Ceritasilat Novel Online

Hilangnya Kitab Pusaka 1

Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka Bagian 1


HEMBUSAN angin yang semilir dan tempat
yang teduh merupakan obat tidur yang cukup
ampuh. Buktinya. .baru beberapa saat! Pendekar Mabuk duduk di bawah pohon rindang matanya sudah terpejam dan hawa kantuk menyerangnya begitu kuat. Hembusan angin semilir semakin
membius kesadaran Suto. Tanpa merasa malu dan
sungkan, akhirnya si pemuda tampan berambut panjang sepundak tanpa ikat kepala itu tertidur nyenyak
sambil memeluk bambu bumbung tuak.
Murid si Gila Tuak yang akrab dbanggil Suto
sinting itu sama sekali tak menyadari bahwa di balik
kerlmbunan semak di depan terdapat sepasang mata yang memperhatikannya. Sepasang mata itu datang ke searah-semak tanpa disengaja. Artinya, bukan bermaksud membuntuti Suto. Kebetulan saja ia
lewat tepian hutan tersebut dan melihat ada seorang
pemuda duduk di bawah pohon dengan setengah
merebah. Ketika diperhatikan, ternyata pemuda itu
sedang tertidur. Sepasang mata itu ingin melihat wajah si pemuda lebih dekat lagi. Oleh sebab itu ia mengamati-dengan
cermat dan sampailah di balik semak-semak. lalu mengintip di sana. 'Ganteng sekali dha; pikir si pemilik sepasang
mata itu. 'Wah, hidungnya bangir, bibirnya indah.
badannya kekar, dan tampak gagah. Oh. mengagumkan sekali pemuda itu. Hatiku tiba-tiba berdesir
desir setelah melihat dari sini. Ck. ck. ck... dia benar-benar seperti Arjuna belum cuci muka. Hebat. Belum
cuci muka saja sudah setampan itu, apalagi kalau
sudah cuci muka, aku yakin dia punya wajah akan
semakin mengkilap. mirip kelereng raksasa. Hi. hi,".
Kalau ditilik dari kecamuk hatinya, dapat disimpulkan bahwa sl pemilik sepasang mata itu pasti seorang perempuan. sebab wajah suto memang sering membuat kaum wanita bicara sendiri mengungkapkan rasa kagumnya. Maka tak heran jika banyak
wanita menjadl gila karena terlalu sering mengkhayalkan ketampanan dan kegagahan Suto.
Pemuda itu memang sering disangka keturunan
Arjuna. 'tokoh dunia pewayangan yang paling ganteng di antara wayang-wayang. Walaupun hanya
mengenakan pakaian sederhana; baju tanpa lengan
warna coklat dan celana putih kusam dililit Ikat pinggang kain merah, Suto tampak memancarkan daya
tarik yang mempunyai daya gelar dapat melumpuhkan wanita.
Kembali pada wanita pemilik sepasang mata itu,
rasa lngn memandang suto lebih jelas lagi membuatnya kaluar dari balik semak semak. Langkahnya
sangat pelan. karena takut timbuikan su ara yang
dapat membangunkan tidur si tampan itu. Selangkah demi selangkah ia dekati Suto seperti pencuri
mau nyolong ayam. Ternyata Ia adalah seorang gadis yang berusia
sekitar dua puluh tiga tahun. ia memiliki wajah mungil yang cantik menggemaskan Bibirnya juga mungil dan bikin setiap lelaki geregetan ingin menggigitnya. Matanya bundar bening dengan bulu mata lebat dan lentik. Hidungnya kecil tapi mancung. enak
dipencet sambil menggeram girang. ia mempunyai
rambut tergolong pendek dengan potongan shaggy.
Manis sekali. Gadis itu mengenakan rompi panjang warna
merah tua. Rompinya itu diikat dengan ikat pinggang
sabuk hitam. Rompi itu tidak tertutup semua pada
bagian depannya, tapi tampak terbuka sebagian,
membuat bentuk gumpalan dadanya tampak mengintip separoh bagian. Gumpalan dadanya itu kelihatan bengkak kencang dan sepertinya jarang diremas
oleh seorang lelaki. Masih mulus dan bersih dari kuman-kuman tangan lelaki. Entah benar begitu atau
tidak, yang jelas dada itu sangat menggiurkan lawan
jenisnya. la tidak memakai pelapis lain kecuali hanya
rompi merahnya itu. Celana yang dikenakan berwarna merah kehitam-hitaman. lebln tua dari warna rompinya. Celana
itu ketat dengan tubuh. tampak lentur seperti karet,
sehingga bentuk lekuk-lekuk pinggang dan pinggulnya terllhat dengan jelas. Pinggulnya itu juga kencang seakan belum pernah dlremas atau ditabok
oleh seorang lelaki. kecuali bapaknya saat menghajarnya waktu kecil.
sebuah pedang bersarung perak terselip di sabuk hitamnya. Pedang itu mempunyai gagang berbalut ukiran kepala burung. eman burung apa. Sepertlnya buang onta. tapi bisa saja dikatakan burung merak atau yang lainnya. Yang jelas pedang ltu
bukan pedang murahan yang dijual di pasar dengan
harga murah. Dilihat dari penampilannya. gadis Itu tampak
sebagai gadis yang lincah dan konyol. la mengenakan anting satu. yaitu sebelah kiri. Kalungnya terbuat dari tali hltam dengan bandul logam putih perak
berbentuk tengkorak merokok. Konyol, kan"
Gatis Itu tersenyum centil ketika sudah berada didepan suto. mulanya ia hanya berdiri
bertolak piggang sebelah. Sebentar-sebentar berdecak lirih sambil geleng-geleng kepala tanda sangat
kagum melihat ketampanan Suto. Lalu la melangkah
pelan-pelan mengelilingi Suto sambil memperhatikan penuh rasa terpesona.
'Tubuhnya kekar sekali. tapl ototnya tidak sampai bertonjol-tonjol seperti binaragawan," ucap si
gadis dalam hati sambil kembali ke depan Suto. "Biar
tanpa kumls, tapi pemuda ini memancarkan daya pikat yang luar biasa. Hmm... jangan-jangan dia pakai susuk untuk memikat lawan jenisnya" Hmmm...
mungkin susuk yang dipakai dibibirnya bukan terbuat darl emas atau intan berlian, tapi... tapi sepertinya dia memakai susuk dari linggis. Habis. daya tarik pada bibirnya kuat sekali. bikin aku selalu deg-degan jika memandang bibirnya
Gadis itu menengok ke kanan-kiri sebentar. ia
takut dilihat orang lain. Setelah clingak-clinguk sesaat dan merasa aman. sl gadis pun berkata dalam
batinnya. 'Akan kubuat tunduk dia padaku! Kapan lagi
bisa gunakan kesempatan seperti ini kalau tidak sekarang. Hi. hi, hi...:
Sang gadis segera meluruskan tangan kanannya ke atas. bagai ingin menggapai langit. Tangan
kirinya tegak di depan dada. Matanya terpejam sebentar. kemudian tangan kanan yang lurus ke atas
itu bergerak turun pelan-pelan sambil menggenggam, seakan sedang menarik sesuatu dari langit.
Setelah tangan yang menggenggam itu sampai
di dada, tangan tersebut segera menyeruak ke depan dengan jari-Jari terbuka.
Wuuut, wuuuusss...! Telapak tangan itu menyemburkan asap yang memancarkan cahaya hijau indah. Asap itu menerpa
wajah Suto sinting. Yang diterpa tetap tertidur _sehingga asap itu terhirup ke dalam pernapasannya.
"Beres sudah...,' ujar si gadis dalam hatinya.
Senyumnya mengambang sebagai tanda hatinya diIiputi rasa senang dan lega.
Suto sinting tak tahu kalau dirinya telah dibius
luk tubuh Suto dan ia bekerja lebih giat dari Suto
sendiri. sebuah uji coba telah dilakukan oleh Mega Jelita, dan ternyata memang berhasil. Segala perintahnya dituruti oleh Suto dengan taat. Berarti 'Aji Klimpang Klimpung' sudah berhasil tundukkan jiwa dan
pikiran si pemuda tampan Itu. Mega Jelita merasa
sangat senang dan bangga terhadap kehebatan ilmunya. terlebih ia bangga terhadap apa yang didapatkannya hari itu, yakni seorang pemuda tampan,
gagah perkasa. dan sangat menawan hati setiap wanita. setidaknya Mega Jelita tak merasa malu jika
berjalan bersama pemuda tampan itu.
Kalau saia tidak ada haiangan yang datang,
mungkin Mega Jelita masih betah beradu bibir dan
saling melumat dengan Suto sinting. Sayang sekali
halangan itu segera datang dalam bentuk suara cekikikan yang memanjang seperti tawa kurtilanak sedang bermesra-mesraan.
"Sedot terus. Mega...! hik, hik. hik. hik...!
Mendengar suara itu. Mega Jelita segera tarik
diri dan lepaskan pelukan Suto. Mereka berdua sama-sama memandang ke arah kanan, dan ternyata
di atas sebuah pohon telah berdiri seorang perempuan tua berjubah abu-abu dengan rambut digulung
asal-asalan. "Siapa nenek itu. Mega?" tanya Suto sinting
yang merasa dongkol karena kemesraannya diganggu oleh tawa si nenek yang diperkirakan berusia sekitar tujuh puluh tahun.
mega Jelita belum mau jelaskan siapa nenek
berjubah abu-abu bertongkat hitam dengan kepala
tongkat berbentuk tengkorak monyet itu. Mega Jelita segera berdiri tegak dengan kedua kaki sedikit
merenggang. Lalu. suaranya yang lantang itu dilontarkan untuk menggertak nenek itu.
kuntilanak peot... Turun kau dan kita selesaikan
urusan kita' "Hik, hik, hik... tantanganmu sering bikin aku
mau buang gas saja, Mega Jelitai Kau pikir dapat
dengan mudah mengalahkan diriku" Oh, gadis tolol... alangkah sia-sianya nyawamu jika tetap ingin
melawanku, Nak' 'cerewet' geram Mega Jelita. ia berkata kepada Suto, 'Kau berani melawannya, Suto?"
'Berani ...jawab Suto tegas seakan hanya mengikuti kehendak si gadis dengan rasa patuhnya.
Nenek diatas pohon itu tertawa lagi.
'Hik, hik. hik, hik.." Anak Muda yang tampan. jangan mau diperbudak oleh gadis tolol itu... Kaupasi
sudah terkena 'Aji Klimpang klimpunnya., sehingga kau menurut saja dengan perintahnya. sadarlah.
bahwa kau punya kepribadian sendiri dan pendirian
yang tidak sama dengan orang lain. Jangan mau di-perintah dan diperbudak oleh gadis itu. Bertahanlah
agar harga dirimu tidak jatuh diinjak-injak oleh gadis
itu melalui perintahnya"
'Serang dia, Suto' Tanpa banyak berpikir lagi, Suto Sinting segera
lakukan satu lompatan yang mempunyai kecepatan
dan keringanan tubuh melebihi angin. Jurus 'Gerak
Siluman' yang kecepatannya melebihi anak panah
terlepas dari busur itu digunakan untuk mencapai
ketingglan sang nenek berjubah abu-abu itu
Baaap Traaak Bruuuss...! bumbung tuak dihantamkan tapi ditangkis oleh
tongkat sl nenek. Tangklsan itu menlmbulnan cahaya merah sekejap. Kemudian tahu-tahu tubuh sang
nenek terjungkal jatuh dari atas pohon akibat tendangan kaki Suto. untung sang nenek cepat kuasai
keseimbangan tubuhnya, sehingga ia dapat bersalto
satu kali dan menjejakan kakinya ke bumi dengan
aman. jleg...! Sementara itu, Suto Sinting sendiri berbalik
'arah setelah menjejak pundak sang nenek tadi. la
juga bersalto mundur satu kali, kemudian kakinya
menapak d! tanah persis di depan nenek itu.
Mereka beradu pandang beberapa saat. Keduanya
sama sama slap menerima serangan lawan.
Mega Jellta masih belum blsa mengatupkan mulutnya. la terperanjat melihat Suto Slnting bagalkan
lenyap ditelan buml pada saat menggunakan jurus
'Gerak Slluman'. Kecepatan gerak itu yang membuat
Mega Jelita terbengong-bengong dicekam rasa kaget dan kagum.
'Tak kusangka la mampu bergerak secepat itu:
plklr Mega Jelita. 'Kusangka dia pemuda biasa yang
punya ilmu pas pasan. Ternyata... dari melihat gerakan cepatnya yang dapat membuat nenek peot
itu terjungkal dari atas pohon, aku dapat memastikan bahwa Suto punya ilmu yang cukup bisa diandalkan. Setidaknya la punya ilmu sejajar dengan
ilmu yang kumiliki. Tapi apakah dia bisa mengalahkan kekuatan Nyai Tawang Sangit'
Pandangan mata si gadis segera tertuju pada
tongkat Nyai Tawang Sangit. Nenek berambut putih
itu mengunakan tongkatnya bagai ingin menghancurkan kepala Suto Sinting. Tetapi dengan gerak
menggeloyor seperti orang mabuk mau tumbang.
Suto dapat hindari hantaman tongkat itu dan bahkan
ketika badannya berputar balik. tahu-tahu kakinya
menyepak ke belakang. sebuah tendangan telak
berhasil kenai perut Nyai Tawang sangit.
Buuuik...! "heekk' Nenek berjubah abu-abu itu terpental kebelakang dan jatuh terduduk dalam jarak enam langkah
dari tempatnya semula. Wajah nenek itu menjadi pucat karena menahan rasa sakit akibat tendangan
bertenaga dalam dari Pendekar Mabuk. Namun
agaknya ia bisa kuasai rasa sakit itu hingga dalam
waktu singkat ia sudah bangkit kembali dan lakukan
serangan balasan kepada Suto.
sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan oleh Nyai Tawang Sangit. wuus...! Karena gerakan tangannya yang menyodok ke depan sepertinya tanpa tenaga, maka Suto sinting tidak begitu
menghiraukan. ia bahkan tersenyum sinis pandangi
si nenek. Tetapi tiba-iba dadanya seperti dihantam
memakai kayu balok besar, yang membuat Suto
megap-megap dan terpental ke belakang.
"Uwmkk...l' suto sinting akhirnya mengerang
sambil menyeringai sakit. la buru-buru membuka
penutup bumbung dan menenggak tuak saktinya
walau hanya dua tegukan. "Jangan sambil minum, Tolol... tumbangkan dulu
Nyai Tawang sangit itu. Tolol' suara Mega Jelita terdengar lantang dan jelas
Suto sinting segera bangkit karena tenaganya
sudah pulih kembali. sejak ia menegak tuak, rasa
sakitnya berkurang dan keberaniannya terhadap lawan menjadi berkobar kobar.
Maka dengan cepat Pendekar Mabuk menggerakkan bumbung tuak ke depan dadanya ketika Nyai
Tawang sangit melepaskan pukulan cahaya merah
lurus. Claaap...! Deeb. wuwsss...! Cahaya merah itu mengenai bumbung tuak.
Bumbung itu tidak pecah. melainkan justru memantulkan sinar merah tersebut memantul kembali ke arah
pemiilknya dalam keadaan lebih besar dan lebih cepat dari aslinya.
'Celaka... Malah balik ke sini' gumam Nyai
Tawang sangit dengan kebingungan. Ia segera lakukan lompatan ke samping untuk hindarl sinarnya
sendiri. Tetapi baru saja melompat, sinar merah itu
telah menghantam pohon dibelakangnya yang berada dalam jarak dekat. Blogaaarr...! Dentuman dahsyat terdengar menggema ke mana-mana. Pohon-pohon bergetar dan daun-daun
berguguran. Gelombang ledakannya mempunyal
daya sentak yang luar blasa. sehingga tubuh Nyai
Tawang Sanglt sendlrl terlempar ke atas dan jatuh
dengan punggung lebh dulu sampai di bum!.
Blaaak...! 'Aaoow...|' nenek itu memeklk kesakitan.
"Hajar dia, suto! Hajar dial' perintah Mega Jellta
perintah ltu segera dllakukan oleh suto dengan taatnya.
Tapi sebelum suto Slnting lepaskan pukulan
mautnya. tiba-tiba Nyai Tawang sangit lebih dulu lepaskan pukulan. dengan menyodokkan tongkatnya
ke perut suto. Wuut...! Sodokan Itu sangat cepat dan sukar
dilihat oleh mata manusia biasa. Sodokan itu tepat
kena Ulu hati suto, sehingga pemuda tampan ltu terlempar ke belakang dan jauh terkapar kembali
Bruuk. ..l "Uuuhk suto Sinting mengerang kesakltan.
Mega Jelita menjadi cemas dan segera menolong
suto. 'Bangun, suto! Bangun..."
Nyi! Tawang sang!! segera serukan kata kepada kedua lawannya itu.
"Tunggu saatnya tiba. Aku memang akan bikin
perhitungan tersendiri denganmu. Selamat tinggal
sejenak' Weees... Nyai Tawang Sangit pergi dengan begitu saja. Gerakannya pun termasuk cepat, sehlngga dalam sekejap Nyai Tawang Sanglt sudah lenyap
dari tempat tersebut. Klnl tinggal Suto yang memderita luka dalam akibat sodokan tongkat bertenaga
racun Itu. dengan Mega Jelita yang merasa cemaskan jiwa Suto Slnting. la tak Ingin Pendekar Mabuk
tewas di tangan orang lain. la masih lngln menlkmati
kelndahan yang dikagumi dl dalam dlrl sang Pendekar Mabuk Itu.
aku butuh obat." ucap Suto.
Mega Jelita kebingungan. 'Pengobatan macam
apa yang kau Inginkan. suto?"
Klnl Suto Slnting diam tak bergerak. Bukan karena suto sinting tewas. tapi karena suto berusaha
menahan rasa sakit di dalam ulu hatinya secara mati-matian.
Dapatkah si gadis konyol; Mega Jelita Itu. menyembuhkan dan mengembalikan kesehatan Suto
sinting" ~~~~~~~~~~~~
http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">PeFF0007">ndFF4900">ekFF8C00">ar FED200">MaD6FF00">bu87FE00">k 736FF00">0 H00FF2C">il00FF7F">an00FFCC">gn00DBFF">ya 0093FF">Ki0051FE">ta0002FF">b P5000FF">us9E00FF">aka
2 SEKALIPUN Mega Jelita sudah salurkan hawa
murninya ke tubuh Suto. tetapi agaknya Suto
sinting masih tetap menderita cukup parah.
Wajahnya kian memucat dan tubuhnya dingin sekali.
Mega Jelita menjadi cemas dan kebingungan sendiri.
'Oh, tidak.-.! Kau tidak boleh mati. Suto ! Kau belum mengenalku lebh lama, alangkah bodohnya jika
sekarang kau mati, suto ! bangun!. suto!
Aduh.. celaka. napasnya sudah hampir habis,"
Mega Jelita meraba hidung Suta dan hembusan napas yang dirasakan semakin melemah. Sebentar lagi akan hilang.
'Kulhat tadi dia menengguk tuak. Setelah itu,
dia seperti orang tidak menderita sakit dan menyerang Nyai Tawang sengit lagi. Hmmm... apakah kekuatannya memang ada di tuak ini" sambil Mega jelita memandangi bumbung tuak yang kini ada di tangannya.
'Kalau memang begitu. akan kucoba menuangkan tuak ke dalam mulutnya! Siapa tahu bisa membuatnya sehat kembali..!
Mulut pemuda tampan itu menganga sedikit.
Mega Jelita menuangkan tuak pelan-pelan hingga


Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

air tuak dapat mengucur ke mulut suto dan langsung
masuk ke tenggorokan. suto sinting tersedak karena napasnya terganggu oleh kucuran tuak. Tapi Mega Jelita justru merasa senang melihat suto tersedak, berarti ada tenaga yang keluar dari dalam tubuh
pemuda itu. Maka. sekali lagi tuak pun dituangkan
ke mulut Suto. Kali ini Suto menerimanya dengan tegukan pelan-pelan.
Mega jelita tak tahu bahwa tuak itu adalah tuak
sakti yang mampu sembuhkan berbagai macam penyakit dan luka. Bahkan banyak racun _yang dapat
dilenyapkan oleh kekuatan sakti tuak dari bumbung
tersebut. Karenanya. tak heran jika dalam bebarapa kejap
saja, tenaga dan kesehatan Suta pulih kembali. ia
dapat bernapas dengan longgar' dan mampu bediri
dengan tegak kembali. ia seperti tak pernah mengalami luka apa pun. balk luka beracun maupun luka
tak beracun. Suto sehat dan benar-benar sehat.
Tetapi pengaruh dari 'Aji Kllmpang Klimpung'
belum bisa hilang. Agaknya 'Aji Klimpang Klirnpung'
tak bisa dilawan dengan kesaktian tuak tersebut, sehingga perasan takut dan patuh terhadap Mega jelita masih tertanam di jiwa Pendekar Mabuk.
Bahkan ketika Mega Jelita memanggilnya, Suto
sinting buru-buru lepaskan diri dari sebuah lamunan yang berkecamuk tentang keanehan dirinya itu.
"Suto... rupanya kau mempunyai Ilmu yang lumayan tinggi.
ya" "Hmmm... hmmm... tidak begitu tinggi kok. Maslh tinggi ilmu yang kau miliki. Mega.'Ya, memang masih tinggi ilmuku. Tapi kulihat
kau bisa membuat Nyai Tawang Sangit lari terbirit-birit. itu sudah termasuk ilmu yang lumayan. Padahal Nyai Tawang sangit jarang mau melarikan diri jika sudah masuk ke dalam pertarungan."
"Siapa Nyai Tawang Sangit itu. Mega?"
'Dia musuhku jawab Mega Jelita dengan nada
ketus. 'Aku bosan melawannya. Karena aku tahu,
tak urung dia akan melarikan diri lagi dariku. Makanya kusuruh kau yang menghadapinya. Toh ternyata
melawanmu saja dia tetap lari terbirit-birlt."
Mega Jelita yang tadinya bicara sambil memandang ke arah lain. kini menatap Suto dan mendekatkan diri.
'Kapan saja jika kau lihat Nyai Tawang sangit
muncul di dekatku, ;sikat habis nenek tua itu l Mengerti?"
'Mengerti ! sambil Suto mengangguk patuh.
"Jangan beri kesempatan padanya untuk melarikan diri lagi. Lumpuhkan seketika itu juga. Paham"
"Paham, Mega; jawab Suto dengn mengangguk penuh hormat.
'Sebab. Nyai Tawang sengit tetap akan memburuku dan berusaha melumpuhkan diriku."
"Boleh kutahu apa sebabnya?"
'Hmmmml' Mega Jelita buang muka, tapi tetap
menjawab pertanyaan itu. nyai tawang sangit menghendaki kitab penlnggaian mendiang guruku. Kitab pusaka itu
bernama Kitab Kidung Bencana. Ada dua orang
yang mengincar kitab tersebut; satu. Nyai Tawang
sangit. dan kedua Ki Parak Porong."
Pendekar Mabuk manggut-manggut mengingat
kedua nama itu. terutama nama terakhir yang baru
kail itu didengarnya: Ki Parak Porong. Sebenarnya
Suto Ingin ajukan tanya tentang siapa orang yang
bernama KI Parak Porong itu. Tetapi Mega jeiita leblh dulu berkata kepadanya dengan nada tegas.
'Sekarang yang penting kau ikut aku dulu."
'Baik. Ke mana kita akan pergi. Mega?"
"Mencari pembunuh mendiang guruku."
"O, jadi gurumu tewas karena dibunuh orang"'
'Benar. Sebab kutemukan luka beracun di bagian punggungnya. Pasti seseorang telah menyerangnya dengan senjata tajam atau senjata tumpul, yang
jelas senjata itu mengandung racun yang mematikan."
"Kau sudah tahu siapa pembunuhnya"
"Secara tepat memang belum. Tapi aku mempunyai beberapa orang yang patut dicurigai. Tugasmu adalah mendesak orang itu agar mengakui perbuatannya. Jika sudah mengakui, lumpuhkan dia.
.Jika sudah kau lumpuhkan. baru akan kubabat habis
nyawanya sebagai balas dendam atas kematian guruku !'
'Baik. aku akan kerjakan perlntahmu, Mega
Jelita," kata Suto seperti seorang prajurit bicara
dengan seorang ratu. 'Kia pergl sekarang mencarl perempuan yang
bernama Nyal sedap Malam'
"Baik, kita cari perempuan yang bernama..."
Suto sinting tak jadl lanjutkan ucapannya. la segera
ingat akan nama Nyal Sedap Malam. Bahkan la tampak terkejut setelah menyadari bahwa Nyai Sedap
Malam adalah kenalan baiknya; istri sahabat gurunya yang bernama Kl Palang Rengga. Suto pernah
ditolong oleh Nya! Sedap Malam dan Kl Palang
Rangga ketika terkena racun 'Bayi Panggang' saat
melawan Awan setangkai, (Baca 'serial Pendekar
Mabuk dalam episode: "pemburu Darah Satrla).
'Kenapa tiba-tiba diam"- tegur Mega Jelita.
'Aku.. aku sepertinya kenal dengan Nyai Sedap
Malam." "Kebetulan sekali jlka begitu. Kau tahu dimana
tempat tlnggalnya?" 'ya. sangat tahu. sebab aku pernah dirawat di
pondoknya. "Kalau begitu, cepat bawa aku ke pondoknya
sekarang juga' 'Baik. Mega. Mari Ikuti aku' jawab Suto dengan
tegas, namun dalam hatinya sempat berkecamuk
perang rasa antara ingin mematuhi perintah dan menentang perintah Itu.
'Desak dia dan pastlkan dia bersalah atau tldak.
Jangan langsung dibunuh sebelum kita yakin bahwa
dia bersalah. Paham?"
'Ya. aku paham: jawab Suto masih dengan tegas. Mereka melangkah menyusuri lembah menuju
ke pondok Nyai Sedap Malam dan Ki Palang Renggo. Sambil melangkah cepat. Mega Jelita sempat
jelaskan kematian gurunya yang bernama Nini Kerudung Lawu itu.
"Guru punya beberapa musuh yang pemah dikalahkan. Guru memang tidak pernah mau membunuh iawannya jika tidak benar-benar kepepet. Para
musuh yang pemah dikalahkan itu masih saling menyimpan dendam, sehingga ia mencari kelengahan
Guru untuk melampiaskan dendamnya itu!
'Apakah mereka ada kaitannya dengan pencurian Kitab Kidung Bencana itu?"
'Kurasa tidak." jawab Mega Jelita. "Sebelum Guru dlbunuh, kitab pusaka itu sudah hilang lebih dulu.
Lalu, aku dan Guru mencarinya berpencar arah.
Beberapa waktu kemudian, barulah kutemukan Guru sudah tidak bernyawa."
"Hliimm... jadi pembunuhnya bukan Nyai Tawang sangit atau Ki Parak Porong?"
'Bukanl Sebab...! Mega .Jelita hentikan kata-katanya, karena tiba-tiba mereka dikejutkan oleh munculnya benda hitam
yang melayang di udara. Benda hitam itu mengeluarkan suara mencicit seakan jeritan kematian yang saling bersahutan.
'Suto, kita dlserarg puluhan kelelawar" Mega
Jelita langsung mencekal lengan Suto dan bicara
agak terpekik karena kagetnya. Pendekar Mabuk
pun terperanjat dan diam beberapa kejep pandangi
puluhan kelelawar yang datang dari depan mereka
dan membentuk barisan menggerombol mirip layar
hitam melayang-layang. 'Kila lari saja!" usul Suto.
'Percumal Kita tetap akan dlkejarnya' sambil
berkata begitu, Mega Jelita segera mencabut pedangnya dari pinggang. Sreet...! Suto sinting segera menyambar bumbung tuaknya. Tali bum bung tuak
dililitkan di telapak tangan kanan dan siap dipakai
untuk menghantam rombongan kelelawar liar itu.
Ciluar... cim... cliet... cilik. cliil, cii...|
Jerit para kelelawar itu semakin terdengar jelas
sebab gerakan mereka semakin dekat. Suto sinting
segera maju di depan Mega Jelita dan berseru kepada gadis itu.
"Mundur, biar kuhadapi sendiri mereka!"
Kelelawar-kelelawar bermata merah itu segera
menerjang suto sinting setelah Mega Jelita mundur
empat langkah. Wuurrss...! Suto Sinting pun segera memutar bumbung tuaknya di atas kepala.
Wuuunq. wuung, wuuuung...!
Ketika pasukan kelelawar itu mendekatinya,
maka beberapa dari binatang hitam itu tersapu oleh
kibasan bumbung tuak tersebut.
preak. prrus, proook, brruus...!
Ciaaat... Beberapa yang terkena hantaman
bumbung tuak bertenaga dalam tinggi itu menjerit
menyeramkan. bagatkan jerit pengantar kematian.
Tetapi anehnya setiap kelelawar yang terkena hantaman bumbung tuak dan jatuh ke tanah, ia segera
lenyap dengan menimbulkan asap dalam sekejap.
Sehingga, dl tanah tak terdapat bangkai kelelawar
satu pun. Sementara sl Pendekar Mabuk sibuk menghantam kelelawar-kelelawar bermata merah itu, Mega
Jelita juga sibuk menebas dengan pedangnya. Kelelawar yang tak sempat menyerang suto mengarah
kepada Mega Jelita dan dibabat habls oleh kecepatan gerak pedang gadls itu.
Wut, cras. wut. aas, wut, bras...! Dan para kelelawar yang terpotong oleh pedang tersebut juga
tidak meninggalkan bangkai dl tanah. Mereka jatuh ke tanah lalu, bluub...! Berubah menjadi asap dari
sebuah letupan kecil. setelah ltu lenyap tanpa sisa
dan bekas sedlkit pun. Cliieet...! 'Auuw-" Suto sinting memekik karena beberapa kelelawar lolos dari hantaman bumbung tuaknya. Mereka menyergap tengkuk kepala Suto dan
menggigltnya. Namun dengan tangan kirinya Suto
meraih binatang itu dan membantlngnya ke tanah.
clek-..! Bwes...! Begitu menyentuh tanah binatang
itu lenyap dalam bentuk asap yang mengepul dan
sIrna dalam sekejap. Pendekar Mabuk segera lakukan lompatan
mundur dengan cepat. la bersalto mundur beberapa
kali. dan yang terakhir melesat dengan gunakan
jurus 'Gerak SiiumaN-nya.
Zlaaap...! , Pendekar Mabuk tiba dl salah satu tempat yang
lebih tinggi. la segera rnenenggak tuaknya. Tapi
tuak tidak dltelan semua. sebagian disisakan dl rnulut hinga pipi Suto menjadi mengembung.
'kusembur memakai jurus 'Sembur Bromo WIwaha'. biar tahu rasa hewan-hewan ganas ltu*
ucapnya dalam hati, lalu ia lakukan gerakan cepat
kembali. Zlaaap Dalam keadaan melayang menerjang barisan
kelelawar ltu. Suto Slnting menyemburkan tuaknya
dari dalam mulut. Bruuss l Brrruuas
Semburan ltu menimbulkan percikan api ke mana-mana membakar kelelawar-kelelawar tersebut.
hingga suara jerit dan pekik sl kelelawar terdengar
saling bersahutan. Dengan beberapa kali sembur. akhirnya binatang-binatang ltu berkurang dan menjadi tinggal beberapa ekor saja.
Wuuul. craa. cras, wuuul, cras, cras...!
Sisanya dlhabisi oleh Mega jelita yang tadi
sampai digigit oleh beberapa kelelawar dari belakang. Punggung gadis ltu pun terasa perih dan sakit
karena terluka gigitan kelelawar.
"Auuuh...l' Mega jelita mengaduh ketika semua
kelelawar telah terbabat habis tanpa tinggalkan
bangkai. la merasakan lukanya di punggung semakin lama semakin melebar, bagai mempunyai kekuatan untuk merobek kulit dan daging yang _semula
masih utuh itu. Sedangkan luka gigitan pada tengkuk dan leher Suto sudah merapat dam menjadi seperti tak pemah digigit oleh siapa pun. karena ia sudah menenggak tuaknya.
Maka Mega Jelita segera mendapat penolongan dari Suto melalui minum tuaknya. Mulanya Mega
Jelita menolak, tapi setelah didesak Suto akhirnya
ia pun mau meneguk tuak yang belum pernah dirasakan itu.
Giek. giek. giek. giek...!
Ternyata luka dl punggung mega Jelita bisa pulih kembali seperti tak pernah mengalami luka apa
pun. Bahkan noda darah pun lenyap bagai terhisap
habis oleh kekuatan tuak saktinya Pendekar Mabuk
itu. "Apakah kau punya permusuhan dengan binatang-binatang itu tadi" tanya Suto sinting kepada
Mega .muka Gadis itu malahan bersungut-sungut
dan menggerutu dengan hati kesal
'Memangnya kau pikir aku jenis kelelawar, kok
punya permusuhan dengan mereka?"
"Aku hanya bertanya."
'Tidak' jawab Mega Jelita. "aku tidak punya
permusuhan dengan seekor kelelawar pun. Tetapi
aku tahu persis siapa yang mengirimkan keleiawar
kelelawar tadi." "Siapa menurutmu?" tanya Suta dengan rasa
ingin tahu. "Siapa lagi kalau bukan Ki Parak Porong!"
"Dari mana kau tahu?"
'Hanya dia yang bisa memanggil puluhan kelelawar seperti tadi. Hanya Ki Porak Porong yang punya pasukan kelelawar, Nyai Tawang Sanglt maupun guruku tidak kuasai ilmu memanggil kelelawar."
"Apakah mereka dulunya satu saudara?"
"Mereka dulu satu perguruan: Nyai tawang Sanglt, Ki Porak Porong. dan Nini Kerudung Lawu, guruku'
?'Ooo...' pantas mereka memburu kitab itu.tapi...
tiba-tiba Suto sinting terpaksa diam seketika
karena seberkas sinar hijau pijar-pijar sebesar jeruk
peras melesat mendekati mereka berdua. Sinar hijau itu meluncur dengan cepatnya, sehingga Suto
sinting tak sempat menghantam dengan jurus bersinarnya.
Pendekar mabuk hanya lakukan lompatan cepat
ke arah belakang. lalu bumbung tuaknya menghantam sinar hljau yang melintas dl depannya.
Duaaar...! Ledakan cukup dahsyat terjadi dengan menyebarkan gelombang sentakan begitu besarnya. Pendekar Mabuk dan Mega Jelita terlempar berbeda
arah dalam jarak masing-masing sepuluh langkah
dari tempat mereka semula.
Jelas sinar hijau itu datang dari orang berilmu
tinggi. karena sinar itu tak mampu berbalik arah seperti biasanya jika sebuah sinar kenai bumbung tuak Sinar tersebut hanya mampu meledak tanpa
lukai bumbung tuak. ltu menandakan sinar tenaga
dalam tersebut mempunyal kekuatan yang cukup
besar dan sangat berbahaya |lka harus ditangkjs terus-menerus.
Pendekar Mabuk menyerlngal kesakitan karena
tulang lehernya bagai mau patah akibat terlempar
tinggi-tinggi tadl. la segera meraih bumbung tuaknya yang terlepas dari genggaman tangannya. Sementara Itu. Mega Jelita juga berusaha bangkit dengan mulut berdarah.
Pendekar Mabuk baru akan harnplrl Mega Jelita.
tiba-tiba dari arah kirinya la melihat pelepah daun
kelapa terbang melayang dengan cepat ke arahnya.
Di atas pelepah daun kelapa yang maslh hijau itu
berdlrl seorang kakek berambut abu-abu dengan
kumls dan jenggotnya juga berwarna abu-abu.
'Suto. awaaass..." teriak Mega Jelita dengan
cemas. Padahal tampa dlterlakl begitu Suto sudah
tahu datangnya bahaya dari selembar pelepah daun
kelapa itu. Pendekar Mabuk segera melompat ke arah depan dalam gerakan pilk-plak menggunakan satu tangan Wu!. wul. wul-..!
Werrsssml Pelepah daun kelapa Itu melintas tak jauh dari
kepala Suto sinting. Hembusan anglnnya membuat
Pendekar Mabuk terpental karena pada saat ltu Suto
sinting segera memalnkan jurus mabuknya dengan
tubuh meliuk ke sana-sini, akhirnya terhempas oleh
angin kibasan daun kelapa itu.
'Heh, heh. heh. heh..." kakek tua yang berdiri
dl atas pelepah daun kelapa itu menertawakan suto.
Pelepah daun kelapa itu segera berbalik arah
dengan cepat Suuut, m-eeerss...! Lalu meluncur lagi
dengan kecepatan tinggi menuju ke arah Pendekar
Mabuk. Kali ini suto sinting penasaran dan gemas dengan tingkah si kakek berjubah biru tua itu. la segera
pergunakan jurus yang jarang dipakai; jurus 'bangau Mabuk'. Jurus ini pernah dipergunakan ketika
melawan tokoh cantik yang dikenal dengan nama
Perawan Sesat. (Baca serial Pendekar Mabuk dalam
episode; "Perawan Sesat).
Bumbung tuaknyn disodokkan dengan kekuatan penuh. 'HeeeahmzBumbung itu segera melesat cepat ke udara dan
tubuh Suto sinting terbawa terbang dalam keadaan
kedua tangan berpegangan ujung belakang bumbung.


Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Weeesss...! Kakek berjubah biru itu terperanjat melihat suto
terbang mendekatinya. Padahal kecepatan pelepah
daun kelapa itu sangat tinggi. Sang kakek sempat
tegang sesaat. 'wah. kalau tabrakan bisa berkeping-keping tubuhku: pikir sang kakek. Lalu, serta-merta la melompat turun dari pelepah daun kelapa itu dan membiarkan pelepah tersebut meluncur sendiri tanpa
penumpang. Tepat pada saat itu Suta dan bumbungnya meluncur di atas daun kelapa itu dalam jarak
sekitar satu kaki. wuuuess...!
Kalau saja kakek berjubah biru itu tidak segera
melompat turun dari atas pelepah daun kelapa, maka perutnya akan menjadi sasaran empuk ujung depan bumbung tuak Suto. Untung saja ia segera
menghindar, sehingga suto dan bumbungnya tidak
temukan sasaran apa-apa. "heh. heh, heh, heh... kecele kaul Kecele kau,
heh, heh. heh..." Suto sinting ditertawakan oleh
sang kakek. Kemudian tawa sang kakek terhenti
begitu matanya memandang ke arah tempat berdiri
Mega Jelita. Ternyata gadis itu sudah hilang dari
tempat tersebut. "Hahh..."l Kabur..?" ucapnya dengan mata terbelalak. Kemudian mata tuanya yang kecil itu memandang ke arah timur. Ternyata Mega Jelita sudah
sampai di sana dan sedang mendaki perbukitan.
'Mega .Jelitaaa...! Jangan lari kau. Kucing Nakal! Ke mana pun kau lari akan kukeiar, Mega." seru
kakek tua yang tak lain adalah Ki Parak Porong Itu.
Pendekar Mabuk mendengar seruan tersebut
dan segera memandang ke arah Mega Jelita.
"walah, dla melarikan diri dan dikejar oleh pak tua
itu! Gawat! Aku harus lindungi Mega Jelita seperti
perintahnya tadi. Kuhambat pengejaran pak tua itu
biar Mega Jelita tidak tertangkap"
Zlaaap...! suto sinting gunakan jurus 'Gerak Siluman'
ketika dilihatnya Ki Porak Porong mengejar Mega
Jelita dengan tongkatnya yang berbentuk kepala
naga dibagian ujungnya itu. Tongkat tersebut dilemparkan ke udara dalam keadaan datar, kemudian Kl
Porak Porong melompat dan kedua kakinya hinggap
di batang tongkat yang datar itu. Dengan tenaga dalam dan Ilmu kesaktiannya, tongkat itu terbang mengejar Mega .lelita membawa si kakek berusia sekitar tujuh puluh tahun itu.
Weess...! Tapi sebelum berhasil mengejar Mega Jelita.
Suta sinting telah menerjangnya dari belakang dengan jurus 'Gerak SiIumaN-nya itu. wuuuut.
breess...! 'Aow' sang kakek terpeklk ketika tubuhnya
ditabrak dari belakang. la melayang dan jatuh dari
atas tongkatnya. Sementara Suto sinting segera
berhenti dalam jarak delapan langkah dari tempat
jatuhnya KI Parak Porong. la berdiri dengan tegak
menghadap ke arah lawannya yang sedang berusaha untuk bangkit lagi itu.
'Tetapi tanpa diduga-duga, tiba-tiba tongkat Ki
Parak Porong yang sudah telanjur meluncur ditinggalkan pemiliknya itu kembali ke arah semula
dan menyodok punggung Suto Slnting.
duuk...! 'akh..' Suto sinting terpeklk dengan tubuh
melengkung ke depan, lalu la jatuh terpelanting
sambil menyeringai kesakitan.
"Heh, heh. heh, heh... rasakan pembalasan
tongkatku" Ki Porak Porong tertawa terkekeh-kekeh, tapi segara berhenti setelah merasakan tulang
punggungnya terasa patah dan sukar dipakai untuk
berdiri. 'Uuhk Celaka! Punggungku seperti tak bertulang lagi. Aduh. sakitnya! Rupanya anak muda itu
punya iimu yang mampu tandingi kekuatanku Uuuh,
sial. sial..." Ki Parak Porong punya cara sendiri untuk tanggulangi rasa sakitnya. Dengan menggunakan permainan napasnya. Ki Porak Porong dapat mengusir
rasa sakit dan sembuhkan iuka dalam, terutama di
bagian punggungnya. Hal itu dilakukan dengan waktu cukup singkat. Sementara itu. Suto sinting mengobati luka dan rasa sakitnya menggunakan tuak saktinya.
Kini mereka beradu pandang dalam jarak tujuh
iangkah. Tongkat sang kakek sudah melesat kembali ke tangan pemiliknya ketika Suto sinting menenggak tuak tadi' Dengan pandangan mata tajam.
Ki Porak Porong dekati Suto sambil tongkatnya dipakai berjalan dengan tenang. dalam jarak tiga langkah Ki Porak Porong berhenti. lalu tertawa terkekeh-kekeh tanpa diketahui penyebabnya
"Hen heh, heh, heh. hmm'
Suto pun membalas dengan tawa pelan. "Hah,
hah. hah, hah..." Huuub..." Keduanya sama-sama berhenti mendadak dan wajah mereka memancarkan permusuhan kembali; saling cemberut, saling berkerut
dan saling menatap tajam-tajam. Mereka sama sama
diam selama tiga helaan napas.
Pada waktu itu, Mega Jelita sudah jauh dan tak
terlihat lagi oleh mereka. Tapi agaknya mereka pun
tak peduiikan sampai di mana pelarian Mega Jeiita
itu. Agaknya mereka ingin selesaikan urusan mereka sendiri yang tadi saling serang tanpa banyak bicara itu.
"Mengapa kau memihak mega Jelita, Anak Muda?" tegur Ki Parak Porong setelah mengendurkan
ketegangannya dan bersikap kalem kembali
"Aku hanya menjalankan perintahnya, yaitu perintah untuk melindungi Mega Jelita dari gangguan
siapa pun. termasuk dari gangguanmu, Kakek Nakal'
'He-h. heh. heh, heh...! Siapa yang memerintahkan kau menjadi pelindung Mega Jelita"
'Dia sendiri!" jawab suto tegas.
"heh, heh. heh. heh..., Kalau begitu aku tahu
sekarang, kau telah terkena 'Agi Klimpang Klimpung'
darinya, yang membuat kau tunduk dengan segala
perintahpya dan takut kepadanya."
*Aku tidak terkena apa-apa! Aku hanya merasa
sayang dan kasihan kepadanya. sehingga harus
melindunglnya dan menuruti apa keinginannya."
'Heh. heh, heh. heh....' Ki Parak Porong semakin terkekeh. "ltu yang namanya terkena pengaruh 'Aji Klimpang Klimpung Goblok! Memang
orang yang kena aji itu merasa kasihan dan sayang
kepadanya! Aku yakin kau tidak punya hubungan
apa-apa dengan Mega Jelita!"
"tidak ada hubungan apa-apal'
"bukan kekasihmukah dia?"
"Bukan" 'Nah, sekarang coba renungkan. Mengapa kau
membelanya, melindunginya. menuruti perintahnya.
sedangkan kau dan dia tidak punya hubungan apa-apa. Jika bukan karena pengaruh gaib dari 'Aji Klimpang Klimpung', lantas apa alasanmu berslkap demikian?"
Suto Sinting diam beberapa saat. Batinnya berkata pada dlri :sendiri. 'Iya. ya..!! Kenapa aku bersikap begitu kepadanya" Dia bisa bertindak seenaknya terhadapku- Perintah ini-itu dan aku selalu menurutinya tanpa berpikir benar atau salah. Hmm...
sepertinya apa kata pak tua Ini memang benar. Aku
terkena pengaruh gaib yang membuatku takut dan
menuruti segala perintahnya."
"Heh, heh, heh, heh..! bingung sendiri kau,
Nak" Memang itulah salah satu akibat terkena 'AJI
Klimpang Klimpung". Tak seberapa dahsyat. tap!
menjengkelkan korbannya."
'Latu, apa yang harus kulakukan jika sudah beglni, Kek?"
"ikutlah aku dan tangkap gadis nakal itu'
"Apa kesalahannya?"
'Dia sembunyikan kitab pusaka warlsan guru
kami 'maksudmu Kitab Kidung Bencana itu"
'Benar. Oh, rupanya Mega jelita sudah banyak
bicara tentang kitab itu kepadamu. ya?"
"Belum terlalu banyak. Dia hanya sebutkan nama kitab tersebut."
"Dia terlalu banyak membual. Dia pasti melancarkan tipu muslihat yang jitu kepadamu hingga kau
semakin tertarik untuk memihaknya. Untuk membuktikan siapa yang benar dalam hal ini, kau harus
bantu aku menangkapnya, Nak! Mega Jelita sangat
berbahaya jika dia sampai menguasai Ilmu yang ada
dl dalam Kitab Kidung bencana itu'
Pendekar mabuk diam dalam kebimbangan separuh hatinya ingln menuruti saran KI Parak Porong; mengejar dan menangkap mega Jelita. Tetapi
separuh hatinya lagi masih cenderung memihak Mega Jelita dengan cara melindungl gadis itu dari jamahan siapa pun. Pendekar mabuk merasa jengkel
sendiri dengan kebimbangan tersebut.
AKHIRNYA Suto memutuskan untuk mencari
Mega Jeiita sendiri tanpa disertai Ki Porak Porong. Tetapi rupanya Kl Porak Porong sengaja memancing Suto agar mengejar mega Jelita sendiri. Diam-diam ia membuntuti dari belakang.
Tetapi Pendekar Mabuk bukan orang bodoh.
Ketajaman telinganya menangkap gerakan yang
mengikuti dan belakang. Pendekar Mabuk segera
sembunyikan diri di celah-celah bebatuan cadas.
Sleeb...! ia dlam di sana sambil menunggu orang
yang mengikutinya Beberapa saat ia menunggu, namun orang yang
menguntitnya belum juga muncut. Suto mulai curiga.
"Jangan-jangan dia tahu kalau kujebak?"
Celah bebatuan cadas itu mempunyal ketinggian yang cukup lumayan. celah tersebut membentuk lorong sempit yang tembus ke sisi lain. Tetapi
panjang lorong sempit itu hanya sekitar enam langkah.
Pandangan Suto Sinting yang tertuju pada jalanan tadi masih belum menemukan gerakan yang
mencurigakan. Hanya saja, ketika ia memandang ke
celah cadas; di belakangnya ia nyaris memekik kaget karena seraut wajah tua ada di sana.
"Ki Porak Porong..."i?
'Sssttmi' kakek ber|ubah biru yang ternyata
sudah ada di belakang Suto itu justru memberi isyarat agar Suta tidak banyak bicara. Rupanya ia justru
iku! bersembunyi di celah itu. Suto sinting menjadi
geli-geli dongkol. "Ada apa kau di sini?" tanya Suto.
"Ada bahaya!" jawab Ki Porak Porong.
'Bahaya apa" 'Bukankah kau lebih tahu dariku?"
*Maksudmu bagaimana, Ki?"
"Lho, jadi kau bersembunyi di sini karena apa"
Karena ada bahaya, bukan" Makanya aku segera
ikut bersembunyi! "Ooh.-. konyol!" Suto Slntlng menapak jidatnya
sendiri, lalu menghempaskan napas. Hatinya ingin
tertawa geli menyadari kesalahpahaman Ki Porak
Porong itu. Suto membatin. "Geblek juga pak tua ini. Aku
sembunyi untuk menjebaknya malah dia ikut sembunyi di belakangku menyangka ada bahaya.
Huuuhh... dasar orang tua pikun'
KI Porak Porong sendiri menjadi heran melihat
senyum Suto yang tampak mengendurkan ketegangannya itu. Bahkan ia bertambah heran ketika
Suto keluar dari celah tersebut sambil geleng-geleng kepala.
"lho... kenapa kau |ustru keluar dari persembunyian..hei masuklah nanti kau diserang bahaya
suto Sinting kini tertawa lepas walaupun tak
sampai terbahak-bahak Tetapi tawa itu tiba-tiba terhenti karena mendadak Suto merasa seperti ditabrak sebongkah batu besar yang menghantam
punggungnya. Buuuhk...! "Uuuhk...l" Suto sinting mendellk dan segera
jatuh tersungkur. Brrus 'Apa kubilang"! Ada bahaya, Nak! Bodoh kau'
Suto Slntlng nyaris tak bisa bernapas. ia mencoba bangkit. tapi sekujur tubuhnya bagaikan tak bertuiang lagi. la tak tahu bahwa tadi ada seseorang
yang melepaskan pukulan tenaga dalam jarak jauh
dan :mengenai punggungnya. Akibat pukulan itu.
seluruh tulang Suto bagaikan remuk tanpa bisa digerakkan lagi. la memaksakan dlrl untuk menuju ke
celah tersebut dengan merayap mirip ular. Tapi hal
itu pun terasa sangat berat dilakukannya.
Weees...| Ki Porak Porong menyambarnya dan
segera membawa masuk ke celah sempit Itu. Karena
celah Itu sempit dan Kl Porak Porong tergesa-gesa.
akibatnya kepata Suto terbentur tepian dinding celah cadas itu. Duukhm
'Aauw' suto terpeklk dl luar kesadarannya.
"Bodoh... Disembunyikan malah berteriak, ya ketahuan musuh kalau begini caranya!" gerutu Ki Parak Porong.
"Kl... tol... tolong minumkan tuakku," ucap Suto
Slnting dengan susah payah.
'Kau ini sudah tahu terluka dan sakit malah minta mau minum tuak. Jangan duiu. Nanti saja kalau
sudah sembuh baru minum tuak lagi."
'Tooloong... toionglah. Ki...:
*Dasar anak bodoh" umpat Ki Parak Porong dengan jengkel. Tetap! akhirnya ia mau menuangkan
tuak ke mulut Suto dengan pelan-pelan. Begitu tuak
diteguk. maka sedikit demi sedikit tenaga Suto pulih
kembali. Pada saat itu, Ki Parak Porong nneninggalkannya karena orang yang menyerang Suto itu sudah
menampakkan diri dan mengetahui letak persembunyian tersebut. Ki Porak Porong terpaksa harus
menghadapi orang tersebut. karena secara jujur hatinya masih mengharapkan bantuan Suto untuk temukan Mega Jelita. Paling tidak Ki Porak Porong dapat memantaatkan Suto sebagai umpan pancingan
bagi Mega jelita. Jadi Ia merasa harus melindungi
pemuda tersebut. seteiah ia yaHn si pemuda terkena 'Aji Klimpang Klimpunq-nya Mega Jelita.
Orang yang menyerang Suto tadi ternyata seorang leiakl bertubuh tinggi-besar dan kumlsnya lebat. tapi kepalanya gundul polos. Usianya sekitar
empat puluh tahun lewat sedikit. la menqenakan baju hitam dan ceiana hitam. Baju hitamnya tak dlkancingkan, sehingga perutnya yang buncit tampak
membusung dengan pusar yang bodong. Di bawah
pusar terdapat sabuk hitam besar untuk selipkan
cambuk yang ujungnya berdurl
Lelaki bermata lebar itu mempunyai tangan berbulu. Agaknya tubuhnya cukup subur untuk tumbuhnya bulu, sehingga dada dan perutnya pun tampak berbulu samar-samar. Tak heran jika lelaki ltu
sebelulnya juga brewokan. tapi agaknya la tak suka
pelihara brewok, sehingga selalu dlcukurnya.
'Hei. Tlkus Tua,... mau apa kau menghadang di
depanku"! Mana anak muda yang membawa bumbung tuak ltu! Akan kuhancurkan sekujur tubuhnya
sekarang juga!" 'Heh, heh. heh. heh... ' Ki Porak Porong justru
menertawakan dengan kalem. "Sabarlah dulu.
Orang Besar... Sebelum kau meremukkan tubuhnya, jelaskan dulu persoalannya padaku. Apa yang
membuatmu bernafsu untuk meremukkan tubuhnya" Apakah kau memang punya kegemaran meremuk tubuh orang" Kalau memang kau punya kegemaran meremuk tubuh orang, mbok ya tubuhku lnl
diremuk sekalian, mumpung sudah tua!
"Gggrrrrr...l Keparat laknat kau. Tikus Tua
Kau belum tahu siapa aku. hah'
"Kalau sudah tahu, tentu saja akan kusebut namamu," jawab Ki Porak Porong dengan kalem sambil
terkekeh-kekeh berkesan meremehkan sekali.
"Akulah yang dikenal dengan nama Hantu tanqan Seribu."
"mana..." Tanganmu cuma ada dua kok bilangnya Tangan Seribu" Ngibul kamu, ya?"
"Ggrrr... memuakkan sekali bicara denganmu. Minggir kau, biarkan aku berurusan dengan pemuda yang membawa bumbung tuak itu'
"Kalau aku tak mau minggir. bagaimana?"
"Kusedot nyawamu sekarang juga'
'Heh. he, he. he... kok malah seperti penyedot
tinja; ledek Ki Parak Porong. 'Kalau memang kau
bisa menyedot nyawaku. silahkan saja! Asal jangan
sampai nyawamu yang tersedot olehku. Hantu Tangan Seribu'
'Keparat.. Haaah...' Hantu tangan Seribu segera lepaskan pukulan
sambil lakukan satu lompatan cepat ke arah Kl Porak
Porong. Pukulan itu datang beruntun dengan kecepatan tinggi dan sukar diikuti sehingga ia mirip bertangan seribu.
Wut, wut. wut, wiit. ptok, pick. prok
Wajah tua Ki Porak Porong akhirnya bonyok
seketika karena mendapat pukuian beruntun. Dari
sekitar dua puluh pukulan. setidaknya delapan pukulan mengenai wajah Ki Parak Porong.
Kakek tua itu terpental jatuh didepan celah cadas. Di sana suto sinting telah berdiri dalam keadaan siap tanding.
Tapi karena melihat Ki Porak Porong jatuh. Suto
terpaksa menolong bangkit si kakek berjubah biru
itu. 'Kenapa begitu saja tumbang, Kl"
"Aku tidak melawannya dengan sungguh sungguh. Aku hanya Ingin mencicipi kekuatannya. ternyata... bonyok juga, ya" Hah. heh, heh...
"Mundurlah dulu. KI. Biar kuhadapi orang itu.
Agaknya akulah yang diharapkan tampil melawannya!
*Lakukan saja. Lagi puia siapa yang akan maju
lagi katau sudah bonyok begini?" sambil 'KI Porak
Porong mundur ke tepian celah cadas itu. Kini Suto
sinting segera maju menghadapi Hantu Tangan Seribu itu.
'Kudengar namamu Hantu Tangan Seribu."


Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Benar... Dan perlu kau ketahui. Bocah Dungu...
hari Ini aku datang sebagai malaikat pencabut nyawa untukmu! Bersiaplah kau menyusul adikku ke
akhirat!" 'Adikmu "' Suto Slnting berkerut dahi. 'Siapa
nama adikmu Itu. Hantu Tangan Seribu?"
'Buka matamu lebar-lebar! Akulah kakak Marambang yang kau bunuh di Pulau Selintang!"
"Ooo...." Suta Sinting manggut-manggut tanpa
ada rasa takut sedikit pun. lalu benaknya terbayang
sesosok manusia tinggi-besar yang ditumbangkan
di Pulau Sellntang. Orang tersebut adalah Marambang. yang dikenal dengan nama brandal Pulau
tengik. (Baca serial Pendekar mabuk dalam episode: "siasat Dewi kasmaran)
Pendekar Mabuk yakin. nyawanya benar-benar
dibutuhkan oleh Hantu Tangan Seribu untuk melegakan dendamnya. Namun ia berusaha untuk hindari pertarungan tersebut, karena menurutnya dendam tidak akan membawa kebenaran, dan dendam
hanya akan timbulkan korban lagi. Tetapi si Hantu
Tangan Seribu ngotot untuk tetap bertarung melampiaskan dendamnya. Baginya lebih baik mati terhormat dalam pertarungan daripada membiarkan adiknya dibunuh orang tanpa pembelaan. '
'Kalau memang itu maumu, apa boleh buat!
Akan kulayani kemauanmu' kata Suto sinting dengan tetap tenang. ia melangkah ke samping dengan pandangan mata tetap tertuju pada lawannya.
"Bersiapiah untuk mati menyusui arwah adikku.
Bangsat! Huah..." Hantu Tangan Seribu melesat dengan tendangan sampingnya. Pendekar Mabuk meliuk ke belakang seperti orang mabuk mau tumbang. wess...!
Hantu tangan Seribu melintas di depan hidung Suto. Ternyata gerakannya itu mengandung tenaga dalam. sehingga angin lompatannya menghempas tubuh Suto. Wess...
Suta _sinting terjengkang ke belakang dan jatuh
berguling-guling- Tapi hal itu tidak membuat Suto
menderita terluka. sehingga dalam sekeiap saja ia sudah berdiri kembali dengan bumbung tuak dl tangan
kanan. 'Heeeaaat...l" Hantu Tangan Seribu melepaskan pukulan beuntun dengan kecepatan tinggi seperti yang dilakukan Ki Parak Porong.
Bet, bet, bet. bet. bet...!
Pukulan secepat kilat hanya dihindari okeh Suto
dengan meliuk-liukkan tubuhnya seperti sedang
mabuk. Gerakan Suto yang menggoloyor patah-patah ke sana-sini membuat tak satu pun pukulan Hantu Tangan Seribu kenal sasaran
Tetapi ketika Suto merundukkan kepala dan badan. tiba-tiba :lutut besar si Hantu Tangan Seribu Itu
menyodok naik. sehingga wajah Suto menjadi sasaran empuk lutut itu. Prrok...!
'Aaukh...r" Suto terpekik dengan tubuh terdongak. Sentakan badan yang menjadi tegak itu ingin
dimanfaatkan oleh Hantu Tangan Seribu. ia melayangkan genggamannya yang sudah dialiri tenaga
dalam. Tetapi Suto Slnting yang masih sadar akan bahaya kedua mengancam wajahnya itu segera berkelit dengan satu lompatan jungkir balik ke belakang. Weeet...!
Kaki Suto sempat menendang lengan si Hantu
Tangan Seribu yang menghantamkan kepalannya
tanpa kenal sasaran itu. Decrs...!
"Aauh... Hantu Tangan Seribu terpekik karena
lengan yang terkena tendangan Suto itu terasa sepertl remuk. Rupanya kekuatan tenaga dalam tersalur di kaki Suto. sehingga tendangan yang sebenarnya tak seberapa itu membuat Hantu Tangan Seribu
mundur tiga tangkah. ia mendekap lengannya dengan wajah menyeringai kesakitan.
'Babi alas! Tendangannya seperti besi menghantam tanganku. Uuh...! Ngilu sekail sekujur' tubuhku gara-gara kena tendangan kaki Bangsat tengik ltu.. harus kuhajar pakai cambuk pusakaku ini!"
Taab...! Hantu Tangan Seribu mencabut cambuknya. cambuk yang ujungnya berduri itu segera
diputar-putar di atas kepala. wajahnya tampak klan
buas dan matanya memandang dengan ganas.
"Mampus kau, Bocah ingusan! Heeeaaah l'
cambuk pun dllecutkan ke arah Suto Slntlng.
Taaarrr...! Pendekar Mabuk cepat berkelit hindari
ujung cambuk tersebut dengan melesat ke atas dan
berlungklr balik ke belakang. Akibatnya cambuk Itu
tak kenal sasaran. Tapl rupanya Hantu Tangan Serlbu menjadi tambah penasaran karena baru sekarang lecutan cambuknya tidak mengenal lawannya. Maka dengan suara menggeram menyeramkan. cambuk itu disabetkan kembali ke tubuh suto Slntlng yang menggeloyor ke sana-sini seperti orang mabuk.
Ctaar. duaaar...! Ujung cambuk itu keluarkan cahaya biru yang
segera menyambar kepala Suto Sinting. Dalam keadaan mata setengah terpejam seperti orang mabuk. ternyata Suto sinting melihat kilatan cahaya
biru Itu. sehingga bumbung tuaknya segera berkelebat menghantam datangnya sinar biru Itu.
Wuuuuk...! Biegaaar...! Sinar biru membentur bumbung tuak. Maka terjadilah ledakan yang cukup mengguncangkan tanah
di sekelilingnya. Gelombang ledakan itu mempunyai
kekuatan yang menyentak ke sekeliling. Sentakannya cukup kuat, sehingga dinding cadas itu bergetar
dan sebagian tanah serta batuan cadasnya menjadi
rontok. Pendekar Mabuk sendiri terlempar oieh gelombang ledakan tadi. Begitu kerasnya ia terlempar
sampai tak bisa kuasai diri. Akhirnya tubuh Pdndekar Mabuk membentur dinding cadas dekat tempat
Ki Porak Porong berdiri. Bruusss... "Aaooh...i" Suto mengerang kesakitan. Tapi Ki
Porak Porong menertawakan terkekeh-kekeh tanpa
ada tindakan menolong Suto.
"hem-maunya diiemparkan begitu. Sakit itu.
Nak..." ujar Ki Porak Porong.
Suto merasa malu ditertawakan begitu. maka
dengan menarik napas dalam-dalam ia berhasil
bangkit kembaii. Tetapi cambuk lawan tiba-tiba telah
datang dan menghajar punggungnya. Ctaair...!
Duaar...! Kilatan cahaya biru keluar dari ujung cambuk.
Kali ini Pendekar Mabuk tidak mau menangkis dengan bumbung tuaknya. ia menghindari cahaya biru
itu dengan lompatan seperti singa menerkam mangsanya.
Blegaar... Sinar biru itu menghantam dinding
cadas. dan dinding cadas pun runtuh sebagian.
Suara gemuruh menggema di mana-mana membuat
alam bagai mengalami bencana yang menyeramkan.
'Sepertinya dia tak bisa dijinakkan lagi. Terpaksa aku melawannya sungguh-sungguh," pikir suto
Sinting. Ketika Hantu Tangan Seribu ingin lepaskan
cambuknya kembali, Suto Sinting justru melangkah
mendekatinya dengan gerak sempoyongan yang cepat. 'teb. teb, leb, teb...!
Begitu menggeloyor di depan Hantu Tangan Seribu. tiba-tiba bumbung tuaknya menyodok perut lawan dengan telak. Duuuuhk...!
"huuk...l' Hantu Tangan Seribu mendellk dengan tubuh melengkung ke belakang.
Jurus 'Mabuk Lebur Gunung' telah membuat
tubuh Hantu Tangan Seribu menjadi biru legam.
Rambutnya yang ikal panjang itu rontok dengan sendirinya. Lalu la tumbang ke belakang. Buumm...
Dalam beberapa saat kemudian. tubuhnya yang biru
legam menjadi semakin legam Kepalanya mengepulkan asap dan rambutnya rontok semua. Akhirnya
ia menghembuskan napas panjang. Setelah itu tak
mau bernapas lagi alias mati.
'Hebat juga jurus mabukmu, Nak. Apakah kau
murid si Gila Tuak yang bernama asli Sabawana itu"
Pendekar Mabuk terperanjat dan berkerut dahi.
"Kau kenal dengan guruku, Ki?"
"O, ya... dulu aku bersahabat dengannya. Tapi
karena sekarang sudah tua, aku jarang jumpa dia.
jadi persahabatan kami menjadi renggang. Benarkah kau murid si Gila Tuak?"
"Betul, Ki. aku adalah yang bernama Suto Sinting si
Pendekar mabuk: tutur Suto menjelaskan.
KI Parak Porong manggut-manggut sambil
menggumam. 'Kalau begitu kebetulan sekali!
'Apanya yang kebetulan. Ki."
"Tak ada jeleknya jika kau membantuku menemukan Kitab Kidung Bencana itu, Nak. sebab, kurasa gurumu juga sependapat denganku. bahwa kitab
tersebut tak boleh jatuh di tangan orang-orang tak
bertanggung jawab. Jadi sekarang, kita harus bersama-sama mencari Mega jelita dan merampas kltab Itu darinya."
Pendekar Mabuk. diliputi kebimbangan lagL
Mendengar nama Mega Jelita. rasa pengabdiannya
tumbuh kembali dengan membara. Rasa Ingin membela Mega Jelita membuat suto menjadi diam dan
pandangi K! Parak Porong dengan tatapan mata
aneh. RUPANYA Hantu Tangan Seribu mengikuti Suto
sejak Suto tinggalkan tempat pertemuannya
dengan Ki Porak Porong. Saat itu Hantu tangan Seribu meiihat pemuda membawa bumbung
tuak berwajah tampan. ia ingin dekati dan menyerangnya, tapi Suto sudah teianiur pergi tinggalkan
Ki Porak Porong. Lalu. Hantu Tangan Seribu mengejar Suto dengan memotong jalan. Tetapi gerakannya
diketahui oleh Ki Parak Porong. sehingga kakek tua
itu semakin waspada dalam mengawasi gerakan
Pendekar Mabuk. "Kurasa tak perlu direnungkan lagi hai itu. Toh
sudah berlalu." pikir Suto sinting. "Yang perlu dipikirkan adalah di mana Mega Jelita berada. dan benarkah dia sendiri yang mencuri Kitab Kidung Bencana itu?"
Ki Porak Porong yang berjalan d! samping Suto
segera hentikan langkahnya. Tangan Suto dicekal
membuat langkah pemuda tampan itu pun berhenti.
'ada apa* tanyanya kepada Ki Parak Porong
dengan suara pelan. 'Aku seperti mendengar suara orang merintih
samar-samar." 'Di mana?" sambil Suto mulai menyimak suara
di sekelilingnya. 'Arahnya di sebelah barat- Suara itu seperti suara rintihan seorang wanita."
'sudah tua apa masih muda?"
"Pas-pasan," jawab Ki Porak Porong seenaknya. matanya masih tetap melirik ke arah barat,
telinganya dipertajam untuk menangkap suara yang
dimaksud. Sedangkan Suto sinting justru tidak
mendengar suara rintihan tersebut. Yang didengar
hanya suara desau angin dan gemerisiknya dedaunan.
'Aku yakin di sebelah barat ada seorang perempuan yang butuh pemotongan." ujar Ki Porak Porong.
"Aku belum yakin: kata Suto. "Karena aku sudah menggunakan jurus 'Sadap Suara' yang mampu
mendengar suara dari kejauhan. Tetapi aku tetap
tidak mendengar suara yang kau maksud, ki Porong."
'Dasar tuli!" gerutu Ki Parak Porong, kemudian
ia bergegas ke arah barat. suto sinting terpaksa
mengikutinya karena hatinya menjadi penasaran.
Perjalanan menuju ke arah barat ternyata cukup
jauh. Ketika hari mulai sore, mereka tiba di sebuah
perbukitan yang ditumbuhi hutan renggang. Di sanalah Suto Sinting baru mendengar suara orang
merintih kesakitan. 'Gila... Sejauh inikah dia mampu mendengarkan
suara orang merintih"! Oh. jauh sekali! Hampir seperempat hari menempuh perjalanan baru menemukan sumber suara merintih itu," pikir Suto sinting
penuh keheranan. Dalam hatinya ia mengakui bahwa jurus 'Sadap Suara-nya masih kalah tinggi dibanding jurus ketajaman pendengaran yang dimiliki
KI Parak Porong. "Suara itu ada dl balik bukit pendek itu. Nak"
ujar Ki Porak Porong. 'Kita tengok ke sana apa yang terjadi'
Buktt pendek itu ditumbuhi tanaman semakin
jarang. Banyak tempat lega karena jarak pohon ke
pohon cukup renggang. Sedangkan di bagian puncak bukit pendek itu hanya ada tiga pohon kadaung.
DI bawah salah satu pohon kedaung itu terdapat sebongkah batu besar seukuran rumah. Dan di balik
batu besar itulah Pendekar Mabuk dan Ki Porak
Porong temukan seorang wanita yang terkapar berlumur darah.
'Ya, ampun...! Kasihan sekali dia. Ki"t" ujar Suto
dengan terperanjat. "Agaknya lukanya sangat parah. ia bukan saja
terkena luka sen|ata tajam, tapi juga luka pukulan
dalam dan. hmmm... ada luka beracun yang membuatnya sekarat," sambil Ki Porak Porong memperhatikan wanita itu dengan hati iba.
'Hei. sepertinya aku kenal dengan perempuan
ini" ucap Kl Porak Porong tiba-tiba. ia bagai menemukan sesuatu yang tertangkap oleh ingatannya. la
semakin menunduk memperluas penglihatannya.
Wanita yang wajahnya berlumur darah Itu masih bisa
buka mata walau hanya sedikit. Bibirnya bergerak-gerak sambil keluarkan suara pelan.
"Toll... long... akuuu."
'Nak. tolong berikan tuakmu. Kurasa tuakmu
lebih cepat mengembalikan kekuatannya dan menyembuhkan lukanya daripada jurus 'Kuwarasan'-ku." ujar Kl Porak Porong kepada Suto yang sedang
terbengong memperhatikan wanita berambut panjang itu.
Tuak pun segera dituangkan ke mulut perempuan itu dengan hati-hati. Sedikit demi sedikit tuak tertelan. Tubuh yang terluka parah, penuh dengan tusukan dan bekas goresan pedang itu akhirnya kepulkan asap tipis.
perempuan itu mulai hembuskan napas
panjang-panjang. Tubuhnya masih melemas. Tapi
luka-luarnya yang sebegltu parah mulai bergerak-gerak mengering dan menutup. Bahkan darah-darah
yang berceceran bagai menguap di serap angin.
Dalam beberapa waktu wanita itu dapat bangkit. Luka-lukanya lenyap, darah pun hilang tanpa bekas. Tubuh wanita itu menjadi berslh, mulus
dan berwarna kuning langsat.
Ketika ia mulai bangkit. mata Suta tak berkedip
memandanginya. Wanita itu kenakan jubah ungu
dan pinjung penutup dada warna kuning kunyit. Pinjung penutup dadanya terbuat dari kain tipis dan kecil. sehingga sebagian gumpalan dadanya tampak
tersembul. seksi dan padat. la termasuk perempuan
yang montok. Dengan rambut terurai lepas sebatas punggung. mengenakan lilitan mahkota kecil di tengah
kepala. ia tampak anggun dan cantik. Suto menaksirkan usia perempuan itu berkisar tiga puluh tahun.
Tapi ia masih tampak cantik. Pinggulnya meliuk dengan tajam. sehingga lelaki mana pun yang memandang pinggulnya akan tergoda oieh bayangan cumbu.
Ki Porak Porong segera ingat tentang sesuatu
yang tadi membuatnya sempat bingung. Ki Porak
Porong mengenali perempuan itu. sehingga ia segera menyapa dengan suara tersentak karena girang
telah menemukan ingatannya.
"Ratu Mawar...?""
"Syukuriah jika kau masih ingat padaku. Ki Porak-Porong' jawab wanita yang ternyata berjuluk
Ratu Mawar itu. "Kenapa kau bisa menjadi seperti tadi, Ratu mawar" Siapa lawanmu sebenarnya?"
"Lawanku adalah musuh lamaku sendiri; Bandar
Dayu' jawab ratu Mawar sambil sesekali pandangan matanya meilrik ke arah Suto sinting.
'Siapa pemuda yang telah menolongku dengan
tuaknya ini, Ki Parak Porong?"
"Aku yang bernama Suto sinting" tiba-tiba Suto
menyahut dengan suara tegas namun bernada ramah.
Perempuan berwajah bulat telur dengan hidung
mancung dan mata membelalak nakal-nakal indah
itu segera sunggingkan senyumannya. Senyuman
itu mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat
membuat para lelaki berdebar-debar diliputi khayalan indah. Bibir itu memang pulen; sedikit tebal tapi
bentuknya indah dan tak membosankan jika dipandang sampai tujuh hari-tujuh malam tanpa berkedip.
"Sepertinya aku pernah dengar nama Suto Sintlng, tapi aku tak Ingat siapa yang menyebutkannya
dan di mana saat itu aku mendengarnya," ujar Ratu
mawar. 'Dia adalah...," kata-kata Kl Perak Porong terhenti karena sengaja dipotong oleh Suto sinting.
'Siapa Bantar Dayu itu, Ratu Mawar" Mengapa
dia setega itu melukaimu hingga ajalmu datang pelan-pelan?"
"Bantar Dayu murid dari Perguruan Cakra wijaya yang memang menaruh dendam tujuh turunan
terhadapku. Rupanya dia sekarang sudah bertambah hebat. ilmunya makin tinggi. sehingga aku sempat dibuat tercabik-cabik dan sekarat seperti tadi.
Kurasa sekarang dia sudah pulang ke negeri asalnya; margadwlpa. di Pulau Pelatuk:
'Apakah kau masih ingin mengejarnya ke sana?" tanya Sula.
'O. ya! Aku harus bikin perhitungan dengan si
Bantar Dayu! Akan kuobrak-abrlk perguruannya. bila perlu gurunya sendiri akan kuklrim ke neraka!
'Hah, heh, helm..." Ki Porak Porong tertawa geli
sendiri. 'Tadl saja kau hampir dibuat tak bernyawa,
kok sekarang kau mau melawan gurunya Bantar Dayu segala"! Apa tidak keliru jalan pikiranmu. Ratu
Mawar "* 'Aku belum menggunakan jurus andalanku Aku
kalah cepat dalam bertindak. Sekarang aku harus
menemui Bandar Dayu dan melepaskan jurus andal
anku' "Kulngatkan, tak perlu balas dendam begitu.
Ratu Mawar." ujar suto dengan kalem.
"Tidak bisa!" kata Ratu Mawar dengan tegas.
walau matanya tertuju kepada Suto dengan ?ahaya
berbinar-binar. 'Kuucapkan banyak terima kasih kepada kalian
berdua yang telah menyambung nyawaku." tambah


Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ratu Mawar. "Noh, heh. itu hal yang wajar. Ratu Mawar.
Suto sinting ini memang seorang pemuda dermawan, mau menolong kesulitan orang lain. Bahkan
kumintai bantuan utnuk mencari Mega Jelita saja ia
tak keberatan sama sekali!
'O, kalian mencari Mega Jelita" Untuk apa gadis
itu kalian cari?" 'ini persoalan kitab pusaka peninggalan mendiang gurunya Mega Jelita," sahut Suto sinting. Ki Porak Porong menimpali juga.
"Tentunya kau pernah dengar bahwa Nini Kerudung Lawu menyimpan kitab warisan guru kami
yang dinamakan Kitab Kidung Bencana, bukan?"
"Hmmm... ya. ya! Aku memang pernah dengar
soal itu! "Mega Jelita ingin kuasai kitab tersebut. padahal yang berhak mendapat warisan tersebut adalah
aku." kata Ki Porak Porong.
"Apakah kau melihat Mega Jelita lewat daerah
sini?" suto ajukan tanya kepada Ratu Mawar.
"Hmmm... ya! Saat aku bertarung melawan Bantar dayu tadi kulihat sekelebat wajah mega jelita melesat kearah selatan sana.
hm kalau begitu kita harus mengejarnya kearah selatan .suto...
pendekar mabuk memandang arah selatan sambil manggut manggut.
tak lama kemudian ratu mawar perdengarkan suaranya.
kejarlah dia kearah selatan.aku mohon pamit pergi ke pulau palaluki. Suatu saat jasa baik kalian akan kubalas dengan caraku sendiri.
ratu mawar...suto ingin mencegah tapi perempuan itu keburu tinggalkan tempat itu menuju arah timur. Wess... Ki parak porong hanya geleng geleng sambil terkekeh sendiri.
Siapakah si ratu mawar itu sesungguhnya ki"
dia putri adipati marandika yang dibuang oleh keluarga karena hamil tanpa suami.saat di buang oleh keluarganya, dia ditampung oleh saudara seperguruanku yaitu nyai tawang sangit.
tapi ketika kandungannya berusia lima bulan. Ia mengalami keguguran pada saat ingin menuntut ilmu pada nini kerudung lawu..gurunya mega jelita..
oh, kalau begitu dia muridnya mendiang nini kerudung lawu juga, ki"
oh bukan ! Ratu mawar tidak sempat mempelajari ilmunya nini kerudung lawu. Karena setelah keguguran ia dirawat oleh nyai tawang sangit dan sedikit banyak mendapat ilmu dari nyai tawang sangit.
tapi sebelum itu, ratu mawar memang berilmu lumayan tinggi.
dia mantan muridnya mendiang resi basudana . Meskipun ia akhirnya mene
tap bersama si Tawang Sangit. Tetapi hubungannya
denganku dan dengan si Kerudung Lawu tetap balk.
itulah sebabnya aku iadi terkejut begin melihat wajahnya dari dekat."
Pendekar mabuk mangguI-manggui. Mereka
pun bergegas menuju ke selatan mengejar pelarian
Mega Jelita. Di dalam hati suto sudah mengatur rencana, jika nanti ia melihat Mega jekita akan disambar
dan dibawanya lari demi melindungi paksaan kasar
K! Parak Porong yang ingin dapatkan kitab pusaka
tersebut. Karena bagaimanapun juga pengaruh kekuatan 'Aji Klimpang Klimpung' masih bekerja daiam iiwa dan pikiran Suto. sehingga rasa ingin melindungi masih tertanam
dalam hatinya. Belum lama mereka menuju keselatan
mendadak keduanya sama-sama terpekik dengan
suara berat. Tubuh mereka sama-sama mengejang
kaku beberapa kejap. Bahkan Ki Porak Porong tumbang ke depan dan tak bergerak lagi. Pend ekar
Mabuk masih bisa menggeliat limbung dengan pandangan mata menjadi buram.
Ternyata seseorang telah melepaskan pukulan
jarak jauh dari tempat tersembunyi. Pukulan itu
mempunyai kekuatan tenaga dalam yang cukup
membahayakan. Tetapi agaknya orang tersebut tidak menghendaki kematian Suto maupun Ki Parak
Porong. Pukulan itu sengaja diarahkan di bagian
yang tidak mematikan namun melumpuhkan.
Pendekar Mabuk masih mampu
bertahan beberapa kejap. Ketika tubuhnya berputar lim
bung. pandangan matanya sempat melihat seraut
wajah cantik secara samar-samar. seraut wajah
cantik itu muncul dari balik pohon dengan senyum
tersungging di bibirnya yang menggemaskan. Bahkan Suto Sintlng sempat :menyebut nama wanita ltu
dengan lirih. "Ratu... Mawar. ..," setelah itu la pun tumbang tak
Cincin Maut 17 Pendekar Rajawali Sakti 130 Pemburu Darah Naga Sasra Dan Sabuk Inten 37

Cari Blog Ini