Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 41
k perlu banyak bicara, engkau sudah dapat menduganya." sahut Tio Hui
Suthay. Pek Yun Hui bereuriga, kalau bukannya menyangkut Bee
Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Sie Bun Yun yang tidak ketahuan
jejaknya, mungkin ia dan Souw Hui Hong akan ikut Tio Hui
Suthay menemui Kauw Cu tersebut, ingin tahu ada apa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebenarnya. Namun karena urusan penting itu, Pek Yun Hui
terpaksa menolak "Maaf, Suthay! Kami masih ada urusan peniing, maka tidak
bisa ikut Suthay pergi menemui Kauw Cu itu."
"Pek Lie Hiap!" Tio Hui Suthay masih tersenyum licik
"Engkau mau ikut atau tidak terserah, sebab kepandaianku
masih tidak mampu untuk memaksamu. Akan tetapi, ini
menyangkut urusan yang teramat pen-ting, maka harap
engkau mempertimbangkannya!"
Hati Pek Yun Hui tergerak ia maju selangkah sambil
menatap Suthay dan bertanya.
"Apakah kini Suthay sudah tidak berada dalam partai Gobi
lagi?" "Kenapa Pek Lie Hiap malah ingin mencampuri urusan
pribadiku?" Tio Hui Suthay balik bertanya.
"Kalau begitu, bolehkah aku tahu, siapa Kauw Cu itu?"
"Pek Lie Hiap ikut aku saja! Tentunya akan mengetahui
nya." "Bee Kun Bu dan lainnya hilang mendadak di tempat
tinggal Tee Ju Liong, apa itu perbuatan kalian?" tanya Pek
Yun Hui mendadak Tio Hui Suthay diam. sementara Souw Hui Hong sudah tidak sabaran lagi, ia
langsung menyerang Tio Hui Suthay dengan sebuah puku!an.
Air muka Tio Hui Suthay berubah. Secepat kilat ia berkelit
menghindari pukulan itu. sedangkan dua orang yang berdiri di
belakang Tio Hui Suthay sudah melangkah maju, kelihatannya
mereka berdua sudah siap bertarung.
"Kakak Pek!" Seru Souw Hui Hong. "Mari kita memberesi
mereka bertiga!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pek Lie Hiap!" Ujar Tio Hui Suthay dingin "Kami sama
sekali tidak berniat jahat! Kalau engkau tidak pereaya, jangan
menyesali "Omong kosong!" bentak Souw Hui Hong. Ketika ia baru
mau menyerang Tio Hui Suthay, mendadak Pek Yun Hui
mencegahnya. "Nona Souw jangan bertindak sembarangan!" ujar Pek Yun
Hui. Souw Hui Hong tertegun, Gadis itu tidak mengerti kenapa
Pek Yun Hui mencegahnya menyerang Tio Hui Suthay.
"Suthay!" Pek Yun Hui memandangnya. "Kauw Cu itu
berada di mana" Apakah akan memakan waktu untuk kita ke
sana?" "Tidak sampai setengah jam kita akan tiba di sana." jawab
Tio Hui Suthay memberitahukan "Sesampainya di sana,
terserah bagaimana keputusan Pek Lie Hiap saja,"
"Kakak Pek!" Souw Hui Hong terbelalak "Bagai-mana sih"
Engkau mau ikut mereka ke sana?"
"Nona Souw harus tahu!" bisik Pek Yun Hui. "Tio Hui
Suthay ini bukan tokoh sembarangan Dia juga mau
menyumbangkan tenaganya membantu Kauw Cu itu, tentunya
ada sesuatu yang luar biasa. Siapa tahu kejadian aneh di
tempat tinggal Tee Ju Liong, justru ada kaitannya dengan ini."
Souw Hui Hong diam. pada dasarnya ia memang sangat
kagum pada Pek Yun Hui, maka ketika Pek Yun Hui
mengatakan demikian, ia cuma diam, tidak berko-mentar apa
pun. "Tadi kami telah bertemu dua sobat berbaju hitam," ujar
Pek Yun Hui. "Apakah hari ini Kauw Cu itu merayakan ulang
tahunnya?" "Benar, Namun setelah mengetahui Pek Lie Hiap berada di
sini, dia segera menolak para tamu lain, jadi khusus nya cuma
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menunggu kedatangan Pek Lie Hiap," sahut Tio Hui Suthay
memberitahukan "Kalau begitu,., baik!ah. Harap Suthay menunjukkan jalan!"
ujar Pek Yun Hui. Tio Hui Suthay langsung mengibaskan tangannya,
seketika ke dua orang itu segera melesat pergi Tio Hui Suthay
juga melesat mengikuti mereka, Pek Yun Hui dan Souw Hui
Hong saling memandang sejenak, setelah itu barulah
mengikuti di belakang Tio Hui Suthay.
"Kakak Pek!" bisik Souw Hui Hong, "Apakah itu bukan
merupakan suatu jebakan bagi kita?"
"Kalau itu merupakan jebakan, kita pun tidak perlu takut,"
sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum
"Heran! Entah siapa Kauw Cu itu?" ujar Souw Hui Hong
seakan bergumam "Kalau sudah bertemu, bukankah kita akan mengetahuinya?" Pek Yun Hui tersenyum lagi.
Setelah beberapa mil kemudian, mereka melihat sebuah
dusun kecik Pek Yun Hui tereengang, sebab tidak mungkin
tokoh bu Lim akan tinggal di dusun kecil itu, terutama bagi
orang yang berkedudukan sebagai Kauw Cu. Tak seberapa
lama, mereka sudah hampir mendekati sebuah sungai
"Kakak Pek!" bisik Souw Hui Hong. "Mereka mengajak kita
ke sungai!" "Ng!" Pek Yun Hui mengangguk "Kita ikuti saja."
Tio Hui Suthay dan ke dua orang berbaju hitam berhenti di
pinggir sungai, Setelah itu, Tio Hui Suthay bertepuk tangan
tiga kali. Berselang sesaat, muncullah sebuah rakit yang cukup
besar, dan tampak belasan orang berbaju hitam berdiri di atas
rakit itu dengan galah panjang di tangan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Silakan kalian naik ke rakit itu!" ujarTio Hui Suthay,
"Sebentar akan tiba di tempat (ujuan."
Pek Yun Hui memandang jauh ke depan, Tampak sesuatu
menjulang tinggi di tengah-tengah sungai itu. Entah itu sebuah
bukit atau pulau emas, sebab kelihatan gemerlapan tertimpa
sinar rembuIan. Pek Yun Hui berpikir, kini sudah sampai di sini, tidak
mungkin mundur lagi, Karena itu, ia menarik Souw Hui Hong
meloncat ke rakit itu. Tio Hui Suthay dan kedua orang berbaju hitam itu pun
menyusuI. Setelah mereka berada di atas rakit, Tio Hui Suthay
bertepuk tangan lagi dua kali, seketika juga rakit itu melaju,
Sungai itu memang lebar sekali, namun amat tenang, sama
sekali tidak ada gelombang.
"Kakak Pek!" bisik Souw Hui Hong, "Rupanya itu bukit
emas." "Benar." Pek Yun Hui mengangguk dan seraya berpesan
dengan suara rendah. "Engkau harus ingat, jangan bertindak
sembarangan, harus melihat situasi du!u!"
"Kakak Pek...." Souw Hui Hong menarik nafas, "Aku justru
ragu, haruskah kita ke mari" sedangkan Kun Bu dan
lainnya,.,." "Aku yakin mereka tidak akan terjadi sesuatu atas diri
mereka," potong Pek Yun Hui yakin, Tentunya mereka pun
telah menghadapi sesuatu yang aneh, maka tiada waktu untuk
memberitahukan pada kita."
"Mereka tidak dalam bahaya?" Souw Hui Hong masih
mengkhawatirkan mereka, terutama terhadap Bee Kun Bu.
"Aku cuma menduga," sahut Pek Yun Hui. "Mereka bertiga
berkepandaian sangat tinggi, bagaimana mungkin begitu
gampang roboh di tangan orang" Lagi pula siapa tahu kita
akan memperoleh kabar berita mereka di tempat ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara rakit itu telah merapat di pinggir daratan. Tio
Hui Suthay dan lainnya sudah meloncat ke darat, hanya
tinggal dua orang di rakit.
"Mari kita naik ke darat!" ajak Pek Yun Hui.
Souw Hui Hong mengangguk Mereka berdua lalu meloncat
ke darat Tio Hui Suthay segera mengayunkan kakinya menuju
ke depan. Beberapa depa kemudian, Pek Yun Hui menengok ke
belakang, tampak rakit itu telah melaju pergi.
Tio Hui Suthay melewati tempat yang penuh batu,
Berselang beberapa saat, mereka sudah berada di depan
sebuah goa, Tio Hui Suthay berhenti di depan gua itu yang
tertutup oleh pintu batu.
Mendadak pintu batu itu terbuka, dan tampak dua anak
kecil dengan rambut dikuncir ke atas berjalan ke tuan
"Apakah Pek Lie Hiap sudah datang" Kauw Cu sedang
menunggu di dalam," ujar salah seorang anak kecil itu.
"Kauw Cu hanya ingin menemui ku seorang, atau harus
bersama Nona Souw?" tanya Pek Yun Hui.
"Kauw Cu sudah berpesan, gadis yang bersama Pek Lie
Hiap boleh ikut masuk," sahut anak itu.
"Ham!" dengus Souw Hui Hong dingin, Pek Yun Hui segera
memberi isyarat padanya, agar jangan bertindak
sembarangan. Souw Hui Hong mengangguk Tio Hui Suthay meloncat
mundur beberapa depa. "Pek Lie Hiap, kalau memperoleh suatu keman-faatan
perjalanan ini, jangan melupakan budiku lho!" ujar Tio Hui
Suthay serius. Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong tertegun mendengar
ucapan itu. sementara salah seorang anak itu berkata.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Harap Pek Lie Hiap ikut kami ke dalam!"
Ke dua anak itu melangkah ke dalam, Pek Yun Hui dan
Souw Hui Hong mengikuti mereka dari belakang.
Gua itu mirip sebuah lorong panjang, namun pada
dindingnya terdapat beberapa buah pintu batu.
Setelah berjalan belasan depa, ke dua anak itu berhenti di
depan salah satu pintu. "Kauw Cu berada di dalam menunggu Pek Lie Hiap." Salah
seorang anak itu memberitahukan kemudian mereka berdua
mengundurkan diri dari situ.
Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong saling memandang,
sejenak kemudian, barulah Pek Yun Hui menjulurkan
tangannya untuk mendorong pintu batu itu.
"Kakak Pek!" Souw Hui Hong mengingatkan "Hati-hati!"
Pek Yun Hui tersenyum, dan memperlihatkan dua buah
mutiara yang di tangannya, Ternyata Pek Yun Hui telah
menyiapkan senjata rahasia itu di tangan. Melihat itu Souw
Hui Hong juga tersenyum. Pek Yun Hui mendorong pintu batu itu, Pintu itu terkuak,
kemudian mereka berdua melangkah ke daIam.
Ruangan itu tidak begitu luas, pada dindingnya terdapat
banyak mutiara yang memancarkan cahaya sehingga
menerangi ruangan itu, Tampakdi dalam ruangan itu seorang
berjubah merah duduk di atas sebuah kursi batu yang
menempel pada dinding, Dan tampak pula beberapa orang
berbaju hitam duduk di atas sebuah bangku batu yang agak
panjang. Begitu Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong melangkah ke
dalam, beberapa orang itu langsung bangkit berdiri
Pek Yun Hui memandang mereka, Dalam hatinya merasa
heran, sebab dirinya mengenali dua tiga orang di antara
mereka, yaitu Ku Hut Leng Khong dan Lan Si Tiangto dari
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
partai Siauw Lim, Masih ada dua orang, salah seorang
berambut putih dan seorang lagi agak muda mirip banci.
Orang yang berjubah merah duduk di kursi itu memakai
kedok warna merah, membuat Pek Yun Hui semakin merasa
heran. Akan tetapi, Pek Yun Hui sama sekali tidak bisa menduga,
kira-kira siapa orang berjubah merah itu.
Namun ia pun amat terkejut, sebab Ku Hut Leng Khiong
dan Lan Si Tianglo merupakan tokoh tua dalam rimba
persilatan yang sangat dihormati orang, sedangkan yang dua
itu, walau tidak tahu asal-usul mereka, tapi tentunya mereka
berdua tergolong tokoh luar biasa, Kalau bukan, bagaimana
mungkin duduk bersama Ku Hut Leng Khong dan Lan Si
Tianglo" "Maafi" ucap Pek Yun Hui kemudian, "Entah apa sebabnya
Cianpwee mengundang kami ke mari?"
"Silakan duduk, Pek Lie Hiap!" sahut orang berjubah
merah. Di situ memang masih ada dua tempat duduk batu yang
kosong, Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong saling memandang,
setelah itu, barulah mereka duduk.
"Pek Lie Hiap! Menurutmu dalam rimba persilatan masa
kini, siapa yang yang paling kuat?" tanya orang berjubah
merah lagi. pertanyaan tersebut membuat Pek Yun Hui tertegun
beberapa saat lamanya, dan merasa heran kenapa orang
berbaju merah itu bertanya demikian padanya"
Setelah partai Thian Liong jatuh.,." jawab Pek Yun Hui
setelah berpikir sejenak "Tentunya sembilan partai besar yang
paling kuat." "Ha ha!" Orang berjubah merah tertawa gelak "Ha ha ha!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui terkejut ketika mendengar suara tawa itu,
sebab mengandung Lweekang yang amat dalam, Siapa orang
berjubah merah ini" Pek Yun Hui tidak habis berpikir
"Pandangan Pek Lie Hiap sangat dangkal," ujar orang
berjubah merah. "Bagaimana menurut Cianpwee, bolehkah
memberitahukan padaku?" tanya Pek Yun Hui.
"Kalau berdasarkan ilmu silat, apa yang disebut sembilan
partai besar itu, cuma merupakan tong kosong, Aku tidak
omong menghina Iho!" sahut orang berjubah merah.
"Bolehkah Cianpwee menjelaskan?" tanya Pek Yun Hui, ia
tidak menyangka kalau orang jubah merah berani berkata
begitu. "Betapa luasnya kolong langit ini, lagi pula terdapat banyak
tokoh aneh yang berkepandaian tinggi," sahut orang berjubah
merah, "Kalau berdasarkan ilmu silat, hanya pemilik Kui Goan
Pit Cek, yaitu orang marga Na dan putrinya berikut Pe"k Lie
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hiap yang berkepandaian tinggi, Lainnya adalah ilmu Tu Si
Ciang (llmu pukulan Laba-laba) dan Pek Tong Ciang (llmu
pukulan Seratus Racun), Di luar perbatasan dan seberang laut
terdapat Lam Kiong Siu tapi sudah mati, Ku Ciok Sianjin dan
Mo Kui Ceh Yi." Usai berkata demikian, orang berjubah merah menatap
Pek Yun Hui dalam-da!am. Ketika orang berjubah merah menyinggung Mo Kui Ceh Yi,
hati Pek Yun Hui tergerak
"Apakah Cianpwee tahu jelas tentang Mo Kui Ceh Yi?"
tanyanya. "Sedangkan aku sendirL." ujar orang jubah merah tidak
menjawab pertanyaan Pek Yun Hui. "Juga boleh dibandingkan
dengan mereka itu." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oh?" Pek Yun Hui cuma manggut-manggut
"Pek Lie Hiap!" tanya orang berjubah merah mendadak
"Bagaimana menurut pendapatmu mengenai Souw Peng
Hai?" pertanyaan tersebut membuat Pek Yun Hui mengarah
Souw Hui Hong, sebab Souw Peng Hai adalah ayah Souw Hui
Hong. Gadis itu cuma mengerutkan kening, Pek Yun Hui
berpikir, kemudian berkata.
"llmu Kan Goan Cin Sin Kang Souw Peng Hai, memang
tiada duanya di kolong langit Kalau dia tidak berambisi ingin
menguasai rimba persilatan tentu kedudukannya sangat tinggi
dalam rimba persilatan."
"Apa yang Pek Lie Hiap katakan, itu cuma benar separuh,"
sahut orang berjubah merah sambil tertawa.
"Maksud Cianpwee?"
"Souw Peng Hai memang bertekad menguasai rimba
persilatan, maka mendirikan partai Thian Liong dan
mengumpulkan semua pesilat rimba persilatan pula, Tekadnya sungguh mengagumkan."
"Oh, ya?" Pek Yun Hui tampak acuh tak acuh.
"Maafl" ucap orang berjubah merah, "Nona Souw berada di
sini, tetapi aku membicarakan ayahnya."
"Tidak apa-apa. Silakan Cianpwee membicarakannya!"
ujar Souw Hui Hong dengan senyum paksa.
"Baik, aku akan melanjutkan." Orang berjubah merah
manggut-manggut "Sayangnya Souw Peng Hai masih belum
memiliki kepandaian tertinggi maka gagal mewujudkan
ambisinya, Lagi pula dia cuma dibantu oleh orang yang tak
berguna." "Oh?" Pek Yun Hui tersenyum Tapi anak buahnya juga
memiliki kepandaian tinggi."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha!" Orang berjubah merah tertawa. "ltu cuma
merupakan kepandaian cakar ayam Mengenai racun, anak
buah Souw Peng Hai hanya mengerti kulitnya "aja."
"Apakah Cianpwee tidak omong kosong?" tanya Pek Yun
Hui. "Aku tidak omong kosong," sahut orang berjubah merah.
"Kalau begitu....H Pek Yun Hui teringat seseorang, "Masih
ada satu orang lagi, apakah orang itu boleh digo!ongkan
sebagai orang luar biasa?"
"Siapa orang itu?"
"Tee Ju Liong." Pek Yun Hui memberitahukan
"Tec Ju Liong?" Orang berjubah merah itu tampak tertegun
"Siapa orang itu?"
jawaban tersebut membuktikan bahwa hilangnya Bee Kun
Bu, Lie Ceng Loan dan Sie Bun Yun tiada kaitannya dengan
orang berjubah merah. "Dia mantan kepala cabang ekspedisi Thian Liong."
"Pek Lie Hiep sedang omong bereanda!" Orang berjubah
merah itu tertawa panjang, "Orang semacam itu cuma
merupakan pesilat kelas rendah."
"Cianpwee!" Pek Yun Hui bangkit berdiri, "Kalau sudah
tiada urusan lain, kami mau mohon diri, sebab kami masih
punya urusan penting yang harus diselesaikan"Tunggu!" Orang berjubah merah menahannya, "Aku
mengundang Pek Lie Hiap ke mari, tentunya punya urusan
yang harus dirundingkan."
"Urusan apa?" tanya Pek Yun Hui sambil duduk kembali
"Sejak kecil aku belajar ilmu silat Setelah aku berusia
empat puluh, aku mendirikan suatu aliran," jawab orang
berjubah merah memberitahukan "Oleh karena itu, aku pun
punya ambisi seperti Souw Peng Hai."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oh?" Pek Yun Hui terkejut "Apa hubungannya ambisi
Cianpwee dengan kami?"
"Setahun yang lalu, aku mendirikan Kai Thian Kauw
(Agama Langit), otomatis aku adalah Kauw Cu." ujar orang
berjubah merah sambil tertawa. "Dalam setahun ini, sudah
banyak orang berkepandaian tinggi bergabung dengan kami,
Tapi hingga kini aku masih belum mendapat seseorang
yang bisa kuandalkan Pek Lie Hiap sudah sangat terkenal,
lagi pula bukan berasal dari partai mana pun Kalau Pek Lie
Hiap bersedia jadi wakil Kauw Cu, itu sungguh
menggembirakan kami semua."
Pek Yun Hui baru tahu, kalau orang berjubah merah
mengundangnya ke mari dikarenakan maksud tersebut
Terimakasih atas penghargaan Cianpwee terhadap diriku,
namun itu merupakan hal yang tak mungkin"
"Kenapa tidak mungkin" Apakah Pek Lie Hiap
menganggap kepandaianku masih tidak dapat menaklukkan
orang lain?" "Bagaimana kepandaian Cianpwee, aku sama sekali tidak
mengetahuinya Yang kumaksudkan itu adalah ambisi
Cianpwee, itu tak mungkin bisa terwujud."
"Apakah Pek Lie Hiap mengira Kai Thian Kauw kurang
terkenal?" tanya orang berjubah merah bernada tidak senang.
"Aku tidak mengatakan begitu," sahut Pek Yun HuL
"Pek Lie Hiap harus tahu, bahwa mulai sekarang Kai Thian
Kauw akan bergerak secara besar-besaran Tidak sampai
setahun, Kai Thian Kauw pasti tersohor di kolong langit Pada
waktu itu, Pek Lie Hiap pasti tahu, ambisiku pasti terwujud."
"Cianpwee punya ambisi itu, silakan mewujudkannya." ujar
Pek Yun Hui dan menambahkan, Tapi tidak perlu menyeret
kami ke dalamnya, Kami masih ada urusan penting, Maaf,
kami harus mohon diri."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui bangkit berdiri dan langsung menuju pintu,
Akan tetapi, pada waktu bersamaan, Ku Hut Leng Khong dan
Lan Si Tianglo sudah melesat ke arahnya, sekaligus
menghadang di depannya. "Apa maksud kalian menghadang di depanku?" tanya Pek
Yun Hui sambil mengerutkan kening.
sementara orang berjubah merah pun sudah bangkit dari
duduknya, lalu selangkah demi selangkah menghampiri Pek
Yun Hui. "Pek Lie Hiap!" ujarnya memberitahukan. "Lima orang di
dalam ruangan ini adalah tokoh Bu Lim yang amat terkenal,
namun mereka cuma merupakan wakil sektor, Kaiau engkau
mau bergabung, kedudukan wakil Kauw Cu untukmu, itu
merupakan suatu kebanggaan bagimu, kenapa malah
ditoIak?" "Pendirian orang berbeda," sahut Pek Yun Hui sing-kat.
"Pek Lie Hiap!" Orang berjubah merah tertawa dingin,
"Apakah engkau tidak mau minum arak peng-hormatan?"
"Memang tidak mau!" Pek Yun Hui juga tertawa dingin.
Kini mereka berdua sudah saling menantang, Orang
berjubah merah maju selangkah, kemudian mengibaskan
tangannya, Seketika segulung angin pukulan yang amat
dahsyat langsung mengarah pada Tay Meh Hiat di badan Pek
Yun Hui. jurus itu aneh bukan main, sebab orang jubah merah
menggunakan lengan jubahnya sebagai senjata, bahkan
penuh mengandung Lweekang.
"Bagus!" seru Pek Yun Hui. ia pun menjulurkan tangannya
menyambar ujung jubah itu.
Akan tetapi, orang berjubah merah segera berkelip dan
mendadak lengan jubahnya melembung bagaikan gumpalan
awan merah mengarah Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui terkejut, sebab Lweekang orang berjubah
merah itu amat luar biasa. Tak ayal lagi ia langsung
mendorongkan sepasang tangannya ke depan.
Bummml Terdengar suara benturan yang dahsyat sekali
Pek Yun Hui terdorong mundur dua langkah, sedangkan
orang berjubah merah cuma terdorong selangkah, kemudian
tertawa panjang. "Pek Lie Hiap, aku berani mengangkat diriku sebagai Kauw
Cu, tentunya tidak akan mengecewakan diri sendiri!" ujar
orang berjubah merah. "ltu urusan Cianpwee, tapi kenapa mendesakku harus jadi
wakil Kauw Cu?" tanya Pek Yun Hui gusar.
"ltu dikarenakan engkau berkepandaian tinggi dan sudah
terkenal, maka pilihanku jatuh padamu," sahut orang berjubah
merah. "Cianpwee tidak usah mengharapkan itu, sebab tidak
mungkin! Kalau Cianpwee mau bertarung, itu pun belum tentu
aku akan kalah. sebaliknya malah Cianpwee yang akan
menyesali sepasang mata orang berjubah merah menyorot ta-jam,
kemudian menatap Pek Yun Hui dalam-dalam seraya berkata.
"Pek Lie Hiap pasti mengira aku orang sesat yang tak tahu
aturan kan?" "Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin.
"Kalau Pek Lie Hiap berpikir begitu, berarti Pek Lie Hiap
telah salah!" ujar orang berjubah merah.
Kemudian orang berjubah merah melepaskan kedok di
mukanya, Pek Yun Hui memang ingin melihat muka orang
berjubah merah itu. Maka ketika kedok itu dilepas kan, Pek
Yun Hui segera memandang mukanya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
justru membuat Pek Yun Hui tertegun setelah
menyaksikan muka orang jubah merah itu, bahkan tampak
terbelalak pula. "Pek Lie Hiap!" ujar orang berjubah merah, "Kalau aku
berniat jahat terhadapmu, itu gampang sekali, namun aku
tidak mau melakukan itu! Kalau bukannya dulu aku tidak mau
berbuat jahat terhadap siapa pun, aku tidak akan
meninggalkan tempat tinggal yang dulu itu."
Setelah orang berjubah merah itu melepaskan kedoknya,
Pek Yun Hui dapat menduga siapa orang berjubah merah itu.
seandainya orang berjubah merah itu masih muda,
wajahnya pasti tidak berbeda dengan Maha iblis dan iblis Ke
dua. Karena itu, Pek Yun Hui yakin orang berjubah merah itu
adalah ayah mereka. Tidak salah! Orang jubah merah itu memang ayah tiga iblis
tersebut, yang sudah lama meninggalkan Mo Kui Ceh Yi.
"Eh?" Orang berjubah merah tereengang, "Kenapa Pek Lie
Hiap menatapku dengan cara begini" Apakah dulu Pek Lie
Hiap pernah melihatku?"
"Aku tidak pernah bertemu Cianpwee, tapi justru telah
bertemu putra-putri Cianpwee itu!" Pek Yun Hui
memberitahukan. "Apa?" Orang berjubah merah tampak terperanjat
kemudian menarik nafas panjang sambil mengge!enggelengkan kepala, "Aaaakh...!"
"Cianpwee tidak menyangka kalau aku telah bertemu
mereka kan?" Pek Yun Hui menatapnya lagi.
"Kini bagaimana mereka, aku juga sudah tidak bisa
membayangkannya." ujar orang berjubah merah sambil
menarik nafas lagi, "Naniun wajah mereka memang mirip
wajahku, maka tidak heran kalau begitu Pek Lie Hiap
menyaksikan wajahku, sudah tahu siapa aku ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Benar!" Pek Yun Hui mengangguk "Mereka memang
hampir serupa dengan Cianpwee!"
"Entah di mana Pek Lie Hiap bertemu mereka?"
"Di Mo Kui Ceh Yi!" sahut Pek Yun Hui dingin.
"Oh?" Orang berjubah merah tertawa gelak, "Tidak
disangka, Pek Lie Hiap juga bisa berdusta!"
"Aku berdusta apa?" tanya Pek Yun Hui.
"Yang bisa memasuki Mo Kui Ceh Yi, kecuali orang yang
telah bergabung di sana! Kalau tidak, bagaimana mungkin
dapat memasuki Mo Kui Ceh Yi dan bisa keluar dengan
selamal?" "Setelah Cianpwee bertemu dengan mereka, barulah
Cianpwee tahu kalau aku lidak berdusta!"
"Oh?" Orang berjubah merah mengerutkan kening.
"Cianpwee pereuma berada disini, sebab kedua putra
Cianpwee sedang ke Thai Ouw mencari Cianpwee |" ujar Pek
Yun Hui memberitahukan "Kenapa mereka ke Thai Ouw cari aku?" tanya orang jubah
merah keheranan "Ng!" Orang berjubah merah manggut-manggut, "Pek Lie
Hiap, saat ini engkau tidak mau jadi wakil Kauw Cu, itu tidak
apa-apa! Namun sebulan kemudian, aku ingin mohon
petunjukmu!" Pek Yun Hui lalui, kalau orang berjubah merah
memberikannya waktu satu bulan untuk mempertimbangkan
tentang ilu. ia pun tahu kalau orang berjubah merah itu tidak
boleh diremehkan, tapi juga panas dalam hati.
"SebuIan kemudian, Cianpwee akan ke mana mencariku
tanyanya dingin. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Manusia di mana pun akan bertemu, kenapa harus
menentukan tempat?" sahut orang jubah merah sambil
tertawa panjang. "Kalau Cianpwee masih mendesakku jadi wakil Kauw Cu,
pertemuan kita nanti pasti tidak menyenangkan0
"Tapi aku yakin pada waktu itu, engkau pasti bersedia
menjadi wakil Kauw Cu." ujar orang berjubah merah itu sambil
tersenyum. Ketika Pek Yun Hui ingin mengatakan sesuatu, Souw Hui
Hong telah menarik tangannya.
"Kakak Pek! Mari kita pergi!" ajaknya.
Pek Yun Hui mengangguk dan berpikir, itu adalah urusan
sebulan yang akan datang. Siapa tahu gurunya telah pulih dan
akan bertemu Na Siao Tiap pula, maka ia pun tidak akan takut
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghadapi orang tua berjubah merah yang akan
mendesaknya jadi wakil Kauw Cu.
"Kami mohon diri!" ucap Pek Yun Hui pada orang berjubah
merah. "Antar Pek Lie Hiap ke luar!" seru orang berjubah merah
lantang. Kemudian muncullah kedua anak yang rambut mereka
dikuncir ke atas, lalu mengantar Pek Yun Hui dan Souw Hui
Hong ke luar. Begitu keluar dari gua, tampak dua puluh empat pria
berdiri di situ dengan sikap hormat
"Pek Lie Hiap mau ke mana, kami bersedia meng-antar."
ujar mereka serentak "Kami akan mengikuti arus, Kalau kusuruh berhenti, kalian
harus berhenti," sahut Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya." Mereka mengangguk lalu menuju tepi pantai Pek Yun
Hui dan Souw Hui Hong mengikuti mereka dari belakang.
"Kakak Pek! bisik Souw Hui Hong. "Kenapa harus
mengikuti arus?" Pek Yun Hui cuma tersenyum, kemudian menariknya
menuju tepi sungai, Sete!ah naik ke atas rakit, tak lama rakit
melaju mengikuti arus sungai itu, Ketika matahari mulai terbit,
Pek Yun Hui menoleh ke belakang, pulau itu sudah tidak
tampak lagi Kira-kira seratus mil kemudian, mendadak Pek
Yun Hui berseru. "Cepat berhenti di tepi sungai!"
orang-orang yang mengantar mereka berdua langsung
mengangguk, Setelah rakit itu menepi, Pek Yun Hui menarik
Souw Hui Hong melesat ke darat, dan rakit itu pun melaju
pergi. "Kita harus segera ke Thai Ouw." ujar Pek Yun Hui.
"Ke Thai Ouw?" Souw Hui Hong tereengang "Apa-kah
hilangnya Bee Kun Bu dan lainnya ada hubungannya dengan
ke dua iblis itu?" "Belum bisa dipastikan," sahut Pek Yun Hui. "Yang jelas
tiada hubungannya dengan Kai Thian Kauw, Namun orang
berjubah merah itu pun pasti ke sana, maka kita harus sampai
di sana lebih duIu."
"Ooh!" Souw Hui Hong manggut-manggut, kemudian
mereka berdua meninggalkan tempat itu.
Di saat hari mulai menjelang senja, mereka sudah melihat
Thai Ouw yang amat indah itu, dan tak lama mereka sudah
sampai di tepi telaga. Akan tetapi, keadaan di tempat itu sepi sekali, tak tampak
seorang pun, Mereka pun tidak tahu ke dua iblis itu berada di
mana. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka berdiri di situ, Tak seberapa lama turunlah gerimis.
Mereka berdua terpaksa berteduh di bawah sebuah pohon. Di
saat itu tampak sebuah perahu kecil sedang melaju di tengahtengah telaga itu, dan dua orang nelayan duduk di depan dan
di belakang perahu tersebut
Souw Hui Hong segera melambai-lambaikan tangannya,
Kebetulan ke dua nelayan mengarah ke sana, Ketika melihat
ada dua gadis berdiri di bawah pohon, ke dua nelayan itu
terbelalak, lalu cepat-cepat menepikan perahu mereka.
Setelah menepi, ke dua nelayan bertambah terbelalak
saking kagumnya akan kecantikan Pek Yun Hui dan Souw Hui
Hong. "Tuan!" seru Souw Hui Hong sambil mengeluarkan
beberapa tael perak. "BoIehkah kami menyewa perahu itu"
Uang perak ini untuk kalian beli arak."
Begitu melihat uang perak itu, ke dua nelayan merasa
girang, sebab uang itu cukup untuk membeli dua buah perahu.
"Baik, Nona." sahut salah seorang nelayan.
Souw Hui Hong menyerahkan uang perak itu kepada
nelayan tersebut Ke dua nelayan mengucapkan terima kasih,
lalu meninggalkan perahu mereka.
Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong segera meloncat ke
perahu itu, kemudian memakai topi rumput yang ditinggalkan
ke dua nelayan, sementara hujanpun semakin deras.
Mereka berdua mengambil pengayuh, lalu mulailah
mengayuh, dan perahu itu pun mulai meluncur
"Nona Souw!" ujar Pek Yun Hui sambil memandang telaga
itu, "Begitu luas Thai Ouw ini, tidak gampang kita kitari dengan
perahu ini!" "Memang tidak salah." Souw Hui Hong tertawa. "Kupikir,
kalau ke dua iblis dan orang berjubah merah itu mau ke mari,
mungkin sejalan dengan kita, maka kita cukup berputar-putar
di sini saja." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Berputar-putar di sini?" Pek Yun Hui terbelalak, " Ya."
Souw Hui Hong mengangguk" Apabila mereka ke mari, kita
pasti melihat mereka."
"Ng!" Pek Yun Hui manggut-manggut.
Hujan deras itu membuat mereka tidak dapat melihat jauh
ke depan, sebab permukaan telaga itu sudah berkabut.
Berselang beberapa saat kemudian, Souw Hui Hong
yang duduk di sisi Pek Yun Hui langsung menyenggolnya,
"Hati-hati, ada orang datang!" bisiknya,
"Oh?" Pek Yun Hui memandang ke darat, tampak dua
sosok bayangan melesat ke pinggir telaga, Siapa ke dua
sosok bayangan itu" Pek Yun Hui tidak tahu, karena belum
dapat melihat jelas. ***** Bab ke 7 - Membekuk Maha iblis dan iblis Ke Dua
Ternyata ke dua sosok bayangan itu berhenti di pinggir
telaga, Pek Yun Hui sudah melihat jelas ke dua orang itu, ialah
Maha iblis dan iblis Ke dua.
"Hati-hati Nona Souw!" pesan Pek Yun Hui. "Ke dua orang
itu Maha iblis dan iblis Ke dua."
"Heil Nelayanl Cepul ke maii!" seru salah seorang itu.
Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong segera mengayuh
perahu itu ke tepi. Sebelum sampai di tepi, ke dua iblis itu
sudah meloncat ke perahu.
Tuan-tuan mau pesiar ke mana?" tanya Pek Yun Hui
dengan suara serak sambil menarik topi rumputnya yang lebar
itu ke bawah untuk menutupi mukanya.
Tidak usah banyak tanya!" bentak Maha Iblis. Turuti saja
perintahku!" Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong saling memandang,
kemudian mereka berdua pun mulai mengayuh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik!" ujar Maha iblis bernada gusar, "Jangan-jangan kita
sudah tertipu oleh wanita sialan itu!"
"Hm!" dengus iblis Ke dua. Tidak salah, Sudah tiga hari
kita sampai di sini dan bertanya ke sana ke mari, tapi tiada
seorang pun yang tahu mengenai orang tua kita!" Setelah kita
pulang ke Mo Kui Ceh Yi, aku akan menguliti ke tiga anak
muda itu!" Pek Yun Hui terheran-heran, sebab berdasarkan apa yang
mereka katakan, pertanda mereka sama sekali tidak tahu
kalau Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan dirinya sendiri sudah
berhasil meloloskan diri, Kalau begitu, tentunya juga tiada
hubungannya dengan hilangnya Bee Kun Bu dan lainnya.
"Tapi sangat mengherankan," ujar Maha iblis seakan
bergumam "Kelihatannya wanita sialan itu tidak berdusta,
Mungkin tempat tinggal orang tua kita amat ra-hasia, maka
kita belum menemukannya."
"Bagaimana rahasia pun pasti ada orang melihatnya,
namun tiada seorang pun melihat orang tua kita," sahut iblis
Ke dua. "Kita juga bersalah, karena belum bertanya jelas
sudah berangkat" "Ketika ayah kita meninggalkan Mo Kui Ceh Yi, kita masih
kecil." Maha iblis menarik nafas, "Entah ayah kita pernah
pulang atau tidak, dan apakah dia sudah punya isteri?"
"Kalau dia punya isteri, itu berarti akan punya anak." ujar
iblis Ke dua bernada terkejut "Mengenai Kui Goan Pit Cek,
mungkin tidak akan sampai di tangan kita."
"Hm!" dengus Maha iblis dingin, "Kalau ayah tidak
memberikan Kui Goan Pit Cek itu pada kita, maka kita pun
tidak perlu memperdulikannya sebagai ayah kita lagil"
Kemudian mereka berdua berbisik-bisik, kelihatannya
sedang merundingkan sesuatu dengan serius sekali, Setelah
itu, mendadak Maha iblis membentak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hei! Tahukah kalian ada seorang tua yang tinggal di Thai
Ouw ini?" "Orang tua yang tinggal di Thai Ouw ini?" Pek Yun Hui
balik bertanya dan pura-pura merasa heran.
"Ya." Maha iblis mengangguk "Engkau tahu?"
"Wah! Banyak sekali orang tua yang tinggal di Thai Ouw
ini, entah orang tua yang mana?" sahut Pek Yun Hui.
"Oooh!" Souw Hui liong bersikap seakan teringat sesuatu.
Suaranya juga dibikin serak
"Engkau tahu?" tanya iblis Ke dua cepat.
"Yang kalian maksudkan adalah Lo Sin Sian (Dewa Tua)
itu?" Souw Hui Hong balik bertanya.
"Lo Sin Sian apa?" Maha iblis tereengang
"Kakekku pernah bereerita, bahwa di tengah-tengah telaga
ini terdapat seorang Lo Sin Sian, Kalau tidak salah, tiga puluh
tahun yang lalu Lo Sin Sian itu ke mari," ujar Souw Hui Hong
memberitahukan. "benar." sahut Maha iblis dan iblis Ke dua serentak, "Yang
kami maksudkan memang Lo Sin Sian itu, Di mana tempat
tinggalnya" Cepat katakan!"
"Lo Sin Sian tinggal di Thai Ouw Pek Hoa Ciu. Apakah
kalian mau berobat ke sana?" tanya Souw Hui Hong.
"Kami ke sana bukan untuk berobat" sahut Maha iblis
sengit "Cepat katakan di mana Thai Ouw Pek Hoa Ciu itu"
"Di tengah-tengah telaga ini." Souw Hui Hong menunjuk ke
tengah telaga "Cepat antar kami ke sana!" bentak Maha Iblis.
"Ya." Souw Hui Hong mengangguk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Hui Hong dan Pek Yun Hui mulai mengayuh perahu
itu ke tengah, Ketika mendengar pembicaraan mereka, Pek
Yun Hui hampir tertawa geli.
Tak seberapa lama kemudian, tampak daratan di tengahtengah telaga tersebut Souw Hui Hong dan Pek Yun Hui
segera menepikan perahu itu.
"Sudah sampai." Souw Hui Hong memberitahukan.
"Rapatkan perahu ini ke sana!" ujar iblis Ke dua dan
bertanya, "Kok begitu dekat?"
"Memang sudah sampai," sahut Souw Hui Hong. ia pun
tersentak karena mengira iblis itu sudah tahu penyamarannya.
"Kami tidak berani terlampau merapatkan perahu ke sana,
sebab kalau Lui Sin Sian itu tidak senang kami akan ditiup
hingga sakit kepala."
"Omong kosong!" bentak Maha Fblis, lalu bersama iblis Ke
dua melesat ke daratan itu.
Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui menyentilkan jari
tengahnya, Ternyata ia telah menyerang mereka dengan
mutiara. Serangan yang mendadak itu membuat ke dua iblis tidak
dapat berkelit Mereka berdua jatuh di tepi telaga, karena Hun
Bun Hiat di punggung mereka terserang senjata rahasia Pek
Yun Hui. Ketika melihat Pek Yun Hui berhasil merobohkan ke dua
iblis dengan senjata rahasia tersebut, Souw Hui Hong melesat
ke tepi telaga, dan sekaligus menotok Tay Meh Hiat mereka.
Pek Yun Hui juga sudah meloncat ke tepi telaga, lalu
menuding ke dua iblis itu seraya membentak
"lblis! Kalian masih kenal aku?"
sebetulnya ke dua iblis itu gusar bukan main ketika
dirobohkan oleh senjata rahasia itu. Setelah Pek Yun Hui
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
membentak, barulah mereka tahu siapa yang melakukan
serangan gelap itu, dan betapa terkejutnya mereka ber-dua.
Sebab mereka tahu jelas, bahwa tenaga murni Pek Yun
Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan telah lenyap, dan ke tigatiganya dikurung di dalam ruang batu, Bahkan iblis Ke tiga
juga sudah pulang. Lalu cara bagaimana mereka meloloskan
diri dan memulihkan tenaga murni yang telah lenyap itu"
Pek Yun Hui menatap mereka dan yakin pula bahwa
hilangnya Bee Kun Bu serta lainnya tiada kaitannya dengan ke
dua iblis itu, Akan tetapi, karena ke dua iblis itu telah banyak
melakukan kejahatan, maka harus dilenyapkan
Namun setelah melenyapkan mereka, bagaimana dengan
Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu" Siapa yang mampu
menyembuhkan mereka"
"Kakak Pek!" ujar Souw Hui Hong yang telah menebak apa
yang sedang dipikirkan Pek Yun Hui. "Mereka telah banyak
melakukan kejahatan, lebih baik kita basmi!"
Usai berkata begitu, Siow Hui Hong langsung menyerang
ke dua iblis itu dengan jurus Siang Liong Cut Hai (Sepasang
Naga Keluar Dari Laut). Pek Yun Hui terkejut ketika melihat Souw Hui Hong telah
turun tangan, ia ingin mencegahnya tapi sudah terlambat,
sebab Souw Hui Hong telah menggerakkan pedangnya.
Pedang itu berkelebat dan seketika darah pun muncrat!
Ternyata telinga ke dua iblis itu telah lenyap, dan darah pun
terus-mengucur "Hm!"dengus SouwHui Hong dingin "Kalian berdua telah
banyak melakukan kejahatan, jadi harus disiksa perlahanlahan!"
Ketika mendengar Souw Hui Hong mengatakan begitu,
Pek Yun Hui sudah tahu maksudnya.
"Benar." sahut Pek Yun Hui. "Mereka berdua harus disiksa
perlahan-Iahan sampai mati!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui menggerakkan jari tangannya, dan seketika
juga ke dua iblis itu menjerit-jerit.
"Kematian kalian sudah berada di depan mata, kenapa
masih menjerit-jerit?" tanya Pek Yun Hui sambil menepuk
bahu mereka. "Hm!" dengus Maha Iblis, "Wanita busuk! Kalian jangan
sampai jatuh ke tangan kami lagi!"
"Masih berani banyak omong?" bentak Souw Hui Hong,
kemudian mendadak menggerakkan pedangnya untuk
menggores leher Maha Iblis. Darah pun mengalir seketika dan
membuat Maha iblis tidak berani bersuara lagi.
"Sudah cukup lama kami meninggalkan Mo Kui Ceh Yi,
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bahkan adik kalian itu pun sudah mampus!"
Begitu mendengar ucapan ilu, wajah ke dua iblis langsung
berubah pucat pias, dan mata mereka pun menyorotkan sinar
kebengisan "Namun kalian masih punya sedikit harapan untuk hidup!"
ujar Pek Yun Hui sambil menatap mereka tajam "ltu pun
tergantung pada kalian berdua!"
"Maksudmu?" tanya Maha Iblis.
"Ada beberapa orang telah gila karena perbuatan kalian!
Kalau kalian bersedia memberitahukan bagaimana cara
menyembuhkan mereka, aku pun akan melepaskan kalian!"
sahut Pek Yun Hui. "Engkau berkata sesungguhnya?" tanya Maha Iblis.
"Tentu sungguh!" Pek Yun Hui mengangguk
"Baik, kalau begitu! Bebaskan dulu jalan darah kami yang
tertotok!" ujar Maha Iblis.
"Sungguh pintar engkau!" Souw Hui Hong tertawa.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau totokan itu belum dibebaskan, bagaimana kami bisa
menyembuhkan mereka yang telah gila?" Maha iblis tertawa
dingin "Engkau cukup memberitahukan caranya sa|a! Biar kami
yang menyembuhkan mereka!" ujar Pek Yun Hui.
"Kami tidak bisa memberitahukan!" tegas Maha Iblis.
"Oh, ya?" Souw Hui Hong tertawa dingin, "Keadaan kalian
sudah begini, masih berani keras kepala?"
Gadis itu melintangkan pedangnya di tenggorokan Maha
Iblis, Tergoreslah tenggorokan Maha iblis itu, dan darahnya
pun mengalir "Wanita jalang!" bentak Maha iblis mencacinya, "Mau
bunuh silakan, aku tidak takut mati!"
"Membunuhmu sama juga mengotori tanganku!" ujar Souw
Hui Hong dingin, "Biar engkau mati sendiri sajal"
Souw Hui Hong mengayunkan kakinya menendang Maha
Iblis, seketika tubuh Maha iblis melayang ke telaga.
Byuuur! Badan Maha iblis itu jatuh di air, lalu tenggelam
perlahan-lahan, Karena masih dalam keadaan tertotok, maka
dia tidak bisa bergerak sama sekali.
"Sekarang giliranmu!" Pedang Souw Hui Hong menuding
iblis Ke dua, "Engkau mau beritahukan atau tidak cara
penyembuhan itu?" "Aaakh!" iblis Ke dua menarik nafas lalu memberitahukan
"Di Ko Kui Ceh Yi terdapat semacam rumput yang bisa
memulihkan kesadaran orang-orang itu."
"Engkau membawa rumput itu?" tanya Souw Hui Hong
cepat "Ya." iblis Ke dua mengangguk "Aku membawa sebatang."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sebatang rumput itu bisa menyembuhkan berapa orang?"
tanya Pek Yun Hui. "Cepat katakan! Kalau tidak, nyawamu
pasti melayang!" "Sebatang rumput itu mempunyai tujuh helai daun, dan
setiap helai dan daun bisa menyembuhkan satu orang." iblis
Ke dua itu memberitahukan
"Kenapa pada punggung masing-masing orang gila itu ada
semacam tanda?" tanya Pek Yun Hui mendadak.
"Itu...." Air muka iblis Ke dua tampak berubah, "ltu bekas
pukulan, tidak apa-apa, tidak akan mempengaruhi apa pun."
Pek Yun Hui tahu kalau iblis Ke dua itu berdusta.
Segeralah ia membentak sekaligus mengancam.
"Engkau mau cari mati?"
"Memang begitu, Urusan sudah jadi begini bagaimana
mungkin aku berdusta?" sahut iblis Ke dua sambil menarik
nafas panjang. "Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin, Kemudian ia
menghunus pedangnya dan diarahkan pada tenggorokan iblis
Ke dua. "Engkau.,." Wajah iblis Ke dua pucat pias. "Engkau sudah
berjanji tidak akan membunuhku kan?"
Pek Yun Hui tidak menyahut, melainkan mendadak
menyobek lengan baju iblis Ke dua itu dengan ujung
pedangnya. Breeet! Lengan baju iblis Ke dua tersobek. Ternyata
lengan iblis Ke dua diikat dengan sebuah kantong kulit
kambing, sesuai dengan apa yang dikatakan Sie Bun Yun.
Pek Yun Hui mengambil kantong kulit kambing itu, lalu
dilempar ke arah telaga dan sekaligus disambit nya dengan
senjata rahasia. Plok! Plok! Ke dua kantong kulit kambing itu tersobek, lalu
jatuh ke telaga itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah itu, Pek Yun Hui memeriksa badan iblis Ke dua.
Memang terdapat sebuah kotak kecil di dalam bajunya.
Pek Yun Hui mengambil kotak itu membukanya. Di
dalamnya berisi sebatang rumput yang berdaun tujuh helai
Pek Yun Hui merasa girang, dan segera menutup kembali
kotak itu lalu disimpan ke dalam bajunya.
Kini Pek Yun Hui telah memperoleh rumput itu, maka ia
membebaskan totokan di badan iblis Ke dua. Setelah bebas
dari totokan itu, mendadak iblis Ke dua menyerang Pek Yun
Hui dengan sebuah pukulan dahsyat
Pek Yun Hui bersiul panjang, lalu melancarkan sebuah
pukulan menyambut pukulan iblis Ke dua.
Plaaak! Terdengar suara benturan keras.
"Aaakh...!" jerit iblis Ke dua. Mulutnya menyemburkan
darah segar Ternyata Pek Yun Hui menggunakan ilmu Toa
Pan Yok Kian Kang untuk melancarkan pukulannya tadi.
Walau iblis Ke dua sudah terluka parah. Namun ia masih
mampu melotot ke arah Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong,
Setelah itu barulah ia melangkah pergi dengan tertatih tatih.
"Ha ha!" Souw Hui Hong tertawa, "Kini iblis itu baru tahu
rasa!" Pek Yun Hui juga tertawa, sebab dengan adanya rumput
itu, gurunya dan Kun Lun Sam Cu pasti sembuh.
Akan tetapi, Pek Yun Hui tetap bingung dan cemas,
sebetulnya Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Sie Bun Yun ke
mana" Kenapa mereka sama sekali tiada meninggalkan
jejak?" "Nona Souw, kita terpaksa harus kembali ke kota Ceng
Kang," ujar Pek Yun Hui
"Kembali ke Kota Ceng Kang?" Souw Hui Hong terbelalak
"Memangnya kenapa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau ingin mencari Bee Kun Bu dan lainnya, kita harus
mulai dari kota itu,"
"Oooh! Souw Hui Hong manggut-manggut Mereka segera
berangkat ke kota Ceng Kang, sementara hari sudah mulai
gelap, Setelah tujuh delapan mil kemudian, mendadak Pek
Yun Hui berhenti seraya berseru.
"Celaka!" "Ada apa?" Souw Hui Hong terkejut, karena menyaksikan
air muka Pek Yun Hui berubah hcbat.
"Kita tidak mempedulikan Maha iblis yang tenggelam di
telaga itu. Dia memiliki Lweckang tinggi tentunya masih
mampu menutup pernafasan," jawab Pek Yun Hui
memberitahukan "Apa yang kita takutkan" Dia sama sekali tidak bisa
bergerak, maka pasti mati di dasar telaga itu," sahut Souw Hui
Hong sambil menarik nafas lega.
Takut sih tidak, Cuma khawatir iblis Ke dua akan
menolongnya setelah kita meninggalkan tempat itu," ujar Pek
Yun Hui dan menambahkan "Seandainya Maha iblis itu mati,
namun iblis Ke dua itu masih hidup, tentunya dia akan
melakukan serangan gelap terhadap kita, inilah yang
kukhawatirkan." "Kalau begitu...." Wajah Souw Hui Hong berubah. "Kita
harus segera kembali ke sana untuk melihat keadaan di sana."
"Ayoh, mari kita cepat ke sana!" sahut Pek Yun Hui
Mereka berdua langsung mengerahkan ginkang kembali
ke Thai Ouw, Tak lama mereka sudah sampai di tempat itu
Kini telaga itu tampak tenang sekali
Ketika Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong baru menarik
nafas lega, mendadak di permukaan telaga tampak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bergelembung-gelembung. Segeralah Pek Yun Hui menarik
Souw Hui Hong bersembunyi
Di saat mereka bersembunyi dipermukaan telaga itu
muncul dua orang, yang tidak lain adalah ke dua iblis itu.
Tak seberapa lama kemudian, ke dua iblis itu sudah naik
ke darat, Tempat itu hanya beberapa depa dari tempat
persembunyian Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong namun ke
dua iblis itu sama sekali tidak tahu kalau ke dua gadis itu
berada di dekat mereka. Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong tampak tegang sekali
Mereka berdua tidak berani melakukan serangan gelap,
karena khawatir Maha iblis akan batas menyerang dengan
racun pelenyap tenaga murni Mereka tetap diam sambil
menahan nafas. "Kakak!" ujar iblis Ke dua penuh kegusaran "Kali ini kita
betul-betul dipecundangi orang!"
"Bagaimana cara engkau meloloskan diri?" tanya Maha
Iblis. "Kedua wanita sialan itu telah merusak kantong kulit
kambing, bahkan mengambil rumput berdaun tujuh itu.
Setelah itu, barulah menjelaskan totokan ditubuhku," jawab
iblis Ke dua memberitahukan "Aku langsung menyerang, tapi
malah terluka berat."
"He he!" Maha iblis tertawa aneh, "Jangan takuti Mereka
sama sekali tidak menduga kalau engkau akan menolongku
Kalau mereka melihat aku, pasti terperanjat Hmm! Apabila
mereka berdua jatuh ditanganku, pasti kupermak mereka
habis-habisan." "Mereka harus kita siksa pelan-pelan, jangan langsung kita
bunuh!" ujar iblis Ke dua dengan bengis.
"Mereka pasti belum pergi jauh, mari kita kejar mereka!"
ajak Maha IbIis. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kita memang harus mengejar mereka!" sahut iblis Ke dua
penuh dendam "Mereka telah membunuh adik kita...."
"Apa?" Maha iblis terkejut bukan main, "Benarkah mereka
telah membunuh adik kita?"
"Kedengarannya sih benar." iblis Ke dua mengangguk
"Maka kita harus menuntut balas!"
"Memang harus." Maha iblis manggut-manggut Mereka
berdua lalu meninggalkan tempat itu.
Setelah mereka pergi, barulah Pek Yun Hui dan Souw Hui
Hong ke luar dari tempat persembunyian
"Akh!" Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala,
"Karena kecerobohan kita, akhirnya kita pun harus selalu
berjaga-jaga." "Yang penting, kita harus menghindari mereka," sahut
Souw Hui Hong. "Sewaktu-waktu kita pasti bertemu mereka." Pek Yun Hui
menarik nafas, "Seharusnya kita bunuh mereka, jadi tidak ada
masalah ini lagi!" "Yang memiliki kantong kulit kambing itu cuma Maha Iblis,
lagi pula racun yang di dalam kantong kambing itu tidak akan
bertahan lama, maka kita tidak perlu begitu cemas, sekarang
kita kembali ke kota Ceng Kang saja menyelidiki jejak Bee
Kun Bu dan lainnya."
"Kalau kita berangkat sekarang, sungguh membahayakan." sahut Pek Yun Hui sambil menggelengkan
kepala. "Kalau begitu...." Pikir Souw Hui Hong sejenak dan
melanjutkan "Kita melanjutkan perjalanan saja menggunakan
perahu itu." "Cuma itu jalan satu-satunya." Pek Yun Hui mengangguk
"itu agar kita tidak berpapasan dengan ke dua iblis itu,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka berdua meloncat ke dalam perahu. Tak lama
perahu itu pun mulai melaju mengikuti arus.
Kini Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong sudah tiba di pinggir
Kota Ceng Kang, Mereka membeli dua ekor kuda, lalu
menunggang kuda memasuki kota tersebut Akan tetapi,
sepanjang jalan mereka tidak menemukan sesuatu yang
mencurigakan sedangkan hari sudah terang.
Ketika mereka berada di luar kota itu, tampak Ku Hut Leng
Khong menghampiri mereka, lalu menjura hormat
sebetulnya Pek Yun Hui dan Ku Hut Leng Khong saling
bermusuhan, tapi ketika melihat Pek Yun Hui, laki-laki itu
menjura hormat Maka Pek Yun Hui manggut-manggut dengan
wajah dingin. "Taysu!" tanya Souw Hui Hong mendadak "Apakah di
dalam Kota Ceng Kang masih ada orang lain yang
berkepandaian tinggi?"
"Tidak ada," jawab Ku Hut Leng Khong dan tampak
tertegun "Apakah Taysu pernah bertemu dengan orang
berkepandaian tinggi kaum Bu Lim?" tanya Souw Hui Hong
lagi. "Wanita iblis yang malang melintang di rimba persilatan
Giok Siauw Sian Cu itu telah bertarung denganku semalam."
Ku Hut Leng Khong memberitahukan.
"Taysu bilang apa?" Pek Yun Hui tertegun, "Giok Siauw
Sian Cu?" Tidak salah," sahut Ku Hut Leng Khong, Pek Yun Hui tahu
sudah terjadi sesuatu, karena sebelum meninggalkan gunung
Kwat Cong San, ia telah berpesan pada Giok Siauw Sian Cu,
Kim Eng Hauw dan Pang Siu Wie harus menjaga baik-baik Na
Hai Peng serta Kun Lun Sam Cu.
Kini Giok Siauw Sian Cu malah muncul di kota ini, tentunya
telah terjadi sesuatu di gunung Kwat Cong San.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau bertemu dengannya di mana dan dia berada di
mana sekarang?" tanya Pek Yun Hui sambil menatap Ku Hut
Leng Khong. "Aku bertemu dengannya di sebuah pekuburan yang tak
jauh dari sini," jawab Ku Hut Leng Khong dan menambahkan
"Tetapi aku tidak tahu dia berada di mana sekarang."
"Terimakasih," ucap Pek Yun Hui sambil melarikan kuda
nya. "Nona Souw, cepat ikut aku!"
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Souw Hui Hong segera mengikutinya, Namun ia terheranheran sebab ia sama sekali tidak tahu tentang Giok Siauw
Sian Cu yang menjaga Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu.
"Kakak Pek! Kenapa engkau begitu terburu-buru menuju
tempat kuburan itu" Apakah Giok Siauw Sian Cu ada
hubungannya dengan hilangnya Bee Kun Bu dan lainnya?"
tanya Souw Hui Hong heran.
Tidak ada hubungan dengan mereka," jawab Pek Yun Hui
memberitahukan "Tapi pasti telah terjadi sesuatu di gunung
Kwat Cong San." Kemudian Pek Yun Hui menutur tentang itu. Setelah
mendengar penuturan itu, Souw Hui Hong malah bergumam.
"Entah Bee Kun Bu berada di mana" itu sungguh
mencemaskan orang." "Engkau tidak usah cemas!" Pek Yun Hui tersenyum getir,
"Hilangnya mereka itu tiada sangkut pautnya dengan ke dua
iblis itu, Maka Bee Kun Bu dan lainnya tidak akan celaka. Kita
pun tidak tahu harus ke mana mencari mereka, Cemas pun
tiada gunanya." "Aaakh...!" keluh Souw Hui Hong dengan mata berkacakaca.
Berselang beberapa saat kemudian, mereka sudah
memasuki sebuah rimba. Tampak sebuah kuburan yang amat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
besar di sana, Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong meloncat
turun dari punggung kuda, lalu mendekati kuburan itu,
Ternyata itu adalah kuburan tua. Hembusan angin di tempat
itu merindingkan Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong, namun
tidak tampak apa pun. ***** Bab ke 8 - Giok Siauw Sian Cu Menemui Ajalnya
Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong saling memandang, Pek
Yun Hui mengerutkan kening dan kemudian berteriak
"Apakah ada orang di sini?"
Pek Yun Hui berteriak berulang kali, tapi sama sekali tidak
ada suara sahutan di tempat itu, Ketika Pek Yun Hui mau
berteriak lagi, mendadak terdengar suara rintihan di belakang
kuburan "Siapa?" tanya Souw Hui Hong.
Pek Yun Hui juga sudah mendengar suara rintihan itu.
Secepat kilat melesat ke belakang kuburan. Souw Hui Hong
juga melesat ke sana. Setelah berada di belakang kuburan itu, hati Souw Hui
Hong tersentak, karena melihat noda-noda darah, sedangkan
Pek Yun Hui membungkukkan badannya di hadapan seorang
wanita, Wajah wanita itu pucat pias, yang tidak lain adalah
Giok Siauw Sian Cu. Tangannya masih menggenggam suling giok, tapi cuma
tinggal separuh, dan sepasang matanya telah redup.
Perlahan-lahan Souw Hui Hong mendekati mereka, dan
tak lama barulah berkata.
"Bagaimana dia?"
"Lukanya sudah parah sekali," sahut Pek Yun Hui sambil
menggeleng-gelengkan kepala, "Aku telah mengerahkan Toa
Pan Yok Hian Kang ke dalam tubuhnya, entah bermanfaat
atau tidak," KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oh?" Souw Hui Hong terkejut
Berselang beberapa saat kemudian, bibir Giok Siauw Sian
Cu mulai bergerak mengeluarkan suara rintihan
"Kakak Pek! Apakah dia dilukai oleh Hweeshio itu?" tanya
Souw Hui Hong. "Menurutku bukan." Pek Yun Hui menggelengkan kepala,
"Ku Hut Leng Khong mengira aku akan bersedia jadi wakil
Kauw Cu, maka dia sangat menghormatiku Apabila dia yang
melukai Giok Siauw Sian Cu, tentunya dia tidak berani
memberitahukan kepadaku tentang ini. Giok Siauw Sian Cu
terluka sedemikian parah, sudah pasti ada sebab lain."
sementara setelah merintih lirih, mata Giok Siauw Sian Cu
tampak agak bersinar, dan wajahnya mulai sedikit memerah.
Menyaksikan keadaan gadis itu, giranglah Pek Yun Hui
dan Souw Hui Hong. Namun kemudian mereka berdua
mengerutkan kening, sebab wajah Giok Siauw Sian Cu
semakin memerah, yang menandakan ajal Giok Siauw Sian
Cu telah tiba. Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong tampak berduka sekali,
Mata mereka pun mulai basah.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Pek Yun Hui.
Giok Siauw Sian Cu menarik nafas panjang, Matanya
memandang Pek Yun Hui dan menyahut terputus-putus.
"Aku tahu,., aku tahu sudah mau mati."
"Jangan omong sembarangan!" ujar Pek Yun Hui dengan
air mata meleleh. "Tay Kong Cu, engkau tidak usah... tidak usah
menghiburku!" "Giok Siauw Sian Cu! Kenapa engkau meninggalkan
gunung Kwat Cong San" Bagaimana guru, Kun Lun Sam Cu
dan lainnya?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Telah... telah terjadi sesuau.,.," sahut Giok Siauw Sian Cu
sambil memandang jauh ke depan, "Bee Kun Bu, Lie Ceng
Loan semua..." Pek Yun Hui terkejut ketika mendengar Giok Siauw Sian
Cu menyebut nama Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.
"Tuturkanlah apa yang telah terjadi!" katanya sambil
memegang bahu Giok Siauw Sian Cu.
"Aku... aku akan menuturkannya...." Suara Giok Siauw
Sian Cu makin lemah, lalu menggenggam tangan Pek Yun Hui
erat-erat seraya melanjutkan, "Tay Kong Cu, aku... aku telah
bersalah... bersalah terhadapmu."
"Jangan omong begitu, cepatlah engkau tuturkan kejadian
itu!" ujar Pek Yun Hui gugup, sebab Giok Siauw Sian Cu ibarat
merupakan lampu kehabisan minyak
"Aku...." Giok Siauw Sian Cu tidak melanjutkan, kepalanya
telah terkulai dan sepasang matanya mendelik
Ternyata Giok Siauw Sian Cu telah mati. Pek Yun Hui dan
Souw Hui Hong tertegun beberapa saat lamanya, Setelah itu,
barulah Pek Yun Hui mengusap sepasang mata Giok Siauw
Sian Cu agar terpejam. Wanita yang malang melintang di rimba persilatan tak
pernah menemukan lawan, kemudian bertemu Bee Kun Bu,
sehingga timbul pula rasa cintanya, Akan tetapi, akhirnya
justru mati di belakang kuburan tua.
"Aaakh!" Pek Yun Hui menarik nafas. "Kita tetap terlambat
selangkah ke mari, sehingga kita tidak tahu apa yang lelah
terjadi di gunung Kwat Cong San. Siapa yang membunuh Giok
Siauw Sian Cu, kita pun tidak mengetahuinya, Belum juga kita
mengungkap hilangnya Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Sie
Bun Yun, kini malah timbul urusan lain lagi."
"Kakak Pek!" ujar Souw Hui Hong. "Sebelum
menghembuskan nafas penghabisan kenapa Giok Siauw Sian
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Cu menggenggam tanganmu sambil mengatakan telah
bersalah padamu?" "Entahlah." Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala,
"Aku pun tidak mengerti, Namun dia juga menyinggung Bee
Kun Bu dan Lie Ceng Loan, tentunya mereka berkaitan
dengan kejadian di gunung Kwat Cong San."
"Oh?" Souw Hui Hong mengerutkan kening.
"Aaakh...!" Pek Yun Hui menarik nafas panjang, "Entah
apa yang telah terjadi di gunung Kwat Cong San" Kita sama
sekali tidak mengetahuinya."
"Ketika aku pergi ke gunung Kwat Cong San, justru tidak
menyelidiki tempat itu." ujar Souw Hui Hong sambil
menggeleng-gelengkan kepala.
"Oh ya!" Pek Yun Hui menatapnya. "Ketika engkau tiba di
depan gua Thian Kie Cinjin, apakah engkau tidak bereuriga
menyaksikan kehancuran gua itu?"
Tentunya aku bereuriga," sahut Souw Hui Hong.
"Apakah engkau tidak melihat ke sekitar tempat itu?" tanya
Pek Yun Hui lagi. "Ada." Souw Hui Hong mengangguk
"Engkau menemukan sesuatu di sana?"Pek Yun Hui
tampak serius. "Aku.,,." Souw Hui Hong berpikir keras.
"Kalau engkau melihat sesuatu yang mencurigakan,
katakan saja! jangan ragu!" ujar Pek Yun Hui. "Siapa tahu kita
akan menemukan titik terangnya."
"Setelah kupikirkan, hanya ada satu hal yang
mencurigakan," sahut Souw Hui Hong.
"Hal apa?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ketika sampai di depan gua Thian Kie, aku merasa heran
kenapa gua itu bisa hancur tidak karuan begitu" Oleh karena
itu, aku memeriksa tempat-tempat di sekitarnya..." Souw Hui
Hong memberitahukan "Kira-kira sepuluh mil ada sebuah
lembah...." "Kemudian bagaimana?" tanya Pek Yun Hui tegang.
"Lembah itu terdapat banyak pohon, tapi-" Souw Hui Hong
mengerutkan kening. "Kenapa?" "Pohon-pohon di lembah itu tampak seperti ter-bakar."
"ltu pasti akibat dari panah api." ujar Pek Yun Hui tak
tertahan "Apa panah api itu?" tanya Souw Hui Hong heran.
"Nanti akan kujelaskan sekarang lanjutkan dulu
penuturanmu!" sahut Pek Yun Hui.
"Karena itu...." Lanjut Souw Hui Hong, "Aku merasa heran
dan memasuki lembah itu ... Oh ya! Ada dua buah batu besar
di situ, yang kelihatannya telah retak, bahkan tampak ada
bekas telapak tangan di batu itu."
Pek Yun Hui tahu, bahwa itu adalah lembah Cu Ngu.
Berarti sebelum Souw Hui Hong tiba di sana, sudah terjadi
sesuatu, Namun tidak tahu apa yang telah terjadi.
"Engkau tidak melihat siapa pun di dalam lembah itu?"
tanya Pek Yun Hui. "Tidak." Souw Hui Hong menggeleng kepala, "Tapi melihat
sebuah sarung tangan kulit."
"Mungkinkah Mo Kui Ceh Yi mengutus orang ke sana
lagi?" gumam Souw Hui Hong setelah mendengar Pek Yun
Hui menjelaskan tentang panah api dan sarung tangan kulit
milik Pang Siu Wie. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Setelah kami bertiga di kurung, kemungkinan besar tiga
iblis itu mengutus orang ke gunung Kwat Cong San," ujar Pek
Yun Hui dan menambahkan "Tapi itu tidak mungkin, sebab
tiga iblis itu telah berangkat ke Thai Ouw, Jangan-jangan telah
muncul musuh tangguh lain di gunung Kwat Cong San."
Mereka berdua berpikir keras, namun tidak dapat
memecahkan kejadian itu. Akhirnya mereka mengubur mayat
Giok Siauw Sian Cu di bawah sebuah pohon dengan air mata
berderai-derai. Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara di belakang
mereka, Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong terkejut dan segera
meno)eh. " "Pek Lie Hiap!" ternyata Ku Hut Leng Khong.
Begitu melihat Hweeshto itu, timbullah kecurigaan Pek Yun
Hui. ia maju selangkah seraya bertanya.
"Apakah Taysu yang melukai Giok Siauw Sian Cu?"
"Tidak," Ku Hut Leng Khong tampak tertegun "Aku tahu
kalau dia orangmu, maka bagaimana mungkin aku berani
melukainya?" "Kalau begitu, kenapa Taysu ke mari?" Pek Yun Hui
menatapnya tajam. "Maaf!" Ku Hut Leng Khong segera menjura, "Kauw Cu
akan segera ke mari menemui Pek Lie Hiap!"
"Lho?" Pek Yun Hui heran, "Aku dengan dia sudah ada
janji, bahwa sebulan kemudian baru bertemu, kenapa
mendadak ingin menemuiku di sini?"
"Aku cuma melaksanakan perintah Harap Pek Lie Hiap
jangan ke mana-mana! Apa sebabnya Kauw Cu ingin
menemui Pek Lie Hiap di sini, aku sama sekali tidak
mengetahuinya." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah mendengar Kai Thian Kauw Cu akan menemuinya di tempat ini, hati Pek Yun Hui tersentak, dan
sekaligus mengambil keputusan
"Maaf! Aku masih ada urusan lain," ujar Pek Yun Hui
sambil memberi isyarat pada Souw Hui Hong.
Gadis itu sudah tahu apa maksud Pek Yun Hui, maka
segeralah ia menghunus pedangnya, dan langsung
menyerang Ku Hut Leng Khong seraya membentak
"Cepat minggir!"
Ku Hut Leng Khong berkelit, namun Pek Yun Hui pun telah
menyerangnya pula dengan pedang, itu membuat Ku Hut
Leng Khong terpaksa meloncat ke samping, Pek Yun Hui dan
Souw Hui Ho'ng pun langsung melesat pergi.
"Harap berhenti, Pek Lie Hiap!" teriak Ku Hut Leng Khong.
Begitu mendengar suara itu, Pek Yun hui merasakan
adanya angin pukulan di belakangnya.
Pek Yun Hui tahu betapa lihaynya ilmu pukulan Pek Tok
Ciang (Pukulan Seratus Racun) milik Ku Hut Leng Khong itu,
karena khawatir Souw Hui Hong tidak dapat bertahan, maka ia
pun segera mengibaskan tangannya ke arah Souw Hui Hong,
agar gadis itu mundur ke samping. seketika juga Ku Hut Leng
Khong meloncat mundur "Engkau ingin bertarung denganku?" tanya Pek Yun Hui.
"Tidak berani," sahut Ku Hut Leng Khong sambil menjura.
Pada waktu bersamaan, muncul tiga orang di belakang
Pek Yun Hui. Salah seorang dari mereka ialah Lan Sia Tiangle
sedangkan yang dua orang lagi Pek Yun Hui belum mengenal,
namun pernah melihat mereka di Pulau Emas.
Kemunculan mereka secara tidak langsung telah
mengurung Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong. Pek Yun Hui
memang tidak gentar menghadapi mereka. Tapi kalau
menerjang ke luar, juga harus memakan waktu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau kalian tidak berani bertarung denganku kenapa
mengurung kami di sini?" bentak Pek Yun Hui.
"Kami mengurung Pek Lie Hiap tidak bermaksud jahat,
hanya ingin menunggu kemunculan Kauw Cu menemui Pek
Lie Hiap," sahut mereka berempat serentak
"Aku sudah bilang tadi, bahwa kami masih punya urusan
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
penting lain, Kalau kalian tidak menyingkir jangan
menyalahkan jika aku bertindak terhadap kalian!" ujar Pek Yun
Hui. Mendadak Pek Yun Hui menggerakkan pedangnya
menyerang empat orang itu. Mereka berempat terpaksa
berkelit, Pek Yun Hui bersiul panjang, kemudian tampak sinar
pedangnya berkelebatan Akan tetapi, kali ini ia tidak
menyerang mereka, melainkan membentak sengit "Di antara
kalian, siapa yang mampu menangkis seranganku?"
Ternyata barusan Pek Yun Hui memperlihatkan ilmu
pedangnya, yaitu ilmu pedang tingkat tertinggi Setelah
menyaksikan ilmu pedang itu, mereka berempat saling
memandang dengan mulut membungkam.
Mereka tahu, apabila serangan itu di arahkan pada
mereka, paling sedikit juga ada dua orang yang terluka. Lalu
kenapa Pek Yun Hui tidak menyerang mereka" Tidak lain
karena memikirkan Souw Hui Hong. Kalau ia menyerang
mereka, tentunya salah seorang di antara mereka pasti
menyerang Souw Hui Hong, dan tidak mungkin gadis itu
mampu melawannya, Oleh karena itu, Pek Yun Hui cuma
bergerak memperlihatkan ilmu pedangnya.
"Siapa di antara kalian berani menghadang kepergian
kami, aku pasti turun tangan!" ujar Pek Yun Hui dingin.
Usai berkata begitu, Pek Yun Hui segera menarik Souw
Hui Hong meninggalkan tempat itu, sehingga membuat
mereka berempat jadi serba salah, Di saat bersamaan
terdengarlah suara siulan panjang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika mendengar suara siulan itu, Pek Yun Hui tertegun
Tak lama muncullah sosok bayangan di hadapan kuburan
kuno itu, yang tidak lain adalah Kai Thian Kauw Cu, kemudian
bertambah lagi dua orang.
Begitu melihat dua orang itu, wajah Pek Yun Hui beruban.
Kenapa" Ternyata ke dua orang itu Maha iblis
dan iblis Ke dua. Hening seketika suasana di tempat itu, hanya terdengar
suara desiran angin, Kemudian mendadak ke dua iblis itu
membentak sambil melangkah maju, Namun seketika itu juga
tampak bayangan merah menghadang di hadapan mereka.
Tunggu!" Ternyata Kai Thian Kauw Cu yang mencegah ke
dua putranya maju. "Kauw Cu!" ujar Pek Yun Hui. "Bukankah kita sudah
berjanji, sebulan kemudian baru bertemu" Kok sekarang baru
tiga hari Kauw Cu sudah ke mari menemuiku" Apa tujuan
Kauw Cu?" "Pek Lie Hiap!" Kai Thian Kauw Cu tertawa panjang, "Aku
ke mari karena ada urusan lain."
"Urusan apa?" tanya Pek Yun Hui.
"Berdasarkan apa yang dikatakan Pek Lie Hiap, Kui Goan
Pit Cek berada padaku, Entah bagaimana Pek Lie Hiap
menjelaskan?" sahut Kai Thian Kauw Cu sambil menatapnya
tajam. "Sebetulnya aku cuma omong kosong pada waktu itu." Pek
Yun Hui tertawa, "Tak disangka justru ada orang mempereayai
omonganku itu." Wajah ke dua iblis itu langsung berubah kehijau-hijauan
Kemarahan mereka sudah memuncak, hanya tunggu meledak
saja. "Hm!" dengus Kai Thian Kauw Cu. "Pek Lie Hiap, apakah
benar putriku mati ditanganmu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kejahatan mereka sudah melampaui batas, jadi
bagaimana mungkin tidak benar?" sahut Pek Yun Hui dingin.
"Ayah!" desak ke dua iblis itu. "Kok belum mau turun
tangan?" "Sabar!" Wajah Kai Thian Kauw Cu sudah berubah tak
sedap dipandang, "Kalian berdua mundur du!u!"
Ke dua iblis itu terpaksa mundur dengan wajah penuh
kegusaran, Bahkan mereka berdua pun melotot pada Pek Yun
Hui. sedangkan Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong sudah tahu,
kalau diri mereka berdua dalam bahaya, Menghadapi salah
satu iblis itu sudah kewalahan, apalagi harus menghadapi
mereka semua. "Pek Liel Hiap, engkau telah membunuh putriku di Mo Kui
Ceh Yi, otomatis kita pun sudah jadi musuh." ujar Kai Thian
Kauw Cu, tapi kemudian menambahkan "Tapi aku sangat
menyukai orang berbakat Maka kalau engkau bersedia
menjadi wakil Kauw Cu, semua itu dapat dihapuskan"
Sebelum Pek Yun Hui menyahut, ke dua iblis itu sudah
mencak-mencak sambil berteriak-teriak.
"Ayah! itu mana boleh?"
"Kalian tahu apa?" bentak Kai Thian Kauw Cu.
Ke dua iblis itu diam, kemudian mundur beberapa langkah,
dan berkasak-kusuk merundingkan sesuatu.
Karena berjarak agak jauh, maka Pek Yun Hui tidak dapat
mendengar apa yang mereka rundingkan
"Pek I.ic Hiap! Bagaimana keputusanmu?" tanya Kai Thian
Kauw Cu. Saat ini, Pek Yun Hui betul-betul terdesak dan serba salah,
Kalau ingin meloloskan diri, jelas amat sulit Namun
seandainya ia mengabulkan permintaan Kai Thian Kauw Cu,
tentunya ia pun akan aman.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, Kai Thian Kauw Cu justru berambisi ingin
menguasai rimba persilatan seperti Souw Peng Hai. Lalu
bagaimana mungkin dirinya terseret dalam hal ini"
Lagi pula Kai Thian KauwCu menghendaki Pek Yun Hui
menjadi wakil ketua Kauw Cu itu karena Pek Yun Hui memiliki
kepandaian tinggi, dan tahu pula seluk-beluk rimba persilatan
Oleh sebab itu, tentunya sangat menguntungkan Kai Thian
Kauw Cu dan bisa bergerak lebih luas, Setelah berpikir lama
sekali, barulah Pek Yun Hui menjawab.
"Tidak bisa!" "Pek Lie Hiap!" Air muka Kai Thian Kauw Cu berubah.
"Engkau sudah berpikir matang?"
"Kakak Pek!" ujar Souw Hui Hong dengan suara rendah
ketika melihat posisi Pek Yun Hui terjepit "Se-mentara ini lebih
baik engkau menerima saja! itu tidak jadi masalah."
"Nona Souw!" Pek Yun Hui menarik nafas, "Tentang ini
tidak boleh sembarang mengambil keputusan, sebab bukan
urusan main-main." "Kakak Pek, biar bagaimana pun kita harus
mempergunakan siasat Kalau sekarang melawan mereka, kita
pasti berada di bawah angin Lagi pula bagaimana mungkin
Kakak Pek menyembuhkan Na Locianpee dan Kun Lun Sam
Cu dengan rerumput itu?" ujar Souw Hui Hong mengingatkan
Kening Pek Yun Hui berkerut-kerut ia tampak serba sulit
untuk mengambil suatu keputusan
"Pek Lie Hiap, bagaimana keputusanmu?" desak Kai Thian
Kauw Cu. Desakan ini membuat Pek Yun Hui mengambil suatu
keputusan ia menoleh memandang Souw Hui Hong seraya
berpesan "Nona Souw! Begitu aku bergerak, engkau harus
menerobos pergi!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendengar itu, Souw Hui Hong sudah tahu, bahwa itulah
keputusan Pek Yun Hui yang tak dapat diganggu gugat lagi,
maka ia pun manggut-manggut
"Kai Thian Kauw Cu, dengarkanlah baik-baik!" Pek Yun Hui
memandang orang berjubah merah itu dalam-dalam
"Bagaimana?" tanya Kai Thian Kauw Cu cepat
"Aku tidak akan bergabung dengan kalian!" sahut Pek Yun
Hui dan kemudian bersiul panjang.
Setelah itu, ia menyerang Kai Thian Kauw Cu dengan
pedangnya, ia mengerahkan ilmu pedang tingkat tertinggi,
yakni menyatukan diri dengan pedangnya, Tampak sinar putih
berkelebatan mengarah pada Kai Thian Kauw Cu.
sedangkan Kai Thian Kauw Cu pun sudah bergerak ia
bukan berkelit ke samping atau meloncat ke belakang,
melainkan mendadak tangannya telah menggenggam sebilah
pedang, sekaligus menangkis serangan Pek Yun Hui.
Trangt Terdengar suara benturan pedang yang amat
memekakkan telinga, dan bunga api pun berpijar.
Setelah terjadi benturan pedang, mereka berdua samasama terdorong mundur
Betapa lihay dan dahsyatnya ilmu pedang Pek Yun Hui,
Sejak gadis itu ^berkelana dalam rimba persilatan, untuk ke
tiga kalinya ia mengeluarkan ilmu pedang Sin Hap Kjam ini.
Akan tetapi, ketika menyerang dengan ilmu pedang
tersebut, mendadak ia melihat sosok bayangan bagaikan
gumpalan awan merah di hadapannya, Bahkan merasakan
adanya tenaga yang amat dahsyat menekan dirinya, Maka di
saat terdengar suara benturan pedang, ia terdorong mundur
dua langkah. Betapa terperanjatnya Pek Yun Hui, Oleh karena itu, ia
menyurut mundur lagi beberapa depa, kemudian
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menggerakkan pedangnya dan sekaligus mengeluarkan jurus
Siauw Cih Thian Lam (Menunjuk Thian Lam Sambil Tertawa)
menyerang Kai Thian Kauw Cu.
Kai Thian Kauw Cu bersiul panjang sambil memutarkan
pedangnya, namun mendadak terdengar suara seruan.
"Ayah! Biar aku yang meringkusnya!" itu suara seruan
Maha Iblis. "Jangan turut campur!" bentak Kai Thian Kauw Cu.
"Aku harus menaklukkannya dengan kepandaianku sendiri
! Ketika Maha iblis masih mau membuka mulut, iblis Kedua
sudah menariknya seraya berbisik
"Lihatlah Kak!"
Maha iblis menoleh Ternyata Souw Hui Hong melesat
pergi laksana kilat Melihat itu, Maha iblis dan iblis Kedua
mendengus dingin. "Hm! Hmm!" Mereka berdua lalu mengejar gadis itu.
Di saat Pek Yun Hui sedang bertarung dengan Kai Thian
Kauw Cu, Souw Hui Hong melesat pergi, Karena semua orang
mencurahkan perhatian menyaksikan pertarungan itu, maka
tidak begitu memperhatikan gadis itu.
Kalau iblis Kedua tidak melihatnya, saat ini Souw Hui Hong
pasti sudah aman. Maha iblis dan iblis Kedua sangat
mendendam pada Souw Hui Hong, karena itu, mereka berdua
langsung mengejarnya. sedangkan Souw Hui Hong tahu, setelah ia melesat pergi,
pasti ada orang mengejarnya, itu sebabnya tanpa menoleh ia
terus melesat pergi, puluhan depa kemudian, ia mendengar
suara desiran di belakangnya, disusul suara siulan aneh.
Souw Hui Hong terkejut bukan main, karena tahu bahwa
itu suara siulan kedua iblis, Tak seberapa lama kemudian,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kedua iblis telah melampauinya, dan menghadang di
hadapannya. Begitu melihat kedua iblis itu menghadang, Souw Hui
Hong langsung menyerang mereka dengan pedang, Tampak
Maha iblis mengibaskan lengannya, seketika juga Souw Hui
Hong mencium bau pedas. Gadis itu sudah mendengar tentang bau pedas itu dari Pek
Yun Hui, ia ingin menutup pernafasannya, tapi sudah
terlambat, maka tubuhnya lalu terkulai
sementara Pek Yun Hui dan Kai Thian Kauw Cu sudah
bertarung dengan seru sekali Masing-masing mengeluarkan
ilmu pedang andalan, sehingga yang tampak hanya bayangan
putih berkelebatan Mereka berdua bertarung sudah lebih dari tiga puluh jurus,
Pek Yun Hui terus menyerang Kai Thian Kauw Cu dengan
jurus-jurus ampuh, namun tiada satu jurus pun yang dapat
merobohkan Kauw Cu itu. Pek Yun Hui tahu, Kai Thian Kauw Cu mampu menangkis
ilmu pedang Sin Hap Kiamnya, pertanda Kai Thian Kauw Cu
berkepandaian tinggi sekali
Oleh karena itu, Pek Yun Hui mengambil keputusan untuk
bertahan sambil mencari kesempatan untuk meloloskan diri
sementara Souw Hui Hong yang terkulai dan pingsan itu
telah siuman. ia melihat ke dua iblis itu berdiri di hadapannya
sambil bertolak pinggang.
Seketika juga hatinya terasa dingin Tangannya menekan
tanah dengan maksud ingin melesat pergi, tetapi sekujur
badannya tidak bertenaga sama sekali ia hanya mampu
berdiri, tapi nyaris jatuh lagi
Ternyata Souw Hui Hong telah kehilangan tenaga
murninya. Hal itu membuatnya terkejut dan gugup.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gadjs itu pun tahu kalau kini dirinya telah jatuh di tangan
ke dua iblis itu. Dari pada dihina nanti, lebih baik membunuh
diri, Pikirnya. Karena itu, ia langsung mengayunkan pedangnya ke arah
lehernya, Tapi mendadak ke dua iblis itu tertawa terkekeh.
Maha iblis menggerakkan tangannya, seketika pedang di
tangan Souw Hui Hong langsung terpental
"He he he!" Maha iblis tertawa terkekeh lagi, WPerempuan jalang! Ternyata engkau pun ada hari ini! jangan
membunuh diri" Huh! Tidak begitu gampang!"
Wajah Souw Hui Hong pucat pias. ia ingin membunuh diri
tetapi tiada kesempatan Apakah harus membiarkan dirinya
dihina ke dua iblis itu" Lalu bagaimana pertarungan Pek Yun
Hui dengan Kai Thian Kauw Cu"
***** Bab ke 9 - Muncul Na Siao Tiap dan Bangau Sakti
Souw Hui Hong memang tidak bertenaga sama sekali
untuk melawan sedangkan ke dua iblis itu telah mendekatinya
selangkah demi selangkah, kemudian berhenti di hadapannya.
"Adik, mari kita kutungi telinganya dulu!" ujar Maha iblis
sambil tertawa terkekeh-kekeh.
"Jangan!" sahut iblis Ke dua. "Lebih baik kita....
"Ha ha!" Maha iblis tertawa terbahak-bahak "Maksudmu?"
"Dia cuma punya sebelah lengan Bagaimana kalau lengan
sebelahnya lagi kita kutungi agar dia tidak punya lengan sama
sekali" Kalau sudah begitu, pasti sedap dipandang." sahut
iblis Ke dua. "Benar! Benar!" Maha iblis tertawa terkekeh-kekeh,
"Setelah itu, kita pun harus mengutungi ke dua kakinya."
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tidak salah." iblis Ke dua manggut-manggut. "Kemudian
barulah kita kutungi sepasang telinganya, Kita lihat dia akan
jadi apa setelah itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bagus! Bagus!" Maha iblis tertawa gelak dan semakin
mendekat pada Souw Hui Hong.
Bagaimana Souw Hui Hong menghadapi maut itu"
Ternyata gadis itu telah pasrah, ia lalu menoleh ke belakang.
Tampak Pek Yun Hui masih bertarung dengan Kai Thian
Kauw Cu. Souw Hui Hong tahu, kalau saat ini Pek Yun Hui
mulai di bawah angin. Semula ia masih berharap Pek Yun Hui akan menolongnya, Namun setelah menyaksikan itu, putuslah
harapannya. Ketika ia membalikkan kepalanya, dilihat ke dua iblis itu
sudah dekat sekali dengan dirinya, Maka cepat-cepatlah ia
menyurut mundur "Hei!" ujar Maha iblis sambil tertawa sinis, "Engkau tidak
bisa kabur!" Dari pada mati tersiksa begitu, lebih baik mencoba
membunuh diri lagi dengan cara membenturkan kepala ke
pohon, Pikir Souw Hui Hong, Setelah berpikir demi-kian, gadis
itu langsung menubruk ke arah pohon yang tak jauh dari situ.
Akan tetapi, yang ditubruknya itu justru bukan po-hon,
melainkan badan Maha Iblis.
Ternyata ketika badan Souw Hui Hong bergerak, Maha
iblis pun bergerak lebih cepat menghadang di hadapannya.
Maha iblis tertawa terkekeh-kekeh, kemudian
mencengkeram bahu Souw Hui Hong sekaligus
mengangkatnya, Betapa sakitnya cengkeraman itu, namun
Souw Hui Hong sama sekali tidak menjerit, meskipun keringat
telah mengucur di keningnya karena menahan rasa sakit
"He he!" Maha iblis tertawa terkekeh-kekeh lagi. "Adik, aku
punya ide lagi." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"lde apa, Kak?" tanya iblis Ke dua sambil tertawa,
"Katakan, siapa tahu cocok dengan ideku."
Maha iblis mengendus-endus muka Souw Hui Hong, lama
sekali barulah ia menjawab seraya tertawa.
"Adik! Sungguh harum mukanya, Walau dia Cuma punya
sebelah lengan, tapi masih tetap tampak cantik, Bagaimana
kalau kita menikmatinya dulu, setelah itu baru kita buat lebih
cacat?" "Ouh! ide yang bagus! Cocok dengan ideku pula," sahut
iblis Ke dua sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Ketika mendengar itu, sukma Souw Hui Hong terasa
terbang, ia ingin bermohon pada ke dua iblis itu agar
membunuhnya, namun tahu itu merupakan hal yang tak
mungkin. pada waktu bersamaan, Souw Hui Hong merasakan
adanya suatu keanehan, sebab cengkeraman Maha iblis tidak
begitu menimbulkan rasa sakit Iagi. Kemudian ia melihat
wajah Maha iblis meringis-ringis dan sepasang matanya pun
mendelik-delik. Setelah menyaksikan itu, giranglah Souw Hui Hong. ia
yakin Maha iblis itu telah ditotok orang, Akan tetapi, tidak
tampak siapa pun berada di situ, itu membuat Souw Hui Hong
terheran-heran. Namun kemudian timbullah dugaannya, bahwa orang yang
menotok jalan darah Maha iblis itu pasti berada di atas pohon.
Segeralah ia mendongakkan kepala memandang pohon
yang ada di hadapannya, Tidak salah! Tampak seseorang
berada di atas pohon itu.
Siapa orang itu" Ternyata Na Siao Tiap, Begitu melihat Na
Siao Tiap, hampir saja Souw Hui Hong bersorak kegirangan ia
tahu, kehadiran Na Siao Tiap akan memberesi semua urusan
itu, dan dirinya pun tertolong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara Maha iblis diam, Tentunya dia sangat
mengherankan iblis Ke dua.
"Hei! Kak! Kenapa engkau diam saja?" serunya.
sedangkan Souw Hui Hong segera meronta melepaskan
diri dari cengkeraman Maha Iblis, lalu mendadak
mengayunkan tangannya. Plak! Plak! Plok! Souw Hui Hong menampar Maha iblis itu
dengan sengit iblis Ke dua terbelalak menyaksikan kakaknya di-tampar
beberapa kali oleh Souw Hui Hong.
"Kak, engkau.,,." Ucapan iblis Ke dua terputus, sebab
mendadak sesosok bayangan melesat ke arahnya.
Plak! Plak! Kali ini giliran iblis Ke dua yang kena tampan
Keras sekali tamparan itu, membuat mata iblis Ke dua
berkunang-kunang, sehingga tak sempat menjerit
"Na Lie Hiap!" seru Souw Hui Hong ketika melihat Na Siao
Tiap sudah melesat turun dari pohon, iblis itu bisa main sihir,
jangan memberi kesempatan padanya!"
Buuuk! Na Siao Tiap langsung memukul dada iblis Ke dua.
Walau cuma menggunakan empat bagian tenaga
dalamnya, tapi cukup membuat iblis Ke dua menyemburkan
darah segar dari mulutnya, karena Na Siao Tiap
menggunakan tenaga sakti Toa Pan Yok Hian Kang.
sementara badan iblis Ke dua itu pun terpental beberapa
depa, bagaikan layang-layang putus.
Duuuk! iblis Ke dua jatuh duduk tak mampu bangun lagi.
Semua tulang bagian dadanya telah remuk.
"Kakak Pek!"seru Souw Hui Hong memberitahukan "Na Lie
Hiap datang!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara Pek Yun Hui masih bertarung mati-matian
dengan Kai Thian Kauw Cu, Ketika mendengar suara seruan
itu, terbangkitlah semangatnya.
ia mulai menghimpun tenaga sakti Toa Pan Yok Hian Kang
untuk menggunakan ilmu pedang Sin Hap Kiam.
"Siao Tiap, cepat ke mari!" serunya.
Itulah kelengahan Pek Yun Hui, Tidak seharusnya ia
berseru di saat menghimpun tenaga sakti itu, sebab akan
memberi kesempatan pada Kai Thian Kauw Cu.
Tangan Kai Thian Kauw Cu bergerak secepat kilat, tahutahu sudah mengarah pada jalan darah di tenggorokannya
Pek Yun Hui sudah tidak sempat berkelit Namun di saat itu
mendadak ia menggunakan ilmu Ngo Heng Mi Cong Pu (llmu
Langkah Ajaib), seketika juga badannya berkelebat lalu hilang
dari pandangan Kai Thian Kauw Cu.
Pada waktu bersamaan, Na Siao Tiap juga melesat cepat
laksana kilat ke hadapan orang berjubah merah itu.
Kai Thian Kauw Cu tertegun, sebab mendadak Pek Yun
Hui berubah menjadi gadis lain, itu membuat mulutnya
ternganga lebar "Hei! Tua bangka!" bentak Na Siao Tiap nyaring, "Kenapa
engkau bertarung dengan Kakak Pek?"
"Siao Tiap! Cepat robohkan dia! Aku punya urusan yang
penting yang harus dibicarakan denganmu!" seru Pek Yun Hui
yang telah berdiri tegak tak jauh dari tempat itu.
"Ya." sahut Na Siao Tiap, Mendadak badannya bergerak
sambil mengayunkan tangannya.
Plak! Bahu Kai Thian Kauw Cu sudah terpukul Dapat
dibayangkan betapa cepatnya gerakan Na Siao Tiap.
Setelah bahunya terpukul, Kai Thian Kauw Cu langsung
menyurut mundur beberapa langkah dengan wajah muram, ia
sama sekali tidak menyangka kalau gadis itu mampu memukul
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bahunya begitu cepat sehingga membuatnya tak sempat
berkelit Tua bangka!" bentak Na Siao Tiap nyaring, "Engkau masih
belum mau pergi" Kakak Pek ingin bicara denganku tahu?"
"Apakah engkau Na Siao Tiap?" tanya Kai Thian Kauw Cu.
Tidak salah!" sahut Na Siao Tiap.
"Kalau begitu...." Kai Thian Kauw Cu menatapnya "Aku
masih harus mengadu satu pukulan denganmu!"
"Cepatlah lancarkan pukulanmu, jangan membuang
waktu!" sahut Na Siao Tiap sungguh-sungguh.
Kai Thian Kauw Cu membungkukkan badannya sedikit,
lalu melancarkan sebuah pukulan seketika terdengar suara
yang menderu-deru. "Siao Tiap! Kepandaiannya masih di atasku, engkau harus
berhati-hati!" \seru Pek Yun Hui mengingatkan
"Ya." sahut Na Siao Tiap sambil melancarkan sebuah
pukulan. Bumm! Terdengar suara benturan yang amat dahsyat
bagaikan geledek, Bahkan pepohonan di sekitar tempat itu
pun tergoncang, sehingga daun-daunnya berterbangan
Badan Kai Thian Kauw Cu bergoyang-goyang,
Kelihatannya ia sedang bertahan agar tidak terhuyung ke
belakang, namun akhirnya terhuyung juga tiga langkah ke
belakang. sedangkan badan Na Siao Tiap hanya bergoyang
sebentar, dan tetap berdiri di tempaL
"Mari kita pergi!" seru Kai Thian Kauw Cu sambil melesat
pergi. Ku Hut Leng Khong, Lan Si Tianglo dan lainnya segera
melesat pergi mengikuti Kai Thian Kauw Cu itu. Dalam waktu
sekejap, mereka sudah hilang dari pandangan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Pek!" tanya Na Siao Tiap, "Sebetulnya siapa
mereka?" "Siao Tiap!" Pek Yun Hui menarik nafas panjang, "Panjang
sekali kalau dituturkan."
kemudian Pek Yun Hui memandang ke arah Souw Hui
Hong, ia melihat gadis itu memungut pedangnya lalu menusuk
dada Maha Iblis. "Nona Souw! Engkau tidak apa-apa kan?" tanya Pek Yun
Hui. Setelah menghabiskan nyawa Maha Iblis, Souw Hui Hong
menolehkan kepala berpaling memandang Pek Yun Hui
seraya menjawab. "Kakak Pek! Tenaga murniku telah lenyap." Souw Hui
Hong memberitahukan dengan wajah murung.
"ltu tidak apa-apa. Kalau bertemu Sie Bun Yun, engkau
pasti sembuh." Pek Yun Hui tersenyum "Dia masih memiliki
beberapa ekor ulat Thian Mo yang bisa memulihkan tenaga
murnimu." "Eh?" Na Siao Tiap terheran-heran "Kalian membicarakan
apa sih?" "Ayoh!" sahut Pek Yun Hui. "Mari kita duduk di batu besar
itu!" Mereka bertiga duduk di atas sebuah batu besar,
kemudian Pek Yun Hui menarik nafas panjang.
"Siao Tiap! urusanku di sini sungguh panjang kalau
dituturkan Aku sudah bertemu adik Loan, dia bilang engkau
menjaga di depan sebuah gua di dasar telaga kering,
menunggu Co Hiong ke luar Tapi akhirnya engkau malah tiada
jejak sama sekali, sebetulnya engkau pergi ke mana"
Tuturkanlah!" "Sejak Bee Kun Bu mati...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Siao Tiap!" potong Pek Yun Hui. "Apa yang akan
kuberitahukan padamu merupakan kabar buruk semua, hanya
ini yang merupakan kabar baik."
"Maksud Kakak Pek?" Na Siao Tiap keheranan
"Kabar bahwa Bee Kun Bu tidak mati." Pek Yun Hui
memberitahukan "Oh?" Wajah Na Siao Tiap langsung berseri, namun
matanya berkaca-kaca menandakan gadis itu gembira sekali,
"Sungguhkah itu" Apakah Kakak Pek tidak membohongi
aku?" Ketika menyaksikan sikap Na Siao Tiap, hati Pek Yun Hui
seperti tertindih sebuah batu besar
"Siao Tiap!" Pek Yun Hui tersenyum "Apakah aku orang
yang suka bohong?" "Kalau begitu, berarti adik Loan omong sembarangan
kan?" Tidak juga." Pek Yun Hui menggelengkan kepala, "Dia
memang menyaksikan kematian Bee Kun Bu dengan mata
kepala sendiri." "Kakak Pek! cepatlah tuturkan tentang itu!" desak Na Siao
Tiap, "Aku... aku ingin mengetahuinya."
Pek Yun Hui tersenyum lagi, lalu menutur dari gua kristal,
bagaimana cara Lie Ceng Loan menemukan Bee Kun Bu dan
lain sebagainya. "Ouh! Terimakasih pada Langit dan Bumi!" ucap Na Siao
Tiap, kemudian bertanya, "Dia berada di mana sekarang?"
"Siao Tiap, kini giliranmu menuturkan pengalamanmu
sahut Pek Yun Hui. "Kakak Pek! Katakan dulu dia berada di mana seka rang!"
desak Na Siao Tiap ingin mengetahuinya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Apa yang diucapkan Na Siao Tiap itu penuh mengandung
perhatian dan dapat memastikan pula, bahwa gadis itu amat
mencintai Bee Kun Bu, seperti yang dirasakan Souw Hui
Hong. Seketika juga Souw Hui Hong dan Pek Yun Hui saling
memandang, kemudian diam-diam Pek Yun Hui menarik
nafas. "Bee Kun Bu berada di mana sekarang, aku pun tidak
mengetahuinya," ujar Pek Yun Hui kemudian "Aku dan Nona
Souw sedang mencarinya."
"Itu...." Na Siao Tiap tertegun "Bagaimana mungkin "
"Panjang sekali kalau dituturkan." Pek Yun Hui
menggeleng-gelengkan kepala, "Sekarang ceritakan apa yang
engkau alami, meskipun secara singkat!"
"Memang sederhana sekali apa yang kualami, Karena
tidak menemukan Co Hiong, maka aku bersama Hian Giok
meninggalkan tempat itu. Sebab aku mengira Bee Kun Bu
sudah mati, maka aku kembali ke tempat tinggal almarhumah
ibuku, Namun kemudian aku khawatir kalian akan
mencemaskan diriku, Oleh karena itu, aku lalu berangkat ke
gunung Kwat Cong San. Kebetulan aku melewati tempat ini
dan mendengar suara pertempuran Maka segeralah aku ke
mari." Na Siao Tiap memberitahukan
"Kalau begitu, engkau sama sekali tidak tahu apa-apa
kan?" Pek Yun Hui menarik nafas.
"Ya." Na Siao Tiap mengangguk "Aku memang tidak tahu
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
apa-apa." "Baiklah." Pek Yun Hui manggut-manggut "Aku akan
menutur dari awal hingga kejadian tadi...."
MuIailah Pek Yun Hui menutur Na Siao Tiap
mendengarkan dengan mata terbelalak Seusai Pek Yun Hui
menutur, barulah Na Siao Tiap bertanya.
"Kalau begitu, kini ayahku masih tidak waras?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak salah. Tapi aku sudah memperoleh rumput berdaun
tujuh, Asal ayahmu dapat kita temukan, rumput ini pasti dapat
menyembuhkannya." "Ng!" Na Siao Tiap manggut-manggut, "Kakak Pek,
rnenurutku, apa yang terjadi di gunung Kwat Cong San itu
bukan perbuatan orang luar, pasti mereka bertiga tidak dapat
menjaga ayahku, sehingga ayahku kabur."
"Aku pun berpikir demikian, Namun kini Giok Siauw Sian
Cu sudah tewas, Bagaimana kejadian itu, sulit bagi kita
menerkanya dengan pasti."
"Walau Giok Siauw Sian Cu sudah mati, tapi masih ada
beberapa orang, Asal kita bertemu mereka, semuanya akan
menjadi jelas." ujar Na Siao Tiap.
"Benar." Pek Yun Hui mengangguk "Oh ya! Apakah Hian
Giok masih bersamamu?"
Na Siao Tiap bangkit berdiri, kemudian bersiul panjang
memanggil Bangau Sakti itu.
Saat ini, hari mulai senja, Tampak langit agak kemerahmerahan, Terlihat sosok bayangan terbang laksana kilat ke
tempat itu, yang kian lama kian mendekat, menyusul
terdengar pula suara pekikan yang amat nya-ring. itu suara
pekikan Hian Giok. Tak lama Hian Giok pun sudah hinggap di
hadapan mereka. "Hian Giok!" Pek Yun Hui membelai-belai lehernya. "Sudah
lama kita tidak bertemu."
Hian Giok mengeluarkan suara, sepertinya gembira sekali.
sedangkan Pek Yun Hui memandang Souw Hui Hong,
wajahnya diliputi sesuatu yang menyulitkan
Souw Hui Hong tergolong gadis cerdas. Begitu Pek Yun
Hui memandangnya ia sudah dapat menerka apa yang
dipikirkan Pek Yun Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Pek!" ujarnya, "Aku meninggalkan Yang Sim Am,
hanya ingin memberitahukan tentang Co Hiong, kini aku
mohon pamit." "Nona Souw!" Pek Yun Hui mengerutkan kening.
"Tapi tenaga murnimu...."
"ltu tidak jadi masalah." Souw Hui Hong tersenyum "Masih
banyak anak buah ekspedisi Thian Liong akan membantuku
Kalau kalian sudah menemukan Bee Kun Bu, tolong
beritahukan padaku, aku... aku sudah merasa puas,"
"Baiklah!" Pek Yun Hui manggut-manggut "Kami pasti
memberitahukan Lagipula kami memang harus ke Toan Hun
Ya, sebab Kui Goan Pit Cek itu masih berada di tangan Co
Hiong." "Nona Souw!" pesan Na Siao Tiap. "Meskipun Kai Thian
Kauw Cu dan orang-orangnya sudah pergi, tapi mungkin
mereka tidak akan menyudahi urusan ini begitu saja, Engkau
harus berhati-hati!"
"Ya." Souw Hui Hong mengangguk "Kalian berdua pun
harus berhati-hati, sebab Kai Thian Kauw Cu adalah ayah
iblis-iblis itu, Tentunya dia akan menuntut balas atas kematian
putra-putrinya." "Ya." Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap manggut-manggut.
"Selamat tinggal!" ucap Souw Hui Hong lalu melangkah
pergi. "Sampai jumpa, Nona Souw!" seru Pek Yun Hui dan Na
Siao Tiap serentak "Sampai jumpa!" sahut Souw Hui Hong, dan kemudian
hilang dari pandangan Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap.
"Aaakh!" Mendadak Pek Yun Hui menarik nafas panjang,
ia tahu Souw Hui Hong amat mencintai Bee Kun Bu, begitu
pula Na Siao Tiap, Entah apa yang akan terjadi kelak garagara cinta!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Eh?" Na Siao Tiap menatapnya, "Kenapa Kakak Pek
menarik nafas?" "Oh!" Pek Yun Hui tersentak "Aku sedang berpikir, apakah
kita dapat mencari Bec Kun Bu dan lainnya?"
"Kita bisa menunggang Hian Giok pergi mencari mereka,
Bagaimana mungkin tidak dapat menemukan mereka?" sahut
Na Siao Tiap. "Ng!" Pek Yun Hui mengangguk dan menambahkan,
"Kalau begitu, kita bermalam di sini, besok kita baru
membicarakannya lagi."
Tidak!" Na Siao Tiap menggelengkan kepala.
"Lho?" Pek Yun Hui tereengang, "Kenapa?"
"Malam ini juga kita harus pergi mencari mereka." sahut Na
Siao Tiap, "Giok Siauw Sian Cu mati di tempat ini, maka aku
yakin mereka berada di tempat yang tak jauh dari sini, Walau
hari sudah gelap, tapi kita harus pergi mencari mereka."
"Baiklah." Pek Yun Hui manggut-manggut.
Akan tetapi, mereka tidak melihat apa pun di bawah, Na
Siao Tiap menarik nafas panjang.
"Kakak Pek!" ujarnya sambil menggeleng-gelengkan
kepala, "Kalau aku tidak pergi ke makam ibu, sebaliknya
langsung ke gunung Kwat Cong San, mungkin peristiwa itu
tidak akan terjadi."
"Sudah terjadi, tidak perlu disesalkan lagi." sahut Pek Yun
Hui sambil tersenyum getir.
"Kakak Pek! Tahukah engkau kenapa aku pergi ke makam
ibuku?" "Aku tidak tahu, Beritahukanlah!H
"Kakak Pek adalah orang yang amat dekat denganku,
Maka aku boleh memberitahukannya, Aku pergi ke makam
ibuku hanya menyampaikan beberapa patah kata saja."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bibi Cui sudah meninggal, maka apa yang engkau
katakan, bagaimana mungkin almarhumah mendengarnya?"
Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala.
"Almarhumah pasti dapat mendengarnya, Aku tahu,
almarhumah pasti dapat mendengarnya," sahut Na Siao Tiap
sungguh-sungguh. "0ooh!n Pek Yun Hui menarik nafas, "Engkau berkata apa
di hadapan makam ibumu?"
Na Siao Tiap ingin memberitahukan tapi mendadak
dibatalkannya, kemudian ia hanya menjawab demikian
"Aku memberitahukan pada almarhumah, bahwa dia.,, dia
sudah mati." "Maksudmu Bee Kun Bu?"
"Ya." "Siao Tiap! Ternyata Bee Kun Bu tidak mati, Lalu engkau
harus bagaimana?" tanya Pek Yun Hui mendadak
"Kakak Pek,.,." Air mata Na Siao Tiap mulai meIeleh-"Aku
tidak tahu, aku tidak tahu harus bagaimana?"
"Siao Tiap...." Ketika Pek Yun Hui ingin mengatakan
sesuatu, mendadak ia melihat seseorang duduk di pinggir
sungai dengan membawa sebuah obor, "Engkau lihat siapa
orang itu?" Na Siao Tiap memandang ke bawah, Karena orang itu
membawa obor, maka dapat dilihat dengan jelas. Tampak kaki
dan tangan orang itu bergerak
"Aku tidak ingat siapa orang itu," ujar Na Siao Tiap.
"Mari kita turun!" ajak Pek Yun Hui.
Na Siao Tiap segera menepuk leher Hian Giok-Segeralah
Hian Giok meluncur ke bawah- Tak lama mereka sudah tiba di
pinggir sungai, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap memperhatikan
orang itu, ternyata Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Eh?" Na Siao Tiap heran. ia sudah mengenali orang itu,
"Kenapa dia berada di sini?"
"Dia termasuk salah satu seorang korban dari Mo Kui Ceh
Yi." Pek Yun Hui memberitahukan "Mari kita ke sana!"
Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap meloncat turun dari
punggung Hian Giok, lalu mendekati Pat Pie Sin Ong-Tu Wee
Seng. sementara Tu Wee Seng terus bergerak Mimik wajahnya
tampak aneh sekali. Meringis, menyeringai, tersenyum dan
menyengir Pek Yun Hui menyiapkan selembar daun rumput yang di
dalam bajunya, kemudian menghampiri Tu Wee Seng.
"Kakak Pek!" Na Siao Tiap tereengang, "Engkau mau
berbuat apa?" "lngin memulihkan kesadarannya," sahut Pek Yun Hui.
"Hanya daun rumput ini yang dapat menyembuhkannya."
"Kakak Pek! Orang itu jahat sekali, kenapa engkau ingin
menolongnya?" tanya Na Siao Tiap heran.
"Kita masih memiliki daun rumput ini, lagipula dia seorang
ketua partai Kalau kita bisa menolongnya, tentunya dia akan
berterimakasih pada kita. Nah, bukankah kita akan bertambah
satu teman?" sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum.
Na Siao Tiap diam. sedangkan Pek Yun Hui sudah dekat sekali dengan Tu
Wee Seng. Akan tetapi Tu Wee Seng sama sekali tidak
mengetahui kedatangan Pek Yun Hui.
Tiba-tiba jari tengah tangan Pek Yun Hui menyentil
seketika tampak sebuah mutiara meluncur secepat kilat ke
arah Tu Wee Seng. Tanpa berkeluh Tu Wee Seng langsung
roboh. Pek Yun Hui segera menghancurkan daun rumput itu
dan dimasukkan ke mulut Tu Wee Seng. Setelah itu, ia pun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengambil sedikit air, dan sekaligus dituang ke dalam mulut
Tu Wee Seng, bahkan juga membebaskan totokan itu pula.
Walau Pek Yun Hui sudah membebaskan totokan itu, tapi
Tu Wee Seng masih menggeletak wajahnya mulai berubah,
kian lama kian memucat Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap terus memper-hatikannya,
Ketika melihat wajah Tu Wee Seng berubah begitu, Na Siao
Tiap bertanya. "Apakah Kakak Pek telah tertipu oleh iblis itu?"
Pek Yun Hui sudah berpikir demikian, namun di saat
bersamaan, tampak badan Tu Wee Seng bergerak Me-reka
berdua memandang dengan penuh perhatian lagi, Kening Tu
Wee Seng mengucurkan keringat, dan tak lama sekujur
badannya pun sudah basah oleh keringat.
Wajah Tu Wee Seng yang pucat pias tadi mulai memerah,
setengah jam kemudian mendadak ia berteriak keras sambil
meloncat bangun. Ketika melihat Pek Yun Hui dan Na Siao
Tiap berdiri di situ, segeralah ia menyurut mundur dan tampak
terkejut sekali. "Ketua Tu!" Pek Yun Hui tersenyum "Bagaimana rasamu
sekarang?" Saat ini, kesadaran Tu Wee Seng pu!ih, ia tampak agak
memusuhi Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, kemudian ujarnya
dengan suara dalam. "Maksudmu merasa apa?"
"Ketua Tu, apakah engkau tahu bagaimana dirimu bisa
berada di sini?" tanya Pek Yun Hui.
Tempat apa ini?" Tu Wee Seng tampak kebingungan dan
menengok ke sana ke mari.
"Di sini termasuk daerah Ceng Kang," Pek Yun Hui
memberitahukan, ini adalah sungai Tiang Kang!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku..- aku.,, kenapa bisa berada di sini?" Tu Wee Seng
mengerutkan kening. "Ketua Tu! sebelumnya apa yang engkau ingat?" Pek Yun
Hui menatapnya. Ketika melihat Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap tidak
memusuhinya, legalah hati Tu Wee Seng.
"Oh ya! Aku... aku berada di gurun pasir, kemudian ada
orang mengajakku ke Mo Kui Ceh Yi."
"Apa yang terjadi selanjutnya, apakah engkau masih
ingat?" tanya Pek Yun Hui.
"Aku bertemu tiga iblis, kemudian... kemudian...." Tu Wee
Seng tampak berpikir keras, "Kemudian aku tidak ingat apaapa lagi."
"Engkau telah terkena racun di Mo Kui Ceh Yi, sehingga
membuatmu jadi gila, Tadi kami yang menyembuhkanmu!"
Pek Yun Hui menjelaskan "Oh?" Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng masih kelihatan
kurang pereaya. sebetulnya Pek Yun Hui bermaksud bertanya pada Tu
Wee Seng tentang Na Hai Peng, Kun Lun Sam Cu, Bee Kun
Bu dan lainnya, tapi ketika melihat Tu Wee Seng tidak tahu
apa-apa, maka ia pun tidak mau bertanya lagi, pereuma
pikirnya, ia menoleh pada Na Siao Tiap seraya berkata.
"Mari kita pergi mencari mereka!"
Na Siao Tiap mengangguk Gadis itu memang tidak senang
bersama Tu Wee Seng. Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap berjalan menghampiri Hian
Giok, Ketika mereka berdua baru mau meloncat ke punggung
Hian Giok, mendadak terdengar suara seruan.
Suara seruan itu membuat Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan
Tu Wee Seng tertegun, karena yang berseru Gin Tie SusengKim Eng Hauw.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Siao Tiap! Bukankah itu suara Gin Tie Suseng?" ujar Pek
Yun Hui. "Tidak salah," Na Siao Tiap manggut-manggut "ltu
memang suara seruannya."
Mereka berdua segera melesat ke arah suara itu. Namun
di tempat itu sepi sekali Padahal tadi mereka memang
mendengar suara seruan tersebut di tempat ini, tetapi kenapa
sekarang hening begitu"
"Kakak Pek! Dia ada di situ!" Na Siao Tiap menunjuk ke
tempat yang tak jauh dari mereka.
Pek Yun Hui segera memandang ke sana. Dilihatnya
sosok bayangan menggeletak di situ tak bergerak sama
sekali, Mereka berdua langsung ke sana.
Setelah dekat, mereka berdua melihat jelas, bahwa sosok
itu ternyata memang Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw.
"Saudara Kim!" panggil Pek Yun Hui dan bertanya,
"Kenapa engkau?"
Gin Tie Suseng menatap Pek Yun Hui. ia ingin bangkit
tetapi tidak mampu, Ternyata Gin Tie Suseng telah terluka
parah, namun tidak tampak berdarah.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Saudara Kim, jangan bergerak!" ujar Pek Yun Hui cepat
dan segera memegang nadinya.
Begitu memegang nadi Gin Tie Suseng, terkejutlah Pek
Yun Hui, karena denyut nadinya sudah lemah sekali, bahkan
seluruh urat nadinya pun telah lerluka.
"Kakak Pek, bagaimana lukanya?" tanya Na Siao Tiap.
Pek Yun Hui tidak menyahut, hanya memberi isyarat
padanya, sedangkan Gin Tie Suseng sudah mulai bersuara
namun pelan seka!i. "Nona Pek, aku... aku tahu... diriku tidak bisa.,, ditolong
lagi." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Kim! jangan berkata begitu!" Pek Yun Hui
berduka sekali, apa yang harus diucapkannya selain ini"
"Aaakh.,.!" Gin Tie Suseng menghela nafas panjang,
"Nona Pek, mohon engkau sudi.,, memberitahukan ke-pada...
Giok Siao Sian Cu, bahwa aku... aku sangat mencintainya!"
Ketika mendengar Gin Tie Suseng berkata demikian,
timbullah rasa duka dalam hati Pek Yun Hui, karena ia teringat
pada Sie Bun Yun yang tiada jejaknya.
"Engkau tidak perlu memikirkannya lagi!" sela Na Siao
Tiap, "Giok Siao Sian Cu sudah tewas."
Sekujur badan Gin Tie Suseng tergoncang, wajahnya yang
pucat itu bertambah pucat pias seperti kertas.
"Be... benarkah itu?" tanyanya dengan suara gemetar
"Saudara Kim! Engkau...." Pek Yun Hui memandang nya.
"Begitu juga baik, kami... kami bisa bertemu kembali di
sana, Nona Pek, setelah aku mati, aku mohon... tolong
kuburkan aku bersama... bersama dia!" ujar Gin Tie Suseng
terputus-putus, dan suaranya pun semakin lemah.
Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap mulai mengucurkan air
mata, kemudian menyahut serentak.
"Kami pasti melaksanakannya."
Te... terimakasih...." Suara Gin Tie Suseng bertambah
lemah. "Nona Pek, Na Locianpwee... cepat,., cepat berupaya
menolong Bee Kun Bu, Nona Lie Ceng Loan... Giok Siauw
Sian Cu, tunggu,., aku menyusul...."
"Saudara Kim!" tanya Na Siao Tiap cepat, "Apa gerangan
yang telah terjadi" Bee Kun Bu dan lainnya berada di mana
sekarang" Cepat katakan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gin Tie Suseng tampak seakan tidak mendengar
pertanyaan Na Siao Tiap, Ketika Na Siao Tiap masih mau
bertanya, Pek Yun Hui segera mencegahnya.
"Siao Tiap, pereuma engkau bertanya, sebab dia tidak
mendengar Biarkan dia bergumam sendiri saja!"
"Saudara Bee!" gumam Gin Tie Suseng, "Katian... kalian
jangan takut, Nona Pek dan Nona Na akan segera ke mari!
Aku,., aku... sudah tidak tahan lagi, aku... aku harus pergi...
menemui Kakak Giok Siauw, ka!ian... saudara Sie Bun...
Kakak Giok Siauw....H Bergumam sampai di sini, suara Gin Tie Susengsudah
mereka tidak terdengar lagi, Setelah Gin Tie Suseng
menyebut nama Sie Bun Yun, Pek Yun Hui menarik nafas
lega, karena sudah tahu bahwa tidak terpencar, hanya saja
tidak tahu mereka berada di mana.
Gin Tie Suseng diam, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap
menganggapnya telah meninggal Akan tetapi, mendadak Gin
Tie Suseng bergumam lagi dengan suara lirih.
"Arus air menderu, kalian... kalian hati-hati,.,."
Setelah bergumam demikian, Gin Tie Suseng pun tidak
bernafas lagi. Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap saling memandang dengan
mata terbelalak kemudian Na Siao Tiap berkata.
"Kakak Pek! ucapannya yang terakhir itu, sepertinya
menunjukkan tempat Bee Kun Bu berada!"
"Ng!" Pek Yun Hui manggut-manggut, "Arus air menderu,
kalian hati-hati! Kedengarannya merupakan suatu tempat,
namun di mana tempat itu?"
"Menurut dugaanku, mereka tidak berada di perahu, berarti
berada di daratan di tengah-tengah Tiang Kang." ujar Na Siao
Tiap. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui memandang ke sungai Tiang Kang itu,
tampak arus mengalir deras sekali.
"Apakah berdasarkan itu, bisa menemukan mereka?"
gumam Pek Yun Hui. "Kakak Pek, bagaimana sih engkau?" Na Siao Tiap
menatapnya, "Kita bisa menunggang Hian Giok sambil
memandang ke bawah, tentunya dapat mencari mereka."
"Kalau begitu, bagaimana dengan mayat Gin Tie Suseng"
Kita sudah mengabulkan permintaannya yang terakhir itu,
maka tidak baik kalau kita mengingkarinya." ujar Pek Yun Hui.
"Kita memang tidak boleh mengingkarinya, namun jauh
lebih penting menolong orang." sahut Na Siao Tiap, "Untuk
sementara kita kuburkan di sini saja, setelah kita berhasil
menolong mereka, barulah kita ke mari dan sekaligus
menguburkannya bersama Giok Siauw Sian Cu."
Pek Yun Hui manggut-manggut Memang itu jalan satusatunya. sedangkan Na Siao Tiap segera mengibaskan
lengannya, seketika mayat Gin Tie Suseng melayang ke
dalam semak, tepat dekat sebuah pohon.
"Kok tidak dikuburkan?" Pek Yun Hui keheranan
"Kita taruh dulu di situ, nanti kita ke mari lagi." sahut Na
Siao Tiap. Pek Yun Hui manggut-manggut ia sudah tahu maksud Na
Siao Tiap, Setelah itu, ia pun bersiul panjang memanggil Hian
Giok, Tak lama tampak Hian Giok terbang ke sana.
sebetulnya Bee Kun Bu dan lainnya hilang ke mana" Apa
pula yang mereka hadapi ketika berada di tempat Tee Ju
Liong" Dan siapa yang melukai Giok Siauw Sian Cu dan Gin
Tie Suseng" ***** Bab ke 10 - Kejadian di Gunung Kwat Cong San
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ternyata ketika Pek Yun Hui mengejar Souw Hui Hong
yang akan meninggalkannya pergi, yang ada di taman itu
tinggal Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan, Sie Bun Yun dan Tee Ju
Liong, sementara Tee Ju Liong menutur tentang dirinya yang
kehilangan tenaga murni, Lie Ceng Loan memandang ke arah
telaga buatan, ia melihat seseorang berdiri tak jauh dari
mereka. Orang itu berbadan tinggi besar, mengenakan jubah
biru, Namun Lie Ceng Loan tidak mengetahui orang berjubah
biru itu muncul dari mana.
"Kakak Bu!" ujar Lie Ceng Loan terkejut "Lihatlah, apakah
orang itu Paman Na?"
Bee Kun Bu terperanjat dan segera menoieh. ia masih
sempat melihat orang itu mengangkat dua pembantu Tee Ju
Liong, kemudian dilempar ke dalam telaga buatan itu.
"Benar." Bee Kun Bu terbelalak "Eh" Kenapa ayah
angkatku berada di situ?"
Pada waktu Bee Kun Bu berkata demikian, Na Hai Peng
berputar-putar di situ, lalu melesat pergi.
"Cepat kejar dia!" seru Bee Kun Bu.
Karena ingin cepat-cepat mengejar Na Hai Peng, maka
mereka tidak sempat memberitahukan kepada Pek Yun Hui.
sementara para anak buah Tee Ju Liong berusaha
menghadang Na Hai Peng, tapi mereka semua malah
terbunuh oleh kibasan lengan jubahnya.
Walau Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Sie Bun Yun telah
mengerahkan ginkang, namun masih tidak dapat mengejar Na
Hai Peng, Tak lama Na Hai Peng sudah melesat ke luar dari
tempat itu, Bee Kun Bu bertiga masih terus mengejarnya
Berselang beberapa saat kemudian, mereka sudah
menempuh jarak kurang lebih empat mil. Saat itulah Pek Yun
Hui dan Souw Hui Hong kembali ke taman, namun tidak
melihat Bee Kun Bu dan lainnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong mencari mereka ke sana
ke mari, bahkan kemudian mengambil jalan yang berlawanan
dengan jalan yang ditempuh Bee Kun Bu, akhirnya Pek Yun
Hui dan Souw Hui Hong bertemu Kai Thian Kauw Cu.
sementara Bee Kun Bu dan lainnya masih terus mengejar
Na Hai Peng. Akan tetapi, orang berjubah biru itu malah
semakin jauh, Karena tahu sudah tidak bisa mengejarnya, Bee
Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Sie Bun Yun berhenti
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan mulai terisak-isak, "Ini,.,
bagaimana baiknya?" Bee Kun Bu juga dalam keadaan kacau, sebab Na Hai
Peng berkepandaian begitu tinggi dan masih tetap gila,
tentunya akan menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan
"Saudara Bee!" ujar Sie Bun Yun. "Bukankah Na
Locianpwee berada di Kwat Cong San" Kenapa bisa muncul
di sini?" "Aku juga bingung." Bee Kun Bu menggeleng-ge-lengkan
kepala."Lebih baikkita kembali untukberunding dengan Kakak
Pek." Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan mengangguk Mereka
bertiga lalu membalikkan badan namun tiba-tiba tampak dua
sosok bayangan melesat datang.
"Adik! Apakah engkau?" Suara wanita.
Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Sie Bun Yun mengenali
suara wanita itu, yang tidak lain adalah Giok Siauw Sian Cu.
Tidak salah, ke dua sosok bayangan itu adalah Giok Siauw
Sian Cu dan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw.
"Kalian melihat Na Locianpwee?" tanya Gin Tie Suseng.
"Kami justru mengejarnya sampai di sini, tapi,., tidak
berhasil sahut Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Celaka!"seru Giok Siauw Sian Cu. "Dia menuju arah
mana" Kita harus cepat-cepat mengejarnya."
"Na Locianpwee berkepandaian amat tinggi. Kalau pun
berhasil mengejarnya, kita tidak akan bisa berbuat apa-apa."
ujar Sie Bun Yun. "Oh ya! sebetulnya apa gerangan yang telah
terjadi?" Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng menarik nafas
panjang. "Lebih baik kita pergi menemui Kakak Pek dulu!" sela Bee
Kun Bu. "Benar." Lie Ceng Loan mengangguk "Kalau Kakak Pek
mengetahui kejadian di Kwat Cong San, dia pun bisa
mengambil keputusan!"
"Putri Tay berada di mana?" tanya Giok Siauw Sian Cu.
Tak jauh dari sini," sahut Bee Kun Bu, lalu bersama Lie
Ceng Loan dan Sie Bun Yun mengajak mereka berdua
kembali ke tempat Tee Ju Liong.
sesampainya di tempat Tee Ju Liong, mereka tertegun
karena tidak melihat Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong.
"Kita harus memburu waktu." ujar Giok Siauw Sian Cu.
"Kalau kita masih terus mencari Putri Tay, entah berapa
banyak orang yang akan terluka."
"Sebetulnya apa yang telah terjadi?" tanya Bee Kun Bu.
"Akan kututurkan sambil berjalan," sahut Giok Siauw Sian
Cu. Wajah Giok Siauw Sian Cu tampak gugup dan panik,
sedangkan wajah Gin Tie Suseng tampak cemas dan tak
sedap dipandang. Mereka berlima segera meninggalkan tempat itu.
Kemudian sambil berjalan Giok Siauw Sian Cu menutun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ternyata setelah Bee Kun Bu dan lainnya meninggalkan
Kwat Cong San, Giok Siauw Sian Cu, Gin Tie Suseng dan
Pang Siu Wie terus-menerus menjaga Na Hai Peng dengan
hati-hati sekali. Pada hari itu, ketika Giok Siauw Sian Cu, Gin Tie Suseng
dan Pang Siu Wie berada di luar gua, mendadak mereka
bertiga mendengar suara jeritan Sin Eng Tan Po. Terkejutlah
mereka bertiga dan segera bangkit berdiri Pang Siu Wie pun
langsung memakai sarung tangannya.
Tak seberapa lama kemudian, tampak Sin Eng Tan Po
terhuyung-huyung menghampiri mereka.
"Siapa yang datang?" tanya Giok Siauw Sian Cu.
Begitu sampai di hadapan mereka, Sin Eng Tan Po
langsung terkulai, dan wajahnya tampak pucat pias.
"Na... Na...." Sin Eng Tan Po menunjuk ke beIakang.
"Jangan omong yang tidak-tidak!" tegur Giok Siauw Sian
Cu. "Na Locianpwee berada di dalam ruang batu."
"Memang dia, aku... aku sudah terluka." sahut Sin Eng Tan
Po lemah. Giok Siauw Sian Cu dan lainnya tertegun Benarkah Na Hai
Peng sudah kabur dari ruang batu di dalam gua" Ketika
mereka bertiga baru mau menengok ke dalam gua, tahu-tahu
dua depa di hadapan mereka telah berdiri seorang berjubah
biru, yang tak lain adalah Na Hai Peng.
Na Hai Peng melangkah maju sambil melancarkan sebuah
pukulan ke arah Sin Eng Tan Po. Orang tersebut masih
sempat berkelit dengan cara berguling-guling.
Akan tetapi, Na Hai Peng cepat maju lagi sambil
menyambar Sin Eng Tan Po. Setelah itu, ia melesat pergi
dengan sebelah tangan menjinjing Sin Eng Tan Po. Giok
Siauw Sian Cu, Gin Tie Suseng dan Pang Siu Wie cepat-cepat
mengejarnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Hai Peng berdiri di atas sebuah batu besar, kemudian
melempar Sin Eng Tan Po ke bawah.
"Na Locianpwee." panggil Giok Siauw Sian Cu dengan
lembut Na Hai Peng membalikkan badannya, lalu menyerang Giok
Siauw Sian Cu dengan sebuah pukulan, Menyaksikan itu,
bukan main terkejutnya Gin Tie Suseng, Maka ia pun
melancarkan dua buah pukulan ke arah Na Hai Peng.
Lengan Na Hai Peng bergerak, seketika juga Gin Tie
Suseng terpental bagaikan layang-layang putus.
Namun walau demikian, ia telah menyelamatkan Giok
Siauw Sian Cu. Kemudian wanita itu segera berkelit ke
samping. Sedangkan Na Hai Peng langsung menubruk ke arah
Pang Siu Wie. Untung Pang Siu Wie sudah siap dengan pasir
beracun, Ketika melihat Na Hai Peng menerjang ke arahnya,
cepat-cepat ia mengayunkan tangannya, dan pasir beracun di
tangannya berhamburan ke arah Na Hai Peng.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Na Hai Peng terpaksa berkelit menghindari pasir beracun,
kemudian melesat pergi, Pang Siu Wie segera meloncat ke
arah Giok Siauw Sian Cu. "Kenapa engkau menggunakan pasir beracun?" tegur Giok
Siauw Sian Cu. "Aku... aku terpaksa," sahut Pang Siu Wie sambil menarik
nafas panjang. Ternyata Na Hai Peng cuma melesat beberapa depa lalu
berdiri tegak di situ sambil menatap Pang Siu Wie dengan
sorotan tajam. Giok Siauw Sian Cu keheranan ketika menyaksikan sorot
mata Na Hai Peng. Sebab selama ini, sepasang matanya
tampak tak bereahaya. Tapi kali ini menyorot begitu tajam.
Apakah ia sudah sembuh" Pikir Giok Siauw Sian Cu. Namun
sikapnya tetap tidak normal, Mung-kinkah ia bertambah gila"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di saat Giok Siauw Sian Cu sedang berpikir, tiba-tiba Na
Hai Peng menerjang ke arah mereka berdua.
Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie berkelit Na Hai
Peng menggunakan gerakan aneh memburu mereka, Akan
tetapi, Pang Siu Wie cepat-cepat meloncat sejauh mungkin
seraya berseru. "Kalian berdua lekas pergi, biar aku saja yang
menghadapinya!" "Jangan berkata begitu!" sahut Giok Siauw Sian Cu dan
Gin Tie Suseng serentak sambil meloncat maju.
Na Hai Peng mengejar Pang Siu Wie. Mendadak tampak
Pang Siu Wie jatuh terguling-guling.
Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng terkejut Mereka
mengira Pang Siu Wie sudah terluka.
Akan tetapi, di saat itu pula sekonyong-konyong Pang Siu
Wie mengayunkan tangannya.
Syuuur! Syuuur! Syuuur! . Ternyata Pang Siu Wie telah
menyerang Na Hai Peng dengan panah api. sedangkan Pang
Siu Wie berguling lagi seraya berteriak
"Dari pada kita mati semua, lebih baik kalian berdua cepat
kabur!" Pada waktu bersamaan, Pang Siu Wie merasa ada angin
yang penuh mengandung tenaga menerjang ke arah dirinya,
dan seketika juga badannya terpental
ketika Pang Siu wie menyerang Na Hai Peng dengan
panah api, Na Hai Peng mengibaskan lengan jubahnya,
seketika batang panah api melayang ke samping, lalu
meledak dan sekaligus menyala membakar pohon-pohon
yang di litu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Angin kibasan lengan jubah Na Hai Peng juga menerjang
ke arah Pang Siu Wie, sehingga wanita itu terpental beberapa
depa. Na Hai Peng pun melesat ke arahnya, Tiada pilihan lain
bagi Pang Siu Wie, kecuali secepat kilat mengayunkan
tangannya untuk menyerang Na Hai Peng dengan pasir
beracun dan panah api. "Kalian berdua masih tidak mau pergi?" seru Pang Siu
Wie. "Kalau kalian berdua juga mati, siapa yang akan
memberitahukan tentang kejadian di Kwat Cong San ini?"
Oiok Siauw Sian Cu dan Oin Tie Suseng tahu jelas,
kalaupun mereka bertiga menghadapi Na Hai Peng, tetap
tidak akan mampu melawannya. Oleh karena itu, mereka
berdua mengeraskan hati untuk meninggalkan tempat itu.
"Kakak Pang!" seru Giok Siauw Sian Cu. "Selamat
tinggaU." "Jangan banyak bicara lagi!" tandas Pang Siu Wie,
"Cepatlah kalian pergi!"
Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng melesat pergi,
Tak tama terdengarlah suara jeritan Pang Siu Wie.
"Saudara Kim!" Mata Giok Siauw Sian Cu berkaca-kaca,
"Kedengarannya Kakak Pang sudah habis, Kini keadaan kita
pun dalam bahaya, maka lebih baik kita bersembunyi dulu."
Gin Tie Suseng mengangguk Mereka berdua lalu
bersembunyi di balik sebuah batu besar Baru saja mereka
bersembunyi, muncullah Na Hai Peng, kemudian berhenti lima
enam depa dari tempat persembunyian Giok Siauw Sian Cu
dan Gin Tie Suseng. Mereka berdua menahan nafas, Berselang beberapa saat,
barulah Na Hai Peng melesat pergi.
Mereka berdua menarik nafas iega, Setelah itu Giok Siauw
Sian Cu bergumam. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Heran sekali!"
"Apa yang mengherankan?" tanya Gin Tie Suseng.
"Padahal Na Locianpwee masih dalam keadaan gila, maka
tidak seharusnya sepasang matanya menyorot begitu tajam,
Bahkan.,, kenapa dia terus mencari kita" Bukankah itu amat
mengherankan?" "Kalau dia tidak gila, bagaimana mungkin sembarangan
membunuh orang?" sahut Gin Tie Suseng.
"Sekarang kita harus bagaimana?" Giok Siauw Sian Cu
mengerutkan kening. "Kita harus menguntitnya, juga harus mencari Nona Pek
dan lainnya," ujar Gin Tie Suseng.
"Benar." Giok Siauw Sian Cu manggilt-manggut. "Tapi
tidak boleh sampai Na Locianpwee tahu kalau kita
mengikutinya." T'idak salah," Gin Tie Suseng mengangguk "Kalau dia tahu
kita mengikutinya, kita pasti celakai"
Mereka berdua ke luar dari tempat persembunyian ilu,
Giok Siauw Sian Cu menarik nafas dan air matanya meleleh
Tidak disangka Kakak Pang begitu sotider, Kalau dia tidak
memancing Na Locianpwee mengejarnya, bagaimana
mungkin kita masih hidup sekarang?"
"Memang sulit diduga hati seseorang," ujar Gin Tie Suseng
sambil menggeleng-gelengkan kepala, "Mungkin dia seumur
hidup biasa-biasa saja terhadap orang, namun di saat
menghadapi mati atau hidup, dia justru berani berkorban demi
orang lain." Mereka bereakap-cakap sambil meninggalkan Kwat Cong
San. Tiba-tiba mereka melihat Na HaiPeng berada di depan.
"Kita ikuti dia!" ujar Giok Siauw Sian Cu dengan suara
rendah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ng!" Gin Tie Suseng mengangguk
Mereka berdua mengikuti Na Hai Peng dengan hati-hati
sekali Bahkan selalu menjaga jarak, agar Na Hai Peng tidak
mengetahuinya. sepanjang jalan tidak terjadi suatu apa pun hingga di Kota
Ceng Kang, Di kota ini mendadak mereka kehilangan jejak Na
Hai Peng. Karena itu, mereka terpaksa mencarinya di pinggir
kota tersebut, dan kebetulan bertemu Bee Kun Bu, Lie Ceng
Loan dan Sie Bun Yun. Setelah mendengar penuturan itu, Sie Bun Yun
mengerutkan kenlng. ia memandang Giok Siauw Sian Cu dan
Gin Tie Suseng seraya berkata.
"Bolehkah aku bertanya satu hal?"
"Silakan!" sahut Giok Siauw Sian Cu.
"Setelah kejadian itu, kalian berdua sama sekali tidak
kembali ke dalam gua itu?" tanya Sie Bun Yun.
"Ketika itu kami berada di luar gua, bersama pula
menghampiri Sin Seng Tan Po. Tak lama kami melihat Na
Locianpwee, maka kami tidak masuk ke dalam gua lagi."
jawab Giok Siauw Sian Cu.
"Saudara Sie Bun!" Gin Tie Suseng menatapnya "Kenapa
engkau menanyakan itu" Apakah ada sesuatu yang
mencurigai ?" Tidak." Sie Bun Yun menggelengkan kepala, "Hanya saja
mungkin...." Sie Bun Yun tidak melanjutkan kemudian
bergumam, "Itu... bagaimana mungkin?"
"Kakak Sie Bun!" sela Lie Ceng Loan, "Maksudmu orang
itu bukan Paman Na?"
"Benar, Aku memang berpikir begitu," sahut Sie Bun Yun
sambil tersenyum getir Tapi tadi kita memang sudah melihat
Walau mukanya tertutup kain, tapi kalau bukan Na
Locianpwee, siapa pula orang itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika mendengar Lie Ceng Loan dan Sie Bun Yun
berkata begitu, yang lainnya mulai bereuriga, Namun selain
Na Hai Peng, siapa yang memiliki kepandaian setinggi itu?"
Mereka terus berpikir Tak lama mereka sudah hampir
sampai ditepi sungai, Mereka berlima berhenti sambil
memandang ke arah sungai itu, Tampak seseorang berdiri di
tepi sungai tak bergerak sama sekali.
Mereka berlima memperhatikan orang itu. Bentuk tubuh
orang itu dan caranya berdiri, siapa pun me-ngenalinya, orang
itu jelas Na Hai Peng. "Ayah angkatku berada di sana, mari kita ke sana!" ujar
Bee Kun Bu. "Adik Kun Bu!" cegah Giok Siauw Sian Cu. "Jangan!"
"Kalau kita tidak ke sana, lalu apa akal kita?" tanya Bee
Kun Bu. "Saudara Bee, kini dia tidak mengenali siapa pun. Maka
terhadap kita pun dia pasti turun tangan, Bukankah itu amat
membahayakan kita?" sahut Gin Tie Suseng, "Lebih baik kita
tetap di sini mengawasi gerak geriknya, Kalau dia pergi, kita
ikuti saja!" "Baiklah." Bee Kun Bu mengangguk
Mereka berlima berdiri di situ sambil mengamati Na Hai
Peng, sementara Na Hai Peng masih tetap berdiri tak
bergerak Berselang sesaat, mendadak Na Hai Peng
mengeluarkan siulan yang sangat menusuk telinga.
Seketika juga mereka berlima melangkah mundur
menjauhi tempat itu, karena suara siulan itu membuat telinga
mereka sakit dan hati pun menjadi berdebar-debar tidak
karuan. "Apakah dulu kalian pernah mendengar suara siulan-nya
yang begitu aneh?" tanya Sie Bun Yun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak pernah," sahut Bee Kun Bu.
"Kalau begitu...." pikir Sie Bun Yun, kemudian melanjut
kan. " Urusan ini agak aneh."
"Ayah angkatku memang sudah tidak waras, lalu apa yang
kelihatan aneh?" tanya Bee Kun Bu.
"Begini." ujar Sie Bun Yun setelah berpikir lama sekali
"Kalian tetap di sini, aku akan ke sana melihat ada apa
gerangannya" Kalau terjadi sesuatu atas diriku, janganlah
kalian ke sana cari mati!"
"Saudara Sie Bun, lebih baik aku ke sana bersamamu!"
ujar Bee Kun Bu sungguh-sungguh.
"Kakak Bu!" sela Lie Ceng Loan, "Kalau engkau ke sana,
aku pun ikut." Di saat Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng ingin
membuka mulut, mendadak Sie Bun Yun mengerutkan kening.
"lh?" serunya dengan suara rendah, "Lihatlah!"
Mereka langsung memandang ke arah Na Hai Peng,
Tampak sebuah perahu sedang menepi, dan mengarah ke
tempat Na Hai Peng berdiri
Di atas perahu tampak empat lelaki, sedangkan Na Hai
Peng pun berhenti bersiul
"Haah?" seru Lie Ceng Loan tak tertahan HKe empat
orang itu dalam bahaya!"
"Nona Lie, aku bilang belum tentu," sahut Sie Bun Yun.
"Terus perhatikan saja!"
Begitu perahu itu sampai di tepi, ke empat lelaki itu
meloncat ke daratan talu bersama-sama memberi hormat
pada Na Hai Peng. itu mencengangkan Bee Kun Bu dan
lalnnya. Na Hai Peng mengibaskan tangannya, seketika ke empat
orang itu segera mundur Bahkan tampak pula mereka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bereakap-cakap sejenak Kemudian ke empat orang itu
meloncat ke perahu, begitu pula Na Hai Peng.
setelah Na Hai Peng berada di atas perahu, tak lama
perahu itu pun melaju pergi, akhirnya lenyap dari pandangan
Bee Kun Bu meloncat ke luar dari tempat persembunyian
begitu pula yang lain, Kemudian ia memandang jauh ke depan
seraya berkata. "Kalian sudah menyaksikannya Apakah ayah angkatku
seperti orang gila?"
"Memang mengherankan0 sahut Lie Ceng Loan. "Padahal
Paman Na masih dalam keadaan tidak waras, tapi kenapa
begitu" Mungkinkah ke empat orang itu dari Mo Kui Ceh Yi?"
"Kalau benar ke empat orang itu dari Mo Kui Ceh Yi.,.,"
ujar Bee Kun Bu dengan air muka berubah, "Me-reka pasti
memperalat ayah angkatku untuk membunuh orang,"
Tidak salah." Sie Bun Yun mengerutkan kening, Tapi.,.,"
Tapi kenapa?" tanya Gin Tie Suseng.
"Orang-orang Mo Kui Ceh Yi tidak berpakaian yang begitu
macam," jawab Sie Bun Yun memberitahukan.
Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng tertegun Begitu pula Giok
Siauw Sian Cu. Lie Ceng Loan segera berkata.
"Mungkin mereka telah ganti seragam agar orang lain tidak
mengetahuinya." "Memang mungkin." Sie Bun Yun manggut-manggut
"Saudara Sie Bun!" Bee Kun Bu memandangnya,
"Maksudmu masih ada kemungkinan lain?"
Sie Bun Yun tidak segera menyahut, melainkan terus
memandang arus sungai. "Kita menerka sembarangan juga tiada gunanya, Yang
benar, kita harus menyelidiki tentang itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Benar." Bee Kun Bu manggut-manggut.
"Saudara Bee, pereuma banyak orang, lebih baik aku pergi
seorang diri," ujar Sie Bun Yun.
"Ha ha!" Gin Tie Suseng tertawa sambil menepuk bahu Sie
Bun Yun. "Saudara Sie Bun, walau kita baru kenal, namun
engkau jangan berkata begitu, sebab akan merusak solidaritas
kita." "Ha ha!" Sie Bun Yun juga tertawa, Kini ia sudah tidak bisa
bilang mau pergi seorang diri lagi
Mereka berlima menuju tepi sungai, Tampak sebuah
perahu berlabuh di situ, Sie Bun Yun meloncat ke perahu itu
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sambil memanggil, namun tiada sahutan
Bee Kun Bu mengeluarkan beberapa tael perak, lalu
ditaruh di tepi sungai dan kemudian menulis beberapa huruf di
tanah dengan pedangnya. "Uang perak ini untuk membeli
perahu." Seusai menulis, Bee Kun Bu dan lainnya meloncat ke
perahu, Bee Kun Bu memutuskan tali perahu, kemudian Sie
Bun Yun dan Gin Tie Suseng segera mengayuh Tak lama
perahu itu sudah melaju ke arah perahu yang membawa Na
Hai Peng pergi. ***** Bab ke 11 - Keanehan di Gunung Ciauw San
Perahu itu terus melaju. Berselang beberapa saat
kemudian, tampak sebuah gunung di tengah-tengah sungai
yang amat luas itu. "Kakak Giok Siauw! Tahukah engkau gunung apa itu?"
tanya Bee Kun Bu. "Kalau tidak salah, di sungai ini terdapat dua buah
gunung," jawab Giok Siauw Sian Cu memberitahukan "Yakni
gunung Emas dan gunung Ciauw."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Heran!" gumam Bee Kun Bu. "Kenapa ayah angkatku ke
Ciauw San itu?" "Benar." Sie Bun Yun manggut-manggut "Na Lo-cianpwee
memang ke gunung itu."
"Kok kalian tahu Paman Na ke sana?" tanya Lie Ceng
Loan heran Tadi ayah angkatku bersiul aneh dan begitu panjang,
Suara siulannya bisa mencapai tujuh delapan miL Tak lama
muncullah perahu itu. jadi aku berkesimpulan, bahwa ayah
angkatku pasti ke Ciauw San itu." jawab Bee Kun Bu
menjelaskan itu bagaimana mungkin?" Lie Ceng Loan menggelengkan
kepala, "Paman Na sudah tidak waras, tentunya tidak mungkin
bersiul memanggil perahu itu."
Setelah mendengar apa yang dikatakan Lie Ceng Loan,
Bee Kun Bu dan Sie Bun Yun saling memandang.
"Kalaupun bukan, namun kini kita sudah berada di sungai
ini dan dapat melihat dengan jelas, bahwa perahu itu telah
lenyap, Berarti perahu itu menuju ke Ciauw San." ujar Sie Bun
Yun. "Benar." Lie Ceng Loan mengangguk "Aku... aku sungguh
bodoh." Sementara perahu itu terus melaju, Tak lama sudah
mendekati Ciauw San Mereka semua memandang ke sana,
Tampak banyak batu karang dan ombak pun menderu-deru.
Berselang sesaat, perahu itu sudah menepi perasaan
mereka pun mulai tegang. "Setelah sampai di darat, kita harus hati-hati!" pesan Sie
Bun Yun. "Sama sekali tidak boleh lengah!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu dan lainnya mengangguk. Mereka semua
memang harus berhati-hati menghadapi segala kemungkinan
Mereka memandang lagi ke sana, lalu melesat ke darat.
"Aku jalan duluan, Saudara Bee di belakangku!" ujar Sie
Bun Yun. "Kalau ada apa-apa, kita harus segera memisah
agar tidak celaka semua."
Karena Sie Bun Yun berkata begitu, maka yang lain pun
tidak berani sembarangan melangkah.
Sie Bun Yun mengeluarkan senjatanya yang berupa
sebatang bambu tua, barulah mulai mengayunkan kaki-nya.
Bee Kun Bu mengikutinya dari belakang dan bersiap-siap,
Setelah beberapa depa, tampak sebuah jalan kecil
jalan kecil itu menembus rimba menuju ke gunung. Di
dalam rimba itu tampak sebuah rumah, dan asap sedang
mengepul di depannya, Namun di sekitar tempat itu sunyi
sepi. Sie Bun Yun menengok ke sana ke mari, kemudian
memasuki jalan kecil itu. Bee Kun Bu dan lainnya
mengikutinya dari belakang dengan waspada, Akan tetapi,
tidak terjadi apa pun, dan suasana di sepanjang jalan itu tetap
sunyi sepi. Mereka berlima terus berjalan perlahan Tak seberapa lama
kemudian, rumah itu semakin tampak jelas, tetapi kadangkadang tertutup oleh kabut, sehingga lenyap dari pandangan
Mendadak di depan mereka berkelebat empat sosok
bayangan manusia Betapa terkejutnya Sie Bun Yun ketika
melihat kemunculan orang-orang itu, sebab kemuncula
Pasangan Naga Dan Burung Hong 8 Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Hoa San Lun Kiam Karya Chin Yung Pendekar Bayangan Malaikat 10
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama