Ceritasilat Novel Online

Muslihat Dengan Cermin 1

Muslihat Dengan Cermin They Do It With Mirrors Karya Agatha Christie Bagian 1


THEY DO IT WITH MIRRORS by Agatha Christie AGATHA CHRIsTIe" MARPLe" They Do It with Mirrors
Copyright " 2011 Agatha Christie Limited (a Chorion Company).
All rights reserved. They Do It with Mirrors was first published in 1991.
MUSLIHAT DENGAN CERMIN Alih bahasa: Julanda Tantani
Desain sampul: satya Utama Jadi
GM 402 01 11 0069 Hak cipta terjemahan Indonesia:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
PT Gramedia Pustaka Utama
Jl. Palmerah Barat 29"37
Blok I Lantai 5 Jakarta 10270 Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
anggota IKAPI, Jakarta, Oktober 1994 Cetakan kedua: Mei 2002 Cetakan ketiga: Agustus 2011
280 hlm; 18 cm IsBN 978 " 979 " 22 " 7232 " 1
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab percetakan
ag-1.indd 5 ain Untuk Matthew Prichard ag-1.indd 6 ag-1.indd 7 MRs. VAN RyDOCK berjalan menjauhi cermin sedikit
dan menarik napas. "yah, lumayan," gumamnya. "Bagaimana pendapatmu, Jane?"
Miss Marple mengamati hasil kreasi Lanvanelli itu
dengan kagum. "Menurutku gaunmu indah sekali," katanya.
"Gaunnya memang lumayan," kata Mrs. Van
Rydock, menarik napas panjang.
"Tanggalkan bajuku, stephanie," perintahnya.
seorang pembantu tua dengan rambut beruban dan
mulut kecil yang terkatup rapat menanggalkan gaun
itu dengan hati-hati dari lengan-lengan Mrs. Van
Rydock yang terentang. Mrs. Van Rydock berdiri di depan cermin, masih
mengenakan rok dalamnya yang terbuat dari satin
berwarna jingga. sebuah korset melingkari tubuhnya
yang indah. Kaki-kakinya yang masih bagus dibalut
ag-1.indd 8 ain kaus kaki nilon halus. Wajahnya, yang dipulas kosmetik dan secara berkala dikencangkan dengan pijatanpijatan, nyaris tampak seperti wajah seorang gadis,
kalau dilihat dari jarak tidak begitu jauh. Uban di
rambutnya masih sedikit, bahkan rambutnya boleh
dikatakan ditata sempurna. sungguh tak mngkin melihat Mrs. Van Rydock dan membayangkan bagaimana
rupanya yang alami. semua yang dapat diperoleh dengan uang telah dilakukannya"diet ketat, pijatanpijatan, dan latihan senam yang teratur dan terus-menerus.
Ruth Van Rydock memandang temannya.
"Menurutmu, apakah kebanyakan orang akan mengira kau dan aku sesungguhnya seumur, Jane?"
Miss Marple menjawab dengan rasa setia kawan.
"Aku yakin mereka takkan mengira sama sekali,"
katanya meyakinkan. "Kukira kau tahu, aku kelihatan
sebagaimana mestinya aku pada usiaku ini!"
Miss Marple yang sudah beruban semua rambutnya, memiliki seraut wajah lembut kemerahan dan
berkeriput, serta sepasang mata biru yang polos. Ia
tampak seperti seorang wanita tua yang amat manis.
Tak seorang pun akan menjuluki Mrs. Van Rydock
seorang wanita tua. "Kurasa kau benar, Jane," kata Mrs. Van Rydock.
Tiba-tiba ia meringis. "Dan aku juga. Hanya saja dalam cara yang berbeda. Betapa hebatnya nenek tua
itu memelihara kecantikannya. Orang-orang sering
berkata begitu tentang diriku. Tapi mereka tahu bahwa sebenarnya aku sudah berumur! Dan, ya Tuhan,
sebetulnya aku juga merasa begitu!"
ag-1.indd 9 Ia mengenyakkan diri di kursi yang dilapisi satin
tampal. "Baiklah, stephanie," katanya. "Kau boleh keluar."
stephanie mengumpulkan baju itu dan keluar.
"stephanie tua yang baik," kata Ruth Van Rydock.
"Dia sudah bekerja untukku lebih dari tiga puluh tahun. satu-satunya wanita yang tahu bagaimana tampangku yang sebenarnya! Jane, aku ingin bercakap-cakap denganmu."
Miss Marple memajukan tubuhnya sedikit. Wajahnya
menunjukkan kesan siap mendengarkan. Tampaknya ia
tak pantas berada di kamar tidur hotel yang mewah dan
mahal itu. Ia mengenakan baju hitam yang agak suram
dan membawa tas belanja besar. setiap inci penampilannya menunjukkan bahwa ia seorang lady.
"Aku cemas, Jane. Tentang Carrie Louise."
"Carrie Louise?" Miss Marple mengulangi nama itu
sambil merenung. Nama itu membawa ingatannya
jauh ke masa lampau. sebuah pensionnat di Florence. Dirinya, seorang
gadis Inggris berwajah kemerahan dari Cathedral
Close. Kedua gadis Martin itu, gadis-gadis Amerika,
sangat menarik bagi si gadis Inggris, karena gaya bicara mereka yang aneh dan penuh vitalitas serta tingkah
laku mereka yang terbuka. Ruth yang jangkung, bersemangat, dan berada di puncak dunia, dan Carrie
Louise yang mungil, cantik, dan pendiam.
"Kapan terakhir kau bertemu dengannya, Jane?"
"Oh! sudah bertahun-tahun aku tidak bertemu dengannya. sekitar dua puluh lima tahun mungkin.
Tentu saja kami masih saling berkirim kartu Natal."
ag-1.indd 10 Betapa lucunya persahabatan! Dirinya, Jane Marple
yang masih muda dan kedua gadis Amerika itu. Hidup mereka sama sekali berbeda setelah lulus sekolah,
tapi rasa persahabatan itu masih ada; surat-menyurat,
kartu-kartu Natal. Memang aneh, ia paling sering bertemu dengan Ruth yang rumahnya"atau lebih tepat
rumah-rumahnya"berada di Amerika. Tidak, mungkin hal ini tidak aneh. seperti kebanyakan orang
Amerika yang segolongan dengannya, Ruth seorang
kosmopolitan. setiap satu atau dua tahun ia pergi ke
eropa dan tergesa-gesa ke London atau Paris, terus ke
Riviera, dan kembali lagi ke Amerika. Ia selalu ingin
meluangkan sedikit waktu di mana pun untuk berada
bersama teman-teman lamanya. Mereka sudah sering
bertemu seperti ini. Di Claridge"s, atau savoy, atau
Barkeley, atau Dorchester. sebuah perjamuan recherche,
saling mencurahkan rindu, dan kemudian cepat-cepat
mengucapkan selamat tinggal dengan mesra. Ruth tak
pernah punya waktu untuk mengunjungi st. Mary
Mead. Miss Marple sungguh-sungguh tak pernah
mengharapkan hal itu. Kehidupan orang mempunyai
temponya masing-masing. Hidup Ruth bertempo
presto, sedangkan Miss Marple puas dengan tempo
adagio. Jadi, Ruth yang Amerika itu yang lebih sering ditemuinya, sedangkan Carrie Louise yang tinggal di
Inggris tak pernah ditemuinya lebih dari dua puluh
tahun. Aneh memang, tapi cukup wajar, sebab kalau
kita tinggal di negara yang sama, tak perlu rasanya
membuat janji untuk bertemu teman-teman lama.
Kita menganggap bahwa cepat atau lambat kita toh
ag-1.indd 11 akan bertemu dengan mereka tanpa terduga. Kecuali
kalau jalan hidup kita berbeda, pertemuan itu takkan
terjadi. Jalan hidup Jane Marple dan Carrie Louise
tak pernah bertemu. Begitulah masalahnya. sederhana
sebetulnya. "Mengapa kau mencemaskan Carrie Louise, Ruth?"
tanya Miss Marple. "entahlah, aku memang begitu mencemaskannya!
Tapi aku tak tahu mengapa."
"Dia tidak sakit, bukan?"
"Dia sangat rapuh"sudah dari dulu. Aku tidak
mengatakan keadaannya lebih buruk dari biasanya,
karena dia juga baik-baik saja seperti kita semua."
"Dia tidak bahagia?"
"Oh, tidak." Tidak, memang tidak, pikir Miss Marple. sulit
membayangkan Carrie Louise merasa tidak bahagia,
tapi dalam kehidupannya pasti ada saat-saat ia merasa
tidak bahagia. Hanya saja sulit membayangkannya.
Bingung"ya"tidak percaya"ya"tapi dukacita yang
mendalam"tidak. Kata-kata Mrs. Van Rydock tentang Carrie Louise
tepat sekali. "Carrie Louise," katanya, "selalu hidup di luar dunia ini. Dia tidak tahu bagaimana harus hidup di
dunia ini. Mungkin itulah yang membuatku cemas."
"Keadaannya," Miss Marple mulai berujar, kemudian berhenti dan menggelengkan kepala. "Bukan,"
katanya. "Bukan karena keadaan, tapi karena dirinya sendiri," sahut Ruth Van Rydock. "Di antara kami berdua,
ag-1.indd 12 Carrie Louise-lah yang selalu mempunyai cita-cita.
Tentu saja waktu masih muda kita semua punya citacita. Itu lumrah. Kau bercita-cita untuk merawat
orang sakit lepra, Jane, dan aku bercita-cita menjadi
biarawati. Kita semua tidak mewujudkan cita-cita itu.
Pernikahan"kukira itu sebabnya"yang membuat
kita melupakan semuanya. Tapi kalau dihitung-hitung,
pernikahanku tidak terlalu buruk."
Miss Marple merasa Ruth mengatakannya dengan
hati-hati. Ruth pernah menikah tiga kali, setiap kali
dengan laki-laki kaya raya, dan perceraian-perceraian
itu malah membuat saldo banknya meningkat tanpa
sedikit pun menurunkan martabatnya.
"Memang," kata Mrs. Van Rydock, "aku selalu tabah. Kejadian-kejadian itu tidak membuatku putus
asa. Aku tidak berharap banyak dari kehidupan ini,
dan tentu saja aku juga tidak berharap banyak dari
kaum pria. Aku telah menjalani semuanya dengan
sangat baik dan tak ada rasa dendam. Tommy dan
aku masih berteman baik dan Julius sering minta pendapatku tentang bursa efek." Wajahnya sedikit mendung. "Kurasa hal itu yang membuatku mencemaskan
Carrie Louise. Dia selalu cenderung" kau tahu"
menikahi orang-orang aneh."
"Aneh?" "Orang-orang idealis. Carrie Louise selalu mendukung mereka. seperti waktu dia berumur tujuh belas
tahun. Dengan mata melotot dia mendengarkan
Gulbrandsen tua mengemukakan rencana-rencananya
bagi umat manusia. Padahal si tua itu sudah lebih dari
lima puluh tahun, tapi dia masih juga mau menikah
ag-1.indd 13 ain dengannya, seorang duda dengan anak-anak yang sudah
dewasa"semata-mata karena gagasan-gagasannya yang
manusiawi. Carrie Louise sampai terpana kalau mendengarkannya. seperti Desdemona dan Othello. Hanya
untungnya tak ada Iagu yang mengacaukan semuanya"
tapi bagaimanapun juga Gulbrandsen itu orang kulit
putih. Dia berkebangsaan swedia atau Norwegia, atau
entah apa." Miss Marple mengangguk dengan penuh pengertian.
Nama Gulbrandsen memang terkenal di seluruh dunia.
Pria yang sangat cerdas dan jujur, dan hartanya berlimpah, sehingga hanya usaha-usaha kemanusiaanlah satusatunya cara untuk menghabiskannya. Nama itu masih
dikenal sampai sekarang. yayasan Gulbrandsen, Badan
Penelitian Gulbrandsen, Rumah Administratif
Gulbrandsen, dan yang sangat populer di antara semuanya adalah akademi yang luas sekali untuk mendidik
anak-anak buruh. "Carrie Louise tidak menikah demi uangnya, kau
tahu," kata Ruth. "Kalau aku sudah pasti demi uangnya. Tapi Carrie Louise tidak. Aku tak tahu apa yang
akan terjadi seandainya Gulbrandsen tidak meninggal
sewaktu Carrie Louise berumur tiga puluh dua tahun.
Umur tiga puluh dua cocok sekali bagi seorang janda.
Berpengalaman dan masih laku."
Perawan tua yang sedang mendengarkannya itu
mengangguk pelan, sementara pikirannya samar-samar
melayang pada beberapa janda yang dikenalnya di
Desa st. Mary Mead. "Aku sangat gembira ketika Carrie Louise menikah
dengan Johnnie Restarick. Tentu saja laki-laki itu
ag-1.indd 14 menikahi Carrie Louise demi uangnya"atau mungkin
juga tidak, tapi yang pasti dia takkan mau menikahi
Carrie Louise, kalau Carrie Louise miskin. Johnnie itu
egois, suka berfoya-foya dan bermalas-malasan, tapi
itu jauh lebih aman daripada orang-orang idealis.
yang diinginkan Johnnie hanyalah kehidupan enak.
Dia ingin Carrie Louise pergi ke penjahit terbaik, memiliki kapal pesiar serta mobil-mobil, dan bersenangsenang dengannya. Laki-laki seperti itu aman sekali.
Beri dia kenyamanan dan kemewahan, maka dia akan
mendengkur keenakan seperti kucing dan berlaku manis sekali terhadapmu. Aku tak pernah menanggapi
rancangan-rancangan serta usaha-usaha teater Johnnie
dengan serius. Tetapi Carrie Louise sangat berminat
terhadapnya"memandang hal itu sebagai Seni dan
betul-betul mendorong Johnnie dalam lingkungan itu.
Tapi kemudian wanita yugoslavia yang menyebalkan
itu menarik Johnnie dan merampasnya dari Carrie
Louise. sebetulnya Johnnie tak ingin pergi. Jika saja
Carrie Louise mau menunggu dan mengerti, Johnnie
pasti kembali lagi kepadanya."
"Apakah Carrie Louise marah sekali waktu itu?"
tanya Miss Marple. "Itu lucunya. Aku tidak begitu yakin dia marah.
Dia betul-betul manis sekali menanggapi masalah itu,
tapi memang begitulah sikapnya. Dia memang manis.
Berhasrat menceraikan Johnnie supaya laki-laki itu
bisa menikahi makhluk itu. Malah Carrie Louise menawarkan untuk merawat kedua anak laki-laki Johnnie
dari perkawinannya yang pertama, sehingga mereka
tak perlu repot-repot lagi. Johnnie yang malang! Dia
ag-1.indd 15 ain terpaksa menikahi wanita itu dan hidup merana selama enam bulan bersamanya, sampai kemudian wanita
itu mengantarnya melewati tebing curam dalam mobil
berkecepatan tinggi. Orang-orang bilang kejadian itu
hanya kecelakaan, tapi menurutku itu dendam."
Mrs. Van Rydock berhenti sejenak, mengambil cermin, dan meneliti wajahnya dengan saksama. Ia mengambil penjepit dan menarik sehelai alisnya.
"Dan kemudian, minta ampun, Carrie Louise menikah lagi dengan laki-laki bernama Lewis serrocold.
Orang aneh lagi. seorang idealis! Oh, aku tidak mengatakan laki-laki itu tidak setia terhadapnya"kurasa dia
betul-betul setia"tapi dia telah digigit kutu yang sama,
sehingga dia bercita-cita untuk memperbaiki kehidupan
orang lain. Tapi sesungguhnya, kau tahu, hanya kita
yang mampu memperbaiki hidup kita sendiri."


Muslihat Dengan Cermin They Do It With Mirrors Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku tidak begitu yakin tentang hal itu," ujar Miss
Marple. "Hanya, tentu saja, bidang itu juga mengenal
mode, seperti baju-baju. (Omong-omong, apa kau
telah melihat rok rancangan terbaru Christian Dior")
Oh, sampai di mana aku tadi" Oh, ya, mode. yah,
usaha-usaha kemanusiaan juga mengenal mode. Pada
zaman Gulbrandsen dulu, yang terkenal adalah pendidikan. Tapi itu sudah kuno sekarang. Negara telah
turut campur tangan dalam hal itu. setiap orang berhak mendapatkan pendidikan, dan kebanyakan tak
peduli kalau sudah mendapatkannya! Remaja-remaja
berandalan"itu yang terkenal sekarang ini. Penjahatpenjahat muda dan calon-calon penjahat. setiap orang
tergila-gila pada mereka. Kau harus melihat mata
ag-1.indd 16 Lewis serrocold yang bersinar dari balik kacamatanya.
Penuh semangat menggebu-gebu! Dia itu salah seorang dari sekian banyak laki-laki dengan kemauan
yang besar sekali, mampu hidup hanya dengan sebuah
pisang dan sekeping roti bakar, dan mencurahkan seluruh energinya demi sebuah gagasan. Dan Carrie
Louise menelannya bulat-bulat, seperti dulu. Tapi aku
tidak menyukainya, Jane. Mereka mengadakan pertemuan-pertemuan di yayasan, dan seluruh tempat itu
dirombak untuk mewujudkan gagasan baru itu. Tempat itu sekarang menjadi pusat latihan bagi penjahatpenjahat remaja, lengkap dengan psikiater dan psikolog yang mungkin saja tidak begitu normal. Dan
tempat itu juga penuh sesak oleh ahli-ahli terapi,
guru-guru, dan orang-orang yang berminat pada gagasan itu, padahal kebanyakan dari mereka sendiri
juga gila. semua orang di sana aneh-aneh tingkahnya,
dan bayangkan, Carrie Louise-ku yang kecil tinggal di
tengah-tengah mereka!"
Ia berhenti, menatap Miss Marple dengan putus
asa. Miss Marple berkata dengan suara lirih bernada
bingung. "Tapi, Ruth, kau belum menceritakan apa yang
sebenarnya kautakutkan."
"Terus terang, aku tidak tahu! Dan itu membuatku
cemas. Aku baru saja mampir di sana, sekadar singgah. Dan aku merasa ada yang tidak beres. suasananya"di rumah itu"aku tahu aku tidak keliru. Aku
ini peka terhadap suasana, dari dulu sudah begitu.
Apakah aku pernah bercerita kepadamu, bagaimana
ag-1.indd 17 aku mendesak Julius untuk menjual Amalgamated
Cereals sebelum perang" Dan ternyata aku benar, bukan" ya, ada yang tidak beres di sana. Tapi aku tak
tahu mengapa dan apa penyebabnya. Apakah itu disebabkan oleh pemuda-pemuda berandalan yang mengerikan itu, atau karena letaknya berdekatan dengan
rumah" Aku tak dapat mengatakannya. Di sana ada
Lewis yang tenggelam dalam gagasan-gagasannya dan
tidak memperhatikan hal-hal lain sama sekali, dan
Carrie Louise" syukur baginya, dia tak pernah melihat atau mendengar apa pun, kecuali hal-hal yang
indah untuk dipandang, didengar, atau dipikirkan.
Memang manis, tapi hal itu tidak praktis. Bagaimanapun juga, yang namanya kejahatan itu ada, dan aku
menginginkan kau, Jane, untuk segera ke sana dan
menyelidiki apa masalahnya."
"Aku?" teriak Miss Marple. "Mengapa mesti aku?"
"sebab kau mempunyai bakat untuk hal-hal begituan. Kau selalu begitu. Kau selalu merupakan makhluk
manis dan lugu, Jane, tapi sebetulnya tak satu pun
kejadian dapat mengejutkanmu. Kau selalu percaya
bahwa hal-hal terburuk bisa terjadi."
"Hal-hal terburuk sering kali menjadi kenyataan,"
gumam Miss Marple. "Aku tidak dapat membayangkan, dari mana kau
mendapatkan pikiran-pikiran buruk tentang sifat-sifat
manusia, padahal kau tinggal di desa yang tenang dan
nyaman, sebuah dunia yang masih murni."
"Kau tak pernah tinggal di desa, Ruth. Hal-hal
yang terjadi di desa yang tenang dan masih murni
mungkin bisa mengejutkanmu."
ag-1.indd 18 "Oh, kurasa begitu. Maksudku, hal-hal itu tidak
mengejutkanmu. Jadi, kau bersedia pergi ke stonygates
dan menyelidiki apa yang tidak beres itu, bukan?"
"Tapi, Ruth sayang, itu sangat sulit untuk dilakukan."
"Tidak. Aku sudah memikirkan semuanya. Jika kau
tidak marah besar padaku, sebenarnya aku sudah menjalankan rencana itu."
Mrs. Van Rydock berhenti sejenak, memandang
dengan rasa sedikit tak enak pada Miss Marple, menyalakan rokoknya, dan kemudian menjelaskan maksudnya dengan agak gugup.
"Aku tahu, mau tak mau kau pasti mengakui bahwa setelah perang kau mengalami kesulitan di sanasini, seperti halnya orang-orang berpenghasilan kecil
lainnya"maksudku, untuk orang-orang seperti dirimu, Jane."
"Oh, ya, memang. Tapi karena kemurahan hati,
betul-betul kemurahan hati yang tulus dari keponakanku si Raymond, aku bisa hidup cukup."
"Lupakan keponakanmu sebentar," kata Mrs. Van
Rydock. "Carrie Lousie tidak tahu apa-apa tentang
keponakanmu"atau kalau dia mengenalnya, dia pasti
mengenalinya sebagai seorang penulis, dan pasti tidak
akan menduga bahwa penulis itu keponakanmu. Maksudku, seperti telah kubeberkan pada Carrie Louise,
keadaan Jane tersayang sangat susah. Bahkan kadangkadang hampir-hampir tak bisa makan, dan tentu saja
dia merasa sangat sungkan meminta bantuan pada
teman-teman lamanya. Aku berkata pada Carrie
Louise bahwa aku dan dia tak mungkin mengusulkan
ag-1.indd 19 bantuan keuangan, tapi kalau yang diusulkan itu suatu istirahat panjang dan nyaman dengan dikelilingi
lingkungan yang indah, bersama dengan seorang teman lama dan banyak makanan bergizi, sehingga dia
tak perlu memikirkan masalah-masalahnya?"Ruth
Van Rydock berhenti sejenak, kemudian melanjutkan
dengan sikap menantang, "nah, sekarang kau boleh
marah padaku, kalau kau mau."
Miss Marple membuka mata birunya yang bening
dengan sedikit terkejut. "Tapi mengapa aku harus marah kepadamu, Ruth"
Itu kan pendekatan yang cerdik dan masuk akal. Aku
yakin Carrie Louise termakan oleh ceritamu."
"Dia langsung menyuratimu. surat itu pasti sudah
tiba kalau kau pulang ke rumah nanti. Katakan sejujurnya, Jane, apakah kau merasa aku telah menghinamu" Apakah kau keberatan?"
Ia ragu-ragu, dan Miss Marple meneruskan kalimatnya dengan kata-kata yang jelas.
"Pergi ke stonygates sebagai sebuah objek amal"
atau kurang-lebih dengan suatu keadaan palsu" sama
sekali tidak"jika memang perlu. Kau merasa hal itu
perlu, dan aku cenderung setuju denganmu."
Mrs. Van Rydock menatapnya.
"Tapi mengapa" Apa yang telah kaudengar?"
"Aku tidak mendengar apa-apa. semata-mata hanya
karena keyakinanmu saja. Kau bukan wanita yang
suka mengada-ada, Ruth."
"Memang tidak, tapi aku tidak mempunyai pegangan yang pasti."
"Aku teringat," kata Miss Marple serius, "pada wak19
ag-1.indd 20 tu Minggu pagi di gereja dulu"Minggu Adven kedua. Aku duduk di belakang Grace Lamble dan sangat mencemaskan dirinya. sangat yakin, kau tahu,
bahwa ada sesuatu yang tidak beres"tidak beres sama
sekali"tapi aku tak bisa mengatakan apa. sungguh
suatu perasaan yang nyata dan tidak menyenangkan."
"Dan apa memang ada yang tidak beres?"
"Oh, ya. Ayahnya, laksamana tua itu, tingkahnya
sangat aneh akhir-akhir itu. Keesokan harinya dia menyerang Grace dengan sebuah palu pemecah batu
bara, sambil berteriak bahwa Grace adalah anti-Kristus
yang sedang menyamar sebagai putrinya. Dia hampir
membunuh Grace. Lalu mereka membawanya ke rumah sakit jiwa, dan pelan-pelan Grace pulih kembali
setelah beberapa bulan dirawat di rumah sakit"tapi
kejadian itu nyaris berakibat fatal."
"Dan kau memang sungguh-sungguh mempunyai
suatu praduga pada hari itu di gereja?"
"Kurasa itu bukan praduga, melainkan lebih didasarkan pada fakta. Memang biasanya begitu, tapi tidak setiap orang langsung menyadarinya waktu itu.
Grace memakai topi hari Minggu-nya terbalik. Hal
itu penting sekali artinya, sungguh, karena Grace
Lamble seorang wanita yang sangat teliti, bukan linglung atau ceroboh"dan keadaan yang membuatnya
tak menyadari bahwa dia telah mengenakan topinya
terbalik ke gereja pastilah luar biasa sekali. Ayahnya,
kau tahu, telah melemparkan sebuah penindih kertas
dari marmer ke arahnya, dan ternyata yang kena kaca
cermin, sehingga pecah berantakan. Grace mengambil
ag-1.indd 21 topinya, memakainya, dan buru-buru keluar rumah.
semata-mata untuk menjaga penampilannya dan agar
para pelayan tidak mendengar apa-apa. Kau tahu,
sebenarnya ia melakukan semuanya itu untuk menutupi temperamen Papa Laksamana tersayang itu. Padahal mestinya ia menyadari hal itu dengan jelas. Ayahnya selalu mengeluh tentang adanya mata-mata atau
musuh"gejala-gejala yang lazim, sebenarnya."
Mrs. Van Rydock memandang temannya dengan
penuh hormat. "Rasa-rasanya, Jane," katanya, "Desa st. Mary
Mead-mu itu bukan daerah tempat tinggal yang sepi
seperti yang selalu kubayangkan."
"sifat manusia, sayang, sama di mana-mana. Hanya saja lebih sulit memperhatikan semuanya itu di
kota." "Jadi, kau bersedia pergi ke stonygates?"
"Aku bersedia pergi ke stonygates. Memang sedikit
tidak jujur, mungkin, bagi keponakanku Raymond.
Maksudku, membuat orang mengira seolah-olah dia
tidak membantuku. Bagaimanapun juga, anak manis
itu sekarang berada di Meksiko selama enam bulan.
Dan kalau dia kembali nanti, semuanya akan sudah
usai." "Apanya yang usai?"
"Undangan Carrie Louise pasti tidak menyebutkan
waktu kunjungan yang jelas. Tiga minggu, mungkin"sebulan. Cukup lama."
"Bagimu untuk menyelidiki apa yang tidak beres?"
"Bagiku untuk menyelidiki apa yang tidak beres."
ag-1.indd 22 "Oh, Jane," kata Mrs. Van Rydock, "kau sangat
yakin pada dirimu sendiri, bukan?"
Miss Marple tampak sedikit tersinggung.
"Kau menaruh kepercayaan padaku, Ruth. Begitulah katamu tadi, aku hanya bisa berjanji padamu
bahwa aku akan berusaha sebisa-bisanya untuk membuktikan keyakinanmu."
ag-1.indd 23 seBeLUM mengejar kereta apinya untuk kembali ke
st. Mary Mead (hari Rabu ada potongan khusus untuk tiket kereta api), Miss Marple, dengan gaya seorang wanita pengusaha yang saksama, mengumpulkan
data tertentu. "Carrie Louise dan aku sudah lama tidak berhubungan, kecuali pada saat-saat tertentu, seperti hari
Natal, kami masih saling berkirim kartu atau kalender. Aku menginginkan fakta-fakta, Ruth, juga gambaran tentang siapa-siapa yang bakal kujumpai di
stonygates." "yah, kau tahu tentang pernikahan Carrie Louise
dengan Gulbrandsen. Tak ada anak-anak, dan Carrie
Louise sangat memprihatinkan hal itu. Gulbrandsen
seorang duda dengan tiga anak laki-laki yang sudah
dewasa. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang anak. Pippa, begitulah namanya"anak
yang cantik. Dia berumur dua tahun ketika mereka
mengadopsinya." ag-1.indd 24 "Dari mana asal anak itu" Bagaimana latar belakangnya?"
"yah, Jane, aku tidak ingat"mungkin juga, aku
tak pernah mendengarnya. Dari suatu badan adopsi,
mungkin" Atau mungkin juga dia anak haram yang
pernah didengar Gulbrandsen. Mengapa" Apakah menurutmu hal itu penting?"
"yah, kita memang selalu ingin mengetahui latar
belakang orang, bukan" Tolong lanjutkan ceritamu."
"selanjutnya Carrie Louise mengetahui dirinya hamil. Aku tahu dari para dokter bahwa hal itu memang sering terjadi."
Miss Marple mengangguk. "Aku juga tahu."
"Bagaimanapun juga, dia memang hamil. Lucunya
Carrie Louise merasa sedikit tertekan, jika kau mengerti maksudku. Pada mulanya tentu saja dia merasa bahagia sekali. Tetapi saat itu dia telah mencurahkan
kasih sayangnya pada Pippa sehingga dia merasa sedikit bersalah kalau sampai anak itu merasa tersisihkan.
Lalu Mildred lahir. Persis seperti GulbrandsenGulbrandsen lainnya"tegap dan sehat"tapi tampangnya betul-betul biasa. Carrie Louise selalu berusaha
keras untuk tidak membuat perbedaan antara anak
angkat dan anak kandungnya, sehingga aku merasa
dia cenderung memanjakan Pippa dan meremehkan
Mildred. Kadang-kadang kurasa Mildred membenci
hal itu. Bagaimanapun juga, aku jarang bertemu dengan mereka. Pippa tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan Mildred tumbuh menjadi gadis yang
biasa-biasa saja. eric Guldbrandsen meninggal ketika
ag-1.indd 25 Mildred berumur lima belas dan Pippa delapan belas
tahun. Pada waktu berumur dua puluh tahun, Pippa
menikah dengan seorang Italia, Marchese di san
severiano"oh, betul-betul bangsawan sejati"dia itu
petualang atau sejenisnya. Pippa akan menjadi seorang
ahli waris (tentu saja, kalau tidak san severiano takkan mau menikahinya"kau tahu bagaimana sikap
orang-orang Itali!). Gulbrandsen mewariskan jumlah
yang sama besarnya untuk anak kandung dan anak
angkatnya. Mildred menikah dengan seorang pendeta
strete"laki-laki yang baik, tapi pikirannya kuno. sekitar sepuluh atau lima belas tahun lebih tua darinya.
Kurasa pernikahan mereka cukup bahagia.
"suami Mildred meninggal tahun lalu dan Mildred
kembali ke stonygates untuk tinggal bersama ibunya.
Ah, ceritaku terlalu cepat, aku melupakan satu atau
dua pernikahan lainnya. Kuceritakan ya. Pippa menikah dengan orang Itali-nya. Carrie Louise gembira
sekali. Guido baik dan sangat tampan, dan juga olahragawan yang hebat. setahun kemudian Pippa mempunyai seorang putri dan meninggal ketika melahirkannya. Kejadian itu betul-betul tragis dan Guido san
severiano sangat terpukul karenanya. Carrie Louise
sering bolak-balik antara Itali dan Inggris, dan sewaktu di Roma, dia bertemu dengan Johnnie
Restarick dan menikah dengannya. Bangsawan Itali
itu juga menikah lagi dan bersedia membiarkan putrinya dibesarkan di Inggris untuk diasuh oleh neneknya
yang kaya raya. Jadi, mereka semua tinggal di
stonygates"Johnnie Restarick dan Carrie Louise, dan
dua anak laki-laki Johnnie, Alexis dan stephen (istri
ag-1.indd 26 pertama Johnnie adalah seorang Rusia), dan si bayi
Gina. Mildred menikah dengan pendetanya setelah
itu. Lalu muncul masalah. Johnnie terlibat dengan
seorang wanita yugoslavia, lalu bercerai dari Carrie
Louise. Anak-anak laki-lakinya tetap tinggal di
stonygates selama hari-hari libur, dan mereka sangat
menyayangi Carrie Louise. Pada tahun 1983, kurasa,
Carrie Louise menikah dengan Lewis."
Mrs. Van Rydock berhenti untuk bernapas.
"Kau belum pernah bertemu dengan Lewis?"
Miss Marple menggelengkan kepala.
"Tidak, kukira terakhir kali aku bertemu dengan
Carrie Louise adalah di tahun 1928. Dia baik sekali,
mengajakku ke Covent Garden untuk menonton
opera." "Oh, ya. yah, Lewis orang yang sangat tepat baginya. Dia dulunya pemimpin sebuah kantor akuntan
publik yang sangat terkenal. Kukira pertama kali dia
bertemu dengan Carrie Louise pada saat adanya persoalan keuangan di yayasan dan Dana Pendidikan
Gulbrandsen. Dia cukup kaya, sebaya dengan Carrie
Louise, dan jujur. Tapi dia itu gila. Dia tergila-gila
pada gagasan tentang penyadaran dan pemulihan kembali para penjahat muda."
Ruth Van Rydock menarik napas.
"seperti kubilang tadi, Jane, usaha-usaha kemanusiaan juga mengenal mode. Pada zaman Gulbrandsen
dulu, pendidikan. sebelum itu, yang terkenal dapurdapur pemasak sop."
Miss Marple mengangguk.

Muslihat Dengan Cermin They Do It With Mirrors Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"ya, memang. Agar-agar anggur dan kaldu kepala
ag-1.indd 27 sapi untuk diberikan kepada si sakit. Ibuku biasa
melakukannya dulu." "Betul. Memberi makan tubuh berubah menjadi
memberi makan otak. setiap orang tergila-gila untuk
mendidik masyarakat kelas rendah. yah, itu pun akan
berlalu juga. Di masa depan, menurutku yang akan
menjadi mode adalah mengabaikan pendidikan anakanak kita, membiarkan mereka buta huruf sampai
usia delapan belas tahun. Bagaimanapun juga, yayasan
dan Dana Pendidikan Gulbrandsen mengalami kesulitan sewaktu Negara mengambil alih pekerjaan mereka.
Lalu muncul Lewis dengan semangatnya yang menggebu-gebu untuk menciptakan latihan yang sifatnya
membangun para remaja berandalan itu. Gagasan itu
terbentuk karena dalam pekerjaannya mengaudit rekening-rekening, dia menemukan pemuda-pemuda cerdas yang melakukan kesalahan-kesalahan. Dia jadi semakin yakin bahwa para remaja berandalan itu
bukannya bodoh, tapi sebenarnya memiliki otak cerdas serta kemampuan. yang mereka butuhkan adalah
pengarahan yang tepat."
"Itu memang betul," ujar Miss Marple. "Tapi tidak
secara keseluruhan. Aku ingat?"
Ia berhenti dan memandang jam tangannya.
"Oh, astaga"jangan sampai aku ketinggalan kereta
yang jam 18.30." Ruth Van Rydock berkata dengan nada mendesak.
"Jadi, kau bersedia pergi ke stonygates?"
sambil mengangkat tas belanjaan serta payungnya,
Miss Marple berkata, ag-1.indd 28 "Jika Carrie Louise mengundangku?"
"Dia pasti mengundangmu. Kau bersedia, kan" Janji, Jane?"
Jane Marple berjanji. ag-1.indd 29 III MIss MARPLe turun dari kereta api di stasiun Market
Kindle. salah seorang penumpang yang ramah membantu menurunkan tas kopernya. Miss Marple, yang
memegang tas jalanya erat-erat, serta sebuah tas tangan kulit yang sudah usang, dan beberapa bungkusan kecil lainnya, menggumamkan kata-kata penuh
terima kasih. "Anda baik sekali. sekarang ini susah mencari tukang angkut barang. saya sering kerepotan kalau bepergian."
Kata-katanya itu tenggelam ditelan suara bising kepala stasiun yang mengumumkan dengan keras tapi
tidak jelas, bahwa kereta jam 15.18 sudah berada di
peron, dan akan segera berangkat menuju berbagai
stasiun tak dikenal. Market Kindle adalah stasiun besar yang sepi. Hampir-hampir tak ada penumpang yang turun di sana
dan petugas stasiunnya jarang kelihatan. yang terlihat
ag-1.indd 30 jelas di sana adalah enam peron dan sebuah kompartemen, tempat sebuah kereta yang sangat kecil yang
hanya terdiri atas satu gerbong, mengepul-ngepul malas.
Miss Marple, yang berpakaian lebih lusuh daripada
biasanya (untung ia belum menyumbangkan pakaianpakaian lamanya), memandang ke sekelilingnya dengan ragu-ragu, ketika tiba-tiba seorang pemuda
mendekatinya. "Miss Marple?" katanya. Tak disangka suara pemuda itu kedengaran sedikit dramatis, seolah-olah namanya adalah kata pertama dalam peran yang sedang
dimainkan di sebuah teater amatir. "saya datang untuk menjemput Anda"dari stonygates."
Miss Marple memandangnya dengan penuh syukur.
Kalau saja pemuda itu sempat memperhatikan sepasang mata birunya yang tajam. Kepribadian pemuda
itu hampir tak sepadan dengan suaranya. Kepribadiannya malah tak begitu menarik, bahkan bisa dibilang
sangat biasa. Kelopak matanya sering berkedip-kedip,
seolah-olah ia sedang gugup.
"Oh, terima kasih," kata Miss Marple. "Hanya ada
koper ini saja kok."
Miss Marple melihat pemuda itu tidak mengangkat
sendiri tas kopernya. Ia menjentikkan jarinya, memanggil seorang tukang barang yang sedang mendorong beberapa kotak di sebuah kereta dorong.
"Tolong bawakan ini," katanya, dan menambahkan,
"untuk stonygates."
Tukang barang itu menyahut ramah,
"Pasti. Takkan lama."
ag-1.indd 31 Miss Marple membayangkan kenalan barunya tidak
terlalu gembira mendengar jawaban itu. Kelihatannya
seperti Istana Buckingham dianggap sama tidak pentingnya seperti Laburnum Road Nomor 3.
Ia berkata, "stasiun ini semakin hari semakin tidak
keruan!" sambil membimbing Miss Marple menuju pintu
keluar, ia berkata lagi, "saya edgar Lawson. Mrs.
serrocold meminta saya menjemput Anda. saya membantu Mr. serrocold."
sekali lagi terasa ada petunjuk samar bahwa ia pria
sibuk dan penting, yang dengan lihai dapat mengesampingkan kesibukannya untuk menunaikan tugas
yang dilimpahkan istri majikannya.
Dan sekali lagi kesan itu tidak betul-betul meyakinkan, melainkan mengandung gaya teaternya.
Miss Marple mulai ingin tahu tentang edgar
Lawson. Mereka keluar dari stasiun. edgar membimbing
wanita tua itu menuju mobil Ford V. 8 yang sudah
agak kuno. Ia baru saja hendak berkata, "Apakah Anda mau
duduk di depan dengan saya, atau Anda lebih suka
duduk di belakang?" ketika muncul sesuatu yang
lain. sebuah Rolls Bentley dengan dua tempat duduk
yang masih baru dan berkilat menderu di halaman
stasiun, dan berhenti di depan Ford itu. seorang wanita muda yang sangat cantik melompat keluar dari
dalamnya dan mendekati mereka. Ia mengenakan celana korduroi kotor serta kemeja sederhana yang ter31
ag-1.indd 32 buka di bagian lehernya, namun itu malah menimbulkan kesan bahwa ia bukan hanya cantik, tapi juga
mahal. "Halo, edgar. Kupikir aku terlambat. Ternyata kau
sudah menjemput Miss Marple. Aku datang untuk
bertemu dengannya." senyumnya yang memesona tertuju pada Miss Marple, menunjukkan sederetan gigi
yang bagus di wajah selatannya yang kecokelatan.
"saya Gina," katanya. "Cucu Carrie Louise. Bagaimana perjalanan Anda tadi" Betul-betul tak menyenangkan, ya" Aduh, tas jala Anda bagus sekali. saya sangat
menyukai tas jala. Mari saya bawakan, dan mantelnya
juga. Anda bisa lebih nyaman."
Wajah edgar memerah. Ia memprotes.
"He, Gina, aku datang kemari untuk menjemput
Miss Marple. semuanya sudah diatur."
sekali lagi sederetan gigi itu tampak pada senyum
lebarnya yang tak acuh. "Oh, aku tahu edgar, tapi tiba-tiba kupikir akan
lebih baik kalau aku datang kemari. Aku akan mengantarnya dengan mobilku. Kau bisa menunggu dan
membawa tas-tas kopernya."
Gina membanting pintu mobilnya setelah Miss
Marple duduk, berlari mengitari mobil itu, melompat
ke tempat duduk sopir, dan mereka melaju keluar
dari stasiun. Ketika menoleh ke belakang, Miss Marple memperhatikan wajah edgar Lawson.
"saya rasa, Nak," katanya, "Mr. Lawson tidak begitu senang."
Gina tertawa. ag-1.indd 33 "edgar itu pengecut yang bodoh," katanya. "selalu
membesar-besarkan segalanya, sehingga Anda akan
mengira dia itu penting!"
Miss Marple bertanya, "Apakah dia tidak penting?"
"edgar?" Terasa ada kesan jahat pada tawa Gina
yang terdengar menghina. "Oh, dia gila."
"Gila?" "semua yang tinggal di stonygates gila," kata Gina.
"Maksud saya bukan Lewis dan Grandam, juga bukan
saya sendiri dan anak-anak laki-laki itu"dan tentu
saja, bukan Miss Bellever. Tapi yang lainnya. Kadangkadang saya merasa saya juga sedikit gila sejak tinggal
di sana. Bahkan Bibi Mildred sering berjalan-jalan di
luar sambil menggumam pada dirinya sendiri sepanjang waktu, padahal Anda tidak mengharapkan seorang janda pendeta berkelakuan seperti itu, bukan?"
Mereka keluar dari gerbang stasiun dan mulai melaju di jalanan yang halus dan sepi. Gina melirik
sekilas pada teman perjalanannya.
"Anda dulu satu sekolah dengan Grandam, bukan"
Rasanya aneh membayangkan hal itu."
Miss Marple tahu betul maksudnya. Bagi kaum
muda, rasanya memang aneh membayangkan orangorang tua dulunya juga pernah muda, dengan rambut
dikucir, bersusah payah mempelajari angka-angka pecahan dan bahasa Inggris.
"Pasti sudah sangat lama," kata Gina dengan suara
kagum, sudah pasti tak bermaksud kurang ajar.
"ya, memang," sahut Miss Marple. "Dan kau lebih
ag-1.indd 34 merasakannya pada diriku ketimbang nenekmu, kurasa."
Gina mengangguk. "Lucu juga Anda bisa mengatakan hal itu. Grandam, Anda tahu, membuat orang
tidak menyadari umurnya."
"sudah lama sekali sejak saya bertemu dengannya.
Apakah dia banyak berubah?"
"Tentu saja rambutnya sudah mulai kelabu sekarang," kata Gina lirih. "Dan dia berjalan dengan bantuan tongkat, gara-gara rematiknya. Akhir-akhir ini
penyakitnya itu semakin buruk saja. saya rasa itu?"
ia berhenti, lalu bertanya, "Apakah Anda pernah ke
stonygates sebelumnya?"
"Tidak, tak pernah. Tapi sudah banyak yang kudengar mengenainya."
"sesungguhnya, tempatnya agak menyeramkan,"
kata Gina riang. "Bangunannya bergaya Gothic. steve
menyebutnya Kamar Mandi Terbaik dari zaman
Victoria. Tapi tempatnya lucu juga. Hanya saja segalanya tidak keruan, dan di mana-mana Anda pasti menjumpai psikiater menghalangi Anda. Mereka bersenang-senang sendiri, tak memedulikan kami. Mirip
pandu-pandu kepramukaan, hanya lebih buruk. Para
penjahat muda itu malah lebih manis"yah, beberapa
dari mereka. salah seorang menunjukkan pada saya
cara membuka gembok dengan menggunakan seutas
kawat, dan seorang anak laki-laki lain yang bertampang polos memberi saya banyak petunjuk untuk
menipu orang lain." Miss Marple mempertimbangkan informasi tersebut
dengan serius. ag-1.indd 35 "yang paling saya senangi adalah tukang-tukang
pukul itu," kata Gina. "saya tidak membayangkan
yang aneh-aneh. Tentu saja Lewis dan Dr. Maverick
berpendapat mereka semua aneh"maksud saya, mereka mengira penyebabnya adalah keinginan-keinginan
terpendam, atau kehidupan keluarga yang tidak keruan, atau karena ibu mereka minggat dengan tentara,
dan lain sebagainya. Tapi saya sendiri tidak begitu
mengerti, karena ada yang kehidupan keluarganya tidak keruan, tapi berhasil menjadi orang-orang baik."
"saya yakin itu permasalahan yang sangat sulit,"
kata Miss Marple. Gina tertawa sekali lagi, memamerkan gigi-giginya
yang bagus. "saya tidak begitu memedulikan semuanya. saya
rasa ada orang-orang yang memang terdorong untuk
membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik.
Lewis betul-betul tergila-gila mengenainya. Dia akan
pergi ke Aberdeen minggu depan, sebab di sana akan
ada sebuah kasus di pengadilan kepolisian"seorang
anak laki-laki yang didakwa dengan lima tuduhan."
"Pemuda yang menjumpai saya di stasiun" Mr.
Lawson. Katanya dia membantu Mr. serrocold. Apakah dia sekretaris Mr. serrocold?"
"Oh, edgar tak punya cukup otak untuk menjadi
sekretaris. sebenarnya, dia itu juga kasus. Dia dulunya
suka tinggal di hotel-hotel dan berpura-pura menjadi
V.C. atau pilot pesawat tempur, meminjam uang, dan
kemudian minggat. Menurut saya, dia cuma penipu.
Tetapi Lewis menyamakan mereka semua. Membuat
mereka merasa menjadi satu keluarga dan memberi
ag-1.indd 36 pekerjaan-pekerjaan yang dapat meningkatkan rasa
tanggung jawab pada diri mereka. saya berani bilang,
suatu hari kita bisa dibunuh oleh salah seorang dari
mereka." Gina tertawa gembira.
Miss Marple tidak tertawa.
Mereka menikung melewati beberapa pintu gerbang
besar dengan seorang serdadu berdiri siaga dalam sikap militer, dan terus melaju melewati sebuah jalanan
kecil yang sisinya diapit rhododendron. Jalanan itu rusak berat dan halamannya tampak tidak terurus.
Menangkap pandangan teman seperjalanannya,
Gina berkata, "Tak ada tukang kebun selama petang,
dan sejak itu kami tidak memedulikannya. Tapi memang kelihatannya agak menyeramkan."
Mereka menikung lagi, dan kemudian tampaklah
stonygates dengan segala kemegahannya. seperti kata
Gina tadi, bangunan itu bergaya Victoria Gothic yang
besar sekali"sejenis kuil bagi penganut Pluto. Usahausaha kemanusiaan yang sedang berlangsung di sana
menyebabkan bertambahnya berbagai sayap dan bangunan-bangunan luar, yang jelas-jelas berbeda gayanya dengan bangunan asli, sehingga kelihatannya bangunan-bangunan itu tidak menyatu.
"seram, bukan?" kata Gina ramah. "Itu dia
Grandam di teras. saya berhenti saja di sini, dan
Anda bisa turun menjumpainya."
Miss Marple berjalan menuju teras, menjumpai teman lamanya.
Dari kejauhan, tubuh langsing itu tampak muda,
meskipun harus disangga sebuah tongkat dan jalannya
agak lamban dan terasa menyakitkan. Tampaknya se36
ag-1.indd 37 perti gadis muda yang sedang menirukan gerak-gerik
wanita tua. "Jane," kata Mrs. serrocold.
"Carrie Louise sayang."
ya, tak salah lagi, ia memang Carrie Louise. Aneh
memang, ia tak berubah, masih tetap awet muda, walaupun berbeda dengan saudaranya. Ia tidak memakai
kosmetik atau bantuan-bantuan lain untuk mempertahankan kemudaannya. Rambutnya memang sudah
kelabu, tapi dari dulu rambutnya sudah agak keperakperakan dan warnanya tidak begitu berubah. Kulitnya
masih putih kemerahan, meskipun sekarang sudah
berkeriput. Matanya masih memancarkan sinar lugu.
Tubuhnya masih langsing seperti saat ia gadis dulu,
dan kepalanya masih tegak seperti burung.
"Maafkan aku," kata Carrie Louise dengan suara
merdunya, "karena lama tak menghubungimu. sudah
bertahun-tahun aku tidak bertemu denganmu, Jane
sayang. sungguh menyenangkan kau akhirnya bisa
datang kemari mengunjungi kami."
Dari ujung teras, Gina memanggil.
"Grandam, masuklah. Di luar dingin, nanti Jolly
marah." Carrie Louise tertawa kecil.
"Mereka semua meributkan diriku," katanya. "Mereka menganggapku wanita tua."
"Padahal kau tidak merasa tua."
"Tidak, aku tak merasakannya, Jane. Biarpun banyak penyakit yang kuderita. Di dalam hati aku merasa muda seperti Gina. Mungkin setiap orang juga
begitu. Cermin menunjukkan betapa tua diri kita,
ag-1.indd 38 dan kita tidak memercayainya. Rasanya baru beberapa bulan yang lalu kita berada di Florence. Apa kau
masih ingat Fraulein schweich dan sepatu botnya?"
Kedua wanita tua itu tertawa, terkenang kejadiankejadian hampir setengah abad yang lalu.
Mereka berjalan bersama menuju pintu samping.
Di ambang pintu itu, seorang wanita setengah baya
yang tegap menyambut mereka. Ia memiliki hidung
angkuh, rambut pendek, dan memakai baju wol longgar yang bagus potongannya.
Ia berkata galak, "Kau sungguh-sunggu gila, Cara, keluar sore-sore
begini. Kau betul-betul tak mampu menjaga dirimu


Muslihat Dengan Cermin They Do It With Mirrors Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sendiri. Apa kata Mr. serrocold nanti?"
"Jangan memarahiku, Jolly," kata Carrie Louise memohon.
Ia memperkenalkan Miss Bellever pada Miss
Marple. "Ini Miss Bellever. Dia segala-galanya bagiku. Perawat, naga, anjing penjaga, sekretaris, pengatur rumah
tangga, dan teman yang sangat setia."
Juliet Bellever mendengus, ujung hidungnya yang
besar kemerah-merahan. "saya hanya melakukan apa yang bisa saya lakukan," katanya mengomel. "Ini rumah gila. Kita tak
bisa mengatur sesuatu yang rutin di sini."
"Jolly sayang, tentu saja kita tak bisa melakukannya.
Aku heran mengapa kau ingin mencobanya. Kamar
mana yang kausiapkan untuk Miss Marple?"
"Kamar Biru. Bisa kutunjukkan kamarnya?" tanya
Miss Bellever. ag-1.indd 39 "ya, tolong antarkan dia, Jolly. Dan kemudian ajak
dia turun minum teh. Kurasa hari ini kita akan minum teh di perpustakaan."
Kamar Biru ternyata dihiasi dengan gorden brokat
biru tua yang sudah pudar warnanya, yang menurut
taksiran Miss Marple pasti sudah sekitar lima puluh
tahun umurnya. Perabotannya terbuat dari kayu mahoni. Bentuknya besar dan kuat. Tempat tidurnya,
yang juga terbuat dari kayu mahoni, besar sekali serta
mempunyai empat tiang. Miss Bellever membuka sebuah pintu penghubung ke kamar mandi. Di luar
dugaan, kamar mandinya modern, dengan warna
ungu seperti anggrek dan perabotnya terbuat dari
krom yang berkilat-kilat.
Miss Bellever berkata, "John Restarick menyuruh membuat sepuluh kamar mandi di rumah ini ketika dia menikah dengan
Cara. satu-satunya hal yang dipermodern di rumah
ini adalah pipa-pipa air ledengnya. John Restarick tak
mau yang lainnya dipugar. Menurut dia seluruh tempat ini peninggalan kuno yang hebat. Apakah Anda
mengenalnya?" "Tidak, saya tak pernah bertemu dengannya. Mrs.
serrocold dan saya jarang bertemu, meskipun kami
selalu berkirim surat."
"Orangnya lumayan," kata Miss Bellever. "Tapi tidak berguna! Pemboros. Tapi senang juga kalau dia
berada di rumah ini. Daya tariknya hebat. Kaum wanita terlalu menyukainya. Dan akhirnya dia yang
merusak perkawinan itu. sesungguhnya dia bukan
tipe yang cocok bagi Cara."
ag-1.indd 40 Miss Bellever melanjutkan kata-katanya dengan sikap tegas dan praktis, "Pembantu rumah tangga akan
membongkar bawaan Anda dan mengaturnya. Apakah
Anda ingin membersihkan diri sebelum minum
teh?" Miss Marple mengiyakan dan Miss Bellever berkata
ia akan menunggu di ujung tangga.
Miss Marple pergi ke kamar mandi, mencuci tangan, dan mengeringkannya dengan agak gugup pada
sebuah handuk ungu yang sangat bagus. Kemudian ia
mencopot topinya dan mengatur rambutnya yang putih halus agar rapi.
Ketika ia membuka pintu, Miss Bellever sedang
menunggunya. Ia diantar menuruni tangga yang besar
dan suram, menyeberangi lorong lebar dan gelap, dan
kemudian masuk ke sebuah kamar penuh dengan rakrak buku setinggi langit-langit, dan sebuah jendela
besar yang menghadap ke danau buatan.
Carrie Louise sedang berdiri di samping jendela
itu. Miss Marple menghampirinya.
"Betapa besarnya rumah ini," kata Miss Marple.
"salah-salah aku bisa tersesat di dalamnya."
"ya, aku tahu. Agak aneh sebenarnya. Rumah ini
dibangun oleh seorang raja besi dulunya"atau entah
oleh siapa. Tak lama kemudian dia bangkrut. Tak heran. Rumah ini memiliki empat belas kamar duduk"
semuanya besar-besar. Aku tidak mengerti, apa maunya orang yang membutuhkan lebih dari satu kamar
duduk. Belum lagi kamar-kamar tidurnya yang luas.
Begitu banyak tempat yang tidak perlu. Kamar tidurku besar sekali dan jarak antara tempat tidur dan
ag-1.indd 41 meja riasku cukup jauh. selain itu kamarku juga dihiasi gorden-gorden merah tua yang berat."
"Kau tidak memodernisasi dan mendekorasinya
kembali?" Carrie Louise tampak sedikit terkejut.
"Tidak. secara keseluruhan tempat ini hampir sama
seperti ketika aku tinggal pertama kali dengan eric
dulu. Memang sudah dicat ulang, tapi warnanya tetap
sama. Hal-hal seperti itu tidak penting, bukan" Maksudku, tidak pantas rasanya kalau aku mengeluarkan
banyak uang untuk hal-hal seperti itu, padahal masih
banyak hal lain yang jauh lebih penting."
"Apakah tak pernah ada perubahan sama sekali di
rumah ini?" "Oh, ya"banyak sekali. Kami hanya mempertahankan bagian tengah rumah ini"ruang duduk besar
dan kamar-kamar di sisi-sisinya. Kamar-kamar itulah
yang terbaik. Johnnie"suamiku yang kedua"mengagumi kamar-kamar itu dan berkata bahwa kamar-kamar itu tak boleh disentuh atau diubah. Dia memang
seorang artis dan juga perancang, jadi dia tahu halhal seperti itu. Tetapi bagian barat dan timur telah
dirombak sama sekali. Kamar-kamarnya disekat dan
dibagi-bagi, sehingga kami mempunyai kantor-kantor
dan kamar-kamar tidur untuk para staf pengajar dan
sebagainya. Anak-anak laki-laki itu semua ditempatkan
di bangunan akademi. Kau bisa melihatnya dari
sini." Miss Marple melihat ke luar, memandang sebuah
bangunan besar berdinding merah bata yang tampak
di balik sederatan pohon rindang. Kemudian matanya
ag-1.indd 42 tertuju pada sesuatu yang lebih dekat jaraknya, dan ia
tersenyum kecil. "Gina itu cantik sekali," katanya.
Wajah Carrie Louise menjadi cerah.
"ya," katanya lembut. "senang rasanya dia mau
tinggal di sini lagi. Aku mengirimnya ke Amerika
dulu, ketika perang baru mulai"ke Ruth. Apakah
Ruth pernah membicarakannya?"
"Tidak. Dia hanya menyinggungnya sekilas."
Carrie Louise mengeluh. "Ruth yang malang! Dia betul-betul kecewa dengan
pernikahan Gina. Tapi sudah berkali-kali kukatakan
padanya bahwa aku tidak menyalahkannya. Ruth tidak menyadari, seperti diriku, bahwa penghalang-penghalang lama serta perbedaan golongan sudah pupus
sekarang"atau paling tidak, segera pupus."
"Gina sedang menjalankan tugas perangnya, dan
dia bertemu dengan pemuda itu. seorang Angkatan
Laut dengan catatan perang yang sangat baik. seminggu kemudian mereka menikah. Tentu saja terlalu cepat, sehingga tak ada waktu untuk mengetahui apakah mereka betul-betul cocok satu sama lain"tapi
begitulah zaman sekarang ini. Orang-orang muda adalah milik generasi mereka sendiri. Bisa saja kita menganggap mereka tidak bijaksana dalam bertindak, tapi
kita harus menerima keputusan-keputusan mereka.
Tetapi Ruth betul-betul kecewa."
"Dia merasa pemuda itu tidak layak?"
"Dia berpendapat kita tidak tahu apa-apa tentang
pemuda itu. Dia berasal dari bagian Barat Tengah dan
tidak mempunyai uang, dan tentu saja tidak mempu42
ag-1.indd 43 nyai pekerjaan. Ada beratus-ratus anak laki-laki seperti
dia di mana-mana, tapi Ruth tak bisa menentukan
mana yang tepat untuk Gina. Bagaimanapun juga,
pernikahan itu tetap berlangsung. Aku gembira sekali
ketika Gina menerima undanganku untuk datang
kemari bersama suaminya. Ada banyak pekerjaan di
sini"berjenis-jenis jumlahnya, dan jika Walter ingin
mengkhususkan diri dalam bidang kedokteran, atau
mengambil gelar atau apa pun dia bisa melakukannya
di negara ini. Bagaimanapun juga, ini rumah Gina.
senang rasanya dia bisa pulang, karena dia begitu hangat, ceria, dan hidup di rumah ini."
Miss Marple mengangguk dan memandang dua
muda-mudi yang sedang berdiri di tepi danau.
"Wajah mereka sangat cakap," katanya. "Aku tak
heran kalau Gina bisa jatuh cinta padanya."
"Oh, tapi itu"itu bukan Wally." Ada sedikit kesan
terkejut, malu, atau sesuatu yang tertahan pada suara
Mrs. serrocold. "Itu steve"anak laki-laki Johnnie
yang termuda. Ketika Johnnie"ketika dia pergi, dia
tak punya tempat bagi anak-anak laki-lakinya semasa
liburan, jadi aku selalu menampung mereka di sini.
Mereka menganggap tempat ini rumah mereka. Dan
steve memang menetap di sini sekarang. Dia mengelola bagian drama kami. Kau tahu, kami mempunyai
sebuah teater untuk bermain drama. Kami berusaha
membangkitkan jiwa seni yang ada. Kata Lewis, sebagian besar dari para penjahat muda itu suka memamerkan diri. Kebanyakan dari mereka pernah mengalami hidup sengsara dan menyedihkan. Dengan
melakukan berbagai kejahatan dan pencurian, mereka
ag-1.indd 44 merasa seperti pahlawan. Kami mendorong mereka
untuk menulis naskah-naskah sendiri dan memerankannya, serta merancang dan mengambil latar belakangnya sendiri. steve kepala teater itu. Dia sangat
pandai dan bersemangat. Hebat sekali caranya mengatur anak-anak itu."
"Begitu," ujar Miss Marple pelan.
Dari jauh ia melihat dengan jelas wajah tampan
stephen Restarick yang sedang berdiri di hadapan
Gina, berbicara penuh semangat. Ia tak bisa melihat
wajah Gina, karena gadis itu membelakanginya, tapi
ia tidak salah menangkap kesan yang ada pada wajah
stephen Restarick. "Ini memang bukan urusanku," kata Miss Marple,
"tapi kurasa kau tahu, Carrie Louise, stephen jatuh
cinta pada Gina." "Oh, tidak," kata Carrie Louise kelihatan bingung.
"Oh, tidak, kuharap tidak."
"Kau selalu berada di awan, Carrie Louise. Aku
yakin sekali akan hal itu."
ag-1.indd 45 seBeLUM Mrs. serrocold mengatakan sesuatu, suaminya masuk dari gang, membawa beberapa pucuk surat
yang sudah terbuka di tangannya.
Lewis serrocold seorang pria pendek yang penampilannya tidak begitu meyakinkan, tapi kepribadiannya
sangat menonjol. Ruth pernah berkata bahwa Lewis
lebih merupakan dinamo ketimbang manusia. Ia biasa
memusatkan perhatian pada hal-hal yang segera menarik perhatiannya, dan tidak memedulikan benda atau
orang lain yang ada di sekelilingnya.
"Pukulan yang buruk, sayang," katanya. "Pemuda
Jackie Flint itu. Dia kembali melakukan kejahatan
lagi. Padahal kukira dia bermaksud kembali ke jalan
yang lurus kali ini, kalau dia diberi kesempatan yang
layak. Dia betul-betul serius mengenai hal itu. Kau
tahu kami berhasil mengetahui bahwa dia menyukai
kereta api"dan baik Maverick maupun aku berpendapat kalau dia diberi pekerjaan di stasiun, dia akan
ag-1.indd 46 menyenangi pekerjaannya dan akan bersikap baik.
Tapi kenyataannya sama saja. Dia mencuri kecil-kecilan dari kantor bagian paket. yang dicuri bahkan
bukan barang-barang yang diinginkannya ataupun
yang bisa dijualnya. Itu menunjukkan penyebabnya
bersifat psikologis. Kami belum benar-benar berhasil
memberantas akar kejahatannya. Tapi aku belum
menyerah." "Lewis, ini teman lamaku, Jane Marple."
"Oh, apa kabar?" kata Mr. serrocold acuh tak
acuh. "senang sekali"mereka akan mengadilinya, tentu saja. Pemuda yang baik, meski tidak begitu berotak, tapi dia betul-betul anak baik. Dia berasal dari
keluarga berantakan. Aku?"
Bicaranya tiba-tiba terputus, dan dinamo itu berputar ke arah tamunya.
"Oh, Miss Marple, saya gembira sekali Anda bisa
datang dan tinggal bersama kami di sini untuk sementara. Pasti akan menyenangkan sekali bagi Caroline
kalau di sini ada teman lama yang dapat diajak bernostalgia bersama. Baginya keadaan di sini kadangkadang agak membosankan, begitu banyak cerita sedih
tentang anak-anak malang itu. Kami sungguh-sungguh
berharap Anda mau tinggal di sini untuk waktu lama."
Miss Marple merasakan daya tarik itu dan menyadari mengapa teman lamanya bisa terjerat di dalamnya. Lewis serrocold adalah pria yang selalu memaklumi orang lain, Miss Marple tak ragu sedikit pun
mengenai hal itu. Mungkin ada wanita-wanita yang
tak menyukai sikapnya, tapi yang jelas Carrie Louise
tidak. ag-1.indd 47 Lewis serrocold membaca surat lainnya.
"Bagaimanapun juga, ini ada berita baik. Dari
Wiltshire and somerset Bank. Morris muda itu betulbetul baik kerjanya. Mereka sangat puas dengannya
dan bermaksud mempromosikannya bulan depan.
Dari dulu aku sudah tahu bahwa yang dibutuhkannya
adalah tanggung jawab"itu saja, dan kekuasaan yang
layak untuk memegang sejumlah uang serta menyadari
maksudnya." Ia beralih ke Miss Marple.
"setengah dari anak-anak itu tak tahu uang itu
apa. Bagi mereka, uang adalah untuk ke bioskop atau
ke bar, atau membeli rokok. selain itu, mereka juga
pandai menghadapi angka dan senang sekali menjudikannya. yah, saya percaya dengan"apa ya?"menggosok hidung mereka dengan angka, melatih mereka
dalam bidang akuntansi, dengan angka-angka"menunjukkan pada mereka arti uang yang sebenarnya,
begitulah. Beri mereka keahlian, lalu tanggung jawab.
Biarkan mereka menangani uang. Kesuksesan kami
yang terbesar bersumber dari cara itu. Hanya dua dari
tiga puluh delapan orang yang mengecewakan kami.
seorang adalah kepala kasir di sebuah perusahaan farmasi"posisi yang betul-betul membutuhkan tanggung
jawab." Ia berhenti dan berkata kepada istrinya, "Ini dia
tehnya datang, sayang."
"Kupikir kali ini kita akan meminumnya di sini.
Jadi, kusuruh Jolly membawanya kemari."
"Tidak, di ruang duduk saja. yang lain sudah berkumpul di sana."
ag-1.indd 48 "Kukira mereka semua pergi."
Carrie Louise melingkarkan lengannya pada lengan
Miss Marple, dan mereka pergi menuju ruang duduk
besar. Jamuan teh di sana rasanya tidak cocok dengan
keadaan sekelilingnya. Alat-alat untuk minum teh
diletakkan sembarangan di sebuah baki"cangkir-cangkir teh biasa berwarna putih dicampur dengan alatalat minum teh zaman Rockingham dan spode. Di
sana ada sebongkah roti, dua botol selai, dan beberapa
kue murah dan tidak menarik.
seorang wanita gemuk setengah baya berambut kelabu duduk di belakang meja teh. Mrs. serrocold
berkata, "Ini Mildred, Jane. Mildred, anakku. Kau tak pernah melihatnya semenjak dia masih seorang gadis
kurus dulu." Mildred strete adalah orang yang paling cocok dengan keadaan di rumah itu, menurut Miss Marple.
Dia tampak kaya dan anggun. Umurnya hampir empat puluh ketika ia menikah dengan pendeta dari
Gereja Inggris, dan sekarang ia sudah menjanda. Tampangnya persis sekali dengan janda seorang pendeta,
terhormat dan agak membosankan. Ia wanita biasa
dengan wajah lebar serta tanpa ekspresi. Matanya juga
membosankan. Menurut Miss Marple, dulu ia pasti
seorang gadis yang sangat biasa.
"Dan ini Wally Hudd"suami Gina."
Wally seorang pemuda bertubuh besar dengan rambut disisir ke belakang, wajahnya menunjukkan kesan
muram. Dia mengangguk kaku dan melanjutkan mengunyah kue.
ag-1.indd 49 Kemudian muncul Gina bersama stephen Restarick.
Mereka berdua tampak sangat riang.


Muslihat Dengan Cermin They Do It With Mirrors Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Gina mendapat ide hebat untuk layar belakang
itu," kata stephen. "Kau tahu, Gina, kau betul-betul
berbakat mendekorasi teater."
Gina tertawa dan tampak senang. edgar Lawson
masuk dan duduk di samping Lewis serrocold. Ketika
Gina berbicara kepadanya, ia pura-pura tak mau menjawab.
Miss Marple merasa sedikit bingung dengan semuanya. Ia gembira ketika akhirnya ia bisa kembali ke
kamarnya dan berbaring sejenak setelah minum teh.
Pada waktu makan malam, lebih banyak lagi yang
muncul. Dr. Maverick muda, yang entah seorang psikiater atau psikolog"Miss Marple agak bingung dengan perbedaan kedua istilah itu"tak henti-hentinya
berbicara tentang pekerjaannya. sulit bagi Miss
Marple untuk memahami maksudnya. selain itu ada
dua pemuda berkacamata yang menjabat sebagai guru,
dan Mr. Baumgarten, seorang ahli terapi amatir, serta
tiga remaja yang sangat pemalu, yang mendapat giliran menjadi "tamu rumah" minggu itu. salah seorang
dari mereka, seorang anak laki-laki berambut lurus
dengan mata sangat biru adalah ahli "tipu", begitulah
bisik Gina pada Miss Marple.
Makanan yang disajikan tidak begitu menarik selera. Orang-orang yang hadir mengenakan berbagai
macam mode pakaian. Miss Bellever memakai baju
hitam berleher tinggi. Mildred strete memakai baju
pesta serta mantel wol di atasnya. Carrie Louise memakai baju wol abu-abu yang pendek, sedangkan
ag-1.indd 50 Gina tampak cantik sekali dengan baju bergaya petani. Wally tidak mengganti pakaiannya, begitu pula
dengan stephen Restarick. edgar Lawson mengenakan
jas biru tua yang rapi. Lewis serrocold memakai jaket
yang biasa dipakai untuk makan malam. Makannya
sedikit sekali, dan ia hampir-hampir tidak memperhatikan apa yang ada di piringnya.
sesudah makan malam, Lewis serrocold dan Dr.
Maverick pergi ke kantor Dr. Maverick. si ahli terapi
amatir pergi bersama si kepala sekolah untuk menyelesaikan urusan mereka sendiri. Ketiga pemuda yang
"sakit" itu kembali lagi ke akademi. Gina dan stephen
pergi ke teater untuk mendiskusikan gagasan Gina mendekor layar. Mildred merajut entah baju apa, sedangkan
Miss Bellever menisik kaus kaki. Wally duduk di sebuah
kursi yang didorongnya ke belakang dengan perlahan.
Carrie Louise dan Miss Marple asyik bernostalgia.
Pembicaraan mereka tampak tidak pada tempatnya.
edgar Lawson sendirian dan tidak berteman. Dia
duduk dan kemudian berdiri dengan tak sabar.
"Lebih baik saya pergi ke Mr. serrocold," katanya
agak keras. "Mungkin dia membutuhkan saya."
Carrie Louise berkata lembut, "Oh, kurasa tidak.
Dia sedang membicarakan beberapa masalah dengan
Dr. Maverick malam ini."
"Kalau begitu, saya tidak akan mengganggunya!
saya tak bisa membayangkan kalau harus pergi ke
tempat saya tidak dibutuhkan. saya sudah menyiakannyiakan hari ini dengan pergi ke stasiun, dan ternyata
Mrs. Hudd bermaksud ke sana juga."
"Mestinya Gina memberitahumu terlebih dulu,"
ag-1.indd 51 ujar Carrie Louise. "Tapi kupikir pasti tiba-tiba saja
dia memutuskan untuk pergi ke stasiun."
"Tahukah Anda, Mrs. serrocold, dia membuat saya
kelihatan seperti orang bodoh! Orang yang betul-betul
bodoh!" "Tidak, tidak," sahut Carrie Louise, tersenyum.
"Kau tak boleh berpikiran seperti itu."
"saya tahu saya tidak dibutuhkan atau diinginkan.
saya betul-betul menyadari hal itu. Kalau saja keadaan
saya tidak begini. Kalau saja saya mendapatkan tempat
layak di dunia ini, pasti keadaan saya akan sangat berbeda. Betul-betul berbeda. Tapi bukan salah saya kalau
saya tidak mendapatkan tempat layak di dunia ini."
"Nah, edgar," kata Carrie Louise. "Jangan mengira
yang bukan-bukan. Menurut Jane, kau baik sekali
mau menjemputnya di stasiun. Gina memang selalu
bertingkah mendadak, tapi dia tidak bermaksud membuatmu marah."
"Dia memang bermaksud begitu. Dia sengaja"
mempermalukan saya."
"Oh, edgar?" "Anda tidak tahu setengah dari apa yang sedang
terjadi di sini, Mrs. serrocold. yah, saya tidak akan
mengatakan apa-apa lagi sekarang, kecuali selamat
malam." edgar keluar sambil membanting pintu.
Miss Bellever mendengus. "Kurang ajar." "Dia sangat perasa," kata Carrie Louise lirih.
Mildred strete mendencingkan jarum rajutnya dan
berkata tajam. ag-1.indd 52 "Dia betul-betul pemuda yang mengerikan. Ibu
seharusnya tidak membela sikap yang demikian itu."
"Lewis berkata bahwa edgar sendiri tak kuasa menahan sikapnya."
Mildred menyahut tajam, "setiap orang bisa saja bersikap kasar. Tentu saja
aku pasti menyalahkan Gina. Dia betul-betul tidak
berotak dalam segala hal. Dia tidak melakukan apaapa selain berbuat onar. satu hari dia memberi semangat kepada pemuda itu, di hari lain dia mencemoohkannya. Apa yang bisa kauharapkan?"
Wally Hudd berkata untuk pertama kalinya malam
itu. Katanya, "Pemuda itu gila. Begitulah sebenarnya! Gila!"
Di kamar tidurnya malam itu, Miss Marple berusaha
menelaah pola yang terdapat di stonygates, tapi semuanya masih serba membingungkan. Ada banyak
jalur, yang lurus maupun yang saling silang"tetapi
apakah jalur-jalur itu bisa menjadi penyebab kecemasan Ruth Van Rydock, ia betul-betul tidak tahu. Menurut Miss Marple, tampaknya Carrie Louise terpengaruh dengan keadaan di sekelilingnya. stephen jatuh
cinta pada Gina. Gina mungkin juga jatuh cinta kepadanya atau mungkin juga tidak. Walter Hudd jelas-jelas tidak menikmati hidupnya. Kejadian-kejadian seperti ini mungkin dan memang bisa terjadi di banyak
ag-1.indd 53 tempat. sayangnya tak ada yang luar biasa dari kejadian-kejadian seperti itu. Biasanya kejadian itu berakhir dengan perceraian di pengadilan dan ketika
timbul ikatan yang baru, setiap orang mulai lagi dengan penuh harapan. Mildred strete jelas cemburu
kepada Gina, juga tidak menyukainya. Menurut Miss
Marple, itu wajar. Ia memikirkan apa yang telah diceritakan Ruth
Van Rydock kepadanya. Kekecewaan Carrie Louise
karena tak punya anak, pengadopsian si kecil Pippa"
dan kenyataan bahwa akhirnya ia mengandung juga.
"Itu sering terjadi," begitulah yang dikatakan oleh
dokter Miss Marple. Penyebabnya mungkin terlepasnya rasa tegang, sehingga kemudian alam dapat melaksanakan tugasnya.
Dokternya juga menambahkan bahwa biasanya kejadian itu berat bagi anak yang diadopsi.
Tetapi keadaan seperti itu tidak terjadi dalam kasus
ini. Baik Gulbrandsen maupun istrinya memuja si
kecil Pippa. Ia telah mendapat tempat di hati mereka,
sehingga sulit untuk dikesampingkan. Gulbrandsen
sudah pernah menjadi ayah sebelumnya. Menjadi
ayah bukanlah sesuatu yang baru baginya. Keinginan
Carrie Louise untuk menjadi ibu telah dipenuhi oleh
Pippa. Kehamilannya terasa tidak enak, dan proses
kelahirannya sulit serta lama. Mungkin Carrie Louise,
yang tak pernah peduli dengan kenyataan, tidak menikmati melahirkan anaknya yang pertama.
Lalu hiduplah dua gadis kecil yang tumbuh bersama-sama. yang satu cantik dan menyenangkan, yang
ag-1.indd 54 lain sederhana dan membosankan. sekali lagi, menurut Miss Marple, itu wajar. Karena bila orang mengadopsi bayi perempuan, mereka akan memilih bayi
yang cantik. Dan meskipun Mildred sebenarnya bisa
sedikit beruntung kalau mewarisi ciri-ciri keluarga
Martin yang telah memproduksi Ruth yang cantik
dan Carrie Louise yang anggun, alam memutuskan ia
harus mewarisi ciri-ciri keluarga Gulbrandsen yang
bertubuh besar dan kuat serta betul-betul sederhana.
Lebih-lebih lagi, Carrie Louise sudah memutuskan
anak yang diadopsinya tidak boleh merasa tersingkir.
Untuk meyakinkan hal itu, ia kadang-kadang lebih
memanjakan Pippa dan meremehkan Mildred.
Pippa telah menikah dan pergi ke Itali, dan selama
beberapa waktu Mildred menjadi satu-satunya anak di
rumah itu. Tapi kemudian Pippa meninggal dan
Carrie Louise membawa bayi Pippa ke stonygates,
dan sekali lagi Mildred merasa tersisih. Lalu ada pernikahan baru"anak-anak Restarick. Pada tahun 1934,
Mildred menikah dengan Pendeta strete, seorang pria
terpelajar yang kuno, lima belas tahun lebih tua darinya. Mereka kemudian hidup di Inggris selatan.
Mungkin saja ia bahagia, tapi kita tak bisa yakin akan
hal itu. Mereka tidak dikaruniai anak. Lalu ia kembali
lagi kemari, ke rumah tempat ia dibesarkan. Dan sekali lagi, menurut Miss Marple, ia merasa tidak begitu
bahagia tinggal di dalamnya.
Gina, stephen, Wally, Mildred, dan Miss Bellever
yang menyukai keadaan rutin dan tak kuasa menerapkannya, serta Lewis serrocold yang betul-betul bahagia
dan gembira luar-dalam; seorang idealis yang mampu
ag-1.indd 55 menerjemahkan cita-citanya dalam ukuran-ukuran praktis. Untuk membuktikan kecemasan Ruth, menurut
Miss Marple tak satu pun dari mereka pantas dicurigai.
Carrie Louise tampak aman, begitu tenang di tengah-tengah pusaran air"sepertinya sudah terbiasa seumur hidupnya. Kalau begitu, apa yang telah dirasakan Ruth
sebagai keadaan yang tidak beres?" Apakah ia, Jane
Marple, juga merasakannya"
selain itu, masih ada kepribadian-kepribadian di luar
pusaran air itu"ahli terapi amatir, kepala sekolah, anakanak muda yang penuh semangat dan tidak berbahaya
itu, Dr. Maverick muda yang penuh keyakinan, ketiga
pemuda berandalan berwajah kemerah-merahan dengan
mata lugu"edgar Lawson".
Dan di situ, sebelum tertidur, pikiran Miss Marple
berhenti dan berputar untuk meraba-raba kepribadian
edgar Lawson. edgar Lawson mengingatkannya pada
seseorang atau sesuatu. Ada sesuatu yang sedikit tidak
beres pada diri laki-laki itu"mungkin lebih dari sedikit.
edgar Lawson itu rusak"begitulah istilahnya, bukan"
Tapi tentunya ia tak bisa menyentuh Carrie Louise"
secara tak sadar, Miss Marple menggelengkan kepala.
Apa yang membuatnya cemas lebih dari itu.
ag-1.indd 56 KeesOKAN harinya, Miss Marple dengan sopan menghindari tuan rumahnya dan pergi ke taman. Keadaan
taman itu membuatnya sedih. Padahal dulunya taman
itu dirawat dengan baik. segerumbul rhododendron,
tebing-tebing halus berumput, pagar pembatas dari
semak-semak herbaceous, dan pagar semak-semak lainnya mengelilingi sebuah kebun mawar yang indah.
sekarang sebagian besar tidak terurus lagi. Halaman
berumputnya dipotong serampangan, pagar pembatasnya ditumbuhi banyak rumput liar dengan bunga-bunga mencuat ke luar, berjuang menembusinya, jalan
setapak ditumbuhi lumut dan terabaikan. sebaliknya
kebun dapur, yang dikelilingi tembok bata berwarna
merah, tampak subur dan sarat. Itu mungkin karena
tanaman-tanaman di dalamnya dianggap berharga.
selain itu, sebagian besar dari apa yang dulunya merupakan halaman berumput dan kebun bunga, sekarang
dirombak menjadi lapangan tenis dan boling.
ag-1.indd 57 sambil mengamati pagar herbaceous, Miss Marple
mendecakkan lidahnya dengan sedih, dan menarik
segerumbul rumput liar yang subur.
Ketika ia berdiri sambil memegang rumput liar itu,
edgar Lawson muncul di dekatnya. Melihat Miss
Marple, ia berhenti dan ragu-ragu sejenak. Miss
Marple memutuskan untuk tidak membiarkannya pergi. Ia buru-buru memanggil edgar. Ketika ia datang,
Miss Marple bertanya apakah ia tahu di mana alatalat untuk berkebun disimpan.
edgar menyahut lirih bahwa tukang kebun pasti
mengetahui tempatnya. "sungguh sayang melihat pagar tanaman ini terabaikan," oceh Miss Marple. "saya sangat senang berkebun." Dan karena Miss Marple tak ingin edgar mencari-cari peralatan yang tak begitu penting itu, ia
cepat-cepat meneruskan, "Hanya itu yang bisa dilakukan oleh seorang wanita tua yang tak berguna. Nah, saya rasa Anda tak
pernah mau repot-repot mengurus kebun, Mr.
Lawson. Anda mempunyai begitu banyak pekerjaan
penting, dan jabatan Anda pasti menuntut tanggung
jawab besar. Anda pasti sangat menyenangi pekerjaan
Anda." edgar segera menjawab, hampir bersemangat,
"ya"ya"memang."
"Dan pasti Anda merupakan bantuan yang sangat
besar bagi Mr. serrocold."
Wajah edgar menggelap. "saya tidak tahu. saya tidak yakin. Ini karena apa
yang ada di belakang semua ini?"
ag-1.indd 58 ain Ia berhenti. Miss Marple mengamatinya sambil merenung. seorang pemuda berjas gelap yang rapi dan
menimbulkan rasa iba. seorang pemuda yang jarang
dilihat dua kali atau diingat-ingat orang lain".
Miss Marple berjalan mendekati kursi kebun dan
duduk. edgar berdiri sambil mengerutkan dahi.
"saya yakin," kata Miss Marple ceria, "bahwa Mr.
serrocold sangat tergantung kepada Anda."
"saya tidak tahu," sahut edgar. "saya betul-betul
tidak tahu." Dahinya berkerut, dan tanpa sadar ia duduk di samping Miss Marple. "Posisi saya sangat sulit."
"Tentu saja," ujar Miss Marple.
Pemuda itu duduk sambil menatap pemandangan
di depannya. "Ini betul-betul sangat rahasia," katanya tiba-tiba.
"Tentu saja," sahut Miss Marple.
"Jika saya mempunyai hak?"
"ya?" "Begini" eh" tapi Anda tak akan membocorkannya, bukan?"
"Oh, tidak." Miss Marple memperhatikan bahwa
edgar tidak menunggu penolakannya.
"Ayah saya" sebenarnya ayah saya orang yang sangat penting."
sekarang Miss Marple tak perlu berbicara lagi. Ia
hanya perlu mendengarkan.
"Tak seorang pun yang tahu, kecuali Mr. serrocold.
Anda mengerti, kedudukan ayah saya bisa terancam,
kalau ceritanya sampai tersebar." Ia menoleh ke arah
Miss Marple dan tersenyum. senyum yang anggun
ag-1.indd 59 dan muram. "Anda tahu, saya ini anak Winston
Churchill." "Oh," sahut Miss Marple. "saya mengerti."
Dan Miss Marple memang mengerti. Ia teringat
sebuah cerita yang agak menyedihkan di st. Mary
Mead"dan bagian akhirnya yang mengenaskan.
"Ada alasan-alasannya. Ibu saya terikat. suaminya
dirawat di rumah sakit jiwa, jadi tak mungkin ada
perceraian atau pernikahan. saya tidak sungguh-sungguh menyalahkan mereka. Paling tidak, saya kira saya
tidak" Dia sudah melakukan sebisanya. Tentu saja
dengan sembunyi-sembunyi. Dan itulah yang menyebabkan permasalahan ini. Ayah saya mempunyai musuh-musuh, dan mereka juga memusuhi saya. Mereka
berhasil memisahkan kami. Mereka mengamati saya.
Ke mana pun saya pergi, mereka mematai-matai saya.
Dan mereka mengacaukan hidup saya."
Miss Marple menggeleng. "Oh, oh," katanya.


Muslihat Dengan Cermin They Do It With Mirrors Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Di London, saya belajar menjadi dokter. Mereka
mengacaukan ujian-ujian saya"mengubah jawabanjawabannya. Mereka ingin saya gagal. Mereka mengikuti saya. Mereka menceritakan yang bukan-bukan
mengenai saya kepada ibu kos saya. Mereka menghantui saya, ke mana pun saya pergi."
"Oh, tapi Anda kan tak bisa yakin dengan hal itu,"
bujuk Miss Marple. "saya yakin! Oh, mereka sangat licin. saya tak pernah melihat mereka sekelebat pun atau mengetahui
siapa mereka. Tapi nanti saya akan mengetahuinya"
Mr. serrocold membawa saya dari London kemari.
ag-1.indd 60 Dia baik"sangat baik hati. Tetapi bahkan di sini,
Anda tahu, saya tidak aman. Mereka juga ada di sini.
Melawan saya. Membuat orang-orang lain membenci
saya. Mr. serrocold berkata itu tidak benar, tapi Mr.
serrocold tidak tahu. Atau"saya heran"kadang-kadang saya pikir?"
Ia berhenti dan bangkit berdiri.
"Ini semua rahasia," katanya. "Anda mengerti, bukan" Tapi kalau Anda tahu ada orang yang mengikuti
saya"memata-matai, maksud saya"tolong beritahu
saya siapa orangnya!"
Kemudian ia pergi"rapi, mengibakan, dan tak berarti. Miss Marple memperhatikannya pergi dengan
heran. sebuah suara berbicara. "Gila," katanya. "Cuma orang gila."
Walter Hudd berdiri di sampingnya. Tangannya
dibenamkan dalam-dalam di saku dan ia mengerutkan
dahinya, menatap sosok tubuh edgar yang menjauh.
"sebenarnya ini apa sih?" katanya. "Orang-orang
itu seperti kutu rumah semuanya."
Miss Marple tidak mengatakan apa-apa. Walter melanjutkan,
"Pemuda itu" bagaimana pendapat Anda mengenainya" Katanya ayahnya sebenarnya Lord Montgomery.
Tak masuk akal, menurut saya. Bukan Monty! Mendengar cerita tentang dirinya itu tak mungkin."
"Tidak," sahut Miss Marple. "Memang sangat tidak
mungkin." "Lain lagi yang dikatakannya kepada Gina. Katanya
dia sebenarnya pewaris takhta Rusia, anak Grand
ag-1.indd 61 Duke. Bah, apa anak itu tak tahu siapa ayahnya yang
sebenarnya?" Walter duduk di sampingnya, menjatuhkan tubuhnya ke kursi dengan gerakan lamban. Ia mengulangi
pernyataannya tadi. "Orang-orang itu seperti kutu rumah di sini."
"Anda tak suka tinggal di stonygates?"
Pemuda itu mengerutkan dahinya.
"saya semata-mata tidak bisa menerimanya"itu
saja! saya tak bisa menerimanya. Coba lihat tempat
ini"rumahnya, semua yang ada di sini. Mereka kaya.
Mereka tidak membutuhkan uang. Mereka sudah
memilikinya. Dan coba lihat cara hidup mereka. Porselen-porselen Cina yang sudah retak dan makananmakanan murah yang campur baur rasanya. Tak ada
pelayan-pelayan kelas tinggi, hanya pembantu-pembantu biasa. Gorden-gorden dan penutup-penutup
kursi semua terbuat dari satin dan renda, tapi semuanya sudah robek-robek! Teko teh perak yang besar
itu, Anda tahu"warnanya sudah kuning dan hitam,
minta dibersihkan. Mrs. serrocold tidak peduli. Coba
lihat baju yang dikenakannya kemarin malam. Ada
tisikan di bawah ketiaknya, hampir aus, padahal dia
bisa saja pergi ke toko dan memesan apa yang disukainya. Bond street atau di toko-toko lainnya. Uang"
Mereka bergelimang dalam uang."
Ia berhenti dan duduk, bercerita penuh semangat.
"saya tahu rasanya menjadi miskin. sebetulnya tidak apa-apa. Jika Anda masih muda dan kuat, dan
siap untuk bekerja. saya tak pernah punya uang, tapi
saya siap mendapatkan apa yang saya inginkan. saya
ag-1.indd 62 bermaksud membuka bengkel. saya punya sedikit simpanan. saya sudah membicarakannya dengan Gina.
Dia memang mendengarkan. Tampaknya dia mengerti. saya tidak begitu memahaminya. Gadis-gadis berseragam itu, mereka kelihatannya sama. Maksud saya,
Anda tak bisa mengetahui mana yang kaya dan yang
tidak. Dulu saya mengira dia hanya sedikit lebih tinggi daripada saya, mungkin dalam hal pendidikan dan
sebagainya. Tapi saat itu rasanya hal itu tidak penting.
Kami saling jatuh cinta dan menikah. saya mempunyai simpanan dan Gina mengatakan dia juga mempunyai sedikit simpanan. Kami bermaksud mendirikan
pompa bensin di sana"Gina bersedia. Waktu itu
kami hanya sepasang anak gila"gila satu sama lain.
Kemudian bibi Gina yang cerewet itu mulai membuat
masalah" dan Gina ingin pulang ke Inggris untuk
bertemu dengan neneknya. yah, tampaknya masuk
akal. Ini kan rumahnya, dan sebenarnya saya juga
ingin melihat Inggris. saya sering mendengar mengenai Inggris. Jadi kami kemari. Hanya berkunjung"begitulah menurut saya."
Kerutan di dahi Walter semakin dalam.
"Tapi nyatanya tidak begitu. Kami terjerat di dalam bisnis gila ini. Mengapa kami tidak tinggal di
sini, menjadikan tempat ini rumah kami"begitu kata
mereka. Ada banyak pekerjaan untuk saya. Pekerjaan!
saya tidak membutuhkan pekerjaan seperti memberikan permen kepada anak-anak berandalan itu dan
membantu mereka bermain-main seperti anak kecil.
Apa gunanya" Tempat ini sebenarnya bisa hebat"betul-betul hebat. Tidakkah orang-orang kaya itu mema62
ag-1.indd 63 hami keberuntungan mereka" Tidakkah mereka memahami bahwa sebagian besar orang di dunia ini tak
mungkin mempunyai tempat tinggal sehebat ini" Mereka memilikinya! Bukankah gila kalau kita mengesampingkan keberuntungan seperti itu, padahal kita memilikinya" saya tidak keberatan bekerja, kalau
memang harus. Tapi saya akan mengerjakan apa yang
saya sukai, dengan cara saya sendiri"dan saya akan
bekerja sampai berhasil. Tempat ini membuat saya
merasa terjerat dalam sarang laba-laba. Dan Gina"
saya tak bisa memahaminya. Dia sungguh berbeda
dengan gadis yang saya nikahi di Amerika. saya tak
bisa" tak bisa memahaminya sama sekali. saya juga
tak bisa bicara dengannya sekarang. Bah!"
Miss Marple berkata lembut,
"saya mengerti maksud Anda."
Wally meliriknya sekilas.
"Hanya kepada Anda saya bisa membuka mulut.
Biasanya saya lebih suka tutup mulut seperti kerang.
entah apa yang ada pada diri Anda"Anda memang
orang Inggris, Inggris tulen"tapi entah mengapa
Anda mengingatkan saya kepada Bibi Betsy di Amerika sana."
"Nah, itu menyenangkan, bukan?"
"Dia sangat bijaksana," Wally melanjutkan dengan
serius. "Meskipun tampaknya dia serapuh kertas, sebenarnya dia kuat"ya, menurut saya dia kuat."
Ia berdiri. "Maafkan pembicaraan saya ini," katanya. Untuk
pertama kali, Miss Marple melihatnya tersenyum. senyum yang menarik, dan Wally Hudd tiba-tiba beru63
ag-1.indd 64 bah dari anak laki-laki pemurung menjadi pemuda
tampan dan menarik. "saya rasa, saya hanya ingin
melepaskan beban ini dari dada saya. Maaf, saya telah
memilih Anda sebagai tumpahan perasaan saya."
"saya sama sekali tidak keberatan, Nak," ujar Miss
Marple. "saya juga mempunyai keponakan lakilaki"hanya, tentu saja, dia jauh lebih tua daripada
dirimu." Pikiran Miss Marple sejenak melayang kepada penulis modern yang hebat, Raymond West. sangat kontras dengan Walter Hudd.
"Anda akan mendapat teman baru lagi," kata
Walter Hudd. "Nyonya itu tidak menyukai saya. Jadi,
saya permisi dulu. sampai nanti, Ma"am. Terima kasih
atas omong-omongnya tadi."
Walter berlalu dan Miss Marple memperhatikan
Mildred strete melintasi lapangan rumput untuk
bergabung dengannya. "saya lihat Anda diteror pemuda mengerikan itu,"
ujar Mrs. strete, agak terengah-engah. Ia mengenyakkan tubuh di kursi. "sungguh tragis."
"Apanya yang tragis?"
"Pernikahan Gina. Itu gara-gara dia dikirim ke
Amerika. Waktu itu saya sudah menasihati Ibu bahwa
itu tidak bijaksana. Bagaimanapun juga, daerah ini kan
agak sepi. Kami jarang mendapat serangan di sini. saya
betul-betul tak suka kalau ada orang yang begitu panik
ag-1.indd 65 memikirkan keluarganya"dan diri mereka sendiri
juga." "Pasti sulit memutuskan yang sebaiknya dilakukan
waktu itu," kata Miss Marple sambil merenung. "Maksud saya, bagi anak-anak. Dengan kemungkinan adanya penyerangan, ada kemungkinan mereka dibesarkan di bawah kekuasaan Jerman"belum lagi bahaya
tertimpa bom." "Omong kosong," kata Mrs. strete. "saya tak pernah meragukan bahwa kita pasti menang. Tapi Ibu
selalu berpikiran macam-macam mengenai keselamatan
Gina. Anak itu selalu dimanja. sebenarnya tak ada
gunanya membawa anak itu dari Itali dulu."
"saya dengar ayahnya tidak keberatan?"
"Oh, san saveriano! Anda tahu kan bagaimana
orang-orang Itali. Tak ada yang penting bagi mereka,
selain uang. Dia menikah dengan Pippa demi uangnya, itu sudah pasti."
"Astaga. saya selalu mengira dia sangat setia kepada
istrinya dan sangat terpukul dengan kematian istrinya
itu." "Tidak diragukan, dia hanya berpura-pura. saya tidak mengerti mengapa Ibu mengizinkan Pippa menikah dengan orang asing dulu. Mungkin karena orang
Amerika memang menyukai gelar."
Miss Marple berkata lembut,
"saya selalu berpendapat Carrie Louise bersikap
terlalu baik dalam hidup ini."
"Oh, saya tahu. saya betul-betul tak sabar menghadapinya. Gagasan-gagasan dan cita-cita, serta proyekproyek idealis Ibu. Anda tak bisa membayangkan,
ag-1.indd 66 Bibi Jane, apa arti semua itu. Tentu saja saya bicara
berdasarkan pengalaman. saya dibesarkan dalam lingkungan itu."
Miss Marple agak terkejut mendengar dirinya dipanggil Bibi Jane. Padahal itu sudah masa lalu. Pada
Hari Natal dulu, ia sering mengirimkan kado pada
anak-anak Carrie Louise, yang ditulisnya dengan "salam cinta dari Bibi Jane", dan sekarang kalau mereka
kebetulan mengingatnya, mereka akan selalu memanggilnya Bibi Jane. Dalam hati, Miss Marple yakin hal
itu tidak sering terjadi.
Ia memperhatikan wanita setengah baya yang duduk serius di sampingnya. Ditatapnya bibir yang terkatup rapat itu, garis yang dalam di bawah hidungnya, dan tangan-tangannya yang juga terlipat rapat.
Miss Marple berkata pelan.
"Masa kecilmu pasti" sulit."
Mildred strete menoleh dengan pandangan bersyukur.
"Oh, saya gembira sekali ada orang yang bisa memaklumi hal itu. Orang-orang biasanya tidak tahu
apa yang dialami oleh anak-anak. Pippa, Anda tahu,
adalah anak yang cantik. Dia juga lebih tua dari saya.
selalu dia yang menjadi pusat perhatian. Baik Ayah
maupun Ibu selalu mendorongnya untuk maju, padahal dia tidak membutuhkan dorongan itu, juga untuk
menarik perhatian orang. saya pendiam. Pemalu.
Pippa tidak mengenal arti itu. seorang anak bisa sangat menderita, Bibi Jane."
"saya tahu," sahut Miss Marple.
?"Mildred yang bodoh?"begitulah kata Pippa dulu.
ag-1.indd 67 Tapi saya lebih muda darinya. Tentu saja saya tak bisa
sebanding dengannya dalam hal pelajaran. Dan sangat
tidak adil bagi seorang anak bila saudaranya selalu
disanjung-sanjung di hadapannya.
?"Betapa cantiknya gadis ini", begitulah kata orangorang kepada Ibu. Mereka tak pernah memperhatikan
saya. Dan Ayah juga selalu bermain dan bergurau dengan Pippa. Orang mestinya melihat, betapa berat hal
itu bagi diri saya. semua perhatian tertuju kepadanya.
Waktu itu saya belum cukup umur untuk menyadari
bahwa semuanya itu disebabkan oleh karakter kami
yang berbeda." Bibirnya bergetar, kemudian kembali mengeras.
"Tidak adil"sungguh tidak adil"padahal saya
anak kandung mereka. Pippa hanya anak angkat. Saya
anak yang sebenarnya di rumah itu. sedangkan
dia"bukan siapa-siapa."
"Mungkin itu sebabnya mereka lebih memperhatikan dirinya," ujar Miss Marple.
"Mereka memang lebih menyukainya," kata
Mildred strete. Dan menambahkan, "Anak yang tak
diinginkan oleh orangtuanya sendiri"atau mungkin
dia anak haram." Ia melanjutkan, "semuanya muncul lagi pada diri Gina. Di dalam
tubuhnya mengalir darah yang jelek. Darah bisa berbicara. Lewis memang mempunyai teori-teori yang disukainya tentang lingkungan, tapi darah yang jelek
selalu terlihat. Contohnya Gina."
"Gina gadis yang sangat cantik," kata Miss
Marple. ag-1.indd 68 "Tapi tingkah lakunya buruk," kata Mrs. strete.
"setiap orang, kecuali Ibu, tahu dia ada main dengan
stephen Restarick. Menurut saya, itu betul-betul menjijikkan. Pernikahannya memang tidak berhasil, tapi
pernikahan tetap pernikahan, dan setiap orang harus
selalu setia pada pernikahannya. Bagaimanapun juga,
dia sendiri yang memilih menikah dengan pemuda
yang menjengkelkan itu."
"Apakah dia memang menjengkelkan?"
"Oh, Bibi Jane! Menurut saya, dia seperti berandalan. Tampangnya begitu masam dan kasar. Dia jarang membuka mulutnya. Dan dia selalu tampak kasar dan tak tahu adat."
"saya kira dia hanya merasa tidak bahagia," ujar
Miss Marple lembut. "saya tidak mengerti mengapa dia bisa merasa tidak bahagia"lepas dari tingkah laku Gina, maksud
saya. segalanya telah dilakukan untuk dirinya di sini.
Lewis telah menawarkan beberapa hal yang dapat dikerjakannya, tapi dia lebih suka bermurung-murung
sendiri dan tidak mengerjakan apa-apa."
Ia meledak, "Oh, tempat ini memang tidak keruan"betul-betul tidak keruan. Lewis hanya memikirkan penjahat-penjahat muda yang mengerikan itu.
Dan Ibu hanya memikirkan Lewis. semua yang dilakukan Lewis benar. Coba lihat kebun ini"rumputrumput liar, tanaman-tanamannya tumbuh tak terurus. Juga rumahnya, tidak terurus. Oh, saya tahu
pembantu-pembantu rumah tangga memang sulit didapat sekarang ini, tapi kita bisa mendapatkannya.
Bukannya kita ini kekurangan uang. Hanya saja tak
ag-1.indd 69 ada yang peduli. Jika saja ini rumah saya?" Ia berhenti.
"saya kira," kata Miss Marple, "kita harus menerima kenyataan bahwa kondisinya kini sudah berubah.
Rumah sebesar ini memang menyulitkan. Anda pasti
merasa sedih ketika kembali kemari dan menemukan
segalanya begitu berbeda. Apakah Anda lebih suka
tinggal di sini daripada di tempat Anda sendiri?"
Wajah Mildred strete memerah.
"Bagaimanapun juga, ini rumah saya," katanya.
"Rumah ayah saya. Tak ada yang dapat mengubah
kenyataan itu. saya punya hak untuk tinggal di sini
kalau saya mau. Dan saya memang mau. Jika saja Ibu
tidak begitu aneh! Dia bahkan tidak mau membeli
pakaian yang pantas untuk dirinya sendiri. Jolly sangat mencemaskannya."
"Oh, ya, saya ingin bertanya tentang Miss
Bellever." "senang rasanya mempunyai orang seperti dia di
sini. Dia memuja Ibu. sudah lama dia membantu
Ibu. Dia mulai bekerja sewaktu John Restarick di
sini. Dan dia selalu menyenangkan, saya rasa, dalam
saat-saat menyedihkan itu. saya kira Bibi pernah mendengar John minggat bersama wanita yugoslavia yang
mengerikan itu"makhluk terbuang. Dia punya sejumlah kekasih, saya rasa. Ibu sangat tenang dan anggun
menghadapi semuanya waktu itu. Menceraikan John
dengan diam-diam. Dia bahkan masih mau menerima
anak-anak Restarick itu di sini selama liburan, padahal itu tidak perlu, sungguh. sebenarnya bisa dicarikan jalan lain. Tentu saja tidak bijaksana membiarkan
ag-1.indd 70 mereka pergi bersama ayah mereka dan wanita itu.
Bagaimanapun juga, Ibu menampung mereka di sini.
Dan Miss Bellever tetap tegar menghadapi semua itu.
Kadang-kadang saya merasa dia membuat Ibu lebih


Muslihat Dengan Cermin They Do It With Mirrors Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lemah dari yang sebenarnya, dengan mengerjakan halhal kecil untuk Ibu. Tapi saya betul-betul tidak tahu,
akan jadi apa Ibu tanpa dirinya."
Ia berhenti, kemudian berkata dengan nada agak
terkejut. "Itu Lewis. Aneh. Dia jarang pergi ke taman."
Acuh tak acuh, seperti caranya mengerjakan hal-hal
lain, Mr. serrocold berjalan mendekati mereka. Tampaknya ia tidak memperhatikan Mildred, karena hanya Miss Marple yang ada dalam pikirannya.
"Maafkan saya," katanya. "saya ingin mengajak
Anda mengelilingi institut kami dan menunjukkan
segala-galanya. Caroline yang meminta saya. Tapi
sayangnya saya harus berangkat ke Liverpool, mengurus masalah anak laki-laki di bagian paket stasiun
itu. Tapi Maverick akan mengantar Anda. Dia akan
segera kemari. saya pulang lusa. Bagus sekali kalau
kita bisa mencegah mereka mengadili anak itu."
Mildred strete berdiri dan berjalan pergi. Lewis
serrocold tidak melihatnya pergi. Matanya yang serius
memandang Miss Marple dari balik kacamatanya yang
tebal. "Anda tahu," katanya, "Dewan selalu mempunyai
pandangan keliru tentang kita. Kadang-kadang mereka
terlalu keras, tapi kadang-kadang terlalu lembek. Jika
anak-anak itu mendapat hukuman beberapa bulan,
itu tidak akan menolong"mereka bahkan merasa se70
ag-1.indd 71 nang, karena bisa membanggakan diri di depan pacarpacar mereka. Tapi hukuman berat sering kali membuat mereka merana. Mereka sadar hukumannya tidak
setimpal. Lebih baik kalau tidak dihukum penjara
sama sekali. Latihan pembaharuan, atau latihanlatihan yang membangun seperti yang kami lakukan
di sini?" Miss Marple menyela. "Mr. serrocold," katanya. "Apakah Anda cukup
puas dengan Mr. Lawson" Apakah dia" apakah dia
cukup normal?" Wajah Lewis serrocold tampak agak terkejut.
"saya harap dia tidak mundur. Apa yang telah dikatakannya?"
"Dia berkata kepada saya bahwa dia anak Winston
Churchill." "Tentu"tentu. Pernyataan-pernyataan umum. Dia
anak haram, seperti yang mungkin telah Anda duga.
Anak malang, dan dari keluarga sangat sederhana. Dia
itu kasus yang diberikan oleh Dewan Kota London
pada saya. Dia pernah menyerang seorang laki-laki di
jalan, yang menurutnya sedang memata-matai dirinya.
Gejala-gejala umum"Dr. Maverick akan menceritakannya kepada Anda. saya pernah menelaah sejarah
keluarganya. Ibunya berasal dari keluarga miskin tapi
terhormat di Plymouth. Ayahnya seorang pelaut. Ibunya bahkan tak mengetahui nama ayahnya. Anak itu
dibesarkan dalam masa-masa sulit. Dia kemudian suka
mengkhayalkan ayahnya dan juga dirinya sendiri. Memakai seragam dan tanda-tanda penghargaan yang
sebenarnya tak boleh dipakainya"ciri-ciri umum.
ag-1.indd 72 Tapi menurut Maverick, pekerjaan yang saya berikan
kepadanya akan berguna. Jika kita bisa membuatnya
berpendapat bahwa bukan kelahiran seseorang yang
penting, melainkan orang seperti apa dia itu. saya
sudah mencoba membuatnya yakin akan kemampuannya sendiri. Kemajuan dirinya kami catat. saya sangat
gembira dengan dirinya. Dan sekarang Anda berkata?"
Ia menggelengkan kepala. "Mungkinkah dia membahayakan, Mr. serrocold?"
"Berbahaya" saya rasa dia tak pernah menunjukkan
tanda-tanda ingin bunuh diri."
"Maksud saya bukan bunuh diri. Dia bicara tentang musuh-musuhnya kepada saya"tentang hukuman. Bukankah itu, maaf"tanda yang berbahaya?"
"saya rasa belum sampai sebegitu jauh bahayanya.
Tapi saya akan berbicara kepada Maverick. sampai
saat ini, dia kelihatan maju"sangat maju."
Ia melihat jam tangannya.
"saya harus pergi. Ah, ini dia Jolly kita tersayang.
Dia yang akan mengurus Anda."
Miss Bellever, yang tiba-tiba muncul, berkata, "Mobilnya sudah siap di depan, Mr. serrocold. Dr.
Maverick menelepon dari institut. saya katakan padanya bahwa saya akan mengantar Miss Marple ke sana.
Dia akan menjumpai kami di pintu gerbang."
"Terima kasih. Aku harus pergi sekarang. Mana
koperku?" "Di mobil, Mr. serrocold."
Lewis serrocold bergegas pergi. sambil memandanginya, Miss Bellever berkata,
ag-1.indd 73 "suatu hari orang itu akan jatuh dan mati. Dia tak
pernah beristirahat atau bersantai barang sejenak. Tidurnya hanya empat jam semalam."
"Dia mencurahkan jiwa-raganya untuk tugas itu,"
ujar Miss Marple. "Tak pernah memikirkan hal-hal lainnya," kata
Miss Bellever muram. "Tak pernah terpikir olehnya
untuk mengurus istrinya atau memperhatikannya sebentar. Istrinya makhluk yang manis, seperti yang
Anda ketahui, Miss Marple, dan dia layak memperoleh cinta dan perhatian. Tapi tak ada yang diperhatikan di sini, kecuali segerombol anak yang putus asa
dan pemuda-pemuda yang mau hidup enak. Mereka
tidak jujur dan tidak mau bekerja keras sedikit pun.
Bagaimana dengan anak-anak baik yang berasal dari
keluarga baik-baik" Mengapa tak ada satu pun yang
dilakukan untuk mereka" Kejujuran tidaklah menarik
bagi orang-orang aneh seperti Mr. serrocold dan Dr.
Maverick, juga untuk sekelompok orang sentimental
di sini. saya dan kakak-kakak laki-laki saya dibesarkan
dalam keadaan sulit, Miss Marple, tapi kami tidak
dididik untuk gampang berputus asa. Lembek, begitulah keadaan dunia sekarang ini!"
Mereka berjalan menyeberangi taman, melewati
gerbang berjeruji runcing dan sampai di gerbang melengkung yang dibangun oleh eric Gulbrandsen sebagai pintu masuk ke akademinya. Bangunan akademi
itu terbuat dari bata merah yang kokoh dan mengerikan.
Menurut Miss Marple, Dr. Maverick sendiri tampak tidak normal. Ia datang menemui mereka.
ag-1.indd 74 "Terima kasih, Miss Bellever," katanya. "Nah,
Miss"eh"oh ya, Miss Marple"saya yakin Anda
pasti tertarik dengan apa yang kami lakukan di sini.
Kami melakukan pendekatan yang hebat pada masalah ini. Mr. serrocold mempunyai pandangan hebat"
gambaran yang hebat. Dan sir John stillwell, atasan
saya dulu, juga turut mendukung kami. Dulu dia
bekerja di Kantor Pusat sampai pensiun, dan karena
pengaruhnya, kegiatan ini bisa dimulai. Tapi kami
harus membuat pihak yang berwenang memahami
bahwa ini masalah kesehatan. Psikiatri baru muncul
dalam masa perang. satu-satunya hal positif yang diakibatkan oleh perang. Nah, mula-mula saya ingin
Anda melihat semboyan kami dalam memecahkan
masalah itu. Coba Anda menengadah?"
Miss Marple menengadah dan membaca kata-kata
yang terukir di gerbang melengkung itu,
MAsUKLAH DAN ANDA AKAN seMBUH
"Hebat, bukan" Bukankah itu kata-kata yang tepat
untuk maju" Kami tidak mau memaki anak-anak itu
atau menghukum mereka. Itulah yang mereka harapkan dalam sebagian masa tinggal mereka di sini"hukuman. Kami ingin membuat mereka merasa betapa
baik diri mereka sebenarnya."
"seperti edgar Lawson?" tanya Miss Marple.
"Dia itu kasus yang menarik. Apakah Anda sudah
bercakap-cakap dengannya?"
"Dia yang bercakap-cakap dengan saya," kata Miss
Marple. Kemudian ia menambahkan dengan nada
ag-1.indd 75 meminta maaf, "saya ingin tahu apakah dia mungkin
agak gila?" Dr. Maverick malah tertawa riang.
"Kita semua gila, ibu yang baik," ujarnya sambil
membimbing Miss Marple melewati sebuah pintu.
"Itulah rahasia kehidupan. Kita semua ini sebenarnya
sedikit gila." ag-1.indd 76 seCARA keseluruhan, hari itu agak melelahkan.
Miss Marple berpikir, antusiasme sendiri bisa sangat melelahkan. Ia merasa sedikit tak puas dengan
diri dan reaksinya sendiri. Ada suatu pola di sini"
mungkin juga beberapa pola, tapi ia tidak berhasil
mendapatkan petunjuk jelas mengenai pola-pola itu.
Ia merasa ada sikap khawatir dalam diri edgar
Lawson yang mengibakan serta penuh rahasia itu. Jika
saja ia bisa menemukan jalur yang tepat di otaknya.
Dengan berat hati ia mengesampingkan tingkah
laku aneh Mr. selkirk, si sopir mobil"petugas pos
yang linglung"tukang kebun yang hanya bekerja
pada hari senin"dan kejadian aneh yang terjadi di
musim panas itu. Ia tak dapat menduga apa yang tidak beres pada
diri edgar Lawson. Hal itu jauh dari fakta-fakta yang
ada dan sudah diamat-amatinya. Tapi sungguh, Miss
Marple tidak melihat bagaimana ketidakberesan terse76
ag-1.indd 77 but"apa pun bentuknya"dapat memengaruhi Carrie
Louise. Ada banyak pola kehidupan yang membingungkan di stonygates, persoalan-persoalan dan keinginan-keinginan orang-orang yang tinggal di dalamnya yang saling tumpang-tindih. Tetapi tak satu
pun berkaitan dengan Carrie Louise, sejauh yang dapat dilihatnya.
Carrie Louise" Tiba-tiba Miss Marple sadar bahwa hanya ia sendiri, kecuali Ruth, yang memakai
nama itu. Bagi suaminya, ia adalah Caroline. Bagi
Wally, ia adalah Mrs. serrocold, dan Gina lebih suka
memanggilnya Grandam"menurutnya itu adalah gabungan Grande Dame dan Grandmamma.
Apakah mungkin hal itu berarti, bermacam-macam
nama yang digunakan untuk memanggil Caroline
Louise serrocold" Apakah bagi mereka semua ia hanya
sebuah simbol dan bukan orang sesungguhnya"
Keesokan paginya, Carrie Louise berjalan dengan
sedikit menyeret kakinya, kemudian duduk di samping Miss Marple di kebun. Ia bertanya, apa yang
sedang dipikirkan temannya itu. Miss Marple menyahut cepat,
"Kau, Carrie Louise."
"Ada apa dengan aku?"
"Katakan sejujurnya, adakah sesuatu yang mengkhawatirkan dirimu di sini?"
"Mengkhawatirkan diriku?" Wanita itu membuka
mata birunya yang jernih lebar-lebar, tanda keheranan.
"Tapi, Jane, apa yang harus kukhawatirkan?"
"yah, kebanyakan orang selalu mempunyai kekhawatiran." Mata Miss Marple berkedip sedikit. "Misal77
ag-1.indd 78 nya aku, lamban, kau tahu"dan kesulitan menisik
kain linen dengan rapi, dan tak mampu membeli gula
untuk membuat minuman gin buah prem-ku. Oh,
masih banyak hal kecil lainnya. Tampaknya aneh kalau kau tidak mempunyai kekhawatiran sama sekali."
"Kurasa aku sesungguhnya juga mempunyai kekhawatiran," kata Mrs. serrocold lirih. "Lewis bekerja
terlalu keras, dan stephen selalu lupa makan kalau
sedang asyik bekerja di teater, dan Gina terlalu bersemangat. Tapi aku memang tak pernah dapat mengubah orang. Aku tak mengerti bagaimana kau bisa
melakukannya. Jadi, lebih baik aku tidak mengkhawatirkannya, bukan?"
"Mildred juga tidak begitu berbahagia, bukan?"
"Oh, tidak," kata Carrie Louise. "Mildred tak pernah bahagia. semenjak kanak-kanak. Tidak seperti
Pippa yang selalu berseri-seri."
"Mungkin," usul Miss Marple, "Mildred punya alasan tertentu yang membuatnya tidak bahagia?"
Carrie Louise berkata pelan.
"Cemburu" ya, kurasa begitu. Tapi orang sebetulnya tidak sungguh-sungguh memerlukan alasan untuk
perasaan-perasaan yang mereka rasakan, bukan" Menurutku, mereka memang diciptakan demikian. Tidakkah begitu, Jane?"
sejenak Miss Marple teringat pada Miss Moncrieff,
yang menjadi budak ibunya, seorang wanita tiran dan
cacat. Miss Moncrieff yang malang ingin sekali bepergian ke mana-mana. Dan betapa bersyukurnya penduduk st. Mary Mead ketika Mrs. Moncrieff dimakam78
ag-1.indd 79 kan di halaman gereja, dan Miss Moncrieff, dengan
sedikit uang, akhirnya bisa bebas. Maka Miss
Moncrieff pun bersiap-siap memulai perjalanannya.
Tapi baru sampai di Hyeres, ia memutuskan untuk
menjenguk salah seorang "teman baik ibunya". Melihat keadaan wanita tua hipokondriak itu, ia jatuh
kasihan, lalu membatalkan rencana perjalanannya, dan
memutuskan tinggal di vila itu. sekali lagi ia diomeli
dan harus bekerja keras, dan harapannya untuk bisa
melihat dunia cuma tinggal harapan. Miss Marple
berkata, "Kurasa kau benar, Carrie Louise."
"Tentu saja Jolly sangat membantu, sehingga aku
bisa bebas dari rasa khawatir itu. Jolly yang baik. Dia
mulai bekerja untukku ketika Johnnie dan aku baru
menikah, dan dia memang hebat dari permulaan. Dia
merawatku sepertinya aku ini bayi yang tak berdaya.
Dia melakukan segalanya bagiku. Kadang-kadang aku
sampai merasa malu. Aku sungguh-sungguh percaya
bahwa Jolly bisa membunuh orang untukku, Jane.
Mengerikan, ya?" "Dia memang betul-betul setia," ujar Miss
Marple. "Kadang-kadang dia suka berang." Mrs. serrocold
tertawa riang. "Dia senang kalau aku memesan baju
yang indah-indah, dan menyelubungi diriku dengan
kemewahan. Dia berpendapat setiap orang mestinya
mendahulukan diriku dan mencurahkan perhatian
padaku. Dia satu-satunya orang yang betul-betul tidak
terkesan oleh gagasan-gagasan Lewis. Dalam pandangannya, anak-anak laki-laki yang malang itu adalah
ag-1.indd 80 para kriminal muda yang terlalu dimanja dan tak sepatutnya dipikirkan. Menurutnya tempat ini lembap
dan buruk bagi rematikku, dan semestinya aku pergi
ke Mesir atau ke tempat lain yang hangat dan kering."
"Apa kau sangat menderita oleh rematikmu?"
"Akhir-akhir ini penyakitku memburuk. Aku merasa sulit untuk berjalan. Kaki-kakiku sering kram.
Oh, biarlah." sekali lagi tampak senyumnya yang memesona. "Aku memang sudah tua kok."
Miss Bellever muncul dari balik jendela besar. Ia
berjalan tergesa-gesa menuju mereka.
"Telegram, Cara, baru saja disampaikan lewat telepon. Akan tiba sore ini, Christian Gulbrandsen."
"Christian?" Carrie Louise tampak sangat terkejut.
"Aku tidak tahu dia berada di Inggris."
"Kamar Ek, kurasa?"
"ya, tolong, Jolly. Jadi, dia tak perlu naik tangga."
Miss Bellever mengangguk dan kembali ke rumah.
"Christian Gulbrandsen anak tiriku," kata Carrie
Louise. "Anak tertua eric. sebenarnya dia dua tahun
lebih tua dari aku. Dia salah seorang anggota yayasan"anggota penting. sayang sekali Lewis pergi hari
ini. Christian biasanya tak pernah tinggal lebih dari
satu malam. Dia betul-betul orang sibuk. Dan pasti
ada banyak hal yang ingin mereka diskusikan."
Christian Gulbrandsen tiba pada saat minum teh
sore itu. Bertubuh besar, dengan gaya bicara teratur
dan pelan. Ia menyapa Carrie Louise dengan mesra.
"Dan bagaimana Carrie Louise kita yang kecil"
Kau tidak tampak tua sedikit pun. sungguh."
ag-1.indd 81 Tangan Gulbrandsen memegang bahu Carrie
Louise, dan ia berdiri sambil tersenyum memandangi
Carrie Louise. sebuah tangan mencolek lengan bajunya.
"Christian!"

Muslihat Dengan Cermin They Do It With Mirrors Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ah." Ia berbalik. "Ini Mildred, bukan" Apa kabar,
Mildred?" "Akhir-akhir ini aku tidak begitu sehat."
"Oh, sayang sekali."
Ada kemiripan kuat antara Christian Gulbrandsen
dan adik tirinya, Mildred. Perbedaan umur mereka
hampir tiga puluh tahun, dan orang-orang pasti menduga mereka bapak dan anak. Mildred sendiri tampaknya senang dengan kedatangan Christian. Wajahnya
memerah dan ia jadi banyak omong. sepanjang sisa
hari itu, berulang-ulang ia mengatakan "kakakku",
"kakakku Christian", "kakakku Mr. Gulbrandsen".
"Dan bagaimana kabar si kecil Gina?" tanya
Gulbrandsen, berbalik ke arah wanita muda itu. "Kau
dan suamimu masih tinggal di sini, bukan?"
"ya. Kami cukup kerasan di sini, ya kan, Wally?"
"ya, begitulah," sahut Wally.
Mata Gulbrandsen yang kecil dan tajam menaksir
Wally dengan cepat. Wally, seperti biasa, tampak murung dan tidak ramah.
"Jadi, di sini aku bisa berkumpul bersama seluruh
keluargaku lagi," kata Gulbrandsen.
suaranya terdengar betul-betul ramah, tapi menurut
Miss Marple, ia tidak merasa betul-betul ramah. Ada
kerut-kerut kemuraman di bibirnya dan tingkah lakunya agak tertutup.
ag-1.indd 82 Ketika diperkenalkan kepada Miss Marple, ia memandangnya seperti sedang mengukur dan menilai
pendatang baru tersebut. "Kami sama sekali tidak tahu kau berada di
Inggris, Christian," kata Mrs. serrocold.
"Tidak, kedatanganku memang agak mendadak."
"sayang sekali Lewis pergi hari ini. Berapa lama
kau akan tinggal di sini?"
"Aku bermaksud kembali besok. Kapan Lewis pulang?"
"Besok sore atau malam."
"Tampaknya aku harus menginap semalam lagi."
"Jika kau memberitahu kami?"
"Carrie Louise sayang, keberangkatanku memang
sangat mendadak." "Kau akan tinggal untuk bertemu dengan Lewis?"
"ya, aku perlu bertemu dengannya."
Miss Bellever berkata kepada Miss Marple, "Mr.
Gulbrandsen dan Mr. serrocold anggota yayasan
Gulbrandsen. Anggota lainnya Uskup Cromer dan
Mr. Gilfoy." Kalau begitu, kemungkinan kedatangan Christian
Gulbrandsen ke stonygates berkaitan dengan masalah
Institut Gulbrandsen. Begitulah dugaan Miss Bellever
dan yang lainnya. Tetapi Miss Marple masih menduga-duga.
sekali-dua kali, laki-laki tua itu diam-diam memandang Carrie Louise dengan pandangan bertanya-tanya.
Pandangan itu membingungkan Miss Marple. Dari
Carrie Louise, Gulbrandsen melayangkan pandang ke
yang lainnya, dengan sembunyi-sembunyi mengamati
ag-1.indd 83 mereka satu per satu, sehingga kelihatannya aneh sekali.
sesudah minum teh, hati-hati Miss Marple menarik
diri dari yang lainnya dan pergi ke perpustakaan. Tak
disangka-sangka, selagi ia asyik merajut, Christian
Gulbrandsen datang dan duduk di sampingnya.
"Anda teman lama Carrie Louise kita tersayang,
saya kira?" katanya.
"Dulu kami satu sekolah di Itali, Mr. Gulbrandsen.
Bertahun-tahun yang lampau."
"Ah, ya. Dan Anda senang berkawan dengannya?"
"ya, betul," sahut Miss Marple hangat.
"saya kira, setiap orang merasa begitu. ya, saya betul-betul mengira demikian. Itu sudah pasti. sebab
dia orang yang sangat manis dan memesona. selalu,
semenjak ayah saya menikahinya, saya dan adik-adik
saya sangat mencintainya. Bagi kami, dia seperti saudara perempuan yang sangat baik. Bagi ayah saya, dia
istri yang berbakti dan setia kepada semua cita-citanya. Dia tak pernah memikirkan dirinya sendiri, tapi
selalu memikirkan kesenangan orang lain terlebih
dulu." "Dari dulu dia memang seorang idealis," ujar Miss
Marple. "Idealis" ya. ya, begitulah. Dan karenanya dia
mungkin tidak begitu memahami bahwa kejahatan itu
ada di dunia ini." Miss Marple menatapnya, heran. Wajah Gulbrandsen
tampak sangat tegang. "Menurut Anda," katanya, "bagaimana kesehatan
Carrie Louise?" ag-1.indd 84 sekali lagi Miss Marple keheranan.
"Menurut saya tampaknya dia sehat-sehat saja, kecuali arthritis"rematiknya."
"Rematik" ya. Dan jantungnya" Apakah jantungnya
baik-baik saja?" "sejauh yang saya ketahui, ya." Miss Marple semakin heran sekarang. "Tapi saya baru berjumpa lagi
dengannya kemarin, setelah bertahun-tahun kami berpisah. Jika Anda ingin mengetahui keadaan kesehatannya, Anda harus bertanya kepada salah seorang di
rumah itu. Miss Bellever, misalnya."
"Miss Bellever" ya, Miss Bellever. Atau Mildred?"
"Atau, seperti kata Anda, Mildred."
Miss Marple tampak sedikit tersipu-sipu.
Christian Gulbrandsen menatapnya lekat-lekat.
"Menurut Anda, apakah antara ibu dan anak itu
terdapat hubungan yang sangat kuat?"
"Tidak, saya rasa tidak ada."
"saya setuju. sayang sekali"padahal Mildred anaknya satu-satunya, tapi begitulah. sekarang, Miss
Bellever ini, menurut Anda, apakah dia sangat dekat
dengan Carrie Louise?"
"Dekat sekali."
"Dan Carrie Louise sangat tergantung kepada Miss
Bellever?" "saya kira begitu."
Christian Gulbrandsen mengerutkan dahi. Ia berbicara lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada
Miss Marple. "Memang ada si kecil Gina, tapi dia masih terlalu
muda. sulit?" Ia berhenti. "Kadang-kadang," katanya
ag-1.indd 85 lirih, "sulit mengetahui apa yang sebaiknya dilakukan.
saya sungguh-sungguh berharap dapat mengambil
tindakan terbaik. saya selalu waspada agar tak ada
malapetaka atau ketidakbahagiaan yang menimpa
wanita yang baik itu. Tapi itu tidak mudah"sama
sekali tidak mudah."
Mrs. strete memasuki ruangan itu.
"Oh, ternyata kau di sini, Christian. Kami semua
mencarimu. Dr. Maverick ingin tahu, apakah kau
mau membahas sesuatu dengannya?"
"Apakah dia dokter baru itu" Tidak"tidak, aku
akan menunggu sampai Lewis pulang."
"Dia sekarang menunggumu di ruang kerja Lewis.
Apakah aku harus mengatakan kepadanya?"
"Aku akan berbicara sendiri dengannya."
Gulbrandsen buru-buru keluar. Mildred strete memandangnya pergi. Kemudian ia menatap Miss
Marple. "saya ingin tahu, apakah ada yang tidak beres.
Christian tidak seperti biasanya. Apakah dia mengatakan sesuatu?"
"Dia hanya menanyakan kesehatan ibumu."
"Kesehatan Ibu" Mengapa dia menanyakannya kepada Anda?"
Mildred berkata dengan nada tajam. Wajahnya
yang lebar dan persegi itu memerah geram.
"saya sungguh-sungguh tidak tahu."
"Kesehatan Ibu betul-betul baik sekali. Memang
menakjubkan untuk wanita seusianya. Lebih baik dari
kesehatan saya malah." Ia berhenti sejenak sebelum
ag-1.indd 86 melanjutkan, "saya harap begitulah yang Anda katakan kepadanya."
"saya tidak begitu tahu mengenai hal itu," sahut
Miss Marple. "Dia bertanya kepada saya tentang jantung ibumu."
"Jantung Ibu?" "ya." "Tak ada yang tidak beres dengan jantung Ibu. Tidak ada sama sekali!"
"saya senang mendengar kata-katamu itu, sayang."
"Apa yang membuat Christian mempunyai gagasangagasan aneh itu dalam kepalanya?"
"saya tidak tahu," sahut Miss Marple.
ag-1.indd 87 VII HARI berikutnya berlalu tanpa kesan bagi semua orang,
tapi bagi Miss Marple tampaknya ada tanda-tanda
ketegangan batin. Christian Gulbrandsen melewatkan
paginya bersama Dr. Maverick dengan mengelilingi
Institut dan mendiskusikan dampak-dampak umum
dari kebijaksanaan Institut. siang harinya Gina mengajaknya berjalan-jalan naik mobil, dan sesudah itu Miss
Marple memperhatikan laki-laki itu membujuk Miss
Bellever untuk menunjukkan sesuatu di taman. Bagi
Miss Marple, tampaknya hal itu cuma basa-basi saja.
Tapi kalau kunjungan Christian Gulbrandsen yang tibatiba itu hanya menyangkut masalah bisnis, mengapa ia
memerlukan Miss Bellever, padahal Miss Bellever hanya
mengurus masalah rumah tangga stonygates"
Namun secara keseluruhan Miss Marple mulai yakin dirinya hanya mengada-ada. satu-satunya peristiwa
menjengkelkan hari itu terjadi sekitar jam empat.
Miss Marple telah menggulung rajutannya dan pergi
ag-1.indd 88 ke taman untuk berjalan-jalan sejenak, sebelum saat
minum teh tiba. Ketika sedang mengitari tanaman
rhododendron yang tumbuh mencuat ke sana kemari,
ia berpapasan dengan edgar Lawson yang sedang berjalan-jalan sambil menggumam sendiri. Pria itu hampir menubruknya.
Ia berkata, "Maafkan saya," dengan tergesa-gesa,
tapi Miss Marple terkejut melihat tatapan aneh yang
muncul dari matanya. "Apakah Anda tidak enak badan, Mr. Lawson?"
"yah" Bagaimana saya bisa enak badan" saya baru
mendapat shock"shock hebat."
"Shock apa?" Pemuda itu melirik ke balik tubuh Miss Marple,
kemudian melirik cemas ke kanan dan ke kiri. Tingkahnya membuat Miss Marple gugup.
"Apakah saya harus mengatakannya kepada Anda?"
Ia memandang Miss Marple ragu-ragu. "saya tak
tahu. sungguh, saya tak tahu. saya telah begitu sering
dimata-matai." Miss Marple cepat membuat keputusan. Ia memegang erat lengan edgar Lawson.
"Lebih baik kita berjalan di sepanjang jalan setapak
ini. Tak ada pohon atau semak-semak di dekat-dekat
sini. Jadi, tak seorang pun dapat menguping."
"Memang tidak"tidak, Anda betul." edgar menarik napas dalam-dalam, membungkukkan kepalanya,
dan hampir berbisik ketika berkata, "saya menemukan
sesuatu. Penemuan yang mengerikan."
edgar Lawson mulai gemetaran. Ia hampir menangis.
ag-1.indd 89 "Memercayai orang! Meyakini" dan ternyata dusta"dusta semuanya. Berdusta untuk mencegah saya
mengetahui kebenarannya. saya tidak tahan. Jahat sekali. Anda tahu, dia satu-satunya orang yang saya percayai, dan sekarang saya mengetahui bahwa dialah yang
menjadi gara-gara semua ini. Dialah musuh saya. Dia
yang menyuruh orang membuntuti dan memata-matai
saya. Tapi dia takkan dapat meneruskan perbuatannya.
saya akan buka mulut. saya akan mengatakan kepadanya bahwa saya mengetahui perbuatannya."
"siapakah "dia" itu?" tanya Miss Marple
edgar Lawson menegakkan badannya. Mungkin
seharusnya ia tampak mengibakan dan agung. Tapi
kenyataannya ia tampak aneh dan lucu.
"saya berbicara tentang ayah saya."
"Viscount Montgomery"atau Winston Churchill
maksud Anda?" edgar melemparkan pandangan menghina ke Miss
Marple. "Mereka membiarkan saya mengira-ngira seperti
itu, hanya supaya saya tidak menebak-nebak kebenarannya. Tapi saya tahu sekarang. saya punya seorang
teman"teman sejati. Teman yang mengatakan kebenarannya kepada saya dan membiarkan saya mengetahui berapa banyak saya telah ditipu. yah, ayah saya
harus membuat perhitungan dengan saya. saya akan
melemparkan dusta-dusta ke wajahnya! saya akan menantangnya dengan kebenaran. saya mau tahu, apa
katanya tentang hal itu."
Tiba-tiba ia terdiam dan kemudian berlari, menghilang dalam taman.
ag-1.indd 90 Dengan wajah murung, Miss Marple kembali ke
rumah. "Kita semua memang sedikit gila, ibu yang baik,"
begitulah kata Dr. Maverick dulu.
Tapi bagi Miss Marple tampaknya kasus edgar lebih dari itu.
Lewis serrocold tiba pada pukul enam lebih tiga puluh. Ia menghentikan mobilnya di depan pintu gerbang dan berjalan menuju rumah, melalui taman.
Ketika melongok ke luar jendelanya, Miss Marple melihat Christian Gulbrandsen berjalan keluar menemuinya dan kedua pria tersebut, setelah saling menyapa,
berjalan mondar-mandir di teras bawah.
Memang tepat tindakan Miss Marple membawa
teropong burungnya ke stonygates. sekarang ia bermaksud memakainya. Tampaknya ada segerombol
burung kecil di balik pohon-pohon di kejauhan itu.
Ketika teropong itu terarah ke bawah sebelum terangkat lagi ke atas, ia memperhatikan kedua pria tersebut tampak sangat serius. Miss Marple mencondongkan tubuh lebih jauh. Kadang-kadang terdengar
olehnya pembicaraan mereka sepotong-sepotong. Jika
salah seorang dari pria-pria itu kebetulan mendongak,
akan jelas terlihat seorang pengamat burung yang sedang asyik memperhatikan sesuatu yang jauh dari
pembicaraan mereka. ag-1.indd 91 ?"bagaimana agar Carrie Louise tidak mengetahui
hal itu"," kata Gulbrandsen.
Ketika teropong itu terarah ke bawah lagi, Lewis
serrocold sedang berkata,
"Andaikan hal itu bisa dirahasiakan dari Carrie
Louise. saya setuju kita harus memikirkan dirinya?"
Gumaman-gumaman lirih lainnya terdengar juga
oleh Miss Marple. ?"sungguh-sungguh serius?" ?"tidak adil?"
?"terlalu besar tanggung jawabnya?" ?"mungkin
kita harus meminta nasihat dari luar?"
Akhirnya Miss Marple mendengar Christian
Gulbrandsen berkata, "Ah, di sini dingin. Kita harus masuk ke dalam."
Miss Marple menarik kepalanya dari jendela dengan perasaan bingung. Apa yang didengarnya hanya
sebagian-sebagian saja dan sulit dihubung-hubungkan
satu sama lain, tapi cukup untuk meyakinkan dugaan
samar yang pelan-pelan tumbuh dalam dirinya, dan
juga dugaan Ruth Van Rydock.
Apa pun yang tidak beres di stonygates, sudah pasti hal itu dapat memengaruhi Carrie Louise.
III Makan malam itu terasa dipaksakan. Baik Gulbrandsen
maupun Lewis serrocold tampak acuh tak acuh serta
tenggelam dalam pikiran masing-masing. Walter Hudd


Muslihat Dengan Cermin They Do It With Mirrors Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tampak lebih muram dari biasanya, dan kali ini Gina
ag-1.indd 92 dan stephen tampaknya tidak punya bahan pembicaraan
di antara mereka berdua atau dengan yang lainnya.
Pembicaraan yang ada sebagian besar berasal dari Dr.
Maverick. Ia mendiskusikan masalah teknis secara
panjang-lebar dengan Mr. Baumgarten, salah seorang
ahli terapi. Ketika mereka beranjak ke ruang duduk besar setelah makan malam, Christian Guldbrandsen segera
mohon diri. Katanya ia harus menulis sepucuk surat
penting. "Jadi, kalau kau bersedia memaafkan aku, Carrie
Louise yang baik, aku akan pergi ke kamarku sekarang."
"Apa semua yang kaubutuhkan sudah tersedia"
Jolly?" "ya, ya. semuanya. Tadi aku meminta mesin tik,
dan sekarang sudah diantarkan ke kamarku. Miss
Bellever memang baik hati dan penuh perhatian."
Ia meninggalkan ruang duduk besar melalui pintu
sebelah kiri. Pintu itu membuka ke arah tangga utama. Ia berjalan di sepanjang koridor, menuju sebuah
kamar tidur dengan kamar mandi di ujung koridor
tersebut. Ketika ia sudah keluar, Carrie Louise berkata,
"Tidak pergi ke teater malam ini, Gina?"
Gadis itu menggelengkan kepala. Ia berdiri, lalu
duduk di samping jendela yang menghadap ke jalan
setapak dan lapangan. stephen melirik kepadanya sekilas, kemudian berjalan menuju piano tua yang besar di ruang itu. Ia
duduk dan mulai memainkan serangkaian melodi me92
ag-1.indd 93 lankolis dengan lembut sekali. Kedua ahli terapi, Mr.
Baumgarten dan Mr. Lacy, serta Dr. Maverick, mengucapkan selamat malam dan keluar. Walter menyalakan lampu baca, dan dengan suara berisik sebagian
dari lampu di ruang itu padam.
Walter menggerutu. "stopkontak sialan itu selalu macet. Aku akan
menggantinya dengan yang baru."
Ia meninggalkan ruang duduk besar dan Carrie
Louise menggumam, "Wally pandai menangani alatalat listrik dan sejenisnya. Kau ingat ketika dia membetulkan alat pemanggang roti itu?"
"Kelihatannya itu satu-satunya hal yang dilakukannya di sini," ujar Mildred strete. "Ibu, apakah toniknya sudah diminum?"
Miss Bellever tampak jengkel.
"Aku betul-betul lupa malam ini." Ia melompat
berdiri dan pergi ke ruang makan. sebentar kemudian, kembali lagi dengan membawa sebuah gelas kecil berisi cairan berwarna kemerah-merahan.
sambil tersenyum kecil, Carrie Louise mengulurkan
tangannya dengan patuh. "Obat yang memuakkan, dan tak seorang pun membiarkan aku melupakannya," katanya menyeringai.
Dan kemudian, tiba-tiba Lewis serrocold berkata,
"Kurasa malam ini kau tak perlu meminumnya, sayang. Kurasa obat itu tidak begitu cocok untukmu."
Dengan perlahan, tetapi dengan kekuatan terkendali yang selalu menonjol pada dirinya, Lewis mengambil gelas itu dari Miss Bellever dan meletakkannya
di bufet kayu besar bergaya Welsh.
ag-1.indd 94 Miss Bellever berkata tajam,
"sungguh, Mr. serrocold, saya tidak setuju dengan
Anda dalam hal ini. Mrs. serrocold merasa jauh lebih
baik sejak?" Ia berhenti dan berbalik cepat.
Pintu depan terbuka dengan sangat kasar, dan
kemudian terbanting keras. edgar Lawson masuk ke
dalam ruang duduk besar yang remang-remang itu
dengan gaya seorang bintang yang sedang memasuki
panggung yang gemilang. Ia berdiri di tengah-tengah ruangan dan bergaya.
Beautiful Disaster 1 Http://ceritasilat-novel.blogspot.com/2016/08/setahun-di-kota-kecil-karya-guna.html Winnetou Kepala Suku Apache 6

Cari Blog Ini