Ceritasilat Novel Online

Naga Merah 2

Naga Merah Karya Khu Lung Bagian 2


boleh.. tentu boleh...!" jawab si pemuda pendia m yang lantas duduk bersila ditanah.
Pek lek cu ketawa dingin, ia juga lantas duduk numprah dihadapan si anak muda.
Semua mata orang-orang yang berada didalam lembah pada ditujukan kearah kedua orang yang duduk berhadapan itu tanpa berkedip.
Apa yang membuat orang-orang tidak habis mengerti dan terheran-heran ialah, si pemuda baju abu-abu yang namanya belum pernah dikenal orang, berani menantang Pek lek cu, seorang tokoh besar yang namanya pernah menggemparkan dunia rimba persilatan, sungguh mustahil.
Selagi pemuda pendiam itu hendak bicara, Pek lek cu agaknya ingat lagi sesuatu yang maka cepat-cepat ia berkata, "Bocah, tunggu dulu! Siapa yang bisa meyakinkan pecahan mangkokmu itu tulen atau palsu?" Pemuda itu ketawa hambar.
"Ini gampang sekali!" jawabnya.
"Didalam pecahan mangkok ini ada terukir wajahnya si pengemis tua yang seperti orang hidup.
Kau lihat sendiri pasti akan mengerti." Setelah itu, ia lalu mengangsurkan mangkok yang pecah itu kedepan, diberikan kepada Pek lek cu.
Pek lek cu mengamat-amati dengan teliti benda yang diberikan padanya.
Benar saja, didalam pecahan mangkok itu terdapat satu gambar ukiran satu pengemis tua yang sangat indah.
Setelah pemuda itu menerima kembali mangkoknya, lalu berkata pula, "Barang seperti yang kau lihat sendiri tulen bukan" Dan sekarang marilah kita mulai menyebutkan gerak tipu yang akan kita gunakan!" Pek lek cu berkata sambil ketawa gergelak-gelak.
"Bagus.. bagus!! Bocah, boleh kau sebutkan dulu jurus yang pertama!" "Kalau begitu, terpaksa aku menuruti kesukaanmu.
Jurus pertama: Ie ya Hui hoa (Kembang kembang berterbangan dihalaman hujan)" Mendengar perkataan itu, Pek lek cu terperanjat.
Dengan tanpa sadar mulutnya lantas menyahut.
"Ie ya Hui hoa?" Keadaan disekitar tempat tersebut sunyi senyap, tidak terdengar suara apa-apa.
Ciang hay Sin kun, Pendekar Kalong, Yan san It hiong dan beberapa jago kenamaan yang saat itu pada menyaksikan semua pada mengawasi dirinya pemuda aneh itu dengan sorot mata terheran-heran.
Pemuda baju kelabu itu memang sangat aneh tingkah lakunya, entah siapa dia itu" Pek lek cu yang masih terperanjat dan terheran-heran, dalam hatinya berpikir "Pemuda ini benar-benar ada mempunyai ilmu luar biasa, tangannya tipu serangan Ie ya Hui hoa (bunga berterbangan diwaktu malam hujan) ini sesungguhnya ada satu jurus serangan yang luar biasa..." Sembari berpikir, keningnya nampak dikerutkan.
Ia tengah berpikir keras untuk memcahkan tipu serangan itu.
Dalam hati ia mengerti, jika hari itu ia kalah dibawah tangannya pemuda baju kelabu ini, benar-benar seperti sebuah perahu yang terbalik diair dangkal, yang sudah tidak dapat didayung lagi.
Apalagi benda yang digunakan untuk pertaruhan kali ini juga besar sekali, ialah tiba buah bom Pek lek tan.
Ditambah lagi dengan sebilah pusaka pedang Hian peng kiam yang harus diambil dari tangannya pemimpin perkupulan Hian peng kauw di Pak hay.
Ini sesungguhnya merupakan pertaruhan besar yang jarang ada duanya.
Tapi soal kalah pertaruhan masih merupakan satu soal kecil, kehilangan muka justru yang merupakan satu perkara besar.
Sebab bagi orang-orang kangouw, perkara muka dan nama baik itulah yang paling diutamakan.
Pek lek cu semula tidak pandang mata kepada pemuda baju kelabu yang sikap dan tingkah lakunya aneh itu, dan sekarang setelah pemuda itu menyebutkan satu nama dari jurus tipu serangannya yang dinamakan Ie ya Hui hoa, ia lantas mulai keder.
Lama-lama sekali, ia baru membuka mulut dan berkata, "In khay Jit hian (Awan terbuka matahari kelihatan)" Pemuda baju kelabu itu ketawa hambar dan berkata pula, "Kalau begitu, kau sebutkanlah jurus pertama seranganmu!" Pek lek cu mengangguk dan lalu berkata, "Pu ceng Khui hiang (Membuka jendela mengintip sang harum)." Pemuda itu segera menjawab tanpa berpikir, "Sit teng Sui tiang (Padamkan pelita turunkan kelambu)" Mendengar jawaban yang tepat itu, wajahnya Pek lek cu berubah seketika, sebab jurus yang olehnya telah menggunakan waktu beberapa puluh tahun baru dapat difahami itu ternyata dapat dipecahkan oleh si anak muda aneh itu dengan tanpa dipikir, bagaimana ia tidak terkejut" Saat itu si pemuda lantas ketawa hambar dan berkata pula, "Jurus kedua, Jit goat kao hui (Matahari dan rembulan saling memancarkan sinar)" Ini adalah satu tipu serangan yang sukar dipecahkan.
Mendengar disebutnya nama tipu pukulan itu, wajah Pek lek cu kembali berubah pucat.
Disebutnya nama tipu pukulan itu bukan cuma Pek lek cu saja yang terkejut, sekaligus orang-orang yang sudah ternama seperti Ciang hay Sin kun dan lain-lainnya juga sama merasa kaget dan terheran- heran.
Pek lek cu nampaknya sedang berpikir keras, keringat mulai mengalir keluar dari jidatnya.
Ciang hay Sin kun dan lain-lainnya diamrdiam juga turut kuatirkan dirinya Pek lek cu, karena apabila Pek lek cu terjungkal ditangannya pemuda aneh tidak dikenal itu, entah kemana hendak ditaruh mukanya" Dalam suasana sunyi seperti itu, tiba-tiba terdengar suara orang ketawa dingin, yang segera memcahkan kesunyian itu.
Suara itu keluar dari mulut Yao lie lu.
Ciang hay Sin kun dan lain-lainnya ketika mendengar suara itu, wajahnya nampak tegang.
Selagi hendak membuka mulut, pemuda baju kelabu yang aneh itu sudah berpaling dan berkata kepada Pendekar Kalong, "Locianpwe, Yao lie lu sudah bertempur dengan ketiga ketua dari tiga partai besar, kalian boleh menonton keramaian." Pendekar Kalong yang mendengar perkataan pemuda itu, hatinya terkejut, ia mengawasi Ciang hay Sin kun sejenak, lalu menanya padanya, "Apakah kita perlu pergi melihat?" Ciang hay Sin kun anggukkan kepala, badannya lantas bergerak dan melesat sejauh lima tombak, lari menuju kearah datangnya suara tadi.
Yao lie lu yang tadi meninggalkan pemuda baju kelabu itu dalam keadaan murka pikirannya sangat risau.
Ia tidak menduga bahwa perhatiannya itu telah dibalas dengan sikap yang begitu dingin.
Tentang dirinya anak muda aneh itu, ia sebetulnya masih belum tahu sama sekali, begitu melihat padanya, sungguh aneh, entah ada pengaruh apa telah membuat ia tergila-gla padanya.
Meskipun itu ada suatu hal yang agak ganjil dan tidak mungkin, kalau diingat akan perangainya Yao lie lu yang tinggi hati dan mau menang sendiri, namun perasaannya itu seolah-olah mengganggu pikirannya, hingga ia tidak mampu mengatasi perasaan cinta yang meluap melewati batas itu.
Begitu melihat lantas jatuh cinta, ini ada merupakan satu pepatah yang sudah tidak asing lagi bagi kau.muda, juga ada satu hal yang bukannya tidak mungkin sama sekali.
Dan perasaan antara manusia dengan manusia yang berlawanan jenis kadang-kadang telah terlahir dibawah pengaruh pepatah itu.
Tatkala Yao lie lu meninggalkan si anak muda dalam.hati pepat, lantas melihat para ketua dari tiga partai besar serta anak muridnya menghadang perjalanannya, kejelesannya itu telah berubah menjadi hawa amarah yang begitu besar.
Ia menyapu dengan matanya yang berlagak kepada tiga ketua dan anak muridnya itu sekilas, lalu berkata dengan suara dingin.
"Tiga Ciangbun jin dari 3 partai besar, sungguh tidak dinyana karena urusan Yao lie lu telah datang mengunjungi selat Bu siong hiap sendiri.
Aku Yao lie lu sesungguhnya merasa sangat bangga mendapat kehormatan yang begitu besar!" Sehabis berkata, ia majukan sikapnya yang begitu menarik dan menawan hati, sampai tiga ketua partai itu pada tergerak hatinya.
Gadis baju merah itu mendengar jawaban si pemuda lantas bersenyum seklias tetapi kemudian berkata pula dengan suara hambar, "Kalau begitu, mari kita mulai." Pemuda baju kelabu itu mendadak berubah wajahnya seperti ingat sesuatu, ia lantas berkata pula, "Sebelum dimulai pertaruhan ini, ada hal ingin kutanyakan padamu, bagaimana kau bisa mengetahui namaku Tan Liong." Gadis baju merah itu bersenyum.
"Bukan cuma namamu yang kuketahui, asal usulmu sebagian besar juga sudah kuselidiki dengan jelas.
Sekarang kau sedang celaka, seluruh urat nadi dan otot-ototmu tertutup dan kepandaianmu tidak bisa digunakan lagi.
Kecuali kau bisa menemukan Hiat im cu yag dengan ilmunya Boan thian Ciu khi (kekuatan murni dari alam) bisa dipakai menobloskan urat nadi dan otot-ototmu, atau kau bisa dapat ilmunya Pan giok sin kang dari Siao lim pay kau bisa tertolong.
Tapi kalau begitu, seumur hidupmu kau tak akan bisa menggunakan kepandaianmu lagi.
Betul atau tidak?" Perkataan gadis baju merah itu membuat Tan Kiong, demikian nama pemuda baju kelabu itu kemekmek, dengan sorot mata keheran- heranan diawasinya gadis dihadapannya itu, suasana seram yang menakutkan mendadak seperti telah mengurung dirinya.
Kemudian si pemuda menanya, "Benar kau tahu begitu jelas asal usulku?" "Apa yang leru diherankan?" Tan Liong kembali mengawasi gadis itu sejenak, agaknya dari wajah orang ia ingin mendapatakn sesuatu yang ia harapkan, ingin membuka mulut, tetapi akhirnya diurungkan.
Terdengar tarikan napas panjang, kemudian baru bisa ia berkata, "Nona, sekarang boleh kita mulai! Sebutkanlah nama ilmu pukulan yang pertama." "Sebagai tamu tak pantas mendahului tuan rumah.
Sebaiknya kau yang membuka pertandingan ini lebih dulu." "Jurus pertama, Jit goat Kan hut" Gadis baju merah itu ketawa hambar, lantas berkata, "Nama ilmu pukulan itu bukankah tadi tak mampu dijawab oleh Pek lek cu" Sekarang biarlah aku yang mencoba-coba memecahkan, Oh in Bit po" Yang dimaksud Oh in Bit po adalah awan gelap menutupi angkasa.
Mendengar jawaban tersebut, dalam hati Tan Liong diam-diam terkejut, matanya mengawasi sigadis kemudian katanya lagi, "Dan sekarang nona boleh sebutkan jurus yang pertama." "Baiklah, jurus pertamaku dinamakan Hang hay Lan thian." Tan Liong terperanjat.
Diamediam diulangnya lagi sekali nama tipu pukulan tadi.
Selang sesaat, Tan Liong sejak mendengar gadis itu menyebutkan nama tipu pukulan itu, segera mengetahui bahwa ia sedang menemukan lawan yang tangguh.
Kepandaian dan pengertian ilmu silat gadis baju merah didepannya ini sebetulnya tidak berada disebelah bawah kepandaiannya sendiri.
Sejurus lagi sang waktu berlalu, kening si pemuda berkerut, otaknya dikerjakan keras memikirkan cara pemecahan tipu serangan tersebut.
Selagi berada dalam demikian, tiba-tiba didengarnya suara Pek lek cu yang menggeram dari tempat kejauhan.
"Tidak nyana, orang dari tiga partai besar bisa juga memakai cara rendah begitu rupa" Apakah kalian tidak takut menjadi buah tertawaan sahabat-sahabat dunia kangouw" Jikalau belum mau pergi, hati-hati.
Aku nanti akan hancur leburkan tiga partai besar kalian yang menganggap diri sebagai partainya orang baik-baik." Murid-murid tiga partai besar yang kala itu sedang mengurung Yao lie lu, ketika mendengar bentakan yang ditujukan untuk mereka itu, rupanya terkejut sekali.
Tetapi disitu tidak kelihatan orang, hanya suaranya saja yang masih berkumandang.
Pada waktu sudah lima orang diantara anak-anak murid tiga partai besar itu yang sudah berkorban jiwa ditangan Yao lie lu.
Hai seng cu yang mendengar perkataan tadi, lantas menyahut dengan suara tawar: "Sahabat, kau terlalu juawa! Kami justru ingin lihat kau menggunakan cara apa menghancur-leburkan partai kami!" Tiba-tiba terdengar suaranya Ciang hay Sin kun yang berakat, "Hai, hidung kerbau! Tahan mulutmu! Jangan kau kira cuma kau seorang, sepuluh gunung Bu tong san juga bisa dibikin rata sama tanah dengan tiga buah bom Pek lek tan saja.
Kau dengar?" Kata-kata Ciang hay Sin kun membuat tiga ketua partai besar beserta orang-orangnya pada berubah wajahnya.
Mereka sama sekali tidak pernah menduga bahwa Pek lek cu juga suka unjuk diri disitu.
Pek lek cu sudah lama terkenal dengan tindak tanduk dan sikapnya yang luar biasa.
Sudah lima puluh tahun lamanya ia menggunakan waktunya dipergunungan untuk dapat menciptakan bom Pek lek tan, itu pun baru berhasil membuat lima belas buah saja.
Bom-bom buatannya itu begitu dahsyat kekuatannya, hingga dengan sebuah bom saja dapat dipakai untuk menghancurkan sebuah bukit kecil.
Dulu tatkala diadakan pertandingan lima silat di gunung Bong san.
Dengan hanya sebuah bom Pek lek tan saja, Pek lek cu pernah menggegerkan keadaan menghancur-leburkan beberapa puluh orang dari golongan baik-baik maupun orang dari golongan sesat.
Dan kini orang yang beradat luar biasa dengan senjatanya yang ganas itu ternyata sudah munculkan diri disitu, sudah barang tentu cukup memakan tempo setengah detik mengejutkan orang-orang tiga partai besar yang semula tidak mengetahui sama sekali.
Terdengar pula suara Pek lek cu yang dengan suara ya ng besar berakata, "Malam ini aku kebetulan aku aku ingin mencari Naga Merah yang dulu pernah mengganas dunia kangouw itu.
Maka kali ini bolehlah kulepaskan kalian tiga orang yang mengaku Ciang bun jin dari partai orang baik-baik.
Jikalau tidak karena adanya halangan itu pasti akan kusuruh kalian rasakan bagaimana rasanya bom Pek lek tan." Ketika orang ketua tiga partai besar itu, wajahnya pada berubah.
Ketiganya saling memandang, agaknya hendak meminta pikiran masing-masing.
Pada saat itu, Ciang hay Sin kun, Yan san It liong, Pendekar Kalong dan lain-lainnya sudah lompat keluar dan berdiri disisinya Yao lie lu.
Ketua dari Siao lim pay begitu mendengar disebutnya nama Pek lek cu itu, diam-diam lain berpikir, "Iblis itu adanya luar biasa.
Jikalau kita tidak bisa melihat gelagat, mungkin akan mendapat malu besar." Karena pikirannya itu, maka ia lantas memberitahukan penadapatnya itu pada Pek lek cu, "Pek lek cu, atas permintaan ini terpaksa kami pulang dulu." Dan setelah berkata demikian, lalu berpaling dan berkata pada Yao lie lu.
"Budak! Untuk sementara kami tidak ambil tindakan apa-apa terhadapmu.
Harapkan suka ingat sesama manusia, jangan terlalu banyak melakukan pembunuhan.
Jikalau kau masih melakukan perbuatan itu, kami dilain waktu akan membikin perhitungan lagi." Setelah berkata demikian, lalu dipimpinnya orang-orangnya berlalu meninggalkan selat itu.
Yao lie lu hanya menyambut ucapan ketua Siao lim.pay tadi dengan suara yang dikeluarkan dari hidung.
Ciang hay Sin kun lalu berkata pada Pek lek cu, "Hai, setan tua Pek lek cu, keluarlah, bagaimana kesudahannya pertaruhanmu dengan pemuda itu?" Pek lek cu lalu unjukkan diri, wajahnya nampak muram.
Untuk tidak menjawab pertanyaan orang ia tidak berani, maka hanya berkata, "Jangan kau sebut-sebut lagi tentang pertaruhan itu.
Malam ini aku jatuh terjungkal ditangan pemuda itu." Ciang hay Sin kun dan kawan-kawannya pada melompat dari tempat berdirinya saking kagetnya.
Sungguh tidak pernah mereka pikir bahwa Pek lek cu yang ulung bisa jatuh oleh pumda kemaren sore itu, benar-benar suatu berita yang didengar terlalu ganjil oleh mereka.
Maka sekali lagi Ciang hay Sin kun coba menagih, "Jadi kau sudah mengaku kalah?" "Tiga biji bom Pek lek tan ku sudah pindah ke dalam tangannya.
Apa itu berarti aku masih menang?" Pendekar Kalong lantas nyeletuk, "Apakah kalian tidak merasa tingkah laku dan sikap pemuda baju abu-abu itu selalu diliputi keanehan?" Ciang hay Sin kun setelah mengerutkan kening sejenak, "Benar." katanya membenarkan "Anak muda itu sesungguhnya memang aneh.
Siapa sebenarnya dia" Kenapa kita orang-orang tua, seorangpun tak ada yang tahu" Dari perbuatan semula yang mengeluarkan sepotong pecahan mangkok memancing keluar si Naga Merah, itu saja sudah cukup mengejutkan dan mengherankan." Jago kenamaan itu semuanya sudah menumplekkan segenap perhatian melalui pembicaraan tadi kepada pemuda baju kelabu yang dianggap aneh tindak tanduknya itu.
Asal usul pemuda itu memang benar merupakan suatu teka teko besar bagi mereka.
Perlu kiranya diketahui, seorang kenamaan sebagai Pek lek cu, yang dengan bom-nya begitupun dengan kepandaiannya telah lama berkecimpung dan mengalahkan banyak jago-jago menghadapi pemuda itu masih tidak berdaya dalam hal mengadu ilmu silat, maka sampai dimana tingginya kepandaian ilmu silat yang dimiliki pemuda tersebut, sesungguhnya memang sukar dijajaki.
Pada saat itu, hanya Yao lie lu yang dengan perasaan pedih, berlalu diam-diam ia meninggalkan tempat tersebut.
Menengok keadaan Yao lie lu yang seperti sudah tak bersemangat lagi itu, Ciang hay Sin kun yang paling dulu melihatnya mendadak tergerak hatinya.
Tanpa merasa ia berteriak memanggil si nona.
"Yao lie lu, aku ada sedikit pertanyaan untukmu." Yao lie lu balikkan badannya dan balas menanya, "Kau mau tanya apa?" Ciang hay Sin kun dongakkan kepalanya, agaknya tengah berpikir, lama sekali barulah ia berkata lagi "Tentang asal usul dirinya anak muda itu, benarkah kau tidak tahu sama sekali?" Yao lie lu perlihatkan senyuman getir, menjawab sambil gelengkan kepala.
"Jikalau aku tahu," katanya "Apakah aku tak suka memberitahu kalian?" Setelah ia dengan penyahutannya itu, kembali diputarkannya badannya dan hendak berlalu lagi.
Ciang hay Sin kun mengawasi berlalunya nona itu, beberapa kali kelihatan bibirnya bergerak, tetapi sedikitpun tidak ada keluar dari mulutnya.
Akhirnya ia menghela napas dan berkata kepada Pek lek cu yang masih berdiri seperti orang bisu.
"Pemuda aneh itu benar-benar orang muda yang mempunyai kepandaian silat tinggi luar biasa.
Tetapi entah ia dianiaya oleh siapa sampai begitu keadaannya, seluruh kepandaiannya tak dapat digunakan lagi" Jawaban teka teki ini tidak boleh tidak harus kita dapatkan." Berkata sampai pada kalimat itu, tiba-tiba seperti ingat sesuatu, ia sambil mengawasi Pek lek cu berkata pula.
"Pek lek cu, dulu ketika diadakan pertandingan silat diatas gunung Bong san, yaitu waktu si Naga Merah hanya unjuk diri dan lalu membunuh orang-orang dari golongan baik maupun orng-orang jahat, apa kau juga tak dapat melihat tegas wajah dibalik aslinya bagaimana?" "Tidakl kala itu dia memakai kerudung kain merah, seluruh badannya juga memakai pakaian warna merah, sama sekali tidak dapat kulihat wajah dibalik kerudungnya." Ciang hay Sin kun kembali nampak seperti berpikir sejenak, lalu berkata lagi, "Diantara kau dengan si Naga Merah dan Hiat Im cu bertiga, kepandaian siapa yang paling tinggi?" "Tentang ini masing-masing belum pernah saling bertanding.
Sulit untuk diambil ketetapannya.
Cuma kalau diukur dari omongan luar ayng disiarkan luas, seharusnya hanya Hiat im ciu yang paling tinggi.
Naga Merah kedua." Ciang hay Sin kun lantas memotong setelah tertawa.
"Kalau begitu, kau sendiri tersebut paling buncit?" Dengan wajah kemerah-merahan Pek lek cu berkata pula, "Sesungguhnya kau masih belum percaya kalau kepandaian Naga Merah diatasku.
Itu juga yang mendorongku menjajal dia supaya sekali kali dia cobai bom Pek lek tanku ini." "Tapi dua bom Pek lek tan yang kau sambitkan tadi bukankah sudah disambuti oleh si Naga Merah?" Kembali Pek lek cu merah wajahnya sampai ketelinga, tapi lekas juga ia berkata menutup matanya.
"Kecuali dia, aku percaya tak ada orang lain lagi mempunyai kepandian seperti itu." "Mengenai asal usulnya kedua orang itu, tidak boleh tidak kita harus meneyelidiki dan mesti dibikin terang." "Sekarang begini saja, kalian berusaha membuka kedok pemuda aneh itu dan kau sendiri yang akan berdaya membuka tutup kerudungnya si Naga Merah." Ciang hay Sin kun anggukan kepala, Pek lek cu juga tak mengatakan apa-apa lagi, malah sebentar kemudian, kakinya dienjot lompat melesat jauh sepuluh tombak yang sebentar kemudian lalu menghilang ditempat gelap.
Ciang hay Sin kun tarik napas, sedang Yan san It hiong lalu berkata padanya, "Sejak si Naga Merah muncul didunia kangouw, kenapa begitu banyak pembunuhan dilakukannya" Apa tidak takut dia akan akibatnya yang menimbulkan kemarahan semua orang rimba persilatan?" Baru habis berkata Yan san It hiong, dari belakangnya tiba-tiba terdengar suara orang yang disertai jengekannya yang bernada dingin.
Kata orang itu "Dalam segala sepak terjangnya si Naga Merah tidak pernah takut pada siapapun juga." Si Pendekar Kalong dan Ciang hay Sin kun ketika mendengar suara itu, wajahnya berubah.
Mereka berpaling serentak, dibelakang mereka entah sejak kapan telah kedapatan berdiri sesosok bayangan orang, ketika ditegasi seluruh awak badannya mengenakan pakaian warna merah.
Bukan kepalang kagetnya ketiga orang itu, sampai tanpa merasa sudah menggeser kaki beberapa tindak kebelakang.
Perkataan "Naga Merah!" hampir saja keluar dari mulut mereka.
Si Pendekar Kalong menguasai keadaan, dengan tenang yang dilakukan sebisa-bisanya sambil ketawa meringis, ia berkata, "Tidak tahunya sahabat Naga Merah yang datang"! Aku si orang she To sungguh amat beruntung bisa bertemu dtempat ini dengan sahabat!" orang serba merah itu ketawa dingin, kemudian berkata, "Tuan ini bukan itu orang yang beruntung mendapat gelar Pendekar Kalong?" "Benar...." "Barusan ketua dari tiga partai itu pada kemana perginya?" Pendekar Kalong yang ditanya demikian mendadak terperanjat sekali.
Ia balas menanya dengan agak gugup.
"Kenapa" Kau mencari ketua itu ada keperluan apa?" "Ya..
aku cari mereka. Kearah mana mereka pergi?" Si Pendekar Kalong tercengang.
Sesaat lamanya tak mampu ia menjawab.
Hanya dirasakan sekujur badannya dingin beku, bulu romanya berdiri bagai orang meriang.
Begitupun dengan Yan san It hiong, orang ini pada waktu itu barangkali tidak berani bernapas.
orang serba merah itu ketika melihat tiga orang yang ditanya tidak ada seorang yang berani buka mulut, lalu menegur lagi dengan gusar.
"Apakah kalian ingin cari mampus?" "Sahabat Naga Merah, kau sungguh keterlaluan, Jikalau kau ada seorang ternama didunia Kangouw, tentunya tidak perlu memcari keterangan dari mulut orang tentang kemana perginya ketiga ketua partai besar itu bukan?" berkata Ciang hay Sin kun sambil terbahak-bahak.
"Orang kata Ciang hay Sin kun ada seorang luar biasa pada masa kini, ada satu hari.
Aku nanti juga ingin belajar kenal dengan kepandaianmu barang beberapa jurus saja." berkata Naga Merah sambil ketawa dingin.
Dan setelah itu tanpa berkelebat sinar merah, manusia seram itu telah menghilang dari depan matanya.
Naga Merah... seorang misterius yang penuh diliputi teka teki, juga seperti seorang yang penuh bernoda darah ditubuhnya....
Orang-orang dalam dunia kang-zsouw tak seorangpun mengenalnya, juga tak tahu dia itu adalah Naga Merah yang namanya dulu sangat terkenal atau bukan! Setelah Naga Merah itu berlalu, Ciang hay Sin kun bertiga pada menarik napas lega.
Ciang hay Sin kun kemudian berkata seperti pada dirinya sendiri.
"Rupa-rupanya memang Naga Merah ini akan membawa kekacauan besar bagi dunia rimba persilatan." Ciang hay Sin kun mengangguk lalu berjalan kembali ketempat semula.
Pada saat mereka meninggalkan tempat tersebut, suara siulan nyaring seperti suara setan jejadian itu tiba-tiba terdengar pula.
Orang-orang yang kala itu masih berada disitu lantas pada pucat wajahnya, sebab suara seperti itu telah mereka kenal sebagai suara si Naga Merah.
Pendekar Kalong yang masih belum lenyap jerinya, begitu mendengar itu tanpa sadar badannya gemetar.
Ketika lebih diteliti, ternyata suara datangnya dari rimba sebelah barat tempatnya berdiri.
Ia seperti ingat sesuatu lantas berseru "Celaka!! Mari lekas kita lihat!!" "Hai..
ada apa kau?" tanya Ciang hay Sin kun kaget.
"Orang-orang tiga partai besar barangkali akan celaka oleh si Naga Merah." Ciang hay Sin kun dan Yan san It hiong yang mendengar perkataan Si Pendekar Kalong, wajahnya berubah serentak.
Jikalau benar Ciang bun jin dari tiga partai besar dan semua murid-muridnya nanti terbunuh si Naga Merah, maka dalam rimba persilatan pasti akan timbul bencana besar, ini pun berarti pula dunia kiamat bagi orang-orang kangouw.
Mengingat hebatnya akibat kalau sampai terjadi soal pembunuhan tiga ketua partai besar tersebut, maka Ciang hay Sin kun bertiga lalu mengurungkan maksudnya semula, dan terus lakukan kaki mereka kearah dari mana datangnya suara seperti setan tadi.
Ini adalah satu soal baru yang sangat besar.
Tiga Ciang bun jin tiga partai besar datang sendiri-sendiri keselat Ba sing hiap itu sudah merupakan suatu peristiwa yang bukan biasa.
Apabila ketiga ciang bun jin itu kalau sampai terbinasa oleh si Naga Merah, entah akan bagaimana jadinya dengan akibatnya dari peristiwa tersebut" -o0o0dw0o0o- JILID ke : 4 Meskipun kedatangannya ketiga ketua partai besar itu semata mata hanya ditunjukkan kepada Yao cie In untuk mencari iblis wanita itu dan hendak menyingkirkan nyawanya, sungguh tak pernah diduga bahwa di tengah jalan mendadak muncul si Naga Merah salah seorang manusia paling ganas dari Bu lim Sam cu.
Dan di luar dugaan mereka Yao cie ln kemudian dilindungi jiwanya oleh Pek lek cu dan orang yang disebut belakangan ini mengancam juga tiga ketua partai besar dengan bom-nya yang paling disegani.
Oleh karena senjata Pek lek tan itu merupakan salah satu pesawat yang mengandung tenaga ledak sangat dahsyat yang "tak kan mungkin" dilawan oleh tenaga mereka bertiga saja karena siapa yang kena dibom senjata peledak itu badannya seketika akan hancur tak kan dapat di kenali lagi.
Oleh karena ketiga ketua partai besar itu jeri terhadap semacam senjata beratnya Pek lek cu terpaksa mereka urungkan maksud semula dan lepas tangan begitu saja lalu dengan apa boleh buat terpaksa kembali ketempat masing-masing dengan tangan hampa.
Diantara tiga ketua partai besar itu adalah ketua dari Tiam chong pay Hui seng cu lah yang adatnya paling berangasan.
Meskipun demikian terpaksa juga ia harus menahan amarahnya dan tidak berani berbuat apa-apa dihadapan Pek lek cu.
Dan setelah pergi meninggalkan tempat kejadian semula kira-kira satu lie jauhnya, Hui seng cu barulah berani mengumbar amarahnya.
Katanya ia tak percaya kalau Pek lek cu mempunyai pengaruh begitu besar.
Ia juga menyatakan bahwa dengan kekuatan beberapa puluh orang itu mungkin masih dapat melawannya seorang, dan apabila sampai kewalahan, katanya pula boleh ditinggal kabur saja.
Ia mencela mengapa Suhengnya itu begitu mendengar nama Pek lek cu saja lantas mau marah dan meninggalkan tempat tadi yang di katakannya membuat hilang pamor dan muka orang-orang tiga partai besar, menodai nama baik partai partai tersebut.
Goan khut dari Siao lim pay menyebut nama Buddha.
"Ucapan Hui seng cu Toyu ini salah," demikian atas kata kata tadi ia menjawab, "Pek lek cu itu pada empat puluh tahun berselang ketika diadakan pertandingan diatas gunung Bong san orang itu pernah menggunakan sebuah bom.
Pek lek tan-nya menghancur leburkan badan dua puluh orang lebih dari golongan sesat maupun bait baik.
Begitu hebatnya senjata peledak itu pengaruhnya, sampai orang-orang itu hancur luluh badannya hingga ketika diadakaa penyelidikan setelah peristiwa itu, orang-orang itu tak dikenali lagi masing-masing.
Apalagi Pek lek cu itu amat kukoay adanya, sewaktu-waktu bisa girang dan terkadang kalau gusar melampaui batas.
Dan wakta gusarnya ini, kehendaknya yang menuruti kesenangannya sendiri, tidak memperdulikan siapapun.
Jika dia menyambit dengan sebuah bom Pek lek tannya saja sudah pasti kita bertiga tak bisa pulang dalam keadaan masih bernyawa." Atas uraian yang panjang lebar ini ketua Tiam cong pay berkata pula : "Jika ada kesempatanya aku Hui seng cu dikemudian hari ingin coba-coba sampai di mana kedahsyatannya bom Pek lek tan itu." Kata-kata ketus Tiam chong pay itu lalu disambung oleh ketua Siao lim pay.
"Toyu, bukan aku pandang rendah kepandaianmu, kau ketahuilah, jangan kata nanti kau tidak akan mampu menyambuti bom peledak Pek lek tan itu.
Sekalipan si Naga Merah yang sudah dikenal ganas dan telengas, mampu atau tidak dia menyambuti senjata-senjata itu masih merupakan tanda tanya besar." Baru saja Goan khut menutup mulutnya dengan kata-tata terakhir ini, dari belakang tubuhnya tiba-tiba terdengar saara ketawa dingin yang bisa membuat bulu roma pada berdiri.
Ketika ketua Siao lim pay dan dua kawannya itu sedang dalam kaget, hampir bersamaan waktunya ketiga-tiganya membalik.
Akan tetapi waktu itu dibelakang mereka kecuali dedaunan pohon yang goyang-goyang ditiup angin serta kelak keliknya sinar dari binatang kunang-kunang sudah tidak nampak apapun lagi.
Ketiga ketua itu diam-diam juga merasa heran, sebab suara ketawa itu seperti keluar dari mulut setan, bagi orang yang mendengar mungkin akan lantas berdiri bulu romanya karena begitu seramnya.
Siapakah dia itu" Pertanyaan demikian ini terus berputar diotak ketiga ketua partai besar itu.
Namun dari mana, keluar dari mulut siapa suara tadi, belum dapat mereka tebak sama sekali.
Satelah menanti cukup lama tanpa bergerak, Goan-khut lalu mengeluarkaa suara tegurannya, "Siapa!" Teguran ketua Siao lim pay ini menambah tegangnya keadaan.
Tiga ketua partai besar ita meskipun merupakan orang-orang yang berkedudukan tinggi dan ternama pula dalam kalangaa Kang-zsouw.
tetapi aneh apa sebabnya, ketika mendengar suara menyeramkan itu ketiga-tiganya seperti tersumbat mulutnya seakan akan berjumpa setan.
Beberapa puluh pasang mata pada celingukan mencari kesana melihat kemari tetapi akhirnya usaha mereka nihil tak sebuah bayanganpun kelihatan disitu.
Hui-seng cu yang paling berangasan agaknya sudah tak dapat menahan kesabarannya lantas membentak: "Sahabat mana yang biasa main sembunyi-sembunyi ! Apa kau tidak berani bertemu orang " " "Benar!" " Demikian sebagai jawaban keluar suara seram.
"Kalian bertiga ada orang-orang berkedudukan tinggi dan orang-orang terhormat dalam.rimba persilatan.
Aku sebagai orang yang meyakinkan ilmu gaib, bagaimana berani bertemu muka, hanya.....He.
heh..... hanya . . . . .. He heh! .... " Setelah suara itu sirap, suara menyeramkan itu lewat lalu berkumandang lagi beberapa lama sekitar rimba seperti juga keluar sekitar tempat mereka berdiri.
Namun tetap mereka mencari sia sia saja, tak kelihatan bayangan orang yang berkata demikian.
Nama Naga Merah lantas deras mengalir melalui bibir-bibir ketiga ketua partai besar itu, Goan khut lantas barseru dengan suara nyaring.
"Apa sicu disitu adakah Naga Merah ?" "Benar, benar ! Naga Merah dengan kalian tiga ketua masih mempunyai permusuhan sangat dalam." demikian terdengar jawaban berupa suara-suara seram itu.
Tiga ketua itu terkejut sekali nampaknya.
Goan khut lalu berkata pula, "Naga Merah boleh keluar! Coba tolong kau terangkan ada permusuhan apa antara kau dengan partai kami Siao lim-pay." "Naga Merah biasanya baru memberi tahukan persoalannya apabila orang ita sudah dikirim ke lubang kubur.
Terhadap kalian bertiga, juga tidak ada kecualian." Secelah itu.
terdengarlah suara dingin yang tinggi melengking panjang dan menyeramkan, suara itu pulalah yang didengar oleh Pendekar Kalong dan kawan- kawannya.
Goan khut berkata pula dengan suara nyaring.
"O Mie To Hud ! Naga Merah yang suka membunuh apa tidak kuatir nanti dosamu bertumpuk" Maka sebaiknya sebelum terlambat kau..." Tetapi suara itu mendadak diputuskan oleh suara siulan melengking tinggi yang kedengaran seperti suara setan, itulah yang didengar oleh Chang hay Sin kun, Pendekar Kalong dan kawannya.
Setelah suara itu berhenti lantas terdengar pula suara seram itu berkata lagi : "Kepala sundal ! Tidak disangka kau berani mengajari aku.
Ha-ha ..... . . baik baik ! Aku sebaliknya ingin lihat seberapa banyak dosaku yang menumpuk dan sampai di mana tingginya ilmu pengajaran Budha.
Aku juga tak berkeberatan kalau kau pergi dulu ke akhirat dan di mana kau boleh menantikan kedatanganku untuk membikin perhitungan " Suara itu cepat telah berhenti lalu disusul pula oleh suara seperti suara orang berjalan mendatangi, tetapi kedatangan disekitar tempat itu masih tetap tenang gelap dan sunyi senyap kecuali suara itu.
Ketika mata mereka ditajamkan ke arah suara itu hanya terlihat satu bayangan merah yang remang-remang terlihat muncul dari tempat gelap.
.... Bayangan ita adalah Naga Merah yang ganas telengas dan yang berani membikin gempar dunia Kang-ouw !
Bukan sepalang kagetnya tiga ketua itu mereka mundur sampai tiga tindak.
Berulangkali Naga Merah ketawa, lantas sekali nampak badannya digerakkan melesat dan tahu tahu sudah berdiri dihadapan ketiga ketua partai besar itu dan kemudian di depannya ia berkata dengan nada dingin.
"Tuan-tuan para ketua dari tiga partai besar tidak usah begitu cemas dan takut.
Sebelum kalian pergi ke Akhirat sedikit banyak toh aku masih memberikan kesempatan untuk kalian mengatakan beberapa patah kata untuk orang-orang dirumah" Ketua partai besar itu meskipun ketiganya merupakan orang-orang kuat yang berkepandaian tinggi, tetapi dalam.menghadapi seorang iblis yang sepak terjangnya seperti setan itu ternyata masih merasa ragu-ragu menghadapinya.
Maka tatkala mereka mendengar kata kata itu terpaksa membungkam tak menjawab.
Si Naga Merah berkata pula : "Ciang bun jin sebelum kalian mati apa masih ada pesan apa yang perlu ?" Mendapat desakan demikian rupa Hui seng cu ketua Tiam chong pay si sembrono tak dapat menahan sabar lagi, sambil menggeram hebat lompat kedepan dengan sebelah serangan tangan yang hebat sekali, ia menyerang si Naga Merah.
Serangan yang keluar dari tangan ketua Tiam chong pay itu mendadak dan bagai kilat datangnya, apalagi dikeluarkan selagi ia dalam keadaan murka, dapatlah dibayangkan betapa hebat serangan tersebut.
Naga Merah hanya ketawa saja mengegos dengan enak menghindarkan serangan Hui seng cu.
Kemudian nampak tangan kanannya juga bergerak, dari situ lalu meluncur hawa dingin yang mendorong Hui seng cu hingga kembali lagi ketempat semula.
Dengan suara dingin Naga Merah berkata "Hai imam miskin biar bagaimana kalian toh mesti mati semua.
Perlu apa kau berlaku begitu terburu-buru." Hui seng cu yang menyerang secara mendadak dengan tenaga sepenuhnya malah sama sekali tak pernah menyangka serangannya bisa dipunahkan dengan cara demikian mudah bahkan dirinya sendiri dengan sekali balas sudah balik kembali ketempat semula.
Kepandaian dan kekuatan Naga Merah itu membuat ketiga ketua partai jadi kesima dan saling pandang.
Dalam kagetnya semua orang pada mundur lagi lima tindak.
Lalu terdengar pula suara bentakan nyaring Naga Merah.
"Ciang bun jin sekalian ! Kalau tak ada pesan apa-apa lagi sekarang juga akan kukirim kalian menemui Giam lo ong !' Habis berkata demikian perlahan-lahan bayangan itu berjalan mendekati ketiga ketua tersebut, Tangan maut perlahan lahan akan merenggut jiwa ketiga ketua partai besar itu.
Suasana disekitar tempat itu sungguh menyeramkan.
Ketiga ketua itu sedang bersiap-siap sambil menahan nafas.
Dalam pada itu mendadak berkelebat sesosok bayangan manusia lain yang dengan cepat nyelusup kebelakang sebatang pohon besar ditempat sejarak tiga tombak dari tempat tersebut.
Kedatangan bayangan itu begitu mendadak dan cepatnya, begitu sampaipun lantas mengunjuk senyum iblis, ditangannya tergenggam satu biji Pek lek tan.
Sedang matanya terus diincarkan kearah Naga Merah tanpa berkedip.
Naga Marah kembali perdengarkan suara keawa menyeramkan, lalu berkata pula dengan nada dingin..
"Untuk sementara" katanya "kuampuni jiwa kalian bertiga.
Aku masih kedatangan seorang sahabat yang barangkali sengaja mencari aku, maka tidak enak kiranya kalau kubiarkan dia begitu saja " Setelah ita lalu ia balikkan badan dengan sorot mata dingin mengawasi orang yang sedang sembunyikan diri dibalik pohon bukan lain dia adalah Pek lek cu sendiri!.
Pek lek cu ditempat persembunyiannya terkejut sekali.
Dengan lantas ia membuka mulut, dengan suara dingin berkata : '"Kepandaian Naga Merah sungguh hebat dan mengagumkan" Begitu suara berhenti badannya lompat keluar, tangannya tetap masih tetap menggenggam bem Pet lek tannya.
"Pek lek cu !" demikian seru Naga Merah tiba tiba.
"Berkali kali kau setori dengan aku apa kiramu aku benar-benar takuti senjata pek lek tanmu itu " " "Naga Merah ! Tidak halangan kau coba sekali lagi" Kata Pek lek cu sambil ketawa tergelak-gelak.
Dalam suasana sunyi di malam itu kembali diliputi oleh napsu pembunuhan yang meluap-luap.
Ketiga ketua partai besar beserta anak-anak muridnya yang menyaksikan keadaan gawat semua pada mengundurkan diri ketempat agak jauh.
Tiba tiba terdengar pula suara ketawa dingin yang kemudian disusul pula oleh suara Naga Merah yang berseru "Kemana ?" Bayangan merah lain berkelebat kedepan tiga ketua itu yang dibarengi oleh hawa dingin yang mengandung kekuatan hebat.
Hampir bertepatan pada waktu itu Pek lek cu pun telah bergerak cepat bagai kilat diterjangnya si Naga Merah.
Kedua manasia itu bergerak hampir bersamaan waktunya cukup makan waktu beberapa detik saja.
Ketika Naga Merah lompat melesat kearah tiga ketua partai besar itu, Pek lek cu juga bergerak serta mengirimkan serangan dari jarak jauh.
serangannya itu ditujukan kedirinya Naga Merah tentunya.
Ketiga ketua partai besar itu sudah tentu tidak mau tinggal diam.
Apalagi sebagai orang-orang yang mempunyai nama cukup terkenal apalagi tatkala dilihatnya Naga Merah menerjang serentak ketiganya mengayun tangan menyambuti datangnya serangan Naga Merah.
Naga Merah tertawa, Badannya agak menggeser kesamping lalu balikkan badan dan dengan tangan kiri menyambuti serangan yang dilancarkan oleh Pek lek cu.
Semua itu terjadinya hampir dalam waktu sangat singkat.
Lalu terdengar suatu ledakan hebat gemuruh bunyinya dua kekuatan saling beradu itu telah menimbulkan akibat begitu hebat, daun-daun yang masih segar pada rontok beterbangan.
Kekuatan itu sungguh mengejutkan! Naga Merah masih berdiri tetap ditempatnya sedang Pek lek cu kelihatan mundur setengah tindak.
Dari adu tenaga yang barusan terjadi terlihatlah bahwa kekuatan Pek lek cu terang masih kalah setingkat jika dibandingkan dengan kekuatan Naga Merah.
Pek lek cu sendiri maklum dalam hati telah mengerti bahwa Naga Merah lebih tinggi dari padanya sendiri.
Diam-diam ia terperanjat sedang Naga Merah lantas berkata sambil ketawa dingin.
"Kepandaian Pek lek cu cuma sebegitu" Hmm! Tadinya aku malah mengira kau mempunyai kekuatan dan yang mengejutkan.
" Sambil mengucapkan perkataan tersebut, kembali ia ketawa dingin dan berulang ulang mendehem.
Diejek demikian hampir-hampir Pek lek cu tak dapat mengendalikan hawa amarahnya.
Waktu itupun ia lalu membentak keras dengan geramannya, "Naga Merah, coba sambuti seranganku sekali ini! " Hampir berbarengan dengan ditutupnya kata-katanya Pek lek cu mengirim serangannya yang sangat hebat.
Serangan kali ini dilakukan Pek lek cu dengan tenaga sepenuhnya.
Dan hampir berbarengan pada saat itu pula tangan lainnya yang menggenggam bom Pek lek tan juga lantas diayunkan ke muka! Pek lek cu yang sudah mirip kalau dikatakan orang kalap, turun tangan untuk kedua kali ini bukan hanya hebat saja bahkan sudah bertekad untuk merenggut jiwanya Naga Merah yang menakutkan itu.


Naga Merah Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Maka serangan tangan kanannya itu dibarengi dengan melesatnya bom Pek lek tan yang sangat ampuh.
Naga merah juga terperanjat sekali.
Serangan tangan yang dibarengi oleh meluncurnya bom itu bagi Naga Merah betapapun lebih tinggi lagi kekuatannya pasti tak kan mampu dalam waktu sekejap itu disuruh menyambuti serangan tangan dan bom sekaligus.
Dan tatkala Pek lek cu menyambitkan bom nya tadi, mulutnya berseru ke arah ketiga Ciang bun jin dan semua anak muridnya supaya lekas-lekas mundur jauh-jauh.
orang-orangnya ketiga partai besar ketika mendengar Pek lek cu memperingatkan itu, sudah lantas mundur jauh-jauh.
Benar saja sebentar kemudian mereka lalu mendengar suara ledakan amat hebat, menggetarkan sekitar tempat tersebut ! Bom Pek lek tan yang disambitkan oleh pemiliknya akhirnya meledak ....
Tempat dimana barusan bom dahsyat tersebut meledak, semua tanah, pepohonan dan batu-batu pada hancur dan menimbulkan percikan lelatu hebat.
sesosok bayangan merah nampak meluncur di antara percikan lelatu itu.
Di luar dugaan semua orang, ledakan bom itu ternyata tidak mendapatkan hasil sebagai mana yang diharapkan oleh pelemparnya karena Naga Merah sudah dapat meloloskan diri.
Pek lek cu membentak dengan suara keras lalu lompat mengejar kearah mana Naga Merah tadi melarikan diri.
Tetapi yang dikejar sudah tidak kelihatan mata hidungnya entah ke mana.
Pek lek cu berjingkrak-jingkrak saking gusarnya.
Rambut dan kumisnya nampak bagai tegak lurus, sudah kalap benar ia rupanya.
Dadanya bergelombang naik turun napasnya tersengal- sengal.
Pada waktu itu nampak tiga bayangan orang melayang di sisinya.
Tatkala Pek lek cu berpaling, barulah dilihatnya bahwa mereka itu adalah Ciang hay Sin kun, Pendekar Kalong dan Yang san It hiong bertiga.
Ia lalu keluarkan helaan napas panjang, berkata seolah-olah pada dirinya sendiri.
"Ah, tidak nyana aku di dunia Kang-zsouw lalu mengalami kejadian begini hebat ....
" Sehabis berkata demikian, air matanya tampak mengalir keluar membasahi pipinya.
Ciang hay Sin kun yang menyaksikan keadaan Pek lek cu, hatinya turut bersedih lalu berkata, "Seorang laki-laki harus berani menghadapi segala rupa kejadian.
Kekalahan begitu saja masih belum berarti apa-apa." Di lain pihak, ketua tiga partai besar itu juga kelihatan perlahan-lahan keluar dari depan rimba.
Ketua partai Siao lim pay Goan khut menghampiri Pek lek cu dan berkata padanya sambil menganggukkan kepala.
"Pek lek tayhiap, atas bantuanmu yang secara tak langsung menyebabkan muridemurid kami tidak mati di tangan Naga Merah, atas ini Lolap ucapkan beribu-ribu terima kasih." Akan tetapi dengan mata terbelalak Pendekar Kalong mengawasi Goan khut dan tiba-tiba ia berseru, "Eh! " Seruan Pendekar Kalong tadi dibarengi oleh perubahan diatas wajahnya yang demikian pucat, hingga semua mata lantas ditujukan ke arah Goan khut, sedang mata Pendekar Kalong sendiri terus ditujukan pada jubahnya Goan khut.
Goan khut yang melihat semua mata ditujukan ke arah dirinya, agaknya telah merasa ada apa-apa atas dirinya dan tatkala kepadanya ditunjukkan melihat kebagian dadanya, seketika itu wajahnya berobah ! Ternyata depan dada di atas jubahnya entah sejak kapan sudah tertempel sebuah tusuk konde batu giok yang berukiran Naga Merah.
Ia lalu mencopot tusuk konde itu, wajahnya kembali berubah.
Ia agaknya waktu itu telah maklum bahwa benda tersebut adalah tusuk kondenya Naga Merah perlambang maut yang sudah menggemparkan dunia Kang-zsouw.
Ini berarti pula bahwa tusuk konde itu sudah muncul lagi untuk ketujuh belas kalinya.
Tetapi apa yang membuat semua orang tidak habis mengerti, tusuk konde yang merupakan tanda maut itu mengapa kini dialamatkan pada tubuhnya ketua Siao lim pay" Ini berarti pula bahwa Naga Merah sudah berani menantang secara terang-terangan terhadap Siao lim pay, partai terbesar pada jaman itu.
Dengan tangan sedikit bergetar Goan khut memeriksa barang perhiasan rambut wanita itu yang hampir saja lepas dari tangannya.
Ketua Siao lim pay ini merasa seperti digempur dadanya di depan begitu banyak orang-orang kuat merasa hilang muka.
Sementara itu semua orang yang menyaksikan tingkah laku dan gerakan Goan khut, juga hampir saja pada mengeluarkan seruan sebab tusuk konde Naga Merah yang berada di atas dirinya Goan khut sesungguhnya jauh di luar dugaan mereka.
Tusuk konde berukiran naga-nagaan itu agaknya berpengaruh demikian hebat seketika membuat semua orang yang ada di situ merasakan hatinya kebat-kebit terutama Goan khut sendiri.
Nama Siao lim pay dalam dunia kang-zsouw boleh dikata kedudukannya paling tinggi.
di dunia rimba persilatan untuk daerah Tionggoan.
Jumlah orang-orang kuat yang bernaung dibawah partai tersebut tak dapat dibilang dengan hitungan biasa.
Dan kini Naga Merah dengan secara terang-terangan menantang ketuanya.
Bukankah itu merupakan suatu kejadian yang langka" Biar bagaimanapun Goan khut adalah seorang ketua dari partai yang paling besar.
Setelah sejenak dalam keadaan kaget sikapnya lantas kembali seperti biasa lagi.
Sambil mengamat-amati tusuk konde di tangannya ia lalu berkata dengan sikap tenang.
"Tidak nyana Naga Merah berani menantang terang-terangan terhadap Siao lim.pay.
Kami yakin benar tidak ada atau tak pernah menanam.ganjalan sakit hati apa-apa terhadap si Naga Merah berbuat demikian sesungguhnya Lolap tak habis pikir.
" "Naga Merah berani menentang kalian orang dari Siao lim pay, tidak mungkin tanpa sebab, tetapi di mana dan apa sebab- sebabnya itu nanti Ciang bu jin kalau sudah balik ke Siong san harus segera mengadakan penyelidikan.
" Demikian Ciang hay Sin kun berkata dengan pendapatnya.
"Tusuk konde sudah muncul dalam waktu tiga hari, Naga Merah pasti akan datang sendiri ke Siao lim sie.
Lolap kini akan berangkat pulang tuan-tuan sekalian apabila ada waktu terluang harap berkunjung ke biara kami di gunung Siong san untuk sama-sama menemui Naga Merah.
Jikalau begitu Lolap di sini ingin minta diri dulu.
" Sehabis berkata, ketua Siao lim pay ini lalu mengajak kedua kawan dan semua anak muridnya pergi meninggalkan tempat tersebut.
Semua orang menyaksikan berlalunya tiga ketua partai besar bersama-sama anak muridnya masing-masing sambil menarik napas panjang-panjang.
Ciang hay Sin kun mengawasi Pek lek cu sejenak lalu berkata, "Kalau dilihat dari sepak terjangnya rupanya Naga Merah benar-benar sudah angot.
Kenapa dia mau menggulung seluruh orang-orang dalam rimba persilatan" Perbuatannya itu berarti akan membawa bencana bagi dunia Kang-ouw yang selama ini tenang tenteram.
" "Aku pasti mau bertemu sekali lagi dengan si Naga Merah.
Dia secara terang-terangan sudah berani menusukkan konde itu ke badannya ketua Siao lim pay rupanya.
Goan khut si hwesio tua itu sudah terancam jiwanya." Bicara sampai di situ agaknya orang yang baru bicara ini, Pek lek cu ingat sesuatu mendadak berkata pula, "Hui Chiang hay Setan tua! Apa kau juga ada dugaan kalau pemuda aneh baju kelabu itu ada hubungannya dengan si Naga merah?" "Rasanya tidak mungkin." Demikian jawab Ciang hay S in kun.
"Bagaimana dia mempunyai hubungan dengan si Naga Merah" Kau Pek lek cu tidak perlu banyak curiga." Mengucapkan kata-katanya ini Ciang hay Sin kun sambil bersenyum.
Ketika itu Pek lek cu membungkam seperti orang berpikir lama sekali akhirnya berkata lagi, "Kau tahu, ke mana pemuda aneh itu?" Mengingat dirinya pemuda aneh berbaju kelabu itu, Ciang hay Sin kun dan kawan-kawannya semua merasakan bahwa pemuda itu sama halnya dengan Si Naga Merah yang juga merupakan seorang aneh yang sangat misterius tindak tanduknya.
Ciang hay Sin kun juga lantas berkata, "Ia sebetulnya seorang anak muda yang sangat misterius.
Aku yakin belum jauh keluar ia dari sini selat Ba Siong Hiap ini.
Mari kita cari !" Pek lek cu ingin mencari jejaknya Naga Merah lagi, lantas mengadakan permufakatan dengan Ciang hay Sin kun dan kawan- lawannya lantas pamitan kepada mereka bertiga, hingga sebentar kemudian sudah menghilang dari depan mereka.
Ciang hay Sin kun dan kawan-kawannya balik kembali mencari si pemuda aneh di tempat di mana tadi ia bertaruh dengan Pek lek cu.
Tapi pada waktu itu si pemuda aneh yang sedang mengadakan pertaruhan baru dalam pengetahuan ilmu silat dengan si gadis baju merah sudah memasuki babak yang menentukan.
Tan Liong pemuda aneh itu, kelihatan sudah mengucurkan keringat dahinya, sebab ilmu silat yang disebutkan si nona tadi, sebetulnya adalah salah satu jurus ilmu silat yang luar biasa.
Diam-diam Tan Liong terkejut, hatinya sedikit gelisah.
Sama sekali belum pernah diduga bahwa nona itu merupakan lawannya yang kuat sekali.
Makin berpikir pemuda itu makin nampak gelisahnya, berdirinya sudah tak tetap lagi.
Mendadak di dalam otak terlintas bayangan orang tua, seperti membangunkan semangat.
Iapun ambil keputusan tidak membiarkan potongan mangkok pecah itu terjatuh dalam tangan si nona itu.
Ia menyusut keringat yang mengucur di dahi, matanya memandang ke arah si nona.
Pandangan sepintas lalu itu telah mengejutkan hatinya.
Saat itu diam-diam ia berpikir, "Mengapa mukanya mirip benar dengan dia" Siapa sebenarnya perempuan ini" Dari mana dia mendapatkan kepandaian begitu tinggi" " Gadis baju merah itu ketika melihat Tan Liong mengawasinya, lalu menegur sambil unjuk senyum manis di bibirnya, "Perlu apa kau memandangi aku saja" Kalau kau tidak bisa memikirkan jawaban jurus tadi mengaku kalah saja, kan baik?" Dengan wajah kemalu-maluan Tan Liong yang ditegur menunjuk, setelah kertak gigi mendadak matanya dibuka lebar-lebar.
Saat itupun ia lalu menjawab.
"Ceng-lie Sang hoay.
" Gadis baju merah itu lalu berkata sambil memutar-mutar biji matanya, "Benar.
Dan sekarang kau boleh sebutkan jurus yang kedua.
" Tan Liong lantas menyebut namanya tipu sakti yang kedua, "Goat lok Hoa cian.
" katanya. Gadis baju merah itu nampak mengerutkan keningnya, pikirannya sedang bekerja keras rupanya.
Tan Liong menarik napas lega.
Matanya kembali ditujukan keatas wajah gadis baju merah itu.
Gadis itu tidak memperlihatkan sikap apa-apa tetapi dari parasnya yang berwibawa membikin jeri siapa yang melihatnya.
Dari wajah si gadis baju merah itu Tan Liong agaknya menemukan apa-apa.
Ia ingat benar bahwa semasa hidupnya waktu lampau pernah ada seorang wanita yang rupanya mirip benar dengan gadis di hadapannya yang pernah menempati hatinya, mencuri hatinya.
Wanita yang berhasil meminta tempat dalam lubuk hatinya itu baik paras maupun bentuk tubuhnya, sungguh mirip sekali dengan gadis baju merah yang sekarang berada dihadapannya itu.
Yang berbeda hanyalah usianya.
Ebook by : Dewi KZ, Aditya, aaa, Budi S, Nico kangzusi.com Kelihatannya gadis baju merah yang dihadapinya ini lebih tua sedikit dari gadis yang pernah menempati hatinya.
Akan tetapi gadis yang ia cintakan sudah pergi! .
. . . .. Kawin dengan lelaki lain .....
Mengingat gadis idamannya itu diam-diam si pemuda kertak gigi.
Pikirnya, "Itulah perempuan.
Kalau aku tidak menemukan nasib seperti sekarang ini hingga saat ini barangkali ia masih berada disisiku.
Segala sumpah yang pernah dinyatakan bersama segala kata-kata sehidup semati seperti masih berada dalam otakku.
tapi kemana sekarang dia" Dia sudah pergi untuk tidak kembali lagi .
. . . .. " Selagi masih terbenam dalam lamunannya yang pahit getir tiba-tiba terdengat suara gadis baju merah.
"Cun yang Sang loan".
"Kalau begitu sekarang giliran nona, katakanlah jurus nona yang kedua.
" Si nona lalu berkata sambil perlihatkan senyumnya yang menggiurkan, "Jurus ke dua, Pie bun Ie su.
" Pengetahuan dan kepandaian dalam ilmu silat gadis baju merah ini memang jauh berada di atasnya apa yang dimiliki Tan Liong.
Dari selang waktu untuk menjawab setiap perkataan yang diucapkan masing-masing lawan itu sudah dapat dilihat perbedaan tingkat mereka.
Nama yang disebut oleh si gadis baju merah itu kembali membuat Tan Liong harus menggunakan otaknya lagi dengan keras, kelihatan makin lama makin gelisah.
Sang waktu sedetik demi sedetik terus berlalu.
Tan Liong masih belum.mampu menyebutkan jawaban jurus yang disebut nona itu.
Si gadis baju merah memandang Tan Liong sejenak! Lalu berkata, "Kau kalah." Mendengar pernyataan itu Tan Liong merasa kepalanya disambar geledek, hampir badannya roboh di tanah, wajahnya pucat pasi hatinya mendelu.
Si gadis baju merah masih tetap dengan sikap dinginnya, sambil ketawa dingin pula ia berkata, "Tan Liong, kau sudah kalah dalam pertandingan ini, maka benda ini hendak kubawa pergi.
" Sehabis mengucapkan perkataannya, lalu nampak bayangan merah berkelebat, hendak berlalu.
Tan Liong nampak gelisah, ia lantas berseru, "Harap nona suka tunggu sebentar .
. . . .. " Gadis baju merah itu balik badan dan menanya dengan suara dingin, "Kau masih perlu apa lagi?" Tan Liong setelah mengalami kekalahan dan kekuatiran kini sudah berobah menjadi tenang kembali.
Potongan pecahan mangkok itu meski besar sekali hubungannya dengan dirinya sendiri, tetapi karena sudah ada perjanjian di muka, sudah tentu ia tidak dapat kembali begitu saja, ia juga tahu bahwa dalam kekalahan kali ini ada tipis harapannya untuk mengambil kembali benda itu dari tangannya si nona.
Namun ia masih terus mencoba.
Maka setelah menghela nafas perlahan ia lalu berkata, "Sekalipun nona sudah berhasil menangkan aku, tapi itu juga bukan suatu hal yang patut dibanggakan.
Bolehkah nona memberitahukan kediaman nona" Dalam waktu sebulan ini aku nanti pasti akan ambil kembali mangkok pecah itu.
Dengan terus terang kuberitahukan pada nona benda itu besar sekali artinya bagiku, yang sebetulnya tidak boleh gampang-gampang dibikin hilang.
Tapi karena sekarang aku sudah kalah dalam pertandingan tadi, benda itu untuk sementara boleh kau bawa pergi aku tidak menyesalkan tindakan nona." Wanita itu berkata sambil bersenyum, "Boleh Cuma dalam waktu sebulan ini kau tidak boleh membunuh orang lagi.
" Tan Liong terkejut bukan main, matanya terus menatap si nona.
Wajahnya yang tadi dingin kecut, kini mulai berobah, kuatir tergetar dan tegang ....
Semua perasaan itu terkilas diwajahnya.
Siapakah dia" . . . . .. Pertanyaan ini kembali berputaran seperti roda pedati dalam otak.
Tetapi masih tetap ia belum dapat menduga siapa adanya gadis baju merah itu.
Ia insyaf bahwa untuk pertama kali ini ia menghadapi suatu soal yang amat sulit.
Dulu belum penah ia merasa kuatir sampai sedemikian rupa, sekarang harus meragukan hal demikian tentu saja sulit sekali keadaannya.
Sejurus ia tergagap tak dapat menjawab sambil tatap mengawasi si nona, akhirnya lama baru menjawab.
"Boleh." Wanita baju merah itu berkata sambil ketawa dingin.
"Baiklah, aku berdiam di lembah Hong hwee kok di gunung Im yang san.
Tetapi kau juga harus menerima syaratku yang l ain, tempat kediamanku itu tak boleh kau beritahukan pada orang kedua.
" "Kau tak usah kuatir." jawab Tan Liong singkat.
Wanita baju merah itu lalu tak berkata apa-apa lagi, kembali ia putar badannya dan sebentar kemudian sudah menghilang dari depan mata Tan Liong.
Gerakannya yang sangat gesit dan lincah itu sangat mengejutkan hati Tan Liong si pemuda baju kelabu.
"Sesungguhnya kepandaian wanita baju merah itu kalau dilihat gerakannya, mungkin tidak dibawahnya si Naga Merah."
Perlu kiranya diketahui Siao lim pay yang mempunyai kedudukan tertinggi sebagai pemimpin seluruh cabang persilatan di daerah Tiong goan atas perbuatan Naga Merah itu terhadap partai besar itu tidak seorangpun yang tidak mengagumi nyalinya.
Tetapi benarkah Naga Merah berani mengunjungi Siao lim pay itu" Pertanyaan ini segera menjadi buah tutur hampir semua orang"orang Kang"zsouw.
Bagi Siao lim pay sendiri pihak yang mendapat tantangan tersebut, juga tentunya sangat terkejut.
Dan oleh karenanya pula maka Siao lim pay lantas memerintahkan seluruh anak muridnya mengadakan penjagaan yang sangat kuat, sebab mereka kuatir Naga Merah nanti setiap saat datang ke biara Siao lim sie.
Satu malam yang gelap gulita .
. . . . . . . .. Kegelapan di malam itu menyelubungi alam.kabut disekitar bukit Siao sie hong yang menjulang tinggi ke langit.
Dari dalam biara Siao lim sie terkadang berkumandang suara yang menggema tajam dan setelah bunyi genta itu sirap, keadaan sunyi senyap seperti sedia kala.
Dalam keadaan gelap petang itu terlihat gerak tubuh para pendeta biara Siao lim sie yang semuanya bersikap tegang.
Biara Siao lim sie yang namanya terkenal dimana"mana, yang juga merupakan salah satu biara terbesar, di halaman sunyi itu keadaannya seo1ah"olah diliputi oleh awan ketegangan.
Siao lim pay sudah didirikan oleh Tat mo Siansu hingga masa kini, selama beberapa ratus tahun belum pernah mengalami kejadian seperti malam itu.
Dalam kesunyian yang mengandung juga keseraman itu, tiba"tiba berkelebat sesosok bayangan yang dengan gerakan sangat gesit dalam waktu sekejap sudah sanpai di depan biara besar yang megah itu.
Kini tampak jelas bayangan tersebut berwarna merah.
Setelah mengawasi tiga huruf besar Siao lim sie yang terukir dari emas semuanya, lalu memperdengarkan suara dingin.
Meskipun di dalam biara sudah diadakan penjagaan kuat rapat, namun bayangan merah itu dengan caranya yang begitu berani sudah masuk ke dalam biara, betapa tidak mengejutkan" Bayangan merah itu gerakannya gesit laksana berkeleb atnya sinar kilat.
dalam waktu sekejapan saja sudah berhasil melampaui beberapa puluh genteng kamar dan terus menuju kebagian pendopo ruangan Tat mo"ie.
Tat mo"ie merupakan suatu tempat, juga tempat bersemadinya Goan khut ketua Siao lim pay pada masa itu.
Dan kalau bayangan merah itu lari menuju ke Tat mo"ie sudah tentu ada maksudnya.
Apa yang mengherankan ialah, pendeta-pendeta yang tersebar begitu luas rupanya tidak melihat sama sekali kedatangannya bayangan merah itu.
Apakah bayangan merah ini buka nnya Naga Merah" Sudah tentu pertanyaan ini paling depan harus diajukan.
Karena siapa lagi kalau bukan Naga Merah yang begitu datang terus ke Tat mo ie" Bayangan merah itu rupanya terkejut, seketika itu lompat melesat dan bersembunyi di dalam rimba sekitar Tat mo"ie.
Setelah suara genta itu sirap, para pendeta yang meronda melakukan penjagaan semua lantas berhenti berjalan.
Tidak lama setelah bayangan merah itu masuk ke dalam biara Siao lim sie, pendeta"pendeta yang tadi meronda rupanya sudah mendapat firasat kalau biaranya sudah kemasukan orang jahat.
Tetapi karena menganggap penjagaan mereka sudah cukup kuat, yang mereka kira meski seekor burung saja tak dapat lalu diatas daerahnya pasti takkan lolos dari matanya pendeta"pendeta penjaga tadi.
Bayangan merah yang tadi masuk secara mudah, sedianya mau mengira kalau di dalam biara itu tidak diadakan penjagaan sedikitpun, akan tetapi siapa yang pernah menyangka diluar dugaannya segala gerak geriknya sudah diincar secara diam"diam dan tidak barang setapak bisa luput dari mata orang"orang yang bersembunyi disekitarnya.
oleh karena menganggap perbuatannya tidak ada yang melihat, maka setelah suara genta sirap bayangan merah itu lalu keluar dari dalam rimba dan terus lari ke Tat mo"ie.
Siapa nyana baru saja kakinya bergerak dihadapannya sudah muncul seorang pendeta gemuk dan tinggi besar yang dengan tangan memegang serenceng tasbeh menghadang perjalanannya.
Pendeta tinggi gemuk itu setelah menyebut nama Budha lalu berkata, "Ada maksud apa tengah malam buta sicu mengunjungi biara" " orang baju merah itu memperdengarkan suara ketawanya yang menyeramkan, lalu menjawab, "Aku kepingin tahu biara yang namanya kesohor di kolong langit ini sebetulnya ada seperti sarangnya naga atau gua macan atau tidak" " "Kalau begitu sicu ini adakah yang disebut orang"orang Naga Merah" " "Benar," "0 Mie To Hud! Pintu Budha masih luas terpentang bagi siapa saja ingin mengakui dosanya.
Sicu telah melakukan begitu banyak pembunuhan atas jiwa"jiwa manusia.
Sudah seharusn ya jikalau segera bisa insyaf agar .
. . . .. agar jangan sampai ..... " Belum habis ucapan yang keluar dari mulut pendeta gemuk itu mendadak Naga Merah memotong, "Hwesio kepala gundul ! Naga Merah dengan kalian orang"orang Siao lim pay ada permusuhan sangat dalam.
Malam ini kalau aku tidak mampu mengobrak abrik biara Siao lim sie bersumpah tidak mau jadi orang lagi.
" Sehabis berkata lantas badannya bergerak menerjang si pendeta tinggi gemuk.
Pendeta tinggi gemuk itu dalam barisan anak murid Siao lim pay mendapat kedudukan sangat tinggi.
Dia adalah Susioknya Goan khut yang kini memegang tampuk pimpinan Siao lim pay.
Hwesio ini bergelar Ceng goan.
Diserang secara mendadak Ceng goan menyebut nama Budha dan kakinya lantas digeser kesamping badannya menyingkir setombak lebih kemudian setelah mengebut dengan lengan jubahnya dari situ lantas meluncur angin dingin yang langsung menyerang si Naga Merah.
Semua gerakan tadi dilakukan pendeta tua itu dalam waktu singkat cepat sekali.
Walaupun demikian ternyata si Naga merah dapat bergerak lebih gesit Nampak berkelebat bayangan merah di Naga merah sudah menyambuti serangan Ceng goan dan kemudian malah balas menyerang.
Kedua orang itu bertempur gerakannya cepat laksana kilat.
Naga Merah yang sudah berani menantang Siao lim pay apalagi memang hatinya kejam dan tangannya telengas maka kedatangannya ke biara itu dengan sendirinya sudah membawa tekad menghancurkan musuh.
Maka serangannya itu dilakukan dengan tenaga besar sepenuhnya.
Setelah serangannya barusan dilancarkan, mulutnya lantas berseru, "Hwesio kepala gundul, rebah kau ! " Suara itu disusul oleh suara yang gemuruh hebat ! Kekuatan tenaga dalam yang meluncur dari tangannya seketika itu menimbulkan angin puyuh begitu hebat, hingga badan Ceng goan yang gemuk dan tinggi sampai terpental mundur beberapa tindak untuk selanjutnya jatuh terjengkang ! Kekuatannya si Naga Merah betul-betul sangat mengejutkan.
Dalam waktu segebrakan saja sudah berhasil dia merubuhkan salah satu orang terkuat yang berdiam dalam ruangan partai besar Siao lim PaY- Beberapa hwesio yang sembunyi ditempat gelap, ketika menyaksikan kejadian demikian semuanya pada terperanjat.
Dan mereka kini baru mendapat kenyataan bahwa desas"desus di dunia Kang"zsouw tentang tingginya kepandaian si Naga Merah ternyata benar adanya.
Naga Merah setelah merobohkan lawannya lantas tertawa tergelak" gelak.
Puas ia ketawa lalu lompat melesat dan terus menuju ke ruangan Tat mo"ie.
Tetapi sebelum tempat tujuan tercapai kembali terdengar suara orang membentak.
Si Naga Merah merandak, dihadapannya telah berdiri empat orang hwesio yang masing"masing membawa senjata tongkat dan berdiri merintangi perjalanannya.
Salah seorang dari keempat pendeta itu malah lantas berkata dengan suara dingin.
"Sicu tengah malam.buta berani memasuki biara kami berarti sicu tidak pandang sebelah mata partai kami lagi." demikian katanya, "Bahkan sicu berani melukai salah satu Tiang lo partai kami, maka malam ini kami nanti akan suruh sicu tidak bisa pulang da1am.keadaan utuh.
" Sehabis berkata empat pendeta itu perlahan"lahan mulai mengurung si Naga Merah.
Selagi empat hwesio itu hendak bergerak disekitarnya kembali sudah muncul empat belas orang hwesio.
Empat belas hwesio yang belakangan ini masing"masing memegang senjata di tangan telah mengurung rapat si Naga Merah ditengah"tengah.
Ditilik dari gerakan para hwesio tersebut itu merupakan suatu kejadian yang langka selama beberapa ratus tahun berdirinya biara Siao lim sie.
Di samping pendeta-pendeta yang menghadapi musuh itu yang lainnya juga sudah siap sedia ditempat gelap.
Suasana tegang lantas meliputi puncak Siao sie hong di gunung Siong san itu.
Sebetulnya apa sebab Naga Merah bisa mengunjungi biara Siao lim sie dan hendak merobohkan partai Siao lim.pay dalam hal ini sudah barang tentu bukan tanpa sebab.
Akan tetapi sebab musababnya terjadi permusuhan antara si Naga Merah dengan Siao lim.pay itu sekalipun ketuanya sendiri Goan khut yang memimpin partai besar itu juga tidak tahu.
Mendadak, mendadak sekali sebelum 18 orang hwesio itu hendak turun tangan terhadap si Naga Merah, lantas terdengar suara seperti setan yang memecahkan suasana sunyi di malam itu.
Suara itu adalah suaranya si Naga Merah setiap kali apabila ia hendak unjuk gigi..
Akan tetapi suara itu sesungguhnya sangat ganjil terdengarnya, sebab Naga Merah yang seluruh badan dan kepalanya merah terang terangan waktu itu Sedang berdiri terkurung rapat oleh 18 hwesio"hwesio Siao lim sie, bagaimana mendadak bisa timbul pula suara yang terdengarnya bersumber dari tempat kejauhan" Suasana di biara Siao lim sie malam itu tidak beda dengan keadaannya di selat Bu siong hiap sebagai orang"orang kuat menantikan untuk menghadapi si Naga Merah empat hari.
"o0o0dw0o0o" JILID ke : 5 Hanya yang sedikit berlainan di bukit Seng san ini tidak terdapat orang-orang kuat lainnya yang menyaksikan dan sebagai gantinya adalah hwesio"hwesio dari biara Siao lim sie sendiri yang sudah pada muncul.
Di samping para hwesio itu hanya terdapat Pek lek cu Ciang hay Sin kun, pendekar Kalong dan Yan san It Hong yang saat itu keempatnya datang ke biara Siao lim sie khusus untuk menyaksikan peristiwa tersebut, mereka berempat pada bersembunyi di tempat gelap untuk menantikan segala perubahan.
Dan mereka berempatpun ketika mendengar suara seperti setan itu diam-diam pada merasa kaget dan keheran-heranan.
Dalam hati masing"masing sudah barang tentu pada menanya, bagaimana di biara Siao lim.sie kali ini bisa muncul dua Naga merah" Setelah suara seperti setan hilang, Naga Merah yang terkurung oleh 18 hwesio seketika memperdengarkan suara ketawanya yang menyeramkan dan pada saat itu pula 18 hwesio sudah pada mulai bergerak, senjata"senjata tongkat mendadak melakukan serangan dari berbagai penjuru.
Naga merah ketawa dingin lalu tangannya nampak berputar sedangkan mulutnya terbuka dan membentak, "Hai, kawanan orang"orang gundul! Aku kepingin tahu apa dengan cara main keroyok seperti ini kalian kawanan hwesio dari Siao lim sie bisa berbuat apa terhadapku" " Setelah berkata begitu, ia lantas balas menyerang dengan hebat.
Tetapi si Naga Merah ternyata sudah salah hitung terhadap gabungan delapan belas hwesio itu.
Delapan belas orang hwesio itu bukan hanya merupakan tenaga- tenaga pilihan dari partai Siao lim pay, bahkan itu (barisan) yang digunakan oleh delapan belas orang hwesio itu adalah Cap pek Lo han tin, salah satu barisan yang memakan pikiran berkat ilmu simpanan leluhur Siao lim pay.
Betapapun hebatnya serangan si Naga Merah tadi, tetapi sedikitpun tidak menggoyahk an atau membikin kalut barisan kecil itu.
Hanya tampak mundurnya barisan itu secara teratur sejenak, setelah itu lantas pada maju meluruk lagi.
Selagi pertempuran masih berjalan dengan sengitnya disekitar delapan belas hwesio itu kembali muncul lagi tiga puluh hwesio I Sedang menurut perhitungan Naga Merah ketika ia mengirim serangannya tadi, sedianya sudah mengira kawanan hwesio sekalipun tidak mampus sedikitnya pasti ada beberapa orang yang akan terluka parah.
tetapi kenyataannya tidak seperti apa yang ia duga.
beberapa orang dari antara 18 hwesio itu meskipun ada yang berkelit menghindarkan serangannya, tetapi lainnya sudah mengurung dan menyerang lagi.
Hal ini membuat si Naga Merah diam"diam juga terkejut, Mana ia tahu bahwa barisan Cap pek Lo han"tin ini ada merupakan salah satu buah ciptaannya Tat mo Siansu, barisan itu ada mengandung ilmu Pat kwa dan Kui kiong.
Ebook by : Dewi KZ, Aditya, aaa, Budi S, Nico kangzusi.com Delapan belas hwesio itu maju mundurnya semua mempunyai gerak dan bahkan garis yang tertentu.
Bahkan ini sebenarnya jarang sekali digunakan apabila tidak menghadapi musuh kuat.
Dari situ sudah merupakan suatu bukti betapa hebatnya barisan tersebut.
Semula Naga merah tidak pandang mata barisan tersebut, tetapi setelah beruntun lima kali melancarkan serangannya tanpa hasil tidak ada salah satu orangpun diantara 18 orang itu yang dapat diambil nyawanya, barulah ia tahu hebatnya barisan tersebut dan bahkan ia sama sekali tidak pernah menduga bahwa delapan belas hwesio itu semna ada begitu lihai.
Pada waktu itu suara siulan seperti setan itu kembali terdengar berkumandang nyaring kedengarannya semakin dekat dan malah sudah dekat sekali.
Hwesio yang berada di situ ketika mendengar suara itu lantas pada berubah wajahnya.
Selagi dalam keadaan demikian tiba"tiba terdengar suara yang diucapkan dengan nada dingin kaku "Tidak nyana Siao lim sie juga bisa menggunakan cara main keroyok.
Mau peroleh kemenangan dengan mengandalkan jumlah orang yang lebih banyak.
Apakah dengan cara itu masi h berani mengagulkan diri sebagai partai terkuat di dalam dunia Kang"zsouw" Hal ini sesungguhnya sangat mengecewakan." Karena suara itu datangnya secara dan diucapkan dengan nada demikan dingin menyeramkan, hingga seketika membikin bulu roma setiap pendengarnya pada berdiri.
Begitu sirap suara seram dingin itu seorang hwesio sudah bergerak dan melesat kearah suara tadi.
Hwesio itu juga merupakan seorang terkuat dalam barisan anak murid Siao lim pay pada dewasa itu.
Maka sebentar saja sudah sampai kedalam rimba dari mana suara tadi terdengar.
Tetapi baru saja hwesio itu injak kaki lantas terdengar suara tadi ditempat lain yang berkata, "Bangsat kepala gundul enyah kau dari sini !" Menyusul bentakan itu lalu terdengar suara gedebukan barang jatuh.
Kiranya hwesio yang menerjang ke dalam rimba tadi badannya yang gemuk sudah terpental dan melayang ke tengah udara untuk akhirnya jatuh ke tempat sejauh satu tombak dari barisan pengurung Naga Merah, mulutnya menyemburkan darah dan sudah tidak bisa bangun lagi.
Murid-murid Siao lim pay lainnya yang menyaksikan kejadian tersebut tentu saja kaget sekali.
Pada saat hwesio gemuk tadi dibikin terpental keluar rimba, Pek lek cu sudah bergerak, menerjang ke dalam rimba sembari berseru, "Siapa sahabat di sana" Tanpa sebab kau membunuh anak murid kalangan Budha, ini adalah salah satu kejahatan besar yang tak bisa diampuni! Mengapa kau tidak berani unjuk mnka" " Tetapi sebagai jawabannya hanya terdengar suara ketawa dingin yang kemudian menusul suara berkata, "Tidak nyana kau Pek lek cu juga bisa pura"pura berlaku baik hati.
Pada beberapa puluh tahun dulu bukankah kau pernah menggunakan sebuah bom Pek lek cu membikin hancur lebur seperti bubur badannya orang"orang kuat dunia Kang"zsouw" Dan diantara orang-orang yang membunuh dengan bomu itu ada delapan orang anak muridnya Budha.
jikalau ucapanmu tadi boleh dipakai sebagai ukuran, bukankah kau sendiri, Pek lek cu juga akan merupakan seorang berdosa besar yang tak dapat diampuni dosa-dosamu" "
Dijawab demikian Pek lek cu bungkam dalam seribu bahasa, nerdiri terpaku tanpa dapat menjawab.


Naga Merah Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lama sekali . . . . .. diam"diam ia merogoh saku mengeluarkan sebuah bom Pek lek tannya kemudian baru buka suara lagi, "Ucapanmu itu memang benar.
Kita berdua memang orang-orang bersalah.
Tapi ke mana kau justru main sembunyi"sembunyi tidak berani unjuk diri" " Baru saja ditutup suara Pek lek cu, di belakang dirinya mendadak terdengar suara orang berkata, "Kapan Naga Merah pernah main sembunyi-sembunyi" " Bukan kepalang takutnya Pek lek cu, ketika balikkan badan kebelakangnya ternyata telah berdiri seseorang berperawakan tinggi besar berpakaian merah serta berkerudung merah pula ! Dan orang serba merah itu ternyata si Naga Merah yang pernah menggetarkan dunia Kang"zsouw .
. . . . .. Pek lek cu menjadi pucat mukanya, sama sekali tak pernah disangkanya bahwa di dalam biara Siao lim sie itu dengan berbareng bisa melihat Dua Naga Merah.
Naga Merah yang semula unjuk diri tadi, masih tetap terkurung barisan Cap pek Lohan tin.
Semua anak murid Siao lim pay ketika secara mendadak melihat munculnya lagi seorang yang mengaku Naga Merah juga, diam"diam pada terheran-heran.
Entah yang mana Sebenarnya Naga merah asli di antara kedua orang yang mengaku Naga Merah itu" Naga Merah yang muncul kebelakang itu dengan sorot mata dingin memandang Pek lek cu yang masih berdiri kesima, lalu berkata padanya dengan suara dingin.
"Pek lek cu, jangan kata bahwa orang"orangnya Siao lim sie tidak mampu mengurung diriku, sekalipun tembok besi atau dinding baja.
Naga Merah masih anggap sepi.
Sekarang aku kepingin lihat apakah bom Pek lek tanmu yang dahsyat itu bisa membikin hancur badanku atau tidak?" Sehabis berkata lalu lompat melesat ke arah Tat mo ie.
Pek lek cu membentak dengan suara keras, ia mengejar dibelakangnya Naga Merah sambil meluncurkan satu serangan jarak jauh dengan sepasang tangannya.
Selagi Naga merah hendak balikkan badannya untuk balas menyerang Pek lek cu dari tempat gelap tiba"tiba menyambar satu kekuatan tenaga dalam yang amat dahsyat mengarah dirinya.
Kemudian terdengar suaranya orang berkata, "Kalau memang Naga Merah tidak pandang mata kepada orang-orang Siao lim sie jangan sesalkan kalau lolap berlaku kurang ajar kepadamu! " Naga Merah ketawa dingin kemudian kelihatannya berkelebatannya satu bayangan merah dan semua serangan yang menyambar ke arah dirinya tadi telah mengenakan tempat kosong.
Tatkala itu Naga Merah ternyata sudah tidak kelihatan bayangannya lagi.
Gerakan Naga Merah yang laksana setan bisa menghilang, dalam waktu sekejapan saja lenyap dari depan matanya Pek lek cu benar-benar membuat Pek lek cu terheran"heran tidak habisnya.
Ia masih merasa penasaran ia coba mencari sana sini tapi entah ke mana sembunyinya si Naga Merah itu ia tidak tahu.
Selagi dalam keadaan demikian mendadak telinganya mendengar suara geraman.
Dan tatkala dia menoleh ke arah dari mana datangnya suara itu, segera dilihatnya si naga merah yang terkurung dalam.barisan Cap pek lo han"tin sedang berkutetan dan sedang melancarkan tiga kali serangannya.
Pek lek cu dalam hati merasa heran, bagaimana ada dua Naga Merah muncul secara berbareng pikirnya.
Memang sesungguhnyalah itu merupakan suatu hal yang sangat ganjil, suatu hal yang tidak mungkin dapat terjadi.
jikalau di sini ada satu Naga Merah bagaimana dan dari mana datangnya satu Naga Merah lain yang unjukkan diri dihadapannya tadi" Dan entah yang mana satu yang tulen, serta mana pula yang palsu" sebetulnya siapakah itu orang yang mengaku dirinya se bagai Naga merah" Setelah suatu geraman tadi berlalu Pek lek cu yang ingin sekali 1ekas"lekas membuka kedok orang aneh yang diselubungi rahasia itu terus menghampiri Naga Merah yang terkurung dalam barisan itu ditangannya tetap ia masih menggenggam bom Pek lek tannya.
NAGA MERAH yang terkurung dalam barisan Cap pek Lo han tin sudah lebih dari setengah jam tetapi masih belum juga mampu memecahkan barisan tersebut, bukan saja merasa kaget dan terheran-heran.
bahkan sudah mulai gemas hatinya.
Ia sudah mengeluarkan seluruh kepandaiannya namun masih tetap tidak berdaya dalam usahanya keluar kepungan.
Tiba-tiba agaknya si Naga Merah ingat pada sesuatu lalu Setelah menyerang sekali ia bersiul nyaring dengan suaranya yang seperti setan itu, hingga membuat bulu roma berdiri bagi siapa yang mendengarnya.
suaranya itu betul saja mengagetkan pendeta"pendeta yang mengurungnya dalam barisan Cap pek lo han tin itu.
Si Naga Merah setelah bersiul panjang dengan gerakannya yang cepat sekali lalu melancarkan lagi empat kali serangan beruntun mengarah empat orang hwesio yang berada di tempat paling dekat dengannya.
Serangan tersebut dilakukan dengan tenaga sepenuhnya, dan dengan Cara yang berlainan pula.
Da1am.kagetnya empat pendeta yang diserang itu lantas pada mundur berbareng.
Kesempatan itu telah digunakan sebaik"baiknya oleh si Naga Merah.
Selagi pendeta"pendeta lainnya belum.medapat kesempatan untuk meintangi tindakannya, mendadak si Naga Merah sudah melesat keluar dari kurungan barisan tersebut.
Si Naga Merah ternyata bisa lolos dari kepungan barisan yang amat dahsyat itu dapatlah dibayangkan betapa tinggi kepandaian orang yang sangat misterius ini.
Berbareng pada waktu si Naga Merah melesat keluar dari dalam kepungan Cap pek Lo han tin, tiba"tiba terdengar suara mengaung, sebuah bom Pek lek tan telah jatuh di tempat berdirinya empat puluh hwesio itu ....
Empat puluh hwesio yang tadi masih dibikin kesima oleh gerakannya si Naga Merah, dan kini mendadak kesambar bom Pek lek tan secara mendadak, bukan saja tidak merasa, bahkan memang takkan menduga sama sekali akan terjadinya perobahan secara tiba-tiba itu.
Suara ledakan bom Pek lek tan yang amat dahsyat itu yang akhirnya meledak juga, meledaknya justru di biara Siao lim sie yang dipandang sebagai tempat suci oleh anak murid golongan Budha.
Apakah bom itu keluar dari tangannya Pek lek cu" Dan apa sebabnya Pek lek cu harus membom anak muridnya Siao lim pay" Suara ledakan tadi begitu menggetarkan seluruh biara Siao lim sie, dan lantas disusul dengan terdengarnya suara jeritan di sana sini.
Tempat di mana bom tadi meledak disitu terdapat banyak bangkai manusia yang sudah tidak karuan macamnya.
Tiada suatu peristiwa pembunuhan besar besaran yang sangat mengerikan.
Anak murid kasih Budha yang tidak berdosa telah dibikin hancur jadi bubur badannya, sesungguhnya tidaklah pernah terdengar bahwa biara Siao lim sie yang dipandang sebagai tempat suci itu akan mengalami bencana hebat seperti itu.
Selama beberapa ratus tahun biara suci yang namanya kesohor di seluruh dunia itu untuk pertama kalinya kebanjiran darah dari empat puluh lebih anak muridnya sendiri.
Setelah suara ledakan tadi sirap potongan kaki tangan serta kepala"kepala manusia berserakan disana-sini.
darah manusia seperti telah membanjiri tanah suci dan empat puluh lebih anak mnridnya telah menjadi korban keganasannya bom Pek lek tan.
Bom Pek lek tan itu bukan saja sudah meminta kurbannya empat puluh lebih anak muridnya Siao lim sie, bahkan juga telah menghancurkan dua ruangan kamar di biara tersebut.
Seluruh anak murid di biara Siao lim.sie ketika pada hari ketempat terjadinya ledakan tadi, disitu cuma kedapatan para saudaranya yang sudah menjadi bangkai tanpa kepala kaki maupun tangan.
Keadaan demikian itu sebetulnya sangatlah mengenaskan.
Setiap orang yang menyaksikan pada merangkap tangan dan menyebut nama Budha.
Da1am.waktu sekejapan saja biara Siao lim sie telah diliputi awan duka yang tidak terhingga.
Pada waktu itu Ceng tim Hwesio yang merupakan salah seorang dari lima orang golongan tua-tua Siao lim pay tiba"tiba menghampiri pek lek cu yang masih berdiri kesima.
"Pek lek cu tidak nyana kau yang kami perlakukan sebagai tamu terhormat ternyata telah berserikat dengan Naga Merah dan dengan sebuah bom Pek lek tan yang ganas kau telah membunuh empat puluh lebih anak murid kami yang tidak berdosa.
Dimanakah kau taruh hatimu yang bersih itu" " Demikian hwesio tua tersebut dengan tegurannya kepada Pek lek cu.
Yang ditegur tidak mejawab masih berdiri kesima seperti orang linglung.
Ceng tim Hwesio berkata pula dengan suara lebih keras.
"Pek lek cu! Kau sudah membunuh empat puluh lebih anak murid partai kami dengan apa kau hendak pertanggung jawabkan perbuatanmu ini" " Pek lek cu masih tetap membisu.
Ceng tim Hwesio wajahnya berobah seketika, lalu berkata pula! "Pek lek cu! Kau sudah membunuh banyak anak murid kami.
Kau kira kami mau sudahi perkara ini begitu saja" " Sehabis mengucapkan perkataannya tangannya lalu mengayun menyerang ke arah Pek lek cu.
Hwesio tua ini yang menyaksikan empat puluh lebih anak murid Siao lim.sie semua binasa karena gara-garanya bom Pek lek tan.
Sudah barang tentu gusarnya telah melampaui takaran.
Maka ia turun tangan tanpa mengenal kasihan lagi.
Begitu Ceng tim Hwesio bergerak, pendeta"pendeta lainnyapun lantas pada maju mengerumuni pek lek cu sambil berteriak"teriak dan menyerang.
Serangan Ceng tim hwesio sendiri sebetulnya sudah sangat hebat.
Akan tetapi Pek lek cu tidak berkelit juga tidak menyingkir maka serangan hwesio tua itu dengan telak telah mengenai sasarannya.
Yang diserang ini mulutnya lantas menyemburkan darah badannya mundur sempoyongan.
Ceng tim hwesio masih belum.mau sudah.
Dikirimnya pula serangan keduanya, yang lebih hebat lagi ! Serangan itu bukan saja hebat bahkan dilakukan cepat sekali Pek lek cu Setelah menerima gebukan sekali dari serangan Ceng tim.Hwesio rasa sakit mendadak menyadarkan ia dari lamunannya.
Saat itu matanya lalu terbelalak lebar dan memancarkan sinar yang menakutkan.
Ketika serangan kedua Cebg tim Hwesio hampir mengenai lagi sasarannya secara reflek lalu tangannya mengayun ke depan memapaki serangan berbareng sekalian balas menyerang.
Serangan yang dilakukan dalam keadaan antara setengah sadar dan tiada ingat tadi nampaknya tak seberapa hebat.
Akan tetapi tangan tadi sejak tadi sudah menggenggam sebuah bom Pek lek tan.
Dan secara tidak disadari oleh pemiliknya, bom tersebut mendadak lepas dari tangannya.
Saat sedetik membuat Pek lek cu sendiri terkejut.
"Awas bom Pek lek tan! Mnndur! " demikian serunya da lam kaget.
Tapi seruan itu sudah terlambat.
Pek lek tan yang tergenggam dalam tangannya tadi kembali perdengarkan suara ledakan yang gemuruh.
Untuk kedua kalinya suara ledakan itu telah menggetarkan seluruh bukit, biara Siao lim sie yang selama itu tenang tentram kini seakan akan sedang menghadapi hari kiamat, keadaan kalut dimana"mana.
Kembali dua ruangan kamar biara Siao lim sie hancur oleh bom kedua yang meledak ini.
Meskipun ada beberapa hwesio yang dapat menyingkir karena suara peringatan Pek lek cu tadi, tetapi yang tidak sempat melarikan diri sudah tentu menjadi korban kedahsyatan bom tersebut.
Ledakan bom kedua kali ini kembali sudah minta korban dua puluh lebih anak murid Siao lim pay, termasuk juga salah sati Tiang lo, yalah Ceng tim Hwesio.
Peristiwa berdarah itu kembali terulang dalam tempat suci itu, hingga dalam waktu sekejap saja tempat suci tersebut berubah menjadi tempat jagal manusia.
Hanya dua biah bom Pek lek tan saja cukup dapat meminta korban enam puluh lebih jiwa anak murid Siao lim.pay.
Jumlah tersebut jika dibilang dengan jari sudah barang tentu besar sekali.
Siao lim pay sejak didirikan oleh pendirinya Tat mo Siansu selama beberapa ratus tahun itu adalah untuk pertama kalinya mengalami soal kematian anak mnridnya dalam.sarang sendiri sampai begitu besar jumlahnya, hingga yang ketinggalan dan yang dapat lolos dari bencana maut tersebut hanya beberapa puluh orang lagi saja.
Anak murid Siao lim pay yang masih hidup ini sudah tentu pula tidak berani menerjang Pek lek cu lagi.
Keganasannya bom Pek lek tan telah menciutkan hati semua anak murid Siao lim pay ini rupanya.
Malam sunyi . . . . .. suasana seram dan menyedihkan meliputi seluruh bukit Siong san.
Siapapun tidak pernah menduga, pada malam yang tenang sunyi itu sudah terjadi pembunuhan besar"besaran di biara Siao lim sie yang selama beberapa ratus tahun tenang tenteram.
Jumlah enam puluh lebih jiwa manusia itu sudah barang tentu bukanlah jumlah kecil maka itu boleh dikata sebagai suatu bencana hebat bagi orang kuat umumnya rimba persilatan khususnya.
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara, "0 Mie To Hud" yang amat nyaring.
Dan seorang hwesio tua, yang jenggotnya sudah putih seluruhnya dan yang pada waktu itu wajahnya merah padam sudah muncul tiba-tiba.
Jenggot putih hwesio tua itu hampir sampai di bagian perutnya, ini menunjukkan usianya yang sudah terlalu lanjut.
Namun kalau dilihat dari paras mukanya, wajah itu merah benar, seperti bayi lahir.
Begitu sampai di tempat tersebut, melihat peristiwa berdarah itu lantas pejamkan matanya dan rangkap kedua tangannya, sedang sela"se1a mata yang tertutup itu muncul beberapa tetes air mata murni yang putih bersih.
Sebentar lalu terdengar suaranya hwesio tua itu lagi.
"Pek lek cu! Kau sungguh berani dengan bom mu kau sudah membunuh begitu banyak anak murid partai kami ada permusuhan apakah anak murid partai kami dengan kau hingga kau menurunkan tangan begitu kejam" " Pek lek cu diam saja.
Badannya nampak gemetar, giginya bercatrukan.
Tiba-tiba ia menengadahkan mukanya, sejurus dalam keadaan khidah lalu menjawab tetapi rupanya jawaban itu bukan ditujukan pada hwesio tua karena katanya demikian, "Naga Merah ! Selama Pek lek cu masih hidup pasti tidak akan ijinkan kau hidup dengan dosa"dosamu ini" Hwesio tua itu ketika mendengar gerendengan demikian dari mulutnya Pek lek cu lantas membentak dengan suara keras, "Pek lek cu ! Kau sudah membunuh begitu banyak jiwanya anak murid kami ada hubungan apa kau sebut si Naga Merah?" Pek lek cu mengawasi bangkai anak murid Siao 1im.pay yang bergelimpangan tak berbentuk lagi itu di tanah, matanya mendadak mengucurkan air mata.
Keadaan seperti itu membikin si hwesio tua yang melihatnya dengan mata gusar rupanya membikin dia terheran-heran.
Waktu itu barulah pek lek cu berkata pula, "Pek cie Taysu, bom Pek lek tan yang terlepas dari tangannya Pek lek cu tadi dilakukan dengan tidak sengaja.
Sebenarnya bukan maksudku membunuh anak murid Siao lim pay dan bom Pek lek tan yang meledak mula"mu1a .
. . . .. itu bukan perbuatan Pek lek cu .
ll Pek cie Taysu dengan alis berdiri berkata pula, terang ia masih gusar, "Apakah di dalam rimba persilatan masih ada seorang pek lek cu lagi" " Pertanyaan Pek cie Taysu tadi yang memotong bicaranya pek lek cu memang benar.
Pek lek cu kata, bom Pek lek cu yang meledak mula-mula bukan perbuatannya.
Kalau begitu apakah sebuah bom Pek lek tan yang mengambil jiwa empat puluh lebih anak murid Siao lim pay disambitkan oleh orang lain" Atas pertanyaan Pek cie Taysu tadi Pek lek cu hanya dapat berkata, "Di dalam rimba persilatan meskipun tidak ada Pek lek cu yang kedua, tetapi sebuah bam Pek lek tan yang pertama tadi sungguh bukanlah Pek lek cu yang melempar, itu adalah si Naga Merah yang menyambitkan.
" Nada suaranya Pek lek cu getir.
"Kalau begitu kau sudah berkomplot dengan si Naga Merah menurut katamu itu, dan kau sengaja hendak membikin huru hara dalam biara Siao lim sie, betulkah" "
"Pek cie Taysu, mungkin kau tidak mau percaya perkataan Pek lek cu tadi.
Tetapi sesungguhnyalah, demi Allah, bom Pek lek tan yang meledak duluan dan mengambil jiwa anak"anak murid partaimu, itu bukanlah perbuatanku.
Sekali lagi kukatakan, itu adalah perbuatan si Naga Merah !" Baru habis Pek lek cu dengan perkataannya, lalu terdengar suara orang berkata, "Itu memang benar.
Bom pek lek tan yang mula"mula meledak tadi mungkin betul perbuatan Naga Merah" Setelah itu lantas muncul si pendekar Kalong, Ciang hay Sin kun dan Yan san It hiong yang tadi datang bersama"sama Pek lek cu ke biara Siao lim sie.
Ciang hay Sin kun lantas berkata pula, "Pek-cie Taysu, perkataan pek lek cu tadi memang benar.
Sebuah bom Pek lek tan yang semula tadi, bukan dia yang melemparkan, itu benar.
" "Kalau begitu Naga Merah kau mau maksudkan pernah mencuri sebuah bom Pek lek tanmu" " bertanya Pek"cie Taysu dengan nada dingin.
Pek lek cu tidak dapat membantah, hanya dalam hatinya saja diam"diam berpikir.
"Pebuatannya Naga merah benar-benar terlalu ganas.
" Kemudian ia berpaling ke arah Ciang hay Sin kun, kenapa orang tua itu berkata, "Ciang hay si setan tua! Apa kau masih ingat tentang itu dan bomku Pek lek tan yang aku sambitkan ke arah Naga Merah di selat Ba siong hiap" " "Terang masih ingat dua Pek lek tan tidak meledak." jawab Ciang hay Sin kun lekas.
"Itulah" kata pula Pek lek cu, "Naga Merah membawa dua bom Pek lek tanku dan sekarang dibawa ke biara Siao lim sie dan dipakai sekalian membom anak muridnya Siao lim.pay.
" "Benar" suara Ciang hay Sin kun pula, "sebuah bom yang pertama tadi memang dilemparkan oleh si Naga Merah.
" Pek lek cu berkata lagi, "Waktu bom Pek lek tan mula-mula meledak secara mendadak tadi aku sendiri juga sangat kaget sebab belum lagi kusambit bom yang tergenggam.ditanganku, siapa lagi yang bisa menyambit dengan bom itu membinasakan Siao lim pay?" Sejenak ia diam setelah menelan ludah, katanya pula, "Karena peledakan itu begitu mendadak aku juga sedang memeras otak mencari jalan ke luar memecahkan persoalannya, namun masih belum lagi bisa menemukan jawabannya sebab disamping dua buah yang kuberikan kepada pemuda aneh setelah aku mengaku kalah dalam bertaruh tempo hari, masih ada dua buah lagi yang pernah kusambitkan ke Si Naga merah yang kedua-duanya tidak meledak.
Sedang bomku sendiri yang semula hendak kugunakan untuk menyambit si Naga merah ternyata masih tergenggam dalam tanganku.
Selagi pikiranku masih bekerja keras, Ceng tim Siansu mendadak menyerang aku hingga aku dalam keadaan tak sadar berdarah dan terluka.
Dan ketika aku merasakan sakitku itu, baru sadar aku kalau aku sedang melamun.
Dalam keadaan begitu Ceng tim Siansu tiba-tiba sudah menyerangku lagi serangannya sudah dekat sekali.
Dalam keadaan gugup lalu aku menyodorkan tangan kananku, maksudku untuk memapaki serangan Ceng tim Siansu.
Apa mau dikata, aku lupa kalau tangan yang dipakai menangkis itu masih menggenggam bam.
Dan ketika kedua kekuatan beradu dengan Ceng tim Siansu bom itu tanpa sengaja lepas dari tang anku.
Semua itu terjadinya tidak disengaja karena aku kurang ingat.
" Perkataan Pek lek cu tadi meski diucapkan dengan sejujurnya, tetapi Pek cie Taysu masih berkata dengan dingin.
"Pek lek cu! Jikalau perkataan yang keluar dari mulutmu tidak bohong meski benar enam puluh lebih jiwa anak murid partai kami bukan kau yang membunuh langsung, tapi biar bagaimana mereka itu toh terbunuhnya oleh bom peledakmu bukan" Dan bom itu selalu minta korban jiwa juga sudah merusak empat ruangan kamar biara Siao lim sie kami.
Apa sedikitpun kau tidak merasa bertanggung jawab atas kerugian Semua itu" " "Dalam hal ini aku Pek lek cu nanti sudah tentu akan mencari si Naga Merah untuk membuat perhitungan .
. . . .. " Belum lagi Pek lek cu habis dengan kata-katanya suara ketawa dingin yang kedengarannya sangat menyeramkan terdengar pula dari tempat gelap.
Semua orang yang ada di situ lantas pada berpaling menengok ke arah dari mana suara itu terdengar.
Disuatu tempat kira"kira dua tombak jauhnya nampak berdiri dua bayangan merah ! Kedua orang tersebut seluruh badannya sampai kekepala merah semuanya .
. . . .. Naga Merah ternyata ada dua ! Kini telah menjadi suatu kenyataan, bahwa Naga Merah ternyata ada dua orang.
dan apa yang mengherankan, dua orang Naga Merah itu bisa berdiri berendeng, dan muncul di suatu tempat.
Dan Naga Merah saling gandeng menggandeng di suatu tempat tanpa terjadi saingan apa"apa, maka diantara dua Naga Merah itu terang ada hubungan apa"apa.
Meskipun Naga Merah itu sudah muncul berbareng di dunia Kang"zsouw namun bagaimana wajah tiap-tiap Naga Merah itu, dan yang mana salah satu Naga Merah yang tulen, atau yang kedua- duanya palsu, semua hal masih tetap merupakan suatu teka teki besar yang tak dapat dijawab oleh semua orang.
Terhadap munculnya Naga Merah, yang perbuatannya begitu terkutuk, Pek lek cu bukan saja merasa diputar"putar kepalanya dalam.menghadapi mereka, bahkan sudah juga ia dibikin gusar bukan kepalang sampai dadanya turun naik bergelombang.
Akan tetapi apa dayanya" Ia tak tahu bagaimana baiknya bertindak.
Dan kini, mendadak muncul dua Naga Merah berbareng, hal ini sudah barang tentu mengejutkan semua orang apalagi Pek lek cu yang sudah terbenam dalam pikirannya sendiri, perasaannya diliputi oleh berbagai pertanyaan.
sudah terang, di antara dua Naga Merah itu mungkin tidak ada satu yang tulen, tetapi sebelum.terbuka kedoknya, hal itu masih suatu tanda tanya besar.
Pek lek cu dalam keadaan murka mendadak tertawa tergelak"gelak, dari dalam sakunya lalu dikeluarkan tiga buah bqm Pek lek tan, setelah mana membentak ke arah dua Naga Merah yang brdiri bergandengan itu.
"Mana bisa jadi Naga Merah ada dua orang! Di antara kalian yang mana satu sebetulnya yang dulu ikut ambil bagian dalam pertandingan ilmu silat di gunung Boan san" " Naga Merah yang sebelah kiri, yang dedeg serta perawakannya agak lebih tinggi dari yang kanan, lantas menjawab sambil perdengarkan ketawa menyeramkan.
"Pek lek cu! Hal ini apa kau mau tahu" " Semua anak murid Siao lim.pay yang hadir di situ ha mpir serentak lalu mengepung si Naga Merah ....
Tetapi Selagi beberapa anak murid Siao lim pay itu bergerak, Naga Merah kembali mengucapkan perkataannya yang menyeramkan, "Kalian kalau sudah tidak sayangi jiwa kalian sendiri boleh coba lagi rasanya bom Pek lek tan! " Digertak demikian beberapa murid Siao lim pay yang tadi hendak meluruk ke arah Naga merah yang dua orang itu lantas pada urungkan niatnya.
Bom pek lek tan Sekali disebut ternyata hebat Sekali pengaruhnya! Benarlah ditangan Naga merah salah satunya pada kala itu memang terlihat tergantung bom Pek lek tan sebuah.
Apabila bom yang sebuah itu diledakkan lagi, maka anak murid Siao lim pay sudah tidak akan lolos dari bencana kehancuran.
Salah seorang dari dua Naga merah itu kemudian berkata sambil tertawa tergelak-gelak.
"Pek lek cu! Aku berterima kasih padamu yang sudah begitu murah hati memberikan dua bom Pek lek tanmu.
" Setelah berkata demikian, ia memandang Pek cie Taysu, kepada pendeta ini ia berkata pula, "Siao lim pay tidak tahunya Cuma sebegini saja.
Tadinya aku mengira kalau di dalam biara ini banyak bersembunyi orang"orang kuat.
Tapi nyatanya" Ha"ha ! " Setelah menjengek demikian, kembali ia tertawa.
Suaranya menyeramkan sekali.
Kemudian lagi entah dengan menggunakan gerakan apa mendadak kedua-duanya menghilang dari tempat itu.
Pek lek cu membentak dengan keras, semula ia bermaksud mengejar, tetapi tidak berhasil dapat menyandak.
Bukan kepalang kagetnya Pek lek cu.
Tetapi ia hanya dapat kertak gigi, tidak dapat berbuat lain.
dalam hatinya lantas berpikir ; kalau hendak membasmi Naga Merah rasanya hanya dengan jalan ini saja.
Sesaat kemudian ia lantas lompat melesat dengan diam"diam meninggalkan Siao lim sie yang menyeramkan itu.
Sementara itu dengan cara apa Pek lek cu hendak menghadapi Naga Merah" Di bagian belakang nanti akan dijelaskan lagi.
Kita balik lagi kepada murid"muridnya Siao lim pay yang juga Cuma bisa mengawasi berlalunya Naga merah dengan perasaan gusar dan panas namun tidak bisa berbuat suatu apa.
Tapi benarkah si Naga Merah sudah meninggalkan biara Siao lim sie" tiada seorangpun yang mampu memastikan.
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara jeritan.
Suara jeritan itu telah mengejutkan Semua anak murid Siauw lim pay yang kala itu masih pada berdiri kesima memikirkan sepak terjangnya Naga Merah.
Pek cie Taysu dengan lantas lari menuju ke kamar Tat mo"ie Dan apa yang disaksikan" Hampir saja membuat pendeta saleh itu tidak percaya kepada matanya sendiri.
Ia telah dapatkan dirinya ketua Siao lim pay Goan khut sudah rebah terlentang dengan mulut mengeluarkan darah.
Keadaan itu telah membuat pendeta tua itu hampir merasa meledak dadanya.
Pek cie Taysu segera menghampiri ketuanya yang sudah tidak ingat orang itu, ia lantas ulur tangan kananya dan hendak menotok jalan Tok me hiat dibadannya Goan khut.
Tapi belum lagi jari tangannya bergerak mendadak terdengar suara bentakan orang, "Hwesio tua apakah kau sudah tidak mengingini jiwa Ciang bu jinmu lagi?" Mendengar perkataan itu bukan kepalang kagetnya Pek cie Taysu, seketika lantas urungkan maksudnya dan mundur beberapa langkah.
Ketika ia berpaling di luar kamar Tat mo ie itu ada berdiri seorang pemuda berbaju kelabu.
PEK CIE TAYSU ketika dapat lihat mendadak ada seorang pemuda berbaju kelabu di depan kamar Tat mo ie diam"diam sangat terperanjat.
Pemuda itu yang bukan lain daripada Tan Liong adanya, lantas mengawasi ketua Siao lim pay Goan khut yang kala itu rebah terlentang dalam keadaan terluka dengan banyak darah mengucur keluar.
Perlahan"1ahan tetapi teratur pemuda ini berjalan menghampiri ketua Siao lim pay ini.
"sicu dari mana" Tahukah sicu kalau ruangan Tat mo ie ini adalah tempat kediamannya ketua partai Siao lim pay kami" Dan pernahkah sicu dengar bahwa jikalau tidak ada perintah dari Ciang bun jin sendiri sekalipun lolap juga tidak diperbolehkan memasuki kamar ini secara sembarangan" Sicu yang bukan anggota juga bukan anak murid golongan kami mengapa datang lalu berani berlaku lancang masuk kedalam ruangan ini" " Setelah Pek cie Taysu menegur demikian yang sudah terang memperlihatkan wajah tidak senang, berbareng pun ia maju merintangi majunya Tan Liong.
"Jikalau kalian memang sudah tidak menghendaki lagi jiwa Ciang bun jin kalian sendiri, buat apa aku turut campur tangan dalam urusan ini?" demikian Tan Liong sebagai jawaban mengucapkan kata-katanya sambil ketawa dan setelah itu lalu putar badannya hnedak meninggalkan tempat tersebut.
Mendengar perkataan si anak muda Pek cie Taysu tergerak hatinya.
dengan cepat ia lantas berkata, "Benarkah sicu anggap Ciang bun jin kami masih ada harapan untuk ditolong jiwanya" " Tan Liong tanpa berpaling menjawab ketus, "Kalau dalam waktu setengah jam tidak lantas dibuka jalan darah di bagian nadinya itu ia akan mengeluarkan banyak darah dan pasti binasa.
" Ini adalah suatu pernyataan berupa keterangan.
dan ini justeru mengejutkan hatinya Pek cie Taysu dari keterangan pemuda baju kelabu itu yang rupanya sudah mengetahui jelas pula keadaan Ciang bun jinnya yang terluka parah itu maka lantas ia berkata sambil lerutkan alis, "Jikalau sicu bisa menolong jiwa Ciang bun jin kami dari cengkeraman maut, kami orang"orang Siao lim pay selamanya takkan melupakan kebaikan sicu.....
" "Akan tetapi bukankah taysu tadi pernah mengatakan bahwa aku yang rendah tidak boleh sembarang masuk ke dalam ruangan Tat mo ie ini" " Disambut dengan jengekan demikian Pek cia Taysu wajahnya merah seketika.
Ucapan Tan Liong tadi dengan tepat mengena di hatinya seakan"akan merupakan satu tamparan hebat di pipinya Pek cie Taysu.
Lama pendeta ini tak dapat menjawab.
Tetapi karena mengingat kepentingan bagi Ciang bun jinnya akhirnya menjawab juga pendeta tua ini sambil unjuk ketawa meringis, "Tat mo ie adalah suatu tempat terpenting dalam biara Siao lim sie.
Semua anak murid Siao lim pay jika tidak mendapat perintah Ciang bun jin setapak juga tidak dapat memasuki ruangan ini.
Ini memang suatu peraturan yang berlaku selama bertahun"tahun lamanya.
Tetapi kali ini jikalau sicu memang benar sanggup menolong jiwa Ciang bun jin kmmi, sudah tentu ada kecualinya." Tan Liong berpaling sambil unjuk ketawa hambar lalu ia balikkan badan dan menghampiri Pek cie Taysu.
Pada saat itu di luar kamar tempat Tat mo ie itu mendadak terlihat sesosok bayangan manusia yang lari mendatangi dan dalam sekejapan saja sudah berdiri di luar kamar tersebut sejarak tiga tombak jauhnya.
Pek cie Taysu ketika melihat bayangan tersebut lantas menegur dengan Suara keras.
"Ada kepentingan apa sutit memerlukan datang ke Tat mo ie?" orang yang baru datang itu adalah ketua bagian keamanan yang bergelar Kui su.
Waktu Kui su sudah berlutut dan berkata, "Hunjuk beritahu kepada susiok, jenasah saudara"saudara yang terbunuh bom Pek lek tan tadi, pada waktu ini masih belum dikebumikan.
Harap susiok suka mengeluarkan perintah untuk cepat dilaksanakan penguburannya." Pek cie Taysu yang mendengar itu hatinya seperti diiris"iris.
dengan mata tergenang air uia lantas berkata sambil kertak gigi.
"Perintahkan setiap anak murid yang masih ada lekas mengubur semua jenasah kemudian lekas juga bersihkan Semua tanda"tanda darah di lantai.
Dan setelah itu kau boleh perintahkan sekalian saudara saudaramu supaya lekas berkumpul di ruangan Hoan sin ie"__? "sutit terima perintah." Setelah itu Kui su dengan sikap hormat telah mengundurkan diri.
Memikirkan peristiwa yang mengenaskan, Pek cie Taysu masih merasa hatinya seperti diiris"iris.
Tempat Budha yang dipandang suci oleh segenap umat Budha adalah untuk pertama kalinya itu mengalami nasib demikian menyedihkan.
Kematiannya begitu banyak anak murid Siao lim.pay merupakan suatu pukulan hebat bagi partai besar ini.
Maya Misteri Dunia 7 Pendekar Rajawali Sakti 62 Tuntutan Gagak Ireng Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang 17

Cari Blog Ini