Ceritasilat Novel Online

Manusia Srigala 10

Manusia Srigala Karya Can I D Bagian 10


sudah bosan tidur terus, apalagi kalau sampai menjadi sakit
sungguhan karena kebanyakan tidur, ini bisa berabe."
"Lantas apa rencanamu sekarang?"
Sik Tiong Giok tertawa. "Cukup kau akui bahwa kaulah yang membebaskan jalan
darahku, nah ayoh berangkat kita bersama-sama menonton
keramaian." Begitu selesai berkata dia segera melompat keluar lebih
dulu dari ruangan tersebut.
Kakek cebol membuka mulutnya seperti ingin mengucapkan
sesuatu, namun karena orangnya sudah lenyap, terpaksa
diapun menyusul di belakangnya.
Malam amat kelam, namun dari sisi pantai sungai terdengar
suara orang sedang bertarung. Waktu itu tiga orang manusia
jelek dari Say juan sedang bertarung melawan tujuh orang
lelaki berpakaian ringkas, mereka semua mengenakan kain
kerudung muka berwarna hitam sehingga tidak kelihatan
wajah aslinya namun ditinjau dari potongan badannya, mereka
semua adalah pemuda-pemuda kekar.
Saat itu terdengar si menantu bermuka jelek Huan Sim
mendengus dingin dan berseru : "Sudah puluhan tahun
lamanya kami berkelana di dalam dunia persilatan, kami
percaya belum pernah membuat perselisihan dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siapapun, tapi kali ini kalian telah melakukan penyergapan,
sesungguhnya apa maksud dan tujuanmu?"
Ketujuh orang manusia berkerudung itu saling berpandangan sekejap, lalu seorang di antaranya berkata :
"Kejadian ini timbul karena kesalahan paham, harap
locianpwee bertiga sudi memaafkan."
Berada dalam keadaan demikian, maka bila pihak lawan
sudah mengaku sebagai suatu kesalahan paham maka
menurut peraturan dunia persilatan hal ini berarti pula sebagai
pengakuannya telah kalah sehingga seharus pihak lawan tak
boleh menanyakan latar belakangnya lebih lanjut.
Oleh sebab itulah si menantu bermuka jelek Huan Sim
segera mengerutkan dahinya.
Selang sesaat kemudian, si duka bermuka jelek Huan Ki
berkata pula : "Kalau memang peristiwa ini timbul karena
kesalahan paham, itu berarti tiada alasan bagi kita untuk
bermusuhan lagi, namun paling tidak tentunya kau harus
melaporkan dulu siapa nama kalian?"
Pemimpin dari ketujuh orang itu segera menjawab : "Sudah
berulang kali kami katakan kalau kejadian ini timbul karena
kesalahan paham, mengapa sih locianpwee bertiga harus
mendesak kami terus menerus?"
Si guntur bermuka jelek Huan Siau mendengus dingin :
"Hmm, masa ada kejadian yang begitu kebetulan di dunia ini"
Kalian kelewat memandang rendah kami bertiga dari Say juan.
Pokoknya sebelum kalian menyebutkan nama kamu semua,
kamipun tak akan menyudahi persoalan ini, kalau tidak
bagaimana mungkin kami bisa menancapkan kaki lagi di
wilayah Say juan?" "Lantas apa keinginanmu?" tanya orang itu dingin.
"Tidak ingin apa-apa, tapi kalianpun jangan harap pergi
dari s ini dengan aman."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar perkataan tersebut, ketujuh orang berkerudung
muka itu segera saling memberi tanda, tiba-tiba mereka
meloloskan pedang, di antara kilauan cahaya tajam tujuh bilah
pedang menyapu bersama ke arah tiga manusia jelek dari Say
juan. Melihat serangan ini, Huan siau tertawa terbahak-bahak :
"Haa... haa.... akhirnya sang rase memperlihatkan juga
ekornya, apakah cara kalian inipun termasuk suatu kesalahan
paham?" Sambil menghimpun tenaga dalamnya, dia melepaskan dua
buah bacokan secara beruntun.
Perlu diketahui, si guntur bermuka jelek Huan Siau
termashur di dalam dunia persilatan karena pukulan guntur
apinya, ilmu pukulan tersebut merupakan salah ilmu silat yang
ampuh, setiap serangannya selalu membawa suara gemuruh
yang memekakkan telinga. Begitulah, ketika dia mengayunkan sepasang tangannya
tadi, tiba-tiba saja muncul segumpal bunga api disusul ledakan
dahsyat yang memekakkan telinga, segulung kekuatan yang
maha dahsyat langsung menyambar ke muka.
Kabut pedang yang diciptakan ketujuh orang manusia
berkerudung itu segera terhajar telak hingga bergetar dan
bubar kemana-mana. "Sambutlah lagi dua pukulanku ini!"
Tubuh berputar kencang, sepasang lengan mendayung
menciptakan satu gerakan melingkar kemudian dua buah
pukulan dilepaskan lagi ke depan...
Di antara kilauan cahaya api, suara gemuruh yang bergema
kedengaran lebih memekakkan telinga.
Waktu itu ketujuh orang manusia berkerudung muka itu
sedang menghimpun kembali hawa pedang masing-masing,
ketika serangan maut menyambar datang, serentak mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengeluarkan seluruh kekuatan yang dimilikinya untuk
menghadapi ancaman. Dengan susah payah, angin serangan si guntur bermuka
jelek berhasil juga dibendung mereka.
Menantu bermuka jelek Huan Sim yang melihat keadaan ini
segera memberi tanda kepada saudaranya, mereka berdua
segera mendengus dan maju bersama ke depan.
Dalam waktu singkat ketiga orang bersaudara itu sudah
mengambil posisi segi tiga dan pelan-pelan mengayunkan
telapak tangan kanan mereka bersama.
Apabila pukulan api guntur dari Huan Siau, cakar tanpa
bayangan dari Huan Ki dan jari bintang langit dari Huan Sim
dilontarkan bersama-sama dapat dipastikan ketujuh manusia
berkerudung kepala itu tak akan lolos dari musibah.
Dalam keadaan yang amat kritis inilah tiba-tiba tampak
sesosok bayangan hitam meluncur masuk ke tengah arena
dengan kecepatan luar biasa, begitu munculkan diri orang itu
segera berseru keras : "Ci lian jit kiam cepat mundur!
Kemampuan kalian tak akan mampu menghadapi Hian bun
saw coat dari mereka."
"Siapakah kau?" tegur si duka bermuka jelek sambil
tertawa, "apakah kau sanggup menghadapi Hian bun sam coat
kami?" Sembari berkata dia awasi pendatang itu dengan seksama,
ternyata orang itu berdandan sangat aneh, pakaiannya
setengah berbentuk jubah pendeta dengan bagian lehernya
digantungi sebuah gelang besar, rambutnya sepanjang bahu
dan mukanya bengis. Menantu bermuka jelek Huan Sim yang menyaksikan raut
wajah orang itu segera berseru keras : "Rupanya manusia
yang lolos dari musibah di bukit serigala tempo hari, kini
muncul kembali untuk membuat keonaran."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata manusia aneh itu tak lain adalah Pat Huang Sin
Mo Shia yu, ketika mendengar perkataan mana dia tertawa
seram : "Tajam amat pandangan mata Cao lotoa, tak nyana
masih kenali diriku."
Si duka bermuka jelek Huan Ki segera berkata pula :
"Tampangmu yang jelek dan aneh memberi kesan yang
mendalam sekali bagi siapa pun yang melihatnya, tentu saja
kami tidak akan melupakan dirimu dengan begitu saja."
Pat Huang Sin Mo segera tertawa.
"Biarpun muka ku ini kurang sedap dipandang, sayang
sekali wajah kalian bertiga pun tidak termasuk tampan."
Menantu bermuka jelek Huan Sim mendengus : "Hmm,
biarpun tampang kami jelek, namun hati kami tidak jelek."
"Haah... haa... haa haa... sering kudengar orang berkata :
Tahu orangnya tahu wajahnya belum tentu tahu hatinya, siapa
sih yang mengetahui hati kalian jelek atau bagus, kecuali
kalian dapat mengereknya keluar serta diperlihatkan
kepadaku." Oleh karena kemunculan Pat Huang Sin Mo yang sangat
mendadak ini, Ci lian jit kiam telah manfaatkan peluang itu
untuk mengundurkan diri dari sana.
Sementara si guntur bermuka jelek Huan Siau sedang
merasa jengkel dan gusar ketika mendengar perkataan itu,
membentak keras : "Asal kau memang punya kemampuan
tentu saja akan kulihatkan kepadamu!"
"Baiklah," kata Pat Huang Sin Mo sambil tertawa, "kali ini
merupakan saat kedua bagiku muncul di dunia persilatan,
biarlah kugunakan kalian bertiga sebagai kelinci percobaan."
Kongsun Swan yang kebetulan baru muncul dari ruangan
segera berteriak keras sesudah mendengar ucapan itu : "Tiga
bersaudara jelek, kalian tak perlu tergesa-gesa, asal
membekuk siluman jangan lupa dengan bagianku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi Pat Huang Sin Mo mendongakkan kepalanya dan
tertawa tergelak : "Haaaaahh... haaaaahh... rupanya ada satu
lagi yang bosan hidup, bagus... bagus sekali, hari ini aku akan
berbuat kebajikan dengan mengirim kalian semua menuju ke
neraka." "Tak usah ngebacor dulu yang muluk-muluk," jengek kakek
cebol sambil tertawa, "untuk membereskan manusia macam
kau sih tak perlu kami turun tangan bersama."
"Hmm, kepandaian yang kalian miliki masih belum cukup
untuk menghadapi seranganku, siapa sih yang kau andalkan
untuk menghadapiku" Cepat suruh dia tampilkan diri."
Tiba-tiba dari balik kegelapan terdengar suara Sik Tiong
Giok berseru keras : "Dalam pertarungan di bawah tebing hwe
be gia tempo hari, kita masih belum selesai menentukan siapa
yang lebih unggul, mengapa tidak kita lanjutkan pertarungan
tempo hari itu disini."
Selesa i berkata pemuda itu melayang turun di hadapan Pat
Huang Sin Mo dengan dada dibusungkan dan sikap santai.
Kemunculan Sik Tiong Giok yang sangat tiba-tiba ini bukan
saja mengejutkan Pat Huang Sin Mo, bahkan ketiga manusia
jelek dari Say juan pun turut terkejut, segera pikirnya : "Aneh,
bukankah jalan darah bocah ini tertotok dan tubuhnya masih
menderita penyakit parah, mengapa dia bisa muncul disini."
Sementara mereka masih termenung, Pat Huang Sin Mo
telah menjengek sambil tertawaw seram : "Heeeh heeeh
heeeh, bocah cilik, apakah kau masih berkemampuan untuk
bertempur?" Sik Tiong Giok segera tersenyum : "Jika tidak percaya,
mengapa tidak segera dicoba?"
Belum selesai dia berkata, Pat Huang Sin Mo telah
mendengus dingin dan secepat kilat menerjang ke muka,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan kirinya melepaskan pukulan kepalan sementara tangan
kanannya melepaskan pukulan telapak tangan.
Dua gulung tenaga pukulan yang maha dahsyat pun segera
meluncur ke depan dan menghantam Sik Tiong Giok.
Menghadapi ancaman tersebut, anak muda itu tertawa, dia
berkelit ke samping dengan gerakan kelitan serigala lalu
mendekati Pat Huang Sin Mo dan menyambar telapak tangan
lawan dengan jurus cengkeraman serigala, menyusul
kemudian sikutnya menyodok ke depan dan dari gerakan
menyodok gendang serigala langit berubah menjadi ilmu kina
jiu. Pertarungan yang berlangsung antara kedua orang ini
boleh dibilang merupakan jurus-jurus adu jiwa, dalam waktu
singkat sekeliling arena sudah diliputi debu dan pasir yang
beterbangan memenuhi seluruh angkasa.
"Blaaammm... blaaammm..."
Dua kali benturan keras yang memperdengarkan ledakan
dahsyat membuat Pat Huang Sin Mo dan Sik Tiong Giok
masing-masing mundur tiga langkah ke belakang.
Mendadak terdengar si kakek cebol berseru keras : "Mari
kita maju bersama, jangan lepaskan gembong iblis ini dari
tempat ini, kita harus melenyapkan pembawa bibit bencana
ini." Tiga manusia aneh dari Say juan menyahut dan
menyebarkan diri serta mengurung Pat Huang Sin Mo di
tengah arena. Menghadapi kepungan tersebut, Pat Huang Sin Mo tertawa
terbahak-bahak, telapak tangannya segera diputar satu
lingkaran dan melepaskan sebuah pukulan yang persis
menyambut datangnya ancaman dari si guntur bermuka jelek
Huan Siau. "Blaaamm!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hentakan keras yang memekakkan telingan diiringi
percikan bunga api kemana-mana, angin puyuh dan hujan
debu segera menyelimuti angkasa.
Berada dalam keadaan demikian, cepat-cepat iblis tua itu
berkelit ke samping untuk menghindarkan diri, siapa tahu si
duka bermuka jelek Huan Ki telah menyambar pinggangnya
dengan ilmu cakar tanpa bayangan.
Iblis tua itu memang lihay, cepat-cepat dia mengeluarkan
ilmu langkah ngo heng dan berkelit ke samping tetapi disitu
telah menanti si menantu bermuka jelek Huan Sim dengan
ilmu jari bintang langitnya.
Sebaliknya si kakek cebol dengan mengandalkan tubuhnya
yang pendek kecil menyelinap kian kemari khusus mencari
peluang yang baik untuk melancarkan sergapan.
Sebaliknya Sik Tiong Giok mengkhususkan diri dalam
pertarungan adu kekerasan, setiap serangan yang dilontarkan
selalu penuhdgn tenaga murni yang menimbulkan deruan
angin puyuh. Di bawah kerubutan lima orang jago lihay tersebut dalam
waktu s ingkat Pat Huang Sin Mo telah dibuat kalang kabut tak
karuan, otot-otot hijau pada jidatnya pada menongol keluar
semua karena mendongkol. Andaikata dia tidak mengandalkan
jurus-jurus simpanannya yang tangguh, mungkin semenjak


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tadi dia sudah keok di tangan musuh.
Pat Huang Sin Mo mulai sadar bahwa keadaan sangat tidak
menguntungkan posisinya hari ini, bila sekali roboh di tangan
mereka, jangan harap jiwa bisa diselamatkan lagi.
Sebagai orang yang cerdik dan berpikiran panjang, tentu
saja iblis tua itu tak mau mati konyol, maka timbul niatnya
untuk mengambil langkah seribu.
Sayang sekali tiga manusia jelek, si cebol dan Sik Tiong
Giok sudah mempunyai niat untuk membunuhnya, tentu saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang-orang itu tidak akan melepaskan lawannya dengan
begitu saja, tak heran kalau serangan demi serangan yang
mereka lepaskan kian lama kian bertambah gencar.
Lama kelamaan Pat Huang Sin Mo mulai mandi keringat,
napas dan hawa murninya mulai tersendat-sendat, posisinya
makin lama semakin bertambah kritis.
Menantu bermuka jelek Huan Sim yang menjumpai
keadaan tersebut segera berteriak keras : "Gembong iblis itu
sudah tak mampu menahan diri lagi, ayoh kita perketat
serangan, hari ini kita harus melenyapkan bibit bencana ini
dari muka bumi." Belum selesai dia membentak, mendadak dari kejauhan
sana berema datang suara pekikan keras yang menggidikkan
hati, lalu dari tengah udara meluncur datang sesosok
bayangan hitam. Gerakan orang itu sangat cepat, baru saja pekikannya
bergema, orang itu sudah melayang turun di hadapan Pat
Huang Sin Mo, ternyata dia adalah seorang manusia jangkung
berbaju hitam. Pat Huang Sin Mo yang sudah terlalu lelah dalam
menghadapi pertarungan, saat itu mulai pusing dan panik,
pada hakekatnya dia tak bisa membedakan lagi mana kawan
mana lawan. Begitu manusia aneh itu munculkan diri, dia segera
menghimpun tenaga dalamnya ke dalam tangan kanan dan
menggunakan lima pukulan Kiu yu tok ciang menghantam
perut orang tadi. Menghadapi ancaman tersebut, manusia berbaju hitam itu
sama sekali tidak menghindar, dia mengebaskan ujung
bajunya dan tahu-tahu sudah menyambar pergelangan iblis
tersebut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian sekali menggetar, dia sudah melemparkan tubuh
iblis tua tersebut sejauh tiga lima kaki dari posisi semula
bahkan bentaknya keras-keras : "Mengapa tidak segera
kabur!" Pat Huang Sin Mo tertegun, lalu tanpa banyak bicara
melompat bangun dan melarikan diri terbirit-birit dari s itu.
Dalam waktu s ingkat bayangan tubuhnya sudah lenyap dari
pandangan mata. Ketika melihat munculnya manusia jangkung berbaju hitam
tadi, diam-diam ketiga manusia jelek dari Say juan merasa
gembira, mereka mengira Pat Huang Sin Mo bakal menemui
naasnya disitu. Di luar dugaan manusia berbaju hitam itu justru telah
menyelamatkan jiwanya, menanti dia sadar kalau keadaan tak
beres, Pat Huang Sin Mo sudah keburu kabur jauh tak
mungkin bisa dikejar lagi.
Dengan terjadinya peristiwa ini otomatis semua amarah
dari tiga manusia jelek, si cebol dan Sik Tiong Giok
dilimpahkan ke atas tubuh manusia aneh berbaju hitam itu.
Sik Tiong Giok yang pertama-tama tak mampu menahan
diri, dengan suara dalam segera bentaknya : "Mengapa kau
menyelamatkan jiwa gembong iblis itu" Siapa namamu...?"
"Sewaktu berada di bukit Bian pian san kau pernah
bertanya hal yang sama, sudah kukatakan aku tak punya
nama," jawab manusia aneh berbaju hitam itu dingin.
"Mengapa kau harus menolong Pat Huang Sin Mo" Tahukah
kau, dia adalah manusia jahat?"
"Orang baik atau orang jahat bukan urusanku, ingin
menolong atau membunuh adalah urusan pribadiku, mau apa
kau mencampurinya?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok mendengus : "Hmm, kau membantu kaum
laknat melakukan kejahatan, itu berarti kau pun seorang jahat
pula." Di dalam gusarnya pemuda itu segera mencaci maki orang
itu habis-habisan. Tapi manusia aneh berbaju hitam itu tetap berdiri
mematung disana tanpa bergerak, sampai Sik Tiong Giok
selesai memaki dia baru berkata dengan dingin : "Makian yang
bagus, nak kau bakal menyesal akhirnya."
Baru selesai dia berkata, tiba-tiba si kakek cebol
menimbrung dari samping : "Kalau kudengar nada suaramu,
jangan-jangan kau adalah sobat lama dari bukit serigala?"
Manusia aneh berbaju hitam itu segera tertawa tergelak :
"Haaaahh, haaahh, tikus tanah kau terlalu suka berlagak sok
pintar, memangnya kau anggap siapakah aku ini?"
"Apakah kau adalah in jin kami bertiga di masa lalu?"
sambung si menantu bermuka jelek pula.
Sekali lagi manusia berbaju hitam itu tertawa : "Kalian
terlalu sensitif di dalam persoalan ini sehingga mengira aku
sebagai kakek serigala, tahukah kau bahwa perbuatanku
melepaskan Pat Huang Sin Mo tadi tak lain adalah ingin
memaksa tua bangka itu munculkan diri pula di dalam dunia
persilatan?" "Lantas siapakah kau?" cepat-cepat Sik Tiong Giok
bertanya. "Aku..." Haaahh... haaahh... kalian akan mengetahui
sendirinya di masa mendatang, tapi aku harus memberitahukan kalian lebih dulu aku bukan kakek serigala
seperti apa yang kalian duga..."
Berbicara sampai disitu mendadak dia membalikkan
badannya, tahu-tahu muncul segulung angin berpusing yang
menerangkan pasir dan debu, menanti debut dan pasir itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereda, bayangan tubuh manusia berbaju hitam itupun ikut
lenyap dari pandangan. Menyaksikan kepergian manusia berbaju hitam itu, tiga
manusia jelek dari Say juan termenung beberapa saat
lamanya, kemudian menghela napas panjang.
Kakek cebol Kongsun Swan memukul-mukul kepala sendiri
sambil berseru pula : "Siapakah orang itu" Aaai benar-benar
membuat aku sicebol menjadi pusing sekali."
"Aku rasa biarpun dia bukan injin kita di masa lalu, sudah
pasti dia mempunyai hubungan dengannya," kata si duka
bermuka jelek Huan Ki kemudian.
Sik Tiong Giok masih berdiri tertegun sambil memandang
ke tempat kejauhan sana ketika mendengar perkataan
tersebut ia segera manggut-manggut dan berkata : "Benar,
dia bukan ayah angkatku, tapi banyak hal mirip dengan ayah
angkatku itu." Akhirnya dengan membawa pikiran yang bermacam-macam
dan perasaan yang gundah beberapa orang itu kembali ke
rumah penginapan. Tak lama kemudian haripun terang tanah, mereka segera
membereskan rekening dan meneruskan perjalanan menuju
lembah Lu hoa kok di bukit Ciong lay san.
Sepanjang jalan ke lima orang itu membungkam diri dalam
seribu bahasa, setiap orang bagaikan dibebani dengan
masalah yang besar sehingga suasana amat murung.
Terutama sekali si guntur bermuka jelek Huan Siau, tiada
hentinya dia menghela napas sambil bergumam : "Sebenarnya
siapakah dia" Kalau toh membantu kita, mengapa pula
membela musuh, apa... apa yang hendak dia lakukan
sesungguhnya?" Mendadak si kakek cebol tertawa terbahak-bahak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar tertawa itu si guntur bermuka jelek segera
mendelik sambil tegurnya : "Hey tikus tanah apa yang kau
tertawakan?" "Oooh tidak apa-apa," jawab kakek cebol sambil tertawa,
"aku cuma merasa bahwa orang aneh itu mesti mencurigakan,
tetapi kaulah yang patut dikasihani."
"Apa yang perlu dikasihani dengan diriku" Kau tak usah
berlagak sok belas kasihan," teriak Huan Siau marah.
"Kalau tak perlu dikasihani, mengapa pula kau harus
menghela napas panjang pendek."
"Aku cuma merasa manusia aneh itu sangat mencurigakan,
terutama sekali cara kerjanya, sampai sekarang kita belum
dapat menentukan sebenarnya dia itu musuh atau teman."
Kakek cebol tertawa : "Padahal urusan ini tak perlu kita
pikirkan secara serius, bila setiap persoalan dunia persilatan
harus kita pikirkan secara mendalam, wah kita bisa mati
menyedihkan, coba pikir apakah hal ini tidak patut dikasihani?"
Huan Siau tertawa dan tidak berbicara lagi.
Setelah menempuh perjalanan selama lima hari, akhirnya
senja itu mereka telah tiba di lembah Lu hoa kok di bukit
Ciong lay san. Di mulut lembah Lu hoa kok terdaat sebuah dusun, dalam
dusun itu hidup tiga puluhan keluarga penduduk yang hidup
sebagai petani. Di tempat itulah tiga manusia jelek dari Say juan
mendirikan rumahnya, orang persilatan lebih sering menyebut
tempat itu sebagai benteng Sam gi poo.
Biarpun penduduk yang berdiam di lembah Lu hoa kok
bukan terdiri dari satu warga yang sama, tapi semuanya
merupakan anak murid ke tiga manusia jelek tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Oleh sebab itu baik tua muda laki atau perempuan hampir
rata-rata memiliki beberapa jurus ilmu silat pelindung badan,
karena itu pula kawanan persilatan dan kaum pencoleng selalu
menghindari tempat tersebut.
Tahun ini tiga bersaudara jelek telah mencapai usia enam
puluh tahun, tapi berhubung tampang mereka selalu jelek,
maka hingga sekarang tak pernah kawin.
Hanya sang lotoa, si menantu bermuka jelek Huan Sim
pernah dengan seorang gadis suku Biau, di masa mudanya
dulu jauh di wilayah Biau sana.
Biarpun perkawinan itu hanya berlangsung sebentar, tapi
justeru pada lima belas tahun berselang tiba-tiba ada orang
yang muncul di rumah mereka dengan menghantar seorang
bayi perempuan serta sepucuk surat berdarah.
Sebagai jago-jago persilatan yang hidup dalam gelimpangan darah dan golok, ketiga manusia jelek itu dibuat
gelagapan dan kebingungan sendiri ketika di hadapan mereka
disodori bay i kecil. Tapi setelah membaca surat berdarah tersebut tanpa
berpikir panjang lagi mereka menerima bayi tersebut dan
memeliharanya dengan seksama.
Apa yang sesungguhnya telah terjadi tak diketahui umum
tapi menurut berita di luar konon bayi perempuan itu adalah
anak kandung sang lotoa yang dikirim dari wilayah Biau,
karena itu bocah tadi dinamakan Li ji.
Ketika Li ji mencapai usia lima enam belas tahun wajahnya
kelihatan cantik jelita bak bidadari dari kahyangan, dia benarbenar tumbuh menjadi seorang gadis yang menawan hati.
Akibatnya berita di luaran kembali diramaikan dengan
persoalan tersebut, siapapun tidak percaya kalau Cho lotoa
yang berwajah jelek bisa mempunyai seorang anak gadis yang
berparas cantik jelita bak bidadari dari kahyangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja tiga manusia jelek amat menyayangi putri
tunggalnya ini, saking sayangnya maka mereka bertiga pun
berangkat ke wilayah Biau untuk mencarikan sejenis obat
yang bernama Seng Leng cu untuk memperkuat tubuh
putrinya. Siapa tahu di dalam perjalanan pulang dari wilayah Biau,
tiba-tiba mereka bertemu dengan manusia berbaju hitam yang
memberitahukan kepada mereka bahwa putri mereka telah
sakit bahkan memberi petunjuk bahwa penyakit itu hanya bisa
disembuhkan oleh orang yang bisa kepandaian Thian long
eng. Dengan watak tiga manusia aneh tersebut, tentu saja
mereka tak mau percaya dengan perkataan itu akibatnya
terjadilah pertarungan antara si guntur bermuka jelek Huan
Siau melawan manusia berbaju hitam itu.
Tapi belum sampai tiga jurus, Huan Siau telah dirobohkan
dan manusia berbaju hitam itu pergi dari sana.
Dengan membawa perasaan duka dan juga khawatir,
ketiga orang manusia bermuka jelek itu buru-buru berangkat
pulang. Sungguh kebetulan di bawah bukit Thi pian san mereka
bertemu dengan Sik Tiong Giok, sebagai pengikut serigala
langit tentu saja mereka cukup tahu tentang seluk beluk
majikan mudanya dan tahu kalau pemuda ini pasti menguasai
dua belas ilmu cacad, itulah sebabnya mereka segera
membawa pemuda itu pulang ke Say juan.
Kini Sik Tiong Giok telah menjadi tamu agung di dalam
lebah Lu hoa kok. Ketika tiga manusia jelek pergi menjenguk keadaan putri
mereka, ditemukan Huan Li ji dengan muka pucat masih
duduk di dalam kamar semedinya, matanya terpejam rapatrapat dan tubuhnya kaku seperti patung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Barulah setelah ketiga manusia jelek itu memanggil
beberapa kali, Huan Li ji baru membuka matanya sebentar
sambil tersenyum lalu memejamkan matanya kembali.
Dalam

Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keadaan begini terpaksa tiga orang itu mengundurkan diri dengan perasaan tak menentu.
Ketika tiba kembali di ruang depan, si kakek cebol segera
bertanya dengan cemas : "Cho lotoa, bagaimana keadaan
sakit dari putri kalian itu?"
Sambil menghela napas si menantu bermuka jelek Huan
Sim menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya : "Aaai,
gara-gara untuk melatih ilmu siat heng hian kang, bocah ini
telah mengalami jalan api menuju neraka sehingga menderita
amat gawat, hey si tikus tanah, apa sih resep pengobatanmu
yang mujarab itu?" "Caranya sih amat sederhana, hanya sayang aku bukan
seorang tabib yang sakti hingga tak mungkin bisa melakukan
pengobatan..." sahut kakek cebol tertawa.
"Aaah, bukankah hal ini sama artinya dengan percuma?"
sela si dewa guntur bertampang jelek Huan Siau setengah
membentak. Kembali kakek cebol tertawa.
"Biarpun aku tak mampu, tapi disinikan hadir seorang tabib
ulung yang siap praktek, kecuali dia seorang rasanya memang
tiada orang kedua yang bisa menyembuhkan penyakit putrimu
itu, cuma dia sendiripun pasti akan rikuh untuk turun tangan."
Setengah tidak sabar si menantu bermuka jelek Huan Siau
menukas : "Hey tikus bumi, kau tak usah jual mahal lagi,
cepat katakan siapa yang sesungguhnya dapat mengobati
penyakit itu?" Dengan pandangan misterius kakek cebol melirik sekejap
ke arah Sik Tiong Giok, kemudian katanya kepada ketiga
manusia jelek itu sambil tertawa : "Mari kuperlihatkan sebuah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
benda kepada kalian, maka kalian akan segera tahu kalau cara
pengobatan tersebut tak mudah."
Sik Tiong Giok segera bangkit berdiri dan menghampirinya,
ia berkata sambil tertawa : "Paman guru cebol, mari
perlihatkan kepadaku."
Sementara itu si kakek cebol baru saja mengeluarkan
secarik kertas, ketika me lihat Sik T iong Giok menghampirinya,
cepat-cepat ia sembunyikan kertas itu ke belakang
punggungnya dan berseru sambil tertawa : "Maaf, pangeran
kecilku, kau tak boleh melihat isi surat ini..."
"Yaah sudahlah, tak boleh pun tak apa," kata Sik Tiong
Giok dengan nada apa boleh buat, "cuma sebentar kalian pun
tak usah mencari aku lagi."
Dengan misterius kakek cebol melirik sekejap ke arahnya,
kembali katanya sambil tertawa : "Bagaimana kalau berjanji
dulu akan menyanggupi sebuah syaratku setelah ku
perlihatkan kepadamu?"
"Kalau begitu lebih aku tidak melihat, akupun tak akan
menyanggupi syarat apapun darimu," seru anak muda itu
sambil menggoyangkan tangannya berulang kali.
Kontan saja kakek cebol mendelik : "Hey anak muda,
apakah perkataanmu itu dapat dipercaya?"
"Jika tak percaya tunggu saja nanti!"
Sementara kedua orang itu masih ribut, ketiga manusia
jelek itu sudah selesai membaca isi surat tersebut dan tibatiba memberi hormat bersama kepada Sik Tiong Giok.
Karuan saja Sik Tiong Giok dibuat amat terperanjat, cepatcepat dia menghindar ke samping sambil serunya : "Paman
bertiga, kenapa kalian harus bersikap demikian kepadaku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentu saja orang lain ada permintaan yang hendak
disampaikan kepadamu, akan kulihat kau si pangeran cilik
akan menerima atau tidak," ejek kakek cebol sambil tertawa.
"Kalian toh belum menerangkan persoalan apakah itu,
bagaimana mungkin aku bisa menyanggupinya?"
"Apalagi" Tentu saja mengobat penyakit yang diderita anak
gadis mereka." "Tapi, aku toh tidak memahami ilmu pertabiban bagaimana
mungkin bisa mengobati penyakit itu?"
"Sesungguhnya tidak banyak yang mereka harapkan, cukup
kau keluarkan ilmu Thian Li eng dari dua belas ilmu cacad
tersebut, bukankah si kakek serigala telah mengajarkan ilmu
tersebut kepadamu?" "Diajarkan sih sudah tapi ilmu tersebut kelewat ganas dan
keji, ayah angkatku berulang kali telah berpesan agar tidak
menggunakannya apabila tidak menjumpai keadaan yang kritis
dan gawat." "Tapi kepandaian itu pun merupakan ilmu sakti dalam
mengobati luka seseorang, bersediakah majikan kecil untuk
berbuat kebajikan?" sela si Menantu bermuka jelek Huan Sim
penuh pengharapan. Untuk sesaat Sik Tiong Giok menjadi tertegun setelah
mendengar perkataan itu, agak sangsi ujarnya : "Sekalipun
begitu, namun aku merasa kurang leluasa untuk menggunakan ilmu tadi terhadap tubuh seorang gadis,
disamping itu aku toh masih belum mengetahui penyakit
apakah yang diderita putrimu itu?"
"Kalau memang demikian, mengapa tidak pergi menengok
sendiri?" tukas si kakek cebol.
"Aku harus kesana" Rasanya kurang leluasa."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketiga manusia jelek dari Say juan pun segera
menunjukkan keberatannya setelah mendengar usul tersebut,
mereka saling berpandangan sekejap lalu terdengar si
menantu bermuka jelek Huan Sim berkata : "Kalau tidak
dipandang, diperiksa dan diteliti, bagaimana mungkin si sakit
bisa diobati" Baiklah, silahkan masuk ke ruang belakang."
Selesa i berkata, dia lantas membalikkantubuh dan berjalan
lebih dulu menuju ke ruang belakang dimana Huan Li ji
berada. Ruangan tersebut tidak terlalu besar, tapi kebersihan
sangat dijaga, waktu itu Huan Li ji masih tetap duduk bersila
di atas kasur duduk. Setelah memandang sekejap ke arah putri kesayangannya,
si menantu bermuka jelek Huan Sim menghela napas dan
mengeluh : "Aaai, bocah yang patut dikasihani!"
Sebaliknya Sik Tiong Giok yang melihat wajah Huan Li ji
segera merasakan hatinya bergetar keras, hampir saja ia
berseru tertahan : "Aaai... Cu Siau hong!"
Sebab paras muka nona yang bernama Huan Li ji ini
memang persis sekali dengan wajah Cu Siau hong, tak heran
kalau Sik Tiong Giok menjadi terkejut dan berdiri tertahan
untuk beberapa saat lamanya.
Si kakek cebol Kongsun Swan sendiripun merasa terkejut,
dia tak mengira kalau tiga manusia jelek dari Say juan yang
bertampang begitu menyeramkan ternyata mempunyai
seorang anak gadis yang cantik bak bidadari dari kahyangan
bahkan raut wajah nona ini begitu mirip dengan Li peng yang
binal. Ketika tiga manusia jelek dari Say juan melihat sikap
tertegun dari tua muda berdua itu, mereka segera salah
mengartikan maksudnya, disangka penyakit putrinya sudah
terlalu parah sehingga menguatirkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan gugup dan panik cepat-cepat ia berseru : "Hey...
tikus bumi, keee... kenapa kau" Apakah... apakah Huan Li ji
sudah tidak ter... tertolong lagi?"
Kakek cebol baru merasa terperanjat sesudah mendengar
pertanyaan ini, cepat dia pun menjawab : "Oooh... tidak...
tidak apa-apa, tunggu saja bagaimana jawaban dari s i serigala
kecil ini!" Lama sekali Sik Tiong Giok mengamati wajah nona itu,
kemudian pelan-pelan ia baru berkata : "Kepandaian silat apa
sih yang lagi dilatih nona Huan" Berada dalam kondisi yang
bagaimana ia menderita luka jalan api menuju neraka...?"
"Ilmu yang sedang dilatih siauli adalah ilmu Siau kiu heng
hian kang, orang yang berlatih kepandaian tersebut memang
pantang kaget dan diganggu. Nampaknya ia mengalami
musibah tersebut dalam keadaan terperanjat."
"Selagi berlatih, apakah tak ada orang yang melindunginya
dari luar?" "Waktu itu dia dilindungi oleh dua orang dayangnya,
namun sekarang kedua orang dayang itupun ikut lenyap."
Sik Tiong Giok termenung beberapa saat lamanya, lalu
berkata lagi : "Aku rasa dibalik peristiwa tersebut tentu masih
terdapat persoalan lain, mustahil dia cuma mengalami jalan
api menuju neraka." Mendadak si dewa guntur bermuka jelek Huan Siau
menyela : "Toako, mungkinkah dia telah datang?"
Dengan cepat si menantu bermuka jelek Huan Sim
menggeleng : "Aku pikir tidak mungkin... aah... mungkin juga
si bajingan berhati keji itu?"
Si duka bermuka jelek Huan Ki turut pula menimbrung :
"Aku percaya ia masih mempunyai perasaan kasih ayah
terhadap anaknya, dulu ia membuangnya dengan begitu saja,
mengapa pula sekarang timbul perasaan kasihnya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pembicaraan ketiga manusia bermuka jelek itu kontan saja
membuat si kakek cebol hanya melongo-longo saja dan tidak
tahu apa yang sedang mereka bicarakan, untuk sesaat dia
hanya bisa mengawasi ketiga orang rekannya dengan mata
terbelalak. Sik Tiong Giok sendiripun dibuat kebingungan oleh
pembicaraaan tersebut, akhirnya dia pun bertanya : "Hey,
sebenarnya apa yang sedang kalian ributkan" Sebetulnya
siapa yang telah datang" Siapa pula bajingan berhati keji itu?"
Menantu bermuka jelek Huan Sim menghela napas panjang
: "Sesungguhnya peristiwa ini merupakan suatu tragedi dunia
persilatan, biar kuceritakan nanti saja. Coba kau periksa
apakah penyakit anak Li masih bisa disembuhkan?"
Sik Tiong Giok menjadi sangsi, lambat-lambat ia berkata :
"Biarpun lukanya parah dan cara pengobatannya ada hanya
saja..." Tiba-tiba ia berhenti berbicara setelah sampai disitu.
Cepat-cepat tiga manusia jelek itu bertanya : "Bagaimana"
Apakah menjumpai kesulitan?"
Sik Tiong Giok seperti menjumpai kesulitan yang tak bisa
diutarakan sendiri olehnya, dia cuma mengawasi si kakek
cebol dengan mulut membungkam.
Cepat-cepat si dewa guntur bermuka jelek Huan Siau
berteriak : "Engkoh cilik, asal kau sanggup menolong,
permintaan apapun yang kau ajukan akan kupenuhi, ayohlah
cepat kau katakan." Sik Tiong Giok tetap memandang ke arah kakek cebol, lalu
pelan-pelan berkata : "Susiok, mari kita berbicara di luar."
Kakek cebol segera melayangkan pandangannya dan
memandang sekejap ke wajah semua orang lalu mengangguk
dan beranjak keluar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok segera mengikuti pula di belakangnya,
mereka berbisik-bisik di sudut halaman sana.
Tampak si kakek cebol mengerutkan dahinya sambil
menggeleng, menyusul kemudian menjulurkan lidahnya
dengan perasaan kaget dan keheranan.
Si menantu jelek Huan Sim yang menyaksikan kesemuanya
itu segera berseru lantang : "Engkoh cilik, apabila kau
menjumpai kesulitan mengapa tidak kau utarakan saja secara
blak-blakan?" Kakek cebol segera : "Cho lotoa, jangan terburu-buru dulu,
bagaimana kalau kemari dulu untuk dirundingkan bersama?"
Dengan langkah lebar ketiga orang manusia jelek itu segera
mendekati mereka. Pertama-tama si dewa guntur bermuka jelek Huan Siau
yang berseru lebih dulu : "Apakah anak Li masih dapat
ditolong?" "Tentu saja," sahut kakek cebol tertawa, "ilmu Thian long
eng memang khusus untuk untuk mengobati luka akibat jalan
api menuju neraka." "Kalau memang begitu, bagaimana kalau Sik siauko segera
turun tangan." "Tidak semudah itu," tukas kakek cebol menggeleng.
"Kenapa?" seru dewa guntur bermuka jelek Huan Siau
dengan mata melotot, "apakah kami telah menyusahkan dia
sehingga ia keberatan untuk memberi pertolongan" Baiklah
engkoh cilik Sik, aku mohon maaf kepadamu."
Sambil berkata dia benar-benar akan berlutut untuk minta
maaf, tentu saja tindakannya ini membuat Sik Tiong Giok
menjadi kerepotan dan buru-buru mencegah perbuatannya
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey Cho losam, bagaimana kalau kau jangan bertingkah
lebih dulu...?" tegur kakek cebol sambil tertawa.
"Tikus bumi, kau toh tahu kami tiga bersaudara hanya
mempunyai seorang anak gadis, dan sekarang sudah gawat
sekali keadaannya , bila dia sampai mati, apa arti kehidupan
kami di dunia ini?" "Yaa, akupun mengerti, tapi paling tidak toh mesti
mendengarkan dulu keterangan kalian hingga selesai sebelum
berulah bermacam-macam."
"Kalau begitu cepat katakan secara berterus terang."
Kakek cebol mendehem, lalu baru berkata : "Untuk
menjalani pengobatan dengan cara Thian long eng, maka
pertama-tama harus dilakukan pembalikan nadi terlebih dulu
untuk menggiring hawa murni agar kembali ke poros
sebenarnya, setelah itu baru melakukan pengurutan pada
ketiga puluh enam buah jalan darah di tubuhnya, bahkan
setiap dua belas jam satu kali harus dilakukan pengurutan
ulang. Coba bayangkan sendiri, mereka adalah muda mudi
yang baru meningkat dewasa, bagaimana mungkin perbuatan


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semacam ini bisa mereka lakukan secara sembarangan?"
Setelah persoalannya diterangkan, ketiga manusia bermuka
jelek itu baru mengerti apa sebabnya Sik Tiong Giok merasa
serba salah dibuatnya. Tiba-tiba mencorong sinar tajam dari balik mata si menantu
bermuka jelek Huan Sim segera serunya : "Selain ketiga puluh
enam buah jalan darah di sekujur badannya harus diurut,
bahkan setiap dua belas jam diulangi sekali lagi... bagaimana
nasib anakku ini selanjutnya."
"Itulah sebabnya orang lain jadi serba salah," tukas kakek
cebol. "Apakah masih ada cara lain yang lebih baik lagi?" cepatcepat menantu bermuka jelek Huan Sim bertanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah tak ada lagi."
"Aku tahu sekarang apa sebabnya dia menyuruh kau yang
tampilkan diri, aai," menantu bermuka jelek menghela napas.
Kakek cebol menghela napas pula, sambil menyambung :
"Tapi masih ada seorang lagi yang justru selalu menghalangi
aku, bahkan bermaksud akan mencelakai jiwa si bocah
serigala kecil." "Apa maksud siluman perempuan itu sudah munculkan diri
lagi di dunia ini?" "Yaa, ketika menginap di Hap kang tempo hari, dia telah
berkomplot dengan Pat Huang Sin Mo, dia bermaksud untuk
menyateroni kita, bahkan sempat menyemburkan cairan
penghancur tulang ke dalam kamar yang dihuni bocah ini,
untung kita bertindak cepat, kalau tidak entah bagaimana
jadinya." Mendengar perkataan tersebut, menantu bermuka jelek
Huan Sim memandang sekejap wajah kedua orang adiknya,
lalu berkata dengan suara berat dan dalam : "Saudara
Kongsun, segala sesuatunya terserah kepadamu, asalkan
engkoh cilik Sik tidak menolak, apa lagi yang bisa kami
katakan..." "Toako, aku rasa lebih baik kita rundingkan dulu persoalan
ini dengan anak Li!" cepat-cepat si duka bermuka jelek Huan
Ki menyela. Menantu bermuka jelek Huan Sim manggut-manggut,
kembali ia memberi kerdipan mata ke arah kakek cebol,
kemudian beranjak pergi dari situ.
Sepeninggal mereka, kakek cebol baru berpaling ke arah
Sik Tiong Giok dan berkata sambil tertawa : "Nah, anak muda,
ikutilah aku. Bagaimana kalau kita bicarakan persoalan ini
baik-baik?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apalagi yang hendak dibicarakan" Apa bedanya dengan
berbicara disini?" "Baik, asalkan kau si bocah mau berterus terang, apa pula
yang harus kutakuti?"
"Sudahlah, cepat kau utarakan apa yang hendak
dibicarakan," seru Sik Tiong Giok tertawa.
"Orang lain telah setuju, bagaimana dengan kau sendiri
dalam pengobatan ini?"
"Tidak mudah, kalian harus melakukan perlindungan di luar
ruangan, asal tidak sampai mengejutkan aku dalam satu jam
saja aku sudah selesai mengurut."
"Enak benar perkataanmu!" seru kakek cebol sambil
tertawa. "Memangnya tidak sulit..."
"Hmm, bagaimanapun juga orang lain toh masih seorang
gadis perawan, setelah kau permainkan dalam keadaan bugil
tanpa sehelai busana pun..."
"Susiok cebol," tukas Sik Tiong Giok sebelum kakek cebol
menyelesaikan perkataannya, "kau adalah seorang cianpwee,
kuharap bicaramu agak lebih jelas, aku toh bermaksud
mengobati lukanya, mengapa kau menuduhku mempermainkannya?" "Sekalipun kau bermaksud cuma mengobati lukanya, tolong
tanya, setelah sekujur badan nona itu kau raba dari atas
sampai ke bawah, apakah besoknya dia masih laku untuk
kawin?" "Apa sangkut pautnya soal itu denganku?" jawab Sik Tiong
Giok tertegun. "Kau toh tahu bahwa seorang lelaki memandang tinggi soal
harga diri dan seorang wanita memandang tinggi soal
kesucian diri, biarpun kau berhati jujur tanpa prasangka jelek,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tapi setelah kalian berada di dalam kamar berduaan apalagi si
nona dalam keadaan bugil total, bagaimana cerita orang yang
mengetahui kejadian ini?"
Sik Tiong Giok menjadi terbungkam dalam seribu bahasa,
lama setelah tertegun ia baru berkata agak tersipu-sipu :
"Lantas... bagaimana baiknya" Akupun tak pernah berpikir
sampai kesitu." "Sekarang hanya ada satu cara untuk mengatasi persoalan
ini, hanya masalahnya kau bersedia menerima cara itu atau
tidak?" "Susiok, aku tahu kau pasti punya cara, ayo cepat
utarakan." "Satu-satunya jalan adalah menyanggupi untuk memperistri
nona itu di kemudian hari sete lah lamaranmu diterima dan
kalaupun secara resmi sudah mempunyai ikatan suami istri
dengan sendirinya kau bisa melakukan pengobatan tersebut
secara leluasa. Bagaimana" Setuju tidak?"
Sik Tiong Giok segera menggelengkan kepalanya berulang
kali, setelah termenung beberapa saat sahutnya : "Aku tak
bisa menerima syarat ini..."
"Kenapa?" tanya kakek cebol dengan mata melotot, "ketiga
manusia jelek telah berhasil mengobati lukamu, masa kau tak
tahu balas budi?" Dengan cepat Sik Tiong Giok menggelengkan kepalanya
berulang kali. "Siapa bilang aku tak tahu balas budi, masalahnya sekarang
apakah si nona bersedia menerima tawaran ini?"
"Soal itu sih tak perlu kau urusi, pokoknya serahkan saja
kepadaku, tanggung beres, yang penting sekarang adalah
anggukan kepalamu tanda setuju."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan perasaan apa boleh buat Sik Tiong Giok menghela
napas panjang katanya kemudian : "Baiklah, terserah kepada
kemauan susiok." Sementara pembicaraan mereka masih berlangsung, si
menantu bermuka jelek telah berjalan menghampiri, katanya
kepada kakek cebol sambil tertawa : "Segala sesuatunya telah
selesai dibicarakan dan siauli pun telah menyatakan
persetujuannya, entah bagaimana dengan jawaban engkoh
cilik Sik?" Kakek cebol tertawa. "Tentu saja dia pun telah memberikan persetujuannya,
kalau tidak, hendak kemanakah dia mencari istri yang begitu
cantik jelita?" "Sungguh tak disangka kami tiga bersaudara harus merebut
seorang menantu jauh dari ribuan li sana..." sela dewa guntur
bermuka jelek Huan Siau sambil tertawa.
"Aaah, perkataan Cho losam terlalu tak enak didengar, kita
kan mencarikan menantu untuk putrimu, masa dibilang
merampas?" Perkataan ini segera disambut gelak tertawa semua orang.
Tiba-tiba si menantu bermuka jelek Huan Sim berpaling ke
arah Sik Tiong Giok sambil berkata : "Engkoh cilik, kapan kau
akan mulai turun tangan?"
"Tengah malam nanti... cuma soal perlindungan..."
"Tidak usah kuatir, aku dapat mengaturkan semuanya
untukmu, pokoknya kami tak akan membuat kau sampai
terkejut." "Masalah yang paling ku kuatirkan adalah bubuk racun
penghancur tulang dari Hua Siu mo li, benda beracun itu tak
bisa dibendung dengan mengandalkan ilmu silat."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa yang mesti ditakuti?" tukas dewa guntur bermuka
jelek Huan Siau segera, "paling banter selembar jiwaku harus
melayang, pokoknya tak usah kuatir, biar harus berkorban pun
kami tak akan membiarkan kalian menjadi kaget."
Malam itu, di saat suasana telah mulai hening, seorang diri
Sik Tiong Giok memasuki ruang belakang.
Waktu itu nona Huan Li ji telah dibaringkan di atas
pembaringan di sudut ruangan.
Tampaknya nona itu sedang gelisah dan tak tenang,
meskipun orangnya sudah tertidur nyenyak namun selimut
yang semula menutupi tubuhnya telah tertendang sampai
tersingkap, begitu nampaklah pakaian tidurnya yang tipis
berwarna hijau serta sepasang pahanya yang putih mulus.
Sik Tiong Giok yang menyaksikan kejadian ini menjadi
sangat keheranan, pikirnya : "Sungguh aneh, andaikata ia
menderita jalan api menuju neraka seharusnya sekujur
tubuhnya kaku dan tak bisa bergerak, mengapa ia bisa tidur
begitu nyaman dan santai?"
Tapi ingatan lain segera melintas lewat, pikirnya lebih jauh
: "Tapi begitu pun ada baiknya, mengapa tidak kugunakan
kesempatan ini untuk menotok jalan darahnya agar lebih
mempermudah usaha pengobatan nanti?"
Setelah mengambil keputusan diapun berjalan mendekati
pembaringan itu, tapi baru saja akan menotok jalan darah Hek
tian hiat di tubuh Huan Li ji, mendadak sebuah tangan telah
menepuk bahunya menyusul seseorang berkata dengan suara
sedingin es : "Jangan kau sentuh dia, aku telah mengobati
luka yang dideritanya..."
Peristiwa yang berlangsung sangat mendadak ini segera
mengejutkan Sik Tiong Giok, serta merta ia membalikkan
badannya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata manusia aneh berbaju hitam itu telah berdiri di
belakangnya, hanya saja perawakan tubuhnya tidak setinggi
apa yang pernah dijumpai sebelumnya.
Dalam terkejut dan herannya, untuk sesaat Sik Tiong Giok
menjadi tertegun dan tak sanggup mengucapkan sepatah
katapun. Sambil tertawa ringan manusia aneh berbaju hitam itu
berkata lagi : "Engkoh cilik, kau tak pernah menyangka bukan
bahwa aku akan muncul di tempat ini."
Setelah berhasil menenangkan pikiran dan perasaannya
yang bergolak, Sik Tiong Giok menjawab dengan dingin :
"Sudah kuduga kau akan kemari."
"Cuma tidak menyangka kalau aku akan tiba pada hari ini
bukan?" sambung manusia aneh berbaju hitam itu sambil
tertawa. "Cepat atau lambat toh sama saja, hanya tidak kupaham i
apa maksudmu datang kemari?"
"Aku datang kemari untuk melindungi putriku, apakah ini
salah?" "Putrimu...?" Sik Tiong Giok membelalakkan matanya lebarlebar dan berseru keheranan, "apakah nona Huan adalah
putrimu?" "Betul, dia memang putri kandungku, apakah kau tidak
percaya?" "Yang membuat orang sukar percaya adalah setiap orang
sudah tahu kalau dia adalah putrinya Huan lotoa, mengapa
secara tiba-tiba bisa menjadi putrimu?"
Manusia aneh berbaju hitam itu menghela napas panjang :
"Aaai, kalau kau tidak mau percaya yaa apa boleh buat, toh
akupun tidak berharap orang lain akan mempercayainya, tapi
yang pasti, demi darah dagingku sendiri aku harus berupaya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk menyumbangkan segenap kemampuan yang kumiliki
demi kebahagiaannya, asal dia bisa hidup bahagia maka aku
pun merasa puas." "Kalau ku dengar nada suaramu itu rasanya seperti amat
kukenal, sebenarnya siapa sih kau?"
Tiba-tiba manusia aneh berbaju hitam itu tertawa :
"Apakah kau menganggap aku sebagai kakek serigala langit"
Bila begitu dugaanmu tersebut salah besar."
"Lantas apa sebabnya aliran ilmu silatmu bisa sejalan
dengan ilmu silat yang berasal dari perguruan serigala langit?"
"Sekalipun aku bukan kakek serigala langit, namun aku
mempunyai hubungan yang mendalam dengannya."
"Lantas siapakah kau?"
Manusia aneh berbaju hitam itu menarik napas panjang :
"Aku adalah seorang manusia yang sudah melupakan nama
asliku sendiri, bocah muda, jangan mendesak aku terus!"
Sik Tiong Giok termenung sambil berpikir sejenak,
kemudian katanya : "Baiklah, aku tak akan menanyakan
persoalan ini kepadamu, lantas bagaimana dengan keadaan
luka yang diderita nona Huan ini?"
"Aku telah membantunya menembusi semua urat nadinya
yang tersumbat dengan tenaga dalamku, sekarang jiwanya
sudah tidak berbahaya lagi, cuma kau harus membantunya
untuk menguruti seluruh jalan darah di tubuhnya, agar dia
cepat pulih kembali seperti sedia kala."
"Menolong orang harus menolong sampai berakhir,
mengapa kau tidak membantunya untuk menguruti seluruh
jalan darah di tubuhnya?"
Kembali manusia aneh berbaju hitam itu tertawa.
"Nak, orang lain tak bisa membantumu dalam persoalan ini,
untung saja kalian sudah resmi menjadi suami istri, jadi sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sepantasnya bila kau yang turun tangan menguruti seluruh
badannya." Begitu selesa i berkata, dia segera melejit keluar dan
bagaikan segulung asap hitam lenyap tak berbekas dari
pandangan mata. "Di luar ruangan telah diatur penjagaan yang begitu ketat,
akan kulihat bagaimana caramu pergi dari situ..."
Namun biarpun sudah didengarkan beberapa saat namun
suasana di luar masih tetap hening dan tak terdengar sedikit
suarapun, kenyataan tersebut membuat sang pemuda mau


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tak mau lantas mengagumi kepandaian orang.
Setelah menghela napas panjang dia membalikkan badan
lagi dan siap untuk menotok jalan darah tidur nona Huan Li ji
agar mempermudah usahanya untuk menguruti sekujur
badannya nanti. Tapi sebelum dia sempat turun tangan, mendadak Huan Li
ji membalikkan tubuhnya lalu duduk.
Ia masih tetap memejamkan matanya, nampak jelas kalau
masih tertidur nyenyak, tapi pakaian tidurnya yang tipis telah
tersingkap lebar sehingga tubuhnya yang putih bersih terlihat
jelas di depan mata. Kedengaran nona itu mengigau : "Oooh... panas, panas
sekali!" Timbul rasa kasihan di hati Sik Tiong Giok melihat
keadaannya, tangannya yang semula berniat menotok jalan
darah tidurnya, kini dirubah untuk menangkap lengannya, lalu
tanyanya lembut : "Nona Li, apakah kau kegerahan?"
"Oooh... panas... aku kepanasan..." keluh Huan Li ji dengan
napas tersengal. Tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya dan memeluk Sik T iong
Giok erat-erat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok segera merasa sebuah tubuh yang montok
dan empuk bersandar di dalam pelukannya, bau harum
semerbak yang berhembus lewat membuat ia bagaikan orang
mabuk. Sejak lahir hingga sekarang, walaupun ia pernah
membopong tubuh nona Bun Un ketika berada di kuil Tay hu
si tempo hari, namun keadaan pada waktu itu amat kritis
sehingga ia tak sempat merasakan sesuatu apapun.
Jilid 19 SEBALIKNYA sekarang ia berada dalam suasana yang
tenang, lagi pula berada dalam kamar berduaan saja, bisa
dibayangkan bagaimanakah perasaan pemuda tersebut
setelah memeluk seorang gadis telanjang.
Jantungnya segera berdebar keras, peredaran darah di
dalam tubuhnya pun semakin cepat, sepasang pipinya turut
menjadi panas dan susah ditahan.
Pada saat dia terbuai dalam rangsangan inilah, mendadak
terdengar Huan Li ji menjerit kaget : "Aduuuh...!"
Dalam jeritan kaget mana, sepasang lengannya yang
sedang merangkul tubuh Sik Tiong Giok itu dilepaskan
sementara tubuhnya segera menyusup ke balik selimut hingga
kepalanya pun ikut disembunyikan.
Sik Tiong Giok yang menghadapi kejadian tersebut menjadi
tertegun, untuk sesaat suasana di dalam ruangan itu menjadi
makin hening. Berada dalam keadaan begini Sik Tiong Giok mulai
menyumpahi diri sendiri, pikirnya : "Sik Tiong Giok, wahai Sik
Tiong Giok, apa yang sedang kau lakukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa kau justru timbul pikiran sesat. Terhitung
perbuatan seorang lelaki sejatikah itu...?"
Sementara ia masih menyumpahi sendiri, dari balik selimut
terdengar Huan Li ji bertanya : "Siapa kau?"
"Aku bernama Sik Tiong Giok, apakah Huan toasiok belum
membicarakan persoalan ini dengan mu?"
Dari balik selimut segera berkumandang suara tertawa
merdu : "Oooh, jadi kau adalah pangeran cilik, ayah telah
membicarakan persoalan ini denganku, bukankah kau datang
untuk mengobati lukaku...?"
"Asal kau sudah tahu, hal ini lebih baik lagi," kata Sik Tiong
Giok tertawa, "bagaimana kalau sekarang juga kuurutkan jalan
darah di tubuhmu?" Huan Li ji segera menyingkat selimutnya dan menongolkan
wajahnya yang dihiasi senyuman manis, sahutnya sambil
tertawa : "Silahkan kau segera turun tangan!"
"Bila kau menutupi tubuhnya dengan selimut, bagaimana
caraku untuk menguruti jalan darahmu?" tanya Sik T iong Giok
sambil tertawa rikuh. "Lantas apa kehendakmu?" tanya Huan Li ji sambil
mengawasi pemuda itu tajam.
"Buka selimut itu dan berbaringlah secara baik-baik sambil
mengendorkan seluruh badan, dengan demikian akupun dapat
mulai bekerja..." "Boleh saja tetapi mesti berjanji untuk memejamkan mata
rapat-rapat dan tak boleh mengintip tubuhku."
Dengan perasaan apa boleh buat, terpaksa Sik Tiong Giok
memejamkan matanya rapat-rapat dan berkata sambil tertawa
: "Nah bersiap-siaplah, aku berjanji tidak akan membuka
mataku untuk mengintip."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali nona itu mengiakan, disusul kemudian terdengar
suara pakaian yang disingkirkan.
Sik Tiong Giok tahu kalau gadis itu sudah siap, maka
bagaikan orang buta yang memiji, kesepuluh jari tangannya
mulai bergerak menguruti sekujur badan nona tersebut.
Huan Li ji hanya merasakan munculnya segulung hawa
panas dari dalam pusar yang segera menyebar kemana-mana,
dalam waktu singkat sekujur tubuhnya sudah terasa menjadi
nyaman dan segar. Selang beberapa saat kemudian, ketika Sik Tiong Giok
menjumpai Huan Li ji seperti lagi nikmati urutan tersebut
tanpa berusaha untuk menghimpun tenaga dalamnya dari
dalam, cepat-cepat menegur : "Nona, caramu ini bisa
melelahkan si kerbau tua!"
"Lalu apa yang mesti kuperbuat?" tanya Huan Li ji dengan
suara rendah. "Kau mesti menghimpun tenaga dalammu dari dalam serta
menggiring hawa murniku ke arah yang benar, dengan begitu
jalan darahmu baru bisa ditembusi, jika hal ini tidak kau
lakukan sampai matipun aku berusaha juga percuma."
"Aduh mak, mengapa tidak kau katakan semanjak tadi?"
bentak Huan Li ji. Sepasang muda mudi ini meski mempunyai perasaan saling
mencinta namun sesungguhnya tidak terpengaruh oleh nafsu
birahi, di satu pihak berusaha untuk menolong orang dengan
sepenuh tenaga, sebaliknya di pihak lain berusaha untuk
menyembuhkan lukanya, dengan kerjasama yang erat maka
usaha itu pun segera membuahkan hasil.
Tanpa disadari mereka telah mengerahkan tenaga dalam
masing-masing untuk saling mengiring dan membaur, hawa
murni pun segera menembusi jalan darah yang ada tanpa
terbendung lagi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak bergema suara yang lemah dari balik urat nadi
gadis itu. Sik Tiong Giok tahu bahwa mereka sudah berada dalam
keadaan yang paling kritis dalam keadaan begini jika dia salah
bertindak sedikit saja maka dapat berakibat mencelakai
seumur hidup nona tersebut.
Karena itu dia menghimpun segenap tenaga dalam yang
dimilikinya untuk meningkatkan bantuannya.
Selang beberapa saat kemudian, terdengar Huan Li ji
berteriak penuh kegembiraan.
"Horee, aku telah sembuh sama sekali!"
Rupanya di bawah urutan Sik Tiong Giok yang terakhir
dengan tenaga penuh itu, jalan nadi jin meh dan tok meh nya
telah berhasil pula ditembusi, tak heran kalau ia merasa begitu
kegirangan. Saking gembiranya dia sampai lupa diri, lupa kalau saat itu
dia masih berada dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai
benangpun yang menempel di tubuhnya.
Begitu melompat bangun dari atas pembaringan, sepasang
lengannya segera merangkul leher Sik Tiong Giok erat-erat.
Dengan perbuatannya itu maka tak bisa dicegah lagi
seluruh bagian tubuh si nona termasuk yang paling rahasia
pun turut tertera dengan jelas di depan mata.
Huan Li ji baru teringat akan kebugilannya setelah
menjumpai wajah Sik Tiong Giok berubah menjadi merah
padam, sementara matanya yang tertegun mengawasi bagian
rahasia tubuhnya tanpa berkedip.
Ia segera menjerit kaget, kemudian dengan wajah tersipusipu karena malu segera menyusupkan diri ke balik selimut.
Dengan wajah masih termangu Sik Tiong Giok segera
menegur : "Hey, mengapa sih kau ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil menongolkan wajahnya yang merah padam
bagaikan kepiting rebus, Huan Li ji berseru manja : "Kau
jahat, jahat sekali, siapa suruh kau membuka matamu serta
mengintip badanku?" "Aaah, rupanya soal itu tapi kau sendiri yang kurang ajar..."
kata Sik Tiong Giok tertawa.
"Bagaimana kurang ajarku..."
"Siapa suruh kau melompat-lompat macam orang gila
sehingga hampir saja menyumbat hawa murniku" Sudah lupa
diri, sekarang masih menegur orang, bayangkan saja."
"Sudahlah, apa yang hendak kau bilang?" tukas Huan Li ji
tiba-tiba. Mendengar perkataan itu Sik Tiong Giok segera tertawa,
timbul keinginannya untuk menggoda gadis itu, sambungnya
lebih jauh. "Kenapa aku tak boleh bicara" Paling tidak harus dijelaskan
dulu siapa yang salah!"
"Baik, sekarang kau berani jahat kepadaku, awas saja
tunggu nanti kalau kita sudah..."
Mendadak ia menutup mulutnya dan segera menyembunyikan diri di balik selimut.
Sik Tiong Giok segera tertawa terbahak-bahak : "Haaah,
haaah... mengapa tidak kau lanjutkan" Aku harus menunggu
sampai kita kenapa?"
Huan Li ji segera merasakan sepasang pipinya menjadi
merah dan panas, saking malunya dia sampai tak mampu
mengucapkan sepatah katapun, maka dia pun menyembunyikan diri di balik selimut sambil membungkam diri
dalam seribu bahasa. "Tuttt, tuuuutt..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itulah mendadak dari kejauhan sana terdengar
bunyi terompet tanduk kerbau yang dibunyikan keras-keras.
Huan Li ji segera menongol keluar lagi dari selimut dan
berkata dengan gelisah : "Suara terompet itu merupakan
suara tanda bahaya dari dusun kami, sudah pasti ada musuh
tangguh yang menyerang datang, cepat berikan pakaianku itu,
cepat, cepat aku..."
Sik Tiong Giok pun merasakan juga keadaan yang tidak
beres, dengan cepat dia memadamkan lampu lalu menyambar
pakaian si nona dan memberikan kepada si empunya seraya
berbisik : "Kau baru sembuh dari sakit, jangan menghadapi
musuh lebih dulu, ayahmu telah melakukan persiapan yang
cukup kuat, biar aku saja yang pergi menengok keadaan,
berada dalam kondisi demikian paling baik kau jangan
menggunakan tenaga lebih dulu, mengerti?"
Dengan penuh perasaan cinta Huan Li ji mengangguk, dan
Sik Tiong Giok pun menyelinap keluar dari ruangan.
Malam itu sangat gelap tanpa rembulan, Sik Tiong Giok
yang melayang keluar ke tengah halaan segera mengamati
keadaan di sekeliling tempat itu dengan seksama, ia
menjumpai sesosok bayangan hitam meluncur datang dengan
kecepatan tinggi. Melihat datangnya bayangan tersebut, Sik
Tiong Giok segera mengayunkan telapak tangannya siap
melancarkan serangan. Mendadak terdengar bayangan hitam
itu menyapa : "Pangeran kecilkah disitu?"
Sik Tiong Giok segera mengenali suara itu sebagai suara si
duka bermuka jelek Huan Ki, segera ia menghindar ke
samping dan menyahut dengan suara lirih : "Ji siok, berapa
banyak musuh yang datang" Sudahkah diketahui alirannya?"
"Belum begitu jelas, si tikus bumi sedang pergi menyelidi
tapi kedengarannya banyak juga yang datang... bagaimana
keadaan Li ji sekarang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ia sudah sembuh sama sekali, hanya belum boleh
menghadapi musuh." "Kalau begitu akupun dapat berlega hati, betapapun
banyaknya musuh yang datang aku percaya masih mampu
untuk menghadapinya, sekarang harap kau kembali ke s isi Li ji
serta melindungi keselamatan jiwanya."
"Tak menjadi masalah, yang ku kuatirkan adalah manusia
aneh berbaju hitam itu."
"Akupun punya firasat, kemungkinan besar si manusia aneh
berbaju hitam itu akan datang."
Belum habis perkataan itu diutarakan, mendadak terdengar
Sik Tiong Giok berbisik : "Sst, ada orang datang, mari kita
sambut kedatangan mereka."
Selesa i berkata, dia segera melompat maju ke depan untuk
menyambut kedatangan mereka.
Bayangan manusia yang meluncur datang itu bergerak
dengan kecepatan tinggi dan kelincahan tubuh yang
mengagumkan, sudah jelas dia merupakan seorang jago silat
yang berilmu tinggi. Dengan suara keras Sik Tiong Giok segera membentak :
"Hey sobat, apa yang hendak kau lakukan?"
Orang itu tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeeh heeeh heeeh lebih baik tak usah kau campuri.
Semenjak kapan sih benteng Sam gi poo di lembah Lu hoa kok
ini telah bertambah dengan seorang bocah jelek macam kau"
Apakah Tiga jelek dari Say juan telah mengangkat seorang
anak lagi?" Biarpun dia mengejek tiada hentinya namun tubuhnya
justeru menyelinap ke balik kegelapan dan enggan


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menampilkan diri. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesungguhnya Sik Tiong Giok merasa gusar sekali setelah
mendengar perkataan lawan yang tidak senonoh, akan tetapi
pengalaman yang diperolehnya selama berkelana dalam dunia
persilatan selama ini membuat anak tersebut cukup
memahami akan kelicikan hati manusia serta betapa
bahayanya dunia persilatan, sekali salah melangkah maka
akibatnya bisa fatal untuk keselamatan jiwanya.
Itulah sebabnya biarpun di hati kecilnya dia mendongkol
namun perasaan tersebut tetap ditahan, pelan-pelan
dihampirnya tempat persembunyian bayangan hitam itu, lalu
sambil menatapnya lekat-lekat dia berkata : "Sobat, kau tak
usah menyelidiki siapa aku, yang jelas bila seseorang muncul
di rumah orang lain di tengah malam buta, maka dia kalau
bukan bajingan tentu bandit, hari ini perbuatanmu sudah
ketahuan siaya mu, maka jangan berharap keinginanmu bisa
terwujud. Bila kau enggan menampilkan dirimu lagi, jangan
salahkan bila aku tak akan sungkan-sungkan lagi kepadamu."
Baru selesai berkata, diiringi suara desingan tajam
mendadak setitik cahaya tajam langsung menyambar ke arah
tenggorokannya. Disusul kemudian terdengar orang itu berkata : "Kalau tak
akan sungkan-sungkan lantas kenapa" Nah, coba rasain
dahulu hadiahku ini."
Perbuatan orang itu betul-betul amat licik, dia melancarkan
serangan lebih dulu dengan senjata rahasianya kemudian baru
menyapa, diiringi seruan tertahan Sik Tiong G iok segera roboh
terkapar di atas tanah. Dari balik kegelapan segera melompat keluar sesosok
bayangan hitam... Orang itu membungkus kepalanya dengan kain hitam dan
mengenakan pakaian ringkas untuk berjalan ma lam, pedang
yang berada di tangannya kelihatan tajam serta memancarkan
cahaya yang berkilauan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika menjumpai Sik Tiong Giok roboh terkena senjata
rahasia, ia segera berseru sambil tertawa tergelak : "Haahh,
haahh, haah... manusia busuk, jika mulutmu berani bicara
besar, nyatanya kau tak becus..."
Belum lagi perkataan itu selesai diutarakan, mendadak Sik
Tiong Giok melompat bangun sambil membentak : "Siapa
bilang aku tak becus" Lihat ini, kukembalikan senjata
rahasiamu itu." Setitik cahaya tajam diiringi suara bentakan keras langsung
menyambar ke tubuh orang itu.
Dengan cekatan orang tersebut menghindar ke samping
kemudian serunya : "Kepandaian yang sangat hebat, tak
nyana kau mampu menyambut senjata rahasia sambil
mengembalikannya kembali, sayang sekali serangan itu tidak
berhasil mengenai diriku."
Padahal tujuan Sik Tiong Giok adalah membekuk orang itu
hidup-hidup agar bisa diperiksa serta dikorek keterangan dari
mulutnya, karena itulah serangan balasannya tadi memang
tidak ditujukan untuk melukai lawan.
Coba kalau bukan begitu, niscaya orang itu akan mampus
atau paling tidak terluka parah.
Sementara senjata rahasia itu dilancarkan, Sik Tiong Giok
ikut pula menerjang ke depan, tangan kirinya langsung
mengancam sepasang mata lawan.
Ternyata orang itupun cukup cekatan, dengan gesit dia
menghindar ke samping lalu pedangnya bergerak cepat
mengeluarkan jurus serangan Tiga gelang menjerat rembulan.
Sreeet, sreeet, sreeet...! Secara beruntun dia lepaskan tiga
buah serangan dengan gerakan yang cepat dan tepat.
Jangan dilihat Sik Tiong Giok hanya bertangan kosong
belaka, sesungguhnya ilmu Ki na jiu hoat yang dipergunakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
olehnya itu merupakan suatu ilmu kepandain yang sangat
menggetarkan dunia persilatan.
Tidak nampak gerakan apa yang dipergunakan olehnya,
tahu-tahu saja gagan pedang lawan telah berhasil dipegang
erat-erat, menyusul kemudian bentakan keras menggema di
udara : "Roboh kau!"
Ternyata orang itu memang menurut sekali, diiringi
dengusan tertahan tubuhnya segera roboh terjengkang di atas
tanah. Pada saat itulah dari atas atap rumah melayang turun dua
buah sosok bayangan manusia dan langsung menghadang di
hadapan orang itu seraya membentak keras : "Bocah keparat,
siapa kau" Berani amat mencampuri urusan kami!"
Sik Tiong Giok tersenyum.
"Apa pula maksud kalian menyatroni lembah Lu hoa kok di
tengah malam buta begini" Paling tidak kalian harus
menyebutkan dulu siapa nama kalian."
Salah seorang di antara mereka segera menjawab : "Kami
semua adalah Tui hun sam cici (Tiga utusan pencabut nyawa)
dari Ci shia jit mo (tujuh iblis dari kota merah), adapun
kedatangan kami di lembah Lu hoa kok di tengah malam buta
ini bermaksud untuk meminta semacam benda."
Sik Tiong Giok tidak mengetahui macam apakah tujuh iblis
dari kota merah itu, dia agak tertegun setelah mendengar
perkataan tersebut. Mendadak dari kegelapan sana melompat keluar si kakek
cebol yang segera menimbrung : "Hey anak muda, tujuh iblis
dari kota merah bukan manusia baik-baik, apalagi anak
buahnya, lebih baik jangan beri kesempatan kepada mereka
untuk kabur." Sik Tiong Giok segera tersenyum lagi setelah mendengar
perkataan tersebut, ujarnya kemudian : "Kau tak usah kuatir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
paman guru cebol, setelah bertemu denganku tanggung
mereka tak akan punya peluang untuk pulang dalam keadaan
aman dan selamat." Utusan lencana emas Bong Sim cuan tidak bicara lagi,
mendadak ia mendongakkan kepalanya dan berpekik tajam
suaranya seperti tangisan setan, tajam, melengking dan
sangat tak sedap didengar.
Begitu suara pekikan tersebut bergema, dari empat penjuru
segera bergema pula suara sahutan yang amat keras, suara
itu begitu menyeramkan sehingga tidak mirip dengan suara
manusia. Sementara Sik Tiong Giok masih terkejut bercampur
keheranan, tahu-tahu bayangan hitam telah bermunculan dari
empat penjuru sekeliling tempat itu. Dalam waktu singkat
disana telah bertambah dua tiga puluh orang lelaki berbaju
hitam yang semuanya bersenjata terhunus, keadaannya
sungguh menyeramkan. Utusan lencana emas Bong Sim cuan segera menghentikan
suara pekikannya, lalu berkata kepada Sik Tiong Giok dengan
suara sedingin es : "Nah, sudah kalian saksikan sekarang
seluruh lembah Lu hoa kok telah terkurung rapat, bila perintah
kuberikan maka dalam sekejap mata tempat ini akan menjadi
abu." Sementara itu tiga manusia jelek dari Say juan telah
munculkan diri pula, menghadapi situasi demikian, mereka
telah mempersiapkan diri untuk melancarkan serangan.
Sambil tersenyum Sik T iong Giok berkata : "Biarpun jumlah
kalian amat banyak, sayang sekali orang-orang mu itu tak
akan sanggup untuk membuat aku Sik Tiong Giok menjadi
tunduk dan takluk. Apalagi di dalam lembah Lu hoa kok ini
pun masih terdapat tuan rumahnya."
Mendengar kalau lawannya adalah Sik Tiong Giok, Utusan
lencana emas Bong Sim cuan tertawa seram : "Oooh rupanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kau adalah Pangeran Serigala yang baru muncul dalam dunia
persilatan belakangan ini. Kebetulan sekali, sesungguhnya
kedatanganku hari ini adalah untuk mencari kau."
"Oya" Tapi rasanya kita tak saling mengenal, berjumpa pun
belum pernah, ada urusan apa kalian datang mencariku?"
"Kami mendapat perintah dari Mo cu untuk meminjam
sebuah kotak Giok hap gi ciau darimu, bilamana kau tahu diri,
harap serahkan saja benda tersebut padaku, agar tidak usah
terjadi pertumbahan darah yang tak berguna."
"Ooh, rupanya kau datang disebabkan kotak Giok hap gi
ciau tersebut, tapi sayang benda itu merupakan tanda
kepercayaan bagi mereka yang setia kawan dan jujur, tak
mungkin bisa kupinjamkan kepada manusia-manusia busuk
semacam kalian." "Hm, kalau begitu kau keberatan untuk meminjamkan
kepada kami?" dengus utusan lencana emas ketus.
"Boleh saja kalau ingin meminjam, tapi harus ada
jaminannya yang berharga."
"Jaminan apa yang kau inginkan?"
"Sesungguhnya sederhana sekali, hanya aku kuatir kau tak
akan bisa memenuhinya."
"Benda apa pun yang dikehendaki istana iblis kota merah,
tak ada orang yang berani membangkangnya."
"Benarkah kalian bisa memenuhinya?" ujar Sik Tiong Giok
sambil tertawa, "percuma saja kalau hanya bicara di bibir,
apalagi bila sudah kuutarakan nyatanya tak mampu kalian
penuhi lantas bagaimana jadinya?"
"Cepat kau katakan, dengan nama serta kedudukan istana
iblis kota merah dalam dunia persilatan, aku yakin tiada
persoalan yang tak bisa diwujudkan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba paras muka Sik Tiong Giok berubah menjadi
serius, lambat-lambat dia berkata : "Kotak Giok hap gi ciau
merupakan sebuah benda mestika bagi kaum pendekat dan
ksatria dalam dunia persilatan, benda itu lebih-lebih
merupakan lambang bagi para patriot yang bertujuan
memperjuangkan kebebasan bangsa dan negaranya dari
cengkeraman kaum penjajah, sehingga boleh dibilang tak
ternilai harganya, aku rasa belum tentu ada benda setanding
yang bisa dipakai untuk menjamin benda tersebut."
"Hey sudah setengah harian lamanya kau mengoceh,
bukankah semua perkataanmu itu percuma saja?" sela utusan
lencana emas. Sik Tiong Giok mengerdipkan matanya berulang kali,
kemudian menyahut sambil tertawa : "Tapi masih ada satu
benda yang rasanya cukup sebagai jaminan."
"Benda apakah itu?"
"Batok kepala dari tujuh iblis!"
Begitu perkataan tersebut diutarakan, tiga manusia jelek
serta kakek cebol segera tertawa terbahak-bahak saking
gelinya sedangkan ketiga utusan itu mencak-mencak karena
mendongkol. Utusan lencana emas segera mengeluarkan sebuah benda
dari dalam sakunya dan diangkat tinggi-tinggi ke atas sambil
bentaknya : "Tiga puluh enam Thian kang busu dengarkan
baik-baik, segera hancurkan lembah Lu hoa kok ini sehingga
rata dengan tanah, tangkap hidup-hidup Pangeran Serigala,
laksanakan perintah ini baik-baik."
Kawanan lelaki berbaju hitam yang berada di sekeliling
tempat itu segera mengiakan bersama kemudian menerjang
ke bawah dengan kekuatan yang mengerikan.
Menantu bermuka jelek Huan sim membentak keras, dia
sambar senjata Sian jin ciang nya ihlu melancarkan serangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih dulu dengan menggunakan jurus 'menyapu rata selaksa
prajurit'. Tiba-tiba saja kawanan lelaki berbaju hitam itu menyebarkan diri keempat penjuru, si menantu bermuka jelek
Huan Sim segera menggetarkan sepasang Sian jin membentuk
segulung cahaya tajam yang menghadang sembilan orang
busu thian kang tersebut.
Sementara kedua puluh orang lainnya bersama-sama
menerjang ke arah Sik Tiong Giok.
Si duka bermuka jelek Huan Ki, si dewa guntur bermuka
jelek Huan Siau serta si kakek cebol bertiga tidak ambil diam,
serentak mereka maju menghadang dan berkobarlah suatu
pertarungan yang amat sengit.
Sik Tiong Giok memandang sekejap ke tengah arena
kemudian bagaikan tak pernah terjadi suatu apapun dia
berkata kepada si utusan lencana emas sambil tertawa :
"Aaah, tidak kusangka kalau benda milik mu itu mempunyai
daya pengaruh yang hebat, benda apa sih namanya?"
"Utusan lencana emas tertawa dingin : "Hmm, tak nyana
pengetahuan si bocah cilik begitu rendah seshingga lencana
tujuh iblis dari istana Jit mo hu pun tidak dikenal, buat apa
kau berkelana di dalam dunia persilatan?"
Sik Tiong Giok segera tertawa.
"Aaah, bukankah di atas bambu kecil itu tergantung tujuh
buah kepala tengkorak" Itukah yang bernama lencana tujuh
iblis" Benar-benar susah dipercaya, coba pinjamkan
kepadaku." Utusan lencana emas tertawa dingin : "Hmm, manusia
macam kau masih belum pantas untuk meminjamnya."
Belum habis ia berkata mendadak tangan kanannya
menjadi lemas dan lengan tersebut segera terkulai ke bawah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak bertenaga, lencana tujuh iblis yang semula berada dalam
cekalannya pun tak bisa dipegang lagi.
Dalam kagetnya cepat-cepat ia berusaha menyambar
lencana tersebut dengan tangan kirinya, sayang sekali
usahanya itu terlambat satu langkah.
Tahu-tahu terlihat sesosok bayangan manusia berkelebat
lewat, menyusul kemudian terdengar utusan lencana tembaga
dan utusan lencana baja membentak bersama.
Menanti dia mendongakkan kepalanya, tampak Sik Tiong
Giok telah berdiri kembali di tempat semula dengan senyuman
dikulum, dalam genggamannya masih memegang lencana
tujuh iblis miliknya. Peristiwa ini segera mengejutkan ke tiga orang utusan
pencabut nyawa itu, kegagahan dan kegarangan yang mereka
tunjukkan tadi pun kini hilang lenyap tak berbekas.
Paras muka mereka berubah menjadi pucat pias seperti


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mayat, tubuh mereka berdiri kaku di tempat bagaikan patung,
untuk sesaat mereka tak tahu apa yang mesti dilakukan.
Sik Tiong Giok yang berhasil merampas lencan tujuh iblis
pun sedang mengamati benda tersebut dengan seksama,
ternyata ke tujuh butir kepala itu, tiga besarnya hanya
sekepalan rambut dan kumis semuanya utuh bahkan
wajahnya seperti wajah manusia biasa.
Dari ke tujuh butir kepala itu, tiga di antaranya adalah
kepala perempuan, agaknya benda tersebut telah direndam
dalam obat sehingga menyusut menjadi kecil.
Salah satu kepala itu berwajah mirip sekali dengan Huan Li
ji, tapi mirip juga wajah Cu Siau hong, cantik menarik dan
mempesonakan hati. Sik Tiong Giok yang menyaksikan hal ini seakan-akan
tersentuh hatinya oleh suatu persoalan, semacam perasaan
gusar karena dipermainkan timbul dari hatinya, mendadak ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membentak keras : "Hm aku kira benda mestika apa yang
begitu berharga, ternyata tak lebih cuma beberapa butir
kepala manusia yang sudah mampus, huuuh, aku mah tak
sudi, ni ku kembalikan kepada kalian."
Sambil berkata ia segera mengerahkan tenaga dalamnya ke
dalam lencana tujuh iblis itu, secepat sambaran kilat benda itu
segera meluncur ke arah Utusan Lencana emas.
Betapa gembiranya Utusan Lencana emas ketika menjumpai lawannya mengembalikan lencana tujuh iblis itu
kepadanya dalam hati pikirnya : "Hmm, tampaknya cuma
seorang bocah dungu yang belum berpengalaman, sehingga
tidak diketahui betapa lihaynya lencana itu."
Sementara di hati kecilnya berpikir begitu, tangannya
segera bergerak cepat untuk menyambut lencana tersebut.
Siapa tahu Sik Tiong Giok telah bermain gila dengan
lencana tujuh iblis itu, bila tangannya sampai menyentuh
benda tersebut, maka lencana tujuh iblis akan hancur
berantakan. Di saat kelima jari tangannya hampir menyentuh lencana
tujuh iblis itulah, mendadak benda itu melejit setinggi tiga
depa ke tengah udara. Peristiwa tersebut bukan saja mengejutkan si Utusan
Lencana emas, berhubung benda tersebut melejit ke atas,
otomatis terlepas pula dari lingkaran daya pengaruh yang
dipancarkan Sik Tiong Giok, hal ini membuat anak muda
tersebut turut merasa terkejut pula.
Dari balik kegelapan terdengar seseorang berkata dengan
suara yang menyeramkan : "Bocah keparat Sik, percuma saja
kau membuang tenaga dalammu, jangan harap lencana tujuh
iblis dapat kau hancurkan dengan tipu muslihatmu itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara pembicaraan berlangsung, lencana tujuh iblis itu
melambung di tengah udara lalu secepat sambaran petir
meluncur ke arah mana berasalnya suara tersebut.
Sudah barang tentu Sik Tiong Giok merasa tak puas setelah
menyaksikan kejadian ini, baru saja ia berniat melakukan
pengejaran, siapa tahu pada itulah kejadian aneh kembali
berlangsung. Sewaktu sampai di tengah jalan, tiba-tiba lencana tujuh
iblis itu kembali berhenti, seakan-akan terhadang oleh suatu
kekuatan yang besar sekali, benda itu melejit dan akhirnya
terlempar keluar perkampungan.
Kejadianini sekali lagi mengejutkan Sik Tiong Giok serta
tiga utusan pencabut nyawa, mereka tahu disitu telah hadir
lagi jago-jago yang tangguh.
Sementara mereka masih diliputi perasaan kaget dan
terkesiap, dari balik wuwungan rumah di sebelah timur telah
muncul tiga sosok bayangan manusia dan langsung melayang
turun ke atas tanah. Sik Tiong Giok segera mengamati bayangan tersebut
dengan seksama, ternyata ketiga orang yang muncul adalah
Pat Huang Sin Mo Mo Shia yu, seorang kakek botak serta
seorang perempuan cantik berpakaian pendeta.
Begitu munculkan diri ketiga orang utusan pencabut nyawa
itu segera maju ke depan dan berlutut di hadapannya.
Dengan suara dingin kakek botak itu segera berkata :
"Kalian sudah banyak tahun berdiam di istana Mo hu, tentunya
mengetahui juga tentang peraturan dari lencana tujuh iblis
bukan?" Ketika mendengar teguran itu, tiba-tiba saja sekujur badan
ketiga orang utusan pencabut nyawa itu gemetar keras.
Kakek botak itu sama sekali tidak ambil perduli terhadap
keadaan orang-orang itu, kembali ujarnya : "Bila orang yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membawa lencana tersebut tak sanggup melindungi lencana
itu, ia akan menebus dosanya dengan kematian, sedang
pelindungnya harus memotong sebuah lengan sendiri,
mengerti?" Dari ketiga orang itu, rupanya si Utusan Lencana emas
adalah pemimpinnya, dengan badan gemetar dia segera
menjawab : "Tecu tahu!"
Sik Tiong Giok yang menyaksikan kejadian ini mendadak
menjadi tak tega, dengan wajah dingin seperti es mendadak
selanya : "Hey tua bangka botak, barusan pun kau tak berhasil
merebut Lencana Tujuh Iblis tersebut, apa kegagalanmu itu
tidak ditebus pula dengan kematian?"
Si kakek botak itu mendengus : "Omong kosong, aku
adalah murid tertua tujuh iblis, soal lencana yang hilang atau
tidak adalah urusan rumah tanggaku sendiri, lebih baik kau
tak usah banyak bicara."
Sik Tiong Giok segera tertawa dingin : "Hmm, sudah jelas
kau pun kehilangan lencana tujuh iblis, mana orang lain yang
disalahkan" Kau tak tahu diri, percuma kau menjadi murid
tertua dari tujuh iblis."
Berubah paras muka kakek botak itu sehabis mendengar
perkataan itu, namun ia tidak menggubris sindiran dari Sik
Tiong Giok tersebut, pelan-pelan sorot matanya diarahkan ke
wajah ketiga orang utusan pencabut nyawa, lalu bentaknya :
"Apalagi yang kalian nantikan" Apakah harus menunggu
sampai aku yang melakukannya bagi kalian?"
Beberapa patah kata itu diucapkan dengan suara yang
dingin kaku dan sama sekali tak berperasaan.
Ketiga orang utusan pencabut nyawa itu tak berani beraya l
lagi, mereka segera menyembah ketiga orang iblis tersebut,
lalu mengayunkan tangan kanannya menghajar batok kepala
sendiri. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Blaammmm...! Ubun-ubunnya segera hancur berantakan, isi benak
bersama darah segarpun berhamburan ke atas tanah,
sementara selembar jiwanya ikut pula melayang meninggalkan
raganya. Menyusul kemudian utusan lencana tembaga dan utusan
lencana baja meloloskan sebilah senjata dan mengayun ke
atas lengan sendiri. Diiringi percikan darah segar yang memancar kemanamana, kedua orang itu sudah kehilangan lengan sebelah,
saking kesakitannya sekujur badan mereka jadi gemetar
keras, namun tak seorang pun berani merintih apalagi
mengeluh. Sik Tiong Giok benar-benar amat berang menjumpai
kebuasan lawan, segera bentaknya : "Tak heran kalau kalian
menyebut diri sebagai iblis, nyatanya sedikitpun tak punya peri
kemanusiaan..." Kakek botak itu sama sekali tidak menggubris perkataannya, dengan suara dingin katanya : "Aku pikir kau
tentulah putra angkat dari kakek serigala langit yang bernama
Sik Tiong Giok." "Kalau benar ada apa" Aku memang Pangeran Serigala
langit Sik Tiong Giok."
"Apakah kotak mestika gio hap gi ciau masih berada di
sakumu" Ayoh cepat serahkan kepadaku, kalau tidak... hmm!
Jangan harap bisa lolos dalam keadaan hidup."
Sik Tiong Giok segera mencibir sinis, jengeknya sambil
tertawa dingin : "Kau ini manusia macam apa, cepat sebutkan
namamu, siap tahu aku akan memberikan jenasah yang utuh
untukmu." "Heeeh heeeh heeeh, kau si bocah benar-benar tekebur,
berani betul bersikap kurang ajar kepadaku, coba kalau tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengingat usiamu masih muda, aku akan membinasakan
dirimu sekarang juga."
Kembali Sik Tiong Giok tertawa sinis : "Hati-hati kalau
bicara tua bangka botak, angin disini amat keras, jangan
sampai lidahmu itu tersambar kutung."
Saking mendongkolnya kakek botak itu mendelik besar,
tegurnya dengan suara dingin : "Anak muda, apakah ayah
angkatmu belum pernah memberitahu kepadamu kalau di Ci
shia hu terdapat seseorang yang bernama Raja setan kepala
botak?" Sambil tertawa Sik Tiong Giok menggeleng : "Ayah
angkatku tak pernah menyinggung manusia kelas tiga dari
dunia persilatan denganku, tentu saja dia pun tak pernah
menyinggung tentang dirimu."
Tak terkirakan rasa gusar si raja setan kepala botak setelah
mendengar perkataanitu, ia mengerdipkan matanya berulang
kali, kemudian berteriak : "Bocah keparat, berapa besar sih
kemampuan yang kau miliki sehingga begitu berani memaki
aku?" Di saat Raja setan kepala botak berbicara di sisi telinga
kembali terdengar seseorang berbisik dengan ilmu menyampaikan suara : "Anak muda, bukankah ayahmu
pernah mengajarkan dua belas ilmu cacad kepadamu" Cepat
gunakan jurus 'Tombak panjang memanah langit' untuk
menunjukkan kelihayanmu di hadapan iblis tua ini."
Baru selesai bisikan itu bergema, kebetulan si Raja setan
kepala botak hendak berbicara lagi, diam-diam Sik Tiong Giok
segera menghimpun tenaga dalamnya lalu berseru : "Berapa
besar kemampuan yang kumiliki asal sudah dicoba tentu akan
diketahui dengan sendirinya!"
Dalam pembicaraan mana, tiba-tiba dia menggerakkan
tangannya dan melepaskan sebuah totokan ke arah dada si
raja setan kepala botak. Raja setan kepala botak adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang gembong iblis yang sudah seratus tahun menjagoi
dunia persilatan, kepandaian silat yang dimilikinya telah
mencapai puncak kesempurnaan, sudah barang tentu si raja
setan kepala botak tak memandang sebelah mata pun
terhadap seorang bocah muda.
Sambil menghimpun tenaga dalamnya sebesar lima bagian,
pikirnya di dalam hati : "Dengan tenaga dalam sebesar lima
bagian rasanya sudah cukup untuk menandingi serangannya
itu." Siapa tahu di saat angin serangan dari Sik Tiong Giok
menyerang tiba, ternyata tenaga sebesar lima bagian tersebut
tak mampu untuk membendungnya, terpaksa dia harus
melipatkan kekuatannya dengan dua bagian lagi, namun
itupun belum berhasil tubuhnya segera terdorong mundur
sebanyak tiga langkah. Bukan begitu saja, dadanya terasa amat sakit, ketika ia
mencoba untuk menarik napas lagi barulah hatinya
terperanjat, isi perutnya sudah terluka.
Di dalam kagetnya watak buasnya segera timbul, dia
segera berseru kepada perempuan cantik berpakaian rahib itu
: "Ngo moay, kau cepat hukum anak jadah itu, loji pergi
menghadapi tiga manusia jelek, hari ini aku akan beradu jiwa
dengan bocah keparat ini."
Perempuan cantik berdandan rahib serta Pat Huang Sin Mo
segera menyahut, serentak mereka bertindak bersama.
Dalam pada itu tiga manusia jelek dari Say juan serta kakek
cebol telah berhabil mengobrak-abrik ketiga puluh enam thian
kang busu tersebut. Ketika melihat ada sesosok bayangan manusia menerjang
ke arah kamar tidur anaknya, si dewa guntur bermuka jelek
Huan Siau segera melompat ke depan dan menghadang jalan
perginya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa berani menghadangku, dia akan mampus!" bentak
perempuan cantik berbaju rahib itu gusar.
Dewa guntur bermuka jelek Huan Siau segera mengenali
siapa lawannya, dia membentak pula : "Lu Yong poo, mau apa
kau" Kau anggap Huan losam takut mati?"
Ternyata tosu perempuan ini adalah Ban biau siau kok Lu
Yong poo, dia berada dalam urutan lima dalam tujuh iblis,
bicara soal kekejaman, dia pegang rekor nomor satu,
perempuan ini benar-benar seorang perempuan cantik berhati
iblis. "Baik," ia membentak marah setelah dewa guntur bermuka
jelek menghadang jalan perginya, "segera akan kukirim kau ke
neraka!" Dengan gerakan secepata sambaran kilat, tangan kanannya
diayun ke muka melancarkan sebuah totokan.
Dengan cekatan si dewa guntur bermuka jelek Huan Siau
berkelit ke samping, siapa tahu gerak serangan lawan terlalu
cepat, belum sempat dia meloloskan senjatanya, kembali Lu
Yong poo telah melancarkan tiga buah serangan berantai.
Dalam keadaan begini, si dewa guntur bermuka jelek tak
sempat lagi untuk meloloskan senjatanya, terpaksa dia harus


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghadapi serangan lawan dengan pukulan tangan kosong.
oooOdwOooo Lu Yong poo yang telah berhasil merebut posisi yang
menguntungkan segera menyerang lebih jauh, telapak tangan
dan jari tangan digunakan jurus serangan yang satu lebih
ganas daripada jurus berikutnya.
Dewa guntur bermuka jelek Huan Siau rugi karena
gerakannya terlalu lamban hingga tak sempat meloloskan
senjatanya untuk meraih posisi yang menguntungkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Biarpun dia berusaha dengan sekuata tenaga untuk
memperbaiki posisinya yang terdesak itu, sayang tubuhnya
sudah tergulung di balik bayangan telapak tangan Lu Yong
poo yang meronda bagaikan amukan ombak samudra itu.
Dia terdesak sehingga pada hakekatnya tak sempat lagi
melancarkan serangan balasan, berada dalam keadaan begini
terpaksa dia hanya mundur terus berulang kali.
Dalam waktu singkat mereka telah bertarung belasan jurus
lebih, suatu ketika mendadak terdengar Lu Yong poo
membentak keras : "Roboh kau!"
Menyusul bentakan itu, sebuah sentilan jari segera
dilancarkan dengan tangan kanannya.
Segulung desingan angin jari yang disertai bau busuk yang
amat tajam segera meluncur ke depan.
Dewa guntur bermuka jelek Huan Siau jadi tertegun setelah
mengendus bau busuk tersebut.
Di saat dia masih tertegun inilah, tahu-tahu iganya sudah
tertotok oleh ujung jari lawan.
Seketika itu juga dunia serasa berputar kencang, dadanya
terasa sakit bukan kepalang, setelah mendengus tertahan
tubuhna roboh terjungkal ke atas tanah.
Melihat musuhnya roboh, Lu Yong poo tersenyum, ia
segera menjejakkan kakinya dan menerjang ke arah ruangan.
Waktu itu si kakek cebol bekerja sama dengan dua manusia
jelek lainnya sedang bertarung me lawan Pat Huang Sin Mo,
beberapa orang itu sama-sama merupakan tokoh termashur
dalam dunia persilatan, tak heran kalau pertarungan yang
berlangsung di antara mereka berjalan amat seru dan
seimbang. Pada saat itulah mendadak terdengar seseorang membentak nyaring : "Keluar kau!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyusul bentakan tersebut kedengaran seseorang
menjerit kaget, lalu terlihat sesosok bayangan manusia
mencelat keluar dari dalam ruangan...
Dengan perasaan kaget Raja Setan Berkepala Botak ikut
berpaling, ternyata orang yang terpental keluar dari ruangan
tersebut tak lain adalah Ban biau sian koh Lu Yong poo.
Kejadian tersebut amat mencenangakan hatinya, ia segera
berpikir : "T idak nyana di dalam lembah Lu hoa kok sekecil ini
ternyata masih terdapat jago silat yang begini tangguh."
Karena mesti mencabangkan pikirannya untuk membahas
masalah lain, kontan saja dia kehilangan kesempatan baik.
Sik Tiong Giok yang menjumpai peluang tersebut segera
memanfaatkannya dengan sebaik-baikna, dia menyerang
dahsyat dari tengah udara...
Raja setan kepala botak mengenali jurus serangan tersebut
sebagai salah satu dari dua belas jurus ilmu cacad yang
disebut 'Harimau me lompat elang melayang', sudah barang
tentu ia tak berani menyambutnya dengan kekerasan, ujung
baju kanannya segera dikebaskan keluar sementara tubuhnya
bergeser beberapa depa ke sisi kiri.
Sik Tiong Giok yang berada di tengah udara cepat-cepat
bertekuk pinggang dan berputar secara tiba-tiba secepat petir
ia kejar si Raja setan kepala botak itu, bersamaan waktunya
dia bacok pula bahu belakang lawan dengan jurus 'tombak
panjang membidik langit.'
Sebagaimana diketahui, si Raja setan kepala botak telah
menderita kerugian karena serangan tersebut, ia semakin
terperanjat, dan lagi sewaktu tubuhnya belum sempat berdiri
tegak tahu-tahu serangan jari lawan sudah tiba di depan
mata. Cepat-cepat dia menjatuhkan diri ke depan lalu sambil
memutar tangan dia lepaskan sebuah pukulan lagi ke atas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jurus serangan ini boleh dibilang merupakan jurus
serangan beradu jiwa. Rupanya dia tahu kalau tak ada harapan bagina untuk
menghindarkan diri dari serangan Sik Tiong Giok yang maha
dahsyat itu, sehingga timbul tekadnya untuk beradu jiwa.
Tak heran kalau serangan yang dilancarkan kali ini disertai
pula dengan segenap tenaga dalam yang dimilikinya, angin
pukulan yang maha dahsyat segera menyapu keluar dengan
hebatnya. Tentu saja Sik T iong Giok tak sudi beradu jiwa dengannya,
dia mendengus dingin lalu tubuhnya mengigos ke samping
dan segera menghentikan gerakan tubuhnya yang meluncur
ke muka, mengikuti tenaga dorongan mana cepat pemuda itu
balik kembali ke posisi semula.
Terlepas dari ancaman bahaya maut yang hampir saja
merenggut nyawanya ini, Raja setan kepala botak mandi
keringat dingin saking kagetnya...
Sekarang mereka berdua sama-sama mempunyai cukup
waktu untuk menengok ke arah ruangan, ternyata kedua
orang perempuan yang tadi berdiri disana adalah Ban biau
sian koh Lu Yong poo serta si nona kecil Huan Li ji.
Mendadak saja suasana di seluruh arena menjadi sepi,
hening dan tak kedengaran sedikit suara pun, setiap orang
merasa terkejut bercampur keheranan.
Bagi si Raja setan kepala botak serta Pat Huang Sin Mo,
mereka terkejut bercampur heran sebab kedua orang ini
cukup tahu sampai dimanakah kemampuan yang dimiliki Ban
biau sian koh Lu Yong poo tersebut, mengapa dia justru
dipaksa mundur oleh seorang nona cilik"
Terutama sekali bagi Pat Huang Sin Mo, begitu bersua
dengan Huan Li ji hampir saja ia berseru tertahan : 'nona Siau
hong'. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kakek cebol dan dua manusia jelek itu segera menjadi
panik, mereka amat menguatirkan keselamatan jiwa Huan Li ji
yang baru saja sembuh dari sakitnya.
Sebaliknya Sik Tiong Giok sudah dapat memahami apa
yang terjadi, dia tahu pasti manusia aneh berbaju hitam itu
'api bermain setan' di balik kesemuanya itu.
"Li ji, kau..." menantu bermuka jelek Huan Sim menjerit
kaget secara tiba-tiba. Menyusul kemudian terdengar si duka bermuka jelek Huan
Ki turut menjerit kaget pula : "Losam, mengapa kau?"
Huan Li ji memandang sekejap sekeliling arena, kemudian
serunya cepat-cepat : "Ji siok, cepat angkut sam siok ke dalam
kamar, ia sudah terkena bubuk racun penghancur tulang dari
perempuan rendah ini."
Betapa terkejutna si duka bermuka jelek Huan Ki sesudah
mendengar ucapan tersebut, cepat-cepat ia menerjang ke
depan, membopong tubuh si dewa guntur bermuka jelek Huan
Siau dari atas tanah dan kabur menuju ke dalam ruangan.
"Budak!" tiba-tiba terdengar Ban biau Sian koh Lu Yong poo
membentak keras, "berani amat kau menjungkalkan diriku,
tahukah kau bahwa aku adalah ibu kandungmu?"
"Cuuh, manusia tak tahu malu, siapa sih yang menjadi
putrimu?" bentak Huan Li ji gusar.
"Tentu saja kau tidak teringat lagi nak, tapi kau toh bisa
menanyakan persoalan ini kepada tiga manusia jelek itu."
Mendengar itu Huan Li ji segera berpaling dan memandang
sekejap ke arah Menantu bermuka jelek Huan Sim, melihat ia
mengangguk, gadis itu segera menggertak giginya kencangkencang sambil berseru dengan ketus : "Aku tidak percaya,
sekalipun betul aku juga tak bakal percaya...!"
"Mengapa kau bersikap demikian nak?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak karena apa-apa, pokoknya aku benci kepadamu!"
Mendadak terdengar Raja setan kepala botak tertawa
tergetar : "Haa... haaa... haa... budak cilik, tahukah kau benci
kepada ibu kandungmu sendiri."
Huan Li ji mendengus dingin : "Melahirkan tanpa
memelihara sudah memutuskan hubungan kasih sayang
seorang anak terhadap ibunya, apalagi dia berniat
membunuhku, boleh dikata hubungan di antara kami sudah
putus sama sekali. Mengingat kau pernah mengandung
selama sepuluh bulan, pergilah sekarang juga, tapi ingat...
jangan sampai bersua lagi di kemudian hari."
Perkataan tersebut diutarakan dengan suara yang lepas
dan keras membuat Ban biau Sian koh Lu Yong poo menjadi
bergidik sendiri. Baru saja dia hendak mengucapkan sesuatu, tiba-tiba
terdengar si Raja setan kepala botak menimbrung dari
samping. "Ngo moay, mengapa kau tidak segera membunuhnya"
Membiarkan anak jadah itu tetap hidup berarti mengekang
kebebasanmu." Lu Yong poo segera berkerut kening setelah mendengar
ucapan tersebut, diam-diam ia merogoh ke dalam sakunya
dan mencomot bubuk racun penghancur tulang dan siap
disentilkan ke tubuh nona kecil tersebut.
Tiba-tiba Huan Li ji mendengar seseorang berbisik di
telinganya : "Nak, cepat keluarkan lencana tujuh iblis yang
kuserahkan padamu tadi dan mendesak kawanan iblis itu agar
mundur dari lembah Lu hoa kok."
Berkedip sepasang mata Huan Li ji, ia segera mengeluarkan
lencana tujuh iblis yang dimaksud dan membentak dengan
keras : "Kalian kenal dengan benda ini" Barang siap berani
turun tangan, segera kuhancurkan benda ini. Hmm, akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kulihat dengan benda apa lagi kalian hendak membohongi
orang." Munculnya lencana tujuh iblis secara tiba-tiba sangat
mengejutkan ketiga manusia iblis yang berada dalam arena,
untuk sesaat mereka jadi tertegun dan berdiri melongo, mimpi
pun mereka tak menyangka kalau lencana tujuh iblis yang
dirampas orang dengan hisapan tenaga dalam tadi, kini bisa
terjatuh ke tangan nona tersebut.
Ban biau sian koh Lu Y ong poo yang sebetulnya sudah siap
menyentilkan bubuk racun penghancur tulang itu terpaksa
mengurungkan niatnya untuk sementara waktu.
Tiba-tiba Raja setan kepala botak maju beberapa langkah
ke muka, lalu katanya dengan suara dingin menyeramkan :
"Hey budak cilik, segera kembalikan lencana tujuh iblis itu
kepadaku." "Mengapa harus kuserahkan kepadamu?" jaab Huan Li ji
sambil tertawa. "Lencana tujuh iblis adalah benda milik istana iblis kami,
benda itu tak bermanfaat bagimu, jadi lebih baik kembalikan
saja kepadaku." Tiba-tiba Huan Li ji mendengar lagi manusia aneh tersebut
berbisi di sisi telinganya : "Segera kau petik kepala manusia
yang pertama dan serahkan kepada tua bangka botak itu!"
Huan Li ji penurut sekali, dengan cepat dia petik batok
kepala manusia yang pertama dan berseru sambil tertawa :
"Baiklah, aku memang kasihan setelah mendengar rengekanmu tadi, nah ambillah sebutir batok kepala manusia
ini!" Berubah hebat paras muka si raja setan kepala botak
setelah menyaksikan kejadian tersebut, cepat-cepat dia
menghalangi : "Jangan, jangan! Jangan kau petik benda
tersebut budak cilik..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sayang seruan itu terlambat selangkah, tahu-tahu Huan Li
ji telah memetiknya dan berseru lagi sambil tertawa :
"Mengapa sih kau mesti gelisah" Bukankah kau menginginkan
kembali benda itu" Nah, ambillah."
Diiringi gelak tertawa, dia melemparkan batok kepala
manusia yang telah dipetiknya itu ke depan.
Dengan gugup Raja Setan Berkepala Botak segera
menyongsong ke depan untuk menerimanya.
Pada saat itulah Sik Tiong Giok yang berada di samping
mendengar pula suara bisikan dari manusia aneh itu : "Cepat
kau rampas batok kepala manusia itu bocah, dengan begitu
kau baru bisa mendesak tujuh iblis untuk masuk perangkap,
hal ini akan membantu pula dalam usahamu membangun
kekuatan di dunia persilatan pada masa mendatang, cepat
bertindak!" Tanpa berpikir panjang lagi Sik Tiong Giok me lompat ke
depan mendahului Raja setan kepala botak dan menyambar
batok kepala manusia itu, kemudian dengan suatu gerakan
yang ringan dia melayang kembali ke atas tanah.
Berapi-api sepasang mata Raja setan kepala botak ketika
melihat Sik Tiong Giok merampas kembali batok kepala
manusia itu, bentaknya dengan gusar : "Binatang cilik, apa
maksudmu?" Sik Tiong Giok tertawa : "Aku merasa amat tertarik dengan
benda ini, bila ku beri empat anggota badan, sudah pasti akan
terwujud sebuah boneka kecil yang menawan hati."
"Bocah keparat, kau pingin mampus!" bentak Raja setan
kepala botak tiba-tiba. Dalam bentakan tersebut telapak tangan kanannya segera
diayunkan ke depan menghantam tubuh Sik Tiong Giok
dengan jurus 'guntur langit menggelegar.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Serangan yang dilancarkan dalam keadaan gusar ini benarbenar mengerikan hati, bukan begitu saja bahkan secara


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

beruntun dia lancarkan lima buah pukulan berantai.
Jurus serangan ini merupakan jurus andalannya yang tak
pernah dipakai apabila jiwanya tidak terancam bahaya maut,
tapi sekarang dia telah menggunakannya, hal ini menunjukkan
bahwa dia memandang tinggi lawannya yang masih mud itu.
Hal ini memang tak bisa disalahkan, ketika mereka bertujuh
membentuk persekutuan tempo hari, ketujuh orang itu harus
mengarungi empat penjuru untuk mencari seseorang yang
berwajah mirip dengan mereka untuk dipancung kepalanya
lalu dikecilkan dengan air obat serta dipakai lencana tujuh
iblis. Bahkan waktu itu mereka telah bersumpah selama lencana
ada orang tetap hidup, bila lencana lenyap orangnya pun
harus mati. Demi menemukan orang yang berwajah mirip dengan
mereka, ada kalanya mereka tak segan-segan untuk
mengorbankan anak kandung sendiri.
Dengan maksud inilah Ban biau sian koh Lu Yong poo
datang mencari Huan Li ji sekarang.
Walaupun dia sudah mempunyai wakil bagi lambang
lencana tujuh iblisnya, namun wajah tersebut tidak terlalu
begitu mirip dengan wajahnya, itulah sebabnya dia berupaya
untuk menemukan putri kandungnya Huan Li ji dan akan
diambil kepalanya untuk dijadikan lambang.
Tidak heran pula kalau Raja setan kepala botak menjadi
panik setelah melihat batok kepala yang mewakili wajahnya
diambil oleh Sik Tiong Giok, itulah sebabnya dia tak segansegan menyerang pemuda tersebut dengan segala kemampuan yang dimiliki. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lima gulung angin puyuh yang maha dahsyat seperti
sambaran petir cepatnya langsung menyambar Sik Tiong Giok.
Serangan yang begini dahsyat dan hebatnya ini segera
mengejutkan pula semua jago yang hadir di arena.
Terutama sekali dua manusia jelek dan kakek cebol,
dengan memusatkan segenap perhatiannya dan melototkan
matanya bulat-bulat mereka awasi terus keadaan dari Sik
Tiong Giok. Sik Tiong Giok sendiripun agak bergidik menghadapi kelima
buah serangan dahsyat dari lawannya, tapi saat itulah dia
mendengar manusia aneh itu berbisik lagi : "Bocah muda,
hadapi dengan seksama, bukankah kau pernah mempelajari
jurus 'gigi serigala hati Budha'" Sekaranglah saatnya bagimu
untuk menggunakannya."
Tampaknya Sik Tiong Giok menaruh kepercayaan penuh
terhadap manusia aneh berbaju hitam itu, tanpa ragu dia
segera putar tangan kanannya dan menyambut serangan itu
dengan kekerasan. Ketika sepasang tangan saling beradu, terjadilah suara
ledakan yang memekikkan telinga, begitu kerasnya suara
benturan itu sehingga seluruh lembah Lu hoa kok seolah-olah
turut berguncang keras. Akibat dari bentrokan ini, tubuh Sik Tiong Giok hanya
tergetar sedikit, wajah tetap tenang dan santai seolah-olah tak
pernah terjadi sesuatu apa-apa.
Sebaliknya Raja setan kepala botak tergetar mundur
sampai sejauh empat lima langkah lebih sebelum dapat berdiri
tegak, rasa kaget dan terkesiap menghiasi wajahnya.
Tak heran kalau Raja setan kepala botak merasa amat
terkejut, sebab dengan mengandalkan kepandaian tersebut ia
sudah banyak tahun menjagoi dunia persilatan, belum pernah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ada jago lihay yang mampu menyambut dua pukulannya
sekaligus. Tapi kenyataannya sekarang, Sik Tiong Giok yang masih
muda usia berhasil menyambut lima buah pukulannya
sekaligus, tak heran kalau ia merasa amat terperanjat.
Bukan cuma dia bahkan Pat Huang Sin Mo, Ban biau sian
koh, dua manusia jelek serta kakek cebol pun ikut terbelalak
dengan mulut melongo saking kagetnya.
Keadaan tersebut hanya dipahami oleh dua orang saja
yaitu Sik Tiong Giok serta Huan Li ji, mereka tahu pastilah
manusia aneh berbaju hitam yang telah membantu secara
diam-diam. Sikap buas dan ganas dari Raja setan kepala botak segera
hilang lenyap tak berbekas, tapi dia pun tak malu disebut
seorang jago kenamaan, biarpun kalah, ternyata ia
mengacungkan ibu jari pula sambil memuji : "Sungguh hebat
ilmu s ilatmu, aku rela mengaku kalah."
Mendadak Huan Li ji berkata : "Mulai saat ini lencana tujuh
iblis akan kusimpan untuk sementara waktu, setahun
kemudian pasti akan kukembalikan kepada kalian."
"Lencana itu adalah benda milik istana iblis dari Loa Ci sia,
masa kau yang menyimpan?" tiba-tiba Pat Huang Sin Mo
menyela. "Apakah kau tidak terima?" ucap Huan Li ji sambil
tersenyum." Pat Huang Sin Mo mendengus dingin.
"Kecuali kau mampu menerima tiga buah pukulanku!"
Huan Li ji segera tertawa terkekeh-kekeh.
"Bila tidak kuperlihatkan keampuhanku, rasanya kau
memang tak mau tahu... engkoh Giok, tolong pegangkan
dahulu lencana tujuh iblis ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil tersenyum Sik Tiong Giok manggut-manggut dan
segera maju mendekat, lalu menyambut lencana tujuh iblis itu
dari tangan Huan Li ji, ma lah dia gantungkan kembali batok
kepala dari Raja setan kepala botak itu di tempat semula.
Tak terlukiskan rasa terima kasih Raja setan kepala botak
setelah menyaksikan kejadian itu, hanya perasaan terima
kasihnya itu tidak diperlihatkan di atas wajahnya.
Sik Tiong Giok sendiripun hanya tersenyum sambil
mengangguk, seakan-akan tiada urusan lain, dia mundur
kembali ke belakang. Menantu bermuka jelek Huan Sim cukup mengetahui akan
taraf kemampuan yang dimiliki putrinya, dengan penuh rasa
kuatir dia segera berseru : "Anak Li, kau harus berhati-hati,
Kiu yu tok ciang dari Pat Huang Sin Mo adalah sebuah pukulan
yang maha dahsyat..."
"Kau tak usah kuatir," sahut Huan Li ji sambil tersenyum,
"bila tidak diberi pelajaran yang setimpal, dia tak akan takluk
dengan hati puas." Pat Huang Sin Mo tidak membiarkan Huan Li ji
menyelesaikan perkataannya, mendadak dia memutar telapak
tangannya dan melontarkan sepasang tangannya ke depan.
Jilid 20 SEGULUNG TENAGA pukulan yang dahsyat, disertai pula
bau racun yang menusuk penciuman, langsung menuju nona
cilik itu. Sebenarnya Huan Li ji berbicara demikian tak lain karena
menuruti perintah orang lain, dengan kemampuan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dimilikinya sekarang tentu saja dia masih bukan tandingan
dari gembong iblis tua tersebut.
Melihat Pat Huang Sin Mo melancarkan serangannya, dia
menjadi gugup dan tak tahu apa yang mesti dilakukan.
Saat itulah suara dari manusia aneh berbaju hitam itu
bergema lagi : "Tak usah takut nak, hadapi dengan tenang,
pukulanmu nanti segera akan menggemparkan istana iblis."
Pada dasarnya Huan Li ji memang seorang gadis yang
pintar, dia segera memahami maksud orang itu, serta merta
hawa murninya segera dihimpun lalu telapak tangan kirinya
didorong ke depan. Dua gulung angin pukulan yang sangat kuat segera saling
beradu satu sama lainnya...
Akibat dari benturan ini, tubuh Pat Huang Sin Mo terdorong
mundur sejauh dua langkah tubuh bagian atasnya bahkan
bergoncang terus seperti lonceng.
Sebaliknya Huan Li ji berhasil memutar badannya dengan
indah, tubuhnya masih tetap berdiri tegak pada posisi semula.
Peristiwa ini kontan saja mencengkeram semua orang
sampai lama sekali mereka baru dapat menghembuskan napas
panjang. Perlu diketahui, Pat Huang Sin Mo bukan termasuk manusia
sembarangan di dalam dunia persilatan, bahkan sewaktu
terjadi pertarungan melawan tiga kakek dari Im thian pun,
kekuatan mereka ternyata berimbang.
Terutama sekali ilmu pukulan beracun K iu yu tok ciang nya,
bukan saja memiliki daya pukulan yang dahsyat, termashur
pula karena kekejiannya, tak sedikit jago silat yang terjungkal
di tangannya, yang parah kebanyakan tewas, sedang yang
ringanpun harus menderita luka dalam yang amat parah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi sekarang Huan Li ji, seorang nona berusia enam tujuh
belas tahunan ternyata mampu mengunggulinya dengan
sebuah ayunan tangan belaka, kemampuan semacam ini boleh
dibilang belum pernah dijumpainya sebelumnya.
"Daya pukulan yang hebat... kepandaian yang maha
dahsyat." Saking gembiranya si Menantu bermuka jelek Huan Sim
sampai lupa diri dan bersorak sorai.
Kakek cebol ikut berteriak pula memberi pujian, tak
ketinggalan sorak sorai dari anggota lembah Lu hua kok yang
Kisah Pedang Di Sungai Es 16 Bagus Sajiwo Karya Kho Ping Hoo Sepasang Golok Mustika 1

Cari Blog Ini