Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong Bagian 1
TAT MO CAUWSU Pendiri Siauw Lim Sie Karya : Chin Yung Saduran : Sin Liong Buku Sumbangan Herfian Ghozali
Djvu oleh : Dewi KZ & Aditya Indrajaya (Sing 80)
Editor : Hendradinata Ebook oleh : Dewi KZ di Tiraikasih Website
http://kangzusi.com atau http://dewikz.com
Penerbit UP Harapan Pesat
Daftar Isi : TAT MO CAUWSU Daftar Isi : PENGANTAR PENULIS Jilid 1 Jilid 2 Jilid 3 Jilid 4 Jilid 5 Jilid 6 Jilid 7 Jilid 8 Jilid 9 Jilid 10 Jilid 11 Jilid 12 Jilid 13 Jilid 14 Jilid 15 Jilid 16 Jilid 17 Jilid 18 TAMAT Koleksi kang zusi.com 1 PENGANTAR PENULIS UMUMNYA penulis2 Cersil (cerita silat) mengemukakan
tokoh2nya dengan latar belakang sesudah berdirinya kuil
Siauw Lim Sie, dimana memang diakui kuil Siauw Lim Sie
merupakan pusat dan sumber dari ilmu silat yang ada didaratan
Tionggoan dan merupakan pintu perguruan silat yang tertua
dan biasanya disebut ilmu silat Siauw Lim Pay.
Kuil dan pintu perguruan Siauw Lim Pay tersebut didirikan
dan dibangun oleh seorang pendeta yang datang dari India ke
daratan Tionggoan, yang akhirnya dikenal sebagai Tat Mo
Cauwsu, yang menjadi guru besar dalam hal ilmu silat,
disamping penyebaran Agama Buddha yang dilakukannya pada
saat itu. Sebagai 'bapak' dari ilmu silat, tentu saja ilmu silat Tat Mo
Cauwsu luar biasa, merupakan kepandaian yang menakjubkan
sekali. Diapun telah berhasil menciptakan berbagai ilmu silat
yang sangat tinggi sekali, yang sangat terkenal adalah Kiu Im
Cin Keng dan Kiu Yang Cin Keng.
Dijamannya Tat Mo Cauwsu itu, justru tokoh2 rimba
persilatan dan kalangan Kang-ouw (sungai telaga) yang berada
di Tionggoan merupakan tokoh2 silat yang sangat luar biasa,
dengan kepandaian2 mereka yang aneh dan beraneka ragam.
Keluarbiasaan dari pengalaman2 yang dialami oleh cakal
bakal Siauw Lim Sie itulah yang ingin dituturkan oleh penulis,
dimana Tat Mo Cauwsu mengalami banyak sekali peristiwa2
mendebarkan hati, terlibat oleh urusan2 yang hebat
menakjubkan. Bahkan Cer-sil yang akan kami ceritakan,
merupakan cer-sil yang mengupas beberapa peristiwa hebat
dan mendebarkan hati. Koleksi kang zusi.com 2 Mudah2an saja Cersil "Tat Mo Cauwsu" berkenan dihati
para pembacanya. CHIN YUNG @-dewikz~Hendra-@ Jilid 1 TITIK2 dari butir2 air hujan yang turun deras sekali,
menyiram seluruh permukaan bumi disekitar daerah
pegunungan Bie-san. Gunung yang lebat oleh semak belukar,
dengan jurang2 yang dalam dan curam mengerikan itu
ditambah dengan udara yang dingin menusuk tulang dan cuaca
yang gelap pekat, hanya diselingi oleh kilatan2 dibarengi suara
petir yang menyeramkan seperti raungan harimau luka, tentu
saja disekitar daerah pegunungan tersebut bukanlah merupakan
tempat yang menyenangkan untuk didiami. Hujan turun sejak
pagi tadi sampai menjelang sore, air dari langit itu masih juga
menyiram bumi dengan deras.
Binatang2 liar yang menjadi penghuni di sekitar hutanrimba dipegunungan Bie-san telah mencari tempat
bersembunyi masing2, tidak ada seekorpun yang
memperdengarkan suara mereka, bagaikan mereka takut
menghadapi murkanya langit yang acapkali memantulkan
kilatan2 yang menyilaukan dengan disertai oleh ledakan2 suara
guntur. Memang suasana demikian cukup menyeramkan untuk
seseorang berada ditempat tersebut.
Tetapi bukan berarti ditempat tersebut tidak ada manusia,
karena diantara siraman air hujan yang turun begitu deras,
tampak dipinggang gunung sebelah selatan, dekat dengan Lamhong (bukit selatan), tampak sesosok tubuh kecil yang tengah
ber-lari2 cepat tanpa mengacuhkan ledakan2 guntur dan
siraman air hujan yang deras. Mungkin terlampau ter-gesa2
Koleksi kang zusi.com 3 atau memang sudah sangat letih, sosok tubuh kecil itu berulang
kali jatuh, namun cepat pula dia bangun dan melanjutkan pula
larinya. Ketika tiba dipermukaan hutan kecil, tanpa memperdulikan
didalam hutan tersebut ada binatang buas yang mungkin bisa
mencelakai dirinya, sosok tubuh itu telah menerobos dengan
cepat dan telah menerjang kedalam hutan dengan bersusah
payah, karena seringkali dia jatuh bangun akibat rintangan
akar2 pohon yang malang melintang dan juga hutan itu
walaupun merupakan hutan yang tidak begitu luas, namun
pohon2 liar yang tinggi besar bertumbuhan lebat sekali.
Didalam hutan inilah siraman air hujan tidak sederas diluar
rimba tadi, karena butir2 air hujan itu terbendung sebagian
besar oleh daun2 pohon yang lebat rapat. Sosok tubuh itu
berhenti berlari, dia berdiri bingung dibawah sebatang pohon,
memandang sekelilingnya berusaha menembus kegelapan
disekitarnya. Kilat memancarkan cahayanya yang terang untuk sejenak,
kemudian suara guntur telah memecahkan kesunyian disekitar
tempat tersebut. Diantara pancaran cahaya kilat yang sempat menerobos
masuk diantara sela2 daun pohon2 dihutan kecil itu, sosok
tubuh kecil itu ternyata tidak lain dari seorang anak lelaki
berusia diantara delapan tahun. Melihat seorang anak kecil
berada di-tengah2 hutan dalam suasana keganasan alam yang
tengah berlangsung, telah merupakan peristiwa yang cukup
mengherankan. Karena jangankan seorang anak, sedangkan
seorang yang dewasapun akan takut untuk berada seorang diri
di-tengah2 keganasan alam pada saat itu. Tetapi yang luar biasa
lagi adalah keadaan anak kecil itu. Tubuhnya kurus kecil,
pakaiannya robek disana-sini, dan juga diwajahnya yang
dibasahi oleh siraman air hujan itu, tampak noda2 darah yang
telah mengering. Matanya yang sebelah kiri juga membengkak
Koleksi kang zusi.com 4 ke-hitam2an, di samping pipinya yang juga membengkak,
seperti juga anak itu telah mengalami sesuatu pukulan
dimukanya itu. Matanya yang bulat itu memancarkan perasaan
takut waktu dia memandang kian-kemari, tubuhnya yang kurus
kecil itupun telah menggigil menahan hawa udara yang dingin.
Setelah berdiri diam sejenak ditempatnya itu untuk
mengurangi perasaan letih karena telah terlalu jauh ber-lari2
tanpa mengenal lelah, anak lelaki tersebut telah melanjutkan
pula langkah2 kakinya. Walaupun dia tidak ber-lari2 seperti
tadi dimuka hutan, namun langkah2 kakinya yang kecil itu
dipentang agak lebar dan tergesa. Jika dia tidak berlari, itupun
disebabkan anak ini menyadarinya bahwa didalam hutan
banyak sekali tumbuh pohon2 liar dan akar2 pohon yang
malang melintang, sehingga memungkinkan dia terjerunuk jika
kakinya tersandung akar2 pohon tersebut. Maka untuk
mencegah dia terjatuh bangun, anak ini berjalan hati2.
Jika tadi napasnya memburu keras, kini napas itu berangsur2 mulai teratur pula. Dan tampaknya anak ini mulai
dapat menenangkan kembali goncangan hatinya. Waktu dia
menoleh kearah belakangnya, dari mana tadi dia mendatangi,
dan dilihatnya tidak ada seorangpun yang mengejarnya, anak
itu telah menghela napas panjang.
"Mungkin mereka menganggap aku sudah mati dan tidak
mengejar lagi...!" pikir anak itu kemudian dengan hati ragu2.
"Mungkin pula mereka beranggapan aku telah terjerumus
kedalam jurang atau dimakan binatang buas ..!"
Setelah terpikir begitu, anak itu telah menjatuhkan dirinya
duduk numprah ditanah, dia telah menangis sesenggukan tersedu2 dengan suara yang sedih sekali. Tampaknya ada sesuatu
yang membuat hatinya berduka sekali.
Masih terbayang didepan matanya, betapa beberapa saat
yang lalu, puluhan orang lelaki bertubuh tinggi tegap, dengan
Koleksi kang zusi.com 5 membawa alat senjata ditangan masing2 telah mendatangi
rumahnya, dengan buas menyerupai binatang yang haus darah,
puluhan orang lelaki bertubuh tinggi besar itu telah
mengeroyok ayahnya. Dan anak itu masih ingat benar, betapa
ayahnya yang semula memberikan perlawanan atas keroyokan
orang2 itu, yang berusaha gigih sekali melakukan penangkisan
dan melancarkan serangan membalas, akhirnya harus
terjerunuk rubuh ditanah tanpa daya lagi. Dan betapa buasnya
puluhan orang lelaki itu yang telah menyerbu menghujamkan
senjata mereka ke tubuh ayahnya. Anak itu hanya sempat
mendengar suara jerit yang melengking dari ayahnya, jerit
kematian yang menyayatkan sekali.
Tetapi anak ini tidak berdaya, dia hanya sempat berlari
seperti apa yang telah dipesankan oleh ayahnya sebelum
kedatangan musuh2 ayahnya itu...kemudian anak lelaki inipun
berlari dengan hati yang diliputi perasaan takut, karena puluhan
orang lelaki tinggi tegap itu telah melakukan pengejaran untuk
membinasakan dia pula. Bahkan anak itu masih ingat diantara
orang2 yang mengejarnya itu ada yang ber-teriak2 dengan
suara yang keras sekali : "Kejar, jangan sampai lolos, bunuh !"
"Ya, binasakan ! Jangan biarkan lolos...!" teriak yang
lainnya. "Menabas pohon harus sampai ke-akar2nya.......!" teriak
pengejarnya yang lain. "Jangan biarkan anak itu lolos, dia
merupakan bibit bahaya yang besar...!"
Tetapi anak lelaki ini tidak memperdulikannya, dia telah
berlari dengan sekuat tenaganya mendaki gunung Bie-san.
Anak itu juga tidak mengetahui entah bagaimana dia bisa
memiliki kekuatan yang menakjubkan, dimana dia bisa berlari
begitu cepat dan gesit sekali, melupakan rasa sakit dilututnya
yang acap kali harus membentur bumi akibat jatuh. Dan yang
diingat oleh anak itu hanya satu, dia harus dapat meloloskan
Koleksi kang zusi.com 6 diri dari kejaran puluhan orang pengejarnya yang buas2 itu
yang menghendaki jiwanya.
Dengan menyelinap kedalam semak belukar, dan memasuki
hutan2 kecil yang memang banyak terdapat digunung Bie-san
itu, maka anak ini bisa menyesatkan pengejarnya. Satu lagi
keuntungan anak ini, dia memiliki tubuh yang kecil dan kurus,
sehingga dia bisa menyelusup dengan leluasa ke tempat2 yang
sulit ditempuh oleh orang2 dewasa yang memiliki bentuk tubuh
tinggi tegap itu. Semula samar2 anak itu masih mendengar
suara teriakan2 pengejarnya, tetapi akhirnya suara itu lenyap
sama sekali ...... dan memang kini dia berada seorang diri ditengah2 hutan kecil itu, menangis dengan hati dirundung duka
menyesali nasibnya yang buruk itu......
Hujan masih saja turun deras, tetapi air hujan tidak sederas
yang jatuh kedalam hutan itu. Hanya suara air hujan yang
menyiram daun2 pohon yang terdengar cukup berisik,
ditambah dengan ledakan2 guntur.
Waktu anak itu tengah menangis ter-isak2, tiba2 terdengar
suara yang menegur : "Anak, mengapa engkau bersedih begitu,
seperti juga tengah mengalami kematian keluarga...?"
Suara itu merupakan sesuatu yang mengejutkan sekali anak
tersebut. Dia memang tengah ketakutan di-kejar2 puluhan
orang, dan juga sedang berkuatir kalau2 ada salah seorang
musuh2 ayahnya itu berhasil mengejarnya dan membinasakannya. Maka mendengar ada yang menegurnya
seperti itu, anak tersebut merasakan semangatnya seperti
terbang meninggalkan raganya, dia telah menguatkan hatinya
dan melompat berdiri, kemudian tanpa menoleh kiri kanan lagi,
dia telah berlari se-cepat2nya.
Tetapi baru beberapa langkah anak itu berlari, dia
merasakan punggungnya dingin sekali, dan sebelum dia tahu
apa2, bahunya telah ditepuk seseorang.
Koleksi kang zusi.com 7 "Anak, engkau belum menjawab pertanyaanku .....
mengapa demikian ter-gesa2 ingin berlalu?" terdengar suara
yang menegur pula, parau tetapi ramah.
Tubuh anak itu jadi menggigil ketakutan, dia telah
menoleh, tetapi untuk kagetnya kembali dia tidak melihat
seorang manusiapun juga. Kembali rasa takut menyelinap kedalam hatinya, rasa takut
yang jauh lebih hebat dari semula, karena kini dia telah
berpikir mungkinkah dia bertemu dengan hantu penunggu
hutan " Bukankah tadi dia merasakan betapa bahunya ditepuk
seseorang " Tetapi mengapa sekarang dia tidak melihat seorang
manusiapun disekitarnya " Bukankah tadi jelas sekali dia
mendengarnya suara orang yang telah menegurnya "
Karena berpikir begitu, anak lelaki tersebut mengeluarkan
suara keluhan perlahan yang tidak jelas, keluh ketakutan, dan
dia telah memutar tubuhnya untuk berlari lagi sekuat2nya.
Namun baru berlari beberapa langkah lagi2 bahunya telah
ditepuk pula oleh seseorang, disertai oleh pertanyaan yang
serupa seperti tadi : "Anak...engkau mendengar pertanyaanku
tadi, bukan " Engkau belum lagi menjawab pertanyaanku
itu...!"
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tubuh anak itu jadi menggigil keras, dia sudah menggigil
tanpa bertenaga, karena semangatnya telah melayang seperti
meninggalkan tubuhnya, sepasang lututnya dirasakan lemas
sekali tidak bertenaga, tanpa sanggup mempertahankan diri
anak itu telah jatuh duduk numprah ditanah, diantara daun2
kering yang rontok bertebaran disekitar tempat itu.
"Si...siapa kau ?" tanya anak itu dengan suara yang gemetar
karena takut. "Mengapa.. mengapa aku tidak bisa melihat kau
?" Koleksi kang zusi.com 8 Kembali terdengar suara tadi, yang parau namun perlahan
sekali, diselingi oleh suara tertawa yang sabar : "Anak, engkau
tampaknya ketakutan dan bersedih, apa sebenarnya yang telah
engkau alami ?" "Aku...aku.." anak itu tidak bisa meneruskan perkataannya,
dia memandang sekelilingnya dengan mata yang jelalatan ingin
men-cari2 orang yang telah mengajaknya bicara itu. Karena
sangat ketakutan, dia tidak bisa meneruskan perkataannya itu.
"Siapa namamu anak yang manis ?" tanya suara itu lagi
dengan suara yang sabar. "Aku..... aku Sin Han....." jawab anak itu. "Namaku Sin
Han." "Sin Han! Nama yang baik ! Nama yang manis ! Engkau
anak yang manis, tetapi mengapa engkau tampaknya begitu
ketakutan seperti tengah di-kejar2 sesuatu......."
Sin Han sudah ketakutan sekali, dia sudah tidak bisa bicara
lagi, cepat2 dia telah menekuk kedua kakinya untuk berlutut
tanpa memperdulikan orang yang mengajaknya bicara itu
berada dimana. "Ampunilah aku..... aku bukan sengaja memasuki
tempatmu ini, lojinke (orang tua)....aku sedang dikejar orang2
jahat..... yang ingin membunuhku !" kata Sin Han dengan suara
yang gemetar. Tampaknya anak ini benar2 ketakutan sekali.
Jika tadi anak tersebut ketakutan karena di-kejar2 oleh
manusia2 buas yang tidak mengenal perikemanusiaan, yang
telah membinasakan ayahnya dengan kejam dan menghendaki
jiwanya juga, tetapi sekarang Sin Han takut kalau2 sekarang
dia tengah berhadapan dengan hantu penunggu hutan tersebut.
Jika dia memanggil dengan sebutan Lojinke (kau orang tua),
itulah disebabkan dia mendengar suara orang itu parau, suara
seorang lelaki tua. Koleksi kang zusi.com 9 Terdengar suara tertawa perlahan, suara tertawa yang sabar
sekali. "Sin Han, usiamu masih kecil, kau masih muda sekali,
tetapi mengapa ada orang yang ingin membunuhmu" Itulah
aneh sekali ! Dan kesalahan atau dosa apa yang telah kau
lakukan, sehingga kau di-kejar2 begitu ?"
Mendengar pertanyaan terakhir dari orang yang tidak
terlihat ujudnya tersebut, Sin Han menangis ter-isak2. Untuk
sementara waktu dia tidak bisa memberikan penyahutannya.
Kembali terdengar suara tertawa yang sabar dari orang tua
itu, suara tertawa yang halus sekali, seperti juga orang yang
tidak terlihat ujudnya itu ingin menghiburnya dan tidak
bermaksud me-nakut2inya. "Sudahlah Sin Han, engkau jangan menangis. Ceritakanlah
kesulitanmu kepadaku....!" kata orang itu lagi, sabar suaranya.
Suara yang sabar dari orang yang tidak terlihat ujudnya itu
justru telah memberikan ketenteraman dihati Sin Han. Berangsur2 lenyap perasaan takutnya, dan dia yakin orang yang
berbicara tanpa memperlihatkan ujudnya itu adalah seorang
yang baik. Dan keberaniannya jadi pulih kembali.
Tiba2 Sin Han telah menekuk kedua kakinya, berlutut
sambil menganggukkan kepalanya empat kali : "Nasibku
memang buruk, ayahku telah dibunuh oleh puluhan orang yang
ganas dan tidak memiliki perikemanusiaan...aku tidak
mengetahui apa sebabnya ayah dikeroyok mereka, tetapi
sebelum ayah menghadapi mereka, telah berpesan kepadaku,
agar sedapat mungkin meloloskan diri dari tangan mereka,
menghindarkan kematian...tetapi mereka justru telah mengejar
terus padaku, tampaknya mereka memang menghendaki
jiwaku..." Koleksi kang zusi.com 10 "Oh, manusia2 jahat, kepada seorang anak kecil seperti
engkau ini, mereka berlaku begitu kejam ! Kasihan ! Kasihan !
Lalu ?" terdengar suara orang tua itu lagi.
Sin Han tidak bisa meneruskan ceritanya, karena dia telah
menangis ter-isak2. Tetapi setelah lewat sekian lama,
kesedihannya berkurang, anak ini telah berkata lagi : "Dan"
dan aku telah berlari tanpa mengetahui tempat apa yang
kudatangi, yang terpenting dapat meloloskan diri dari kejaran
mereka.....!" Tetapi waktu Sin Han baru berkata sampai disitu, justru
disaat itu telah terdengar suara teriakan2 yang nyaring sekali
dikejauhan. "Tentu setan kecil itu berada disekitar tempat ini!
Kejar terus ! Kita harus membinasakannya, jangan biarkan dia
lolos ..... cari !" "Ya, lihatlah, ini bekas tapak2 kaki yang menuju kedalam
hutan ini tapak2 kaki kecil ! Setan kecil itu tentu bersembunyi
disekitar tempat ini .....! Cari terus !! Jangan biarkan lolos !!
Biar nanti aku cingcang tubuhnya !" terdengar suara yang
lainnya lagi. Tentu saja Sin Han jadi ketakutan, mukanya jadi pucat pias,
karena dia mengenali suara2 teriakan yang bengis itu adalah
suara pengejar2nya. Tubuh anak itu menggigil, dan dia telah
cepat2 bangkit untuk berlari pula guna menjauhi diri.....
"Jangan takut, anak manis...diamlah disana, tidak perlu
engkau pergi, nanti aku akan membantui mengusir manusia2
jahat itu...!" sabar suara lelaki yang tidak memperlihatkan
ujudnya itu. Entah mengapa, suara yang sabar dari orang itu telah
menghibur hati Sin Han. Dan bagaikan setitik embun yang
membuat hatinya jadi tenang. Sehingga Sin Han tidak berlari
lagi. Dia telah berdiam ditempatnya dan tidak memperdulikan
lagi teriakan2 pengejarnya yang semakin mendekati. Walaupun
Koleksi kang zusi.com 11 hatinya masih ber-debar2 takut, tetapi kini jauh lebih tenang
dari sebelumnya. Bahkan dia telah menjadi nekad : "Biarlah !
Biarlah aku terjatuh ditangan mereka dan dibinasakan mereka
dengan buas! Bukankah kematian hanya terjadi satu kali "
Bukankah jika aku telah mati penderitaan dan kesengsaraan
akan berakhir " Aku ber-lari2 berusaha menghindarkan diri
dari kejaran mereka, untuk apa " Untuk apa " Jika tokh
akhirnya mereka mengejar terus dan akhirnya dapat pula
menangkap diriku yang akan dibinasakannya ?"
Karena berpikir begitu, maka Sin Han tetap berdiri tenang
ditempatnya. "Bagus !" terdengar suara tanpa ujud itu. "Kau diam saja,
percayalah, mereka tidak mungkin bisa menyentuh dirimu
.....!" Dan orang yang ber-kata2 itu seperti juga ingin
memberikan keyakinan kepada Sin Han.
"Baik.....baik lojinke," sahut Sin Han dengan suara yang
tidak begitu lancar. Disaat itu suara dari para pengejarnya yang ber-teriak2
telah terdengar semakin mendekati, rupanya mereka telah
mulai memasuki hutan kecil ini. Tentu saja hal ini telah
membuat Sin Han semakin berdebar.
Tetapi dia yakin, 'hantu' penunggu hutan, yang bicara
padanya tanpa memperlihatkan ujud itu akan membantunya,
maka dia percaya dirinya dapat dihindarkan dari kebuasan
pengejar2nya itu. "Nah itu dia .....!" terdengar suara orang berteriak dengan
nyaring, rupanya saat itu diantara pengejarnya telah ada yang
melihat Sin Han. "Benar...jangan biarkan dia lolos pula.... dia hurus
dibinasakan dengan tubuh dicingcang agar dia tahu betapa dia
telah mempersulit dan mempermainkan diri kita...! Itulah
Koleksi kang zusi.com 12 ganjaran yang tepat untuknya ! Jangan biarkan dia lolos !
Bunuh ! Bunuh !" Dan puluhan orang lelaki bertubuh tinggi tegap, dengan
wajah yang menyeramkan, telah meluruk menyerbu kearah Sin
Han, dengan menggerakkan senjata tajam ditangan masing2.
Sikap mereka sangat menakutkan sekali, karena dari wajah
mereka masing2 memantulkan sinar yang kejam, pancaran
pembunuhan yang haus akan genangan darah segar......
Hati Sin Han jadi tergoncang keras, tubuhnya lemas tidak
bertenaga. Tetapi karena dia memang nekad, maka dia berdiam saja,
hanya memejamkan matanya dengan hati yang berbisik :
"Ayah, anakmu akan segera menyusulmu....kita akan
berkumpul dengan tenang..."
Saat itu puluhan orang lelaki bertubuh tinggi besar hanya
terpisah empat tombak lagi dari Sin Han, ada beberapa orang
diantara mereka yang telah menggerakkan senjata tajam
ditangannya melancarkan serangan akan memenggal leher anak
itu. Sikap mereka kejam sekali, senjata yang terayun itu juga
telah mengeluarkan angin yang tajam dan keras.
Hujan turun masih deras, suara guntur pada saat itu telah
memecahkan kesunyian, menindih suara hiruk-pikuk dari
teriakan2 orang2 itu yang tengah diliputi oleh nafsu
membunuh. Namun disaat suara guntur baru saja selesai, tiba2 telah
disusuli oleh suara pekik nyaring dari beberapa orang yang
sedang mengayunkan senjata tajam itu kepada Sin Han, tubuh
mereka telah terpental keras sekali ke tengah udara, lalu
ambruk terbanting ditanah dengan keras. Jerit kesakitan mereka
terdengar lagi, sedangkan sisanya dari pengejar Sin Han, untuk
sejenak berdiri tertegun, rupanya mereka heran berbareng
kaget. Tetapi seketika mereka tersadar, dengan cepat mereka
Koleksi kang zusi.com 13 telah mengeluarkan teriakan2 bengis sambil menggerakkan
senjata tajamnya menyerbu akan menabas batang leher Sin Han
lagi, sikap mereka diliputi hawa pembunuhan yang mengerikan
sekali. "Bunuh setan kecil ini ! Jangan biarkan dia lolos ! Binatang
busuk ! Dia harus dikirim ke neraka...!" dan beberapa senjata
tajam berkilauan menyambar kearah Sin Han.
Tetapi seperti tadi, enam orang dari penyerang Sin Han
telah terpental lagi dengan cepat, terbanting ditanah dengan
keras. Bahkan setelah mengeluarkan jerit kesakitan, empat
orang diantara mereka itu telah rubuh pingsan tidak sadarkan
diri lagi" Sisa dari pengejar Sin Han yang kurang lebih delapan
orang, telah berdiri tertegun.
Dengan marah salah seorang diantara mereka telah
menegur kepada Sin Han : "Setan kecil, ilmu siluman apa yang
kau pergunakan ?" Sin Han telah membuka matanya waktu mendengar pekik
jerit orang2 yang rubuh itu, diapun tengah heran, dan ditegur
begitu tentu saja telah membuat Sin Han jadi tambah heran.
Dia tidak mengerti mengapa belasan orang penyerangnya itu
telah tubuh tanpa ada sebabnya..."
Karena melihat Sin Han berdiam diri saja dengan sikapnya
yang mematung begitu, kedelapan orang itu tambah penasaran.
Dengan hati2 mereka mendekati Sin Han, dan dengan serentak
mereka telah menggerakkan senjata tajamnya masing2 kearah
Sin Han. "Habislah jiwaku kali ini....!" mengeluh Sin Han dengan
suara putus asa. Dia melihat bagaimana senjata tajam itu,
pedang dan golok yang berkilauan telah menyambar kearah
Koleksi kang zusi.com 14 kepala, leher, dada dan perutnya. Begitu salah satu senjata
tajam itu mengenai bagian tubuhnya, habislah jiwanya....
Tetapi diwaktu senjata2 tajam itu meluncur menyambar,
tiba2 Sin Han melihat betapa kedelapan tubuh penyerangnya
itu telah terlempar kebelakang seperti daun2 kering, terbanting
keras ditanah sampai mengeluarkan suara melengking
kesakitan, senjata mereka juga telah terlepas dari cekalan
tangan masing-masing. Bahkan salah seorang diantara mereka yang terlambat
melepaskan senjata tajamnya yaitu sebatang pedang pendek,
perutnya telah menubruk pedangnya itu, sehingga ujung
pedangnya menancap menembus ke punggungnya ! Seketika
jiwanya telah terbang meninggalkan raganya dan orang itu
telah diam tidak berkutik lagi...... Darah segar juga telah
mengalir keluar membasahi bumi.....
Pengejar2 Sin Han yang tadi telah terpelanting dan kini
telah berdiri pula serta telah mengambil senjata mereka
masing2, berdiri mematung dengan heran. Perasaan takut mulai
menjalari mereka. Tetapi disaat itu juga mereka menyadari ada seorang pandai
yang telah melindungi Sin Han, dengan sendirinya mereka
mulai gentar. Tadi waktu mereka menyerbu mengayunkan senjata, tiba2
mereka merasakan samberan angin serangan yang kuat
menghantam dada mereka masing2 yang menyebabkan mereka
terpental jatuh ..... dan mereka menyadarinya hal itu tidak
mungkin bisa dilakukan oleh Sin Han.
"Siapa yang telah menolongi anak ini " Orang pandai mana
yang main sembunyi2 seperti itu" Apakah tidak akan menjadi
bahan tertawaan orang2 gagah dikalangan Kang-ouw dengan
bersembunyi menyimpan ekor ?" teriak salah seorang diantara
mereka, karena dia sangat penasaran sekali.
Koleksi kang zusi.com 15 Disaat itu keadaan sunyi sekali, hanya suara air hujan yang
tetap deras menyiram bumi, dan sebagian lagi menyiram daun2
pohon itu. "Keluarlah perlihatkan diri ! Kami ingin berkenalan dengan
orang pandai yang pintar sembunyikan ekor !" teriak salah
seorang lainnya lagi. Tiba2 terdengar suara tertawa yang halus sekali, suara
tertawa yang terdengar perlahan tetapi tajam sekali.
"Bagus ! Bagus ! Akupun tidak menyukai sifat2 pengecut si
maling yang pandai menyimpan ekor ! Aku berada disini..!"
terdengar suara itu menyahuti.
Puluhan orang pengejar Sin Han telah mengangkat kepala
mereka, mata mereka memandang kearah puncak sebatang
pohon yang cukup tinggi. Sin Han juga mengikuti pandangan mata orang2 itu. Maka
segera dia melihat dicabang pohon itu duduk setengah rebah
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seorang lelaki tua dengan pakaian yang agak aneh, pakaian
yang compang camping penuh tambalan, seperti cara
berpakaian seorang pengemis. Usianya mungkin telah lima
puluh tahun lebih, wajahnya selalu riang dan segar, pipinya
memerah memperlihatkan bahwa dia sehat sekali.
Pengejar2 Sin Han waktu melihat pengemis itu, telah
memperlihatkan sikap terkejut, muka mereka juga berobah
pucat dan tubuhnya jadi menggigil.
"Apakah..... apakah lojinke yang bergelar Sin Kun Bu Tek
Lo Ping Kang (Kepalan Sakti Tanpa Tandingan) ?" tanya salah
seorang diantara mereka dengan suara yang tidak begitu lancar.
"Seperti engkau lihat sendiri ! Aku paling tidak senang
menyembunyikan ekor....." menyahuti orang tua yang
berpakaian seperti pengemis itu sambil tertawa lebar. "Dan
Koleksi kang zusi.com 16 paling tidak senang lagi jika aku harus menyembunyikan nama
dan gelaran bututku itu....!"
Muka orang2 yang semula ganas menyeramkan waktu
mengejar Sin Han, kini jadi pucat pias seperti secarik kertas
putih, tubuh mereka juga menggigil. Bahkan salah seorang
diantara mereka telah cepat2 menjura memberi hormat kepada
pengemis tua itu. "Maafkanlah...kami telah mengganggu lo cianpwe (orang
yang lebih tinggi tingkat kedudukannya didalam kalangan
Kang-ouw sungai telaga). Kami pamitan untuk berlalu..."
Terdengar suara tertawa orang tua itu yang nyaring sekali,
waktu orang2 itu ingin memutar tubuhnya untuk berlalu
dengan ter-gesa2 karena mereka sangat takut sekali kepada
pengemis tua itu. Namun si pengemis tua itu telah berkata
dengan suara setengah membentak : "Berhenti...! Jangan kalian
berlalu seenaknya saja !"
Tubuh orang2 itu jadi semakin menggigil, tampaknya
mereka ketakutan sekali. Waktu dibentak orang tua berpakaian seperti pengemis itu,
mereka telah menghentikan langkah kakinya masing2.
Tampaknya mereka tidak berani membangkang perintah
pengemis itu, merekapun telah membalikkan tubuhnya
menghadapi kearah pengemis diatas pohon itu.
"Ada...ada perintah atau petunjuk apakah locianpwe ?"
tanya salah seorang diantara mereka lagi.
"Kalian manusia2 ganas dan kejam, kalian telah
membinasakan ayah anak ini, kemudian kalian seperti serigala2
kelaparan telah me-ngejar2 menghendaki jiwa anak kecil ini
yang masih tidak mengetahui urusan apapun juga! Maka atas
tindakan kalian itu, tentu saja kalian harus menerima
hukumannya...!" Koleksi kang zusi.com 17 Dingin sekali suara orang tua itu, dia berkata dengan suara
yang perlahan dan satu2. Tetapi telah membuat muka orang2
itu jadi pucat pias dan tubuh mereka jadi menggigil karena
ketakutan setengah mati. Semuanya merasakan lutut mereka jadi lemas tidak
bertenaga untuk berdiri terus, dan cepat2 mereka telah berlutut
kearah si orang tua berpakaian pengemis itu.
"Ampunilah kami...kami hanya menjalankan tugas yang
diberikan ketua kami...!" kata mereka hampir berbareng.
Rupanya orang2 ini mengetahui bahwa Sin Kun Bu Tek Lo
Ping Kang merupakan seorang sakti, akhli silat dari tingkatan
tua yang memiliki kepandaian luar biasa, mereka jadi
ketakutan bukan main. "Ampuni jiwa2 anjing seperti kalian ini ?" tanya orang tua
yang bergelar Sin Kun Bun Tek Lo Ping Kang itu dengan nada
suara mengejek. "Apakah jika anak kecil itu berlutut dan
memohon pengampunan jiwanya dari senjata2 ganas kalian itu,
akan kalian luluskan permintaannya dan memberikan pengampunan kepadanya " Ciss, aku orang tua pikun Lo Ping Kang
paling segan untuk mengulurkan tangan melakukan perbuatan
baik...apa lagi memberikan pengampunan untuk manusia2
berhati serigala yang kejam seperti kalian ini...! Ber-siap2lah
kalian untuk menerima kematian masing2...!"
Mendengar perkataan Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang
sampai disitu, ketakutan yang meliputi hati orang2 itu jadi
semakin hebat saja. Mereka telah berseru memohon pengampunan bahkan ada
diantara mereka yang karena sangat ketakutan, telah berlutut
sambil meng-angguk2kan kepalanya berulang kali diiringi oleh
isak tangisnya. Koleksi kang zusi.com 18 "Ampunilah kami ..... kami hanya melaksanakan perintah
kauwcu kami.....!" kata salah seorang diantaranya sambil
menangis. "Kami memiliki anak isteri, jika kami binasa, tentu mereka
akan terlantar," kata yang lainnya.
"Ampunilah jiwa kami.....kami berjanji tidak akan
melakukan kejahatan lagi.....!" sesambatan yang seorangnya
lagi. Bahkan, ada yang karena ketakutan sekali, telah tidak
memikirkan perasaan malu lagi, dia telah menangis sambil
bilang : "Ampunilah kami..... apa saja yang Locianpwe perintahkan tentu akan kami turuti..... kami memang bangsa anjing
tidak tahu malu, dan pantas menerima hukuman se-berat2nya
dari Locianpwe, tetapi ampunilah jiwa kami sekali ini......!"
Dan macam2 perkataan lagi yang diutarakan oleh orang itu,
yang memohon pengampunan dari Lo Ping Kang.
Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang tertawa dingin, sikapnya
keras sekali, dia masih duduk dicabang pohon itu, dengan
kedua kaki di-ayun2kan seenaknya.
Sesungguhnya, Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang merupakan
akhli silat ternama di Kang lam, dia merupakan seorang
pendekar sakti, yang memiliki kepandaian sangat tinggi dan
sulit mencari orang yang bisa menandingi kepandaiannya itu,
dan juga oleh karena sepak terjangnya yang selalu membela
keadilan, telah membuat namanya sangat terkenal sekali. Di
kalangan jago2 golongan Putih (yaitu mengambil jalan baik
untuk keadilan), dia sangat disegani dan dihormati, sedangkan
dikalangan Hekto, yaitu kalangan hitam (para penjahat),
namanya bagaikan momok yang sangat mengerikan sekali, dan
setiap kali ada penjahat yang mendengar namanya, tentu akan
cepat2 menyingkirkan diri dengan bulu tengkuk berdiri karena
takutnya..... Koleksi kang zusi.com 19 Tidaklah mengherankan jika sekarang orang2 yang tadi mengejar2 Sin Han jadi ketakutan seperti itu.
"Baiklah, kali ini kalian menerima hukuman yang ringan
saja ! Tetapi jika kalian kelak melakukan kejahatan lagi, tentu
aku akan mengambil jiwa2 anjing seperti kalian ini !!" kata Sin
Kun Bu Tek Lo Ping Kang sambil melayang turun dengan
tubuh yang ringan. Sebetulnya cabang pohon itu terpisah tinggi
dari bumi, tetapi si orang tua berpakaian pengemis itu dapat
melompat dengan ringan dan mudah sekali, waktu kakinya
menyentuh bumi sama sekali tidak menerbitkan suara sedikitpun juga, ini menunjukkan betapa sempurnanya ilmu
meringankan tubuhnya itu.
Orang2 yang tengah berlutut itu jadi girang mendengar
perkataan Sin Kun Bu Tek yang menyanggupi akan
memberikan pengampunan untuk mereka.
Tetapi perasaan girang itu hanya sekejap mata saja, sebab
dengan gerakan tubuh yang ringan sekali dan sulit diikuti oleh
pandangan mata manusia biasa, tubuh si pengemis tua itu telah
melompat kian kemari diantara orang2 itu, dia juga telah
menggerakkan tangannya menepuki punggung dari orang2
tersebut, sehingga terdengar suara 'plak, plok' berulang kali,
dan tepukan itu perlahan sekali namun setiap kali kena ditepuk
orang2 itu mengeluarkan suara jerit melengking kesakitan.
Kemudian tubuh mereka lemas terkulai ditanah.
Diantara mereka ada yang mengeluarkan rintihan sambil
menangis, dan telah sesambatan : "Ampunilah kami...janganlah
kami dibuat bercacad, Locianpwe !" kata mereka.
Tetapi rupanya tepukan tangan dari si pengemis tua itu
telah menyebabkan rusaknya tulang punggung dari orang2 itu,
yang dihajar jadi patah. Untuk selamanya di-hari2 mendatang, orang2 itu akan
menjadi manusia bercacad, walaupun mereka tidak akan
Koleksi kang zusi.com 20 menemui kematian, tetapi selanjutnya mereka merupakan
manusia2 yang tidak punya guna lagi...akan jauh lebih lemah
dari manusia2 biasa yang tidak mengenal ilmu silat...!
Si pengemis tua yang memiliki gelaran "Si Pukulan Tanpa
Tandingan" itu, telah berdiri tenang sambil memperdengarkan
suara tertawanya yang parau, diapun telah berkata: "Pergilah
kalian menggelinding ....! Apakah itu belum cukup dan kalian
meminta tambahan lagi ....?"
Orang2 itu jadi tambah ketakutan, mereka berusaha untuk
berdiri dengan tubuh menggigil menahan sakit dan muka yang
pucat pias ..... kemudian ber-ingsut2 meninggalkan hutan itu
dengan bersusah payah, karena mereka sudah tidak bisa berdiri
tegak dengan tulang punggung yang telah terhajar patah dan
hancur itu..... Sejak tadi Sin Han hanya mengawasi dengan pandangan
mata takjub, dia melihat betapa pengemis tua itu sangat sakti
sekali. Puluhan orang itu dengan mudah dibuatnya tidak
berdaya. Bahkan sekarang Sin Han melihatnya, betapa
pengemis tua itu ditakuti sekali oleh orang2 tersebut .....
dengan sendirinya anak tersebut telah men-duga2, entah siapa
pengemis tua yang sakti ini .....
Si pengemis tua itu telah menoleh kepada Sin Han, sambil
tersenyum ramah dan tanpa memperdulikan orang2 yang
tengah beringsut pergi itu, dia telah berkata sabar : "Sin Han,
apakah kau telah makan " Tampaknya kau letih sekali...!"
Sambil berkata begitu, tampak si pengemis telah
mengeluarkan sepotong kuwe kering dari sakunya. Tetapi
kuwe itu dekil dan kotor sekali.
Disodorkannya kuwe kering itu kepada Sin Han, dan anak
itu telah memandang ragu kepada kuwe tersebut. Memang
perutnya lapar sekali, tetapi melihat bentuk kuwe yang tidak
keruan serta dekil dan kotor sekali, tentu saja Sin Han tidak
Koleksi kang zusi.com 21 bisa menerimanya. Sebelum memakannya saja dia sudah
merasa jijik. Namun hal itu tentu saja bisa menyinggung
perasaan si pengemis, maka dia telah menolaknya dengan halus
: "Terima kasih locianpwe... aku masih kenyang, untukmu
saja...!" Muka si pengemis tiba2 berobah, dia telah mengeluarkan
suara tertawa dingin. "Dasar bocah tidak tahu diri dan tidak mengenal budi !"
katanya kemudian dengan suara yang dingin, mengandung
kemendongkolan, tampaknya dia benar2 tersinggung, karena
sebagai seorang tua yang berpengalaman, dia mengetahui Sin
Han telah berdusta. "Plukk !" kuwe kering itu tahu2 telah dibantingnya ditanah,
sehingga membuat Sin Han terkejut, dan anak ini jadi lebih
terkejut lagi waktu mengangkat kepalanya dan melihat muka
pengemis tersebut yang merah padam karena marah.
"Maafkan lojinke...bukan aku menampik pemberian
lojinke, tetapi benar2 aku tidak berselera untuk makan..!" dan
Sin Han hanya bisa berkata sampai disitu saja, karena dia telah
ketakutan dan menangis sesenggukan.
Si pengemis menghela napas.
"Anak tidak mengenal budi !" katanya lagi. "Kau melihat
pakaianku yang butut, dan juga kuweku yang butut itu,
sehingga engkau tidak memandang mata kepadaku, heh ?"
"Mana...mana berani ?" sahut Sin Han.
"Hemm, rupanya engkau memang hendak menghina aku,
bukan ?" tanya pengemis itu. "Aku berkasihan melihat engkau,
aku menolongimu dari kejaran manusia2 jahat itu, tetapi
nyatanya engkau bukannya berterima kasih, justru telah
menghina aku !" kata si pengemis itu lagi.
Koleksi kang zusi.com 22 Sin Han jadi berduka sekali, dia bingung bukan main
menghadapi sikap pengemis ini yang cepat sekali tersinggung.
Karena bingung Sin Han telah menekuk kedua kakinya, dia
telah berlutut dihadapan si pengemis, dan meng-angguk2kan
kepalanya berulang kali, sambil menangis dia telah bilang :
"Maafkanlah lojinke, aku sangat berterima kasih sekali atas
pertolongan lojinke, dan budi lojinke tidak mungkin aku lupakan ..... tetapi ..... tetapi ..... memang sebenarnya aku masih .....
masih ....!" Dan Sin Han tidak bisa meneruskan kata2nya itu,
dia telah menangis lagi sesenggukan.
"Masih kenapa ?" tanya si pengemis tua Sin Kun Bu Tek
dengan suara yang keren, tampaknya dia masih belum lenyap
perasaan mendongkolnya. "Aku tidak lapar, lojinke...!" kata Sin Han. "Dan aku sama
sekali tidak memiliki maksud untuk menyinggung perasaan
Lojinke....!" "Hemm..!" mendengus pengemis tua itu dengan suara yang
dingin. "Jika demikian, engkau ingin mengatakan, karena kuwe
itu bau dan butut, maka engkau tidak bersedia untuk
memakannya karena jijik, bukan ?"
Sin Han berdiam diri, dia tidak tahu bagaimana harus
menjawabnya. "Baiklah," kata orang tua itu kemudian. "Engkau telah
menolak kebaikanku, menolak kuweku itu, berarti engkau tidak
membutuhkan bantuan dan pertolongan, maka kelak jika ada
sesuatu yang terjadi lagi pada dirimu, aku tidak perlu
mengulurkan tangan memberikan pertolongan kepadamu...!"
Sin Han menunduk, hatinya jadi semakin sedih saja, dan air
matanya telah mengucur deras.
Tetapi si pengemis tua Sin Kun Bu Tek sudah tidak
memperdulikannya, pengemis tua itu telah memutar tubuhnya
Koleksi kang zusi.com 23 untuk berlalu, meninggalkan Sin Han yang saat itu masih berlutut dengan air mata yang berlinang dipipinya......
Hujan masih turun deras, sedangkan si pengemis telah
menyelinap dibalik sebatang pohon dan tidak terlihat lagi
bayangannya, per-lahan2 Sin Han telah bangkit berdiri, dia
telah berjalan lesu tanpa semangat.
Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang telah menolong dia dari
ancaman bahaya pengejar2nya, dia memang ingat akan budi
yang diberikan oleh pengemis itu. Tetapi Sin Han melihat sikap
dan watak sifat pengemis itu agak aneh, yaitu cepat sekali
tersinggung, telah memberikan kesan yang kurang baik
padanya. Dia telah berjalan terus tanpa mengetahui kemana dia harus
pergi, karena Sin Han memang tidak memiliki tujuan. Dia
membiarkan kedua kakinya itu melangkah sekehendaknya, dan
dia juga membiarkan tetesan air hujan yang menyirami
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mukanya, dia tidak menyusut atau menghapusnya, karena dia
seperti juga sudah tidak memiliki semangat..... dia berjalan
terus dengan langkah kaki yang gontai......
Waktu Sin Han tiba dipermukaan hutan yang lainnya
disebelah barat, hujan masih turun deras, tetapi Sin Han tidak
memperdulikannya, dia berjalan terus dengan langkah yang
per-lahan2, sedangkan air hujan telah membasahi sekujur
tubuhnya.... Waktu Sin Han tengah berjalan begitu, tiba2 dia merandek,
menahan langkah kakinya. Samar2 dia mendengar suara tertawa yang panjang dan
menyeramkan sekali, suara tertawa itu menimbulkan perasaan
yang mengerikan, karena didalam suara tertawa itu seperti
mengandung hawa pembunuhan....
Koleksi kang zusi.com 24 Saat itu tubuh Sin Han telah menggigil karena menahan
perasaan takut, dia telah mengawasi kesekelilingnya. Anak ini
rupanya kuatir kalau2 orang2 yang tadi me-ngejar2 dirinya itu
akan datang pula mengganggunya. Dan Sin Han telah ber-siap2
untuk berlari kalau saja ada orang2 yang hendak
mencelakainya. Tetapi disekitar tempat itu tidak terlihat seorang
manusiapun juga, dan hanya suara tertawa yang menyeramkan
itu belaka terdengar semakin nyaring dan jelas.
Sin Han telah menghela napas.
"Kematian memang tidak perlu ditakuti, mengapa aku
harus di-kejar2 oleh perasaan takut ! Jika memang aku telah
ditakdirkan untuk mati ditangan orang2 itu, mengapa aku harus
takut " Bukankah jika aku mati, berarti aku bisa berkumpul
dengan ayahku " Dan hal itu bukankah sangat
menggembirakan sekali ?"
Karena berpikir begitu, hati Sin Han agak tenang, dia telah
mengawasi sekelilingnya. Tetapi tetap Sin Han tidak melihat seorang manusiapun
juga, hanya disaat itu terlihat diantara kegelapan malam,
cahaya putih yang berkilauan dari tempat yang agak jauh.
Sin Han heran, cahaya itu cukup menarik perhatian, dan dia
men-duga2 entah cahaya apa itu yang terlihat cukup jauh.
Setelah berdiri sejenak, dan cahaya itu tetap kelihatan,
begitu pula suara pekik atau jerit yang diselingi suara tertawa
yang menyeramkan tetap terdengar, Sin Han telah
mengayunkan langkah kakinya menghampiri tempat itu.
Karena dia jadi tertarik ingin mengetahui benda apakah yang
bisa mengeluarkan cahaya berkilauan itu, dan suara jeritan
serta tertawa menyeramkan itu, entah suara siapa ..... karena
Koleksi kang zusi.com 25 baru saja mengalami ketegangan, maka kali ini hati Sin Han
agak tabah, dia telah menghampiri terus mendekati cahaya itu.
Setelah berada dekat dengan cahaya itu, Sin Han berlaku
lebih waspada. Dia mengawasinya dengan mata memandang
kesekitar tempat tersebut. Tidak ada seorang manusiapun juga.
Hanya suara tertawa dan jerit yang menyeramkan itu tetap
didengarnya semakin jelas dan dekat.
Sin Han tahu, tentunya orang yang mengeluarkan suara
tertawa maupun jerit yang menyeramkan itu bukan sebangsa
manusia baik2, tetapi perasaan ingin tahunya, dan juga karena
dia memang tidak memiliki tujuan, maka Sin Han semakin
mendekati dari arah mana sinar berkilauan itu terlihat.
Disaat itu, tampak dikejauhan sinar berkilauan itu semakin
jelas dan kadang kala lenyap ditelan kegelapan malam, lalu
tampak pula. Hati Sin Han jadi berdebar juga waktu telah berada dekat
dengan tempat dimana terpantul cahaya berkilauan itu. Dia
maju lagi mendekati, tetapi tiba2 tubuhnya jadi menggigil,
perasaan takut menyelinap kedalam dirinya, karena dia melihat
dibawah sebatang pohon, tampak tumpukan tulang2 tengkorak
manusia..... tulang2 itu merupakan tulang tangan dan kaki,
yang ditumpuk meninggi sampai setengah tombak ! Tulang2
tersebutlah yang memancarkan sinar berkilauan.......
Sepasang mata Sin Han terpentang lebar2, dia telah
mengawasi dengan hati yang tergoncang keras sekali,
disamping itu diapun telah melihat jelas, bahwa tulang2
tengkorak dari tangan dan kaki manusia itu banyak sekali
jumlahnya. Suara tertawa yang menyeramkan masih sempat
didengarnya satu kali, setelah itu lenyap dan keadaan disekitar
tempat itu kembali sepi dan sunyi sekali.
Sin Han telah menghela napas.
Koleksi kang zusi.com 26 "Entah ..... siapa yang mengumpulkan tulang2 kerangka
tangan dan kaki manusia ini ?" berpikir Sin Han didalam
hatinya, perasaan takut yang luar biasa telah meliputi diri anak
ini. Tetapi baru saja dia berpikir sampai disitu, tiba2 dari arah
belakangnya dia merasakan samberan angin yang keras dan
dingin sekali. "Dukk !" tahu2 punggungnya telah terhajar keras sekali
oleh sesuatu, menimbulkan perasaan sakit yang bukan main,
disusul dengan tubuhnya yang telah terjerambab dan jatuh
terjerunuk, sehingga dari hidungnya mengucurkan darah, anak
ini jadi menjerit kesakitan.
Dengan merangkak Sin Han kemudian bangkit berdiri, dia
telah memandang kesekelilingnya. Tetapi tidak ada seorang
manusiapun disekitar tempat itu. Dan seketika itu pula dia jadi
teringat kepada 'hantu', karena melihat kembali tumpukan
tulang kerangka tangan dan kaki manusia yang menggunung
itu, tubuhnya jadi menggigil ngeri dan dia bergidik dengan
bulu tengkuk berdiri meremang....
Tetapi sedang Sin Han berdiri diam ber-siap2 untuk berlari
lagi, tiba2 dia merasakan dari arah belakangnya telah
menyambar lagi angin yang keras, dan seperti tadi,
punggungnya telah terhajar pula dengan keras, membuat dia
terjerambab pula tanpa berdaya.
Cepat2 Sin Han melompat bangun dengan mempergunakan
sisa tenaganya, dia telah memutar tubuhnya untuk melihat
kebelakangnya, tetapi tetap dia tidak melihat seorang manusiapun juga.
Keadaan disekitar tempat itu gelap pekat dengan air hujan
yang turun masih deras sekali, saat itu menjelang tengah
malam. Koleksi kang zusi.com 27 Tentu saja hal ini membuat Sin Han tambah ketakutan,
lututnya dirasakan lemas. Dengan mengerahkan seluruh sisa
tenaganya, dia mementang kakinya untuk berlari lagi.
Tetapi belum lagi dia berhasil mewujudkan maksud hatinya
itu, dari arah belakangnya telah menyambar pula angin
serangan yang kuat sekali, angin serangan itu menimbulkan
perasaan sakit, sebab Sin Han merasakan punggungnya seperti
juga dibentur benda keras.
"Bukkkk !" tubuh anak itu terguling lagi ditanah, bahkan
jauh lebih hebat dari yang tadi dialaminya, karena itu tubuhnya
terguling sejauh beberapa tombak, ber-guling2 dengan
menderita kesakitan yang sangat hebat.
Waktu itu, Sin Han tidak bisa segera bangkit berdiri, dia
merangkak dengan menahan sakit, tetapi tubuhnya telah rubuh
terguling di tanah dan tidak sanggup untuk berdiri, dia hanya
bisa mengeluarkan suara rintihan belaka.
Terdengar suara tertawa yang sangat menyeramkan sekali,
suara itu terdengar menyakitkan pendengaran telinga, seperti
me-nusuk2, bahkan nada suara tertawa itu mengandung hawa
pembunuhan yang mengerikan sekali.
Sin Han berusaha untuk bangkit pula, sebetulnya dengan
menderita kesakitan hebat seperti itu, Sin Han sudah tidak
sanggup mempertahankan diri dan akan pingsan.
Namun mendengar suara tertawa yang menyeramkan itulah
membuat Sin Han jadi ketakutan setengah mati, dan perasaan
takutnya itu yang telah membuat Sin Han jadi mempertahankan
dirinya tidak sampai rubuh pingsan. Dia masih berusaha
merangkak berdiri untuk melarikan diri.
Sayangnya tenaganya seperti telah terbang meninggalkan
raganya, dan kedua kakinya seperti tidak mau menuruti
Koleksi kang zusi.com 28 perintahnya, dimana kedua kakinya itu telah gemetaran karena
sudah tidak bertenaga sama sekali.
Hal ini telah membuat Sin Han jadi mengeluh.
"Habislah aku kali ini, tentu tulang2 tangan dan kakiku
akan menjadi tumpukan di tulang2 itu juga....!" berpikir anak
ini dengan hati yang ber-debar2.
Suara tertawa yang mengerikan itu telah berhenti,
kemudian terdengar suara teguran yang menyeramkan, "Anak
busuk, apa maksudmu ber-indap2 datang kemari ingin
mengintai ?" Sin Han menguatkan hatinya, dia menoleh kesekelilingnya.
Kosong, tetap tidak terlihat seorang manusiapun juga disekitar
tempat itu. Tetapi waktu dia menoleh kearah belakangnya, diantara
tumpukan tulang2 kerangka tangan dan kaki itu, semangatnya
seperti terbang meninggalkan raganya, tubuhnya jadi lemas.
Diantara derai air hujan yang deras itu dilihatnya sesosok tubuh
hitam berdiri tegak, dengan rambut yang riap2an tidak teratur
dan pakaian serba hitam, serta wajah yang menyeramkan.
Sepasang mata yang besar dengan bentuk yang agak aneh dan
juga dengan sinarnya yang tajam menakutkan, tengah menatap
dan memandangi dirinya. Tentu saja hal itu telah membuat Sin
Han mengeluarkan suara keluhan tertahan, dan telah rubuh
pingsan....... "Hemm.....!" sosok tubuh itu telah mendengus dengan
suaranya yang dingin, dia telah mengibaskan lengan bajunya,
maka dari lengan bajunya itu telah menyambar keluar angin
serangan yang menyampok kearah tubuh Sin Han.
Tubuh anak itu terpental, tetapi waktu terbanting ditanah,
justru dia telah tersadar dari pingsannya, karena sampokan
angin kibasan lengan baju itu menotok jalan darah Hiat Kung
Koleksi kang zusi.com 29 Hiat didekat pinggangnya, sehingga dia tersadar dari
pingsannya. Waktu Sin Han membuka matanya, yang per-tama2
dilihatnya adalah sosok tubuh hitam dengan rambut yang
riap2an itu, makluk yang mengerikan sekali. Sin Han
mengeluarkan suara keluhan, dan rebah lemas tanpa sanggup
berdiri. "Anak busuk, cepat katakan, siapa namamu ?" bentak
makluk menyeramkan itu dengan suaranya yang sember dan
menakutkan sekali. Dan dia juga telah mengulurkan tangan
kanannya menjambak baju didada sianak ini, kemudian
diangkatnya sehingga tubuh Sin Han tergantung ditengah
udara. Tentu saja Sin Han jadi tambah ketakutan, sebab dia telah
dapat melihat dengan jelas wajah orang yang menyeramkan itu,
karena jarak mereka jadi dekat sekali.
Disaat itulah Sin Han telah berkata dengan suara gemetar :
"Ampun...ampun...aku tidak bermaksud mengintai...!" katanya
dengan ter-bata2. "Hemm...!" makluk menyeramkan itu telah mendengus
dengan suara yang dingin sekali, dan air hujan yang turun
tampaknya tidak dihiraukan. "Telah sepuluh tahun aku berdiam
ditempat ini, dan tidak seorang manusiapun kuijinkan
menginjakkan kakinya ditempat ini! Siapa yang datang, berarti
orang itu harus mampus ! Lihatlah, telah berapa banyak orang
yang kubinasakan ..itulah tulang2 mereka...!"
Sambil berkata begitu, makluk menyeramkan tersebut telah
menunjuk kearah tumpukan tulang2 kerangka tangan dan kaki.
Tubuh Sin Han jadi menggigil tambah ketakutan saja.
Koleksi kang zusi.com 30 "Kau .... kau manusia atau..... atau ....." tetapi Sin Han tidak
bisa meneruskan perkataannya, karena dia benar2 ketakutan
sekali. "Kau ingin bertanya apakah aku ini manusia atau hantu,
bukan ?" kata orang itu menyanggapi perkataan Sin Han.
"Hemm, hemm," dan setelah tertawa dingin mengejek seperti
itu, makluk menyeramkan tersebut telah mengangkat tubuh Sin
Han tinggi2, dia menggerakkan tangannya dan telah
membanting tubuh Sin Han keras sekali diatas tanah.
Tentu saja Sin Han jadi kesakitan luar biasa, anak ini
sampai mengeluarkan suara jeritan yang keras sekali.
Sedangkan makluk menyeramkan itu telah berkata tanpa
memperdulikan penderitaan Sin Han : "Kau boleh menganggap
aku sebagai manusia, boleh ! Menganggap aku sebagai hantu,
juga boleh !" dingin sekali suaranya.
Semangat Sin Han benar2 telah terbang meninggalkan
raganya, dan anak ini juga menyadarinya bahwa kematian
sudah terbayang diambang mata.
Maka dari itu, dia telah mengeluh dan memejamkan
matanya, saking ketakutan dia sudah tidak bisa ber-kata2 atau
juga menatap ke makluk menyeramkan itu.
Melihat sikap Sin Han, makluk menyeramkan tersebut yang
memelihara rambut riap2an menutupi sampai kepundaknya,
telah mengeluarkan suara tertawa dingin, tahu2 dia telah
menggerakkan tangannya, dan telah berkata sambil mengibas :
"Bangun !" tubuh Sin Han telah tersampok oleh segumpalan
tenaga kibasan yang sangat kuat sekali. Disaat itulah, dengan
cepat sekali kibasan itu membuat tubuh Sin Han jadi terapung,
dan kemudian ambruk terbanting diatas tanah lagi dengan keras
sekali, sehingga Sin Han merasakan kepalanya pusing dan
matanya ber-kunang2. Koleksi kang zusi.com 31 Dalam keadaan demikian, makluk menyeramkan itu telah
membentak lagi : "Bangun ! Bangun ! Ayo berdiri !"
Sin Han memaksakan dirinya untuk merangkak berdiri, dia
telah merasakan tulang2 ditubuhnya pada ngilu, tetapi karena
sangat ketakutan, anak ini bisa juga berdiri, walaupun dengan
kedua lutut yang menggigil keras.
"Bagus ! Sekarang engkau harus dicopoti tulang tangan dan
kakimu....!" kata makluk itu.
"A...apa ?" tanya Sin Han dengan suara tersendat, dia kaget
bukan main. Dalam keadaan demikian, tentu saja Sin Han tidak berdaya.
Tetapi mendengar tulang tangan dan tulang kakinya ingin
dicopoti oleh makluk mengerikan tersebut, telah membuat Sin
Han disamping ketakutan, juga jadi gugup dan kaget...betapa
hebat jika sampai benar2 tulang kaki dan tangannya itu
dicopoti oleh makluk tersebut, tentu dia akan menderita sekali,
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
apalah artinya untuk hidup terus "
Sin Han telah memejamkan matanya, dia telah jadi nekad.
"Jika engkau ingin membunuhku, bunuhlah !" katanya
dengan nekad. Mendengar perkataan anak itu, mendadak makluk
menyeramkan itu telah mengeluarkan suara tertawa yang
sangat menakutkan sekali, dia telah mengeluarkan suara
seruan, dan tahu2 tubuhnya berkelebat seperti bayangan.
"Bukkk !!" tahu2 pundak Sin Han kena dipukulnya dengan
tepukan telapak tangan, sakitnya luar biasa, Sin Han sampai
merintih kesakitan, tubuhnya juga telah terhuyung, kemudian
terguling ambruk diatas tanah, diair yang menggenang,
sehingga mukanya juga telah berlepotan dengan air lumpur itu.
"Bocah busuk, engkau harus menuruti perintahku !" Dan
setelah berkata begitu, tampak makluk menyeramkan tersebut
Koleksi kang zusi.com 32 telah menggerakkan tangannya, dia bermaksud akan mencekal
tangan Sin Han, dan akan menariknya dengan kuat, untuk
mencopoti tulang tangan anak tersebut.
Sin Han telah memejamkan matanya, tetapi disaat itu dia
merasakan cekalan tangan makluk itu semakin keras dan
menimbulkan sakit ditangannya, mendadak didengarnya suara
bentakan dari makluk menyeramkan tersebut, seperti seruan
kaget. Kemudian Sin Han merasakan cekalan tangan makluk
tersebut telah mengendor dan terlepas, sehingga mengherankan
Sin Han. Cepat2 Sin Han membuka matanya, dia melihat makluk
menyeramkan itu telah berdiri menghadapi kearah sebatang
pohon sambil membentak bengis, "Siapa yang telah main2 dan
bergurau dengan Kim Kut Mo Sat ?"
Suara teguran itu sangat seram sekali, nada suaranya
mengandung kegusaran yang sangat. Makluk menyeramkan itu
telah membahasakan dirinya dengan gelaran Kim Kut Mo Sat
(Iblis Tulang Emas). Ternyata waktu Kim Kut Mo Sat mencekal tangan Sin Han,
dan bermaksud menarik tangan anak itu untuk dicopotinya dari
tubuh Sin Han, tahu2 dari arah belakangnya telah menyambar
sepotong batu kecil. Dan tentu saja samberan batu kecil itu bukan merupakan
samberan biasa saja, karena samberan batu itu mengandung
kekuatan yang sangat dahsyat sekali.
Tetapi karena Kim Kut Mo Sat memang memiliki
kepandaian yang tinggi, disamping tubuhnya yang gesit, maka
dia dapat bergerak dengan lincah dan gesit sekali, kemudian
telah mengeluarkan suara teriakan yang nyaring, tahu2 dia
telah memutar tubuh sambil memiringkan pundaknya, sehingga
samberan batu itu mengenai tempat kosong.
Koleksi kang zusi.com 33 Kim Kut Mo Sat telah menjadi marah, dia tahu bahwa ada
seseorang yang telah menyerang dia.
Itulah sebabnya dia batal mencopotkan tangan Sin Han dan
telah membalikkan tubuhnya memandang bengis kepada
tempat dari mana menyambarnya batu yang menyerang
punggungnya tadi. Terdengar suara tertawa mengikik perlahan, kemudian
disusul kata2 mengejek : "Kukira Kim Kut Mo Sat merupakan
makluk menakutkan yang memiliki kepandaian tinggi, tidak
tahunya nama yang digempari itu hanyalah nama kosong
seperti gentong belaka.....!"
Itulah suara ejekan yang sangat meremehkan sekali,
sehingga membangkitkan kemurkaan makluk menyeramkan
itu. "Wutttt ...!" tahu2 tangan kanannya telah digerakkan, dari
telapak tangannya itu menyambar angin serangan yang sangat
kuat sekali, kearah mana suara itu berasal.
"Bukk !" kuat luar biasa angin serangan itu telah menghajar
batang pohon bagian atas, tetapi tidak terlihat sesuatu apapun
juga. Makluk menyeramkan itu hanya melihat batang pohon itu
ber-goyang2, dan dia jadi semakin marah serta mendongkol.
Dengan cepat dia telah mengeluarkan suara bentakan dan telah
melancarkan serangan pula beberapa kali. Tetapi hanya batang
pohon itu saja yang ber-goyang2. Daun2 pohon dan juga air
hujan telah meluruk jatuh ketanah.
Selain dari itu, tidak terlihat sesuatu apa pun juga. Tentu
saja makluk menyeramkan Kim Kut Mo Sat jadi tambah
penasaran dan mendongkol bukan main.
"Mengapa harus main sembunyi2 begitu, jika memang
seorang gagah, keluarlah memperlihatkan tampang...!" bentak
Koleksi kang zusi.com 34 Kim Kut Mo Sat dengan suara yang bengis. "Aku akan
memperlihatkan apakah Kim Kut Mo Sat memang hanya
menang nama saja...!"
"Nama kosong, kepandaian kosong !" teriak suara yang
disertai tertawa mengejek. "Itulah dinamakan gentong kosong,
simanusia bodoh ..... hihihi, masih ingin pentang mulut selebar2nya mengeluarkan angin busuk.., sungguh lucu"
Seorang Kim Kut Mo Sat hanya berani kepada seorang anak
kecil yang tidak berdaya .....!!"
Tubuh Kim Kut Mo Sat jadi menggigil keras sekali, dia
diliputi kemarahan yang sangat. Dengan mata yang jalang dan
bersinar tambah mengerikan, dia telah membentak dengan
keras sekali, "Jika engkau tidak ingin memperlihatkan diri, aku
tentu akan melakukan sesuatu ..... dan engkau nanti jangan me-ngatakan aku keterlaluan ! Aku akan memaksa kau keluar !"
"Hihihihi, jika memang benar2 engkau sanggup
melakukannya, mengapa engkau tidak menjalankannya !!?"
terdengar suara menantang itu.
Tentu saja kemarahan si makluk menyeramkan Kim Kut
Mo Sat sudah melewati takaran, sehingga dengan
mengeluarkan raungan murka, tahu2 tubuhnya telah melompat
kearah dari mana datangnya suara itu, yaitu dari puncak
sebatang pohon di balik daun2 pohon yang lebat itu, sambil
melompat dia mengayunkan kedua tangannya silih berganti
dengan beruntun, dan dari tangannya itu mengeluarkan angin
yang kuat sekali, sehingga terdengar suara Bukk, bukk, buk,
beberapa kali, dibarengi juga dengan rontoknya sebagian daun
daun pohon itu, disertai juga dengan butir2 air hujan yang
semula berada di-sela2 daun2 pohon tersebut.
Orang yang bersembunyi dibalik daun2 pohon yang rimbun
itu rupanya tidak menyangka Kim Kut Mo Sat akan
melancarkan serangan sehebat ini, dengan sendirinya dia jadi
Koleksi kang zusi.com 35 mengeluarkan teriakan kaget, dan tubuhnya telah cepat2
melompat mundur dari tempat bersembunyinya. Dia gesit
sekali, belum lagi tiba angin serangan itu, dia telah melompat
ke puncak pohon yang lainnya, yang berada disebelah
kanannya. Tetapi Kim Kut Mo Sat yang tengah diliputi oleh hawa
kemarahan, telah melancarkan serangan berikutnya tanpa
menanti tubuhnya meluncur turun. Kedua tangannya itu telah
digerakkan beruntun beberapa kali, dari kedua tangannya itu
telah keluar angin serangan yang sangat dahsyat sekali.
Disaat itulah dia telah melihat sesosok tubuh kecil yang
pindah kepohon lain, maka dia mendesak terus.
Beberapa kali hal itu terjadi, dan akhirnya rupanya sosok
tubuh itu tidak bisa mengelakkan diri lagi dari serangan Kim
Kut Mo Sat, dia telah mengeluarkan suara dengusan dingin,
dan menangkisnya waktu berada disalah satu cabang pohon.
"Bukkkk !" dua kekuatan telah saling bentur, dan Kim Kut
Mo Sat telah meluncur turun ke tanah. Tetapi sosok tubuh itu
sendiri tidak bisa mempertahankan dirinya, dia telah tergelincir
dari batang pohon itu, tubuhnya meluncur turun ke tanah juga.
Sosok tubuh itu telah mengeluarkan seruan agak heran dan
kaget, tetapi dia juga liehay, maka dia telah berjumpalitan dan
hinggap ditanah tanpa kurang suatu apapun juga.
Kim Kut Mo Sat sebetulnya saat itu telah menggerakkan
kedua tangannya, karena dia telah ber-siap2 ingin melancarkan
serangan susulannya lagi.
Tetapi ketika melihat orang yang berada dihadapannya itu,
dia jadi tertegun. Sepasang matanya yang memang telah besar bentuknya itu,
jadi dipentang lebih besar dan lebar, memancarkan sinar yang
menakutkan sekali. Koleksi kang zusi.com 36 "Kau...?" tanyanya dengan suara tertahan.
Sosok tubuh kecil yang meloncat turun dari cabang pohon
itu ternyata seorang gadis kecil yang berusia diantara belasan
tahun, mungkin baru sebelas tahun, wajahnya kecil mungil
berpotongan kuaci, manis sekali. Matanya juga memancarkan
sinar yang bening, mulutnya yang kecil manis itu tersenyum
dengan sikap yang meremehkan simakluk menyeramkan Kim
Kut Mo Sat, tidak sedikitpun diperlihatkan olehnya perasaan
takut atau jeri kepada makluk menyeramkan yang tukang copot
tulang ini. Koleksi kang zusi.com 37 Semula Kim Kut Mo Sat menduga bahwa lawannya itu
adalah seorang akhli silat yang sakti, seorang yang telah lanjut
usia. Maka bisa dibayangkan perasaan herannya waktu dia
melihat bahwa yang berdiri dihadapannya ini, yang telah
mempermainkan dirinya adalah seorang gadis kecil yang masih
bau susu.....! Gadis kecil itu telah tertawa cekikikan lagi dengan suaranya
yang jenaka, dia telah berkata dengan suara yang dingin : "Kau
yang bergelar Kim Kut Mo Sat bukan " Nah, sekarang engkau
telah membuktikan bukan, bahwa engkau tidak memiliki
kepandaian apa2 yang luar biasa...bukankah menghadapi
diriku, si kecil nakal ini engkau tidak berdaya apa2...?"
Dan setelah berkata begitu, si gadis kecil yang jenaka ini
telah tertawa cekikikan lagi.
@-dewikz~Hendra-@ Jilid 2 KIM KUT MO SAT sebetulnya sangat marah sekali, tetapi
dia menindih perasaan gusarnya itu.
"Siapa kau" Dan siapa gurumu ?" tegurnya dengan suara
menyeramkan. "Aku" Kau menanyakan diriku" Aku tidak keberatan
memberitahukan kepadamu namaku! Ayahku biasanya
memanggil aku dengan sebutan Lian-jie (anak-Lian), engkau
boleh juga memanggil aku dengan sebutan itu ! Tetapi jika
engkau ingin mengetahui siapa guruku, hal itu tidak bisa
kuberitahukan, nanti engkau mendengar nama guruku, tentu
ter-kencing2 karena ketakutan......"
Koleksi kang zusi.com 38 Mendengar perkataan si gadis kecil yang jenaka dan nakal
ini, yang mengejeknya terang2an, tentu saja Kim Kut Mo Sat
jadi tambah mendongkol. "Gadis kecil kurang ajar, terimalah serangan !" bentaknya
bengis, karena dia sudah tidak bisa mempertahankan
kemarahan yang meliputi hatinya. Dengan cepat dia telah
menerjang maju dengan gerakan yang sulit diikuti oleh
pandangan mata. Dia telah melancarkan serangan dengan
sekaligus, menggerakkan kedua tangannya, dari kedua telapak
tangannya itu telah mengalir keluar tenaga yang kuat sekali,
tetapi berbedaan sifatnya. Jika tangan kanannya meluncur
dengan mengeluarkan angin serangan yang berhawa panas,
justru tangan kirinya telah meluncur mengeluarkan angin
serangan dengan hawa yang dingin.
Tentu saja cara menyerang dari mahluk menyeramkan
tersebut merupakan serangan yang mematikan, itulah semacam
ilmu yang luar biasa sekali, yang mengandung hawa yang
membawa maut. Tetapi gadis cilik itu benar2 nakal, sama sekali dia tidak
memperlihatkan perasaan takut. Tampaknya gadis kecil ini
mengandalkan ilmu meringankan tubuhnya, dia telah
melompat kesamping sambil mendengarkan tawanya yang
keras, suara tertawa yang bercampur dengan ejekan.
"Hanya begini saja pukulan yang kau miliki ?" tanyanya
dengan diiringi suara tertawa cekikannya.
tubuh Kim Kut Mo Sat jadi menggigil keras karena
menahan kegusaran hatinya. Baru kali ini seumur hidupnya dia
mengalami ejekan seperti itu, dan juga baru kali ini seumur
hidupnya dia diejek oleh orang secara berdepan, bahkan
sekarang yang mengejeknya itu tidak lain dari seorang gadis
kecil. Dengan mengeluarkan suara raungan keras, dia telah
Koleksi kang zusi.com 39 mengeluarkan jurus yang sangat diandalkannya, yaitu pukulan2
yang mengandung kekuatan yang luar biasa sekali.
Kemudian dia telah menggerakan tenaga lweekangnya
sebanyak empat bagian, untuk melancarkan serangan dengan
bergantian mempergunakan tangan kiri dan tangan kanannya,
karena itu dia sebentar menyerang dengan mempergunakan
hawa Im (dingin), sekali2 dia menyerang dengan hawa Yang
(panas). Itulah ilmu yang biasa disebut sebagai Im Yang Mo Sat,
tenaga Iblis Dingin dan Panas.
Tentu saja ilmu yang telah dilatihnya empat puluh tahun
itu, merupakan ilmu yang sangat dahsyat.
Sepuluh tahun yang lalu, dia pernah menjagoi seluruh
daratan Tionggoan, namanya sangat terkenal dan ditakuti.
Tetapi suatu kali dia bertemu dengan seorang pandai, mereka
bertempur selama tiga hari tiga malam, akhirnya Kim Kut Mo
Sat kena dirubuhkan pendekar sakti itu, dan sejak saat itulah
Kim Kut Mo Sat hidup menyepi menyendiri, dia mengasingkan
diri karena dia bermaksud untuk lebih menyaksikan ilmunya
itu. Selama sepuluh tahun dia telah berlatih keras, dengan tekad
untuk nanti mencari pendekar sakti yang telah merubuhkannya
itu, dia bermaksud menantangnya lagi untuk bertempur.
Tetapi sekarang, dia bertemu dengan gadis cilik ini, dan
dirinya telah dipermainkannya, dengan sendirinya telah
membuat Kim Kut Mo Sat tambah gusar. Dengan
mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, dia telah
menggerakkan tangan kiri dan tangan kanannya dengan
serentak, angin serangan yang meluncur keluar itu
menimbulkan hawa yang panas dan dingin, sehingga mendesak
keras kepada si gadis kecil.
Koleksi kang zusi.com 40 Tetapi tidak satupun serangan dari Kim-Kut Mo Sat itu
berhasil menyentuh tubuh gadis kecil itu, karena tampaknya
gadis kecil yang jenaka itu, yang mengakui dirinya biasa
dipanggil dengan Lian-jie (anak Lian itu) telah mengandalkan
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekali kegesitannya, tubuhnya me-lompat2 kian kemari dengan
cepat sekali, sehingga setiap serangan yang dilancarkan
lawannya selalu dapat digagalkannya.
Dalam keadaan demikian, semakin lama Kim Kut Mo Sat
selain penasaran, juga semakin diliputi oleh hawa nafsu
membunuh. Telah beberapa kali dia mendesak si gadis dengan pukulan2
yang kuat dan mematikan, tetapi selalu gadis kecil jenaka itu
berhasil mengelakkannya. Hal ini telah membuktikan bahwa gadis kecil itu tidak
mudah dirubuhkan, sehingga darah dari Kim Kut Mo Sat terasa
naik memenuhi tempurung kepalanya akibat kemarahan yang
me-luap2, dia berulang kali telah mengeluarkan suara seruan2
penasaran. Disaat itulah si gadis kecil itu telah berkata dengan suara
yang mengejek : "Sekarang ini apa yang hendak engkau bilang
" Telah terbukti, bukan " Bahwa engkau memang tidak
memiliki kepandaian yang berarti "! Dan Kim Kut Mo Sat
hanya merupakan nama kosong belaka.......!"
Mendengar ejekan gadis kecil jenaka itu, telah membuat
Kim Kut Mo Sat jadi bertambah marah.
Dia telah melihatnya selama bertempur beberapa jurus itu,
bahwa kepandaian si gadis tidak seberapa, mungkin tidak ada
sepersepuluh dari kepandaiannya sendiri. Tenaga yang dimiliki
gadis kecil itupun tidak begitu besar. Tetapi yang sangat
mengherankan sekali si gadis kecil itu memiliki kelincahan
yang luar biasa. Koleksi kang zusi.com 41 Dengan sendirinya telah membuat Kim-Kut Mo Sat jadi
me-nerka2 entah gadis kecil ini murid siapa......
Telah dilihat dan diperhatikannya sejak tadi gerakan2 si
gadis kecil, tetapi dia tidak berhasil mengenali ilmu silat
perguruan mana yang dipergunakan gadis kecil itu. Sebetulnya
Kim Kut Mo Sat sangat tajam matanya, dia berpengalaman
sekali, hampir seluruh jago2 sakti didaratan Tionggoan
diketahui ilmu silat andalannya, tetapi gadis ini yang memiliki
gerakan2 yang gesit sekali membuat dia jadi begitu bingung
dan tidak berhasil mengenalinya si gadis dari aliran mana.....
Dalam keadaan seperti itu, tentu saja telah membuat Kim
Kut Mo Sat tambah penasaran, berulang kali dia meraung dan
menambah tenaga serangannya.
Beberapa macam ilmu pukulan telah dikeluarkannya untuk
menghantam gadis kecil itu. Tetapi si gadis kecil Lian-jie itu
dengan mengandalkan kegesitan tubuhnya, selalu berhasil
menyelamatkan diri dari ancaman serangan yang dilancarkan
Kim Kut Mo Sat. Tentu saja Kim Kut Mo Sat semakin penasaran saja,
beberapa kali dia menubruk dan memperhebat serangannya.
Si gadis kecil sendiri telah melihatnya, walaupun dia selalu
berhasil mengelakkan diri dari serangan2 yang dilancarkan
lawannya, tetapi hal itu tidak bisa berlangsung lama, karena
jika keadaan demikian ber-larut2, tentu celakalah dirinya !
Gadis kecil itu juga menyadarinya, bahwa dia memang masih
kalah jauh jika dibandingkan dengan kepandaian mahluk
menyeramkan ini, dia hanya bisa lolos dari kematian karena
mengandalkan ilmu meringankan tubuhnya yang luar biasa.
Tetapi akhirnya tokh dia akan kehabisan tenaga. Dan jika hal
ini terjadi, niscaya dia akan dihajar mati oleh lawannya.
Koleksi kang zusi.com 42 Dalam keadaan seperti inilah, tampak si gadis kecil juga
telah berusaha untuk menjauhi diri dari lawannya, karena jika
mereka bertempur rapat, gerakan tubuhnya tidak akan leluasa.
Dia telah memusatkan kegesitannya untuk menjauhi diri
dari Kim Kut Mo Sat dan selalu pula dia berusaha untuk dapat
mengelakkan perhatian si makhluk menyeramkan itu.
Namun Kim Kut Mo Sat yang tampaknya telah mengetahui
juga kelemahan si gadis kecil ini, tidak mau mem-buang2
kesempatan yang ada padanya, dia telah mengeluarkan suara
bentakan yang menyerupai raungan, dan berulang kali dia telah
melancarkan serangan2 yang beruntun.
Setiap serangan yang dilancarkannya sekarang lebih hebat
dari pada tadi, juga dari kedua telapak tangannya itu
memancarkan hawa yang berlainan sehingga menimbulkan
tekanan yang luar biasa pada diri si gadis.
Disamping itu, yang membuat si gadis kecil itu terkejut, dia
telah melihatnya kedua telapak tangan Kim Kut Mo Sat
berobah menjadi merah seperti darah, itulah membuktikan
bahwa mahluk menyeramkan ini telah mengerahkan tenaga
sejatinya disekujur telapak tangannya itu.
Sebagai seorang gadis yang lincah dan nakal, gadis kecil itu
tidak menjadi takut atau gugup, bahkan berulang dia telah
mengeluarkan suara tertawa cekikikan, dia juga telah bergerak
dengan lompatan2 yang gesit sekali.
Tiba2 terlihat gadis kecil itu telah mengeluarkan suara
siulan, tahu2 kaki kanannya diangkat ditekuk keatas, lalu
dengan berdiri dengan kaki tunggal, yaitu kaki kirinya saja,
tubuhnya telah berputar. Gerakan yang dilakukan oleh gadis kecil jenaka itu sangat
aneh sekali, sehingga membuat Kim Kut Mo Sat jadi tertegun
heran, dia telah diam mengawasi, dan telah menatapnya dengan
Koleksi kang zusi.com 43 sorot mata tertegun, karena dia tidak mengetahui apa yang
tengah dilakukan oleh gadis itu.
Disaat seperti inilah, terlihat si gadis tahu-tahu telah
melompat dengan tubuh yang lincah menjauhi diri dari Kim
Kut Mo Sat, dia telah berkata juga dengan suaranya yang
jenaka : "Nah, sekarang terbukti bahwa nama Kim Kut Mo Sat
tidak sebanding dengan kemampuannya !"
Itulah ejekan yang membuat muka Kim Kut Mo Sat jadi
berobah merah padam dan panas sekali, telinganya juga
dirasakan jadi panas, disamping rambutnya terasa seperti
berdiri karena sangat murka. Tetapi Kim Kut Mo Sat masih
berusaha untuk mempertahankan diri, dia telah berkata dengan
suara yang dingin : "Hemm, engkau memang setan kecil yang
licik. Tetapi jangan harap engkau bisa meloloskan diri dari
kematian ditanganku ini !"
Dan setelah membentak begitu, dengan cepat sekali Kim
Kut Mo Sat telah meraung, dan tubuhnya tahu2 telah melompat
ketengah udara, dia tidak melancarkan serangan kepada si
gadis, hanya kedua tangannya yang di-gerak2kan saja.
Tahu2 si gadis yang tengah berdiri heran mengawasi gerakgerik mahluk menyeramkan itu, telah merasakan
menyambarnya semacam tenaga yang tidak dilihatnya yang
mengikat tubuhnya. Dalam waktu sekejap saja gadis kecil itu telah menyadari
bahwa ada bahaya yang tengah mengancam dirinya, dia
mengeluarkan suara seruan tertahan dan telah melompat ke
belakang. Gerakannya itu sangat gesit sekali, dan dia berusaha
melompat secepat mungkin.
Tetapi masih terlambat, libatan tenaga serangan Kim Kut
Mo Sat yang tidak terlihat itu telah melibat kakinya, tahu2 dia
terhentak keras, dan tubuh si gadis terjerunuk kedepan hampir
saja dia rubuh terguling.
Koleksi kang zusi.com 44 Tetapi karena gadis itu memang memiliki kegesitan yang
menakjubkan, dia berhasil melompat berdiri dan cepat2 menuju
kedepannya, dan dengan demikian dia menjauhi diri dari si
iblis yang menakutkan itu, sehingga dia berhasil meloloskan
diri dari libatan tenaga dalam si mahluk menyeramkan itu.
Dengan cepat si gadis juga telah mengibaskan tangannya,
dan tahu-tahu telah meluncur dengan cepat sekali beberapa
sinar yang menyilaukan mata.
Rupanya dalam keadaan terdesak seperti itu, si gadis telah
mempergunakan paku Pat-kut-teng, dia telah menimpuk untuk
mencegahnya mahluk yang menyeramkan itu mendesak lebih
jauh. Tetapi Kim Kut Mo Sat yang sedang penasaran itu mana
mau mengacuhkan paku2 itu, dengan mempergunakan lengan
bajunya, dia telah mengibas, sehingga paku2 itu meluruk jatuh
keatas tanah, sedangkan saat itu tangan kirinya telah
menyambar akan mencengkeram pundak si gadis.
"Ihhhh.......!" gadis kecil itu telah mengeluarkan suara
seruan tertahan, dia telah melompat mundur, dan dengan
gerakan yang sangat cepat sekali, dia telah berjumpalitan dua
kali, maksudnya ingin menjauhi diri dari lawannya. Tetapi Kim
Kut Mo Sat tidak mau memberikan kesempatan kepadanya, dia
telah melancarkan serangan lagi dengan cepat sekali,
cengkeraman kedua tangannya itu telah meluncur secepat kilat.
Dalam keadaan demikian, rupanya gadis kecil tersebut
tengah terancam bahaya yang tidak ringan, dia sendiri kaget
melihat kedua tangan Kim Kut Mo Sat yang telah berobah
merah seperti darah itu telah berada dekat dengan
punggungnya. Sin Han yang sejak tadi berdiri mematung mengawasi gadis
kecil itu yang tengah bertempur dengan Kim Kut Mo Sat, jadi
Koleksi kang zusi.com 45 tidak mengerti, bahwa seorang gadis sekecil itu bisa
menghadapi dan melayani mahluk begitu ganas.
Didalam hatinya Sin Han kagum sekali kepada gadis itu
yang memiliki kegesitan luar-biasa.
"Coba kalau aku memiliki kegesitan seperti gadis itu, tentu
aku tidak akan dihina oleh orang2 yang mengejarku dan aku
dengan mudah meloloskan diri dari mereka....mungkin juga
ayahku tidak sampai menemui kematian....."
Tetapi disaat dia berpikir begitu justru Sin Han telah
melihatnya bahwa si gadis kecil telah terdesak hebat, dan terus
menerus main mundur. Dan akhirnya Sin Han juga melihatnya, kedua tangan Kim
Kut Mo Sat telah menyambar kearah punggung gadis kecil,
sedangkan si gadis kecil tampaknya tidak memiliki kesempatan
untuk mengelakkan diri, maka diluar keinginannya, tampak Sin
Han telah mengeluarkan suara jeritan tertahan, dia telah
menutupi matanya dengan mempergunakan kedua tangannya,
karena dia tidak sanggup jika harus melihat tubuh gadis kecil
itu terhajar hancur oleh kedua telapak tangan mahluk
menyeramkan itu. "Buukkk !" punggung gadis kecil itu telah terpukul telak
sekali oleh telapak tangan Kim Kut Mo Sat, terhajar begitu
keras dan kuat sekali, sehingga tubuh si gadis sampai terpental
jauh sekali, kurang lebih empat tombak.
Namun gadis kecil itu hanya terguling, cepat sekali dia
telah bisa bangkit berdiri sambil memperdengarkan suara
tertawanya yang jenaka ! Berbeda dengan si gadis kecil itu, waktu Kim Kut Mo Sat
berhasil memukul punggung si gadis, mulanya dia memang
girang, tetapi kesudahannya membuat dia kaget bukan main,
karena waktu telapak tangannya itu berhasil memukul, dia
Koleksi kang zusi.com 46 merasa kesakitan pada telapak tangannya itu, dan waktu dia
menarik pulang tangannya itu sambil mengeluarkan jeritan
kecil, dia melihat telapak tangan kanannya telah berlobang
kecil2 dan mengucurkan darah........
Muka Kim Kut Mo Sat jadi berobah merah padam, dengan
cepat dia telah berseru dengan suara yang bengis : "Setan kecil,
rupanya engkau memakai pakaian dalam seperti Tiat-lu-ka
(pakaian anti senjata tajam)......!"
"Tidak salah !" menyahuti gadis kecil itu dengan sikapnya
yang jenaka. "Memang aku mengenakan Tiat-lu-ka dan siapa
yang perintahkan kepadamu mencari penyakit menghantam
punggungku ! Justru Tiat-lu-kaku itu diperlengkapi dengan
duri2......." Mendengar perkataan si gadis, Kim Kut Mo Sat jadi
tambah marah, dia telah meraung dengan suara yang dahsyat
seperti juga akan menggetarkan sekitar tempat itu.
Sedangkan si gadis kecil telah tertawa cekikikan, seperti
mentertawai kebodohan lawannya.
Memang gadis kecil itu memakai pakaian lapis dalam yang
berduri, yang anti senjata tajam, dan juga anti pukulan,
sehingga walaupun tadi punggungnya telah terhajar telak dan
jitu oleh telapak tangan kanan lawannya, hanya baju luarnya
saja yang berkeliwiran, pecah dan hancur, namun dia tidak
menderita luka apa2......
Keadaan seperti ini telah memperlihatkan bahwa si gadis
kecil ini memang bukan gadis sembarangan, karena dia
memiliki benda mustika seperti Tiat-lu-ka itu.
"Masih ada hubungan apa kau dengan Ceng Kak Siansu ?"
bentak Kim Kut Mo Sat dengan suara bengis.
"Siapa ?" mengulangi si gadis dengan suara yang mengejek.
Koleksi kang zusi.com 47 "Aku bertanya, masih pernah apa kau dengan Ceng Kak
Siansu," bentak Kim Kut Mo Sat lagi.
"Hemm, aku mana tahu, kenal saja tidak orang yang kau
sebutkan itu !" kata si gadis dengan suara jenaka, dia tidak lupa
untuk tersenyum mengejek.
Kim Kut Mo Sat jadi heran.
Dia mengetahui jarang sekali yang memiliki pakaian lapis
dalam seperti Tiat-lu-ka, benda mustika itu. Dan Kim Kut Mo
Sat mengetahuinya benda mustika itu dimiliki oleh Ceng Kak
Siansu, seorang tokoh sakti dari rimba persilatan yang menetap
di Utara. Tetapi melihat jawaban dan sikap si gadis tidak berdusta,
dia seperti tidak mengenal siapa itu Ceng Kak Siansu. Tentu
saja hal ini sangat mengherankan dan membuat Kim Kut Mo
Sat tambah penasaran. Entah orang pandai mana lagi yang menjadi guru si gadis,
tentunya orang itu sakti dan liehay sekali, karena si gadis
dalam usia demikian muda ternyata telah memiliki kepandaian
yang demikian tinggi. Tentu saja Kim Kut Mo Sat juga jadi tambah penasaran,
walaupun bagaimana dia ingin merubuhkan gadis kecil ini,
untuk nanti memaksanya agar mengakui siapa gurunya.
Disaat itu Kim Kut Mo Sat tertawa dingin.
"Aku telah melihat, kepandaianmu tidak ada sepersepuluh
dari kepandaianku !" kata Kim Kut Mo Sat. "Engkau hanya
mengandalkan ilmu meringankan tubuhmu ! Tetapi jika kau
bertempur terus dengan mempergunakan cara seperti itu, tentu
saja akhirnya aku akan berhasil merubuhkan dirimu.....! Kau
percaya atau tidak ?" tanya Kim Kut Mo Sat.
Koleksi kang zusi.com 48 Si gadis kecil jenaka itu benar2 nakal, sebelum menyahuti,
dia telah menoleh kepada Sin Han, disaat itu Sin Han tengah
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengawasi tertegun penuh kekuatiran padanya.
"Anak itu tidak memiliki kepandaian apa2......" kata si gadis
nakal itu. "Engkau telah menghinanya karena dia lemah.
Sekarang engkau menghadapi aku, ternyata engkau tidak
sanggup merubuhkan diriku, walaupun aku hanya memiliki
kepandaian sepersepuluh dari kepandaianmu dan akupun masih
terlalu kecil ! Benar ! Tepat sekali selama ini yang kudengar,
Kim Kut Mo Sat hanyalah mahluk tidak punya guna dan
memiliki nama kosong yang hanya pandai menipu saja.......!"
Dan setelah berkata begitu, gadis kecil ini telah tertawa
cekikikan lagi, dia telah mengejek tidak tanggung2 dan telah
membaliki perkataan Kim Kut Mo Sat sendiri.
Keruan saja Kim Kut Mo Sat jadi tambah gusar, dengan
mengeluarkan suara bentakan menggerutu dia telah menerjang
ke arah si gadis. Dia melompat bukan melancarkan serangan biasa, karena
kali ini benar2 Kim Kut Mo Sat telah melancarkan serangan
yang bisa mematikan. Dia telah menggempur dengan seluruh
kekuatan tenaga dalamnya.
Walaupun dia telah menggerakkan kedua tangannya
sekaligus, tetapi yang dipergunakan menyerang kepada gadis
kecil itu hanyalah tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya
dipukulkan kesamping, tenaga pukulan itu seperti dapat
berbelok dan telah menghadang jalan mundurnya anak gadis
itu. Melihat cara menyerang yang dilakukan oleh Kim Kut Mo
Sat, gadis kecil itu jadi terkejut juga, dia telah mengeluarkan
suara seruan tertahan karena dia mengerti bahaya yang tengah
mengancam dirinya tidak boleh dibuat main2.
Koleksi kang zusi.com 49 Tetapi memang benar2 gadis kecil itu nakal dan tabah
sekali, walaupun telah mengetahui dirinya tengah terancam
oleh bahaya yang tidak kecil, namun dia tidak menjadi takut,
dengan cepat sekali dia menjejakkan kedua belah kakinya
diatas tanah, tubuhnya telah melompat dengan gesit ketengah
udara setinggi dua tombak, dengan demikian dia berhasil
mengelakkan serangan tangan kanan lawannya, dan juga
membiarkan serangan tangan kiri dari Kim Kut Mo Sat itu
lewat dibawah kakinya. Tetapi untuk kagetnya gadis kecil itu, justru disaat itu Kim
Kut Mo Sat yang sedang marah telah merobah serangannya
menjadi gerakan menangkap. Tanpa menarik pulang tangan
kanannya, dia telah berusaha mencengkeram kaki kanan si
gadis kecil yang sedang melayang ditengah udara itu, gerakan
yang dilakukannya sangat cepat sekali, karena dia telah
menyerang dengan secepat kilat.
Gadis kecil itu tidak menduga bahwa lawannya akan
merobah cara menyerangnya itu dari meninju akhirnya menjadi
cengkeraman. Dengan sendirinya hal itu telah membuat si gadis terkesiap
juga hatinya. Tetapi dia gesit dan tidak menjadi takut, bahkan dia telah
menarik naik kedua kakinya yang ditekuknya, untuk
mengelakkan cengkeraman tangan lawannya itu.
Gerakannya itu sangat cepat dan gesit sekali, tetapi karena
Kim Kut Mo Sat melancarkan serangan mencengkeram ini
dengan mempergunakan perhitungan yang telah matang,
sehingga dia tidak menjadi heran si gadis menekuk kedua
kakinya seperti yang telah diduganya, maka dia telah
menaikkan sedikit uluran tangannya, maka seketika itu juga
kaki kanan dari gadis kecil itu tidak bisa lolos dari
cengkeraman tangannya. Koleksi kang zusi.com 50 Sekali saja menggentak, maka tubuh si gadis itu telah
berhasil ditarik Kim Kut Mo Sat dengan keras, sampai tubuh si
gadis rubuh terbanting ditanah.
Dan dengan tidak membuang waktu sedikitpun juga, Kim
Kut Mo Sat telah melompat menghampiri.
Dia telah mengulurkan kedua tangannya lagi dengan
maksud akan menarik putus kaki kanan si gadis kecil.
Sin Han melihat apa yang akan terjadi pada diri si gadis
kecil itu, yang merangkap menjadi penolongnya itu, jadi
mengeluarkan suara jeritan kaget, dia telah melompat dan telah
berusaha untuk memukul belakang pinggul dari Kim Kut Mo
Sat. "Bukkkk !" kepalan tangan Sin Han yang kecil memang
mengenai pinggul dari mahluk menyeramkan itu, tetapi mana
ada artinya untuk Kim Kut Mo Sat "
Dengan mengeluarkan suara tertawa dingin iblis itu telah
mengibaskan tangan kirinya : "Wutttttt.........!" seketika itu juga
tubuh dari Sin Han telah terdorong keras sekali oleh dorongan
tenaga dalamnya, dan tubuh anak itu telah terbanting
bergulingan diatas tanah sambil mengeluarkan suara jerit
kesakitan yang nyaring. Seluruh tubuhnya dirasakan sakit dan bagaikan tulang2
disekujur badannya itu akan rontok bercopotan.
Dengan menahan sakit, dia telah merangkak bangun untuk
membantui si gadis kecil Lian jie itu, tetapi sepasang kakinya
gemetaran dan tenaganya seperti telah habis. Begitu dia berdiri,
dia rubuh numprah pula. Dalam keadaan seperti inilah, Sin Han melihat betapa
tangan Kim Kut Mo Sat bergerak akan menarik putus kaki
gadis kecil itu. Koleksi kang zusi.com 51 Tentu saja perbuatan seperti itu merupakan perbuatan yang
menakutkan dan kejam sekali.
Sebelum Sin Han mengetahui apa yang akan terjadi, justru
disaat itu terlihat si gadis kecil Lianjie telah menarik kaki
kanannya, dia telah mengeluarkan suara seruan yang keras, dan
serentak dengan itu dia telah menendang dengan kaki kirinya
kearah jalan darah Pu-tiang-sie-hiat didekat perut lawannya.
Keadaan seperti ini telah memaksa Kim Kut Mo Sat harus
melepaskan cekalan tangannya dulu, karena jika sampai jalan
darahnya itu kena disepak si gadis, berarti kematianlah
baginya, atau se-ringan2nya dia akan bercacad, karena jalan
darah itu merupakan jalan darah yang sangat penting.
Dalam keadaan inilah si gadis berhasil meloloskan diri, dia
melompat berdiri terpisah dua tombak dari si-iblis Kim Kut Mo
Sat itu. Keberhasilannya itu karena berkat bantuan dari Sin Han
juga, karena tadi Sin Han telah memukul pinggul dari Kim Kut
Mo Sat, sehingga Kim Kut Mo Sat telah menggerakkan tangan
kirinya mengibas kebelakang.
Waktu yang hanya beberapa detik itu, justru sangat berarti
bagi si gadis Lianjie. Mempergunakan kesempatan itulah si
gadis telah melakukan tendangan mautnya ke jalan darah Kim
Kut Mo Sat. Kim Kut Mo Sat telah meraung keras, tubuhnya tampak
melompat melancarkan serangan-serangan yang hebat sekali
kepada si gadis. Si gadis sendiri tampaknya telah letih sekali, dia jadi
mengeluh juga. Tadi dia baru saja lolos dari bahaya dan itu telah
mengejutkan hatinya, dan perasaan kagetnya itu belum lagi
Koleksi kang zusi.com 52 lenyap, justru lawannya itu telah melancarkan serangan lagi
yang tidak kurang hebatnya.
Tetapi sebagai gadis yang nakal, gadis kecil Lianjie itu
tidak merasa takut, dengan mengeluarkan suara teriakan yang
sangat nyaring dia telah melompat mundur untuk menjauhi
diri, walaupun dia menyadarinya bahwa tidak mungkin dia
meloloskan diri dari serangan yang dilancarkan lawannya itu.
Disaat itulah, tampak Kim Kut Mo Sat telah melancarkan
gempuran dengan kedua tangan yang dirangkapkan, tenaga
dalam yang dipergunakannya itu merupakan serangan yang
luar biasa hebatnya. Dalam murkanya itu dia telah
mengeluarkan seluruh kepandaiannya untuk melancarkan
serangan2 yang sangat gencar sekali, dan dia telah melancarkan
gempuran seperti juga dia tengah menghadapi lawan yang
tangguh sekali, dimana dia seperti ingin mengadu jiwa.
Dalam keadaan seperti inilah, tampak Kim Kut Mo Sat
memang telah bersungguh-sungguh untuk merubuhkan si
gadis. Sedangkan gadis kecil itu sama sekali tidak berdaya untuk
mengelakkan diri pula dari gempuran yang selain cepat juga
dahsyat sekali itu. Untuk mengadu kekuatan keras dilawan keras, jelas gadis
kecil ini tidak akan menang bahkan dia akan menemui ajalnya,
sebab tenaga dalamnya itu masih terpaut jauh sekali dengan
makluk menyeramkan tersebut.
Keadaan seperti ini telah membuat si gadis harus
mengempos dan mengerahkan seluruh kekuatan yang ada
padanya, dia telah mengeluarkan suara seruan yang nyaring,
dan telah melancarkan gempuran sekenanya, sedangkan
dihatinya dia telah berpikir : "Habislah aku kali ini.......!"
Koleksi kang zusi.com 53 Tenaga serangan yang dilancarkan oleh Kim Kut Mo Sat
telah menyambar semakin dekat dan kuat sekali........!
Tetapi walaupun dalam keadaan terjepit dan terdesak
seperti itu, tampaknya si gadis kecil masih berusaha untuk
meloloskan diri dari serangan Kim Kut Mo Sat.
Dengan cepat dia merangkapkan kedua tangannya, untuk
menotok kearah tangan lawannya, lalu dengan meminjam
tenaga tekanan itu, tubuhnya ingin melompat terapung pula.
Namun Kim Kut Mo Sat juga tidak mau membiarkan si
gadis yang telah dapat dikuasainya itu lolos dari serangannya.
Dengan gerakan yang gesit dia telah mengeluarkan suara
bentakan, membarengi dengan itu, tampak sepasang tangannya
itu yang didorong oleh totokan si gadis kecil, dihentaknya.
Tetapi jika hentakan biasanya dilakukan ke dalam, tetapi
berbeda dengan yang dilakukan oleh Kim Kut Mo Sat, dia
justru telah melonjorkan tangannya itu, sekaligus kedua2nya
kiri dan kanan. Tentu saja gerakan yang dilakukan oleh Kim Kut Mo Sat
membuat si gadis kecil jadi terperanjat bukan main, dia sampai
mengeluarkan suara teriakan tertahan dan kali ini benar sulit
baginya untuk meloloskan diri dari bencana yang mengancam.
Dengan mengeluarkan suara teriakan kecil tertahan, gadis
cilik itu telah tercekal tangannya.
Namun waktu Kim Kut Mo Sat ingin mengerahkan tenaga
dalamnya untuk menarik copot tulang tangan gadis itu tiba2
telah terdengar suara yang sabar sekali menegur : "Mengapa
harus menganiaya gadis kecil yang tidak berdaya ?" Dan bukan
hanya suara teguran itu saja yang didengar Kim Kut Mo Sat,
karena tahu2 dari samping kanannya telah menyambar
kekuatan tenaga yang meluncur ke batok kepalanya.
Koleksi kang zusi.com 54 Kim Kut Mo Sat jadi terkejut, karena dia menyadarinya,
jika dia meneruskan maksudnya untuk menarik terlepas tangan
si gadis yang tulangnya ingin dicopotkannya, maka berarti
kepalanya itu akan menjadi sasaran yang telak sekali dari
telapak tangan orang yang melancarkan serangan dari belakang
itu. Dalam detik2 yang singkat seperti itu, cepat sekali Kim Kut
Mo Sat harus mengambil keputusan, terpaksa dia melepaskan
cekalan tangannya pada tangan si gadis kecil, membarengi
dengan mana dia telah mengibaskan tangan kanannya ke
belakang sebelum tubuhnya membalik, maka angin serangan
itu telah menyampok meluncurnya gempuran orang
dibelakangnya. "Bukkkkkk !" Tangan Kim Kut Mo Sat telah membentur
keras tangan penyerangnya, karena rupanya penyerang itu tidak
ingin menarik pulang tangannya. Dan suara benturan itu
terdengar keras sekali. Kesudahannya telah membuat Kim Kut Mo Sat jadi terkejut
disamping kesakitan, karena tangannya yang membentur
tangan penyerangnya itu seperti menghantam besi, dia
merasakan tulang tangannya seperti ingin patah menimbulkan
perasaan sakit yang bukan main.
Dan diapun lebih kaget lagi waktu tahu2 tubuhnya telah
terjungkal rubuh ber-guling2 ditanah, sehingga menyebabkan
dia seperti sebuah bola. Walaupun Kim Kut Mo Sat berusaha
untuk mempertahankan diri dengan mengerahkan tenaga
dalamnya, tidak urung tubuhnya terguling demikian rupa.
Seumur hidupnya, baru kali ini dia mengalami dirubuhkan oleh
lawan hanya dalam satu jurus saja.
Cepat luar biasa dengan jurus 'Ikan Lee-hie meletik' tubuh
Kim Kut Mo Sat telah melompat berdiri sambil memutar
tubuhnya menghadapi orang yang menyerangnya.
Koleksi kang zusi.com 55 Penyerangnya ternyata adalah seorang lelaki tua, mungkin
usianya telah enam puluh tahun, tengah berdiri
menghadapinya, dan memandangnya dengan sorot mata yang
tajam. "Janganlah kau sekali lagi melakukan perbuatan hina dina
seperti tadi, selalu menindas kaum yang lemah dan masih kecil
tidak berdaya! Jika aku menghendaki, satu jurus saja cukup
untuk mengantarkan jiwamu ke neraka.......!" orang itu berkata
dengan suara yang perlahan dan sabar, tetapi nada suaranya itu
mengandung kewibawaan. Kim Kut Mo Sat tidak berani sembarangan memperlihatkan
lagak dihadapan orang yang berkepandaian tinggi ini, karena
dalam satu jurus itu saja dia telah menyadari orang yang ada
dihadapannya ini memiliki kepandaian yang jauh lebih tinggi
dari dia, mungkin dua tingkat diatas kepandaiannya.
"Si......siapa kau ?" tanyanya dengan suara ragu2.
"Mengapa kau mencampuri urusanku?" sambil bertanya begitu,
Kim Kut Mo Sat telah memandang dengan sorot mata yang
bengis, dia berusaha menindih perasaan terkejutnya, karena dia
merasa penasaran sekali dirubuhkan begitu mudah.
Orang tua itu telah berkata perlahan dengan suara yang
sabar : "Kawan-kawan dirimba persilatan biasanya memanggil
aku dengan Lo Eng saja....."
"Lo Eng" Apakah kau......kau.....Lo Eng Sian Bun Tai Cie
?"" tanya Kim Kut Mo Sat dengan suara gemetar. Dia
menanyakan gelaran orang sebagai Lo Eng Sian yang berarti
Dewa Rajawali Tua. Orang tua itu telah mengangguk sambil tersenyum.
"Tidak salah, memang itulah gelaranku yang jelek...."
katanya. "Dan kau dengarlah, satu jurus saja cukup untuk
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Koleksi kang zusi.com 56 mengirim kau ke neraka jika masih melakukan perbuatan hina
dina seperti tadi." Lemaslah sepasang lutut Kim Kut Mo-Sat, tahu2 dia telah
merangkapkan sepasang tangannya, dia menjura memberi
hormat. "Kiranya Bun Locianpwe..................." katanya, "Maaf,
maaf, aku tidak mengetahui bahwa yang berada dihadapanku
ini adalah bintang Pak Tauw dari kalangan Kang-ouw?"
Dan dia menjura sampai empat kali karena dia kaget bukan
main mengetahui jago yang ada dihadapannya ini merupakan
tokoh sakti yang sangat terkenal didalam rimba persilatan. Bun
Tai Cie, yang bergelar Lo-Eng Sian merupakan pendekar
gagah perkasa yang membasmi musuh buyutan. Tapi sudah
duapuluh tahun jago bernama besar ini lenyap dari rimba
persilatan, sehingga namanya yang angker itu mulai dilupakan
oleh para jago2 Liok-Lim (rimba hijau, kaum penjahat). Tetapi
siapa tahu justru sekarang tahu2 jago tua yang sakti ini telah
muncul dihadapannya. Walaupun Kim Kut Mo Sat memiliki
kepandaian yang tinggi tetapi dia tidak berani main gila
dihadapan pendekar sakti ini. Apa lagi tadi dia merasakan,
hanya didalam satu jurus saja dia telah berhasil dirubuhkan
dengan mudah sekali. "Maafkanlah aku minta diri untuk pamitan !" kata Kim Kut
Mo Sat tanpa menantikan jawaban dari jago tua itu dia telah
memutar tubuhnya dan telah melangkah untuk berlalu dengan
cepat. Lo Eng San Bun Tai Cie tidak mencegahnya, ia hanya
memperdengarkan suara tertawa dingin mengiringi kepergian
makluk menyeramkan itu. Sin Han dan si gadis kecil Lianjie waktu melihat makluk
menyeramkan itu telah pergi, cepat2 menghampiri orang tua
itu, Lianjie telah menjura empat kali, sedangkan Sin Han telah
Koleksi kang zusi.com 57 berlutut dan berkata : "Terima kasih atas pertolongan
lojinke......!" Orang tua itu telah perintahkan Lianjie jangan banyak
peradatan, diapun telah mengibaskan sedikit tangan kirinya,
tahu2 tubuh Sin Han telah terdorong oleh suatu kekuatan yang
tidak terlihat, sehingga tubuh anak lelaki ini telah terangkat
keatas, dan membuat dia berdiri tanpa dikehendakinya.
Kemudian Lo Eng Sian Bun Tai Cie telah menoleh kepada
si gadis kecil, matanya memancarkan sinar yang agak aneh, dia
telah bertanya : "Tadi engkau telah mempergunakan ilmu silat
dari jurus2 Lian Hoa Ie Ie (Rontoknya Bunga Teratai), ilmu
simpanan dari Cung Sie Hoa.......! Masih ada hubungan apakah
antara kau dengan pendekar wanita itu ?"
Lianjie jadi terkejut, mukanya berobah dan hatinya telah
berpikir : "Sungguh tajam sekali mata orang tua ini...." Maka
cepat2 dia telah menyahuti : "Cung Sie Hoa In-su adalah guru
Boanpwee...." dia membahasakan Cung Sie Hoa dengan
sebutan Insu, "guru yang berbudi", dan membahasakan dirinya
dengan boanpwe, yang artinya dari tingkatan bawah atau
tingkatan muda. "Mukanya yang cantik, dengan usia sebesar engkau telah
memiliki kepandaian seperti sekarang, hemmm, hemmm tidak
kecewa Cung Sie Hoa memiliki murid sepertimu..." memuji
orang tua yang bergelar Lo Eng Sian itu.
Muka Lianjie jadi berubah merah, tampaknya dia likat
sekali. "Sebetulnya aku baru mempelajarinya tidak sampai
sepersepuluh kepandaian suhu, sehingga hampir saja tadi
boanpwe dihina mahluk menyeramkan itu," kata Lianjie.
Lo Eng Sian Bun Tai Cie telah mengangguk sambil
tersenyum, sikapnya tidak sekeren tadi katanya : "Memang
Koleksi kang zusi.com 58 Kim Kut Mo Sat mahluk jahat bertangan telengas sebetulnya
manusia seperti dia pantas dibasmi.........tetapi untuk
membasmi manusia seperti itu tidak bisa aku turun tangan
sendiri !!" Apa yang dikatakan oleh Lo Eng Sian Bun Tai Cie memang
benar, karena dia tidak mau membinasakan Kim Kut Mo Sat
itu dengan tangannya sendiri, sebab menurut tingkatan, dia
lebih tinggi beberapa tingkat dari mahluk menyeramkan itu.
Maka jika dia turun tangan membinasakan Kim Kut Mo Sat
berarti si tua menghina si muda...... itulah yang tidak
dikehendaki Lo Eng Sian Bun Tai Cie, dia masih
mempertahankan kehormatan dirinya.
Kemudian setelah berdiam sejenak, Bun Tai Cie
mengawasi Sin Han, dia telah menatap agak tajam, sehingga
membuat Sin Han menundukkan kepalanya dalam2, karena dia
tidak kuat untuk menentang tatapan mata orang tua itu yang
sangat tajam. "Anak," katanya kemudian. "Engkau tidak mengerti ilmu
silat, tetapi mengapa berkeliaran ditempat belukar seperti ini "
Apakah ayah dan ibumu tidak men-cari2mu nanti ...... ?"
Mendengar pertanyaan jago tua yang sakti itu, tanpa dapat
dibendung lagi mengucurlah air mata dipipi Sin Han, dia telah
menangis sesenggukan. "Ihhh.....!" orang tua she Bun itu tampaknya terkejut.
"Apakah kau tersesat dan tidak tahu jalan kembali ke rumahmu
?" tanyanya dengan sabar, sambil mengulurkan tangannya
meng-usap2 kepala anak lelaki yang kurus kerempeng itu.
Diperlakukan begitu manis oleh jago tua yang sakti ini Sin
Han jadi tambah sedih dia menangis semakin terguguk-guguk.
"Sudah !" kata Bun Tai Cie, "Apa yang kau
sedihkan......mari kuantarkan kau kembali ke rumahmu, nanti
Koleksi kang zusi.com 59 aku yang memberikan pengertian kepada ayah dan ibumu agar
mereka tidak menghukummu !"
Tetapi Sin Han tetap menggeleng saja, dia tidak sanggup
berkata, dia masih terus juga menangis, hal itu disebabkan
karena dia terlampau sedih.
Si kakek tua Bun Tai Cie telah menghela napas, tetapi
kemudian dia telah tertawa.
"Mengapa harus menangis seperti anak perempuan ?"
tanyanya. "Apakah kau minggat dari rumah" Kau kena marah
ayah atau ibumu ?" "Bukan......!" Sin Han akhirnya dapat juga menjawab.
"Lalu mengapa kau tidak mau kembali pulang ke orang
tuamu ?" tanya Lo Eng Sian dengan heran dan mengawasi anak
itu. "Aku....aku...." kata Sin Han tergagap.
"Dia mau dibunuh orang !" tiba2 terdengar suara seseorang
berkata diiringi dengan suara tertawa cekikikannya. "Maka dari
itu dia lari sipat kuping menyelamatkan selembar jiwa kecilnya
itu......!" Lo Eng Sian terkejut mendengar suara itu, tetapi wajahnya
tidak memperlihatkan perobahan apa2. Dia telah berkata lagi :
"Hem, anjing kurap mana yang menyalak dibelakangku ?"
Walaupun berkata begitu, tidak urung Lo Eng Sian jadi
heran dan telah berpikir didalam hatinya : "Aneh, orang pandai
mana yang ingin bergurau denganku" Aneh sekali, aku tidak
mendengar suara langkah kakinya... tentu orang tersebut
memiliki Ginkang (Ilmu meringankan tubuh) yang sangat
tinggi sekali." "Sungguh angkuh! Sungguh angkuh! Eh, Rajawali tua yang
sudah gundul tidak berbulu, engkau semakin tua semakin
Koleksi kang zusi.com 60 angkuh saja !" terdengar suara yang menyahuti, dan disertai
oleh suara tertawa yang riang, tampak berkelebat sesosok
tubuh, dan tahu2 didekat mereka telah tambah seorang lainnya.
"Ah, engkau anjing kurap tukang cakar kotoran !" kata Lo
Eng Sian waktu melihat orang yang baru datang itu, tahu2
dihadapannya telah berdiri seorang lelaki tua yang berpakaian
seperti pengemis, "Rupanya engkau, Li Lo tua kurapan !"
Memang pengemis yang baru muncul itu tidak lain dari Sin
Kun Bu Tek Lo Ping Kang, dia telah memperdengarkan suara
tertawanya yang nyaring. "Hmm, hmm !" dia mendengus tertawa dingin. "Rupanya
engkau sudah kepingin punya cucu, sehingga anak-anak kecil
seperti mereka tengah dibujuki !"
"Kurang ajar mulutmu, anjing kurap !" bentak Bun Tai Cie
dengan suara yang galak tampaknya dia sangat mendongkol.
"Anak ini tampaknya tersesat, aku bermaksud untuk
mengantarkan pulang kepada orang tuanya......!"
"Hehehehe, engkau tidak tahu, ayahnya telah dingek-ngok
orang jahat !" kata si pengemis, dengan perkataan ngek-ngok,
tangannya dimelintangkan ke lehernya, maksudnya telah
dibunuh, ternyata sikapnya jenaka sekali. "Bahkan pembunuhpembunuhnya itu telah me-ngejar2 bocah tidak tahu budi itu,
karena ingin dingek-ngok juga! Untung ada aku yang telah
menolonginya menghalau anjing2 budukan itu, tetapi anak ini
benar2 tidak kenal budi, justru dia telah menghina aku sebagai
si tua melarat yang tidak punya apa2 ! Maka jika kau
menolongi dia, itu hanya percuma saja.....sudahlah, bocah tidak
kenal budi seperti dia untuk apa ditolong."
Sin Han kaget mendengar perkataan pengemis tua itu,
sedangkan Bun Tai Cie jadi tertegun sejenak, kemudian dia
telah tertawa. Koleksi kang zusi.com 61 "Akh, engkau sudah begitu tua seperti domba bangkotan,
tetap tampaknya sifat2 burukmu yang senang bergurau tidak
juga lenyap ! jangan main2, jangan engkau menghasut aku
untuk membenci anak ini !"
"Eh, aku bicara sungguh2," kata pengemis tua Lo Ping
Kang itu sambil memperlihatkan wajah yang serius. "Coba kau
tanya anak itu, aku bicara bohong atau tidak......"
Bun Tai Cie menoleh ragu2 memandang Sin Han, tetapi dia
tidak menanyakan sesuatu. Sin Han jadi kikuk dan gugup tidak
tahu dia harus mengatakan apa untuk menjelaskan duduk
persoalan yang sebenarnya.
Si pengemis tua she Lo itu tampaknya tidak puas oleh sikap
Bun Tai Cie, dia lebih tidak senang melihat Sin Han hanya
berdiam diri saja. "Biar aku yang Tanya !" kata Lo Ping Kang sesaat
kemudian dengan suara yang nyaring. "Eh, bocah! Cepat kau
katakan, kau seorang anak yang kenal budi atau seorang anak
yang memang tidak mengenal balas budi. Awas, jika kau
mengatakan kau sebagai anak yang mengenal membalas budi,
akan kutampar mulutmu sampai robek!"
Aneh pengemis tua itu, dia bertanya apakah sianak berbudi
atau tidak, tetapi dia melarang Sin Han menyatakan dia
berbudi, dan diancam akan dihajar robek mulutnya !
Tentu saja Sin Han jadi gelagapan, dia telah memandang
bingung. Bun Tai Cie tertawa geli melihat sikap pengemis itu, dia
telah berkata : "Engkau si anjing tua Lo ternyata sinting dan
tidak dapat memilih kata2 yang baik! Bagaimana kau bisa
menakut-nakuti anak sebesar ini" Tidak malukah engkau"
Hemmm, bagaimana anak ini dapat menjawab dengan baik jika
engkau telah mengancamnya terlebih dulu?"
Koleksi kang zusi.com 62 Si pengemis Lo Ping Kang telah tertawa dingin.
"Yang pasti dia memang seorang anak yang tidak berbudi
!" katanya dengan suara yang nyaring. "Dia telah kutolong dari
pengejar pengejarnya yang kuusir semuanya, maka aku kasihan
melihat keadaannya itu. Maka aku telah memberikan sepotong
kuwe kepadanya, tetapi dia telah menolaknya. Dia mengatakan
bahwa dia tidak lapar, tetapi dari sinar matanya aku tahu bahwa
dia jijik melihat kuweku itu, mungkin kotor dan pecah2.....
Hemm, apakah anak seperti dia itu bukan yang termasuk anak
yang tidak mengenal budi kebaikan?"
Mendengar perkataan si pengemis Sin Kun Bu Tek Lo Ping
Kang, Bun Tai Cie jadi tertawa keras.
"Bukan ! Itu bukannya disebabkan anak ini tidak berbudi,
tetapi mungkin dia memang sedang bingung dan tidak lapar,
mana bisa kau memaksanya?"" kata Bun Tai Cie kemudian.
Muka si pengemis berobah jadi tidak senang dia juga telah
mem-banting2 kakinya dengan sikap yang jengkel.
"Engkau membela dia ?" tegurnya dengan sengit, "Hemm,
memang kita sudah hampir2 dua puluh tahun tidak pernah
bertemu dan selama itu kita tidak pernah saling menguji
kepandaian lagi ! Sekaranglah saatnya kita menentukan siapa
yang lebih pandai diantara kita berdua..."
"Sabar !" kata Bun Tai Cie. "Sekarang bukan saatnya yang
baik......aku ingin mengantarkan anak ini pulang ke rumahnya
dulu, kita janjikan saja, tengah tahun mendatang kita bertemu
ditempat ini pula, untuk menentukan siapa diantara kita yang
lebih unggul dan pandai........!"
"Hemmm, anak itu sendiri yang mengatakan bahwa
ayahnya telah dibinasakan orang! bagaimana engkau bisa
Sepasang Pendekar Daerah Perbatasan 3 Suro Bodong 04 Iblis Hutan Tengkorak Senja Jatuh Di Pajajaran 10
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama