Ceritasilat Novel Online

Misteri Serigala Berkaki Tiga 1

Dewi Ular 80 Misteri Serigala Berkaki Tiga Bagian 1


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seri Dewi Ular-80-Tara Zagita
Misteri Serigala
Berkaki Tiga Karya : Tara Zagita
Sumber DJVU : Novo
Editor : Jisokam
Ebook oleh : Dewi KZ
TIRAIKASIH WEBSITE
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
MISTERI SERIGALA BERKAKI NAGA
OlehTara Zagita
Serial DewiUlar
Cetakan pertama, 2002
Gambar sampul oleh Fan Sardy
Penerbit Sinar Matahari, Jakarta
Hak cipta pada Penerbit
Dilarang mengcopy atau mempcrbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit
(Oo-dwkz-234-nv-oO)
1 SUARA tangis bayi memecah kesunyian malam. Dari samarsamar menjadi sangat jelas. Di sela suara tangis bayi yang
menyayat hati, terdengar pula suara lolongan anjing dari
beberapa penjuru.
Suasana menyedihkan berubah menjadi menegangkan.
Malam tetap diam. Membiarkan suara tangis bayi dan lolongan
anjing saling berhimpitan. Di setiap rumah yang terdengar
bukan hanya itu. Tapi detak jantung para penghuninya pun
ikut terdengar bergemuruh. Seolah-olah mereka sedang
menunggu datangnya bencana yang bakal merenggut nyawa
mereka masing-masing.
"Bayinya siapa yang menangis?"
"Entahlah. Seingatku di sekitar sini tidak ada yang punya
bayi." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mungkinkah seekor anjing melahirkan bayi?"
'Tidak mungkin."
'Tapi di sekitar sini juga tidak ada orang yang hamil kan?"
"Seingatku memang tidak ada. Tapi tangis bayi itu seperti
tangis bayi yang baru dilahirkan ke dunia "
"Jangan-jangan setanlah yang melahirkan bayinya"
"Ssst... ! Jangaii ngomong sembarangan begitu. Suara bay i
itu terdengar semakin mendekati rumah kita lho."
"Iih, bulu kudukku semakin merinding saja."
"Jendela dan pintu sudah kau kunci?"
"Sudah"
"Coba periksa lagi gih!"
"Ogah, ah! Kamu saja sana!"
"Aku... aku gemetaran dari tadi. Perasaanku nggak enak.
Sepertinya bakal terjadi sesuatu di antara kita."
"Aaah, jangan punya pikiran sebodoh itu!"
"Iya juga sih. Cuma... cuma.... jantungku semakin kuat
berdetak. Aku ngeri sekali mendengar suara bayi itu."
"Aku juga"
Pengantin baru itu tak berani keluar rumah. Tidak banyak
yang punya keberanian untuk keluar rumah, memeriksa
keadaan sekeliling. Itulah sebabnya, tidak banyak orang yang
tahu, di mana bayi itu menangis. Seperti apa kondisinya" Dan,
siapa orang tua si bayi" Seandainya sepasang pengantin baru
itu memeriksa ke luar rumah, sia-sia saja. Mereka tidak akan
menemukan bayi itu.
"Terbukti beberapa tetangga mereka yang berani keluar
rumah., juga tidak menemukan sesosok bayi yang menangis..
Masing-masing orang memang akan beranggapan bayi itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menangis di belakang rumah, atau di samping, ada juga yang
seperti mendengar bayi menangis di halaman depan
rumahnya Namun, manakala mereka keluar untuk mencarinya,
maka suara bayi menangis itu berada agak jauh dari rumah.
Semakin mereka datangi semakin menjauh suara tersebut.
Hanya lolongan anjing yang dapat dideteksi dari mana
asalnya, Kriiiing...! "Pa, telepon tuh."
"Mama saja yang terima deh."
"Iih, aku kan masih ketakutan begini "! Papa aja deh!"
Sang suami segera turun dari ranjang dan mengangkat
telepon. "Hallo, siapa ini?"
"Aku Pit.... Ridwan."
"Oh, kamu. Ada apa malam-malam begini telepon aku,
Wan?" "Sudah tidurkah kamu?"
"Hampir. Kenapa?"
"Ada yang ingin kubicarakan tentang urusan kantor besok"
"Kenapa nggak besok saja ngoniongnya" Sekarang kan
sudah lewat tengah malam, Wan."
"Sebenamya memang begitu sih. Tapi... malam ini aku
nggak bisa tidur. Jadi, terpaksa kutelepon kamu."
"Udahlah. urusan kantor jangan dipikirkan dulu.Sekarang
pergilah tidur dan besok kau akan bangun dengan otak yang
fresh." "Aku nggak bisa tidur, Pit ! Terganggu suara tangis bayi
yang..." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa.. "!" Pitto terkejut dan cepat menyahut. "Jadi... jadi kau juga mendengar
suara tangis bayi"!"
"Iya. Dari tadi tuh. Nggak tahu bayinya siapa. Yang jelas,
suara bayi itu bercampur lolongan anjing. .Seperti berasal
dari. belakang rumahku. Tapi tadi aku sudah memeriksanya
nggak ada,"
"Gila...!" Pitto terperangah, membuat istrinya menatap
curiga. "Suaranya sangat menyayat hati,
Pit. Tapi juga menyeramkan."
"Tapi... tapi rumahmu kan jauh dari rumahku Wan! Jarak
rumah kita ada sekitar 10 kilometer. Mana mungkin kau
dengar suara bayi itu dan aku pun di sini juga mendengarnya
pula"!"
Vinge, istri Pitto, sama sekali tak percaya mendengar
keterangan suaminya. Vinge segera menelepon mamanya. Di
sana ada adiknyay ang biasa mengerjakan sesuatu di depan
komputemya hingga larut malam Vinge menduga teleponnya
akan disambut oleh Rofan, adiknya itu. Tapi dugaanVinge
keliru. Justru mamanya yang sudah berusia 64 tahun itulah
yang menyambut telepon tanpa harus menunggu lama-lama.
"Mama kok belum tidur?"
"Mama nggak bisa tidur. Ving."
"Kenapa ?"
"Kami semua. serumah ini, nggak ada yang bisa tidur. Kami
terganggu suara bayi menangis sejak hujan turun tadi hingga
hujan reda sekarang ini. Bayi itu seperti ada di serambi
samping. Tapi tadi Rofan dan Mang Ayat memeriksanya,
ternyata tidak ada. Seluruh rumah sudah kami periksa, dan
hasilnya nihil. Sampai sekarang suara bayi itu masih kami
dengar, Ving. Bagaimana keadaanmu di rumah baru itu"
Betah" Nyaman kan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Vinge tidak bisa langsung menjawab. Ia terbengong di
tempat dengan mata menatap-suaminya. Ia sama sekali sulit
mempercayai kenyataan itu. Rumah mamanya terletak sekitar
8 kilometer dari rumah baru yang ditempati bersama sang
suami itu. Ternyata di rumah mamanya juga ada suara bayi
menangis. Sementara itu, dalam perkiraannya rumah
mamanya dengan rumah Ridwan berjarak sekitar 11
kilometer. Sangat sulit diterima akal sehat jika suara bayi
menangis menyayat hati itu bisa didengar sampai di rumah
mamanya dan di rumah Ridwan juga.
"Sudah. berapa lama suara itu kita dengar sih, Pa?"
"Sekitar hampir dua jam. Mungkin juga sudah lebih dari
dua jam. Aku nggak ingat kapan mulainya."
"Sejak hujan turun tadi kayaknya sudah ada deh. Mama
bilang begitu. Tadi Rofan juga sempat ngomong sama aku,
dan bilang begitu juga."
"Aneh. Coba kutelepon staf sekretarisku; Ilsye. Ia tinggal di
wilayah barat. Apakah di sana juga ada suara bayi menangis
?" "Hey, ingat! Papa cuma menanyakan bayi menangis saja,
ya" Jangan bicara macam-macam sama si Ilsye itu, Aku nggak
suka kalau kamu bernada genit sama dia!"
Pitto hanya nyengir kalem. Ia tahu istrinya cemburu,
karena Ilsye berwajah cantik dan sexy. Tapi kecemburuan itu
tidak dihiraukannya. Misteri tangis bayi lebih penting daripada
memikirkan kecemburuan.
Dan, ternyata Ilsye pun mengaku terganggu oleh suara
tangis bayi, sehingga ia dan seluruh keluarganya tidak bisa
tidur. Ilsye juga mengatakan bahwa beberapa tetangganya
sedang berusaha mencari asal suara bayi menangis itu. Tapi
sudah hampir satu jam tak ada yang bisa menemukan suara
itu berasal. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pitto dan Vinge batal menunaikan tugas asmara. Suasana
romantis buyar akibat tangis bayi yang misterius itu. Mereka
kesal jadinya. Tapi mereka tak dapat berbuat banyak. Justru
semakin hanyut membicarakan masalah tangis bayi misterius
tersebut. "Di sebelah utara ada Ridwan, di timur ada mama, di barat
ada Ilsye, dan di selatan ada kita. Semua mendengar suara
bayi?" "Berarti suara itu terdengar di seluruh kota, Ma"
"Apa iya begitu sih"! Kalau memang benar begitu, berarti
jelas sudah bahwa suara bayi itu bukan suara sewajamya."
"Bayi setan, rnaksudmu?"
"Nggak tahulah. Aku nggak berani bilang begitu."
Memang benar. Suara itu terdengar di seluruli kota. Berita
di radio juga mengupas masalah suara bayi menangis. Televisi
yang masih siaran sempat mengadakan 'breaking news'
mengenai gangguan bayi menangis. Sampai pukul satu malam
itu juga, belum ada seorang pun yang menemukan sumber
suara bayi. Belum ada laporan yang masuk ke pihak kepolisian
maupun ke radio dan teve yang masih siaran. Petugas
kepolisian sendiri dibuat sibuk mencari suara bayi menangis.
"Tolong cari bay i itu!" perintah gadis berparas cantik sekali.
Bibimya ranum sensual. Kulitnya putih selembut salju. la
memiliki sepasang mata bak berlian terindah di dunia. Saat ia
keluar dari kamamya, aroma wangi tersebar ke seluruh
ruangan. Keharumannya sangat semerbak dan lembut, namun
memiliki kekuatan magis yang dapat menentramkan hati dan
pikiran orang lain.
"Aku sudah mencarinya bersama Sandhi sejak tadi. tapi
tidak berhasil mendapatkan bayi itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia bukan berada di alam ini. Terselip dalam celah-celah
dimensi alam lain. Tolong carilah sekali lagi.Meditasiku sangat
terganggu oleh suara bayi itu."
"Baiklah !"
Bluubb...' Pemuda berambut kucai yang mendapat perintah
itu segera lenyap. Raib secara gaib. Ia berubah menjadi
cahaya kuning sebesar telur burung berekor panjang. Mirip
meteor. Cahaya kuning itu me lesat pergi, menembus atap
tanpa suara dan tanpa getaran apapun. Tentu saja hal itu bisa
ia lakukan karena ia sebenarnya adalah jelmaan dari sesosok
jin yang bernama Jin Layon. Dan, kesetiaannya kepada gadis
berparas cantik jelita itu telah membuatnya merubah diri
menjadi sosok pemuda berbadan sedang dengan nama:
Buron. Gadis bertubuh sexy dengan dada sekal indah itu segera
menggulung rambutnya yang panjang Sepertinya akan
melakukan sesuatu yang harus ditangani dengan segera.
Gadis itulah yang disebut-sebut sebagai putri tunggal Dewa
Permana dan Dewi Nagadini. Semua orang mengenalnya
sebagai Kumala Dewi, yang terlahir dengan nama asli: Dewi
Ular. Tanpa tingkat kesaktian yang tinggi, mustahil Kumala ?ewi
dapat mendeteksi di mana bayi itu berada Tanpa memiliki
kesaktian yang lumayan pula Buron pun tak akan dapat
menembus dimensi alam lain. Konon, batas antara dimensi
alam lain dengan dimensi alam kehidupan nyata hanya setipis
kulit bawang. Tetapi tanpa bekal kekuatan supranatural yang
tinggi, siapa pun tak dapat menembus ke alam tersebut.
Sebagai keturunan bangsa jin, tentu saja Buron bisa
memasuki alam tersebut, dan berkelana mencari sumber
suara tangisan bayi.
"0, dari arah jurang itu rupanya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sinar kuning seperti meteor itu meluncur deras ke sasaran.
Di sana ada dua jurang berdinding batu karang putih. Dinding
tersebut memiliki duri-duri yang runcing dan sangat tajam.
Alam yang dijelajahi Buron sangat kering. Tak ada air setetes
pun. Udaranya panas, gersang, walau tanpa matahari di
atasnya. Tetapi yang membuat Buron cemas adalah kondisi
geologis alam tersebut.
Jurang yang sangat dalam itu memiliki dua tebing.
Keduanya bukan hanya keras dan tajam, tapi juga bergerak.
Semakin lama kedua tebing itu bergerak merapat. Saling
mendekati. Tentu saja tempat sekitarnya ikut bergetar oleh
pergerakan kedua tebing itu. Jika benar bayi tersebut ada di
kedalaman jurang, maka sebentar lagi ia akan hancur
tergencet kedua tebing yang kini jaraknya tinggal seratus
meter. Dengan kecepatan tinggi sinar kuning jelmaan Buron
menukik masuk ke dalam jurang tersebut. Suara gemuruh
melebihi gempa di bumi. Suara itu datang akibat dinding
tebing mulai berguguran. Tapi tangis suara bayi terdengar
semakin jelas.

Dewi Ular 80 Misteri Serigala Berkaki Tiga di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Itu dia!" sentak hati Jin Layon masih dalam bentuk Sinar
kuning. Sebentar lagi ia akan mencapai dasar tebing yang jika
diukur ketinggiannya bisa mencapai puluhan kilometer.
Dilihatnya dengan jelas sesosok bayi terbungkus kain kusam
sedang menangis tiada henti. Bayi itu tergeletak di atas
sebongkah batu hitam. Datar permukaannya. Tapi bayi itu
tidak sendirian. la dijaga oleh empat ekor beruang berkepala
singa. Tampaknya empat ekor makhluk aneh itu sangat ganas.
Di samping ganas juga tangguh dan berilmu tinggi. Masingmasing berjalan mengambang di udara, mengelilingi bayi itu.
Tinggi mereka sekitar empat meter. Memiliki mata yang
memancarkan cahaya merah seperti besi membara.
Ketika mereka merasakan ada 'tamu asing' mendekat,
keempatnya segera mendongak. Mereka melihat cahaya
kuningnya Buron, dan segera melakukan penyerangan Dua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari mereka melesat terbang ke atas, laiu menyemburkan
kobaran api warna biru dari mulutnya. Woosss!
Blaaang, blaaang...! Dentuman menggelegar terjadi akibat
Buron mencoba menghadang semburan api biru itu dengan
membiaskan cahaya kuning terang membentengi dirinya.
Tetapi agaknya kekuatan Buron tidak cukup mampu untuk
menahan kekuatan dua ekor beruang berkepala singa,
sehingga dentuman besar yang terjadi telah membuat Buron
terhempas ke dinding tebing dan berubah menjadi sosok
aslinya: Jin Layon, yang tingginya enam meter, hitam,
bercawal dan berkepala gundul. Buron mengerang dengan
suara aslinya sebagai Jin Layon.
Erangan itu menunjukkan bahwa ia dalam kesakitan yang
amat sangat. Bahkan tubuh besamya itu melayang turun
nyaris menancap pada bebatuan karang yang runcingnya
menyerupai ujung tombak. Dalam sekejap ia berhasil
melambung kembali ke atas, dan bertabrakan dengan salah
satu dari lawannya. Jegaaar...! Sinar merah membias lebar
dari benturan hawa sakti mereka. Buron terpental lagi.
Wajahnya menjadi merah seperti kepiting rebus. Dadanya
berasap seperti kompor meleduk dipadamkan.
"Mereka berilmu tinggi. Aku harus menggunakan cara lain.
Kalau harus adu kesaktian, aku akan kalah!" pikirnya seraya
menjauh sesaat. Pada saat itu, jarak antara dua tebing
semakin merapat. Bayi itu sebentar lagi akan tergencet. Pasti
hancur lebur tanpa bentuk. Untuk menjaga agar kedua tebing
jangan sampai merapat, Jin Layon mengeluarkan cahaya
kuning kemerahan dari lelapak tangannya. Cahaya itu
merentang lurus bagaikan sepotong balok kayu yang cukup
panjang. Dengan terganjal cahaya itu, maka kedua tebing di
kanan-kirinya tertahan. Tak dapat saling merapat.
"Grrrraashhhhkkk...!!"
Kini keempat beruang berkepala singa itu menyerang Jin
Layon secara bersamaan. Kedua mata masing-masing
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengeluarkan sinar merah seperti laser. Jin Layon
lerperangkap sulit menghindar. Karena salah satu dari
lawannya ada yang datang dari atas. Menukik ke arah
kepalanya. Satu lagi tahu-tahu sudah berada di belakang. Satu
di depan dan satu di samping kanan. Sedangkan di samping
kiri Jin Layon adalah celah-celah dinding tebing karang yang
menyerupai mata pedang besar. Keempat sinar itu sulit
dihindari. Wuub, wuub. wuub...! Dengan cepat kedua tangan Buron
bergerak. Sulit ditirukan gerakannya. Yang jelas, tiga kali
bergerak cepat, ia segera berubah menjadi gumpalan kabut
kuning. Seperti asap belerang. Keempat sinar itu menembus
gumpalan kabut kuning tanpa ledakan. Ketika saling
menghantam tebing. barulah terdengar dentuman keras yang
menggema cukup lama.
"Kumala! Aku terdesak!" seru hati Jin Layon mengadakan
kontak dengan Dewi Ular. Kabut kuning itu buyar ke manamana. Sulit di ditangkap atau diserang kembali. Di sisi lain,
kabut itu menyatu kembali dalam sekejap. Maka muncul lagi
sosok tinggi besarnva Jin layon.
Tahu-tahu ia sudah memegang seutas tambaiig. Besarnya
seperti tambang kapal. Tapi panjangnya hanya sekitar dua
meter. Tentunya tambang itu bukan tambang sembarangan.
Terbukti tampak ada cahaya putih pendar-pendar yang
mengelilingi tambang itu. Sedangkan jarak keberadaannya
dengan batu tempat bayi tergeletak sekitar 20 meter lebih.
Keempat lawannya yang tangguh itu pun tak akan hancur
dihantam tambang jika tambang itu tambang biasa Lalu, apa
yang akan dilakukan Jin Layon pada saat itu"
"Gnrrhhhhkkkrrr...! Enyah kau dari sini kkhhrrr ...!!"
Seru salah satu lawannya sambil memberi komando agar
melakukan penyerangan bersama Maka Jin Layon pun
menggeram besar. Dinding dinding jurang semakin bergetar.
Dalam kesempatan itu ia lecutkan tambang yang hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beberapa jengkalnya saja, sehingga terjadilah keajaiban yang
sudah tidak asing lagi bagi bangsa jin, Tambang itu menjadi
panjang dalam waktu hanya sekejap. Panjang dan keras. Lalu,
menghantam bagian sisi bawah batu tempat bayi berada.
Jegaaar....! Batu itu hancur berbongkah-bongkah. Bayi di atasnya
terpental ke atas. Melayang tinggi sekali. Tangisnya semakin
keras. Jin Layon kebingungan untuk menangkap bayi itu,
karena keempat lawannya sudah mendesaknya dengan
berbentuk seperti bayangan merah. Ia pun akhirnya diterjang
keempat lawannya yang berusaha disabet dengan tambang.
Blegaaer...! Cahaya tambang diterobos keempat bayangan
merah berbentuk beruang berkepala s inga Jin Layon terpental
jauh sekali. " Aaaaaakkhhh ... !!"
Jeritannya amat keras, karena ia terpental dalam keadaan
terbungkus kobaran api. Keempat lawannya masih terus
mengejar. Sementara sang bayi dalam keadaan sangat
berbahaya. Ia sedang bergerak turun dalam keadaan
terguling-guling. Dapat dipastikan akan hancur begitu
terhempas kuat di dasar jurang yang bergerigi mirip mulut
ikan hiu raksasa itu.
Tetapi temyata sebelum hal itu terjadi, seberkas sinar hijau
kecil berbentuk seperti seekor naga sudah lebih dulu datang.
Sinar hijau itu membiaskan cahayanya menjadi lebar
menyerupai penampang. Sang bayi akhirnya jatuh di
permukaan bias cahaya hijau tersebut. Lalu, dalam sekejap
cahaya itu sudah berubah menjadi seorang gadis cantik
berjubah hijau bersulam benang emas. Bayi tersebut sudah
ada dalam gendongan si gadis cantikyang tak Iain adalah Dew
Ular. Wuuut, blaasss...! Dewi Ular melesat luar biasa cepatnya.
Tak dapat dilihat oleh mata gaib. Tahu-tahu ia sudah
menyambar lengan Jin Layon dengan cahaya hijaunya, dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membawanya pergi dari tempat super berbahaya itu.
Zaaaab...! Keduanya lenyap bersamasang bayi.
Dalam pelukan Dewi U lar bayi itu tidak meronta. Hembusan
napas yang diberikan oleh Dewi Ular telah membuat tangis
bayi berhenti. Tetapi dalam perjalanan menembus dimensi
bumi, ternyata mereka harus berhenti beberapa saat karena
bertemu dengan tokoh yang sangat dikenal oleh Kumala
maupun oleh Jin Layon. Seketika itu juga Jin Layon merubah
sosoknya menjadi Buron kembali.
"Dewi U lar, berhentilah sebentar!" seru sapaan yang benarbenar membuat Dewi Ular berhenti. Mereka tiba di padang
rumput yang warnanya abu-abu. Beberapa pohon yang
tumbuh di sekitar situ pun rata-rata berdaun abu-abu dengan
batang warna putih.
"Ibu... "!" sapaan balasan Kumala bernada sangat terkejut
Itulah sebabnya Buron pun segera memberi hormat dan
merubah diri sebagai pemuda berambut kucai. Kumala dan
Buron sangat menghormati Dewi Nagadini yang penampilannya sangat mirip dengan Kumala sendiri.
"Aku sengaja menghadang langkahmu, Kumala, karena
kulihat kau dalam bahaya besar yang tak kau sadari."
"Ibu, tolong jelaskan apa yang Ibu maksudkan sebagai
bahaya besar itu!" sambil maju beberapa langkah, lalu
berhenti dalam jarak empat meter. Menatap sang ibu dengan
senyum tipis penuh ketenangan. Dewi Nagadini pun maju
selangkah. "Bayi itu adalah bayi pembawa bencana bagimu, kumala."
"Benarkah begitu?"
"Tangisnya saja menggegerkan alam Kahyangan dan alam
kehidupan manusia. Itulah sebabnya ayahmu mengutus ibu
untuk mengambil bayi yang ada dalam gendonganrnu,
Kumala" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dewi Ular diam sesaat menatap Buron dengan tenang.
Seakan ia ingin melihat reaksi Buron yang juga dengan susah
payah telah berusaha menyelamatkan bayi tersebut. Buron
kelihatan salah tingkah. Akhirnya ia beranikan diri untuk bicara
kepada Dewi Nagadini.
"Mohon maaf. Kanjeng Dewi... kalau boleh hamba tahu,
siapa sebenamya bayi ini" Maksud hamba, anak siapa dia"
Mengapa sampai di jaga oleh empat pengawal yang..."
"Prajurit Gerbang Neraka. ..!" sahut Dewi Nagadini.
"Keempat pengawal yang kau temui tadi adalah perajurit
andalan dari Gerbang Neraka Tugasnya adalah menjaga bayi
itu hingga tumbuh besar dalam waktu beberapa minggu
nanti." Dewi Nagadini membiarkan kedua lawan bicaranya
mencerna kata-katanya sesaat. la.berjalan mengelilingi Buron
dan Kumala Dewi.
"Bayi itu adalah bayi terkutuk yang dibuang oleh Lokapura
dari Istana Hitam. Permaisurinya melahirkan bay i itu dari hasil
hubungan gelapnya dengan salah satu pengawalnya. Karena
itulah Lokapura membuang bayi itu, agar tidak menjadikan
bencana besar di kalangan para penghuni Istana Hitam."
Kumala dan Buron menggumam keeil sambil manggutmanggut Mereka merasa sedikit kaget setelah mengetahui
bahwa bayi itu adalah bayi haramnya si permaisurinya Dewa
Kegelapan. Padahal selama ini pihak Dewa Kegelapan atau
Lokapura, selalu bermusuhan dengan pihak Kahyangan. Dan,
belum lama ini anak-anaknya Lokapura berusaha menghancurkan Dewi Ular dengan berbagai cara Dapat
dibayangkan apa yang akan terjadi jika bayi itu dirawat oleh
Kumala Dewi di alam kehidupan manusia nanti. Sudah pasti
suatu saat akan menjadi musuh berbahaya dalam hidupnya.
"Dengar, Kumala... bayi itu akan menjadi besar dan dewasa
dalam waktu beberapa hari saja. Darah yang mengalir dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirinya adalah darah terkutuknya si Dewi Penguasa Birahi
Iblis, yaitu istri sahnya Lokapura. Cepat atau lambat jika ia
tumbuh dewasa di alam kehidupan manusia, maka ia akan
menghancurkan kekuatan manusia di sana. Dialah yang akan
menguasai kehidupan manusia nantinya."
"Lalu, mengapa Ibu diutus Ayah untuk mengambil bayi ini?"
"Seperti kau ketahui, tangis bayi itu menggemparkan alam
kehidupan kita, baik di bumi maupun di Kahyangan. Berarti dia
memiliki kesaktian kodrati yang sangat tinggi."
"Kesaktian
itukah yang membuat Lokapura tidak menghancurkan bayi ini, Kanjeng Dewi?" sahut Buron.
"Benar, Buron! Kalau bayi ini tanpa kesaktian yang tinggi,
sudah tentu si Lokapura akan menghancurkannya. Bukan
membuangnya. Nah, mengapa harus dijaga oleh empat
pengawal berilmu tinggi" Karena pada saat tubuh bayi itu
sudah tumbuh sepanjang satu depa, maka itulah saat
kelemahannya tiba dan dia harus segera dibunuh. Tetapi jika
terlambat membunuhnya, si bayi ukuran tubuhnya sudah lebih
dari satu depa, maka kesaktiannya akan kembali dan bahkan
menjadi lebih tinggi lagi. Setelah itu dia tidak akan memiliki
kelemahan lagi. Artinya, dia tidak akan bisa dihancurkan lagi
selama-lamanya."
"Mengerikan sekali temyata?" gumam Kumala Dewi seraya
memandangi bayi yang masih dalam gendongannya Namun
tatapan mata si bayi mengandung kekuatan aneh yang
membuat Kumala seakan-akan enggan melepaskannya. Rasa
iba tumbuh besar di hati Kumala Dewi. Untuk sementara ini ia
belum menentukan sikap, harus bagaimana. Ia masih ingin
mendengarkan keterangan lebih banyak lagi dari ibunya.
"Ayahmu mengutus ibu untuk membawa pergi bayi itu
sebelum keempat pengawal Gerbang Neraka itu gagal
menghabisinya Hanya ada satu cara untuk menghabisi bayi itu
tanpa harus menunggu ukuran tubuhnya mencapai satu depa,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yaitu dengan menggunakan senjata pusakanya kakekmu;
Dewa Murkajagat "
"0, begitu?" gumam Kumala lirih sekali.
"Oleh sebab itu, Kumala... berikan bayi itu pada ibu. biar
ibu yang membawanya ke Kahyangan." Nagadini mengulurkan
tangannyn, siap menggendong bayi. Tetapi saat itu Kumala
Dewi justru tersenyum aneh dan melangkah mundur.
"Ibu mau curang. Bayi ini ada di tanganku, dan akulah
yang mendapatkannya. Ibu tidak bisa mengambilnya dariku
begitu saja "
"Apa maksudmu, Kumala"!"
Buron menyahut sambil mendekati Kumala. "Serahkan pada
beliau. Ini urusan para dewa kelas atas,bukan?"


Dewi Ular 80 Misteri Serigala Berkaki Tiga di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dadamu hampir remuk begitu. Apakah kau rela bayi ini
kuserahkan begitu saja kepada siapa pun?"
"Daripada menjadi biang penyakit di kehidupan manusia
nanti, kan lebih baik diserahkan oleh Kanjeng Dewi, Kumala?"
"Kau rela"!"
"Aku rela!" tegas Buron.
"Aku nggak rela!" balas Kumala dengan lebih tegas lagi.
"Begini saja." sahut Dewi Nagadini. "Ibu yang inenyerahkan
bayi itu kepada kakekmu, dan kau ikut serta ke sana bersama
Buron. Biar nanti ibu yang bilang pada para dewa bahwa
kalian berdualah yang berjasa dalam mendapatkan bayi ini,
lalu kalian berdualah yang patut mendapat penghargaan dari
Sang Hyang Maha Dewa. Ibu tidak akan ambil sekuku hitam
pun hadiah yang bakal kalian terima nanti."
Kumala Dewi masih tersenyum-senyum tenang. Belum
menjawab atau berkomentar apapun. Buron sendiri tampak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sangat menunggu jawaban dari mulut berbibir indahnya Dewi
Ular itu. "Bagaimana, Kumala" Masih kurang adilkah keputusan ibu
ini?" "Kedengarannya cukup adil," Kumala manggut-manggut
lagi. "Nah, kalau begitu... sini, biar ibu yang gendong bayinya"
Tiba-tiba terdengar suara tanpa rupa. Suara itu menggema
seakan memenuhi seluruh alam gaib yang lengang dan serba
abu-abu itu. "Tahan! Jangan serahkan bayi itu padanya!"
Mereka bertiga terkejut. Saling memandang ke sana-sini
mencari s i pem ilik suara. T ak satu pun melihat rupa si pemilik
suara itu. Tapi pada saat berikutnya Kumala Dewi mundur
beberapa Iangkah menjauhi Dewi Nagadini. Buron mengikuti
langkahnya hingga posisinya tetap berada tak jauh dari
Kumala. "Kumala" kata Dewi Nagadini. "Ada pihak pengacau datang.
Lekas, lemparkan bayinya pada ibu, Nak... ! Lekas kemarikan
dia...!" Namun tiba-tiba seberkas cahaya petir datang.
Claaap... ! Blaarr!
Petir itu menghantam Dewi Nagadini. Petir kedua datang
lagi dari belakang.
Blaaar.. ! Nagadini terhempas dan jatuh terkapar
bermandikan kabut hitam. Dalam sekejap kemudian kabut itu
pun sirna. Suara misterius itu terdengar lagi, "Lihatlah, Kumala.. siapa
dia sebenarnya! Jangan sampai kau tertipu oleh kelicikannya!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hahh..."!" Buron tersentak dengan suara parau. Matanya
membelalak lebar setelah melihat Dewi Nagadini berubah rupa
menjadi sangat jelek. Tua. kurus, rambut abu-abu panjang
acak-acakan, dan kedua matanya cekung menyeramkan.
"Celaka! Bukankah dia si... si Ambaruni"!"
"Sudah kuduga!" bisik Kumala.
Nesek bungkuk itu sangat dikenalnya, karena pernah
beberapa kali dikalahkan dalam pertarungan gaibnya, (baca
serial Dewi U lar dalam episode: "PENGUASA TANAH PERI").
"Haaakkrrrrhh... ! Berikan bayi itu sekarang juga,
Kumalaa...!!"
Ambaruni mengejar Kumala, tapi baru bergerak sedikit
sudah terhantam petir lagi dari depannya.
Blegaaar...! Ia menjadi hangus dan berasap. Tapi masih
tetap garang dan bemapsu ingin mengejar Kumala.
"Elamon... !" seru suara misterius menggema keras.
"Elamooon...!"
Kumala Dewi segera bergerak, "Lekas, Ron... !"
"Apamaksudnya: Elamon itu"!"
"Bahasa para dewa yang berarti: lekas pergi!"
Claap, blaaab... ! Kumala Dewi berubah kembali menjadi
sinar hijau berbentuk seperli naga kecil, dan bayi dalam
gendongannya pun lenyap tak terlihat oleh mata gaib mana
pun. Buron berubah menjadi sihar kuning yang segera melesat
mengikuti kepergian sinar hijau tersebut.
Mereka meninggalkan Ambaruni yang berteriak-teriak
dengan murka menyerang lawannya, sementara lawan sendiri
sulit dilihat oleh mata batinnya Tak diketahui siapa dan di
mana letak sang lawan pada saat itu. Kumala dan Buron
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sendiri tidak tahu, siapa pihak yang membantu mereka
menyelamatkan bayi itu.
Dalam hatinya, Buron pun bertanya-tanya "Anak siapa
sebenarnya bayi itu" Dan, mengapa si Penguasa Tanah Peri
itu bernapsu sekali ingin memiliki bayi tersebut"!"
(Oo-dwkz-234-nv-oO)
2 PINTU ruang kerja Kumala diketuk tiga kali. Dari nada
ketukannya sudah dapat diterka pasti sekretarisnya yang
mengetuk. "Ya,masuk...!"
Benar juga. Sekretarisnya.
"Ada telepon di line empat. Mau diterima, Zus?"
"Dari s iapa?"
"Sersan Burhan."
"Okay;" sambil mengangguk, lalu segera mengangkat
telepon. Sersan Burhan adalah rekan akrabnya yang dinas di
kepolisian sebagai anggota reserse. Sersan muda ini sudah
lama tidak meneleponnya. Ada kerinduan juga di hati Kumala
terhadap sersan tampan yang sampai sekarang masih
bujangan. Tentu saja kerinduan sebagai seorang sahabat.
Bukan sebagai seorang kekasih.
"Hallo, Bang. Apa kabar?" sapa Kumala ramah sekali.
"Kabarku selalu baik, mengikuti tradisimu, Kumala"
"Syukurlah," Kumala tertawa kecil. "Lama sekali nggak
muncul di telingaku, ke mana saja kau, Bang Sersan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Habis melakukan pengejaran ke Medan. Baru tiga hari
balik kernari, aah... sudah ada masalah baru nih"
"Bukan hal aneh bagi seorang anggota polisi seperti Anda,
bukan" Masalah selalu ada, kan Bang?"
"Benar, Kumala. Tapi yang ini agak aneh juga sih.
Kayaknya butuh bantuanmu, karena ada kejanggalan yang
sulit dipahami secara rasio."
"Abang ada di mana sih?"
"Di T KP, komplek perumahan Graha Kencana." .
"0, nggak seberapa jauh dari kantorku ini dong Kasus apa
sih?" "Pembunuhan aneh, sepertinya. Kau bisa meluncur kemari
sebentar, Kumala. Mungkin kau bisa bantu kami untuk
menyimpulkan kematian korban. Atau perlu kusuruh anak
buahku menjemputmu?"
"Nggak usah. Aku akan meluncur ke sana bersama Sandhi.
Tapi tunggu beberapa saat lagi, bisa kan" Aku sedang ada
tamu nih, Bang."
"Okey. Kami tunggu. Korban tidak akan kami bawa dulu"
Telepon segera diletakkan.
"Sorry, pembicaraan kita sedikit terganggu. Baiklah, kita
lanjutkan. Sampai di mana tadi?"
Kumala punya suatu kebiasaan, yaitu tak
ingin meninggalkan. tamu yang datang mengunjunginya untuk
keperluaa apapun. Ia hanya akan meninggalkan tempat jika
urusan dengan sang tamu sudah selesai atau dalam keadaan
sangat gawat. Apalagi sekarang tamunya bukan orang
sembarangan, dia seorang wanita yang cukup terhormat, dan
punya hubungan bisnis dengan perusahaannya, tentu saja
Kumala semakin tak berani meninggalkan sang tamu begitu
saja. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi kedatangan sang tamu kali ini memang tidak untuk
membicarakan masalah bisnis. Rupanya ia punya persoalan
sendiri yang membutuhkan bantuan Kumala. Setidaknya ia
berharap ada solusi dari Kumala untuk mengatasi
persoalannya. "Jadi, begitulah kisahnya, Kumala Ini benar-benar terjadi
dan bukan sekedar isapan jempol semata."
"Tante Fully waktu itu ada di rumah sakit juga"!"
"Iya. Aku ikut ke sana. Maksudnya mau mengambil
jenazahnya si Luzon, keponakanku itu. Tapi... tahu-tahu
jenazah itu hidup lagi pada saat ingin diambil dari kamar
mayat. Dan, sekarang dia pergi entah ke mana."
"Tante sekeluarga tidak ikut mencegah kepergiannya?"
"Sudah. Tapi dia nekat pergi dengan alasan mau
menjemput kekasihnya di bandara. Padahal dokter sudah
memastikan bahwa Luzon tewas, tak tertolong lagi jiwanya
akibat kekurangan darah. Luka tusukan yang dideritanya itu
mengeluarkan darah banyak. Tapi yang membuat kami
semakin heran, Luzon merasa seperti tidak mengalami luka
apapun dari perkelahian di bar pada malam sebelumnya. Dan,
kami tidak melihat ada luka berdarah di balik pakaiannya "
"Dari mana ia mendapatkan pakaiannya yang baru?"
"Entahlah Tapi dugaan kami, dia bangkit dari kematiannya
lalu mengambil pakaian milik mayat yang baru masuk,
mungkin begitu. Setelah itu ia keluar tepat ketika penjaga
kamar mayat membuka pintu dan sangat mengejutkan kami."
"Hmmm, ya, ya....," Kumala mengangguk-anggukkan
kepala. "Kami cuma ingin kau membantu kami mencarikan di mana
dia sekarang berada, Kumala Aku yakin kamu pasti bisa
melacak kepergiannya. Pacamya sudah datang dari Hongkong,
dan dia menangis terus nggak ber- benti-berhenti sebelum
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Luzon ditemukan. Aku sendiri penasaran sekali padanya.
Itulah sebabnya aku kemari berharap kau dapat membantu
kami menemukan Luzon, Kumala."
"Baiklah, akan kuusahakan. Tapi, maaf... belum bisa
sekarang, Tante. Saya harus memenuhi panggilan Sersan
Burhan yang saat ini sedang menunggu saya di TKP. Mungkin
setelah dari sana, saya akan melacak kepergian Luzon lewat
jalur gaib."
"Tapi... tapi hari ini juga, kan?"
''Ya, ya... sepulangnya dari sana, Tante Atau... kalau Tante
nggak ada acara, Tante bisa ikut saya."
"Hmm, eeh... iya deh. Aku ikut kamu. Aku ikut di mobilmu
saja Biar nanti sopirku kusuruh mengikuti kita dari belakang."
"Boleh. Sebentar saya telepon sopir saya untuk menyiapkan
mobil!" Tante Fully bukan orang asing lagi bagi Kumala.
Perempuan berambut pendek, berbadan tinggi, montok dan
agak gemuk itu dikenal sebagai istri seorang bankir tua yang
memiliki lima bank besar di Asia. Ia juga memimpin beberapa
perusahaan di Jakarta, sehingga namanya cukup dikenal di
antara para wanita karir dan kaum jetset. Dulu ia pernah
punya pria simpanan, yaitu seorang pemuda yang bemama
Richard. Dulu ia pemah pula mencemburui Kumala, karena
takut kehilangan Richard.
Tetapi pada waktu Richard benar-benar hilang akibat
gangguan gaib, Kumala turun tangan menyelesaikan kasus itu.
Kumala berhasil mengembalikan Richard kepada Tante Fully,
dan sejak itulah hubungannya menjadi baik hanya saja,
sekarang perempuan berkulit putih dan bermata lebar
terkesan galak di ranjang itu sudah tidak bersama Richard
lagi. Entah siapa lagi yang menjadi pria simpanannya, yang
jelas ia tetap memburu daun muda, karena merasa tak,
pernah puas dengan pelayanan suaminya yang sudah tua itu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
(Baca serial Dewi Ular dalam episode: "GADIS PENUNGGU
JENAZAH").
"Selamat siang, Pak Sersan," sapa Kumala dengan formil
karena berada di antara anak buah sersan tampan itu Ia selalu
menggunakan panggilan Pak Sersan jika polisi tampan itu
sedang bertugas. Tapi jika sedang dalam suasana santai, ia
cukup memanggilnya Bang. Lebih familiar lagi sifatnya.
"0, bersama Tante Fully juga, rupanya Apa kabar, Tante?"
sapa Sersan Burhan sambil menyodorkan tangannya Jabat
tangan itu menunjukkan bahwa mereka sudah saling kenal
sebelumnya. Karenanya, ketika Kumala Dewi dibawa
memasuki daerah yang diberi pembatas dengan pita kuning.
Tante Fully tak dilarang untuk ikut serta Bahkan sebagai sopir
pribadinya Kumala yang sudah dikenal akrab oleh Sersan
Burhan. Sandhi-pun diizinkan untuk mendampingi Kumala
Dewi sete lah tadi juga mendapat teguran ramah dan sang
sersan tampan itu.
"'Sebenamva sudah dari tadi kami ingin membawanya ke
rumah sakit, sebab identitas korban belum bisa kami ketahui.
Tapi karena harus menunggu kamu, maka sampai sekarang
korban masih ada di tempatnya T anpa kami geser sedikitpun
posisinya."
Sambil melangkah ke tempat mayat berada, Kumala
menanyakan keadaan yang dianggap janggal oleh Sersan
Burhan tadi. "Fisiknya memang tak ada luka. Tapi mulutnya seperti
mengalami luka bakar tingkat tiga Hangus."
"Hanya sekitar mulut?"
"Ya, hanya sekitar mulut!"
"Astaga!" gumam Tante Fully, memancing perhatian
Kumala dan Sersan Burhan. "Keadaannya seperti mayat yang
ada di rumah sakit kemarin petang."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maksud. Tante?"
"Luzon bangkit dan pergi dari sana. Tapi waktu itu kami
sempat melihat seorang perawat lelaki terkapar di koridor
menuju rumah sakit. Mulutnya juga seperti terbakar. Hangus.
Mayat si perawat itu ditemukan dalam keadaan mulut terbuka"
"Ini juga begitu, Tante," sahut Sersan Burhan.
Mayat tak dikenal itu tergeletak di taman kompleks
perumahan Graha Kencana Sepertinya ia diseret dari tepi jalan
ke rerumputan taman, lalu ditinggalkan oleh pembunuhnya.
Menurut keterangan penghuni rumah terdekat dengan taman
itu, sekitar pukul sembilan malam mcreka mendengar suara
taksi berhenti di dekat taman. Beberapa saat kemudian


Dewi Ular 80 Misteri Serigala Berkaki Tiga di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terdengar pula pintu taksi ditutup dua kali. Diduga pintu yang
ditutup dua kali itu adalah satu penumpang yang habis dibuka
dan pintu sopir yang habis dibuka juga Taksi pun pergi, dan
hujan segera turun, sehingga penghuni perumahan malas
keluar. Pagi-pagi mereka menemukan mayat pemuda
berambut agak panjang itu.
"Hahh... "!" Tante Fully terpekik tegang kaget sekali ketika
Sersan Burhan membuka kain penutup mayat. Temyata mayat
itu adalah mayat pemuda dengan mulut ternganga dan
hangus di bagian mulut itu. T ante Fully mengenal betul mayat
tersebut. "Di... dialah mayat... keponakanku sendiri, Kumala! Dia,.
Luzon!" "Luzon... "!" gumam Sersan Burhan dan Sandhi. Tante Fully
pun menangis, lalu segera diamankan oleh petugas kepolisian
lainnya. "Pemuda ini sebenamya sudah meninggal Tapi ia bangkit
lagi dan pergi dari kamar mayat. Entah mengapa tahu-tahu
sekarang dia ditemukan di sini dalam keadaan sudah tak
bernyawa lagi,"' kata sopirnya Tante Fully yang bernama Pak
Atma itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah ketika ia pergi dari kamar mayat mulutnya sudah
hangus seperti ini?" tanya Sandhi.
'"Belum. Saya sempat diminta untuk mencegahnya. Tapi
saya tak berhasil karena tenaganya sangat besar. Saya hampir
saja jatuh ke selokan besar saat dilemparkan oleh tangan
kirinya." Kumala Dewi dipersilakan mendekati mayat Luzon oleh
Sersan Burhan. Tetapi gadis cantik beraroma wangi bunga
Kahyangan itu tidak mendekat. Ia tetap berdiri dalam jarak
tiga meter dari korban. Matanya yang indah memandang
cukup jeli ke sekujur mayat korban, setelah itu memandang ke
atas, berkeliling seperti mencari sesuatu di atas sana.
Beberapa saat kemudian menyuruh Sersan Burhan menutup
kembali kain penutup mayat korban.
"Apa yang membuat muluinya terbakar menurutmu?" tanya
Sersan Burhan sambil menjauhi mobil ambulance yang akan
membawa mayat Luzon.
"Pemah mendengar ungkapan kuno yang menyebutkan:.
mulut adalah pintu jiwa?"
"Apa maksudnya?"
"Arwahnya keluar lewat mulut."
"Bukan hal aneh tentunya. Tapi mengapa mulutnya
menjadi hangus?"
"Energi panas menyertai arwahnya "
"Tidak setiap orang mati selalu begitu kan?"
"Tidak," bisik Kumala. "Energi panas ini bukan berasal dari
arwah aslinya. Aku yakin, Luzon hidup kembali bukan
menggunakan arwahnya sendiri. Tapi ada roh lain yang
menghidupkannya Dan, roh itu memiliki energi panas yang
dapat membuat kayu menjadi arang dann besi meleleh
sendiri." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Roh apa itu?"
"Roh iblis. Iblis tingkat tinggi."
Meski pun siang, tapi ucapan Kumala itu membuat buIu
kuduk Pak Atma yang mendengarnya menjadi merinding.
"Sandhi, tolong cabutkan sehelai rumput tempat mayat tadi
tergeletak," perintah
Kumala dengan kalem. Sandhi menyeringai ragu. Ia merasa ngeri memegang rumput bekas
tempat mayat misterius berada Melihat ekspresi wajah Sandhi
seperti ragu-ragu, Sersan Burhan memerintahkan seorang
anak buahnya untuk mencabut sehelai rumput. Kumala
dibawa ke tempat Tante Fully berada. Di teras rumah salah
satu warga setempat.
"Ini rumput yang kau minta tadi, Kumala, "kata Sersan
Burhan. Kumala berhenti menghibur Tante Fully, lalu
menggenggam rumput itu. Matanya terpejam tanpa kerutan
dahi. Sesaat kemudian ia membuka mata kembali. Tangan
kirinya diulurkan ke samping.
"Pegang tanganku kalau ingin me lihat kejadian sebenamva," kata paranormal cantik itu kepada Sersan Burhan
"Jika yang lain ingin melihat kejadiannya juga, pegang tangan
Sersan Burhan, dan terus lakukan begitu bagi yang lain. Lalu,
pejamkan mata kalian, maka gelombang gaibku akan
tersalurkan dan kalian bisa melihatnya."
Tante Fully memberanikan diri menggenggam tangan kiri
Sersan Burhan. Tangannya sendiri yang satunya digenggam
Sandhi, sementara tangan Sandlii yang kiri juga digenggam
Pak Atma. Mereka sama-sama memejamkan mata. Lalu,
sepuluh hitungan kemudian mereka memiliki bayangan yang
sama. Mereka seperti melihat sebuah taksi memasuki pintu
gerbang kompleks pemukiman Graha Kencana. Taksi itu
berwarna biru dengan sopir masih belum terlalu tua, sekitar
berusia 35 tahun. Berkumis sedikit lebat Rambutnyapun lebat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tapi tidak panjang. Mereka melihat Luzon duduk di belakang
sopir dengan tenang. Bahkan terkesan dingin.
Emah apa yang dibicarakan oleh Luzon kepada sopir taksi
itu, tak terdengar oleh mereka. Hanya Kumala yang
mendengarnya, karena ia membuka saluran telinga gaibnya.
Yang mereka lihat dalam bayangan mata terpejam, adalah
taksi yang berhenti tepat di sudut taman. Suasananya sangat
sepi. Dan, tiba-tiba Luzon mendekati sopir taksi. Kedua
tangannya dengan cepat memegang kepala si sopir taksi.
Kepala tersebut langsung diputar dengan satu sentakan kuat.
Krak...! Maka, si sopir taksi pun tewas seketika. Terkulai ke s isi
kaca. Luzon sendiri segera merebahkan badannya ke sandaran
tempat duduknya. Mulutnya segera dibuka, lalu tampak
seberkas cahaya merah membara keluar dari mulut Luzon.
Cahaya merah itu tak memiliki bentuk yang jelas. Tapi ia
dapat masuk ke lubang hidung si sopir taksi yang sudah
tewas, Luzon terkulai di tempat duduknya dengan mulut
berasap seperli habis terbakar. Sementara itu , si sopir taksi
bergegas tegak kembali setelah cahaya merah tadi terhirup
semuanya lewat hidung. Sopir taksi ini hidup kembali. Ia
memutar kepalanya sendiri dengan satu sentakan kuat.
Kraak...! Kepalapun kembali tegak. Normal seperti semula.
Tampak jelas dalam bayangan gaib mereka senyum si sopir
taksi. Senyum itu terkesan senyum kelegaan hatinya. Lalu, ia
keluar dari mobil. Membuka pintu belakang. Menyeret Luzon
yang sudah tak bernyawa, dan meletakkannya ke rerumputan
taman. Ia segera menutup pintu belakang, lalu masuk ke
tempat sopir dan menutup pintunya Taksi itu pun pergi
dengan sedikit ngebut. Tapi sebelumnya tangan si sopir taksi
terjulur keluar lewat celah kaca pintu yang diturunkan. Ujung
telunjuknya mengeluarkan cahaya merah seperti petir yang
berkelebat ke langit. Blaamrn..! Malam terang sebentar seperti
terkena cahaya blitz. Kemudian hujan pun turun agak deras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Taksi itu bagaikan menghilang dalam derasnya hujan dan
gelapnya malam.
"Cukup... !" kata Kumala sambil melepaskan genggamannya Yang lain pun melepaskan tangan yang
digenggam Napas mereka terengah-engah karena menahan
kengerian yang sangat mendebarkan jantungnya sejak tadi.,
"Jadi... seperti itulah kejadiannya?" tanya Tante Fully
kepada Kumala dan Kumala hanya menganggukkan kepala
dengan kalem sekali, tanpa merasa bangga atas kemampuannya itu.
"Cahaya merah yang keluar dari mulut korban itu apa,
Kumala?" tanya Sersan Burhan.
"Itulah yang saya maksud sebagai roh iblis tadi. Iblis
tingkat tinggi! Energi panasnya menghanguskan mulut Luzon,
bukan" Nah, Jadi sebenarnya sejak pergi dari kamar mayat
Luzon sudah bukan keponakan Tante yang asli. Roh iblislah
yang menggunakan raga Luzon."
"Darimana roh iblis itu datangnya dan merasuki Luzon?"
"Mungkin... dari perawat lelaki yang ditemukan mati
dengan mulut hangus itu, T ante. Dia selalu ber- pindah-pindah
raga dengan tujuan tertentu Buktinya, dia segera pindah
masuk ke raganya si sopir taksi itu kan?"
"Mengapa ia harus membunuh sopir taksi lebih dulu?"
"Barangkali ia membutuhkan raga yang kosong, tanpa jiwa
lain, tanpa roh lain. Untuk mengosongkan raga itu ia perlu
membunuh. Atau jika ada ragayang sudah kosong karena
orang tersebut mati oleh sebab lain, ia tinggal menempati.
Yang jelas, ia pasti punya tujuan mengapa hadir ke bumi dan
berpindah-pindah raga "
"Kalau begitu," kata Sersan Burhan. "... kemungkinan besar
si sopir taksi itu akan membunuh orang lain dan roh di
dalamnya akan menempati orang tersebut"!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentunya begitu."
"Gawat! Apakah kau tahu di mana posisi si sopir taksi itu?"
Kumala Dewi menarik napas cukup dalam. Diam sesaat
dalam ketenangan sikapnya, kemudian menjawab dengan
mata melirik ke arah Sersan Burhan. Lirikan mata itu
membuatnya tampak luar biasa cantiknya.
"Dia menghilang dari radar gaibku. Dia memiliki
kemampuan hilang dari jangkauan gelombang gaib paranormal mana pun apabila berada dalam jarak tertentu.
Kalau masih sekitar satu kilometer jaraknya masih bisa
terpantau oleh radar gaibku. Tapi lewat dari satu kilometer
kekuatanku sulit menembus lapisan gaibnya Itulah sebabnya
kubilang tadi, dia iblis tingkat tinggi. Mungkin asistennya
Damasscus atau pengawal kepercayaannya si Lokapura."
"Damasscus itu siapa?" tanya Tante Fully.
"Raja iblis. Tapi ia tunduk kepada Dewa Kegelapan;
Lokapura."
Ada beberapa hal yang ingin ditanyakan oleh Tante Fully.
Tetapi anak buahnya Sersan Burhan memberitahu bahwa
mobil ambulance akan berangkat membawa pulang jenazah
Luzon. Tante Fully menjadi pemandu jalan. Maka, mau tak
mau Kumala Dewi dan Sersan Burhan pun ikut mengantarkan
jenazah Luzon, mengiringi mobil ambulance, sementaraTante
Fully kali ini ada di mobilnya sendiri bersama pak Atma, di
depan mobil ambulance.
"Abang ikut di mobilku atau di mobil sendiri?" tanya
Kumala. "Hmmm, sebaiknya biar anak buahku yang membawa
mobilku. Aku ikut di mobilmu saja. Ada yang ingin kubicarakan
denganmu, Kumala"
"Abang pasti ingin mengetahui percakapan antara Luzon
dengan sopir taksi sebelum si sopir dibunuh. Iya, kan?" tebak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kumala setelah mereka berada di dalam BMW wama hijau
giok itu. Sersan Burhan tersenyum malu.
"Kau selalu mengetahui jalan pikiranku, Kumala. Itulah
yang membuatku tak pernah berhenti mengagumimu."
"Ah, pujian gombal itu! Sudah sering kudengar," ujar
Kumala sedikit berkelakar biar tak terlalu tegang.
"Okey, kalau kau sudah tahu apa yang ingin kutanyakan,
sebaiknya segera saja jelaskan padaku apa yang dibicarakan
oleh korban kepada sopir taksi itu."
"Dia mencari rumah nomor 999. Sopir taksi itu mengaku
sangat asing dengan daerah perumahan ini, Sehingga tak
dapat menunjukkan rumah nomor 999.
Iblis yang menggunakan jasadnya Luzon itu merasa sia-sia meminta
bantuan si sopir taksi, maka ia membunuhnya. Dengan
menggunakan raga dan identitas si sopir taksi ia punya gerak
yang leluasa untuk mencari rumah tersebut."
"Siapa yang ia cari dalam rumah nomor 999 itu?"
"Belum jelas. T api sepertinya di sekitar sini memang tidak
ada rumah nomor 999. Mungkin saja nomor itu hanya sebuah
simbol." "Simbol apaan?"
"Angka 999 adalah angka simbol kekuatan iblis paling
tinggi." "Apa benar begitu?"
"Bagi yang percaya dengan dunia gaib; itu memang benar.
Perhatikan saja nomor telepon atau handphone yang
belakangnya menggunakan angka 999, maka ia akan
mempunyai keberuntungan tersendiri. Kata orang. itu nomor
hoki. Kekuatan iblis itulah yang membantu hoki mereka
sebenarnya. Yang jelas, angka 999 dan 666 sering dikaitkan
dengan simbol anti Kristus."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan angka 13 yang... !"
"Itu angka sial. Iblis menabur kesialan di dalam angka 13.
Itu pun bagi mereka yang mempercayai kekuatan gaib seperti
itu. Bagi yang sama sekali tidak percaya, tentu saja angka 13


Dewi Ular 80 Misteri Serigala Berkaki Tiga di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak ada artinya. Sebuah kekuatan ganjil dapat terjadi apabila
ada yang meyakininya bahwa kekuatan itu ada. Kadang
kekuatan gaib dapat dikalahkan dengan kekuatan keyakinan
seseorang dalam menerima atau menolak kehadiran kekuatan
gaib itu sendiri."
"Jadi, menurutmu apa yang harusnya kulakukan untuk
mencegah timbulnya korban lebih banyak lagi?"
"Membantuku, tentunya "
"0, soal membantumu sih pasti itu kulakukan. Tapi
membantu bagaimana, maksudmu?"
"Aku harus menemukan beberapa rumah, perkantoran atau
tempat apa saja yang menggunakan nomor 999. Di sanalah
aku akan mencegat kehadiran kekuatan iblis itu. Jangan kau
lawan, Bang. Percuma saja. Ia tak akan mempan dengan
pistol atau bazoka. Dia harus kulawan dengan kekuatan yang
sama." "Baiklah. Aku akan hubungi kantor pusat untuk melacak
dan mendata berapa tempat yang menggunakan nomor 999.
Lalu, kita akan bersama-sama memeriksa tempat tersebut,
Kumala" Tiba-tiba Sandhi menimpali pembicaraan, "Apakah iblis itu
punya hubungan dengan bayimu; Kumala?"
Mmmmmmm....!! "0h" kau punya bayi"!" sentak Sersan Burhan kaget.
Kumala hanya tersenyum geli menatap ekspresi kagetnya
Sersan Burhan. (Oo-dwkz-234-nv-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
3 HANYA orang-orang tertentu saja yang mengetahui Kumala
telah menemukan bayi dari alam lain. Pramuda, kakak
angkanya, tentu saja diberitahu tentang hal itu. Emafie, istri
Pramuda juga mengetahui. Yang terpenting mengetahui hal
itu adalah Rayo Pasca. Kumala tak ingin timbul salah
pengertiah di antara dirinya dengan Rayo, sebab keberadaan
bayi itu bisa saja menimbulkan kecemburun " atau kecurigaan
bagi sang kekasih yang semakin mesra dengannya itu.
Kini, Sersan Burhan terpaksa mengetahui. Sandhi agak
menyesal telah keceplosan ngomong soal bayi di depan
Sersan Burhan, Tetapi menurut Kumala itu hal biasa. Tak
pertu disesali. Toh ia sangat percaya bahwa Sersan Burhan
tidak akan menyebarkan kabar seperti. itu. Sersan tampan itu
diyakini mampu menyimpan rahasia, sehingga tidak akan
menimbulkan gosip yang bukan-bukan di kalangan para klien
dan relasi bisnisnya.
"Aku yakin ini bukan bayi sembarang bayi," kata Kumala di
depan mereka. "Pasti ada sesuatu yang tersembunyi di balik
bayi ini. Sebab tokoh sesat Ambaruni sangat menginginkan
bayi ini. Karena itu, aku merawat dan menjaganya baik-baik."
"Bagaimana kau menyusui bayi itu" Bukankah ia butuh
susu dan katamu ia tak doyan susu kaleng?" tanya Rayo pada
saat pertama kali mengetahui Kumala mempunyai bayi.
'"Ada sesuatu yang kuberikan padanya. Memang bukan aku
yang menyusuinya. Lagi pula...," Kumala tersenyum malu.
"Aku kan nggak keluar air susu, ngapain mesti netekin dia,
Ray." "Ooo...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan khawatir deh soal itu. Masih suci nih," seraya
melirik dadanya dengan canda yang menggelikan Rayo, dan
akhimya membuat Rayo malu hati sendiri. Ditambah lagi
Kumala berbisik sangat pelan di telinga Rayo, " aku tahu kau
kepingin seperti bayi kan!. Tapi jangan sekarang, ya Sayang "
Ada saatnya nanti, kau begitu."
"Apaan sih" Siapa yang bilang begitu, ah"!" Rayo
bersungut-sungut menutupi malunya" Pipinya dicubit Kumala
yang tertawa merdu. Bayi itu jarang menangis lagi sejak
berada di tangan Kumala. Kalau toh ia menangis, hanya
merengek kecil Dan, itu berarti sang bayi sedang ngompol
Bayi lelaki itu diberi minum memang bukan dari susu kaleng.
Sang bayi muntah ketika diberi minum susu keleng, air
putih,atau minuman lainnya. Bahkan susu sapi asli pun tak
dapat masuk ke mulutnya. Kumala Dewi akhimya memberinya
minum, 'Uap Dewani' , yaitu gumpalan asap tebal seperti
mega di dalam botol bay i, lalu sang bayi meminumnya melalui
dot penutup botol itu. Buron tahu, uap dewani rasanya manis
seperti buah delima, karena dulu ia pemah mendapat
minuman seperti itu dari Kumala ketika ia hampir mati hangus
karena pertarungannya melawan Marong, (Baca serial Dewi
Ular dalam episode: "PUNCAK KEMATIAN CINTA").
Menurutnya hanya Kumala Dewi yang bisa menyalurkan
energi kesaktiannya menjadi gumpalan uap dewani yang
sangat besar khasiatnya itu. Karenanya, Buron sempat protes
atas pemberian energi kesaktian tersebut kepada sang bayi.
Menurutnya hal itu hanya akan merugikan Kumala dan dapat
membahayakan sang bayi di kelak kemudian hari.
"Kenapa harus 'uap dewani' yang kau berikan padanya"!Bukankah hal itu sama saja kau menyalurkan energi
kesaktianmu kepada si bayi" Ada dua kemungkinan yang
kukhawatirkan; pertama, si bayi akan menjadi sakti dan
berlindak semena-mena di kemudian hari, yang kedua, kau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan kehabisan energi kesaktian jika harus membesarkan si
bayi itu sampai sekian lama."
"Kau tidak perlu khawatir, Ron.. Aku punya alasan sendiri
untuk tindakanku itu"
"Alasanmu?"
"Aku yakin bayi ini adalah anak dewa."
"Anak dewa" Tahu dari mana kau?"
"Lihat garis tangannya yang kiri!"
Kumala Dewi membuka jari tangan kiri si bayi yang selalu
menggenggam itu. Bayi lelaki itu memiliki garis tangan yang
aneh. Hanya satu garis tangan yang berbentuk vertikal. Selain
itu, tidak ada garis lain di telapak tangan kiri s i bayi.
"Apakah semua anak dewa memiliki garis tangan begirii?"
"Tidak semua dewa. Tapi ada ciri-ciri khusus yang dimiliki
oleh keturunan dewa pada garis tangannya Lihat telapak
tangan kiriku!"
Kumala menunjukkan telapak tangan kirinya, Telapak
tangan itu memiliki garis tangan yang aneh juga; ada lima
garis yang berpusat di tengah telapak tangan dan memanjang
ke lima arah. Menyerupai bentuk bintang segi lima. Buron tak
begitu heran karena memang sering melihat garis tangan
Kumala, tapi ia masih heran melihat garis tangan si bayi. Aneh
menurutnya. Hanya satu garis. Vertikal.
"Dalam waktu empat puluh hari keringat bayi ini akan
menyebarkan aroma wangi khas bunga kahyangan. Aku sudah
menciumnya samar-samar sejak pertama kali aku menangkapnya" tambah Kumala. "Jadi, aku yakin bayi ini pasti
bayi keturunan dewa-dewi."
"Tajam sekali penciumanmu. Apakah dengan cara seperti
itu juga kau mencurigai kemunculan ibumu yang palsu itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"0, ya. Semula memang aku hampir terkecoh oleh tipu
muslihatnya si Ambaruni. Tetapi kesadaranku segera
menggugah hatiku untuk tidak menyerahkan bayi ini
kepadanya. Sebab, kalau memang ia ibuku yang asli, maka
tubuhnya akan tercium bau wangi bunga Cendanagiri dan
wewangian khas Kahyangan lainnya. Buktinya. sampai dalam
jarak sebegitu dekat apakah kau mencium, bau wangi khas
ibuku" Tidak kan?"
"Yang jelas tidak terpikir olehku untuk mencium ibumu
waktu itu. Eehh, maksudku... tidak terpikir untuk mengendus
aroma wangi tersebut !" ralatnya buru-buru. "Y ang ada dalam
pikiranku hanya satu, mengapa ibumu tampak bernapsu sekali
dan tidak sejenaka biasanya. Itu saja yang membuatku
merasa janggal pada penampilan ibumu. Karena setahuku,
beliau sangat ceria, doyan bercanda, kalau ketemu kamu pasti
akrab sekali, bahkan seperti teman sendiri."
"Itulah yang perlu kau catat dalam benakmu. Ibuku tidak
akan kaku menghadapi anaknya, seperti yang dilakukan
jelmaan Ambaruni itu "
"ya... lalu,siapa kali yang menolong kita pada waktu itu,
Mala?" "Yang membuka kedok penyamarannya Ambaruni?"
"Iya, iya...! Siapa beliau itu" Kita belum ucapkan terima
kasih pada beliau dan... dan sampai, sekarang apakah kau
sudah mengetahui jati dirinya?"
"Itulah yang sempat menjadi buah renunganku sejak tiga
hari yang lalu. Aku belum bisa menduga-duga siapa beliau.
Yang jelas, pasti beliau adalah penghuni Kahyangan juga.
Sayang sekali, aku belum mengenali suaranya. Baru kali itu
aku mendengar suaranya. Yang jelas. dia bukan Argontara
Bhisma, bukan Kenzunata Brama atau dewa lainnya yang
sudah pernah kudengar suaranya. Aku yakin, baru kali itulah
aku mendengar suaranya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pembicaraan itu terhenti seketika. Terdengar suara jeritan
keras dan panjang. Suara jeritan itu datang dari belakang.
Mereka tahu persis, itu suara jeritannya Mak Bariah.
"Aaaooow... !! Non Malaaa ... ! Nooonn... ! Buroooon... !!"
"Ada apa itu"!"
"Mak Bariah, Mal!" seru Buron segera melompat dan berlari
cepat menuju ke dapur. Sandhi yang dari tadi sibuk
mengerjakan sesuatu di kamarnya, kini berkelebat lari ke
dapur juga. Kumala Dewi menggendong bayinya menuju ke
sana. Hanya dia yang tampak tenang menghadapi jeritan Mak
Bariah. Tapi setenang-tenangriya Kumala tetap saja segera
mempertajam indera keenamnya.
"It... ituu... ta... tadi di... di sana....," Mak Bariah terengahengah. Matanya membelalak, wajahnya tegang sekali. Ia
bersembunyi di samping almari makan. Di dapur. Ia tampak
sangat ketakutan. Tubuhnya sempat menggigil dengan kedua
lutut semakin melemas. Hampir saja ia jongkok di tempat
dengan wajah pucat pasi.
"Ada apa"! Apa yangkau maksud, Mak"!" tanya Buron
mencoba menenangkan; Tapi tangan Mak Bariah hanya bisa
menunjuk-nunjuk ke arah halaman belakang. Sulit sekali untuk
bicara seperti biasa.
"Ntu... ntu di sonoh... aad... ada... hhhhhk..!"
"Minum dulu, Mak. Minum dulu nih ... " Sandhi
menyodorkan segelas air putih. Mak Bariah terpaksa
meneguknya. Setelah itu, ia masih belum bisa bicara dengan
lancar. Matanya masih mendelik lebar. Seperti orang
kesurupan. "Ta... takuut... akkuu... akuuu... takut...!"
"Takut apaan sih"!" desak Sandhi. Buron sudah pergi ke
halaman belakang. Di sana ada pendopo tempat. biasanya
Kumala mengadakan pertemuan yang berurusan dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dunia gaib. Jelmaan Jin Layon itu memeriksa. keadaan sekitar
pendopo. "Mak, tenanglah dulu, biar kamu bisa ngomong, Mak.."
"Kmm, eehh... nggg.. hmm..."
Dewi Ular datang dengan satu tangan memondong bayi
yang diselimuti kain tebal. Salah satu tangannya, yang kanan,
segera memegang pundak Mak Bariah. Kalem sekali.
Senyumnya tampak berseri-seri seirama tatapan matanya
yang sangat lembut.
"Tidak ada apa-apa, Mak. Tenanglah..,.*' ujarnya pelan.
Kontan Mak Bariah menghembuskan napas panjang. Lalu,
napas itu berangsur-angsur reda. Ia merasakan hawa sejuk
mengalir melalui tangan Kumala yang memegang pundaknya.
Hawa sejuk itu cepat mengalir ke sekujur tubuh bersama
darahnya, Ditambah aroma wangi khas dari tubuh Kumala
Dewi, maka jantung Mak Bariah sudah tidak sekuat tadi,
Debar-debar ketakutannya segera susut. Dalam hitungan detik
Mak Bariah sudah bisa tampak tenang kembali.
"Tenang, ya Mak..." Tenang..."
"lyya.. iya saya tenang. Saya sudah tenang kok, Non,"
jawabnya dengan masih sedikit gemetar. Tapi sudah jelas
susunan katanya. Sudah bisa diajak bicara seperti biasa.
"Ada apa sebenamya?"
"Ada anjing, Non "
Sandhi menyahut dengan bersungut-sungut kesal.
"Huhhh...! Kirain ada apa"! Cuma anjing saja sampai
kelabakan Begitu sih, Mak" Kebangetan sekali ketakutanmu
itu, Mak!"
"Eh, tapi anjingnya lain, San! Bukan anjing biasa!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mak Bariah ngotot! Saat itu Buron datang dari arah
pendopo belakang rumah.
"Kamu nggak lihat sendiri sih! Mukanya menakutkan
sekali!" tambah Mak Bariah. Ia sempat kaget ketika Buron
muncul. Tapi setelah sadar yang muncul Buron, rasa kagetnya
hilang. "Bagaimana?" tanya Kumala kepada Buron.
''Nggak ada apa-apa tuh."
"Tadi ada. Besar!" kata Mak Bariah.
"Apanya yang besar"!" sahut Buron tak tahu masalahnya.
"Anjingnya yang besar!" bentak Mak Bariaih.
"Anjingnya siapa?"
'"Mana kutahu, Bego! Pokoknya aku tadi lihat anjing besar,
kayak anak kebo. Matanya merah. Mukanya nggak seperti
anjing biasa Bertaring. Punggungnya seperti sirip dinosaurus.
Bergerigi runcing-runcing. Kakinya memiliki empat jari berkuku
tajam. Besar. Seperti... seperti kaki seekor naga Dan... dan ia
menyeringai menatapku dari tempat jemuran itu! Hiii...
mengerikan sekali!" Mak Bariah bergidik lagi.
Kumala Dewi segera menggenggam lengan Mak Bariah.
Mengalirkan hawa sejuk yang menenangkan hati seperti tadi.
"Mungkin kamu cuma terbayang-bayang film dinosaurus
yang kamu tonton kemarin malam itu, Mak," kata Sandhi.
"Kamu kan habis nonton Jurassic Park jadi ..."
"ini nyata! Bukan khayalan!" sambar Mak Bariah lebih
ngotot lagi.

Dewi Ular 80 Misteri Serigala Berkaki Tiga di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sandhi menggerutu sambil menjauh. "Kadang-kadang
kamu nggak bisa membedakan antara khayalan dengan
kenyataan sih."
"Dari mana kamu melihatnya, Mak?" tanya Buron.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dari tempat cucian piring situ! Dia menatapku. Matanya
merah menyala-nyala. Aku coba untuk berkedip. Melek lagi,
eeh..masih ada, Makanya aku lari masuk ke dapur."
"Terus dia ke mana?"
"Nggak jelas. Kelihatannya sih lari ke pendopo.sana"
"Tapi di pendopo tidak ada apa-apa, Mak."
"Dia ada di depan rumah," kata Kumala Dewi tiba-tiba.
Buron dan Sandhi sama-sama kaget dan menatap Kumala.
Agaknya gadis itu serius. Maka, secepatnya Buron dan Sandbi
berlari kehalaman depan. Sandhi lewat dalam rumah, Buron
lewat luar. Melalui serambi samping. Mereka berternu di
depan teras. Mata mereka mencari ke sana-sini. Buron lebih
dulu menemukan sesuatu.
"Itu dia, di pojokan bawah pohon sana!"
Sandhi menatap ke sana. "Hahh..."! Astaga"! Mata apa itu
kok besar sekali dan., dan merah seperti bola api"! Hiihhh...!!"
Gubrak, bruuk, praak...! Sandhi lari masuk tunggang
langgang. Entah apa saja benda yang ditabraknya. Yang jelas,
pintu tamu dibanting begitu saja saat menutupnya. Tahu-tahu
ia sudah jatuli tersungkur di depan ruang makan. Saat itu
Kumala dan Mak Bariah sedang bergegas untuk ke depan,
Mereka terhenti melihat Sandhi jatuh nyaris mukanya
mencium lantai.
"Apa-apaan kau ini?" tegur Kumala kalem. Sandhi bangkit
dengan terengah-engah. Wajahnya pucat pasi.
"Ada ... ada sepasang mata besar. Merah seperti bola api.
Di... di bawah pohon pojok sana Tempat gelap. Sepertinya
memang hewan yang... yang... entahlah. Aku tak berani
melihatnya lebih jelas."
"Kebanyakan nonton film dinossurus kali," sindir Mak Bariah
dengan bibir sedikit mencibir. Sandhi tak bisa membantah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dimana Buron?"
"Mungkin sedang mendekati binatang aneh itu."
"Non Mala...," cegah Mak Bariah sewaktu Kumala .. . ingin
pergike depan. "Biar bayinya saya yang gendong."
"Nggak usah," jawab Kumala kalem sekali. "Dia akan
menangis kalau berada di tanganmu. Saat ini kurasakan dia
sedang ingin berada di tanganku, Mak."
Mak Bariah hanya bisa angkat pundak tanda menyerah.
Sandhi ikut pergi ke depan, tapi jaraknya tak berani dekatdekat dengan Kumala. Gadis cantik jelita itu sama sekali tak
menampakkan kepanikannya. Sepertinya ia sudah tahu apa
yang terjadi dan siapa yang muncul di rumahnya malam itu.
Tapi ternyata tidak semuanya bisa diketahui oleh indera
keenamnya Kumala Terbukti sewaktu ia berdiri di teras dan
memandang ke arah halaman depan, wajah cantiknya tampak
menyimpan kecemasan. Suaranyapun sedikit tegang.
"Burooon...! Rooon... "! Di mana kamuu... "!" Berulangulang suara Kumala rnemanggil Buron. Hal itu membuat
Sandhi dan Mak Bariah mulai curiga. Ada yang tidak beres
pada diri s i jelmaan Jin Layon yang dulu sering dijuluki sebagai
jin usil itu. Kini Sandhi memberanikan diri keluar dan berdiri di
samping Kumala. la ikut mencari dengan pandangan matanya
yang nanar tegang.
"Buroooo...! Hoy, di mana kamuuu...."!" seru Sandhi
membantu memanggil rekan sekamarnya. Tetapi panggilan itu
tak dijawab oleh Buron. Tiba-tiba saja Mak Bariah yang hanya
berani berdiri di pintu segera berseru, tangannya menunjuk ke
atas pohon. "itu si jin usil, San! Di atas pohon!"
"Astaga"! Kenapa tuh anak"!" sentak Sandhi kaget. Ia
melihat Buron seperti jemuran basah. Tersangkut di salah satu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dahan pohon. Keadaannya sudah terkulai lemas. Mungkin
pingsan. Kali ini Kumala Dewi semakin tampak cemas. Matanya
memandang sekeliling. T ak terlihat lagi si pem ilik mata merah
besar tadi. Kumala segera mendekati pohon tersebut, Belumbelum Sandhi sudah berseru dari teras.
"Aku tak berani memanjat pohon malam-malam begini lho!"
Rupanya ia sudah menduga akan disuruh menurunkan
Buron dari atas pohon. Mendengar seruan itu,. Kumala tak jadi
memberi perintah apa-apa kepada Sandhi. Dengan kekuatan
pandangan matanya, tubuh Buron.yang ternyata memang
pingsan itu diturunkan dari atas pohon. Tubuh agak kurus dan
berambut kucai itu melayang perlahan-lahan, bergerak turun
sendiri. Sampai akhimya tergeletak pelan-pelan di lantai teras.
Lampu teras memperjelas keadaan Buron.
"Gila! Wajahnya sampai biru legam begini, Kumala"!"
"Yaah, mati deh anak bangor ini"!" gumam Mak Bariah.
"Pasti dia telah melakukan tindakan yang gegabah. Sok
berani!" kecam Sandhi sambil kebingungan. Tapi Kumala tetap
tampil tenang. Kecemasannya tampak sudah berkurang.
Sambil tetap menggendong bayi yang sejak tadi ikut tak
tenang, namun tak sampai menangis, Kumala memeriksa
keadaan Buron. "Tolong ambilkan segelas air bersih. Pakai gelas besar!"
perintahnya, entah kepada siapa. Tapi yang jelas Mak Bariah
segera pergi ke belakang. Sandhi yang menemani Kumala
memeriksa keadaan Buron.
"Lihat, bajunya sampai compang-camping begini. Seperti
habis dicabik-cabik dengan senjata tajam. Dadanya juga ikut
biru, Kumala "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia menghadapi kekuatan yang lebih besar dari seluruh
kekuatannya. Mungkin makhluk yang dilihat Mak Bariah itulah
yang telah melakukan semua ini."
"Apakah dia akan mati?" bisik Sandhi.
"Akan membusuk. Tapi tak akan mati setelah seluruh
tubuhnya membusuk semua, maka jantungnya pun akan ikut
membusuk. Setelah itu, baru dia akan mati. Karena, aku
melihat darahnya telah bercampur dengan cairan aneh yang
bersifat membusukkan daging dan kulitnya. Ia bukan terkena
cakar atau dicabik-cabik senjata tajam."
"Kalau bukan itu, lantas apa yang menyebabkan dia
begin!"!"
"Uap.. "
"Uap... "!"
"Uap beracun yang disemburkan, entah dari mulut atau
dari hidung, yang jelas mengandung racun pernbusuk sangat
berbahaya"
"Non... ini airnya " sambil Mak Bariah menyodorkan segelas
air putih yang diminta Kumala tadi. Tapi Kumala tidak segera
menerima. ia hanya menumpangkan tangan kanannya ke atas
gelas. Lalu, ada sekilat cahaya hijau dari tangan itu yang
menembus masuk ke air dalam gelas. Hanya sekejab, setelah
itu ia menyuruh Mak Bariah menuangnya.
"Tuangkan semua. Siramkan dari kepala sampai ke
kakinya" Mak Bariah segera mengerjakan perintah itu. Air dalam
gelas besar disiramkan pelau-pelan dari kepala Buron sampai
ke kakinya. Ketika air itu jatuh ke badan Buron, maka yang
terjadi adalah sesuatu yang cukup aneh dan sempat
mengejutkan Sandhi dan Mak Bariah. Air itu seperti jatuh di
atas Bara api. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Craaasssssss ! Dan, tubuh Buron pun berasap, selayaknya.
kayu bakar yang masih membara dan tersiram air secara tibatiba. Aromaa yang tercium oleh mereka saat itu adalah aroma,
daging bakar. Memualkan perut.
Kumala Dewi mundur hingga ke pintu. Memandang iba
pada asisten urusan gaib itu. Mak Bariah dan Sandhi pun
menjauhi Buron setelah air dituangkan habis. Mereka hanya
bisa memandangi asap yang keluar dari tubuh Buron makin
lama semakin habis, sampai akhimya hilang sama sekali.
Buron masih diam Tanpa gerakan apapun.
"Dia belum siuman," bisik Mak Bariah kepada Kumala.
Tanpa menjawab apapun Kumala tahu-tahu menghentakkan kaki kanannya satu kali, Pelan. Diig... ! Tapi
sentakan kaki itu telah membuat tubuh Buron terlonjak ke
atas hingga satu meter lebih tingginya dari permukaan lantai.
Saat itu Buron segera menggeragap. Jatuh terpuruk kembali
dalam keadaan sudah siuman. Wajahnya sudah tidak sebiru
tadi. Dia kelihatan segar kembali. Hanya saja, bajunya masih
compang-camping seperti habis dicabik-cabik beruang ganas,
"Ku... Kumala... aaku... aku..."
"Kita bicara di dalam saja. Tutup pintu rapat-rapat," ujar
Kumala dengan nada penuh wibawa. Tak seorang pun yang
berani membantahnya. Kumala membawa masuk bayi itu, dan
meletakkannya di ranjang. Tapi sebentar kemudian ia keluar
dari kamar lagi. Pintu dibiarkan terbuka. la pun tak berani
jauh-jauh dari pintu. Sambil mendengarkan pengaduan dari
Buron, sesekali matanya melirik ke ranjang, Mengawasi sang
bayi yang kini tampak lebih tenang dari sebelumnya.
"Benar apa kata Mak Bariah tadi, Kumala..."
"Jadi, yang ada di pojokan bermata merah besar tadi apa?"
tanya Sandhi tampak penasaran sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Seekor anjing aneh Besar, berwajah menyeramkan,
kakinya seperti kaki naga, punggungnya bergerigi seperti
gergaji besar, dan ukurannya pun jauh lebih besar dari anjing
herdernya Oom Lukman, yang tinggal di rumah dekat tikungan
itu. Bulunya kaku, coklat kehitam-hitaman. Ada warna
kuningnya seperti kilauan emas."
"Lalu, apa yang kau lakukan?" tanya Kumala.
"Aku berusaha ingin menangkapnya.Eeeh ... tahu-tahu dia
menyemburkan asap dari mulutnya. Woooss,gitu...! Dan aku
tak ingat apa- apa lagi setelah kurasakan sekujur tubuhku
seperti tersengat aliran listrik tegangan tinggi."
Kumala Dewi diam sesaat. Matanya memandang sekeliling.
Sandhi dan Mak Bariah rnemperhatikan dengan tegang. Buron
berkata lagi. "Dia ganas sekali, Kumala"
"Dia sudah pergi dari sini, Tapi aku punya firasat, dia akan
kembali lagi. Entah kapan."
"Binatang apa itu sebenamya?" tanya Sandhi.
Buron yang menyahut, "Pasti jelmaan iblis kelas tinggi."
"Mungkin saja begitu," timpal Kumala. "Tapi... mungkin
saja bukan. Dia menghilang jauh sekali dari sini, jadi tak bisa
kutengarai s iapa dirinya."
"Jangan-jangan..." kata Sandhi."... ada hubungannya
dengan iblis yang berganti-ganti raga itu, Kumala"!"
Kumala menarik napas. "Aku belum bisa memastikan. Yang
jelas... dia datang kemari dengan satu tujuan. Aku harus
menemuinya "
"Mungkinkah malam ini juga dia akan datang lagi, Non?"
tanya Mak Bariah dengan cemas.
"Mungkin saja. Karena itu, kuharap kau jangan tidur,Ron "
Mak Bariah menyahut, "Saya juga nggak mau tidur, ah! "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mana kuat kamu melek sampai pagi, Mak. Tidur saja di
kamarku," kata Sandhi. "Aku akan menemani Kumala di sini."
"Nggak, ah. Aku takut tidur sendirian.''
Terdengar suara bayi merengek pelan. Melihat bayi itu
mulai gelisah, Kumala Dewi buru-buru mengambilnya. Seeet. !
Tahu-tahu si bayi sudah berada di pondongan tangan kiri
Kumala. Setelah itu mereka mendengar suara lolong anjing
tetangga. Lolongan anjing itu bersahut-sahutan memecah
kesunyian malam. Bulu kuduk. Sandhi dan Mak Bariah mulai
merinding. Buron sendiri bergegas berdiri. Wajahnya mulai
tampak tegang. "Dia kembali lagi, Kumala!" bisik Buron "Aku dapat
merasakan getaran gelombang gaibnya."
"Bersiaplah kalau begitu," kata Kumala datar dan pelan
sekali. Ia mengguncang-guncang sang bayi yang semakin
merengek. Mak Bariah dan Sandhi mengambil posisi di
belakang Kumala Buron tampak masih punya keberanian
untuk memeriksa keadaan sekeliling ruangan itu. Dengan
pandangan matanya ia merapatkan gordyn-gordyn penutup
dinding kaca depan. Reeet... ! Creek, creek, crrsk...!
Semuanya rapat.
"Ooh, suara lolongan anjing itu semakin banyak, San,"
keluh Mak Bariah sambil mencoba menutup kedua telinga
dengan tangannya.
Tiba-tiba mereka mendengar lolongan anjing yang lebih
besar, suaranya lebih menggema dan menyeramkan.
"Hooooouuuuugggggg .......... !!"
Aneh. Semua lolongan anjing berhenti seketika. Agaknya
suara lolongan anjing yang besar dan menggema itu sangat
ditakuti oleh anjing-anjing lainnya. Barangkali tak seekor
hewan pun berani bersuara begitu terdengar lolongan anjing
besar dan menggema itu. Lolongan tersebut terdengar untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang kedua kalinya. Dinding kaca bergetar. Beberapa benda
ringan seperti gelas, sendok, figure dan yang lainnya, ikut
bergetar. Seakan-akan gema suara tersebut telah membuat
alam sedikit terguncang, sehingga jantung tiap manusia akan
ikut bergetar pula menahan rasa takut yang cukup aneh itu.
"Hoooouuuuunnngg.... !!!"
Terdengar lagi untuk yang ketiga kalinya.
"Seperti di atas atap rumah kita!" bisik Buron kepada
Kumala. Getarannya terasa semakin kuat. T etapi ketika Buron ingin
berbuat sesuatu, Kumala Dewi mencegahnya.
"Jangan!"
"Aku akan menembus atap untuk menengok apakah dia
benar-benar nangkring di atas atap rumah kita atau
tidak.Kumala Dewi gelengkan kepala dengan kalem. Tapi
matanya memandang ke atas pula. Sepertmya ia ingin lakukan
sesuatu tanpa bantuan Buron. Ia berjalan ke beberapa sisi,
seakan-akan sedang mencari sebuah titik di atas-untuk


Dewi Ular 80 Misteri Serigala Berkaki Tiga di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memastikan letak posisi hewan aneh itu. Tetapi ketika ia
sudah memutari ruangan tersebut sampai dua kali, akhimya ia
berhenti di tengah-tengah dan mengendurkan ketegangannya.
la menatap Buron dengan tenang. "Dia bukan ada di atas kita"
"'Lalu... ?"
"Ada di dalam tanah, "
"Hah... "!"
"Dia bersembunyi di dalam tanah di sekitar rumah ini."
"Kalau begitu, akan kuusir dia dari data tanah kita!"
"Sstt...!" desis Kumala mengingatkan dengan tegas.
Kepalanya menggeleng pendek. "Kau akan hancur kalau
melawannya. Aku merasakan gelombang getaran gaib tingkat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tinggi yang cukup membahayakan dirimu, Buron. Biarlah aku
yang menghadapi dia."
"Kau tidak boleh menyusulnya.ke dalam tanah sendirian,
Kumala!" "Aku akan memancingnya keluar dari persembunyian!"
"Apa ... "!" Sandhi terpekik dengan suara serak. "Lalu,
bagaimana dengan aku dan Mak Bariah kalau kau
memancingnya keluar " Kami akan mati berdiri di sini jika ia
benar-benar muncul di depan kita!" Kumala belum sempat
berkomentar, tahu-tahu lantai tempat mereka berdiri mulai
bergerak-gerak. Gerakan lantai seperti alunan ombak yang
sangat pelan. Beberapa barang sudah mulai berjatuhan atau
bergeser dari tempatnya.Ketegangan mereka pun semakin
tinggi. (Oo-dwkz-234-nv-oO)
4 SOPIR taksi yang membawa Luzon palsu ke taman Graha
Keneana itu akhimya ditemukan petugas kepolisian di jalan
bebas hambatan. Taksinya diparkirkan di pinggir jalan. Sopir
berkumis tebal itu ditemukan dalam keadaan sudah tak
bemyawa. Mulutnya ternganga hitam hangus. Sersan Burhan
dan anak buahnya segera menghubungi Dewi Ular dan
melaporkan hal itu. Kemana perginya roh iblis yang
menempati raga si sopir taksi, tak diketahui oleh siapa pun.
Tapi dugaan sementara dari petugas kepolisian mengatakan
bahwa kemungkinan besar roh iblis itu telah berpindah raga.
Barangkali raga yang ditempati adalah penumpang taksi itu
sendiri. Tapi mengapa ia tidak membawa mobil itu" Mengapa
taksinya ditinggalkan di pinggir jalan" Mestinya kalau memang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang menjadi korban selanjutnya adalah penumpang taksi,
maka ia akan menyeret keluar mayat si sopir taksi, kemudian
ia akan gunakan taksi itu untuk menuju ke suatu tempat yang
menjadi target sasarannya."
"Masuk akal juga pertimbanganmu. Bang," kata Kumala. la
hadir pula di tempat taksi itu berada. Untuk melihat kejadian
yang sebenarnya, Kumala Dewi mengambil kunci kontak taksi
tersebut. "Kunci ini setidaknya pernah disentuh oleh iblis yang
menggunakan raganya si sopir taksi."
"Kurasa begitu. Kau mau melakukan seperti saat
menggenggam rumput yang bekas ditiduri mayat Luzon itu?"
tanya Sersan Burhan.
"Cuma itu cara yang bisa kita paka? untuk melihat siapa
korban selanjutnya setelah sopir taksi ini ditinggalkan roh iblis"
"Aku ikut!" bisik Sersan Burhan: Ia segera menggenggarn
tangan Kumala Mereka berada di dalam mobilnya Kumala
Dewi yang belum bergerak kemana-mana. Sandhi sedang
melihat bebernpa petugas memindahkan mayat sopir taksi ke
mobil ambulance.Tentu saja Kumala mengizinkan Sersan
Burhan ikut meneropong peristiwa gaib itu karena Sersan
Burhan sangat berkepentingan mengetahui siapa korban
berikutnya. Meneropong kejadian itu tak membutuhkan waktu lama.
Dalam beberapa saat saja Kumala dan Sersan Burhan sudah
dapat melihat cir?-ciri orang yang raganya ditempati oleh iblis
tersebut. Ternyata korban berikutnya adalah seorang eksekutif
muda berperawakan tegap,gagah, dengan busana yang rapi.
Berdasi merah: la mengemudikan sebuah Opel Blazer warna
merah. Mobil itu nyaris menyerempet taksi. Lalu taksi
mengejarnya dan sengaja berhenti didepan Blazer tersebut.
Terjad? pertengkaran mulut antara si sopir taksi dengan
eksekutif muda itu. Akhirnya dengan satu sodokan jari tangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dileher pengemudi Opel Blazer, sopir taksi itu berhasil
membunuhnya. Sebelum roh iblis pindah ke raga pengemudi
Blazer. la sempat memarkirkan taksinya ke tepian jalan.
Setelah itu, si sopir taksi meregang nyawa, roh iblis masuk ke
raga eksekutif muda.
Kemudian ia pergi meninggalkan taksi tersebut, dan jadilah
ia sebagai pria berpenampilan necis.Penuh percaya diri.
Hujan turun di petang itu. Jalanan menjad? semakin sepi.
Ada beberapa mobil yang melintas di jalan bebas hambatan
itu. Tapi tak menghiraukan taksi yang diparkir dipingg?r jalan.
Pada saat terjadi perpindahan roh, jalanan sangat sepi. Tak
seorang pun yang melihatnya, Suasana petang sudah menjadi
gelap, sehingga nomor seri Blazer merah itu tak dapat dilihat
melalui teropong gaibnya Kumala Dewi.
"Kalau begitu kita menuju ke jalan Asampara saja, Kumala"
"Kenapa harus ke sana?"
"Aku memperoleh informasi, di sana ada rumah nomor 999.
Iblis Sungai Telaga 8 Pertempuran Di Lembah Bunga Hay Tong Karya Okt Tiga Dara Pendekar 28

Cari Blog Ini