Ceritasilat Novel Online

Gadis Penunggu Jenazah 3

Dewi Ular Gadis Penunggu Jenazah Bagian 3


"Ada sesuatu yang harus kulakukan, San! Aku belum bisa banyak bicara. Kalauperlu, bawaah Fiora kemari dan bawa pula Buron!" i
"Buron pergi menemui Jessica," kata Sandhi hati-hati sekali.
"Biar kupanggil sendiri dia"
Fiora tak keberatan untuk meluncur bersama Sandhi ke rumah Pramuda. Mereka bertanya-tanya tentang apa yang dilakukan Kumala sebenarnya sehingga nada bicaranya terkesan serius sekali dan sangat berwibawa. Sandhi tak berani memperpanjang percakapan jika Kumala sudah bernada seperti itu. Biasanya putri tunggal Dewi Nagadini itu jika nada bicaranya begitu, berarti dia sedang menghadapi sebuah masalah yang perlu diselesaikan dengan ketenangan serta pemusatan konsentrasi penuh.
Di tempat lain, Jessica menerima kedatangan Buron tanpa setahu kakaknya. Karena dalam percakapan mereka di telepon sore sebelumnya, Jessica memang meminta
GADISPENUNGGUJENAZAH 89
mu- (". kehadiran Buron secara sembunyi-sembunyi. Ia takut dikecam habis oleh kakak perempuannya yang sering memandang rendah seorang teman, manakala sang teman tampil dengan sederhana dan kurang trendy, seperti halnya Buron. Maka, Jessica sengaja meminta Buron agar langsung hadir di kamar tidurnya saja, seperti awal perjumpaan mereka dulu. Jessica tak menyangka kali ini Buron tampil trendy dengan jaket kulit hitam yang mirip kostum seorang rocker itu. Wajah sijelmaan Jim Layon kali ini juga tampak bersih dan segar. Nilai ketampanannya cukup menonjol, walaupun memang tak setampan Tommy atau Richard. Diakuinya bahwa wajah Buron saat ini mengundang rasa simpati dan enak dipandang mata. Jessica sempat tersenyum berseri seri saat menerima kemunculan Buron yang tahu-tahu sudah ada disudut kamarnya. "Ganteng sekali kamu malam ini, Ron," puji si cantik sexy dengan senyum indahnya. Buron tersipu malu menerima pujian itu. Rambutnya yang kucai sengaja diberi jelly supaya tampak selalu basah dan cukup funky. Jessica sendiri mengenakan celana capri sebatas betis dengan blus potongan tanktop yang cekak, tak sampai menutup pusarnya. Rambutnya yang panjang digulung asal asalan, sehingga sisa anak rambut berjuntai dikanan-kiri wajahnya. Dandanan itu membuat Jessica memancarkan kecantikan yang sensual dan menantang gairah lawan jenisnya. Gelang kaki yang kecil menambah penampilannya yang santai itu menjadi sangat eksklusif dimata Buron. "Nggak sangka kalau kamu ternyata bisa tampil cukup fashionable juga, Ron .Aku suka deh lihat penampilanmu begini," lanjut Jessica dalam sanjungannya. Buron semakin
90 risi menerimanya, sehingga ia menghindar dari hadapan Jessica yang memandanginya dari jarak satu meterkurang itu. "Kupikir malam ini kamu mau mengajakku jalan-jalan, Jessi .Makanya aku dandan habis-habisan kayak gini" "Boleh jugasih kalau memang kamu lebih sukajalanjalan. Aku nggak keberatan kok. Cuma, maksudku mengundangmu kemari bukan mengajakmu jalan-jalan .Aku punya sedikit masalah yang rasa-rasanya cuma kamu yang bisa membantuku menyelesaikannya" "Masalah apa?"sambil Buron duduk melonjorkan kaki di ranjang. Kakinya yang terbugkus kaus itu saling tindih satu dengan yang laim. Tanpa sungkan-sungkan ia meraih bantal untuk diletakkan dipangkuannya. sebagai sarana bagi kedua tangannya yang memeluk santai. Jessica duduk di samping depannya dalam posisi satu kaki berjuntai, satunya lagi agak dilipat diletakkan di kasur samping Buron. Mereka berhadapan dengan diterangi lampu tidur yang menyala redup dari dinding belakang Buron. "Aku seperti mengalami gangguan jiwa deh, Ron. Dua hari sekali aku selalu bermimpi bertemu dengan Tommy," Jessica tampak serius dan keceriaan diwajahnya tergeser oleh kemurungan tipis. "Dalam keadaan bagaimana sosok Tommy dalam mimpimu itu?" "Selalu mengenakan T-shirt putih dan celana bermuda yang warnanya cerah .Biru muda, hijau muda dan sebagainya. Tapi dia selalu menyuruhku mencari kamar goa" "Kamar goa"Maksudnya. kolong sebuah goa begitu?" "Nggak tahu deh. Pokoknya dia menyebut-nyebut kamar goa yang ditempati oleh gadis penunggu jenazah. Siapa gadis itu aku nggak pernah diberitahu. Selalu itu saja
9. yang diucapkan Tommy berulang-ulang Kamar goa. gadis penunggu jenazah." "Aneh..?" gumam Buron saat tertegun merenungi penjelasan Jessica itu. "Gadis penunggu jenazah" Apa artinya, ya" Aku yakin, pasti bukan seorang gadis yang bekerja di rumah sakit dengan tugas menjadi penjaga kamar mayat. Bukan itu artinya!" "Dan. anehnya lagi," suara Jessica semakin pelan, senyumnya timbul dengan malu-malu. Buron memandang tanpa suara, menikmati senyunan indah itu sambil menunggu kelanjutan ucapan Jessica .Gadis itu tampak ragu ragu melanjutkannya, lalu Buron mendesak dengan badan sedikit maju. Bukan bersandar dinding lagi "Apalagi yang aneh" Katakan dong, jangan bikin aku pasaran!" "inmm. anehnya,setiap aku terjaga dari mimpi ganjil itu, tiba-tiba kurasakan libidoku meningkat "ia tertawa makin malu. "Libido."Maksudkau, gairah sexualmu menjadi hangat, begitu?" "Berkobar-kobar!" tawanya berkepanjangan. Malu sekali, namun terpaksa harus diungkapkan apa adanya agar Buron dapat membantunya mengatasi hal itu. "Jadi, kalau habis mimpi tentang Tommy, kamu jadi bergairah" Lalu, apa yang kau lakukan?" tanya Buron tersenyum-senyum kecil. I "Yaaah, begitulah."Jessica makin tersipu, namun ia harus menghadapi perasaan tersebut karena pandangan mata Buron menutut agar lebih jelas lagi apa yang dialaminya itu, "Aku seperti gadis binal kalau sudah begitu. Ya sedih
92 yamalu. Dan, gairah itu nggak bisa kutahan-tahan .Besar sekali tumbuhnya .Aku harus menyelesaikan sendiri, kadang harus berlari ke kamar mandi atau. apa sajalah, yang penting bisa memadamkan api gairahku itu. Ketika aku mencoba untuk menahannya, melupakannya ternyata yang kudapat hanya siksaan batin yang semakin berat.Jadi, harus kuatasi sendiri deh." "Kok aneh, ya."Kamar goa, gadis penunggu jenazah, ujung-ujungnya gairah yang meluap-luap?" "Tahu tuh kok aku jadi bisa mengalami keanehan kayak gitusih?" "Mungkin setiap kau bermimpi bertemu Tommy kau ingat masa-masa indahmu dalam bercengkerama dengannya." "Memang bayangan itu terlintas juga sih, tapi nggak dominan kok .Yang paling utama adalah keinginan untuk bercinta besar sekali, tak peduli siapa wajah yang muncul dalam benakku saat itu. Dan. tahu nggak Ron. akujadi sangat ketakutan lho. Takut kalau jadi gila liar, dan nggak bisa kontrol diri lagi" "Pernah kausalurkan hasratmu itu dengan pria mana pun?" Gadis itu menggeleng lugu. "Aku berusaha untuk nggak menjadi seliar itu, Ron. Aku selalu mengatasinya sendiri. Tahu kan maksudnya?" Jessica menyeringai malu-malu cuek: Tapi tawanya segera hilang dan berganti kecemasan terselubung "Ron, tolong deh kamu apakan aku ini biar nggak selalu mimpi tentang Tommy dan nggak selalu bergairah tanpa alasan yang normal. Aku nggak mau selalu begitu setiap duahari sekali"
93 (') Buron manggut-manggut serius. Biasanya keluhan aneh seperti ini dimanfaatkan untuk bercanda, tapi kali ini agaknya Buron menanggapi dengan sungguh-sungguh. "berarti Tommy mengandung unsur gaib pembangkit gairah .Rasa-rasanya sih.aku bisa mencegah munculnya gairahmu yang terkena imbas gaib birahi dari roh Tommy itu. Tapi untuk masalah arti dari ucapannya itu aku sulit memahaminya, kamar goa dan gadis penunggu jenazah?" "Kalau begitu, atasi dulu deh soal! letupan gairahku itu, Ron." i "Apakah. apakah saat ini kausedang bergairah" "ih, gila luh Nggak-lah.!" jessica tertawa sambil mencubit pinggang Buron. "Sekarang sih nggak ada letupan sedikitpun. Tapi nanti malam. na, nanti malan pasti aku akan mimpi ditemui Tommy lagi, soalnya kemarin malam aku mimpiin dia. Berarti, nantimalam atau esok pagi begitu aku bangun tidur, libidoku menjadi meningkat pesat Tolong cegah dong, Ron" Ia mengguncang-guncang lengan Buron. Merengek manja namun cakup dewasa. Buron berdebar-debar karena membayangkan kenakalan khayalannya sendiri. Pikirnya, kondisi Jessica ini sebuah kesempatan baginya untuk menikmati kehangatan gadis secantik ini. Tapi yang telontar dari mulutnya hanya sebuah canda untuk mengetahui perasaan Jessica sebenarnya . "Bagaimana kalau pencegahannya kulakukan besok aja. Malam ini aku tidur sini, menunggu mimpimu itu datang" "Idih. kamu! Ntar kalau aku bangun dari tidurku setelah mengalami mimpi itu bagaimana"Gairahku yang berkobar-kobar bisa mengganggu tidurmu lho!"Ia tertawa geli sendiri Buronjuga
94 "Nggak apa-apa. Kalau meanang kau sedang begitu, bangunkan saja aku .Kubantu kau untuk menyelesaikannya Bagaimana?" Jessica makin cekikikan tapi buang mukake arah lain. Buron berlagak cuek dengan bersandar pada dinding kembali. "Nggak mau ya udah. Akusih cuma menawarkan jasa doang." Jessica pelan-pelan berpaling menatap sayu. "Apa menurutmu. harus begitu"'ucapnya pelansekali. Buron tertawa kecil. Mengusap-usap kepala Jessica di bagian dekat keningnya. Ia melepaskan godaan canda dan rasa ingin tahu tentang perasaan Jessica kepadanya. Tapi sebelum ia berkata gadis itu lebih dulu bicara sambil
menggenggam tangan Buron. "Asal menjamin kita tetap bersahabat, akusih.terserah kamu aja, Ron."
"Nggak, nggak. aku cuma bercanda. Sebaiknya kuberi penangkalnya sekarang aja deh. Duduklah bersila yang baik"
Jessica tak menunjukkan rasa kecewanya, namun juga tak menampakkan kesan bersyukur dengan hati lega karena buron tak benar-benar ingin memanfaatkan keganjilannya itu. Jessica bersikap ceria dan penuh semangat, karena Buron akan memberinya penangkal agar kepekaan gairahnya tidak mudah terbakar oleh imbas gaib birahi yang konon mengikuti roh Tommy itu.
Ujung jari telunjuk Buron mulai mengeluarkan cahaya pijar kuning kemerah-merahan. Cahaya itu bisa meruncing Sendiri dan menjadi lurus seperti sepotong lidi. Begitu cahaya tersebut menembus ulu hati Jessica, Buron menyuruh gadis
95 itu menarik nafas pelan-pelan. Sekujur tubuh Jessica seperti kesemutan. Terasa ada getaran menggelitik dibagian vitalnya. Buron menyuruhnya menahan nafas. Cahaya dari jari Buron pun padam. Jessica disuruh menghembuskan nafasnya pelan-pelan. Sekujur tubuh gadis itu terasa hangat, tapi sudah tidak merasakan seperti kesemutan dan tidak merasa ada sesuatu yang menggelitik di pusat kepekaan aSmaranya. "Cukup," katanya. Jessicapun membuka matanya yang tadi dipejamkan, dan mengendurkan ketegangan badannya yang tadi ditegakkan. "Energi yang kumasukkan dalam dirimu itu adalah energi penangkal gaib birahi. Ilmu pelet manapun yang bertujuan membuatmu terbakar nafsu birahi, tidak akan berhasil menembus syaraf birahimu, Guna-guna macam apapun yang bertujuan membangkitkan gairahmu tidak akan mempan, selain memang dari kesadaran hati nuranimu sendiri yang menginginkan cumbu mesra secara normal." Jessica menghembuskan nafas lega. Ia ingin membuktikannya, walaupun hati kecilnya sangat percaya dengan kemampuan Buron tersebut. Sebab sudah beberapa kali menyaksikan keistimewaan ilmu yang dimiliki Buron terbukti di depan matanya sendiri. Kini yang mereka bicarakan adalah kata-kata Tommy dalam mimpi Jessica itu. | "Kamar goa bisa juga berarti ruangan dalam goa, atau ruangan yang memiliki dinding batu,"renung Buron sambil bersuara pelan, sepertinya ditujukan pada dirinya sendiri "Lalu, gadis penunggu jenazah?" I "Ini yang sulit ditafsirkan,"Buron menatapnya "Apakah dalam mimpi itu kau selalu melihat Tommy ditempat yang Sama?"
96 "Ya di tempat yang itu-itu terus," jawab Jessica. bersemangat, karena baru sekarang ia sadar bahwa agaknya lokasi yang dilihatnya dalam mimpi itu perlu diberitahukan pula pada Buron "Dia selalu berada ditempat seperti. serambi atau teras yang memiliki dinding dari marmer hitam atau keramik hitam mengkilat dengan tekstur serat-serat putih, terus. berdiri di dekat pohon cemara hias. Seperti pohon natal yang tingginya melewati batas kepala Hmmn." Jessica berkerut dahi mengingat-ingat dengan kuat "Lalu.tapi itu benar-benar pohon cemara hidup, bukan pohon natal, ya" Daun cemaranya itu meringkal-ringkal. Kriting Dan. tangan Tommy selalu mempermainkan daun cemara dalam pot besar." "Kursi, meja, pintu?" "Hm, nggak kelihatan jelas. Yang terlihat olehku hanya dinding keramik hitam tekstur serat-serat putih dan pohon cemara dalam pot Cuma itu. Dan.ya, selalu itulah yang muncul menyertai bayangan wajahnya, meskipun dia ganti ganti warna celana." "Kira-kira." belum habis Buron bicara, ia sudah terperanjat lebih dulu. Rupanya pada saat itulah Kumala Dewi memanggilnya dari jarak jauh melalui saluran gelombang gaibnya. Buron diperintahkan menemuinya saat itu juga dirumah Pramuda. "Ada apa, Ron?"tanya Jessica heran. "Kumala Dewi memanggilku. Aku harus segera pergi menemuinya" "Yaaaah..,"Jessica mendesah kecewa .Raut wajahnya tampak sedih. "Ada sesuatu yang amat penting, Jessica. Aku harus
GADISPENUNGGUJENAZAh 97
segera menghadap Kalau bukan karena sesuatu yang amat penting. Kumala jarang mengganggu keasyikanku begini" "Aku bagaimana dong?" Jessica semakin murung .Buronjadi bingung .Gadis itu sepertinya sangat kecewa jika harus ditinggalkan sendirian dikamar tersebut.
skrku Sandhi dan Fiora tiba dirumah Pramuda menjelang pukul sepuluh malam. Mereka terkejut melihat layar teve menampakkan gambar Richard sedang ngobrol santai di selingi canda bersama wanita tak jelas rupanya .Sandhi pernah melihat Richard di restoran sehingga ia terheran heran dan sempat menyangka Richard main sinetron. Tapi setelah mendapat penjelasan dari Emafie, mereka berdua semakin terheran-heran dan hanya bisa memandang bengong pada kemampuan fantastisnya Dewi Ular itu .Sandhi mengaku baru sekarang melihat keajaiban unik seperti itu yang dilakukan Kumala.
Saat itu Kumala sedang duduk bersila dilantai depan teve .Ia melakukan meditasi penuh untuk merekayasa agar wajah wanita bersama Richard bisa tampak jelas di layar teve .Sementara itu, Tante Fully tampak berwajah merah dan nafasnya mulai lamban setelah tadi terengah-engah, lalu diberi pengertian panjang-lebar oleh Emafe agar bisa menahan emosi supaya tidak mengganggu konsentrasinya Kumala.
Sandhi dan Pramuda menyingkirkan beberapa perabot disekitar tempat teve itu berada. Maksudnya agar tempat itu menjadi lebih lega dan tidak mengganggu ruang gerak Kumalajika gadis tersebut membutuhkan tempat yang lebar .Namun agaknya Dewi Ular belum bisa mengatur kamera gaibnya untuk mencapai gambar yang dimaksud. Ia tampak
98 berkeringat kelelahan, dan keringat itu menyebarkan aroma wangi sekali memenuhi seluruh rumah tersebut. Pada saat itulah Kumala merasa perlu bantuan kesaktian Buron, sehingga ia memanggilnya dengan gelombang suara gaibnya Ternyata pemuda berambut kucai yang malam itu berdandan keren muncul secara gaib setelah diawali hadirnya sinar kuning mengelilingi ruangan dua kali .Blubs. Sinar kuning itu meletup, membuat tante Fully terlonjak kaget dan ketakutan, karena semburan asap dari letupan tadi dengan cepat membentuk dua sosok tubuh yang berdiri disampingnya .Buron pun tampak nyata bersama Jessica yang ada disampingnya, dalam genggaman tangannya "Hahh."!"Jessica menggeragap, nafasnya terengap engap seperti habis tenggelam di air. Ia sangat heran dan menjadi seperti linglung setelah tahu bahwa dirinya sudah berada ditempat lain yang masih asing baginya. Padahal tadi iamerasa seperti dihujani cahaya kuning menyilaukan seperti sinar lampu blitz menerpa wajahnya berkali-kali. Cahaya kuning itu mengganggu pernafasannya, menjadi tersendat-sendat. Namun ketika nafasnya menjadi longgar kembali, matanya sudah tidak silaulagi, ternyata ia sudah berada di rumah Pramuda. lamasih belum mengerti bahwa cahaya kuning menyerupai blitz berulang-ulang tadi adalah kesaktian Jin Layon dalam membawa seseorang dari satu tempat ketempat lainnya, menggunakan jalur gaib. Dewi Ular hanya geleng-geleng kepala melihat Buron hadir dengan membawa Jessica .Geleng-gelengan kepala itu membuat Buron merasa bersalah, sehingga ia buru-buru meminta maaf dan menjelaskan alasannya. "Sorry, hmmm. Jessica nggak bisa kutinggal di kamarnya. Kasihan, dia sendirian. Jadi. terpaksa kubawa
9 kemari. Sorry!" Kumala Dewi menahan senyum geli melihat tingkah laku asisten gaibnya itu. Ia menarik nafas panjang, pertanda tidak mempermasalahkan keikutsertaan Jessica itu. Kini ia menyuruh Buron memperhatikan layar teve dan menjelaskan secara singkat apa yang sedang dilakukanya pada saat itu. Tetapi pada saat itu Jessica tersentak kaget dengan memperdengarkan sentakan nafasnya yang pendek dan putus seketika. Matanya membelalak lebar dengan mulut tenganga saat memperhatikan Richard dilayar teve itu. Ia sempat menjadi pusat perhatian yang lainnya "Ada apa, Jessi?"tanya Buron .Tangan gadis berambut pirang semiran itu menuding ke arah teve dengan gemetar. "ron. tempat itu. tempat itu, Buron." "Maksudmu?"Buron belum paham juga "Perhatikan. perhatikan dindingnya .Dinding teras itu berwarna hitam keramik dengan tekstur serat-seratputih, dan." "Ooh."! Ada pohon cemara hias di sana" Cemara dalam pot"Buron ikut memandang tegang. "Hey, apa maksud kalian"!"tegur Pramuda yang sangat penasaran karena menjadi ikut-ikutan tegang juga "Itu.. itulah tempatnya, Buron!" kata Jessica makin gemetar "itu tempat yang selalu muncul dalam mimpiku bersama Tommy .Jelas sekali, itu tempatnya!" "Hmm, eeh. begini ceritanya. Begini." Buron agak gogi sesaat, lalu setelah cukup tenang ia menceritakan tentang mimpi Jessica yang terjadi dua malam sekali itu .Soal meningkatnya libido Jessica tak ikut diceritakan, tapi perkataan Tommy dalam mimpi Jessica itu disebutkan
100 berkali-kali, sehingga tiap orang menggumam dalam hati, bertanya-tanya makna kata-kata 'kamar goa dan gadis penunggu jenazah itu. "Kalau begitu.sekarang Richard berada ditempat yang pernah didatangi Tommy sebelum tewas dibunuh oleh seseorang?"cetus Tante Fully dengan nada tegang .Jessica menimpali lebih mencekam suasana alam pikiran mereka. "Yang benar. Richard sekarang berada di tempat Tommy dibunuh!" "Hahh."!" "Darimana kau bisa menyimpulkan begitu yakinnya?" tanya Sandhi. "Tommy yang muncul dalam mimpiku selalu bilang. "kamar goa. disinilah ia berada. dihuni gadis penunggu jenazah', begitu kata-kata yang selalu muncul dalam mimpiku. Berarti, hmmm . sedangkan sewaktu dia meneleponku, dia bilang aku tersekap dalam sebuah kamar goa yang." Kata-katanya belum habis, dia sudah menjerit sangat ketakutan atau kesakitan, yang jelas setelah itu sambungan telepon kami terputus." "Analisamu benar, Jessica," ujar Kumala benada penuh wibawa "Richard ada ditempat berbahaya. Wanita yang bersamanya itu, kemungkinan besar yang dianggap sebagai gadis penunggu jenazah." "Kamar goanya..?"tanya Pramuda "Mungkin ada didalam rumah itu juga!" "Lihat gadis itu masuk kedalam Richard sendirian!"sergah Tante Fully yang berkeringat dingin dan sangat tegang itu. Semua mata memandang kearah teve, Sayang sekali wanita itu selalu tampak dari belakang seperti bayang bayang shiluet. Seolah-olah ia selalu membelakangi kamera
101 yang merekam adegan itu. Kumala Dewi tampak berusaha kembali agar kekuatan mata gaibnya bisa menjadi kamera yang dapat mengambil angel dari berbagai sudut. Namun usaha itu masih belum berhasil. "Buron, lacak rumah itu sekarangjuga"perintah Kumala Dewi seperti baru saja menyadari bahwa semestinya langkah dan perintah itu dilakukan sejak tadi. Ada rasa sesal sedikit di hati Kumala, mengapa dari tadi ia justru sibuk pada penampakan gambar di layar teve saja. Ia merasa telah terperangkap oleh rasa pemasarannya sendiri "Gunakan bayangan wajah Richard itu sebagai pemandu. jalurgaibmu, Ron.Jika tiba ditempatitu, langsung saja ambil Richard dan bawa kemari Jangan melakukan tindakan yang lainnya,jangan hiraukan apapun. Misimu, selamatkan Ricard Paham?" "Yap!" tegas Buron, lalu tanpa permisi kepada siapa pun pemuda berambut kucai yang telah melepaskan jaketnya itu melesat cepat setelah berubah menjadi sinar kuning sebesar telur burung, menyerupai bintang berekor Zlaaap. Dewi Ular segera melakukan tindakan yang agak unik dan cukup membuat orang-orangnya terheran-heran. "Ada berapa cermin besar di sini, Pram"' tanyanya kepada Pramuda. "Berapa yang kau butuhkan?" "Tiga sisi" Setelah dihitung-hitung oleh pelayannya Pramuda ternyata dirumah ada lima cermin ukuran sekitar satu meter dengan lebar masing-masing ukuran. Cermin-cermin itu diletakkan pada tiga sisi membentuk huruf U, dimana posisi teve berada ditengah. Dewi Ular segera duduk bersila di salah satu sudut dari ketiga sisi cermin yang seolah-olah
102 membentuk dinding-dinding pemantul bayangan. "Tolong jangan ada yang sentuh atau geser tubuhku sedikitpun nanti, ya?"katanya kepada Pramuda dan Emafe mewakili yang lain "Apa yang akan kaulakukan, Kumala?"Emafie cemas, mengkhawatirkan diri gadis cantik jelita itu. "Akan kucoba menggunakan mata indera ketujuh dalam tiga dimensi .Mudah-mudahan bisa menjadi mata pemantau bayangan Richard yang ada dalam lingkaran energi terawang gaibku!" "Kalau berbahaya bagi keselamatanmu sendiri, jangan lakukan" sela Pramuda menunjukkan rasa khawatirnya terhadap keselamatan adik angkatnya itu. "Hanya akan menguras energi fisikku saja Tak berbahaya" | Banyak akal juga anak dewa ini, pikir Sandhi dan Fiora. Mereka hanya bisa memandang tanpa bicara segala yang dilakukan Kumala Dewi dengan kecekatan yang cukup profesional, menurut penilaian Emafie. Ia berdiri tegang di samping suaminya sambil sedikit berlindung dibalik pundak kiri sang suami .Tiba-tiba dari dahi Kumala yang duduk bersila dan memejamkan mata itu melesat sinar hijau seperti laser kecil sebesar lidi. Sinar hijau itu bergerak cepat membentuk zig-zag dari cermin kecermin dan akhirnya terserap kelayar teve.. Zluuub.. Gambar dilayar teve sempat bergetar cepat selama lima hitungan. Kemudian gambar menjadi tenang kembali dan menampakkan suasana tenaram di sebuah teras dari berbagai sisi "Berhasil .Dia berhasil!"cetus Jessica gembira "Sssst. "Pramuda mengingatkan, Jessica buru-buru
103 menutup mulutnya agar tak mengeluarkan suara kegembiraannya. Mereka mulai mendekat, memperjelas penglihatannya ke arah layar teve .Kini mereka seperti melihat suatu hasil liputan sebuah adegan yang direkam menggunakan beberapa kamera dari berbagai sudut pandang. Hati mereka berdebar-debar melihat Richard menunggu sendirian di teras sebuah rumah tua yang tampaknya sudah direnovasi sedemikian rupa sehingga tak kelihatan sosok ketuaan usianya. Seorang gadis keluar dari ruang tamu membawakan dua gelas minuman. Wajahnya tampakjelas sekali. Rambutnya lurus lembut, sepanjang lewat pundak, dengan bagian depan diponi. Gadis mungil yang cantik bermata bundar dengan bibir sensual itu membuat Jessica tersentak kaget. "Astaga.."! Ga. gadis itu. gadis itulah yang bernama Minna Ya, Minna.!" . " "Apa" Jadi dia yang bernama Minna?" sentak Sandhi "Be. benar. Dialah yang merebut Tommy dari pelukanku!" Jessica menangis mengenang dukanya. Tante Fully gemetar tak bisa bicara. Yang lain memandangi adegan adegan dilayar teve dengan terbengong-bengong mendebarkan. Kini mereka tahu,ternyata Richard ada bersama gadis yang dicurigai sebagai pembunuh Tommy dan agaknya Richard tak peduli atau tak menyadari hal itu, karena ia tampak tenang sekali berhadapan dengan gadis itu. Hati merekapun bertanya-tanya, apakah Minna itukah yang dimaksud'gadis penunggu jenazah'dalam mimpi Jes sica"
ka 104 7 RUMAH berdinding keramik hitam pada bagian terasnya itu terletak tepat diatas tanggul Sungai Ciliwung. Dulu memang milik bangsawan Belanda, sebagai tempat peristirahatan mereka dalam menikmati hari-hari libur. Tak jauh dari rumah itu terdapat sebuah jembatan yang sampai sekarang masih ada, tapi tidak digunakan lagi, karena sudah ada jembatan baru yang dibangun sebagai sarana komunikasi para penghuni perumnas.
Perombakan yang dilakukan di sana-sini membuat rumah tersebut tidak lagi tampak kuno atau menyeramkan. Halamannya yang luas ditanami pohon buah dan selalu bersih. Jajang adalah tukang kebun yang merawat kerapian dan kebersihan halaman rumah tersebut. Pemuda bongkok yang berusia 34 tahun itu bekerja sebagai tukang kebun di rumah tersebut sejak berusia 20 tahun hingga kini. Wajahnya yang buruk seperti bekas penyakit kusta, membuatnya menjadi bujang lapuk hingga kini.
Didepan rumah itu dibangun pulajalanan beraspal untuk Jalur menuju pemukiman para dosen yang letaknya sekitar 4 kilometer dari rumah tersebut. Namun bagi mereka yang ingin lekas sampai di pemukiman para dosen itu, dapat menggunakan jembatan baru yang memiliki jalur lebih dekat. tak perlu harus memutari pemukiman penduduk asli. Mungkin karena letaknya tepat dipinggiran tanggul sungai.
GADIS PENUNGGUJENAZAH 105
RD maka tak seorangpun berminat untuk membeli rumah kuno itu. Atau barangkali memang pemiliknya tak pernah berniat untuk menjualnya. Rumah yang terkesan sepi dan lengang itu memiliki garasi disampingnya dengan pintu model roling door. Garasi itu merupakan salah satu bangunan tambahan yang ikut menghilangkan kesan kuno pada rumah tersebut. Didepan garasi tampak sebuah Escudo warna hijau metalik, jelas. milik Richard. Tapi di dalam garasi itu tersimpan sebuah sedan Classy merah yang tidak setiap hari dipakai pemiliknya. Siapa pemilik Classy merah itu" Siapa penghuni sekaligus pemiliki rumah tua itu sebenarnya" Seorang gadis berwajah cantik mungil sensual dengan mata bundar bening berwarna kebiru-biruan. Gadis berbulu mata lentik dengan hidung kecil mancung berkulit langsat itu bernama: Sayminna. Dialah pemilik sedan Classy merah metalik itu. Dia pula yang menjadi pemilik tubuh sintal berbokong seksi yang selalu dibungkus dengan busanaketat, menggiurkan hasrat lelaki. Tak heran jika Richard betah duduk berjam-jam didepan gadisitu. Selain supel dan enak diajak bercanda, ia memiliki bentuk dada yang sangat indah; besar tapi bukan montok, membusung kencang tapi bukan jorok. Karena gaun yang dikenakan pas badan memiliki leher rendah, maka hampir separoh belahan dadanya itu tersumbul mulus, membuat mata Richard bagaikan terbius. Dalam usianya yang sekitar 25 tahun, Sayminna memiliki kematangan vitalitas yang membuat hati pria mana pun selalu ingin mencicipi kehangatannya. Diawal kedatangannya tadi, Richard disambut oleh si bongkok Jajang dengan tatapan mata tak ramah. Richard
103 RT memang baru kali ini datang kerumah Sayminna yang dulu sering dipanggilnya Minna itu, Maka, sikap curiga dari tatapan tak ramah dari Jajang masih bisa dimaklumi oleh Richard dan tak perlu dipersoalkan. "Saya mau bertemu dengan Sayminna, Kang. Apakah benar ini rumah Sayminna?" "Himm!"Jajang mengangguk sinis. "Dia ada di rumah, bukan?" "Tidak ada." "Tapi dia yang suruh saya datang kemari petang ini, Kang." Pandangan mata si bongkok itu menjadi terkesan angker. Bulu kuduk Richard sempat berdiri. Merinding .Tanpa harus mendesak lagi, akhirnya Richard dibukakan pintu pagar dari besi teralis itu. Dengan bahasa gerakkepala, Jajang menyuruh Richard memarkirkan mobilnya didepan garasi. Namun sebelum mobil itu bergerak kesana, Jajang sempat berkata dengan nada datar. "Semoga Tuan tamu yang terakhir" "Bagaimana, Kang?" Richard mengharap Jajang mengulang kata-katanya, namun yang keluar dari mulutnya sebaris kalimat yang tak sama dengan yang pertama "Saya sudah bosan!" sambil bernada gerutu, lalu melangkah menutup pintu pagar, sehingga Richard melanjutkan perjalanan mobilnya sampai didepan garasi .Baru turun dari mobil ia sudah disambut senyum indah si wajah cantik yang muncul dari ruang tamu, Berseri-seri dalam keceriaan. "Kusangka kau takjadi datang, Chard." "Sudah kukatakan berkali-kali, aku bukan Tomy atau pria lain yang kau kenal. Aku adalah Richard, pantang ingkar
I janji dan tabu mengecewakan hati wanita yang dicintai." "Berbahagialah wanita mana pun yang dicintai pria macam kau, Chard"sambil sebaris tawa kecil mendesis desis di mulutnya .Sayminna mengajaknya duduk di teras. Mereka menikmati berabihnya petang menjadi malam disana dengan obrolan-obrolan santai, diselingi canda dan tawa sebagai tanda keakraban mereka. "Bagaimana, betah kau tinggal di tempat kost yang baru?"tanya.Saymina membiarkan mata nakal Richard melirik dadanya. "Lumayan.Tapi akan lebih betah lagi kalau setiap hari kau ada di sana, Say. Seperti hari-hari kemarin. Cuma. aku lebih suka kalau kamu ngak usah pulang kesini. Apalagi kalau sudah hampir tengah malam, duuh.aku suka nggak tega melihatmu harus berkemas pulang. Mesinya kau tinggal ditempat kostku yang baru, Say .Kau bisa ambil kamar kosong yang ada disamping kamarku, atau." "Atau apa?" desak Sayminna sambil tersenyum senyum. "Atau tinggal satu kamar denganku?"Richard tertawa lebih dulu, menandakan tawaran itu sebagai canda belaka. Saat itulah mereka mulai terpantau lewat saluran gaib Kumala Dewi hingga dapat muncul dilayar teve .Namun wajah Sayminna belum bisa tampak jelas. Setelah cukup lama mereka berada diteras hingga sang malam semakin kelam, barulah mereka berhasil terpantau seluruhnya. Uap embun mulai hadir bersama desiran angin malam. Alasan itulah yang membuat Sayminna mengusulkan agar obrolan mereka dilanjutkan ke dalam. Richard baru menyadari bahwa rumah berlangit-langit tinggi dan cukup
108 | lega itu temyeata hanya dihuni oleh gadis secantik Sayminna. Satu-satunya teman yang tinggal dikamar belakang hanyalah sibongkok Jajang. Suasana yang sunyi, tanpa suara musik atau teve selain gemuruh air sungai samar-samar, membuat bulu kuduk Richard sesekali merinding sendiri. Perasaan tak enak di hatinya buru-buru disingkirkan, karena ia tak ingin keindahan dalam sunyi itu terganggu oleh pikiran pikiran brengsek. "Sanak saudaramu tidak ada yang ikut tinggal disini, Say" . "Mereka enggan menempati rumah tua ini Padahal sudah kuusahakan untuk merenovasi beberapa bagian agar tak kelihatan tua, tapi mereka tetap memilih rumah yang baru." Sayminna masih melangkah, melintasi ruang tamu. Richard tak tahu harus duduk dimana, sehingga ia juga masih mengikuti langkah gadis berpinggul aduhai itu "Sampai kamar tidur pun kurombak sedemikian rupa agar tidak terkesan sebagai kamar tidur rumah zaman dulu, namun masih saja kurang menarik bagi saudara-saudaraku. Mau lihat kamar tidurku?" Kamar itu mempunyai dua daun pintu .Masing-masing daun pintu tingginya sekitar tigameter. Masih bercorak kuno. Sayminna membukanya dengan kedua tangan. Dua daun pintu itu pun terbuka lebar. Sayminna melangkah masuk sambil menengok ke belakang sebentar bersama senyumannya, menandakan ia berharap Richard ikut masuk Juga, Cukup luas kamar tidur itu. Sebuah ranjang besi berwarna emas tiruan dengan gaya furniture terbaru membentang luas diujung sana, dilapisi seprei warna ungu
10A muda. Rapi sekali. Beberapa perabot lainnya memang termasuk jenis perabot modern. Tapi kipas angin gantung di tengah kamar itu masih tampak kuno. Di sudut kanan ruangan terdapat sebuah pintu kecil tapi tinggi .Richard berani memastikan, pasti itu pintu almari ruangan. Masih bercorak kunojuga. Namun pintunya sudah diganti dengan bahan dan corak modern. Suasana penerangannya sengaja menggunakan kap lampu agar menimbulkan nuansa teduh temaran. "Bagaimana menurutmu?" "Cukup romantis," jawab Richard menilai kamar tersebut. Bukan kesannya yang kumaksud, tapi nilai seni interiornya," kata Saymina sambil tertawa 'Belum-belum langsung bilang romantis saja Payah kamu, ah!" "habis, romantis adalah kesan pertama yang ada padaku begitu masuk kamarmu disini. Mau bilang apa?" "Mungkin lebih romanis lagi kalau kau menutup pintunya ya?" Tatapan mata itu terkesan menantang. Richard tak menunda waktu lagi. Ia bergegas menutup pintu kamar dengan hati semakin berdebar-debar. Ketika ia kembali menghampiri Sayminna, ternyata gadis itu sudah duduk di bangku depan meja rias bercermin separoh lingkaran, menyerupai kipas besar. Ia menyisir rambutnya sambil memperhatikan Richard melalui pantulan cerminnya. Di meja rias itu ada lampu kecil yang sengaja dinyalakan supaya lebih terang lagi dalam merias diri. Lampu itu juga menggunakan kap dari anyaman rotan. Richard berdiri dibelakang Sayminna, namun berpaling
| kearah ranjang. Memandangi ranjang dengan sorot mata
110 berbinar-binar. i "Siapa yang tidur diranjang ini setiap malamnya, Say" "Aku." "Sendirian?" "Sendirian. Kenapa?" Tampak ragu Richard melanjutkan kata-katanya. Ia hanya tersenyum penuh makna seraya menatap wajah cantik dalam cermin itu. "Mau ikut menjadi penghuni ranjangku?"Sayminna melirik dengan senyum menggemaskan. Mata bundar yang tertuju pada pandangan Richard itu seakan sengaja menunggu jawaban dengan sabar. Richard melebarkan senyum, lebih mendekat lagi, lalu kedua tangannya memegangi pundak Sayminna. Meremas dalam kelembutan. "Apakah ranjangmu masih menerima penghuni baru macam aku ini?" "Ya Masih .Tentunya. yang memenuhi syarat." "Apa syarat yang harus kupenuhi?" remasan tangan makin lembut. Sayminna berdiri pelan-pelan sambil menatap sayu pada Richard dari bayangan dicermin. Setelah tegak berdiri, ia menatap langsung wajah tampan pemuda atletis itu .Bibirnya yang mirip kuncup mawar itu merekah pelan-pelan. Ia biarkan kedua tangan Richard mulai melingkar di pinggangnya yang ramping "Kau. harus bisa. mengimbangi seleraku." "Apakah menurutmu aku tak mampu?" "Belum tentu,"jawabnya dengan suara parau."Karena aku mempunyai kelainan dalam bercinta yang biasanya tidak disukai kaum lelaki"
I Tangan gadis itu meraba pipi Richard. Mata semakin sayu, menandakan makin besar menahan nafsu. Tangan Richard sendiri tidak sekedar melingkar di pinggang Saymina, tapi mengusap, meremas, dan terus merayap menyusuri lembah dan ngarai "Kali ini kau mendapatkan lelaki yang menyukai seleramu, Say,"suara Richard mendesah. "Benarkah." bibir itu kian merekah, suara kian mendesah pula. Begitu dekatnya bibir itu dengan mulut Richard, sehingga tak mungkin lagi bagi Richard untuk menarik mundur wajahnya. Maka, begitu mata Sayminna mulai terpejam samar-samar, bibir sensual penuh gairah itu pun dikecupnya pelan-pelan. Kecupan kecil dilakukan seperti sedang mempermainkan emosi cinta gadis itu. Sapuan lidah Richard pun sengaja samar-samar, antara tersentuh dan tidak. Membuat kedua tangan Sayminna yang memegangi pipi Richard menjadi gemas. Ia tarik wajah itu, dan ia lumat sendiri bibir Richard dengan gaya seekor ikan yang lapar dan galak. tiba-tiba terdengar ledakan keras, seperti petir menyambar atap rumah itu .Blegaaar. Lumatan bibir pun terlepas. Richard terkejut dan berubah tegang. Tapi gadis itu seolah-olah tak mau peduli dengan suara apapun. "Apa itu tadi?"bisik Richard . "Orang seberang sungai main petasan. Biarkan mereka usil dengan ledakan, kaupun boleh bermain hingga meledak ledak. Oohh, Richard.ooh, tanganmu nakal, Sayang." "Sorry.!" "Jangan!" Ia menahan tangan Richard "Teruskan. lakukan lagi seperti tadi, Sayang Oouuh, yaaahh." Sayminna memeluk dan kembali menciumi hibir Richard
112 R. Nafasnya memburu dengan mata semakin sayu.
Adegan panas itu terlihat jelas di layar teve dirumah Pramuda .Tante Fully terengah-engah dibakar habis oleh kecemburuannya. Sementara itu, Emafe justru pergi ke ruang makan, tak mau menyaksikan adegan itu. Mengingat ia sedang hamil tua. Dikhawatirkan akan membawa dampak negatif dalamjiwa bayinya. Mereka menyaksikan adegan itu secara utuh sambil dalam hati bertanya-tanya, mengapa Buron tidak segera bertindak" Apakah belum berhasil menemukan rumah tersebut"
Jessica tak berkedip memandangi layar teve.Tak sadar mulutnya tenganga bengong dengan lutut gemetaran. Kengerian dan kecemburuan tumbuh pula di hati Jessica, karena saat itu sempat terbayang olehnya bahwa Tommy pun sebelum tewas mungkin bercumbu sehangat itu dengan gadis tersebut. Sedangkan, Pramuda akhirnya membawa pergi Tante Fully ke ruang makan, karena perempuan itu menggeram-geram seperti orang kesurupan. Ia dan istrinya memenangkan Tante Fully yang darahnya mendidih melihat Richard bercumbu hebat dengan gadis berdada indah itu. Fiora dan Sandhi salah tingkah sendiri, namun masing masing tak berani berkomentar apapun. Takut mengganggu konsentrasinya Kumala Dewi.
"Oouh, Richard. "Ratap parau suara Sayminna dalam
volume teve agak tinggi, membuat yang terkesima menjadi tercekam, dan yang tak mau melihat menjadi ingin melihat lagi.
"Tunggu. Ooh, tunggu dulu, Sayang." pinta Sayminna ketika pakaian mereka sudah sama-san berantakan, dan Richard tampaknya ingin memulai pelayaran cintanya. Pria berambut cepak itu terpaksa
ADISPENUNGGUJENAZAH I
menunda hasratnya karena Sayminna meronta waktu hendak didorong keranjang lalu bergegas menjauh dua langkah sambil nafasnya terengah-engah. I "Kau harus ikuti seleraku dulu, Richard. Setelah itu aku akan mengikuti seleramu" "Okey. Akan kuikuti seleramu. Lekaslah naik ke ranjang." Sayminna menggeleng "Seleraku bukan di ranjang ini." "O, hampir saja aku lupa. kau tadi sudah mengaku punya kelainan bercinta, ya" Baiklah. Tunjukkan padaku seleramu itu, kelainan seperti apakah yang kau miliki, Say" Ayolah.akan kulayani apapun keinginanmu, Say." . "Benarkah?"Wajah Saymina cerah ceria Berseri-seri sekali. Ia segera menyambar tangan Richard penuh semangat, Pria itu dibawanya pergi dari depan meja riasnya. Richard mengikuti saja ke mana ia akan dibawa oleh gadis yang sudah membakar habis gairah kemesraannyaitu Dan, ternyata Sayminna membuka pintu tak lebar yang tadi disangka Richard sebagai pintu almari ruangan. Bleggaaaar. Terdengar lagi ledakan keras, seperti bom jatuh di atap rumah. Tapi karena Sayminna tak menghiraukan suara ledakan itu sedikitpun, maka tak ada kecemasan pula di hati Richard. Iapun segera tak peduli dengan suara ledakan tadi. Ia justru memusatkan perhatiannya kepada pintu kecil yang ternyata adalah pintu sebuah lorong. Sayminna menekan stop kontak listrik yang ada didekat pintu itu, maka teranglah lorong tersebut. Richard memang merasa heran karena tak menyangka dirinya akan dibawa masuk kesebuah lorong sempit dengan lebar sekitar dua meter .Lorong tak panjang itu memiliki tangga batu turun ke bawah. Di ujung tangga Sayminna
114 menekan stop kontak listrik lagi, sehingga beberapa bohlam lampu menyala. Menerangi sebuah ruang bawah tanah yang lembab dan beraroma sangat tak sedap. "Ayo, Sayang. cepatlah sedikit, biar kita lekas berlayar kenegeri paling indah, ya.Sayang Hi, hi, hi." Sayminna tampak sangat tak sabar. ladapat menuruti tangga batu dengan cepat, tapi Richard yang baru pertama kali melihat tempat itu masih harus hati-hati dalam langkahnya .Tangga itu melingkar seperti ular, semakin ke bawah semakin merinding sekujur tubuh Richard. Semua adegan ini tetap terpantau dari layar teve dirumah Pramuda, membuat wajah-wajah merekapun menjadi tegang. Jantung mereka berdetak-detak cepat. Hanya Emafie dan Mak Supi, pelayannya yang tidak mau melihat kelayar teve .Mereka berdua sama-sama takut mengikuti perjalanan Richard yang kini sudah sampai diruang bawah tanah berukuran 8 X 12 meter. Lampu yang menerangi tempat itu hanya satu bohlam yang tergantung di tengah, kira-kira hanya 40 watt. Benang laba-laba bersimpang siur disekitar kabel lampu tersebut, membuat pancaran cahayanya semakin buram. Sebenarnya ada satu bohlam lampu lagi yang tergantung disisi lain, tapi entah mengapa tidak menyala. Apakah karena bohlamnya putus atau memang belum dinyalakan. Perhatian Richard tidak tertuju kesana. Ia cenderung memperhatikan langkah Sayminna yang ternyata membawanya kesalah satu sisi ruangan .Disana terdapat sebuah meja panjang dari batuan jenis marmer putih -. Lebarnya sekitar satu meter lebih sedikit, panjangnya antara dua meter. Meja itu berwarna kusam. Berbentuk seperti kotak tanpa kaki. Tingginya hanya sebatas lutut.
I "Lekas, Richard. Ayolah, jangan ragu-ragu...!"
Saymina tampak girang sekali. Richard semakin bangga karena ia mampu membuat gadis itu bergairah sekali .Sangat tergesa-gesa kesannya.
"Ia benar-benar punya kelainan,"pikir Richard sewaktu melihat ada sepasang rantai besi yang ujungnya tergantung pada dinding, serta ujung-ujung lainnya memiliki gelang besi untuk membelenggu kedua tangan. Dengan tertawa cekikikan dan terburu-buru sekali Saynina memasang gelang besi itu ketangan Richard
"Hi, hi, hi. Inilah saatnya aku berpesta cinta sesuai dengan seleraku, Richard Oothh. kau benar-benar lelaki yang kudambakan, rupanya!" sanjungan semacam itu meluncur terus dari mulut Sayminna sambil memasang belenggu di kaki Ricard. Rupanya dilantai pun terdapat sepasang belenggu dengan rantainya khusus untuk kaki. Richard sengaja membiarkan dirinya diperlakukan bagaimanapun oleh gadis itu, karena ia ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah satu-satunya lelaki yang bisa melayani selera Sayminna. Mungkin juga gadis itu akan tergila-gila dan tak mau lepas darinya. Itulah yang diharapkan Richard.
Blaaang. Dentuman besar terdengar lagi. Tak begitu keras, tapi menggetarkan ruang bawah tanah itu. Mungkin jika mereka tidak berada di ruang bawah tanah, maka mereka akan mendengarjelas dentuman itu sangat besar serta mengejutkan. Hanya saja, melihat Sayminna tak terkejut sama sekali, bahkan tak mempedulikan dentuman itu, maka Richard pun ikut-ikutan tak peduli. Karena pada saat itu bertepatan dengan ciuman hangat Sayminna
menghujani wajahnya 116
"Ooh, Richard. aku bangga padamu," sanjung Sayminna dalam desah nafas terputus-putus. Tangannya menjamah seluruh tubuh Richard dengan sebebas bebasnya .Richard hanya diam saja, tersenyum bangga, dan menikmati setiap sentuhan mesra Sayminna "Kamu suka dengan gayaku ini, Richard"Hmm?" "Yaaah, sangat suka, Say. Lakukanlah seleramu. Puaskanlah hasratmu. Aku ingin memanjakan dirimu dengan kenikmatan cinta, Sayminna sayangku." sambil kepala Richard menggeliat kian kemari menerima ciuman dan pagutan bibir Sayminna . 'Oo, oh. ada yang lupa"Sayminna mundur selangkah. Ia melirik bohlam lampu yang padam, tepat di atas kepalanya "Tunggu sebentar, ya"Kunyalakan dulu lampu ini biar aku bisa melihat erangan diwajahmu saat merasakan keindahan dari ku nanti. Hi, hi, hi." Ia mendekat sebentar dan berbisik "Ekspresi wajah mu saat merasakan kehangatan cinta, akan membuatku semakin bergairah lagi, Sayang Hih, hi, hi, hi. Sebentar,ya?" "Jangan lama-lama, Say. Aku tak sanggup menunggumu lebih dari tiga helaan nafasku, Saymina"seru Richard ketika gadis itu bergegas menuju tangga dengan berlari lari kecil. Terburu-buru, tawanya menyertai langkah cepatnya menaiki tangga yang melingkar tiga lilitan itu. Tali gaunnya dibiarkan terlepas satu, sedangkan yang satunya masih ada di pundak, hampir merosot kelengan. Beberapa saat kemudian, lampu yang padam itupun kini menyala. Cukup terang. Sekitar 25 watt Cukup membuat Richard terperanjat, begitupula orang-orang yang berada di depan layar teve. Terutama Jessica, tampak menjadi terperangah paling tegang, karena terangnya lampu
17 itu membuatnya melihat dengan jelas bahwa dinding di ruangan bawah tanah itu ternyata tidak rata. Bertonjolan, sepertinya dinding goa berbatu yang diratakan agar membentuk satu sisi dinding ruangan tersebut. "Kamar goa."!"gumam Jessica dengan bibir gemetar. Sandhi dan yang lainnya segera ingat cerita tentang mimpinya Jessica yang selalu mendengar suara Tommy menyebut-nyebut "kamar goa. Sandhi pun semakin tegang dan berdebar-debar lebih keras lagi. . "Ruangan itulah yang dimaksud Tomy sebagai 'kamar goa'..?" , Pramuda menanggapi, "Kalau diperhatikan baik-baik sih. ruangan itu memang seperti lorong gua, yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah ruangan persegi. empat. Mungkin. mungkin memang ruangan itu yang dimaksud Tommy dalam mimpinya Jessica belakangan ini" "Ka. kalau. kalau begitu, di ruangan itukah Tommy saat itu meneleponku yang kemudian. di... dibunuh oleh gadis itu?"suara Jessica makin parau,akhirnya ia meratap lirih dalam tangisnya. Fiora menghampiri dan membujuknya agar suara tangis Jessica jangan sampai mengganggu konsentrasinya Kumala, yang sejak tadi hingga kini masih duduk bersimpuh tanpa bergerak sedikitpun. Mereka semua memang tegang. Tentunya yang paling tegang adalah Richard sendiri. Sebab ketika lampu diatasnya menyala, maka tampaklah keadaan lantai yang kotor itu ternyata bercampur dengan potongan jari tangan manusia. Di sisi lain tampak sepotong daun telinga yang sedang dikerumuni semut. Bercak darah menghitam dimana-mana. Sisa rambut yang terkelupas bersama kulitnya juga ada tepat di kaki Richard.
118 "Celaka Tempat ini adalah tempat penjagalan manusia?" geram hati Richard dengan wajah pucat pasi dan mulut gemeretuk, menggigil ketakutan. Ia coba menyentakkan rantai-rantainya,tapi sangat kokoh dan tak mungkin bisa ditarik lepas. Gelang besi yang membelenggunya sudah terkunci semua. Sementara itu, gadis cantik yang menggairahkan itu ternyata belum muncul juga .Sampai sepuluh menit lamanya Richard masih sendirian di tempat mengerikan itu.
"Sayminaaaaaa. Saaayyy.dimana kauuu...!"teriak Richard dalam kepanikan sambil rantainya gemerincing karena disentak-sentakkan beberapa kali. Nafas pun tak bisa terkontrol lagi. Terlalu cepat helaannya, sehingga menyerupai nafas seekor anjing.
"Saaayyy.! Lepaskan akuuu. Tolooong." Richard sengaja berteriak sekeras-kerasnya. Namun tetap saja ia dalam kesendirian yang mencekam .Terbayang dalam benaknya keadaan Sayminna yang sedang mempersiapkan berbagai senjata tajam untuk menjagal dirinya ditempat itu, maka, Richardpun menyeringai sangat ketakutan. Menangis kehilangan sikap jantannya.
Zzzrkkkhhh.I "Hahh.?"! Richard membelalakkan matanya lebar lebar. Meja marmer panjang yang disangkanya akan digunakan untuk bercinta itu ternyata bisa bergerak bagian atasnya. Rupanya marmer keruh bercampur bercak darah kering itu bukah meja, melainkan sebuah peti mati yang sekarang tubuhnya bergeser pelan-pelan, sampai akhirnya tutup itu jatuh kesamping dalam posisi miring.
"Saaayyminnnaaaa.!"teriak Richard histeris begitu ia melihat isi peti mati tua itu adalah sesosok mayat yang masih
119 | R) utuh. Mayat itu adalah mayat seorang lelaki tinggi, tegap dan gagah. Wajahnya putih seperti memakai bedak, namun sebenarnya itu adalah warna kepucatan wajah mayat. Kepanikan dan rasa takut Richard melihat jelas-jelas sepasang mata mayat kini mulai terbuka. Dengan pelan pelan sekali mayat berpakaian jubah hitam itu bangkit dari pembaringannya, Duduk sebentar, berpaling menatap Richard dengan tatapan mata yang sangat menyeramkan. Sesekali bolamatanya tampak merah, sesekali menjadi hitam normal kembali. Bibirnya yang biru masih terkatup rapat, membuat ekspresi wajahnya tampak datar dan dingin. "Astaga."!"gumam Sandhi dengan mata mendelik. "Bukankah mayat itu adalah bayi yang keluar dari perut Shenny"! Aku masih ingat betul wajah bayi yang seperti wajah orang dewasa itu" Nggak salah lagi, mayat itulah bayi yang memakan semua organ tubuh Shenny bagian dalam." "fy.iyasih, ak. aku juga ingat wajah itu adalah wajah bayi dari perut Shenny,"timpal Fiora memperkuat pendapat Sandhi. Semua tercekam ketegangan yang membuat keringat dingin mereka bercucuran. Keringat yang paling deras tentunya keringat yang mengucur dari sekujur tubuh Richard. Karena saat itu mayat tersebut telah turun dari dalam peti matinya, dan mendekati Richard dengan tatapan menusuk jantung.. Zraak. Suara itu berasal dari tangan si mayat. Ternyata jari-jari tangannya mengeluarkan kuku panjang menyerupai mata pisau yang amat tajam. Terutama pada jari telunjuknya. Sementara itu, kilatan mata Richard sempat melihat Sayminna berdiri di ujung tangga tanpa senyum
120 R) sedikitpun. "Saaayminaa. Tolong aku."teriaknya. Saymina justru berlari naik dan hilang dari pandangan mata .Maka, jelas sudah Richard memang sengaja dijebak oleh gadis itu dengan harapan mesranya, untuk kemudian menjadi milik jenazah berambut ikal agak panjang itu. Badannya lebih kekar dari badan Richard. "Sayminaaaa, tolooong.!!" Seet, drg. Richard dicekik dan didorong keras ke belakang. Ia tak dapat mengeluarkan suara lagi walaupun kepalanya membentur batu dinding dibelakangnya. Cekikan itu sangat kuat. Sebagian kuku tajam menggores kulit leher Richard hingga berdarah. Mayat itu menggeram pelan, namun terdengarjelas ditelinga Richard yang semakin pucat lagi itu. "Jangan lagi berteriak memanggilnya! Kau telah menjadi santapanku hari ini. Sayminna telah mempersembahkan dirimu padaku" Salah satu kuku tajam itu mulai menembus kulit leher lebih dalam lagi. Richard sama sekali tak berkutik dalam keadaan kedua tangan merentang terbelenggu kuat begitu. Sekali tarik, akan robek dan terpotong beberapa urat nadi dileher Richard. Rupanya selama ini jenazah lelaki kekar itu membedah perut mangsanya dengan menggunakan ketajaman kuku-kukunya. tentunya kuku itu adalah kuku yang memiliki ketajaman iblis, melebihi pisau guiletine yang biasanya untuk memancung kepala orang itu. Namun sebelum mayat lelaki itu membeset kulit leher Richard, tiba-tiba terdengar suarajeritan Sayminna dan disusul suara gaduh seperti barang-barang berhamburan ke mana-mana Bahkan terjadi ledakan besar yang menggetar
GADIS PENUNGGUJENAZAH 121
kan seluruh dinding ruang bawah tanah dan membuat langit langitnya mengalami kerontokan kecil. t Blaaar. Bluummm. "Aaaaauuu...! Morzaaaakkk. tolooong." Gubraang, praaang, braaang. Suara jeritan dan kegaduhan memancing perhatian jenazah pria kekar yang agaknya tadi dipanggil Sayminna dengan nama Morzak. Richard pun segera ditinggalkannya. Morzak bergegas menuju ketangga. Namun belum sempat mendekat kesana, tiba-tiba dari arah atas tangga tampak seberkas sinar kuning melesat cepat. Wuust. Sinar kuning itu menghantam tubuh Richard ..Buuub. Sekujur tubuh Richard terbungkus cahaya kuning sesaat, kemudian lenyap dengan meninggalkan suara gemerincing rantai pertanda telah lepas dari tubuh Richard. | "Nah, itu dia si Buron baru nongol!" sentak Sandhi dengan seru sendiri"Rupanya ia tadi mengalami hambatan masuk wilayah rumah itu, sehingga hampir saja ia terlambat menculik Richard!" Memang benar. Ternyata bukan hal mudah bagi jin manapun untuk menembus lapisan gaib yang menyelimuti atmosfer sekeliling rumah tersebut. Perlu waktu untuk mencari celah kerawanannya .Tigakali Buron menghantam lapisan gaib disana baru berhasil. ia segera menerobos masuk seperti pasukan elite yang bergerak serba cepat. Ia menemukan Sayminna yang ingin menutup pintu menuju ruangxbawah tanah itu. Maka, tanpa tanggung-tanggung lagi gadis itu diterjangnya . Sayminna melawan dengan sebisa-bisanya ketika tubuhnya merasa diterjang lalu disekap oleh badan besar tak berwujud itu. Terjadi pergulatan ringan yang membuat
122 g Buron semakin jengkel, lalu memporakporandakan seluruh kamar dengan kekuatan gaib berwujud sinar-sinar kuning .Tubuh Sayminna tetap dibawanya turun, sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai perisai. Namun begitu melibat Richard dalam bahaya, sinar kuning itu menyambar Richard lebih dulu sesuai perintah komandan cantiknya. Ia tak menghiraukan Morzak yang tampak gusar dan menjadi murka, lalu berusaha menghancurkan sinar kuning dengan kesaktiannya yang keluar dari sepasang matanya berupa sinar merah laser. Claapp. Blegaar! Ruangan itu menjadi runtuh sebagian. Kegagalan Morzak menghantam sinar kuningnya Buron membuat ruangan itu dipenuhi oleh api. Semakin marah ia kepada lawannya, sehingga dalam sekejap ia sudah berhasil
menyusul Buron keluar rumah dengan menembus lapisan
tanah. Cahaya kuning itu tampak sedang dikejar gumpalan api menyerupai sebongkah batu panjang. Api yang bergerak cepat itu juga mampu menembus benda padat sekeras apapun. Diatas api itu tampak Morzak berdiri tegak; dengan kedua tangan sedikit merenggang dan siap melepaskan pukulanjarak jauhnya. Meski gerakan cahaya Kuning Buron meliuk-liuk zigzag, tapi gumpalan api berkobar-kobar itu ternyata mampu mengimbangi kelincahannya tanpa membuat orang di atasnya terjungkal atau oleng ke sana-sini. Kecepatan gerakan api itu justru tampak menggunakan akal, sehingga dalam beberapa kejap kemudian ia sudah bisa menghadang cahaya kuningnya Buron. Seet. Cahaya Kuning itu berhenti seketika begitu mengetahui di depannya sudah ada api besar yang ditunggangi Morzak. Terpaksa Buron ambil arah lain dan
123 R) melesat seperti gerakan piring terbang Wees.! Morzak kembali mengejarnya dengan melepaskan panah api berjumlah puluhan biji banyaknya .Panah api itu keluar dari kedua tangan Morzak yang diulurkan kedepan. "Kembalikan pelayanku, jahanaaam." serunya menggema kemana-mana. Buron sibuk menghindari panah api itu dengan gerakan melambung, menukik dan meliuk ke Sana-sini. Sandhi berseru, "Hei, kemana Kumala" Dia hilang?" Orang-orang di rumah Pramuda juga kebingungan mencari Kumala Dewi, sementara gambar pada layar teve sudah hilang ..Blank! Mereka tak bisa melihat apa-apalagi. Mereka tak tahu, Kumala segera bertindak dengan merubah diri sebagai sinar hijau berbentuk naga kecil. Sinar itu melesat lebih cepat dari gerakan Buron dan Morzak .Dalam sekejap ia sudah tiba di tempat Buron kebingungan menghindari panah api yang bisa mengejarnya sendiri itu .Melihat kedatangan sinar hijau berbentuk naga, Buron merasa tenang .Ia melesat naik seperti roket diluncurkan. Wuut. Sinar hijau dari depannya menerabas puluhan panah api dengan mengeluarkan bias cahaya hijau lebar Zaaab. Blegaaar. Semua panah api hancur bersamaan menerjang sinar hijau itu. Bahkan kini Morzak sendiri terkejut kedatangan tamu berupa sinar hijau bentuk naga kecil. Ia belum sempat berkelit menghindar sudah diterjang lebih dulu oleh sinar bentuk naga itu.Jegaaar. Gumpalan api padam, menjadi serpihan arang menyebar kemana-mana. Sementara itu Morzak terlemparjauh, jatuh terhempas di jalanan beraspal yang malam itu sepi kendaraan. Meski ia terbanting sangat keras hingga jalan bergetar, namun dalam sedetik ia sudah bisa bangkit tegap
g 124 kembali Zuub. Sinar hijau turun kejalan, berubah menjadi
sosok gadis cantik jelita berambut panjang. Kumala Dewi berdiri menghadap Morzak dengan tenang "Heeaaaakkhhhrr.!" Morzak merentangkan tangannya, kuku-kuku dijari tangan menjadi sepanjang pedang. Bergerak-gerak menimbulkan desing ketajaman yang mengiris hati rasanya. Kumala Dewi nyaris tak kuat mendengar desing ketajaman itu. Ia menutup kedua telinganya kuat-kuat. Namun begitu melihat Morzak menyerang maju, dengan cepat salah satu tangannya menyentak ke depan. Claap. Seberkas sinar hijau berbentuk piringan lebar melesat, langsung menerjang leher Morzak. Craas. Glundung. Kepala Morzak pun terpenggal, menggelinding dijalanan. Tak lama kemudian badannyapun ikut tumbang. Namun kepala itu masih mengedipkan mata .ia bergerak menggelinding mendekati badannya. Mungkin ingin menempel pada badannya dan dapat tersambung lagi .Tanpa banyak komentar Dewi Ular segera menghancurkan kepala Morzak dengan kesaktian sinar hijaunya ..Jegalaar. Hancur sudah kepala Morzak, tepat sinar kuningnya Buron menghampirinya "Kembali ke rumah Pram!"tegas Kumala, dan sinar kuning itupun segera melesat memenuhi perintah atasan. Kumala Dewi membawa pulang badan Morzak sebagai bukti tertangkapnya si pelaku pembunuhan atas diri Tommy dan yang lainnya. Sementara itu, Buron berhasil membawa pulang Richard yang terkapar pingsan,juga Sayminna yang tak sadarkan diri beberapa saat .Ketika gadis penunggu jenazah itu siuman, ia menangis ketakutan dikelilingi orang orangnya Kumala. Namun kelembutan Dewi Ular berhasil
125 R) menentramkan hatinya dan membuat tangis itu berhenti sedikit demi sedikit "Siapa sebenarnya Morzak itu Sayminna?" "Aku tak tahu dengan jelas. Menurutku dia adalah iblis yang ingin hidup sebagai manusia. Dia menculikku beberapa tahun yang lalu, dan aku dipaksa menjadi pelayannya, menjaga jenazahnya, mencarikan makanannya, serta harus patuh pada perintahnya" "tapi bukankah kau bisa pergi kemana-mana" Berarti "kau bisa melarikan diri, Sayminna?" "tidak. Aku tidak bisa melarikan diri sampai kapanpun.
si "Mengapa begitu?" "Dia memakaijantungku!" "Hah.?"sentak yang lain. Lalu, Kumala memeriksa detak jantung Sayria. "Benar. Ia tidak memiliki detak jantung" katanya kepada yang lain. Kini yang lain jadi terbengong tegang. "Aku hidup dengan energi iblisnya. Jika aku lari darinya, maka dia tidak akan mengembalikanjantungku, atau justru akan mencabut energi iblisnya, yang berarti kematian bagiku. Semua yang kulakukan, buruk atau tidak, hanya semata mata karena aku ingin mendapatkan jantungku kembali" Terisak-isak tangis itu. Suara tangisnya menjadi pelan Rupanya saat itu energi kehidupannya semakin menipis. Wajahnya sudah mulai pucat pasi. Dewi Ular segera melakukan tindakan cepat. Tubuh tanpa kepala itu dihampirinya .Tangan Kumala ditempelkan didada tubuh itu Suuut. Ia memang tak kelihatan memegang apa-apa. namun sebenarnya ia berhasil mencabut jantung dalam tubuh Morzak. Kemudian jantung itu dikembalikan ketempatnya
pun 126 R) semula, didalam dada.Sayminna. Sejak saat itulah gadis tersebut mulai memiliki detak jantung kembali dan hidup sebagaimana wajarnya manusia. Ia tidak perlu mencarikan mangsa untuk Morzak yang harus dilakukan setiap 15 menit sekali. Ia juga tidak perlu melayani nafsu iblisnya Morzak, yang setiap hari Jumat pukul 12 tengah malam bangkit dan menuntut pelayanan cinta darinya. Kesaksian itu dibenarkan oleh Jajang yang bertugas membuang bangkai manusia sisa santapannya Morzak. Bangkai manusia itu harus dibuang kepusaran air sungai tak jauh dari rumah itu, supaya tersedot kedalam dan hilang tanpa jejak "Tapi tempo hari saya terpaksa membuang sisa makanan Morzak ketepi jalan tol, supaya orang-orang tahu bahwa di rumah ini telah terjadi kejahatan paling keji, bertahun-tahun lamanya. Saya benar-benar sudah bosan menjadi pelayan Morzaki" gerutu Jajang kesal sekali, padahal didepan beberapa petugas polisi. "Mengapa kau tak melaporkan hal ini?" "Bagaimana saya berani melapor, sebab nyawa Saymina akan melayang sebagai akibat pengaduan saya nanti. Saymina adalah keponakan saya sendiri, Pak." Jajang menuturkannya dengan berlinang airmata .Sedih sekali, namun juga bahagia sekali, bahwa penderitaan tekanan batinnya yang terjadi bertahun-tahun itu kini sudah berakhir dia sangat bersyukur dan sempat mencium kaki Kumala Dewi sebagai tanda terima kasihnya kepada Dewi Ular yang telah membebaskan dirinya, sekaligus mengembalikan kehidupan keponakannya dengan jantung milik sendiri. Setelah usut punya usut, ternyataMorzak adalah prajurit
127 istana kegelapan, tempat persemayamannya Dewa Kegelapan, Lokapura, yang melarikan diri dan ingin hidup sebagai manusia bumi .la memerlukan waktu selama sepuluh tahun untuk membiarkan dirinya menjadi jenazah yang harus memakan organ tubuh manusia .ia sengaja menyanderajantung Sayminna, karena gadis itu cantik, bisa dipakai sebagai umpan mendatangkan mangsanya, sehingga jadilah Saymina sebagai Gadis Penunggu Jenazah yang diberi
kekuatan gaib, bisa menyedot uang dengan pandangan
matanya. Kekuatan gaib itu kini telah hilang, karena Morzak telah hancur. Kaum wanita tak perlu cemas lagi, karena tak akan ada yang dijadikan titipan janin oleh Morzak, seperti halnya Shenny .Karena menurut keterangan Sayminna, setiap satu tahun sekali, Morzak harus melakukan pembaharuan sel sel jaringan tubuhnya dengan cara melakukan pembuahan pada rahim seorang wanita. Pembuahan itu adalah penitisannya kembali, yaitu lahir denganjaringan tubuh baru, sambil menyantap isi perut perempuan korbannya. Jika sudah keluar dari rahim seorang wanita maka ia akan menjadi cepat besar apabila sering mendapat hembusan udara. Tentu saja Morzak tak menggunakan rahim Sayminna, sebab menurutnya Sayminna bakal menjadi wanita mandul. dan hanya bisa digunakan sebagai pemuas gairah saja. Sayminna tak merasa sedih mendengar dirinya akan menjadi wanita mandul. Menurutnya itu lebih baik daripada ia harus menjadi gadis penunggu jenazah selama-lamanya. "Betul itu,Say"Kumala Dewi mengangguk, mendukung
pendapat Sayminna SELESAI
ebook by novo edit teks by saiful b (admin http://cerita-silat.mwapblog.com)
situbondo,kamis 13 april 2017
thank. Pendekar Bayangan Malaikat 3 Gajahmada Karya Langit Kresna Hariadi Beruang Salju 11

Cari Blog Ini