Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo Bagian 3
anggota Hwa-li-pang sudah nampak sibuk sepagi itu . Ada yang siap bekerja di
swah , ladang , ada yang berangkat untuk mencari rempah-rempah di hutan , ada
yang mengangkut hasil ladang untuk di jual di dusun-dusun dan kota di kaki bukit
, dan ada pula yang bertugas sebagai pengawal barang kiriman , siap dengan
keretanya . Diantara mereka para anggota yang tua-tua , sibuk mengurus kuil dan
melayani orang-orang yang datang bersembahyang . Sudah
ada belasan orang tamu kuil itu di pagi hari itu .kesemuanya wanita hendak
bersembahyang . Diantara belasan orang tamu wanita ini , terdapat wanita muda
yang berpakaian serba putih
, cantik sekali seperti bidadari , dengan gerak gerik yang halus
. Para tamu wanita itu cepat meberi hormat ketika Pak Mau To-Kouw memasuki
kuil . Penampilan Pek Mau To-kouw
memang anggun berwibawa . Rambutnya yang sudah hampir
semua putih itu di gelung di ikat di atas dengan sutera putih .
Jubahnya berwarna kuning , jubah panjang sederhana dan
tangan kanannya memagang sebatang kebutan dengan bulu
berwarna merah . Pek Mau To-Kouw membalas penghormatan
para tamu itu dengan anggukan kepala dan senyum ramah .
Tiba-tiba pandang mata Pek Mau To-Kouw tertarik oleh
seorang yang melangkah datang ke kuil itu . Ia berhenti dan memutar tubuhnya
menghadapi orang yang baru datang ini .
Yang baru datang itu adalah seorang remaja berpakaian
pengemis dan kepalanya di tutup sebuah topi butut . Tangan kanannya memegang
sebatang tongkat . Pakaian nya yang
serba hitam itupun butut walau bersih , dan sepatunya yang sudah butut sehingga
nampak jari kelingking kaki kirinya menonjol keluar . Mukanya kotor pula
bercoreng lumpur namun dapat dilihat bahwa pengemis muda ini memiliki wajah yang tampan dan
sepasang matanya bersinar-sinar
" Sobat muda , engkau datang hendak bersembahyang
ataukah hendak mengemis " " tanya Pek Mau To-kouw
dengan sikap dan suara lembut dan ramah .
Pengemis muda itu mengamati ketua Hwa-li-pang itu penuh perhatian , lalu
berbalik mengajukan pertanyaan , " To-Kouw , kalau aku hendak bersembahyang
mengapa dan kalau hendak mengemis bagaimana " " .
Pek Mau To-Kouw tersenyum dan diam-diam ia
menganggumi ketegasan pengemis muda , walaupun
pakaiannya menunjukkan bahwa dia seorang pengemis ,
namun sama sekali tidak rendah diri , bahkan nampaknya
seperti orang yang dapat menjaga harga diri .
" Kalau hendak bersembahyang harap menunggu lebih dulu
karena para tamu yang berada di dalam kuil semuanya adalah wanita sehingga tidak
pantaslah kalau engkau seorang pria masuk bersama mereka . Dan kalau engkau
hendak mengemis , sebaiknya engkau berdiri di luar kuil menanti pemberian sumbangan dari mereka
yang datang dan pergi " .
" Dari jauh aku datang ke sini karena mendengar bahwa
ketua Hwa-li-pang adalah seorang yang murah hati , aku tidak hendak
bersembahyang , tidak pula mengemis , hanya ingin membuktikan sampai dimana
kedermawanan hati ketua Hwa-li-pang . Dapatkah aku bertemu dengan ketua Hwa-lipang " " . " Siancai .... ! Aku sendirilah ketua itu " kata Pek Mau Tokouw sambil tersenyum
. " Bagus ! Aku tidak ingin mengemis hanya ingin memancing kebaikan hati pang-cu "
' " Orang muda , pertolongan apakah yang dapat kuberikan
kepadamu " Apakah engkau lapar dan butuh makanan " " .
" Aku sudah kenyang , pagi tadi sudah sarapan , hampir
menghabiskan seekor ayam panggang " .
" Hemmm , kalau begitu , apakah engkau membutuhkan
pakaian pengganti pakaianmu yang sudah butut itu " " .
" Tidak , aku lebih senang dengan pakaian ini , biar butut akan tetapi bersih .
Hanya sepatuku ..... " .
" Kenapa dengan sepatumu ?" .
" Yang kiri sudah jebol sehingga jari kakiku kelihatan . Aku membutuhkan
sepasang sepatu " . Percakapan itu menarik perhatian para tamu wanita yang
hendak bersembahyang dan merekapun tidak melanjutkan
langkah mereka dan ikut menonton .
Pek Mau Tok-kouw memandang ke arah kaki pengemis
muda itu , lalu memadang kepada kakinya sendiri . Sekali pandang saja tahulah ia
bahwa ukuran kakinya sama dengan ukuran kaki pengemis remaja itu , maka lalu ia
melepaskan sepatunya yang terbuat dari kulit dan menyerahkannya
kepada pengemis itu . " Kalau begitu , pakailah sepatu ini " katanya . Pengemis itu memandang tertegun
dan menerima sepatu itu dan Pak Mau
To-kouw lalu melangkah ke dalam kuil dengan kaki hanya
terbungkus kaus kaki saja .
Peristiwa kecil ini menunjukkan betapa baik budi to-kouw itu dan gadis
berpakaian putih tadi yang melihat peristiwa itu memandang dengan mata sayu ,
agaknya ia terharu sekali
akan kebaikan hati Pek Mau To-kouw . Pengemis itupun
segera duduk di atas tanah dan mengganti sepatu bututnya dengan sepatu pemberian
Pek Mau To-kouw . Wajahnya
berseri dan dia tersenyum-senyum , lalu duduk bersandar
pada pohon yang tumbuh di depan kuil . Agaknya angin
semilir membuat dia mengantuk karena dia sudah melenggut tidur ayam dibawah
pohon . Pek Mau To-kouw sendiri sudah memasuki kamar samadhi
di kuil itu dan seorang murid datang mengantarkan sepasang sepatu untuk gurunya
itu . Dari bawah lereng itu nampak ada empat orang naik ke
lereng dan menuju ke kuil itu . Dilihat dari pakaian mereka , tiga diantaranya
dengan pakaian kembang-kembang dan
seorang diantara nya berpakaian serba putih . Para penjaga kuil menduga bahwa
yang datang tentu segerombolan wanita lain . Akan tetapi setelah mereka itu
dekat , tiba di halaman kuil , para pelayan itu memandang heran . Tiga orang
berpakaian kembang-kembang itu adalah seorang laki-laki berusia limapuluh
tahun , seorang wanita yang sebaya dan seorang gadis yang cantik . Adapun yang
berpakaian serba putih itu adalah seorang pemuda tampan yang wajahnya
dihias senyum tenang . Pemuda berpakaian serba putih itu adalah Han Sin ,
sedangkan yang berpakaian kembang-kembang adalah
keluarga gila itu , Kui Mo , istrinya Liu Si dan anak mereka Kui Ji . Seperti
telah di ceritakan dibagian depan , keluarga gila itu memaksa Han Sin untuk
menikah dengan Kui Ji dan untuk
merayakan pesta pernikahan , mereka hendak meminjam
tempat dari Hwa-li-pang . Han Sin dalam keadaan tidak
berdaya karena dia telah keracunan tidak mampu
mengerahkan lwe-kangnya . Hawa sakti dari pusarnya tidak mampu menjalar ke kaki
tangannya . Racun pelemas otot
telah membuat otot-ototnya tidak mampu menampung hawa
sakti atau tenaga dalam itu .
Tentu saja dengan kehilangan hawa sakti , ilmu silatnya tidak berisi lagi dan
dia tidak mampu menandingi keluarga gila itu . Biarpun pemuda itu sudah menjadi
seorang yang lemah , namun keluarga itu , terutama Kui Ji , tidak pernah
melepaskan penjagaannya terhadap pemuda itu . Bahkan Kui Ji selalu berjalan di
dekat Han Sin untuk menjaga jangan sampai pemuda yang membuatnya tergila-gila
itu melarikan diri . Kui Mo dan Liu Si memasuki kuil itu , diikuti oleh Han Sin yang digandeng oleh
Kui Ji . Melihat tiga orang berpakaian kembang-kembang itu memasuki kuil sambil
tertawa-tawa seperti orang mabok , para anggota Hwa-li-pang yang
bertugas di kuil segera maju menyambut . Kepala rombongan penjaga kuil , seorang
wanita berusia kurang lebih empatpuluh tahun , sudah menjadi pendeta wanita pula
, memberi hormat kepada mereka dan bertanya dengan suara lantang , " Cu-wi ,
siapakah dan apa keperluan datang ke kuil kami " Apakah cu-wi ( anda sekalian )
hendak bersembahyang " " .
Kui Mo tertawa bergelak " ha-ha-ha , kami bukan hendak sembahyang , melainkan
hendak meminjam tempat Hwi-li-pang ini untuk merayakan pesta pernikahan anak
kami , ha-ha-ha " Kepala penjaga kuil itu tentu saja terkejut mendengar ini dan mengerutkan
alisnya . " Siancai ... kami tidak mengerti apa yang kau maksudkan . Tempat kami
tidak untuk dipinjamkan kepada siapapun juga " .
Liu Si melangkah maju . Rambutnya yang riap-riapan itu
menyeramkan sekali , sebagian wajahnya yang tidak tertutup rambut memperlihatkan
kecantikan seorang wanita setengah tua , akan tetapi mulut yang menyerengai dan
mata yang mencorong itu benar-benar membuat ia kelihatan seperti
siluman . " Jangan banyak cerewet ... panggil ketuamu dan suruh
menghadap kami . Pendeknya , boleh atau tidak boleh tempat ini baru kami pinjam
untuk keperluan perayaan pesta
pernikahan anak kami ' . Ucapan galak itu di susul tawa yang terdengar mengerikan , melengking tinggi ,
pada saat itu Kui Mo tertawa-tawa , demikian pula Kui Ji terkekeh-kekeh .
Sedangkan Han Sin hanya berdiri dan tersenyum bodoh .
Para pengujung kuil mulai merasa takut melihat lagak tiga orang berpakaian
kembang-kembang itu dan mereka
berkumpul di pinggir dekat dinding dan bersiap-siap untuk melarikan diri kalau
tiga orang gila itu mengamuk . To-kouw kepala jaga itupun mengerutkan alisnya .
Tentu saja ia tidak mau merepotkan ketuanya untuk menghadapi tiga orang gila ini
. Ia sendiri sudah memiliki kepandaian silat yang lebih tinggi dari pada semua
penjaga kuil itu . Maka dengan berani to-kouw itu lalu membentak , " kalian ini
orang-orang gila berani datang membikin kacau Hwa-li-pang " Pergilah atau aku
akan menggunakan kekerasan mengusir kalian ! " .
Liu Si terkekeh , " he-he-he , engkau ini orang gila berani memaki kami " Kalau
kami katakan hendak meminjam tempat ini , siapa yang berhak melarang " Kamu
hendak mengusir kami dengan kekerasan " Hemmm , apa yang dapat kau
lakukan ?" Liu Si melangkah maju sampai dekat sekali dengan to-kouw itu yang
tentu saja menjadi ngeri di dekati wanita gila yang rambutnya riap-riapan itu .
Ia lalu mengerahkan tenaganya mendorong Liu Si pada dadanya . Akan tetapi
alangkah terkejutnya ketika ia mendorong rasanya seperti mendorong sebongkah
batu besar yang amat berat . Wanita
gila itu sama sekali tidak bergoyang walaupun ia sudah
mengerahkan tenaga sepenuhnya ! .
" Hik-hik-hik " Liu Si terkekeh dan tangan nya di dorongkan ke pundak kepala
penjaga kuil itu . Seperti sehelai daun kering di tiup angin to-kouw itu
terlempar ke belakang dan roboh menimpa meja ! .
Para anggota Hwa-li-pang yang menyaksikan peristiwa ini tentu saja menjadi marah
. Mereka segera menghampiri dan menyerang Liu Si dengan pukulan - pukulan dan
tamparan . Empat orang anggota Hwa-li-pang mengeroyoknya , akan
tetapi dengan mudah sekali , begitu Liu Si menggerakkan kaki tangannya , empat
orang inipun berpelantingan roboh .
Gegerlah keadaan dalam kuil . Para murid Hwa-li-pang lari berdatangan dan
melihat ini , Kui Mo tertawa .
" Ha-ha-ha , mari kita ke halaman dapan agar lebih leluasa kita menghajar mereka
! " . Kui Mo dan Liu Si berlompatan ke pekarangan kuil dan Kui Ji lalu menarik tangan
Han Sin untuk ikut pula. "Jangan takut, suamiku, Aku akan menjagamu , agar tidak
ada yang berani mengganggumu !" kata Kui Ji sambil terkekeh , lalu berdiri di
pekarangan itu . Di bawah pohon sambil menggandeng tangan Han Sin . Pengemis
muda yang tadi menerima sepatu dari Pek Mau To-kouw memandang dengan mata
terbelalak heran . Akan tetapi berbeda dengan para tamu kuil yang kelihatan ketakutan , pemuda
pengemis ini tidak nampak ketakutan , melainkan tertarik sekali . Terutama
sekali dia merasa tertarik melihat keadaan Han Sin yang digandeng gadis gila itu
. Dia tahu bahwa tiga orang yang mengenakan baju berkembang
itu tentulah orang-orang gila , hal ini mudah diketahui dari sikap mereka yang
tertawa-tawa menyeramkam itu . Dan
agaknya dia gembira sekali melihat tontonan ini , yang
dianggapnya aneh dan dia menanti para anggota Hwa-li-pang yang sudah mengejar
keluar dari kuil . Bukan hanya para penjaga kuil yang kini berlari menuju ke
halaman kuil itu , akan tetapi juga para anggota lain yang belum berangkat untuk
bekerja . Tidak kurang dari empatpuluh orang wanita anggota Hwali-pang kini berdatangan ke tempat itu dan banyak diantara mereka yang memegang
senjata pedang atau toya ! .
Kui Mo dan Liu Si sudah berdiri saling membelakangi dan tertawa-tawa melihat
para anggota Hwa-li-pang berdatangan dengan sikap mengancam itu .
Mereka Sama sekali tidak merasa gentar , sedangkan Kui Ji tetap berdiri di bawah
pohon bersama Han Sin . Dua orang suami istri gila itu nampaknya gembira sekali
melihat mereka dikepung oleh banyak pengeroyok dan begitu para
pengeroyok itu menggerakkan senjata menyerang mereka ,
keduanya bergerak dengan cepatnya . Terdengar suara
meledak-ledak ketika Liu i memainkan cambuk nya dan
tongkat di tangan Kui Mo juga berubah menjadi segulungan sinar kuning . Para
pengeroyok terkejut sekali . Mereka menjadi bingung karena kedua orang gila itu
seperti berubah mmenjadi bayangan yang banyak dan tahu-tahu enam orang
diantara mereka telah roboh ! .
Akan tetapi , seperti kepala jaga di kuil tadi , yang roboh itu tidak terluka
berat , maka mereka terus mnegeroyok dengan marah . Kui Mo dan Liu Si tertawatawa dan makin banyak pula pengeroyok yang berpelantingan , dengan kepala benjol
, muka lebam , gigi rontok , atau salah urat ! .
Pengemis muda yang duduk di bawah pohon dan yang
sejak tadi nonton dengan penuh perhatian nampak terkejut melihat kelihaian suami
istri gila itu . Sementara itu , Kui Ji
bertepuk tangan dan menari-nari kegirangan melihat ayah dan ibunya menghajar
para pengeroyok itu . Han Sin merasa tidak enak sekali . Para anggota Hwa-lipang itu adalah wanita-wanita yang tidak berdosa , kini mereka di hajar dan
semua itu adalah gara-gara dia !
Kalau dia tidak diambil mantu keluarga gila ini tentu tidak akan terjadi
kekacauan di Hwa-li-pang . An dia merasa tidak berdaya , tidak mampu mencegah
pengamukan kedua orang gila itu . Hanya ada satu hal yang membuat hatinya lega , yaitu melihat
kenyataan bahwa Kui Mo dan Liu Si selalu
merobohkan pengeroyoknya tanpa membunuh , atau melukai
berat . Mereka itu hanya dirobohkan dengan luka ringan saja dan hal ini
membuktikan bahwa keluarga gila ini ternyata tidaklah jahat dan tidak suka
membunuh . Padahal kalau mereka menghendaki , tenaga pukulan mereka dapat
diperkuat dan yang roboh tentu akan tewas .
Tiba-tiba terdengar bentakan halus akan tetapi berwibawa '
Hentikan perkelahian ini ! " .
Mendengar suara ini , para anggota Hwa-li-pang
berloncatan mundur . Di antara mereka banyak yang
menderita luka-luka ringan . Pek Mau To-Kouw melangkah
keluar dari pintu kuil dengan anggun dan tegap , menghampiri suami istri gila
itu yang kini berdiri di samping Kui Ji dan Han Sin .
Pek Mau To-kouw mengamati empat orang itu dengan
pandangan mata penuh selidik , akan tetapi ia tidak merasa kenal dengan mereka .
Ia lalu mengangkat kedua tangan
depan dada untuk memberi hormat dan sambil memandang
kepada Kui Mo dan Liu Si , ia berkata " Siancai ..... ! Siapakah sebetulnya ji
Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
wi (anda berdua) dan mengapa pula berkelahi
dengan anak buah kami dari Hwa-li-pang " Apa kesalahan
Hwa-li-pang terhadap ji-wi " .
Suami istri itu saling pandang dan mereka tertawa girang sekali ' suamiku " .
kata Liu Si dengan sikap manja , " To-kouw ini cukup anggun , bukan " Alangkah
baiknya kalau ia yang mengatur upacara sembahyang untuk pernikahan anak kita " .
" Ha-ha-ha , memang tepat sekali kata-katamu , istriku .
Dengan upacara nya di atur oleh to-kouw ini dan disaksikan oleh semua tokoh
kang-ouw , pernikahan itu tentu akan
mendapat berkah " . Pek Mau To-kouw yang biasanya sabar sekali itu , kini
timbul rasa penasaran di dalam hatinya . " Apa yang ji-wi maksudkan " Ji-wi
belum menjawab pertanyaanku ! " .
" Ha-ha-ha , engkau menanyakan apa tadi " Ah , siapakah kami " Aku bernama Kui
Mo dan ini istriku Liu si , yang cantik ini puteri kami bernama Kui Ji danpemuda
ini adalah calon mantuku bernama Cian Han Sin . Nah , mengapa kami
berkelahi dengan anak buahmu " Kalau saja sejak tadi engkau keluar , tentu tidak
akan ada perkelahian " Engkau ketua Hwa-li-pang , bukan " " .
"Kami hendak meminjam tempatmu ini untuk perayaan
pernikahan anak kami ! Kata Liu Si".
" Tempat ini kami pinjam , engkau menjadi pendeta yang
mengatur upacara pernikahan dan engkau pula yang
mengundang tokoh-tokoh kang-ouw agar hadir dan
menyaksikan pernikahan itu , anak buahmu menyediakan
hidangannya dan menjadi pelayan-pelayan untuk
memeriahkan pesta pernikahan itu . Nah , usul kami ini baik sekali , bukan " "
wanita gila itu tertawa melengking tinggi dan suami serta puterinya juga
tertawa-tawa . Han Sin tidak
ikut tertawa hanya tersenyum tak berdaya dan memandang
kepada to-kouw itu dengan hati iba . Sejak dia dibawa ke tempat itu , dia selalu
mencari kesempatan untuk meloloskan dan melarikan diri . Akan tetapi " calon
istrinya " selalu menjaganya .
Pek Mau To-kow menjadi merah mukanya saking marahnya
mendengar ucapan itu . Tidak heran kalau para muridnya
menjadi marah dan mengeroyok dua orang gila ini karena
memang permintaan mereka itu sama sekali tidak pantas !
Sampai lama ia tidak mampu mengeluarkan kata-kata saking marah dan bingungnya
bagaimana harus bersikap untuk
menghadapi orang-orang gila ini .
" Ha-ha-ha , Pek Mau to-kouw , tidak usah ragu ! " kata Kui Mo " Lakukan saja
apa yang kami minta dan kami tidak akan mengganggumu . Pesta itu akan kami
langsungkan setelah lewat tiga bulan , dan untuk sementara ini kami berempat akan tinggal disini .
Beri saja kami dua buah kamar . Itu sudah cukup ...... "
" Tiga buah kamar ! " tiba-tiba Han Sin memotong ucapan Kui Mo " Jangan paman
calon mertua lupa , kita adalah orang-orang yang selalu menaati adat istiadat ,
tidak boleh calon pengantin berkumpul dalam satu kamar sebelum
dilangsungkan pernikahannya ! "
" Ah , ya benar ! Tiga buah kamar . Dan makan setiap
harinya untuk kami , permintaan kami ringan saja dan tentu engkau tidak
keberatan , bukan " " Kui Mo memandang
kepada Pek Mau To-kouw . Mendengar ucapan Han Sin tadi , tahulah Pek Mau to-kouw
bahwa pemuda " calon pengantin "
itu bukanlah seorang yang gila seperti suami istri dan
puterinya itu . Tentu pemuda itu di paksa oleh suami istri gila yang lihai itu ,
pikirnya . " Siancai ...... ! " Permintaan kalian itu tentu saja sama sekali tidak mungkin
kami penuhi . Pertama , perkumpulan Hwa-li-pang kami adalah sebuah perkumpulan
wanita , maka tentu saja tidak dapat menerima tamu pria untuk bermalam di sini ,
kedua , semua anggota Hwa-li-pang tidak ada yang merayakan pernikahannya , kalau
ada yang menikah di tempat ini . Oleh karena itu bagaimana mungkin orang luar
merayakan pernikahan disini " Sobat , terpaksa kami tidak dapat memenuhi
permintaanmu dan harap segera
meninggalkan tempat ini karena kami tidak ingin bermusuhan dengan siapapun juga
" . " Ha-ha-ha , kami tidak ingin mendengar alasan .
Pendeknya , boleh atau tidak boleh , tempat ini kami pinjam .
Engkau ini seorang to-kouw , kenapa tidak mengerti aturan " "
Kata Liu Si sambil menudingkan telunjuknya kepada Pek Mau To-kouw .
Ketua Hwa-li-pang itu memandang marah , " Hemmmm ,
apa maksudmu menuduh kami tidak mengerti aturan ?" .
" Seorang pendeta wanita harus memberi contoh yang baik kepada masyarakat ,
harus berbuat baik . Sekarang hanya dipinjam tempatnya saja tidak boleh . Aturan
mana itu " " . Pek Mau to-kouw menjadi geram . Dasar orang gila , maka pendapatnyapun gila dan
seenak perutnya sendiri , pikirnya .
" Sudahlah , tidak perlu banyak cakap lagi , Pendeknya
permintaan kalian tidak dapat kami penuhi " .
Kui Mo melangkah maju . " Pek Mau to-kouw , sekarang
begini saja . Mari kita mengadu kepandaian . Kalau aku kalah , kami tidak akan
banyak cakap lagi dan akan mencari tempat untuk pesta pernikahan anak kami .
Akan tetapi kalau engkau yang kalah , engkau harus mengijinkan kami tinggal di
sini sampai datangnya pesta pernikahan itu yang akan
dilangsungkan di sini bagaimana " " .
Pek Mau to-kouw menganggap bahwa keputusan itu ,
biarpun di usulkan seorang gila , cukup baik . Tentu saja ia menganggap pula
bahwa ia pasti akan dapat mengalahkan si gila ini , karena betapa pun lihainya
seorang gila tentu tidak dapat bersilat dengan sempurna. Pula , di situ
berkumpul sebagian besar muridnya yang belum berangkat kerja dan
terdapat pula orang-orang luar yang datang bersembahyang .
Kalau ia tidak berani melayani tantangan seorang gila , apa kata orang " Pula ,
ia harus membalaskan para muridnya yang tadi di hajar oleh suami istri gila
ini . Jilid 6 " Suamiku " Aku tidak melihat seorangpun di sini " "
" Jangan bohong ! Engkau menyembunyikan suamiku , ya "
Engkau , harus di hajar dulu untuk mengaku ! " Dan gadis gila itu lalu menyerang
Kim Lan dengan tongkatnya . Serangannya itu berbahaya sekali mengancam jalan
darah . Akan tetapi dengan gerakan yang ringan dan indah . Kim Lan dapat
menghindarkan diri dari serangan tongkat .Ia berkelebat ke sana sini untuk
mengelak dan ketika kedua tangannya
bergerak , lengan bajunya yang panjang itupun menyambar dari kanan kiri dan
menyerang dengan tak kalah dahsyatnya !
Kui Ji terkejut dan menjadi penasaran . Dalam cuaca yang remang-remang itu kedua
orang gadis bertanding , mengandalkan ketajaman mata yang menembus cuaca
remang-remang dan ketajaman telinga untuk mengikuti
gerakan lawan . Setelah menandingi Kui Ji selama belasan jurus , Kim Lan
melompat ke belakang . " Sobat , kalau engkau menyerangku , berarti engkau
membuang waktu dan suamimu itu tentu sudah pergi jauh
sekali . Kau akan kehilangan dia ! " .
Mendengar ini , Kui Ji merasa Khawatir sekali dan ia pun cepat meloncat , lari
pulang ke Hwa-li-pang sambil menangis .
Setibanya di halaman rumah induk , ia melihat ibunya sedang bertanding melawan
pengemis muda . Pertandingan itu amat seru dan keduanya berimbang , saling
serang dan saling desak . Ayahnya hanya menonton saja dan Kui Ji sudah mengenal watak ayahnya . Kalau
tidak terpaksa sekali ayahnya pantang mengeroyok lawan .
" Ayah ,.... Ibu .... ! Tolonglah aku ......... aku kehilangan suamiku .........
" teriak Kui Ji sambil menangis . Mendengar ini
, ibunya yang sedang bertanding itu meloncat ke belakang dan pengemis muda itu
berkata sambil tertawa . " Ha-ha-ha , engkau nenek gila lihai juga . Biar lain kali saja kita lanjutkan
pertandingan ini ! Setelah berkata demikian diapun melompat jauh ke belakang
lalu melarikan diri keluar dari halaman itu .
Pada saat itu muncullah Pek Mau To-kouw dengan kebutan
bulu merah di tangannya . Ia pun muncul sesuai rencana .
Dengan wajah tegang ia menghampiri keluarga gila itu dan bertanya " Siancai .... apa yang telah terjadi di sini " Mengapa ribut-ribut ini " " .
' Pengemis setan itu datang mengganggu menantang aku !
" kata Liu Si . " Suamiku melarikan diri ! Ayah ...... ibu .... suamiku melarikan diri ......
dia meninggalkan aku ........... hu-hu-huuu
... " " Sumimu lari " Kemana larinya " " Pek Mau To-kouw
bertanya . " Biar kutanyakan kepada anak buah ku . Heeiii , muridmurid Hwa-li-pang , apakah ada yang melihat kemana larinya calon pengantin pria
itu " " To-kouw itu bertanya dengan suara lantang .
" Kami melihat dia lari ke arah barat ! " terdengar jawaban .
" Tidak , kami melihat pemuda baju putih itu lari ke timur !
" seru yang lain . " Celaka , celaka ....... aku kehilangan mantu ! " Kui Mo mencak-mencak dengan
marah . " Hayo kita kejar dia ! " Tiga orang ayah ibu dan anak itu lalu berlari
dengan cepat meninggalkan tempat itu untuk melakukan pengejaran .
Akan tetapi biar semalam mereka mengejar dan mencaricari , mereka tidak menemukan jejak Han Sin . Pemuda ini berlari ke utara ,akan
tetapi keluarga gila itu mencarinya ke selatan , barat dan timur ! Akhirnya
mereka putus asa dan kembali ke tempat tinggal mereka sendiri . Setelah Kui Mo
berpesan kepada Pek Mau To-kouw bahwa kalau mantu nya
kembali ke kuil itu harus cepat memberi kabar kepada mereka di bukit siluman ,
tempat tinggal mereka . Tentu saja Pek Mau To-kouw dan seluruh anggota Hwa-lipang merasa gembira sekali . Mereka bersukur dan berterima kasih kepada Kim Lan yang telah mengatur
siasat dengan baiknya sehingga keluarga gila itu meninggalkan Hwa-li-pang dengan
tenang . Juga mereka berterima kasih kepada pengemis muda bernama Cu
Sian itu yang telah membantu sehingga siasat itu dijalankan dengan hasil baik .
Akan tetapi mereka agak kecewa karena kedua orang penolong itu telah pergi tanpa
pamit lagi sehingga mereka tidak sempat menghaturkan terima kasih
mereka . **** Han Sin berlari terus ke utara sampai dia tiba di sebuah
hutan bambu . Tempat inilah yang dimaksudkan oleh gadis baju putih itu dalam
suratnya dan agar pelarian dari keluarga gila benar-benar aman , dia diminta
untuk bersembunyi di dalam hutan itu . Han Sin tersenyum sendiri , kenapa dia
harus bersembunyi " Dia tidak takut lagi kepada keluarga gila itu setelah kini
tenaganya pulih . Tadinya dia melarikan diri hanya untuk memenuhi pesan gadis
baju putih agar pelariannya dari keluarga gila itu tidak melibatkan Hwa-li-pang
. " Kenapa mesti bersembunyi di sini " " bisiknya kepada diri sendiri . Sebetulnya
, ingin dia melanjutkan perjalanan ke utara dimana mendiang ayahnya gugur dalam
dalam perang melawan Bangsa Turki dan Mongol .
Akan tetapi biarlah , dia membantah dirinya sendiri . Gadis baju putih itu telah
memesan demikian dan tidak enaklah dia , sebagai orang yang ditolong mengabaikan
permintaannya itu . Pesan dalam surat itu agar dia bersembunyi di hutan bambu itu melewatkan malam .
Han Sin memasuki hutan kecil itu . Dia memilih sebuah
tempat yang bersih dibawah rumpun bambu . Tanah ditilami daun-daun bambu kering
sehingga enak untuk dipakai duduk , bahkan berbaring sekalipun . Ujung bulan
yang kecil melengkung muncul di angkasa timur , emdatangkan sinar
yang lumayan , sehingga cuaca tidaklah segelap tadi . Han Sin tidak berani tidur
karena berada di tempat asing . Dia hanya duduk bersila di atas tilam daun bambu
itu dan menghimpun tenaganya .Buntalan pakaiannya dia letakkan di depannya .
Ternyata ketika dia tiba dihutan bambu itu , malam telah larut sekali dan
sebentar saja langit di timur mulai terbakar cahaya kemerahan . Pagi telah
mendatang tanpa terasa lagi .
Pendengaran Han Sin demikian tajamnya sehingga dia telah mengetahui bahwa ada
orang sedang berjalan di dalam hutan itu menuju ke tempat ia duduk . Kaki yang
menginjak daun-daun bambu itu tetap saja menimbulkan suara walaupun
orang itu menggunakan ilmu meringankan tubuhnya . Ia
menanti dengan jantung berdebar , kalau yang muncul itu keluarga gila ,
ketiganya sekalipun , dia tidak akan merasa tegang dan gentar . Akan tetapi yang
membuat jantungnya berdebar adalah dugaan bahwa yang muncul itu si nona
bermata indah ! . Setelah langkah kaki itu tiba dekat , barulah dia membuka matanya memandang dan
degup jantungnya semakin kuat
ketika pandang matanya bertemu lagi dengan sepasang mata indah lembut itu !
Nona baju putih itu telah berada di depannya dan sepagi itu telah kelihatan
demikian segar bagaikan setangkai bunga tersiram embun pagi . Han Sin terpesona
dan sampai lama dia hanya memandang saja tanpa dapat mengeluarkan suara .
Kim Lan dapat melihat sikap Han Sin yang bengong seperti orang bingung itu dan
ia menduga bahwa sikap Han Sin itu karena rasa takut dan tegangnya , mengira
yang datang tentulah keluarga gila yang di takutinya . Kim Lan memegang tangannya ke atas
dan menghampiri pemuda itu .
" Sobat , jangan takut , tenangkan hatimu . Keluarga gila itu telah pergi dan
tidak dapat menangkapmu " . Ia tersenyum menghibur sedemikian manis nya sehingga
Han Sin makin terpesona . Akhirnya dia dapat juga membuka mulut dan
bersuara " Ah , nona penolong . Banyak terima kasih atas
semua usahamu untuk membebaskan diriku dari cengkraman
keluarga gila itu " .
Kim Lan tersenyum " sudahlah , tidak perlu berterima kasih
. Semua ini berkat kerjasama yang baik , mendapat bantuan pengemis muda itu dan
para anggota Hwa-li-pang . Aku
datang ke sini untuk melihat apakah engkau sudah dengan selamat tiba di sini dan
kedua kalinya , aku ingin bertanya kepadamu " .
Han Sin bangkit berdiri dan kini dia sudah dapat menguasai jantungnya yang
berdebar . Dia memandang nona itu dengan sinar mata berseri , hatinya terasa
senang bukan main dan senyumnya melebar .
" Nona hendak bertanya padaku " Tanya lah , apa saja
boleh kau tanyakan ! " jawabnya penuh gairah .
Kim Lan memandang dengan tajam dan gadis ini mendapat
kenyataan bahwa Han Sin tidak lagi kelihatan seperti seorang pemuda tolol
seperti ketika masih menjadi tawanan keluarga gila . Ia segera dapat menarik
kesimpulan bahwa pemuda ini telah bermain sandiwara dan pada hakekatnya tidaklah
bodoh atau tolol . Kini dia kelihatan sebagai seorang pemuda yang cerdik dan
lincah gembira . " Aku ingin bertanya dimana tempat tinggal keluarga gila itu
" " . " Hemmm , kenapa engkau ingin mengetahui tempat
tinggal mereka , nona ?" .
" Aku ingin berkunjung ke sana " .
Han Sin terkejut dan memandang gadis itu dengan mata
terbelalak . " Nona , jangan main-main ! " .
" Siapa yang main-main " Aku memang benar akan
berkunjung ke tempat tinggal mereka " .
" Wah , itu berbahaya sekali ! Kenapa nona hendak
mengunjungi mereka " " .
" Hemmm , aku hendak berusaha untuk menyembuhkan
mereka dari sakit gila mereka itu " .
Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mata Han Sin makin terbelalak lebar , " Eehhh " Tapi ......
kenapa nona hendak bersusah payah mengobati orang-orang gila itu " " .
Kim Lan tersenyum , tidak jengkel dengan pertanyaan pertanyaan yang di berondongkan Han Sin Kepadanya . " Heii
, aku mengajukan pertanyaan satu kali belum kau jawab , malah engkau menghujani
aku dengan pertanyaan " .
" Karena pernyataan mu itu amat aneh , nona . Nah ,
jawablah dulu , kenapa nona hendak mengobati mereka ?" .
" Aku melihat bahwa mereka itu bukanlah orang-orang
jahat . Biarpun lihai dan gila , mereka tidak pernah
merobohkan orang dengan luka berat , apalagi tewas . Dan aku melihat ketidak
wajaran dan kegilaan mereka , bukan gila karena otaknya rusak , melainkan gila
karena keracunanan . Karena itulah maka aku ingin mengobatinya . Nah , sudah jelaskah jawabanku dan
memuaskan hatimu ?" .
Han Sin mengangguk-angguk dan pandang matanya
memancarkan kekaguman " sungguh belum pernah aku
bertemu seorang yang memiliki pribadi sedemikian tingginya sepertimu nona . Akan
tetapi sebelum aku menjawab , ingin kuperingatkan kepadamu bahwa mereka benarbenar gila dan mereka lihai bukan main . Aku khawatir , engkau tidak akan dapat
mengobatinya , malah engkau yang akan menjadi
tawanan mereka " . " Untuk apa mereka menawanku " Yang mereka butuhkan
adalah seorang pemuda untuk dijodohkan dengan puteri
mereka " , kata Kim Lan . " Sudahlah sobat , beritahukan padaku dimana tempat
tinggal mereka itu " .
" Akan kuberitahukan kalau nona sudah memperkenalkan
nama nona . Nona telah bersusah payah menolongku , aku
telah berhutang budi , sungguh tidak layak kalau aku tidak mengetahui namamu .
Namaku sendiri adalah Cian Han Sin .
Nah , maukah nona memperkenalkan nama nona " " .
Dengan senyum penuh kesabaran Kim Lan menjawab ,"
Aku bermarga Kim dan namaku Lan " . " Nona Kim Lan " Aih sebuah nama yang indah
bukan main , sedap di dengar , Nah
, kalau ingin mengetahui tempat tinggal mereka , di sebelah selatan bukit yang
di sebut Bukit Siluman . Di Sanalah mereka tinggal menempati sebuah rumah dari
kayu dan bambu yang terpencil sendiri . Akan tetapi kuperingatkan padamu , nona
Kim Lan , bahwa mendatangi mereka adalah berbahaya sekali
" . " Terima kasih dan tentang bahaya , seorang yang
bermaksud baik tidak takut menghadapi bahaya apapun . Aku ingin mnyembuhkan
mereka dari sakit gila itu , apa yang perlu kutakuti ?" . Kim Lan lalu memutar
tubuhnya dan berkelebat cepat lenyap dari hutan bambu itu .
Han Sin tertegun . Seorang gadis yang hebat , pikirnya .
Kecantikannya luar biasa , cerdik , pandai ilmu silat dan ilmu pengobatan ,
bahkan kalau dia tidak salah menduga , gadis itu pun pandai ilmu sihir yang
diperlihatkan ketika gadis itu menyamar sebagai pelayan datang ke kamarnya dan
membuat Kui Ji tertidur sejenak . Dan di samping semua kehebatan itu , masih di
tambah lagi dengan hati yang murni seperti emas !
Akan tetapi ia berada dalam bahaya , pikir Han Sin , teringat
akan aneh dan gilanya watak keluarga gila itu . Kim Lan terancam bahaya !
Pikiran ini membuat Han Sin cepat
menyambar buntalan pakaiannya , menggendongnya di
punggung dan cepat diapun berlari keluar hutan itu dan
membayangi perjalanan gadis berpakaian putih .
***** Pagi itu cerah sekali . Matahari telah naik dan sinar
matahari pagi yang hangat menghidupkan itu menyinari
permukaan bumi . Seekor burung yang bulunya berwarna
kuning dan ekornya hitam berloncatan dari ranting ke ranting , gerakannya
menggugurkan mutiara-mutiara embun yang
bergantung di ujung daun-daun pohon . Gerakannya lincah sekali dan matanya penuh
kewaspadaan mengamati sekelilingnya . Sejak dapat terbang sendiri burung ini telah terlatih oleh
lingkungan dan matanya hanya memperhatikan dua hal mencari makanan dan melihat
apakah ada bahaya mengancam dirinya . Ia berhenti bergerak dan dengan
kecepatan luar biasa paruhnya yang agak panjang berwarna hitam itu meluncur ke
depan . Seekor ulat telah di jepit paruhnya . Ulat itu meronta-ronta namun tidak
dapat terlepas dan setelah beberapa kali burung itu memukul-mukulkan ulat itu
pada ranting pohon , ia lalu membuka paruhnya dan
menelan ulat itu . Hukum alam pun terjadilah . Yang mati memberi kekuatan kepada
yang hidup . Tiba-tiba terdengar suara tawa terkekeh-kekeh dari bawah pohon dan burung itu
secepat kilat terbang dan pergi . Gadis itu masih terkekeh-kekeh , sejak tadi
dia mengamati gerak gerik burung itu dan entah mengapa ia terkekeh . Mungkin dia
melihat sesuatu yang lucu , yang tidak akan terlihat oleh orang lain yang
keadaannya tidak sepertinya . Ia adalah Kui Ji , gadis gila itu . Suara tawanya
mengerikan bagi orang lain , apalagi
tawa itu terdengar di dalam hutan yang jarang di datangi manusia . Tentu akan di
sangka tawa siluman . Akan tetapi , suara tawa itu terhenti mendadak dan kini ia menangisi entah apa
yang di tangisinya tidak ada orang
mengetahui , karena ia menangis begitu tiba-tiba tanpa sebab
. Tak lama kemudian tangis itupun berubah menjadi tawa lagi
. Gadis gila itu seperti terombang-ambing di antara tawa dan tangis . Kita
manusia pada umumnya juga di ombang-ambingkan dalam kehidupan ini oleh tawa dan
tangis . Hanya jaraknya saja yang agak lama , hari ini tertawa , hari lain
menangis , atau setidaknya pagi tertawa sore menangis , sedangkan gadis gila itu
menangis dan tertawa bergantian .
Kim Lan sudah mendengar tawa dan tangis itu ketika ia
memasuki hutan di lereng bukit siluman . Gadis yang baru berusia delapan belas
tahun ini memang bukan gadis biasa , sikap nya begitu tenang dan tabah .
Mendengar suara yang bagi orang lain akan menimbulkan rasa ngeri dan takut itu ,
ia malah tersenyum . Ada kegirangan terbayang di wajahnya
yang jelita . Ia telah menemukan yang di carinya , maka tanpa ragu lagi ia cepat
berkelebat ke arah suara tawa dan tangis itu
. Kim Lan melihat Kui Ji sedang memetik bunga dan
mengumpulkan bunga-bunga itu di keranjang . Ia merasa
terharu , kegilaan agaknya tidak dapat melenyapkan naluri kewanitaannya yang
menyukai bunga . Ketika memperoleh
setangkai bunga mawar hutan merah , Kui Ji tertawa girang
,lalu memasang bunga itu di atas rambutnya , kemudian ia menari-nari .
" Sekarang aku seperti puteri kaisar .............hik-hik-hik , aku menjadi
puteri kaisar .... " ia menari-nari akan tetapi hanya sebentar dan kini ia sibuk
lagi mengumpulkan bunga yang di petiknya . Pada saat itu Kim Lan keluar dari balik pohon dan dengan
lembut dan hati-hati ia menegur " Enci yang cantik seperti puteri kaisar ! " .
Kui Ji membalikkan tubuhnya , cepat sekali dan matanya
memandang kepada Kim Lan .
Sukar di duga apa yang berada dalam hatinya ketika ia
melihat Kim Lan . Ada heran , kaget , curiga akan tetapi juga gembira .
" apa yang kaukatakan tadi ?" tanyanya .
" Engkau enci yang cantik seperti puteri kaisar ! " kata pula Kim Lan sambil
melangkah maju mendekat .
Sepasang mata itu berbinar-binar " aku memang puteri
kaisar , ayahku menjadi kaisar dan ibuku menjadi permaisuri , hik-hik-hik !" .
' Engkau memang cantik dan hebat , puteri . Akan tetapi engkau sedang menderita
sakit dan aku datang menghadapmu untuk menolongmu dan mengobatimu " .
Kui Ji berhenti tertawa dan memandang kepada Kim Lan
dengan mata bingung " Apa katamu " Aku sakit " Tidak , aku tidak sakit " .
Kim Lan menatap wajah itu dengan sepasang mata yang
bersinar-sinar . Ia menggerak-gerakkan jari tangannya dan berkata penuh wibawa ,
" Enci yang baik , engkau sedang sakit , sakit berat sekali ! " .
Kui Ji memandang sepasang mata yang bersinar itu dan
diapun kelihatan seperti tertegun dan termenung , lalu berkata perlahan seperti
orang berbisik " Ya , aku sakit , sakit berat sekali ........ " .
" Dan aku akan mengobati dan menyembuhkan mu , enci "
. ' Ya ... ya .... kau akan mengobati dan menyembuhkan aku
" . Kim Lan lalu mengeluarkan segulung tali sutera hitam dari saku bajunya dan ia
mengikat kaki tangan Kui Ji dengan tali itu . Kui Ji hanya nampak bingung
sejenak , akan tetapi sama sekali tidak melawan ketika kaki tangannya diikat .
" Untuk mengobatimu , aku harus mengikat kaki tanganmu
" , katanya . " Ya , kau harus mengikat kaki tanganku .... " Kui Ji berkata seperti orang
bermimpi . " Tiba-tiba terdengar teriakan melengking dan sesosok
bayangan berkelebat . Kim Lan dengan tenang bangkit berdiri sedangkan Kui Ji
tetap rebah telentang dengan tangan kaki terikat . Ternyata Liu Si , nenek gila
itu telah berada di situ .
" Kau .... mata-mata musuh ! Kau apakan anakku "
Kubunuh kau ! " teriaknya marah dan ia sudah menerjang
kepada Kim Lan dengan senjata cambuknya yang meledakledak . Dengan tenang namun gesit sekali Kim Lan mengelak
dengan lompatan ke samping , lalu mengangkat tangannya '
sabar dulu , bibi . Aku bukan mata-mata musuh , aku datang untuk mengobati
anakmu ! " . " Bohong kau ! Mata-mata musuh dan hendak membunuh
kami semua . Akan tetapi engkau tidak dapat membunuh kami
. Aku akan membunuhmu lebih dulu , hik-hik-hik !" dan nenek itu menyerang lagi ,
kini lebih dahsyat . Terpaksa Kim Lan melompat jauh ke belakang untuk
menghindarkan diri dari pecutan cambuk dan cengkraman tangan kiri itu . Gadis ini lalu mengerahkan
kekuatan sihirnya mengangkat kedua
tangan dan matanya mencorong lalu membentak dengan
suara lantang berwibawa .
" Bibi , pandanglah aku . Aku harus kautaati ! Nah , cepat berlutut dan
tunduklah kepalamu . Hayo , taati perintahku ! ' .
Pengaruh yang amat kuat seolah menekan Liu Si . Ia
berusaha melawan akan tetapi akhirnya ia menjatuhkan diri berlutut dan
menundukkan mukanya . Rambutnya yang
panjang riap-riapan itu tergantung sampai menyentuh tanah .
" Bagus , sekarang aku juga akan mengobatimu karena
engkau sakit , bibi . Dan untuk pengobatan itu aku harus mengikat kaki
tanganmu ,' kata Kim Lan dan ia menghampiri nenek yang sudah berlutut itu .
Tiba-tiba sekali , nenek itu terkekeh dan tubuhnya yang berlutut itu dan
tubuhnya yang berlutut itu bergerak bangkit dengan cepat , cambuk dan rambutnya
menyambar ke depan ! . Kim Lan terkejut bukan main . Tidak di sangkanya sama
sekali nenek itu dapat membebaskan diri dari pengaruh
sihirnya . Agaknya nenek ini memiliki sin-kang yang sudahkuat sekali sehingga
sihirnya hanya sebentar saja dapat
mempengaruhinya . Ujung cambuk dan ujung rambut itu
menyambar dengan cepat dan kuat . Kim Lan tidak sempat
lagi mengelak atau menangkis , maka ia menggerakkan kedua tangannya dan dengan
jurus Burung Bangau Mematuk Ular
kedua tangan itu mencuat ke depan dan ia sudah berhasil menangkap ujung cambuk
dengan tangan kirinya dan ujung
rambut dengan tangan kanannya . Liu Si menarik-narik
cambuk dan rambutnya akan tetapi Kim Lan mempertahankan
. Selagi mereka tarik itu tiba-tiba Liu Si menggerakkan kedua
tangan ke depan , membentuk cakar setan hendak
mencengkram dada Kim Lan . Pada saat yang amat berbahaya bagi Kim Lan itu
mendadak muncul han Sin di belakang Liu Si dan sekali Han Sin menggerakkan jari
tangannya menotok , nenek gila itu mengeluh dan roboh terkulai .
" Sudah kukatakan bahwa mereka itu berbahaya sekali ,
nona Kim Lan , " kata Han Sin .
" Ah , engkau " Terima kasih atas bantuanmu " , kata Kim Lan lalu mengeluarkan
tali sutera hitam dan mengikat pula kedua kaki tangan Liu Si .
" Mengapa kau lakukan itu , nona ?" .
" Kulakukan apa ?" balas tanya Kim Lan .
" Mengikat kaki tangan mereka " .
" Hemmm , dengan menotok mereka sudah cukup
membuat mereka tidak akan memberontak , mengapa harus
mengikat mereka ?" Han Sin bertanya pula sambil memandang dengan alis berkerut
karena dia tidak setuju dengan cara mengikat mereka itu .
Kim Lan melanjutkan mengikat kaki tangan Liu Si tanpa
menjawab . Setelah selesai , barulah ia bangkit berdiri , memandang Han Sin
dengan matanya yang indah lalu berkata dengan tenang " Aku sendiri juga tidak
suka harus mengikat kaki tangan mereka , akan tetapi apa boleh buat , terpaksa
ku lakukan . Kalau menotok mereka hal itu akan mengganggu
pengobatanku " . Kini kedua orang wanita , ibu dan anak itu sudah menyadari akan keadaan diri
mereka yang terikat , maka mereka mulai meraung-raung dengan marahnya . Kui Ji
berteriak-teriak sambil menangis sedangkan Liu Si berteriak-teriak sambil memaki dan mengancam .
" Kasihan mereka ... " kata Han Sin .
" Sengaja ku biarkan mereka berteriak-teriak untuk
mengundang datangnya kakek gila itu . Diapun harus di
tangkap dan di ikat seperti ini . Setelah itu barulah aku dapat melaksanakan
pengobatan tanpa gangguan , "kata Kim Lan .
" Sebaiknya kalau kita bersembunyi dulu , menanti
kedatangannya " . Gadis itu menyelinap ke balik pohon dan terpaksa Han Sin mengikutinya walaupun
hatinya masih ragu apakah perbuatan gadis itu benar . Dia pun bersembunyi di
balik pohon , tak jauh dari tempat Kim Lan bersembunyi . Dia memandang
kepada gadis itu . Ketika Kim Lan menoleh , dua pasang mata bertemu pandang dan
agak nya gadis itu dapat melihat
keraguan terbayang dalam pandang mata pemuda itu . Kim
Lan tersenyum dan berkata " bersabarlah nanti engkau akan melihat sendiri caraku
ini yang terbaik untuk mengobati mereka " .
" Sssshhhh ..... ! " desis Han Sin karena dia sudah
mendengar teriakan-teriakan dari jauh . Teriakan ini makin dekat dan tak lama
kemudian muncullah Kui Mo dengan
tongkat di tangannya . Biarpun hatinya merasa tidak puas dengan cara yang
dipakai Kim Lan untuk mengobati keluarga gila itu , akan tetapi melihat
munculnya Kui Mo , Han Sin menjadi khawatir kalau gadis baju putih itu akan
celaka di tangan orang gila yang amat lihai ini . Karena itu dia
mendahului keluar dari persembunyiannya menghadapi Kui Mo
. Kui Mo menggereng marah melihat isterinya dan anaknya
dibelenggu , tak berdaya rebah di atas rumput . Ketika tiba-tiba Han Sin
muncul , kemarahannya lalu di timpakan kepada pemuda ini .
" kau .... " Engkau telah melarikan diri dan sekarang
engkau menangkap isteri dan anakku " " Kau memang pantas di hantam dengan
tongkatku ! " . Dia menerjang dengan
gerakan dahsyat sekali kepada Han Sin .
Kim Lan yang bersembunyi dan mengintai itu mengenal
serangan yang amat dahsyat dan ia terkejut bukan main . Tak disangkanya bahwa
orang gila itu demikian hebat ilmu silatnya
. Ia mengkhawatirkan keselamatan Han Sin dan siap-siap untuk membantunya .
Akan tetapi dengan cekatan Han Sin sudah mengelak dari
serangan dahsyat itu dengan memainkan ilmu silat Lo-hai-kun ( Silat Pengacau
Lautan ) .
Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia tidak hanya mengelak , akan tetapi juga membalas
dengan serangan untuk merobohkan lawan . Perkelahian itu berlangsung seru dan
nampaknya ilmu silat Lo-hai-kun itu masih belum mampu menandingi ilmu tongkat
Kui Mo . Pemuda itu mulai terdesak oleh hujan serangan tongkat yang dilakukan oleh kakek
gila itu . Selagi Kim Lan merasa khawatir dan hendak turun tangan membantu ,
tiba-tiba Han Sin mengubah gerakan silatnya . Ketika tongkat menyambar dan menusuk ke arah ulu
hatinya . Han Sin menangkis dengan
dengan gerakan lengan memutar sambil mengeluarkan suara melengking .
" Krraaakk !" Tongkat itu patah-patah dan sebelum kakek itu hilang kagetnya ,
Han Sin telah berhasil menotok
pundaknya , membuat kakek itu terpelanting dan lemas tak mampu bergerak lagi .
Han Sin telah mengeluarkan jurus ilmu
silat Bu-tek-cin-keng yang hebat . Bukan main kagumnya hati Kim Lan melihat
betapa Han Sin dapat merobohkan kakek gila itu tanpa melukainya . Ia sendiri
setelah melihat ilmu tongkat kakek itu , merasa tidak sanggup menandinginya .
Segera ia meloncat dan sudah siap dengan tali sutera nya yang amat kuat itu dan
dibantu oleh Han Sin , ia segera mengikat kaki dan tangan Kui Mo .
Tanpa berkata apapun Kim Lan segera mulai melakukan
pemeriksaan kepada tiga orang itu , denyut nadi mereka , pernapasan mereka dan
ketika ia menekan tengkuk mereka , tiga orang gila itu mengeluh kesakitan .
" Hemmm , sudah kuduga . Mereka keracunanan . Sobat
Cian Han Sin , apakah tempat tinggal mereka masih jauh dari sini ?" .
Han Sin sejak tadi memandang gadis itu yang melakukan
pemeriksaan dan dia merasa kagum sekali . Begitu tenang dan percaya penuh kepada
diri sendiri ! . Gadis yang hebat , tentang kepandaiannya mengobati , dia tidak sangsi lagi
karena dia sendiri yang mengalami
kesembuhan dari pengaruh racun ketika di obati oleh gadis bernama Kim Lan ini .
" Tidak , rumah mereka di lereng sana " , jawabnya .
" Kalau begitu , bantulah aku mengangkut mereka ke sana .
Tidak enak mengobati mereka di tempat terbuka seperti ini " .
" Baik , akan ku bawa suami isteri ini dan engkau membawa gadis itu ," kata Han
Sin sambil mengangkat tubuh Kui Mo dan Liu Si lalu di panggul di kedua pundaknya
. Kim Lan memandang dengan senang dan sikap Han Sin ini menambah
rasa sukanya kepada pemuda yang pandai membawa diri itu .
Kalau Han Sin memilih untuk memanggul Kui Ji , maka
kesannya tentu lain . Ia pun cepat mengangkat tubuh Kui Ji yang lemas dan
memanggulnya . Tiga orang yang tidak waras otaknya itu memaki-maki di sepanjang
perjalanan , akan tetapi karena mereka tidak mampu menggerakkan kaki tangan
mereka , mereka pun tidak dapat berbuat sesuatu .
Setelah tiba di rumah besar sederhana itu , mereka lalu merebahkan tiga orang
gila itu di atas pembaringan . Han Sin mengeluarkan tiga pembaringan dari dalam
kamar dan menjajarkan tiga tempat tidur di ruangan tengah dan di situlah tiga orang itu
direbahkan . Dengan demikian , Kim Lan akan lebih mudah mengobati
mereka dalam waktu yang bersamaan .
' Tolong jaga mereka , aku akan mencari air , " kata Kim Lan . Han Sin
mengangguk dan gadis itu lalu pergi ke bagian belakang rumah itu , mencari dapur
karena disana tentu ada persediaan air minum keluarga itu .
Ketika ia memasuki dapur rumah itu , ia mengerutkan
alisnya dan hidungnya yang macung itu berkembang kempis karena ia mencium
sesuatu yang baunya aneh dan keras .
Kemudian setelah mencari-cari , ia menemukan sumber bau itu , di atas tanah ,
tumbuh banyak sekali jamur yang
warnanya merah darah . Kim Lan tertarik sekali , lalu
berjongkok memeriksa jamur-jamur itu dan ia lalu
mengangguk-angguk . Kini mengertilah ia mengapa keluarga itu menjadi gila .
Gurunya pernah bercerita kepadanya tentang
" jamur darah " ini , semacam jamur langkah yang
mengandung racun . Racun jamur merah ini dapat membikin orang yang
memakannya menjadi mabok dan lama kelamaan menjadi
kacau pikirannya . Akan tetapi menurut gurunya , jamur darah ini rasanya memang
lezat sekali . Kim Lan mencabut sebatang jamur , lalu setelah
menemukan tempat air dan membawa air sepanca dan
membawa pula sebuah mangkok kosong , ia kembali
keruangan tengah . " Aku telah menemukan sebab dari
kegilaan mereka " katanya lembut kepada Han Sin sambil
menyerahkan sebatang jamur merah itu .
Han Sin menerima jamur itu dan memeriksanya dengan
heran . Belum pernah dia melihat jamur dengan warna seperti itu . Merah darah .
" jamur apakah ini ?" tanyannya sambil memandang kepada gadis itu .
" Namanya jamur darah yang rasanya lezat . Kalau orang
mebiasakan diri makan jamur ini , lambat laun pikirannya akan menjadi kacau .
Akan tetapi mudah-mudahan saja aku akan dapat menyembuhkan mereka " .
Kim Lan mengeluarkan sebungkus obat bubuk berwarna
kuning , menuang sedikit obat itu ke dalam mangkok lalu mencampurnya dengan air
seperampat mangkok . " Saudara Cian , tolong kau minumkan ini kepada kakek itu
. Tentu dia akan menolak , akan tetapi buka mulutnya dan tuangkan semua isinya
sampai memasuki perutnya " .
Han Sin menerima mangkok itu dan menghampiri Kui Mo .
Kakek gila ini memandang kepadanya dengan mata melotot , "
Kau bocah gila , mau apa kau ?" .
" Paman yang baik , Nona Kim Lan yang budiman ini akan
mengobati engkau sekeluarga , maka silahkan minum obat ini
" . " Tidak , aku tidak sudi . Minum obat ! Ha-ha-ha , aku tidak sakit , minumlah
sendiri ! " Akan tetapi dengan tangan kirinya
Han Sin memegang rahang Kui Mo dan memaksanya
membuka mulut , lalu dituangkan isi mangkok kedalam
mulutnya . Kui Mo tersedak-sedak dan terbatuk-batuk , akan tetapi semua obat itu
tertelan olehnya . " Ugh-ugh , bocah gila . Kubunuh engkau ............... ! " Dia memaki-maki .
Kim Lan lalu memaksa pula Liu Si dan Kui Ji minum obat
dari mangkok , Tak lam kemudia , ketiga orang ini sudah terkulai lemas dalam
keadaan pingsan atau tertidur . Kiranya obat yang ia berikan kepada keluarga
gila itu adalah semacam obat bius yang kuat sekali .
" Kenapa mereka harus dibikin tidak sadar ?" Han Sin
bertanya heran . " Mereka adalah orang-orang yang pikirannya kacau . Kalau tidak di bius dulu ,
mereka tentu akan melawan pengobatan itu sendiri . Nah , sekarang tolong kau
buka baju kakek itu . Cukup asal kelihatan pundak dan tengkuknya saja " . kata Kim Lan sambil
mempersiapkan jarum-jarum emas dan peraknya .
Han Sin membuka baju atas Kui Mo , menurunkannya
sedikit agar pundak dan tengkuknya terbuka , sedangkan Kim Lan menurunkan baju
atas Kui Ji dan ibunya , Liu Si . Setelah itu , dengan hati-hati namun cekatan
sekali , Kim Lan mulai menancapkan jarum-jarumnya pada pelipis , atas kepala ,
tengkuk dan dada mereka . Sampai habis semua jarumnya di tancapkan di tubuh atas
mereka . Lalu secara bergiliran ia menjepit jarum dengan ibu jari dan
telunjuknya , menggetarkan sejenak . Setelah itu , ia duduk menanti dan hanya memandang kepada
tiga orang yang rebah seperti
orang tidur itu . Suasana menjadi hening dan sejak tadi Han Sin mengamati dengan hati kagum .
Gadis itu melakukan penusukan jarum-jarum dengan gerakan yang demikian mantap
tanpa ragu sedikitpun dan ini hanya menunjukkan bahwa gadis itu telah mahir sekali dengan
cara pengobatan itu . Setelah melihat gadis itu duduk , tidak bicara apapun dan
sama sekali tidak menoleh kepadanya , Han Sin tidak dapat menahan hatinya untuk
tenggelam ke dalam keheningan itu .
" Nona Kim Lan , berapa lamakah mereka akan pulas dan
apakah pengobatan ini akan dapat menyembuhkan mereka ?"
. Kim Lan menoleh dan dua pasang mata bertemu pandang .
Pandang mata gadis itu demikian lembut dan bibirnya yang merah basah itu
tersenyum penuh kesabaran . Wajah itu
demikian cantik dan agung sehingga untuk kesekian kalinya Han Sin terpesona .
Akan tetapi wajah seperti itu tidak menimbulkan gairah rangsangan birahi ,
melainkan membuat orang tunduk dan menaruh hormat .
" Obat bius yang mereka minum tadi kuat sekali dan
sebelum tiga jam , mereka tidak akan sadar . Sementara itu , penusukan jarumjarum ini akan membuka jalan darah mereka
. Dalam obat bius tadi juga terdapat obat penawar racun yang kuat . Melihat
bahwa mereka telah memiliki sin-kang yang kuat , maka sekali mereka dapat sadar
kembali , dengan sinkang mereka itu mereka akan dapat mengusir pengaruh racun
itu dari tubuh mereka . " Dan mereka akan sembuh ?" .
" Kalau Tuhan menghendaki " , jawaban ini membuat Han
Sin tertegun . Gadis ini pandai sekali akan tetapi ia rendah hati dan bersandar
kepada Tuhan ! . " Apa maksudmu mengatakan kalau Tuhan menghendaki ?"
Han Sin sengaja memancing .
" Kalau Tuhan menghendaki , tidak ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan ,
akan tetapi kalau Tuhan menghendaki pula , tidak ada obat yang dapat
menyembuhkan suatu penyakit . Semua bergantung kepada Nya " .
Mendengar pendapat yang sama dengan yang selama ini
dia pelajari dari gurunya , Han Sin menjadi semakin tertarik . "
Nona Kim Lan , bukankah obat-obat untuk menyembuhkan
penyakit itu ditemukan oleh manusia dan penyembuhan juga dilakukan oleh manusia
menggunakan obat-obat tertentu " ".
" Benar , memang manusia berkewajiban untuk berusaha
menjaga kesehatannya dan menyembuhkan penyakit . Akan
tetapi keputusan terakhir berada di tangan Tuhan dan
manusia tidak mungkin dapat mengubah keputusan itu .
Semua usaha dan sepak terjang manusia , baru akan
menghasilkan suatu kebaikan kalau di dukung dan di bimbing kekuasaan Tuhan " .
" Aih , Nona Kim Lan . Engkau bicara seperti seorang
pendeta saja ! " kata Han Sin kagum .
Kum Lan tersenyum " kehidupan adalah pengalaman setiap
orang manusia , apakah untuk mengenalnya kita harus lebih dulu menjadi pendeta "
Saudara Cian Han Sin , setiap orang sepatutnya menyadari akan kekuasaan Tuhan
yang berada di dalam dan diluar dirinya , yang menguasai dan mengatur
segala yang nampak " .
Kalau wajah dan sikap gadis itu sudah mendatangkan
kekagumannya , kini ucapan gadis itu membuat Han Sin
menghormatinya . Dia bangkit dari kursinya dan memberi
hormat . Pandangan hidup yang diucapkan nona sungguh tepat dan
menganggumkan , aku menaruh hormat yang mendalam " .
Kim Lan masih tersenyum " Sudahlah , saudara Cian ,
engkau sendiri seorang pendekar yang gagah perkasa dan
budiman , tentu sudah mengetahui akan semua itu . Engkau pandai dan lihai akan
tetapi rendah hati . Akupun kagum padamu . Nah , sekarang kita harus bersiapsiap untuk meninggalkan mereka " .
" Meninggalkan mereka " " tanya Han Sin heran .
" Tentu saja . Apakah engkau ingin melihat mereka
terbangun dalam keadaan sadar bahwa mereka berpakaian
aneh-aneh dan bersikap tidak wajar " Mereka tenatu akan merasa malu sekali . Aku
akan meninggalkan surat untuk
menjelaskan semua keadaan mereka agar mereka tidak
menjadi bingung . Sementara itu , harap engkau suka pergi ke dapur dan mencabuti
dan membuang jauh-jauh semua jamur
darah itu " . Han Sin mengerti apa yang dimaksudkan gadis itu dan
diapun mengangguk . " Baik , akan ku basmi semua jamur
berbahaya itu " . Han Sin pergi ke belakang dan mudah saja baginya untuk
menemukan jamur yang tumbuh di sudut belakang dapur itu .
Dicabutinya semua jamur merah itu , dimasukkan dalam
sebuah keranjang besar yang terdapat di situ . Setelah semua jamur habis dia
cabuti , dia lalu membawa keranjang itu keluar melalui pintu dapur dan
membuangnya ke dalam jurang yang dalam , kemudian dia kembali ke ruangan tengah
dimana Kim Lan baru saja selesai menulis sehelai surat . Surat itu ia letakkan
di atas meja dan dari tempat dia berdiri Han Sin dapat melihat betapa indahnya
coretan tulisan tangan gadis itu . Mereka lalu melepaskan semua ikatan tiga
orang itu . " Nah , sekarang kita harus pergi . Kalau kita berada di sini sewaktu mereka
terbangun dalam keadaan sadar , hal ini
tentu akan membuat mereka malu sekali dan mungkin akan
membuat mereka menjadi bingung , bahkan marah . Dari sini , kita harus
berpisah , saudara Han Sin " .
" Berpisah " " Han Sin tertegun , " Mengapa harus berpisah
, nona ?" . " Tentu saja , kita harus melanjutkan perjalanan kita
masing-masing ' . Han Sin tersenyum " Aih , nona mengapa kita harus
berpisah . Kita dapat melakukan perjalanan bersama . Aku masih ingin bersamamu
lebih lama lagi , ingin lebih
mengenalmu " . Rasa kagumnya itu jelas nampak dalam pandang matanya .
Kim Lan menundukkan mukanya , " Tidak baik bagi kita
untuk melakukan perjalanan bersama , saudara Han Sin dan engkau tentu mengetahui
itu . Seorang gadis melakukan
perjalanan bersama seorang pemuda , bagaimanakah akan
anggapan orang terhadap kita " Pula kita memiliki tugas kita masing-masing .
Engkau seorang pendekar , tentu akan selalu berusaha membela kebenaran dan
keadilan , membela yang tertindas dan menentang yang jahat . Sedangkan aku sebagai seorang yang mengerti
akan ilmu pengobatan , aku akan
berusaha menolong dan mengobati orang-orang yang
menderita sakit ' . Tiba-tiba Han Sin teringat akan tugas nya mencari Pedang Naga Hitam dan mencari
pembunuh ayahnya di utara . Dia
menghela napas panjang dan berkata " baiklah , kalau begitu nona . Akan tetapi
tugasku mengharuskan aku pergi ke daerah Shansi di utara , kalau kebetulan
engkau juga menuju ke sana
, apa salahnya kita melakukan perjalanan berdua " Dengan demikian , maka kita
dapat saling membantu dan tentu akan lebih aman . Adapun mengenai pendapat orang
, hal ini tidaklah penting . Yang penting kita menyadari sepenuhnya bahwa kita tidak
melakukan sesuatu yang tidak pantas " .
" Aku tidak sedang menuju ke utara , melainkan ke timur .
Jalan kita bersimpang , saudara Han Sin . Karena itu selamat berpisah , kita
harus cepat pergi sebelum mereka sadar " , gadis itu sudah mengambil buntalan
pakaiannya , lalu melangkah ke pintu . " Nanti dulu nona . Ada satu hal lagi , sebuah permintaan dan kuharap engkau
suka memenuhi permintaanku ini " .
"Permintaan apakah " Kalau hal itu pantas dan dapat
kulakukan , tentu aku tidak keberatan untuk memenuhinya " .
" Aku minta agar kita berdua menjadi sahabat . Maukah
Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
engkau menerimaku sebagai seorang sahabat ?" .
Kim Lan tersenyum manis , " Kita sudah bekerjsama dan
sudah menjadi sahabat , bukan ?" .
" Jadi engkau menganggap aku seorang sahabatmu ?" .
" Tentu saja " .
" Kalau begitu , mengapa kita masih bersungkan-sungkan
satu sama lain " Bagaimana kalau kita saling menyebut kakak dan adik " Setujukah
engkau " " . " Tentu saja aku setuju ' .
" Bagus ! Nah , mulai sekarang aku akan menyebutmu Lanmoi " . " Dan aku menyebutmu , Sin-ko " .
Han Sin tertawa gembira . " selamat berpisah , Lan-moi , selamat jalan dan
sampai bertemu kembali " . Dia mengangkat kedua tangan depan dada .
" Selamat jalan dan selamat berpisah , Sin-ko " , kata gadis itu dan cepat
sekali ia berkelebat keluar dari rumah itu .
Han Sin juga mengambil buntalan pakaiannya , akan tetapi sebelum keluar dari
rumah itu , die tertarik melihat tulisan yang indah dari Kim Lan , maka diapun
membawa surat yang ditinggalkan Kim Lan untuk keluarga itu .
" Salam bahagia , Kami mendapatkan kenyataan bahwa kalian bertiga
keracunan hebat oleh jamur darah yang mebuat kalian
kehilangan akal dan bersikap tidak wajar . Kami telah
membasmi jamur darah itu dari dapur dan mengobati kalian , mudah-mudahan
pengobatan kami dapat menyembuhkan
kalian . Kalau kalian sembuh , tidak usah mencari kami dan berterima kasihlah
kepada Tuhan Yang Maha Pengasih .
Demikian bunyi tulisan itu , tanpa disebutkan nama
penulisnya . Han Sin tersenyum . Kalau keluarga itu nanti sadar dan sudah waras
kembali , tentu mereka bingung dan heran sekali keadaan pakaian dan tempat
tinggal mereka . Dan dengan membaca surat itu mereka akan menyadari apa
yang telah terjadi dengan mereka . Kim Lan memang cerdik , dan rendah hati .
Kiranya sukar menemukan seorang gadis seperti Kim Lan . Sayang , gadis itu telah
meninggalkannya . Dia ingin sekali mengetahui asal usul gadis itu , mendengar tentang riwayat
hidupnya , dan siapa pula gurunya .
Han Sin melihat Kui Mo mulai menggerakkan tubuhnya dan
cepat dia melompat keluar ruangan dan rumah itu dan
menggunakan ilmu berlari cepat untuk menuruni bukit itu menuju ke utara .
Sementara itu , Kui Mo yang lebih dulu sadar dari
pembiusan itu . Karena memang dia memiliki sin-kang paling kuat di antara mereka
bertiga . Dia mengeluh lirih , menguap dan bangkit duduk , menggosok kedua
matanya seperti orang baru bangun dari tidurnya . Pertama-tama yang terlihat
olehnya adalah pakaiannya . Dia meloncat turun dari
pembaringan sambil memeriksa seluruh pakaiannya . Dia
terheran-heran . " Kenapa aku memakai pakaian seperti ini ?" gerutunya dan dia kini memandang
sekeliling . Dilihatnya Liu Si dan Kui Ji terlentang diatas pembaringan masihmasing . Dia terkejut dan sekali bergerak dia sudah mendekati pembaringan mereka
. Dia menotok beberapa jalan darah di tengkuk isterinya dan totokan itu membantu
Liu Si memperoleh kesadarannya
kembali . Wanita itupun bangkir duduk , memandang kepada Kui Mo dengan mata
terbelalak . " Kau .... " " Kemudian ia menundingkan telunjuknya ke
arah tubuh suami nya . " Kenapa engaku memakai pakaian
seperti itu ?" . Kui Mo menjawab , " Lihat pakaianmu sendiri itu ! " .
Ketika Liu Si melihat pakaiannya ,ia pun meloncat turun dari atas pembaringan .
" Apa yang telah terjadi " Bagaimana ini "
Dan dimana anak kita " " .
" Ia rebah di sana " , kata suaminya dan mereka berdua
menghampiri gadis yang masih tidur itu . Mereka lalu menotok jalan darah Kui Ji
dan menyadarkannya . Seperti ayah ibunya , Kui Ji juga terheran-heran melihat
pakaian mereka . " Ayah , Ibu ! Apa yang terjadi " Kita ini berada dimana dan rumah siapa ini "
Pakaian kita ini .... ahhh .......... ! "
" Tenanglah , Kui Ji , sesuatu yang hebat telah terjadi pada kami " , kata Kui
Mo . Kui Ji menghampiri meja dan hendak duduk , akan tetapi ia melihat sehelai surat
itu dan bersru , " Ayah , Ibu , ini ada sehelai surat ! " .
Mereka bertiga lalu membacanya , dan setelah membaca ,
ketiganya duduk di kursi menghadapi meja itu dengan
bengong . Kita keracunan jamur darah " Kehilangan akan dan bersikap tidak wajar " Apa yang
dimaksudkan penulis surat ini " Apakah kita telah menjadi gila ?" Kui Mo berkata
penasaran . " Hemmm , melihat pakaian kita ini , memang pantas kalau kita di anggap gila .
Akan tetapi , apa yang terjadi
sesungguhnya " Eingatku , ketika kita melarikan diri dari selatan , setelah
Kerajaan Sung di tahlukan Kerajaan Sui , kita menyamar sebagai pengungsi dan
berpindah-pindah tempat agar jangan di kenal orang . Dan yang terakhir sekali ......
rasanya kita tinggal dalam sebuah guha , di sebuah diantara puncak-puncak HoaSan , bahkan tidak jauh dari perkumpulan Hwa-li-san yang terdiri dari wanitawanita gagah " , kata Liu Si mengingat-ingat .
" Ah , samar-samar aku ingat sekarang ! " kata Kui Ji sambil memejamkan
matanya , mengingat-ingat . " Disekitar puncak bukit itu pemandangannya amat
indah , banyak sekali kembang beraneka warna . Kita semua merasa senang tinggal di situ .... "
" Benar , akupun ingat sekarang . Kita memilih tempat itu untuk menjadi tempat
tinggal dan kita menebangi pohon dan bambu untuk membuat rumah ini .
Ya , aku ingat. Dan ketika kita membangun rumah , kita
menemukan jamur kemerahan yang sedap baunya . Kita
mencoba untuk memasaknya dan ternyata rasanya gurih dan lezat seperti daging
ayam ! Ya , kita setiap hari memasak jamur merah itu ............. " kata Kui Mo
. " Agaknya itulah jamur merah yang dimaksudkan penulis
surat ini " sambung isterinya .
" Dan akibatnya kita kehilangan akal , kehilangan kesadaran dan hidup seperti
orang-orang yang tidak waras pikirannya .
Kita menjadi seperti orang -orang gila ! " kata Kui Mo . " Ya , Tuhan ! Apa saja
yang kita lakukan ketika kita dalam keadaan seperti itu ?" .
" Aku tidak ingat lagi , sama sekali tidak ingat " , kata isterinya .
" Aku juga tidak ingat ayah " , kata Kui Ji .
Kui Mo menghela napas panjang dan melihat rambutnya
yang riap-riapan . " Aihhh , sungguh mengerikan . Juga rambutmu itu , dan
rambut Kui Ji .... ah , kita hidup seperti binatang buas . Entah
, sudah berapa bulan atau berapa tahun kita hidup seperti itu
" . " Ayah , seingatku kita menyimpan banyak pakaian ketika kita tiba di guha itu
" . " Kau benar ! Mari kita cari guha itu , agaknya tidak jauh dari sini " .
Mereka bertiga keluar dari rumah itu dan segera mengenal tempat itu yang di
tumbuhi banyak pohon dan kembang .
Setelah mereka ingat , mudah saja mereka dapat menemukan guha itu dan ternyata
di dalam guha itu mereka dapat
menemukan pakaian mereka dalam keadaan masih utuh .
Juga sekantung emas dan perak yang dahulu menjadi bekal mereka ketika mengungsi
ke utara . Kui Mo ini sebetulnya bernama Ouw Yung Mo , seorang
bangsawan Kerajaan Sun di selatan yang telah di tundukkan oleh Kaisar Yang Chien
. Dia adalah putera dari Kok-su (
Penasehat Negara ) Ouw Yang Kok-su dari Kerajaan Sun . Dia telah mewarisi semua
ilmu silat yang tinggi dari ayahnya .
Ketika Kerajaan Sun di serbu pasukan Sui dan dikalahkan , Ouyang Mo mengajak
isterinya dan puterinya untuk melarikan diri . Karena dia khawatir kalau-kalau
dia dia di kenal sebagai putera Ouwyang Kok-su , maka dia mengubah nama
marganya menjadi Kui . Etelah meninggalkan daerah Sun , dia berpindah-pindah dan
akhirnya tiba di Hwa-san . Sungguh sial nasib keluarganya , di sini mereka
menemukan jamur darah dan memasaknya , memakannya setiap hari sehingga
ketiganya menjadi seperti orang gila dan hidup seperti itu selama hampir dua
tahun . Setelah di obati oleh Kim Lan mereka sembuh kembali , akan tetapi mereka
tidak ingat lagi apa yang mereka lakukan selama mereka berada dalam
keadaan sinting itu . Hal ini menguntungkan bagi mereka , karena kalau mereka
ingat akan semua sepak terjang mereka selama mereka sinting , tentu mereka akan
merasa malu . Terutama Kui Ji yang memaksa Han Sin menjadi suaminya .
Padahal , ia adalah seorang gadis yang terpelajar , seperti gadis-gadis
bangsawan pada umumnya . Setelah bertukar pakaian , dengan pakaian mereka yang
biasa , yaitu pakaian rakyat biasa , bukan pakaian bangsawan
, mereka membawa semua barang itu ke dalam rumah besar
sederhana itu dan mereka bertiga duduk di kursi menghadapi meja untuk
membicarakan keadaan mereka .
" sekarang jelaslah sudah " , kata Kui Mo atau Ouwyang Mo
. " Kita kehilangan akal setelah makan jamur darah , agaknya dalam keadaan
sinting itu kita melanjutkan bangunan ini . Kita sudah lupa akan guha tempat
tinggal kita dimana kita meninggalkan barang-barang itu " .
" Akan tetapi , bagaimana kita tahu - tahu memakai baju berkembang-kembang yang
potongannya aneh itu " " tanya
Kui Ji . Setelah kini membersihkan diri dan menggelung
rambutnya gadis ini nampak cantik sekali .
" Agaknya begini " , kata ibunya . " Diluar terdapat banyak sekali bunga yang
indah-indah dan agaknya pemandangan itu amat mempengaruhi batin kita yang
kacau . Dengan ilmu kepandaian kita , tidak sukar bagi kita untuk mendapatkan kain berkembang-kebamg
yang kita ambil dari toko kain di dusun atau kota kaki pegunungan ini dan dalam
keadaan sinting itu tentu saja kita membuat pakaian asal jadi saja " .
" Jadi kita telah melakukan pencurian , ibu ?" tanya Kui Ji sambil memandang
kepada ibunya dengan mata terbelalak .
Sukar ia membayangkan pergi bersama ayah ibunya untuk
mencuri kain bahan pakaian ! .
" Kalaupun kita melakukannya , hal ini kita lakukan diluar kesadaran kita selagi
kita dalam keadaan sinting karena pengaruh jamur darah " , ayah menghibur . "
akan tetapi yang membuat hatiku penasaran , siapakah penulis surat ini yang
telah mengobati kita sampai sembuh " Aku ingin sekali dapat bertemu untuk
menghaturkan terima kasih .
Liu Si mengambil surat itu dari meja dan mengamati tulisan itu . Hemmm , tidak
salah lagi , penulisnya tentulah seorang wanita , begini lembut dan rapi " .
" Ayah , orang yang mampu mengobati kita tentulah
seorang yang memiliki ilmu pengobatan yang tinggi . Apakah ayah tidak dapat
menduga siapa orang yang memiliki
kepandaian seperti itu " " .
Kui Mo menghela napas panjang " Memang , yang mampu
mengobati kita tentu orang yang bukan saja memiliki ilmu pengobatan tinggi ,
akan tetapi juga ilmu silat yang tinggi .
Lihat saja , dipembaringan kita masih terdapat tali - tali sutera agaknya ketika
di obati , orang itu menangkap kita lebih dulu dengan kepandaian silatnya .
Kalau tidak , mana mungkin kita yang sedang sinitng mau dia obati " Dan
seingatku orang yang memiliki ilmu pengobatan dan ilmu silat tinggi tidaklah
banyak . Pernah di utara dunia kang-ouw mengenal seorang hwe-sio yang aneh dan dia
memiliki ilmu pengobatan dan ilmu silat yang tinggi , nama julukannya Siauw-bin
Yok-sian ( Dewa Obat Muka Tertawa ) .
" Akan tetapi tidak mungkin surat ini di tulis oleh tangan seorang pria " , Liu
si membantah . " Itulah yang membingungkan . Mungkin yang menolong
kita tidak hanya satu orang karena betapapun lihainya Siauw-bin Yok-sian ,
bagaimana mungkin dia mampu menangkap kita bertiga sekaligus ?" .
Tiga orang itu termenung dan tiba-tiba Kui Ji berseru " Ah , ayah dan ibu .
Kenapa kita tidak menanyakan kepada Hwa-li-pang " Yang paling dekat dengan
tempat ini dan merupakan pusat perkumpulan orang gagah hanyalah Hwa-li-pang .
Sangat boleh jadi mereka mengetahui siapa penolong kita " .
Kui Mo bangkit berdiri dan bertepuk tangan . " Ah , benar juga . Kenapa aku
melupakan hal itu " Andaikata mereka tidak mengetahuipun , mungkin orang yang
menolong kita itu singgah di sana . Mari kita pergi berkunjung ke Hwa-li-pang " .
Demikian lah , keluarga itu berlari cepat meninggalkan
tempat itu dan menuju ke Hwa-li-pang yang berada di lereng bukit depan . Kini
mereka sama sekali berubah . Tidak lagi mengenakan pakaian menyolok berkembangkembang , tidak lagi bersikap liar , bahwa Kui Mo dan Liu Si masih belum dapat meninggalkan sama
sekali sikap mereka yang berwibawa
sebagai orang bangsawan .
**** Pek Mau To Kouw merasa lega dan girang sekali ketika
keluarga gila itu meninggalkan Hwa-li-pang . Akan tetapi ada sesuatu yang
menjadi ganjalan di hatinya , yang membuat nya kecewa , yaitu perginya Kim Lan
gadis berpakaian putih itu dari Hwa-li-pang dengan tiba-tiba . Gadis itulah yang
telah menolong Hwa-li-pang terbebas dari kekuasaan keluarga gila yang pergi
dengan kemauan mereka sendiri sehingga tidak marah kepada Hwa-li-pang . Siasat
yang dilakukan gadis itu berhasil dengan baik dan Pek Mau To Kouw merasa kagum
sekali kepada gadis itu . Ia ingin mengenalnya lebih dekat , bertanya siapa guru
gadis yang lemah lembut dan cerdik itu .
Akan tetapi sayang sekali , setelah keluarga gila itu pergi tanpa pamit , gadis
itupun lolos tidak diketahui kemana perginya . Akan tetapi hal ini bahkan
menambah kekagumannya . Lolosnya gadis itu secara diam-diam setelah usaha pertolongannya
terhadap Hwa-li-pang berhasil
menunjukkan bahwa gadis itu tidak ingin di puji-puji .
Perbuatannya yang menolong itu sama sekali tanpa pamrih ! .
Beberpa hari kemudian , selagi Pak Mau To Kouw duduk di ruangan dalam , dua
orang anggota Hwa-li-pang tergopoh-gopoh datang menghadapnya .
" Hemmm , tenangkan hati kalian , apa yang terjadi maka kalian bingung dan takut
?" . " Celaka pang-cu , mereka datang lagi ! " kata seorang
diantara mereka . Pek Mau To Kouw memandang kepada mereka penuh
selidik . " Mereka siapa ?" tanyanya , sikapnya masih tenang .
" Mereka .... keluarga gila itu , pang-cu . Mereka datang lagi dan mencari pangcu " . Wajah Pek Mau To Kouw berubah dan alisnya berkerut . "
Hemmmm , mereka datang lagi " Jangan gugup , cepat
beritahu semua anggota Hwa-li-pang agar bersiap-siap . Kita tidak dapat mengalah
terus . Sekali ini aku terpaksa melawan dengan mengerahkan seluruh anggota Hwali-pang . Cepat laksanakan perintahku ! " .
" Baik , pang-cu " , dua orang anggota itu cepat pergi dan Pek Mau To Kouw
sendiri membawa kebutannya yang berbulu merah , segera keluar untuk menyambut
keluarga gila itu . Ia melihat para anggota dalam keadaan panik dan ketakutan .
Ketika tiba di depan rumah induk , ia melihat mereka bertiga sudah berdiri di
sana . Pek Mau o Kouw tertegun , keheranan .
Akan tetapi ia terus menghampiri mereka dan kini ia sudah berhadapan dengan
mereka . Tiga orang itu segera mengangkat kedua tangan ke depan
dada memberi hormat dan Kui Mo bertanya dengan suara dan sikap menghormat .
Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
" Apakah toa-nio yang menjadi pang-cu dari Hwa-li-pang ?"
. Pek Mau To Kouw tentu saja merasa terkejut dan heran
bukan main . Cepat-cepat ia membalas penghormatan mereka dan mendengar
pertanyaan itu ia berkata , " Siancai .... saya memang pang-cu dari dari Hwa-lipang . Dan sam-wi ( anda bertiga ) ini ... siapakah ?" ia sengaja melayani ,
sikap mereka yang seolah tidak mengenalnya . Padahal ia tentu saja segera
mengenal tiga orang itu sebagai keluarga gila walaupun kini pakaian mereka tidak
aneh-aneh dan rambut mereka juga
disisir rapi . Kui Mo menjawab , " saya bernama Kui Mo , isteri saya ini bernama Liu Si dan ini
puteri kami Kui Ji " .
Pek Mau To Kouw benar-benar tertegun keheranan .
Bagaimana mungkin dalam waktu beberapa hari saja tiga
orang keluarga gila ini tiba-tiba menjadi sembuh dan pulih seperti orang-orang
biasa " . " Keperluan apakah yang membawa Kui-sicu bertiga
berkunjung ke tempat kami " " tanya to-kouw itu .
" Kami sengaja berkunjung untuk minta tolong kepada
pang-cu agar dapat memberitahu kepada kami tenatang orang yang telah menolong
keluarga kami ' . Kini yakinlah hati Pek Mau To Kouw bahwa tiga orang ini memang benar keluarga
gila yang agaknya telah sembuh dari kegilaan mereka dan tidak ingat lagi apa
yang telah mereka lakukan selama mereka gila . Ia melihat para anggota Hwa-lipang sudah berkerumun di situ , siap dengan senjata mereka untuk mengeroyok
keluarga gila itu . Ia merasa tidak enak dan memberi isyarat dengan tangan
agar mereka itu mengundurkan diri , kemudian ia berkata dengan sikap ramah
kepada Kui Mo . " Kui-sicu bertiga , sebaiknya kalau hendak membicarakan sesuatu , kita bicara
di dalam saja . Silahkan , harap sam-wi suka masuk dan bicara di dalam ruangan
tamu " . " Terima kasih " , kata tiga orang tamu itu yang melangkah mengikuti to-kouw itu
memasuki sebuah ruangan dan di sana mereka dipersilahkan duduk . Seorang anggota
Hwa-li-pang segera datang membawa hidangan minuman the .
" Nah , sekarang dapat sicu ceritakan , bantuan apa yang kiranya dapat kami
berikan " , kata Pek Mau To Kouw ramah .
" Kami mencari seorang pendekar kang-ouw yang pandai
dalam ilmu pengobatan . Barangkali dia singgah ke sini atau pang-cu
mengenalnya . Terus terang saja kami sekeluarga tadinya berada dalam keadaan
sakit parah sekali . Kami telah di tolong oleh pendekar itu , diobati sampai
sembuh kemudian dia pergi dan kami bertiga sudah tidak ingat lagi siapa dia .
Maklumlah bahwa tadinya kami sakit yang mebuat kami tidak ingat apa-apa lagi .
Pek Mau To Kouw mengangguk-angguk , mengerti dan
dapat menduga apa yang telah terjadi . " Siancai ..... ! apakah sam-wi sama
sekali lupa apa yang terjadi sebelumnya " Lupa apa yang telah sam-wi lakukan
selama ini " " Jilid 7 Liu Si yang menjawab , " Kalau kami ingat , tentu tidak akan bertanya kepada
pang-cu . Kami tidak ingat apa-apa lagi
, seolah baru sadar dari tidur " .
" Kalau begitu , saya hendak menceritakan apa yang telah terjadi di sini , akan
tetapi saya harap sam-wi tidak akan menjadi tersinggung " .
Tiga orang itu memandang kepada Pak Mau To Kouw
dengan mata bersinar penuh harapan . Justru mereka hendak mengetahui apa yang
terjadi sewaktu mereka seperti orang-orang gila itu .
" Ceritakanlah , pang-cu . Kami berjanji tidak akan
tersinggung , bahkan berterima kasih sekali ! " kata Kui Mo .
Melihat sikap mereka , Pek Mau To Kouw tidak ragu-ragu
lagi untuk bercerita . Beberapa hari yang lalu , sam-wi sudah datang ke tempat
kami ini , akan tetapi keadaan sam-wi tidak seperti sekarang , Sam-wi mengenakan
pakaian kembang-kembang , rambut sam-wi awut-awutan dan sikap sam-wi
menakutkan " , Pekl Mau To kouw berhenti dan mengamati
wajah mereka bertiga . " Penampilan kami menunjukkan bahwa kami bertiga
berada dalam keadaan gila , bukan " Hal itu telah kami
ketahui , pang-cu . Harap lanjutkan cerita pang-cu karena kami sama sekali tidak
ingat lagi bahwa kami pernah datang ke tempat ini " , kata Kui Mo .
Pek Mau To kouw mengangguk . " Sam-wi bertiga datang
ke sini tidak hanya bertiga , akan tetapi bersama seorang pemuda yang menjadi
tawanan sam-wi " . " Eehhh ?"" kami menawan seorang pemuda ?" seru Liu Si
terheran-heran . " Dan apa maksud kami datang ke sini " " tanya Kui Mo .
" sebelumnya harap sam-wi maafkan kalau saya berkata
terus terang menceritakan keadaan yang sebenarnya terjadi .
Sam-wi memaksa kami untuk meminjamkan tempat kami di
sini untuk merayakan pernikahan dan mengundang orangorang kang-ouw untuk menghadiri pesta pernikahan itu " .
" Pernikahan " Pernikahan siapa , pang-cu " ' kini Kui Ji yang sejak tadi hanya
mendengarkan , bertanya heran .
Pek Mau Tokouw tersenyum memandang gadis cantik itu . "
ayah ibumu akan menikahkan engkau dengan pemuda
tawanan itu nona " .
" Ahhh ...... ! " Tiga orang itu berseru dan muka si gadis menjadi merah
sekali . " Lalu bagaimana , pang-cu , cepat ceritakan ! " seru Liu Si tidak
sabar . " Permintaan yang aneh itu tentu saja kami tolak , akan tetapi sam-wi memaksa
sehingga terjadi perkelahian dan kami tidak mampu menandingi kelihaian sam-wi .
Terpaksa kami , menyerah dan sam-wi lalu tinggal di sini , mengunakan tiga buah
kamar . Satu untuk Kui-sicu dan isterinya , kedua untuk nona , dan ketiga , yang
berada di tengah untuk pemuda
tawanan itu . Kami terpaksa menuruti semua permintaan samwi ' .
Ayah ibu dan anak itu saling pandang dengan terkejut dan heran . Mereka sama
sekali tidak ingat lagi akan semua itu . "
Tapi .... apakah kami dalam keadaan gila itu melakukan
pembunuhan atau lain kejahatan lagi , pang-cu " Tanya Kui Mo dan suaranya
mengandung kekhawatiran .
Pek Mau To Kouw menggeleng kepalanya . " Sama sekali
tidak . Justeru karena sam-wi merobohkan kami tanpa melukai kami yakin bahwa
sam-wi bukan orang-orang jahat , hanya sedang terganggu pikirannya . Peristiwa
perkelahian itu di saksikan oleh para tamu yang sedang berkunjung ke kuil kami
dan di antara mereka terdapat seorang gadis berpakaian serba
putih . Gadis ini lah yang mengatur siasat untuk
membebaskan pemuda itu dari tawanan sam-wi dan ketika
melaksanakan usaha itu ia dibantu oleh seorang pengemis muda . Mereka berdua
berhasil membebaskan pemuda itu dari pengawasan sam-wi dan agaknya karena
melihat pemuda yang akan dinikahkan itu tidak ada lagi , sam-wi lalu pergi dari sini tanpa
pamit lagi . Nah , demikianlah peristiwa itu dan sekarang , tiga hari kemudian ,
sam-wi muncul dalam keadaan yang berbeda sama sekali . Sungguh membuat kami
merasa heran bukan main akan tetapi juga bersyukur bahwa samwitelah dapat sembuh dari penyakit itu . "
" Gadis baju putih ?" Tiga orang itu berseru dan kembali saling pandang .
" Tentu ia yang menulis surat itu ! " kata Kui Mo . " Pang-cu
, apakah gadis berpakaian putih itu seorang ahli pengobatan "
' . " Kami rasa begitu karena ia mengatakan bahwa pemuda
tawanan itu keracunan dan ia hendak mengobatinya " .
" Menurut nona itu , pemuda yang sam-wi tawan itu
keracunan yang membuat pemuda itu menjadi lemah dan
tidak dapat meloloskan diri " .
" Dan pengemis muda " " tanya Kui Ji . " Apakah yang dia lakukan untuk membantu
pemuda itu lolos ?" ' Dia agaknya pandai ilmu silat . Dialah yang memancing agar sam-wi keluar
menandinginya sehingga gadis baju putih itu mendapatkan kesempatan untuk membawa
pemuda itu melarikan diri . Tiga orang itu saling pandang dan tentu saja merasa
terpukul sekali . Sama sekali tidak mereka ingat lagi betapa
dalam keadaan gila itu mereka hendak memaksa seorang
pemuda untuk menjadi suami Kui Ji .
" Pang-cu , siapakah nama gadis berpakaian putih itu dan dimana tempat
tinggalnya " Kami harus bertemu dengan nya dan menghaturkan terima kasih kami
" , kata Kui Mo . " Ia hanya memberitahu bahwa namanya Kim Lan , akan
tetapi kami tidak tahu dimana tempat tinggalnya . Ia bukan orang daerah sini ,
dan hanya kebetulan lewat . Setelah berhasil meloloskan pemuda itu diapun segera
pergi dengan tiba-tiba sehingga saya sendiripun merasa menyesal tidak
mengenalnya lebih baik . " Dan pemuda yang menjadi ..... tawanan kami itu ...... , siapa pula namanya dan
dimana tinggalnya " " tanya Liu Si .
Pek Mau To Kouw menggeleng kepala " Maaf , kami tidak
tahu dan tidak sempat bicara dengan dia " .
" Siapa pula pengemis muda itu , pang-cu " Siapa namanya dan dimana dia " " Kui
Ji bertanya . " Kalau kami dapat menemukan dia , mungkin dia dapat menjelaskan
dimana adanya gadis berpakaian putih itu " .
Pek Mau To-kouw juga menggeleng kepalanya . " Kami
tidak pernah dapat berkenalan dengan dia . Tadinya kami juga mengira bahwa dia
seorang pengemis biasa yang masih amat muda . Baru kami tahu bahwa dia lihai
ketika dia membantu usaha membebaskan pemuda tawanan itu " .
Tentu saja tiga orang itu menjadi kecewa sekali . Mereka hanya dapat mengetahui
bahwa nama penolong mereka
adalah Kim Lan , akan tetapi kemana mereka harus
mencarinya " . Kui Mo menghela napas panjang . Ketua Hwa-li-pang itu
telah memberikan keterangan yang sudah cukup jelas yang membuka tabir yang
menyelimuti ingatan mereka . Dia merasa menyesal sekali bahwa dia sekeluarga
telah melakukan hal-hal yang tidak pantas selama mereka keracunan jamur darah .
" Pang-cu , kami sekeluarga mohon maaf sebesarnya
bahwa kami telah membikin kacau di Hwa-li-pang " , katanya sambil bangkit
berdiri dan memberi hormat , di ikuti isteri dan anaknya . Ketua Hwa-li-pang itu
cepat bangkit dan membalas penghormatan mereka .
" Aih , sam-wi sama sekali tidak bersalah . Semua itu samwi lakukan di luar
penghormatan mereka . Kui Mo bertiga lalu berpamit . Mereka di antar oleh Pek Mau To Kouw sendiri
sampai diluar pagar daerah Hwa-li-pang .
Setelah para tamu itu pergi , baru Pek Mau To Kouw
memanggil para pembantunya dan menceritakan perihal
keluarga Kui yang tadinya gila akan tetapi kini telah sehat kembali itu . Ia
memberitahukan bahwa keluarga Kui adalah keluarga yang baik dan agar kalau para
anak buahnya bertemu mereka , bersikap hormat . Kini Pek Mau To Kouw merasa lebih menyesal
lagi mengapa ia tidak sempat
berkenalan lebih lanjut dengan Kim Lan dan menanyakan
tempat tinggalnya . **** Han Sin melakukan perjalanan menuju ke utara . Setelah
berpisah dari Kim Lan , entah mengapa dia merasa kehilangan semangat dan ketika
melanjutkan perjalanan meninggalkan rumah keluarga gila itu dia melangkah
perlahan . Tidak menggunakan ilmu berlari cepat . Dia merasa kehilangan dan merasa betapa sepinya
hidup ini . Merasa sebatang kara di dunia ini dan timbullah rasa rindu kepada
ibunya . Akan tetapi dia menekan perasaan hatinya yang ingin pulang . Tidak , ia belum menunaikan
tugasnya . Bagaimana dia dapat pulang
tanpa membawa pedang pusaka milik ayahnya dan tanpa
berhasil membalas kematian ayahnya " .
Akan tetapi , pemandangan indah yang nampak ketika dia
menuruni pegunungan Hwa-san menghibur hatinya . Nampak
pemandangan di bawah gunung amatlah indahnya . Sawah
ladang terhampar luas di bawah dan genteng rumah-rumah
dusun berkelompok di sana sini kelihatan kemerahan .
Wataknya yang memang periang itu segera timbul kembali
dan dia sudah melupakan kerisauan hatinya . Dunia
terbentang luas di depan kakinya . Langkahnya masih akan melintasi perjalanan
jauh , banyak pengalaman hidup yang akan dihadapinya , mengapa dia harus
bermurung-murung " Ho Beng Hwesio seringkali memberi nasihat agar dia
menghadapi kenyataan hidup ini dengan wajar dan bebas dari kekhawatiran .
" Manusia sejak dilahirkan sudah menghadapi berbagai
tantangan . Kita tidak mungkin dapat melarikan diri dari tantangan-tantangan itu
. Contohnya diriku ini , makin
melarikan diri dari tantangan , semakin banyak rasa khawatir timbul . Tantangan
tidak harus di hadapi dengan rasa khawatir
, melainkan harus di hadapi dengan berani . Tantangan harus di anggap sebagai
suatu kewajaran dalam hidup dan kita
harus menghadapinya dengan gembira dan mengatasi setiap tantangan yang datang
" . Benar apa yang di ucapkan gurunya itu . Biarpun dia tidak mengerti mengapa Ho Beng Hwesio yang dahulunya berjuluk Hek Liong Ong itu
menyembunyikan diri menjadi Hwesio ,
namun jelas bahwa gurunya itu tidak berani menghadapi
kenyataan . Dia dapat membayangkan betapa dalam
persembunyiannya itu Hek Liong Ong tentu merasa menderita
sekali hatinya selalu ketakutan dan akhirnya benar saja , seorang diantara
musuh-musuhnya dapat menemukan dirinya dan membunuhnya ! .
Akan tetapi menurut keterangan ibunya , Ho Beng Hwesio
ketika masih berjuluk Hek Liong Ong adalah seorang datuk sesat yang berhati
keras dan kejam , yang mudah membunuh manusia tanpa berkedip mata . Akibatnya
dia banyak dimusihi orang-orang yang mendendam kepadanya . Dan diapun
menaati pesan ibunya agar dia tidak mendendam kepada
pembunuh ayahnya . Ngo-heng-thian-cu hanya membalas
dendam kepada Hek liong ong . Kalau kini dia memusuhi Ngo heng thian cu , maka
dendam mendendam itu tidak akan ada habisnya . Kematian Hek liong ong merupakan
akibat daripada perbuatannya yang lalu . Berbeda dengan kematian ayahnya .
Ayahnya mati secara penasaran , agaknya di khianati seorang karena di bunuh dari
belakang selagi bertempur melawan
musuh . Dan terutama pedang itu , Hek-liong-kiam , harus dia temukan .
Dengan hati yang kembali gembira Han Sin melanjutkan
perjalanannya , kini dia menggunakan ilmu lari cepat dan sebentar saja sudah
tiba di bawah gunung . Ketika Yang Chien berhasil mendirikan Kerajaan Sui dan
memerintah dengan bijaksana , keadaan dalam negeri dapat menjadi aman dan
tentram . Kejahatan ditentang keras oleh pemerintah dan pasukan dikerahkan untuk
membasmi gerombolan-gerombolan penjahat . Karen ini , keadaan
menjadi tenteram dan penjahat-penjahat tidak berani terlalu menonjolkan diri
melakukan kejahatan . Akan tetapi , ketika Yang Chien meninggal dunia dan
kekuasaan di pegang oleh puteranya Kaisar Yang Ti , pengaruh yang tadinya
ditimbulkan oleh kebijaksanaan Kaisar Yang Chien itu mulai menipis , gerombolan
penjahat mulai berani bermunculan melakukan
kekerasan untuk memaksakan kehendak mereka .
Perampokan-perampokan mulai terjadi lagi di tempat-tempat sunyi dimana tidak ada
pasukan pemerintah . Perjalanan Han Sin tidak menemui rintangan . Pada suatu hari tibalah dia Kota
Pei-yang , sebuah kota dekat Sungai Kuning yang mengalir dari utara menuju ke
selatan . Karena letaknya dekat sungai itulah yang membuat Pei-yang menjadi kota
yang penting . Kota ini menjadi pelabuhan perahu-perahu yang memuat barang
Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
barang dari utara . Para pedagang dari utara membawa barang dagangan mereka
dengan perahu . Dan pulangnya para pedagang itu membawa barang-barang
dari selatan ke utara melalui darat . Maka ramailah Pei-yang dengan adanya
banyak pedagang yang lewat di kota itu dan bermalam di situ . Dengan
sendirinya , kebutuhan para
pedagang itu mendorong orang untuk membuka rumah makan
dan rumah penginapan . Bahkan banyak rumah penginapan
yang merangkap menjadi rumah makan pula . Selain itu ,
banyak pula toko-toko di buka orang , menjual bermacammacam dagangan dari utara dan selatan .
Han Sin berputar-putar di kota itu dan karena hari telah mulai senja , dia
mengambil keputusan untuk bermalam di kota Pei-yang . Dia memilih sebuah rumah
makan merangkap rumah penginapan yang kelihatan bersih dan memasukinya .
Seorang pelayan menyambutnya dengan ramah .
" Selamat sore , kong-cu . Kong-cu hendak makan ataukah hendak bermalam " "
Han Sin tersenyum mendengar dirinya di sebut kong-cu .
Padahal pakaiannya hanya sederhana saja . Apa yang
menyebabkan pelayan ini memanggilnya kong-cu ( tuan muda
) " Mungkin hanya basa basi saja .
" Selamat sore . Aku membutuhkan keduanya . Ya makan
ya bermalam. Masih ada kamar yang bersih " "
" Ada , kong-cu . Kamar kami semua bersih . Mari silahkan kong-cu . Saya
antarkan ke kamar kong-cu " .
" Nanti saja , aku ingin makan lebih dulu " , Han Sin dan pelayan itu segera
mempersilahkan duduk di tempat yang
kosong . Han Sin duduk di atas bangku menghadapi meja
kosong dan dia mulai memandang ke sekeliling . Rumah
makan itu cukup besar . Tidak kurang dari tigapuluh meja berada di situ dan pada
waktu , separuh dari jumlah meja di duduki para tamu
Tiba-tiba perhatian Han Sin tertarik kepada seorang yang baru memasuki rumah
makan itu dari luar . Segera ia
mengenal orang ini , pengemis muda yang pernah di lihatnya di kuil Hwa-li-pang .
Ketika Pek Mau To-kouw bertanding melawan Kui Mo dan terdesak , pengemis muda
itu seperti bersajak namun isi kata-katanya adalah petunjuk bagi Pek Mau To-kouw
untuk memecahkan rahasia ilmu silat Kui Mo
yang aneh . Kemudian Liu Si menyerang pengemis muda itu yang ternyata seorang
yang memiliki ilmu kepandaian tinggi Dan kini tiba-tiba pengemis muda itu
memasuki rumah makan dengan muka cengar-cengir , jelas sekali terbayang kenakalan pada wajah
yang bercoreng hitam itu , wajah itu kelihatan kumal dan buruk . Akan tetapi
sepasang matanya mencorong seperti mata naga ! Diam-diam Han Sin
memperhatikan pemuda itu . Seperti dulu ketika dilihatnya di kuil , pengemis
muda itu mengenakan pakaian tambal-tambalan berwarna hitam dan dia membawa
sebatang tongkat bambu sebesar ibu jari kaki .
Melihat seorang pengemis muda memasuki rumah makan
itu , seorang pelayan segera menghampirinya dan menegur . "
Hei , bung ! Kalau mengemis di luar saja , jangan memasuki rumah makan ! "
Pengemis muda itu mengerutkan alisnya . " Huh , siapa
yang mengemis " Aku datang bukan untuk mengemis ,
melainkan untuk membeli makanan dan menginap . Beri aku sebuah kamar yang paling
baik " . " Jangan main-main kau ! Hayo cepat keluar ! " Pelayan itu kembali membentak .
" Engkau yang main-main ! Aku hendak makan , kenapa di
suruh keluar ?" " Engkau seorang jembel begini bagaimana bisa membayar
harga makanan " Masakan di sini mahal harganya ! '
" Eh , menghina ya " Jangankan membeli makanan di sini , untuk membeli kepalamu
aku sanggup membayarnya ! "
pengemis itu mengambil sebuah kantung dari saku bajunya dabn membuka kantung itu
di depan pelayan . Isinya penuh potongan emas dan perak ! .
Pelayan itu terbelalak . " Engkau tentu seorang pencuri atau perampok !
Pendeknya engkau tidak boleh masuk restoran ini
, engkau akan membikin para langganan kami menjadi jijik melihatmu ! " .
" Kenapa jijik " Karena pakaianku buruk " Ketahuilah ,
mereka yang berpakaian bersih dan bagus itu banyak sekali yang benar-benar
menjijikan karena kelakuan mereka " .
" sudahlah , jangan banyak cerewet . Pergi dari sini atau ku seret kau ! "
pelayan yang bertubuh tinggi besar itu
mengancam . Akan tetapi pengemis yang masih muda dan
tubuhnya kecil itu tidak kelihatan takut mendengar ancaman itu .
" Hemmmm ingin sekali aku melihat bagaimana engkau
akan menyeret aku " , tantangnya .
" Keparat , ku lempar kau keluar ! " pelayan itu berseru dan tangannya
mencengkram punggung baju pengemis itu dan
hendak melemparkannya keluar . Akan tetapi terjadilah
keanehan bagi para tamu yang tertarik mendengar
pertengkaran itu . Ketika pelayan itu hendak menyeret dan melemparkan pengemis
itu keluar , tiba-tiba pelayan itu mengeluh di susul dengan tubuhnya yang tinggi
besar itu terlempar sampai keluar dari rumah makan ! .
Pengemis itu tersenyum mengejek . " Ingin kulihat siapa yang tidak membolehkan
aku makan di sini ! " .
Han Sin tadi dapat melihat betapa pengemis itu menotok
tubuh si pelayan lalu mendorongnya sampai terlempar keluar .
Gerakannya tadi sedemikian cepatnya sehingga para tamu
yang berada di situ tidak dapat melihatnya . Han Sin kagum , akan tetapi juga
tidak senang melihat sikap pengemis itu ugal-ugalan . Sikap seperti itu dapat
mengundang banyak kesulitan bagi dirinya sendiri .
" Aku yang tidak boleh ! " tiba-tiba terdengar bentakan nyaring dari arah kiri .
Semua orang menengok dan memandang . Ternyata yang membentak ini adalah seorang
pemuda yang bertubuh tinggi besar , usianya sekitar duapuluh tiga tahun .Pakaian
pemuda ini mentereng dan lagaknya
seperti seorang pemuda bangsawan atau hartawan dengan
potongan pakaian seperti seorang ahli silat serba ringkas dan gagah . Wajahnya
memang gagah , rambutnya hitam tebal , alisnya hitam dan sepasang matanya lebar
bersinar garang , hidung mancung besar dan mulutnya juga lebar . Wajahnya jantan
dan gagah . Pengemis muda itu juga menengok dan ketika melihat siapa yang tadi
membentaknya , dia bertolak pinggang dan
membusungkan dada ! . " Hemmm , ada sangkut paut apa kau dengan aku yang
hendak makan di rumah makan ini " Apa pedulimu kalau aku makan di sini " "
katanya dengan suara ketus .
" Kalian para pengemis tidak layak makan di sini .
Menghilangkan selera makanku . Hemmm , pengemis adalah
orang-orang malas , sudah sepatutnya dibasmi habis dari permukaan bumi ! " kata
pemuda tinggi besar itu garang .
" Wah , kau menghina orang ya " Kami para pengemis
minta belas kasihan orang dengan suka rela , tidak memaksa .
Bahkan kami menggerakkan hati nurani manusia untuk
beramal , ingat akan kekurangan orang lain . Tidak seperti engkau . Mungkin
engkau putera hartawan dan hartawan
biasanya memeras keringat orang yang tidak mampu atau
mungkin engkau putera bangsawan dan para bangsawan
biasanya melakukan korupsi . Pengemis lebih baik daripada hartawan atau
bangsawan ! " Ternyata pengemis muda itu
pandai sekali bicara , bicaranya cepat dan lancar , nerocos seperti burung
kakaktua . " Engkau memang jembel cilik yang perlu dihajar ! "
Pemuda tinggi besar itu sudah mengepal tinju .
" Engkau yang perlu di hajar ! Aku seujung rambutpun tidak takut kepadamu !
Karena tinggi besar engkau berlagak jagoan ya " " Pengemis itu berteriak marah
dan mengamangkan tinju tangan kirinya yang kecil .
Melihat sikap pemuda tinggi besar yang agaknya bukan
orang sembarangan itu , Han Sin khawatir akan nasib
pengemis muda itu . Pengemis itu masih muda remaja ,
biarpun meiliki sedikit kepandaian , kalau bertemu lawan tangguh tentu akan
celaka . Maka dia cepat bengkit dari tempat duduknya dan menghampiri pemuda
tinggi besar itu lalu memberi hormat .
" Sobat , harap maafkan dia yang masih amat muda .
Biarlah dia makan bersamaku dan aku yang tanggung bahwa dia akan membayar harga
makanannya ! " . Pemilik rumah makan yang di ikuti oleh beberapa orang
pelayan juga mohon kepada pemuda tinggi besar itu agar
jangan berkelahi di rumah makan mereka . Sementara itu Han Sin mendekati si
pengemis dan berkata , " Sobat , bukankah kita sudahpernah saling jumpa " Aku
mengundangmu untuk makan semeja denganku , harap engkau tidak menolak dan
menghindarkan keributan dalam rumah makan ini " .
Pengemis itu memandang kepada Han Sin ,
memperhatikannya dari kepala sampai kaki seperti orang
menilai , lalu mengangguk , " Hemmm , baiklah .Setelah
kejadian yang menjengkelkan ini , aku memang perlu seorang teman yang baik ! " .
Dengan langkah dan lagak gagah pengemis itu lalu
mengikuti Han Sin menuju ke meja , melempar pandang ke
kanan kiri seolah hendak menantang siapa yang akan berani mencegahnya ! .
Han Sin dan pengemis itu duduk berhadapan dan Han Sin
segera meneriaki pelayan agar menambah minuman dan
makanan . Dia menuangkan arak ke dalam cawan pengemis
itu . " Silahkan minum untuk mengucapkan selamat atas
perjumpaan ini " , kata Han Sin . Pengemis itu tersenyum dan mereka minum
secawan arak . Pengemis itu tanpa malu-malu lagi lalu makan minum dan
nampaknya ia lahap sekali . Akan tetapi Han Sin yang
memperhatikan melihat kenyataan bahwa pengemis itu hanya makan sedikit . Belum
menghabiskan nasi semangkok dia
sudahberhenti . " kenapa makanmu sedikit sekali " Makanlah lagi dan
tambah nasinya " . " Ah , tidak . Aku takut menjadi gemuk kalau makan terlalu banyak " , jawabnya .
Tentu saja Han Sin tertegun heran .
Mana ada pengemis tidak mau makan banyak karena takut
gemuk " " Sekarang aku ingat ! " pengemis itu berseru . " Bukankah engaku pengantin pria
itu ?" . Wajah Han Sin berubah merah , akan tetapi diapun
tersenyum dan menjawab " Maksudmu pengantin paksaan "
Benar , kita pernah bertemu di kuil Hwa-li-pang " .
" Wah , kebetulan sekali aku bertemu denganmu di sini .
Aku memang ingin bertanya mengapa pesta pernikahan itu
tidak jadi di langsungkan " Aku sudah menanti-nanti untuk mendapatkan bagian
arak dan kue pengantin , ternyata tidak jadi ada pesta pernikahan ! Apa yang
terjadi " " Pengemis itu berpura-pura , karena di luar pengetahuan Han Sin .
Dirinya memegang peran penting dalam penggagalan pernikahan itu .
Dengan suara bisik-bisik agar tidak terdengar orang lain , Han Sin menjawab , "
aku dapat melarikan diri dari mereka " .
" Ih , kenapa lari " Bukankah senang akan di nikahkan
dengan nona yang cantik itu " ' .
" Kau maksudkan yang gila itu " Mereka semua itu gila , akan tetapi aku tidak
berdaya . Mereka lihai sekali . Akan
tetapi untung aku dapat meloloskan diri dari tangan mereka berkat bantuan
seorang gadis yang bernama Kim Lan . Hebat bukan main nona Kim Lan itu ! " han
Sin memuji dengan penuh kagum . " Maksudmu nona yang berpakaian serba putih itu " Ya , ia memang cantik sekali '
. " Bukan hanya cantik jelita seperti bidadari , akan tetapi ilmunya juga hebat .
Ketika aku di tawan keluarga gila , aku di beri racun dalam keadaan keracunan
itu aku tidak dapat melarikan diri . Akan tetapi nona Kim itu dapat menyeludup masuk kamarku dan aku
di obatinya sampai sembuh .
Kemudian ia merencanakan agar aku dapat melarikan diri .
Bukankah ia hebat sekali " " .
Pengemis itu mengangguk-angguk dan mengacungkan ibu
jarinya . " Namanya Kim Lan " Hemmm , kalau aku bertemu
dengannya akan kuceritakan padanya betapa engkau memuji-muji setengah mati " .
Karena sudah lama mereka selesai makan , seorang
pelayan menghampiri untuk menmbersihkan meja mereka dan membawa pergi perabot
makan . Akan tetapi kedua orang itu masih bercakap-cakap terus .
Mereka merasa akrab sekali dan diam-diam Han Sin merasa heran mengapa dia begitu
suka dengan pemuda pengemis ini
. Rasanya seolah-olah mereka sudah bersahabat lama sekali .
" Dan engkau sendiri , siapakah namamu " " tanya Han Sin Pengemis itu mengangkat
muka memandang dan sepasang
mata itu mengeluarkan sinar yang amat tajam . Han Sin dapat
menduga bahwa pengemis muda yang memiliki sepasang
mata setajam itu pastilah bukan orang biasa .
" Engkau belum memperkenalkan namamu sendiri ,
bagaimana menanyakan nama orang lain " " jawabnya .
" Ahh , aku lupa " , kata Han Sin sambil tersenyum . "
Baiklah namaku Cian Han Sin , dan engkau ........" "
" Aku bermarga Cu dan namaku Sian ian " .
Pada saat itu , seorang pelayan datang menghampiri meja mereka dan pelayan itu
bertanya kepada Han Sin , " Kalau kong-cu ingin memilih kamar , silahkan ikut
saya " . " Ah , ya baiklah ' . Han Sin bangkit berdiri dan membayar harga makanan .
" Aku juga minta sebuah kamar " , kata pengemis muda
bernama Cu Sian itu kepada si pelayan .
" Adik Cu Sian , marilah kau menginap dikamarku saja . Kita pakai kamar itu
untuk kita berdua " .
" Tidak , terima kasih . Aku ingin menyewa kamar sendiri ! "
kemudia berkata mengancam kepada pelayan itu . " Jangan menolakku ! Aku akan
membayar , berapaun sewanya ! " .
Han Sin dapat menduga bahwa watak pengemis ini
memang liar dan ugal-ugalan , maka diapun mengangguk
kepada pelayan itu dan berkata , " penuhi saja permintaan sahabatku ini
" Baik , baik , mari silahkan mengikuti saya " .
Mereka terus masuk ke bangunan di belakang rumah
makan itu . Ternyata bangunan itu merupakan bangunan
susun dan mempunyai banyak kamar . Mereka mendapatkan
dua buah kamar yang berdampingan dan setelah pelayan itu
pergi meninggalkan mereka , barulah Han Sin bertanya
kepada pengemis itu . " Sian-te ( adik Sian ) , engkau ini aneh sekali " .
" Apanya yang aneh , Sin-ko ( Kakak Sin ) " " Sepasang
mata Cu Sian mengamati wajah Han Sin dengan tajam penuh selidik .
Han Sin menyimpan buntalan pakaiannya ke dalam
kamarnya dan Cu Sian juga melakukan hal yang sama .
Kemudian mereka ke luar kembali dan duduk di ruangan
depan kamar mereka , dimana disediakan beberapa buah
bangku dan meja . " Kau tadi bilang aku aneh , nah , apanya yang aneh , Sin-ko " " tanya Cu Sian .
Mereka dapat bercakap-cakap dengan leluasa karena ruangan itu terpisah dari para
tamu lainnya . " Engkau berkeras minta sebuah kamar sendiri dan tidak
mau menginap dalam kamarku . Bukankah itu terlalu royal dan aneh " "
Cu Sian tertawa dan wajahnya nampak tampan sekali ketika dia tertawa . " Heh-heh
Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
, apa anehnya itu " Sejak kecil aku terbiasa tidur sendiri . Kalau ada
temannya , aku pasti tidak akan dapat tidur pulas sepanjang malam " .
Bu Kek Kang Sinkang 6 Asmara Berdarah karya Kho Ping Hoo Pedang Kiri 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama