Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 9
hampir empat puluh tahun lamanya oleh iblis diantara iblis itu.
Lima gulung desiran angin tajam disertai desingan yang
amat memekikan telinga, secepat sambaran kilat menerjang
kedepan- Begitu merasakan keanehan dibalik desiran angin tajam itu,
buru2 tengkorak maut menghindar kesamting namun gerakan
itu agak terlambat satu tindak.
564 Segulung desiran angin tajam langsung menghajar
lengannya sehingga berlobang, dengan sempoyongan
tubuhnya tergetar mundur tiga langkah kebelakang. jubahnya
basah oleh darah segar. Dengan cepat gembong iblis itu menutup jalan darahnya
dan menghentikan aliran darah, sambil tertawa seram
serunya: "Bocah keparat, engkau jangan terkebur lebih dahulu,
lihatlah aku akan cabut jiwa anjingmu"
Sembari berkata sepasang telapaknya disentak keluar
melepaskan pukulan2 gencar.
sewaktu masih berada dalam benteng mautt tempo hari,
dalam gerakan serangan semacam inilah Han Siong Kie
kehilangan tenaganya, sekarang setelah menyaksikan pihak
lawan menggunakan pula kepandaian seperti itu ia jadi amat
terperanjat. Hawa murninya dengan cepat dikerahkan menembusi
seluruh bagian badan namun ia merasa jalan darahnya seakan
akan tersumbat oleh sesuatu benda hingga tenaga dalamnya
sama sekali tak dapat dikerahkan lagi.
Rasa terperanjat yang dialaminya kali ini benar-benar luar
biasa sekali dan sukar dilukiskan dengan kata-kata, ia tak
mengira kalau kepandaian silat yang dimiliki Tengkorak maut
gadungan telah mencapai tingkat yang begitu tinggi, bahkan
aliran kepandaian Tengkorak maut yang asli ...
Dalam cemas bercampur mendongkol, sekali lagi ia himpun
segenap kekuatan yang di milikinya, kali ini ia berhasil
menembusi jalan darahnya yang tersumbat dan hawa murni
pun segera menghimpun jadi satu.
"Syukur aku dapat menghimpun kembali tenagaku" pikirnya
didalam hati, " rupanya tenaga dalam yang dimiliki Tengkorak
565 maut gadungan masih selisih jauh sekali kalau dibandingkan
dengan kepandaian dari Tengkorak maut yang asli.."
Han Siong Kie mengenakan topeng kulit manusia diatas
wajahnya, hal ini membuat paras mukanya tetap kaku dan
sama sekali tidak mengalami perubahan, begitu Tengkorak
maut gadunganpun tak dapat menyelidiki perubahan sikapnya
sehabis mengeluarkan kepandaian aneh itu..
Untuk beberapa saat lamammya ia jadi terperangah,
gembong iblis itu tak dapat menebak apakah kepandaiannya
telah mendatangkan hasil atau tidak..
Dikala ia masih terperangah itulah Han Siong Kie berhasil
menghimpun kembali seluruh kekuatan tubuhnya, bila ia
lancarkan serangan kilat dalam keadaan begini, niscaya sianak
muda itu bakal mati atau paling sedikit terluka parah.
setelah tertegun beberapa saat lamanya, Tengkorak maut
menggetarkan sepasang telapaknya kearah depan. dua gulung
angin pukulan berhawa panas dan hawa dingin dengan
dahsyatnya meluncur kedepan.
Han Siong Kie segera silangkan telapaknya dan menyambut
datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keras...
"Blaamm" ditengah benturan yang amat dahsyat, kedua
belah pihak sama2 terdorong mundur sejauh satu langkah
lebar kearah belakang. Tengkorak maut menb entak keras, ia menerjang maju
kedepan, secara beruntun iblis itu melancarkan delapan jurus
serangan dahsyat yang semuanya menggunakan jurus2 yang
aneh dan tenaga pukulan yang mengerikan hati..
Dibawah desakan dan serangan gencar pihak musuh, Han
Siong Kie ketitir hebat sehingga harus mundur delapan
langkah dari tempat semula.
Begitu delapan jurus serangan itu sudah berlalu, Han Siong
Kie tak mau berdiam diri belaka, ia segera mengembangkun
566 jurus2 serangan dari ilmu telapak Mo mo cianghoat untuk
melancarkan serangan balasan- suatu pertarungan yang amat
seru dan ramai pun segera berlangsung dengan hebatnya.
Dalam sekejap mata suara bentakan keras berkumandang
memecahkan kesunyian, deruan angin pukulan menggulung
diempat penjuru membuat pasir dan debu beterbangan
diangkasa.. Seperminum teh kemudian, Han Siong Kie mulai terdesak
dibawah angin, ia ketitir hebat.
Meskipun ia telah mengembangkan permainan ilmu jari
Tong kim ci yang diyakininya, tapi pihak lawanpun telah
mengadakan persiapan babkan kepandaian silat yang
dipergunakan kian lama kian bertambah hebat hingga
memaksa sianak muda itu sama sekali tak dapat berkutik.
Dua puluh jurus kembali sudah lewat, keringat dingin mulai
mengucur keluar membasahi seluruh tubuh Han Siong Kie, ia
mulai terjerumus dalam posisi yang sangat berbahaya.
Pengemis dari selatan yang berada disisi kalangan
meskipun pernah menerima budi pertolongan dari Han Siong
Kie, namun dalam keadaan begini ia sama sekali tak
bertenaga untuk memberi pertolongan, pengemis tua itu
hanya dapat mengikuti jalannya pertempuran dengan hati
amat gelisah. Kini, Han Siong Kie sudah didesak hingga terpaksa harus
mengubah taktik penyerangannya jadi posisi bertahan,
kemudian ia sudah kerahkan segenap kesaktian jurus Mo-mo
ciang hoat dalam bagian bertahan, namun ia masih tetap
gagal untuk menutup rapat seluruh pertahanan tubuhnya
secara sempurna. Pemuda itu dapat menyadari bahwa tenaga dalam yang
dimiliki Tengkorak maut ternyata jauh lebih tinggi satu kali
lipat jika dibandingkan dengan Malaikat berhawa dingin Mo siu
Ing. 567 Ditengah suatu bentakan keras, tiba2 terdengar seseorang
mendengus berat. Han Siong Kie kena dihajar dadanya secara telak hingga
tubuhnya mundur delapan depa kebelakang, hampir saja ia
muntahkan darah segar. Tengkorak maut bersuit nyaring, sekali lagi tubuhnya
menerjang maju kedepan, segulung angin pukulan yang maha
dahsyat ibarat tindihan sebuah bukit Tay-san langsung
menggulung kearah tubuhnya dengan amat hebat dan
dahsyat. Han Siong Kie menggigit bibir kencang2, dia himpun
segenap kekuataa yang dimilikinya untuk menangkis
datangnya serangan tersebut dengan keras lawan keras.
Benturan dahsyat yang amat memekikan telinga bergelegar
ditengah udara, Han Siong Kie sambil memuntahkan darah
segar segera roboh tarkapar keatas tanah.
Tengkorak maut tertawa seram, dengan suatu sambaran
kilat yang amat dahsyat ia cengkeram kearah pinggang Han
Siong Kie, rupanya tujuan dari penyerangan itu bukan lain
adalah untuk merebut kitab pusaka Hud jiu Poo pit itu.
Mendadak....serentetan bentakan nyaring berkumandang
datang dari kejauhan-"Tengkorak maut engkau berani melukai
orang?" Segulung desiran angin tajam yang amat aneh tahu2
meluncur kedepan dan menyapu kesekeliling gelanggang.
Han Siong Kie seketika itu juga merasakan pinggangnya
jadi kencang dan kitab pusaka Hud jiu Poo pit itupun sudah
berpindah tangan dari sakunya kedalam genggaman
Tengkorak maut. Pada saat yang bersamaan pula Tengkorak maut meluncur
kebelakang dan mundur sejauh beberapa tombak dari tempat
semula. 568 Gulungan angin aneh itu tidak berhenti sampai disitu saja,
tubuh Han Siong Kie kena digulung sejauh satu tombak lebih
dari tempat semula, tak tahan sianak muda itu kembali
muntahkan darah segar dari ujung bibirnya.
Dalampada itu ditengah gelanggang telah bertambah
dengan seorang dara muda yang berwajah sangat cantik.
Terdengar pengemis dari selatan dengan napas ter-engah2
berseru nyaring: "Nona, kedatanganmu terlambat satu tindak, dimanakah
kakekmu" kenapa tidak kelihatan?"
Dengan perasaan minta maaf gadis cantik itu melirik
sekejap kearah pengemis dari selatan, kemudian jawabnya:
"Karena ada urusan yang sangat penting, kakekku tak
dapat datang sendiri kemari, karena itu beliau memerintahkan
siau titli untuk mewakili dirinya datang kesini"
Bicara sampai disitu, gadis cantik itu kembali putar
telapaknya satu lingkaran dengan gerakan yang sangat aneh,
segulung angin berpusing yang sangat aneh segera menerjang
kearah Tengkorak maut. Menyaksikan datangnya ancaman itu, gembong iblis
tersebut dengan cepat menyingkir kesamping, setelah melotot
sekejap kearah gadis cantik itu dengan pandangan penuh
kebencian, ia mendengarkan suara pekikan panjang yang
menyeramkan, sekali enjot badan sambil menyambar kepala
tengkorak berwarna merah derah itu secepat kilat ia kabur
dari tempat itu. Gerakan tubuhnya benar2 cepat sekali sehingga sukar
dilukiskan dengan kata2. Sambil menggigit bibir Han Siong Kie bangkit berdiri dari
atas tanah, tetapi setelah menyaksikan keadaan disekitarnya
ia nampak terperangah dan sama sekali tidak mengucapkan
sepatah katapun. 569 Ternyata gadis muda yang baru saja menyelamatkan
jiwanya bukan lain adalah Go Siau Bi yang pernah ditolong
olehnya dan hampir saja menikah dengan dirinya atas
praksasa dari orang yang kehilangan sukma.
Ia tahu sampai dimanakah taraf kepandaian silat yang
dimiliki Go siau Bi, sungguh tak disangka olehnya hanya
terpisah selama beberapa hari saja ternyata ia telah berubah
jadi seorang yang lain . Lalu siapakah kakeknya"
Kenapa Tengkorak maut melarikan diri setelah bertemu
dengan gadis cantik ini"
Pemuda itu sadar, andai kata GO Siau Bi tidak datang tepat
pada saatnya, Tengkorak maut gadungan tak nanti akan
melepaskan dirinya dengan begitu saja, bahkan Pengemis dari
selatanpun akan mengalami nasib yang sama pula.
Karena itu dari temgat kejauhan ia segera menjura kearah
Go siau Bi sambil berseru: "Nona, kuucapkan banyak terima
kasih atas bantuan yang kau berikan kepadaku."
Go siau Bi tertawa tawa. "Siauhiap tak usah berterima kasih kepadaku, sebab
akupun pernah menerima budi kebaikan darimu"
Tentu saja gadis cantik ini mimpipun tidak menyangka
kalau pemuda berwajah penyakitan yang berada
dihadapannya sekarang, bukan lain adalah pujaan hatinya
"Manusia berwajah dingin Han Siong Kie" adanya, tapi sianak
muda itu mengetahui dengan cepat bahwa ia telah berhutang
budi kepada dara tersebut. sekali lagi Go siau Bi berkata
dengan lembut: "Luka yang sauhiap derita cukup parah, terimalah obat
penyembuh dari kakek yang amat mujarab ini agar engkau
cepat sehat kembali ...."
Han Siong Kie tertawa angkuh, dengan nada amat dingin ia
menukas perkataan lawannya: "Maksud baik nona biarlah
570 kuterima di dalam hati saja, luka sekecil ini masih bukan suatu
persoalan bagiku" Go Siau Bi tidak banyak bicara lagi, ia segera berpaling
kearah pengemis dari selatan sambil berseru:
"Locianpwee, siau li ingin mohon diri lebih dahulu"
Seraya berkata ia memberi hormat, kemudian kepada Han
Siong Kie dia berseru pula. "Selamat tinggal"
Sekali enjot badan tubuhnya segera melesat dari sana dan
lenyap dibalik pepohonan, kecepatan gerakan tubuhnya begitu
luar biasa sehingga tak kalah hebatnya dengan Tengkorak
maut gadungan. Memandang hingga bayangan punggungnya lenyap dari
pandangan, diam2 Han Siong Kie merasakan hatinya kesal,
tanpa sadar ia menghela napas panjang.
Sementara itu sepeninggal Go siau Bi, pengemis dari
selatan kembali berpaling ke arah Han Siong Kie sambil
berkata: "Hey bocah muda, jembatan tetap jembatan, jalan raya
tetap jalan raya, meskipun
engkau telah melepaskan budi pertolongan kepadaku yang
tak akan kulupakan untuk selamanya, tapi aku masih letap
akan menagih hutang piutang antara gurumu dengan
perkumpulan kami di masa yang silam !"
Has Siong Kie tidak langsung menjawab, sebaliknya hanya
berpikir dalam hatinya: "..Kalau aku sampai unjukkan paras asliku dalam keadaan
demikian tak mungkin engkoh tuaku akan mengesampingkan
urusan perkumpulan karena hubungannya dengan aku sudah
tentu akupun tak dapat berdiam diri belaka terhadap urusan
dari suhu. Sekarang persoalan yang paling penting adalah apa
sebabnya suhu melakukan pembantaian dimasa silam "
571 perbuatan itu dilakukan karena desakan dari kemauan sendiri
ataukah karena ada alasan tertentu ?"
Setelah berpikir lebih jauh, ia merasa persoalan ini baru
dapat dibikin jelas seandainya telah bertemu dengan gurunya
nanti apalagi usia gurunya tinggal beberapa hari saja. niscaya
hutang piutang itu akhirnya akan jatuh keatas pundaknya.
Berpikir sampai disitu, ia merasa lebih baik untuk
menyimpan rabasia ini untuk sementara wsktu, sembari
menjura katanya: "Locianpwee, bagaimana kalau kita tetap dengan
pembicaraan semula, selewatnya hari ini aku pasti akan
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berkunjung sendiri ke perkumpulan anda untuk memberi
pertanggungan jawab?"
"Engkau akan datang sendiri untuk memberikan
pertanggungan jawab?" tegur Pengemis dari selatan dangan
alis mata melentik. "Ucapanmu tepat sekali!"
"Siapa yang berhutang dialah yang harus membayar,
sekalipun murid barus menanggung hasil perbuatan dari
gurunya, tapi bagaimanapun juga,. ."
"Tentang soal ini dikemudian hari aku pasti akan memberi
penjelasan yaig seterang2 nya."
"Baik. kita tentukan begitu saja, untuk kali ini aku bersedia
untuk msmpercayai perkataanmu."
Dalam hati kecil Han Siong Kie terdapat banyak masalah
rumit yang mencurigakan hatinya, namun dalam keadaan
demikian ia merasa tak leluasa buka mulut, setelah termenung
dan berpikir beberapa saat lamanya kemudian sambil
keraskan kepala la berkata:
572 "Locianpwee, kalau kita kesampingkan masalah dendam
atau sakit hati antara perguruan, apakah engkau bersedia
untuk menjawab beberapa buah pertanyaanku?"
Pengemis dari selatan termenung dan berpikir sebentar,
kemudian jawabnya: "coba katakanlah"
"Kedatangan locianpwee pada saat ini adalah khusus untuk
mencari satroni dengan diriku, ataukah karena Tengkorak
gadungan tersebut?" "Bocah muda, aku pengemis tua mendapat laporan dari
anak buahku tentang kehadiran-mu disini, karena itu maksud
tujuan dari kedatanganku adalah untuk mencari engkau"
"Apakah locianpwee tahu kalau tengkorak maut gadungan
bakal munculkan diri?"
"Tidak, peristiwa ini sama sekali diluar dugaanku "
-ooodowooo- BAB 32 "KALAU peristiwa ini memang sama sekali berada diluar
dugaanmu, apa sebabnya ketika locianpwee sedang diancam
oleh Tengkorak maut gadungan tadi, aku lihat se-akan2
engkau sedang menantikan kedatangan seseorang?" desak
Han Siong Kie lebih jauh.
"Bocah muda, ketajaman matamu benar2 luar biasa sekali,
aku pengemis tua memang sedang menantikan kemunculan
seseorang?" "Siapakah orang itu?""
"Put-lo sianseng."
"Apa" Put lo sianseng...?" tanya Han Siong Kie dengan
perasaan bergetar keras. 573 "Perkataanmu tak keliru, apakah engkau pernah
mendengar dari jago persilatan ini."
"Dua hari berselang, secara kebetulan aku pernah
berjumpa satu kali dengan dirinya..."
"Oooh kiranya begitu"
"Locianpwee" ujar Han Siong Kie lagi setelah termenung
beberapa saat lamanya. "Darimana engkau bisa mengatakan
jika tengkorak maut tersebut adalah tengkorak maut
gadungan?" "Tentang soal ini..suatu kali aku pengemis tua serta
sahabat karibku padri dari utara hampir saja menemui ajalnya
ditangan iblis tersebut, kemudian susiokku Seng tat koay tiba2
munculkan diri dan membuat ia jadi kaget hingga kabur,
waktu itu aku sudah curiga kalau dia adalah manusia
gadungan, sebab kalau pemilik benteng maut pribadi yang
kami hadapi, tak mungkin dia bakalan kabur sebelum
bertempur, setelah peristswa itu paman guruku berkunjung
sendiri kebenteng maut untuk bikin terang duduknya
persoalan, dan dari perkataanku tadi yang sengaja kuutarakan
keluar ternyata bangsat itu memperlihatkan asalnya..".
Tiba2 Han Siong Kie teringat kembali akan song Tiat-koay
sewaktu ia menanyakan soal Tengkorak maut kepadanya
tempo hari, ia tertawa tergelak sambil berlalu, katanya selama
ini dia tak akan munculkan diri kembali dalam dunia persilatan
dan keadaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulan bahwasanya
pengemis itu sudah menderita kerugian besar didalam
benteng maut, tentu saja perkataan semacam ini tidak sampai
diutarakan keluar pada saat ini.
Pokok pembicaraanpun segera dialihkan kemasalah lain,
katanya. "Mengapa Tengkorak maut gadungan melarikan diri terbirit2
setelah kemunculan nona Go siau Bi tadi ?"
574 "Mungkin ia agak jeri terhadap nama besar kakeknya"
"Siapa sih kakeknya?"
"Put-loo sianseng"
"Oooh kiranya begitu.."
Sekarang Han Siong Kie baru tahu apa sebabnya dalam
beberapa hari yang amat singkat Go siau Bi telah berubah jadi
seseorang yang lain, bahkan tenaga dalamnya peroleh
kemajuan yang sangat pesat, tak tahunya dia adalah cucu
perempuan dari Put loo sianseng, manusia sakti dari dunia
persilatan- Sementara sianak muda itu masih termenung, pengemis
dari selatan telah bertanya kembali:
"Bocah muda, apakah engkau masih ada pertanyaan lain
yang hendak kau ajukan kepadaku?" "
sebenarnya Han Siong Kie hendak minta bantuan dari
engkoh tuanya tni untuk menurunkan perintah kepada anak
buahnya dan bantu dia untuk menemukan jejak Tonghong
Hui, tapi setelah teringat bahwa saat itu dia muncul dengan
muka lain dan tak mungkin baginya untuk buka suara,
terpaksa ia cuma berkata:
"Terima kasih banyak atas petunjuk dari locianpwee,
selamat berpisah dan sampai jumpa lagi dilain waktu"
"Jangan lupa, ada pengemis tua selalu menantikan kabar
berita dari kalian guru dan murid" seru Pengemis dari selatan
menegaskan. "Aku tak akan mengingkari janji, beberapa hari kemudian
aku pasti sudah berkunjung kemarkas besar kalian"
Selesai berkata, ia enjotkan badan meluncur keluar dari
hutan dan melayang kearah jalan raya.
575 Sekarang perasaan hatinya bertambah berat, ia merasa se
akan2 telah memikul beberapa beban yang lebih berat lagi.
Musuh besar gurunya tersebar dimana-mana
bagaimanakah caranya untuk menyelesaikan semua pertikaian
itu dikemudian hari?"
Manusia macam apakah Tengkorak maut gadungan itu"
kenapa ia hendak mencatut dari nama Tengkorak maut"
dengan kedudukan dan kepandaian silat yang dimiliki Pemilik
Benteng maut, apa sebabnya ia hanya berpeluk tangan belaka
tanpa ada maksud untuk membikin terang duduknya
persoalan" apa lagi aliran ilmu silat yang mereka miliki
rupanya berasal dari satu sumber yang sama ....
Setelah kemunculan tengkorak maut gadungan, lalu musuh
besar pembunuh keluarganya adalah Tengkorak maut yang
asli ataukah tengkorak maut gadungan?"
Kitab pusaka Hud jin Poo pit sudah dirampas oleh
Tengkorak maut gadungan untuk merebutnya kembali jelas
merupakan suatu pekerjaan yang amat sulit..
Teringat akan kitab pusaka hud jiu Poo pit itu, perasaan
hatinya jadi murung bercampur sedih, sebab andaikata pusaka
itu tak dapat direbut kembali maka ia tak akan berhasil
melatih kepandaian silat yang lihay, itu berarti pula semua
harapannya akan musnah bagaikan asap yang menguap,
karena baik terhadap Tengkorak maut asli maupun terhadap
Tengkorak maut gadungan, ia masih bukan tandingannya
semua. Makin berpikir ia merasa makin murung, dan kacau
pikirannya. Akhirnya ia ambil keputusan untuk segera kembali dulu
untuk menjumpai gurunya, dalam hati ia berdoa dan berharap
agar dalam beberapa hari belakangan ini gurunya tidak
sampai mengalami kejadian yang sama sekali diluar dugaan.
Siang malam tak hentinya ia melakukan perjalanan cepat,
ketika fajar baru menyingsing menjelang hari ketiga, akhirnya
576 sampailah pemuda itu ditengah hutan dimana Iblis diantara
iblis berdiam. Batu besar yang menyumbat mulut gua itu masih tetap
berada ditempat semula, sedikit banyak pemuda itu merasa
hatinya agak lega... Tapi ingatan lain kembali berkelebat dalam benaknya
membuat ia jadi ragu2 untuk mendorong batu besar itu
kesamping, sebab perjalanannya kebenteng maut kali ini
hanya membawa kekecewaan belaka, gurunya sudah empat
puluh tahun berlatih diri hingga badannya cacad dan jiwanya
terancam maut akibat tenaga dalamnya telah disalurkan
kedalam tubuhnya, apa yang diharapkan hanya mendengar
hasil laporan dari mulutnya, apakah ia tega membuat orang
tua itu merasa kecewa " membuat dia menyesal untuk
selamanya" Keringat dingin mulai mengucur keluar membasahi seluruh
tubuhnya, jantung mulai berdebar dengan kerasnya, ia tak
dapat ambil keputusan bagaimana caranya untuk mengatasi
persoalan ini" sesudah termangu-mangu beberapa saat lamanya, pemuda
itupun mantapkan hati dan segera menggeser hatu cadas
tersebut dan masuk keruang bawah tanah.
"Siapa?" teguran yang lirih, lemah dan sama sekali tak
bertenaga berkumandang dari balik ruang gua.
Han Siong Kie meras akan hatinya jadi kecut dan sedih
sekali, buru2 jawabnya: "Suhu, tecu telah kembali"
Sambil menjawab pemuda itu melanjutkan kembali
perjalanannya masuk kedalam ruangan, ia lihat gurunya Iblis
diantara iblis sedang bersandar diatas dinding gua dengan
badan yang lemas tak bertenaga, sepasang matanya yang
sayu dan tak bersinar terbelalak lebar2, pancaran mukanya
penuh mengandung perasaan pengharapan.
577 Han Siong Kie segera memburu maju kedepan dan
jatuhkan diri berlutut dihadapan gurunya.
"Nak, bagaimana dengan hasil perjalananmu kali ini?" tanya
iblis diantara iblis dengan suara lemah.
Han Siong Kiem merasakan jantungnya berdebar keras dan
perasaan hatinya tercekat. "suhu.."
Otot2 hijau pada menonjol keluar dari atas wajah iblis
diantara iblis, ia segera mencengkeram bahu Han Siong Kie
dan menggoncangkannya keras2 sambil berseru: "Bagaimana
hasilnya" ayoh cepat jawab"
"Seperti apa yang suhu titahkan, tecu telah masuk kedalam
benteng maut dan menantang Tengkorak maut untuk
berduel." "Cepat katakan bagaimana akhir pertarungan itu" ilmu jari
Tong kim ci ilmu Tong kim-ci bagaimana hasilnya?""
"Ketika tecu mengeluarkan ilmu jari Tong kim ci, tubuh
pihak lawan segera bergetar keras dan mendengus berat,
rupanya ia sudah menderita luka."
"Haaah haaahh hhaaahhh ia terluka " coba ulangi sekali
lagi " "Ia sudah terluka, cuma ...."
"Cukup anakku cukup, ia sudah terluka haaahh haaahhh
hhaaaahhhh" sambil tertawa keras bagaikan orang kalap Mo tiong ci mo
iblis diantara iblis bersandar kembali keatas dinding gua, paras
mukanya kian lama kian berubah hebat.
Kata2 selanjutnya tak mampu diutarakan keluar oleh Han
Siong Kie, ia tak tega menyaksikan kakek tua itu mati dengan
menanggung kecewa, dalam keadaan begini ia harus
membohongi dirinya dan pemuda itupun tidak melanjutlan
kembali kata2nya. 578 "Benar suhu" sahutnya dengan kaku.
"Dan.. pemilik benteng maut telah terluka oleh totokan ilmu
jari Tong kim ci ku..."
Napas iblis diantara iblis mulai memburu dengan cepatnya,
kabut putih mulai menyelimuti biji matanya.
Menyaksikan keadaan itu Han Siong Kie jadi amat
terperanjat, tak tertahan lagi ia menjerit keras: "suhu. suhu..
kau..." "Aku..aku.. aku merasa sangat puas" gumam iblis diantara
iblis bagaikan orang mengigau.
Kepalanya miring kesamping, matanya tertutup rapat dan
kakek tua yang pernah menggetarkan sungai telaga ini
menghembuskan napasnya yang penghabisanHan Siong Kie tak dapat menahan rasa pedihnya lagi, ia
menangis ter sedu2, meskipun hubungan mereka sebagai
guru dan murid belum berlangsung lama, tapi apa yang
dilimpahkan iblis diantara lbiis kepadanya sudah cukup untuk
membekali masa hidup selanjutnya..
Lama... lama sekali ia baru berhenti menangis, sambil
berlutut dan menyembah layon gurunya ia berbisik:
"Oooh suhu, tecu telah membohongi engkau orang tua,
harap engkau suka memafkan kesalahanku ini, tapi tecu
berjanji, suatu hari tecu pasti akan benar2 mengalahkan
pemilik benteng maut untuk menghibur arwah suhu dialam
baka" Selesai berdoa pemuda itu bangkit berdiri.
Mendadak.. ia temukan disamping jenasah gurunya
tergeletak sejilid kitab kecil di atas kitab kecil itu terletak
sebuah tanda pengenal sebesar setengah telapak yang terbuat
dari perak, karena sinar yang gemeriapan dengan perasaan
keheranan pemuda itu segera pungut benda itu dari tanah.
579 Pada permukaan tanda pengenal itu terukiriah seraut wajah
setan yang bermuka bengis, tapi karena aus dimakan waktu
pinggiran serta garis ukiran muka setan itu sudah banyak yang
samar dan rusak. Ketika ia membalik tanda pengenal itu ke permukaan yang
lain, tiba2 saja serentetan cahaya yang amat menyilaukan
mata memancar keempat penjuru dan menerangi seluruh
bagian dari ruangan itu. Han Siong Kie merasa amat terperanjat ketika diamati lebih
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seksama maka ditemuilah di tengah permukaan tanda
pengenal terpancang sebutir mutiara sebesar buah
kelengkeng, disekitar mutiara terukir beberapa huruf yang
berbunyi: "Tanda pengenal mutiara setan bengis benda
mestika dari istana"
Dengan perasaan tak habis mengerti Han Siong Kie
gelengkan kepalanya berulang kali, tanda pengenal mutiara
setan bengis sudah pasti adalah nama dari tanda pengenal itu,
tapi apa maksud dari kata yang berbunyi benda mustika dari
istana, istana apa yang dimaksudkan .... " istana kaisar "
istana raja muda... Kenapa suhunya menyimpan benda seperti
ini" Dengan perasaan keheranan ia ambil kitab kecil itu dan
dibaca, pada halaman pertama terteralah huruf yang
berbunyi: "Kitab Catatan budi dan dendam dari Mo mo
Cungcu" Han Siong Kie merasakan jantungnya berdebar keras, kitab
tersebut sudah pasti tercantum rahasia hidup dari gurunya, ia
numpuk benda itu bersamaan dengan tanda pengenal mutiara
setan bengis, itu berarti gurunya mengandung maksud yang
sangat dalam, ia sebagai ahli warisnya sudah menjadi
kewajiban untuk memikul semua resiko dan tanggung jawab
atas budi dan dendam suhunya selama masih hidup dan
sekarang benda tersebut di letakkan disitu, itu berarti gurunya
memang sengaja meninggalkannya untuk dia lihat..
580 Berpikir sampai disitu, pemuda itu mulai membalikkan
lembaran berikutnya, terbaca olehnya kitab itu penuh
berisikan tulisan2 kecil yang rumit dan rapat, warna merah
yang menyiarkan bau amis tersiar keluar dari balik kitab itu,
sebagai seorang pemuda yang cerdik, Han Siong Kie segera
dapat menduga kalau tulisan itu tentulah ditulis oleh gurunya
belum lama berselang dengan menggunakan darah badannya.
Ternyata apa yang diduga sedikitpun tak salah, terbaca
olehnya tulisan itu berbunyi demikian.
"Tulisan ini ditujukan buat muridku.
Gurumu bukan lain adalah kaisar Tee kun angkatan ketiga
belas dari istana Huan mo kiong yang berada diwilayah Thian
lam ....." Han Siong Kie merasakan jantungnya berdebar sangat
keras, ia tak mengira kalau suhunya bukan lain adalah kaisar
Tee kun angkatan ketiga belas dari istana Huan mo kiong, tak
aneh kalau para pengawal istana Huan mo kiong segera kenali
perguruannya dan menanyakan jejak dari gurunya setelah
mengenali permainan ilmu telapaknya ....."
-00d000w00- Jilid 16 KEMBALI pemuda itu melanjutkan pembacaannya atas
surat tersebut. "Empat puluh lima tahun berselang, aku masuk kedaratan
Tionggoan tapi karena menderita kalah ditangan Pemilik
benteng maut, maka aku tak pernah kembali lagi kewilayah
Thian-lam, oleh sebab itu dengan surat ini kuperintahkan
kepadamu untuk meneruskan jabatanku sebagai kaisar Tee
kun angkatan ke empat belas dari istana Huan mo kiong.."
581 Han Siong Kie merasakan sekujur badannya gemetar keras
karena emosi yang sukar dilukiskan, suhu memerintahkan
dirinya untuk meneruskan jabatannya sebagai kaisar istana
Huan mo kiong, tapi.. belum lama berselang dari mulut para
pengawal istana baju hijau ia sempat mendengar kalau istana
Huan mo kiong telah mempunyai seorang ketua baru, dan
rombongan pengawal itu sedang melaksanakan perintah dari
kaisarnya untuk masuk daratan Tionggoan mencari hawa
perawan gadis persilatan, dari sini dapatlah diduga bahwa
selama puluhan tahun gurunya tak pernah kembali kewilayah
Thian-lam, disitu telah terjadi banyak perubahan besar ....
Setelah berpikir sebentar, ia membaca lagi isi surat itu:
"Apa yang barusan kukatakan merupakan suatu perintah
yang tak boleh dibantah, tanda pengenal mutiara setan bengis
merupakan tanda kekuasaan dari perguruan, dan benda itu
hanya dimiliki oleh seorang ketua perguruan belaka."
Kembali Han Siong Kie merasakan hatinya terperangah,
kalau toh untuk memimpin perguruan diwilayah Thian lam itu
seorang ketua harus memiliki tanda pengenal mutiara setan
bengis, lalu dengan tanda pengenal apakah kaisar Tee Kun
yang berkuasa diistana huan mo kiong pada saat ini naik
tahta" Dengan penuh kebingungan ia gelengkan kepalanya
berulang kali, kemudian lanjutkan kembali membaca isi surat
itu. "Tanda pengeral mutiara setan bengis merupakan tanda
pengenal yang diwariskan cousu perguruan kami, barang
siapa yang jadi anggota perguruan Thian lam harus berlutut
bila bertemu dengan benda ini, barang siapa berani
membangkang perintah ini berarti ia hendak melenyapkan
perguruan dan menghina cousu, orang itu harus dihukum mati
." 582 Membaca sampai disini tak kuasa lagi Han Siong Kie
menelan air ludahnya, ia membaca lebih jauh:
"Mutiara dibalik permukaan tanda pengenal ini merupakan
mutiara yang amat tersohor dinegeri Persia, keistimewaannya
jika disaluri hawa murni maka pantulan cahaya yang
memancarkan keluar akan melumpuhkan kesadaran otak
pihak lawan, tapi berhubung selama ini aku selalu
mengandalkan kekuatanku untuk menghadapi lawan, maka
keampuhan tersebut belum pernah kucoba.."
Dari perkataan ini, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa lblis
diantara iblis adalah seorang manusia yang jujur dan pandekar
sejati. Tanpa sadar rasa hormat dan kagum Han Siong Kie
terhadap gurunya semakin menebal satu tingkat.
Terbaca olehnya kata2 selanjutnya berbunyi demikian.
"Ingatlah baik2. dalam perguruan kita terdapat sejenis ilmu
sesat yang bernama Tui bun kang, jika pukulan itu dilepaskan
maka settap korban yang berada didaerab seluas lima lombak
pasti akan mati konyol tanpa bisa ditolong. Tapi berhubung
kepandaian ini barus dilatih dari gabungan hawa murni yang
dilatih sendiri dengan sari perawan seratus orang gadis muda
yang pernah belajar ilmu silatdan kekejian dari ilmu ini luar
biasa sekali, maka cousu angkatan kedelapan telah
menurunkan perintah untuk melarang setiap anggota
perguruan untuk mempelajari kepandaiao ini, siapa berani
melanggar harus mati, Tulisan darah dari :Tong Ceng
Setelah membaca surat itu, Han Sion gKie baru mengerti
apa maksud dan tujuan para pengawal istana Huan mo kiong
dikirim ke daratan Tionggoan untuk menangkap gadis2
perawaD yang belajar silat.
583 Sebagai seorang ahli waris dari perguruan Thian-lam yang
diperintahkan gurunya untuk meneruskan kedudukannya
sebagai kaisar istana Huan mo-kiong sudah tentu Han Siong
Kie tak ingin menyaksikan perbuatan yang melanggar
peraturan perguruan itu di lakukan terus. selama itu pemuda
itupun sadar andaikata kepandaian sesat semacam ini berhasil
dilatih hingga sempurna niscaya banyak orang persilatan yang
akan menemui ajalnya ditangan mereka.
Berpikir sampai disitu, sianak muda itu segera membatin
kembali. "Aku harus mengerahkan segenap kemampuan yang
kumiliki untuk mencegah perbuatan yang tak kenal peri
kemanusiaan ini berlangsung hingga ber-larut2, selain itu aku
pun hendak menyelidiki dengan andalkan apakah kaisar yang
sekarang menjabat kcdudukan sebagai seorang ciangbunjin."
Dengan penuh rasa hormat berlututlah pemuda itu
dihadapan jenasah gurunya. setelah menyembah dengan rasa
sedih ia berbisik : "Tecu bersumpah akan melaksanakan pesan terakbir dari
suhu untuk membangun kembali perguruan Thian-lam dan
membasmi kanm durjana dari tubuh perguruan!"
Maka ia berikan tubuh suhunya iblis di antara iblis tepat
ditengah ruangan, pikirnya lagi.
"Liang tanah ini merupakan tempat yang paling pantas
untuk mengubur jenasah suhu, bila mulut gua kututup
kemudian kudirikan batu nisan, bukankah urusan sudah
beres..?" Setelah ambil keputusan dalam hati kecilnya, ia periksa
kembali sekeliling liang tanah itu dengan seksama, setelah
yakin kalau disitu tak ada benda yang berharga lagi, ia tatap
raut wajah gurunya untuk terakhir kalinya, tak kuasa air mata
jatuh berlinang membasahi seluruh wajahnya.
584 Beberapa waktu kemudian Han Siong Kie menyimpan tanda
pengenal mutiara setan bengis itu kedalam sakunya,
kemudian membuka kembali kitab catatan budi dan dendam
dari Mo mo cungcu. Pada halaman pertama berisikan catatan mengenai riwayat
hidupnya serta semua perbuatan yang pernah dilakukan
selama hidupnya. Setelah memeriksa halaman pertama, tanpa terasa sorot
mata yang tajam melotot keluar dari balik mata si anak muda
itu, sekarang ia tak usah kuatir menghadapi orang-orang yang
datang mencari balas dengan dirinya tapi terutama sekali
terhadap engkoh tuanya pengemis dari selatan, sekarang ia
dapat memberi pertanggungan jawab yang sebenarnya.
Apa yang diucapkan gurunya sama sekali tidak salah,
semua orang yang dibunuh olehnya semasa masih hidup
merupakan orang2 yang memang patut dibunuh, sebab
mereka punya cukup alasan yang kuat untuk menerima
kematiannya. Selain itu pemuda itupan merasakan susahnya untuk
membedakan mana yang benar, mana yang salah bagi umat
persilatan, sebab dengan tingkah laku dari gurunya yang
menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran, ternyata diberi
julukan sebagai Iblis diantara iblis, tindakan ini benar2 sangat
tidak adil. Setelah termenung beberapa waktu lamanya, pemuda itu
baru merangkak keluar dari dalam liang dan menutup mulut
gua tersebut dengan sebuah batu cadas yang amat besar,
kemudian dengan ilmu jarinya ia mengukir beberapa huruf
diatas batu besar itu. "Disinilah Mo mo cuncu Tong Ceng kaisar angkatan ketiga
belas dari istana Huan mo kiong dimakamkan"
Dibawah ukiran tersebut tercantum pula beberapa huruf
yang berbunyi: "Didirikan oleh tecu Han Siong Kie"
585 Selesai mengukir tulisan tersebut, pemuda itu mengamati
kembali tulisan tersebut beberapa saat kemudian baruputar
badan siap meninggalkan tempat itu.
Tiba2 desiran angin tajam menyambar lewat dari kejauhan,
tiga sosok bayangan manusia dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat meluncur masuk kedalam hutan.
Diam2 Han Siong Kie merasa amat terperanjat, perlahan2
ia putar badan dan alihkan sorot matanya kearah mana
berasalnya suara itu, tapi begitu meugetahui siapa yang telah
datang, darah panas dalam dadanya kontan mendidih, hawa
napsu membunuh yang sangat tebalpun menyelimuti seluruh
wajahnya. Ternyata orang yang barusan datang itu bukan lain adalah
sau kaucu dari perkumpulan Thian Che kau serta dua orang
kakak berbaju kuning.. Ia tatap kembali salah seorang diantara dua kakek baju
kuning yang bermata tunggal itu bernama Koan thian san atau
Malaikat pangaet langit Ci Chong, sebab ketika ia tertangkap
dan hendak dijatuhkan hukuman mati tempo hari, orang ini
bertindak sebagai salah seorang pengawas pelaksana
hukuman diantara empat orang lainnya.
Dengan sorot mata yang tajam Han Siong Kie menyapu
sekejap wajah tiga orong itu, kemudian pandangannya yang
dingin dan ketus berhenti diatas wajah ketua muda dari
perkumpulan Thian Che kau.
Dalam pada itu ketiga orang tersebut telah alihkan pula
sorot matanya keatas batu nisan tersebut, sementara paras
mukanya seketika berubab hebat, orang2 itu nampak begitu
terkesiap dan kaget. "Han Siong Kie... Han Siong Kie... Han Siong Kie." gumam
ketua muda perkumpulan Thian che-kau tiada hentinya.
586 Tiba2 ia mundur satu langkah lebar kebelakang, sambil
menuding kearah sianak muda itu serunya lebih jauh:
"Engkau adalah Malaikat penyakitan, ahli waris dari iblis
diantara iblis?""
"Tebakanmu sangat tepat"
"Dan engkau juga bernama Han Siong Kie?"
"Ada apa?""
"Kenapa engkau punya nama marga yang sama dengan
Manusia berwajah dingin?""
Han Siong Kie tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeeh heeehh heeeehh kalau namaku sama dengan nama
dari manusia berwajah dingin, lantas engkau mau apa?""
Sau kaucu dari perkumpulan Thian che kau sudah terbiasa
angkuh dan sombong, mendengar perkataan itu air mukanya
kontan berubah jadi dingin menyeramkan, tegurnya: "Tahukah
engkau tempat apakah ini" "
"Hutan belantara yang jauh dari keramaian kau anggap
tempat apakah ini?" "Hmm lima puluh li disekitar markas besar perkumpulan
kami merupakan daerah terlarang, umat persilatan dari
manapUn juga tidak diperkenankan menginjakkan kakinya
ditempat ini secara sembarangan... mengerti" "
Dengan penuh penghinaan Han Siong Kie mendengus
dingin. "Hmm seandainya aku berkeliaran disini, kalian mau
apa?" "Mau apa?" Huuh.. nyawamu akan kami renggut"
"Haahh..haahh. haahh.. anjing cilik, engkau benar2 seorang
manusia yang tak tahu diri, kematian sih sudah berada
diambang pintu namun masih belum merasa"
587
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Makian sebagai "anjing cilik" itu sangat menggusarkan hati
sau kaucu dari perkumpulan Thian chee kau, paras mukanya
berubah hebat dan hawa napsu membunuhpun seketika
berkobar menyelimuti seluruh wajahnya.
Dua orang pelindung hukum baju kuning itupun keihatan
sangat gusar, air muka mereka berubah hebat.
"Heehh... heehh heehh... malaikat penyakitan" seru sau
kaucu dari perkumpulan Thian chee kau, sambil tertawa
seram," aku akan bikin mampus dirimu lebih dahulu sebelum
menggali kuburan ini"
Han Siong Kie naik pitam, hawa amarah yang berkobar
dalam dadanya hampir saja sukar dikendalikan lagi, sinar
matanya berapi2 dan mukanya menyeringai bengis, dengan
suara berat ia berseru: "Kalau engkau berani merusak atau mengganggu kuburan
guruku, maka aku orang she Han akan basmi semua anggota
perkumpulan Thian che kau secara keji"
Mendengar ancaman yang sangat mengerikan dan
mendirikan bulu roma itu sau kaucu dari perkumpulan Thian
che kau serta dua orang kakek baju kuning itu nampak amat
terkesiap hingga sekujur badannya gemetar keras, ancaman
yang diutarakan oleh ahli waris iblis diantara iblis tak dapat di
anggap sebagai satu gertak sambal belaka.
Tanpa sadar Han Siong Kie teringat kembali akan peristiwa
yang berlangsung belum lama berselang. ketika ia ditangkap
oleh ibunya yang kejam bagaikan ular dalam wilayah Liau
huan tau serta dijebloskan kedalam penjara batu, pada saat
itu ia pernah dihajar oleh sau kancu ini hingga muntah darah
segar, andaikata ia tidak menggunakan ilmu Ku si tay hoat
untuk pura2 mati kemudian mendapat bantuan pula dari
orang yang kehilangan sukma serta putrinya niscaya ia sudah
mati secara mengerikan. 588 Benci, rasa benci yang berlipat ganda menyelimuti seluruh
perasaan hatinya. Ayahnya telah mati dibunuh, keluarganya telah musnah
dibantai orang, dan ibunya kawin lagi.
Ibunya telah kawin kembali dengan Thian che kaucu,
bahkan hendak membinasakan pula dirinya, sementara ketua
muda yang berada dihadapannya menyebut ibunya say sianggo
atau siang go cantik ong cui Ing sebagai ibunya pula, itu
berarti pemuda itu adalah anak jadahnya.
"Aku harus bunuh bangsat anak jadah ini" teriak Han Siong
Kie dalam hati kecilnya, ia benci kepada ibunya, benci pula
kepada saudara seibu lain ayah ini.
Perlahan2 ia maju kedepan, sambil menggigit bibir
teriaknya keras2. "Bangsat cilik, akan kubunuh dirimu"
Sau kaucu dari perkumpulan Thian che kau itu terperangah,
kemudian sambil tertawa seram sahutnya:
"Malaikat penyakitan,perkataan semacam ini lebih baik
katakanlah sesudah berada di alam baka nanti"
Han Siong Kie mendengus dingin, per-lahan2 ia
menggerakkan tangannya dan melepaskan topeng kulit
manusia yang menutupi wajahnya..
"Manusia bermuka dingin" tiga orang jago persilatan itu
sama2 menjerit kaget. Paras muka Malaikat pengamat langit ci Chong berkerut
kencang, matanya yang tunggal memancarkan sinar penuh
rasa kaget dan terkesiap. ketika melaksanakan hukumam mati
tempo dulu ia, bertindak sebagai pengawas, dan kini
kenyataan membuktikan bahwa Manusia bermuka dingin
masih hidup, tentu saja orang itu jadi terkesiap dan kaget luar
biasa. "Engkau belum mampus..?" teriaknya tanpa sadar.
589 "Perkataanmu tak salah, aku memang belum mati"
Secara beruntun ketua muda dari perkumpulan Thian che
kau itu mundur tiga langkah lebat kebelakang, dengan rasa
kaget yang tak terkirakan ia ikut menegur: "Sebenarnya
engkau manusia atau setan?"
"Haaaah haaahh haaahh bangsat cilik, engkau tak pernah
menyangka bukan" aku adalah manusia"
Ketua muda perkumpulan Thian che kau berusaha keras
untuk menekan pergolakan hatinya, kemudian ia berseru:
"Manusia bermuka dingin, engkau masih tetap ingin jadi
setan?"" Hawa napsu membunuh yang amat tebal menyelimuti
seluruh wajah Han Siong Kie sepatah demi sepatah serunya:
"Anjing cilik, dalam satu jurus aku hendak cabut jiwa
anjingmu" Malaikat penyakitan, ahli waris dari iblis diantara iblis
ternyata adalah penyaruan dari manusia bermuka dingin Han
Siong Kie, peristiwa ini benar2 suatu kejadian yang sama
sekali tak terduga dan mimpipun tak pernah disangka oleh
setiap orang. Sau kaucu dari perkumpulan Thian che kau mendengus
penuh kegusaran, baru saja dia akan menerjang maju
kedepan... Tiba2 Han Siong Kie bertindak jauh lebih cepat lagi, ia
menggeserkan kakinya dan mendekati pihak lawan.
Suasana ditengah gelanggang seketika itu juga berubah
jadi sangat tegang, hawa napsu membunuh menyelimtti
seluruh udara. Malaikat pengamat langit ci Chong, salah satu diantara dua
pelindung hukum berbaju kuning dengan cepat berkelebat
590 kearah depan dan menghadang tepat dihadapan sau
kaucunya. Han Siong Kie mendengus dingin, ia berjalan maju terus
hingga pada jarak delapan depa dari lawannya baru berhenti,
dengan suara dingin bagaikan saiju ia berseru: "Hmm engkau
hendak berangkat selangkah lebih duluan?""
Empat pelindung hukum berbaju kuning merupakan tokoh2
sakti yang tingkatannya dalam perkumpulan Thian che kau,
sedikit dibawah kedudukan ketua, ilmu silat yang mereka
miliki termasuk dalam taraf yang amat sempurna sekali.
Malaikat pengamat langit ci Chong adalah salah satu
diantara empat pelindung hukum, tenaga dalam yang ia miliki
tentu saja termasuk luar biasa, mendengar perkataan itu dia
segera membentak: "Manusia bermuka dingin, aku kurang seksama dalam
memeriksa keadaanmu setelah menjalankan hukuman tempo
hari hingga engkau berhasil meloloskan diri, kini aku akan
bunuh dirimu untuk menebus kesalahanku dimasa silam"
Begitu ucapan terakhir diutarakan keluar, sepasang
telapaknya laksana sambaran petir dan gulungan ombak
dahsyat ditengah samudra menghantam kearah depan.
Han Siong Kie sendiri begitu mengetahui kalau pihak lawan
bukan lain adalah algejo dariperkumpulan Thian che kau,
hawa napsu membunuh yang menyelimuti wajahnya semakin
tebal, sepasang telapaknya dengan menghimpun segenap
kekuatan yang dimilikinya langsung melepaskan satu pukulan
dahsyat kedepan, dengan andalkan hawa murni sebesar dua
ratus tahun hasil latihan, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya
serangan yang dilepaskan dengan sepenuh tenaga itu.
"Blaamm .." ditengah benturan keras yang amat
memekikkan telinga, tubuh malaikat pengamat langit ci Cho
mencelat sejauh tiga tombak lebih dari tempat semula dan
roboh terkapar diiatas tanah.
591 Dalam satu gebrakan Han Siong Kie berhasil membinasakan
seorang jago silat kelas satu dalam dunia persilatan, kelihayan
ilmu silatnya benar2 mengerikan sekali.
sau kaucu dari perkumpulan Thian che kau serta pelindung
hukum baju kuning lainnya jadi ketakutan setengah mati
setelah menyaksikan kejadian itu, mereka rasakan sukma
serasa melayang tinggalkan raganya, keringat dingin
mengucur keluar membasahi seluruh tubuh.
Han Siong Kie mendengus dingin, dengan sorot mata
memancarkan napsu membunuh ia tatap wajah sau-kaucu
dari perkumpulan Thian che kau itu tanpa berkedip.
Ditatap sedemikian rupa oleh lawannya, ketua muda dari
perkumpulan Thian che kau merasakan seluruh tubuhnya
bergetar keras, paras mukanya kontan berubah jadi pucat ke
hijau2an. Pelindung hukum baju kuning lainnya tak mau berpeluk
tangan dengan begitu saja, sambil membentak keras tiba2 ia
lancarkan sebuah pukulan kearah depan-Dalam serangan
tersebut, ia telah mengerahkan segenap kemampuan yang
dimilikinya. Han Siong Kie dengan cekatan menyingkir ke samping,
sepasang telapaknya disilangkan kedepan mengunci
datangnya ancaman tersebut.
Pada saat yang bersamaan pula sau kaucu dari
perkumpulan Thian che kau menggosok sepasang telapaknya
kemudian secepat kilat, di dorong kemuka.
segulung angin pukulan lembut meluncur kedepan, Han
Siong Kie kontan merasakan sebagian dari tenaga pukulan
yang dilancarkan keluar lenyap tak berbekas, hal ini membuat
hatinya amat terperanjat...
-000d0w000- 592 BAB 33 "BLUUMMM . " benturan keras yang amat memekikkan
telinga berkumandang memecahkan kesunyian, ia serta
pelindung hukum baju kuning itu masing2 tergetar mundur
satu langkah kebelakang. Terhadap kepandaian aneh yang dapat membuyarkan
tenaga dalam milik orang itu, Han Siong Kie sama sekali tidak
merasa asing, pertama kali dan mengalami keampuhan dari
ilmu tersebut sewaktu berada diwilayah Lian huan tau, tapi
hanya sebentar saja tenaga dalam yang lenyap pulih kembali
seperti sedia kala. Kedua kalinya pemilik benteng maut yang menggunakan
ilmu aneh tersebut, waktu itu tenaga dalamnya telah
memperoleh kemajuan pesat, tapi segenap kemampuannya
sama sekali lenyap tak ketolongan.
Ketiga kalinya, Tengkorak maut gadungan yang
menggunakan kepandaian tersebut, membuat tenaga
dalamnya tak bisa dihimpun kembali tapi gejala itupun hanya
berlangsung sebentar. Sekarang untuk keempat kalinya dilakukan oleh sau- kaucu
dari perkumpulan Thian che kau ini, berada dalam keadaan
tak siap ia hanya merasakan hawa murninya sedikit buyar.
Dari sini dapatlah dibuktikan kalau tenaga dalam yang
dimiliki ketua muda perkumpulan Thian che kau itu masih
belum cukup untuk mempengaruhi dirinya, dan ia sendiri tentu
saja jauh berbeda kalau dibandingkan dengan keadaannya
tempo hari. Andaikata tiada rintangan dari ketua muda perkumpulan
Thian che kau, mungkin pelindung hukum baju kuning itu tak
akan mampu menahan serangan Han Siong Kie yang
dilancarkan dengan sepenuh tenaga itu.
593 Sesudah mundur kebelakang, Han Siong Kie menggetarkan
telapak kananaya berulang kali,angin pukulan yang berlapislapis
meluncur kearah depan, dengan angin tajam menyapu
kearah tubuh ketua muda perkumpulan Thian che kau dengan
hebatnya sementara tangan kiri dengan kelima jari yang
terpentang lebar melepaskan totokan jari Tong kim ci yang
dahsyat untuk mendesak pelindung hukum baju kuning.
"Blaaam... blaaamm. ." terjadi benturan keras secara
beruntun, dengan sepenuh tenaga ketua muda perkumpulan
Thian che kau menangkis serangan itu, namun ia gagal untuk
menahan kedahsyatan lawan sehingga badannya tergetar
mundur beberapa langkah kebelakang.
Pelindung hukum baju kuning sendiri, di bawah desakan
totokan jari maut dari pemuda itu, terpaksa harus berkelit
kesana menghindar kemari dengan repotnya, ia berusaha
keras untuk meloloskan diri dari ancaman bahaya maut
tersebut. Ketika ketua muda perkumpulan Thian che kau berhasil
didesak mundur itulah, tiba-tiba Han Siong Kie menarik
kembali telapaknya dan pusatkan segenap kemampuan yang
ia miliki untuk bereskan pelindung hukum baju kuning itu lebih
dahulu. Pemuda itu tahu asal pelindung hukum baja kuning berhasil
disingkirkan dari muka bumi, maka dia akan jauh lebih mudah
untuk membereskan diri ketua muda dari perkumpulan Thian
che kau. Dibawah serangan gencar yang dahsyat dan cepat
bagaikan sambaran kilat itu, pelindung hukum baju kuning tak
dapat menghindarkan diri dari ancaman maut lagi. SUatu
jeritan ngeri yang menyayat hati segera memecahkan
kesunyian. 594 sambil muntah darah segar, pelindung hukum baju kuning
itu roboh terkapar keatas tanah dan selamanya tak pernah
bangun lagi. Sau kaucu dari perkumpulan Thian che kau merasakan
hatinya bergidik, sukma serasa melayang tinggalkan raganya,
ia putar badan dan siap kabur dari situ.
Han Siong Kie tertawa dingin, sekali enjot badan tahu2 ia
sudah manghadang didepan tubuh lawannya.
Dengan wajah ketakutan, kaget bercampur ngeri, kaucu
muda dari perkumpulan Thian che kau itu mundur tiga
langkah ke belakang, serunya dengan suara gemetar:
"Manusia bermuka dingin, apa yang ingin kau lakukan atas
diriku?"" "Apa lagi,.." Heehh heehhh, tentu saja menjagal engkau
bajingan terkutuk" Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, secara beruntun
ia lancarkan tiga buah serangan maut kearah lawannya
dengan jurus2 ampuh dari ilmu telapak Mo mo ciang hoat.
Dengan sempoyongan kaucu muda dari perkumpulan Thian
che kau itu mundur delapan langkah kebelakang, ia sama
sekali sudah kehilangan kemampuannya untuk melakukan
perlawanan. Hawa napsu membunuh yang sangat tebal menyelimuti
seluruh wajah Han Siong Kie, sikap dan mimik wajahnya pada
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
waktu itu sangat mengerikan dan cukup menggidikkan hati
siapapun yang memandang. Dengan suara yang dingin, sadis dan menyeramkan
serunya lantang: "Bocah keparat dalam satu jurus berikut ini, aku akan suruh
engkau menggeletak di atas tanah dalam keadaan tak
bernyawa" 595 Sementara itu kaucu muda dari perkumpulan Thian che kau
itu sudah tcrdesak sehingga apa boleh buat lagi kecuali adu
jiwa, timbullah kenekadan dalam hatinya, sambil membentak
nyaring ia terjang kemuka dengan amat garang.
Bagaikan sukma yang gentayangan, sekali berkelebat Han
Siong Kie sudah menghindarkan diri dari terjangan itu,
hardiknya: "Kena"
Sekujur badan kaucu muda dari perkumpulan Thian che
kau itu bergetar keras, pergelangan kanannya kena
dicengkeram dengan telak membuat semua kekuatan dalam
tubuhnya lenyap tak berbekas, sementara sebuah telapak
yang lain tahu2 sudah menempel di atas ubun2nya.
"Habis sudah riwayatku" bisik pemuda itu dengan sedih,
sepasang matanya dipejamkan rapat2.
Telapak tangan Han Siong Kie yang menempel diatas
ubun2 lawan boleh dibilang sudah menguasahi penuh mati
hidup musuhnya, sebab asalkan hawa murni disalurkan keluar,
niscaya batok kepala lawan bakal hancur berantakan dan isi
benak akan berhamburan di mana2.
"Bocah keparat" hardiknya, " ayoh jawab, apa hubungan
antara perkumpulan Thian che kau dengan benteng maut?"
Sepasang mata kaucu muda dari perkumpulan Thian che
kau yang sudah terpejam rapat kembali melotot, dengan sorot
mata benci berCampur kaget ia awasi Han Siong Kie tanpa
berkedip, beberapa saat kemudian baru tegurnya: "Apa yang
kau katakan?"" "Apa hubungannya antara perkumpulan Thian che kau
dengan benteng maut?""
"Darimana engkau bisa menuduh begitu?"
"Hmm tenaga dalam yang kau miliki persis seperti aliran
tenaga dalam dari pemilik benteng maut"
596 "Segala macam ilmu silat yang ada dikolong langit
sumbernya tetap satu, kenapa engkau musti terCengang
melihat kesamaan itu?" bantah kaucu muda itu dengan cepat.
"Jadi kalau begitu, perkumpulan Thian-che kau sama sekali
tak ada hubungannya dengan benteng maut?""
"Maaf, aku tak dapat menjawab pertanyaanmu itu" seru
kaucu muda tersebut dengan tegas.
"Ehmmm...bagus...bagus sekali" teriak Han Siong Kiepenuh
kegusaran yang meluap2, "Sekarang pejamkan matamu, dan
nantikanlah kematian yang paling nyaman bagimu"
Disaat yang kritis dan berbahaya itulah, mendadak dari
kejauhan berkumandang datang suara bentakan keras, disusul
seorang berseru lantang: "Han Siong Kie, engkau tak boleh melukai dirinya"
Han Siong Kie merasa amat terperanjat mendengar
perkataan itu, dengan cepat ia tarik kembali serangannya
sambil berpaling kearah mana berasalnya suara itu.
seorang gadis berkain cadar hitam berdiri tegak kurang
lebih satu tombak di hadapannya, dan perempuan itu telah
dikenal baik olehnya. Tanpa sadar lagi Pemuda she Han itu
berseru kaget: "oooh... orang yang ada maksud"
"Sedikitpun tidak salah" gadis misterius yang muncul tepat
pada saatnya untuk mencegah Han Siong Kie turun tangan
keji atas diri kaucu muda dari perkumpulan Thian che kau itu,
bukan lain adalah orang yang ada maksud.
"Nona, baik2kah engkau selama ini?" sapa sang pemuda.
"Terima kasih atas perhatianmu, aku berada dalam
keadaan sehat walafiat selama ini"
"Apa yang barusan nona katakan?""
"Engkau tak boleh membinasakan dirinya."
597 "Kenapa?" kenapa aku tak boleh membunuh dirinya?"
"Kalau orang itu kau bunuh, maka sepanjang masa engkau
akan menderita penyesalan yang tak terhingga."
Perkataan yang sama sekali tak ada ujung pangkalnya itu
sangat membingungkan hati siapapun juga yang mendengar,
termasuk juga diri Han Siong Kie. Untuk beberapa saat
lamanya pemuda itu berdiri terperangah, pikirnya dihati.
"Aneh benar kenapa aku bakal merasakan penyesalan yang
tak terhingga jika kubunuh kaucu muda dari perkumpulan
Thian che kau ini" apa maksudnya?"
setelah berpikir sebentar, seakan2 ia telah memahami akan
sesuatu, segera ujarnya: "Maksud nona...ibunya adalah..."
"Tutup mulut" orang yang ada maksud segera menukas
ucapan Han Siong Kie yang belum sempat diselesaikan.
Kaucu muda dari perkumpulan Thian che kau pun berdiri
termangu karena keheranan, ia tak mengerti kenapa orang
yang ada maksud muncul tepat pada saatnya dan
menyelamatkan jiwanya dari ancaman maut?"
Setelah tertegun beberapa saat lamanya, dengan nada
tercengang Han Siong Kie segera berseru.
"Nona, bersediakah engkau jelaskan perkataanmu itu
dengan lebih terang lagi?"
"Lepaskanlah orang itu " pinta orang yang ada maksud
dengan nada sedih. "Kenapa" kenapa aku harus lepaskan dirinya?"
"Janganlah banyak bertanya, lepaskan dia dari sini dalam
keadaan hidup2" "Tentang soal ini... mungkin aku tak dapat memenuhi
harapanmu" "Jadi engkau bersikeras akan bunuh pemuda itu?"
598 "Benar bagaimanapun juga dia harus ku bunuh" "
"Kalau memeng begitu, sebelum kau bunuh dirinya terlebih
dahulu menangkan dulu aku"
Han Siong Kie semakin terperangah.
"Jadi...jadi nona bersedia turun tangan melawan aku hanya
disebabkan ingin melimdungi keselamatan jiwanya belaka?"
"Perkataanmu tidak salah, aku memang bermaksud
demikian." "Aku tak dapat berbuat sekurang ajar itu terhadap diri
nona, apalagi nona dan ibu nona sudah terialu banyak
melimpahkan budi kebaikan kepada diriku"
"Ucapan semacam itu lebih baik tak usah diutarakan lagi,
pokoknya kalau engkau hendak membinasakan dirinya maka
teriebih dahulu robohkan dulu aku, kemudian setelah aku tak
dapat berkutik lagi, engkau boleh bebas melakukan segala
apapun secara bebas"
Han Siong Kie jadi amat terkesiap, dengan nada menyelidik
ia berkata lagi: "Kalau aku hendak membinasakan dirinya, maka hal itu
bisa kulakukan dengan gampang sekali ibarat membalik
telapak sendiri, asal hawa murni kulontarkan keluar maka..."
"Han Siong Kie" ancam orang yang ada maksud," kalau
engkau benar-benar berani turun tangan, maka salah satu
diantara kira berdua tak akan dapat keluar dari sini dalam
keadaan hidup." "Aaah benarkah persoalan ini telah berubah jadi begitu
serius?" "Aku telah membentangkan semua persoalan kepadamu,
aku harap engkau jangan paksakan sesuatu perpecahan
diantara kita berdua. "
599 Han Siong Kie adalah seorang pemuda yang angkuh,
selama hidup ia belum pernah tundukkan kepala kepada
siapapun, tapi terhadap orang yang ada maksud ia nampak
agak ragu2 Sebenarnya pemuda itu dapat selesaikan
persoalan tersebut dengan gampang, asal ia bunuh kaucu
muda dari perkumpulan Thian che kau itu lebih dahulu
kemudian baru memberi penjelasan kepada orang yang ada
maksud, urusan akan beres dengan sendirinya.
Tapi sekarang, dengan tegas orang yang ada maksud telah
kemukakan ancamannya, andaikata ia berkeras kepala untuk
melaksanakan juga pembunuhan itu, maka akibatnya pasti
mengerikan sekali dan sukar dilukiskan dengan kata2.
Tiba2... pemuda itu berhasil menemukan suatu
kemungkinan dalam peristiwa ini, jangan2 orang yang ada
maksud telah jatuh cinta kepada kaucu muda dari
perkumpulan Thian che kau ini"
Diantara mereka bertiga, Kaucu muda dari perkumpulan
Thian che kau itulah yang paling merasa keheranan dan tak
habis mengerti, ia menganggap jiwanya pasti melayang
ditangan musuh, siapa tahu tiba2 muncul seorang perempuan
berkerudung yang bernama orang yang ada maksud dan
berusaha keras untuk melindungi jiwanya, siapakah gadis itu"
sementara ia masih terpengah, terdengar orang yang ada
maksud kembali berkata: "Lepaskan dia"
Perkataan itu menyerupai suatu perintah, membuat orang
tak bisa berkata lain kecuali lepas tangan.
Akhirnya Han Siong Kie mengalah dan kendorkan
tangannya dan mundur beberapa langkah kebelakang.
Se-akan2 baru saja lolos dari kematian, dengan peluh
dingin membasahi badannya, Kaucu muda dari perkumpulan
Thian che kau itu mundur kebelakang, lalu sambil menjura
kepada orang yang ada maksud ujarnya lirih:
600 "Yu siu Kun mengucapkan banyak terima kasih atas budi
pertolongan yang telah nona berikan kepadaku"
Mendengar nama tersebUt, satu ingatan segera berkelebat
dalam benak Han Siong Kie pikirnya lagi.
"Bangsat muda itu bernama Yu siu Kun, kalau begitu ketua
perkumpulan Thian che kau sudah pasti she Yu pula..."
Sementara itu orang yang ada maksud telah ulapkan
tanganya sambil berkata: "Yu sau kaucu, anda tak usah
berterima kasih kepadaku, cepatlah pergi dari sini"
"Bolehkah aku tahu siapakah nama nona ?"
"Orang yang ada maksud "
"Namamu..." "Engkau tak usah pikirkan peristiwa yang telah terjadi pada
saat ini didalam hati, Nah cepatlah berlalu"
Per-lahan2 Yu sau Kun putar badan, setelah melotot
sekejap kearah Han Siong Kie dengan penuh kebencian
serunya : "Hei manusia bermuka dingin, selama gunung menghijau,
air tetap mengalir... kita sampai jumpa lain waktu"
Han Siong Kie mendengus dengan nada menghina, hawa
napsU membUnuh menyelimuti seluruh wajahnya, dengan
seram ia menyahut: "Yu sau Kun akupun akan memperingatkan dirimu, kalau
engkau berani mengganggu kuburan dari mendiang guruku
ini, maka perkumpulan Thian che kau akan kubasmi dari muka
bumi" Yu sau Kun mendengus dingin. "Manusia barwajah dingin,
engkau tak usah tekebur, lihat saja bagaimana akhirnya nanti"
teriaknya penuh kebencian.
601 Habis berkata dia segera enjotkan badan dan berlalu dari
situ, dalam sekejap mata bayangan tubuhnya sudah lenyap
dari pandangan. Menanti Yu sau Kun sudah jauh tinggalkan tempat itu,
orang yang ada maksud baru berjalan kedepan kuburan itu,
tangannya bergerak cepat menghapus tulisan diatas batu
nisan tersebut. Han Siong Tie merasa amat terperanjat cepat2 ia maju
kedepan dengan maksud menghalangi, serunya dengan nada
terperanjat: "Nona, apa yang kau lakukan ?"
"Aku hendak menghapus namamu dari atas batu nisan itu"
"Kenapa" "
"Apa engkau sudah lupa kalau Manusia bermuka dingin Han
Siong Kie sudah mati, diatas bukit sebelah sana masih berdiri
kuburanmu, sekarang kedudukanmu adalah Malaikat
penyakitan, ahli waris dari iblis diantara iblis"
Han Siong Kie tersenyum. "Buat seorang pria sejati, menentang maut tak akan
mundur, kenapa aku musti berbuat main sembunyi macam
cucu kura2 saja" "Kedudukanmu saat ini ibarat api dan air dengan pihak
perkumpulan Thian che kau, apa lagi saat ini engkau telah
musnahkan pula dua orang pelindung hukum baju kuning dari
perkumpulannya, sudah pasti mereka tak akan berpeluk
tangan belaka, bagaimanakah akibatnya aku rasa engkau
tentu sudah tahu ...."
"Apa yang musti aku takuti?" seru sang pemuda dengan
angkuh. "Jago2 lihay yang tergabung dalam perkumpulan Thian che
kau sangat banyak sukar dihitung, kekuasaan mereka amat
meluas dan memimpin bampir seluruh perkumpulan besar
602 atau kecil yang ada dalam dunia persilatan, apa lagi tenaga
murni yang dimiliki kaucu mereka luar biasa dahsyatnya..".
"Aku merasa amat berterima kasih atas maksud baik dari
nona, tetapi aku tak sudi melakukan perbuatan yang main
sembunyi terus macam cucu kura2"
"Ibuku toh pernah memberikan selembar kulit manusia
kepadamu agar engkau bisa merubah wajah aslimu,
sebetulnya ada di balik semuanya terkandung pula maksud
yang mendalam sekali"
"Apakah aku boleh tahu maksud yang sebenarnya?" tanya
sang pemuda dengan perasaan tertarik. .
Dengan nada tawar orang yang ada maksud gelengkan
kepalanya berulang kali. "Lain waktu engkau akan mengetahui dengan sendirinya
semua persoalan tersebut, pokoknya ibuku ada maksud2
tertentu yang menguntungkan bagimu"
Han Siong Kie merasa amat tidak sabar untuk menantikan
jawaban yang terkandung dibalik gerak gerik orang yang ada
maksud serta ibunya yang serba misterius itu, tetapi diapun
tak dapat berbuat apa2 kecuali menunggu dan menunggu
terus, akhirnya sambil menuding ke arah batu nisan didepan
kuburan itu ujarnya:
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Seorang murid mendirikan batu nisan bagi gurunya, masa
sang murid itu tak dapat meninggalkan nama aslinya?""
"Mengapa engkau tidak dirikan saja batu nisan tersebut
dikemudan hari?""
"Aku tidak ingin merusak batu nisan tersebut"
"Apakah engkau bisa menjamin kalau orang2 dari
perkumpulan Thian che kau tak akan mengganggu jenasah
dari gurumu, apa lagi daerah disekitar tempat ini merupakan
daerah terlarang bagi perkumpulannya?"
603 Hawa nafsu membunuh yang sangat tebal memancar
keluar dari balik sorot mata pemuda itu, dengan suara
mendalam katanya: "Aku telah memperingatkan lebih dahulu kepada mereka,
andaikata ada orang berani mengganggu atau membongkar
kuburan dari guruku, maka mayat akan bergelimpangan
diseluruh wilayah Lian huan-tau, aku akan bantai seluruh isi
keluarga mereka sehingga seorangpun tak ada yang bisa
hidup lagi dengan tenang"
"Engkau hendak membantai seluruh anggota perkumpulan
Thian che kau dengan andalkan kekuatanmu seorang diri?"
tanya orang yang ada maksud.
"Benar, dan apabila nona tidak percaya silahkan saja
menunggu sampai tanggal mainnya"
Untuk beberapa saat lamanya orang yang ada maksud
termenung dan berpikir keras, kemudian ia berkata lagi:
"Ibu merasa amat menyesal sekali atas perbuatan dan
tingkah lakumu pada akhir2 ini"
"Akupun menyesal karena harus membuat hati ibumu jadi
sedih" Dengan putus asa orang yang ada maksud meluruskan
tangannya kebawah, lalu mundur selangkah kebelakang,
serunya kembali: "Jadi engkau bersikeras akan tetap mempertahankan
namamu itu?" "Benar, dan maaf sekali atas kekerasan kepalaku ini, aku
harap kalian ibu dan anak tidak sampai tersinggung karena
persoalan ini" Orang yang ada maksud kembali termenung beberapa saat
lamanya, kemudian dia alihkan pokok pembicaraan kesoal lain,
tanyanya: 604 "Apakah gurumu Iblis diantara iblis benar2 adalah ketua
dari istana Huan-mo kiong diwilayah Thian lam?".
"Aku rasa tiada hal lain yang perlu dicurigakan lagi,
memang guruku masih sempat meninggalkan benda tanda
bukti kepadaku" "Oooh.. jadi kalau begitu engkau sudah menjadi ahli waris
dari istana Huan mo kiong tersebut?""
"Benar" Tiba2 orang yang ada maksud mengalihkan sorot matanya
mengawasi sekejap sekeliling tempat itu, rupanya ia sedang
menyelidiki apakah disekitar tempat itu tak ada orang yang
bersembunyi atau tidak. setelah yakin kalau ditrmpat itu tak
ada orangnya, dengan suara yang amat lirih dia baru
bertanya: "Benarkah engkau telah kehilangan sebuah benda mustika
dari dunia persilatan?"
Han Siong Kie mengangguk.
"Benar, aku telah kehilangan sebuah benda mustika yang
tak ternilai harganya, dari mana nona bisa mengetahui akan
hal ini?" "Bukan aku saja yang mengetahui akan peristiwa ini, orang
lainpun ada pula yang sudah tahu"
"Meskipun untuk sementara waktu telah berpindah tangan,
tapi aku bersumpah untuk mendapatkannya kembali" ujar
pemuda itu dengan nada tegas.
"Tetapi ilmu silat yang kau miliki masih bukan tandingan
kepandaian musuh" "Nona maksudkan ilmu silat siapa..?"
"Tentu saja tengkorak maut gadungan itu"
"Aah belum tentu aku kalah dari dia"
605 "Tapi dalam kenyataan engkau toh masih belum mampu
untuk menandingi kedahsyatan ilmu silatnya?"
"Lain dulu lain sekarang, kalau dulu kalah masa untuk
selamanya aku selalu kalah terus?"
"Jadi sekarang engkau sudah mempunyai keyakinan untuk
menangkan dirinya?" "Mungkin begitu"
"Sungguhkah ucapanmu itu?" orang yang ada maksud
berusaha untuk menegaskan.
"Selama aku tak pernah bicara bohong, apa lagi
menganggap pembicaraan sebagai suatu gurauan belaka"
sahut sang pemuda dengan paras muka serius.
Pada saat itulah...tiba2 dari kejauhan berkumandang
datang suara ujung baju tersampok angin, sesosok bayangan
manusia dengan gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat
meluncur kurang lebih sepuluh tombak dihadapannya, begitu
cepat gerakan tubuh orang itu sehingga andaikata seseorang
tidak memiliki tenaga dalam setaraf dengan Han Siong Kie
serta orang yang ada maksud pada saat ini, mungkin sulit
untuk mengetahuinya. Buru2 orang yang ada maksud berkata:
"Aku harus segera pergi dari sini, selamat tinggal"
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, dia segera
enjotkan badan dan lenyap dibalik pepohonan.
Satu ingatan dengan cepat berkelebit dalam benak Han
Siong Kie, diam2 ia berpikir:
"Siapakah bayangan manusia yang barusan berkelebat
lewat itu" kenapa orang yang ada maksud berlalu dari sini
secara tergopoh2...?""
Pemuda itu tak mau banyak berpikir lagi, dengan suatu
gerakan yang tak kalah cepatnya ia berkelebat menuju kearah
mana bayangan manusia tadi melenyapkan diri, tujuannya
606 adalah berharap dengan kesempatan itu ia berhasil
mendapatkan tanda2 yang menunjukkan akan asal usul dari
orang yang ada maksud serta ibunya, dengan begitu pelbagai
persoalan yang mencurigakan dirinya selama inipun dapat
terpecahkan. Dari pembicaraan yang barusan berlangsung,jelas
perkataan yang hendak diutarakan kepadanya oleh orang
yang ada maksud belum sampai selesai, dia masih banyak
perkataan yang hendak dibicarakan dengan dirinya, tapi justru
karena kemunculan bayangan manusia yang amat mendadak.
membuat gadis itu buru2 meninggalkan dirinya, itu berarti
dibalik kesemuanya itu masih terkandung hal yang sangat
mencurigakan. Dengan sepenuh tenaga Hansioog Kie mengerahkan gerak
tubuh cahaya kilat lintasan bayangan untuk mengejar
bayangan manusia tadi, kecepatan gerak tubuhnya pada saat
ini sukar dilukiskan dengan kata2.
Beberapa saat kemudian mereka sudah tiba diujung hutan
dan menginjak disebuah tanah lapang yang amat luas, kurang
lebih puluhan tombak dihadapannya tampaklah sesosok
bayangan manusia sedang bergerak dengan cepatnya,
bayangan itu langsing menuju kearah sebuah bukit disebelah
kiri Tatkala Han Siong Kie telah berhasil mendekati lawannya
sehingga kurang lebih dua puluh tombak dibelakangnya, ia
mulai memperlambat larinya dan tetap mempertahankan
jaraknya dengan orang itu, dalam keadaan demikian sulitlah
bagi kedua belah pihak untuk mengetahui jelas keadaan
indentitas dari lawannya.
Bayangan punggung orang itu sama sekali tidak terlalu
asing baginya, tapi untuk beberapa saat lamanya Han Siong
Kie tak dapat menebak siapa kah orang itu. Seperminum teh
kemudian, mereka sudah da dua puluh li jauhnya dari tempat
semula. 607 Sebuah bukit kecil muncul didepan mata, sianak muda itu
mulai curiga bercampur tak habis mengerti, sebab dia lihat
bayangan manusia yang agaknya pernah dikenal olehnya itu
ternyata sedang bergerak menuju kearah bukit dimana
kuburan palsunya berada. Rupanya bayangan manusia yang bergerak didepan itu
sama sekali tidak menduga kalau secara diam2 perjalanannya
sedang dikuntit orang, tanpa ragu2 dia langsung meluncur
naik keatas bukit. Sungguh aneh, ternyata orang tadi benar2 hentikan
gerakan tubuhnya tepat didepan kuburan palsu dari Han Siong
Kie. Kurang lebih sepuluh tombak dari kuburannya, sianak
muda itu menghentikan gerakan tubuhnya dan
menyembunyikan diri di belakang sebuah batu cadas yang
besar. Tiba2 bayangan manusia yang ternyata adalah seorang
gadis itu berpaling, sorot matanya yang tajam menyapu
sekejap kearah tempat persembunyian dari Han Siong Kie,
kemudian ia memperdengarkan suara tertawa dingin yang
amat ketus. Kembali Han Siong Kie terperangah, pikirnya:
"Mungkinkah dia sudah tahu kalau perjalanannya sedang
diikuti orang..." kalau memang begitu, kenapa ia tidak
menegur?" Sekarang pemuda itu dapat melihat dengan tegas, rupanya
gadis itu bukan lain adalah Go siau Bi.
Dengan ter mangu2 dan rasa tercengang si anak muda itu
mengawasi gerak gerik dari Go siau Bi, dia ingin lihat apa yang
hendak dilakukan oleh gadis tersebut dihadapan kuburan
palsunya. 608 Lama sekali Go siau Bi berdiri termangu-mangu didepan
kuburan tersebut, tiba tiba ia ayun telapaknya dan
melancarkan sebuah babatan kilat keatas kuburan tersebut.
Gerakan tubuhnya ini sangat mengejutkan hati Han Siong
Kie, tetapi ia tiada maksud untuk menghalangi perbuatannya
itu, sebab bagaimanapun juga kuburan itu adalah sebuah
kuburan kosong. Hanya saja ia tak dapat menebak. apa maksud dan tujuan
Go siau Bi membongkar kuburannya itu"
Baru saja angin pukulan yang dilancarkan Go siau Bi hampir
mengena diatas batu nisan kuburan itu, tiba2 suatu bentakan
nyaring berkumandang datang dari sisi tubuhnya. "Tahan
jangan bertindak sembarangan.."
Go siau Bi agak terperanjat, Ia segera tarik kembali
serangannya dan mundur lima depa kebelakang.
Dari belakang kuburan kosong, per-lahan2 muncullah
seorang gadis muda yang sangat cantik bagaikan bidadari.
Han Siong Kie merasakan jantungnya berdebar keras
setelah bertemu dengan dara tersebut, sebab dia masih kenal
gadis cantik itu sebagai "Istri yang ditinggaikan" yang pernah
melepaskan dirinya dari dalam benteng maut.
Sementara itu Go siau Bi nampak tercengang menyaksikan
kemunculan dara ayu itu, dengan keheranan dia menegur:
"Nona, siapa kah engkau?"
"Sebutkan dahulu siapa kah namamu?" nona cantik itu
balas menegur. "Aku bernama Go siau Bi"
"Engkau adalah Go siau Bi?"
"Benar, ada apa?"
"Mengapa engkau hendak merusak kuburan ini?"
609 Teguran yang disertai sikap tak mau tahu keadaan orang
lain itu sangat menggusarkan hati Go siau Bi dengan alis mata
berkenyit dia balas menegur: "Lalu siapa kah namamu?"
"Nona panggil saja aku sebagai Istri yang ditinggaikan"
"Istri yang ditinggaikan ?"
"Benar. " "Istri yang ditinggaikan, engkau adalab seorang janda?"
Paras muka Istri yang ditinggaikan berubah hebat,
tegurnya dengan perasaan tak senang hati:
"Nona, aku harap sedikitlah tahu sopan kalau berbicara...."
Go siau Bitertawa dingin.
"Engkau sendiri toh yang menyebut dirimu sebagai Istri
yang ditinggalkan, masa aku telah salah bicara?"
Istri yang ditinggaikan tidak menggubris perkataan itu lagi,
setelah termenung sebentar kembali ia menegur:
"Aku harap engkau bersedia menjelaskan kepadaku, apa
sebabnya engkau hendak membongkar kuburan ini?""
"Aku senang berbuat begini, engkau mau apa?""
"Senang berbuat begitu" haaahh haaahh haaaahh apakah
orang yang berada dalam kuburan ini pernah terikat dendam
atau sakit hati dengan dirimu?"
"Tepat sekali tebakanmu itu dan dia mempunyai ikatan
dendam atau sakit hati dengan dirimu?"
"Dia" siapa yang kau maksud kan dia" "
"Manusia bermuka dingin Han Siong Kie"
Go siau Bi menengadah dan tertawa semakin keras, begitu
kerasnya sehingga membelah kesunyian yang mencekam
disekeliling tempat itu. 610 Han Siong Kie yang bersembunyi disamping kuburanpun
jadi tertegun dibuatnya, sepasang matanya terbelalak lebar
sementara mulutnya melongo, ia tak habis mengerti dibuatnya
oleh keadaan yang tertera dihadapan matanya.
-ooodwooo- BAB 34 ISTRI YANG ditinggaikan melototkan sepasang matanya
bulat2, ia menghardik: "Apa yang perlu kau tertawakan?"
Go siau Bi tarik kembali tertawanya, kemudian dengan
wajah serius menjawab: "Engkau tak perlu tahu kenapa aku tertawa, sebab aku
ingin tertawa maka tiada orang yang bisa menghalangi niatku
itu" "Tapi aku justru bersikeras melarang engkau tertawa disini"
"Huuh... dengan andalkan apa engkau berani melarang aku
tertawa disini?" "Berdasarkan perbuatanmu yang hendak membongkar
kuburan ini, sudah cukup alasan bagiku untuk membinasakan
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
engkau" "Omong kosong jangan berlagak sok dihadapanku, apalagi
main gertak sambal yang sama sekali tak ada gunanya"
"Oooh... jadi engkau tak percaya" mari akan kubuktikan
kebenaran dari ucapanku itu."
Dengan suatu gerakan tubuh yang sangat cepat Istri yang
ditinggalkan melayang kedepan kuburan dan berdiri saling
berhadapan dengan Go Siau Bi, kemudian tanpa banyak bicara
sepasang telapaknya didorong kedepan melancarkan sebuah
pukulan dengan suatu jurus serangan yang aneh dan ganas.
611 Sekali lagi Han Siong Kie dibikin terperangah oleh
kehebatan serangan tersebut, tempo dulu ia pernah
menyelamatkan jiwa Istri yang ditinggaikan karena ia tak
mampu melayani keroyokan empat orang pengawai baju hijau
dari istana Huan mo kiong, tapi kenyataan yang tertera
didepan mata pada saat ini menunjukkan bahwa ilmu siiatnya
amat dahsyat, itu berarti tenaga dalamnya telah memperoleh
kemajuan yang sangat pesat dalam beberapa waktu yang
amat singkat. Go siau Bi mendengus dingin, tubuhnya melesat kesamping
menghindarkan diri dari sergapan musuh yang amat dahsyat
itu, sambil putar badan diapun balas melancarkan tiga buah
jurus serangan secara berantai...
Dengan cepat istri yang ditinggalkan kena terbendung oleh
pukulan itu, membuat dia mau tak mau terpaksa harus
mundur tiga langkah kebelakang.
Dalam waktu singkat pertarungan yang amat sengitpun
berlangsung, dua orang gadis itu saling serang menyerang
dengan gencar membuat pasir dan debu beterbangan di
seluruh angkasa. Kedua belah pihak sama2 merupakan jago lihay, ilmu silat
yang digunakanpun merupakan jurus2 ampuh yang luar biasa.
Hal ini membuat Han Siong Kie yang mengikuti jalannya
pertarungan dari tempat persembuyiannya diam2 menjulurkan
lidahnya. Dalam waktu singkat kedua belah pihak telah saling
menyerang sebanyak beberapa ratus gebrakan lebih, namun
kekuatan mereka tetap seimbang, siapapun tak dapat
menangkan pertarungan tersebut dengan mudah.
Ditengah bentakan nyaring, mendadak Go siau Bi mundur
kebelakang, telapak tangannya berputar kian kemari
melancarkan jurus serangan yang kian lama kian bertambah
612 aneh, segulung demi segulung anginpukulan yang aneh
menyapu kedepan membuat suasana jadi mengerikan sekali.
Ditengah hembusan angin berputar yang sangat aneh itu,
Istri yang ditinggalkan sama sekali tak mampu
mengembangkan jurus serangannya, tanpa sadar dia berseru:
"Oooh...ilmu pukulan angin berpusing, engkau adalah..."
sebelum ucapannya selesai diutarakan tiba2.. Duuk"
sebuah pukulan dengan telak bersarang diatas tubuh Istri
yang ditinggalkan membuat ia mundur dengan sempoyongan.
Dalam serangannya itu Go siau Bi telah mengerahkan
tenaganya sebesar sepuluh bagian, dengan telak pukulan tadi
menghantam dada lawan, kalau jago lihay biasa yang
termakan pukulan itu niscaya isi perutnya akan goncang dan
tulang dadanya pada retak, tapi Istri yang ditinggalkan hanya
tergetar mundur belaka, ia sama sekali tidak mengeluh
kesakitan. Untuk sesaat Go siau Bi jadi tertegun, ia sama sekali tidak
menyangka kalau pihak lawan mempunyai tenaga dalam
sesempurna itu.. Sementara dia masib tertegun itulah, Istri yang ditinggalkan
telah manfaatkan kesempatan itu se-baik2nya, telapak diayun
kedepan secepat sambaran kilat, arah yang ditujupun
merupakan tempat kematian yang sangat berbahaya.
Go siau Bi jadi kelabakan dibuatnya menghadapi serangan
balasan yang luar biasa itu, tapi untung ia cukup cekatan,
dengan cepat ujung kakinya menjejak tanah dan secepat kilat
menghindar kearah samping.
Sayang gerakan tubuhnya masih tetap terlambat setengah
langkah, bahu kanannya tersapu telak oleh pukulan lawan...
Rasa sakit yang luar biasa serasa sampai didalam tulang
sumsum, tak tahan lagi gadis itu merintih kesakitan, dengan
sempoyongan tubihnya mundur delapan depa ke belakang.
613 Kejadian itu sama sekali tidak mengherankan diri Han Siong
Kie, dia tahu istri yang ditinggalkan berasal dari benteng maut,
itu berarti diapun memiliki ilmu kebal yang tak mampu
dihantam maupun dibacok. dengan sendirinya serangan diri
Go siau Bi pun tak mungkin dapat melukai tubuhnya.
Tapi. ..mengapa Go siau Bi hendak menghancurkan
kuburan kosongnya itu?"
Dan apa sebabnya Istri yang ditinggalkan mati2an
melindungi kuburan tersebut " bahkan sejak permulaan ia
sudah menyembunyikan diri dibelakang kuburan" Untuk
beberapa saat lamanya pemuda itu hanya bisa berdiri tertegun
sambil putar otak. Kedua belah pihak sama2 pernah melepaskan budi
kebaikan dan budi pertolongan kepadanya, apa kah dia harus
munculkan diri untuk melerai pertarungan itu"
Dalam pada itu, setelah serangannya berhasil melukai
tubuh lawan, istri yang ditinggalkan sama sekali tidak
melanjutkan serangannya, dengan nada dingin ia menegur:
"Ilmu pukulan angin berpusing merupakan kepandaian silat
tunggal dari Put-lo sianseng, apa hubungan nona Go dengan
diri Put loo sianseng?""
Mengetahui pihak lawan kenal dengan asal usul ilmu
silatnya, Go siau Bi merasa hatinya terperanjat, buru2
jawabnya. "Dia adalah kakekku"
"Oooooh... rupanya nona adalah cucu perempuan dari Put
loo sianseng...maaf " Go siau Bi tak mau tunjukkan
kelemahannya, dia segera menegur: "Apakah engkau adalah
anak murid dari benteng maut?""
Sekarang gantian istri yang ditinggalkan yang berdiri
terperangah, namun ia tidak menjawab sebaliknya alihkan
pokok pembicaraan kesoal lain.
614 "Benarkah nona Go mempunyai ikatan dendam atau sakit
hati dengan diri Han Siong Kie?""
"Sama sekali tak ada"
"Lalu apa sebabnya engkau hendak membongkar
kuburannya?" apa kah engkau bersedia memberi
keterangan?"" "Tentang soal ini....jadi engkau pingin tahu?"
Rupanya Istri yang ditinggalkan sudah biasa mengumbar
watak ingin menangnya, mendengar pertanyaan itu paras
mukanya seketika berubah hebat. "...Masa aku tak boleh
tanya?" tegurnya. Se-akan2 telah menyadari akan sesuatu, Go siau Bi maju
beberapa langkah kedepan, sahutnya dengan suara
mendalam: "Oooh...rupanya engkau adalah istri yang ditinggalkan dari
Han Siong Kie?"" Dengan sedih Istri yang ditinggalkan
mengangguk. "Benar apa yang kau ucapkan sama sekali tidak
keliru" Han song Kie yang bersembunyi disamping kuburan tadi
melongo dan duduk terperangah, suatu kejadian yang sangat
ajaib baginya dia sama sekali tidak kenal dengan nona cantik
itu, tapi nona itu mengakui sebagai istri yang ditinggalkan,
kejadian semacam ini benar2 merupakan suatu peristiwa aneh
yang tak pernah diduga sebelumnya.
Tentu saja ia sama sekali tak pernah menduga kalau Istri
yang ditinggalkan yang berada dihadapannya saat ini adalah
adik angkatnya Tonghong-Hui yang dirindukan setiap hari.
Paras muka Go siau Bi nampak berubah hebat, dengan
nada gemetar ia menegur lagi: "Oooh... jadi ia sudah
menikah?" 615 Dari pembicaraan lawan, istri yang ditinggalkan dapat
menangkap apa yang dimaksudkan orang itu, dengan nada
dingin ia balik bertanya: "Nona Go, apa kah engkau sangat
mencintai dirinya?""
Merah jengah selembar wajah Go siau Bi, ia tidak
menyangkal ...pun tidak mengakui.. Melihat nona itu
membungkam, Istri yang ditinggalkan bertanya lebih jauh:
"Jadi nona telah mengakuinya?""
"Tidak" sahut Go siau Bi tiba2 dengan nada setengah
menjerit, "Aku sangat benci pada dirinya"
Han Siong Kie yang bersembunyi ditempat kegelapan jadi
gelengkan kepalanya sambil angkat bahu, terhadap diri Go
siau Bi boleh dibilang tak pernah timbul ingatan atau perasaan
untuk mencintai, bahkan terhadap semua perempuan yang
pernah dijumpaipun ia tak pernah punya perasaan tersebut,
sebab ia pernah bersumpah akan membenci kaum wanita
untuk selama-lamanya. Rupanya jawaban dari Go siau Bi itu sangat
mencengangkan hati Istri yang ditinggalkan, ia berkata:
"Oleh karena engkau benci dia maka engkau hendak
merusak kuburannya, apakah engkau tak merasa bahwa
perbuatanmu itu keterlaluan."
Go siau Bi menggigit bibirnya:
"Aku tahu kuburan ini adalah kuburannya tapi apakah
engkau yakin kalau dia benar2 berada dalam kuburan ini?""
Ucapan ini sangat mengejutkan hati Istri yang ditinggalkan,
dengan wajah terkesiap dia mundur satu langkah kebelakang.
"Apakah maksud perkataanmu itu?"
"Apakah engkau merasa seyakin2nya kalau Han Siong Kie
benar2 sudah mati?""
616 "Tentu saja" Istri yang ditinggalkan mengangguk dengan
tegas. "Engkau saksikan dengan mata kepala sendiri?""
"Aku sendirilah vang membuat batu nisan didepan kuburan
ini" Han Siong Kie yang bersembunyi dibelakang batu lebih2
terperangah dibuatnya, dia sampai berdiri ter heran2. Menurut
apa yang diketahui batu nisan dan kuburan itu dibangun oleh
adik angkatnya Tonghong-Hui, bahkan dia pula yang telah
mencantumkan namanya diatas batu nisan tersebut untuk
memperingati dirinya... sekarang istri yang ditinggalkan
mengakui kalau dialah yang mendirikan kuburan itu, lalu apa
maksudnya" sementara sianak muda itu masih termenung, Go
siau Bi telah tertawa dingin
"Heehh. heehh..heehh.. diatas batu nisan itu tertera nama
dari dua orang, masa engkau juga yang mengebumikan
jenasah dari pengemis cilik Tonghong Hui?"
Istri yang ditinggalkan termenung beberapa saat lamanya,
tiba2 ia berkata: "Akulah Tonghong-Hui"
Hampir saja Han Siong Kie menjerit kaget menghadapi
kenyataan tersebut, dia tak menyangka kalau Istri yang
ditinggalkan mengaku dirinya sebagai Tonghong-Hui, suatu
kejadian yang cukup membuat orang tertawa karena gelinya.
Mungkinkah dia tidak tahu kalau Tonghong-Hui adalah
seorang pria, bahkan dia adalah seorang pengemis cilik"
apakah nona ini menyangka Tonghong-Hui adalah seorang
gadis seperti dirinya?"
Tak tahan lagi Go siau Bi tertawa cekikikan karena gelinya,
sambil menuding ke arah lawan dia berseru:
"Hiiihh hiiiih hiiiihhh engkau adalah Tonghong Hui"
pengemis cilik?""
617 "Betul" "Engkau tidak bohong" masa tampang seperti kau bisa jadi
seorang pengemis cilik?""
"Aku sama sekali tidak bohong, akulah pengemis cilik
Tonghong Hui" "Kalau begitu, engkau adalah manusia atau setan?""
"Tentu saja aku adalah seorang manusia "
"Kalau toh seorang manusia, kenapa semua ucapan yang
kau utarakan lebih mirip omongan setan?""
Dengan amat sedih Istri yang ditinggalkan menghela nafas
panjang, ujarnya lebih jauh:
"Aaai berhubung engkau mencintai dirinya dan dia telah
tiada dikolong langit, maka aku bersedia memberitahukan
rahasia hatiku kepadamu, tujuanku mendirikan batu nisan ini
adalah sebagai perlambang bahwasanya aku hendak balaskan
dendam baginya, kemudian aku akan bunuh diri dan minta
dikubur dalam satu liang yang sama bersama-sama dirinya "
Han Siong Kie yang mencuri dengar pembicaraan tersebut
dari tempat persembunyiannya mulai merasa gusar, hawa
amarahnya per lahan2 menyelimuti seluruh benaknya, ia tak
menyangka kalau istri yang ditinggalkan bisa mengungkapkan
kata2 yang begitu menarik hati tanpa tahu rasa malu, apakah
ia tidak jengah mengarang cerita bohong yang begitu indah
untuk menipu orang?"
Tiba2 Go siau Bi tertawa keras, suaranya begitu nyaring
sehingga membelah kesunyian yang mencekam sekeliling
tempat itu. Kontan istri yang ditinggalkan melototkan matanya bulat2,
dengan suara keras dia menghardik:
"Nona, aku harap engkau bersedia tahu diri dan jagalah
kesopanan dengan se-baik2nya"
618 -000d0w000- Jilid 17 GO SIAU BI tetap tertawa tergelak, ujarnya dengan suara
tajam: "Istri yang ditinggalkan ...nona Tonghong-Hui .. aku tak
tahu bagaimana musti memanggil dirimu, tapi yang jelas
perkataanmu itu memang sangat menarik hati, mungkin
manusia yang terdiri dari batu karang pun akan ikut
mengucurkan air mata setelah mendengar perkataanmu itu,
cinta sejati yang tak takut berkorban seperti ini boleh dibilang
suatu cinta suci yang jarang dijumpai dikolong langit"
"Engkau anggap aku sedang bohong" mengarang cerita
kosong yang sebenarnya sama sekali tak ada?"
"oooh...engkau tak perlu salah paham, aku hanya ingin
bertanya benarkah nona adalah pengemis cilik" sesuaikah
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
julukan tersebut bagi diri nona" aku hanya menginginkan
jawaban yang tegas dan benar"
"Oooh ! maksudmu, engkau inginkan suatu bukti?""
"Benar, aku memang mengharapkan suatu bukti yang
nyata yang membuktikan bahwa apa yang kau katakan sama
sekali tidak bohong atau hanya suatu isapan jempol belaka."
"Baik! aku tak akan mengecewakan hatimu, akan kuberikan
bukti yang nyata untuk mu!"
Berbicara sampai disini, per-lahan2 Istri yang ditinggalkan
putar badan dan menyeka mukanya dengan tangan, kemudian
mengawut awutkan pula rambutnya vang indah, setelah itu
dia baru putar badanrya kembali
619 Hampir saja Go Siau Bi menjerit tertahan, untuk beberapa
saat lamanya dia berdiri dengan mata terbelalak mulut
melongo seorang pengemis cilik yang dekil dan berambut
awut2an benar2 telah berdiri dihadapan matanya, hanya saja
pakaian yang dikenakan sama sekali tidak berubah.
Han Siong Kie yang bersembunyi dibelakang batu besar
jauh lebih terperanjat lagi se-akan2 disambar geledek disiang
hari bolong hampir saja sianak muda itu jatuh tak sadarkan
diri. Sekarang ia benar2 telab membuktikan kalau Istri yscg
ditinggalkan, sebetulnya bukan lain adalah adik angkatnya
sendiri. Pengemis cilik Tonghong Hui yang selama ini
dirindukan siang maupun malam.
Ia sama sekali tak menduga kalau Tong-hong Hui yang
disayang dan dicintai, ternyata bukan lain adalah seorang
gadis cantik. Sekujur badannya terasa jadi kejang, dengan lemas tak
bertenaga ia bersandar dialas batu, pandangan matanya jadi
gelap dan otaknya jadi gelap di otaknya terasa kosong
meiompong... Kenyataan membuktikan kalau Tonghong Hui adalah
seorang gadis yang amat cantik bahkan begitu mencintai
dirinya sehingga dia bersedia mengorbankan jiwa raganya
untuk tetap berada disisinya, sedang ia sendiri sama sekali
tidak merasakan akan hal itu.
Pengalaman dan kejadian yang pernah dialaminya dimasa
lampau, satu demi satu berkelebat kembali kedalam
benaknya, ia teringat kembali ketika untuk peitama kali nya
dia terjun kedalam dunia persilatan, ia bagaimana dirobohkan
oleh kupu2 warna warni Li In Hiang dari perkumpulan
Thian che-kau dengan mudah, kemudian bagaimana ia
ditolong Tonghong Hui dari dalam tandunya, angkat saudara
diatas batu cadas kemudian saling berjanji untuk tidak
620 meninggalkan saudaranya walau berada dalam keadaan
apapun juga, dari sini dengan jelas memperlihatkan kalau ia
sudah mempunyai rencana yang matang tentang hal ini.
Setelah itu mereka berpisah, dia lenyap tak berbekas,
untuk mencari jejaknya ia masuk kedalam wilayah Lian huan
tau, dimana hampir saja jiwanya melayang.
Lalu dia mendirikan kuburan dan batu nisan didepao
kuburan kosongnya, ia bersumpah akan mengurbankan diri
untuk menemani dirinya dalam liang kubur,
Han Siong Kie merasakan hatinya kalut dan bingung tak
karuan, selama hidup ia paling benci dengan kaum wanita,
tapi terhadap diri Tonghong Hui. ia tak tahu musti
mengatakan benci atau cinta.
Andaikata tempo hari dia tidak menyaru sebagai malaikat
penyakitan, ketika Tong hong Hui dikerubuti oleh empat orang
pengawal hijau dari istana Huan mo kiong mereka sudah
dapat berjumpa kembali tapi waktu itu ternyata kedua belah
pihak tidak saling mengenal..
Pemuda itu sangsi.. jangan2 apa yang dilihat dan didengar
saat itu hanya suatu impian belaka., tapi kenyataan
membuktikan bahwa kesemuanya itu bukan impian!
Dalam pada itu, Tonghong Hui telah melepaskan rambut
palsu serta topeng kulit manusia dari atas wajahnya, ia
menegur: "Bagaimana nona" sekarang tentunya engkau sudah
percaya bukan kalau aku adalah pengemis cilik Tonghong
Hui?" Go Siau bi mencibirkan bibirnya. "Hmm! aku masih tetap
tidak percaya.." "Kenapa?" 621 "Aku ingin membongkar kuburan ini untuk membutikan
apakah perkataan yang kau ucapkan benar2 tidak bohong!"
Paras muka Tonghong Hui berubah hebat dengan nada
gusar bercampur mendongkol ia menegur :
"Nona, sebenarnya apa maksudmu?"
"Aku hanya ingin membuktikan, apakah dalam liang kubur
ini benar2 dipendam kerangka seseorang"
Rupanya Tonghong-Hui dibuat sangsi oleh perkataan yang
amat tegas itu, lama.. lama sekali ia termenung, kemudian
baru bergumam seorang diri dengan sUara lirih:
"Tidak mungkin.. tidak mungkin kalau kuburan ini kosong,
akulah yang telah mengebumikan jenasahnya disini, aku yang
masukkan sendiri jenasahnya.."
Dari sikap lawannya yang amat yakin dan ber-sungguh2,
Go siau Bi tahu kalau gadis itu sama sekali tidak bohong,
dengan muka serius dia segera bertanya: "Nona Tonghong,
engkau tidak salah mengubur orang lain?"
"Tidak mengkin salah, yakin se yakin2nya, bahwa dialah
yang telah kukubur disini"
"Aaah.. masa dikolong langit bisa terdapat dua orang
manusia berwajah sama dengan Han siong Kie" Aku tak
percaya kalau dikolong langit bakal ada dua orang manusia
yang sama." "Apa...?" engkau telah bertemu dengan seorang Han siong
Kie lagi" jangan bergurau nona Go hal itu tak mungkin bisa
terjadi" seru Tonghong-Hui dengan wajah terperangah.
"Tak mungkin salah, Aku tahu dia adalah Han siong Kie dan
sekarang telah berubah namanya menjadi Malaikat
penyakitan. " Dalam pada itu, Han siong Kie sendiri ibaratnya orang yang
baru saja terserang penyakit berat, dengan lemas roboh
622 terkapar diatas tanah, meskipun begitu ucapan mereka secara
lapat2 masih sempat menerobos masuk kedalam telinganya.
sekarang ia baru menduga, mungkin apa yang dibicarakan
dengan orang yang ada maksud tadi telah terdengar oleh Go
sia uBi, tapi... mengapa dia bersikeras akan membongkar
kuburan itu?"" Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benaknya, terakhir
pemuda itu berpikir: "Aaah sekarang aku tahu, pastilah diapun menaruh hati
kepadaku, dan mengira aku sengaja menyaru jadi orang lain
untuk membohongi dirinya, kalau begitu ia tentu sudah
menaruh perasaan salah paham atas diriku" sementara itu di
gelanggang Tonghong Hui sedang berseru kaget:
"siapa" Malaikat penyakitan" aku pernah bertemu dengan
dirinya tapi masa dia adalah Han siong Kie?""
"Jadi engkau tidak percaya?" engkau saja dapat merubah
dirimu jadi pengemis cilik, masa dia tak dapat merubah diri
jadi malaikat penyakitan?""
"Maksudmu...ia .telah menyaru diri untuk mengelabuhi
pandangan orang banyak?"
"siapa tahu?" Sekujur badan Tonghong Hui gemetar keras, bibirnya
bergetar keras lalu gumamnya seorang diri:
"Tak mungkin, hal ini tak mungkin bisa terjadi, dia sudah
mati akulah yang telah menguburkan jenasahnya disini,
dengan tanganku sendiri kututup liang kubur ini"
"Nona Tonghong" ujar Go Siau Bi dengan nada dingin,
"inginkah engkau membuktikan dengan mata kepala sendiri,
kalau apa yang kau kuucapkan sedikitpun tidak bohong?"
"Apa?" engkau akan membongkar kuburan ini.. hanya
untuk membuktikan bahwa ucapanmu tidak bohong" Gila
623 jangan anggap perbuatan semacam itu sebagai suatu
permainan" "Oooh jangan kuatir, aku rasa tak perlu kita bongkar
kuburan itu untuk mencari bukti aku punya cara lain yang
lebih mudah untuk membuktikan kebenaran dari perkataanku
tadi" "Lalu.. bagaimana caramu untuk membuktikan kebenaran
dari perkataanmu tadi?" tanya Tonghong Hui dengan perasaan
ingin tahu. Go Siau Bi tertawa misterius, tiba2 dengan paras muka
sedih bercampur murung ia berpaling kearah tempat
persembunyian dari Han Siong Kie, serunya dengan suara
lantang: "Han siauhiap, bersediakah engkau untuk munculkan
diri?" Bagaikan baru saja sadar dari suatu impian, dengan tubuh
kaku Han Siong Kie bangkit berdiri lalu berjalan keluar dari
tempat persembunyiannya. Tonghong Hui menjerit lengking, dengan tubuh
sempoyongan dia mundur kebelakang hampir saja ia tak
percaya kalau apa yang dilihat dengan mata kepala sendiri
adalah suatu kenyataan, seseorang yang dikubur olehnya
ternyata telah hidup kembali.
Dia pejamkan matanya rapat2, gadis itu tak punya
keberanian untuk membuka matanya kembali dan
memandang kenyataan yang terbentang didepan mata. .
Dalam anggapannya apa yang telah terjadi hanyalah suatu
impian yang aneh, dia takut setelah sadar dari impian maka
yang dia hadapi hanyalah penderitaan dan siksaan.
Han siong Kie sendiripun berdiri kaku ditempat semula
tanpa berkutik barang sedikitpun juga .
Kedua belah pihak berdiri kaku dalam jarak sepuluh
tombak. suatu jarak yang sangat dekat bagi pandangan jago
624 lihay, karena raut wajah kedua belah pihak dalam terlihat
dengan amat jelas. Paras muka Tonghong Hui berubah jadi pucat pias
bakaikan mayat, badannya gemetar keras, dengan lirih dia
berbisik: "Tidak...tidak mungkin, semuanya bukan kenyataan.. aku
tidak percaya.." Go siau Bi menghela napas panjang.
"Aaaii. nona Tonghong, bersediakah kalau kau untuk
mendengarkan suatu kisah cerita?""
Tonghong Hui mengangguk, sepasang matanya masih
terpejam rapat, sedangkan tubuhnya gemetar tiada hentinya.
Go siau Bi tarik napas panjang2 dengan sedih ia mulai
bercerita: "Dalam dunia persilatan terdapat seorang jago yang sangat
lihay, suatu ketika nasibnya kurang mujur sehingga tertangkap
oleh pihak lawan, ia dijebloskan kedalam penjara untuk
menantikan saat hukuman matinya tiba, setiap orang yang
berada dalam penjara tersebut hanya bisa keluar dari penjara
apabila tubuhnya telah berubah jadi mayat, tapi untung jago
lihay itu memiliki ilmu Ku si tay hoat yang dapat berpura-pura
mati, demikianlah dibawah bantuan orang lain akhirnya dia
pura2 mati dan digotong keluar dari penjara itu untuk dikubur
secara massal, tiga hari kemudian ia telah bangkit kembali."
"Orang yang kau ceritakan adalah dirinya?" seru Tonghong
Hui sambil membentangkan matanya lebar2.
"Benar" "Darimana engkau bisa tahu semua kejadian tersebut
dengan begitu jelas?"
625 "Seorang gadis berkerudung telah memberitahukan cerita
tersebut kepadaku ketika rahasianya berhasil kuketahui, dia
menyebut dirinya sebagai orang yang ada maksud"
Sekarang Tonghong Hui baru tahu duduknya persoalan,
bagaikan baru sadar dari impian, ia merasa jengkel dan
mendongkol karena dirinya tertipu, tapi setelah berpikir
sejenak kembali gadis itu gelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku tak bisa menyalahkan dirinya, ia toh tidak tahu kalau aku
adalah..." "Dia tidak tahu soal apa?" sela Go siau Bi dengan alis mata
berkernyit. Tiba2 Tonghong Hui menjerit lengking:
"Engkoh Kie" Dengan cepat ia lalu kedepan menghampiri
sianak muda itu. Gadis itu ingin memeluk kekasih hatinya, tetapi pemuda itu
hanya berdiri dengan wajah kaku, hal ini membuat dara
tersebut terperangah dan batalkan maksudnya.
Sekarang dia baru teringat, kalau kakak angkatnya Han
siong Kie paling membenci kaum wanita.. hatinya terasa sakit
bagaikan di iris2, air mata jatuh berlinang membasahi pipinya.
Lama kelamaan.. akhirnya ia tak dapat menahan diri lagi
dan berseru keras: "Engkoh Kie, ketika kita angkat saudara tempo hari,
bukankah engkau pernah berjanji tak akan tinggaikan diriku
walau berada dalam keadaan apapun, masih ingatkah engkau
dengan janjimu itu?"
Paras muka Han siong Kie perlahan2 pulih kembali seperti
sedia kala, dengan penuh emosi dia mengangguk, "Aku masih
ingat, adik Hui" "Engkau masih memanggil aku sebagai Hui te (adik Hui)?"
bisik Tonghong Hui. 626 Han siong Kie terperangah, dengan suara ter-bata2 ia
menjawab: "Soal ini soal ini., aku rasa kurang begitu tepat untuk
diucapkan, buat apa.."
"Tidak kalau sebutan tidak benar maka pembicaraanpun tak
dapat berjalan dengan lancar.."
"Kita toh saudara angkat, buat apa engkau musti
persoalkan sebutan belaka?"
"Tapi tapi.. aku toh seorang gadis bukan lelaki..." sela sang
dara cepat. "Aku tahu, engkau adalah searong gadis seorang gadis
yang berwajah cantik"
"Engkau benci kepadaku?" Bisik Tonghong Hui agak ragu.
"Kenapa aku mesti benci dirimu?"
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Engkau pernah berkata kalau engkau paling benci
terhadap kaum wanita dikolong langit"
"Tidak Engkau.... engkau terkecuali"
Dengan ujung bajunya Tonghong Hui menyeka air mata
yang membasahi wajahnya, senyum manis tersungging
diujung bibirnya, sepasang biji matanya yang besar menatap
wajah Han siong Kie tanpa berkedip. dengan suara yang
lembut ia berkata: "Engkoh Kie, engkau tak akan membenci diriku bukan?"
"Aku tidak punya alasan untuk membenci kau"
"Kalau begitu engkau cinta padaku?"
Han siong Kie terkesiap. jantungnya berdebar keras, suatu
perasaan aneh yang belum pernah dialami sebelumnya
menyelimuti seluruh benak dan perasaannya, hal itu membuat
paras mukanya terasa jadi panas dan berubah jadi merah
627 padam. setelah tertegun beberapa saat lamanya ia baru
menjawab: "Benar, aku cinta padamu aku mencintai dirimu bagaikan
mencintai saudara kandungku sendiri"
Senyum manis yang semula menghiasi ujung bibir
Tonghong Hui seketika lenyap tak berbekas, dengan sedih
bisiknya: "Engkoh Kie, aku merasa se-olah2 sedang mendapat satu
impian yang aneh dan berliku-liku..."
"Benar kejadian yang kita alami ibarat awan diangkasa,
gampang berubah menurut keadaan disekelilingnya"
"Engkau senang karena aku adalah seorang gadis?"
"Tentang soal ini.. tentu saja bagiku tiada perbedaannya
antara pria dan wanita"
Dipihak lain, Go siau Bi berdiri tertegun, semua impian
indah dan lamunan manis yang semula menyelimuti benaknya
kini telah musnah tak berbekas, semua keindahan berubah
jadi kesedihan, kesengsaraan dan tekanan batin, ketika ia
mengetahui kalau orang yang dicintai ternyata sudah
mempunyai pilihan hati, dara itu merasa makin pedih.
Ia pernah melelehkan air mata karena kematiannya,
merasa hatinya hancur remuk karena kepergiannya, tapi
sekarang... kenyataan membuktikan bahwa dia belum mati,
tapi ia tak berhasil mendapatkan dirinya.
Dengan sedih, murung, kecewa dan putus asa, gadis itu
putar badan, diam2 berlalu dari sana tanpa mengucapkan
sepatah katapun.. setelah jauh tinggalkan tempat yang menyedihkan hati,
gadis itu baru teringat akan tujuan kedatangannya kesana, ia
hendak balaskan dendam bagi kematian ayahnya.. rasa
dendam sakit hati melenyapkan rasa sedih dan kecewa yang
628 semula menyelimuti hatinya, gadis itu langsung bergerak
menuju kearah Lian huan tau,pusat kekuatan dari
perkumpulan Thian che kau.
Dalam pada itu, Tonghong-Hui dengan sorot mata penuh
permohonan sedang awasi wajah kekasihnya, kemudian
berkata: "Engkoh Kie, dapatkah engkau merubah panggilanmu
terhadap aku.." Han siong Kie termenung dengan alis mata berkernyit, lama
sekali dia baru menjawab:
"Aku akan menyebut kau Hui moay"
sebutan adik Hui atau Hui-moay itu sangat menyejukkan
hati Tonghong Hui, senyuman kini kembali tersungging di
ujung bibirnya, ia mengira untuk selamanya tak akan
berjumpa kembali dengan Han siong Kie kekasih hatinya, tapi
kenyataan berkata lain, saat ini ia telah mendengar
kekasihnya memanggil "Hui moay " kepadanya.
Han siong Kie sendiri hanya bisa ter-mangu2 sambil
memandang gadis itu, tiba2 ia teringat kembali akan asal usul
dari dara manis itu, tanpa sadar sekujur badannya gemetar
keras, dengan suara berat ia segera menegur: "Adik Hui,
engkau adalah anggota benteng maut?"
Paras muka Tonghong Hui berubah hebat, tak sangka
olehnya dalam keadaan begitu ia dapat mengajukan
pertanyaan semacam itu, dengan gugup dia mengangguk.
"Benar, aa.. Apa salahnya?"
secara tiba2 satu ingatan berkelebat pula dalam hati
Tonghong Hui, paras mukanya ikut berubah hebat, dengan
hati bergidik dia mundur selangkah ke belakang kemudian
menegur: "Engkoh Kie, kenapa engkau musti menanyakan persoalan
itu?" 629 "Aku harus tahu... bagaimanapun juga aku harus
mengetahuinya.. Hui moay jawablah sejujurnya.."
"Engkau ingin tahu?"
"Benar" Tonghong Hui tertunduk dengan wajah sedih, siksaan batin
yang hebat menyelimuti seluruh perasaannya, sambil
menggigit bibir ia menjawab: "Dia adalah ayahku"
"Apa. " Pemilik benteng maut adalah ayahmu?""
Sekujur badan Han siong Kie gemetar keras, kemudian
kejang2, kenyataan tersebut terlalu kejam.. terlalu sadis.. ia
tak mengira kalau adik angkatnya yang disayang dan di cintai
ternyata bukan lain adalah putri dari musuh besarnya... anak
gadis dari pembunuh besar yang telah membantai selurub
keluarga dan isi kampungnya..
Haruslah dia putus hubungan dengan gadis ini tidak
mungkin Atau dia harus lepaskan niatnya untuk membalas
dendam?" hal ini semakin tak mungkin terjadi Diluar dugaan,
Tonghong Hui yang dicintai ternyata adalah putri dari
Tengkorak maut yang dianggap sebagai datuk iblis pembawa
maut bagi dunia persilatan, suatu kejadian yang mimpipun tak
pernah diduga olehnya Untuk beberapa saat lamanya Han siong Kie berdiri
mematung, ia merasa tubuhnya seolah-olah terjerumus
kedalam gua saiju yang sangat dingin, membuat sekujur
badannya gemetar keras. Paras muka Tonghong Hui pun ikut berubah-ubah menuruti
perubahan sikap dari sang pemuda, ia tahu apa yang sedang
dipikirkan engkoh Kienya pada saat ini, dahulu ia tak berani
berpikir sampai kesitu, dan sekarang apa yang tak berani
dipikirkan akhirnya toh berubah jadi kenyataan.
Dendam.... dendam macam apakah itu" gadis tersebut
sama sekali tidak tahu. 630 Musuh besar dari ayahnya, tengkorak maut pemilik benteng
maut tak terhitung jumlahnya, ia tak pernah memperbolehkan
orang lain untuk mencampuri urusannya. Ia merasa hatinya
hancur, dia benci atas nasib jelek yang menimpa dirinya.
Cinta. membuat dia terjerumus kelembah kehancuran,
kenyataan membuat hatinya remuk redam.
seandainya Han siong Kie benar2 telah mati, maka cinta
yang bersemi dalam hatinya akan berakhir mengikuti kematian
yang menimpa dirinya, tapi ia tidak mati, suatu kejadian yang
diluar dugaan membuat si anak muda itu tetap hidup dikolong
langit, kejadian ini mendatangkan rasa kaget dan gembira
baginya, tapi kemudian...yang diterima dan dirasakan
hanyalah penderitaan yang tiada berakhir.
Dengan watak yang keras dan dingin, tak mungkin ia bisa
membatalkan niatnya untuk membalas dendam, dan orang
yang hendak di tuntut balas bukan lain adalah ayahnya
sendiri. Bagaimana akhirnya gadis itu tak berani berpikir lebih
jauh. setelah pelbagai perasaan dan pikiran berkecamuk dalam
benaknya, akhirnya gadis itu mengambil keputusan yang
tegas: Ia tertawa sedih, lalu berkata:
"Engkoh Kie, bukankah engkau pernah berkata kepadaku,
bahwa antara engkau dengan ayahku terikat oleh dendam
berdarah sebesar lautan?"
"Benar" dengan kaku Han siong Kie mengangguk.
"Dendam berdarah yang bagaimanakah itu?"
sorot mata penuh kebencian dan perasaan dendam
memancarkan keluar dari balik mata Han siong Kie sambil
menggigit bibir ia menjawab: "Dia telah membunuh ayahku,
membantai seluruh isi perkampunganku.."
Tonghong Hui mundur dengan sempoyongan, sambil
berusaha menahan pergolakan emosi dia bertanya:
631 "Dan engkau akan membalas dendam?"
-000dewi000- BAB 35 DENGAN penuh kepedihan Han siong Kie mengangguk.
"Adik Hui, meskipun kalau dibicarakan maka kejadian ini
terasa kelewat kejam.. kelewat sadis, tetapi mau tak mau aku
harus berbuat begitu, Benteng maut akan hancur seperti
perkampunganku, darah segarr akan berceceran menodai
seluruh lantai benteng tersebut"
Pucat pias seluruh wajah Tonghong-Hui, tak tahan lagi air
mata jatuh bercucuran membasahi pipinya.
"Engkoh Kie, seharusnya kita tak usah bertemu.. tak usah
berkenalan.." "Tapi ternyata kita sudah bertemu dan telah berkenalan,
bahkan engkau telah angkat saudara dengan aku"
"Engkoh Kie, aku tahu persoalan ini tak mungkin bisa
diselesaikan secara baik2, tak mungkin persoalan bisa beres
seperti apa yang kita inginkan, aku... aku..."
"Apa yang kau kehendaki?""
"Menggunakan kesempatan ini, aku hendak
memberitahukan sesuatu kepadamu."
"Apa yang hendak kau sampaikan kepadaku"
Air mata yang membasahi wajah Tonghong Hui semakin
deras mengalir turun, dengan nada pedih ia berbisik.
"Sejak pertama kali kita berjumpa, aku telah....aku telah...."
Han siong Kie bukan seorang manusia yang bodoh, ia tahu
apa yang hendak dikatakan gadis tersebut dan diapun tahu
632 perkataan itu tak pernah diduga sebelumnya, walaupun begitu
ia tetap bertanya: "Engkau telah apa?"
"Aku telah jatuh cinta kepadamu"
Han siong Kie terperanjat, jantungnya berdebar keras
setelah mendengar perkataan itu, apa yang diduga ternyata
sedikitpun tak salah. Ketika ucapan itu diutarakan keluar, Tonghong Hui
tertunduk dengan wajah jengah, tapi sebentar kemudian ia
sudah menengadah kembali, sepasang matanya terbelalak
lebar, dengan suatu perasaan yang sangat aneh dia awasi
wajah Han siong Kie tanpa berkedip.
sianak muda itu sendiri merasakan hatinya bingung dan
pikirannya kalut, hampir saja ia tak berani saling beradu
pandangan dengan gadis itu.
Tiba2 Tonghong Hui tertawa, tertawanya amat rawan dan
menyedihkan hati, dengan suara lirih ia berkata:
"Engkoh Kie, engkau tak akan pandang rendah diriku
bukan" sebab apa yang kuucapkan barusan merupakan
kesempatan terakhir bagiku untuk mengungkapkan perasaan
hati yang sudah lama terpendam dalam hati kecilku.."
"Terakhir " kenapa terakhir?" satu alamat jelek berkelebat
dalam benak Han siong Kie.
"Engkoh Kie" sahut gadis itu lirih. "rasanya kitapun tak usah
saling menutupi rahasia hati kita berdua, engkau tentunya
dapat membayangkan bukan apa yang akan kita alami pada
akhirnya?" Dengan perasaan hati yang sedih dan menderita Han Siong
Kie tundukkan kepala nya rendahi, ia sama sekali tidak
berbicara karena tak tahu apa yang harut dikatakan.
633 Tonghong Hui sendiri, se-akan2 sudah kehilangan rasa
malunya lagi, kembali ia berkata.
"Engkoh Kie, bersediakah engkau menjawab sebuah
pertanyaanku deogan sejujurnya" jawaban yang muncul dari
dasar lubuk hati mu?"
"Katakanlah adik Hui!" Han Siong Kie angkat kepala dan
menatap gadis itu tajam-tajam.
Sambil membereskan rambutnya yang terurai tak karuan,
Tonghong Hui bertanya. "Engkoh Kie, apakah engkau cinta
padaku?" Han Siong Kie terperanjat, dengan hati tercekat dia mundur
dua langkah lebar kebelakang, mulutnya ternganga dan untuk
beberapa saat lamanya ia tak sanggup mengucapkan sepatah
katapun. Pemuda itu baru tahu kalau dia adalah seorang gadis pada
setengah jam berselang, kalau dikatakan ia cintai gadis
tersebut maka jiwaban itu sangat bertentangan dengan
Bloon Cari Jodoh 13 Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong Pendekar Remaja 7
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama