Ceritasilat Novel Online

Iblis Dunia Persilatan 8

Iblis Dunia Persilatan Karya Aone Bagian 8


terkejutnya ia sampai terjungkal kebelakang,
Gardapati heran begitu mendengar suara aneh, ia
celingukan setengah sadar.
Dan begitu melongok kebawah sisi pembaringan,
yang pertama dilihatnya adalah paha mulus tanpa
cacat, putih bersih tanpa bulu.
Gardapati tertegun, baru saja ia siuman, ia disuguhi
pemandangan demikian, tak urung temannya yang
lain menggeliat bangkit. "Akh"Ekhhh!" Lastri tergagap kaget, wajahnya
memerah malu ketika melihat Gardapati sudah
siuman dan melihat dirinya, ia heran melihat raut
wajah Gardapati. Dia ikuti pandangan gardapati dan
ia menjerit kaget" "AAAKKKKKKKKKhhhhhhhhhhhhhh?"!"
Suasana tenang diluar rumah dikagetkan dengan
teriakan itu. Ayam yang bertengger sampai
membuang kotorannya secara reflek, ayam yang
sedang bercumbu meloncat kaget"
"Silahkan diminum Kang!"Lastri Menyodorkan gelas
berisi air the. Pagi yang dingin, bertemankan segelas the hangat
dan gadis cantik, sungguh inilah yang menjadi idaman
setiap orang. "Terimakasih"!" Gardapati tersenyum penuh arti.
Wajahnya tidak begitu pucat, matahari terbit
memancarkan sinar menerpa sebagian wajahnya.
"Wussshhh,"!" Angin bertiup mengibarkan rambut
gondrong Gardapati. Gardapati benahi rambutnya
kebelakang telinga dan meminum the yang hangat.
Kepulan asap putih beraroma the memanjakan hidung
keduanya, Lastri tertunduk malu, ia masih ingat
kejadian kemaris sore, sungguh pertama kalinya
pajha mulusnya di llihat laki-laki. Apalagi oleh pemuda
tampan seperti Gardapati.
"Boleh kupanggil Nimas?" Tanya Gardapati!
"Nimas, akh panggilan yang manis"!" Jawab Lastri
dalam hati. Sementara mulutnya bungkam saja tak
menjawab. "Akh, jangan-jangan kau mau di panggil Yayi?"
Celetuk Gardapati menggoda.
Lastri semakin bungkam, tak sepatah katapun dia tak
sanggup berbicara. "Nimas, siapa namamu?"
"Las?" Lastri tergagap.
"Lasmini?" Tebak Gardapati. Lastri menggeleng
pertanda ia salah. "Lasmarani?" "Dia Mbakyu ku"!" Lastri mulai bisa mengontrol diri.
Dan tersenyum" Gardapati diam tak menjawab, dia menatap bunga
teratai dalam kolam yang sedang mekar, bibirnya
melantunkan sebuah syair?"
"Senyummu indah bersandingkan teratai putih"
menggoda asa merayu jiwa," dag-dig-dug jantung
semakin bergema, pandanganmu tertuntuk merayu
manja, malu kucing bersemu dadu. Sungguh inginku
merayu, mencumbu. Dan menciumu"Bibir mungil
manis madu, bersemu merah laksana darah,"
bergelora tak tahu arah," aku menyerah kalah" ku
akui aku memang mengagumi keelokanmu wahai
dewi dari khayangan. Namun kau seperti bayangan,
sungguh ku tak kuasa tuk bersandingan."
Lastri menunduk malu, dia paham Gardapati sedang
menyindir dirinya. "Dan apakah nama kakang?" Tanyanya mengalihkan
perhatian. "Orang mengatakan aku bernama "Parajurit Berani
Mati" tapi kenyataannya aku hanya ingin mati sambil
bersimpuh dihadapanmu!" Jawab Gardapati setengah
berguyon. "Gardapati"! Nama Kakang benar, benar gagah,
segagah orangnya" Jawab Lastri mulai berani
bercanda. "Kau belum mengatakan siapa namamu!"
"Namaku sangat sederhana kakang, Lastri"
lengkapnya Cahya Lastri"
"Cahaya Malam, nama yang indah" seindah
orangnya, pantas kau bisa menerangiku hatiku yang
gelap, ternyata namamu Cahya Lastri"
"Akh, kakang keterlaluan, sedari tadi selalu saja
menggodaku.! Ayo masuk, sudah saatnya engkau
minum obat?" "Ayo"!" Subuh masih belum menyingsing, diatas batu cadas
bertemankan angin dingin yang merasuk tubuh,
Sagara Angkara sedang melakukan semadi Sastra
Cetha sebuah ilmu semadi dalam Sastra Jendra
Hayuningrat. Posisi tidur nya telentang kaki lurus, telapak tangan
masing-masing menempel ke paha, telapak kaki
kanan menempel ke telapak kaki kiri (posisi saluku
tunggal). Dia menarik nafas dari pusar naik ke dada,
tenggorokan, kemudian naikkan lagi ke ubun-ubun,
dan ditahan seperminum the lamanya, kemudian
diturunkan lagi perlahan "lahan kepusar sambil
membuang nafas. Pada saat dia menarik nafas, batinnya berkata:
?"huu?" Dan pada saat melepas "batinnya berkata:
"yaa?", ia melakukan setiap tahapan sebanyk tiga kali
tarikan/ buang nafas (Tripandurat), kemudian baru
istirahat dan kemudian dilakukan lagi.
Pada saat bersatunya rah (darah) atau roh di ubunubun (susuhunan) itulah bisa disebut manunggaling
kawula gusti, dalam arti jika nafas naik kita
jumeneng gusti dan pada saat turun kita kembali jd
kawulo, namun yg dimaksud disini bukan berarti
nafasnya tetapi adalah Cipta & rasa nya.
Dia melakukan semadi itu dengan sungguh-sungguh
pasrah akan kehendak yang Kuasa dan sungguh
pasrah atas segala dosa dan hidup nya. Olah nafas
yang dipergunakannya adalah nafas halus, yaitu
menjaga (bukan mengatur seperti yg lainya) untuk
bernafas dengan teratur antara keluar dan masuknya
nafas. Tidak ditahan ataupun sengaja dihabiskan.
Betul betul bafas teratur seperti tidur, Pikiran
dipusatkan kepada jalannya nafas, terus merasakan
keluar dan masuknya nafas.
Ini yang dikatakan olah rasa, yaitu mengolah dan
merasakan rasa jati, berusaha merasakan rasa yang
sejati Setelah sekian lama, akhirnya terdengar suara dalam
gumaman lirih. "Bismillah.. Ya Allah Ya Hayyu Ya Qoyyum Ya Azhim
Ya Robbal `Alamin Subhana abaisil warisi ya robbi inni
maghlubun fantashirni Bismillah.. Kun kata Allah,
Fayakun kata Muhammad, Robbukum kata Jibroil Ya
Jibroil Ya Mikail Ya Isrofil Ya Izroil Yaiku Sang Ratu
Kepyok Sang Ratu Herang putihKadulur bathin ka
anak bathin kanu opat lima pancer
Ya Allah aku mohon diantar kedulur bathinku ke anak
bathinku yang hidup dalam satu hari satu malam
Wahai dulur bathinku anak bathinku , bantulah
aku............. berkat la ilaha illallah muhammadur rasulullah aku
tahu asalmu 204 sambungan Hu Allah,"
Akibat gumaman itu, dalam semadinya, Sagara
dihempaskan kedalam empat cahaya yang
bergantian, diantara cahaya itu, ada satu cahaya yg
sangat sering hadir. itulah sang guru yang
menetapkan kebijakan dan arahan lanjutannya.
Dia benar-bemnar pasrah, sama sekali tidak melawan
kuasa cahaya itu. Ia biarkan dirinya dii ombangambing dan dihempaskan begitu saja. setelah itu....
Bertemulah ia dengan seseorang yg sangat mirip
dirinya namun dengan ujud yg tak lengkap dia memberitahu
"kunci diri pribadi" yg dengan kunci itulah dipakai
untuk menjalankan tata cara dari sang guru untuk layang sukma
yaitu pemunculan diri di beberapa tempat secara
bersamaan waktunya. Orang yang muncul dalam semadi dan sangat mirip
dengan Sagara Angkara itu biasa di sebut dengan
nama Sedulur Papat Lima Pancer.
Pancer itu diibaratkan diri sendiri, Posisi pancer berada
ditengah, diapit oleh dua saudara tua (kakang
mbarep, kakang kawah) dan dua saudara muda (adi
ari-ari dan adi wuragil). Ngelmu sedulur papat lima
pancer lahir dari konsep penyadaran akan awal mula
manusia diciptakan dan tujuan akhir hidup manusia
(sangkan paraning dumadi).
Awal mula manusia diciptakan di awali dari saat-saat
menjelang kelahiran. Sebelum sang bayi (bayi, dalam
konteks ini adalah pancer) lahir dari rahim ibu, yang
muncul pertama kali adalah rasa cemas si ibu. Rasa
cemas itu dinamakan Kakang mbarep. Kemudian pada
saat menjelang bayi itu lahir, keluarlah cairan bening
atau banyu kawah sebagai pelicin, untuk melindungi
si bayi, agar proses kelahiran lancar dan kulit bayi
yang lembut tidak lecet atau terluka. Banyu kawah itu
disebut Kakang kawah. Setelah bayi lahir akan disusul
dengan keluarnya ari-ari dan darah. Ari-ari disebut Adi
ari-ari dan darah disebut Adi wuragil.
Ngelmu sedulur papat lima pancer memberi tekanan
bahwa, manusia dilahirkan ke dunia ini tidak
sendirian. Ada empat saudara yang mendampingi.
Pancer adalah suksma sejati dan sedulur papat adalah
raga sejati. Bersatunya suksma sejati dan raga sejati
melahirkan sebuah kehidupan.
Hubungan antara pancer dan sedulur papat dalam
kehidupan, digambarkan dengan seorang sais
mengendalikan sebuah kereta, ditarik oleh empat
ekor kuda, yang berwarna merah, hitam, kuning dan
putih. Sais kereta melambangkan kebebasan untuk
memutuskan dan berbuat sesuatu. Kuda merah
melambangkan energi, semangat, kuda hitam
melambangkan kebutuhan biologis, kuda kuning
melambangkan kebutuhan rohani dan kuda putih
melambangkan keheningan, kesucian. Sebagai sais,
tentunya tidak mudah mengendalikan empat kuda
yang saling berbeda sifat dan kebutuhannya. Jika
sang sais mampu mengendalikan dan bekerjasama
dengan ke empat ekor kudanya dengan baik dan
seimbang, maka kereta akan berjalan lancar sampai
ke tujuan akhir. Sang Sangkan Paraning Dumadi.
Begitulah penjelasan singkat mengenai sedulur
sepapat lima pancer itu. Setelah diberi penjelasan oleh saudaranya, Sagara
Anggkara kembali dihempaskan pada keempat
cahaya itu. Yang perlahan memudar dan menghilang.
Rasa panas menyengat kulitnya, ternyata waktu tak
serasa sudah memasuki Rinten (Siang hari).
Sagara Angkara bangkit duduk dan melamun.
Tangannya terkepal" "Seandainya aku mengikuti sarannya untuk
menghentikan pertarungan mungkin Eyang Begawan
masih hidup. Ai"!" Dia menghela nafas panjang.
Pikirannya melayang pada saat pertarungan, lalu
perjalanannya dan pengobatan dirinya.
Air mata mengalir dari pelupuk matanya.
atu Purnama lebih telah berlalu"
Danau Pangkalan dipenuhi dengan manusia dari
plbagai golongan. Pedagang berderet rapi melingkar
menjajakan makanannya. Yang hadir disana memiliki beberapa maksud, yang
pertama tentu saja ingin mengikuti perebutan gengsi,
yang kedua adalah orang yang hanya ingin menonton
keramaian, ada yang sekedar berjualan, mencari
muka dan nama juga dengan maksud dan alas an
masing-masing" Ditengah danau telah dibentuk sebuah panggung
arena yang luar biasa, panggung itu terbuat dari kayu
jati yang disusun dan membentuk panggung apung.
Untuk naik keatas panggung, disediakan papan apung
sebesar mangkuk berbentuk bulat yang diikat dengan
tali akar, Dijejerkan rapi dengan jarak masing-masing dua
tombak. Jalan masuk itu ada empat jalur, selatan,
barat, utara dan timur. Siapa saja yang tak memiliki kemampuan yang
mumpuni. Jangan harap dapat naik keatas panggung
sana. Inilah yang disebut dengan hanya yang memiliki
sayap yang bisa terbbang.
Lima Ketua Perguruan bersama Dewan Dunia
Persilatan duduk di kursi kehormatan. Dari raut wajah
mereka bisa ditebak bahwa mereka sangat cemas
dengan kondisi dunia persilatan saat ini.
Maharaja Dunia Persilatan duduk dikursin ya dengan
disanggah tongkat. Usianya yang sudah tua semakin
tua. Lenyapnya Iblis Dunia Persilatan dan tujuh Utusan
Dunia Persilatan memberikan sebuah kata Tanya
untuknya. Wajahnya keruh, apalagi Perebuan Pendekar Satria
Jawadwipa adalah sebuah ajang yang sangat besar,
sama sekali bukan permainan yang bisa dianggap
remeh.

Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jika salah jatuh kepemimpinan saja, maka akibatnya
tak bisa dibayangkan lagi.
Dilihatnya bola besar berwarna kuning sudah
menggantung diudara, Maharaja Dunia Persilatan
menjejakan kakinya menuju arah panggung..
"tepp"tepp..tep"!" Laksana kapas tertiup angin,
Maharaja melewati jalan diatas danau menuju
panggung. Suara tepuk tangan dari seorang, berkesinambungan
dari satu kesatu yang lain menjadi sebuah tepukan
meriah yang gegap gempita. Setelah suara tepukan
riuh bergema memenuhi angkasa. Maharaja tiba
ditengah-tengah panggung. Ia berdiam diri tak
berbicara" Suasana diatas panggung maupun di sisi-sisi
panggung mulai diliputi ketegangan, semua orang
pusatkan perhatian mereka pada Maharaja Dunia
Persilatan yang berdiri dengan gagah dan jantan.
Ditengah suasana yang tegang, menyesakkan napas.
suatu senyuman dingin yang menyeramkan
berkelebat diatas wajah seorang Pemuda tampan
berbaju emas bersulam perak"
Dia mengundurkan dikerumunan, tak seorangpun
yang memperhatikan keberadaannya sebab semua
orang memandang perhatiannya kepanggung.
Maharaja Dunia Persilatan sapukan pandangan
kepelosok penjuru. "Para hadirin sekalian, Para gagah dari dunia
persilatan. Hari ini kita selaku para pendekar ditanah
jawa mengadakan sebuah ajang yang luar biasa
besar dan bergengsi yakni Perebutan Pendekar Satria
Jawadwipa. Dari segenap penjuru tanah jawa ini kita
berkumpul dalam sebah tempat. Yakni Danau
Pangkalan. Dalam acara ini, akan diadakan
pertarungan yang berbahaya. Sebenarnya, aku tak
menginginkan darah yang mengalir, tapi apalah
dayaku menentang kalian para Pendekar. Setelah
menimbang beberapa persoalan, akhirnya aku
mencetuskan bahwa permusuhan hanya ada ketika di
atas panggung ini. Begitu turun aku harap semuanya
berjalan seperti biasanya. Tak boleh ada dendam,
pikirkanlah seksama sebelum menaiki panggung. "
Maharaja Dunia Persilatan hentikan ucapannya lalu
melanjutkan. "Peraturan dalam adu tanding ini tetaplah sama
dengan pertandingan-pertandingan sebelumnya. Siapa
saja yang dapat berdiri diatas panggung ini tanpa
kalah selama tiga kali berturut-turut. Dipersilahkan
untuk duduk menunggu yang lain menyelesaikan
pertarungannya. Yang menang melawan yang
menang dan begitu seterusnya. Ketika adu
kepandaian ini dimenangkan oleh orang pada hari
kelima tepat ketika matahari berada diatas kepala,
maka dialah pemenangnya. Jika diantara keduanya
tanpa ada yang kalah, maka pertandingan dilanjutkan
sampai ketahuan hasilnya. Bagi para pendekar yang
menyerahkan senjata, bagian-bagian tubuh, ataupun
sobekan pakaian dengan rela. Sebagai tanda
menyerah kalah tidak diperbolehkan untuk dibunuh.
Jika dilanggar, maka dia akan berhadapan dengan
kami sekalian. Ada yang keberatan?"
Maharaja Sapukan pandangan pada sekelilingnya,
namun sama sekali tak ada yang menentang
peraturan itu. Akhirnya ia berkata lantang"
"Pertandingan dibuka"!"
"Gooooonngggggg?"crek..crakk..dung..dung..dung!"
Suara tabuhan music bergema memecah kesunyian
pertanda bahwa pertandingan telah dibuka. Maharaja
Jejakan kaki dan berlari pesat menuju tempat
duduknya. Sekonyong-konyong" Seseorang berlari dengan kecepatan anak panah yang
membidik sasaran, bayangan putih melesat keatas
panggung. Meski kakinya menginjak pijak an, namun
airnya tak sediktpun beriak, ini adalah pameran
tenaga dalam dan ilmu peringan tubuh yang dahsyat"
Dijurusan lain juga terdapat seseorang yang berlari
ketengah gelanggang. Kedua orang itu berhadapan.
salah satu diantaranya adalah kakek tua
berperawakan kecil kurus berpakaian putih berlumpur.
Dialah yang dikenal dengan Jerangkong Mayat sedang
lawannya seorang lelaki paruh baya berperawakan
tinggi besar dengan bibir tebal. sinar matanya tajam
dan ganas, dialah yang bernama Si Raksasa Ganas.
Sekonyong-konyong Si Raksasa Ganas membentak
keras sepasang tangannya direntangkan kedepan
diiringi suara desiran tajam. Kesepuluh jari tangannya
langsung mengancam wajah serta dada bagian depan
dari si Jerangkong Mayat.
Melihat datangnya serangang sedahsyat itu Si
Jerangkong Mayat merasakan badannya tergetar
keras, rupanya lawan langsung melancarkan serangan
dengan ilmu sakti andalannya 'Jari Baja'.
Si Jerangkong Mayat langkahkan kaki kanan dengan
posisi menekuk dan kaki yang lain lurus kesamping.
Tangan kanan bergerak kearah kanan melakukan
cengkraman. Berhenti disamping kanan kepala diiringi
tangan kiri melakukan tangkisan keras kebawah"
"Duukkk".!" Begitu Jari jari Si Raksasa Ganas hendak
mencengkram dada, Si Jerangkong Mayat
menangkisnya pada pergelangan tangan. Ini adalah
suatu tindakan yang tepat, mengingat bahwa Jari-jari
tangan lawannya yang sudah pada direndam dalam
racun. asalkan kena terbabat atau tergores sedikit
saja, maka daya kerja racun akan menghebat.
"Hiaattt?" Pekik Si Jerangkong mayat yang
menggerakan tangan kananya melakukan tusukan
jari. Decitan nyaring dari gesekan antara angin dan
jari terdengar nyaring. Dari Jari Sijerangkong Mayat yang kurus kering seperti
tulang itu menusuk dengan sebat"
Si Raksasa Ganas tidak berani berlaku gegabah. ia
segera keluarkan jurus untuk mempertahankan diri.
Tangan kirinya melakukan gerakan melingkar kearah
bawah kanan" "Plakk"!" "Sreeeeet.. . ." Meski serangan itu dapat tertangkis,
karena keterbatasan waktu, tangkisannya tidak
begitu sempurna menyebabkan Sebagaian pakaian
pada pundak Si Raksasa Ganas kena tersapu robek
oleh sambaran jari-jari tangan tadi.
Dalam keadaan yang berbahaya Si Raksasa Ganas itu
masih sempat menolong jiwanya dengan keluarkan
jurus andalannya yang bernama tangan baja tameng
besi. "Kau masih beruntung masih dapat mempertahankan
jiwa tuamu. Tapi aku ragu, apakah kau sanggup
menahan seranganku ini" Puji sekaligus hinaan Si
Jerangkong Mayat. "Bukan hanya sanggup menahan, tapi juga
memunahkan jiwamu" Geram Si Raksasa Ganas.
Tubuhnya melesat dengan langkah kaki kanan dan
diikuti dengan geseran pada kaki lainnya dengan
bagian tangan kanan yang melakukan totokan
dengan dua jari utama serta tangan lainnya untuk
dikelebatkan pada sisi bahu atau tangankanan yang
sedang melakukan serangan"
Si Jerangkong Mayat tidak berani memunahkan
datangnya serangan tersebut dengan keras lawan
keras. Dari decitan nyaringnya saja,. Ia dapat
memprediksikan bahwa jurus itu bukanlah jurus
sembarangan. Jurus yang megandalkan campuran tenag a dalam dan
tenaga luar ini sungguh berbahaya, apalaggi jari-jari Si
Raksasa Ganas sangatlah beacun.
Si Jerangkong Mayat menghindarkan diri dengan
langkah kaki kanan kebagian kiri sehingga terbentuk
suatu kuda-kuda setengah silang. Ini menyebabkan
totokan dari Si Raksasa Ganas lewat di depan
mukanya dalam jarak dua jari.
Ia menarik tangan kanan menekuk serta tangan
lainnya terbuka.secepat kilat dibalik dengan
serangkaian serangan dahsyat menggunakan kedua
tangan" Si Raksasa Ganas kebingungan dengan jurus lawan,
tak mau ambil resiko, ia mundur melompat..
Pertarungan ini sungguh luar biasa, siapa pun tidak
ingin menunjukkan kelemahannya dihadapan pihak
lawan atau bila tidak berbuat demikian maka nama
mereka akan tercemar, bahkan nyawapun melayang
percuma. Pertarungan sudah berlangsung puluhan jurus, namun
tak keliatan siapa yang unggul.
Si Raksasa Ganas mendengus dingin, Ia nelayankan
tendangan keras yang dalam pada itu tak bisa
dihindari oleh Si Jerangkong Mayat.
"Breeeeet " diiringi suara robekan pakaian, jubah Si
Jerangkong Mayat robek sedikit Para penonton
tersorak-sorai meledakkan suara
"Sialan" Si Jerangkong Mayat meloncat mundur satu
tombak kebelakang. tidak disangka olehnya bahwa
bajunya dapat robek tersambar lawan.
Ia menenangkan hatinya dan berdiri tenang
memasang kuda-kuda. Si Raksasa ganas yang sedang
merasa gembira sebab dapat merobek pakaian
melayangkan kaki kanan tanpa dipikirkan lagi apa
dan bagaimana akibatnya. "Duuukkk"!"
Tendangan itu dihalau oleh Si Jerangkong mayat
dengan menubrukan kaki kirinya salam posisi
tertekuk, dan sebagai akibat dari banturan tersebut, Si
Raksasa Ganas kehilangan keseimbangannya"
Tak dinyana tulang kurus kering Si Jerangkong mayat
sangatlah kuat seperti besi. Sampai-sampai Si Raksasa
Ganas tak sanggup menahan serangannya.
Belum ia memantapkan kedudukan, Si Jerangkong
Mayat sudah menghentakan kaki kirinya itu dengan
suatu tendangan yang ditujukan pada kepala lawan..
"buukkk?" Si Raksasa ganas sempoyongan. Darah menyembur
dari mulutnya. Belum ia mempersiapkan diri, Si
Jerangkong mayat memasukan serangan secara
sekaligus dengan dua kepalan yang di hantamkan
kedada. Bicara soal tenaga dalam jangan ditanya"
"Krekkk!" "Arrhgggghh!" Suara patahan tulang iga terdengar, Si
Raksasa Ganas mengerang menahan sakit, darah
membasahi bajunya, ia menjungkal roboh.
Si Jerangkong mayat tak melanjutkan tindakannya. Ia
berdiri pongah di arena. "Ayo bangkit, janganlah kau tidur melulu?" Ejek Si
Jerangkong Mayat" Perlahan sambil menahan sakit, Si Raksasa Ganas
bangkit berdiri" Darah dari hidung mengucur membasahi bibir
samping, turun kedagu dan setetes demi tetes jatuh
kebawah" "Tikkk!" Darah itu menetes membentuk lukisan
abstrak.. Kedua tangan Si Raksasa Ganas terkepal..
"Huaaa".!" Jeritan melengking menyayat terdengar
darinya. Tangan kanannya melesat maju kemuka bersemu
kehijauan" "Drakkk..!" Si Jerangkong Mayat menghentakan kaki
membuat patahan kayu lantai panggung mencuat
sebesar pergelangan ta Sinar Mentari menyengat laksana api yang
membakar, gemilang cahayanya menembus alam,
bahkan dedaunan yang rindangpun tak sanggup
menahan sepenuhnya, Ranting bergoyang, daun berguguran ketika seekor
burung haur terbang dari tenggerannya.
Akar melintang, dedaunan berserakan menjadi irama
khas tersendiri ketika seekor mencek melewatinya.
Dari Langit melayanglah shelai daun jati, jatuh
perlahan terombang-ambing dipermainkan angin,
bergoyang dan berlenggang lenggok seperti gadis
penari. Warna daun itu kuning karena tua. Jatuh
perlahan diatas pangkuan seorang yang sedang
duduk bersemadi diatas batu cadas.
Kumis, jenggot, rambut dan bulu-bulu diwajahnya
tumbuh tanpa diurus, wajahnya tenang tanpa emosi,
saking tenangnya bahkan sedikitpun tubuhnya tak
bergemming. Patung diam tak bergeming. Rambutnya
yang kusampun sama keadaannya sekencang apapun
angin yang menerpanya, rambut itu tetap kaku.
Bajunya kusam dengan warna sudah luntur,
disekitarnya akar sudah merayap menjerat tubuhnya.
Di Belakangnya terdapat sebuah pondok mungil yang
asri. Di serambi tampak tiga sosok orang tua duduk
bersila sambil menghirup the.
Terdengar Nyi Mekar Ningrum berkata. "Bocah ini
benar benar tahan banting. Semuda itu ia sanggup
bertahan menyatu dengan alam. Lihatlah tubuhnya.
Sama sekali tak terlihat kurus kering seperti orang
yang bertapa." "Itu dikarenakan akar yang melilit ditubuhnya, dia
merefleksikan dirinya dengan pohon itu, ia
memperoleh sari makanan ari pohon itu. Asupaan


Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

minuman juga diserap dari pohon itu. Selain itu,
tubuhnya menjadi seperti pohon yang menyerap
energy dari matahari. Ini merupaka kaidah ilmu yang
sangat hebat. Meski terlihat sederhana, namun sangat
tak bisa dibayangkan akibatnya!" Kyai Ancala
menjelaskan seraya mengelus jenggot putihnya.
Ki Brangaspati tak ambil kata, ia memejamkan
matanya seperti otang yang bersemadi"!
"Apa yang dilakukannya?" Tanya Nyi Mekar Ningrum
pada Kyai Ancala yang menyulut cangklong hendak
merokok. "Dia sedang masuk kedalam semadi orang!"
Jawabnya singkat. Tembakau dihisap dan perlahan
dihembuskan menciptakan segulung asap beraroma
cengkieh. Benar apa yang dikatan Kyai Ancala, memang saat ini
Ki Brangaspati sedang masuk kedalam semadi Sagara
Angkara. Ketika ia mulai memasuki gerbang semadi.
Tubuhnya merasakan rasa dingin dan panas
berseliweran. Kepalanya mengangguk-angguk, pertanda memahami
sesuatu dan melangkahkan kakinya. Beragam cahaya
beraneka warna memainkan sebuah putaran cahaya
indah bak ribuan kunang-kunang yang memiliki
beragam warna. Ia Teruskan langkah kakinya di alam yang aneh itu,
semakin jauh memasuki, dirinya dihadapkan dengan
sebuah pemandangan yang membuatnya merasakan
ketenangan luar biasa. Sosok Sagara Angkara berjubah serab putih duduk di
atas kolam ikan, puluhan ikan tampak bermain-main
dibawahnya, dia duduk diatas air dengan santainya,
matanya terpejam dengan wajah berseri-seri.
Angin sepoi-sepoi bermain manja di salah satu indera.
Membelainya juga kadang membisikinya. Pohonpohon menari dengan lemah gemulai, sehelai daun
jambu batu melayang terbang dan jatuh diubun-ubun
Sagara Angkara. Ki Brangaspati duduk di salah satu batu berbentuk
bundar. "Assalamamualaikum"
Setelah itu, Dia tak mengusik, hanya duduk diam
memandang. Seperminum the kemudian, Sagara
Angkara membuka matanya. Dia tersenyum lembut dan membuka mulut"
"Waalaikumsalam" maafkanlah keterlambatanku
untuk menjawab salamu Eyang guru."
"Tak menjadi soal," bagaimana kabarmu?"
"Masih selemah air Eyang Guru?"
Ki Brangaspati tersenyum maklum dan paham arti dari
ucapan Sagara Angkara itu.
"Ada apakah kiranya Eyang Guru mendatangi
kediaman pikiranku yang masih berisi kejahatan?"
Sambung Sagara Angkara. "Hanya ingin menyampaikan sepatah dua patah kata
saja, kiranya engkau mau mendengarkan nasihat
gurumu!" "Silahkan Eyang Guru bertutur"!"
"Pernahkah engkau mendengar sebuah kata yang
menyebutkan "Lebih baik makan sebutir nasi yang
bersih daripada sebakul nasi yang dicampur dengan
kotoran?" "Memangnya kenapa Eyang Guru?"
"Dulu aku tak ingin menyuruhmu melkakukan semadi
ini karena takut dirimu tak akan sanggup melanjani.
Perlu kau ketahui, bahwa semadi ini adalah sebuah
semadi yang memiliki tiga jalan. Oleh karenanya aku
hanya menyuruhmu untuk menaklukan jalan itu satu
saja!" "Maksud Eyang, Semadi satu purnama ini adalah
hanya untuk menaklukan sebuah jalan saja?"
"Benar, semadi ini selayaknya dilakukan selama tiga
bulan berturut-turut. Jalan Pertama disebut dengan
nama Jalan Penyesalan, Jalan Kedua disebut jalan
Angkara dan yang terakhir adalah Jalan Ketenangan.
Mengenai jalan pertama dan ketiga tidak membuatku
ragu. Hanya jalan kedualah yang membuatku takut.
"Apa yang kau takutkan Eyang?"
"Jalan kedua adalah Jalan Puncak dari segala Angkara
murka, segala kejadian, kemalangan, ketidak adilan,
dan segala nafsu binatang akan merasuk kedalam
tubuhmu. Seandainya kau tak dapat menahan diri dan
terlena didalamnya, maka artinya kau sudah gagal.
Bukan ke gagalan yang ku takutkan, tapi dirimu yang
akan berubah menjadi setan berbentuk manusia lah
yang membuatku takut. Apalaggi hawasetan yang
merasuki tubuhmu tidak sepenuhnya hilang. Apalah
jadinya jika semua itu bersatu."
"Jika memang kejadiannya seperti itu. Lalu mengapa
semadi itu harus dilakukan eyang?"
"Semadi ini merupakan bagian-bagian dari
Sastrajendra Hayuningrat.. Ajaran ini memiliki empat
tahapan yakni Sastra Hajendra Yuning Rat (ilmu
ajaran tertinggi yang jelas tentang keselamatan alam
semesta), Sastra Harjendra Wadiningrat (ilmu ajaran
keselamatan alam semesta untuk Meruwat raksasa).
Sastra Hajendra Wadiningrat (ilmu ajaran tertinggi
tentang keselamatan alam semesta rahasia dunia),
dan yang terakhir Sastrayu (ilmu ajaran keselamatan).
"Eyang, mengapa aku serasa sudah dan sedang
melewati tahap pertama?"
"Benar, sesungguhnya jalan penyesalan ini adalah
sebuah jalan yang membuat kita sadar siapakah kita,
mengapa diciptakan, mengapa harus menjaga ini itu,
melakukan ini dan itu. Ini mendekatkan kita kepada
alam semesta ini, akan timbul rasa cinta kita kepada
alam ini. Untuk apa Tuhan menciptakan alam ini.
Dengan timbulnya perasaan itu, maka rasa cinta
kepada alam ini akan semakin tinggi. Oleh karenanya
jika ada yang merusak, kitalah yang harus
mengembalikannya seperti semula"
"Akh, lalu jalan kedua akan berhubungan dengan
tahapan Sastra Harjendra Wadiningrat (ilmu ajaran
keselamatan alam semesta untuk Meruwat raksasa)".
"Benar, begitu pula dengan yang ketiga!"
"Dan yang keempat?"
"Kau akan menjalaninya sendiri di alam dunia ini"
Sagara Angkara diam, begitupula Eyang Brangaspati.
Ia ingat, jauh sebelumnya ketika ia masih di didik
dulu, Eyangnya pernah menyuruhnya Mutih (makan
nasi tanpa lauk pauk yang berupa apapun juga.) Sirik
(menjauhkan diri dari segala macam keduniawian).
Ngebleng (menghindari segala makanan atau
minuman yang tak bergaram) lalu
Patigeni (tidak makan atau minum apa-apa sama
sekali.) Dan sekarang, ia melakukan samadi, sambil
mengurangi makan, minum, tidur dan lain sebagainya.
Dan Pada samadi itulah pada galibnya ia pernah
mendapatkan ilham atau wisik.
"Nak, Ingatlah," Ada enam tahapan atau tingkat yang
harus dilakukan apabila ingin mencapai tataran hidup
yang sempurna" Ki Brangaspati mengusik Sagara
Angkara. "Itu adalah yang pertama Tapaning jasad yaitu
Mengendalikan/menghentikan daya gerak tubuh atau
kegiatan. Janganlah hendaknya merasa sakit hati atau menaruh
balas dendam, apalagi terkena sebagai sasaran
karena perbuatan orang lain, atau akibat suatu
peristiwa yang menyangkut pada dirimu. Sedapatdapatnya hal tersebut diterima saja dengan
kesungguhan hati. Yang kedua Tapaning budi yaitu
Mengelakkan/mengingkari perbuatan yang terhina
dan segala hal yang bersifat tidak jujur. Yang ketiga
Tapaning hawa nafsu yaitu Mengendalikan/
melontarkan jauh-jauh hawa nafsu atau sifat angkara
murka dari diri pribadi. Hendaknya selalu bersikap sabar dan suci, murah hati,
berperasaan dalam, suka memberi maaf kepada siapa
pun, juga taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Memperhatikan perasaan secara sungguh-sungguh,
dan berusaha sekuat tenaga kearah ketenangan
(heneng), yang berarti tidak dapat diombangambingkan oleh siapa atau apapun juga, serta
kewaspadaan (hening). Yang keempat Tapaning
sukma yaitu Memenangkan jiwanya. Hendaknya sikap
kedermawanan diperluas. Pemberian sesuatu kepada
siapapun juga harus berdasarkan keikhlasan hati,
seakan-akan sebagai persembahan sedemikian,
sehingga tidak mengakibatkan sesuatu kerugian yang
berupa apapun juga pada pihak yang manapun juga.
Pendek kata tanpa menyinggung perasaan. Yang
Kelima Tapaning cahya yaitu Hendaknya orang selalu awas
dan waspada serta mempunyai daya meramalkan
sesuatu secara tepat. Jangan sampai kabur atau
mabuk karena keadaan cemerlang yang dapat
mengakibatkan penglihatan yang serba samar dan
saru. Lagi pula kegiatannya hendaknya selalu
ditujukan kepada kebahagiaan dan keselamatan
umum. Yang Keenam Tapaning gesang yaitu Berusaha
berjuang sekuat tenaga secara berhati-hat i, kearah
kesempurnaari hidup, serta taat kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating
Diyu hanya sebagai kunci untuk dapat memahami isi
Rasa Jati, dimana untuk mencapai sesuatu yang luhur
diperlukan mutlak perbuatan yang sesuai.
Rasajati memperlambangkan jiwa atau badan halus
ataupun nafsu sifat tiap manusia, yaitu keinginan,
kecenderungan, dorongan hati yang kuat, kearah
yang baik maupun yang buruk atau jahat. Nafsu sifat
itu ialah; Lumamah (angkara murka), Amarah, Supiyah
(nafsu birahi). Ketiga sifat tersebut melambangkan
hal-hal yang menyebabkan tidak teraturnya atau
kacau balaunya sesuatu masyarakat dalam berbagai
bidang, antara lain: kesengsaraan, malapetaka,
kemiskinan dan lain sebagainya. Sedangkan sifat
terakhir yaitu Mutmainah (nafsu yang baik, dalam arti
kata berbaik hati, berbaik bahasa, jujur dan lain
sebagainya) yang selalu menghalang-halangi tindakan
yang tidak senonoh."
Sagara Angkara manggut pertanda paham.
Tangannya disedekapkan didada dan membungkuk.
"Anakku, aku perintahkan kau untuk melewati semua
jalan itu!" "Apa!" Sagara Angkara terkejut.
"Bukankah Eyang berkata ragu bahwa aku dapat
melewati semua ini?"
"Itu duulu, bukan sekarang, sekarang aku yakin kau
adalah harapan kami"! Sengaja aku kemari karena
hendak memberitahu kehendak kami. Bukankah
selama ini dalam semadimu kau bertanya Tanya
mengenai hal ini. Sekarang sudah lega" lanjutkanlah
semadimu!" "Baik Eyang"!" Sagara Angkara bangkit dari tempat
duduknya dan melakukan sungkem. Ki Brangaspati
mengusap kepalanya dan mulai meninggalkan alam
semadinya itu. dan pandangannnya kini mulai nyata.
"Akhh".!" Dia menghembuskan nafas panjang.
Asap tembakau mengalun menari melayang-layang.
Gemerisik dedaunan dan tonggeret masih terdengar
jelas. Suasana tempat irtu benar-benar ramai dengan
lalu lintas alam" * Pertar ungan diatas panggung masih tetap panas,
sepanas air yang sedang di bakar diatas tungku"
Wajah keruh Maharaja semakin Nampak, Pendekar
Rajawali Berhati Emas gelisah tak keruan, sedari tadi
ia celingukan. Namun orang yang dicari tak kunjung
dating Bunyi teriakan pertarungan bergema sahut-sahutan"
trang treng trong logam beradu memercikan cahaya
berkilauan. Lelatu api memercik menerbitkan cahaya
kuning kemerahan. Di Atas Panggung tampak dua orang yang sedang
bertarung ria, mereka adalah seorang perempuan
paruh baya dengan senjata pedang lentur dan
seorang lelaki berusia tiga puluhan dengan senjata
tangan kosong. Meski tangan kosong, cakarnya lebih
tajam daripada silet, apalagi dengan racunnya yang
keji. Sett.. dia melancarkan sebuah cengkraman pada
bahu si Perempuan yang biasa dipanggil dengan Si
Kuntilanak Pemenggal leher.
Si Kuntilanak Pemenggal leher tentu saja tidak
membiarkan bahunya dicengkeram oleh Lawan,
Tubuhnya segera memutar, tangan kirinya menangkis.
Sedangkan tangan kanan dengan kecepatan yang
mengagumkan berbalik menusukan pedang lentur
yang berubah menjadi kaku. Gerakannya sangat aneh
Tidak terduga-duga. Si Lelaki berusia tiga puluhan yang biasa dikenal
dengan nama Serigala Lapar meraung marah.
Biasanya serangan itu dapat menghancurkan
persendian lawan tanpa meleset, kini dihindarkan
dengan mudahnya.. Malah dia tidak sempat melihat
bagaimana lawannya itu itu melakukannya Hatinya
tergetar.

Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Namun ia tak bisa selamanya berpikir, Tubuhnya
mencelat menghindar ke udara.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher sama sekali tak
menjadi geram serangan balasannya tidak mengenai
sasaran, mulutnya menyeringai ejek.
"Sungguh tidak diduga. Serigala Lapar yang terkenal
dengan cengkraman yang tidak pernah meleset
hanyalah sebuah serangan anak kecil melemparkan
kotoran," Ejek Si Kuntilanak pemenggal Leher.
"Gerrrr"!" Si Serifgala Lapar Menggeram diudara,
tanpa menunggu lagi, dia langsung menyerang
dengan gana smenggunakan kedua tangannya satu
ke pelipis dan datu kedada Si Kuntilanak Pemenggal
Leher. Si Kuntilanak Pemenggal Leher meloncat mundur
beberapa langkah. Membuat Si Serigala Lapar menarik
serangannya. Sekarang dia bersiap dengan kuda-kuda
yang kuat. Dia tidak berani memandang rendah
lawannya. Tangan Si Kuntilanak Pemenggal Leher tetap
mengenggam pedang lentur dan berkata.
"Sebaiknya engkau mundur saja sebelum pedangku
memenggal lehermu!" Itulah kata favorit dari Si
Kuntilanak Pemenggal Leher sebelum membunuh
lawannya. "Meski Jiwaku berkalang tanah dan tercabik musnah,
tak sudi ku menuruti permintaanmu Jalang".
"Itukah ucapan terakhirmu?" tanya Si Kuntilanak
Pemenggal Leher. "Brengsek"!" bentak Serigala Lapar marah.
Bayangan tubuh memutar lolongan serigala marah
terdengar Mengarah bagian tubuh mematikan Si
Kuntilanak Pemenggal Leher. Hawa pembunuhan
mulai merasuki jiwanya Tangan kiri membentuk cakar
Serigala, tubuhnya melesat ke udara Dia menyerang
dari atas. Serangannya begitu ganas dan luar biasa, bau amis
disertai bunyi kesiuran angin terdengar memilukan..
"Sreett..Kriiettt"!
Si Kuntilanak Pemenggal Leher melihat lawan telah
membukaserangan. Dia tertawa lantang. Tangan
kirinya menghantam ke depan Dia menyerang dari
atas dan bawah Pedang lenturnya dikibaskan
sehingga menimbulkan bayangan ular menerjang.
Kecepatannya melebihi anak panah yang dilepaskan,
Cahaya betecbangan di udara.
"Tranggg". . Blarrr"
Luar biasa akibat bentrokan itu, cakar Serigala Lapar
begitu kuat seperti besi, sehingga pedang lentur Si
Kuntilanak Pemenggal Leher tak mampu melukainya.
Namun bukan berarti ia unggul, tubuhnya mencelat
hingga dua tombak. Si Kuntilanak Pemenggal Leher marah sekali melihat
kenyataan bahwa jurus andalannya yang dinamakan
Ular sakti memenggal leher, perisai kematian mebuka
gerbang dapat ditahan lawan.
Di antara kedua bola matanya terlihat samar cahaya
yang tajam dan menggidikkan hati. Tangannya tetap
menggenggam pedang lentur senjata andalannya.
Sekali tangannya terulur, pedang itu terulur menjadi
kaku seperti pelat baja Kakinya digeser sedikit,
Pedangnya diangkat keatas dada, Dengan jurus
Pelangi dikala senja, dia membuka serangan lagi,
Terlihat sinar perak dan merah memercik laksana
pelangi. disusul dengan suara Bret'! yang nyaring,
Bagian kerah baju si Serigala lapar tersobek, jubahnya
jatuh ditengah arena. Si Serigala Lapar terpaku diam,
dia hanya merasa ada sekumpulan tenaga keras yang
menerpa dirinya. Tanpa sempat berbuat banyak,
jubahnya terlepas dari leher, untunglah jaraknya
cukup jauh, sehingga bukan kepalanya yang jatuh.
"Bersyukur pada yang maha kuasa, Kepalamu tak
jatuh pada saat itu juga!" Kata Si Kuntilanak
Pemenggal Leher dingin. Selama ini sifat Si Serigala Lapar sangatlah keji, meski
dia dihina dan direndahkan oleh Si Kuntilanak
Pemenggal Leher, namun selama tubuhnya belum
berkalang tanah, tak sudi dia menyerah.
"Ilmu silat mu itu sangat hebat, selama ini kau
terkenal dengan gaya pedang seperti ular, belum
pernah aku mendengar kau memiliki jurus meniru
pelangi, darimanakah jurus itu kau pelajari?" tanyanya
dengan wajah tersenyum ejek.
"Perduli apa dengahn jurusku, yang kau perdulikan
adalah jiwamu yang sebentar lagi akan menjumpai
raja akhirat hihi"," sahut Si Kuntilanak Pemenggal
Leher,. Si Kuntilanak Pemenggal Leher meletakan pedangnya
diantara tangan yang terangkap didepan dada,
kakinya segera mundur dua setengah langkah
Tubuhnya menekuk, kedua tangannya yang
memegang pedang mengambii sikap menyembah di
dada. Si Serigala lapar merentangkan kelima jarinya.
Mulutnya mengeiuarkan suara lolongan keras.
Suaranya begitu keras hingga menggoncang gendang
telinga para hadirin yang menonton pertarungan itu,
beberapa orang malah menutup telinganya dengan
tanah atau dengan tangannya sendiri. Kedua
tangannya belum teruiur, namun kesepuluh jari
tangannya talah mengancam dada Si Kunt ilanak
Pemenggal Leher. Jurus ini sangat keji sekali, apalagi
dengan bau amis yang memabukan hidung.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher hanya berdiri dengan
te-nang Kuda-kuda kakinya sudah terlihat matang.
Begitu serangan lawan dihadapan muka,. Kaki kirinya
bergeser satu langkah, tubuh memutar setengah
lingkaran, kedua telapak tangan di kembangkan
memisah, membuat pedang lentur itu memutar
diudara. Serangan Si Serigala Lapar kali ini sangat hebat. yang
dikeluarkan adalah salah satu jurus andalannya, Entah
berapa banyak lawan yang telah dikalahkan dengan
jurus yang satu ini. Sepasang cakarnya berputaran,
biar bagaimana lawan mencoba berkelit tetap tidak
akan terlepas dari serangannya.
Melihat jurus yang keji itu, Si Kuntilanak Pemenggal
Leher sama sekali tidak menghindar Dia membiarkan
telapak tangannya membentur cakar harimau itu,
"Dukkk"!" Si Serigala Lapar sama sekali tidak menduga akan
berakhir demikian Sekarang dia malah yang takut dan
bergeser dua tindak kebelakang!"
Itu adalah langkah yang sangat tepat, sebab tangan
kiri Si Kuntilanak Pemenggal Leher berbalik
kebelakang memegang gagang pedang dan
disabetkan melintang".
Si Serigala Lapar terkejut sekali, namun bi ar
bagaimana pun dia tetap seorang yang sudah banyak
pengalaman di dunia Persilatan Dengan cepat dia bisa
menenangkan hatinya. Mereka kembali bergebrak, tanpa ketahuan paran
siapa yang akan memenangkan pertarungan"
Didalam waktu yang amat singkat, dua ratus jurus
sudah lewat. Kedua orang itu telah bergebrak
mencapai puncak ketegangan.
Tiba-tiba Si Serigala Lapar membentak keras, tiga
jurus terakhir dari ilmu 'Cakar Serigala Lapar'-nya
dilancarkan keluar. seketika empat penjuru dipenuhi
dengan golakan angin tajam.
"Braaaak " diiringi bentrokan keras. gulungan hawa
murni yang sangat kuat itu mendesak Si Kuntilanak
Pemenggal Leher mundur tiga langkah dengan
sempoyongan. Menggunakan kesempatan terdorong mundur
kebelakang itulah Si Kuntilanak Pemenggal Leher
tidak mau menyia-nyiakan waktu, Jurus Pelangi
Senjanya kembali digelar dihadapan umum.
Sebuah lengan kanan yang berwarna merah
membara dengan memancarkan cahaya tajam serta
menyiarkan hawa panas yang susah ditahan
meluncur dating menyerang Si Kuntilanak Pemenggal
Leher. "Hemm?"Hiii. .hiiii. .hiii. . . ." Si Kuntilanak Pemenggal
Leher tertawa cabul. sepasang matanya dengan buas
melototi Si Serigala Lapar dengan buas.
Pedangnya di hentakan kedepan, menusuk mata.
Inilah sebuah jurus yang sangat hebat, meski seluruh
tubuh kebal, namun mata adalah sebuah titik
kelemahan yang bagaimanapun caranya harus tetap
dilindungi. Si Serigala Lapar meloncat mundur, Kuda-kudanya
terpasang dengan kuat. air beriak pertanda bahwa
dari atas panggung sana terdapat tekanan yang
dahsyat. Dia melesat maju dan melancark an
serangan. dalam sekejap mata ia sudah melancarkan
tujuh belas buah cengkeraman memaksa Si
Kuntilanak Pemenggal Leher terdesak mundur tiga
langkah kebelakang. Pendekar Rajawali Emas yang ada disinggasananya
menghela nafas sedih, air matanya bercucuran"
"Ai, sepertinya ia tidak akan dating lagi untuk
selamanya"!" keluhnya.
Maharaja Dunia Persilatan yang mendengar itu juga
menghela nafas sedih, ia bergumam"
"Sungguh disayangkan,, padahal mungkin usiakupun
takan lebih dari usia pertemuan ini."
Dewan Dunia Persilatan yang mendengarnya terkejut,
secara bergiliran mereka mnghibur Maharaja.
Ratusan jurus telah berlalu, tiba-tiba Si Serigala Lapar
tertawa dingini "Heee. . .heee. . .heere. . .. ."
Diiringi suara bentakan keras, bukannya maju
sebaliknya ia malah mundur kebelakang. Dalam
sekejap mata sepasang tangannya telah berubah
merah membara, hawa panas menjulang luar biasa,
perlahan ia mendesak lebih kedepan.
Sekali lagi suasana penuh diliputi ketegangan,
hamper-hampir suara detakan jantung serta deru
napas dapat kedengaran sangatjelas.
Saking tegangnya beberapa orang hampir bersamaan
waktunya bangkit berdiri, kemudian duduk lagi. tapi
sebentar berdiri lagi. Beratus-ratus pasang mata ber-sama-sama dialihkan
keatas panggung dan melototi kedua orang yang siap
bergebrak dengan tak berkedip.
Si Serigala Lapar baru saja mengerahkan ilmu
cengkeraman 'Cakar Serigala lapar'nya. Si Kuntilanak
Pemenggal Leher segera meloncat lima depa
ketengah udara tangan kanannya yang memegang
Pedang lentur yang sudah menegang disapukan
keatas kepala Serigala Lapar.
Cahaya Pelangi berpijar menutupi panggung, Si
Serigala Lapar mulai merasa hatinya bergidik, ia tahu
saat ini dirinya telah berjumpa dengan musuh yang
paling tangguh.Pada dasarnya Si Serigala Lapar
berwatak serakah, angkuh dan ingin minta menang
sendiri, walaupun dalam hati sudah timbul perasaan
jeri tapi ia tidak mau takluk begitu saja, diam-diam
seluruh tenaga dalamnya disalurkan kedalam
sepasang jarinya, dengan gerakan tidak berubah
menerima datangnya serangan lawan.
"Arrhhjjjjhhhhhhh?"Bluk".Blukk"!"
Tiba-tiba suara jeritan ngeri bergema memenuhi
angkasa diikuti dengan suara anegh terdengar, Kesepuluh jari,
Si Serigala Lapar jatuh kebumi,?"
Begitu cahaya sirna, tampak Dua orang itu berdiri
dengan gagah, posisi Si Kuntilanak Pemenggal Leher
memunggungi Si Serigala Lapar"
"Tesss".!" Setitik darah menetes membasahi lantai
panggung" "Jruuussssshhh" Tubuh Si Serigala Beracun terbelah
dua, begitu jatuh, batok kepalanya yang sudah
terbelah menggelinding, rupanya Si Kuntilanak
Pemenggal Leher tak mau meninggalkan gelarnya.
Meski ia membunuh dengan membeklah, tetap ia
memenggal lehernya".
Hadirin gempar menyaksikan pembunuhan keji itu.
Belum Maharaja Mengumumkan siapa pemenangnya.
Terdengar bunyi bunyian aneh"
Semua mata memandang kearah utara, mata mereka
terbelalak heran. Tampak serombongan gadis cantik
berpakaian sutera putih membawa baki berisi
macam-macam bunga. Para Gadis iu menebarkan bunga itu disepanjang
jalan. Yang aneh aalah bunga itu seakan tiada
habisnya meski dihambur-hamburkan. Baki
pembawanya terbuat dari permata putih transparan,
bersinar indah tertimpa mentari"
Setelah Para Gadis, tampak Serombongan pemuda
membawa senjata pedang transparan berukiran
yakut merah dan intan biru.
Pakaian yang mereka kenakan adalah sebuah kain
yang hanya menutupi bagian bawahnya yang terbuat
daripada benang perak. Dibelakangnya, serombongan pemuda dan pemudi
membawa berbagai alat music. Mereka menabuhnya
dengan riang gembira diikuti oleh para gadis penari.
Penari ini penampilannya sangatlah seronok, pakaian


Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mereka sangat tipis, bahkan lebih tepat diakatakan
telanjang daripada berpakaian. Lekuk lekung tubuh
mereka begitu terawatt dan sempurna.
Lalu terdapat dua buah tandu yang mengikutinya.
Tandu itu berukuran kecil. Tertutup kain merah satin
yang mengkilap dengan hiasan rumbai-rumbai benang
emas pada tepiannya. Tandu itu mempunyai empat tiang pemanggul, depan
dua belakang dua. Kayu pemanggul itu berwarna
hitam dengan ukiran gambar badan dan kepala naga.
Atapnya berbentuk lengkung. Memiliki sebuah jendela
yang ditutup dengan kain satin berwarna serupa.
Kedua tandu itu dipikul oleh delapan orang pemuda
bertubuh kekar dan besar. Tubuh mereka mengkilap
sawo matang berkeringat licin. Wajah mereka
sangatlah tampan. Rambut mereka diikat rapi dengan
kain emas. Kontras dengan penutupnya yang
berwarna perak. Dibelakang Tandu, tampak tujuh kuda gagah berbulu
putih ditunggangi dengan orang yang berpenampilan
sama berbeda rupa. Pakaian mereka terbuat dari kain
sutera. Berjubah benang emas.
Di sisi kanan berderet rapi ke sisi kiri, Iblis kembar
bumi, lalu Ratih, Anudhari, Astadewi, Antari, Aryani
dan paling kiri Si Gila Dari Neraka hitam.
Dan dibelakang mereka berderet rapi Pemuda dan
Pemudi lainnya membawa senjata masing-masing.
Semuanya tertata dengan begitu rapinya.
Begitu sampai, mereka berderet rapi. Semua pasukan
didepan membelah dua. Membuat sebuah deretan
rapi dengan dua tandu di depan tengah menghadap
panggung. Pasukan dibelakang membuat pagar betis. Sementara
pasukan kuda tetap dibelakang Tandu. Mereka turun
serempak dan berdiri disamping tandu.
Tandu diturunkan, Astadewi dan Ratih membuka pintu
tandu. Dari dalam tandu pertama, keluarlah jari-jari
putih mulus berhiaskan emas permata. Kemudian
diikuti oleh seraut wajah cantik dengan rambut
digelung, penuh dengan perhioasan mewah,
wajahnya cantik laksana bidadari yang turun dari
surga. Bajunya mewah berpotongan seperti putri keraton.
Hiasan dalam tubuhnya begitu tampak menonjol,
bajunya yang merah cabai dihiasi benang emas
benar-benar serasi dengan tubuhnya yang langsing
dan mungil, apalagi kulitnya yang benar-benar putih.
Sementara dari tandu kedua, yang keluar adalah
seorang pemuda tampan, berkulit putih pucat, rambut
gondrong diikat ekor kuda. Mata hijau menyala, tubuh
kekar ditutupi dengan pakaian mewah dari kain
sutera kelabu. Di lengannya tampak melingkar
perhiasan berbentuk naga sakti melingkar dari perak.
Dia menyapu hadirin dengan dingin, lalu duduk di
sebuah kursi disamping Gadis pertama. Kursi itu
terbuat dari kulit beruang yang dihiasi dengan benang
emas. Permadinya merah dari beludru. Semuanya
serba glamor. Sigap orang yang menyiapkan kursi dan
permadani itu mengundurkan diri berganti dengan dua
gadis jelita membaa payung. Setelah dipayungi,
muncul pula dua gadis cantik yang bertugas
mengipasi. Semua orang terpana dengan kemewahan dan sikap
pendatang itu, mereka sibuk berbisik ria. Maharaja
Dunia Persilatan yang gemetar melihat semua itu
berjalan kedepan. "Apakah Kisanak juga hendak mengikuti
memperebutkan gelar itu?"
"Huaha"! Mengapa kau bertanya lagi" Bukankah
sudah jelas, siapapun yang naik kemari hendak
mengikuti perebutan gelar itu. Mengapa kau
ketakutan bila aku mengikuti sayembara ini?"
"Iblis Dunia Persilatan" Jangan terlalu kau!" Dewa
Pedang Kelana marah dan menuding Iblis Dunia
Persilatan. Begitu mendengar kata IBLIS DUNIA PERSILATAN,
semua orang mengkeret mundur karena kejut. Dewa
Pedang Kelana mencabut pedang dan hendak maju"
"Adimas, mundurlah kebelakang!" Maharaja Dunia
Persilatan Mencegah. "Tapi"!" "Mundur!" Bentak Maharaja Dunia Persilatan tegas.
Lalu berpaling menatap rombongan itu.
"Dari golongan manakah andhika hendak masuk?"
"Golngan Kain!"
"Golongan Kain?"
"Benar, hanya kain yang mampu menyatukan hitam
dan putih, juga orang yang tak memihak kepadanya."
"Bagaimana kau akan mengikat kami" Sementara
kami adalah orang yang bebas merdeka." Kata
Seorang lelaki berbaju biru membawa parang di
sebrang sana. "Sumpah Darah"!"
Tenang sekali, Dyah Krusina menjawab. Suaranya
yang merdu benar-benar mengikat setiap jiwa.
Membuat jantung berdetak jauh lebih kencang. Lelaki
itu terdiam. Sumpah Darah adalah sumpah yang diucapkan
dengan dibarengi dengan mengucurkan darah dari ibu
jari pada kain. Ini adalah suatu ritual yang benarbenar mengikat. Orang dulu percaya dengan ikrar ini,
siapa saja yang melanggar, akan mati
menggenaskan. Perlahan sekali, Iblis Dunia Persilatan maju kedepan.
Dia hendak naik panggung, yang jadi masalah adalah
dihadapannya bukanlah alat yang disediakan untuk
menaiki panggung, bila hendak naik panggung
selazimnya ia berjalan ke penjuru barat atau penjuru
timur. Tapi," ia berjalan lurus. Meski ditubuhnya
dipenuhi dengan berbagai macam perhiasan, ia tak
takut tenggelam sama sekali. Kakinya menginjak
permukaan air, dan berjalan diatasnya. Sungguh luar
biasa, air pun enggan beriak karenanya. Jelaslah ilmu
peringan tubuhnya sudah dikatakan menjagoi kolong
langit. Dia berdiri diatas panggung. Tanpa lawan tanpa berani
ada yang maju. Bahkan orang yang berada
dipanggungpun serabutan melarikan diri.
"Mulai Hari ini aku mengumumkan, bahwa akulah
pemimpin dari dunia persilatan ini. Akulah Jagad
saksana (Pemimpin Dunia). Siappun yang berani
menentangku akan mati!"
Semua orang terpana. Beberapa orang langsung
berdiri dan mencabut pedang.
"Lancang"!"
"Sesat!" "Bunuh?" "Keparat"!"
Mereka mencaci yang tak jelas, gumaman mereka
laksana jutaan kapal pesawat yang melintas"
Hakikatnya mereka hanya menggaruk namun tak
punya kuku. "Mengapa kalian hanya beromong saja" Jika tak puas
mengapa talk naik keatas panggung saja! Kita
buktikan siapa yang benar, siapa yang salah?"
Astadewi naik pitam. "Diam kau! Kau hanya seorang bawahan. Kau sama
sekali tak berhak berkata disini!" Dewa Pedang Kelana
membentak. "Bak Gendang Bak tari" kau gerundang tinggalah
dikubangan!" Bentak Astadewi lagi.
Maksudnya adalah Sifat dan Perkataan seorang
bawahan takkan jauh berbeda dengan sifat dan
perkataan atasannya. Kau janganlah ikut campur.
"kau benar..benar". terlalu angkuh kalau hendak
geneng ditepian. Bawa labu kecil liang. Rasakan
penuh ditumpahkan!" Haha"hihi" Astadewi tertawa. Jelas saat ini ia sedang
melakukan pejatian awak kepantangan orang.
Seorang Pemuda tampan berdiri di atas gerbang
perguruan Rajawali Emas. Bajunya kelabu. Dengan
caping lebar di atas kepalanya. Didepannya terhampar
pondok-pondok Perguruan yang baru dibangun"
Dialah Iblis Dunia Persilatan"
Di tangannya terpegang sebuah tomngkat dengan
kepala berbentuk rajawali setengah hinggap.
Sayapnya terpentang, tongkat itu terbuat dari emas.
Yang lebih aneh lagi, diatas buntalan dipundaknya
keluar menonjol sebuah teratai berwarna putih.
Dia mengingat sebelum ia dating kemari?"
"Yang terpenting dalam adu tanding bukanlah
kemenangan, tetapi keikutsertaan.. Yang terpenting
dari kehidupan bukanlah kemenangan namun
bagaimana bertanding dengan baik. Ingatlah nak,
terkadang kegagalan dapat mengantarkanmu
kedalam kemenangan. Janganlah kau meletakan jati
dirimu pada pekerjaan, jika pekerjaanmu hilang.
Maka jati dirimu akan tetap ada!" Ki Tabib menasihati
Gardapati sebelum ia meninggalkan tempat.
"Apa maksudmu Ki" Tanya Gardapati.
"Suatu saat nanti kau akan mengerti anakku.
Perghilah dan raih masa depanmu"!" Ki Tabib
mempersilahkan. Gardapati berbalik dan melangkah, dilihatnya Ki Tabib
dan Ni Tabib memandangnya dengan berkaca-kaca.
Gardapati kukuhkan batin dan dengan langkah lebar
ia berjalan menyongsong hari. Ia berjalan dengan
gagah berani seolah tak pernah terjadi apa-apa.
"Tesss"!" Cairan bening menetes membasahi tanah
yang berdebu. Rupanya Gardapati tak sanggup
menahan dirinya lagi, bagaimanapun sejak kecil ia
kekurangan akan kasih sayang, dan kini ada dua
orang yang menyayanginya dengan tulus seperti ayah
dan ibunya. Perkumpulan dengan keduanya telah membangkitkan
titik terang hati nuraninya sebagai manusia. tak terasa
ia sudah di bibir hutan. Dirinya menghela nafas
panjang dan mulai memasuki hutan itu.
Alisnya menjungkit, dengan heran ia mengucak
matanya" "Lastri"!" Gmamnya setengah tak percaya.
Didepannya memang berdiri seorang gadis cantik
berbalut kain khas gadis desa. Tambutnya dikepang
dua, menampakan lehernya yang jenjang. Dia
memang lastri" "Sedang apa kau disini sendirian?" Tanya Gardapati.
"Menunggu kakang!" Jawabnya tegas.
"Menungguku?" "Benar, sampai saat inipun aku masih tak rela
kehilangan kakang. Didalam rahimku ini tertanam
benihmu. !" "Benihku" Mengapa kau seyakin itu Nimas?"
"Karena ketika aku berhubungan dengan suamiku,
aku meminum obat supaya ia tak bisa membenihiku,
lain halnya dengan kakang!"
Gardapati terkejut, tak disangkanya gadis manis itu
telah melakukan suatu hal yang sangat tak biasa. Ia
maju mendekatinya dan merangkulnya kedalam
pelukan. Lastri menangis sesegukan dan menyusup di dada
Gardapati. Gardapati mengelus punggungnya lembut
lalu mengecup keningnya. "Ai, tak kusangka kau akan melakukan tindakan
seperti ini. Aku titipkan anakku padamu. Jangan sedih
sayang, saat ini engkau memiliki seorang suami. Apa
kau ingin membuat orang tuamu malu" Rawatlah ia
seperti engkau merawatku. Bila aku masih hidup,
suatu saat nanti aku pasti akan kemari" Bisik
Gardapati lembut. "Baiklah kakang, tapi puaskan aku sebelum engkau
pergi!" Ucap Lastri manja.
Gardapati tertawa kecil dan memayangnya menuju
semak. Seperti biasa, ia meciuminya de ngan lembut
dan beranjak liar, lalu beralih pada pelepasan
cangkang. Karena biasa, pelepasan cangkang itu berlangsung
secara mudah. Tanpa hambatan, lancer begitu saja.
Music cinta bersatu dengan nyanyian alam. Untunglah
hari masih pagi sehingga tak ada orang tyang lewat
sana sehingga permainan nakal itu tak konangan.
Ketika mentari beranjak naik sepemenggalan hari,
keduanya menyudahi permainan itu. Gardapati
ttersenyum sambil merapikan bajunya. Ia mencium
mesra bibir lastri dan mengucak-ucak rambutnya,
"Selamat tinggal Nimas"
"Teppp"!" "Setttt?" Gardapati menjejak dan menghilang. Lastri
memanggil manggil namanya dengan pilu, namun
Gardapati tak menghiraukan. Bersama angin yang
bertiup kencang ia meneruskan perjalanannya
menuju Padepokan Teratai putih"
Ia berlari laksana angin yang bertiup kencang, sama
sekali tak menghiraukan keadaan sekeliling"
Dalam hari kedua, ia sampai diperguruan Padepokan
Teratai putih, ia memandang danau yang terbentang
dihadapannya dengan seksama.
"Hemmm" meski semua orang tahu bahwa
Perguruan Teratai berada disini, namun bagi orang
yang pertama kalinya kemari pasti tak akan


Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengetahui bagaimana dan dengan cara apa untuk
masuk dan keluar."Gardapati menggumam.
Lalu ia pergi kearah selatan menyuuri danau yang
membentang dihadapannya. Ia mulai menuruni tebing
yang curam. Gardapati melongok kebawah dan bergumam"
"Benar-benar tebing yang curam," Nimas Dewi bilang
ada goa rahasia disini, hanya ketua dan tetua lama
saja yang mengetahui. Benar-benar merepotkan"
Gardapati meski menggerutu, ia tak kehilangan
waspada. Dilihatnya air danau beriak, ia tahu bahwa
itu adalah tanda bahwa ada murid Perguruan Teratai
putih yang keluar. Dengan kepandaian peringan tubuhnya yang dahsyat,
ia meletakan telapak tangannya di bibir cadas.
Tubuhnya meloncat?" Tubuhnya tergantung berayun diatas udara, ketika ia
melongok, tampak kabut putih menutupi bagian
bawahnya. "Sial, tetua Perguruan ini benar-benar merepotkan,
meski dibilang goa rahasia, dengan cara memasuki
seperti ini saja bisa dikatakan bahwa tak ada
seorangpun yang bisa memasukinya" untuk apa
dirahasiakan dasar?" Gardaparti melongok, tampak
Ketua Perguruan teratai Putih dan beberapa anggota
lainnya berjalan meninggalkan perguruan dengan
senjata dan buntalan. Jelas mereka pergi untuk waktu
yang lama. "Hem" Ternyata Ketua Perguruan Putih adalah tipe
orang yang lemot, padahal pertarungan dimulai pada
hari ini. Atau ia" akh, Ternyata kepandaian Membagi
tubuh membagi pikiran dapat dikuasainya dengan
sempurna" Batin Gardapati.
Membagi tubuh membagi pikiran adalah kepandaian
rahasia dari Perguruan teratai Putih, dengan
kepandaian ini, sang pengamal ilmu dapat membagi
tubuhnya menjadi dua bagian yang sama persis,
selain itu, watak dan pikirannya pun sama. Dengan
ilmu ini, sang pengamal dapat berada di dua tempat
sekaligus. Hanya saja, ilmu itu hanya bisa digunakan
selama seminggu. Bila waktu sudah habis, salah satu
dari kedua itu akan lenyap. Itu berakibat dengan
mengurangnya tenaga dalam si pengamal.
Gardapati tak membuang waktu lagi. Pikirannya
dipusatkan pada sebuah benda hidup" bibirnya
berkumat-kamit, asap mengepul tinggi".
Tubuh Gardapati lenyap, yang ada hanya seekor cicak
besar bermata hijau terang. Cicak itu merayapi
dinding dengan cepat, meski batu cadas itu berlumut,
namun baginya itu seperti makanan sehari, hari, ia
berjalan dengan santainya.
Setelah berputaran ditempat itu, ditemukannya
sebuah goa sebesar tubuh kerbau dewasa. Matanya
mencorong tajam. Ia terus berjalan masuk
kedalamnya. Menyusuri setiap lekuk lekung goa,
semakin dalam semakin luas, cicak itu mengepulkan
asap tebal" tak begitu lama, asap itu menipis, tampak
Gardapati berjongkok memperhatiakn goa
didepannya. Berkat kepandaiannya yang sangat tinggi, mudah saja
ia berjalan ditempat yang gelap itu. Dihadapannya
kini terdapat dua buah patung dari batu pualam,
mengakibatkan ruangan itu bercahaya terang.
Gardapati mantapkan langkah dengan kesiagaan
penuh. Matanya melirik kiri kanan, dia terkejut di
dinding tampak ada sebuah gambar peta..
Gardapati perhatikan setiap bagian peta itu. Dian
tersenyum girang, rupanya peta itu adalah peta
perguruan Teratai putih, ia pelajari dengan seksama
setiap bagian peta itu, setelah dirasa cukup, kembali
ia memajukan langkah. Akhirnya ia tiba disebuah ruangan yang cukup terang,
dia terpana melihat jejeran kuburan ditempat itu.
Diatas sebuah meja besar tampak berbagai macam
patung manusia berjejeran duduk bersemadi.
"Makam Para Keta Perguruan" baca Gardapati ketika
melihat tulisan diatas meja itu.
Diata meja terdapat sebuah senjata aneh, Gardapati
tak berani gegabah, ia merogoh kantong dan
mengoleskan obat dikedua telapak tangannya.
Perlahan ia mengambil senjata itu. Senjata itu
sangatlah indah. Berbentuk sebuah tongkat dengan
kepala Bunga teratai kuncup, gagangnya dibelit
dengan akar dan daun teratai yang semuanya terbuat
dari batu pualam. Sedang bagian bawahnya adalah
sebuah bendulan berbentik bola dengan beraneka
warna. "Tongkat Pusaka Perguruan "Teratai kuncup membelah
langit" " Baca Gardapati.
Gardapati tersenyum misterius, dimasukannya tongkat
itu pada buntalannya. ia melanjutkan langkahnya
pada sebuah ruangan lainnya. Dia tersenyum ketika
melihat sebuah tuas kuno berkarat. Ia memutar kuas
itu. "Krieett..bumm"!"
Terdengar debuman nyaring dari ruangan lain.
Gardapati melangkah kakinya dengan cepat seolah ia
tak takut dengan jebakan didalamnya.
"hemm.. seandainya aku tak mengerti ilmu barisan
dan jebakan, tak mustahil akupun akan terjebak.
Namun kini, seluruh jebakan sudah dimatikan, dengan
tiga pegangan ini cukuplah bagiku menyantroni
perguruan ini" Pikirnya dalam hati,.
Setelah berjalan begiu lama, akhirnya ia tiba disebuah
ruangan buntu. Gardapati ulurkan tangan dan
memutar dinding penghalangnya. Cahaya terang
menerpa wajah tampannya"
Gardapati menyingsingkan benda itu dan masuk
dinding yang hanya sebesar tubuh kerbau itu.
Dia terpana, rupanya yang menghal;angi dinding itu
adalah sebuah lukisan seorang wanita cantik
setengah baya memegang pedang dan senjata yang
saat ini ada di buntalan Gardapati..
Gardapati pandangi pedang di tangan wanita itu.
Samar-samar ia melihat tulisan dipedang itu"
"Pedang Uncur Kapas!"
"Hemmm".!" Gardapati bergumam ketika ia
mendengar suara langkah kaki. Ia menjejak dan
menempel di langit-langit.
Seorang Gadis cantik berpakaian serba putih tampak
membawa mangkuk makanan berjalan dengan
anggun. Gardapati turun tanpa suara, "Srengg"crasshhh!"
Pedangnya dicabut dan di lingkarkan di leher gadis itu.
Tanpa kata ia menggorok gadiis itu dengan kejam.
Gadis itu ambruk dengan leher hamper putus tanpa
sempat berteriak.. Gardapati teruskan langkah" ia menuju tempat
dimana gadis itu akan masuk. Ia ketuk pintu"
"Masuk"!" Terdengar sebuah suara serak
memerintah" Gardapati masuk dengan tenang. Dilihatnya seorang
wanita paruh baya membelakangi punggung, ia
sedang merangkai bunga tanpa melihat kebelakang.
"Arum, simpan saja mangkuk itu di meja"
Gardapati tak menjawab. Ia melangkahkan kakinya
pada meja dengan langkah kaki diberatkan. Dan dia
membelok dengan langkah kaki diringankan seperti
orang yang terbang. Ketika mendekat, tampak Wanita itu hendak berbalik
karena merasakan sesuatu yang aneh, namun
Gardapati keburu menotoknya"
"Tukk! "Akhkk!" Wanita itu menjerit lirih.
Matanya melotot ketika melihat seorang yang tak
dikenalnya berdiri dengan seringai aneh.
"Tak usah berkata. Tulislah bahwa kau menyuruh
muridmu untuk menyerahkan pedang Unsur Kapas
kepadaku!" Mata wanita itu melotot, ia marah dan gusar sebab
lawan menghinanya sedemikian rupa. Apalagi Pedang
unsure Kapas adalah Pedang Pusaka Perguruan yang
berarti kehadirannya sama dengan ketua.
"Tukkk"!" Gardapati melepaskan totokan bisunya.
"Siapa kau anak Muda" Kau terlalu menghina kami.
Lepaskan aku jika kau seorang jantan"
"Haha," keras kepala. Apa kau tak ingin melihat
sesuatu yang hebat?"
"Apa Maksudmu?"
Gardapati mendekati pintu. Dia mengintip dilihatnya
seorang gadis cantik berpakaian lembayung berjala
lewat. Begitu lewat dihadapannya, Gardapati
menjulurkan tangan. "Greeeppp?" Arrrghg..!" Gadis itu menjerit keget,
namun sebuah tangan kuat menutup mulutnya. Ia
meronta-ronta Gardapati tak perduli, dibawanya gadis
itu dan ditarik kain penutupnya..
"Breettt" brul" menyembulah da buah dada indah
putih mulus dihadapannya. Gadis itu tampak pucat
ketakutan. Ia melirik Seorang Wanita yang sedang
duduk tertotok menatap Gardapati dengan sejuta
amarah. Gardapati tarik lagi kainnya"
"Brett..brett..bret?"
"Arrhggg" oh.. jangan!!" Pekiknya takut. Saking
ketakutannya, suaranya begitu lemah terdengar.
Gadis itu kini murni telanjang bulat, Gardapati
menyeringai dan berkata. "cepat tuliskan surat iru, atau aku akan
memperkosanya dihadapnmu. Dan bukan hanya gadis
ini, tapi seluruh anggotam. Dan aku akan
menyebarkan pada dunia persilatan bahwa Teratai
putih adalah sarang pelacur terindah didunia!"
Wajah Wanita itu, alias Eyang Guru Silalatu
menyeringai sedih, gusar, marah bercampur jadi satu"
"Bagaimana aku bisa menulis, bila tubuhku kau totok
seperti ini." "Jangan berusaha menipuku, mengapa kau tidak
mnggunakan Pena Teratai Asa?"
"Aii"!" Eyang Guru Silalatu menghela nafas panjang,
akhirnya dengan wajah putus asa ia mulai membaca
mantra. Pakaian Gadis yang sudah dirobek Gardapati
melayang ke meja. Dengan kepandaiannya Eyang
Guru Silalatu mulai menulis dengan pikirannya"
Kain itu mengepulkan asap merah. Begitu menghilang
tampak sebuah barisan tulisan yang berbunyi"
"Berikan Pedang Unsur Kapas Kepada Pemuda
berbaju Kelabu. Tertanda Eyang Guru Sila latu"
Gardapati tersenyum misterius, ia mendorong tubuh
gadis yang saat ini dirangkulnya"]
"Ambilah Gadis ini"!" Tubuh Gadis itu melayang dan
menubruk Eyang Guru Silalatu,
"Jreebbbb!" "Kau"kau,"!" Eyang Guru Silalatu terbata-bata dengan
darah menyembur dari mulutnya. Tanpa berkata apa
lagi, ia tewas. Gadis yang didorong Gardapati tertawa kecil,
"Akhirnya kau mampus juga nenek peot hihi"
"Kau hebat Bratawati, sekarang kau lanjutkan
rencana kedua!" "Baik Kakang Garda!" Gadis itu menjambret kain yang
sudah bertulisan itu. Dengan keadaan tubuh telanjang
bulat ia berlari berteriak keluar".
"Hemm" Penghianatan memang menyakitkan!"
Gumam Gardapati, Gardapati tersenyum dan
melangkahkan kakinya keluar.
Di Aula taman, Tampak Ratusan Anggota Teratai putih
berdiri menenteng pedang. Mereka menatap
kedatangan Gardapati dengan buas.
"Ayo cepat serahkan Pedang itu"!" Kata Gardapati
lantang. "Bagaimana aku bisa menyerahkan pedang iitu,
sementara engkau telah membunuh Eyang Guru dan
memperkosa saudari Perguruan Kmi, selain itu, kau
juga telah membunuh satu anggota kami"
"Haha" itu adalah kenaifan mereka, seandainya si
nenek peot ituy menuruti permintaanku tak mungkin
bakal ada kejadian seperti ini"
"Kau"!" "Apa kau tak membaca surat terakhir dari nenek peot
itu!" Semua anak murid Perguruan Teratai putih yang
berusia muda, meski marah namun tak berbuat apaapa. "Tapi, itu tak berlaku padaku!" Seorang nenek
berwajah garang menyela. Opakaiannya hitam
dengan pedang yang hitam pula.
"Eyang Putri betari!" Serempak murid Perg uruan
Teratai putih member hormat.
"Hancurkan surat itu!" Perintahnya.
Gadis yang memegang Surat itu hendak
menghancurkan surat itu. "Tunggu!" Cegah Gardapati.
"Nenek Peot, apa kau berani menentang perintah
tongkat ini?" Tunjuk Gardaparti seraya mengangkat
tinggi-tinggi tongkat yang ditemukannya diperkuburan
para ketua. Eyang Putri Betari tercengang, tamnpa mampu


Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbuat apa-apa ia berlutut.
"Bagus, bagus," lekas serahkan Pedang itu!"
Eyang Putri Betari tak sanggup berbuat apa-apa! Ia
hanya menunduk dengan sedih, air matanya
bercucurn" Karena tak ada lagi yang mencegah, Gadis berpakaian
serba biru membawa pedang itu dan
menyerahkannya pada Gardapati"
Ketika tangan Gardapati terulur, sebuah desingan
nyaring terdengar" "Trannggg"!" Gardapati menangkis.
Wajahnya gelap, lalu berkata "Atas titah Tongkat
Pusaka Perguruan. "Teratai kuncup membelah langit"
aku memerintahkan agar tetua Eyang Putri Betari
menitahkan kepada gadis yang barusan
membokongku maju seraya melepaskan penutup
tubuhnya dan menari."
Eyang Putri Betari tercengang, marah kah dia,
sedihkah, ataupun apa tak ada yang tahu"
"Dianti"!" Eyang Putri Silalatu berkata sa mbil bergetar.
Yang dipanggikl dengan nama Dianti pucat, ia
menyesal, namun tak sanggup berkata apa-apa.
Matanya bercucuran, tubuhnya gemetar, ia maju
kedepan sambil melepaskan pakaiannya satu persatu.
Ia melepaskannya dengan wajah pucat, antara malu.
Marah takut dan lainnya bersatu.
Ia mulai menari, meliukan tubuhnya yang sempurna
lekuk lekungnya, tubuh indahnya dipamerkan begitu
saja didepan orang. Beberapa murid yang lain
bersama Eyang putrid betari melengos.
Gardapati menggupai, tanpa sanggup melawan gadis
itu mendkeat sambil meliukan tubuh polosnya.
"Sungguh indah tarianmu lonte murahan! haha?"
Gardapati tertawa. Pedang unsure kapas tercabt, kaki
kirinya mencjegal kaki kanan hingga ia jatuh
telentang, tangannya berputar..
"Jrrussshh"Arrrggghhh".Sreettt"Brukkkk"
Semua orang seketika berpaling, betapa ngerinya
mereka ketika gadis yang bernama Dianti telah mati
dengan kemaluan tertusuk pedang hingga tertembus
ubun-ubun" "Siapa lagi yang akan menghalangi?" Kata Gardapati.
Ratusan Murid Perguruan putih tervbelalak. Gardapati
lenyap dari pandangan dengan membawa kabur
pedang dan pusaka" Eyang Putri Betari menangis tersedu-sedu" ia
mengangkat tangan kanannya diatas ubun-ubun"
"Eyang Putri Jangan"..!" Teriak salah satu Murid
peerguruan Teratai putih.
Terlambat". |"Crajkkk"." Batok kepala Eyang putrid Betari
berhamburan, otak dan isinya berserakan.
Pilunya perasaan Murid Perguruan teratai putih,"
namun diantara semuanya, malah ada yang
tersenyum girang dengan kejadian itu"! "
Gardapati keluar dari perguruan teratai putih dan pergi
keperguruan lainnya. Perguruan Pedang Bumi.,. golok
Harimau, Bintang kemukus adalah sasarannya".
Setelah semuanya beres, tak sedikit darah yang
mengucur, tak sedikit pula yang menjadi arwah
penasaran, ini adalah hanya karena sebuah ambisi"
Pada hari keenam, Gardapati telah tiba di Perguruan
rajawali Emas, dengan gagah ia berdiri di gerbang
itu" Sekelebat Bayangan emas menghadapnya.dia
membungkuk" Gardapati angkat tangan kanannya"
"Menemui Adhipramana" Katanya menyapa.
"bagaimana dengan keadaan disini?"
"aman terkendali Adhipramana, hanya maaf, kami
sudah bertindak selangkah lebih jauh sebab kami
takut keaaan akan tak sebaik sekarrang!"
"Tidak mengapa, mana barang itu?"
"Lelaki itu berlutut dan menyerahkan sebuah peti
panjang." "Kau kembalilah, aku juga hendak ke pertemuan itu.
Aturlah sesuai keadaan!"
"Baik Adhipramana!"
Lelaki itu berkelebat meninggalkan Gardapati. Tinggal
Gardapati yang membuka peti ittu dan naik keatas
gerbang melihat keadaan. Gardapati terssentyum, dia menunggu" menunggu
rencana dijalankan" "Lihat dia mencuri pusaka perguruan Bunuh".!"
Seseorang berteriak dari kejauhan sana. Ratusan
Murid Perguruan Rajawali emas maju bagaikan air
bah yang menerjang apa saja.
"rencana dijalankan" Gumam Gardapati seraya
mencabut pedang Unsur kapas dari balik
punggungnya, pedang Gardapati berkilat terkena sinar
mataharii. "Hiaaaaaaa?"!" Bentakan nyaring memulai
pertarungan itu. "Crasshh".!"
"Ua"! "Bukkk! "Ughhh!..." Ini adalah perang, perang antara seorang Iblis Dunia
Persilatan melawan para murid kelas atas dan bawah
Perguruan Rajawali Emas".
Semakin lama bertarung, murid Perguruan Rajawali
Emas menjadi gusar, dengan suara bentakan murka
yang nyaring, senjata mereka segera menyamber,
dengan cepat mereka menyerang rwmpat- tempat di
tubuh Gardapati secara serentak.
Akan tetapi mana bisa Gardapati diserang dengan
gampang seperti itu, rubuhnya sedikit mengegos
melangkah ke samping. " Lebih baik kalian pulang dan menyusu pada ibumu
sana, huahaha" Gardapati tertawa terbahak-bahak.
"Kau sudahmencuri pusaka perguruan kami, mengapa
tak segera mengembalikannya dan mati secara baikbaik?" sahut Salah seorang dari penygeroyok itu,
membuat pertarungan semakin panas.
"Maling brengsek, mati kau!" Kata Pengeroyok lain
sambil menebaskan pedangnya pada leher Gardapati.
"Kau saja yang mati!" Dengan kepala menunduk
Gardapati lantas menerjang dengan cepat,
menghindar sambil menyerang"
Deppp" "Aegghhhh!. "Craaashhh!" Oerang yang barusan mencaci maki Gardapati telak
terkena sikuan pada ulu hatinya, ia sempoyongan.
Tanpa diduga, salah seorang pengeroyok
menyabetkan pedangnya dibelakang Gardapati.
Gardapati buka kuda-kudanya hingga membentuk T
terbalik. Dan pedangnya konstan menyabet kawannya yang
jatuh sempoyongan tadi. "Buat barisan Topan selaksa" Teriak seoang lelaki
berusia tiga puluhan. Luar biasa, para murid perguruan
Rajawali Emas serabutan memisahkan diri. Gardapati
tercengang, namun ketika barisan sudah terbentuk, ia
tak lagi terkejut. Pedangnya dilintangkan duimuka
menghadapa kebawah. Serempak Murid Perguruan Rajawali Emas memutar
pedangnya ke atas dengan membawa samberan
angin yang santar hingga menerbitkan suara
ngaungan yang bergema. Swratus dua puluh batang pedang berputar kian
kemari hingga menerbitkan angin yang keras, sinar
pedang yang berpantulan tersusun seperti satu
jaringan sinar perak. Keseratus dua puluh murid Perguruan Rajawali Emas
itu lantas merubung maju dari delapan belah penjuru,
sinar pedang mereka menyamber rapat.
"Terimalah Barisan ini sebagai penghormatan
terakhirmu!" terdengar si Pemimpin barisan
membentak. Tangan Gardapati diulur lalu ditarik pula terus
mendadak didorong lagi ke samping. Hawa panas dan
angin harum menderu-deru keluar dari telapak
tangannya. Inilah suatu pukulan dahsyat yang
inamakan Telapak Dewa Surga.
Karena serangan dahsyat ini, Sepuluh orang yang
menjaga barisan ujung selatan memutar pedangnya
secara serempak, lalu telapak kiri diulur menyambut
pukulan Gardapati tadi. "Blaaarrrrr".!"
"Arrggghh?" "Hoek"hoekkk"
Telapak Dewa Surga merupakan jurus pecahan dari
jurus Telapak Dewa Dunia Persilatan,. Maka tenaga
dorongannya tadi benar-benar luar biasa kerasnya,
yang paling berbahaya dari jurus ini adalah justru
terletak pada Aroma harumnya.
Maka, ketika sepuluh orang itu menggunakan
sepenuh tenaganya, mereka mencelos mendapati
bahwa setengah bagian tenaga mereka lenyap.
keruan mereka terbanting jatuh, muntah darah dan
mati dengan seulas senyuman.
Nampak betapa lihaynya Gardapati, sekali turun
tangan Sepuluh Orang Murid pilihan kena dibanting
roboh, tentu saja Pemimpin barisan sangat terkejut,
segera ia bersuit panjang, seakan paham arti suitan
itu, para murid Rajawali Emas mengisi tempat kosong.
Selesai menghantam sepuluh orang itu, Mendadak ia
meloncat ke samping, berbareng sebelah kaki
melayang. Ssekali tendang ia bikin satu Murid Perguruan
Rajawali Emas terpental, sedang tangan kiri yang
memegang pedang Unsur Kapas tangkis tujuh pedang
yang sementara itu telah menyerang lagi dari sebelah
kanan, Maka terdengarlah suara nyaring beradunya
senjata. "Trang! Sreetttt " Begitu suara benturan serempak
berhenti, tanpa ampun ketujuh pedang musuh sudah
terkutung semua. sebaliknya pedang yang Gardapati
pegang masih baik-baik saja tanpa gumpil sedikitpun.
Sebenarnya, tanpa pedang Unsur kapaspun Gardapati
dapat memapas kutung serentak pedang mereka.
Maka dapat dibayangkan ketika menggunakan
pedang mustika itu dapat seperti apa.
Saking kaget oleh ketangkasan dan kehebatan
Gardapati, muka ketujuh orang tadi jadi pucat dan
mulut menganga. Belum mereka menutup mulut
terdengar bunyi aneh"
"Crasss"." Bunyi itu sangat panjang dan serentak.
"Glutukk"." Kepala mereka lepas dari kedudukannya
tanpa belum sempat menutup mulut. Sungguh
dahsyat, cepat, ganas, keji dan mengerikan jurus
serangan Gardapati ini. Nampak barisan kawannya bobol, lekas-lekas dari
samping empat barisan merubung maju. Diam-diam
Gardapati tersenyum sadis, ia ingat sebuah jurus
dahsyat yang dulu ia latih bersama Astradewi
sebelum kematian gurunya.
"Sreettt"." Ia cabut lagi pedang dari balik
punggungnya. Itulah pedang yang dulu ia gunakan,
pedang beronce kelabu. Pedang keduanya disilangkan dimuka membentuk
huruf X. Barisan Topan selaksa yang merupakan
andalan Perguruan Rajawali emas masih digunakan,
dengan saling berpegangan tangan, mereka berputarputar dahsyat mengurung Gardapati.
Gardapati berdiri tenang. Aji jurus Pedang Neraka Iblis
dan aji jurus Pedang Surga Dewa dibacanya serentak.
"Hiaaatttt...!" ia berteriak mengguntur, desingan
nyaring suara benda tajam menggores udara
terdengar menggiriskan seakan benda logam yang di
goreskan pada kaca. Tampak kedua pedangnya yang
bersinar perak dan orange kemerahan saling
bergesekan diudara, terus melingkar kebelakang
meneribitkan sinar O yang menyeruak laksana ombak
menerjang karang". "Craaasssss?""!"
Empat buah barisan yang mengepungnya yang terdiri
dari empat puluh orang itu segera berhamburan
bermandi darah, tak seorangpun dari mereka yang
selamat. Rata-rata jeroan dalam perut mereka
berhamburan, dan adapula yang terkutung dua.
Dalam pada itu, para Murid Perguruan Rajawali Emas
sudah bertambah waspada melihat bagaimana musuh
membantai saudara-saudara mereka, cara mereka
menyerang pun lebih hati-hati, tetapi semakin
kencang pula kepungan mereka.
Tapin apalah kekuatan mereka disbanding dengan
Gardapati. Gardapati memandang awan yang berarak,
lalu bayangannya sendiri.
"Hemmm" sudah pertengahan hari rupanya,
sebaiknya aku segera pergi ke-pertemuan itu." Dia
melompat keudara dan berbalik. Kepala dibawah, kaki
diatas, Kedua tangannya direntangkan seperti hendak
terbang. Tangan kiri bergerak menyikut sementara
tangan kanan melindungi kepalan didepan dada.
Selanjutnya tangan kiri lurus kesamping kiri dan
tangan kanan didorong kebawah dengan diiringi
bayangan hawa telapak tangan berwarna hitam


Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbau busuk dan amis menyeruak datang"
"Awassss Telapak Iblis Dunia Persilatan" Pekik
Pemimpin barisan kaget sambil mundur kebelakang.
"Hiaaaaa?" Gardapati berteriak lantang"..
"Blegaarrrrr"!"
Hawa berbau busuk dan amis menyebar kemanamana, debu mengepul laksana jmur. Perlahan lenyap
tertiup angin, beberapa murid Perguruan Rajawali
Emas tewas terkana serangan itu. Namun ada pula
yang selamat. Begitu debu lenyap, tampak tanah
disekitarnya berubah mati. Tanaman dan hewan hidup
enggan ada disana. Tanah itu ambrul membentuk
telapak tangan sedalam lutut orang dewasa.
Gardapati lenyap entah kemana".
Hati mereka bukan main terharunya, sebab mereka
melihat di antara debu dan tanah kering tak sedikit
mayat-mayat bergelimpangan mandi darah korban
serangan Ganas Gardapati. Mereka melamun, kapan
akan datangnya jaman aman sentosa hingga mereka
dapat hidup aman dan berbahagia"
Dunia ini adalah Panggung sandiwara, dimana setiap
insane memerankan sebuah peranan . dimana ada
yang berperan wajar ataupun berpura-pura.
Ketika kita berperan sebagai orang yang lucu, maka
kita akan tertawa dengan kecil ataupun terbahakbahak. Ketika kita berperan sebagai orang yang
mabuk asmara, maka kita akan mabuk kepayang.
Dan bila kita berperan sebagai orang yang sedih, tak
sedikit air mata yang tumpah"
Ketika kita sedih, kita melupakan tujuan kita hidup,
namun ketika kita sedih terkadang kita ingat dosa.
Inilah kehidupan. namun percayalah. ketika Allah bisa
mengambil seseorang yang kita pikir ga akan
meninggalkan kita, maka Allah juga bisa memberikan
seseorang yang kita pikir ga bisa kita miliki hanya
Allah sutradara terbaik dimuka bumi ini. s emua
skenarionya adalah yang terindah, meskipun kita
harus melewati kesedihan yg merapuhkan kita.
ikhlaskan apa yang sudah pergi dan mulailah belajar
untuk memperbaiki semuanya. Allah sudah
menyiapkan hadiah terbaik untuk kita yang melalui
ujianNya Sebuah pepatah mengatakan setiap perjumpaan pasti
ada perpisahan. Setiap sesuatu yang datang pasti
akan pergi. Setiap yang lahir pasti akan mati. Tidak
ada yang tetap di dunia ini, semuanya akan berubah.
Yang Maha Kekal hanyalah Allah SWT.
Hidup ini memang terkadang tidak bisa memilih. Kita
tidak bisa menghindar dari bagian pahit dari
kehidupan. Seuatu ketika seseorang harus kehilangan
orang-orang yang sangat dicintainya. Karena itu
semua adalah bagian dari kehidupan kita. Semuanya
harus diterima dengan lapang dada sebagaimana
ketika pertama kali menerima orang yang dicintai
tersebut. Memang sudah menjadi sunnatullah bahwa
sesuatu itu ada dan tiada. Berawal dari tidak ada
kemudian jadi ada dan terakhir nantinya akan
kembali menjadai tiada. Itu adalah hal yang sudah
pasti dan tidak ada yang bisa menawar atau
menghindar. Namun terkadang banyak diantara kita yang tidak
bisa melihat dari sisi yang lain dari hilangnya orang
tercinta. Kita biasanya hanya melihat dari sisi "kita"nya
tanpa berusaha melihat dari sisi-sisi lainnya, sehingga
ketika ada orang yang dicintai telah pergi, kita
langsung mengukur dan menilainya berdasar sudut
pandang kita. Maka ketika hal itu tidak sesuai dengan
keinginan atau bertentangan dengan apa yang kita
harapkan, tentu kita tidak akan begitu saja menerima
apa yang telah terjadi itu. Kita sering kali
menyalahkan orang lain atau sesuatu faktor lain atas
kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan kita,
bahkan tidak jarang ada orang yang secara tidak tahu
diri dan begitu sombongnya sampai-sampai berani
menyalahkan Allah SWT atas perginya orang yang
dicintainya. Sungguh malang nasib orang seperti itu.
Hendaknya orang yang sedang merasakan kesedihan
yang cukup mendalam berkaca kepada orang lain
yang nasibnya jauh lebih sedih dan sakit dari pada
apa yang telah menimpa padanya.
Inilah kehidupan". Suasana Panas dengan Argumen berbagai manusia,
manusia memang diciptakan dengan akal dan pikiran
juga cara pandang yang berbeda.
Namun perbedaan bukanlah alat untuk dijadikan alas
an peperangan, namun perbedaan adalah seni yang
harus dinikmati dan diresapi, seperti luukisan yang
selalu memiliki beragam warna. Dapat dibayangkan
jika luykisan hanya terdiri dari satu warna, maka itu
akan terlihat monoton dan membosankan, beitupula
dengan kehidupan ini. Tuhan kita Allah yang
menciptakan manusia dengan segala nikmatnya, ia
ciptakan warna pandangan yang berbeda pada
manusia agar tidak merasa bosan dengan
kehidupannya. Adalah suatu keslahan bila perbedaan pendapat
dijadikan sebuah alas an bertarung dan saling
membunuh. Karena suatu pemikiran yang cupat tanpa
melihat dari sisi yang lain itulah manusia saling
berselisih dan saling membenci.
Perbedaan pendapat memng boleh saja, asal jangan
sampai merumpak benang hitam, bagaimanapun
benang hitam adalah sebuah tali pengikat yang
disepakati secara bersama. Pahit manis haruslh kita
telan. Tundukan pandangan dan bungkukan tubuh bila
itu mengenai benang hitam,.
Namun dewasa ini benang hitam seolah hanya
pajangan saja. Adat dibuang karena sebu ah adat lain
yang mempengaruhinya. Padahal putih atau hitamnya
ia tak tahu. Iblis Dunia Persilatan berdiri tenang laksana patung
yang terbuat dari permata. Semua mata memandang
kepadanya, semua perhatian difokuskan kepadanya.
Maharaja Dunia Persilatan yang pada saat itu berada
di samping Dewa Pedang Kelana tampak merenung.
Ia masukan tangannya pada balik baju dan
mengeluarkan sebatang belati berwarna biru.
"Adimas.." Katanya
"Ya Kang?" "Ini untukmu, gunakan ini hanya untuk melindungi
dirimu kau paham! Gunakan hanya saat terdesak
saja!" "Ba"baik" tapi mengapa" Mengapa kakang
memberikan Belati darah biru padaku?"
"Aku sudah berencana tidak akan turun panggung
dengan membawa nyawa lagi!"
"Ki,ki,ki,ki"ta akan bertempur kan" Baiklah ayo kita
bunuh mereka" Dewa Pedang Kelana bersemangat.
"Jangan mengatakan bunuh dengan begitu mudah?"
Jawab Maharaja Dunia Persilatan sambil memegang
gagang pedang yang berada dipunggungnya.
"Eh" "Drappp.." Belum sempat Dewa Batang pedang berkata.
Maharaja Dunia Persilatan sudah melesat maju
kedepan, ia jejakan kaki dan melompak keudara,
diudara ia bersalto empat lima kali berbareng
mencabut pedang sampai akhirnya menapak di-air
menggunakan ujung pedang. Yang dijadikan sebuah
pijakan baru untuk naik keatas panggung. Keduanya
berhadapan. Berdiri saling menatap.
"Akhirnya kau berani maju juga!" Iblis Dunia
persilatan mendengus. Maharaja Dunia Persilatan
diam saja. Tak sepatah katapun keluar dari bibirnya..
"Drakk"Drak.. Drakk " Iblis Dunia Persilatan
melangkahkan kakinya kedepan tanpa terlihat sama
sekali ia melakukan persiapan.
Maharaja Dunia Persilatan mengangkat pedangnya
dengan tangan kanan. Sementara hatinya membatin.
"Dia mengambil jarak mendekat dengan mudah,
sungguh besar sekali nyalinya."
"Settt"!" Maharaja Dunia Persilatan melangkahkan
kaki kanannya berbareng membungkuk, pedangnya
tersimpan dibawah menggurat lantai.
"Beettt" Secepat kilat ia menyabetkannya kedada.
Mudah saja Iblis Dunia Persilatan berkelit mundur.
saat ini posisi Maharaja Dunia Persilatan sedang
membuka kuda-kuda, dan kaki kanannya sudah
masuk kedalam daerah musuh.
Kedua tangannya menyilang klurus dimuka
selangkangan. Begitu Iblis Dunia Persilatan berkelit, ia
menyusulinya denga sabetan dari bawah keatas"
"Crasssshhh"!"
Pundak kiri Iblis Dunia Persilatan tersabet pedang.
Darah mengucur dari pundaknya. Jika Para Penonton
menganggapnya bahwa Maharaja Dunia Persilatan
yang menekan. Maka Maharaja Dunia Persilatan
malah sebaliknya ia terkejut.
"Apa"kurang telak" Pikir Maharaja Dunia Persilatan.
Belum sempat ia mendapati pikiran kedua, dia
terkaget lagi melihat sebuah sapuan kaki menyerang
dating padanya" "Bwuuttsssss".Wukkkk" Suara sapuan kaki itu
menerbitkan suara nyaring.
"Uwahhh?" Maharaja Dunia Persilatan terkejut, ia
melenting menghindari tendangan sekaligus
menghindari serangan. "Maharaja memang hebat, tak salah ia menjadi
penopang dunia persilatan saat ini" Berbagai macamm
seruan dan pujian terlontar dari para hadirin.
"Kakang!" Ratih menggumam kalut.
Iblis Dunia Persilatan memejamkan matanya. Hawa
kematian dan pembunuhan merebak secara
mendadak, sampai-sampai ia berkeringat dingin
karenanya. "Maafkan aku, namun dendam harus dibalas" "
"Tidak apa-apa, aku paham dengan posisimu saat ini"
Sahut Maharaja Dunia Persilatan.
Iblis Dunia Persilatan jejakan kaki..
"Duk..bwuttss" Ia sapukamn pedangnya dari bawah keatas yang
ditangkis dengan sebat oleh lawan, namun tak
membuatnya menyerah, sekaligus ia lakukan delapan
buah serangan sehingga terdengar bunyi..
Trang..trang,,,tring.. yang nyaring.
Mencapai puncaknya, Ia menagngkat pedangnya dan
melakukan sabetan atas bawah".
"Uarrgghhh" Mahaeraja Dunia Persilatan terdorong
mundur menghadapi serangan pedang yang begitu
dahsyat, meski Maharaja Dunia Persilatan sudah
menahan pedangnya dengan pergelangan tangan kiri.
Penderitaannya tak berakhir begitu saja, ia kemmbali
dikejutkan oleh serangan dahsyat yang membuatnya
terpelanting jatuh" "Plakkk" Tangannya menampar lantai arena.
"Drukkk..drukk?" Ia melakukan guling belakang dan
kembali memasang kuda-kuda bawah. Namun
sebelum mantap, ia kembali berguling samping sebab
lawan menyabetkan pedangnya dimana ia tadi
berjongkok. "Druaakkk?" Lantai arena terpotong rapi.
Maharaja Dunia Persilatan benar-benar terpojok,
bahkan ia harus mengadukan batang pedangnya
dengan pedang lawan. Guna melindungi kepalnya
yang hendak dibelah. "Tranggg?" "Jangan merasa sudah menag, terimalah serangan
balasanku ini." Maharaja Dunia Persilatan berteriak
nyaring. Pedangnya di lemparkan dengan diiringi hawa tenaga
dalam menderu-deru bagaikan badai di tengah
samudera. Iblis Dunia Persilatan tidak berani bergerak
secara gegabah. diiringi suara bentakan keras, jurus
serangannya berubah. dari sepasang matanya
memancarkan cahaya hijau menyala. Pedangnya
diputar dan disabetkan kemuka, ber-puluh-puluh
rentetan cahaya hijau berubah membentuk laksana
Pusaran topan membentur serangan Lawan.
"Bleggarrrrrrr"."
Di tengah suara ledakan keras yang menggetarkan
seluruh permukaan bumi itu, kayu-kayu. Balok-balok
penyangga diatas panggung pada rontok dan terputus-putus menjadi beberapa bagian arena itu sudah
hancur tertinggal balok-balok kayu yang mengapung.
Maharaja Dunia Persilatan benar-benar di bawah
angin, bahkan ia harus berguling sana guling sini,
loncat sana, loncat sini untuk menyelamat kan diri,
namun lawan tak memberinya ampun.
Ketika Iblis Dunia Persilatan memberinya peluang
bernafas, maharaja melihat pedangnya yang sudah
gumpil sana gumpil sini. Kelengahannya itu benarbenar gawat, sebab lawan sudah menyabetkan
pedang kearah pinggangnya. untungnya ia sempat
menggunakan ajian ilmu kebal untuk melindungi
pinggangnya" "Trangg"Prakkkk"." Pedang Iblis Dunia Persilatan
patah berkepng-keping. Maharaja Dunia Persilatan tersenyum lega, segera ia
melakukan ayunan lebar untuk menghabisi nyawa
musuhnya. Namun tak nyana itu adalah suatu


Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kesalahan fatalnya, Iblis Dunia Persuilatan
memajukan kaki kanan, tubuhnya membungkuk,
gagang pedangnya yang tersisa ia lepaskan sembari
memukulkan kepalan tangannya pada pergelangan
tangan lawan" "Bukk?""Breettt"
"Apa".!" Maharaja Dunia Persilatan benar-benar terperanjat,
tangannya terasa bergetar kesemutan begitu
pergelangan tangannya dip[ukul bawah oleh lawan.
Pedangnya terlepas dari cekalan.
"Tuk?" Iblis Dunia Persilatan menendangkan kaki kirinya
pada batang pedang lawan sehingga pedang itu
mencelat dan dipegang oleh tangannya, langsung saja
ia letakan dileher lawan.
"Kenapa" Ayo bunuh"!"
"Itu tak perlu, katakan saja kau menyerah!"
"Aku ini seorang pemimpin dunia persilatan, mana
boleh mengatakan itu. Kau bermaksud menghina
kami" Bahkan itu didepan para jago dunia Persilatan.
Kenapa ayo bunuh, bukankah bila kau membunuhku
urusan bisa selesai?"
"Haha"!" Baiklah kalau begitu"
MaharaDunia Persilatn memejamkan matanya,
sementara pedang itu hendak memotong lehernya.
Mendadak". "Kita tak usah melihat aturan persuilatan lagi, ayo kita
keroyok meeka!" Dewa Peang Kelana berteriak
nyaring. "OOuuuuu!" "Heaaaa"!"
Laksana air bah, para hadirin mencabut senjata dan
menyerang rombongan yang baru dating. sementara
para dewan Dunia Persilatan berloncatan
menyelamatkan jungjunan mereka.
Para Gadis yang memakai pakaian transparan
berpencaran membentukl barisan yang dikenal
dengan nama barisan Asmara rembulan. Para pemuda
yang memegang senjata tak mau kalah, merekapun
berlonctan dan membuka serangan. Suasana benarbenar kacau, darah mengalir dimana-mana.
Sementara itu, Para pelayan yang membawa bunga
menjadikan bunga itu sebagai senjata rahasia. Satu
bunga satu nyawa" Dyah Krusina dengan digandeng Astadewi dan ratih,
terbang kearah dimana Iblis Dunia Persilatan
dikeroyok oleh Dewan Duunia Persilatan, tak
ketinggalan pula Iblis Kembar Bumi, Antari, Aryani,
Anudhari beserta Si Gila Dari Neraka hitam,
"Huaaa".!"
"Trang"Tereng".Arrhggg".."
"Berhentiiiiiiii?"?""!" Ditengah suasana yang sangat
kacau balau, sebuah bentakan menggelegar membuat
kuping siapa saja bergetar karenanya. Jika Iblis Dunia
Persilatan, Maharaja Dunia Persilatan dan yang lain
tampak menyeringai menahan sakit, kecuali Astadewi
yang sepertinya sudah siap sedia.
Diatas telaga bening bercampur darah, sesosok kelabu
bercaping lebar membawa buntalan berdiri angker"
Dialah Iblis Dunia Persilatan, semua orang terheranheran," siapakah diantara keduanya yang asli dan
mana yang palsu" Para Gadis dan jejaka rombongan terakhir
berloncatan dan berkumpul di sebelah barat daya
yang kosong, serempak mereka berlutut.
Yang mengherankan, Iblis Dunia Persilatan yang ada
diatas panggung juga ikut member hormat, Maharaja
Dunia Persilatan mundur"
Hatinya Galau" dengan segala perubahan diatas
pertemuan itu". "Raden Pakuan Wijoyo, atas nama ayahku Raden
Gardasakti Wijoyo, tariklah seluruh pasukanmu
disebuah tempat"!" teriaknya nyaring menyebut
nama asli Maharaja Dunia Persilatan. Jelaslah, bahwa
ia adalah Gardapati adanya.
"Atas Dasar apa kami harus menuruti perintahmu!"
Pendekar Rajawali Berhati Emas bertanya lembut.
"Atas dasar pusaka perguruan kalian masing-masing!"
"Apa maksudmu!"
"Mundurlah, sebelum aku yang memundurkan kalian"
"Bai"." Belum selesai, Pendekar Rajawali Berhati Emas
berkata, Dewa Pedang Kelana menyela. Silahkan
mundurkan kami jika kau memang memiliki
kemampuan!" Tantangnya.
"Baik, jika itu keputusan kalian"!" Desis Gardapati,
meski mendesis, hakikatnya desisan itu laksana
ribuan bahkan mungkin jutaan desisan ular, membuat
siapa saja yang mendengarnya mundu
r setindak dengan kuduk berdiri. Gardapati buka kedua jarinya yaitu jari telunjuk dan
jari tengah dari kepalannya".. perlahan diangkat
keatas" Entah dengan cara bagaimana, tiba-tiba air danau
memanas dan mengepulkan asap.
Para Dewan Dunia Persilatan yang saat itu berada
diatas danau terperanjat, mereka berloncatan mundur,
begitu kaki menginjak bumi, Iar danau berubah
menggolak". Entah apakah ini namanya, sihiorkah, atau apalah
tidak ada yang tahu, tapi itu adalah kenyataannya".
"Wuuungggg".."
Terdengar dengungan nyaring dari arah barat,"
"Para kaum Persilatan, mundurlah dan berlindung di
belakangku!" Maharaja Dunia Persilatan berteriak.
Para kaum persilatan berebutan melarikan diri dan
berlindung di belakang Maharaja. Sungguh aneh,
seakan adan benteng hawa yang sangat tinggi,
disekeliling Astadewi dan kawan-kawan, juga para
orang awam yang berdagang sama sekali tak
terpengaruh oleh bencana alam yang dahsyat itu.
Mereka tenang-tenang saja dalam hati mereka
bertanya Tanya ada apakah sebenarnya.
Ternyata suara gaungan itu adalah suara angin rebut
yang menghancurkan segalanya di sekeliling tempat
itu, para orang awam seolah tak mengerti dengan
keadaan itu, mereka berdiri atau duduk saja
menonton pertunjukan itu.
Dedaunan bergoyang, bahkan pepohonanpun tercabut
dan berputar-putar diatas kepala Gardapati.
Gardapati tudingkan tangannya pada airdanau,
seketika pepohonan itu serabutan tercebur kearah
yang ditunjuk Gardapati. "Ceeessssssss,".!" Ketika pohon itu masuk, seperti
mengulub sayur saja, pepohonan itu menjadi seperti
bayam yang sudah dikukus.
Gardapati berdiri tenang, perlahan awanpun kembali
tenang" "Pakuan, kuharap kau berrsedia menjadi tumbal atas
penobatanku sebagai pemimpin dari seluruh tanah
jawa ini." Merah padam sekalian Para Dewan Dunia Persilatan.
Mereka hendak bicara namun Gardapati kembali
bicara" "Atas Nama mustika Lima Perguruan Putih, dan
mustika perguruan lainnya, aku harap kalian menjadi
patuh padaku!" Dewan Dunia Terperanjat, Gardapati melemparkan
berbagai macam benda kepada Iblis Kembar Bumi,
Aryani, Astadewi, Ratih, Dyah Krusina dan Iblis Dunia
Persilatan hasil penyamaran Arya.
Adapaun benda itu adalah sebuah pedang dengan
gagang pedang diujungnya terdapat bulatan bola.
Itulah mustika dari Perguruan Pedang Bumi. Dan Iblis
kembar Bumi mengacungkannya tinggi-tinggi.
Ketua Perguruan Pedang Bumi, Dewa Pedang Sambar
Nyawa, Niwada Prasetia pucat, ia tak bisa berkata
apa-apa. Sadar bahwa diperguruannya terjadi
sesuatu, namun mana mungkin ia tak menghormati
mustika perguruannya sendiri, terpaksa ia dan para
murid Perguruan Pedang bumi berlutut.
Sebuah golok dengan batang bergampar harimau
yang sedang menerkam dan sarangkanya yang
terbuat dari kulit harimau. Pada Aryani. Be gitu
Diacungkan, dengan terpaksa Ketua Perguruan Golok
Harimau. Harimau Pencari mangsa, Luwar Mada
bersama para murid berlutut.
Sebuah Cakra yang berbentuk bintang. Berwarna
putih dan berbalut intan merah. Yang membuat Ketua
Perguruan Bintang Kemukus. Gajahsora yang selain itu
juga merupakan wakil dari Maharaja Dunia Persilatan
berlutut tak sanggup berbuat apa-apa.
Pedang unsure kapas beserta sebuah tongkat dengan
kepala Bunga teratai kuncup, gagangnya dibelit
dengan akar dan daun teratai yang semuanya terbuat
dari batu pualam. Sedang bagian bawahnya adalah
sebuah bendulan berbentik bola dengan beraneka
warna. itulah Tongkat Pusaka Perguruan "Teratai
kuncup membelah langit"
Keadaan itu membuat Ketua Perguruan Teratai Putih.
Pendekar Pedang Teratai. Tak sanggup melakukan
apa-apa. Diapun mengikuti yang lain untuk berlutut.
Dan mau tak mau Ketua Perguruan Rajawali Emas,
yaitu Pendekar Rajawali Berhati Emas. Beserta para
muridnya berlutut ketika sebuah tongkat dengan
kepala berbentuk rajawali setengah hinggap.
Sayapnya terpentang, tongkat itu terbuat dari emas.
Wajah Dewa Pedang Kelana, Dewa Batang Pedang,
Maharaja Dunia Persilatan membesi.
Para Kaum persilatan lainnya juga merasa ketakutan,
bayangkan jika kelima pilar Dunia Persilatan dapat
bertekuk lutut, apalagi mereka.
"Dengarlah, bagi kalian yang merasa telah kehilangan
benda mustika, empat lima tahun kebelakang,
segeralah berlutut, atau kami akan menggunakan
mustika itu untuk membunuh kalian."
Kini total ada setengah lebihnya yang berlutut,
bagaimana yang lain tak gentar. Hakikatnya meski
mereka berlutut terpaksa, dengan berlututnya saja
sudah mengatakan bahwa mereka menyerah.
"Dengan Cara apa kau mengikat kami?" Si Jangkar
naga laut berteriak lantang.
"Huahahaha". Kau boleh tak berlutut, hanya jangan
salahkan aku bila aku menyuruh mereka yang
berlutut untuk menghabisi nyawa kalian-kalian yang
tak menyerah dan tunduk padaku"
Pucatlah seluruh kalangan ditempat itu, hanya pihak
Gardapati lah yang tertawa dan tersenyum bahagia.
Maharaja Dunia Persilatan maju kedepan. Dia berkata
dengan lantang. "Ponakan, Gardapati" paman minta maaf padamu,
tapi mereka tak bersalah padamu"untuk apa kau
me?" "Diammm"!" Gardapati membentak menyela.
"Kau"kau telah pisahkan aku dengan orang tuaku,
kau yang menghancurkan kasih sayng keduanya.
Kau" kau lah yang menyebabkan aku dihina oleh
mereka.!" "Paman memang bersalah, tapi paman mohon jangan
campurkan urusan pribadi dengan dunia persilatan"!"
"Jangan campurkan dengan dunia persilatan" Kau lah
yang memulai mencampurkannya, Kau membabi buta
membunuh orang, lihatlah para muda yang berdiri
disampingku. Mereka adalah orang-orang yang kau
pisahkan paksa dengan orang tua mereka" lalu apa
salah apa mereka hingga kau hancurkan begitu saja?"
"Ai" aku memang terlalu banyak berdosa"!" Katanya
seraya mengangkat tangan hendak membunuh diri.
Namun entah cara engan bagaimana, dan kapan tibatiba Astadewi berada dibelakangnya.
"Tukk?" Ia menotoknya. Berbareng melakukan
dorongan keras. Adalah tidak lazim bagi seorang gadis memiliki tenaga
sedemikian besar, namun itulah yang terjadii".
Tubuh Maharaja terlempar ketengah danau, dan
disambut oleh Ratih dengan sebuah pukulan yang
membuat semua mata mengingat dengan jurus dari
Setan Purnama". Maharaja yang Terlempar, seketika melihat bayangan
Setan Purnama hendak menghantamnya, belum juga
pukulan itu mengenai dirinya, dari berbagai sisi ia
seakan melihat ketujuh utusan dunia Persilatan
menghantamnya berbareng?"
Air matanya menetes diudara, terbang terbawa angin,
tanpa diduga dari belakang Astadewi membuka jurus
Asmara Dewi Surga sambil menitikan air mata. Air
mata Maharaja Dunia Persilatan membasahi mata
jelinya bercampur dengan air matanya dan jatuh
berbareng diatas air danau.
"Heeaaaaa".Purnama Serigala melolong"!" Ratih
berteriak mengguntur. "Bukkkk".! Pukulan itu membuat tubuh Maharaja
Dunia Persilatan kembali membalik. dan Astadewi
berteriak sekaligus menghantamnya dari belakang....
"Asmara kematian Puncak berrahi"
"Tukkkkkk".!" Astadewi menotok tulang ekornya"
"Prasshh..Uarrghhh?" Sesuatu dibalik celana Maharaja
Dunia Persilatan terdengar meledak. Darah mengucur


Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membasahi celananya. "Telapak Neraka Hitam"."
"Hati emas telapak beracun?"
"Jeratan Akar bumi?"
"Api Hijau membakar langit"
"Bukk..bukk..bukk..teepp"breesss"
"Uaarrgggghhhhhh?"!" Begitulah bunyi ketika secara
bersamaan pukulan itu bersarang ditubuh Maharaja
Dunia Persilatan. Tubuh Maharaja Dunia Persilatan jatuh telentang
hendak jatuh keair, siapa duga bahwa itu belum
berakhir, "Guci Peremuk jantung" Gardapati berteriak
menggeloyo mabuk, meski sempoyongan namun
gerakannya begitu cepat. Belum sempat tubuh
Maharaja jatuh menghempas air, dari bawah
Gardapati menghajarnya sehingga tubuh Maharaja
mencelat kelangit. Gardapati terbang mendahului tubuh Maharaja dan
menjadikannya pijakan untuk meloncat ketempat
yang lebih tinggi.. Diudara ia membalik, dan memutar tubuhnya"
"Tapak Dewa Dunia Persilatan" Seketika Gardapati
memukulkan tinjunya Kearah tubuh Maharaja, begitu
dekat telapak tangannya dibuka hawa putih
membentuk telapak tangan mengembang"..
"Bleeegarrrr?"Drukkk..drakk..byurr"Drakkk..Arghhaaa"
Begitu hawa itu menyentuh tubuh Maharaja dan terus
membawanya hingga menghantam danau, bumi
bergetar gempa. Tempat itu meledak tanpa ampun.
Air muncrat setinggi langit.
Bayangkan bila anda memukulkan tangan ada pada
baskom, apa yang terjadi, begitulah yang terjadi pada
saat itu. Semua mata memandang tanpa sanggup
mengedipkannya lagi, melotot seperti orang yang
dihantam pundaknya dengan gada besi.
Dewa pedang kelana dan Dewa Gagang Pedang
melenggong, belum sempat mereka melakukan
pertolongan, sesuatu itu telah terjadi"
"Brukkk"Klontrang?"
Pada saat ini, kesombongan mereka hilang, mereka
menangis menunduk. Tubuh yang basah dengan
muncratan air seperti darah saudara mereka yang
memercik pada tubuh mereka.
Inilah suatu kejadian yang sangat hebat, hening sepi
laksana kuburan". "Dengarlah, kalian pulanglah pada perguruan masingmasing dan jangan pernah keluar dari perguruan itu.
Aku melarang siapa saja kaum persilatan melakukan
perjalanan. Barang siapa yang melanggar akan mati
menggenaskan! Dan baru boleh keluar bila sudah
sepuluh tahun berlalu?"
"Arghh"Ughhrr was wes wos"!"
Para hadirin bergumam dan berbisik ria dengan
kawan-kawan mereka. Bagi mereka ini adalah
sebuah penghinaan. Dalam suara yang gaduh itu,
terdengarlah tetabuhan music. Mereka memandang
Rombongan Gardapati dengan sejuta perasaan..
"Nang"neng"nong"!"
Semakin rombongan itu menjauh, semaki n pedih hati
mereka. Tak seorangpun meninggalkan temnpat itu.
Apakah dunia sudah berakhir" "
Entahlah" Kettika suatu kehendak dipaksakan, maka terciptalah
sebuah bibit perasaan memberontak yang suatu saat
nanti akan berubah menjadi pohon"
"Kakang, Apa kau sudah bahagia sekarang?" Tanya
Astadewi Pada Gardapati yang saat itu berkumpul
diatas tandu. "Entahlah, akun merasa hambar saja!" Jawab
Gardapati sedih. "Benar kakang, akupun demikian, bahkan Kadang
terlintas dipikiranku, Apa sebenarnya arti kehidupan
ini sesungguhnya?" Gardapati merangkul Astadewi kedalam pelukannya
dan melamun. Memikirkan apa yang dikatakan
Astadewi barusan. Sebuah pertanyaan sederhana
yang menggelitik relung jiwanya yang haus akan
kasih sayang" Memanglah Setiap manusia tentunya memilki
kehidupannya masing-masing. Semuanya memiliki arti
kehidupan yang berbeda, Seperti kamu dan aku tentu
berbeda tentang pengertian hidup.
Berbeda manusia berbeda pula arti kehidupan
seseorang dan setiap manusia juga mempunyai jalan
masing-masing untuk hidup. hal inilah yang
menyebabkan setiap manusia mempunyai pengertian
hidup yang berbeda. Ada yang sadar dan ada pula yang tidak menyadari
apa sebenarnya arti dari sebuah kehidupan yang
sesungguhnya. Tidak ada yang bisa menyangkal kalau
seseorang belum mengetahui akan arti sebuah
kehidupan yang sesungguhnya.
Tentu semuanya memerlukan proses. Dalam proses
inilah manusia mencari akan arti dari sebuah
ke hidupan yang sesungguhnya. Saat manusia
menemukan arti kehidupannya selanjutnya manusia
berpikir untuk apa arti kehidupan ini"
Begitu manusia menemukan untuk apa arti kehidupan
tersebut. berarti ia telah menemukan jati diri yang
sesungguhnya. Untuk apa arti kehidupannya"
Gardapati bertanya-tanya Ia sendiri tidak pernah
menyadarinya?" "Enghhh"Emmmhh".!"
Astadewi menggeliat-geliat liar diatas tubuh
Gardapati, menuntaskan segala rasa kangennya. Tapi
wajah Gardapati sama sekali tak terlihat, sebab
terjepit erat diantara paha Dyah Krusina.
Hawa yang dingin terasa begitu panas menyengat
dalam perasaaan mereka. Seluruh tubuh bermandi
peluh, gemericik air terjun menjadi alat penutup
desahan dan jeritan mereka.
Dilain tempat, Antari tampak bermain-main kejarkejaran mesra dengan Sigila dari Neraka hitam tanpa
mengenakan sehelai benangpun. Suara tawa mereka
terdengar begitu merdu, membuat Anudhari yang
sedang bermain kuda-kudaan terlena dalam arena
benturannya. Ratih dan Arya tertawa melihat semua kejadian itu
sambil saling rengkuh dibawah sinar purnama, meski
terlihat tidak melakukan apa-apa, namun
kenyataannya Ratih sedikit menaik turunkan
tubuhnya, entah karena melihat yang sedang main
kejar-kejaran tertutup batu cadas atau apa.
Dada Polos Ratih ditutupi dengan sukarela oleh tangan
Arya, ENtah supaya ia tak malu dilihat yang dibawah
ataupun bagaimana penulis tak mau tahu. Yang jelas
mereka tampak asyik sekali malam itu.
Purnama penuh dilangit sekan menjadi irama lain
dalam permainan itu, Dari kejauhan serigala melolong
melantunkan lagu malam, yang di timpal balik oleh si
Burung Hantu. "Arrrgghhhh"."
Itulah suatu jeritan yang entah sakit atau apa
terdengar melengking keras. Burung-burung terbang
karena keget. Namun lain halnya dengan orang yang mengalam0i.
Mereka tersenyum penuh kepuasan.
Malam semakin gelap, entah suah berapa puluhn kali
jeritan itu kerap terdengar, ketika pagi menjelang,
tampak bulan masih ada meski hari mulai terang.
Di Sungai yang tak begitu dalam dan berair jernih,
tampak beberapa pemuda pemudi mandi dengan
riang gembira, percuikan air tekadang menciprat
ketika tubuh atau bagian lain mereka menghantam
air. "Kakang Gardapati, Apa rencana kita sekarang?"
Aryani bertanya. "Hemmm" menunggu kucing-kucing itu dating
kesarang harimau, sahut Gardapati seraya tersenyum.
"Apa maksudnya kakang?" Bisik ratih ditelinga Arya.
Arya tersenyum, Gardapati juga tersenyum, sungguh
lucu, Meski berbisik ditelinga, namun mana mungkin
luput dari telinga gardapati yang tajam, meski tahu
Ratih tetap melakukannya.
"Mbaku Ratih, mengapa harus bisik-bisik, kenap tidak
langsung saja bilang ingin memegang itunya kakang
arya sekaligus menempelkan dadamu! Haha?"
Astadewi berkata ceplas-ceplos.
Ratih tersipu malu, ia menepuk air membuat air itu
menciprati wajah Astadewi. Astadewi semakin
tertawa. Ia berrenang kesana kemari sambil dikejar
ratih, kadang ke Si Gila Dari Neraka, Iblis Kembar
Perawan Sesat 1 She Karya Windhy Puspitadewi Makam Tanpa Nisan 2

Cari Blog Ini