Ceritasilat Novel Online

Pendekar Pemanah Rajawali 34

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 34


Auwyang Hong mengawasi, ia tidak memperoleh
jawaban, ia cuma menampak air muka orang muram.
Ia pikir, sang tempo pendek sekali, sekaranglah saatnya untuk turun tangan. Kalau sampai Ciu Pek Thong keburu datang, sulit untuk melayaninya. Maka itu, ia lantas bersiul panjang dan berkata nyaringo
"Turun tanganlah sekarang Hendak menanti apa lagi?"
Mendengar suara itu, Ang Cit Kong gusar.
"Eh, apa yang kau keluarkan dari mulutmu itu kata-katanya manusia atau angin busuknya seekor anjing?"
dia menegur. Auwyang Hong menunjuk ke langit, ia tertawa.
"Bukankah jam Cu-sie telah lewat?" kata ia.
"Bukankah ini sudah termasuk saat dari fajar Pee-gwee Capgouw?"
Pak Kay dongak. Ia melihat si Putri Malam mulai doyong ke barat, ada mega yang menutupinya
sedikit.Jadi benarlah itu waktu ada detik perlintasan dari jam Cu-sie ke jam Tiu-sie.
Auwyang Hong tidak menanti orang membilang apa juga, dengan menekankan tongkat kepala ularnya ke
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tanah, ia berlompat ke depan Khu Cie Kie, untuk menyerang imam dari Coan cin Pay itu.
Coan cin Liok Cu menginsyafi suasana itu atau kedudukan mereka. Di pihak sana pun berkumpul rombongan dari Pheng Lian Houw, yang menanti
ketika untuk turun tangan, maka kalau mereka
sembrono, pasti akan termusnahlah mereka. Tapi sembrono atau tidak. setelah beberapa gebrak.
mereka merasai kesulitan mereka. inilah sebab lihaynya si Bisa dari Barat dengan tongkat ularnya -di ujung tongkat ada dua ekor ular berbisanya yang jahat, yang saban-saban memainkan lidahnya. Beberapa kali ular itu ditikam Cie Kie beramai, keduanya terus dapat berkelit.
oey Yong menyaksikan pertempuran itu tetapi ia tidak pernah lepas mata dari Kwee Ceng. ia
mendapatkan si anak muda terus mengawasi dengan bengis pada ayahnya. Mungkin malang kepada Cit Kong, Kwee Ceng dapat mengendalikan dirinya. Tiba-tiba ia mendapat pikiran, maka ia berkata^
"setiap hari membilang hendak menuntut balas, h m sekarang musuh benar-benar datang tetapi berbalik menjadi jeri"
Kwee Ceng ketahui ialah yang diejek. Ia sadar. ia melirik kepada nona itu, hatinya berkata^ "Baiklah aku bunuh dulu si anjing Kim, kemudian masih ada tempo untukku berurusan sama oey Yoksu" Maka itu ia menghunus tombak pendek warisan ayahnya, ia lari kepada Wanyen Lieh untuk menyerang.
see Thong Thian dan Pheng Lian Houw melihat
majunya si anak muda, keduanya lantas merintangi dengan mereka maju ke depan pangeran Kim.
Kwee Ceng menyerang terus dengan tombaknya itu Pheng Lian Houwcun lantas menangkis dengan paon-koan-pit, semacam senjata mirip alat tulis. Ketika senjata mereka bentrok, dia merasakan tangannya bergemetar dan kesemutan justru begitu, Kwee Ceng dapat melewati dia, lalu juga see Thong Thian, yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kalah sebat. Mereka itu menjadi kaget dan
mendongkol dan berkhawatir untuk pangeran Kim itu.
segera mereka menyusul. Tapi di sana, sudah ada Leng Tie siangjin dan Tio Cu ong, yang menggantikan mereka memegat kepada pemuda itu, bahkan Nio cu ong dengan bengis sudah lantas menimpuk dengan dua batang paku rahasianya.
Kwee Ceng berkelit sambil terus menyerang
dengan tangan kirinya, dengan jurus "in liong sam hian" atau "Naga muncul tiga kali". serangan itu adalah serangan berantai tiga kali.
Nio Cu ong berkelit dengan menjatuhkan diri
burgulingan di tanah. Leng Tie siangjin bertubuh besar, ia kurang gesit, ia pun bersangsi menangkis, maka itu, selama ia ayal-ayal, Kwee Ceng sudah sampai di depan si pangeran.
sampai itu waktu, terpaksa pendeta ini mengangkat kedua cecernya untuk menangkis.
Benar hebat serangannya si anak muda, dengan
suara nyaring ia membikin kedua cecer
penghadangnya mental tinggi, menyusul mana
serangannya yang ketiga telah menyusul yang
pertama dan yang kedua. Dalam keadaan seperti itu Leng Tie membela terus.
Ia sekarang mau mengandalkan tangannya yang lihay, yang juga ada racunnya. Demikian ia menyampok serangan berantai dari lawannya. Tapi kesudahannya juga hebat untuknya. Ketika kedua tangan bentrok, ia merasakan lengannya seperti mati, lengannya itu lantas turun sendirinya, tidak bisa digunai lagi Wanyen Lieh terkejut menyaksikan pemuda yang
gagah itu, yang di dalam sekejap saja telah membikin empat jagoan menjadi tidak berdaya, maka ia lantas memutar tubuhnya untuk melarikan diri
Kwee Ceng tidak mau menyia-nyiakan ketikanya, ia lompat untuk mengejar. Belum ia menyusul, atau ia menampak berkelebatnya satu bayangan kuning, yang disusul sama sambarannya dua tangan dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sampingnya. Ia berkelit, ia menyerang dengan
tombaknya tapi serangannya itu gagal, bahkan
senjatanya seperti kena tertarik. Maka lekas-lekas ia menahan dirinya. segera ia mengenali lawannya yang baru, yang lihay sekali dialah Khiu Cian Jin. Dari itu, ia melawan dengan sungguh-sungguh, dengan tangan kanan ia menombak. dengan tangan kiri ia meninju atau menyambar.
Pheng Lian Houw melihat Kwee ceng telah dilibat Khiu Cian Jin dan Wanyen Lieh sudah dilindungi see Thong Thiandan^io cu ong, ia maju pada Kwa Tin ok, yang ia tegur sambil ia tertawa: "Kwa Tayhiap. kenapa Kang Lam cit Koay cuma datang satu orang saja?"
Tin ok telah kehilangan tongkatnya yang oleh oey Yong kena dibikin mental ke telaga, maka itu, tanpa menyahuti ejekan itu, ia menyerang dengan tiat-leng, leng kak rahasianya, hanya sambil menimpuk. la lompat mundur tiga tindak.
Lian Houw tahu lihaynya leng kak besi itu, ia berkelit sambil berlompat. Maka senjata rahasia itu lewat di bawah kakinya. Pernah ia terkena lengkak itu, benar ia tahu cara mengobatinya dan ia tidak terbinasa, tetapi Lamesti menderita sakit dan berobat selama beberapa bulan. Karena itu juga, ia menjadi bersakit hati dan segera menyerang si jago buta, untuk melampiaskan kemendongkolannya. Habis berkelit, ia merangsak pula.
Kwa Tin ok bercacad di kaki, ia biasa jalan dengan mengandali tongkat, sekarang tongkatnya itu lenyap. ia menghadapi musuh tangguh, terpaksa ia berlompat Pula. Hanya ketika kaki kirinya menginjak tanah, hampir ia terguling roboh.
Lian Houw melihat tubuh lawannya limbung, dalam girangnya ia maju pula. Ia maju sambil menjaga diri dengan tangan kirinya yang mencekal pitnya, ia menyerang dengan tangan kanan ke arah punggung.
Kuping Tin ok jeli sekali, terancam bahaya, ia juga bisa menggulingkan diri Maka juga pitnya Lian Houw
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengenai batu, Tapi Lian Houw gusar dan penasaran, ia menyerang pula sambil mendamprat, "Bangsat buta, kenapa kau begini licin?" Kali ini ia menotok dengan tangan kirinya.
Kwa Tin ok berguling pula, sambil membuang diri, ia membarengi mengayun tangannya, menerbangkan
sebatang leng kak besi. Ketika itu Leng Tie siangjin lagi berjaga-jaga seraya ia memegangi lengan kanannya, justru Kwa Tin ok berguling ke dekatnya, tidak ayal lagi, ia menjejak.
Tin ok terkejut. Ia mendengar nyata angin jejakan itu. Kebetulan tangan kirinya tertindih tubuhnya, ia mengerahkan itu, untuk membikin tubuhnya melesat menyingkir dari bahaya. Hanya, selagi ia berhasil lolos darijejakan si pendeta, pitnya Lian Houw sudah tiba pula, hingga ia merasakan punggungnya sedikit kaku.
Ia mengeluh, "celaka" di dalam hatinya, kulit matanya terus dirapati, untuk menerima binasa.
"Pergilah" mendadak kupingnya dengar bentakan halus tapi nyaring, bentakan mana disusul sama jeritan, "aduh" yang disusul pula sama suara robohnya tubuh yang berat.
Itulah oey Yong, yang turun tangan dengan tiba-tiba. Mulanya dengan tongkatnya ia menangkis poan koan-pit, menyusul itu, tongkat itu bergerak pula ke kaki, maka robohlah Lian Houw, yang terguling cuma kedua senjatanya tidak sampai terlepas dari
cekalannya. Lian Houw kaget dan gusar. ia lantas merayap
bangun. Hanya sekarang ia melihat oey Yong
menghalang di depan Kang Lam cit Koay yang nomor satu itu. Untuk herannya, ia mendengar Tin ok membentak: "siluman perempuan cilik siapa yang kesudian ditolongimu?"
oey Yong tidak menggubris teguran itu, ia berseru kepada ayahnya^ "Ayah, kau jagai ini si buta yang tolol, supaya orang tidak mencelakai dia" segera setelah itu, ia lari kepada Kwee Ceng, untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membantui anak muda itu melawan Khiu Cian jin. Tin ok berdiri menjublak, ia bingung.
Pheng Lian Houw melihat gerak-geriknya oey Yok su. Itu waktu Tong shia berdiri jauh dan membelakangi ia, si sesat dari Timur itu seperti tidak mendengar suara putrinya tadi. Ia menjadi berani, diam-diam ia bertindak ke arah Hui Thian Pian-hok. lalu dengan diam-diamjuga ia menyerang dengan pitnya. ia telah mengerahkan tenaganya dan bersungguh-sungguh .
Jangan kata Tin ok dibokong, biarnya tidak dan umpama kata dia memegang tongkatnya, diserang begitu dekat, belum tentu dia sanggup menolong dirinya, akan tetapi disaat Lian Houw menyerang, mendadak terdengar suara menggaung serupa
barang, yang terus membentur poankoan-pit. Begitu membentur, barang kecil itu hancur. Meski begitu, orang she Pheng itu kaget dan kesakitan tangannya, tanpa ia merasa, pitnya terlepas jatuh. Herannya, ia tidak tahu dari mana datangnya serangan. Ketika ia berpaling kepada oey Yok su, ia mendapatkan Tong shia lagi menggendong kedua tangannya dan matanya memandangi awan hitam di langit. Pemilik dari Tho Hoa To itu tidak pernah menoleh ke arahnya Tin ok si buta, yang kupingnya mendengar segala apa, menjadi mendelu sekali. Ia tahu siapa yang menolongi padanya, karena semasa di Kwie-in-chung, ia mengenal kepandaian Tan cie sin-thong dari oey Yok su. Maka ia bertindak cepat ke belakang Tong shia, ia kata dengan nyaring, dengan nada
mendongkolnya: "Dari antara tujuh saudaraku tinggal aku satu orang, buat apa aku hidup lama pula?"
oey Yok su mendengar suara itu, ia tetap tidak memutar tubuhnya, hanya ketika ia merasa orang telah berada kira tiga kaki darinya, mendadak ia menoleh ke belakang dengan tangan kirinya atas mana Tin ok lantas roboh terjengkang, karena Tiat sim sanggup dia mem-pertahankan diri. Bahkan dia roboh untuk tidak segera dapat bangun pula.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika itu Kwee Ceng, dengan dapat bantuannya oey Yong, dapat melayani seimbang kepada Khiu Cian Jin. Tentu sekali sekarang mereka tidak berani memandang enteng kepada ketua dari Tiat Ciang Pang itu, sebab dia bukan lagi Khiu Cian Lie si pembual.
Perlawanan coan cin cit Cu juga menemui satunya yang hebat sekali. Pahanya Cek Tay Thong telah kena kesabet tongkat kepala ular dan jubahnya sun putJie telah tersontek robek. ong cie It gentar hatinya, sebab ia mengerti, apabila pertempuran berlangsung terus, daLam tempo tiga puluh jurus, mesti ada saudaranya yang terbinasa. Ia menjadi sangat berkhawatir, karena orang yang mereka buat andalan tetap belumjuga muncul. Terpaksa, selagi Ma Giok dan Lauw Cie Hian menyerang dengan berbareng, ia mengeluarkan dan menyulut hu-sen pertandaannya, yang ia
meluncurkannya ke udara bagaikan kembang api.
Ketika itu udara gelap dan kabut pun tebal, kaki mereka seperti tertutup kabut itu. Makin lama, kabut makin tebal dan hidung orang mencium bau demak yang keras. Udara gelap itu membikin rembulan hampir tidak dapat memancarkan sinarnya. Maka lagi sekian saat, benar-benar lenyap binarnya si putri malam itu. Dengan cuaca gelap itu, sukar orang melihat tegas satu pada lain. Karena ini, semua pihak menggunai siasat membela diri
Kwee Ceng dan oey Yong terus mengurung Khiu
Cian Cian. Si anak muda melihat si nona dan
musuhnya itu, yang seperti terliput kabut. Ia menjadi girang sekali. Diam-diam ia mengambil ketika akan meninggalkan mereka itu, untuk pergi mencari Wanyen Lieh. Di dalam tempat yang gelap itu,ia mementang matanya lebar-lebat. Di luar jarak tiga kaki tidak bisa ia melihat orang, maka ia berlaku teliti. Ia mencari kelilingan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiba-tiba, di dalam gelap itu, terdengar suara nyaring: "Di sini Ciu Pek Thong siapa yang mencari aku untuk mengajak berkelahi?"
Mendengar suara itu, Kwee Ceng girang sekali, hanya ketika ia hendak menyahuti, lain orang sudah mendahului ia.
Di sana terdengar suaranya Khu Cie Kie: "Ciu susiok baik?"
Kebetulan itu waktu, awan gelap terbuka sedikit, maka kedua pihak dapat melihat satu pada lain. Nyata mereka terpisah dekat sekali satu pada lain, asal mereka menyerang, dapat mereka mengenai
sasarannya. Tentu sekali mereka sama-sama terkejut, dengan sendirinya mereka pada lompat mundur. Awan gelap membikin pertempuran berhenti sendirinya dan mereka pada berdiam diri
Ciu Pek Thong terlihat berdiri di antara kedua pihak, ia tertawa dan berkata dengan gembira: "sungguh ramai Bagus, bagus" Terus tangan kanannya digeraki, mulanya ke tangan kirinya, lalu sambil berkata^ "Nah, ini kau makan obat beracun" ia menyuapi ke arah see Thong Thian
orang she see itu lihay, dia mengerti ilmu kegesitan
"le heng hoan wie" atau Memindah diri menukar kedudukan, tidak urung dia masih kalah sebat, lengannya yang dipakai menangkis kena ditangkap Pek Thong, maka lain tangannya orang she ciu itu berhasil menjejalkan "obat beracun" yang ia sebutkan itu, ialah lumpur. Dia pernah merasai kesengsaraan dari Pek Thong kalau dia melepehkan lumpur itu, dia bakal dihajar, dengan terpaksa dia mengemut itu di dalam mulutnya.
ong cie It mendapatkan, pertandaannya itu bukan mengasih datang orang yang mereka harap-harap hanya Ciu Pek Thong, sang paman guru, kala itu membuatnva girang luar biasa. Maka ia berseru
"susiok, kiranya kau tidak dibinasakan oey Tocu"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar suara keponakan muridnya itu, Ciu Pek Thong gusar.
"siapa bilang aku sudah mati?" ia berteriak.
"Memang oey Lao shia berniat membinasakan aku tetapi sudah berselang sepuluh tahun lebih, tidak pernah dia berhasil Ha, oey Lao shia, kau lihatlah"
Lantas ia menyerang ke pundaknya oey Yok su. Ia menggunai ilmu silat Khong Beng un terdiri dari tujUh puluh dua jurus, yang ia menciptakan selama
terkurung di pulau Tho Hoa To. Itulah ilmu yang berdasarkan kelunakan, lemas luar biasa.
oey Yok su tidak berani memandang enteng, ia
menangkis dengan Lok Eng ciang, terus ia membalas menyerang. Tapi ia pun menyahuti. Katanya:
" Kawanan imam-imam tua bulu campur aduk dari Coan Cin Pay mengatakan aku membunuh kau,
mereka itu hendak mencari balas untukmu" Pek Thong masih gusar.
"Apakah kau dapat membunuh aku?" dia berteriak.
"Jangan meniup kerbau"
sembari mengoceh, Pek Thong menyerang terus,
makin lama makin hebat, karenanya terpaksa oey Yok su melayani, untuk membela dirinya.
Coan cin Liok Cu menjadi kecele. Mereka
menghadap. dengan datangnya sang paman guru, dia bersama oey Yok su nanti membantu mereka melawan rombongan dari Auwyang Hong, siapa tahu, paman guru itu tidak dapat diajak bicara, dia berlaku sangat sembrono. "susiok. jangan menempur oey Tocu" Ma Giok berteriak.
"Benar, Loo Boan Tong" Auwyang Hong turut berkata. "Kau bukan tandingannya saudara Yok, lekas kau lari sipat kuping"
Inilah kata-kata yang berbisa yang membikin Pek Thong menyerang makin kalap.
oey Yong masgul melihat itu, maka ia lantas kata pada si tua bangka berandalan itu^ "ciu Toako, kau menggunai kepandaian dari Kiu Im cin-keng melayani
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ayahku, maka bagaimana nanti kau membilangnya kepada ong Cinjin di dunia baka?" Pek Thong tertawa berkakak.
"Apakah kau melihat aku menggunai ilmu silat dari kitab itu?" ia kata.
"Aku telah berikhtiar mati-matian untuk melupakan bunyinya kitab itu Hm, mempelajariya gampang, melupakannya sukar sekali"
oey Yok su heran dan masgul mendengar
perkataannya si orang tua kebocah-bocahan itu. Ketika ia menempurnya di pulaunya, ia mendapat kenyataan Pek Thong hebat sekali. sekarang ia merasakan orang jauh terlebih lemah tetapi aneh, ia melayani dia seimbang kosennya. Kenapa begini, lebih lunak tetapi tebih lihay" Ia juga tidak mengerti, kenapa Pek Thong membuang ilmu silatnya yang lama itu.
Auwyang Hong, yang menyembunyikan diri di
dalam kabut, senang menyaksikan pertempuran di antara dua jago itu, hanya ia berkhawatir juga, umpama Pek Thong menang, dia nanti membantu
rombongannya Khu Cie Kie. Karena ini ia memikir, baiklah ia lekas-lekas memukul pecah.Thian Kong Pak Tauw Tin. Ia berpikir dan bekerja, ia lantas mulai dengan penyerangannya lebih jauh.
ong Cie It dan Lauw Cie Hian menjadi bergelisah.
"Ciu susiok, mari membinasakan Auwyang Hong dulu"
mereka berteriak. Ciu Pek Thong juga melihat kawanan keponakan
muridnya itu terancam bahaya, ia segera merangsak oey Yok su, tangan kirinya terbuka, tangan kanannya terkepal, lalu satu kali, ketika kepalanya hampir mengenai muka lawannya itu, mendadak ia
mengubah, kepalan menjadi tangan terbuka, tangan terbuka menjadi kepalan, sambil tertawa, ia
menyambar dan langsung. oey Yok su terperanjat. Inilah ia tidak sangka. Ia lantas mengeluarkan tangannya, untuk menangkis, atau ia terlambat sedikit, ujung alisnya telah kena
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kebentur ujung tangan lawan, meski benar ia tidak terluka, ia merasakan panas sekali.
Habis berhasil dengan serangannya itu, Ciu Pek Thong sadar, segera dengan tangan kirinya ia
menghajar lengan kanannya sambil mendamprat, "
Harus mampus Harus mampus Inilah jurus dari Kiu Im Cin-keng"
oey Yok su tengah membalas menyerang ketika ia mendengar perkataannya Pek Thong itu, ia terkejut, hendak ia membatalkan penyerangannya itu atau sudah kasep. tangannya sudah mampir di pundak orang, atas mana, si berandalan itu berseru^ "Ah, hebat, pembalasan datang cepat sekali"
Di dalam keadaan kacau itu, kacau karena
keberandalannya Ciu Pek Thong, Kwee Ceng
mengingat kedua gurunya, ia khawatir mereka itu nanti mendapat celaka, maka ia menghampirkan Kwa Tin ok. Ia memimpinnya ke dekat Ang cit Kong, supaya keduanya berdiam bersama. Dengan perlahan sekali, ia kata kepada mereka itu: "Jiewi suhu, mari pergi beristirahat di Yan ie Lauw, sebentar sebuyarnya kabut baru kita lihat bagaimana baiknya:"
Ketika itu, kembali terdengar suaranya oey Yong:
"Eh, Loo Boan Tong, kau dengar perkataanku atau tidak?"
"Aku tidak bakal mengalahkan ayahmu, kau jangan khawatir" menyahut sijenaka.
"Aku menghendaki kau lekas menghajar si bisa bangkotan" berkata si nona. "Hanya aku melarang kau membinasakan dia"
" Kenapa begitu?" tanya Pek Thong, yang kaki tangannya bekerja terus.
"Jikalau kau tidak mau dengar .perkataanku, nanti aku beber riwayatmu yang busuk" berkata si nona.
"Riwayat busuk apa itu?" tanya si tua. "Kau ngaco belo"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Baik" menyahut si nona, yang membikin suaranya keras dan panjang "Empat buah perkakas tenun maka tenunan burung wanyoh bakal terbang berpasangan"
Pek Thong kaget mendengar itu.
"Baik, baik" ia lekas berkata, "Aku suka dengar perkataanmu Eh, bisa bangkotan, kau ada di mana?"
Auwyang Hong tidak memberikan penyahutannya.
Adalah Ma Giok yang berkata: "ciu susiok, kau ambil kedudukan di Pak Kek chee untuk mengurung dia"
oey Yong tidak bicara pula sama Pek Thong, hanya ia membilang pada ayahnya^ "Ayah, Khiu Cian Jin bersekongkol sama bangsa asing, dialah satu
pengkhianat besar, lekas kau bunuh padanya"
"Anak. mari kau ke sampingku" ada jawabannya si orang tua.
Di dalam kabut itu, Khiu Cian Jin tidak nampak di mana adanya. Hanya segera terdengar tertawa
nyaring dari Ciu Pek Thong yang berseru: "Bisa bangkotan, lekas kau bertekuk lutut di depan kakekmu, nanti aku beri ampun padamu" Dari suara itu dapat diduga pihak Coan Cin Pay telah menang unggul.
Kwee Ceng sementara itu sudah mengantarkan
kedua gurunya ke pinggiran lauwteng Ya Ie Lauw, setelah mana ia pergi pula, guna melanjuti mencari Wanyen Lieh. Ia telah pergi ke segala penjuru, masih ia tidak memperoleh hasil. Entah ke mana perginya pangeran bangsa Kim itu. Bahkan see Thong Thian semua, berikut Khiu Cian Jin, setahu telah menyingkir ke mana.
"Hai, bisa bangkotan, kau hendak lari ke mana?"
kembali terdengar suaranya Ciu Pek Thong.
Ketika itu kabut nampak makin tebal, tidak ada lowongan seperti tadi. suara orang juga terdengar semakin berat, menjadi kurang nyata. Karena ini orang menjadi jeri sendirinya.
oey Yong menempelkan rapat tubuhnya kepada
tubuh ayahnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ma Giok telah memberikan titahnya perlahan sekali, untuk kawan-kawannya memperciut lingkaran mereka, supaya mereka memasang kuping untuk mendengar gerak-gerik lawan. Maka itu, sejenak itu, segala apa menjadi sunyi senyap.
Tidak antara lama, terdengarlah suara Khu Cie Kie:
"Dengar suara apakah itu?"
Di sekitar mereka, mereka mendengar suara sarser, atau sas-sus, suara itu darijauh mendatangi semakin dekat, semakin dekat.
oey Yong berteriako "si bisa bangkotan melepaskan ularnya Tidak tahu malu"
oey Yok su pun telah mendengar suara itu dan
mengenalinya, ia sebenarnya ketahui ilmu mengusir ular tetapi sekarang ia tidak dapat menggunai itu. Asal ia meniup serulingnya, ular bakal menari-nari secara kalap. Hanya sekarang ia telah tidak mempunyai serulingnya itu. Ia telah membikin patah alat tetabuhannya itu ketika ia mendengar warta paisu tentang putrinya sudah mati kelelep. Maka sekarang ia turut menjadi bingung.
Ang cit Kong telah naik ke atas lauwteng Yan ie lauw, ia mendengar segala apa, ia berteriako "si bisa bangkotan mengatur barisan ularnya semua naik ke lauwteng"
Ciu Pek Thong lihay ilmu silatnya tetapi la paling takut sama ular, maka itu begitu lekas ia mendengar suaranya oey Yong, ialah yang paling dulu ngiprit ke lauwteng, bahkan karena khawatir ular nanti menyantol kakinya, di tangga lauwteng ia tidak bertindak lagi hanya berlompat, maka di lain saat tibalah ia di wuwungan paling tinggi dari lauwteng itu di mana hatinya berdebaran sekian lama. suara ular terdengar makin keras.
"sayang hiat-niauw tidak ada di sini," kata oey Yong seraya ia menarik tangan ayahnya untuk diajak naik ke lauwteng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kawanan coan Cin Pay juga naik ke lauwteng,
mereka jalan sambil berpegangan tangan satu dengan lain dan naiknya merayap. In cie Peng kejeblos, ia jatuh terguling hingga kepalanya benjut, ia merayap bangun untuk merayap naik kembali. oey Yong tidak terdengar suaranya Kwee Ceng, ia bingung.
"Engko Ceng, kau di mana?" ia tanya. Tetapi beberapa kali ia memanggil, ia tidak memperoleh jawaban. ia jadi semakin berkhawatir.
"Ayah, aku hendak cari dia," ia kata pada ayahnya.
"Perlu apa kau mencari aku?" terdengar suara Kwee Ceng dingini "Lain kali tidak usah kau mencari aku, aku pun tidak akan menyahuti"
Kiranya pemuda ini berada di samping si pemudi.
"Anak busuk" membentak oey Yoksu sengit seraya tangannya menyampok.
Kwee Ceng berkelit sambil menunduk. justru ia hendak membalas, ia mendengar suaranya beberapa panah nyaring, yang menyambar ke kayu jendela, hingga semua orang menjadi kaget. suara panah itu diikuti teriakan-teriakan dari banyak orang, disusul, pula hujan anak panah. Teranglah itu suaranya satu pasukan tentara, entah berapa besarnya. Kemudian terdengar lagi teriakan-teriakan "Jangan kasih lobos semua pemberontak" Khu cie Kie menjadi gusar sekali.
"Pastilah kawanan anjing Kim itu sudah
bersekongkol sama pembesar negeri" katanya sengit.
"Pastilah pembesar di Kee-hin ini yang datang untuk menawan kita"
"Mari kita menerjang turun" kata ong cie It panas hatinya.
"Kita labrak mereka"
cek Tay Thong justru berteriak-teriako " celaka Ular Ular"
orang semua kaget, berkhawatir dan gusar sekali.
sekarang mereka mengerti, untuk pertempuran ini, Wanyen Lleh dan Auwyang Hong sudah melakukan
persiapan, bahkan mereka berlaku curang dan hina.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Melihat semua itu, Ang cit Kong segera mengasih dengar suaranya^ "Kita dapat melawan panah, tidak dapat kita melawan ular Dapat kita menyingkir dari ular, tidak dapat kita menyingkir dari panah Maka itu, semua lekaslah mengangkat kaki"
Di atas wuwungan, ciu Pek Thong mencaci kalang kabutan. Dia telah menyambuti dua batang anak panah dengan apa ia menangkis setiap anak panah lainnya yang menyambar-nyambar ke arahnya.
Lauwteng Yan ie Lauw terkurung air di tiga penjuru dan tentara negeri dengan menggunai perahu-perahu kecil telah datang dari tiga penjuru itu sambil mereka menyerang dengan panah: disebabkan kabut tebal, mereka tidak berani datang terlalu dekat. "Kita menuju ke barat, kita ambil jalan darat" terdengar pula suara Cit Kong.
Dalam kekacauan itu, dengan sendirinya Pak Kay menjadi komandan di antara rombongan orang gagah itu, semua orang telah mendengar perkataannya itu, semua lantas turun dari lauwteng. Kembali mereka rapah-repeh, sebab kabut masih tetap tebal dan dijarak satu kaki, sukar mereka melihat satu pada lain.
Disaat seperti itu, mereka melupai permusuhan, bahkan mereka berjalan sambil saling tuntun.
Khu Cie Kie bersama ong cie It, dengan pedang di tangan masing-msing berjalan di paling depan. Mereka memutar rapat pedang mereka dalam jurus siang-kiam Hap-pek, sepasang pedang bersatu padu.
Kwee Ceng menuntun Ang cit Kong dengan tangan kanannya, tangan kirinya dipakai bergedangan dengan lain orang. ia justru kena memegang tangan yang halus dan lunak. Itulah tangannya oey Yong, maka ia terkejut. Dengan lantas ia melepaskan cekalannya.
oey Yong terdengar berkata: "siapa menghendaki kau memperhatikan aku?" Dingin suaranya itu.
Ketika itu terdengar seruannya Khu Cie Kie: " Lekas kembali Di depan kita, semuanya ular"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ang cit Kong bersama oey Yoksu berada di paling belakang, terdengarlah suara ular yang berisik sekali, sedang baunya yang memuakkan lantas menyambar hidung. oey Yong tidak tahan, ia lantas muntah. oey Yoksu menyambar putrinya, untuk dipeluk.
orang semua bingung. panah hebat masih dapat
ditangkis tetapi barisan ular berbisa itu"
Disaat berbahaya itu, tiba-tiba terdengar suara keras dan dingin dari satu orang: "siluman perempuan cilik mari serahkan tongkat bambumu pada si buta"
orang mengenali, itulah suaranya Kwa Tin ok.
Mendengar suara itu, oey Yok su dan oey Yong
lega hatinya. si nona tidak menghiraukan yang ia dicaci sebagai "siluman perempuan cilik", ia lantas menyerahkan tongkatnya.
Kwa Tin ok menyambuti tongkat sambil ia berkata
"semua orang mari mengikuti si buta menyingkir dari sini"
Hui Thian pian-hok ada orang Kee-hin asli, ia me ngenal baik kampung halamannya itu, meski benar matanya buta, kabut tidak menjadi rintangan untuknya.
Ia sekarang cuma mengandalkan kupingnya, akan mendengar suara ular. Maka itu, is memasang kuping akan mencari tahu di mana tidak ada suara panah atau ular. ia memang ketahui di sebelah barat ada sebuah jalan kecil, justru dari sana tidak terdengar suara apa-apa. Demikian dengan dingkluk-dingkluk ia menuju ke barat itu.
Jalanan kecil itu ada jalanan yang tak terpakai umum, sudah beberapa tahun ini di sana juga tumbuh pohon bambu, maka itulah sebuah jalan mati. Maka juga dengan lantas mereka terintang p^hon-pohon bambu.
Khu Cie Kie bersama ong cie It menggunai pedang mereka merobohkan setiap pohon yang menghadang, di belakangnya, semua orang lainnya mengikuti mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ciu susiok. kau di mana?" tanya Ma Giok. "Lekas ke mari"
Pek Thong duduk berdiam di alas wuwungan, ia
mendengar panggilan itu, tetapi ia jeri sama ular, ia berdiam saja.
sesudah berjalan belasan tombak, orang telah
berhasil melewati rujuk bambu itu. Di situ terlihat nyata sebuah jalan kecil. Di sana suara ular tidak terdengar nyata, sebaliknya seruan-seruan tentara agak semakin nyaring. Rupanya ada rombongan tentara yang
mencoba jalan mutar untuk memegat.
semua orang tidak takut sama tentara negeri.
Bahkan Lauw Cie Hian lantas berkata: "Cek sutee, mari kita maju bersama, kita mampusi beberapa pembesar anjing itu"
"Baik" menyambut Tay Thong.
Maka keduanya lantas maju di depan, mereka
menangkis setiap anak panah.
orang maju terus, maka tidak lama kemudian,
tibalah mereka dijalan besar. Di sini mereka disambut hujan yang lebat dan guntur yang menulikan kuping.
Turunnya hujan menyebabkan kabut tersapu habis.
Benar cuaca tetap gelap. tetapi sekarang mereka dapat melihat samar-samar satu pada lain.
"Marah bahaya telah lewat, tuan-tuan, persilahkan"
berkata Kwa Tin ok. Artinya ia mempersilahkan orang mengambil jalan sendiri-sendiri ia pun membayar pulang tongkatnya oey Yong, seorang diri ia bertindak ke timur tanpa berpaling lagi.
"suhu" Kwee Ceng memanggil.
"Kau bawa Ang Loohiap ke tempat yang sunyi, untuk dia berobat," berkata guru itu,
"setelah beres kau pergi ke dusun Kwa-kee-cun mencari aku"
"Baik, suhu" menyahut sang murid.
oey Yok su menyambut sebatang panah yang
melayang ke arahnya, ia bertindak ke depan Tin ok seraya berkata: "Jikalau bukannya hari ini kau telah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menolong jiwaku, sebenarnya tidak sudi aku
menjelaskan kepadamu "
Belum habis kata-kata itu, Tin ok sudah berludah hingga ludahnya itu mengenai hidung orang. Dia berkata dengan sengit, "Berhubung dengan kejadian ini hari maka kalau nanti aku menutup mata, aku tidak mempunyai muka untuk menemui keenam saudara
angkatku" oey Yok su gusar sekali, ia lantas mengayun
tangannya. Kalau Tin ok kena dihajar, pasti terbanglah jiwanya. Tapi Kwee Ceng berlompat maju, ia
mewakilkan gurunya menangkis.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Terpisahnya oey Yok Su dan Kwee Ceng belasan
tindak. tidak keburu si anak muda menolongi gurunya, akan tetapi oey Yoksu batal menyerang, dengan perlahan-lahan dia mengasih turun tangannya, untuk ditarik pulang, lalu sambil tertawa lebar dia berkata^
"Kamu kira aku oey Yok su orang macam apa"
Maka dapat aku berpandangan serupa sebagai
kamu?" Ia lantas memutar tubuhnya kepada putrinya seraya berkata^
"Yong-jie, mari kita pergi" Ia juga berpaling kepada Ang cit Kong, untuk menjura, habis mana, dengan hanya satu kali berkelebat, ia sudah lantas
memisahkan diri beberapa tombak jauhnya
Mendengar suaranya oey Yok su itu, Kwee Ceng
melengak. Ia menjadi ragu-ragu. Tapi ia tidak dapat memikir lagi.Justru itu, dengan suara berisiknya, terlihat tibanya satu pasukan serdadu untuk menerjang mereka.
Coan cin Liok Cu lantas maju, guna menyambuti terjangan, untuk membalas menghajar.
oey Yok su sebaliknya tidak sudi berkelahi, ia menghampirkan Ang cit Kong tangan siapa ia pegang untuk ditarik, sambil ia berkata: "saudara Cit, mari kita pergi ke depan untuk minum beberapa cangkir arak Nanti kita bicara di sana" cit Kong setuju sekali dengan ajakan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagus Bagus" sahutnya, terus ia mengikut, maka sebentar kemudian, mereka berdua sudah menghilang di tempat yang gelap.
Kwee Ceng membiarkan gurunya itu pergi,
sekarang ia hendak membantui gurunya yang tertua Justru itu, serangan tentara kembali datang. ia tidak berniat mencelakai banyak orang, maka ia menggunai tangan kosong merobohkan siapa yang berada paling dekat dengannya.
Di dalam kekalutan itu lalu terdengar suara nyaring dari Khu Cie Kie berarnai. Itulah disebabkan di antara tentara negeri ada orang-orangnya Wanyen Lieh, ialah kawanan Tiat elang Pang dari Khiu Cian jin, maka mereka itu tidak selemah serdadu negeri, hingga mereka tidak gampang-gampang dapat dipukul
mundur. Kwee Ceng berkhawatir untuk gurunya yang paling tua, ia lantas memanggil-manggil: "Toasuhu Toasuhu Toasuhu di mana?" tapi suaranya itu tidak mendapatkan jawaban.
Ketika itu oey Yong berdiri menyender di sebuah pohon. ia tidak mengikuti ayahnya. Habis menyambut, tongkatnya dari Tin ok, pikirannya kusut. Ia telah melihat ayahnya diludahi tertua dari Kang Lam cit Koay, ia masgul bukan main. impiannya yang manis telah menjadi seperti buyar. Maka juga ia berdiam saja menyaksikan tentara negeri lewat di dekatnya. Tapi selagi ia berdiam, ia mendengar teriakannya Tin ok. Ia terkejut. Tanpa me-rasa, ia berlompat, akan lari ke tempat dari mana teriakan itu datang. Ketika ia sampai, tepat ia melihat Tin ok rebah di tanah dan seorang punggawa mengayun golok panjangnya ke punggung si buta itu. Tapi opsir itu tidak berhasil membinasakan jago Kanglam itu. Tin ok dapat berkelit dengan menggulingkan tubuh, terus ia bangun berduduk seraya membalas menyerang.
opsir itu menjerit dan roboh pingsan. Tin ok
mencoba bangun pula, tetapi ia gagal, rupanya ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terluka, baru ia melempangkan tubuh, kembali ia roboh. oey Yong lari menghampirkan, ia melihat kaki orang terkena panah. Ia mengulur tangannya, untuk memberikan bantuannya.
Kwa Tin ok rupanya mendapat tahu siapa yang
menolongi ia, ia menarik tangannya hingga terlepas, tetapi ia kembali jatuh, sebab sebatang panah menyambar kaki yang lain.
" Untuk apa berlagak menjadi enghiong atau hoohan?" kata oey Yong dengan mengejek. Ia lantas menotok dengan ilmu totoknya "Lan-hoa Hut-hiat ciu", ia menotok jalan darah di pundak si buta, atas mana jago Kanglam itu tidak berdaya lagi, dia lantas bisa dipegangi untuk tidak jatuh pula. Dia masih mau berontak tetapi dia gagal, separuh tubuhnya tidak dapat digeraki lagi. Hanya sambil terpaksa dia membiarkan dipepayang pergi, mulutnya mencaci kalang kabutan.
Belasan tombak jauhnya oey Yong membawa pergi gurunya Kwee Ceng itu, lalu ia singgah di sebuah pohon, untuk beristirahat. Di sini ia terlihat sejumlah serdadu, mereka itu lantas menyerang dengan belasan batang anak panah. Terpaksa ia maju, untuk
menangkis mundur serangan itu. Tin ok ia biarkan sembunyi di belakang pohon.
Jago Kanglam itu mendengar suara datangnya
anak-anak panah, ia tahu oey Yong lagi berkelahi untuk menolongi padanya, pikirannya menjadi
berubah, maka itu ia berhenti mencaci, ia berkata^
"Jangan kau perdulikan aku Pergilah kau lari sendiri"
sekarang ia bicara dengan perlahan.
"Hm" bersuara si nona. "Aku justru hendak menolongi kau Aku mau lihat, apa dayamu
menolaknya" Keduanya menyingkir ke belakang tembok kate di dekat situ. Penyerangan telah terhentikan, tetapi oey Yong dibikin capai sekali oleh tubuh yang berat dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwa Tin ok, maka itu dengan napas sengal-sengal ia menyender di tembok itu.
"Habislah sudah" kata Tin ok sambil menghela napas. Ia seperti putus asa. "Di antara kita, budi telah habis semuanya, maka kau pergilah semenjak ini anggap saja aku si bula she Kwa sudah mati"
oey Yong berkata dengan dingini "Terang-terang kau belum mati, mengapa kau menganggap dirimu sudah tidak ada di dalam dunia ini"jikalau kau tidak mencari aku untuk membalas sakit hati, nanti aku yang mencari padamu"
Dengan mendadak si nona menotok dua kali
dengan tongkatnya, dua-duanya dijalan darah wietiong di tekukan dengkul. Tin ok tidak menyangka sama sekali, segera ia roboh mendelepok di tanah. Di dalam hatinya, ia lantas mencaci si nona. Ia tidak tahu nona itu hendak menyiksa bagaimana atas dirinya. Ia memasang kuping, ia mendengar orang telah berjalan pergi.
Ketika itu suara pertempuran terdengar semakin jauh, rupanya Coan Cin Liok Cu telah berhasil menghajar tentara negeri. Hanya sekarang Tin ok mendengar suara-nya Kwee Ceng memanggil-manggil. "Toasuhu" suara itu makin lama makin perlahan. Itulah tanda yang Kwee Ceng telah pergi mencari ke lain jurusan.
Lagi sekian lama, sunyilah di sekitarnya. Cuma di kejauhan terdengar keruyuknya ayam-ayam jago.
"Inilah yang terakhir aku mendengar keruyuk ayam,"
pikir ketua Kanglam Cit Koay ini. "Kalau besok pagi ayam berbunyi di sekitar kola Kee-hin, aku Kwa Tin ok.
aku bakal tidak mempunyai kuping untuk
mendengarnya lagi" Tengah ia berpikir itu, ia mendengar tindakan kaki dari tiga orang. Tindakan kaki yang satu enteng sekali yang dua sangat berat. Ia lantas menduga kepada oey Yong. Dugaan ini nyata tidak meleset.
"Ini toaya" kata si nona, "Lekas gotong padanya"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kata-kata itu dibarengi sama totokan,
membebaskan jago Kang Lam itu, yang merasa
tubuhnya lantas diangkat dinaiki di alas bale-bale, untuk digotong pergi. la berdiam saja. Ia merasa heran, hendak ia menanya, tetapi ia kata nanti disenggapi si nona.
Mendadak seorang yang jalan di sebelah depan, menjerit kesakitan. Rupanya orang itu dihajar si nona, yang terdengar berkata bengis^ "Jalan lekas Kamu semua tukang mengganggu rakyat, tidak ada satu dari kamu yang baik" Lalu yang di belakang pun menjerit.
"Terang sudah, dia telah menawan dua serdadu untuk menggotong aku," Tin ok berpikir.
"Benar dia pintar dia mendapat pikiran semacam ini"
Tin ok menggigit rapat giginya alas dan bawah. Ia menahan sakit hebat sekali disebabkan rasa nyeri yang dahsyat di kedua kakinya yang terpanah tadi. Ia malu kalau ia merintih dan si nona nanti mengejeknya.
Ia merasa bahwa ia dibawa di jalanan yang sukar, yang turun dan naik. Kemudian ia merasa ada cabang-cabang pohon yang melanggar mukanya. Jadi mereka berada di tempat yang pepohonannya lebat. Dua tukang gotong itu tetap berjalan tidak tetap. saban-saban mereka terhuyung, tandanya mereka letih sekali. Mereka jalan terus karena tongkat si nona seperti tidak mengenal kasihan
Tin ok menduga ia telah dibawa pergi sekira tiga puluh lie. Ia percaya hari sudah tengah hari.
Pakaiannya kuyup bekas ditimpa hujan tetapi sekarang pakaian itu sudah hampir kering tersorot matahari dan terkena angin. Lalu ia mendengar suara tonggeret dan anjing, juga nyanyiannya sipetani pria dan wanita.
suasana tenang sekali, beda dengan tadi di waktu terjadi pertempuran kacau.
oey Yong membeli buah labu dan masak itu dengan nasi. Ia makan satu mangkuk, yang semangkuk lagi ia letaki di depan Kwa Tin ok.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku tidak lapar" kata jago Kanglam itu.
"Kakimu sakit, apa kau kira aku tidak tahu?" kata si nona.
"Apa sih lapar atau tidak lapar" sengaja aku hendak membikin kau merasai sakit, baru aku akan
mengobatimu" Tin ok gusar, ia menjeblok dengan mangkuk
labunya. si nona tertawa dingin, satu serdadu sebaliknya menjerit kesakitan, sebab ia bisa berkelit dan si serdadu tidak.
"Buat apa menjerit-jerit" kata si nona.
"Kau tahu, Kwa Tayhiap membagi sayur labu padamu Kau tidak tahu terima kasih Lekas bikin bersih"
serdadu itu takut, ia lapar dan kesakitan, ia lantas bekerja memunguti, ia dahar itu. Ia kesakitan karena mukanya yang kena sayur panas itu.
Bab 72. Mulut Si Tolol Tin Ok mendongkol bukan main, ia mendongkol dan bergusar tanpa dapat melampiaskan itu. Ia duduk separuh menyender, mukanya menyeringai. Ia berniat mencabut anak panah di kakinya itu, ia tidak berani. Ia khawatir nanti darahnya menyembur dan ia sukar menyumbatnya. Memang celaka kalau si nona tidak menolongi ia membalut lukanya itu. Dengan terpaksa, ia menutup mulut. "Lekas ambil air dingin" menitah si nona bengis. "Lekas"
Perintah itu dibarengi sama tamparan nyaring ke muka serdadu yang diperintah itu.
Tin Ok mendengar itu, ia pikir. "Hebat ini siluman perempuan. Kalau dia tidak bicara, tidak apa asal dia membuka mulutnya, tentulah orang bercelaka"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ambil pisau" memerintah pula si nona. "Kau potong ujung bajunya Kwa Tayhiap di dekat lukanya itu"
Perintah itu dilakukan satu serdadu.
"Orang she Kwa, kalau benar laki-laki, jangan kau menjerit kesakitan" kata si nona. "Jangan kau membikin nonamu mendongkol, nanti dia tidak mau memperdulikan lagi padamu"
"Memangnya siapa yang kesudian kau
memperdulikannya?" kata Tin Ok sengit. "Lekas kau pergi,jauh-jauh" Tapi belum ia bicara habis, mendadak ia merasakan pahanya sangat sakit. orang telah memegang gagang panah, bukan panah itu dicabut hanya ditusukkan sakit
dan kaget, sebelah tangannya melayang. Lagi
sekali ia merasakan sakit, kali ini pada tangannya, sebab pada tangannya itu dibelesaki anak panah.
oey Yong mencabut anak panah dan menyerahkan
itu pada siterluka. "Jikalau kau bergerak lagi satu kali, aku akan gaplok padamu" terdengar pula suara si nona.
Tin ok sangat mendongkol tetapi ia berdiam. Ia tahu, si nona berbuat apa yang dia katakan. sekarang ini ia bukan tandingan nona itu. sungguh hina kalau ia sampai digaploki oey Yong. Dengan muka merah
padam, ia menutup mulut. Ia mendengar orang
membeset beberapa kali pada potongan bajunya, ia merasa lukanya dibalut keras sekali, guna mencegah keluarnya darah. Habis itu ia merasakan dingin. si nona lagi mencuci lukanya itu. Ia menjadi heran.
" Kalau dia mau bikin aku celaka, kenapa dia menolongi" Kalau dia mau mendongi aku Hm Hm
Ayah dan anaknya ini, siluman-siluman dari Tho Hoa To, benarkah mereka suka mendongi aku" Boleh jadi dia lagi menggunai akal jahatnya" Dilain saat, oey Yong sudah selesai mengobati.
Tin ok segera merasakan sakitnya berkurang
sebagian besar. Ia tidak tahu oey Yong telah memakai obat siauw Hoan Tan dari Tho Hoa To, obat mustajab
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
nomor satu untuk luka-luka. setelah itu, ia merasakan lapar, perutnya berbunyi keruyukan.
"Aku kira laparmu lapar paisu, kiranya lapar tulen"
kata si nona mengejek, tertawanya dingin. "Baiklah, mari kita berangkat"
Ia bukan mengasih makanan, ia mengajak pergi.
Pula ia telah mengayun tangannya, maka kedua
serdadu tukang gotong itu kembali merasa sakitnya tongkat dari Partai Pengemis. Mereka ini menggotong pula orang yang luka itu, yang mereka diperintah memanggilnya "toaya" atau "tuan besar".
Kali ini orang berjalan kira empat puluh lie, sang magrib telah mendatangi, burung-burung gagak pada berbunyi berisik sekali. Entah ada berapa ribu gagak di situ.
Tin ok kenal baik kota Kee-hin, maka tahulah ia yang ia telah dibawa ke dekat Tiat ciang Bio, kuil di mana ada dipuja Tiat Ciang ong Gan ciang si Tombak Besi, panglima perang yang kesohor di jaman Ngo Tay. Di samping kuil itu ada sebuah menara besar, yang sudah semenjak lama menjadi sarang gagah.
Penduduk menyangka burung itu burung malaikat, mereka tidak berani mengganggu, maka juga, makin lama burung hitam itu jadi makin banyak.
"Ah, hari sudah gelap. di mana di sini kita mencari pondokan?" berkata si nona.
Tin ok lantas berpikir: "Kalau kita menumpang di rumah penduduk. ada kemungkinan rahasia nanti bocor dan tentara negeri bisa datang untuk melakukan penangkapan" Karena ini, ia menyahuti: "Di sebelah depan, tidak terlalu jauh, ada sebuah kuil tua lainnya."
si nona tidak menjawab, hanya ia kata bengis:
"Apakah bagusnya burung gagak untuk dipandang"
Memangnya kamu belum pernah melihatnya" Lekas jalan" Kedua serdadu lantas berjalan pula, kesakitan dan ketakutan dan lelah sekali.
Tidak lama sampailah mereka di Tiat Ciang Bio.
Kwa Tin ok mendengar oey Yong menolak pintu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
segera hidung mereka tersampok bau kotoran gagak.
Itulah tanda yang kuil itu sudah lama tertinggal kosong dan tidak terurus. Ia tadinya menduda nona itu bakal menggerutu karena kuil kotor, tidak tahunya si nona tidak memperdulikannya. Ia lantas mendengar kedua serdadu diperintah menyapu kotoran dan kemudian masak air.
oey Yong sendiri mengganti obatnya si jago Kang Lam, habis itu baru dia sendiri pergi mencuci muka dan kaki. Tin ok merebahkan diri di ujung meja.
Belum lama, terdengarlah suara si nona: "Perlu apa kamu memandangi kakiku" Memangnya kakiku
dipertontonkan kepada kamu" Awas, aku nanti korek biji matamu"
Kedua serdadu itu ketakutan, mereka menjatuhkan diri dan mengangguk-angguk hingga jidatnya nyaring mengenai lantai.
"Bilang, perlu apa kamu mengawasi aku mencuci kaki?" si nona bertanya pula.
"Maafkan, nona," kata satu serdadu sambil mengangguk pula. "sebenarnya hambamu melihat kaki nona bagus bagus sekali"
"Celaka betul," pikir Tin ok. "sampai ini waktu mereka masih main gila Entah mereka bakal dikeset kulitnya dan dibetot otot-ototnya atau tidak oleh si nona"
Tapi oey Yong tertawa, katanya: "Macam tolol sebagai kamu masih mengetahui apa yang bagus dan apa yang tidak" Hm"
Dan satu serdadu jumpalitan, karena dihajar tongkat si nona. setelah itu kedua serdadu itu pergi
bersembunyi di belakang. Tin ok berdiam saja, ia ingin ketahui apa bakal terjadi pula.
oey Yong berjalan mondar mandir, kemudian
terdengar ia mengoceh seorang diri: "ong Tiat Ciang gagah luar biasa, diakhirnya ia toh kepala terpisah dari tubuhnya Apakah artinya seorang enghiong" Apakah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
artinya seorang hoohan" Ah, tombak besinya ini tentulah tombak karatan"
Di masa mudanya, sebelum matanya buta, Tin ok bersama Han Po Kie dan yang lainnya pernah memain di kuil ong Gan ciang ini, meski mereka masih kecil, mereka pernah bergantian mencoba mengangkat
tombak besi itu, maka itu mendengar perkataannya nona itu, ia menyahuti: "sudah pasti tombak itu tombak besi, bukannya tombak palsu"
"Ah" berkata si nona, yang terus mengangkat tombak itu. "Beratnya tombak ini kira-kira tiga puluh kati Aku telah membikin tongkatmu hilang, aku belum sempat menggantinya, karena besok kita bakal
berpisah, untuk pergi masing-masing, sebab kau tidak mempunyai senjata, baiklah kau ambil tombak ini untuk dipakai sebagai gantinya tongkat."
Tanpa menanti persetujuan oey Yong pergi
membikin patah ujung tombak yang tajam, lalu ia menyerahkan tombak yang tinggal gagangnya itu, yang menjadi semacam toya atau tongkat.
Tin ok berduka ketika ia mendengar si nona
membilang besok mereka bakal berpisahan. sekarang ini ia sebatang kara. Pula aneh, setelah berkumpul seharian itu sama si nona, ia sekarang merasa berat untuk berpisahan. Ia memegangi tombak itu, yang antap beratnya, ia merasa senjata itu cocok untuknya.
Ia pun berpikiri "la memberikan senjata kepadaku, nyata ia tidak bermaksud jahat."
Lalu ia mendengar si nona berkata kepadanya:
"Inilah obat siauw Hoan Tan bikinan ayahku. obat ini ada faedahnya untuk lukamu. Kau membenci kami ayah dan anak. terserah kepadamu untuk memakainya atau tidak"
Tin ok merasakan tangannya dijejalkan sebuah
bungkusan, ia menyambuti itu dan memasukinya
perlahan-lahan ke dalam sakunya. la tidak dapat membilang suatu apa. Lamengharap si nona masih
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berkata-kata pula, tapi apa yang ia dengar hanya ini:
"Nah, sekarang tidurlah" Lalu sunyi segala apa.
Jago Kanglam ini merebahkan dirinya, tombaknya diletaki di sisinya. Tidak bisa ia lantas tidur pulas. Ada saja pikiran yang menyandingi padanya. Lamendengar suara gagak yang berisik, suara mana makin lama makin reda, lalu sunyi segala apa. Mengenai si nona, ia merasa orang tidak tidur hanya duduk terus, duduk tanpa berkutik. Adalah kemudian, terdengar nona itu mengatakan seorang diri, suaranya perlahan,
bersenandung. Dia membacakan syairnya Eng Kouw, yang Tin ok tidak mengerti maksudnya. Hanya jago Kanglam ini merasa suara orang sedih, hingga ia menjadi terharu.
Tidak lama dari itu barulah si nona bergerak.
rupanya dia merebahkan diri Kemudian lagi, suara napasnya menjadi perlahan lalu berhenti.
Tin ok meraba tombak di sisinya. Kesunyian
membuatnya ia berpikir. Di depan matanya lantas bagaikan berpeta Cu Cong lagi membaca kitab
bututnya dan Han Po Kie dan coan Kim Hoat seperti lagi menarik-narik kumis patung malaikat.
Lamerasakan seperti bermimpi bersama Lam Hie Jin dan Thio A seng tengah saling menarik tombak besi itu, sedang siauw Eng - sananya - baru berumur empat atau lima tahun, dua kuncirnya ngacir, selagi dia tertawa haha-hihi, kuncirnya itu memain dengan benang merahnya. Hanya sekejap. segala apa menjadi gelap. Lenyap segala pertanyaan itu sebaliknya, timbullah hawa amarahnya, muncul kebenciannya yang hebat terhadap si nona. Maka ia berbangkit, sambil membawa tombaknya, ia berindap-indap
mendekati si nona. Lamendengar suara napas yang enteng, bukti bahwa nona itu lagi tidur nyenyak.
"Jikalau aku hajar dia, dia akan mati tanpa merasa,"
pikirnya jago ini, yang pikirannya seperti waswas itu.
"Tanpa bersikap begini, karena oey Lao shia sangat kosen, mana bisa aku menuntut balas" Anaknya ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lagi tidur, inilah ketika yang baik pemberian Thian Biarlah Tong shia merasakan enaknya orang kematian anak" Cuma sebentar ia berpikir begitu, atau ia ingat pula: "Anak ini pernah menolongi jiwa ku, dapatkah aku membalas kebaikan dengan kejahatan" Ah,
biarlah Habis membunuh dia, aku pun membunuh diri di sampingnya, guna membalas budinya"
Cuma bersangsi sebentar, Tin ok segera
mengangkat tombaknya. la telah pikir pula: "Aku Kwa Tin ok. seumurku aku jujur dan pemurah, selama beberapa puluh tahun dari hidupku, tidak pernah aku melakukan apa-apa yang tidak pantas. sekarang aku dapat kembali ke kampung halamanku, meski mati, tidak ada yang dibuat sesalan lagi"
Tepat sekali ia mengerahkan tenaganya, mendadak ia mendengar suara tertawa nyaring dari kejauhan, suara itu menyeramkan, membangunkan bulu roma.
oey Yong terbangunkan tertawa itu, ia terus
berlompat. Maka kagetlah, ia menyaksikan Kwa Tin ok lagi mengancam ia dengan tombaknya ong Gan cian itu Tapi ia berteriak. "Auwyang Hong"
Tin ok kecele. Tidak dapat ia meneruskan
serangannya itu. la pun segera mendengar suara bicaranya beberapa orang, yang terus mendatangi ke arah kuil. setelah itu, ia mendengar tindakan kaki, mungkin dari tiga sampai empatpuluh orang,
terdengarnya di depan dan belakang kuil, di kedua samping.
setelah mendengari sekian lama, Tin ok berkata dengan perlahan: "Terang mereka datang kemari karena mereka mendapat dengar suara burung gagak.
Mari kita sembunyi" oey Yong setuju, ia memberikan penyahutannya.
Tin ok menuntun tangan orang untuk diajak pergi ke belakang tapi di pintu pendopo bagian belakang itu, ia mengutuk kedua serdadu tadi. Pintu itu dikuncikan mereka itu. sedang begitu, di depan terdengar suara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pintu ditolak,Jadi untuk mereka, tidak ada tempo untuk pergi keluar.
"Mari kita bersembunyi di belakang patung,"
katanya. oey Yong menurut. la pun tidak melihat lain tempat sembunyi.
Baru mereka memernahkan diri Tin ok mencium
bau belerang, maka tahulah ia yang orang telah menyalakan api.
"Paduka yang mulia Chao Wang," lalu terdengar suaranya Auwyang Hong. "Kali ini dalam pertempuran di Yan le Lauw kita tidak memperoleh hasil tetapi kesudahannya kita telah memberi hajaran juga kepada semangatnya musuh" Chao Wang atau Wanyen Lieh, tertawa.
"Di dalam segala hal aku mengandal kepada sianseng," ia kata. "Begitu juga di lain hari, dalam urusan mengambil kitab di Tiat Ciang Pang, aku mengharap sangat bantuan sianseng."
"ltulah pasti" kata Auwyang Hong. "sebenarnya, kalau bukan paduka yang mulia telah mengalami bahaya besar ini, siapa menyangka kitabnya Gak Bu Bok itu adanya di puncak Tiat Ciang Hong?"
"Beberapa budak sianseng telah menolongi jiwanya anakku, aku berterima kasih sekali," berkata pula Chao Wang si pangeran Kim. "Aku telah kirim mereka ke kota raja, untuk di sana mereka dirawat seumur hidupnya."
"ltu semua menandakan kebaikan paduka yang mulia," kata Auwyang Hong tertawa.
"Khiu Pang cu telah menjadi gusar danpulang ke gunungnya," kemudian Wanyen Lieh berkata pula, "Di sana pasti dia bakal melakukan penjagaan kuat sekali, maka itu sianseng ada mempunyai akal apa untuk mendapatkan kitabnya Gak Hui itu?"
"Paduka yang mulia mempunyai banyak orang pandai, apakah artinya satu partai Tiat Ciang Pang?"
berkata see Tok. "Biarnya Khiu Cian Jin lihay,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Hong merasa sanggup untuk melayani dia"
la lantas tertawa kering.
Lalu terdengar suaranya Nio Cu ong, Pheng Lian Houw, see Thong Thian dan lainnya, yang
mengumpak-umpak see Tok, sebaliknya Khiu Cian Jin tidak dipandang mata sama sekali.
setelah itu terdengar suaranya seorang muda:
"Tuan-tuan, kata-katamu tidak tepat. Khiu Pangcu lihay sekali, aku telah melihatnya dengan mataku sendiri Aku percaya, selain Auwyang sianseng, tidak sanggup menandingi dia." Tin ok mengenal suaranya Yo Kang, hatinya panas sekali. Perkataannya Yo Kang itu membikin Nio Cu ong semua kecele dan malu.
"Khiu Cian Jin si tua bangka seperti ampas, sekalipun Kwee Ceng si bocah dia tidak dapat
mengalahkannya" tiba-tiba terdengar suaranya Leng Tie siangjin. " Kepandaian dia itu biasa saja"
Mendengar itu, Auwyang Hong tertawa dingin. "
Kalau begitu, dapatkah sianjin mengalahkan Kwee Ceng?" ia tanya.
Diam-diam orang tertawa. Mereka ingat peristiwa itu hari di Ci Han Tong di istana di mana Leng Tie siangjin telah dibikin terlempar dari dalam air tumpah.
"Bukan aku memandang rendah kepada siangjin,"
berkata pula Auwyang Hong. "orang dengan kepandaian sebagai kau, meski kau belajar lagi sepuluh tahun, belum tentu kau dapat menjadi
tandingannya Khiu Pangcu. Nama Tiat Ciang sui-siang-pauw menggetarkan dua propinsi Lian ouw, hingga sekalipun aku, tidak berani aku memandang enteng terhadapnya" Lagi sekali see Tok tertawa kering.
Leng Tie siangjin mendongkol bukan main, ia malu, akan tetapi ia tidak berani membuka mulut guna melawan bicara. Mukanya menjadi merah.
Kwa Tin ok mendengar orang bicara, ia menahan napas. Lamengenali semua orang tangguh itu. Kalau tadi ia ingin mati bersama oey Yong, sekarang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebaliknya ia khawatir dirinya dan si nona nanti terbinasakan mereka.
Habis itu terdengar hamba-hambanya Wanyen Lieh mengatur tatakan untuk Wanyen Lieh bersama Yo Kang dan Auwyang Hong beristirahat.
"Auwyang sianseng," terdengar suaranya Yo Kang.
"Di dalam bukunya siangkoan Kiam Lam, boanpwee melihat ada catatan tentang ilmu untuk memecahkan pukulan Tangan Besi itu."
Auwyang Hong girang mendengar keterangan itu
hingga ia berlompat bangun sambil menegasi:
"Benarkah itu?"
"Boanpwee tidak berani mendusta," kata Yo Kang, yang menyebut diri "boanpwee", yang terlebih muda.
"Hanya sayang, bagian pelajaran itu termuat di dalam halaman-halaman yang justru kena dirobek-robek si perempuan hina dina"
Auwyang Hong menyesal sekali. Ia tidak takuti Khiu Cian Jin tetapi kepandaian orang itu ia malui. Maka sayang ilmu memecahkan ilmu silat Tangan Besi itu telah lenyap dan musnah.
"Boanpwee telah membaca itu, bunyinya masih boanpwee ingat samar-samar," berkata pula Yo Kang,
"sayang kepandaianku tidak berarti dan aku tidak dapat menyelami catatan itu. Di dalam hal ini boanpwee mengharap petunjuk sianseng." Mendengar ini, timbul harapannya see Tok.
"Bagus, bagus" serunya. Hanya sejenak, ia terus menghela napas. Kemudian ia kata: " Keponakanku telah terbinasa di tangannya oey Yok su dan orang-orang Coan Cin Pay, dengan begitu Pek To san menjadi tidak ada ahli warisnya lagi. Aku pikir baiklah aku ambil kau sebagai muridku."
Yo Kang girang bukan main. Inilah justru
pengharapannya. Tidak ayal lagi, ia berlutut di hadapan see Tok, untuk paykui. Tin ok menyesal dan mendongkol bukan main.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Dia turunan baik-baik, mengapa sekarang dia mengakui musuh sebagai ayahnya?" pikirnya. "sudah begitu, mengapa dia juga mengangkat orang jahat sebagai gurunya" Dia tenggelam semakin dalam, mungkin tidak ada harapan untuk ia berbalik pikir."
Melihat putranya mengangkat guru, Wanyen Lieh berkata: "Di sini di tanah asing tidak dapat disediakan hadiah untuk upacara mengangkat guru ini, baiklah itu ditunda sampai lain hari."
Auwyang Hong tertawa dan berkata "Tentang barang permata, di Pek To San telah tersedia cukup, Auwyang Hong cuma mengharap bakat baik dari anak ini, supaya dia menjadi ahli warisku yang berarti."
"Sianseng, maaf," berkata Wanyen Lieh.
Nio Cu ong beramai lantas memberi selamat
kepada Auwyang Hong, Yo Kang dan pangeran Kim itu. yang pertama karena mendapat murid, yang kedua karena mendapat guru, dan yang ketiga karena
putranya mendapat guru pandai.
"Tengah ramai mereka itu memberi selamat, mereka mendengar seorang berkata-kata nyaring: "sa Kouw sudah lapar sa Kouw sudah lapar sekali Kenapa aku tidak diberi makan?"
Kwa Tin ok mendengar suara itu yang ia
mengenalinya, ia menjadi heran. "Kenapa anak itu berada bersama Wanyen Lieh dan Auwyang Hong?"
pikirnya. "Benar" terdengar saranya Yo Kang, yang tertawa.
"Lekas cari barang makanan untuk si nona, jangan bikin ia kelaparan hingga nanti mendapat sakit"
Tidak lama setelah suaranya pangeran muda itu, sa Kouw terdengar sudah mulai memakan apa-apa
sembari makan maka terdengar pula suaranya
"saudara yang baik, kau bilang kau hendak mengajak aku pulang, kau minta aku selalu mendengar
perkataanmu, tetapi kenapa sampai sekarang aku masih belum sampai di rumahku?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Besok kita akan sampai di rumahmu," kata Yo Kang. "Sekarang kau dahar biar kenyang dan lantas tidur baik-baik," sa Kouw berdiam, hanya sebentar.
"saudara yang baik," katanya pula, "suara apa itu di atas menara?"
" Kalau bukannya burung tentulah tikus," sahut si pangeran muda.
"Aku takut," kata si nona tolol.
"Ah, nona tolol, takut apa?" Yo Kang kata tertawa.
"Aku takut setan" sahut si nona.
"Di sini ada begini banyak orang, mana setan berani datang ke mari?" bilang pangeran muda itu.
Tin ok mendengar nyata, suaranya Yo Kang sedikit menggetar dan tertawanya pun tidak wajar.
"Aku takut setannya si kate dan gemuk itu," berkata si nona pula.
"Hus, jangan ngaco belo" kata Yo Kang, kembali tertawa.
"Apa sih si kate gemuk" Buat apa kau menyebut nyebut"


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hm, jangan kau kira tidak tahu" berkata sa Kouw
"si kate gemuk itu mati di dalam kuburan dari nenekku maka arwahnya nenek bisa mengusir dia pergi dari pekuburan itu, untuk melarang dia tinggal di dalam kuburan setelah diusir, dia nanti pergi mencari kau"
"Tutup mulut" Yo Kang membentak. " Kalau kau terus banyak bacot, nanti aku panggil kakekmu, biar dia nanti membawa kau kembali ke Tho Hoa To"
Ancaman itu rupanya memakan, sa Kouw lantas
menutup mulutnya. "Hai, kau menginjak kakiku" tiba-tiba see Thong Thian membentak. Rupanya si tolol, karena takutnya kepada setan, telah menggeraki kakinya.
Tin ok segera berpikir. la percaya dengan si kate gemuk itu tentulah dimaksudkan Han Pe Kie,
saudaranya yang nomor tiga. saudara itu terbinasa di Tho Hoa To, terang dia dibunuh oey Yok su, maka kenapa setannya hendak mencari Yo Kang" la heran.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sa Kouw memang tolol tetapi kata-katanya itu mesti ada sebabnya, itu bukannya ocehan belaka. Karena di situ ada banyak musuh, biarnya ia hendak
menanyakan si nona tolol, tidak dapat ia melakukan itu Lalu ia ingat kata-kata oey Yok su selama di Yan le Lauw bahwa dia ada manusia macam apa dan
bagaimana dia bisa sama pendapat sama mereka.
"Oey Yok su tidak mau membunuh aku, maka bagaimana d la dapat membunuh kelima saudaraku"
Kalau bukan oey Yok su yang membunuhnya, kenapa adik yang nomor empat membilang dia melihat sendiri oey Yok su membunuh saudaraku yang nomor dua
dan nomor tujuh?" Tengah ia berpikir, Tin ok merasa oey Yong
menarik tangan kirinya dan di telapakan tangannya lantas mencoret beberapa huruf, mulanya huruf "kiu" =
minta, lalu yang lain: " satu hal." la lantas membalasi dengan menuliskan pertanyaan: " urusan apa itu?" oey Yong menulis pula: "Membilangi ayahku slapa membunuh aku."
Mengetahui pertanyaan itu, Tin ok melengak. la tidak mengerti maksud si nona. sedangkan ia berpikir, Ia merasakan angin bergerak di sisinya, lalu oey Yong lompat keluar dari tempatnya sembunyi, sambil tertawa, nona itu kata "Auwyang Peehu, kau baik?"
Mendengar suara orang itu, Nio Cu ong semua
terkejut, dengan serentak, mereka menghunus senjata mereka masing-masing, lantas mereka mengambil sikap mengurung. Di antaranya ada yang berseru:
"siapa kau?" oey Yong tidak takut, ia bahkan tertawa terus.
"Ayahku menitahkan aku menantikan Auwyang Peehu di sini" katanya keras.
"Perlu apa kamu membikin banyak berisik tidak karuan?" Auwyang Hong tertawa.
"Bagaimana ayahmu ketahui aku bakal tiba di sini?"
ia menanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ayahku mengerti ilmu bintang dan meramalkan tidak ada apa-apa yang ia tidak tahu,"
menyahut si nona. "Asal dia menghitung-hitung menuruti ilmu hitung Bun ong Kwa lantas dia tahu segala apa."
Auwyang Hong tidak menanyakan lagi, meski ia
hanya percaya satu bagian dari perkataan si nona dan tidak mempercayainya yang sembilan bagian.
see Thong Thian sendiri berlaku cerdik. Ia sudah lantas pergi ke luar kuil, kekelilingan, memeriksa, habis mana, ia masuk kembali dengan hati lega. Ia tidak mendapatkan kawan si nona. sesudah menyimpan
senjata masing-masing, orang merubungi Wanyen Lieh.
oey Yong menghampirkan tempat duduk. untuk
bersila di situ. "Auwyang Peehu, kau membikin ayahku bersengsara" katanya, tertawa.
Auwyang Hong tidak menyahuti. Ia tahu bocah in lihay mulutnya, kalau ia salah omong, di depan orang banyak itu ia bisa mendapat malu. Maka ia menantikan perkataan lebih jauh dari si nona.
"Auwyang Peehu," berkata pula oey Yong. "Ayahku telah terkurung imam-imam dari coan cin Kauw di dusur Sinteng-tin di Siauw Hong Lay, jikalau kau tidak menolongi, dia sukar meloloskan dirinya."
See Tok bersenyum. "Mana bisa jadi" katanya.
"Enak sekali kau bicara, Auwyang Peehu" berkata pula si nona. "Satu laki-laki, dia berbuat, dia bertanggung jawab Terang-terang kaulah yang
membinasakan Tam cie Hian, si imam dari coan cin Kauw, entah kenapa sekarang itu kawanan imam telah menggerembengi ayahku itu. Sudah begitu muncul juga Loo Boan Tong ciu Pek Thong, yang mengacau.
Ayahku tidak mau mengaku atau menyangkal semua itu, maka juga, habis bagaimana?"
Di dalam hatinya, Auwyang Hong girang. Tapi ia kata, "Ayahmu lihay sekali, apa yang mereka bisa bikin itu beberapa bulu campur aduk?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sengaja See Tok menyebutnya imam-imam dari
coan cin Kauw itu sebagai "bulu campur aduk".
"Tetapi ayahku juga bukannya menghendaki kau datang sendiri untuk membantui padanya," berkata pula si nona, "Hanya ayahku menyuruh aku menyampaikan kepada kau bahwa setelah ia
memikirkan susah payah selama tujuh hari dan tujuh malam, ia telah berhasil dengan pemahamannya.
Inilah mengenai sebuah kata-kata"
"Apakah itu?" Auwyang I Hong tanya.
oey Yong menyahuti. Ia membacakan serintasan
kata-kata Sansekerta. Kwa Tin ok dan Wanyen Lieh serta rombongannya tidak mengerti ucapan si nona itu,
sebaliknya Auwyang Hong menjadi terkejut.
"Benarkah oey Yok su berhasil memahamkan bagian terakhir dari Kiu Im Cin-keng" pikirnya. Tapi karena ia seorang berpengalaman, ia tidak mengasih kentara akan kagetnya itu. Ia malah berlagak tenang.
"Bocah cilik, kau gemar mendustai orang" katanya.
"Kau ngaco belo, siapakah yang mengerti?"
"Ayahku telah berhasil menyalin semua itu, aku melihatnya sendiri," kata oey Yong. "siapa mendustakan kau?"
Auwyang Hong tergoncang ketenangan hatinya. Ia tahu oey Yok su sangat cerdas. Memang orang yang dapat memahamkan Kiu Im Cin-keng cuma si sesat dari Timur itu, tidak ada orang lainnya lagi.
"Kalau begitu, hendak aku memberi selamat kepada ayahmu" katanya. Ia tetap berlaku tenang.
oey Yong bisa menduga kesangsian orang. Ia kata pula, "Aku telah melihat terjemahan itu, sekarang aku masih mengingatnya. Tidak ada halangannya untuk aku membacakannya mengasih kau dengar" Benar-benar ia membacakan: " Kalau tubuh bergerak, kalau tubuh berat seperti ketindihan barang, atau kalau tubuh enteng seperti hendak terbang, atau tubuh terikat, atau panas atau dingin, atau girang atau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bergelisah, atau kaget, atau sangat girang dan mabuk.
semua itu harus disalurkan menurut ilmu yang di bawah ini, guna memperoleh ketenangannya dan
menjadi sempurna" Auwyang Hong sangat tertarik. Memang ilmu itu mesti didapat secara tenang, kalau tidak, orang bisa tersesat dan menghadapi akibatnya yang
membahayakan. Ia tidak tahu si nona menyebutkan terjemahannya It Teng Taysu jadi Kiu Im Cin-keng yang tulen, ia hanya percaya itu sebab ia menganggap masuk di akal.
"Habis bagaimana sadurannya itu?" ia tanya.
"Bagaimana bawahnya itu aku lupa," berkata si nona.
Auwyang Hong bersangsi. Ia tahu nona ini sangat cerdik, tidak nanti dia lupa. Ia mau percaya orang mendustai ia. Maka ia memikirkan, kenapa si nona menyebut-nyebut bunyinya kitab itu.
"Ayah menyuruh menanya kau, Auwyang Peehu,"
kata oey Yong pula. "Kau menghendaki lima ribu huruf atau tiga ribu?"
"Coba kau menjelaskan dulu," menjawab see Tok.
"Jikalau kau suka membantu ayah hingga kamu berdua bersama memusnahkan Coan Cin Kauw, maka semua lima ribu huruf dari Kiu Im Cin-keng akan aku baca habis untuk kau mendengarkannya . "
Auwyang Hong bersenyum. "Jikalau aku tidak suka membantu ayahmu?"
"Maka ayah mau minta kau tolong membalaskan sakit hatinya saja. setelah kau membinasakan Coan cin Liok Cu beserta Ciu Pek Thong, akan aku
membacakan yang tiga ribu huruf itu." see Tok tertawa.
"sebenarnya perhubungan ayahmu denganku tidak erat, mengapa sekarang dia begini menghargai aku?"
ia tanya. "Ayah membilang, pertama-tama, yang
membinasakan keponakanmu itu ialah muridnya Coan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cin cit Cu, maka ayah pikir kau tentunya akan membalaskan sakit hatinya"
Yo Kang menggigil sendirinya mendengar
perkataan nona. Ialah muridnya Khu Cie Kie. Jadi si nona pasti maksudkan dia.
"Eh, saudara yang baik, kau kedinginan?" tanya sa Kouw kepada pangeran muda itu. Ia melihat tubuh orang bergemetaran. Yo Kang menyahuti
sembarangan saja. "Kedua," berkata pula oey Yong. "setelah berhasil memahamkan kitab, ayah lantas bertempur sama
kawanan imam itu, ia jadi belum sempat menjelaskan semua. Kitab itu kitab aneh dan langka, mana dapat itu dibikin lenyap" sekarang ini cuma kau seorang yang tabiatnya mirip ayahku, maka itu ayah ingin
mewariskan itu padamu, nanti baru kau mengajari aku."
"Kata-kata ini dapat dipercaya," Auwyang Hong pikir. "Tanpa penjelasan, biar budak ini sangat cerdas, tidak nanti dia dapat menangkap artinya kitab itu." Tapi ia mengutarakan kesangsiannya. Ia kata: "Mana aku ketahui kau membacakan yang asli atau yang palsu?"
"Kwee Ceng si tolol telah mengasihkan kitab yang tertulis," berkata si nona, "Maka kalau kau mengakurkannya dengan apa yang aku bacakan, kau bakal mengetahui tulen atau paisunya."
"Kau benar juga. sekarang kau memberikan ketika untuk aku beristirahat, besok aku nanti pergi menolongi ayahmu itu," berkata Auwyang Hong. oey Yong tidak mau mengerti.
"Menolongi orang kesusahan seperti tolongi orang kebakaran, bagaimana kau bisa menanti sampai
besok" " "Kalau begitu, nanti saja aku membalaskan sakit hati ayahmu" sama bukan?"
see Tok tertawa. Ia telah berpikir, di mana kitab sudah ada di tangannya, ia tinggal memaksa saja si nona memberikan penjelasan kepadanya, nanti ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akan mendapat mengerti sendiri Bukankah bagus ia membiarkan oey Yok su dan Coan Cin Kauw
bertempur mati-matian"
Kwa Tin ok memasang kuping. orang
membicarakan melulu soal kitab, ia tidak mengerti. Ia pun heran untuk tulisannya oey Yong di telapakan tangannya itu: "Bilangi ayahku siapa yang membunuh aku."
Lalu terdengar suara oey Yong pula: "Bagaimana kalau kau pergi besok pagi-pagi" Dapatkah?" si nona agak kewalahan.
"Tentu" see Tok tertawa. "sekarang kau beristirahatlah"
oey Yong menurut, akan tetapi Lamendekati sa
Kouw. "Eh, sa Kouw ayahku membawa kau ke Tho Hoa To, kenapa sekarang kau ada di sini?" ia tanya.
"Aku tidak suka berdiam di Tho Hoa To, hendak aku pulang ke rumah sendiri," menyahut si tolol.
"Bukankah ini saudara she Yo yang telah pergi ke Tho Hoa To dan lalu membawa kau pergi" Benar
bukan?" oey Yong tanya pula.
"Benar. Dia benar-benar seorang baik hati" Kwa Tin ok mendengar itu Ia heran.
" Kapannya Yo Kang pergi ke Tho Hoa To?" ia tanya dirinya sendiri.
" Habis, ke mana perginya ayahku?" oey Yong tanya. sa Kouw nampak kaget.
"Jangan membilangi aku buron, ya?" katanya.
"Kakek bakal menghajar aku.."
"Aku tidak akan memberitahukan," kata oey Yong tertawa.
"Cuma hendak aku menanya kau dan kau harus menjawabnya dengan baik."
"Kau jangan membilangi kakek. ya. Kakek hendak menangkap aku, buat dibawa pulang. Dia mau
mengajari surat pada ku."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tentu aku tidak memberitahukan" kata oey Yong tertawa pula. "Kau bilang kakek mau mengajari surat?"
"Benar. Hari itu di kamar tulis kakek mengajari aku menulis surat. Pula aku diberitahu bahwa ayahku orang she Kiok dan namanya entah apa Hong. Benar-benar aku sukar mengingati itu, lantas kakek gusar, dia mengatakan aku tolol hebat sekali. Aku memang juga dipanggil sa Kouw"
"sa Kouw memang tolol," kata oey Yong tertawa manis. "Ayah memaki kau, itulah keliru" sa Kouw senang mendengar perkataannya nona ini.
"Bagaimana kemudiannya?"
"Aku mengasih tahu niatku ingin pulang, kakek jadi semakin gusar selagi begitu, satu budak gagu datang masuk. Ia bicara sama kakek, tangannya digerak-geraki. Kakek kata, 'Aku tidak mau menemui tetamu, suruh mereka pergi kembali' Budak itu mengundurkan diri, tapi sebentar lagi ia kembali sambil membawa sepotong kertas. Kapan kakek melihat itu, ia lantas menitahkan aku ikut si gagu menyambut sekalian tetamunya itu. Aku melihat si kate gemuk itu, muak aku melihatnya. Aku mendelik terhadapnya, dia mendelik terhadapku."
Tin ok membayangi halnya itu hari ia dan saudara-saudaranya berkunjung ke Tho Hoa To.
Keterangannya nona tolol ini cocok sama keadaan itu waktu. Mulanya mereka ditolak, setelah Cu Cong menulis surat, mereka diterima. Memang benar, sa Kouw yang menyambut mereka. Hanya sekarang Han Po Kie telah tidak ada bersama ia, ia menjadi sedih.
"Apakah kakekmu menemui mereka itu?" oey Yong bertanya pula.
" Kakek memerintah aku menemani mereka
bersantap. kakek sendiri mengundurkan diri. Aku tak senang melihat si kate gemuk itu, diam-diam aku meninggalkan mereka. Aku melihat kakek di belakang, lagi duduk di batu mengawasi laut. Aku pun turut memandangnya. Di ana nampak sebuah perahu layar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lagi mendatangi. Yang duduk diperahu itu ialah bangsa imam."
Kwa Tin ok berpikir: "Itu hari kami mendengar kabar Coan cin Pay bakal menyatroni Tho Hoa To untuk menuntut balas, kami lantas mendahului datang guna mengasih kisikan, buat minta dia suka menyingkir untuk sementara waktu, supaya kami yang menemui pihak Coan cin Pay guna memberikan penjelasan, hanya di pulau itu kami tidak mendapatkan tibanya orang-orang coan Cin Kauw itu Kenapa sekarang sa Kouw membilang dari hal tibanya imam-imam itu yang naik perahu?"
"Bagaimana dengan kakek?"
"Kakek menggapaikan aku. Aku kaget. Aku mengira kakek tidak tahu aku meninggalkan tetamu. Aku takut menghampirkan kakek. aku khawatir nanti dihajar.
Kakek kata, 'Aku tidak pukul padamu kau ke mari.' Aku menghampirkan. Kakek lantas membilangi aku dia mau pergi mancing dengan naik perahu, maka dia memesan kalau kawanan imam itu mendarat, aku
mesti menyambut mereka, untuk mengajak mereka masuk dan bersantap bersama-sama rombongannya si kate gemuk itu. Aku bilang bahwa akupun ingin pergi mancing. Lantas air mukanya kakek menjadi guram.
Terpaksa aku diam saja. "
"Kemudian lagi, bagaimana?"
"Kakek pergi ke belakang untuk mengambil perahunya. Aku mendapat kenyataan, wajahnya
semua imam itu tak sedap dipandangnya, pantas kakek tidak sudi menemui mereka."
"Benar, benar apa yang kau bilang. Kapan kembalinya kakek?"
"Apa, kembali" Dia tidak pulang lagi."
Tin ok terkejut hingga tubuhnya bergerak.
"Apakah kau tidak salah ingat" Kemudian lagi bagaimana?" oey Yong menanya, suaranya rada bergemetar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"selagi kakek hendak melayarkan perahunya untuk berangkat, mendadak datang sepasang burung besar.
Itulah sepasang burungmu. Kakek menggapai kepada kedua burung itu. Mereka itu terbang turun. Ada apa-apa yang diikat di kaki burung, bagus barang itu. Aku teriaki kakek: "Kakek, kakek kasih aku"
selagi mengucap itu, benar-benar sa Kouw
berteriak-teriak. "sudah, jangan omong saja" Yo Kang membentak. "
orang mau tidur" "Jangan perdulikan dia," berkata oey Yong. " Kau omong terus."
"Aku akan bicara perlahan," katanya si tolol. Dan ia benar memperlahankan suaranya. "Kakek tidak meladeni aku, dia menyobek ujung bajunya, dia ikat itu di kaki burung, yang dia lantas lepaskan pergi pula."
oey Yong berpikiri "Ayah hendak menyingkir dari Coan Cin cit Cu, pantas dia tidak sempat mengambil ikan emas. Hanya panah di tubuhnya burungku yang jantan, siapakah yang memanahnya?" Maka ia lantas menanya: "siapakah yang memanah burung itu?"
"Memanah burung" Tidak." selagi mengatakan itu, si tolol melongo.
"Baik. Nah, kau cerita terus."
"Melihat bajunya robek. kakek menyuruh aku pulang untuk mengambil sepotong yang lain. Ketika kemudian aku kembali bersama baju, kakek sudah tidak ada. Perahu kawanan imam juga tidak nampak.
Cuma baju robek itu ditinggalkan di tanah." oey Yong tidak menanya lagi, ia berdiam.
"Ke mana perginya mereka?" katanya selang sekian lama.
"Aku melihatnya. Mulanya aku memanggil-manggil kakek. dia tidak menyahut. Lantas aku naik ke atas pohon, memandang ke laut. Aku melihat perahu kakek di depan perahu si imam di belakang. Perahu kakek kecil, perahu si imam besar. Perlahan-lahan kedua perahu itu tak terlihat lagi. Aku tidak sudi melihat pula
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
si kate gemuk. aku terus berdiam di tepi laut main-main menendangi batu. sampai hari sudah malam baru aku pulang dengan mengajak kakek itu serta ini saudara yang baik," Ia menunjuk Auwyang Hong dan Yo Kang.
"Jadi kakek ini, bukannya kakek yang mengajari kau surat?" oey Yong menegaskan. sa Kouw tertawa.
"Ya, kakek ini baik sekali," sahutnya. "Dia tidak mau mengajari aku surat, dia bahkan membagi aku kue, Eh, kakek. kuemu masih ada atau tidak?"
"Ada" sahut Auwyang Hong sambil tertawa menyeringai. "Ini aku bagi pula padamu"
Hati Kwa Tin ok seperti melonjak. Kiranya itu hari Auwyang Hong berada di pulau Tho Hoa To.
Justru itu sa Kouw menjerit keras, menyusul mana terdengar bentrokan tangan dua kali, tanda dari satu pertempuran, sebagaimana nampak tubuh orang
berlompatan. "Kau hendak membunuh dia untuk menutup mulutnya" Baiklah kau bunuh dulu padaku"
Auwyang Hong tertawa, dia kata: " Urusan ini dapat dikilangi untuk orang luar, tidak ayahmu, maka perlu apa aku membunuh dia" Jikalau kau hendak
menanyakannya, pergilah kau menanya sepuasnya"
sa Kouw merintih- rintih kesakitan tidak dapat ia bicara. Entah ia telah ditotok jalan darah apanya oleh seeTok. siBisa dari Barat.
"Tidak usah aku menanyakan dia, telah dapat aku menduganya," kata oey Yong. "Aku cuma menghendaki dia mengucapkannya sendiri"
"Budak perempuan, kau sangat cerdik" kata Auwyang Hong tertawa. "Kenapa kau dapat menduga itu" Coba kaujelaskan kasih aku dengar."
"Ketika pertama kali aku melihat keadaan di pulauku itu," menyahut si nona mengasih
keterangannya, "Aku juga menyangka adalah ayahku yang membinasakan Kang Lam Ngo Koay."
Baru kemudian, setelah memikirkannya, aku
mendapat anggapan lain. coba kau pikir, cara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bagaimana ayahku dapat membiarkan mayatnya
semua orang busuk itu berada di dalam kuburan untuk menemani ibuku" Lagi pula mana bisa jadi ayahku keluar dari kuburan tanpa mengunci pula pintunya?"
Auwyang Hong menepuk pahanya.
"Ah, benar, itulah kealpaanku" serunya. "Anak Kang, benar bukan?"
Mendengar sampai di situ, Tin ok merasakan
hatinya mau meledak. Sekarang baru ia mengerti kiranya sejak siang-siang oey Yong telah menduga si pembunuh adalah Auwyang Hong, siBisa dari Barat yang kejam ini serta Yo Kang. si nona bermaksud baik, Ia sendiri yang menyangka keliru .Jadi nona ini barusan keluar dari tempatnya sembunyi melulu untuk membeber duduknya hal guna membersihkan
ayahnya. Itulah perbuatan berbahaya sekali. Ia menduga, suratnya si nona adalah untuk ia nanti memberitahukan ayahnya, ialah oey Yok su, tentang orang yang membunuh padanya andaikata nona itu menemui bencana. Maka ia jadi sangat berduka dan menyesal.
"Ah, nona, nona," ia mengeluh di dalam hatinya,
"Bukankah cukupj ikalau kau memberitahukan aku siapa pembunuhnya semua saudaraku itu" Kenapa kau bertindak begini rupa?" Kemudian ia ingat tabiatnya sendiri Pikirnya pula: "Aku Hui Thian Pian-hok, kenapa aku sangat sembrono" Kenapa aku
berkukuh menuduh itu ayah dan putrinya" Memang, kalau ia memberi keterangan padaku, mana bisa aku gampang mempercayainya" Kwa Tin ok. oh Kwa Tin ok, kau pantas dihukum picis si buta yang busuk. kau memaksa si nona kepada kebinasaannya "
Dalam sengitnya, Tin ok hendak menghajar dirinya sendiri. Baiklah ia lantas mendengar pula suaranya Auwyang Hong, yang menanya si nona: "Bagaimana caranya kau menduga padaku?"
"Tidaklah sukar menerkamu" menjawab si nona.
"Menghajar mati kuda dan mematahkan dacin, itulah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
perbuatan yang di jaman ini cuma dapat dilakukan beberapa gelintir manusia. Hanya mula-mula aku masih menduga lain orang. Ketika Lam Hie Jin hendak menghembuskan napasnya yang terakhir, dengan jari tangannya ia masih dapat mencoret beberapa huruf di tanah, 'Yang membunuh aku ialah' Huruf yang terakhir ini tidak keburu menuliskan lengkap. baru pada bagian sampingnya, yang merupakan huruf 'sip' yang berarti
'sepuluh'. Aku pikirkan huruf belum lengkap itu. she namamu tidak memakai permulaan huruf sIP itu, maka aku menduga kepada Khiu Cian Jin" Auwyang Hong tertawa terbahak-bahak.
"Hebat Lam Hie Jin" katanya. "Dia dapat menanti hingga tibamu"
"Aku melihat keadaannya sewaktu dia mau mati itu, aku menduga dia terkena racun." oey Yong berkata pula. "Karena ini, aku menduga keras kepada orang she Khiu itu. Bukankah Tiat Ciang Pang memelihara banyak kodok dan ular berbisa?" see Tok tertawa pula.
"Tiat Ciang Pang memelihara banyak binatang berbisa tetapi tidak ada yang luar biasa," ia berkata.
"Ketika Lam Hie Jin mau mati, bukankah dari mulutnya keluar suara tetapi tanpa dapat bicara" Bukankah ia mati dengan wajah tertawa?"
"Benar sebenarnya dia terkena racun apa?"
Auwyang Hong tidak menjawab, hanya ia menanya pula: "Bukankah tubuhnya meringkuk dan dia bergulingan di tanah, tenaganya besar luar biasa"
Benar tidak?" "Benar Bisa semacam itu, aku pikir, kecuali Tiat Ciang pang, lain orang tidak memilikinya"
Kata-kata yang terakhir ini ada pancingan
membangkitkan kemarahan. Auwyang Hong
menginsyafi itu tetapi ia tidak dapat menahan meledaknya kemurkaannya. Ia berseru dalam
kemurkaannya itu: " orang menyebutnya aku si bisa bangkotan, apakah itu panggilan kosong belaka?" Ia mengetok lantai dengan tongkat ularnya. Ia kata pula
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
nyaring: "Itulah ular di tongkatku ini yang menggigitnya Dan lidahnyalah yang dicatok itu Karena itu, tubuh dia menjadi tidak meninggalkan bekas dan dia tidak dapat bicara" Tin ok merasakan sesak dadanya hingga hampir ia pingsan.
oey Yong mendengar suara apa-apa di belakang
patung, ia dapat menduga, maka ia lantas batuk-batuk guna menyaruhkan suara itu, kemudian ia berkata pula dengan sabar: "Ketika itu kau telah berhasil membinasakan lima anggota dari Kanglam Cit Koay yang lolos hanya Kwa Tin ok seorang, yang kedua matanya buta, maka itu menjadi tidak ketahuan siapa yang melakukan pembunuhan hebat itu"
Tin ok mendengar perkataan ini, ia mengerti kata-kata itu ditunjuki kepadanya. Ia pikiri "Ia mengisiki aku untuk jangan sembarang bergerak. supaya kita berdua tak usah mati secara gelap"
Auwyang Hong berkata sambil tertawa kering:
"Apakah seorang buta dapat lolos dari tanganku" Hm Memang sengaja aku meloloskan dia"
"Kau benar Kau membunuh yang lima, kau sengaja mau membikin dia percaya ayahkulah yang
membunuhnya supaya dia mengoarkannya, supaya
nanti semua orang gagah datang mengepung ayahku"
Lagi-lagi Auwyang Hong tertawa.
" Itulah bukan pikiranku hanya pikiran anak Kang Benar bukan, anak?" Yo Kang menyahuti seperti tadi, sepintas lalu.
"sungguh suatu pikiran yang bagus luar biasa"
berkata oey Yong. "Aku kagum sekali" Tentu saja itulah pujian ejekan.
"Kita bicara balik lagi," kata Auwyang Hong.
"Bagaimana maka kemudian kau dapat menduga aku?"
"Aku pikir Khiu Cian Jin itu pernah bertempur denganku di selatan Liang ouw. Dalam keadaan biasa, memang dapat dia mendahului aku tiba di Tho Hoa To, akan tetapi aku mempunyai kuda merahku, tidak bias
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menjadi dia dapat melawan kudaku itu. Lalu aku ingat suaranya Cu Cong. Di situ ia memesan untuk berjaga-jaga. Ia pun belum menulis lengkap. Huruf yang tidak lengkap itu dapat diteruskan menjadi 'Tong'. Dapat juga dijadikan 'see'. Maka itu, kalau bukannya Tong shia tentulah see Tok. selama di Tho Hoa To telah aku dapat memikir itu hanya aku belum dapat
memastikannya sebab masih ada beberapa hal
lainnya." Auwyang Hong menghela napas.
"Aku kira babwa aku telah menjabit rapat sekali, tidak tahunya masih ada yang bolong," katanya. "si mahasiswa dekil itu sangat sebat, aku tidak dapat melihat dia menulis suratnya."
"Dia digelarkan Biauw ciu sie-seng, si mahasiswa Tangan Lihay, pasti sekali dia menulis tanpa
memberikan ketika kau melihatnya Aku telah
memikirkan keras huruf 'sip' dari Lam Hie Jin itu Karena aku mendengar kabar yang ini saudara Yo telah terkena racun dan mati, sama sekali aku tidak pernah memikirkan dia." Yo Kang heran.
" Kenapa kau ketahui aku terkena racun dan mati?"
ia tanya. "siapa yang memberitahukan itu pada mu" "
"Banyak sekali hal-hal yang aku ketahui" menjawab si nona. "Hari itu aku berada sendirian di pula u Tho Hoa To, aku tidur tanpa merasa, aku mendusin, aku tidur pula, aku mendusin lagi, masih aku tidak dapat menerka. selama tidur itu, aku pun banyak mimpi, dan didalam mimpiku, aku melihat banyak orang Akhirnya aku mimpi melihat enci Bok. Aku mimpikan dia di Pakhia di sana dia mengadu ilmu silat untuk
merangkapi jodohnya. Mimpi sampai di situ aku mendusin dengan kaget, hingga aku berlompat bangun Itu waktu baru aku tahu si pembunuh itu ialah, kau"
Bab 73. Bisa Bekerja TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kata-kata itu cepat dan tajam, Yo Kang
mengeluarkan peluh dingin tanpa ia merasa. Ia mencoba menentramkan diri dengan memaksa
tertawa. "Mustahilkah Bok Liam cu mengasih mimpi kepadamu?" katanya.
"Memang Tanpa impian itu, mana aku ingat kau"
menjawab si nona. "Nah, mana sepatumu yang kecil mungil yang tertabur batu permata?" Yo Kang kaget hingga ia melengak.
"Bagaimana kau ketahui itu?" serunya. "Kembalikah Bok Liam cu yang mengasih impian padamu?"
"Buat apa menyebutkan itu pula" si nona membaliki sambil tertawa dingin, "Ketika kau telah membunuh cu cong, kau masuki barang-barang permata ibuku ke dalam sakunya korbanmu itu, supaya kalau orang luar melihatnya, mereka bisa menyangka dia telah
dipergoki ayahku dan karenanya dia menerima
kebinasaannya Ini tipu daya keji memang bagus sekali, hanya kau telah melupakan satu hal, yaitu gelarannya cu cong, ialah Biauw ciu Sie-seng, si Mahasiswa Tangan lihay"
Auwyang Hong pintar sekali akan tetapi ia tidak dapat mengerti maksudnya perkataan nona itu.
"Kalau dia Biauw Ciu sie-seng, habis bagaimana?"
tanyanya heran.

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hm" menyahut nona itu. "saudara Yo ini cuma tahu menjejalkan barang permata ke dalam saku orang, dia tidak tahu yang Cu Cong pun telah mengambil barang permata dari sakunya sendiri"
"Barang permata apakah itu?" tanya Auwyang Hong masih heran.
"Di dalam ilmu silat Cu Cong memang kalah daripada kau," oey Yong menerangkan, "Tetapi dia pun seorang lihay, di saat dari tarikan napasnya yang penghabisan, dia telah mengambil serupa barang, barang mana dia genggam di tangannya. Tentu sekali kamu tidak dapat ketahui itu, tidak dari bermula hingga di akhirnya .Jika bukan karena adanya permata itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pastilah aku tidak menyangka yang paduka pangeran yang muda ini sudah mati tetapi hidup pula dan bahkan berkunjung ke pulau Tho Hoa To"
"sungguh menarik" Auwyang Hong tertawa.
"sungguh lihay Biauw Ciu sie-seng Dia telah kehilangan jiwanya tetapi dia dapat meninggalkan bukti Kalau begitu, barang yang dia ambil itu mestinya sepatu yang kau sebutkan itu"
"Tidak salah Barang-barang permata ibuku yang disimpan di dalam kuburannya itu, aku telah
melihatnya semenjak aku kecil, aku ingat dan
mengenali semuanya, hanya ini sepatu mungil belum pernah aku melihatnya. Cu Cong menggenggam ini erat-erat, mesti ada sebabnya. Pula sepatu ini ada ukiran hurufnya, yang dasarnya huruf Pie yang di baliknya huruf Ciauw. Lama aku pikirkan artinya kedua huruf itu, tidak dapat aku jawabannya, maka ketika malam itu aku bermimpi, memimpikan enci Bok
menjual silat di kota Pakhia dengan dia memancar bendera yang bersulamkan empat huruf Pie Bu Ciauw Cin, baru aku ingat dan sadar, baru aku mengerti Bukankah Pie Bu Ciauw Cin itu berarti mengadu silat untuk mengamproki jodoh" Bukankah kedua huruf Pie dan ciauw itu diambil dari empat huruf itu?" Auwyang Hong tertawa bergelak.
"sepatu ini mempunyai riwayat asmara demikian bagus. Ha ha Ha ha"
see Tok tertawa berulang-ulang, agaknya dia
sangat gembira, sebaliknya Kwa Tin ok,
kemurkaannya tidak terkira- kirakan. Ia menjadi mendapat tahu semakin jelas nasib saudara-saudaranya, lelakon yang hebat dan menyedihkan sekali dipulau Tho Hoa To itu. Ia hanya heran mengapa oey Yong dapat menerka demikian jitu.
Putrinya oey Yok su percaya Tin ok masih belum mengerti jelas, maka ia sengaja berkata pula. Tapi sebab Tin ok lagi bersembunyi, ia menjelaskannya kepada Auwyang Hong, yang juga tentunya masih
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bingung. Ia kata " Ketika itu hari enci Bok mengadakan pertunjukan silat, buat mengadu kepandaian untuk merangkap jodohnya, maka paduka pangeran yang muda telah turun ke dalam gelanggang di mana ia telah memperlihatkan kepandaiannya. Aku berada di itu tempat, aku menyaksikannya sendiri pertandingan itu. Diakhirnya pertempuran, paduka pangeran yang muda telah merampas sebelah sepatunya enci Bok. Itu artinya, di dalam pertandingan itu dialah yang menang Hanya mengenai perang kapan jodoh, urusan itu ruwet sekali"
Mendengar keterangan oey Yong sampai di situ, mereka yang hadir lantas pada berpikir sendirinya.
Ketika itu saksi-saksi terdiri antaranya dari Nio Cu ong dan see Thong Thian. Mereka menjadi teringat akan peristiwa yang telah lewat itu, yang ada hubungannya sama halnya Wanyen Lieh kematian istrinya dan Yo Kang menemui ayahnya.
oey Yong tidak memperdulikan mereka yang lagi berpikir itu, ia melanjuti keterangannya "sampai di sini, maka teranglah sudah duduknya hal. Paduka
pangeran yang muda dan enci Bok telah mengikat janji, tanda mata dari pertunangan mereka ialah sepasang sepatunya enci Bok itu, sepatu kumala yang berukiran huruf-huruf Pie Bu Ciauw Cin. sepatu yang sebelah memakai huruf-huruf Pie dan ciauw itu, dan yang sebelah lagi tentulah Bu dan cin. Paduka pangeran muda bukankah terkaanku ini tidak salah?"
Yo Kang berdiam, tidak dapat ia berbicara.
"setelah mengerti ini, yang lainnya tak sulit lagi," si nona masih meneruskan. "Han Po Kie terbinasa karena cengkeraman ilmu silat Kiu Im Pek kut Jiauw.
Di dalam dunia ini, yang meyakinkan ilmu yang dahsyat itu cuma Hek Hong siang sat berdua, tetapi dua-duanya mereka sudah mati maka itu orang luar pastilah lantas mengingat kepada guru mereka, yang mestinya pandai ilmu itu. Guru itu bukan lain daripada oey Yok su ayahku siapa tahu semasa hidupnya Tiat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sie Bwee Tiauw Hong, si Mayat Perunggu, telah mengambil seorang murid yang pandai Tentang huruf sip yang ditulis Lam Hie Jin huruf tidak lengkap itu pastilah diartikan huruf Yo, hanya sungguh aku tidak nyana Kwee Ceng si bocah dungu itu, dia memaksa membilangnya huruf oey"
Di waktu mengucapkan kata-katanya yang terakhir ini, nona itu muram mukanya, tandanya ia sangat berduka. Auwyang Hong tertawa pula terbahak dan lama.
"Kalau begitu tidaklah heran Kwee Ceng si bocah itu selama di Yan Ie Lauw telah hendak mengadu jiwanya dengan ayahmu" katanya.
"Memang tipu daya keji kamu ini sangat bagus,"
kata oey Yong. "Dan dia, dalam murka dan sedihnya, sukar dapat menerkanya. Aku juga mulanya
menyangka kau telah menawan budak-budak gagu
dan memaksanya mereka menunjuki jalan, tetapi hari ini barulah aku ketahui sebenarnya sa Kouw adalah orang yang mengajak kamu masuk ke dalam. Di dalam ini hal tentunya, ini engko Yo telah menjanjikan dia untuk membawanya pulang ke Gu-kee-cun. Sa Kouw sangat girang maka ia lantas menuruti saja kata-kata kamu. Sekarang aku mengerti, pasti kamu telah menyembunyikan diri di dalam kuburan ibuku, lalu kamu menyuruh mengundang Kanglam Liok Koay
datang ke situ. Pasti sekali kamu memakai alasan ayahkulah yang mengundang mereka. Setelah Liok Koay masuk, terang sudah Auwyang Peehu yang
menjaga pintu Mana Liok Koay dapat meloloskan diri lagi dari tangan beracun" Ini dia yang dinamakan akan menangkap pie di dalam keranjang." (pie = sejenis kura-kura).
Tin ok merasakan hatinya menggetar. Ia heran dan kagum sekali. Si nona bercerita seperti dia
menyaksikan sendiri peristiwa hebat di dalam liang kubur itu. Di dalam otaknya maka berbayangkan kejadian hari itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Auwyang Peehu," berkata pula oey Yong. "Ketika di tepi laut, kau telah menemukan baju dan topengnya ayahku, kau mengenakan itu untuk menyamarkan diri.
Di dalam kuburan, cahaya memang remang-remang.
Begitu bergebrak, beberapa orang dari Liok Koay telah terluka atau terbinasa. Di dalam keadaan seperti itu, maka bisa mereka mengenali baik-baik siapa musuh mereka" Demikian sudah terjadi Lam Hie Jin
mengatakan kepada Kwa Tin ok bahwa musuh mereka ialah ayahku. Yang benar ialah Cu Cong dan Coan Kim Hoat terbinasakan di tangan peehu, Han Po Kie dibunuh engko Yo. Dan Han Siauw Eng mati
membunuh diri. Kwa Tin ok dan Lam Hie Jin telah mencoba melarikan diri. Mereka bertempur pula di kamar semedhi ayahku, di sana kamu sengaja
melepaskan Tin ok satu orang. Ketika Lam Hie Jin mengetahui babwa si penjahat ialah si orang she Yo, ia telah menjadi korbannya racun hingga ia tidak sempat menyelesaikan suratnya." Auwyang Hong menghela napas.
"Eh, budak cilik, dugaanmu lihay sekali," ia berkata, memuji. "Sebenarnya kejadian ada hal yang sangat kebetulan. Itulah dasar nasibnya Liok Koay Ketika aku bersama anak Kang pergi ke pulau Tho Hoa To itu, kami tidak tahu yang mereka berada juga di pulau itu."
"Nasib Itulah benar" berkata oey Yong. "Kang Lam Cit Koay itu tersohor namanya, itu disebabkan perbuatan-perbuatan mereka yang mulia. Bicara tentang ilmu silat, dia mana ada di pandangan mata peehu Maka itu, kalau kamu berdua sampai bertindak demikian rupa, bercapai lelah secara demikian, mesti ada maksud tujuannya."
"Melihat kecerdikan kau, bocah, kau tentu tidak dapat dikelabui" kata Auwyang Hong tertawa.
"Nanti aku menerka," berkata oey Yong, "Kalau aku menerka keliru, harap peehu tidak buat kecil hati. Aku menduga pada permulaannya kamu datang ke Tho
Hoa To, kamu mengharap- harap Coan Cin Cit Cu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
serta ayahku nanti bertarung hebat hingga. dua-duanya sama terbinasa, supaya kau yang menjadi Pian Chong yang menikam harimau, agar dengan satu kali bergebrak saja, dapat kau memusnahkan Coan Cin Cit Cu dan Tho Hoa To. Sayang kamu datang terlambat satu tindak. Ialah ayahku bersama-sama Coan Cin Cit Cu sudah berangkat meninggalkan pulau.
Tempo ini engko Yo bicara sama sa Kouw, ia
mendapat tahu kehadirannya Liok Koay, maka lantas saja kamu berdua menunjuki kepandaian kamu yang lihay, kamu membunuh lima di antaranya, kamu
membuatnya segala apa seperti juga mereka
terbinasakan ayahku. Kamu juga membunuh habis semua bujang gagu di situ, guna melenyapkan saksi-saksi. Dengan begitu bukankah kemudian akan terjadi Ang Cit Kong, Toan Hongya dan yang lainnya nanti membikin susah ayahku" Engko Yo ini cerdik, dia khawatir ayahku nanti keburu pulang lebih dulu dan ayahku mungkin akan melenyapkan segala bukti, maka itu ialah yang mengusulkan supaya Kwa Tin ok dibiarkan dapat lari. Tin ok buta tetapi lidahnya tidak kurang suatu apa, benar dia tidak dapat melihat, dia dapat ngoceh tidak karuan"
Tin ok menjadi bersedih dan bergusar dan malu sekali, ia menyesalkan kesembronoannya telah
menduga yang tidak-tidak terhadap oey Yoksu dan putrinya ini.
Auwyang Hong menghela napas. Ia berkata pula
saking kagumnya: "Aku sangat mengagumi oey Laoshia yang telah mempunyai anak dara begini cerdas dan pintar, setiap kata-katanya tepat mengenai ulu hatiku"
oey Yong tidak membilang apa-apa atas
kekaguman see Tok itu, ia hanya bilang: "sekarang ini Kwee Ceng telah kena tipu daya kamu, dia
memusuhkan aku dan ayahku, dia sampai seperti tidak mau hidup bersama kami di dalam dunia ini. Tapi biarkanlah dia. sekarang urusan di antara kita. Kalau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
besok kau menolong ayahku, apabila keponakanmu masih hidup, ah, pembicaraan dulu hari tentang perjodohan, tidakkah itu dapat ditimbulkan pula" "
Auwyang Hong heran. "Mau apa dia menimbulkan urusan perjodohan itu?"
pikirnya. "sa Kouw," menanya oey Yong kepada si nona tolol tanpa ia menantikan perkataannya see Tok. "Ini saudara she Yo orang baik sekali, bukan?"
"Benar," menyahut si tolol itu. "Dia hendak membawa aku pulang ke rumahku. Aku tidak suka berdiam di pulau."
"Kau mau pulang, kau hendak bikin apa di rumah?"
tanya putrinya Tong shia. "Di rumahmu itu telah ada orang yang mati, di sana ada setan"
"oh, ya" berseru si tolol itu. "Benar sekali Tidak. aku tidak mau pulang"
"Kau tahu siapa yang membunuh orang yang mati di rumahmu itu?"
"Aku tahu, aku melihatnya sendiri, ialah ini saudara yang baik"
Menyusul perkataannya sa Kouw ini, di situ
terdengar dua kali suara nyaring, dari beradu dan jatuhnya dua rupa senjata rahasia, lalu oey Yong tertawa dan berkata " Engko Yo, biarkanlah dia bicara terus Kenapa kau menggunai senjata rahasia untuk mengambil jiwanya?"
"si tolol ini ngaco belo" berseru Yo Kang, yang barusan menyerang sa Kouw. "Dia dapat menyebutkan segala omongan yang tidak-tidak"
"sa Kouw bicara terus" berkata nona oey kepada si tolol itu. "Kau bicaralah, kakek ini sangat suka mendengarkannya."
"Tidak aku tidak mau bicara," menyahut sa Kouw.
"saudara yang baik ini melarang aku bicara"
"Benar," berkata Yo Kang cepat. "Kau rebahkan dirimu dan tidurlah Jikalau kau membuka mulutmu satu kali saja, nanti aku menyuruh setan makan padamu"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nona itu ketakutan, ia menyahuti, "Ya," berulang-ulang. Kwa Tin ok mendengar suara seperti orang mengerebongi diri,
"Sa Kouw," berkata oey Yong, yang tidak berputus asa, "Jikalau kau tidak suka bicara sama aku, untuk menghilangi saat iseng ini, nanti aku menyuruh kakek membawa kau pergi"
"Tidak, aku tidak mau pergi" kata nona tolol itu.
"Kalau begitu, kau bicaralah Ini saudaramu yank baik telah membunuh orang di rumahmu. Kau tahu, orang macam apakah yang dia bunuh itu?"
orang banyak menjadi heran. Tidak karu-karuan nona ini bicara dari hal pembunuhan. Akan tetapi Yo Kang, bulu romanya telah bangun berdiri semua. Ia lantas menyiapkan pula senjata rahasianya. Kalau Sa Kouw membuka rahasianya, hingga Auwyang Hong
bakal menjadi bercuriga, hendak ia membinasakan si nona. Meski begitu, ia kata di dalam hatinya: "Ketika aku membinasakan Auwyang Kongcu, yang
melihatnya cuma tiga orang yaitu Bok Liam Cu, Thia Yauw Kee dan Liok Koan Eng. Mungkinkah rahasiaku ini telah bocor?"
Kuil itu menjadi sunyi sekali. orang tinggal menanti jawabannya Sa Kouw. Kwa Tin ok bahkan menahan napas.
Lewat sekian lama, Sa Kouw tidak terdengar
suaranya, hanya terdengar suara napas di hidungnya, tandanya ia sudah tidur. Yo Kang merasakan hatinya lega, tetapi telapakan tangannya basah, karena kekhawatirannya, disebabkan menggenggam terus senjata rahasianya. Ia pikir "Kalau dia dikasih tinggal hidup terus, dia bisa jadi bahaya untukku, maka aku mesti mencari jalan untuk menyingkirkan dia"
Pangeran ini melirik kepada Auwyang Hong. Ia
mendapatkan see Tok duduk dengan kedua matanya ditutup rapat, mukanya tertuju cahaya rembulan. Dia tenang sekali, dia seperti tidak menghiraukan segala apa di sekitarnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
selama itu, orang mulai menyangka oey Yong cuma mengoceh. Dengan sa Kouw sudah tidur pulas, urusan tadi artinya telah beres. Maka kemudian mereka pada merebahkan diri atau menyender, untuk beristirahat. Di antaranya ada yang lantas meram melek.
Justru kesunyian menguasai kuil itu, mendadak orang dibikin terkejut dengan jeritannya sa Kouw:
"Jangan pelintir tanganku Aduh Aduh"
oey Yong pun segera berteriak-teriak: "setan setan setan yang kakinya buntung sa Kouw Kaulah yang membunuh itu pemuda yang ganteng, sekarang dia datang mencari kau" Di dalam kesunyian itu, seram suaranya si nona.
"Bukan Bukan aku yang membunuhnya"
menyangkal sa Kouw dia berteriak-teriak. "Yang membunuhnya ialah saudara yang baik ini"
Belum habis suara si tolol, atau segera itu disusul sama suara bergedebuk dari jatuhnya benda yang berat. Itulah tubuhnya Yo Kang, yang roboh terguling.
sebab dia telah berlompat, dengan tangannya yang hebat dia menyerang batok kepalanya si nona tolol, tapi oey Yong menghalangi dia, dengan tongkat keramatnya, nona ini membuatnya orang jatuh
terbanting sekejap itu, kalutlah keadaan. see Thong Thian beramai segera mengurung oey Yong. Putrinya oey Yoksu tidak menggubris sikap banyak orang itu, dia menunjuk ke pintu seraya berkata nyaring "Kongcu yang berkaki buntung, mari masuk ke mari sa Kouw ada di sini"
sa Kouw memandang ke arah pintu, ia tidak melihat apa juga. Ruang itu gelap. Tapi ia takut setan semenjak kecilnya, ia tetap ketakutan. Maka ia menarik tangan bajunya oey Yong.
"Jangan cari aku" ia berkata kepada si setan yang ditunjuki nona oey. "Yang membunuh ialah ini saudara yang baik, yang menggunai tombak besi. Aku
melihatnya dari belakang pintu dapur Jangan cari aku"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Hong mendengar itu semua, mendadak ia tertawa terbahak. Adalah di luar dugaannya yang keponakannya yang ia sayang sebagai mustika itu terbinasa di tangannya Yo Kang. Ia mau percaya sa Kouw sebab kalau lain orang mendusta, si tolol ini tidak mungkin. Ia berduka berbareng murka sekali.
Dengan mata mendelik ia mengawasi pangeran itu dan berkata "siauw-ongya, keponakanku itu memang harus mati Dia telah dibunuh, bagus, bagus"
suara itu tajam, mengaung di telinga, bahkan
kawanan burung gagak menjadi kaget, mereka lantas berbunyi gegaokan, terbang kelabakan.
Yo Kang kaget danjeri sekali. Ia pikir, habislah jiwanya. Ia melirik ke kiri dan kanan, untuk melihat jalan lolos.
Wanyen Lieh juga tidak menjadi kecuali, dia takut bukan main. Ketika suara gagak mulai reda, dia berkata: "Auwyang sianseng, nona ini tolol, dia mirip orang gila, kenapa sianseng percaya dia"
Keponakanmu itu adalah orang undanganku, aku dan anakku sangat
menghormatinya, mana bisa menjadi dengan tidak sebab musabab anakku membunuh dia?"
Auwyang Hong tidak menyahut, hanya tubuhnya
mencelat ke arah sa Kouw, tangan kirinya mencekuk lengan nona tolol itu.
" Karena apa dia membunuh keponakanku?"
tanyanya bengis. " Lekas bilang?" sa Kouw kaget, dia ketakutan.
"Bukan aku yang membunuh dia.Jangan tangkap aku" Dan ia meronta sekuat-kuatnya. Tapi hebat cekalan see Tok, ia tidak dapat melepaskan diri saking takutnya, ia lantas menangis, berulang kali ia memanggil-manggil: "Ibu"
Auwyang Hong mengulangi pertanyaannya hingga
beberapa kali, tetapi tidak memperoleh jawaban.
saking takutnya, sa Kouw berhenti menangis, dia mendelong memandang jago dari Barat itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jangan takut sa Kouw," oey Yong menghibur, suaranya halus. " Kakek ini hendak memberikan kue pada mu"
Nona ini tidak menolongi si tolol seperti tadi ia menghajar Yo Kang sebab ia tahu Auwyang Hong
tidak nanti, atau sedikitnya tidak bakal lantas membinasakan orang. Bahkan perkataannya itu
menyadarkan see Tok. Ia tahu sekarang, makin ia bengis, makin susah si tolol membuka mulutnya. Maka ia merogoh sakunya, akan mengeluarkan bakpauw yang telah dikeringkan, yang ia jejalkan di tangan nona itu. Ia pun tertawa dan kata: "Benar Nah, kau makanlah kue ini"
Dasar tolol, sa Kouw ambil kue itu Ia bersenyum.
Dengan cepat ia lupa akan kebengisannya see Tok.
"Dulu hari itu si pemuda yang kakinya buntung memeluki satu nona," kata oey Yong tenang. "Kau lihat, nona itu cantik atau tidak?"
"sangat cantik," menyahut sa Kouw wajar. Tidak dapat ia memikir yang ia lagi dilagui.
"Kemana perginya dia sekarang?"
oey Yong tidak menjawab, ia hanya menanya:
"Tahukah kau siapa nona itu?" Ia terus berlaku sabar dan wajar.
si tolol agaknya gembira sekali, dia puas, hingga dia menepuk tangan "Aku tahu, dialah istrinya ini saudara yang baik," sahutnya.
Mendengar itu, Auwyang Hong tidak bersangsi lagi.
Ia memang tahu keponakannya itu sangat gemar
pelesiran. Ia mau menduga, rupanya disebabkan main gila kepada Bok Liam Cu, Auwyang Kongcu menerima kebinasaannya. Ia hanya heran Yo Kang dapat
membinasakan keponakannya yang ia tahu lihay, tidak perduli kakinya buntung. Bagaimana keponakannya itu dibunuhnya" Maka ia berpaling kepada si pangeran muda. Ia kata sabar: "Dia berani kurang ajar terhadap siauw-onghui, dia harus mampus berlaksa kali" siauw-onghui ialah istri siauw-ongya, pangeran muda.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bukan bukan aku yang membunuhnya," Yo Kang menyangkal, suaranya tidak lancar.
"Habis siapa?" Kali ini suaranya see Tok menjadi keras dan bengis secara tiba-tiba, kedua matanya pun bersinar tajam.
Yo Kang ketakutan hingga kaki tangannya lemas. Ia yang biasanya berotak terang, sekarang mati daya, sampai tak bisa ia membuka mulut.
"Auwyang Peehu," oey Yong berkata, "Jangan kau sesalkan siauw-ongya berlaku telengas, juga tak usah kausesalkan keponakanmu yang sangat gemar pelesir itu, hanya kau harus persalahkan dirimu yang
Pedang Penakluk Iblis 19 Kesatria Baju Putih Pek In Sin Hiap Karya Chin Yung Pedang Angin Berbisik 6

Cari Blog Ini