Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 19

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 19


awaban ia mengawasi sikapnya Bee
Kun Bu. Tapi Tong Leng Tojin yang maju dan menjawab:
"Sebetulnya partai Kun Lun datang ke pegunungan Koat Cong
San ini tidak bermaksud menguji kepandaian ilmu silat
terhadap partai Thian Liong, dan dendam antara partai Hua
San dan partai Thian Liong, kami tak dapat campur tangan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jawaban yang diberikan itu sangat tepat, Tu Wee Seng tak
dapat menentang Tiba-tiba keempat pengawalnya Souw Peng
Hai datang berlari-lari membawa usungan yang kosong, Souw
Hui Hong tak tampak di atas usungan itu. Tu Wee Seng
terkejut, demikianpun kelima pemimpin cabang partai Thian
Liong tak terkecuali bahkan lebih terkejut pula.
Ong Han Siong berkata kepada Ouw Lam Peng: "Ouw
Piauw Tou, kau tunggu di sini, Aku harus mencari Souw
Siocia!" Lalu secepat kilat yang meloncat pergi mencari Souw
Hui Hong, Tapi dengan satu loncatan yang cepat sekali, Pek
Yun Hui telah menghalanginya dan berkata: "Ong piauw
Touw, jangan khawatir Souw Siocia masih berada di lembah,
Kami telah menjaganya dengan baik!"
Kata-kata Pek Yun Hui itu membikin semua orang menjadi
terperanjat karena mereka tak dapat mengerti mengapa Souw
Hui Hong melarikan diri ketika mereka sedang bertempur
Namun Souw Peng Hai masih tetap tenang dalam keadaan
yang membingungkan itu. Tu Wee Seng yang cerdik dengan diam-diam lari pergi ke
lembah. Hian Ceng Tojin segera menghalangi sambil membentak
Tu-heng, berhenti! Kita boleh bicara dulu!"
Tu Wee Seng yang dirintangi maksudnya menjadi sangat
gusar ia pernah dirintangi ketika hampir berhasil menangkap
Souw Hui Hong untuk dibuat sandera, Kini kembali ia
dirintangi pula, Tanpa berkata-kata lagi ia mengayun toya
bambunya dan mengemplang Hian Ceng Tojin.
sebetulnya Hian Ceng Tojin hanya ingin mencegah saja, ia
tidak bermaksud bertempur melawan siapapun Tapi
kemplangan Tu Wee Seng yang dilancarkan dengan
beringasnya itu ia harus egosi dan menangkis dengan
pedangnya, Mereka segera bertempur, dan tiap-tiap serangan
jika menjumpai sasarannya berarti maut!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Demikianlah toya bambu dan pedang itu saling sabet dan
sambar menyambar dan berlangsung tiga puluh jurus lebih
sehingga semua orang berdiri terpaku menyaksikan kedua
jago silat bertempur dengan sengitnya!
Pek Yun Hui yakin bahwa mereka akan bertempur lama,
karena kepandaian mereka seimbang. ia ingin
memisahkannya, akan tetapi tiba-tiba Souw Peng Hai
membentak: "Hian Ceng Totiang, aku minta Totiang mundur
Urusan ini adalah urusanku, Biarlah aku yang
membereskannya!" Belum lagi ucapannya selesai, ia sudah meloncat ke atas
sambil meraung seperti seekor naga. Toya kayunya yang
berkepala naga memukul ke arah Tu Wee Seng dengan jurus
Lek Pek Hua San (Tenaga dahsyat membelah gunung), dan
pukulan itu dikerahkan dengan tenaga seberat seribu kati. Tu
Wee Seng harus loncat ke belakang menghindarkan diri!
Begitu tiba di atas tanah, Souw Peng Hai membentak lagi:
"Tu-heng! Suteemu, To It Kang, telah tewas karena
perbuatannya sendiri. Aku tidak bermaksud membunuh dia
dengan cara yang keji. Bukankah dia hendak merampas kitabkitab Kui Goan Pit Cek dengan cara yang curang" Sayang
sekali dia tak mengetahui ketihayan jari sakti Kan Goan Citku
sehingga dia mati konyol! Kau tak dapat mengatakan bahwa
aku membunuh dia dengan cara yang curang! Aku telah
berjanji agar segala soal dibereskan di markas besar partai
Thian Liongku kelak di pertengahan bulan delapan lain tahun,
Tapi jika Tu-heng masih tetap tidak puas, aku terpaksa akan
membereskan itu sekarang menurut kehendakmu! Nah, Tuheng, boleh segera menyerang!"
Kata-kata Souw Peng Hai yang diucapkannya dengan
suara keras itu adalah suatu tantangan yang jelas terhadap Tu
Wee Seng. Sebagai pemimpin partai Hua San, Tu Wee Seng
tak dapat menyingkir dari tantangan itu jika tidak ingin hilang
muka, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan murka ia menyahut: "Kan Goan Cit yang kau
katakan lihay itu, aku sekarang ingin mengujinya!" Lalu ia
putar toya bambunya dengan jurus Sok Niauw To Lim (Burung
berlindung di dalam hutan), Putaran toya yang dikerahkan
dengan tenaga dalam itu betul-betuI melindungi dirinya
seolah-olah ia berada di tengah-tengah tembok bentengan
yang kokoh kuat ia mencari lowongan untuk mengirim tinju
kirinya dengan jurus Pa Cui Kim Ceng (Palu besi
menghancurkan lonceng emas),
Ketiga pemimpin partai Kun Lun, Pek Yun Hui dan lainlainnya segera melihat bahwa pertarungan antara kedua
pemimpin partai itu adalah suatu pertarungan mati hidup yang
sukar dipisahkan! justru pada saat yang sangat tegang itu terlihat seorang
gadis yang berpakaian putih dan bertali pinggang biru
melayang di atas kedua jago silat yang sedang bertempur
Hanya dengan satu jotosan dari atas, gadis itu berhasil
mendorong mundur Souw Peng Hai dan Tu Wee Seng dua
langkah! Souw Peng Hai yang sudah kenyang makan garam di
kalangan Bu Lim, dan yang sudah mengalami ke-lihayannya
Pek Yun Hui, semula mengira bahwa ia telah terdorong oleh
tenaga dalam yang dilancarkan Pek Yun Hui,
Begitu lekas gadis itu menginjak tanah, Pek Yun Hui
menanya kepadanya: "Tiap Moi, apakah kau sudah periksa
keadaan luka-lukanya Souw Siocia?"
Ucapan tersebut mengejutkan Souw Peng Hai yang sangat
sayang puterinya. Di hadapan para jago silat, ia. berusaha
menahan perasaan kecemasannya, Kecmpat pengawal
pribadinya berdiri di belakangnya, Mereka tidak bicara
meskipun mereka telah mengetahui bahwa Souw Hui Hong
berada dalam tangan yang dapat dipereaya di lembah,
Mereka tak berani pergi ke lembah sebelum mendapat
perintah dari Souw Peng Hai.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil memegangi kipas bajanya, Ong Han Siong
menghampiri Souw Peng Hai dan berkata: "Cong Piauw,
jangan pedu!ikan dia! Kita mencari Souw Siocia dulu!" Lalu ia
berkata kepada Tu Wee Seng: "Jika Tu-heng masih belum
puas, aku siap menghadapi di markas besar kami lain tahun!"
Dengan peringatan Ong Han Siong itu, Souw Peng Hai
mengawasi para jago silat di sekitarnya, ia terkejut ketika tak
tampak Sia Yun Hong diantara kawan-ka-wannya, Lalu
terdengar suara gaduh di iembah! Mukanya menjadi pucat
Bahkan Na Siao Tiap juga terkejut mendengar suara yang
datang dari lembah itu. Lalu semua orang lari menuju ke
lembah tersebut Bagaikan kilat cepatnya, Pek Yun Hui meloncat dan
mencegah mereka dengan berseru: "Aku mohon
pertimbangan kalian! pegunungan Koat Cong San ini adalah
daerahku, Untuk mencegah pertumpahan darah, aku minta
kalian berhenti, Keselamatan Souw Siocia aku yang
bertanggung jawab!" Lalu bersama Na Siao Tiap ia berdiri
berdampingan menjaga jalan masuk ke lembah,
Souw Peng Hai yang paling depan terpaksa menghentikan
langkahnya karena ia insyaf akan kelihayannya kedua Liehiap
itu, iapun mengetahui bahwa maksud daripada Pek Yun Hui
ialah mencegah pertumpahan darah, Bahkan Tu Wee Seng
yang licik pun terpaksa berhenti ia yakin tak dapat melawan
kedua Liehiap itu. Demikian pula jago-jago silat lainnya turut berhenti!
Pek Yun Hui mengawasi mereka semua, kemudian ia
berkata kepada Na Siao Tiap: Tiap Moi, kau jaga di sini.
jangan perkenankan orang melewat. Aku akan membawa
Souw Siocia kemari!" Lalu ia lari masuk ke lembah,
setibanya di lembah, ia menyaksikan bahwa Pang Siu Wie
sedang menghadapi Sia Yun Hong, Dengan kantong pasir
beracun di tangannya terdengar Pang Siu Wie mengancam:
"Sia Totiang! jika kau berani maju setindak lagi, aku tak segansegan menyambit kau dengan pasir beracun ini!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sia Yun Hong yang telah mengetahui kehebatannya pasir
beracun itu tak berani bertindak maju lagi, Dengan pedang
terhunus, ia perlahan-lahan mundur ke belakang!
Sia Yun Hong telah ngeloyor pergi ketika Tu Wee Seng
dan Souw Peng Hai sedang bertempur, dan ketika para jagojago silat sedang menyaksikan pertempuran itu dengan penuh
perhatian ia menantikan ketika Na Siao Tiap berlalu untuk
merampas Souw Hui Hong, Akan tetapi Pang Siu Wie cukup
berani menjagai Souw Hui Hong, Sia Yun Hong terkurung oleh
keempat bujangnya Na Siao Tiap, Kelika melihat Pek Yun Hui
mendatangi ia berlagak tertawa dan berkata: "Pek Siocia, apa
artinya mengurung aku ini?"
Pek Yun Hui memerintahkan keempat bujang itu mundur
Lalu Lie Ceng Loan datang mengadu: "Pek Cici, Tojin itu
betul-betul jahat, Dia ingin merampas Souw Cici, Syukur kau
keburu datang, Usir dia keluar!"
Pek Yun Hui mengangkat tangannya sebagai tanda agar
Lie Ceng Loan tidak banyak bicara lagi, Sambil menghadapi
Sia Yun Hong ia berkata: "Sia Totiang kami tak sudi kau
datang ke sini, Lebih baik kau lekas enyah dari sini, Di mulut
lembah sudah ada banyak orang menanti kedatanganmu !
Dalam keadaan serba susah itu, Sia Yun Hong memberi
alasannya:" Aku hanya datang untuk melihat keadaan
puterinya Souw Peng Hai, Jika kau tidak sudi aku menengokinya, akupun akan segera berlalu."
"Apakah bukan karena urusan Bee Siangkong?" tanya Pek
Yun Hui, sebetulnya Souw Hui Hong ingin mengatakan bahwa
ia tak dapat melupakan Bee Kun Bu, akan tetapi di hadapan
saingan-saingannya, ia tak dapat menyatakan maksudnya, ia
tersenyum, lalu berkata: "Pek Cici, Bee Siangkong adalah
seorang yang sangat baik, Peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi bukan karena salahnya, Aku khawatir dia menjadi
cemas melihat aku memotong ram-but, maka aku kembali lagi
untuk menjelaskan kepada-nya.,.,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui tertusuk hatinya, dan ia memotong
pembicaraan itu: "Souw Siocia, sudahlah, jangan diceritakan
lagi! Aku pun yakin bahwa kau berhati baik, Untuk membela
kepentingan Lie Ceng Loan yang suci dan jujur, aku minta kau
jangan membikin soal ini bertambah sulit Aku menginsyafi
maksudmu yang luhur, pegunungan Koat Cong San kini
keadaannya menjadi sulit karena kedatangannya banyak jago
silat, lebih baik kau tak berada di sini demi keselamatanmu
Lain lahun, jika aku mempunyai kesempatan, aku tentu datang
ke markas besar partai Thian Liong untuk menengoki kau."
Lalu ia menyambuti Souw H ui Hong dari pelukannya Lie
Ceng Loan, dan perlahan-lahan jalan keluar dari lembah itu,
Di mulut lembah Na Siao Tiap seorang diri menjaga para
jago silat, sebetulnya menghadapi jago-jago silat itu bukannya
suatu pekerjaan yang ringan, Tetapi karena mereka saling
curiga mencurigai, maka tiada seorangpun yang berani
menerjang masuk, Mereka telah menunggu agak lama,
Rupanya mereka tak dapat menahan sabar lagi, Baru saja
beberapa dari mereka ingin menerjang masuk, mereka
tampak Sia Yun Hong berjalan keluar
Souw Peng Hai sudah siap menerjang tapi sejenak
kemudian terlihat Souw Hui Hong berjalan keluar di-payang
oleh Pek Yun Hui: "Souw Cong Piauw," kata Sia Yun Hong,
"Aku hanya pergi untuk melihat keadaan puterimu, Mengapa
kau curiga?" Sambil tertawa Souw Peng Hai berkata: "Terima kasih atas
perhatian Sia Totiang!" Tapi Sia Yun Hong tidak berkata-kata
lagi. Semua perhatian lalu dicurahkan kepada Pek Yun Hui
yang datang memayang Souw Hui Hong berjalan Souw Hui
Hong tersenyum di hadapan ayahnya dan memanggil:
"Ayah...." Souw Peng Hai sangat terharu, tapi ia tak dapat berbuat
apa-apa. Dengan sedih Bee Kun Bu mengawasi rambutnya
Souw Hui Hong yang sudah dipotong, dan dengan tak terasa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kedua matanya berlinang, sikap mana telah diperhatikan oleh
Ong Han Siongj tetapi di hadapannya banyak orang ia
sungkan menyatakan perasaannya, Dengan senyuman
terpaksa ia berkata kepada Souw Peng Hai: "Cong Piauw,
marilah kita pulang!"
Dengan wajah yang khidmat Souw Peng Hai
memerintahkan keempat pengawalnya menggotong puterinya
di atas usungan, Setelah Souw Hui Hong berada di atas
usungan itu, ia mengayun toyanya dan berseru: "Kalian
kawan-kawan dari kalangan Bu Lim! Nanti pada pertengahan
bulan delapan lain tahun, aku mengundang kalian datang ke
markas besar partai Thian Liong!" Lalu ia memberikan isyarat
untuk berlalu. Baru saja Souw Hui Hong diangkat, tiba-tiba terlihat
berkelebatnya sesosok bayangan putih!
-ooo0oooKarena melanggar peraturan, partai Kun Lun mengusir
muridnya Bayangan putih yang berlari itu berseru: "Hong Cici,
tunggu dulu, Aku masih ada omongan!"
Tetapi Pek Yun Hui segera mencegahnya dan
menasehatkan: "Loan Moi, sudahlah! Mari kita pulang!"
Tetapi dengan mata terbelalak Lie Ceng Loan menanyai
"Pek Cici! Coba lihat, betapa kasihannya dia. Satu lengannya
telah putus, rambutnya telah dipotong, Aku tak tega dia berlalu
dan akan tinggal terpencil Aku ingin menemani dia, dan tak
akan berpisah dari dia lagi!"
Kata-kata yang keluar dari hati yang suci murni itu telah
membikin semua orang menjadi terharu, Pek Yun Hui pun tak
tahan mengucurkan air matanya. Lie Ceng Loan merontaronta dari cekalannya Pek Yun Hui dan datang menghampiri
Souw Hui Hong. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil memegangi satu tangannya ia berkata: "Hong Cici,
kau jangan pulang, Kau harus tinggal bersama-sama kami di
kamar Thian Ki Hu di atas pundak Koat Cong San ini. Bila
luka-lukamu telah sembuh betul, dan telah cukup beristirahat,
aku akan mengantar kau pulang, Bagaimanakah
pendapatmu?" Mendengar kata-kata itu semua orang lebih terperanjat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terutama Souw Peng Hai! Pada saat itu Bee Kun Bu makin gelisah, Keringat
membasahi jidatnya, Dengan senyum yang penuh kasih
sayang Souw Hui Hong menjawab pertanyaannya Lie Ceng
Loan: "Loan Moi, terima kasih atas perhatianmu terhadapku
Meskipun aku telah kehilangan sebelah lenganku, akan tetapi
aku tidak mati, Lain tahun pada pertengahan musim rontok,
aku mengundang kau, Pek Cici dan lain-lainnya datang ke
markas besar partai Thian Liong di sebelah utara propinsi
Kwiciu, Aku akan me-nyambuti kalian dengan gembira...."
Tu Wee Seng yang memperhatikan gerak-gerik kedua
gadis itu, dan juga sikapnya Bee Kun Bu, mulai menduga
hubungannya antara ketiga pemuda dan pe-mudi itu. ia
mengejek: "Souw Cong Piauw Touw, jika aku melihat sikap
yang mesra dari murid-muridnya partai Kun Lun terhadap
puterimu, aku yakin seterusnya hubungan mereka akan
menjadi pokok pembicaraan di kalangan Bu Lim!"
Ejekan itu menusuk hatinya Bee Kun Bu. Karena ia telah
dianiaya oleh Co Hiong yang memaksa ia makan racun Hua
Kut Siauw Goan San, Souw Hui Hong telah menolong jiwanya
dan merawat ia di suatu goa, peristiwa tersebut masih
merupakan suatu rahasia, dan mungkin tiada orang yang
mengetahuinya. Tapi mengapa Tu Wee Seng mengucapkan
sindiran itu" Apakah dia telah me-ngetahuinya" Baru saja Bee
Kun Bu hendak menegur, ketika Tong Leng Tojin mendahului
berkata: "Tu-heng sebagai satu pemimpin partai silat yang
terkenal di kalangan Bu Lim harus bicara dengan pantas.
Apakah kata-katamu tadi sudah diperhitungkan?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng menjadi tereengang, tapi ia menjawab: Tong
Leng Totiang, meskipun aku tidak terpelajar akan tetapi katakata yang telah diucapkannya tadi aku tak akan menarik
kembali!" Bukan main gusarnya Tong LengTojin, tetapi ia tak dapat
mendamprat lagi, karena ia belum mengetahui seluk beluknya
hubungan Bee Kun Bu dengan Souw Hui Hong.
Souw Peng Hai juga tersinggung, Dengan gusar ia
berkata: "Partai Thian Liongku belum pernah berdendam
terhadap partai Kun Lun, dalam soal apapun, dan aku selalu
menghargai ketiga pemimpinnya, Aku yakin mereka adalah
pemimpin-pemimpin luhur dan sopan, tidak seperti Tu-heng
yang bermaksud menangkap puteriku untuk dijadikan
sandera!" Sia Yun Hong membelai Tu Wee Seng dengan
jawabannya: "Lebih baik Souw Cong Piauw tidak banyak
bicara, Soal ini hanya muridnya partai Kun Lun, Bee Kun Bu
yang dapat memberi penjelasan!"
Lalu semua perhatian ditujukan kepada Bee Kun Bu. Pek
Yun Hui melihat kegelisahannya pemuda itu, ia berkata: "Sia
Totiang, meskipun Bee Siangkong adalah muridnya partai Kun
Lun, tetapi dalam hal ini, aku dapat memberi penjelasan Aku
harus mengatakan bahwa kata-kata Sia Totiang itu
sebenarnya merupakan suatu ancaman!"
Sia Yun Hong menjadi gusar, tetapi ia tak berani melawan
Pek Yun Hui. ia menahan amarahnya sedapat mungkin,
dengan tertawa paksaan ia menjawab nya: "Aku hanya ingin
meredakan suasana, lain tidak."
"Tapi kata-katamu itu sangat menyinggung perasa-an,"
kata Pek Yun Hui, "Kita harus mengetahui bahwa segala
sesuatu di kalangan Bu Lim tak dapat ditutup, Tentang Bee
Siangkong menolong Souw Siocia adalah soal membalas
budi, Apakah membalas budi itu sqatu perbuatan yang keliru!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sia Yun Hong hanya tersenyum dan tak berani
membantah lagi, Tong Leng Tojin menatap Bee Kun Bu, seolah-olah ingin
menyelami isi hatinya, Pek Yun Hui mengawasi keadaan di
sekitarnya lalu berkata: "Souw Cong Piauw Touw, aku minta
kalian berlalu dari pegunungan Koat Cong San. Lain tahun
pada pertengahan musim rontok kita akan berjumpa pula."
"Pek Siocia, aku tak akan mengganggu ketentraman
daerah ini lagi, dan aku minta diri!" kata Souw Peng Hai
dengan ramah, Lalu ia ayun toyanya sebagai isyarat kepada
orang-orangnya untuk berlalu, termasuk puteri-nya, Souw Hui
Hong yang dibawa di atas usungan.
Lie Ceng Loan menjadi sedih hati dan mengucurkan air
mata melihat Souw Hui Hong dibawa pergi, Bee Kun Bu pun
berdiri terpaku mengawasi rombongannya Souw Peng Hai
berlalu, Setelah semuanya berlalu, Hian Ceng Tojin menghampiri
Bee Kun Bu. Sambil menghadapi Pek Yun Hui ia berkata:
"Soal hubungan Bu Jie dengan Souw Siocia, aku yang telah
merawat dan mendidik selama dua belas tahun masih juga
belum jelas, Apakah Pek Siocia mengetahui seluk beluknya?"
Dengan khidmat Pek Yun Hui menyahut: "Jika aku harus
menceritakannya aku harus mulai dari peristiwa pada satu
tahun berselang ketika angkatan tua Giok Cin Cu menderita
sakit karena racun ular, Hian Ceng Totiang telah pergi ke kota
Yociu untuk mencari obat dan minta pertolongan nya Sao
Kong Gie tabib yang sakti itu dan ayah angkatnya Souw Hui
Hong. Ketika itu Souw Hui Hong tak segan memberitahukan
tempat ayah angkatnya itu yang terpencil, karena dia telah
jatuh hati kepada Bee Kun Bu. Souw Hui Hong telah dengan
rela mengajak kalian menjumpai Sao Kong Gie untuk
menolong Sumoymu, bukankah perbuatan itu merupakan
suatu budi terhadap partai Kun Lun?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tong Leng Tojin yang juga mendengarnya dengan berdiri
dekat, lalu menjawab: Tentu saja itulah merupakan satu budi
terhadap partai Kun Lun."
Pek Yun Hui tersenyum, lalu meneruskan: "Ketika Souw
Hui Hong berusaha menolong partai Kun Lun, dia sendiripun
berada dalam serba susah, karena dia harus menolong orang
dari partai lain, dan dia pun tak mengharapkan pembalasan
budi, Kemudian di luar dugaannya, dia berselisih dan
bertarung melawan orang-orangnya partai Ngo Bi, dan dengan
kebetulan sekali dia tertolong oleh Bee Kun Bu. Aku masih
kurang berpengalaman dan tidak mengetahui peraturan partai
silat Apakah Bee Kun Bu harus menolong orang yang pernah
melepas budi terhadap partai Kun Lun?"
Tong Leng Tojin menghela napas, lalu menjawab: "Souw
Hui Hong telah melepas budi terhadap partai Kun Lun, maka
di dalam keadaan demikian, tiap-tiap orang dari partai Kun
Lun harus menolong dia!"
itulah sebabnya," kata Pek Yun Hui, "Bee Kun Bu
menolong Souw Hui Hong, dan aku yakin dia tidak melanggar
peraturan partai dengan berbuat demikian." ia berhenti
sebentar untuk menarik napas, lalu meneruskan pu!a: "Souw
Siocialah yang harus dipersalahkan, karena dia telah jatuh hati
terhadap Bee Kun Bu, dan dia tak menghiraukan peraturan
partai Thian Liong yang keras telah menolong berulang kali
kepada Bee Kun Bu. Diapun telah memberikan obat Leng Tan
yang sangat mujarab untuk menolong jiwanya dari racun Hua
Kut Siauw Goan San. Cobalah pikir, apakah budinya itu tidak
besar?" "Budi menolong jiwa adalah budi yang maha besar!" seru
Tong Leng Tojin. Lalu Pek Yun Hui mengucapkan kesimpulannya dengan
nada yang sangat khidmat: "Jika kalian angkatan tua telah
mengetahui soal itu, maka kalian dapat mengerti mengapa
Bee Kun Bu terharu dan berusaha sekuat tenaga menolong
Souw Hui Hong setelah dia mendapat luka!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Terima kasih atas penjelasan Siocia," kata Tong Leng
Tojin, "Jika kami kelak menyelidiki soalnya, kami tentu
memperhatikan keterangan yang Siocia berikan."
Tiba-tiba Pang Siu Wie campur bicara: "Meskipun Bee
Siangkong telah melukai seorang Hweeshio dari partai Ngo Bi,
akan tetapi dia sendiripun telah menderita luka parah, dan
lukanya tak dapat disembuhkan oleh siapapun kecuali Na Siao
Tiap dan majikanku...."
Pek Yun Hui membetulkan dengan berkata: "Aku-pun tak
berdaya menyembuhkannya jika Tiap Moi tidak menolong
dengan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong (ilmu tenaga dalam ajaib
memulihkan sukma)...."
Pang Siu Wie menanya kepada ketiga pemimpin partai
Kun Lun: "Misalnya Bee Siangkong terbunuh oleh orangorangnya partai Ngo Bi, apakah kalian yang menjadi guru dan
paman gurunya akan menuntut balas?"
"Lukanya Bu Jie aku telah melihatnya," jawab Hian Ceng
Tojin, "Betul dia belum mati, akan tetapi lukanya itu sukar
diselidiki sebab musababnya, Budi Pek Siocia dan Na Siocia
terhadap muridku, aku tak akan lupa...."
Pek Yun Hui menggoyang-goyangkan tangannya sambil
berkata: "Aku minta ketiga angkatan tua jangan sebut-sebut
soal budi lagi, Akupun sangat menghargai budi kasih dan
keluhuran ketiga angkatan tua!"
TapL.," Tong Leng Tojin berkata, "Budi tetap budi, dan
harus diba!as. peraturan partai Kun Lun kami harus ditaati dan
dilaksanakan Soal Bu Jie kami harus selidiki terus. Jika dia
ternyata melanggar, diapun tak luput dari hukuman!"
Alasan yang diberikan itu cukup pedas dan tajam sehingga
ketiga pemimpin partai Kun Lun tak dapat menjawab untuk
membantahnya. Pek Yun Hui berubah wajahnya, dan dengan cemas ia
berkata: "Peraturan partai Kun Lun rupanya hanya untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menghukum murid-muridnya! peraturan itu juga buatan
manusia, bukan" Jika peraturan itu harus dilaksanakan
kitapun harus mempertimbangkan keadaan Undang-undang
negeri juga seringkali dilaksanakan dengan
mempertimbangkan keadaan, Apakah peraturan partai Kun
Lun lebih bagus daripada Undang-undang Negeri"
Aku yakin bahwa sebagai pemimpin partai, kalian
mempunyai hak untuk menghukum, bahkan membunuh mati
murid-muridnya. Tapi menurut pandanganku membunuh
orang adalah haknya seorang Maharaja, Untuk melaksanakan
suatu peraturan kita jangan melupakan kepada kebijaksanaan
dan jika kita menjatuhkan hukuman tanpa kebijaksanaan itu
berarti suatu perbuatan yang kejam.
Aku menyesal harus menyatakan pendapatku ini, seolaholah aku ingin mencampuri urusan partai Kun Lun, Tapi di
kalangan Bu Lim, BUDI dan MEMBALAS BUDI tetap menjadi
suatu keharusan di dalam keadaan apapun!"
Alasan yang diberikan itu cukup pedas dan tajam sehingga
ketiga pemimpin partai Kun Lun tak dapat menjawab untuk
membantahnya. Na Siao Tiap yang juga telah menaruh banyak simpati
terhadap Bee Kun Bu dan ingin membela, mendengarnya
dengan gembira. Melihat sikap Suhu dan Susioknya, Bee Kun Bu menjadi
makin cemas. Sebagai seorang murid yang setia dan berbakti,
ia senantiasa menghormati guru dan paman gurunya, ia yakin
bahwa segala perbuatannya terhadap Souw Hui Hong adalah
semata-mata untuk membalas budi. ia yakin pula
pembelaannya Pek Yun Hui ia harus membalasnya jika ia
mempunyai kesempatan ia menghampiri Pek Yun Hui, dan
sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat dan ia
berkata: "Selama satu tahun ini, Pek Cici selalu tak segan mengulur
tangan membantu dan menolong aku, bahkan telah berulang
kali menghindarkan jiwaku dari maut Budi yang maha besar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu, aku tak akan lupakan Tapi aku telah dipelihara, dirawat,
dididik oleh guruku selama dua belas tahun, sebagai muridnya
partai Kun Lun, akupun tak luput dari ikatan-ikatan partai, aku
harus mentaati peraturannya, Aku rela diadili oleh guru dan
paman guruku!" Pek Yun Hui tersenyum "Aku mengetahui sifat dan
watakmu," kemudian katanya, Tapi soalnya tidak mudah.
Apakah kau kira setelah dihukum kau segera dapat bebas dari
kegelisahan hatimu" Soalmu sungguh sangat rumit Jika kau
mati hanya untuk menebus dosa, maka pertarungan nanti di
markas besarnya partai Thian Liong akan menjadi suatu
pertempuran yang akan meminta banyak korban...." ia melirik
kepada Na Siao Tiap, lalu meneruskan:
"Mungkin juga akan berakibat dengan musnahnya partai
Kun Lun! Mati atau hidupmu erat sekali hubungannya dengan
musnah atau makmurnya partai Kun Lun! Mungkin juga
terhadap partai-partai silat lainnya! Tiap Moi pernah
mengatakan kepadaku, kau adalah seorang yang berbudi,
berbakti dan agung. Di-samping itu, kau pun seorang yang
memiliki bakat, Jika ada orang yang mengajarkan dan melatih
kau lagi, dalam beberapa tahun saja, kau dapat menjadi
seorang jago silat yang mungkin tiada tandingannya,
Aku dan Tiap Moi adalah orang-orang perempuan lebih
baik kami tidak berkecimpungan di kalang Kang-ouw, Mungkin
juga dua tahun lagi, aku akan tinggal bertapa mengasingkan
diri dari dunia luar sebagai seorang Nikouw (rahib wanita), Aku
hanya merasa kecewa jika Tiap Moi ingin menelad aku
sehingga kepandaian atau ilmu silatnya lambat laun menjadi
lenyap di kalangan Bu Lim...." ia tak dapat meneruskan katakatanya karena ia memperhatikan bahwa Na Siao Tiap telah
menjadi beringas! Sambil menghadapi ketiga pemimpin partai Kun Lun, Pek
Yun Hui berkata lagi: "Bee Kun Bu adalah murid partai Kun
Lun, jika ketiga angkatan tua sebagai pemimpin partai Kun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lun masih juga ingin mengadil dia, aku tak akan turut campur
lagi! Nah, sekarang akupun harus berpisah." Lalu ia tarik
tangannya Na Siao Tiap, dan berjalan perlahan-lahan
meninggalkan ketiga pemimpin partai Kun Lun, Bee Kun
Budan Lie Ceng Loan, Pang Siu Wie dan keempat bujangnya Na Siao Tiap pun
mengikuti Pek Yun Hui berlalu dari tempat tersebut
Tiba-tiba Lie Ceng Loan memanggil "Pek Cici!"
Pek Yun Hui berhenti, ia berbalik dan tersenyum sambil
menanyai "Ada apa lagi" Apakah kau ingin bicara?"
Lie Ceng Loan menghampiri dengan kedua mata
berlinang, ia pegang erat-erat tangannya Pek Yun Hui, dan
dengan suara yang memilukan hati ia menanya: "Apakah Cici
betuI-betul hendak meninggalkan aku?"
"Kau harus mengikuti Suhumu kembali ke pegunungan
Kun Lun, dan kau harus merawati baik-baik Bu Kokomu," hibur


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pek Yun Hui, "Jika aku ingin menjumpai kau lagi, aku tentu
akan mengajak kau datang dan menginap di sini."
Tapi," kata Lie Ceng Loan, "Aku sebetulnya masih ada
banyak omongan untuk Cici, Sayang sekali Cici harus
berpisah dan aku tak berkesempatan mengeluarkan isi hatiku
lagi." Rupanya Lie Ceng Loan sukar berpisah Pek Yun Hui
mengusap-usap rambutnya seraya menghibur "Perpisahan
kita hanya untuk sementara waktu, Kita masih ada banyak
kesempatan berjumpa lagi di hari-hari yang akan datang...." ia
menarik napas, lalu meneruskan "Nanti tiga bulan kemudian
akan kusuruh Pang Siocia menunggangi bangau sakti pergi ke
pegunungan Kun Lun dan biarlah dia sering-sering
mendampingi kau." Dengan hati merasa berat Lie Ceng Loan melepaskan
cekalannya dan jalan balik kepada guru dan paman gurunya
dengan kesedihan hati yang tak terlukiskan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan tak dirasanya, air matanya Pek Yun Hui mengucur
keluar di kedua belah pipinya, Tiap Moi, mari kita pulang!" ia
berkata dengan berbisik Lalu dengan ilmu meringankan tubuh,
ia berlari-lari ke tempat ke-diamannya,
Na Siao Tiap menoleh sekali lagi ke arah Bee Kun Bu, lalu
berlari mengikuti Pek Yun Hui, setelah memberi isyarat
kepada empat bujang-bujang perempuannya,
Pang Siu Wie membungkukkan tubuh memberi hormat
kepada ketiga pemimpin partai Kun Lun seraya berkata:
"Kalian adalah jago-jago silat yang terkenal dan dihormati di
kalangan Bu Lim. Aku yakin kalian dapat mengurus soal ini
dengan bijaksana, Kata-kata Pek Siocia tadi diucapkan
dengan setulus hati dan maksud yang suci. pertempuran nanti
di markas besarnya partai Thian Liong pada pertengahan
musim rontok lain tahun adalah sangat penting bagi semua
partai-partai silat, mungkin pertempuran tersebut akan lebih
hebat daripada pertempuran untuk menguji kepandaian silat di
puncak SiauwSit Hong pada tiga ratus tahun yang lalu, karena
pertempuran kali ini berarti musnahnya beberapa partai silat
yang terkenal pada dewasa ini.
Oleh karena itu, menurut pendapat Pek Siocia, gerak-gerik
atau tindak tanduk Bee Siangkong sangat bersangkut paut
dengan partai Kun Lun...." ia berhenti sejenak, lalu
meneruskan "Betapapun lihaynya seorang wanita, dia tak
dapat melawan seorang pria jika ilmu silatnya sama tingginya,
Sekali lagi, aku mohon kalian bertindak bijaksana dalam hal
mengadili Bee Siangkong...." Lalu iapun berlari mengikuti
kawan-kawannya! Ketiga pemimpin partai Kun Lun berdiri terpesona
mendengar peringatan yang pedas itu. Kemudian Tong Leng
Tojin berkata kepada Suhengnya: Toa Suheng! Rupanya
murid Toa Suheng ini adalah seorang yang maha penting.
Menurut pendapatku lebih baik kita membebaskan dia agar ia
dapat leluasa berkelana di kalangan Kang-ouw menurut
kehendaknya sendiri!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu terkejut mendengar kata-kata paman gurunya
itu, Lekas-lekas ia berlutut di hadapannya Tong Leng Tojin
dan memohon: "Jika Teecu melanggar peraturan partai dan
berbuat keliru, Teecu rela diadili dan menerima hukumannya,
Teecu hanya berharap dengan kasih sayang Suhu dan
Susiok, Teecu dapat memperbaiki diri dan menjadi seorang
murid yang baik!" Melihat Bee Kun Bu berlutut, Lie Ceng Loan juga turut
berlutut di hadapannya Tong Leng Tojin dengan maksud
membela Bu Kokonya, Tapi ia tak dapat bicara banyak, ia
hanya dapat berkata: "Bu Koko adalah seorang yang baik
sekali.." Ketika itu Hian Ceng Tojin ingat akan muridnya yang
bernama Sim Cong yang ia pernah usir karena perbuatannya
yang melanggar peraturan partai.Tiga kali Sim Cong
memohon ampun agar dapat kembali, tetapi ia telah
menolaknya memberi ampun. Dan karena kegusarannya, ia
telah menyuruh Sim Cong pergi mencari peta Cong Cin To
(peta yang memberi petunjuk letaknya kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek). Meski Sim Cong telah berhasil memperoleh peta Cong
Cin To itu, akan tetapi dia terbunuh oleh kedua iblis dari
daerah sebelah selatan sungai Yocu di dekat kuil Sam Ceng
Koan. Apakah sekarang ia harus mengulangi pengusiran
seorang murid lagi" ia yang berwatak luhur dan berhati
budiman tak tahan jika mengingat tewasnya Sim Cong,
muridnya itu. Dengan kedua mata berlinang ia hanya dapat
berkata kepada Suteenya: "Soal ini terserah kepadamu yang
memegang pimpinan partai,"
Tong Leng Tojin mengetahui akan kesangsian Suhengnya,
dan untuk meringankan beban yang rumit itu ia berkata: "Jika
Suheng telah mengatakan demikian, Siauw Tee akan
mengurusnya dengan seksama!"
Hian Ceng-Tojin hanya mengangguk Giok Cin Cu ingin
bicara, akan tetapi Hian Ceng Tojin mencegah dengan
memberikan isyarat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tak berani bangun, ia terus berlutut di
hadapannya Tong Leng Tojin, menunggu keputusan
Lalu Tong Leng Tojin mencabut pedangnya, dan dengan
pedang terhunus ia memberi keputusannya: "Mu-lai saat ini,
kau bukannya murid partai Kun Lun lagi, Akan tetapi karena
pelanggaranmu tidak membahayakan partai, kami tidak
menghukum kau. Kami hanya membebaskan kau dari ikatan
partai, Nah, kau boleh enyah!"
Bukan main terkejutnya Bee Kun Bu. ia menjerit-jerit:
"Suhu. Suhu.,.!" Dan seterusnya ia menjadi bisu.
Dengan hati seperti disayat, Hian Ceng Tojin memalingkan
muka ke lain jurusan, seolah-olah tidak mendengar panggilan
muridnya, Sambil menangis Bee Kun Bu loncat di hadapan gurunya
dan memohon: "Suhu, apakah Suhu betuI-betuI mengusir
Teecu...?" Dengan menahan perasaan hatinya, Hian Ceng Tojin
berkata dengan sungguh-sungguh: "Susiokmu yang
memegang pimpinan partai telah memberi keputusan tidak
mengakui kau sebagai murid lagi, Hubungan kita sebagai guru
dan murid juga sudah putus...."
jawaban yang menusuk hati itu membikin Bee Kun Bu
gelap mata. ia menjerit sekali, lalu jatuh pingsan di hadapan
gurunya, Lie Ceng Loan dengan penuh kasih sayang mengangkat
Bee Kun Bu didudukkan di tanah dan dipeluknya.
Hian Ceng Tojin teringat kembali peristiwa murid-nya, Sim
Cong yang ia pernah usir, dan yang terbunuh mati oleh musuh
ketika sudah dekat ia. ia pejamkan kedua matanya, lalu
berseru: "Ayo, kita berlalu!"
Tong Leng Tojin juga berkata: "Loan Jiee, ayo kita berlalu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan perlahan Lie Ceng Loan menengadah Air matanya
mengucur Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya ia
menjawab: "Supek dan Suhu jalan lebih dulu. Aku akan
menanti setelah Bu Koko siuman kembali, baru bersamasama dia pulang...."
Dengan wajah yang gusar Tong Leng Tojin membentak
"Hayo, kita berlalu sekarang!"
Giok Cin Cu membujuk: "Bee Suhengmu telah diusir oleh
Supekmu, Dia tidak boleh pulang ke pegunungan Kun Lun."
Lie Ceng Loan letakkan tubuhnya Bee Kun Bu di lanah,
lalu ia berlutut di hadapan Giok Cin Cu seraya berkala: "Suhu,
apakah boleh jika aku tidak pulang ke pegunungan Kun Lun?"
Giok Cin Cu yang telah mengetahui watak dan hatinya Lie
Ceng Loan menjawabnya dengan nada yang ramah: "Kau
sudah menjadi muridnya partai Kun Lun, dan kau harus
menuruti perintah guru dan paman-paman gurumu, Jika
Supekmu memerintahkan kau kembali ke pegunungan Kun
Lun, kau harus segera jalan...."
Lie Ceng Loan mendongak dan mengawasi awan-awan di
langit dengan kedua mata berlinang, ia tak mengetahui apa
yang harus diperbuatnya, Lagi-lagi ia terjerumus ke dalam
kesulitan Tetapi kemudian ia berkeputusan dan berkata: "Jika
demikian, aku minta Supek juga mengusir aku. Tak kuat hatiku
meninggalkan Bu Koko di tengah gunung-gunung dalam
keadaan demi-kian?" "Loan Jiec, apakah kau betul-betul tidak sudi kembali ke
pegunungan Kun Lun?" tanya Giok Cin Cu.
Sambil mengangguk Lie Ceng Loan menjawab: "Akupun
sebenarnya tak dapat terpisah dari Suhu, Tapi, jika Bu Koko
tidak turut, tiada gunanya aku pulang ke pegunungan Kun
Lun, Aku tentu akan jatuh sakit!"
jawaban itu membikin Giok Cin Cu ingat akan
penderitaannya Lie Ceng Loan dahulu hari. Jika Lie Ceng
Loan dipaksa pulang, itu berarti memaksa dia menderita lagi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika ia memikiri Liong Giok Pin yang tidak diketahui
jejaknya, maka dengan tidak turutnya Lie Ceng Loan, ia akan
kehilangan dua orang murid yang disayanginya seperti anak
kandung. Sebagai seorang ibu yang akan kehilangan seorang puteri,
ia hanya dapat menghela napas dan menghibur "Aku tak
dapat memaksa kau turut, Tapi jika kau ingin menjumpai aku,
kau dapat segera pergi ke pegunungan Kun Lun menjumpai
aku!" "Aku senantiasa tidak lupa kepada Suhu!" jawab Lie Ceng
Loan, Lalu Giok Cin Cu menghadapi Tong Leng Tojin dan
berkata: "Aku mohon Suheng tidak berkeberatan jika Loan
Jiee menemani Bee Kun Bu yang telah diusir Aku yakin bahwa
Loan Jiee tidak bermaksud menentang partai kita...."
"Meskipun Loan Jie sudah menjadi muridmu," kata Tong
Leng Tojin, "Akan tetapi dia masih belum bersembahyang di
hadapan roh nenek moyang pendiri dari partai Kun Lun, Oleh
karena itu dia masih belum terhitung murid partai Kun Lun
yang resmi, Soal itu terserah kepada Sumoymu, aku sendiri
sudah tentu tidak ber-keberatan, Hayo kita berlalu dari sini!"
Lalu ia paling dulu berjalan pergi, diikuti oleh Hian Ceng
Tojin dan Giok Cin Cu. Mereka bertiga berjalan dengan pikiran
yang kusut, oleh karena itu mereka berjalan dengan perlahan.
Lie Ceng Loan mengawasi Suhu dan kedua Supeknya
berlalu dengan hati yang berat ia terpaksa merawat Bee Kun
Bu yang ia cintai, ia rela berkorban untuk Bu Kokonya,
Setelah ketiga pemimpin partai Kun Lun itu tidak kelihatan
lagi, Lie Ceng Loan berusaha membikin sadar Bee Kun Bu.
Kedua matanya terus berlinang, ia merasa sedih sekali
memikirkan nasibnya, karena di dalam beberapa bulan itu ia
telah menderita banyak, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba terdengar suara di belakangnya yang ber-kata:
"Kau harus menguruti dadanya, dia akan lantas sadarkan diri,
Kau harus pijat-pijat urat di punggung-nya!"
Tanpa menoleh lagi, Lie Ceng Loan turuti petunjuk itu.
Setelah ia memijat urat di punggungnya Bee Kun Bu, benar
saja pemuda itu segera membuka kedua matanya dan
berseru: "Suhu!"
Lie Ceng Loan berpikir "Bukankah Suhu dan kedua
Supeknya telah berlalu?" ia menoleh ke belakang dan melihat
seorang Tojin yang memancangkan pedangnya di punggung
sedang memperhatikan ia menolong Bee Kun Bu. ia menanyai
"Mengapa Totiang masih belum bertalu dari sini?"
-ooo0oooMenangkap orang untuk dijadikan sandera
Bee Kun Bu bangun dan mengawasi Tojin itu, yang bukan
lain daripada Sia Yun Hong, pemimpin partai silat Tiam Cong.
ia menegur: "Mengapa Totiang kembali ke sini?"
Sia Yun Hong tersenyum: "Jika aku tidak kembali, mungkin
kau akan mati konyol di pegunungan yang sepi ini!" jawab
Tojin itu. Bee Kun Bu segera menanya Lie Ceng Loan: "Apa-kah
betul Sia Totiang yang telah menolong aku?"
Lie Ceng Loan mendekati Bee Kun Bu dan memberikan
penjelasan: "Aku telah berusaha membebaskan jalan-jalan
darahmu, akan tetapi tidak berhasil Lalu Sia Totiang
memberikan petunjuk untuk memijat urat di punggungmu
Setelah aku turut petunjuknya, kau segera menjadi sadar."
Bee Kun Bu segera mengangkat kedua tangannya
menghaturkan terima kasih seraya berkata: Terima kasih atas
petunjuk Totiang untuk menolong jiwaku. Budi ini aku tak akan
lupa!" Lalu tanpa menunggu jawaban lagi ia tarik tangannya
Lie Ceng Loan dan berkata: "Hayo kita pergi dari sini!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sia Yun Hong loncat menghadang sambil berkata: "Kalian
tak dapat berlalu dari sini begitu saja, Aku masih ada
omongan!" "Kau sebetulnya mau apa?" bentak Bee Kun Bu.
Sia Yun Hong menyengir dan berkata: "Kau telah diusir
dari partai Kun Lun, kini tak perlu lagi mentaati peraturan
partaimu!" "Kau tak berhak turut campur urusanku!" kata Bee Kun Bu,
"Jika kau masih juga merintangi kami, aku terpaksa
menggunakan kekerasan!"
Tapi apakah dengan pedangmu kau dapat berlalu dengan
mudah?" menantang Sia Yun Hong.
Bee Kun Bu tidak menjawab lagi. ia cabut pedangnya, dan
dengan jurus Heng Cun Ji ia menyerang lawan-nya. Cui Hun
Cap Ji Kiam yang lihay dan tak dapat dipandang ringan.
Sia Yun Hong meloncat ke belakang, ia terkejut Pikirnya:
"Anak kemarin dulu ini lihay juga ilmu silat pedangnya!"
Bee Kun Bu juga terperanjat melihat cara lawannya
menghindari serangannya, ia mengagumi ilmu silat lawan-nya,
Lalu ia menyerang lagi dengan jurus Cwan In Ti Gwat
(Menyingkap awan memetik bu!an), pedangnya menusuk
dada lawannya secepat kilat!
Sia Yun Hong tidak mundur lagi. ia pun mencabut
pedangnya, dan dengan tenaga dalam ia tangkis tusukan
tersebut Terdengar dua pedang beradu, dan terlihat
muncratnya lelatu dari kedua pedang itu! Bee Kun Bu
terpental tujuh-delapan kaki, Meski pedangnya tidak terlepas
dari cekalannya, namun lengannya ia rasakan kaku, mulut dan
hidungnya menjadi panas!

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ha! Ha! Ha!" tertawa Sia Yun Hong. "Meskipun kau masih
muda," akan tetapi ilmu silat pedangmu lihay juga, Nah, aku
sekarang akan membalas menyerang!" Segera pedangnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menusuk dan menekan pedangnya Bee Kun Bu, sedangkan
tangan kirinya menyambar lengan l awan nya.
Untuk menghindari cengkeramannya itu, Bee Kun Bu
terpaksa menggunakan langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu,
dan segera ia bebas dari tekanan maupun cengkeraman!
Tapi Sia Yun Hong mencegah Bee Kun Bu mundur dengan
pedangnya, ia coba mencekal lagi, Tetapi lagi-lagi ia gagal,
karena ia menyambar angin! Ketika ia menoleh ke belakang,
Bee Kun Bu sudah berada di belakangnya siap menusuk
kepadanya lagi Lie Ceng Loan juga sudah mencabut pedangnya, dan
berdiri menyaksikan pertempuran itu. sebetulnya ia ingin
membantui, akan tetapi setelah melihat Bee Kun Bu dapat
mengegosi semua serangan-serangan dengan ilmu Ngo Heng
Bi Cong Pu, hatinya menjadi Iega.
Sia Yun Hong telah melihat sikapnya gadis itu, ia berpikir
"Anak kemarin dulu ini sukar ditangkap, lebih baik aku terkam
gadis itu, Dengan gadis itu sebagai sandera, aku dapat
memaksa anak ini membantu aku mencari kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek di dalam jurang!"
Sia Yun Hong telah memperhatikan hubungan Bee Kun Bu
dan Lie Ceng Loan dengan Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, ia
yakin bahwa Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap akan berusaha
mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang telah terjatuh di
dalam jurang, Jika ia sendiri pergi mencarinya, ia tentu akan
menjumpai kedua gadis yang lihay itu, Lagi pula ia telah
diperingatkan Pek Yun Hui untuk tidak kembali ke daerah
pegunungan Koat Cong San. Tetapi jika ia dapat menangkap
Bee Kun Bu hidup-hidup untuk dijadikan sandera, ia dapat
mencegah kedua gadis yang lihay itu menghajar ia. Oleh
karena itu, ia telah kembali lagi dengan maksud mencari kitabkitab Kui Goan Pit Cek.
iapun insyaf bahwa ia tak dapat menangkap Bee Kun Bu
jika pemuda ini masih terikat dengan partai Kun Lun, karena ia
yakin tak dapat melawan ketiga pemimpin partai Kun Lun itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi kini setelah Bee Kun Bu diusir keluar dari partainya,
tekadnya untuk mencari kitab-ki tab Kui Goan Pit Cek itu
menjadi makin keras, Semua perubahan itu ia telah
mengetahui jelas, karena ia telah bersembunyi mendengari
peristiwa pengusirannya Bee Kun Bu. ia menunggu sampai
ketiga pemimpin partai Kun Lun itu berlalu lalu ia keluar
menghampiri Lie Ceng Loan yang sedang berusaha menolong
Bee Kun Bu. Bee Kun Bu yang menampak Sia Yun Hong mengawasi
Sumoynya, ia segera loncat di sampingnya seraya menegur:
"Hei Totiang! Kau sebagai pemimpin satu partai silat yang
terkenal tak seharusnya mempunyai maksud keji terhadap
seorang gadis! jika hal ini tersiar bukankah kau akan
mencemarkan nama baiknya partai Tiam Cong?"
Sta Yun Hong menjadi merah mukanya, ia membentak
"Jangan anggap aku ini keji! Kalian berdua boleh menyerang
aku! Jika di dalam sepuluh jurus kalian tidak kalah, aku segera
akan berlalu dari sini! Tapi jika kalian kalah, kalian harus turut
perintahku Aku tak akan menganiaya kalian...."
Bee Kun Bu menyengir, dan memotong pembicaraannya
dengan bentaknya: "Jika kau betul-betul lihay, Ia-wanlah aku
seorang, aku tak perlu dibantu, Apakah kau kira aku tidak tahu
tipu muslihatmu" Aku khawatir jika kau terlalu lama di sini,
orang lain telah turun ke jurang untuk mencari kitah-kitab Kui
Goan Pit Cek. Co Hiong mungkin telah tewas di dalam jurang
itu, akan tetapi kitab-kitab tersebut tak akan musnah bersama
Co Hiong!" "Ha! Ha! Ha!" tertawa Sia Yun Hong, "Kau bukan saja lihay
ilmu silatnya, tetapi juga lihay otaknya, Ter-kaanmu jitu, Aku
yakin kau juga ingin mencari kitab-kitab tersebut Bagaimana
pendapatmu jika kita mencarinya bersama-sama?"
Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala: "Aku tak
bermaksud mencari kitab-kitab itu," jawabnya,"Apakah kau
tidak mengetahui bahwa telah banyak jiwa melayang selama
beberapa ratus tahun ini karena ingin memiliki kitab-kitab itu"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tadi dengan mata kepala sendiri aku telah menyaksikan Co
Hiong telah terjungkal masuk ke dalam j urang yang dalam
karena kitab-kitab itu. Mung-kin juga mayatnya masih hangat!
Aku menasehatkan kau, demi keselamatan jiwamu, lebih baik
kau jangan mencari kitab-kitab itu!"
"Kau telah memberi nasehat yang baik ke pada ku. Terima
kasih," berkata Sia Yun Hong. Tetapi soal kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek itu bukan soal kita berdua lagi Soal itu telah menjadi
soal orang-orang dari kalangan Bu Lim, walaupun andaikata
aku tidak mencarinya, pasti orang lain akan mencarinya, Dan
orang yang memiliki kitab-kitab itu akan menjadi jago di
kalangan Bu Lim. Aku ingin mencarinya hanya demi
kepentingan semua jago-jago silat di kalangan Bu Lim...." ia
berhenti sejenak, lalu meneruskan:
"Sebetulnya aku sudah lama menyimpan pedangku, dan
tidak sudi tahu menahu tentang perisliwa-peristiwa di kalangan
Bu Lim, Sudah hampir dua puluh tahun aku bertapa di
pegunungan Tiam Cong San, dan sudah lama aku tak ingin
mencari nama lagi di kalangan Bu Lim, Jika kau sudi mencari
kitab-kitab tersebut bersama-sama, setelah kita berhasil
memper-olehnya, aku akan bakar kitab-kitab itu di
hadapanmu, Dengan demikian kita dapat mencegah jago silat
yang manapun memiliki lagi kitab-kitab itu."
Bee Kun Bu berpikir sebentar, lalu menjawab: "Aku
pereaya akan kata-katamu. Tapi sayang, aku sebagai murid
partai Kun Lun tak dapat membantu kau, Jika kau masih juga
ingin mencarinya, kau dapat melakukan sen-diri...."
Sia Yun Hong tersenyum dan berkata lagi: "Aku melihat
dengan kepala mata sendiri bahwa kau telah diusir oleh partai
Kun Lun, kini kau tidak terikat lagi dengan partai itu. Di
samping itu, bukankah aku telah menjelaskan maksudku untuk
membakar kitab-kitab itu" jika kau masih juga menolak, aku
terpaksa...." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan kesempatan itu ia meloncat maju dan menusuk
Bee Kun Bu. Tusukan itu dilakukan dengan tiba-tiba dan
secepat kilat, di luar dugaannya Bee Kun Bu. Namun Bee Kun
Bu masih dapat menarik Lie Ceng Loan ke samping sambil
mengegosi tusukan tersebut Lalu dengan jurus In Bu Kim
Kong (Sinar terang memancar di awan) ia putar pedangnya
melindungi Lie Ceng Loan sambil melindungi dirinya sendiri,
Tapi betapapun lihaynya ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji
Kiam, Bee Kun Bu kalah tenaga daripada Sia Yun Hong.
Tang! Dua pedang beradu, dan terlepaslah pedangnya Bee
Kun Bu dari cekalannyal Lalu Sia Yun Hong meloncat maju
dan mencekal pergelangan tangannya Lie Ceng Loan,
sedangkan pedang di tangan kanannya menusuk tiga kali
beruntun ke dadanya Bee Kun Bu dengan jurus Sam Seng Tui
Gwat atau "Tiga bintang mengejar bulan",
Dengan ilmu langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu, Bee
Kun Bu berkelit diri dari ketiga totokan pedang itu, dan
mengangkat tinju menjotos punggungnya Sia Yun Hong, Tapi
Sia Yun Hong sudah siap, ia menyabet jotosannya Bee Kun
Bu, lalu loncat ke samping sambil membetot Lie Ceng Loan,
Lie Ceng Loan telah tereekal tangannya, karena ia
terperanjat ketika menyaksikan pedangnya Bee Kun Bu
terlepas dari cekalannya, dan Sia Yun Hong yang lihay lebih
lihay daripada mereka berdua telah berhasil mencekal
pergelangan tangannya secepat kilat Lalu ia loncat ke
samping sambil membetot Lie Ceng Loan,
Demikianlah pertarungan itu berlangsung dengan seru
sekali tanpa ada orang yang terluka, karena maksudnya Sia
Yun Hong hanya menangkap Lic Ong Loan untuk dijadikan
sandera dan kemudian memaksa Bee Kun Bu.
"Lepaskan Sumoyku!" Bee Kun Bu mengancam.
Sia Yun Hong yang telah berkali-kali gagal menangkap
Bee Kun Bu, sudah mulai mengagumi ilmu silatnya, dan ia pun
tak berani melawan dengan acuh tak acuh lgi, ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengumpulkan tenaga dalamnya, siap menyambut jotosannya
Bee Kun Bu. Betul saja Bee Kun Bu menjotos, Sia Yun Hong tidak
mengegos, Dengan ilmu Lui Kang Kong Kie Hu Sin (ilmu
tenaga dalam menjaga tubuh) ia menerima jotosan tersebut
dengan bahunya, sambil terus memegang erat-erat
pergelangan tangannya Lie Ceng Loan, Lalu ia meng-ancam:
"Jika kau masih menyerang aku, aku terpaksa menotok jalan
darah Sumoymu untuk melumpuhkan seluruh tubuhnya!"
"Hm," geram Bee Kun Bu dengan gusar "Mustahil seorang
pemimpin partai silat yang terkenal berbuat demikian keji
terhadap seorang perempuan yang masih muda dan Icmah,
jika peristiwa ini aku umbarkan, di manakah kau dapat
menaruh mukamu?" Sia Yun Hong tertawa bergelak-gelak, dan men-jawab:
"Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek besar sekali hubungannya
dengan nasib partai-partai silat di kalangan Bu Lim. Soal muka
dan sebagainya aku dapat kesam-pingkan." Sambil berkatakata, ia mencekal makin keras pergelangan tangannya Lie
Ceng Loan sehingga gadis itu meringis kesakitan Namun Lie
Ceng Loan tidak menjerit ia menahan sakit sampai keringat
membasahi pa-kaiannya, Melihat penderitaan itu, Bee Kun Bu sangat pilu hatinya, ia
mengumpulkan seluruh tenaga dalamnya, siap melabrak Sia
Yun Hong dengan nekad, Sia Yun Hong telah menduga Lie Ceng Loan akan minta
perto)ongannya Bee Kun Bu. ia tidak perhitungkan bahwa
gadis itu rela berkorban untuk Bee Kun Bu itu, Makin keras ia
mencekal, makin keras kepala si gadis menahan sakitnya. Sia
Yun Hong hanya perlu mengerahkan sedikit tenaga lagi untuk
membikin remuk tulang di pergelangan tangan iiu: namun Lie
Ceng Loan tetap bertahan Tiba-tiba dengan suara yang lemah lembut, penuh dengan
kerelaan hati, Lie Ceng Loan berkata kepada Bee Kun Bu: "Bu
Koko, kau dapat berlalu dari sini seorang diri. Tojin ini lebih
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lihay daripadamu Kau tak dapat mengalahkan dia. Kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek adalah miliknya Na Cici, kita tentu tak dapat
membantu orang lain pergi mencari kitab-kitab tersebut
Selama dua bulan ini, aku telah banyak berpikir... akan tetapi
aku tak memperoleh kesempatan untuk memberitahukan
Koko...." Bee Kun Bu membentak untuk mencegah Lie Ceng Loan
mengeluarkan isi hatinya, ia cabut pedangnya dan berkata
dengan suara yang keras: "Jika kita harus mati, kita akan mati
bersama-sama!" Lalu ia menyerang Sia Yun Hong.
Sia Yun Hong menangkis tusukan tersebut, dan
melangkah mundur dua tindak untuk menusukkan ujung
pedangnya di dadanya Lie Ceng Loan. ia mengancam: "Jika
kau menyerang lagi, aku terpaksa menusuk mati Sumoymu!
Baru saja Bee Kun Bu ingin menyerang lagi, tetapi setelah
mendengar ancaman itu, ia segera tarik kembali pedangnya,
Tiba-tiba Lie Ceng Loan menjerit: "Bu Koko, jangan pereaya
ancaman Tojin yang licik ini, sedikitpun aku tak takut mati....n
ia menyeka air matanya dengan tangan kirinya, lalu
meneruskan: Tojin ini busuk sekali, jika dia yang memiliki
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan telah berlatih, dia pasti akan
melakukan banyak perbuatan yang keji! Dia tahu bahwa Bu
Koko akan melakukan apa saja untuk membela aku dan dia
akan paksa Bu Koko membantu dia mencari kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek...." "Siapa bilang aku menipu dia!" kata Sia Yun Hong dengan
marah. Lalu ia tekan pedangnya sedikit sehingga menusuk
pakaiannya dan juga tubuhnya Lie Ceng Loan sehingga keluar
darah menodakan pakaiannya,
Totiang, jangan teruskan tusukanmu!" seru Bee Kun Bu.
"Bu Koko!" kata Lie Ceng Loan, "Biasanya aku selalu turut
perkataan Koko, Kini aku mohon Koko turuti perkataanku!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hancurlah hatinya Bee Kun Bu mendengar permintaan
gadis itu, ia menjawab: "Sebutlah!"
"Tojin yang licik ini ingin mencari kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek," kata Lie Ceng Loan, "Akan tetapi dia takut menjumpai
Pek Cici dan Na Cici, Oleh karena itu dia hendak paksa kau
membantu dia mencarinya, Jika kau menolak, dia akan
mengancam membunuh aku. Jika dia menjumpai Pek Cici
atau Na cici, dia akan mengancam membunuh mati Bu Koko,
karena aku yakin bahwa Pek Cici, maupun Na Cici akan
mengalah untuk menolong Bu Koko, Dengan tipu muslihatnya
yang keji itu, dia akan memperoleh kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek. Harus kita ingat, Pek Cici sangat baik terhadap kita, Aku
kira jika kita mati, dia akan bebas dari kekhawatirannya, Maka
aku minta Bu Koko lekas-lekas berlalu dari tempat ini, dan
jangan gubris ancamannya!" ia mengakhiri permintaannya
dengan senyuman yang penuh dengan kasih sayang, lalu
dengan wajah yang tenang ia menanti nasib-nya.
Meskipun Bee Kun Bu melihat bahwa Lie Ceng Loan tak
takut mati dan rela berkorban untuk orang-orang yang
dicintainya, namun ia tak tega menuruti kehendak nya. ia
berdiri terpaku, ia tak berdaya!
kesempatan ini digunakan oleh Sia Yun Hong untuk
mengancam lagi: "Aku sudah lama tidak membunuh orang,
sekarang aku memperlihatkan kepadamu! Aku tidak pereaya
bahwa Sumoymu tidak takut mati!"
Lalu ia mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk
meremukkan tulang di pergelangan tangannya gadis itu. Tapi
setelah melihat wajah yang tenang dari gadis itu, ia terperanjat
Tiba-tiba ia melepaskan cengkeramannya, dan loncat mundur
tiga langkah sambil berkata: "Hayo, kalian enyah dari sini! Aku
Sia Yun Hong tak akan membunuh seorang yang masih
muda! Lekas enyahlah!"
Bee Kun Bu loncat ke sampingnya Lie Ceng Loan, dan
mengangkat kedua tangannya menghaturkan hormat seraya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berkata: "Bu Totiang hari ini, aku Bee Kun Bu tak akan
lupakan!"

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Memang Sia Yun Hong sudah mulai lunak hatinya ketika
mendengar kata-kata Lie Ceng Loan, dan ia sangat malu
terhadap maksud dan perbuatannya ketika melihat wajah yang
tenang dan tak takut mati dari Lie Ceng Loan,
Gadis itu mengawasi Sia Yun Hong sejenak, lalu menanyai
"Ha! Kau tidak membunuh mati aku?".,., Totiang ternyata
masih berperikemanusiaan!"
Kata-kata itu bagaikan pisau yang menusuk hatinya Sia
Yun Hong, ia sangat malu, ia membalikkan tubuh dan lari
pergi! "Terima kasih atas pertolongan Totiang terhadap Bu
Koko!" tersenyum Lie Ceng Loan,
Bee Kun Bu berkesempatan memandang gadis yang rela
berkorban untuknya, Dalam pandangannya, gadis itu
sederajat dengan seorang dewi, ia merasa malu akan
perbuatannya yang lampau, yang membuat gadis itu
menderita, "Bu Koko," kata Lie Ceng Loan, "Suhu dan kedua Supek
berlalu dengan berjalan perlahan-lahan, akan tetapi Totiang itu
berlalu dengan berlari pesat sekali!"
Kata-kata itu membikin Bee Kun Bu berpikir akan nasibnya
Liong Giok Pin, dan ia menyatakan pikirannya itu: "Loan Moi,
aku sedang memikirkan akan nasibnya Liong Cici, Mari kita
pergi cari dia!" Dengan kedua mata terbelalak, Lie Ceng Loan
menanyai "Di manakah kita mencarinya?"
Bee Kun Bu tak dapat menjawabnya, ia menundukkan
kepalanya berpikir Ketika ia mengangkat kepalanya lagi, ia
menghela napas sebelumnya berkata: "Betul, kemanakah aku
harus pergi" Aku telah diusir keluar dari partai Kun Lun. Dunia
ini meski besar dan luas aku tak melihat ruang yang dapat
menempatkan diriku....M KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bu Koko," kala Lie Ceng Loan dengan nada menghibur
"Liong Cici adalah seorang yang baik, Jika dia lelah
mengetahui sebab musababnya, dia tak akan mempersalahkan kau. Ketika aku menderita sakit di pegunungan Kun
Lun, Liong Cicilah yang merawati aku, Kita harus membalas
budinya itu!" Bee Kun Bu terharu mendengar penjelasan tersebut yang
penuh dengan budi kasih, ia berpikir "Jika Co Hiong tidak mencuri kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek di kamar Thian Kie Hu ketika aku sedang
menderita sakit, aku tentu tak mengalami peris-tiwa-peristiwa
yang mengakibatkan pengusiran aku keluar partai Bu kan kah
Liong Giok Pin lari keluar karena tertarik oleh Co Hiong?" ia
membanting kakinya menyatakan kegusaran nya terhadap
manusia yang hina dan keji itu. Lalu ia menjadi reda kembali
ketika berpikir bahwa Co Hiong telah jatuh ke dalam jurang
membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan mungkin telah
binasa. ia menggeleng-gelengkan kepalanya,
Kemudian di pegunungan yang sunyi senyap itu terdengar
suara seruling yang memilukan hati sehingga membikin
suasana menjadi makin suram dan seram,
Sejenak kemudian Bee Kun Bu berdiri tegak dan berseru:
"Mengapa dia datang ke pegunungan ini?"
Lie Ceng Loanjuga menjadi heran mendengar seruan itu.
ia ingin menanya, ketika dari jauh datang menghampiri
seorang wanita yang mengenakan pakaian serba hitam sambil
meniup seruIing, wajahnya pucat pasi, Lie Ceng Loan pernah
melihat wanita itu ketika Bee Kun Bu menderita sakit di dalam
goa, dan iapun segera mengena!inya. Hanya di sebelah
pipinya ada tanda bekas bacokan, Wanita itu adalah Giok Siu
Sian Cu, SeteIah tiba di hadapan Bee Kun Bu, wanita itu berhenti
meniup seruIingnya, ia pandang Lie Ceng Loan, lalu
memandang Bee Kun Bu. ia hanya tersenyum tidak menanya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu masih belum hilang kebingungannya.
Peristiwa-peristiwa yang lampau kembali lagi. ia tak dapat
mengerti mengapa jago silat wanita yang terkenal sebagai iblis
ini juga tetah jatuh hati kepada nya,
Melihat kedua orang tidak bicara, Lie Ceng Loan
menghampiri Giok Siu Sian Cu dan berkata: "Cici, kita
berjumpa lagi di sini."
Giok Siu Sian Cu menghela napas, lalu menjawab: "Loan
Moi, kau dapat hidup, karena Bu Koko telah dapat dicari
olehmu, dan kau tak akan menderita penyakit pikiran lagi!"
Tahun yang lalu, Lie Ceng Loan telah menderita sakit
hebat di puncak Kim Teng Hong di pegunungan Kun Lun
karena merindui Bee Kun Bu, dan Giok Siu Sian Cu pernah
menerobos masuk ke daerah pegunungan Kun Lun untuk
memenuhi janji mengadu silat melawan Hian Ceng Tojin,
Ucapan itu tidak menyinggung perasaannya Lie Ceng
Loan. ia menjawab dengan wajan "Betu!, Bu Koko seorang
yang baik, Apakah kau juga menyukai aku?"
pertanyaan itu membikin Bee Kun Bu terkejut Ketika itu
matahari sudah terbenam, Angin meniup sepoi-sepoi, dan
dalam suasana demikian, Lie Ceng Loan yang mengenakan
pakaian putih nampaknya seperti satu bidadari
Giok Siu Sian Cu yang mengenakan pakaian serba hitam,
sebaliknya menimbulkan kesan yang sedih,
Bee Kun Bu telah melihat bekas bacokan di pipinya wanita
itu, ia ingat akan peristiwa wanita itu menolong jiwanya
sehingga terluka, "Hengtee, kau tentu merasa heran mengapa menjumpai
aku di sini?" kata Giok Siu Sian Cu.
"Jika aku sampai saat ini masih hidup, aku tak lupa bahwa
kaulah yang pernah menolongjiwaku," jawab Bee Kun Bu.
Tanpa pertolonganmu mungkin aku sudah dibunuh mati oleh
Co Hiong!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu tersenyum dan berkata: "Hengtee, kau
jangan sebut-sebut peristiwa itu, tetapi mengapa kau tak dapat
melupakan aku?" pertanyaan itu membikin Bee Kun Bu tereengang, ia tak
dapat berkata-kata, ia menundukkan kepalanya, seolah-olah
seorang yang menerima salah,
"Sudahlah, jika kau tak dapat menjawabnya, Aku akan
meniup sebuah lagu untuk kau," kata Giok Siu Sian Cu. Lalu ia
meniup serulingnya, Lagu yang ia tiup adalah suatu lagu yang
memilukan hati, Baru saja Bee Kun Bu mendengar nada
seruling yang makin nyaring itu, ia menutupi kedua kupingnya
dan berlari pergi. Lagu seruling itu adalah lagu yang Giok Siu
Sian Cu pernah tiup untuknya ketika ia menderita luka parah
dan berada di sampingnya wanita itu yang merawatinya
dengan tekun, Maksud daripada wanita itu ialah untuk
menimbulkan kembali perasaan kasih sayangnya Bee Kun Bu
ter-hadapnya, Giok Siu Sian Cu berhenti meniup, dan memanggil:
"Hengtee! Jika kau tak sudi mendengar lagi, akupun berhenti
meniupnya!" peristiwa yang terjadi di hadapannya membikin Lie Ceng
Loan bingung, ia yang hatinya sangat polos tak dapat melihat
hubungan antara Bu Koko dan wanita itu. Ketika Bee Kun Bu
lari, ia mengejar dan menangkapnya, Giok Siu Sian Cu
merasa cemburu melihat kekasihnya di dalam pelukan Lie
Ceng Loan. ia menjadi gelisah, tapi Lie Ceng Loan berkata
dengan ramah: "Cici, rupanya Bu Koko tak tahan mendengar
lagu yang sedih, Bukankah lebih baik jika Cici meniup lagu
yang gembira?" Kata-kala itu menginsyafkan Giok Siu Sian Cu akan
kekeliruannya. ia merasa akan perbuatan maupun maksudnya, ia menghampiri dan mengusap-usap rambutnya.
Lie Ceng Loan seraya berkata: "Maaf! Karena aku masih
bersedih hati, maka aku selalu meniup lagu-lagu yang sedih.
Di kemudian hari, mungkin kau juga akan menaruh simpati
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terhadap orang-orang yang bersedih hatL,." Kata-kata tersebut
masih tetap ditujukan kepada Bee Kun Bu yang masih
membungkam terus, "Hengtee," kata Giok Siu Sian Cu kepada Bee Kun Bu,
"Lebih baik kau lupakan aku demi kepentinganmu sendiri!"
perkataan yang merupakan suatu teguran atau sindiran itu
tak dapat diterima oleh Bee Kun Bu yang berbudi luhur
Dengan gusar ia menjawab: "Siocia! Aku Bee Kun Bu tak akan
melupakan budi luhur siapapun!"
Dengan senyuman yang menggiurkan Giok Siu Sian Cu
berkata lagi: "Masih ingatkah kau lagu apa yang aku tiup
ketika kau menderita luka parah dan dirawat oleh-ku?"
"Ketika itu aku masih separuh sadar, namun aku tak akan
lupa lagu yang kau tiup untuk aku. justru mendengar lagu itu,
aku merasa sedih kembali!"
"Ketika kau masih di dalam goa, aku telah pergi ke puncak
Ngo Houw Leng dan menjumpai Hian Ceng Totiang, guru dan
Lie Sumoy untuk minta pertolongan Pada ketika itu, aku tak
mengetahui kau telah ditolong orang Iain. Aku kira kau telah
tewas di dasar sungai setelah kau dilempar ke dalam sungai
itu oleh Co Hiong...."
ia berhenti sejenak mengawasi sikapnya Lie Ceng Loan,
lalu meneruskan: "Aku merasa girang kau ter-to)ong. Tapi jika
aku ingat pada saat kau di dalam goa dengan pakaian
berlumuran darah, aku sering-sering lerkenang akan....H ia
sukar mengakhiri ucapannya
"Cici," kata Lie Ceng Loan, "Aku sekarang ingat akan
peristiwa ketika kau juga terluka, Kau duduk bersandar di
suatu batu dengan pakaian berlumuran darah, Toa Supek
menolong membebaskan jalan-jatan darahmu, dan kau
pernah mengatakan bahwa pertolongan itu terlambat Tapi Bu
Koko yang dilempar ke dalam sungai ternyata telah ditolong
oleh Pek CicL Sayang aku tak berkesempatan
memberitahukan hal ini kepadamu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Loan Moi, sudahlah," mohon Bee Kun Bu, "Peris-tiwa
lampau yang memilukan hati itu lebih baik jangan ditimbultimbulkan kembali!"
"Betul," kata Giok Siu Sian Cu, Tapi peristiwa itu takkan
terlupakan Seperti impian Ya, peristiwa itu seperti impian
belaka! Aku tidak mengetahui kau ter-tolong, Setelah aku
sembuh, aku kembali ke sungai itu dengan maksud mencari
mayatmu agar aku dapat menguburnya dengan seksama,
Tentu saja aku gagal mencari mayatmu. Kemudian aku
mencari keterangan dan mengetahui kau telah dibawa ke
pegunungan Koat Cong San untuk diobati Oleh karena itu aku
datang ke sini, Tapi aku sekarang seolah-olah tidak diingini...."
Ucapan yang menusuk hatinya itu membikin Bee Kun Bu
berpikir: "GiokSiu Sian Cu terkenal di kalangan Kang-ouw
sebagai seorang iblis wanita, Aku tak sangka diapun
mempunyai perasaan yang halus, Aku sukar melepaskan diri
dari jaringnya, Jika aku betindak salah, aku khawatir dia akan
berdendam terhadapku Aku yakin aku tak dapat melawan."
Lalu dengan sabar ia berkata: "Siocia, hari sudah ma!am. Kita
harus lekas-lekas berlalu dari tempat ini. Aku mohon berpisah
di sini!" Lalu ia menyeret tangannya Lie Ceng Loan dan
berjalan ke lain jurusan Dengan satu loncatan GiokSiu Sian Cu menghadang di
depan mereka. ia mengancam: "Hengtee, kau ingin berlalu
begitu saja" Urusan kita belum beres."
Bee Kun Bu gentar melihat wajahnya yang beringas, Tapi
Lie Ceng Loan berkata sambil tersenyum: "Jika kau tak
mengijinkan kami berlalu, kaupun boleh turut kami bersama sama."
sebetulnya Giok Siu Sian Cu ingin menghantam gadis itu
yang ia anggap sebagai saingannya yang terbesar tetapi
setelah melihat sikapnya yang ramah dan mengetahui
keluhuran budinya, ia tak sampai hati meng-hantamnya. Lalu
ia menanya: "Loan Moi, aku ingin kau berpisah dari Bu
Kokomu, apakah kau setuju?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Seperti halilintar di tengah hari, Lie Ceng Loan terperanjat
mendengar pertanyaan itu. ia terpaku dan menjadi bisul
Bee Kun Bu menjadi gusar, dan dengan tak terasa ia
memegang gagang pedangnya, siap membela Sumoynya,
justru pada saat itu yang tegang itu, di malam yang sunyi
senyap itu terdengar suara orang meraung. Mereka menoleh
ke jurusan suara tersebut, dan di bawah sinarnya rembulan,
mereka tampak seorang Hweeshio yang berpakaian jubah
abu-abu dan memegang sebuah periuk tembaga tengah
mendatangi ke arah mereka,
Ketika tiba di hadapan mereka, Hweeshio itu
membungkukkan tubuh memberi hormat seraya menegur
"Kalian baik-baik saja!"
"Toa Suhu!" kata Giok Siu Sian Cu, "Aku tidak menduga
menjumpai kau di sini. Mengapa kau tidak kembali ke
pegunungan Ngo Bi San! Urusan apakah yang menahan kau
di sini?" Tio Ceng Taysu menyengir "O Mi To Hut!" pujinya,
"Mungkin kau masih ingat bahwa di pegunungan Ngo Bi San
aku telah mengatakan aku tak segan membunuh lagi!"
Bee Kun Bu terkejut mendengar kata-kata itu. Ia mengerti
mengapa Hweeshio ini ingin membunuh, perselisihan apakah
yang membuatnya dia demikian ne-kadnya, ia ingin menanya,
tetapi Giok Siu Sian Cu bicara lagi: "Di pegunungan Ngo Bi
San, aku telah dijotos sekali olehmu, itu aku tak lupa,
Kebetulan sekali kita berjumpa lagi di sini, dan aku
memperoleh kesempatan menghajar hutang jotosan itu!"
Segera terlihat Tong Pun Hweeshio mengumpulkan tenaga
dalamnya siap sedia bertempur melawan musuhnya, Bee Kun
Bu yakin bahwa pertempuran tak dapat dihindar-kan lagi ia
ingat ketika di pegunungan Ngo Bi San, karena Giok Siu Sian
Cu ingin melindungi ia, wanita itu kena pukulan Tio Hui, ^!eski
Tio Hui pun kena disodok oleh serulingnya, akan tetapi Giok
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Siu Sian Cu kena dipukul punggungnya oleh Tio Ceng
sehingga muntah darah. Bee Kun Bu bermaksud meredakan mereka dengan minta
Tio Ceng Hweeshio memandang kepadanya sebagai orang
dari partai Kun Lun yang pernah menolong Ngo Bi, tetapi ia
ingat lagi bahwa ia telah diusir oleh partai Kun Lun. ia tak
dapat mencapai maksudnya itu,
Kegelisahannya Bee Kun Bu telah diperhatikan oleh Tio
Ceng, dan ia berkata: "Aku sangat menghormati Hian Ceng
Totiang, dan aku tak sudi menyakiti hati kalian berdua, Kau
ajaklah Sumoymu pergi dari sini! Aku tak berurusan dengan
kau!"

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bee Kun Bu terkejut, iapun merasa heran tereampur
girang, Untuk sementara waktu ia tak dapat menjawab, Lie
Ceng Loan yang tak memikirkan akibalnya, men-jawab: "Jika
Toa Supek dan Ji Supek masih dapat memaafkan mungkin Bu
Koko dan aku sudah kembali ke pegunungan Kun Lun, dan
tidak perlu kami berdiam lama di sini...."
"Ha!" kata Tong Pun Hweeshio dengan heran, "Apakah
partai Kun Lun mengusir dua muridnya yang baik?"
Bee Kun Bu merasa sedih dan ma!u, ia cabut pedangnya
dan ingin menyerang, Tapi Giok Siu Sian Cu membentak:
"Hengtee, tahan! ini adalah urusanku, Hu-tang jotosan itu
akulah yang harus membikin Hweeshio ini yang membayarnya
Ucapan itu ia barengi dengan satu sodokan secepat kilat ke
dadanya Tong Pun Hwee-shio.
Tapi periuk tembaga Tong Pun Hweeshio sudah siap
menahan sodokan seruling maut itu dengan jurus Tay San Ap
Teng (Gunung Tay San menahan taufan), dan mendorong ke
tubuhnya Giok Siu Sian Cu, Periuk tembaga yang berat itu
ditambah dengan dorongan tak dapat ditahan oleh Giok Siu
Sian Cu. Dengan menjejakkan kedua kakinya, ia loncat ke
atas, melalui di atas kepalanya si Hweeshio, dan menyodok
lagi punggung lawannya dengan seruling batu Gioknya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tapi Hweeshio itu bukan lawan yang ringan, Secepat kilat
ia berbalik dan menahan lagi sodokan itu dengan periuk
tembaganya, Giok Siu Sian Cu tidak menyodok satu kali,
Setelah sodokan pertama gagal, ia menyodok lagi beruntun
tiga kali! Tiba-tiba Tong Pun Hweeshio menggeram, dan ia
meloncat ke kiri dan ke kanan seolah-olah ia sedang berlariIari dengan periuk tembaganya, sinar yang memancar dari
periuk tembaga itu di bawah sinar rembulan menyilaukan
mata! Terdengarlah suara gaduh beradunya seruling dan
periuk tembaga itu. Selama beberapa puluh jurus mereka
bertempur dengan seru sehingga sukar dilihat mana
sebetulnya lebih lihay ilmu silatnya!
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menyaksikan pertempuran
kedua jago silat itu dengan penuh perhatian
"Ah, sekarang adalah kesempatan baik bagiku untuk
melepaskan diri dari jaring si wanita iblis itu. Tapi dia pernah
menolong jiwaku, Jika dia tak menolongnya, mungkin aku
telah menjadi abu. Aku tak dapat berlalu setelah melihat dia
berada dalam bahaya!"
Lie Ceng Loan menyentuh lengannya Bee Kun Bu dan
berbisik: "Bu Koko, Giok Siu Sian Cu itu rupanya bukan
seorang yang baik, Tidak perlu kita bantu, Hayo, kita berlalu!"
Bee Kun Bu tidak menjawab, ia gelisah sekali ia tak dapat
berlalu begitu saja, Tapi Lie Ceng Loan menyeret padanya, ia
terpaksa mengikuti Tapi satu bayangan hitam tiba-tiba berada di depan
mereka, "Hengtee!" tegUjp bayangan hitam itu. "Kau tak dapat
melarikan diri! Apakah kau tidak merasa malu akan
perbuatanmu yang tidak layak itu?"
Lie Ceng Loan yang belum mengetahui seda!am-dalamnya
hubungan antara Bu Kokonya dan wanita itu menjawab
dengan suatu senyuman terpaksa: "Cici, kau tak dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mempersa!ahkan Bu Koko. AkuIah yang menyeret dia berlalu
dari sini!" Ketika itu Tong Pun Hweeshio juga sudah datang
menghampiri dan menegur lagi: "Hei, Liehiap! Bukankah kau
hendak memaksa aku membayar hutang jotosan?"
"Aku tidak lari, aku hanya khawatir kedua orang ini
melarikan diri,"jawab GiokSiu Sian Cu, "Akutidakgcntar
melawan kau!" Bee Kun Bu tak dapat diam lagi ia berkata: "Siocia lelah
menolong jiwaku, Budi itu aku tak akan lupakan. Tetapi apa
maksudmu menahan aku?"
Giok Siu Sian Cu tidak berani menyatakan apa yang
dikandung di dalam hatinya di depan Tong Pun Hweeshio dan
Lie Ceng Loan. ia hanya mengawasi Bec Kun Bu dengan
kedua mata terbelalak "Hei, Liehiap! Jika kau tidak mu!ai, aku yang akan mulai
menyerang!" bentak Tong Pun Hweeshio.
Giok Siu Sian Cu habis sabar ia membentak kembali:
"Hweeshio gadungan! Apakah kiramu aku takut kepada-mu?"
Lalu secepat kilat ia menyerang Hweeshio itu dengan jurus
Bwee Hua Sam Long (Tiga patukan burung ke atas bunga
Bwee), dan terlihat serulingnya menotok kepala, lalu dada dan
perutnya si Hweeshio sehingga Hweeshio itu menjadi
kelabakan! Sodokan-sodokan yang dilancarkan secepat kilat
itu dan bertubi-tubi itu sukar dijaga, dan Tong Pun Hweeshio
harus menangisnya dengan jurus Pang In Tok Jit (Awan gelap
menutupi matahari), justru pada saat Tong Pun Hweeshio terdesak itu, dari satu
jurusan datang berlari-Iari seorang Nikouw setengah tua.
Nikouw itu adalah Tio Hui, Sumoynya Tong Pun Hweeshio,
Bee Kun Bu merasa heran mengapa Tio Hui juga belum
berlalu dari pegunungan Koat Cong San, dan dengan pedang
terhunus ia menjaga Tio Hui seraya membentak: "Unluk
maksud apakah kau datang kembali ke sini?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tio Hui tidak menjawab, ia hanya mengawasi Bee Kun Bu
dengan perasaan jemu dan kebencian
Tong Pun Hweeshio setelah berlalu dari pegunungan Koat
Cong San masih tak dapat melupakan kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek, maka ia kembali pula dengan maksud berusaha mencari
lagi kitab-kitab ajaib itu di dalam jurang,
Tio Hui telah melihat hubungan yang erat diantara Bee
Kun Bu dan Souw Hui Hong, maupun hubungan diantara Bee
Kun Bu dan Pek Yun Hui. Maka setelah ia berlalu dari puncak
Pek Yun Siat, ia telah melihat bahwa Bee Kun Bu dan ketiga
pemimpin partai Kun Lun masih berada di pegunungan Koat
Cong San. Dengan diam-diam iapun kembali dengan harapan
ia bisa dapat mendengar sesuatu dari pereakapan mereka. ia
tidak menduga dapat menjumpai Tio Ceng, Suhengnya,
sedang bertempur melawan Giok Siu Sian Cu.
Lie Ceng Loan berkata kepada Bee Kun Bu: "Bu Koko,
mungkin kembalinya Nikouw ini karena hendak membantui
Suhengnya, tapi aku kira Giok Siu Sian Cu masih dapat
memberi hajaran kepada mereka!"
Bee Kun Bu tidak menjawabnya, ia hanya mengawasi
gerak-geriknya Tio Hui yang ketika itu ingat akan terbunuhnya
seorang muridnya Tio Pan oleh Bee Kun Bu. Dengan penuh
kebencian Tio Hui tiba-tiba menusuk Bee Kun Bu dengan
jurus Pek Hong Koan Jit (pelangi putih mencari surya),
Tusukan pedang yang sekonyong-konyong itu
mengejutkan semua orang yang melihatnya, dan mungkin Bee
Kun Bu tertusuk jika ia tidak lekas-lekas menggunakan ilmu
langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu. Secepat kilat ia sudah
berada di belakangnya Tio Hui yang menusuk angin!
-ooo0oooDengan berat hati mengusir saudari seperguruan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tio Hui melihat bahwa ia segera dapat menusuk lawannya, tetapi lawan tersebut meloncat secepat kilat, dan ia
merasa hembusan angin di belakangnya, ia segera menoleh
ke belakang dan tampak Bee Kun Bu sudah berada di
belakangnya siap menusuk punggungnya, ia terkejut, ia lekaslekas berkelit dan menangkis dengan pedangnya, Bee Kun Bu
menginsyafi bahwa untuk melawan Tio Hui, ia harus
menggunakan langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu, karena
ilmu pedang rahib wanita itu sedikit lebih tinggi dari padanya.
Perubahan-perubahan dari kelitan-kelitan dan egos-anegosan ilmu langkah ajaib itu membingungkan Tio Hui. ia tidak
mengetahui lagi dengan cara apa ia harus gunakan untuk
menyerang lawannya, Giok Siu Sian Cu, yang pernah kena dijotos oleh Tio Hui,
ketika mereka bertempur di pegunungan Ngo Bie San, kini
memperoleh kesempatan untuk membalas, ia berseru:
"Hengtee, aku datang membantu!" Dan ia meloncat
menyerang Tio Hui! Tong Pun Hweeshio terkejut melihat Sumoynya diserang.
ia meloncat dan dengan periuk tembaganya ia tangkis
sodokan serulingnya Giok Siu Sian Cu, lalu ia meloncat
menerkam Ue Ceng Loan. ia pikir jika ia dapat menyergap Lie
Ceng Loan, ia dapat mengancam Bee Kun Bu dan
melepaskan Sumoynya melawan Giok Siu Sian Cu. Tetapi Lie
Ceng Loan yang pernah ditipu oleh Sia Yun Hong telah
waspada dan siap sedia. ia meloncat mundur ketika diterkam
oleh Tong Pun Hweeshio dan menjerit: "Bu Koko!"
Bee Kun Bu menjadi murka, ia meloncat menghadapi Tong
Pun Hweeshio seraya membentak: "Hei! Apa-kah sebagai
salah satu pemimpin partai silat Ngo Bie yang terkenal, kau
tidak malu menerkam seorang gadis?"
Teguran itu betul-betul membikin Tong Pun Hweeshio
menjadi malu, tetapi dalam keadaan yang terdesak itu, ia
harus bertempur dengan Bee Kun Bu yang segera menyerang
dengan pedangnya, Lie Ceng Loan juga sudah mencabut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pedangnya dan bersama-sama Bee Kun Bu memberikan
perlawanan kepada si Hweeshio!
Meskipun Tong Pun Hweeshio lebih kuat daripada mereka,
akan tetapi ia harus mengeluarkan semua kepandaiannya
untuk melawan sepasang pemuda-pemudi itu.
Di pihak Giok Siu Sian Cu yang sudah bertekad membalas
dendamnya terlihat ia menyerang dan mendesak lawannya
dengan jurus Mo In Cap Pwee Cao (Mencakar awan dengan
delapan belas jurus), Sedianya Tio Hui datang untuk menyerang Bee Kun Bu
untuk dipaksanya memberitahukan rahasia tentang Souw Hui
Hong, Tetapi di luar dugaannya ia telah ketemu Giok Siu Sian
Cu. ia mengetahui bahwa ia tak dapat melawan lagi, pikirnya
lebih baik ia mencari jalan untuk melarikan diri,
Dan kembalinya Tong Pun Hweeshio dengan maksud
mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di dalam jurang, Tetapi
ia telah menjumpai ketiga lawan itu, iapun sukar
melaksanakan maksudnya, Untuk keselamatannya sendiri, ia
pikir lebih baik lekas-lekas berlalu. Maka ia membentak: "Aku
ada urusan lain yang penting, kini aku tidak mempunyai waktu
melawan kalian berdua!"
Tio Hui pun berseru: "Giok Siu Sian Cu! Jika kau ingin
membalas jotosan yang telah aku persen kepadamu, aku
mengundang kau datang ke pegunungan Ngo Bie San!" Lalu
dengan satu loncatan ia mengikuti Tong Pun Hweeshio lari
dari tempat tersebut Tapi Giok Siu Sian Cu segera mengejarnya. Bee Kun Bu
hanya mengawasi mereka berlari-Iari. Lie Ceng Loan
membetot tangannya dan berkata: "Bu Koko, mari kita berlalu
dari tempat ini!" Ketika itu Bee Kun Bu baru sadar bahwa ia
memperoleh kesempatan untuk melepaskan diri dari
gangguan Giok Siu Sian Cu, maka tanpa menyahut lagi iapun
mengikuti Sumoynya berIalu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Meskipun mereka berlari-Iari sambil berpegangan langan,
namun pikiran mereka masing-masing berlainan, Lie Ceng
Loan merasa gembira dapat berlalu, sedangkan Bee Kun Bu
masih tetap gelisah. Ketika mereka tiba di suatu lembah yang
agak sempit, Bee Kun Bu melepaskan pegangannya Lie Ceng
Loan seraya berkata: "Sumoy aku minta kau berjalan di
belakang." Lalu dengan tidak menunggu jawaban Lie Ceng Loan, ia
berjalan lebih dahulu menuju ke suatu gua. Mereka terus
masuk ke dalam gua yang gelap, Agaknya Bee Kun Bu telah
mengetahui jalan di dalam gua itu, ia dapat berjalan dengan
cepat, diikuti terus oleh Sumoynya,
sebetulnya Ue Ceng Loan ingin menanya ke mana mereka
akan pergi, akan tetapi ia khawatir mengganggu Suhengnyaj
maka tak jadilah ia menanya,
Lalu dari ujung gua terlihat sinar rembulan, Lie Ceng Loan
berlari lebih cepat untuk dapat berjalan ber-dampingdampingan dengan Suhengnya, ia terkejut ketika ia melihat
kedua matanya Bee Kun Bu berlinangkan air mata, ia peluk
Bee Kun Bu dan menanya: "Bu Koko, mengapa kau bersedih
hati?" ia teringat akan penderitaan yang lampau - penderitaan
jiwa maupun raga, tetapi kesemuanya itu tertolong oleh Pek
Yun Hui. Bee Kun Bu tersenyum, tapi dengan rupa yang sedih.
"Loan Moi, aku mempunyai suatu urusan yang sukar aku
ucapkan, Tetapi sekarang aku akan menceritakan kepadamuj
dan setelah kau mendengarnya, kau akan melihat bahwa aku
ini bukannya seorang yang sempurna, banyak sekali
perbuatan-perbuatanku yang dapat membikin kau muak dan
jemu, Mungkin juga kau akan membenci aku setelah kau
mengetahuinya!" Melihat sikap dan nada yang sungguh-sungguh ketika
BeeiKun Bu memberitahukan isi hati nya. Lie Ceng Loan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hanya tersenyum dan berkata: "Bu Koko, apakah Koko kira
aku tidak mengctahui! Apakah Koko masih ragu-ragu terhadap
kasih sayangku terhadap Koko" Sudahlah, Koko tak usah
menceritakan.... Aku hanya ingin Koko tetap mencintai aku!"
Bee Kun Bu menarik napas, lalu sambil menunjuk ke arah
kamar batu di depannya, ia berkata: "Apakah kau melihat
kamar batu itu?" Lie Ceng Loan dapat lihat kamar batu di dalam gua itu, dan
ia menjawab: "Mengapa kau menanya" Mari kita periksa?"
Bee Kun Bu menuntun Lie Ceng Loan jalan menuju kamar
batu itu, dan Lie Ceng Loan mengikuti tanpa banyak bertanya
lagi, "Setelah kita mencari Liong Cici, aku akan bicara lagi!"
kata Bee Kun Bu. Lalu iapun masuk ke dalam kamar batu di
dalam gua itu, Tetapi ia menjadi terperanjat ketika ia menemui
kamar batu itu kosong. "Kemana Liong Giok Pin telah pergi?"
pikirnya, sikapnya ini membikin Lie Ceng Loan menanya: "Bu
Koko, apa lagi yang kau pikirkan?"
Bee Kun Bu tidak menjawabnya. ia banting satu kakinya
dan bicara seorang diri dengan gusar: "Tentu jahanam itu
telah membunuh mati Liong Cici, lalu membawa mayatnya ke
tempat lain!" "Siapakah orang yang membunuhnya?" tanya Lie Ceng
Loan dengan heran, "Co Hiong, manusia kejam itu." jawab Bee Kun Bu. "Dia
telah menotok jalan darahnya Liong Cici, dan
menyembunyikannya di kamar batu di dalam gua ini. jahanam
itu pun juga telah paksa aku makan bubuk racun Hua Kut


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siauw Goan San...." ia berhenti sejenak, lalu ia tarik dan
menyeret tangannya Lie Ceng Loan s^aya berkata: "Mari kita
keluar!" "Aku kira Co Hiong itu kawan baikmu Koko, Aku tidak
menduga dia demikian jahalnya!" kata Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tapi," kata Bee Kun Bu, "Sebentar lagi kaupun akan
mengetahui bahwa Bu Kokomu ini juga seorang yang jahat!"
Suasana di luar gua diterangi oleh sinar rembulan Bee Kun
Bu mengajak Sumoynya duduk di atas rumput, lalu ia memulai
penuturannya: "Loan Sumoy, sekarang aku akan
menceritakan kepadamu suatu hal yang aku sukar ucapkan,
Aku harap setelah kau mendengarnya, kau segera pergi
mencari Pek Cici, dan minta kepadanya agar kau dapat
dibawa oleh bangau saktinya kembali ke pegunungan Kun
Lun...." Dengan tersenyum Lie Ceng Loan menjawab: "Suhu
pernah mengatakan kepadaku bahwa aku dapat kembali ke
pegunungan Kun Lun kapan saja aku suka. Namun aku lebih
suka mendampingi Koko..."
Sambil menundukkan kepalanya seolah-olah mere-nung,
Bee Kun Bu tersenyum. "Meskipun aku telah diusir oleh Susiok, tetapi di dalam
hatiku aku masih merasa sebagai murid dari partai Kun Lun.
Sumoy adalah seorang gadis yang berwatak luhur, berhati
murni dan berbudi kasih, sebetulnya aku tak pantas
memberitahukan kepadamu soal-soal yang mesum ini. Tetapi
jika aku tidak menerangkannya, kau tentu selalu menganggap
aku seorang yang baik, dengan demikian aku menjerumuskan
kau yang tidak bersalah atau berdosa!"
"Bu Koko," kata Lie Ceng Loan dengan khidmat, "Aku tak
akan menyesal mendengar apa yang kau akan ucapkan, Aku
rela berkorban untukmu, Menyesal aku tidak seperti Pek Cici
yang memiliki ilmu silat tinggi dan kepandaian menolong dan
mengobati orang, Telah ber-kali-kali Pek Cici menolong
jiwamu dan juga jiwaku!"
Tiba-tiba Bee Kun Bu menanya, suaranya keras:
"Sumoy, apakah kau masih sukai aku?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan kedua mata terbelalak Lie Ceng Loan berbalik
menanya: "Apakah Bu Koko masih juga menyangsikan akan
cintaku?" "Ha! Ha! Ha!" Bee Kun Bu tertawa seperti orang gila,
Tetapi aku tidak cinta kepadamu! Lebih cepat kau berlalu lebih
baik! Dan aku tak ingin melihat kau lagi!"
Seperti halilintar di tengah hari Lie Ceng Loan terpaku
mendengar kata-kata yang pahit getir itu, Segera air matanya
mengucur dengan derasnya, dan dengan tersedu-sedu ia
berkata: "Tak,., tak perduli betapa hebat aku dibenci... aku
tetap akan mengikuti Koko...."
jawaban tersebut menyayat jantungnya Bee Kun Bu. ia
merasa berbuat kejam melukai Sumoynya, Tetapi demi
kepentingan gadis itu ia membentak lagi: "Hayo enyah!"
Lie Ceng Loan berbalik dan mulai berjalan pergi,
Berkali-kali Bee Kun Bu ingin memanggil kembali, namun
perkataannya selalu tertahan di tenggorokannya, ia menahan
penderitaan batinnya sampai Lie Ceng Loan tak kelihatan lagi!
"Tapi aku harus menjaga keselamatan di sepanjang jalan
sampai ia menjumpai Pek Yun Hui!" pikirnya, Lalu ia mengikuti
dari belakang tanpa diketahui oleh Lie Ceng Loan. Hatinya
sangat sedih melihat gadis itu berjalan sendirian entah
kemana! Na Siao Tiap rela menurunkan ilmu silatnya kepada Bee
Kun Bu Entah beberapa lama Lie Ceng Loan berjalan, ketika ia
tiba di bawah sebuah pohon cemara yang besar, ia berhenti
dan dudukdi atas rumput sambil bersandardi pohon itu. ia
pejamkan kedua matanya dan coba tidur.
Dari jarak lebih kurang dua tombak jauhnya Bee Kun Bu
memperhatikan gerak-geriknya Lie Ceng Loan, ia merasa
gelisah sekali ketika melihat gadis itu duduk tidur sambil
bersandar di pohon cemara. ia khawatir di dalam pegunungan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tersebut gadis itu dapat diserang binatang buas atau ular
berbisa, Dengan kekhawatiran tersebut, ia terpaksa mendekati
dengan maksud menjagal gadis itu.
Sejenak kemudian dalam tidurnya gadis itu berseru: "Bu
Koko, betul-betul kau tidak sudi melihat aku lagi?"
Bee Kun Bu terkejut, ia lekas loncat sedikit lebih jauh agar
tak ketahuan, ia bersembunyi di balik sebuah pohon besar
Tapi Lie Ceng Loan tidak bangun, hanya sedang mengigau
dengan mengucapkan kata-kata tadi dalam tidurnya!
Kemudian Bee Kun Bu di atas pohon cemara, dan dari
cabang-cabang pohon itu ia dapat mengawasi gerak-geriknya
Lie Ceng Loan, ia sedang memikiri dengan cara apa ia dapat
mengantar Sumoynya ke kamar Thian Kie Cok Hu dari Pek
Yun Hui. Tiba-tiba ia mendengar suara orang berlari-Iari
menghampiri. sejenak kemudian, di bawah sinarnya bu-lan, ia
dapat melihat bahwa orang yang mendatangi itu adalah Liong
Giok Pin yang ia berusaha mencarinya dengan hampa,
Dari atas pohon ia dapat melihat dan mendengar segala
sesuatu, ia tampak Liong Giok Pin menghampiri Lie Ceng
Loan dan mengawasi gadis yang tidur nyenyak itu lalu
menyentuh dan menegur "Loan Sumoy! Loan Sumoy!"
Lie Ceng Loan terbangun dan membuka matanya dengan
terperanjat lalu ia tersenyum dan menyahut: "Ai! Pin Cici,
karena kau telah menukar pakaian, hampir saja aku tak dapat
mengenal kau!" Liong Giok Pin lalu duduk di sampingnya dan mulai bicara:
"Aku kelak akan menukar pakaian lagi dengan mengenakan
jubah seorang rahib wanita, Tapi... mengapa kau seorang diri
di lembah gunung yang sunyi sepi ini" Di manakah Bee
Sutee...?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bu Koko tak sudi melihat aku lagi! Dia telah mengusir aku!
Dan karena aku tidak ingin membikin dia marah, aku hanya
menuruti kehendaknya menyuruh aku meninggalkan dia!"
jawab Lie Ceng Loan, Dengan perasaan heran Liong Giok Pin menanya pula:
"Bee Sutee adalah seorang yang berbudi, Dia lebih suka
menderita daripada menyusahkan orang lain, Tapi mengapa
dia tidak ingin melihat kau lagi?"
Dengan senyuman yang sedih Lie Ceng Loan menjawab
pula: "Akupun tidak mengetahui sebab musabab-nya. Dia
menyuruh aku berlalu, Aku hanya menuruti kehendaknya,
karena aku tidak mau melukakan hatinya!"
"Ha!" kata Liong Giok Pin, "Memang kebanyakan pria tak
dapat dipereayai Mungkin dia telah jatuh cinta kepada Pek
Cicimu!" Kata-kata itu seperti juga sebilah pisau belati telah
menusuk hatinya Bee Kun Bu yang dapat mendengarnya
cukup tegas, Lie Ceng Loan menggelengkan kepalanya,
"Pek Cici seorang yang baik, dan kita tak dapat
membusuki ia." "Kau betul-betul satu malaikat," seru Liong Giok Pin.
"Kamu masih dapat mengampuni orang yang merampas
kekasihmu...." Lie Ceng Loan menubruk Liong Giok Pin dan sambil
menangis terisak-isak ia berkata: "Meskipun Bu Koko tak sudi
melihat aku lagi, aku tetap memikiri dan mencintai padanya...."
"Sekarang dia ada di mana" Mari antarkan aku menjumpai
dia, Aku harus menasehatkan padanya?" kata Liong Giok Pin.
"Apakah tabiat Bu Kokomu itu sudah berubah?"
Sambil menyeka air matanya, Lie Ceng Loan men-jawab:
"Bu Koko sangat baik,., tetapi dia telah diusir oleh Supek."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apa?" seru Liong Giok Pin dengan terkejut "Me-ngapa dia
diusir?" "Halnya aku tidak mengetahui jelas," kata Lie Ceng Loan,
"Aku hanya mengetahui bahwa Pek Cici telah bertengkar
dengan Supek, dan di dalam murkanya itu, Bu Koko telah
diusir oleh Supek!" "Apakah kau masih ingin mencari Bee Sutee?" tanya Liong
Giok Pin. "Bu Koko tidak ingin melihat aku lagi," jawab Lie Ceng
Loan, "Jika aku mencari dia, aku hanya akan menimbulkan
kegusarannya." Liong Giok Pin berpikir, lalu berkata: "Baiklah kau ikuti aku.
Kita pergi ke suatu tempat yang terpencil, di sana kita
bersama-sama mempelajari catatan-catatan dari kitab Thian
Ki Cin Jin yang aku telah peroIeh, Setelah kau dapat pelajari
dan berlatih masak, kau dapat mencari Bee Sutee untuk
membikin perhitungan terhadapnya!"
Dengan membelalakkan mata Lie Ceng Loan berkata:
"Aku mempelajari ilmu silat untuk memukul Bu Koko" Tidak!
Tidak!" "Baiklah," kata Liong Giok Pin menghibur, "Jika kau sudah
lebih pandai, kau membantu Bu Kokomu."
"Juga tak mungkin," kata Lie Ceng Loan. "Dia sudah tak
sudi melihat aku pula bagaimanakah aku dapat membantu
dia" Sudahlah... Cici pergi sendiri menjumpai dia. Aku tak
ingin belajar silat lagi."
"Loan Moi, apakah telah terjadi pereideraan antara kalian
berdua?" tanya Liong Giok Pin.
Tidak.! Liong Cici, tadi ia mencari kau di gua itu.,.,"
"Mengapa kau kelihatannya lesu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku sangat mengantuk, aku ingin tidur," lalu iapun tidur
pula yang dalam tempo sekejap saja telah tertidur dengan
nyenyaknya, Harus diketahui bahwa ia yang berhati suci murni dan
luhur wataknya telah berpikir banyak setelah Bee Kun Bu
diusir keluar dari partai, dan dengan terus menerus berpikir, ia
tak tahan akan keletihan otak maupun tubuhnya. Maka
akhirnya ia tertidur karena ke-letihannya itu,
Sia-sia Liong Giok Pin berusaha membanguninya.
Bee Kun Bu yang bersembunyi di sebuah pohon besar
telah menyaksikan dan mendengar pembicaraan kedua orang
itu, hatinya dirasakan hancur melihat keadaannya Lie Ceng
Loan. ia ingin meloncat turun dari pohon dan menyatakan
penyesalannya terhadap Lie Ceng Loan.
Sambil mengawasi Lie Ceng Loan yang sedang tidur
nyenyak itu. Liong Giok Pin berkata dalam hati: "Aku tak dapat
membiarkan urusan ini. Aku telah melukai halinya."
Tiba-tiba terdengar Lie Ceng Loan berseru dari ngigaunya: "Bu Koko, bangau putih yang kau tangkap bagus
sekali, sama bagusnya seperti bangaunya Pek CicL.."
Liong Giok Pin menotok suatu jalan darahnya Lie Ceng
Loan, lalu mengangkat dan membawanya pergi entah
kemana. Mereka menghilang di tempat yang gelap, Bee Kun
Bu loncat turun dari pohon setelah memperhatikan keadaan
sekitarnya, talu berjalan maju.
Angin gunung meniup sepoi-sepoi. Bee Kun Bu berjalan
tanpa tujuan, ia jalan ke mulut gua yang tidak jauh dari lembah
itu. ia berusaha keras melupakan penderitaannya Lie Ceng
Loan, ia berjalan masuk dan menuju ke dalam kamar batu di
mana ia berbaring untuk beristirahat dan merancangkan jalan
yang ia harus tempuh seterusnya, Akhirnya tanpa terasa iapun
tertidur KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Entah berapa lama ia telah tidur dengan nyenyaknya, akan
kemudian ketika bangun ia merasa tubuhnya menjadi hangat,
dan hidungnya membaui harumnya arak.
ia buka matanya dan melihat empat bujang perempuan
yang mengenakan pakaian serba putih, Segera ia mengenali
bahwa mereka itu adalah bujang-bujangnya Na Siao Tiap.
Dan segera terdengar suaranya Na Siao Tiap yang berkata:
"Kau sudah bangunkah" Lekas-lekas kerahkan tenaga
dalammu, kau segera menjadi segar dan kuat lagi!"
Tetapi Bee Kun Bu masih bingung, pikirnya mengapa
mereka ketahui ia berada di dalam kamar di dalam gua itu,
"Apakah kau tidak mengerti atau mendengar perkataanku
Mengapa kau tidak mengerahkan tenaga da-lammu" Jika kau
dapat lakukan itu dengan baik sehingga seluruh jalan-jalan
darahmu menjadi bebas, maka usaha itu akan bermanfaat
sekali bagimu!" seru Na Siao Tiap,
Bee Kun Bu segera mengerahkan tenaga dalamnya dan
betul saja ia merasakan tubuhnya lebih kuat dan segar
Kemudian ia bangun dan menghadapi Na Siao Tiap siapa
berkata sambil tersenyum: "Aku sangat letih, Biar-lah aku
beristirahat sejenak, setelah itu aku akan ber-cakap-cakap
dengan kau!" Bee Kun Bu terkejut ia tidak mengerti mengapa gadis itu
menjadi !etih. Tapi ia mengangguk dan berkata:
"Baiklah! Mungkin keletihanmu karena menolong aku, aku
menyesal sekali, dan aku menghaturkan diperbanyak terima
kasih," Na Siao Tiap tersenyum, lalu ia merebahkan diri dan
memejamkan kedua matanya untuk beristirahat dijaga oleh
keempat bujangnya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Me!ihat wajah yang cantik jelita dari gadis itu, Bee Kun Bu
tergiur hatinya, ia !ekas-Iekas memalingkan muka untuk
membikin tenang pikirannya,
Selang beberapa saat kemudian Na Siao Tiap membuka
kedua matanya, dan sambil duduk menghadapi Bee Kun Bu ia
berkata: "Aku sudah tidak letih lagL sekarang kita dapat
bereakap-cakap!" Sambil menundukkan kepalanya Bee Kun Bu menyahut
"Aku menghaturkan banyak terima kasih atas pertolongan
Siocia, sekarang aku minta diri...." Lalu ia berbalik dan
berjalan keluar, "Kau hendak pergi ke mana?" tanya Na Siao Tiap dengan
heran. Bee Kun Bu menghentikan langkah kakinya, ia menoleh ke
belakang dan menjawab: "Aku hendak pulang menjumpai
ayah bundaku, Kemudian aku akan...." ia tidak meneruskan
kata-katanya, ia hanya menarik napas lalu berjalan lagi,
"Bee Siangkong, tunggu du!u! Aku ada sedikit omongan."


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kata Na Siao Tiap, Bee Kun Bu berhenti dan menoleh ke belakang lagi. ia
melihat Na Siao Tiap sedang menghampiri "Apakah kau
membenci aku?" tanya gadis itu ketika berada di sampingnya.
"Tidak! Dia tak membenci kau! Dia mempunyai banyak
musuh yang mengacaukan pikirannya!" terdengar jawabannya
seorang wanita, dan Bee Kun Bu segera mengenali bahwa
wanita itu adalah Pek Yun Hui yang dalam sekejap saja sudah
berada di sampingnya! Bee Kun Bu mundur dua langkah, dan sambil merangkap
tangan menghaturkan hormat, ia berseru: "Pek Siocia!"
"Mengapa kau masih bersusah hati" Apakah karena kau
telah diusir oleh Susiokmu?" tanya Pek Yun Hui.
"Ha! Apakah kau juga telah menyaksikan ketika aku
diusir?" tanya Bee Kun Bu dengan terperanjaL
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tidak," jawab Pek Yun Hui, "Aku hanya menduga, setelah
aku mengetahui watak Susiokmu, yang sangat keras itu.
Karena aku telah menolong partai Kun Lun beberapa kali,
terutama menolong kau, dia menjadi tidak senang, tapi dia
tidak berani marah terhadapku, dia hanya mencurigai kau,
Tetapi kesalahanmu tidak seberapa be-sar, maka dia hanya
mengusir kau dari partai Kun Lun, tidak menghukum mati."
"Apakah Pek Siocia sengaja membikin Susiokku marah
dan mengusir aku?" tanya Bee Kun Bu.
"Tidak! Ketika aku bertengkar dengan Susiokmu, aku telah
membuatnya gusar terhadap kau. Aku tidak sangka dia
sampai mengusir kau," jawab Pek Yun Hui.
"Jika seorang murid diusir oleh gurunya, itulah suatu hal
yang sangat memalukan Soal ini tak dapat dipandang remeh,"
kata Bee Kun Bu. "Tentang hal itu kau jangan buat pikiran, Nanti pada
pertengahan bulan delapan lain tahun, partai Thian Liong lelah
mengundang semua jago-jago silat dari kesembilan partai silat
untuk mengadu silat Partai silat Thian Liong lelah membikin
persiapan selama dua puluh tahun untuk maksud tersebut
Menurut pandanganku pertarungan pada waktu itu akan
merupakan suatu pertempuran yang merusak dan
menyedihkan Jago-jago silat dari kesembilan partai silat akan
sukar berlalu dari daerah sebelah utara propinsi Kwiciu, Harus
diketahui bahwa jago jago silat dari partai Thian Liong memiliki
ilmu silat luar biasa dan cerdik pula, yang kesemuanya itu
diperoleh partai Thian Liong adalah karena...."
Bee Kun Bu mendengari uraian gadis yang hanya baru
berusia dua puluh tahun lebih itu dengan penuh kekaguman,
karena disamping memiliki ilmu silat yang sakti, pun sangat
berpengalaman dan sangat luas penge-tahuannya,
Tiap-tiap pemimpin partai Thian Liong dan cabangcabangnya itu dapat menandingi tiap-tiap pemimpin dari
kesembilan partai silat lawannya. Souw Peng Hai yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menjadi ketua umum partai itu memiliki ilmu Kan Goan Cit
(Jari Sakti) yang tak dapat digempur oleh siapapun dari
kesembilan partai lawannya...." Pek Yun Hui meneruskan
Dengan tak dapat menahan napsunya, Bee Kun Bu
memotong: "Jika demikian, maka pertarungan itu hanya akan
membikin semua partai silat lawannya menderita kekalahan!"
"Segala sesuatu yang belum terjadi sukar ditafsirkan," kala
Pek Yun Hui, "Hanya menurut pandanganku jika satu lawan
satu, maka tidak seorang lawan dapat menandingi Souw Peng
Hai. Meskipun dia telah berusia lanjut, namun tenaganya kuat
sekali, aku belum pernah dapatkan orang yang sekuat dia.
Tetapi, menurut kabar, untuk menghadapi partai Thian Liong,
partai-partai silat Siauw Lim dan Bu tong juga telah membikin
persiapan selama sepuluh tahun lebih, Terutama ilmu silat
Siauw Lim yang terkenal itu,
Di dalam kuil Siauw Lim Si, mereka mempunyai kitab ilmu
silat Tat Mo Gie Lit Keng yang tidak kalah hebatnya daripada
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Hanya kitab Tat Mo Gie Lit Keng
itu tertulis dalam bahasa Urdu, yang bagi kebanyakan orang
sukar dibaca, Sayang sekali di dalam beberapa ratus tahun
sedemikian banyaknya Hweeshio-hweeshio di kuil Siauw Lim
Si itu belum ada yang dapat membaca kitab tersebut
Maka kitab sakti itu hanya disimpan saja, Apabila diantara
orang-orang partai Siauw Lim dapat membaca catatan-catatan
itu, dan berlatih menurut petunjuk-petunjuk yang tertera dalam
kitab itu, maka akibatnya tentu akan menjadi berlainan sekali!"
Seperti orang dungu Bee Kun Bu mendengari uraian itu,
dan tak terhingga kekagumannya terhadap gadis yang
berpengetahuan demikian luasnya,
"Orang-orangnya partai silat Thian Liong dapat dikatakan
tersebar di mana-mana dan terdiri dari segala macam sifat
dan watak. Tiap-tiap gerak-gerik dari kesembilan partai silat
akan diketahui oleh mereka, pertarungan pada pertengahan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bulan delapan lain tahun tidak akan berakhir dengan kalah
atau menang. Misalnya partai Thian Liong yang menang,
maka pertarungan antara partai-partai silat akan berakhir
Tetapi jika partai Thian Liong yang kalah, mereka akan
berusaha dengan segala tipu muslihat untuk membikin
pembalasan!" ia berhenti dan merenung sejenak, lalu sambil
menghadapi Bee Kun Bu menanya: "Apakah kau masih
berniat kembali ke partai Kun Lun?"
Bee Kun Bu tak dapat segara menjawab ia berpikir, dan
setelah menghela napas ia menjawab: "Sekarang aku telah
menjadi seorang yang tak berguna, aku bermaksud hendak
pulang menengoki ayah bundaku, kemudian aku akan
mengasingkan diri dan tinggal berdiam di tempat yang
terpencil, melupakan segala sesuatu dan hidup seperti seekor
binatang di hutan!" Pek Yun Hui tersenyum dan menanyai "Apakah kau telah
pikir masak-masak" Kau telah menceburkan diri ke dalam
olahan air kalangan Kang-ouw, dan juga telah menyebarkan
budi kasih, maupun dendam benci, kau tak dapat
membebaskan diri lagi meski bagaimana keraspun
keinginanmu untuk menjauhkan diri: tak mudah kau dapat
melupakan peristiwa-peristiwa yang lampau...."
"Jika mereka masih juga mau mencari aku, aku rela
dibunuh mereka," kata Bee Kun Bu yang terus menghela
napas. "Aku anggap jiwaku sudah tak berarti lagL,."
Dengan nada agak memperingatkan Pek Yun Hui berkata:
"Kau telah dipelihara, dididik dan dilatih oleh gurumu selama
dua belas tahun, apakah kau dapat melupakan budi gurumu
yang besar itu" Lagi pula, apakah kau dapat membiarkan Lie
Sumoymu yang mencintai kau dengan seluruh jiwa raganya"
Di samping itu, masih ada banyak orang yang tak sudi
melihat kau bertindak demikian Souw Hui Hong misalnya:
meskipun keras wataknya, tetapi dia telah menaruh simpati
terhadapmu Dia telah menolong kau dari racun Hua Kut Siauw
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Goan San dengan melupakan kedudukan maupun nama baik
ayahnya. Apakah kau dapat melupakan budi kasihnya itu" Kini,
karena kau, dia telah kehilangan sebelah lengannya dan
menjadi seorang cacat, dan terpaksa menjadi seorang rahib
wanita. Aku yakin selama hidupnya, dia tak akan melupakan
kau! Bila kau menyakiti lagi hatinya, dia tentu akan membunuh
diri. Akibatnya?"" Souw Peng Hai tentu akan menjadi murka
dan mencari kau. Mungkin juga kau tak dapat menjumpai
kedua orang tuamu lagi!"
Alasan yang diberikan Pek Yun Hui itu telah membuka
kedua matanya Bee Kun Bu. Agak lama ia berdiri terpesona.
Akhirnya ia hanya dapat berkata: "Tapi urus-an-urusan yang
sulit dan rumit ini telah membikin aku menempuh jalan buntu,
Tak tahu aku sekarang harus berbuat apa!"
Pek Yun Hui tersenyum, lalu berkata: Terhadap
kesemuanya itu aku telah merancangkannya untuk kau.
Hanya aku khawatir kau tak sudi mendengarnya."
"Aku suka menuruti petunjuk Cici jika petunjuk itu
beralasan," jawab Bee Kun Bu.
Pek Yun Hui memandang Na Siao Tiap sejenak, lalu
berkata: "Aku telah membicarakan soalmu dengan Tiap Moi
mengatakan bahwa kau berbakat dalam ilmu silat, dia rela
menurunkan semua kepandaian ilmu silatnya kepadamu,
undangan partai Thian Liong masih mempunyai waktu hampir
setahun lamanya, jika kau sudi menuruti petunjukku kau dapat
belajar dari Tiap MoL Aku yakin setelah kau berlatih dan belajar dengan sungguh
tunggu h, kau kelak dapat menandingi jago silat yang
manapun Kau harus ketahui, bahwa tenaga dalamnya Tiap
Moi telah sempurna betuh Dia dapat melatih tenaga dalammu
jika kau berhasil, maka tenagamu akan bertambah berlipat
ganda, Kau telah menanam benih kasih maupun dendam, dan
kau tak dapat membebaskan diri dari jaring atau ikatan kasih
atau dendam itu. Jalan yang terbaik bagimu ialah berlatih dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memperdalam ilmu silatmu, agar pada suatu hari kau dapat
menjagoi di kalangan Bu Lim untuk membalas dendam atau
membalas budi kasih, Mungkin juga pada waktu ilu, kau dapat membayar dosadosamu untuk diterima kembali oleh partai Kun Lun. Tentang
Loan Moi, diapun memiliki bakat dalam ilmu silau Jika dia
berhasil memperoleh guru, diapun dapat memperdalam ilmu
silatnya, Soalmu itu kini tak dapat menjadi beres dengan
maksudmu untuk mengasingkan atau membunuh diri-W ia
berhenti untuk memperhatikan sikap-sikapnya Bee Kun Bu,
lalu meneruskan "Cobalah kau pikir masak-masak, apakah kata-kataku ini
beralasan?" Bee Kun Bu menundukkan kepala berpikir agak lama
sebelumnya ia dapat menjawab "Perhatian dan kasih sayang
Cici terhadapku besar sekali, aku tak dapat membalas budimu
itu...." "Kau tak usah berpikir yang bukan-bukan," kata Na Siao
Tiap memotong, "Aku rela mengajarkan dan menurunkan
semua kepandaian silatku kepadamu, Pek Cici akan
mengajarkan kau ilmu silat pedang dan puku!an, dan akupun
akan mewariskan kau kepandaianku dari kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek. Kita bertiga akan bersama-sama mempelajari jurusjurus silat dari catatan-catatan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek,
aku yakin kita akan berhasil
Lalu ia pejamkan kedua matanya, dan sambil kedua
tangan diangkat ke atas ia berkata di dalam hatinya: "lbu! Bee
Siangkong adalah seorang yang baik! Aku rela mengajarkan
dia ilmu silat Dia adalah kekasihnya Lie Ceng Loan, dan aku
tidak mencintai dia!"
Sikap itu membikin Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui
terperanjat Lalu Pek Yun Hui menegur: Tiap Moi, Bee
Siangkong telah setuju, dan siap menghadapi pertarungan
nanti pada pertengahan bulan delapan lain tahun, Untuk
mengejar waktu, lebih baik kita segera memu!ai-nya. Kau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
harus ingat, berhasil atau gagalnya usaha kita ini bersandar
atas dirimu seorang!"
Na Siao Tiap membuka matanya, dan berkata: "Baik-lah,
mari sekarang kita mulai!"
Lalu Pek Yun Hui menanya Bee Kun Bu: "Ketika kau diusir
dari partai Kun Lun, bagaimanakah sikapnya Lie Sumoymu?"
"Dia menyertai aku, dia tak sudi mengikuti Suhu dan
Susiokku kembali ke pegunungan Kun Lun!" jawab Bee Kun
Bu. "Mengapa sekarang dia tidak ada bersama kau?" tanya
Pek Yun Hui. -ooo0oooPang Siu Wie terpaksa menggunakan pasir beracunnya
pertanyaan tersebut bagaikan sebilah pisau tajam
menusuk hatinya Bee Kun Bu. Tak terasa air matanya
mengucur keluar "la membantingkan sebilah kakinya dan
berseru dengan gemas: "Aku ini betul-betul seorang kejam!
Dia yang demikian murah hati dan tak bersalah, aku tak
seharusnya mengusir padanya, Aku tak pantas berdiri sejajar
dengan seorang malaikat..."
Pek Yun Hui terkejut mukanya segera manjadi pucat: "Ha!
Kau mengusir dia"! Apakah kau tidak pikir akan akibatnya jika
dia ditinggalkan seorang diri?"
Lalu dengan suara terputus-putus Bee Kun Bu menuturkan
halnya bagaimana ia telah mengusir Lie Ceng Loan.
"Loan Moi betul-betul seperti malaikat!" kata Pek Yun Hui.
"Dia sudah dijaga oleh Liong Giok Pin, kau tak usah pikirkan
lagi, Kau harus tinggal dengan tenang di kamar Thian Ki Ciok
Huku. Tiap Moi akan mengajarkan kau mempertebal tenaga
dalammu, Selama itu, aku akan berusaha mencari Loan Moi.
Semoga aku berhasil dapat mencari padanya, dan aku bawa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dia ke tempatku dan minta Tiap Moi mengajarkan ilmu silat
kepadanya, De-ngan demikian nanti pada pertengahan bulan
delapan lain tahun, kau dapat tambah satu pembantu yang
berkepandaian tinggi."
Tiap-tiap kata-kata yang penuh dengan kasih sayang dan
untuk kepentingannya membuat Bee Kun Bu sangat terharu,
ia hanya dapat menghela napas seraya berseru: "Budi Cici
aku betul-betul tak dapat membalas, Aku sangat beruntung
sekali dapat menjumpai dan mengenal Cici...."
Pek Yun Hui menggoyang-goyangkan tangannya:
"Sudahlah, jangan kau sebut-sebut tentang budi pula, Aku
merasa gembira sekali kalau dapat berbuat sesuatu untukmu!"
Tetapi pandangan maupun kata kata Cici seperti seorang
nabi. Aku....M Bee Kun Bu tak dapat meneruskan katakatanya, sehingga Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui tersenyum
"Lalu kau ingin mengutarakan apa lagi?" tanya Pek Yun
HuL "Sudahlah," kata Na Siao Tiap, "Cici tak usah memaksa
dia bicara lagi, Aku yakin dia senantiasa menuruti petunjuk
Cici." "Belum tentu," kata Pek Yun Hui,
"Betulkah?" tanya Na Siao Tiap sambil menoleh dan
memandang Bee Kun Bu. "Tiap Siocia telah menebak jitu," jawab Bee Kun Bu, "Aku
akan senantiasa menuruti petunjuk Pek Cici!"
Pek Yun Hui tersenyum, dan setelah memperhatikan
keadaan di sekitarnya, ia berkata: "Sudah lama kita belum
mengisi perut Mari kita pulang ke kamar Thian Kie Ciok Hu,
biarlah Tiap Moi membuat hidangan-hidangan yang lezat
untuk didaharnya bersama!"
"Mungkin masakanku tidak disukai oleh Bee Siang Kong!"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kata Na Siao Tiap sambil tersenyum,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tiap Moi, kau jangan merendahkan diri lagi. Aku sudah
lapar! Mari kita berangkat sekarang!" kata Pek Yun Hui sambil
membetot tangannya Na Siao Tiap, Bee Kun Bu mengikuti
mereka dengan penuh pikiran, ia memikirkan kerelaan Na
Siao Tiap mengajarkan ia ilmu-ilmu silat dari catatan-catatan
kitab Kui Goan Pit Cek, juga kerelaannya Pek Yun Hui
mengajarkan ia ilmu silat pedang dan ilmu pukulan untuk kelak
dipertunjukkan bahwa tidak pereuma ia menjadi seorang
murid dari partai silat Kun Lun di markas besarnya partai
Thian Liong di sebelah utara propinsi Kwiciu pada
pertengahan bulan delapan lain tahun, jika ia berhasil,
pikirnya, mungkin ia dapat kembali terima oleh guru dan
Susioknya. Dengan pikiran itu ia merasa sedikit reda, dan
berpengharapan terhadap masa depannya!
Demikianlah mereka jalan menuju ke kamar Thian Kie Ciok
Hu, masing-masing dengan harapan yang berlainan
Ketika mereka hampir tiba di kamar Thian Kie Ciok Hu,
tiba-tiba terdengar suara jeritan yang memilukan hati, Bee Kun
Bu terkejut mendengar suara tersebut, dan ia berhenti! Pek
Yun Hui dan Na Siao Tiap yang berjalan di depan diikuti oleh
keempal bujangnya, juga berhenti Mereka terperanjat melihat
perubahan wajahnya Bee Kun Bu. "Apakah suaranya Giok Siu
Sian Cu" Mengapa wanita itu datang ke sini?" kata Pek Yun
Hui seorang diri, "Bee Siang Kong! Hayo kita jalan terus!" seru Na Siao
Tiap, Bec Kun Bu seolah-olah tidak menghiraukan seruan itu,
karena suara jeritan tersebut didengarnya makin lama makin
dekat, Dan sejenak kemudian tampaklah seorang wanita yang
berpakaian serba hilam datang menghampiri sambil meniup
serulingnya, Datangnya Giok Siu Sian Cu membikin semua mereka
menjadi heran, Na Siao Tiap yang belum pernah melihat Giok
Siu Sian Cu terus mengawasi gerak-geriknya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika Giok Siu Sian Cu berjalan dekat sekali, ia
memandang kepada Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap sejenak,
lalu berkata kepada Bee Kun Bu: "Hengtee, ketika aku tidak
berhasil mengejar Tio Hui, aku segera kembali mencari kau.
Aku tidak menduga dapat menjumpai kau di sini!"
Bee Kun Bu tak dapat menjawab, ia menjadi gelisah,
"Hengtee, di manakah Loan Sumoymu!" tanya Giok Siu
Sian Cu. Bee Kun Bu tetap membungkam dan mundur beberapa
langkah sambil menundukkan kepatanya,
Tiba-tiba Giok Siu Sian Cu loncat menerkam, tapi secepat
kilat keempat bujangnya Na Siao Tiap meloncat menjaga Bee
Kun Bu setelah memperoleh isyarat dari majikannya!
Giok Siu Sian Cu tak dapat mencapai maksudnya, sambil
memandang Na Siao Tiap ia menanya: "Siocia, apakah
maksudmu ini?" Ditanya demikian, Na Siao Tiap pun menjadi gugup, ia
bertindak menghampiri dan membungkukkan tubuh memberi
hormat seraya berkata: "Jika Siocia ada urusan terhadap Bee
Siang Kong, lebih baik kita bersama-sama pergi ke kamar
Thian Kie Ciok Hu untuk membicarakan-nya."
Setelah melihat Pek Yun Hui, Giok Siu Sian Cu menjawab:
"Sebetulnya pergi mengunjungi kamar Thian Kie Ciok Hu
adalah baik jugaj akan tetapi urusanku ini tak dapat orang lain
turut campur Atas undanganmu itu aku dapat menghaturkan
terima kasih." Dengan nada yang gusar Pek Yun Hui berkata: "Jika kau
menolak datang ke kamar Thian Kie Ciok Hu, aku minta kau
segera berlalu dari pegunungan Koat Cong San ini!"
Giok Siu Sian Cu yang terkenal sebagai seorang jago silat
kenamaan belum pernah dihina sedemikian rupa. Dengan
mengejek ia menjawab: "Pegunungan Koat Cong San ini
bukannya milikmu, Aku dapat datang atau berlalu sesukaku,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kau tak dapat melarang atau mencegahnya!" Lalu ia siap
menyerang Tapi Bee Kun Bu berseru: "Aku tak akan lupa
budimu yang pernah menolong jiwa ku, tapi jika Siocia terusmenerus mengikuti aku, aku tidak dapat melayani!"
"Hengtee," kata Giok Siu Sian Cu, "Aku ingin mengetahui
kau hendak pergi ke mana?"
sebetulnya Bee Kun Bu hendak pergi ke kamar Thian Kie
Ciok Hu untuk belajar silat dari Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui
menurut petunjuk-petunjuk dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek,
tetapi ia tak sudi memberitahukan hal tersebut, bahkan ia tidak
menjawabnya, Kegelisahan itu telah dilihat oleh Giok Siu Sian Cu, ia
berkata lagi: "Hengtee, aku datang untuk suatu permintaan
Apakah kau dapat mengabulkan?"
"Jika permintaanmu itu beralasan, aku tentu dapat
menyanggupinya!" jawab Bee Kun Bu.
"Aku ingin menyertai kau keluar dari pegunungan Koat
Cong San ini mencari Lie Sumoymu!" kata Giok Siu Sian Cu
yang segera membetot tangannya Bee Kun Bu. Betotan itu
dilakukan secepat kilat sehingga Bee Kun Bu tidak
berkesempatan menghindarkan diri,
Giok Siu Sian Cu mengawasi semua orang di sekitar-nya,
lalu ia berkata: "Jika kalian tidak suka aku berdiam di
pegunungan Koat Cong San ini, sekarangpun aku hendak
berlalu bersama-sama Bee Siang Kong, aku tidak
mengganggu kalian lagi!" Sambil berkata-kata ia memijat jalan
darah di tangannya Bee Kun Bu sehingga keringat membasahi
tubuhnya. "Mari sekarang kita pergi mencari Lie Sumoymu!" katanya
lalu ia membetot tangannya Bee Kun Bu.
Pek Yun Hui meloncat ke atas dan melayang seperti
seekor burung akan kemudian turun di depan mereka!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu terkejut, dan ia menegur "Pek Siocia,
apakah artinya ini"!" Dan teguran itu ia barengi dengan satu
sodokan serutingnya. Pek Yun Hui mengegos, lalu mengirim satu jotosan ke
dada lawannya, sebetulnya Giok Siu Sian Cu segera dapat
menggunakan jurus Mo In Cap Pwee Cao menangkis dan
menyerang lawannya, akan tetapi dengan satu tangan
mencekal pergelangan tangannya Bee Kun Bu, ia tak dapat
melakukan jurusnya yang lihay itu. ia hanya dapat menangkis
jotosan lawan dengan seruling-nya. Hembusan angin dari
sabetan seruling itu men-dampas lawannya ke belakang, lalu
ia menyerang dengan sodokan bertubi-tubi sambil menyeret
Bee Kun Bu. Na Siao Tiap menyaksikan pertempuran itu segera melihat
bahwa ia harus membebaskan Bee Kun Bu dari cekalannya
Giok Siu Sian Cu. Lalu ia meloncat ke atas kepalanya Giok
Siu Sian Cu dan mengirim satu jotosan,
Giok Siu Sian Cu yang baru saja berhasil mendesak
mundur Pek Yun Hui harus cepat-cepat menangkis jotosan ilu.
Segera terdengar hembusan angin dari beradunya jotosan
dan tangkisan, dan terlihat Giok Siu Sian Cu terdorong
mundur selagi Na Siao Tiap melonjak makin tinggi dengan
jurus Shin Hong Teng Kong (Burung Hong sakti terbang ke
langit) untuk kemudian turun di belakangnya Giok Siu Sian Cu!
Beium lagi Giok Siu Sian Cu berdiri jejak, ketika Pek Yun
Hui maju ke sebelah kanannya dan melancarkan jotosan pula.
Dalam kedudukan yang terdesak itu, ia terpaksa membuat
Bee Kun Bu sebagai perisai Pek Yun Hui terpaksa lekas-lekas
menarik kembali jotosannya.
Kesempatan itu digunakan Giok Siu Sian Cu untuk
melarikan diri sambil menyeret-nyeret Bee Kun Bu, Tapi ketika
Pang Sui Wie telah keburu datang dengan kantong kulit
menjangan yang berisi pasir beracun, ia dapat menyambit
Giok Siu Sian Cu dengan pasir beracunnya, akan tetapi ia
khawatir melukakan juga kepada Bee Kun Bu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Keadaan yang membikin Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan
Pang Sui Wie sukar bertindak itu digunakan oleh Giok Siu
Sian Cu untuk mengancam, ia membentak: "Jika kalian masih
juga menyerang aku, aku terpaksa memijit putus pergelangan
tangannya Bee Kun Bu!" Ketika itu juga terlihat Bee Kun Bu
meringis kesakitan, dan keringatnya mengucur menahan sakiti
Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap tidak tega melihat
penderitaan Bee Kun Bu, dan Pek Yun Hui yang telah
mengetahui kekejamannya iblis wanita itu terpaksa ber-kata:
"Giok Siu Sian Cu, jangan menyiksa Bee Siang Kong. Kau
boleh berlalu!" Giok Siu Sian Cu menyengir, dan tanpa berkata-kata lagi
ia tarik tangannya Bee Kun Bu dan berlalu,
Na Siao Tiap hanya mengawasi mereka berlalu, dan ia
mengeluh: "Pek Cici, apakah kita membiarkan iblis wanita itu
membawa Bee Siang Kong begitu saja?"
Dengan cemas Pek Yun Hui menahan amarahnya, ia tidak
menjawab, ia mendongak dan bersiul Sejenak kemudian
bangau saktinya terlihat terbang mendatangi dan turun di
sampingnya, "Tiap Moi," kata ia, "Hayo, kita menaiki bangau ini!" Lalu ia
naik ke atas punggung bangau itu dituruti oleh Na Siao Tiap.
Bangau sakti itu yang telah berusia seribu tahun lebih dan
bertubuh besar dapat membawa kedua gadis itu. Betapapun
cepatnya Giok Siu Sian Cu lari, dia masih dapat dikejarnya,
Dalam waktu sekejap saja bangau sakti tersebut sudah
berada di atas kepalanya Giok Siu Sian Cu.
Rupanya bangau sakti itu telah paham akan maksud
majikannya ia berbunyi lama dan nyaring, Bunyi bangau itu
membikin Giok Siu Sian Cu terperanjat ia mendongak dan
melihat Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap menunggangi bangau
itu, Ketika bangau itu terbang rendah, Pek Yun Hui segera
meloncat turun, diturut oleh Na Siao Tiap,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Untuk melayani satu Pek Yun Hui saja, aku sudah
terdesak Aku tak dapat melawan mereka berdua!" pikir Giok
Siu Sian Cu, lalu ia betot tangannya Bee Kun Bu untuk
dijadikan perisai pula, Betotan itu hebat sekali, Bee Kun Bu
menjerit kesakitan Satu pijatan lagi saja mungkin lengannya
itu bisa putus! "Hei!" bentak Giok Siu Sian Cu. "Jika kalian masih juga
merintangi aku, aku tak dapat menjamin lagi jiwanya Bee Kun
Bu." "Kau yang terkenal sebagai pendekar wanita, tidak
malukah berbuat sekeji ini" Apakah perbuatanmu ini tidak
melanggar perbuatan yang lazim dari kalangan Kang-ouw?"
Teguran itu menusuk hatinya Giok Siu Sian Cu, ia insyaf
bahwa perbuatannya itu betul-betul keji, ia tak dapat
menjawabnya, Dengan tersenyum Na Siao Tiap menanya Bee Kun Bu:
"Bee Siang Kong, apakah kau telah dianiaya?"
"Tidak," jawab Bee Kun Bu sambil meringis, "Aku hanya
merasa sakit dicekal keras olehnya, Terima kasih atas
pertolongan ini." Lalu di luar dugaan semua, Giok Siu Sian Cu berkata:
"Hengtee, kau boleh tinggal bersama-sama kedua wanita
yang cantik ini di pegunungan Koat Cong San. Kelak, jika ada
kesempatan, aku akan datang pula mencari kau!" Katakatanya itu belum lagi habis diucapkan, ia telah melepas
cekalannya dan hendak meloncat keluar dari kepungan untuk
turun dari pegunungan Koat Cong San itu.
Pek Yun Hui berkata dengan suara keras: "Giok Siu Sian
Cu! janganlah kau anggap aku takut dengan ancamanmu itu!"
Lalu ia menjotos ke arah Giok Siu Sian Cu siapa harus lekaslekas menangkis dengan seruling-nya. Baru saja mereka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hendak bertempur ketika terlihat mendatangi dua orang dari
lereng gunung! Dengan kedua matanya yang tajam, Pek Yun Hui segera
dapat mengenali bahwa kedua orang itu adalah Si Tian Houw
dan saudara angkatnya, Ciu Kong Liang!
Sambil berlari-lari menghampiri Si Tian Houw bersemi "Pek
Siocia, kita beruntung sekali berjumpa pula!"
Tetapi Pek Yun Hui menjawab dengan ejekannya: "Si Tian
Houw, aku tidak menduga dapat menjumpai kalian di sini!
Maksud apakah sebenarnya kalian datang lagi ke pegunungan
Koat Cong San?" Dengan gusar Si Tian Houw menjawab: "Pegunung-an
Koat Cong San ini bukan milikmu! Apakah kami tidak boleh
datang ke sini?" Ketika Pek Yun Hui berada di puncak Ngo Houw Leng
untuk menangkap kura sakti Ban Lian Hwee Kwi, karena ia
harus menolong jiwanya Bee Kun Bu, ia terpaksa menelan
hinaan dan menuruti petunjuknya Si Tian Houw, Kini ia
berjumpa lagi dengan manusia yang keji itu, ia merasa girang
untuk membalas dendamnya, ia berkata: "Jika kalian tidak
menjelaskan maksud kedatanganmu ke pegunungan Koat
Cong San ini, kalian jangan harap dapat keluar dengan
mudah!" "Umpama kami tidak menjelaskan maksud kami, apa yang
kau dapat perbuat terhadap kami?" jawab Si Tian Houw yang
tidak senang dipandang remeh oleh seorang gadis.
"Jika kalian tidak sudi menjelaskan terserah! Tetapi aku
merasa heran, kalian berani datang ke sini, tapi tak berani
menjelaskan maksud kedatanganmu! Bukankah ini ganjil
sekali?" Tiap-tiap kata-kata itu sangat menusuk hatinya Si Tian
Houw, dan ia tak sabar lagi, ia ingin menyerang,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu Ciu Kong Liang bertindak maju dan berkata, suaranya
agak keras: "Kita tidak mempunyai dendam terhadap satu
sama lain, Ucapan Pek Siocia tadi sebetulnya keterlaluan!"
Pek Yun Hui tidak menjawab, ia hanya mengawasi gerakgerik mereka.
"Aku sangat tidak beruntung!" pikir Si Tian Houw, Baru saja
kita dapat lolos dari orang-orangnya partai Thian Liong,
sekarang bertemu Liehiap-Liehtap ini sebetulnya kita
bermaksud mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, jika kita
berhasil menemukannya, kita akan mempelajari dan berlatih
ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab mujizat itu
agar dapat memberikan hajaran yang setimpal kepada Souw
Peng Hai! Kita betuI-betul sial!" Baru saja ia ingin berlalu,
ketika terlihat seorang meloncat di hadapannya seraya
menegur: "Hei! Si Tian Houw, apakah kau masih mengenali


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku?" Teguran itu mengejutkan pada nya. Dengan kedua mata
terbelalak ia tampak Kui Pang Sui Wie berdiri di hadapannya
dengan sikap mengancam. ia hanya berseru: "Pang Siocia,
aku beruntung menjumpai kau!"
"Hm!" Pang Sui Wie mengeluarkan suara di hidung.
"Kita masih ada urusan yang harus dibereskan Hari ini kita
dapat membereskan perhitungan itu!" Lalu dengan kantong
pasir beracunnya ia siap menyerang,
Pek Yun Hui segera insyaf bahwa Pang Sui Wie betuIbetul akan melaksanakan niatnya membalas dendang maka
iapun mundur beberapa langkah seraya berkata: "Pang Siocia,
kau dapat membereskan urusanmu itu sendiri, aku tidak
campur tangan!" Terima kasih," kata Pang Sui Wie. "Aku pasti
membereskan urusan ini sekarang juga! Wajahku menjadi
begini jeleknya karena dia!"
Si Tian Houw bersikap waspada, tetapi ia tak tahu harus
berbuat apa! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan menunggangi bangau sakti pergi ke lembah yang
berbahaya Dalam saat yang tegang itu, Ciu Kong Liang lekas-lekas
loncat maju dan berdiri di depannya Si Tian Houw, ia berkata:
"Pang Sui Wie, kau berani melawan kami karena kau
sekarang mempunyai kawan, Kau kira dengan pasir
beracunmu itu, kau dapat berbuat sesukamu! Bagiku, pasir itu
tidak terhitung lihay!"
Bukan main marahnya Pang Sui Wie, ia membentak: "Ciu
Kong Liang! Urusan ini kau tak dapat turut campuri Lebih baik
kau diam!" Lalu ia meloncat dan menerkam Si Tian Houw
siapa harus lekas-Ickas mengegos dan siap melawan dengan
pedangnya, Tapi Pang Sui Wie lelah menyambitnya dengan
pasir beracunnya, Dengan kedua tinjunya Si Tian Houw
berusaha menjotos keluar sehingga hembusan angin dari
kedua tinjunya itu dapat mendampar mundur pasir beracun itu,
Pang Sui Wie yang telah bertekad membalas dendam lalu
melepaskan anak panah beracun belirang, Secepat kilat Sia
Yun Hong mencabut pedangnya dan menangkis anak panah
itu. Trang! Anak panah itu tertangkis jatuh di tanah sambil
mengeluarkan asap belirangyang beracun dan membakar
rumput di sekitarnya! Di dalam sekejap saja mereka semua
diselubungi oleh asap belirang itu.
Setelah berhasil menangkis anak panah, Si Tian Houw
menusuk Pang Sui Wie tiga kali beruntun dengan jurus "Ouw
Liong Cu Tong" (Naga hitam keluar dari gua) sehingga Pang
Sui Wie terpaksa mundur, Dengan me-ngertek gigi, Pang Sui
Wie menyerang lagi, Tapi Ciu Kong Liang datang menangkis
jotosan nya. Kepandaian Pang Sui Wie memang lebih rendah daripada
Si Tian Houw, Dengan bantuan Ciu Kong Liang, Pang Sui Wie
tak dapat menggempur lawan nya.
Na Siao Tiap telah melihat kedudukannya Pang Sui Wie,
Bagaikan kilat cepatnya, ia meloncat dan mengirim jotosan,
Kedua lawan itu terpaksa mundur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu yang berdiri terpesona menyaksikan
pertempuran antara jago-jago silat itu telah lupa akan dirinya,
dan kesempatan ini digunakan oleh Pek Yun Hui untuk
menjagai Bee Kun Bu. Dan ketika Giok Siu Sian Cu ingin
menerkam Bee Kun Bu lagi, Bee Kun Bu sudah sadar untuk
melakukan ilmu Ngo Heng Bi Cong punya mengegosi dan
mengelaki segala serangan, Meski Giok Siu Sian Cu telah
menyerang dengan sodokan serulingnya berkali-kali, akan
tetapi tiap-tiap serangannya tidak menemui sasaran lagi
sehingga ia merasa heran akan ilmu lawannya itu!
Pek Yun Hui merasa tidak perlu datang membantui, karena
dengan Ngo Heng Bi Cong Pu saja Bee Kun Bu sudah dapat
menolong dirinya dari segala serangan,
Ketika itu pertempuran telah berlangsung dengan serunya,
Si Tian Houw dan Ciu Kong Liang tak dapat menandingi Na
Siao Tiap, dan un Memanah Burung Rajawali 37 Pedang Kiri Cin Cu Ling Karya Tong Hong Giok Peristiwa Bulu Merak 5

Cari Blog Ini