Ceritasilat Novel Online

Pendekar Seribu Diri 2

Pendekar Seribu Diri Karya Aone Bagian 2


bercanda ria. Pada suatu kesempatan tangan Aram menyambar
kepala Thian Hong li, Thian Hong li terkejut tapi terlambat
bretttss tali pengikat rambutnya terjambret . . . rambutnyapun
terurai. Ketika rambutnya terurai itulah kelihatanlah wajah aslinya. Aram
ternganga terkesiap begitu melihat hasil ulahnya. Seorang Gadis
cantik berambut hitam, terpampang didepan wajahnya.
"Kau...!"ucap Aram dengan lidah seperti kelu."
"jadi selama ini kau menyamar jadi laki laki...."Thian Hong li
tersipu malu ketahuan belangnya. Aram geleng geleng
kepalanya karena kaget. Thian Liong tertawa
berkakakan............. Sejak hari itu Aram tinggal bersama Thian liong dan Thian Hong
li, untuk mengisi waktunya mereka berlatih silat dan saling
belajar mempelajari baca tulis Aram belajar kepada Thian Liong
dan Thian Hong li, sedangkan Thian Liong dan Thian Hong li
belajar Kepada Aram. Langit menangis terisak..............
Air matanya jatuh perlahan basahi bumi................
77 Seakan turut berduka citanya atas kehancuran sebuah keluarga
Si Rasul cambuk Bumi. Rintik hujan mengguyur puing puing
rumah yang masih mengepul mengeluarkan asap.....
"trakkkkk" sebuah bekas pintu terangkat....munculah sepasang
mata jeli berkaca kaca entah karena hujan ataukah airmata,
hanya dia yang tau..... "Ayah ....Ibu..... siapakah yang melakukan ini....." ucapnya
terisak isak brukkk ia memukul pintu itu hingga mencelat
munculah seraut wajah cantik seorang gadis cilik berbaju kain
sutra berwarna kuning. kemudian ia berlari menubruk orang
tuanya dan menangis terisak isak..... ternyata ia adalah melati
seorang gadis cilik anak kinanjar dan nyi elas yang tersisa dari
pembantain keluarganya. Tiba tiba ekor matanya yang jeli melihat sebuah panji kecil
bergambar telapak perak.....srett karena guncangan hatinya
yang terlalu berat ia pingsan. Serrrrrr.....wutt treppp.....sebelum
ia mencapai tanah sesosok bayangan putih menyambar
tubuhnya....... ~*******00********~
Disebuah gua di lembah dewa dewi tampaklah seorang gadis
cilik terlentang dipembaringan batu. Srettt......tiba tiba mata
jelinya terbuka...ia terlihat keheranan melihat dirinya berada
ditempat yang ia tak kenal, ia menggeliat kemudian bangkit dari
tidurnya..... 78 "kau sudah bangun nak....! sebuah suara merdu yang sedikit
serak menyentak kesadarannya.....ia berpaling dan terkejut
melihat seorang wanita tua berbaju kuning duduk bersila di
belakangnya. Wanita itu kira kira berusia 90 tahun tapi wajahnya
menyisakan garis kecantikan dimasa mudanya...di wajahnya
terdapat beberapa garis ketuaan, hidungnya mancung di kedua
telinganya menggantung anting anting berbentuk keris kecil,
matanya terpancar aura yang menyejukan hati siapapun yang
memandangnya. "siapa kau nek?" Gadis yang ternyata adalah melati bertanya
dengan keheranan. "hahahaha.... nenek sudah lupa nama nenek, cah ayu. tapi
orang orang menyebut nenek nyi sateja,". Tutur si nenek dengan
lembut...(ya dia iyalah Nyi sateja atau julukannya Dewi
Kelelawar lembah Dewa Dewi)
"Huhuhu........ayah.... ibu melati menyesal tidak belajar silat
sesuai apa yang ayahanda inginkan huu...huuu" melati tiba tiba
menangis teringat nasib orang tua dan dirinya, ia menyesal
kenapa waktu ia disuruh belajar silat oleh orangtuanya malah
kabur untuk bermain main, ia memukuli kepalanya sendiri sambil
menangis. Tentu saja ulahnya itu membuat Nyi Sateja
terkejut......tapi berkat pengalamannya yang tinggi sinenek cepat
menahan dirinya dan tersenyum....
"sudahlah nak... Jangan melihat masa lalu dengan penyesalan,
jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah
sekitarmu dengan penuh kesadaran (James Thurber) setiap
79 makhluk hidup suatu saat pasti akan menghadapnya, hanya
kapan dan bagaimana ia mati menghadapnya apakah ia mati
dalam keadaan syahid atau kafir. Rahasia kematian hanya tuhan
yang tahu, kau dan aku akan pula suatu saat akan mengalami
hal seperti itu, sadarilah nak Hidup adalah sebuah tantangan,
maka hadapilah. Hidup adalah sebuah nyanyian, maka
nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah.
Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah. Hidup
adalah cinta, maka nikmatilah" (Bhagawan Sri Sthya Sai Baba).
Melati benar benar tertegun mendengar wejangan Nyi Sateja...
Baru kali pertama ini ia mendengar wejangan seperti ini.
" Baik nek, meski melati tak sepenuhnya mengerti ucapan nenek
tapi suatu saat melati yakin bisa mengerti" ujarnya jujur polos
dan semangat. ....... Begitulah dibawah bimbingan sinenek melati mempelajari silat.
Pada suatu hari melati diajak untuk pergi menemui seseorang,
melati tak tahu jikalau di lembah itu masih ada penghuninya.....
"kita sampai Melati" sinenek berkata. Belum melati menjawab
tiba tiba terdengar suara laki laki yang sudah serak berkata
"Kesalahan terbesar yang dibuat manusia dalam kehidupannya
adalah terus-menerus merasa takut bahwa mereka akan
melakukan kesalahan". (Elbert Hubbad)
Nyi Sateja tersenyum dan menjawab " Kebanggan kita yang
terbesar bukan karena tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali
setiap kita jatuh" (Confusius)
80 Melati melongo mendengar tanya jawab itu, meski sudah lama
bergaul dengan sinenek tapi tak disangkanya akan ada orang
yang memiliki kesukaan yang sama.
"Silahkan Masuk Teja, sudah lama engkau tak kemari, siapakah
bocah ayu disampingmu itu Teja?"
"hihihi.....pendengaran mu semakin tajam saja kakang....!" Nyi
sateja tertawa sambil masuk menggandeng tangan Melati.
"silahkan duduk" suara lembut seorang lelaki tua, ternyata lelaki
itu berwajah lembut dengan garis garis ketuaan diwajhnya,
rambutnya putih keperakan, usianya kira kira sudah mencapai
seratus tahunan lebih, namun masih tampak kekar dengan
tonjolan otot dimasa mudanya. Orang persilatan memanggilnya
ki dewa pedang terbang "Kakang saya membawa anak ini, saya harap kakang ikut
membimbingnya......" nyi teja langsung ke inti tanpa basi lagi. ki
dewa pedang terbang memperhatikan melati dilihatnya susunan
tulangnya baik untuk mempelajari imu silat...
"Baik..aku terima permintaanmu nyai
"terimakasi kakang....."Nyai Teja gembira mendengar ki dewa
pedang terbang menerima permintaannya.
"kau siap kami gembleng melati"
"Siap Nek...!"melati antusias....
"hahaha kau hanya siap di gembleng nenekmu saja yah,.....! ki
81 dewa pedang terbang bertanya jenaka. Melati tersipu
"siap kek" ujarnya pelan.
Purnama demi purnama telah berlalu terlihatlah seorang gadis
berusia 15 tahun sedang menari diatas rumput setinggi lutut,
sungguh luar biasa ilmu peringan tubuhnya, sekali kali
tampaklah sinar perak berhamburan mengelilingi tubuhnya,
kesiuran angin lembut berbaur bau harum menyejukan jiwa
berhembus disekitarnya di sebelah utara tampaklah seorang
kakek berbaju hitam bersila diatas pucuk ilalang, sementara
disampingnya duduk seorang nenek berbaju kuning bersila
sambil mengulum senyum lembut ....
"Hiatttt..........Kelelawar sakti menembus kegelapan...." teriaknya
melengking tinggi. Wusssshhh srettttttt sebuah pedang melesat
secepat anak panah kemuka, "pedang terbang kelelawar
mengincar sasaraaannnn......"
gadis itu perdengarkan lengkingan tinggi, lalu ia bersilat dengan
gerakan melompat terbang seperti kelelawar, dua tangannya
memainkan gerakan yang berbeda, matanya tampak tertutup
sebelah, Sebab mata kirinya memperhatikan suara yang
didengarya dengan telinga layaknya kelelawar dan mata
kanannya memperhatikan sasaran pedang. Memasuki jurus
keempat puluh, sontak gerakan anak itu berubah hebat, gadis itu
berteriak keras, tangannya menggenggam pedang dengan
kedua tangan lalu berkeiebat melemparkan pedangnya kelangit.
Sementara tubuhnya berputar seperti gasing
82 "hujan pedang dewi kelelawar........hiaaaattttt.... " Crep-crep-cep!
Pedang itu menancap di tanah, dan gerakan gadis itu pun
berhenti. Gadis itu mengatur nafasnya yang sedikit memburu,
lalu ia bersila didepan kedua gurunya. Ki dewa pedang
memejamkan matanya sambil tersenyum tipis ia berbahagia
mendapatkan seorang penerus yang luar biasa. Dalam hatinya
ia berkata. "Anak gadis ini bakatnya sangat luar biasa" padahal jurus yang
kuajarkan adalah gabungan dari jurus dewi kelelawar sakti dan
jurus pedang terbang pemburu nyawa!"
"Latihanmu sudah cukup melati! Tetapi masih jauh dari
sempurna.. " si nenek berkata.
"Memang benar nek, dari seminggu yang lalu ananda masih
belum bisa menggunakan jurus terakhir.....selalu saja gagal
mencapai sasaran" melati berkata dengan sedih.
"dengarlah muridku Banyak kegagalan dalam hidup ini
dikarenakan orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka
dengan keberhasilan, saat mereka menyerah, (Thomas Alfa
Edison) maka dari itu belajarlah menerima keadaan karena
Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan"
(Robert F. Kennedy) Ki Dewa pedang berkata dengan bijak.
Melati tersenyum mendengar kata kata kakek nenek angkat
sekaligus gurunyanya ini, setelah tinggal bersama mereka telah
banyak kata kata bijak yang telah ia serap.
83 "Melati pelajarilah perlahan lahan kitab pemberian orangtuamu,
bagaimanapun kitab yang kau bawa itu kesaktiannya tidak
dibawah yang kami ajarkan" nyi sateja berkata.
"baik nek, melati akan lakukan perintah nenek"
"sudahlah ayo kita kembali kegua makan dulu....wussshhh tiga
tiganya melesat bagai petir.
Dua Purnama telah berlalu Aram tinggal bersama Thian Liong
dan Thian Hong li, Pertemuan Orang perssilatan Jawa dwipa
dengan perkumpulan panji telapak perak tinggal tiga Purnama
lagi. Ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya,
Di mulut sebuah jendela kamar, Aram terpekur. Dicobanya
merenungi perjalanan hidupnya dari ketika ia terpaksa terlunta
lunta sampai sekarang. Lama dia begitu.
"Tuaknya, engkoh Aram...." Aram tersadar dari kecamuk
pikirannya. Didapatinya Thian Hong li telah berdiri di depannya,
membawa dua gelas bambu berisi Tuak.
"Wah! Malam malam seperti ini, memang tepat kalau disuguhkan
Tuak buat ngisi perut," seloroh Aram seraya menyambut gelas di
tangan kanan Thian Hong li.
"Terima kasih, ya." Gadis manis di depan pemuda itu tersipusipu sambil menengak tuak yang lain yang berada ditangan
halusnya. Kulit wajahnya yang putih memperlihatkan semu
merah, kala mata Aram berusaha menangkap mata sipitnya.
84 "Mmm, tuak ini betul-betul nikmat. Kau yang beli, Hong moay?"
tanya Aram yang mulai bisa berbahasa tionghoa. Thian Hong li
mengangguk malu, tanpa berani mengadu pandang dengan
pemuda tampan yang duduk di jendela itu. Setelah bergaul dua
Purnama ini hubunga mereka memang tambah akrab.
"kau tambah cantik saja Hong Moay"! Aram Mulai merayu, Lagilagi Thian Hong li tersipu. Wajah ayu berhias rona merah itu
membuat Aram gemas. Hati pemuda itu mau tak mau memuji
keayuan gadis tionghoa ini yang begitu alami dadanya berdegub
dengan kencang. Bulu matanya yang lentik, berkelopak lembut.
Hidungnya tinggi menipis, dan bibirnya merah delima....
"kau semakin pintarr merayu, engkoh Aram." Thian Hong li tidak
bisa menyembunyikan rasa senang di wajahnya. Itu bisa dilihat
dari bias mata beningnya. Dia pun duduk di depan Aram malumalu. Kepalanya tertunduk dalam
memandang ke hamparan genting genting rumah, memang
tempatnya menginap memang berada dilantai dua. Lama
keduanya terdiam. "Hong Moay aku ada perkataan yang hendak disampaikan"
Aram memecahkan keheningan.
"Ada apakah engkoh Aram" katakanlah.............."dada Thian
Hong li berdegub kencang, ia berpikir Aram akan menyatakan
cintanya. 85 "Aku takut engkau marah dan sedih" Aram berkata dengan
bertele tele, membuat Thian Hong li bertambah yakin akan
dugaannya.......... "Ak...Aku Mencintaimu, Tapi,..." Aram berkata dengan perlahan
dan menggantung. Ucapan ini memang ia tunggu tunggu, meski
ada tapinya yang membuat ia deg degan.
"Tapi apa Engkoh Aram",..." Aram terdiam sesaat, kemudian ia
memegang tangan Thian Hong li dan menatap wajahnya,
"Besok aku harus melanjutkan perjalanan" ucapnya dengan
perlahan. Ucapan itu ibarat guntur disiang bolong ditelinga Thian
Hong li, tak sadar matanya berkaca kaca. Ia berkata seakan tak
percaya apa yang didengarnya
"Ap...apa"!" "Aku harus melaksanakan wasiat orang tuaku Hong
moy" mulut bicara tanganpun ikut bekerja, dipeluknya tubuh
ramping Thian Hong li....cup Aram mengecup pipi Thian Hong li,
Thian Hong li diam saja, karena pada dasarnya iapun mencintai
Aram, ia malah menutup matanya dan membuka bibirnya yang
ranum seakan menantang. Mendapat angin Aram mendekatkan
bibirnya cupppp emmmzzz..... mereka berciuman seakan takan ada lagi
hari esok, lidahpun seakan takut ketinggalan mereka bertempur,
bergulat menuntaskan nafsu birahi, Tangan kanan Aram mulai
berpindah kebawah meremas pinggul Thian Hong li. Emmcchh
terdengar desahan halus, dari mulut Thian Hong li.. sementara
tangan kirinya meremas bukit yang menantang didadanya,
86 (mungkin itulah yang orang katakan BIOLA = BIbir Olahraga
tangan merajaleLA) tak lama kemudian Aram melepaskan baju
luar Thian Hong li, dan menyingkapkan baju dalamnya, sehingga
tersembulah dua buah gunung kembar putih mulus dengan
puncak coklat kemerahan.

Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lalu ia mulai menciumi leher Thian Hong li terus turun kebawah
sampailah dipuncak bukit yang tegak menantang, membuat
Aram semakin bernafsu, diciumi, dan dijilatnya sekeliling
lingkaran puncaknya, dengan sedikit gigitan kecil membuat
Thian Hong li bernafsu, ia terus mendesah desah lembut
memecahkan kesunyian, akhirnya ia melingkarkan tangannya
dan memegang kepala Aram terus menekan kedadanya seakan
menyuruh Aram untuk tidak menghentikan aksinya. Mereka
terus bercumbu dengan nafsunya apalagi ditambah tuak yang
menambah mereka semakin bernafsu. Entah berapa lama Aram
menghentikan usahanya lalu membalikan tubuh Thian Hong li
kemudian didudukan di pangkuannya, "Ada apa Kakanda,
Kenapa berhenti?"Thian Hong li berkata dengan nafas sedikit
memburu, sebab tangan Aram dengan nakalnya masih meremas
remas lembut gunung kembarnya......"
"Aku sayang kamu Dinda Hong.....! dinda, karena keadaanlah
aku pergi meninggalkanmu, aku yakin suatu saat kita akan
bertemu lagi dan aku akan meminangmu, dengan jarak kita akan
merindu, dengan jarak kita bisa menguji berapa besar cinta kita"
Ucap Aram sambil melakukan aksinya. "shttt ia kanda,
hhhh....berapa lamapun aku akan terus menunggumu...shhtt
uukkhhh, meski lautan kerinduan tak bertepi meski gunung
menjulang tinggi...shtt.. akh..akh....berapa jauh pun dirimu
87 berada dinda yakin hati kanda ....sshhttt akh...hati kanda ada
untukku.... kanda, meski kanda mencari kekasih lainpun dinda
rela asal...shhtt,...asal dihati engk...eh, kanda selalu ada nama
Thian Hong li..emmmchh!" Thian Hong li menjawab disela sela
nafas dan birahi yang melandanya.
Betapa terharunya hati Aram mendengar ucapan itu.
Dibalikannnya wajah Thian Hong li dan mencium bibirnya. lalu
menghentikan semua aksinya
"kanda mengapa engkau berhenti" Thian Hong li berbalik
dengan mata sayu dan sedikit kecewa, karena tak mendapat
puncak yang ia inginkan. Melihat wajah itu Aram benar benar tak
tahan ingin melumatnya, tapi, ia menahan diri da tersenyum..
"Dinda....aku ingin memberikan sesuatu untukmu," aram
mencabut keris bergagang ular, berkeluk sembilan di kepalanya,
Thian Hong li terkejut melihat sebuah senjata aneh menurutnya,
senjata itu adalah pedang kecil bergagang ular, ketika ia
mencabut keris tersebut sinar kuning dan hawa dingin
memancar. "Pedang apa ini engkoh" Mengapa pedangnya berkelok kelok
seperti ini?" Thian Hong li bertanya dengan mimik keheranan
"haha...ini namanya keris Hong moay... Keris ini bernama Keris
Perasaan, ini tanda cinta kita Hong moay, aku punya
pasangannya berupa sebuah kujang, lihatlah di
rambutku....."Aram menjawab sambil matanya melotot
memperhatikan dua buah gunung menjulang didepannya,
88 rupanya Thian Hong li sengaja tidak membetulkan posisi baju
dalamnya. Thian Hong li pun memperhatikan ternyata benarlah dirambut
Aram terlihat sebuah gagang senjata berbentuk harimau,
merasa dirinya diperhatikan seperti itu Thian Hong li merasa
malu juga, tapi ia tetap bertahan....malah ia diluar tersenyum
manis. Lalu tangannya bergerak mengambil pedang pendek
yang berada didekatnya. Kemudian diarahkan ke arah kaitan
baju dalamnya dan breetttt Baju dalamnya robek dan jatuh....
seingga tubuh bagian atasnya yang putih dan tanpa cacat
terpampang dimata Aram. Melihat itu Jakun Aram semakin turun
naik, ia melongo..... "Hong Moay ..Dinda hong... Indah nian tubuhmu....." ucapnya
tanpa sadar. Thian Hong li tersenyum senang mendengar
ucapan itu, wanita mana yang tidak bahagia jika bila kekasih
memuji kecantikan atau keindahannya, begitupula dengan Thian
Hong li. Demi cintanya Ia rela menyerahkan segala yang ia
punya. "engkoh Aram, apakah engkau suka?" ucapnya malu malu.
Tangannya bergerak melipat baju dalamnya sehingga menjadi
selebar 4 cm. Sehingga jadilah seutas tali berwarna coklat
muda. Karena memang baju dalamnya berwarna coklat muda....
perlu diketahui pada zaman itu pakaian dalam wanita hanya
berbentuk kain yang di belitkan di dada, untuk yang bagian
pentingnya pun hanya 2 kain yang dibelitkan. Satu kebawah dan
satunya lagi dipinggang. 89 "engkoh Aram....kandaku dindamu ini tidak memiliki apapun
yang bisa di berikan kepadamu, hanya kain jelek ini yang dinda
punya" set..Thian Hong li memasangkan kain itu dikepala Aram
sehingga menjadi sebuah ikat kepala" grepppss Aram memeluk
Thian Hong li dengan terharu. Dicium bibirnya yang ranum, yang
dibalas Thian Hong li dengan tak kalah mesra, Aram
menghentikan ciuman di bibir Thian Hong li, berpindah dengan
menciumi lehernya, lalu dadanya. Beberapa saat kemudian
ketika Aram sibuk mengulum puncak gunung kiri Thian Hong li
dan meremas remas dengan sekali kali memutar mutar gunung
kanan Thian Hong li, Thian Hong li Menjerit mencapai
puncaknya. "aaaaaakkkhhh...."dengan mata sayu Thian Hong li menatap
Aram dan mencium bibirnya. Ia mendesis lirih ditelinga Aram,
sebab tenaganya berkurang ia merasa seakan tubuhnya dicopoti
tulang tulangnya ketika mencapai puncaknya tadi
"Engkoh Aram apakah engkau sudah pamitan dengan Liongko?"
"Belum.... sebab dari kemarin aku belum sempat berkata apa
apa dengannya, kau tahukan kakakmu itu pulang kerjanya pagi
terus, aku tak tega mengganggunya "Jawab Aram lembut.
"Hong Moay sebaiknya engkau berpakaian lagi, nanti masuk
angin"tambah Aram mesra."baiklah Sayang"Thian Hong li
beranjak dari pangkuan Aram dan mengambil baju luar yang tadi
di buka lalu memakainya. Lalu berjalan kepintu kamar sebelah,
"Hong moay engkau mau kemana?"
90 "aku mau ngambil baju dalam lagi, kan punyaku tadi, ada
dikepalamu hihi...."Thian Hong li menjawab cekikikan.
"Hong Moay sayang sebaiknya engkau tetap begitu saja, engkau
tambah mempesona jika begitu" Aram meminta dengan
senyuman nakal. "emmmhhh" terdengar gumaman dari bibir Thian Hong li,
sepertinya ia sedang mempertimbangkan permintaan Aram....
"baiklah" akhirnya ia berkeputusan, lalu berjalan dan memeluk
kekasih hatinya. Dengan sigap Aram membopong Thian Hong li kekamar
sebelah, bau bunga semerbak tercium darri hidungnya,
ditutupnya pintu rapat rapat lemudian dihampirinya pembaringan
yang berkelambu putih bersih itu. Lalu aram membaringkan
Thian Hong li sambil berpelukan, kontansaja mereka bergulingan
saling tindih dengan posisi Aram dibawah dan Thian Hong li
diatas, masih dalam pelukan Thian Hong li berkata
"hihihi......emmh tak adil, bila hanya aku yang tadi buka baju,
sekarang giliranmu engkoh Aram,!" cepat sekali Thian Hong li
membuka baju Aram lalu menciumi dadanya yang bidang,
karena gemas ia gigit kecil tonjolan kecil berwarna coklat didada
aram, pangkal pahanya sengaja digoyang goyangkan diatas
tombak pembabat rimba pemuda itu yang sejak tadi sudah on.
"akhhh...engkau nakal sayang.....kalau begini aku jadi ingin
bermain main."aram berkata sambil menyusupkan kedua
tangannya kedalam baju Thian Hong li mencari "sesuatu".
91 Mereka berbicara dengan bahasa yang campur aduk maklum
selama dua Purnama ini mereka saling mempelajari bahasa
daerah asing dan mengajarkan bahasa daerah asalnya masing
masing, Dengan disaksikan sang putri malam terlihatlah dua
insan manusia sedang bergumul meski cumas sebatas ATAS
hingga larut malam sampai mata mereka terpejam dalam
pelukan. Pagi datang menjelang. Matahari perlahan menanjak menuju
puncak singgasananya. Sinarnya yang kemilau singgah pada
genangan air hujan, lalu memantul lagi ke udara. Pagi ini Aram
akan melanjutkan perjalanannya. ia pamit pada Thian liong dan
Thian Hong li yang dengan berat hati melepas kepergian
mereka. Terlebi-lebih, bagi Thian Hong li. Perkenalan dan
pergaulan selama dua Purnama dengan pemuda tampan itu
mengukir kesan teramat dalam hati Thian Hong li. Apalagi
setelah kejadian semalam, keduanya menyataan cinta, masih
terasa ciuman lembut dibibirnya juga cumbuan cumbuan lembut
ditubuhnya. "Selamat jalan, engkoh Aram...," ucap Thian Hong li begitu
berat, seperti tercekat di tenggorokan, matanya berkaca kaca
hendak memuntahkan lahar dingin.
Thian liong dan Thian Hong li kini berdiri di depan pintu
penginapan untuk melepas kepergian Aram. Aram
menghentikan langkahnya seraya menoleh. Ucapan perlahan
Thian Hong li sempat tertangkap telinganya. Dijawabnya kalimat
perpisahan Thian Hong li dengan seulas senyum. Ia lantas naik
92 kuda pemberian Thian Liong tadi pagi dan melanjutkan
perjalanan ke depan. Seorang Pemuda berpakaian warna hijau dengan rambut di
kuncir kuda dengan sebuah kain berwarna biru, diatas ikatannya
menyembul sebuah gagang berukiran harimau, ia memakai ikat
berwarna coklat muda pemuda itu tak lain adalah Aram
Widiawan. Ia berjalan dengan seorang pemuda cakap berusia
duapuluh lima tahunan dengan codet melinttang dari alis kanan
sampai alis kiri. "benarkah kejadian itu kang sobar?" Aram tertuduk sedih........
ternyata pemuda yang disampingnya adalah Sipengabar Langit.
Sehabis perpisahannya dengan Thian Hong li dan Thian Liong
Aram menuju Desa jampangkulon menemui kabar langit, untuk
mengetahui keadaan rimba hijau saat ini., tentu saja
kedatangannya disana disambut gembira oleh kawan kawannya.
Mereka kaget orang yang menghilang selama duatahun
setengah lebih tiba tiba muncul dihadapan mereka.
"kau kemana saja kang Aram.....?" Ibal kawan sekamar Aram
dulu bertanya dengan haru, ia berusia sepurnama dibawah
Aram. Sipengabar langitpun mendukung pertanyaan itu.
"baiklah aku akan ceritakan...begini......" Aram pun menceritakan
kejadian dimana ia dikejar kejar lima manusia ular sampai ia
kembali kesana tentunya ada bagian bagian yang ia
sembunyikan. 93 "lalu bagaimana, apakah ada yang selamat?" aram
memecahkan keheningan. "hhhffzz" sipengabar langit menghela nafas...lalu melanjutkan
"mungkin ada, Anak mereka tak diketemukan mayatnya....."
"melati.."desis Aram... ia merenung mengingat pertemuan
dengannya, ia ingat ketika ia bermain di taman dngannya.
"kang rama kalau nanti udah dewasa mau jadi apa" melati
bertanya sambil memainkan rambutnya.
"aku mau menjadi seorang pendekar yang hebat.," Aram
menjawab dengan berapi api. Melati terbelalak "ikh, kak rama
mau jadi seorang pembunuh". Aram bengong akhirnya
menjawab "kok jadi pembunuh lati?" "orang persilatan kerjanya main bunuh
saja, apa kak rama gak tahu?" aram menundukan kepala,
matanya berkaca-kaca. "ikh, kak Rama mengapa engkau menangis?" dengan panik
melati berusaha menyusut air mata Aram.,
"Dulu, dulu sekali akupun sama sepertimu Melati, Aku
menganggap belajar silat hanya untuk membunuh. Tapi,
sekarang aku menyesal aku tidak mempelajari ilmu silat., Orang
tuaku terbunuh....Aku terlunta lunta....andai aku dulu menurut
ayah ibuku aku tidak akan sekarang, dihina dan...dicaci...orang"
94 dengan tersendat sendat aram berbicara....ia teringat ayah dan
ibunya....dan nasibnya.. "kau kenapa Aram?" sebuah suara lembut menyentak
lamunannya..Aram gelagapan
"akh tidak..tidak apa apa kang sobar..., aku teringat masa lalu.
Sipengabar langit tersenyum dua tahun lebih mereka berpisah
kini ia tak bisa mengenali sosok pemuda disampingnya, waktu
telah mengubah perangainya.... ia ingat kejadian tiga hari
kebelakang.... "hey...pengemis-pengemis busuk berikan uangmu!" bentak
seorang lelaki berewokan memakai seragam kerajaan disebuah
pasar. Orang orang tak ada yang berani melarang, mereka tahu
mengganggunya berarti kehilangan nyawa. Didaerah itu tak
seorangpun yang tak mengenalnya ia bernama Otoy. Seorang
prajurit berpangkat Komandan. Apalagi ditambah dengan konco
konconya yang merupakan jago kosen dari golongan hitam
"ampun tuan.....kalau kami memberikannya .. bagaimana kami
makan..." seorang pengemis berusia setengah baya menolak...
tubuhnya kering kerontang tinggal tulang....tanda ia telah
kenyang penderitaan.. "pukulan setan raksasa beri dia pelajaran..!"perintah Otoy pada
orang yang disebelah kanannya. Orang itu adalah seorang lelaki
tinggi besar dengan kepalan sebesar kepala bayi. Tanpa
diperintah dua kali pukulan setan raksasa maju
kedepan...plakkk.....tangannya melayang. Tak ampun lagi
95 pengemis berusia setengah baya terjerembab jatuh.. mulutnya
memuntahkan darah sebab beberapa giginya copot,... set
pukulan setan raksasa mengangkat kaki kanannya hendak
menendang pengemis setengah baya itu,
"Jangan....."seorang anak berusia lima belas tahun memeluk
tubuh pengemis setengah baya itu,..tapi, pukulan setan raksasa
manapeduli ia terus saja meneruskan tendangannya.
Tampaknya si pengemis setengah baya akan terhajar telak kena
tendangan si pukulan setan raksasa, settt aaakkkkkkhhhhh
.......... teriakan melengking terdengar, Orang orang menutup
mata, mengingat nasib si pengemis setengah baya. Tapi
ternyata suara teriakan itu bukan berasal dari sipengemis
setengah baya, tapi dari si pukulan setan raksasa, orang orang
pada heran bagaimana bisa demikian...
Disamping sipengemis setengah baya berdiri seorang pemuda
berpakaian warna coklat dengan rambut di kuncir kuda dengan
sebuah kain berwarna biru, diatas ikatannya menyembul sebuah
gagang berukiran harimau, ia memakai ikat berwarna coklat
muda pemuda itu tak lain adalah Aram Widiawan. Ia tersenyum
tenang.

Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"pemuda bau kencur siapa kau" Berani sekali kau mengganggu
urusanku, tak sadarkah kau berhadapan dengan siapa?" teriak
otoy dengan bengis. "hahaha....sudahlah paman berewokan kau sudahi saja
pertengkaran ini" 96 "apa?" Sudahi jangan mimpi disiang bolong bocah..."
"ini pagi,paman berewok"
"berisik aku tahu, Pukulan setan raksasa, cakar iblis, taring
kematian bereskan bocah bau kencur itu"
"baik" sahut mereka serempak
"Sudahlah paman mereka bukan tandinganku"
Paras ketiga konco siKomandan berubah pias, lalu dari pias
menjadi kemerahan, raut wajah mereka berubah bengis.
"Jumawa sekali kau bocah, orangtuamu saja belum tentu
mampu membunuhku apalagi dirimu"cakar setan mewakili
kawan kawannya. Ketiga konco siKomandan, terkejut, ngeri, gusar, takut
bercampur aduk melihat paras sipemuda. Saat berbicara tadi
wajahnya tetap tenang dihiasi senyuman. Tapi kini.... mereka
benar benar tak mengerti. Bukan hanya mereka yang terkejut,
orang orang yang menontonpun kini tak sanggup berbicara
sepatah katapun. Sipengabar langit yang mengenal Aram juga
tak habis mengerti, Wajah Aram kini tak ada lagi senyuman, wajahnya itu kini bak
mayat begitu kaku tanpa perasaan, tapi anehnya wajah aram
tidak pias malah kemerah merahan tubuhnya mengeluarkan
asap tipis kemerah merahan.....matanya yang merah bersinar
menyala nyala. Lamat lamat terasa hawa yang membuat pori
pori merinding, sekalipun orang yang menonton orang awam,
97 tapi merekapun tahu apa yang terpancar dari tubuh pemuda itu,
itulah hawa membunuh......hawa membunuh yang paling
mengerikan didunia ini, hawa yang dapat membunuh orang yang
dituju tanpa perlu bertarung.
Sipengabar langit dan ketiga konco siKomandan yang
merupakan orang orang yang kenyang asam garam kehidupan
tahu, itulah ilmu AURA KEMATIAN, ilmu tingkat tinggi yang
paling diidam idamkan orang persilatan. Sebuah ilmu yang
merupakan sebuah legenda saja, ilmu itu dapat membunuh
orang hanya dengan memandangnya saja. Membunuh orang
dengan tujuh lubang keluar darah. ketiga konco siKomandan
sungguh tak menyangka akan merasakan sendiri ilmu itu, elama
ini mereka menganggap sebuah berita isapan jempol semata.
Mereka heran darimana sipemuda dapat menguasai ilmu itu.
"Bruk...brukk...brukk..suara orang jatuh bersahut sahutan, wajah
Aram kembali seperti semula, hawa membunuh perlahan lahan
lenyap.....lenyap.....dan lenyap..... suasana pasar kini seperti
kuburan, begitu sepi......burung burungpun seperti enggan untuk
berkicau. Aram tersenyum melihat hasilnya senyumnya begitu
lembut, bak sinar mentari di pagihari menyejukan siapapun yang
melihatnya. Bunga bungapun seakan tersenyum mengiringi
senyumannya , angin sepoi sepoi mengibarkan poninya.......
membuat orang orang terlena seperti dibawa ke surga, perasaan
mereka terbawa melayang kelangit ketujuh. Aram menundukan
kepalanya, melihat tiga mayat dengan tujuh indranya
mengeluarkan darah....melihat itu ia benar benar sedih . . . .
?"Hhhhhhhhh" ia menghela nafas berat suaranya bak guntur
disiang bolong membawa kesedihan bagi siapapun yang
98 mendengarnya tak sadar orang orang yang berada dipasar
mengucurkan air mata. Suara itu mengingatkan luka luka dihati
kecil mereka. Wussss Aram melesat menyambar Sipengabar
langit yang sedang dibawah pengaruh kesedihannya.
Seperminum teh kemudian akhirnya orang orang yang berada
dipasar tersadar.... terdengar bisik bisik mereka seperti suara
tawon berpindah sarang.... entah darimana asalnya terdengar
teriakan "PENDEKAR SERIBU DIRI" begitulah teriakan itu
berkumandang kemana mana. Gemparlah dunia Persilatan
karena kedatangan Tokoh muda berjulukan "Pendekar Seribu
diri" "hahaha....kenapa melamun kang sobar"..kini giliran kau yang
melamun hahaha"aram tertawa geli.
"Aku merasa takluk sekarang pada dirimu Aram, Otakmu benar
benar Luar biasa. Mencari jago tangguh sangat mudah, orng
jenius juga banyak. . . tapi,"
"Tapi apa Kang Sobar?"
"Orang Seperti dirimu didunia ini hanya dirimu seorang"
"Maksud Kang sobar?"
"Orang yang dikauniai Otak setajam Silet, Secerdik Kancil,
Selicik Rubah, Selicin ular, setangguh Elang hanya dirimu."
"Akh, Kang sobar ada ada saja...! padahal aku biasa saja...."
Aram tersipu malu. 99 "hahaha....merendah boleh saja..tapi ada batasnya....kalau ada
apa apa kau boleh minta kepada kakang, meski kakang
harus mempertarukan nyawa kakang siap"
"akh, kakang jangan gitu dong aku malu..."
"hahaha..... Aram sebenarnya apakah kau sudah punya guru?"
Sipengabar langit mengalihkan pembicaraan.
"sudah,,,," "siapa" Boleh kakang tahu"
"Rubah Seribu Muka bukankah saya juga sudah mengatakan
kepada kakang!" "haha...Maksud kakang orang yang masih hidup, yang
membimbing kamu secara langsung?"
"tidak kakang...! Saya tidak punya"
Sipengabar langit diam merenung sesaat, lalu menatap mata
Aram yang berwarna Merah. "Kau Mau mendengarkan
Nasihatku Aram?" Wajah Aram serius melihat wajah Sipengabar langit serius.
"Tentu, kakang"
Sipengabar langit tersenyum, itulah salah satu yang ia sukai dari
pemuda ini, mampu menyesuaikan diri dalam keadaan apapun!
100 "Kakang harap kau mencari seorang guru, demi menuntun
langkahmu selanjutnya engkau tak perlu mencari orang yang
lebih tinggi dari dirimu..... karena Ilmu itu mutlak...semua
bersumber dari Alam . . . .carilah seseorang dengan perangai
yang cocok denganmu..., tak perlu dari golongan putih, aku
yakin engkau sudah mampu membedakan mana hitam mana
putih...," Aram terharu mendengar nasihat Sipengabar langit ia memang
menganggap Sipengabar langit sebagai kakak kandungnya
sendiri. "kakang..sobar . bagaimana kalau engkau yang menjadi
guruku.."Aram bertanya dengan khidmat dan serius
"hahahah....terimakasih atas penghargaanmu yang tinggi ini
Aram, aku tak mau... kau sudah aku anggap Adik sendiri, . . jika
memang engkau begitu menghargaiku kau anggaplah aku ini
kakakmu" Aram berkaca kaca matanya,. . . ."ba.....ik. baik
kakang....bagaimana kalau kita angkat saudara saja?"
"begitupun lebih baik, ayo pulang...!kita rayakan bersama kawan
kawan kita" Langit malam begitu gelap, bintang bintang bagaikan berlian
berlian berserakan, mengelilingi sang putri malam membuatnya
begitu anggun disinggasananya........dua sosok berbaju hitam
diam di genting sebuah rumah yang paling besar di tempat itu.....
101 "Wah doyan juga nih Komandan...." sesosok bayangan
disebelah kanan menggumam
"hahaha....apa kita berindak sekarang aram," yang disebelah kiri
bertanya. Ternyata mereka adalah Aram dan Sipengabar langit.
"Tidak, biarkan ia bersenang senang dulu haha" Aram
menjawab. Sebenarnya sedang apakah siKomandan.."
terdengar suara lenguhan dan nafas memburu dari dalam
ruangan....dari atas genting mereka melihat dua sosok berlainan
jenis saling rengkuh, Saling tindih diatas tempat tidur dengan
ditenrangi sebuah lampu kecil,suara dua buah benda berlainan
yang beradu semakin santer....siKomandan kini semakin
mempercepat irama pertempurannya. Sepertinya ia akan
mencapai puncaknya. Tapi, keduanya tersentak kaget ketika dengan tiba tiba genting
genting terbuka dan munculah dua sosok bayangan berbaju
hitam..... perempuan yang berada di pelukan siKomandan
segera melepaskan diri dan menarik selimut untuk menutupi
tubuhnya. ketika ia hendak menjerit benda bulat sebesar
kelereng telah mengenai jalan darah tidurnya...tanpa
mengeluarkan suara perempuan itu ambruk diatas ranjang.
Melihat itu siKomandan ketakutan dengan gusr ia hendak
berteriak...tapi, sebuah benda panjang tipis telah melintang
dilehernya.. "selamat malam Komandan kurang asem...!"
102 "kau,....." dengan geram dan jeri siKomandan melihat seorang
pemuda tampan yang beberapa hari telah membuatnya malu,
"Mau apa kau kemari bocah".. apa kau belum juga puas
membuatku malu hah?" bentak siKomandan
"Aku mau mengambil tabungan rakyat paman" Aram tersenyum
"Tabungan rakyat" Kau pikir aku Bank keliling hah?" (emang
dulu ada gak sih bank keliling, bodo ah)
"loh bukannya beberapa tahun kebelakang ini kau mengambil
uang dari rakyat...nah sekarang rakyat sekarang
membutuhkannya, jadi aku mau ambil"
"kau...kau...mau memerasku hah?"
Aram tersenyum ia mengambil gulungan daun lontar di balik
bajunya dan memperlihatkan sebuah gulungan daun lontar. Jadi
engkau aku menyerahkan ini kepada adipati"
"kau...kauuu...!dengan ketakutan gusar, marah, apalagi anak itu
datang dikala ia hampir mencapai puncaknya. Komandan itu
menudingkan jarinya. ''bagaimana kau mau terima dagang denganku"kau serahkan
aku harta itu lalu aku menyerahkan ini, kalau kau tak mau aku
mau pergi sekarang dan coba coba berdagang dengan adipati"
Pucat pias wajah siKomandan "baiklah....baik....tunggu aku...aku
akan memanggil Juang (Juru Uang) pribadiku....Pengawal...."
103 "Hamba,Komandan"menjawab si Prajurit dibalik pintu.
"Panggil ki Bayu......." mendengar suara Komandannya yang
sedikit bergetar sipengawal menaruh curiga....tapi, ia tak berani
membangkang perintah atasannya.
"Hamba sudah datang Komandan"
"Masuklah" terdengar sahutan dari dalam.
"Krieettttt.....Suara pintu dibuka dan munculah seraut wajah
kakek, kakek itu berwajah persegi denan janggut putih
menjuntai, tubuhnya buncit dibalut dengan baju sutra, ia
terpengarah kaget melihat kondisi jungjunannya dalam keadaan
bugil...di depannya terlihatlah dua sosok bayangan berbaju
hitam, sebagai orang yang sudah makan asam garam kehidupan
ia mengerti bahwa urusan ini bukanlah urusan yang sepele.
"Ki bayu kemarilah......"dengan wajah muram Komandan itu
memerintah. "ada apa sebenarnya komandan" Hamba sungguh tak mengerti"
Komandan Otoy tidak menjawab ia malah bertanya kepada
Aram "Berapa yang kau butuhkan Anak muda?"
"sepuluh juta keping emas" Aram menjawab dengan santainya
seolah jumlah sperti itu tidklah besar.
104 "ap...apa" apa kau tak salah?" bukan hanya si Komandan dan si
Juang saja yang terbeliak kaget, sipengabar langit yang tadi
diam saja disamping Aram juga tak kalah kagetnya mendengar
permintaan Aram. Dengan cepat ia merubah paras wajahnya,
tak lama kemudian wajahnya kembali tenang, ia paham bukan
tanpa sebab pasti adik angkatnya berkata seperti itu.
"hahaha.....tidak sama sekali tidaklah salah paman. Jangan kikir
paman aku tahu itu tak seperempatnya hartamu yang kau
timbun dibawah gudang beras." Dengan sebuah senyuman
misterius dibibirnya aram melanjutkan.
"aku tahu paman dan kakek berdua sedang berpikir darimana
aku tahu itu. Ia kan?"meski halus ucapan Aram tapi setiap patah
katanya bagaikan belati mustika yang menusuk nusuk hati
mereka. Komandan Otoy dan Kibayu tergugu, wajahnya merah.
dengan lesu Komandan Otoy berkata
"Kau....baiklah, aku terima dagang darimu....silahkan tunggu
disini kami akan menyiapkan uangnya.....bagaimana dengan
gulungan daun lontarnya apakah kau berikan sekarang atau
nanti setelah uangnya siap?".
"hihi....Aku bukan orang bodoh paman, lagipula aku tidak butuh
uang itu Paman, aku memeras paman demi kebaikan
paman,hahaha....kalau aku mah sudah merasa cukup dengan
lima buah peti perak dan tiga peti emas di ruangan bawah tanah
di sumur sungai cikaso.....dan..meng"
"ap...apa...darimana kau tahu tempat it..itu...kau.."
105 "jangan dipotong dulu paman aku belum selesai bicara" Aram
memotong ucapan Komandan otoy.
"mengenai uang yang aku minta, aku harap paman
menyiapkannya saja...besok para warga akan datang kerumah
paman....aku sudah menyebar surat undangan atas namakan
Paman. Jadi paman tak usah repot repot mengangkut keluar,
dengan begitu nama buruk paman selama ini akan berubah
hehe aku baik bukan.....dan mengenai surat ini akan kuserahkan
kepada paman satu persatu, daun lontar ini berisi sepuluh
lembar jadi aku akan memberikan kepada paman per satu juta
keping emas. Mengenai barang yang ada di rumah penginapan
"Rimba Hijau" aku sudah mengamankannya sudah ku pasangi
barisan gaib CERMIN BAYANGAN SEMU dan beberapa
pesawat rahasia...hahaha" Aram tertawa tergelak gelak suara
yang membuat Ki Bayu dan Komandan Otoy semakin Geram
wajah mereka merah padam menahan kemarahan. Sementara
dipihak lain sipengabar langit semakin keheranan.... ia benar
benar mengkirik melihat kemampuan adiknya... setelah
pertarungan dengan ketiga konco Komandan itu Aram pingsan
selama dua hari. Setelah kali pertama bangun yang
dilakukannya adalah meminta tiga orang anak buah Sipengabar
langit dengan kata lain sahabatnya sendiri.untuk Melakukan
"sesuatu" yang Sipengabar langit sendiri tak tahu apakah itu.
"kau terlalu menghina bocah....."teriak kibayu sembari maju


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kedepan tapi kembali mudur sebab ditahan Komandan Otoy.
"Dia bukan tandinganmu Ki, kau ingat pengawal pribadiku ki"
Bocah itu bisa membunuhnya tanpa bertarung dengan
mereka."Komandan Otoy berusaha menenangkan ki bayu.
106 Diam diam Aram berpikir "Jika tak kukasih pelajaran tampaknya
mereka tak bakalan jerih...aku harus memperlihatkan sesuatu
agar mereka tahu kelihaianku." Akhirnya ia berkata
"hahah....Aku masih bermurah hati pada kalian berdua dengan
tidak menambah uangnya setelah apa yang kalian rencanakan
tadi., kau pikir aku tidak tahu, siasat yang kau gunakan
haha...kalian terlalu merendahkan diriku....,"
"Apa maksudmu anak muda"Bentak ki Bayu disela
kemarahannya. "hmzz....kau paman Komandan...kau hendak menjebaku
bukan". Tak perlu dijawab aku sudah tahu, aku memiliki 5 point
untuk membongkar muslihat itu, point pertama, kau sengaja
mengaku menyerah dan menanyakan aku agar aku memberikan
daun lontarnya setelah semua hartanya kaU siapkan. Point
kedua sengaja kau menanyakan aku untuk memberikan daun
lontar itu sekarang atau nanti untuk menutupi akal bulusmu.
Point ke ketiga kau menyuruh bendaharamu itu agar
menyiapkan prajurit disekitar Rumahmu, kau pikir aku tak paham
dengan gerakan jarimu dan beberapa katah kata dengan
penekanan beberapa nada suaramu. Point ke empat kau akan
mengerahkan prajuritmu, dan membunuh kami berdua, daun
lontar ini dapat emas juga tak keluar hahaha"
Pucat pias wajah Komandan Otoy dan Ki bayu..mereka benar
benar ketemu batunya. "dan....dan yang kelima......"tak tahan
lagi kibayu berkata. 107 "dan kelima kau mengakuinya sendiri haha......."tak tahan lagi
Aram tertawa terbahak bahak..bahkan sipengabar langit juga tak
tahan untuk ikut tertawa.
"nah, kami permisi dulu sampai berjumpa esok" wussstttt dua
sosok bayangan melesat menyusuri malam, meninggalkan dua
insan manusia yang berdiri seperti patung.
Pagi yang cerah di bulan desember, sudah dua hari ini hujan tak
turun seakan ikut berbahagia menyaksikan rakyat yang berbaris
rapi disebuah halaman rumah yang paling besar ditempat itu,
senyuman bahagia selalu tersungging dari bibir mereka,
terlihatlah seorang lelaki paruh baya berbaju prajurit Berpangkat
Komandan sedang membagikan sebuah bungkusan, senyuman
getir selalu tampak dibibirnya, helaan nafas berat selalu
terdengar ketika ia habis menyerahkan bungkusan bungkusan
yang menumpuk rapi dibelakangnya......
"nah sudah satu juta keping emas, . . . " Seorang kakek kakek
berbaju sutra kepada dua sosok manusia yang sedang ongkang
ongkang kaki diatas pohon, "ini..ambilah...." salah seorang
melemparkan sebuah Daun Lontar. seperti melemparkan besi
saja, Daun Lontar itu melesat bagai bayangan. "creeepppp"
akhirnya Daun Lontar itu menancap diatas meja, lalu kembali
terkulai layaknya sebuah Daun Lontar. Ternyata mereka itu
adalah Komandan Otoy dan yang meminta Daun Lontar itu
adalah Kibayu, sementara dua sosok yang berada dipohon tak
lain adalah si Pengabar langit dan Aram.
Waktu terus berlalu meninggalkan masa, matahari terus
merangkak untuk kembali keperaduannya, lembayung kuning
memayungi sang Buana..... setelah senja akhirnya selesai juga
108 bagi bagi uang itu, "Nah, benar bukan kataku paman" Warga warga sekarang
memuji muji kebaikan paman"haha" Aram berkata sambil
meloncat ketanah. Ki bayu dan Komandan otoy tidak menjawab mereka menatap
Aram dengan penuh kebencian. Aram bukan orang bodoh ia
mengerti keadaan itu, ia tertawa tergelak gelak
"hahaha.....paman Gulungan Daun Lontar dokumen rahasia
Adipati yang kau pegang itu sudah aku salin dan
perbanyak.....jadi jika paman melakukan suatu yang kurang
berkenan dihati kami, atau menggangu rakyat. lagi dokument itu
akan aku sebarkan, bukan hanya di desa ini tapi juga di desa
desa lainnya, kau masih ingt bukan..perjanjian dengan Adipati
TunggaJagat, sekecap saja kata itu bocor keluar... kepalamu
dan keluargamu akan dihukum penggal semua,hahaha". Betapa
terperanjatnya Komandan Otoy dan Kibayu.. akhirnya mereka
menggelosoh ketanah. "ternyat setan cilik itu sudah
mempersiapkan segalanya...." Kibayu berkata Komandan Otoy
yang dibalas dengan anggukan.
"ayo kita pergi Ayi aram"Sipengabar langit mengajak
...Aram....Wusstttt mereka meloncati pagar yang tingginya
mencapai tiga tombak lebih.....
Dengan kejadian itu seorang Pendekar muda, yang berjuluk
Pendekar Seribu diri semakin dieluk elukan oleh rakyat dan
menjadi buah bibir kalangan persilatan dengan kecerdikannya.,
~*******00********~
Dipagi yang cukup tak mendukung aktivitas ini, dua orang
memacu kuda bagaikan dikejar setan. Ternyat mereka adalah
seorang pemuda berusia tujuh belas tahunan berkuncir kuda
yang tak lain adalah Aram Widiawan, seorangnya lagi seorang
109 pemuda berusia dua puluh lebih memakai baju biru langit
dengan luka menggaris di alis kiri sampai alis kanan yang
menjadi ciri dari sipengabar langit.
Kira kira dua mil mereka melarikan kudanya sampailah mereka
disebuah pasar yang cukup ramai, akhirnya salah seorang dari
mereka turun dari kuda dan menuntunnya, kemudian melangkah
menuju kesebuah penjaja kain.
"paman saya minta kain yang paling bagus selain sutra
berwarna coklat......"Ucap Aram kalem dengan senyuman
khasnya. "ada juga kain sari den, tapi harganya cukup tinggi,
paman mendapatkannya juga dari pedagang tiantok. Kebetulan
warnanya cuman ada yang coklat sama merah. Mau berap
den?" sahut pedagang kain promosi, srett...Aram menyodorkan
dua keping emas, kontan saja mata sipedagang kain
terbelalak...... "segini cukup paman?"aram bertanya,
"cuk....cukup....malah lebih dari cukup den, masih banyak
sisanya.!" "kalau begitu tambah dengan kain hitam saja paman,
omong omong tukang jahitnya dimana paman!"mendengar itu
pemilik kain matanya bertambah berbinar.....disini juga ada den,
aden ingin model seperti apa........" Aram pun menjelaskan
model apa yang ia inginkan. "saya ingin membuat sepuluh
pasang paman." Tambahnya Lagi.
Setelah menambatkan kudanya Sipengabar langit mendekati
Aram dan berkata" Baju untuk apa ayi?"
"ada saja kakang, nanti juga kakang akan tahu hehe..." Aram
berkat sok misterius "kau memang suka membuat kakang jantungan.., seperti
kejadian kebelakang kebelakang"
"akh kakang, ada ada saja, kang mau membantu ayi tidak?"
"kau ini seperti kepada orang lain saja, cepat apa yang harus
110 kakang bantu" "hehe....aku minta kakang belanja mau kan?"
"hanya itu?" Sipengabar langit menegas.
"ia, kakang bawa alat tulis?"
Tanpa menjawab Sipengabar Langit menyerahkan alat tulisnya.
Aram terlihat mencurat coret sebuah Daun Lontar.
"ini kang" seraya menyerahkan Daun Lontarnya kepada
sipengabar langit. sipengabar langit membaca tulisannya sambil
mengerutkan kening, ia tak mengerti apa yang akan dilakukan
adik angkatnya ini. "Sepuluh pasang Sepatu sebatas lutut, Sarung tangan sebatas
siku, yang terbuat dari kulit, Harimau, Kijang, Buaya, Ular,
macan, Rubah, beruang, Serigala, domba, dan kerbau. Dan tali
rotan sepanjang dua depa, sepuluh buah"
Meski tak mengerti untuk apa, Akhirnya Sipengabar langit
berangkat juga mengelilingi pasar untuk membeli seperangkat
alat alat yang ia sendiri tak paham untuk apa. Tentu saja
kedatangan mereka menghebohkan pasar yang sejak tadi pagi
sepi, karena hujan. Disebuah kedai yang paling besar di desa jampangkulon,
teerlihatlah ada sekitar seratus orang dengan penampilan yang
berbeda beda sedang mengadakan rapat, terdapat sepuluh
golongan yang dapat dibedakan melalui ciri ciri mereka yaitu
golongan pertama adalah golongan para petani, yang kedua
golongan para peternak, yang ke tiga golongan para pengemis,
yang keempat golongan para wanita cantik dengan pakaian
yang seronok, yang kelima golongan para hartawan, yang
keenam golongan para pelayan, yang ketujuh golongan para
pedagang, yang ke delapan golongan para pencuri, yang
111 kesembilan golongan para nelayan, dan yang terakhir golongan
para tukang kuli. "ditempat lain terdapat panggung yang cukup besar disana
berdiri dua orang pemuda yang maasih belia, tak lain dan tak
bukan mereka adalah sipengabar langit dan Pendekar seribu diri
Aram widiawan, "ekhem....ekhem....."sipengabar langit berusaha
menenangkan para anggota rapat yang sedang asik
bercengkrama...... "saudara saudaraku sekalian, terimakasih atas kedatangan
kalian ketempat ini, aku sipengabar langit merasa tersanjung"
sipengabar langit memberi hormat kepada Anggota rapat. Tentu
saja kelakuannya itu membuat para hadirin menjadi rikuh....
"ketua anda terlalu sungkan, bukankah anda ketua kami" Jadi
untuk apa anda memberi hormat kepada kami, sesungguhnya
adalah kami yang seharusnya berlaku demikian"sela salah satu
orang gadis berbaju merah dengan belahan dadanya agak lebar,
memperlihatkan dua buah bukit yang sekal yang sekali kali suka
mengintip. Gadis itu berwajah mungil tapi cantik, matanya
bundar indah berbinar-binar dengan bulu mata yang lentik, bibir
yang mungil, hidung yang bangir, serta kulit yang kuning mulus.
Dengan rambut panjang yang lurus lemas di-poni depan, gadis
itu tak lain adalah Dewi mawar, yang dikenal dengan nama
mawar saja. Ucapan itu dibenarkan oleh berbagai pihak yang membuat
sipngabar langit tersenyum. "Baiklah saudaraku, jika memang itu
kehendak kalian" "ketua, adakah sesuatu yang penting sampai ketua
mengumpulkan kami semua seperti ini untuk yang kali
pertamanya." Ucap salah satu dari golongan para hartawan.
"benar, saudaraku.......kami mengumpulkan saudara sekalian
112 dikarenakan mengenai perkumpulan panji telapak perak dan
pertemuan orang gagah dari berbagai penjuru di lembah
kematian untuk menghadiri undangan perkumpulan panji telapak
perak."sipengabar langit langsung ke inti.
Gemparlah seluruh hadirin...suara bisik bisik terdengar bak
tawon yang sedang pindah.diantara mereka siapakah yang tak
mengenal panji telapak perak, sebuah organisasi yang paling
menggemparkan dikalangan persilatan, bahkan diantara
anggota perkumpulan mereka ada yng sudah menjadi korban.
"harap tenang" Suara serak seorang kakek kakek dari golongan
petani, kakek itu berwajah ramah, dihiasi jenggot dan kumis
putih, suaranya bagaikan guntur begitu lantang sampai mampu
mengalahkan suara bisik bisik dari para hadirin sikakek petani itu
bernama ki guntur sesuai dengan suaranya. Kemudian ia
menyambung "adakah ketua sudah mempunyai rencana?"
Sipengabar langit tertawa kemudian mengangguk setelah diam
sejenak ia berkata lagi. "saudaraku...sudah saatnya kita bersatu....sebelumnya benar
kita memang merupakan organisasi bawah tanah. Tapi, selama
ini organisasi kita tidak lah bekerja seperti halnya sebuah
organisasi.......... selama ini kita bekerja tidak pernah secara
struktural...kita bekerja demi kepentingan kita masingmasing...akibatnya banyak teman teman kita yang kehilangan
nyawa secara sia sia"
"lalu apa yang harus kita lakukan ketua?" pemuda tampan
berbaju perlente bertanya. "Pertama, kita akan merehabilitasi
organisasi ini..."sipengabar langit berkata. "maksud
ketua?"pengemis muda dari golongan pengemis bertanya.
"Hmmmm.......Kita harus memilh ketua baru, ketua yang sesuai
dengan kondisi saat ini..." dengan semangat sipengabar langit
113 berkata. Diam diam Aram menghela nafas....sementara para
hadirin dibuat gempar untuk yang kesekian kalinya........."ketua,
apa maksudmu" "lalu siapakah yang akan menggantikan ketua".
Suara protes terdengar dimana mana. "Diaaaaaaammmmm"
karena kesal melihat situasi yang mendadak jadi riuh sipengabar
langit membentak. "keputusanku sudah bulat, tak bisa diganggu
gugat..... siapakah yang tidak setuju silahkan keluar"
Hening didalam ruangan tersebut, mereka saling
pandang.......tapi tak ada seorangpun yang keluar, melihat itu
sipengabar langit akhirnya berkata "Dewi Mawar dari golongan
wanita malam, Ki guntur dari golongan petani, tuan muda Rehan
dari golongan hartawan, ki makmur dari golongan pedagang,
nyai asri dari golongan Pelayan, Siwa dari golongan pengemis,
samudra dari golongan tukang kuli. Brahma dari golongan
peternak, Raja dari golongan nelayan dan tangan kilat ki kodir
dari golongan pencuri harap maju kedepan" mereka bersepuluh
adalah orang orang yang paling disegani dari kelompok
kelompoknya. sipengabar langit mengerti untuk mengalahkan
ular harus kepalanya. Maka ia memanggil kepala kepala dari tiap
golongan. "menurut kalian siapakah yang paling tepat memegang predikat
ketua?"?" sipengabar langit bertanya. Mereka bersepuluh
merenung.....sekali kali mereka melihat Aram yang sedang diam
mencorat coret Daun Lontar. Seperminum teh kemudian masih
belum juga ada yang menjawab. Akhirnya sipengabar langit
memutuskan untuk memberikan mereka waktu berembug.
"kalian bersepuluh berembuglah aku beri waktu seperanakan
nasi" "baik ketua jawab mereka serempak. Lalu mereka pergi
kesudut selatan untuk berembug.
"hhh..Kakang...mengapa engkau menyuruh mereka memilih
114 ketua selain engkau"....., jika begitu bagaimana ketua baru nanti
mau menerima masukan dariku?" Aram mengeluh.
"hahaha......terkadang ini perlu dilakukan Aram, Aku bukan
orang yang haus kekuasaan....biarlah kedudukan ketua ini
bergiliran dengan begitu takan ada kesirikan." Sipengabar langit
berkata bijak.

Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seperanakan nasi telah berlalu......para pemimpin golongan
telah selesai berembug dan majulah ki guntur sebagai
perwakilan mereka. "ketua kami telah selesai berembug dan
kami memutuskan bila ketua Sipengabar langit tidak ingin
menjabat lagi sebagai ketua maka kami mengangkat adiknya,
Pendekar seribu diri Aram Widiawan"
"hah.......Appp...Apa...Kalian Gila" Aram berkata gelagapan
matanya yang merah melotot segede gundu.
"Apakah kalian sudah mempertimbangkan baik baik?"
Sipengabar langit yang sudah menyangka bahwa adiknyalah
yang dapat menggantikan dirinya.
"sudah ketua"! Jawab mereka serempak.
"baik, dan kau Aram Apakah Siap?" Sipengabar langit berkata
lagi. "tapi, Apakah semuanya setuju" Aku takut ada yang tidak
merasa setuju dan merasa keberatan."Aram menjawab
"kau sebagai ketua baru lah yang menanyakan kepada
mereka...!" dengan tertawa Sipengabar langit menjawab. Ia
benar benar mengagumi sosok adiknya yang memiliki
perubahan yang begitu banyak...
Dengan tegang Aram berdiri dan maju kedepan dengan serius ia
tatap semua orang yang ada di depannya. Entah mengapa
semua orang yang ada di tempat duduk di bawah panggung
115 merasa seakan tatapan anak muda itu menusuk nusuk hati kecil
mereka,....semangat menggelora yang mereka tak mengerti
darimana munculnya menyeruak dan bergolak ditubuh mereka.
"Apakah diantara saudara sekalian ada yang merasa keberatan
dengan diangkatnya diriku" Jika ada silahkan maju kedepan....."
ia mendesis lirih tapi anehnya semua orang yang berada
ditempat itu bisa mendengar desisan itu. Betapa terperanjatnya
ki guNtur mendengar suara itu.....ia pernah mendengar dari
gurunya bahwa ilmu suara guntur yang ia pelajari jika telah
mencapai tingkat ke duabelas dapat mengeluarkan suara sejauh
dua mil dan bisa dikendalikan sesuai kehendak hati meski hanya
suara desisan.ia heran darimana ketua barunya bisa menguasai
ilmu itu,. "Tidaaaakkkkkk......! kami semua mendukungmu ! teriakan
mereka serempak. "apakah itu keluar dari hati nurani kalian?"
"Benar....demi tuhan tang maha kuasa kami setuju menjadi
ketua baru kami" "baiklah jika kalian setuju, tapi dengarlah aku memiliki syarat.
Aku ingin perkumpulan ini memiliki prinsip Hitam bukan putih,
berpikir secerdik rubah dan bertindak seperti ksatria dituntun hati
nurani..., aku ingin kalian menjungjung kebebasan bertindak,
tidak kaku dalam berpikir, tidak memihak kepada kesalahan, dan
peraturan rimba persilatan yang selalu menganggap hitam
adalah kejahatan dan putih kebaikan, tidak memeras yang
lemah. kalian bebas bergaul dan bertindak sesuka kalian asal
jangan membawa nama Perkumpulan Rahasia ini, Apakah
kalian setuju....!." makin sukacitalah para hadirin, karena
memang tidak sedikit diluar mereka selalu bergaul dengan dunia
hitam. "Setuju,.....!"
116 Aram tersenyum misterius mendengar itu, lalu ia berkata
memulai percakapan mengenai Organisasi yang akan
dipinpinnya mulai saat ini.
"Hadirin-hadirin sekalian, saudaraku yang paling aku indahkan,
sudah lazim layaknya sebagai suatu organisasi memiliki sebuah
nama, adakah hadirin sekalian ada yang mengjukan usul,
sebuah nama yang bagus untuk perkumpulan kita?"
Kemudian diantara hadirin ada yang mengacungkan tangan
sebagai tanda ia ikut mengusulkan. Setelah dihitung ternyata
ada tiga orang. "ada lagi?"Aram menegaskan para hadirin. Tapi ternyata hadirin
tidak juga ada yang mengajukan usul.
"baik, dari sebelah kiri. silahkan, mohon dijelaskan juga dengan
alasannya." "maafkan saya lancang ketua, saya bernama Ujang saya
mengajukan usul sebuah nama "Awan Putih Berarak".
Alasannya sebagaimana yang ketua tadi uraikan....lambang
awan berarak menjelaskan bahwa kita tidak memihak kepada
siapapun. Lalu putih melambangkan bahwa kita bertindak pada
kebenaran hati nurani yang bersih"
"Bagus,bagus, selanjutnya........"Aram manggut manggut
"maafkan saya lancang ketua, saya bernama Hadi saya
mengajukan usul sebuah nama "Langit biru". Alasannya adalah
kita sebagai anggota telik sandi mengetahui bahwa tak ada yang
bisa dirahasiakan dari kita, sebagaimana langit memayungi
bumi." "Itupun bagus"Aram memuji.lalu tambahnya "silahkan anda yang
terakhir" "maafkan saya lancang ketua, saya bernama Jiran saya
mengajukan usul sebuah nama "Bendera angin semilir".
117 Alasannya adalah kita terdiri dari berbagai golongan, kita juga
bertindak seperti semilir angin yang menyejukan setiap orang "
"semua pendapat kalian benar benar semuanya cocok, adakah
diantara hadirin sekalian ada yang bersedia untuk bagaimana
menentukan pilihan?"Aram memberikan kepada forum, supaya
tidak ada lagi silang sengketa hanya gara gara sebuah nama
organisasi. "Bagaimana jikalau ketua saja yang menentukan?" celetuk
seorang dari golongan Nelayan.
"hahaha..,.....Aku bukan orang yang egois, aku lebih suka
memberikan keputusan kepada kalian agar kita memiliki rasa
memiliki yang tinggi" Aram tertawa Ringan.
Begitulah mereka terus saling berdiskusi mengenai nama
organisasi. Tiba tiba....
Dari golongan Peternak berkata "Maafkan saya lancang ketua,
saya berpendapat jika terus seperti ini,entah akan berlanjut
sampai kapan sebaiknya kita gabungkan saja ketiga pendapat
tersebut" "Jadi Apa kesimpulan mu kisanak?"Aram menukas.
"BENDERA AWAN LANGIT"
"haha...itu lebih baik, kau memang cerdik kisanak!"Aram memuji
tentu saja membuat laki laki itu memerah, sekaligus bangga.
"Bagaimana Sahabatku apakah kalian setuju?" Aram meminta
kepastian. "Setuju............!!!"terdengar suara suara tertawa gembira dari
para hadirin dengan antusias.
Aram tersenyum, kepada Sipengabar langit dan kepada semua
jajaran kawan kawannya. "baik, mengenai urusan Panji telapak
perak kita urus belakangan, kita kokohkan dulu tiang organisasi
kita..... Kalian yang tadi bersepuluh berembug memilih diriku
118 silahkan maju kedepan..! dengan berwibawa Aram memerintah.
Meski tak mengerti mereka bersepuluh maju juga kedepan.
Lalu Aram kembali memerintah "kalian bersepuluh saya mohon
keluarkan sebuah benda yang paling engkau sukai....." dengan
terheran heran mereka menurut juga. Dewi Mawar
mengeluarkan sebuah saputangan, Ki guntur mengeluarkan
sebuah pipa cangklong, tuan muda Rehan mengeluarkan kipas,
ki makmur mengeluarkan Dompet, Nyai asri mengeluarkan gelas
, Siwa mengeluarkan batok, samudra mengambil rancatannya.
Brahma mengeluarkan tambang, Raja mengeluarkan kalung
kerang dan Tangan kilat ki kodir mengeluarkan sebuah sarung
tangan. "Tolong simpan di depan panggung ini........." kembali Aram
memerintah. Para hadirin bertanya tanya dalam hati untuk
apakah benda benda tersebut.
"baik, ketua" Mereka bersepuluh menyimpan barang barangnya.
Didepan panggung. "Kang sobar aku mohon letakan juga ikat
pinggang milikmu....." "baik"
Setelah menutup mata sebentar Aram berkata lagi " Eksan, Arti,
jali,dace, dan ibrahim maju kedepan dan letakan ikat kepala milik
kalian., dan untuk setiap golongan pilihlah salah satu yang paling
kalian percaya dan maju kedepan sebutkan nama lalu letakan
ikat pinggang kalian"
Setelah berembug majulah sepuluh pemuda sebagai perwakilan
dari golongan para hadirin.
"eka purnama dari golongan hartawan..."
"Rival dari golongan pedagang"
"iqbal dari golongan Peternak"
"kenanga dari golongan wanita malam"
"Tanjung putri dari golongan pelayan"
119 "sagara dari golongan pengemis"
"jagat balik dari golongan nelayan"
"buana dewa dari golongan tukang kuli"
"Dewa Ares dari golongan Pencuri"
"Pratama dari golongan petani"
Aram mencabut sebuah kujang kecil dari rambutnya, dengan
khidmat ia meletakannya bersama benda benda yag lain.
kemudian Kembali Aram memerintah " Ambil jarak lima tombak
dari benda benda yang kalian simpan". Para hadirin melihat
Aram tanpa Berkedip jelas mereka terkagum,terkejut dan
bangga beraduk aduk. Aram menarik napas kemudian mengerahkan Tenaga sakti mata
darah, matanya tiba tiba mencorong berwarna merah. terlihatlah
benda benda yang terletak didepan panggung melayang layang,
kabut merah mengepul membungkus..........seperminum teh
kemudian Aram menghentikan kegiatannya Asap kemerahan
perlahan mulai lenyap dan entah mengapa benda benda yang
tadi berbeda warna kini semuanya berwarna merah.......merah
darah dengan rajah Awan dan langit berwarna biru di tiap benda
itu. Sungguh takjub tak terkira para hadirin melihat pameran ilmu
kedigdayaan secara gratis......................
"KANG SOBAR dengan tanda kepercayaan Sabuk ini aku
mengangkat engkau sebagai wakil ketua" "baik ketua,
terimakasih atas kepercayaanmu"
"KI GUNTUR dengan tanda kepercayaan pipa cangklong ini aku
angkat engkau sebagai pendamping kanan.....tugasmu adalah
meluruskan setiap tindakanku yang dianggap menyimpang dari
kebiasaan organisasi,."
120 "REHAN dengan tanda kepercayaan kipas merah ini aku angkat
engkau menjadi pendamping kiriku, tugasmu adalah
memberikan saran dan menampung saran demi kemajuan
Organisasi kita." "KI MAKMUR dengan tanda kepercayaan dompet ini aku
mengangkatmu sebagai JUANG, Tugasmu mengelola uang baik
pemasukan maupun pengeluaran.
"BRAHMA, dengan tanda kepercayaan Tambang ini aku
Mengangkatmu sebagai JULIS, Tugasmu mencatat semua
kejadian dalam organisasi, baik anggota,dan sebagainya.
"DEWI MAWAR, SIWA DAN NYAI ASRI dengan tanda
kepercayaan Saputangan, batok dan gelas ini aku mengangkat
kalian sebagai DUTA LANGIT, Tugas kalian adalah mengelola
setiap informasi yang masuk dari komandan Bendera.
"RAJA, KI KODIR DAN SAMUDRA dengan tanda kepercayaan
Kalung kerang, Sarung tangan dan Rancatan ini aku
mengangkat kalian sebagai DUTA BUMI, Tugas kalian adalah
mengupayakan Keuangan Organisasi kita,
"EKSAN, ARTI, JALI,DACE, DAN IBRAHIM dengan tanda
kepercayaan ikat kepala ini aku mengangkat kalian sebagai
KSATRIA SATWA. "dan kalian bersepuluh....Aku mengangkat kalian Sebagai
KOMANDAN BENDERA, Tugasmu adalah memimpin Anggota
anggota yang lain dari tiap golongan kalian.
"Apakah kalian semua ada yang Keberatan., Silahkan ada yang
mau bertanya" "Tidaaaakkkkk......." gemuruh tepuk tangan bergema dikedai itu..
mereka benar benar takluk dengan ketua baru mereka, baru kali
ini mereka benar benar sedang berorganisasi....
"Demi keutuhan kelompok ini aku akan sedikit memberikan
121 kalian bekal, aku harap semua anggota membuat sebuah
lingkaran" Aram berteriak. Tanpa diperintah duakali mereka
berbaris dan membuat lingkaran tanpa kecuali...... "Silahkan
kalian bersila dan saling berpegangan tangan, jika ada hawa
mengalir jangan ditolak biarkan ia masuk kedalam tubuh
kalian,"Aram berbicara dengan tegas.
Dengan mengerahkan ilmu yang disebut memindahkan pikiran
dan hawa Aram mengajarkan mereka ilmu yang ada di dalam
rimba persilatan. Yaitu ilmu yang ada Dalam kitab Silat rubah
mencuri Kitab. Dua kentungan telah berlalu Aram menghentikan
pengerahan tenaga dalamnya. Dan menyuruh mereka
bersemadi sebentar juga untuk melatih ilmu yang ia turunkan.
Betapa bahagianya mereka mendapat perhatian yang lebih dari
ketua mereka, perlu diketahui satu rangkaian ilmu silat dari satu
perguruan utama pun bisa malang melintang, apalagi jika
semuanya........... Menjelang senja setelah makan dan minum, para hadirin
membubarkan diri dengan senyuman kebahagiaan dibibir
mereka, kecuali jajaran yang tadi siang diangkat menjadi bagian
pengurus. Mereka berdiskusi sampai menjelang fajar dengan
segala rencana yang sudah dimatangkan.
Keesokan harinya Aram memanggil KSATRIA SATWA dan
mengajak diskusi selain mengenai urusan perkumpulan Panji
Telapak perak. Ketika tiba di pintu kamar ketuanya Anggota
Ksatria satwa melongo melihat penampilan ketuanya..
bagaimana tidak melongo, Aram memakai baju dalam hitam
dengan jubah coklat ketat, jubahnya aneh karena jubah pribumi
tanah jawadwipa tidak ada seperti itu, jubahnya panjang sampai
mata kaki dengan belahan dibelakang sampai lutut dipenuhi
dengan kantong baju, bagian depannya terbuka memperlihatkan
122 baju dalamnya yang berwarna hitam, diikat tali selebar tigajari
sebanyak tiga tali di dada, satu tali dileher, dan satu tali di
pinggang, sepatunya terbuat dari kulit Rubah sampai lutut diikat
dengan tali dari rotan, kedua tangannya memakai sarung dari
kulit Rubah seperti halnya dengan sepatunya, sampai sikut.
"Selamat datang Kawanku, Silahkan masuk jangan berdiri saja
di pintu." "t.terimakasih ketua" Dace menjawab. Setelah semuanya duduk
Aram memulai diskusi. "siapkah kalian, aku beri tugas pertama?"


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tentu, ketua" mereka berlima menjawab serempak.
"Dace, Ambilah bungkusan disudut itu" Aram menunjukan
sebuah bungkusan cukup besar di sudut kamar.
Dace seorang pemuda tampan dengan rambut sepundak lalu
beranjak mengambil bungkusan disudut ruangan dan
meletakannya di depan Aram.......
"kalian ambilah pakaian ini masing masing satu buah... pergilah
kebilik sana, dan ganti baju kalian.....
Setelah semua kembali, keruangan dengan memakai pakaian
yang sama, kelihatanlah bahwa mereka begitu seragam. Meski
mereka sedikit kesulitan memakai baju yang begitu mentereng
yang seumur hidup baru mereka lihat, tapi mereka tidak ada
yang protes...... "Boleh kita lanjutkan?" Aram memulai percakapan.
"siap ketua,...."dengan semangat mereka menjawab.
"Dace, mulai saat ini engKau bernama Angkara, kau adalah
ksatria Kijang....Pakailah, tugasmu adalah sebagai kepala dari
ksatria satwa." Aram mengambil sebuah sepatu dan sarung
tangan dengan model yang sama seperti ia pakai, bedanya yang
kali ini ia serahkan terbuat dari kulit Kijang.
123 "Eksan, mulai saat ini engKau bernama Amuk Samudra, kau
adalah ksatria Buaya....Pakailah, tugasmu adalah menguasai
perairan di berbagai daerah, karena ku tahu kau dari kampung
nelayan, awasilah para komandan bendera, kau paham?" Aram
mengambil sebuah sepatu dan sarung tangan dengan model
yang sama dengan yang tadi dan menyerahkannya.
"Paham ketua, terimakasih atas kepercayaanmu,."
"Ibrahim, mulai saat ini engKau bernama Murka semesta, kau
adalah ksatria Ular....Pakailah, tugasmu adalah menyebarkan
setiap berita yang perkumpulan rencanakan. Juga
mempengaruhi setiap insan persilatan, satulagi kau harus
berubah menjadi seekor ular yang licin, usahakan agar
perkumpulan kita tak tersebar dirimba hijau....jika perlu kau
harus berubah menjadi seekor ular naga demi perkumpulan kita,
kau paham?" Aram mengambil sebuah sepatu dan sarung
tangan dengan model yang sama dengan yang tadi dan
menyerahkannya. "Paham ketua, terimakasih atas kepercayaanmu,."
"Jali, mulai saat ini engKau bernama Huru Hara, kau adalah
ksatria Serigala....Pakailah, tugasmu adalah membuat keonaran
keonaran dalam dunia persilatan, terutama mengenai Panji
telapak Perak, Aku memberi kebebasan kepadamu untuk
bertindak. kau paham?" Aram mengambil sebuah sepatu dan
sarung tangan dengan model yang sama dengan yang tadi dan
menyerahkannya. "Paham ketua, terimakasih atas kepercayaanmu,."
"Arti mulai saat ini engKau bernama kasturika berjuluk Dewi
Damai Buana, kau adalah ksatria Domba .ini Pakailah, Tugasmu
adalah menenangkan setiap orang dari golongan lemah,
termasuk para rakyat, mengenai tindakan lainnya aku tidak akan
124 membatasi dirimu....satu lagi aku takan melarang engkau untuk
memeras para hartawan atau pejabat yang memeras rakyat. Aku
tahu kau takan menghilangkan kebiasaan mencurimu. kau
paham?" Aram bicara dengan tersenyum seraya mengambil
sebuah sepatu dan sarung tangan dengan model yang sama
dengan yang tadi dan menyerahkannya.
"Paham ketua, terimakasih atas kepercayaanmu,."
"Dace, sebagai pimpinan aku akan memberimu wewenang untuk
menambah seorang anggota baru, yang akan bertugas sebagai
duta macan. Carilah orang diluar Anggota Telik sandi Bendera
Langit Kita.engkau siap?"
"Siap," Dace menjawab dengan mantap, memang diantara
kawan kawannya ia memang terkenal berwibawa dan tegas
mengambil keputusan. "Jali, Aku tahu tugasmu yang paling berat maka aku juga
mengizinkan engkau untuk mencari sahabat baru yang akan
bertugas sama denganmu yaitu duta Kerbau."
"Terimakasih ketua,"jawab jali dengan terharu, ia memang
dikawan kawannya paling terkenal paling binal, paling liar, dan si
pembuat ulah. Dengan ditugasinya sebagai orang yang akan
membuat onar ia benar benar merasa bahagia.
"dan kau Eksan, aku tahu tugasmu mengawasi komandan
bendera sangatlah sulit, kau juga aku berii wewenang untuk
mencari sebuah teman, carilah seorang yang pas untukmu dan
jadikanlah ia ksatria Beruang. . . dan kalian berdua yang tidak
mendapat kebagian teman. Aku tahu, kalian sudah memiliki
anggota sendiri dari luar anggota telik sandi. Jadi aku tidak
terlalu risau." "Baik ketua....mereka bertiga menjawab. Arti dan Ibrahim benar
benar kejut tak kepalang tak disangkanya ketua barunya
125 mengetahui secermat itu, maka bertambahlah rasa kagum
mereka. "kalian tak perlu khawatir, aku Ksatria Rubah dan Kang sobar
Ksatria harimau akan membantu kalian secara bergiliran."timpal
Aram lagi. "Lima orang ksatria Satwa benar benar tak menyangka bahwa
ketua mereka bakal turun sendiri. Dengan berkaca kaca terharu
mereka memandangi ketua baru mereka.
"kalian tak usah bersikap demikian, meski kita adalah Anggota
dan ketua, tapi kita bersikap layaknya seorang sahabat saja. Aku
risih diperlakukan secara terlalu banyak adat" dengan bersungut
sungut Aram berbicara, gayanya yang lucu membuat kelima
ksatria tertawa santai mengurai kekhusyukan.
Begitulah mereka terus berdiskusi, lalu Aram menurunkan ilmu
Rubah bersiasat, dan Selaksa Rubah menjadi bayangan kepada
Ksatria Ksatria Satwa, beserta ilmu Halilintar perobek bumi
sebagai olah kanuragannya.,,,,
Dina Jandela Tina jand"la urang silih gupayan
lemu paneuteup deudeuh jeung geugeut neuteup eunteub
tara nu nyora simp" henteu nyarita
ngukir ciptaan tresna jeung asih marengan
Lir nu keur ngimpi, lir nu keur ngimpi
gambar lamunan naon geuning nu katepi.
lir nu disirep, lir nu disirep
geter katineung reureuh geuning, rep rerep.
Tina jand"la urang silih kiceupan
imut kareueut raga katresnaan padeukeut
langit keur lenglang jauh tina kamelan
126 gurang jadikeun galeuh pasini lawungkeun.
("Internet") Terdengar lantunan sajak yang merdu dari sebuah bilik
penginapan desa padanghaur..suaranya begitu syahdu
menggelitik jiwa...ternyata orang yang bersajak adalah seorang
jelita berwajahkan tionghoa yang tak lain adalah Thian Hong
li.....ia sedang termangu mangu didekat jendela mengingat
kejadian dua hari yang lalu, ia masih ingat ketika dirinya
bercumbu dengan kekasihnya dijendela ini..... terdengar ia
melantunkan sajak sunda lagi, yang ia pelajari dari Aram
widiawan sipemuda yang telah berani merebut hati dan
tubuhnya itu. Wengi "njing Tepang Deui
Disimbutan ku halimun diaping ku indung peutinglalaunan ngalayangna
sukma ninggalkeun jasmani
emh, aduh, sukma ninggalkeun jasmani
ngalayang ka awang-awang r"t nepangan ka nu tebih
nepungan ka urang gunung malati di pinggir pasir kakara pisan ligar nakapendakna tacan lami katuruban dangdaunan kahempi ka nagara sari. Kembang diburu dirungrum sawengi henteu kapanggih patapan henteu kalanglang
raraosan mah sawarsih 127 emh, aduh, raraosan mah sawarsih
hawar-hawar sora hayam ciri parantos janari nu nyumput t"h humarurung
teungteuingeun milik diriharianeun teuing kadar
misahkeun anu keur asih kembang nganggo dihalangan
ditundung ku indung peuting.
Gunung geus aya di pungkur
indit hat" mah murilit
duh, indit hat" mah murilit.
Miang g" da sumor"ang
Parangtritis kapiati aduh enung pileuleuyan wengi "njing tepang deui,
duh, aduh, wengi "njing tepang deui.
("Internet") Setelah puas bersajak Thian Hong li dengan berat hati
meninggalkan jendela itu, dengan santai ia mengambil kain
handuk di lomarinya, dan beranjak kekamar
mandi.....disampirkannya handuk yang ia pegang dikaitan yang
sudah disiapkan. Dengan perlahan ia membuka pakaiannya,
tubuh yang langsing dan sekal apalagi kulitnya yang putih
seperti susu menambah kecantikannya....dengan hati hati ia
melepaskan pakaian dalamnya yang tersisa hingga ia polos
tanpa selembar benangpun.
Thian Hong li tersenyum lembut melihat Tonjolan didadanya, ya
128 ia melihat enam tanda kemerahan disana,.... benar benar aneh,
mengapa ada tanda seperti itu disana..... ia beranjak kedepan
cermin besar setinggi dua depa setengah, dengan bangga ia
mematutkan diri disana dengan sekali membolak balikan badan
indahnya. Tangan Thian Hong li diangkat setinggi dada dan memegang
gunung kembarnya...dengan lembut ia meremas remas miliknya
itu, Pikirannya melayang melamunkan kejadian sama ketika
berada ditempat itu, bedanya waktu itu ada kekasihnya yang
dengan nakalnya memanjakan dirinya. Nafas Thian Hong li
makin memburu....ia ingat ketika ia sedang seperti itu, ia
mendapatkan ide gila yang langsung ia utrakan..."Engkoh
Aram,berikan aku tanda agar aku bisa mengingat belaianmu ini"
dan ironisnya Aram mengabulkan bahkan bukan cuman satu,
tapi langsung enam.....tiba tiba Thian Hong li melenguh
mendapatkan puncaknya, bagaikan gunung meletus yang
menyemburkan lava Thian Hong li menggelepar gelepar.
"Akkkkkhhh....."
Setelah puas melakukan aksinya Thian Hong li mengambil air
lalu mandi, setelah selesai ia melap tubuhnya dan keluar
mengganti baju., Ditengah kesunyian malam dibulan suro seorang gadis
bernyanyi nyanyi kecil disebuah jalan yang sunyi,
`Kumalayang dialam dunya langit numendung kalimpudan ku mega hideung
angin ngahiliwir nyereset kana ati
matak ngageuingkeun lelembutan diri
ngan hiji gusti nuwidi numaha agung
balebat fajar ti wetan nyingraykeun hideungna mega peuting
batara alam nu endah mukakeun gapura sagara hirup
129 nubaris jadi lalakon hirup kumalayang dialam dunya
Begitulah Ia bernyanyi sunda berulang ulang dan berhenti ketika
ia mendengar erangan lirih.
Dengan mengendap hati hati dan menajamkan pendengarannya
Thian Hong li perlahan mendekati arah suara rintihan, dengan
menggunakan jurus yang bernama membedakan suara
menentukan arah Thian Hong li tahu, suara itu berasal dari
semak yang tak jauh dari dirinya. . .
Dengan mengintip dibalik semak yang cukup lebat Tanpa sadar
Thian Hong li terpekik...."Hiyyy" dengan ngeri Thian Hong li
Mundur selangkah....meski Thian Hong li seorang pendekar
wanita, tak urung ia merasa ngeri..ternyata dihadapannya
terbaring seorang kakek tua dengan tubuh bersimbah
darah..tangan kirinya kutung sebatas siku, wajahnya penuh
dengan darah dan debu, bajunya hancur tak karuan. sepertinya
ia telah berjalan jauh.. "Hahahaha,....tampaknya, dewata masih menginginkan dunia ini
tidak hancur hahaha" kakek itu tertawa meski harus dibayar
dengan mahal dengan nafasnya, dengan tersenggal senggal ia
berkata yang lebih tepat adalah mengigau..."neng geulis, kadieu,
ntong sieun aki lain jelema garong" terkejut Thian Hong li
mendengar itu., dengan hati iba dan menambah semangatnya
Thian Hong li mendekati kakek tua itu "Ki, Kunaon aki koh jadi
kie?" dengan logat sunda yang kaku Thian Hong li mencoba
berkomunikasi. "sepertinya, engkau bukan orang sini anak
muda", dengarlah....aku memiliki permintaan, engkau mau
meluluskan?" "Baik kek, selama itu tak menentang jalan ksatria
dan hati nurani" Thian Hong li menjawab. "Angkat Aku menjadi
gurumu" Thian Hong li bingung, ia harus menjawab apa, tapi
130 melihat kondisi sikakek Thian Hong li nekat tanpa menunggu
lama ia bersujud dihadapan sikakek, "Murid, Memberikan hormat
kepada Suhu, ekh guru".
"Anak baik, dengarkanlah kata kata ini, pasang telingamu baik
baik....ajian pertama bernama ajian bulan bentang "kuring sujud
ditaneh hideng nyaksian bentang nu herang mencenges siga
srangenge............" nu kadua elmu bedog sanca oray "kolebat
oray ngabentuk sinar, ngareol.............." begitulah Kakek itu
menjelaskan dua buah ilmu sakti andalannya kepada Thian
Hong li.... lalu menyuruh Thian Hong li mengulang dan
mengulang. "Muridku, Aku bernama Ki Cakravala berjuluk sikakek bulan
bentang, seminggu yanglalu, aku menemukan tiga kitab pusaka
yang menjelaskan tentang perjalanan sukma manusia,untuk
mencapai jati niskala,...., benar kata pepatah manusianya tidak
membuat masalah tapi ke"punyaannya" membuat malapetaka.,
gara gara kitab itu, aku harus menderita seperti ini, muridku jika
seseorang mengeroyokmu, setangguh apaun dirimu..maka kau


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akan mengalami kematian, dan itu terjadi padaku" dengan
tersenggal sikakek bercerita, lalu ia memasukan tangannya
kedalam pakaian dan menyerahkan buntalan kuning kepada
Thian Hong li. "muridku, inilah ketiga kitab itu...ambilah dan pelajarilah secara
sembunyi sembunyi, jangan menceritakan kepada
siapapun...bila ada yang menanyakan kau murid siapa,
katakanlah murid si candramawa." Pergilah dari sini cepat
sebelum ada yang melihatmu.
Mata Thian Hong li berkaca kaca, "guru, mana murid berani
meninggalkan suhu dalam keadaan seperti ini...!"
Diluar dugaan Sikakek menjadi berang saat Thian Hong li
131 berkata seperti itu. "Lekas enyah...jangan mengsiasiakan
harapanku...jika kau masih belum enyah aku akan bunuh diri
sekarang" Thian Hong li sama sekali tak sakit hati dibentak
seperti itu, justru ia semakin menyayangi gurunya...dengan
mengeraskan hati dan air mata bagaikan laut tumpah
membasahi bajunya. Thian Hong li beranjak bangkit dan
berkelebat menembus kegelapan.
"Kau, memang murid terbaikku "desah ki cakravala. Dengan sisa
sisa tenaganya Kicakravala mengambil seunbuah botol cairan,
lalu diminumnya, setelah itu ki cakravala menutuk jalan darah
kematiannya,,..... Dua kentungan kemudian berkelebat sepuluh orang bayangan
didepan mayat ki cakravala yang sedang berubah perlahan
lahan mnjadi cairan. "Racun pelebur raga" desah salah satu bayangan itu.
"kau kenal dengan pemilik Racun itu adi daksina?" ujar yang
lain. "Raja racun penyebar maut...... hanya dia yang memiliki racun
ini." "Berarti dia target kita, beritahu kelompok lain" yang tadi bicara
memerintah. "Baik Tuanku"....
Wussshhhhhh sepuluh bayangan tadi berpencar meninggalkan
seonggok cairan mayat ki cakravala.
Dengan tersedu sedu menangis Thian Hong li berlari kembali
kepenginapan,,.....sesampainya dikamarnya ia terkejut melihat
kakaknya sedang menimbang nimbang keris miliknya.
"Kau darimana saja Hongmoay" Mengapa kau menangis?"
Thian Liong memecahketerkejutan Thian Hong li.
"Tidak apa apa kok, Engkoh Liong" Thian Hong li berbohong lau
132 ia duduk disebelah kakaknya.
"engkau dapat darimana senjata aneh ini Hongmoay?" Thian
Hong li mengalihkan topik.
"Engkoh Aram. Yang memberikannya padaku, itu bukan senjata
aneh kak, namanya keris,"
"oh keris, dinegara kita tidak ada senjata unik seperti ini ya
Hongmoay?" "benar kak, keris itu bernama keris perasaan?"
"emmmcchhhh....perasaan" Lalu Thian liong menatap adiknya,
seakan mengerti "sesuatu". Thian Hong li salah tingkah... untuk
menutupi salah tingkahnya itu hian Hong menceritakan kejadian
tadi kepada thian liong. "boleh aku lihat itu hong moay?"
"tentu"setelah itu Thian Hong li menyerahkan Bungkusan yang ia
bawa, Thian Liong membukanya. Ternyata isinya adalah daun
lontar berisi aksara sunda kuno. Daun lontar itu dibentuk
sedemikian rupa hingga membentuk kipas. Untuk yang pertama
tertulis berbagai macam halhal spiritual dan moral yang akhirnya
diberi nama Sewaka Darma, yang kedua berjudul Bujangga
Manik, dan yang ketiga Sri Ajnyana. Jika itu diberikan bberapa
bulan kebelakang mungkin mereka bakal sulit mengerti tulisan
itu. Tapi berkat bimbingan Aram mereka akhirnya menguasai
aksara sunda kuno, masih terngiang dikepala mereka ketika
Aram berkata sejarah tentang Aksara sunda kuno.
"Di tanah Nusantara Ada yang dinamakan dengan Abjad protosinaiti :Abjad Fenisia, Abjad Aramea, Abjad Brahmi. Dari Aksara
Brahmi dit urunkanlah Aksara Pallawa, Aksara Kawi Kuno,
Aksara sunda kuna lalu menurunkan Aksara Sunda Baku. Yang
memiliki kerabat antara lain Aksara Bali, Batak,
Baybayin,Hanuno"o,Jawa, Kaganga, (Rejang), Lontara (Bugis),
133 Rencong dan Tagbanwa. Aksara sunda diurutkan menjadi
delapan belas, yang berbunyi kaganga cajanya tadana pabama
yarala wasaha." Setelah mereka membaca akhirnya mereka berkesimpulan
bahwa isinya merupakan ilmu tingkat tinggi, ketiganya memiliki
kesamaan yaitu menceritakan perjalanan sukma menuju
kayangan demi mencapai tujuan akhir. Bujangga Manik
berbentuk prosa puitis, sedangkan sedaka darma dan Sri
Ajnyana merupakan teks puisi. Dengan kecerdasan mereka
berdua akhirnya mereka berhasil menerjemahkan dengan
konteks sebenarnya yaitu cara cara semadi menuju bumi
kancana (Gedung kencana) langit tertinggi tempat sukma
mencapai jati nirkala (Keabadian sejati).
Dengan tak mengenal lelah keduanya menerjemahkan dan
berlatih ilmu dari kitab daun lontar itu...................
"SAUDARA SAUDARAKU Para Pemimpin Perkumpulan Telik
Sandi saya selaku Ketua baru mengucapkan terimakasih kepada
kalian yangtelah begitu memberi kepercayaan kepada saya,
Saya meminta petunjuk petunjuk dan sarannya dari para
Kisanak dan Nisanak sekalian" Aram bangkit dan menjura. Tentu
saja para bawahannya terkejut dan buru buru bangkit dan balas
menjura. "Ketua, mohon anda untuk tidak terlalu sungkan kepada
kami......."Ki Guntur menegur.
"Terimakasih Kisanak...... Silahkan duduk, silahkan duduk!"
setelah semuanya duduk Aram membuka percakapan "dapatkah
kita memulai acara ini?" para Petinggi Organisasi tidak
menjawab mereka cuman mengangguk menunggu Aram
melanjutkan ucapannya. 134 "baik, kalau semuanya sudah siap saya akan memuai
pertemuan ini. Pertama saya akan membicarakan mengenai
Komandan Bendera dan Anggotanya. Kedua saya mau
membicarakan mengenai penambahan anggota. Dan yang
terakhir saya mau membicarakan mengenai Wibawa para
pengurus Organisasi".
Para petinggi diam saja merenungkan Ucapan Aram yang untuk
pertama kalinya mereka lakukan. Sebelum sebelumnya mereka
tidak pernah mengalami hal hal yang rumit seperti ini. Bagi
mereka cukup ada ketua beres. Aram memperhatikan wajah
mereka, tentu saja ia paham kondisi mereka yang kali
pertamanya. Lalu ia melanjutkan
"Baik kita bahas yang pertama, saya ingin organisasi ini
dirahasiakan serapat rapatnya."
"Maksud ketua" Bukankah dari dulu organisasi ini sudah
merupakan organisasi Rahasia....." Nyi Mawar menyela.,
mendesir Aram melihat Nyi Mawar membungkuk ketika ia
berbicara, dadanya yang montok dan putih halus mengintip
dibalik bajunya yang cukup seronok. Seketika ia tersadar Cepat
ia kuasai hatinya....para Petinggi Organisasi tersenyum melihat
ketua mereka yang wajahnya sebentar sebentar tersipu sipu,
sebentar sebentar serius malah cenderung misterius, ..... tidak
mengecewakan dijuluki pendekar seribu diri pikir mereka dalam
hati.... " maksud saya, saya ingin membuat organisasi ini menjadi
Organisasi Rahasia dibalik Rahasia"Aram menjawab misterius.
"saya benar benar tak mengerti"dengan kebingungan Rehan
nyeletuk. "haha....Saya jabarkan secara sederhana, Mohon anda sekalian
membuat organisasi didalam organisasi singkatnya Para
135 Komandan Bendera membuat sebuah organisasi baru rahasia,"
Aram menerangkan. "Maksud ketua, Para Komandan Bendera membuat sebuah
orgnisasi rahasia namun bergerak dengan meninggalkan jejak,
dan bertindak sembunyi sembunyi, lalu merekrut anggota baru
mengatas namakan Organisasi yang dibentuk sesuai dengan
Bendera masing masing" Samudra menebak.
"benar sekali, Samudra.......kau tahu mengapa kita bertindak
demikian?" Aram menguji.
"Tidak, Ketua,"
"Bagaimana dengan Anda sekalian?"
Semua menggeleng tak mengertii.
"Inilah Siasat Rubah Bentengi Lobang, ada yang paham dengan
Siasat ini?" Aram bertanya,.
Namun semuanya lagi lagi menggeleng.
"Saya takut, Pihak Perkumpulan Panji Telapak Perak memiliki
Organisasi yang mengendalikannya." Dengan mantap Aram
nyeletuk. Mendesir darah para Petinggi Organisasi, mereka
membayangkan jika Panji Telapak Perak juga menggegerkan
Rimba hijau apalagi Organisasi yang mengendalikannya.
"Nah, tadi malam saya telah memikirkan nama sepuluh
Organisasi Bendera, jika Anda sekalian setuju boleh dipakai
tidak juga tidak mengapa." Lalu Aram mendiktekan Hasil
pemikirannya. "Partai Naga Darah biru untuk golongan hartawan..."
"Partai Harimau Niaga untuk golongan pedagang"
"Partai Sumber Macan untuk golongan Peternak"
"Partai Kupu kupu malam untuk golongan wanita malam"
"Partai Belalang Sembah untuk golongan pelayan"
"Partai Pengemis Serigala Untuk golongan pengemis"
136 "Partai Hiu lautan untuk golongan nelayan"
"Partai Kaitan Dewa Beruang untuk golongan tukang kuli"
"Partai Gagak Intan untuk golongan Pencuri"
"Partai Cangkul Arwah Kerbau untuk golongan petani"
"Ketua, Memang berotak Seekor Rubah" Puji Dewa Ares, "Kami
setuju.... " Imbuhnya lagi.
begitupun yang lain, mereka menerima nama nama yang
diberikan ketua mereka. "Bagus, kalau begitu,.....mengenai yang kedua, aku harap para
Komandan Bendera mendiskusikan dengan Para anggotanya
mengenai Pengurus pengurus didalamnya. Saya tidak akan ikut
campur..., saya cuman berpesan agar para anggota utama tidak
mengatakan akan keberadaan Organisasi Bendera Awan
Langit., kepada anggota baru ".
"dan yang Terakhir, kemarin saya telah menulis beberapa kitab,
yang saya sesuaikan dengan kesepuluh Partai, kitab kitab itu
yakni kitab Naga biru, Kitab Harimau Membeli Jiwa, Kitab Macan
Memerah Sukma, Kitab Kupu-kupu menghisap Raga. Kitab
Belalang Menyembah mayat, Kitab Tongkat cakar serigala, Kitab
Hiu menghisap samudra, Kitab Kaitan pencungkil jantung, kitab
gagak mencuri Permata hidup dan Kitab Cangkul Arwah
Kerbau..... Ini Ambilah". Aram menyerahkan buntalan yang ia
simpan dibelakangnya,.... Para petinggi Organisasi tercengang
sama sekali tak menyangka buntelan dengan kain butut
dibelakang itu berisi kitab kitab sakti.
"Para Saudara Komandan Bendera boleh mengambil kitab yang
sesuai dengan nama Partainya dan dipersilahkan untuk memulai
pertemuan dengan anggotanya. ditempat yang kalian sepakati
bersama..." dengan tertib Komandan Bendera mengambil Kitab
masing masing dan keluar, ruangan. Kitab itu sungguh tebal
137 entah apakah isinya tanda tanya besar?""
Para Duta dan Pendampingku sekalian, mohon untuk melingkar
dan bersila seperti halnya kemari saat selesai Pertemuan Akbar"
Aram memerintah.... "Baik, Ketua....." setelah semua selesai melingkar Aram
menggunaan kembali ilmunya yang bernama memindahkan
pikiran dan hawa dengan memindahkan pikiran tentang ilmu
Tenaga Sakti mata darah, Halilintar Perobek bumi, dan Jurus
Pukulan geledek yang merupakn ilmu gabungan dari ilmu sihir,
kebatinan dan Olah kanuragan, jadi betapa dahsyatnya ilmu itu
tidak terkira, selain pikiran Aram juga memindahkan Tenaga
dalamnya kepada mereka, tiga jam kemudian setelah semua
selesai Pingsan kecapaian. Bergegas para Duta
memindahkannya keruangan tempat tidur ketua mereka, mata
mereka berkaca kaca saking terharunya atas pengorbanan sang
ketua. Setelah diurut urut dan disaluri tenaga dalam oleh Sipengabar
langit, Dua kentungan kemudian Aram Siuman lalu bersemadi
memulihkan kekuatan. Para Duta dan pendamping kini terpaksa
harus menambah kekaguman mereka pada ketuanya begitu
keluar asap kemerahan dari tubuh Aram, membuat sekeliling
tempat itu panas luar biasa, tapi yang aneh adalah tempat itu
seakan di guyur sajlju, terlihat dari beberapa tempat telah
terbungkus es Seorang pemuda tampan berwajah kuning pucat berpenampilan
perlente, pemuda itu memakai baju dalam hitam dengan jubah
coklat ketat, jubahnya aneh karena jubah pribumi tanah
jawadwipa tidak ada seperti itu, jubahnya panjang sampai mata
kaki dengan belahan dibelakang sampai lutut dipenuhi dengan
138 kantong baju, bagian depannya terbuka memperlihatkan baju
dalamnya yang berwarna hitam, diikat tali selebar tigajari
sebanyak tiga tali di dada, satu tali dileher, dan satu tali di
pinggang, sepatunya terbuat dari kulit kijang sampai lutut diikat
dengan tali dari rotan, kedua tangannya memakai sarung dari
kulit Kijang seperti halnya dengan sepatunya, sampai sikut. Ia
baru saja keluar dari sebuah kedai tuak dengan sebat ia naik
kepunggung kuda serta menceplaknya lari menembus rimba.
Tapi belum seberapa jauh, tiba-tiba seorang mengadang di
tengah jalan. Di bawah cahaya matahari terlihat jelas pakaian
orang ini sehitam malam, menutupi seluruh tubuhnya yang
hanya menyisakan matanya bersinar, meski wajahnya tertutup,
dengan pedang pendek di punggungnya. Segera Pemuda
berjubah coklat dapat mengenalinya melalui sorot matanya,
sepandai pandainya orang menutup wajahnya tapi bagi seorang
ahli dapat mengenali setiap orang dari sorot matanya,
penghadangnya yaitu si pemuda yang menguntitnya semenjak
dari kedai. Dengan tertawa ia menyapa, "Eh, kiranya kau berada
di sini. Apakah kau sedang berjemur di sini?"
"Menunggu kau!" dengus orang itu.
"Menunggu aku?" Pemuda berjubah coklat menegas dengan
tertawa. "Tentu, kau pikir dengan menyamar seperti itu dapat mengelabui


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ku!" "Ah, kukira belum tentu, kalau kau tak menguntitku dari awal
kuyakin kau tak bakalan mengenaliku juga....." ujar Pemuda
berjubah coklat dengan tertawa. "kupikir kau bukan menungguku
tapi kau menunggu aku menyerahkan uang yang kubawa.benar
kan......." tambahnya,
Berkilat sepasang mata orang yang memakai pakain hitam yang
139 membukus seluruh tubuhnya, di jepun mereka dipanggil ninja
yaitu sekelompok organisasi pembunuh bayaran berdarah
dingin. Melihat itu pemuda berjubah coklat tertawa terbahak
bahak dan membentak "dengan apa kau berani mengambil
uangku hah?" "Memangnya kau kira ilmu silatmu lebih tinggi daripadaku?"
jawab ninja itu dengan sinis.
Seketika air muka pemuda berjubah coklat berubah, rupanya
ucapan Ninja itu dengan tepat mengenai lubuk hatinya. Tiba-tiba
sorot matanya menjadi buas, bentaknya, "Kalau kau anggap ilmu
silatmu cukup tinggi, boleh juga kau coba-coba dengan aku,
yang kalah harus menuruti sipemenang bagaimana"."
"Baik, aku terima tantanganmu," jengek si Ninja tak kalah sengit.
"Ingat, kalah harus menuruti perkataan yang menang, kau sudah
sanggup, tidak boleh mungkir janji ...." belum habis ucapan
pemuda berjubah coklat, mendadak tubuhnya mengapung dari punggung kudanya, kedua
kaki nya sekaligus menendang, yang diarah adalah kedua mata
lawan. Sama sekali Ninja itu tidak menyangka gerak tubuh Pemuda itu
bisa sedemikian gesit dan cepat, ia benar-benar terkejut. Tapi
ilmu Ninjutsu Ninja ini memang juga tidak lemah, pengalaman
tempurnya juga luas, dalam keadaan terkejut ia tidak menjadi
gugup. Sebaliknya ia malah mendesak maju sambil mengegos ke
samping, dengan demikian ia sempat memutar ke belakang
Pemuda berjubah coklat dan
tanpa menoleh lagi sebelah tangannya terus menabok wajah
pemuda berjubah coklat. Serangan ini sangat cepat, gayanya
juga indah, pemuda berjubah coklat terkejut serangan
140 dadakannya dapat dielakannya dengan mudah bahkan dapat
membalas menyerang, cepat ia merunduk kedua tangannya
memantek bumi kaki kanannya, ditendangkan kebelakang diikuti
kaki kiri sambil jungkir belakang srettt tumit pemuda berjubah
coklat menendang dagu si Ninja benar benar serangan balasan
yang tak kalah hebat. Ninja itu terkejut dalam posisi demikian
lawan masih memberikan serangan balasan. Cepat kedua kaki
nya memancal, ia berjumpalitan di udara, lalu turun beberapa
depa di sebelah sana. Katanya dengan tertawa, "Eh,tunggu, tunggu dulu!"
"Tunggu apa?" terpaksa si pemuda berjubah coklat
menghentikan serangannya. "sampai berapa jurus kita bertarung
untuk menentukan kemenangan?" tanya Ninja itu. "duapuluh
jurus cukup," jengek pemuda berjubah coklat.
"cukup, malah cukup untuk membunuhmu hiaaaattttttt" tanpa
memberi aba-aba Ninja itu menyerang pemuda berjubah coklat.
Dengan menyatukan kedua telapak tangannya dan
menggerakan beberapa kali diiringi mulutnya yang komat kamit
Ninja itu berteriak jurus pertama "Nara Ryuu :Rouha" (jurus ninja
aliran Nara :ledakan serigala) tangan kirinya menghentak
kedepan sinar putih bergulung gulung meluncur kemuka
duaaaarrrrrrr" untung sebelumnya pemuda berjubah coklat
melompat keudara, ketika ia menengok ia bergidik melihat
tempatnya tadi ia berdiri berlubang sebesar kubangan kerbau.
Belum sempat pemuda berjubah coklat mendarat tiba tiba Ninja
itu berteriak Jurus kedua "Nara Ryuu :Rouketsu"( jurus ninja
aliran Nara : serangan serigala) wussshhh sinar putih keabuabuan meluncur, cepat pemuda berjubah coklat itu memapak
dengan jurus Rubah keluar sarang duaaaarrrrrrrr dua buah
tenaga sakti beradu diudara,.....binatang binatang berterbangan
141 mencari selamat, pohon pohon bertumbangan terhempas angin.
Terlihatlah pemuda berjubah coklat terbang terbawa hempasan
tenaga sakti, segera ia menggunakan ilmu pemberat yang
bernama paku bumi, sementara ninja tadi terpental hingga dua
tombak, tapi ia tidak gentar cepat ia kembali menyerang "Nara
Ryuu: ninpo Raijuukou (jurus ninja aliran Nara :Raungan
monster petir) breetttttt.......kilatan petir menyambar pemuda
berjubah coklat, pemuda berjubah coklat gusar segera ia
menyerang "Rubah melumat mangsa"teriaknya lantang duarrrrr
kembali terdengar dentuman tenaga sakti yang beradu.
Jurus demi jurus telah mereka keluarkan, memasuki jurus ke 18
pemuda berjubah coklat menyatukan kedua telapaknya didepan
dada dengan kuda kuda kaki kanan didepan ditekuk di lutut dan
bersanggah di kaki kiri. Mulutnya berkumat kamit merapal
mantra ..."Hiaaaaattt... Rubah menyembah mayat" .....teriaknya
melengking seraya menyentakan tangannya kedepan selarik
sinar biru keluar menyentak kemuka menerjang sesosok
bayangan hitam yang sedang bersiap siap "Jurus ke 19 Nara
Ryuu: ninpo kamaitachi"( jurus ninja aliran Nara: sabit musang
angin). Blarrrr... kembali terdengar dentuman menggelegar.
Tampaklah si Ninja yang ternyata Ninja Nara mencelat karena
tenaga dalamnya kalah tinggi.
"Berhenti, jangan berkelahi lagi," kata pemuda berjubah coklat
dengan tertawa. "mengapa" Kau mengaku kalah?" Ninja Nara
itu mendengus. "Sekali kau keluarkan tenaga lagi segera kau
akan mati dengan tujuh lubang (hidung, mata, telinga, dan mulut
= tujuh lubang) keluar darah. Nah, kuberitahukan dengan
maksud baik, janganlah kau tidak percaya lagi."
Saking gusarnya Ninja Nara berbalik tertawa, katanya, "Kau
142 setan cilik ini membual seperti setan, kau kira dapat menggertak
diriku. Kita belum selesai masih ada satu jurus"
"Menggertak kau" Tidak, sama sekali aku tidak main gertak, tapi
bicara sungguh-sungguh. Apakah kau tahu di dunia persilatan
ada semacam ilmu gaib yang disebut ' Rubah Menyembah
Mayat beracun '. Artinya, barang siapa terkena pukulan ini,
kecuali berdiri tak bergerak, bila bergerak, maka tidak lebih jauh
bergerak orangnya pasti akan roboh dan tamat riwayatnya."
"Omong kosong, di dunia ini mana ada ilmu pukulan begitu,"
jengek si Ninja Nara. Walaupun di mulut ia tidak percaya, tapi
diam-diam ia pun merasa seram, kaki terasa lemas dan tidak
berani bergerak lagi. Sambil menatap orang dengan tajam,
Pemuda berjubah coklat itu berkata lirih, "Ilmu pukulanku ini
sudah ratusan tahun kehilangan turunan, apalagi kau dari negri
asing dengan sendirinya kau tidak tahu, dan tentu juga tidak
percaya. Namun tanpa sengaja kudapatkan ajaran orang sakti
dan berhasil meyakinkan ilmu pukulan ini, maka ...."
"Kau telah berhasil memukul aku satu kali, begitu bukan?" Ninja
Nara dengan mendengus. Walaupun ia sengaja berlagak tak
mengacuhkan ucapan Pemuda berjubah coklat itu tadi, tapi
dalam keadaan demikian, siapa pun pasti waswas dan tidak
berani sembarangan bergerak.
"Hah, sekali ini ucapanmu memang tepat," demikian Pemuda
berjubah coklat itu menanggapi, "cuma aku hanya memukul satu
kali, bahkan memukul dengan perlahan. Asalkan kau mau mengaku kalah padaku,
maka dapatlah kutolongmu."
"Jika kau kira dengan beberapa patah katamu ini dapat
menggertak diriku, maka keliru besar dan salah alamat," jengek
si Ninja Nara 143 "O, jadi kau tidak percaya?" Pemuda berjubah coklat itu
menegas. "Baik, sekarang kau boleh meraba tulang igamu yang
nomor tiga di sebelah kiri, coba apakah di situ terasa kemeng
atau tidak" Itulah gejalanya kalau terkena pukulan berbisa
'Rubah Menyembah Mayat beracun' yang kukatakan tadi."
"Hm ...." kembali Ninja nara mendengus, tanpa kuasa tangannya
terus meraba tulang iga yang disebut Pemuda berjubah coklat,
tanpa terasa sorot matanya lantas berubah juga.
Pemuda berjubah coklat tampak menunduk memandang
bayangan sendiri yang membayang di sebelah kaki , katanya,
"Bagaimana, terasa sakit dan kemeng bukan?"
Walaupun jarinya rada gemetar, tapi di mulut Ninja Nara itu tetap
berteriak, "Sudah tentu sakit, setiap orang pasti mudah
merasakan sakit di bagian ini."
"Tapi itu bukan rasa sakit biasa melainkan rasa sakit khusus,
rasanya seperti tertusuk jarum, bagai terbakar, sakit bercampur
panas, betul tidak?" sembari bicara sorot mata Pemuda berjubah
coklat beralih ke muka lawannya, lalu menyambung pula dengan
perlahan, "Sekarang coba raba lagi ... bukan, bukan di situ. Ya,
ke kiri sedikit, ya di situ ...."
Begitulah tanpa terasa jari Ninja Nara bergerak mengikuti
komando Pemuda berjubah coklat, mendadak Pemuda
ituberseru, "Ya, betul di situ
tempatnya, tekan jarimu sekuatnya!"
Benar juga, tanpa terasa jari pemuda baju putih menekan bagian
tubuh sendiri dengan kuat. Tapi segera tubuhnya terasa kaku
kesemutan, "bluk", ia terguling dan tak dapat bergerak lagi.
"Hahaha!" Pemuda berjubah coklat tertawa gembira, "betapa
pun cerdikmu akhirnya kena kukerjai juga. Nah, apakah kau tahu
cara bagaimana kau tertipu olehku?"
144 Walaupun tak dapat bergerak, tapi mata Pemuda berjubah
coklat melotot dengan geregetan, matanya merah membara, tapi
mulut sukar berucap. "Nah, dengarkan, di dunia ini pada hakikatnya tidak ada pukulan
Rubah menyembah mayat beracun segala, apalagi menguasai
ilmu demikian itu. Namun di dunia ini memang benar ada
semacam ilmu gaib yang disebut 'Rubah menipu mangsa'
dengan ilmu menutuk simpul darah memotong nadi Sebuah ilmu
pertabiban sebagai medianya aku dapat mengalahkanmu jadi,
selamat tinggal" dengan santainya Pemuda berjubah coklat itu
duduk minum menonton Ninja nara yang tergeletak
disampingnya, "hahaha.......sekarang aku ingin melihat wajahmu,
lagipula aku tahu wajahmu waktu kau mengintipku di pasar,
hehehe.." ia tertawa sambil berjalan santai menuju Si Ninja Nara.
Sorot mata si Ninja Nara benar benar ketakutan, jika ada lobang
ingin sekali ia mengumpat disana.
Srett.....Topengnya terbuka benarlah apa yang diduganya,
ternyata wajah dibalik topeng itu seraut wajah tampan, matanya
sipit, kulitnya putih bersih, rambutnya sepundak. Wajahnya pucat
pias, ia benar benar ketakutan, ia tak takut mati. Tapi ia takut
Pemuda berjubah coklat itu menyuruh dia untuk menentang hati
nuraninya. Sett tuk..... "Ninja Nara tak menduga Pemuda
berjubah coklat itu malah membebaskannya dengan senyuman
tulus. "sekarang apa permintaan mu!, apapun yang kau minta aku
akan lakukan" Ninja Nara Menunduk. "Siapa Namamu?"
Pemuda berjubah coklat malah bertanya. Ninja Nara Melengak
tak mengira pertanyaan Pemuda berjubah coklat. Dengan
gelagapan ia menjawab "Ryu, Ryusuke" "kau mau jadi sahabat
setiaku, menyongsong masa depan yang gemilang dalam
145 kedamaian "Ninja Nara bertambah melongo lagi. lagi ia
mendengar ucapan diplomatis dari Pemuda berjubah coklat.
Ditatapnya wajah Pemuda berjubah coklat itu. Sorot mata yang
hangat dan bersahabat cepat ia melengos, ia tak sanggup lagi
menatap wajah itu. "baik, tuan aku mau" akhirnya ia menjawab.
Mendengar itu Pemuda berjubah coklat tersenyum, ....senyum
yang tak dapat dipastikan benar benar misterius. "Ryu kau
dengar apa yang kuminta!" Ryusuke mengangguk."kau meminta
aku tuk menjadi sahabatmu" Pemuda berjubah coklat tersenyum
puas "kalau begitu rubahlah panggilanmu itu, aku tak suka.
Namaku saat ini adalah Angkara. "
"baiklah, Angkara tadi sebelum bertarung kita telah melakukan
perjanjian. Aku tak suka mengingkari perkataanku. Ucapan lelaki
sejati ibarat anak panah yang di lepaskan dari busurnya. Ucapan
adalah motivasi terkuat dalam hidupku" Ryusuke berkata
semangat. Angkara merenung beberapa saat. Angkara tau lelaki
sejati semacam Ryusuke. Jika tidak diluluskan itu merupakan
penghinaan bagi dirinya. "baiklah, pertama aku ingin engkau berhenti berbuat
mempertaruhkan nyawa hanya demi uang, kau tahu apa
sebabnya?" ucap Angkara. Timpalnya lagi "Mari kita tinggalkan
tempat ini kita bercakap cakap sambil jalan saja" Angkara
membangunkan ryusuke sambil menuntun kudanya. Merekapun
berjalan bersama sama sambil bercakap-cakap. Ryusuke masih
diam, wajahnya merah karena malu
"maafkan aku Angkara.... aku memang benar-benar
membutuhkan uang itu,...." desis Ryusuke. "Uang merupakan
hamba yang sangat baik, tetapi tuan yang sangat buruk."(P.T.
Barnum,) Angkara berujar. Ryusuke diam tak berkomentar. "Aku
tahu kau sedang ada masalah, katakanlah barangkali aku bisa
146 membantumu."Angkara berkata dengan spontan. Ryusuke
mendelong bagaimana orang disampingnya bisa berkata
Pendekar Guntur 2 Pedang Tetesan Air Mata Ying Xiong Wu Lei A Hero Without Tears Karya Khu Lung Gelang Perasa 1

Cari Blog Ini