali Souw Peng Hai gagal
mencekal pundak Bee Kun Bu, ia harus menjaga seranganserangan dari Teng Lee, Tio Lok dan Tio Hua, Tapi ilmu
silatnya cukup lihay untuk menghadapi ketiga lawan itu.
Dengan toya di tangan kanannya ia menangkis semua
serangan-serangan dari ketiga lawan itu,
Co Hiong tidak bersikap acuh tak acuh lagi Dengan
pedang terhunus, ia menolong Kiok Goan Hoat dari tusukan
pedang Bee Kun Bu, lalu berbalik menyerang. Seterusnya ia
bertempur melawan Bee Kun Bu dengan sengit sekali
Serangan-serangan Co Hiong beraneka warna, jurus jurus
yang dilancarkannya itu bukanlah jurus-jurus yang ia dapat
pelajari dari Souw Peng Hai Kegesitan dan kelincahannya
mengagumkan sekali KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Namun Bee Kun Bu juga bukanlah lawan yang empuk,
Betapa hebatnya Co Hiong menyerang, ia berhasil mengelit
dan mengegos untuk membalas menyerang,
Ketika Tan Yin menjerit karena terluka, ketiga pemimpin
partai Kun Lun sudah berhasil masuk ke dalam Kauw Kong
Ceng Sut Tu Wee Seng, bersama dengan ketiga pemimpin
partai Ngo Bi, To It Kang dan Iain-lainnya juga telah
menerobos masuk. Segera pertempurn sengit berlangsung,
Sinar senjata yang menyabet menyapu dan mengemplang
berkelebatan ke sana kemari, Mo Lun, Ouw Lam Peng, Kiok
Goan Hoat serta tiga dari keempat pengawal pribadi Souw
Peng Hai harus mengeluarkan seluruh tenaga menghadapi
serangan-serang-an yang gencar dan hebat
Tiba-tiba Souw Peng Hai memekik keras dan mengayun
toyanya melakukan serangan pembalasan Teng Lee, Tio Lok
dan Tio Hua terpaksa meloncat mundur menghindari toya
maut itu. Setelah berhasil mendesak mundur Teng Lee dan kawankawannya, Souw Peng Hai meloncat dan menyerang ketiga
pemimpin partai Kun Lun. Melihat Souw Peng Hai meloncat dan menyerang, ketiga
pemimpin partai Kun Lun menjadi terkejut menyaksikan
tenaga yang dikerjakan oleh Souw Peng Hai itu seolah-olah
dapat merobohkan gunung, Mereka tak berani menangkis
serangan toya itu dengan pedang-pedangnya,
"Mundur!" seru Tong Leng Tojin, ketiga pemimpin partai
Kun Lun itu segera meloncat mundur
setibanya di tanah, Souw Peng Hai menghadapi ketiga
pemimpin partai Kun Lun, lalu berkata: "Kami partai Thian
Liong tidak mempunyai dendam terhadap partai Kun Lun, Tapi
kalian telah melukai orang dari partai kami, Apa maksud
kalian?" "Di dalam pertempuran soal terluka dan terbunuh tak dapat
dicegah. pertanyaan Souw Cong Piauw ini benar-benar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
membikin kami sukar untuk menjawabnya." Sahut Tong Leng
Tojin, Jawaban yang bersifat mengejek itu membikin murka
Souw Peng Hai. ia berkata lagi: "Suhengmu, Hian Ceng Tojin,
terkenal sebagai seorang yang berbudi dan berwatak luhur
Aku senantiasa menghormatinya. Tapi mengapa kau tak
mengetahui kebaikan orang dan melukai orangku" Apakah
kau kira kami takut bertempur melawan kau.,.?" Ucapan itu ia
barengi dengan satu jotosan dari tangan kiri nya.
"Aduh!" terdengar jerit Tio Lok yang kena hembusan angin
dan tinju itu, tubuhnya terpental tujuh-delapan kaki jauhnya,
Souw Peng Hai betuI-betul lihay, Meskipun ia sedang
bicara dengan Tong Leng Tojin, akan tetapi ia dapat
mengetahui bahwa dirinya sedang diserang oleh Tio Lok dari
samping, Oleh karena itu ia mengirim tinju kirinya dan
hembusan angin pukulannya telah membikin terpental Tio Lok
Ketiga pemimpin partai Kun Lun mengagumi tenaga dalam
yang dikerahkan lawannya untuk menghajar Tio Lok. Seperti
juga tidak terjadi apa-apa, Souw Peng Hai meneruskan
pembicaraannya terhadap ketiga pemimpin partai Kun Lun:
"Aku sangat menghormati Hian Ceng Totiang, Aku pun
mengetahui bahwa beliau telah menolong puteriku, Aku..."
Belum lagi ia habis berkata, Teng Lee telah menerkam
dengan kedua tinjunya. Teng Lee menjadi murka sekali ketika melihat Su-teenya,
Tio Lok, dihajar terpental Dengan tidak berpikir lagi, ia maju
menyerang dengan kedua tinjunya dengan seluruh tenaga
nya. Kedua jotosan tersebut adalah tinju maut Betapapun
tingginya ilmu silat Souw Peng Hai, ia tak berani menangkisnya, Sambil menggeram ia mengegos ke samping,
sehingga Teng Lee terjerunuk ke depan memukul angin.
Tidak pereuma Souw Peng Hai dihormati oleh pemimpinpemimpin cabang partainya, Disamping memiliki ilmu silat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang sangat tinggi iapun selalu bertempur dengan perhitungan
dan waspada, Toya mautnya sangat dimalui oleh para lawan,
tenaga dalamnya lihay sekali, telunjuk saktinya tak ada
taranya. Teng Lee yang memimpin partai Siat San tak berdaya
menghadapi kakek ini. Setelah ia terjerunuk ke depan, karena
ia telah mengerahkan seluruh tenaganya, ia tak dapat
menahan diri lagi, ia jatuh tersungkur dan memuntahkan darah
segan ia lekas memejamkan kedua matanya untuk
memulihkan luka-luka akibat dari serangannya yang gagal
tadi. Souw Peng Hai memperhatikan keadaan di sekitarnya,
terlihat olehnya bahwa Tio Lok telah ditolong oleh Tio Hoa. ia
berpikir "Thian liong Pay hari ini bertempur melawan jago-jago
silat dari kelima partai, karena itu antara kita telah timbul
dendam, Lebth baik sekarang juga aku membasmi beberapa
jago lawan untuk meringankan kesulitan di kemudian hari."
Dengan keputusan itu, ia angkat toyanya dan lari hendak
memukul Teng Lee. Tetapi secepat kilat ketiga pemimpin partai Kun Lun
merintanginya. Tong Leng Tojin berkata sambil mengejek
TJrusan sekarang ini berlainan dari urusan yang biasa, BetuI
partai Thian Liong dengan partai kami tidak mempunyai
dendam apa-apa, tapi kali ini adalah soal merebut kitab
pusaka yang mujizat, Jika Souw Cong Piauw sudi
menyerahkan kitab-kitab tersebut, kami dari partai Kun Lun
takkan merintangi lagi....W
Sambil tertawa Souw Peng Hai menjawab: "Apakah aku si
tua bangka takut kepada ketiga pemimpin partai Kun Lun?" ia
membarengi kata-katanya itu dengan menyapu ketiga
pemimpin partai Kun Lun dengan toyanya,
Ketiga pemimpin partai Kun Lun tak berani me-nangkis,
mereka hanya berbareng meloncat mundur "Hai, Souw Cong
Piauw, jaga tusukanku!" Bentak Tong Leng Tojin dan
membarengi dengan satu tusukan pedang dengan jurus Kie
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hong Teng Kiauw (Burung Hong memancing naga keluar),
Giok Cin Cu menyerang dengan jurus Pwee Pui Hong Ie
(Hujan turun dari delapan jurusan), Hian Ceng Tojin juga
terpaksa turun tangan sambi berseru: "Souw Cong Piauw,
maafkan kami dari partai Kun Lun yang harus melawan." Satu
jurus To San Kim Cian (menyebar uang logam) ia putar
tangannya sambil maju menyerang lawannya dari samping,
Tiap-tiap serangan dari ketiga pemimpin partai Kun Lun itu
adalah jurus-jurus dari ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam,
Terlihat sinar yang memancar keluar dari ketiga pedang itu
yang menyilaukan mata dan hembusan angin dari sabetan
dan tusukan pedang itu meramalkan suasana, sehingga Souw
Peng Hai harus mengeluarkan semua kepandaian untuk
membela diri. Baru pada waktu itu Souw Peng Hai menginsyafi kelihayan
ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam. ia tak dapat
kesempatan untuk melakukan serangan balasan, ia hanya
berhasil menjaga dan melindungi diri dengan toyanya,
Suara beradunya senjata-senjata mereka itu terdengar
terus menerus, lelatu api yang keluar dari senjata-senjata
mereka berhamburan di udara, Entah sudar berapa jurus
mereka bertempur tiba-tiba Tong Leng Tojin berpikir: "Souw
Peng Hai betul-betul seorang jago silat yang lihay, Jika aku
tidak menyaksikan sendiri, aku takkan pereaya akan
kelihayannya." Ketika ia ingin menyerukan kepada Hian Ceng Tojin dan
Giok Cin Cu untuk menyerang berbareng dengan jurus Sin
Liong Cui Lang atau Naga sakti mengejar ombak, tiba-tiba
toya Souw Peng Hai menyodok dadanya, sedang kaki
kanannya menendang betis kiri Giok Cin Cu. Dengan begitu
Souw Peng Hai berhasil membebaskan diri dari kurungan
mereka bertiga, ia meloncat ke depan untuk berbalik lagi
menanti serangan-serangan pula,
Tong Leng Tojin cepat-cepat mundur menghindarkan diri
dari sodokan toya, Giok Cin Cu mengegos ke samping
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menghindari tendangan dan Hian Ceng Tojin menjadi bingung,
tak tahu siapa yang harus ditolong terlebih dahulu, justru saat
itu digunakan oleh Souw Peng Hai untuk lompat keluar dari
kurungan, setelah menyabet pedang Tong Leng Tojin yang
membacok selagi meloncat mundur, ia melarikan diri
Hian Ceng Tojin mengejar, begitupun Giok Cin Cu.
Souw Peng Hai sudah berbalik, ia tangkis tusukan Hian
Ceng Tojin dan mengelit sabetan pedang Giok Cin Cu. Lalu ia
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
putar toyanya mendesak mundur kedua lawannya.
Kesempatan itu digunakan untuk maju menyodok dadanya
Tong Leng Tojin yang sedang mengerahkan tenaga dalamnya
memulihkan tangan kanannya yang mulai menjadi lumpuh,
akibat senjatanya bentrok dengan toya lawannya tadi, Dengan
cepat sekali Souw Peng Hai membalas menyerang ketiga
lawannya Dalam keadaan atau kedudukan yang berbahaya itu, Tong
Leng Tojin terkejut melihat sodokan toyanya Souw Peng Hai.
ia lekas menyabet toya yang menyodok itu dengan pedangnya
sambil mengegoskan tubuhnya ke samping, Hebat sekali
sodokan itu. Tong Leng Tojin merasa seluruh tubuhnya
tergetar, dirinya terdampar lagi dua langkah.
-ooo0oooKemuliaan terlihat karena merebut kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek Giok Cin Cu terkejut menampak suhengnya terpental ia
putar pedangnya dan loncat menyerang Souw Peng Hai.
Dengan satu egosan yang cepat Souw Peng Hai dapat
menghindari tusukan pedang, lalu mengangkat toyanya
membalas mengemplang lawan nya. Kemplangan yang
dikerahkan itu tak dapat ditahan atau ditangkis oleh Giok Cin
Cu. ia menarik kembali pedangnya dan memutar-mutarkan
pedangnya guna melindungi dirinya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambit meraung keras Souw Peng Hai berusaha menotok
jalan darah di bagian dada Giok Cin Cu, mungkin berhasil jika
Hian Ceng Tojin tidak keburu menolongnya dengan
menyerang dari belakang. Demikianlah Souw Peng Hai melawan ketiga pemimpin
partai silat Kun Lun itu dengan gigihnya. Tiga pedang dan
sebatang toya terlihat berkelebatan ber-seliweran dan saling
beradu sangat hebatnya, Namun Souw Peng Hai tidak
kelihatan letih melawan ketiga jago silat dari partai Kun Lun
itu. Dengan semua kepandaiannya, setelah bertempur
beberapa puluh jurus, ketiga pemimpin partai Kun Lun itu
masih juga belum dapat menundukkan Souw Peng Hai.
Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan kawan-kawannya yang
berdiri di mulut jalan keluar dari lembah tersebut terus
bersikap tenang menyaksikan pertempuran yang sedang
berlangsung dengan sengitnya itu.
Co Hiong telah menyerang Bee Kun Bu dengan beberapa
jurus yang luar biasa. Tetapi Na Siao Tiap yang sudah paham betul akan semua
ilmu silat yang tereatat di dalam kitab Kui Goan Pit Cek, jurusjurus tersebut tidak asing lagi baginya, ia hanya merasa heran
dari manakah Co Hiong telah mempelajari jurus-jurus tersebut
dan ia pun merasa khawatir akan keselamatan Bee Kun Bu,
Tetapi setelah melihat Bee Kun Bu dapat mengegosi semua
serangan Co Hiong dengan langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong
Pu, ia mulai menjadi lega.
Ong Han Siong telah melihat bahwa Souw Peng Hai masih
belum berhasil menerobos keluar dari kepungan ketiga
pemimpin partai Kun Lun, Dengan kipas bajanya ia datang
membantu ia berusaha menotok Hian Ceng Tojin serta
mengirim satu tinju kepada Giok Cin Cu. Serangan-serangan
yang dilancarkan dengan pesat itu adalah serangan purapura, tetapi hembusan anginnya sudah cukup mendesak
mundur lawan-lawannya, justru pada saat itu ujung toyanya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai datang menyodok dada Giok Cin Cu yang
terpaksa menangkis dengan pedangnya, Segera Giok Cin Cu
merasa mulutnya menjadi panas, tangan dan lengan
kanannya menjadi lemah, karena sodokan toya Souw Peng
Hai itu adalah sodokan jurus Tok Liong Cut Tong atau Naga
beracun keluar dari goa. Melihat Sumoynya menjadi pucat, Hian Ceng Tojin yang
baru saja menghindari totokan Ong Han Siong menjadi sangat
terkejut ia yakin bahwa Sumoynya tak dapat menahan satu
serangan lagi dari pihak lawan, Dengan mengerahkan tenaga
dalamnya ia kirim satu jotosan kepada Ong Han Siong dan
meloncat menjaga Sumoynya.
Di luar dugaan Ong Han Siong yang ingin menotok pundak
kiri Hian Ceng Tojin dengan jurus Ceng Teng Tiam Sui atau
Capung menotok air, Hian Ceng Tojin telah mendorong
kepadanya dengan hembusan angin tinjunya, lalu dengan
pedangnya menusuk lambungnya Souw Peng Hai. Tusukan
itu juga dilakukan dengan jurus Tok Liong Cut Tong atau Naga
beracun keluar dari goa, Souw Peng Hai lekas-lekas meloncat
mundur Kemudian toya si orang She Souw diayunkan lagi dan
mengeniplang Hian Ceng Tojin dengan jurus To Ta Kim Cung
atau Palu memukul genta, sambil mengancam: To-heng, coba
tahan kemplangan ini!"
Tentu saja Hian Ceng Tojin tak berani menahan atau
menangkis kemplangan yang mungkin beratnya seribu kati itu.
ia tarik kembali pedangnya Souw Peng Hai masih bisa
menyontek pedang lawannya jika ia kehendaki Namun ia tidak
melakukan itu. ia masih mengingat akan budi kasih Hian Ceng
Tojin yang pernah menolong jiwa puterinya dari tangan Tu
Wee Seng. Kesempatan itu digunakan oleh Souw Peng Hai
untuk meloncat keluar dari kepungan ketiga jago silat Kun Lun
itu. Ketika Hian Ceng Tojin menjadi sadar dari kebingungannya, ia melihat bahwa Souw Peng Hai sudah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terpisah satu tombak jauhnya. Demi nama baik partai Kun
Lun, ia mengejar lagi. Tapi dari belakang ditegur oleh orang:
To-heng, biarlah aku yang gempur dia." Orang itu adalah
pemimpin partai silat Tiam Cong, Sia Yun Hong.
Setelah melihat bahwa Sia Yun Hong tidak akan
menggempur dirinya, Souw Peng Hai tak lari lagi. Hian Ceng
Tojin sudah mengetahui bahwa Sia Yun Hong sangat
membenci Souw Peng Hai yang telah membunuh mati
adiknya, dan ia menggempur Souw Peng Hai bukan sematamata karena kitab pusaka, Oleh karena itu Hian Ceng Tojin
mencegah sambil berkata: "Sia To-heng dapat membantu aku,
akupun merasa girang, Tapi maksud kita kali ini adalah
merebut kembali kitab Kui Goan Pit Cek saja."
Souw Peng Hai tidak menunggu diserang. ia maju
menyerang lebih dulu, ia sodok Hian Ceng Tojin dengan
toyanya dan terus menyapu Sia Yun Hong.
Tong Leng Tojin yang telah pulih lagi tenaganya, iapun
segera datang membantu, menusuk Souw Peng Hai dari
belakang. Secepat kilat Souw Peng Hai mengegos, lalu berbalik
menyapu kedua betisnya Tong Leng Tojin yang buru-buru
meloncat ke atas dengan ilmu Pat Po Teng Kong atau
Delapan langkah naik ke langit
Setelah semua serangan masing-masing pihak gagal,
Souw Peng Hai tiba-tiba tertawa besar dan berkata: "Ketiga
pemimpin partai Kun Lun, aku minta mundur Aku ingin
mempertunjukkan kelihayanku."
Hanya dalam jangka waktu ia mengucapkan kata-katanya
itu, ia telah mengerahkan tenaga dalamnya, lalu perlahanlahan mengangkat tangan kirinya dan mengawasi Tong Leng
Tojin sambil mengancam: To-heng adalah yang memegang
pimpinan partai Kun Lun, aku minta To-heng sambut Kan Goat
Citku ini!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Harus diketahui bahwa Kan Goan Citnya Souw Peng Hai
adalah ilmu silat yang paling lihay di kalangan Bu Lim,
Hembusan angin dari sodokan jari kirinya itu dapat
menembusi besi dan emas. Meskipun ilmu silat Tong Leng
Tojin dua kali lebih mahir daripada apa yang dimilikinya
sekarang, ia tetap takkan dapat menahannya,
Hian Ceng Tojin lalu ayun pedangnya dan loncat di depan
Tong Leng Tojin sambil berseru: "Aku sudah lama mendengar
kelihayan Kan Goan Cit itu, aku ingin men-cobanya." Lalu ia
cabut sebilah pedang tua dari pung-gungnya. Saking tajam
pedang tua itu memancarkan sinar terang benderang ketika
dicabut dan suasana di sekitarnya segera berubah menjadi
dingin. Dengan kedua pedang disalib di depan dadanya, Hian
Ceng Tojin menanti menahan serangan Kan Goan Citnya
Souw Peng Hai. Namun Souw Peng Hai masih ingat budi Hian Ceng Tojin
terhadap puterinya, ia sungkan menjajal Hian Ceng Tojin
menahan Kan Goan Citnya, Dengan menahan napas
sehingga seluruh mukanya menjadi merah ia berhenti
melancarkan Kan Goan Citnya, lalu berkata: "Wa-tak yang
luhur dan budi kasih dari To-heng tak dapat kulupakan Maka
terpaksa aku harus menarik kembali Kan Goan Citku."
Semua orang yang menyaksikan kesudahan peristiwa itu
menjadi tereengang, karena semua orang yakin bahwa
pemimpin partai Kun Lun takkan dapat menahan serangan
Kan Goan Cit itu dan jika pemimpin partai Kun Lun gagal
menahan serangan tersebut, maka jatuhtab nama partai Kun
Lun di kalangan Bu Lim. Hian Ceng Tojin juga terharu melihat sikap ksatria dari
Souw Peng Hai. Akan tetapi ia mendesak: "Stouw Cong
Piauw, ayo teruskan serangan Kan Goan Citmu...!"
Dalam pada itu Souw Peng Hai mengejek: "Baiklah, jika
To-heng dapat menahan Kan Goan Citku, aku rela
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek...." Lalu dengan
suara seperti geledek ia berseru: "Semua berhenti.!"
Betul saja seruan yang hebat itu telah membikin semua
jago-jago silat yang masih bertarung berhenti, semuanya
datang menghampiri dan mengurung Souw Peng Hai, Hian
Ceng Tojin dan Tong Leng Tojin!
Dengan tenang Souw Peng Hai mengeluarkan kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek dari saku di dadanya, diletakkan di atas
telapak tangan kirinya, ia mengawasi semua orang di
sekitarnya, lalu berkata dengan sungguh-sungguh: "Ti-dak
perduli siapa saja bisa merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
ini dari tanganku, kami dari partai Thian Liong takkan
merampas kembali Paling akhir ia mengawasi Tong Leng
Tojin, Semua jago silat menaruh perhatian kepada kitab
pusaka yang berada di atas telapak tangan kiri Souw Peng
Hai. Dengan suara keras dan beringas Tong Leng Tojin
menjerit: "Mundur!" Dengan pedang terhunus ia maju.
Hian Ceng Tojin terpaksa minggir dan membiarkan
Suteenya lewat Dengan langkah yang tegap dan perlahan
Tong Leng Tojin maju mendekati Souw Peng Hai
Dengan tenang Souw Peng Hai menancapkan toyanya di
atas tanah, lalu sambil menyengir ia mengerahkan seluruh
tenaga dalamnya ke dalam tangan kanannya,
Tong Leng Tojin juga sambil maju terus mengumpulkan
tenaga dalamnya, siap sedia menahan serangan kan Goan
Citnya Souw Peng Hai. Ketika mereka sudah terpisah hanya beberapa langka h,
tiba-tiba terasa oleh mereka hembusan angin dan terlihat
bayangan orang secepat kilat menyambar kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek dari samping.
Tong Leng Tojin terkejut dan ia berhenti Segera terdengar
suara jeritan yang membikin bulu roma berdiri dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memecahkan suasana yang sunyi senyap di lembah itu
dibarengi dengan suara jatuhnya tubuh manusia di tanah,
Semua perhatian ditujukan kepada tubuh manusia yang
telah menjadi mayat itu. Souw Peng Hai mengejek: "Siapa lagi
yang ingin merasai Kan Goan Citku?"
Orang yang mati konyol itu adalah To It Kang, Sutee Tu
Wee Seng dari partai Hua San. Rupanya ia hendak merebut
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di atas telapak tangan kiri Souw
Peng Hai. To It Kang terhitung jago silat kelas satu, tapi dia binasa
tanpa suara oleh serangan Kan Goan Cit!" Keluh Hian Ceng
Tojin, yang berbareng cemas akan nasib Suteenya.
To It Kang setelah melihat kitab Kui Goan Pit Cek yang
dibuat perebutan itu di depan matanya, ia tak dapat menahan
ketamakannya, Dengan secepat kilat ia loncat merebut kitabkitab itu. ia tak menduga bahwa Souw Peng Hai telah
memperhatikan gerak-geriknya, telah menyerangnya dengan
Kan Goan Cit, Dengan demikian tamatlah riwayatnya,
Menyaksikan tewasnya To It Kang, semua jago silat
terperanjat termasuk juga pemimpin-pemimpin dari kelima
cabang partai Thian Liong sendiri Mereka memang telah
mengetahui bahwa Souw Peng Hai memiliki ilmu Kan Goan
Cit, tapi mereka belum pernah menyaksikan kelihayannya,
Sejenak kemudian, Tu Wee Seng yang baru sadar dari
terperanjatnya, lari menyerang Souw Peng Hai dengan toya
bambunyaj tetapi Sia Yun Hong lekas-lekas mencegah dan
membujuknya: "Tu-heng, sabar, Mengha-dapi musuh, kita
tidak boleh hilang kepala."
sebetulnya Tu Wee Seng hanya ingin maju melihat apakah
Suteenya betul-betul sudah tewas, sikap yang terburu nafsu
itu hanya buatan belaka, Sejenak kemudian Souw Peng Hai mengawasi semua
jago-jago silat yang mengurungnya, Dengan tenang ia
mengejek: "Rupanya kalian terlampau segan merebut kitabKANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kitab Kui Goan Pit Cek ini. Aku terpaksa akan menyimpan
kembali." Dalam kesempatan itu, orang-orang partai Thian Liong
telah menolong kawan-kawannya yang terluka dan sudah siap
lagi untuk bertempur Tong Leng Tojin berkata lagi kepada Souw Peng Hai:
"Souw Cong Piauw, jangan simpan dulu kitab-kitab itu. Aku
ingin menguji Kan Goan Citmu."
Sambil tertawa Souw Peng Hai menjawab: "Baik, baik, Toheng dapat segera mulai turun tangan...." Belum lagi ia
habiskan kata-katanya, telah terdengar jeritan seseorang
memanggilnya: "Ayah!" dan terlihat Souw Hui Hong lari
menghampiri ayahnya dengan rambut terurai dan pakaian
yang kotor dan bernoda darah,
Melihat keadaan puteri kesayangannya itu, Souw Peng Hai
sangat pilu hatinya, ia tak dapat bersikap tenang lagi ia
menanya dengan perasaan heran: "Nak, kau dihajar oleh
siapakah sampai keadaan dirimu demikian" Lekas
beritahukan kepadaku Hari ini aku sudah tak segan lagi
membunuh orang, jika kau membunuh orang yang
menganiayamu, aku baru puas." sehabis berkata demikian, ia
segera mengawasi Tu Wee Seng,
Souw Hui Hong telah mengerahkan seluruh tenaganya
yang masih ketinggalan untuk menghampiri ayahnya, ia
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berlari-lari dengan sempoyongan tak dapat berdiri jejak.
Tio Hoa yang melihat itu segera berpikir "Jika aku dapat
menawan gadis itu untuk dijadikan sandera, maka Souw Peng
Hai dapat dipaksa menyerahkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek."
Lalu tanpa berpikir panjang lagi, ia meloncat dan menerkam
Souw Hui Hong. Souw Peng Hai tak keburu menolong puterinya. ia
membentak dan melancarkan serangan Kan Goan Citnya
kepada Tio Hoa. Kelihayan Kang Goan Citnya itu tak dapat
disangkal Hembusan angin yang keluar dari jari tangannya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
telah menusuk tangannya Tio Hoa yang menjambret pundak
Souw Hui Hong, dan terus menusuk dadanya, seolah-olah
tusukan sebilah pisau belati yang tajam Hembusan angin
tersebut juga telah mendorong Souw Hui Hong ke be!akang.
justru pada saat itu tiba-tiba terlihat berkelebatnya sebuah
sinar. Tangan Tio Hoa terpotong menjadi dua.
Sinar yang berkelebat itu adalah senjata yang menebas
tangan Tio Hoa. Kejadian tersebut berlangsung cepat sekali, semua
perhatian telah ditujukan kepada kejadian itu, Orang yang
datang menolong Souw Hui Hong bukannya orang dari partai
Thian Liong, tapi Bee Kun Bu dari partai Kun Lun.
Dengan sangat murka sekali Tu Wee Seng membentak
"Hei anak kemarin dulu!" Bentakannya itu ia barengi dengan
satu kemplangan toya bambunya ke punggung Bee Kun Bu.
Dengan cepat Bee Kun Bu dorong tubuh Souw Hui Hong
kepada ayahnya dan berusaha mengegosi kemplangan dari
Tu Wee Seng. ia yang bertekad menolong orang tidak keburu
mengegosi kemplangan Tu Wee Seng, karena ia telah
bertekad menolong tanpa menghiraukan keselamatan dirinya
sendiri. Bagi ia mati menolong orang adalah lebih baik
daripada mati dianiaya orang, Tapi ternyata jiwanya masih
dilindungi Tuhan, meskipun ia tak keburu mengegosi
kemplangan dari Tu Wee Seng, ia masih dapat ditoIong.
Ketika ia meloncat menolong Souw Hui Hong, Pek Yun Hui
sudah memperhatikan gerak-geriknya dan sudah siap dengan
dua biji Hian Cunya, Begitu lekas Tu Wee Seng datang
mengempIang, kedua biji Hian Cu itu telah dilontarkan yang
satu memukul toya dan yang lainnya memukul jalan darah di
tengah antara kedua mata Tu Wee Seng,
Tu Wee Seng yang terkenal lihay segera merasa serangan
dari kedua biji Hian Cu itu. ia lekas-lekas meloncat mundur
mengelakkan diri dari kedua Hian Cu itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika itu Souw Peng Hai sudah memeluk puterinya, Pek
Yun Hui sudah loncat maju sambil mengirim tinju ke arah Teng
Lee yang juga berusaha memukul Bee Kun Bu dan menyodok
tinju kanannya dengan tenaga dalam ke arah Sia Yun Hong
untuk mendesak mundur Hanya dalam sekejap saja, suasana
menjadi berubah. Semua jago silat sudah melangkah mundur
satu tombak lebih dari Souw Peng Hai.
Dengan satu loncatan Pek Yun Hui loncat melalui Bee Kun
Bu sambil berbisik "Kau tak boleh mati begitu saja....H Lalu ia
berdiri di hadapan Souw Peng Hai dan menantang: "Aku minta
kau serahkan puterimu kepada orang-orangmu untuk dijaga,
Aku ingin menguji Kan Goan Citmu!"
Dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di tangan kiri serta
memegang puterinya di tangan kanan, Souw Peng Hai
menjawab: "Ha, kita rupanya harus mengadu silat juga. Lebih
baik kita menggunakan kesempatan sekarang untuk
menentukannya." Setelah dibebaskan jalan darah di punggungnya oleh
ayahnya, Souw Hui Hong baru sadar lagi. Tiba-tiba Ong Han
Siong loncat ke hadapan Souw Peng Hai dan berkata: "Cong
Piauw yang bertanggung jawab atas semua urusan partai
Thian Liong tak dapat melawan musuh sendiri Biarlah aku
yang maju melawan musuh..."
Souw Peng Hai menggeleng-gelengkan kepalanya dan
berkata: "Aku yakin ilmu Pek siocia tinggi sekali Mungkin aku
tak dapat melawannya dengan Kan Goan Citku. Tapi jika aku
tewas pada hari ini, maka urusan partai Thian Liong aku
serahkan kepada mu. Hei, di manakah Co Hiong?"
Co Hiong segera datang dan membungkukkan diri
memberi hormat: "Teecu ada di sini!"
Souw Peng Hai serahkan Souw Hui Hong kepada Co
Hiong sambil berkata: "Kau jaga baik-baik Sumoymu, Untuk
menjaga Sumoymu, kau harus berkorban."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pesan yang ia berikan kepada Ong Han Siong dan Co
Hiong itu sangat memilukan hati orang yang mendengarnya.
Tiba-tiba Souw Hui Hong mengertak gigi dan loncat
merampas kitab Kui Goan Pit Cek dari tangan ayahnya,
perbuatan yang tiba-tiba dan nekad itu membikin semua orang
menjadi terperanjat. "Hei, apakah kau sudah gila?" bentak Souw Peng Hai,
"Lekas kembalikan kitab-kitab itu?"
Setelah melangkah mundur beberapa tindak, Souw Hui
Hong menjawab: "Ayah, kitab pusaka ini adalah milik orang
lain, Co Suheng telah merampasnya dengan tipu muslihat
yang busuk" ia tak dapat meneruskan kata-katanya, karena
tiba-tiba tenggorokannya tereekik.
Souw Peng Hai maju selangkah dan merampas kembali
kitab-kitab itu, tapi Souw Hui Hong mengegos,
"Apakah kau sudah gila?" Bentak Souw Peng Hai dan ia
angkat toyanya untuk memukul.
Dengan tertawa seperti orang yang hilang ingatan Souw
Hui Hong berkata: "Aku rela mati di bawah tangan ayah,
karena ini lebih baik daripada mati di tangan Suhengku." Lalu
ia menubruk toya ayahnya dengan kepalanya.
Souw Peng Hai terkejut Lekas-lekas ia tarik toyanya dan
tangan yang lainnya merampas kitab-kitab pusaka, Souw Hui
Hong menubruk angin, tapi tubuhnya terjerunuk ke depan.
Tiba-tiba terdengar Co Hiong menjerit "Suhu!" dan terlihat
ia meloncat secepat kilat ke samping tubuh Souw Hui Hong
dengan tangan kirinya coba merampas kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek dan tangan kanannya melontarkan lingkaran
emasnya. Segera terlihat darah muncrat dan satu lengan
manusia terlempar tujuh-delapan kaki jauhnya, Bee Kun Bu
meloncat menangkap lengan yang berlumuran darah itu dan
berusaha menjaga tubuh Souw Hui Hong, Lalu dengan
beringas ia menyambit Co Hiong dengan pedangnya Sejenak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kemudian ia telah merangkul Souw Hui Hong yang jatuh di
tanah dengan tangan tertebas putus!
-ooo0oooCo Hiong membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek masuk
ke dalam jurang. Bee Kun Bu telah berusaha menolong Souw Hui Hong dari
lingkaran emasnya Co Hiong yang bertekad merampas kitabkitab Kui Goan Pit Cek dengan cara apapun dan dia telah
berhasil merampas kitab-kitab tersebut dengan menebas
putus lengan Souw Hui Hong, Malah diapun berhasil
mengegosi pedang Bee Kun Bu yang disambitkan kepada
nya, lalu terus lari ke belakang.
Co Hiong menjatuhkan diri mengelakkan totokan maut itu,
lalu bergulingan dan bangun menusuk dada Pek Yun Hui
dengan ilmu Tok Coa Kit Houw atau Ular beracun menyerang
harimau, ia telah mengerahkan seluruh tenaganya untuk
melakukan tusukan maut itu.
Pek Yun Hui cepat-cepat melangkah mundur dan
membentak: "Binatang! Hari ini kau mesti mati konyol!" Lalu
dengan telunjuk yang ia lancarkan dengan ilmu Tian Kong Cit,
ia menyerang jalan-jalan darah Tian Tok (jantung) dan Tiong
Hu (perut) Co Hiong. pertempuran antara kedua jago silat itu disaksikan oleh
para jago silat dengan kagum dan khawatir Tiap-tiap serangan
atau tangkisan dilancarkan dengan kepandaian yang luar
biasa, Tiap-tiap serangan atau totokan jika tak luput pasti
membunuh pihak Iawan, pertarungan hidup mati!
Jika Co Hiong tidak pernah bertemu Kiok Gie Hweeshio
yang telah mengajarkannya semua ilmu silat dari San Im Shin
Ni, mungkin ia sudah menjadi mayat Melihat kedua totokan itu,
ia mengerahkan seluruh tenaganya meloncat ke atas dan
berhasil mendaki jurang di depannya, Pek Yun Hui mengejar
Mereka berada di pinggir jurang yang terjal.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui menyerang lagi dengan tinjunya, Ji'ka Co
Hiong menahan jotosan itu, ia yakin ia akan terdorong dan
segera terlempar jatuh ke dalam jurang yang dalam lagi
berbahaya Oleh karena itu ia segera mengegoskan diri dan
berusaha mencari lowongan untuk balas menyerang. Tapi Pek
Yun Hui tak memberikan kesempatan lagi, ia terus mengirim
jotosan-jotosannya bertubi-tubi dan satu jotosan telah berhasil
memukul betis kiri Co Hiong sehingga menjadi pincang.
"Hayo, keluarkan semua kepandaianmu!" Bentak Pek Yun
Hui dan Co Hiong sudah sempoyongan
Tiba-tiba terasa hembusan angin. Ternyata Souw Peng
Hai dan Sia Yun Hong telah datang mengejar dan mereka
berdua menerkam Co Hiong, Tapi Pek Yun Hui mengirim
jotosan kanannya dengan ilmu Tiauw Hoat Lam Hai
(Mengerahkan ombak lautan selatan) kepada Souw Peng Hai
dan menusuk Sia Yun Hong dengan telunjuk jari tangan
kirinya dengan ilmu Tok Coa Kit Houw atau ular beracun
menyerang harimau, Souw Peng Hai menjerit menangkis jotosan itu dan Sia
Yun Hong loncat ke atas menghindari tusukan telunjuk itu.
Tangkisan Souw Peng Hai membikin Pek Yun Hui
terdorong. "Hei, manusia binatang!" bentak Pek Yun Hui, segera Na
Siao Tiap, Lie Ceng Loan dan kawan-kawannya sudah siap
membantu Pek Yun Hui, Lalu Pek Yun Hui berkata kepada Na
Siao Tiap: Tiap Moi, kau tunggu di sini, aku hendak mengejar
Co Hiong, binatang itu...!"
Sehabis berkata demikian, ia segera loncat mengejar Co
Hiong, Semua jago-jago silat seolah-olah baru sadar dari
tidurnya, mereka semuanya turut mengejar dengan
menggunakan ilmu meringankan tubuh.
Co Hiong telah menggunakan ilmu Gie Sin Hoan Bie atau
Tukar bentuk merubah kedudukan, untuk melarikan diri
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu dan rupanya tak
dapat dikejar oleh para jago silat
Tapi dengan menahan napasnya sejenak, Pek Yun Hui
melonjak ke atas seolah-olah seekor burung eJang terbang
naik ke angkasa dan sesaat kemudian telah berada di
belakangnya Co Hiong, Sia Yun Hong menarik napas menyatakan ke-kagumannya
melihat ilmu meringankan tubuh Pek Yun Hui. ia berseru:
"Sungguh suatu ilmu yang bagus sekali!"
Ketika itu Co Hiong dan Pek Yun Hui sudah lima tombak di
depan para jago silat, dan Pek Yun Hui sudah mulai
melancarkan jotosannya, ilmu Tay Im Kie Kong atau ilmu tenaga dalam
menenangkan semangat dari Co Hiong sudah cukup berdasar
dan iapun insyaf bahwa pertempuran kali ini adalah
pertempuran mati atau hidup, ia sudah siap sedia melawan
dan ketika Pek Yun Hui mengirim jotosan, ia berbalik dan
menjaga diri untuk membalas menyerang dengan tinju kiri dan
pedang di tangan kanan, Begitu tiba di tanah, Pek Yun Hui mengegosi serangan
pedang dan dengan ilmu Tan Cit Sin Tong atau totokan
telunjuk sakti ia pentil pedangnya Co Hiong dan tinju kirinya
menahan jotosan jahanam itu.
Meskipun ilmu Tan Cit Sin Tongnya belum sem-purna,
akan tetapi telah cukup membikin lengannya Co Hiong
menjadi lumpuh, Co Hiong melontarkan lingkaran cmasnya:
tapi dengan hembusan angin tinju, Pek Yun Hui berhasil
membelokkan arahnya lingkaran emas itu. Kesempatan yang
baik itu digunakan oleh Co Hiong untuk menusuk lagi
punggung Pek Yun Hui. Entah bagaimana, dengan ilmu langkah ajaib Ngo Heng Bi
Cong Pu, lagi-Iagi tusukan itu mengenai tempat kosong, Lalu
telunjuk jari kanannya menotok lambung Co Hiong, Secepat
kilat mundur dua langkah, ia jadi sangat terkejut "Orang ini
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
betul-betul luar biasa ilmu silatnya!" Baru saja ia hendak
merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari Co Hiong, si
bangsat sudah menggunakan kesempatan yang baik itu untuk
bergulingan dan menjatuhkan diri ke bawah jurang yang
dalam lagi berbahaya itu.
Semua orang menjadi terperanjat karena semua tidak
menduga bahwa Co Hiong akan melakukan perbuatan nekad
itu. Sia Yun Hong mengayun pedangnya dan berseru:
"Sayang, sayang, Dia sudah melarikan diri lagi."
Souw Peng Hai mengawasi Pek Yun Hui sejenak, lalu
berjalan ke pinggir jurang dan memperhatikan jurang yang
berbahaya dan sangat dalam itu. Demikian dalamnya jurang
itu sehingga tak terlihat dasarnya. Souw Peng Hai menghela
napas dan menggeleng-gelengkan kepala,
Pek Yun Hui menjadi cemas karena kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek telah dibawa oleh Co Hiong dan ia tak dapat
mengembalikan kepada Na Siao Tiap, pemiIiknya. ia menduga
bahwa Cb Hiong yang telah menjatuhkan diri ke dalam jurang
itu pasti telah hancur luluh.
Ketika itu kelima pemimpin cabang partai Thian Liong,
ketiga pemimpin partai Kun Lun, ketiga pemimpin partai Ngo
Bi dan lain-lainnya sudah tiba di atas jurang itu. Pang Siu Wie
menggendong Souw Hui Hong yang berlumuran darah karena
telah kehilangan sebelah lengan nya. Na Siao Tiap mengikuti
Lie Ceng Loan disertai oleh keempat bujang perempuannya,
Semua gadis-gadis itu berlinang air mata menyaksikan
peristiwa yang mengerikan itu. Bee Kun Bu masih memegangi
lengan Souw Hui Hong yang telah putus dan berlumuran
darah dengan wajah yang sedih.
Na Siao Tiap menghampiri Pek Yun Hui dan berkata: "Pek
Cici, Souw Siocia telah terluka parah dan lengannya tertebas
putus, Mungkin dia sukar ditolong lagL"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui mengawasi Souw Hui Hong yang sudah tidak
sadarkan diri, lalu berkata: "Meskipun dia dilukai oleh
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
suhengnya yang jahat dan busuk, kita tak bisa tinggal diam.
Kita harus berusaha menolong...." Lalu ia jalan menghampiri
Pang Siu Wie, ia dapat memperhatikan lagi bahwa Souw Hui
Hong sudah pingsan, wajahnya pucat pasi dan kedua
matanya terpejam, Tiba-tiba Pang Siu Wie menangis dan berkata: "Aku harus
dihukum, Setelah Souw Siocia siuman, dia meronta-ronta dari
pelukanku, Aku tak keburu menahannya, dia lari kepada
ayahnya, Dan sekarang dia menjadi begini...."
Bee Kun Bu menghampiri dan berkata kepada Pek Yun
Hui: "Pek Siocia, apakah dia masih dapat ditolong?"
Pek Yun Hui menghela napas, lalu menjawab sambil
tersenyum sedih: "Dia sudah menderita luka parah, lalu
lengannya tertebas putus. Dia kehilangan banyak darah,
Tentang apakah masih dapat ditolong atau tidak, aku tak
dapat menyatakan sekarang Dia harus diperiksa luka-luka dan
cedera-cederanya...." Lalu ia berkata kepada Na Siao Tiap:
Tiap Moi, apakah kau masih mempunyai pil obat yang
mujarab" Mungkin pil obat tersebut dapat menolong jiwanya."
Na Siao Tiap diam tak berkata, Bee Kun Bu yang merasa
berhutang budi kepada nona Souw, ia menghampiri Na Siao
Tiap dengan maksud minta pil obat untuk Souw Hui Hong,
akan tetapi ia menjadi bisu ketika berhadapan dengan gadis
itu, Sikap yang janggal itu terlihat oleh Lie Ceng Loan yang
lekas-lekas menghampiri dengan maksud menghibur tetapi
iapun menjadi bisu ketika sudah berdiri dekat Bee Kun Bu. ia
hanya dapat berdiri di sampingnya Bee Kun Bu.
Souw Peng Hai berdiri dengan bengong mengawasi
puterinya. ia sangat sayang puterinya itu, akan tetapi ia tak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengerti mengapa puterinya menentang ia dalam soal kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu,
Meskipun kelima pemimpin cabangnya semuanya memiliki
ilmu silat yang tinggi dan kecerdasan, akan tetapi karena dua
orangnya telah terluka (Souw Hui Hong dan Co Hiong),
mereka tak dapat bertindak atau mengutarakan sesuatu,
Setelah memeriksa luka-lukanya Souw Hui Hong, Pek Yun
Hui berkata kepada Na Siao Tiap: Tiap Moi, kitab-kitab Kui
Goan Pit Cekmu telah dibawa oleh Co Hiong yang telah jatuh
ke dalam jurang, Aku tak dapat mengejar dia lagi, Aku merasa
kecewa!" dia berkata dengan tidak menyinggung soal Leng
Tan lagi, Na Siao Tiap tersenyum dan berkata: "Cici jangan pikiri hal
itu pu!a. sebelumnya ibuku meninggal dunia, dia pernah
mengatakan bahwa adanya kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu di
dunia hanya menimbulkan ma!a-petaka belaka. Dia
menghendaki aku memahami isinya, dan kemudian
membakarnya, Kini kitab-kitab tersebut telah jatuh ke dalam
jurang, kita tak usah buat pikiran lagi...." Dan ia terus lari
melewati Pek Yun Hui. Tiba-tiba Tu Wee Seng mengangkat toya bambunya dan
membentak Souw Peng Hai: ilmu Kan Goan Cit saudara Souw
betul-betul hebat, Suteeku tewas di tanganmu Hutang jiwa ini
aku catat di dalam buku, dalam jangka waktu satu tahun darf
hari ini, aku akan membawa orang-orang dari partai Hua San
datang ke markas besar partai Thian Liong di sebelah utara
propinsi Kwiciu untuk membikin perhitungan."
Ucapan tersebut diteruskan oleh Sia Yun Hong: "Aku kali
ini telah keluar dari pegunungan Tiam Cong dengan maksud
membikin perhitungan juga terhadap saudara Souw, tetapi aku
tidak menduga kita bertemu di pegunungan Koat Cong San
ini....H Souw Peng Hai tidak menanti kata-kata itu diucapkan
habis, ia segera tertawa terbahak-bahak dan berkata:
"Semenjak aku memimpin Thian Liong Pay, kalian semua
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang menganggap diri sebagai pemimpin-pemimpin partai silat
telah pandang aku sebagai musuh dan merasa gembira jika
aku sudah habis riwayat nya. partai Siauw Lim dan partai Bu
Tong telah berjanji menguji ilmu silat tiga tahun kemudian...."
ia berhenti sejenak untuk mengawasi semua jago-jago silat di
sekitarnya, lalu melanjutkan:
"Kalian semuanya adalah pemimpin-pemimpin dari partai
silat Aku minta maaf jika aku salah bicara, Partai silat Thian
Liong telah menyediakan arak dan santapan lezat di markas
besar di propinsi Kwiciu dan dengan kesempatan ini kami
mengundang lagi semua jago-jago silat dari kesembilan partai
untuk datang mengadu si!at...."
Tong Leng Tojin memotongnya dan membentak:
"Kau mulut besar! Kami dari partai Kun Lun pasti datang
dan menerima undangan itu."
Souw Peng Hai tertawa lagi dan menjawab: "Baik, baik
sekali Aku akan mengundang semua jago-jago silat dari
kesembilan partai Nah, kita tetapkan saja waktunya di malam
tanggal lima belas bulan delapan lain tahun, Aku si tua bangka
menanti kedatangan kalian."
Tu Wee Seng, Teng Lee, Sia Yun Hong dan Tong Leng
Tojin menjawab dengan berbareng: "Kami pasti datang ke
markas besar Thian Liong Pay pada tanggal yang telah kau
tetapkan." Sambil mengurut-urut jenggotnya yang panjang, Souw
Peng Hai berkata: "Baiklah, Pada waktu itu bukan saja segala
soal diantara partai-partai kita dapat dibikin beres, bahkan kita
dapat mengatur lagi urut dari partai-partai silat kita."
Tu Wee Seng berjingkrak dan membentak: "Ha, urut
daripada partai-partai silat, tak perlu kau yang atur."
Tiba-tiba Pek Yun Hui campur bicara: "Kalian telah berjanji
menguji kepandaian silat pada lain tahun agar segala dendam
atau soal antara kalian dapat dibikin beres, Aku harus
menyatakan bahwa di puncak ini, aku tak dapat menyediakan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tempat penginapan bagi kalian dan aku minta dengan hormat
agar kalian berlalu dari tempat ini sebelum fajar menyingsing.
Bila masih ada juga orang yang mencoba datang untuk
mengambil atau mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Aku
tidak dapat menjamin jiwanya, Orang itu tak dapat berlalu
hidup-hidup." sebetulnya semua jago-jago silat itu menghendaki kitabkitab Kui Goan Pit Cek, akan tetapi mereka semua gentar
melawan Pek Yun Hui, maka semuanya bungkam,
Ancaman yang diucapkan oleh Pek Yun Hui itu rupanya
membikin para jago silat menjadi gentar dan sikap itu dapat
dilihat oleh Na Siao Tiap, Ketika ia berpaling kepada Bee Kun
Bu yang masih memegangi lengan Souw Hui Hong dengan
wajah yang muram, ia terharu, ia raba-raba pil mujarab nya
yang masih ketinggalan satu butir Dengan tangan larinya ia
paksa buka mulut Souw Hui Hong yang sudah terkancing, lalu
dijejalkan pil obat Leng Tan itu ke dalam mulutnya,
perbuatan itu dilihat oleh Souw Peng Hai. ia sudah
mengetahui bahwa puterinya menderita luka parah, ia yakin
sukar disembuhkan Saudara angkatnya, tabib sakti Sao Kong
Gie masih berada di markas besar Jika ia harus membawa
puterinya ke propinsi Kwiciu, itu berarti ia terpaksa menunda
pengobatannya dalam beberapa hari lagi, dengan demikian
membahayakan jiwa puterinya Demikianlah soal mati hidup
puterinya telah mengacaukan pikirannya,
Ketika pil obat itu sudah dijejalkan ke dalam mulut Souw
Hui Hong, Na Siao Tiap melirik ke arah Bee Kun Bu yang
segera tersenyum seolah-olah menyatakan be-ribu-ribu terima
kasih nya. Hian Ceng Tojin yang telah memperhatikan gerak-gerik
muridnya yang menolong Souw Hui Hong dengan tak
menghiraukan jiwanya sendiri, dan cara Bee Kun Bu
melepaskan diri dari jaring asmaranya Pek Yun Hui, juga cara
Bee Kun Bu berusaha melepaskan perasaan cintanya Na Siao
Tiap terhadap dirinya, menjadi cemas sekali, ia berpikir
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Muridku ini tidak beruntung Dia telah terlibat dalam urusan
asmara entah berapa banyak seginya, Apa-kah dia dapat
meloloskan diri dari jaring yang ruwet dan rumit itu?"
Tiba-tiba terdengar Souw Hui Hong menarik napas
panjang dan terlihat ia membuka kedua matanya, Leng Tan
Na Siao Tiap ternyata benar-benar mustajab, pil itu membikin
gadis itu sadarkan diri. Bukan main girangnya Souw Peng Hai ketika melihat
puterinya siuman, Tak terasa air matanya mengucur keluar ia
berjalan perlahan-lahan menghampirinya, lalu berkata dengan
penuh kasih sayang: "Nak, apakah kau merasa lega?"
Souw Hui Hong tersenyum dan segera air mata hangat
mengucur keluar Dengan terharu ia menjawab: "Ayah,., aku,.,
aku ada dua permintaan dan harap ayah sudi
mengabuIkannya.,,." Melihat darah yang menodakan pakaian puterinya, dengan
hati seperti disayat-sayat Souw Peng Hai mengangguk seraya
berkata: "Asal ayah dapat melakukannya, pasti akan
kukabu!kan," Dengan mengertak gigi, Souw Hui Hong meronta dari
pelukan Pang Siu Wie. Lalu ia berlutut di hadapan ayahnya
serta berkata: "Permintaanku yang ke satu ialah kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek harus dikembalikan pada pemiliknya.,.,"
"Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah dibawa pergi oleh
suhengmu yang telah menebas putus lenganmu...." Souw
Peng Hai memotong kata-kata puterinya,
Souw Hui Hong terkejut ia mengangkat kepalanya dan
memandangi Bee Kun Bu. Pek Yun Hui datang membantu menghiburkan dengan
berkata: "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah kau kembalikan
kepada kami, Jika telah dirampas lagi, kami tak dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyalahkan kau. Kau sudah menunaikan janji untuk
mengembalikan kitab-kitab sakti itu."
Souw Hui Hong tersenyum, lalu meneruskan kata-katanya
sambil berlutut di hadapan ayahnya: "Permintaan yang ke dua
ialah aku minta ayah potong rambutku."
Seperti mendengar halilintar di tengah hari bolong Souw
Peng Hai terkejut akan permintaan ke dua itu dan ia menanya
tergesa-gesa: "Mengapa kau ajukan permintaan itu?" Tapi
melihat puterinya ajukan permintaan tersebut dengan tekad
dan karena khawatir melukakan hatinya, maka sebelum
puterinya menjawab, ia berkata lagi: "Baik, baik, aku kabulkan
permintaanmu- Lalu ia angkat rambut puterinya yang panjang
dan dengan kedua jari tangan kanannya, ia potong putus
rambut itu seolah-olah ia menggunakan gunting untuk
memotongnya, Souw Hui Hong bangun, dan mengawasi Pek Yun Hui, Na
Siao Tiap dan Lie Ceng Loan. Paling akhir ia mengawasi Bee
Kun Bu. Dengan senyumnya yang memilukan hati ia berkata:
"Loan Moi-moi, Bee Siangkong! Sudi kiranya datang kemari,
aku ingin bicara,.,."
Bee Kun Bu tidak segera menghampirinya, ia menoleh ke
arah gurunya, lalu dengan perlahan-lahan ia menghampiri
Souw Hui Hong, Lie Ceng Loan juga mengikuti di
belakangnya, Lie Ceng Loan menanya dengan penuh simpati: "Cici, ada
pesan apakah?" Souw Hui Hong mengangguk sambil tersenyum, Lalu
berkata: "Aku segera akan berlalu dari sini, Tapi sebelumnya
aku pergi, aku minta kau mengabulkan permintaanku."
Lie Ceng Loan terperanjat dan menanya: "Permintaan
apakah" Aku pasti mengabulkan Tapi Cici hendak pergi
kemana?" Bee Kun Bu yang berdiri di samping mereka dan telah
mendengar pereakapan itu menjadi gelisah,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil menatap wajahnya Bee Kun Bu, Souw Hui Hong
berkata: "Loan Moi-moi, kau tak usah khawatir Aku takkan
mati, Aku ingin mendampingi ibuku, Tiap-tiap hari aku duduk
sembahyang di hadapan Hud Couw untuk minta diampuni
dosa-dosaku...." "Oh, sekarang aku baru tahu," kata Lie Ceng Loan, "Cici
memotong rambut karena ingin menjadi Nikouw (rahib
wanita)!" "BetuI!" kata Souw Hui Hong, "Aku telah menjadi seorang
cacad dan takkan berguna lagi, sebetulnya aku harus mati
untuk melupakan semua dosa-dosaku, Tapi jika aku mati, aku
membikin banyak orang bersedih hati... dan aku hanya
menambah dosa saja."
"Cici, orang hidup memang banyak urusan dan sering kali
harus mengalami kesulitan atau penderitaan. Menghibur Lie
Ceng Loan, "Jika aku tidak mempunyai Bu Koko akupun ingin
turut Cici menjadi Nikouw...."
Lalu Souw Hui Hong menghampiri ayahnya dan berkata:
"Ayah, aku masih ada omongan Tapi jika aku ucapkan, aku
khawatir akan merugikan nama baik ayah...."
Souw Peng Hai menghela napas, ia berpikir sejenak, lalu
berkata: "Kau sebutlah! sekarang siapapun mengetahui bahwa
kau adalah puteriku, jika perbuatanmu merugikan aku, itu
adalah takdir Tuhan. Betapapun kerasnya aku mencegah, aku
tak dapat mencegah takdir, hayo, sebutlah...."
Ong Han Siong menjadi gelisah, karena jika betu!-betuI
akan mencemarkan nama baik Souw Peng Hai, itu berarti juga
mencemarkan nama baik dari Thian Liong Pay, ia bertindak
maju dan berkata kepada Souw Peng Hai: "CongPiauw, harap
jangan gusar, SouwSiocia adalah kesayangan Cong
Piauwdan telah terdidik baik. Dia tentu mengetahui betul soal
apakah yang harus disebut di hadapan orang banyak sebagai
saksi, pula soal apakah yang tak dapat disebut di hadapan
umum demi kepentingan Cong piauw atau Thian Liong Pay!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Maksud daripada peringatan itu adalah semata-mata untuk
membikin Souw Hui Hong berpikir lagi sebelum ia
mengucapkan kata-katanya yang mungkin akan
mencemarkan nama baik Souw Peng Hai dan juga Thian
Liong, -ooo0oooAntara budi dan dendam
Tu Wee Seng mengejek: "Sebetulnya urusan antara ayah
dan puteri, Ong-heng tak perlu campur."
Ong Han Siong tidak menyahut, tetapi Mo Lun
membentak: "Tu-heng! janganlah kau banyak bicara, Mayat
Suteemu masih belum menjadi dingin Apakah kau masih juga
berani jual lagak?"
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tu Wee Seng mengakui bahwa Mo Lun memiliki ilmu silat
yang tinggi, dalam saat itu ia pikir lebih baik menahan sabar.
Lalu Souw Hui Hong perlahan-lahan bangun, dan dengan
suara yang keras berkata kepada ayahnya: "Ayah, aku
sebagai puteri tidak berbakti Aku telah menerbitkan banyak
kesulitan bagi ayah dan para pamanku, Aku telah melanggar
peraturan partai, karena dengan diam-diam aku telah
membantu muridnya partai Kun Lun...."
pemimpin cabang bendera kuning Ong Han Siong berkata
sambil tersenyum: "Jika partai Kun Lun telah melepas budi
kepadamu, kita dari partai Thian Liong harus membalasnya
bila memperoleh kesempatan Di kalangan Bu Lim, budi dan
dendam harus kita dapat bedakan Jika kau menolong
muridnya partai Kun Lun karena ingin membalas budi,
perbuatan demikian tak dapat dikatakan suatu pelanggaran!!
Souw Hui Hong berpikir sejenak, lalu berkata: "Aku
mengetahui bahwa peraturan partai Thian Liong itu sangat
keras, Ayahku menjadi pemimpin dari partai Thian Liong,
tetapi aku tak dapat bebas dari hukuman jika aku melanggar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
peraturan Aku harus dihukum jika aku melanggar peraturan
partai!" Dengan wajah penuh kasih sayang Souw Peng Hai
berkata: "Kau sedang menderita luka parah, dan kau rupanya
mengerti juga peraturan partai kita, Tentang pelanggaranmu,
kita dapat memeriksanya lagi bila kau sudah sembuh."
Mo Lun meneruskan perkataan Souw Peng Hai: "Souw
siocia sudah di potong rambutnya, jika dia betul sudah
melanggar peraturan partai, dengan dipotong rambutnya, dia
sudah terhukum. Kita tak perlu mengusut lebih jauh...."
Souw Hui Hong terharu mendengar pembelaan Mo Lun,
dan ia tak tahan mengucurkan air matanya ketika melihat
wajah ayahnya yang berusaha menahan perasaannya di
hadapan orang banyak, ia rela dimaki ayahnya di hadapan
orang banyak, dan iapun tak gentar membela Bee Kun Bu
yang berwatak ksatria dan luhur Akan tetapi pada saat itu, ia
berpendapat bahwa lebih bijaksana jika ia pikul semua
kesalahan atau dosa di atas bahunya sendiri, karena ia sudah
mengambil ketetapan untuk melewati hari-hari seterusnya
sebagai seorang rahib wanita,
ia memandang kepada paman-pamannya dan berkata:
"Semua paman-paman sangat baik terhadap aku sehingga
aku menjadi lebih sedih lagi...." ia mengawasi ayahnya dan
memohon: "Ayah, aku ada permohonan...."
"Sebutlah," kata Souw Peng Hai.
"Karena aku sangat disayang oleh ayah dan semua
paman-paman, aku telah dibebaskan dari hukuman, Tapi
karena aku telah melanggar peraturan partai, aku tak dapat
menjabat pekerjaan lagi di dalam partai, Aku mohon ayah
membebaskan aku dari jabatan di dalam partai, dan mohon
ayah memperkenankan aku selalu mendampingi ibu...."
"Baik," jawab Souw Peng Hai, "Jika aku ingin menjadi
seorang Nikouw (rahib wanita) aku tidak berkeberatan."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu Souw Hui Hong berlutut lagi di hadapan ayahnya dan
berseru: "Aku menghaturkan diperbanyak terima kasih atau
kasih sayang ayah!" Sambil tertawa Ong Han Siong berkata: "Jika Souw Siocia
tidak sudi berkecimpung di kalangan Kang-ouw lagi, aku
anggap keputusan itu baik seka li. Souw Cong Piauw juga
telah mengabulkan permintaan Souw siocia menjadi Nikouw,
Tapi sekarang Siocia masih menderita luka parah, kami tak
dapat menunda pengobatannya, Kita harus lekas-lekas
kembali ke markas besar untuk minta ayah angkatmu
mengobatinya, Jika kau sudah sembuh betul, kau masih
mempunyai banyak waktu untuk mendampingi ibumu...."
Kemudian ia menoleh ke arah keempat iblis dari propinsi
Sucoan dan berkata: "Atas nama Souw Cong Piauw, aku
minta kalian berempat membawa Souw Siocia ke markas
besar di sebelah utara propinsi Kwiciu."
Meskipun dua dari keempat iblis itu telah terluka, mereka
segera membungkukkan tubuh memberi hormat sambil
berkata: "Kami turut perintah!" Lalu mereka berlalu untuk
mencari cabang-cabang pohon dan kayu untuk dibuat menjadi
usungan, Setelah usungan tersebut selesai dibuat, mereka lari
menghampiri Souw Hui Hong, dan berdiri tegak menanti
perintahnya Souw Peng Hai,
Pek Yun Hui datang menghampiri Souw Hui Hong, lalu
memeluknya dan berbisik: Tadi kau telah makan pil obat Leng
Tan yang sangat mujarab, pil obat itu dapat mencegah lukalukamu menjadi lebih buruk, Aku minta kau merasa reda atas
luka-lukamu, Kelak aku dan Loan Moi datang menengoki kau."
Dengan kedua mata berlinang, Souw Hui Hong berkata:
"Budi kasih Cici besar sekali, aku tak berani menyusahkan Cici
lagi, Aku hanya minta Cici menjaga baik-baik Loan Moi, aku
tentu akan merasa lega...."
Pek Yun Hui berbisik lagi: "Kau harus menjaga diri baikbaik, jangan kau banyak pikiran, Seterusnya aku akan
berusaha mengurus semua urusan bagimu. Kau harus
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ketahui, bahwa Bee Kun Bu itu tak akan lupa budimu, Jika kau
menderita lagi, dia tak akan dapat hidup dengan tenang, dan
dengan demikian membikin dia, Loan Moi dan !ain-lainnya
bersusah hati, Oleh karena itu, aku minta kau menjaga diri
baik-baik." "Loan Moi adalah seorang yang baik dan suci," kata Souw
Hui Hong. "Aku tak akan membikin dia bersedih hati, Budi Cici
terhadap aku besar sekali, aku tak akan lupa...."
"Aku menyesal tak keburu menolong kau, sehingga kau
menjadi begini, Aku merasa malu," kata Pek Yun Hui.
Lalu bersama-sama Lie Ceng Loan ia menggotong Souw
Hui Hong untuk ditaruh ke atas usungan.
Kemudian Tio Khin berdiri di depan dan Tan Yin di
belakang usungan, Bee Kie dan Ciu Pang di kiri dan di kanan
siap menggotong usungan tersebut menanti perintah Souw
Peng Hai. Pek Yun Hui mengawasi Tu Wee Seng, Sia Yun Hong dan
Teng Lee, kemudian ia berkata kepada Souw Peng Hai:
"Souw Cong Piauw telah berjanji untuk mengadu silat nanti di
penengah musim rontok lain tahun, Kini kalian tak perlu
berdiam lebih lama lagi di pegunungan Koat Cong San mi.
Dan aku minta Souw Cong Piauw perintahkan orang
menggotong puterimu ke markas besarmu!"
Souw Peng Hai mengerti maksud yang baik dari Pek Yun
Hui. ia hanya khawatir Sia Yun Hong dan Tu Wee Seng
mencegat puterinya, ia sengaja menjawab dengan suara yang
keras: "Undangan untuk mengadu silat di pertengahan musim
rontok.lain tahun akan merupakan suatu peristiwa yang
penting, Jika Pek Siocia tak ada halangan, Pek Siocia pun
dapat datang menya ks ikan nya, dan aku akan
menyambutnya dengan gembira!"
"Terima kasih," jawab Pek Yun Hui, "Jika tiada halangan,
aku akan datang untuk menambah pengalaman dengan
menonton para jago silat mengadu kepandaian!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kemudian Souw Peng Hai mengayun toyanya dan
menyerukan orang-orangnya: "Mari kita berlalu dari tempat
ini!" Kelima pemimpin cabang partai Thian Liong segera
mengikuti di belakangnya Souw Peng Hai berlalu dari tempat
tersebut Kelima partai silat yang berserikat tadi dengan sendirinya
bubar, karena kilab-kitab Kui Goan Pit Cek telah dibawa Co
Hiong bersama masuk ke dalam jurang. Lain daripada itu,
setelah mereka berserikat menggempur orang-orangnya partai
Thian Liong, mereka insyaf karena tak berhasil mengurung
lawan-lawannya meskipun mereka telah berusaha sekuat
tenaga, Ong Han Siong yang berjalan pa!ing belakang tiba-tiba
berbalik dan berkata kepada mereka: "Hei! Tu-heng dan Siaheng! Mengapa kalian tidak coba turun ke dalam jurang
mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek" Kalian harus ketahui
bahwa jurang tersebut mudah dicapai, akan tetapi sukar untuk
keluar lagi!" Sia Yun Hong menjawab: "Ong-heng tak usah
memberitahukan kami tentang soal itu. jika aku berhasil
memperoleh kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku pasti segera
menjumpai Ong-heng, aku tak akan menanti sampai lain
tahun!" "Ha! Ha! Ha! Jika demikian halnya, aku tentu siap menguji
pedang yang lihay dari Sia-heng." berkata Ong Han Siong,
Lalu iapun berlari mengejar kawan-kawan-nya,
Tu Wee Seng menunggu sampai semua orang-orang dari
partai Thian Liong tidak kelihatan lagi, lalu ia berkata kepada
para jago silat dari keempat partai: "Pemimpin-pemimpin dari
partai Thian Liong semuanya memiliki ilmu silat yang luar
biasa. Jika kita kesembilan partai silat lainnya tidak berseri kat
menggempur mereka, maka di dalam waktu sepuluh tahun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
saja, partai Thian Liong akan menjadi besar dan
berpengaruh...." Sia Yun Hong menghela napas, lalu berkata: "Aku telah
tinggal bertapa di pegunungan Tiam Cong San selama dua
puluh tahun. Kali ini aku keluar dan baru mengetahui bahwa
banyak perubahan telah terjadi di kalangan Kang-ouw. Katakata Tu-heng harus kita perhatikan Jika kita kesembilan partai
tidak berserikat, aku yakin partai Thian Liong akan membasmi
partai-partai kita satu persatu...."
Tio Goan dari partai Ngo Bi berkata: "Aku mempunyai
pendapat serupa seperti Tu-heng dan Sia-heng. Mengadu silat
di pertengahan bulan delapan lain tahun akan merupakan
suatu saat yang menentukan bagi nasib partai-partai kita, Aku
harap para pemimpin partai dapat berserikat dengan sungguhsungguh hati untuk menggempur partai Thian Liong bersamasama. Aku yakin bahwa menguji ilmu silat itu akan mirip
seperti peristiwa yang terjadi di atas puncak Sao Sit Hong
pada tiga ratus tahun berselang.
Setelah berlalu dari tempat ini, aku akan pergi menjumpai
pemimpin partai Siauw Lim untuk membujuknya berserikat
demi kepentingan kesembilan partai lainnya...." ia berhenti
sejenak untuk menghadapi kawan-kawannya dengan khidmat,
kemudian ia melanjutkan pula:
"Kini akupun minta kalian sudi pergi menjumpai pemimpin
partai silat Bu Tong untuk maksud yang sama. Tentang partai
silat Ceng Sia, karena kami partai Ngo Bi mempunyai
hubungan erat, aku dapat membujuk pemimpinnya, sekarang
masih ketinggalan partai silat Kong Tong, Jika ada orang yang
dapat pergi membujuk, maka dengan demikian kesembilan
partai dapat berserikat menghadapi partai Thian Liong...."
Sia Yun Hong tersenyum, lalu berkata: Tendapat Tio
Totiang baik sekali Aku mempunyai hubungan erat dengan
pemimpin partai silat Bu Tong dan aku sanggup membujuknya
meskipun sudah dua puluh tahun aku tak menjumpai padanya.
Aku akan berusaha membujuknya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Teng Lee mendehem, lalu berkata: "Pemimpin partai silat
Kong Tong bernama Sin Goan Tong, Aku telah bergaul
dengan dia sudah beberapa tahun dan aku akan berusaha
membujuknya." Tu Wee Seng mengurut-urut jenggotnya, lalu iapun
menyatakan buah pikirannya: "Partai Thian Liong baru saja
berdiri dua puluh tahun, akan tetapi dalam waktu sesingkat itu,
partai silat itu telah menjadi kuat dan berpengaruh Jika
kesembilan partai kita tidak berusaha mencegah meluasnya
partai tersebut, aku tak dapat gam-barkan bagaimana
nasibnya partai-partai kita kelak, Jika kalian rela pergi
menjumpai dan membujuk pemimpin-pemimpin partai Siauw
Lim, Bu Tong, Ceng Sia dan Kong Tong, aku sangat
menghargai usaha itu. Aku sendiri akan memimpin orang-orangku yang luar biasa
untuk menggempur orang-orang nya partai Thian Liong di
markas besarnya nanti pada pertengahan musim rontok lain
tahun, Nah, sekarang aku minta diri." Lalu ia mengangkat
kedua tangannya menghaturkan hormat sebelumnya berlalu.
Teng Lee juga mengangkat kedua tangannya memberi
hormat dan berkata: "Akupun mohon diri!" Dan ia mengikuti di
belakangnya Tu Wee Seng berlalu dari tempat tersebut
Se terus nya Sia Yun Hong dan ketiga pemimpin partai
silat Ngo Bi juga berlalu dari tempat tersebut, maka di situ
masih ketinggalan ketiga pemimpin partai Kun Lun, Pek Yun
Hui, Na Siao Tiap, Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu, Pang Siu Wie
dan empat bujang perempuannya Na Siao Tiap, Untuk
beberapa saat mereka tidak bicara, mengenangkan peristiwa
yang baru saja terjadi Kemudian Pek Yun Hui berkata: "Ketiga
angkatan tua dari partai Kun Lun jika tiada urusan, aku
mempersilahkan datang ke tempat kediaman ku untuk
beberapa hari sebelumnya berlalu."
Tong Leng Tojin menarik napas, lalu ia berkata: "Pek
Siocia telah banyak menolong, Atas namanya partai Kun Lun
aku menghaturkan banyak terima kasih. Kami merasa malu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tak dapat membalas budi, dan kamipun sungkan membikin
banyak susah lagi kepada Pek Siocia...."
Tentang budi, aku merasa tidak pernah melepas budi,"
kata Pek Yun Hui, "Jika ketiga angkatan tua sungkan berdiam
lebih lama lagi di sini, akupun tak dapat memaksanya Tapi
sebelumnya ketiga angkatan tua berlalu, ada suatu urusan
aku ingin tanya dan mohon penjelasan."
"Apakah Pek Siocia ingin memberi keterangan tentang
tingkah laku dan tindak tanduk murid kami, Bee Kun Bu?"
tanya Tong Leng Tojin. Pek Yun Hui yang sudah berulang kati menggunakan
pedangnya membela dan menolong Bee Kun Bu mengangguk
dan berkata: "Aku telah bergaul dengan dia sudah beberapa
bulan, dan aku mengetahui bahwa dia adalah seorang yang
budiman dan berbudi luhur, setia dan berani. Tapi justru sifatsifatnya yang mulia itu, dia mudah masuk perangkap, ditipu
dan dianiaya orang, peristiwa kali ini, ketiga angkatan tua telah
menyaksikannya dengan kepala mata sendiri Dia pernah
melawan dan melukai orang-orangnya partai silat Ngo Bi dan
orang-orangnya partai silat Siat San. Kedua pertempuran
tersebut diterbitkan oleh Souw Hui Hong. jangankan Tu Wee
Seng, Sia Yun Hong dan Teng Lee bisa salah menduga,
walaupun Hian Ceng Totiang, mungkin bisa mencurigai
perbuatannya!" Hian Ceng Tojin menghela napas, lalu berkata: "Perbuatannya itu adalah karena dia telah terlibat dalam urusan
budi dan dendam yang dapat membikin pusing kepala, karena
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
antara budi dan dendam itu, perbedaannya sukar dilihat Aku
telah mendidik dan memelihara padanya selama dua belas
tahun, aku yakin dia dapat berurusan dengan orang lain
dengan jujur dan seksama, Tapi dalam urusan budi atau
dendam, kami sukar memecahkan soalnya."
Bee Kun Bu yang mendengarkan pereakapan itu dengan
penuh perhatian baru saja ingin bicara, tiba-tiba terdengar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
suara panggilan dari jauh. Semua orang terperanjat dan
berusaha mencari tahu dari manakah datangnya suara itu, tapi
mereka tidak melihat sesuatu,
Rupanya suara itu tak asing lagi bagi Bee Kun Bu. Ketika
ia ingat akan orang yang memanggil itu, ia tereengang. Lalu
tanpa memikir panjang, ia meloncat menuju ke arah
datangnya suara itu, Ketiga pemimpin partai Kun Lun tidak
bergerak meskipun mereka menyatakan keheranannya. Tapi
Pek Yun Hui yang selalu cemas akan keselamatannya Bee
Kun Bu segera mengikuti dari belakang,
Setelah mereka lari dan membelok di suatu lereng gunung,
mereka terkejut melihat seorang gadis yang telah putus
sebelah lengannya dan yang pakaiannya bernoda darah
sedang memanggil minta pertolongan Gadis itu adalah Souw
Hui Hong, puteri kesayangannya Souw Peng Hai, dan ia
sedang berlari-lari dengan terhuyung-huyung,
Melihat Souw Hui Hong beriari-lari sendirian, Bee Kun Bu
segera menduga bahwa gadis itu telah dicegat musuh, ia
mengeluarkan tenaga untuk mendatangi lebih cepat Ketika ia
berada lebih kurang dua puluh tombak jauhnya, tampaknya
Souw Hui Hong telah kehabisan tenaga, seolah-olah dia akan
jatuh, dan Bee Kun Bu lekas-lekas menangkap tubuhnya,
Dengan tersengal-sengal Souw Hui Hong berkata: "Bee
Siangkong... aku minta kau memohon kepada ketiga
pemimpin partai Kun Lun... untuk mewakili partai Thian Liong
mengutarakan...." ia tak dapat meneruskan, karena rupanya ia
tereekik tak dapat bicara.
Bee Kun Bu makin terkejut melihat makin banyak darah
mengalir dari lengan yang sudah buntung itu dan wajahnya si
nona makin pucat pasi, Mengapa puteri dari pemimpin partai
Thian Liong yang sangat dimalui sampai menjadi begini"
Pikirnya, Dalam keadaan bingungnya, Bee Kun Bu berseru:
"Hai! Bee Kun Bu! Karena kaulah dia menjadi begini! Apakah
kau masih pantas hidup di dunia?" Lalu ia mengangkat
tinjunya hendak memukul kepalanya sendiri.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi tinju itu tidak dapat turun ke atas kepalanya, karena
tereekat oleh orang yang mengejar ia. Dengan suara yang
menghibur orang itu berkata: "Bee Siangkong, kau tak dapat
mati, Lagi pula urusan ini tak akan menjadi beres karena
matinya kau!" Seperti juga orang yang baru sadar dari mimpinya, Bee
Kun Bu menoleh ke belakang Orang yang mencegah ia
melakukan perbuatan nekad itu adalah Fek Yun Hui. ia segera
menundukkan kepalanya ketika melihat wajah yang khidmat
dan penuh kasih sayang dari penolongnya, dan ia merasa
malu terhadap perbuatannya yang keburu napsu!
"Bee Siangkong, aku minta maaf," kata Pek Yun Hui, Tadi
aku melihat kau hendak membunuh diri, aku telah menotok
jalan darah di lenganmu, sekarang aku akan membebaskan
totokan itu." Lalu ia memijit lengan tersebut, dan lengan itu
menjadi pulih sebagaimana sediakan
Souw Hui Hong yang sudah menjadi pingsan masih
dipeluki oleh Bee Kun Bu. Pek Yun Hui meraba dadanya gadis
itu merasa denyutan jantungnya, Sambil tersenyum ia berkata
kepada Bee Kun Bu: "Bee Siangkong, kau jaga dia di sini. Dia
telah meronta dan lari kembali tentu ada sebabnya, Aku ingin
menyelidiki apa sebabnya!" Lalu ia meloncat maju ke jalan
yang telah ditempuh oleh Souw Hui Hong tadi. Bee Kun Bu
kemudian mendengar suara yang memanggil kepadanya: "Bu
Koko, Pek Cici, mengapa Souw Cici lari kembali seorang diri?"
Bee Kun Bu menoleh ke belakang dan tampak Lie Ceng
Loan berlari-Iari mendatangi "Loan Moi, kebetulan sekali kau
datang," kata Bee Kun Bu, "Kau jaga Souw Cici, aku hendak
membantui Pek Cici."
Bee Kun Bu segera pergi menyusul Pek Yun Hui, dan Lie
Ceng Loan menjagal Souw Hui Hong yang ketika itu membuka
kedua matanya dan menarik napas,
Dengan ramah Lie Ceng Loan menanyai "Cici, mengapa
kau kembali pula?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan tersenyum Souw Hui Hong menjawab: "Moi-moi,
aku sendiri tidak apa-apa. Aku tak akan mati karena lenganku
buntung, Tapi ayahku dicegat oleh jago-jago silat dari keempat
partai, rupanya dia tak dapat meloloskan diri!"
Mendengar keterangan itu, Bee Kun Bu segera
mengetahui bahwa Souw Hui Hong lari kembali karena
ayahnya dikurung oleh jago-jago silat dari keempat partai, ia
sebagai murid dari partai Kun Lun tak dapat membantui partai
Thian Liong menghadapi jago-jago silat keempat partai musuh
nya. ia menghadapkan soal rumit dan sulit, ia tak dapat
mengambil keputusan sehingga ia berdiri terpaku!
Lie Ceng Loan yang hatinya polos tak melihat kedudukan
Bee Kun Bu yang sulit itu, ia hanya menduganya tak sampai
hati meninggalkan Souw Hui Hong yang menderita luka, maka
ia mendesak dengan berkata: "Bu Koko, ayahnya Souw Hui
Hong Cici kini dikurung oleh musuh-musuhnya, Souw Cici
dengan tak menghiraukan lukanya berlari kembali untuk minta
pertolongan. Bagai-mana Koko tidak mau menolongnya?"
Desakan itu menusuk hatinya Bee Kun Bu yang telah
menerima budinya Souw Hui Hong. jika ia membantui partai
Thian Liong, ia tentu menjadi musuh dari ke-sembilan partai
silat lainnya, Risiko yang besar itu ia masih dapat memikulnya,
tapi ia adalah murid partai silat Kun Lun, ia tak dapat
kesampingkan begitu saja didikan, pemeliharaan dan
pengajaran gurunya yang budiman. Terhadap pelanggaran itu,
guru dan paman-paman gurunya pasti tak dapat memberi
ampun. itulah yang membikin Bee Kun Bu bersangsL
Souw Hui Hong memperhatikan sikapnya Bee Kun Bu, ia
berkata: "Bee Siangkong, aku ingin bicara."
Bee Kun Bu yang menghadapi dan melihat keadaan gadis
itu, tak tertahan lagi air matanya keluar mengucur ia berpikir:
"Ketika aku dipaksa makan racun Hua Kut Siauw Goan San
aku pasti sudah mati konyol jika tidak ditolong oleh Souw Hui
Hong." ia menghadapi Souw Hui Hong dengan membungkam
tanpa bicara, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tak dapat menahan perasaannya lagi, Bagi ia.
gadis yang pernah menolong jiwanya itu berhak minta
bantuannya, Maka, ia menanya kembali dengan suara yang
agak keras: "Siocia, disamping permintaan agar aku segera
membantu orang-orangnya partai Thian Liong, apakah masih
ada urusan lain yang lebih penting?"
Souw Hui Hong tak dapat segera menjawab, ia berpikir
agak lama sebelumnya menyatakan pikirannya: "Sebetulnya
permintaan untuk kau membantu ayahku adalah urusan ke
dua. Akupun mengetahui bahwa kau tak dapat menggempur
para jago silat dari keempat partai itu. Aku yakin bahwa
ayahku, yang didampingi dengan pemimpin-pemimpin
cabangnya yang telah mahir ilmu silatnya, dapat menghadapi
lawan-lawannya...." jago-jago silat dari ke empat partai menggempur jago-jago
silat dari partai Thian Liong di jalan keluar dari lembah
Bee Kun Bu tidak menunggu ucapan itu selesai, ia
mendesak menanya pula: "Jika kau lari kembali bukan untuk
minta bantuan, urusan penting apakah yang kau hendak minta
bantuanku?" Dengan susah payah Souw Hui Hong mengutarakan isi
hatinya: "Bee Siangkong, aku minta kau menjaga dan mem
perlakukan Loan Moi-moi dengan baik, Akupun minta kau...."
ia tak dapat meneruskan kata-katanya. Segera keringat
dingin membasahi tubuh dan pakaiannya, la, maupun Bee
Kun Bu saling mengawasi tanpa bicara, sehingga Lie Ceng
Loan menjadi heran. Karena masih hijau, Lie Ceng Loan tak
dapat menyelami isi hati Bu Koko dan Souw Cicinya, ia
berkata: "Bu Koko, bukankah lebih baik kau lekas-lekas pergi
ke mulut lembah ini membantu Pek Cici?"
Bee Kun Bu berbalik setelah tersenyum kepada Souw Hui
Hongi lalu berlari menuju ke mulut lembah.
Sambil berlari-lari Bee Kun Bu masih merasa gelisah
sekali, Akhirnya ia berkeputusan bahwa untuk memecahkan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
soal yang rumit dan sulit itu hanya ada satu jalan keluar yaitu
ia harus mati! Dengan tekad mencari mati, ia berlari-lari lebih cepat lagi,
Lie Ceng Loan melindungi Souw Hui Hong yang sudah tak
sadarkan diri, Kemudian berkelebat tiga bayangan orang. Lie Ceng Loan
terkejut, tapi dengan lekas ia merasa reda lagi, karena ketiga
orang itu adalah ketiga pemimpin partai silat Kun Lun: Hian
Ceng Tojin, Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu.
Ketiga pemimpin tersebut terkejut melihat Lie Ceng Loan
sedang menjagai Souw Hui Hong yang pingsan. Mereka
segera mengetahui bahwa keadaan telah banyak berubah.
Hian Ceng Tojin pun segera dapat lihat Bee Kun Bu yang
sedang berlari menuju ke mulut lembah, ia menanya kepada
Lie Ceng Loan: "Loan Jiee, Bu Jie hendak pergi kemana?"
Lie Ceng Loan merasa takut melihat wajah dari guru dan
paman-paman gurunya, tetapi ia yang senantiasa suci hati
dan berbudi itu lalu menjawab terus terang: "Bu Koko pergi
membantu Pek Cici. Mungkin sekarang mereka sedang
bertempur melawan jago-jago silat dari keempat partai!"
Tong Leng Tojin berkata seorang diri, tetapi cukup keras
terdengar orang lain: "Hmmm, karena perbuatan murid yang
tak bertanggung jawab itu, partai Kun Lun telah menanam
benih dendam terhadap partai silat Ngo Bi, dan sekarang dia
hendak menerbitkan dendam lagi terhadap partai-partai silat
Hua San, Siat San dan Tiam Cong!"
Segera terlihat kemurkaan Hian Ceng Tojin, ia rupanya
hendak segera pergi menghukum muridnya itu,
Giok Cin Cu meredakan suasana yang tegang dengan
menghibur "Kedua Suheng jangan mudah menjadi gusar Soal
ini kita harus selidiki lebih dulu sebelum kita mempersalahkan
Bu Jie. Sekarang lebih baik kita kesampingkan urusan ini dulu,
Kita lebih baik pergi melihat keadaan di mulut lembah
sekarang juga!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan pedang terhunus Hian Ceng Tojin lari maju ke
mulut lembah, diikuti oleh Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu.
Ketika itu suara bentakan, teriakan, demikian pun suara
beradunya senjata-senjata tajam dari mereka yang sedang
bertarung terdengar riuh sekali dari mulut lembah.
Lie Ceng Loan tak dapat turut, karena ia harus menjagal
Souw Hui Hong, ia hanya merasa sedih melihat keadaan
Souw Hui Hong. Di mulut lembah Hian Ceng Tojin menyaksikan Souw Peng
Hai tengah bertarung melawan Tu Wee Seng dengan toya
bambunya dan Sia Yun Hong dengan pedang bajanya, Ketiga
orang itu bukan saja jago-jago silat yang sangat dimalui,
disamping itu mereka pun pemimpin-pemimpin dari partai silat
yang terkenal sebetulnya Souw Peng Hai memiliki ilmu silat lebih tinggi
daripada kedua lawan nya, dan dengan toya kayunya yang
berkepala naga ia dapat membujuk jago-jago silat seperti Ong
Han Siong, Mo Lun, Ouw Lam Peng dan sebagainya yang
membantu ia memimpin cabang-cabang partainya, Dengan
sendirian ia melawan pemimpin partai Hua San, pemimpin
partai Tiam Cong, Orang-orangnya pun masing-masing sudah
menggempur lawannya. Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu masih berdiri di pinggir
menanti kesempatan membantu bila perlu.
Melihat bahwa Bee Kun Bu tidak ikut bertarung melawan
orang-orang dari keempat partai, Hian Ceng Tojin merasa
reda, Baru saja ia ingin menegur, Pek Yun Hui berkata sambil
tersenyum: "Hian Ceng Totiang baik sekali telah datang, Kitabkitab Kui Goan Pit Cek telah dibawa pergi bersama-sama Co
Hiong ke dalam jurang, sebetulnya pertempuran mereka itu
tak ada artinya, Semula aku ingin mencegah mereka
bertempur, tetapi rupanya mereka sedang bertarung dengan
sengitnya dan sukar dihentikan,.,."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba Hian Ceng Tojin berteriak: "Kalian berhenti
bertempur! Dengarlah ucapanku!"
Kelika itu Souw Peng Hai sedang melawan kedua
lawanlawannya dengan beringas, Dengan satu jotosan ia
mendesak Sia Yun Hong mundur beberapa langkah, dan
melancarkan kemplangan toyanya dengan jurus Liong Coa
Hui Bu (Naga dan ular terbang bertarian) kepada Tu Wee
Seng sehingga lawannya itu harus berloncat-loncat berkelit
menghindarkan diri dari kemplangan maut itu!
Rupanya mereka tidak mendengar seruan Hian Ceng Tojin
untuk berhenti bertempur Lalu Pek Yun Hui menggunakan kesempatan itu untuk
meloncat dengan ilmu Kie Im Hoan Bie (Merubah bentuk
menukar posisi) di tengah-tengah antara Souw Peng Hai dan
Tu Wee Seng sambil membuka tinjunya ke kedua samping
dengan tenaga dalamnya, Besar benar tenaga itu sehingga
Souw Peng Hai maupun Tu Wee Seng terdorong mundur
"Berhenti!" seru Pek Yun Hui.
Tu Wee Seng, Sia Yun Hong maupun Souw Peng Hai
menjadi heran melihat Pek Yun Hui campur tangan Mereka
tak berani segera menyerang karena mereka telah menjadi
gentar Mereka berhenti bertempur
Souw Peng Hai yang ingat budi akan pertolongan Pek Yun
Hui kepada puterinya, lalu menanya dengan hormati "Pek
Siocia telah datang pada saat yang tepat, Bolehkah Pek
Siocia mewakili partai Thian Liong memberikan keterangan
kepada para jago silat dari keempat partai ini?"
Pek Yun Hui mengawasi keadaan di sekitarnya, lalu
berkata dengan suara yang keras: "Kuharap kalian berhenti
bertempur! Jika ada urusan, seharusnya kita
membereskannya dengan cara damai!"
Tu Wee Seng berkata: "Jika Pek Siocia ada pesan,
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sebutlah, Aku si tua bangka ini tentu akan mentaatinya
bilamana kata-kata atau pesan itu beralasan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sia Yun Hong meneruskan: "Suteeku, Jiauw Cin dan Nieh
Kwi telah dibunuh pada banyak tahun berselang, aku sebagai
suhengnya harus membikin perhitungan Tu-heng, Suteemu,
To It Kang, baru saja menjadi korban jari sakti Kan Goan dari
Souw Peng Hai. Hutang jiwa itu, kau tak dapat
membiarkannya begitu saja!"
Pek Yun Hui segera mengerti mengapa Tu Wee Seng dan
Sia Yun Hong menggempur Souw Peng Hai, dan sebetulnya
ia sukar meredakan dendam mereka berdua, Namun ia
berkata: "Kedua pemimpin adalah jago-jago silat yang terkenal
Apakah perjanjian tadi tidak dirisaukan lagi?"
pertanyaan tersebut sukar dijawab oleh Tu Wee Seng dan
Sia Yun Hong. Mereka membungkam. lalu Souw Peng Hai
berkata: "Soal perhitungan Tu-heng dan Sia-heng, aku kira
lebih baik dibereskan nanti pada pertengahan musim rontok
lain tahun. Bagaimanakah pendapat Pek Siocia?"
Sambil tersenyum, dan setelah mengawasi sikapnya Tu
Wee Seng dan Sia Yun Hong, Pek Yun Hui menjawab: "Aku
tak dapat menyatakan pendapatku ini terserah kepada orangorang yang bersangkutan!"
Sia Yun Hong segera mengawasi Tu Wee Seng yang lebih
cerdik, dan menghendaki Pek Yun Hui dan ketiga pemimpin
partai Kun Lun berpihak dengannya, ia tak menanya Pek Yun
Hui lagi, sebaliknya ia menegur Hian Ceng Tojin: "Totiang
telah datang, apakah kedatangan ketiga pemimpin partai Kun
Lun kali ini bukan untuk membantu kami menggempur partai
Thian Liong?" Mengingat soal itu sangat penting, Hian Ceng Tojin tak
dapat segera memberi j Pahlawan Dan Kaisar 14 Keajaiban Negeri Es Karya Khu Lung Pedang Kayu Harum 10
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama