Ceritasilat Novel Online

Ilmu Pedang Pengejar Roh 6

Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long Bagian 6


berkata, "Adik-adik, babi hutan binatang yang galak yang tadi itu hanya yang kecil,
sekarang setelah dirugikan, kelak babi hutan besar akan datang untuk membalas
dendam, lebih baik kita cepat pulang!"
Biksuni kecil itu tertawa dan berkata, "Kakak jangan mengagetkan kami, babi hutan
bukan orang, mana bisa dia mengerti tentang balas dendam?"
"Bila kalian tidak percaya, sudahlah. Tapi kayu yang kita ambil sudah cukup, mari kita
pulang!" "Tidak!" jawab biksuni kecil itu, "Guru sedang pergi. Kakak, lebih baik hari ini kita main
dulu." Xuan Qing terlihat ragu kemudian dia berkata, "Aku takut...."
Yuan Ming takut bila dia melihat terlalu lama, keadaannya akan diketahui, dia menarik
nafas dan membawa gentong kembali ke atas gunung, hanya beberapa langkah
hatinya seperti kehilangan sesuatu, dia membalikkan badan lagi untuk melihat....
Meng Ju Hong dengan cepat mengisi air dan menelusuri jalan yang tadi dia lewati,
karena berjalan turun gunung maka itu dia bisa berjalan lebih cepat.
Baru saja memutari satu gunung, tiba-tiba dia mendengar lagi suara ribut. Suara ini
seperti campuran suara perempuan berteriak dan suara babi hutan mengamuk.
"Celaka!" Meng Ju-zhong segera berlari ke depan, ternyata benar apa yang dia
perkirakan. 283 Dari jauh dia melihat ada seorang biksuni kecil memanjat pohon kecil, dia berteriak
karena di bawah pohon ada dua ekor babi hutan yang sedang menggigit pohon itu
dengan giginya yang tajam.
Babi hutan yang lain kira-kira sebanyak 5-6 ekor seperti yang sudah gila, mereka
berteriakan. Mereka menyerang tiga biksuni lainnya, mereka bertiga bisa ilmu silat tapi
mereka tidak membawa senjata, mereka memakai kayu untuk dijadikan pedang.
Dua biksuni lagi tidak bisa silat, kayu pun tidak berguna. Mereka sudah kalang kabut,
untung mereka bisa ilmu meringankan tubuh baru bisa lolos dari keadaan yang
berbahaya ini. Hanya Xuan Qing yang lebih tua, juga bisa menjadikan kayu sebagai pedang. Tapi dia
diserang oleh tiga ekor babi hutan. Dia diserang karena dia melindungi adik-adik
seperguruannya. Yuan Ming segera meletakkan gentong kayu, berlari dan berteriak, "Kawan, jangan
takut, aku datang menolong."
Dia berlari. Pikulan gentong dia jadikan pentungan, segera menyapu babi hutan yang
berada disisi Xuan Qing. Babi hutan adalah binatang bodoh tapi dia bisa mendengar, dia tahu ada yang datang.
Babi itu ingin melarikan diri tapi terlambat, pentungan sudah mengenai lehernya.
Karena kesakitan, babi itu lari ketempat jauh.
Dua ekor babi hutan lainnya melihat temannya diserang hingga terluka. Mereka
meninggalkan Xuan Qing dan mulai menyerang Yuan Ming.
Xuan Qing melihat Yuan Ming datang, hatinya menjadi lebih tenang. Pukulannya pun
lebih mantap. Sebuah kayu mengenai mata babi itu, karena kesakitan babi itu berteriak
dan kabur. Yuan Ming melihat dua ekor babi menyerangnya, dia terkejut, karena terlambat
menghindar, bajunya digigit dan sobek.
Tapi bersamaan dengan itu dia juga berhasil memukul babi itu dengan kayu dan
mengenai pantarnya, babi pun berteriak dan melarikan diri.
Babi yang lain pun sudah berlarian hingga tidak meninggalkan jejak.
Hutan kembali sepi lagi. 284 Matahari yang berwarna merah sudah tenggelam masuk ke dalam gunung, hanya
menyisakan awan yang berwarna merah.
Para biksuni kecil itu berkumpul dan memberi hormat kepada Yuan Ming, "Terima kasih
sudah menolong kami!"
Yuan Ming diam-diam melihat wajah Xuan Qing yang berkeringat, dia menjawab, "Ini
adalah kewajiban seorang umat Budha."
Biksuni-biksuni melihat dia yang malu-malu, mereka bersamaan tertawa membuat
wajah Yuan Ming bertambah merah.
"Kalian mungkin masih terkejut, aku akan mengantar kalian pulang."
Yuan Ming melihat Xuan Qing, waktu itu Xuan Qing pun sedang melihat ke arah Yuan
Ming, dua pandangan bertemu segera keluar percikan api asmara. Mereka sama-sama
menunduk. Salah satu dari biksuni itu melihat mereka berdua yang malu-malu, dia berkata, "Dia
ingin mengantar kita, kita harus merasa senang. Adik-adik, mari kita pergi."
Dia sengaja memanggil adik-adik, tapi tidak memanggil kakak seperguruannya. Mereka
sudah tahu, walaupun mereka tidak berbicara tapi mereka tertawa dan terburu-buru
pergi meninggalkan mereka berdua.
Xuan Qing berkata, "Kakak Yuan Ming, terima kasih, kau sekali lagi menolongku."
"Adik Wu-niang." Begitu memanggil, wajah Yuan Ming sudah memerah karena malu.
Sewaktu dia bermimpi kadang dia juga sering meneriakkan namanya tapi hanya hari ini
dia baru berani mengatakan langsung di depan Xuan Qing.
Yuan Ming berkata, "Kita tidak perlu merasa sungkan, siapa pun yang melihat kejadian
itu, pasti akan menolong, apalagi...."
Hati Xuan Qing bergetar, sekarang dia melihat biksuni-biksuni yang lain sudah
meninggalkan dia. Dia tergesa-gesa berkata, "Aku harus pergi."
Dengan cepat dia meninggalkan Yuan Ming.
Yuan Ming berkata, "Adik Wu-niang, aku akan mengantarkanmu pulang."
285 "Tidak perlu!" Xuan Qing menolak tapi begitu melihat wajah Yuan Ming begitu kecewa,
dia tidak tega dan berkata lagi, "Baiklah, tapi jangan...."
Mereka berdua bersama-sama berjalan melewati gunung.
Dibawah sinar matahari yang terbenam, terlihat bayangan mereka begitu dekat. Angin
malam yang berhembus lembut seperti mendengar kata-kata mereka yang begitu
mesra. Malam sudah tiba, Qing Shui Gan sudah terlihat.
"Kak Ju-zhong." Xuan Qing berhenti melangkah dan berkata, "Pulanglah, kalau
terlambat pulang, gurumu akan marah."
"Tidak, aku mengantarkanmu sampai di luar kuil."
"Jangan, bila guru melihat semua ini, beliau akan marah kepadaku."
"Bukankah gurumu tidak berada di dalam kuil?"
"Walaupu beliau tidak ada, itu pun tidak boleh, adik-adik seperguruan.... kalau kau tidak
mau pulang, aku juga tidak mau berjalan lagi." Dia benar-benar meletakkan kayu bakar
itu di bawah. Yuan Ming ragu sebentar, dia meletakkan gentong kayu itu dan memandang dia lalu
berkata, "Wu-niang, aku...."
Karena merasa malu Xuan Qing menundukkan kepala dan bertanya, "Kak Ju-zhong,
apakah masih ada hal lainnya yang penting" Kalau tidak ada lebih baik kau juga cepat
pulang nanti...." Tiba-tiba tangannya dipegang oleh tangan yang besar, hati Xuan Qing bergetar. Dia
melihat ada sepasang mata sedang memandang ke matanya.
Segera Xuan Qing merasa badannya gemetaran dan berkata, "Kak Ju-zhong, kau, kau
jangan begitu...." "Wu-niang, aku hanya ingin bersamamu melewati waktu yang lebih panjang, apakah
tidak boleh?" Suara Yuan Ming ringan dan lembut, benar-benar membuat hatinya bergetar. Xuan
Qing menjadi mabuk kepayang, hatinya timbul perasaan lembut.
286 Kelembutan tiba-tiba berubah menjadi api yang berkobar, membakar tubuhnya, dia
merasa lemas, dia tidak menjawab karena badannya sudah limbung hingga terjatuh ke
depan dan disambut oleh sepasang tangan yang kuat.
Xuan Qing merasa dadanya begitu lebar, begitu kuat, cukup untuk....
Wajah yang panas sudah menempel di wajahnya, hati Xuan Qing bergetar tapi
tubuhnya tidak berani bergerak. Dengan penuh perasaan dia diam di pelukan yang
lebar itu. Kemudian kedua tangan kecilnya dengan pelan-pelan memegang leher, bibir bergeser
dan mencari.... Mereka berdua tidak mengatakan apa pun, sekarang tidak bersuara lebih baik
dibanding ada ada suara. Mereka sudah melupakan keadaan sekeliling. Angin berhembus sepoi-sepoi, suara
daun berbunyi gemirisik adalah musik yang indah, hanya sebentar seperti sudah
menghilang. Kelembutan sudah terjatuh ke jurang yang dalam, terjatuh ke jurang yang dalam....
"Kakak, guru menyuruh kami mencarimu pulang!" Teriakan terdengar dari jauh seperti
guntur, membuat mereka terkejut dan terbangun dari buaian mimpi. Dua tubuh yang
panas itu tiba-tiba terpisah.
Xuan Qing mengira adik seperguruannya yang memanggil sudah berada di depan dan
mengetahui keadaan mereka tadi, dia terkejut dan berkata, "Cepat pergi!"
Dengan cepat dia mengambil kayu bakar yang tadi dia letakkan di bawah, tapi dari
belakang Meng Ju-zhong memeluknya lagi.
Suaranya seperti angin panas membuat hatinya bergetar. "Adik yang baik, aku masih
rindu kepadamu." Dengan lembut Yuan Ming berkata lagi, "Apakah kita bisa sering bertemu?"
"Tidak." Begitu dia mengatakan tidak, dia merasa tidak tega dan berkata lagi,
"Bagaimana nanti."
"Tidak, aku ingin tahu jawabanmu."
287 Yuan Ming tidak melepaskan dia, malah pelukannya lebih kuat, membuat orang
menjadi lembut, dia ragu kemudian dengan tergesa-gesa berkata, "Setengah bulan lagi
guru akan pergi, kita bertemu di malam itu bagaimana?"
"Dimana?" "Apakah kau tahu Gui Yun Dong" (Gua Gui Yun) disanalah...."
= ooOOOoo = Waktu itu Yuan Ming benar-benar seperti seekor binatang, dia menganggap Xuan Qing
yang lembut dan hangat itu adalah Nona Zhu yang dulu pernah menggodanya. Dengan
kasar dia menarik baju dan gaun Xuan Qing, kemudian melampiaskan....
Xuan Qing hanya memberontak sebentar, kemudian dengan lembut dia menurut dan
menerima. Biar saja bila semuanya sudah terjadi dan dia merasa malu, sakit, atau
bahkan menangis, tapi dia mengira Meng Ju-zhong benar-benar suka kepadanya, apa
yang dia lakukan kepadanya adalah wajar, perlu dan harus....
Sekarang dia menempelkan wajahnya yang panas didada Meng Ju-zhong yang lebar,
mengatakan kata-kata yang dia sendiri pun tidak mengerti. Hatinya penuh dengan rasa
manis, hangat seperti telah susah payah, akhirnya nenemukan tempat berteduh.
Yuan Ming terengah-engah, kemudian degup jantungnya yang berdebar kencang baru
reda. Dia mulai sadar apa yang telah dia lakukan.
Dia mulai merasa malu, dia berkata, "Adik Wu-niang, aku.... maafkan aku."
"Mengapa kau harus begitu?" Xuan Qing dengan manja berkata, "Ini sangat baik, aku
akan selalu menjadi milikmu, lebih awal atau akhir aku akan tetap memberikannya
kepadamu." "Tidak, tidak boleh, kita tidak boleh...."
"Apa!" Xuan Qing kaget dan bangun. Dia berteriak, "Apakah kau membuatku seperti ini,
setelah itu membuangku?"
"Tidak!" Yuan Ming juga duduk. Tangan Yuan Ming diletakkan di pundak Xuan Qing
yang bersih dan lembut. Dengan suara kecil dia berkata, "Wu-niang, kita berdua adalah
biksu dan biksuni, jodoh kita.... hanyalah mimpi."
288 Xuan Qing berkata, "Tidak, bukan mimpi, Kak Ju-zhong, aku tidak bisa
meninggalkanmu. Kita pergi, pergi jauh meninggalkan Kong Dong. Kita pergi
keperbatasan mencari tempat, hidup seperti orang-orang desa biasa. Pagi-pagi ke
sawah bekerja, malam pulang... aku akan melahirkan anak-anak sehat dan gemuk."
Sambil berkata seperti itu dia masuk lagi ke dalam pelukan Yuan Ming. Dengan lembut
dia berkata, "Kakak, apakah kau setuju?"
Sampai sekarang Yuan Ming baru tahu bahwa Xuan Qing begitu baik, perasaan dan
tubuhnya sama-sama terasa hangat.
Kehangatan tubuhnya merasuk hingga ke dalam sukmanya, membuat dia mabuk.
Dengan erat dia memeluk Xuan Qing.
Ciuman bertubi-tubi, didaratkan di pipi, bibir, sehingga Xuan Qing hampir tidak bisa
bernafas hatinya pun menjadi kacau.
Xuan Qing pun dengan lembut membalas mencium Yuan Ming. Mereka berdua dengan
puas menikmati bau dari lawan jenisnya, hanya dalam waktu singkat, kedua tubuh yang
masih setengah telanjang mulai gemetar.
Keadaan ini memberitahu Yuan Ming bahwa dia harus berlaku lembut, tapi gerakannya
malah kasar seperti seekor binatang. Xuan Qing tenggelam di samudra yang
bergelombang, dia tertawa dengan manis, dia membiarkan Yuan Ming....
Yuan Ming sekali lagi merasa puas.
Tiba-tiba dia mendengar suara bentakan keras, "Kau seperti seekor anjing, kau
menghina muridku! Keluar!"
Yuan Ming terkejut hingga rohnya seperti terlepas dari tubuhnya. Dengan cepat dia
meninggalkan tubuh yang lembut itu. Setelah itu baru memakai baju, dia sudah melihat
seorang biksuni yang berumur lima puluh tahunan berdiri disana. Wajah dingin seperti
lempengan besi. Dia adalah penanggung jawab kuil Qing Shui Guan. Shui Jing Shi Tai.
"Kau sudah menghina muridku, kau harus mati" Shui Jing Shi Tai berteriak, dengan
jurus Wu Ding Kai Shan (Lima Orang Menbuka gunung), telapak kanannya sudah
membawa angin kencang, menghujam ke arah kepala Yuan Ming.
289 Tubuh Yuan Ming masih tidak bertenaga, mana bisa dia menghindar" Dia merasa
sudah dikelilingi oleh angin pukulan, dalam hati dia berteriak, "Mati aku...."
"Guru!" terlihat Xuan Qing berteriak.
Walaupun dia belum selesai memakai baju, tapi dia sudah berdiri dan menarik tangan
biksuni Shui Jing dan berteriak, "Guru, ini bukan salahnya, aku yang mengajaknya
kemari...." "Apa?" Shui Jing berhenti bergerak dan marah, "Apakah semua ini adalah ulahmu
juga?" "Guru, murid yang mengajaknya.... bukan salah dia!"
Terdengar suara tamparan.
Yuan Ming masih dalam keadaan kaget, sudut mulut Xuan Qing sudah berdarah. Dia
ingin menjelaskan tapi waktu ini pun Yuan Ming merasa ada angin pukulan
menyerangnya dan mengenai nadi. Seluruh tubuhnya terasa sangat sakit, tapi dia
menahan sakit ini supaya tidak mengeluarkan suara.
"Perempuan jalang, kau berani melanggar peraturan kuil, melakukan hal yang
memalukan, aku harus memusnahkanmu!" Kata-kata Shui Jing memang kejam, tapi
suaranya lebih kecil, tangan yang siap diayunkan, terayun lemas di sisi tubuhnya.
Dia bertanya, "Muridku yang baik, kau harus jujur kepada guru, apakah kau diperkosa
oleh binatang ini?" "Guru," Xuan Qing berlutut dan berkata, "Muridmu ini masih memiliki hati orang biasa,
aku telah berdosa, ini juga membuat Guru marah. Guru, aku harap Anda mengijinkan
muridmu ini mengikuti Kakak Meng pergi. Laki-laki bekerja di sawah, perempuan
menenun, seperti kehidupan orang biasa, Guru tidak perlu mengkhawatirkan
keadaanku lagi." "Kau keterlaluan!" Shui Jing marah lagi dan membentak, "Perempuan jalang! Gurumu
mengurusmu selama sepuluh tahun lebih, aku hanya berharap supaya kau meneruskan
pekerjaanku dan menjadi pengurus Qing Shui Guan, tidak kusangka.... baiklah aku
tidak bisa mengharapkanmu lagi, hari ini aku akan membunuhmu, biar rohmu juga
bertanggung jawab kepada nenek moyangmu."
290 Tangan Shui Jing mulai melayang, Yuan Ming dengan cepat berlutut dan berteriak, "Shi
Tai (panggilan biksuni yang sudah berumur) jangan salahkan dia, akulah yang
menggodanya, lepaskanlah dia!"
Shui Jing marah dan berkata, "Kalian berdua yang tidak tahu malu, bila kalian benar
saling mencintai, tapi jangan harap aku akan merestuinya. Biarlah, aku lihat bagaimana
reaksi Biksu Guang Mu dan bagaimana cara beliau menghukummu" Setelah itu baru
aku akan membereskan si jalang ini."
Dengan terpincang-pincang Meng Ju-zhong berjalan dijalan setapak gunung kecil. Dia
bingung karena tidak ada tujuan, tapi kakinya melangkah dari arah Gua Gui Jun.
Dia berjalan dengan susah payah, hanya di dalam hatinya ada kekuatan yang
memberinya semangat. Shui Jing melakukan apa yang telah dia katakan, dia mengikat Yuan Ming membawa
dia ke Wen Dao Gong, lalu melihat Biksu Guang Mu mengumpulkan semua orang yang
berada di kuil. Dihadapan semua orang, dia dipukul sebanyak empat puluh kali di pantat, kemudian
mencabut namanya dan diusir dari kuil.
Semenjak itu Meng Ju-zhong bukan seorang biksu lagi, dia sudah menjadi orang biasa,
bisa menikah, mempunyai anak dan menikmati hidup berkeluarga.
Tapi pukulan sebanyak empat puluh kali di pantat membuatnya merasa sakit karena
kulitnya terkelupas. Dia merasa kecewa, yang membuat dia bertahan hanyalah


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seseorang yang sedang menunggu di Gua Gui Yun.
Entah siapa yang sudah memasang tikar, mungkin diatas tikar masih ada bukti dari
perwujudan kasih sayang mereka.
Matahari dengan perlahan muncul, cahayanya seperti tangan yang beribu-ribu
mengangkat awan pagi yang cerah.
Hutan sudah terbangun, angin pagi berhembus sepoi-sepoi, dari jauh terdengar suara
hutan cemara bergejolak, pohon Yang Liu menari-nari, burung yang indah sedang
berkicau. Jika dalam keadaan biasa Meng Ju-zhong akan merasa sangat senang
dengan keadaan ini. Di dalam kuil Wen Dao Gong, kecuali ada paman guru yang galak, masih ada kakak
dan adik seperguruan yang bermacam-macam.
291 Yang membuat dia berpikir adalah gurunya, Biksu Huang Shi yang pernah
menolongnya. Walaupun beliau orang ramah tapi juga susah untuk didekati.
Hanya alam yang bisa membuat jiwanya merasa bebas, apalagi semenjak bertemu
dengan Xuan Qing, kehidupan di luar kuil terasa lebih cocok.
Dalam suasana sepi dia bisa melihat harapan hidup atau memikirkan kehidupannya
yang akan datang. Kemarin sesudah makan siang, dengan lancar pekerjaannya berhasil diselesaikan.
Dengan gelisah dia menunggu matahari terbenam, makan malam pun tidak
dimakannya. Dia beralasan ingin berlatih silat di luar, membawa sedikit makanan kering dan
menunggu disini, akhirnya orang yang ditunggu-tunggunya muncul. Tapi, apa yang
akan dia lakukan" Shui Jing Shi Tai di gunung Kong Dong adalah orang yang sangat lihai, dia akan
menghukum Xuan Qing dengan cara apa" Apakah dengan cara seperti Biksu Guang
Mu menghukumnya" Badannya begitu lemah, apakah dia bisa tahan"
Tikar masih terbentang disana. Di atas tikar masih tersisa harum tubuh Xuan Qing.
Tikar itu masih ada, tapi dia tidak terlihat. Meng Ju-zhong merasa sedih, air matanya
pun menetes. Semenjak ayah dan ibunya meninggal, dia belum pernah menangis. Beberapa tahun
yang lalu, sewaktu dipukuli pun dia tidak meneteskan air mata.
Dia hanya merasa sedih, marah dan berusaha menahan pukulan sebanyak empat
puluh kali. Dia mengira itu memang hukuman yang harus ditanggungnya, dia merasa
malu, dia juga merasa menyesal terhadap perlakuannya terhadap Xuan Qing yang
masih suci. Tapi sekarang air matanya seperti air sungai tidak bisa berhenti menetes. Tapi dia tidak
mau menghapusnya, dia membiarkan air matanya menetes, seakan air mata ini bisa
membersihkan penyesalan didalam hatinya.
Matahari sudah bersinar, dia tidak bisa menangis lagi, sepertinya air mata sudah habis
dan kering. Otaknya terasa kosong, dia seperti melihat tapi apa pun dia tidak terlihat.
Tiba-tiba di luar gua, ada suara langkah ringan, dia merasa kaget dan juga senang.
Pasti dia yang datang! 292 Segera dia berdiri dan ingin keluar dari gua. Tapi dia merasa suara langkahnya tidak
mirip, dia kembali duduk di atas tikar.
Sesosok bayangan masuk ke dalam gua, Meng Ju-zhong tidak melihat tapi ada suara
yang dikenalnya berkata, "Yuan.... murid Yuan, apakah kau berada disini?"
Yang datang adalah Biksu Huang Shi.
"Guru...." Meng Ju-zhong berdiri dan berteriak, dia tidak bisa bicara hanya meneteskan
air mata. "Anak, apakah kau tersiksa," Biksu Huang Shi menarik nafas dan berkata, "Kakak Guru
Huang Mu sifatnya lurus, apalagi ada Shui Jing Shi Tai di sisinya, aku tidak bisa
mengatakan apa-apa...."
"Guru, ini memang salahku...."
"Tidak," Biksu Huang Shi memotong kata-katanya dan berkata, "Orang bukan kayu atau
rumput, yang tidak memiliki perasaan. Aku, sebagai gurumu juga pernah mengealami
hal seperti itu, aku mengerti perasaanmu."
Meng Ju-zhong ragu tapi dia berkata, "Guru, aku sudah dikeluarkan dari Kong Dong Pai
dan diusir dari Wen Dao Gong, apakah kau masih mau mengakui aku ini adalah
muridmu?" Biksu Huang Shi tertawa dan berkata, "Itu omongan anak-anak. Meskipun kau bukan
murid Kong Dong Pai lagi, tapi kau tetap muridku, kenapa seorang guru tidak boleh
mengakuinya?" "Terima kasih, Guru!" Meng Ju-zhong berlutut.
Biksu Huang Shi berkata lagi, "Tapi kau harus ingat, begitu kau turun dari sini, bila kau
sudah kaya, kau tidak boleh mengatakan bahwa aku adalah gurumu, kalau
kehidupanmu biasa, itu tidak apa-apa."
Meng Ju-zhong terpaku dan berkata, "Tidak Guru, muridmu tidak bisa menuruti
perintahmu." "Mengapa?" "Guru, bila aku kelak hidupku sengsara, itu tidak apa-apa, sampai mati pun aku tidak
akan mengatakan bahwa aku adalah muridmu. Tapi bila aku menjadi kaya, aku akan
293 mengatakan pada semua orang, tentang kebaikan dan budi Guru. Tenanglah Guru,
muridmu ini tidak akan mencoreng wajah Guru."
Biksu Huang Shi tertawa dan berkata, "Kau benar-benar muridku yang baik. Tapi
jangan salah paham, coba pikir bila kau berkecimpung di dunia persilatan dan hanya
menjadi orang biasa, lalu kau mengatakan bahwa kau adalah muridku, kau bisa apa"
Tapi bila kau sudah kaya, dan mengatakan bahwa kau adalah muridku akan banyak
yang menyampaikan hal ini hingga ke gunung Kong Dong, itu akan merepotkan."
Meng Ju-zhong berpikir sebentar lalu berkata, "Guru benar tapi orang sepertiku tidak
akan berjaya." "Tidak, kau berbadan bagus dan pintar, semua ini adalah modalmu untuk belajar ilmu
silat. Tenaga dalammu dan ilmu pedang pun sudah ada dasar, hanya saja peraturan
Kong Dong terlalu ketat. Mereka terlalu kaku menuruti peraturan dan ini merugikan
bakatmu." Biksu Huang Shi dari balik bajunya mengeluarkan sebuah buku kecil. Dia berkata, "Kita
adalah guru dan murid, kita berjodoh. Kelak kau tidak akan bisa melihat ilmu Kong
Dong lagi, gurumu membawakan buku rahasia ini. Berlatih beberapa hari disini, soal
makanan aku akan mengantarkannya sendiri."
Meng Ju-zhong menerima buku ini, dia merasa kaget. Tulisan di dalam buku itu sangat
rapi, Chui Hun Duo Ming-jian Pu dalam beberapa huruf.
Harus dimengerti, di dunia persilatan murid-murid belajar ilmu silat selalu disampaikan
langsung, dari buku silat itu, dia tahu bahwa ilmu yang dipelajari baru sedikit.
"Guru," Meng Ju-zhong berlutut dan berkata, "Buku rahasia ini Anda dapatkan dari
mana?" Biksu Huang Shi tertawa kecut dan berkata, "Kau jangan banyak tanya, cepatlah
belajar! Tapi ingat beberapa hari ini kau harus mengembalikan kepadaku dan tidak
boleh ada yang tahu bahwa kau bersembunyi disini, lebih-lebih tidak boleh disalin."
"Aku pasti menuruti perintah Guru."
Begitu biksu Huang Shi pergi, Meng Ju-zhong segera melihat buku rahasia ini, tapi hati
yang rindu tidak bisa diredakan begitu saja.
Sudah lewat semalam dia baru mengerti hanya berpikir tidak ada gunanya. Dia
berkonsentrasi, mulai melihat dan mencari tahu.
294 Meng Ju-zhong adalah orang yang pintar, dia tahu bahwa ilmu silat Kong Dong sangat
dalam, dalam waktu hanya beberapa hari ini saja tidak akan bisa menguasai
semuanya. Dia bertekad menghafal di luar kepala. Hanya beberapa hari satu buku Zhui Hun Duo
Ming-jian Fa berhasil dia hafalkan.
Pada suatu sore, Biksu Huang Shi datang dengan tergesa-gesa, dia tidak membawa
sayur atau pun makanan, dia hanya memberi beberapa uang kecil kepada Meng Juzhong dan berkata, "Muridku, tidak tahu siapa yang mengetahui bahwa kau
bersembunyi disini. Besok mereka pasti akan datang dan mengusirmu, cepat tinggalkan
tempat ini. Bawalah uang ini! Cukup untuk hidup satu bulan lebih. Kelak guru sudah
tidak bisa mengurusmu lagi."
Meng Ju-zhong berlutut kepadanya dan menangis, "Budi Guru lebih tinggi dari gunung,
setiap saat murid akan mengingat semua budi Guru. Mungkin sekarang aku tidak bisa
membalasnya tapi setelah reinkarnasi aku akan menjadi kuda atau sapi, pasti akan
datang untuk membalas budi Guru."
Dia mengembalikan buku rahasia itu kepada Biksu Huang Shi. Segera dia menyimpan
di balik bajunya dan pergi, tapi dia berhenti sebentar dan berkata, "Nak, ada satu hal
yang harus aku beritahu kepadamu. Mungkin setelah kita berpisah, kita tidak akan
bertemu lagi. Aku tidak mau rahasia ini kubawa sampai masuk peti mati...."
Kata Meng Ju-zhong, "Guru, aku sedang mendengarkan."
"Ini mengenai kelahiranmu," kata Biksu Huang Shi, "Sebenarnya kau bukan anak
kandung marga Meng."
Meng Ju-zhong terkejut dan bertanya, "Apakah kata-kata Guru ini benar?"
Biksu Huang Shi berkata, "Waktu itu aku baru pulang dari Tian Shui, aku menemukan
seorang bayi yang dibuang. Bayi itu adalah kau, kau tahu Wen Dao Gong tidak bisa
menghidupi bayi yang baru lahir. Saat itu suami istri Meng tidak mempunyai anak, aku
memberikanmu kepada mereka, tidak disangka...."
Tanya Meng Ju-zhong, "Guru, ibu dan ayah kandungku sebenarnya siapa?"
Biksu Huang Shi menggelengkan kepala dan berkata, "Aku tidak tahu. Sudah beberapa
tahun aku berusaha mencari mereka tetapi tetap tidak mengetahuinya. Setelah melihat
keadaan dapat dikatakan bahwa ayah ibumu adalah orang dunia persilatan, karena itu
295 marga Meng memberimu nama Ju-zhong. Harap bila kau sudah besar kau bisa
meneruskan cita-cita ayah dan ibumu...."
Hati Meng Ju-zhong terguncang, dia menangis, Biksu Huang Shi menghibur, lalu
tergesa-gesa pergi dari sana.
Perasaaan Meng Ju-zhong bergejolak seperti samudra, tapi juga seperti lembaran
putih. Hari yang begitu cerah. Sesosok bayangan sedang berhati-hati masuk kepagar Qing Shui Guan. Dia melempar
sebuah batu kedalam kemudian menunggu. Merasa tidak terjadi apa-apa, dia sudah
terbang masuk ke dalam halaman.
Setelah mendarat dia langsung bersembunyi di balik pohon cemara yang besar dan
diam tidak bergerak. Di bawah sinar bulan terlihat dia sangat gagah dan ganteng. Dia adalah Meng Juzhong. Dia akan meninggalkan Kong Dong, dia hanya mengkhawatirkan keadaan Xuan
Qing Han Wu-niang yang berada di Kong Dong.
Biksu Huang Shi sangat baik kepadanya, apalagi sewaktu dia diusir dari Wen Dao
Gong, dia sangat perhatian kepadanya. Tapi yang harus dia katakan sudah dikatakan,
yang harus dipesan pun sudah disampaikan.
Tapi Xuan Qing belum pernah muncul.
Dia bersembunyi di Gui Yun Dong karena tidak mau terlihat oleh orang lain, tapi ada
apa dengan Xuan Qing"
Di pikiran Meng Ju-zhong banyak pertanyaan, "Apakah dia sama sepertiku, diusir dari
Qing Shui Guan" Kalau begitu lebih baik kami mencari sebuah desa lalu hidup
bersama. Laki-laki ke sawah dan perempuan menenun, ini adalah cita-cita Xuan Qing.
Aku pun tidak ada yang harus kupikirkan. Tapi kalau dia tahu aku berada di Gui Yun
Dong, dia akan mencariku, apakah dia melupakan Gui Yun Dong" Tidak, dia tidak akan
diusir dari Qing Shui Guan karena gurunya sangat sayang kepada dia. Gurunya akan
mendidik dia untuk menjadi pengurus Qing Shui Guan. Shui Jing Shi Tai pasti tidak
akan mengusirnya, tapi kenapa dia tidak menengokku di Gui Yun Dong" Apakah dia
dikurung oleh Shui Jing Shi Tai?" pertanyaan Meng Ju-zhong begitu banyak, tapi dia
tidak bisa mendapatkan jawabannya.
296 Walaupun dia sudah berdiri di Qing Shui Guan, pikiran itu masih melekat di otaknya.
Tapi melihat keadaan Qing Shui Guan membuatnya merasa kaget.
Belum malam, semua lampu sudah dimatikan, sangat gelap dan sepi, hanya jangkrik
disudut tembok terus bernyanyi.
"Mengapa belum malam tapi semua sudah tidur?"
Dia berjalan ke sebuah kamar, biasanya disana adalah kamar tidur para biksuni, tapi
sekarang sama sekali tidak terdengar ada suara. Dia mendorong pintu kamar, pintu pun
terbuka. Dengan bantuan sinar bulan dia melihat di dalam kamar itu kosong, hanya tertingal
beberapa perabot yang kasar.
Hatinya bergetar, dia sudah tahu apa yang terjadi. Dia melihat ke sekelilingnya, semua
hampir sama. Sekarang Qing Shui Guan sudah menjadi kuil yang ditinggalkan.
"Mereka sudah pergi, Shui Jing Shi Tai meninggalkan semua ini apakah karena aku?"
= ooOOOoo = Beberapa hari kemudian, di Lan Zhou kantor Biao Wen Yuan kedatangan seorang
pemuda. Walaupun bajunya compang camping dan wajah yang lesu tapi masih terlihat bahwa
dia adalah seorang pemuda yang sangat tampan. Berbadan sehat, tegap dan lincah,
dia memberitahu bahwa namanya adalah Meng Ju-zhong.
Ketua Biao Yun Gou (Kait Perak) dengan ramah menerimanya.
"Tidak ada musuh... Wei Yuan..."
Suara yang gagah dan tinggi berteriakan, kemudian dari kaki gunung orang itu
mengeluarkan puluhan keledai dan kuda yang membawa muatan.
Di depan ada dua pasang tukang pikul. Mereka pun menunggang kuda. Dibelakang ada
tiga ekor kuda yang tinggi, yang menunggang kuda itu adalah orang-orang kantor Biao.
Orang yang berada di sebelah kira-kira berumur tiga puluh tahun. Dia tinggi dan besar,
dia membawa sepasang pentungan besi.
297 Di daerah propinsi Gan Shu dia mempunyai sedikit nama. Dia bernama Zhou Ke-dong.
Yang sebelah kanan adalah seorang pemuda berusia delapan belas tahunan. Dia
sangat gagah, disisi sadel tergantung sebuah pecut besi, dia bernama Lei Qi.
Diantara mereka ada seorang pemuda yang berumur dua puluh tahunan. Berwajah
tampan, memakai baju biru, dia membawa pedang panjang. Dia adalah Meng Juzhong.
Dia masuk kantor Biao Wei Yuan sudah tiga tahun lebih, dengan bekal ilmu silat Zhui
Hun Duo Ming-jian Fa yang aneh dan lihai, dia berhasil bekerja sebagai orang kantor
Biao Wei Yuan. Beberapa kali perjalanan berhasil sangat sukses. Dia pun mulai dikenal orang dan
menjadi pegawai tetap kantor Biao Wei Yuan.
Kali ini dia akan mengantar 30,000 tail perak dan barang yang terbuat dan kulit ke Xi
An. Karena Qing Yong-lu memiliki bisnis lain dan dia akan pergi Su Zhou, maka dia
menyuruh Meng Ju-zhong menjadi penanggung jawab perjalanan kali ini. Zhou Kedong dan Lei Qi menjadi asistennya.
Hari itu secara kebetulan mereka melewati Shi Men Shan, di jalan tiba-tiba muncul dua
ekor kuda yang berlari dengan cepat, membuat jalan menjadi berdebu.
Semua orang di kantor Biao langsung siap siaga dan mereka masing-masing dengan
reflek memegang senjata. Hanya dalam waktu singkat mereka sudah mendekat dan
kecepatannya tidak berkurang.
Walaupun mereka lewat tapi mata mereka tidak melihat kepada barang yang mereka
bawa. Setelah lewat mereka pun tidak menoleh, hanya berlari dengan cepat.
Zhou Ke-dong yang agak berpengalaman dan dia juga lebih sering melihat, dia merasa
aneh. Dia berkata, "Mereka begitu tergesa-gesa, sebenarnya ada apa?"
Kata Meng Ju-zhong, "Kakak, siapakah mereka" Ada apa" Apakah mereka akan
merampok kita?" Zhou Ke-dong menggelengkan kepala dan berkata, "Mereka adalah dua bersaudara. Di
dunia persilatan mereka sangat terkenal, mereka dipanggil Ming Shan Dua Pendekar si
Wajah Hijau dan Harimau Putih Yong. Ilmu silat mereka sangat tinggi. Katanya mereka
sudah menjadi anggota Gunung Niao Shu si Wajah Ketawa Yan Jun Hong.
298 Kelihatannya sasaran mereka bukan kita. Ming Shan Dua Pendekar mana mau
merampok?" Kata Meng Ju-zhong, "Tapi, bila terus melanjutkan perjalanan, di depan sana adalah
Long Nan, disana paling banyak orang golongan hitam, kita harus berhati-hati."
Kira-kira setengah jam kemudian, dibelakang ada suara kuda yang berlari. Mereka
melewati mereka seperti angin membawa debu-debu tebal.
Orang-orang kantor Biao mengeluarkan keringat dingin. Begitu kuda-kuda itu lewat,
tangan yang memegang senjata belum diturunkan, kali ini yang datang bukan Dua
bersaudara Ming Shan, melainkan si Wajah Ketawa Yan Jun Hong.
Walaupun mereka tidak merampok, tapi Meng Ju-zhong sempat kaget. Dia berpikir, "Ini
pertama kalinya aku menjadi penanggung jawab perjalanan, jangan berbuat kesalahan
dan terjadi apa-apa dengan rombonganku. Kami harus dengan selamat tiba ditujuan
dan berhasil mengirimkan barang ini."
Barisan rombongan terus berjalan, gunung sudah berada dibelakang mereka. Semua
orang merasa lebih tenang.
Pada sore hari mereka sudah tiba di Qi Xing Kou. Bila berhasil melewati Qi Xing Kou,
mereka sudah mencapai perbatasan Shan Xi.
Qi Xing Kou adalah sebuah perbatasan, tempat ini sangat berbahaya.
Di sebelah kiri adalah jurang yang terjal, hutan yang lebat menutupi langit. Di sebelah
kanan pun jurang. Di bawah jurang mengalir sungai Wei. Air sungai sangat deras
seperti kuda yang lepas dari tali.
Tiba-tiba di depan kaki gunung muncul dua puluh ekor kuda. Mereka berjalan dengan
pelan semakin mendekati mereka.
Tiba-tiba ada tiga ekor kuda berlari dengan kencang menghampiri rombongan. Begitu
lewat, semua orang bisa melihat bahwa mereka adalah si Wajah Ketawa Yan Jun hong


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan dua Bersaudara Ming Shan.
Mereka sepertinya sudah kalah bertarung karena Fan Jun tangannya terikat oleh kain
dan kedua orang lainnya pun terlihat tidak karuan.
Orang-orang kantor Biao merasa aneh, mereka bertiga bukan orang-orang yang tidak
mempunyai ilmu silat, siapa yang berhasil memukul mereka sampai seperti itu"
299 Tapi hanya dalam waktu singkat, sepuluh ekor lebih kuda yang berada dibelakang
sudah menyusul. Setelah berada beberapa meter jaraknya dari mereka, kuda-kuda itu
berhenti dan menghalangi jalan.
Zhou Ke-dong sudah tahu bahwa perampok mulai beraksi. Dia memberi hormat dan
berkata, "Aku adalah Zhou Ke-dong dari Lan Zhou, kantor Biao Wei Yuan, teman-teman
berasal dari golongan mana" Kami numpang jalan untuk lewat."
Pemuda yang berkulit hitam itu tertawa dan berkata, "Kantor Biao Wei Yuan adalah
teman, kami juga tidak berniat untuk merampok. Tapi hari ini saudara-saudara kami
sedang tidak lancar mencari uang, terpaksa kami harus meminjam uang untuk
mengganti hasil rampokan tadi yang gagal."
Meng Ju-zhong melihat barisan sana. Yang benar-benar bisa ilmu silat sepertinya tidak
terlalu banyak, yang lain hanya anak buah mereka. Dia tidak menganggapnya.
Baru saja dia ingin bertarung dengan mereka, terdengar Lei Qi berteriak, "Kakak Meng,
orang yang tadi datang bertiga sedang menuju kesini."
Begitu dia menoleh, benar saja ada tiga ekor kuda yang sudah kembali lagi. Dengan
pelan mereka berjalan menghampiri mereka.
Meng Ju-zhong merasa terkejut tapi dia tetap berjalan ke depan dan berkata kepada
mereka, "Apakah kalian bertiga juga ingin masuk dalam air keruh ini menangkap ikan?"
Si wajah Ketawa Yan Jun Hong jika ingin membunuh orang tidak pernah berwajah
sadis, dia tertawa dan berkata, "Tidak, tidak. Long Nan San Xiong menginginkan kalian.
Aku tidak berani campur tangan. Aku hanya ingin membagi sedikit keuntungan, tapi bila
mereka tidak sanggup, kami tetap akan membantu."
Meng Ju-zhong tertawa dingin, tangan kirinya memegang tali. Orangnya sudah terbang
melayang, dengan jurus pedang menusuk leher Yan Jun Hong.
Yang Jun Hong tertawa terbahak-bahak segera dia mencabut penanya, mengeluarkan
jurusnya, gerakannya sangat cepat. Hanya terdengar suara senjata beradu dan
mengeluarkan percikan api.
Meng Ju-zhong merasa tangannya kesemutan dan pedang terjatuh. Dia ingin
mengeluarkan serangannya lagi tapi si Harimau Putih, Fan Yong sudah menyerang
dengan golok gergajinya. Meng Ju-zhong dengan jurus Zhui Hun Duo Ming-jian Fa
segera menjemput serangan itu dan membalas.
300 Hanya dalam waktu singkat mereka sudah beradu puluhan jurus, tiba-tiba ada yang
membentak, "Berhenti!"
Meng Ju-zhong dan Fan Yong segera berhenti dan mundur beberapa langkah.
"Hai, anak muda siapa gurumu" Yang kau pakai adalah jurus Zhui Hun Duo Ming-jian
Fa, apakah kau adalah murid Kong Dong?"
Kong Dong adalah perkumpulan besar dan juga terkenal dengan jurus-jurus
pedangnya. Apalagi disebelah barat laut perkumpulan Kong Dong sangat terkenal.
Biasanya orang-orang di dunia persilatan selalu takut dan juga hormat kepada
perkumpulan ini. Bila terjadi sesuatu, mereka sering melepaskan orang-orang Kong
Dong. Biksu Huang Shi membiarkan Meng Ju-zhong memakai namanya walaupun dia sudah
diusir oleh Kong Dong Pai. Ini semua dilakukan oleh gurunya untuk melindungi Meng
Ju-zhong, bila dia berkelana didunia persilatan, dia akan merasa lebih aman, tapi Meng
Ju-zhong bersifat keras, dia tidak akan memberitahu kepada si Harimau Putih bahwa
dia adalah murid Biksu Huang Shi.
Dia menjawab, "Aku hanya belajar ilmu silat apa adanya, tidak ada hubungannya
dengan Kong Dong Pai."
"Kalau begitu, sudahlah." Yan Jun Hong tertawa dan berkata, "Kalian bersaudara
menyerang secara bersamaan dan musnahkan dia."
Jurus yang dipakai oleh si Wajah Hijau adalah ilmu tongkat, meskipun tangannya
terluka, tapi tongkatnya tetap bisa bermain dengan galak. Dia siap bergabung dengan
saudaranya. Dua senjata dimainkan, benar-benar terlihat sangat kompak.
Ilmu Meng Ju-zhong hampir setara dengan salah satu dari kedua orang itu. Sekarang
dua lawan satu, dengan waktu yang cepat mereka sudah menyerang Meng Ju-zhong,
membuat dia menjadi kalang kabut.
Pada waktu itu juga di barisan pembawa barang terjadi keributan. Zhou Ke-dong dan
Lei Qi sedang bertarung dengan para perampok itu.
Ketiga perampok itu walaupun mereka masih muda tapi ilmu silat mereka tinggi.
Walaupun Zhou Ke-dong dan Lei Qi memiliki ilmu silat yang lumayan tapi dengan
jumlah yang sedikit melawan jumlah banyak tetap akan susah menang.
301 Semua orang disana melihat mereka bertarung, dalam suasana kacau itu mereka
sudah masuk kedalam barisan pembawa barang, tukang pikul yang melihat keadaan
seperti itu, segera melarikan diri untuk menyelamatkan nyawa mereka sendiri.
Para perampok itu tidak mengejar, mereka membawa barang rampokan itu ke sebuah
jalan bercabang. Meng Ju-zhong melihat barang bawaannya dirampok, karena tidak berkonsentrasi
terhadap pertarungannya, dia tersapu oleh tongkat, karena merasa sakit akhirnya dia
mundur beberapa langkah. Fan Yong yang melihat ada kesempatan, dengan golok gergajinya langsung
menyerang, karena terdesak Meng Ju-zhong melepaskankan pedangnya sebagai
senjata rahasia, tampak sebuah kilauan menusuk kedada lawan.
Fan Jun dengan tongkatnya menyerang ke arah Meng Ju-zhong, karena sekarang di
tangannya sama sekali tidak ada senjata, dia tidak bisa menahan serangan Fan Jun
yang begitu kuat, dia terkejut, tubuhnya pun berputar.
Beberapa meter darinya adalah sebuah jurang dan dasar jurang itu adalah sebuah
sungai yang deras. Begitu Meng Ju-zhong melihat situasi seperti ini, dia tidak bisa menghentikan laju
tubuhnya, dia terguling kebawah dan merasakan badannya sakit, dia terjun seperti
sebuah bintang jatuh, dia hanya berpikir, "Kali ini aku pasti akan mati."
Dia mendengar ada sesuatu yang berbunyi, setelah itu dia pingsan.
Matahari sudah terbenam, malam akan segera tiba...
Meng Ju-zhong mulai tersadar, ternyata dia tersangkut di sebuah pohon cemara yang
tumbuh di sisi jurang, dia melihat ke bawah, dia langsung terlonjak kaget, karena
beberapa puluh meter di bawahnya adalah Sungai Wei yang arusnya deras dan
bergelombang, bila dia terjatuh ke bawah badannya pasti akan langsung hancur lebur.
Angin berhembus dari hutan, dia harus segera meninggalkan tempat itu, dia
menengadah ke atas dan melihat ada rotan yang tumbuh di dekat sana dan dapat
dijadikan tali untuk memanjat ke atas, ujung tali itu membelit pohon cemara tempatnya
tersangkut. 302 Dengan menahan sakit dia mencoba memanjat naik keatas jurang. Walaupun hanya
sebentar, tapi Meng Ju-zhong merasa dia sudah melewati waktu berjam-jam dan
akhirnya dia berhasil mencapai mulut jurang.
Di kegelapan malam dia bisa melihat sisa pertempuran siang tadi, dia dapat melihatnya
dengan jelas. Beruntung dia tidak melihat mayat yang bergelimpangan di sana, dia merasa tenang.
Akhirnya dia menemukan pedangnya kemudian memungutnya. Lalu dia mengikuti jalan
menuju tempat tadi. Sekarang dia harus berbuat bagaimana" Dia sendiri pun tidak tahu harus berbuat apa"
Apakah dia harus kembali ke Lan Zhou"
Barang dan uang yang dibawanya dari Lan Zhou, sudah dijarah oleh para perampok
tadi, apakah dia bisa mengganti semua kerugian yang telah terjadi"
Bila dia tidak kembali, bagaimana harga dirinya sebagai laki-laki sejati untuk
mempertanggung jawabkan semua ini di depan dunia persilatan"
Dia terdiam lama dan tampak ragu, akhirnya dia memutuskan untuk mencari sebuah
tempat dan menginap, hal lainnya akan dia pikirkan esok hari. Tapi jalan yang dia lewati
sepanjang puluhan kilometer, tidak terlihat desa atau pun penginapan.
Sekarang perutnya mulai keroncongan, seluruh tubuhnya terasa sakit, dia harus
menempuh perjalanan yang jauh, apakah dia kuat menanggung semua ini" Tapi bila
dia tidak menjalankannya, bagaimana dia melewati kehidupan ini"
Sudah setengah jam lebih, malam akan semakin larut. Dia melihat di kejauhan ada
sebuah kuil. Dia langsung merasa senang, segera dia berlari mendekati kuil itu.
Ternyata itu adalah sebuah kuil tua, patung-patung dewa yang berada di dalam kuil itu,
seperti sedang menertawakan manusia-manusia yang kesakitan, tidak terlihat wajah
yang ramah atau baik hati.
Patung dewa itu pun sudah terkelupas, malah ada sebagian yang sudah hancur. Di
sayap kanan kuil ada sebuah kamar, sepertinya dulu adalah kamar para biksu atau
biksuni. Di sayap kiri kuil adalah tempat untuk menyimpan kayu bakar, tapi pintu dan jendela
sudah tidak ada. 303 Meng Ju-zhong merasa nasibnya begitu sial, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Ada sebuah kuil tua tempat untuk bernaung sementara ini keadaaannya lebih baik
dibandingkan bila dia harus tidur di tempat terbuka.
Untung dia masih memiliki persediaan daging asin dan makanan kering. Walaupun
tidak ada air minum, tapi itu sudah cukup mengisi perutnya yang kelaparan.
Di sudut tampak sisa tumpukan kayu bakar, dia berbaring disana, setelah perut
kenyang dia bisa tidur. Matahari pagi bersinar masuk melalui jendela, Meng Ju-zhong terbangun, dia merasa
seluruh tubuhnya terasa sakit, dia merasa malas untuk bangun.
Semua barang bawaannya hilang, yang merampok mereka adalah komplotan si Wajah
Tertawa Yan Jun Hong. Dalam radius puluhan kilometer ini, mereka tidak akan berani membawa hasil
jarahannya, mereka bukan orang bodoh, apalagi Yan Jun Hong pernah menyinggung
akan membagi hasil dengan rata.
Walaupun orang golongan hitan adalah orang-orang yang galak dan sadis, tapi mereka
tidak pernah melanggar kata-kata mereka sendiri.
Siapa mereka itu" Barang yang diantar ke tempat tujuan semua menghilang, siapakah
mereka" Dia tidak bisa menemukan jawabannya, ini benar-benar keterlaluan....
Dia berusaha berdiri, lalu duduk bersila dan mulai mengatur nafasnya, sekarang dia
merasakan tubuhnya tidak terlalu sakit, dia pun keluar dari pintu kuil.
Mata terasa silau. Di bawah sinar matahari pagi, di halaman kuil tampak sebuah kereta beratap, tirai
kereta terbuat dari kain wol berwarna ungu, tutup kereta itu pun berwarna ungu tua.
Kereta pun dicat dengan warna ungu, Tampak dua ekor kuda yang diikat di bawah
pohon juga berwarna ungu. Sama sekali tidak terlihat warna lain, sadel dan lonceng di
kepala kuda pun berwarna ungu.
Meng Ju-zhong merasa terkejut, "Dari mana datangnya orang kaya ini" Semuanya
terlihat begitu mewah. Sepertinya pemiliknya adalah perempuan yang menyukai warna
ungu...." 304 Entah mengapa secara sembunyi-sembunyi dia berjalan menghampiri kereta itu,
mungkin karena Meng Ju-zhong merasa aneh, dengan perlahan dia membuka tirai
kereta... Bagian dalam kereta terlihat mewah, ada dua buah tempat duduk, masing-masing
tempat duduk ada dua buah bantal duduk yang berwarna ungu....
Sorot mata menyelidik segera berhenti, karena di tempat untuk meletakkan kaki
tergeletak sepuluh atau mungkin dua puluh tail lebih uang emas. Berat tiap tail uang
emas itu pasti ada beberapa gram.
Uang yang berwarna kuning bisa membuat mata orang menjadi silau, pikiran jahatnya
segera timbul. "Aku tidak akan mengambil banyak, aku hanya akan mengambil lima tail saja, itu sudah
cukup untuk mengganti kerugian yang sudah aku hilangkan. Orang kaya selalu malas,
mungkin saat ini mereka belum bangun, tapi walaupun aku ketahuan oleh mereka aku
pun tidak akan takut."
Walaupun dia mengatakan dia tidak takut, tapi dia tetap melihat sekelilingnya dengan
waspada, kemudian dia mengulurkan tangan untuk mengambil uang emas itu, lalu dia
membalikkan badan bersiap-siap akan pergi dari sana.
Tapi baru saja dia maju selangkah, terdengar ada suara merdu tapi dingin, "Bila kau
masih ingin hidup, kembalikan uang itu!"
Suara itu tidak terlalu besar tapi sangat jelas, seperti berada di sisi telinganya.
Dia terkejut kemudian membalikkan badan untuk mencari orang itu, tapi tidak terlihat
siapa pun disana. Dalam hati dia berpikir, "Mungkin aku sudah salah dengar. Mana orangnya?"
Dia tampak ragu, tapi dia segera lari, terlihat ada angin yang berkelebat, tampak
bayangan ungu seperti seekor burung besar terbang melewati kepalanya kemudian
turun dan menghadang jalan Meng Ju-zhong.
Ternyata dia seorang perempuan dan berbaju ungu, tutup kepalanya pun berwarna
ungu. Walaupun cantik tapi dia terlihat gagah.
305 Orang itu secantik Mei Hua tapi dingin seperti bunga crysan yang terkena salju. Kedua
matanya bersinar terang. Dia benar-benar sangat gagah. Bila dia bersuara membuat
orang terkejut. Dia bertanya, "Apakah kau begitu menyukai uang itu" Aku akan memberikannya
kepadamu. Telan uang itu!"
Meng Ju-zhong hanya bengong, walaupun dia merasa tidak enak, tapi dia masih bisa
tertawa dan berkata, "Nona, aku sangat menyesal, aku pun terpaksa meminjam dulu
uang ini kepadamu, aku minta maaf karena telah bersalah kepadamu."
Kata-katanya belum selesai, melihat lawannya tidak siap dia sudah mengeluarkan
pedangnya. Jurus-jurusnya tampak lihai mengeluarkan cahaya, membuat mata menjadi
silau. Gadis itu terkejut dan berusaha menghindar.
Meng Ju-zhong tidak menyerang gadis itu, dia hanya ingin membuat gadis itu takut
sehingga dia bisa melarikan diri.
Pada saat dia melihat gadis itu berusaha menghindar, sesuai dengan keinginannya, dia
membuat cahaya pedang di sekeliling tubuhnya, kemudian dengan cepat dia turun dari
gunung. Tapi terlihat ada bayangan seseorang datang yang berusaha menghalangi jalannya,
karena Meng Ju-zhong terburu-buru, dia tidak bisa menghentikan laju tubuhnya, dia
hanpir menabrak dan masuk ke dalam pelukan orang itu.
Dia melihat orang itu adalah seorang nyonya tua yang berusia sekitar empat puluh
tahunan. Dia memliki wajah yang sabar dan baik hati, tapi masih terlihat kegagahan dan
keberaniannya. Hal ini membuat Meng Ju-zhong tidak berani menatapnya.
Meng Ju-zhong sadar bahwa dia sudah bertemu dengan seorang pesilat tangguh
dengan kemampuan ilmu silatnya, mencoba pun sepertinya akan sia-sia saja.
Segera dia menyimpan pedangnya di belakang, kemudian dia memberi hormat, "Aku
terpaksa melakukannya, karena aku tidak mempunyai jalan keluar lainnya."
Nyonya itu menjawab dengan dingin, "Bocah, kelihatannya kau pintar dan baik, aku
ingin bertanya kepadamu, kau murid Kong Dong generasi keberapa?"
306 "Aku berkelana di dunia persilatan seorang diri, tidak ada hubungannya dengan Kong
Dong Pai." Nyonya itu tertawa dan berkata, "Tapi ada beberapa jurus Zhui Hun Duo Ming-jian Fa.
kau memiliki dasar cukup kuat, kau bisa membuat muridku mundur, kalau kau bukan
murid Kong Dong, mengapa ilmu pedangmu begitu bagus" Jujurlah bicara, aku tidak
akan memberitahukan hal ini kepada siapa pun."
"Tetua, aku hanya bisa beberapa jurus ilmu pedang, aku tidak tahu apa yang disebut
dengan Zhui Hun Duo Ming-jian Fa."
"Apakah perkataanmu benar?"
Nyonya itu segera mengeluarkan jurus, dengan jarinya sebagai pengganti pedang, dia
langsung menusuk ke dagu Meng Ju-zhong.
Melihat musuh yang menyerang dengan tiba-tiba, dengan cepat dia menahan serangan
itu, jurus yang dia gunakan adalah Zhui Hun Duo Ming-jian Da pada bagian Jaksa
Membalikkan Buku. Dia tahu bahwa nyonya tua itu sedang mencoba kemampuan ilmu silatnya, dia segera
memutuskan untuk menggunakan ilmu lain, walaupun itu bukan jurus Zhui Hun Duo
Ming-jian Fa, tapi jurus itu tetap sangat dasyat.
Karena jurus itu begitu tiba-tiba, nyonya itu tidak menyangka akan diserang, dia
terpukul mundur setengah langkah, dia tertawa, "Bocah ini benar-benar lincah dan
pintar, dari mana dia belajar jurus pedang yang begitu aneh?"
Meng Ju-zhong tertawa di dalam hati, dia berkata, "Sejak kecil aku sudah kehilangan
orang tua, aku ikut dengan guru-guru yang menjual jasa dengan menggunakan ilmu
silatnya sepanjang kami berkelana, aku belajar dari mereka, harap Nyonya jangan
menertawakan kemampuanku ini."
Nyonya itu tampak berpikir sebentar lalu berkata, "Hari ini aku sedang gembira, aku
akan memaafkanmu, tadi kau mengatakan karena terpaksa dan karena keadaan maka
kau mencuri, apa maksudmu" Katakan dengan jelas, bila alasanmu masuk akal, aku,
La-shou Guan-yin (Dewi Guan Yin Tangan Pedas) akan melepaskanmu, mungkin
malah bisa membantumu."
Hati Meng Ju-zhong bergejolak, dalam hati dia berpikir, "La-shou Guan-yin adalah


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

julukan yang menusuk telinga, mengapa aku tidak tahu di dunia persilatan ada orang
seperti itu?" 307 Tadi dia sudah melihat kemampuan silat guru dan murid ini, melihat nyonya tua itu
memiliki sifat seorang pendekar, dia tahu bila mereka ingin mencelakakannya, dia tidak
akan sanggup membalas, dia tampak ragu, tapi dia tetap menceritakan kejadian
kemarin pada waktu barangnya dijarah, terakhir dia berkata lagi, "Sudah lama aku tidak
mempunyai pekerjaan, dengan susah payah aku baru menemukan pekerjaan ini, bila
sekarang aku sudah menghilangkan begitu banyak barang, aku akan kehilangan
pekerjaan dan aku akan kelaparan lagi dan juga...."
Perempuan yang berbaju ungu itu berkata, "Yang kau ceritakan tadi adalah si Wajah
Tertawa Yan Jun Hong yang merampokmu, apakah salah satu dari mereka berwajah
hitam, mereka adalah perampok."
"Benar, mengapa Nona bisa tahu?" tanya Meng Ju-zhong.
Nona itu tidak menjawab, dia berkata kepada gurunya, "Guru, yang dia maksud adalah
Hei Hu dan Wang Kuai."
"Benar," kata La-shou Guan-yin, dia berkata, "Nona Jiu, aku lihat pemuda ini patut
untuk dikasihani, bantulah dia mencari barangnya yang sudah dirampok, mintalah
kembali kepada mereka, dan kembalikan kepadanya."
Wajah nona itu memerah dan berkata, "Aku akan menuruti pesan Guru."
"Baiklah," kata La-shou Guan-yin kepada Meng Ju-zhong, "Apakah kau tahu Mai Ji
Shan?" Meng Ju-zhong mengangguk.
Kemudian La-shou Guan-yin berkata, "Kami akan kesana dulu untuk meminta
barangmu kembali, setelah itu kau baru menyusul kesana."
Kereta beratap sudah disiapkan.
Kusirnya adalah seorang perempuan setengah baya, hanya terlihat pecut yang
dimainkan. Kereta pun berlari dengan cepat.
Walaupun ilmu meringankan tubuh Meng Ju-zhong cukup tinggi, tapi langkah kedua
kakinya tetap akan kalah dari lari empat ekor kuda, apalagi saat ini tubuhnya masih
terasa sakit, dia tidak bisa berlari dengan cepat.
Dia hanya bisa melihat kereta ungu itu menghilang dibawah kaki gunung.
308 Pada siang hari. Meng Ju-zhong baru sampai ke Yuan Yang Chen (nama kota). Setelah berjalan ratusan
kilometer, membuat dia merasa sangat lelah dan keringat sudah bercucuran.
Dia melihat di luar kota banyak terdapat puluhan keledai berikut barang yang sedang
berhenti disana. Ada dua puluh orang lebih sedang mengurus keledai itu.
Terlihat ada kereta yang beratap penuh dengan warna ungu.
Karena senang, kakinya berlari semakin cepat.
"Kakak Meng, kau...." Yang menyambut dia adalah Lei Qi.
Dia ingin berkata, tapi melihat keadaan mereka, segera dia mengganti pertanyaan, "
apakah kita hanya kebetulan bertemu?"
Meng Ju-zhong berhenti melangkah dan berkata, "Apakah semua orang baik-baik
saja?" Kebiasaan orang golongan hitam merampok, mereka berusaha tidak melukai orangorangnya, lebih-lebih berusaha tidak melukai para kuli.
Kali ini kedua belah pihak kekuatannya tidak seimbang tapi orang kantor Biao Wei Yuan
tidak ada seorang pun yang terluka.
Zhou Ke-dong berjalan menghampirinya dan berkata, "Adik Meng, darimana kau
berhasil mengundang dua orang yang begitu lihai" Pagi tadi di kota kami bertemu
dengannya, dia tahu kami adalah orang kantor Biao Wei Yuan. Dia menyuruh kami
menunggu disini. Belum dua jam lewat, barang yang dirampok sudah dikembalikan
dengan utuh. Kau benar-benar hebat!"
Meng Ju-zhong tidak memberitahu bahwa dia mencuri emas, dia hanya berkata
mengenai hal lainnya, dia langsung berjalan menghampiri kereta ungu itu, untuk
bertemu dengan La-shou Guan-yin.
Terlihat dia sedang tertawa dan berdiri disisi kereta.
Meng Ju-zhong segera menghampiri dan berkata, "Aku, Meng Ju-zhong telah dibantu
oleh Tetua telah berhasil mengambil kembali uang dan barang yang hilang, budi besar
ini akan kubalas. Walaupun ilmu silatku sangat terbatas tapi seumur hidup aku bersedia
309 akan menjadi pelayan Tetua, kemana pun atau apa pun yang diperintahkan, pasti akan
kukerjakan!" La-shou Guan-yin hanya tersenyum dan berkata, "Dengan kau yang hanya mempunyai
kemampuan seperti itu, seumur hidup pun tidak akan bisa membantuku. Peristiwa ini
hanya kebetulan dan berjodoh, kau tidak perlu merasa sungkan."
Wajah Meng Ju-zhong memerah dan berkata, "Apakah Tetua bisa memberitahu nama
Tetua, seumur hidup aku akan selalu mengingatnya."
"Sudahlah!" kata La-shou Guan-yin. Kemudian dia berkata, "Anak Jun, mari kita pergi
untuk makan." Dia membalikkan kepala terlihat di leher belakangnya ada tanda berwarna hijau
sebesar ibu jari dan berbentuk agak panjang. Dia ragu sebentar tapi tetap menarik
lengan baju perempuan itu.
Meng Ju-zhong baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba mendengar ada suara
langkah. Dia menoleh, ternyata perempuan itu kembali lagi.
Tangannya membawa kain ungu bergambar phoenix, sebesar telapak tangan. Gambar
Phoenix itu seperti terbang, benar-benar sangat indah.
Meng Ju-zhong merasa aneh, gadis itu tertawa dan berkata, "Kali ini kalian akan pergi
ke Xi An, sepanjang jalan sangat berbahaya. Hanya memakai bendera Wei Yuan saja
kurang cukup. Pasanglah tanda ini di tiang benderamu, mungkin ini bisa menjamin
perjalanan kalian akan aman. Kalau kalian sudah pulang ke Lan Zhou, aku akan
mengambilnya kembali."
"Terima kasih atas kebaikan Nona."
Meng Ju-zhong membawa bendera Phoenix berwarna ungu yang terbuat dari kain wol.
Melihat gadis itu pergi, hatinya terasa kosong.
Terlihat gadis itu berjalan tidak terlalu jauh, dia masih membalikkan badan untuk
melihatnya. Empat mata saling beradu pandang, wajah gadis itu memerah, hati Meng
Ju-zhong pun bergetar dan dia terpaku.
Zhou Ke-dong berjalan mendekatinya dan berteriak, "Adik Meng, kita harus beres-beres
dan bersiap-siap untuk berangkat." Dia melihat tangan Meng Ju-zhong membawa
sehelai bendera Phoenix berwarna ungu dan bertanya, "Adik, itu barang apa?"
310 Meng Ju-zhong berkata, "Ini adalah pinjaman dari nona tadi. Katanya dengan benda ini
sepanjang perjalanan kita pasti akan aman dan tidak mengalami hambatan, apakah
betul atau tidak?" Zhou Ke-dong berpikir sebentar dan berkata, "Pengalamanku belum terlalu banyak,
mungkin mereka berdua adalah orang Zi Feng yang terkenal di dunia persilatan, tapi di
dunia persilatan banyak hal aneh, lebih baik kita percaya saja dari pada tidak. Turutilah
kata-kata mereka, bendera Phoenix ungu dipasang diatas bendera Wei Yuan mungkin
akan ada gunanya." Barisan pun mulai bergerak.
Sekarang yang tidak sama adalah di atas bendera Wei Yuan telah bertambah dengan
bendera kecil Zi Feng. Kelihatannya sangat aneh. Kuli-kuli dan orang-orang disana
ingin tertawa tapi tidak ada seorang pun yang berani bicara.
Malam ini mereka akan menginap di kota Bao Ji. Seharian tidak terjadi apa-apa. Hari
kedua mulai mereka berjalan lagi.
Hari sudah siang, udara semakin panas untungnya angin yang berasal dari sungai
terbawa sedikit dan terasa lembab sehingga mengurangi panasnya udara siang itu.
Tiba-tiba dari atas sungai datang empat buah perahu beratap. Karena menelusuri arus
air, mereka berjalan sangat cepat. Setelah dekat, dua perahu itu melemparkan jangkar,
dua perahu lainnya meneruskan perjalanan mereka.
Karena barisan belakang hanya berjalan dengan cepat agar cepat sampai di tempat
tujuan, mereka tidak memperhatikan hal ini. Kemudian kedua perahu itu mendekati
darat dan masuk ke balik pepohonan setinggi orang.
Tiba-tiba ada suara peluit yang berbunyi, segera dari semak-semak muncul puluhan
laki-laki berbadan tegap.
Yang memimpin adalah seorang yang tinggi dan besar. Wajahnya penuh dengan
jambang, pundaknya membawa sebuah dayung.
Dia berkata, "Teman-teman, di depan sudah tidak ada jalan lagi, bila ingin lewat harus
mengeluarkan uang jalan."
Zhou Ke-dong sudah beberapa kali melewati Guan Zhong, dia sudah tahu di sungai
Wei banyak perompak. Dia melihat wajah orang yang galak, dayungnya yang hitam dan
mengkilap. Itu adalah dayung yang terbuat dari besi.
311 Dia segera maju ke depan dan berkata, "Apakah Kakak adalah Pendekar Chao" Aku
adalah Zhou Ke-dong dari Lan Zhou, dari kantor Biao Wei Yuan. Kami membawa
barang Biao dan lewat kesini, belum sempat mengunjungi rumah Kakak, kami mohon
maaf!" Chao Yong Rui dengan dingin berkata, "Tidak perlu begitu, aku hanya kenal uang. Bila
kalian tidak mengerti, kami akan mengambil barangnya!"
"Tunggu!" kata seorang laki-laki tinggi kurus seperti orang yang baru sembuh dari sakit.
Tapi matanya terlihat sangat bersemangat. Dia adalah Wei Shui pelayan Jin Yu.
Dia mendekat Chao Yong Rui dan berkata, "Adik, aku lihat keledai yang berada di
paling depan, di atas bendera mereka masih ada bendera Zi Feng. Kita jangan berbuat
ceroboh. Coba kau lihat dulu kesana!"
Mereka berdua berjalan ke depan, sekarang mereka sudah melihat dengan jelas.
Chou Yong Rui menghela nafas dan berkata, "Mengapa kantor Biao Wei Yuan memiliki
bendera Zi Feng?" Jin Yu tertawa dan berkata, "Kurang ajar, apakah Hua Shan Zi Feng memberikan
bendera ini untuk mereka permainkan" Kakak, kita perlu uang, tapi nyawa kita lebih
berharga. Aku rasa, lebih baik kita pergi saja."
Chao Yong Rui ragu kemudian dia berkata, "Aku setuju dengan kata-kata Kakak."
Jin Yu berteriak, "Hai teman-teman, tolong sampaikan kepada Hua Shan Zi Feng,
Pendekar Lu, titip salam dari Wei Shui Yu Shao (Pemimpin Nelayan Wei Shui = nama
sungai)." Kemudian terdengar lagi dua buah suara peluit yang berbunyi, Wei Shui Yu Shao
terburu-buru naik ke atas perahu dan pergi.
Lei Qi berada dibelakang. Dia tahu ada puluhan laki-laki naik ke jalan untuk
menghadang jalan mereka, tapi sekarang terlihat para penjahat itu mundur lagi, dia
merasa aneh, dia bertanya, "Kenapa penjahat-penjahat ini mundur dengan sendirinya?"
Zhou Ke-dong tertawa kecut dan berkata, "Sudah lama aku mendengar kekejaman Wei
Shui Yu Shao. Hari ini puluhan nyawa mungkin sudah tertolong oleh bendera kecil
Phoenix ungu ini." Lei Qi menjadi terkejut, Meng Ju-zhong pun demikian.
312 = ooOOOoo = Beberapa hari kemudian ketika Meng Ju-zhong sedang berjalan-jalan, tiba-tiba ada
suara orang berteriak, "Apakah kau adalah Meng Ju-zhong?"
Begitu Meng Ju-zhong melihat, dia segera mengenal perempuan yang bertanya adalah
kusir La-shou Guan-yin. Dia segera berkata, "Aku adalah Meng Ju-zhong, apakah nyonyamu sudah berada di
Lan Zhou?" Perempuan itu menjawab, "Benar, aku diperintahkan oleh nyonyaku untuk mengundang
Tuan Meng!" Begitu pulang dari Xi An, Meng Ju-zhong sudah tahu La-shou Guan-yin dalam
beberapa hari ini pasti akan meminta kembali bendera Zi Feng, karenanya bendera itu
dia selalu membawa di balik bajunya.
Dia berkata, "Bendera Zi Feng selalu kubawa, aku ingin mengembalikannya sendiri dan
juga ingin mengucapkan terima kasih. Silakan Anda membawa jalan!"
Di penginapan Wan Yuan. La-shou Guan-yin sedang duduk di sebuah kursi besar. Tangannya memegang cangkir
dan dia sedang minum teh dengan nikmat, berkali-kali dia minum, dia baru sadar
cangkir itu sudah kosong.
Dia tertawa sendiri kemudian cangkir itu diisinya oleh air teh tapi dia malah lupa untuk
minum. Sudah beberapa hari ini, selalu terpikirkan olehnya.... "Menghitung hari, seharusnya dia
sudah pulang. Ada bendera Zi Feng, di jalan dia pasti tidak akan apa-apa. Tapi apakah
orang itu benar-benar 'dia'" mungkin tidak salah kecuali tanda lahir yang berwarna hijau
itu. Umurnya pun cocok dan sesudah tiba di Lan Zhou, aku sudah mencari informasi
bahwa dia seorang yatim piatu.... Waktu itu dia dipungut oleh seorang biksu tapi
kemudian guru pernah membantuku mencari di beberapa propinsi, tapi tidak ada
jejaknya. Mengapa sekarang tiba-tiba dia muncul.... Melihat ilmu silatnya, dia
menguasai jurus-jurus ilmu Kong Dong Pai. Kalau bukan sejak kecil dia berada di Wen
Dao Gong, mengapa dia bisa menguasai Zhui Hun Duo Ming-jian Fa dengan lancar"
Tapi guru sudah beberapa kali mengunjungi Biksu Guang Mu. Guru Guang Mu selalu
membantah bahwa dia pernah memungut seorang bayi dan pemuda ini pun menutupi
asal usul ilmu yang dipakainya. Apakah ada sesuatu yang tidak beres dan harus
313 ditutupi" Tapi anak Jun sangat mencintainya, mengapa tidak sekalian kujodohkan
mereka" Aku tidak percaya aku tidak bisa mencari identitasnya! Tapi...."
Tiba-tiba dia mendengar ada suara langkah orang. Kemudian ada yang berkata,
"Nyonya, Meng Ju-zhong dari kantor Biao Wei Yuan ingin mengunjungimu."
Meng Ju-zhong masuk, tapi La-shou Guan-yin tidak berdiri. Dia dengan dingin berkata,
"Apakah Meng Ju-zhong sudah datang, duduklah!"
"Terima kasih, di tempat Tetua tidak ada tempat untuk hamba," Meng Ju-zhong
membungkukkan badan memberi hormat. Dia berkata lagi, "Aku dibantu oleh Tetua dan
murid Tetua, budi ini tidak bisa kuungkapkan dengan bahasa. Aku hanya bisa
membalasnya dengan memberi penghormatan."
Dia melihat gadis itu tidak berada disana, entah mengapa hatinya menjadi bimbang.
Dengan kedua tangannya, dia mengembalikan bendera Zi Feng dan berkata, "Nama
Tetua dan muridmu benar-benar sangat terkenal. Aku sudah dibantu oleh bendera ini,
dengan selamat kami bisa kembali ke Lan Zhou. Sekarang dengan utuh kukembalikan
Zi Feng ini kepada Anda."
La-shou Guan-yin berpikir sebentar, kemudian dia berkata, "Simpanlah dulu bendera ini
padamu." Meng Ju-zhong menjadi bengong juga merasa kaget.
Kemudian Lu Yue-juan berkata lagi, "Duduklah, ada yang ingin kutanyakan."
Meng Ju-zhong berkata, "Terima kasih." Dan dia pun duduk.
Tiba-tiba kedua mata Lu Shou Guan Yin menatapnya. Dia melihat wajah Meng Juzhong dan berkata, "Guru Meng, waktu itu kau pernah berkata bahwa sejak kecil kau
sudah tidak mempunyai orang tua, sebenarnya kau bermarga apa" Dan di rumah
apakah masih mempunyai keluarga?"
Meng Ju-zhong bengong lagi, dia ragu tapi tetap menjawab, "Aku adalah orang Jing
Zhou. Waktu aku berumur sembilan tahun, orang tuaku meninggal terkena wabah. Di
rumah tidak ada siapa-siapa lagi."
"Sekarang berapa umurmu?"
"Aku berusia 22 tahun."
314 Hati Lu Yue-juan bergetar dan menghela nafas, "Kau menjadi pegawai Biao sudah dua
tahun lebih, apakah kau sudah menikah?"
Meng Ju-zhong teringat Gui Yun Dong di gunung Kong Dong.
Di Gui Yun Dong.... di kantor Biao, dia memiliki posisi sangat penting dan diperhatikan,
dia belum berkeluarga karena masih teringat kepada Xuan Qing yang terus melekat di
benaknya. Hari berganti hari, sekarang entah dia berada dimana" Dia sedang berpikir, tiba-tiba
dibentak oleh La-shou Guan-yin dengan suara yang keras, "Apakah kau tidak
mendengar kata-kataku!"
Meng Ju-zhong terpaku kemudian berkata, "Aku hidup sendiri, tidak memiliki apa pun,
mana berani aku memikirkan ingin hidup berumah tangga?"
Dia mednengar La Shao Guan Yin berkata dengan dingin, "Sekarang bila ada seorang
perempuan, dia tidak melihat keuanganmu, apakah kau mau menikah dengannya?"
Perjodohan seperti ini jarang ada dan jarang terdengar.
Meng Ju-zhong ragu sebentar, dia tahu apa yang akan terjadi bila dia menolaknya, tapi
dia tetap menjawab dengan ragu, "Siapa orang yang dimaksud oleh Tetua itu?"
"Aku bertanya kepadamu, jawabannya hanya mau atau tidak!" kata La-shou Guan-yin
dengan dingin dan juga keras.
Meng Ju-zhong berpikir sebentar dan berkata, "Tetua, aku mau menerima kebaikan
Tetua, guru dan murid berat seperti Gunung Tai (Taysan), seumur hidup aku tidak bisa
membalas kebaikan Tetua tapi pernikahan bukanlah hal yang mudah. Bila Tetua tidak
memberitahukan marga dan bagaimana gadis itu, aku tidak bisa menjawabnya."
La-shou Guan-yin menarik nafas dan berkata, "Yang aku maksud adalah muridku."
Meng Ju-zhong merasa senang, dia berusaha menahan getaran hatinya dan berkata,
"Aku sudah menerima budi dari Tetua, tapi aku tidak tahu bahwa Tetua...."
La-shou Guan-yin tertawa dan berkata, "Jujur bicara, aku bermarga Lu, aku adalah
murid Hua Shan. Aku dijuluki La-shou Guan-yin sebenarnya aku tidak bisa menyerupai
Dewi Guan Yin. Bila julukan La Shou (tangan pedas, telengas), aku harus lihat terhadap
siapa aku harus melakukannya?"
315 Kemudian dia berkata lagi, "Muridku bermarga Du, bernama Xiang-jun, teman-teman
memanggilnya dengan sebutan Hua Shan Zi Feng (Phoenix Ungu dari Hua Shan).
Bendera yang kau pegang tadi adalah cirinya menempuh perjalanan di dunia persilatan.


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ai.... hampir berusia dua puluh tahun, muridku banyak mengenal orang tapi selalu
merasa tidak cocok, sekarang dia menyukaimu dan dia menyuruhku agar
menjodohkannya dengan dirimu. Aku bukan mak comblang tapi aku akan berusaha,
apakah...." Sesosok bayangan cantik tiba-tiba muncul ke dalam pikirannya, membuat bayangan
Han Wu-niang tergeser. Tawa dan gerakannya membuat hati orang bergetar, apalagi dia.... Meng Ju-zhong
menjadi terpesona. Dia tenggelam dalam khayalannya, apa yang dikatakan Lu Yue Jun
tidak didengarnya lagi. "Hai, ada apa denganmu?" tanya Lu Yue-juan.
Meng Ju-zhong terpaku, dengan cepat dia berkata, "Muridmu begitu cantik, ilmu
silatnya pun tinggi, aku...."
Lu Yue-juan tertawa, walaupun dia tertawa tapi wajahnya tidak terlihat tertawa. Dia
berkata, "Mungkin ini adalah jodohmu dari kehidupan sebelumnya. Aku mengakuinya,
kau tidak perlu berpura-pura. Jujur bicara, muridku dijodohkan denganmu, itu masih
lebih dari cukup, hal ini sudah ditetapkan tapi aku tidak mau muridku menjadi istri
seperti pelayan. Kau harus memiliki pekerjaan yang mantap. Kau dirikan dulu sebuah
kantor Biao, baru akan kuijinkan kau menikah dengannya. Bila muridku hidup bahagia,
wajahku pun akan merasa terang."
Tadinya Meng Ju-zhong merasa senang, sekarang dia merasa sedih. Dia berkata,
"Tetua Lu, aku baru menjadi guru di sebuah Biao selama dua tahun ini. Gajiku kecuali
untuk makan sudah tidak tersisa seberapa."
Lu Yue-juan berkata, "Aku hanya bertanya apakah kau mempunyai keinginan seperti
itu?" "Aku selalu mempunyai keinginan seperti itu, benar-benar sangat menginginkannya."
Kata Lu Yue-juan, "Itu sudah cukup, hal lainnya seperti uang, aku memiliki sedikit
simpanan. Bila ingin mendirikan sebuah kantor Biao itu lebih dari cukup...."
Ini adalah persoalan penting di dunia persilatan Lan Zhou. Meng Ju-zhong
mendapatkan kegembiraan ganda.
316 = ooOOOoo = Meng Ju-zhong kemudian menikah dengan Hua Shan Zi Feng dan membuka kantor
Biao Zhen Yuan. Orang-orang terkenal di Lan Zhou datang memberi selamat
kepadanya. Pesta berlangsung selama tiga hari tiga malam, tamu-tamu terus
berdatangan. Bendera Zhen Yuan berwarna krem, ditengah-tengah bendera itu terdapat sulaman
burung Phoenix berwarna ungu. Phoenix itu seperti ingin terbang... orang dunia
persilatan menyebutnya dengan sebutan bendera Zi Feng.
Kakak angkat Meng Ju-zhong, Zhou Ke-dong dan Lei Qi keluar dari kantor Biao Wei
Yuan dan mereka bekerja membantu kantor Biao Zhen Yuan.
= ooOOOoo = Dari jauh sudah terlihat puluhan gunung es yang tinggi seperti menusuk ke atas langit.
Disini adalah daerah Ming Shan. Sebuah lembah panjang. Dikeliling oleh pohon dan
rumput yang sangat hijau, bunga-bunga liar begitu indah.
Di jalan ada barisan orang. Di depan terdapat para kuli dan di belakang ada beberapa
guru Biao mengikuti mereka. Mereka menunggang kuda yang berbadan tinggi.
Yang menarik perhatian adalah diantara guru-guru Biao itu ada seorang perempuan.
Dia cantik tapi juga gagah, dia mengenakan baju berwarna ungu ketat, dia naik seekor
kuda yang berwarna ungu. Lebih terlihat gagah dan berani. Dia adalah Hua Shan Zi Feng, Du Xiang-jun.
Kali ini perjalanan membawa Biao, dia tahu sepanjang jalan sangat berbahaya.
Walaupun dia sedang hamil, dia tetap mengkhawatirkan keadaan suaminya dan
memaksa untuk ikut. Dia melihat kiri dan juga ke kanan. Melihat pemandangan yang begitu indah, dia sangat
tertarik karena itu kudanya pun berjalan semakin pelan.
Tiba-tiba mendengar Meng Ju-zhong berkata, "Adik Jun, kita berjalan agak cepat kita
sudah tertinggal jauh."
Du Xiang-jun tertawa dan berkata, "Kakak Zhong, tadinya aku mengira Ming Shan
adalah daerah miskin, tidak kusangka ternyata Ming Shan begitu indah."
317 Meng Ju-zhong juga tertawa dan berkata, "Aku juga belum pernah kesini, aku hanya
tahu nama Jiu Zhai Gou. Walaupun penduduknya sedikit tapi pemandangan disini
sangat berbeda, tempat ini sudah terkenal kemana-mana. Bila Adik Jun suka, begitu
kita selesai mengantar barang-barang ini, aku akan menemanimu bermain selama
beberapa hari." Du Xiang-jun berkata, "Tidak perlu menunggu sampai kita pulang, sekarang pun kita
bisa berjalan-jalan dan melihat-lihat."
Meng Ju-zhong menggelengkan kepala dan berkata, "Jangan, masa kita bermain harus
ditemani oleh semua orang?"
"Siapa yang mau ditemani oleh mereka?" Du Xiang-jun tertawa dan berkata, "Biarkan
mereka pergi dulu, kita bermain sebentar lalu kita susul mereka."
Walaupun Meng Ju-zhong terlihat ragu, tapi dia tetap mengikuti kemauan istrinya. Dia
memberitahu kepada barisan barang-barang bahwa dia memiliki keperluan sebentar.
Mereka berdua menikmati pemandangan dari kejauhan juga menelusuri sungai, naik ke
gunung, tidak jauh terlihat danau yang begitu cantik.
Air danau berwarna biru dan bersih, di bawah danau banyak terdapat rumput, di bawah
sinar matahari terlihat biru, kuning, Jingga dan hijau sangat indah.
Langit berwarna biru, awan yang putih, gunung es, hutan yang terlihat di permukaan
danau benar-benar cantik seperti lukisan.
Du Xiang-jun merasa hatinya tenang, melihat ini Meng Ju-zhong pun merasa puas.
Tiba-tiba terdengar ada yang berteriak, "Ketua Biao...."
Rasa kaget membuat wajah Meng Ju-zhong berubah, dia berkata, "Adik Jun, sepertinya
telah terjadi sesuatu pada mereka. Cepat kita lihat kesana!"
Du Xiang-jun tahu ada yang tidak beres, dia menarik tangan Meng Ju-zhong segera
berlari ke gunung. Karena kuda berada di bawah gunung, mereka terpaksa kesana
dengan ilmu meringankan tubuh, dengan cepat mereka berlari.
Hanya sebentar mereka sudah tiba di bawah gunung.
Ada seorang tukang pikul menunggu kuda. Begitu melihat mereka datang, segera
berteriak, "Ketua Biao, didepan sana ada perampok. Zhou Ke-dong dan Lei Qi, mereka
318 berdua sedang bertarung dengan perampok itu. Perampok itu sangat lihai, Tuan Zhou
menyuruhku kesini untuk mencari Ketua Biao...."
Meng Ju-zhong dan Du Xiang-jun tidak menunggu dia menghabiskan ceritanya, mereka
sudah naik ke atas kuda. Dengan cepat berlari ke depan.
Dua ekor kuda berlari dengan cepat, hanya dalam waktu singkat mereka sudah
melewati puluhan kilometer.
Mereka melihat di jalan ada 20-30 orang sedang berkumpul. Zhou Ke-dong, Lei Qi
terluka. Mereka berjalan dengan terpincang-pincang menuju ke arah mereka.
"Ketua Biao, kita tidak berguna, uang...."
Du Xiang-jun mencegah Zhou Ge Dong berbicara dan berkata, "Jumlah perampok itu
ada berapa orang, mereka pergi ke arah mana?"
"Mereka juga berjumlah dua puluh orang, arah mereka...."
Du Xiang-jun tidak mendengar sampai habis, dia sudah berlari ke arah yang ditunjuk.
Meng Ju-zhong tahu bagaimana sifat istrinya, dia juga tidak melarang. Dia berkata
kepada Zhou Ke-dong, "Kau urus saudara-saudara kita, aku akan kesana untuk
melihat." Dengan cepat dia sudah menunggang kuda....
Kuda berlari dengan cepat, hanya sekejap sudah terlihat di depan sana ada beberapa
orang-orang yang berkumpul. Mereka sedang mengelilingi api, sepertinya mereka
sedang makan. Du Xiang-jun tidak berhenti berlari.
Dari kumpulan orang itu ada yang membentak, "Siapa! Kalian datang untuk apa?"
Di dalam suara bentakan itu, orang-orang mulai berdiri. Beberapa laki-laki keluar dari
kumpulan itu. Masing-masing membawa senjata yang tampak berkilau.
Melihat lawan tidak menjawab, ada yang membentak lagi, "Harap berhenti, apakah
tidak melihat Mo Tian Liang berada disini?"
Du Xiang-jun menghentikan kudanya dan berkata, "Suruh ketua kalian keluar untuk
berbicara dengan kami!"
319 Mereka melihat yang datang adalah seorang perempuan. Dia berkata, "Nyonya, pagipagi sudah mencari ketua kami, ingin ketua kami...."
Kata-katanya belum selesai, sudah terlihat kilauan seperti kilat. Senjata rahasia sudah
dilempar, dia ingin mengelak tapi pedang tangan sudah menancap dilehernya.
Tubuhnya yang besar sudah terjatuh dengan posisi terlentang.
Beberapa laki-laki berteriak dengan kaget. Mereka menyerang bersama-sama, tapi
sudah ada yang membentak, "Berhenti!"
Du Xiang-jun berhenti untuk melihat. Tiga orang laki-laki yang mengenakan baju ketat
datang menghampirinya. Yang satu memberi selamat dan berkata, "Pendekar perempuan berilmu silat tinggi. Si
Ular Belang Mo Tian Ling (nama tempat) Yang Tian Hua (nama orang), pendeta Yi
Deng berada disini. Ada apa sehingga Anda datang kemari?"
Du Xiang-jun turun dari kudanya, dengan dingin berkata, "Kelihatannya Tuan adalah
ketua Mo Tian Ling?"
"Betul." "Baiklah." Biarpun Du Xiang-jun berilmu silat tinggi, dia bersifat ramah, dia tahu barang yang
dijarah mereka berada disini. Dia tidak terburu-buru meminta kembali, dia hanya
tertawa dan berkata, "Aku adalah Hua Shan Zi Feng, kantor Biao Zhen Yuan milikku
dan suamiku. Kami jarang melewati daerah sini dan tidak tahu bahwa kalian berada
disini karena itu kami tidak sempat mengunjungi kalian. Sekarang kalian merampok
barang Biao kami, mungkin ini karena kesalahpahaman. Ada pepatah yang
mengatakan: 'yang tidak tahu bisa dimaafkan'. Sekarang aku sudah menjelaskan
semuanya, harap Ketua bisa mengembalikan barang Biao milik kami. Kita tetap tidak
akan saling bermusuhan dan menjadi teman."
Yang Tian Hua tertawa dingin dan berkata, "Apakah aku bisa memuntahkan kembali
barang yang sudah kumakan karena perkataanmu" Sepertinya Anda ini terlalu na'if?"
Du Xiang-jun marah dan berkata, "Apa kemauan Tuan Yang?"
Tiba-tiba Yang Tian Hua mengeluarkan pedang dari sarungnya. Ujung pedang
menusuk ke dada Du Xiang-jun dan berkata, "Tinggalkan dulu beberapa bekas luka!"
320 Jurus ini sangat cepat. Dia cepat tapi Du Xiang-jun lebih cepat lagi.
Tubuhnya dimiringkan, dia sudah berada disisi laki-laki itu dan tertawa, "Kita tidak akan
bertarung dulu." Segera tangannya bergerak, kelima jarinya sudah seperti kait mencengkram tangan
musuh. Pendeta itu menusuk tempat kosong, dia ingin menarik kembali pedangnya tapi
pergelangan terasa kesemutan. Pedang pun berhasil direbut oleh lawan.
Tiba-tiba dia melihat ada cahaya berkilau, dia kaget dan mundur beberapa langkah.
Pendeta Yi Deng adalah ketua ketiga dari Mo Tian Ling. Walaupun dia termasuk
seorang biksu, tapi hatinya licik dan tangannya pun telengas. Apalagi jurus pedang
miliknya sangat aneh, ilmu silatnya pun tinggi. Tidak disangka baru bergerak beberapa
gebrak, senjatanya sudah hilang dari tangannya.
Ketua kedua adalah si Kingkong Tangan Besi, Feng Zhan Wu. Dia bertubuh pendek
dan kurus, dia laki-laki cabul. Melihat Pendeta Yi Deng kehilangan senjata, dia
berteriak, "Ilmu silat yang hebat."
Segera dia mengayunkan goloknya. Golok yang tajam membawa cahaya yang
berkilauan. Tapi Golok Feng Zhan Wu belum sempat membabat kaki Du Xiang-jun, Du
Xiang-jun sudah lebih dulu membuat Feng Zhan Wu tidak berkutik.
Yang Tian Hua melihat keadaan ini sangat bahaya, dia kaget dan berteriak, "Tolong
jangan bunuh!" Pedang panjang Du Xiang-jun terus menusuk, hati Feng Zhan Wu mencelos. Dia pun
memejamkan mata menunggu ajal menjemput, tapi dia hanya merasa wajahnya sedikit
perih sama sekali tidak terluka.
Ternyata Du Xiang-jun tidak membunuh Feng Zhan Wu. Begitu ujung pedang mengenai
wajah Feng Zhan Wu, dia segera menarik kembali pedangnya.
Du Xiang-jun menarik kembali pedang dan berkata, "Maaf!" dan dia mundur dua
langkah. Fang Zhan Wu berdiri dan tangannya memegang golok. Dia sangat malu, dia mundur
ke belakang Yang Tian Hua. Mulutnya berkomat-kamit tidak tahu apa yang
dikatakannya, mungkin hanya dia sendiri yang tahu.
321 Yang Tian Hua dari balik punggungnya mengambil sepasang tombak pendek.
Walaupun tombak itu kecil tapi terbuat dari perak asli. Di bawah sinar matahari
terbenam mengeluarkan cahaya perak yang berkilauan.
Dia menaruh silang tombak kecil dan berkata, "Ilmu silat Pendekar Du benar-benar
membuat orang menjadi kagum. Aku ingin bertarung beberapa jurus."
Dari kejauhan terdengar suara kuda berlari, ternyata Meng Ju-zhong sudah tiba disana.
Dari kejauhan dia sudah melihat bahwa istri tercintanya sedang berhadapan dengan
tiga orang musuh. Meng Ju-zhong tidak tahu istrinya sudah menang dua kali, dia berteriak, "Adik Jun, aku
datang!" Kudanya belum berhenti, tapi Meng Ju-zhong sudah meloncat dari punggung kuda. Dia
seperti seekor burung besar terbang dan turun disisi Du Xiang-jun.
Du Xiang-jun tertawa dan berkata, "Kakak, kau tunggu aku dipinggir. Aku ingin
bertarung dulu dengan Ketua Yang."
Meng Ju-zhong mengira masih ada dua orang musuh yang berada dibelakang yang
belum dikalahkan. Dia mengangguk dengan tertawa.
Mata Yang Tian Hua dan dua orang lainnya kembali ke Du Xiang-jun. Dia mengambil
pedang Pendeta Yi Deng yang menancap ditanah dan dia mengeluarkan pedangnya
sendiri. Pedang berkilauan di bawah cahaya matahari terbenam, ini adalah pedang yang bagus
dan juga tajam. Du Xiang-jun memberi hormat dan berkata, "Ketua Yang, pertarungan ini hanya sampai
saling totol saja, tidak usah saling membunuh. Siapa yang menang Biao itu akan milik
pemenangnya, bagaimana?"
Pada pertarungan tadi, Du Xiang-jun sudah menang. Sekarang disisinya ada suami
yang menemani, kepercayaan dirinya bertambah lagi.
Tapi dia tetap ingin bertarung untuk menentukan barang dan uang tersebut dimiliki oleh
siapa. Dia tidak ingin bermain licik, hal ini membuat Yang Tian Hu kagum kepadanya.
322 Yang Tian Hua pernah merasai ilmu silat Du Xiang-jun, sama sekali tidak berani
berbuat ceroboh. Dua tombak dimainkan seperti ular keluar dari air, seperti cahaya
berkilauan. Ujung pedang Du Xiang-jun berada di bawah, tubuhnya sama sekali tidak bergerak, dia
berkata, "Mohon memberi petunjuk!"
Yang Tian Hua, tangan kiri dan tangan kanannya terus bergerak. Dua buah tombak
seperti ular kobra mengeluarkan lidahnya. Dia memakai jurus keluarga tombak Yang,
dengan 36 jurusnya yang selalu berubah-ubah.
Du Xiang-jun dengan ilmu Hua Shan Lian Huan Jian Fa bertahan dengan sangat ketat.
Sesudah melewati dua puluh jurus menyerang semakin gencar, yang berjaga pun
semakin ketat. Karena Du Xiang-jun terlalu cepat memainkan pedang, Yang Tian Hua tidak jelas
melihat ke arah mana Du Xiang-jun akan menyerang, dia hanya bisa memainkan kedua
tombaknya untuk berjaga. Tiba-tiba Du Xiang-jun mengubah jurusnya. Pedang panjangnya memaksa dua tombak
itu menjadi satu. Ujung pedang sudah menurun ke arah tombak dan dengan miring
memotong kedua tombak itu.
Karena terlalu cepat, tubuh Yang Tian Hua terdorong miring, pedang yang dingin itu
sudah mengenai jarinya. Yang Tian Hua terkejut dan berpikir, "Jari-jariku bisa terpotong! Mau mundur pun sudah
tidak ada waktu!" Sewaktu dia berpikir seperti itu, pedang panjang Du Xiang-jun sudah ditarik kembali.
Pedang tersebut tidak memotong ke depan malah mundur ke belakang.
Yang Tian Hua segera tahu bahwa Du Xiang-jun tidak mau membunuhnya. Dia merasa
malu juga kecewa kepada dirinya sendiri.
Kedua tombaknya dilemparkan. Tapi pedang panjang itu berkilau lagi. Pedang berputar
ke bawah kedua tombak itu dan mengangkat tombak itu supaya tidak terjatuh.
Du Xiang-jun berkata, "Kau dan aku sama kuatnya, tidak ada yang menang."
323 Kedua tombak itu melayang dan Yang Tian Hua menyambutnya. Dia sangat berterima
kasih. Walaupun sudah tahu bahwa dia kalah, tapi dia tetap memberi muka kepada
lawan. Yang Tian Hua dengan cepat menjatuhkan dua tombaknya kemudian memberi hormat.
Dia tahu jurus keluarga Yang 36 jurus, sudah dipakainya sebanyak 35 jurus baru kalah.
Du Xiang-jun hanya menggunakan ilmu yang biasa saja, bila dia menyerang dengan
serius mungkin dalam belasan jurus dia sudah kalah.
Yang Tian Hua ingin mengatakan beberapa kata sebagai ucapan terima kasih, Du
Xiang-jun sudah menghampirinya dan berkata, "Ketua Yang, mengenai uang dan
barang, harap Ketua bersedia memberi kelonggaran."
Kalah dari orang lain, harus mengakui kekalahannya sendiri, ini adalah aturan dunia
persilatan sejak dulu, apalagi lawan sudah beberapa kali tidak melukai mereka.
Yang Tian Hua menarik nafas dan berkata, "Uang dan barang akan dikembalikan


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepada pemiliknya. Harap Pendekar Du bersedia memaafkan kami!"
Waktu itu terdengar ada suara aneh. Begitu suara aneh ini berhenti, sudah terdengar
suara seperti guntur. Beberapa ekor kuda dengan cepat seperti terbang datang
menghampiri mereka. Hanya dalam sekejap mata, mereka sudah berada di depan
mata. Ada yang berteriak, "Ketua Yang, apakah kau berhasil, aku ingin memdapat sedikit
hasil!" Yang Tian Hua tidak menjawab, tapi wajahnya berubah warna. Yang datang adalah
tujuh orang laki-laki berbadan tegap, kelihatannya mereka sudah tahu keadaan yang
terjadi beberapa waktu yang lalu. Dengan cepat mereka turun dari kuda dan berputarputar, mengelilingi orang yang berada di lapangan.
Salah satu dari mereka adalah seorang laki-laki tinggi besar berumur sekitar empat
puluh tahunan, dia berkata, "Ketua Yang, apakah kedua orang ini adalah pemilik uang
dan barang itu?" Yang Tian Hua tidak menjawab, tapi mengangguk.
Du Xiang-jun melihat yang datang bukan orang baik-baik. Dia merasa menyesal, "Tadi
aku terlalu baik. Apakah si marga Yang ini akan bergabung dengan mereka" Bila sudah
terjadi seperti itu, menyesal pun tiada gunanya."
324 Du Xiang-jun tertawa dingin dan berkata, "Kalian dari golongan mana" Apakah kalian
juga ingin mengambil barang Biao ini?"
Laki-laki tinggi besar itu tertawa dan menjawab, "Kelihatannya kau baru masuk dunia
persilatan, apakah Long Men Bang (Perkumpulan Pintu Naga), Hei Shou Qi Sha
(Pembunuh Tujuh Harimau Hitam) kau tidak mengenal nama-nama ini" Tapi kau sudah
berani datang ke daerah sini untuk mencari makan?"
Kata Meng Ju-zhong dengan santai, "Long Men Bang di dunia persilatan memiliki
sedikit nama, tapi Hei Shou Qi Sha, aku sama sekali tidak pernah mendengarnya?"
Yang Tian Hua melihat situasinya menjadi tegang, mungkin akan terjadi pertarungan.
Kedua belah pihak pun tidak mau mengalah, karena itu dia ingin lepas dari masalah ini.
Dia memberi hormat kepada Du Xiang-jun dan berkata, "Pendekar Du, aku tadi sudah
mengatakan, uang dan barang akan kukembalikan kepadamu, hal lainnya tidak ada
hubungannya denganku."
Tiba-tiba ada suara berat yang berkata, "Tidak ada hubungannya denganmu, tapi ada
hubungan denganku!" Seorang bayangan muncul dari dalam lingkaran.
Meng Ju-zhong dan Du Xiang-jun segera merasa senang dan memberi hormat, "Murid
memberi hormat kepada Tetua."
Yang datang adalah La-shou Guan-yin, Lu Yue-juan.
Dia seperti tidak melihat orang-orang galak itu, dengan tertawa dia berkata, "Kalian
bawa pulang uang dan barang ini, disini biar aku yang atasi."
Meng Ju-zhong dan Du Xiang-jun segera memasukkan pedang ke sarungnya,
membalikkan badan dan ingin berlalu.
Yang Tian Hua tahu nyonya tua yang di depannya lebih-lebih tidak boleh membuat
kesalahan kepadanya, dia mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri.
Segera tujuh bilah pedang bergabung menjadi bayangan seperti salju, menyerang ke
tubuh Lu Yue-juan. 325 Hei Shou Qi Sha adalah pembunuh-pembunuh Long Men Bang. Mereka berhati kejam,
tangannya pun telengas. Mereka ingin mengambil kesempatan sebelum Lu Yue-juan
mencabut pedang dan langsung membunuhnya.
Mereka biasa bergabung untuk membunuh orang. Mereka sangat kompak. Tujuh bilah
pedang bersama-sama menyerang, menuju ke tujuh titik rawan lawan, membuat musuh
bisa menghindari serangan ke kepala, tapi tidak bisa menghindari serangan ke kaki.
Bisa menahan serangan bagian atas tapi tidak bisa menghindari serangan tengah.
Hanya terdengar suara TING TING TONG TONG bunyi terdengar begitu kacau, Lu
Yue-juan sudah mengumpulkan ketujuh pedang Hei Shou Qi Sha, semua berada di
tangannya. Hei Shou Qi Sha berteriak kaget dan dengan cepat mundur. Mereka ingin melarikan
diri. Tapi Lu Yue-juan sudah membentak, "Berhenti! Siapa yang kabur, akan mati dulu!"
Benar saja Hei Shou Qi Sha tidak ada seorang pun yang berani bergerak.
Terdengar Lu Yue-juan berkata lagi, "Menurut peraturanku yang biasa, kalian
menyerangku dengan senjata, pasti kalian akan kubunuh hingga tak bersisa. Tapi aku
melihat muka muridku hari ini, maka aku berbaik hati. Aku hanya menyerahkan kembali
kerugian yang kuperoleh, siapa yang menyerangku pada bagian itu, maka aku akan
mengembalikannya disitu juga. Apakah aku salah" Kukira kalian pun pasti tahu."
Dari bawah dia mengambil sebilah pedang. Dia menunjuk ke seorang laki-laki kurus
dan berkata, "Ini adalah pedangmu. Dengan pedang ini tadi kau sudah menusuk lutut
kiriku, sekarang kukembalikan kepadamu!"
Laki-laki kurus itu terkejut dan berlari. Baru saja dia melangkah dua langkah, dia sudah
mendengar suara baju yang ditiup angin. Sesosok bayangan sudah lewat, dia belum
melihat jelas pedang sudah menusuk lutut bagian kiri. Karena sakit dia berteriak dan
terjatuh. Hei Shou Qi Sha tahu tidak bisa menghindar lagi, mereka masing-masing mencari
kesempatan untuk melarikan diri, tapi yang terdengar hanya suara teriakan.
Sudah ada beberapa orang terjatuh lagi. Ada seorang laki-laki tinggi besar, tadi dia
menusukkan pedang kedada kiri Lu Yue-juan.
326 Sekarang dia berlari yang paling cepat, tapi baru saja beberapa meter, dia sudah
dihadang oleh Lu Yue-juan.
Lu Yue-juan tertawa dan berkata, "Walaupun mereka menyerang tempat nadi yang
penting tapi itu tidak berbahaya, hanya kau yang berbuat paling kejam. Aku ingin
melihat kalian, selain tangan kalian hitam apakah hati kalian pun hitam?"
Laki-laki tinggi besar itu kaget hingga semangatnya pun sudah terbang. Dia berteriak,
"Ampun! Ampun!"
Suaranya belum habis, dia merasa dadanya terasa dingin. Begitu dilihat, baju pada
bagian dadanya sudah berlubang sebesar mulut cangkir.
Dari luar hingga kebeberapa susun baju di dalamnya sudah sobek. Tapi permukaan
kulitnya hanya terlihat ada sebuah lingkaran merah.
Sangat jelas, bila lawan menambah sedikit tenaga saja cukup untuk mengeluarkan
jantungnya. Meng Ju-zhong mendapat seorang putra, bisnis kantor Biao Zhen Yuan sempat terhenti
beberapa bulan. Dua tahun kemudian, setiap kali mengawal Biao yang menghadang bahaya, diantara
barisan barang dan uang, pasti ada sebuah kereta beratap yang mengikuti, di dalamnya
pasti ada Lu Yue-juan dan muridnya juga putra Meng Ju-zhong... Meng Shao-hui.
Setiap kali kantor Biao Zhen Yuan mengantarkan barang jika bertemu dengan
perampok kelas teri, Du Xiang-jun lah yang meladeni. Bila perampok yang berilmu silat
agak tinggi, selalu Lu Yue-juan lah yang keluar. Banyak perampok yang mati atau
terluka ditangan Lu Yue-juan.
Walaupun orang-orang golongan hitam sangat membenci mereka tapi mereka juga
takut dan segan kepada mereka, seperti takut kepada harimau. Begitu melihat bendera
Phoenix Ungu, mereka tidak akan berani mengganggu barisan itu.
Bendera Zi Feng terkenal dimana-mana, kantor Biao Zhen Yuan semakin sukses,
setelah itu Lu Yue-juan dan Du Xiang-jun baru berani pensiun.
Saat itu juga, Meng Ju-zhong dibantu oleh Lu Yue-juan terus memperdalam ilmu Zhui
Hun Duo Ming-jian Fa dan kemajuannya cukup pesat.
327 Ilmu silatnya sudah tidak seperti dulu. Di dunia persilatan dia sudah mendapat nama
baik yaitu Jin Chi Da Peng.
Bersamaan dengan ini, Lu Yue-juan sudah mencari tahu bahwa Meng Ju-zhong adalah
murid Kong Dong Pai generasi kedua. Biksu Huang Shi juga tahu bahwa dia adalah....
= ooOOOoo = Qi Lian Shan (nama gunung) panjangnya ribuan kilometer.
Tanah disana sangat tandus, berjalan hingga puluhan kilometer lagi ke sebelah utara
adalah jalan sutra dan kain. walaupun jalan itu sudah menjadi hutan, tapi disini tetap
merupakan jalan yang harus dilewati jika ingin pergi ke Xin Jiang (propinsi Xin Jiang).
Karena itu sejak dulu hingga sekarang banyak perampok-perampok berkumpul di
daerah sana, ada yang berkelompok hingga 3-5 orang untuk merampok rumah atau
barang lalu membunuh orang.
Di daerah sana selalu dianggap oleh pedagang sebagai tempat yang paling rawan. Tapi
semenjak Lu Yue-juan membasmi sebagian perampok, jalanan disana boleh dikatakan
sudah agak aman. Kebetulan ada urusan dan harus pergi ke Si Chuan. Meng Ju-zhong membawa Lei Qi
dan beberapa orang pergi ke selatan.
Kali ini yang dibawa adalah obat-obatan, perjalanan ini dipimpin oleh Zhou Ke-dong.
Dia membawa empat orang Biao juga puluhan kuli. Mereka berjalan menuju jalan sutra.
Xin Jiang adalah daerah dingin. Disana ada beberapa macam obat yang sangat mahal
seperti empedu beruang, tanduk badak dan lain-lain.
Di Zhong Yuan (Tionggoan) obat tersebut sangat langka, tapi obat yang biasa ada di
Xin Jiang malah sedikit karena itu setiap tahun pedagang orang yang kaya selalu
membawa obat-obat itu pulang ke Xin Jiang untuk ditukar dengan barang-barang khas
Xin Jiang. Setiap kali berdagang pasti akan mendapat untung beberapa ratus ribu tail perak. Kota
An Xi adalah tempat banyak orang berkumpul.
Karena itu mengantarkan obat-obatan untuk berdagang, kantor Biao adalah tempat
yang paling layak. 328 Hari ini mereka berjalan ke Feng Cheng Bao (nama kota), tiba-tiba terdengar dari
belakang ada suara kuda berlari. Hanya sekejap mata, dua ekor kuda sudah datang.
Kuli-kuli yang berada di depan kaget dan wajah mereka pun berubah, tapi dua ekor
kuda yang berlari itu tidak berhenti malah terus berlalu.
Hanya dalam waktu singkat dari belakang terdengar lagi suara kuda berlari, orangoarng Biao sudah siap siaga.
Kuda sudah mendekat, ternyata yang datang adalah seorang laki-laki berumur sekitar
empat puluh tahunan. Dia sangat kotor, bajunya pendek, kain bajunya kasar, tapi dia
tidak seperti orang dunia persilatan, melihat ini semua menjadi agak tenang.
Kurang lebih dua jam lagi matahari akan terbenam, didalam gunung muncul lagi 7-8
ekor kuda dan berjalan menghampiri mereka.
Hati Zhou Ke-dong bergetar, "Pasti perampok itu datang!"
Bendera Zi Feng menggetarkan dunia persilatan, didaerah Gan Shu (nama propinsi),
biasanya orang-orang dunia persilatan selalu mundur bila melihat bendera itu tapi
sekarang hanya beberapa orang saja sudah berani mendekat Zhen Yuan, berarti
mereka bukan orang biasa.
Benar saja, kuda-kuda itu berhenti di depan dan menghadang jalan mereka.
Zhou Ke-dong segera berlari ke depan dan berkata, "Teman-teman, bendera Zi Feng
ingin meminjam jalan untuk lewat."
Salah satu dari mereka berkata, "Mengapa harus meminjam jalan untuk lewat" Kalau
tahu diri tinggalkan uang kalian untuk membayar jalan kami."
Melihat orang yang berjalan dari luar yang berbicara ini adalah orang yang tadi sempat
lewat, laki-laki yang berbaju kotor itu.
Karena Zhou Ke-dong merasa dia yang sudah salah melihat orang, dia merasa kesal
dan berkata, "Apakah Tuan tidak melihat bahwa kami berasal dari Lan Zhou kantor Biao
Zhen Yuan. Aku harap Tuan jangan membuat kesulitan dengan kami."
Laki-laki kotor itu tertawa dan berkata, "Sejak tadi aku sudah melihat, itu hanya sebuah
bendera kecil. Jujur katakan, selama setahun ini yang lewat jalan ini kebanyakan
adalah orang-orang kantor Biao kalian. Kalau kami terus menunggu dan melepaskan
kalian, apakah Tuan ingin kami mati kelaparan karenanya?"
329 Salah satu orang Zhen Yuan berkata kepada Zhou Ke-dong, "Ketua, biarkan aku bicara
dengan dia melalui senjata."
Zhou Ke-dong mengangguk, orang itu segera maju dan berkata, "Silakan Tuan
sebutkan nama, aku Chen Zhong ingin mencoba keahlianmu!"
Laki-laki itu tertawa dingin dan berkata, "Siapa kau" Apa pantas kau berteriak-teriak
disini" Kembalilah kedalam barisanmu, ganti orang yang lebih pantas untuk bertarung
denganku!" Chen Zhong marah. Dengan pentungan berantai tiga dia maju. Baru saja dia akan
bergerak tiba-tiba ada beberapa titik sinar terang yang datang menyerang.
Dia kaget. Dia memainkan senjata untuk melindungi tubuhnya. Dua buah biji besi
sempoa mengenai pentungan Chen Zhong dan langsung berjatuhan.
Waktu itu dia merasa bersyukur, tapi tiba-tiba sebuah biji sempoa datang lagi dan
mengenai tangan kanannya. Rasa sakit membuat senjata pentungannya terjatuh.
Zhou Ke-dong maju dan berkata, "Teman, orang yang menggunakan senjata rahasia
melukai orang, harap keluar untuk berbicara!"
Di depannya mucul seorang laki-laki berumur tiga puluh tahunan. Dia tampak kurus,
dengan santai dia berkata, "Apakah Tuan adalah Pendekar Zhou" Kami paman dan
keponakan tahu Pendekar Zhou adalah orang terkenal juga mempunyai bendera Zi
Feng. Kita bersahabat dengan siapa pun yang berasal dari dunia persilatan, begitu juga
Tuan. Barang yang Tuan bawa sangat dibutuhkan sekali oleh teman-temanku di
gunung ini. Kami tidak akan sungkan-sungkan, kami ingin meminta barang yang Tuan
bawa. Kalian pergilah! kami tidak akan melukai kalian. Ketua Zhou, apakah dengan
begitu keadaan menjadi lebih baik?"
Zhou Ke-dong tertawa dingin dan berkata, "Terima kasih Tuan tidak membunuh kami.
Seharusnya aku menuruti perintah Tuan, tapi kantor kami pun berbisnis, bila aku hanya
menjaga nyawa sendiri dan melepaskan barang pelanggan, kelak tidak akan ada orang
yang mau berbisnis lagi dengan kami. Harap Tuan bisa mengerti keadaan kami."
Laki-laki kurus itu berkata lagi, "Kelihatannya Pendekar Zhou tidak mau menuruti
permintaan kami, terpaksa kami harus bertarung dengan kalian. Baiklah, silahkan
keluarkan jurusmu!" Zhou Ke-dong membawa golok dan berkata, "Silakan Anda memberi petunjuk!"
330 Golok Zhou Ke-dong segera digerakan, laki-laki kurus itu segera mengeluarkan sempoa
besinya dan digoyangkan. Dia berkata, "Jangan sungkan!"
Zhou Ke-dong baru saja maju dan ingin bertarung, terdengar ada suara benda yang
terbang ke arahnya. Dia tahu ini adalah senjata rahasia yang dilepaskan kearahnya. Dengan golok dia
berusaha melindungi diri. Beberapa buah biji sempoa telah terpukul jatuh, tapi juga
membuat pergelangannya terasa sakit.
Hatinya agak gentar, tapi dia tetap menyerang. Dia terus menyerang, laki-laki kurus itu
tidak menghindar. Sempoa besi hanya digerakkan ke atas dan kebawah, dia bisa mengatasi jurus-jurus
Zhou Ke-dong juga bisa balas menyerangnya, mereka berdua bertarung dengan sengit.
Laki-laki kotor yang satu lagi segera membawa beberapa orang menuju barisan barang.
Chen Zhong berteriak, dengan pentung tiga rantainya, dia mencoba menghalangi lakilaki kotor itu. Orang itu tidak banyak bicara. Dia mengayunkan pedang ke arah leher
Chen Zhong. Dengan pentungannya Chen Zhong menahan serangan itu tapi jurusnya tidak
mengenai sasaran, malah dia melihat pedang lawannya mencoba menusuk ke arah
rusuknya. Dia terkejut dan mundur beberapa langkah.
Tapi bayangan pedang sudah mengikuti gerakannya, terpaksa pentung tiga rantai itu
dimainkan dengan cepat dan dia pun terus mundur.
Orang kantor Biao, Li Gang melihat Chen Zhong hampir kalah, dia berkata, "Kakak
Chen, jangan takut, aku akan membantumu!" menyusul suara bentakannya, dia
membawa kait dan menyerang leher.
Kedua kait itu membawa angin kencang menyerang kearah laki-laki kotor itu. Laki-laki
itu mencoba menahan dan mundur selangkah.
Li Gang mengira musuh mulai takut, menyusul jurus pertama, jurus kedua pun
dikeluarkan lagi. Dua buah kait seperti angin terus menggulung ke dada musuh.
Laki-laki kotor itu membentak, "Tidak tahu diri!"
331 Segera pedang digerakkan. Dengan tenaga dalamnya dia mementalkan kembali kedua
kait itu. Kaki kirinya menendang dengan tepat dan mengenai pantat kanan Li Gang.
Karena sakit Li Gan jatuh tersungkur hingga beberapa meter.
Chen Zhong mencoba membantu, pentung tiga rantai terus dimainkan. Yang dia serang
adalah bagian bawah musuh.
Laki-laki itu meloncat beberapa meter untuk menghindar tapi dia juga menyerangkan
pedangnya dengan miring. Segera Chen Zhong menyambut dengan jurus Membawa Api Membakar Langit. Tapi
kali ini musuh menyerang dengan jurus tipuan. Dengan senjata di atas, kaki
menendang, sebuah tendangan mengenai tubuh Chen Zhong.
Chen Zhong kesakitan dan roboh seketika.
Li Gang berbalik dan mulai menyerang lagi, dia melihat Chen Zhong terluka, dia hanya
terpaku sebentar tapi pedang lawan sudah melaju ke wajahnya.
Dengan cepat pentungannya disabetkan, terlihat cahaya pedang berputar mendekat
pentungan. Ujung pedang sudah mengikuti gerak pentungan itu lalu turun, karena Li
Gang kurang cepat melepaskan tangannya, maka jari tangan kirinya sudah terpotong.
Darah bercipratan, dia berteriak, pentungan pun dilemparnya dan dia melarikan diri.
Dua orang kantor Biao Zhen Yuan yang ilmu silatnya hanya biasa-biasa mencoba
bertarung dengan orang-orang laki-laki yang kotor itu. Tapi sama sekali tidak bisa
berkutik. Orang-orang kantor Biao sangat banyak, tapi ilmu silat mereka pun hanya biasa. Dalam
sekejap sewaktu mereka sudah porak poranda, pedagang obat yang melihat keadaan


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seperti itu, mereka pun berteriak melarikan diri, kuli-kuli pun ikut melarikan diri.
Tiga orang kantor Biao Zhen Yuan berusaha melawan tapi dalam 20-30 jurus mereka
sudah berhasil dikalahkan. Mereka pun lari untuk menghindarkan kematian.
Laki-laki kotor itu menyuruh anak buahnya mengawasi barang-barang yang berada di
punggung keledai. Kemudian dia membalikan badan dan berteriak, "Ketua Zhou,
dengarkan nasihatku, Tuan mengaku kalah saja. Kantor Biao Zhen Yuan sudah kaya,
mereka tidak akan peduli dengan uang yang sedikit ini, Tuan tidak perlu
mempertaruhkan nyawa untuk membela semua. Jika Tuan sulit berbicara dengan
332 Ketua Meng, lebih baik kau sampaikan pesan dariku. Kalau aku bisa berhadapan
dengan Ketua Meng, semua barang ini akan kukembalikan dengan utuh."
Zhou Ke-dong sudah tahu, dia sudah kalah....
Dia bertarung dengan laki-laki kurus itu kurang lebih 40-50 jurus. Awalnya masih bisa
membuat perlawanan beberapa jurus tapi begitu melewati tiga puluh jurus, musuh
malah seperti hanya mempermainkannya.
Dia hanya bertahan tapi tidak bisa membalas, hanya pada waktu Zhou Ke-dong
menyerang dengan gigih, dan membalas menyerang dengan jurus yang aneh.
Sangat jelas musuh sudah berada di atas angin, kalau musuh benar-benar menyerang
sejak tadi, dia sudah kalah. Melihat keadaan seperti itu, dia hanya bisa mengaku kalah.
Zhou Ke-dong mundur beberapa langkah dan berkata, "Silakan Tuan berdua
memberitahukan nama, supaya Ketua Meng mudah mencari Tuan nanti."
Laki-laki kotor itu berkata, "Kami paman dan keponakan adalah orang dunia persilatan,
kami tidak akan membohongi orang. Asalkan kau melaporkan hal ini kepada Ketua
Meng, datanglah ke Gan Liang Dao (nama tempat), kami paman dan keponakan pasti
akan mencari dan menyambutnya. Tapi aku pesan wanti-wanti kepada kalian,
persoalan ini tidak boleh diketahui oleh La-shou Guan-yin, Lu Yue-juan. Kalau tidak
kami akan menjual semua barang-barang ini dan melarikan diri ke tempat lain."
Kata-katanya sudah selesai, dia dan laki-laki kurus itu sudah meloncat naik ke atas
kuda dan berlari meninggalkannya.
Zhou Ke-dong masih terpaku melihat dua ekor kuda yang berlari makin jauh itu, hatinya
menjadi bimbang.... Kantor Biao Zhen Yuan kehilangan uang sejumlah 50.000 tail perak. Dengan wajah
lesu Zhou Ke-dong membawa anak buah dan pelanggannya pulang kembali ke Lan
Zhou. Dia tahu Meng Ju-zhong belum pulang dari tugasnya, dia tidak berani masuk ke kota
Lan Zhou. Diam-diam dia tinggal di sebuah penginapan diluar kota. Beberapa hari
kemudian dia baru melihat Meng Ju-zhong yang pulang.
"Adik," Zhou Ke-dong memanggil Meng Ju-zhong masuk ke dalam kamar.
333 Meng Ju-zhong belum juga duduk, dengan wajah sedih dia berkata, "Kakak yang bodoh
ini tidak berguna, Biao yang dibawa olehku sudah dirampok orang."
Meng Ju-zhong terpaku dan berkata, "Siapa yang turun tangan waktu itu?"
Dengan suara kecil Zhou Ke-dong memberitahu, "Aku merasa sangat malu. Sampai
sekarang aku masih tidak tahu siapa mereka dan datang dari mana" Mereka paman
dan keponakan, mereka berdua berilmu silat sangat tinggi, aku tidak pernah mendengar
di jalan Gan Liang ada dua orang seperti ini."
Meng Ju-zhong mengerutkan dahi, dalam hati dia berpikir, "Semenjak perampokperampok dibasmi oleh La-shou Guan-yin, jalan di Gan Liang sepertinya tidak ada
orang berilmu silat lebih tinggi dari Zhou Ke-dong. Mengapa sekarang tiba-tiba bisa
muncul dua orang yang begitu lihai?"
Kata Zhou Ke-dong lagi, "Adik, yang membuatku merasa aneh adalah...."
Zhou Ke-dong menceritakan semua pesan dari paman dan keponakan itu kepada Meng
Ju-zhong dan berkata, "Karena itu aku pulang ke Lan Zhou. Masuk kekota pun aku
tidak berani, aku takut...."
Meng Ju-zhong memotong kata-katanya dan berkata, "Kau benar, coba pikir, kau pasti
tidak tahu siapa dia, kalau ketahuan oleh Tetua Lu dia pasti akan sangat berang. Hal ini
sudah kau lakukan, kantor Biao Zhen Yuan masih sanggup mengganti kerugian ini."
Kata Zhou Ke-dong, "Apakah hanya begitu saja?"
Meng Ju-zhong tertawa dan berkata, "Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kau kira apakah
mereka akan menunggu kita meminta kembali barang Biao yang hilang itu?"
"Maksud Adik adalah...."
"Menurutku, mereka berdua adalah perampok tunggal. Kebetulan bertemu dengan kita,
dia langsung merampok, sesudah merampok mereka cepat-cepat kabur. Kita tahu di Qi
Lian Shan sepanjang ratusan kilometer tidak ada yang berani merampok bendera Zi
Feng." Zhou Ke-dong berkata, "Adik benar, tapi 50.000 tail perak bukan jumlah kecil, aku...."
"Bila Kakak ingin menyampaikan sesuatu, coba katakan!"
334 Kata Zhou Ke-dong, "Aku kira paman dan keponakan itu, sudah mendapat barang Biao
yang kita bawa, dia tidak perlu lagi berbohong, lebih baik kita turuti saja kemauan
mereka, pergi...." Meng Ju-zhong tersenyum dan berkata, "Maksud Kakak, kita pergi ke gunung Qi Lian
Shan?" Zhou Ke-dong tersenyum dan mengangguk.
Kata Meng Ju-zhong tertawa, "Kalau Kakak bermaksud seperti itu, kita jalan-jalan
sebentar pun tidak apa-apa."
Zhou Ke-dong tertawa kecut dan berkata, "Tapi, kita dipaksa oleh mereka."
Meng Ju-zhong kemauanmu...." menarik nafas dan berkata, "Baiklah, aku akan mengikuti = ooOOOoo = Penginapan Xing Long berada di kota Yong Chang, penginapan itu sudah lama berdiri
dan juga terkenal, kamar tidurnya besar dan juga bersih.
Meng Ju-zhong dan Zhou Ke-dong memesan sebuah kamar.
Malam hari, sewaktu mereka baru saja akan tidur, tiba-tiba ada suara dari kejauhan
yang mendekat, mereka berdua segera duduk. Suara itu kemudian berhenti.
Tampaknya mereka sudah berada di atas atap.
Meng Ju-zhong dan Zhou Ke-dong segera membawa senjata dan membuka jendela
lalu keluar dari jendela.
Begitu turun dari jendela orang itu sudah membalikkan badan berjalan ke arah Dong
Men. Mereka berdua hanya ragu sebentar, tapi akhirnya bergerak juga mengikuti orang
itu. Orang yang berada di depan memakai baju ketat polos. Ilmu meringankan tubuhnya
tinggi, berjalan diatas atap seperti berjalan di permukaan tanah saja.
Meng Ju-zhong dan Zhou Ke-dong dengan ilmu meringankan tubuh mengejar mereka,
hanya dalam waktu singkat mereka sudah keluar dari Dong Men, setelah beberapa
kilometer lagi, dia baru berhenti disebuah hutan.
335 Meng Ju-zhong dan Zhou Ke-dong juga berhenti melangkah.
Kemudian dari hutan muncul seseorang, dia berkata, "Pendekar Zhou benar-benar bisa
dipercaya. Apakah orang itu adalah Ketua Meng?"
Jawab Meng Ju-zhong, "Betul, bagaimana aku harus memanggil kalian" Apakah kalian
adalah orang yang merampok Biao Zi Feng?"
Orang itu tersenyum dan mengangguk. Dia berkata, "Apakah Ketua Meng bisa
berpindah tempat lain untuk berbicara?"
Zhou Ke-dong berbisik kepada Meng Ju-zhong, "Adik, orang itu berilmu silat tinggi,
lebih baik jangan turuti keinginannya."
"Bila sudah datang kemari jangan takut lagi."
Meng Ju-zhong berteriak kepada orang itu, "Semua yang diatur oleh Tuan, aku setuju,
harap Tuan membawa jalan."
Orang itu berjalan kira-kira lima puluh meter, dia berhenti dan membalikkan badan. Di
bawah sinar bulan terlihat badannya yang kurus, wajah juga tirus tapi kedua matanya
terlihat sangat bersemangat.
Dia memberi hormat, kemudian berkata, "Ketua, harap tunggu disini sebentar!"
Segera dia pergi, tidak lama kemudian dia sudah kembali. Tangannya membawa
sebuah bungkusan kain dan berkata, "Ketua Meng, ini adalah uang yang ditinggalkan
oleh Pendekar Zhou, bila dihitung dengan bunga semuanya berjumlah 60.000 tail
perak. Maaf, aku mengambil keputusan, semua barang diganti dengan emas, harap
Ketua Biao Meng mau menerimanya." "Apakah artinya ini, Tuan?"
"Sudah lama aku mendengar nama besar Tuan, tapi tidak ada kesempatan untuk
bertemu. Bila tidak dilakukan dengan cara ini, aku tidak mempunyai kesempatan untuk
berbicara dengan Tuan."
Kata Meng Ju-zhong, "Mungkin Tuan ada maksud yang lain?"
"Betul, jujur saja aku ingin berteman dengan Ketua Meng dan berteman juga dengan...."
336 = ooOOOoo = Hari ini di depan pintu kantor Biao Zhen Yuan tiba-tiba ada suara ketukan ikan kayu.
Yang mengetuk ikan kayu itu adalah seorang biksuni yang berumur sekitar dua puluh
tahunan. Walaupun dia cantik, tapi kepala dan wajahnya penuh debu seperti baru datang dari
tempat jauh. Ada yang membentak, "Disini adalah kantor Biao, kami berbisnis menggunakan senjata
dan mengeluarkan darah, kami tidak mempunyai uang untuk sedekah. Cepat pergi!"
Kata biksuni itu, "Aku hanya ingin mencari Meng Ju-zhong, apakah dia ada di rumah?"
Penjaga itu sengaja menertawakannya dan berkata, "Ketua Biao kami berada di rumah
tapi dia tidak mempunyai waktu menemuimu...."
Belum selesai perkataan penjaga itu, terlihat tangan biksuni itu bergetar, segera angin
keras bertiup kewajah dan badan penjaga yang besar itu, penjaga itu terhempas
melewati tangga dan terjatuh di depan pintu. Kemudian terguling ke halaman.
Seorang penjaga lainnya berlari sambil berteriak, "Cepat, ada orang yang mencari garagara!"
Dari ruang tamu segera muncul dua orang laki-laki. Salah satunya adalah Lei Qi dan
yang satu lagi adalah Feng.
Begitu mereka turun dari tangga mereka melihat ada seorang biksuni yang sedang
memasuki halaman. Lei Qi marah dan membentak, "Disini adalah kantor Biao Zhen
Yuan, biksuni tidak diijinkan membuat keributan disini!"
"Tolong beritahu kepadaku Meng Ju-zhong berada dimana?" Suaranya keras dan
dingin. Lei Qi tertawa dan berkata, "Ketua Biao mana boleh sembarangan bertemu denganmu"
Bila ada apa-apa, sampaikan saja kepadaku?"
Feng ikut berkata, "Kalau kau ingin meminta sedekah kepada kami, itu juga tidak apaapa, tidak perlu bertemu dengan Ketua Biao."
"Suruh Meng Ju-zhong keluar, aku tidak ada waktu mengobrol dengan kalian!"
337 Feng marah dan membentak, "Mengapa kau begitu tidak tahu diri" Silakan keluar!"
Feng sudah mengeluarkan serangan untuk mendorongnya keluar, dia tahu biksuni ini
berilmu silat tinggi karena itu dia sudah menggunakan 80% tenaganya, tapi biksuni itu
sama sekali tidak bergerak.
Hanya menggerakkan tangannya seperti mengusir debu, tangannya seperti ular terus
The Next Passage 1 Cewek Cetar Karya Zaeemaazzahra Maut Di Udara 3

Cari Blog Ini